4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih

13
Oleh: Hj. Marhamah Saleh, Lc. Oleh: Hj. Marhamah Saleh, Lc. MA MA M M UJMAL, UJMAL, M M UBAYYAN, UBAYYAN, M M USYKIL, USYKIL, M M UTASYABIH UTASYABIH

Upload: marhamah-saleh

Post on 19-Jun-2015

7.729 views

Category:

Documents


51 download

TRANSCRIPT

Page 1: 4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih

Oleh: Hj. Marhamah Saleh, Lc. MAOleh: Hj. Marhamah Saleh, Lc. MA

MMUJMAL, UJMAL,

MMUBAYYAN, UBAYYAN,

MMUSYKIL, USYKIL,

MMUTASYABIHUTASYABIH

Page 2: 4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih

•: المجمل : . تعريف والمجموع المبهم لغة ما: المجمل � واصطالحايتوقف

. مقداره أو صفته بيان أو تعيينه في إما غيره، على منه المراد فهم Mujmal secara bahasa mubham (yang tidak diketahui) dan yang

terkumpul. Secara istilah, "Apa yang dimaksud darinya ditawaqqufkan terhadap yang selainnya, baik dalam ta'yinnya (penentuannya) atau penjelasan sifatnya atau ukurannya.“

غيره • إلى يحتاج ما تعيينه مثال : في 7ق6ات4: 8م4ط6ل و6ال تعالى قوله : اآلية ) من البقرة وء> ق4ر4 6ة6 6الث ث ه?ن7 8ف4س? ن

6 ?أ ب 7ص8ن6 ب 6ر6 6ت لفظ(. 228 ي القرء فإن. دليل إلى أحدهما تعيين في فيحتاج والطهر، الحيض بين مشترك

غيره • إلى يحتاج ما صفته ومثال بيان : في ق?يم4وا: 6 و6أ تعالى قوله

: اآلية ) البقرة إلى( 43 الص7الة تحتاج مجهولة الصالة إقامة كيفية فإن ،بيان.

غيره • إلى يحتاج ما مقداره ومثال بيان : في 4وا: و6آت تعالى قوله : اآلية ) البقرة 6اة6 ك يحتاج( 43 الز7 مجهول الواجبة الزكاة مقدار فإن ،

. بيان إلى

والـمب�ي�ن م�ل! الـم!ج"

Page 3: 4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih

•: المبي�ن . تعريف : والموضح المظهر لغة 7ن ما: المبي � واصطالحا. التبيين بعد أو الوضع بأصل إما منه، المراد يفهم

• Mubayyan secara bahasa: yang ditampakkan & yg dijelaskan. Secara istilah: "Apa yang dapat dipahami maksudnya, baik dengan asal peletakannya atau setelah adanya penjelasan.“

منه • المراد يفهم ما :مثال الوضع أرض، بأصل سماء، لفظبأصل مفهومة ونحوها الكلمات فهذه صدق، ظلم، عدل، جبل،

. معناها بيان في غيرها إلى تحتاج وال الوضع،منه • المراد يفهم ما التبيين ومثال : بعد ق?يم4وا

6 و6أ تعالى قوله : اآلية ) البقرة 6اة6 ك الز7 4وا و6آت كل( 43 الص7الة واإليتاء اإلقامة فإن ،

بعد � Zنا بي لفظهما فصار 7نهما، بي الشارع ولكن مجمل، منهماالتبيين.

الـمب�ي�ن

Page 4: 4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih

: بالمجمل العمل•. بيانه حصل متى بالمجمل العمل على العزم عقد المكلف على يجبحتى • وفروعها، أصولها شريعته جميع ألمته 7ن بي قد وسل_م عليه الله صل_ى والنبي

إليه الحاجة عند البيان يترك ولم كنهارها، ليلها نقية بيضاء شريعة على األمة ترك.� أبدا

•. � جميعا والفعل بالقول أو بالفعل، أو بالقول، إما وسل_م عليه الله صل_ى وبيانه• : الله صل_ى قوله في كما ومقاديرها الزكاة أنصبة عن إخباره بالقول بيانه مثال

