universitas indonesia metafora dalam lagu...

91
UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU IWAN FALS YANG BERTEMAKAN KRITIK SOSIAL TESIS SITI AISAH 0706182236 FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA PROGRAM STUDI LINGUISTIK DEPOK JULI 2010 Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Upload: vannhu

Post on 21-Feb-2018

256 views

Category:

Documents


16 download

TRANSCRIPT

Page 1: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

UNIVERSITAS INDONESIA

METAFORA DALAM LAGU IWAN FALS YANG BERTEMAKAN KRITIK SOSIAL

TESIS

SITI AISAH 0706182236

FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA PROGRAM STUDI LINGUISTIK

DEPOK JULI 2010

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

user
Sticky Note
Silakan klik bookmark untuk melihat atau link ke halaman isi
Page 2: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

UNIVERSITAS INDONESIA

METAFORA DALAM LAGU IWAN FALS YANG BERTEMAKAN KRITIK SOSIAL

TESIS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Humaniora

SITI AISAH 0706182236

FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA

PROGRAM STUDI LINGUISTIK DEPOK

JULI 2010

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 3: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 4: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 5: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 6: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

KATA PENGANTAR/UCAPAN TERIMA KASIH

Segala puji saya panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan nikmat, rahmat,

dan kasih sayangNya yang tiada henti dianugerahkan sehingga saya berhasil

menyelesaikan penulisan tesis ini.

Berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, saya dapat menyelesaikan

tesis ini sebagai bagian dari tugas akademis untuk meraih gelar Magister Humaniora

dari Program Studi Linguistik, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas

Indonesia.

Dengan penghargaan yang tinggi, ucapan terima kasih yang tulus dan dalam

saya sampaikan kepada:

1. Dr. Risnowati Martin yang penuh perhatian dan kasih sayang

membimbing dan memotivasi saya agar tetap semangat dan optimis

menyelesaikan tesis ini.

2. Dr. Phil. Setiawati Darmojuwono yang dengan penuh kesabaran dan

curahan kasih sayang membimbing dan juga memotivasi untuk terus

bersemangat menyelesaikan studi saya.

3. Dr. Afdol Tharik Wastono sebagai penguji yang telah memberikan

masukan, kritik, dan saran demi perbaikan tesis ini.

4. M. Umar Muslim, Ph.D., Ketua Program Studi Linguistik, Fakultas Ilmu

Pengetahuan Budaya, yang selalu menumbuhkan semangat dan tiada henti

mengingatkan saya akan batas studi.

5. Ibu Wiwin Triwinarti, M.A., selaku Sekretaris Program Studi Linguistik,

Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya.

6. Para pengajar di Program Studi Linguistik, Fakultas Ilmu Pengetahuan

Budaya, Universitas Indonesia, yakni Prof. Dr. Harimurti Kridalaksana,

Prof. Dr. Benny H. Hoed; Prof. Dr. Rahayu S. Hidayat; Prof. Dr.

Universitas Indonesia

v

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 7: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

Multamia RMT Lauder; Prof. Dr. Njaju Jenny M. T. Hardjatno, M.A; Dr.

Lili Soeratminto; Tommy Christomy, Ph.D.; Prof. Dr. Hermina Sutami;

Dr. Felicia N. Utorodewo; Dr. Risnowati Martin; Dr. Setiawati

Darmojuwono; Dr. F.X. Rahyono; Dr. Myrna Laksman; Dr. Untung

Yuwono; Kushartanti, M.Hum., dan pengajar lain yang tidak sempat saya

sebutkan di sini, yang sangat berjasa menumbuhkan semangat,

membukakan daya pikir dan mengalirkan kejernihan ilmu yang sangat

berharga.

7. Mbak Nur, Mbak Rita, dan Mas Nanang yang selalu siap memberi

bantuan dan informasi selama saya menjalani studi.

8. Seluruh karyawan perpustakaan FIB yang selalu siap membantu

menemukan buku-buku sumber yang saya butuhkan selama saya

menjalani studi di program linguistik ini.

9. Dekan, Pembantu Dekan I, Pembantu Dekan II, dan Pembantu Dekan III

FKIP Untirta Serang-Banten atas dukungan dan kesempatan yang

diberikan kepada saya untuk menimba ilmu di program studi linguistik

FIB, UI.

10. Ketua Prodi dan seluruh rekan sejawat di Program Studi Pendidikan

Bahasa Inggris, FKIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang selalu

hadir memberi warna dan keceriaan di kala gundah dan penat menerpa.

11. Ayah (almarhum), ibu, bapak dan ibu mertua di Depok, kakak, adik, dan

kakak-kakak ipar yang selalu mengalirkan kasih sayang dan semangat di

setiap langkah yang saya tempuh.

12. Abang Adi, suamiku tersayang yang selalu menemani dan menjadi

curahan hatiku, serta menjadi ’pengasuh’ kedua buah hati kita di kala ku

berkutat dengan tesis ini.

13. Fayza dan Farzan tersayang, tawa dan keceriaan kalian selalu mengalirkan

semangat bunda berkarya.

Universitas Indonesia

vi

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 8: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

14. Teman-teman seperjuangan angkatan 2007 di Program Studi Linguistik,

Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, yakni Kang

Odien, Mbak Eri, Mbak Sri, Niken, Silva, Listi, Mas Donty, Iban Ronal,

Pak Fauzi, Pak Irsan, Ika, Neneng, Pamela, Mbak Wati, Bu Rani, Mbak

Kartika, Mbak Setyowati, dan Cynthia atas segala kenangan indah dan

kebersamaan yang sangat berkesan selama menimba ilmu di Program

Studi Linguistik, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas

Indonesia.

Akhir kata, kepada semua pihak yang telah berkontribusi, baik langsung

maupun tidak langsung untuk tersusunnya tesis ini, saya haturkan terima kasih yang

sedalam-dalamnya. Saya memohon kepada Allah SWT, semoga rahmat dan

berkahnya selalu dilimpahkan kepada semua pihak yang telah membantu saya

menyelesaikan studi ini.

Kritik dan saran selalu saya nantikan dan saya berharap semoga karya kecil

ini bermanfaat.

Serang, 15 Juli 2010

SITI AISAH

Universitas Indonesia

vii

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 9: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 10: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................... i SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME.................................................... ii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................ iii HALAMAN PENGESAHAN...................................................................................... iv KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH.......................................... v HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS.....................................................viii ABSTRAK .................................................................................................................. ix DAFTAR ISI ................................................................................................................ x DAFTAR TABEL DAN GAMBAR .......................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................xiii BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 4 1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 5 1.4 Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................ 5 1.5 Metodologi Penelitian ............................................................................... 5 1.6 Kemaknawian Penelitian .......................................................................... 6 1.7 Sistematika Penyajian .............................................................................. 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengantar.................................................................................................. 7 2.2 Metafora dari Berbagai Sudut Pandang ................................................... 8 2.3 Penelitian Terdahulu .............................................................................. 12

2.4 Beberapa Pendekatan dalam Kajian Metafora ....................................... 13 2.4.1 Semiotik ......................................................................................... 13 2.4.2 Semantik......................................................................................... 15 2.4.3 Pandang Pragmatik ........................................................................ 17 2.4.4 Wacana dan Teks ........................................................................... 17 2.5 Lirik Lagu ................................................................................................ 18 2.5.1 Iwan Fals dan Lirik Lagu Ciptaannya............................................. 19 BAB 3 KERANGKA TEORETIS 3.1 Pengantar.................................................................................................... 20 3.2 Metafora Konseptual.................................................................................. 20 3.3 Klasifikasi Majas........................................................................................ 24 3.4 Metafora dalam Kajian Semantik............................................................... 26

Universitas Indonesia

x

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 11: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

BAB 4 ANALISIS LIRIK LAGU IWAN FALS 4.1 Pengantar..................................................................................................... 30 4.1.1 Judul Lagu: OPINIKU ..................................................................... 30 4.1.2 Judul Lagu: SUMBANG.................................................................. 33 4.1.3 Judul Lagu: TIKUS TIKUS KANTOR............................................ 38 4.1.4 Judul Lagu: BESAR DAN KECIL .................................................. 41 4.1.5 Judul Lagu: DUNIA BINATANG................................................... 43 4.1.6 Judul Lagu: ASIK NGGAK ASIK................................................... 45 4.1.7 Judul Lagu: 17 Juli 1996.................................................................. 49 4.1.8 Judul Lagu: BUKTIKAN................................................................. 51 4.1.9 Judul Lagu: KUDA LUMPING....................................................... 53 BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 61 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 65 LAMPIRAN

Universitas Indonesia

xi

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 12: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

Tabel

Tabel 2.1 Relasi Ikon, Indeks, Simbol .................................................................... 14

Tabel 4.1 Tabel Majas ............................................................................................ 56

Tabel 4.2 Tabel Ranah Sumber dan Sasaran .......................................................... 57

Tabel 4.3 Tabel Jenis Metafora............................................................................... 58

Gambar

Gambar 3.1 Gambar Segitiga Ogden dan Richards .................................................. 27

Gambar 3.2 Gambar Bagan Makna menurut Blanke ................................................ 28

Universitas Indonesia

xii

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 13: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Data 9 lirik lagu Iwan Fals

Universitas Indonesia

xiii

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 14: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

ABSTRAK

Nama : Siti Aisah Program Studi : Linguistik Judul : Metafora dalam Lagu Iwan Fals yang Bertemakan Kritik Sosial Penelitian ini bertujuan untuk menemukan ranah sumber dan jenis metafora yang terdapat di dalam lirik lagu-lagu Iwan Fals. Sumber data yang digunakan adalah lirik lagu Iwan Fals yang bertemakan kritik sosial dari album tahun 1982, 1983, 1986, 1991, 1992, 1993, 2004. Data dipilih secara purposive, yaitu dipilih judul lagu yang berisi tentang kritik sosial. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan teori metafora konseptual Lakoff dan Johnson (1980) dan teori metafora dalam arti luas dari Moeliono (1989) sebagai landasan teori. Berdasarkan hasil analisis, ditemukan ranah sumber BINATANG yang paling dominan digunakan di dalam lirik lagu Iwan Fals. Jenis majas yang terdapat di dalam lagu yang paling sering digunakan pencipta lagu untuk menyampaikan kritik sosial adalah jenis majas perbandingan langsung atau metafora dan perumpamaan atau simile. Jenis ungkapan metaforis berdasarkan teori Lakoff dan Johnson (1980) yang paling dominan terdapat dalam lagu adalah jenis metafora struktural dan ontologis. Kata Kunci: Metafora, Lirik lagu, Kritik Sosial

ABSTRACT

Nama : Siti Aisah Program Studi : Linguistik Judul : Metaphor in Iwan Fals Social Critics Songs Lyrics This study is aim at finding the source domain and the type of metaphor in Iwan Fals’ song lyrics. The song lyrics taken from Iwan Fals album by the year of 1982, 1983, 1986, 1991, 1993, 2004.The data is taken purposively based on the theme songs ‘social critics’ in Iwan Fals album. This is a descriptive qualitative study using conceptual metaphor theory by Lakoff and Johnson (1980) and metaphor theory in broad sense by Moeliono (1989). Based on data analysis, it was found that the trope being used in the songs lyrics are metaphor and simile. Metaphorical expressions based on Lakoff and Johnson theory (1980) found mostly in the songs lyrics are structural metaphor and ontological metaphor.

Keywords: Metaphor, Songs Lyrics, Social Critics

Universitas Indonesia

ix

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 15: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

1  

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa digunakan penuturnya untuk menyampaikan gagasan, pikiran, dan

perasaannya dalam berbagai situasi komunikasi. Seorang pencipta lagu,

menyampaikan gagasan, pikiran, dan perasaannya melalui lirik lagu yang ia ciptakan.

Lirik lagu merupakan media yang digunakan pencipta lagu untuk menyampaikan

pesannya kepada para pendengar atau penikmat musik. Di samping sebagai sarana

hiburan, lirik lagu dapat digunakan sebagai media untuk memberikan informasi dan

opini terhadap masalah sosial yang terjadi di suatu lingkungan masyarakat atau di

sebuah negara.

Lagu tersusun atas beberapa bait yang mengekspresikan ide, gagasan, dan

perasaan pencipta lagu. Jadi, lirik lagu juga seperti puisi karena tersusun atas

beberapa bait yang berisi gagasan dan perasaan yang ingin disampaikan penciptanya.

Menurut Rifatarre (1978), puisi adalah salah satu wujud aktivitas bahasa, puisi

berbicara secara tidak langsung sehingga bahasa yang digunakan pun berbeda dari

bahasa yang digunakan sehari-hari. Lebih lanjut disebutkan bahwa sebuah puisi

mengatakan sesuatu yang berbeda dari makna yang dikandungnya (Rifatarre, dalam

Budiman: 2004). Selain itu, Rifatarre (1978) juga menjelaskan bahwa memahami

puisi itu seperti sebuah donat. Sesuatu yang hadir secara tekstual adalah daging

donatnya, sedangkan sesuatu yang tidak hadir secara tekstual adalah ruang kosong

berbentuk bundar yang berada di tengahnya dan sekaligus menopang dan membentuk

daging donat menjadi donat. Ruang kosong ini oleh Rifatarre (1978) dibedakan atas

dua jenis, yaitu hipogram potensial (yang terkandung dalam arti kias atau majas,

bahasa sehari-hari seperti preposisi dan sistem deskriptif) dan hipogram aktual

(berupa teks-teks atau wacana yang sudah ada sebelumnya yang dapat menjadi

referensi atau acuan puisi tersebut). Terkait dengan puisi, untuk memahami sebuah

lirik lagu juga hampir sama dengan cara memahami sebuah puisi.

1

                                                                                                                         Universitas Indonesia  

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 16: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

2  

Menurut Jakobson dalam Budiman (2004), unsur pembangun yang dominan

di dalam sebuah puisi adalah metafora. Jika mengaitkan karakteristik puisi dengan

lirik lagu, maka di dalam lirik lagu pun unsur pembangunnya adalah metafora.

Metafora atau majas digunakan di dalam lirik lagu dengan tujuan estetis, agar lagu

tersebut indah, enak didengar, serta membantu pendengar agar lebih mudah

memahami makna sebuah lagu.

Menurut Moeliono (1989: 175), majas digunakan untuk mengkonkretkan dan

menghidupkan sebuah tulisan sehingga tulisan tersebut tidak bersifat monoton dan

lebih variatif . Di dalam karya sastra seperti novel dan puisi biasanya terdapat majas

yang memperindah tulisan dan membantu imajinasi pembaca agar lebih mudah

memahami bacaannya. Menurut Aristoteles (384-322 M), metafora merupakan

sebuah alat atau sarana yang berasal dari ragam bahasa puitis. Aristoteles

menganggap metafora sebagai bahasa yang luar biasa dan dekoratif, serta berbeda

dengan bahasa keseharian yang sederhana. Menurutnya, metafora merupakan majas

retorika yang hanya digunakan dalam kesempatan tertentu, seperti dalam pementasan

drama.

Lakoff dan Johnson (1980:3) menyatakan bahwa metafora ada di dalam

kehidupan sehari-hari, dan tidak hanya di dalam kegiatan berbahasa, tetapi juga ada

dan tersusun di dalam pikiran dan tindakan manusia. Sebagai contoh, untuk

mengungkapkan rasa kesal, seseorang yang sedang marah atau emosi biasanya

melontarkan kata-kata yang berkaitan dengan binatang atau hewan, seperti dasar,

anjing lu!, dia memang binatang!. Seseorang yang melontarkan hal tersebut,

mempersamakan seseorang yang ia rujuk dengan seekor anjing. Contoh lainnya

adalah di dalam sebuah puisi berjudul Aku karya Khairil Anwar, terdapat larik yang

menggunakan metafora binatang, yaitu larik aku ini binatang jalang. Ungkapan

metafora seperti contoh tersebut, terlontarkan oleh seseorang secara spontan karena

tercetus dalam pikiran seseorang yang sedang emosi, berada di luar kontrol diri,

sehingga terucap kata-kata yang mengandung metafora binatang sebagai wujud

ekspresi emosi dirinya. Di kalangan remaja di Amerika Serikat, sebagai ungkapan

olok-olok seorang remaja kepada teman sebayanya yang penakut atau pengecut juga

                                                                                                                         Universitas Indonesia  

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 17: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

3  

seringkali terdengar ungkapan metafora binatang, yakni ungkapan seperti come on,

don’t be such a chicken. Kata chicken digunakan sebagai pembanding antara

seseorang yang bersikap layaknya seekor chicken (ayam) yang bersifat

penakut/pengecut menurut latar budaya Amerika. Berdasarkan contoh tersebut,

tampak bahwa metafora digunakan dalam percakapan sehari-hari dan dilontarkan

secara spontan untuk mengungkapkan perasaan dan pikiran seseorang.

Berkaitan dengan proses mengungkapkan perasaan dan pikiran, seorang

pencipta lagu, seperti Iwan Fals menuangkan perasaan dan pikirannya mengenai

kondisi sosial politik yang terjadi di Indonesia melalui lirik lagu. Agar lirik lagu

tersebut mudah dipahami dan indah didengar, pencipta lagu menggunakan metafora

dalam lirik-lirik lagunya. Penggunaan metafora dalam lirik lagu dilakukan oleh

pencipta lagu dengan maksud untuk membandingkan atau mencari kaitan antara dua

hal secara implisit. Sebagai contoh dalam sebuah lirik lagu anak-anak terkenal, yaitu

you are my sunshine (kau adalah cahaya matahariku), kata you (kau) dibandingkan

dengan my sunshine (cahaya matahariku) mendeskripsikan bahwa sosok you (kau)

memiliki karakteristik atau ciri seperti cahaya matahari, yaitu yang mampu

menyinari atau memberi sinar, memberi kehidupan bagi makhluk hidup di alam

semesta ini.

Metafora juga dapat mengkomunikasikan apa yang dipikirkan dan dirasakan

penulis mengenai sesuatu, dapat menjelaskan dan menyampaikan suatu gagasan atau

ide yang bersifat khusus dengan cara yang lebih menarik sehingga mudah dipahami

oleh pembaca (Knowles dan Moon, 2006:4). Selanjutnya, Kövecses (2002:20)

mengatakan bahwa metafora tidak hanya meliputi bahasa yang digunakan penuturnya

untuk mengungkapkan emosi tetapi juga metafora penting untuk memahami aspek

konseptualisasi emosi dan pengalaman emosional. Berkaitan dengan pendapat

Kovecses (2002:20) tersebut, metafora dalam lagu merupakan ekspresi emosi

pencipta lagu terhadap sesuatu yang menyentuh hatinya dan dialaminya dalam

realitas kehidupan. Lakoff dan Johnson (1980:156) juga menyatakan bahwa,

“metaphors may create realities for us, especially social realities”. Metafora

                                                                                                                         Universitas Indonesia  

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 18: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

4  

mengkonstruksikan realitas yang ada khususnya realitas sosial politik yang terjadi di

sekitar.

Fairclough (1989: 120) menggunakan metafora DISEASE (penyakit) untuk

menunjukkan masalah sosial atau kata sakit yang secara metaforis merepresentasikan

keadaan sosial yang bermasalah di masyarakat. Istilah yang sering digunakan dalam

bahasa Indonesia adalah masyarakat yang sakit, merujuk pada keadaan sosial

masyarakat yang bermasalah seperti banyaknya peristiwa kekerasan atau kriminalitas

di suatu lingkungan masyarakat.

Dalam realitas sosial-politik di Indonesia, para politisi kerapkali

menggunakan ungkapan metaforis ketika terjadi debat pendapat atau pro-kontra

mengenai sesuatu hal. Sebagai contoh, penggunaan metafora yoyo untuk

menyinggung sikap seseorang yang tidak teguh pendirian di dunia politik, karena

sebagaimana diketahui bahwa yoyo adalah sebuah mainan yang diayun-ayunkan atau

digerakkan ke atas, ke bawah, ke kiri dan ke kanan. Selain itu, penjelasan Presiden

Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) atas keseleo lidah kadernya juga merupakan

ungkapan metaforis. Frasa keseleo lidah merupakan ungkapan metaforis yang

mempersamakan lidah dengan kaki yang keselo, dalam hal ini bermakna sesuatu

yang terjadi tidak sengaja.

