ulum al quran

48
Asbabbun Nuzul Ulumul Quran dan Perkembangannya Posted on Maret 29, 2007 | Tinggalkan Komentar Ulumul Quran dan Perkembangannya Al-qur anul Karim adalah mu jizat Islam yang kekal dan mukjizatnya selalu diperkuat oleh kemajuan ilmu pengetahuan. Ia diturunkan Allah kepada Rasulullah SAW untuk mengeluarkan manusia dari suasana yang gelap menuju yang terang, serta membimbing mereka kejalan yang lurus. Rasulullah SAW menyampaikan wahyu itu kepada para sahabatnya-orang-orang arab asli- sehingga mereka dapat memahaminya berdasarkan naluri mereka. Apa bila mereka mengalami ketidak jelasan dalam memahami suatu ayat, mereka menanyakannya kepada Rasulullah SAW . Bukhari dan Muslim serta yang lainnya meriwayatkan, dari Ibnu mas ud, dengan menyatakan : Ketika ayat ini diturunkan, Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman( Al-An am:82 ), banyak orang yang merasa resah. Lalu mereka bertanya kepada Rasulullah SAW , ya Rasulullah siapkah diantara kita yang tidak berbuat kedzaliman terhadap dirinya ? Nabi menjawab : kedzaliman disini bukan seperti yang kamu pahami. Tidakkah kamu pernah mendengar apa yang dikatakan oleh seorang hamba Allah yang saleh sesunnguhnya kemuysrikan adalah benar-

Upload: hasmah-ismail

Post on 24-Oct-2015

51 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ulum Al Quran

Asbabbun   Nuzul   →

Ulumul Quran dan PerkembangannyaPosted on Maret 29, 2007 | Tinggalkan Komentar

Ulumul Quran dan Perkembangannya

Al-qur’anul Karim adalah mu’jizat Islam yang kekal dan

mukjizatnya selalu diperkuat oleh kemajuan ilmu

pengetahuan. Ia diturunkan Allah kepada Rasulullah SAW

untuk mengeluarkan manusia dari suasana yang gelap

menuju yang terang, serta membimbing mereka kejalan

yang lurus. Rasulullah SAW menyampaikan wahyu itu

kepada para sahabatnya-orang-orang arab asli- sehingga

mereka dapat memahaminya berdasarkan naluri mereka.

Apa bila mereka mengalami ketidak jelasan dalam

memahami suatu ayat, mereka menanyakannya kepada

Rasulullah SAW .

Bukhari dan Muslim serta yang lainnya meriwayatkan,

dari Ibnu mas’ud, dengan menyatakan : “Ketika ayat ini

diturunkan, Orang-orang yang beriman dan tidak

mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman”

( Al-An’am:82 ), banyak orang yang merasa resah. Lalu

mereka bertanya kepada Rasulullah SAW , ya Rasulullah

siapkah diantara kita yang tidak berbuat kedzaliman

terhadap dirinya ? Nabi menjawab : kedzaliman disini

bukan seperti yang kamu pahami. Tidakkah kamu pernah

mendengar apa yang dikatakan oleh seorang hamba

Allah yang saleh sesunnguhnya kemuysrikan adalah

benar-benar kedzaliman yang besar ( Luqman : 13 ) jadi

Page 2: Ulum Al Quran

yang dimaksud kedzaliman disini adalah kemusyrikan.”

Rasulullah SAW menafsirkan kepada mereka beberapa

ayat seperti yang diriwayatkan oleh muslim dan yang

lain, yang bersumber dari Uqbah bin Amir ia berkata : ”

aku pernah mendengar Rasulullah SAW berkata diatas

mimbar, “dan siapkan untuk menghadapi mereka

kekuatan yang kamu sanggupi (Anfal :60 ), ingatlah

bahwa kekuatan disini adalah memanah”

Para sahabat sangat antusias untuk menerima qur’an

dari Rasulullah SAW menghafalnya da memahaminya. Hal

itu merupakan siatu kehormatan bagi mereka. Dikatakan

oleh Anas Ra ” seseorang diantara kami bila telah

membaca surah Baqarah dan Ali Imran orang itu menjadi

besar menurrt pandangan kami.” Begitu juga mereka

selalu berusaha mengamalkan qur’an dan memahami

hukum-hukumnya.

Diriwayatkan dari Abu Abdurrrahman as-sulami, ia

mengatakan : ” mereka yang membacakan qur’an

kepada kami, seperti Ustman bin Affan dan Abdullah bin

Mas’ud serta yang lain menceritakan, bahwa mereka bila

belajar dari Nabi sepuluh ayat mereka tidak

melanjutkannya, sebelum mengamalkan ilmu dan amal

yang ada didalamnya, mereka berkata ‘kami mempelajari

qur’an berikut ilmu dan amalnya sekaligus.’”

Rasulullah SAW tidak mengizinkan meraka menuliskan

sesuatu dari dia selain qur’an, karena kuatir qur’an akan

bercampur dengan yang lain.

Page 3: Ulum Al Quran

“Muslim meriwayatkan dari Abu Saad al- Khudri, bahwa

Rasulullah SAW berkata: janganlah kamu tulis dari aku;

barang siapa menuliskan aku selain qur’an, hendaklah

dihapus. Dan ceritakan apa yang dariku, dan itu tiada

halangan baginya, dan barang siapa sengaja berdusta

atas namaku, ia akan menempati tempatnya di api

neraka.”

Sekalipun sesudah itu Rasulullah SAW mengizinkan

kepada sebagian sahabat untuk menulis hadits, tetapi hal

yang berhubungan dengan qur’an tetap didasarkan

kepada riwayat yang melalui petunjuk di zaman

Rasulullah SAW , dimasa kekhalifhan Abu Bakar dan Umar

Ra.

Kemudian datang masa kekahalifahan Usman Ra, dan

keadaan menghendaki-seperti yang akan kami jelaskan

nanti -untuk menyatukan kaum muslimin pada satu

mushaf, dan hal itupun terlaksana. Mushaf itu disebut

mushaf Imam. Salinan-salinan mushaf ini juga dikirimkan

ke beberapa propinsi. Penulisan mushaf tersebut

dinamakan ar-Rosmul ‘Usmani yaitu dinisbahkan kepada

Usman, dan ini dianggap sebagai permulaan dari ilmu

Rasmil Qur’an.

Kamudian datang masa kekalifahan Ali Ra, dan atas

perintahnya Abu ‘aswad Ad-Du’ali meletakkan kaidah-

kaidah nahwu, cara pengucapan yang tepat dan baku

dan memberikan ketentuan harakat pada qur’an. Ini juga

disebut sebagai permulaan Ilmu I’rabil Qur’an.

Page 4: Ulum Al Quran

Para sahabat senantiasa melanjutkan usaha mereka

dalam menyampaikan makna-makna al-qur’an dan

penafsiran ayat-ayat yang berbeda diantara mereka,

sesuai dengan kemampuan mereka yang berbeda-beda

dalam memahami dan karena adanya perbedaan lama

dan tidaknya mereka hidup bersama Rasulullah SAW , hal

demikian diteruskan oleh murid-murid mereka , yaitu

para tabi’in.

