yoel love evariani

39
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pengeboran adalah salah satu metode yang digunakan dalam suatu proses eksplorasi pertambangan. Memberikan informasi data mengenai keadaan bawah-tanah melalui garis lubang pengeboran. Dari setiap pemboran biasanya dibuat sebuah laporan pemboran. Di dalamnya dicatat dengan cermat material-material apa saja yang telah ditemukan, dan selain itu juga kecepatan penetrasi dan perilaku material terhadap alat pemboran. B. RUMUSAN MASALAH Pada makalah ini membahas tentang metode eksplorasi pengeboran, alat bor serta aplikasinya dilapangan. C. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dan Tujuan dari Pembuatan makalah ini untuk menambah wawasan mahasiswa tentang metode serta aplikasi pada mata Ilmu Ukur Tambang terutama dalam mengetahui Metode 1

Upload: istihsan-kamil

Post on 19-Jan-2016

40 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

hkjhhkhjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjj

TRANSCRIPT

Page 1: Yoel Love Evariani

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pengeboran adalah salah satu metode yang digunakan dalam suatu proses

eksplorasi pertambangan. Memberikan informasi data mengenai keadaan bawah-tanah

melalui garis lubang pengeboran. Dari setiap pemboran biasanya dibuat sebuah laporan

pemboran. Di dalamnya dicatat dengan cermat material-material apa saja yang telah

ditemukan, dan selain itu juga kecepatan penetrasi dan perilaku material terhadap alat

pemboran.

B. RUMUSAN MASALAH

Pada makalah ini membahas tentang metode eksplorasi pengeboran, alat bor serta

aplikasinya dilapangan.

C. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan Tujuan dari Pembuatan makalah ini untuk menambah wawasan

mahasiswa tentang metode serta aplikasi pada mata Ilmu Ukur Tambang terutama dalam

mengetahui Metode Eksplorasi Pengeboran yang akan digunakan dalam dunia

pertambangan.

D. METODE PENULISAN

Dalam pembuatan makalah ini metode yang digunakan adalah sesuai dengan

1

Page 2: Yoel Love Evariani

EYD dan bahan yang diambil dari literature-literatur yang ada dari internet dan

kepustakaan.

2

Page 3: Yoel Love Evariani

BAB II

PEMBAHASAN

A. METODE EKSPLORASI PENGEBORAN

Adapun metode yang sering digunakan dalam eksplorasi yaitu :

1. BOR TANGAN (BOR SPIRAL dab BOR BANGKA).

2. BOR MESIN PUTAR (BOR MESIN RINGAN, BOR PUTAR, BOR INTI dan

BOR ALIR-BALIK).

3. BOR MESIN TUMBUK (CABBLE TOOL)

Sebetulnya sulit untuk melakukan penggolongan metoda pengeboran. Alat bor tangan

banyak yang dikembangkan dengan dilengkapi motor kecil, sedangkan banyak alat bor

mesin yang dipasang pada truk dirancang untuk pemboran dangkal. Alat bor mesin putar

berkisar dari yang portable sampai alat bor raksasa untuk eksplorasi minyak dan gas bumi.

Pada makalah ini akan dibahas satu-persatu.

3

Page 4: Yoel Love Evariani

B. PEMBORAN TANGAN

Metoda ini dipakai untuk eksplorasi dangkal seperti placer deposit dan residual deposit.

Metoda ini digunakan pada umumnya pada tahapan eksplorasi rinci, namun adakalanya

secara acak dan setempat dilakukan pada tahap eksplorasi tinjau, terutama pada subtahap

prospeksi umum.

Ada 2 jenis alat ini, yaitu Bor tangan spiral (Auger drilling) dan Bor bangka (BBB).

1. Pemboran Spiral/Bor Spiral Auger Drilling

Seperti penarik tutup notol, diputar dengan tangan. Contoh melekat pada spiral, dicabut

pada interval tertentu (tiap 30 – 50 cm).

Hanya sampai kedalaman beberapa meter saja, baik untuk residual deposit (bauxite,

lateritic nickel) dan sebagainya.

2. Pemboran Bangka/Bor Bangka (BBB)

Suatu alat bor tangan dikembangkan di Indonesia. Suatu alat selubung (casing) diberi

platform, di atas mana beberapa orang bekerja. Pada prinsipnya sama dengan bor spiral

dan tumbuk. Batang bor terdiri dari pipa masif yang disambung-sambung, dengan

berbagai bit :

Spiral

Senduk

Pahat/Bentuk Pahat

Adapun Pengamatan Dan Perekaman Data Geologi.Data geologi yang didapatkan

dari pemboran tangan jarang berupa batuan, tetapi pada umumnya berupa tanah atau

batuan lapuk, dan sedimen lepas. Contoh yang didapatkan bukan merupakan contoh

yang utuh (undisturbed sample), tetapi conto yang terusik (disturbed sample). Ketelitian

lokasi kedalaman conto tergantung pula dari jenis matabor yang digunakan.

Conto dari bor Spiral berupa tanah/lapukan batuan yang melilit pada spiral, dan

mewakili selang kedalaman setiap kali batang bor dimasukkan sampai ditarik kembali,

sehingga selang kedalamannya dapat diatur, apakah setiap 50 cm atau setiap meter,

tetapi maksimal tentu sepanjang spiral.

4

Page 5: Yoel Love Evariani

Conto dari matabor sendok lebih terancam pencampuran, sedangkan yang menggunakan

bumbung dengan katup lebih mewakili kedalaman yang tepat. Matabor ini lebih banyak

digunakan untuk sedimen lepas, dan setiap conto mewakili selang kedalaman dari mulai

batang dimasukkan sampai ke pencabutan.

Pada sistem bor Bangka, conto yang diambil lebih terpercayya karena penggunaan pipa

selubung yang terus menerus, mengurangi pencampuran dari guguran dinding bor.

Perekaman Data pada umumnya data berupa litologi, serta batas-batasnya dan

dapat dinyatakan dalam penampang berkolom atau profil yang dapat pula disebut

sebagai log. Selain itu data kekerasan kualitatif dapat dicatatkan pula, demikian pula

data muka air tanah yang dijumpai.

5

Page 6: Yoel Love Evariani

C. PEMBORAN MESIN PUTAR

Ada berbagai macam jenis mesin bor putar, dari yang portable sampai pemboran raksasa

seperti pada pemboran minyak yang dapat mencapai kedalaman beberapa kilometer. Ada

berbagai jenis, dari mulai packsack (dapat diangkat di atas punggung) sampai bor besar

harus dipreteli atau diangkat di truck.

