warta bea cukai edisi 386

97
JANUARI 2007 TAHUN XXXVIII EDISI 386 PROFIL SUNARYO “JANGAN MENGHARAPKAN HASIL TANPA KERJA KERAS” “KPU ITU BASED -NYA PADA PERFORMANCE...” WAWANCARA ANWAR SUPRIJADI LANGKAH BARU ORGANISASI BARU DI TAHUN BARU

Upload: bcperak

Post on 07-Jun-2015

1.836 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Warta Bea Cukai Edisi 386

JANUARI 2007TAHUN XXXVIII EDISI 386

MENUNGGU IMPLEMENTASIPROFILSUNARYO“JANGAN MENGHARAPKAN HASIL TANPAKERJA KERAS”

“KPU ITU BASED-NYA PADAPERFORMANCE...”

WAWANCARAANWAR SUPRIJADI

LANGKAH BARUORGANISASI BARU

DI TAHUN BARU

Page 2: Warta Bea Cukai Edisi 386

1WARTA BEA CUKAIEDISI 386 JANUARI 2007

DARI REDAKSI

IZIN DEPPEN: NO. 1331/SK/DIRJEN-G/SIT/72TANGGAL, 20 JUNI 1972 ISSN.0216-2483

PELINDUNGDirektur Jenderal Bea dan Cukai:Direktur Jenderal Bea dan Cukai:Direktur Jenderal Bea dan Cukai:Direktur Jenderal Bea dan Cukai:Direktur Jenderal Bea dan Cukai:Drs. Anwar Suprijadi, MSc

PENASEHATDirektur Penerimaan & PeraturanKepabeanan dan Cukai:Drs. M. Wahyu Purnomo, MScDirektur Teknis KepabeananDrs. Teguh Indrayana, MADirektur Fasilitas KepabeananDrs. Ibrahim A. KarimDirektur CukaiDrs. Frans RupangDirektur Pencegahan & PenyidikanDrs. Erlangga Mantik, MADirektur Verifikasi & AuditDrs. Thomas Sugijata, Ak. MMDirektur Kepabeanan InternasionalDrs. Kamil Sjoeib, M.A.Direktur Informasi Kepabeanan & CukaiDr. Heri Kristiono, SH, MAKepala Pusat Pendidikan danPelatihan Bea dan CukaiDrs. Endang TataInspektur Bea dan CukaiEdy Setyo

KETUA DEWAN PENGARAHSekretaris Direktorat JenderalBea dan Cukai:Dr. Djunaedy Djusan

WAKIL KETUA DEWAN PENGARAH/PENANGGUNG JAWAB

Kepala Bagian Umum:M. Sadiatmo S., SE

DEWAN PENGARAHDrs. Nofrial, M.A.,Drs. Hanafi Usman,Drs. Patarai Pabottinggi,Drs. Bachtiar, M.Si.,Dra. Cantyastuti Rahayu,Drs. Nasar Salim, M. Si.,Ir. Agung Kuswandono, M.A.,J. Didit Krisnady, SHIr. Sucipto, M.MIr. Azis Syamsu Arifin

PEMIMPIN REDAKSILucky R. Tangkulung

REDAKTURAris Suryantini, Supriyadi Widjaya,Ifah Margaretta Siahaan,Zulfril Adha Putra

FOTOGRAFERAndy Tria Saputra

KORESPONDEN DAERAHDonny Eriyanto (Balikpapan),Bendito Menezes (Denpasar),Bambang Wicaksono (Surabaya)

KOORDINATOR PRACETAKAsbial Nurdin

SEKRETARIS REDAKSIKitty Hutabarat

PIMPINAN USAHA/IKLANPiter Pasaribu

TATA USAHANiko Budhi Darma, S. Sos, Untung Sugiarto

IKLANWirda Renata Pardede

SIRKULASIH. Hasyim, Amung Suryana

BAGIAN UMUMRony Wijaya

PERCETAKANPT. BDL Jakarta

ALAMAT REDAKSI/TATA USAHAKantor Pusat Direktorat JenderalBea dan Cukai,Jl. Jenderal A. Yani (By Pass) Jakarta TimurTelp. (021) 47865608, 47860504,4890308 Psw. 154 - Fax. (021) 4892353E-Mail : - [email protected]

- [email protected] GIRO WARTA BEA CUKAI

BANK BNI CABANG JATINEGARA JAKARTANomor Rekening : 8910841

Pengganti Ongkos Cetak Rp. 10.000,-

TERBIT SEJAK 25 APRIL 1968MISI:MISI:MISI:MISI:MISI:Membimbing dan meningkatkan kecerdasan sertaMembimbing dan meningkatkan kecerdasan sertaMembimbing dan meningkatkan kecerdasan sertaMembimbing dan meningkatkan kecerdasan sertaMembimbing dan meningkatkan kecerdasan sertakesadaran karyawan Direktorat Jendkesadaran karyawan Direktorat Jendkesadaran karyawan Direktorat Jendkesadaran karyawan Direktorat Jendkesadaran karyawan Direktorat Jendeeeeeral Bea danral Bea danral Bea danral Bea danral Bea danCukai terhadap tugas negaraCukai terhadap tugas negaraCukai terhadap tugas negaraCukai terhadap tugas negaraCukai terhadap tugas negaraMendekatkan Hubungan antara atasan danMendekatkan Hubungan antara atasan danMendekatkan Hubungan antara atasan danMendekatkan Hubungan antara atasan danMendekatkan Hubungan antara atasan danbawahan serta antara karyawan Direktorat Jendbawahan serta antara karyawan Direktorat Jendbawahan serta antara karyawan Direktorat Jendbawahan serta antara karyawan Direktorat Jendbawahan serta antara karyawan Direktorat JendeeeeeralralralralralBea dan Cukai dengan masyarakatBea dan Cukai dengan masyarakatBea dan Cukai dengan masyarakatBea dan Cukai dengan masyarakatBea dan Cukai dengan masyarakat

TAHUN BARU,SEMANGAT BARU

emasuki tahun yang baru, sering digunakan untuk melihat kebelakang, ke perjalanan selama 12 bulan yang telah dilalui,tentang apa-apa saja yang telah dilakukan. Lalu apa yang

telah dilakukan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC)sepanjang tahun 2006?

Tanpa bermaksud hiperbola, kolom redaksi ini tentu tidak cukupuntuk menceritakan apa-apa yang telah dilakukan DJBC. Faktanya,banyak sekali perubahan yang terjadi di tubuh DJBC hanya dalamjangka waktu satu tahun saja. Beberapa yang bisa disebutdiantaranya seperti pergantian posisi Direktur Jenderal, penerapanSAP PDE Manifes, disahkannya UU Kepabeanan yang baru,penerapan SAD, termasuk reorganisasi di tubuh DJBC, yang kamiangkat dalam rubrik laporan utama edisi ini.

Berbagai perubahan maupun pembenahan yang dilakukan,merupakan usaha untuk membuat DJBC semakin efisien dan efektifdalam pelayanan dan pengawasan. Dalam bahasa yang sederhana,untuk membuat DJBC lebih baik lagi di bidang kinerja dan citra.

Namun, satu hal yang tidak boleh terlupakan oleh DJBC adalah,perlu adanya komunikasi kepada publik tentang apa yang telah,sedang dan akan dikerjakan. Membangun strategi komunikasi yangterencana dan intens dengan publik secara luas melalui mediamerupakan upaya untuk lebih terbuka dan transparan sehinggapublik bisa merasa lebih kenal, lebih dekat, dan tidak sungkanuntuk memberikan dukungan. Ujung dari ini semua adalahmenciptakan citra yang lebih baik buat DJBC.

Seorang pejabat DJBC dihadapan forum bisnis ketikamenyampaikan kebijakan Bea Cukai di bidang perdaganganmengatakan, telah banyak hal positif yang telah dilakukan DJBCbuat dunia usaha. Persoalannya adalah, apa-apa yang telahdilakukan tersebut kurang dipublikasikan, sehingga masyarakatmelihat Bea Cukai begitu-begitu saja, tidak berubah.

Menarik untuk melihat dalam re-organisasi yang dilakukanDJBC, dimasukkannya Humas dalam struktur organisasi yang baru,tepatnya pada Subbagian Rumah Tangga dan Humas. Semoga unitini tidak menjadi hiasan belaka, sekedar untuk memperlihatkanbahwa Bea Cukai punya bagian Humas. Sangatlah penting untukmembuat unit ini bekerja secara profesional untuk membangunkomunikasi, menjalin dan mempertahankan hubungan yang baikdengan berbagai komponen masyarakat.

DJBC adalah instansi yang high profile, sehingga rasanya tidakpantas untuk bersikap low profile atas perbaikan dan kemajuan yangdilakukan dengan asumsi “nanti toh masyarakat sendiri yangmerasakan perbaikan yang kita lakukan”.

Membangun dan memperbaiki kinerja di bidang pelayanan danpengawasan adalah tugas mutlak DJBC. Dan mempublikasikannyamenjadi komponen penting lainnya untuk memperlihatkan apa yangtelah dikerjakan, apa yang telah diperbaiki. Inilah yang akanmembuat DJBC dikenal, didukung dan dihormati.

Selamat bekerja di tahun baru, 2007.

Lucky R. Tangkulung

M

1WARTA BEA CUKAIEDISI 386 JANUARI 2007

Page 3: Warta Bea Cukai Edisi 386

2 WARTA BEA CUKAI EDISI 386 JANUARI 2007

Laporan Utama5

Wawancara19

Daerah ke Daerah30

Pengawasan54

DAFTAR ISI

Dua kasus pelanggarankepabeanan berhasil diungkappetugas DJBC. Salah satukasus tersebut menggunakanmodus baru. Selengkapnyadapat disimak dalam rubrikPengawasan, selain kegiatanintelejen dan juga kegiatandibidang pengawasan baranglarangan dan pembatasan.

Kisah masa kecil yang penuhdengan perjuangan dalammenjalani kehidupan, ternyatamampu membawanya menjadiseorang yang tangguh dan kuatdalam menjalankan tugasnyasebagai pegawai DJBC. Seleng-kapnya mengenai kisah hidupSoenaryo, Kasie Perbendahara-an KPBC tipe B Bontang, dapatdisimak dalam rubrik profil

76Profil

Selak72Propinsi di paling ujungbarat Indonesia,menyimpan potensiwisata besar, salah satutempat wisata yangmenarik adalahTakengon. Selengkapnyamengenai Takengondapat disimak dalamrubrik selak.

Kunjungan Dirjen DJBCAnwar Suprijadi selamaenam jam di Kanwil X DJBCBalikapan, serta kunjunganKanwil X Balikpapan keKPBC Tarakan, dapatdisimak dalam rubrik daerahke daerah selain profilKPBC Kalianget di PulauGaram, Madura.

Sebagai tindak lanjut dariprogram reformasikepabeanan, DJBCkembali melakukanreorganisasi.Selengkapnya mengenaireorganisasi ditubuhDJBC, dapat disimakselengkapnya di LaporanUtama WBC edisi kali ini.

Kebutuhan reorganisasi ditubuhDJBC merupakan salah satujawaban dari keinginanmasyarakat untuk mencapaisuatu institusi kepabeananyang reformis. Hal tersebutdisampaikan Dirjen Bea danCukai Anwar Suprijadi.Selengkapnya dapat disimakdalam rubrik Wawancara

Page 4: Warta Bea Cukai Edisi 386

3WARTA BEA CUKAIEDISI 386 JANUARI 2007

1 DARI REDAKSI3 SURAT PEMBACA4 KARIKATUR22 CUKAI

Sosialisasi Kenaikan HJE dan TarifSpesifik Cukai Hasil Tembakau

24 KEPABEANAN- Sosialisasi BTBMI 2007- Asosiasi Perusahaan Jalur

Prioritas Resmi Terbentuk28 INFORMASI KEPABEANAN

DAN CUKAITanda tangan Digital

39 SEPUTAR BEACUKAI43 KONSULTASI

KEPABEANAN DAN CUKAIKeberatan dan Banding

44 SIAPA MENGAPA- Muhammad Suparto- Muhammad Hussein Rambe- Hasrizal

46 INFO PEGAWAI- Terjun Payung Bea dan Cukai,

Olah Raga Pemacu Adrenalin- Pegawai Pensiun Per 1 Januari

2007- Perayaan Natal DJBC

53 INFO PERATURAN59 OPINI

- Impor dan Impor UntukDipakai (IUD)

62 KOLOMMari Bermain POAC

65 PERISTIWAJalur Serang-Anyer SebagaiAjang Silaturahmi CCC

66 MITRAQuality Shipment MonitoringSystem

67 RUANG KESEHATANMata Minus Turunan ?

68 RUANG INTERAKSIPerencanaan Belanja RumahTangga

70 RENUNGAN ROHANINilai-Nilai Haji dan ImplikasinyaDalam Kehidupan

80 APA KATA MEREKA- Lucky Octavian- Winda Viska

Surat PembacaKirimkan surat anda ke Redaksi WBC melalui alamatsurat, fax atau e-mail. Surat hendaknya dilengkapidengan identitas diri yang benar dan masih berlaku.

Saya tertarik dengan tulisan yang terpajang pada

Kantor Pelayanan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

maupun Pos-pos Pelayanan Bea dan Cukai terutama di

Bandara, Kantor Pos dan lain-lain. Di mana pada

dinding-dinding Kantor Pelayanan Bea dan Cukai

tersebut dipasang gambar/poster yang diberi pigura

dan ada tulisan yang berbunyi :

JIKA ANDA MEMILIKI INFORMASI PENYELUNDUPAN

HUBUNGI KAMI :

NO: 0800 1287866 (BEBAS PULSA)

Tetapi kenapa nomor Informasi Bebas Pulsa tersebut

tidak bisa dihubungi, setiap dihubungi nadanya selalu

berbunyi, “Maaf nomor yang anda tuju belum

terpasang”.

Yang menjadi pertanyaan adalah, apakah nomor

tersebut hanya sebagai hiasan/pajangan ? Bagaimana

Tindak lanjutnya ?

Terima kasih atas dimuatnya surat saya ini.

Wassalam,

SARGIYATNO

“BEBASPULSA”

Page 5: Warta Bea Cukai Edisi 386

4 WARTA BEA CUKAI EDISI 386 JANUARI 20074 WARTA BEA CUKAI EDISI 386 JANUARI 2007

KARIKATUR

Page 6: Warta Bea Cukai Edisi 386

5WARTA BEA CUKAIEDISI 386 JANUARI 2007

DJBC,

ebagai upaya meningkatkan efek-tivitas dan kinerja organisasiDepartemen Keuangan (Depkeu)

serta pelaksanaan peraturan PresidenRI melalui Peraturan Presiden(Perpres) Republik Indonesia Nomor 66Tahun 2006 tentang perubahan keem-pat atas Peraturan Presiden Nomor 10Tahun 2005 tentang Unit Organisasidan Tugas Eselon I KementerianNegara Republik Indonesia, Presidenkembali mengeluarkan peraturan.

Beberapa ketentuan dalam PerpresNomor 10 Tahun 2005 tentang UnitOrganisasi dan Tugas Eselon IKementerian Negara RI yang telahbeberapa kali diubah dengan PerpresNo. 15 Tahun 2005, Nomor 63 Tahun2005 dan Nomor 80 Tahun 2005.Dalam Pepres No.66 Tahun 2006 yangdiubah yaitu pasal 15 dan pasal 16.Pasal 15 tentang unit eselon IDepartemen Keuangan (Lihat Boks).

Sedangkan pasal 16 mengatur ten-tang tugas masing-masing unit organi-sasi. Perpres tersebut secara tegasmengisyaratkan perlunya dilakukan pe-nyempurnaan organisasi dan tata kerjaDepkeu. Pertimbangan penyempurna-an yang tertuang dalam PeraturanPresiden Nomor 66 Tahun 2006 itubertujuan untuk lebih menunjangkelancaran pelaksanaan pembangunanyang tentu saja mengacu kepadatuntutan efisiensi dan efektifitas kerja disemua lini dalam kaitannya dengantugas dan fungsi yang diembannya.

REORGANSIASI DJBCDJBC yang mempunyai tugas meru-

muskan serta melaksanakan kebijakan

dan standarisasi teknis di bidang kepa-beanan dan cukai, merupakan salahsatu unit Direktorat Jenderal yang bera-da di bawah naungan Depkeu yangmengalami reorganisasi. Dan rasanyamemang sudah tepat, jika saatnya kiniDJBC melakukan reorganisasi.

Jauh-jauh hari sebelumnya, Presi-den Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)sudah mewanti-wanti kepada seluruhjajaran birokrasi agar selalu koreksi dan

melaksanakan tugas dan tanggungja-wabnya sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Masih hangatdalam ingatan tentang penegasanPresiden SBY saat memberikan peng-arahan di depan jajaran inti Depkeupada pertengahan Januari 2006 diAuditorium Graha Sawala, DepartemenKeuangan.

Salah satu penegasan yang disam-paikan Presiden ketika itu mengenaiperlunya dilakukan penataan kembaliorganisasi di tubuh Depkeu, agar bebantugas yang cukup banyak di departemenyang dipimpin Dr. Sri Mulyani Indrawatiini dapat dikelola dengan baik.

Dengan penataan organisasi ini,lanjut Presiden, diharapkan tidak adakemandekan di Depkeu dalam rangkakelancaran tugas, baik pembuatan danpengelolaan APBN yang sedangberjalan, sekaligus memikirkan isumendasar tentang penyelesaian hutangmelalui peningkatan kinerja sumber-sumber pendanaan negara dan lain-lainyang berada di jajaran Depkeu.

Ditekankan Presiden SBY, penataanorganisasi ditujukan untuk memberipeluang dan penyegaran bagi pejabatlain dalam meningkatkan kinerja lemba-ga. Hal ini menyangkut banyak hal ,karena tidak boleh sebuah DirektoratJenderal menangani masalah berlebih-an, akibatnya kewalahan, tidaktertangani, menghambat dan akhirnyaterjadi keterlambatan. Karena itu presi-den memastikan bahwa beban tugasharus sesuai dengan kapasitas dankemampuan untuk melaksanakannya.

“Jika ada dirjen yang overload,maka menteri bisa mengusulkan pada

HARAPAN DAN TUNTUTAN

REORGANISASI

Untuk mempercepat proses reformasi, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC)sebagai salah satu instansi pemerintah, tentunya mau tidak mau harus terusmelakukan pembenahan. Dipimpin Direktur Jenderal (Dirjen), Anwar Suprijadi,instansi yang dewasa ini fungsinya semakin universal mengalami reorganisasi lagi,setelah yang terakhir pada tahun 2004 melalui Keputusan Menteri Keuangan Nomor302/KMK.01/2004. Lantas sejauhmana pelaksanaan reorganisasi DJBC 2006 ?

S

PASAL 15Departemen Keuanganterdiri dari :A. SEKRETARIS JENDERAL,B. DIREKTORAT JENDERAL

ANGGARAN,C. DIREKTORAT JENDERAL

PAJAK,D. DIREKTORAT JENDERAL BEA

DAN CUKAI,E. DIREKTORAT JENDERAL

PERBENDAHARAAN,F. DIREKTORAT JENDERAL

KEKAYAAN NEGARA,G. DIREKTORAT JENDERAL

PERIMBANGAN KEUANGAN,H. DIREKTORAT JENDERAL

PENGELOLAAN UTANG,I. INSPEKTORAT JENDERAL,J. BADAN PENGAWAS PASAR

MODAL DAN LEMBAGAKEUANGAN,

K. BADAN KEBIJAKAN FISKAL,L. BADAN PENDIDIKAN DAN

PELATIHAN KEUANGAN,M. STAF AHLI.

LAPORAN UTAMA

Page 7: Warta Bea Cukai Edisi 386

6 WARTA BEA CUKAI EDISI 386 JANUARI 2007

presiden untuk memisah atau menam-bah fungsi. Dengan demikian semuapekerjaan bisa dilakukan dengan tepatwaktu dan lancar,” demikian penegasanPresiden ketika itu.

Berkaitan dengan reorganisasiyang sedang dilakukan di tubuh DJBC,ada beberapa hal yang menjadiprioritas pembenahan. Penyempurna-an struktur organisasi menjadi perhati-an pertama, disusul pembenahankualitas sumber daya aparat dan pem-benahan perangkat peraturan perun-dang-undangan untuk menjadi dasarpijak pelaksanaan tugas dan fungsi ins-tansi ini melalui amandemen Undang-Undang Kepabeanan dan Cukai.

Pembahasan mengenaireorganisasi sudah dilakukan timpenyusun rencana reorganisasi sejakJanuari 2005. Untuk itu Dirjen Bea dan

Cukai, ketika itu Eddy Abdurachmanmengeluarkan Keputusan DirjenNomor.10 tahun 2005 tanggal 23Januari tentang Tim PembahasPenyempurnaan Organisasi DJBC. Dantahun 2006 diperpanjang lagi denganKeputusan Direktur Jenderal No.13tahun 2006 tanggal 23 Januari 2006.

Untuk reorganisasi instansi pusattelah disahkan melalui KeputusanMenteri Keuangan Nomor 466/KMK.01/2006, (untuk selanjutnya istilah KMK,diganti menjadi Peraturan MenteriKeuangan/ PMK). Seiring dengan telahdilakukannya reorganisasi di tingkatpusat maka Menteri Keuangan segeramelantik para pejabat eselon I daneselon II di jajaran DepartemenKeuangan, termasuk DJBC pada 10November 2006. Sedangkan untukTenaga Pengkaji di lingkungan DJBC

telah dikeluarkan Peraturan MenteriKeuangan Nomor 98/PMK 01/2006.

Mengenai reorganisasi instansivertikal, pembahasannya telah selesaidilakukan dan presiden telah mengelu-arkan Peraturan Presiden yang baruuntuk organisasi vertikal, melaluiPeraturan Presiden No. 95 Tahun 2006,tentang kedudukan, tugas, fungsi,susunan organisasi di unit kerja instansivertikal di lingkungan Departemen Keu-angan. Menyusul segera dikeluarkan-nya Peraturan Menteri Keuangan ten-tang hal tersebut.

Perlunya dilakukan penggantianPeraturan Presiden tersebut terkaitdengan rencana penambahan jumlahKantor Wilayah (Kanwil) Bea danCukai. Dimana dalam Keppres lamayang mengatur Keputusan MenteriKeuangan tentang organisasi DJBC,ditetapkan bahwa untuk Bea dan Cukaidi dalam satu atau beberapa provinsihanya dapat dibuat satu Kanwil. Namunseiring perkembangan kebutuhan tugasdan perlunya penambahan Kanwil lebihdari satu dalam satu provinsi, makaaturan itu sudah harus direvisi.

FAKTOR YANG MELATARBELAKANGIDari hasil kajian yang dilakukan

oleh Tim Reorganisasi DJBC 2006,diinventarisir masalah-masalah yangmelatarbelakangi perlu dilakukannyareorganisasi di DJBC. Seperti diungkapKepala Bagian Organisasi danTatalaksana Sekretariat DJBC, Drs.Nofrial MA, ada berbagai faktor mela-tarbelakangi perlunya reorganisasi diDJBC.

Pertama, adalah perkembanganpraktek perdagangan internasional.Selaku institusi pemerintah yangmenyelenggarakan fungsi tradefacilitation, DJBC senantiasa dituntutuntuk menyempurnakan sistim danprosedur pelayanan dan pengawasansesuai dengan perkembangan yangterjadi dalam praktek perdaganganinternasional. Ketidakmampuan DJBCdalam mengindentifikasi danmengantisipasi perkembangan yangterjadi dapat mengakibatkan inefisiensidibidang pelayanan yang pada akhirnyamenimbulkan high cost economy daninefektifitas dibidang pengawasan.

Kedua, pendayagunaan teknologiinformasi. Dalam rangka mempercepatproses penyelesaian kewajibanpabean, meminimalkan intervensipejabat dalam pengambilan keputusanserta mengoptimalkan kinerja dibidangpengawasan, DJBC telah memanfaat-kan kemajuan teknologi informasi dankomunikasi dalam proses pelayanandan pengawasan dibidang kepabeanandan cukai. Pemanfaatan kemajuanteknologi dibidang alat bantu pemerik-saan fisik (scanner dan hi-co scanner)juga dilakukan dalam rangka memban-tu kecepatan dan akurasi pemeriksaanfisik barang, baik impor maupun ekspor.

PRESIDEN SBY. Penataan organisasi ditujukan untuk memberi peluang dan penyegaran bagipejabat lain dalam meningkatkan kinerja lembaga.

FOTO : ISTIMEWA

LAPORAN UTAMA

Page 8: Warta Bea Cukai Edisi 386

7WARTA BEA CUKAIEDISI 386 JANUARI 2007

Tiga, meningkatnya tuntutanmasyarakat. Resistensi masyarakatterhadap eksistensi DJBC dalammengawasi lalu lintas barang relatifsangat tinggi sehingga banyak pihakmengusulkan diberlakukannya kembalisistim Pre Shipment Inspection (PSI) diIndonesia. Resistensi masyarakattersebut muncul akibat masyarakatmempunyai penilaian bahwa kinerjaDJBC, baik dibidang pelayananmaupun pengawasan masih relatifsangat rendah.

Dari sisi pelayanan, rendahnyakinerja DJBC masih dianggap sebagaisalah satu faktor yang menyebabkantimbulnya ekonomi biaya tinggi dipelabuhan. Sementara dari sisipengawasan, DJBC masih dianggapbelum mampu menangkal beredarnyabarang impor illegal di dalam negerisehingga mengakibatkan terpuruknyaindustri domestik. Lebih jauh,rendahnya kinerja DJBC dibidangpengawasan dinilai telahmengakibatkan kebocoran penerimaannegara berupa bea masuk dan PDRI(Pajak Dalam Rangka Impor) dalamjumlah yang relatif cukup signifikan.

Empat, perubahan kebijakanpemerintah. Perubahan kebijakanumum pemerintah dibidang organisasipemerintahan dan perubahan kebijakanpemerintah dibidang tugas dan fungsiDepkeu termasuk reposisi tugas danfungsi DJBC merupakan faktorpendorong lain perlunya dilaksanakanreorganisasi DJBC tahun 2006.Kebijakan umum dibidang organisasipemerintahan yang mempunyai penga-ruh signifikan terhadap reorganisasiDJBC adalah mengenai pembentukaneselon V yang sangat diperlukan dalampelaksanaan tugas operasional instansi

vertikal. Secara khusus, kebijakanpemerintah dalam mengalihkan tugaspelayanan kemudahan ekspor dariBapeksta ke DJBC menyebabkanstruktur organisasi dan tupoksi (tugaspokok organisasi) unit organisasi DJBCyang berlaku menjadi tidak relevan.

Lima, reformasi bidang kepabean-an. Dalam rangka optimalisasi kinerjapelaksanaan tugas pelayanan danpengawasan dibidang kepabeanan,DJBC telah melakukan reformasibidang kepabeanan yang meliputi pe-ningkatan fungsi fasilitasi perdagangan,pemberantasan penyelundupan danundervaluation, peningkatan koordinasidengan stakeholder, dan peningkatanintegritas pegawai. Program reformasiyang meliputi berbagai aspek dalampelaksanaan tugas tersebut tidak meli-puti peyempurnaan dibidang organisasisehingga diperlukan penyesuaianstruktur, tugas dan fungsi.

Enam, amandemen UU Nomor.10tahun 1995 tentang Kepabeanan danUU Nomor.11 tahun 1995 tentang Cukaiyang sedang dalam proses penyelesai-an di DPR. (Untuk kepabeanan telahrampung diamandemen sedang untukcukai masih dalam proses pembahas-an). Perubahan kedua undang-undangtersebut perlu diantisipasi secaraorganisasi sehingga pelaksanaan tugas

dibidang kepabeanan dan cukai dapatdioptimalkan.

Tujuh, berdasarkan pemantauanterhadap kinerja Direktorat Jenderal,terdapat beberapa masalah organisasiyang menimbulkan dampak negatifyang relatif signifikan terhadap kinerjaDJBC. Secara umum, masalah tersebuttimbul karena ketidak sempurnaanstruktur organisasi yang berlaku danadanya perubahan sistim dan prosedurpelaksanaan tugas yang tidak segeradiikuti dengan perubahan strukturorganisasi dan tupoksi.

Delapan, adanya reorganisasiDepartemen Keuangan yang dilakukandalam rangka menciptakan organisasiyang dapat berfungsi sesuai denganprinsip good governance pimpinanDepartemen Keuangan mereformulasidan mereposisi tugas dan fungsi unit-unit kerja di lingkungan departemen.

“Yang lebih dominan lagi adalah pim-pinan DJBC ingin mempercepat prog-ram reformasi. Itulah latar belakangyang dapat saya sampaikan mengapadiperlukan reorganisasi,” ujar Nofrial,Ketua Tim Reorganisasi DJBC 2006.

KETIDAKSEMPURNAAN STRUKTURORGANISASI

Mengenai masalah yang berhubung-an dengan ketidaksempurnaan struktur

NOFRIAL. Berharap, agar permasalahan yangselama ini belum dapat diatasi Bea dan Cukaisecara organisasi dapat segera diatasi.

DJBC SENANTIASA DITUNTUT menyempurnakan sisdur pelayanan dan pengawasan sesuai perkembanganyang terjadi dalam praktek perdagangan internasional.

WBC/ADI

DOK. WBC

Page 9: Warta Bea Cukai Edisi 386

8 WARTA BEA CUKAI EDISI 386 JANUARI 2007

organisasi yang berlaku selama ini,lanjut Nofrial, ternyata mengakibatkanbeberapa masalah dalam pelaksanaantugas dan fungsi organisasi ini, antaralain;

Struktur organisasi dan tupoksi tidakrelevan. Perkembangan sistim danprosedur pelayanan dan pengawasanmenyebabkan tugas dan fungsi unitorganisasi tertentu menjadi tidakrelevan, misalnya Subdit Verifikasi danBidang Verifikasi pada Kantor Wilayah.Disamping itu perkembangan sistimdan prosedur pelayanan lain sepertiJalur Prioritas, Registrasi Importirbelum diatur dalam tugas dan fungsiorganisasi yang berlaku. Tugastersebut untuk sementara dilaksanakanoleh tim yang tidak permanen ataudititipkan pada salah satu unitorganisasi.

Tugas dan fungsi tidak dapatdilaksanakan. Masalah utama tidakterlaksananya tugas dan fungsi tertentuadalah bahwa pada naskah KeputusanMenteri Keuangan mengenaiOrganisasi dan Tata kerja, tugas danfungsi tidak didefinisikan secarasempurna atau tidak didelegasikankepada pejabat dibawahnya(menyangkut masalah redaksional)

Tugas dan fungsi tumpang tindih.Masalah utama organisasi yangmenimbulkan dampak negatif yangsignifikan terhadap kinerja DJBCadalah terdapat tugas dan fungsi yangsaling tumpang tindih antara unit-unitorganisasi DJBC. Secara umumterdapat 3 kondisi yangmengindikasikan terjadinya tumpangtindih tugas dan fungsi pada unitorganisasi DJBC, baik pusat maupunvertikal, yaitu:l Tugas dan fungsi operasional, baik

dibidang pelayanan maupunpengawasan secara umum,diselenggarakan oleh Kantor Pusatdan instansi vertikal

l Tugas dan fungsi yang samadiselenggarakan oleh 2 unitorganisasi atau lebih

l Tugas dan fungsi yang mempunyaiout put yang identik dilakukan oleh2 unit organisasi atau lebih.

Disamping itu juga ketidaksempur-naan organisasi ini telah mengakibat-kan beban kerja tidak seimbang. Baikpada organisasi pusat maupun vertikal,terdapat unit organisasi yang bebankerjanya terlalu kecil dan unitorganisasi yang beban kerjanya terlalubesar sehingga tidak dapat ditanganidengan baik. Ketidakseimbanganbeban kerja tidak hanya meliputipermasalahan yang berhubungandengan volume pekerjaan, tetapi jugameliputi variasi jenis pekerjaan.

Disamping itu juga pengelompokankerja kurang relevan. Pengelompokantugas dan fungsi pada strukturorganisasi tertentu kurang relevan.

Tidak relevannya pengelompokan tugastersebut dapat dilihat dari beberapaaspek, antara lain; tugas tertentu tidaksesuai dengan tugas pokok lainnya,tugas tertentu tidak sejalan dengangambaran pada nomenklatur struktur,tugas pelayanan dikelompokkan kedalam kelompok yang sama dengantugas pengawasan.

“Kendala dalam organisasi yangterdahulu bisa saya katakan bahwaorganisasi tidak dapat lagi menam-pung perkembangan pelaksanaantugas. Pertama tugas hasil reformasi,kedua perkembangan akibatperubahan kebijakan pemerintah,kemudian berkembangnya tuntutanmasyarakat. Nah sekarang kitaakomodir itu. Jadi yang sekarang kitacoba lebih akomodatif, baik untukmenghadapi tantangan-tantangankemarin. Disamping menghapustugas-tugas yang overlap, hapusyang sudah tidak perlu, ” demikianungkap Nofrial.

Prinsip yang digunakan dalampenyusunan reorganisasi ini adalahefisiensi dan efektifitas. Intinya, lanjutNofrial, prinsip dilakukannya reorga-nisasi adalah bagaimana membuatorganisasi ini benar-benar merupa-kan jawaban daripada permasalahanyang dihadapi Bea dan Cukai.

“Jadi kita membuat organisasiyang akomodatif. Misalnya, ada yangmengatakan di satu wilayah tugasBea dan Cukai tidak jelas, lho tolakukurnya apa ? Siapa yang pernahmelakukan evaluasi seperti semacamitu ? Lantas pengawasannya sepertiapa sampai bisa mengatakan beacukai kerjaanya amburadul, nahmaka itu sekarang kita buat sistimpengawasan internal.”

Menurutnya, kebutuhan organi-sasi dalam hal ini Bea dan Cukai,akan timbul bila Bea dan Cukai akanmelakukan pengembangan atauevaluasi sistim, untuk itu diperlukanpengkajian terlebih dahulu. Lantasapakah pengkajian yang dilakukansudah efektif dan tepat serta siapayang melakukan pengkajian terha-dap sistim yang telah dimplementa-sikan, ternyata saat ini belum ada.Maka itu di reorganisasi kali ini akandibentuk tenaga pengkaji yang akanmelakukan pengkajian terhadap apayang sudah diterapkan. Tenagapengkaji ini berbeda dengan timevaluasi.

“Jadi bedanya, kalau mengkaji,kita lihat apakah existing systemsudah tepat atau belum, sedangkanevaluasi lebih banyak padaimplementasi sistem itu. Apakahsistem ini sudah diimplementasikansecara benar atau belum oleh peja-bat. Jadi semacam sistim pengawas-an secara internal. Dan hasil darireorganisasi sekarang kita sudahmemiliki tenaga pengkaji. Memang,

selama ini ada fungsi semacam ituseperti tim evaluasi, tetapi secarategas, tupoksinya tidak jelas, akibat-nya pengawasan internal tidak berja-lan sebagaimana mestinya. Inidikarenakan permasalahan redaksi-onal di dalam tupoksi Kep Menkeuyang lama. Maka itu dipertegas lagi.Untuk tenaga pengkaji telah ditetap-kan dalam Peraturan Menkeu Nomor98/PMK.01/2006,” ungkap Nofrial.

Melalui reorganisasi, Nofrialberharap, permasalahan yang selamaini belum dapat diatasi Bea dan Cukaisecara organisasi dapat segera diatasi,hanya ia perlu menyampaikan disinibahwa organisasi DJBC tidak akanpernah bisa berjalan utuh jikapenempatan personil di dalam tidaktepat, maka itu bidang sekretetariatharus sejalan antara organisasi dengankepegawaian.

“Antara rekrutmen dan penempatanpegawai harus sesuai. Kalau itu sudahtepat, termasuk sistim pengawasanyang tepat, harapan saya, kita tidakakan lagi mudah menjadi sasaranresistensi. Sekarang agak repot ya,kalau kita bicara pengawasan yangngawasi itu sebenarnya siapa ? Karenasemua ikut mengawasi, tetapi kalau kitalihat siapa yang paling bertangggungjawab, siapa yang mengkoordinir dansiapa yang merumuskan kebijakan itu,saya rasa pengawasan akan tepat,”ujar Nofrial.

Masukan juga ia sampaikan.Kepada semua pegawai agar secarakonsisten melaksanakan tugas danfungsinya sesuai dengan apa yangdiperintahkan. “Janganmelaksanakan sesuatu di luar bataskewenangan, jangan merasa dirilebih hebat dibandingkan denganyang lain. Laksanakanlah secaramaksimum dan optimum tugas yangdibebankan kepada kita sesuaidengan tupoksi masing-masing.Boleh kita berinovatif, tetapi inovatiftetap ada koridornya. Jangan inovatifcawe-cawe, maksudnya tugas oranglain kita ambil sementara tugas kitasendiri tidak terlaksana. Konsistendan pahamilah dengan benar tugasdan fungsi kita, lalu laksanakanlahsecara konsisten dan komit.”

Perubahan baru pasti terjadidalam setiap reorganisasi. Tapi itulahharapan-harapan dan tuntutan-tuntutan yang menjadi keharusanbahkan mutlak dilaksanakan agarsemakin pasti dalam melangkah.Dan memang penyesuaian ataupembaharuan semakin menjadituntutan bagi organisasi atau instansimanapun, di era globalisasi danliberalisasi perdagangan dewasa ini,tidak terkecuali DJBC. Namun, itusemua tentu berpulang kepadaintegritas sumber daya manusia yangmenjalankan tugas dan fungsi yangdiemban DJBC.

LAPORAN UTAMA

ris

Page 10: Warta Bea Cukai Edisi 386

9WARTA BEA CUKAIEDISI 386 JANUARI 2007

ari hasil identifikasi masalah yangdilakukan Sekretariat DJBC, menu-rut Sekretaris DJBC (Sekditjen), dr

Djuneidy Djusan, telah tercakup semuadireorganisasi DJBC 2006. Langkah-langkah yang dilakukan Sekretariat Direk-torat Jenderal (Setditjen) Bea dan Cukaidalam rangka reorganisasi ini antara laindengan membentuk tim perumusan internSekretariat Direktorat Jenderal, memintamasukan dari unit Eselon II Kantor Pusat,serta Kepala Kantor Wilayah dan KantorPelayanan Bea dan Cukai.

Yang dilakukan selanjutnya adalahmenghimpun masukan-masukan tersebut,membentuk tim pembahas penyempurna-an organisasi dengan Keputusan Dirjenuntuk menyelenggarakan rapatpembahasan dan presentasi dengan stafinti dan mengajukan usulan reorganisasikepada Menteri Keuangan.

Mengenai peran Setditjen dalam reor-ganisasi DJBC, dijelaskan Djuneidy,bahwa peran Sekretariat sesuai dengansalah satu fungsinya adalah sebagai pe-nyelenggara pengelolaan urusan organi-sasi dan ketatalaksanaan. Dalam timpembahasan, Setditjen sebagai pengarahdalam rangka penyempurnaan organisasi.

Disinggung mengenai mekanismereorganisasi DJBC, menurutnya, setelahmendapat persetujuan dari Menteri Keu-angan lalu melakukan pembahasan de-ngan Biro Organta Departemen Keuangandan kemudian dengan kantor Kementeri-an Pendayagunaan Aparatur Negara(Menpan).

Tentang kemungkinan terjadinya inefi-siensi akibat dari reorganisasi, ditegaskanDjuneidy, bahwa reorganisasi tidakditentukan berdasarkan skala waktu, tetapidilaksanakan sesuai dengan kebutuhanorgansasi. Menurutnya, reorganisasidalam penyempurnaan organisasi tidakakan mengakibatkan terjadinya inefisiensi.Sebab organisasi dibentuk tentunyadengan melakukan pengkajian terlebihdahulu, apabila kedepan fungsinyasemakin berkurang, maka organisasitersebut perlu disempurnakan lagi.

Setelah reorganisasi dilakukan, tugasselanjutnya adalah pemenuhan kebutuh-an sarana dan prasarana, termasuk Sum-ber Daya Manusia (SDM). Mengenai hal

tersebut ia menjelaskan bahwa apabiladari organisasi menghendaki adanya ke-butuhan sarana dan prasarana, hal ini te-lah diperhitungkan, artinya diajukan dalamanggaran tahun yang akan datang, begitupula dengan anggaran untuk kebutuhanpenempatan SDM telah dipersiapkan.

Mengenai ukuran keberhasilan sua-tu reorganisasi, Djuneidy menegaskan,ukuran keberhasilan suatu reorganisasidapat dilihat dari pelaksanaannya, yaitutugas dan fungsi Direktorat Jenderaldilaksanakan secara optimal dan tidaktumpang tindih.

TUJUAN DAN SASARAN REORGANISASIDari kajian yang dilakukan tim reorga-

nisasi maka diketahui tujuan dan sasaranyang hendak dicapai dari reorganisasi.Seperti diungkap Ketua Tim ReorganisasiDJBC 2006, Nofrial, bahwa salah satu tu-juan dilakukannya reorganisasi adalah un-tuk mempercepat implementasi reformasidan peningkatan efisiensi dan efektifitasorganisasi agar DJBC antisipatif terhadapperkembangan pelaksanaan tugas.

“Maksud saya begini, masalah Bea

dan Cukai sekarang adalah efisiensi di bi-dang pelayanan, artinya tidak menimbul-kan high cost, transparan dan sebagainya.Untuk itu kita harus ciptakan organisasiyang bisa mengakomodir untuk menujuefisiensi yang tidak terlalu banyakbirokrasi, ini salah satunya,” ujar Nofrial.

Begitu pun jika berbicara soalefektifitas, maka hubungannya denganpengawasan. Apakah pengawasan yangdilakukan DJBC telah sesuai, atau belum.Jangan sampai yang telah dilayani Beadan Cukai diawasi, sebaliknya yangdiawasi justru dilayani.

“Keseimbangan antara pelayanan danpengawasan sangatlah penting bagi Beadan Cukai. Terlalu berat ke pengawasanakan mengakibatkan biaya tinggi bagipelayanan, sebaliknya, kalau terlalu long-gar pada pelayanan juga menimbulkanbiaya bagi pengawasan karenamengancam penerimaan negara. Nahsekarang bagaimana menyeimbangkanitu ? Maka dibuatlah sistim danorganisasi pendukungnya,”lanjutnya lagi.

Selain yang telah diungkap Nofrialsebelumnya, berikut secara lengkaptujuan reorganisasi yang telah disusunoleh tim reorganisasi. Berikut tujuan danpenjelasannya.

lllll Organisasi pemerintah yangsensitif dan akomodatifMelalui reorganisasi ingin mencipta-

kan DJBC sebagai organisasi pemerintahyang sensitif dan akomodatif terhadapperkembangan praktek perdaganganinternasional sehingga mampu berperansecara optimal sebagai trade facilitator.

lllll Struktur organisasi DJBC yangakomodatifMenciptakan struktur organisasi DJBC

yang akomodatif terhadap perkembanganpelaksanaan tugas sebagai konsekuensidari penyempurnaan yang dilakukandibidang sistim dan prosedur pelayanandan pengawasan, baik dibidang impor,ekspor maupun cukai.

Terkait dengan hal tersebut, untuk me-ningkatkan kualitas pelayanan kepabean-an dibidang impor, DJBC menerapkansistim pemeriksaan pabean secara selektifdengan menggunakan indikator risiko

SEIMBANG,ANTARA PELAYANAN DAN PENGAWASANBerpedoman kepada latar belakang permasalahan yang dihadapi DirektoratJenderal Bea dan Cukai (DJBC), disusunlah konsep reorganisasi tahun 2006. Apatujuan dan sasaran yang hendak dicapai DJBC melalui reorganisasi kali ini ? Simaklaporan yang telah disusun tim reorganisasi.

D

DJUNEIDY DJUSAN. Setditjen berperan sebagai pe-ngarah dalam rangka penyempurnaan organisasi.

DOK. WBC

Page 11: Warta Bea Cukai Edisi 386

10 WARTA BEA CUKAI EDISI 386 JANUARI 2007

yang disusun berdasarkan performancedan compliance level market forces.Importir yang performance dan compli-ance levelnya dinilai sangat tinggi menda-pat pelayanan melalui jalur prioritas. Untukimportir lainnya, tergantung indikator risikoyang ditetapkan dan dilayani, yaitumelalui jalur hijau dan jalur merah.

Berdasarkan struktur organisasi yangberlaku, unit organisasi yangmenyelenggarakan fungsi manajemenpengelolaan performance dan compliancelevel importir belum diatur sehingga tugastersebut diselenggarakan oleh unit organi-sasi berbentuk tim atau ditumpangkanpada unit organisasi tertentu.

lllll Menyelaraskan pendayagunaan TIdan komunikasi dengan SDMMenciptakan struktur organisasi DJBC

yang mampu menyelaraskan pendayagu-naan teknologi informasi (TI) dan komuni-kasi dengan pendayagunaan sumber da-

ya manusia tanpa menimbulkan inefisiensidan inefektifitas organisasi juga menjaditujuan reorganisasi.

Tugas-tugas yang dapat diselenggara-kan melalui komputerisasi hendaknyatidak menjadi beban sumber dayamanusia (SDM) dan sebaliknya. Dengandemikian SDM dapat dialokasikan secaraefisien dan efektif.

lllll Organisasi yang akomodatifterhadap perkembangan kebijakanYaitu dengan menciptakan struktur or-

ganisasi DJBC yang akomodatif terhadapperkembangan kebijakan pemerintah, baikkebijakan umum pemerintah dibidangpemerintahan maupun kebijakan khususdibidang tugas pokok Drektorat Jenderal.

lllll Efisiensi dan efektifitas organisa-si melalui pengelompokan kerjayang harmonisDengan meningkatkan efisiensi dan

efektifitas organisasi melalui pengelom-pokan kerja yang harmonis, maka bebankerja seimbang, serta tidak terjadi tum-pang tindih. Pengelompokan kerja yangdiatur dalam struktur organisasi yang ber-laku, baik ditingkat pusat maupun instansivertikal masih belum sempurna sehinggaperlu direformulasi dan direposisi.

Disamping itu, pembagian beban kerjadirasa masih belum seimbang. Ditingkatpusat, terdapat unit organisasi yang bebankerjanya relatif kecil sehingga menimbul-kan inefisiensi, baik ditinjau dari segiorganisasi maupun kinerja pelayanan.Tidak seimbangnya beban kerja pada unitorganisasi pusat dan instansi vertikaltersebut juga timbul sebagai konsekuensidari reformulasi tugas dan fungsi tertentuseperti tugas bidang verifikasi.

Permasalahan yang relatif paling signi-fikan sehubungan dengan tujuan mening-katkan efisiensi dan efektifitas organisasiadalah adanya tugas dan fungsi yangtumpang tindih, baik sesama unit organi-sasi pada kantor pusat, maupun antaraKantor Pusat, Kantor Wilayah dan KantorPelayanan.

lllll Menjamin terlaksananya tugasdan fungsi DJBC secara optimalBerdasarkan struktur organisasi yang

berlaku, terdapat tugas dan fungsi yangtidak dapat diselenggarakan karena be-berapa permasalahan seperti tidak terda-pat struktur organisasi yang menyelengga-rakan tugas tertentu. Tugas dan fungsitidak didefinisikan secara sempurna, sertatidak terdapat pendelegasian wewenangkepada pejabat dibawahnya.

Disamping itu, untuk menjamin kua-litas kinerja individual pejabat danpegawai, disamping adanya pengawasanmelekat, pengawasan aparat pengawasfungsional serta pengawasan masyara-kat, perlu dibentuk unit pengawasan inter-nal tanpa harus berbenturan dengan tugasaparat pengawas fungsi. Unit pengawasanini hendaknya dapat bertanggungjawabterhadap terselenggaranya tugas danfungsi pengawasan kinerja seluruh unsurdilingkungan DJBC secara optimal.

SASARAN YANG AKAN DICAPAISasaran yang hendak dicapai dari pe-

laksanaan reorganisasi ini salah satunyaadalah untuk mengatasi keluhan masyara-kat terhadap ketidakmampuan DJBC da-lam mengakomodasi perkembangan barudalam praktek perdagangan yang padaakhirnya menimbulkan ekonomi biayatinggi, terutama karena waktu penyelesai-annya yang relatif lama dan birokratis.

Optimalisasi kinerja DJBC dalam mem-fasilitasi perdagangan terutama dalam halmemberikan pelayanan yang tepat danproposional sesuai performance (kinerja)dan compliance level market forces(tingkat kepatuhan pengguna jasa.red) ,juga menjadi salah satu sasaran yanghendak dicapai melalui reorganisasi.Dalam hal ini, permasalahan utama yangterjadi saat ini dibidang pelayanan,

PENINGKATAN BIDANG PENGAWASAN melalui optimalisasi kinerja DJBC dalam memberantaspenyelundupan dan perdagangan ilegal, baik untuk tujuan optimalisasi penerimaan negara maupunperlindungan terhadap industri dalam negeri. Dok. WBC.

MELALUI REORGANISASI, menuju organisasi yang akomodatif terhadap perkembangan kebijakan.

DOK. WBC

DOK. WBC

LAPORAN UTAMA

Page 12: Warta Bea Cukai Edisi 386

11WARTA BEA CUKAIEDISI 386 JANUARI 2007

khususnya pelayanan dibidang imporadalah rendahnya kinerja DJBC dalammenentukan dan mengimplementasikankriteria penetapan jalur pemeriksaan,sehingga masyarakat yang mempunyaiperformance dan compliance level (tingkatkepatuhan) yang tinggi mendapat perlaku-an pelayanan yang kualitasnya relatifsama dengan yang mempunyai perfor-mance dan compliance level rendah.

Akibatnya, konsekuensi dari haltersebut, masyarakat yang performancedan compliance level-nya relatif tinggi yangumumnya adalah perusahaan industri danpedagang besar termasuk perwakilanprincipal di Indonesia menjadi complain(mengeluh.red) dan menyuarakan secaraterus menerus resistennya terhadapintervensi pemerintah, khususnya Bea danCukai dibidang perdagangan.

Sasaran selanjutnya adalah optimali-sasi kinerja DJBC dalam memberantaspenyelundupan dan perdagangan illegal,baik untuk tujuan optimalisasi penerimaannegara maupun perlindungan terhadapindustri dalam negeri.

Dampak negatif terhadap rendahnyakinerja DJBC dalam memberikanpelayanan yang tepat dan proposionalmempunyai pengaruh yang signifikanterhadap kinerja dibidang pengawasansehingga illegal trader dapat beroperasidengan tingkat efisiensi yang samabahkan dalam beberapa kasus lebih baikdibandingkan dengan legal trader.

Dibidang perdagangan hal ini menye-babkan membanjirnya barang-barangilegal di dalam pasar domestik yang padaakhirnya menghancurkan industri dalamnegeri. Sementara itu dibidang penerima-an negara, terutama karena perilakubisnis illegal trader cenderung korup dantidak bertanggungjawab.

Optimalisasi kinerja DJBC dalammelakukan pembinaan terhadap duniausaha merupakan sasaran selanjutnya.Selama ini pelayanan DJBC yang tidakproposional berdasarkan performance dancompliance level stakeholdermenimbulkan dampak negatif terhadappembinaan dunia usaha. Akibatnyamasyarakat usaha yang tidak merasakanadanya insentif dibidang pelayanan sesuaiperformance dan compliance level-nyacenderung pesimis terhadap kebijakandan fasilitas yang diterapkan dan lebihmemilih menggunakan illegal trader dalampenyelesaian formalitas barang impornya.

Terakhir, sasaran yang hendak dicapaiadalah optimalisasi kinerja DJBC dalammengalokasikan sumber daya terutamaSDM. Kemampuan DJBC dalammengindentifikasi permasalahan yangdihadapi dalam melaksanakan tugaspokok dapat meningkatkan kinerja DJBCdalam mengalokasikan sumber dayamanusia. Pemberdayaan SDM secaraoptimal dapat difokuskan kepada tugasyang beresiko tinggi sementara tugasyang beresiko rendah cukup dilayani olehsistim komputerisasi atau sumber dayayang relatif kecil. ris

ibandingkan dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 302/KMK.01/2004 tanggal 23 Juni 2004, didalam organisasi dan tata kerjayang baru terdapat beberapa perubahan. Dan inilah hasil Reorganisa-

si DJBC 2006.

SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERALDi Sekretariat Direktorat Jenderal (Setditjen) terdapat penambahan Tata

Usaha Dirjen dibawah Bagian Umum. Hal ini mengingat pada Tata UsahaDirjen hanya terdapat staf pelaksana administrasi dibawah Subbagian TataUsaha Sekretariat. Mengingat beban kerja yang relatif tinggi dankompleksitas permasalahan, maka perlu dibentuk struktur organisasisetingkat subbagian untuk melaksanakan penatausahaan administrasipada kantor Dirjen dan menangani tugas-tugas protokoler.

MENUJUORGANISASIYANG SELARAS DANTERAKOMODIRUntuk mencapai tujuan dan sasaran yang telahditetapkan, tim reorganisasi telah menyusunorganisasi baru DJBC setelah melalui beberapa kalipembicaraan antara staf pimpinan DJBC dan BiroOrganisasi dan Ketatalaksanaan (Organta)Departemen Keuangan, maupun ditingkat Menpandan Sekretariat Kabinet. Lantas Apa saja yang telahdihasilkan oleh Tim Reorganisasi DJBC 2006 dalamorganisasi baru ini ?

PENGAWASAN KINERJA seluruh unsur dilingkungan DJBC diselenggarakan oleh SekretarisDirektorat Jenderal (Sekditjen) yang selanjutnya didelegasikan kepada Bagian Ortala.

D

DOK. WBC

Page 13: Warta Bea Cukai Edisi 386

12 WARTA BEA CUKAI EDISI 386 JANUARI 2007

Juga penghapusan SubbagianPengadaan II pada Bagian Perlengkapan.Disamping efisiensi organisasi,penghapusan Subbagian Pengadaan IIdilakukan dalam rangka memfokuskantugas pengadaan barang yang sifatnyasarat teknologi kepada direktorat yangmengelola barang dimaksud. Tugas danfungsi pengadaan sarana operasidiserahkan kepada Direktorat P2, dantugas pengadaan sarana komputerisasidiserahkan kepada Direktorat InformasiKepabeanan dan Cukai (IKC).

