karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/70490696... · web...

76
BAB I PENDAHULUAN Dekompensasi kordis atau gagal jantung adalah suatu sindroma klinis yang disebabkan oleh gagalnya mekanisme kompensasi otot miokard dalam mengantisipasi peningkatan beban volume berlebihan ataupun beban tekanan berlebih yang tengah dihadapinya, sehingga tidak mampu memompakan darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan tubuh. Kemampuan jantung sebagai pompa sesungguhnya sangat bergantung pada kontraktilitas otot jantung. Dan kemampuan kontraksi ini, ternyata tidak hanya ditentukan oleh kontraktilitas sarkomer miokard itu sendiri, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh besarnya preload (beban volume), afterload (beban tekanan), dan heart rate (frekuensi denyut jantung) (1,2) . Ada dua penyebab utama gagal jantung. Pertama, yang disebut "kegagalan overcirculation," bisa disebabkan oleh penyakit jantung bawaan maupun didapat yang menimbulkan beban volume (preload) atau beban tekanan (afterload) yang berlebih atau insufisiensi miokard. Yang kedua, sebut "pompa kegagalan," terjadi ketika otot jantung menjadi rusak dan tidak ada kontraksi yang normal lagi. Penyebab lain adalah takikardi supraventrikular, blok jantung komplit, anemia berat, dan korpulmonale akut. Disamping faktor penyebab yaitu penyakit jantung bawaan sebagai penyebab utama, juga faktor umur yang 1

Upload: others

Post on 23-Apr-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/70490696... · Web viewPENDAHULUAN Dekompensasi kordis atau gagal jantung adalah suatu sindroma klinis yang disebabkan

BAB I

PENDAHULUAN

Dekompensasi kordis atau gagal jantung adalah suatu sindroma klinis yang

disebabkan oleh gagalnya mekanisme kompensasi otot miokard dalam mengantisipasi

peningkatan beban volume berlebihan ataupun beban tekanan berlebih yang tengah

dihadapinya, sehingga tidak mampu memompakan darah untuk memenuhi kebutuhan

metabolisme jaringan tubuh. Kemampuan jantung sebagai pompa sesungguhnya sangat

bergantung pada kontraktilitas otot jantung. Dan kemampuan kontraksi ini, ternyata tidak

hanya ditentukan oleh kontraktilitas sarkomer miokard itu sendiri, tetapi juga sangat

dipengaruhi oleh besarnya preload (beban volume), afterload (beban tekanan), dan heart rate

(frekuensi denyut jantung)(1,2).

Ada dua penyebab utama gagal jantung. Pertama, yang disebut "kegagalan

overcirculation," bisa disebabkan oleh penyakit jantung bawaan maupun didapat yang

menimbulkan beban volume (preload) atau beban tekanan (afterload) yang berlebih atau

insufisiensi miokard. Yang kedua, sebut "pompa kegagalan," terjadi ketika otot jantung

menjadi rusak dan tidak ada kontraksi yang normal lagi. Penyebab lain adalah takikardi

supraventrikular, blok jantung komplit, anemia berat, dan korpulmonale akut. Disamping

faktor penyebab yaitu penyakit jantung bawaan sebagai penyebab utama, juga faktor umur

yang menyebabkan jantung dan organ lainnya masih lebih baik regenerasinya, memberikan

harapan penyembuhan yang lebih baik (Wayman, 2005)(3).

Sampai saat ini belum ada data yang valid mengenai insidens gagal jantung akut pada

anak. Gagal jantung memberi kontribusi terhadap estimasi 15 juta kematian anak tiap tahun

di dunia, penyebab tersering adalah PJB. Menurut dr.Sukman Tulus Putra, SpA, Ketua Divisi

Kardiologi Anak RSCM, penderita PJB 90% meninggal karena gagal jantung dalam usia

kurang dari satu tahun, sedangkan sisanya terjadi pada umur 1-5 tahun. Penyebab gagal

jantung pada umur 5-15 tahun umumnya kelainan jantung di dapat (diantaranya demam

reumatik)(4).

1

Page 2: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/70490696... · Web viewPENDAHULUAN Dekompensasi kordis atau gagal jantung adalah suatu sindroma klinis yang disebabkan

Pada umumnya gagal jantung pada anak adalah gagal jantung kanan, atau kombinasi

kanan dan kiri, dan jarang sekali terjadi gagal jantung kiri yang berdiri sendiri. Bila gejala

bendungan vena sistemik tidak disertai gejala bendungan paru, maka keadaan yang terjadi

disebut gagal jantung murni, seperti misalnya pada stenosis katup yang berat. Bila disertai

gagal jantung kiri maka disebut gagal jantung kongestif(3).

Gagal jantung kongestif pada bayi dan anak merupakan kegawatdaruratan yang sangat

sering dijumpai oleh petugas kesehatan dimanapun berada. Keluhan dan gejala sangat

bervariasi sehingga sering sulit dibedakan dengan akibat penyakit lain di luar jantung(3).

Saat ini penentuan derajat gagal jantung masih menggunakan kriteria klinis gagal

jantung yaitu kriteria Ross (kemampuan minum, laju jantung, laju nafas, dan keringat yang

berlebihan) dan pada pemeriksaan penunjang non invasive yaitu ekokardiografi. Tetapi

sayangnya penilaian secara klinis pada anak usia di bawah 3 tahun seringkali tidak spesifik

karena infeksi paru juga dapat menunjukkan tanda-tanda yang sama. Sampai saat ini strategi

yang efektif dan cost-effective masih terus dikembangkan untuk menegakkan diagnosis gagal

jantung secara obyektif melalui pemeriksaan laboratorium pada penderita yang telah

memiliki penyakit atau pada penderita yang memiliki risiko untuk terjadi gagal jantung.

Diharapkan dengan strategi yang tepat memungkinkan klinisi memberikan terapi awal,

mencegah atau paling tidak memperlambat terjadinya gagal jantung(4).

Kebanyakan gagal jantung disertai dengan curah jantung yang rendah, tetapi dapat

pula disertai dengan curah jantung yang normal atau tinggi, misalnya gagal jantung pada

anemia atau hipertiroidi. Makin muda usia saat timbulnya gagal jantung, makin buruk

prognosisnya. Sering pengobatan medikamentosa saja tidak dapat mengatasi semua beban

yang berlebihan pada jantung, sehingga tidak memberi hasil yang memuaskan. Dalam

keadaan ini, pertimbangan untuk menentukan perlu atau tidaknya tindakan operasi,

meneruskan pengobatan, atau modifikasi pengobatan membutuhkan diagnosis anatomis dan

fungsional yang tepat(4).

2

Page 3: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/70490696... · Web viewPENDAHULUAN Dekompensasi kordis atau gagal jantung adalah suatu sindroma klinis yang disebabkan

BAB II

ANATOMI DAN FISIOLOGI JANTUNG

II. 1. Bentuk dan letak jantung

Jantung berbentuk seperti buah pir atau kerucut terletak seperti piramida terbalik

dengan apeks (puncak) berada di bawah dan basis (alas) berada di atas. Jantung yang normal

terletak di rongga dada sebelah kiri, di dalam ruang mediastinum. Apeks jantung menghadap

ke kiri depan bawah. Besar jantung lebih kurang sebesar kepalan tangan pemiliknya. Pada

bayi ukurannya relatif lebih besar daripada dewasa. Pada bayi, perbandingan jantung

terhadap rongga dada (rasio kardiotoraks) mencapai 60%, pada anak besar sampai dewasa

muda mencapai 50%(5).

Gambar 1. letak jantung

II. 2. Lapisan jantung

Lapisan otot jantung terdiri dari perikardium, epikardium, miokardium dan

endokardium. Lapisan perikardium adalah lapisan paling atas dari jantung terdiri dari fibrosa

dan serosa dan berfungsi sebagai pembungkus jantung. Lapisan perikardium terdiri dari

perikardium parietal (pembungkus luar jantung) dan perikardium visceral (lapisan yang

3

Page 4: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/70490696... · Web viewPENDAHULUAN Dekompensasi kordis atau gagal jantung adalah suatu sindroma klinis yang disebabkan

langsung menempel pada jantung). Antara perikardium parietal dan visceral terdapat ruangan

perikardium yang berisi cairan serosa berjumlah 15-50 ml dan berfungsi sebagai pelumas.

Lapisan epikardium merupakan lapisan paling atas dari dinding jantung. Selanjutnya

adalah lapisan miokardium yang merupakan lapisan fungsional jantung yang memungkinkan

jantung bekerja sebagai pompa. Miokardium mempunyai sifat istimewa yaitu bekerja secara

otonom (miogenik), durasi kontraksi lebih lama dari otot rangka dan mampu berkontraksi

secara ritmik.

Ketebalan lapisan miokardium pada setiap ruangan jantung berbeda-beda. Ventrikel

kiri mempunyai lapisan miokardium yang paling tebal karena mempunyai beban lebih berat

untuk memompa darah ke sirkulasi sistemik yang mempunyai tahanan aliran darah lebih

besar.

Miokardium terdiri dari dua berkas otot yaitu sinsitium atrium dan sinsitium ventrikel.

Setiap serabut otot dipisahkan diskus interkalaris yang berfungsi mempercepat hantaran

impuls pada setiap sel otot jantung. Antara sinsitium atrium dan sinsitium ventrikel terdapat

lubang yang dinamakan anoulus fibrosus yang merupakan tempat masuknya serabut

internodal dari atrium ke ventrikel. Lapisan endokardium merupakan lapisan yang

membentuk bagian dalam jantung dan merupakan lapisan endotel yang sangat licin untuk

membantu aliran darah(6).

Gambar 2. Lapisan jantung

4

Page 5: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/70490696... · Web viewPENDAHULUAN Dekompensasi kordis atau gagal jantung adalah suatu sindroma klinis yang disebabkan

II. 3. Ruang-Ruang Jantung

Jantung terdiri dari empat ruang, dua ruang berdinding tipis disebut atrium dan dua

ruang berdinding tebal disebut ventrikel.

1. Atrium

Atrium kanan. Berfungsi menampung darah yang rendah oksigen dari seluruh tubuh yang

mengalir dari vena kava superior dan inferior serta sinus koronarius yang berasal dari

jantung sendiri. Kemudian darah dipompakan ke ventrikel kanan dan selanjutnya ke

paru-paru.

Atrium kiri. Berfungsi menerima darah yang kaya oksigen dari paru-paru melalui empat

buah vena pulmonalis. Kemudian darah mengalir ke ventrikel kiri dan dipompakan ke

seluruh tubuh melalui aorta.

2. Ventrikel

Ventrikel kanan. Berfungsi memompakan darah dari atrium kanan ke paru-paru

melalui vena pulmonalis.

Ventrikel kiri. Berfungsi memompakan darah yang kaya oksigen dari atrium kiri ke

seluruh tubuh melalui  aorta(7).

Gambar 3. Ruang-Ruang Jantung

5

Page 6: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/70490696... · Web viewPENDAHULUAN Dekompensasi kordis atau gagal jantung adalah suatu sindroma klinis yang disebabkan

II. 4. Katup Jantung

Katup jatung terbagi menjadi 2 bagian, yaitu katup yang menghubungkan antara

atrium dengan ventrikel dinamakan katup atrioventrikuler, sedangkan katup yang

menghubungkan sirkulasi sistemik dan sirkulasi pulmonal dinamakan katup semilunar.

Katup atrioventrikuler terletak antara atrium dan ventrikel. Katup yang terletak antara

atrium kanan dan ventrikel kanan disebut katup trikuspidalis. Katup yang terletak antara

atrium kiri dan ventrikel kiri disebut katup bikuspidalis atau katup mitral. Katup

atrioventrikuler memungkinkan darah mengalir dari masing-masing atrium ke ventrikel

pada saat diastolik dan mencegah aliran balik pada saat ventrikel berkontraksi memompa

darah keluar jantung yaitu pada saat sistolik.

Katup semilunar terdiri dari katup pulmonal yaitu katup yang menghubungkan antara

ventrikel kanan dengan pulmonal trunk, katup semilunar yang lain adalah katup yang

menghubungkan antara ventrikel kiri dengan asendence aorta yaitu katup aorta.

Katup berfungsi mencegah aliran darah balik ke ruang jantung sebelumnya sesaat

setelah kontraksi atau sistolik dan sesaat saat relaksasi atau diastolik. Tiap bagian daun katup

jantung diikat oleh chordae tendinea sehingga pada saat kontraksi daun katup tidak terdorong

masuk keruang sebelumnya yang bertekanan rendah. Chordae tendinea sendiri berikatan

dengan otot yang disebut muskulus papilaris(7,8).

Gambar 4. Katup Jantung

6

Page 7: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/70490696... · Web viewPENDAHULUAN Dekompensasi kordis atau gagal jantung adalah suatu sindroma klinis yang disebabkan

II. 5. Pembuluh darah (sistem kardiovaskuler)

Keseluruhan sistem peredaran (sistem kardiovaskuler) terdiri dari arteri, arteriola,

kapiler, venula dan vena.

Arteri

Arteri berfungsi untuk transportasi darah dengan tekanan yang tinggi ke seluruh

jaringan tubuh. Dinding arteri kuat dan elastis (lentur), kelenturannya membantu

mempertahankan tekanan darah diantara denyut jantung. Dinding arteri banyak mengandung

jaringan elastis  yang dapat teregang saat sistol dan mengadakan rekoil saat diastol.