Alat pemboran (yang disebut drilling-rig) dinilai dari kemampuannya untuk mencapai

kedalaman, kemampuan pengambilan conto batuan dan kemampuan menentukan arah.

Selain itu juga kemampuan bergerak di medan merupakan salah satu hal diperhatikan.

Mesin-mesin pemboran putar ini mempunyai prinsip yang sama, namun berdasarkan

kemampuannya dapat dibagi sebagai berikut :

1. Bor mesin ringan (portable drilling rig)

2. Bor mesin inti (diamond drilling rig)

3. Bor mesin rotari (rotary drilling rigs)

4. Bor mesin alir-balik (counterflush drilling rig)

Prinsip operasi mesin pemboran putarp pada prinsipnya pemboran mesin putar mempunyai

prinsip yang sama, yaitu :

1. Lubang dalam formasi dibuat oleh gerakan putar dari pahat untuk mengeruk batuan dan

menembus dengan suatu rangkaian batang bor yang berlobang (pipa).

2. Rangkaian pipa bor disambungkan pada mesin sumber penggerak dengan berbagai

macam alat transmisi, seperti kelly dan rotary table, chuck ataupun langsung.

3. Sumber penggerak (mesin bensin, diesel dan sebagainya) atau dengan perantaraan

kompresor/motor listrik.

4. Pelumas/pendingin (air, lumpur, udara). Cairan pelumas dipompakan lewat pipa, keluar

lewat pahar bor kembali lewat lobang bor di luar pipa (casing) atau sebaliknya.

5. Pompa sebagai penggerak/penekan cairan pelumas.

6. Pipa/batang di atas tanah ditahan/diatur dengan menggantungkannya pada suatu

menara/derrick dengan sistem katrol atau dipandu lewat suatu rak (rack) untuk keperluan

menyambungnya atau mencabut serta melepaskannya dari rangkaian.

6

Page 7: Yoel Love Evariani

7. Untuk memperdalam lubang bor rangkaian pipa bor ditekan secara hidrolik atau

mekanik maupun karena bebannya sendiri

8. Contoh batuan hasil kerukan mata bor didapatkan sebagai :

Serbuk atau tahi bor (drill-cuttings) yang dibawa ke permukaan oleh lumpur bor atau

air pembilas. Serbuk penggerusan batuan dibawa oleh air pembilas ke permukaan

sambil mendinginkan mata bor.

Inti bor (drill core) yang diambil melalui bumbung pengambil inti (core barrel).

9. Untuk pengambilan inti mata bor yang digunakan bersifat bolong di tengah sehingga

batuan berbentuk cilinder masuk ke dalamnya dan ditangkap oleh core barrel. Mata bor

ini biasanya menggunakan gigi dari intan atau baja tungsten.

10. Bumbung inti (core barrel) diangkat ke permukaan dapat dilakukan dengan cara sebagai

berikut :

Dicabut dengan mengangkat seluruh rangkaian batang bor ke permukaan setiap kali

seluruh bumbung terisi

Dicabut lewat tali kawat (wireline) melalui lubang pipa dengan kabel).

11. Pipa selubung penahan runtuhnya dinding lubang bor (casing) dipasang setiap

kedalaman tertentu tercapai, untuk kemudian dilanjutkan dengan matabor yang

berukuran kecil (telescoping). Pipa selubung dipasang untuk mengatasi adanya masalah

seperti masuknya air formasi secara berlebihan (water influks), kehilangan sirkulasi

lumpur pemboran karena adanya kekosongan, dalam formasi, atau lemahnya lapisan

yang ditembus.

Adapin desain yang sering digunakan dalam metode eksplorasi pengeboran dalam memilih

alat bor harus diperhatikan yaitu :

1. Kapasitas kedalaman (tergantung dari) :

Besanya kekuatan mesin sumber pengerak yang dinyatakan dengan Tenaga Kuda

(HP).

7

Page 8: Yoel Love Evariani

Kekuatan alat penyangga atau menara serta derek untuk menarik beban rangkaian

sampai kedalaman yang dituju.

Besarnya garis tengah pipa bor sesuai dengan besarnya inti yang diminta.

Kekuatan pompa untuk dapat menyalurkan lumpur sampai kedalaman yang dituju.

2. Mobilitas, dapat bergerak sendiri (skids, truck) atau kemungkinan untuk dipreteli

atau/dan diangkat dengan tenaga manusia ataupun dengan helicopter.

3. Kemampuan pemboran miring.

4. Keperluan dan besarnya inti yang diminta.

5. Perolehan inti (core recovery) (tergantung dari jenis core barrel)

Peralatan Mesin bor

Tidak hanya dalam pemilihan jenis bor juga mata bor juga perlu diperhatikan dalam

pengeboran :

1. Macam-macam, terdiri dari intan, baja, dan bentuk, termasuk kadang-kadang untuk

tanpa pengambilan inti.

2. Ukuran mata bor : AX, BX sampai NX, sesuai dengan corebarrel.

Bumbung Inti (Corebarrel). Berbagai jenis dan ukuran bor yaitu Double-tube core-

barrel dan Triple-tube core-barrel (recovery faktor lebih dari 90%)

3. Pipa Bor dan Selubung berbagai ukuran dan jenis logam

Menara Bor juga perlu diperhatikan dalam pengeborang yaitu meliputi :

1. Cara Penekanan meliputi mekanis (dongkrak) dan Hydrauls serta bobot rangkaian peta.

2. Sumber Tenaga Pengerak meliputi Diesel, Bensin, Pneumatic (compressor) dan Listrik.

Besar/kecilnya sumber penggerak menentukan kapasitas kedalaman. Pada Pemboran ini

terdapat sistem pembilasan. Pembilasan dapat dilakukan dengan udara, air maupun lumpur.

Pemboran dengan udara (air drilling) : untuk daerah-daerah yang sulit air, ataupun

pemboran didalam terowongan dapat dipertimbangkan penggunaan udara sebagai

pembilas/pendingin matabor, dalam hal mana disiapkan mesin compressor.