. Reposisi sebagian tugas dariSubbagian Pengembangan Pegawai keSubbagian Pemberhentian danPemensiunan Pegawai, termasuk reposisisebagian tugas dari Subbagian TataUsaha, Kearsipan dan Dokumentasi keSeksi Penyuluhan dan Dokumentasi padaDirektorat Penerimaan dan PeraturanKepabeanan dan Cukai (PPKC).Disamping itu terdapat penambahan tugasHumas pada Subbagian Rumah Tangga.

Kemudian terdapat penegasanmengenai fungsi Sekditjen selaku pejabatyang bertanggung jawab melaksanakanpengawasan internal terhadap kinerjaseluruh unsur dilingkungan DirektoratJenderal (sistim pengawasan internal).

Berdasarkan struktur organisasi, tugasdan fungsi yang berlaku, pengawasankinerja seluruh unsur dilingkungan DJBCdiselenggarakan oleh Sekretaris DirektoratJenderal (Sekditjen) yang selanjutnyadidelegasikan kepada Bagian Organisasidan Tatalaksana. Namun demikian, tu-gas dan fungsi tersebut tidak didefinisi-kan secara sempurna dan tidakdidelegasikan kepada pejabat yang di-bawahnya, sehingga pengawasan inter-nal terhadap kinerja pejabat danpegawai tidak dapat diselenggarakan.

Untuk itu melalui reorganisasi ini,disamping dilakukan redefinisi terhadaptugas pengawasan kinerja, fungsi tersebutdiselenggarakan oleh Bagian Organisasidan Tatalaksana (Ortala) yang jugamenangani monitoring dan tindak lanjuthasil pengawasan aparat fungsional danpengawasan masyarakat.

Tugas tersebut lebih lanjut dilaksana-kan oleh Subbagian Evaluasi LaporanHasil Pemeriksaan. Mengingat bebankerja yang cukup tinggi, dalam rancanganstruktur organisasi DJBC 2006, tugaspengawasan kinerja diselenggarakan olehSubbagian Pembakuan Prestasi Kerja danSarana Kerja yang beban kerjanya relatifkurang. Untuk melaksanakan tugastersebut, nomenklatur SubbagianPembakuan Prestasi dan Sarana kerjadirubah menjadi Subbagian PengawasanKinerja dan Pembakuan Prestasi Kerja.

DIREKTORAT TEKNIS KEPABEANANPada Direktorat ini terdapat reposisi

Subdit Tempat Penimbunan dariDirektorat Teknis Kepabeanan keDirektorat Fasilitas Kepabeanan. Hal iniditujukan untuk menyempurnakanpengelompokan tugas dan fungsi yangberhubungan dengan fasilitas pabean,termasuk yang berhubungan dengankebijakan dibidang Tempat Penimbunandan dikelompokkan ke dalam tugas danfungsi Direktorat Fasilitas Kepabeanan.Dengan demikian Direktorat TeknisKepabeanan difokuskan kepada tugasyang bersifat customs technique sepertiprosedur impor dan ekspor, tarif dannilai pabean.

Terdapat juga penambahan seksi,yaitu Seksi Pembebasan Mutlak padaSubdit Impor Ekspor yang semula dariDirektorat Fasilitas Kepabeanan

DIREKTORAT FASILITAS KEPABEANANLikuidasi Subdit Kemudahan Ekspor II

yang tugas dan fungsinya direposisi keSubdit Kemudahan Ekspor I. Lebih lanjutdilakukan reformulasi tugas dan fungsiSubdit Kemudahan Ekspor yang meliputijuga tugas dan fungsi dibidang tempatpenimbunan sehingga subditnya bergantinama menjadi Subdit Kemudahan Ekspordan Tempat Penimbunan. Juga terdapatPenambahan seksi, yaitu SeksiPembebasan Proyek Pemerintah padaSubdit Pembebasan

DIREKTORAT PENINDAKAN DANPENYIDIKAN

Terdapat perubahan nomenklatur,likuidasi, reformulasi dan reposisi unitkerja dilingkugan Direktorat Pencegahandan Penyidikan. Perubahan nomenklaturyang semula Direktorat Pencegahan danPenyidikan diubah menjadi DirektoratPenindakan dan Penyidikan.

Selanjutnya, untuk meningkatkanefisiensi organisasi dan untuk mengatasitumpang tindih tugas dan fungsipengawasan, khususnya pengawasanterhadap barang larangan dan batasan,maka Subdit Pengawasan BarangLarangan dan Pembatasan dilikuidasi,tugas dan fungsinya direposisi ke SubditIntelijen, Subdit Penindakan dan SubditSarana Operasi.

Kemudian terjadi perubahannomenklatur Subdit Pencegahan menjadiPenindakan. Terdapat penambahan seksi,yaitu Seksi Penindakan IV. Terjadiperubahan nomenklatur Seksi Perkapalandan Penerbangan, Seksi SaranaTelekomunikasi, dan Seksi DukunganTeknis Sarana Komunikasi pada SubditSarana Operasi menjadi Seksi SaranaOperasi I, II dan III. Sedangkan di SubditIntelijen terjadi penambahan seksi yaituSeksi Intelijen III.

DIREKTORAT AUDITDi Direktorat ini terjadi perubahan

nomenklatur, reformulasi dan reposisisejalan dengan kebijakan DJBC untukmenghilangkan duplikasi dalampemeriksaan dokumen, tugas dan fungsidibidang verifikasi (her verifikasi) makabidang verifikasi dihapuskan. Tugasverifikasi dokumen hanyadiselenggarakan oleh pejabat pada kantorpelayanan dan pejabat dalam rangkaaudit dibidang kepabeanan dan cukai.Sehubungan dengan kebijakan tersebut,struktur dan tugas Subdit Verifikasi padaDirektorat Verifikasi dan Auditdihapuskan.

Otomatis, nomenklatur DirektoratVerifikasi dan Audit dirubah menjadiDirektorat Audit. Tugas dan fungsiDirektorat Audit termasuk nomenklatur,tugas dan fungsi unit organisasidibawahnya direformulasi. Bidangverifikasi pada kantor wilayah dihapuskan.Tugas verifikasi selanjutnya diredifinisikansebagai bagian tugas dari tugas audit.

Kemudian adanya pemecahan Subdit

PENYEDERHAAN TIPE KANTOR WILAYAH yang semula ada tiga tipe yaitu Tipe Khusus, Tipe A danTipe B menjadi satu tipe atau tanpa nama.

DOK. WBC

LAPORAN UTAMA

Page 14: Warta Bea Cukai Edisi 386

13WARTA BEA CUKAIEDISI 386 JANUARI 2007

Perencanaan dan Evaluasi Audit menjadiSubdit Perencanaan Audit dan SubditEvaluasi Audit dan ada penambahanseksi, yaitu Seksi Registrasi Kepabeananpada Subdit Perencanaan Audit.

DIREKTORAT KEPABEANANINTERNASIONAL

Dilakukan penyempurnaanpengelompokan tugas pada DirektoratKepabeanan Internasional. Disamping itu,dilakukan pengelompokan pembagiantugas. Tugas penanganan terhadap ban-tuan luar negeri dalam rangka kerjasamadibidang kepabeanan dimasukkan kedalam tupoksi.

DIREKTORAT PPKCDi Direktorat Penerimaan dan

Peraturan Kepabeanan dan Cukai (PPKC)terdapat penambahan Seksi Bantuan Hu-kum pada Subdit Peraturan dan BantuanHukum.

DIREKTORAT INFORMASI KEPABEANANUntuk menyeimbangkan beban kerja

termasuk dalam rangka menampungkebijakan untuk memfokuskan pengadaanbarang pada direktorat teknis terkait,Subdit Pengolahan Data dan DukunganTeknis pada Direktorat IKC dipecah men-jadi Subdit Penyediaan dan Pemelihara-aan Sistim dan Subdirektorat PengelolaanData dan Pelayanan Informasi.

Mengingat direktorat ini mempunyaiakses penuh terhadap data maka tugas-tugas pelaporan dibidang kepabeanandan cukai dikonsentrasikan pada SeksiPelaporan. Dan penambahan satu subdit,yaitu Subdit Perencanaan danPemeliharaan Sistem. Terdapat pulapenambahan tiga seksi yaitu; SeksiPerencanaan Sistem dan SaranaOtomasi, Seksi Pemeliharaan SaranaOtomasi dan Seksi Pemeliharaan Sistem

TENAGA PENGKAJI DILINGKUNGAN DJBCKeputusan Menteri Keuangan tentang

Organisasi dan Tata Kerja DepartemenKeuangan belum secara rinci mengaturpelaksanaan tugas penelaahan danpemecahan konsepsional secara keahlianmasalah-masalah di bidang Kepabeanandan Cukai. Guna mengoptimalkan kinerjaDJBC di bidang pelayanan danpengawasan Kepabeanan dan Cukai,maka diusulkan kembali adanya TenagaPengkaji di lingkungan DJBC.

Dan salah satu hasil dari reorganisasiDJBC 2006 adalah pembentukan strukturtenaga pengkaji bidang pelayanan danpenerimaan, bidang pengawasan danpenegakan hukum serta bidang pengem-bangan kapasitas dan kinerja organisasi.

Latar belakang pemikiran perlunyastruktur tenaga pengkaji adalah untukmembantu Direktur Jenderal dalammemantau dan mengkaji hasil implemen-tasi kebijakan dan sekaligus membantupara direktur untuk mencari pemecahanmasalah.

Tentang struktur baru tenaga pengkaji,

telah diatur dalam Peraturan Menteri Keu-angan Nomor 98/PMK.01/2006 tentangTenaga Pengkaji di lingkungan DJBC.Bahwa dalam upaya meningkatkan kinerjaDJBC, diperlukan peningkatan kualitastelaahan dalam rangka pemecahankonsepsional berdasarkan keahlian dibidang kepabeanan dan cukai mengenaipelayanan dan penerimaan kepabeanandan cukai, pengawasan dan penegakanhukum kepabeanan dan cukai danpengembangan kapasitas dan kinerjaorganisasi DJBC.

Mengenai kedudukan, tugas danfungsinya, bahwa tenaga pengkaji dilingkungan DJBC yang selanjutnya dalamKeputusan ini disebut Tenaga Pengkajiadalah pegawai negeri di lingkunganDJBC yang dalam pelaksanaan tugasnyaberada di bawah dan bertanggung jawablangsung kepada Direktur Jenderal(Dirjen) Bea dan Cukai. Tenaga pengkajisecara administratif berada di dalamlingkungan Sekretariat Direktorat JenderalBea dan Cukai.

Berkaitan dengan tugasnya, tenagapengkaji mempunyai tugas mengkaji danmenelaah masalah-masalah di bidangpelayanan dan penerimaan kepabeanandan cukai, pengawasan dan penegakanhukum kepabeanan dan cukai, danpengembangan kapasitas dan kinerjaorganisasi serta memberikan penalaranpemecahan konsepsional berdasarkankeahlian.

Dalam melaksanakan tugasnya, tena-ga pengkaji menyelenggarakan fungsi :l Pengkajian penelaahan dan penalaran

pemecahan konsepsionalberdasarkan keahlian masalah-masalah di bidang pelayanan danpenerimaan kepabeanan dan cukai;

l Pengkajian, penelaahan dan penalar-an pemecahan konsepsionalberdasarkan keahlian masalah-masa-lah dibidang pengawasan dan pene-gakan hukum kepabeanan dan cukai;

l Pengkajian penelaahan dan penalaranpemecahan konsepsionalberdasarkan keahlian masalah-masalah di bidang pengembangankapasitas dan kinerja organisasi.

Mengenai susunan dan tugas tenagapengkaji terdiri dari :l Tenaga pengkaji bidang pelayanan

dan penerimaan kepabeanan dancukai mempunyai tugas mengkaji,menelaah dan memberikan penalarankonsepsional berdasarkan keahlianmengenai masalah-masalah di bidangpelayanan dan penerimaankepabeanan dan cukai.

l Tenaga pengkaji bidang pengawasandan penegakan hukum kepabeanandan cukai mempunyai tugas mengkaji,menelaah dan memberikan penalarankonsepsional berdasarkan keahlianmengenai masalah-masalah di bidangpengawasan dan penegakan hukumkepabeanan dan cukai.

l Tenaga pengkaji bidang bidangpengembangan kapasitas dan kinerjaorganisasi mempunyai tugasmengkaji, menelaah dan memberikanpenalaran konsepsional berdasarkankeahlian mengenai masalah-masalahdi bidang pengembangan kapasitasdan kinerja organisasi DJBC.

Lebih lanjut, dalam melaksanakantugasnya para tenaga pengkaji wajibmenerapkan prinsip, koordinasi, integrasidan sinkronisasi baik diantara tenaga

PENGADAAN KEMBALI JABATAN ESELON V, dirasa sangat penting bagi DJBC karena tugas dilapangan lebih banyak pada hal yang bersifat pelayanan.

DOK. WBC

Page 15: Warta Bea Cukai Edisi 386

14 WARTA BEA CUKAI EDISI 386 JANUARI 2007

pengkaji maupun dengan unit-unit dilingkungan DJBC.

Para tenaga pengkaji wajib menyam-paikan laporan pelaksanaan tugasnyakepada Dirjen Bea dan Cukai dantembusannya kepada unit kerja terkait dilingkungan DJBC.

Mengenai eselonisasi, pengangkatandan pemberhentian, tenaga pengkajiadalah jabatan setingkat eselon II b.Pejabat struktural eselon II a yangdialihtugaskan pada tenaga pengkaji tetapdiberikan eselon II a. Pengangkatan danpemberhentian tenaga pengkajiditetapkan oleh Menteri Keuangan atasusul Dirjen Bea dan Cukai. Mengenaiefektifitas Tenaga Pengkaji, mulai berlakusejak 17 Oktober 2006 sejakditandatangani oleh Menteri Keuangan.

REORGANISASI DJBC TINGKATVERTIKAL

Rancangan Keputusan Menteri Keu-angan tentang reorganisasi instansi ver-tikal untuk Kantor Wilayah dan Kantor Pe-layanan telah selesai dirumuskan dan te-lah diajukan kepada Menteri dengan SuratDirektur Jenderal Bea dan Cukai NomorS-329/BC/2006 tanggal 19 Mei 2006.

Proses penyelesaian rancanganKeputusan Menteri Keuangan dimaksudsaat ini telah melalui tahapanpembahasan, yaitu pembahasan dilingkungan Departemen Keuangan(dengan Biro Organta), dengan Menpandan pembahasan rancangan perubahanPeraturan Presiden di Sekretariat Kabinet.

Perubahan atas Peraturan Presidenmemang harus dilakukan, menurutKabag Ortala Sekretariat DJBC, Nofrial,hal itu dikarenakan Keputusan Presidensebelumnya yang mengatur KeputusanMenteri Keuangan tentang organisasikhususnya DJBC, ditetapkan bahwa untukDJBC di dalam satu atau beberapa provin-

si hanya terdapat satu Kantor Wilayah(Kanwil), karena perkembangan kebutuh-an tugas, maka harus diganti. Yang manadalam satu provinsi dapat dibuat satu ataubeberapa Kanwil. Jadi, perubahanPeraturan Presiden nantinya berkaitan de-ngan adanya penambahan Kanwil DJBC.

Rencana penambahan Kanwil, lanjutNofrial, meliputi Kanwil Riau danSumatera Barat, Kanwil Banten, KanwilJakarta II dan Kanwil Jawa Timur II,termasuk dilakukannya penghapusan tipeKanwil. Penambahan Kanwil ini tujuannyauntuk mengefisienkan pelayanan danpengawasan. Disamping itu juga ditingkatKanwil terdapat penambahan bidang baruyaitu Bidang Informasi Kepabeanan danCukai (Bidang IKC).

Mengenai tugas dan fungsi Kanwil,dalam reorganisasi ini ditegaskan kembali,bahwa tugas dan fungsi bidangpenindakan dan penyidikandiselenggarakan seluruhnya oleh Kanwil,sehingga KPBC khusus hanyamenyelenggarakan tugas-tugas bidangpelayanan. Untuk melaksanakan tugasdan fungsi dibidang pengadministrasianmanifes maka dibentuk Seksi Manifes diKPBC Tipe A1 karena memang di KPBCini volume manifesnya sangat padat.

Secara umum, reorganisasi instansivertikal meliputi:a. Penyederhaan tipe Kantor Wilayah

yang semula ada tiga tipe yaitu TipeKhusus, Tipe A dan Tipe B menjadisatu tipe (tanpa nama)

b. Perubahan struktur organisasi KantorWilayah sebagai konsekuensi daripenyederhanaan tipe Kantor Wilayah,reformulasi tugas dibidang verifikasi,serta pendelegasian wewenangdibidang keberatan dan banding

c. Penambahan satu bidang baru, yaituBidang Informasi Kepabean dan Cukai

d. Penambahan jumlah Kantor Wilayahdari 13 menjadi 17 buah

e. Penyempurnaan tipe Kantor Pelayan-an Bea dan Cukai dari tipe A Khusus,Tipe A, Tipe B dan Tipe C, menjadiTipe A1, Tipe A2, Tipe A3, Tipe A4 danTipe B.

f. Pembentukan KPBC baru, likuidasiKPBC, peningkatan serta penurunantipe kantor sesuai perkembanganpelaksanaan tugas.

g. Eselon Kepala KPBC Tipe A1, A2 danA3 adalah eselon IIIa, sedangkan tipeA4 adalah eselon IIIB. Dan KPBC TipeB adalah eselon IV.a.

Dapat disampaikan secara singkatmengenai karakteristik tipe kantor.l Tipe A1, merupakan kantor yang

volume kegiatan kepabeanannyasangat tinggi dengan sistim pelayananyang full EDI dan terdapat jabatanfungsional.

l Tipe A2, kegiatan utamanya adalahpelayanan dibidang cukai dankawasan berikat dengan volumekegiatan yang relatif sangat tinggi.

l Tipe A3, volume kegiatan relatifsedang, tidak terdapat jabatanfungsional.

l Tipe A4, Volume kegiatan dibidangkepabeanan dan cukai relatif rendah.

l Tipe B, Volume kegiatan dibidangkepabeanan dan cukai relatif rendahdan dipimpin oleh eselon IV.

KANTOR PELAYANAN UTAMASaat ini, berkembang wacana di DJBC

mengenai rencana pembentukan KantorPelayanan Utama (KPU). Yangmembedakan antara KPU dengan kantorpelayanan lainnya, seperti disampaikanDirjen Bea dan Cukai, Anwar Suprijadi,dari sisi pegawai, KPU based-nya padaperformance (kinerja) dan rencananyasistim remunerasi (penghargaan.red) dansistim kenaikan pangkat ditetapkanberdasarkan kinerjanya. KPU memilikiperformance indicator yang tidak hanyapada masalah penerimaan, tetapi jugawaktu pelayanan, kecepatan waktu untukpenetapan jalur merah, jalur hijau dan jalurprioritas, keandalan dari audit dankeandalan dari Nota Hasil Intelijen,termasuk soal keluhan dari klien yangakan diukur di KPU.

Begitu pula seperti diungkapkanNofrial, bahwa KPU, adalah suatuterobosan baru di bidang organisasi yangdiharapkan menjadi primadona bagipelayanan Bea dan Cukai. “Kita harapkantidak ada permasalahan, jadi pelayanandan juga pengawasannya bagus. Kenapabisa bagus? Karena sistim dan gajinyacukup bagus. Ini sesuatu yang kitaharapkan ke depan.”

Diharapkan, KPBC yang ada nantinyaakan mengarah seperti itu dan perlu dike-tahui, saat ini konsep KPU masih dalamtaraf piloting . Yaitu dengan mencoba satukantor atau dua kantor pelayanan yangakan jadikan KPU (Batam termasukwilayah Bintan dan Karimun, TanjungPriok dan Soekarno-Hatta). “Kita melihatkeberhasilan kantor pelayanan pajak,makanya DJBC coba membentuknya,apakah tipe seperti itu relevan untuk Beadan Cukai, jadi sedang mem-piloting ini.Saat ini sedang menyusun rumusannya,baik struktur maupun tupoksinya yangbetul-betul lebih advance dari organisasiyang lain,” lanjut Nofrial.

Mengenai konsep KPU ini, Nofrialmengingatkan perlunya kehati-hatian.Yang ia maksud disini, jangan sampaimasyarakat mengimplementasikan KPUsama dengan KPBC yang lain. Hal inidirasa sangat penting ia sampaikankarena di KPU semua kebutuhan pegawaitelah dilengkapi, dimana yang selama inimasih menjadi kendala bagi pegawainegeri adalah rendahnya gaji,kesejahteraan dan sebagainya.

Di KPU, lanjut Nofrial, semua kenda-la itu akan dipenuhi sesuai kebutuhanyang memang bukan minimal lagi untukstandar pegawai negeri, tetapi sudahdi atas standar. Jika kesejahteraan su-dah dipenuhi maka pegawai KPU ditun-

INDRA KUSUMA.Salah satu hasil darireorganisasi DJBC 2006 adalah difungsikannyakembali jabatan eselon V.

DOK. WBC

LAPORAN UTAMA

Page 16: Warta Bea Cukai Edisi 386

15WARTA BEA CUKAIEDISI 386 JANUARI 2007

tut untuk memiliki kinerja yang hebat.Untuk mencapai kinerja seperti itu,

lanjutnya, tim yang ditunjuk untukpembentukan KPU mulai menyusun sistimorganisasi dan rekruitmen pegawaisecara tepat. Karena jika sampai salah,bisa saja kondisinya yang terjadi, sistimdan organisasi bagus, tetapi jika SDM-nyatidak benar akan kacau. Sebaliknya jikasistim dan SDM-nya bagus, tetapiorganisasinya tidak akomodatif akankacau juga. Begitu pun jika organisasi danSDM-nya bagus tetapi sistimnya tidakbenar, akan kacau juga.

“Ini perlu pembahasan yangkomperehensif antar tim, misalnya dalamtim percepatan reformasi tergabungberbagai unsur, seperti pengawasan danpelayanan, dalam konteks DirektoratTeknis, Direktorat P2, Verifikasi dansebagainya,” tandas Nofrial.

DIFUNGSIKANNYA KEMBALI JABATANESELON V

Salah satu pokok-pokok reorganisasiDJBC 2006 yang tak kalah pentingnyaadalah tim telah menyusun danmerumuskan kembali keberadaan jabataneselon V pada organisasi tingkat vertikalDJBC. Seperti diungkap Indra Kusuma,Kasubbag Kelembagaan, SekretariatDJBC yang juga Sekretaris TimReorganisasi DJBC 2006.

Menurutnya, salah satu yang terpen-ting dalam reorganisasi ini adalah peru-bahan kebijakan pemerintah mengenaikeberadaan eselon V. Kalau dilihat secaraumum, lanjut Indra, dimungkinkannyakembali pengadaan eselon V dirasasangat penting bagi DJBC, sebab tugas dilapangan lebih banyak pada hal yangbersifat pelayanan.”Bahkan kalau bolehsaya katakan, sangat padat pelayanan-nya. Nah saat ini strukturalnya hanya sam-pai eselon IV padahal masalah-masalahteknis di bawah banyak yang tidaktertangani karena selama ini kita pakaikoordinator pelaksana (Korlak). Maka itukita bentuk lagi eselon V,” ujarnya.

Lebih lanjut Indra menyampaikandasar dari pembentukan jabatan eselon Vadalah seperti yang diatur dalam pasal 3Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun2002, bahwa penetapan eselon V dapatdilaksanakan dengan memperhatikankebutuhan organisasi serta karakteristiktugas pokok dan fungsi jabatan yangberhubungan langsung dengan pelayanankepada masyarakat.

Artinya, didalam Peraturan Pemerin-tah (PP) tersebut telah diatur hanya ins-tansi pemerintah yang berhubungan de-ngan pemberian pelayanan kepada ma-syarakat yang dapat mengangkat jabataneselon V.

“Sebagaimana diketahui, jabatan ese-lon V sempat ditiadakan dengan adanyaPP Nomor 100 Tahun 2000, sehinggadidalam struktur organisasi vertikal lama(Kep Menteri Keuangan RI No.444/KMK01/2001) tidak terdapat jabatan eselon V,”tandas Indra Kusuma. ris

KANTOR PUSAT DJBCDirektorat Jenderal Bea dan Cukai terdiri dari :1. Sekretaris Direktorat Jenderal

l Bagian Organta (Subbagian Kelembagaan, Subbagian Tata Laksana,Subbagian Evaluasi Kinerja dan Pembakuan Prestasi Kerja SubbagianEvaluasi Laporan Hasil Pemeriksaan)

l Bagian Kepegawaian (Subbagian Umum Kepegawaian, SubbagianMutasi Kepegawaian, Subbagian Pemberhentian dan PemensiunanPegawai, Subbagian Pengembangan Pegawai)

l Bagian Keuangan (Subbagian Penyusunan Anggaran, SubbagianPerbendaharaan, Subbagian Akuntansi dan Pelaporan)

l Bagian Perlengkapan (Subbagian Pengadaan, Subbagian Penyimpanandan Distribusi, Subbagian Inventarisasi dan Penghapusan)

l Bagian Umum (Subbagian Tata Usaha dan Kearsipan, SubbagianRumah Tangga dan Humas, Subbagian Gaji dan Kesejahteraan,Subbagian Tata Usaha Direktur Jenderal)

l Kelompok Jabatan Fungsional2. Direktorat Teknis Kepabeanan

l Subdirektorat Impor dan Ekspor (Seksi Impor, Seksi Ekspor, SeksiPenangguhan Bea Masuk, Seksi Pembebasan Mutlak)

l Subdirektorat Klasifikasi Barang (Seksi Klasifikasi I, II, III dan IV)· Subdirektorat Nilai Pabean (Seksi Nilai Pabean I,II, III, IV)l Subbagian Tata Usahal Kelompok Jabatan Fungsional

3. Direktorat Fasilitas Kepabeananl Subdirektorat Pembebasan (Seksi Pembebasan Relatif I,II, III, Seksi

Pembebasan Proyek Pemerintah)l Subdirektorat Fasilitas Pertambangan (Seksi Fasilitas Minyak dan Gas

Bumi, Seksi Fasilitas Aneka Tambang)l Subdirektorat Kemudahan Ekspor dan Tempat Penimbunan (Seksi Ke-

mudahan Impor Tujuan Ekspor , Seksi Tempat Penimbunan I, II dan III)l Subbagian Tata Usahal Kelompok Jabatan Fungsional

4. Direktorat Cukail Subdirektorat Cukai Hasil Tembakau (Seksi Perijinan dan Fasilitas Hasil

Tembakau, Seksi Analisis Tarif, Harga dan Produksi Hasil Tembakau)l Subdirektorat Aneka Cukai (Seksi Perizinan dan Fasilitas Aneka Cukai,

Seksi Analisis Tarif, Harga dan Produksi Aneka Cukai)l Subdirektorat Pita Cukai (Seksi Penyediaan dan Penukaran, Seksi

Penyimpanan dan Pendistribusian)l Subbagian Tata Usahal Kelompok Jabatan Fungsional)

5. Direktorat Penindakan dan Penyidikanl Subdirektorat Intelijen (Seksi Intelijen I, II, III, Seksi Pangkalan Data

Intelijen)l Subdirektorat Penindakan (Seksi Penindakan I, II,III,IV)l Subdirektorat Penyidikan (Seksi Penyidikan I,II, Seksi Barang Bukti)l Subdirektorat Sarana Operasi (Seksi Sarana Operasi I,II,III)l Subbagian Tata Usahal Kelompok Jabatan Fungsional)

ORGANISASI BARU

DJBCDari hasil Reorganisasi DJBC 2006, terdapatlikuidasi, reposisi dan penambahan fungsi, baikditingkat pusat maupun vertikal (Kanwil dan KPBC).Berarti, memasuki tahun 2007, DJBC mengawalilangkah barunya dengan organisasi yang baru.

Page 17: Warta Bea Cukai Edisi 386

16 WARTA BEA CUKAI EDISI 386 JANUARI 2007

6. Direktorat Auditl Subdirektorat Perencanaan

Audit (Seksi Perencanaan AuditImpor, Seksi Perencanaan AuditEkspor, Seksi PerencanaanAudit Cukai, Seksi RegistrasiKepabeanan)

l Subdirektorat Pelaksanaan Audit(Seksi Pelaksanaan Audit Impor,Seksi Pelaksanaan Audit Ekspor,Seksi Pelaksanaan Audit Cukai)

l Subdirektorat Evaluasi Audit(Seksi Evaluasi Hasil AuditImpor, Seksi Evaluasi Hasil AuditCukai)

l Subbagian Tata Usaha danKelompok Jabatan Fungsional

7. Direktorat KepabeananInternasionall Subdirektorat Kerjasama

Internasional I, (Seksi WCO I, II,Seksi WTO)

l Subdirektorat KerjasamaInternasional II, (Seksi Asia danAfrika, Seksi Eropa dan Amerika,Seksi Australia dan Pasifik)

l Subdirektorat KerjasamaInternasional III (Seksi ASEAN,Seksi APEC, Seksi ASEM)

l Subbagian Tata Usahal Kelompok Jabatan Fungsional

8. Direktorat Penerimaan danPeraturan Kepabeanan dan Cukail Subdirektorat Penerimaan (Seksi

Pemantauan Penerimaan, SeksiPenagihan dan Pengembalian)

l Subdirektorat Peraturan danBantuan Hukum (SeksiPeraturan Kepabeanan, SeksiPeraturan Cukai dan PeraturanLainnya, Seksi Bantuan HukumKepabeanan dan Cukai)

l Subdirektorat Penyuluhan danPublikasi (Seksi Penyuluhan danDokumentasi, Seksi Publikasi)

l Subdirektorat Keberatan danBanding (Seksi KeberatanBanding I,II,III)

l Subbagian Tata Usahal Kelompok Jabatan Fungsional

9. Direktorat Informasi Kepabeanandan Cukai.l Subdirektorat Manajemen Resiko

(Seksi Pemantauan Resiko, SeksiPengendalian Resiko)

l Subdirektorat Otomasi Sistem danProsedur (Seksi Otomasi Sistemdan Prosedur Impor dan Ekspor,Seksi Otomasi Sistem danProsedur Cukai, Seksi OtomasiSistem Penyajian Data, SeksiOtomasi Sistem Administrasi)

l Subdirektorat PerencanaanSistem dan Sarana Otomasi(Seksi Perencanaan Sistem danSarana Operasi, SeksiPemeliharaan Sistem, SeksiPemeliharaan Sistem, SeksiPemeliharaan Sarana Otomasi)

l Subdirektorat Pengelolaan Datadan Pelayanan Informasi (SeksiPengolahan Data, SeksiPelayanan Informasi)

l Subbagian Tata Usahal Kelompok Jabatan Fungsional

KANTOR WILAYAHDari reorgansasi yang dilakukan, jika

sebelumnya jumlah Kanwil sebanyak 13

LAPORAN UTAMA

Page 18: Warta Bea Cukai Edisi 386

17WARTA BEA CUKAIEDISI 386 JANUARI 2007

buah dengan penggolongan tipe (Tipe A,Khusus dan B) . Kini Kanwil tidak menggu-nakan penggolongan tipe dan jumlahnyabertambah menjadi 17. Terdapat penam-bahan jumlah Kantor Wilayah DJBC. YaituKanwil Riau dan Sumbar, Kanwil Banten,Kanwil Jakarta II dan Kanwil Jawa Timur II.Secara otomatis susunan Kantor WilayahDJBC juga mengalami perubahan. Berikutsusunan Kantor Wilayah DJBC yang telahmengalami perubahan.1. Kanwil I DJBC Nanggroe Aceh

Darusalam, berlokasi di BandaAceh (meliputi Provinsi NangroeAceh Darusalam)

2. Kanwil II DJBC Sumatera Utara,berlokasi di Medan (meliputiProvinsi Sumatera Utara)

3. Kanwil III DJBC Riau dan Sumbar,berlokasi di Pekanbaru (meliputiProvinsi Riau dan Sumatera Barat)

4. Kanwil IV DJBC Kepulauan Riau,berlokasi di Tanjung Balai Karimun(meliputi Provinsi Kepulauan Riau).

5. Kanwil V DJBC Sumatera BagianSelatan, berlokasi di Palembang(meliputi Provinsi Sumatera Selatan,Jambi, Lampung, Bengkulu, BangkaBelitung)

6. Kanwil VI DJBC Banten, berlokasidi Tangerang (meliputi ProvinsiBanten)

7. Kanwil VII DJBC Jakarta I,berlokasi di Tanjung Priok JakartaUtara (meliputi Provinsi DKI Jakarta)

8. Kanwil VIII DJBC Jakarta II,berlokasi di Jakarta (meliputiProvinsi DKI Jakarta)

9. Kanwil IX DJBC Jawa Barat,berlokasi di Bandung (meliputiProvinsi Jawa Barat)

10.Kanwil X DJBC Jawa Tengahdan DIY, berlokasi di Semarang(meliputi Provinsi Jawa Tengahdan DIY)

11. Kanwil XI DJBC Jawa Timur I,berlokasi di Surabaya (meliputiProvinsi Jawa Timur)

12. Kanwil XII DJBC Jawa Timur II,berlokasi di Malang (meliputiProvinsi Jawa Timur)

13. Kanwil XIII DJBC Bali, NTB dan

NTT, berlokasi di Denpasar (meliputiProvinsi Bali, Provinsi NTB danProvinsi NTT)

14. Kanwil XIV DJBC KalimantanBagian Barat, berlokasi diPontianak (meliputi Provinsi

Page 19: Warta Bea Cukai Edisi 386

18 WARTA BEA CUKAI EDISI 386 JANUARI 2007

Kalimantan Barat, ProvinsiKalimantan Tengah )

15. Kanwil XV DJBC KalimantanBagian Timur, berlokasi di Balikpa-pan (meliputi ProvinsiKalimantanTimur dan Provinsi Kalimantan Se-latan)

16. Kanwil XVI DJBC Sulawesi,berlokasi di Makassar (meliputiProvinsi Sulawesi Selatan, ProvinsiSulawesi Tengah, Provinsi SulawesiTenggara, Provinsi Sulawesi Utara,Provinsi Gorontalo dan ProvinsiSulawesi Barat)

17. Kanwil XVII DJBC Maluku, Papuadan Irian Jaya Barat, berlokasi diAmbon (meliputi Provinsi Maluku,Provinsi Papua, Provinsi MalukuUtara dan Provinsi Irian Jaya Barat)

KANTOR PELAYANAN BEA DAN CUKAI(KPBC)

Dari hasil reorganisasi, jikasebelumnya KPBC menggunakangolongan tipe A, Khusus, B dan C,untuk organisasi yang baru ini tipeKPBC berubah menjadi A1(7 buah), A2(9 buah) , A3 (22 buah) , A4 (27 buah)dan B (55 buah). Jumlah KPBC yangsemula berjumlah 112 buah KPBC , kinimenjadi 120 buah KPBC. Dengan 89Kantor Bantu dan 648 PosPengawasan. Berikut ini, nama-namaKPBC berikut penggolongan tipenya.

KPBC Tipe A11. KPBC Belawan2. KPBC Tanjung Priok I3. KPBC Tanjung Priok II4. KPBC Tanjung Priok III5. KPBC Soekarno Hatta6. KPBC Tanjung Perak7. KPBC Tanjung Emas

KPBC Tipe A21. KPBC Batam Muka Kuning

2. KPBC Bekasi3. KPBC Bogor4. KPBC Purwakarta5. KPBC Kudus6. KPBC Pasuruan7. KPBC Malang8. KPBC Kediri9. KPBC Tangerang

KPBC Tipe A31. KPBC Medan2. KPBC Tanjung Balai Karimun3. KPBC Batam4. KPBC Tanjung Pinang5. KPBC Palembang6. KPBC Jambi7. KPBC Bandar Lampung8. KPBC Bandung9. KPBC Surakarta10. KPBC Gresik11. KPBC Juanda12. KPBC Ngurah Rai13. KPBC Pontianak14. KPBC Banjarmasin15. KPBC Balikpapan16. KPBC Samarinda17. KPBC Makassar18. KPBC Jakarta19. KPBC Merak20. KPBC Pekanbaru21. KPBC Dumai22. KPBC Teluk Bayur

KPBC Tipe A41. KPBC Teluk Nibung2. KPBC Tanjung Uban3. KPBC Bengkulu4. KPBC Pangkal Pinang5. KPBC Cirebon6. KPBC Cilacap7. KPBC Yogyakarta8. KPBC Mataram9. KPBC Kupang10. KPBC Entikong11. KPBC Sintete12. KPBC Sampit

13. KPBC Kotabaru14. KPBC Tarakan15. KPBC Nunukan16. KPBC Kendari17. KPBC Gorontalo18. KPBC Bitung19. KPBC Ambon20. KPBC Ternate21. KPBC Sorong22. KPBC Jayapura23. KPBC Amamapare24. KPBC Sabang25. KPBC Lok Seumawe26. KPBC Tembilahan27. KPBC Bontang

KPBC Tipe B1. KPBC Pangkalan Susu2. KPBC Pematang Siantar3. KPBC Kuala Tanjung4. KPBC Sibolga5. KPBC Sambu Belakang6. KPBC Tarempa7. KPBC Tanjung Pandan8. KPBC Tasikmalaya9. KPBC Pekalongan10. KPBC Purwokerto11. KPBC Tegal12. KPBC Kalianget13. KPBC Bojonegoro14. KPBC Benoa15. KPBC Selat Panjang16. KPBC Bima17. KPBC Atapupu18. KPBC Kalabahi19. KPBC Maumere20. KPBC Ketapang21. KPBC Jagoi Babang22. KPBC Pangkalan Bun23. KPBC Pulang Pisau24. KPBC Sangata25. KPBC Pare-Pare26. KPBC Malili27. KPBC Bajoe28. KPBC Pomalaa29. KPBC Pantoloan30. KPBC Poso31. KPBC Luwuk32. KPBC Manado33. KPBC Tual34. KPBC Manokwari35. KPBC Bintuni36. KPBC Fak-Fak37. KPBC Kaimana38. KPBC Merauke39. KPBC Biak40. KPBC Nabire41. KPBC Ulee-lheue42. KPBC Iskandar Muda43. KPBC Meulaboh44. KPBC Kuala Langsa45. KPBC Kantor Pos Pasar Baru46. KPBC Bengkalis47. KPBC Bagan Siapi-Api48. KPBC Dabo Singkep49. KPBC Siak Sri Indrapura50. KPBC Tulung Agung51. KPBC Blitar52. KPBC Madiun53. KPBC Panarukan54. KPBC Banyuwangi55. KPBC Probolinggo ris

LAPORAN UTAMA

Page 20: Warta Bea Cukai Edisi 386

19WARTA BEA CUKAIEDISI 386 JANUARI 2007

Apakah organisasi DJBC saat inisudah sesuai dengan semangatcustoms reforms, seperti yangdidengung-dengungkan saat ini ?

Saya rasa masih belum dan masihharus kita kembangkan, karenacustoms reforms menghendaki adanyakeseimbangan antara pelayanan danpengawasan dan kita intinya merubahparadigma teman-teman yang ada diBea dan Cukai untuk bisa memberikanpelayanan yang baik kepadamasyarakat.

Organisasi yang sekarang inimenurut saya masih sering tumpangtindih antara Kantor Pusat (KP), KantorWilayah (Kanwil) dan Kantor PelayananBea dan Cukai (KPBC) , sehingga kitaperlu tata kembali. Intinya KP berkaitandengan kebijakan, bisa mengantisipasifkebijakan yang ditangani oleh MenteriKeuangan di bidang kepabeanan dancukai. Kemudian Kanwil dibidang peng-awasan, dan KPBC bidang pelayanan.

Setelah dilantik menjadi DirjenBea dan Cukai pada 27 April2006, secara bertahap AnwarSuprijadi bersama seluruhjajaran DJBC menjawabtantangan masyarakatmengenai kinerja Bea danCukai. Salah satu tantanganyang coba dijawab oleh DJBCadalah melalui reorganisasi.Dalam reorganisasi ini, Anwarmengharapkan aparat DJBCbisa memberikan pelayananyang optimal kepadamasyarakat, termasuk harapanmembaiknya citra dan kinerjaDJBC. Berkaitan dengan itu,Anwar Suprijadi menyempat-kan waktu menyampaikanpemikirannya mengenaireorganisasi kepada RedakturWBC, Aris Suryantini.

DRS. ANWAR SUPRIJADI MSCDIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI

“KALAUBICARAREORGANISASITIDAK BOLEHSTATIS...”

19WARTA BEA CUKAIEDISI 386 JANUARI 2007

WAWANCARA

Page 21: Warta Bea Cukai Edisi 386

20 WARTA BEA CUKAI EDISI 386 JANUARI 2007

Kita masih sering tumpang tindih dankadang-kadang di dalam satu kegiatan,baik di tingkat pusat, wilayah danpelayanan disatu kegiatannya kadang-kadang timbul overlap untuk ini.Misalnya untuk pemeriksaan, kadang-kadang dari P2 Pusat ada, P2 diwilayah ada, di pelayanan juga ada.Nah yang perlu ditata adalah teman-teman di lapangan untuk ini.

Jadi lebih kepada penegasan tugasdan fungsi ?

Ya itu yang pertama. Kemudianyang kedua, memang pada beberapaperkembangan terakhir bahwa DJBCharus dedicated kepada pelayanan,misalnya di Jakarta ada Priok I, II, IIIdan ada Kanwil di Priok, sedangkan diJakarta ada kawasan KITE, kawasanberikat dan sebagainya, inimembutuhkan satu pengawasan untukitu dan berarti perlu Kanwil lagi.

Lihat juga di Surabaya bagaimanamasalah cukai begitu kompleksnyasehingga kita juga akan adakan Kanwilbaru di sana. Kemudian di Pekanbarukita juga melihat posisi Tanjung BalaiKarimun cukup jauh padahal di Riaubegitu pesat perkembangannya makaitu kita butuh Kanwil di sana. Begitujuga di Jawa sebelah barat, ternyataantara Jawa Barat dan Banten sudahterpisah untuk pelayanannyakhususnya di Banten, padahal banyakpusat-pusat industri dan perdaganganyang berkembang begitu cepat.Karena kita ingin mendekatkanpelayanan kepada klien kita di sanamaka dibentuk Kanwil baru.

Sudah sejauhmana rencana pem-bentukkan Kanwil-Kanwil baru ini ?

Konsepnya sudah dibahas diSekretariat Kabinet (Seskab) padaprinsipnya mereka sudah memahami,tinggal ditandatangani oleh Presiden.Selain itu dalam reorganisasi ini, kitajuga telah membentuk tenaga pengkaji.Jadi ada tiga Tenaga Pengkaji di KantorPusat. Tenaga Pengkaji ini kita perlukankarena saya sebagai Dirjen butuh thinkthank dibidang pelayanan, law enforce-ment di bidang peraturan perundangan.Itu yang kita perlukan.

Siapa saja Tenaga Pengkaji Beadan Cukai ini ?

Jadi Tenaga Pengkaji ini merupakanpegawai Bea dan Cukai. Stratanyahampir sama dengan eselon dua,mereka terdiri dari tiga orang. Periodemasa jabatannya sama dengan pejabatstruktural. Yang membedakan antaraTenaga Pengkaji dengan Tim Evaluasiadalah, jika Tenaga Pengkaji dedicatedtanggung jawabnya kepada Dirjen.Kalau tim evaluasi itu bisa kita yangbentuk tim, bisa juga kita tunjukpejabat, bisa juga tim evaluasi yanganggotanya dari Tenaga Pengkaji.

Tenaga Pengkaji diatur dalam Pera-

turan Menteri Keuangan, Nomor 98/PMK.01/2006 tentang Tenaga Pengkajidi Lingkungan Direktorat Jenderal Beadan Cukai yang telah ditandatanganiMenteri Keuangan tanggal 17 Oktober2006.

Idealnya instansi kepabeanan yangreformis itu seperti apa ?

Kalau kami inginnya ya kita dedi-cated terhadap klien kita. Jadi ke depanmenurut saya birokrasi agak dikurangi.Jangan terjadi misalnya masalah kebe-ratan dan banding sampai berjenjang-jenjang. Seharusnya kalau merekamenyampaikan keluhan di satu kantorpelayanan saja. Kedua, kalau bisa kitapaperless didukung teknologi informasi(TI) kita yang sudah semakin baik.

Ketiga, dalam hal rekrutmen pega-wai harus transparan dalam penanga-nannya. Beberapa KPBC kita (KPU.red)mencoba membuka tawaran kepadateman-teman di dalam (pegawai beacukai. red) untuk melamar dan itusudah kita lakukan test. Kemudian yangkeempat, kita ada Code of Conduct(kode etik) untuk itu, sebenarnya su-dah ada aturannya tetapi kelihatannyaperlu efektifitas penerapan kode etik.

Dari pembahasan reorganisasibersama tim, apakah hasilreorganisasi ini sudahmencerminkan semangat reformasikepabeanan ?

Kalau bicara mengenai reorganisa-si, kita tidak boleh statis. Mengapa ?Karena tuntutan masyarakat makin ce-pat, minimal untuk dua atau tiga tahunmasih memadai, tetapi untuk ke depan-nya biasanya harus kita tata kembali,sebab ke depannya kalau boleh kamiingin di dalam reformasi Bea dan Cukaiini ada Kantor Pelayanan Utama (KPU).

Nah untuk KPU ini kita tidakmengenal banyak strata, harapan kamidan memang menjadi usulan kami,agar kepala kantornya setingkat eselondua, sedangkan yang langsungmembawahi bidang-bidang pelayananadalah eselon tiga, sehinggabirokrasinya makin kita kurangi. Kalausekarang ada tiga step antara Dirjen,Kanwil dan KPBC, nanti ke depan kitauji coba kalau bisa dari Dirjen langsungke Kepala Kantor Pelayanan.

Jadi, dalam reorganisasi inirancangan mengenai KPU merupakanembrio yang harus dilakukan secarabertahap, karena kita butuh bantuan,pengalaman dan diskusi. Sebab,konsep itu bisa jadi cocok diterapkan dinegara lain, tetapi di negara kita belumtentu cocok. Makanya butuh satumacam uji coba.

Untuk uji coba penerapan KPU ini,KPBC mana yang dipilih ?

Rencananya kami akan uji cobadulu di Batam dengan Tanjung BalaiKarimun, itu menjadi satu KPU. Dipilih-

nya KPBC ini karena tuntutan dari ne-gara terdekat yaitu Singapura yangmengembangkan kawasan ekonomikhusus, untuk ini mereka juga menuntutSingle Administration Document (SAD)dan sudah kami lakukan. Untukpengembangan TI sudah kita lakukan disana, kemudian juga masalah audit dansebagainya sudah kita kembangkan.Untuk yang sekarang kita sudah adasemacam joint committee denganCustoms Singapura.

Perlakuan apa yang membedakanantara pegawai KPU denganpegawai bea cukai yang lain ?

Dari sisi pegawai, kalau KPU itubased-nya pada performance (kinerja),jadi nanti di sistim remunerasi (pengha-rgaan.red) dan sistim kenaikan pang-kat ditetapkan berdasarkan kinerjanya,tetapi kalau yang biasa sama denganpegawai negeri sipil lainnya, jadi ukur-annya tidak terlalu tajam. Sedangkandi KPU ada performance indicator yangtidak hanya pada masalah penerimaan,tetapi juga waktu pelayanan, kecepatanwaktu untuk jalur merah, jalur hijau danjalur prioritas, lalu juga tentang kean-dalan dari audit, keandalan dari NotaHasil Intelijen, juga masalah keluhandari klien kita, itu akan diukur di KPU.

Artinya integritas dan kualitaspegawai sangat diutamakan ?

Harapan kita iya, dan kita jugabutuh dedicated, artinya di kantor iniyang berhubungan dengan KantorPelayanan yang compliance terhadapmereka, tidak sembarang orang. Kalausekarang di Kantor Pelayanan yangbiasa kalau teman-teman juga meng-hadapi PPJK dari yang kurang berkuali-tas sampai kualitasnya baik, tetapi nantikalau di KPU kita harus compliancedan kita akan berikan sertifikat.

Untuk tahun 2007, apakah KPUsudah bisa diterapkan ?

Insya Allah, tetapi baru di tiga lokasipiloting yaitu di Batam (Bintan,Karimun) kemudian Tanjung Priok danSoekarno-Hatta. Sedangkankemungkinan tambahan KPU lain ditahap berikutnya.

Apakah KPU di DJBC mengikutikonsep seperti di DirektoratJenderal Pajak ?

Agak lain ya, karena kalau di pajakmasih ada Kanwil tetapi kalau kitalangsung kepada tujuan untukpenyeimbangan antara pengawasandengan pelayanan. Kalau di pajakmasih ada strata Dirjen dan Kanwil,sedangkan kalau kita bisa langsungmenuju satu yang tidak lebih birokratis.

Apakah reorganisasi ini salah satu-nya karena tuntutan amandemenatas UU Kepabeanan dan Cukai ?

Kalau menurut saya, kebetulan

WAWANCARA

Page 22: Warta Bea Cukai Edisi 386

21WARTA BEA CUKAIEDISI 386 JANUARI 2007

secara bersamaan tugas kita sangatberat untuk teman-teman di Bea danCukai. Satu, kita harus mengamande-men UU tentang Kepabeanan danCukai, kita harus melakukan reformasi,kita harus menyiapkan KPU, kitadituntut citra yang lebih baik, kita harusmengembangkan TI yang singlewindow, manifest dan sebagainyasecara bersamaan. Namun kalau kitalihat itu merupakan satu bagian yangtidak terpisahkan satu sama lainnya.

Sebagai contoh, misalnya, di dalamamandemen UU Kepabeanan yangsekarang berganti nama menjadi UUNo.17 tahun 2006, aturan tentangsanksi bagi pegawai beratnya satusepertiga kalinya sanksi kepada klienkita (importir dan eksportir). Jadi teman-teman harus siap untuk good gover-nance, clean governance. Kita harusmelaksanakan kode etik untuk itu,sebab kalau itu tidak dilakukan makakarir mereka yang sudah dibina lama,belum lagi keluarganya, kalau dia missof conduct atau menyimpang dari kodeetiknya ya dia akan habis karena itu.

Jadi saya mengingatkan kepadasemuanya karena dengan sistimreformasi, intinya kita butuhtransparansi, accountability danpersaingan lebih sehat, serta disetiapkegiatan kita harus ada aturannya. Ituyang harus kita lakukan. Karena jikahal itu tidak dilakukan kita menjadi sulituntuk mencapai reformasi yangdiinginkan. Dan juga UU-nya demikiantermasuk tuntutannya. Dalam UU jugadiatur tentang premi bagi yang berjasa.Di dalam reformasi, kita jugaberlakukan reward dan punishment

Bagaimana peran dan kapasitasAnda sebagai Direktur Jenderal Beadan Cukai dalam reorganisasi ini ?

Kalau saya ingin mendudukkanlebih jelas tentang fungsi DirekturJenderal supaya tidak timbul biasapakah kita regulator ataumengadminstratif regulasi dibidangkepabeanan. Nah ini kelihatannya perlukita tata kembali, sebab kalau itu jadisatu kita sebagai regulator dan kitamengadministrator akan timbulsesuatu yang tidak good governance,semacam ada duplikasi.

Maka itu policy (kebijakan.red)tentang masalah kepabeanan tetapdipegang Menteri Keuangan karenabased-nya di dalam Undang-UndangDasar, kewenangan pemerintahanada di tangan presiden, kemudiankewenangan dibidang fiskaldilimpahkan kepada MenteriKeuangan yang berkaitan denganpolicy. Nah kami di Bea dan Cukaimengadministrasi policy yangdilakukan oleh Menteri Keuangansupaya bisa accountable,transparan, bisa sesuai dengankapasitas kita dalam melaksanakantugas, mestinya begitu.

Setelah reorganisasi berjalan,apakah akan dilakukan review atausemacam evaluasi terhadappelaksanaan reorganisasi ?

Saya kira iya, karena organisasisesuatu yang tidak statis tetapi dinamissesuai dengan tuntutan masyarakatyang cepat berkembang. Saya rasa itu(review.red) sesuatu yang wajar.

Lantas review-nya seperti apa ?Kita punya rencana kerja tahunan,

punya renstra (rencana strategi), kalaudi perusahaan seperti corporateplanning, itu untuk jangka waktu limatahun, dan setiap tahunnya kita reviewuntuk melihat perubahan lingkunganstrategik yang cepat.. Di DJBC tiapakhir tahun kita review organisasinya,apa perlu kita rubah atau tidak, ini yangkelihatannya akan kita lakukan. Sebabdalam rencana kerja RPJM (RencanaProgram Jangka Menengah) termasukrenstra harus di-rolling tiap tahundikarenakan perubahan-perubahan dilingkungan strategik, misalnya kalaudulu orang menganggap Bea dan Cukaisebagai sumber penerimaan negara,tetapi sekarang kan sudah bergeserkarena harmonisasi tarif, bea masuksudah nol dan kita sekarang cenderungkepada fasilitasi. Ini yang harus kitalakukan sehingga organisasi pun haruskita rubah.

Kita sekarang sudah mulaibergeser antara pelayanan danpengawasan harus seimbang, nahuntuk mencari keseimbangan ya kitatatalah organisasi ke arah sana. Kitajuga siapkan SDM-nya. Hanya sajayang sering terlewat adalah me-reenginering atau merekayasa personilkita di Bea dan Cukai yang dulusebagai birokrasi sekarang sebagaipelayan, nah ini yang kadang-kadangterlambat. Maka itu kami nanti jugabutuh bantuan teman-teman dariPusdiklat.

