ulumul quran arin

23
ULUM AL-QURAN Al Quran adalah kalam Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw sebagai petunjuk bagi manusia dan menjadi kitab suci umat islam. Al Quran adalah salah satu dari kitab-kitab Allah yang empat yang diturunkan kepada para Rasul-Nya. Al Quran diturunkan menggunakan bahasa Arab dalam rentang waktu 23 tahun lebih, di dua periode, periode Mekkah dan periode Madinah. Masing-masing periode memiliki kekhususan sendiri. Secara historis, pada waktu turunnya Al Quran masyarakat Arab berada di puncak kesusastraan mereka. Mereka berlomba-lomba menampilkan kemampuan dalam pembuatan syair-syair dan prosa, yang terbaik dari karya mereka digantungkan di Ka’bah sebagai penghormatan kepada pemiliknya. Setiap kali wahyu diturunkan, Nabi Muhammad saw menyampaikannya kepada para sahabat r.a dan menyuruh para penulis wahyu untuk menulisnya. Para sahabatpun langsung menghafalkannya dan mencatatnya di berbagai media. Ada yang menulis di pelepah kurma, kulit kambing, dedaunan dan bebatuan. Ketika Rasulullah saw wafat, Al Quran telah tersusun sebagaimana yang telah kita temui sekarang ini, tetapi belum dalam bentuk mushhaf seperti yang kita saksikan dewasa ini. Al uran disusun dalam bentuk mushhaf pada periode pemerintahan Abu Bakar Al Shiddiq Khalifah pertama atas usulan Umar bin Khatbah yang kemudian menjadi Khalifah Kedua. Rasul pun mengajarkan bacaan Al Quran kepada para sahabat sebagaimana dibacakan oleh malaikat Jibril, juga sekaligus mengajarkan arti dan maksud dari bacaan tersebut,

Upload: lia-damayanti-egc

Post on 20-Jan-2016

49 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bagus

TRANSCRIPT

Page 1: Ulumul Quran Arin

ULUM AL-QURAN

Al Quran adalah kalam Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw

sebagai petunjuk bagi manusia dan menjadi kitab suci umat islam. Al Quran adalah salah

satu dari kitab-kitab Allah yang empat yang diturunkan kepada para Rasul-Nya.

Al Quran diturunkan menggunakan bahasa Arab dalam rentang waktu 23 tahun

lebih, di dua periode, periode Mekkah dan periode Madinah. Masing-masing periode

memiliki kekhususan sendiri. Secara historis, pada waktu turunnya Al Quran masyarakat

Arab berada di puncak kesusastraan mereka. Mereka berlomba-lomba menampilkan

kemampuan dalam pembuatan syair-syair dan prosa, yang terbaik dari karya mereka

digantungkan di Ka’bah sebagai penghormatan kepada pemiliknya.

Setiap kali wahyu diturunkan, Nabi Muhammad saw menyampaikannya kepada

para sahabat r.a dan menyuruh para penulis wahyu untuk menulisnya. Para sahabatpun

langsung menghafalkannya dan mencatatnya di berbagai media. Ada yang menulis di

pelepah kurma, kulit kambing, dedaunan dan bebatuan.

Ketika Rasulullah saw wafat, Al Quran telah tersusun sebagaimana yang telah kita

temui sekarang ini, tetapi belum dalam bentuk mushhaf seperti yang kita saksikan dewasa

ini. Al uran disusun dalam bentuk mushhaf pada periode pemerintahan Abu Bakar Al

Shiddiq Khalifah pertama atas usulan Umar bin Khatbah yang kemudian menjadi Khalifah

Kedua.

Rasul pun mengajarkan bacaan Al Quran kepada para sahabat sebagaimana

dibacakan oleh malaikat Jibril, juga sekaligus mengajarkan arti dan maksud dari bacaan

tersebut, sesuai dengan tugas kerasulan Nabi Muhammad saw. Dari sini dimulai pelajaran

tafsir terhadap Al Quran yang kemudian setelah Rasul wafat disusunlah Ulum al Quran

untuk dijadikan alat dalam memahami al Quran, yang juga disebut dengan Ushul al Tafsir

dan Asas al Tafsir.