Pemboran dengan air atau lumpur : untuk ini harus dipersiapkan mesin pompa dengan

8

Page 9: Yoel Love Evariani

kapasitas tekan dan penyedotan lumpur pemboran yang sesuai dengan kedalaman yang

dituju. Selain itu diperhatikan jarak dari sumber air yang memerlukan sistim pompa dan

rangkaian pipa air untuk penyaluran, maupun penggunaan truk tangki air. Lumpur biasanya

dipakai bentonit yang diperdagangkan secara komersial. Kekentalan dari lumpur dapat

diatur dengan menentukan berat jenisnya.

Dalam Pemboran Mesin Putar dapat digolongkan menjadi dua yaitu :

1. Mesin Bor Ringan (Portable Drilling Rig)

Khas dari pemboran ini selain mudah diangkut secara manual adalah pada umumnya

menggunakan topdrive dengan motor bakar kecil (2 tak) yang ikut turun naik dengan

turun/naiknya batang bor yang dipandu oleh rel atau rack. Tekanan pada matabor dapat

ditingkatkan dengan menyuruh orang mendudukinya (awak mesin bor 20-26).

Alat bor ini dapat dipreteli dalam bahagian-bahagian kecil dan dapat diangkut oleh

orang secara manual. Kapasitas alat bor ini hanya maksimum 50 meter, banyak

digunakan untuk pemboran seismik (shot holes) dan sering merupakan rakitan sendiri

dengan menggunakan mesin pompa. Laju tembus adalah 30-40 m/hari, relatif sangat

murah. Pengambilan inti tidak dimungkinkan. Biaya $5.90/hari

Termasuk alat bor kecil dengan topdrive ini adalah yang dipasang pada truck, dengan

memasangi rak (rel) yang memandu batang bor, dimana morot penggeraknya dipasang

pada ujung atas batang bor, dan mesin bergeser ikut dengan turunnya dengan batang bor.

Dengan topdrive ini pemboran miring dimungkinkan secara terbatas dengan

memiringkan raknya.Berbagai jenis/merk pemboran yaitu Portable yang dimana

jenisnya Packsack (kapasitas 10 meter), dapat diangkut seorang diri, Koken dan Rakitan

lokal.

2. Mesin Pemboran Inti (Diamond Drilling Rigs)

Alat pemboran ini adalah alat standart dan yang paling populer untuk eksplorasi cebakan

mineral. Nama Diamond Drilling Rig digunakan karena alat ada yang paling banyak

dipakai untuk pengintian (coring) yang menggunakan matabor dari intan.

Mesin ini berukuran relatif kecil dan dipasang pakai roda atau batang luncur (skids),

9

Page 10: Yoel Love Evariani

ditarik dengan bulldozer, kendaraan 4-wheel drive atau ditarik dengan winch pada

tempat yang sulit dijangkau, atau digantung dengan slung di bawah helicopter, atau juga

dapat dipreteli menjadi bahagian-bahagian/komponen kecil dan dapat dipikul secara

manual.Gerakan putar dari mesin ditransmisikan pada pipa bor dengan chuck, dan oleh

karenanya dapat membor ke semua arah, termasuk ke atas (dari terowongan). Untuk

pengoperasiannya sering dipasang kaki tiga dari pipa besi untuk mengendalikan

pemasangan/pencabutan batang bor dengan menggantungkannya pada sistem katrol

dengan swivel yang disambungkan pada pipa selang untuk menyalurkan cairan pembilas

dari pompa lumpur.Kelemahan dari alat bor ini adalah berkecepatan rendah, terutama

sewaktu operasi pengambilan inti (coring operations)..Jenis matabor yang digunakan :

blade type, roller type dan matabor intan dan tungsten-carbida. Matabor jenis bilah

(Blade type) membor lebih cepat..Palu pemukul berputar di dalam lubang (Rotary

percussion downhole hammers) juga tersedia untuk formasi-formasi yang keras.Dapat

dipasangi bumbung inti jenis tripple stationary inner split tube yang ditarik tali

kawat.Beberapa merk alat bor Diamond Drilling Rig meliputi berbagai macam jenis

yaitu dapat dilihat dibawah ini :

Altas-Capco, dengan triple yang simple

Longvear dan Tone, berbagai ukuran yaitu meliputi :

Junior.

Ly 24,34,38,44-(kapasitas 100 – 900 m)

Tone : U.U.5 (75 m), T.AS 70 dan lain-lain.

3. Mesin Bor Rotari (Rotary Drilling Rigs)

Jenis alat bor ini dinamakan demikian karena gerak putar dari sumber

penggerak/mesin ditransmisikan pada batang bor dengan meja putar (rotary table),

sehingga hanya dapat membor ke vertikal ke bawah..Alat pemboran yang digolongkan

jenis ini pada umumnya lebih besar dan berkekuatan lebih besar, harus dipasang pada

truk dan tidak cocok untuk lokasi-lokasi yang sulit dicapai. Alat pemboran jenis ini juga

termasuk pemboran untuk minyak dan gasbumi.Pada umumnya digunakan untuk operasi

10

Page 11: Yoel Love Evariani

tanpa pengambilan inti (noncoring operation). Kecepatan pemboran tinggi, terutama jika

tidak dilakukan pengambilan inti, namun jika diperlukan bumbung inti (core barrel)

dapat dipasang. Adapun berbagai jenis alat bornya yaitu :

Mayhew 1000 Rig; Alat ini dipasang pada truk (6 X 6 Cusromline Carrier Truck),

memakai lumpur berbasis air atau udara dengan menggunakan kompressor

berkapasitas rendah. Kecepatan tembusnya sangat tinggi (175 m/hari tanpa

pengintian, 35 m/hari dengan pengintian).Biaya $ 22.15/hari tanpa pengintian.

$ 103/hari dengan pengintian..

Dando 250 : Dipasang di atas traktor, yang tidak terlalu stabil sehingga memerlukan

dukungan bulldozer.

Alat ini memiliki kompressor berkapasitas tinggi dan dapat dengan mudah

mencapai kedalam akhir (TD) 120 m. Namun mempunyai laju tembus (penetration

rate) lebih rendah (130 m/hari tanpa pengintian, 30 m/hari dengan pengintian),

tetapi lebih murah atas dasar hitungan permeternya.

Biaya $ 15.60/hari tanpa pengintian.

$ 47.50/hari dengan pengintian.