: “ " : تعالى قوله لمجمل � بيانا ؛ العشر السماء سقت فيما وسل_م 4وا (عليه و6آت  : اآلية() البقرة 6اة6 ك (.43الز7

• : : تعالى قوله لمجمل � بيانا األمة أمام المناسك بأفعال قيامه بالفعل بيانه (ومثال  : () اآلية عمران آل 8ت 6ي 8ب ال eح?ج 7اس? الن ع6ل6ى 7ه? ?ل (97و6ل

الله • صل_ى قوله لمجمل بيان الواقع في هي صفتها، على الكسوف صالته وكذلك. “ " : فصلوا � شيئا منها رأيتم فإذا وسل_م عليه

• : حديث في كما بالقول كان فإنه الصالة، كيفية بيانه والفعل بالقول بيانه ومثال " : الصالة، إلى قمت إذا وسل_م عليه الله صل_ى قال حيث صالته في المسيء

. "... الحديث ، فكبر القبلة استقبل ثم الوضوء، فأسبغأن • عنه الله رضي الساعدي سعد بن سهل حديث في كما ،� أيضا بالفعل وكان

على وهو وراءه الناس وكبر فكبر، المنبر على قام وسل_م عليه الله صل_ى النبي " : : بي،... لتأتموا هذا؛ فعلت إنما وقال الناس على أقبل ثم وفيه الحديث، ، المنبر

.“ صالتي ولتعلموا

Page 5: 4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih

• MUJMAL berarti menghimpun (al-jam’u), juga berarti al-muhashal = kesimpulan. Secara istilah (terminologi), mujmal berarti sesuatu yang menunjukkan terhadap beberapa makna (lebih dari satu makna) yang tidak ada kelebihan (keutamaan) bagi salah satu dari makna-makna itu terhadap (makna) yang lainnya, dan untuk mengamalkan salah satunya membutuhkan penjelasan terlebih dahulu. MUBAYYAN: lafaz mujmal yang disertai dengan penjelasan tentangnya, baik bersambung ataupun terpisah. Penjelasan tersebut ada pada dalil itu sendiri atau pada dalil lain yang terpisah dari dalil yang didalamnya terdapat lafaz mujmal.

• Suatu lafazh yang tidak mempunyai kemungkinan makna lain disebut mubayyan atau nash. Bila ada dua makna atau lebih tanpa diketahui yang lebih kuat disebut mujmal. Namun bila ada makna yang lebih tegas dari makna yang ada disebut zhahir. Dengan demikian yang disebut mujmal adalah lafazh yang cocok untuk berbagai makna, tetapi tidak ditentukan makna yang tidak dikehendaki, baik melalui bahasa maupun menurut kebiasaan pemakaiannya .

• Sifat mujmal itu dapat terjadi pada kosa kata (mufradat), seperti lafazh quru’ bisa berarti suci dan haid, dapat juga terjadi pada kata majemuk (munkkab) seperti mukhathab yang terdapat pada surat Al-baqarah: 237, yang bisa berarti suami atau wali. Terdapat juga pada kata kerja seperti lafazh asas yang bisa berarti menghadap dan membelakangi, pada huruf seperti pada waw ‘athaf bisa berarti memulai dan menyambungkan (dan).

Page 6: 4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih

• Lafazh mujmal adalah lafazh yang global, masih membutuhkan penjelasan (bayan) atau penafsiran (tafsir). Untuk memberikan penjelasan atau penafsiran terhadap lafazh yang mujmal maka tidak ada jalan lain kecuali harus kembali kepada Syāri’, karena memang Dia-lah yang menjadikannya sebagai lafaz yg mujmal.