Page 2: Ulumul Quran Arin

Pengertian Wahyu

Menurut bahasa Wahyu berasal dari akar kata waw, ha’, ya’ yang berarti menurut

Ibnu Faris pemberitahuan kepada orang lain dengan tersamar dan cepat, baik dengan

isyarat, lisan maupun suara.

Menurut istilah:

Menurut syeikh Muhammad Abduh

Pengetahuan yang didapatkan seseorang pada diri sendiri, disertai keyakinan bahwa

pengetahuan tersebut berasal dari Allah baik melalui perantara atau tidak. Yang

pertama (perantara) bisa melalui suara yang bisa didengar atau tanpa didahului oleh

suara.

Menurut DR. Manna’ Khalil Qathan

Kalamullah yang diturunkan kepada yang terpilih diantara hamba-hambanya yaitu

hidayah yang dikehendakiNya dengan cara yang tersembunyi dan cepat.

Dengan demikian wahyu adalah:

a. Pemberitahuan yang tersembunyi dan cepat

b. Bersumber dari Allah swt

c. Ditujukan kepada orang yang terpilih dari hamba-hamba-Nya, yaitu para Nabi

dan Rasulullah.

d. Wahyu tersebut disampaikan secara langsung dari Allah atau melalui perantara

Malaikat.

Makna wahyu dalam Al-Quran

1. Berarti ilham

2. Berarti bisikkan

3. Berarti insting/gharizah

4. Memberikan isyarat kepada orang lain

5. Berarti penyampaian informasi dari Allah kepada para nabi-Nya.

Page 3: Ulumul Quran Arin

CARA-CARA ALLAH MEWAHYUKAM KALAMNYA KEPADA PARA

NABINYA

Ada tiga cara Allah menyampaikan wahyu-Nya kepada para Nabi dan RasulNya.

Ketiga cara tersebut adalah:

1. Allah memasukkan wahyuNya dengan menghunjamkan atau menghembuskan

kalamNya langsung kedalam hati Nabi, dan Nabi tidak menyangsikan lagi

bahwa sumber dari informasi itu adalah Allah swt.

2. Allah swt berkata langsung tanpa ada tabir atau penghalang kepada NabiNya.

3. Allah mengutus seorang malaikat kemudian malaikat tersebut menyampaikan

wahyu dari Allah kepada para Nabi.

Page 4: Ulumul Quran Arin

SEJARAH TURUNNYA AL-QURAN

Pengertian Al-Quran

Al Quran adalah kalam Allah swt yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw

melalui malaikat Jibril secara berangsur-angsur dalam bahasa Arab. Lafazh-lafazhnya

mengandung mu’jizat dan membacanya bernila ibadah. Dimulai dari surat al Fatihah dan

diakhiri dengan surat Al Nas.

HIKMAH DITURUNKANNYA AL-QURAN BERANGSUR-ANGSUR

1. Agar mudah difahami dengan baik dan dapat diamalkan.

2. Agar dapat dihafal oleh para sahabat nabi saw.

3. Agar dapat mengikuti perkembangan hukum dalam masyarakat mulim(khusunya

bagi yang beranggapan ada asbab al nuzul ayat)

4. Bimbingan dalam tahapan dakwah islam

5. Menunjukkan adanya perkembangan hukum dalam islam (khusunya bagi yang

beranggapan adanya al Nasikh al Mansukh)

6. Agar dapat diikuti oleh kaum lain selain suku Quraish dalam qira-at.

PENULISAN AL-QURAN PADA MASA NABI SAW DAN AL KHULAFAA’

AL RASYIDUN

Penulisan al-Qur’an hanya dilakukan oleh para sahabat yang dipilih oleh Nabi saw

Alkhulafa’ al Rasyidun. Penulisan al Qur’an dilakukan diatas batu, kulit kambing, pelepah

kurma, kulit kayu, dedaunan. Pada masa nabi saw al Qur’an belum terhimpun dalam satu

mushhaf, masih berserakan, tetapi telah tersusun sesuai dengan urutan surat dan ayat seperti

yang ada sekarang. Penulisan atau penghimpunan al Qur’an dimasa nabi saw berarti

menghafalkannya dan menulisnya sekaligus, meskipun belum dalam satu mushhaf. Para

sahabat selalu minta didengar oleh Rasul saw hafalan mereka dan mereka setiap kali belajar

dari Rasul tidah melebihi sepuluh ayat al Qur’an. Mereka belajar bacaannya makna dan

hukum-hukum yang terkandung didalamnya. Penulisan atau penghimpunan al Qur’an

dimasa sahabat ra dilakukan pertama kali pada masa Khalifah Abu Bakar ra, atas prakarsa

dari Umar bin Khatthab ra. Yang melatarbelakangi perlunya penulisan al Qur’an adalah

banyaknya para penghafal al Qur’an yang gugur syahiid dalam peperangan Yarmuk.