Arteriola

Merupakan cabang paling ujung dari sistem arteri, berfungsi sebagai katup pengontrol

untuk mengatur pengaliran darah ke kapiler. Arteriol mempunyai dinding yang kuat sehingga

mampu kontriksi atau dilatasi beberapa kali ukuran normal, sehingga dapat mengatur aliran

darah ke kapiler. Otot arteriol dipersarafi oleh serabut saraf kolinergik yang berfungsi

vasodilatasi. Arteriol merupakan penentu utama resistensi/tahanan aliran darah, perubahan

pada diameternya menyebabkan perubahan besar pada resistensi.

Kapiler

Merupakan pembuluh darah yang halus dan berdinding sangat tipis, yang berfungsi

sebagai jembatan diantara arteri (membawa darah dari jantung) dan vena (membawa darah

kembali ke jantung). Kapiler memungkinkan oksigen dan zat makanan berpindah dari darah

ke dalam jaringan dan memungkinkan hasil metabolisme berpindah dari jaringan ke dalam

darah.

Venula

Dari kapiler darah mengalir ke dalam venula lalu bergabung dengan venul-venul lain

ke dalam vena, yang akan membawa darah kembali ke jantung.

7

Page 8: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/70490696... · Web viewPENDAHULUAN Dekompensasi kordis atau gagal jantung adalah suatu sindroma klinis yang disebabkan

Vena

Vena memiliki dinding yang tipis, tetapi biasanya diameternya lebih besar daripada

arteri, sehingga vena dapat mengangkut darah dalam volume yang sama tetapi dengan

kecepatan yang lebih rendah dan tidak terlalu dibawah tekanan. Karena tekanan dalam sistem

vena rendah maka memungkinkan vena berkontraksi sehingga mempunyai kemampuan untuk

menyimpan atau menampung darah sesuai kebutuhan tubuh(9).

II. 6. Pembuluh darah koroner

1. Arteri

Dibagi menjadi dua :

- Left Coronary Arteri (LCA) : left main kemudian bercabang besar menjadi: left

anterior decending arteri(LAD), left circumplex arteri (LCX)

- Right Coronary Arteri

2. Vena: vena tebesian, vena kardiaka anterior, dan sinus koronarius(10).

Gambar 5. Pembuluh darah koroner

II. 7. Sirkulasi jantung

Lingkaran sirkulasi jantung dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu sirkulasi

sistemik dan sirkulasi pulmonal. Namun demikian terdapat juga sirkulasi koroner yang juga

berperan sangat penting bagi sirkulasi jantung.8

Page 9: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/70490696... · Web viewPENDAHULUAN Dekompensasi kordis atau gagal jantung adalah suatu sindroma klinis yang disebabkan

Sirkulasi Sistemik

1. Mengalirkan darah ke berbagai organ tubuh.

2. Memenuhi kebutuhan organ yang berbeda.

3. Memerlukan tekanan permulaan yang besar.

4. Banyak mengalami tahanan.

5. Kolom hidrostatik panjang.

Sirkulasi Pulmonal

1. Hanya mengalirkan darah ke paru.

2. Hanya berfungsi untuk paru-paru.

3. Mempunyai tekanan permulaan yang rendah.

4. Hanya sedikit mengalami tahanan.

5. Kolom hidrostatiknya pendek.

Sirkulasi Koroner

Efisiensi jantung sebagi pompa tergantung dari nutrisi dan oksigenasi yang cukup

pada otot jantung itu sendiri. Sirkulasi koroner meliputi seluruh permukaan jantung dan

membawa oksigen untk miokardium melalui cabang-cabang intramiokardial yang kecil-

kecil.

Aliran darah koroner meningkat pada:

Peningkatan aktifitas

Jantung berdenyut

Rangsang sistem saraf simpatis(9).

II. 8. Siklus jantung

9

Page 10: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/70490696... · Web viewPENDAHULUAN Dekompensasi kordis atau gagal jantung adalah suatu sindroma klinis yang disebabkan

Setiap siklus jantung terdiri dari urutan peristiwa listrik dan mekanik yang saling

terkait. Rangsang listrik dihasilkan dari beda potensial ion antar sel yang selanjutnya akan

merangsang otot untuk berkontraksi dan relaksasi. Kelistrikan jantung merupakan hasil dari

aktivitas ion-ion yang melewati membran sel jantung. Aktivitas ion tersebut disebut sebagai

potensial aksi. Mekanisme potensial aksi terdiri dari fase depolarisasi dan repolarisasi:

Depolarisasi

Merupakan rangsang listrik yang menimbulkan kontraksi otot. Respon mekanik dari fase

depolarisasi otot jantung adalah adanya sistolik.

Repolarisasi

Merupakan fase istirahat/relaksasi otot, respon mekanik depolarisasi otot jantung adalah

diastolik(9).

II. 9. Fase Siklus Jantung

Mid Diastole

Merupakan fase pengisian lambat ventrikel dimana atrium dan ventrikel dalam

keadaan istirahat. Darah mengalir secara pasif dari atrium ke ventrikel melalui katup

atrioventrikuler, pada saat ini katup semilunaris tertutup dan terdengar sebagai bunyi jantung

kedua.

Diastole Lanjut

Gelombang depolarisasi menyebar melalui atrium berhenti pada nodus

atrioventrikuler (nodus AV). Otot atrium berkontraksi memberikan 20%-30% pada isi

ventrikel.

Sistole Awal

Depolarisasi menyebar dari sinus AV menuju miokardium ventrikel. Ventrikel

berkontraksi menyebabkan tekanan dalam ventrikel lebih tinggi dari tekanan atrium sehingga

menyebabkan katup atrioventrikuler menutup yang terdengar sebagai bunyi jantung satu.

10

Page 11: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/70490696... · Web viewPENDAHULUAN Dekompensasi kordis atau gagal jantung adalah suatu sindroma klinis yang disebabkan

Dalam keadaan ini tekanan dalam aorta dan arteri pulmo tetap lebih besar, sehingga katup

semilunar tetap tertutup. Kontraksi ventrikel ini disebut sebagai kontraksi isovolumetrik.

Sistole Lanjut

Tekanan ventrikel meningkat melebihi tekanan pembuluh darah sehingga

menyebabkan katup semilunaris membuka. Setelah katup semilunar terbuka, terjadi ejeksi isi

ventrikel kedalam sirkulasi pulmoner dan sistemik.

Diastole Awal

Gelombang repolarisasi menyebar ke ventrikel sehingga ventrikel menjadi relaksasi.

Tekanan ventrikel turun melebihi tekanan atrium sehingga katum AV membuka. Dengan

terbukanya katup AV maka ventrikel akan terisi dengan cepat, 70%-80% pengisian ventrikel

terjadi dalam fase ini(9).

II. 10. Sistem Konduksi Jantung

Didalam otot jantung terdapat jaringan khusus yang menghantarkan aliran listrik.

Jaringan tersebut mempunyai sifat-sifat :

1. Otomatisasi. Kemampuan untuk menimbulkan impuls secara spontan.

2. Irama. Membentuk impuls yang teratur.

3. Daya konduksi. Mampu untuk menyalurkan impuls.

4. Daya rangsang. Kemampuan untuk bereaksi terhadap rangsangan.

Berdasarkan sifat diatas, secara spontan dan teratur jantung akan menghasilkan

impuls yang akan disalurkan melalui sistem hantar untuk merangsang otot jantung dan

menimbulkan kontraksi otot. Perjalanan impuls jantung dimulai dari SA nodus sampai

dengan serabut purkinye.

1. SA nodus

11

Page 12: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/70490696... · Web viewPENDAHULUAN Dekompensasi kordis atau gagal jantung adalah suatu sindroma klinis yang disebabkan

Disebut pemacu alami karena secara otomatis mengeluarkan aliran listrik yang kemudian

menggerakkan otot jantung secara otomatis. Impuls yang dikeluarkan oleh SA nodus

antara 60-100 kali per menit. SA nodus dapat menghasilkan impuls karena adanya sel-sel

pacemaker yang dipengaruhi syaraf simpatis dan parasimpatis. SA nodus terletak didekat

muara vena kava superior.

2. Traktus internodal

Berfungsi menghantarkan Impuls dari SA nodus ke AV nodus.

3. AV Nodus 

Terletak didalam dinding septum atrium sebelah kanan, tepat diatas katup trikuspidalis

dekat muara sinus koronarius. Berfungsi menahan impuls jantung selama 0,08-0,12 detik

untuk memungkinkan pengisian ventrikel selama atrium berkontraksi dan mengatur

jumlah impuls atrium yang mencapai atrium. SA nodus dapat menghasilkan impuls

dengan frekuensi 40-60 kali per menit.

4. Bundle of his

Berfungsi sebagai penghantar impuls syaraf dari AV nodus ke sistem bundle branch.

5. Sistem bundle branch

Merupakan lanjutan dari bundle of his yang bercabang menjadi dua yaitu :

Right bundle branch mengirim impuls ke otot jantung ventrikel kanan.

Left bundle branch mengirim impuls ke otot jantung ventrikel kiri.

6. Serabut purkinye

Merupakan bagian ujung dari bundle branch, menghantarkan impuls syaraf menuju lapisan

sub endokard pada kedua ventrikel sehingga terjadi depolarisasi yang di ikuti oleh

kontraksi ventrikel. Impuls yang dihasilkan antara 20-40 kali per menit(11).

12

Page 13: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/70490696... · Web viewPENDAHULUAN Dekompensasi kordis atau gagal jantung adalah suatu sindroma klinis yang disebabkan

Gambar 6. Sistem Konduksi Jantung

II. 11. Faktor faktor penentu kerja jantung

Faktor jantung dipengaruhi oleh faktor utama yang saling berkaitan dalam

menentukan isi sekuncup (stroke volume) dan curah jantung (cardiac output)

Beban Awal

Beban awal adalah derajat peregangan serabut miokardium pada akhir pengisian ventrikel

atau diastolik. Meningkatnya beban awal sampai titik tertentu memperbanyak tumpang

tindih antara filament-filamen aktin dan miosin, sehingga kekuatan kontraksi dan curah

jantung meningkat. Hubungan ini dinyatakan dengan Hukum Starling, yaitu peregangan

serabut-serabut miokardium selama diastol akan meningkatkan kekuatan kontraksi pada

sistol (Carleton,P.F dan M.M. O’Donnell, 1995).

Beban awal dapat meningkat dengan bertambahnya volume diastolik ventrikel, misalnya

karena retensi cairan, sedangkan penurunan beban awal dapat terjadi pada diuresis.

Secara fisiologis, peningkatan volume akan meningkatkan tekanan pada akhir diastol

untuk menghasilkan perbaikan pada fungsi ventrikel dan curah jantung, namun pada

ventrikel yang gagal, penambahan volume ventrikel tidak selalu disertai perbaikan fungsi

ventrikel. Peningkatan tekanan yang berlebihan dapat mengakibatkan bendungan paru

atau sistemik, edema akibat transudasi cairan dan mengurangi peningkatan lebih lanjut

dari volume dan tekanan. Perubahan dalam volume intrakardia dan perubahan akhir pada

tekanan bergantung pada kelenturan daya regang ruang-ruang jantung. Ruang jantung

yang sangat besar, daya regangnya dapat menampung perubahan volume yang relative

13

Page 14: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/70490696... · Web viewPENDAHULUAN Dekompensasi kordis atau gagal jantung adalah suatu sindroma klinis yang disebabkan

besar tanpa peningkatan tekanan yang bermakna. Sebaliknya, pada ruang ventrikel yang

gagal, yang kurang lentur, penambahan volume yang kecil dapat mengakibatkan

peningkatan tekanan yang bermakna dan dapat berlanjut menjadi pembendungan dan

edema ( Carleton,P.F dan M.M. O’Donnell, 1995 ).

Kontraktilitas

Kontraktilitas menunjukkan perubahan-perubahan dalam kekuatan kontraksi atau keadaan

inotropik yang terjadi bukan karena perubahan-perubahan dalam panjang serabut.

Pemberian obat-obat inotropik positif seperti katekolamin atau digoksin, akan

meningkatkan kontraktilitas, sedangkan hipoksia dan asidosis akan menekan

kontraktilitas. Pada gagal jantung terjadi depresi dari kontraktilitas miokardium

( Carleton,P.F dan M.M. O’Donnell, 1995 ).

Beban Akhir

Beban akhir adalah besarnya tegangan dinding ventrikel yang harus dicapai untuk

mengejeksikan darah sewaktu sistolik. Menurut Hukum Laplace , ada tiga variabel yang

mempengaruhi tegangan dinding yaitu ukuran atau radius intraventrikel, tekanan sistolik

ventrikel dan tebal dinding. Vasokonstriksi arteri yang meningkatkan tahanan terhadap

ejeksi ventrikel dapat meningkatkan tekanan sistolik ventrikel, sedangkan retensi cairan

dapat meningkatkan radius intraventrikel. Pemberian vasodilator dan hipertrofi ventrikel

sebagai konsekuensi lain dari gagal jantung dapat mengurangi beban akhir ( Carleton,P.F

dan M.M. O’Donnell, 1995 )(12).