Terkait dengan penggunaan metafora dalam kehidupan sehari-hari untuk

mengungkapkan realitas sosial yang terjadi di masyarakat, maka saya tertarik untuk

melakukan penelitian mengenai metafora di dalam lagu. Saya tertarik untuk mengkaji

lebih dalam mengenai unsur metaforis yang terdapat dalam lagu-lagu Iwan Fals

karena lirik-lirik lagu Iwan Fals kerapkali menggunakan metafora untuk

menyampaikan pesan, opini, dan perasaan pencipta lagu terhadap peristiwa yang

terjadi di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1) Jenis ungkapan metaforis apa yang digunakan dalam lirik lagu Iwan Fals

dilihat dari aspek semantis.

                                                                                                                         Universitas Indonesia  

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 19: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

5  

2) Ranah apa yang paling dominan sebagai ranah sumber untuk membentuk

metafora dalam lirik lagu Iwan Fals.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini dapat dirumuskan

sebagai berikut:

1) Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ungkapan metaforis dalam lirik

lagu Iwan Fals dilihat dari aspek semantis.

2) Penelitian ini bertujuan untuk menemukan ranah yang paling dominan sebagai

ranah sumber dalam lagu-lagu Iwan Fals.

1.4 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian pada tataran teks lirik lagu dengan fokus pada

metafora. Fokus penelitian ini adalah untuk menemukan jenis ungkapan metaforis

yang terdapat di dalam lirik lagu dan menemukan ranah sumber yang paling

dominan yang terdapat dalam lirik lagu berdasarkan teori Lakoff dan Johnson

(1980).

1.5 Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian

berupa teks lirik lagu Iwan Fals. Data berupa lirik lagu berasal dari album lagu

Iwan Fals pada tahun 1982, 1983, 1986, 1991, 1992, 1993, 2004. Peneliti memilih

album pada periode tahun tersebut karena lagu-lagu pada masa tersebut cukup

populer dan isi lagunya secara umum melontarkan kritik sosial terhadap

pemerintah yang berkuasa. Data yang sudah dikumpulkan kemudian

diklasifikasikan berdasarkan isi lagu yang mengandung metafora. Peneliti

memilih 9 lagu yang bertemakan tentang kritik sosial terhadap pemerintah yang

berkuasa pada masa tersebut. Berikut ini 9 judul lagu yang diteliti:

1) Opiniku 2) Sumbang 3) Tikus-tikus Kantor

                                                                                                                         Universitas Indonesia  

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 20: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

6  

                                                                                                                         Universitas Indonesia  

4) Besar dan Kecil 5) Dunia Binatang 6) Asik Nggak Asik 7) 17 Juli 1996 8) Buktikan 9) Kuda Lumping

Pada tahap analisis data, setiap bait yang mengandung metafora dianalisis dengan

menggunakan analisis komponen makna. Peneliti memetakan ranah sumber dan

ranah sasaran yang ditemukan dalam lagu, kemudian peneliti mengkaji isi lagu

dan metafora yang terdapat dalam lagu secara kontekstual.

1.6 Kemaknawian Penelitian

Manfaat penelitian ini sebagai berikut:

1) Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam memperkaya kajian

mengenai metafora khususnya metafora dalam lagu di Indonesia.

2) Melengkapi penelitian yang berkaitan dengan ungkapan metaforis dalam

lirik lagu sehingga dapat menjadi acuan bagi pemerhati bidang bahasa,

sosial dan politik, serta umumnya bermanfaat bagi pengembangan kosa

kata dalam bidang sosial, politik, dan komunikasi.

1.7 Sistematika Penyajian

Sistematika yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Bab 1 berisi pendahuluan yang menguraikan latar belakang penelitian dan

permasalahan yang ingin dijawab dalam penelitian, tujuan penelitian, ruang

lingkup penelitian, metode penelitian dan sumber data penelitian, dan manfaat

penelitian. Bab 2 berisi tinjauan pustaka dan penelitian terdahulu yang terkait

dengan penelitian ini. Bab 3 menguraikan kerangka teori yang merupakan

landasan teoretis penelitian ini. Bab 4 berisi analisis lirik lagu, Bab 5 berisi

kesimpulan atas permasalahan yang diajukan.

 

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 21: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

7   

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengantar

Dalam bab 2 ini, saya akan menguraikan paparan singkat mengenai kajian

metafora menurut para pakar linguistik terdahulu, kemudian menjelaskan penelitian-

penelitian yang telah dilakukan yang terkait dengan metafora, beberapa pendekatan

ilmu yang terkait dalam kajian metafora, dan lirik lagu.

2.2 Metafora dari Berbagai Sudut Pandang

Metafora sebagai kajian dalam ilmu linguistik telah ditelaah oleh para ahli

linguistik seperti Aristoteles (348-322 SM), Richards (1936), Lakoff dan Johnson

(1980), Black (1979), Searle (1979), Nöth (1995), Moeliono (1989), Knowles dan

Moon (2006). Berikut ini beberapa teori metafora dari para ahli tersebut.

Pada jaman Yunani kuno, Aristoteles (348-322 SM) dalam karyanya yang

berjudul Rhetoric (Retorika) menyatakan bahwa metafora adalah simile

(perumpamaan) yang diungkapkan dengan kata-kata like, as, resemble (seperti, bak,

bagai) yang mengalami proses ellipsis atau dilesapkan. Metafora dalam the woman is

a red rose, misalnya, sebenarnya merupakan perpanjangan dari simile, yaitu the

woman is like a red rose, namun kata like dilesapkan. Aristoteles menyebutkan

bahwa metafora berkaitan dengan substitusi atau transfer. Aristoteles (384-322 SM)

menyatakan “the application of a strange term either transferred from the genus and

applied to the species to another or else by analogy” (dikutip oleh Levin, 1979:79).

Metafora dapat dipahami dalam konteks gerakan (transferensi), baik dari genus ke

spesies (dari umum ke khusus) ataupun dari spesies ke spesies, atau berdasarkan

analogi. Aristoteles menyebut transferensi tersebut sebagai ephiphora, yaitu

pemindahan istilah dari satu makna ke makna lain yang menyimpang dari pengertian

aslinya. Aristoteles juga menyatakan bahwa metafora merupakan sebuah alat atau

sarana yang berasal dari ragam bahasa puitis. Aristoteles menganggap metafora

sebagai bahasa dekoratif dan berbeda dengan bahasa keseharian yang sederhana.

Universitas Indonesia

7

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 22: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

8   

Selanjutnya, Richards (1936) menyatakan bahwa metafora adalah

perbandingan yang menelaah kesamaan atau kemiripan antara suatu objek dengan

objek lain yang dijadikan pembandingnya. Sebagai contoh, Elizabeth is the sun,

dalam kalimat tersebut sejumlah sifat the sun (matahari), antara lain kemampuannya

menyinari dan menerangi, ditransfer atau digunakan untuk menjelaskan sosok

Elizabeth yang memiliki sinar kecantikan yang cerah, secerah sinar matahari.

Richards (1936) menyebutkan konsep transfer tersebut dengan istilah target dan

source domain. Dalam contoh kalimat tersebut, Elizabeth merupakan target (sasaran)

yang dianalogikan dengan the sun yang merupakan source (sumber).

Di samping itu, Richards (1936) juga menyebut metafora sebagai kajian yang

melibatkan tiga unsur di dalamnya, yaitu vehicle, topic/tenor dan grounds. Vehicle

merupakan hal yang menjadi sumber metafora, topic/tenor merupakan makna

metaforis, sedangkan grounds adalah kaitan di antara keduanya. Berikut ini

contohnya:

Context be prepared for a mountain of paperwork

Vehicle mountain

Topic/tenor a large amount

Ground ideas of size, being immovable and difficult to deal with

Berdasarkan contoh tersebut, kata mountain merupakan vehicle yang menjadi source

(sumber) suatu metafora yang bermakna ‘jumlah yang banyak atau berlimpah’

sebagai topic/tenor. Sebagai ground, keduanya memiliki kaitan dalam hal ‘ukuran

yang besar dan sulit untuk dipindahkan’. (Ortony, 1993: 347)

Lakoff dan Johnson (1980: 3) menyatakan bahwa, “...metaphor is pervasive in

everday life, not just in language but in thought and action. Our ordinary conceptual

system, in terms of which we both think and act, is fundamentally methaporical in

nature”. Metafora diperoleh dan dimengerti secara kognitif oleh manusia berdasarkan

pengalaman hidup sehari-hari yang diungkapkan melalui bahasa mereka. Cara

seseorang berpikir dan bertindak sehari-hari sebenarnya bersifat metaforis.

Selanjutnya, Lakoff dan Johnson (1980: 5) berpendapat bahwa, “The essence

of metaphor is understanding and experiencing one kind of thing in term of another.”

Universitas Indonesia

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 23: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

9   

(1980: 5). Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa sesorang

dapat memahami sesuatu hal melalui proses pemahamannya akan hal lain yang telah

dikenal dan dipahami sebelummya dari pengalamannya sehari-hari. Dengan

demikian, metafora mengorganisasi hubungan antar objek dan menciptakan

pemahaman mengenai objek tertentu melalui pemahaman mengenai objek lain.

Dengan kata lain, ranah sumber (source domain) digunakan manusia untuk

memahami konsep abstrak dalam ranah sasaran (target domain). Sebagai contoh,

DESIRE IS FIRE (HASRAT ADALAH API) menurut Lakoff dan Johnson (1980),

penggunaan huruf kapital digunakan untuk menunjukkan ranah sumber dan ranah

sasaran. Konsep DESIRE (HASRAT) merupakan ranah sasaran atau topic dan FIRE

(API) sebagai vehicle atau ranah sumber. Jadi, dapat dipahami bahwa DESIRE

(HASRAT) memiliki ciri dan sifat seperti API, yaitu, panas, bergelora, dan

membakar. Jika seseorang memiliki hasrat berarti dalam dirinya terdapat suasana hati

yang menggelora.

Sementara itu, Black (1979) menyatakan bahwa metafora memiliki persamaan

dengan majas simile, akan tetapi dalam metafora tidak terdapat kata-kata like, as, as

if. Dalam metafora terdapat pemindahan atau transfer konsep antara suatu hal dan hal

yang lainnya. Black (1993) juga menyatakan bahwa untuk mengerti suatu metafora,

hal yang terlebih dahulu disadari adalah bahwa suatu kata bersifat polisemantis dan

metafora merupakan makna sekunder di samping makna dasar. Seperti contoh

berikut, we used to trash all the teams in the Schoolby League. We had a great squad

and no-one could touch us. Kata trash merupakan makna sekunder dari kata hit yang

lebih bersifat literal. Oleh karena itu, maka kata trash memiliki makna metaforis yang

digunakan untuk mengganti kata hit (Ortony, 2000: 167).

Dalam Handbook of Semiotics, Nöth (1995: 128) menyatakan bahwa terdapat

dua istilah metafora yaitu metafora dalam arti sempit (narrow sense),  dan metafora

dalam arti luas (broad sense). Metafora dalam arti sempit adalah bentuk kiasan

tertentu di antara bentuk-bentuk kiasan yang lain, sedangkan metafora dalam arti luas

mencakup semua bentuk kiasan.

Universitas Indonesia

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 24: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

10   

Berkaitan dengan pengertian metafora dalam arti sempit dan arti luas,

Moeliono (1989: 175) menyebut metafora dalam arti sempit (narrow sense) sebagai

suatu bentuk gaya bahasa kias atau majas yang implisit, tanpa menggunakan kata

seperti, sebagai, ibarat, umpama, bak, dan laksana. Contohnya: buah hati, mata

jarum, anak emas, dan sebagainya (Moeliono, 1989: 175). Metafora dalam arti luas

(broad sense) mencakupi semua jenis majas, yang oleh Moeliono (1989)

diklasifikasikan ke dalam tiga kategori, yaitu majas perbandingan, majas

pertentangan, dan majas pertautan.

Searle (1979) menyatakan bahwa metafora dapat diformulasikan dengan S is

P. S dalam hal ini adalah ranah sumber yang kemudian disandingkan dengan P

sebagai perbandingan. Akan tetapi, Searle (1979) menegaskan bahwa S is P harus

diinterpretasikan maknanya secara pragmatis menjadi S is R. Dalam hal ini, R

merupakan interpretasi mitra tutur terhadap makna dari P yang bergantung pada

penutur. Oleh karena itu, konsep Searle (1979) mengenai metafora memiliki landasan

pragmatis. Menurut Searle, makna yang menjadi pusat perhatian adalah makna

tuturan yang dikomunikasikan. Makna yang dikaji secara metaforis adalah makna

yang sesuai dengan kehendak penutur.  Contohnya dalam kalimat Jack is a snake

(Jack adalah ular) dapat diartikan sebagai Jack is a very wicked person (Jack adalah

orang yang sangat jahat) atau Jack is very cunning (Jack adalah orang yang sangat

licik) tergantung dari cara mitra tutur menginterpretasikannya (Ortony, 1993: 127).

Pada contoh tersebut, menunjukkan kesamaan atau kemiripan sifat dan ciri seorang

Jack dengan seekor ular, yaitu licik/pandai mengelabui dan jahat/mampu

membinasakan orang lain.

Menurut Knowles dan Moon (2006: 5) metafora adalah bahasa non-literal

atau figuratif yang mengungkapkan perbandingan antara dua hal secara implisit.

Knowles dan Moon (2006: 5) menyatakan bahwa terdapat dua jenis metafora, yaitu

metafora kreatif dan metafora konvensional.

1) Metafora kreatif adalah metafora yang digunakan penulis atau penutur untuk

mengekspresikan ide dan perasaannya ke dalam sebuah tulisan sehingga

tulisan tersebut menjadi mudah dipahami oleh pembaca. Metafora ini

Universitas Indonesia

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 25: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

11   

menampilkan suatu ungkapan yang baru berdasarkan realitas yang ada dan

biasanya terdapat di dalam karya sastra.

2) Metafora konvensional adalah metafora yang sudah tidak lagi bersifat baru

dan jenis metafora ini telah kehilangan cirinya sebagai sebuah metafora,

karena metafora ini sering digunakan dan kemudian dimasukkan ke dalam

kosakata sehari-hari. Misalnya untuk menunjukkan emosi marah (anger)

digunakan ungkapan He exploded (kemarahannya meledak). Metafora

konvensional juga sering disebut dengan metafora mati atau dead metaphor

(Knowles dan Moon, 2006: 6).

2.3 Penelitian Terdahulu

Berikut ini beberapa penelitian metafora yang terkait dengan metafora dalam

musik dan lagu.

Zbikowski (2002) menjelaskan bagaimana metafora dalam musik membantu

pendengar memahami musik tersebut. Zbokowski (2002) mencontohkan, ketika

sebuah teks lagu menuturkan tentang roda yang berputar dan air yang mengalir

maka digambarkan dengan tanda berupa nada atau melodi suara gerakan roda yang

berputar dan suara air yang mengalir. Bunyi-bunyi tersebut disebut sebagai text

painting atau penggambaran teks, yang oleh Mark Turner (1998) disebut ikonisitas

dalam rhetorical figure. Penelitian tersebut merupakan penelitian metafora dari

aspek non verbal, seperti bunyi nada yang menyerupai atau menggambarkan

peristiwa atau tindakan tertentu. Konsep image schema dari Lakoff dan Johnson

(1980) dan Turner (1998) digunakan sebagai landasan dalam penelitian tersebut.

Akan tetapi, penelitian Zbikowski (2002) ini berbeda dengan penelitian yang saya

lakukan, karena saya meneliti aspek verbal dalam lirik lagu.

Murtadho (1999) menganalisis metafora dalam al-quran dan terjemahannya

dalam bahasa Indonesia: kajian atas metafora cahaya, kegelapan, dan beberapa sifat

Allah. Berdasarkan analisis yang dilakukannya, Murtadho menemukan adanya

keterkaitan antarmetafora dalam Al-Qur’an dilihat dari unsur leksikal dan

interpretasinya dan ditemukan tiga kelompok metafora, yaitu: metafora tunggal

Universitas Indonesia

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 26: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

12   

dengan interpretasi tunggal, metafora tunggal dengan interpretasi taktunggal, dan

metafora taktunggal dengan kesamaan interpretasi. Murtadho juga tidak melihat

adanya pergeseran makna metafora dilihat dari transposisi dan pergeseran bentuk

yang mencakup pergeseran tataran; ketakrifan-kenontakrifan, ketinggalan-

ketaktinggalan, dan perbedaan kelas kata.

Penelitian metafora dalam lagu telah dilakukan oleh Sari (2007) yang berjudul

Analisis Metafora pada Lirik Lagu Enka dalam Besuto Hitto Daizenshu 2005. Hasil

penelitian ini menyatakan bahwa metafora di dalam lirik lagu Enka dalam Besuto

Hitto bertemakan rasa cinta dan kehilangan . Berikut metafora yang terdapat di dalam

lirik lagu Enka :

Kehidupan adalah perjalanan

Penderitaan adalah menanjak

Penderitaan adalah hujan/dan angin

Kebahagiaan adalah entitas

Kesedihan adalah entitas

Berdasarkan hasil analisisnya, Sari (2007) menemukan bahwa budaya Jepang

menunjukkan kedekatan dengan alam, adanya kepedulian terhadap sekitar, dan

konsep ketidakkekalan mujo. Penelitian ini juga membuktikan bahwa metafora

berbasis pada pengalaman, dan sistem konseptual manusia bersifat metaforis.

Penelitian mengenai interpretasi lagu Iwan Fals telah dilakukan oleh Khrisna

Hermawan Warsono (2007) dari Universitas Kristen Petra Surabaya. Penelitian

tersebut mengkaji makna beberapa lagu Iwan Fals dari aspek semiotis dan mencari

apakah ada aspek propaganda dan perlawanan dalam lagu-lagu tersebut. Warsono

(2007) dalam penelitiannya menggunakan 6 buah lagu yang diciptakan dan

dinyanyikan Iwan Fals, yaitu lagu-lagu yang berjudul Surat Buat Wakil Rakyat, Guru

Oemar Bakrie, Jangan Bicara, Bento, Sarjana Muda, dan Bongkar.  Warsono (2007)

menggunakan teori semiotika untuk menganalisis data lagu-lagu tersebut. Hasil

penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat unsur propaganda dan ajakan

melakukan perlawanan dalam lagu-lagu yang diteliti. Jadi, penelitian yang telah

dilakukan oleh Warsono (2007) tersebut berbeda dengan penelitian saya, karena saya

Universitas Indonesia

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 27: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

13   

mengkaji jenis ungkapan metaforis apa yang terdapat dalam lagu berdasarkan teori

Lakoff dan Johnson (1980), serta mencari ranah apa yang paling dominan yang

terdapat dalam lagu-lagu yang diteliti.

2.4 Beberapa Pendekatan dalam Kajian Metafora

2.4.1 Semiotik

Kata semiotika berasal dari bahasa Yunani, semeion yang berarti tanda. Tanda

terdapat di mana-mana: kata adalah tanda, demikian pula gerak isyarat, lampu lalu

lintas, bendera, dan sebagainya. Menurut Van Zoest (1992: 1), semiotika adalah

cabang ilmu yang berkaitan dengan pengkajian tanda dan segala sesuatu yang

berhubungan dengan tanda seperti sistem tanda dan penggunaan tanda. Tanda adalah

sesuatu yang mewakili sesuatu. Unsur tanda yang kita indera disebut representamen.

Sesuatu yang diwakili dapat berupa pengalaman, pikiran, gagasan, atau perasaan.

Menurut Peirce dalam Zoost (1992: 7), terdapat 3 unsur yang menentukan tanda:

1) Tanda harus dapat diamati atau ditangkap sendiri.

Pengetahuan kita mengenai kode memainkan peranan penting sehingga

kita mengerti nahwa sesuatu hal itu sebuah tanda. Kode yang dimaksud

dapat berupa kode bahasa dan kode non bahasa. Kode non bahasa dapat

berupa kebiasaan dan kode atas dasar pengetahuan pribadi. Kode yang

digunakan untuk mengetahui sebuah tanda disebut dengan ground.

2) Tanda memiliki sifat representatif

Esensi tanda menurut Peirce adalah kemampuan mewakili gambaran

sebuah benda, peristiwa, dan keadaan. Hasil representasi dari sebuah tanda

disebut denotatum atau acuan.

3) Tanda memiliki sifat interpretatif

Hasil interpretasi akan tanda diartikan sebagai interpretant dari tanda, interpretant

adalah tanda yang berkembang dari tanda yang terlebih dahulu ada dalam benak

orang yang menginterpretasikannya, setelah dihubungkan dengan acuan.

