vertical garden

80
MENGHITUNG KEMAMPUAN PENYERAPAN CO2 PADA TUMBUHAN DENGAN SISTEM VERTICAL GARDEN Disusun oleh : Abidsyah Rismanto (1134190022) Adi Kurniawan (1134190011) Syahrir (1434170002)

Upload: abidsyahrismanto

Post on 22-Dec-2015

48 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

penyerapan co2 pada tanaman vertical garden

TRANSCRIPT

Slide 1

MENGHITUNG KEMAMPUAN PENYERAPAN CO2 PADA TUMBUHAN DENGAN SISTEM VERTICAL GARDENDisusun oleh :Abidsyah Rismanto (1134190022)Adi Kurniawan (1134190011)Syahrir (1434170002)

PENDAHULUANVertical Garden sudah terkenal sejak jaman romawi dan mesin kuno. Lukisan lukisan di beberapa artefak memperlihatkan aneka tanaman ornamental menghiasi dinding taman dan kerajaan kala itu. Pada abad ke 15, taman tegak ini pernah menjadi icon untuk sebuah bangunan terkenal di prancis.Di era modern, kepopuleran vertical garden tak lepas dari andil seorang ahli botani bernama Patrick Blanc yang melalang buana ke berbagai penjuru dunia untuk mengenal lebih dekat aneka habitat vertical garden di alam. Ia mengeksplorasi aneka tebing di penjuru dunia, dari tebing amazon ( Amerika Latin ), tebing di pulau phi phi di Phuket (Thailand ), hingga ke gedung gede pangrangon di pulau jawa.

PENDAHULUAN( Tanaman Epifit, Tanaman yang menumpang pada tumbuhan sebagai tempat hidupnya merupakan salah satu inspirasi lahirnya vertical garden )

PENDAHULUANPengertian Vertical GardenVertikal Garden atau Taman Tegak atau Green Wall atau Living Wall atau bisa disebut juga Taman Dinding adalah tanaman dan elemen taman lainnya yang disusun sedemikian rupa dalam bidang yang tegak lurus atau mendekati tegak lurus sebagai taman dalam waktu yang relatif lama.Tanaman disusun dalam media tanam tertentu secara permanen sehingga tanaman bisa hidup dan tumbuh secara optimal dalam jangka waktu yang cukup lama pada bidang vertikal . Inilah yang membedakannya dengan penataan tanaman pada bidang tegak lurus untuk keperluan dekorasi dinding dan karangan bunga yang tentunya hanya segar untuk beberapa hari. Setelah itu tanaman akan mati karena tidak mendapatkan syarat tumbuh yang memadai.

PENDAHULUANUntuk menumbuhkan tanaman pada vertical garden biasanya menggunakan metode hidroponik, yakni bertaman tanpa menggunakan tanah. Peran tanah sebagai penobang akar, pendistrubusi pupuk dan persediaan air digantikan oleh media lain, bisa berupa media substrat seperti rock wool , pecahan batu apung, jelly, arang sekam, serabut kelapa, cacahan pakis, dan aneka bahan organik dan anorganik lainnya. Bahkan, tanpa media tanam sama sekali.

PERMASALAHANPermasalahan polusi udara akibat emisi kendaraan bermotor sudah mencapai titik yang mengkhawatirkan terutama dikota-kota besar. Tingginya pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor di kota-kota besar di Indonesia tidak dapat dihindarkan yaitu berkisar 8-12% pertahun. Pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor di Indonesia untuk 10 tahun terakhir, didominasi oleh kendaraan bermotor roda dua (72%) urutan kedua setelah kendaraan bermotor roda dua (sepeda motor) adalah mobil penumpang (15%), berikut mobil barang (9%) dan mobilbus (4%), dimana sebagian besar kendaraan bermotor ini menggunakan bahan bakar minyak (BBM) berupa Premix, Premium atau Solar. Meningkatnya jumlah kendaraan bermotor yang cukup berarti dari tahun ke tahun mengakibatkan terjadi penurunan kualitas udara ambien yang diakibatkan gas buang yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor tersebut. (Soedomo,2001)