4. Pemboran Aliran Bilas Balik (Counterflush Drill)

Air pembilas masuk dari casing, keluar melalui pipa bor, membawa conto, yang

tidak tercampur dengan rontokan dari dinding lubang bor, namun untuk mendapatkan ke

dalam conto ini harus memperhitungkan kecepatan tidak seteliti bor inti. Pengambilan

ContoH Dan Perekaman Data Dari Lubang Bor (Drill-Hole Logging). Tujuan utama dari

pemboran eksplorasi adalah mengambil dan merekam data geologi yang ditembus

lubang bor. Data ini berupa rekaman catatan hasil pengamatan pada conto batuan,

khususnya litologi serta gejala geologi lainnya. Jenis conto yang didapatkan adalah :

1. Serbuk bor (Cuttings)

Contoh ini adalah hasil kerukan dari matabor yang kemudian dibawa oleh air

pembilas ke permukaan. Setap kemajuan selang kedalaman tertentu suatu conto yang

11

Page 12: Yoel Love Evariani

diambil mewakili selang kedalaman tertentu dan dicatat. Conto ini dibersihkan dan

dideskripsikan. Hasil deskripsi conto ini tidak akurat mengingat :

Contoh tersebut harus menempuh jarak dari kedalaman sampai ke permukaan,

sedang dalam waktu yang sama matabor sudah maju lebih dalam lagi. Kedalaman

yang diwakili conto itu harus dikoreksi atau disetel terhadap data lain, seperti laju

kecepatan pemboran atau log talikawat.

Contoh tersebut sering tercampur dengan serbuk dari selang kedalaman yang ada di

atasnya, sehingga kadangkala diketemukan lebih dari 2 jenis litologi yang berasal

kedalaman yang berbeda. Untuk ini persen berbagai jenis litologi ini harus dicatat

untuk mengetahui litologi mana merupakan guguran dan mana yang dari kedalaman

asli. Untuk ini dapat pula dilakukan pembandingan dengan hasil tafsiran litologi dari

log tali kawat maupun data lain seperti laju kecepatan pemboran.

Contoh ini merupakan serbuk, keratan atau hancuran dari batuan, sehingga hanya

deskripsi tekstur dan susunan mineral yang dapat diamati, sedangkan gejala-gejala

geologi seperti struktur, kekompakan dan lain-lain tidak teramati.

Pengamatan litologi dari serbuk pemboran adalah bersifat baku dalam eksplorasi minyak

dan gasbumi, dan juga dilakukan pada pemboran eksplorasi batubara terutama pada

selang kedalaman yang tidak dilakukan pengintian. Adakalanya dalam eksplorasi

batubara tidak dilakukan pengintian yang disebut openhole, sehingga data geologi

didapatkan dari penafsiran log talikawat/geofisika dan dibantu dari pengamatan conto

ini. Namun pada pemboran eksplorasi cebakan mineral tidak lazim dilakukan karena

lebih mengandalkan pada pengamatan conto inti dilakukan secara penuh dari permukaan

sampai kedalaman akhir.

5. Inti bor (drill core)

Pada eksplorasi cebakan mineral termasuk batubara data geologi biasanya

didasarkan atas pengamatan dan pendeskripsian conto inti bor.

Pengintian Penuh (Full Coring). Pengambilan inti dilakukan secara penuh dari

12

Page 13: Yoel Love Evariani

permukaan sampai kedalaman akhir pemboran. Ini yang biasa dilakukan dalam

eksplorasi untuk cebakan mineral.

Pengintian Setempat (Spot Coring). Pemboran dilakukan sebagai lubang terbuka (open

hole) yang kemudian diikuti dengan pengintian hanya dilakukan pada selang

kedalaman tertentu yang diinginkan, misalnya beberapa meter di atas zone cebakan

dan beberapa meter dibawahnya. Untuk ini sering diperlukan lapisan petunjuk

stratigrafi berdasarkan log geofisika dari sumur terdekat yang sengaja dibor sebagai

pilot drill hole, untuk operasi ini sering dilakukan pilot and part-coring.

Pengintian Sentuh (Touch Coring). Pengintian dimulai segera setelah matabor

mencapai beberapa meter di atas target pengintian (bentuk pengintian setempat yang

kurang dapat dipercayai).

Pengintian Inti Terorientasi (Oriented Core Sample). Dengan menggunakan alat

tertentu, dimungkinkan dimana orientasi kedudukan asli dari conto didalam tanah

dapat ditentukan. Hal ini sering dilakukan untuk mempelajari kedudukan struktur

geologi dari lapisan maupun dari rekahan atau jalur-jalur mineralisasi.

Perolehan Inti (Core Recovery). Dalam operasi pengambilan inti pemboran tidak

selalu seluruh selang kedalaman dapat diwakili oleh panjang inti yang diperoleh. Hal

ini disebabkan kemungkinan gugurnya bahagian bawah dari inti sewaktu diangkat

dalam bumbung inti (core barrel). Besarnya perolehan inti (core recovery) dinyatakan

dalam persen (% core recovery), dengan mengukur panjang conto inti yang diperoleh

dan membandingkannya dengan panjang bumbung. Perolehan inti yang buruk dapat

disebabkan karena adanya jalur-jalur retak atau keadaan batuan yang rapuh dan dapat

dipakai sebagai indikator untuk keadaan struktur dari batuan, dan menggunakan

bumbung inti yang diperbaiki seperti triple tube core-barrel.

Keunggulan dari conto inti pemboran adalah :

Pengamatan litologi lebih lengkap dan terperinci sehingga perselingan berbagai

jenis litologi, dapat dideskripsi secara rinci, centimeter demi centimeter.

Pengamatan rinci dapat dilakukan terhadap struktur maupun tekstur batuan dalam

3-Dimensi, terutama jika menggunakan contoh yang terorientasikan, misalnya

adanya rekahan, urat-urat kecil, penjaluran mineral (mineral zoning), dsb.

13

Page 14: Yoel Love Evariani

Penentuan kedalaman serta selang-selang kedalaman dari berbagai batas perubahan

litologi lebih baik daripada serbuk pemboran. Namun masih tetap kurang akurat

jika dibandingkan dengan hasil penlogan talikawat, disebabkan kemungkinan

perolehan inti yang buruk selain juga terjadinya dekompaksi seperti halnya dalam

batubara.

Keuntungan conto inti bor ini adalah selain mendapatkan kedalam conto yang lebih

teliti, juga dimungkinkan untuk dilakukan uji kualitas yang berkisar luas (wide

range of quality test), untuk menentukan sifat-sifat keteknikan batuan, misalnya

kekuatan lantai dan atap dari cebakan (batubara) dan batuan penutup (overburden

rocks).

