vaginosis bacterial

3
VAGINOSIS BACTERIAL ETIOLOGI Penyakit ini disebabkan oleh Gardnerella vaginalis. (kapita selekta) PATOFISIOLOGI Patogenesisnya masih belum jelas. G.vaginalis tergolong flora normal dalam vagina melekat pada dinding. Beberpa peneliti menyatakan terdapat hubungan yang erat antara G.vaginalis dengan bakteri anaerob pada pathogenesis penyakit vaginosis bakterial. (kapita selekta) (Kul-kel FKUI) GEJALA KLINIS Pada wanita dengan VB, keluhan berupa adanya duh tubuh vagina ringan, melekat pada dinding vagina, dan berbau amis. Bau lebih menusuk setelah senggama dan darah menstruasi berbau abnormal. Dapat timbul rasa gatal dan terbakar akibat iritasi pada vagina dan sekitarnya, serta kemerahan dan edema pada vulva. Terdapat 50% kasus bersifat asimtomatik. Pada pemeriksaan terlihat du tubuh vagina bertambah, warna abu-abu homogen, viskositas rendah atau normal, berbau dan jarang berbusa. Gejala peradangan umum

Upload: syukri-la-ranti

Post on 12-Jun-2015

1.364 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Vaginosis Bacterial

VAGINOSIS BACTERIAL

ETIOLOGI

Penyakit ini disebabkan oleh Gardnerella vaginalis. (kapita selekta)

PATOFISIOLOGI

Patogenesisnya masih belum jelas. G.vaginalis tergolong flora normal dalam vagina melekat pada dinding. Beberpa peneliti menyatakan terdapat hubungan yang erat antara G.vaginalis dengan bakteri anaerob pada pathogenesis penyakit vaginosis bakterial.(kapita selekta)

(Kul-kel FKUI)

GEJALA KLINIS

Pada wanita dengan VB, keluhan berupa adanya duh tubuh vagina ringan, melekat pada dinding vagina, dan berbau amis. Bau lebih menusuk setelah senggama dan darah menstruasi berbau abnormal. Dapat timbul rasa gatal dan terbakar akibat iritasi pada vagina dan sekitarnya, serta kemerahan dan edema pada vulva. Terdapat 50% kasus bersifat asimtomatik. Pada pemeriksaan terlihat du tubuh vagina bertambah, warna abu-abu homogen, viskositas rendah atau normal, berbau dan jarang berbusa. Gejala peradangan umum tidak ada (kapita selekta). Duh tubuh melekat pada dinding vagina dan terlihat sebagai lapisan tipis atau kilauan yang difus, pH secret vagina berkisar antara 4,5-5,5. (Kul-kel FKUI)

Page 2: Vaginosis Bacterial

DIAGNOSIS

Diagnosis dibuat atas dasar ditemukannya clue cell, pH vagina di atas 4,5, tes amin positif,dan adanya G.vaginalis sebagai flora utama menggantikan laktobasilus. (kapita selekta)

PEMERIKSAAN PENUNJANG (kapita selekta)

Dengan mikroskop, pada sediaan basah secret vagina dengan larutan garam fisiologis terlihat leukosit sedikit atau tidak ada, sel epitel banyak dan adanya coccobasil yang berkelompok. Terdapatnya clue cell ( sel epitel vagina yang diliputi oleh coccobasil sehingga batas sel tidak jelas ) adalah patognomonik.

Pada pewarnaan Gram dapat dilihat batang-batang kecil Gram negative atau variable Gram yang tak dapat dihitung jumlahnya dan banyak epitel dengan coccobasil tanpa ditemukan laktobasil.

Dapat dilakukan tes Sniff ( tes amin ), yaitu duh tubuh vagina berbau amis setelah ditambahkan 1 tetes larutan KOH 10%.

Dapat dilakukan pemeriksaan kromatografi dan biakan.

PENATALAKSANAAN

1. Secara topical, gunakan : Krim Sulfonamida tripel sebagai acid crem base dengan pH 3,9 dipakai setiap hari selama

7 hari. Namun, kesembuhan hanya sementara, yakni selama penggunaan pengobatan topical. Atau

Supositoria vaginal berisi tetrasiklin atau yodium povidon 76%.(kapita selekta) Buffered acid gel telah dicoba, tetapi hasilnya tidak dipublikasikan. (Kul-kel FKUI)

2. Secara sistemik, berikan : Metronidazol 2-3 x 500 mg selama 5 hari, atau Tinidazol 2 x 500 mg per oral selama 5 hari, atau Amoksisilin atau ampisilin dengan dosis 4 x 500 mg per oral selama 5 hari. Pemberian

ampisilin dan tetrasiklin merupakan predisposisi timbulnya kandidosis vaginal. (kapita selekta)

Page 3: Vaginosis Bacterial

Kindamisin 300 mg per oral 2 kali sehari selama 7 hari member angka kesembuhan hamper sama dengan metronidazol 500 mg per oral 2 kali sehari selam 7 hari. (Kul-kel FKUI)