Di dalam Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, perencanaan tata ruang wilayah kota harus memuat rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau yang luas minimalnya sebesar 30% dari luas wilayah kota.Masyarakat Perkotaan sangat menghargai lahan sebagai bagian dari bisnis. Mahalnya harga lahan di perkotaan menyebabkan setiap jengkal lahan selalu digunakan untuk areal bisnis atau areal yang dapat menghasilkan keuntunganSebagai contoh, untuk menambah areal hijau sebanyak 1% di jakarta dibutuhkan lahan sebanyak 600 hektar, saat ini pemerintah DKI Jakarta hanya mampu membebaskan lahan untuk areal hijau sebanyak 60 hektar per tahun atau sekitar 0,1%. Padahal untuk menjadi kota yang ideal, DKI Jakarta masih membutuhkan tambahan areal terbuka hijau lebih dari 10% dibandingkan dengan yang sudah ada saat ini. Dapat terbayang sulitnya menambah areal terbuka hijau di Ibukota.PERMASALAHAN DAN SOLUSITingginya Harga lahan di perkotaan akhir-akhir ini juga mengakibatkan setiap keluarga memiliki lahan yang sangat terbatas, akhirnya elemen-elemen keras seperti dinding dan pagar dimanfaatkan sebagai tempat menyandarkan tanaman. Tanaman kemudian tidak saja menjadi elemen ruang terbuka hijau di lahan yang sempit, tetapi juga menjadi menjadi pengganti elemen pembentuk dinding, pagar, dan semacamnya. Beragam finishing tembok pun dapat diganti dengan aneka tanaman hidup yang disusun sedemikian rupa hingga menjadi bagian yang menyusun sebuah bangunan.

MANFAAT VERTICAL GARDENManfaat dari Segi Estetika :Meningkatkan Keindahan kota, dengan ciri atau landmark di kotaPemandangan kota yang lebih hijauManfaat dari Segi Lingkungan :Mengurangi Polusi, dan meningkatkan kualitas Udara dengan penyerapan CO2 oleh tanamanMengurangi Efek Panas di Lingkungan SekitarPeningkatan keanekaragaman hayati melalui penambahan habitat alam di dalam KotaManfaat dari segi Ekonomis :Meningkatkan nilai jual propertiMelindungi Fasad Bangunan

SENI DAN FUNGSIONAL

Menyulap sebuah bidang datar menjadi taman yang baik membutuhkan tidak sekedar ketrampilan teknis, tetapi juga cita rasa seni, ketetapan pemilihan tanaman, factor sinar matahari, dan teknis pemeliharaan yang di kombinasikan dengan berbagai inspirasi dari alam tentunya membawa seni tersendiri yang tercermin pada wujud dan kesinambungan vertical garden yang di ciptakan.

JENIS-JENIS SISTEM VERTICAL GARDEN

JENIS-JENIS SISTEM VERTICAL GARDENSecara umum vertical garden dapat dibedakan berdasarkan wadah yang digunakan. Masing masing wadah ini menggunakan media tanam yang berbeda. Ada beberapa jenis vertical garden yang umum dibuat, yaitu sistem multipot, sistem kantong (pocket), sistem rambatan, dan sistem tebing bebatuanSemua sistem vertical garden tersebut mengacu kepada bentuk wadah dan media tanam yang digunakan untuk mewadahi akar tanaman pada bidang vertikal. Selanjutnya bentuk wadah dan media tanam akan menentukan seperti apa cara pengairan dan pemupukan yang paling praktis untuk vertical garden yang dipilih.VERTICAL GARDEN MULTIPOTSistem ini mengunakan bantuan struktur seperti besi atau bahan lain dan pot tanaman (pot plastic, pot tanah liat, atau pot dari bahan lainnya) yang disusun sedemikan rupa pada bidang vertical. Struktur tersebut di gunakan untuk menegakkan pot-pot tanaman.

VERTICAL GARDEN MULTIPOTPot yang digunakan bisa berbentuk selinder, persegi panjang, atau pot memanjang seperti talang. Pot diisi dengan media tanam berupa bahan organic atau anorganik, seperti serbuk kelapa, sekam bakar, peat moss, perlite, vermikulit, pasir, atau campuran dari beberapa bahan tersebut. Selanjutnya tanaman di tanam seperti umumnya di dalam pot, tetapi di susun sedemikian rupa sehingga secara keseluruhan dalam bidang vertical tersebut tercipta suatu pola tertentu.Saat ini beberapa produsen sudah membuat pot khusus yang di gunakan untuk vertical garden, bentuknya yang di buat khusus agar masing masing pot dapat di susun tumpang tindih, dan saling mengisi dan mengunci pada bidang vertical, ada juga system pot tray dimana suatu modul berisi beberapa lubang yang bisa di isi media tanam dan tanaman.

VERTICAL GARDEN RAMBATANVertical garden ini menggunakan tanaman yang bisa merambat secara cepat dan mampu merambat lebih dari 2 meter. Tanaman biasanya ditanam di bagian bawah, bisa menggunakan wadah pot atau planter box, dapat diisi dengan media organik maupum anorganik, kemudian disusun berderet sehingga setiap meter cukup ditanami satu tanaman merambat.

VERTICAL GARDEN RAMBATANSelanjutnya dinding di atas planter box di beri jalur-jalur rambatan yang biasanya terbuat dari besi behel yang di sususn menjadi sepertii tangga dengan jarak 10-20 cm. jarak dari tembok minimum 10-20 cm. tanaman akan tumbuh mengikuti jalur rambatan tersebut. Di awal masa pertumbuhan perlu campur tangan manuasia untuk melilitkan tanaman agar merambat sesuai keinginan.