Dengan dihimpunnya al Qur’an berdasarkan petunjuk Nabi saw dalam bentuk urutan surat

dan ayat seperti yang ada sekerang, maka al Qur’an lain yang ditulis berdasarkan urutan

turunnya surat dan ayat dimusnahkan. Penulisan atau penghimpunan al Qur’an dimasa

Page 5: Ulumul Quran Arin

sahabat yang kedua adalah pada masa khalifah Utsman bin Affan ra. Keempat Mushhaf al

Qur’an itu dikirim ke Iraq, Mesir, Syam (Syiria), Mekkah, dan Mushhaf al imam.

Nama-nama al-Qur’an

1. Al Qur’an : Surat al Isra’ : 9

2. Al Kitab : Surat al Anbiya’: 10

3. Al Furqan: Surat al Furqan

4. Al Zikru: Surat al Hijr: 9

5. Al Tanzil: Surat al Syu’ara; 196

Sifat-sifat al-Quran

1. Nur (cahaya): Surat Al Nisa’: 174

2. Hudan (petunjuk): Surat Yunus: 57

3. Mubarak (berbarakah): Surat al An’am: 92

4. Mubin (Yang menjelaskan): Surat al Maidah: 15

5. Busyra (kabar gembira): Surat al Baqarah: 97

6. Aziz (Mulia): Surat al Fushilat: 41

7. Majid (Mulia): Surat al Buruj: 21

8. Basyir (Membawa kabar gembira): Surat Fushilat: 3-4

Pengertian Ulum al-Qur’an

Beberapa pengertian Ulum al Qur’an menurut para ulama

1. Menurut al Zarkasyi

Pengetahuan untuk memahami Kitabullah yang diturunkan kepada Nabi

Muhammad saw, dengan menjelaskan makna-maknanya, mengambil/menggali

hukum-hukumnya dan hikmah-hikmahnya.

2. Menurut al Ashfahani

Suatu ilmu yang membahas bagaimana cara mengucapkan lafazh-lafazh al Qur’an

cakupan maknanya hukum-hukum ketika dalam kalimat tunggal dan dalam kalimat

sempurna dan makna-makna yang dikandungnya ketika dalam susunan kalimat

serta segala sesuatu yang menjadi kelengkapan dari itu semua.

Cabang-cabang Ulum al-Qur’an

1. Ilmu bahasa

2. Makkiyah dan Madaniyyah

3. Asbab al Nuzul

Page 6: Ulumul Quran Arin

4. Tarikh al Nuzul

5. Ilmu Rasm al Qur’an

6. Sejarah turun dan pembukuan al Qur’an

7. Tafsir, takwil dan terjemah

Page 7: Ulumul Quran Arin

PERBEDAAN AL-QUR’AN DENGAN

HADITS NABAWIY DAN HADITS QUDSIY

Pengertian al-Qur’an

Menurut bahasa

Kata al Qur’an berasal dari akar kata qaaf, raa’ dan hamzah, yang berarti

bacaan. Al Qur’an adalah kata jadian (masdar) dari dalm wazn yang berarti banyak

dibaca atau selalu dibaca, karena al Qur’an juga berarti al maqru’ yang dibaca.

Dalam al Qur’an disebutkaan dalam surat al Quyamah: 18

Menurut istilah

Kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw melalui

malaikat Jibril, yang dimulai dari surat al Fatihah dan diakhiri dengan surat al Naas.

Hadits Nabawiy

Adalah Segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi saw, baik dalam

perkataan, perbuatan, ketetapan atau sifat.

Hadits Qudsiy

Adalah Segala sesuatu yang rasul saw riwayatkan, disandarkan kepada Allah

swt. Artinya Rasul saw meriwayatkannya bahwa hal tersebut berasal dari Allah,

atau bahwa isinya dari Allah sedangkan redaksinya dari Rasul.