Apakah evaluasi atau review salahsatunya nanti dilakukan olehTenaga Pengkaji ?

Diantaranya iya. Tetapi tidak hanyaitu saja, dari staf juga ada, seperti saatini kita sedang membahas tentangperformance dari Pejabat FungsionalPemeriksa Barang dan PemeriksaDokumen (PFPB dan PFPD). Dari hasilkajian itu selanjutnya kitakembangkan. Kami di sini juga dibantustaf Setditjen yang menanganiorganisasi di OTL (Organisasi dan TataLaksana).

Apa tujuan akhir yang diharapkandari reorganisasi ?

Kami berharap bisa memberikanpelayanan kepada dunia usaha danmasyarakat lebih optimal, karenasudah banyak kritikan mengenai hal itu.Saya juga minta dari WBC untukmemberi masukan dan kritikan

mengenai apa yang harus kita kerjakan,karena kita ini kan organisasi yangdinamis.

Memasuki Tahun Anggaran baru2007, apa yang menjadi harapanAnda, terutama berkaitan dengankinerja Bea dan Cukai ?

Kita ingin citra itu lebih baik-lah,seperti yang sudah saya sampaikankepada teman-teman bahwa sanksisudah berat, jadi jangan sampai kitayang sudah lama berkarir di Bea danCukai tetapi karena tidak bisamerubah paradigma, akhirnya kenakasus. Kalau itu terjadi, yang sakitbukan hanya dia sendiri tetapi jugaistri, keluarga dan lingkungannya.Saya hanya menyarankan untuk bisalebih baik.

Bagaimana pencapaian targetuntuk TA 2006 ?

Kalau 2006, terus terang dari sisibea masuk kelihatannya mungkin tidaktercapai karena target yang kitaharapkan dari tarif bea masuk untukbeberapa komoditi tetap atau tidakturun, ternyata turun. Dan dari cukaikenaikannya dari APBNP (AnggaranPenerimaan dan Belanja NegaraPerubahan) cukup tinggi . Kalau daritarget yang lama seharusnya tercapaitetapi karena ada revisi yang lebihtinggi jadinya dari target Rp. 38,4 triliun,kira-kira Rp. 37,6 triliun tercapai.

Tetapi saya sudah sampaikankepada teman-teman kalau dulu tidaktercapai, solusinya kita sering ijonartinya menarik pendapatan tahundepan untuk menutupi kekurangantarget tahun ini. Saya bilang jangan,kita sudah harus bertekad kalau itutidak tercapai itu tanggung jawab sayasebagai Dirjen, sehingga tidakmembebani Dirjen yang akan datang.Saya termasuk yang terbebani dalamhal ini. Sebab setiap kenaikanberapapun tercapai karena modelnyaijon tadi. Saya tidak ingin begitu.

Pesan Anda kepada seluruhpegawai DJBC di seluruh Indonesiadalam memasuki Tahun Anggaran2007 ?

Pesan pertama, saya berterimaka-sih karena selama ini para pegawaisudah berbuat optimal. Kemudian yangkedua, karena tuntutan masyarakatyang makin kritis yang menginginkanBea dan Cukai lebih baik lagi, makakita harus bisa menyesuaikannyakarena kalau tidak bisa, kita akanditinggal oleh masyarakat. Yang ketiga,titiplah citra dan karir yang sudahsekian tahun dibina, jangan habishanya karena kita tidak bisa merubahparadigma kita, itu saja. Karena sayakhawatir sanksi makin berat. Kitaberkeinginan dan sudah bertekadmemilih profesi kita di Bea dan Cukai,maka kita harus solid di situ.

Page 23: Warta Bea Cukai Edisi 386

22 WARTA BEA CUKAI EDISI 386 JANUARI 2007

i Indonesia saat ini, konsumsi rokokoleh masyarakatnya cukup tinggi,bahkan menurut WHO, Indonesia

dengan jumlah jiwa sebanyak 200 jutalebih, diperkirakan sekitar 141 jiwanyaadalah pengkonsumsi rokok aktif yangmenghabiskan sekitar 215 milyar batangper tahunnya (Media Indonesia 11Desember 2006).

Industri rokok memang menjadi salahsatu tulang punggung baik penerimaannegara maupun penyerapan tenaga kerja.Dapat dibayangkan dengan jumlah pabrikrokok yang saat ini telah mencapai 4416pabrik ( golongan I: 6 pabrik, golongan II:27 pabrik, golongan III: 106 pabrik,golongan IIIA: 282 pabrik, dan sisanyaadalah pabrik golongan IIIB) tentunya

jumlah tenaga kerja yang diserap pun jugatelah mencapai jutaan orang.

Itu dari sisi penyerapan tenaga kerja,dari sisi penerimaan negara atau yangdikenal dengan cukai hasil tembakau,rokok boleh dikatakan menjadi andalanbagi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai(DJBC) yang tiap tahunnya selalumengalami kenaikan bahkan melampauidari target yang ditentukan. Untuk tahun2006 target yang ditetapkan APBN-Psebesar Rp 38,5 triliun dan ditahun 2007ini target cukai juga telah ditentukan dandinaikan menjadi Rp 42,03 triliun.

JENIS ROKOK DAN GOLONGAN PABRIKDengan jumlah 4416 pabrik rokok me-

mang bukan suatu hal yang mudah untuk

melakukan pengawasan dan pembinaan-nya. Dari jumlah tersebut, produksi rokokpun dibagi menjadi beberapa jenis sepertisigaret kretek mesin (SKM), sigaret putihmesin (SPM), sigaret kretek tangan (SKT),sigaret putih tangan (SPT) sigaretkelembak tangan (KLM), cerutu (CRT),rokok daun atau klobot (KLB), tembakauiris (TIS), dan hasil pengolahan tembakaulainnya (HPTL) (pasal 4 Undang-UndangNomor 11 tahun 1995 tentang Cukai danpasal 1 PMK no.43/PMK.04/2005)

Dari pembagian jenis rokok tersebut,maka pabrik rokok pun juga dibagi menja-di beberapa golongan, yaitu golongan I, II,III, dan IIIA,B. Untuk masing-masinggolongan ini, penetapannya telah ditentu-kan oleh Menteri Keuangan sebagaimanayang dituangkan dalam PMK No.43/PMK.04/2005 pasal 2, yaitu pengusahapabrik hasil tembakau dikelompokan kedalam golongan pengusaha berdasarkanjenis hasil tembakau yang diproduksinya,sesuai dengan batasan produksi pabrik.

Untuk SKM golongan I batasan pro-duksi lebih dari 2 milyar batang, golonganII lebih dari 500 juta batang tetapi tidaklebih dari 2 milyar batang, dan golongan IIItidak lebih dari 500 juta batang. UntukSPM, golongan I lebih dari 2 milyar ba-tang, golongan II lebih dari 500 juta batangtetapi tidak lebih dari 2 milyar batang, dangolongan III tidak lebih dari 500 jutabatang. Untuk SKT, golongan I lebih dari 2milyar batang, golongan II lebih dari 500juta batang tetapi tidak lebih 2 milyar ba-tang, golongan IIIA lebih dari 6 juta batangtetapi tidak lebih dari 500 juta batang, dangolongan IIIB tidak lebih dari 6 juta batang.

Untuk KLM, KLM atau SPT, golongan Ilebih dari 6 juta batang, dan golongan IItidak lebih dari 6 juta batang. Untuk TIS,golongan I lebih dari 2 milyar gram,golongan II lebih dari 500 gram tetapi tidaklebih dari 2 milyar gram, golongan IIIAlebih dari 50 juta gram tetapi tidak lebihdari 500 juta gram, dan golongan IIIB tidaklebih dari 50 juta gram. Untuk CRT, tanpagolongan tanpa batas produksi. Sedang-

SOSIALISASIKENAIKAN HJE

SOSIALISASI. Untuk memenuhi terget penerimaan tahun 2007, dilakukan sosialisasi kebijakancukai tahun 2007.

DAN TARIF SPESIFIKCUKAI HASIL TEMBAKAUBerdasarkan data Direktorat Cukai, jumlah nomor pokokpengusaha BKC untuk hasil tembakau (rokok) adalah 4416pabrik, sementara produksi rokok jenis SKM, SKT, dan SPMtahun 2006 adalah 218 milyar batang. Dengan asumsipertumbuhan ekonomi 6,3 persen tahun 2007, produksi rokokketiga jenis tersebut diperkirakan mencapai 232 milyar batang.

FRANS RUPANG. Saat ini gap HJE dan HTP sangattinggi antara 10 sampai dengan 50 persen.

D

WBC/ATS

DOK. WBC

CUKAI

Page 24: Warta Bea Cukai Edisi 386

23WARTA BEA CUKAIEDISI 386 JANUARI 2007

kan untuk HPTL tanpa golong-an tanpa batasan produksi.

SOSIALISASI KEBIJAKANCUKAI

Pada Desember 2006 lalu,pemerintah melalui MenteriKeuangan telah menetapkankebijakan baru di bidang cukaihasil tembakau terkait denganHJE. Kebijakan tersebuttertuang dalam PeraturanMenteri Keuangan Nomor 118/PMK.04/2006 tentangperubahan kedua atasperaturan Menteri KeuanganNomor 43/PMK.04/2005tentang penetapan harga dasardan tarif cukai hasil tembakau.

Dalam kebijakan barutersebut juga dijelaskan,bahwa untuk tahun 2007khususnya pada bulan Ma-ret seluruh hasil tembakauyang penetapan HJE-nyamasih berlaku dinaikanHJE-nya 7 persen, dan pa-da bulan Juli 2007 untuk je-nis SKM, SKT, dan SPM di-naikan beban cukai perba-tang (cukai spesifik),golongan I Rp 7, golonganII Rp 5, dan golongan III Rp3. Sedangkan jenis hasiltembakau lainnya sepertiTIS, KLB, KLM, CRT, dan HPTL tidakdikenakan.

Kenaikan HJE dan penerapan cukaispesifik ini tentunya tidak terlepas daritarget penerimaan cukai yang tahun 2007ini dinaikan. Jika pada tahun-tahunsebelumnya beban penerimaan cukaiselalu terlampaui, untuk tahun 2006 targetpenerimaan cukai tidak dapat tercapaikarena besaran asumsi produksi rokokdan APBN-P 2006 tidak tercapai.

Terkait dengan kebijakan tersebut,maka pada 4 Desember 2006 lalu,Direktorat Cukai menyelenggarakan

sosialisasi tentang kebijakan cukai tahun2007 khususnya kenaikan HJE dan cukaispesifik di tahun 2007. Acara dibuka olehDirektur Penerimaan dan PeraturanKepabeanan dan Cukai (PPKC), Drs.Wahyu Purnomo, yang dalam katasambutannya menjelaskan bahwapenetapan beban cukai yang saat ini telahditentukan, pada awalnya DJBC merasakeberatan karena untuk mencapai angkatersebut sangatlah sulit mengingat padatahun 2006 saja dari angka yang telahditetapkan tidak dapat terpenuhi.

Sementara itu, penjelasan terkaitalasan pemerintah menetapkan kenaikanHJE dan cukai spesifik, disampaikan olehDirektur Cukai, Frans Rupang, dalamacara sosialisasi yang juga di hadiri olehseluruh kepala KPBC yang melayanikegiatan cukai, Kepala BidangKepabeanan dan Cukai, dan Seksi Cukai.

Dalam kata sambutannya FransRupang menjelaskan, target penerimaancukai dalam RAPBN tahun 2007 ditetap-kan sebesar Rp 42,03 triliun denganestimasi penerimaan cukai tahun 2006diperkirakan Rp 37,4 triliun dari 38,6 triliundalam APBN-P. Dengan hanya mengan-dalkan pertumbuhan produksi hasiltembakau 218 milyar menjadi 232 milyarbatang, penerimaan cukai 2007 diperkira-kan hanya akan mencapai Rp 40,8 triliun(97 persen dari target). Sehingga untukmencapai target tahun 2007 diperlukanekstra effort dan kebijakan khusus.

“Saat ini penetapan HJE hasil temba-kau menggunakan metode advalorum

yang sebenarnya juga memilikikelebihan dan kekurangannya.Untuk kelebihannya, metodeini sesuai untuk sektor temba-kau Indonesia yang heterogen,adil pembebanannya karenapabrik besar dikenakan tariftinggi sedangkan pabrik kecildikenakan tarif rendah, mem-beri kesempatan berusahabagi industri kecil, dan dapatmenghindari monopoli disektor industri hasil tembakau,”jelas Frans Rupang.

Lebih lanjut FransRupang menjelaskan, untukkelemahan pada sistemadvalorum adalah pemerin-tah mendistorsi pasar de-ngan menetapkan HJE, pe-mungutan dan pengawasan-nya kompleks meliputi, peng-awasan tarif, HJE, golongan,jenis hasil tembakau,kemasan, dan alat kontrolpita cukai. Kelemahan lain-nya, penggunaan variabelHJE sebagai instrumenutama membuat gap hargatransaksi pasar (HTP)dengan HJE semakin jauh,kesenjangan beban cukaiantar golongan semakin ja-uh, dan dalam hal kenaikanHJE berbentuk prosentase

akan membuat gap HJE antar jenis ha-sil tembakau semakin jauh.

TARIF SPESIFIKSementara itu untuk tarif spesifik yang

juga memiliki kelebihan dan kelemahan,Frans Rupang menjelaskan, untuk kele-bihannya dengan tarif spesifik ini pemerin-tah tidak perlu menetapkan harga dasar(cukup mengatur besaran cukai dan satu-an BKC yang digunakan per batang, pergram, per kadar, atau per kemasan). Lebihmudah dalam pemungutan (administrasi)dan pengawasan, pemerintah tidak

WAHYU PURNOMO. Baru tahun 2006 targetpenerimaan cukai tidak dapat terpenuhi.

SUNARYO. Salah satu sebab kenaikan harga rokok,untuk kepentingan penerimaan negara

INDUSTRI HASIL TEMBAKAU. Jumlah produksi cenderung menurun tiaptahunnya, namun target penerimaan cenderung naik tiap tahunnya.

DOK. WBC DOK. WBC

DOK. WBC

Page 25: Warta Bea Cukai Edisi 386

24 WARTA BEA CUKAI EDISI 386 JANUARI 2007

mendistorsi pasar, mendorong industrikecil untuk meningkatkan daya saing, dansangat tepat untuk menjalankan fungsipengaturan (pembatasan konsumsi)karena beban cukainya sama.

Sedangkan kekurangan dengan pe-ngenaan tarif spesifik ini, tidak adil pabrikbesar dan kecil beban cukainya sama, jikabesaran tarif sama untuk semua golonganakan mendorong oligopoli, dan belum se-suai untuk industri tembakau di Indonesiayang heterogen dan banyak jumlahnya.

Menurut Kepala Seksi Analisis TarifHarga dan Produksi Cukai HasilTembakau, Sunaryo, latar belakangtimbulnya cukai spesifik ini lebihdikarenakan adanya gap antara HTPdengan HJE, adanya gap nominal HJEantar golongan dan jenis yang sangattinggi. Dan sebagai entry point untukkebijakan cukai jangka panjang, sertauntuk kepentingan penerimaan negara,dan meringankan beban PPN pengusahaakibat kebijakan cukai. Untuk itu makadibuatlah alternatif kebijakan denganmempertimbangkan aspek legal, faktareal, dan aspek penerimaan cukai tahun2007, yang pada akhirnya menetapkanpenggunaan sistem tarif cukai yangmengkombinasikan sistem advalorum danspesifik (tarif gabungan)

“Dengan tarif gabungan ini maka kitamemiliki beberapa kelebihan, diantaranyaHJE tidak berubah, mendorong HTP naik,membuat persaingan yang fair dilapangan karena yang menentukan HTPpasar, mendorong pabrik kecil untukmeningkatkan daya saing, mengurangikecenderungan mendirikan pabrik denganmotif menjual pita cukai, dan tidak mengu-bah desain pita cukai,” jelas Sunaryo

Lebih lanjut Sunaryo menjelaskan,untuk pengawasan yang dilakukandengan tarif gabungan ini tidak akanberbeda dengan yang telah dijalankansebelumnya karena masih ada pita cukai.Selain itu DJBC saat ini juga telahmenjalankan enam langkah pengawasankhusus untuk cukai, diantaranya denganoperasi pasar secara terbuka (terpadu),operasi intelijen, pemanfaatan data teknisdan data lapangan, sosialisasi kepadamasyarakat, sosialisasi kepada instansipemerintah, dan personalisasi.

Namun upaya-upaya tersebut jugamasih mengalami kendala-kendala,diantaranya keterbatasan SDM, regulasipemerintah daerah yang memberikankemudahan izin pabrik, koordinasi intansiterkait (terutama di daerah), hukumanyang kurang memberikan efek jera,investasi (industri HT) yang sangat murah,dan aspek sosial masyarakat.

“Kalau saat ini ramai diberitakan peno-lakan oleh asosiasi pengusaha rokok, halitu karena tidak ada pabrik rokok yangmau beban pungutan cukai naik tiaptahun. Namun khusus untuk penolakancukai spesifik lebih disebabkan karenaakan merubah peta persaingan di pasardan ketakutan akan adanya tarif cukaispesifik murni,” tandas Sunaryo.

erdasarkan Keputusan PresidenRI No. 35 Tahun 1993, Indonesiamenjadi contracting party dari

konvensi internasional, yang dikenaldengan nama Konvensi HarmonizedSystem atau HS, yang disusun olehWorld Customs Organization (WCO).Sebagai contracting party dariKonvensi HS, Indonesia harus selalumengikuti setiap perubahan sistemklasifikasi HS dan wajib menerapkanperubahan tersebut sesuai jadwalyang telah ditentukan WCO.

Untuk mengimplementasikan per-ubahan-perubahan yang terjadi sehu-bungan dengan telah diterbitkannyaAmandemen keempat HarmonizedSystem (HS) 2007 oleh WCO danrevisi ASEAN Harmonized Tariff No-menclature (AHTN) yang mulai diber-lakukan 1 Januari 2007, makapemerintah menerbitkan PeraturanMenteri Keuangan RI No. 110/PMK.010/2006 tanggal 15 November2006 tentang Penetapan SistemKlasifikasi Barang dan PembebananTarif Bea Masuk atas Barang Impor.

Berdasarkan peraturan tersebut,pemerintah kemudian menyusun BukuTarif Bea Masuk Indonesia Tahun

2007 (BTBMI 2007). Penerbitan BTBMI2007 ini merupakan konsekuensi logisdari adanya amandemen keempat HS danrevisi AHTN yang wajib diimplementasikanmulai 1 Januari 2007.

Oleh sebab itu, pada 14 Desember2006, bertempat di Kantor Pusat Direkto-rat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC),digelar sosialisasi BTBMI 2007 kepadamasyarakat dunia usaha dan rekan-rekanpers. Sebagai pembicara pada sosialisasihari itu adalah anggota tim penyusunanBTBMI 2007 yakni Djoko Sutoyo Riyadi,Oza Olavia dan Ardianto dari DJBC.

BTBMI itu sendiri merupakan referensipraktis bagi pegawai bea cukai, masyara-kat usaha, maupun instansi teknis terkaityang digunakan sebagai dasar penetapanbea masuk (BM) dan pajak dalam rangkaimpor (PDRI), serta ketentuan larangandan pembatasan terhadap barang yangdiimpor ke dalam daerah pabeanIndonesia. Untuk melengkapi BTBMI2007, DJBC juga telah menyusun duareferensi penunjang BTBMI 2007 yakniSupplementary Explanatory Notes (SEN)atau catatan penjelasan tambahan dantable korelasi BTBMI 2004-BTBMI 2007.

Dalam BTBMI 2007, perubahanmendasar dari BTBMI sebelumnya

SOSIALISASIBTBMI 2007BTBMI 2007 diberlakukan mulai 1 Januari 2007.

SOSIALISASI. Sosialisasi BTBMI 2007 tidak hanya dilakukan di Jakarta saja, tetapi juga dibeberapa kota di Indonesia.

B

adi

WBC/ATS

KEPABEANAN

Page 26: Warta Bea Cukai Edisi 386

25WARTA BEA CUKAIEDISI 386 JANUARI 2007

(BTBMI 2004-red) mencakup hal-halsebagai berikut:l Terdapat 354 Amandemen HS

berkaitan dengan struktur klasifikasi 6digit, mencakup perubahan catatanbagian/bab, penambahan pos/sub posbaru, penghapusan/penggabunganpos/sub pos tertentu, perubahancakupan pos/sub pos tertentu, danperubahan editorial.

l Perubahan struktur klasifikasi delapandigit berdasarkan AHTN (karenamengikuti Amandemen HS dan seka-ligus adanya upaya penyederhanaanstruktur klasifikasi AHTN).

l Perubahan stuktur klasifikasi di tingkat10 digit untuk mengakomodasikepentingan nasional.

Dengan demikian, pada dasarnyatidak ada perubahan mendasar terhadappembebanan bea masuk, baik bea masukumum maupun bea masuk CEPT(Common Effective Preferential Tarif) yangberlaku untuk impor barang dari negaraASEAN. Perubahan tariff bea masuk yangada semata-mata karena mengikutiperubahan struktur klasifikasi yang barudan juga mengikuti program harmonisasitariff untuk tahun 2007 yang telahditetapkan Menteri Keuangan.

Saat ditemui WBC disela-sela acarasosialisasi, Suyitno, Production Plan &Material Manager, PT. Tanashin Indonesiayang bergerak dibidang assemblyelectronic car audio mengatakan, denganadanya sosialisasi ini, ia merasa ada

suatu kejelasan terutama untuk PPN,PPH dan CEPT. Ia juga melihat BTBMI2007 lebih baik dari BTBMI sebelumnya(2004-red) terutama adanya penjelasanyang lebih rinci dalam kolom keterangansehingga area yang tadinya bersifat ‘abu-abu’, sekarang menjadi lebih jelas.

“Berkat adanya website bea cukaijuga, pelaku usaha dapat memberikaninput-input terhadap grey area yang ada.Dan saya melihat saat ini grey areatersebut sudah mulai diperbaiki, misalnyalewat BTBMI 2007 ini, walaupun sayabelum melihat isinya tapi saya berharapsekarang insya allah lebih baik,” harapnya.

CHASSIS BUSWAYSementara itu, pada kesempatan yang

sama, dengan didampingi oleh TeguhIndrayana, Direktur Teknis Kepabeanandan Agung Kuswandono, KasubditKerja sama Internasional II, Dit.Kepabeanan Internasional, DirekturJenderal Bea dan Cukai Anwar Suprijadimenggelar konferensi pers mengenaimaraknya pemberitaan di media massamengenai kesalahan penafsiran dalamimpor chassis untuk transjakarta atauyang biasa disebut busway.

Kepada pers Anwar menjelaskankronologis kesalahan penafsiran tersebut.PT. Bali Dufree Indonesia (BDI) merupa-kan perusahaan yang ditunjuk oleh bebe-rapa perusahaan angkutan umum sebagaiimportir atas impor chassis bus denganmesin terpasang untuk pembuatanangkutan komersial. Berdasarkan

Peraturan Menteri Keuangan No. 61/PMK.010/2006 tanggal 24 Juli 2006, imporchassis bus tersebut mendapat fasilitaspembebasan bea masuk jika sesuaidengan HS nomor 8706.0021.00.

Sementara itu, chassis bus denganmesin terpasang yang diimpor PT. BDItermasuk klasifikasi dengan nomor HS8706.0022.00. Oleh karenanya, PT. BDImengajukan permohonan agar pada PMKNo.61 tersebut, chassis yang diimpor PT.BDI termasuk yang mendapatkan fasilitaskeringanan bea masuk.

Mengetahui hal itu, Bea dan Cukai punmelakukan pengecekan terhadap chassisdengan mesin terpasang berbahan bakarCNG tersebut berdasarkan pos tarif. DJBCberpendapat bahwa chassis denganengine CNG termasuk dalam HS nomor8706.0022.00, dimana HS tersebut dikla-sifikasikan pada pos tariff dengan dikena-kan bea masuk sebesar 40 persen, PPN10 persen dan PPnBM 10 persen. Dengandemikian, antara importir dan Bea Cukaiterdapat perbedaan dalam klasifikasi tarif.

“DJBC memiliki peraturan dan tidakmungkin bermain-main dalam pos tarif.Bea Cukai juga tidak ingin menghalang-halangi masuknya chassis bus tersebut.Justru kami konsisten terhadap HS ini.Kami juga melakukan cek ke pembuatchassis yakni Daewoo hingga melakukancross cek ke beberapa website termasukWCO, untuk mengetahui klasifikasi ba-rang tersebut. Hasilnya sangat jelas bah-wa chassis tersebut seharusnya terkenabea masuk,” kata Anwar. Hingga berita ini

SAAT KONFERENSI PERS. Direktur Jenderal Bea dan Cukai Anwar Suprijadi menggelar konferensi pers seputar maraknya pemberitaan di media massa mengenaikesalahan penafsiran dalam impor chassis untuk transjakarta atau yang biasa disebut busway.

WBC/ATS

Page 27: Warta Bea Cukai Edisi 386

26 WARTA BEA CUKAI EDISI 386 JANUARI 2007

etelah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC ) meluncurkanprogram Jalur Prioritas berdasarkan Peraturan Dirjen nomor 11/BC/2005 Jo P.06/BC/2006 tentang Jalur Prioritas, para pengusaha yang

mendapatkan fasilitas tersebut membentuk wadah komunikasi daninformasi bagi perusahaan penerima fasilitas jalur prioritas dengan instansipemerintah terkait yang tergabung dalam Asosiasi Perusahaan JalurPrioritas (APJP).

Peresmian APJP ini dilakukan oleh Direktur Jenderal Bea dan CukaiAnwar Suprijadi di Aula Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai(KP-DJBC), pada 11 Desember 2006. Acara peresmian ini diikuti olehhampir seluruh perusahaan penerima jalur prioritas dan juga beberapapejabat eselon dua dilingkungan DJBC.

Dalam sambutannya Ketua APJP Gunadi Sindhunata mengatakan,bahwa harapan perusahaan dalam hal efisiensi waktu dimana peningkatankecepatan pelayanan, kepastian waktu pelayanan, efisiensi biaya dimanapengurangan pada ekonomi biaya tinggi dan kemudahan prosedur dalamhal kemudahan proses pelayanan, direspon baik oleh DJBC denganadanya jalur prioritas.

Menurutnya jalur prioritas tersebut merupakan fasilitas yang diberikanDJBC kepada importir tertentu untuk mendapatkan pelayanan khusus,sehingga proses penyelesaian importasinya lebih sederhana dancepat.“Program jalur prioritas ini merupakan program yang sangat baikpatut didukung, karena dengan jalur prioritas ini tentunya akan semakinmeningkatkan citra Indonesia di mata investor, bukan hanya investordalam negeri tetapi juga investor luar negeri, dan tentunya juga parapengusaha yang mendapat fasilitas ini harus benar-benar menjaga

diturunkan (15/12), jumlah bus yang masihtertahan berjumlah 24 unit bus.

Untuk itu, Anwar menghimbau padadunia usaha maupun pegawai bea cukaidan instansi terkait lainnya agarmengetahui dan memahami secara baikdan benar BTBMI. Dalam BTBMI terdapatklasifikasi tarif dan nilai pabean. Sehingga,dengan mengetahui klasifikasi barangdengan baik, tidak akan terjadi salahpenafsiran dikemudian hari.

Agung Kuswandono menambahkan,pada dasarnya BTBMI 2007 ini dibuatberdasarkan konvensi internasional, yakniKonvensi Harmonized System. Di dalamkonvensi ini, sudah diatur bagaimana caramengklasifikasikan suatu barang.Sehingga, DJBC tidak bisa seenaknyamelakukan klasifikasi, karena yang dilihatterlebih dahulu bukan tarif (karena tarifmerupakan kewenangan MenteriKeuangan-red), tapi klasifikasinya.

“Ini yang terjadi pada chassis bus wayini, karena klasifikasinya salah lalu kitabetulkan. Yang menjadi masalah disiniadalah adanya perbedaan tarif. Jadi, bagiDJBC, kolom yang berada disebelahkanan (tarif-red) bukan kewenanganDJBC. DJBC hanya menetapkan tarifnyasesuai ketetapan tarif tadi, kemudianDJBC memungut bea masuk dan pajakdalam rangka impor,” kata Agung.

Untuk itu, perlu diketahui oleh masya-rakat bahwa untuk mengklasifikasi barang,tidak hanya melihat kode penomoran ba-rang saja, tapi cara mengklasifikasikannyajuga harus dipahami. Di dalam bukuBTBMI 2007 tersebut, tidak hanyaterdapat daftar barang, tetapi juga catatanbagian, ketentuan umum menginterpretasiHS, catatan bab dan lainnya. Semua ituharus dibaca satu per satu agar dapatmelakukan klasifikasi dengan benar.Dengan demikian, perbedaan persepsitadi dapat dihindari.

Teguh Indrayana menambahkan,selain untuk mengklasifikasikan barang,BTBMI juga digunakan sebagai instrumenuntuk berbagai macam kegiatan, misalnyapenyusunan berbagai kegiatan ekonomiyang terkait dengan perdagangan interna-sional, penyusunan posisi tawar Indonesiadalam berbagai negosiasi dalam rangkakerjasama RI dengan negara lain baik ditingkat bilateral maupun multilateral,penetapan asal barang (rules of origin),perhitungan bisnis bagi masyarakatusaha, penyusunan statistik perdagangan,klasifikasi barang impor dan sebagainya.

Dalam BTBMI 2007, terdapat penurun-an jumlah klasifikasi barang, yang semulaberjumlah 11.173 barang menjadi 8.744barang. Hal itu terjadi karena adanyapenggabungan dan penyederhanaanklasifikasi barang. “Tak hanya itu, padaBTBMI 2007, barang yang dikenakan tarifrendah semakin banyak mengikutikecenderungan dalam perdaganganinternasional, dimana semakin lama tarifmemang semakin turun. Untuk itu akanmempengaruhi target penerimaan daribea masuk,” ungkap Teguh.

PERESMIAN APJP. Dilakukan oleh Dirjen Bea dan Cukai Anwar Suprijadi yang ditandai denganpemukulan gong.

ASOSIASI PERUSAHAANJALUR PRIORITASRESMI TERBENTUKBeranggotakan 93 perusahaan yang terdiri dari 90 importirprodusen dan tiga importir umum.

S

ifa

WBC/ATS

KEPABEANAN

Page 28: Warta Bea Cukai Edisi 386

27WARTA BEA CUKAIEDISI 386 JANUARI 2007

kepercayaan dan mengikuti syaratyang diberikan bea cukaikepadanya,’tutur Gunadi

Dirjen Bea dan Cukai AnwarSuprijadi mengatakan, bahwa jalurprioritas ini merupakan upaya dariDJBC untuk mengakomodirkepentingan pengusaha dalam halkepastian yang diinginkan dalammejalankan usahanya.

“Para pengusaha yang mendapatjalur prioritas ini harus mematuhiketentuan yang telah digariskan olehDJBC, dan kami percaya kepadapara pengusaha. Namun kiranyakepercayaan tersebut tidakdisalahgunakan,”ujar Anwar dalamsambutannya. Perusahaan penerimajalur prioritas ini merupakanperusahaan yang mempunyai trackrecord yang baik atau dalam kategorilow risk. Hingga 11 Desember 2006,terdapat 93 importir menerimafasilitas jalur prioritas, yang terdiridari 90 importir produsen dan 3importir umum dengan bidang usahaseperti otomotif, kosmetik, elektronik,kertas, makanan, pengemas, anekaindustri, minyak sawit, kimia dansepatu.

Lebih lanjut Gunadi mengatakan,perusahaan bisa mendapatkan jalurprioritas dengan berbagaipersyaratan seperti reputasi yangbaik, bidang usaha yang jelas, tidakpernah menyalahgunakan fasilitas

kepabeanan yang diberikan dalamsatu tahun terakhir, tidak pernah sa-lah memberitahukan jumlah maupunjenis dan atau nilai pabean, telah diaudit oleh Kantor Akutan Publik(KAP) dan tidak mempunyai hutangberupa kekurangan pembayaran BeaMasuk (BM) kepada DJBC.

FASILITAS KEMUDAHANDari data yang diperoleh

menyebutkan, beberapa fasilitas jalurprioritas dapat dirasakan olehpengusaha seperti tidak dilakukanpemeriksaan fisik kecuali untuk imporsementara, barang reimpor, terkenaNota Hasil Intelejen (NHI) dan barangtertentu yang diterapkan Dirjen Beadan Cukai. Pemeriksaan fisikdapat dilakukan di gudang importir.Fasilitas lainnya seperti truck losing,dimana pengeluaran barang impordari kawasan pabean denganpembongkaran secara langsung darikapal ke atas alat angkut darat,prenotification yaitu kemudahanuntuk dapat mengajukan dokumenPemberitahuan Impor Barang (PIB)terlebih dahulu sebelum barangimpor tiba di pelabuhan.

Selain itu juga pembayaranberkala secara khusus untuk importirprodusen serta fasilitas berupajaminan corporate guarantee untukjalur prioritas dapat digunakansebagai jaminan untuk pembayaran

berkala, impor sementara, Kemudah-an Impor Tujuan ekspor (KITE) danVooruitslag adalah fasilitas lain yangdapat dimiliki oleh perusahaan.

Sementara itu pengusaha jalurprioritas dalam hal ini masihmendapat keuntungan diantaranyakepastian kesederhanaan prosedurdan kecepatan dalam penyelesaianimpor, penurunan biaya clearancedan inventory, keuntungan finansialyaitu kredit sampai dengan maksimaldua bulan untuk pembayaran berkaladan bargaining ke bisnis partnerkarena efisiensi dan efektifitasperusahaan.

Mengenai fasilitas dan keuntung-an yang disebutkan tadi, salah satupengguna jasa yang diwawancaraiWBC menyatakan, pihaknya sangatterbantu dengan adanya jalurprioritas tersebut dan untuk ituperusahaannya merasa kepercayaanyang diberikan melalui jalur prioritasharus tetap terjaga agar tidakmengganggu usaha. “Kalau kita tidakmenjaga kepercayaan tersebut, bisa-bisa klien kami akan kecewa danusaha kami bisa berantakan,”ujarperwakilan pengusaha tadi yangtidak mau disebut namanya. Ia lebihlanjut mengatakan dengan adanyaAPJP ini maka jika ditemukanpermasalahan dilapangan dapatdicari pemecahannya antara asosiasidengan DJBC.

FOTO BERSAMA. Para pengurus APJP berfoto bersama dengan Dirjen DJBC dan para pejabat eselon dua dilingkungan DJBC

zapWBC/ATS

Page 29: Warta Bea Cukai Edisi 386

28 WARTA BEA CUKAI EDISI 386 JANUARI 2007

TANDA TANGAN

DIGITALGAMBAR 1. Dokumen SPPBDengan Tanda Tangan Digital

ering kali penulis melihat PenggunaJasa Kepabeanan (PJK) memintatanda tangan dan cap basah

terhadap dokumen PIB, PEB, SPPB danPE mereka di Kantor Pelayanan BeaCukai (KPBC).

Iseng-iseng penulis tanya ke PJK ter-sebut, kenapa mereka masih membutuh-kan tanda tangan dan cap basah, padahalmereka tahu kalau Bea Cukai tidak mem-butuhkan tandatangan dan cap basah lagiuntuk dokumen (repon) yang dikirimServer Bea Cukai ke komputer PJK. Rata-rata jawaban mereka sama yaitu tandatangan dan cap basah tersebut digunakanuntuk pelindung dokumen yang merekabawa dari pemeriksaan instansi lain.

Kemudian penulis coba-coba mencarikebenaran kepada instansi pengawas lainatas jawaban PJK tadi. Sebagian besarjawaban dari instansi pengawas lainmengakui kalau mereka meragukan keva-lidan atas dokumen yang di bawa olehPJK. Selain itu ada beberapa petugasyang mengakui kalau dokumen yang asliadalah dokumen yang ada tanda tangandan cap basah.

Bea Cukai telah melakukan otomatisa-si sistem dan prosedur impor dan eksporsejak tahun 1990. Perubahan yang palingrevolusioner dibidang otomasi sistem danprosedur impor dan ekspor terjadi padatahun 1997, dimana pada tahun tersebutBea Cukai berani melakukan transaksi do-kumen PIB secara elektronik dengan PJK

pada KPBC Tanjung Priok, KPBC Soekar-no Hatta dan KPBC Belawan. Metodetransaksi elektronik ini terus diperluas,hingga saat ini Bea Cukai telah menerap-kan transaksi elektronik pada KPBCTanjung Priok, Soekarno Hatta, TanjungMas, Tanjung Perak, Belawan untukSistem Aplikasi dan Prosedur (SAP) Impordan Manifest dan ditambah KPBCBandung untuk SAP ekspor.

Inti dari transaksi elektronik disiniadalah PJK mengirimkan dokumen PIB/PEB secara elektronik (menggunakanmedia telekomunikasi) dari kantor PJK keServer Kantor Pelayanan Bea Cukai.Selanjutnya data yang dikirim oleh PJKtadi otomatis di proses oleh komputer BeaCukai dan respon dari proses komputerBea Cukai melalui media komunikasi diki-rim kembali ke PJK. Respon persetujuanBea Cukai (SPPB/PE) yang diterima olehPJK dapat dicetak dan dijadikan dokumenyang sah dalam pengeluaran/pemasukkan barang ke/dari TPS.

Namun Dokumen yang sah menurutBea Cukai masih diragukan oleh pihaklain sehingga dalam kenyataannyawalaupun Bea Cukai sudah menyata-kan bahwa dokumen yang dicetak ber-dasarkan respon yang dikirim komputerBea Cukai adalah dokumen yang sah,masih banyak PJK yang rela jauh-jauhdatang dari kantornya hanya untukmeminta tanda tangan dan cap basahuntuk melindungi dokumen mereka.

Topik utama dari uraian di atasadalah berbicara tentang bagaimanateknologi informasi dapat menjaminkeabsahan atas dokumen yangditerima oleh pengguna. Memang haruskita sadari suatu pertukaran informasimelalui media elektronik (internet) yangterkait dengan transaksi bisnis atauperdagangan secara elektronik,memerlukan pengamanan melaluiinfrastruktur teknologi informasi agarinformasi yang dipertukarkan hanyabisa dibaca oleh penerima yang berhakdan tidak dapat dipahami oleh pihakyang tidak berhak (Privacy/Confidenti-ality); identitas pihak yang terkait dapatdiketahui atau dijamin otentisitasnya(Authentification); informasi yangdikirim dan diterima tidak berubah(Integrity); dan pihak yang terkait tidakdapat menyangkal telah melakukantransaksi (Non Repudiation).

TANDA TANGAN DIGITALYang dimaksud dengan tanda

tangan digital di sini adalah terjemahandari “digital signature”. Dalamimplementasinya, digital signatureberupa rentetan angka yang panjangyang dihasilkan oleh sebuahalgoritma tertentu. Seringkali tandatangan digital ini dianggap sebagaihasil proses image scanning dari tandatangan biasa, yang hasilnya adalahsebuah graphical image (dalam formatGIF, JPEG, atau PNG). Bukan ini yangdimaksud dengan digital signature!Kalau hasil scanning tanda tangan, inimungkin lebih tepat disebut “digitalizedsignature”.

Tanda tangan digital ini dapat bergunauntuk memastikan keaslian pesan yangdisampaikan, bahwa suatu pesan yangdisampaikan pada kita benar-benarberasal dari pengirim. Tanda tangan digitaljuga menjamin integritas pesan. Teknologiini memungkinkan kita mendeteksi bila

S

GAMBAR 2. Tanda Tangan Digital

Seringkali tanda tangan digital ini dianggap sebagai hasil prosesimage scanning dari tanda tangan biasa

TandatanganDigital

INFORMASI KEPABEANAN DAN CUKAI

Page 30: Warta Bea Cukai Edisi 386

29WARTA BEA CUKAIEDISI 386 JANUARI 2007

ada orang yang menyadap pesan danmengganti isi pesannya di tengah jalan.(gambar 1)

Dibandingkan dengan tandatangananalog, tanda tangan digital lebih sulitdipalsukan. Tanda tangan digital lebihsering digunakan daripada enkripsi karenakita sering tidak peduli apakah pesan kitadisadap atau tidak, tapi kita benar-benaringin tahu apakah yang mengirim pesanpada kita benar-benar orang yang kitamaksud. Sifat dimiliki oleh tanda tangandigital adalah:1. otentik, tak bisa/sulit ditulis/ditiru oleh

orang lain. Pesan dan tanda tanganpesan tersebut juga dapat menjadibarang bukti, sehinggapenandatangan tak bisa menyangkalbahwa dulu ia tidak pernahmenandatanganinya.

2. hanya sah untuk dokumen (pesan) itusaja atau kopinya yang sama persis.Tanda tangan itu tidak bisa dipindah-kan ke dokumen lainnya, meskipundokumen lain itu hanya berbeda sedi-kit. Ini juga berarti bahwa jika dokumenitu diubah, maka tanda tangan digitaldari pesan tersebut tidak lagi sah.

3. dapat diperiksa dengan mudah,termasuk oleh pihak-pihak yang belumpernah bertatap muka langsungdengan penandatangan.

BAGAIMANA TANDA TANGAN DIGITALBEKERJA

Teknologi tanda tangan digitalmemanfaatkan teknologi kunci publik.Sepasang kunci publik-privat dibuatuntuk keperluan seseorang. Kunciprivat disimpan oleh pemiliknya, dandipergunakan untuk membuat tandatangan digital. Sedangkan kunci publikdapat diserahkan kepada siapa sajayang ingin memeriksa tanda tangandigital yang bersangkutan pada suatudokumen. Proses pembuatan danpemeriksaan tanda tangan inimelibatkan sejumlah teknik kriptografiseperti hashing (membuat ‘sidik jari’dokumen) dan enkripsi asimetris.Teknologi kunci publik juga bisa diper-gunakan untuk menyandikan/ meraha-siakan isi dokumen. (gambar 2)

Sebagai contoh, katakanlah ada BeaCukai hendak mengirim kunci publiknya(PbA) kepada PJK A yang digunakan untukmengamankan dokumen PIB yang akandikirim ke Bea Cukai. Tapi saat kunci itudikirim lewat jaringan publik, Malingmencuri kunci PbA. Kemudian malingmenunggu PJK A mengirim dokumen PIB-nya lewat jaringan publik. Saat PJK Ahendak mengirim dokumen yang telah di-tandatanganinya dengan kunci publiknya(PbA) kepada Bea Cukai, sekali lagi Malingmencurinya. Namun ketika Malingtersebut hendak membuka dokumen PIBPJK A dengan kunci yang sebelumya dicuri tadi, dokumen PJK A tetap tidak bisadibuka, karena kunci yang bisa membukadokumen tersebut hanyalah kunci Privatyang tetap disimpan pada Bea Cukai.

Pihak ketiga terpercaya akan membantumenjamin identitas dari para pihak pelakutransaksi elektonik melalui infrastrukturkunci publik dan menyediakan mekanismeuntuk melakukan transaksi elektroniksecara aman. Selanjutnya pihak ketigaterpercaya akan memberikan layanantersebut melalui suatu institusi yang lazimdikenal sebagai Certification Authority(CA). CA menerbitkan sertifikat elektronikdalam bentuk Sertifikat Digital (SD) -(Digital Certificate) yang digunakan parapihak untuk menyatakan identitasnyadalam melakukan transaksi elektronik.Infrastruktur yang mengelola kunci publiksering dikenal sebagai Public KeyInfrastuctute (Pki). (gambar 3)

Perkakas terbaik yang digunakanuntuk membuat tanda tangan digitaladalah smart card (gambar 4). Didalam smart card tersimpan kunci privatdan sertifikat digital, namun yang bisadikeluarkan dari smart card hanyasertifikat digital saja (untuk keperluanverifikasi tanda tangan). Sedangkankunci privat tidak bisa diintip oleh apa-pun dari luar smartcard, karena hanyadipakai untuk proses penandatangananyang dilakukan di dalam smart card.

PENUTUPPenerapan tanda tangan digital dalam

pengamanan terhadap informasi (pesan)yang dikirim PJK dan Bea Cukai dalamsuatu transaksi melalui media elektronik,dapat menjamin keabsahan dari dokumenyang di transaksikan. Apalagi pada tahunini Bea Cukai mulai menggunakanteknologi web base (jaringan publik)sebagai media pertukaran dokumen.

Namun perlu diingat, setelah kitamenerapkan suatu sistem baru, sosialisasisebaiknya tidak hanya diberikan ke PJKtetapi juga diberikan ke instansi lain danjuga ke seluruh pegawai Bea Cukai agarterdapat satu pemahaman, sehinggakejadian yang terjadi pada cerita penulis diawal tulisan ini tidak akan terjadi lagi.

*Yan Inderayana,ST, MT - Pelaksana padaSubdit OSPKC-DIKC Analys &Programmer team

Referensi1. Budi Rahardjo, “Panduan Cyberlaw

Untuk Orang Biasa“2. NN, “Digital Signature Guidelines

Tutorial”, http://www.abanet.org/scitech/ec/isc/dsg-tutorial.html

3. Wikipedia, “Digital Signature”, http://en.wikipedia.org/wiki/Digital_signature

GAMBAR 3. Contoh Public Key Infrastructure (PKi)

GAMBAR 4. Contoh Smart Card

Page 31: Warta Bea Cukai Edisi 386

30 WARTA BEA CUKAI EDISI 386 JANUARI 2007

KPBC TIPE C KALIANGETDI PULAU MADURAPulau Madura besarnya kurang lebih 5.250 km2 (lebih kecil daripada pulau Bali) denganpenduduk sekitar 4 juta jiwa. Madura dibagi menjadi empat kabupaten Bangkalan, Sampang,Pamekasan dan Sumenep.

KPBC KALIANGET tampak dari depan.

HERAWATI. Kepala Kantor KPBC Kalianget.

ekilas, Madura hanyalah sebuahkepulauan yang tandusdan panas. Siapa sangka di balik

‘kegarangan’-nya itu pulau ini menyim-pan pesona alam penuh keelokan?.Tandus dan panas sepertinya itulahkesan pertama yang didapat orang,begitu mendengar nama Pulau Maduradisebut. Anggapan ini berlaku terutamabagi warga luar daerah yang belumpernah datang ke sana.

Madura memang gambaranmasyarakat bertemperamen keras,memiliki budaya karapan sapi dancarok (perkelahian dengan senjataclurit antar lelaki hingga tewas, Red).Tipologi tanah tandus dan udara panasitu, kian mengesankan Madura sebagaipulau yang tak punya pepohonan hijaudan panorama alam yang elokdipandang mata.

Anggapan tersebut tidak seutuhnyabenar. Pulau terbesar di Provinsi JawaTimur ini memang tandus dan panas.Namun, ini tak berarti Pulau Maduratidak memiliki potensi wisata yangmempesona. Contohnya saja di daerahpaling timur ‘’Pulau Garam’’ tersebut,tepatnya Kabupaten Sumenep. Daerahini memiliki ragam objek wisata, mulaipantai, kepulauan, keraton, masjidpeninggalan hingga sejumlah situsmakam raja-raja Madura masa silam.

Seperti Pantai Lomban, PantaiSlopeng dan Pantai Camplong dantempat wisata religius yaitu makamSyekh Yusuf. Untuk Pantai Lomban,keindahannya sungguh menakjubkan,karena disana keindahannya hampirmenyerupai Pantai Kuta Bali, sayang-

nya belum ditunjang dengan saranadan prasarana yang mumpuni.

Sumenep juga terkenal dengansalah satu peninggalan sejarahnyayaitu Asta Tinggi ( makam para raja-raja) yang terletak di Desa Lentengsebelah selatan Kabupaten Sumenep.Konon menurut cerita di KabupatenSumenep ini Raden Aria Wiraraja darikerajaan Kediri menyusun kekuatanuntuk menghancurkan pasukan Tar-Tardari China sehingga namanyadiabadikan menjadi nama universitasswasta di Kabupaten Sumenep.

Hanya saja potensi wisata di Sume-

nep ini belum terpublikasikan secaramemadai. sehingga di benak masyara-kat luar, khususnya yang belum pernahdatang ke sana, Pulau Madurahanyalah gugusan tanah yang gersangdan panas. Hingga pelancong enggandatang ke sana.

Mungkin tidak semua pegawaiDirektorat Jenderal Bea dan Cukai diNusantara ini yang tahu kalau di PulauMadura terdapat KPBC Tipe CKalianget tepatnya di KecamatanKalianget Kabupaten Sumenep. LetakKabupaten Sumenep yang berada diujung Timur Pulau Madura merupakanwilayah yang unik karena selain terdiriwilayah daratan juga terdiri darikepulauan yang tersebar berjumlah 126pulau.

Gugusan pulau-pulau yang ada diSumenep, pulau yang paling utaraadalah Pulau Karamian yang terletak diKecamatan Masalembu dengan jarak±151 mil laut dari Pelabuhan Kalianget,dan pulau yang paling Timur adalahPulau Sakala dengan jarak ±165 MiIlaut dari Pelabuhan Kalianget.

Sumenep memiliki batas-batassebagai berikut : 1. Sebelah selatan berbatasan dengan :

- Selat Madura 2. Sebelah Utara berbatasan dengan :

- Laut Jawa 3. Sebelah Barat berbatasan dengan :

- Kabupaten Pamekasan 4. Sebelah Timur berbatasan dengan :

- Laut Jawa / Laut Flores

Sumenep (bahasa Madura :Songanab) adalah sebuah kabupaten

S

FOTO : BAMBANG WICAKSONO

FOTO : BAMBANG WICAKSONO

DAERAH KE DAERAH

Page 32: Warta Bea Cukai Edisi 386

31WARTA BEA CUKAIEDISI 386 JANUARI 2007

di provinsi Jawa Timur, Indonesia.Kabupaten ini memiliki luas wilayah2.093.45 km² dan populasi kurang lebih1 juta jiwa. Ibu kotanya ialah KotaSumenep (+/- 18 km dari Kalianget )

KPBC KALIANGETUntuk menuju Kantor Pelayanan

Bea dan Cukai (KPBC) Tipe CKalianget ini dapat ditempuh melaluiperjalanan darat setelah melaluipenyeberangan ferry Ujung-KamalSurabaya. Kalau dari Surabaya sampaidi KPBC Tipe C Kalianget diperkirakankurang lebih empat jam.

Perjalanan darat menuju Kaliangetsungguh sangat menyenangkan karenajalannya halus tapi agak kecil dan kitabisa menikmati suasana pedesaandengan rumah-rumah yang teratur rapidan perbukitan. Sampai di Sampangsepanjang Pamekasan dan sepanjangKalianget kita akan bisa menikmatisuasana laut seperti di Pantai UtaraJawa, tapi dengan panorama laut yangmasih alami.

KPBC Kalianget berlokasi dipelabuhan Kalianget, tepatnya di Jl.Pelabuhan No.1 Kalianget, KabupatenSumenep. Berdiri di atas lahan 500m2dan luas bangunan 400 m2, meskipunhanya berlantai satu kondisi kantortertata rapi. KPBC Kalianget dipimpinoleh Herawati dan merupakan satu-satunya pegawai wanita di kantortersebut.

TARGET DAN REALISASI PENERIMAANBeban target penerimaan bea

masuk dan cukai di KPBC Kaliangetmerupakan yang terkecil dibandingkandengan KPBC lainnya di Jawa Timur.Targetnya untuk tahun 2006 Bea Masuksebesar Rp. 161.300.000. dan cukaisebesar 1.300.800.000.

Sampai dengan awal bulanDesember 2006 target cukai hampir99 persen persen terpenuhisementara untuk Bea Masuk masih65 persen terpenuhinya dikarenakanimportasi yang dilayani oleh KPBCKalianget kebanyakan imporsementara yaitu impor untukkebutuhan pengeboran minyak yangberdasarkan PMK No. 615 dan PMK20 dibebaskan. Dalam setahunhanya terdapat 36 dokumen PIB (Pemberitahuan Impor Barang) dan36 dokumen PEB (PemberitahuanEkspor Barang)

LINGKUP PELAYANANDi bidang pelayanan KPBC

Kalianget berusaha untukmemberdayakan sumber daya yangada untuk memenuhi tuntutan duniausaha dan industri khususnya dalamrangka menjamin kelancaran arusbarang dan dokumen, mengurangiekonomi biaya tinggi dan menciptakaniklim usaha yang kondusif .

KPBC Kalianget sebagai Kantor

Pelayanan berada di bawah KantorWilayah VII DJBC Surabaya memilikiwilayah kerja yang luas meliputi wilayahMadura dan Kepulauan disekitarMadura. Pelabuhan Kalianget hanyamelayani penumpang danpengangkutan garam antar pulausehingga praktis tidak ada kegiatanekspor dan impor di pelabuhantersebut.

KPBC Kalianget membawahi 10 posBea dan Cukai yang tersebar di seluruhpelosok kepulauan di pulau Madurayaitu :l Pos Bea dan Cukai Paseanl Pos Bea dan Cukai Sampangl Pos Bea dan Cukai Dungkek

l Pos Bea dan Cukai Brantal Pos Bea dan Cukai Telaga Birul Pos Bea dan Cukai Bandara

Trunijyol Pos Bea dan Cukai Kaliangetl Pos Bea dan Cukai Sapudil Pos Bea dan Cukai Kangeanl Pos Bea dan Cukai Pagerungan

Namun keberadaan pos-postersebut sudah tidak difungsikan lagidan kondisi bangunannya banyak yangmemprihatinkan. Keberadaan pos-postersebut terakhir digunakan sampaitahun 1985 karena DJBC mempunyaikewenangan untuk melakukanpemeriksaan barang-barang antar

PELABUHAN KALIANGET hanya melayani penumpang dan angkutan perdagangan garam antar pulau

PABRIK ROKOK Gudang Mangga Pamekasan, 80 org pegawai, SKT gol.3b.