VERTICAL GARDEN KANTONG (POCKET)Pada sistem ini akar tanaman berada di kantong-kantong yang berfungsi sebagai wadah atau pot sekaligus media tanam, media tanam yang digunakan berupa karpet setebal 1-40 mm yang terbuat dari serabut kelapa, ijuk, serbuk kelapa, karpet glass wool, geotextile (nonwoven geotextile) , dan semacamnya.Media tanam tersebut dibentuk sedemikian rupa sehingga pada jarak tertentu ada semacam kantong. Dibagian muka karpet setiap jarak tertentu disobek sebagai kantong. Kedua kain ini dijahit agar menyatu sehingga kantong-kantong ini menjadi wadah untuk akar tanaman.Selanjutnya media tanam ini ditempelkan pada ruang bidang vertikal. Penempelannya bisa dengan suatu struktur rigid, seperti PVC board, tripleks, multipleks, atau polikarbonat. Struktur dibagian belakang bisa menggunakan besi atau bahan logam lainnya.VERTICAL GARDEN SISTEM KANTONG (POCKET)

VERTICAL GARDEN TEBING BEBATUANPada system ini, vertical garden biasanya mengabungkan elemen softscape ( tanaman) dengan elemen hardscape berupa tebing-tebing batu yang terbuat dari tembok. Bisa juga di tambahkan dengan permainan air terjun. Tanaman di tanam di wadah yang terbuat dari tembok yang memiliki ceruk-ceruk sehingga bisa menjadi wadah semacam pot. Aneka tanaman vertical garden dapat ditempatkan dan di sesuaikan dengan arah masuknya cahaya matahari dan system pengairan yang ada.

VERTICAL GARDEN TEBING BEBATUANKetika kita berhayal tentang aneka tanaman yang tumbuh disuatu bidang yang vertical, tentu angan angan kita bisa terbayang tentang sebuah tebing dengan aneka tanaman yang mejuntai disela-sela bebatuan, atau lerang pegunungan dengan aneka tanaman. Semua itu menjadi aneka pemandangan yang banyak menyirat keteduhan, kesejukan, alami dan menajubkan. Nansa inilah yang ingin di pindahkan dari lingkungan alaminya di pegunungan ke hutan beton perkotaan.Di alam, lumut akan menjadi vegetasi perintis sebuah lingkungan memiliki kelembapan yang cukup sebagai syarat tumbuh. Lumut menjadikan media yang awal nya keras seperti batu kemudian diselimuti oleh media tanam yang lunak, berikutnya paku-pakuan akan menjadi salah satu tumbuhan yang dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di tebing bebatuan tersebutBanyak rahasia alam yang perlu di pelajari sebelumnya menumbuhkan aneka tanaman di lingkungan aslinya dengan media tanam buatan secara instan mampu tumbuh dan berkembang dengan baik, rahasia tentang bagaimana media tanam terakumulasi di tebing,ketersediaan air, jenis tanaman, hubungan dengan ketersediaan sinar matahari, dan tentang bagaimana nutrisi untuk syarat tumbuh tanaman dapat terakumulasi dalam tebing tersebut.

Struktur Vertical GardenFrame dan Penegak

Struktur Vertical GardenPenempelan Bajaringanke tembok dengan sekrup dan dinabolt

Struktur Vertical Garden

Sistem Rangka Free Standing Sistem rangka menempel dengan tembokWadah dan Media Tanam Vertical GardenPlanter BoxVertical garden modul. (VGM)InjukSerat kelapaSerbuk kelapa

Batang pakis

Serbuk Kelapa

Glasswool

Geotextile

Rock Wool

Pot dan MultipotSISTEM PENGAIRANVertical garden adalah sejenis pertanian yang mengunakan media yang sangat terbatas dan ringan. Tentu hal ini menjadikan kapasitas menahan airnya juga sedikit. Karna itu, agar tanaman dapat hidup dengan optimal di perlukan pengairan secara rutin agar media tanam selalu lembab sehingga pertumbuhan perakaran tanaman lebih stabil.