Diantara para Mufasir yang termashur dari para sahabat

adalah: empat orang khalifah, kemudian Ibnu Masud,

Ibnu Abbas, Ubai bin Kaab, Zaid bin sabit, Abu Musa al-

Asy’ari dan Abdullah bin Zubair.

Banyak riwayat mengenai tafsir yang diambil dari

Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Masud dan Ubai bin

Kaab, dan apa yang diriwayatkan dari mereka tidak

berarti merupakan sudah tafsir Quran yang sempurna.

Tetapi terbatas hanya pada makna beberapa ayat

dengan penafsiran apa yang masih samar dan penjelasan

apa yang masih global. Mengenai para tabi’in, diantara

mereka ada satu kelompok terkenal yang mengambil

ilmu ini dari para sahabat disamping mereka sendiri

bersungguh-sungguh atau melakukan ijtihad dalam

menafsirkan ayat.

Diantara murid Ibnu Abbas dimekah ya ng terkenal ialah,

Sa’id bin Jubair, Mujahid, ‘iKrimah bekas sahaya ( maula )

Ibnu Abbas, Tawus bin kisan al Yamani dan ‘Ata’ bin abu

Rabah.

Page 5: Ulum Al Quran

Dan terkenal pula diantara murid-murid Ubai bin Kaab, di

madinah, Zaid bin Aslam, abul Aliyah, dan Muhammad

bin Ka’b al Qurazi.

Dari murid-murid Abdullah bin Masud di Iraq yang

terkenal ‘Alqamah bin Qais, Masruq al Aswad bin Yazid,

‘Amir as Sya’bi, Hasan Al Basyri dan Qatadah bin Di’amah

as Sadusi.

Ibnu Timiyah berkata; “Adapun mengenai ilmu tafsir,

orang yang peling tahu adalah penduduk mekkah, karena

mereka sahabat Ibnu Abbas, seperti Mujahid, ‘Ata’ bin Abi

Rabah, Ikrimah Maula Ibn Abbas dan para sahabat Ibn

Abbas lainnya, seperti Tawu, Abusyi Sya’sa’ Said bin

Jubair dan lainnya. Begitu juga penduduk Kuffah dari

sahabat-sahabat Ibnu Masud, dan mereka itu mempunyai

kelebihan dari ilmu tafsir yang lain. Ulama’ penduduk

medinah dalam ilmu tafsir diantaranya ialah, Zubair bin

Aslam, Malik dan anaknya, Abdurrahman serta Abdullah

bin Wahb, mereka berguru kepadanya.” .

Dan yang diriwayatkan mereka itu semua meliputi ilmu

tafsir, ilmu Gharibil Qur’an, ilmu Asbabun Nuzul, ilmu

Wakki Wal madani dan imu Nasikh dan Mansukh, tetapi

semua ini tetap didasarkan pada riwayat dengan cara

didiktekan.

Pada abad kedua hijri tiba masa pembukuan ( tadwin )

yang dumulai dengan pembukuan hadist denga segala

babnya yang bermacam-macam, dan itu juga

menyangkut hal yang berhubungan denag tafsir. Maka

Page 6: Ulum Al Quran

sebagian ulama membukuka tafsir Qur’an yang

diriwayatkan dari Rasulullah SAW dari para sahabat

ataudari para tabi’in.

Diantara mereka yang terkenal adalah, Yazid bin Harun

as Sulami, ( wafat 117 H ), Syu’bah bin Hajjaj ( wafat 160

H ), Waqi’ bin Jarrah ( wafat 197 H ), Sufyan bin ‘uyainah (

wafat 198 H), dan Aburrazaq bin Hammam ( wafat 112

H ).

Mereka semua adalah para ahli hadis. Sedang tafsir yang

mereka susun merupakan salah satu bagiannya. Namum

tafsir mereka yang tertulis tidak ada yang sampai

ketangan kita.

Kemudian langkah mereka itu diikuti oleh para ulama’.

Mereka menyusun tafsir Qur’an yang lebih sempurna

berdasarkan susunan ayat. Dan yang terkenal diantara

mereka ada Ibn Jarir at Tabari ( wafat 310 H ).

Demikianlah tafsir pada mulanya dinukil ( dipindahkan )

melalui penerimaan ( dari muluit kemulut ) dari riwayat,

kemudian dibukukan sebagai salah satu bagian hadis,

selanjutnya ditulis secara bebas dan mandiri. Maka

berlangsunglah proses kelahiran at Tafsir bil Ma’sur

( berdasarkan riwayat ), lalu diikuti oleh at Tafsir bir Ra’yi

( berdasarkan penalaran ).

Disamping ilmu tafsir lahir pula karangan yang berdiri

sendiri mengenai pokok-pokok pembahasan tertentu

yang berhubungan dengan quran, dan hal ini sangat

diperlukan oleh seorang mufasir.

Page 7: Ulum Al Quran

Ali bin al Madini ( wafat 234 H ) guru Bukhari, menyusun

karangannya mengenai asbabun nuzul, Abu ‘Ubaid al

Qasim bin Salam ( wafat 224 H ) menulis tentang Nasikh

Mansukh dan qira’at.

Ibn Qutaibah ( wafat 276 H ) menyusun tentang

problematika Quran ( musykilatul quran ).

Mereka semua termasuk ulama abad ketiga Hijri.

Muhammad bin Khalaf bin Marzaban ( wafat 309 H )

menyusun al- Hawi fa ‘Ulumil Qur’an.

Abu muhammad bin Qasim al Anbari ( wafat 751 H ) juga

menulis tentamh ilmu-ilmu qur’an.

Abu Bakar As Sijistani ( wafat 330 H ) menyusun Garibul

Qur’an.

Muhammad bin Ali bin al-Adfawi ( wafat 388 H )

menyusun al Istigna’ fi ‘Ulumil Qur’an.

Mereka ini adalah ulama-ulama abad keempat Hijri.

Kemudian kegiatan karang mengarang dalam hal ilmu-

ilmu qur’an tetap berlangsung sesudah itu.

Abu Bakar al Baqalani ( wafat 403 H ) menyusun I’jazul

Qur’an, dan Ali bin Ibrahim bin Sa’id al Hufi ( wafat 430

H )menulis mengenai I’rabul Qur’an. Al Mawardi ( wafat

450 H ) menegenai tamsil-tamsil dalam Qur’an ( ‘Amsalul

Qur’an ). Al Izz bin Abdussalam ( wafat 660 H ) tentang

majaz dalam Qur’an.’alamuddin Askhawi ( wafat 643 H )

menulis mengenai ilmu Qira’at ( cara membaca Qur’an )

dan Aqsamul Qur’an. Setiap penulis dalam karangannya

itu menulis bidang dan pembahasan tertentu yang

Page 8: Ulum Al Quran

berhubungan dengan ilmu-ilmu qur’an.

