usulan rancangan pembangunan berbasis inovasi (new growth theory tfp-nawa cita)

27
EXECUTIVE SUMMARY PEMBANGUNAN EKONOMI NAWA CITA: AKSELERASI PEMBANGUNAN BERBASIS INOVASI (1) dengan pendekatan: Perhitungan Total Factor Productivity dalam Pertumbuhan Ekonomi Regional dan Koridor Ekonomi Nasional DIUSULKAN OLEH : RUMAH KEBANGSAAN PENGARAH : DR. SUGENG SANTOSO; DR. ANGGARA HAYUN A KOORDINATOR : ARIEF ADI W, S.Si,MT

Upload: arief-wibowo

Post on 26-Jan-2015

131 views

Category:

Economy & Finance


0 download

DESCRIPTION

ECONOMIC DEVELOPMENT BASED ON TOTAL PRODUCTIVITY FACTOR. NAWA CITA-INNOVATION BASED.

TRANSCRIPT

Page 1: Usulan rancangan pembangunan berbasis inovasi (new growth theory tfp-nawa cita)

EXECUTIVE SUMMARYPEMBANGUNAN EKONOMI NAWA CITA:

AKSELERASI PEMBANGUNAN BERBASIS INOVASI (1)dengan pendekatan:

Perhitungan Total Factor Productivity dalam Pertumbuhan Ekonomi Regional dan Koridor Ekonomi Nasional

DIUSULKAN OLEH :RUMAH KEBANGSAAN

PENGARAH : DR. SUGENG SANTOSO; DR. ANGGARA HAYUN AKOORDINATOR : ARIEF ADI W, S.Si,MT

Page 2: Usulan rancangan pembangunan berbasis inovasi (new growth theory tfp-nawa cita)

PEMBANGUNAN EKONOMI NAWA CITA

Membawa pembangunan Indonesia (nasional & daerah) yang tumbuh tinggi (di tengah sempitnya ruang fiscal) danberkualitas, dan berkelanjutan untuk kemandirian bangsa dengan melakukan perubahan paradigma yaitu

• Dari bertumpu pada “melimpahnya” SDA semata menjadi semakin berbasis pengetahuan - teknologi, lreativitas-keinovasian, kewirausahaan, produktivitas

• Dari pola konvensional menjadi gagasan terobosan yaitu Ekonomi Berbasis Inovasi/Pengetahuan yang memasukkan pengetahuan - teknologi, kreativitas-keinovasian, kewirausahaan jejaring sebagai faktor ‘endogen’ dan penting dalam pembangunan ekonomi

Perekonomian

Konvensional

Ekonomi

Berbasis Inovasi

Pendapatan per kapita (US$)

Sumber : Kemenko

Perekonomian, diolah

Pendekatan

Total Faktor

ProduktivitasRPJP:

Pertumbuhan Ekonomi 2015-2025: 8- 9%

Page 3: Usulan rancangan pembangunan berbasis inovasi (new growth theory tfp-nawa cita)

“Perhitungan TFP Regionaldan Koridor Ekonomi Nasional”Pendahuluan

• Perlu Percepatan Pembangunan untuk Koridor Ekonomi Nasional sebagai salah satu strategi untukmendukung pencapaian Nawa Cita

• Belum dilakukannya pembangunan ekonomi mengenai pengaruh TFP dalam pertumbuhan ekonomiregional dan koridor ekonomi nasional

• Faktor dominan pertumbuhan ekonomi negara-negara maju bukan datang dari pertumbuhan input, tetapi bersumber dari pertumbuhan produktivitas

• Faktor iptek & inovasi yang semakin menentukan tata hubungan internasional dan posisi strategis negara dan tekanan persaingan global

• Potensi keragaman ekonomi tetapi dengan nilai tambah yang masih rendah• Sumbangan teknologi (pengetahuan) terhadap pertumbuhan ekonomi masih relatif rendah. Ini terutama di

daerah-daerah luar Jawa yang menjadi penyumbang produk-produk primer – TFP rendah• Potensi bonus demografik, tetapi juga menghadapi ancaman peningkatan pengangguran terdidik dan usia

muda/produktif, serta kecenderungan semakin meningkatnya tingkat pendidikan SDM terdidik menjadi pencarikerja