SISTEM PENGAIRANContoh system pengairan vertical garden

SISTEM PENGAIRANPengairan secara sederhana. Pengairan secara sederhana dapat mengunakan air yang secara manual di semprotkan ke bidang vertical garden secara rutin ( 1 s/d 3 kali sehari ) untuk membasahi media tanam. Pengairan ini cocok untuk vertical garden dengan skala kecil ( kurang dari 20 m2 skala rumahan )

Pengairan dengan cara sederhana tetapi lebih efesien dengan menempatkan pipa di bagian atas vertical garden. Pipa di beri lubang-lubang pada jarak tertentu sesuai dengan kebutuhan ranaman. Selanjutnya, air di alirkan melalui pipa tersebut dan keluar melalui lubang-lubang tersebut.Namun perlu di hitung secara tepat seberapa besar ukuran lubang-lubang tersebut, dan seberapa besar debit air yang tersedia. Lubang yang terlalu besar dan debit air yang terlalu kecil hanya akan mengairi tanaman yang paling dekat dengan sumber tekanan air. Jarak antara lubang pvc 12.5 cm dengan ukuran 2-4 mm. lubang di buat dengan mengunakan mata bor. Pengairan ini membutuhkan mesin air berupa pompa sumur dangkal berkapasitas 125 200 watt yang maksimum mengairi area sepanjang 10 meter.

SISTEM PENGAIRANPengairan system tetes (Drib)Air di salurkan ketempat yang paling tinggi dari vertical garden. Selanjutnya dari pipa utama, air di salurkan ke pipa-pipa kecil yang di bagian ujungnya terdapat nozzle (bisa berupa octa nozzle, regulating stik, atau semacamnya) nozzle ini di gunakan sebagai pembagi tekanan agar sepanjang pipa utama, baik yang lebih dekat dengan sumber tekanan maaupun yang paling jauh dari sumber tekanan air, akan mengeluarkan air yang relative sama atau seragam. Dari bagian atas vertical garden, air menetes mbasahi media tanam dan secara grafitasi akan membasahi juga media tanam di bagian bawahnya

SISTEM PENGAIRAN

Pengairan system tetes (Drib) & Octa nozzle

SISTEM PENGAIRANOcta nozzle akan mengeluarkan rata-rata 200 ml air permenit pada tekanan 2-5 bar. Adanya pressure regulator di dalam octa nozzle menjadikan setiap nozzle sepanjang pipa utama yang akan menyuplai air secara merata. Hal ini untuk mengurangi efek hukum achimides dimana lubang yang terdekat dengan tekanan akan mengeluarkan air lebih banyak dan lubang terjauh akan mendapatkan sisa air lebih sedikit. Inilah yang membedakannya dengan lubang biasa seperti pada pengairan yang sederhana. Octa nozzle atau octa nitter lebih di sukai oleh para praktisi vertical garden di bandingkan dengan pengairan system regulating stik karna dalam octa nozzle ada 8 lubang pengeluaran air sehingga kalau 1 atau 2 lubang tersumbat, masih ada lubang yang lain yang meneteskan air. Volume tetesan air juga dapat di atur dengan memutar kepala nozzle ke kanan dan kekiri. Berbeda dengan regulating stik yang hanya ada satu lubang pengeluaran jika ada lubang yang tersumbat, tidak ada cadangannya.TANAMAN VERTICAL GARDEN

Alamanda

Ivy

Bunga Api Irian

Stepanut

LantanaDaun DolarTANAMAN VERTICAL GARDEN

Lili Paris

Crossandra

Cincau

Daun SirihUbi Hias

Cocor bebekTANAMAN VERTICAL GARDEN

Sri Rejeki

Bunga Anthurium

Aspidistra

Asparagus

Kadaka

BromeliaCONTOH VERTIKAL GARDEN DI JAKARTABintaro Jaya Xchange Mall

CONTOH VERTIKAL GARDEN DI JAKARTAGedung Sandjaja

CONTOH VERTIKAL GARDEN DI JAKARTATugu tani

SARAN PEMASANGANTanaman vertikal sebaiknya diarahkan kearah angin supaya udara kaya akan oksigen dari tumbuhan bisa dinikmatimenempatkan tanaman vertikal ke arah sinar matahari untuk menjadi pelindung / peneduh dari terik matahari

Pengurangan CO2 oleh TanamanMelalui Proses Fotosintesa

Pencemaran Udara :Pencemaran udara adalah jika udara di atmosfer dicampuri dengan zat atau radiasai yang berpengaruh jelek terhadap organisme hidup. Jumlah pengotoran ini cukup banyak hingga tidak dapat di absorpsi atau dihilangkan. Umumnya pengotoran ini bersifat alamiah, misalnya gas pembusukan, debu akibat erosi, dan serbuk tepung sari yang terbawa angin, kemudian ditambah oleh manusia karena ulah hidupnya. Pencemaran udara dapat digolongkan dalam tiga kategori, yaitu (1) pergeseran permukaan (2) penguapan (3) pembakaran: (satrawijaya, 2000)

Sumber Pencemaran Udara :Udara merupakan campuran nitrogen 78%, oksigen 20%, argon 0,93%, dan karbondioksioda 0,03%, dan sisanya terdiri dari neon, helium, metan dan hidrogen. Udara dikatakan tercemar apabila berbedanya komposisi udara aktual dan komposisi udara normal.sumber pencemaran udara dapat terjadi berdasarkan :Kegiatan yang bersifat alamiKegiatan antropogenik (akibat ulah manusia)