Sedang pengumpulan hasil pembahasan dan bidang-

bidang tersebut mengenai ilmu-ilmu Quran semua atau

sebagian besarnya dalam satu karangan, maka syaikh

Muhammada ‘Abdul ‘azim az-Zarqani menyebutkan

didalam kitabnya Manahilul Irfan fi Ulumil Qur’an bahwa

ia telah menemukan didalam perpustakaan Mesir sebuah

kitab yang ditulis oleh Ali bin Ibrahim bin Sa’id yang

terkenal dengan Al-Hufi, judulnya al- Burhan fi ‘Ulumil

Qur’an yang terdiri atas tiga puluh jilid. Dari ketiga puluh

jilid itu terdapat lima belas jilid yang tidak berurutan dan

tidak tersusun. Pengarang membicarakan ayat-ayat

Qur’an menurut tertib mushaf, dia membicarakan ilmu-

ilmu Qur’an yang dikandung ayat itu secara tersendiri.

Masing-masing diberi judul sendiri pula. Dan judul yang

umum disebutkan dalam ayat, dengan menuliskan al

Qaul fi Qaulihi ‘Azza wajalla ( pendapat mengenai firman

Allah Azza wa jalla ), lalu disebutnya ayat itu, kemudian

dibawah judul itu dicantumkan al Qaul fil I’rab ( pendapat

mengenai morfologi ) dibagian ini ia membicarakan ayat

dari segi nahwu dan bahasa. Selanjutnya Al Qaul fil Ma’na

wat Tafsir ( pendapat mengenai makna dan tafsirannya )

disini ia jelaskan ayat itu berdasarkan riwayat ( hadis )

dan penalaran. Setelah itu al Qaul fil Waqfi wat Tamam

( pendapat mengenai tanda berhenti dabn tidak) disini ia

menjelaskan mengenai waqf ( berhenti ) yang

diperbolehkan dan yang tidak. Terkadang qira’at

Page 9: Ulum Al Quran

diletakkan dalam judul tersendiri. Yang disebutnya

dengan al Qaul fil Qira’at ( pendapat mengenai qira’at )

terkadang ia berbicara tentang hukum-hukum yang

diambil dari ayat ketika ayat itu dibacakan.

Dengan metode seperti ini, al Hufi dianggap sebagai

orang pertama yang membukukan ‘Ulumul Qur’an, ilmu-

ilmu Qur’an, meskipun pmebukuannya memakai cara

tertentu seperti yang disebutka tadi. Ia wafat pada tahun

330 H.

Kemudian Ibnul Jauzi ( wafat 597 H ) mengikutinya denga

menulis sebuah kitab berjudul fununul Afnan fi ‘Aja’ibi

‘ulumil Qur’an.

Lalu tampil Badruddin az-Zarkasyi ( wafat 794 H ) menulis

sebuah kitab lengkap dengan judul Al-Burhan fii

ulumilQur`an .

Jalaluddin Al-Balqini (wafat 824 H) memberikan beberapa

tambahan atas Al-Burhan di dalam kitabnya Mawaaqi`ul

u`luum min mawaaqi`innujuum. Jalaluddin As-Suyuti

( wafat 911 H ) juga kemudian menyusun sebuah kitab

yang terkenal Al-Itqaan fii u`luumil qur`an.

Kepustakaan ilmu-ilmu Quran pada masa kebamgkitan

modern tidaklah lebih kecil dari pada nasib ilmu-ilmu

yang lain.Orang-orang yang menghubungkan diri dengan

gerakan pemikiran Islam telah mengambil langkah yang

positif dalam mmembahas kandungan Qur`an dengan

metode baru pula,seperti kitab i`jaazul quran yang ditulis

oleh Musthafa Shadiq Ar-Rafi`i, kitab At-Tashwirul fanni

Page 10: Ulum Al Quran

fiil qu`an dan masyaahidul qiyaamah fil qur`an oleh

Sayyid Qutb, tarjamatul qur`an oleh syaikh Muhammad

Musthafa Al-Maraghi yang salah satu pembahasannya

ditulis oleh Muhibuddin al-hatib, masalatu tarjamatil

qur`an Musthafa Sabri, An-naba`ul adziim oleh DR

Muhammad Abdullah Daraz dan muqaddimah tafsir

Mahaasilu ta`wil oleh Jamaluddin Al-qasimi.

Syaikh Thahir Al-jazaairy menyusun sebuah kitab dengan

judul At-tibyaan fii u`luumil qur`an. Syaikh Muhammad Ali

Salamah menulis pula Manhajul furqan fii u`luumil qur`an

yang berisi pembahasan yang sudah ditentukan untuk

fakultas ushuluddin di Mesir dengan spesialisasi da`wah

dan bimbingan masyarakat dan diikuti oleh muridnya,

Muhammad Abdul a`dzim az-zarqani yang menyusun

manaahilul i`rfaan fii u`lumil qur`an. Kemudian Syaikh

Ahmad Ali menulis muzakkiraat u`lumil qur`an yang

disampaikan kepada mahasiswanya di fakultas

ushuluddin jurusan dakwah dan bumbingan masyarakan.

Akhirnya muncul mahaabisu fii u`lumil qur`an oleh DR

Subhi As-Shalih.Juga ustadz Ahmad Muhammad Jamal

menulis beberapa studi sekitar masalah “ma`idah” dalam

Qur`an.

Pembahasan tersebut dikenal dengan sebutan u`luumul

qur`an, dan kata ini kini telah menjadi istilah atau nama

khusus bagi ilmu-ilmu tersebut.

Kata u`lum jamak dari kata i`lmu.i`lmu berarti al-fahmu

wal idraak (faham dan menguasai).Kemudian arti kata ini

Page 11: Ulum Al Quran

berubah menjadi masalah-masalah yang beraneka ragam

yang disusun secara ilmiah.

Jadi, yang dimaksud dengan u`luumul qu`ran ialah ilmu

yang membahas masalah-masalah yang berhubungan

dengan Al-Quran dari segi asbaabu nuzuul.”sebab-sebab

turunnya al-qur`an”,pengumpulan dan penertiban

Qur`an.pengetahuan tentang surah-surah Mekah dan

Madinah,An-Nasikh wal mansukh, Al-Muhkam wal

Mutasyaabih dan lain sebagainya yang berhubungan

dengan Qur`an terkadang ilmu dinamakan juga ushuulu

ttafsir (dasar-dasar tafsir) karena yang dibahas berkaitan

dengan beberapa masalah yang harus diketahui oleh

seorang Mufassir sebagai sandaran dalam menafsirkan

Qur`an .

About these ads

Entri ini ditulis dalam Ulumul Qur'an. Buat penanda

kepermalink.

TINGGALKAN BALASAN

ARSIP

April 2007

Maret 2007

S S R K J S M    Apr »

Page 12: Ulum Al Quran

S S R K J S M  1 2 3 4

5 6 7 8 9 10 1112 13 14 15 16 17 1819 20 21 22 23 24 2526 27 28 29 30 31  

Maret 2007

KATEGORI

aqidah kontemporer

Doa dan Dzikir

Fiqih Muamalat

fiqih nikah

Fiqih Wanita Muslimah

Ulumul Qur'an

Uncategorized

BLOG STATS

155,064 hitsThe Coraline Theme.

