4.kediri

Upload: fahroel-mou

Post on 21-Mar-2016

10 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

dfgfg

TRANSCRIPT

  • SEBAB-SEBAB PERPINDAHANMenghindari serangan Kerajaan SriwijayaRakyatnya menghindari kerja paksa karena banyaknya pembangunan candiAdanya bencana alam meletusnya Gunung Merapi

  • Pu Sindok (mahamantri i hino pada masa pemerintahan Raja Wawa) memindahkan pusat pemerintahan ke Jawa Timur. Pada tahun 929 M, Pu Sindok naik tahta dengan gelar Sri Maharaja Rakai Hino Sri Isana Wikramadharmattunggadewa. la mendirikan dinasti baru, yaitu Dinasti Isana. Pu Sindok memerintah dengan permaisurinya bernama Rakryan Sri Parameswari Sri Wardhani Pu Kbi. Selama Pu Sindok berkuasa dihimpun kitab agama Buddha, yaitu Sang Hyang Kamahanikan yang berisi tentang ajaran agama Buddha Tantrayana.

  • Pu Sindok digantikan oleh putrinya bernama Sri Isanatunggawijaya, yang bersuamikan Lokapala. Dari perkawinan ini lahirlah anak laki-laki bernama Makutawangsawardhana. Ia kemudian menggantikan ibunya sebagai raja. Pengganti Makutawangsawardhana adalah Dharmawangsa Teguh Ananta Wikramatunggadewa. Ia diperkirakan putra dari Makutawangsawardhana dari selir.Berdasarkan berita Cina diperoleh keterangan bahwa Raja Dharmawangsa pada tahun 990 - 992 M melakukan serangan terhadap Kerajaan Sriwijaya.

  • Pada tahun 1016, Airlangga, putra Raja Udayana dari Bali, datang ke Pulau Jawa untuk meminang putri Dharmawangsa. Pada saat upacara pernikahan berlangsung, diserang oleh raja Wurawuri dari Lwaram bekerjasama dengan Sriwijaya. Peristiwa ini disebut peristiwa Pralaya. Airlangga melarikan diri dan bersembunyi di Wanagiri bersama para resi dan pertapa didampingi sahabatnya, Narotama.

  • Selama dalam pengasingan ia menyusun kekuatan. Tahun 1019 ia dinobatkan menjadi raja pengganti Dharmawangsa oleh pendeta Buddha, Siwa dan Brahmana. Setelah berhasil menaklukkan raja Wurawari pada tahun 1032 dan mengalahkan Raja Wijaya dari Wengker, tahun 1035 ia berhasil mengembalikan kekuasaan warisan Dharmawangsa. Wilayahnya meliputi daerah Surabaya, Malang, Kadiri dan Madiun.

  • Setelah dapat memulihkan kekuasaan kerajaan, Airlangga berupaya memberikan kemakmuran bagi rakyatnya. Sahabatnya yang setia, Narotama diangkat menjadi rakryan kanuruhan. Ibukota kerajaan yang pada tahun 1031 terletak di Wwatan Mas pada tahun 1037 dipindahkan ke Kahuripan.

  • Menurut Prasasti Kelagen, 1037 M menyebutkan bahwa Raja Airlangga memerintahkan pembangunan sebuah waduk Hujung Galuh di Waringin Sapta (Waringin Pitu) guna mengatur aliran Sungai Brantas. Sehingga banyak kapal-kapal dagang Benggala, Srilangka, Chola, Champa, Birma dan lain-lain datang ke pelabuhan tersebut. Kemakmuran dan ketentraman pada masa pemerintahan Airlangga tergambar dalam kitab Arjunawiwaha yang dikarang oleh Pu Kanwa pada tahun 1030. Kitab itu berisi kiasan perjuangan Airlangga.

  • Raja Airlangga menganut agama Hindu aliran Waisnawa. Setelah mengundurkan diri sebagai raja, ia menjadi pertapa dengan nama Resi Gentayu. Airlangga wafat pada tahun 1049 dan disemayamkan di Parthirtan Belahan, di lereng gunung Penanggungan. Di sini Airlangga diwujudkan dalam sebuah patung Wisnu sedang mengendarai Garudeya.