Latar Belakang

PEMBANGUNAN EKONOMI NAWA CITA

TFP sebagai Indikator ProduktivitasPertumbuhan ekonomi yang didasarkan pada pertumbuhan produktivitas modal dan tenaga kerja akanmenghindarkan pertumbuhan ekonomi semu

Page 4: Usulan rancangan pembangunan berbasis inovasi (new growth theory tfp-nawa cita)

“Perhitungan TFP Regionaldan Koridor Ekonomi Nasional”Hasil dan Analisis

• Nilai TFPG K E Jawa terbesar• Nilai TFPG K E Kalimantan dan Maluku-Papua

Negatif• Hanya K E Jawa yang nilai TFPG-nya di atas

nilai nasional

Koridor Ekonomi

0.72

2.80

-1.20

1.84 1.73

-2.29

1.99

4.57

5.42

3.65

6.41

5.01

3.42

5.48

-3.00

-2.00

-1.00

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

7.00

Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Bali Nusa Tenggara Maluku Papua NASIONAL

Pe

rse

nta

se P

ert

um

bu

han

TFP Growth dan PDB Growth Koridor Ekonomi Tahun 2002 - 2010

TFP Growth

PDB Growth

Saat nilai TFPG negatif dalam struktur pertumbuhan ekonomi artinya wilayah tersebut haruswaspada. Contoh kejatuhan ekonomi akibat ketiadaan peran teknologi pernah dialami oleh UniSovyet di masa sebelum pembubarannya. Ini Sovyet di tahun 70-80an fokus kepada akumulasikapital dan peningkatan tabungan tetapi tanpa diimbangi oleh kemajuan teknologi. Dampaknya, potensi negara tidak mengalami penambahan nilai yang menaikkan output PDB

Page 5: Usulan rancangan pembangunan berbasis inovasi (new growth theory tfp-nawa cita)

“Perhitungan TFP Regionaldan Koridor Ekonomi Nasional”Hasil dan Analisis

-8.00

-6.00

-4.00

-2.00

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

0.17

5.56 5.48

3.34

5.97

4.555.52

5.14

6.62 6.91

4.57

-6.09

1.01

2.98

0.55

2.68

1.252.37

1.60

0.66

-0.33

0.81

TFP Growth Koridor Ekonomi Sumateratahun 2002 - 2010

GDP Growth TFP Growth

Sumatera

Komposisi modal :2,88%, tenaga kerja : 0,88% dan TFPG: 0,81%; Lebih rendah dari TFP G nasional (o,81 < 1,99%). Provinsi Kepulauan Riau dan NAD memiliki

nilai pertumbuhan TFP negatif (-0,33% dan -6,09%) pertumbuhan ekonomi tidak efisien

Page 6: Usulan rancangan pembangunan berbasis inovasi (new growth theory tfp-nawa cita)

“Perhitungan TFP Regionaldan Koridor Ekonomi Nasional”Hasil dan Analisis

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

7.00

DKI Jawa Barat Jawa Tengah DIY Jawa Timur Banten KOMULATIF

5.625.10 5.04

4.48

5.40

6.90

5.42

2.09 2.292.76

1.27

3.02

2.162.60

TFP Growth Koridor Ekonomi Jawa tahun 2002 - 2010

GDP Growth

TFP Growth

Jawa

Komposisi modal: 2,30%, tenaga kerja :0,52% dan TFP G: 2,60%.Lebih besar dari pertumbuhan TFP nasional (2,60% > 1,99% )

Page 7: Usulan rancangan pembangunan berbasis inovasi (new growth theory tfp-nawa cita)

“Perhitungan TFP Regionaldan Koridor Ekonomi Nasional”Hasil dan Analisis

-3.00

-2.00

-1.00

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

Kalimantan Barat Kalimantan Selatan Kalimantan Tengah Kalimantan Timur KOMULATIF

4.705.03

5.64

2.81

3.65

1.97

1.22

2.08

-2.94

-0.90

TFP Growth Koridor Ekonomi Kalimantan tahun 2002 - 2010

GDP Growth TFP Growth

Kalimantan

Komposisi modal: 3,92%, tenaga kerja: 0,64% dan TFP G: -0,90%.Nilai TFP G negatif pertumbuhan ekonomi tidak efisienPadahal Hanya Provinsi Kalimantan Timur yang memiliki nilai TFP G negatif (-2,94%)

