dinamika psikologis anak -anak korban · pdf file6. sahabat -sahabatku (resa, linggar, pinem,...
Post on 14-Feb-2018
227 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
DINAMIKA PSIKOLOGIS ANAK-ANAK
KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
(Studi Fenomenologi)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Diajukan oleh :
HANNITA INDRI HAPSARI
111114057
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“JIKA KAU MAMPU BERSABAR, TUHAN MAMPU
MEMBERIKAN LEBIH DARI YANG KAU MINTA”
“Orang yang berjalan maju
dengan menangis sambil
menabur benih, pasti
pulang dengan sorak sorai
sambil membawa berkas-
berkasnya.
Mazmur 126 : 6
Skripsi ini saya persembahkan kepada:
Tuhan Yesus Kristus
Orang Tuaku Tercinta
Orang- Orang yang Ku kasihi
Teman- teman BK Angkatan 2011
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
DINAMIKA PSIKOLOGIS
ANAK-ANAK KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
STUDI FENOMENOLOGI
Hannita Indri Hapsari
Universitas Sanata Dharma
2016
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana dinamika psikologis
anak–anak korban kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan oleh orang tua
mereka dan bagaimana anak memaknai fenomena kekerasan dalam rumah tangga,
penelitian ini membahas mengenai cara anak korban kekerasan dalam rumah
tangga memaknai pengalamannya sebagai korban kekerasan yang dilakukan orang
tua mereka. Kekerasan yang dimaksud dalam penelitian ini khusus membahas
tentang kekerasan fisik, verbal dan sosial.
Penelitian ini menggunakan studi fenomenologi.Penelitian studi
fenomenologi merupakan jenis penelitian kualitatif.Studi fenomenologi adalah
suatu penelitian dengan mencari sesuatu yang mendalam untuk mendapatkan satu
pemahaman yang mendetail tentang fenomena yang diteliti, dan menggunakan
lebih dari satu subyek. Dalam penelitian ini, subjek yang dipilih oleh peneliti
adalah tiga orang anak berusia remaja yang mengalami tindak kekerasan dalam
rumah tangga oleh orang tua kandung mereka. Pengumpulan data dilakukan
dengan cara wawancara dan observasi terhadap ketiga subjek penelitian. Masing-
masing subjek memiliki dua orang informan yang memiliki latar belakang yang
berbeda-beda.
Hasil penelitian ini menunjukkan dalam memaknai pengalamannya, anak-
anak korban kekerasan dalam rumah tangga umumnya tidak berani untuk
melakukan perlawanan saat orang tua mereka melakukan tindak kekerasan seperti
memukul, menendang, menampar, memaki. Meskipun mereka sudah terbiasa
dengan kekerasan yang dilakukan orang tuanya tersebut, sebagaimana mereka
tetap menginginkan memiliki orang tua yang menyayangi mereka dengan kasih
sayang yang tulus, tidak semua subjek penelitian ini mampu memaknai
pengalamannya dengan baik, adapun salah satu subjek tersebut melakukan coping
atau modeling secara tidak sadar sebagai akibat dari tindak kekerasan yang
dilakukan orang tuanya. Ketika subjek mendapat kekerasan secara verbal, non
verbal, dan sosial, subjek tidak dapat melakukan tindakan atau perlawanan apapun,
sehingga ketidakberdayaan mereka secara fisik dan mental membuat mereka
semakin tertekan dan tidak memiliki relasi yang baik dengan orang tua mereka.
Kata kunci : Korban, Kekerasan, Anak, Verbal, Fisik, Sosial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT,
THE PSYCHOLOGICAL DYNAMICS
CHILDREN VICTIMS OF DOMESTIC VIOLENCE
THE STUDY OF PHENOMENOLOGY
Hannita Indri Hapsari
Sanata Dharma University
2016
This research aims to find out how the psychological dynamics of children
victims of domestic violence committed by their parents and how children
interpret the phenomenon of domestic violence, the study discusses about how
child victims of domestic violence to interpret her experiences as victims of
violence who do their parents. The violence referred to in this research
specifically discuss about physical violence, verbal and social.
This research uses the study of Phenomenology. Research study of
phenomenology is a kind of qualitative research. The study of phenomenology is a
research by looking for something profound to gain a detailed understanding of
the phenomenon is examined, and use more than one subject. In this study,
subjects selected by the researchers were three children aged teens who have
experienced acts of domestic violence by their biological parents. Data collection
is carried out by means of interviews and observations against the third subject of
the research. Each subject had two informants who have diverse backgrounds.
The results of this study showed in the interpret her experiences, children
of domestic violence victims generally did not dare to do the resistance while their
parents conduct acts of violence such as hitting, kicking, slapping, cursing.
Although they are already accustomed to the violence that the parents had done,
as they still want to have parents who dote on them with genuine affection, not all
of the subject is able to interpret his experience to good use, as for one of the
subject do coping or modeling unconsciously as a result of acts of violence
committed parents. When the subject gets a violent verbal, non verbal, and social,
the subject cannot perform actions or resistance of any kind, so the powerlessness
they physically and mentally making them increasingly depressed and does not
have a good relationship with their parents.
Keywords: Victims, Violence, Children, Verbal, Physically, Social.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas
pertolongan, berkat, dan penyertannya dalam persiapan, pelaksanaan dan
penyelesaian laporan penelitian ini dalam bentuk skripsi.
Skripsi ini ditulis dalam angka memenuhi salah satu syarat untuk memperloeh
gelar sarjana pendidikan dari program studi Bimbingan dan Konseling, Jurusan Ilmu
Pendidikan , Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa terselesainya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari
bimbingan dan dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Dr. Gendon Barus, M.Si., sebagai Ketua Program Studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma.
2. Drs. R. Budi Sarwono, M.A., selaku dosen pemimbing yang dengan sabar
dan tulus memberikan waktu, motivasi, semangat dan pembelajaran yang
berharga kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
3. Bapak dan Ibu Dosen di Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membekali penulis
dengan berbagai ilmu pengetahuan yang berharga bagi penulis.
4. Orang tuaku tercinta, Alm. Yohanes Hartono dan Ibu Betty Ernawati,
serta kakak, adik dan keluarga besarku atas doa, dukungan, perhatian,
kasih, semangat selama menempuh pendidikan di Universitas Sanata
Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
5. Stefanus Ricky Riandri yang dengan tulus, sabar dan kasih memberi
dukungan, semangat dan waktu selama pengerjaan skripsi. Tuhan
memberkati.
6. Sahabat-sahabatku (Resa, Linggar, Pinem, Desta, Tari, Nurul, Atink, Irma,
Noel, Sugeng, Danty )
7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
membantu dan memberikan dukungan dalam proses penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan skipsi ini masih jauh dai sempurna, oleh
karena itu masukan, saran, dan kritik, terhadap karya ini sangat diperlukan.
Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang
membaca.
Yogyakarta, 11 Maret 2016
Hannita Indri Hapsari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………………….. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………………………..... ii
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………......... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ………………………………………………. iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………………………………………… v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA …………. vi
ABSTRAK……………………………………………………………………….. vii
ABSTRACT……………………………………………………………………… viii
KATA PENGANTAR …………………………………………………………... ix
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………. xi
DAFTAR TABEL ………………………………………………………………. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………..... xv
BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………………. 1
A. Latar Belakang Masalah………………………………………………… 1
B. Identifikasi Masalah ……………………………………………………. 4
C. Pembatasan Masalah dan Fokus Penelitian…………………………….. 4
D. Pertanyaan Penelitian ………………………………………………….. 5
E. Tujuan Penelitian ………………………………………………………. 5
F. Manfaat Penelitian ….…………………………………………………... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori …………………………………………………………… 8
1. Hakikat Kekerasan dalam Rumah Tangga .………………………… 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
2. Jenis-jenis kekerasan……………………………………………….. 8
3. Relasi Orang Tua-Anak ………………………………………......... 11
4. Gaya Pengasuhan dan Interaksi Orang Tua-Anak ……………........ 13
5. Arti Pengalaman dan Perasaan …………………………………..... 15
B. Kajian Penelitian yang Relevan ………………………………………. 17
C. Kerangka Pikir ………………………………………………………... 20
BAB III METODE PENELITIAN …………………………………………….. 21
A. Jenis Penelitian ………………………………………………………... 21
B. Subjek Penelitian …………………………………………………….... 22
C. Teknik Pengumpulan Data ……………………………………………. 22
1. Wawancara ……………………………………………………….. 23
2. Observasi …………………………………………………………. 26
D. Teknis Analisis Data ………………………………………………….. 28
1. Reduksi Data ……………………………………………………… 28
2. Pengkodean/ Coding ……………………………………………….......... 28
E. Validitas Penelitian ………………………………………………….... 30
BAB IV HASIL PENELITIAN ……………………………………………….. 32
A. Deskripsi Data ………………………………………………………... 32
B. Hasil Penelitian ………………………………………………………. 38
C. Pembahasan …………………………………………………………... 46
BAB V SIMPULAN DAN SARAN …………………………………………... 55
A. Kesimpulan …………………………………………………………… 55
B. Keterbatasan Penelitian ……………………………………………….. 56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
C. Saran …………………………………………………………………. 56
D. Daftar Pustaka ……………………………………………………….. 59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. PanduanWawancara …………………………………… 23
Tabel 2. Agenda pertemuan peneliti subjek I, subjek II, subjek III
dan informan …………………………………………… 32
Tabel 3. Kegiatan Observasi terhadap seluruh Subjek ………… 33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Persetujuan Informan
Lampiran 2. Verbatim Wawancara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini dipaparkan latar belakang masalah tentang fenomena kekerasan
dalam rumah tangga yang dialami oleh anak sesuai dengan fakta yang terjadi di
lapangan. Selain itu, bab ini juga akan memaparkan identifikasi masalah,
pembatasan masalah dan fokus penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan
penelitian, serta manfaat penelitian.
A. Latar Belakang Masalah
Anak merupakan individu yang membutuhkan pemeliharaan, kasih sayang
dan tempat bagi perkembangannya, anak juga mempunyai perasaan, pikiran,
kehendak tersendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat
serta struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangan pada masa kanak-
kanak (anak).
Keluarga adalah unit sosial terkecil dalam masyarakat yang berperan dan
berpengaruh sangat besar terhadap perkembangan sosial dan perkembangan
kepribadian setiap anggota keluarga. Keluarga memerlukan organisasi tersendiri
dan perlu kepala rumah tangga sebagai tokoh penting yang memimpin keluarga
disamping beberapa anggota keluarga lainnya. Anggota keluarga terdiri dari Ayah,
ibu, dan anak merupakan sebuah satu kesatuan yang memiliki hubungan yang
sangat baik. Hubungan baik ini ditandai dengan adanya keserasian dalam
hubungan timbal balik antar semua anggota/individu dalam keluarga. Sebuah
keluarga disebut harmonis apabila seluruh anggota keluarga merasa bahagia yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
ditandai dengan tidak adanya konflik, ketegangan, kekecewaan dan kepuasan
terhadap keadaan (fisik, mental, emosi dan sosial) seluruh anggota keluarga.
Keluarga disebut disharmonis apabila terjadi sebaliknya.
Ketegangan maupun konflik antara suami dan istri maupun orang tua dengan anak
merupakan hal yang wajar dalam sebuah keluarga atau rumah tangga. Tidak ada
rumah tangga yang berjalan tanpa konflik namun konflik dalam rumah tangga
bukanlah sesuatu yang menakutkan. Hampir semua keluarga pernah
mengalaminya. Yang mejadi berbeda adalah bagaimana cara mengatasi dan
menyelesaikan hal tersebut.
Setiap keluarga memiliki cara untuk menyelesaikan masalahnya masing-masing.
Apabila masalah diselesaikan secara baik dan sehat maka setiap anggota keluarga
akan mendapatkan pelajaran yang berharga yaitu menyadari dan mengerti
perasaan, kepribadian dan pengendalian emosi tiap anggota keluarga sehingga
terwujudlah kebahagiaan dalam keluarga. Penyelesaian konflik secara sehat
terjadi bila masing-masing anggota keluarga tidak mengedepankan kepentingan
pribadi, mencari akar permasalahan dan membuat solusi yang sama-sama
menguntungkan anggota keluarga melalui komunikasi yang baik dan lancar.
Disisi lain, apabila konflik diselesaikan secara tidak sehat maka konflik akan
semakin sering terjadi dalam keluarga.
Penyelesaian masalah dilakukan dengan marah yang berlebih-lebihan, hentakan-
hentakan fisik sebagai pelampiasan kemarahan, teriakan dan makian maupun
ekspresi wajah menyeramkan. Terkadang muncul perilaku seperti menyerang,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
memaksa, mengancam atau melakukan kekerasan fisik. Perilaku seperti ini dapat
dikatakan pada tindakan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang
diartikan setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang
berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual,
psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk
melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan
hukum dalam lingkup rumah tangga.
Dalam sebuah struktur masyarakat atau keluarga dimanapun, anak
sesungguhnya adalah salah satu anggota komunitas yang memiliki posisi paling
lemah dan rentan, sehingga sudah sewajarnya bila mereka membutuhkan kasih
sayang, belas kasihan dan perlindungan yang cukup, terutama dari orang tua dan
masyarakat pada umumnya. Tetapi ironisnya, justru karena kelemahan dan
kerentanan mereka itu, anak seringkali menjadi korban dari hierarkhi masyarakat
yang tidak adil, diperlakukan sebagai pihak yang selalu dikalahkan, anak
sepertinya tidak memiliki hak untuk bersuara, dan bahkan tidak jarang pula
mereka menjadi sasaran dari pelampiasan kekesalan, kemarahan dan kesewenang-
wenangan terutama dari orang tua mereka sendiri.
Jumlah kasus kekerasan pada anak di Indonesia terus meningkat. Data dari
Komisi Nasional Perlindungan Anak mencatat, pada 2007 jumlah pelanggaran
hak anak yang terpantau sebanyak 40.398.625 kasus. Jumlah itu melonjak drastis
jika dibandingkan dengantahun sebelumnya yang mencapai 13.447.921 kasus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Data tersebut berdasarkan laporan yang masuk ke lembaga tersebut, yang tersebar
di 30 provinsi.
Pada laporan tersebut tercantum, terdapat 600 kasus yang telah resmi diputus
oleh Kejaksaan Agung. Dari total tersebut, 41% di antaranya terkait dengan tindak
pencabulan dan pelecehan seksual.
Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, peneliti menggunakan Studi
Fenomenologi sebagai metode penelitian. Dalam hal ini studi Fenomenologi
merupakan metode yang paling tepat untuk mengolah dan menganalisa informasi
serta data-data yang diperoleh peneliti dari subjek peneltian. Alasan paling utama
peneliti menggunakan Studi Fenomenologiadalah karena metode penelitian serta
landasan pemikiran dalam penelitian kualitatif adalah gagasan tentang bagaimana
seharusnya peneliti didalam memandang realitas sosial, fakta sosial atau
fenomena sosial yang menjadi masalah didalam penelitian. Menurut paradigm
fenomenologi bahwa realitas itu tidak semata-mata bersifat tunggal, objektif,
terukur (measurable), dan dapat ditangkap oleh panca indera sebagaimana
pandangan dari paradigma positivisme. Namun berbeda dengan itu bahwa
menurut paradigma fenomenologirealitasitubersifatgandaatau dualisme, subyektif,
interpretative atau hasil penafsiran subyektif dan dalam penelitian ini mengandung
seluruh unsur– unsur dari studi fenomenologi seperti subjek yang terdiri lebih dari
dua orang serta memakai salah satu teknik triangulasi sebagai validitas data
B. Identifikasi Masalah/ Kasus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Berangkat dari latar belakang masalah di atas, terkait dengan perilaku tindak
kekerasan fisik maupun psikis dapat diidentifikasikan berbagai masalah sebagai
berikut:
1. Tindak kekerasan digunakan orang tua sebagai bentuk hukuman
apabila anak melakukan kesalahan.
2. Ketidaksadaran orangtua mengenai fungsi dan peran mereka dalam
keluarga.
3. Beberapa orang tua membenarkan penggunaan kekuasan dengan
beranggapan bahwa hal tersebut cukup efektif dan tidak berbahaya.
4. Kekerasan yang dilakukan orang tua berdampak buruk bagi
psikologis anak.
5. Anak-anak belum menyadari bahwa mereka memiliki hak untuk
dilindungi dan mendapat perlakuan yang wajar dari orang tua.
6. Minimnya kesadaran para orang tua bahwa pengalaman
menyaksikan dan mengalami KDRT adalah suatu peristiwa traumatis
karena kekerasan dilakukan oleh orang- orang yang terdekat bagi
anak, keluarga yang semestinya memberikan rasa aman, justru
menampilkan dan memberikan kekerasan yang menciptakan rasa
takut serta kemarahan.
C. Pembatasan Masalah dan Fokus Penelitian
Dalam penelitian ini, fokus kajian diarahkan pada menjawab masalah- masalah
yang teridentifikasi di atas khususnya peneliti akan lebih membahas mendalam
mengenai dinamika psikologis dan pemaknaan dari anak- anak yang mengalami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
tindak kekerasan oleh orang tuanya. Dalam penelitian ini peneliti akan membahas
mengenai kekerasan dalam bentuk fisik, psikis, dan sosial.
D. Pertanyaan Penelitian
Adapun pertanyaan- pertanyaan dalam penelitian ini yaitu:
1. Apa yang dilakukan anak ketika mendapatkan perlakuan keras secara
fisik?
2. Apa yang dilakukan anak ketika mendapatkan perlakuan keras secara
verbal?
3. Apa yang dilakukan anak ketika mendapatkan perlakuan keras secara
sosial?
4. Bagaimana anak memaknai pengalaman dididik dengan cara
kekerasan fisik?
5. Bagaimana anak memaknai pengalaman dididik dengan cara
kekerasan verbal?
6. Bagaimana anak memaknai pengalaman dididik dengan cara
kekerasan sosial?
7. Bagaimana anak memaknai relasi dengan orang tua yang mendidik
secara keras?
E. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui bagaimana dinamika psikologis
anak–anak korban kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan oleh orang
tua mereka dan bagaimana anak memaknai fenomena kekerasan dalam rumah
tangga.
F. MANFAAT PENELITIAN
Dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap muncul beberapa manfaat
sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Memberikan sumbangan pengetahuan khusunya dalam bidang
penerapan Bimbingan dan Konseling sehingga dapat dijadikan
sebagai bahan rujukan bagi penelitian selanjutnya pada kajian
yang sama tetapi pada ruang lingkup yang lebih luas dan
mendalam.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi para dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi baru guna menambah
pengetahuan mengenai pengalaman emosional anak-anak korban
kekerasan fisik dan psikis yang dilakukan oleh orang tua.
b. Bagi Para Orang Tua
Orang tua dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk
mengetahui apakah mereka sudah menjadi orang tua yang
melindungi, memberikan hak-hak anak mereka serta
mensejahterakan anak mereka.
c. Bagi Peneliti
Peneliti dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai
pengetahuan baru mengenai fenomena masyarakat yang berkaitan
dengan kehidupan sehari- hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Dalam bab ini memaparkan tentang hakikat kekerasan dalam rumah tangga,
hakikat kekerasan dalam rumah tangga, relasi orang tua dan anak, gaya
pengasuhan dan interaksi orang tua-anak, serta arti pengalaman dan mendalami
perasaan.