Adapun keburukannya sebagai berikut :

Operasi pengambilan inti bor sangat memperlambat operasi pemboran, terutama

jika tidak menggunakan wireli corebarrel.

Harus menggunakan matabor dari intan atau baja tungsten yang lebih mahal

daripada matabor jenis lainnya.

Secara keseluruhan pemboran inti jauh lebih mahal dan lebih lambat dari operasi

pemboran lainnya, sehingga harus benar-benar diperhitungkan dalam menentukan

taktik eksplorasi. Keunggulan jenis data yang diperoleh harus diperhitungkan

terhadap biaya yang harus dikeluarkan.

Adapun proses penyimpanan dari Inti Bor sebagai berikut :

Inti bor dicuci dan dikeringkan, kemudian dipatahkan meter demi meter. Setelah

dipatahkan setiap meter maka batang-batang inti disimpan dalam peti

kayu/aluminium yang dirancang khusus, dan disusun sedemikian rupa sehingga atas

bawahnya jelas, serta kedalamannya diperlihatkan dengan tanda-tanda yang ditulikan

dengan spidol pada penyekat antar inti. Waktu dilakukan pengamatan harus hati-hati

untuk menempatkan setiap conto dalam urutan, arah dan susunan yang sama.

Batang inti yang akan dianalisa di laboratorium, seperti selang yang termineralisasi

inti batuan ini dibelah (split) menjadi 2 (1 dipakai untuk essay, 1 untuk dokumentasi).

14

Page 15: Yoel Love Evariani

Contoh inti untuk analisa laboratorium harus diambil dari inti yang telah dibelah ini.

Penanganan conto inti ini harus dijaga supaya tidak terkontaminasi, terutama yang

diperuntukan assay mineralisasi logam. Dalam hal batubara conto inti untuk dianalisa

di laboratorium harus segera dibungkus dengan kertas parafin yang kedap udara,

untuk menjada kelembaban aslinya (moiture content). Untuk setiap conto yang akan

dianalisa di laboratorium perlu dicatat kode nama/nomor lubang bor dan

kedalamannya..Pencatatan/Perekaman Data Bor : Penlogan Lubang Bor

Ada dua cara mencatat atau merekam data geologi yang dihasilkan pemboran :

Penlogan Visual (Visual Logging)

Penlogan visual dilakukan terhadap pengamatan dan deskripsi litologi dari conto

serbuk pemboran dan dari conto inti bor. Jika dilakukan pengeboran inti penuh

(full core drilling) penlogan dilakukan hanya dari pengamatan conto inti,

sedangkan jika dilakukan spot-coring maka hanya bagian yang tidak diinti

pengamatan dari serbuk bor yang dicatat. Pencatatan dilakukan dalam kolom-

kolom kertas panjang yang disebut Log Pemboran (drilling-log) dan jika khusus

berdasarkan inti saja disebut Log Inti (Core-log). Data geologi pada Log Inti

tidak terbatas pada deskripsi litologi saja, tetapi menyangkut struktur,

mineralisasi dan sebagainya. Selain data geologi juga dicatat data teknis lainnya,

seperti data laju kecepatan pemboran, data perolehan inti (core-recovery),

keadaan air pembilas, pergantian matabor, selang pengambilan inti-bor, titik-titik

penempatan pipa selubung (casing) serta tanggalnya. Setiap jenis catatan

pengamatan diberi kolom tersendiri, dan sedapat mungkin dalam bentuk simbol

grafis. Khususnya jenis litologi diberi kolom yang di isi simbol grafis, laju

pemboran dengan kurva, perolehan inti dalam bentuk kolom sempit yang

memperlihatkan % inti terhadap kedalaman. Struktur geologi digambarkan pada

kolom litologi maupun dicatat dalam kolom tersendiri, demikian juga selang-

selang mineralisasi, jenis mineralisasi serta estimasi persen juga dicatat.

Sebetulnya tidak ada standard bentuk log yang baku, tergantung dari jenis

cebakan yang dijadikan obyek pemboran, maupun juga tergantung

perusahaannya masing-masing. Sering kolom khusus disediakan untuk

15

Page 16: Yoel Love Evariani

mencatatkan hasil analisa geokimia atau ‘assays’.

Dewasa ini dengan komputerisasi, data yang direkam diusahakan dalam format

digital maupun alfanumerik yang mudah diinputkan dalam suatu database yang

disimpan sebagai file dalam disket atau tape, dan setiap waktu dapat dengan

mudah dibuatkan log grafis dengan mencetaknya pada rol kertas (paper log print-

out), maupun diproses menjadi peta atau penampang geologi.

Log Visual ini sering dikombinasi dengan log Talikawat menjadi log Komposit.

Penlogan Talikawat (Wire-Line Logging).

Penlogan talikawat dewasa ini sudah sangat lumrah dilakukan untuk pemboran

inti, terutama untuk batubara. Jenis-jenis log yang dapat dilakukan bisa dibagi

dalam :

Penlogan Geofisika (Geophysical Logging)

Penlogan Citra (Imaging, hasil dari pemotretan kamera yang diturunkan

ke dalam lubang pada tali serat optik dan dapat merekam citra visual

sekeliling lubang bor)

Log orientasi lubang sumur (yang menunjukkan arah dari lubang sumur

dalam derajat kemiringan dan azimuth)

Sejak pertengahan tahun tujuh-puluhan penlogan geofisika untuk lubang

pemboran kecil telah dikembangkan. Terutama untuk eksplorasi

batubara.

Yang dimana Penlogan geofisika lebih teliti dalam penentuan kedalaman dari

target pemboran terutama dalam hal lapisan batubara daripada penlogan

visual dari inti pemboran karena kemungkinan dekompaksi dan pendapatan

inti yang buruk, Penafsiran litologi lebih baik dari pengamatan serbuk bor

atau pendapatan inti yang buruk, Korelasi antar lubang bor bersifat jauh lebih

oojektif daripada log visual dan Untuk eksplorasi batubara log geofisika

dapat digunakan untuk mengestimasi parameter kualitas batubara.

Adapun jenis-jenis log yang sering digunakan adalah :

16

Page 17: Yoel Love Evariani

Log Radioaktif (gamma, neutron, densitas).

Log Listrik (Resistivitas/SP).

Log Kaliper.