Proses FotosintesisFotosintesis adalah proses metabolisme pada tanaman dengan bantuan klorofil dan cahaya, mengubah karbondioksida dan air menjadi karbohidrat dan molekul oksigen. Proses fotosintesis berlangsung pada jaringan mesofil, karena pada jaringan tersebut terdapat kloroplas, dimana dalam kloroplas terdapat klorofil yang nantinya berfungsi dalam proses fotosintesis. Gas karbondioksida sebagai bahan utama fotosintesis masuk melalui stomata. Produktivitas tanaman dapat dengan tepat ditaksir dengan mengukur baik oksigen maupun karbondioksida yang digunakan dalam proses fotosintesis karena jumlah C dalam CO2 berbanding lurus dengan jumlah C terikat dalam gula selama fotosintesis, produktivitas dapat digunakan sebagai dasar perkiraan gas CO2 yang hilang di lingkungannya.

Tumbuhan memerlukan cahaya sebagai sumber energi untuk melakukan fotosintesis. Cahaya tersebut merupakan bagian spektrum energi radiasi yang terdapat di bumi dan berasal dari matahari. Tetapan matahari adalah 200 kal.cm-2.min-1 (1395 W.m-2). Ini merupakan jumlah energi yang diterima oleh suatu permukaan datar yang tegak lurus dengan sinar matahari dan tepat di sebelah luar atmosfer bumi. Tingkat radiasi matahari itu makin menurun setelah melewati bumi karena adanya penyerapan dan pemencaran. Radiasi matahari pada permukaan bumi, apabila permukaan tersebut tegak lurus terhadap sinar matahari, berkurang dari 2,0 menjadi antara 1,4 dan 1,7 kal.cm-2.min-1 pada hari yang cerah.Selama siang hari ada sejumlah tertentu sinaran gelombang pendek yang tiba padapermukaan bumi. Jumlah itu bergantung pada garis lintang, musim, waktu sehari-harinya, dan derajat keberawanan. Dengan demikian tidak ada awan dan atmosfer benar-benar cerah, jumlah sinaran yang diperkirakan disajikan dalam Tabel sebagai nilai RA.

Nilai Angot fluks sinaran gelombang pendek RA pada tepi luar atmosfer dalamkal/cm2/hari sebagai fungsi bulan dalam tahun dan garis lintang.

Garis lintang (derajat)Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des TahunU 90005551890310779446051360003540800314351887510609306002191700366060862344246878669838927144942581135548504035853866384793010019418437195283973186750206317958219149129479128878567406665998070katulistiwa8449638788768038037928208918668738298540209701020832737608580588680820892986978807040998963686515358308333453648817994103367506094780245924095507718740364892010134850809816491819000011345991710943660S 9099565692000003044793211103540Sumber: Wilson, 1993Selain cahaya matahari, fotosintesis juga dipengaruhi oleh laju serapan CO2, hal ini menunjukkan besarnya kemampuan serapan per satuan waktu per satuan luas daun. Berdasarkan hasil penelitian Pentury (2003), pola hubungan antara laju serapan dan luas tajuk tanaman bisa dimodelkan dengan formulasi matematika:S = 0,2278 e(0,0048 . I) Dimana,

S : laju serapan CO2 per satuan luasI : intensitas cahaya (kal/cm2/hari)e : bilangan pokok logaritma natural0,0048 : Koefisien intensitas cahaya0,2278 : Konstanta penjumlahan

Kemampuan tanaman dalam menyerap gas karbon dioksida bermacam-macam. Menurut Prasetyo et all. (2002) hutan yang mempunyai berbagai macam tipe penutupan vegetasi memiliki kemampuan atau daya serap terhadap karbon dioksida yang berbeda. Tipe penutupan vegetasi tersebut berupa pohon, semak belukar, padang rumput, sawah. Daya serap berbagai macam tipe vegetasi terhadap karbon dioksida dapat dilihat pada tabel berikut ini.Cadangan Karbon Dan Daya Serap Gas CO2 Berbagai Tipe Penutup Vegetasi

No.TipePenutupanDaya serapgas CO2(kg/ha/jam)Daya serapgas CO2(ton/ha/th)1Pohon129,92569,072Semak Belukar12,56553Padang Rumput2,74124Sawah2,7412Sumber: Prasetyo et all. (2002) dalam Tinambunan (2006)Perhitungan Serapan Emisi KarbonPerhitungan ini dilakukan untuk mendapatkan jumlah emisi karbon dioksida yang mampu diserap oleh tanaman vertikal dengan beberapa jenis perhitungan, yaitu:1. Perhitungan serapan emisi karbon dioksida dengan menggunakan luas keliling tanaman vertikal/jalur hijau 2. Perhitungan serapan emisi karbon dioksida dengan menggunakan luas tutupan vegetasi.Dari dua perhitungan tersebut, akan dilakukan analisa perbandingan terhadap jumlah emisi karbon yang dapat diserap tanaman vertikal /jalur hijau.