A. Kajian Teori
1. Hakikat Kekerasan Dalam Rumah Tangga
Kekerasan yang termasuk di dalam tindakan kekerasan rumah tangga adalah
memberikan penderitaan baik secara fisik maupun mental di luar batas-batas
tertentu terhadap orang lain yang berada di dalam satu rumah; seperti terhadap
pasangan hidup, anak, atau orang tua dan tindak kekerasan tersebut dilakukan di
dalam rumah.Kekerasan dalam Rumah Tangga seperti yang tertuang dalam
Undang-undang No.23 tahun 2004 tentang penghapusan Kekerasan dalam
Rumah Tangga memiliki arti setiap perbuatan terhadap seseorang terutama
perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik,
seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk
melakukan suatu perbuatan, pemaksaan atau perampasam kemerdekaan secara
melawan hukum dalam lingkup rumah tangga. Masalah kekerasan dalam Rumah
Tangga telah mendapatkan perlindungan hukum dalam Undang-undang Nomor 23
tahun 2004 yang antara lain menegaskan bahwa:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
a. Bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan rasa aman dan
bebasdarisegala bentuk kekerasan sesuai dengan falsafah Pancasila dan
Undang-undang Republik Indonesia tahun 1945.
b. Bahwa segala bentuk kekerasan, terutama Kekerasan dalam rumah
tangga merupakan pelanggaran hak asasi manusia dan kejahatan
terhadap martabat kemansiaan serta bentuk deskriminasi yang harus
dihapus.
c. Bahwa korban kekerasan dalam rumah tangga yang kebanyakan adalah
perempuan, hal itu harus mendapatkan perlindungan dari Negara
dan/atau masyarakatagar terhindar dan terbebas dari kekerasan atau
ancaman kekerasan, penyiksaan, atau perlakuan yang merendahkan
derajat dan martabat kemanusiaan.
2. Jenis- Jenis Kekerasan
Kekerasan terbagi menjadi lima jenis, yaitu kekerasan fisik, psikis, sosial,
ekonomi,dan seksual. Akan tetapi dalam hal ini fokus penelitian hanya pada
tiga jenis kekerasan yaitu fisik, psikis, dan sosial.
a. Kekerasan Verbal atau psikis adalah kekerasan yang ditunjukkan oleh
orang tua dengan bentuk kemarahan menggunakan makian, ataupun
kritik tajam. Orang tua menyebut anak sebagai anak bodoh, nakal,
kurang ajar, anak tidak tahu diri, anak tidak berguna dan segala bentuk
kata-kata yang merendahkan diri anak. kekerasan jenis ini tidak begiu
mudah dikenali, akibat yang dirasakan oleh korban tidak mamberikan
bekas yang nampak jelas bagi orang lain. Dampak kekerasan jenis ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
akan berpengaruh pada situasi perasaan tidak aman dan nyaman,
menurunkan harga diri serata martabat korban. Wujud konkrit kekerasan
atau pelanggaran jenis ini adalah; pengunaan kata-kata kasar,
penyalahgunaan kepercayaan,mempermalukan orang didepan orang lain
atau di depan umum, melontarkan ancaman dengan kata-kata dan
sebagainya. Akibat adanya perilaku tersebut biasanya korban akan
merasa rendah diri, minder, merasa tidak berharga dan lemah dalam
membuat keputusan(decision making) (suyanto dan Sanituti, 2002).
b. Kekerasan Non Verbal
Adapun kekerasan non verbal adalah kekerasan yang ditunjukkan
oleh orang tua dengan bentuk kekerasan terhadap fisik baik
menggunakan alat ataupun tidak. Orang tua melakukannya dalam bentuk
tamparan, pukulan, tendangan, dan segala bentuk kekerasan yang
menyebabkan luka fisik.
c. Kekerasan Sosial
Adapun kekerasan sosial adalah salah satu jenis kekerasan yang
dilakukan oleh orang tua terhadap anak yang mengakibatkan krisis sosial
terhadap anak dan menyebabkan anak merasa dipermalukan atau tidak
dihargai oleh orang tua mereka.
Berdasarkan pertimbangan sebagai dimaksud dalam huruf a, b, c
perlu dibentuk Undang-undang tentang penghapusan kekerasan dalam
rumah tangga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Sri lestari (2012), mengatakan dalam salah satu metode sosialisasi nilai kepada
anak salah satunya adalah “Pemberian Hukuman”. Dalam rangka melakukan
sosialisasi pada anak, adakalanya orang tua menggunakan hukuman sebagai cara
untuk mendisiplinkan anak apabila berperilaku kurang sesuai dengan nilai-nilai
yang disosialisasikan. Dalam penelitian ini terungkap bahwa tidak semua orang
tua menggunakan hukuman dalam rangka mendisiplinkan anak. Namun demikian,
dalam beberapa keluarga masih menggunakannya. Bentuk- bentuk hukuman yang
diberikan orang tua pada anak pun bervariasi tergantung pada tingkat berat- ringan
pelanggaran yang dilakukan oleh anak dalam pandangan orang tua. Hukuman
yang diterima oleh anak dapat berupa dimarahi, didiamkan/tidak diajak berbicara,
dipotong uang sakunya, bahkan ada yang dipukul dengan sapu atau kayu. Khusus
untuk hukuman dipukul dialami oleh anak ketika masih kanak-kanak, tetapi sudah
tidak dialami lagi ketika anak-anak telah memasuki remaja. Berikut penuturan
anak mengenai pengalamannya dihukum oleh orang tuanya:
Dulu waktu kecil kan pernah main pulangnya malem, larut malem
banget, terus dipukul ayah sampai kepalanya berdarah, pakai kayu
yang lancip lalu dijewer dulu baru dinasehatin. (dituturkan oleh
Awang).
Yo mestine marah-marah pertamane marah-marah terus habis itu
bosen ngomongine ya udah terus dijarke (jawa: dibiarkan) sampai
sekarang, sekarang jarang-jarang paling dimarahi tok nggak
pernah dihukum wi mbak. Yo hukumane paling apa ya nggak
pernah dikasih uang jajan itu tok (dituuturkan oleh Akbar).
3. Relasi Orang Tua- Anak
Menjadi orang tua merupakan salah satu tahapan yang dijalani oleh pasangan
yang memiliki anak. Masa transisi menjadi orang tua pada saatkelahiran anak
pertama terkadang menimbulkan masalah bagi relasi pasangan dan dipersepsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
menurunkan kualitas perkawinan. Selain itu, kajian psikologis juga
memperlihatkan bahwa perempuan menjalani transisi yang lebih sulit daripada
laki-laki (John & Belsky, 2009).
Anak-anak menjalani proses tumbuh dan berkembang dalam suatu lingkungan dan
hubungan (Thompson, 2006). Pengalaman mereka sepanjang waktu berama
orang-orang yang mengenal mereka dengan baik, serta berbagai karakteistik dan
kecenderungan yang mulai mereka pahami merupakan hal-hal pokok yang
mempengaruhi konsep dan kepribadian sosial mereka. Menurut Thompson,
hubungan menjadi katalis bagi perkembangan dan merupakan jalur bagi
peningkatan pengetahuan dan informasi, penguasaan keterampilan dan
kompetensi, dukungan emosi, dan berbagai pengaruh lain semenjak dini.
Dalam tinjauan psikologi perekembangan, pandangan tentang relasi orang tua-
anak pada umumnya merujuk pada teori kelekatan (attachment theory)yang
pertama kali dicetuskan oleh John Bowlby (1969). Bowlby mengidentifikasikan
pengaruh perlaku pengasuhan sebagai factor kunci dalam hubungan orangtua-
anak yang dibangun sejak usia dini. Pada masa awal kehidupannya anak
mengembangkan hubungan emosi yang mendalam dengan orang dewasa yang
secara teratur merawatnya.Kelekatan dicirikan sebagai hubungan imbal balik
antara sistem kelekatan anak dan sistem pengasuhan dari orang tua (Turner,
2005). Selain teori kelekatan, hubungan orang tua-anak juga dapat dijelaskan
dengan pendekatan teori penerimaan dan penolakan orang tua (parental
acceptance-rejection theory) yang dikembangkan oleh Rohner. Penerimaan dan
penolakan orang tua membentuk dimensi kehangatan (warmth dimension) dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
pengasuhan, yaitu suatu kualitas afeksi antara orang tua dan anak (Rohner,
khaleque, & Cournoyer, 2009).
Dimensi kehangatan merupakan suatu rentang kontinum , yang di satu sisi
ditandai oleh penerimaan yang mencakup berbagai perasaan dan perilaku yang
menunjukkan kehangatan, afeksi, kepedulian, kenyamanan, perhatian, perawatan,
dukungan, dan cinta. Adapun sisi yang lain ditandai oleh penolakan yang
mencakup ketiadaan atau penarikan berbagai perasaan atau perilaku tersebut
(kehangatan, afeksi, dan lain-lain), dan adanya berbagai perasaan atau perilaku
yang menyakitkan secara fisik maupun psikologis (seperti tidak menghargai,
penelantaran, tak acuh memaki, dan penyiksaan). Menurut Rohner dkk., persepsi
anak terhadap penerimaan dan penolakan orang tua atau sosok signifikan yang
lain akan memengaruhi perkembangan kepribadian individu dan mekanisme yang
dikembangkan dalam menghadapi masalah.
Kajian tentang hubungan orang tua-anak dapat dibagi ke dalam dua masa, yaitu
sebelum berkembangnya paham dua arah (bidirectionality) pada akhir tahun 60-an
dan setelahnya (Chen, 2009). Semasa berkembangnya paham satu arah
(unidirectionality), penelitian tentang hubungan orang tua-anak memfokuskan
pada mengenali strategi pengasuhan, praktik-praktik , perilaku, gaya, dan
pembawaan yang memengaruhi akibat pada anak, misalnya kompetensi,
perkembangan yang sehat, prestasi akademik, dan problem perilaku. Menurut
Chen kualitas hubungan orang tua-anak merefleksikan tingkatan dalam hal
kehangatan (warmth), rasa aman (security), kepercayaan (trust), afeksi positif
(positive affect), dan ketanggapan (responssiveness) dalam hubungan mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Kehangatan menjadi komponen mendasar dalam hubungan orang tua-anak yang
dapat membuat anak merasa dicintai dan mengembangkan rasa percaya diri.
Rasa aman merupakan dimensi dalam hubungan yang berkembang karena
interaksi yang berulang yang memperlihatkan adanya kesiagaan, kepekaan, dan
ketanggapan. Interaksi tersebut mengembangkan kelekatan pada masing-masing
pihak yang terlibat dalam hubungan. Rasa aman juga akan mendorong anak untuk
berani melakukan eksplorasi yang bermanfaat bagi perkembangan kompetensi.
Setelah berkembangnya paham dua arah, area penting yang menjadi fokus
penelitian adalah kaitan antara interaksi orang tua- anak dan relasi yang terbentuk.
Interaksi dan waktu merupakan dua komponen mendasar bagi relasi orang tua-
anak (Hinde, 1976). Yang dimaksudkan dengan interaksi adalah suatu rangkaian
peristiwa ketika individu A menunjukkan suatu perilau ke individu B, atau
memperlihatkan X kepada B yang meresponsnya dengan Y.
4. Gaya Pengasuhan dan Relasi Orang Tua-Anak
Pengasuhan anak dipercaya memiliki dampak terhadap perkembangan individu.
Dalam memahami dampak pengasuhan oran tua terhadap perkembangan anak
pada mulanya terdapat dua aliran yang dominan, yaitu psikoanalitik dan belajar
sosial (social learning). Pada perkembangan yang lebih kontemporer kajian
pengasuhan anak terpolarisasi dalam dua pendekatan, yaitu pendekatan tipologi
atau gaya pengasuhan (parenting style) dan pendekatan interaksi sosial
(interaction style) atau parent-child system (Lewis, 2005; O’keeffe, 2008)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
k
c
c
Gambar 1
Matriks Kombinasi Dua Dimensi dalam Pengasuhan
Gaya pengasuhan yang permisif biasanyadilakukan oleh orang tua yang terlalu
baik, cenderung memberi banyak kebebasan pada anak-anak dengan menerima
dan memaklumi segala perilaku, tuntutan dan tindakan anak, namun kurang
menuntut sikap tanggung jawab dan keteraturan anak. Bila pembebasan terhadap
anak sudah berlebihan dan sama sekali tanpa ketanggapan dari orang tua
menandakan bahwa orang tua tidak peduli (rejecting-neglecting) terhadap anak.
Gaya pengasuhan yang otoriter dilakukan oleh orang tua yang selalu berusaha
membentuk, mengontrol, mengevaluasi perilaku dan tindakan anak agar sesuai
dengan aturan standar. Aturan tersebut biasanya bersifat mutlak yang dimotivasi
oleh semangat teologis dan diberlakukan dengan otoritas tinggi. Kepatuhan anak
merupakan nilai yang diutamakan, dengan memberlakukan hukuman manakala
terjadi pelanggaran.
Penerimaan/ Ketanggapan
Tinggi Rendah
Tinggi (1) Otoritatif
Tuntutan yang masuk akal,
penguatan yang konsisten,
disertai kepekaan dan
penerimaan pada anak.
(2) Otoriter
Banyak aturan dan
tuntutan, sedikit
penjelasan, dan
kurang peka terhadap
kebutuhan dan
pemahaman anak
Rendah (3) Permisif
Sedikit aturan dan tuntutan;
anak terlalu dibiarkan
bebas menuruti
kemauannya.
(4) Tak peduli
Sedikit aturan dan
tuntutan; orang tua
tidak peduli dan peka
pada kebutuhan anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Pendekatan tipologi menganggap bahwa gaya pengasuhan yang paling baik adalah
bersifat otoritatif. Orang tua mengarahkan perilaku anak secara rasional, dengan
memberikan penjelasan terhadap maksud dari aturan-aturan yang diberlakukan.
Gaya pengasuhan merupakan serangkaian sikap yang ditunjukkan oleh orang tua
kepada anak untuk menciptakan iklim emosi yang melingkupi interaksi orang tua-
anak. Dalam hal ini gaya pengasuhan sangat penting bagi mereka, sehingga bagi
orang tua yang memiliki ketidakmampuan untuk mengelola stress pengasuhan
dapat menyebabkan mudah melakukan tindak kekerasan anak, yang akhirnya
berdampak buruk pada perkembangan kepribadian anak. Selain itu juga dapat
menyebabkan munculnya perasaan gagal dan ketidakpuasan dalam menjalankan
tugas sebagai orang tua (parenting dissatisfaction). Kalaupun tidak sampai terjadi
kekerasan, stress pengasuhan yang tidak terkelola dengan baik dapat
merenggangkan hubungan orang tua-anak. Dalam keadaan ini anak dapat
kehilangan tempat rujukan pada saat menghadapi problem, dan menghambat
perkembangan kemampuan pemecahan masalah dari pengambilan keputusan.
5. Arti Pengalaman dan Mendalami Perasaan
Sudah pada permulaan hidupnya manusia mulai menggali realitas. Tentu saja
realitas itu bukan suatu lumbung yang penuh arti yang dapat ditimba darinya
begitu saja. Realitas dunia dan hidup, dibuka artinya tahap demi tahap. Dibukanya
realitas ini dibuka dengan pengalaman.
Pengalaman tentang realitas sudah terdapat pada seorang bayi, sebab dari
permulaan seorang bayi sudah hadir pada realitas secara manusiawi. Namun oleh
sebab kesadaran bayi itu belum dibuka segala kemungkinannya, si bayi itu hanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
memiliki suatu benih pengertian. Bahkan pada permulaan perbedaan antara subjek
dan objek belum nyata bagi kesadaran yang sederhana itu. Ketika bertambah umur
si anak semakin sadar dalam pengalamannya, lagi pula lapangan pengalaman
menjadi makin luas dengan tambahan pengalaman, pengertian tentang realitas
makin bertumbuh di segala bidang intelektual, melainkan juga di bidang praktis
dan emosional. Di sini pengalaman dan pengertian yang telah ada menjadi bahan
pikiran, artinya bagian suatu proses kesadaran dimana manusia tak henti-henti
terus menggali kekayaan realitas yang dihadapinya.
Sedangkan perasaan adalah merupakan suatu gejala psikis. Sebagai demikian
perasaan menyangkut pertama-taman situasi batin manusia. Hal ini diinsafi tiap-
tiap orang. Kalau seorang merasa dicinta, perasaan cinta itu tinggal dalam
batinnya, dan kalau ia menjadi marah, kemarahan timbul dalam batinnya.
Namun perasaan itu tidak bersifat intern belaka. Seperti aspek-aspek
kesadaran lainnya perasaan membuktikan diri sebagai sifatmanusia seluruhnya
dengan mendapat salah satu bentuk ekspresi jasmani. Dapat terjadi ekspresi itu
terletak dalam seluruh kedudukan badan, seperti pada orang malas (anak A), tetapi
terutama otot-otot wajah mencerminkan keadaan batiniah dan memperlihatkan isi
hati (anak-anak B,C,D). Umpamanya, anak-anak yang tertawa (C) menyatakan
rasa kegembiraan dalam ekspresi wajah mereka. Namun belum tentu penilaian
tentang perasaan hati orang-orang selalu tepat. Dapat saja orang keliru atau
tertipu. Tentang kemungkinan ini ada cukup banyak eksperimen
ilmiah.berdasarkan eksperimen tersebut telah dipastikan, bahwa terdapat ekspresi
khas bagi suatu perasaan tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
B. Kajian Penelitian yang Relevan
Pada bagian ini peneliti menemukan jurnal penelitian yang serupa dengan judul
penelitian peneliti, hal ini berguna sebagai relevansi sebuah
penelitian.Berdasarkan jurnal penelitian dengan judul “PROFIL KEKERASAN
ORANG TUA PADA ANAK DI KAMPUNG LUBUK BANGKA NAGARI IV
KOTO MUDIEK KECAMATAN BATANG KAPAS KABUPATEN PESISIR
SELATAN”yang dilakukan oleh Rizki Rani Anggraini seorang mahasiswi
program studi Bimbingan dan Konseling di STKIP PGRI Sumatera Barat ia telah
melakukan observasi pada tanggal 6 februari 2014 dan wawancara pada tanggal
23 Juli 2014 di Kampung Lubuk Bangka Nagari IV Koto Mudiek Kecamatan
Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan bahwa masih ditemukan kekerasan yang
dilakukan oleh orang tua pada anak seperti, memukuli anak menggunakan ikat
pinggang atau sapu lidi disebabkan anak tidak mengikuti perintah dari ibunya,
emosi orang tua tidak terkendali, orangtua mencubit anak karena tidak
menghiraukan perintah dari ibunya, orang tua menjewer anak karena tidak
mendengarkan kata-kata dari ibunya, orang tua membentak anak dengan suara
yang keras, orang tua mengomeli anak dengan bicara kasar dan orang tua selalu
mengomeli anak.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti tersebut didapat fakta bahwa
peran orang tua masih kurang sesuai, yang seharusnya memberikan kasih sayang
pada anak serta melindunginya, justru orang tua melakukan kekerasan pada anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
seperti memukul, mencubit dan menjewerserta orang tuatidak menyadari dampak
yang akan terjadipada anak.
Yang menyebabakan orang tua (Ibu) memukul, mencubit dan menjewer anak
dikarenakan anak tidak megikuti perintah dari ibu dan tidak menghiraukan
perintah ibunya. Sedangkan orangtua juga masih kurang menyadari bahwa
melakukan kekerasan psikis seperti membentak, mengomeli, dan meremehkan
anak baik dalam keadaan sadar maupun tidak sadar akan berdampak buruk pada
anak. Penyebab orang tua (Ibu) membentak, mengomeli dan meremehkan anak
dikarenakan anak mengabaikan perintah Ibunya dan karena nilainya jelek.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dari jurnal tersebut diperoleh
informasi bahwa masih ada orang tua yang sering menggunakan tindak kekersan
sebagai bentuk hukuman atas tindakan anak yang tidak sesuai dengan keinginan
orang tua mereka hal ini serupa dengan penelitian yang dilakukan penulis bahwa
penulis menemukan tindak kekerasan anak yang berupa fisik maupun psikis
terhadap tiga anak dengan latar belakang yang berbeda namun mereka sama-sama
mengalami tindak kekerasan fisik maupun psikis.