Page 8: Usulan rancangan pembangunan berbasis inovasi (new growth theory tfp-nawa cita)

“Perhitungan TFP Regionaldan Koridor Ekonomi Nasional”Hasil dan Analisis

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

Bali NTB NTT KOMULATIF

5.33

3.61

4.685.01

1.381.02

2.42

1.52

TFP Growth Koridor Ekonomi Bali Nusa Tenggara tahun 2002 - 2010

GDP Growth

TFP Growth

Bali Nusa Tenggara

Komposisi modal :2,51%, tenaga kerja: 0,97% dan TFP G: 1,52%.Lebih rendah dari TFP G nasional (1,52% < 1,99%)

Page 9: Usulan rancangan pembangunan berbasis inovasi (new growth theory tfp-nawa cita)

“Perhitungan TFP Regionaldan Koridor Ekonomi Nasional”Hasil dan Analisis

-2.00

-1.00

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

7.00

8.00

Sulawesi Selatan Sulawesi Tengah Sulawesi Utara Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat SULAWESI

6.04

7.24

5.70

7.79

7.006.69

6.41

1.79

3.13

0.11

2.74

-1.56

-0.66

1.61

TFP Growth Koridor Ekonomi Sulawesitahun 2002 - 2010

GDP Growth

TFP Growth

Sulawesi

Komposisi modal :3,69%, tenaga kerja: 1,11% dan TFP G: 1,61%Lebih rendah dari TFP G nasional (1,61% < 1,99%)Provinsi SulBar dan Gorontalo memiliki nilai TFP G negatif ( -0,66% dan -1,56%)

Page 10: Usulan rancangan pembangunan berbasis inovasi (new growth theory tfp-nawa cita)

“Perhitungan TFP Regionaldan Koridor Ekonomi Nasional”Hasil dan Analisis

-8.00

-6.00

-4.00

-2.00

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

Maluku Papua Maluku Utara Papua Barat KOMULATIF

4.77

1.27

5.14

10.05

3.422.65

-6.64

3.63 3.65

-3.26

TFP Growth Koridor Ekonomi Maluku-Papua tahun 2002 - 2010

GDP Growth

TFP Growth

Maluku Papua

Komposisi: modal 4,65%, tenaga kerja: 2,03% dan TFP G: -3,26%Nilai TFP G negatif pertumbuhan ekonomi tidak efisienPadahal hanya Provinsi Papua yang memiliki nilai TFP G negatif (-6,64%)

Page 11: Usulan rancangan pembangunan berbasis inovasi (new growth theory tfp-nawa cita)

“Perhitungan TFP Regionaldan Koridor Ekonomi Nasional”Kesimpulan dan Rekomendasi

• Kontribusi rata-rata TFPG terhadap pertumbuhan ekonominasional mencapai 35,24% per tahun,lebih tinggi dari tenaga kerja 12,86%

lebih kecil dari kapital 51,90%

• Pertumbuhan kapital berperan sebagai pemicu utamapertumbuhan ekonomi di Indonesia (kecuali Jawa)

• Berdasarkan indikator yang ada, kontribusi teknologi terhadappertumbuhan ekonomi di Indonesia masih rendah– Baukins kontribusi TFP G 49% - 75%

– Dekomposisi TFP G > 3%

Kesimpulan

Page 12: Usulan rancangan pembangunan berbasis inovasi (new growth theory tfp-nawa cita)

“Perhitungan TFP Regionaldan Koridor Ekonomi Nasional”Kesimpulan dan Rekomendasi

• K E Sumatera, Jawa, Sulawesi, dan Bali Nusa Tenggara memiliki nilai rata-rata TFPG positif