Adapun juga dikenal dengan istilah Density log yang mencakup :

LSD ; baik untuk korelasi.

HRD ; informasi optimum untuk ketebalan batubara.

BRD ; kompromi antara LSD dan HRD.

Adapun Natural Gamma Log yang menunjukan kadar lempung yang

mencakup:

Neutron Log yang Merespon terhadap hidrogen, karbon dan kelembaban

total moisture, derajat porositas (yang membedakan batupasir dari serpih)

Caliper Log yang dimana Jenis log ini memungkinkan untuk memisahkan

batuan kompeten dari yang tidak kompeten. Log ini juga digunakan

untuk menentukan kelayakan suatu lapisan batubara pada lokasi tertentu

untuk dapat dilakukan pengintian, berdasarkan atas derajat keretakannya

yang diperlihatkan oleh garis tengah dari lubang bor yang menembus

lapisan tersebut.

Dalam eksplorasi batubara log densitas banyak dipergunakan. Ini disebabkan

karena :

Density log dapat menentukan secara teliti selang kedalaman dan

ketebalan lapisan batubara yang ditembusnya..

Density log menghasilkan penentuan kerapatan batuan (density

determination) dan dengan demikian menunjukkan kualitas dari lapisan.

Kemudian density dikorelasikan dengan lubang bor yang telah diambil

17

Page 18: Yoel Love Evariani

intinya dan perkiraan kadar abu dapat diekstrapolasikan dengan lubang

bor terbuka yang dilog. Kombinasi dari gamma alami, log densitas dan

log neutron memberikan jalan untuk korelasi lapisan batubara serta

lapisan sedimen yang menyelubunginya.

18

Page 19: Yoel Love Evariani

D. PEMBORAN MESIN TUMBUK (PERCUSSION DRILLING)

Jenis mesin pemboran ini sudah jarang dipakai lagi dalam eksplorasi. Batuan

dipecah dengan pahat yang ditumbuk, dan conto diambil dengan bailer atau drive sampler.

Conto yang didapat tidak murni.

Pemboran dengan jenis ini umumnya digunakan dalam eksplorasi dasar pada soil, gravel,

endapan pasir. Dimana sebagian besar batuan yang dihasilkan telah mengalami gangguan,

karena proses pemborannya dilakukan dengan menumbuk tanpa menimbulkan moment

putar. Hasil dari pemboran tersebut kemudian dibawa ke laboratorium.

Ada berbagai jenis mesin bor perkusi ini, antara lain yang disebut :

1. Cable Tool Drilling Rig.

2. Hammer Drill atau Wagon Drill.

3. Downhole Hammer Drilling Rig.

4. Hammer Drilling Rig with Drive Sampler.

Adapun masing-masing jenis mesin bor ini akan dijelaskan secara terperinci dengan jelas

sebagai berikut :

1. Alat Bor Tumbuk Tali kawat (Cable Tool Rig)

Alat cable tool rig, yang juga disebut churn drilling rig adalah alat bor yang paling tua

yang digunakan untuk pemboran minyak maupun eksplorasi mineral, dan kini masih

dipakai. Alat ini bentuknya sederhana yang terdiri suatu menara, berbentuk segitiga atau

bentuk lain yang pada puncaknya dilengkapi dengan sistim katrol. Pada katrol ini

dibentangkan talikawat baja yang disambungkan dengan suatu mesin motor penggerak

lewat suatu roda gila sehingga memberikan gerakan turun naik pada ujung talikawat di

bawah menara bor ini. Pada ujung talikawat ini digantungkan suatu mata bor berupa

pahat yang dilengkapi batang logam sebagai pemberat diatasnya. Penetrasi pada formasi

dilakukan dengan menarik talikawat ke atas oleh mesin penggerak, dan kemudian

melepasnya sehingga pahat menumbuk formasi di bawahnya. Setelah gerakan ini

dilakukan beberapa kali, maka pahat diganti dengan suatu alat pengambil conto yang

disebut bailer suatu tabung atau bumbung baja yang dibawahnya diberi sistim katup.

19

Page 20: Yoel Love Evariani

Dengan menjatuhkannya bailer ini ke dalam lubang maka hancuran batuan ataupun

sedimen lepas masuk ke dalam tabung dan terperangkap oleh katup dan dapat diangkat

untuk memperolehnya. Air sering dimasukkan ke dalam lubang bor untuk

membersihkan lubang, tetapi tidak dalam tekanan yang terlalu tinggi (maksimum 100

l/menit).

2. Alat Bor Tumbuk Biasa

Ada beberapa macam alat bor tumbuk ini yang terutama digunakan untuk

batuan keras dalam operasi pertambangan. Alat ini biasanya dipasang di atas suatu truk

atau traktor, dan sangat mudah dioperasikan dalam segala arah sudut.

3. Hammer Drill (Bor Palu)

Mesin bor yang juga disebut Wagon Drill (Chaucier dan Morer, 1987) itu

terdiri dari palu yang bergerak vertikal dan dipasang sepanjang suatu peluncur (slide)

yang dipasang pada suatu kendaraan seperti truk atau traktor. Palu ini memukul-mukul

suatu rangkaian batang bor yang pada ujungnya dipasangi suatu matabor. Jenis Wagon

Drills yang ringan (Atlas BVB) dapat mencapai kedalaman rata-rata 30 meter dan

maksimum 50-60 meter. Jenis Wagon Drills yang besar (Altas Roc 601) rata-rata 70

sampai 100 meter. Conto yang didapatkan adalah serpihan batuan yang ditiup oleh udara

yang dikompresikan melalui pipa bor, dan ditangkan diluar oleh alat khusus yang

disebut cyclone sample chamber.

Adapun kelemahan pada jenis alat bor yaitu terutama pada Wagon Drill adalah

perolehan contoh yang kecil (5kg/m), karena diameter lubang yang didapatkan adalah

40-50 mm. Sebagai berikut

4. Down-Hole Hammer Drill (Alat Bor Palu Dalam Lubang)

Pada alat bor ini palu didapatkan langsung dipasang di atas drive sampler, berbentuk

suatu silinder yang bergerak turun naik secara lancar (smooth) dan digerakan oleh

udara tertekan dari compressor melalui pipa bor. Mata bor disini dapat pula melakukan

20

Page 21: Yoel Love Evariani

gerak rotasi atau putar. Kedalaman rata-rata yang dapat dicapai alat ini adalah 80=100

meter, tetapi dapat pula dirancang untuk mencapai kedalaman 300-1000 meter, dengan

menggunakan pipa selubung (casing). Diameter lubang yang dibuat adalah 65-170

mm, sehingga dapat perolehan conto (sample recovery) yang lebih besar daripada

Wagon Drill. Namun biayanya 3 sampai 4 kali biaya pemboran permeter daripada

Wagon Drill. Hammer Drill jenis ini diklasifikasikan sebagai bor palu ringan (Light

Hammer Drill, Ingersoll type).