FOTO : BAMBANG WICAKSONO

FOTO : BAMBANG WICAKSONO

Page 33: Warta Bea Cukai Edisi 386

32 WARTA BEA CUKAI EDISI 386 JANUARI 2007

pulau saat itu. Saat ini yang masih aktifhanya Pos Bea dan Cukai Telaga Birudan disana ditempatkan seorangpegawai untuk melakukanpengawasan. Untuk jangka pendekpos-pos tersebut tidak diaktifkan namunapabila suatu saat akan adapengawasan antar pulau akandiaktifkan dan tentunya diperlukanpegawai yang banyak lagi, demikiandiungkap Herawati Kepala KPBCKalianget.

Tingkat perekonomian di Sumenepbisa dikatakan cukup tinggi dari sektortembakau hampir bisa dikatakan pabrik-pabrik rokok besar seperti GudangGaram dan HM. Sampoerna memilikigudang tembakau dari Madura.

Selain itu Kabupaten Sumenepmemiliki potensi kekayaan alam berupabahan galian Golongan C, dan jugamemiliki bahan tambang strategisberupa galian golongan A yang terletakdi Pulau Pagerungan KecamatanSapeken. Berdasarkan datamenunjukkan bahwa dua pabrikpengolahan gas yang berada di PulauPagerungan Besar menghasilkan gasalam sebagai hasil produksinyasebesar 175 MSCF/hari/pabrik yangdisalurkan melalui pabrik pipa bawahlaut sepanjang 450 Km menuju kePorong (sebagai Home Base). Dari sinikemudian dipasok antara lain ke

Semen Gresik, Petro Kimia, danPT.Aneka Gas Industri

Kekayaan hasil tambang gas danminyak bumi sampai saat ini masihdikelola oleh Production Sharing(CPS)antara lain1. ARCO-Kangean Block 2. Trend Java Sea Block3. Masalembu Shell4. BritishPetroleum Sakala Timur 5. Mobile Oil6. Amco Indonesia 7. Hudbay Oil International 8. Santos Oil dan sebagainya.

Di wilayah Madura banyakPerusahaan Rokok (PR) berdiri, sekitar56 perusahaan rokok yaitu 3 golonganIII A dan 53 golongan III B. Seiringdengan perkembangan perekonomiandi Madura yang menunjukan trend naikdan ada perhatian dari bupati di seluruhMadura terhadap eksistensi pabrikrokok yang bersifat home industri ini,maka KPBC Kalianget tentunya akanmenjadi ramai dan tidak menutupkemungkinan akan dinaikkan jugatipenya.

Untuk itu diperlukan pegawai yanglebih handal dalam menjalankan tugas,sehingga menghasilkan bentukpelayanan yang serba cepat danefisien. Kalianget adalah kantor yangpotensial untuk dikembangkan karena

TARGET & REALISASI PENERIMAANTAHUN 2006

NO. T A R G E T REALISASI s/d PROSENTASEDESEMBER

1. CUKAI = Rp. 1,300,800,000 Rp.1,258,363,600 99%2. BEA MASUK = Rp.161,300,000 Rp.105,720,458 65%

TOTAL Rp.1,462,540,000 Rp.1,364,084,058 93%

kedepannya akan banyak perusahaanrokok yang berdiri dan kegiatan imporsementara yang membutuhkanpembinaan dan pengawasan daripegawai-pegawai Bea dan Cukai dariKalianget.

DOKUMEN CK 1 TAHUN 2006BULAN JUMLAH DOKUMENJANUARI NIHILFEBRUARI 4MARET 29APRIL 10MEI 18JUNI 17JULI 9AGUSTUS 15SEPTEMBER 13OKTOBER 14NOVEMBER 27DESEMBER -

RUANG LINGKUP PENGAWASANDalam pelaksanaan operasi cukai di

wilayah KPBC ini masih banyakditemukan adanya pelanggaran dibidang cukai, terutama cukai HasilTembakau yang terdiri dari rokok polosyang beredar di pasaran. Dan adanyasalah personalisasi pita cukai

Untuk menghadapi masalahtersebut , dilakukan beberapa langkahyang harus diambil yaitu :1. Dilakukan operasi pasar dimana

operasi tersebut sifatnya pembinaandan sosialisasi peraturan tentangcukai, langkah tersebut diambilkarena perusahaan rokok-rokok diMadura benar-benar masih bersifathome Industri, lain dengan di Jawa.Berdirinya pabrik-pabrik rokok diMadura terutama di Pamekasan danSumenep akibat tidaktertampungnya hasil panentembakau oleh petani tembakau diPamekasan dan Sumenep selamaempat tahun berturut-turut.

2. Melakukan sosialisai dalam hal iniberkoordinasi dengan Disperindagdan Pemda (untuk sampai saat inikoordinasi yang sudah jalan denganDisperindag dan Pemda KabupatenPamekasan dan Sumenep). Bahkanawal Oktober kemarin pegawaiKalianget diminta oleh BupatiPamekasan untuk memberikansosialisi UU No. 11/1995 kepadaAPROLIN ( Asosiasi PerusahaanRokok Lintingan) di KabupatenPamekasan.

KENDALA-KENDALAKetika ditanya mengenai kendala,

Herawati mengatakan ada kendalainternal dan eksternal. “Kendala utamadalam menciptakan layanan prima diKPBC Kalianget adalah masalahketerbatasan sumber daya manusia.Untuk yang akan datang kiranya perluditambah. Sekarang jumlah pegawaihanya 13 orang termasuk kepalaPOS BEA DAN CUKAI BRANTA yang kondisinya memprihatinkan.

FOTO : BAMBANG WICAKSONO

DAERAH KE DAERAH

Page 34: Warta Bea Cukai Edisi 386

33WARTA BEA CUKAIEDISI 386 JANUARI 2007

kantor dan ini dirasa kurang, idealnya20 orang termasuk korlakperbendaharaan yang kosong.Dibutuhkan pegawai tambahan itukarena wilayah pelayanan danpengawasan yang sangat luas yaituseluruh pulau Madura dan gugusanpulau-pulau kecil di sekitarnya”, tuturHerawati

Kendala internal keduaadalah sarana kapal patroli yang adasangat kecil dan tidak sesuai denganmedan perairan Madura yang banyakombak,.sehingga untuk sementarakapal tidak dapat digunakan. Apabilaada boatzooking maka dari pihakpemberitahu menyediakan fasilitaskendaraan kata Herawati.

“Kendala lainnya yang juga pentingadalah perlunya penambahankendaraan dinas untuk melakukanpengawasan dan pembinaan/bimbingan yang optimal kepadapengusaha Barang Kena Cukai (BKC),mengingat luasnya wilayahpengawasan. Selain itu juga perlupenambahan rumah dinas karenahanya ada satu untuk Kepala Kantor,”tutur Herawati

Selanjutnya untuk kendala eksternaladalah law enforcement belum bisadilakukan secara tegas, karena pesandari Bupati untuk sedikit toleransimengingat banyak pengusaha rokok

yang hanya home industry dan jugamengingat karakteristik dari penduduk,”kata Herawati

“Kendala lainnya adalah pernahterjadi keterlambatan pengiriman pitacukai dari KantorPusat sehingga diklaim oleh pengusahahasil tembakau. Untungnya sejauh inimereka mau mengerti ketika diberikanpenjelasan atas keterlambatantersebut. Keterlambatan tersebut bisasampai satu bulan,”kata Herawati.

Selain itu yang tidak kalahpentingnya adalah banyaknyapengusaha rokok yang berada di luardaerah Kalianget, Sumenep, sementaraposisi KPBC Kalianget berada palingtimur di Pulau Madura. “Maka perlukiranya pertimbangan untukpemindahan kantor pelayanan kedaerah Pamekasan sehinggamempermudah pelayanan danpengawasan. Hal ini pernah kamiutarakan pada Biro OrgantaDeparteman Keuangan saat itu, “ ujarHerawati.

Dengan berbagai kendala dankekurangan yang ada KPBC Kaliangettetap bertekad memberikan pelayananyang terbaik bagi stakeholder sebagaitrade facilitator. KPBC Kalianget jugaselalu berusaha mencapai target yangditentukan oleh Ditjen Bea dan Cukai.Selain itu KPBC Kalianget berusaha

untuk menerapkan pola GoodGovernance dimana ada transparasi,profesionalisme, aksesibilitas,responsibilitas, dan akuntabilitas.

KPBC Kalianget selalumendekatkan diri dengan stakeholdersecara proporsional. Sehingga denganmodel customer driven dapatmengeliminir pelanggaran, mis-administrasi, dan mis-komunikasi yangmungkin terjadi.

KPBC Kalianget juga menyerapmasukan dari stakeholder dalambeberapa hal termasuk lokasi kantoryang jauh dari jangakauan. Sesuaidengan prinsip pelayanan prima yaitucustomer driven antara provider dancustomer dapat mendekatkan diridalam hal daya jangkau.

Ketika ditanya mengenai harapanke depan yang utama,Herawatimengatakan tidaklah berlebihan kedepan lokasi KPBC Kaliangetditempatkan pada posisi representatifdengan mempertimbangkankeseimbangan demografis pulauMadura. Selain itu denganmempertimbangkan target yang telahdicapai, perpindahan kantor KPBCKalianget dapat dijadikan prioritasoleh Ditjen Bea dan Cukai dengantetap memperhatikan posisikeuangan negara.

Bambang Wicaksono/Koresponden Surabaya

FOTO BERSAMA Kepala Kantor dan para staf

FOTO : BAMBANG WICAKSONO

Page 35: Warta Bea Cukai Edisi 386

34 WARTA BEA CUKAI EDISI 386 JANUARI 2007

DAERAH KE DAERAH

eberapa hari setelah dilantik olehMenteri Keuangan RI, Kakanwil XBalikpapan Ismartono langsung

melakukan kunjungan kerja ke KantorPelayanan dibawah wilayah kerjanya,untuk mengetahui kondisi dan situasi sertakendala yang dihadapi dilapangan.Kunjungan pertama Kakanwil XBalikpapan adalah ke Kantor PelayananBea dan Cukai Tipe B Tarakan sekaligusdalam rangka membuka acara PatroliBersama antara Kanwil X Balikpapan,KPBC Tarakan, KPBC Nunukan.

Tepat pada pukul 12.00 WIT tanggal29 Nopember 2006 pesawat yangmembawa Kakanwil X mendarat mulus diBandara Juwata Tarakan, dimana bebera-pa hari sebelumnya bandara ini selalu dili-puti kabut tebal sehingga sangat meng-ganggu penerbangan. Dengan didampingiKepala Bagian Umum Rudy Hernanto,dan Kepala Bidang Pencegahan danPenyidikan Aflah Farobi, Kakanwil disam-but langsung oleh Kepala Kantor Pelayan-

an Bea dan Cukai (KPBC) Tarakan Muna-dy Radiani dan Kepala KPBC NunukanMartediansyah yang telah lebih dulu tiba.

Kakanwil X Balikpapan langsung me-nuju Dermaga Malundung Tarakan untukmembuka Patroli Bersama dan memberi-kan pengarahan kepada para Kopat,Nakhoda dan ABK Kapal Patroli BC.Dalam pengarahannya Kakanwil antaralain menekankan beratnya tantanganyang diemban oleh Direktorat JenderalBea dan Cukai kedepan terutamapengawasan barang-barang illegal yangmerugikan keuangan negara, dimanasecara geografis Tarakan dan Nunukanyang berbatasan langsung dengan TawaoMalaysia sangat riskan dengan tindakpenyelundupan, sehingga pengawasanperlu dilakukan secara terus menerus.

Terbukti dengan tangkapan Kapal Pat-roli BC dalam dua bulan terakhir yaitu pa-da tanggal 3 Oktober 2006 berupa kayuulin sebanyak 60 m3 dan pada 24 Nopem-ber 2006 berupa kayu hitam (ebony) seba-

nyak 154 batang. Kakanwil meminta agarkeberhasilan ini terus ditingkatkan. Padakesempatan itu juga dimanfaatkan olehpara ABK kapal patroli bea cukai untukmemberikan masukan serta kendala yangdihadapi diantaranya mohon agar adanyapeningkatan uang lauk pauk atau ransum.

Harapan tersebut dijawab oleh Kakan-wil bahwa hal tersebut telah disampaikanoleh Dirjen dalam rapat dengar pendapatdengan Komisi XI DPR di Jakarta untukpeningkatan kesejahteraan para pegawaibea cukai. Untuk itu diminta kepada selu-ruh ABK Kapal Patroli untuk terus dapatmeningkatkan kinerjanya.

Setelah memberikan pengarahankepada para ABK, dilanjutkan denganmelakukan peninjauan ke KPBC Tarakanyang tidak jauh letaknya dari dermaga.Pada kesempatan kali itu Kakanwilmelihat langsung situasi kantor sekaligusmelihat hasil tangkapan kapal patroli beacukai diantaranya berupa kayu hitam(ebony) yang mempunyai nilai jual tinggi.

Setelah melakukan peninjauandilanjutkan dengan pengarahan kepadaseluruh Pejabat/Pegawai BC Tarakan.Dalam pengarahannya Kakanwil antaralain mengingatkan untuk tetap optimiskhususnya untuk mencapai targetpenerimaan Bea Masuk diantaranyadengan cara melakukan intensifikasi danekstensifikasi dan tidak lupa puladisampaikan untuk segera menerapkanstandar pelayanan publik sesuai suratedaran Direktur Jenderal Bea dan Cukai.

Keesokan harinya dengan mengguna-kan kapal patroli bea cukai, Kakanwilberkesempatan melakukan patroli lautmengelilingi Tarakan dan sekitarnya yangtermasuk dalam wilayah pengawasanKantor Pelayanan Bea dan Cukai Tarakanuntuk mengetahui kondisi medan tugaspengawasan yang sangat luas.

Perlu diketahui bahwa pengawasanKantor Pelayanan Bea dan Cukai Tarakanmeliputi satu Kotamadya yaitu Tarakandan tiga kabupaten yaitu Bulungan, Mali-nau dan Berau. Dengan melihat secaralangsung kondisi dilapangan tentunya da-pat menjadi masukan dalam mengambillangkah dan kebijakan yang diperlukan.

Karena keterbatasan waktu, sertapadatnya tugas maka hari itu jugaKakanwil harus kembali Ke Balikpapan.

warman, kpbc tarakan

KUNJUNGAN KERJAKAKANWIL X DJBC BALIKPAPANKE KPBC TARAKANKakanwil melihat langsung situasi kantor sekaligus melihat hasiltangkapan kapal patroli bea cukai diantaranya kayu hitam (ebony)

B

PENGARAHAN. Para pegawai yang hadir dalam pengarahan yangdiberikan Kakanwil.

FOTO BERSAMA. Ismartono berfoto bersama dengan para ABK yang ikutdalam patroli.

HASIL TANGKAPAN. Kakanwil, X DJBC balikpapan Ismartono melihat hasil tegahan diantaranya berupakayu hitam (ebony) yang mempunyai nilai jual tinggi

DOK. KPBC TARAKAN

DOK. KPBC TARAKAN DOK. KPBC TARAKAN

Page 36: Warta Bea Cukai Edisi 386

35WARTA BEA CUKAIEDISI 386 JANUARI 2007

iang itu suasana Kantor Pelayan-an Bea dan Cukai (KPBC) Tipe ABalikpapan berjalan seperti biasa.

Di sudut ruang depan kantor, belasanorang PPJK dan importir hilir mudikmengurus dokumen PIB. Para pegawaiBea dan Cukai juga tampak sibuk mela-yani mereka. Sedang diluar, hujan geri-mis masih mengguyur kota Balikpapansedari pagi.

Sekitar pukul 10.30 WITA, suasanakantor sedikit berubah ketika tiba-tiba

Dirjen Bea dan Cukai, Anwar Suprijadidatang mengunjungi KPBC Balikpapan.Kunjungan orang nomor satu di Beadan Cukai ini sebetulnya sangat dinan-tikan oleh para pegawai di Balikpapan.Pasalnya, Dirjen Bea dan Cukai telahmelakukan kunjungan ke beberapa da-erah lain sebelumnya. Sehingga wajarpula bila para pegawai di Balikpapanmengharapkan kedatangan Dirjen Beadan Cukai yang baru ini.

Dirjen yang datang seorang diri ini

mendarat di Bandara InternasionalSepinggan, Balikpapan sekitar pukul09.30 WITA dengan menumpangpesawat Garuda. Sebelum menuju keKPBC Balikpapan, Dirjen Bea danCukai terlebih dulu mengunjungi KanwilX Balikpapan. Kedatangan AnwarSuprijadi ini disambut oleh KepalaBagian Umum Kanwil X Balikpapan,Rudy Hernanto yang mewakili KepalaKantor Wilayah X Balikpapan,Ismartono yang berhalangan hadir.

Selanjutnya Anwar Suprijadi menga-dakan pertemuan dengan beberapapejabat eselon III di lingkungan KanwilX Balikpapan. Pertemuan tersebutberlangsung singkat, untuk kemudianditeruskan dengan meninjau kondisikerja dan ruangan yang ada di Kanwil XBalikpapan. Setelah puas memeriksaseluruh ruangan di Kanwil XBalikpapan, Anwar Suprijadi dengandidampingi Kepala Bidang P2 Kanwil XBalikpapan, Aflah Farobi, melanjutkankunjungan ke KPBC Balikpapan.

Di KPBC Balikpapan, Dirjen Beadan Cukai disambut langsung olehKepala KPBC, Muqoddam, yangselanjutnya mendampingi AnwarSuprijadi berkeliling memeriksa saranadan prasarana yang digunakan olehKPBC Balikpapan dan kinerja pegawaidalam melakukan pelayanan terhadapmarket forces.

Ruangan pertama yang dikunjungiadalah ruang Pabean. Disini Anwarmelihat secara langsung proses peng-urusan PIB dan mengamati komputeraplikasi impor yang menginformasikanstatus PIB. Berikutnya, Anwar menujuke ruang perbendaharaan yang letak-nya bersebelahan. Kepada Suyono,Kasi Perbendaharaan, Anwar menanya-kan beberapa hal. “Pembayarannyalancar semua, ya, Pak? Selamat kerja,ya. Hati-hati, nggih,” kata Anwar.

Di ruang P2, Anwar mengamatipelaksanaan penanganan manifes danselanjutnya hampir semua ruangandikunjungi pula, termasuk ruang Hang-gar II Pelabuhan Semayang. DisiniAnwar mendapat laporan adanyasejumlah barang yang kelebihan bong-kar (unmanifest) tanpa diketahui pemilik-nya serta, barang perkusor (hydrochlo-ride Acid) yang tidak dilengkapi ijinDepkes. Mendapat laporan tersebut,Anwar memeriksa manifes barangtersebut dan menginstruksikan untukdilakukan penyegelan.

Agar lebih mengetahui situasi danwilayah kerja KPBC Balikpapan, AnwarSuprijadi mencoba menggunakanspeedboat melihat wilayah kerja KPBCBalikpapan lainnya. Untuk diketahui,wilayah kerja KPBC Balikpapan selaindaratan Balikpapan, juga daerahPenajam, Grogot, Tanjung Batu danJenebora yang untuk mencapai ke dae-rah tersebut harus ditempuh denganspeedboat.

Anwar yang didampingi Muqoddam,

Selasa 21 November 2006, tepat sehari setelah kunjunganPresiden AS, George W. Bush, ke Indonesia, Direktur JenderalBea dan Cukai, Anwar SuprijadiAnwar SuprijadiAnwar SuprijadiAnwar SuprijadiAnwar Suprijadi melakukan kunjungan untukpertama kali ke Balikpapan. Walaupun lamanya kunjungansama-sama enam jam, kunjungan Dirjen Bea cukai ini tidakmemerlukan persiapan yang berlebihan sebagaimana kunjunganBush. Maklum kunjungan Dirjen Bea cukai ini terbilangmendadak.

ENAM JAMTINJAU PELABUHAN SEMAYANG. Dirjen Bea dan Cukai, , , , , Anwar Suprijadi meninjau kondisiPelabuhan Semayang, Balikpapan.

KUNJUNGAN DIRJEN BEA DAN CUKAIDI BALIKPAPAN

S

FOTO : DONNY

Page 37: Warta Bea Cukai Edisi 386

36 WARTA BEA CUKAI EDISI 386 JANUARI 2007

Aflah Farobi, Evy Octavia (Kasi Cu-kai), Laode Rachmat (PelaksanaP2) dan WBC sendiri menggunakanspeedboat BC 7001 S. Rombonganhanya berputar-putar di sekitar TelukBalikpapan. Anwar sendiri sempatsedikit bernostalgia ketika melewatiperusahaan pertambangan Petro-sea. Pasalnya, ia pernah berkarir diPetrosea beberapa waktu lampau.

Speedboat yang ditumpangirombongan sempat dua kaliberhenti karena baling-balingspeedboat tersangkut oleh sampahdan sekali berhenti kehabisanbahan bakar. BC 7001 S inimerupakan armada Bea Cukai yangcukup tua. Speedboat merk Raidersini buatan tahun 1992/1993. Panel-panel di ruang kemudi bahkansudah tidak berfungsi. ”Speedboatini masih bisa dipakai karenaperawatan kita saja yang bagus. Didaerah lain, speedboat seperti inipasti sudah pada rusak, Mas,” kataLaode yang kerap menggunakanBC 7001 S ini untuk boatzoeking.

Didalam perjalanan ini, AnwarSuprijadi sempat memberikan bebera-pa wejangan. ”Kita dalam bekerja ituharus berpegang pada dua hal, yaituTuhan dan peraturan. Kalau anda me-lihat atasan anda salah, anda jangansegan untuk menegurnya. Itu berartianda sayang pada pimpinan,” kataAnwar dengan tutur kata yang halus.

Setelah kurang lebih 45 menit ber-keliling, rombongan kembali ke KPBCBalikpapan. Setelah sholat Dhuhurberjamaah dan dilanjutkan makansiang bersama, Anwar Suprijadi ber-pamitan balik menuju Jakarta.

Sebelum menaiki pesawat, AnwarSuprijadi berkesempatan mampir keGudang Cargo Angkasa Pura BandaraSepinggan, tempat ruang Hanggar IIIBandara Sepinggan dan DHL berada.Di tempat ini, Anwar berkelilingsejenak mengamati kondisi gudang. Digudang DHL, Anwar mendapatbeberapa penjelasan dari pihak DHLdan Anwar berjanji untukmenindaklanjutinya ( baca wawancaradengan Dirjen Bea dan Cukai ).

Sekitar pukul 15.30 WITA, AnwarSuprijadi akhirnya bertolak menujuJakarta dengan pesawat Adam Air.Walaupun hanya enam jam,kunjungan Dirjen Bea Cukai inisangat bermakna terutama bagipegawai di Balikpapan karenakinerjanya akan semakin termotivasidengan mendapat perhatian daripimpinan pusat Bea Cukai.Tentunya Dirjen Bea Cukai jugamengetahui secara langsungkondisi dan potensi pegawai-pegawai di daerah khususnyaBalikpapan yang tidak kalah dengandaerah lain. Sampai jumpa diBalikpapan lagi.

Don’s, Balikpapan

WAWANCARA EKSKLUSIF DIRJEN BEA DAN CUKAI

Mungkin bisa dibilang sangat jarang selama ini, seorang DirjenBea dan Cukai yang berkunjung ke daerah, khususnyaBalikpapan. Untuk itu ketika Dirjen Bea dan Cukai, AnwarAnwarAnwarAnwarAnwarSuprijadiSuprijadiSuprijadiSuprijadiSuprijadi berkunjung ke Balikpapan, Koresponden WBC, DonnyEriyanto mencoba mencari kesempatan mewawancarainya diruang executive lounge Bandara Sepinggan, Balikpapansebelum kepulangan beliau. Untuk mengetahui lebih jauh tujuandan hasil kunjungannya, berikut petikan wawancara :

“KITA HARUSPERBAIKI DATABASEDAN BUTUHTALENT SCOUTINGUNTUK MENCARI POTENSIPEGAWAI DI DAERAH...”

Bagaimana pendapat Bapakmengenai Balikpapan selamakunjungan ini ?

alau saya lihat, ya kinerjanyacukup baik. Tapi perlu beberapapeningkatan karena tuntutan yang

lebih baik. Sebagai salah satu contoh,sebelum ke bandara ini, (saya) mampirdi DHL. Di DHL ini ada problem di dia,(yaitu) pesawat (yang datang pada hari)Jum’at itu tiba di Balikpapan jam 17.00WITA. Kalau harus ngurus SPPB ataudisket ke kantor dekat pelabuhan itubutuh waktu, sehingga tutup. Problemyang dihadapi kalau tutup, (barang itu)nginap. Barang kena (sewa) gudang.Tadi saya sudah minta waktu ke Kepa-la Kantor Pelayanan Bea dan Cukai,Pak Muqoddam, bisa nggak merekalayani, diex-kan waktunya. Lembur,misalnya kalau Jum’at sampai jam de-lapan malam. Kelihatannya Pak KepalaKantor bisa memahami hal ini. Sehing-ga terjadi optimalisasi dari keinginanklien dengan keinginan kita. Prosedurkita penuhi dan mereka juga bisamenyampaikan barang dengan deliveryyang cukup baik.

Bapak sudah berkunjung kedaerah-daerah lain, menurutBapak, bagaimana kondisiBalikpapan dibandingkan dengandaerah lain tersebut ?

Kelihatannya tidak bisa apple toapple, karena tergantung dari kondisi,jumlah importasi, kemudian juga eks-

por. Jadi saya tidak bisa membanding-kan antara sini (Balikpapan) denganPriok, tidak bisa membandingkan sinidengan Makassar. Tapi intinya, teman-teman semangat kerjanya cukup bisadiandalkan.

Menurut Bapak, apa kira-kira yangperlu dibenahi dari kondisi kantorBalikpapan ini ?

Kalau saya, kelihatannya harus adapemikiran baru, inovasi baru supayaperubahan lingkungan itu bisa kitapenuhi. Misalnya, tadi kita, kan ikutkapal (Speedboat BC 7001.S -Red), itukan sudah berkembang (perusahaan)Petrosea, berkembang (perusahaan -perusahaan) batubara. Kemudian kitakan terbatas kepada (sumber daya)manusianya. Ke depan, kita harusmemikirkan sistem bagaimana bisa on-line dengan mereka.

Balikpapan ini secara geografisjauh dari pusat. Kira-kirabisa tidak mengejarketertinggalan atau keterlambat-an informasi dan bagaimanamengatasinya ?

Itu harusnya dibangun dengan web-nya Bea Cukai, supaya teman-temandisini (Balikpapan -Red) bisa tidakterlambat. Misalnya kemarin, case, adarencana untuk ikut (beasiswa) S2/S3,tapi teman-teman di Balikpapan, kan ti-dak pada tahu. Ini karena mungkin ke-betulan kita di pusat (seharusnya ber-

K

DAERAH KE DAERAH

Page 38: Warta Bea Cukai Edisi 386

37WARTA BEA CUKAIEDISI 386 JANUARI 2007

kewajiban) untuk menyampaikan di da-lam web-nya Bea Cukai. Harusnyadisampaikan dong, supaya ada trans-paransi.

Selama Bapak menjabat sebagaiDirjen Bea dan Cukai, program apayang telah, sedang dan akan Bapaklaksanakan ?

Yang terang kita akan melakukanreformasi di bidang Bea dan Cukaikarena ada empat fundamental yangharus kita benahi. Yang pertama,pelayanan kita masih belummemuaskan karena masih banyakdokumen yang dipersyaratkan. Kedua,di bidang law enforcement, ketiga,masalah kode etik kita dan keempat,masalah manajemen kita denganstakeholder. Itu kan belum kitakembangkan dengan baik.

Yang berkaitan dengan dokumenyang banyak, kita mengarah ke singleadministrasi dokumen dengan basepada IT. Untuk law enforcement, yakeandalan dari teman-teman termasukP2 dan sebagainya, penyidikan,intelijen itu lebih harus ditingkatkan dankode etik harus kita tingkatkan tapidiimbangi dengan sistim penggajianyang memadai (based performance).

Dan manajemen stakeholder kitajangan terlalu pasif. Kalau lihatpelabuhan semrawut gitu ya, harusnya

bagaimana itu comply dengan Cus-toms. Harusnya dilaksanakan ISPSCode, memisahkan antara kontainerekspor dengan domestik. Itu harusdipisahkan.

Bagaimana menurut Bapak,progress dari program tersebutapakah telah berjalan atau belum?

Kita kembangkan untuk reform tigaKantor Pelayanan Utama (KPU) yangrencananya Batam Bintan Karimun,Tanjung Priok dan Soekarno-Hatta.Kemudian konsep desain, blue print(cetak biru) itu sudah disiapkan. Sayakira kita terbuka saja untuk personilyang menangani KPU. Kita buka secaratransparan dan kita adakan tes. Kitaseleksi dengan baik.

Bapak yakin proses perekrutanpegawai KPU nanti berjalan fair ?

Harapan saya begitu, ya…Teruskita kawal nanti itu.

Selama ini yang seringdipertanyakan teman-teman didaerah adalah masalah prosespromosi mutasi yang selama inibanyak yang belum ter-coverdengan data di pusat ?

Itu memang harus kita perbaikidatabase kita. Kemarin saya rapatdengan teman-teman kakanwil dan

direktur. Mbok, saya diberikan data,misalnya untuk calon eselon II terbaiksaya punya kira-kira 15, calon eselon IIIterbaik kira-kira saya punya 25 daneselon IV terbaik kita punya 50. Itumestinya kita bisa punya databaseuntuk itu. Disamping masalah-masalahyang berkaitan dengan segiadministrasi, masalah pangkat dansebagainya. Dan kita bisa menghindarilike dan dislike. Kita butuh talentscouting, termasuk saya ke daerah ataulapangan kadang-kadang juga seringmendadak, juga ingin melihat teman-teman yang punya potensi baik untukitu.

Jadi salah satu tujuan utama Bapakberkunjung ke daerah untuk itu ?

Salah satunya… guna memotivasiterus mengecek. Kemudian adanyaperubahan keinginan dari masyarakatuntuk lebih baik.

Untuk masalah peningkatan SDM,rencana atau program Bapak kedepannya ?

Yang terang kita harus punya data-base, kemudian sistem manajemen kitaseharusnya based pada performance.Kalau seperti sekarang ini, kan nggakmungkin kita (menggunakan) DP3. DP3kita kan nggak terlalu tajam. Kita seha-rusnya mengembangkan kit performan-

DI HANGAR PELABUHAN SEMAYANG. Tampak Dirjen Anwar Suprijadi didampingi Ka KPBC Balikpapan, Muqoddam ketika berada di hanggar Pebuhan Semayang.

FOTO : DONNY

Page 39: Warta Bea Cukai Edisi 386

38 WARTA BEA CUKAI EDISI 386 JANUARI 2007

ce indicator yang intinya punya evaluasidan pekerjaan. Jadi sistim penggajian,kenaikan pangkat dan sebagainyaharus based pada performance itu.

Bagaimana dengan masalah rewardand punishment ?

Itu harusnya dilakukan. Jadimereka yang berprestasi mendapatperhatian kita, tapi yang salah diberikanpunishment. Kadang-kadang kitamenghadapi masalah, banyak teman-teman yang punya potensi bagus tapikarena masalah kepangkatan jadi

sering dikalahkan. Terus pertanyaansaya adalah bagaimana merekamendapat fast track. Track khusus gunamembina dengan baik tanpa menyalahimasalah administrasi. Karena kalau ituterjadi, mereka juga timbul kejenuhan.Kemudian kalau diambil instansi lainyang rugi kan Bea Cukai juga.

Untuk masalah tingkatkesejahteraan sendiri bagaimana ?

Sebenarnya kalau dibandingdengan PNS yang lain (Bea Cukai)lebih baik. Tapi kelihatannya resiko kita

kan lebih tinggi karena kita mengaman-kan penerimaan negara, kita sebagaifasilitator, kita juga melindungi masya-rakat dari narkotik dan sebagainya.Resiko kita yang tinggi itu seharusnyadiimbangi dengan sistim penggajianyang memadai untuk itu.

Jadi tidak bisa disamakan antarapegawai Bea Cukai dengan pegawaiinstansi pemerintah yang lain karenatingkat resikonya berbeda. Sekarangkita menghadapi hal yang kadang-kadang homogen tetapi tidak mengacupada reward and punishment.

Harapan dan pesan Bapak untukteman-teman Bea Cukai secaraumum dan yang di Balikpapankhususnya ?

Yang terang saya meminta semuapegawai di semua jajaran, bahwa kitabertekad untuk memperbaiki citra. Bilacitra kita tidak baik, problema yang di-hadapi adalah orang nanti berpikir lain.Ada yang berpikir PSI (PreshipmentInspection), kemudian juga masalah-masalah yang kadang-kadang dipoliti-sir. Saya minta, marilah kita bertekaduntuk (memperbaiki) citra ini. Inilahbagian yang tidak lepas dari keinginankita untuk memperbaiki kinerja kita.

Kemudian khusus untuk teman-teman di Balikpapan, saya minta apayang sudah dihasilkan dipertahankan,tapi yang belum ditingkatkan. Kitaharus mau mendengar kritik juga dariclient kita. Seperti tadi di lapangan,(saya) juga melihat banyak teman-teman yang ingin memperbaikipelayanan tapi terbentur pada aturan,ya kita carikan jalan keluar dengansistem kerja lembur dan sebagainya.Jadi inovasilah diperlukan…

PERIKSA DOKUMEN. Anwar Suprijadi tengahmemeriksa dokumen manifest dan mendapatpenjelasan dari Laode Rachmat (P2) dengandisaksikan Ka KPBC, Muqoddam.

DIALOG. Untuk mengetahui keadaan pegawai, Anwar Suprijadi berdialog dengan beberapa pegawaiKPBC Balikpapan.

SPEEDBOAT. Anwar Suprijadi menaiki speedboat BC 7001.S untuk mengelilingi Teluk Balikpapan.

FOTO : DONNY

FOTO : DONNY FOTO : DONNY

DAERAH KE DAERAH

Page 40: Warta Bea Cukai Edisi 386

39WARTA BEA CUKAIEDISI 386 JANUARI 2007

KONSULTASIKEPABEANAN & CUKAI

Dengan ini kami informasikan agar setiap surat pertanyaan yang masuk ke Redaksi Warta Bea Cukai baik melalui pos, fax ataupune-mail, agar dilengkapi dengan identitas yang jelas dan benar. Redaksi hanya akan memproses pertanyaan-pertanyaan yang diajukandengan menyebutkan identitas dan alamat yang jelas dan benar. Dan sesuai permintaan, kami dapat merahasiakan identitas anda.Demikian pemberitahuan ini kami sampaikan, atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih. Redaksi

Saya mohon informasi mengenai proses Keberatan dan Banding.Saya telah masuk ke website BC dan mendapatkan tata cara pengajuandan monitoring prosesnya, namun saya tidak dapat menemukan formuliryang dimaksud, dan dimana dapat mengadukan/bertanya, apabila terjadipenolakan.

Perusahaan saya telah di Audit dan didapatkan dan telah diterbitkanSPKPBM, Cukai Denda Administrasi dan Pajak dalam rangka importertanggal 14 Oktober 2006 yang diterima oleh kami tanggal 6 Nopember2006. Dimana sesuai tata cara pengajuan keberatan menyangkut sanksiadministrasi, keberatan dapat diajukan 30 hari sejak tanggal diterimasurat pemberitahuan.

Namun, pada saat kami menyampaikan di BC Soekarno-Hatta padatanggal 13 Nopember 2006 dinyatakan sudah terlambat dan tidakditerima keberatan kami tanpa penjelasan dengan baik, hanya merujukpada isi SPKPBM dimaksud bahwa, “sebelum tanggal jatuh tempo”, yaitu13 Nopember 2006.

Kami mohon kiranya dapat diinformasikan pada forum dan jalurmana dapat kami komunikasikan masalah ini atau bantuan jalan keluardari persoalan ini. Terima kasih.

Hormat kami,

RAYMOND SOETJAHJOPT. Sika Indonesia

Jl. Raya Cibinong – Bekasi Km. 20Limusnunggal, Cileungsi, Bogor 16820 - Indonesia

www.sika.co.id

Jawaban :Menanggapi Surat Sdr. Raymond Soetjahjo dari PT. SIKA Indonesia,

dengan ini kami sampaikan sebagai berikut :1. Pengajuan keberatan melalui Kepala Kantor Pelayanan Bea dan

Cukai dengan menggunakan formulir sebagaimana dimaksud dalam

Lampiran I Keputusan Menteri Keuangan nomor : 380/KMK.05/1999tanggal 9 Juli 1999 atau Lampiran II Keputusan Direktur JenderalBea dan Cukai nomor : Kep-64/BC/1999 tanggal 11 Oktober 1999.

2. Keberatan atas penetapan tarif/nilai pabean oleh Pejabat Bea danCukai berikut sanksi administrasinya sebesar yang tercantum dalamSPKPBM, wajib diajukan dalam jangka waktu 30 hari sejak tanggalSPKPBM, sebagaimana diatur dalam Pasal 93 ayat (1) UU Nomor 10Tahun 1995.

3. Keberatan atas pengenaan sanksi/denda administrasi wajib diajukandalam jangka waktu 30 hari sejak tanggal diterimanyapemberitahuan, sebagaimana diatur dalam Pasal 94 ayat (1) UUNomor 10 Tahun 1995.

4. Mengingat SPKPBM yang diterbitkan oleh Kantor Pelayanan Beadan Cukai dimaksud merupakan tagihan karena hasil audit (bukanmerupakan penetapan Pejabat Bea dan Cukai mengenai tariff danatau nilai pabean), maka Saudara dapat mengajukan banding hanyakepada Pengadilan Pajak.

Demikian disampaikan, dan atas kerjasamanya kami ucapkanterima kasih.

Direktur PPKC

M. WAHYU PURNOMONIP 060054842

Catatan Redaksi :Dalam jawaban tertulis yang dikirimkan oleh Dit. PPKC ke

Redaksi, dilampirkan pula Petunjuk Pengisian Formulir PengajuanKeberatan (Lampiran I Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor: 380/KMK.05/1999). Mengingat banyaknya materi, maka lampiran yangdimaksud tidak kami muat.

KEBERATAN DAN BANDING

KITEBersama ini saya ingin mengajukan pertanyaan sebagai berikut :

Dalam Kep-152/BC/2003 mengenai Petunjuk Pelaksanaan TatalaksanaKepabeanan di Bidang Ekspor untuk Barang Ekspor yang mendapatKemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) dijelaskan bahwa untukEksportir dapat melakukan ekspor bahan baku asal impor (Re-Ekspor)dengan terlebih dahulu mengajukan permohonan kepada Kepala KantorPelayanan setempat dengan melampirkan dokumen impor, invoice, P/L,surat pembatalan order, sales contract dan lain-lain.

Dikarenakan kami adalah PKB merangkap PDKB, bagaimanaprosedur pelaksanaan re-ekspor di PKB/PDKB, apakah juga harusmengajukan permohonan kepada Kepala KPBC yang mengawasi PKB/PDKB tersebut ?

Atas segala perhatian dan jawabannya saya ucapkan terimakasih.

YUS YULIUS, S.EPT Dewhirst Menswear

Jl. Raya Rancaekek Km. 27Sumedang 40394

Jawaban :Menanggapi surat pertanyaan Sdr. Yus Yulius , dengan ini

disampaikan sebagai berikut :1. Bahwa Sdr. Yus Yulius mengajukan permohonan penjelasan

prosedur pelaksanaan reekspor di PKB/PDKB, apakah harusmengajukan permohonan kepada Kepala KPBC yang mengawasiPKB/PDKB tersebut.

2. Butir 1 SE DJBC No. SE-10/BC/2004 tanggal 23 April 2004menyatakan bahwa terhitung mulai tanggal 1 Mei 2004, kegiatanekspor oleh PDKB dari Kawasan Berikat diberlakukan ketentuanKep. DJBC No. KEP-151/BC/2003 tanggal 28 Juli 2003 tentang

Petunjuk Pelaksanaan Tatalaksana Kepabeanan di Bidang Ekspor.3. Kep. DJBC No. KEP-151/BC/2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan

Tatalaksana Kepabeanan di Bidang Ekspor selanjutnya mengaturhal-hal sebagai berikut :Pasal 1 butir 17 : Barang diekspor kembali adalah barang asal

impor atau asal impor sementara yangdibawa atau dikirim kembali ke luar negeri.

Pasal 2 ayat (1) : Barang yang akan diekspor wajibdiberitahukan oleh eksportir/kuasanyadengan menggunakan PEB.

Pasal 6 ayat (1) : PEB didaftarkan oleh eksportir/kuasanya keKantor Pemuatan.

Selanjutnya tatalaksana pendaftaran PEB diatur dalam Lampiran IIKep. DJBC No. KEP-151/BC/2003 tanggal 28 Juli 2003.

4. Berdasarkan hal tersebut, hemat kami dapat disampaikan bahwapelaksanaan reekspor di PKB/PDKB dilakukan denganmendaftarkan PEB di Kantor Pemuatan dan Tatalaksanapendaftaran tersebut dilakukan sesuai tatalaksana yang diaturdalam Lampiran II Kep. DJBC No. KEP-151/BC/2003 tanggal 28Juli 2003 jo. Surat Edaran DJBC No. SE-10/BC/2004 tanggal 23April 2004.

Demikian untuk dimaklumi.

DIREKTUR JENDERALu.b.Pjs. Direktur Teknis Kepabeanan

ISWAN RAMDANANIP 060044391

Page 41: Warta Bea Cukai Edisi 386

40 WARTA BEA CUKAI EDISI 386 JANUARI 2007

JAKARTA. KetuaAsosiasiPerusahaan JalurPrioritas GunadiSindhunatamemberikancendera matakepada Dirjen Beadan Cukai AnwarSuprijadi, dalamrangka peresmianAsosiasiPerusahaan JalurPrioritas pada, 11Desember 2006 diAuditorium KP-DJBC. Dalamkesempatan yangsama Dirjen Beadan CukaimemberikanUndang-UndangNomor 17 tahun2006 (Perubahandari Undang-Undangnomor 10 tahun1995) tentangKepabeanan kepadaKetua Asosiasi.

JAKARTA. Diruang Loka Mudagedung B lantai 5diselenggarakan rapat kerjapengawasan di bidangKepabeanan dan Cukai. RakerP2 yang diselenggarakan pada 1Desember 2006, dibuka DirekturP2 Erlangga Mantik dan dihadiriKepala Bidang P2 serta KepalaSeksi diseluruh Kantor WilayahDJBC. Raker satu hari ini diisidengan pemaparan dan evaluasikegiatan serta rencana kegiatanyang terbagi menjadi tiga sesiyakni sesi I, Kanwil I DJBCMedan, Kanwil II DJBC TBK,Kanwil IV DJBC Jakarta, KanwilV DJBC Bandung dan Kanwil VIDJBC Semarang. Sedangkansesi II, Kanwil VII DJBCSurabaya, Kanwil IX DJBCPontianak, Kanwil X DJBCBalikpapan, Kanwil III DJBCPalembang, Kanwil VIII DJBCDenpasar dan Kanwil XI DJBCMakasar. Sementara di sesiterakhir Kanwil XII DJBC Ambondan Kanwil XIII DJBC Aceh.

BANDA ACEH. Pada 25November 2006 berlangsungacara pisah sambut KepalaKantor Wilayah XIII DJBC BandaAceh dari pejabat lama Drs.Muhammad Chariri kepadapejabat yang baru Drs. Bachtiar,M.Si. Acara diisi denganpenyerahan buku profil KantorWilayah XIII DJBC Banda Acehkepada pejabat baru. Selain itujuga diserahkan kenang-kenangan mewakili seluruhpegawai Kanwil yang diserahkanoleh Sjamsul Arifin (Kabag UmumKWBC XIII Banda Aceh) kepadaMuhammad Chariri yang akanmeninggalkan Banda Acehmenuju Pontianak. KirimanHandoko Nindyo - Kanwil XIIIDJBC Banda Aceh

SEPUTAR BEACUKAIWBC/ATS

WBC/ATS

FOTO : KIRIMAN

Page 42: Warta Bea Cukai Edisi 386

41WARTA BEA CUKAIEDISI 386 JANUARI 2007

JAKARTA. Pada 6-10 Nopember 2006 bertempat di Balai Pengujian dan Identifikasi Barang (BPIB) Tipe A Jakarta, Jl.Letjen Supraptono.66 Jakarta diadakan Training Course On Customs Laboratory. Training lima hari yang terselenggara atas kerja sama DJBC danJICA ( Japan International Cooperation Agency), menampilkan tiga orang pemberi materi dari JICA Expert yakni Fumio Nakamura,Naoki Kurashima dan Tanaka Sumino. Materi yang disajikan meliputi antara lain pengujian Meat Bone Meal (MBM), Poultry MeatMeal (PMM), Drug/Narkotika dan Pelumas. Kiriman BPIB Tipe A Jakarta

JAKARTA. Perwakilan dariDepartemen Keuangan yakniDirektorat Jenderal (Ditjen) Bea danCukai, Ditjen Pajak dan unitManajemen Risiko pada 1Nopember 2006 ikut serta dalamPameran Indonesia InfrastructureConference and Exhibition (IICE)2006 di Jakarta Convention Center(JCC) yang diselenggarakanPemerintahan RI dan KomiteKebijakan Percepatan PenyediaanInfrastruktur (KKPPI). Pameren tigahari ini dibuka Presiden RI SusiloBambang Yudhoyono, dan diikutioleh perusahaan-perusahaan yangbergerak dibidang transportasi,telekomunikasi, kelistrikan daninfrastruktur. Tampak pada gambardi stand Bea dan Cukai, Nasrudin(Dit Fasilitas) dan Tutung Budikarya(Dit Teknis) sedang memberikanpenjelasan kepada pengunjung.Kiriman Subdit. Publikasi danPenyuluhan Dit. PPKC

BALIKPAPAN. Sebagai wujudpengungkapan terimakasihselama kepemimpinan sebagaiKakanwil X Balikpapan, pada 15November 2006 diadakan acaraperpisahan Kakanwil XBalikpapan, Faried Syibli Barchiayang berpindah tugas sebagaiKakanwil VIII Denpasar. Acarayang diadakan di Ocean restau-rant ini dihadiri oleh para pejabateselon III, IV dan korlak dilingkungan Kanwil X balikpapan.Tampak dalam gambar, Kabid P2Kanwil X Balikpapan, Aflah Farobimenyerahkan cinderamata kepadaFaried S. Barchia. Selamat jalan,Pak… Don’s, Balikpapan

FOTO : KIRIMAN

FOTO : KIRIMAN

FOTO : DONNY ERIYANTO

Page 43: Warta Bea Cukai Edisi 386

42 WARTA BEA CUKAI EDISI 386 JANUARI 2007

BALIKPAPAN. Untuk mempererat tali silaturahmi antar pegawai,pada 15 November 2006 Kanwil X Balikpapan mengadakanacara Halal Bihalal yang diikuti segenap pejabat dan pegawai dilingkungan Kanwil X Balikpapan. Acara yang bertempat di AulaKanwil X Balikpapan ini diisi oleh ceramah agama oleh UstadzSartono. Tampak dalam gambar, para pegawai sedang seriusmendengarkan sambutan. Don’s, Balikpapan

JAYAPURA. Dalam rangkamemperingati Hari Keuangan ke-60tepatnya tanggal 30 Oktober 2006diselenggarakan Upacara PengibaranBendera yang dilaksanakandihalaman Gedung Keuangan NegaraJl. A. Yani No. 8 Jayapura. Bertindaksebagai pembina upacara KepalaPerwakilan Departemen KeuanganPropinsi Papua R. PrajonoSoewongso didampingi perwiraupacara Novian Dermawan (KepalaSeksi OKDD KPBC Jayapura) dansebagai Komandan Upacara ReinoldSahara (Pelaksana KPBC Jayapura).Upacara sederhana ini dihadirikeluarga besar DepartemenKeuangan setempat diisi denganpemberian piagam penganugerahanSatyalencana Karya Satya danpemberian piagam penghargaanpensiun tahun 2006. Kiriman NovianDermawan, SH, Kasi OKDD KPBCJayapura

SURABAYA. Pisah sambut Kakanwil VII DJBC Surabaya dari pejabatlama Zeth A. Likumahwa kepada pejabat baru Bambang Prasodjodiselenggarakan di aula Kanwil VII DJBC Surabaya pada 29 Novem-ber 2006, dihadiri pejabat dan pegawai dilingkungan, dan stakeholder. Dan dilakukan penyerahan cindera mata dari pegawai diwa-kili oleh Kabid P2 Kanwil VII DJBC Surabaya Supriadi diserahkankepada Zeth A. Likumahuwa. Bambang Wicaksono, Surabaya

JAKARTA. Masih dalam rangkamenyambut Hari Raya Idul Fitri 1427H, Dharma Wanita PersatuanKeluarga Besar DJBC Kanwil IVJakarta mengadakan acara halalbihalal dan silaturahmi antar anggotayang diselenggarakan di gedunginduk KPBC Tanjung Priok Jakarta.Acara halal bihalal ini berlangsungpada 22 November 2006 denganpenyelenggara Dharma WanitaPersatuan KPBC Halim PerdanaKusuma, Jakarta. Acara diisi denganceramah oleh Hj. Ratu Fauziah dariMajelis Taklim Bekasi. Tampak padafoto, sebagian anggota berfotobersama dengan Ketua DharmaWanita Persatuan Kanwil IV Jakarta,Ny. Heru Santoso. Kiriman DharmaWanita Persatuan Kanwil IV

SEPUTAR BEACUKAIFOTO : DONNY ERIYANTO FOTO : KIRIMAN

FOTO : KIRIMAN

FOTO : KIRIMAN

Page 44: Warta Bea Cukai Edisi 386

43WARTA BEA CUKAIEDISI 386 JANUARI 2007

JAKARTA. Dalamrangka menyambuthari raya Idul Fitri1427 H yang barulalu, DharmaWanita PersatuanKanwil IV TanjungPriok Jakarta,melakukan anjangsana sosial kepanti asuhan yangdikelola olehYayasan MurniJaya di JalanKramat JayaJakarta Utara pada13 Oktober 2006.Pada acaratersebut diserahkansejumlah dana danbantuan sembakokepada pantiasuhan tersebut.Hadir pada acaratersebut KetuaDharma WanitaPersatuan TanjungPriok Jakarta Ny.Heru Santoso.KirimanDharma WanitaPersatuanKanwil IV

JAKARTA. Di Auditoriumgedung utama KP-DJBC pada13 Desember 2006diselenggarakan SosialisasiBuku Tarif Bea Masuk Indonesia(BTBMI) Tahun 2007 kepadapara pegawai. Sosialisasi inidiawali dengan sambutan dansekaligus pembukaan olehDirektur Teknis KepabeananTeguh Indrayana dan dilanjutkandengan pemaparan BTBMI yangdibawakan oleh KasubditPeraturan Kepabeanan danCukai, Djoko Sutoyo Riyadi dandibantu oleh beberapa timBTBMI. Sosialisasi ini dihadirioleh pejabat eselon III, IV danpelaksana, dan hadir pula dalamsosialisasi Direktur PPKCWahyu Purnomo DirekturKepabeanan Internasional KamilSjoeib, serta Direktur FasilitasIbrahim A. Karim.

BEKASI. Menjelang Hari Raya Idul Adha 1427 H, Dharma Wanita Persatuan KPBC Bekasi bersama karyawati melakukan kegiatan BaktiSosial mengujungi Panti Asuhan “Muthmainnah” Bekasi dan memberikan santunan berupa uang dan sembako. Kiriman KPBC Bekasi

FOTO : KIRIMAN

WBC/ATS

FOTO : KIRIMAN

Page 45: Warta Bea Cukai Edisi 386

44 WARTA BEA CUKAI EDISI 386 JANUARI 2007

MUHAMMAD HUSEIN RAMBEMasa depan anak-anak berada dipundak orangtuanya. Hal itu yang

menjadikan Muhammad Husein Rambe, Pelaksana KPBC PematangSiantar, bersama istrinya Sunariaty Nasution, (membantu menopangekonomi suami dengan berjualan di pasar pagi), bekerja keras membantingtulang untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

“Alhamdulillah… hasil dari kerja kerasnya itu, putri saya yang palingbesar telah lulus di STAN jurusan Pajak pada 2004 dan sekarangsudah bekerja di Kantor Pelayanan Pajak Cianjur. Tinggal dua oranglagi anak saya yang masih sekolah dan memerlukan bimbingan agarmenjadi anak yang berguna,” ujar Rambe.

Rambe sendiri menjadi pegawai di Bea dan Cukai karena mengikutijejak sang ayah (Alm. Batarain Rambe yang dulu bertugas di KPBC Sibolga-red). Orangtuanya menganjurkan Rambe untuk mengikuti tes penerimaanpegawai bea cukai di KPBC Sibolga (1982). Ia pun melakukannya danberhasil diterima.

Selama bertugas di Bea dan Cukai, Rambe pernah mengikuti beberapadiklat. Diantaranya, diklat DTSD I Pabean dan Cukai tahun 2003 di Medan.Sepanjang karirnya, sejak 1983 hingga saat ini, Rambe mengaku hanya duadaerah yang pernah disinggahinya saat mutasi bergulir. KPBC Sibolgamenjadi tempat pertamanya mengabdi pada Bea dan Cukai (1983 - 1993).Setelah itu, ia dimutasi ke KPBC Siantar hingga saat ini.