II. 12. Fungsi sistem kardiovaskuler

Lingkaran sirkulasi dapat dibagi atas dua bagian besar yaitu sirkulasi sistemik dan

sirkulasi pulmonalis

Sirkulasi Sistemik

1. Mengalirkan darah ke berbagi organ

2. Memenuhi kebutuhan organ yang berbeda

3. Memerlukan tekanan permulaan yang besar

4. Banyak mengalami tahanan

14

Page 15: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/70490696... · Web viewPENDAHULUAN Dekompensasi kordis atau gagal jantung adalah suatu sindroma klinis yang disebabkan

5. Kolom hidrostatik panjang

Sirkulasi Pulmonal

1. Hanya mengalirkan darah ke paru

2. Hanya berfungsi untuk paru

3. Mempunyai tekanan permulaan yang rendah

4. hanya sedikit mengalai tahanan

5. Kolom hidrostatik pendek

Sirkulasi Koroner

Sirkulasi koroner meliputi seluruh permukaan jantung dan membawa oksigen untuk

miokardium melalui cabang cabang intar miokardial yang kecil. Aliran darah koroner

meningkat pada:

1. Aktifitas

2. Denyut jantung

3. Rangsang sistem syaraf simpatis(13).

15

Page 16: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/70490696... · Web viewPENDAHULUAN Dekompensasi kordis atau gagal jantung adalah suatu sindroma klinis yang disebabkan

BAB III

DECOMPENSATIO CORDIS

III. 1. Definisi

Adapun berbagai arti definisi mengenai decompensasi cordis diantaranya, yaitu:

Decompensasi cordis adalah kegagalan jantung dalam upaya untuk mempertahankan

peredaran darah sesuai dengan kebutuhan tubuh.(Dr. Ahmad ramali.1994)

Dekompensasi kordis adalah suatu keadaan dimana terjadi penurunan kemampuan fungsi

kontraktilitas yang berakibat pada penurunan fungsi pompa jantung (Tabrani, 1998; Price,

1995).

Gagal jantung adalah keadaan patofisiologik yang mana jantung sebagai pompa tidak

mampu memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan (Carleton,P.F dan M.M.

O’Donnell, 1995 ; Ignatavicius and Bayne, 1997 ).

16

Page 17: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/70490696... · Web viewPENDAHULUAN Dekompensasi kordis atau gagal jantung adalah suatu sindroma klinis yang disebabkan

Gagal jantung kongestif adalah keadaan yang mana terjadi bendungan sirkulasi akibat

gagal jantung dan mekanisme kompensatoriknya (Carleton,P.F dan M.M. O’Donnell,

1995 ; Ignatavicius and Bayne, 1997).

Menurut Braunwald, gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologis adanya kelainan

fungsi jantung berakibat jantung gagal memompakan darah untuk memenuhi kebutuhan

metabolisme jaringan dan/atau kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian

tekanan pengisian ventrikel kiri.

Definisi alternatif menurut Packer, gagal jantung kongestif merupakan suatu sindrom

klinis yang rumit yang ditandai dengan adanya abnormalitas fungsi ventrikel kiri dan

kelainan regulasi neurohormonal, disertai dengan intoleransi kemampuan kerja fisis

(effort intolerance), retensi cairan, dan memendeknya umur hidup (reduced longevity).

Termasuk di dalam kedua batasan tersebut adalah suatu spektrum fisiologi-klinis yang

luas, mulai dari cepat menurunnya daya pompa jantung (misalnya pada infark jantung

yang luas, takiaritmia atau bradikardia yang mendadak), sampai pada keadaan-keadaan di

mana proses terjadinya kelainan fungsi ini berjalan secara bertahap tetapi progresif

{misalnya pada pasien dengan kelainan jantung yang berupa pressure atau. volume

overload dan hal ini terjadi akibat penyakit pada jantung itu sendiri, seperti hipertensi,

kelainan katup aorta atau mitral dll).

Secara singkat menurut Sonnenblik, gagal jantung terjadi apabila jantung tidak lagi

mampu memompakan darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh

pada tekanan pengisian yang normal, padahal aliran balik vena (venous return) ke jantung

dalam keadaan normal

Gagal jantung adalah keadaan ketidakmampuan jantung sebagai pompa untuk memenuhi

secara adekuat kebutuhan metabolisme tubuh. Keadaan ini dapat disebabkan olaeh karena

gangguan primer otot jantung, atau beban jantung yang berlebihan, atau kombinasi

keduanya. Beban jantung yang berlebihan pada preload atau beban volume terjadi pada

defek dengan pirau kiri ke kanan, regurgitasi katup, atau fistula arteriovena. Sedangkan

beban yang berlebihan pada afterlood atau beban tekanan terjadi pada obstruksi jalan

keluar jantung, misalnya stenosis aorta, stenosis pulmonal, atau koarktasio aorta (Daphne,

2009) (13).

17

Page 18: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/70490696... · Web viewPENDAHULUAN Dekompensasi kordis atau gagal jantung adalah suatu sindroma klinis yang disebabkan

III. 2. Klasifikasi

Ada empat parameter yang dapat digunakan untuk klasfikasi gagal jantung

Yaitu(3):

1. Fungsi miokardium

2. Kapasitas fungsional; kemampuan untuk mempertahankan aktivitas harian dan kapasitas

latihan maksimal.

3. Outcome fungsional (mortalitas, kebutuhan untuk transplantasi)

4. Derajat aktivasi mekanisme kompensasi (contohnya respon neurohormonal)

Gagal jantung secara umum dibagi menjadi gagal jantung akut dan gagal jantung

kronis.

Gagal jantung Akut

Gagal jantung akut didefinisikan sebagai serangan cepat dari gejala atau tanda akibat

fungsi jantung yang abnormal. Dapat terjadi dengan atau tanpa adanya sakit jantung

sebelumnya. Disfungsi jantung bisa berupa disfungsi sistolik atau disfungsi diastolik,

keadaan irama jantung yang abnormal atau ketidakseimbangan dari pre-load atau after-

load, seringkali memerlukan pengobatan segera. Gagal jantung akut dapat berupa

serangan baru tanpa ada kelainan jantung sebelumnya atau dekompensasi akut dari gagal

jantung kronis.

Pada gagal jantung akut ini dapat pula diklasifikasikan lagi baik dari gejala klinis dan foto

thorax (Killip), klinis dan karakteristik hemodinamik (Forrester) atau berdasarkan

sirkulasi perifer dan auskultasi paru. Dapat pula dibagi berdasarkan dominasi gagal

jantung kanan atau kiri yaitu Forward (kiri dan kanan (AHF), Left heart backward failure

(yang dominan gagal jantung kiri), dan Right heart backward failure (berhubungan

dengan disfungsi paru dan jantung sebelah kanan)

Gagal jantung kronik

18

Page 19: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/70490696... · Web viewPENDAHULUAN Dekompensasi kordis atau gagal jantung adalah suatu sindroma klinis yang disebabkan

Gagal jantung kronik didefinisikan sebagai sindrom klinik yang komplek yang disertai

keluhan gagal jantung berupa sesak, fatik, baik dalam keadaan istirahat atau latihan,

edema dan tanda objektif adanya disfungsi jantung dalam keadaan istirahat.

Klasifikasi stadium

Berdasarkan American College of Cardiology and the American Heart Association,

gagal jantung telah diklasifikasikan menjadi beberapa tahap dan juga terapi yang diberikan

yaitu antara lain:

1. Tahap A

Mempunyai risiko tinggi terhadap perkembangan gagal jantung tetapi tidak menunjukkan

struktur abnormal dari jantung .

2. Tahap B

Adanya stuktur yang abnormal pada jantung pasien tetapi tidak bergejala.

3. Tahap C

Adanya struktural yang abnormal dari pasien dengan gejala awal gagal jantung.

4. Tahap D

Pasien dengan gejala tahap akhir gagal jantung sulit diterapi dengan pengobatan standar.

Sedangkan berdasarkan New York Heart Association (NYHA) diklasifikasikan

emnjadi 4 kelas fungsional

1. Kelas I

Pasien dengan penyakit jantung tetapi tidak mempunyai batasan aktivitas fisik.

2. Kelas II

Pasien dengan penyakit jantung tetapi mempunyai sedikit batasan aktivitas fisik.

3. Kelas III

Pasien dengan penyakit jantung yang mempunyai batasan yang harus diperhatikan dalam

aktivitas fisik.

4. Kelas IV

Pasien dengan penyakit jantung yang tidak dapat melakukan berbagai aktivitas fisik yang

disebabkan dyspnea(14).

19

Page 20: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/70490696... · Web viewPENDAHULUAN Dekompensasi kordis atau gagal jantung adalah suatu sindroma klinis yang disebabkan

III. 3. Insidens

Pada penganalisisan, dataset rawat inap yang tersedia secara komersial pada tahun

1997 yang dikumpulkan oleh Badan Penelitian dan Kualitas Kesehatan: Kids 'Database

Rawat Inap, akuntansi untuk 50% dari debit US pediatrik AS di 1997. Hasil Database berisi

5.610 anak-anak dengan diagnosis gagal jantung. Sampel pediatrik gagal jantung

menunjukkan proporsi yang lebih tinggi dengan prosedur jantung 61,4%, prevalensi tinggi

penyakit jantung bawaan 61%, persentase lebih tinggi dari pasien laki-laki 50% anak, dan

persentase lebih rendah dari pasien kulit putih 40,9%. Anak-anak spektrum yang berbeda

nyata co-morbiditas dibandingkan dengan orang dewasa. Tidak ada perbedaan angka

kematian antara anak 7,5%. Terdapat perbedaan signifikan dalam profil epidemiologi anak-

anak dengan gagal jantung. Anak-anak menderita berbagai jenis ko-morbiditas dan

memerlukan prosedur yang berbeda dalam lingkungan rumah sakit.(BMC, 2006)

Penelitian sebelumnya pada anak-anak seperti bayi 1985 Baltimore-Washington study

telah menggambarkan kejadian penyakit jantung bawaan, tetapi belum terfokus pada gagal

jantung. Baru-baru ini Pediatric Calon Cardiomyopathy Registry melaporkan tentang

kejadian kardiomiopati pediatrik (tapi tidak gagal jantung) di daerah 2 dari Amerika Serikat,

menyarankan sebuah insiden 1,13 kasus per 100.000 anak . Sebuah studi berbasis populasi

yang dilakukan di Finlandia selama kerangka waktu yang lebih lama (11 tahun) telah temuan

serupa. Namun, karena gagal jantung terapi lain (kemoterapi-induksi kerusakan, atau gagal

jantung karena penyakit jantung bawaan) secara khusus dikecualikan dan mungkin terdiri

dari komponen utama gagal jantung pediatrik. Studi-studi lain dari gagal jantung pediatrik

atau cardiomyopathy memiliki ukuran sampel yang terbatas atau sudah dari daerah geografis

yang terbatas (BMC, 2006)(15).

III. 4. Etiologi

Dalam hubungan yang luas ada dua faktor penyebab gagal jantung(3):

1. Faktor mekanik (kelainan struktur jantung); kondisi miokardium normal, akan tetapi

gangguan dari beban kerja yang berlebihan, biasanya kelebihan beban volume (preload)

atau tekanan (afterload) akibat PJB atau didapat.

20

Page 21: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/70490696... · Web viewPENDAHULUAN Dekompensasi kordis atau gagal jantung adalah suatu sindroma klinis yang disebabkan

2. Faktor miokardium yaitu kelainan otot jantung sendiri atau insufisiensi miokardium,

misalnya:

a. Radang atau intoksikasi otot jantung pada penderita demam reumatik atau difteri.

b. Otot jantung kurang makanan, seperti pada anemia berat.

c. Perubahan-perubahan patologis dalam struktur jantung, misal kardiomiopati.

Pada masa perinatal dan bayi, gagal jantung lebih sering disebabkan oleh cacat

struktural, sedang pada anak yang lebih tua penyakit struktural atau miokardum dapat

ditemukan.

Etiologi Gagal Jantung pada Janin(3,16).

Dengan adanya ekokardiografi, gagal jantung telah makin dikenali pada janin sebagai

hidrops fetalis. Sementara sebelumnya penyebab yang paling sering adalah anemia

hemolisis dari penyakit Rh, transfusi janin/ ibu atau anemia hipoplastik, baru-baru ini

gagal jantung ternyata terkait dengan aritmia jantung. Sebab-sebab lain gagal jantung

dalam uterus meliputi insufisiensi katup semilunar atau katup atrioventrikuler masif

(kadang-kadang ditemukan pada janin dengan penyakit kanal atrioventrikuler komplit

atau penyakit ebstein), fistula arteriovenous besar sistemik, penutupan foramen ovale

premature, atau penyakit radang miokardium.

Etiologi Gagal Jantung Masa Neonatal(3,16).21

Page 22: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/70490696... · Web viewPENDAHULUAN Dekompensasi kordis atau gagal jantung adalah suatu sindroma klinis yang disebabkan

Disfungsi miokardium pada masa neonatal relatif jarang dan hampir selalu dihubungkan

dengan masalah-masalah perinatal lain seperti asfiksia, sepsis, hipoglikemi, atau cedera

sistem organ lain. Pastilah ini karena sistem sirkulasi normal diperlukan dalam uterus

sesudah tebal embrio tiga atau empat sel, abnormalitas berarti yang menghalangi

kecukupan perfusi jaringan pada kehidupan janin berakibat aborsi spontan trimester

pertama.