Adapun perbedaan antara al Qur’an dan Hadits nabawiy dan Qudsiy adalah:

1. Bahwa al Qur’an wahyu ilahi yang diturunkan kepada Rasulullah dengan lafazh-

lafazh dari Allah swt yang mengandung mukjizat hingga hari kiamat dan orang

Arab tidak sanggup membuat semisalnya meskipun hanya sepuluh ayat saja.

2. Al Qur’an al karim hanya dinisbatkan kepada Allah saja, yaitu Allah

berfirman……

Hadits Qudsiy, Disamping dinisbatkan kepada Nabi saw, juga kepada Allag dari

segi isinya seperti pada hadits Qudsiy.

3. Al Qur’an al karim seluruhnya diturunkan kepada Rasul saw dengan tawatur

(diriwayatkan oleh orang banyak) dan ia merupakan qat’iyatul tsubut.

4. Al Qur’an al karim berasal dari allah baik secara lafazh maupun makna.

Sedangkan Hadits qudsiy maknanya dari Allah dan lafazhnya dari Nabi sendiri,

dan hadits Nabawiy lafazh dan makna dari nabi saw.

Page 8: Ulumul Quran Arin

5. Al Qur’an al karim, membacanya bernilai ibadah dan dibaca dalam shalat,

sedangkan hadits qudsiy dan nabawiy tidak bernilai ibadah dan tidak boleh

dibaca dalam shalat.

Perbedaan mushhaf

- Abu Bakar : hanya dilakukan satu ekspla, mushhaf dimasa Abu Bakar

memuat seluruh logat bahasa yang ada Safa’tu a’ruf (tujuh bahasa), dalam

mushhaf Abu Bakar bentuk penulisan hurufnya beragam/bervariasi menurut

penulis wahyu.

- Utsman : dilakukan empat ekspla, hanya memuat satu logat bahasa yaitu,

suku Quraish, dan dikumpulkan dalam satu dalam bentuk al Rasmu al

Utsmany.

Page 9: Ulumul Quran Arin

AL RASMU AL USMANY

Yang dimaksud dengan al Rasmu al Utsmany adalah suatu mushaf al Quran yang

metode penulisan huruf-hurufnya sesuai dengan penulisan mushhaf di masa khalifah

Utsman bin Affan.

Para Ulama’ berbeda pendapat dalam hukum keharusan mengikuti metode

penulisan ayat-ayat al Quran pada masa khalifah Utsman tersebut.

1. Keharusan mengikuti penulisan al Rasmu al Utsmany, dengan dalil:

- Bersifat tauqifiy (berasal dari Rasul sa) sebagaimana dalam sebuah hadits

bahwa rasul saw mengajari sahabat Mu’awiyah 9saalah seorang penulis

wahyu) cara menuliskan huruf-huruf dalam ayat al Quran.

- Tulisan tersebut merupakan mukjizat sebagaimana adanya mukjizat pada al

Quran, baik penambahan maupun pengurangan huruf dalam suatu

mengandung makna yang tersembunyi dan mendalam.

- Perintah khalifah Utsman kepada para penyalin al Quran, bila terjadi

perbedaan pendapat antara Zaid bin Tsabit (penulis wahyu) dengan suku

Quraish, maka hendaklah mengikuti pendapat suku Quraish, karena al Quran

diturunkan dalam bahasa mereka.

2. Al rasmu al Utsmany bukanlah bersifat tauqify (berasal dari ketetapan Rasul

saw), akan tetapi merupakan suatu metode yang direstui oleh Khalifah Utsman,

yang dapat diterima oleh masyarakat luas. Maka wajib hukumnya mengikutinya

dan tidak boleh melanggarnya. Pendapat ini diikuti oleh sebagian besar Ulama’

seperti Imam Malik r.a.

3. Al Rasmu al Utsmany hanyalah sebuah cara (metode) disuatu masa tertentu.

Oleh karenanya tidak ada larangan adanya perbedaan penulisan al Quran dengan

al Rasmu al Utsmany yaitu menggunakan metode I m I a k yang dipakai luas

dalam masyarakat. Sebab tidak ada ketentuan khusus baik dari al Quran maupun

hadits, dan juga untuk memperoleh kemudahan dalam membacanya yang tidak

ada perbedaan penulisan sebagaimana yang telah mereka ketahui sebelumnya.