• Mubayyan: lafazh yang sudah dijelaskan dari keglobalannya. Klasifikasi Mubayyan berdasarkan sumber yg menjelaskannya:

1. Mubayyan Muttashil, adalah mujmal yang disertai penjelasan yang terdapat dalam satu nash. Misal, dalam QS Al-Nisa’: 176, lafazh “kalalah” adalah mujmal yang kemudian dijelaskan dalam satu nash; “Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah, (yaitu) jika seorang meninggal dunia dan ia tidak mempunyai anak dan mempunyai saudara perempuan, maka…dst. Kalalah adalah orang yang meninggal dunia yang tidak mempunyai anak. Makna inilah yang diambil oleh Umar bin Khtattab, bahwa: “Kalalah = orang yang tidak mempunyai anak.”

Mujmal dan Mubayyan

Page 7: 4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih

2 .Mubayyan Munfashil, adalah bentuk mujmal yang disertai penjelasan yang tidak terdapat dalam satu nash. Dengan kata lain,

penjelasan tersebut terpisah dari dalil mujmal. Bisa berupa :a. Dari ayat Al-Qur’an yang lain, misalnya dalam QS Ali Imran: 7

� ه� �� ل ٱل ل��ا � إ ه�ۥ ل� إ�ي أ�� ل� ه� ل� أ� لي ل�� ل�� و�ل� ب� �ل �إ إ�� أ ب� ل�! ه# إ�ۦ إ� ��� ل ل� ل%� ل& هلو ه)و لي إ� أ� إ� أل ٱ إ*ى ل& ه+و إ, رل�- ٱلKalimat “Allah dan orang-orang yang mendalam ilmunya” adalah mujmal karena ambigutias huruf waw, yaitu kata “dan”. Bisa berkonotasi kata penghubung (‘athaf) atau Kata depan permulaan kalimat baru (isti’naf). Jika kata “dan” dianggap sebagai kata penghubung, maka konotasi kalimat tersebut adalah “hanya Allah dan orang-orang yang mendalam ilmunya yang mengetahui takwilnya”. Namun, jika kata “dan” dianggap sebagai permulaan kalimat baru, maka konotasinya adalah “hanya Allah yang mengetahui takwilnya” sedangkan orang-orang yang mendalam ilmunya –yang notabene tidak tahu takwilnya- berkata, “kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabih”.. Hal ini memerlukan penjelasan. Maka penjelasannya tidak terdapat dalam satu nash, diantaranya QS An-Nahl: 89 “Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur’an) untuk menjelaskan segala sesuatu.”

Page 8: 4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih

Ayat ini menunjukkan Al-Qur’an diturunkan sebagai penjelasan segala sesuatu kepada manusia, termasuk ayat-ayat yang mutasyabih. Jadi berdasarkan petunjuk (qarinah) dari ayat ini huruf “dan” pada QS Ali-Imran: 7 adalah sebagai kata penghubung sehingga konotasinya adalah “yang mengetahui ta’wil ayat-ayat mutasyabih hanyalah Allah dan orang-orang yang mendalam ilmunya.”. Demikian pendapat kelompok yang berpendapat demikian.b. Dari Sunnah (hadits), contohnya pada QS Al-Anfal 60 :“Siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi … “ إ! أ/ ل+ أل ٱ إ0 ل�� �ب إ� ل� ة1 ل�و ه3 ب� ه�4 أ� ل5 ل4 أ, ٱ ل��� ه�6 لل ه���ا� إ� ل�� ل�Kata “kekuatan” pada ayat diatas masih mujmal, yang penjelasannya ada datang dari sunnah, yaitu hadits riwayat Muslim dari Uqbah bin Amir: “Saya mendengar Rasulullah bersabda, -sementara itu beliau masih berada diatas mimbar- ‘Siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi, ingatlah, sesungguhnya kekuatan itu adalah panah. Ingatlah, sesungguhnya kekuatan itu adalah panah.’

Page 10: 4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih

TINGKATAN LAFAZH DARI SEGI KEJELASANNYA. Ada dua kelompok pendapat tentang tingkat dilalah Lafazh dari segi kejelasan, Golongan Hanafiyah dan Golongan Mutakalimin.