Masalah-masalah struktural, yang tersembunyi dalam kandungan sementara sistem

sirkulasi tersusun pararel dengan tahanan pulmonal yang tinggi, dapat menyebabkan

kesukaran hemodinamik ketika duktus arteriosus menutup dan tahanan vaskular paru-

paru turun. Gejala gagal jantung akibat meningkatnya tekanan jantung kiri pada neonatus,

biasanya akibat stenosis aorta atau koarktasio aorta, akan tampak pada minggu pertama

atau kedua. Sedangkan pada peningkatan tekanan berlebihan (pressure overload) pada

jantung kanan biasanya penderita akan tampak sianosis akan tetapi tidak memperlihatkan

gejala gagal jantung, karena foramen ovale paten menyebabkan berkurangnya tekanan

jantung kanan akibat shunt (pirau) dari kanan ke kiri.

Pada kehidupan minggu pertama dan kedua, tahanan vaskular paru-paru tinggi sehingga

anak dengan hubungan sisi jantung kiri dan kanan biasanya tidak timbul gagal jantung.

Namun pada minggu ketiga dan keempat, tahanan vaskular paru-paru telah cukup

menurun sehingga L-R shunt (pirau dari kiri kekanan) yang nyata pada setinggi ventrikel

atau pembuluh darah besar (misalnya duktus arteriosus paten, jendela aorta pulmonal atau

trunkus arteriosus), atau pada setinggi ventrikel (misalnya defek sekat ventrikel, ventrikel

tunggal, kanal atrioventrikular komplet), akan menyebabkan gagal jantung. Pada fistula

arteriovenosa sistemik (biasanya di kepala dan hati) menimbulkan lesi beban volume

berlebih dan dapat ditemukan gagal jantung sebelum masa perinatal karena tidak

tergantung tahanan vaskular pulmonal.

Variasi kelainan frekuensi jantung dapat juga menimbulkan gagal jantung, ketika

frekuensi jantung terlalu cepat (takikardia supraventrikular paroksismal, flutter atrium,

atau fibrilasi atrium), atau bila frekuensi terlalu rendah (blokade jantung kongental total).

Kadang-kadang kelainan hematologis dapat menyebabkan gagal sirkulasi, anemia berat

dapat menyebabkan gagal jantung curah tinggi, dan polisitemia yang berat dapat

menyebabkan sindrom hiperviskositas.

22

Page 23: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/70490696... · Web viewPENDAHULUAN Dekompensasi kordis atau gagal jantung adalah suatu sindroma klinis yang disebabkan

Etiologi Gagal Jantung Masa Bayi(3,16).

Selama masa bayi gagal jantung biasanya disebabkan oleh masalah struktural, walaupun

kelainan pada otot jantung kadang-kadang ditemukan. Pada umur empat minggu tahanan

vaskular paru-paru biasanya sangat menurun, dan hubungan antara sirkulasi sistemik dan

pulmonal, jika cukup besar, sering menyebabkan gagal jantung. Lesi beban volume

berlebih dengan pirau dari kiri-ke kanan pada setinggi pembuluh darah besar (duktus

arteriosus paten, trunkus arteriosus, atau jendela aorta pulmonal) menjadi bergejala pada

umur ini. Gagal jantung dapat juga ditemukan pada anak dengan defek sekat ventrikel

(VSD) besar sebagai lesi satu-satunya atau bersama dengan penyakit jantung yang lebih

rumit, seperti transposisi arteri-arteri besar atau artresia trikuspidal. biasanya pirau

setinggi atrium tidak menimbulkan gagal jantung, tetapi anomali muara vena balik

pulmonal sering menimbulkan gagal jantung.

Kelainan otot jantung yang ditemukan pada masa bayi meliputi fibroelastosis

endokardial, penyakit glycogen storage tipe Pompe, miokarditis radang, kalsinosis

koronaria, atau kadang-kadang anomali permulaan arteria koronaria kiri dari arteria

pulmonalis dengan iskemia miokardium. Kardiomiopati metabolik, terutama defisiensi 23

Page 24: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/70490696... · Web viewPENDAHULUAN Dekompensasi kordis atau gagal jantung adalah suatu sindroma klinis yang disebabkan

karnitin sistemik, kadang-kadang dapat ditemukan. Penyebab gagal jantung lain yang

kurang sering selama masa bayi meliputi gagal ginjal, hipertensi sistemik, hipotiroidisme,

penyakit Kawasaki dan kadang-kadang sepsis yang menumpangi.

Etiologi Gagal Jantung Masa Anak-anak(3,16).

Pada awal pertengahan masa anak-anak kebanyakan dari cacat kongenital telah

mengalami perbaikan atau diringankan (palliated). Namun gagal jantung dapat ditemukan

dengan makin bertambahnya regurgitasi katup atrioventrikular pada anak-anak dengan

kanal atrioventrikular komplit atau sebagai akibat dari prosedur paliatif seperti pirau besar

arteri sistemik ke pulmonal. Penyakit jantung didapat, seperti demam reumatik,

miokarditis virus atau endokarditis bakterial dapat menimbulkan gagal jantung meliputi

hipertensi akut (biasanya akibat glomerulonefritis), tirotoksikosis, toksisitas terapi kanker

(termasuk radiasi atau doksorubisin (adriamycin)), anemia sel sabit, atau kor-pulmonal

akibat fibrosis kistik.

24

Page 25: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/70490696... · Web viewPENDAHULUAN Dekompensasi kordis atau gagal jantung adalah suatu sindroma klinis yang disebabkan

III. 5. Patofisiologi

Gagal Jantung Kanan

Jantung kanan yang telah lemah, tidak kuat lagi memindahkan darah yang cukup

banyak dari susunan pembuluh darah venosa (vena kava, atrium, dan ventrikel kanan) ke

susunan pembuluh darah arteriosa (arteri pulmonalis). Oleh karena itu, darah akan tertimbun

di dalam ventrikel kanan, atrium kanan, dan di dalam vena kava sehingga desakan darah

dalam atrium kanan dan vena tersebut meninggi. Makin tinggi desakan darah dalam vena,

vena makin mengembang (dilatasi)(17).

Dalam praktik, desakan venosa yang meninggi ini dapat dilihat pada vena jugularis

eksterna. Penimbunan darah venosa sistemik akan menyebabkan pembengkakan hepar atau

hepatomegali. Pada gagal jantung yang sangat, pinggir bawah hati dapat mencapai umbilikus.

Hati yang membengkak ini konsistensinya keras, permukaannya licin, dan sering sakit tekan

25

Page 26: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/70490696... · Web viewPENDAHULUAN Dekompensasi kordis atau gagal jantung adalah suatu sindroma klinis yang disebabkan

terutama pada linea mediana. Hepatomegali merupakan suatu gejala yang penting sekali pada

gagal jantung kanan(17).

Timbunan darah venosa pada vena-vena di bagian bawah badan akan menyebabkan

terjadinya udem. Mula-mula udem timbul pada tempat mata kaki (pada anak yang sudah

berdiri), jadi pada tempat terendah, karena meningginya tekanan hidrostatis merupakan suatu

faktor bagi timbulnya udem. Mula-mula, udem timbul hanya pada malam hari, waktu tidur,

dan paginya udem menghilang. Pada stadium yang lebih lanjut, udem tetap ada pada waktu

siang hari, dan udem tidak timbul pada mata kaki saja, tetapi dapat juga terjadi pada

punggung kaki, paha, kulit perut, dan akhirnya pada lengan dan muka. Akibat selanjutnya

dari timbunan darah ini adalah asites, dan asites ini sangat sering dijumpai pada anak yang

menderita gagal jantung. Dapat juga terjadi hidrotoraks, meskipun pada anak magak jarang

dijumpai. Bila hidrotoraks, terlalu banyak akan memperberat keadaan dispnea penderita(17).

Adanya kelemahan jantung kanan mula-mula dikompensasi dengan dilatasi dinding

jantung kanan, terutama dinding ventrikel kanan. Adanya dilatasi dinding ventrikel akan

menambah keregangan miokardium sehingga akan memperkuat sistole yang berakibat

penambahan curah jantung. Adanya dilatasi dan juga sedikit hipertrofi jantung akan

menyebabkan pembesaran jantung atau disebut kardiomegali(17).

Upaya penambahan curah jantung karena kelemahan juga dilakukan dengan

menaikkan frekuensi jantung (takikardi). Pada akhirnya kelemahan jantung kanan ini tidak

dapat dikompensasi lagi, sehingga darah yang masuk ke dalam paru akan berkurang dan ini

tentunya akan merangsang paru untuk bernapas lebih cepat guna mengimbangi kebutuhan

oksigen, akibatnya terjadi takipnea(17).

Gagal Jantung Kiri

Jika darah dari atrium kiri untuk masuk ke ventrikel kiri pada waktu diastole

mengalami hambatan akan menyebabkan tekanan pada atrium meninggi sehingga atrium kiri

mengalami sedikit dilatasi. Makin lama dilatasi ini semakin berat sehingga atrium kiri,

disamping dilatasi juga mengalami hipertrofi karena otot atrium ini terus menerus harus

mendorong darah yang lebih banyak dengan hambatan yang makin besar. Oleh karena

dinding atrium tipis, dalam waktu yang relatif singkat otot atrium kiri tidak lagi dapat

memenuhi kewajibannya untuk mengosongkan atrium kiri. Menurut pengukuran, tekanan ini

26

Page 27: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/70490696... · Web viewPENDAHULUAN Dekompensasi kordis atau gagal jantung adalah suatu sindroma klinis yang disebabkan

mencapai 24-34 mmHg, padahal tekanan normal hanya 6 mmHg atau ketika ventrikel kiri

tidak mampu memompa darah ke aorta (karena kelemahan ventrikel kiri), darah tertumpuk di

ventrikel kiri, akibatnya darah dari atrium kiri tidak tertampung di ventrikel kiri, kemudian

makin lama makin memenuhi vena pulmonalis dan akhirnya terjadi udem pulmonum(17).

Pengosongan atrium kiri yang tidak sempurna ini ditambah meningginya tekanan

didalamnya, menyebabkan aliran di dalamnya, menyebabkan aliran darah dari paru ke dalam

atrium kiri terganggu atau terbendung. Akibatnya tekanan dalam vv.pulmonales meninggi,

dan ini juga akan menjalar ke dalam kapiler di dalam paru, ke dalam arteri pulmonalis dan

akhirnya ke dalam ventrikel kanan(17).

Akhirnya atrium kiri makin tidak mampu mengosongkan darah, bendungan dalam

paru semakin berat, terjadilah kongesti paru. Akibatnya, ruangan di dalam paru yang

disediakan untuk udara, berkurang dan terjadilahsuatu gejala sesak napas pada waktu bekerja

(dyspnoe d’effort). Disini, ventrikel kanan masih kuat sehingga dorongan darah dari ventrikel

kanan tetap besar,sedangkan atrium kiri tetap tidak mampu menyalurkan darah, akibatnya

bendungan paru semakin berat sehingga akan terjadi sesak napas meskipun dalam keadaan

istirahat (orthopnea). Pada anak, adanya kongesti paru ini akan memudahkan terjadinya

bronkitis sehingga anak sering batuk-batuk(17).

Darah yang banyak tertimbun dalam ventrikel kanan menyebabkan ventrikel kanan

dilatasi, kemudian diikuti dengan hipertrofi, yang akibatnya akan terjadi kardiomegali. Dalam

rangka memperbesar curah jantung, selain jantung memperkuat sistol karena adanya

keregangan otot berlebihan, jantung juga bekerja lebih cepat, artinya frekuensi naik. Dengan

demikian, terjadi takikardi. Oleh karena yang lemah adalah atrium kiri dan atau ventrikel kiri

maka disebut gagal jantung kiri(17).

III. 6. Manifestasi Klinis

Tanda-tanda dan gejala-gejala gagal jantung adalah karena curah jantung rendah,

adaptasi sistemik terhadap keadaan curah jantung rendah dan atau kongesti vena sistemik

atau vena pulmonalis. Manifestasi klinis ini tergantung pada tingkat cadangan jantung pada

berbagai keadaan. Bayi yang sakit berat atau anak yang mekanisme kompensasinya telah

sangat lelah pada saat dimana ia tidak mungkin lagi memperoleh curah jantung yang cukup

untuk memenuhi kebutuhan metabolisme basal tubuh, akan bergejala pada saat istirahat.

27

Page 28: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/70490696... · Web viewPENDAHULUAN Dekompensasi kordis atau gagal jantung adalah suatu sindroma klinis yang disebabkan

Walaupun fisiologi yang mendasari serupa, manifestasi klinik gagal jantung pada masa bayi

dan masa anak-anak berbeda(16).

Manifestasi Klinis Gagal Jantung pada Masa Bayi

Pada bayi, gagal jantung mungkin lebih sukar ditentukan. Manifestasi klinis yang

menonjol adalah takipnea, kesukaran makan, pertambahan berat jelek, keringat berlebihan,

iritabilitas, menangis lemah, dan pernapasan berisik, berat dengan retraksi interkostal dan

subkostal serta cuping hidung mengembang. Tanda-tanda kongesti kardiopulmonal mungkin

tidak dapat dibedakan dengan tanda-tanda bronkiolitis , termasuk mengi sebagai tanda yang

paling mencolok. Pneumonitis dengan atau tanpa atelektase sering ada, terutama lobus

medius dan bawah kanan, karena kompresi bronkus oleh jantung yang membesar.