Ia mengaku sangat senang ditugaskan di dua tempat tersebut. Iamemang tidak memiliki keinginan untuk pindah ke tempat lain yangmempunyai beban volume kerja lebih banyak. “Saya nggak mau

M U H A M M A D S U P A R T OTakdir dan nasib manusia adalah rahasia Tuhan, manusia tidak mengetahui

apa yang akan terjadi. Karena manusia hanya berencana dan Tuhan yangmenentukan. Demikian pula yang dialami oleh Suparto. Ia tidak pernahmenyangka nasib baik berpihak kepadanya dengan menjadi pegawai Bea danCukai. Semua bermula dari ayahnya (alm) Summo yang bekerja sebagai tenagateknisi lepas di Kanwil VII DJBC Surabaya pada 1952 sampai dengan 1987,sekaligus mengelola warung di halaman belakang kantor. Selepas SLTA karenaketerbatasan biaya tidak dapat melanjutkan pendidikan, Suparto sebagai anakkelima dari sembilan bersaudara turut membantu ayahnya mulai tahun 1985.Sehingga dia pun banyak mengenal pejabat dan pegawai di lingkungan Kanwil VIIDJBC Surabaya. Selama empat belas tahun ia pun menjadi tenaga teknisi harianmewarisi keahlian ayahnya. Keahlian tekhnisi itu didapat dari belajar sendiri tanpakursus atau sekolah.

Pada tahun 1999 ada lowongan pegawai di lingkungan Direktorat JenderalBea dan Cukai. Berbekal ijasah SMA ia mencoba ikut test dan hasilnya ia lulusdan diterima dengan tujuh orang lainnya dari dua puluh tujuh peserta untuk wila-yah Jawa Timur. Penempatan awalnya di Subag. Tata Usaha dan Rumah Tanggasesuai dengan keahliannya. Sampai ini selama enam tahun menjadi pegawai Beadan Cukai ia belum pernah berpindah tugas. Dia sangat menikmati bertugas dirumah tangga karena banyak berhubungan dengan masalah teknis. Setiap adaacara atau kegiatan Suparto pasti didapuk menjadi seksi perlengkapan karenaberhubungan dengan segala perlengkapan termasuk perangkat sound systems.

Berbicara mengenai sound system dan perlengkapannya ia pernah mengala-mi pengalaman pahit. “ Ketika ada kunjungan pejabat Direktur Cukai yangberkunjung ke Kanwil VII dan memberikan pengarahan dan sosialisasi tiba-tibalistrik padam sedangkan genset pun mati, akhirnya saya kena tegor bapak-bapakpejabat,” kenang pegawai yang memiliki semboyan hidup bekerja adalah ibadah.

H A Z R I Z A LCita-citanya menjadi nahkoda saat ini telah tercapai, setelah bekerja

satu tahun lamanya diperusahaan pelayaran nasional yang cukupterkemuka, akhirnya dirinya lebih memilih untuk mengabdi di DirektoratJenderal Bea dan Cukai (DJBC) dengan harapan apa yang dicita-citakan dapat segera terwujud.

Pegawai di Kantor Pelayanan Bea dan Cukai (KPBC) Tipe A Jambiini, memang relatif muda dan belum banyak hal yang dilaluinya diDJBC. Namun demikian dirinya yang masuk ke DJBC pada Januari2005 lalu melalui penerimaan D3 Pelayaran untuk ditempatkan sebagaiawak di sarana operasi, kini telah menjabat sebagai nahkoda di kapalpatroli BC.0303.

“Awalnya itu saya melihat di surat kabar kalau DJBC membukakesempatan bagi lulusan pelayaran untuk ditempatkan di bagian saranaoperasinya, melihat itu saya sangat tertarik, karena pekerjaan yangsaya jalani sebelumnya tidak sesuai dengan apa yang saya harapkan,walaupun itu sesuai dengan ijasah yang saya miliki,” jelas Hazrizal yangmemiliki gelar ANT-III

Penempatan pertamanya di KPBC Tipe A Batam, memangmemberikannya pengalaman yang cukup berarti, karena denganditerjunkan langsung untuk melakukan patroli laut, dirinya merasatantangan untuk mengabdi kepada negara sangat teruji dimana banyaksekali tegahan-tegahan yang dilakukan pada saat patroli.

“Di KPBC Jambi memang patroli yang dilakukan tidak seperti di

SIAPA MENGAPA

44 WARTA BEA CUKAI EDISI 385 DESEMBER 200644 WARTA BEA CUKAI EDISI 386 JANUARI 2007

Page 46: Warta Bea Cukai Edisi 386

45WARTA BEA CUKAIEDISI 386 JANUARI 2007

mengambil resiko tinggi karena tempat seperti itubanyak godaannya,” ujar Rambe.

Saat ditanya suka dukanya selamamelaksanakan tugas, pria yang lahir di Natal(Tapanuli Selatan) pada 12 Januari 1963 inimengaku semuanya berjalan biasa saja. Tetapi iamerasa lebih senang bertugas di bagianpembukuan. Oleh sebab itu, hingga saat ini ia lebihbanyak ditempatkan di bagian perbendaharaan.

Walaupun begitu, Rambe pernah merasakanbertugas di bagian P2. Untuk yang satu ini, ia punyapengalaman yang sangat berkesan. Saat bertugas diKPBC Sibolga, beberapa kali ia turut serta dalammenegah peredaran rokok illegal. Demikian pulasaat bertugas di KPBC Pematang Siantar, ia turutterlibat dalam menegah MMEA eks impor dan rokokillegal asal Sidoarjo.

Saat ditanya harapannya terhadap insitusi Beadan Cukai, pria yang memiliki moto bekerja sesuaiaturan dan tetap mengingat sumpah ketika diangkatmenjadi PNS ini mengatakan, “Semoga Bea danCukai maju terus, bisa berjaya dan memusnahkansemua yang berbau KKN. Intinya, apalah gunanyapunya rumah seperi istana dan mobil mewah kalaudari hasil yang tidak benar.”

Batam, disini kami hanya menyelusuri SungaiBatang Hari yang sebenarnya juga cukup jauh danmemiliki risiko pengawasan yang cukup besar,selain itu di sungai ini juga terkadang dilalui olehkapal-kapal yang membawa barang antar pulau,”kata Hazrizal.

Selain itu Hazrizal menuturkan, seperti halnyapengalaman pada saat patroli yang dilakukan beberapawaktu yang lalu, saat itu wilayah Jambi tengahdiselimuti kabut asap yang cukup tebal, sehingga perluekstra hati-hati dalam melakukan patroli. Setiap kapalyang melalui sungai tersebut memang sulit untukdidekati karena kabut asap yang tebal dan aliran sungaiyang cukup deras. Disinilah dirinya berperan dalammengendalikan kapal, dengan dibantu oleh tim P2KPBC Jambi, akhirnya patroli yang dilakukannya pundapat berjalan lancar dan jalur yang dilaluinya punmemang aman dari upaya penyelundupan.

Sebagai generasi muda dan tulang punggung DJBCdalam melaksanakan operasi laut, Hazrizal memangmemerlukan pengalaman yang lebih banyak lagi, untukitu dirinya pun siap ditugaskan dimanapun untukmenjalankan patroli laut dan mengamankan negara inidari upaya penyelundupan.

Ditanya mengenai pengalaman berkesan selama bertu-gas ia bercerita pernah dipercaya menjadi pengawas dan pe-nanggung jawab renovasi rumah dinas Kakanwil yang wak-tu itu dijabat Eddy Abdurrachman. “Saya merasa banggadipercaya oleh bapak pimpinan,”kenang suami Aminah ini.

Di luar tugas kantor Parto memiliki aktivitas antaralain menjadi pengurus RT di lingkungan tempat tinggal-nya di daerah Simogunung Barat Surabaya, uniknya iajuga selalu menjadi seksi perlengkapan apabila dikampungnya ada hajatan. “Benar-benar saya kena‘kutuk’ menjadi teknisi sekaligus perlengkapan di manapun berada”, ujar ayah dari empat orang putera ini.

Selama menjadi pegawai dia sempat mengikutiberbagai pendidikan antara lain Diklat Kesamaptaanpada 2003 di Malang, Diklat SAAT (Sistem AkuntansiAset Tetap) pada 2003 di Malang, dan DTSD I pada2006 di Jakarta.

Di usia yang menginjak 43 tahun ini Parto merasabersyukur dan bangga menjadi pegawai DJBC danakan selalu berpikir dan berbuat yang terbaik bagiinstitusi yang dicintainya. Pada saat ini dia pun tengahdipercaya menjadi pengawas proyek renovasi gedungarsip Kanwil VII di Tegalsari.

Parto memiliki suatu harapan kepada Pegawai DJBC.“Saya mengharapkan kinerja Bea dan Cukai semakin baiksesuai dengan sisdur yang ada dan perlunya sosialisasiterus menerus semua peraturan baru,” harap pria kelahiranBangkalan 9 September 1963.

info buku

CATATAN:Ongkos kirim buku wilayah Jabotabek Rp. 25.000

Rp. 120.000

MAJALAH WARTA BEA CUKAIKantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan CukaiJl. A. Yani (By Pass) Jakarta Timur 13230Telp.Telp.Telp.Telp.Telp. (021) 47860504, 4890308 ex. 154Fax.Fax.Fax.Fax.Fax. (021) 4892353 / E-mail:E-mail:E-mail:E-mail:E-mail: wbc.cbn.net.iddengan Hasim / Kitty

MAJALAH WARTA BEA CUKAI MENYEDIAKANBUKU SEBAGAI BERIKUT:

BILA ANDA BERMINAT,

LANGGANAN MAJALAHWARTA BEA CUKAI

No Lama Diskon Harga Harga luarBerlangganan Jabotabek Jabotabek

1 3 Bulan (3 edisi) 0% Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. 40 40 40 40 40.....555550000000000 Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. 43 43 43 43 43.....5555500000000002 6 Bulan (6 edisi) 5% Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. 78 78 78 78 78.....000000000000000 Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. 84 84 84 84 84.....0000000000000003 1 Tahun (12 edisi) 10% Rp. 1Rp. 1Rp. 1Rp. 1Rp. 15050505050.000.000.000.000.000 Rp. 1Rp. 1Rp. 1Rp. 1Rp. 16262626262.000.000.000.000.000

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Sudah Termasuk Ongkos Kirim

BUNDEL WBC 2005Bundel Majalah Warta Bea Cukai Tahun 2005 (EdisiJanuari - Desember)

ats

adi

bambang wicaksono, sby

Page 47: Warta Bea Cukai Edisi 386

46 WARTA BEA CUKAI EDISI 386 JANUARI 2007

lahraga terjun payung dilingkungan Direktorat Jenderal Beadan Cukai kini ibarat mati suri.

Pasalnya, sepanjang tahun 2006, timPersatuan Terjun Payung Bea dan Cukai(PTPBC) tidak memiliki aktivitas yangbersifat continue, seperti latihan maupunmengikuti event-event terjun payung.Demikian pula dengan regenerasipenerjun di Bea dan Cukai. Hingga saatini, (PTPBC) hanya memiliki 38 penerjun,itu pun tidak semuanya aktif.

Memang, berbagai faktor ikut andildalam keaktifan para penerjun bea cukai.Diantaranya, mutasi yang terus bergulir keberbagai daerah di belahan Nusantara,membuat intensitas latihan atau refreshinguntuk menambah jumlah penerjunan,secara otomatis berkurang. Apalagi bagipenerjun perempuan, yang ketikamenikah biasanya lebih memilih mundurdari kegiatan terjun payung.

Terjun payung di lingkungan Beadan Cukai sendiri sudah berdiri sekitartahun 1970-an. Pada saatkemunculannya tersebut, PTPBCsudah memiliki kegiatan latihan yangcontinue dan turut serta dalam event-event internasional di berbagai negaraseperti Turki, Spanyol, Uni Emirat Arab,Australia, Paris, Amerika Serikat dan

sebagainya. Hal itu terus berlanjuthingga tahun 1990-an. Memasuki tahun2000, kegiatan terjun payung di Beadan Cukai pun mulai berkurang dan kinimati suri.

Berbagai faktor dianggap sebagaipenyebab mati surinya terjun payung diBea dan Cukai. Selain karena mutasipegawai, banyak yang beranggapanbahwa olahraga terjun payung merupakanolahraga yang terbilang ekseklusif danmahal. Tak hanya itu, keselamatan jiwapara penerjun juga menjadi taruhan yangcukup membuat banyak orang tidakberani menggeluti olahraga yang sangatmemacu adrenalin ini.

Lantas, semahal dan se-ekseklusifapakah olahraga terjun payung ini?Adakah cara untuk menyiasati mahalnyabiaya yang harus dikeluarkan? Lalu,bagaimana tingkat keamanan olahragatersebut? Dan bagaimanakah kondisiterjun payung di Bea dan Cukai saat ini?

MAHAL JIKA DILAKUKAN SENDIRIANPermana Agung, Inspektur Jenderal

Departemen Keuangan, yang jugamerupakan salah satu pembina PTPBCmengatakan, olahraga terjun payungdapat digolongkan menjadi olahraga yangekseklusif dan mahal jika dilakukan

sendirian. Artinya, si penerjun menyewasendiri pesawat, pilot, peralatan terjun dansebagainya. Tetapi, jika terjun payungdilakukan oleh banyak orang, misalnya

OLAHRAGA PEMACU ADRENALINTERJUN PAYUNG BEA DAN CUKAIOlahraga terjun payung merupakan salah saru sarana membangun karakter bangsa yang kuat.

O

ONE HUNDRED WAY OVER BALI. Sebanyak 105orang penerjun dari seluruh dunia, memecahkanrekor kerjasama diudara 100 Way Over Bali,Agustus 2004. Baharudin, salah satu diantara 8orang penerjun Indonesia dari Bea dan Cukai,yang ikut andil dalam rekor dunia tersebut.

NISFU CHASBULLAH. Saat ini tim terjun payungbea cukai sedang memulai kembali programlatihannya, untuk ikut serta dalam ajang PONXVII di Kaltim, Agustus 2007.

WBC/ATS

INFO PEGAWAI

Page 48: Warta Bea Cukai Edisi 386

47WARTA BEA CUKAIEDISI 386 JANUARI 2007

dalam satu tim, maka biaya yang dikeluar-kan dapat diminimalisir. Apalagi kalau adasponsor yang dilibatkan untuk mendanaikegiatan terjun payung, memungkinkanpenerjun tidak mengeluarkan biaya samasekali.

“Jadi, mahal tidaknya dilihat dari jum-lah penerjunnya, semakin sedikit pener-junnya, biaya yang dikeluarkan semakinbanyak. Tapi kalau jumlah penerjunnyabanyak maka biayanya bisa di share,apalagi kalau ada sponsor,” imbuh Agungyang menyarankan agar Bea dan Cukaidapat memanfaatkan stakeholder yangselama ini menjadi mitra kerja DJBC untukmenjadi sponsor PTPBC.

Agung, yang ditemui WBC disela-sela acara Silaturahmi PerkumpulanTerjun Payung Bea dan Cukai, Novem-ber lalu, menegaskan bahwa olahragaterjun payung dapat membangkitkancitra Bangsa Indonesia, diantaranyamembangun karakter bangsa atau cha-racter building nation. Jika suatu bang-sa memiliki pemimpin yang berkarakterkuat, maka akan berguna bagi diripemimpin itu sendiri dan masyarakat.

“Sehingga, jangan dilihat berapa biayayang harus dikeluarkan untuk latihan ataumengikuti event, tapi lihat implikasinyaterhadap kebanggaan bangsa Indonesia.Nah, itu yang biasanya tidak dilihat olehbanyak orang,” lanjutnya. Oleh sebab itu,ia merasa prihatin jika olahraga tersebutharus mati hanya karena dikecam dandikatakan bahwa olahraga tersebut mahaldan sebagainya.

Agung menambahkan, dengan meng-geluti olahraga terjun payung, seorangpenerjun akan memiliki rasa percaya diriyang luar biasa. Karena dalam tiappenerjunan, penerjun telah terbiasamenghadapi situasi yang berbahaya danharus mampu mengatasinya dengan baik

Hal tersebut diamini Heru Santoso,Kepala Kantor Wilayah IV DJBC. Ia jugamengatakan bahwa olahraga terjunpayung mampu membuat penerjun beranidalam mengambil keputusan secara cepatdan tepat, tanpa bantuan siapapun jikaterjadi suatu masalah. “Pasalnya, setelahexit dari pesawat, seorang penerjun akanbergantung pada dirinya sendiri. tidak bisameminta tolong pada orang lain,” tambah-nya. Untuk itu, ia sangat mendukungperkembangan olahraga terjun payung diBea dan Cukai.

Lantas, berapa biaya yang harusdikeluarkan untuk mengikuti latihan danpendidikan terjun payung? Baharudin,Pelaksana KPBC Jambi yang jugamerupakan jump master terjun payungBea dan Cukai mengatakan, sebenarnyaolahraga terjun payung bukan olahragayang mahal karena biasanya orang yangmenggeluti olahraga tersebuttergabung dalam sebuah klub terjun pa-yung. Walaupun tidak tertutup kemungkin-an dilakukan perorangan.

Selama ini dalam mengikuti pendidik-an terjun payung, PTPBC bekerjasamadengan Paskhas (Pasukan Khas-TNI AU)

yang membuka pendidikan terjun payungdengan metode AFF (Acarilic Free Fall).Jadi, pada saat Paskhas menargetkan 50siswa yang mengikuti pendidikan danternyata jumlah tersebut tidak terpenuhi(misalnya hanya 47 siswa-red), biasanyaPaskhas akan mengirim surat resmi kePTPBC dan menawarkan apakah PTPBCberkenan untuk mengikuti pendidikan AFFtersebut, dengan jumlah siswa dariPTPBC misalnya 3 orang (untuk menutupikekurangan tadi-red).

Kalau PTPBC berminat dan memiliki

siswa yang sudah diseleksi sebelumnya,maka PTPBC dapat mengirim siswanyauntuk mengikuti pendidikan AFF. Untukitulah biaya pendidikan terjun payung diPTPBC tergolong murah (karena nebengdengan Paskhas-red), yakni sekitar Rp 6juta hingga selesai pendidikan.

Bandingkan dengan penerjun solo yangingin mengikuti pendidikan AFF. Penerjuntersebut harus merogoh kocek lebihdalam, yakni sekitar Rp 18 juta hinggaselesai pendidikan. Pendidikan AFF yangdilakukan penerjun solo atau tim lain diluarBea dan Cukai tersebut, diantaranya di-adakan di Lido, Puncak, Jawa Barat. Pen-didikan yang harus dijalani para siswa ter-diri dari 9 level dengan standar pendidik-an berkualitas internasional. Salah satukelebihan metode AFF ini adalah adanyadua orang jump master yang mendampi-ngi siswa saat melakukan penerjunan.

Baharudin, yang juga merupakan sa-lah satu jump master sekolah AFF di Lidomengatakan, siswa yang mengikuti pendi-dikan AFF di Lido tidak hanya berasal daridalam negeri tetapi juga dari luar negeriseperti Singapura, Malaysia dan Australia(di Australia biaya pendidikannya lebihmahal-red). Metode AFF merupakanmetode yang digunakan dalam pendidikanterjun payung di seluruh Indonesia saatini, kecuali untuk tim terjun payungJogjakarta yang bernama PTP Mataram.

PTP Mataram merupakan satu-satu-nya klub yang mengadakan pendidikanterjun payung secara konvensional de-ngan biaya pendidikan yang relatif murah,sekitar Rp 3 juta. Murahnya biaya tersebutlantaran Jogjakarta hanya memiliki sebu-ah pesawat Cessna 172 yang merupakan

PERMANA AGUNG. Prihatin jika olahraga terjunpayung harus mati hanya karena dikecam dandikatakan bahwa olahraga tersebut mahal.

KEJUARAAN ASIANA. Penerjun PTPBC saat berada di Guangzhou, China, saat mengikuti kejuaraan terjunpayung Asiania (2002). Untuk kategori kerjasama di udara, Indonesia (yang diwakili 2 orang penerjun dariPTPBC-redredredredred) bergabung dengan tim internasional yang terdiri dari Jerman (1 orang) dan Taiwan (1 orang).Tim tersebut berhasil meraih juara III.

WBC/ATS

DOK. BAHARUDIN

Page 49: Warta Bea Cukai Edisi 386

48 WARTA BEA CUKAI EDISI 386 JANUARI 2007

pesawat kecil yang tidak mampu terbangtinggi. Biasanya pendidikan tersebutditujukan bagi penerjun yang berasal dariJogjakarta itu sendiri.

Sementara itu, untuk latihan terjunpayung atau refreshing, Lido jugamenyediakan sarana untuk itu. Khususuntuk penerjun asing, dikenakan biayasebesar US$ 18. Tetapi untuk penerjunIndonesia dikenakan biaya sebesar Rp 50ribu dengan catatan harus menunggu slot(tempat di pesawat-red) yang kosong danhal ini tidak berlaku bagi penerjun asing.Bagi penerjun mahir yang tidak memilikiperlengkapan terjun pun tidak perlukhawatir karena dapat menyewa semuaperlengkapan terjun payung ditempat itu.

Bandingkan lagi jika latihan terjunpayung dilakukan sendirian. Penerjunharus menyewa sebuah pesawat secarautuh dan pemakaiannya dihitung per jam,satu jamnya sekitar US$ 750. Dan kalaupendidikan terjun payung dilakukan per-orangan, jauh lebih mahal lagi. Pasalnyasiswa harus membayar sendiri lapanganterbang (run way), tower, pesawat, jumpmaster dan perlengkapan terjun.

Untuk itu, disarankan agar penerjunpemula tergabung dalam suatu klub terjunpayung supaya biaya yang dikeluarkanlebih ringan. PTPBC sendiri dalamkegiatan latihan terjunnya bekerjasamadengan TNI. Dalam kegiatannya, PT-PBC paling sering ikut serta dalam latihanyang dilakukan oleh TNI-AU Pas-khasyang berlokasi di Margahayu, Bandung.

TERJUN PAYUNG OLAHRAGA YANGAMAN

Saat ditanya tanggapannya mengenaiolahraga terjun payung termasuk olahragayang berbahaya, Agung mengatakan bah-wa apapun olahraga yang dilakukan pastimemiliki risiko. Tinggal bagaimana mem-perkecil (kalau tidak bisa menghilangkan-

red) risiko tersebut dan terus berdoa padaTuhan. Misalnya saja, mentaati tata carayang harus dilakukan sebelum penerjunan,seperti melipat payung dengan benar, exityang baik, cukup tidur dan sebagainya. Itusemua adalah langkah-langkah untukmemperkecil risiko dalam penerjunan.

Baharudin menambahkan, pada da-sarnya terjun payung merupakan olahragayang sangat aman sepanjang si penerjundisiplin dan tidak over confident. Ada tigafaktor pendukung terjadinya kecelakaandalam terjun payung, yakni faktor manusia,alam dan peralatan. Penerjun yang tidakdisiplin, berisiko tinggi mengalamikecelakaan. Misalnya saja, jika saat terjuncuaca tiba-tiba mendung tetapi tetap mela-kukan penerjunan, maka risiko kecelaka-an akan tinggi.

Demikian pula pada peralatan. “Kitatahu bahwa payung cadangan harus di-cek dan dilipat ulang tiap 3 bulan sekali.Kalau si penerjun misalnya ingin demodisuatu tempat, sementara payung ca-dangannya sudah 4 bulan tidak dilipatulang, maka ketika payung cadangandibuka, payung tidak mengembangsempurna. Itu juga dapat menyebabkankecelakaan,” jelas Bahar yangmemperoleh license The Double Falcondari United State Parachute Associa-tion, di Amerika Serikat, pada 1993.

Bahar melanjutkan, saat ini peralatanterjun payung sudah sangat canggih.Diantaranya dilengkapi dengan alatautomate dimana payung bisa terbukadengan sendirinya ketika penerjun beradadiketinggian 1.500 m. Akurasi terbukanyapayung tersebut mencapai 99,90 persen.

Nisfu Chasbullah, ketua PodirgaTerjun Payung, FASI, juga mengatakan

pada WBC bahwa olahraga terjun payungmerupakan olahraga yang aman sepan-jang persiapan yang teliti dilakukan sebe-lum penerjunan dan mengikuti aturan-aturan yang sudah ditentukan. Salah satulangkah untuk memperkecil risiko dalampenerjunan adalah harus memiliki ijinterjun. Setiap penerjun yang ingin terjundisuatu tempat harus memiliki ijin terjunterlebih dahulu. Jika tidak, terjun tersebutakan dianggap terjun illegal.

Lantas, sulitkah untuk memperolehijin tersebut? Agung menjawab tidak sulit.Para penerjun memiliki sebuah log bookdimana setiap kali penerjun inginmelakukan terjun payung, pemberi ijinterjun harus mencatat dalam log booktersebut, berapa kali jumlah penerjunanyang telah dilakukan dan apakah tiappenerjunan tersebut aman atau tidak. Ijinitu sendiri berguna jika terjadi sesuatuyang tidak diinginkan pada penerjun.

Tak hanya itu, menurut Bahar, ijin terjunharus didapatkan dari pimpinan tim terjunpayung (kalau di Bea Cukai adalah KetuaPTPBC yang dilanjutkan ke SekretariatDJBC-red). Kemudian ijin keramaian daripolisi, ijin dari koramil, ijin mendarat darurat,ijin melintas untuk pesawat (notam) dantembusan ke Podirga Terjun Payung. UntukPTPBC sendiri, tidak sulit mengurus ijin-ijintersebut. Pasalnya, konsep perijinan terse-but telah disusun sedemikian rupa dalamsuatu file. Ditambah lagi PTPBC diisi olehtim yang sudah mengetahui tugas masing-masing, seperti bagian perlengkapan, ben-dahara, ketua, sekretaris dan sebagainya,termasuk yang mengurus perijinan.

PRESTASI PTPBCBahar yang jumlah terjunnya sekitar

BAHARUDIN. Ada tiga faktor pendukungterjadinya kecelakaan dalam terjun payung,yakni faktor manusia, alam dan peralatan.

DI DALAM PESAWAT. Para penerjun dari PTPBC saat berada di dalam pesawat Dakota atau Divi 3sebelum melakukan penerjunan refreshing (latihan).

DOK. WBC

DOK. BAHARUDIN

INFO PEGAWAI

Page 50: Warta Bea Cukai Edisi 386

49WARTA BEA CUKAIEDISI 386 JANUARI 2007

2340 kali ini mengakui, pada 2006perkembangan terjun payung di Bea danCukai bisa dikatakan mati. Padahal, seki-tar tahun 1990-an, PTPBC kerap meraihberbagai penghargaan, diantaranya pada1993, penerjun bea cukai berhasil masukdalam 12 besar kejuaraan dunia di Turki,yang diikuti oleh 48 negara. Kemudian,untuk penerjun putri bea cukai, pernahmemperoleh juara III dalam PON XIV ta-hun 1996. Untuk tim ketepatan mendaratputra, PTPBC pernah masuk di lima besarnasional, berada dibawah tim Kopasus,Angkatan Udara, DKI-Jakarta dan JawaBarat. Itu berarti, PTPBC membawahiKodam, Polisi, dan perkumpulan terjunpayung sipil lainnya.

Untuk itu, Nisfu menyarankan agarpara penerjun yang berada di daerah,harus bisa jemput bola. Misalnya, pergike Lanud setempat dan bertanya padaketua Fasida provinsi setempat, yakniKomandan Pangkalan, apakah ditem-pat itu ada kegiatan terjun payung. Jikaditempat itu ada kegiatan terjun payung,maka penerjun dapat meminta ijin untukikut serta dalam kegiatan tersebut.

NO

1

2

3

4

5

6

789101112131415161718192021

NAMA

Harjono, SH., MM

Pratomo

Bachtar Zul

Drs. M. Amin Suradinata

Subandi Hastani Siswanto

Budijono

Sonta SilalahiBijantoDjumadi Franciscus XaveriusDulhadiHolidAmir HamzahEduard WetangkyMarwataSundusenAbd. Rahman ARismanDudung AbdullahRaisSyamsirTukidjo

NIP

060035503

060035407

060034188

060035739

640009694

060045834

060070724060041427060045523060041267060045482060045376060059106060058252060056868060057826060041431060032120060071208060056598060045419

GOL

IV/c

IV/b

IV/a

IV/a

IV/a

III/d

III/cIII/bIII/bIII/bIII/bIII/bIII/aII/dII/dII/dII/dII/bII/bII/bII/b

JABATAN

Kepala BidangKepabeanan dan CukaiKepala KantorPelayananKepala SeksiPembebasan Relatif IKepala SeksiPerbendaharaanKepala Seksi TempatPenimbunan IVKepala SeksiKepabeanan VP e l a k s a n aP e l a k s a n aP e l a k s a n aP e l a k s a n aP e l a k s a n aP e l a k s a n aP e l a k s a n aP e l a k s a n aP e l a k s a n aP e l a k s a n aP e l a k s a n aP e l a k s a n aP e l a k s a n aP e l a k s a n aP e l a k s a n a

KEDUDUKAN

Kanwil IX DJBC Pontianak

KPBC Tipe A Tanjung Pinang

Direktorat Fasilitas Kepabeanan

KPBC Tipe A Bandar Lampung

KPBC Tipe A Tanjung Emas

KPBC Tipe A Merak

Sekretariat DJBCKPBC Tipe A JakartaKPBC Tipe A Khusus Tanjung Priok IIKPBC Tipe A Khusus Tanjung Priok IIIKPBC Tipe C Kantor Pos Pasar BaruPangsarop Tipe A Tg. Balai KarimunPangsarop Tipe B PantoloanKPBC Tipe A Khusus Soekarno-HattaPangsarop Tipe B PantoloanKPBC Tipe A Khusus Soekarno-HattaKPBC Tipe A PekanbaruKPBC Tipe B BogorKPBC Tipe A BatamKPBC Tipe A MedanPangsarop Tipe A Tg. Balai Karimun

“Tetapi, kalau para penerjun tadi se-dang libur, mereka bisa datang keJakarta atau Bandung dan ikut latihan.Sebab, tiap Sabtu dan Minggu, di Ja-karta ada kegiatan terjun payung, sepertidi Kalijati dan Pondok Cabe. Nah, ituadalah hal yang bisa dilakukan untukmengatasi krisis latihan,” imbuh Nisfu.

Namun demikian, Nisfu melihatbahwa saat ini tim terjun payung Beadan Cukai sedang memulai kembaliprogram latihannya, terutama parapenerjun yang berada di Jakarta.Pasalnya, beberapa penerjun bea cukaisedang mempersiapkan diri untuk ikutserta dalam ajang PON. Para penerjuntersebut mencoba untuk mewakilibeberapa provinsi (Jawa Barat danKepulauan Riau-red) dalam ajang PONXVII yang rencananya akan digelarpada bulan Agustus 2007.

Hal senada juga disampaikan Bahar.Untuk itu ia berharap agar para penerjundari PTPBC dapat lolos dalam babak pra-PON XVII yang rencananya digabungdengan kejuaraan nasional terjun payungpada Maret 2007 di Kalimantan Timur.

Saat ditanya tentang regenerasipenerjun bea cukai, Bahar mengusul-kan agar pada 2007, pegawai ataucalon pegawai bea cukai yang masihmuda (tidak lebih dari 22 tahun-red)dapat dididik menekuni olahraga terjunpayung. “Setelah direstui oleh pimpin-an, rencananya tim ini akan diarahkandengan benar. Dengan demikian sayayakin tim ini nantinya mampu berbicaradi dunia internasional,” lanjut Baharyang menyarankan agar penderita pe-nyakit epilepsy tidak menekuni olahra-ga terjun payung.

Perekrutan itu sendiri rencananyadilakukan setelah selesai pra-PON XVIIatau setelah bulan Maret 2007. Tetapitidak tertutup kemungkian dilakukansebelum pra-PON XVII. Diakhirwawancara Bahar berharap agarkedepannya PTPBC jauh lebih baik danpara penerjun dapat menerapkan man-faat terjun payung dalam pekerjaannyasehari-hari. “Karena dalam terjundiperlukan disiplin tinggi dan kerjasamatim yang kompak. Jadi, tidak perlu adapersaingan,” tandasnya.

PEGAWAI PENSIUNT.M.T 01 JANUARI 2007

ifa

Segenap jajaran Direktorat Jenderal Bea dan Cukai menyatakan duka yang sedalam-dalamnya. Bagi keluarga yangditinggalkan semoga diberikan ketabahan dan kekuatan oleh Tuhan Yang maha Esa

BERITA DUKA CITATelah meninggal dunia, SANEM RUSTINAH (48 tahun), Pelaksana pada Direktorat Cukai, pada hari Minggu, 03 Desember2006, pukul 07.30 WIB. Jenazah telah dimakamkan pada hari Minggu 03 Desember 2006, pukul 23.00 WIB di Kebumen.

Page 51: Warta Bea Cukai Edisi 386

50 WARTA BEA CUKAI EDISI 386 JANUARI 2007

agu-lagu gerejawi berkumandangsejak pagi, mengiringipemasangan dekorasi sederhana

menghiasi panggung dan pintu masuk.Ruangan auditorium yang cukup luastelah ditata rapi. Sebuah pohon Natalkerlap kerlip menjulang di pojok kananpanggung. Senyum sukacita dan tawacanda disertai jabat tangan eratterdengar disana-sini. Itulah suasanaawal Perayaan Natal tahun 2006 DJBCyang mengambil tema “Dialah damaisejahtera yang telah mempersatukankita”, dari Efesus 2:14.

Tepat jam 17.00 Lucia Itaning danIgnatius Hendro Y., yang bertugassebagai MC membuka ibadah denganmengajak umat menyanyikan laguNatal klasik Hai Mari Berhimpun. Paratamu yang terdiri pegawai, pejabat, danpensiunan Kristiani DJBC besertakeluarganya larut dalam hikmat iringankidung-kidung Natal.

Selanjutnya pengisi acara silihberganti memeriahkan ibadah natal.Parasian Silitonga mempersembahkanlagu Above All, paduan suara PMK-KMK STAN mengiringi ibadah denganmengidungkan Hark the Herald AngelsSing dan Kubersujud di PalunganMu,

dan tak lupa syahdunya O Holy Nightyang dibawakan oleh Vanstenes KD.

Ibadah dipimpin secara bergantianoleh Romo St. Sumardiyo Adipranoto Prdan Pdt. Y. Sipahelut. Dalam renunganNatal, Romo Adipranoto menyatakanbahwa institusi bea dan cukai telahdikenal sejak ribuan tahun yang lalu.Kisah-kisah Injil yang diilhami kejadian-kejadian kurang lebih 2000 tahun yanglalu, banyak memuat kisah tentangpemungut cukai. Hanya saja, bagiorang Yahudi jaman itu, pemungutcukai terkesan sebagai orang yangpenuh dosa. Pesan Romo, kesan itusebaiknya sudah tidak terjadi lagi ditahun-tahun ini.

“Tahun 2006, DJBC sudah tidaktermasuk dalam 12 besar institusiterkorup di Indonesia. Semoga ditahun-tahun mendatang, DJBC juga tidakmasuk dalam 20 besar, 50 besar danseterusnya menjadi instansi yangbersih dari korupsi,” kata Romo sambiljuga menekankan perlunya umatKristiani dalam Natal kali inimenunjukkan kepedulian dan kepekaansosial kepada sesama dan lingkungan.

Sementara Pendeta Y. Sipahelutdalam doa syafaat memimpin umat

PERAYAAN NATAL DJBC

PENYAPU JALANAN. Panitia bakti sosial hariNatal PWK KP DJBC, memberikan bantuan kepada50 orang penyapu jalan yang berlokasi di JalanJend. A. Yani, Jakarta Timur. Tampak dalamgambar salah seorang panitia baksos, VanstenesKD (kanan) sedang menyerahkan bantuan ke salahsatu penyapu jalan.

SUASANA Perayaan Natal DJBC di Auditorium Kantor Pusat.

Sore hari 16 Desember 2006 terlihat keramaian di pojok Kantor Pusat DJBC Jakarta. AuditoriumKantor Pusat DJBC terlihat sedang berbenah.

L

DOK. PANITIA

DOK. PANITIA

INFO PEGAWAI

Page 52: Warta Bea Cukai Edisi 386

51WARTA BEA CUKAIEDISI 386 JANUARI 2007

mendoakan para pe-mimpin bangsa sertapara pejabat dan apa-ratnya agar semakinbijaksana memimpindan mengelola negaraini. Setelah doa ber-kat, ibadah natal ditu-tup dengan bersama-sama menyanyikanlagu Hai Dunia Bem-biralah.

Tetapi sukacita be-lum selesai. Beberapasaat setelah ibadah,pejabat-pejabat eselonII dan III DJBC yangnon Kristiani, mema-suki auditorium danbergabung dengan je-maat yang baru sele-sai beribadah.Kedatangan merekadisambut Panitia ber-sama Frans Rupang(Direktur Cukai) danThomas Sugijata(Direktur Audit) yangjuga menjabat selakuPenasehat Perseku-tuan Warga KristianiDJBC. Terlihatdiantara pejabat DJBCyang hadir antara lainWahyu Purnomo (Di-rektur PPKC) dan CF.Sidjabat (Kakanwil XII DJBC Ambon).

Suasana senyap diganti dentumriang lagu Jingle Bells. Mata hadirintertuju ke panggung menyaksikan kaki-kaki kecil dan tangan-tangan mungilterayun lincah jenaka mengikuti iramamusik. Panitia menyebutnya BC KidsDance, karena yang sedang menariadalah 7 puteri cilik dari pegawai DJBC.Hadirin tersenyum-senyum menyaksi-

kan betapa seriusnya penari-penari cilikitu berputar, berjingkrak jenaka, danberteriak kegirangan dalam tariannya.

Ada rasa haru ketika Ketua Panitia,Bagus Nugroho TP (Kepala Seksi Verifi-kasi Cukai, Direktorat Audit) menyampai-kan laporan kegiatan Natal tahun 2006DJBC yang diiringi dengan penayanganslide di latar belakang. Selain ibadah danperayaan, Natal DJBC diupayakan selalu

menyentuh sesama yang kurang berun-tung lewat aksi-aksi sosial. Untuk tahun inikegiatan sosial antara lain dilakukanmelalui pemberian bantuan ke petugascleaning service di lingkungan KantorPusat DJBC, dan penyapu jalan di sepan-jang jalan Jend. A. Yani, Jakarta Timur.

Gambar-gambar slide juga memper-lihatkan kunjungan sosial panitia natalDJBC dan pemberian bantuan ke Lem-

PANTI ASUHAN. Rangkaian kegiatan bakti sosial diantaranya melakukan kunjungan ke Panti Asuhan Cacat Ganda Dwi Tuna Rawinala yang berlokasi diCondet, Jakarta Timur. Dalam kunjungan ini panitia memberikan bantuan berupa dana dan makanan kecil.

PENYALAAN LILIN, dilakukan oleh Thomas Sugijata dan Frans Rupang, didampingi Pdt. Y. Sipahelut dan Rm. St. SumardiyoAdipranoto, Pr, dan Ketua Panitia Natal DJBC Bagus Nugroho TP.

DOK. PANITIA DOK. PANITIA

DOK. PANITIA

Page 53: Warta Bea Cukai Edisi 386

52 WARTA BEA CUKAI EDISI 386 JANUARI 2007

Assalamualaikum warahmatullahiwabarakatuh,Selamat malam dan Salam Sejahterabagi kita semua

Mengawali sambutan saya, marilah ki-ta bersama-sama mengucap syukur padaTuhan yang Maha Kuasa atas segalarahmat dan kasihNya bagi kita semua,hingga malam ini kita dapat berkumpul disini dengan hati penuh suka cita.Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya,malam ini kita hadir di sini sebagai satukeluarga besar, yang rukun penuh damaidan kasih, memperingati kelahiran YesusKristus. Lebih daripada itu, selayaknya kitabersyukur karena malam ini kita bersama-sama berkesempatan untuk merenungikembali karya dan kehidupan kita selamasetahun ini.

Saudara saudari sekalian,Dalam beberapa tahun terakhir, kita

dapat merasakan betapa denyut kehidup-an bangsa Indonesia bergerak begitucepat dan dinamis serta diwarnai perubah-an-perubahan yang signifikan di segalabidang. Hal itu tidak lepas dari pengaruhperubahan perekonomian dunia sertakemajuan teknologi yang sangat cepat.

Seiring perubahan itu, sebagaipelayan masyarakat di Direktorat JenderalBea dan Cukai, kita harus ikut meresponperubahan ini dengan sebaik-baiknya.Masyarakat yang kita layani sehari-harimenuntut perbaikan kualitas atas pelayan-an yang kita berikan. Mau tidak mau, sukaatau tidak suka, kita harus memperbaikikualitas sumber daya manusia kita sertainfrastruktur pendukung tugas yang ada.Dalam beberapa tahun ke depan kita akanmelakukan langkah-langkah pembenahandan perubahan untuk meningkatkankinerja pelayanan bagi masyarakat.

Saudara saudari yang berbahagia,Tidak ada salahnya juga bila dalam

kesempatan yang indah penuh sukacita inisaya mengingatkan kembali visi DirektoratJenderal Bea dan Cukai yaitu: sejajardengan institusi kepabeanan dan cukaidunia dalam citra dan kinerja.

Visi ini mengandung makna yang da-lam untuk memacu kita terus memper-baiki kualitas pribadi dalam pelaksanaantugas. Kita sadar bahwa untuk mewujud-kan visi ini tidak mudah, tetapi jugabukanlah hal yang tidak mungkin dicapai.

Sebagai pelayan masyarakat, kitaharus merelakan diri untuk terus belajardan belajar setiap saat demi perbaikankualitas pribadi. Tanpa semangat danusaha untuk berubah ke arah yang lebih

baik, visi DJBC akan tetap jauh dariharapan.

Saudara saudari terkasih,Menyimak tema Natal nasional

tahun ini: Dialah damai sejahtera yangtelah menyatukan kita, saya mengajakkita untuk menyatukan pandangan,bersama-sama melangkah sehati-se-pikir mengupayakan yang terbaik bagiDirektorat Jenderal Bea dan Cukai.Baik buruknya institusi kita ditentukanoleh sikap kita saat ini dan dimasamendatang. Rencana-rencana dan ke-bijakan yang telah disusun tidak akanberhasil efektif tanpa kesatuan dan ke-bersamaan kita semua dalam imple-mentasinya. Tunjukkanlah kebersama-an dan kesatuan itu dengan terus mem-berikan kontribusi terbaik bagi DJBCdalam keseharian pelayanan kita.

Mengakhiri sambutan ini, sayamengajak kita semua menghadapitahun 2007 dengan penuh semangatpengabdian. Meski tantangan danpekerjaan berat menanti, kita percayabahwa Allah yang Maha Kuasa akanselalu memberikan yang terbaik bagiumatNya. Demikian juga bagi kitasemua di lingkungan DirektoratJenderal Bea dan Cukai, kita yakinbahwa kita akan semakin diberkatiTuhan dimasa-masa yang akandatang. Karena itu, persembahkanlahyang terbaik dari diri kita dalammelayani bangsa dan negara.

Saudara saudari sekalian,Dalam kesempatan yang indah ini,

perkenankan saya menyampaikanterima kasih dan penghargaan yangsetinggi-tingginya atas kerja keras kitabersama di tahun 2006. Marilah de-ngan penuh optimisme kita menyong-song tahun baru 2007 yang penuhtantangan sekaligus penuh harapan.

Akhirnya, bagi saudara saudaripegawai Kristiani dan para pensiunanDJBC beserta keluarga, saya mengu-capkan selamat hari Natal. Semogakita semua senantiasa diterangi olehkebijaksanaan Ilahi dalam berkaryabagi bangsa dan negara.

Sekian dan terima kasih.Assalamualaikum warahmatullahiwabarakatuh.

Jakarta, 16 Desember 2006Direktur Jenderal,

ANWAR SUPRIJADI

SAMBUTANDIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI

PADA PERAYAAN NATAL DJBCWILAYAH JAKARTA DAN SEKITARNYA

16 DESEMBER 2006

baga Pemasyarakatan Tangerang,Rumah Singgah anak jalanan yangdikelola Romo Sandyawan di tepiKali Ciliwung, Panti Asuhan DwiTuna Rawinala, dan lain-lain.

Menurut Ketua Panitia, kegiatan-kegiatan sosial Natal DJBC dari tahunke tahun akan terus ditingkatkan untukmemenuhi esensi Natal itu sendiri.Dari ibadah Natal malam itu, jugaterkumpul sumbangan umat sejumlahlebih dari 7 juta rupiah yang langsungdisumbangkan ke sebuah yayasanyang bergerak dalam pelayanankepada para penderita kusta diMaumere, NTT.

Sementara itu Direktur JenderalBea Cukai, Anwar Suprijadi dalamsambutannya yang dibacakan olehDirektur Cukai, Frans Rupang,menghimbau perlunya kebersamaandan kesatuan langkah untukmengakomodasi berbagai perubahanakibat kemajuan teknologi danekonomi dunia. Sebagai pelayanbangsa, pegawai DJBC harus selalusiap belajar dan bekerja keras untukmeningkatkan kualitas diri dan kualitaspelayanan kepada masyarakat(selengkapnya lihat boks).

Perayaan Natal DJBC tak kalahmeriah dari ibadahnya. Meski acaradisusun dengan konsep ‘dari kitauntuk kita,’ acara tetap meriah dalamkesederhanaan yang megah. Di sesiperayaan, tampil mengisi acara antaralain PS Purna Bhakti yang terdiri daripara pensiunan DJBC membawakanlagu Gloria, si kecil Regina DyahSaraswati memuji Tuhan dengan laguBapa yang Kekal. Tak ketinggalan PSCustoms Voice yang terdiri dari parapegawai DJBC mengeluarkankemampuan vokal mereka lewat laguSeason of the Hearts, And the Glory ofthe Lord, dan Jingle Bells.

Satu-satunya pengisi acara yangbukan komponen DJBC malam ituadalah grup acapella ‘Jamaica Café’yang tampil membawakan lagu-laguSilent Night, Let it Snow, Santa Clausis Coming to Town, You Rise Me Up,Dengar Dia Panggil Nama Saya danWe Wish You a Merry Chritmas.Meski kelompok vokal yang bermuladari kantin SMU Gonzaga inimenyanyi tanpa iringan musik, paduanvokal yang ditampilkan sungguh primamemainkan komposisi nada denganhampir sempurna.

Sukacita Natal semakin terasaketika di akhir perayaan, hadirinberkesempatan bersalaman denganpara pejabat DJBC dan salingmengucapkan selamat Natal. “Tahundepan saya akan datang lagi bersamakeluarga. Di acara ini saya ketemubanyak teman-teman dari daerah lain,”kata salah seorang pegawai DJBCyang datang dari Kalimatan Barat.Selamat Natal dan Tahun Baru 2007.

(AL/PWK KP DJBC)

INFO PEGAWAI

Page 54: Warta Bea Cukai Edisi 386

53WARTA BEA CUKAIEDISI 386 JANUARI 2007

PERATURAN MENTERI KEUANGANPer Desember 2006

PeraturanNo. P E R I H A L

Nomor Tanggal

1. 103/PMK.04/2006 31-10-06 Penggunaan Pemberitahuan Pabean Single Administrative DocumentDi Pulau Batam, Bintan Dan Karimun.

2. 104/PMK.010/2006 3-11-06 Pencabutan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 111/PMK.010/2005 tentang Penetapan Kembali Tarif Bea Msuk Dalam RangkaSkema Common Effective Preferential Tariff (CEPT) Atas Impor ProdukOtomotif Completely Knock Down (CKD) Dan Completely Built Up(CBU) Dari Malaysia.

3. 105/PMK.010/2006 7-11-06 Penetapan Tarif Bea Masuk Atas Impor Barang Dalam Rangka AseanIntegration System Of Preferences (AISP) Untuk Negara-NegaraAnggota Baru Asean (Cambodia, Laos, Myanmar, dan Vietnam).

4. 108/PMK.04/2006 7-11-06 Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 39/PMK.04/2004Tentang Tatalaksana Penyerahan Pemberitahuan RencanaKedatangan Sarana Pengangkut, Manifes Kedatangan SaranaPengangkut Dan Manifes Keberangkatan Sarana Pengangkut.

5. 112/PMK.04/2006 27-11-06 Penyediaan Dan Desain Pita Cukai Minuman Mengandung Etil Alkoholasal Impor.

6. 118/PMK.04/2006 1-12-06 Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 43/PMK.04/2005 tentang Penetapan Harga Dasar Dan Tarif Cukai HasilTembakau.

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAIPer Desember 2006

PERATURANNo. P E R I H A L

Nomor Tanggal

1. P-18/BC/2006 22-11-06 Tatacara Penggunaan Pemberitahuan Pabean Single AdministrativeDocument Untuk Pemasukan Barang Impor Dan Pengeluaran BarangEkspor Ke dan Dari Pulau Batam, Bintan, Dan Karimun.

2. P-19/BC/2006 28-11-06 Perubahan Kedua Atas Peraturan Direktur Jenderal Bea dan CukaiNomor P-10/BC/2006 Tentang Tata Cara Penyerahan DanPenatausahaan Pemberitahuan Rencana Kedatangan SaranaPengangkut, Manifes Kedatangan Sarana Pengangkut, Dan ManifesKeberangkatan Sarana Pengangkut.

3. P-20/BC/2006 30-11-06 Perubahan atas Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai NomorKEP-27/BC/2004 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembayaran DanPenatausahaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) DirektoratJenderal Bea dan Cukai.

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAIPer Desember 2006

SURAT EDARANNo. P E R I H A L

Nomor Tanggal

1. SE-35/BC/2006 21-11-06 Petunjuk Pelaksanaan Pemungutan Bea Masuk Anti DumpingTerhadap Impor Pisang Cavendish Dari Filipina.

2. SE-36/BC/2006 22-11-06 Penyusunan, Sosialisasi Dan Penerapan Standar Pelayanan Publik DiLingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

INFO PERATURAN

Page 55: Warta Bea Cukai Edisi 386

54 WARTA BEA CUKAI EDISI 386 JANUARI 2007

ebagai penjaga pintu gerbangnegara kesatuan RepublikIndonesia, DJBC memang

memiliki tugas dan fungsi yang cukupstrategis. Maraknya upayapenyelundupan barang-barang yangdapat menghancurkan perekonomianbangsa ini, menjadi tanggung jawabyang harus dijalankan, selain itumencegah masuknya barang-barangberbahaya juga menjadi tugas utamayang diemban DJBC.

Untuk menjalankan itu semua,DJBC telah menunjukan kepada ma-syarakat akan tugas tanggung jawabdan fungsinya melalui hasil-hasiltegahan yang telah banyak diberita-kan baik melalui media elektronikmaupun media cetak. Berbicaratentang keberhasilan dalam melaku-kan penegahan, hal ini tentunya tidakterlepas dari upaya dan kerja kerasdari unit pengawasan yang bekerjatanpa mengenal lelah.

Tanpa ingin mengecilkan tugasdan fungsi unit lainnya di DJBC yangmemang masing-masing unittersebut memiliki tugas dan fungsiyang juga sangat penting, pada unitpengawasan memang memilikikeunikan dan karateristik tersendiridalam menjalankan tugasnya. Untukmenjalankan tugas dengan baik,maka di unit pengawasan terdapatdua subdit yang sebenarnya menjadiujung tombak dalam keberhasilantegahan selama ini.

Berbicara soal pengawasan, ten-tunya tidak terlepas dari pengolahaninformasi yang akurat dan tepatterhadap upaya-upaya penyelundup-

an. Pengolahan informasi tersebutsaat ini dijalankan oleh kedua subdittersebut, sehingga kalau dikatakansebagai ujung tombak, memangbenar juga karena dengan informasitersebut unit lain di unit pengawasandapat melakukan tugasnya denganmudah dan baik.

Kedua subdit tersebut adalahSubdit Intelijen dan SubditPengawasan Barang Larangan danPembatasan (PBLP) yang keduanyakini setelah dilakukan reorganisasimenjadi satu unit. Lalu kenapa kedua

subdit ini digabungkan, bagaimanadengan kinerja kedua subdit ini?

KINERJA PBLPSecara teknis sebenarnya kedua

subdit ini memiliki kesamaan dalamtugasnya, yaitu pengolahan data. Olehsebab itu tugas dan fungsi Subdit PBLPsaat ini pada hakekatnya memilikiunsur/sifat pengumpulan dan analisainformasi/data sebagaimana yangdilakukan oleh Subdit Intelijen danunsur/sifat operasional yangdilaksanakan oleh Subdit Pencegahan.Untuk menghindari tumpang tindih dansekaligus mengoptimalkan tugas danfungsi yang diemban Subdit PBLPtersebut, maka Subdit PBLP direposisike Subdit Intelijen dan Penindakan,yang tentu saja dengan konsekuensiakan ada penambahan jumlah pejabatdibawahnya.

Menurut Kepala Sub DirektoratIntelijen, Drs. Nasar Salim, MSi SubditPBLP mempunyai tugas melaksanakanpenyiapan penyusunan perumusankebijakan dan standarisasi teknis, eva-luasi dan bimbingan serta pemantauandan pelaksanaan kebijakan danstandarisasi teknis pencegahan danpenindakan pelanggaran peraturanperundang-undangan kepabeanan dancukai di bidang barang larangan danpembatasan.

Dengan tugas tersebut, makaPBLP memiliki tiga fungsi yang harusdijalankan, pertama, menyiapkanbahan penyusunan perumusan danstandarisasi teknis, evaluasi danbimbingan serta pemantauanpelaksanaan dan standarisasi teknis

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) kini tengah melakukan reorganisasi di masing-masing unit kerjanya, salah satu unit kerja yang juga dilakukanpenataan kembali adalah unit Direktorat Pencegahan dan Penindakan (P2). Pada direktorat ini, terdapat satu Sub Direktorat yang dilikuidasi yaitu SubditPengawasan Barang Larangan dan Pembatasan (PBLP), yang tugas dan fungsinya direposisi ke Subdit Intelijen dan Subdit Penindakan dan Operasi.

Pada tulisan kali ini, WBC akan mengulas mengenai tugas dan fungsi dari penggabungan kedua Subdit tersebut yaitu Subdit Intelijen dan PBLP, dantulisan ini akan diturunkan secara berseri. Untuk edisi kali ini selain menjelaskan tugas dan fungsi dari kedua Subdit tersebut juga akan dijelaskan sekilasmengenai kinerja dari Handler dan anjing pelacak yang menjadi tugas dari seksi Narkotika dan Psikotropika yang berada di bawah Subdit PBLP. Dan untukedisi selanjutnya akan mengulas mengenai masalah Lingkungan Hidup dan HAKI. Redaksi

dan PBLPINTELIJENSecara alamiah tanggung jawab dan lingkup kerja intelijen berlandaskan pada manajemen risiko yangtidak semata-mata berfungsi sebagai penopang kegiatan taktis, tetapi menjadi suatu unit yang dapatmenyajikan produk intelijen untuk kepentingan strategis organisasi di masa mendatang.