Peirce dalam Noth (1990: 42) menyatakan bahwa sesuatu disebut tanda jika

dapat diinterpretasi. Menurut Peirce, tanda bukanlah suatu struktur, melainkan proses

Universitas Indonesia

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 28: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

14   

kognitif berdasarkan apa yang dapat ditangkap oleh panca indra (Hoed 2008: 4).

Peirce menyebut tanda sebagai representament, yakni sesuatu yang mewakili sesuatu

yang lain dalam batas tertentu. “a sign is something which stands to somebody for

something in some respect or capacity.” (Noth, 1990: 42). Tanda selalu terdapat

dalam hubungan triadik, yakni ground, object dan interpretant. Tanda baru dapat

berfungsi dan bermakna bila diinterpretasikan oleh penerima tanda/penafsir

(interpreter). Peirce mengatakan bahwa tanda itu sendiri merupakan contoh dari

kepertamaan (firstness), objeknya adalah kekeduaan (secondness) dan penafsirnya

adalah keketigaan (thirdness). Tanda yang berkaitan dengan representament atau

ground terdiri atas, qualisign, sinsign, dan legisign. Berdasarkan objeknya, Peirce

membagi tanda atas ikon (icon), indeks (index), simbol (symbol). Berdasarkan

interpretant, tanda dibagi atas, rheme, dicent dan argumen. Relasi tersebut dapat

digambarkan sebagai berikut:

2.4 Tabel Relasi Ikon, Indeks dan Simbol

Relasi dengan

representamen

Relasi dengan objek Relasi dengan

interpretan

kepertamaan

(firstness)

Bersifat potensial

(qualisign)

Berdasarkan

keserupaan (ikonis)

Terms (rheme)

Keduaan

(secondness)

Bersifat

keterkaitan

(sinsign)

Berdasarkan

penunjukkan

(indeks)

Suatu pernyataan yang

bisa benar bisa salah

(proposisi atau dicent)

Ketigaan

(thirdness)

Bersifat

kesepakatan

(legisign)

Berdasarkan

kesepakatan (simbol)

Hubungan proposisi

yang dikenal dalam

bentuk logika tertentu

(internal) (argument)

Universitas Indonesia

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 29: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

15   

2.4.2 Semantik

Semantik merupakan bidang linguistik yang mempelajari makna tanda

bahasa. Sebuah kata, misalnya buku, terdiri atas unsur lambang bunyi yaitu [b-u-k-u]

dan konsep atau citra mental benda-benda yang dinamakan buku. Makna kata buku

adalah konsep tentang buku yang tersimpan dalam otak kita dan dilambangkan

dengan kata buku. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa semantik mengkaji

tanda bahasa, yaitu kaitan antara konsep dan tanda bahasa yang melambangkannya

(Darmojuwono, 2005: 121). Menurut Ogden dan Richards (1989), makna suatu kata

diperoleh dari hubungan antara lambang bahasa/simbol, citra mental dan

referen/acuan. Makna ini merupakan citra mental yang timbul dalam pikiran

seseorang jika mendengar atau membaca tanda bahasa. Penjelasan mengenai segitiga

Ogden dan Richards (1989) akan dibahas lebih jauh pada Bab 3 Kerangka Teori.

Makna merupakan kesatuan mental pengetahuan dan pengalaman yang terkait

dengan lambang bahasa yang mewakilinya (Darmojuwono, 2005: 121). Berikut ini

beberapa jenis makna menurut Chaer (2007: 289-294).

1) Makna Leksikal dan Makna Kontekstual

Makna leksikal adalah makna dasar yang dimiliki atau ada pada leksem meski

tanpa konteks apapun. Misalnya, leksem kuda memiliki makna leksikal

‘sejenis binatang berkaki empat yang biasa dikendarai’. Berdasarkan contoh

tersebut, dapat dikatakan bahwa makna leksikal adalah makna dasar, makna

yang sesuai dengan hasil observasi indera kita.

Makna kontekstual adalah makna sebuah leksem atau kata yang berada di

dalam konteks. Misalnya dalam kalimat “sudah hampir pukul dua belas!”,

apabila dituturkan oleh seorang ibu kos/asrama putri kepada seorang pemuda

yang bertandang di asrama putri tersebut, menunjukkan bahwa sang ibu kos

‘mengusir’ pemuda itu secara halus, sedangkan jika diucapkan oleh seorang

karyawan kantor kepada teman kerjanya, maka makna kalimat itu bisa berarti

‘sebentar lagi waktu istirahat tiba atau waktu makan siang tiba’.

Universitas Indonesia

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 30: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

16   

2) Makna Referensial dan Makna Non-Referensial

Sebuah kata atau leksem disebut bermakna refernsial kalau ada referensnya

atau acuannya. Kata-kata seperti kuda, merah, dan gambar adalah termasuk

kata-kata yang bermakna referensial karena ada acuannya di dunia nyata.

Sebaliknya, kata-kata seperti dan, atau, karena adalah termasuk kata-kata

yang tidak bermakna referensial, karena kata-kata itu tidak mempunyai

referen, tetapi kata-kata tersebut memiliki makna gramatikal.

3) Makna Denotatif dan Makna Konotatif

Makna denotatif adalah makna dasar yang dimiliki oleh leksem. Jadi, makna

denotatif ini sebenarnya sama dengan makna leksikal. Contohnya, kata buaya

bermakna denotatif sejenis binatang melata yang besar, buas, dan hidup di

dua tempat yaitu di perairan dan daratan,

Makna konotatif adalah makna lain yang “ditambahkan” pada makna

denotatif tadi yang berhubungan dengan nilai rasa dari orang atau kelompok

orang yang menggunakan kata tersebut. Misalnya kata buaya jika

ditambahkan dengan kata ‘darat’ menjadi ‘buaya darat’, maka leksem buaya

yang pada awalnya bermakna sejenis binatang buas melata, memiliki makna

yang berbeda ketika ditambahkan leksem darat, sehingga menjadi buaya

darat yang maknanya menjadi seseorang yang playboy atau seseorang yang

suka gonta-ganti pacar.

4) Makna Asosiatif

Makna asosiatif merupakan asosiasi yang muncul dalam benak seseorang jika

mendengar kata tertentu. Asosiasi ini dipengaruhi unsur psikis, pengetahuan,

dan pengalaman seseorang. Makna asosaiatif memiliki peran penting untuk

pemahaman wacana karena makna asosiatif dapat menjadi pengikat makna

kata-kata sehingga terbentuk pemahaman suatu wacana. Interpretasi puisi

tidak dapat dipisahkan dari makna asosiatif kata-kata yang terdapat di dalam

Universitas Indonesia

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 31: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

17   

puisi, karena dengan mengenal makna sosiatif akan memudahkan interpretasi

(Darmojuwono, 2005: 119).

2.4.3 Pragmatik

Grice (1998) menyatakan bahwa metafora merupakan suatu pelanggaran

maksim kualitas. Grice berujar, “do not say what you believe to be false”. Berikut ini

contoh pelanggaran atau penyimpangan maksim kualitas, you are the cream in my

coffee (kau adalah krim di dalam kopi saya). Penutur memiliki maksud yang berbeda

dari apa yang diutarakan, dalam hal ini penutur menggambarkan hubungan parallel

antara mitra tutur dan cream. Mitra tutur yang diajak berbicara oleh penutur

disejajarkan atau dianalogikan dengan cream di dalam secangkir kopi. Terkait dengan

maksim relevansi, maka metafora juga merupakan pelanggaran atau penyimpangan

terhadap maksim relevansi. Menurut teori relevansi Sperber dan Wilson (1995),

relevansi merupakan kunci utama dalam menginterpretasi tuturan/ujaran. Jadi, di

dalam hal ini, kajian metafora terkait erat dengan kajian pragmatik yaitu mengenai

pelanggaran beberapa maksim.

2.4.4 Wacana dan Teks

Menurut D. Maingueneau dalam Zaimar (2003, 116), istilah ujaran untuk

mengacu pada satuan bahasa yang melampaui batas kalimat bila ditinjau dalam

lingkup ketat strutur linguistik, dan dapat dilihat dalam situasi komunikasi. Jadi,

dapat disimpulkan bahwa wacana adalah ujaran dan pengujarannya. Untuk

memahami suatu wacana, maka seseorang harus melihat konteks situasinya.

Mengenai pengertian teks, Brown dan Yule (1983:6 dan 12) menyatakan

bahwa teks adalah realisasi wacana. Sementara menurut Zaimar (2003: 117), wacana

dihubungkan dengan situasi pengujarannya, sedangkan teks terfokus pada

keutuhannya yang menjadikannya suatu totalitas dan bukan hanya rangkaian kalimat

saja. Kata teks berasal dari kata tekstur yang berarti anyaman atau jalinan. Setiap

bagian teks mempunyai hubungan makna satu sama lain sehingga teks mempunyai

koherensi dan kohesi, serta keseluruhan teks merupakan anyaman atau jalinan unsur-

Universitas Indonesia

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 32: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

18   

unsurnya (Zaimar, 2003: 117) Berdasarkan beberapa pendapat yang telah disebutkan,

maka dalam penelitian ini, saya menyamakan istilah wacana dan teks, karena di

dalam sebuah lirik lagu terdapat beberapa bait yang berkaitan satu sama lain dan

mengisahkan suatu rangkaian cerita yang utuh. Jadi, dalam hal ini, untuk dapat

memahami makna sebuah lagu, maka lagu tersebut harus dimaknai secara

menyeluruh sebagai satu kesatuan teks.

2.5 Lirik Lagu

Lirik lagu merupakan ekspresi seseorang tentang suatu hal yang sudah dilihat,

didengar maupun dialaminya. Dalam mengekspresikan pengalamannya, pencipta lagu

melakukan permainan kata-kata dan bahasa untuk menciptakan daya tarik dan

kekhasan terhadap lirik atau syairnya. Permainan bahasa ini dapat berupa permainan

vokal, gaya bahasa maupun penyimpangan makna kata dan diperkuat dengan

penggunaan melodi dan notasi musik yang disesuaikan dengan lirik lagunya sehingga

pendengar semakin terbawa dengan apa yang dipikirkan pencipta lagu tersebut (Awe,

2003:51).

Para pencipta lagu memandang musik sebagai sesuatu yang melambangkan

karakteristik pribadi pencipta lagu (Knowles dan Moon 2006, 141). Lirik lagu

melambangkan metafora verbal dan musik melambangkan metafora non-verbal yang

menyampaikan pesan tertentu. Sebagai contoh, lagu Candle in the Wind yang

diciptakan oleh Elton John yang dipersembahkannya untuk almarhumah Putri Diana,

menunjukkan kerapuhan hidup seperti ciri sebuah lilin yang tertiup angin.

Bentuk lirik lagu mirip dengan puisi, sehingga banyak puisi yang disampaikan

dengan iringan musik. Sebagaimana juga penyair yang menggunakan bahasa yang

padat makna, seorang penulis lagu dituntut untuk dapat memilih unsur leksikal yang

tepat, singkat sekaligus estetis dalam mengungkapkan perasaannya. Definisi lirik atau

syair lagu dapat dianggap sebagai puisi begitu pula sebaliknya. Hal serupa juga

dikatakan oleh Jan van Luxemburg (1989) yaitu definisi mengenai teks-teks puisi

tidak hanya mencakup jenis-jenis sastra melainkan juga ungkapan yang bersifat

pepatah, pesan iklan, semboyan-semboyan politik, syair-syair lagu pop dan doa-doa.

Universitas Indonesia

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 33: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

19   

Universitas Indonesia

2.5.1 Iwan Fals dan Lirik Lagu Ciptaannya

Iwan Fals bernama lengkap Virgiawan Listanto (lahir di Jakarta, 3 September

1961) adalah seorang penyanyi dan pencipta lagu yang menjadi salah satu legenda

hidup di Indonesia. Lewat lagu-lagunya, ia 'memotret' suasana sosial kehidupan

Indonesia di akhir tahun 1970-an hingga sekarang, serta kehidupan dunia pada

umumnya, dan kehidupan itu sendiri. Kritik atas perilaku sekelompok orang (seperti

Wakil Rakyat, Tante Lisa), empati bagi kelompok marginal (misalnya Siang Seberang

Istana, Lonteku), atau bencana besar yang melanda Indonesia (atau kadang-kadang di

luar Indonesia, seperti Ethiopia) mendominasi tema lagu-lagu yang dibawakannya.

Iwan Fals penyanyi bersuara khas ini bergenre country/balada. Karakter

setiap lagu ditambah ciri khas liriknya membuat ia seringkali diidentikan dengan

legendaris internasional, Bob Dylan. Dalam hal lirik, Iwan Fals sudah menunjukkan

“kenakalannya” pada lagu-lagu bernuansa kritik, baik yang bersifat sosial maupun

politik, yang seringkali dibalut dengan humor dan metafora-metafora yang cerdas.

Judul-judul seperti Serdadu, Barang Antik, Obat Awet Muda (OAM), Guru Oemar

Bakri, dan Tikus-tikus Kantor merupakan beberapa contoh lagu yang memamerkan

kejeniusan penyanyi dan pencipta lagu ini menggabungkan semua unsur yang disebut

di atas.

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 34: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

20

 

BAB 3

KERANGKA TEORETIS

3.1 Pengantar

Cara berpikir dan bertindak setiap individu selalu terkait dengan metafora.

Gambaran mengenai realitas dan pengalaman sehari-hari dapat dipahami dengan

mudah melalui metafora, karena metafora terkait dengan kognisi manusia. Metafora

tidak cukup dipandang sebagai perbandingan dua objek semata, melainkan lebih dari

itu, metafora terkait dengan kognisi manusia yang tidak dapat dipisahkan dengan

realitas yang ada.

Sebagai landasan teori yang utama atau pisau analisis penelitian ini, Saya

menggunakan teori metafora konseptual dari Lakoff dan Johnson (1980) untuk

mengklasifikasikan tiga jenis metafora, yaitu metafora struktural, metafora ontologis,

dan metafora orientasional. Di samping itu, Saya juga mengkaji ranah sumber apa

yang paling dominan hadir di dalam lagu-lagu yang diteliti agar diketahui metafora

apa yang digunakan pencipta lagu yang diteliti untuk melontarkan kritik-kritik sosial.

Metafora dalam kajian ini juga menggunakan landasan teori metafora dalam

arti luas menurut klasifikasi majas Moeliono (1989:175-177), karena data yang

digunakan berupa lirik lagu yang berisi bait-bait seperti sebuah puisi yang biasanya

mengandung majas di dalamnya untuk memperindah lagu dan memudahkan

pemahaman penikmat lagu terhadap isi pesan lagu tersebut. Tujuan dari menemukan

jenis majas apa yang terkandung di dalam bait-bait lagu adalah untuk mengetahui

majas apa yang paling dominan digunakan pencipta lagu (dalam hal ini Iwan Fals)

ketika melontarkan kritik sosial terhadap pemerintah berkuasa pada masa itu.

3.2 Metafora Konseptual

Segala sesuatu yang dilihat dan dirasakan dalam kehidupan sehari-hari

direalisasikan secara kognitif melalui bahasa. Sebagai contoh, dalam kehidupan

sehari-hari kita kerapkali berselisih faham atau berselisih pendapat dengan orang lain.

 

Universitas Indonesia

20

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 35: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

21

 

Ketika terjadi selisih pendapat atau beradu argumen, tentunya masing-masing pihak

mempertahankan argumennya. Namun, dalam beradu argumen, tentu saja ada pihak

yang kalah dan ada pihak yang menang, meskipun pihak yang menang tersebut belum

tentu memiliki argumen yang benar. Berdasarkan pengalaman berargumen tersebut,

muncul istilah I don’t want to lose my argument (saya tidak mau kalah dalam

perdebatan ini) dan I won my argument (saya menang dalam perdebatan ini).

Kemenangan dan kekalahan dalam perdebatan atau beradu argument ini dianggap

seperti sedang menghadapi peperangan. Jadi, hal tersebut menghasilkan konsep

metaforis dalam pikiran manusia bahwa ARGUMENT IS WAR. Konsep tersebut

merupakan pangkal munculnya istilah-istilah metaforis lain, seperti dalam kalimat

berikut; he shot down all of my argument (Dia menembak seluruh argumen saya) dan

I demolished his argument (saya meruntuhkan argumennya). Kata shot dan

demolished merupakan bagian dari konsep WAR (PEPERANGAN), di mana pelaku

dalam peperangan saling menembak dan meruntuhkan pertahanan. Berdasarkan

contoh tersebut, konsep ARGUMENT dapat dipahami dan dibentuk melalui konsep

WAR.

Dari contoh yang diberikan oleh Lakoff dan Johnson (1980) mengenai konsep

ARGUMENT dan WAR, dapat dipahami bahwa manusia mengamati dan

memperlakukan berbagai hal yang mereka jumpai, mereka rasakan dan aplikasikan

dalam bentuk bahasa yang bersifat metaforis lewat tuturan mereka sehari-hari. Seperti

yang disebutkan oleh Lakoff dan Johnson (1980:3) bahwa, “...metaphor is pervasive

in everday life, not just in language but in thought and action. Our ordinary

conceptual system, in terms of which we both think and act, is fundamentally

methaporical in nature”. Teori metafora ini lebih dikenal dengan teori metafora

konseptual (Conceptual Metaphor Theory, disingkat CMT). Dalam CMT, terdapat

dua ranah konseptual, yaitu ranah sumber dan ranah sasaran. Ranah sumber

digunakan manusia untuk memahami konsep abstrak dalam ranah sasaran. Ranah

sumber umumnya berupa hal-hal yang biasa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.

Ranah sumber lebih bersifat konkret, sedangkan ranah sasaran bersifat abstrak.

Metafora mengorganisasi hubungan antar objek dan menciptakan pemahaman

 

Universitas Indonesia

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 36: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

22

 

mengenai objek tertentu melalui pemahaman mengenai objek lain. Dengan kata lain,

ranah sumber (source domain) digunakan manusia untuk memahami konsep abstrak

dalam ranah sasaran (target domain).

Selanjutnya, Lakoff dan Johnson menyatakan bahwa “The essence of

metaphor is understanding and experiencing one kind of thing in terms of another”

(1980: 5). Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat dikatakan bahwa seseorang dapat

memahamisesuatu hal melalui proses pemahamannya akan hal lain yang telah dikenal

dan dipahami sebelummya. Pendapat tentang Lakoff ini mengisyarakatkan bahwa

metafora bukan sekadar dalam kata-kata yang kita gunakan tetapi lebih dari itu,

bahwa ini merupakan fakta bahwa proses berpikir manusia dan sistem

pemahamannya sebagian adalah metaforis.

Metafora menurut Lakoff dan Johnson (1980) terdiri atas tiga jenis, yaitu:

1. Metafora struktural, yaitu sebuah konsep dibentuk secara metaforis dengan

menggunakan konsep yang lain. Metafora struktural ini didasarkan pada dua

ranah, yaitu ranah sumber dan ranah sasaran. Metafora struktural berdasar

pada korelasi sistematis dalam pengalaman sehari-hari.

2. Metafora orientasional, yaitu metafora yang berhubungan dengan orientasi

ruang, seperti naik-turun, dalam-luar, depan-belakang, dan lain-lain. Orientasi

ruang ini muncul dari kenyataan bahwa kita memiliki tubuh dan tubuh

berfungsi dalam lingkungan fisik. Metafora ini lebih didasarkan pada

pengalaman fisik manusia dalam mengatur orientasi arah dalam kehidupan

sehari-hari, seperti UP-DOWN yang diukur dari pengalaman fisik manusia.

Metafora orientasional merefleksikan konsep spasial yang berbeda-beda

menurut pengalaman fisik atau budaya msyarakatnya (2003: 14). Oleh karena

itu metafora orientasional berbeda di setiap budaya, karena apa yang

dipikirkan, dialami, dilakukan oleh setiap budaya, berbeda. Metafora

orientasional memberikan pada sebuah konsep suatu orientasi ruang,

misalnya: HAPPY IS UP, HEALTH IS UP.

 

Universitas Indonesia

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 37: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

23

 

3. Metafora ontologis adalah metafora yang melihat kejadian, aktifitas emosi,

dan ide sebagai entitas dan substansi. Misalnya dalam metafora “THE MIND

IS A MACHINE” dalam kalimat “My mind just isn’t operating today” (hari

ini otak saya tidak bekerja atau hari ini saya sedang tidak ingin berpikir).