Hepatomegali hampir selalu terjadi, dan selalu ada kardiomegali. Walaupun takikaria

mencolok, irama gallop seringkali dapat dikenali. Tanda-tanda auskultasi lain adalah tanda-

tanda yang dihasilkan oleh lesi jantung yang mendasari. Penilaian klinis tekanan vena

jugularis pada bayi mungkn sukar karena leher pendek dan sukar diamati pada keadaan

relaks. Edema dapat menyeluruh, biasanya melibatkan kelopak mata serta sacrum, dan

jarang, kaki maupun telapak kaki. Diagnosis bandingnya tergantung umur(16).

Kesukaran makan adalah gejala yang paling mencolok pada bayi dengan gagal

jantung. Sementara bayi normal makan dengan penuh semangat, sering menyelesaikan makan

dalam 15 atau 20 menit, bayi dengan gagal jantung makan lebih sukar. Perawatan

diperpanjang dan dihubungkan dengan takipnea yang nyata dan keringat bertambah.

Beberapa bayi berjuang selama 5-10 menit dan tertidur, hanya bangun satu jam atau lebih

lama dengan tidak puas-puasnya lapar lagi. Yang lain agaknya lelah dan tertidur sesudah

makan hanya 1 atau 2 oz. Agaknya kesukaran makan akibat dari gabungan antara upaya

mengisap dan mempertahankan frekuensi pernapasan cepat, juga akibat dari cadangan

jantung yang terbatas. Masukan kalori total pada keadaan ini dapat turun sampai dibawah 75

kkal/ kg/ hari, ini tidak cukup untuk mempertahankan pertumbuhan(16).

Orangtua sering melihat keringat berlebihan (terutama ketika makan) yang tidak

sebanding dengan suhu sekeliling atau pakaian. Ini disebabkan oleh bertambahnya aktivitas

sistem saraf autonom dalam upaya memperbaiki kinerja (performance) miokardium(16).

28

Page 29: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/70490696... · Web viewPENDAHULUAN Dekompensasi kordis atau gagal jantung adalah suatu sindroma klinis yang disebabkan

Pada pemeriksaan fisik anak hampir selalu takikardi dengan frekuensi jantung anak

istirahat lebih dari 160 denyut permenit pada neonatus dan lebih dari 120 pada bayi yang

lebih tua. Takikardi juga merupakan akibat bertambahnya katekolamin yang bersirkulasi

yang memperbesar curah jantung dengan menambah kontraktilitas miokardium dan frekuensi

jantung(16).

Takipnea (frekuensi pernapasan istirahat lebih dari 60 pada neonatus atau lebih dari

40 pada bayi lebih tua) biasanya ada dan dikaitkan dengan bertambah kakunya paru-paru

akibat bertambahnya cairan interstitial dari tekanan venosa paru-paru yang naik (udem

pulmonal) atau aliran pirau besar dari kiri ke kanan. Ketika gagal jantung menjadi lebih berat,

fungsi ventilasi dapat menjadi lebih terganggu dan dapat ditemukan kembang kempis cuping

hidung (alae nasi), retraksi interkostal, dan dengkur. distensi vena leher tidak sering

ditemukan pada neonatus, tetapi mungkin ditemukan pada bayi yang lebih besar. Tekanan

vena sistemik naik akibat pembesaran hati, tetapi udem perifer tidak sering pada bayi dan

hanya bersama dengan gagal jantung yang amat berat. Ekstrimitas dingin,nadi teraba lemah,

dan tekanan darah arterial rendah dengan tekanan nadi sempit dapat ditemukan sebagai

manifestasi dari curah jantung rendah. Ekstrimitas berbintik-bintik dan pengisian kembali

kapiler lambat merupakan tanda-tanda gangguan vaskular yang lebih berat(16).

Kadang-kadang, pemeriksaan dada menunjukkan mengi (wheezing) ringan yang

dapat dirancukan dengan bronkiolitis atau pneumonia dan dapat diperburuk dari penekanan

jalan nafas oleh pembuluh darah paru yang mengembang. Ronki tidak sering kecuali bersama

pneumonia, suatu hubungan yang tidak jarang(16).

Penemuan pada pemeriksaan jantung bervariasi tergantung pada etiologi gagal

jantungnya. Bayi dengan penyakit primer otot jantung biasanya denganperikardium tenang:

seseorang dengan gagal jantung dari beban volume berlebihan biasanya perikardium sangat

aktif; seseorang dengan beban tekanan berlebihan dapat mempunyai thrill sistolik. Seringkali

ada irama galop tetapi sukar dinilai pada frekuensi jantung yang cepat(16).

Sinar-x dada hampir selalu menunjukkan kardiomegali; bila tidak ada harus

merupakan tantangan diagnosis yang cukup serius. Pengecualian utama termasuk lesi

obstruksi atrium kiri seperti kor triatriatum dan anomali total muara vena pulmonalis dengan

obstruksi. Aliran darah pulmonal yang berlebihan ada pada mereka dengan gagal jantung

akibat shunt besar dari kiri ke kanan, dan kekaburan difus karena kongesti vena paru

29

Page 30: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/70490696... · Web viewPENDAHULUAN Dekompensasi kordis atau gagal jantung adalah suatu sindroma klinis yang disebabkan

ditemukan pada kebanyakan lainnya. Distribusi kembali aliran darah paru-paru ke lobus

bagian atas tidak sering terjadi pada diafragma yang hiperekspansi dan datar, dan pembesaran

atrium kiri dapatmenyebabkan kolaps lobus bawah kiri(16).

Elektrokardiogram jarang berguna dalam diagnosis, tetapi hampir selalu abnormal,

dengan kelainan spesifik tergantung pada lesi penyebab gagal jantung. Ekokardiogram jarang

berguna dalam penilaian fungsi ventrikel kiri. Fraksi pemendekan ventrikel kiri, interval

waktu sistolik sisi kiri, dan angka pemendekan serabut melingkar sebagai fungsi stres dinding

akhir sistolik telah digunakan untuk mengevaluasi fungsi otot. Ekhokardiogram dapat juga

mengesampingkan efusi perikardial. Dengan lesi beban volume berlebih kinerja miokardium

mungkin normal; tanda-tanda dan gejala gagal jantung pada kasus ini disebabkanoleh beban

volume jantung yang sangat besar bersama dengan fungsi miokardium normal atau bahkan

meningkat(16).

Manifestasi Klinis Gagal Jantung pada Masa Anak-anak

Tanda-tanda dan gejala-gejala gagal jantung pada anak yang lebih tua sangat serupa

dengan tanda-tanda dan gejala-gejala gagal jantung pada orang dewasa. Tanda-tanda ini

meliputi kelelahan, tidak tahan kerja fisik, batuk, anoreksia, dan nyeri abdomen. Kesukaran

bernafas merupakan tanda yang biasa dari dekompensasi ventrikel kiri pada anak akibat

kongesti paru. Ini biasanya tampak sebagai dispneu pada waktu pengerahan tenaga dan

respon kesukaran bernafas yang bertambah berat pada pengerahan tenaga yang berat. Mula-

mula penurunan kemampuan mungkin masih dalam kisaran variasi normal, tetapi akhirnya,

ketika gagal jantung bertambah berat, anak mungkin mendapat kesukaran dengan tuntutan

hidup sehari-hari, termasuk naik tangga di sekolah(16).

Batuk pendek kronik, akibat kongesti mukosa bronkus dan ronki basal, dapat juga ada

pada beberapa anak. Ketika tekanan atrium kiri bertambah, anak dapat menderita ortopnea,

memerlukan peninggian kepala diatas beberapa bantal pada malam hari. Kelelahan dan

kelemahan merupakan manifestasi yang relative lambat(16).

Pada pemeriksaan fisik, anak dengan gagal jantung ringan atau sedang tampak tidak

dalam keadaan distres, tetapi mereka yang menderita gagal jantung berat mungkin dispneu

pada waktu istirahat. Jika mulainya gagal jantung relative mendadak, anak mungkin tampak

30

Page 31: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/70490696... · Web viewPENDAHULUAN Dekompensasi kordis atau gagal jantung adalah suatu sindroma klinis yang disebabkan

cemas tetapi perkembangan baik dan gizi baik; mereka yang mengalami proses lebih kronik

biasanya tidak tampak cemas tetapi mungkin kurang gizi dan kurang energi(16).

Seperti bayi, anak dengan gagal jantung biasanya takikardi karena naiknya aktifitas

simpatis dan takipneu karena bertambahnya air dalam paru-paru . Curah jantung yang rendah

dapat menyebabkan vasokonstriksi perifer, berakibat dingin, pucat dan sianosis jari, dengan

pengisian kapiler jelek(16).

Kenaikan tekanan venosa sistemik dapat diukur dengan penilaian klinis tekanan vena

jugularis dan pembesaran hati. Tekanan vena sistemik yang naik mungkin dideteksi oleh

pelebaran (dilatasi) vena-vena leher dengan pulsasi vena dapat tampak di atas klavikula

sementara penderita duduk. Hati mungkin membesar pada palpasi atau perkusi, dan jika

pembesaran relative akut, mungkin tepinya lunak karena meregangnya kapsul hati(16).

Anak-anak dapat juga menderita udem perifer. Mula-mula tanda-tandanya mungkin

tidak kentara, tetapi bila telah ada kenaikan berat badan 10%, muka terutama kelopak mata,

mulai tampak bengkak dan udem terjadi pada bagian tubuh yang tergantung atau dapat

anasarka. Udem yang sudah berjalan lama dapat menimbulkan kemerahan dan indurasi kulit.,

biasanya diatas betis dan pergelangan kaki. Eksudasi cairan ke dalam rongga-rongga tubuh

dapat ditemukan sebagai asites dan kadang-kadang hidrothoraks(16).

Pada pemeriksaan jantung hampir selalu ada kardiomegali. Sering ada irama gallop,

tanda-tanda auskultasi lain khas untuk lesi jantung spesifik.1 Impuls jantung mungkin tenang

bila ada penyakit otot jantung primer (missal, miokarditis atau kardiomiopati), tetapi biasanya

hiperaktif bila gagal kongestif disebabkan oleh beban volume berlebih dari pirau kiri ke

kanan atau regurgitasi katup atrioventrikula. Suara jantung ketiga yang terjadi dalam mid

diastol mungkin merupakan tanda normal pada anak tetapi sering bersama dengan

bertambahnya kekakuan ventrikel pada mereka yang dengan penyakit jantung. Pulsus

alternans ditandai irama teratur dengan pulsasi kuat dan lemah berselang-seling,

kadangkadang dapat dirasakan, tetapi lebih mudah dinilai sementara mengukur tekanan darah

sistemik atau pemantauan tekanan darah. Pulsus alternans diduga disebabkan oleh perubahan

pada volume ventrikel kiri, akibat pemulihan miokardiumnya tidak sempurna pada denyut

yang berselang-seling. Pulsus paradoksus (turunnya tekanan darah pada inspirasi dan naik

pada ekspirasi), akibat irama tekanan intrapulmoner yang mencolok yang mempengaruhi

31

Page 32: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/70490696... · Web viewPENDAHULUAN Dekompensasi kordis atau gagal jantung adalah suatu sindroma klinis yang disebabkan

pengisian ventrikel (seperti pada tamponade pericardium), kadang-kadang ditemukan pada

anak yang lebih tua(16).

Pada anak, sinar-x dada hampir selalu menunjukkan pembesaran jantung. Gambaran

aliran arteria pulmonalis normal terbalik (yaitu, aliran ke dasar paru-paru bertambah

dibandingkan dengan yang di apeks). Bila tekanan kapiler melebihi 20-25 mmHg, udem

pulmonum interstisial mungkin terjadi, menyebabkan kekabutan seluruh lapangan paru-paru

terutama pada “gambaran kupu-kupu” sekitar hilus. Ini dapat menimbulkan garis Kerley,

kepadatan linier tajam pada septum interlobarus(16).

Pada gagal jantung kronik, proteinuria dan berat jenis kencing yang tinggi merupakan

penemuan biasa, dan mungkin ada kenaikan urea nitrogen dan kreatinin darah, akibat

menurunnya aliran darah ginjal. Kadar natrium darah dalam kencing biasanya kurang dari 10

mEq/L. angka elektrolit serum biasanya normal sebelum pengobatan tetapi hiponatremi,

akibat bertambahnya retensi air, mungkin ditemukan pada gagal jantung lama yang berat.

Hepatomegali kongestif dan sirosis kardiak dapat menyebabkan kelainan hati dan/ atau

kenaikan bilirubin pada keadaan yang jarang(16).

III. 7. Diagnosis

Dalam menegakkan diagnosis, diperoleh dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan

pemeriksaan penunjang meliputi foto dada, elektrokardiografi, ekhografi, analisis gas darah,

dan melihat petanda biologis gagal jantung(3).

Anamnesis

Dari anamnesis dapat ditanyakan mengenai adanya(3):

Sesak napas,

Kesulitan minum/ makan,

Bengkak pada kelopak mata dan atau tungkai,

Gangguan pertumbuhan dan perkembangan (pada kasus kronis),

Penurunan toleransi latihan, maupun keringat berlebihan di dahi.

