58 langkah apn

21
58 Langkah APN : 1. Mendengar & Melihat Adanya Tanda Persalinan Kala Dua. 2. Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk mematahkan ampuloksitosin & memasukan alat suntik sekali pakai 2½ ml ke dalam wadah partus set. 3. Memakai celemek plastik. 4. Memastikan lengan tidak memakai perhiasan, mencuci tangan dgn sabun & air mengalir. 5. Menggunakan sarung tangan DTT pada tangan kanan yg akan digunakan untuk pemeriksaan dalam. 6. Mengambil alat suntik dengan tangan yang bersarung tangan, isi dengan oksitosindan letakan kembali kedalam wadah partus set. 7. Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas basah yang telah dibasahi olehair matang (DTT), dengan gerakan vulva ke perineum. 8. Melakukan pemeriksaan dalam ± pastikan pembukaan sudah lengkap dan selaputketuban sudah pecah. 9. Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%,membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutanklorin 0,5%. 10. Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai ± pastikan DJJdalam batas normal (120 ± 160 x/menit). 11. Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik, memintaibu untuk meneran saat ada his apabila ibu sudah merasa ingin meneran.

Upload: annde-scysta

Post on 23-Nov-2015

49 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

58 Langkah APN :

1. Mendengar & Melihat Adanya Tanda Persalinan Kala Dua.2. Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk mematahkan ampuloksitosin & memasukan alat suntik sekali pakai 2 ml ke dalam wadah partus set.3. Memakai celemek plastik.4. Memastikan lengan tidak memakai perhiasan, mencuci tangan dgn sabun & airmengalir.5. Menggunakan sarung tangan DTT pada tangan kanan yg akan digunakan untukpemeriksaan dalam.6. Mengambil alat suntik dengan tangan yang bersarung tangan, isi dengan oksitosindan letakan kembali kedalam wadah partus set.7. Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas basah yang telah dibasahi olehair matang (DTT), dengan gerakan vulva ke perineum.8. Melakukan pemeriksaan dalam pastikan pembukaan sudah lengkap dan selaputketuban sudah pecah.9. Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%,membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutanklorin 0,5%.10. Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai pastikan DJJdalam batas normal (120 160 x/menit).11. Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik, memintaibu untuk meneran saat ada his apabila ibu sudah merasa ingin meneran.12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran (Padasaat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman.13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untukmeneran.14. Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi nyaman,jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit.15. Meletakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6cm. 16. Meletakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah bokong ibu.17. Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan.18. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.19. Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5-6cm, memasang handuk bersih pada perut ibu untuk mengeringkan bayi jika telah lahir dan kain kering dan bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu. Setelah itu kita melakukan perasat stenan (perasat untuk melindungi perineum dengan satu tangan, di bawah kain bersih dan kering, ibu jari pada salah satu sisi perineum dan 4 jari tangan pada sisi yang lain dan tangan yang lain pada belakang kepala bayi. Tahan belakang kepala bayi agar posisi kepala tetap fleksi pada saat keluar secara bertahap melewati introitus dan perineum).20. Setelah kepala keluar menyeka mulut dan hidung bayi dengan kasa steril kemudian memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin.21. Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar secara spontan.22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparental. Menganjurkan kepada ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakan kepala kearah bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis dan kemudian gerakan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.23. Setelah bahu lahir, geser tangan bawah ke arah perineum ibu untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang tangan dan siku sebelah atas.24. Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung ke arah bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai bawah (selipkan jari telunjuk tangan kiri diantara kedua lutu janin).25. Melakukan penilaian selintas : a. Apakah bayi menangis kuat dan atau bernapas tanpa kesulitan? b. Apakah bayi bergerak aktif?26. Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering. Membiarkan bayi di atas perut ibu.27. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus.28. Memberi tau ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus berfungsi baik.29. Dalam waktu 1menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit IM (intramuskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin).30. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2cm distal dari klem pertama.31. Dengan satu tangan. Pegang tali pusat yang telah di jepit (lindungi perut bayi), dan lakukan pengguntingan tali pusat diantara 2 klem tersebut.32. Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya.33. Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan memasang topi di kepala bayi.34. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10cm dari vulva.35. Meletakkan satu tangan diatas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis, untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat.36. Setelah uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat dengan tangan kanan, sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati kearah dorsokranial. Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan menunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan mengulangi prosedur.37. Melakukan penegangan dan dorongan dorsokranial hingga plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian kearah atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorsokranial).38. Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan melahirkan plasenta dengan hati-hati. Bila perlu (terasa ada tahanan), pegang plasenta dengan kedua tangan dan lakukan putaran searah untuk membantu pengeluaran plasenta dan mencegah robeknya selaput ketuban.39. Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase pada fundus uteri dengan menggosok fundus uteri secara serkuler menggunakan bagian palmar 4 jari tangan kiri hingga kontraksi uterus baik (fundus teraba keras).40. Periksa bagian maternal dan fetal plasenta dengan tangan kanan untuk memastikan bahwa seluruh kotiledon dan selaput ketuban sudah lahir lengkap dan masukan ke dalam kantong plastik yang tersedia.41. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Melakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan.42. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam.43. Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit dada ibu paling sedikit 1 jam.44. Setelah satu jam lakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri tetes mata antibiotic profilaksis, dan vitamin K1 1mg intramuskuler di paha kiri anterolateral.45. Setelah satu jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan imunisasi Hepatitis B di paha kanan anterolateral.46. Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam.47. Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi.48. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.49. Memeriksakan nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pascapersalinan.50. Memeriksa kembali bayi untuk memastikan bayi bernafas dengan baik.51. Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah di dekontaminasi.52. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai.53. Membersihkan ibu dengan menggunakan air DDT.membersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian bersih dan kering.54. Memastikan ibu merasa nyaman dan beritau keluarga untuk membantu apabila ibu ingin minum.55. Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%.56. Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5% melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%.57. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.58. Melengkapi patograf.

(Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, JNPK-KR, 2002)

Cara Pengisian Halaman Depan Partograf Informasi Tentang IbuLengkapi bagian awal atas partograf secara teliti pada saat memulai asuhan persalinan. Waktu kedatangan (tertulis sebagai jam pada partograf) dan perhatikan kemungkinan ibu datand dalam fase laten persalinan. Catat waktu terjadinya pecah ketuban.

Kesehatan dan Kenyamanan JaninKolom, lajur, dan skala angka pada partograf adalah untuk pencatatan denyut jantung janin (DJJ), air ketuban, dan penyusupan tulang kepala janin. Denyut Jantung JaninDengan menggunakan metode seperti yang diuraikan pada bagian Pemerikan Fisik, nilai dan catat denyut jantung janin (DJJ) setiap 30 menit (lebih sering jika ada tanda-tanda gawat janin). Setiap kotak pada bagian ini, menunjukkan waktu 30 menit. Skala angka di sebelah kolom paling kiri menunjukkan DJJ. Catat DJJ dengan memberi tanda titik pada garis yang sesuai dengan angka yang menunjukkan DJJ. Kemudian hubungkan titik yang satu dengan titik lainnya dengan garis yang tidak terputus.Kisaran normal DJJ terpapar pada partograf diantara diantara garis tebal angka 180 dan 100. Akan tetapi, penolong harus sudah waspada bila DJJ dibawah 120 atau diatas 160. Catat tindakan-tindakan yang dilakukan pada ruang yang tersedia di salah satu dari kedua sisi partograf. Warna dan Adanya Air KetubanNilai air ketuban setiap kali dilakukan pemeriksaan dalam dan nilai warna air ketuban jik selaput ketuban pecah. Catat temuan-temuan dalam kotak yang sesuai di bawah lajur DJJ. Gunakan lambing-lambang berikut.