Bor Tumbuk dengan Drive Sampler

Perkembangan dari bor tumbuk atau percussiun drilling adalah pemasangan apa yang

disebut drive sampler sebagai pengganti matabor. Alat bor ini hanya cocok

dipergunakan untuk lapisan tanah atau sedimen lepas. Alat ini berupa sepotong pipa

dengan ujungnya terbuka dan tajam. Tabung baja ini mempunyai bentuk dengan

panjang yang berlainan, kurang lebih 91,44 cm dan diameternya (bagian luar) 7,62 cm.

Alat ini dilengkapi dengan cincin (ring) yang gunanya untuk penyesuaian bila

diameternya akan mencapai 12,7 cm. Sedangkan pada sampler bagian atas terdapat

lubang untuk lewat air/lumpur pemboran, yang dilengkapi dengan katub pengatur,

katub ini gunanya untuk :

Ø Masuknya lumpur pemboran pada saat diangkat

Ø Mencegah cebakan udara dan air dalam tabung yang akan menjadi pengganggu

naiknya conto atau rusaknya conto batuan.

Katup bola pengatur tidak selalu effektif penuh, karena kadang-kadang hal itu akan

menyumbat katub dan menahan untuk tetap terbuka. Drive sampler ini yang bertindak

sebagai alat bor, mempunyai dinding dengan ketebalan 5 inci, alat ini diselubungi

dengan pipa pelindung (casing). Ada beberapa macam peralatan drive sampler, alat ini

telah dikembangkan untuk berbagai macam soil, yaitu dengan menggunakan dinding

sampler yang tipis. Membuat dinding yang setipis mungkin ini dimaksudkan untuk

pengendalian sisipan conto batuan. Banyak juga drive sampler telah dikembangkan

untuk berbagai mekanisme guna mendapatkan conto batuan sebaik mungkin.

Pengamanan pada sistem pemboran ini yaitu Walaupun bor tumbuk ini biasanya dipasang

pada suatu truk atau traktor, namun ada kalanya mesin langsung dipasang diatas tanah. Hal-

21

Page 22: Yoel Love Evariani

hal yang perlu diperhatikan selama pekerjaan pemboran yaitu Landasan mesin bor, landasan

ini harus dipersiapkan dengan letak yang betul. Landasan ini perlu stabil mesinnya bisa

selalu dalam keadaan mantap dan dapat menahan mesin bor serta peralatannya. Juga

memudahkan operator bekerja dengan leluasa. Ukuran landasanya itu minimum 3,5 X 3,5

meter.Demikian pula pada pemboran dasar sungai, untuk memudahkan dan keamanan, maka

sesuai jaminan perlu dibuat “andang-andang” (scaffolding), dalam suatu rencana pekerjaan

pemboran dasar sungai dan ini berarti penambahan biaya maupun waktu setelah itu juga

memiliki beberapa keungulan yaitu Bor tumbuk mempunyai keunggulan karena dapat

menembus bongkah dalan cebakan pasir/kerikil dengan cepat dengan memecahkannya,

conto yang didapatkan dalam drive sampler atau bailer cukup akurat dan relatif murah dan

peralatannya cukup sederhana.

Pekerjaan ikutan sehubngan dengan pemboran tumbuk memberikan keunggulan sebagai

berikut :

Ø Dapat mengukur Bulk Density dari tanah, lempung (clay), pasir (sand), kerikil (gravel)

dan lain-lain, dalam keadaan asli di lapangan.

Ø Dapat mengukur koefisien perbandingan antara tanah terpadat dengan yang tak terpadat

langsung di lapangan.

Dalam Pengamatan dan Perekaman Data Geologi dan Diskripsi litologi hasil pemboran

Setiap contoh yang diambil dari bailer harus langsung diamati seketika itu juga mutlak

dikerjakan oleh geologist di lapangan maupun kemudian diverifikasi di laboratorium.

Mengingat contoh hasil pemboran tumbuk pengamatan khusus meliputi :

Mengenai berbagai jenis batuan yang mudah pecah dan yang mudah menyambung

kembali meliputi :

Litologi (warna, tekstur dsb), sifat kelunakan, kepadatan dan perlapisan.

Banyaknya air yang terkandung dalam batuan tersebut.

Keterangan mengenai batuan dari seluruh yang pecah seperti, sifat kebulatan,

prosentase jenis batuan dari keseluruhan volume jenis batuan itu, juga

keterangan dari sudut petrografi.

22

Page 23: Yoel Love Evariani

Keterangan-keterangan mengenai keistimewaan setiap lapisan batuan seperti

kadar humus dalam suatu lapisan batuan, perubahan warnanya dan lain-lain.

Pengambilan macam-macam batuan tersebut seperti tempat pengambilan batuan,

susunan struktur batuan yang rusak dan struktur batuan yang tidak rusak.

Mengenai berbagai jenis batuan yang keras sampai agak keras dalam suatu lapisan

batuan meliputi :

Litologi (warna, tekstur dsb), dari fragmen batuan dan semen batuan. Keterangan

mengenai zat-zat kecil yang terkandung dalam batuan seperti susunan

mineralogi, bentuk dan ukuran maupun letaknya, perubahan-perubahan yang

mungkin ada.

Tingkat kekerasan batuan dan prosentase pengambilan dari lubang bor.

Tingkat kerusakan dan lain-lain.

Perekaman/Catatan Data Pemboran dapat dilakukan setelah diadakan pengamatan batuan

seperti ini kemudian dilakukan pencatatan, catatan ini harus akurat, nyata, jelas, sistematis

dalam format yang telah ditentukan serta bisa dijadikan dokumen yang dijamin

kelamaannya. Pencatatan dilakukan pada format yang sudah tersedia yang disebut log, yang

dan pencatatan dilakukan pada kolom-kolom dan kedalaman yang bersangkutan.