ILMU – ILMU ISLAM DIJALAN YANG

BENAR Memberikan kecerahan dalam kehidupan

Langsung ke isi

BERANDA

PEMBUAT

Page 13: Ulum Al Quran

←  Turunnya Al-Quran Dengan 7   Huruf

Ulumul Quran dan   Perkembangannya   →

Turunnya Al-Quran Dengan 7 HurufPosted on Maret 29, 2007 | Tinggalkan Komentar

Turunnya Al-Quran

Allah menurunkan Qur`an kepada Muhammad untuk

memberi petunjuk kepada manusia. Turunnya Qur`an

merupakan peristiwa besar yang sekaligus menyatakan

kedudukannya bagi penghuni langit dan bumi.

Turunnya Qur`an yang pertama kali pada malam lailatul

qadar merupakan pemberitahuan kepada alam tingkat

tinggi terdiri dari malaikat-malaikat akan kemuliaan umat

Muhammad. Umat ini telah dimuliakan oleh Allah dengan

risalah baru agar menjadi umat paling baik yang

dikeluarkan bagi manusia.

Turunnya Qur`an yang kedua kali secara bertahap,

berbeda dengan kitab-kitab sebelumnya. Sangat

menggetarkan orang dan menimbulkan keraguan

terhadapnya sebelum jelas bagi mereka rahasia himah

Ilahi yang ada dibalik itu. Rasulullah SAW tidak menerima

risalah tersebut karena kesombongan dan permusuhan

Page 14: Ulum Al Quran

mereka. Oleh karena pun wahyu turun secara berangsur-

angsur untuk menguatkan hati Rasulullah SAW dan

menghiburnya serta mengikuti peristiwa dan kejadian-

kejadian sampai Allah menyempurnakan agama ini dan

mencukupkan nikmatn-Nya.

I. Turunnya Qur`an Sekaligus

Allah berfirman dalam kitabnya yang mulia:

`Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al

Qur`an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-

penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara

yang haq dan yang batil.`( al-Baqarah: 185 ).

Sesungguhnya Kami telah menurunkannya ( Quran ) pada

malam lailatul qadar.` ( al-Qadr : 1 )

Sesungguhnya Kami telah menurunkannya ( Qur`an )

pada malam yang diberkahi.` ( ad-Dhukan: 3 ).

Ketiga ayat diatas tidak bertentangan, karena malam

yang diberkahi adalah malam lailatul qadar dalam bulan

ramadhan. Tetapi lahir ( zahir ) ayat-ayat itu

bertentangan dengan kehidupan nyata Rasulullah SAW ,

dimana Qur`an turun kepadanya selama dua puluh tiga

tahun. Dlam hal ini para ulama mempunyai dua madzab

pokok :

1. Madzab pertama yaitu, pendapat Ibn Abbas dan

sejumlah ulama serta yang dijadikan pegangan oleh

umumnya para ulama.

Yang dimaksud dengan turunnya Qur`an dalam ketiga

ayat diatas adalah turunnya Qur`an sekaligus di Baitul

Page 15: Ulum Al Quran

`Izzah dilangit dunia agar para malaikat menghormati

kebesarannya. Kemudian sesudah itu Qur`an diturunkan

kepada rasul kita Muhammad saw. Secara bertahap

selama dua puluh tiga tahun. sesuai dengan peristiwa-

peristiwa dan kejadian-kejadian sejak dia diutus sampai

wafatnya. Ia tinggal di mekkah sejak diutus selama tiga

belas tahun dan sesudah hijrah tinggal di madinah

selama supuluh tahun. Ia tinggal di mekkah selama tiga

belas tahun dan selama itu wahyu turun kepadanya, ia

wafat dalm usia enam puluh tiga tahun pendapat ini

didasarkan pada berita-berita yang sahih dari Ibn Abbas

dalam beberapa riwayat. Antara lain:

a. Ibn Abbas berkata: ` Qur`an sekaligus diturunkan ke

langit dunia pada malam lailatul qadar, kemudian setelah

itu ia diturunkan selama dua puluh tahun.` Lalu ia

membacakan:

`Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu sesuatu

yang ganjil, melainkan Kami datangkan kepadamu suatu

yang benar dan yang paling baik penjelasannya .`( al-

Furqan : 33 ).

`Dan Al Qur`an itu telah Kami turunkan dengan

berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-

lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian

demi bagian.` (al-Isra` : 106 ).

b. Ibn Abbas r.a berkata: ` Qur`an itu dipisahkan dari az-

Zikr, lalu diletakkan dai baitul Izzah di langit dunia. Maka

jibril mulai menurunkannya kapada Nabi saw.`

Page 16: Ulum Al Quran

c. Ibn Abbas r.a mengatakan : ` Allah menurunkan

Qur`an sekaligus kelangit dunia , temmpay turunnya

secara beransur-ansur. Lali Dia menurunkannya kepada

Rasulnya bagian demi bagian.`

d. Ibn Abas r.a berkata : `Qur`an diturunkan pada malam

lailatul qadar, pada bulan ramadhan ke langit dunia

sekaligus; lali ia diturunkan secara berangsur-angsur.`

2. Madzab kedua, yaitu yang diriwayatkan oleh as-

Sya`bi .

Bahwa yang dimaksud dengan turunnya Quran dalam

ketiga ayat diatas adalah permulaan turunnya Qur`an

pada Rasulullah SAW permulaan turunnya Quran itu di

mulai pada malam lailatul qadar di bulan ramadhan,

yangv merupakan mala yang di berkahi. Kemudian

turunnya berlanjut sesudah itu secara bertahap sesuai

dengan kejadian dan peristiwa-peristiwa selam kurang

lebih dua puluh tiga tahun. Dengan demikian Qur`an

hanya satu macama cara turun, yaitu turun secara

bertahap kepada Rasulullah SAW seba yang demikian

inilah yang dinyatakan dalam Qur`an :

`Dan Al Qur`an itu telah Kami turunkan dengan

berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-

lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian

demi bagian.` (al-Isra`: 106 )

orang musyrik yang diberi tahu bahwa kitab-kitab samawi

terdahulu turun sekaligus, menginginkan agar Qur`an

diturunkan sekaligus:

Page 17: Ulum Al Quran

`Berkatalah orang-orang yang kafir: `Mengapa Al Qur`an

itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?`;

demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan

Kami membacanya secara tartil . Tidaklah orang-orang

kafir itu datang kepadamu sesuatu yang ganjil, melainkan

Kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang

paling baik penjelasannya .` ( al-Furqan : 32-33 )

Dan keistimewaan bulan ramadhan dan malam lailatul

qadar yang merupakan malam yang diberkahi itu tidak

akan kelihatan oleh manusia kecuali apa bila yang

dimaksudkan dari ketiga ayat diatas adalah turunnya

Qur`an kepada Rasulullah SAW yang demikian ini sesuai

dengan apa yang terdapat dalam friman Allah mengenai

perang badar: `jika kamu beriman kepada Allah dan

kepada apa yang kami turunkan kepada hamba Kami di

hari Furqaan , yaitu di hari bertemunya dua pasukan. Dan

Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.( al-Anfal : 41 ).