U: ketuban utuh (belum pecah).J: ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih.M: ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur mekonium.D: ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur darah.K: ketuban sudah pecah dan tidak ada air ketuban (kering)

Mekonium dalam cairan ketuban tidak selalu menunjukkan gawat janin. Jika terdapat mekonium, pantau DJJ secara seksama untuk mengenali tanda-tanda gawat janin (denyut jantung janin 180 kali per menit), ibu segera dirujuk ke fasilitas kesehatan yang sesuai. Akan tetapi, jika terdapat mekonium kental, segera rujuk ibu ke tempat yang memiliki asuhan kegawatdaruratan obstetric dan bayi baru lahir. Molase (Penyusupan Tulang Kepala Janin)Penyusupan adalah indikator penting tentang seberapa jauh kepala bayi dapat menyesuaikan diri dengan bagian keras panggul ibu. Tulang kepala yang saling menyusup atau tumpang tindih, menunjukkan kemungkinan adanya disproporsi tulang panggul (Cephalo Pelvic Disproportion CPD). Ketidakmampuan akomodasi akan benar-benar terjadi jika tulang kepala yang saling menyusup tidak dapat dipisahkan. Apabila ada dugaan disproporsi tulang panggul, penting sekali untuk tetap memantau kondisi janin dan kemajuan persalinan. Lakukan tindakan pertolongan awal yang sesuai dan rujuk ibu dengan tanda-tanda disproporsi tulang panggul ke fasilitas kesehatan yang memadai.Setiap kali melakukan pemeriksaan dalam, nilai penyusupan kepala janin. Catat temuan di kotak yang sesuai di bawah lajur air ketuban. Gunakan lambing-lambang berikut.

0: tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah dapat dipalpasi.1: tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan.2: tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih, tapi masih dapat dipisahkan.3: tulang-tulang kepala janin tumpang tindih dan tidak dapat dipisahkan.

Kemajuan PersalinanKolom dan lajur kedua partograf adalah untuk pencatatan kemajuan persalinan. Angka 0-10 yang tertera di tepi kolom paling kiri adalah besarnya dilatasi serviks. Tiap angka mempunyai lajur dan kotak yang lain pada lajur diatasnya, menunjukkan penambahan dilatasi sebesar 1 cm skala angka 1-5 juga menunjukkan seberapa jauh penurunan janin. Tiap kotak di bagian ini menyatakan waktu 30 menit. Pembukaan ServiksDengan menggunakan metode yang dijelaskan di bagian Pemeriksaan Fisik, nilai dan catat pembukaan serviks setiap 4 jam (lebih sering dilakukan jika ada tanda-tanda penyulit). Saat ibu berada dalam fase aktif prsalinan, catat pada partograf hasil temuan setiap pemeriksaan. Tanda X harus ditulis di garis waktu yang sesuai dengan lajur besarnya pembukaan serviks. Beri tanda untuk temuan-temuan dari pemeriksaan dalam yang dilakukan pertama kali selama masa fase aktif persalinan di garis waspada. Hubungkan tanda X dari setiap pemeriksaan dengan garis utuh.

Penurunan Bagian Terbawah atau Presentasi JaninSetiap kali melakukan pemeriksaan dalam (setiap 4 jam), atau lebih sering jika ada tanda-tanda penyulit, nilai dan catat turunnya bagian terbawah atau presentasi janin. Pada persalinan normal, kemajuan pembukaan serviks umumnyadiikuti dengan turunnya bagian terbawah atau presentasi janin. Namun kadangkala, turunnya bagian terbawah/presentasi janin baru terjadi setelah pembukaan serviks sebesr 7 cm. Penurunan kepala janin diukur secara palpasi bimanual. Penurunan kepala janin diukur seberapa jauh dari tepi simfiis pubis. Dibagi menjadi 5 kategori dengan symbol 5/5 sampai 0/5. Symbol 5/5 menyatakan bahwa bagian kepala janin belum memasuki tepi atas simfisis pubis; sedangkan symbol 0/5 menyatakan bahwa bagian kepala janin sudah tidak dapat lagi dipalpasi di atas simfisis pubis. Kata-kata Turunnya kepala dan garis terputus dari 0-5, tertera di sisi yang sama dengan angka pembukaan serviks. Berikan tanda () pada garis waktu yang sesuai. Sebagai contoh, jika kepala bisa dipalpasi 4/5, dituliskan tanda () di nomor 4. Hubungkan tanda () dari setiap pemeriksaan dengan garis terputus.