Pendapat yang lebih dapat diterima adalah pendapat yang kedua sebab:

- Untuk memelihara sejarah keaslian al Qur’an

- Setiap masa, penulisan akan mengalami perkembangan atau perubahan,

maka untuk mencegah tidak adanya perubahan dalam penulisan al Qur’an

yang berakibat akan terjadi pula perubahan isi al Qur’an.

Mushaf Utsman ditulis dengan kaidah-kaidah tertentu, para ulama

meringkas kaidah-kaidah itu menjadi enam istilah yaitu:

a. Al-Hadzt (membuang, menghilangkan atau meniadakan huruf).

Page 10: Ulumul Quran Arin

b. Al-Jiyadah (penambahan)

c. Al-Hamzah

d. Badal (penggantian)

e. Washal dan Fashl (penyambungan atau pemisahan)

f. Kata yang dapat dibaca dua bunyi.

Kaitan Rasm Al-Quran dengan Qira’at

Sebagaimana telah dijelaskan bahwa keberadaan mushaf Utsmani yang tidak

berharakat dan bertitik ternyata masih membuka peluang untuk membacanya dengan

berbagai qira’at (cara membaca Al-Quran). Hal itu dibuktikan dengan masih terdapatnya

keragaman cara membaca Al-Quran walaupun setelah muncul mushaf Utsmani,seperti

qira’ah tujuh, qira’ah sepuluh, dan qira’ah empat belas. Kenyataan itulah yang mengilhami

Ibn Mujahid (859-935) untuk melakukan penyeragaman cara membaca Al-Quran dengan

tujuh cara saja (qira’ah sab’ah). Tentu bukan ia saja yang amat berkepentingan dengan

langkah penyeragaman teks ini, umpamanya Malik bin Anas (w.795), Ulama besar

Madinah dan pendiri madzhab Maliki. Ia dengan tegas menyatakan bahwa shalat yang

dilaksanakan menurut bacaan Ibn Mas’ud adalah tidak sah.

Page 11: Ulumul Quran Arin

MAKKIYAH DAN MADANIYYAH

Pengertian Makkiyah dan Madaniyyah

a. Dari perspektif masa turun: “Makkiyah adalah ayat-ayat yang turun sebelum

Rasulullah hijrah ke Madinah, kendatipun bukan turun di Mekah. Adapun

Madaniyyah adalah ayat-ayat yang turun sesudah Rasulullah hijrah ke Madinah,

kendatipun bukan turun di Madinah. Ayat-ayat yang turun setalah peristiwa hijrah

tersebut Madaniyyah walaupun turun di Mekah atau Arafah.”

b. Dari perspektif tempat turun: “Makkiyah adalah ayat-ayat yang turun di Mekah dan

sekitarnya seperti Mina,Arafah, dan Hudaibiyyah. Adapun Madaniyyah adalah ayat-

ayat yang turun di Madinah dan sekitarnya, seperti Uhud,Quba’, dan Sul’a.”

c. Dari perspektif objek pembicaraan: “Makkiyah adalah ayat-ayat yang menjadi kitab

bagi orang-orang Mekah, sedangkan Madaniyyah adalah ayat-ayat yang menjadi

khitab bagi orang-orang Madinah.

Sebutan-Sebutan Makkiyah dan Madaniyyah

1. Hadari Safari yaitu ayat yang turun diperjalanan ketika nabi pergi haji.

2. Nahari Laili yaitu siang dan malam.

3. Sofi’I Sita’I yaitu panas dan dingin.

4. Firasyi dan Naumi yaitu sebelum tidur masih didalam kamar.

5. Ardhi Samai yaitu ketika berada dibumi dan dilangit.

6. Musyian dan Mufkradat yaitu bersama-sama dan satu-satu.

Cara-Cara Mengetahui Makkiyah dan Madaniyyah

a. Pendekatan Transmisi (Periwayatan)

b. Pendekatan Analogi (Qiyas)