• K E Kalimantan dan Maluku-Papua bernilai negatif• Hanya koridor ekonomi Jawa yang memiliki pertumbuhan teknologi lebih

besar dari pada pertumbuhan teknologi nasional.• Peranan teknologi dalam pertumbuhan ekonomi masih minus di provinsi

– NAD– Kepulauan Riau– Kalimantan Timur– Sulawesi Barat– Gorontalo– Papua

Kesimpulan

Page 13: Usulan rancangan pembangunan berbasis inovasi (new growth theory tfp-nawa cita)

“Perhitungan TFP Regionaldan Koridor Ekonomi Nasional”Kesimpulan dan Rekomendasi

1. Fokus kepada penanganan koridor ekonomi dengan nilai TFPG negatif (Kalimantan dan Maluku-Papua)2. Membuat analisis TFP setiap regional Kota/Kabupaten dan menjadikannya sebagai dasar pertimbangan

strategi pembangunan daerah

3. Melakukan upaya-upaya terkait peningkatan TFP dalam rangka implementasi Ekonomi Berbasis Inovasi (berdasarkan hasil survai dan pengolahan data yang dirilis oleh WEF (KAM), IMD dll) antara lain:– Meningkatkan budaya inovasi, peningkatan mutu sumber daya manusia: SDM yang memiliki daya serap informasi dan

kemampuan analisa dlm mentrasformasikan menjadi pengetahuan dan memahami perubahan lingkungan bisnis– Penciptaan usaha baru berbasis inovasi/pengetahuan– Kebijakan untuk mendorong pemanfaatan iptek untuk Usaha/Industri:– Pola Kemitraan: Kerjasama pemanfaatan inovasi; peningkatan hubungan segitiga antara pemerintah – universitas – industri– Modal Ventura untuk Start-Up Company– Sinkronisasi Program Iptek, LPNK dan Lembaga teknis (dep dan dinas) dengan pengguna serta intervensi kebijakan yang

diperlukan

Rekomendasi

Page 14: Usulan rancangan pembangunan berbasis inovasi (new growth theory tfp-nawa cita)

“Perhitungan TFP Regionaldan Koridor Ekonomi Nasional”Kesimpulan dan Rekomendasi

4. Pengembangan Sistem Inovasi Nasional:– Sinergi Kebijakan dan Program Pembangunan

• Tematis, integratif tidak sektoral• Mengembangkan ‘joint program’ untuk:

– menstimulasi pertukaran pengetahuan, mendorong difusi teknologi– Pelembagaan pola interaksi dan komunikasi– Pengembangan Mekanisme Intermediasi Iptek: Infrastruktur, pranata, regulasi

5. Pembentukan iklim bisnis yang kondusif (birokrasi dan administrasi) terutama Membangun infrastruktur kelembagaan yang dapat memperlancar proses dan mengurangi biaya perijinan dan biaya transaksi usaha, denganmengembangkan lembaga one-stop service (OSS) di daerah-daerah, danmembentuk atau menugaskan lembaga pemerintah untuk bertindak selakubadan penasehat dan pengawas pelaksanaan OSS

Rekomendasi

Page 15: Usulan rancangan pembangunan berbasis inovasi (new growth theory tfp-nawa cita)

Kota Batam: Contoh Rekomendasi untuk Pembangunan Ekonomi Berbasis Inovasi

Provinsi Kepulauan Riau:• Komposisi modal: 5,74%, tenaga kerja: 1,51% dan TFP G: -0,33%.• Nilai TFP G negatif pertumbuhan ekonomi tidak efisien

Provinsi PDB Growth

Dekomposisi Pertumbuhan Ekonomi Kontribusi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Capital

Growth

Labor Growth TFP Growth Capital

Growth

Labor Growth TFP Growth

Kep. Riau 6.91 5.74 1.51 -0.33 83.0% 21.8% -4.8%

Kota Batam:• Pengaruh pertumbuhan ekonomi Propinsi Kepulauan Riau memberikan efek positif terhadap terhadap

pertumbuhan PDRB Batam yang ditunjukkan dalam tabel berikut:

Kota Batam:• Kinerja sektor industri pengolahan,

pertambangan, dan pertanian mengalamipenurunan dibandingkan sektor yang sama diPropinsi Kepulauan Riau Komponen Bauran