Peneliti juga menemukan jurnal mengenai kekerasan pada anak yang berjudul
“AGRESI ANAK YANG TINGGAL DALAM KELUARGA DENGAN
KEKERASAN RUMAH TANGGA” jurnal ini ditulis oleh Lili hartini seorang
mahasiswi jurusan Psikologi di Universitas Gunadarma. Metode penelitian yang
digunakan oleh penulis adalah pendekatan studi kasus (case study) sedangkan
subjek penelitian seorang anak perempuan yang berumur 10 tahun yang masih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
duduk di bangku sekolah dasar di daerah Pisangan Timur. Jumlah subjek dalam
penelitian ini satu orang siswa dan didukung satu orang significant other. Teknik
pengumpulan data yang dgunakan observasi dan wawancara. Adapun kekerasan
yang dialami oleh subjek adalah kekerasan sosial dan kekerasan fisik. Subjek
sering dipukul dan dilempari dengan menggunakan sandal dan sapu, serta ayahnya
sering memanggilnya dengan sebutan bego, tolol,bodoh. hal ini biasa terjadi
ketika ayah sedang marah. Hal ini membuat subjek melakukan agresi terhadap
tindakan sang ayah seperti subjek akan mengeluarkan kata-kata yang sama seperti
yang diucapkan ayahnya ketika sedang marah. Hal ini memungkinkan terjadi
perilaku modeling terhadap perilaku ayahnya.
C. Kerangka Pikir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Ayah Ibu Anak
Fisik Sosial Psikis
Penjelasan dari kerangka pikir :
KELUARGA
POLA ASUH ORANG
TUA
KDRT PEMAKNAAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Dalam sebuah keluarga terdapat sususan anggota keluarga yang terdiri dari ayah,
ibu dan anak. Orang tua memiliki peran yang penting dan dominan dalam
mendidik dan membesarkan anak mereka, namun dalam kenyataannya ada
beberapa orang tua yang tidak menyadari tugas dan tanggung jawabnya. Pola asuh
dan cara mendidik yang ditekankan dalam keluarga menjadi kunci keharmonisan
sebuah keluarga, dalam hal ini kekerasan dalam rumah tangga kerap dialami oleh
anak, karena anak dianggap tidak memiliki kekuatan secara fisik, sehingga orang
tua merasa mereka bebas melakukan apapun. Dan dalam penelitian ini akan
membahas menganai dampak psikologis yang dialami oleh anak-anak korban
kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini berisikan uraian tentang desain jenis penelitian yaitu hal-hal , subjek
penelitian, teknik pengumpulan data, tahap-tahap analisis data dan validitas
penelitian.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian iniadalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan
Fenomenologi. Studi Fenomenologis adalah suatu penelitian dengan mencari
sesuatu yang mendalam untuk mendapatkan satu pemahaman yang mendetail
tentang fenomena sosial dan pendidikan yang diteliti, serta menggunakan lebih
dari satu subjek. Penelitian fenomenologi melibatkan pengujian yang teliti dan
seksama pada kesadaran manusia. Hal itu karena studi fenomenologi merupakan
sebuah pendekatan filosofis untuk menyelidiki pengalaman manusia.
Alasan peneliti menggunakan jenis penelitian fenomenologi terkait dengan judul
adalah, dinamika psikologis kekerasan yang dialami anak berasal dari tekanan-
tekanan dari lingkungan luar yang membuat subjek harus memutar otak untuk
memanipulasi setiap permasalahan yang dimilikinya adapun gambaran dinamika
psikologis yang berkaitan dengan judul adalah berdasarkan gambaran tersebut
diatas dapatdijelaskan bahwa segala sesuatu baik itu dampak psikologis maupun
fisik selalu diawali oleh sistem kerja kognisi. Dari kognisi akan berpengaruh pada
perasaan dan tindakan, perasaan dan tindakan akan berpengaruh pada kondisi fisik
seseorang. Sistem kognisi yang negatif akan membuat individu memliki pola
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
pikir negatif (negative belief) . Adanya negative belief ini kemudian dikunci dan
dibekukan ke individu dengan peristiwa traumatis (kekerasan fisik dan psikis).
Individu mampu beradaptasi dengan lingkungan sosial, individu mampu
beraktifitas dalam kehidupan sehari-hari.
B. Subjek Penelitian
Subjek yang dipilih pada penelitian ini adalah tiga orang anak yangmasih
berstatus sebagai siswa maupun siswi ketiganya memiliki kesamaan pengalaman
yaitu mengalami kekerasan fisik maupun psikis. Subjek pertama adalah seorang
anak laki-laki berusia 13 tahun, ia mengalami tindak kekerasan yang dilakukan
oleh Ibunya, subjek kedua seorang nanak perempuan berusia 15 tahun, ia
mengalami kekerasan fisik dan psikis yang dilakukan oleh Ayah kandung dan Ibu
tirinya, dan subjek ketiga seorang anak laki-laki berusia 15 tahun, ia juga
mengalami tndak kekerasan yang dilakukan oleh Ayah kandungnya. Alasan
peneliti memilih subjek tersebut karena menurut peneliti dan berdasarkan fakta-
fakta yang diperoleh dari sumber yang dapat dipercaya anak-anak tersebut
mengalami tindak kekerasan fisik maupun psikis yang dilakukan oleh orang tua
kandungnya sendiri.
Anak-anak ini menunjukkan perilaku yang beragam, misalnya membuat gaduh
dan mengganggu teman-teman kelasnya saat kegiatan belajar mengajar
berlangsung, namun ada juga yang cenderung pendiam namun prestasinya baik.
Perilaku-perilaku yang ditunjukan oleh subjek berbeda-beda, hal ini menunjukkan
bahwa dinamika psikologis mereka juga berbeda-beda.
C. Teknik Pengumpulan Data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
1. Wawancara
Wawancara merupakan alat mengupulkan informasi-informasi yang
dibutuhkan peneliti secara lisan. Peneliti menggunakan teknik wawanncara
tidak terstruktur. Langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah
menetapkan kepada siapa wawancara itu dilakukan, menyiapkan pokok-
pokok yang akan dibicarakan menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan
lapangan, dan mengidentifikasi tindak lanjut wawancara yangtelah diperoleh
Sugiyono (2010: 322). Selain itu peneliti menyiapkan alat rekam suara
seperti tape recorder ataupun handphone untuk merekam hasil wawancara
dengan subjek. Kemudian hasil wawancara akan dirubah kedalam bentuk
verbatim dengan cara menuliskan setiap kata per kata percakapan dalam
wawancara. Dalam penelitian ini peneliti telah menyiapkan panduan
wawancara tidak terstruktur.
Tabel 1. Panduan wawancara subjek dan informan penelitian:
PEDOMAN WAWANCARA
Nama Responden :
Hari/Tanggal wawancara :
Pewawancara : Hannita Indri Hapsari
Pertanyaan kepada Subjek
1 Bagaimana reaksi anda ketika orang tua melakukan tindak kekerasan?
2 Apakah orang tua anda selalu memaksa anda untuk menuruti
perkataannya? lalu apa yang anda lakukan?
3 Tindak kekerasan seperti apa yang sering dilakukan orang tua terhadap
anda?
4 Pada saat orang tua melakukan tindak kekerasan perasaan apa yang
muncul dalam diri anda?
5 Saat orang tua anda melakukan tindak kekerasan apakah ada pihak lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
yang menolong anda?
6 Apa yang anda pikirkan setelah mendapat tindak kekerasan dari orang tua
anda?
7 Apakah anda pernah menceritakan tndak kekerasan orangtua anda kepada
orang lain?
8 Bagaimana reaksi orang-orang di sekitar anda saat orang tua melakukan
tindak kekerasan?
9 Bagaiman tanggapan anda ketika orang tua anda meminta maaf setelah
melakukan tindak kekerasan tersebut?
10 Bagaimana anda memaknai relasi anda dengan orang tua?
11 Bagaimana reaksi keluarga ketika mengetahui anda mengalami tindak
kekerasan?
12 Apabila terdapat luka fisik akibat dari kekerasan yang dilakukan orang tua
anda, apa yang anda rasakan sampai saat ini?
13 Bagaimana anda memaknai perilaku orang tua yang sering melakukan
tindak kekerasan dalam pola asuh mereka?
PEDOMAN WAWANCARA
Nama Responden :
Hari/Tanggal wawancara :
Pewawancara : Hannita Indri Hapsari
Pertanyaan kepada pembantu rumah tangga subjek
1 Sejak kapan anda bekerja di keluarga subjek?
2 Apakah anda melihat perilaku aneh yang ditunjukkan oleh subjek?
3 bagaimana tanggapan anda mengenai tindak kekerasan yang dilakukan oleh
orang tua subjek?
4 Pada saat apa saja orang tua subjek melakukan tindak kekerasan?
5 Menurut anda tindakan orang tua subjek benar atau salah?
6 Apa yang anda lakukan ketika orang tua subjek melakukan tindak
kekerasan?
7 Seberapa sering orang tua subjek melakukan tindak kekerasan setiap
harinya (yang anda ketahui)?
8 Tindak kekerasan seperti apa yang sering digunakan oleh orang tua subjek?
9 Apakah ada saudara atau teman subjek yang mengetahui saat orang tua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
subjek melakukan tindak kekerasan?
10 Bagaimana reaksi anggota keluarga subjek yang lain (seperti kakak sepupu,
nenek, kakek, paman, bibi) saat orang tua subjek melakukan tindak
kekerasan?
11 Bagaimana perasaan anda ketika melihat tindak kekerasan yang dilakukan
orang tua subjek?
12 Apakah subjek melakukan perlawanan ketika terjadi tindak kekerasan
tersebut?
PEDOMAN WAWANCARA
Nama Responden :
Hari/Tanggal wawancara :
Pewawancara : Hannita Indri Hapsari
Pertanyaan kepada teman bermain di lingkungan rumah
1 Apakah anda pernah melihat tindak kekerasan yang dilakukan orang tua
subjek secara langsung?
2 Bagaimana reaksi subjek saat orang tuanya melakukan tindak kekerasan
terhadap dirinya?
3 Pada saat apa saja subjek mendapat tindak kekerasan dari orang tuanya?
4 Bagaimana perasaanmu saat melihat tindak kekerasan yang dilakukan
orang tua terhadapsubjek?
5 Menurut anda apakah tindakan yang orang tua subjek pantas untuk
dilakukan oleh orang tua kandung?
.6 Apakah subjek marah atau malah hanya diam saja ketika orang tua subjek
melakukan tindak kekerasan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
PEDOMAN WAWANCARA
Nama Responden :
Hari/Tanggal wawancara :
Pewawancara : Hannita Indri Hapsari
Pertanyaan kepada Guru Subjek
1 Sejak kapan anda mengetahui bahwa subjek mengalami tindak
kekerasan?
2 Apakah anda melihat perilaku aneh yang ditunjukkan oleh subjek?
3 Apa tanggapan anda mengenai tindak kekerasan yang dilakukan oleh
orang tua subjek?
4 Pada saat apa saja orang tua subjek melakukan tindak kekerasan?
5 Menurut anda tindakan orang tua subjek benar atau salah?
6 Apa yang anda lakukan ketika orang tua subjek melakukan tindak
kekerasan?
7 Seberapa sering orang tua subjek melakukan tindak kekerasan setiap
harinya (yang anda ketahui)?
8 Tindak kekerasan seperti apa yang sering digunakan oleh orang tua
subjek?
9 Apakah ada saudara atau teman subjek yang mengetahui saat orang tua
Evan melakukan tindak kekerasan?
10 Apakah tindak kekerasan yang dilakukan orang tua subjek
mempengaruhi prestasi belajar subjek?
11 Bagaimana perasaan anda ketika melihat tindak kekerasan yang
dilakukan orang tua subjek?
12 Apakah subjek melakukan perlawanan ketika terjadi tindak kekerasan
tersebut?
2. Observasi
Teknik pengumpulan data kedua yang dilakukan oleh peneliti adalah observasi.
Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan peneliti untuk mengamati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
perilaku dan proses kerja subjek. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis
observasi partisipatif moderat dengan terlibat dalam kegiatan sehari-hari subjek.
Saat melakukan pengamatan, peneliti ikut dalam seluruh kegiatan yang dijalani
oleh subjek penelitian.
Dengan menggunakan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan
lebih lengkap dan meyakinkan serta dapat diketahui pada tingkat makna dari
setiapp perilaku yang Nampak. Dalam setiap observasi ini peneliti menyiapkan
catatan lapangan untuk mencatat setiap perilaku dan proses kerja subjek sebagai
sumber data. Catatan lapangan juga sering digunakan peneliti ketika dalam proses
menjalankan teknik wawancara baik terstruktur maupun tidak terstruktur.
Contoh Pedoman Observasi:
Catacc viko
Catatan Lapangan Subjek I
Tanggal :
Waktu :
Tempat :
Kegiatan :
Deskripsi :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
D. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang dalam penelitian kualitatif adalah proses
mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
wawancara dan catatan lapangan yang didapatkan melalui observasi secara
langsung sehingga temuannya mudah dipahami dan dapat diinformasikan pada
orang lain dengan baik. Proses analisis data sendiri dimulai dari pembuatan
verbatim melalui rekaman wawancara, reduksi data, coding, dan analisis.
Verbatim adalah percakapan wawancara dengan cara menuliskan setiap kata per
kata jawaban dan pertanyaan berupa kode. Maksud dan arti kode itu sendiri hanya
diketahui oleh peneliti. Selanjutnya peneliti membuat analisis berdasarkan data
yang sudah ada dan menyajikannya dalam bentuk teks deskriptif. Berikut ini
merupakan prosedur kerja reduksi data dan codingdalam membantu analisis
penelitian ini:
1. Reduksi Data
Dalam reduksi data peneliti mengidentfiikasikan adanya
satuan bagian terkecil yang ditemukan dalam data yang memiliki
makna bila dikaitkan dengan fokus dan masalah penelitian (Moleong,
2009: 288). Setelah itu peneliti mulai memilah-milah hal penting,
merangkum data, mencari pola atau tema-tema dan membuang data-
data yang tidak perlu.
2. Pengkodean/ Coding
Pengkodean/Coding yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pengkodean terbuka/open coding (Strauss & Corbin, 2003:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
56). Pengkodean terbuka merupakan bagian dari analisis yang
terutama berkaitan dengan pemberian nama dan pengelompokan
fenomena melalui pemeriksaan data yang cermat. Dalam penelitian
ini hanya ada dua prosedur yang digunakan oleh peneliti yaitu:
a. Pelabelan fenomena
Dalam pelabelan fenomena, peneliti memisah-
misahkan amatan, kalimat, paragraph, dan menamai
insiden, ide, atau peristiwa-peristiwa dengan sesuatu yang
mewakili fenomena. Kalau tidak, maka akan menemukan
kesulitan dan sangat kebingungan karena akan terlalu
banyak nama (Strauss & Corbin, 2003: 57). Peneliti
menggunakan kode yang sesuai dengan hasil lapangan baik
wawancara maupun observasi.
b. Variasi cara pengkodean terbuka
Terdapat beberapa cara pendekatan terhadap proses
pengkodean terbuka yaitu, analisis dengan pengkodean
baris per baris, per kalimat atau per paragraf, dan analisis
dengan pengkodean kalimat per kalimat atau paragraph.
Peneliti harus menentukan gagasan utama yang terkandung
dalam kalimat atau paragraf dari wawancara dan catatan
lapangan dan memberikannya nama/kode. Selanjutnya
dilakukan analisis yang lebih rinci melalui pengkodean
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
yang telah dibuat oleh peneliti (Strauss & Corbin, 2003: 69-
70)
E. Validitas Penelitian
Dalam wawancarauntuk mengumpulkan informasi, peneliti menggunakan teknik
trianggulasi untuk melihat validitas penelitian. Sugiyono (2010: 330)
menjelaskan bahwa ada dua jenis trianggulasi yaitu, trianggulasi teknik dan
trianggulasi sumber. Trianggulasi teknik berarti peneliti menggunakan teknik
pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang
sama. Peneliti menggunakan observasi partisipatif , wawancara mendalam, dan
dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak. Sedangkan
trianggulasi sumber berarti untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-
beda dengan teknik yang sama. Data diperoleh dari beberapa pihak yang terkait
dengan subjek.
Trianggulasi dengan sumber berarti dengan membandingkan dan mengecek
balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat
yang berbeda dalam penelitian kualitatif (Patton, dalam Moleong, 2009: 330-
331). Hal ini dapat dicapai dengan jalan, membandingkan apa yang dikatakan
orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi, dan
membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan trianggulasi sumber karena dianggap
paling efektif untuk menguji derajat validitas suatu data penelitian melalui
wawancara dengan pihak yang berkaitan dengan subjek penelitian, wawancara
terkait dilaksanakan di rumah informan dan di sekolah tempat subjek bersekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Informan dari masing –masing subjek adalah teman dekat subjek, pembantu
rumah tangga subjek, Guru subjek di sekolah, kakak sepupu subjek. Dengan
begitu akan lebih terlihat kebenarannya apakah subjek secara terbuka
menceritakan bagaimana dinamika psikologis subjek sebagai anak korban
kekerasan dalam rumah tangga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi data
Bab ini berisi tentang hasil keseluruhan dari pelaksanaan penelitian, dan
informasi-infomasi yang diperoleh di lapangan sebagai hasil studi fenomenologi
dengan metode seperti yang telah dijelaskan pada sebelumnya. Informasi
diperoleh langsung dari subjek dan pihak terkait. Penulis berusaha mendalami
tentang keadaan seluruh subjek penelitian. Berkaitan dengan kode etik penelitian
maka nama Subjek dalam kasus ini merupakan nama samaran, selain itu beberapa
informasi juga disamarkan agar identitas klien tidak diketahui.
Berikut Tabel 2 tentang agenda pelaksanaan wawancara terhadap
seluruh subjek:
Nama Waktu Penelitan Tenpat Penelitian
Sita (nama samaran) 26Juni 2015
Pukul 09.30 – 10.30 WIB
Perpustakaan Sekolah
25 Juli 2015 pukul 09.30-
10.30 WIB
Ibu Ely (Guru Bahasa
Indonesia Sita)
Sabtu 25 Juli 2015
Pukul 10.30 – 11.30 WIB
Perpustakaan Sekolah
Fitri (Teman Sita)
Sabtu 25 Juli 2015
Pukul 11.00 – 12.00 WIB
Perpustakaan Sekolah
Viko (nama samaran) Sabtu,13 Juni 2015
Pukul 13.00 - !4.00 WIB
Rumah Pembantu
Subjek Viko
Ibu Sum (Pembantu Minggu, 14 Juni 2015 Rumah Pembantu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Rumah Tangga Viko) Pukul 16.00 – 17.00 WIB. Subjek Viko
Yohan (Teman Subjek
Viko)
Minggu, 14 Juni 2015
Pukul 10.00 – 11.00 WIB.