Perang badar terjadi pada bulan ramadan. Dan yang

demikian ini diperkuat pula oleh hadis yang dijadikan

pegangan para penyelidik hadis permulaan wahyu.

Aisyah berkata: `Wahyu yang mula-mula diturunkan

kepada Rasulullah SAW ialah mimpi yang benar diwaktu

tidur. Setiap kali bermimpi ia melihat ada yang datang

bagaikan cahaya yang terang dipagi hari. Kemudian ia

lebih suka menyendiri. Ia pergi ke gua hira untuk

bertahanus beberapa malam, dan untuk itu ia membawa

bekal. Kemudian ia kembali kerumah Khadijah, dan

Page 18: Ulum Al Quran

Khadijahpun membekali seperti itu biasanya. Sehingga

datanglah `kebenaran` kepadanya seaktu ia berada di

gua hira`. Malaikat datang kepadanya dan berkata `

bacalah` Rasulullah SAW berkata ` aku tidak panai

membaca` lalu malaikat merangkulnya sampai

kepayahan. Kemudian ia melepaskan aku, lalu katanya `

bacalah` aku menjawab ` aku tidak pandai membaca`

lalu ia merangkulku lagi sampai aku kepayahan. Lalu ia

lepaskan aku. Lalu katanya ` bacalah` aku menjawab aku

tidak pandai membaca. Lalu ia merangkulku untuk ketiga

kalinya, sampai aku kepayahan, lalu ia lepaskan aku lalu

katanya ` Bacalah dengan nama Tuhanmu yang

menciptakan sampai dengan apa yang belum

diketahuianya.`

Para penyelidik menjelaskan bahwa Rasulullah SAW pada

mulanya diberi tahu dengan mimpi di bulan kelahirannya,

yaitu bulan Rabi`ul awal. Pemberitahuan dengan mimpi

itu lamanya enam bulan. Kemudian ia diberi wahyu

dengan keadaan sadar ( tidak dalam keadaan tidur ) pada

bula ramadan dengan Iqra`. Dengan demikian maka nas-

nas yang terdahuklu itu menunjukkan pada satu

pengertian.

3. Madzab ketiga

Bahwa Qur`an diturunkan kelangit dunia selama dua

puluh tiga malam lalilatul qadar yang pada setiap

malamnya selama malam-malam lailatul qadar itu ada

yang ditentukan Allah untuk diturunkan pada setiap

Page 19: Ulum Al Quran

tahunnya. Dan jumlah wahyuj yang diturunkan kelangit

dunia pada malam lailatul qadar , untuk masa satu tahun

penuh itu kemudian diturunkan secara berangsur-angsur

kepada Rasulullah SAW sepanjang tahun. Madzab ini

adalah hasil ijtihad sebagian mufasir.. pendapat ini tidak

mempunyai dalil.

Adapun madzab kedua yang diriwayatkan dari as-Sya`bi ,

dengan dali-dalil yang sahih dan dapat diterima,tidaklah

bertentang dengan madzab yang pertama yang

diriwayatkan dari Ibn Abbas.

Dengan demikian maka pendapat yang kuat ialah bahwa

Al-Quran Al-Karim itu dua kali diturunkan:

Pertama: diturunkan secara sekaligus pada malam lailatul

qadar ke baitul Izzah di langit dunia.

Kedua: Dditurunkan kelangit dunia ke bumi secara

berangsur-angsur selama dua puluh tiga tahun.

Al-Qurtubi telah menukil dari Muqatil bin Hayyan riwayat

tentang kesepakatan ( ijma`) bahwa turunnya Qur`an

sekaligus dari lauhul mahfuz ke baitul izzah di langit

dunia. Ibn Abbas memandang tidak ada pertentangan

antara ke tiga ayat diatas yang berkenaan dengan

turunnya Qur`an dengan kejadian nyata dalam kehidupan

Rasulullah SAW bahwa Qur`an itu turun selam dua puluh

tiga tahun yang bukan bulan ramadan. Dari Ibn Abbas

disebutkan bahwa ia ditanya olah `Atiyah bin al-Aswad,

katanya ` dalam hatiku terjadi keraguan tentang firman

Allah, bulan ramadan itulah bulan yang didalamnya

Page 20: Ulum Al Quran

diturunkan Qur`an, dan firman Allah SWT, Sesungguhnya

Kami menurunkannya pada malam lailatul Qadar, pada

hal Qur`an itu ada yang diturunkan pada bulan syawal,

Zulkaidah , Zulhijjah, Muharram , Saffar dan Rabi`ul

awwal; Ibvn Abbas menjawab ` Qur`an diturunkan

berangsur-angsur, sedikit- demi sedikit dan terpisah-

pisah serta perlahan-lahan disepanjang bulan dan hari.`

Para ulama mengisyaratkan bahwa hikmah dari hal itu

ialah menyatakan kebesaran Qur`an dan kemuliaan

orang kepadanya Quran diturunkan. As-Suyuti

mengatkan : ` Dikatakan bahwa rahasia diturunkan

Quran sekaligus ke langit dunia ialah untuk

memuliakannya dan memuliakan orang yang kepada

Qur`an diturtunkan. Yaitu dengan memberitahukan

kepada penghuni tujuh langit bahwa Qur`an adalah kitab

terakhir yang diturunkan kepada Rasul terakhir dan umat

yang paling mulia. Kitab itu kini telah diambang pintu dan

akan segera diturunkan kepada mereka. Seandainya

tidak ada hikmah Ilahi yang menghenndaki

disampaikannya Qur`an kepada meraka secara bertahap

sesuai dengan peristiwa-perostiwa yang terjadi, tentulah

ia diturunkan kebumi. Sekaligus seperti halnya kitab-kitab

yang diturunkan sebelumnya.

Tetapi Allah membedakannya dari kitabv-kitab yang

sebelumnya. Maka dijadikanlah dua ciri tersendiri:

diturunkan secara sekaligus , kemudian diturunkan se

cara bertahap, untuk menghormati orang yang

Page 21: Ulum Al Quran

menerimanya.` As-Sakhawi mengatakan dalam Jamalul

Qurra ` Turunnya Qur`an kelangit dunia sekaligus itu

menunjukkan suatu penghormatan kepada yang

keturunan Adam dihadapan para malaikat. Serta

pemberitahuan kepada malaikat akan perhatian Allah dan

rahmat-Nya kepada mereka. Dan dalam pengertian inilah

Allah memerintahkan tujuh puluh ribu malaikat untuk

mengawal surah Al-ana`m, dan dalam pengertian ini pula

Allah memerintahkan Jibril agar mengimlakannya kepada

para malaikat pencatat yang mulia, menuliskan dan

membacakan kepadanya.`

Dan firman Allah:

`Dan sesungguhnya Al Qur`an ini benar-benar diturunkan

oleh Tuhan semesta alam, dia dibawa turun oleh Ar-Ruh

Al-Amin , ke dalam hatimu agar kamu menjadi salah

seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan,

dengan bahasa Arab yang jelas.` (as Syuara`: 192-195 ).