Metafora ontologis adalah metafora yang mengkonseptualisasikan pikiran,

pengalaman, dan proses—hal abstrak lainnya—ke sesuatu yang memiliki sifat

fisik. Dengan kata lain, metafora ontologis menganggap nomina abstrak

sebagai nomina konkret. Berikut ini contoh metafora kenaikan harga barang

yang dipandang sebagai suatu entitas melalui nomina inflasi.

INFLATION IS AN ENTITY

Inflation is lowering our standard of living

(inflasi menurunkan standar kehidupan kita)

Inflation makes me sick

(inflasi membuat saya muak)

Berdasarkan contoh metafora inflasi tersebut, suatu entitas memungkinkan

kita untuk mengacu/merujuk kepada hal tersebut (referring), menghitung

jumlahnya (quantifying), mengidentifikasi aspek tersebut (identifying

aspects), mengidentifikasi penyebab/alasannya (identifying causes),

menentukan tujuan dan mendorong tindakan (setting goals and motivating

actions), (Lakoff dan Johnson, 1980: 26). Metafora ontologis memiliki sub-

bagian lain yang disebut container metaphor (metafora kontainer), yaitu suatu

entitas abstrak dianggap memiliki fisik berupa kontainer, atau semacam ruang

yang memiliki pintu masuk IN dan pintu keluar OUT. Dalam hal ini, ketika

suatu objek masuk ke dalam container tersebut, maka kontaainer itu terisi,

demikian pula sebaliknya. Contohnya, he fell in love (dia jatuh cinta). We’re

out of trouble now (kita keluar dari masalah/kita sudah terbebaskan dari

masalah).

 

Universitas Indonesia

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 38: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

24

 

Personifikasi menurut Lakoff dan Johnson (2003) juga termasuk ke dalam

metafora ontologis. Dalam personifikasi, entitas yang berupa benda mati, baik

benda abstrak maupun konkret digunakan dan diperlakukan seperti layaknya

manusia dengan segala aspek dan aktifitasnya, sebagai contoh, inflation is

eating up his profits, inflation has attacked the foundation of our economy.

Berdasarkan contoh tersebut, entitas inflation dianggap mampu melakukan

sesuatu selayaknya manusia, yaitu ‘eating’ atau memakan dan ‘attacked’ atau

menyerang.

3.3 Klasifikasi Majas

Metafora adalah perbandingan yang implisit, tanpa kata seperti atau sebagai di

antara dua hal yang berbeda (Moeliono, 1984: 3). Terdapat dua istilah metafora yaitu

metafora dalam arti sempit dan metafora dalam arti luas. Metafora dalam arti sempit

adalah bentuk kiasan tertentu di antara bentuk-bentuk kiasan yang lain, yaitu

metonimi, sinekdoke, hiperbol, sedangkan metafora dalam arti luas mencakup semua

bentuk kiasan atau majas (Noth 1995: 128). Menurut Moeliono (1989), metafora

dalam arti luas adalah majas yang merupakan kata serapan dari bahasa Arab, yakni

majaz dalam bahasa Indonesia. Majas dalam bahasa Indonesia adalah sinonim dari

metafora dalam arti luas yang diklasifikasikan oleh Moeliono (1989). Majas tersebut

diklasifikasikan ke dalam tiga kategori, 1) majas perbandingan antara lain; simile,

metafora dan personifikasi; 2) majas pertentangan, antara lain; hiperbol, litotes, ironi;

dan 3) majas pertautan, antara lain; metonimi, sinekdok, eufimisme, dan kilatan.

1. Majas Perbandingan

Majas atau gaya bahasa perbandingan terdiri dari tiga sub-kategori, yaitu,

perumpamaan, metafora, dan personifikasi.

a) Perumpamaan (simile)

Perbandingan antara dua hal yang pada hakikatnya berlainan dan yang dengan

sengaja dianggap sama. Perbandingan secara eksplisit dijelaskan dengan pemakaian

 

Universitas Indonesia

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 39: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

25

 

kata seperti, sebagai, ibarat, umpama, bak,laksana. Contoh: dia seperti anak ayam

kehilangan induk.

b) Metafora

Metafora adalah majas perbandingan yang implisit di antara dua hal yang

berbeda, yang pengungkapannya tanpa kata seperti atau sebagai. Contoh: Dia

anak emas pamanku.

c) Personifikasi/penginsanan

Jenis majas yang melekatkan sifat-sifat insan kepada barang yang tidak

bernyawa dan ide yang abstrak. Contohnya: angin yang meraung, cinta itu

buta.

2. Majas Pertentangan

Dalam kategori ini terdapat tiga sub-kategori, yaitu hiperbola, litotes dan

ironi. Berikut ini penjelasan mengenai ketiga sub-kategori tersebut.

a) Hiperbola

Ungkapan yang melebih-lebihkan apa yang sebenarnya dimaksudkan:

jumlahnya, ukurannya, atau sifatnya. Misalnya: Dia terkejut setengah mati

b) Litotes

Majas yang dalam pengungkapannya menyatakan sesuatu yang positif dengan

bentuk yang negatif atau bentuk ynng bertentangan. Litotes mengurangi atau

melemahkan kekuatan pernyataan yang sebenarnya. Contoh: hasilnya tidak

mengecewakan (maksudnya, hasilnya baik)

c) Ironi

Majas yang menyatakan makna yang bertentangan dengan maksud berolok-

olok. Maksud itu dapat tercapai dengan mengemukakan (1) makna yang

berlawanan dengan makna yang sebenarnya, (2) ketaksesuaian antara

kenyataan dan harapan, (3) ketaksesuaian antara suasana yang diketengahkan

dan kenyataan yang mendasarinya. Misalnya: sudah pulang engkau, Nak,

baru pukul 2 malam (ekspresi seorang ayah yang kesal, yang menunggu

anaknya pulang).

 

Universitas Indonesia

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 40: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

26

 

3. Majas Pertautan

Yang termasuk dalam kategori ini, antara lain, metonimia, sinekdok, kilatan, dan

eufemisme.

a) Majas metonimia (berasal dari bahasa Yunani, meta (bertukar) + onym

(nama) adalah sejenis majas yang menggunakan nama suatu barang bagi

sesuatu yang lain yang berkaitan erat dengannya. Majas ini memakai nama

ciri atau nama hal yang ditautkan dengan nama orang, barang, atau hal. Kita

dapat menyebut pencipta atau pembuatnya jika yang dimaksudkan ciptaan

ataupun buatannya ataupun kita menyebut bahannya jika yang dimaksudkan

barangnya. (Moeliono, 1984: 3). Contoh: Para siswa sekolah menengah

senang sekali membaca S.T. Alisyahbana.

b) Majas sinekdoke adalah majas yang menyebutkan nama bagian sebagai

pengganti nama keseluruhan, atau sebaliknya. Sebagai contoh: pasang

telinga baik-baik dalam menghadapi masalah ini.

c) Majas kilatan adalah majas yang menunjuk secara tidak langsung ke suatu

peristiwa atau tokoh berdasarkan praanggapan adanya pengetahuan bersama

yang dimiliki oleh penulis dan pembaca serta adanya kemampuan pada

pembaca untuk menangkap pengacuan itu. Misalnya: tugu ini mengenangkan

kita kembali ke peristiwa Bandung Selatan.

d) Majas eufemisme ialah ungkapan yang dianggap lebih halus sebagai

pengganti ungkapan yang dirasakan kasar, yang dianggap tidak

menyenangkan. Contohnya: penyesuaian harga untuk menyebutkan istilah

kenaikan harga.

3.4 Metafora dalam Kajian Semantik

Makna merupakan kesatuan mental pengetahuan dan pengalaman yang terkait

dengan lambang bahasa yang mewakilinya (Darmojuwono, 2005: 121). Sebuah kata

atau leksem dapat ditentukan maknanya jika kata tersebut berada di dalam konteks

kalimatnya. Metafora berkaitan erat dengan pembahasan makna. Inti dari metafora

terletak pada hubungan antara kata, dan makna kata. Di dalam metafora terdapat dua

 

Universitas Indonesia

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 41: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

27

 

makna, yakni makna harfiah atau kalimat dan makna yang dimaksudkan disebut

dengan makna metaforis (Searle, 1979: 520). Makna metaforis adalah makna yang

dialihkan dari makna kata yang sebenarnya menjadi makna kata yang lain. Hal ini

diperkenalkan juga oleh C/ K Ogden dan I. A Richards pada tahun 1923 (Leech,

1974: 1) yang kemudian dijadikan acuan dalam kajian semantik.

Menurut Ogden dan Richards (1989), makna suatu kata diperoleh dari

hubungan antara lambang bahasa/simbol, citra mental dan referen/acuan. Makna ini

merupakan citra mental yang timbul dalam pikiran seseorang jika mendengar atau

membaca tanda bahasa. Sebagai contoh, makna kata bunga adalah citra

mental/konsep tentang bunga yang tersimpan di dalam otak kita dan dilambangkan

dengan kata bunga. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semantik mengkaji

makna tanda bahasa, yaitu kaitan antara citra mental/konsep dan tanda bahasa yang

melambangkannya. Gambar segitiga Ogden dan Richards (1989) menunjukkan

bahwa di antara lambang bahasa dan citra mental terdapat hubungan langsung, karena

lambang dan konsep/citra mental berada di dalam bahasa, sedangkan lambang/simbol

dan referen tidak berhubungan langsung (digambarkan dengan garis putus-putus)

karena harus melalui konsep/citra mental.

b) citra mental

Satu leksem memiliki cakupan makna yang dibentuk oleh sem-sem yang ada (unsur

makna terkecil), jika kata tersebut digunakan dalam konteks tertentu maka sem-sem

yang cocok dengan konteks akan membentuk makna kontekstual kata tersebut.

Sebagai contoh kata bunga makna denotasinya adalah referen yang disebut bunga,

simbol/lambang b-u-n-g-a

a) Referen/acuan

(c)

Gambar 3.1 Segitiga Ogden & Richards

 

Universitas Indonesia

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 42: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

28

 

namun jika bunga digunakan dalam kalimat Ani bunga desa ini, maka makna

metaforis gadis yang tercantik dibentuk oleh sem yang sesuai dengan konteks ini.

Berikut ini bagan mengenai makna menurut Blanke (1973: 78).

S K

Sem-sem Sem-sem

Untuk dapat memahami makna metaforis, dapat dianalisis melalui komponen

maknanya. Analisis komponen makna dasar yang dimiliki kata/frasa/kalimat tersebut.

Cara ini dipakai untuk memperlihatkan perbedaan unsur-unsur penyusun makna yang

terdapat di dalam sebuah kata/frasa/kalimat. Makna sebuah kata dapat dibentuk oleh

beberapa komponen makna. Hubungan yang terdapat antara makna kata (misalnya

kata A) dan KM (Komponen Makna), adalah hubungan:

Makna (kata A) = KM1+KM2+KM3+…KMn

Analisis komponensial adalah teknik untuk mendeskripsikan hubungan makna suatu

referen dengan memilah-milahkan setiap konsep menjadi komponen minimal, atau

ciri-ciri, seperti keadaan, proses, hubungan sebab akibat, hubungan relasional

kelompok/kelas, kepemilikan, dimensi/ruang, lokasi, dan arah (Widdowson, 1996:

57). Ciri-ciri makna yang dilambangkan oleh bentuk leksikal suatu kata atau

kelompok kata sebagai referen diinventarisir melalui analisis komponen makna.

Leksem

Cakupan makna

Rantai fonem

Cakupan konsep

Realitas

Rantai sem

Gambar 3.2 Bagan Makna

 

Universitas Indonesia

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 43: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

29

 

 

Universitas Indonesia

Berdasarkan pemaparan mengenai teori metafora konseptual Lakoff dan

Johnson (1980) dan klasifikasi majas dari Moeliono (1989), serta metafora dalam

kajian semantik, maka sebagai pisau analisis dalam penelitian ini, Saya akan

menggunakan teori metafora konseptual dari Lakoff dan Johnson (1980) dan

metafora dalam arti luas yang mencakup semua jenis majas menurut Moeliono

(1989). Saya menggunakan landasan teori metafora dalam arti luas menurut Moeliono

(1980), karena di dalam sebuah lagu umumnya menggunakan beberapa jenis majas

untuk mengungkapkan sesuatu hal. Oleh karena itu, pengertian metafora dalam arti

luas yang mencakupi beberapa jenis majas digunakan untuk menganalisis jenis majas

yang terdapat di dalam setiap lagu.

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 44: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

30

 

BAB 4

ANALISIS LIRIK LAGU IWAN FALS

4.1 Pengantar

Dalam bab ini teks lagu yang menjadi sumber data penelitian ini dianalisis

untuk dapat menjawab permasalahan dari penelitian ini. Setiap bait dalam lagu diberi

nomor bait tanpa tanda kurung. Analisis dalam bab ini dilakukan per bait lagu yang

mengandung metafora. Setiap judul lagu diberi kode angka dan setiap larik dalam bait

diberi kode angka dalam kurung tutup. Contohnya, judul lagu diberi kode 4.1.1 dan

kode larik dalam bait lagu diberi tanda (1). Keseluruhan lirik lagu dilampirkan dalam

lampiran.

   Analisis teks lirik lagu ini menggunakan landasan teori dari Lakoff dan

Johnson (1980) untuk menemukan jenis ungkapan metaforis apa yang terdapat dalam

album Iwan Fals. Tiga jenis ungkapan metaforis tersebut, yaitu metafora struktural,

metafora orientasional dan metafora ontologis. Kemudian, untuk memahami jenis

majas yang digunakan dalam setiap lagu yang dianalisis, saya menggunakan teori

majas dari Moeliono (1989) yang terdiri atas majas perbandingan, pertautan, dan

pertentangan.

4.1.1 Judul lagu: OPINIKU (Album tahun 1982)

Bait 1

(1) Manusia sama saja dengan binatang (2) Selalu perlu makan (3) Namun caranya berbeda (4) Dalam memperoleh makanan

Pada bait 1 larik (1), manusia sama saja dengan binatang merupakan simile karena

terdapat frasa pemarkah simile yaitu frasa sama saja. Konsep abstrak MANUSIA

yang merupakan ranah sasaran dibandingkan dengan konsep konkret BINATANG

sebagai ranah sumber. MANUSIA digambarkan memiliki beberapa sifat dan perilaku

seperti yang dimiliki oleh BINATANG. Dalam konteks bait 1 ini, digambarkan

Universitas Indonesia 30

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 45: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

31

 

bahwa MANUSIA juga perlu makan, namun caranya berbeda. Majas simile atau

perumpamaan dalam klasifikasi Moeliono (1989: 175) termasuk ke dalam majas

perbandingan. Dalam hal ini berarti kata binatang diperbandingkan dengan manusia

dengan menggunakan kata sama saja sebagai penanda sebuah simile. Jenis metafora

pada bait ini adalah metafora struktural, di mana sebuah konsep dibentuk secara

metaforis dengan menggunakan konsep yang lain, dalam bait ini konsep manusia

dideskripsikan dengan sifat dan ciri yang dimiliki seekor binatang macan.

Bait 2 (1) Binatang tak mempunyai akal dan pikiran (2) Segala cara halalkan demi perut kenyang (3) Binatang tak pernah tahu rasa belas kasihan (4) Padahal di sekitarnya petani berjalan pincang

Pada bait 2 ini, kata binatang merujuk kepada manusia yang disebutkan pada bait 1

larik (1). Jadi, pada bait 2 ini ciri atau sifat binatang yaitu, tak punya akal dan

pikiran, halalkan segala cara demi perut kenyang, tak punya rasa belas kasihan,

dimiliki juga oleh manusia. Pada larik ke (4), petani berjalan pincang digunakan

sebagai perbandingan dengan segala cara halalkan demi perut kenyang pada larik ke

(2). Petani berjalan pincang mengacu kepada kondisi rakyat yang lemah dan berada

dalam kehidupan yang serba kekurangan (pincang/timpang menggambarkan

seseorang yang kekurangan atau kelemahan dalam tubuhnya). Pada larik ke (2)

segala cara halalkan demi perut kenyang mengacu pada sosok penguasa atau

pemerintah yang menghalalkan segala cara demi memperoleh kepentingannya sendiri

padahal di sekitarnya rakyat menderita (petani berjalan pincang). Jadi, ranah sumber

pada bait ini adalah BINATANG, dan ranah sasarannya secara khusus dan implisit

mengacu pada PENGUASA. Metafora pada bait ini adalah metafora struktural,

yaitu konsep manusia dijelaskan melalui sifat dan ciri yang dimiliki oleh binatang.

Bait 3

(1) Namun kadang kala ada manusia (2) Seperti binatang (kok bisa?)

Universitas Indonesia

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 46: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

32

 

(3) Bahkan lebih keji (4) Dari binatang macan

Pada bait 3 larik ke (1) hingga ke (4), jika dilihat dari aspek ranah sumber dan ranah

sasaran, tampak bahwa MANUSIA adalah ranah sasaran dan BINATANG adalah

ranah sumber yaitu konsep konkret BINATANG menjelaskan konsep abstrak dari

MANUSIA. Hal ini berarti, MANUSIA memiliki sifat seperti BINATANG,

khususnya sifat binatang macan, yaitu sangat keji dan suka menerkam mangsanya.

Contoh manusia yang seperti binatang ini adalah sosok penguasa yang selalu haus

dan rakus untuk melahap atau merampas hak-hak rakyat kecil. Berdasarkan pemetaan

yang dilakukan, metafora dalam album ini merupakan metafora struktural, karena

ranah sasaran MANUSIA direalisasikan sebagai BINATANG yang merupakan

entitas konkret.

Bait 4

(1) Tampar kiri kanan alasan untuk makan (2) Padahal semua tahu dia serba kecukupan (3) Intip kiri kanan lalu curi jatah orang (4) Peduli sahabat kental kurus kering kelaparan

Pada bait 4 larik ke (2) terdapat kata dia yang mengacu kepada sosok penguasa yang

rakus, hal ini ditunjukkan dalam larik (2) dan (3), yaitu padahal semua tahu dia serba

kecukupan, intip kiri kanan lalu curi jatah orang. Pada kedua larik tersebut, terdapat

kenyataan yang bertolak belakang, bahwa seseorang yang berkecukupan hidupnya,

suka mencuri hak orang lain, hal ini menunjukkan sifat rakus penguasa seperti

dimiliki oleh sifat rakusnya binatang. Pada larik ke (4) terdapat kata sahabat yang

merupakan teman dekat dari seseorang yang berkecukupan pada larik ke (2). Dalam

hal ini, sosok penguasa yang tergambar dalam larik dia serba kecukupan memiliki

sifat seperti binatang yang suka mencuri makanan, yaitu digambarkan dalam larik ke

(3) intip kiri kanan lalu curi jatah orang, yang berarti bahwa sosok penguasa tersebut

suka mencuri hak rakyat. Larik (4) peduli sahabat kental kurus kering kelaparan,

Universitas Indonesia

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 47: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

33

 

mengacu pada keadaan rakyat yang kelaparan, yang berarti bahwa sosok penguasa

dalam bait ini bahkan tidak memedulikan rakyat yang kelaparan.

4.1.2 Judul Lagu: SUMBANG (album Sumbang 1983)

Bait 1 (1) Kuatnya belenggu besi (2) Mengikat kedua kaki (3) Tajamnya ujung belati (4) Menghujam di ulu hati (5) Sanggupkah tak akan lari (6) Walau akhirnya pasti mati

Kata belenggu yang bermakna tali pengikat dan kata besi yang bermakna logam yang

kuat pada bait 1 larik ke (1) dan ke (2) tersebut menunjukkan sesuatu yang kuat dan

mengikat atas sesuatu hal yang lain, dengan kata lain hal ini menggambarkan

penguasa yang memiliki kekuatan sangat besar untuk memengaruhi rakyat sehingga

rakyat tidak berdaya terhadap kekuatan dan pengaruh sang penguasa.

Belenggu besi merupakan metafora dari sosok penguasa yang membatasi kebebasan

rakyat. Sifat dan ciri dari logam besi yang kuat mewakili ciri dan sifat penguasa di

sebuah negara yang memiliki kekuatan dan pengaruh yang besar terhadap rakyatnya.