Rumah Teman Viko
Evan (Nama Samaran)
Jum’at 26 Juni 2015
Pukul 10.00 - 11.00 WIB
Sekolah Evan
(Perpustakaan)
Ibu Eny (Guru
Bimbingan dan
Konseling Evan)
Jum’at 26 Juni 2015
Pukul 12.00-11.30 WIB
Sekolah Evan
(Perpustakaan)
Bapak Indri (Guru
Bahasa Inggris Evan)
Jum’at 26 Juni 2015
Pukul 13.00-13.30 WIB
Sekolah (Perpustkaan)
Tabel 3 Kegiatan Observasi terhadap seluruh subjek:
Subjek Penelitian Tanggal Deskripsi Kegiatan
Subjek 1
Viko(nama
samaran)
Minggu, 7 Juni
2015
Melihat kegiatan harian subjek pada saat
subjek bermain dengan temannya di sekitar
rumah subjek. Peneliti melakukan percakapan
secara spontan dengan teman bermain subjek.
Pada saat melakukan observasi peneliti
melihat secara langsung ibu dari subjek
memanggil dan memaki-maki subjek karena
terlambat pulang ke rumah untuk makan
siang.
Subjek 2 Evan
(nama samaran)
Senin, 22 Juni 2015 Peneliti melakukann observasi di sekitar
sekolah subjek pada saat jam istirahat
sekolah. Peneliti melihat subjek merokok di
kantin sekolah dan mendengar percakapan
subjek dengan temannya, banyak sekali kata-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
kata kasar yang diucapan oleh subjek selama
berbicara dengan temannya tersebut.
Subjek 3 Sita
(nama samaran)
Senin, 20 Juli 2015 Peneliti melakukan observasi terhadap subjek
3 di perpustakaan sekolah. Saat itu peneliti
meminta ijin kepada guru kelas untuk ikut ke
dalam perpustakaan dan mengamati perilaku
dari subjek. Saat itu subjek tidak banyak
bicara dengan teman seperti teman-temannya
yang lain, ia cenderung lebih pendiam.
Penghimpunan Data Identitas Subjek Penelitian
Penghimpunan identitas subjek 1
Nama : Viko (nama disamarkan)
Tempat tanggal lahir : Jawa Tengah, 03 September 2002
Usia : 13 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat Rumah : Jawa Tengah
Alamat Sekarang : Jawa Tengah
Penampilan Fisik : Tinggi 148 Cm, kulit hitam, mata kecil, kurus,
telinga lebar, hidung mancung, gigi tidak rata.
Penampilan Psikis : ceria, tidak mudah tersinggung,senang bercanda.
Sumber Informasi : Pembantu Rumah Tangga Viko dan Teman
bermain Viko.
Viko tinggal bersama Ayah, Ibu dan adik kandungnya. Ayah dan Ibu
Viko memiliki agama yang berbeda, Ayahnya beragama Islam sedangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Ibunya beragama katholik, namun menikah secara Islam. Setelah menikah orang
tua Viko menjalani agama masing-masing namun di dalam keluarga terdapat
toleransi yang baik, artinya dapat hidup berdampingan meskipun berbeda agama.
Lingkungan daerah tempat tinggal Evan termasuk golongan menengah ke
atas. Ayah Viko bekerja sebagai PNS, sedangkan Ibu Viko sebagai Ibu rumah
tangga biasa. Keluarga Viko termasuk keluarga yang mampu, karena Ayah Viko
memiliki jabatan yang tinggi di tempatnya bekerja. Ayah Viko tidak pernah
memiliki penyakit yang membahayakan, sedangkan Ibu Viko memiliki riwayat
penyakit darah tinggi.Prestasi Viko cukup baik, berdasarkan pengakuannya ia
berprestasi di sekolahnya dan mudah mempelajari sesuatu.
Perkembangan sosial Viko cukup menarik, ia anak yang ceria dan suka
berkelahi, ia juga memiliki cukup banyak teman akan tetap di luar lingkungan
sekolah. Viko memiliki kepribadian yang cukup baik, ia tidak pernah mengeluh
dan disukai banyak temannya. Walaupun orang tuanya sering membeda-bedakan
Viko dengan adiknya, ia tidak marah maupun dendam.
Penghimpunan Identitas Subjek 2
Nama : Evan (nama disamarkan)
Tempat tanggal lahir : Jawa Tengah, 21 Maret 200
Usia : 14 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat Rumah : Jawa Tengah
Alamat Sekarang : Jawa Tengah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Penampilan Fisik : Tinggi 150 Cm, kulit hitam, mata kecil, kurus,
telinga lebar, hidung mancung.
Penampilan Psikis : ceria, mudah tersinggung, senang bercanda.
Sumber Informasi : Guru Bahasa Inggris dan Guru Bimbingan dan
Konseling di Sekolah Evan.
Evan tinggal bersama Ayah, Ibu dan Kakak kandungnya. Ayahnya
membuka usaha bengkel di dekat rumahnya, Ibunya berjualan
angkringan,Kakaknya tercatat sebagai siswa di salah satu SMK di Klaten.
Lingkungan daerah tempat tinggal Evan termasuk golongan menengah
kebawah.Di daerah tempat tinggalnya mayoritas penduduknya bekerja sebagai
petani atau berjualan. Keluarga Evan tidak memiliki penyakit yang
membahayakan, hanya sekedar penyakit umum biasa. SifatEvan tidak terlalu baik,
emosinya juga sangat labil, berdasarkan pengakuannya sendiri ia sering berkelahi
dengan temannya.
Perkembangan sosial Evan cukup menarik, ia anak yang ceria dan suka
berkelahi, ia juga memiliki cukup banyak teman akan tetap di luar lingkungan
sekolah. Subjek Evan memiliki kepribadian yang kurang baik Namun ia mudah
bergaul, tetapi suka mengganggu temannya saatpelajaran di kelas.emosinya tidak
dapat terkonrol ketika ia tersinggung.
Penghimpunan Identitas Subjek 3
Nama : Sita (nama disamarkan)
Tempat tanggal lahir : Jawa Tengah, 20 Juni 2001
Usia : 15 Tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat Rumah : Jawa Tengah
Alamat Sekarang : Jawa Tengah
Penampilan Fisik : Tinggi 153 Cm, sawo matang, mata kecil, kurus.
Penampilan Psikis : Suka menangis, mudah tersinggung.
Sumber Informasi : Guru dan teman sekolah Sita.
Latar belakang keluarga Sita cukup kompleks, orang tuanya sudah 8tahun
bercerai dan Sita ikut dengan Ayahnya, sedangkan ibunya menjadi TKW di
Malaysia. Berikut kutipan langsung pada wawancara tanggal 26 Juni 2015
Subjek Sita :“Ibu sama bapak pisah udah hampir tiga tahun
mbak, trus gak lama bapak nikah lagi sama ibu
tiri saya ini. Nah ibu kandung saya kerja di
Malaysia jadi TKW mbak.” W.S3.S.13
Setelah 5 tahun bercerai Ayah Sita memutuskan untuk menikah lagi. Kemudian
dari pernikahannya tersebut dikaruniai seorang anak perempuan. Sejak Ayah Sita
menikah lagi, sikap Ayah Sita mulai berubah dan tidak memperhatikan Sita lagi.
Lingkungan sosialnya tidak saling menganggu satu sama lain. Ia pernah
mengalami penyakit TBC sama seperti penyait yang diderita Ayahnya.
Berdasarkan pengakuan salah satu Guru di sekolahnya Sita salah satu Siswi yang
cukup cerdas dan aktif di sekolahnya. Hal ini dibuktikan bahwa ia mendapat
rangking 10 besar.Perkembangan sosial Sita cukup menarik, ia adalah pribadi
yang mudah menangis atau cengeng dan mudah tersinggung, namun ia juga
pribadi yang murah senyum terhadap siapapun baik yang mengenalnya maupun
orang yang baru ia kenal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
B. HASIL PENELITIAN
1. Apa yang Dilakukan Subyek I, II dan III ketika Mendapat Perlakuan Keras
Secara Fisik?
Berdasarkan wawancaradan observasi yang telah dilakukan oleh peneliti
terhadap tiga orang subjek yang mengalami tindak kekerasan diperoleh hasil
yang cukup untuk membuktikan bahwa masih banyakkekerasan yang terjadi
dalam lingkungan masyarakat. Dalam hasil penelitian yang diperoleh
berdasarkan jawaban-jawaban dari masing-masing subyek penelitian, yang
dilakukan anak ketika mendapat tindak kekerasan secara fisik, masing-masing
dari mereka hanya diam dan tidak melakukan perlawanan secara langsung,
mereka hanya diam saat kekerasan tersebut terjadi, sedangkan saat orang tua
mereka melakukan kekerasan verbal masing-masing subyek hanya diam dan
tidak berani untuk membantah apapun yang dikatakan orang tua mereka, karena
apabila mereka melakukan perlawanan maka orang tua mereka akan lebih marah
dan terus melakukannya (kekerasan), begitu juga saat orang tua mereka
melakukan kekerasan sosial, mereka sebenarnya merasa malu dan merasa tidak
dihargai sebagai anak, namun mereka juga tidak bisa melakukan apapun untuk
menghentikan tindakan orangtua mereka. Mereka tidak melakukan perlawanan
secara langsung atau cenderung diam dan tidak melawan pada waktu orang tua
mereka memukul atau memarahi mereka, namun mereka lebih melakukan
perlawanan dengan cara menunjukkan sikap dan perilaku yang kurang baik
seperti merokok di sekolah, berkelahi dengan teman, bahkan sampai bunuh diri.
Hal ini dapat dibuktikan dengan kutipan wawancara berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Subyek Viko: “Iya mbak, ya aku Cuma diem aja pas mama mukul
aku, soalnya pas itu banyak temen-temenku, trus
pas sampai rumah aku nangis mbak.” W.S1.V.09
Subyek Evan:“Ya aku diem aja mbak kalau bapak lagi marah-
marah, soalnya bapak itu kalau marah pas habis
mabuk sama temen-temennya, jadi aku gak berani
ngapa-ngapain mbak.W.S2.E.10
Subyek Sita: “Saya Cuma bisa diem dan nangis mbak, rasanya
kalau pas bapak seperti itu (melakukan tindak
kekerasan) saya pengen ikut ibu kandung saya
mbak, tapi gak mungkin bisa.” W.S1.S.09
Berdasarkan jawaban dari ketiga subyek penelitian, mereka tidak memiliki
keberanian untuk melawan orang tua mereka saat terjadi tindak kekerasan fisik,
namun mereka secara tidak sadar melakukan pemberontakan atau perlawanan
secara tidak sadar, seperti yang dilakukan oleh subyek Evan dan subyek Sita.
Subyek Evan di sekolahnya cenderung melakukan kenakalan remaja seperti
merokok, berkelahi dan berkelahi dengan teman, namun saat dikonfirmasi hal ini
ia akui bukan akibat dari kekerasan orang tuanya, sedangkan subyek Sita
melakukan tindakan-tindakan nekat seperti pergi dari rumah dan melakukan
percobaan bunuh diri. Hal ini dapat dilihat berdasarkan kutipan wawancara
berikut:
Subyek Evan: “Iya mbak, ya awalnya coba-coba, tapi kok lama-
lama keterusan susah berhentinya mbak,
apalagi kalau di sekolah banyak temen yang
ngajak ngrokok di kamar mandi
sekolah.”W.S2.E.07
Subyek Sita: “Ya waktu itu saya sudah gak kuat mbak tinggal
sama bapak dan ibu tiri, ya puncaknya pas itu
mbak, saya iris tangan saya pas nadi (sambil
menunjukkan bekasnya).”W.S1.S.07
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Namun hal berbeda disampaikan oleh pembantu rumah tangga subyek
Viko, namanya adalah Ibu Sum, berdasarkan wawancara dengan pembantu
Subyek Viko, ia mengatakan bahwa setelah dipukul atau dimarahi Ibunya Viko
sering mengurung diri di kamarnya dan menangis. Pembantunya merasa sedih
dengan perlakukan orang tua Viko yang selalu menggunakan kekerasan baik
secara Fisik maupun psikis.
Ibu Sum: ”Iya mbak, pas saya dengar dia menangis dari
dalam kamar, kayaknya dia habis dilombok (di
kasih cabai pada bibirnya) sama mamahnya. Ya
sebaiknya jadi orang tua jangan seperti itu, biar
bagaimanapun kan itu anaknya mbak, apalagi si
Viko itu pintar anaknya mbak, eman-eman nek
dipolo (sayang kalau dipukuli).W.SU.03
2.Apa yang Dilakukan Subyek I, II dan III ketika Mendapat Perlakuan Keras
Secara Verbal?
Saat orang tua masing-masing subyek melakukan kekerasan secara Verbal,
mereka hanya diam dan mendengarkan apa yang orang tua mereka katakan tanpa
berani membantah sedikitpun. Hal ini membuktikan bahwa subyek penelitian ini
tidak memiliki hak untuk berbicara atau membela diri.
Subyek Viko:” Ya anyel (jengkel) mbak, wong kok sukane marah-
marah, apalagi aku gak salah wi lho mbak,
kadang aku Cuma telat mandi aja sampai
dibilang goblok gitu mbak.”W.S1.V.15
Subyek Evan :“Ya aku diem aja mbak kalau bapak lagi marah-
marah, soalnya bapak itu kalau marah pas
habis mabuk sama temen-temennya, jadi aku
gak berani ngapa-ngapain mbak.” W.S2.E.09
Subyek Sita : “Saya Cuma bisa diem dan nangis mbak, rasanya
kalau pas bapak seperti itu (melakukan tindak
kekerasan) saya pengen ikut ibu kandung saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
mbak, tapi gak mungkin bisa mbak soalnya ibu
saya jadi TKW di Malaysia.”W.S3.S.11
3. Apa yang dilakukan Subyek I, II, III ketika mendapatkan perlakuan keras
secara sosial?
Dalam penelitian ini subyek penelitian juga mengalami kekerasan secara sosial,
mereka kerap dimarahi dan dimaki didepan umum. Mereka tidak dapat
melakukan apa-apa ketika orang tua mereka melakukan tindak kekerasan secara
sosial. Seperti yang dialami oleh ketiga subyek penelitian, ketika orang tua
mereka memepermalukan mereka, atau memarahi mereka di depan umum,
mereka hanya bisa diam dan menerima walaupun mereka sebenarnya ingin
memberontak. Seperti yang dialami oleh subyek Evan, ia pernah dipermalukan
oleh ayahnya dengan dipukul dan dimarahi di sekolahnya dan disaksikan oleh
banyak orang, namun saat ia mencoba untuk mengentikan ayahnya ia malah
dipukul oleh ayahnya.
Subyek Evan:”Ya aku ngomong sama bapak kalau jangan marah
disini mbak, trus bapak malah ngampleng aku
mbak.”W.S2.E.15
4. Bagaimana Anak memaknai Pengalaman Dididik Dengan Kekerasan Secara
Fisik?
Anak korban kekerasan dalam rumah tangga memiliki persepsi yang relatif sama
mengenai cara mendidik yang diterapkan oleh orang tua mereka, mereka merasa
telah terbiasa dengan kekerasan yang dilakukan orang tua mereka hal ini karena
anak adalah subjek yang lemah dan tidak berdaya dalam struktur keluarga,
meskipun pada awalnya mereka merasa takut dan ingin memberontak. Subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
1(Viko) mengatakan kalau ia tidak setuju dengan cara orang tuanya yang sering
menggunakan kekerasan setiap kali menyuruh Viko melakukan sesuatu, hal ini
membuatnya merasa jengkel dan ingin marah dan merasa dendam atau
memberontak, akan tetapi ia tidak melakukan itu melainkan hanya diam dan
memendamnya saja, karena apabila ia melawan atau memberontak ibunya akan
lebih marah. Hal ini berkaitan erat dengan pola asuh orang tua Viko yang
cenderung bersifat otoriter atau memiliki banyak aturan dan tuntutan namun orang
tua kurang peka dengan kebutuhan serta apa yang dirasakan anak. hal ini dapat
dilihat berdasarkan kutipan wawancara berikut:
Subjek Viko:” Iya mbak, makasih ya mbak. Ya kalau menurut aku
sih orang tua kayak gitu jahat mbak, berarti gak
sayang sama anaknya, padahal kan belum tentu
salah mbak, aku aja kadang dendam sama mama
kalau mama mukul aku mbak, papa juga ikutan
marah-marah kalau mama lagi marah.”W.S1.V.27
Senada dengan jawaban Viko, Evan (Subjek 2) tidak setuju dengan pola
asuh orang tua yang cenderung sering menggunakan kekerasan sebagai upaya
hukuman atas kesalahan yang dilakukan oleh anak. Ia merasa hal tersebut tidak
pantas dilakukan oleh orang tua yang seharusnya melindungi dan memberikan
kasih sayang terhadap anak-anaknya. Hal ini dapat dibuktikan berdasarakan
kutipan wawancara berikut.
Subjek Evan: “Ya kalau menurut saya sih gak baik lah mbak,
mana ada anak yang mau di kamplengi (dipukuli)
sama bapak apa ibuknya, kalau bisa ya mbok
diomongi baik-baik dulu, masa belum-belum di
kampleng mbak, kayak kemarin itu bapak tiba-tiba
mukul aku gara-gara bu guru manggil Bapak ke
sekolah.”W.S2.E.21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Berdasarkan jawaban dari Sita (subjek 3) ia sangat tidak setuju dengan
kekerasan yang dilakukan oleh ayahnya. Ia merasa tidak nyaman berada di rumah
karena ayahnya lebih memilih mempercayai ibu tirinya, hal ini membuatnya
frustasi dan melakukan tindakan nekat seperti percobaan bunuh diri dan pergi dari
rumah tanpa berpamitan, hal ini ia lakukan sebagai protes atas perlakuan ayahnya
yang melakukan kekerasan terhadap dirinya. Berikut kutipan wawancara subjek
Sita.
Subjek Sita:”Iya mbak (sambil tersenyum). kalau menurut saya
ya orang tua seperti itu tidak baik mbak, aku aja
sedih mbak kalau inget bapak sering mukulin aku,
terus ibu tiriku juga suka fitnah aku mbak, apalagi
di rumah Bapak aku gak ada yang belain
mbak.”W.S3.S.21
Dalam kutipan tersebut juga ia mengatakan bahwa tidak ada yang membelanya
atau dengan kata lain memberikan perlindungan terhadap dirinya saat ayahnya
melakukan tindak kekerasan. Ia merasa sendiri dan tidak dihargai keberadaannya.
Adanya peristiwa perceraian orang tuanya dan kemudian ayahnya menikah lagi
sepertinya menjadi salah satu alasan Sita mengalami tindak kekerasan, hal ini
dikarenakan ayahnya lebih mempercayai perkataan istrinya daripada penjelasan
dari Subjek Sita sehingga sampai terjadi tindak kekerasan tersebut.
5. Bagaimana Anak memaknai Pengalaman Dididik Dengan Kekerasan Secara
Verbal?
Anak memiliki hak untuk mendapat perlakuan baik dan menyenangkan dari orang
tua mereka. Banyak orang tua yang menganggap dengan membentak, memarahi
secara terus menerus setiap kali anak melakukan kesalahannya. Banyak orang tua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
yang tidak menyadari bahwa anak usia remaja sudah mampu merekam memori
yang tidak menyenangkan dalam pengalaman hidupnya. Sebagai contoh subyek
Viko, ia merasa tidak betah di rumahnya sendiri karena merasa jengkel dan kesal
setiap kali di rumah hanya dimarahi ibunya, dan juga subyek Evan, ia merasa
kesal dengan ayahnya yang sering marah tanpa sebab, begitu juga dengan subyek
Sita, ia merasa tidak betah di rumah karena sering difitnah ibu tirinya. Berikut
kutipan jawaban masing-masing subyek:
Subyek Viko: “Ya sedih banget mbak, masak dikit-dikit dibentak,
dimarahin, mau apa-apa gak boleh, makanya aku
kalau malam minggu lebih seneng tidur dirumah
pakde mbak, kalau di rumah pakde aku diperhatiin
gak pernah dimarahin mbak.”W.S1.V.17
Subyek Evan: “Ya gitu lah mbak, tapi ya kadang ada jengkelnya
juga mbak, lha bapak senengane nesu ra ono
sebabe mbak. (marah tidak ada sebabnya) kadang
aku gak salah tetep dimarahin sama dipukul
mbak”.W.S2.E.13
Subyek Sita: “Iya mbak (sambil tersenyum). kalau menurut saya
ya orang tua seperti itu tidak baik mbak, aku aja
sedih mbak kalau inget bapak sering mukulin aku,
terus ibu tiriku juga suka fitnah aku mbak,
apalagi di rumah Bapak aku gak ada yang belain
mbak.W.S3.S.21
6. Bagaimana Anak memaknai Pengalaman Dididik Dengan Kekerasan Secara
Sosial?