Perhitungan Serapan Emisi Karbon Dioksida dengan Menggunakan Luas Tanaman Vertikal/Jalur HijauPerhitungan ini bertujuan untuk mengetahui jumlah emisi karbon dioksida yang mampu deserap oleh tanaman vertikal/jalur hijau. Langkah-langkah perhitungan emisi karbon dioksida ini adalah:1. Menentukan intensitas cahaya yang terdapat pada tabel Intensitas yang digunakan harus sesuai dengan kondisi. Karena Kota Jakarta beriklim tropis maka intensitas cahaya yang digunakan adalah intensitas cahaya garis lintang khatulistiwa. Berikut ini intensitas per bulan yang digunakan dalam perhitungan.

Garis lintang (derajat)Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des Tahunkatulistiwa8449638788768038037928208918668738298540Dari nilai intensitas tersebut, satuan dikonversi menjadi watt/m2, dimana 1kal/cm2/hari sama dengan 0,485 watt/m2.2. Dari data intensitas penyinaran matahari tersebut, bisa dihitung laju serapan CO2berdasarkan hasil penelitian Pentury (2003). Yaitu dengan formulasi matematika: S = 0,2278 e(0,0048 . I) Dimana,

S : laju serapan CO2 per satuan luasI : intensitas cahayae : bilangan pokok logaritma natural0,0048 : Koefisien intensitas cahaya0,2278 : Konstanta penjumlahan

BulanIntensitasPenyinaran(watt/m2)Laju serapan CO2(g/cm2/menit)Januari409,301,62Februari467,012,14Maret425,791,76April424,821,75Mei389,421,48Juni389,421,48Juli384,081,44Agustus397,661,54September432,091,81Oktober419,971,71Nopember423,361,74Desember402,031,57Total4964,9520,04Perhitungan laju serapan CO2 (g/cm2/menit)NoBulanIntensitasPenyinaran(watt/m)Laju SerapanCO2(g/cm/menit)Laju SerapanCO2 (g/m/th)1Jan409,31,628.39 x 102Feb467,012,1411.09 x 103Mar425,791,769.12 x 104Apr424,821,759.07 x 105Mei389,421,487.67 x 106Jun389,421,487.67 x 107Jul384,081,447.46 x 108Agt397,661,547.98 x 10NoBulanIntensitasPenyinaran(watt/m)Laju SerapanCO2(g/cm/menit)Laju SerapanCO2 (g/m/th)9Sep432,091,819.38 x 1010Okt419,971,718.86 x 1011Nop423,361,749.02 x 1012Des402,031,578.13 x 10Total4964,9520,04103.88 x 10Perhitungan laju serapan CO2 (g/m2/th)3. Setelah didapatkan nilai laju serapan karbon dioksida, maka dapat dihitung kemampuan serapan vertical garden/jalur. Untuk menghitung kemampuan serapan vertical garden/jalur hijau adalah dengan cara mengkalikan laju serapan CO2 dengan luas vertical garden/jalur hijau yang sudah diukur.Contoh Perhitungan Kasus:Dimulai dari mangga dua square sampai perempatan golden trulydengan dimensi tanaman vertikal panjang 2747,2 M dan tinggi 2 M

Contoh Perhitungan:Hasil perhitungan laju serapan adalah sebesar 103.88 x 109 g/m/th. Luas Tanaman Vertikal rencana 5.494,4 m2. Jadi daya serap tanaman vertikal tersebut:Daya Serap tanaman vertikal= Laju serapan CO2 x Luas tanaman vertikal= 103.88 x 10 g/m/th x 5.494,4 m2= 570.758,27 ton/th

Perhitungan Serapan Emisi Karbon Dioksida dengan Menggunakan Luas Tutupan VegetasiPerhitungan ini bertujuan untuk mengetahui jumlah emisi karbon dioksida yang mampu diserap oleh tanaman vertikalberdasarkan luas tutupan vegetasinya. Langkah- langkah perhitungan emisi karbon dioksida ini adalah:1. Perhitungan ini menggunakan daya serap gas CO2 per luasan tutupan vegetasi dapat dihitung kemampuan serapan tanaman vertikal dengan cara mengkalikan daya serap gas CO2 dengan luas tutupan vegetasi yang telah diukur.Contoh perhitungan:Daya serap gas CO2 untuk tipe tutupan semak adalah sebesar 55 ton/ha/th. Daya serap gas CO2 untuk tipe tutupan rumput adalah sebesar 12 ton/ha/th. luas tutupan tanaman vertikal adalah sebesar 5.494,4 m2