Sosok penguasa yang kuat ini digambarkan lebih jelas lagi dalam larik (3) dan (4),

tajamnya ujung belati, menghujam ulu hati, ciri dan kegunaan belati sebagai senjata

tajam untuk melemahkan lawan, digunakan untuk menggambarkan sosok yang suka

menyakiti atau menekan rakyatnya, sehingga rakyatnya tak mampu bertahan. Hal ini

diekspresikan dalam larik (5) dan (6) sanggupkah tak akan lari, walau akhirnya pasti

mati. Jadi, meskipun rakyat berusaha menyelamatkan diri, mempertahankan diri,

namun kekuatan sang penguasa tersebut tak dapat dilawan karena rakyat tak berdaya.

Ranah sumber pada bait ini adalah LOGAM BESI, dan ranah sasarannya adalah

PENGUASA. PENGUASA memiliki kekuatan seperti kuatnya LOGAM BESI.

Metafora dalam bait ini adalah jenis metafora struktural, yaitu konsep PENGUASA

dijelaskan melalui konsep lain yaitu BESI sehingga membentuk metafora

BELENGGU BESI.

Universitas Indonesia

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 48: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

34

 

Bait 2 (1) Di kepala tanpa baja (2) Di tangan tanpa senjata (3) Ah itu soal biasa (4) Yang singgah di depan mata kita

Pada bait 2 larik (1) ini, kata baja dalam kepala tanpa baja merujuk pada topi militer

yang terbuat dari baja. Kata tanpa menunjukkan bahwa di kepala tersebut tidak

dipakai topi yang terbuat dari baja tersebut yang berarti mengacu pada rakyat yang

tidak memakai atribut tersebut. Pada larik ke (2) di tangan tanpa senjata juga

merujuk kepada hal yang sama, yaitu rakyat yang tidak bersenjata. Majas pada bait

ini adalah metonimi, karena kata baja dan senjata bertautan atau berkaitan dengan

kemiliteran. Karena pada lirik tersebut terdapat kata tanpa berarti merujuk kepada

rakyat yang tidak memiliki senjata apa-apa untuk membela diri mereka.

Bait 3

(1) Lusuhnya kain bendera di halaman rumah kita (2) Bukan satu alasan untuk kita tinggalkan (3) Banyaknya persoalan yang datang tak kenal kasihan (4) Menyerang dalam gelap

Pada bait 3 larik (1), kata lusuh bersinonim dengan rusak dan kotor, usang atau

pudar warnanya, maka pada larik lusuhnya kain bendera di halaman rumah kita

memiliki makna bahwa sebuah negara berada dalam keadaan rusak dan kotor, tidak

tertata dengan baik. Hal ini dipertegas dengan larik (3) dan (4), banyaknya persoalan

yang datang tak kenal kasihan, menyerang dalam gelap. Kata menyerang pada larik

ke (4) tersebut menunjukkan personifikasi. Personifikasi menurut Lakoff dan

Johnson (2003) juga termasuk ke dalam metafora ontologis. Dalam personifikasi,

entitas yang berupa benda mati, baik benda abstrak maupun konkret digunakan dan

diperlakukan seperti layaknya manusia dengan segala aspek dan aktifitasnya, atau

sifat insani yang dilekatkan kepada benda yang tidak bernyawa atau dilekatkan

Universitas Indonesia

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 49: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

35

 

kepada ide yang abstrak. Jadi, menyerang dalam gelap pada larik ke (4) tersebut

termasuk personifikasi. Maka pada bait ini mengandung metafora ontologis.

Bait 4 (1) Memburu kala haru dengan cara main kayu (2) Tinggalkan bekas biru lalu pergi tanpa ragu (3) Memburu kala haru dengan cara main kayu (4) Tinggalkan bekas biru lalu pergi tanpa ragu

Kata memburu dalam larik (1) menggambarkan seseorang yang bertindak selayaknya

hewan yang memburu mangsanya. Frasa main kayu merupakan ungkapan yang

mengandung majas perbandingan langsung (metafora). Frasa main kayu jika

disandingkan dengan ungkapan main tangan yang berarti memukul dengan tangan,

berarti main kayu memiliki makna memukul dengan menggunakan tongkat kayu.

Tanda berwarna biru dalam frasa bekas biru merupakan tanda bahwa seseorang telah

dipukuli sehingga mengalami luka lebam atau memar berwarna biru. Makna kata biru

dapat dipahami melalui proses asosiasi yaitu mengaitkan satu hal dengan hal lainnya,

dalam hal ini mengaitkan frasa main kayu yang bermakna memukul dengan kayu. Jika

seseorang dipukul dengan tonkat kayu, biasanya menimbulkan luka bekas pukulan

berwarna biru.

Bait 5

(1) Setan setan politik (2) Kan datang mencekik (3) Walau di masa paceklik (4) Tetap mencekik

Pada bait 5 larik (1) dan (2), kata setan berdasarkan KBBI (1995: 931) adalah

makhluk yang berperangai buruk (suka mengadu domba, menghasut dsb). Kata setan

mengandung makna buruk, seperti yang dicontohkan Lakoff (1992), yaitu BAD IS

EVIL. Maka setan politik dapat dimaknai sebagai orang yang terjun di dunia politik

yang memiliki perangai atau perilaku yang buruk. Perilaku buruk para setan politik

ini dijelaskan pada larik ke (2), yaitu mencekik. Kata mencekik memiliki makna

membuat seseorang tidak dapat bernafas dengan bebas. Bahkan di saat rakyat

mengalami masa sulit yang dideskripsikan dengan paceklik pun, para setan politik ini

Universitas Indonesia

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 50: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

36

 

tetap mencekik atau membuat rakyat semakin susah. Penguasa acapkali menyulitkan

rakyat dengan kebijakan-kebijakannya yang mencekik sehingga rakyat tak lagi dapat

berteriak meminta pertolongan. Sosok penguasa dipersamakan dengan setan yang

konon kabarnya suka mencekik manusia. Hal ini menunjukkan entitas abstrak dari

penguasa direalisasikan dengan entitas konkret berupa sifat setan yang suka

mencekik, maka metafora dalam bait ini adalah metafora struktural. Ranah sumber

pada bait ini adalah SETAN, dan ranah sasarannya adalah PENGUASA.

Bait 6 (1) Apakah selamanya politik itu kejam ? (2) Apakah selamanya dia datang tuk menghantam ? (3) Ataukah memang itu yang sudah digariskan (4) Menjilat, menghasut, menindas, memperkosa hak hak sewajarnya

Pada bait ke-6 larik ke (4), keburukan setan politik pada bait ke-5 digambarkan

dengan kata menjilat, menghasut, menindas, memperkosa hak hak sewajarnya. Jadi,

para setan politik yang terdapat dalam bait ke-5, adalah orang yang suka mencekik,

menghasut, menikam lawan dari belakang, menindas, memperkosa hak- hak rakyat.

Pada bait ke-6 larik (1) dan (2), pertanyaan mengenai apakah selamanya politik itu

kejam?, apakah selamanya dia datang untuk menghantam? Pertanyaan tersebut

merupakan personifikasi, yaitu majas yang menampilkan binatang, tanaman, atau

benda-benda, karena konsep atau ide abstrak seperti kata politik tersebut, digunakan

seolah-olah seperti hidup dengan disandingkannya kata kejam dan menghantam

dengan kata politik. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka metafora dalam bait ini

adalah metafora ontologis, yaitu entitas abstrak politik dijelaskan melalui kata kejam

sehingga seolah-olah konsep abstrak politik seperti entitas manusia yang memiliki

sifat kejam.

Bait 8 (1) Tikam dari belakang (2) Lawan lengah diterjang (3) Lalu sibuk (kasak kusuk) mencari kambing hitam

Universitas Indonesia

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 51: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

37

 

Pada bait ke-8 larik ke (1), disebutkan bahwa politikus suka menikam dari belakang.

Frasa tikam dari belakang menunjukkan sosok politikus yang pengecut karena

bertindak dengan cara menikam lawan dari belakang. Pada larik ke (3) terdapat frasa

kambing hitam. Frasa kambing bukan mengacu pada kambing yang berwarna hitam,

akan tetapi merupakan idiom atau ungkapan dalam bahasa Indonesia yang berarti

orang yang dipersalahkan. Dalam hal ini, tersirat bahwa para politikus seringkali

menikam kawan dan lawan dari belakang, kemudian angkat tangan atau berpura-pura

tidak terlibat dalam suatu persoalan tertentu dan menuding orang lain (menjadikan

kambing hitam) sebagai penyebab munculnya persoalan tersebut. Kambing hitam

termasuk majas metafora, yaitu perbandingan secara langsung.

Bait 9 (1) Selusin kepala tak berdosa (2) Berteriak hingga serak di dalam negeri yang congkak (3) Lalu senang dalang tertawa (4) Ya ha ha

Pada bait 9 larik (1) ini, kata selusin dalam selusin kepala tak berdosa menunjukkan

jumlah banyaknya manusia yang tak berdosa seperti rakyat kecil. Jika dikaitkan

dengan majas Moeliono (1989), maka pada larik (1), selusin kepala tak berdosa

merupakan majas sinekdoke atau sebagian digunakan untuk mewakili bagian lain

secara menyeluruh. Dalam hal ini, sebagian anggota tubuh digunakan sebagai

sesuatu yang mewakili bagian tubuh yang lain. Pada bait 2, larik (2) menunjukkan

rakyat kecil yang berteriak di negeri yang congkak. Negeri yang congkak pada larik

ini mengacu pada keadaan pemimpin atau penguasa yang memiliki sifat arogan atau

sombong terhadap rakyatnya. Saya dapat langsung mengacu adanya ‘pemimpin atau

penguasa’ dalam bait ini karena pada larik (3) terdapat kata dalang. Kata dalang

bermakna sebagai orang yang mengatur peran dalam lakon drama. Karakteristik

dalang yang bersifat sebagai pengatur peran itu dapat diasosiasikan dengan sosok

penguasa yang bersifat arogan dan sangat mengatur rakyatnya sehingga rakyatnya tak

bisa berteriak/protes lagi terhadap kebijakan yang telah diputuskan. Metafora pada

bait ini adalah jenis metafora struktural, di mana penguasa direalisasikan dengan

Universitas Indonesia

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 52: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

38

 

metafora dalang sebagai ranah sumber menggambarkan cirri seorang dalang yang

mengatur dan memimpin sebuah pertunjukan wayang.

4.1. 3 Judul Lagu : TIKUS-TIKUS KANTOR (album Ethiopia 1986)

Bait 1

(1) Kisah usang tikus tikus kantor (2) Yang suka berenang di sungai yang kotor (3) Kisah usang tikus tikus berdasi (4) Yang suka ingkar janji lalu sembunyi

Metafora dalam bait ini adalah tikus kantor. Ranah sumber pada bait ini adalah

BINATANG yaitu khususnya jenis hewan tikus. Pada larik (1) tikus kantor mengacu

pada pegawai kantor di suatu instansi pemerintah yang kerapkali melakukan

penyelewengan atau manipulasi, sedangkan tikus berdasi adalah pimpinan di suatu

instansi yang melakukan manipulasi atau pelaku korupsi, suka menipu dan menjilat.

Bahasa latin untuk leksem tikus adalah musculus, yaitu tikus kecil, kata mus yang

berarti tikus ini memiliki makna kias yang berarti otot. Kata otot itu sendiri memiliki

makna yang berkaitan dengan kekuatan, dalam hal ini merujuk pada kekuatan yang

dimiliki Jadi, dalam bait 1 ini, metafora tikus kantor dan tikus berdasi mengacu pada

pelaku korupsi yang memiliki kekuatan politik atau memiliki kekuasaan di suatu

lembaga. Metafora pada bait ini adalah jenis metafora ontologis. Majas pada bait ini

termasuk ke dalam personifikasi karena seekor binatang seolah-olah sosok manusia.

Bait 3 (1) Kucing datang cepat ganti muka (2) Segera menjelma bagai tak tercela (3) Masa bodoh hilang harga diri (4) Asal tak terbukti ah tentu sikat lagi

Pada bait 3 larik (1), kata kucing mengacu pada sosok yang bermuka dua, di satu sisi

ia pandai bersikap manis, namun di sisi yang lain ia bersikap selayaknya sifat kucing

yang suka mencuri makanan. Hal ini tampak pada larik (4) yaitu asal tak terbukti ah

Universitas Indonesia

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 53: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

39

 

tentu sikat lagi. Kata sikat adalah alat yang digunakan untuk membersihkan lantai,

maka di sini kata sikat menggambarkan kucing yang menyikat habis (memakan)

makanan yang ia curi. Kucing dalam bait ini merupakan metafora bagi aparat

keamanan (polisi) yang menerima suap. Karakter kucing sebagai hewan peliharaan di

rumah sekaligus penjaga rumah dari serangan tikus digunakan dalam lagu ini sebagai

representasi sosok aparat keamanan yang menjaga suatu negara namun suka

menerima suap/sogokan dari para pelaku korupsi agar mereka lolos dari proses

hukum. Metafora dalam bait ini adalah metafora struktural, yaitu konsep penerima

suap dijelaskan melalui metafora kucing yang gemar ‘menyikat’ habis makanan yang

ada di dekatnya.

Bait 4 (1) Tikus tikus tak kenal kenyang (2) Rakus rakus bukan kepalang (3) Otak tikus memang bukan otak udang (4) Kucing datang tikus menghilang

Kata rakus pada bait 4 larik (2) menggambarkan pelaku korupsi yang terus

melakukan tindakan korupsi, sehingga diibaratkan seperti tikus-tikus yang tak kenal

kenyang yang tampak dalam bait 4 larik (1) lagu ini. Pada larik (3), otak tikus bukan

otak udang menunjukkan perbandingan antara otak udang dan otak tikus.

Berdasarkan latar budaya Indonesia, diketahui bahwa otak udang dipakai sebagai

ungkapan untuk seseorang yang bodoh, karena dalam realitas letak otak udang berada

pada posisi yang sama dengan letak kotoran udang. Jadi dalam hal ini, otak tikus

dianggap lebih cerdas dibandingkan dengan otak udang. Hal ini menunjukkan

kecerdasan dan kecerdikan tikus kantor sebagai pelaku korupsi di sebuah lembaga

pemerintah yang mampu mengelabui kucing (aparat keamanan). Metafora pada bait

ini adalah metafora struktural, yaitu konsep seorang pelaku korupsi dibandingkan

dengan tikus tikus yang tak kenal kenyang, rakus bukan kepalang . Hal ini

menggambarkan bahwa pelaku korupsi bersifat rakus dan tak henti-hentinya

mengambil hak-hak orang lain.

Universitas Indonesia

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 54: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

40

 

Bait 5 (1) Kucing kucing yang kerjanya molor (2) Tak ingat tikus kantor datang menteror (3) Cerdik licik tikus bertingkah tengik (4) Mungkin karena sang kucing pura pura mendelik

Pada bait 5 larik (3) ini, kata tengik berarti jahat, kejam, kasar dalam perbuatan dan

perkataan (KBBI, 1995:1038). Tikus bertingkah tengik menunjukkan majas

personifikasi, yaitu majas yang melekatkan sifat-sifat insan kepada barang yang

tidak bernyawa dan ide yang abstrak (Moeliono, 1989: 175), atau majas yang

menyebutkan binatang, tanaman, dan benda sebagai manusia (Zaimar, 2002: 50).

Karena yang biasanya bertingkah tengik adalah manusia, jadi seolah-olah tikus bisa

melakukan perbuatan kejahatan dan berkata kasar seperti manusia. Kata mendelik

pada larik kucing pura-pura mendelik, menunjukkan kucing yang bersikap seolah-

olah seperti manusia yang bisa mendelik atau melirik dengan membelalakkan mata.

Maka bait ini mengandung personifikasi yang menurut Lakoff (2003) termasuk juga

dalam metafora ontologis. Ranah sumber dalam bait ini adalah hewan tikus dan

kucing. Ranah sasarannya adalah manusia yang merujuk pada sosok manusia yang

korup dan suka menerima suap/sogokan berupa uang.

Bait 6 (1) Tikus tau sang kucing lapar (2) Kasih roti jalanpun lancar (3) Memang sial sang tikus teramat pintar (4) Atau mungkin si kucing yang kurang ditatar

Kucing merupakan representasi aparat keamanan (seperti polisi) yang suka menerima

suap/sogokan seperti diungkapkan dalam larik (2), kasih roti jalan pun lancar yang

menunjukkan MERAIH SUATU TUJUAN ADALAH MAKAN atau dalam bahasa

Inggris ACHIEVING A PURPOSE IS EATING. Jadi, agar segala sesuatu (khususnya

tindakan korupsi) dapat berjalan lancar, maka dilakukan tindakan suap menyuap

untuk menutupi suatu tindakan korupsi. Kata suap berkaitan dengan tindakan makan.

Universitas Indonesia

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 55: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

41

 

Metafora pada bait ini adalah metafora struktural, yaitu konsep pelaku korupsi dan

penerima suap digambarkan melalui sosok tikus dan kucing. Ranah sumbernya

adalah BINATANG, dan ranah sasarannya adalah PELAKU KORUPSI.

4.1.4 Judul Lagu : BESAR DAN KECIL (Album Belum Ada Judul 1992)

Bait 1 dan 7

(1) Kau seperti bis kota atau truk gandengan (2) Mentang mentang paling besar klakson sembarangan (3) Aku seperti bemo atau sandal jepit (4) Tubuhku kecil mungil biasa terjepit

Pada bait ini sosok kau dibandingkan dengan bis kota atau truk gandengan atau

KENDARAAN BESAR. Sosok aku dibandingkan dengan bemo atau sandal jepit

atau KENDARAAN KECIL. Sosok aku yang bertubuh kecil dibandingkan dengan

sosok kau yang besar. Frasa klakson sembarangan pada larik (2) mencerminkan

status dan kekuasaan sosok kau di dalam larik (1), yang bermakna bahwa sosok kau

ini bisa sesuka hati menekan sosok aku yang kecil. Jadi, sosok kau mewakili sosok

penguasa yang besar sedangkan sosok aku yang kecil mewakili sosok rakyat kecil

yang terjepit seperti sandal jepit. KENDARAAN BESAR merupakan ranah sumber

yang menjelaskan sosok kau yang mengacu pada penguasa. Metafora pada bait ini

adalah metafora struktural, dimana sosok kau direalisasikan sebagai KENDARAAN

BESAR, melalui pemetaan ini dapat dipahami bahwa sosok kau adalah seseorang

yang besar atau memiliki kekuasaan. Majas pada bait ini adalah simile atau

perumpamaan. Jenis metafora dalam bait ini adalah metafora struktural, di mana

suatu konsep BESAR diwakili atau dibentuk oleh konsep KENDARAAN BESAR,

seperti bus kota dan truk gandengan.

Bait 3

(1) Kau seperti buaya atau dinosaurus (2) Mentang mentang menakutkan makan sembarangan (3) Aku seperti cicak atau kadal buntung (4) Tubuhku kecil merengit sulit dapat untung

Universitas Indonesia

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 56: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

42

 

Pada bait 3, sosok kau dibandingkan dengan buaya atau dinosaurus yang berukuran

besar. Oleh karena memiliki postur yang besar, binatang ini bisa makan seenaknya

dan menakut-nakuti binatang kecil lainnya. Sosok aku pada larik (3) dibandingkan

dengan cicak atau kadal buntung. Aku adalah sosok yang kecil dan sulit dapat untung

atau selalu mengalami kesulitan. Berdasarkan pemetaan tersebut, dapat dipahami

bahwa sosok aku pada bait ini adalah seseorang yang tidak memiliki kekuatan atau

kekuasaan jika dibandingkan dengan sosok kau yang seperti buaya dan dinosaurus.

Jadi, sosok aku pada bait ini mewakili sosok rakyat kecil yang selalu mengalami

kesulitan. Metafora pada bait ini adalah metafora struktural, yaitu konsep penguasa

dan rakyat kecil dibandingkan dengan hewan yang besar seperti,dinosaurus dan

hewan yang kecil seperti cicak dan kadal buntung.Ranah sumber pada bait ini adalah

BINATANG, khususnya hewan buaya, dinosaurus, cicak, dan kadal. Ranah

sasarannya adalah PENGUASA/PEMERINTAH dan RAKYAT KECIL.