• Tiga sektor : perdagangan, bangunan, danpengangkutan di Kota Batam lebih kompetitifdibandingkan sektor yang sama di PropinsiKepulauan Riau Komponen Unggulan

Sumber: A. Aritenang, 2013, Post Doctoral

Page 16: Usulan rancangan pembangunan berbasis inovasi (new growth theory tfp-nawa cita)

Rekomendasi Pembangunan Ekonomi Berbasis Inovasi untuk Kota Batam

1. Pertumbuhan Ekonomi Kota Batam diprioritaskan pada pengembangan rantai nilai dan peningkatan nilai tambah pada sektor perdagangan yang ditunjang oleh infrastruktur (sektor bangunan), sektor transportasi (pengangkutan), sektor kelistrikan karena mempunyai keunggulan kompetitif dibanding dengan sektor yang sama di Provinsi Kepulauan Riau.

2. Rekomendasi spesifik untuk point 1 antara lain:• Penciptaan usaha baru berbasis inovasi/pengetahuan• Kebijakan untuk mendorong pemanfaatan iptek untuk Usaha (perdagangan, bangunan, transportasi, kelistrikan)• Peningkatan pekerja pengetahuan yaituSDM yang memiliki daya serap informasi dan kemampuan analisa dlm

mentrasformasikan menjadi pengetahuan dan memahami perubahan lingkungan bisnis• Pola Kemitraan: Kerjasama pemanfaatan inovasi untuk perdagangan bangunan, transportasi, kelistrikan)• Pengembangan Mekanisme Intermediasi Iptek untuk perdagangan bangunan, transportasi, kelistrikan

3. Pembentukan iklim bisnis yang kondusif (birokrasi dan administrasi) terutama Membanguninfrastruktur kelembagaan yang dapat memperlancar proses dan mengurangi biaya perijinan danbiaya transaksi usaha, dengan mengembangkan lembaga one-stop service (OSS) di daerah-daerah, dan membentuk atau menugaskan lembaga pemerintah untuk bertindak selaku badan penasehatdan pengawas pelaksanaan OSS

4. Hendaknya Kota Batam selektif dalam pengembangan sektor-sektor yang kinerjanya mengalami penurunan dibandingkan sektor yang sama di Propinsi Kepulauan Riau terutama sektor industri pengolahan, pertambangan, dan pertanian. Hal ini terkait dengan capital growth dan labor growth ketiga sektor tersebut.

Page 17: Usulan rancangan pembangunan berbasis inovasi (new growth theory tfp-nawa cita)

CONTOH TURUNAN DALAM NAWA CITA : TOL LAUT

Page 18: Usulan rancangan pembangunan berbasis inovasi (new growth theory tfp-nawa cita)
Page 19: Usulan rancangan pembangunan berbasis inovasi (new growth theory tfp-nawa cita)
Page 20: Usulan rancangan pembangunan berbasis inovasi (new growth theory tfp-nawa cita)
Page 21: Usulan rancangan pembangunan berbasis inovasi (new growth theory tfp-nawa cita)
Page 22: Usulan rancangan pembangunan berbasis inovasi (new growth theory tfp-nawa cita)
Page 23: Usulan rancangan pembangunan berbasis inovasi (new growth theory tfp-nawa cita)
Page 24: Usulan rancangan pembangunan berbasis inovasi (new growth theory tfp-nawa cita)
Page 25: Usulan rancangan pembangunan berbasis inovasi (new growth theory tfp-nawa cita)
Page 26: Usulan rancangan pembangunan berbasis inovasi (new growth theory tfp-nawa cita)
Page 27: Usulan rancangan pembangunan berbasis inovasi (new growth theory tfp-nawa cita)

RUMAH KEBANGSAAN KEDOYA

• Charles Meikyansyah MM; Kiki Taher MA; Arief Adi Wibowo M.Eng; Dr. Sugeng Santoso; Yose Rizal MM; Dr Hayun; Dr. Yogi Suprayogi; Ida PhD; Iqbal Nur M.Eng; Fiki Satari MM; dan Tim.