MERUPAKAN UJUNG TOMBAK UNIT PENGAWASAN DJBC

S

DRS. NASAR SALIM, MSI. Selama ini perandan fungsi intelijen hanya dipandang sebagaiunit penangkap.

DOK. WBC

PENGAWASAN

Page 56: Warta Bea Cukai Edisi 386

55WARTA BEA CUKAIEDISI 386 JANUARI 2007

pencegahan dan penindakan pelang-garan peraturan perundang-undang-an di bidang narkotika dan psikotro-pika, serta pelaksanaan urusanperencanaan, pengadaan dan penge-lolaan sarana operasi narkotika danpsikotropika.

Kedua, menyiapkan bahanpenyusunan perumusan dan standar-isasi teknis, evaluasi dan bimbinganserta pemantauan pelaksanaan danstandarisasi teknis pencegahan danpenindakan pelanggaran peraturanperundang-undangan di bidangbenda bernilai budaya dan sejarah,flora dan fauna yang dilindungi, lim-bah dan bahan berbahaya danberacun serta barang atau bahan la-innya yang berbahaya atau merusakkesehatan atau lingkungan hidup.

Dan ketiga, menyiapkan bahanpenyusunan perumusan danstandarisasi teknis, evaluasi danbimbingan serta pemantauanpelaksanaan dan standarisasi teknispencegahan dan penindakanpelanggaran perundang-undangan dibidang barang hasil hak ataskekayaan intelektual, uang dan suratberharga palsu, senjata api, film,rekaman gambar dan barangfornografi, buku atau barang cetakan,barang larangan atau pembatasanlainnya.

“Dengan kesamaan tugas danfungsi Subdit PBLP tersebut, maka ki-nerjanya menjadi kurang efektif,karena tugas dan fungsi Subdit PBLPsaat ini lebih dititikberatkan padapengumpulan dan analisa informasi/data komoditi impor/eksporsebagaimana halnya yangdilaksanakan oleh Subdit Intelijen.Pengumpulan dan updating peraturanbarang larangan dan pembatasan,serta rapat koordinasi dengan instansiterkait mengenai penanganan impor/ekspor barang larangan danpembatasan, sementara pada tahaptataran implementasi, dan pengawasandi lapangan, Subdit PBLP tidak dapatmelaksanakannya,” jelas Nasar. S

Lebih lanjut dijelaskan oleh Nasar.S, khusus untuk handler dan anjingpelacak narkotika, unit ini juga akandigabungkan ke Subdit Penindakan,sehingga dalam pelaksanaan tugasnyadapat lebih efektif.

Untuk anjing pelacak narkotika(APN) hingga saat ini yang dimilikioleh DJBC dan masih aktif berjumlah29 ekor, namun demikian jumlah ter-sebut dirasakan masih kurang mema-dai dan efektif jika dibandingkan de-ngan pintu-pintu masuk barang danorang di seluruh wilayah Indonesia.Namun demikian DJBC juga berusa-ha semaksimal mungkin dengan caramelakukan targeting berdasarkanindikator resiko tertinggi, seperti pa-da jam-jam sibuk, pelabuhan dengankegiatan tertinggi dan sebagainya.

Dari penjelasan tersebut dapat dike-tahui kalau kegiatan unit APN bukanhanya pada bandara saja, memang fo-kus utama terletak pada bandara inter-nasional, akan tetapi pelabuhan jugamenjadi targeting dengan skala yanglebih kecil, misalnya jika ada informasidan hasil intelijen atau permintaan darikantor setempat.

“Saat ini DJBC memiliki 29 APNyang operasional, dengan dua kriteria,yaitu aggressive response dan passiveresponse yang ditempatkan di kota-kotabesar seperti, Medan, Batam, Jakarta,Surabaya, dan Bali. Dari ke-29 APN,saat ini juga tengah dilakukanpengadaan lagi sebanyak 17 ekor dariAustralia dengan jenis LabradorRetriever yang umurnya antara 10bulan hingga 24 bulan, anjing pelacakini nantinya akan dilatih menjadi anjingpelacak narkotika, dan kemungkinanbesar dilatih menjadi anjing pelacaknarkotika aggressive response danmulti response, sehingga diharapkanakan dapat menambah kekuatan timanjing pelacak narkotika DJBC,” ujarNasar. S.

KINERJA INTELIJENLalu bagaimana dengan kinerja dari

Subdit Intelijen itu sendiri? MenurutNasar, pada prinsipnya subdit intelijenDJBC tidak banyak berbeda dengan

Customs Intelligence negara-negaralain. Secara alamiah tanggung jawabdan lingkup kerja intelijen berlandaskanpada manajemen risiko yang tidak se-mata-mata berfungsi sebagai penopangkegiatan taktis, tetapi menjadi suatuunit yang dapat menyajikan produkintelijen untuk kepentingan strategisorganisasi di masa mendatang.

“Bertolak dari perspektif enforce-ment, intelijen adalah sebuah produkyang proaktif yang langsung terkaitperencanaan, tanpa mengindahkantingkat manajemen, yang masing-masing dilayani sebagai user (client).Dengan demikian tidak akan adapertentangan atau kompetisi antarastrategic intelligence maupun tacticalintelligence, tetapi justru salingmelengkapi pada tingkatan yangberbeda dalam suatu organisasi,” ujarNasar. S.

Dari penjelasan tersebut dapatlahdiartikan bahwa, setiap tipikal aparatpenegak hukum, sangatlah muskilberargumen bahwa perannya tidakbergantung (independent) pada pihaklain, selalu saja melibatkan komuni-kasi dan informasi. Intelijen adalahsuatu keharusan bagi setiap organi-sasi yang mengaku mengadopsi danmengimplementasikan risk manage-ment, termasuk DJBC. Maka, inteli-jen perlu ruang lingkup yang lebih

LARANGAN PEMBATASAN. Hasil tegahan barang larangan pembatasan seperti narkotika, umumnyaberdasarkan hasil informasi unit intelijen dan PBLP.

DOK. WBC

Page 57: Warta Bea Cukai Edisi 386

56 WARTA BEA CUKAI EDISI 386 JANUARI 2007

luas lagi dari pada sekedar untuk ke-pentingan taktis.

Sehingga dalam implementasinya,tanpa mengindahkan tingkatannya,proses intelijen yang dilakukan olehSubdit Intelijen melibatkan sebuahproses yang sering didefinisikansebagai intelligence cycle atau siklusintelijen. Ada sembilan langkah esensialdalam sebuah proses atau siklusintelijen, mulai dari perencanaan danpenugasan, pengumpulan informasi,evaluasi, kollasi atau penggabungan,analisa, pelaporan, penyebaran danreview.

Dari sembilan tahap tersebut, tentutidak semua tahapan siklus intelijen ter-sebut telah dilakukan secara sempurna,masih banyak prasyarat yang perludikembangkan untuk tercapainyakondisi ideal dari unit intelijen ini. Kalaupenugasan intelijen sifatnya taktis,biasanya produk intelijennya dalambentuk nota hasil intelijen (NHI) ataurekomendasi. Namun dalam kerangkaintelijen strategis, produk yang dihasil-kan adalah berupa kajian atau reko-mendasi atas sistem, prosedur, saranamaupun prasarana yang sifatnyajangka panjang dan nationwide.

“Subdit Intelijen juga mempunyaifungsi penyiapan bahan penyusunanperumusan dan standarisasi teknis,evaluasi dan bimbingan serta peman-tauan pelaksanaan dan standarisasiteknis pengelolaan database intelijendan dokumentasi pelanggaranperaturan perundang-undangankepabeanan, cukai dan ketentuanperundang-undangan lainnya. Tugastersebut cukup penting, karenamenyangkut dengan profiling importiryang terkait langsung dengan sistem

penjaluran (channeling system) padasistem aplikasi prosedur impor,” tuturNasar. S.

Lebih lanjut Nasar. S menjelaskan,ke depannya nanti profiling ini coverageakan lebih luas lagi, assessment-nyatidak hanya importir tetapi perusahaan(company profile), apakah importir,eksportir, PPJK, pengusaha BKC,pengusaha tempat penimbunan berikat.Profiling berdasarkan perusahaan akanmemudahkan petugas intelijen dalammelakukan analisa intelijen, karenasemua data yang terkait dengansebuah perusahaan dapat di browsing.

IT UNTUK MENDUKUNG KINERJAINTELIJEN

Akan mekanisme yang telah danakan dijalankan tersebut, tentunya jugadibutuhkan suatu mekanime sistemteknologi informasi yang akurat dantepat. Terkait dengan teknologiinformasi ini, pada Subdit Intelijen tidakbisa disebutkan sistem yang ada telahberjalan dengan sempurna, walaupunsecara sadar diakui telah banyakprogress yang telah dibuat. Memangidealnya perlu pengembangan sistemintelijen yang berbasis teknologiinformasi dan dikemas dalam fiturintelijen yang efektif dengan tahapanideal (intelligence cycle) yaitupenugasan intelijen (intelligencetasking), perencanaan (planning),koleksi (collection), evaluasi (evalua-tion), kollasi (collation), analisa(anaysis), pelaporan (reporting),penyebaran (dissemination) dan review.

Sehingga dengan sistem intelijenyang berbasis teknologi informasi, atauyang dikenal dengan Customs Intelli-gence Database System (CIS), akan

sangat diperlukan untuk menghasilkansebuah produk intelijen yang efektif,intelijen yang mendukung pembuatankeputusan yang ditandai oleh tiga fitur:berawal dengan tujuan danpembatasan penugasan yang jelas,diserahkan tepat waktu, danmemungkinkan pembuat keputusanuntuk proaktif.

Untuk tujuan dengan pembatasanyang jelas, masalah pertama untukanalis intelijen adalahmempertimbangkan, mendefinisikantugas intelijen dengan sejelas-jelasnyadan dipahami oleh mereka semua yangterlibat dalam proses tersebut. Initermasuk analis, klien manager (yangsering namun tidak selalu klien) danpihak yang berkepentingan lainnya.Pengumpulan dan pemrosesaninformasi tanpa sasaran yang jelasakan sering menjadi penggunaansumber daya yang sia-sia.

Untuk intelijen diserahkan tepatwaktu, karena produk intelijenmendukung pembuatan keputusan, haltersebut harus didistribusikan kepadaklien tepat waktu. Kedalaman analisaakan tergantung pada kerangka waktudalam mana kajian diminta.

Untuk memungkinkan pembuatankeputusan proaktif, produk intelijenpaling berharga ketika merekamemungkinkan klien untuk mempersi-apkan kejadian di masa depan, daripada melakukan reaksi atau memberitanggapan terhadap kejadian yangtelah berlangsung. Ini berarti produkintelijen harus berisi unsur prakiraan.Peran analis intelijen melampauai faktayang telah diketahui, disini termasukmembicarakan kemungkinan-kemungkinan di masa depan.

“Faktor lingkungan internal,khususnya berkaitan dengan otomasisistem pelayanan kepabeanan dancukai merupakan determinan penting,seperti sistem aplikasi pelayananimpor, sistem aplikasi pelayanan ekspor, sistem pelayanan pemesanan pitacukai secara elektronik, dan CustomsExecutive Information System,” kataNasar. S.

Dengan teknologi yang dimiliki olehSubdit Intelijen saat ini, tentunya jugamasih membutuhkan koordinasi de-ngan unit lainnya yang ada di DirektoratP2. Menurut Nasar, sejauh ini koordina-si antar subdit sangat baik, SubditIntelijen tidak bisa bekerja sendirian,pada level penugasan manapun. Dilevel intelijen taktis, misalnya hasilanalisa intelijen di tindaklanjuti denganproduk NHI atau disampaikan ke SubditPenindakan untuk dilakukan upayapenegahan dan penindakan.

Dalam hal hasil penindakan meng-indikasikan adanya tindak pidana dibidang kepabeanan atau cukai, kasus-nya akan diserahkan kepada Subdit Pe-nyidikan atau dibuat terang perkaranya.Sehingga semua saling terkait, satu

KEMAMPUAN SDM. Pengembangan intelijen strategis menuntut adanya sumber daya dan sumber dana.....

WBC/ATS

PENGAWASAN

Page 58: Warta Bea Cukai Edisi 386

57WARTA BEA CUKAIEDISI 386 JANUARI 2007

dengan lainnya. Demikian juga SubditSarana Operasi, merupakan supportingunit demi lancarnya pelaksanaan tugasDirektorat P2.

HAMBATAN DAN KENDALAJika sistem yang dimiliki telah me-

madai dan berjalan walau belumsempurna, hal tersebut bukan berartiSubdit Intelijen tidak memiliki hambatandalam pelaksanaan tugasnya. Adabeberapa kendala yang saat ini diha-dapi oleh Subdit Intelijen yang kedepanharus segera dipikirkan secara lebihbijak. Pertama, menyangkut pendanaan(the cost of intelligence), intelijen tidakdapat diciptakan tanpa biaya. Perludipertimbangkan konteks segala bentukbiaya yang timbul sebagai akibataktivitas intelijen.

Fakta yang nyata adalah biaya yangtimbul sebagai konsekuensi logispengumpulan dan pengolahan data daninformasi. Bagaimana juga, pendanaandalam pekerjaan intelijen mempunyaicakupan yang luas, yang dibentuksetidaknya oleh beberapa komponen,diantaranya :

Biaya yang dapat diukur, sepertiSDM, pendidikan dan pelatihanpengembangan sistem, pembelian per-alatan, biaya-biaya administratif, waktu,biaya terkait mekanisme pengumpulandata dan informasi, serta biaya disemi-nasi dan pelaporan produk intelijen.Biaya-biaya lain terkait pengaruhperubahan prioritas, seperti ekspektasiyang tidak dapat dipenuhi dan kemung-kinan rasa frustasi.

“Dalam kaca mata umum, kebera-daan unit intelijen seolah-olah merupa-

kan aktivitas ekonomi tinggi, yang dite-kankan pada pengumpulan data, database, dan komunikasi. Dengan demiki-an menjadi semakin jelas pekerjaanintelijen,” kata Nasar.S.

Kendala lain yang juga tengahdihadapi oleh Subdit Intelijen adalah,pengembangan intelijen strategismenuntut adanya sumber daya dansumber dana. Data yang sudah terkum-pul oleh agen pengumpul haruslahdisimpan dalam media penyimpanandata (data storage) baik secara manualmaupun secara elektronik untuk suatupriode tertentu dan pada saatdiperlukan, data-data ini akan dipanggilkembali (retrieve), aktivitas-aktivitassemacam ini memerlukan biaya.Memproduksi sebuah intelijen strategistidaklah pernah merupakan sebuahpekerjaan mudah dan sederhana. Pra-syarat untuk sebuah assessment untukmendefinisikan sebuah permasalahanyang dihadapi oleh organisasi membu-tuhkan waktu yang lama, konsisten danberpandangan secara objektif.

Seleksi tenaga analis yang mum-puni, pengumpulan data dan peren-canaan yang matang untuk setiapkali melakukan penilaian (assess-ment) adalah komponen yang sangatpenting dalam sebuah proses inteli-jen, masing-masing menimbulkandampak biaya intrinsik.

Selain itu, terkait dengan SDM, sik-lus aktivitas intelijen menuntut adanyaperangkat sistem dan pemenuhankebutuhan kemampuan dan teknis. Halini yang melatarbelakangi perlunyaseleksi personil yang melakukan tugas.Fungsi intelijen seringkali lebih sulit dari

yang diperkirakan dan tentunya bukan-lah hal yang mudah sebagaimana yangdiharapkan.

Perlu ditekankan bahwa, programpelatihan dan pengembangan analisintelijen yang telah ada, harus dibangunsecara terstruktur mulai intelijen taktissampai akhirnya intelijen strategis.Doktrin yang selalu dipegang teguhdalam pelatihan analis intelijen adalah,sedinamis apapun siklus pelatihan danpengembangan personil, diperlukanadanya penyegaran (refreshment) dankesempatan untuk menimba skill danteknik-teknik baru.

“Suksesnya strategi seleksi danpelatihan intelijen memerlukanpemetaan yang jelas tentang tipepekerjaan secara rinci danmenempatkan analis secara tepatsesuai dengan kemampuan,pengetahuan, teknik dan sarana yangtersedia untuk melakukan pekerjaanyang dibebankan. Pada sisi lain, rotasistaf unit intelijen secara berlebihantanpa alasan yang logis akanmenghalangi suksesnya penugasanyang dibebankan kepada unit intelijen,sekalipun tampaknya seolah-olahmerupakan ketidakmampuan unitintelijen untuk memanifestasikanpotensi secara penuh,” jelas Nasar. S.

Selain itu Nasar S. menambahkan,esensi dan pekerjaan intelijen adalahkemampuan untuk mengolah beragamdata, terkait dengan permasalahanyang telah didefinisikan semua untukmendiskripsikan kemungkinan apayang akan terjadi dan bagaimanadampak serta penanganannya.

Kendala lain yang juga dihadapioleh Subdit Intelijen saat ini adalah,terkait konsep pemikiran yang kurangkomprehensif tentang intelijen. Selamaini, peran dan fungsi intelijen hanyadipandang sebagai “unit penangkap”,artinya hanya berkutat pada tacticalintelligence, sehingga penilaianperformanya lebih dititikberatkan padadata tangkapan atau kasus. Pandangansemacam ini, akan secara morilmenggerogoti semangat untukmelaksanakan atau menambah porsiaktivitas strategic intelligence.

“Opini semacam ini mengedepan-kan intelijen hanya dipandang sebagaiunit taktis, sedangkan “planning”dipandang sebagai bagian terpisahyang berada diluar lingkup intelijen.Faktanya, sampai saat ini intelijensudah menjadi alat yang sangatberguna dalam penyelenggaraankegiatan operasional, taktis dan dalampengambilan keputusan (decisionmaking). Aura kesalahan yangmendasar juga adalah berpandanganbahwa pada level strategisimplementasi dari kegiatan intelijen(intelligence practice) ditujukan untukmenguji atau menilai kelompok sertagradasi risiko dan peluang,” tandasNasar .S.

HANDLER DAN ANJING PELACAK. Keberadannya sangat diperlukan untuk membatu unit lain dalammelakukan penegahan.

DOK. WBC

adi

Page 59: Warta Bea Cukai Edisi 386

58 WARTA BEA CUKAI EDISI 386 JANUARI 2007

ua kasus pelanggaran dibidangkepabeanan berhasil diungkappetugas bea dan cukai. Hal tersebut

disampaikan Kasubdit Intelijen NasarSalim kepada pers di Kantor PusatDirektorat Jenderal Bea dan Cukai (KP-DJBC) Jakarta, 8 Desember 2006. Padakasus pertama yang berhasil diungkappada 6 Desember 2006, para pelaku yangdiotaki FM dan NS mengeluarkan barangimpor secara ilegal dari pelabuhanTanjung Priok Jakarta sebanyak duakontainer yang berisi tekstil.

Penegahan dua kontainer garmen inimenurut Nasar, didasari pada serangkaianoperasi intelijen yang dimulai dari adanyainformasi pengeluaran barang berupatekstil dengan menggunakan SPPB palsu.Atas informasi tersebut, petugas bea cukailangsung melakukan pengumpulaninformasi dan penilaian terhadap akurasiinformasi yang mengarah padakesimpulan dugaan pengeluaran barangimpor secara ilegal dengan modus cloning

Untuk mengelabui petugas, keduakontainer tekstil ilegal itu dipindah loka-sikan ke gudang milik PT.Lautan Tirtauntuk dilakukan pemeriksaan fisik.Namun dalam perjalannya lanjut Nasar,kedua kontainer tersebut dibawa ke gu-

dang TTJ di kawasan Cakung-Cilincing.Pada saat penegahan berlangsung digudang tersebut, pelaku sempat menge-luarkan isi kontainer dengan menggu-nakan 12 truk kecil dan masih tersisa15 balles garmen. Untuk memuluskanusaha tersebut pelaku telah menyiap-kan kontainer hasil cloning dengan no-mor dan warna yang sama dengan kon-tainer yang ditegah tadi, yang berdasar-kan hasil pemeriksaan berisi gypsum.

Sementara kerugian negara dariBea Masuk (BM) dan pajak yangditimbulkan akibat kegiatan tersebutmenurut Nasar, mencapai Rp.5,1 Milyardengan nilai barang diperkirakansebesar Rp.30,5 Milyar.

Sedangkan pasal yang dijeratkepada para pelaku yaitu pasal 102 ddimana pelaku dapat dipidana palingsedikit satu tahun dan paling lama 5tahun dan denda paling sedikit Rp.10juta dan paling banyak Rp.1 Milyar.

PENYALAHGUNAAN FASILITASMasih dalam kesempatan yang sama,

petugas bea dan cukai juga menegahproduk tekstil yang diduga berasal dariimpor dengan fasilitas kawasan berikatdan Kemudahan Impor Tujuan Impor

(KITE) oleh beberapa perusahaan produ-sen. Lebih lanjut mengenai kasus ini,Nasar menyampaikan penegahan barangimpor berupa tekstil dan produk tekstil(TPT) bermula dari analisa terhadap ke-luhan produsen dan pemberitahuan yangmengindikasikan maraknya perdagangantekstil dan garmen (diluar kewajaran.red)di Pasar Tanah Abang Jakarta Pusat.

Barang-barang yang ditegah tersebutmasih menurutnya, diduga berasal daribarang yang diimpor denganmenggunakan fasilitas kepabeanan baikdengan penangguhan atau pengembalianBM, atas importasi bahan baku untuk diekspor dengan fasilitas penangguhan danpengembalian.

“Seharusnya diolah dulu yangkemudian diekspor, diduga pelanggaransejenis semakin jamak dilakukan olehperushaan penerima fasilitas dan didugalangsung dijual ke pasar,”papar Nasar.

Ia kembali menambahkan, investigasiawal diperoleh fakta, pemilik barangberupa tekstil dan garment adalah PT. GT, PT. SP yang berkedudukan di Bandung,dan PT DL yang berkedudukan di Soloyang menerima fasilitas Kawasan Berikat(KB). Sementara PT. KH dan PT DW yangberkedudukan di Bandung selakuperusahaan penerima fasilitas KITE. Saatini lanjut Nasar, pihaknya masihmelakukan investigasi secara mendalamuntuk mendapatkan bukti-bukti adanyapelanggaran atau tidak.

Barang bukti sebanyak 10 truk berupatekstil dan garmen yang ditegah tersebutdi tahan di KP-DJBC, dan berdasarkanpasal 26 (4) Undang-Undang nomor 17tahun 2006, orang yang terlibat dalamkegiatan ilegal tersebut wajib membayarBM yang terutang dan dikenai sanksiadministrasi paling sedikit 100 persen dariBM yang seharusnya dibayar, dan palingbanyak 500 persen dari BM yangseharusnya dibayar.

DUA KASUS PELANGGARANKEPABEANANDIUNGKAP BEA DAN CUKAIModus baru yang disebut cloning, dicoba untuk mengelabuipetugas

TPT. Truk yang Berisi TPT ilegal yangmenyalahi prosedur yang berhasil ditegah diPasar Tanah Abang

DGYPSUM. Yang dimasukkan kedalam kontainer yang di cloning untuk mengelabui petugas

WBC/ATS

WBC/ATS

zap

PENGAWASAN

Page 60: Warta Bea Cukai Edisi 386

59WARTA BEA CUKAIEDISI 386 JANUARI 2007

KURANG SOSIALISASI TERMINOLOGIIMPOR UNTUK DIPAKAI

erus terang memang sangatkurang atau boleh dibilang hampirtidak pernah sosialisasi maupun

penjelasan khusus masalah Imporuntuk dipakai dalam arti sebenarnya.Hal ini dapat dimengerti karena dalammind set pejabat Bea Cukai andaikatamereka membahas masalah imporyang dipikirkan adalah impor dalam artiimpor untuk dipakai, meskipun sadaratau tidak instansi lain menafsirkansebagai impor sebagaimana dimaksudpada butir 13 ayat 1 Undang-UndangNomor 10/ 1995, sehingga setelah adadispute atau protes disadari bahwayang dimaksud pejabat tadi adalahdiimpor untuk dipakai bukan sekedardiimpor sebagaimana dimaksud padabutir 13 ayat 1 Undang-Undang Nomor10/ 1995 tersebut.

Pada bagian pertama dari tulisan ini(WBC edisi 385 Desember 2006) telahkami jelaskan bahwa, ”Bagi negara-negara yang mempunyai perbatasandarat dengan negara-negaratetangganya, pengawasan lalu lintasbarang yang akan keluar daerahpabean tidaklah sulit karenapengawasan dapat dilakukan di daerahperbatasan dengan cara membangunKantor-kantor Pabean di Entry Point(Pos Lintas Batas)”, sehinggapengertian impor dan impor untukdipakai dapat diimplementasikanbersama-sama, karena begitu barangmelalui perbatasan negara (masuk kedalam daerah pabean, hampir padasaat yang bersamaan barang tersebutdiimpor untuk dipakai, kecuali barangtersebut ditujukan untuk ditimbun/diproses di Tempat PenimbunanBerikat). Lihat gambar 1.

Barang yang belum diimpor untukdipakai belum subyek pada BM danPDRI. Adapun contoh barang yangbelum/tidak diimpor untuk dipakaiadalah antara lain terhadap barang-

barang sebagaimana dimaksud dalamPasal 7 Ayat (7) huruf b s/d f Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentangKepabeanan yang telah kita bahas tadi.

Jadi jelas bahwa barang yang tidakdiimpor untuk dipakai, terhadap barangtersebut tidak dipungut Bea Masuk,demikian juga barang yang belumdiimpor untuk dipakai, terhadap barangtersebut belum dipungut Bea Masukdan tentu saja dengan PDRI-nya,karena PDRI dipungut oleh petugasBea Cukai bersama-sama dengan BeaMasuk.

Barang-barang yang berasal dariluar daerah pabean yang masihberada pada zona berwarna putih padagambar 1 dan zona berwarna abu-abupada gambar 2 merupakan barangyang belum diimpor untuk dipakaibelum subyek pada BM dan PDRI,demikian pula segala kegiatan yangdilakukan pada zona tersebutsemuanya belum subyek pada pungut-an bea masuk dan pajak, pada zonakawaan tersebut Kyoto Conventionmendefinisikannya sebagai Free Zone(daerah bebas). Lihat Kyoto ConventionSpecific Annex Chapter 2 E1/F1 FreeZones yang menyatakan bahwa :

”Free Zone” means a part of theterritory of the contracting party whereany goods introduced are generallyregarded, insofar as import duties andtaxes are concerned, as being outsidethe Customs territory. ( “KawasanBebas” adalah suatu bagian daridaerah Contracting Party dimana setiapbarang yang dibawa masukkedalamnya, sepanjang menyangkutbea masuk dan pajak, pada umumnyadianggap sebagai berada di luar daerahpabean).

Dalam free zone tersebut belumdilakukan pemungutan bea masuk danpajak, bahkan dalam praktekkepabeanan internasional (intenationalbest customs practices), belum jugadiberlakukan trade regulations.

Apabila dilihat pada gambar 2nampak bahwa barang yang dibawadari luar daerah pabean yang dibawake TPS kemudian dari TPS dibawa keTPB merupakan barang yang belumdiimpor untuk dipakai dan barang-barang tersebut masih berada dibawahpengawasan pabean, sejak barangtersebut melewati batas daerahpabean, ditimbun ke TPS diangkut ke

Oleh: Sutardi

IMPORDAN IMPORUNTUK DIPAKAI (IUD)(Bagian II)

T

GAMBAR 1

OPINI

Page 61: Warta Bea Cukai Edisi 386

60 WARTA BEA CUKAI EDISI 386 JANUARI 2007

TPB sampai barang barang barangtersebut di release dari TPS maupunTPB.

Titik hitam (black dot) pada gambar1 maupun gambar 2 merupakan titikpelepasan (releasing point) barang daripengawasan pabean sehingga beamasuk dan pajak baru diberlakukansejak barang tersebut direlease daripengawasan pabean. Dalam gambar 2nampak bahwa TPB (KB, GB, ETPmaupun TBB) merupakan zonaperpanjangan dari TPS.

Kyoto Convention menyebut penge-luaran barang ke peredaran bebas (freecirculation) sebagai clearance for homeuse atau penyelesaian untuk dipakaiyang disyaratkan dengan membayarbea masuk dan pajak yang berlaku,dan menyelesaikan semua formalitaspabean yang diperlukan. Apabiladikaitkan dengan tulisan ini clearancefor home use adalah saat me-releasebarang dari TPS maupun TPB melewatiblack dot sebagaimana di gambar 1dan gambar 2.

Peraturan Pemerintah Nomor 33Tahun 1996 tentang TempatPenimbunan Berikat (Lembaran NegaraTahun 1996 Nomor 50, TambahanLembaran Negara Nomor 3638)menganut prinsip yang direkomendasi-kan oleh Kyoto Convention tersebut.

Untuk lebih jelasnya berkenaandengan pemungutan PDRI oleh DJBClihat Penjelasan Pasal 4 huruf b, UUNo. 8 tahun 1983 tentang PPN dan PPnBM jo. UU No. 18 tahun 2000 yangmenyatakan Pajak juga dipungut saatimpor Barang Kena Pajak. Pemungutandilakukan melalui Direktorat JenderalBea dan Cukai…..dst., sehinggamenurut hemat penulis norma pemu-ngutan pajak yang dilakukan aparatBea Cukai dalam melakukan pungutanPDRI sama dengan norma pemungutanbea masuk dan pelaksanaannya pundilakukan bersama-sama yaitu saatbarang diimpor untuk dipakai, meskipunterminologi impor yang dipakai dalamUU No. 8 tahun 1983 tentang PPN danPPn BM jo. UU No. 18 tahun 2000

adalah terminologi impor sebagaimanadimaksud dalam pasal 1 butir 13, akantetapi aplikasinya harus diartikansebagai diimpor untuk dipakai.

Menurut Undang-undang UU No. 8tahun 1983 tentang PPN dan PPn BMjo. UU No. 18 tahun 2000 dinyatakanbahwa PPN dan Ppn BM dipungut saatimpor Barang Kena Pajak, dan pemu-ngutannya dilakukan melalui DJBC. Iniharus diartikan bahwa terhadap barangtersebut dilakukan pemungutan PDRIpada waktu DJBC melakukan pemu-ngutan atas barang impor tersebut,meskipun dalam banyak kasus, seba-gaimana telah kami kemukakan dimu-ka, justru Bea Masuk yang dipungutadalah 0 %.

Sedangkan atas PDRI tetap dilaku-kan pemungutan (Pemungutan PDRIdilakukan pada waktu yang bersamaandengan waktu pemungutan BeaMasuk), oleh karenanya PDRI dipungutpada saat BM dipungut yaitu pada saatbarang diimpor untuk dipakai, danpelaksanaannya dilaksanakan olehKantor Pelayanan Bea dan Cukai, padasaat barang direlease dari pengawasanBea Cukai (dikeluarkan dari TPS atauTPB) ke peredaran bebas atau secarateknis pabean diberi istilah DaerahPabean Indonesia Lainnya (DPIL).

Hal inilah yang hingga sekarang

berlaku yaitu pengeluaran barang impordari KB ke DPIL berlaku ketentuanumum di bidang impor yang secarayuridis formal diatur dalam PP 33 tahun1996.

FASILITAS KAWASAN BERIKAT, IMPORDAN IMPOR UNTUK DIPAKAIA. Dasar Hukum mengenai Kawasan

Berikat diatur dalam :1. Pasal 44 sampai dengan pasal

47 Undang-Undang Nomor 10Tahun 1995 tentangKepabeanan (LembaranNegara Tahun 1995 Nomor 75,Tambahan Lembaran NegaraNomor 3612);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 33Tahun 1996 tentang Tempat

Penimbunan Berikat (LembaranNegara Tahun 1996 Nomor 50,Tambahan Lembaran NegaraNomor 3638);

3. Keputusan Menteri KeuanganNomor : 291/KMK.05/1997Tanggal 26 Juni 1997 TentangKawasan Berikat, Sebagaimanatelah diubah dan ditambahterakhir dengan PeraturanMenteri Keuangan Nomor : 101/KMK.05/2005 Tanggal 19Oktober 2005;

4. Keputusan Direktur JenderalBea dan Cukai Nomor : 63/BC/1997 Tanggal 25 Juli TentangTata Cara Pendirian danPemasukan dan Pengeluaran kedan dari Kawasan Berikat.

B. Fasilitas di Kawasan Berikat.Sebelum kita bahas mengenai

Fasilitas di Kawasan Berikat perlu kitaketahui definisi Tempat PenimbunanBerikat dan Kawasan Berikat sebagaiberikut :

Tempat Penimbunan Berikatadalah bangunan, tempat, ataukawasan yang memenuhi persyaratantertentu di dalam Daerah Pabean yangdigunakan untuk menimbun, mengolah,memamerkan, dan/atau menyediakanbarang untuk dijual denganmendapatkan perlakuan khusus dibidang Kepabeanan, Cukai, danperpajakan yang dapat berbentukKawasan Berikat, Pergudangan Berikat,Entrepot untuk Tujuan Pameran, atauToko Bebas Bea.

Sedangkan definisi KawasanBerikat adalah suatu bangunan,tempat, atau kawasan dengan batas-batas tertentu yang di dalamnyadilakukan kegiatan usaha industri peng-olahan barang dan bahan, kegiatanrancang bangun, perekayasaan,penyortiran, pemeriksaan awal,pemeriksaan akhir, dan pengepakanatas barang dan bahan asal impor ataubarang dan bahan dari dalam DaerahPabean Indonesia lainnya, yanghasilnya terutama untuk tujuan ekspor.

Berdasarkan pasal 3 ayat (1)Keputusan Menteri Keuangan Nomor :291/KMK.05/1997 Tentang KawasanBerikat, perusahaan yang dapatdiberikan persetujuan sebagai PKBadalah perusahaan :a. Dalam rangka Penanaman Modal

Dalam Negeri (PMDN);b. Dalam rangka Penanaman Modal

Asing (PMA), baik sebagian atauseluruh modal sahamnya dimilikioleh peserta asing;

c. Non PMA/PMDN yang berbentukPerseroan Terbatas (PT);

d. Koperasi yang berbentuk badanhukum; atau

e. Yayasan.

Terhadap impor barang yangdimasukkan ke Tempat Penimbunan

GAMBAR 2

OPINI

Page 62: Warta Bea Cukai Edisi 386

61WARTA BEA CUKAIEDISI 386 JANUARI 2007

Berikat (Gudang Berikat; KawasanBerikat; Toko Bebas Bea; dan EntrepotTujuan Pameran), penyerahan BarangKena Pajak dalam negeri, danpemasukan Barang Kena Cukai yangberasal dari dalam Daerah PabeanIndonesia lainnya sepanjang bukanmerupakan barang untuk dikonsumsisendiri, diatur dalam Pasal 2 PP33/1966 sebagai berikut :(1) Barang atau bahan impor yang

dimasukkan ke Tempat PenimbunanBerikat diberikan fasilitas berupa:a. penangguhan bea masuk;b. pembebasan cukai;c. tidak dipungut Pajak

Pertambahan Nilai (PPN), PajakPenjualanatas Barang Mewah (PPn BM)dan Pajak Penghasilan (PPh)Pasal 22.

(2) Atas penyerahan Barang KenaPajak dalam negeri ke TempatPenimbunan Berikat diberikanfasilitas berupa tidak dipungutPPN, dan PPn BM.

(3) Atas pemasukan Barang KenaCukai yang berasal dari dalamDaerah Pabean Indonesia lainnyadibebaskan dari pengenaan cukai.

(4) Barang atau bahan yang mendapat-kan fasilitas sebagaimana dimaksudpada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3)bukan merupakan barang untuk di-konsumsi sendiri di Tempat Penim-bunan Berikat yang bersangkutan.

Jadi jelas bahwa berdasarkanPeraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun1996 tentang Tempat PenimbunanBerikat (Lembaran Negara Tahun 1996Nomor 50, Tambahan LembaranNegara Nomor 3638), pedoman yangdipakai untuk menentukan apakahpenyerahan suatu Barang KenaPajak dalam negeri ke TempatPenimbunan Berikat diberikanfasilitas berupa tidak dipungut PPN,dan PPn BM atau tidak, adalahapakah barang tersebut merupakanbarang untuk dikonsumsi sendiri diTempat Penimbunan Berikat yangbersangkutan atau tidak.

Apabila Barang Kena Pajak dalamnegeri yang dimasukkan ke TempatPenimbunan Berikat tersebutmerupakan barang untuk dikonsumsisendiri, maka terhadap barang tersebutdipungut PPN, dan PPn BM. Dengandemikian penulis berpendapat bahwaberdasarkan penafsiran a contrariomaka terhadap barang yang bukanmerupakan barang untuk dikonsumsisendiri, penyerahannya ke TempatPenimbunan Berikat tidak dipungutPPN, dan PPn BM.

Selanjutnya juga diatur tentangpemberian fasilitas terhadap impor ba-rang, pemasukan Barang Kena Pajak(BKP), pengiriman hasil produksi, pe-ngeluaran barang, penyerahan kembaliBKP, peminjaman mesin, pemasukan

Barang Kena Cukai (BKC) ke dan/ataudari KB yaitu berdasarkan pasal 14Keputusan Menteri Keuangan Nomor :291/KMK.05/1997 Tentang KawasanBerikat.

Adapun fasilitas yang diberikantersebut adalah sebagai berikut :a. Atas impor barang modal atau

peralatan dan peralatan perkantoranyang semata-mata dipakai oleh PKBtermasuk PKB merangkap sebagaiPDKB diberikan penangguhan Beamasuk (BM), tidak dipungut PajakPertambahan Nilai (PPN), PajakPenjualan atas Barang Mewah(PPnBM) dan Pajak Penghasilan(PPh) Pasal 22 Impor.

b. Atas impor barang modal danperalatan pabrik yang berhubunganlangsung dengan kegiatan produksiPDKB yang semata-mata dipakai diPDKB diberikan penangguhan BM,tidak dipungut PPN, PPnBM danPPh Pasal 22 Impor.

c. Atas impor barang dan/atau bahanuntuk diolah di PDKB diberikanpenangguhan BM, pembebasanCukai, tidak dipungut PPN, PPnBMdan PPh Pasal 22 Impor.

d. Atas pemasukan BKP dari DPILke PDKB untuk diolah lebihlanjut, tidak dipungut PPN danPPnBM.

e. Atas pengiriman barang hasilproduksi PDKB ke PDKB lainnyauntuk diolah lebih lanjut, tidakdipungut PPN dan PPnBM.

f. Atas pengeluaran barang dan/ataubahan dari PDKB ke perusahaanindustri di DPIL atau PDKB lainnyadalam rangka sub-kontrak, tidakdipungut PPN dan PPnBM.

g. Atas penyerahan kembali BKP hasilpekerjaan sub-kontrak olehPengusaha Kena Pajak di DPIL atauPDKB lainnya kepada PengusahaKena Pajak PDKB asal, tidakdipungut PPN dan PPnBM.

h. Atas peminjaman mesin dan/atauperalatan pabrik dalam rangka sub-kontrak dari PDKB kepada

perusahaan industri di DPIL atauPDKB lainnya danpengembaliannya ke PDKB asal,tidak dipungut PPN dan PPnBM.

i. Atas pemasukan BKC dari DPIL kePDKB untuk diolah lebih lanjut,diberikan pembebasan Cukai.

j. Penyerahan barang hasil olahanprodusen pengguna fasilitasBapeksta Keuangan dari DPIL untukdiolah lebih lanjut oleh PDKBdiberikan perlakuan perpajakanyang sama dengan perlakuanterhadap barang yang diekspor.

k. Pengeluaran barang dari KB yangditujukan kepada orang yangmemperoleh fasilitas pembebasanatau penangguhan BM, Cukai danPajak dalam rangka impor, diberi-kan pembebasan BM, pembebasanCukai, tidak dipungut PPN, PPnBMdan PPh Pasal 22 Impor.

Ada sedikit perbedaan parameteryang dipakai antara PeraturanPemerintah dan Keputusan MenteriKeuangan mengenai dalam halbagaimana penyerahan suatu BarangKena Pajak dalam negeri ke TempatPenimbunan Berikat diberikan fasilitasberupa tidak dipungut PPN, dan PPnBM atau tidak.

Sebagaimana telah kami jelaskandimuka bahwa dalam PP dinyatakanbahwa apabila Barang Kena Pajakdalam negeri yang dimasukkan keTempat Penimbunan Berikat tersebutmerupakan barang untuk dikonsumsisendiri, maka terhadap barangtersebut dipungut PPN, dan PPn BM,dengan demikian berdasarkanpenafsiran a contrario maka terhadapbarang yang bukan merupakanbarang untuk dikonsumsi sendiri,tidak dipungut PPN, dan PPn BM,sedangkan dalam KMK Nomor : 291/KMK.05/1997 Tentang KawasanBerikat dinyatakan bahwa :a. Atas pemasukan BKP dari DPIL ke

PDKB untuk diolah lebih lanjut, tidakdipungut PPN dan PPnBM.

b. Atas pengiriman barang hasilproduksi PDKB ke PDKB lainnyauntuk diolah lebih lanjut, tidakdipungut PPN dan PPnBM.

Dari cuplikan anak ayat KMKNomor : 291/KMK.05/1997 TentangKawasan Berikat, yang kita tulis padahuruf a dan b paragraf diatas, berdasar-kan penafsiran a contrario makaterhadap pemasukan BKP dari DPIL kePDKB untuk tidak diolah lebih lanjut,dipungut PPN dan PPnBM, dan terha-dap barang hasil produksi PDKB kePDKB lainnya untuk tidak diolah lebihlanjut, dipungut PPN dan PPnBM.

Apabila dibandingkan antara keduaketentuan tersebut memang nampakadanya perbedaan sehingga memangsedikit membingungkan dalam pelak-sanaannya. Tentu saja berdasarkan

TERUS TERANGMEMANG SANGATKURANG ATAU BOLEHDIBILANG HAMPIRTIDAK PERNAHSOSIALISASI MAUPUNPENJELASAN KHUSUSMASALAH IMPORUNTUK DIPAKAI DALAMARTI SEBENARNYA

Page 63: Warta Bea Cukai Edisi 386

62 WARTA BEA CUKAI EDISI 386 JANUARI 2007

ata orang, untuk menjalankansuatu usaha, ada baiknya bilakita menggunakan ilmu manaje-

men dengan benar. Ada beberapateori yang bisa digunakan untukmemulai suatu usaha, dan yang pa-ling sederhana adalah POAC.

Sebelum melakukan POAC, perlukita terlebih dahulu menentukan:Pertama, apakah usaha yang akankita jalani bersifat profitable ataunon-profitable. Bila usaha bersifatprofitable, maka semua tindakanyang dilakukan dalam rangka menja-lankan usaha haruslah mengikutikaidah teori ekonomi, yaitu harusbersifat efektif dan efisien. Apa itu ?

Efektif, artinya tindakan kita harustepat pada sasaran, tidak berbelit-belit atau berputar-putar untukmencapai sasaran yang jelas didepan mata, dalam jangkauan kita.Janganlah untuk membunuh seekornyamuk saja harus digunakanmeriam yang dapat menghancurkannyamuk itu berikut rumah yangdimasukinya, termasuk manusia yangdihisap darahnya.

Efisien, artinya setiap tindakankita tidak boros biaya, bahkan kalauperlu tanpa biaya denganmemanfaatkan segala sumber dayakita yang banyak menganggurnya itu.Jangan hamburkan uang untukmembeli peluru meriam, bila untukmembunuh nyamuk nakal itu cukupdengan cara menepukkan tangansaja.

Bila usaha kita bersifat non-profitable atau mungkin bersifat sosi-

al, maka tindakan yang dibutuhkancukup bersifat efektif saja.

Dengan efektifitas, hasilnya akantampak jelas dan akan memuaskanbagi para anggota organisasi.Artinya, kalau mau bekerja bakti dihari Minggu yang cerah bersamapara tetangga merapikan tanah danrumput lapangan bola di kampung,maka tentunya peralatan yangdibawa adalah alat pemotongrumput, bisa berupa mesin atausabit, cangkul, keranjang sampah,yah seapes-apesnya cethok lah.Jangan membawa peralatan buldoseratau obeng untuk acara kerja baktiitu, mau pamer, merusak, ataumengorek kuping ? Jangan jadibahan fitnah ah !

Bagaimana dengan efisiensi?Yah, bolehlah sedikit diperhatikanagar agak sinkron dengan efektifitastadi. Tetapi kalau mau kerja baktitadi, semakin banyak orang, semakinbanyak makanan, minuman, danrokok yang harus disediakan nooo..problem. Biar keluar banyak biaya,yang penting, kumpul-kumpul samatetangga, mempererat silaturrahim,

Oleh: Fauzan

MARI BERMAIN

POAC

JADI, KALAU SDMMELEMPEM DANMANAJERNYA SENDIRIJUGA MEMBLE, YAGOOD BYE

K

prinsip Lex superiori derogat lexinferiori bahwa ketentuan yanglebih tinggi dapat menyampingkanketentuan yang lebih rendahtingkatannya, namun sebaiknya halini dilakukan melalui amandemendan dibahas antar Direktorat Jende-ral dan bila perlu diundang pula ins-tansi terkait sehingga bukan masa-lah rechtmatigheids saja tapi jugamasalah doelmatigheids-nya juga,sehingga tercipta suatu iklim untukberinvestasi yang baik dan juga ter-capainya target penerimaan negaradisektor bea masuk dan pajak.

Apabila dikaji lebih mendalamtersirat bahwa fasilitas yang dibe-rikan kepada Tempat PenimbunanBerikat dalam hal ini KawasanBerikat adalah dikarenakan barangyang dimasukkan ke dalam lokasiKawasan Berikat serta kegiatanpemindahan barang antar KawasanBerikat, kendati telah diimporsebagaimana dimaksud pada Pasal1 butir 13 Undang-Undang Nomor10 Tahun 1995 tentang Kepabean-an, akan tetapi masih merupakanbarang dalam pengawasan BeaCukai (Under Customs Control),yang belum dimanfaatkan di dalamdaerah pabean (dalam negeri) danbarang tersebut masih dalam pro-ses pengolahan. Dengan demikian,terhadap barang-barang tersebutbelum wajib dilunasi Bea Masukdan pungutan negara lainnya,karena barang-barang tersebuttidak/ belum diimpor untuk dipakai.

Dalam Customs Moderniza-tion Handbook, pada Bab 10 yangberjudul Duty Relief And ExemptionControl, Andrien Goorman padahalaman 217 mengatakan :

The economic justification forrelieving export producers of thepayment of duties on importedinputs rest on the destinationprinciple of taxation, under whichno indirect taxes should belevied on goods that are notdestined for domestic consum-ption.

Jadi jelas apa yang dikatakanAndrien Goorman bahwa BM danpajak tidak langsung tersebutbaru dikenakan terhadap baranghasil produksi KB pada saatbarang tersebut diimpor untukdipakai (dikonsumsi/dimanfaatkandi dalam daerah pabean).

Barang hasil produksi KB yangdipindahkan ke KB lain apapunalasannya tidak subject padaindirect taxes tersebut karena tidakditujukan untuk konsumsi dalamnegeri (yang dalam tekniskepabeanan disebut “diimpor untukdipakai”). (Bersambung)Penulis adalah Kasubdit Tempat Penimbunan

OPINI

Page 64: Warta Bea Cukai Edisi 386

63WARTA BEA CUKAIEDISI 386 JANUARI 2007

tali persahabatan dan persaudaraan,syukur-syukur dapat menggaetsimpati bapak itu agar diterima jadimantunya.

Kedua, apa dan bagaimana visidan misi usaha yang akan kitadirikan ? Apakah visi ke depannyamau menjadikan usaha kita sebesardan seprofesional IBM atau Microsoft? Boleh-boleh saja, “Gantungkancita-citamu setinggi langit,” kata BungKarno, walau kenyataan hasilnyahanya setinggi kawat jemuran didepan rumah.

Bagaimana cara untuk mewujud-kan tercapainya visi tersebut, bagai-mana langkah tindakan kita dalamsetiap periode tahapan yang perlukita lalui ? Untuk itu, diperlukan misistrategis.

Kalau mau profesional seperti IBMatau Microsoft, maka tentunya perlurangkaian misi-misi yang bersinergi danberkesinambungan, saling melengkapi,tidak dibuat secara acak-acakan tanpapola, tumpang tindih persis sampah diBantar Gebang.

Lha wong mau tidur saja perlumengatur strategi kok. Agar tidak di-gigit bangsat dan nyamuk pakai bay-gon, agar bisa mimpi indah bersamasi dia baca mantera dari mbahdukun, dan sebagainya. Kok mauprofesional nggak mau mikir dikit.

Strategi usaha kita antara lainmelalui POAC tadi, yaitu :

a. P (Planning) atauperencanaan.Sebelum memulai usaha, kitabentuklah semacam tim kecil, TimPerencanaan, sambil kongkow-kongkow, merencanakan bidangusaha apa yang akan dijalani,visinya, misi awalnya, bentukorganisasinya, visi dan misinya,indikator kinerja dan parameter-nya, apakah perlu dilakukan R&Doleh konsultan, modal awal darimana, dan banyak hal lainnyayang perlu dibahas oleh Tim Pe-rencanaan tersebut.

b. O (Organization) atauorganisasi.Untuk merealisasikan perencana-an awal yang dibuat tadi,dibentuklah organisasi. Pertama,kita bentuk dulu unit organisasiinti. Misalnya kita bergerak dibidang produksi, unit apa yangperlu dibentuk lebih dulu ? Bilajaman dulu, sebelum banyak pe-saing, unit produksi yang pertamadibentuk. Unit ini akan berusahaproduksi sebanyak mungkindengan berbagai cara, sesuaidengan jumlah kebutuhan (needs)konsumen.Tanpa ada pesaing, mau bengkok,mau jamuran, mau mbregidhil kekhasil produksi, masa bodoh, toh

konsumen mau nggak mau akanmembelinya, karena butuh dan tidakada barang substitusi maupunproduk pesaing.Jaman sekarang beda, banyakpesaing Om !!! Konsumen sudahmakmur dan pinter memilih. Olehkarena itu, sekarang, unitpemasaran yang maju pertama,meneliti apa sih keinginan (wants)konsumen atas kebutuhannya(needs) terhadap produk itu ?Berdasarkan hasil penelitiannya,unit Pemasaran melakukanperencanaan varian produk yangakan dibuat, mulai dari jenis,warna, fungsi, dan semua halyang dapat ditonjolkan sebagaikeunggulan produk tersebutterhadap pesaing, dimana daerahpemasarannya, kapan harusdipasarkan, berapa lama produkdapat dipasarkan dan kapanharus diganti dengan inovasiproduk yang baru, sub-unit

pemasaran mana yangbertanggung jawab terhadapsirkulasi produk itu, apakah perludibentuk sub-unit pemasaranyang baru untuk menunjangkeberhasilan pemasaran, berapakebutuhan SDM, kualitas dankeahlian SDM, dan berbagai detillainnya.Nah, untuk menunjang ide produkdan pemasarannya itu, dibentukunit organisasi inti yang kedua,yaitu unit produksi. Unit inibertanggung jawab untukmerealisasikan ide produk dariunit pemasaran ke dalam prosesproduksi.Unit produksi melakukanperencanaan, mau mesin yangbagaimana, berapa biaya, sub-unit baru apa perlu dibentuk,tempat produksi, lay out, SDM,dan sebagainya. Penting bagi unitproduksi, bagaimana produksidapat dibuat secara efektif danefisien, sehingga dapat memenuhijadwal pemasarannya. Meski saatini harga hampir tidak lagimenjadi kendala bagi konsumen,namun efisiensi biaya sangatmenunjang profit organisasi, yangujung-ujungnya juga akanmenjadi sumber kesejahteraananggota.Kedua, setelah unit pemasaran

dan produksi terbentuk, makamasih perlukah adanya unit lainyang bersifat menunjang kegiatankedua unit inti ?Mungkin, seperti unit-unit :1. Umum atau Administrasi atau

Kepegawaian, yang merupa-kan kolektor dan distributoradministrasi surat masuk dankeluar, melayani kebutuhanpengadaan peralatan, sarana,dan bahan baku untukproduksi, pemasaran, melaya-ni kebutuhan pengadaan SDMdan berbagai pelayanan kepa-da unit-unit dalam organisasi

2. Unit Keuangan, yang menge-lola keuangan organisasi,bagaimana menjaga cash flow,melakukan penagihan piutang,pembayaran utang, membuatLaporan Keuangan, menghi-tung kalkulasi harga jualproduk, likuiditas-rentabilitas,sumber keuangan organisasi,dan lainnya.

3. Unit Audit Intern, yangmelakukan pengawasan internterhadap kinerja semua unitorganisasi, apakah sudahsesuai dengan perencanaan,prosedur kerja, berdasarkanindikator dan parameter yangtelah dibuat sebelumnya.Penilaian kinerja dari unitAudit Intern dapat dijadikanreferensi bagi pimpinan orga-nisasi, dalam rangka rewardsatau punishment.

4. Unit Hukum, yangmenyediakan bantuan hukumbagi unit pemasaran dalammasalah peraturan perundang-undangan hak cipta, monopoli,oligopoli, persaingan usaha,tenaga kerja, dan sebagainya.Dalam hal ada masalah yangberkaitan dengan pemalsuanproduk oleh pesaing misalnya,Unit Hukum bekerja sama danmeminta pendapat unitPemasaran atau Produksiuntuk memastikan apa adapemalsuan atau penjiplakanproduk, sebelum melakukantuntutan hukum.