Pemerian batuan hasil pemboran ini akan menghasilkan catatan ringkas yang sebagian akan

dimasukkan dalam Boring record, kadangkala disebut Drilling Record atau Drilling Log.

Penyimpanan Contoh (Sample Storage) pula tentang penyimpanan contoh (sample) hasil

pemboran, diberi kolom-kolom sesuai dengan pengambilan sample sehingga kelak bila diadakan

pemerian ulang tidak akan terjadi kericuhan.Pada proses pengeboran peranan lumpur bor

(drilling mud) sangat penting, karena lumpur pengeboran ini memiliki beberapa fungsi, yaitu :

Mengangkat serbuk bor ke permukaan, hal ini sangat penting sebab juka serbuk pengeboran

tidak terangkat ke permukaan maka dapat menyebabkan buntunya saluran pengeboran dan

akhirnya dapat menyebabkan terjepitnya pipa bor.

Mendinginkan dan melumasi pahat/biit dan rangkaian pipa bor; proses pendinginan dan

pelumasan pada sebuah kegiatan pengeboran tidak boleh diabaikan sebab jika proses ini

23

Page 24: Yoel Love Evariani

diabaikan dapat mengakibatkan lelehnya biit atau rangkaian pipa akibat gesekan dengan

bidang bor, terlebih lagi jika kita menggunakan kecepatan rotasi tinggi dan dibarengi dengan

pelumasan yang tidak baik maka hal ini akan lebih mempercepat lelehan bit.

Mengontrol tekanan formasi; dengan lumpur bor yang baik maka tekanan formasi dapat

terkontrol dengan baik, oleh karena itu perbandingan antara lumpur dengan air harus

seimbang, lumpur tidak boleh terlalu kental atau terlalu encer.

Mengontrol tekanan formasi; dengan lumpur bor yang baik maka tekanan formasi dapat

terkontrol dengan baik, oleh karena itu perbandingan antara lumpur dengan air harus

seimbang, lumpur tidak boleh terlalu kental atau terlalu encer.

Melapisi dinding lubang bor dengan kerak lumpur; dengan teknologi yang ada kita dapat

membuat lumpur bor yang dapat mengering pada dinding lubang bor sehingga dapat

mengurangi longsor pada dinding bor.

Menahan serbuk bor dan material-material pemberat dalam bentuk suspensi bila sirkulasi

atau pemboran dihentikan sementara; pada proses pengeboran jika terjadi sesuatu hal yang

mengakibatkan sirkulasi lumpur terpaksa harus dihentikan. Kita tidak perlu khawatir

terhadap serbuk bor yang mengendap sebab lumpur yang baik akan dapat menahan serbuk

pengeboran dalam bentuk suspensi, tetapi jika lumpur bor yang kita gunakan kurang baik

kemungkinan material pemberat dan serbuk bor mengendap cukup besar dan kemungkinan

terjepitnya rangkaianpun menjadi besar pula.

Mengurangi beban rangkaian pipa bor dan selubung yang ditanggung oleh menara/rig;

pengeboran yang dilakukan tanpa lumpur. Bor yang baik, misalnya lumpur bor yang

digunakan terlalu encer hal ini akan menyebabkan proses pelumasan kurang berjalan baik

adan juga fungsi lumpur bor sebagai pembantu penyanggaan beban yang ditanggung oleh rig

juga akan berkurang, oleh karena itu pemilihan lumpur bor harus benar-benar diperhatikan.

Untuk media loging I; maksudnya adalah penyampelan dengan bentuk sampel seperti log

(silinder).Berdasarkan bahan dasarnya lumpur bor dapat dibedakan menjadi tida macam,

yaitu :

Lumpur dasar air tawar (fresh water base mud).

Lumpur dasar air asin (salt water base mud).

Lumpur dasar air minyak (oil water base mud).

24

Page 25: Yoel Love Evariani

Selama proses pengeboran berlangsung tentunya tidak terlepas dari masalah, masalah yang

mungkin timbul selama pengeboran diantaranya :

Semburan liar, semburan liar biasanya terjadi pada pengeboran minyak bumi. Hal ini terjadi

saat bor kita menembus batauan pengurung gas sehingga gas menekan lumpur bor ke atas

dan gas akhirnya keluar permukaan. Jika pada saat pengeboran terjadi sembur liar sebaiknya

kita segera meninggalkan lokasi pengeboran untuk menghindari hal-hal yang tidak

diinginkan.

Runtuh dinding, runtuhnya dinding dapat disebabkan oleh kondisi batuan yang kurang stabil

atau dapat pula disebabkan oleh penggunaan lumpur yang kurang tepat.

Hilang lumpur (mud loss) karena lumpur di dalam lubang sumur hilang atau masuk ke dalam

lapisan sebagian atau seluruhnya, dapat terjadi karena berat jenis lumpur bor terlalu besar,

sehingga tekanan lumpur lebih besar dari tekanan lapisan dan Hilangnya lumpur dapat diikuti

oleh blow out.

Sloughing shale, dinding sumur disekitar lapisan shale (serpih) mengembang sehingga

menyempitkan atau menyumbat lubang bor, pengembangan lapisan shale terjadi karena shale

bereaksi dengan air yang berasal dari lumpur pengeboran, kejadian ini dapat mengakibatkan

terjepitnya rangkaian pipa bor.

Bit leleh, lelehnya bit atau mata bor yang dapat terjadi akibat kurang lancarnya proses

pelumasan atau putarannya terlalu tinggi.

Rod putus, putusnya rod dapat diakibatkan dari sloughing shale yang mengakibatkan rod

terjepit sedangkan putaran tidak dihentikan.

Rangkaian pipa yang terjepit, hal ini dapat terjadi jika viskositas diperbesar, tekanan fluida

besar atau dapat pula disebabkan oleh sloughing shale.

25

Page 26: Yoel Love Evariani

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dalam pemberon dperlukan beberapa metode yang diperlukan di lapangan

sebagai berikut :

1. BOR TANGAN (BOR SPIRAL dab BOR BANGKA).

2. BOR MESIN PUTAR (BOR MESIN RINGAN, BOR PUTAR, BOR INTI dan

BOR ALIR-BALIK).

3. BOR MESIN TUMBUK (CABBLE TOOL)

Metode itu sangat digunakan dalam dunia Teknik Eksplorasi.

B. SARAN

Saya berharap dalam penyampain materi kembali ada bahan sehingga mahasiswa

tidak kesulitan dalam mengikuti proses kuliah.

26