Kekerasan sosial adalah kekerasan yang tidak banyak disadari oleh kebanyakan
orang, hal ini karena kekerasan jenis ini tidak terlihat secara langsung. Dalam
penelitian ini peneliti menemukan adanya kekerasan sosial yang terjadi pada
subyek penelitian. Seperti yang dialami oleh subyek Viko ia merasa sangat malu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
ketika ibunya sering memarahinya di depan teman-temannya, dan sering berkata
yang tidak sepantasnya dikatakan orang tua kepada anak. Viko merasa sedih dan
malu ketika ibunya berbuat demikian. Hal serupa juga dialami oleh subyek Evan,
saat itu ayahnya datang ke sekolah untuk mengambil rapor kenaikan kelas, akan
tetapi ada nilai Evan yang tidak memenuhi standart sekolah, kemudian ayahnya
memaki-makinya di depan Guru dan satpam di sekolahnya, hal ini membuuatnya
sangat malu dan sedih serta tidak percaya kalau ayahnya bisa berbuat demikian.
Berikut kutipan wawancara subyek:
Subyek Viko: “Ya gimana ya mbak, pasti malu banget, kan mama
marahinnya didepan temen-temenku to mbak,
jadinya aku malu kalo mama pas lagi galak sama
aku apalagi kalau pas ngomel-ngomel gitu mbak,
huuuhh sakit kupingku.W.S1.V.10
Subyek Evan: “Iya mbak, ya pernah sih mbak mikir gitu, pengen
gentian marah, terus berontak gitu, tapi ya gimana
lagi mbak, disyukuri aja wong kenyataane gitu
mbak, dijolke yo ra isoh (ditukar juga tidak bisa).
7. Bagaimana cara anak memaknai relasinya dengan orang tuanya.
Dalam penelitian ini penulis mengidentifikasi bahwa hubungan atau relasi
anak dengan orang tuanya tidak memiliki kelekatan emosional yang positif.
Berdasarkan wawancara dengan subjek Viko ia mengatakan bahwa dirinya lebih
nyaman di rumah saudaranya dan ia senang apabila ibunya sedang pergi keluar
rumah, hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada kelekatan emosional atau relasi
baik yang terjalin antara orang tua dan anak.Hal ini dapat dilihat berdasarkan
kutipan wawancara berikut:
Subjek Viko:”Ya sedih banget mbak, makanya aku kalau malam
minggu lebih seneng tidur dirumah pakde mbak,
kalau di rumah pakde aku diperhatiin gak pernah
dimarahin mbak.”W.S1.V.17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Berdasarkan jawaban dari subjek Evan ia sepertinya juga tidak memiliki relasi
yang baik dengan orang tuanya, hal ini karena ayahnya tidak berusaha
memperbaiki pola asuhnya yang cenderung otoriter dan menggunakan kekerasan
fisik apabila Evan melakukan kesalahan. Ia merasa benci dan jengkel apabila
ayahnya memukulnya didepan umum. Hal ini dapat dilihat berdasarkan kutipan
wawancara sebagai berikut.
Subjek Evan:”Kalau sama Bapak sih gak terlalu baik mbak,
kadang suka agak benci sama bapak karena suka
mukulin, padahal aku gak salah apa-apa, tapi kalau
sama ibu biasa aja mbak.” W.S2.E.22
Sedangkan berdasarkan wawancara dengan subjek Sita, ia sama sekali tidak
memiliki relasi yang baik dengan ayahnya ataupun ibu tirinya karena semenjak
orang tuanya bercerai dan ayahnya menkah lagi, ia diajak ayahnya untuk tinggal
bersamanya, namun ia berkata sikap ayahnya berubah setelah menikah lagi dan
memiliki anak dengan istri barunya. Sejak saat itu ia merasa tidak nyaman berada
di rumah karena ibu tirinya sering memfitnah dirinya pada ayahnya, terlebih lagi
ayahnya lebih mempercayai Ibu tirinya, terkadang ia merasa tidak lagi memiliki
orang tua yang menyayanginya. Hal ini dapat dilihat berdasarkan kutipan
wawancara berikut.
Subjek Sita:” Ya gak baik mbak hubungannya, apalagi kan ada
adek, jadi perhatian mereka cuma buat adeknya saya
aja mbak, jujur ya saya kadang ada rasa iri mbak,
kadang ada tetangga yang kasian sama saya, pengen
nolong saya, tapi bapak saya malah marah-marah
mbak, katanya bapak gini :”rasah melu-melu urusane
uwong, urusono awakmu dewe, iki ki anakku” (tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
usah ikut campur urusan orang, ini anak
saya)”W.S3.S.22
C. PEMBAHASAN
Kekerasan dalam rumah tangga yang dialami oleh ketiga subjek dalam
penelitian ini merupakan contoh fenomena yang terjadi dalam masyarakat. Orang
tua yang tidak menyadari akan bahaya yang ditimbulkan oleh tindakan mereka.
Dalam hal ini, orang tua menggunakan kekerasan sebagai upaya atau bentuk
pemberian hukuman terhadap anak mereka saat melakukan kesalahan, mereka
menganggap dengan menggunakan kekerasan dapat memberikan pelajaran dan
dapat membuat si anak menjadi jera sehingga dapat memperbaiki kesalahannya.
Hal tersebut sama halnya dengan penelitian ini, dalam teori pada bab 2
disebutkan bahwa orang tua seringkali menggunakan kekerasan sebagai alasan
untuk “Pemberian Hukuman” atas kesalahan yang dilakukan anak mereka, dalam
hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini, orang tua subyek cenderung
melakukan kekerasan setelah sang anak melakukan kesalahan, baik kesalahan
yang ringan maupun berat, Paradigma ini menjadi tolak ukur orang tua yang tidak
mengerti pentingnya pola asuh yang benar dan baik.
Pentingnya membangun komunikasi, pola hubungan dan kelekatan emosional
yang baik dengan anak membantu orang tua dalam rangka mendidik anak.
Seharusnya anak layak mendapat kasih sayang yang tulus dari orang tua mereka,
namun karena beberapa faktor seperti faktor ekonomi, pengalaman orang tua di
masa lalu yang juga mengalami hal serupa serta orang tua yang kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
memahami pentingnya menjalin relasi yang baik dengan anak, hak anak tersebut
tidak mereka dapatkan dari orang tua mereka.
Kelekatan hubungan antara anak dan orang tua memberi dampak yang positif bagi
perkembangan pikologis anak. Kelekatan dicirikan sebagai hubungan imbal balik
antara sistem kelekatan anak dan sistem pengasuhan dari orang tua, Penerimaan
dan penolakan orang tua membentuk dimensi kehangatan (warmth dimension)
dalam pengasuhan, yaitu suatu kualitas afeksi antara orang tua dan anak. perilaku
pengasuhan sebagai factor kunci dalam hubungan orangtua-anak yang dibangun
sejak usia dini. Pada masa awal kehidupannya anak mengembangkan hubungan
emosi yang mendalam dengan orang dewasa yang secara teratur merawatnya.
Dimensi kehangatan merupakan suatu rentang kontinum , yang di satu sisi
ditandai oleh penerimaan yang mencakup berbagai perasaan dan perilaku yang
menunjukkan kehangatan, afeksi, kepedulian, kenyamanan, perhatian, perawatan,
dukungan, dan cinta. Adapun sisi yang lain ditandai oleh penolakan yang
mencakup ketiadaan atau penarikan berbagai perasaan atau perilaku tersebut
(kehangatan, afeksi, dan lain-lain), dan adanya berbagai perasaan atau perilaku
yang menyakitkan secara fisik maupun psikologis (seperti tidak menghargai,
penelantaran, tak acuh memaki, dan penyiksaan). Menurut Rohner dkk., persepsi
anak terhadap penerimaan dan penolakan orang tua atau sosok signifikan yang
lain akan memengaruhi perkembangan kepribadian individu dan mekanisme yang
dikembangkan dalam menghadapi masalah. Anak yang tidak merasa nyaman
tinggal di rumah orang tua mereka, menandakan bahwa terjadi sebuah
permasalahan yang harus diselesaikan antara orang tua dan anak. Bagi orang tua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
yang tidak mampu mengkomunikasikan dengan baik, permasalahan ini tidak akan
dapat diselesaikan dengan baik.
Apabila melihat dari teori diatas, dalam hasil penelitian yang diperoleh jawaban-
jawaban dari masing-masing subyek menunjukkan bahwa mereka tidak memiliki
kelekatan atau attachment dengan orang tua kandung mereka. Kelekatan dalam
hal ini adalah adanya hubungan imbal balik antara anak dan orang tua yang
menciptakan suatu kehangatan dalam rumah tangga. Hal ini disebabkan
kurangnya pemahaman orang tua akan pentingnya membangun relasi yang baik
dengan anak, serta pola asuh yang mereka terapkan cenderung masih otoriter dan
keras, hal ini juga yang menyebabkan anak merasa diabaikan, dibenci, dan merasa
ditelantarkan. Sikap dan perilaku orang tua yang demikian memberikan dampak
yang buruk bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik serta psikis mereka.
Anak-anak yang mengalami tindak kekerasan dalam rumah tangga perlu
mendapat perhatian khusus dari pihak lain, seperti lembaga sosial atau lembaga
pemerintahan, dalam hal ini lingkungan tempat tinggal dan anggota keluarga lain
juga harusnya ikut berperan untuk meminimalisir tindak kekerasan tersebut.
Sebagai contoh, seluruh subyek penelitian dalam penelitian ini, saat terjadi tindak
kekerasan tidak ada satu orang pun yang menolong mereka, dapat dibayangkan
bagaimana mereka menjalani kehidupan mereka sehari-hari dengan orang tua
yang sering menggunakan kekerasan. Walaupun mereka mengatakan sudah
terbiasa dengan tindak kekerasan orang tua mereka, tidak dapat dipungkiri kalau
mereka juga menginginkan kehidupan seperti anak-anak yang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Adanya luka bekas penyiksaan, trauma berkepanjangan dan ingatan-ingatan
mengenai kekerasan yang mereka terima akan terus mereka ingat sepanjang hayat
hidup mereka. Anak-anak yang mengalami kekerasan oleh orang tua mereka
sangat rentan melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan orang tua
mereka kelak jika berkeluarga, oleh karena itu penelitian ini diharapkan dapat
membantu untuk memutus mata rantai kekerasan terhadap anak.
Kualitas hubungan orang tua-anak merefleksikan tingkatan dalam hal
kehangatan (warmth), rasa aman (security), kepercayaan (trust), afeksi positif
(positive affect), dan ketanggapan (responssiveness) dalam hubungan mereka.
Kehangatan menjadi komponen mendasar dalam hubungan orang tua-anak yang
dapat membuat anak merasa dicintai dan mengembangkan rasa percaya diri.
Ketika anak mampu mengolah pemikiran dan perasaan mereka dengan baik, maka
dinamika psikologis dalam diri mereka pun akan baik pula, oleh karena itu anak
yang memiliki emosional yang terkontrol merupakan ciri anak yang dihasilkan
dari orang tua yang mementingkan hak dan kebutuhan anak.
Rasa aman merupakan dimensi dalam hubungan yang berkembang karena
interaksi yang berulang yang memperlihatkan adanya kesiagaan, kepekaan, dan
ketanggapan. Interaksi tersebut mengembangkan kelekatan pada masing-masing
pihak yang terlibat dalam hubungan. Rasa aman juga akan mendorong anak untuk
berani melakukan eksplorasi yang bermanfaat bagi perkembangan kompetensi.
Lingkungan yang memberikan rasa aman bagi anak akan membantu anak untuk
lebih berkembang dalam segala hal.Setelah berkembangnya paham dua arah, area
penting yang menjadi fokus penelitian adalah kaitan antara interaksi orang tua-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
anak dan relasi yang terbentuk. Interaksi dan waktu merupakan dua komponen
mendasar bagi relasi orang tua-anak (Hinde, 1976). Yang dimaksudkan dengan
interaksi adalah suatu rangkaian peristiwa ketika individu A menunjukkan suatu
perilau ke individu B, atau memperlihatkan X kepada B yang meresponsnya
dengan Y.
Berdasarkan wawancara dan observasi yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap
tiga orang subjek yang mengalami tindak kekerasan diperoleh hasil yang cukup
untuk membuktikan bahwa masih banyak ditemukan fenomena kekerasan dalam
rumah tangga khususnya terhadap anak. Orang tua yang menggunakan kekerasan
anak cenderung menggunakan “hukuman” sebagai alasan untuk melakukan
kekerasan, seperti yang dilakukan oleh Ibu dari subyek Viko yang melakukan
kekerasan fisik dan non fisik apabila Evan tidak menuruti perintah ibunya.
Selama proses belajar, anak sering kali melakukan melakukan kesalahan. Anak
sering bertindak bandel, susah menurut serta susah diatur. Menyikapi hal tersebut
orang tua sering kali memberikan hukuman dalam bentuk kekerasan untuk
menimbulkan efek jera pada anak, namun perlu diketahui bahwa tindak kekerasan
bukanlah satu-satunya cara atau solusi untuk membuat anak menjadi lebih penurut,
akan tetapi anak yang sering mendapat tindak kekerasan dari orang tua akan
cenderung menjadi lebih agresif dan berpotensi melakukan hal yang sama
terhadap orang lain atau ketika ia berkeluarga kelak akan melakukan hal yang
sama dengan yang ia alami saat ini, hal ini karena anak melakukan copying atau
meniru segala perlakuan terhadap orang tuanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Dampak dari kekerasan tersebut adalah adanya akibat langsung pada diri sang
anak. Apabila seorang anak mengalami kekerasan fisik, dampak langsung yang
akan dialaminya diantaranya dapat mengakibatan kematian, patah tulang, atau
luka-luka, dan pertumbuhan fisiknya pun berbeda dengan teman sebayanya.
Sedangkan dampak jangka panjang yang dapat dialami anak yang mendapat
kekerasan adalah akan munculnya perasaan malu/menyalahkan diri sendiri, cemas
atau depresi, kehilanganminat untuk bersekolah, stress pasca-trauma seperti terus
menerus mmikirkan peristiwa traumatis yang dialaminya, dan dapat pula tumbuh
sebagai anak yang mengisolasi diri sendiri dari lingkungan sekitarnya.
(Soetjiningsih, 1995)
Sudah pada permulaan hidupnya manusia mulai menggali realitas. Tentu saja
realitas itu bukan suatu lumbung yang penuh arti yang dapat ditimba darinya
begitu saja. Realitas dunia dan hidup, dibuka artinya tahap demi tahap. Dibukanya
realitas ini dibuka dengan pengalaman.
Pengalaman tentang realitas sudah terdapat pada seorang bayi, sebab dari
permulaan seorang bayi sudah hadir pada realitas secara manusiawi. Ketika
bertambah umur si anak makin sadar dalam pengalamannya, lagi pula lapangan
pengalaman menjadi makin luas dengan tambahan pengalaman, pengertian
tentang realitas makin bertumbuh di segala bidang intelektual, melainkan juga di
bidang praktis dan emosional. Di sini pengalaman dan pengertian yang telah ada
menjadi bahan pikiran, artinya bagian suatu proses kesadaran dimana manusia tak
henti-henti terus menggali kekayaan realitas yang dihadapinya. Hal inilah yang
juga dialami oleh masing-masing subyek penelitian, di usia mereka yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
menginjak remaja, mereka sudah mengerti dan menyadari pengalaman-
pengalaman apa saja yang terjadi dalam hidup mereka, dalam hal ini kekerasan
yang mereka alami sudah otomatis menjadi bagian dari pengalaman hidup mereka,
dan tentang bagaimana mereka memandang kehidupan yang mereka jalani saat ini,
sedikitnya mereka sudah memahami dan mampu berpikir.Namun tidak semua
anak dalam subyek ini mampu memaknai setiap pengalaman hidupnya dengan
baik, proses inilah yang menjadi menarik bagi penelitian ini.
Sedangkan perasaan adalah merupakan suatu gejala psikis. Sebagai
demikian perasaan menyangkut pertama-taman situasi batin manusia. Hal ini
diinsafi tiap-tiap orang. Kalau seorang merasa dicinta, perasaan cinta itu tinggal
dalam batinnya, dan kalau ia menjadi marah, kemarahan timbul dalam batinnya.
Namun perasaan itu tidak bersifat intern belaka. Seperti aspek-aspek
kesadaran lainnya perasaan membuktikan diri sebagai sifat manusia seluruhnya
dengan mendapat salah satu bentuk ekspresi jasmani. Dapat terjadi ekspresi itu
terletak dalam seluruh kedudukan badan, seperti pada orang malas (anak A),
tetapi terutama otot-otot wajah mencerminkan keadaan batiniah dan
memperlihatkan isi hati (anak-anak B,C,D).
Umpamanya, anak-anak yang tertawa menyatakan rasa kegembiraan dalam
ekspresi wajah mereka. Namun belum tentu penilaian tentang perasaan hati
orang-orang selalu tepat. Dapat saja orang keliru atau tertipu. Tentang
kemungkinan ini ada cukup banyak eksperimen ilmiah. Berdasarkan eksperimen
tersebut telah dipastikan, bahwa terdapat ekspresi khas bagi suatu perasaan
tertentu, sama halnya dengan subyek-subyek dalam penelitian ini, perasaan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
timbul dalam diri mereka tidak dapat mereka hindari, seperti perasaan ingin
marah, kecewa, malu dan tidak dapat menerima. Namun karena mereka merasa
takut dengan orang tua mereka, maka yang timbul hanya perasaan memendam
dan diam. Ketika anak sudah menunjukkan sikap demikian, orang tua seharusnya
lebih peka dan sensitif dengan perubahan perilaku anak.
Dampak psikologis pada anak yang mengalami tindak kekerasan pada subjek
dalam penelitia ini merujuk pada cara pola pikir dan pola rasa mereka dalam
menyikapi setiap tindak kekerasan yang dilakukan oleh orang tua mereka,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini dipaparkan kesimpulan dan saran. Bagian kesimpulan memuat
kesimpulan dari keseluruhan hasil penelitian. Bagian saran memuat saran untuk
peneliti lain supaya melakukan penelitian yang jauh lebih baik lagi dari penelitian
ini.
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
adalah dalam memaknai setiap pengalamannya, anak-anak korban kekerasan
dalam rumah tangga cenderung tidak menyetujui apabila orang tua melakukan
kekerasan fisik maupun verbal sebagai bagian dari pola asuh mereka. Meskipun
mereka sudah terbiasa dengan kekerasan yang dilakukan orang tuanya tersebut,
sebagaimana mereka tetap menginginkan memiliki orang tua yang menyayangi
mereka dengan kasih sayang yang tulus. Ketika subjek mendapat kekerasan secara
verbal, non verbal, dan sosial, subjek tidak dapat melakukan tindakan atau
perlawanan apapun, sehingga ketidakberdayaan mereka secara fisik dan mental
membuat mereka semakin tertekan dan tidak memiliki relasi yang baik dengan
orang tua mereka.