32

Page 33: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/70490696... · Web viewPENDAHULUAN Dekompensasi kordis atau gagal jantung adalah suatu sindroma klinis yang disebabkan

Pemeriksaan Fisik

Dari pemeriksaan fisik, antara lain(3):

Kompensasi karena fungsi jantung yang menurun maka akan tampak:

- takikardia,

- irama galop,

- peningkatan rangsangan simpatis, keringat dan kulit dingin/ lembab,

- kardiomegali serta

- gagal tumbuh.

Tanda kongesti vena pulmonalis (gagal jantung kiri)

- takipnea,

- ortopnea,

- wheezing atau ronki pada auskultasi paru,

- batuk.

Tanda kongesti vena sistemik (gagal jantung kanan)

- peningkatan tekanan vena jugularis,

- Edema perifer: palpebra udem pada bayi, udem tungkai pada anak,

- Hepatomegali: kenyal dan tepi tumpul.

Pemeriksaan Penunjang

Dari pemeriksaan penunjang, meliputi(3):

Foto toraks

EKG

Ekokardiografi

Analisis gas darah

Darah rutin

Foto toraks menunjukkan adanya kardiomegali. Namun kardiomegali bukan selalu

berarti adanya gagal jantung. Selain itu juga dapat menunjukkan adanya edema paru,

atelektasis regional, dan kemungkinan adanya penyakit penyerta seperti gambaran

pneumonia. Elektrokardiografi dapat membantu menentukan tipe defek, adanya sinur

33

Page 34: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/70490696... · Web viewPENDAHULUAN Dekompensasi kordis atau gagal jantung adalah suatu sindroma klinis yang disebabkan

takikardia, pembesaran atrium dan hipertrofi ventrikel, tetapi tidak untuk menentukan apakah

terdapat gagal jantung atau tidak. Analisis gas darah dapat menunjukkan adanya asidosis

metaboik disertai dengan peningkatan kadar laktat sebagai hasil dari metabolisme anaerob di

dalam tubuh. Ekokardiografi dapat secara nyata menggambarkan stuktur jantung, data

tekanan, dan status fungsional jantung sehingga dapat mengetahui pembesaran ruang jantung

dan etiologi(3).

III. 8. Penatalaksanaan

Keberhasilan pengobatan gagal jantung pada anak didasarkan pada pengertian

mengenai sifat dan akibat fisiologis cacat jantung spesifik yang menyebabkan kegagalan

jantung, dan tersedianya cara-cara pengobatan. Untuk mereka yang dengan penyakit

struktural dan keadaan terkait atau keadaan yang memperburuk yang dapat merupakan

penyebab yang mempercepat gagal jantung (misalnya demam, disritmia, dan anemia),

pengenalan dan pengobatan segera dapat mengahsilkan perbaikan yang dramatis. Jika ada lesi

anatomik spesifik yang dapat dipertanggungjawabkan untuk tindakan pembedahan paliatif

atau pembedahan koreksi, upaya farmakologik atau upaya lain yang memperbaiki tanda-

tanda dan gejala-gejala gagal jantung mungkin berlebih, masalah mekanik sering

memerlukan penyelesaian mekanik. Namun jika pembedahan tidak tersedia atau tidak

memadai, tersedia bermacam-macam cara umum dan farmakologis untuk memperbaiki

keadaan klinik penderita(16).

Penatalaksanaan Umum(16):

1. Tirah baring, posisi setengah duduk

Pengurangan aktivitas fisik merupakan sandaran utama pengobatan gagal jantung dewasa,

namun sukar pada anak. Olahraga kompetitif, yang memerlukan banyak tenaga atau

isometrik harus dihindari, namun tingkat kepatuhan anak dalam hal ini sangat rendah. Jika

terjadi gagal jantung berat, aktivitas fisik harus sangat dibatasi. Saat masa tirah baring

seharian, sebaiknya menyibukkan mereka dengan kegiatan ringan yang mereka sukai yang

dapat dikerjakan diatas tempat tidur (menghindari anak berteriak-teriak tidak terkendali).

Sedasi kadang diperlukan: luminal 2-3 mg/kgBB/dosis tiap 8 jam selama 1-2 hari.2.

34

Page 35: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/70490696... · Web viewPENDAHULUAN Dekompensasi kordis atau gagal jantung adalah suatu sindroma klinis yang disebabkan

2. Penggunaan oksigen

Penggunaan oksigen mungkin sangat membantu untuk penderita gagal jantung dengan

udem paru-paru, terutama jika terdapat pirau dari kanan ke kiri yang mendasari dengan

hipoksemia kronik. Diberikan oksigen 30-50% dengan kelembaban tinggi supaya jalan

nafas tidak kering dan memudahkan sekresi saluran nafas keluar. Namun, oksigen tidak

mempunyai peran pada pengobatan gagal jantung kronik.

3. Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit.

4. Pembatasan cairan dan garam. Dianjurkan pemberian cairan sekitar 70-80% (2/3) dari

kebutuhan. Sebelum ada agen diuretik kuat, pembatasan diet natrium memainkan peran

penting dalam penatalaksanaan gagal jantung. Makanan rendah garam hampir selalu tidak

sedap, lebih baik untuk mempertahankan diet adekuat dengan menambah dosis diuretik

jika diperlukan. Sebaiknya tidak menyarankan untuk membatasi konsumsi air kecuali pada

gagal jantung yang parah.

5. Diet makanan berkalori tinggi

Bayi yang sedang menderita gagal jantung kongestif banyak kekurangan kalori karena

kebutuhan metabolisme bertambah dan pemasukan kalori berkurang. Oleh karena itu,

perlu menambah kalori harian. Sebaiknya memakai makanan berkalori tinggi, bukan

makanan dengan volume yang besar karena anak ini ususnya terganggu. Juga sebaiknya

makanannya dalam bentuk yang agak cair untuk membantu ginjal mempertahankan

natrium dan keseimbangan cairan yang cukup.

5. Pemantauan hemodinamik yang ketat.

Pengamatan dan pencatatan secara teratur terhadap denyut jantung, napas, nadi, tekanan

darah, berat badan, hepar, desakan vena sentralis, kelainan paru, derajat edema, sianosis,

kesadaran dan keseimbangan asam basa.

7. Hilangkan faktor yang memperberat (misalnya demam, anemia, infeksi) jika ada.

Peningkatan temperatur, seperti yang terjadi saat seorang menderita demam, akan sangat

meningkatkan frekuensi denyut jantung, kadang-kadang dua kali dari frekuensi denyut

normal. Penyebab pengaruh ini kemungkinan karena panas meningkatkan permeabilitas

35

Page 36: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/70490696... · Web viewPENDAHULUAN Dekompensasi kordis atau gagal jantung adalah suatu sindroma klinis yang disebabkan

membran otot ion yang menghasilkan peningkatan perangsangan sendiri. Anemia dapat

memperburuk gagal jantung, jika Hb < 7 gr % berikan transfusi PRC. Antibiotika sering

diberikan sebagai upaya pencegahan terhadap miokarditis/ endokarditis, mengingat

tingginya frekuensi ISPA (Bronkopneumoni) akibat udem paru pada bayi/anak yg

mengalami gagal jantung kiri. Pemberian antibiotika tersebut boleh dihentikan jika udem

paru sudah teratasi. Selain itu, antibiotika profilaksis tersebut juga diberikan jika akan

dilakukan tindakan-tindakan khusus misalnya mencabut gigi dan operasi. Jika seorang

anak dengan gagal jantung atau kelainan jantung akan dilakukan operasi, maka tiga hari

sebelumnya diberikan antibiotika profilaksis dan boleh dihentikan tiga hari setelah operasi.

8. Penatalaksanaan diit pada penderita yang disertai malnutrisi, memberikan gambaran

perbaikan pertumbuhan tanpa memperburuk gagal jantung bila diberikan makanan pipa

yang terus-menerus.

Karena penyebab gagal jantung begitu bervariasi pada anak, maka sukar untuk membuat

generalisasi mengenai penatalaksanaan medikamentosa. Walaupun demikian, dipegang

beberapa prinsip umum. Secara farmakologis, pengobatan adalah pendekatan tiga tingkat,

yaitu:

1. Memperbaiki kinerja pompa jantung

2. Mengendalikan retensi garam dan air yang berlebihan

3. Mengurangi beban kerja

Pendekatan pertama adalah memperbaiki kinerja pompa dengan menggunakan digitalis,

jika gagal jantung tetap tidak terkendali maka digunakan diuretik (pegurangan prabeban)

untuk mengendalikan retensi garam dan air yang berlebihan. Jika kedua cara tersebut tidak

efektif, biasanya dicoba pengurangan beban kerja jantung dengan vasodilator sistemik

(pengurangan beban pasca). Jika pendekatan ini tidak efektif, upaya lebih lanjut

memperbaiki kinerja pompa jantung dapat dicoba dengan agen simpatomimetik atau agen

inotropik positif lain. Jika tidak ada dari cara-cara tersebut yang efektif, mungkin

diperlukan transplantasi jantung. Untuk menilai hasilnya harus ada pencatatan yang teliti

dan berulangkali terhadap denyut jantung, napas, nadi, tekanan darah, berat badan, hepar,

desakan vena sentralis, kelainan paru, derajat edema, sianosis, dan kesadaran.

36

Page 37: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/70490696... · Web viewPENDAHULUAN Dekompensasi kordis atau gagal jantung adalah suatu sindroma klinis yang disebabkan

37

Page 38: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/70490696... · Web viewPENDAHULUAN Dekompensasi kordis atau gagal jantung adalah suatu sindroma klinis yang disebabkan

Gambar 7. Efek obat anti gagal jantung dalam hubungannya dengan hukum frank

starling dan fungsi ventrikel.

Meningkatkan Daya Kerja Jantung(16).

Digitalis merupakan obat anti gagal jantung yang paling banyak dipakai pada bayi dan

anak. Prinsip efek farmakologik digitalis ialah meningkatkan kontraksi otot jantung

(inotropik positif) dan memperlambat frekuensi denyut jantung (kronotopik negatif). Efek ini

menyebabkan curah jantung meningkat, desakan vena sentralis menurun dan ruangan jantung

mengecil. Dengan membaiknya sirkulasi terjadi diuresis (pra beban menurun) sehingga curah

sekuncup meningkat.

Dianjurkan supaya selalu memakai satu macam preparat saja yang dapat diberikan

peroral maupun parenteral supaya memperoleh pengalaman dan mudah mengenal tanda-

tanda intoksikasinya. Preparat yang dianjurkan untuk bayi dan anak ialah digoksin, karena

preparat ini dapat digunakan secara oral maupun parenteral. Secara oral, digoksin dapat

diserap antara 60-85%. Juga dapat digunakan pada keadaan gawat darurat maupun dalam

keadaan kronis. Efek maksimal terjadi pada sekitar 2-6 jam sesudah pemberian per oral, efek

awaldapat dilihat sesudah 30 menit pemberian. Bila obat diberikan secara intravena,efek awal

terlihat pada sekitar 15-30 menit, dan efek puncak terjadi pada sekitar 25 1-4 jam. Sebagian

terbanyak dari dosis inisial dieksresikan melalui ginjal dalam waktu 24 jam dan menghilang

dari tubuh dalam waktu 48-72 jam.

Pemakaian digitalis harus hati-hati karena respons dan toksisitas bersifat individu dan

juga sempitnya batas antara dosis terapi dan dosis toksis. Dosis disesuaikan dengan respons

38

Page 39: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/70490696... · Web viewPENDAHULUAN Dekompensasi kordis atau gagal jantung adalah suatu sindroma klinis yang disebabkan

penderita. Pada inflamasi miokardium, pasca operasi jantung dan bayi prematur, umumnya

sensitivitas miokardium meningkat terhadap digitalis. Untuk menghindari efek buruk digitalis

maka perlu diperhatikan beberapa hal berikut(16):

1. Instruksi harus jelas tentang macam preparat dan cara pemberian, harus ditulis.

2. Lakukan EKG sebelum pemberian digoksin untuk membedakan apakah perubahan EKG

yang mungkin terjadi akibat digitalis atau akibat penyakitnya.

3. Jika mungkin periksa kadar K dan Ca++ karena pada hipokalemi dan hiperkalsemi,

mempercepat keracunan digitalis. Karena hipokalemi relative sering pada penderita yang

mendapat diuretik, maka diuretik harus dipantau dengan ketat pada penderita yang

mendapat diuretik yang memboroskan kalium (furosemid).

4. Untuk penderita gagal jantung dengan udem, gunakan cara suntikan intravena.

5. Gunakan dosis efektif paling rendah.

6. Perhitungan dosis harus juga cermat. Dikenal 2 cara pemberian: dosis digitalisasi (dosis

inisial) dan rumatan.

a. Pada digitalisasi (dosis inisial).

Setengah dosis digitalisasi total diberikan segera pada permulaan, 6-8 jam kemudian

seperempat dosis digitalisasi total dan sisanya 6-8 jam kemudian. Kadang-kadang untuk

memperoleh efek digitalisasi yang maksimal diperlukan dosis keempat yang sama

dengan dosis ketiga. EKG harus dipantau dengan ketat dan irama ekg diambil sebelum

setiap pemberian masing-masing pemberian digitalisasi tersebut. Digoksin harus

dihentikan jika ditemukan gangguan irama baru.

b. Rumatan

Terapi digitalis rumat dimulai sekitar 12 jam sesudah digitalisasi penuh. Dosis harian

dibagi dalam dua bagian dan diberikan pada interval 12 jam agar kadar darah kurang

lebih tetap dan fleksibilitasnya lebih besar pada kasus keracunan. Dosis rumat adalah

1/5-1/3 dari dosis digitalisasi total.Dosis maksimum untuk rumatan adalah 2 x 0,125 mg

atau 2 x. tablet digoksin. Untuk penderita yang yang pada mulanya didigitalisasi secara

intravena, digoksin rumat dapat diberikan secara oral jika makanan oral dapat diterima.