Bait 5 (1) Mengapa besar selalu menang? (2) Bebas berbuat sewenang wenang (3) Mengapa kecil selalu tersingkir? (4) Harus mengalah dan menyingkir

Pada bait 5 ini menegaskan konsep besar dan kecil pada bait sebelumnya, yaitu

merujuk pada penguasa dan rakyat kecil. Pada bait ini dijelaskan bahwa, penguasa

selalu menang, sedangkan rakyat kecil selalu mengalah dan menyingkir. Konsep

besar dan kecil ini termasuk dalam ungkapan metafora struktural, yaitu suatu

entitas dijelaskan melalui entitas lain agar mudah dimengerti. Dalam hal ini, metafora

KENDARAAN BESAR menjelaskan entitas keberadaan atau posisi PENGUASA

yang besar dan memiliki kekuatan atau kekuasaan yang sama besarnya seperti

KENDARAAN BESAR di jalan raya dan juga seperti BINATANG BUAS di hutan.

Universitas Indonesia

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 57: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

43

 

4. 1.5 Judul Lagu : DUNIA BINATANG (Album Dalbo 1993 )

Bait 4

(1) Ada macan mencakar macan

(2) Ular menggigit ular

(3) Ada gajah membunuh gajah

(4) Kita yang terinjak ya ho ho

Pada bait 4 digambarkan bahwa macan mencakar macan, ular menggigit ular, dan

gajah membunuh gajah. Binatang macan merepresentasikan kekuatan, ular mewakili

sosok yang cerdik, dan gajah menggambarkan sosok yang besar dan berkuasa atas hal

lainnya. Ketiga jenis binatang dalam bait ini mewakili sosok penguasa yang besar,

cerdik, dan memiliki kekuatan. Ketiga binatang tersebut, yaitu macan, ular, dan

gajah mengacu pada sosok yang saling berebut kekayaan di antara sesama penguasa

di suatu negara. Konsep abstrak penguasa direalisasikan dengan binatang macan,

ular, dan gajah. Jadi, metafora pada bait ini adalah metafora struktural. Pada bait ini

representasi hewan gajah yang di dalam bait disebutkan gajah membunuh gajah

menunjukkan deviasi atau penyimpangan karena di Indonesia, hewan gajah

merupakan hewan yang lucu dan disukai oleh anak-anak. Sosok penguasa atau

pemerintah yang berkuasa direpresentasikan dengan hewan macan, ular, dan gajah.

Ranah sumber dalam bait ini adalah BINATANG macan, ular dan gajah. Ranah

sasarannya adalah PENGUASA/PEMERINTAH YANG BERKUASA.

Bait 5

(1) Mata liar di mana mana (2) Mencari mangsa yang lemah (3) Tangan tangan yang penuh darah (4) Menindas sambil tertawa

Pada bait 5 larik (1) frasa mata liar seperti burung pemangsa yang siap mencari

mangsa yang lemah. Pada larik (3) tangan yang penuh darah dan larik (4) menindas

sambil tertawa menggambarkan adanya pelaku kejahatan dan korban. Dalam hal ini,

kata tangan dapat dipahami secara metaforis mewakili sosok penguasa yang

menindas atau berbuat sewenang-wenang. Seperti disebutkan oleh Lakoff (1992)

Universitas Indonesia

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 58: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

44

 

bahwa PART OF A BODY IS A STATE (bagian tubuh mewakili kekuasaan negara),

maka pada larik (3) tangan tangan yang penuh darah mengacu pada sosok penguasa

atau pemerintah yang berkuasa. Metafora dalam bait ini adalah metafora struktural,

yaitu suatu konsep penguasa direpresentasikan melalui entitas tangan tangan penuh

darah. Frasa tangan penuh darah merupakan majas metafora atau perbandingan

langsung, dalam hal ini frasa tangan penuh darah dibandingkan dengan menindas

sambil tertawa. Jika frasa tangan penuh darah dikaitkan dengan kata menindas, maka

dapat dipahami bahwa hal ini merepresentasikan sosok penguasa yang menindas

rakyat.

Bait 6

(1) Ada maling teriak maling

(2) Ada musang berbulu domba

(3) Monopoli menjadi jadi

(4) Tangan besi merajalela

Pada bait 6 larik (1) ada maling teriak maling berarti ada sosok pelaku kejahatan

yang bersembunyi di balik layar dan berteriak bahwa ada pelaku kejahatan lainnya

yang harus diwaspadai. Pada larik (2), musang berbulu domba mempertegas kondisi

bahwa ada sosok yang bersikap sangat baik padahal di balik kebaikannya tersebut, ia

memiliki maksud jahat demi meraih keuntungan untuk dirinya sendiri. Kata tangan

pada frasa tangan besi merupakan representasi kekuasaan, di mana pemimpin

biasanya memerintah dengan menggunakan tangannya. Kata besi pada frasa tangan

besi menunjukkan kekuatan, seperti ciri dan sifat sebuah logam besi, yaitu keras dan

kuat. Jadi frasa tangan besi mengandung makna metaforis yang berarti penguasa

yang memiliki kekuasaan sangat besar. Seperti yang diungkapkan Lakoff (1992)

dalam artikelnya yang berjudul “the Contemporary Theory of Metaphor” bahwa

PART OF BODY IS A STATE, yaitu bagian tubuh manusia mewakili sebuah negara

atau pemerintah yang berkuasa. Maka larik tangan besi merajalela yang

menunjukkan bagian tubuh yaitu tangan mencerminkan penguasa yang bersifat

mengatur dan memimpin rakyatnya. Jadi dapat dikatakan pula bahwa HAND IS A

Universitas Indonesia

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 59: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

45

 

STATE, tangan merepresentasikan negara atau kekuasaan. Majas pada bait ini

adalah majas sinekdoke, yaitu majas yang menyebutkan nama bagian sebagai

pengganti nama keseluruhan, atau sebaliknya, dalam bait ini berarti kata tangan

mewakili bagian keseluruhan tubuh sosok penguasa.

4.1.6 Judul Lagu : ASIK NGGAK ASIK (Album Manusia Setengah Dewa 2004)

Bait 1 (1) Dunia politik penuh dengan intrik (2) Cubit sana cubit sini itu sudah lumrah (3) Seperti orang pacaran (4) Kalau nggak nyubit nggak asik

Pada bait 1, larik (1), (2) dan (3) digambarkan bahwa dunia politik adalah dunia

pacaran. Perilaku cubit sana sini yang dilakukan ketika berpacaran merupakan

tindakan kemesraan, namun adakalanya terjadi selisih paham di antara pasangan yang

berpacaran tersebut. Jadi, dalam bait ini, dunia politik yang merupakan entitas abstrak

direalisasikan dengan dunia pacaran yang merupakan entitas konkret. Maka,

metafora dalam bait ini dapat dipahami sebagai metafora ontologis, di mana dapat

tergambarkan bahwa di dalam dunia politik seringkali terjadi perselisihan atau silang

pendapat, namun setelah itu para pelaku di bidang politik ini dapat kembali

bermesraan layaknya pasangan yang berpacaran. Jenis majas pada bait ini adalah

majas simile karena terdapat kata seperti pada larik (3), seperti orang pacaran.Ranah

sumber pada bait ini adalah DUNIA PACARAN, dan ranah sasarannya adalah

DUNIA POLITIK. Jadi, DUNIA POLITIK ADALAH DUNIA PACARAN.

Bait 2

(1) Dunia politik penuh dengan intrik (2) Kilik sana kilik sini itu sudah wajar (3) Seperti orang adu jangkrik (4) Kalau nggak ngilik nggak asik

Pada bait 2 larik (1) dunia politik disamakan dengan permainan adu jangkrik. Sang

jangkrik dikilik-kilik dengan menggunakan batang rumput agar sang jangkrik mau

Universitas Indonesia

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 60: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

46

 

maju melawan sang jangkrik aduannya. Jadi, dalam hal ini, DUNIA POLITIK

ADALAH DUNIA PERMAINAN. Metafora pada bait ini adalah metafora

struktural, yaitu entitas DUNIA POLITIK sebagai ranah sasaran direalisasikan

seperti PERMAINAN ADU JANGKRIK. PERMAINAN merupakan ranah sumber

yang menjelaskan DUNIA POLITIK sebagai ranah sasarannya..

Bait 3 (1) Rakyat nonton jadi supporter (2) Kasih semangat jagoannya (3) Walau tau jagoannya ngibul (4) Walau tau dapur nggak ngebul

Pada larik (2), kata jagoan mengacu pada pemerintah. Rakyat dengan terpaksa

menjadi pendukung pemerintah berkuasa meskipun mereka tahu bahwa sang

penguasa hanya membohongi rakyat. Hal ini mencerminkan suatu ironi bahwa di satu

sisi rakyat dipaksa pemerintah agar mendukung pemerintah yang berkuasa, namun di

sisi lain rakyat tahu bahwa mereka selalu dibohongi oleh pemerintah. Majas pada bait

ini adalah majas ironi. Kata supporter pada larik (1) mengacu kepada rakyat atau

‘masyarakat‘ pada umumnya, dan kata jagoannya pada larik (2) dan (3) mengacu

pada pemimpin atau penguasa.

Bait 4

(1) Dunia politik dunia bintang (2) Dunia hura hura para binatang (3) Berjoget dengan asik

Pada bait 4 larik (1) diungkapkan bahwa dunia politik seperti dunia bintang dan

binatang, di mana para pelakonnya pandai bermain peran dan suka mencuri hak

rakyat. Para politikus adalah orang-orang yang pandai bermain peran dan berpura-

pura, seolah-olah mereka memihak kepada rakyat namun sebenarnya berusaha

memperoleh keuntungan di atas penderitaan rakyat. Ranah sumber pada bait ini

adalah BINTANG dan BINATANG, sedangkan ranah sasarannya adalah DUNIA

POLITIK. Jadi dapat dipahami bahwa dunia politik seperti dunia para bintang, di

Universitas Indonesia

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 61: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

47

 

mana mereka bermain peran dan nerpura-pura, dan mereka juga bertingkah laku

seperti layaknya binatang, yakni suka merampas atau mengambil dengan paksa hak-

hak orang lain atau rakyat kecil. Metafora pada bait ini adalah metafora struktural,

di mana DUNIA POLITIK dijelaskan seperti dalam realitas dunia kehidupan para

bintang kenamaan di panggung hiburan dan para binatang di kebun binatang. Majas

pada bait ini adalah majas metafora, karena dunia politik diperbandingkan secara

langsung dengan dunia bintang dan binatang, tanpa menggunakan kata seperti dan

sama saja.

Bait 5

(1) Dunia politik punya hukum sendiri (2) Colong sana colong sini atau colong colongan (3) Seperti orang nyolong mangga (4) Kalau nggak nyolong nggak asik

Pada bait ini digambarkan bahwa dunia politik seperti nyolong mangga, atau

mencuri. Para politisi terbiasa mencuri atau mengambil sesuatu yang bukan hak

mereka. Konsep abstrak dunia politik direalisasikan seperti orang nyolong mangga,

sehingga dapat dipahami bahwa bait ini mengandung metafora struktural. Bait ini

mengandung majas simile atau perumpamaan, ditunjukkan dengan kata seperti

pada larik (3), seperti orang nyolong mangga.Ranah sasarannya DUNIA POLITIK,

dan ranah sumbernya adalah MENCURI. Jadi, DUNIA POLITIK ADALAH

MENCURI.

Bait 6 (1) Rakyat lugu kena getahnya (2) Buah mangga entah ke mana (3) Tinggal biji tinggal kulitnya (4) Tinggal mimpi ambil hikmahnya

Pada bait ini digambarkan rakyat yang lugu yang tidak sempat menikmati hasil yang

mereka peroleh, karena apa yang ada di negara tersebut telah dicuri oleh para politisi

atau penguasa di negeri tersebut. Frasa buah mangga mengacu pada sesuatu yang

Universitas Indonesia

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 62: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

48

 

seharusnya menjadi hak rakyat. Pada larik (1) rakyat lugu kena getahnya

menunjukkan bahwa rakyat yang terkena akibat dari perbuatan pemerintah yang suka

mencuri hak rakyat. Metafora dalam bait ini merupakan metafora struktural, buah

mangga merupakan realisasi hak-hak rakyat yang dirampas oleh penguasa.

Bait 8

(1) Dunia politik memang asik nggak asik (2) Kadang asik kadang enggak disitu yang asik (katanya) (3) Seperti orang main catur (4) Kalau nggak ngatur nggak asik

Pada bait ini dideskripsikan bahwa dunia politik seperti orang yang bermain catur,

kata seperti pada larik (3), seperti orang main catur menunjukkan bahwa bait ini

mengandung majas simile. Dalam permainan catur, terdapat seseorang yang

menguasai dan menjalankan bidak-bidak atau pion catur tersebut agar menuruti

kehendak sang pemimpin atau sang penguasa di negara tersebut. Jenis metafora

dalam bait ini adalah metafora struktural, di mana PERMAINAN (catur) menjadi

ranah sumber yang menjelaskan DUNIA POLITIK. Dunia politik seperti sebuah

permainan catur, ada bidak-bidak berupa raja, menteri dan prajurit yang terlibat di

dalamnya. Jadi, DUNIA POLITIK ADALAH DUNIA PERMAINAN CATUR.

Bait 9

(1) Pion bingung nggak bisa mundur (2) Pion pion nggak mungkin kabur (3) Menteri, luncur, kuda dan benteng (4) Galaknya melebihi raja

Pada bait 9 larik (3) dan (4), menteri, luncur, kuda dan benteng, galaknya melebihi

raja, menunjukkan bahwa para politikus seperti para anggota DPR, Menteri, dan

aparat pemerintah lainnya bahkan memiliki kekuasaan yang sama dengan sang

pemimpin/raja di negeri tersebut. Metafora pada bait ini adalah metafora struktural,

karena entitas abstrak suatu kekuasaan direalisasikan seperti mengatur jalannya pion-

pion dalam permainan catur. Majas pada bait ini adalah majas kilatan, majas yang

Universitas Indonesia

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 63: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

49

 

menunjuk secara tidak langsung ke suatu peristiwa atau tokoh berdasarkan

praanggapan adanya pengetahuan bersama yang dimiliki oleh penulis dan pembaca

serta adanya kemampuan pada pembaca untuk menangkap pengacuan itu.

4.1.7 Judul Lagu: 17 Juli 1996 (Album Manusia Setengah Dewa 2004) Bait 1

(1) Gonjang ganjing gonggongan anjing (2) Anjing herder sampai anjing peking (3) Dar der dor otak digedor (4) Dengan pelor hati di terror (5) Ngeles !...

Pada bait 1, keadaan gonjang-ganjing menggambarkan keadaan yang terombang

ambing dan bunyi suara gonggongan anjing melambangkan kericuhan besar atau

bentrokan pada suatu peristiwa. Tanda suara gonggongan anjing diperbandingkan

dengan bunyi letupan senjata (pelor) dan bisa membuat hati yang mendengarnya

berdebar (karena diteror). Anjing herder dan peking mewakili sosok penjaga

keamanan yang mencoba mempertahankan posisinya agar tidak diserang. Dalam

peristiwa yang digambarkan dalam lagu tersebut tergambar suatu bentrokan, di mana

terdapat pihak yang diserang dan menyerang, terdapat pihak yang mempertahankan

diri. Anjing herder merepresentasikan kelompok yang besar dan lebih kuat yang

menyerang kelompok yang kecil dan lemah yang diwakili oleh anjing peking, anjing

peliharaan yang biasa tinggal di rumah. Anjing herder adalah anjing pemburu yang

biasa pergi ke hutan dan menyerang mangsa. Metafora dalam bait ini termasuk ke

dalam metafora struktural, karena entitas anjing digunakan untuk mewakili entitas

kelompok atau partai politik. Jadi, dalam bait ini, perbandingan antara anjing herder

dan peking menggambarkan kelompok besar dan kecil yang memiliki posisi dalam

kancah atau dunia politik di Indonesia. Berdasarkan sejarah, peristiwa Juli 1996

adalah peristiwa ketika terjadi bentrokan antara kubu partai PDI pimpinan Soerjadi

yang menyerang kubu PDI pimpinan Megawati yang akhirnya terbentuklah partai

baru yaitu PDI-Perjuangan pimpinan Megawati.

Universitas Indonesia

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 64: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

50

 

Bait 3

(1) Kwek kwek kwek suara bebek (2) Merem melek denger geledek (3) Dalam benteng diadu gambreng (4) Bandar judi tambah mentereng (5) Untung banyak do’i !...

Pada bait 3 ini, bunyi kwek-kwek suara bebek dan bunyi geledek (petir) merupakan

simbol yang menjadi tanda bahwa adanya suatu perselisihan atau bentrokan di antara

dua kubu yang berbeda pendapat atau pandangan. Bunyi bebek mengacu kepada

rakyat kecil yang berteriak, bunyi kwek-kwek ini merupakan tanda yang menjadi

penanda bahwa terjadi keributan di dalam kelompok tersebut. Realisasi bunyi bebek

dan bunyi petir tersebut menjadi sebuah metafora yang melambangkan keributan atau

kericuhan. Bentuk metafora yang menggunakan entitas lain sebagai realisasi bagi

entitas lainnya termasuk ke dalam metafora ontologis. Ranah sumbernya adalah

bebek/BINATANG, dan ranah sasarannya adalah RAKYAT.

Bait 4

(1) Sengkuni kilik sana sini (2) Kurawa dan Pandawa rugi (3) Dewa dewa kerjanya berpesta (4) Sambil nyogok bangsa manusia (5) Hancur !...

Pada bait 4 ini, tokoh Sengkuni atau yang dalam ejaan Sanskerta disebut Shakuni

adalah seorang tokoh antagonis dalam kisah Mahabharata. Sangkuni terkenal sebagai

tokoh licik yang selalu menghasut para Kurawa agar memusuhi Pandawa. Sengkuni

adalah penasihat Kurawa yaitu Duryudana. Metafora dalam lagu ini adalah metafora

struktural, di mana sosok penguasa atau pemimpin yang suka menghasut

digambarkan dengan tokoh Sengkuni, sedangkan kelompok masyarakat atau kubu

politik tertentu yang terhasut, digambarkan dengan Kurawa dan Pandawa. Majas pada

bait ini adalah majas kilatan, majas yang menunjuk secara tidak langsung ke suatu

peristiwa atau tokoh berdasarkan praanggapan adanya pengetahuan bersama yang

Universitas Indonesia

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 65: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

51

 

dimiliki oleh penulis dan pembaca serta adanya kemampuan pada pembaca untuk

menangkap acuan itu.

4.1.8 Judul Lagu: BUKTIKAN (Album Manusia Setengah Dewa 2004).

Bait 1 (1) Kata kata berbisa (2) Mulut mulut berbusa (3) Janji janji bertebaran (4) Seperti biasa dari atas panggung (5) Atas nama bangsa

Pada bait ini, leksem berbisa dalam kata kata berbisa memiliki makna mengandung

racun bisa seperti racun bisa yang dimiliki seekor ular. Jadi dalam hal ini kata kata

berbisa mengandung majas personifikasi, jenis majas yang melekatkan sifat-sifat

insan kepada barang yang tidak bernyawa dan ide yang abstrak karena seolah-olah

kata-kata itu hidup dan memiliki racun yang mematikan seperti ular. Komponen

makna berbisa pada larik ke (1) adalah [MENGANDUNG RACUN]. Maka larik kata

kata berbisa, dapat diartikan sebagai ucapan seseorang yang mengandung racun,

yang dapat membuai orang lain dan bahkan mematikan. Pada bait ini diungkapkan

bahwa pemerintah seringkali mengucapkan kata-kata yang mampu meracuni pikiran

rakyat dengan maksud agar rakyat ‘manut’ atau ‘tunduk’ terhadap pemerintah. Frasa

mulut berbusa pada bait 1 larik (2) menunjukkan betapa terlalu seringnya penguasa

mengumbar janji kepada rakyat, sehingga digambarkan dengan keluarnya buih busa

dari mulut sang penguasa. Hal ini menunjukkan bahwa yang diucapkan penguasa

hanya omong kosong belaka, hanya janji tanpa bukti. Pada bait 1, larik (3) Janji

bertebaran diibaratkan seperti kertas-kertas yang bertebaran. Metafora pada bait ini

adalah metafora ontologis, yaitu konsep kata berbisa, mulut berbusa, janji bertebaran

merujuk pada kondisi/entitas yang dimiliki dan dilakukan oleh PENGUASA sebagai

ranah sasarannya.