Dan firman-Nya:

Katakanlah: `Ruhul Qudus menurunkan Al Qur`an itu dari

Tuhanmu dengan benar, untuk meneguhkan orang-orang

yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar

gembira bagi orang-orang yang berserah diri `.( an-Nahl:

102 ).

Dan firman-Nya:

`Kitab ini diturunkan Allah Yang Mahaperkasa dan Maha

Bijaksana.` (al-Jasiyah : 2 )

Dan firman-Nya:

Page 22: Ulum Al Quran

`Dan jika kamu dalam keraguan tentang Al Qur`an yang

Kami wahyukan kepada hamba Kami , buatlah satu surat

yang semisal Al Qur`an itu.` ( al-Baqarah : 23 )

Dan firman-Nya:

`Katakanlah: `Barang siapa yang menjadi musuh Jibril,

maka Jibril itu telah menurunkannya ke dalam hatimu

dengan seizin Allah; membenarkan apa yang sebelumnya

dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-

orang yang beriman.` (al-Baqarah: 97 )

Ayat-ayat diatas menyatakan bahwa Al-Quran Al-Karim

adalah kalam Allah dengan lafalnya dengan bahasa arab,

dan bahwa Jibril telah menurunkannya ke dalam hati

Rasulullah SAW dan bahwa turunnya itu bukanlah

turunnya yang pertama kali kelngit dunia. Tetapi yang

dimaksudkan ialah turunnya Qur`an secara bertahap.

Ungkapan (untuk arti menurunkan ) dalam ayat-ayat

diatas menggunakan kata tanzil bukan inzal. Ini

menunjukkan bahwa turunnya itu secara bertahap dan

berangsur-angsur. Ulama bahasa membedakan kata

tanzil dan inzal. Tanzil berarti turun secara berangsur-

angsur, sedang inzal hanya menunjukkan turun atau

menurunkan dalam arti umum.

Quran turun secara berangsur-angsur selama dua puluh

tiga tahun, tiga belas tahun di mekkah menurut pendapat

yang kuat, dan sepuluh tahun di madinah. Penjelasan

tentang turunnya secara berangsur itu terdapat dlam

firman Allah : `Dan Al Qur`an itu telah Kami turunkan

Page 23: Ulum Al Quran

dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya

perlahan-lahan kepada manusia dan Kami

menurunkannya bagian demi bagian.`(al-Isra: 106 )

Maksudnya : Kami telah menjadikan turunnya Qur`an itu

turun secara berangsur agar kamu membacakannya

kepada manusia secara perlahan dan teliti dan Kami

menurunkannya bagian demi bagian sesuai dengan

peristiwa dan kejadian-kejadian.

Adapun kitab-kitab samawi yang lain, seperti taurat, injil,

dan zabur, turunnya sekaligus. Tidak turun secara

berangsur. Hal ini ditunjukkan oleh firman-Nya:

`Berkatalah orang-orang yang kafir: `Mengapa Al Qur`an

itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?`;

demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan

Kami membacanya secara tartil.` ( al-Furqan : 32 ).

Ayat ini menunjukkan bahwa kitab-kitab samawi yang

dahulu itu turun sekaligus. Dan inilah pendapat yang

dijadikan pegangan oleh jumhur ulama. Seandainya

kitab-kitab yang terdahulu itu turun secara berangsur..

tentulah orang kafir tidak merasa heran terhadap Qur`an

yang turun secara berangsur. Makna kata-kata mereka `

Mengapa Qur`an itu tidak diturunkan kepadanya sekali

turun saja` seperti halnya kitab-kitab yang lain. Mengapa

ia diturunkan secara bertahap ? mengapa ia diturunkan

secara berangsur ? Allah tidak menjawab mereka bahwa

ini adalah sunnah-Nya didalam menurunkan kitab samawi

sebagaimana Dia menjawab kata-kata mereka:

Page 24: Ulum Al Quran

`Dan mereka berkata: `Mengapa rasul itu memakan

makanan dan berjalan di pasar-pasar?` (al-Furqan : 7 )

`Dan Kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu,

melainkan mereka sungguh memakan makanan dan

berjalan di pasar-pasar.` (al-Furqan : 20 ), dan seperti Dia

menjawab ucapan mereka:

`Adakah Allah mengutus seorang manusia menjadi

Rasul ?` ( al-Isra`: 94 ) dengan jawaban: `Katakanlah:

`Kalau seandainya ada malaikat-malaikat yang berjalan-

jalan sebagai penghuni di bumi, niscaya Kami turunkan

dari langit kepada mereka seorang malaikat menjadi

rasul`.( al-Isra`: 95 ) dan dengan firman-Nya: `Kami tiada

mengutus rasul rasul sebelum kamu , melainkan

beberapa orang-laki-laki yang Kami beri wahyu kepada

mereka,` ( al-Anbiya`: 27 ).

Tetapi Allah menjawab mereka dengan menjelaskan

hikmah mengapa Qur`an diturunkan secara bertahap

dengan firman-Nya, ` Demikianlah supaya Kami perkuat

hatimu,` maksudnya ialah; demikianlah Kami

menurunkan Qur`an secara bertahap dan terpisah-pisah

karena suatu hikmah, yaitu untuk memperkuat hati

Rasulullah SAW . ` Dan Kami membacakanya kelompok-

demi kelompok,` maksudnya : Kami menentukannya

seayat- demi seayat atau bagian demi bagian, atau Kami

menjelaskannya dengan sejelas-jelasnya. Karena

turunnya yang bertahap sesuai dengan hal itu lebih dapat

memudahkan hafalan dan pemahaman yang merupakan

Page 25: Ulum Al Quran

salah satu penyebab kemantapan ( didalam hati )

Penelitian terhadap hadis-hadis sahih menyatakan bahwa

Qur`an turun menurut keperluan, terkadang turun lima

ayat, terkadang sepuluh ayat, terlebih lebih banyak dari

itu atau lebih sedikit. Terdapat hadis sahih yang

menjelaskan sepuluh ayat telah turun sekaligus

berkenaan dengan berita bohong tentang Aisyah. Dan

telah turun pula sepuluh ayat dalam permulaan surah

Mukminun secara sekaligus dan telah turun pula�..yang

tidak mempunyai alasan ( gairu ulid darari ) saja yang

merupakan bagian dari satu ayat.

II. Hikmah Turunnya Qur`an Secara Bertahap

Kita dapat menyimpulkan hikmah turunnya Qur`an

secara bertahap dari nash-nash yang berkenaan dengan

hal itu. Dan kami meringkaskannya sebagai berikut : 1.