Tipe Tutupan SemakTotal Daya Serap CO2 = Daya serap gas CO2 tutupan semak x luas tutupan semak = 0.0055 ton/m2/th x 5.494,4 m2 = 30.22 ton/th

Tipe Tutupan RumputTotal Daya Serap CO2 = Daya serap gas CO2 tutupan rumput x luas tutupan semak = 0.0012 ton/m2/th x 5.494,4 m2= 6.59 ton/th

Perhitungan Beban Emisi

Perhitungan Faktor Emisi faktor emisi yang berasal dari Suhadi, 2008

Berat JenisSolar Specific Gravity Solar pada 60 F : Min 0.82kg Max 0.87kg (ASTM D-1298)Sember : Buku Pertamina Okt 98

Bensina. Bensin (gasoline) C8H18 b. Berat jenis bensin 0,65kg-0,75kg c. Pada suhu 400 bensin menguap 30-65% d. Pada suhu 1000 bensin menguap 80-90% (Sumber: Encyclopedia Of Chemical Technologi, Third Edition, 1981: 399)

Kosumsi Bahan Bakar Sepeda Motor1 litter = 50 km/jam 80 km/jam ( motor )http://indonesiaindonesia.com/f/103454-test-konsumsi-bbm

Perhitungan Faktor Emisi CO2 faktor emisi yang berasal dari Suhadi, 2008Sepeda motor1 litter Bensin = 0.75kg Jika 1 kg = 3.180 g CO2 1 litter = 3.180 x 0,75 = 2.385 g1 litter = 50 km/jam s/d 80 km/jamMaka emisi kendaraan jenis sepeda motor (g/km) = 2.385 g : 80 km = 29,8 g/km

Perhitungan Faktor Emisi CO2 faktor emisi yang berasal dari Suhadi, 2008Mobil Bensin1 litter Bensin = 0.75 kg Jika 1 kg = 3.180 g CO2 1 litter = 3.180 x 0,75 = 2.385 g1 litter = 12 km/jam s/d 17 km/jamMaka emisi kendaraan jenis mobil bensin (g/km) = 2.385 g : 17 km = 140,29 g/km

Perhitungan Faktor Emisi CO2 faktor emisi yang berasal dari Suhadi, 2008Mobil Solar1 litter Bensin = 0.87 kg Jika 1 kg = 3.172 g CO2 1 litter = 3.172 x 0,8 = 2.696 g1 litter = 13 km/jam s/d 16 km/jamMaka emisi kendaraan jenis mobil solar (g/km) = 2.696 g : 17 km = 168,51 g/km

Tabel HasilFaktor Emisi g/kmSepeda Motor29,8 g/kmMobil Bensin140,29 g/km Mobil Solar168,51 g/kmKasusData Kendaraan yang melewati jl gunung sahari di pukul 17:00 =26 Mobil /menit 78 Motor /menit

Jadi1 jam = 1.560 mobil 1 hari = 1.560 x 12 jam padat = 18.720 mobil1 jam = 4.680 motor1 hari = 4.680 x 12 jam padat = 56.160 motorDiketahui jarak antara mobil 4 m dan motor 2m

Ditanyakan ?Jarak waktu tempuh tiap kendaraanBerapa Kecepatan tiap kendaraanBerapa emisi kendaraan

Jawab Kasusa. JWT ( Jarak Waktu Tempuh ) JWT Mobil = 60/1.560 mobil= 0.03846 menit

JWT Motor = 60/4680 motor= 0.01282 menit

b. Kecepatan Km/jamKecepatan mobil = 1560 x 8m = 12.480 m = 12.5 km/jam

Kecepatan motor = 4680 x 4m = 18.720 m = 18.7 km/jam

Jawab Kasusc. Pehitungan Emisi kendaraan

1. Emisi mobil = 18.720 x 1 x 140,29 x 0,00006 x 365= 57.514,41 ton/tahun2. Emisi motor= 56.160 x 1 x 29,8 x 0,00006 x 365= 36.663,44 ton/tahund. Penyerapan CO2 Oleh Vertical Garden = 55 ton/ha/th = 0.00055 ton/m2/th = 5.5kg/m2/th = 5500 kg/km/th

Emisi Kendaraan VS Vertical GardenBeban Emisi ton/tahun Penyerapan CO 2Vertical Garden ton/tahun Persentase(%) Penyerapan1. Emisi mobil 57,514.41 550.012. Emisi motor 36.663,44 550.01Kasus 2 dengan pohon trembesiDITANYAKAN : Berapa pohon trembesi jika di tanami di sepanjang 1 km pada sisi kiri dan kanan jalanBerapa lebar luasan lahan untuk ditanami pohon trembesiBerapa daya serap CO2 oleh trembesi jika di sisi kiri dan kanan di tanami pohon trembesi dengan lebar sisi /lahan 20 m