Dalam hasil penelitian, tidak semua subjek penelitian ini mampu memaknai
pengalamannya dengan baik, adapun salah satu subjek tersebut melakukan coping
atau modeling secara tidak sadar sebagai akibat dari tindak kekerasan yang
dilakukan orang tuanya. Sedangkan kedua subjek yang lain mampu memaknainya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
dengan positif dan bijaksana. Dalam hal ini orang tua memiliki peran yang
penting bagi perkembangan emosional anak yang masih dalam tahap
pembentukan kepribadian. Seluruh subjek dalam penelitian ini umumnya beharap
bahwa orang tuanya mampu menghilangkan tindak kekerasan terhadap diri
mereka.
B. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan
prosesnya mulai dari pengambilan data, analisis data, dan penarikan kesimpulan.
Keterbatasan tersebut peneliti sadari sebagai bagian dari sebuah penelitian karya
ilmiah. Adapun yang menjadi keterbatasan penelitian antara lain:
1. Penyesuaian waktu antara peneliti dengan subjek dan informan.
2. Salah satu subjek merupakan saudara dari peneliti.
3. Proses pengambilan data.
C. Saran
Berikut saran ini dikemukakan bagi peneliti lain agar memperoleh hasil yang
lebih baik.:
1. Peneliti harus membuat pertanyaan untuk digunakan sebagai pedoman
wawancara yang sesuai dengan tujuan penelitian serta rumusan masalah
agar tujuan penelitian dapat tercapai.
2. Peneliti harus menyediakan waktu yang sesuai dengan subjek penelitian
agar subjek merasa tidak terganggu dengan aktivitasnya.
3. Peneliti harus peka terhadap situasi yang terjadi saat melakukan
wawancara dengan subjek penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
4. Memlikisikap empati terhadap setiap pengalaman dan peristiwa yang
dialami subjek.
5. Tidak memaksakan pertanyaan yang kemungkinan subjek tidak dapat
memahaminya.
6. Membangun hubungan yang baik dengan subjek agar subjek merasa aman
dan nyaman dengan peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
DAFTAR PUSTAKA
Bowbly. J. (1969). Dalam Sri Lestari. 2012. Psikologi Keluarga. Jakarta:
Kencana (PRENADAMEDIA GROUP)
Chen. 2009. Dalam Sri Lestari. 2012. Psikologi Keluarga. Jakarta: Kencana
(PRENADAMEDIA GROUP)
Didib. N. (8 Maret 2011) Kekerasan dalam Rumah Tangga dari
http://d2bnuhatama.blogspot.co.id/2011/08/makalah-pancasila-kekerasan-
dalam-rumah.html (Diambil pada 5 Januari 2016 pukul 22.50 WIB)
Hinde. 1976. Dalam Sri Lestari. 2012. Psikologi Keluarga. Jakarta: Kencana
(PRENADAMEDIA GROUP)
John & Belsky. 2009. Dalam Sri Lestari. 2012. Psikologi Keluarga. Jakarta:
Kencana (PRENADAMEDIA GROUP)
Lewis( 2005) & O’Keeffe (2008). Dalam Sri Lestari. 2012. Psikologi Keluarga.
Jakarta: Kencana (PRENADAMEDIA GROUP)
Lili Hartini (2009). AGRESI ANAK YANG TINGGAL DALAM KELUARGA
DENGAN KEKERASAN RUMAH TANGGA. Jakarta.
(http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/psychology/2009/Artik
el_10502140.pdf)
Moleong, J.Lexy. 2009.Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Moleong, J.Lexy 2012.Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Rachmat Sentika.2007. Komisi perlindungan Anak Indonesia(KPAI). Jakarta
Rizki Rani Anggraini , Bimbingan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat (5
Januari 2016 pukul 01.20 WIB)
Rohner, khaleque, & Cournoyer. 2009. Dalam Sri Lestari. 2012. Psikologi
Keluarga. Jakarta: Kencana (PRENADAMEDIA GROUP)
Sanituti & Suyanto (2002). Kekerasan dalam Rumah Tangga. Dari
http://d2bnuhatama.blogspot.co.id/2011/08/makalah-pancasila-kekerasan-
dalam-rumah.html (Diambil pada 5 Januari 2016 pukul 22.50 WIB)
Shaffter. 2002. Sri Lestari. 2012. Psikologi Keluarga. Jakarta: Kencana
(PRENADAMEDIA GROUP)
Seto Mulyadi. 2007. Komisi Perlidungan Anak Indonesia (KPAI). Jakarta dari
(www.mediaIndonesia.Com 12/7)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Sobur, Alex. 2009. Metodelogi penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Solihin, Lianny. 2004. Jurnal Tindak Kekerasan pada Anak dalam Keluarga. 23
Juni 2015 dari
Sugiyono.2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Strauss, A., & Corbin, J. 2003. Dasar-dasar Penelitian Kualitatif. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Sri Lestari. 2012. Psikologi Keluarga. Jakarta: Kencana (PRENADAMEDIA
GROUP)
Theo Huijbers. Manusia Merenungkan Dirinya. Yogyakarta: Kanisius.
Thompson. 2006. Dalam Sri Lestari. 2012. Psikologi Keluarga. Jakarta: Kencana
(PRENADAMEDIA GROUP)
Turner. 2005. Dalam Sri Lestari .2012. Psikologi Keluarga. Jakarta: Kencana
(PRENADAMEDIA GROUP)
Undang- Undang RI. (2004). Peraturan Pemerintah Nomor 23, Tahun 200,
tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Wawancara Subjek 1 Viko:
Tanggal :13 Juni 2015
SUBJEK WAWANCARA CODING
Ni Selamat pagi dek Viko..
Vi Selamat pagi mbak.. W.S1.V.01
Ni Apa kabar dekViko? Sehat kan kamu?
Vi Baik mbak, sehat banget lah mbak..hehe, ada apa e
mbak? W.S1.V.02
Ni Syukurlah kalau baik dek, gini loh dek, mbak nita
mau minta waktu untuk wawancara sebentar dek
boleh kan dek?
Vi Wawancara tu apa to mbak? W.S1.V.03
Ni Wawancara itu mbak ngasih kamu pertanyaan-
pertanyaan gitu dek, terus kamu jawab pertanyaan
mbak dengan jujur tanpa dibuat-buat-buat, udah
ngerti belum dek?
Vi Iya mbak ngerti aku. W.S1.V.04
Ni Oke, sekarang mbak mau tanya dek, tapi sebelumnya
mbak minta maaf ya dek, soal kamu yang sering
dimarahin sama mama itu dek, apa mama sikapnya
masih seperti itu dek?
Vi Ohh soal itu mbak, ya masih mbak, aku kemarin abis
dimarahin mbak. W.S1.V.05
Ni Ohh gitu dek, waduh abis dimarahin ya? Emang
biasanya dimarahin gara-gara apa dek?
Vi Ya misalnya telat pulang, trus gara-gara adekku juga
pernah mbak. W.S1.V.06
Ni Loh kok gara-gara adek kamu? Emang adek kamu
umurnya berapa ?
Vi Ya mungkin karena aku sama adekku sama-sama
anak cowok mbak trus umur kita juga gak terlalu
jauh, addekku kelas satu SD mbak.
W.S1.V.07
Ni Emang ceritanya gimana dek kok bisa dimarahin
gara-gara adek?
Vi Ya waktu itu kan aku lagi main sama temen-temenku
mbak, terus dia pengen main juga sama aku, eh
malah dia jatuh terus nangis gak berhenti-berhenti,
nah mama denger mbak, trus aku dipukulin sama
mama.
W.S1.V.08
Ni Dipukulin dek? Trus apa yang lakuin pas mama
mukul kamu dek?
Vi Iya mbak, ya aku Cuma diem aja pas mama mukul
aku, soalnya pas itu banyak temen-temenku, trus pas
sampai rumah aku nangis mbak.
W.S1.V.09
Ni Astaga serius dek sampai seperti itu? Terus gimana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
perasaan kamu sewaktu mama marah-marah di depan
temen-temenmu dek?
Vi Ya gimana ya mbak, pasti malu banget, kan mama
marahinnya didepan temen-temenku to mbak, jadinya
aku malu kalo mama pas lagi galak sama aku apalagi
kalau pas ngomel-ngomel gitu mbak, huuuhh sakit
kupingku.
W.S1.V.10
Ni Hhmm..pasti malu banget ya dek, trus kalau mama
pas ngelakuin itu(kekerasan) ada orang lain yang
nolongkamu gak dek?
Vi Ya ada mbak, namanya mbak Sum, dia yang selalu
bela aku pas lagi dimarahin, tapi ya gak bisa bantu
banyak, soalny mama pasti juga ikut marahin mbak
Sum kalau mbak Sum belain aku. Aku lebih seneng
kalau adambak Sum di rumah, jadi aku gak sendiri
kalau mama marahin aku.
W.S1.V.11
Ni Ohh gitu dek, memangnya mbak Sum itu siapa kamu
dek? Kalau Papa gimana dek? Apa belain kamu juga?
Vi Mbak Sum itu pembantu di rumahku mbak, dia kerja
dari pagi sampai sore ya kalau Papa sih awalnya
belain aku pas dimarahin mama atau pas dipukul
mama.
W.S1.V.12
Ni Kok awalnya dek? Berarti sekarang udah gak lagi
atau bagaimana?
Vi Ya pokoknya Papa beda banget mbak, apalagi
sekarang Papa lebih deket sama Ninno (Adik Viko),
pokoknya Papa sama Mama itu hampir gak pernah
marah sama Ninno. Apa-apa aku yang disalahin,
padahal yang salah Ninno tapi tetep aku yang
dimarahin sama mama.
W.S1.V.13
Ni Hhmm..gitu ya dek, terus kalau mbak boleh tau dek,
gimana perasaan kamu kalau mama pas mukulin atau
nyubit kamu dek?
Vi Hhmm..ya sakit mbak, tapi paling diem trus nangis,
sedih gitu lah mbak, tapi lama-lama capek juga mbak
kalau dipukulin atau diomelin terus tiap hari, aku
heran mama kok gak capek ya marahin aku.
W.S1.V.14
Ni Gitu ya dek, trus kalau mama pas lagi ngomel-
ngomel atau marahin kamu, gimana dek perasaanmu?
Vi Ya anyel (jengkel)mbak, wong kok sukane marah-
marah, apalagi aku gak salah wi lho mbak, kadang
aku Cuma telat mandi aja sampai dibilang goblok gitu
mbak.
W.S1.V.15
Ni Ya ampun masa sampai segitunya ya dek, sabar ya
dek..truskalau mbak boleh tau nih, dek Viko kecewa
gak sama sikap dan perlakuan mama?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Vi Ya pasti kecewa mbak, aku dari kecil mbak
dimarahin, dipukul, dijewer trus dicubitin gitu mbak,
jadi sekarang aku rasanya udah biasa mbak.
W.S1.V.16
Ni Terus kalau mbak boleh tau dek, gimana perasaan
kamu dek setelah mama memperlakukan kamu
seperti itu?
Vi Ya sedih banget mbak, masak dikit-dikit dibentak,
dimarahin, mau apa-apa gak boleh, makanya aku
kalau malam minggu lebih seneng tidur dirumah
pakde mbak, kalau di rumah pakde aku diperhatiin
gak pernah dimarahin mbak.
W.S1.V.17
Ni Kamu sepertinya lebih betah di rumah pakde ya dek.
Oh ya dek pernah gak mama mukulin kamu sampai
ada bekasnya?
Vi Dulu sih ada mbak, pas aku dipukul mama itu gigiku
sampai patah mbak, tapi sekarang udah tumbuh
mbak.
W.S1.V.18
Ni Sampai patah dek? Terus kamu gimana dek waktu
itu? Nangis gak dek?
Vi Ya nangis mbak tapi nangis di kamar soalnya kalau
didepan mama pasti tambah dimarahin. W.S1.V.19
Ni Yaampun sabar ya dek, kalau mbak boleh tau Mama
sama Papa kerja apa dek?
Vi Kalau Papa PNS mbak, kalau mama cuma Ibu rumah
tangga mbak, mama jarang keluar rumah mbak, kalau
keluar paling ke Mall belanja, tapi gak pernah
bergaul sama tetangga.
W.S1.V.20
Ni Ohh gitu ya dek, mama terus Mama sama Papa
pernah ada riwayat penyakit apa gitu gak dek?
Vi Ada mbak, kalau Mama itu punya sakit darah tinggi,
kalau Papa gak punya mbak, paling flu biasa mbak. W.S1.V.21
Ni Ohh Mama punya sakit darah tinggi Ya dek. Dek
Viko pernah cerita ke oranglain gak kalau mama
sering mukul sama marah-marah?
Vi Gak pernah mbak, tapi udah pada tau sendiri mbak,
soalnya mama itu marahin aku kadang didepan kakak
sepupu, atau saudara-saudara mbak, pernah kakak
sepupuku sampai nangis mbak liat aku dipukul
mama. Tapi kan dia gak bisa ngapa-ngapain mbak.
W.S1.V.22
Ni Kalau adiknya dek Viko pernah dipukul sama mama
gak?
Vi Gak pernah mbak, malahan Mama kayak takut kalau
Ninno ngambek apa ngrengek, coba kalau aku pasti
malah tambah dimarahin.
W.S1.V.23
Ni Jadi adek kamu hampir gak pernah dipukulin ya dek.
Terus semua ini berpengaruh sama prestasi belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kamu gak dek?
Vi Iya mbak, kalau menurutu enggak mbak, soalnya aku
masih dapet ranking di Sekolah mbak. W.S1.V.24
Ni Waah bagus lah dek kalau memang masih
berprestasi. Gini dek, dengan semua ini gimana cara
kamu menanggapi semuanya atau memaknai kalau
mama kamu sering marah dan mukulin kamu?
Vi Maksudnya aku gimana punya mama yang galak gitu
to mbak? W.S1.V.25
Ni Iya dek, ya bagaimana cara kamu memaknai
semuanya? Apa kamu menyesal punya Mama
yanggalak, terus perasaan kamu gimana gitu dek.
Vi Ya aku sih aku gak nyesel mbak, lama-lama aku
biasa sama sikap mama yang galak terus suka marah-
marah, awalnya sih aku sempat gak pengen tinggal
sama Papa Mama, tapi ya gimanapun aku sayang kok
sama Mama mbak, walaupun Mama suka marah
sama aku. Ya mungkin besok kalau aku udah besar
terus kerja Mama udah gak marah-marah lagi sama
aku.
W.S1.V.26
Ni Iya dek, mbak harap kamu terus bersabar, banyak
berdoa, semoga apa yang kamu inginkan bisa terjadi
dek, buktikan bahwa kamu anak yang
membanggakan orang tua. Menurut kamu nih dek
gimana tanggapan kamu tentang orang tua yang
menggunakan kekerasan sebagai hukuman?
Vi Iya mbak, makasih ya mbak.Ya kalau menurut aku
sih orang tua kayak gitu jahat mbak, berarti gak
sayang sama anaknya, padahal kan belum tentu salah
mbak, aku aja kadang dendam sama mama kalau
mama mukul aku mbak, papa juga ikutan marah-
marah kalau mama lagi marah.
W.S1.V.27
Ni Berarti kamu gak setuju ya dek? Kalau gitu hubungan
kamu sama orang tua kamu gimana dek?
Vi Ya gak setuju lah mbak, mama itu kalau marah suka
sembarangan mbak, tiba-tiba bentak terus mukul, jadi
ya aku sebel mbak, aku malah seneng kalau pergi-
pergi gak diajak sama mama.
W.S1.V.28
Ni Hhmm gitu ya dek, tapi kamu gak boleh dendam lho
dek. Ya sudah mbak kira cukup obrolan kita hari ini,
habis ini kamu mau kemana?
V Iya mbak, kalau gak lupa..hehe.. paling ke rumah
krisna mbak. W.S1.V.29
Ni Oke dek, sampai ketemu lagi ya..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Nama Responden : Ibu Sum (Pembantu rumah tangga subjek)
Hari/Tanggal wawancara : 14 Juni 2015
Pewawancara : Hannita Indri Hapsari
Pertanyaan kepada pembantur umahtanggasubjek
PERTANYAAN CODING
Ni Sejak kapan Ibu Sum bekerja di keluargaViko?
Su Sejak mamahnya Viko masih kecil mbak, ya kira-kira
hampir 40 tahun mbak. W.SU.01
Ni Wah sudah lama juga ya buk, Apakah Ibu melihat
perilaku aneh yang ditunjukkan oleh Viko?
Su Kalau perilaku aneh sih gak ada mbak, paling ya kalau
dia habis dimarahin mamahnya terus mengurung diri di
kamar mbak, tapi kalau sudah keluar ya dia terlihat biasa
aja seperti gak terjadi sesuatu mbak.
W.SU.02
Ni Mengurung diri buk? Terus bagaimana tanggapan Ibu
Sum mengenai tindak kekerasan yang dilakukan oleh
orang tuaViko?
Su Iya mbak, pas saya dengar dia menangis dari dalam
kamar, kayaknya dia habis dilombok (di kasih cabai pada
bibirnya) sama mamahnya. Ya sebaiknya jadi orang
tuajangan seperti itu, biar bagaimanapun kan itu anaknya
mbak, apalagisi Viko itu pintar anaknya mbak, eman-
eman nek dipolo (sayang kalau dipukuli).
W.SU.03
Ni Kasihan juga ya bu si Viko, setahu ibu Sum pada saat apa
saja orang tua Viko melakukan tindak kekerasan?
Su Iya mbak, makanya itu saya kadang juga suka sedih
sendiri kalau nggak bisa menolong Viko. Ya biasanya pas
Viko telat pulang ke rumah, terus disuruh mandi
terkadang malas, atau adeknya yang nakal tapi Viko yang
disalahkan, kasian saya mbak kalau liat dia dipukuli atau
dimaki-maki.
W.SU.04
Ni Iya bu, saya ikut sedih bu, terus menurut Ibu sum
tindakan orang tua Viko benar atau salah?
Su Ya sudah pasti salah mbak, anak gak punya salah kok
dipukul, ya namanya anak-anak nakalnya kan masih
wajar-wajar saja mbak.
W.SU.05
Ni Hhm gitu bu, terus apa yang Ibu Sum lakukan ketika
orang tuaViko melakukan tindak kekerasan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Su Ya saya Cuma bisa diem mbak, pernah saya mau
menolong tapi mamahnya malah nesu-nesu (marah-
marah) sama saya, katanya bukan urusan kamu gitu
mbak, ya setelah itu saya gak berani lagi nolongin mbak,
paling setelah mamahnya pergi baru tak ajak ngobrol
mbak kenapa kok mamah sampai marah seperti itu.
W.SU.06
Ni Seberapa sering orang tua Viko melakukan tindak
kekerasan setiap harinya (yang Ibu ketahui)?
Su Ya pokoknya setiap hari pasti ada saja tingkahnya Viko
yang salah buat mamahnya, saya juga heran e mbak kok
mamahnya segala itu.
W.SU.07
Ni Terus bu, tindak kekerasan seperti apa yang sering
digunakan oleh orang tua Viko?
Su Ya biasanya mukul kepala, njiwit (mencubit) sama
nendang pakai kaki mbak, pernah juga mamahnya mukul
wajah Viko sampai giginya patah mbak.. duh kalau ingat
itu rasanya saya pengen nangis mbak, kasian sekali Viko
itu.
W.SU.08
Ni Ya ampun kok parah sekali ya bu, tapi ada saudara atau
teman Viko yang mengetahui pas orang tua Viko
melakukan tindakan itu gak bu?