1. Menguatkan atau meneguhkan hati Rasulullah SAW .

Rasulullah SAW telah menyampaikan dakwahnya kepada

menusia, tetapi ia menhgadapi sikap mereka yang

membangkang dan watak yang begitu keras. Ia ditantang

oleh orang-orang yang berhati batu, berperangai kasar

dan keras kepala. Mereka senantiasa melemparkan

berbagai macam gangguan dan ancaman kepada Rasul.

Pada dengan hati tulus ia ingin menyampaikan segala

yang baik kepada mereka, sehingga dalam hal ini Allah

mengatakan:

`Maka barangkali kamu akan membunuh dirimu karena

bersedih hati setelah mereka berpaling, sekiranya

Page 26: Ulum Al Quran

mereka tidak beriman kepada keterangan ini.` (al-Kahfi:

6 ).

Wahyu turun kepada Rasulullah SAW dari waktu kewaktu

sehingga dapat meneguhkan hatinya atas dasar

kebenaran dan memperkuat kemauannya untuk tetap

melangkahkan kaki dijalan dakwah tanpa menghiraukan

perlakuan jahil yang dihadapinya dari masyarakatnya

sendiri, karena yang demikian itu hanyalah kabut

dimusim panas yang segera akan berakhir.

Allah menjelaskan kepada rasul akan sunnah-sunnah-Nya

yang berkenaan dengan para Nabi terdahulu yang

didustakan dan dianiaya oleh kaum mereka; tetapi

mereka tetap bersabar sehingga datang pertolongan dari

Allah. Dijelaskan pula bahwa kaum Rasulullah SAW

mendustakannya hanya karena kecongkakan dan

kesombongan mereka, sehingga ia akan menemukan

`Sunnah Ilahi` dalam iring-iringan para nabi sepanjang

sejarah. Yang demikian ini dapat menjadikan hiburan dan

penerang baginya dalam mengahadapi gangguan dan

cobaan dari kaumnya dan dalam menhadapi sikap

mereka yang selalu mendustakan dan menolaknya.

`Sesungguhnya Kami mengetahui bahwasanya apa yang

mereka katakan itu menyedihkan hatimu, , karena

mereka sebenarnya bukan mendustakan kamu, akan

tetapi orang-orang yang zalim itu mengingkari ayat-ayat

Allah . Dan sesungguhnya telah didustakan rasul-rasul

sebelum kamu, akan tetapi mereka sabar terhadap

Page 27: Ulum Al Quran

pendustaan dan penganiayaan terhadap mereka, sampai

datang pertolongan Allah kepada mereka. Tak ada

seorangpun yang dapat merobah kalimat-kalimat Allah.

Dan sesungguhnya telah datang kepadamu sebahagian

dari berita rasul-rasul itu.` (al-Anam: 33-34 ).

`Jika mereka mendustakan kamu, maka sesungguhnya

rasul-rasul sebelum kamupun telah didustakan , mereka

membawa mu`jizat-mu`jizat yang nyata, Zabur dan kitab

yang memberi penjelasan yang sempurna.`(Ali-Imran:

184 ).

Qur`an juga memerintahkan Rasul bersabar sebagaimana

Rasul-rasul sebelumnya:

`Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang

mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul telah

bersabar.` (al-Ahqaf : 35 )

Jiwa rasul menjadi tentang karena Allah menjamin akan

melindunginya dari gangguan orang yang mendustakan,

firman-Nya:

`Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan

dan jauhilah mereka dengan cara yang baik. Dan

biarkanlah Aku bertindak terhadap orang-orang yang

mendustakan itu, orang-orang yang mempunyai

kemewahan dan beri tangguhlah mereka barang

sebentar.`(al-Muzammil:10-11 )

Demikianlah hikmah yang terkandung dalam kisah para

Nabi yang terdapay dalam Qur`an: `Dan kisah rasul-rasul

kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang

Page 28: Ulum Al Quran

dengannya Kami terguhkan hatimu.` (Hud : 120 )

Setiap kali penderitaan Rasulullah SAW bertambah

karena didustakan oleh kaumnya dan merasa sedih

karena penganiayaan mereka, maka Qur`an turun untuk

melepaskan derita dan menghiburnya serta mengancam

orang-orang yang mendustakan bahwa Allah mengetahui

hal ihwal mereka dan akan membalas apa yang

melakukan hal itu.

`Maka janganlah ucapan mereka menyedihkan kamu.

Sesungguhnya Kami mengetahui apa yang mereka

rahasiakan dan apa yang mereka nyatakan.` (yaasin: 73)

`Janganlah kamu sedih oleh perkataan mereka.

Sesungguhnya kekuasaan itu seluruhnya adalah

kepunyaan Allah. Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maba

Mengetahui.`(Yunus: 65 )

Demikianlah pula Allah menyampaikan berita gembiara

kepadanya dengan ayat-ayat ( yang isinya menjanjikan )

perlindungan, kemengan dan pertolongan:

`Allah memelihara kamu dari gangguan mereka.`(al-

Maidah: 67 )

`Dan supaya Allah menolongmu dengan pertolongan

yang kuat.`(al-Fath: 3 )

`Allah telah menetapkan: `Aku dan rasul-rasul-Ku pasti

menang`. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha

Perkasa.` (al-Mujadalah: 21 ).

Demikianlah ayat-ayat Qur`an itu turun kepada

Rasulullah SAW secara berkesinambungan sebagai

Page 29: Ulum Al Quran

penghibur dan pendukung sehingga ia tidak dirundung

kesedihan dan dihinggapi rasa putus asa. Didalam kisah

para nabi itu terdapat teladan baginya. Dalam nasib yang

akan menimpa orang-orang yang mendustakan terdapat

hiburan baginya. Dan dalam janji akan memperoleh

pertolongan Allah terdapat berita gembira baginya.

Setiap kali ia merasa sedih sesuai dengan fitrahnya

sebagai manusia ayat-ayat penghiburpun datang

berulang kali sehingga ia berketetapan hati untuk

melanjutkan dakwah dan merasa tenteram dengan

pertolongan Allah.

Dengan hikmah demikianlah Allah menjawab pertanyaan

orang-orang kafir mengapa Qyr`an diturunkan secara

bertahap , dengan firman-Nya: `Demikianlah supaya

Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacanya

secara tartil .` (al-Furqan: 32 )

Abu Syamah berkata: ` Apa bila ditanya, apakah rahasia

Qur`an diturunkan secara bertahap dan mengapakah ia

tidak diturunkan sekaligus ssperti halnya kitab-kitab yang

lain ? Kami menjawab : pertanyaan yang demikian ini

sudah di jawab oleh Allah. Allah berfirman ` Dan orang-

orang kafir berkata: mengapa Qur`an diturunkan

kepadanya tidak sekaligus saja ? . mereka bermaksud,

mengapa Qur`an tidak diturunkan kepadanya seperti

halnya kitab-kitab lain yang diturunkan kepada para rasul

sebelum dia. Maka Allah menjawab pertanyaan mereka

dengan firman-Nya : ` demikianlah ( Kami

Page 30: Ulum Al Quran

menurunkannya secara berangsur, untuk memperkuat

hatimu dengannya). Sebab apa bila wahyuselalu baru

dalam setiap peristiwa, maka pengaruhnya dalam hati

menjadi lebih kuat, dan orang yang menerimanya

mendapat perhatian. Hal yang demikian menghendakinya

seringnya malaikat turun kepadanya. Pembaharuan dan

situasi yang dibawanya dari sisi Allah yang Maha Perkasa.