Universitas Indonesia

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 66: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

52

 

Bait 2 (1) Buktikan buktikan (2) Itu yang di nanti nanti (3) Buktikan buktikan (4) Kalau hanya omong (5) Burung beo pun bisa

Dalam larik ini, pemerintah dibandingkan dengan burung beo yang hanya bisa bicara

dan mengumbar janji namun tidak dapat membuktikannya dengan perbuatan nyata.

Jadi, metafora dalam bait ini, yaitu PEMERINTAH ADALAH BURUNG BEO.

Konsep abstrak pemerintah digambarkan dengan burung beo yang selalu mengoceh

dan meniru apa yang diucapkan orang sekitar. Metafora dalam bait ini adalah

metafora struktural, yaitu BURUNG BEO atau BINATANG sebagai ranah sumber

yang menjelaskan sosok PENGUASA atau PEMERINTAH (sebagai ranah sasaran)

yang selalu bicara dan berjanji, namun tak kunjung memberikan bukti.

Bait 3

(1) Kita hidup sering terancam (2) Tak ada jaminan keselamatan (3) Kamu ngomong tentang keamanan (4) Tapi makin banyak penggusuran

Bait 4

(1) Kita hidup sering terancam (2) Tak ada jaminan keselamatan (3) Kamu ngomong tentang kemakmuran (4) Tapi makin banyak pengangguran

Pada bait 3 dan 4, larik (1) dan (2) isi liriknya sama, yaitu kita hidup sering terancam,

tak ada jaminan keselamatan. Metafora dalam larik ini yaitu, HIDUP ADALAH

ANCAMAN, yang berarti termasuk dalam metafora ontologis. Pada bait ke-3 larik

(3), kamu ngomong keamanan bertolak belakang dengan larik (4), tapi makin banyak

penggusuran. Pada bait ke-4 larik (3), kamu ngomong tentang kemakmuran

berlawanan dengan pernyataan larik (4), tapi makin banyak pengagguran. Jadi, dalam

hal ini pada larik (3) dan (4) menunjukkan sebuah majas ironi.

Universitas Indonesia

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 67: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

53

 

4.1.9 Judul Lagu: Kuda Lumping (Album 1991) Bait 1 dan 3

(1) Kuda lumping nasibnya nungging (2) Mencari makan terpontang panting (3) Aku juga dianggap sinting (4) Sebenarnya siapa yang sinting?

Pada bait 1 dan 3 berisi lirik yang sama, maka analisisnya saya buat di dalam satu

analisis. Pada larik (1) kuda lumping adalah sejenis pertunjukan tarian yang penarinya

seolah-olah sedang menunggang kuda dan puncak pertunjukan tersebut di akhiri

dengan penampilan sang penunggang yang memakan beling atau pecahan kaca gelas.

Telah diketahui secara umum bahwa seekor kuda mewakili kekuatan atau

ketangguhan dalam bekerja. Maka kuda lumping pada larik ini mengacu pada para

pekerja (buruh) pabrik yang penghasilannya sangat rendah, namun tenaganya diperas

habis. Menurut Lakoff (1992), kuda adalah pekerja, HORSES ARE WORKERS.

KUDA merupakan ranah sumber yang menjelaskan para BURUH/PEKERJA

(sasaran) yang bekerja keras selayaknya seekor kuda yang dikenal sebagai hewan

yang kuat dan tangguh. Frasa nasibnya nungging menunjukkan kondisi pekerja yang

tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari karena penghasilannya yang

sangat rendah. Pada larik (2) mencari makan terpontang panting merupakan

hiperbola karena menggambarkan keadaan seseorang yang bekerja keras sehingga ia

harus mencari nafkah dengan sangat susah payah. Metafora pada bait ini termasuk ke

dalam metafora struktural, yaitu para pekerja pabrik direalisasikan seperti kuda

lumping yang nasibnya nungging.

Bait 2 (1) Berputar putar dalam lingkaran (2) Menari tak sadarkan diri (3) Mata terpejam mengunyah beling (4) Mempertahankan hidup yang sulit

Universitas Indonesia

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 68: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

54

 

Pada bait ke-2 larik (1), berputar putar dalam lingkaran merupakan metafora LIFE IS

A CYCLE, hidup adalah suatu siklus perputaran. Pada bait ke-2 larik (3) dan (4),

mata terpejam mengunyah beling, mempertahankan hidup yang sulit,

menggambarkan buruh pabrik yang dengan amat terpaksa harus menerima kepahitan

hidup di bawah garis kemiskinan. Keadaan ini diperjelas dengan frasa mengunyah

beling yang secara konseptual diketahui bahwa mengunyah beling tentu saja sakit

dan mengakibatkan mulut berdarah. Rasa sakit mengunyah beling ini

merepresentasikan rasa sakit dan perihnya kehidupan para buruh pabrik yang

berjuang mempertahankan hidup dengan penghasilan kecil. Pada larik (4)

mempertahankan hidup yang sulit menunjukkan metafora HIDUP ADALAH

PERJUANGAN. Metafora pada bait ini termasuk ke dalam metafora struktural, di

mana HIDUP merupakan ranah sasaran dan PERJUANGAN merupakan ranah

sumbernya.

Bait 4 dan bait 8

(1) Mulutnya berbusa (2) Nasibnya berbusa (3) Tradisi berbusa (4) Tradisi amblas

Pada bait ke-4 dan bait ke-8 isi liriknya sama, sehingga saya menggabungkan

analisisnya.

Pada larik (1), (2), dan (3), mulutnya berbusa, nasibnya berbusa, tradisi berbusa,

menggambarkan keadaan yang sudah di luar kapasitas atau overdosis, seperti orang

yang mulutnya berbusa karena meminum racun serangga atau kelebihan dosis obat-

obatan. Hal ini merepresentasikan keadaan rakyat yang menyedihkan, teracuni, dan

hampir mati. Saya dapat menyimpulkan keadaan hampir mati/sekarat karena tampak

dalam larik (4) yang menyebutkan tradisi amblas, sesuatu yang amblas adalah

sesuatu yang habis, rusak, dan hilang tak berbekas, jadi dapat dikaitkan dengan

sesuatu yang berkaitan dengan kematian. Metafora dalam bait ini adalah metafora

struktural, yaitu sebuah konsep yang dibentuk secara metaforis dengan

Universitas Indonesia

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 69: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

55

 

menggunakan konsep yang lain. Dalam hal ini, konsep keterpurukan dan kematian

digambarkan dengan kata berbusa dan amblas.

Bait 6

(1) Berbaju sutra pandai menipu (2) Membabi buta cari mangsa (3) Mulut penipu berbau busuk (4) Mempertahankan hidup yang busuk

Pada bait ke-6 larik (1) dan (2), para penipu digambarkan sebagai sosok yang

berpakaian mewah (pakaian berbahan sutra) yang mewakili sosok dari kalangan

tinggi/pejabat tinggi. Hal ini menggambarkan sebuah ironi bahwa pakaian bagus yang

membalut tubuh seseorang tidak serta merta mewakili kepribadian orang tersebut.

Balutan pakaian yang indah menutupi kenyataan sesungguhnya bahwa orang tersebut

adalah penipu. Demi mempertahankan hidupnya, para penipu negara tersebut terus

menerus menipu rakyat. Hal ini tergambar dalam larik (2) membabi buta mencari

mangsa. Frasa membabi buta bermakna melakukan sesuatu secara nekat, tidak peduli

apapun, segalanya diterjang dan dihantam seperti seekor babi yang berlari menerkam

mangsanya. Pada larik ini seolah-olah manusia bertindak seperti seekor babi yang

digambarkan dengan membabi buta mencari mangsa. Jadi, metafora pada bait ini

adalah metafora struktural, yaitu entitas manusia penipu direalisasikan tindakannya

dengan membabi buta dan mulutnya yang berbau busuk. Kata busuk mencerminkan

sesuatu yang buruk. Pada larik terakhir, yaitu mempertahankan hidup yang busuk

bermakna mempertahankan kehidupannya yang buruk dan dipenuhi oleh tipu-

menipu. Frasa membabi buta merupakan majas metafora yaitu perbandingan

langsung antara cirri sifat babi yang suka berlari menerjang sesuatu/mangsanya

dengan manusia sebagai pembandingnya.

Bait 7 dan 12

(1) Para penipu berkeliaran (2) Makan tanah memperkosa fakta (3) Saling menipu sesama penipu (4) Tidak menipu jadinya tertipu

Universitas Indonesia

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 70: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

56

 

Bait 7 dan 12 berisi lirik yang sama, jadi saya menggabungkan analisisnya.

Para penipu yang digambarkan dalam bait ini adalah para penipu yang seringkali

memakan hak rakyat. Hal ini digambarkan dalam larik (2), makan tanah memperkosa

fakta. Kata makan berarti melahap atau memasukkan sesuatu ke dalam mulutnya.

Jadi pada bait ini, tindakan para penipu ini suka memakan dan merampas hak rakyat.

Kata memperkosa’ berarti melakukan tindakan tertentu terhadap orang lain tanpa

seijin orang yang dikenai tindakan tersebut. Kata penipu merupakan gambaran sosok

penguasa yang suka melakukan tipu menipu di antara sesama rekan-rekannya.

PENGUASA ADALAH PENIPU merupakan metafora yang ditemukan dalam lagu

ini, metafora ini termasuk metafora ontologis, yaitu metafora yang melihat kejadian

dan aktifitas emosi sebagai suatu entitas atau substansi. Frasa makan tanah pada bait

ini adalah majas metafora, yaitu perbandingan langsung antara entitas abstrak para

penipu dengan entitas konkret yaitu aktifitas makan tanah.

Berdasarkan analisis mengenai majas berdasarkan Moeliono (1989), diperoleh hasil

sebagai berikut.

4.1 Tabel Majas

PERBANDINGAN PERTENTANGAN PERTAUTAN

1. SIMILE

1) Manusia seperti binatang

2) Manusia sama dengan binatang macan

3) Kau seperti bus kota atau truk gandengan

4) Aku seperti bemo atau sandal jepit

5) Kau seperti buaya atau dinosaurus

6) Aku seperti cicak atau kadal buntung

7) Dunia politik seperti

1. HIPERBOL

1) Pengecut lari terkencing-kencing

2) Mencari makan terpontang panting

1.METONIMI

1) Lusuhnya kain bendera di halaman rumah kita

2) Di kepala tanpa baja

3) Di tangan tanpa senjata

Universitas Indonesia

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 71: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

57

 

orang pacaran 8) Dunia politik seperti

adu jangkrik 9) Dunia politik seperti

orang main catur 10) Dunia politik seperti

orang nyolong mangga

2. METAFORA

1) Dunia politik dunia binatang

2) Dunia politik dunia bintang

3) Belenggu besi 4) Tangan besi 5) Kambing hitam 6) Membabi buta 7) Otak udang 8) Otak tikus 9) Setan politik 10) Tikus kantor 11) Makan tanah 12) main kayu 13) bekas biru 14) tangan penuh darah 15) negeri yang congkak

2.LITOTES

--------------

2.SINEKDOK

1) selusin kepala tak berdosa

2) mengikat kedua kaki

3. PERSONIFIKASI

1) Kata berbisa 2) Mulut berbusa 3) Tradisi berbusa 4) Janji-janji bertebaran 5) Persoalan yang

menyerang dalam gelap 6) Tikus bertingkah tengik

3. IRONI 1) Kamu

ngomong tentang keamanan Tapi makin banyak penggusuran

2) Kamu ngomong tentang kemakmuran Tapi makin banyak pengangguran

3) Berbaju sutra

3.KILATAN 1) Sengkuni, kurawa,

pandawa 2) Pion Catur

4.EUFIMISME

----------

Universitas Indonesia

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 72: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

58

 

pandai menipu

4.2 Tabel Ranah Sumber dan Sasaran

Ranah Sumber Ranah Sasaran Binatang Manusia

Binatang Besar dan Buas Penguasa/Pemerintah Binatang Kecil Rakyat kecil

Kendaraan Besar Penguasa Kendaraan kecil Rakyat kecil Dunia bintang Dunia politik Dunia binatang Dunia politik

Dunia permainan Dunia politik Dunia pacaran Dunia politik

4.3 Tabel Jenis Metafora Kode lagu

Struktural Ontologis Orientasional

4.1.1 √ - - 4.1.2 √ √ 4.1.3 √ √ 4.1.4 √ √ 4.1.5 √ - 4.1.6. √ - 4.1.7 √ - 4.1.8 √ √ 4.1.9 √ √

Universitas Indonesia

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 73: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

59

 

Berdasarkan hasil pemetaan ranah sumber dan ranah sasaran pada setiap lagu

yang dianalisis. Peneliti menemukan 8 buah lagu yang mengandung metafora

binatang dari 9 lagu yang diteliti. Ke-8 lagu tersebut, yaitu lagu dengan kode 4.1.1,

4.1.3, 4.1.4, 4.1.5, 4.1.6, 4.1.7, 4.1.8, 4.1.9. Di dalam 8 lagu tersebut, Iwan Fals

menggunakan metafora binatang, seperti macan, ular, gajah, tikus, kucing, udang,

anjing (anjing herder dan peking), bebek, kingkong (kera besar), jangkrik, buaya,

dinosaurus, cicak, kadal, burung beo, dan kuda. Sifat-sifat yang menonjol dan

cenderung sifat negatif yang dimiliki oleh binatang tersebut digunakan Iwan Fals

untuk mendeskripsikan sejumlah sifat dan perilaku yang dimiliki oleh para pemimpin

atau penguasa negeri, atau para politikus yang duduk di kursi pemerintahan.

Keenambelas binatang tersebut memiliki konotasi negatif dalam lagu-lagu tersebut.

Seekor tikus, yang memiliki sifat rakus dan suka mencuri makanan di sebuah rumah

tinggal, digambarkan dalam lagu berjudul Tikus Kantor untuk merepresentasikan

sosok pegawai pemerintah, penguasa atau pemimpin yang korup. Kemudian hewan

kucing, yang biasa dipelihara manusia di rumah sebagai hewan yang manis, di sisi

lain memiliki sifat buruk yaitu suka mencuri makanan dan pemalas (suka tidur dan

bermalas-malasan), juga digunakan Iwan Fals untuk menggambarkan sosok yang

suka menerima suap atau uang sogokan.

Selain metafora binatang yang digunakan dalam lagu-lagu tersebut, terdapat

metafora lainnya yang digunakan untuk menggambarkan sosok penguasa yang korup,

yang menekan dan menindas rakyat dengan menggunakan kekuasaannya, yaitu

ditemukan dalam lagu-lagu 4.1.2; 4.1.4; 4.1.6; 4.1.7; 4.1.9. Berikut ini metafora yang

menggambarkan penguasa yang korup, yang menekan dan menindas rakyat; macan,

tikus kantor, kucing, buaya, dinosaurus, ular, gajah, truk gandeng dan bus kota.

Namun, ada beberapa hewan yang sebenarnya di budaya Indonesia, hewan ini

memiliki makna positif, yaitu gajah yang biasanya disukai oleh anak-anak sebagai

hewan yang gemuk dan lucu.

Untuk mendeskripsikan sosok rakyat yang miskin, tertindas, dan tak berdaya,

Iwan Fals menggunakan metafora hewan berukuran kecil, kendaraan berukuran kecil,

dan anak kecil. Berikut ini metafora yang menggambarkan rakyat kecil; kendaraan

Universitas Indonesia

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 74: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

60

 

Universitas Indonesia

bemo, sendal jepit, cicak dan kadal buntung, kendaraan bemo sebagai metafora yang

menggambarkan rakyat kecil. Hewan cicak dan kadal merupakan metafora yang

menggambarkan rakyat kecil, karena meskipun ekornya buntung, mereka dapat tetap

bertahan hidup. Demikian pula dengan kondisi rakyat Indonesia, meskipun mereka

terjepit dalam kemiskinan, mereka mampu bertahan hidup.

Metafora yang mendeskripsikan perbandingan antara kecerdasan dan

kebodohan, direalisasikan dengan otak tikus dan otak udang. Seperti telah diketahui

bahwa istilah otak udang digunakan untuk merujuk pada seseorang yang bodoh,

karena kotoran udang berada di bagian kepala udang. Otak tikus dalam lagu Iwan

Fals dideskripsikan sebagai kecerdasan dan kecerdikan yang dimiliki seekor tikus.

Tokoh pewayangan juga digunakan untuk mendeskripsikan sosok pemimpin

atau penguasa yang jahat. Sosok tersebut diwakili dengan penggunaan tokoh

Sengkuni dan Kurawa yang merupakan tokoh wayang yang dikenal suka menghasut

dan menjilat (Suhardi, 1996: 106).

Realisasi mengenai dunia politik dideskripsikan dalam lagu dengan beberapa

metafora, yakni;

DUNIA POLITIK ADALAH DUNIA BINATANG

DUNIA POLITIK ADALAH DUNIA BINTANG

DUNIA POLITIK ADALAH DUNIA PACARAN

DUNIA POLITIK ADALAH DUNIA PERMAINAN

Bagian tubuh manusia yang digunakan sebagai metafora, antara lain, tangan,

mulut, kepala, yakni metafora tangan besi, tangan penuh darah, mulut

berbusa,kepala tak berdosa, kepala tanpa baja. Metafora tangan besi dan tangan

penuh darah, mulut berbusa mengacu pada penguasa yang berkuasa. Metafora

kepala tak berdosa, kepala tanpa baja mengacu pada rakyat kecil.

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 75: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

61 

 

BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dalam penelitian ini, masalah pokok yang ingin dijawab adalah jenis

ungkapan metaforis apa yang ada di dalam lagu Iwan Fals dan ranah apa yang paling

dominan terdapat di dalam lagu Iwan Fals berdasarkan teori metafora konseptual

Lakoff dan Johnson (1980). Selain itu, jenis majas apa yang terdapat dalam lagu Iwan

Fals yang bertemakan kritik sosial berdasarkan teori metafora dalam ari luas menurut

Moeliono (1989: 175). Berdasarkan hasil analisis lirik lagu Iwan Fals yang

bertemakan kritik sosial pada bab 4, dari 9 lagu yang diteliti terdapat 10 majas simile,

15 majas metafora (perbandingan langsung), 3 majas metonimi, 2 majas sinekdoke, 3

majas ironi, dan 2 majas kilatan.

Jika dilihat perbandingan jumlahnya, tampak bahwa jenis majas yang paling

dominan ditemukan di dalam lagu Iwan Fals adalah majas metafora (perbandingan

langsung). Hal ini menunjukkan bahwa lagu-lagu Iwan Fals yang melontarkan kritik

sosial menggunakan bentuk majas metafora (perbandingan langsung), yaitu sesuatu

hal disampaikan melalui konsep lain tanpa menggunakan kata seperti, sama dengan,

agar mudah dipahami oleh penikmat lagu. Sebagaimana telah diketahui bahwa

metafora ada dalam bahasa sehari-hari, pemilihan kosa kata dalam lagu-lagu Iwan

Fals cenderung menggunakan metafora yang telah dikenal umum dan kerapkali

digunakan oleh masyarakat secara langsung, maupun tidak langsung melalui media

cetak dan elektronik.

Dari 9 lagu yang dianalisis, majas metonimi hanya terdapat di dalam 1 lagu

dan ironi juga hanya terdapat di dalam 1 lagu, sedangkan majas metafora dan simile

lebih dominan hadir dalam 9 lagu tersebut. Maka dapat disimpulkan bahwa lagu-lagu

Iwan Fals yang diteliti secara umum mengandung metafora (perbandingan langsung),

yang jika dikaitkan dengan teori metafora konseptual Lakoff dan Johnson (1980),

61

                                                                                                          Universitas Indonesia

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 76: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

62 

 

berarti pencipta lagu menguraikan ide, gagasan, serta perasaan yang dialaminya

secara metaforis berdasarkan realitas sehari-hari.

Ranah sumber yang paling dominan yang terdapat di dalam lagu-lagu Iwan

Fals adalah ranah sumber BINATANG. Dari 9 lagu yang diteliti, terdapat 8 lagu yang

menggunakan metafora BINATANG sebagai ranah sumber, yaitu sosok manusia

secara umum direalisasikan seperti hewan, memiliki sifat-sifat negatif yang dimiliki

hewan. Hal ini mencerminkan bahwa lagu-lagu Iwan Fals yang mengungkapkan

kritik sosial umumnya menggunakan metafora binatang. Pengungkapan kritik sosial

terhadap pemerintah yang berkuasa pada masa tersebut, dalam hal ini dikaitkan

dengan tahun dirilisnya album Iwan Fals tersebut, menggambarkan bahwa

penyampaian kritik sosial melalui metafora binatang seperti tikus kantor, kuda

lumping, buaya, kadal buntung lebih familiar dan kerapkali digunakan di kalangan

masyarakat Indonesia.