Su Kebetulan gak ada mbak, disitu Cuma ada Saya,
mamahnya terus Viko mbak, padahal Cuma karena Viko
main ketempat pakdenya terus pulang hujan-hujan, eh lha
kok malah sampai rumah digebuki
W.SU.09
Ni Bagaimana reaksi anggota keluargaViko yang lain
(seperti kakak sepupu, nenek, kakek, paman, bibi) saat
orang tuaViko melakukan tindak kekerasan?
Su
Ya kalau keluarganya Viko itu sering negur mamahnya
untuk gak keras lagi sama Viko mbak, soalnya
mamahnya itu udah kebangetan mbak.
W.SU.11
Ni Apakah Viko melakukan perlawanan ketika terjadi tindak
kekerasan tersebut?
Su Gak pernah mbak, Viko itu anaknya diam kalau
mamahnya lagi marahin dia, dia pernah cerita sama saya
kalau sebenernya dia itu sayang sama mamahnya, tapi
kalau mamahnya pas mukul itu ya dia gak bisa apa-apa
mbak.
W.SU.12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ni Begitu ya bu, berarti Viko sebenarnya gak mau dendam
sama mamahnya, kalau begitu saya ucapkan terima kasih
ya bu untuk waktunya, maaf ngrepotin bu..hehe
Su Iya mbak, sama-sama mbak, kalau mau tanya lagi datang
saja ke rumah saya lagi mbak. W.SU.13
Ni Pasti bu, sekali lagi makasih ya bu sudah meluangkan
waktunya sebentar. Saya permisi dulu mau pamit pulang
bu..
Su Ya mbak, hati-hatiya.. W.SU.14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Nama Responden : Yohan (TemanViko)
Hari/Tanggal wawancara : 14 Juni 2015
Pewawancara : Hannita Indri Hapsari
Pertanyaan kepada teman bermain di lingkungan rumah
PERTANYAAN CODING
Ni Apakah anda pernah melihat tindak kekerasan yang
dilakukan orang tua Viko secara langsung?
Yo Ya sering mbak, waktu itu saya liat dia dipukul
mamahnya waktu adiknya nangis gara-gara jatuh mbak. W.YO.01
Ni Terus bagaimana reaksi Viko saat orang tuanya
melakukan tindak kekerasan terhadap Viko dek?
Yo Ya Viko Cuma diem aja mbak, tapi gak taunya
besoknya itu giginya ompong gara-gara dipukul
mamahnya itu.
W.YO.02
Ni Pada saat apa saja Viko mendapat tindak kekerasan dari
orang tuanya dek?
Yo Aduh apa ya mbak soalnya sering banget mbak, waktu
itu aja aku denger dia nangis sama teriak kesakitan dari
rumahnya, gak taunya mamahnya ngolesin sambel di
bibirnya.
W.YO.03
Ni Bagaimana perasaanmu saat melihat tindak kekerasan
yang dilakukan orang tua terhadap Viko dek?
Yo Ya aku sedih banget mbak, kasian liat dia kalo
mamahnya pas marah-marah itu, aku aja pernah mbak
kena marah gara-gara Viko main di rumahku sampai
sore, padahal rumah kita deket banget mbak.
W.YO.04
Ni Menurut kamu apakah tindakan yang orang tua Viko
pantas untuk dilakukan oleh orang tua kandung dek?
Yo Ya gak pantas mbak, kadang Viko gak salah aja tetep
dimarahin kok mbak, mamahnya itu galak banget
mbak, temen-temennyaViko gak ada yang berani main
ke rumahnya.
W.YO.05
Ni Menurut kamu bagaimana viko menanggapi tindak
kekerasan yang dilakukan orang tuanya dek?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Yo Ya kalau aku liat dia kadang terlihat sedih, tapi banyak
enggaknya mbak, kalau sudah sama temen-temen dia
keliatan baik-baik aja mbak.
W.YO.06
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
WAWANCARA SUBJEK 2 (Evan)
Tanggal: 26 Juni 2015
SUBJEK WAWANCARA CODING
Ni Selamat pagi dek Evan.. (berjabat tangan)
E Selamat pagi mbak.. W.S2.E.01
Ni Bagaimana kabar dek Evan, sehatkan?
E Lumayan baik mbak, Cuma agak flu sedikit. W.S2.E.02
Ni Syukurlah kalau begitu dek, habis pelajaran apa
ini dek ?
E Bahasa Indonesia mbak. W.S2.E.03
Ni Ohh Bahasa Indonesia ya dek. Hhm jadi begini
langsung saja ya dek, mbak dengar dari salah
satu Guru di sini yang kebetulan adalah saudara
mbak, apa benar dek Evan ini mengalami tindak
kekerasan oleh orang tua dek Evan?
E Ya bener mbak (sambil menundukkan kepala) W.S2.E.04
Ni Hhmm..Kalau begitu biasanya orang tua dek
Evan melakukan kekerasan apa?
E Ya mukul, nendang mbak, kadang marah-
marah, tapi seringnya sih mukulin mbak. W.S2.E.05
Ni Oo begitu ya dek, mbak mau tanya dek, apa
orang tua dek Evan ini selalu memaksa untuk
menuruti perkataanya? lalu apa yang dek Evan
lakukan?
E Kalau menyuruh menuruti sih yang wajar-wajar
aja mbak, misalnya jangan suka main sampai
malem apa jangan merokok gitu mbak.
W.S2.E.06
Ni Dek Evanmerokok?
E Iya mbak, ya awalnya coba-coba, tapi kok lama-
lama keterusan mbak..hehe W.S2.E.07
Ni Trus bapak marah gak dek? Kalau mbak boleh
tau awalnya dek Evan merokok itu karena apa?
E Ya pasti marah mbak. Pas itu awalnya bapak
nyulut aku pakai rokok mbak, panas sama sakit
banget rasanya, padahal aku gak salah apa-apa,
dikiranya aku ngrokok di dapur, nah aku jadi
jengkel mbak malah tak ngrokok sekalian aja
mbak.
W.S2.E.08
Ni Oohh jadi awalnya karna bapak yang nyulut
kamu pakai rokok ya dek, trus kalau Bapak
marah apa yang kamu lakuin dek?
E Ya aku diem aja mbak kalau bapak lagi marah-
marah, soalnya bapak itu kalau marah pas habis
mabuk sama temen-temennya, jadi aku gak
W.S2.E.09
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berani ngapa-ngapain mbak.
Ni Mabuk dek? terus kamu sakit hati gak kalau
bapak marah-marah sama kamu dek?
E Iya mbak, Kalau sakit hati ya jelas mbak, bapak
tu suka banget marah-marah trus mukul atau
napuk eh nampar mbak.
W.S2.E.10
Ni Ohh gitudek, terus pas Bapak melakukan tindak
kekerasan berarti gak ada yang pihak lain yang
nolongin dek Evan?
E Gak ada mbak, pas itu ibu saya lagi kerja mbak,
mas saya juga langsung pergi pas saya
dimarahin itu. Ibu saya kalau pun ada juga gak
berani nolongin mbak, Bapak kalau udah marah
semua orang rumah gak ada yang berani
membantah mbak termasuk Ibu juga.
W.S2.E.11
Ni Gimana perasaan dek evan waktu bapak mukul
atau menampar kamu dek?
E Ya anyel (kesal) mbak, kok bapak galak trus
suka emosi sama anaknya tapi sekarang sudah
terbiasa mbak.
W.S2.E.12
Ni Terbiasa dek? Berarti dek Evan sudah biasa
dengan kekerasan yang dilakukan bapak?
E Ya gitu lah mbak, tapi ya kadang ada
jengkelnya juga mbak, lha bapak senenganenesu
ra ono sebabe mbak. (marah tidak ada
sebabnya) kadang aku gak salah tetep dimarahin
sama dipukul mbak.
W.S2.E.13
Ni Waduh sampai begitu ya dek, trusbapak pernah
gak dek marah atau mukul dek evan di depan
umum gitu?
E Pernah mbak, waktu itu bapak itu pernah marah-
marah di sekolah terus mukul muka saya karena
nilai raport saya jelek, banyak guru yang
melihat waktu itu mbak.
W.S2.E.14
Ni Trus apa yang dek Evan lakukan waktu itu?
E Ya aku ngomong sama bapak kalau jangan
marah disini mbak, trus bapak malah ngampleng
aku mbak.
W.S2.E.15
Ni Berarti Bapak gak cuma di rumah aja ya dek
yang melakukan tindak kekerasan. Trus apa
yang dek Evan rasakan saat itu?
E Ya pastinya malu mbak, mau nangis gak
mungkin, jadi ya aku Cuma diem aja waktu itu,
yang pasti sedih sama malu mbak rasanya.
W.S2.E.16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ni Oalaah sabar ya dek, mbak ikut sedih, kamu
pernah ngerasa dendam atau kecewa gak
memiliki orang tua yang seperti itu dek?
E Iyambak, ya pernah sih mbak mikir gitu, pengen
gentian marah, terus berontk gitu, tapi ya
gimana lagi mbak, disyukuri aja wong
kenyataane gitu mbak, dijolke yo ra isoh
(ditukar juga tidak bisa).
W.S2.E.17
Ni Ohh begitu ya dek, terus kalau mbak boleh tau
Bapak sama ibu kerja apa dek ?
E Kalau Bapak buka angkringan sama tambal ban
di deket jembatan daerah rumah saya mbak,
kalau Ibuya bantu-bantu Bapak, kadang-kadang
nyuci baju tetangga mbak.
W.S2.E.18
Ni Oh berarti Bapak sama Ibu wiraswasta ya dek,
kalau begitu dek, mbak pengen tahu nih gimana
cara dek Evan memaknai tindak kekerasan yang
dilakukan sama Bapak?
E Ya awalnya itu Saya pengen marah rasanya
mbak,apa lagi kalau Bapak lagi pulang dari
mabuk-mabukan, pasti marah-marah tapi gak
ada sebabnya, tapi ya saya sama ibu cuma diem
aja mbak, gak berani negur bapak, tapi bapak
biasanya kalau habis marah-marah terus diem
seharian. Terus setiap ada yang membuat
masalah sama saya rasanya pengen ngajak
berantem mbak, pernah itu saya mukul temen
saya gara-gara diabilang saya gak gosok gigi,
langsung saja saya pukul mukanya, setelah itu
saya dipanggil Guru BK mbak. Ya sebenernya
saya sadar mbak kalau saya salah dan gak boleh
begitu tapi kayak udah dengan sendirinya gitu
mbak.
W.S2.E.19
Ni Berarti dek Evan pernah dengan sadar
melakukan tindak kekerasan sama temen di
sekolah?
E Iyam bak, soale udah kebiasaan juga rasane
otomatis pengen mukul apa ngajak gelut
(berantam) mbak.
W.S2.E.20
Ni Wah kalau seperti itu ya gak baik dek, coba
sekarang direnungkan, apa itu perbuatan yang
baik atau nggak, nanti kalau sampai besar suka
mukul orang kan malah urusanny asama yang
berwajib dek. Kalau mbak boleh nebak nih, apa
dek Evan seperti ini karena Bapak suka
melakukan kekerasan sama dek Evan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E Iya mbak, sekarang saya sudah berusaha gak
ngajak berantem orang kok mbak..hehe.. ya
mungkin juga mbak karna itu mbak.
W.S2.E.21
Ni Nah bagus dek kalau begitu, mbak yakin pasti
kamu bisa menjadi anak yang lebih baik dan
berguna bagi orang lain. Oh iya dek bagaimana
tanggapan kamu mengenai orang tua yang
menggunakan kekerasan sebagai hukuman?
E Ya kalau menurut saya sih gak baik lah mbak,
mana ada anak yang mau di kamplengi
(dipukuli) sama bapak apa ibuknya, kalau bisa
ya mbok diomongi baik-baik dulu, masa belum-
belum di kampleng mbak, kayak kemarin itu
bapak tiba-tiba mukul aku gara-gara bu guru
manggil Bapak ke sekolah.
W.S2.E.22
Ni Waduh galak juga ya bapaknya dek Evan, trus
menurut dek Evan gimana hubungan dek Evan
dengan Bapak atau Ibu?
E Kalau sama Bapak sih gak terlalu baik mbak,
kadang suka agak benci sama bapak karena suka
mukulin, padahal aku gak salah apa-apa, tapi
kalau sama ibu biasa aja mbak.
W.S2.E.23
Ni Kalau mbak boleh tau dek Evan lebih dekat
dengan siapa trus alasannya apa?
E kalau sama Ibu sih lumayan deket mbak, tapi
gak terlalu, soalnya bapak galak trus suka mukul
mbak.
W.S2.E.23
Ni Ohh gitu ya dek, terus kalau bapak lagi mukulin
kamu gitu ada yang menolong gak dek?
E Gak ada mbak, ibu saya juga takut sama bapak,
soalnya bapak kalau lagi marah seperti itu dia
pasti mabuk dulu mbak, jadi orang rumah gak
ada yang berani ngelawan bapak.
W.S2.E.24
Ni Berarti bapak dalam keadaan tidak sadar ya dek,
bahaya juga ya dek. Mbak Cuma berharap apa
yang kamu alami saat ini bisa menjadi
pembelajaran buat kamu dek. Oh iya mbak kira
cukup sekian wawancaranya dek, kamu masih
ada pelajaran kan?
E Iya mbak, saya mau ke kelas mbak, mau ada
ulangan..hehe W.S2.E.25
Ni Oke dek, terimakasih ya atas waktunya, sukses
untuk sekolahnya ya dek..
E Sip mbak, sama-sama.. W.S2.E.26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PEDOMAN WAWANCARA
Nama Responden : Bapak Indri (Guru Bahasa Inggris Subjek)
Hari/Tanggal wawancara : 26 Juni 2015
Pewawancara : Hannita Indri Hapsari
Pertanyaan kepada Guru Bahasa Inggris Subjek
PERTANYAAN CODING
Ni Sejak kapan anda mengetahui bahwa Evan mengalam itindak
kekerasan?
BI Kalau saya belum lama taunya mbak, kira-kiraya 5 bulan yang
lalu waktu itu saya liat bapaknya menampar pipinya di dekat pos
satpam sekolah mbak.
W.BI.01
Ni Apakah anda melihat perilaku aneh yang ditunjukkan oleh Evan?
BI Kalau aneh saya rasa enggak mbak, Cuma dia itu bandel sekali,
sering merokok di kantin sekolah, dan sudah ketahuan berkali-
kali masih ngeyel sekali, sampai capek saya negurnya.
W.BI.02
Ni Apa tanggapan anda mengenai tindak kekerasan yang dilakukan
oleh orang tua Evan?
BI Ya saya menilai tidak sepantasnya ayahnya seperti itu mbak, biar
bagaiamanapun kan dia anak kandungnya, kan masih bisa diberi
tau baik-baik, jadi gak perlu memakai kekerasan.
W.BI.03
Ni Pada saat apa saja orang tua Evan melakukan tindak kekerasan?
BI Waktu itu setau saya ya pas Guru BK manggil orang tuanya
untuk datang kesekolah gara-gara dia nilainya jelek mbak.
W.BI.04
Ni Menurut anda tindakan orang tua Evan benar atau salah?
BI Ya sudah jelas salah mbak, namanya menggunakan kekerasan,
apalagi dengan anak kandung sendiri itu kan benar-benar gak
baik mbak.
W.BI.05
Ni Apa yang anda lakukan ketika orang tua Evan melakukan tindak
kekerasan?
BI Ya waktu itu saya gak bisa berbuat apa-apa mbak, dan guru-guru
yang lain pun cuma bisa melihat dari jauh mbak.
W.BI.06
Ni Seberapa sering orang tua Evan melakukan tindak kekerasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
setiap harinya (yang anda ketahui)?
BI Waduh kalau setiap harinya saya kurang tau mbak, karena saya
kan memantau dari sekolah saja mbak.
W.BI.07
Ni Tindak kekerasan seperti apa yang sering digunakan oleh orang
tua Evan?
BI Kalau yang saya liat ya waktu itu kekerasan fisik mbak, karena
kemarin itu kan saya liat sendiri ayahnya menampar pipi Evan.
W.BI.08
Ni Apakah ada saudara atau teman Evan yang mengetahui saat
orang tua Evan melakukan tindak kekerasan?
BI Kalau masalah itu saya kurang tau mbak, mungkin ya tidak tau
karena diatinggal di rumah sama ibunya.
W.BI.09
Ni Apakah tindak kekerasan yang dilakukan orang tua Evan
mempengaruhi prestasi belajar Evan?
BI Sudah pasti berpengaruh mbak, nilainya sangat di bawah rata-
rata mbak, bahkan kemarin saja kami harus rapat guru untuk
memutuskan apakah dia akan naik kelas atau tidak, tapi dia
sangat kooperatif mbak kalau diminta membantu kegiatan
sekolah seperti upacara bendera.
W.BI.10
Ni Bagaimana perasaan anda ketika melihat tindak kekerasan yang
dilakukan orang tua Evan?
BI Ya saya prihatin mbak, kok orang tuanya setega itu. Apalagi
sampai menampar anaknya di depan umum, saya heran kok gak
malu dan gak takut sama orang di sekitarnya mbak, saya cuma
takut kalau murid lain melihat.
W.BI.11
Ni Apakah Evan melakukan perlawanan ketika terjadi tindak
kekerasan tersebut?
BI Kalau pas saya liat secara langsung itu dia hanya diam dan
menunduk mbak, kasian saya litanya mbak.
W.BI.12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PEDOMAN WAWANCARA
Nama Responden : Ibu Eny (Guru Bimbingan dan Konseling Subjek)
Hari/Tanggal wawancara : 26 Juni 2015
Pewawancara : Hannita Indri Hapsari
Pertanyaan kepada Guru Bimbingan dan Konseling Subjek
PERTANYAAN CODING
Ni Sejak kapan anda mengetahui bahwa Evan mengalami tindak
kekerasan?
EN Sudah lumayan lama mbak, karna saya wali kelasnya sejak
kelas 1 mbak.
W.EN.01
Ni Apakah anda melihat perilaku aneh yang ditunjukkan oleh
Evan?
EN Gak ada mbak, Cuma dia sering cari perhatian mbak sama
teman-temannya di kelas, sering buat gaduh gitu mbak di
kelas.
W.EN.02
Ni Apa tanggapan anda mengenai tindak kekerasan yang
dilakukan oleh orang tua Evan?
EN Ya kalau saya menilai awalnya itu karena memang dia anak
yang bandel dan sulit diarahkan ke hal baik, tapi saya sendiri
tidak setuju kalau memakai tindak kekerasan mbak.
W.EN.03
Ni Pada saat apa saja orang tua Evan melakukan tindak
kekerasan?
EN Waktu itu saya melihat dia ditampar mbak di dekat pos
satpam sekolah, hampir semua guru melihat kejadian itu
mbak.
W.EN.04
Ni Menurut anda tindakan orang tua Evan benar atau salah?
EN Ya salah mbak, apalagi itu anak kandung kan harusnya diberi
tau baik-baik dulu mbak, kalau tidak bisa baru dengan
hukuman tapi bukan dengan kekerasan fisik mbak.
W.EN.05
Ni Apa yang anda lakukan ketika orang tua Evan melakukan
tindak kekerasan?
EN Saya dan guru-guru lain ya Cuma bisa diam dan melihat
mbak, gak nyangka lah kalau bapaknya nampar Evan di
sekolah mbak, saya gak bisa bayangin itu di rumah diapain
lagi mbak.
W.EN.06
Ni Seberapa sering orang tua Evan melakukan tindak kekerasan
setiap harinya (yang anda ketahui)?