Ciri-Ciri Makkiyah dan Madaniyyah

a. Makkiyah

1. Di dalamnya terdapat ayat sajdah

2. Ayat-ayatnya dimulai dengan kata kalla

3. Dimulai dengan ungkapan “ya ayyuha an-nas”

4. Ayat-ayatnya mengandung tema kisah para nabi dan umat-umat terdahulu

Page 12: Ulumul Quran Arin

5. Ayat-ayatnya berbicara tentang kisah Nabi Adam dan iblis, kecuali surat Al-

Baqarah:2

6. Ayat-ayatnya dimulai dengan huruf-huruf terpotong-potong dan pendek-

pendek.

b. Madaniyyah

1. Mengandung ketentuan-ketentuan fara’id dan had

2. Mengandung sindiran-sindiran terhadap kaum munafik, kecuali surat Al-

Ankabut:29

3. Mengandung uraian tentang perdebatan dengan Ahli Kitabin

4. Dimulai dengan ungkapan “ya ayyuha ladzi”

5. Ayat-ayatnya panjang-panjang

6. Memuat tentang syariat, hukum-hukum, warisan, dan keutamaan berjihad.

Manfaat Mengetahui Makkiyah dan Madaniyyah

1. Alat bantu memahami dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Quran member

pertolongan.

2. Pedoman bagi langkah-langkah dakwah.

3. Mengetahui ayat-ayat yang berkaitan dengan akidah dan syariah dan dapat

merasakan susunan-susunan akidah dan syariah.

4. Dapat mengetahui perilaku (kaum).

5. Dapat memgetahui gaya bahasa dalam Al-Quran.

Page 13: Ulumul Quran Arin

MUNASABAH AL-QURAN

Pengertian Munasabah

a. Secara etimologi (bahasa): Al-musyakalah (keserupaan) dan Al-muqarabah

(kedekatan). Jadi munasabah adalah hubungan antara ayat yang akan ditafsirin

dengan ayat yang sebelumnya dan sesudahnya (kolerasi) atau hubungan ayat

sebelum dan sesudahnya. Contoh: surat Al Fatihah dan Al-Baqarah.

b. Secara terminology (istilah):

1. Menurut Az-Zarkasyi: “Munasabah adalah suatu hal yang dapat dipahami.

Tatkala dihadapkan pada akal, pasti akal itu akan menerimanya.”

2. Menurut Manna’ Al-Qaththan: “Munasabah adalah sisi keterikatan antara

beberapa ungkapan didalam satu ayat atau antarayat pada beberapa ayat, atau

antarsurat (didalam Al-Quran).

3. Menurut Ibn Al-‘Arabi: “Munasabah adalah keterikatan ayat-ayat Al-Quran

sehingga seolah-olah merupakan satu ungkapan yang mempunyai kesatuan

makna dan keteraturan redaksi. Munasabah merupakan ilmu yang sangat

agung.”

4. Menurut Al-Biqa’i: “Munasabah adalah suatu ilmu yang mencoba mengetahui

alasan-alasan dibalik susunan atau urutan bagian-bagian Al-Quran baim ayat

dengan ayat atau surat dengan surat.”

Macam-Macam Munasabah

a. Munasabah antarsurat dengan surat sebelumnya.

b. Munasabah antarsatu ayat sebelum dan sesudah.

c. Munasabah antarpembuka dan penutup dalam satu surat.

d. Munasabah antarpenutup dan pembuka surat sesudahnya.

e. Munasabah antarsuatu kelompok ayat dan kelompok ayat disampingnya.

f. Munasabah antarnama surat dan tujuan turunnya.

g. Munasabah antarbagian suatu ayat.

h. Munasabah antarayat yang letaknya berdampingan.

i. Munasabah antarFashilah (Pemisah) dan isi ayat.

Cara Mengetahui Munasabah

a. Harus diperhatikan tujuan pembahasan suatu surat yang menjadi objek

pencarian.

Page 14: Ulumul Quran Arin

b. Memerhatikan uraian ayat-ayat yang sesuai dengan tujuan yang dibahas

dalam surat.

c. Menentukan tingkatan uraian-uraian itu, apakah ada hubungannya atau

tidak.

d. Dalam mengambil kesimpulannya, hendaknya memerhatikan ungkapan-

ungkapan bahasannya dengan benar dan tidak berlebihan.

Manfaat Mempelajari Munasabah

1. Mengetahui luasnya cakupan makna Al-Quran baik kata, kalimat

maupun surat.

2. Mengetahui kemukjizatan Al-Quran yang sangat menyentuh dan

mendalam.