Garis Waspada dan Garis BertindakGaris waspada dimulai pada pembukaan serviks 4 cm dan berakhir pada titik dimana pembukaan lengkap diharapkan terjadi jika laju pembukaan 1cm per jam. Pencatatan selama fase aktif persalinan harus dimulai di garis waspada. Jika pembukaan serviks mengarah ke sebelah kanan garis waspada (pembukaan kurang dari 1cm per jam), maka harus dipertimbangkan pula adanya tindakan intervensi yang diperlukan, misalnya: amniotomi, infuse oksitosin atau persiapan-persiapan rujukan (ke rumah sakit atau puskesmas) yang mampu menangani penyulit kegawatdaruratan obstetrik. Garis bertindak tertera sejajar dengan garis waspada, dipisahkan oleh 8 kotak atau 4 jalur ke sisi kanan. Jika pembukaan serviks berada di sebelah kanan garis bertindak, maka tindakan untuk menyelesaikan persalinan harus dilakukan.

Jam dan Waktu Waktu Mulainya Fase Aktif PersalinanDi bagian bawah partograf (pembukaan serviks dan penurunan) tertera kotak-kotak diberi angka 1-16. Setiap kotak menyatakan waktu satu jam sejak dimulainya fase aktif persalinan.

Waktu Aktual Saat Pemeriksaan DilakukanDibawah lajur kotak untuk waktu mulainya fase aktif, tertera kotak-kotak untuk mencatat waktu actual saat pemeriksaan dilakukan. Setiap kotak menyatakan satu jam penuh dan berkaitan dengan dua kotak waktu tiga puluh menit pada lajur kotak diatasnya atau lajur kontraksi dibawahnya. Saat ibu masuk dalam fase aktif persalinan, catatkan pembukaan serviks di garis waspada. Kemudian catatkan waktu aktual pemeriksaan ini di kotak waktu yang sesuai. Sebagai contoh, jika pemeriksaan dalam menunjukkan ibu mengalami pembukaan 6 cm pada pukul 15.00, tuliskan tanda X di garis waspada yang sesuai dengan angka 6 yang tertera di sisi luar kolom paling kiri dan catat waktu yang sesuai pada kotak waktu dibawahnya (kotak ketiga dari kiri).

Kontraksi UterusDibawah lajur waktu partograf terdapat lima lajur kotak dengan tulisan kontraksi per 10 menit di sebelah luar kolom paling kiri. Setiap kotak menyatakan satu kontraksi. Setiap 30 menit, raba dan catat jumlah kontraksi dalam 10 menit dan lamanya kontraksi dalam satuan detik.Nyatakan jumlah kontraksi yang terjadi dalam waktu 10 menit dengan mengisi angka pada kotak yang sesuai. Sebagai contoh jika ibu mengalami 3 kontraksi dalam waktu satu kali 10 menit, isi 3 kotak.Nyatakan lamanya kontraksi dengan:Beri titik-titik di kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang lamanya kurang dari 20 detik.

Beri garis-garis di kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang lamanya 20-40 detik.

Isi penuh kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang lamanya lebih dari 40 detik.

Obat-obatan dan Cairan yang DiberikanDi bawah lajur kotak observasi kontraksi uterus tertera lajur kotak untuk mencatat oksitosin, obat-obat lainnya, dan cairan I.V. OksitosinJika tetesan (drip) oksitosin sudah dimulai, dokumentasikan setiap 30 menit jumlah unit oksitosin yang diberikan per volume cairan I.V. dan dalam satuan tetesan per menit. Obat-obatan lain dan Cairan I.V.Catat semua pemberian obat-obatan tambahan dan/atau cairan I.V. dalam kotak yang sesuai dengan kolom waktunya.