EN Kalau seringnya saya kurang tau mbak, karna ketemu kan W.EN.07
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Cuma di sekolah saja mbak.
Ni Tindak kekerasan seperti apa yang sering digunakan oleh
orang tua Evan?
EN Ya kalau pas itu saya melihat dia di tampar dan di maki-maki
mbak, keras lho itu namparnya, terus juga sempat satpam
sekolah untuk menghentikan tindakan bapaknya Evan itu.
W.EN.08
Ni Apakah ada saudara atau teman Evan yang mengetahui saat
orang tua Evan melakukan tindak kekerasan?
EN Kurang tau mbak kalau itu, mungkin setahu saya ya Cuma
ibunya mbak, dan ibunya pun juga takut dengan bapaknya
Evan itu mbak.
W.EN.09
Ni Apakah tindak kekerasan yang dilakukan orang tua Evan
mempengaruhi prestasi belajar Evan?
EN Sangat berpengaruh mbak, prestasinya kurang baik, tapi
absennya bagus mbak, sekolah juga tidak pernah terlambat.
W.EN.10
Ni Bagaimana perasaan anda ketika melihat tindak kekerasan
yang dilakukan orang tua Evan?
EN Prihatin dan kasian mbak, walaupun itu Cuma anak didik saya
di sekolah saya sedih mbak kalau tau orang tuanya sering
melakukan tindak kekerasan.
W.EN.11
Ni Apakah Evan melakukan perlawanan ketika terjadi tindak
kekerasan tersebut?
EN Gak pernah mbak setahu saya, dia orangnya hanya diam kalau
dimarahin mbak.
W.EN.12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Wawancara Tidak Terstruktur Subjek 3 Sita (nama samaran):
Tanggal : 26 Juni 2015
SUBJEK WAWANCARA CODING
Ni Selamat siang dek Sita, apa kabar dek?
S Selamat siang mbak, Alhamdulillah baik mbak. W.S3.S.01
Ni Syukurlah kalau baik dek, begini dek mbak mau tanya, apa
benar orangtua dek Sita sering melakukan tindak kekerasan
sama dek Sita?
S Ya sering mbak ibu tiri saya sering marah-marah sama saya,
terus suka ngomong ke bapak yang enggak- enggak tentang
saya.
W.S3.S.02
Ni Marah- marahnya seperti apa dek kalau mbak boleh tau?
S Ya misalnya saya capek pulang sekolah terus ketiduran mbak,
saya diomelin katanya pemalas, terus gak mau bantu kerjaan
rumah terus ngomong ke bapak kalau saya seneng males-
malesan mbak, padahal saya yang setiap hari ngerjakan semua
kerjaan rumah mbak.
W.S3.S.03
Ni Terus gimana perasaan kamu waktu itu dek?
S Ya sedih mbak, pengen jelasin ke bapak yang sebenernya tapi
bapak lebih percaya sama ibu tiri saya mbak.
W.S3.S.04
Ni Hhmm sedih ya dek, terus bapak pernah melakukan kekerasan
seperti apa ke dek Sita?
S Kalau Ayah sering nya mukulin mbak, sampai saya pernah
minggat (pergi dari rumah)dari rumah dan malah tetangga saya
yang nolong karena waktu itu Saya juga sempet mau bunuh diri
nabrakin ke mobil yang lewat mbak.
W.S3.S.05
Ni Waduuh minggat dari rumah dek? Boleh mbak tau itu sebabnya
kenapa, kalau gak keberatan tolong ceritakan sama mbak ya
dek .
S Ya mbak, jadi ceritanya waktu itu saya pulang sekolah mbak,
capek banget rasanya mbak, apalagi itu saya sedang gak enak
badan mbak. Trus sampai rumah ibu saya itu nyuruh saya cuci
baju sama masak, nah saya kan lagi capek banget mbak, saya
bilang ke ibu kalau saya mau istirahat dulu, nanti kalau sudah
gak begitu capek saya pasti cuci bajunya, trus ibu malah marah-
marah sama saya katanya saya males dan gak mau bantu ibu
bersih-bersih rumah, padahal saya setiap pagi bangun terus
masak dan pekerjaan rumah semua saya yang ngerjakan mbak,
karena ibu tiri saya kan sudah punya anak lagi dan umurnya
masih kecil. Nah pas bapak pulang kerja ibu ngaduin ke bapak
yang enggak- enggak, trus bapak mukul sama napuk pipi saya
mbak. Katanya saya gak berguna jadi anak.
W.S3.S.06
Ni Astaga, sampai seperti itu dek, trus waktu itu bapak mukul nya
pakai apa dek?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
S Iya mbak, pakai kayu yang buat nyangga jendela mbak. W.S3.S.07
Ni Pakai kayu? Trus sekarang masih ada bekasnya gak dek?
S Kalau sekarang sih bekasnya gak ada mbak, Cuma pas itu saya
kan malemnya pergi dari rumah, saya nyoba bunuh diri mbak.
W.S3.S.08
Ni Serius dek Sita waktu itu nyoba bunuh diri dek? Boleh critain ke
mbak gimana dek sita bisa sampai berpikir dan nglakuin itu dek?
S Ya waktu itu saya sudah gak kuat mbak tinggal sama bapak dan
ibu tiri, ya puncaknya pas itu mbak, saya iris tangan saya pas
nadi (sambil menunjukkan bekasnya)
W.S3.S.09
Ni Mbak ikut sedih ya dek sama peristiwa yang menimpa dek sita,
trus apa orang tua dek Sita mencari dek Sita dan tau kalau dek
Sita sempat bunuh diri?
S Ya waktu itu bapak nyari saya mbak malemnya, tapi saya nginep
di rumah sahabat saya mbak selama tiga hari. Pokoknya waktu
itu rasanya saya bener-bener gak pengen pulang mbak.
W.S3.S.10
Ni Ooh begituyadek, terus waktu orang tua dek Sita melakukan
tindak kekerasan apa yang dek Sita lakukan?
S Saya Cuma bisa diem dan nangis mbak, rasanya kalau pas
bapak seperti itu (melakukan tindak kekerasan) saya pengen ikut
ibu kandung saya mbak, tapi gak mungkin bisa mbak soalnya
ibu saya jadi TKW di Malaysia.
W.S3.S.11
Ni Waduh kasian sekali kamu dek, mbak ikut prihatin dek, kalau
mbak boleh tau apa ada orang lain yang nolong dek Sita?
S Ada mbak, tetangga saya waktu itu nolong saya pas mau bunuh
diri, terus saya dibawa pulang ke rumahya mbak, besoknya saya
dibawa pulang tapi bapak malah marahin tetanga saya yang
nolongin saya mbak.
W.S3.S.12
Ni Ohh begitu dek. Kalau mbak boleh tau bapak dan ibu pisah
sudah berapa tahun ya dek?
S Ibu sama bapak pisah udah hampir tiga tahun mbak, trus gak
lama bapak nikah lagi sama ibu tiri saya ini. Nah ibu kandung
saya kerja di Malaysia jadi TKW mbak.
W.S3.S.13
Ni Belum terlalu lama ya dek, oh ibu di Malaysia, trus saudara
kandung dek Sita ?
S Kalau saudara kandung saya di Jawa Timur mbak, tapi saya gak
pernah tau kabarnya gimana, soalnya setiap dihubungi gak
pernah mau ngangkat.
W.S3.S.14
Ni Ohh begitu dek, kalau mbak boleh tau gimana perasaan dek Sita
mengenai perpisahan orang tua kandung dek Sita?
S Ya pasti sedih mbak, malu juga sama temen-temenku mbak,
awalnya gak bisa terima, apalagi denger-denger dari tetangga
kalau bapak saya punya selingkuhan waktu itu, trus juga mana
ada anak yang mau orang tuanya cerai trus menikah lagi mbak,
aku juga gak tau alasan kenapa bapak sama ibu pisah pokoknya
waktu itu saya sedih mbak, pengen minggat dari rumah.
W.S3.S.15
Ni Hhm, begitu ya dek, apa bapak pernah juga melakukan tindak
kekerasan terhadap kakak dek Sita?
S Pernah mbak, waktu itu bapak mukul pakai tongkat pramuka W.S3.S.16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
gara-gara mas pulang pagi dari main sama temen-temennya.
Ni Ohh jadi Bapak juga melakukan hal yang sama ya dek ke
kakaknya dek Sita.
S Iya mbak. Ya sejak itu mas saya mulai gak suka sama bapak dan
ibu tiri saya mbak, gak lama itu dia pergi dari rumah mbak, trus
gak pulang lagi sampai sekarang. Sepertinya sih tinggal sama ibu
saya di Jawa Timur sebelum Ibu kerja di Malaysia mbak.
W.S3.S.17
Ni Ohh begitu ya dek, kalau mbak boleh tau gimana riwayat
kesehatan dek keluarga dek Sita? Maksudnnya dek Sita, bapak
dan ibu pernah sakit apa misalnya?
S Kalau sakit parah sih saya TBC mbak sama seperti Bapak, kalau
ibu setahu saya gak pernah sakit yang parah, paling Cuma flu
biasa mbak.
W.S3.S.18
Ni Iya dek, mbak pengen tau gimana perasaan dek Sita dan cara dek
sita memaknai setiap peristiwa yang dialami dalam hidup dek
sita?
S Ya pokoknya saya percaya mbak kalau Tuhan pasti dengar doa
Saya pas sholat, Saya juga mendoakan orang tua Saya mbak,
biar bagaimanapun bapak tetep orang tua Saya, Saya yakin kalau
bapak sebenernya sayang sama Saya, dan juga saya gak benci
sama bapak mbak, Saya Cuma berharap nanti setelah lulus SMP
saya bisa tinggal sama nenek saya di JawaTimur supaya nanti
prestasi Saya lebih bagus dan bisa konsentrasi belajar mbak.
W.S3.S.19
Ni Amin dek, mbak setuju dengan perkataan kamu, apakah dek Sita
merasa ikhlas dengan setiap kejadian yang dialami?
S Insya Allah saya ikhlas mbak, soalnya Ibu kandung saya pernah
pesen sama saya untuk selalu ikhlas dan ridho menjalani apapun
yang terjadi dalam kehidupan, saya Cuma berharap Bapak
kandung dan Ibu tiri saya bisa menjadi orang tua yang lebih baik
mbak dari sekarang mbak.
W.S3.S.20
Ni Wah baik sekali kamu dek, mbak juga berharap semoga orangtua
dek Sita bisa berubah menjadilebihbaiklagi, yakin saja dek pasti
Tuhan mengabulkan doa-doa dek Sita. Kalau menurut dek Sita
bagaimana orang tua yang menggunakan kekerasan?
S Iyambak (sambil tersenyum). kalau menurut saya ya orang tua
seperti itu tidak baik mbak, aku aja sedih mbak kalau inget
bapak sering mukulin aku, terus ibu tiriku juga suka fitnah aku
mbak, apalagi di rumah Bapak aku gak ada yang belain mbak.
W.S3.S.21
Ni Hhmm gitu ya dek, terus bagaimana hubungan dek Sita dengan
Bapak dan Ibu sekarang?
S Ya gak baik mbak hubungannya, apalagi kan ada adek, jadi
perhatian mereka cuma buat adeknya saya aja mbak, jujur ya
saya kadang ada rasa iri mbak, kadang ada tetangga yang kasian
sama saya, pengen nolong saya, tapi bapak saya malah marah-
marah mbak, katanya bapak gini :”rasah melu-melu urusane
uwong, urusono awakmu dewe, iki ki anakku” (tidak usah ikut
campur urusan orang, ini anak saya)
W.S3.S.22
Ni Ya ampun dek, segitunya ya Bapak kamu dek, semoga dek Sita
semakin kuat menghadapi semuanya. Oh iya dek mbak rasa
cukup obrolan kita hari, terima kasih ya dek atas waktunya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
S Ya mbak sama-sama..(berjabat tangan) W.S3.S.23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PEDOMAN WAWANCARA
Nama Responden : Ibu Elly
Hari/Tanggal wawancara : 25 Juli 2015
Pewawancara : Hannita Indri Hapsari
Pertanyaan kepada Guru Bahasa Indonesia Subjek Sita
NAMA PERTANYAAN CODING
Ni Sejak kapan anda mengetahui bahwa Sita mengalami
tindak kekerasan bu?
EL Ya setahu saya sih baru-baru saja mbak, itu pas saya gak
sengaja tanya sama dia kok matanya sembab trus
tangannya di perban kenapa nduk? Ya awalnya gak mau
cerita mbak, tapi lama-lama mau juga setelah saya dekati
pelan-pelan anaknya, soalnya dia anaknya pendiam, tapi
ya kadang ceria juga kalau lagi pas sama temen-temennya.
W. EL.01
Ni Oh begitu bu, memangnya kenapa dengan tangan Sita bu?
EL Katanya sih dia habis nyoba bunuh diri mbak, tangannya
di iris pakai pisau gitu katanya mbak, kaget banget saya
waktu dia cerita itu, jadi tambah penasaran, saya desak
lagi trus dia mau cerita gara-gara apa mbak.
W. EL.02
Ni Apakah anda melihat perilaku aneh yang ditunjukkan oleh
Sita?
EL Wah kalau aneh sih enggak mbak, ya Cuma kadang dia itu
bisa ceria sekali kadang sangat pendiam, pernah saya
tanya pasa dia nangis waktu pelajaran saya, katanya dia
habis dimarahi bapaknya gara-gara ibu tirinya mbak.
W. EL.03
Ni Apa tanggapan anda mengenai tindak kekerasan yang
dilakukan oleh orang tua Sita?
EL Ya saya ikut sedih mbak, anak didik saya ada yang
mengalami hal seperti itu, apalagi saya juga wali kelasnya,
pihatin lah mbak, kok ada orang tua yang seperti itu sama
anak kandungnya sendiri, padahal dia bapak kandungnya,
harusnya lebih percaya sama Sita daripada sama istrinya.
Kan bapaknya menikah lagi mbak, nah Sita pernah cerita
sama saya kalau ibu tirinya kayak gak suka gitu sama Sita.
W. EL.04
Ni Pada saat apa saja orang tua Sita melakukan tindak
kekerasan pada Sita?
EL Ya kalau setahu saya pas Sita difitnah sama ibu tirinya itu W. EL.05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mbak, soalnya bapak kandungnya itu lebih percaya sama
ibu tirinya mbak.
Ni Menurut anda tindakan orang tua Sita benar atau salah?
EL Ya jelas salah lah mbak, orang tua itu kan seharusnya
melindungi, mengayomi anaknya, mendidik dengan baik,
bukan malah dengan kekerasan sepertiitu. Kasihan saya
mbak sama Sita itu.
W. EL.06
Ni Apa yang anda lakukan ketika orang tua Sita melakukan
tindak kekerasan?
EL Ya pas itu saya pernah membicarakan dengan Guru lain
dan Kepala sekolah waktu rapat, kami sedang mencari
solusi mbak untuk kebaikan Sita itu gimana.
W. EL.07
Ni Seberapa sering orang tua Sita melakukan tindak
kekerasan setiap harinya (yang anda ketahui)?
EL Yang saya tau luamayan sering mbak, soalnya dia pernah
cerita kalau ibu tirinya itu hampir setiap hari memfitnah
dia mbak, nah kalau bapaknya pas pualng kerja terus
ngomongin ke bapaknya kalau Sita tadi gini..gini..gitu
mbak.
W. EL.08
Ni Tindak kekerasan seperti apa yang sering digunakan oleh
orang tua Sita?
EL Katanya itu ya bapaknya sering mukul pakai sapu, terus
ciduk itu lho mbak yang buat mandi, terus nampar, trus di
maki-maki juga mbak.
W. EL.09
Ni Apakah ada saudara atau teman Sita yang mengetahui saat
orang tua Sita melakukan tindak kekerasan?
EL Setahu saya gak ada mbak, soalnya dia tinggalnya sama
bapak kandungnya, Ibu tiri trus adik tirinya mbak.
W. EL.10
Ni Apakah tindak kekerasan yang dilakukan orang tua Sita
mempengaruhi prestasi belajar Sita?
EL Kalau prestasi Sita gak terpengaruh sama sekali mbak
kalau dikaitkan dengan ini, prestasinya lumayan bagus, dia
masih ranking 10 besar di sekolah mbak. Ya saya ikut
seneng kalau dia masih bisa fokus dengan pelajarannya.
Tapi ya memang mbak dia kalau habis dimarahin atau
W. EL.11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dipukul bapaknya pasti besoknya tidak masuk sekolah.
Ni Bagaimana perasaan anda ketika mengetahui Sita
mendapat tindak kekerasan oleh orang tuanya Sita?
EL Ya saya sedih, prihatin, kecewa juga dengan orang tua
yang seperti itu, apalagi Sita anaknya baik dan penurut
sebenarnya, tapi kokya orang tuanya keras seperti itu.
W. EL.12
Ni Apakah Sita melakukan perlawanan ketika terjadi tindak
kekerasan tersebut?
EL Ya kalau melawan sih enggak mbak, tapi ya saya sih
memaklumi kalau dia sering menangis, trus sampai nyoba
bunuh diri kalau gak salah sampai 2 kali mbak.
W. EL.13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PEDOMAN WAWANCARA
Nama Responden Fitri
Hari/Tanggal wawancara : 25 Juli 2015
Pewawancara : Hannita Indri Hapsari
Pertanyaan kepada teman bermain di lingkungan sekolah
NAMA PERTANYAAN CODING
Ni Apakah kamu pernah melihat tindak kekerasan yang
dilakukan orang tua Sita secara langsung?
FT Kalau melihat sih pernah sekali mbak, waktu itu dia
dimarahi sama bapaknya gara-gara pulang kesorean,
bapaknya galak banget mbak.
W. FT.01
Ni Bagaimana reaksi Sita saat orang tuanya melakukan tindak
kekerasan terhadap dirinya?
FT Sita Cuma diem trus nunduk gitu mbak, gak berani jawab
apa-apa mbak pas bapaknya marah-marah itu. W. FT.02
Ni Pada saat apa saja subjek mendapat tindak kekerasan dari
orang tuanya?
FT Ya kalau dia cerita sama saya itu pas ibutirinya fitnah sing
mboten-mboten (yang tidak-tidak) tentang Sita ke bapake
Sita, terus bapake marah-marah sama Sita mbak.
W. FT.03
Ni Bagaimana perasaanmu saat melihat tindak kekerasan
yang dilakukan orang tua terhadap Sita?
FT Ya sedih mbak, aku gak bayangin kalau punya orang tua
kayak bapak ibunya Sita itu mbak, pasti pengen pergi dari
rumah bawaannya.
W. FT.04
Ni Menurut anda apakah tindakan yang orang tua Sita pantas
untuk dilakukan oleh orang tua kandung?
FT Ya gak pantes lah mbak, masa orang tua kok kasar gitu
sama anaknya mbak, apalagi kalau pas cerita sama saya tu
Sita sampai nangis-nangis mbak, dia gak tahan punya
ibutiri seperti itu mbak, pengen ikut ibu kandungnya tapi
gak bisa mbak.
W. FT.05
Ni Oh gitu dek, memang ibu kandung Sita kemana dek?
FT Ibu kandungnya itu kerja di Malaysia mbak jadi TKW, ya
sejak bercerai katanya mbak, trus gak lama bapaknya W. FT.06
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menikah lagi ya sama ibu tirinya itu mbak.
Ni Apakah subjek marah atau malah hanya diam saja ketika
orang tua subjek melakukan tindak kekerasan?
FT Ya waktu itu Sita sempet mbak mau bunuh diri, tapi sudah
2 tahun yang lalu mbak, mungkin karna dia sudah gak
tahan sama ibu tirinya itu mbak.
W. FT.07
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
top related