5. Unit-unit organisasi penunjanglainnya, yang mungkin dipan-dang perlu bagi organisasi.

Kesemua unit organisasi ini, padadasarnya dibentuk untuk salingmenunjang, membentuk sinergi,dengan ujung tombaknya adalahunit Pemasaran. Dalam beberapaliteratur, semua unit-unitorganisasi digambarkan setaratingkatannya, ini hanya untukmenunjukkan tingkat level jabatansaja, tetapi secara operasional,gambar struktur organisasi adalahsebagaimana gambar berikut ini :

JANGAN MEMBENTUKUNIT-UNIT YANGMEMILIKI TUGAS DANFUNGSI HAMPIR MIRIPDAN TUMPANG TINDIH

Page 65: Warta Bea Cukai Edisi 386

64 WARTA BEA CUKAI EDISI 386 JANUARI 2007

Dalam membentuk organisasi perludiingat, jangan membentuk unit-unityang memiliki tugas dan fungsihampir mirip dan tumpang tindih.Sebuah pabrik mobil mempekerja-kan beberapa montir spesialis 1bagian belakang, spesialis 2 bagiankanan, spesialis 3 bagian depan,dan spesialis 4 bagian kiri mobil.Untuk mengetahui kebutuhan per-sediaan ban mobil yang akan dipro-duksi, kepala pabrik memerintahkanpara montir sesuai dengan bidangspesialisasinya menghitungkebutuhan ban tersebut.Spesialis 1 menghitung ada 2 bansebelah belakang dan berdasarkaningatannya ada sebuah ban serepyang dibutuhkan.Spesialis 2 menghitung ada 2 bansebelah kanan dan berdasarkaningatannya ada sebuah ban serepyang dibutuhkan.Spesialis 3 menghitung ada 2 bansebelah depan dan berdasarkaningatannya ada sebuah ban serepyang dibutuhkan.Spesialis 4 menghitung ada 2 bansebelah kiri dan berdasarkaningatannya ada sebuah ban serepyang dibutuhkan.Berdasarkan hasil penelitian paramontir spesialis, kepala pabrik atasdasar kepercayaan terhadapkeahlian montir spesialismenetapkan ada kesamaankebutuhan ban serep sebanyak 1buah, ditambah kebutuhan akan 2

ban belakang, 2 ban kanan, 2 bandepan, dan 2 ban kiri, makakebutuhan ban untuk masing-masing mobil adalah sebanyak 9buah.Apa ya demikian ?

c. Actuating (Penggerakan)Penggerakan ini senantiasa harusdilakukan oleh pimpinan unitterhadap bawahannya, dansenantiasa memberikan motivasiagar mau bekerja, bersama-samadalam satu tim, untuk mencapaitujuan organisasi. Tidak semuaSDM memiliki motivasi dansemangat kerja yang setara. Ilmumanajemen memanfaatkan kinerjaorang lain untuk secara sinergimencapai tujuan bersama. Jadi,kalau SDM melempem danmanajernya sendiri juga memble, yagood bye.

d. Controlling (Pengawasan)Fungsi pengawasan secara internfungsi dan tugas unit, dilakukanoleh masing-masing pimpinan unituntuk setiap tugas kerja yangdiberikan kepada bawahan maupunkepada sub-unit di bawahnya.Khusus untuk unit Pemasaran yangbanyak berkecimpung di luarorganisasi, ada tambahanpengawasan ekstern terhadapkemungkinan pemalsuan produkoleh maupun pelanggaran hak ciptayang dilakukan oleh pesaing. Dalam

masalah hukum, unit Pemasarandapat meminta bantuan dari unitHukum.

Dari uraian di atas, dapat disimpul-kan bahwa :

1. Tim Perencanaan hanya dibentukpada awal dimulainya suatuusaha, dan setelah organisasi de-ngan unit-unit organisasi terben-tuk, maka selanjutnya tim tersebutdibubarkan.

2. POAC merupakan fungsi tugas darisemua pimpinan, dari pimpinanpuncak (ketua organisasi) sampaike pimpinan terendah (supervisor),tidak dapat dipisah-pisahkanmenjadi tugas tersendiri dari unit-unit organisasi tertentu, misalnyaPlanning merupakan tugas unitPerencanaan, Organizingmerupakan tugas unit Organisasiatau SDM, Actuating merupakantugas unit SDM atau Diklat, Control-ling merupakan tugas unit AuditIntern atau unit Hukum, dansebagainya. Kalau terjadi yangsedemikian, lantas siapa membantusiapa ? Siapa sih yang sebenarnyamerupakan unit intinya, yang perludibantu oleh unit penunjang ? Siapasih yang berfungsi melayanikebutuhan unit-unit organisasi yangada ? Siapa sih ? Siapa sih ? Siapasih ? (Ah, main-main atuh...).

Penulis adalah Kepala Seksi AnalisisTarif Harga dan Produksi Aneka Cukai, KP DJBC

STRUKTUR OPERASIONAL ORGANISASI

OPINI

Page 66: Warta Bea Cukai Edisi 386

65WARTA BEA CUKAIEDISI 386 JANUARI 2007

CC yang merupakan wadah bagipenggemar olah raga bersepeda dilingkungan pegawai Direktorat

Jenderal Bea dan Cukai (DJBC), kembalimenggelar acara sepeda santai denganjarak tempuh sejauh 43 Km. Acara yangjuga sekaligus sebagai ajang silaturahmiini, memilih jalur Kota Serang hingga Anyerdengan tantangan yang cukup mengasyikan.

Acara yang digelar pada 26 Nopember2006 lalu, yang juga bertepatan denganacara pesta demokrasi pemilihan kepaladaerah propinsi Banten, menambahpemandangan dan suasana yang cukupmenarik sepanjang jalur yang dilalui.

Menurut Kepala Bidang P2 Kanwil VDJBC Bandung, Edi Nurkiswar, rute yangdilalui oleh peserta ini cukup bagusterutama bagi pemula, karena jaraktempuhnya tidak terlalu jauh dan tidak adarintangan berupa tanjakan yang tinggi.

“Dari segi safety, jalan yang dilalui jugacukup aman, karena bukan jalan yang bi-asa dilalui kendaraan umum. Namun un-tuk lokasi finish memang tidak terlalu rep-resentatif, karena dengan finish di daerahpantai namun pemandangan pantai tidakkita jumpai. Mungkin untuk acara selanjut-nya yang direncanakan di daerah TanjungPinang namun untuk waktu belum dapatditentukan, kegiatan ini dapat berjalan le-bih baik lagi,” tutur Edi Nurkiswar.

Sementara itu, Kepala Seksi P2 Kan-wil V DJBC Bandung, Darsim menyata-kan, CCC dalam setiap event nya belumpernah menyelenggarakan acara yang ru-

tenya melewati pegunungan dan finish didaerah pantai, untuk itu sebelumnya dila-kukan survei dan akhirnya memilih Seranghingga Anyer sebagai jalur yang cukupmenarik untuk acara kali ini dengan waktutempuh yang diperkirakan selama 2 jam.

Lebih lanjut menurut Darsim, setelahdua bulan absen maka acara kali ini jugadikhususkan sebagai ajang silaturahmidan halal bil halal bagi kalangan pengge-mar sepeda di DJBC.

Berkaitan dengan jumlah peserta yangturut serta dalam kegiatan CCC di Serangini, menurut Kepala KPBC Cirebon, Bam-bang Wahyudi, penyelenggaraan kegiat-an CCC kali ini yang dilaksanakan bersa-ma-sama oleh pegawai Kanwil V DJBC

Bandung, diikuti kurang lebih 35 pesertayang berasal dari Jakarta, Bandung,Cirebon, Bogor, Merak dan Surabaya.

Dengan memilih lokasi start dihalaman alun-alun kota Serang tepatnyadi depan Hotel Mahadria, pada pukul 7.30wib perjalanan dimulai dengan melewatijalur yang mendatar dan sedikit menanjak.Namun setelah perjalanan dilalui kuranglebih 10 Km, maka dimulailah tantanganbagi para peserta karena harus melewatijalur tanjakan yang cukup jauh denganpemandangan alam yang cukup asri.

Di jalur inilah para peserta mulaiterlihat kepiawayannya sebagai pecintaolah raga sepeda sejati, kendatiusia rata-rata sudah tidak muda lagi,namun semangat dan tenaganyamembuat kagum para peserta lain yangusianya lebih muda. Terlebih lagi di jalurtanjakan yang cukup jauh ini peserta jugadihibur oleh aroma buah durian yangcukup menggoda, karena sepanjang jalurini banyak ditumbuhi pohon durian yangmemang sedang berbuah.

Setelah melewati Pos I, peserta punmulai dihibur dengan jalur yang lebihbanyak menurun dengan pemandanganwarga sekitar yang sedang mengikutipemilihan kepala daerah. Setelah menem-puh perjalanan kurang lebih 20 Km, makadi Pos II tepatnya di daerah cagar alamRawa Danau, seluruh peserta beristirahatsejenak untuk menghilangkan lelah sambilmenikmati pemandangan alam cagaralam yang cukup indah dan sejuk.

Setelah beristirahat minum di Pos II,maka perjalanan dilanjutkan hingga finishke daerah Anyer. Perjalanan menuju finishmemang relatif cukup mudah karena jaluryang dilalui lebih banyak menurunsehingga para peserta pun dapatmempercepat laju sepeda hingga tepatwaktu untuk sampai di finish.

Tepatnya di rumah makan SamboloAnyer, pukul 10.00 wib para peserta satupersatu memasuki garis finish denganwaktu tempuh yang cukup cepat, yaitu 2jam. Dan setelah seluruh peserta sampai,sambil melepaskan lelah acara dilanjutkandengan makan bersama dan kembali kekota Serang untuk kembali ke daerahmasing-masing.

JALURSERANG-ANYER

Customs Cycling Club (CCC) kembali mengadakan acarabersepeda santai. Acara yang juga sekaligus sebagai ajangsilaturahmi ini, memilih daerah Serang hingga Anyer sebagai jalurtantangan yang harus dilalui.

TETAP SEMANGAT. Setelah melewati jalur datar di kota Serang, peserta pun tetap semangat kendati mulaimenghadapi jalur menanjak yang cukup jauh.

C

MELEPAS LELAH. Di Pos II ini seluruh peserta beristirahat sejanak sambil melepaskan lelah untukbersiap-siap melanjutkan perjalanan yang masih cukup jauh.

SEBAGAIAJANGSILATURAHMICCC

SEBAGAIAJANGSILATURAHMICCC

adi

WBC/ADI

WBC/ADI

PERISTIWA

Page 67: Warta Bea Cukai Edisi 386

66 WARTA BEA CUKAI EDISI 386 JANUARI 2007

ada 12 Desember 2006, DHL,penyedia layanan ekspres danlogistik, menggelar jumpa pers

sehubungan dengan dimulainyapenggunaan generasi terbaru darisistem manajemen pengiriman gobalyang dinamakan Quality ShipmentMonitoring System (QSMS).

Sistem QSMS merupakan sistemyang memungkinkan DHL secara proaktif memonitor semua pengiriman(yang dimulai dari pengambilankiriman oleh kurir sampai ke servicecenter DHL lalu dilanjutkan denganarmada pesawat sampai ke tujuanakhir). Pengiriman tersebut dapatlangsung dimonitor di 17 check pointyang berbeda, dengan menunjukanreal time dari seluruh kawasan yangdilintasi. Dengan demikian DHLdapat mengidentifikasi masalah-masalah potensial yang muncul sertamerekomendasikan perbaikanstrategi sebelum situasi semakinmemburuk.

Menurut Maria Christina, Na-tional Operations Manager, PT Biro-tika Semesta/DHL Express, sistemQSMS telah dipasang pada QCC(Quality Control Centers) DHL, yangberada di lokasi-lokasi strategis yangmelewati semua wilayah dan terhu-bung ke DHL’s Asia Pasific Quality

Control (APQCC) di Singapura. QCCDHL dapat setiap saat memonitorsemua pengiriman DHL baik melaluiudara maupun darat.

QCC beroperasi selama 24 jam da-

lam sehari, tujuh hari dalam semingguuntuk menjamin karyawan DHL dapatmerespon dengan cepat dan efisien se-mua kemungkinan terjadinya masalahpengiriman. Sistem ini merupakansuatu lompatan dalam meningkatkanteknologi customer service DHL.

Sistem QSMS mempunyaikemampuan dan fitur yang unik untukmemberikan sinyal pada para analisyang berada di Quality ControlCenters (QCC) DHL ketika suatu aksioperasional tertentu tidak terjadidalam waktu yang telah ditentukan.Sebagai contoh, pada saat terjadinyapenundaan keberangkatan pesawatkarena ganggunan cuaca, informasiini hanya dapat diterima olehjaringan DHL secara reaktif setelahpesawat tersebut berangkat.

Namun, dengan teknologi yangditawarkan oleh QSMS, statuspenerbangan terakhir dapat diketahuioleh para analis QCC dalam waktulima menit setelah pesawat ditunda.Dengan demikian, DHL dapatmemonitor pengiriman dengan realtime dan secara proaktif menginfor-masikan pada para pelanggannyamengenai status kiriman mereka,serta dengan segera dapat meresponmasalah penundaan pengirimansehingga dapat menghemat waktudan biaya para pelanggan.

Sistem QSMS sendiri telahdisosialisasikan di lebih dari 10negara di Asia Pasifik. TermasukAustralia, China, Hongkong, India,Jepang, Korea, Sri Lanka, Thailand,Filipina, Singapura, Kamboja danTaiwan. Sampai dengan akhir 2007,sistem ini diperkirakan akanberoperasi di 41 negara dan wilayahdi Asia Pasifik.

QUALITY SHIPMENTMONITORING SYSTEMMemungkinkan mengidentifikasi masalah-masalah potensialyang muncul serta merekomendasikan perbaikan strategisebelum situasi semakin memburuk.

P

PRESENTASI. Maria Christina, National Operations Manager dan Amelia Angelica, Operations Performan-ce Manager PT Birotika Semesta/DHL Express, saat melakukan presentasi QSMS di depan pers.

RUANG QCC. Di ruang inilah semua informasi penerbangan serta data pengiriman dokumen/paket mulaipada saat dokumen/paket diambil dari pelanggan hingga tiba ditempat tujuan, dapat dimonitor.

ifa

WBC/ATS

WBC/ATS

MITRA

Page 68: Warta Bea Cukai Edisi 386

67WARTA BEA CUKAIEDISI 386 JANUARI 2007

da beberapa pendapat yangmengatakan, jika ayah ibunyamenggunakan kacamata maka

itu akan menurun ke anaknya.Apakah itu benar dok ? Bagaimanacara menghindari anak agar saatdewasa tidak menggunakankacamata ?

AFI – DEPOK

JAWAB :Problem pada mekanisme

pemfokusan mata dikenal dengankesalahan refraktif (pembiasaan)dimana kesalahan refraktif ini akanmenyebabkan pandangan kabursampai beberapa tingkat. Kesalahanrefraktif cenderung berlaku pada satukeluarga. Ada tiga tipe kesalahanrefraktif yaitu :1. Rabun jauh (myopia)2. Rabun dekat (hypermetropia)3. Astigmatisma (silindris).

Rabun dekat dan Astigmatismaseringkali sudah ada sejak lahir. Adabaiknya untuk memperjelas mengapabisa terjadi kesalahan refraktif yangakhirnya harus memakai kacamatakita bahas mengenai pandangannormal, rabun jauh, rabun dekat danAstigmatisma.

PANDANGAN NORMALBentuk bola mata dan kekuatan

fokus pada kornea terhubungdengan benar. Gambar suatu objekterfokus pada retina, dan dapatdilihat secara jelas.

RABUN JAUHBola mata terlalu pendek dan

kekuatan focus pada kornea yangcukup datar terlalu lemah. Gambar

suatu objek terfokus di belakangretina, dan terlihat kabur.

RABUN DEKATBola mata terlalu panjang dan kekuat-

an fokus pada kornea yang melengkungtajam terlalu kuat. Gambar suatu objekterfokus didepan retina dan terlihat kabur.

Anak de-ngan rabundekat,ringan atausedangmampumelihat de-ngan jelaskarena padamata muda,akomodasi(prosespenyesuai-an mata ter-hadap fokusdekat) cukupkuat untukmemungkin-

kan bintik fokus dibawa kebagiandepan retina. Namun, karena kekuat-an akomodasi berkurang sesuaiumur, rabun dekat yang sebelumnya

DIASUH OLEH PARA DOKTERDI KLINIK KANTOR PUSAT DJBC

Anda BertanyaDokter Menjawab

Anda BertanyaDokter Menjawab

Anda BertanyaDokter Menjawab

Anda BertanyaDokter Menjawab

Anda BertanyaDokter Menjawab

Anda BertanyaDokter Menjawab

Anda BertanyaDokter Menjawab

RUANG KESEHATAN

MATA MINUSTURUNAN ?

tidak menimbulkan gejala dapat tera-sa diusia pertengahan.

ASTIGMATISMAKurva kornea tidak

seimbang sehinggaterjadi ketidakmampuanfokus pada semuabagian suatu objek padasaat bersamaan.Contoh :garis horisontal bisafokus.garis vertikal tampakkabur.

Ada beberapa gejalayang secepatnya harusanda perhatikansehingga bila anak anda

mengalami kesalahan refraktif (rabunjauh, rabun dekat atau Astigmatisma)dapat sedini mungkin diketahui.

Jika anak Anda mengalami rabunjauh atau astigmatisma ia mungkin

tidak menyadari bahwaada yang salah.Kemungkinan-kemungkinan gejalanyaterjadi bila anak anda :l Duduk terlalu dekatdengan televisil Bermasalah denganpelajaran di sekolah atauterlihat tidak tertarik,karena ia tak dapatmelihat apa yang terjadidi depan kelas.l Anak mengeluhmelihat sesuatu dikejauhan kabur.

Jika anak Anda mengalami rabundekat akut terdapat beberapa gejala :l mata terlihat julingl mengeluh bahwa melihat sesuatu

yang dekat menjadi kabur.

Untuk menghindari pemakaiankacamata diwaktu dewasa terutamaditujukan untuk rabun jauh atauastigmatisma adalah denganmembiasakan anak membaca ataubelajar dengan lampu yangpenerangannya cukup dan harus dalamkeadaan duduk dengan jarak yangcukup baik dikala menulis, membacaatau mengerjakan suatu hal jangandalam keadaan sedang tidur-tidurandan penerangan kurang cukup karenakebiasaan-kebiasaan ini dalam waktulama membuat bola mata terlalu lelahdan mempercepat keadaan padamekanisme pemfokusan mata.

A

Page 69: Warta Bea Cukai Edisi 386

68 WARTA BEA CUKAI EDISI 386 JANUARI 2007

elanja merupakan pengeluaransehari-hari yang seringmembuat kita terperanjat ketika

mengetahui sisa uang di dalamkocek tak lagi memadai. Belanjarumah tangga seperti juga anggarannegara atau kantor, perlu dibuatkanrancangannya, agar tidak terperosokke dalam hutang.

Sebelum memulai, renungkanlahdari mana sumber uang anda: gajibulanan, honorarium konsultan,dagang sampingan, sewa tanah-rumah-mobil, dan sebagainya.Kemudian mulailah denganmenelusuri kemana saja uang itupergi, didasarkan atas pengalamanlalu. Ini merupakan tugas lumayanpelik, namun harus dijalani.

Bersama pasangan anda, lihatlahpengeluaran sepanjang minggu lalu,baik yang dibayar tunai, kartu kreditatau kartu debit, arisan dan cicilan,tuliskan semua ini. Melihat pengeluaranini kita akan disadarkan berapa banyakuang telah meleleh dari kocek.Gambaran yang dapat diperolehmisalnya beli bensin, uang parkir, tip,belanja mingguan, arisan, tagihancicilan motor, makan siang di tempatkerja, minum kopi bersama kawan,mentraktir teman, menonton, danseterusnya. Lumayan besar bukan !

CIPTAKAN RUMAH TANGGA BEBASHUTANGLangkah 1

Hitung uang masuk anda, bisamingguan, dapat juga bulanan.Hitunglah dalam bulan, termasukuang pemasukan di luar gaji danpenghasilan dari pasangan anda.Atau jika anda berpenghasilanmingguan, anda dapat menghitungmasukan bulanan sebagai 4,33 Xuang mingguan, kalikan 52 minggudan bagilah dalam 12 bulan,sehingga didapat uang bulanan.Angka 4,33 berasal dari hitungansatu bulan, seringkali ada 4 atau 5minggu. Tulislah angka ini dalamPerencanaan Belanja Rumah Tanggasebagai “Total Masukan Bulanan.”

Langkah 2Kelompokkan dan catat

pengeluaran bulanan, golongkandalam 2 kategori ,a. pengeluaran tidak rutinb. pengeluaran bulanan rutin

a. Pengeluaran Tidak RutinCatatlah semua pengeluaran yangtidak rutin artinya yang tidakdikeluarkan hampir di setiapbulan. Pengeluaran ini memangtidak tetap dalam setiap bulan,namun harus dibayar pada suatusaat dalam tahun berjalan.Contohnya :l Pajak : PBB, pajak mobil,

motorl Kendaraan : pemeliharaan,

perbaikanl Rumah : pemeliharaan,

perbaikan

l Binatang peliharaan :kandang, vaksinasi,pemeliharaan

l Hadiah : uang kadoperkawinan, ulang tahun,kunjungi orang sakit, bantuankepada keluarga, uanglebaran, tajilan buka puasamasjid, uang saku pulangkeluarga yang berkunjung

l Kesehatan : pemeriksaankesehatan, obat, alat kesehatan

l Perlengkapan sekolah : buku,pakaian seragam, tas, jashujan, payung, alat olah raga,musik

l Pakaian : menjahitkanseragam pengantin, beliseragam pengajian, pesta

l Asuransi : kendaraan, rumah,kebakaran, kesehatan, jiwa

l Liburan : piknik, jalan-jalanl Dan pengeluaran lain di rumah

tangga andaJumlahkan seluruh pengeluaranini, catatlah dalam kelompokpengeluaran tidak rutin, bagilahdalam 12, sehingga didapat rata-rata pengeluaran tidak rutin dalamsatu bulan. Besaran uang iniperlu diadakan terpisah daripengeluaran rutin, sisihkananggaran yang anda terima untukkepentingan ini. Jadi ketika andamenerima uang masuk, sisihkansejumlah yang dapat disisihkanuntuk keperluan ini dan bayarkanpada masanya.

b. Pengeluaran RutinCatat semua pengeluaran rutinsetiap bulan dalam bukuPerencanaan Belanja RumahTangga anda. Jika terdapatpengeluaran bulanan yangfluktuatif, hitunglah rata-ratanyasetiap bulan, masukkan angkarata-rata ini dalam buku, sediakankolom untuk ralat jika ditemuikesalahan hitung.Pengeluaran rutin rumah tangga,misalnya :l Bahan bakar : minyak tanah,

gas, listrik, baterel Makanan dan minuman :

beras, gula, teh, kopi, sirup,kecap, bumbu, air minum danseterusnya

l Keperluan pribadi : bedak,pembersih muka,deodoran,pasta gigi, sabun, shampo,parfum, gel rambut

l Alat kebersihan : kain pel,pembersih, sikat, sapu

l Perawatan anak : baby sitter,popok, susu, makanan bayi,vitamin

l Asuransi : kesehatanl Komunikasi : telepon , HP,

Internet, TV kabell Hiburan : nonton, makan

diluar, tenis, golf

Oleh: Ratna Sugeng

RUANG INTERAKSI

BELANJAPERENCANAAN

RUMAH TANGGAMenabung termasuk kegiatan yang diingat setiap saat agar padasaat darurat menghadang, ada dana tersedia

B

HAL YANG PERLUMENDAPAT PERHATIANLAINNYA ADALAHPENGELUARAN TIDAKTERDUGA

Page 70: Warta Bea Cukai Edisi 386

69WARTA BEA CUKAIEDISI 386 JANUARI 2007

Catat dan jumlahkan seluruhpengeluaran tidak rutin dan rutinanda.

LANGKAH 3Catat cicilan hutang anda

Cicilan hutang tak tentu perludimasukkan dalam catatan untukdibayarkan setiap masanya dalamkolom Pengeluaran Cicilan Hutangbulanan. Pastikan anda telah mencatatsemuanya termasuk hutang/cicilanpembayaran sekolah. Cicilan hutangpasti seperti cicilan rumah, kendaraan,barang lainnya dimasukkan dalam

kolom cicilan hutang tentu, yang jumlahpengeluarannya dilakukan setiap bulan

LANGKAH 4 :Tabungan dan hadiah

Memberi adalah bagian hidupsosial orang dalam masyarakat.Belanja pemberian dimasukkandalam kolom hadiah/pemberian.Selain anda menghitung kewajibanmembayar sesuai perintah agama(zakat, kolekte, dan sebagainya),sisihkan 10% dari penghasilanbulanan untuk keperluan ini, jikapenghasilan anda memadai. Jika ada

rencana perkawinan keluarga,sunatan, dan upacara budaya lainnyayang anda dapat catat, sisihkan jugadalam kolom ini.

Menabung termasuk kegiatanyang diingat setiap saat agar padasaat darurat menghadang, ada danatersedia. Ahli keuangan mengatakan5% dari penghasilan bulanan,masukkan dalam kolom ini, jikamungkin tabungan dapat terusdinaikkan sesuai penghasilan anda,kalau dapat sampai 10%. Jumlahkanseluruh catatan dalam kolom hadiah,kalikan 0,5.

Menabung tidak dapat dilakukanoleh semua keluarga, terutama buatmereka dengan hutang yang cukuptinggi. Hal yang perlu mendapatperhatian lainnya adalah pengeluarantidak terduga. Hutang dan pengeluaranyang besar mengajarkan kita untukberupaya memperkecil pengeluaranyang dapat diperkecil dan jaga diriuntuk dalam kendali takmembelanjakan uang jika tak perlu.

Menyerah akan keadaan dan takmenghiraukan hitungan membuat andadalam kekacauan keuangan. Bilamanapenghasilan meningkat, upayakanbesarannya digeser ke arah menabung.Sebelum anda menutup penghitungananda, pastikan semua pengeluaran danpemasukan telah tercatat. Danmainkanlah!

Jika ingin kelanjutannya, websiteberikut dapat memberi informasi :

Personal Finance GuideHot stock picks for tomorrow. Pennystock tip investments, undervaluedsituations, IPOs, obscure pennystocks, and other great stock picks.Free report.www.rocketstockpicks.com

Personal Finance and the StockMarketLearn how to invest wisely andsuccessfully in ‘The Little Book thatBeats the Market’, by top performinghedge fund manager Joel Greenblatt.www.littlebook.com

Personal FinanceCompare free quotes from up to 4lenders. Lower your monthly pay-ments. Bad credit okay. No obliga-tion. We make banks compete foryour business. Refinance with atrusted and reputable lender.www.quotescompete.com

HITUNG UANG MASUKANDA, BISAMINGGUAN, DAPATJUGA BULANAN

FOTO : ISTIMEWA

Page 71: Warta Bea Cukai Edisi 386

70 WARTA BEA CUKAI EDISI 386 JANUARI 2007

enunaikan ibadah haji bagiMuslim tentu menjadi keinginansemua orang. Namun Al-qur’an

sendiri telah menggariskan bahwakewajiban itu hanya bisa dilakukanuntuk orang-orang yang memilikikemampuan, yaitu mampu secara fisikmateril, spirituil dan terpenuhinyasyarat-syarat yang lain. Orang-orangyang berkesempatan untukmelaksanakan ibadah haji berkeinginanpula agar ibadah haji yangdikerjakannya mendapat predikat hajimabrur. Yang dimaksud dengan hajimabrur menurut salah seorang Ulamahadis Al-Hafidh Ibn Hajar al’Asqalanidalam kitab Fathul Baarii, syarahBukhori Muslim menjelaskan: “Hajimabrur adalah haji yang maqbul yangditerima oleh Allah SWT.” Menurut IbnuHajar al-Asqalani, haji mabrur tidaksekedar haji yang diterima, tetapi hajimabrur berarti haji yang dapatmenjadikan pelakunya berkeinginankuat untuk mengekspresikan danmeningkatkan kebajikan yangberkesinambungan setelah yangbersangkutan menunaikan ibadah haji.

Menurut hadits Rasulullah ada tigaindikator seseorang dipandang hajinyamabrur yaitu memiliki kemauanmemberi makan, berusaha bertuturkata yang baik dan berguna dan selalumenebarkan kedamaian. Ketigaindikator ini kemudian ditafsirkan olehImam Hujjatul Islam Al-Ghazali sebagaiberikut: memberi makan menurutnyasebagai simbol kesediaan kita untukberbagi keni’matan dengan sesamaserta kesanggupan untuk menginfakkansebagian hartanya kepada kaumdhu’afa yang membutuhkan. Bertuturkata yang baik menurut al-Ghazaliberarti berbudi luhur dan berakhlakmulia. Akhlak ini selain diimplementasi-kan di tanah suci juga diterapkan ditanah air dalam kehidupan sehari-hari.Dari akhlak yang mulia inilah kemudiandi kembangkan untuk menyebarkanrasa perdamaian, kasih sayang demimisi kemanusiaan sebagai rangkaiantugas hablum minan nas.

Dari indikator-indikator di atas, makajama’ah haji dari kelompok masyarakatmanapun hendaknya bercerminterhadap nilai-nilai dan falsafah ibadahhaji yang dapat meningkatkan kualitasperilaku seseorang, baik secara vertikal(kesalehan individual) maupun horizon-tal (kesalehan sosial), diantara nilai-ni-lai ibadah haji adalah sebagai berikut :

Pertama, pada saat memakai pakai-

an ihram yang pelaksanaannya jauhdari nuansa kesemarakan, keglamoranatau kemegahan duniawi. Denganwarna pakaian yang sama (putih),tanpa perhiasan, wangi-wangian, dantanpa pelindung dari sengatan terikmatahari, seseorang seakan diingatkankembali kepada fitrah dan maknahidupnya yang meliputi aspek eksoterisdan esoteris. Secara simbolik inibermakna ketika berhaji manusia harusmencopot pakaian kebesarannya.Pakaian sehari-hari yang menciptakan“keakuan” berdasarakan ras, suku,warna kulit, eselon kepangkatan, dansemacamnya harus ditanggalkan dandiganti dengan pakaian “ihram” yangsederhana, tidak membedakan kaya-miskin, ningrat-jelata, penguasa-rakyat,dan status sosial lainnya. Egoisme“keakuan” lebur dalam “kekitaan”,kebersamaan, kesamaan sebagaimanusia yang hadir, berada danmenuju hanya kepada Sang Pencipta.

Kedua, pada saat thawaf mengeli-lingi ka’bah dimana kita bercampurdengan berbagai bangsa yangberbeda-beda, dan dalam suasanaberdesak-desakan, memberi arti bahwauntuk meraih suatu tujuan dalamkehidupan di dunia ini kita harus beranibersaing dengan bangsa manapun dandengan suku apapun. Akan tetapimeskipun hidup ini harus dijalanidengan persaingan, tetapi jangan mainserobot, sikut kanan kiri, injak atas injakbawah, hingga merampas hak-hak

“Tiadalah ganjaranbagi haji mabrur itu

kecuali surga.”(HR. Muttafaq ‘alaih)

NILAI NILAI HAJI

MENURUT HADITSRASULULLAH ADA TIGAINDIKATORSESEORANGDIPANDANG HAJINYAMABRUR YAITUMEMILIKI KEMAUANMEMBERI MAKAN,BERUSAHA BERTUTURKATA YANG BAIK DANBERGUNA DAN SELALUMENEBARKANKEDAMAIAN.

DAN IMPLIKASINYA DALAM KEHIDUPAN

M

RENUNGAN ROHANI

Page 72: Warta Bea Cukai Edisi 386

71WARTA BEA CUKAIEDISI 386 JANUARI 2007

orang lain. Tidak boleh sedikitpunmenyakiti dan mendzalimi orang lain.Jalani kehidupan ini sesuai denganyang telah digariskan Allah SWT.Jangan melanggar walau hanya garis,seperti anda terlatih untuk tidakmelanggar garis hijir Ismail saat andamelaksanakan thawaf.

Ketiga, pada saat sa’i, seseorangdiingatkan kembali pada peristiwapengorbanan istri Nabi Ibrahim, yaituSiti Hajar dan anaknya, Ismail. Usahadan kerja keras Siti Hajar mencarisetetes air di tengah padang pasir yangterik dan tandus untuk bayinya, Ismail,tidak hanya membangkitkan sikappercaya diri dan etos kerja, tetapi jugamenimbulkan rasa kagum yang padagilirannya akan memotivasi diri merekauntuk menakar tingkat keimanannya disaat berhadapan dengan berbagaicobaan. Inilah makna simbolik dariprosesi sa’i.

Keempat, pada saat wukuf diArafah, kita diingatkan dengan satuperistiwa akbar yang akan di alami olehsemua manusia di Padang Mahsyar,pada hari kebangkitan kembali manusiadari kuburnya yang disebut yaum al-ba’ts. Itulah sebabnya ritus wukuf diArafah begitu penting agar kaummuslimin jama’ah haji mencobaberintrospeksi menyangkut bekal untukkehidupan yang abadi.

Kelima, akhlak kepada Allah SWT.Jika disimak secara cermat, seluruhdo’a yang di ucapkan dalam prosesiibadah haji, baik yang berisi pujianmaupun pengakuan akan kelemahandiri serta komitmen kesetiaan, mencer-minkan ketinggian akhlak kepada AllahSWT. Disini, segala pengorbanandalam melaksanakan ibadah haji, baikberupa biaya, waktu, tenaga, penderita-an dan lain-lain dihayati sebagaisebuah persembahan dan ekspresikesetiaan serta loyalitas terhadapperintah-Nya.

Keenam, akhlak kepada sesamamanusia. Inti dari akhlak kepada sesa-ma manusia yang diekspresikan dalamibadah haji adalah prinsip egalitariandan solidaritas sosial. Digunakannyapakaian serba putih, larangan menggu-nakan perhiasan dan wewangian, seca-ra simbolik mengindikasikan persama-an derajat dan anti diskriminasi sosial.Adanya kewajiban berkurban (menyem-belih binatang yang dagingnya diberi-kan kepada fakir miskin), merupakancermin anjuran solidaritas sosial untukmereka yang secara ekonomis danpolitis selalu tertindas dan di dzalimi.

Bagi yang sudah melaksanakanibadah haji, segala perbuatannyaharuslah mencerminkan seorang haji.Jangan sampai, sudah punya titelhaji, tetapi masih gemar melakukanperbuatan maksiat. Apalagi merasabangga dengan titel haji yang iasandang, seperti ingin disapa PakHaji atau Bu Hajah. Karena tidak

sedikit orang yang menunaikanibadah haji lantaran ingin mendapatprestise “Haji” sehingga dijadikansebagai alat memperkuat statussosialnya, khususnya untukmendapatkan legitimasi sosial darimasyarakat. Dan makna substantipibadah haji itu tidak terletak padahuruf “H” atau “Hj” di muka namaseseorang. Tetapi pada aktualisasinilai-nilai simbolik peribadatannyayang mencerminkan kesalehandalam kehidupan sehari-hari, bahwakemabruran subtansial dari ibadahhaji adalah ketika yang bersangkutanmampu meningkatkan kualitas amalsaleh, saling berbagi, saling bergan-deng tangan untuk mewujudkan satu

cita-cita besar, membentuk khoiruummah.

Untuk mewujudkan dream menjadisatu kenyataan, setidaknya adabeberapa langkah yang harusdilakukan oleh calon atau alumni hajiIndonesia. Pertama to know (mengeta-hui) to fiil (internalisasi), dan to act(aktualisasi), dan to spread (menyebar-luaskan). Perpaduan secara organisdan dinamis keempat faktor dalam jiwahaji Indonesia, insya Allah akanmembawa terwujudnya mimpi hajimenjadi wahana kebangkitan dankejayaan bangsa Indonesia, khususnyaummat Islam di masa mendatang.

Dadan Hamdani, S.Sos.(Imam Masjid Agung Baitut Tahmid)

FOTO : ISTIMEWA

Page 73: Warta Bea Cukai Edisi 386

72 WARTA BEA CUKAI EDISI 386 JANUARI 2007

anau Laut Tawar, sebuah danauyang terbesar di Aceh bukansaja memberikan tambahan

keindahan alam di wilayah ini tetapimemberikan tambahan potensi laindiantaranya potensi ikan. Di sektorperkebunan, kopi adalah komoditikebanggaan Aceh Tengah. Terkenaldengan nama Kopi Gayo, jenis kopiArabica yang tumbuh subur dikawasan dataran tinggi Gayo denganketinggian antara 1.200 - 1.600 m diatas permukaan laut.

Takengon oleh pemerintahKabupaten Aceh Tengah sejak awalmemang dirancang sebagai kotawisata, dengan diwujudkan padamotto Kota Takengon yaitu sebagaiKota Wisata, hal ini dilatarbelakangipotensi wisata Kabupaten AcehTengah yang memiliki kurang lebih20 obyek wisata yang dapatdinikmati disana, seperti Danau LautTawar, Gua Loyang Koro, LoyangSekam, Loyang Datu, TempatPacuan Kuda, Air Terjun, PemandianAir Panas Wih Sekam, hiking ke AtuTingok dan Puncak Gunung BurniTelong, Monumen Radio, TamanBuru, Singah Mata dan lain-lain.

TRANSPORTASISemenjak perjanjian damai (MoU)

antara pemerintah Indonesia dan GAMditandatangani pada bulan Agustus2005, faktor keamanan secarakeseluruhan di propinsi Nanggroe AcehDarussalam sudah kondusif dan aman.Jalan darat menuju Takengon saat inisetiap hari sudah ramai dilalui baik olehkendaraan angkutan umum baik bismaupun L 300 dan kendaraan pribadi,bahkan transportasi udara denganpesawat kecil jenis SMAC sudah rutindilakukan satu minggu sekali pada hariRabu, penerbangan dari Medan jam07.00 WIB dan penerbangan dariBanda Aceh jam 10.00.

Dengan jarak tempuh 297 km dariBanda Aceh dan 480 km dari Medanserta 4 jam dari Meulaboh ke Takengon,dan kondisi jalan yang baik sertakeadaan geografi yang masih alamidengan pemandangan alam yangmenarik membuat perjalanan menujuTakengon terasa menyenangkan.

PERJALANAN MENUJU TAKENGON.Keindahan panorama alam (wisata)

Takengon membuat kami inginmenikmatinya, apalagi ditunjang bahwa

kota Takengon merupakan kota tempatberdomisili orang tua Bp. Safuadi,Kepala KPBC Sabang sehinggainformasi tempat pariwisata menjadisemakin lengkap.

Untuk mendapatkan pengalamanmenikmati wisata kota Takengon yangmaksimal dan ditunjang denganrencana yang mau ikut ke Takengonsebanyak 26 pegawai Bea Cukai sertarencana bermalam denganmenggunakan tenda (kemping) selama2 hari di Danau Laut Tawar, maka kamimencoba jauh-jauh hari merencanakansecara baik pergi ke Takengon.

Setelah persiapan selesai dilakukandan setelah mendapatkan kepastianyang ikut berjumlah 18 orang pegawaiterdiri dari pegawai KPBC Sabang danKPBC Meulaboh, sedangkan pegawaidari Kanwil DJBC Banda Aceh, KPBCIsmud, Ulee-Lheeu tidak jadi ikutkarena ada keperluan, maka scheduleawal adalah membagi tim yangberangkat ke Takengon menjadi 2bagian. Hal ini disebabkan antaraSabang dan Meulaboh jaraknya jauh(kurang lebih 16 jam ditempuh jalandarat) dan lebih efektif apabilaberangkat dari tempat masing-masing

KOTA WISATA

TAKENGONACEH TENGAHKabupaten Aceh Tengah dengan ibu kota Takengon, berlokasi di daerah pegunungandengan ketinggian 1.200 meter diatas permukaan laut dengan pemandangan alamnya yangindah, suhu rata-rata 20 derajat Celcius.

D

DOK. PRIBADI

SELAK

Page 74: Warta Bea Cukai Edisi 386

73WARTA BEA CUKAIEDISI 386 JANUARI 2007

sehingga disepakati titik temu di sekitarDanau Laut Tawar Takengon.

Pada hari Jumat pagi, tanggal 25Agustus 2006, 13 orang start denganmemakai 2 mobil dari Sabang dan 4orang dengan mengendarai 1 mobilstart dari Meulaboh untuk menujuTakengon, sedangkan satu orang(pegawai BC asli dari Takengon) sudahberangkat lebih dahulu ke Takengonuntuk mempersiapkan tempat kempingdan keperluan lainnya,

Setelah menempuh perjalananselama 2,5 jam dengan kapal ferry dariSabang ke Banda Aceh, perjalanandilanjutkan menuju Sigli terus keBireuen, dan sampai di Bireuen kuranglebih 3 jam. Sehabis sholat jumat danmakan siang, perjalanan dilanjutkan keKota Takengon yang jaraknya ‘tinggal’102 km. Sepanjang jalan menujuTakengon, deretan pinus berjajardengan latar belakang bukit-bukit hijau,hawa dingin angin pegununganberpadu serasi dengan harum baupinus-pinus itu, belum lagi semaraknyabunga kopi gayo yang tengah mekar.

Jalan yang banyak berkelok-kelokkami namakan dengan ‘1000 kelokan’karena hampir tiap 100 – 200 meterjalan berbelok ke kiri dan ke kanan,ditunjang dengan kondisi jalan yangmenanjak dan menurun membuatperjalanan semakin menarik. Tak terasaperjalanan 3 jam berlalu dan tiba diTakengon pada pukul 16.30 WIB.Sedangkan rekan kami dari Meulabohsudah lebih dahulu sampai di Takengonpada pukul 14.00 WIB.

GUA LOYANG KOROSetelah sampai di dekat Danau Laut

Tawar, kami tidak menyia-nyiakan wak-

tu, sebelum menuju tempat kemping,kami singgah dulu di Gua Loyang Koro.Gua ini terletak persis menghadap keDanau Laut Tawar Takengon, sekitar 15menit dari Kota Takengon. Setelahmemarkir kendaraan, dan membelitiket di gerbang masuk gua seharga2.000 per orang, kami berjalanberiringan melewati jalan setapak dan5 menit berlalu sampailah kami kedepan gua yang cukup lebar sekitar 6 x

7 meter. Berdasarkan informasi penja-ga gua, Gua Loyang Koro panjangnya3,5 km dan merupakan penghubungantara satu bukit dengan bukit lainnya,dan saat ini untuk wisata gua diberipenerangan lampu baru sedalam 100meter. Pada awal masuk gua, kamimasih dapat berjalan dengan tegak dandapat menikmati dengan santai, tapisekitar berjalan 20 meter kami harusberjalan secara menunduk karenabanyak staklamit dan staklatit yangmenonjol, dan baru bisa lega berjalansantai setelah sampai di kedalaman90-100 meter.

Sungguh pemandangan di dalamgua cukup bagus, dimana keindahanciptaan Allah SWT memang tersebardimana-mana. Setelah puas menikmatiselama 1 jam, kami keluar gua untukmenuju tempat kemping.

DANAU LAUT TAWARDanau Laut Tawar Takengon meru-

pakan danau yang terluas di propinsiNAD, terletak di sela-sela perbukitan dikaki Gunung Geureundong. Letaknyayang berada di pinggiran kota membuatdanau mudah dijangkau orang yangsinggah di kota tersebut.

Lokasi Danau Laut Tawar memangstrategis. Dapat dikatakan, keindahandanau ini menjadi semacam ucapanselamat datang kepada pengunjungyang pertama kali memasuki Takengon.Sambil duduk di pinggiran danau, kitadapat memandang air yang biru,panorama alam danau laut tawar yangindah dikelilingi oleh perbukitan, udarayang sejuk, kota Takengon terlihatRADIO RIMBA RAYA (RRR)

ANGGOTA TIM DI PUNCAK GUNUNG BURNI TELONG

DOK. PRIBADI

DOK. PRIBADI

Page 75: Warta Bea Cukai Edisi 386

74 WARTA BEA CUKAI EDISI 386 JANUARI 2007

secara keseluruhan. Sungguh kete-nangan alam membuat hati siapapunbertambah nyaman.

Selain itu di Danau Laut Tawar,dapat digunakan untuk kemping,memancing ikan, menyewa perahu ataumelalui jalan darat untuk mengelilingidanau. Perjalanan menuju ke tempatkemping yang telah ditentukan olehrekan kami cukup jauh sekitar 25 menitdengan menelusuri (mengelingi) DanauLaut Tawar. Sambil berjalan kami takhenti-hentinya menikmatipemandangan Danau Laut Tawardiwaktu senja, air tenang beriak sedikitditerpa angin semilir diselingi pendudukyang membawa perahu kecil mencariikan. Terasa benar ketenangankehidupan.

Tiba-tiba kabut datang dan hujangerimis dan deras menerpa kami,memang daerah pegunungan cuacatidak dapat kita pastikan, tapi…alhamdulillah saat kami sampai ditempat kemping hujan hanya rintik-rintik, dan kami lanjutkan denganmenurunkan perbekalan untukdimasukkan ke tenda sudah didirikan.

Acara berikutnya membuat apiunggun dan masak-memasak denganmenu ikan bakar dan kopi khasTakengon, tak terasa makanan siap dankami menyantapnya dengan rianggembira diselingi gurauan. Mengingatagenda besok cukup banyak, makasetelah makan kami langsung tidur ditenda ‘tentara’ yang lebar, dengan

beralasan tikar dan memakai bantal tasmasing-masing.

HIKING GUNUNG BURNI TELONGBangun pagi terasa segar dengan

terpaan angin danau apalagi ditunjangdengan cuaca yang cerah, setelahmenunaikan sholat subuh, kamiberkemas-kemas untuk menuju ke kakiGunung Burni Telong yang ditempuhdalam waktu 1,5 jam dengan memakaikendaraan.

Gunung Burni Telong mempunyaiketinggian 2.624 meter adalah salahsatu gunung berapi yang masih aktif diProvinsi NAD, selain Seulawah Agam diAceh Besar dan Gunung Peut Sagoe diPidie. Gunung Burni Telong terletakpada sebuah gugusan keluarga gunungberapi, di sebelah utara Burni Telongterdapat Gunung Geureudong danGunung Burni Pepanyi yang kini tidakaktif lagi. Burni Telong diambil daribahasa Gayo yang artinya gunungterbakar, sementara dalam bahasaAceh disebut Gunong Tutong.

Ditinjau dari statusnya, statusgunung berapi dibagi empat kategoritergantung dengan tingkat bahayanya.Tingkatan status tersebut masing-masing aktif normal, waspada, siagadan paling tinggi awas. Gunung BurniTelong berada pada status aktif normal,pernah meletus pada tahun 1856, 1924dan 1929, bandingkan dengan GunungMerapi di Yogyakarta yang sekarangmasuk kategori waspada.

Untuk kalangan pendaki di BumiNanggroe Aceh Darussalam, GunungBurni Telong merupakan tempat yang baikuntuk melakukan pendakian bagi parapemula atau yang jarang naik gunung.Pendaki dari Banda Aceh, Lhokseumawe,Bireuen dan sekitarnya tidaklah asinguntuk pergi ke puncak gunung. Bahkanpada tanggal 17 Agustus 2006 yang lalu,dilakukan pendakian masal sebanyakkurang lebih 150 pendaki dari berbagaidaerah untuk melakukan upacaraperingatan hari kemerdekaan RI dipuncak gunung.

Perjalanan menuju kaki gunungterasa indah, setelah sampai kamisarapan pagi dan dilanjutkan hiking kepuncak gunung yang diikuti oleh 15orang, 12 orang pegawai Bea Cukaidan ditambah penduduk asli 3 orangsebagai guide ke puncak.

Perjalanan dimulai dengan startmelewati perkebunan dan persawahanpenduduk, kemudian setelah berjalan30 menit, disambut lebatnya hutanpinus, kondisi jalan yang semakin terjalmembuat perjalanan membutuhkanbanyak istirahat, tak terasa setelahberjalan kurang lebih 1,5 jam kamimencapai satu bukit yang merupakanlandasan awal menuju ke puncak.

Selanjutnya perjalanan melaluipohon-pohon kecil dan rumput ilalangdan jalan menanjak, setelah 20 menitdiganti dengan ilalang dengan batang-batang kecil yang sudah terbakar. Disinikami harus ekstra hati-hati karena

JALAN SETAPAK DARI GUA

SELAK

Page 76: Warta Bea Cukai Edisi 386

75WARTA BEA CUKAIEDISI 386 JANUARI 2007

kondisi jalan yang semakin curam dandi kanan kiri jurang, diselingi aksimemanjat bebatuan.

Setelah berjalan selama 4 jam,sampailah kami semua dengan selamatdi puncak gunung Burni Telong.Pemandangan alam yang indah daripuncak membuat rasa capek hilangdimana terlihat di kejauhan lapanganudara Rembele Takengon, Danau LautTawar dan Kota Takengon dan indah-nya hamparan bunga edelweis. Setelahistirahat dan makan siang di puncakdengan menu utama nasi bungkus, ka-mi memasang bendera Bea Cukai danlangsung berkibar diterpa angin, Jaya-lah Bea Cukai. Dan setelah 30 menit,kami turun ke bawah, cuaca yang cerahmembuat perjalanan turun lebih cepatdan kurang lebih 3 jam 5 menit,sampailah kami di shelter terakhir.

AIR TERJUNAir Terjun berada kurang lebih 3 km

dari desa Angkup, Kecamatan SilinNora (sayangnya nama air terjun belumdiberikan oleh Pemda Kota Takengon).Setelah melakukan pendakian, kepadarekan-rekan yang masih kuat, diberikankesempatan untuk pergi ke Air Terjundan diikuti oleh 8 orang.

Perjalanan agak sedikit ringankarena untuk menuju ke Air Terjun,kebanyakan jalannya menurun, dalamwaktu 30 menit sampailah kita di lokasiair terjun. Kelelahan sirna setelahmelihat air terjun yang meluncur jatuhke bawah dengan derasnya. Untukmenyegarkan badan, kami mandi danterasa air terjun sedingin es, sedikitmenggigil kami dibuatnya.

Setelah puas menikmati, kamikembali ke tempat kemping. Sampai ditenda, kami langsung memasak dandalam waktu sekejap makanan yangterhidang langsung habis, maklum

perjalanan naik gunung dan menuju airterjun membutuhkan ekstra tenaga.

PEMANDIAN AIR PANASSetelah beristirahat semalam, pagi-

pagi kami bangun untuk melanjutkanagenda ke pemandian air panas.Pemandian air panas di Takengonterkenal dengan nama Air Panas WihSekam, dinamakan demikian karenaterletak di Kecamatan Wih Sekam KotaTakengon yang jaraknya sekitar 20 kmdari Danau Laut Tawar. Letak persisnyadi kelurahan Simpang Balik, kecamatanWih Sekam. Posisinya berada di lerenggunung Merapi Burni Telong, dengankiri kanan perbukitan dan perumahanpenduduk.

Setelah membereskan semuabarang-barang, karena kami akanlangsung menuju ke Sabang atauMeulaboh. Menuju lokasi air panas,perjalanan ditempuh dalam waktu 1 jam20 menit

Sampailah kami di lokasi, cukupramai juga penduduk yang mandi disana, segera kami juga menyusulnya,dan, saat menyentuh air panas, terasasekali hangatnya apalagi pagi hari inidengan kondisi cuaca yang sejuk.Pemandian air panas yang mempunyailuas kurang lebih 30 x 50 meter, tiaphari dikunjungi oleh penduduk. Setelahpuas berendam, kami sarapan pagi dikedai dekat pemandian air panas.

MONUMEN RADIO RIMBA RAYADalam perjalanan back to home,

satu lagi obyek wisata di KotaTakengon tidak kami lewatkan yaituMonumen Radio Rimba Raya (RRR)yang merupakan wisata sejarahmengenang keberhasilan merebutkemerdekaan dengan siaran radio.Monumen RRR berada di Desa RimbaRaya, Kecamatan Timang Gajah,

Kabupaten Aceh Tengah. RRRmerupakan siaran radio yang berhasilmenyelamatkan Indonesia saat-saatberada diambang kritis ketika ibu kotaIndonesia di Yogyakarta berhasil direbutBelanda, 19 Desember 1948.

Saat itu, RRI yang biasamenyiarkan kemerdekaan Indonesiajuga berhasil dikuasai Belanda. RadioBelanda Hilversum saat itu menyiarkanberita bahwa Indonesia sudah hancur.Pada saat genting itu, tanggal 20Desember RRR mengudara dari rimbabelantara untuk menyatakan bahwaIndonesia masih ada. Untukmengumandangkan siaran RRR,tentara Indonesia dari Divisi Gajah Xharus berjuang mati-matian danbergerilya setiap saat menghindarideteksi musuh. Monumen yang terlihatsekarang dibangun tahun 1990,diresmikan Bustanul Arifin yang saat itumenjabat Menteri Koperasi.

PENUTUPPerjalanan selama tiga hari dua

malam dengan menikmati beberapatempat wisata kota Takengonmerupakan kenikmatan tersendiri. KotaTakengon memang cocok untuk tempatwisata, panorama pegunungan yangindah, udara sejuk, penduduk yangramah yang mempunyai tradisi unik,kopi gayo yang terkenal, danau, gua,air terjun, gunung, taman hutan, pacuankuda, wisata sejarah radio memikatkedatangan banyak orang dari daerahlain, pulau lain maupun turis dari luarnegeri. Modal tersebut cukup untukmeningkatkan kota takengon menjadidaerah tujuan wisata dunia.

Bagi rekan-rekan yang berkesempat-an pergi ke Propinsi Nanggroe AcehDarussalam, kami sarankan jangan sam-pai lupa untuk menikmati indahnya pano-rama Kota Wisata Takengon.