Kesehatan dan Kenyamanan IbuBagian terakhir pada lembar depan partograf berkaitan dengan kesehatan dan kenyamanan ibu. Nadi, Tekanan Darah dan Temperatur TubuhAngka di sebelah kiri bagian partograf ini berkaitan dengan nadi dan tekanan darah ibu.a. Nilai dan catat nadi ibu setiap 30 menit selama fase aktif persalinan (lebih sering jika dicurigai adanya penyulit). Beri tanda titik pada kolom waktu yang sesuai ();b. Nilai dan catat tekanan darah ibu setiap 4 jam selama fase aktif persalinan (lebih sering jika dianggap adanya penyulit). Beri tanda panah pada partograf pada kolom waktu yang sesuai: c. Nilai dan catat temperature tubuh ibu (lebih sering jika meningkat atau dianggap adanya infeksi) setiap 2 jam dan catat temperature tubuh dalam kotak yang sesuai. Volume Urin, Protein, atau AsetonUkur dan catat jumlah produksi urin ibu sedikitnya setiap 2 jam (setiap kali ibu berkemih). Jika memungkinkan saat ibu berkemih, lakukan pemeriksaan adanya aseton atau protein dalam urin.

Asuhan, Pengamatan, dan Keputusan Klinik LainnyaCatat semua asuhan lain, hasil pengamatan, dan keputusan klinik di sisi luar kolom partograf, atau buat catatan terpisah tentang kemajuan persalinan. Cantumkan juga tanggal dan waktu saat membuat catatan persalinan.Asuhan, Pengamatan, dan/atau Keputusan Klinik mencakup: Jumlah cairan per-oral yang diberikan; Keluhan sakit kepala atau penglihatan (pandangan) kabur; Konsultasi dengan penolong persalinan lainnya (Obgin, Bidan, Dokter Umum); Persiapan sebelum melakukan rujukan; Upaya rujukan.

A. Cara Pengisian Lembar Belakang Partograf Data DasarData dasar terdiri atas tanggal, nama bidan, tempat persalinan, alamat tempat persalinan, catatan, alas an merujuk, tempat rujukan dan pendamping pada saat merujuk. Isi data pada tiap tempat yang telah disediakan atau dengan cara memberi tanda pada kotak di samping jawaban yang sesuai.

Kala IKala I terdiri atas pertanyaan-pertanyaan tentang partograf saat melewati garis waspada, masalah-masalah yang dihadapi, penatalaksanaan, dan hasil penatalakasanaan tersebut.

Kala IIKala II terdiri atas episiotomy persalinan, gawat janin, distosia bahu, masalah penyerta, penatalaksanaan dan hasilnya. Beri tanda pada kotak di samping jawaban yang sesuai.

Kala IIIKala III terdiri atas lama kala III, pemberian oksitosin, penegangan tali pusat terkendali, pemijatan fundus, plasenta lahir lengkap, plasenta tidak lahir > 30 menit, laserasi, atonia uteri, jumlah perdarahan, masalah penyerta, penatalaksanaan dan hasilnya. Isi jawaban pada tempat yang disediakan dan beri tanda pada kotak di samping jawaban yang sesuai.

Bayi Baru LahirInformasi bayi baru lahir terdiri atas berat dan panjang badan, jenis kelamin, penilaian kondisi bayi baru lahir, pemberian ASI, maslah penyerta, tatalaksana terpilih dan hasilnya. Isi jawaban pada tempat yang disediakan serta beri tanda pada kotak di samping jawaban yang sesuai.

Kala IVKala IV berisi tentang tekanan darah, nadi, suhu, tinggi fundus, kontraksi uterus, kandung kemih, dan perdarahan. Pemantauan pada kala IV ini sangat penting terutama untuk menilai apakah terdapat resiko atau terjadi perdarahan pascapersalinan. Pengisian pemantauan kala IV dilakukan setiap 15 menit pada satu jam pertama setelah melahirkan dan setiap 30 menit pada satu jam berikutnya. Isi setiap kolom sesuai dengan hasil pemeriksaan dan jawab pertanyaan mengenai masalah kala IV pada tempat yang telah disediakan. Bagian yang digelapkan tidak usah diisi.

(Saifuddin, Rachimhadhi, & Wiknjosastro (Eds.), 2009)

DAFTAR PUSTAKA

Indonesia. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2002). Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal: Maternal & Neonatal Care. Jakarta: JNPK-KR.

Saifuddin A.B., Rachimhadhi T., & Wiknjosastro G.H. (Eds.). (2009). Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

TUGAS INDIVIDUASUHAN PERSALINAN NORMAL

OLEH: NI PUTU ANIEK RATNA SARI 1102105057

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS UDAYANA2014