3. Kokohnya susunan ayat-ayat Al-Quran.

4. Mengetahui kerapian-kerapian sistematika ayat dan surat Al-Quran.

5. Mengetahui keindahan susunan kata atau kalimat dalam Al-Quran.

Page 15: Ulumul Quran Arin

ASBAB AN-NUZUL

Pengertian Asbab An-Nuzul

Ungkapan Asbab An-Nuzul merupakan bentuk idhafah dari kata ‘asbab” dan

“nuzul”. Secara etimologi, asbab An-Nuzul adalah sebab-sebab yang melatarbelakangi

terjadinya sesuatu.

Sedangkan secara terminologi menurut para ulama yaitu:

a. Menurut Az-Zarqani: “Asbab An-Nuzul adalah khusus atau sesuatu yang terjadi

serta ada hubungannya dengan turunnya ayat Al-Quran sebagai penjelas hukum

pada saat peristiwa itu terjadi.”

b. Menurut Ash-Shabuni: “Asbab An-Nuzul adalah peristiwa atau kejadian yang

menyebabkan turunnya satu atau beberapa ayat mulia yang berhubungan dengan

peristiwa dan kejadian tersebut, baik berupa pertanyaan yang diajukan kepada

Nabi atau kejadian yang berkaitan dengan urusan agama.”

c. Menurut Shubhi Shalih: “Asbab an-Nuzul adalah sesuatu yang menjadi sebab

turunnya satu atau beberapa ayat Al-Quran.”

d. Menurut Manna’ As-Qathathan: “Asbab An-Nuzul adalah peristiwa-peristiwa

yang menyebabkan turunnya As-Quran berkenaan dengannya waktu peristiwa

itu terjadi, baik berupa satu kejadian atau berupa pertanyaan yang diajukan

kepada Nabi.”

Macam-macam Asbab An-Nuzul

a. Dilihat dari sudut pandang redaksi-redaksi yang dipergunakan dalam

Riwayat Asbab An-Nuzul

1. Sharih (jelas)

2. Muhtamilah (kemungkinan)

b. Dilihat dari sudut pandang berbilangnya Asbab An-Nuzul untuk Satu ayat

atau berbilangnya Ayat untuk satu Asbab An-Nuzul

1. berbilangnya Asbab An-Nuzul untuk satu ayat

2. variasi ayat untuk Satu sebab

Cara Mengetahui Riwayat Asbab An-Nuzul

Asbab An-Nuzul adalah peristiwa yang terjadi pada zaman Rasulullah SAW. Oleh

karena itu, tidak boleh ada jalan lain untuk mengetahuinya selain berdasarkan periwayatan

(pentransmisian) yang benar dari orang-orang yang melihat dan mendengar langsung

tentang turunnya ayat Al-Quran. Riwayat sohib yang berasal dari sahabat (sahabat yang

Page 16: Ulumul Quran Arin

menyaksikan turunnya Al-Quran), diketahui dari hadits Rasul, dan ayat yang diturunkan

harus bersamaan dengan kasus atau pertanyaan yang diajukan sebagai jawaban atas

permasalah yang timbul.

Manfaat Asbab An-Nuzul

a. Membantu dalam memahami sekaligus mengatasi ketidakpastian dalam menangkap

pesan ayat-ayat Al-Quran.

b. Mengetahui hikmah penetapan hukum-hukum yang berkaitan dengan Asbab An-

Nuzul guna kemaslahtan umat.

c. Untuk mengetahui identifikasi kepada siapa ayat itu diturunkan.

d. Untuk mengetahui adanya takhsis (pengkhususan) terhadap suatu ketentuan hukum.

e. Mengatasi keraguan ayat yang diduga mengandung pengertian umum.

f. Memudahkan untuk menghapal dan memahami ayat, serta untuk memantapkan

wahyu kedalam hati orang yang mendengarnya.

Page 17: Ulumul Quran Arin

TUGAS ULUMUL QURAN

RESUME

Disusun Oleh:

Nama: Arini Rahayu

NIM: 13350012

DOSEN PEMBIMBING:

DRS.H.MOH. ISA ANSHARY

IAIN RADEN FATAH

PALEMBANG

FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM

PSIKOLOGI ISLAM

2013/2014

Page 18: Ulumul Quran Arin