TABEL HASIL KASUS -1KecepatanJumlah kendaraanEmisikm/jamperhariton/tahunMotor18.756.1636.663,44Mobil12.518.7257.514,41Jumlah dan luas pohon trembesijumlah pohon trembesi yang harus di tanam1 pohon Trambesi = Menyerap CO : 28.5 ton/th1 pohon Trambesi = diameter tajuk : 15 m

TABEL TREMBESIEmisiJumlah luas ton/tahunPohon trembesiPohon trembesiMotor36.663,441.286,44 pohon19.296,55 m2 = 1,93 haMobil57.514,412.018,05 pohon30.270,74 m2 = 3,02 haJumlah trembesi untuk 1 km jalanJumlah pohon trembesi : jika jarak pohon trembesi 20 meter maka 1000/20 = 500 phon trambesiJika 1 pohon daya serap CO2 = 28.5 g/pohon = 500x28.5 = 14.250 g/haJadi total 2 sisi jalan (kiri dan kanan) = 1000 pohon = 28.500g/haSisi kiri akan di tanami pohon trembesiSisi kanan akan di tanami pohon trembesiJalan gunung sahari1 km = 1000 m20 m20mJumlah dan luas pohon trembesi1 pohon Trambesi = Menyerap CO : 28.5 ton/th1 pohon Trambesi = diameter tajuk : 15 m

TABEL TREMBESI UNTUK JALAN PER 1 KMEmisiPenyerapan co2jumlahton/tahunton/tahunPohon trembesiMotor & mobil94.177,8528.500,001000 pohonEmisi Kendaraan VS Vertical Garden Emisi Kendaraan VS TrembesiEmisi mobil + motor

Penyerapan CO 2Vertical Garden ton/tahun Penyerapan CO 2Trembesi ton/tahun Persentase(%) Penyerapan94.177,8555x 2 sisi =110,000.012%94.177,85

28.500,003%DESAINPada rencana penempatan vertical garden ini, kami memilih memasangkan pada tegah kedua jalur busway karena pagar pembatas kedua jalur busway ini kami rasa memiliki potensi untuk di jadikan vertical garden

Lokasi Jl. Gunung Saharu Raya (Mangga Dua Golden Trully) DESAIN

DESAIN

DESAIN

Desain Vertical Garden Sistem Rambatan dan Sistem PocketDesain Vertical Garden Sistem Rambatan dan Sistem PocketDESAIN

Pemasangan Vertical Garden pada pemisah kedua jalur buswayDESAIN

DESAIN

KESIMPULANDari hasil perhitungan tersebut maka dapat dikatakan bahwa tanaman vertical garden bila difungsikan sebagai penyerap CO2 di jalan Gungn Sahari Raya hanya mampu berkontribusi sedikit saja pada pengurangan emisi kendaraan bermotor, dengan biaya maintainance yang besar serta biaya pembuatannya maka dapat disimpulkan bahwa tanaman vertical garden bukanlah solusi yang tepat untuk mengurangi kadar emisi di jalan raya yang sudah sangat padat oleh kendaraan bermotor.

Vertical garden dapat menjadi pilihan yang baik untuk membantu menyerap CO2 dengan masalah keterbatasan lahan pada kota2 dengan pemukiman padat penduduk yang jumlah pencemaran udaranya tinggi

SARANTetapi meskipun begitu tanaman vertikal tetaplah dapat difungsikan pada open space, lingkungan pemukiman, Rumah susun atau rumah-rumah pribadi karena tanaman dapat menghasilkan oksigen yang kita butuhkan untuk hidup dan menambah keindahan pada lingkungan.

Pada perancangan vertical garden beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain jenis konstruksi (pilaster/ kerangka besi) dan wadah media tanam (vertical greening module, planter box, substrat, felt, geotextile), jenis tanaman, media tanam yang ringan, sistem drainase dan irigasi, dan yang terpenting adalah struktur pendukung yakni kekuatan bangunan yang telah diperhitungkan dengan tepat untuk dapat menahan beban vertical garden.

SEKIAN DAN TERIMA KASIHDAFTAR PUSTAKAIr. Slamet Budiarto, Inspirasi Desain dan Cara Membuat Vertical Garden, Agromedia 2013http://www.indogreenwall.com/https://www.academia.edu/1238465/Evaluating_the_Impact_of_Vertical_Greenery_System_on_Cooling_Effect_on_High_Rise_Buildings_and_Surroundings_A_Reviewhttp://www.bca.gov.sg/ResearchInnovation/others/VerticalGreenery.pdfRatri Adiastari, Rahmat Boedisantoso dan Susi Agustina Wilujeng, Kajian Mengenai Kemampuan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Dalam Menyerap Emisi Karbon Di Kota SurabayaSuhadi, 2008