DANAU LAUT TAWAR GUNUNG BURNI TELONG

DOK. PRIBADI DOK. PRIBADI

febra

Page 77: Warta Bea Cukai Edisi 386

76 WARTA BEA CUKAI EDISI 386 JANUARI 2007

aya berbicaranya yang tegas dancaranya mengenakan baretseragam Bea dan Cukai, adalah ciri

khas Sunaryo diantara rekan-rekanseprofesinya. Mulai dari berjalan sampaiberpakaian rapi ala tentara bisa terlihatbahwa Sunaryo, pernah mengenyampendidikan militer. Tak heran, semasa iabertugas di Tanjung Balai Karimun (TBK),Sunaryo yang merupakan veteran KawahCandradimuka Bukit Tidar Magelang inidijuluki rekan-rekannya sebagai ’Si MayorKopassus’.

Namun begitu, meski sempat menge-nyam pendidikan militer, sikap kurangterpuji atau melanggar kepatutan yang se-mena-mena ia tinggalkan. Yang ada, si-kap disiplin dan kerapihan ala militer yangsampai kini ia terapkan dalam hidupnya.

Mengawali kisah hidupnya, Sunaryoanak kedua dari tiga bersaudara yang la-hir di Pemalang, Jawa Tengah pada 1 Mei1957 ini merupakan anak dari pasanganH. Abdullah dan Syarifah. Sunaryo padatahun 1964 meninggalkan kampung hala-mannya karena diajak bibinya ke Jakarta,setelah ibunya meninggal dan kemudianayahnya menikah kembali.

Saat meninggalkan Pemalang,Sunaryo ketika itu masih duduk di kelas 2SD. Di Jakarta seharusnya melanjutkankelas 2 SD, namun karena ia belum bisaberbahasa Indonesia secara lancar makadimasukkan ke kelas 1 SD. Setelah dudukdibangku kelas 2 SD, Sunaryo diajarkanberjualan berbagai macam makanan ja-janan seperti combro, misro dan kue-kueuntuk dijual keliling kampung di Jakarta.

Berangkat berjualan pukul 5.30 sam-pai 7.00 dilakoninya, setelah itu berangkatsekolah. Pulang sekolah pukul 12.00siang, lalu pukul 14.00 sampai 17.00 ber-jualan keliling lagi sampai ke Jatinegarahingga Tanjung Priok di atas kereta apiGujes ( sebutan untuk kereta api berba-han bakar batu bara,). Terkadang jika sorehari menjelang magrib sudah sampairumah dan mandi, Sunaryo sudah ada dimushola untuk mengumandangkan suaraadzan magrib untuk berjamaah sholatmagrib dan kemudian mengaji sampaiselesai Isya.

Ada pengalaman yang sampai seka-rang tidak ia lupakan. ”Mungkin karenakelelahan, sekitar pukul 20.00 saya terti-

dur pulas sampai stasiun Jatinegara. Sayakira kereta baru sampai di StasiunKemayoran atau Senen, ternyata sudahsampai Jatinegara, padahal saya harusturun di Stasiun Kramat, Rawasari. Makasambil membawa dagangan saya jalankaki menyusuri rel kereta api dari StasiunJatinegara ke Pos Kramat Rawasari. Tibadi rumah pukul 23.00 semua keluargamenunggu dengan cemas dan was-was,”kenang Sunaryo.

Ia juga pernah mengalami razia karcis.Kejadiannya di stasiun Tanjung Priok,kebetulan ia tidak punya karcis, akhirnyalangsung digiring oleh Polsus Kereta Apike Stasiun Tanjung Priok. ”Saking takutnyasaya kabur, dan pulang sambil membawadagangan menyusuri rel kereta api dariTanjung Priok-Ancol-Rajawali-Kemayoran-Kramat Sentiong. Bisa dibayangkan jarakyang cukup jauh saya tempuh denganberjalan kaki.”

Di bangku SMP, Sunaryo menyambiberjualan koran sebelum berangkatsekolah masuk siang pukul 12.00. Pulangsekolah pukul 17.00 ia lanjutkansambilannya dengan ikut menjadi kernetoplet jurusan Jatinegara – Kota/Beos danpulang sampai di rumah pukul 21.00.

Bakat seni juga mengalir dalam diriSunaryo, sekitar tahun 1974 sampai 1975semasa remaja, ia mulai menyenangidunia seni peran, maka itu Sunaryo aktifdi teater calon Bintang Grup Pos Film diGelanggang Remaja Planet Senen, Jakar-ta Pusat dengan instrukturnya ketika ituWim Umboh (sutradara) dan para artis,diantaranya Hadi Syam Tahak, HendraCipta, Ratno Timur, Sophan Sophian,Kusno Sujarwadi dan lain-lain. Namun itudianggapnya hanya mencari pengalamansaja meski beberapa peran figuran pernahia lakoni dalam beberapa film.

VETERAN KAWAH CANDRADIMUKABUKIT TIDAR MAGELANG

Setamat dari SLTA tahun 1976, Sunar-yo melanjutkan ke AKABRI Darat di Mage-lang. Ia merasakan yang namanya di-gojlok di Kawah Candradimuka Bukit TidarMagelang. Namun baru setahun di BukitTidar ia dinyatakan Drop Out (DO). Saatitu Gubernur AKABRI Darat adalah May-jen Wiyogo Atmodarminto dan KomandanJenderal AKABRI Letjen Susilo Soedar-

man. Meski kecewa dan berat hati, ia punbisa menerima keputusan itu.

Beberapa rekannya yang di-DO tidaksedikit mengalami stres berat bahkan adayang sampai hilang ingatan karenakecewa yang mendalam. Namun Sunaryosangat bersyukur karena iman kuat danpengalaman hidup sejak kecil yangmengharuskannya mandiri dan tangguhmenjalani hidup, kejadian yang sepertidialami teman-temannya tidak ia alami.

“Maka itu, dengan iman jadi terkendalikarena kita memiliki filter sehingga terarah.Dengan ilmu, paling tidak mempunyaiwawasan luas, baik cara berpikir maupununtuk mengambil keputusan dan akanmempermudah segalanya. Dengan senisemuanya akan menjadi indah, penuhwarna dalam menjalani hidup ini, jadi tidakmudah stres,” begitu kiatnya.

DO dari AKABRI, Sunaryo lantas be-kerja sebagai rekanan pengadaan peralat-an laboratorium di wilayah Jalan HayamWuruk Jakarta. Kemudian tahun 1978 adapembukaan lowongan di Departemen Ke-uangan (Depkeu), ia pun melamar untukdapat bekerja di Depkeu, ketika itu lamar-an dikirim ke Kantor Departemen TenagaKerja Jakarta Pusat samping TamanIsmail Marzuki. Menjalani testing awal ta-hun 1979 di Senayan dan setelah dinyata-kan lulus test, Sunaryo ditempatkan diKantor Pusat Direktorat Jenderal Bea danCukai (DJBC) akhir tahun 1979 ia dikirimke Pusdik Litbang Tel Perumtel Bandung,tepatnya sejak Maret 1980 sampaidengan Maret 1981 untuk dididik sebagaiTelegrafis Radio (Markonis).

Juli 1981, Sunaryo, menginjakkankaki di pulau Karimun Kepulauan Riau.Pertama kali menginjakkan kaki di TanjungBalai Karimun, ketika itu terasa agakaneh dan unik kesannya tentang pulau ini,sebab di tingkat kecamatan terdapatKantor Wilayah DJBC dan transportasi bisbentuknya unik dan supirnya wargaTionghoa. Amoy (gadis-gadis Tionghoa) disana memikul air untuk dijual, ada jugayang menjadi pramuwisma (pembanturumah tangga), beda dengan di Jakartayang berpenampilan perlente.

Awal 1982, Sunaryo mendapat tugasBKO GUSKAMLA (Gugus KeamananLaut) di Belawan. Saat itu ia membawarombongan Pangdam Bukit Barisan dari

SUNARYO, SE. MMKASI PERBENDAHARAAN KPBC TIPE B BONTANG

“JALANKAN TUGAS DI LAPANGAN DENGANCERDAS, BERANI, DAN SANTUN”Dalam menjalani hidup, Sunaryo, tokoh profil kali ini, berusaha untuk selalu memadukan antaraiman, ilmu dan seni. Karena baginya dengan iman membuat hidup lebih terarah, dengan ilmumembuat hidup lebih mudah dan dengan seni membuat hidup lebih indah.

G

PROFIL

Page 78: Warta Bea Cukai Edisi 386

77WARTA BEA CUKAIEDISI 386 JANUARI 2007

Sabang menuju Ulee-Lheue. Setibanya di Der-maga Ulee-Lheue saat Kapal BC 2001 akansandar, ABK melempar tali ke dermaga, namuntak satupun masyarakat di sekitar dermagamembantu mengambilkan tali untuk dililitkanke dermaga, entah mengapa, padahalombaknya cukup besar. Setelah mengetahuisituasinya, ternyata masyarakat kurang berke-nan dengan kehadiran rombongan TNI, kare-na Aceh ketika itu menjadi daerah operasi militer.

MENIKAH SAAT MENUNGGU PERBAIKANKAPAL

Akhir Desember 1982, di suatu hari libur,Sunaryo beserta awak patroli yang berada diba-wah Komando Kantor Pusat DJBC yaitu KasubditOperasi yang saat itu dijabat oleh BambangSoebadi melakukan patroli laut. Dalam pat-roli itu dikerahkan 3 buah kapal patrolidi sekitar perairan Pulau Jawa.Kapal patroli BC yang sa-tu ditugaskan di perairanCirebon – Semarang,Kapal BC yangkedua di perairanTanjung Kerawang– Cirebon danSunaryo yangberada di kapalketiga yaituKapal BC 7004dengannakhoda (alm)Utama danKopat EthusM bertugas diperairanTanjungKarawang –Panjang /Teluk BetungLampung.

Namunnaas, di pagihari libur De-sember 1982itu, BC 7004dengan kece-patan cukuptinggi kandasmenabrak ka-rang muda di seki-tar Pelabuhan Pan-jang, Lampung, danposisi kapal langsungterduduk. “Untung tidakada kebocoran padakapal, namun propeller,Bracket dan as beng-kok semua.Keesokannya KapalBC 7004 ditarik de-ngan tug boat kePelabuhan Pan-jang namun takberhasil, kemudi-an mengerahkan2 tug boat dise-lingi acara ritualkepercayaanmasyarakat se-tempat akhirnya

kapal bisa ditarik ke dermaga panjang.Keesokan harinya BC 7004 ditarik 2 tug boatmenuju Tanjung Priok selama 2 hari 2malam,” ujar Sunaryo.

Setelah kapal di perbaiki dan masuk diDok PT. INGGOM Tanjung Priok, para ABKmulai resah karena tidak ada kegiatan yangsignifikan. Uniknya, waktu tersebut Sunaryomanfaatkan secara spontan untukmelangsungkan pernikahan dengan mojangCimahi, Bandung. Dialah Edeh Djubaedahpujaan hatinya yang ia kenal di Bandung saat

mengikuti pendidikan Markonis di Bandungyang saat bertemu pertama kali merupakan

mahasiswi IKIP Bandung. Pernikahan pundilangsungkan pada 28 Januari 1983. Meski semula

orang tua dari pihak istrinya kaget dan terheran-herandengan keputusan Sunaryo untuk menikah secara

mendadak namun setelah dijelaskan bahwa iamemanfaatkan waktu disamping tugasnya yang

terus berpindah-pindah tempat, akhirnyapernikahan itu berlangsung.

Dari pernikahannya Sunaryo denganEdeh Djubaedah yang kini berprofesi

sebagai guru SMPN 216, merekatelah dikaruniai dua orang anak,

masing-masing Dimas Wicaksono(22) yang kini sedang berkuliah diOsaka Jepang melalui programbeasiswa Mombuso dariPemerintah Jepang dan DianiParamita Ayuningtyas (16) yangsaat ini duduk dibangku kelastiga SMA.

BANYAK PENGALAMAN DIPATROLI LAUT

Berbagai pengalamanmenarik selama patroli lauttelah ia alami. Seperti kisahsaat patroli di sekitarPerairan Selat Singapuradengan BC 3002 yang dikomandani J.A. Andih.Ketika sedang memeriksa

dan menyegel kapal motordari Singapura tujuan TBK,tiba-tiba ada kapal patrolilaut dari instansi lain yangnomor lambungnya sudahtidak diingatnya lagimenghampiri BC 3002.Kemudian Kopat kapal BC3002 dipanggil menaikikapal patroli tersebut.

“Setelah menghadap salahsatu awak di kapal patroli

tersebut, saya bertanya kepadaKopat kami, sebenarnya apa

yang terjadi. Kemudian Kopatmenjawab, ah sudah biasa,mungkin awak kapal patroli taditersingung karena kita memeriksa

dan menyegel kapal tersebut terlalulama,” kenang Sunaryo.

Begitu juga saat mencurigai se-buah kapal penyelundup ketika patrolidi sekitar perairan Tanjung Pinang.Timnya menjumpai oknum patroli lautdari instansi lain sedang mengawalkapal motor bermuatan barangkelontong. Ketika didekati kapal patroli

77WARTA BEA CUKAIEDISI 386 JANUARI 2007

Page 79: Warta Bea Cukai Edisi 386

78 WARTA BEA CUKAI EDISI 386 JANUARI 2007

BC, salah satu oknum patrolilaut dari instansi lain tersebutstand by dengan senjata laraspanjang. Lantas Kopat BC, Tu-giman memerintahkan Sunaryountuk menanyakan hal tersebut.“Salah satu oknum tersebutsaya suruh naik ke kapal kami,kemudian saya tanyakan kepa-da yang bersangkutan.Dikatakannya bahwa kapal mo-tor tersebut merupakan barangtangkapan mereka. Langsungsaya gertak sambal bahwaakan kami laporkan hal ini keatasannya. Mereka pun ketakut-an dan minta tolong untuk tidakdilaporkan ke atasannya.”

“Jadi sebaiknya kalau kitamelaksanakan tugas dilapangan jangan kalah gertaksambal oleh para oknum dilapangan, namun kita haruscerdas, berani, dan santun,”begitu kiat Sunaryo yangmenerapkan pedoman hidupjangan mengharapkan hasiltanpa kerja keras.

Pengalaman patroli bersa-ma dengan instansi lain pun ju-ga ia alami. Seperti waktu pat-roli di Perairan Selat Malaka, timpatroli BC termasuk Sunaryoditugaskan membawarombongan ABRI Masuk Desa(AMD) dari Dumai menuju Ba-tam Tanjung Pinang. Pada saat kapal BCtiba di perairan dekat Pulau PisangMalaysia, kapal mereka dihantam ombakbesar dan para anggota TNI yangberjumlah kurang lebih 60 orang hampirseluruhnya mabuk laut. Senjata merekapun berserakan di kamar ABK Kapal BC.

“Saya iseng tanya kepada para prajuritTNI AD, saya kira TNI AD yang sudah ter-latih tidak mabuk laut, mereka jawab agakkesal, saya kan bukan AL tetapi saya AD.Betul juga sih mereka tugasnya di darat,”gumam Sunaryo ‘Si Mayor Kopassus’yang memiliki pedoman dalam menjalantugas harus dengan semangat, tekad,disiplin dan profesional.

Begitu juga sewaktu membawa rom-bongan TNI AL Lantamal Tanjung Pinangke Dabo Singkep dalam rangka latihanpendaratan tank amphibi. Dalam setengahperjalanan Tanjung Pinang-Dabo Singkep,salah seorang anggota TNI AL berpangkatLetnan satu mabuk laut, Sunaryo danrekannya berinisiatif untuk menolongnya,namun ternyata dilarang oleh rekan-rekanTNI AL. “Mereka larang kami untukmenolong, katanya biarkan saja sampaimuntah kuning,” ujar Sunaryo.

Namun diantara kisah tadi ada jugapengalaman yang menyentuh rasa kema-nusiaannya, seperti misalnya ketika itutahun 1984, sekitar Pukul 05.15 WIB, Ka-pal BC 401 mengejar sasaran di perairanantara Pulau Karimun Riau denganTanjung Piai Malaysia. Tim patroli mengiraperahu penyelundup ternyata setelah

BERSAMA KELUARGA saat wisuda pasca sarjana, 28 Oktober 2002. (Darikiri ke kanan). Dimas Wicaksono (anak pertama), Edeh Djubaedah (istri),Sunaryo, Diani Paramita Ayuningtyas (anak kedua).

didekati terapung-apung sebuah perahudalam posisi terbalik dengan penumpangkira-kira 15 orang yang seluruhnyaselamat dan telah terapung-apung selama2 hari. Lantas tim patroli menolong parakorban kapal terbalik dan mengangkatnyake Kapal BC 401 untuk kemudian diantarke tempat tujuan, yaitu Sambu BelakangPadang setelah sebelumnya diberikanpakaian pengganti dan makan seadanya.

Pengalaman lain, sewaktu Sunaryomasih menjadi operator radio tepatnya ta-hun 1990-an saat sedang patroli di Perair-an Selat Singapura, tim patroli ditugaskanoleh Kabid P2 Kanwil II DJBC untuk mem-bawa Panglima TNI (Pangab) Jenderal LBenny Moerdani dari Batu Ampar, Batamke Singapura. Ketika itu kapal BC diko-mandani Ethus M Setelah tiba di Derma-ga Finger Fier Singapura, Sunaryo agakheran juga, mengapa yang disalami (dija-bat tangan) malah dirinya yang didahulu-kan, padahal waktu itu ia masih sebagairomeo oscar (radio operator). Sebelum LBMoerdani menyalaminya terlebih dahuludia menatap dengan tatapan matanyayang tajam kepada dirinya dan Sunaryomerasakan ada kebanggaan tersendiribuat dirinya.

JADI KOMANDAN PATROLISetelah selesai DPT II angkatan XIX

akhir tahun 1993, selanjutnya Sunaryo di-tugaskan sebagai Komandan Patroli.Saat patroli di sekitar Selat Singapura de-ngan kapal patroli BC 8006 dengan

Nakhoda M. Palumbara sekitarJuni 1994, Sunaryo dan timpatroli ditugaskan menjemputMenkeu RI, waktu itu Mar’ieMuhammad.

Sunaryo dan tim patrolimenjemput Mar’ie Muhammaddi Dermaga WTC Singapura. Diatas BC 8006 juga ada KakanwilII DJBC TBK, Thomas Sugijatawaktu itu , Kabid P2, DjasmanSutedjo. Kapal BC 8006 lalumenuju Perairan Tanjung BerakitHosbore dekat Laut Cina Sela-tan mengantar Mar’ie Muham-mad yang ingin memancing disekitar lokasi tersebut.

Setelah berselang kuranglebih 1 jam, ada salah satu ang-gota rombongan Menkeu me-ngatakan dengan sedikit takaburbahwa ombaknya belum sebe-rapa besar. Baru saja diucap-kan, berselang beberapa menitkemudian datang ombak sangatbesar, maka BC 8006 terbirit-birit menuju dermaga Kabil, Ba-tam. Di tengah perjalan menujuKabil, Sunaryo menawarkan ke-pada Mar’ie Muhammad untukberistirahat di kamar Kopatnamun beliau menolak dan lebihsuka duduk di ruang kemudi.

Ketika tiba Mar’ieMuhammad nyaris terjatuh diDermaga Kabil karena cuaca

yang sangat buruk saat itu. “Bagaimanaseandainya seorang Menkeu sampaiterjatuh atau terpeleset ke laut? Lantaskami satu kapal BC 8006 nasibnya akanseperti apa ? Saya hanya bisa bergumamdalam hati saja ketika itu,” kata Sunaryomenceritakan kembali pengalamannya.

Juli 1994 Sunaryo dimutasi keKantor Inspeksi Tipe A khusus TanjungPriok I sebagai Validator / Pendok III.Awal 1997 Pendok III dan IVdilikuidasi. Lepas dari jabatan tersebutkemudian ditugaskan sebagai stafperbendaharaan kemudian staf pabean.Selanjutnya sebagai staf penimbunan,petugas P2 lapangan, dan kepalahanggar. Pada September 2003, iadimutasikan ke Kantor Wilayah IVDJBC Jakarta sebagai Verifikator, laludimutasi ke KPBC Kantor Pos PasarBaru Maret 2004 sebagai KorlakAdministrasi Perbendaharaan.

Awal Desember 2005, Sunaryodipromosikan ke KPBC Bontangsebagai Kepala Seksi Perbendaharaan.Baru 1,5 bulan bertugas di KPBCBontang, Sunaryo dipanggil DiklatPengadaan Barang dan Jasa di CiawiBogor. Pada saat akan berangkat keCiawi, di Bandara Bontang, Sunaryodihampiri Kabid P2 Kanwil X DJBCBalikpapan, M. Aflah Parobi. “Beliauminta tolong saya untuk membimbingatau mengajarkan para calon Kopatbaru, karena di Kanwil X DJBC Balikpa-pan kekurangan tenaga Kopat.

PROFILDOK. PRIBADI

Page 80: Warta Bea Cukai Edisi 386

79WARTA BEA CUKAIEDISI 386 JANUARI 2007

Setelah selesai Diklat di Ciawi Bogor,Sunaryo di BKO-kan di Kanwil X selama 1bulan sebagai Komandan Patroli BC 5001bertugas di perairan Tarakan, Nunukan,Perairan Laut Sulawesi, Ambalat, KarangUnarang.

Pesan Kabid P2, M Aflah Parobi ma-sih diingatnya saat briefing kepada parakopat. Ia menekankan bahwa target mini-mal satu tangkapan dalam melaksanakanpatroli laut, harus menguasai peta laut,dapat me-manage ABK kapal patroli BCdan harus menguasai dan mengertiintelijen/ informasi. Dan ternyata memangtidak sia-sia, sebab operasi membuahkanhasil dengan dua tangkapan, yaitu satukapal berisi gula pasir dan beras, dan satukapal berisi kayu hitam.

Sewaktu menangkap kapal motor ber-muatan gula dan beras, kapal tersebut

dari Tawao Malaysia tujuan Tarakan,kebetulan tangkapan tersebut diserahkanuntuk proses lebih lanjut di KPBCNunukan, tujuannya agar tidak terjadicontact person di Tarakan. Namun selamaSunaryo berada di Nunukan dalamproses serah terima barang tangkapan,HP-nya berdering terus, setelah ia angkatternyata si penelepon mengaku-ngakusebagai pemilik kapal dan barang yangminta tolong jangan ditangkap,maksudnya diselesaikan secara damai.

“Saya jelaskan secara persuasif,oh itu gampang pak tenang saja, sele-sai proses hukum insya allah andayang akan menang lelang. Jadi mak-sud dan tujuan saya agar si penelepontidak rewel dan enggak menelepon-nelepon saya lagi,” begitu taktik Sunar-yo yang mengaku menyukai tugas

yang penuh tantangan dan reaksi cepat.“Saya berharap agar patroli dapat

dilakukan secara optimal, sehinggapelanggaran di bidang kepabeananterutama di perbatasan perairanKalimantan Timur dan Serawak dapatmenurun,” ujar Sunaryo, seperti mengutippendapat M Aflah Parobi, bahwa tenagapatroli yang berpengalaman, mengetahuikondisi perairan Kalimantan Timur danmampu mengendalikan ABK sertamempunyai integritas tinggi masih kurang,termasuk kurangnya sarana patroli yangdimiliki oleh Kanwil X DJBC Balikpapan.

Dari pengalamannya selama bertugasdi laut, bagaimana ia merasakan sukaduka sebagai awak kapal patroli terutamaminimnya kesejahteraan, Sunaryoberharap agar kesejahteraan, uangmakan dan ransum ABK kapal patroli BCdapat ditingkatkan lebih baik lagi,mengingat tugas yang diemban sangatberat dan resiko yang cukup tinggi. Dankepada pegawai DJBC yang menjelangpensiun agar mendapat prioritas atauperhatian yang lebih dalam hal mutasi,misalnya ditempatkan di daerah asalpegawai tersebut untuk lebih dekatdengan keluarganya menjelang pensiun.

Begitu juga harapan kepada pegawaiDJBC, semoga seluruh pegawai DJBCselalu meningkatkan profesionalismedalam melaksanakan tugasnya.Tinggalkan sifat tak terpuji, mari sama-sama meningkatkan kinerja dalam mela-yani masyarakat. Khusus pada pegawaiyang bertugas di laut, ia berharap agarDJBC benar-benar menggemblengnya,karena kapal patroli yang dibawa harga-nya mencapai miliaran rupiah denganperlengkapan senjata, dan diterpa ombakyang luar biasa. Sehingga sangatdibutuhkan pegawai yang tangguh danprofesional di bidangnya masing-masingyang nota bene saat ini tenaga patroli lautusianya banyak yang masih relatif muda.

”Jadi kalau sudah terjun ke bidanglaut, tolonglah krunya sudah betul-betulyang profesional, tangguh kemampuanintelektualnya dan siap pakai, karenasituasi di laut serba krusial,” tandasSunaryo.

AKAN BERTUGAS DI OFFSHOREdi lepas PantaiCilamaya tahun 1998.

BERSAMA KASUBSI P2 Kinsp Sambu, BelakangPadang (ketika itu dijabat Septia Atma, saat ini KabidP2 Kanwil II TBK) di Dermaga Sambu tahun 1990-an.

BERSAMA KAKANWIL X DJBC BALIKPAPAN, Drs. Faried Syibli Barchia,MA, usai pelantikan/ pengambilan sumpah PNS KPBC Bontang, Juni2006 (Sunaryo, baris depan no.4 dari kanan).

BERSIAP untuk patroli laut. Sedang mengambil senjata berat dan ringandi gudang senjata KPBC TBK (tahun 1994, saat Sunaryo menjadiKomandan patroli).

ris

DOK. PRIBADI DOK. PRIBADI

DOK. PRIBADI DOK. PRIBADI

Page 81: Warta Bea Cukai Edisi 386

80 WARTA BEA CUKAI EDISI 386 JANUARI 2007

Minggu itu(10/12) masya-rakat tumpahruah memban-jiri sirkuit Sen-tul, Bogor.Pasalnya, padahari itu untukyang kedua ka-linya Indonesiamenjadi tuanrumah perhe-latan akbar, A1Grand PrixWorld Cup ofMotorsport2006. Duapu-luh tiga negaramengirim parapembalap han-dalnya untukbersaing dipentasbergengsi itu.Indonesia sen-diri diwakili olehpembalapnasional, Anan-da Mikola. Wa-laupun Indone-sia tidak mam-pu dudukdalam 10 besar(Ananda bera-da diposisi ke-

12-red), namun perhelatan itu bisa menjadi bukti bahwaIndonesia mampu menjadi tuan rumah yang baik.

Ditemui WBC sebelum dimulainya A1 GP, LuckyOctavian, Indonesian Idol, mengatakan bahwa A1 GPmemang tidak sekelas Formula 1, tapi tetap merupakankejuaraan dunia antar negara. Sehingga ia merasabangga karena Indonesia mampu menjadi tuan rumah.Oleh sebab itu ia tidak ragu untuk memberikandukungannya pada pembalap Indonesia.

Saat ditanya mengenai kesannya terhadap petugasbea cukai di bandara Soekarno Hatta, Lucky mengakutidak pernah mengalami masalah yang berarti denganpetugas saat pulang dari luar negeri. “Biasanya sukaditanya ini itu, tapi nggak terlalu ribet,” ungkap Luckyyang pada event A1 GP tersebut tampil bersama WindaViska menyanyikan sebuah lagu berjudul We Are TheChampion dari grup musik legendaris Queen.

Barang-barang bawaannya pun tidak pernah ditegahatau ditahan oleh petugas. Hingga saat ini semuanyamasih aman-aman saja. “Paling kalau bawa makanandiperiksa dan aku gak pernah bawa yang aneh-aneh.Jadi di travel bag aku hanya ada baju, sepatu, peralatanmandi dan alat cukur hehehe…udah itu aja, aku gakpernah bawa yang macem-macem,” imbuhnya.

Saat ditanya apakah ia tahu tugas dan fungsi Beadan Cukai, Lucky mengatakan bahwa Bea Cukaimerupakan suatu badan yang bertugas sebagaikeamanan dimana para wisatawan atau siapapun yangberkunjung ke suatu negara, harus melalui proses-proses yang sudah ditetapkan Bea Cukai. “Hanya saja,disetiap negara kan berbeda-beda prosesnya. Sepertiyang aku dengar, kalau ke Singapura bawa rokok makaakan ditanyain sama petugas bea cukainya,” katanya.

Ketika diminta sarannya bagi petugas bea cukai diIndonesia, Lucky langsung nyeletuk, “Kalau lagi meriksajangan galak-galak ya, soalnya kadang bikin sportjantung juga. Jadi kalau senyum kan lebih baik. Tapi apamemang sikapnya sudah seharusnya begitu kali ya.Kalau aku ngadepin itu ya bersikap nice aja lah, supayaprosesnya lancar hehe….”

Lucky sendiri mengaku selama ini pergi ke luarnegeri dalam rangka “ngamen”. Untuk saat ini, negarayang ia kunjungi dalam rangka “ngamen” masih di sekitarAsia, seperti Brunai Darussalam dan Singapura. Selain“ngamen”, kegiatan Lucky saat ini adalahmempromosikan album singlenya yang berjudulInterload, yang saat ini sudah beredar dipasaran. Takhanya itu, ia pun sedang sibuk membuat album yangakan menjadi salah satu soundtrack film Indonesia(namanya masih dirahasiakan-red) yang rencananyaakan keluar sekitar Januari 2007.

Bagi anda penggemar serial komedi OB (Office Boy-red) yang diputar di salahsatu televisi swasta Indonesia, anda pasti akrab dengan sosok perempuan mungilpenggemar warna ungu yang bernama Shachya. Shachya yang memiliki nama asliWinda Viska ini, mulai meroket namanya sejak ia masuk dalam lima besarIndonesian Idol yang pertama. Kini, wajahnya pun semakin dikenal masyarakatsetelah ia membintangi serial OB.

Winda yang kini lebih sering dipanggil orang dengan nama Shachyamengatakan aktingnya yang lucu dalam serial OB lebih dikarenakan ia mengikutiapa yang ditulis dalam skrip. Namun ia mengaku, kalau skrip yang bagus tidakdidukung dengan pemain yang bagus maka jadinya tidak akan bagus. “Kebetulansemua pemain-pemain di serial OB itu aktingnya natural. Walaupun aku sebenarnyagak seperti Shachya lho, tapi aku berusaha bermain tanpa beban,” ungkapnya.

Selain syuting OB, Shachya tidak lupa dengan kegiatan nyanyinya. Hanya sajaia mengaku sulit untuk mengatur jadwalnya menyanyi karena syuting OB yangbegitu menyita waktu (senin-jumat-red). Beberapa tawaran untuk bermain film punsempat ditolaknya karena untuk saat ini Shachya memilih berkosentrasi di serial OBdan nyanyi.

Ditemui WBC disela-sela kejuaraan A1 GP, Shachya mengatakan, kejuaraan A1di Indonesia digelar untuk yang kedua kalinya dan hal itu merupakan suatukehormatan bagi Indonesia. “Yang aku tahu, pada April lalu seharusnya negara lainyang ketempatan menjadi tuan rumah, tapi karena negara itu mengundurkan dirimaka Indonsia langsung mengajukan diri. Yang jelas Indonesia keren banget udahbisa menyelenggarakan event internasional dengan persiapan yang sepanjang akutahu cuma 3 minggu,” ujarnya.

Saat disinggung apakah ia pernah kesulitan berhadapan dengan petugas beacukai di bandara Soekarno Hatta, Shachya mengaku tidak pernah mengalamikesulitan saat berhadapan dengan petugas bea cukai. “Semuanya biasa-biasa aja.Dan biasanya yang ngurusin semuanya saat aku ada di bandara ya teman aku, jadiaku nggak pernah mengalami kesulitan dengan petugas, baik yang di Indonesiamaupun yang diluar negeri,” imbuh Shachya yang biasanya pergi keluar negeridalam rangka nyanyi dan berlibur.

Ketika ditanya apakah ia tahu tugas dan fungsi bea cukai, Shachya terlihatberpikir sejenak dan mengatakan, “Aduh… akupernah belajar dulu waktu di SMA,untuk barang-barang yang masukke Indonesia misalnya barangbelanjaan harus kena beacukai. Aku sendiri nggakpernah bayar karena ka-lau aku belanja kotak-nya dibuang hehe….”

Shachya menyaran-kan pada petugas beacukai agar keepsmiling dalam bertu-gas. Ia juga berharapagar petugas lebihbertanggung jawabterhadap tugasnyadan lebih taat padaperaturan. Kalaumengenai korupsidan kolusi,semata-matabukan hanya milikBea dan Cukaitetapi juga instansilain yang ada diIndonesia. Olehsebab itu, semuanyakembali pada dirimasing-masing. Aparatbirokrasi harusmemulainya de-ngan mem-perbaikidirinyasendiriterlebihdahulu.AkurdehSha…

Lucky Octavian“Gak Pernah Bawayang Aneh-aneh...”

W i n d a V i s k a

“Ada Teman yang Mengurus Semuanya...”

APA KATA MEREKA

ifa

ifa

Page 82: Warta Bea Cukai Edisi 386

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 386 JANUARI 2007

PERATURAN MENTERI KEUANGANNOMOR 89 /PMK.04/2006

TENTANGPENETAPAN TARIF CUKAI

ETIL ALKOHOL ATAU ETANOL

MENTERI KEUANGAN,Menimbang :a. bahwa berdasarkan Pasal 5 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang

Cukai, Menteri Keuangan diberi kewenangan untuk mengatur besarnya tarifcukai untuk setiap jenis Barang Kena Cukai;

b. bahwa besaran tarif cukai spesifik Etil Alkohol atau Etanol yang berlaku dinilaisudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan harga yang terjadi;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a danhuruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang PenetapanTarif Cukai Etil Alkohol atau Etanol;

Mengingat :1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 1612);

2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 1995 Nomor 76, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 1613);

3. Keputusan Presiden Nomor 20/P Tahun 2005;

MEMUTUSKAN :Menetapkan :PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PENETAPAN TARIF CUKAI ETILALKOHOL ATAU ETANOL.

Pasal 1Tarif cukai sebagai dasar perhitungan besarnya pungutan cukai atas Etil Alkoholatau Etanol yang dibuat di dalam negeri atau yang diimpor ditetapkan berdasarkansistem tarif cukai spesifik sebesar Rp 10.000,00 (sepuluh ribu rupiah) per liter.

Pasal 2Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemungutan cukai Etil Alkohol atauEtanol diatur dengan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai.

1

Page 83: Warta Bea Cukai Edisi 386

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 386 JANUARI 2007

Pasal 3Pada saat Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku, Keputusan MenteriKeuangan Republik Indonesia Nomor 230/KMK.05/1996 tentang Penetapan TarifCukai Etil Alkohol Atau Etanol dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 4Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal 1 November 2006.Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman PeraturanMenteri Keuangan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara RepublikIndonesia.

Ditetapkan di Jakartapada tanggal 13 Oktober 2006

MENTERI KEUANGAN

ttd

SRI MULYANI INDRAWATI

2

Page 84: Warta Bea Cukai Edisi 386

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 386 JANUARI 2007

PERATURAN MENTERI KEUANGANNOMOR 90/PMK.04/2006

TENTANGPENETAPAN TARIF CUKAI

MINUMAN DAN KONSENTRATYANG MENGANDUNG ETIL ALKOHOL

MENTERI KEUANGAN,Menimbang :a. bahwa berdasarkan Pasal 5 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang

Cukai, Menteri Keuangan diberi kewenangan untuk mengatur besarnya tarifcukai untuk setiap jenis Barang Kena Cukai;

b. bahwa tarif cukai spesifik Minuman dan Konsentrat Yang Mengandung Alkoholyang berlaku dinilai kurang efektif untuk membatasi konsumsi kedua jenisBarang Kena Cukai tersebut;

c. bahwa berdasarkan pert imbangan sebagaimana dimaksud dalamhuruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangantentang Penetapan Tarif Cukai Minuman dan Konsentrat Yang MengandungEtil Alkohol;

Mengingat :1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 1612);

2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 1995 Nomor 76, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 1613);

3. Keputusan Presiden Nomor 20/P Tahun 2005;

MEMUTUSKAN :Menetapkan :PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PENETAPAN TARIF CUKAIMINUMAN DAN KONSENTRAT YANG MENGANDUNG ETIL ALKOHOL.

Pasal 1Tari f cukai sebagai dasar perhi tungan besarnya pungutan cukai atasMinuman dan Konsentrat Yang Mengandung Etil Alkohol ditetapkan berdasarkansistem tarif cukai spesifik sebesar sebagaimana dimaksud dalam LampiranPeraturan Menteri Keuangan ini.

3

Page 85: Warta Bea Cukai Edisi 386

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 386 JANUARI 2007

Pasal 2Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemungutan cukai Minuman danKonsentrat Yang Mengandung Etil Alkohol diatur dengan Peraturan DirekturJenderal Bea dan Cukai.

Pasal 3Pada saat Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku, Keputusan MenteriKeuangan Republik Indonesia Nomor 546/KMK.05/2000 tentang PenetapanTari f Cukai Minuman Mengandung Et i l Alkohol Dan Konsentrat YangMengandung Etil Alkohol sebagaimana diubah terakhir dengan KeputusanMenteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 125/KMK.04/2002 dicabut dandinyatakan tidak berlaku.

Pasal 4Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal 1 November 2006.Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman PeraturanMenteri Keuangan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara RepublikIndonesia.

Ditetapkan di Jakartapada tanggal 13 Oktober 2006

MENTERI KEUANGAN

ttd

SRI MULYANI INDRAWATI

4

Page 86: Warta Bea Cukai Edisi 386

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 386 JANUARI 2007

LAMPIRANPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90/PMK.04/2006

TENTANG PENETAPAN TARIF CUKAI MINUMAN DAN KONSENTRAT YANGMENGANDUNG ETIL ALKOHOL

TARIF CUKAI MINUMAN DAN KONSENTRATYANG MENGANDUNG ETIL ALKOHOL

I. MINUMAN YANG MENGANDUNG ETIL ALKOHOL

TARIF CUKAI (PER LITER)GOLONGAN KADAR ETIL ALKOHOL

DALAM NEGERI IMPOR

A1 Sampai dengan 1 % Rp 2.500,00 Rp 2.500,00

A2 Lebih dari 1 % Rp 3.500,00 Rp 5.000,00sampai dengan 5 %

B1 Lebih dari 5 % Rp 5.000,00 Rp 20.000,00sampai dengan 15 %

B2 Lebih dari 15 % Rp 10.000,00 Rp 30.000,00sampai dengan 20 %

C Lebih dari 20 % Rp 26.000,00 Rp 50.000,00

II. KONSENTRAT YANG MENGANDUNG ETIL ALKOHOL

TARIF CUKAI (PER LITER)GOLONGAN KADAR ETIL ALKOHOL

DALAM NEGERI IMPOR

Dari semua jenis konsentrat, kadar, dan Rp 50.000,00 Rp 50.000,00golongan, sebagai bahan baku atau bahanpenolong dalam pembuatan Minuman YangMengandung Etil Alkohol

MENTERI KEUANGAN

ttd

SRI MULYANI INDRAWATI

5

Page 87: Warta Bea Cukai Edisi 386

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 386 JANUARI 2007

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAINOMOR P-17/BC/2006

TENTANGPEMBERITAHUAN

HARGA JUAL ECERANMINUMAN MENGANDUNG

ETIL ALKOHOL

DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,Menimbang :bahwa untuk melaksanakan Pasal 2 Peraturan Menteri Keuangan NomorP-90/PMK.04/2006 tentang Penetapan Tarif Cukai Minuman Dan KonsentratYang Mengandung Et i l Alkohol per lu menetapkan Peraturan DirekturJenderal tentang Penetapan Harga Jual Eceran Minuman MengandungEtil Alkohol;

Mengingat :1. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 1612);

2. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 1995 Nomor 76, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 1612);

3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor P-90/PMK.04/2006 tentang PenetapanTarif Cukai Minuman Dan Konsentrat Yang Mengandung Etil Alkohol;

MEMUTUSKAN :Menetapkan :PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI TENTANGPEMBERITAHUAN HARGA JUAL ECERAN MINUMAN MENGANDUNGETIL ALKOHOL.

Pasal 1Dalam Peraturan Direktur Jenderal ini yang dimaksud dengan :1. Kalkulasi Harga Jual Eceran adalah semua komponen yang meliputi :

a. untuk Minuman Mengandung Etil Alkohol produksi dalam negeri :seluruh biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh penjualkarena penyerahan Barang Kena Cukai (Harga Pokok, keuntunganpengusaha, Cukai, PPN, PPnBM, keuntungan penyalur dan pengecer).

6

Page 88: Warta Bea Cukai Edisi 386

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 386 JANUARI 2007

b. untuk Minuman Mengandung Etil Alkohol impor: Nilai Pabean, BeaMasuk, Cukai, PPN Impor, PPnBM, biaya lain-lain, keuntungan importir,keuntungan penyalur dan pengecer.

2. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Bea dan Cukai.3. Kantor Wilayah adalah Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan

Cukai.4. Kantor Pelayanan adalah Kantor Pelayanan Bea dan Cukai

Pasal 2Pengusaha Pabrik atau Importir minuman mengandung etil alkohol wajibmemberitahukan Harga Jual Eceran dari minuman mengandung etil alkohol yangdiproduksi atau diimpor untuk setiap jenis dan merk minuman mengandung etilalkohol kepada Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai yang mengawasi,dengan tembusan kepada Direktur Cukai dan Kepala Kantor Wilayah.

Pasal 3(1) Pengusaha Pabrik atau Importir minuman mengandung etil alkohol mengajukan

Pemberitahuan Harga Jual Eceran Minuman Mengandung Etil Alkohol denganmenggunakan formulir CK-18 disertai dengan surat pengantar sebagaimanadimaksud dalam Lampiran I dan II Peraturan Direktur Jenderal ini.

(2) Pemberitahuan Harga Jual Eceran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilampiri dengan:a. kalkulasi Harga Jual Eceran untuk masing-masing jenis dan merek sesuai

dengan format sebagaimana dimaksud dalam Lampiran III dan IVPeraturan Direktur Jenderal ini.

b. label untuk masing-masing jenis dan merek minuman mengandung etilalkohol sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yangberlaku;

c. contoh barang, kecuali untuk produk yang pernah diajukan;

Pasal 4Dalam hal terdapat keragu-raguan atas kadar etil alkohol dalam minumanmengandung etil alkohol yang diberitahukan, Direktur Cukai atau Kepala KantorPelayanan dapat melakukan pengujian laboratorium atas biaya pengusaha pabrikatau importir yang bersangkutan.

Pasal 5Untuk keperluan pengawasan, Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai wajibmencatat/membukukan Harga Jual Eceran yang diberitahukan dalam BukuPengawasan khusus untuk itu dalam bentuk lajur sesuai format Lampiran VPeraturan Direktur Jenderal ini.

7

Page 89: Warta Bea Cukai Edisi 386

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 386 JANUARI 2007

Pasal 6Kepala Kantor Pelayanan wajib membuat laporan triwulan monitoring Harga JualEceran minuman mengandung etil alkohol kepada Direktur Cukai dengantembusan Kepala Kantor Wilayah dengan menggunakan format sebagaimanadimaksud dalam Lampiran VI Peraturan Direktur Jenderal ini.

Pasal 7Pada saat Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku, Keputusan DirekturJenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-01/BC/2001 tentang Pemberitahuan HargaJual Eceran Minuman Mengandung Etil Alkohol dan peraturan pelaksanaan lainnyayang bertentangan dengan Peraturan Direktur Jenderal ini dicabut dan dinyatakantidak berlaku.

Pasal 8Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal 1 Nopember 2006.Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman PeraturanDirektur Jenderal ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik In-donesia.

Ditetapkan di Jakartapada tanggal 20 Oktober 2006

DIREKTUR JENDERAL

Ttd,-

ANWAR SUPRIJADINIP 120050332

8

Page 90: Warta Bea Cukai Edisi 386

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 386 JANUARI 2007

Lampiran IPERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI

NOMOR P-17/BC/2006 TENTANG PEMBERITAHUANHARGA JUAL ECERAN MINUMAN MENGANDUNG ETIL ALKOHOL

CK-18Nomor : Lembar : Asli/Kedua/Ketiga/KeempatTanggal :

PEMBERITAHUAN HARGA JUAL ECERANMINUMAN MENGANDUNG ETIL ALKOHOL

Yang bertanda tangan dibawah ini :Nama : .....................................................Jabatan dalam Perusahaan : .....................................................Alamat Perusahaan : .....................................................

.....................................................Nomor dan Tanggal NPPBKC : .....................................................Dengan ini memberitahukan Harga Jual Eceran Minuman Mengandung Etil AlkoholJenis : ..................................................................................................................

..................................................................................................................yang akan diproduksi di Pabrik / diimpor melalui pelabuhan *) : ......................................................................................................................................................................Dengan Perincian sebagai berikut :

No. Merek Negara Kadar Kemasan Isi Harga Harga Jual TarifDagang Asal*) Etil (ml) Jual Eceran Cukai

Alkohol Eceran perLiter Per liter(%) (Rp.) (Rp.) (Rp)

Demikian Pemberitahuan ini kami buat dengan sebenarnya dan apabila di kemudianhari ternyata pemberitahuan ini tidak benar, kami bersedia dituntut dan dikenaisanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

......................., tanggal ..................... Pengusaha

Lembar asli untuk Kepala Kantor PelayananLembar Kedua untuk Pengusaha Pabrik/ImportirLembar Ketiga untuk Kepala Kantor Wilayah DJBCLembar Keempat untuk Direktur Cukai

*) Coret yang tidak perluDIREKTUR JENDERAL,

Ttd,-

ANWAR SUPRIJADINIP 120050332

9

Page 91: Warta Bea Cukai Edisi 386

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 386 JANUARI 2007

Lampiran IIPERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI

NOMOR P-17/BC/2006 TENTANG PEMBERITAHUANHARGA JUAL ECERAN MINUMAN MENGANDUNG ETIL ALKOHOL

Kepada Yth.Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai ……........…………di ……….......…………

SURAT PENGANTARYang bertanda tangan di bawah ini:Nama :Pekerjaan :Alamat :dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama ……………................……………………berkedudukan di …………............... pemegang NPPBKC Nomor: ………….......……..dengan ini mengajukan Pemberitahuan Harga Jual Eceran minuman mengandungetil alkohol produksi dalam negeri / asal impor*)sebagaimana tersebut pada CK -18 terlampir.

Bersama ini juga dilampirkan:a. Kalkulasi Harga Jual Eceran untuk masing-masing jenis dan merek minuman

mengandung etil alkohol;b. Etiket/label untuk masing-masing jenis dan merek;c. Contoh barang untuk masing-masing jenis dan merek **) .

Minuman mengandung etil alkohol yang akan diproduksi/diimpor*) tersebut, daerahpemasarannya meliputi ………………………………………………………………..

Demikian untuk diketahui dan dimaklumi.

Dibuat di……………………………….Pada tanggal …………………………

Pengusaha Pabrik/Importir,

…………………..Tembusan :1. Direktur Cukai;2. Kepala Kantor Wilayah.

*) coret yang tidak perlu**) khusus untuk jenis dan merek baru

DIREKTUR JENDERAL,

Ttd,-

ANWAR SUPRIJADINIP 120050332

10

Page 92: Warta Bea Cukai Edisi 386

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 386 JANUARI 2007

Lampiran IIIPERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI

NOMOR P-17/BC/2006 TENTANG PEMBERITAHUANHARGA JUAL ECERAN MINUMAN MENGANDUNG ETIL ALKOHOL

KALKULASI HARGA JUAL ECERANMINUMAN MENGANDUNG ETIL ALKOHOL

PRODUKSI DALAM NEGERI

1. Nama Perusahaan :2. NPPBKC :3. Jenis MMEA :4. Merek :5. Jenis Kemasan :6. Isi per Kemasan :7. Kadar Etil Alkohol :8. Tarif Cukai :

Kalkulasi Harga Jual Eceran per liter :

1. Bahan Baku Rp. ……….....……2. Bahan Penolong Rp. …….....………3. Kemasan Rp. ……….....……4. Biaya Produksi Rp. ………….....…5. Biaya Penjualan dan Pemasaran Rp. …….....………6. Biaya Umum dan Administrasi Rp. ……….....……7. Harga Pokok Rp. ………….....…8. Keuntungan Pengusaha Rp. ……….....……9. Cukai Rp. ………….....…

Sub Total Rp. ……….....……10. PPN ( …..% x Rp. ………) Rp. ………….....…11. PPnBM ( …..% x Rp. ………) Rp. ……….....……12. Keuntungan Penyalur dan Pengecer Rp. ………….....…

Harga Jual Eceran per Liter Rp. ……….....……Harga Jual Eceran per Kemasan (………Liter x Rp. …….) Rp. ………….....…

(tempat), (tanggal)PENGUSAHA,

(nama)

DIREKTUR JENDERAL,

Ttd,-

ANWAR SUPRIJADINIP 120050332

11

Page 93: Warta Bea Cukai Edisi 386

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 386 JANUARI 2007

Lampiran IVPERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI

NOMOR P-17/BC/2006 TENTANG PEMBERITAHUANHARGA JUAL ECERAN MINUMAN MENGANDUNG ETIL ALKOHOL

KALKULASI HARGA JUAL ECERANMINUMAN MENGANDUNG ETIL ALKOHOL

ASAL IMPOR

1. Nama Importir :2. NPPBKC :3. Jenis MMEA :4. Merek :5. Negara Asal :6. Jenis Kemasan :7. Isi per Kemasan :8. Kadar Etil Alkohol :9. Tarif Cukai :

Kalkulasi Harga Jual Eceran per kemasan :

1. Nilai Pabean Rp. …….....………2. Bea Masuk (……% x Rp. …………..) Rp. ……….....……3. Cukai Rp. ….....…………4. PPN Impor ( …...% x Rp. ……….…) Rp. ………….....…5. PPnBM ( …..% x Rp. ……………) Rp. ……….....……6. Biaya Lain-lain Rp. ……….....……7. Keuntungan Importir Rp. ………….....…8. Keuntungan Penyalur dan Pengecer Rp. ……….....…… Harga Jual Eceran per kemasan Rp. ……….....……

(tempat), (tanggal)

PENGUSAHA,(nama)

DIREKTUR JENDERAL,

Ttd,-

ANWAR SUPRIJADINIP 120050332

12

Page 94: Warta Bea Cukai Edisi 386

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 386 JANUARI 2007

Lampiran V

PE

RATU

RA

N D

IRE

KTU

R JE

ND

ER

AL B

EA D

AN

CU

KA

IN

OM

OR

P-17/B

C/2006 TE

NTA

NG

PE

MB

ER

ITAH

UA

N H

AR

GA

JUA

L EC

ER

AN

MIN

UM

AN

ME

NG

AN

DU

NG

ETIL A

LKO

HO

LD

IRE

KTO

RAT JE

ND

ER

AL B

EA D

AN

CU

KA

IK

AN

TOR

WILAYAH

:K

AN

TOR

PE

LAYAN

AN

BE

A DA

N C

UK

AI

:

BU

KU

PE

NG

AW

AS

AN

HA

RG

A JU

AL E

CE

RA

NM

INU

MA

N M

EN

GA

ND

UN

G E

TIL A

LKO

HO

L

NO.1

NAMAPERUSAHAAN

/IMPORTIR

2

NPPBKC

3

JENISMMEA

4

MEREK

5

NEGARAASAL *)

6

JENISKEMASAN

7

ISI PERKEMASAN

(ml)8

KADARETIL

ALKOHOL(%)9

TARIFCUKAI(Rp./liter)

10

HARGA JUALECERAN

(Rp)

PER-KEMASAN

11

DIR

EK

TU

R JE

ND

ER

AL,

Ttd,-

AN

WA

R S

UP

RIJA

DI

NIP

120050332

*)khusus im

por**)

Diisi tanggal pem

beritahuan HJE

, dll

PER-LITER

12

KETERANGAN **)

13

13

Page 95: Warta Bea Cukai Edisi 386

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 386 JANUARI 2007

Lampiran VI

PE

RATU

RA

N D

IRE

KTU

R JE

ND

ER

AL B

EA D

AN

CU

KA

IN

OM

OR

P-17/B

C/2006 TE

NTA

NG

PE

MB

ER

ITAH

UA

N H

AR

GA

JUA

L EC

ER

AN

MIN

UM

AN

ME

NG

AN

DU

NG

ETIL A

LKO

HO

LK

AN

TOR

WILAYAH

:K

AN

TOR

PE

LAYAN

AN

BE

A DA

N C

UK

AI

:P

ER

IOD

E B

ULA

N:

................................. S.D

. .....................................

LAP

OR

AN

TR

IWU

LAN

MO

NITO

RIN

G H

AR

GA

JUA

L EC

ER

AN

MIN

UM

AN

ME

NG

AN

DU

NG

ET

IL ALK

OH

OL

NO.

1

JENISM

MEA

2

MEREK

3

NAMA

PABRIK/NEGARA

ASAL

4

JENISKEM

ASAN

5

ISI PERKEM

ASAN(m

l)

6

KADARETIL

ALKOHOL(%

)7

TARIFCUKAI

(Rp./liter)

8

KODEPRODUKSI

**)9

HARGA JUALECERAN

(Rp)

PER-KEM

ASAN

10

*)K

husus yang dilekati pita cukai**)

diisi bila pada etiket/kemasan tercantum

kode produksinya***)

diisi keterangan tempat/lokasi pem

antauan, dll

PER-LITER

11

KETERANGAN ***)

12

(tempat), (tanggal)

Kepala K

antor,..............................

DIR

EK

TU

R JE

ND

ER

AL,

Ttd,-

AN

WA

R S

UP

RIJA

DI

NIP

120050332

14

Page 96: Warta Bea Cukai Edisi 386

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 386 JANUARI 2007

catatan :

15

Page 97: Warta Bea Cukai Edisi 386

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 386 JANUARI 2007

catatan :

16