Page 11: 4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih

MUSYKIL & MUTASYABIHMUSYKIL menurut bahasa ialah sulit, atau sesuatu yang

tidak jelas perbedaannya, sedangkan menurut istilah,”suatu lafazh yang tidak jelas artinya dan untuk mengetahuinya diperlukan dalil dan qarinah”. (As-Sarakhsi, I, 1372 H : 168).”yang dimaksud musykil adalah suatu lafazh yang tidak jelas maksudnya karena ada unsur kerumitan, sehingga untuk mengetahui maksudnya diperlukan adanya qarinah yang dapat menjelasan kerumitan itu,dengan jalan pembahasan yang mendalam.” (Muhammad Adib Salih,1982,I:254).Musykil lebih tinggi kadar kemubhamannya daripada khafi. Sebagai contoh kata an-na pada surat Al Baqarah : 223 yang berarti: kaifa, aina, dan mata. Mana yang lebih cocok dari ketiga makna tersebut. Para ulama ada yang mengambil pengertian kaifa, seperti Ibnu Abbas dan Ikrimah dll. Mereka mengartikan ayat itu adalah boleh menggauli istri bagaimana maunya, kecuali pada dubur dan diwaktu haid. Ada yang mengartikan, selagi ia menghendakinya.Hukum musykil adalah wajib membahas dan memikirkan tentang makna yang dimaksud dari lafadz yang samar kemudian mengamalkan dengan penjelasan yang dimaksud dengan indikasi dan adillahnya.

Page 12: 4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih

MUTASYABIH. menurut bahasa adalah sesuatu yang mempunyai kemiripan dan atau simpang siur. Atau lafazh yang tidak ditunjukkan oleh lafazhnya itu sendiri kepada maksudnya itu dan tidak terdapat qarinah luar yang menerangkannya. Menurut istilah, berdasarkan pendapat sebagian ulama adalah ”suatu lafazh yang maknanya tidak jelas dan juga tidak ada penjelasan dari syara, baik Al-Quran maupun Sunah, sehingga tidak bisa diketahui oleh semua orang, kecuali orang- orang yang mendalam ilmu pengetahuannya” (Asy-Syarakhsi, I, 1372 H.: 169).Lafaz jenis ini adalah lafaz yang paling tinggi kadar ketidakjelasan maknanya. Lawannya adalah muhkam dari segi kejelasan maknanya.Berdasarkan pembacaan yang teliti lafaz mutasyabih dengan makna sebagaimana disebutkan tidak ditemukan dalam teks-teks syariah, baik Alquran maupun hadits, yang berkaitan dengan hukum-hukum praksis. Menurut Ibnu Hazm tidak ada ayat-ayat mutasyabih kecuali dalam duat tempat, yaitu pada huruf-huruf yang terputus-putus (huruuf muqaththa’ah) yang terdapat pada awal-awal surat, dan pada sumpah Allah. Menurut ulama lain, teks-teks syariah yang berkaitan dengan sifat-sifat Allah yang mengandung penyerupaan dengan makhluk, seperti tangan Allah, mata Allah, tempat turun dan lain sebagainya termasuk ayat-ayat mutasyabih.

Page 13: 4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih

HUKUM LAFAZ MUTASYABIHMenurut ulama' salaf  lafal-lafal mutasyabih harus diserahkan kepada Allah maknanya yang tepat dengan tetap mengimani makna lahir lafal tersebut serta tidak boleh melakukan pembahasan untuk mencari-cari ta’wilnya (menentukan makna suatu lafal dengan makna lain, bukan dengan makna lahiriyah lafal). Sedangkan menurut ulama’ khalaf, lafal-lafal mutasyabih harus dicari ta’wilnya yang sesuai dengan keagungan Allah. Sebab tidak mungkin memaknai kata yadullah dengan tangan Allah karena itu mengandung arti serupanya Allah dengan makhlukNya. Padahal hal tersebut mustahil terjadi pada Allah swt. Pada dasarnya kedua golongan tersebut sepakat akan wajibnya menyucikan Allah dari penyerupaan dengan makhluk-makhlukNya. Maka pendapat ulama salaf lebih selamat dan lebih utama sedangkan pendapat ulama khalaf hanya memuaskan akal.