Karena penyerapan dari saluran pencernaan kurang pasti, dosis rumat oral biasanya 20-

25% lebih tinggi daripada jika digoksin digunakan secara parenteral. Dosis digoksin

39

Page 40: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/70490696... · Web viewPENDAHULUAN Dekompensasi kordis atau gagal jantung adalah suatu sindroma klinis yang disebabkan

harian normal untuk anak yang yang lebih tua (umur lebih dari 5 tahun) yang dihitung

dengan berat badan harus tidak melebihi dosis dewasa biasa 0,2-0,5 mg/24 jam.

7. Pada kasus yang tidak begitu berat,pemberian digitalis dapat langsung dengan dosis

rumatan.

Tanda bahwa digitalis berefek antara lain:

1. Frekuensi jantung dan respirasi berkurang

2. Hepar mengecil

3. Perasaan lebih enak

4. Volume urin 24 jam bertambah

Keracunan digitalis yang mudah terjadi karena sempitnya batas dosis optimum dan dosis

toksik, dapat menyebabkan kematian. Faktor predisposisi keracunan digitalis adalah

hipokalemia. Hipokalemia sering terjadi pada pemberian diuretik yang kuat, pada anak

dengan muntah-muntah, pada terapi steroid. Oleh karena itu, bila pada anak diberi

digitalis kombinasi dengan diuretik, jangan lupa memberi preparat kalium. Kadar

kalsium yang tinggi juga dianggap menambah sensitivitas miokardium terhadap digitalis.

Oleh karena itu, pada waktu pemberian digitalis jangan sekali-kali diberi kalsium secara

intravena, pemberian ini dapat menyebabkan henti jantung mendadak. Gejala klinik

keracunan digitalis antara lain:

- Mual muntah

- Takiaritmia, blokade atrioventrikular

Penanganan intoksikasi digitalis antara lain:

1. Hentikan pemberian digitalis

2. Hentikan pemberian diuretic

3. Lakukan pemantauan EKG terus menerus

4. Obati segala aritmia yang timbul, bradikardia bila ada dapat diatasi dengan atropin

0,01 mg/kg/dosis im. Jika tidak ada perbaikan, dapat diberikan dilantin 1 mg/kg iv

perlahan-lahan dalam 1—2 menit yang dapat diulangi tiap 5 menit sampai ada

perbaikan atau telah mencapai 10 dosis.

40

Page 41: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/70490696... · Web viewPENDAHULUAN Dekompensasi kordis atau gagal jantung adalah suatu sindroma klinis yang disebabkan

5. Periksa kadar elektrolit dan beri kalium seperlunya sampai kadar kalium mencapai

harga normal, kalium diberikan per os 1—2 gr/hari. Pada keracunan berat dapat

diberikan infus yang mengandung kalium, jangan melebihi 80 mEq/kg/jam.

6. Pikirkan untuk melakukan transfusi tukar

Sampai kapan digitalis harus diberikan, belum ada persesuaian pendapat. Pada bayi

setelah gagal jantung teratasi, digitalis dilanjutkan kadang -kadang sampai 2 tahun.

Keadaan klinik dan penyakit primer sangat penting sebagai patokan pemberhentian

pengobatan.

Penderita yang tidak sakit berat dapat didigitalisasi pada mulanya dengan secara oral,

dan pada kebanyakan digitalisasi diselesaikan dalam 24 jam. Bila diinginkan

digitalisasi lambat, misalnya pada masa segera pasca bedah, skema memulai rumat

digoksin tanpa dosis inisial sebelumnya, akan mencapai digitalisasi dalam 7-10 hari.

Hal ini sering dapat dilakukan pada penderita rawat jalan.

Jika bayi membaik dengan memuaskan dengan digitalis selama beberapa bulan dan

kebutuhan obat tampak mengurang (misal, VSD yang menjadi semakin kecil), dosis

tidak ditambah meskipun berat anak bertambah. Jika keadaan klinis menguatkan, obat

akhirnya dihentikan.

Pengukuran kadar digoksin serum berguna pada beberapa keadaan:

1. Bila dosis baku digoksin tidak mempunyai pengaruh terapeutik yang bermanfaat

2. Bila jumlah digoksin yang diberikan tidak diketahui atau tertelan secara tidak

sengaja

3. Bila fungsi ginjal terganggu atau jika ada kemungkinan interaksi obat (missal

quinidin)

4. Bila ada masalah berkenaan dengan kepatuhan

5. Bila dicurigai ada keracunan

Darah biasanya diambil segera sebelum satu dosis tetapi minimum 4 jam sesudah

dosis terakhir sehingga telah terjadi keseimbangan jaringan/ plasma. Kadar darah

normal pada bayi sekitar 2-4 ng/ml dan pada anak yang lebih tua 1-2 ng/ml. melebihi

kadar ini biasanya tidak akan ada tambahan yang berarti pada manjemen gagal

jantung dan hanya akan menambah risiko keracunan. Pada kecurigaan adanya

41

Page 42: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/70490696... · Web viewPENDAHULUAN Dekompensasi kordis atau gagal jantung adalah suatu sindroma klinis yang disebabkan

keracunan, kadar digoksin serum yang tinggi tidak dengan sendirinya didiagnosis

keracunan tetapi harus diartikan sebagai pelengkap terhadap tandatanda klinis dan

EKG lain (gambaran irama dan hantaran). Nausea dan muntah agak kurang sering

pada penderita pediatri. Hipokalemia, hipomagnesia, hiperkalsemia, radang jantung

karena miokarditis, dan prematuritas semuanya dapat memperkuat keracunan digitalis.

Aritmia jantung yang terjadi pada anak yang minum digitalis juga dapat akibat

penyakit primernya bukannya akibat obat. Namun setiap bentuk aritmia pasca

pemberian terapi digitalis harus dianggap obat sampai terbukti lain. Dosis berikutnya

harus dihentikan sampai masalahnya teratasi.

Mengurangi Beban Kerja Jantung(16).

Istirahat setengah duduk (450) bertujuan untuk menurunkan prabeban sehingga

bendungan yang terjadi akan berkurang. Vasodilator bekerja dengan cara mengurangi

prabeban (golongan venodilator) karena dapat menurunkan tonus vena sistemik,dan atau

beban pasca (golongan arteriodilator) dengan cara mengurangi tahanan vaskuler perifer,

sehingga dapat memperbaiki kinerja miokardium. Pemberian vasodilator memerlukan

pengamatan yang ketat terhadap pengisian jantung dan tekanan darah arteri. Pengurang beban

pasca terutama berguna pada anak dengan gagal jantung akibat kardiomiopati dan pada

beberapa penderita dengan insufisiensi mitral dan aorta berat. Mereka dapat juga efektif pada

penderita dengan gagal jantung akibat pirau dari kiri ke kanan. Obat ini biasanya tidak

digunakan bila ada lesi stenosis saluran aliran keluar ventrikel kiri. Obat pengurang beban

pasca paling sering digunakan bersama dengan obat-obat anti kongestif lainnya, seperti

digoksin dan diuretik.

Vasodilator terdiri dari:

- vasodilator arterioral (hidralazin),

- vasodilator venodilator (nitrogliserin, isosorbid dinitrat), dan

- gabungan (ACE inhibitor).

1. Nitroprusid

Nitroprusid hanya diberikan pada pelayanan di ruangan intensif dan spendek mungkin.

Waktu paruh intravenanya yang pendek membuatnya ideal untuk memberikan dosis sedikit

demi sedikit pada penderita yang sakit berat. Vasodilatasi arteri perifer dan pengurangan

42

Page 43: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/70490696... · Web viewPENDAHULUAN Dekompensasi kordis atau gagal jantung adalah suatu sindroma klinis yang disebabkan

beban pasca merupakan pengaruh utamanya, tetapi dilatasi vena menyebabkan pengurangan

aliran vena balik pada jantung yang mungkin menguntungkan. Tekanan darah harus terus

menerus dipantau dengan cara-cara intra arterial, karena hipotensi mendadak dapat terjadi

pada kelebihan dosis. Nitroprusid terkontraindikasi bila sebelumnya telah ada hipotensi.

Ketika obat dimetabolisasi, dihasilkan sejumlah kecil sianida dalam sirkulasi, yang

didetoksifikasi dalam hati menjadi tiosianat yang dieksresikan dalam urin. Namun, bila

diberikan dosis tinggi nitroprusid selama beberapa hari, gejala-gejala keracunan akibat racun

tiosianat dapat terjadi, seperti kelelahan , nausea, kehilangan orientasi, dan spasme otot. Jika

peggunaan nitroprusid lama, kadar tiosianat darah harus dipantau: nilai > 10Kg/dL sesuai

dengan gejala klinis keracunan.

2. Hidralazin

Hidralazin merupakan relaksan otot polos arterioler langsung dan sebenarnya tidak

berpengaruh pada prabeban. Kadang-kadang diberikan bersama dengan obat venodilatasi,

seperti salah satunya adalah derivate nitrat. Dosis hidralazin oral yang biasa adalah 0,5-7,5

mg/Kg/24 jam dalam tiga dosis terbagi. Banyak penderita yang semakin lama memerlukan

dosis yang semakin lama semakin besar agar pengaruh dilatasi perifernya bertahan

(takifilaksis). Reaksi yang merugikan pada hidralazin adalah nyeri kepala, palpitasi, nausea,

dan muntah. Lagipula lupus eritematous sistemik kadang-kadang terjadi sesudah pemberian

dosis besar hidralazin selama masa yang lama, manifestasi ini refersibel bila obat dihentikan.

3. Angiotensin Converting Enzyme (ACE) inhibitor

Penghambat ACE harus selalu dimulai dengan dosis rendah dan dititrasi sampai dosis target.

Untuk memulai pengobatan gagal jantung dengan penghambat ACE, dianjurkan prosedur

berikut:

1. Jika pasien telah menggunakan diuretik, turunkan dosisnya atau hentikan selama 24 jam

2. Pengobatan dimulai di petang hari, sewaktu berbaring, untuk menghindari terjadinya

hipotensi

3. Pengobatan dimulai dengan dosis rendah dan dititrasi sampai dosis target, biasanya

dengan peningkatan 2 kali lipat setiap kalinya

4. Jika fungsi ginjal mempburuk bermakna hentikan pengobatan

5. Diuretik hemat kalium harus dihindari selama awal terapi

43

Page 44: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/70490696... · Web viewPENDAHULUAN Dekompensasi kordis atau gagal jantung adalah suatu sindroma klinis yang disebabkan

6. Tekanan darah, fungsi ginjal dan kadar K harus diperiksa 1-2 minggu setelah pengobatan

dimulai dan tiap peningkatan dosis. Pada 3 bulan dan selanjutnya tiap 6 bulan.

Efek samping yang penting adalah batuk, hipotensi, gangguan fungsi ginjal, hiperkalemia,

dan angioedema. Yang termasuk golongan penghambat ACE antara lain, kaptopril,

enalapril, kuinapril, fosinopril, lisinopril, perindropril, ramipril. Kaptopril merupakan

penghambat enzim pengubah angiotensin yang aktif secara oral (angiotensin-converting-

enzyme= ACE) yang menyebabkan dilatasi arteria yang mencolok. Dengan memblokade

angiotensin II, berakibat pengurangan beban pasca yang bermakna. Venodilatasi dan

akibatnya pengurangan prabeban telah dilaporkan juga. Obat ini juga mengganggu

produksi aldosteron dan karenanya juga membantu mengendalikan retensi garam dan air.

Dosis oral adalah 0,5-6 mg/kg/ 24 jam dierikan pada dosis terbagi 2-3 kali. Obat ini

biasanya diberikan pada gagal jantung akibat beban volume, kardiomiopati, insufisiensi

mitral atau aorta berat, pirau dari kiri ke kanan yang besar. Obat ini menyebabkan retensi

kalium sehingga dianjurkan untuk tidak diberikan bersamaan dengan diuretik yang bersifat

penahan kalium (spironolakton). Reaksi kaptopril yang merugikan adalah hipotensi dan

sekuelenya (misalnya sinkop, lemah dan pusing). Ruam pruritis makulopapuler ditemukan

pada 5-8% penderita, tetapi obat dapat dilanjutkan karena ruam seringkali menghilang

secara spontan dikemudian. Neutropenia dan keracunan ginjal juga terjadi.

Mengurangi Beban Volume(16).

Diuretik dipergunakan untuk mengurangi prabeban. Obat ini mengganggu penyerapan

kembali air dan natrium oleh ginjal, yang berakibat penurunan volume darah yang

bersirkulasi dan karenanya mengurangi kelebihan cairan dalam paru-paru dan tekanan

pengisian ventrikel. Obat ini sering harus digunakan bersama dengan terapi digitalis pada

penderita dengan gagal jantung berat. Obat yang dapat digunakan diantaranya:

1. Furosemid

Furosemid adalah diuretik yang paling sering digunakan pada penderita gagal jantung.