Berdasarkan latar budaya Indonesia, secara umum diketahui bahwa hewan-

hewan tertentu memiliki makna konotasi negatif bagi masyarakat di Indonesia. Di

Indonesia, hewan tikus dikenal memiliki sifat rakus, suka menggerogoti suatu benda,

dan merupakan hama perusak dan musuh bagi para petani. Oleh karena beberapa sifat

negatif yang dimiliki hewan tikus, sehingga kata tikus kerapkali digunakan untuk

merujuk pada seseorang yang korup atau gemar melakukan tindakan manipulasi.

Berbeda dengan tikus, hewan kucing merupakan hewan peliharaan di rumah yang

juga memiliki konotasi negative karena cenderung pemalas, tampak manis namun

suka mencuri makanan.

Di Indonesia, hewan buaya kerapkali digunakan sebagai metafora yang

berkonotasi negatif, seperti metafora buaya yang digunakan pihak kepolisian yang

menyindir KPK (Komisi Pemberantas Korupsi), yaitu ‘cicak semestinya takut kepada

buaya’, yang dalam hal ini pihak kepolisisan menganggap dirinya sebagai buaya.

Makna buaya merujuk pada penguasa yang besar yang menggerogoti hak-hak rakyat.

Dalam lagu Iwan Fals ini, hewan buaya mengandung makna asosiatif hewan yang

besar dan buas sehingga pada lagu berjudul Besar dan Kecil, kata buaya mengacu

pada sosok penguasa yang besar dan memiliki sifat seperti buaya. Ular yang suka

                                                                                                          Universitas Indonesia

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 77: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

63 

 

membelit, dan gajah yang bertubuh dan berkaki besar, mampu melindas apapun di

sekitarnya menjadi konotasi negatif yang mengacu pada penguasa atau pemerintah

yang zalim terhadap rakyatnya, yang membelit rakyat hingga mereka tak mampu

melepaskan diri dari kesulitan perekonomian yang mereka hadapi. Dalam lagu-lagu

Iwan Fals ini, tampak bahwa perumpamaan dan perbandingan membantu pencipta

lagu menyampaikan gagasan dan perasaanya agar dapat dipahami pendengar.

Seperti telah disebutkan Aristoteles (348-322 SM) bahwa metafora berkaitan

dengan simile atau majas perumpamaan, dan menyatakan bahwa simile merupakan

bagian dari metafora, maka berdasarkan hasil penelitian ini, tampak bahwa majas

simile cukup banyak digunakan dalam lirik lagu Iwan Fals di samping majas

metafora. Kedua majas tersebut berbanding seimbang penggunaanya di dalam setiap

lagu Iwan Fals. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa untuk melontarkan kritik

sosial, metafora yang digunakan merupakan jenis metafora perbandingan langsung

dan perumpamaan. Pencipta lagu dalam hal ini mewakili suara rakyat dalam

melontarkan kritik sosialnya terhadap pemerintah berkuasa.

Berdasarkan teori Lakoff dan Johnson (1980), jenis ungkapan metaforis yang

dominan digunakan dalam lagu-lagu yang diteliti adalah jenis metafora struktural

yang menunjukkan penggambaran suatu konsep dengan menggunakan konsep lain

agar mempermudah pemahaman. Salah satu contohnya yang terdapat dalam lagu

yang diteliti adalah dunia politik seperti permainan adu jangkrik dan permainan

catur. Sebagaimana diketahui secara luas, bahwa hewan jangkrik di Indonesia

seringkali dipakai untuk permainan adu jangkrik maka dalam hal ini suatu konsep

mengenai politik dijelaskan secara sederhana dengan perumpamaan seperti

permainan adu jangkrik, yaitu ada pihak-pihak lain di belakang ‘sang jangkrik’ yang

mengatur dan mendorong agar ‘jangkrik aduan itu’ memenangkan pertandingan.

Selain permainan jangkrik, dunia politik juga diperbandingkan dengan dunia

permainan catur, di mana pemain catur mengatur agar pion-pion berjalan sesuai

kehendaknya dan mematikan atau menahan langkah lawan hingga tidak mampu

bergerak. Hal ini serupa dengan realitas dunia politik yang penuh intrik, saling

menjatuhkan demi memperoleh kekuasaan. Dengan demikian, pemahaman sebuah

                                                                                                          Universitas Indonesia

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 78: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

64 

 

                                                                                                          Universitas Indonesia

konsep yang abstrak atau sulit dipahami dapat dengan mudah dicerna ketika dikaitkan

dengan konsep lain yang secara nyata (konkret) terdapat di dalam kehidupan sehari-

hari. Dalam hal ini, Iwan Fals sebagai pencipta lagu menyampaikan kritik sosial

melalui lagu-lagu yang diciptakannya dengan menggunakan metafora binatang yang

dekat dengan keseharian masyarakat Indonesia sehingga mudah dipahami oleh

masyarakat Indonesia sebagai pendengar lagu-lagu Iwan Fals.

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 79: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

  65

Daftar Pustaka

Black, Max. 1979. “More about Metaphor”, dalam Ortony (ed) 1979. Metaphor and

Thought. Cambridge: Cambridge University Press. Blanke, Gustave. 1973. Einführung in die Semantische Analyse. München: Max

Hueber Verlag.  

Budiman, Manneke. 2004. “Semiotika dalam Tafsir Sastra: Antara Rifatarre dan Barthes”, dalam T. Christomy dan Untung Yuwono (Ed). 2004. Semiotika Budaya. Depok: Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia.

Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta. Cruse, Alan. 2004. Meaning in Language: an Introduction to Semantics and

Pragmatics (edisi kedua). New York: Oxford University Press. Knowles, Murray & Rosamund Moon. 2006. Introducing Metaphor. New York:

Routledge. Darmojuwono, S. 2007. “Semantik”, dalam Kushartanti, Untung Yuwono, dan

Multamia RMT Lauder (Ed). 2007. Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Kovĕcses, Zoltan, et all. 2002. Metaphor and Metonymy in Comparison and

Contrast. Berlin: Mouton de Gruyter. Lakoff dan Johnson. 1980. Metaphor We Live By. Chicago: The University of

Chicago Press. Lakoff, George. 1992. “The Contemporay Theory of Metaphor”, dalam Ortony (Ed).

1992. Metaphor and Thought. Cambridge: Cambridge University Press. Leech, Geoffrey. 1974. Semantics. USA: Penguin. Levin, Samuel. R. 1974. The Semantic of Metaphor. Baltimore: The John Hopkins

University. Lyons, John. 1995. Linguistic Semantics. New York: Cambridge University Press. Marlan, Ratih. N. 2009. “Konseptualisasi Metafora Emosi”. Tesis. Program

Pascasarjana Linguistik Universitas Indonesia.

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 80: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

  66

Moeliono, A. M. 1989. “Diksi atau Pilihan Kata”. dalam Kembara Bahasa

Kumpulan Karangan Tersebar. Jakarta: Gramedia. Murtadho, Nurul. 1999. “Metafora Dalam Al quran dan Terjemahannya dalam

Bahasa Indonesia: Kajian atas Metafora Cahaya, Kegelapan, dan Beberapa Sifat Allah”. Disertasi, Program Pascasarjana Linguistik Universitas Indonesia.

Nöth, Winfried. 1995. Handbook of Semiotics. Bloomington dan Indianapolis:

Indiana University Press. Ortony, Andrew. (ed). 1979. Metaphor and Thought. Cambridge: Cambridge

University Press. Richards. I. A. 1936. The Philosophy of Rethoric. New York: Oxford University

Press. Rifatarre, Michael. 1978. Semiotics of Poetry. Bloomington: Indiana University

Press. Sadock, Jerrold M. 1979. “Figurative Speech in Linguistics”, dalam Ortony (Ed).

1979. Metaphor and Thought. Cambridge: Cambridge University Press. Saeed. John. I. 1997. Semantics. Malden: Blackwell Publisher Inc. Sari, Ariestyani Perwita. 2007. “Analisis Metafora pada Lirik Lagu Enka Besuto

Hitto Daizenshu 2005”. Tesis. Program Pascasarjana Kajian Wilayah Jepang Universitas Indonesia.

Searle, J. R. 1979. “Metaphor”, dalam Ortony (ed). 1979. Metaphor and Thought.

Cambridge: Cambridge University Press. Siregar, Bahren Umar. 2003. “Metonimi dan Metafora dari Aspek Semantik”.

Katharina Sukamto (ed). 2003. Menabur Benih Menuai Kasih: Karya untuk Anton Moeliono. Jakarta: Universitas Katolik Atmajaya dan Yayasan Obor.

Sobur, Alex. 2003. Semiotika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Suhardi, Wisnu S. 1996. Arti dan Makna Tokoh Pewayangan Ramayana dalam

Pembentukan dan Pembinaan Watak. Jakarta: Depdikbud. Ullmann, Stephen. 1964. Semantics: An Introduction to The Science of Meaning.

Oxford: Basil Blackwell.

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 81: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

  67

Warsono, Khrisna H. 2007. “Interpretasi Lagu Iwan Fals”. Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Kristen Petra. www.jiunkpe.ns-s1-2007.iwanfals-petrauniv.com (Februari 2010)

www.iwanfalsonline.com (14 Februari, 2010) Zaimar, Okke. F. 2002. “Majas dan Pembentukannya”, dalam Makara: Jurnal Sosial

Humaniora, vol.6, no.2. ____________.2003. “Jenis Teks Menurut Bentuk Penyajian dan Isinya”, dalam

Irzanti Susanto & Ari A. Harapan. 2003. Prancis dan Kita: Strukturalisme, Sejarah, Politik, Film, dan Bahasa. Jakarta: Wedatama Widya Sastra

Zbikowski. Lawrence. 2002. Metaphor and Music. The online Journal of the Society

of Music. http://societymusictheory.org/mto/issues/mto.95.1.4/zbikowski.art (20 April, 2010)

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 82: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

LAMPIRAN

Lirik Lagu Iwan Fals

Data 1 Opiniku ( Album Opini 1982 ) Manusia sama saja dengan binatang Selalu perlu makan Namun caranya berbeda Dalam memperoleh makanan Binatang tak mempunyai akal dan pikiran Segala cara halalkan demi perut kenyang Binatang tak pernah tahu rasa belas kasihan Padahal disekitarnya petani berjalan pincang Namun kadang kala ada manusia Seperti binatang (kok bisa ?) Bahkan lebih keji Dari binatang macan Tampar kiri kanan alasan untuk makan Padahal semua tahu dia serba kecukupan Intip kiri kanan lalu curi jatah orang Peduli sahabat kental kurus kering kelaparan Manusia sama saja dengan binatang Selalu perlu makan Namun caranya berbeda Dalam memperoleh makanan Namun kadang kala ada manusia Seperti binatang Bahkan manusia lebih keji Dari binatang

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 83: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

Lampiran Data 2 Sumbang (Album Sumbang 1983 ) Kuatnya belenggu besi Mengikat kedua kaki Tajamnya ujung belati Menghujam di ulu hati Sanggupkah tak akan lari Walau akhirnya pasti mati Di kepala tanpa baja Di tangan tanpa senjata Ah itu soal biasa Yang singgah di depan mata kita Lusuhnya kain bendera di halaman rumah kita Bukan satu alasan untuk kita tinggalkan Banyaknya persoalan yang datang tak kenal kasihan Menyerang dalam gelap Memburu kala haru dengan cara main kayu Tinggalkan bekas biru lalu pergi tanpa ragu Memburu kala haru dengan cara main kayu Tinggalkan bekas biru lalu pergi tanpa ragu  

Setan setan politik Kan datang mencekik Walau dimasa paceklik Tetap mencekik Apakah selamanya politik itu kejam ? Apakah selamanya dia datang tuk menghantam ? Ataukah memang itu yang sudah digariskan Menjilat, menghasut, menindas, memperkosa hak hak sewajarnya Maling teriak maling Sembunyi balik dinding Pengecut lari terkencing kencing Tikam dari belakang Lawan lengah diterjang Lalu sibuk (kasak kusuk) mencari kambing hitam

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 84: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

Lampiran Selusin kepala tak berdosa Berteriak hingga serak didalam negeri yang congkak Lalu senang dalang tertawa Ya ha ha Data 3

Tikus Tikus Kantor ( Album Ethiopia 1986 ) Kisah usang tikus tikus kantor Yang suka berenang di sungai yang kotor Kisah usang tikus tikus berdasi Yang suka ingkar janji lalu sembunyi Dibalik meja teman sekerja Didalam lemari dari baja Kucing datang cepat ganti muka Segera menjelma bagai tak tercela Masa bodoh hilang harga diri Asal tak terbukti ah tentu sikat lagi Tikus tikus tak kenal kenyang Rakus rakus bukan kepalang Otak tikus memang bukan otak udang Kucing datang tikus menghilang Kucing kucing yang kerjanya molor Tak ingat tikus kantor datang menteror Cerdik licik tikus bertingkah tengik Mungkin karena sang kucing pura pura mendelik Tikus tau sang kucing lapar Kasih roti jalanpun lancar Memang sial sang tikus teramat pintar Atau mungkin si kucing yang kurang ditatar Data 4 Besar dan kecil (Album Belum Ada Judul 1992 )

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 85: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

Lampiran Kau seperti bis kota atau truk gandengan Mentang mentang paling besar klakson sembarangan Aku seperti bemo atau sandal jepit Tubuhku kecil mungil biasa terjepit Pada siapa kumengadu? Pada siapa kubertanya? Kau seperti buaya atau dinosaurus Mentang mentang menakutkan makan sembarangan Aku seperti cicak atau kadal buntung Tubuhku kecil merengit sulit dapat untung Pada siapa kumengadu? Pada siapa kubertanya? Mengapa besar selalu menang? Bebas berbuat sewenang wenang Mengapa kecil selalu tersingkir? Harus mengalah dan menyingkir Apa bedanya besar dan kecil? Semua itu hanya sebutan Ya walau di dalam kehidupan Kenyataannya harus ada besar dan kecil Kau seperti bis kota atau truk gandengan Mentang mentang paling besar klakson sembarangan Aku seperti bemo atau sandal jepit Tubuhku kecil mungil biasa terjepit Pada siapa kumengadu? Pada siapa kubertanya? Pada siapa kumengadu? Pada siapa kubertanya?

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 86: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

Lampiran

Data 5

Dunia Binatang ( Album Dalbo 1993 ) Ya ya ya ya Mau makan tak punya uang Ya ya ya ya Mau tidur tak punya kasur Ya ya ya ya Jawablah jangan diam saja Kenapa orang susah makin susah saja ? Ya ya ya ya Diamlah jangan ngoceh saja Mereka sudah bosan tutup mulut saja Ada macan mencakar macan Ular menggigit ular Ada gajah membunuh gajah Kita yang terinjak ya ho ho Mata liar dimana mana Mencari mangsa yang lemah Tangan tangan yang penuh darah Menindas sambil tertawa Ada maling teriak maling Ada musang berbulu domba Monopoli menjadi jadi Tangan besi merajalela Data 6 Asik Nggak Asik ( Album Manusia Setengah Dewa 2004 ) Dunia politik penuh dengan intrik Cubit sana cubit sini itu sudah lumrah Seperti orang pacaran Kalau nggak nyubit nggak asik

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 87: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

Lampiran Dunia politik penuh dengan intrik Kilik sana kilik sini itu sudah wajar Seperti orang adu jangkrik Kalau nggak ngilik nggak asik Rakyat nonton jadi supporter Kasih semangat jagoannya Walau tau jagoannya ngibul Walau tau dapur nggak ngebul Dunia politik dunia bintang Dunia hura hura para binatang Berjoget dengan asik Dunia politik punya hukum sendiri Colong sana colong sini atau colong colongan Seperti orang nyolong mangga Kalau nggak nyolong nggak asik Rakyat lugu kena getahnya Buah mangga entah kemana Tinggal biji tinggal kulitnya Tinggal mimpi ambil hikmahnya Dunia politik dunia bintang Dunia pesta pora para binatang Asik nggak asik Dunia politik memang asik nggak asik Kadang asik kadang enggak disitu yang asik (katanya) Seperti orang main catur Kalau nggak ngatur nggak asik Pion bingung nggak bisa mundur Pion pion nggak mungkin kabur Menteri, luncur, kuda dan benteng Galaknya melebihi raja Raja tenang gerak selangkah Sambil menyematkan hadiah

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 88: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

Lampiran Asik nggak asik / Politik Asik nggak asik / Politik

Data 7 17 Juli 1996 (album Manusia Setengah Dewa 2004) Gonjang ganjing gonggongan anjing Anjing herder sampai anjing peking Dar der dor otak digedor Dengan pelor hati di terror Ngeles !... Sas sis sus dengar desas desus Banyak kasus bikin sakit usus Hang heng hong berita bohong Kongkalikong sindikat king kong Cuek aje !... Kwek kwek kwek suara bebek Merem melek denger geledek Dalam benteng diadu gambreng Bandar judi tambah mentereng Untung banyak do’i !... Sengkuni kilik sana sini Kurawa dan Pandawa rugi Dewa dewa kerjanya berpesta Sambil nyogok bangsa manusia Hancur !... Hak asasi hidup disini Tinggal kata tinggal piagam Bukan keki bukan bukan patah hati Busyet dah !... Habis !...

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 89: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

Lampiran Data 8 BUKTIKAN (Album Manusia Setengah Dewa 2004). Kata kata berbisa Mulut mulut berbusa Janji janji bertebaran Seperti biasa dari atas panggung Atas nama bangsa

Buktikan buktikan Itu yang di nanti nanti Buktikan buktikan Kalau hanya omong Burung beo pun bisa

Kita hidup sering terancam Tak ada jaminan keselamatan Kamu ngomong tentang keamanan Tapi makin banyak penggusuran

kita hidup sering terancam Tak ada jaminan keselamatan Kamu ngomong tentang kemakmuran Tapi makin banyak pengangguran

Kata kata berbisa Mulut mulut berbusa Janji janji berhamburan Seolah olah kami ini bodoh Tak mengerti apa apa Seolah olah kami ini anak kecil Yang bisa kau bohongi sesuka hati

Data 9 Kuda Lumping (Album 1991) Kuda lumping nasibnya nungging Mencari makan terpontang panting Aku juga dianggap sinting Sebenarnya siapa yang sinting?

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 90: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

Lampiran Berputar putar dalam lingkaran Menari tak sadarkan diri Mata terpejam mengunyah beling Mempertahankan hidup yang sulit Kuda lumping nasibnya nungging Mencari makan terpontang panting Aku juga dianggap sinting Sebenarnya siapa yang sinting? Mulutnya berbusa Nasibnya berbusa Tradisi berbusa Tradisi amblas Nyanyi Penari bernyanyi Sebelum Tergilas mati Sunyi Hati sang penari Sebab Hidup mereka telah tersisih Berbaju sutra pandai menipu Membabi buta cari mangsa Mulut penipu berbau busuk Mempertahankan hidup yang busuk Para penipu berkeliaran Makan tanah memperkosa fakta Saling menipu sesama penipu Tidak menipu jadinya tertipu Mulutnya berbusa Nasibnya berbusa Tradisi berbusa Tradisi amblas Nyanyi Penipu menyanyiSebelum

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010

Page 91: UNIVERSITAS INDONESIA METAFORA DALAM LAGU …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251418-RB00S200m-Metafora dalam... · universitas indonesia metafora dalam lagu iwan fals yang bertemakan

Lampiran Mereka mati Sunyi Hati sang penipu Sebab Tak bisa menipu diri sendiri Kuda lumping megap megap Pelan pelan ditelan jaman Para penipu tunggu saatmu Kuda lumping menginjak mulutmu Kuda lumping nasibnya nungging Mencari makan terpontang panting Aku juga dianggap sinting Sebenarnya siapa yang sinting? Para penipu berkeliaran Makan tanah memperkosa fakta Saling menipu sesama penipu Tidak menipu jadinya tertipu Kuda lumping megap megap Pelan pelan ditelan jaman Para penipu tunggu saatmu Kuda lumping menginjak mulutmu

 

Metafora dalam lagu..., Siti Aisah, FIB UI, 2010