Obat ini menghambat penyerapan kembali natrium dan klorida pada tubulus distal dan

lengkung henle. Penderita yang memerlukan dieresis akut harus diberikan furosemid

intravena atau intramuskuler pada dosis awal 1-2 mg/kg. Hal ini biasanya menyebabkan

dieresis cepat dan perbaikan segera status klinis, terutama jika ada gejala kongestif paru.

44

Page 45: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/70490696... · Web viewPENDAHULUAN Dekompensasi kordis atau gagal jantung adalah suatu sindroma klinis yang disebabkan

Terapi furosemid lama diresepkan pada dosis 1-4 mg/kg/ 24 jam diberikan antara 1 dan 4

kali sehari. Pemantauan elektrolit yang teliti perlu pada terapi furosemid jangka lama

karena mungkin ada kehilangan kalium yang berarti. Penambahan kalium klorida biasanya

diperlukan, kecuali kalau diuretik penghemat kalium spironolakton diberikan bersama-

sama. Bila furosemid diberikan setiap selang sehari, penambahan kalium dalam diet

mungkin cukup untuk mempertahankan kadar kalium serum normal. Pemberian furosemid

lama dapat menyebabkan kontraksi ruangan cairan ekstraseluler, menimbulkan “alkalosis

kontraksi”. Pada keadaan ini asetazolamid, inhibitor karbonik anhidrase mungkin berguna.

2. Spironolakton

Spironolakton merupakan inhibitor aldosteron dan memperbesar retensi kalium. Biasanya

diberikan secara oral 2-3 mg/kgBB/24 jam dalam 2-3 dosis terbagi, merupakan diuretik

hemat kalium. Kombinasi spirnolakton dan klorotiazid biasanya digunakan untuk

kenyamanan karena mereka menghilangkan kebutuhan penambahan kalium yang sering

kurang ditoleransi.

3. Klorotiazid

Klorotiazid kadang-kadang digunakan untuk dieresis pada anak dengan gagal jantung

kurang berat. Kerjanya obat ini kurang cepat dan kurang poten dibanding dengan

furosemid dan obat ini mempengaruhi penyerapan kembali elektrolit hanya dalam tubulus

ginjal. Dosis biasanya adalah 20-50 mg/ kg/ 24 jam dalam dosis terbagi. Penambahan

kalium sering diperlukan jika obat ini digunakan sendirian.

Agen Inotropik Lain(16).

Amin simpatomimetik, katekolamin, dan simpatomimetik lain dapat memperbaiki curah

jantung yang rendah dengan berinteraksi dengan reseptor beta, menyebabkan kenaikan

kontraktilitas dan frekuensi jantung.

1. Agonis Adrenergik-β

Isoproterenol, suatu preparat intravena yang digunakan untuk mengobati curah jantung

rendah, mempunyai pengaruh adrenergik-β sentral maupun perifer, juga mengurangi

beban pasca jantung, memperbesar kontraktilitas, menaikkan frekuensi jantung, dan

menyebabkan vasodilatasi. Obat diberikan di dalam ruang perawatan intensif, padanya

45

Page 46: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/70490696... · Web viewPENDAHULUAN Dekompensasi kordis atau gagal jantung adalah suatu sindroma klinis yang disebabkan

dosis dititrasikan antara 0,01 dan 0,5 Kg/kg/menit. Penentuan tekanan darah arterial dan

frekuensi jantung terus menerus merupakan keharusan, dan pengukuran curah jantung

dengan kateter termodilusi pulmonal dapat juga membantu penilaian kemanjuran obat.

Kerugian utama isoproterenol adalah mempunyai pengaruh kronotropik yang kuat

sehingga menyebabkan takikardi yang bermakna, yang dapat mengganggu perfusi

koroner, oleh karena itu, ia tidak boleh digunakan pada penderita yang telah menderita

takikardia bermakna. Kerugian inilah yang membatasi penggunaan kliniknya. Anak-anak

yang mendapat isoproterenol harus dipantau secara teliti untuk depolarisasi prematur

atrium atau ventrikel. Seringkali, saat pengobatan isoproterenol atau agonis adrenergik-β

dihentikan, terapi digoksin ditambahkan untuk pengaruh inotropik selanjutnya.

Dopamin mempunyai pengaruh kronotropik dan aritmogenik lebih kecil daripada

isoproterenol. Obat ini menimbulkan vasodilatasi ginjal selektif, terutama berguna pada

penderita dengan fungsi ginjal terganggu yang sering dijumpai dengan curah jantung

rendah. Pada dosis 2-10 Kg/kg/menit, dopamine menyebabkan kenaikan kontraktilitas

dengan sedikit vasokonstriksi perifer. Namun jika dosis ditambah diatas 15 Kg/kg/menit,

pengaruh adrenergik-α perifernya dapat menyebabkan vasokonstriksi. Pada dopamin dosis

tinggi dapat juga menyebabkan kenaikan tahanan vaskuler pulmonal. Pemberian dopamine

tersebut biasanya dilakukan di ruang intensif dengan menggunakan infusion pump.

Dobutamin, derivat dopamin, juga digunakan untuk mengobati curah jantung rendah. Obat

ini menimbulkan pengaruh inotropik langsung dengan pengurangan sedang pada tahanan

vaskuler perifer. Dobutamin dapat diberikan sebagai tambahan pada terapi dopamin agar

menghindari vasokonstriksi dopamine dosis tinggi. Dobutamin juga agaknya kurang

menyebabkan gangguan irama jantung. Dosis biasanya 2-20 Kg/kg/menit.

Epinefrin mempunyai aktivitas alfa perifer maupun beta-1 jantung. Kadang-kadang obat

ini digunakan pasca bedah jantung, dimana rangsangan inotropiknya yang sangat kuat

membuat ia berguna pada keadaan curah jantung rendah dengan vasokonstriksi yang

kadang-kadang menyertai pembedahan. Kekurangan utama berupa seringnya terjadi

kenaikan frekuensi jantung yang mencolok, membatasi penggunaanya.

46

Page 47: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/70490696... · Web viewPENDAHULUAN Dekompensasi kordis atau gagal jantung adalah suatu sindroma klinis yang disebabkan

2. Penghambat Fosfodiesterase

Amrinon adalah obat kelas baru pertama, tidak sama dengan katekolamin maupun

digitalis, berguna dalam mengobati penderita dengan curah jantung rendah yang refrakter

terhadap terapi standar. Obat ini bekerja dengan menghambat fosfodiesterase, mencegah

penghancuran cAMP intraseluler. Amrinon mempunyai pengaruh inotropik positif pada

jantung maupun pengaruh vasodilator perifer yang berarti dan biasanya digunakan sebagai

tambahan terapi dopamin dan dobutamin dalam unit perawatan intensif.1,3 Obat ini

diberikan dengan dosis pembebanan awal (loading dose) 0,75 mg/kg/menit. Efek samping

utama adalah hipotensi akibat vasodilatasi perifer. Hipotensi biasanya dapat ditatalaksana

dengan pemberian cairan intravena untuk mencukupi volume intravaskuler. Efek samping

kedua adalah trombositopenia, keparahannya tampak terkait dengan kecepatan infus dan

lama terapi. Efek samping ini reversibel bila obat dihentikan atau kecepatan infus

dikurangi.1

Terapi Bedah(16).

Terapi bedah pada gagal jantung oleh karena defek intrakardiak dapatbersifat paliatif atau

koreksi (penutupan defek). Terapi paliatif berupa penjeratan (banding) arteri pulmonalis

ditujukan pada bayi kecil dengan keadaan kritis yang tidak memungkinkan menggunakan

mesin pintas jantung paru. Kerugian banding arteri pulmonalis ini meliputi mortalitas dini

post operasi, gagal jantung kongestif persisten, tehnik debanding yang sulit pada saat operasi

koreksi, dan kemungkinan terjadi stenosis subaortik. Terapi koreksi pada bayi dilakukan

dengan tujuan untuk menanggulangi gagal jantung yang tidak dapat diatasi dengan

medikamentosa, termasuk didalamnya saluran nafas bagian bawah berulang dan gagal

tumbuh.

Gambar 8. Penjeratan (banding) arteri pulmonalis.47

Page 48: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/70490696... · Web viewPENDAHULUAN Dekompensasi kordis atau gagal jantung adalah suatu sindroma klinis yang disebabkan

III. 9. Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita gagal jantung antara lain(3):

1. Gangguan pertumbuhan; pada bayi dan anak yang menderita gagal jantung yang lama

biasanya mengalami gangguan pertumbuhan. Berat badan lebih terhambat daripada tinggi

badan.

2. Dispneu; pada gagal jantung kiri dengan gangguan pemompaan pada ventrikel kiri dapat

mengakibatkan bendungan paru dan selanjutnya dapat menyebabkan ventrikel kanan

berkompensasi dengan mengalami hipertrofi dan menimbulkan dispnea dan gangguan

pada sistem pernapasan lainnya.

3. Gagal ginjal; gagal jantung dapat mengurangi aliran darah pada ginjal, sehingga akan

dapat menyebabkan gagal ginjal jika tidak ditangani.

4. Hepatomegali, ascites, bendungan pada vena perifer dan gangguan gastrointestinal pada

gagal jantung kanan.

5. Serangan jantung dan stroke; disebabkan karea aliran darah pada jantung rendah,

sehingga menimbulkan terjadinya jendalan darah yang dapat meningkatkan resiko

serangan jantung dan stroke.

6. Syok kardiogenik; akibat ketidak mampuan jantung mengalirkan cukup darah ke jaringan

untuk memenuhi kebutuhan metabolism. Biasanya terjadi pada gagal jantung refrakter.

III. 10. Prognosis

Prognosis gagal jantung tergantung(3):

1. Umur

Pada sebagian kecil pasien, gagal jantung yang berat terjadi pada hari minggu-minggu

pertama pasca lahir, misalnya sindrom hipoplasia jantung kiri, atresia aorta, koarktasio

aorta atau anomali total drainase vena pulmonalis dengan obstruksi. Terhadap mereka,

terapi medikmentosa saja sulit memberikan hasil, tindakan invasif diperlukan segera

setelah pasien stabil. Kegagalan untuk melakukan operasi pada golongan pasien ini hampir

selalu akan berakhir dengan kematian.

48

Page 49: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/70490696... · Web viewPENDAHULUAN Dekompensasi kordis atau gagal jantung adalah suatu sindroma klinis yang disebabkan

2. Berat ringannya penyakit primer

Pada gagal jantung akibat PJB yang kurang berat, pendekatan awal adalah dengan terapi

medis adekuat, bila ini terlihat menolong maka dapat diteruskan sambil menunggu saat

yang bik untuk koreksi bedah. Pada pasien penyakit jantung rematik yang berat yang

disertai gagal jantung, obat-obat gagal jantung terus diberikan sementara pasien

memperoleh profilaksis sekunder, pengobatan dengan profilaksis sekunder mungkin dapat

memperbaiki keadaan jantung.

3. Cepatnya pertolongan pertama

4. Hasil terapi digitalis

5. Seringnya kambuh akibat etiologi yang tidak dikoreksi.

49

Page 50: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/70490696... · Web viewPENDAHULUAN Dekompensasi kordis atau gagal jantung adalah suatu sindroma klinis yang disebabkan

DAFTAR PUSTAKA

1. Baraas. Faisal. Kardiologi Klinis Dalam Praktek Diagnosis Dan Tatalaksana Penyakit

Jantung Pada Anak. Bagian Kardiologi FKUI/Rumah Sakit Jantung Harapan Kita. 1995.

Jakarta. Hal: 236-243.

2. Advani. Najib. Emergencies pediatric. Subbagian kardiologi bagian ilmu kesehatan anak

FKUI-RSCM. Jakarta 2002. Hal: 87-94.

3. http://nurilhainisucipto.blogspot.com/2011/01/gagal-jantung-pada-anak.html

4. http://www.4shared.com/get/ctwlneo8/Gagal_Jantung_Anak.html

5. http://anindita649.multiply.com/journal/item/13

6. http://hazawar-aslam.blogspot.com/2011/03/jantung.html

7. http://mycardiovascular.blogspot.com/2010/08/ruang-ruang-jantung.html

8. http://idatiur.wordpress.com/2010/02/

9. http://athoenk46.wordpress.com/2010/02/27/struktur-fungsi-sistem-kardiovaskuler/

10. http://triezna.wordpress.com/category/info-penting/

11. http://hasgurstika.blogspot.com/2010/12/sistem-konduksi-jantung.html

12. http://progadar.blogspot.com/2010/08/anatomi-fisiologi-jantung-struktur-dan.html

13. http://yulidwitratiwi.wordpress.com/2010/01/19/decompensatio-cordis/

14. http://dokterrosfanty.blogspot.com/2009/07/gagal-jantung-decompensatio-cordis.html

15. http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/22715

16. Fyler. Donald. Kardiologi Anak Nadas. Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada.

Gadjah Mada University Press. 1996. Yogyakarta. Hal: 79-88.50

Page 51: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/70490696... · Web viewPENDAHULUAN Dekompensasi kordis atau gagal jantung adalah suatu sindroma klinis yang disebabkan

17. Wahab. Samik. Penyakit jantung anak. Edisi 3. Penerbit buku kedokteran EGC. 2003.

Jakarta. Hal: 80-89.

51