Hal ini menimbulkan kegembiraan dihati Rasulullah SAW

yang tak dapat dilukiskan dengan kata-kata . itulah

sebabnya, Rasulullah SAW sangat bermurah hati di bulan-

bulan ramadan karena dalam bulan ini jibril sering

menemuinya.` 2.

2. Ttantangan dan Mukjizat.

Orang-orang musyrik senantiasa berkubang dalam

kesesatan dan kesombongan hingga melampaui batas.

Mereka sering mangajukan pertanyaan-pertanyaan

dengan maksud melemahkan dan menentang. Untuk

menguji kenabian Rasulullah. Mereka juga sering

menyampaikan kepadanya hal-hal batil yang tak masuk

akal, seperti menanyakan tentang hari kiamat :

Mereka menanyakan kepadamu tentang hari kiamat ( al-

Araf : 187 ).

Dan minta disegerakannya azab :

Dan mereka itu meminta kepadamu untuk disegerakan

azab (al-Hajj: 47 ).

Maka turunlah Qur`an dengan ayat yang menjelaskan

kepada mereka segi kebenaran dan memberikan jawaban

Page 31: Ulum Al Quran

yang amat jelas atas pertanyaan mereka, misalnya

firman Allah :

`Kemudian mereka mengambil tuhan-tuhan selain

daripada-Nya , yang tuhan-tuhan itu tidak menciptakan

apapun, bahkan mereka sendiri diciptakan dan tidak

kuasa untuk sesuatu kemudharatan dari dirinya dan tidak

suatu kemanfaatanpun dan tidak kuasa mematikan,

menghidupkan dan tidak membangkitkan.` ( al-Furqan : 3

).

Maksud ayat tersebut ialah ` Setiap mereka datang

kepadamu dengan pertanyaan yang aneh-aneh dari

sekian pertanyaan yang sia-sia, Kami datangkan padamu

jawaban yang benar dan sesuatu yang lebih baik

maknanya dari semua pertanyaan-pertanyaan yang

hanya merupakan contoh kesia-siaan saja.`

Disaat mereka keheran-heranan dengan turunnya Qur`an

secara berangsur, maka Allah menjelaskan kepada

mereka dengan Qur`an yang diturunkan secara

berangsur sedangkan mereka tidak sanggup untuk

membuat yang serupa dengannya. Akan lbih melihatkan

kemukjizatannya dan lebih efektif pembuktiannya dari

pada kalau Quran diturunkan sekaligus lalu mereka

diminta membuat yang serupa dengannya. Oleh sebab

itu ayat diatas datang sesudah pertanyaan mereka.

Mengapa Qur`an itu tidak diturunkan kepaanya sekali

turun saja ? maksudnya ialah: Setiap mereka datang

keadamu dengan membawa sesuatu yang ganjil yang

Page 32: Ulum Al Quran

mereka minta seperti turunnya Al-Quran Al-Karim ur`an

sekaligus, Kami berikan kepadamu menurut

kebijaksanaan Kami membenarkanmu dan apa yag lebih

jelas maknanya dalam melemahkan mereka, yaitu

dengan turunnya Al-Quran Al-Karim secara berangsur.

Hikmah yang demikian juga telah diisyaratkan oleh

keterangan yang terdapat dlam beberapa riwayat dalam

hadis Ibn Abbas mengenai turunnya Qur`an : `Apa bila

orang-orang musyrik mengadakan sesuatu, maka Allah

pun mengadakan jawabannya atas mereka.`

3. Mempermudah Hafalan dan Pemahamannya.

Al-Quran Al-Karim turun ditengah-tengah umat yang

ummi, yang tidak pandai membaca dan menulis, catatan

mereka adalah daya hafalan dan daya ingatan. Mereka

tidak mempunyai pengetahuan tentang tata cara

penulisan dan pembukuan yang dapat memungkinkan

mereka menuliskan dan membukukannya, kemudian

menghafal an memehaminya.

`Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf

seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-

ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan

mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah . Dan

sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam

kesesatan yang nyata,` (al-Jumuah : 2 )

…( Yaitu ) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang

ummi�( al-araf :157 ).

Umat yang buta huruf itu tidaklah mudah untuk menghafal seluruh

Page 33: Ulum Al Quran

Qur`an apa bila Al-Quran Al-Karim diturunkan sekaligus, dan tidak

mudah pula bagi mereka untuk memahami maknanya serta

memikirkan ayat-ayatnya, jelasnya bahwa Al-Quran Al-

Karim secara berangsur itu merupakan bantuan terbaik

bagi mereka untuk menghafal dan memahami ayat-

ayatnya. Setiap kali turun satu atau beberapa ayat, para

sahabat segara menghafalkannya. Memikirkan maknanya

dan memahami hukum-hukumnya. Tradisi demikian ini

menjadi suatu metode pengajaran dalam kehidupan para

Tabi`in.

Abu Nadrah berkata,`Abu Saad al-Khudri mengajar kan

Qur`an kepada kami, lima ayat diwaktu pagi, dan lima

ayat di waktu petang. Dia memberitahukan bahwa jibril

menurunkan Al-Quran Al-Karim lima ayat-lima ayat.`

Dari Khalid bin Dinar dikatakan, `Abul `Aliyah berkata

kepada kami `Pelajarilah Qur`an itu lima ayat demi lima

ayat; karena Nabi saw mengambil dari jibril lima ayat

demi lima ayat.`

Umar berkata, `Pelajarilah Quran itu lima ayat demi lima

ayat, karena jibril menurunkan Quran kepada Nabi saw.

Lima ayat demi lima ayat.`

4. Kesesuaian dengan Peristiwa-peristiwa Pentahapan

dalam Penetapan Hukum.

Manusia tidak akan mudah mengikuti dan tunduk kepada

agama yang bau ini seandainya Al-Quran Al-Karim tidak

menghadapi mereka dengan cara yang bijaksanadan

memeberikan kepada mereka beberapa obat penawar

Page 34: Ulum Al Quran

yang ampuh yang dapat menyembuhkan mereka dari

kerusakan dan kerendahan martabat. Setiap kali terjadi

suatu peristiwa, diantara mereka , maka turunlah hukum

mengenai peristiwa itu yang menjelaskan statusnya dan

penunjuk serta meletakkan dasar-dasar perundang-

undangan bagi mereka, sesuai dengan situasi dan

kondisi, satu demi satu. Dan cara ini menjadi obat bagi

hati mereka.

Pada mulanya Quran meletakkan dasar-dasar keimanan

kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-nya, dan

hari kiamat, serta apa yang ada dalam hari kiamat itu.

Seperti kebangkitan, hisab, balasan, surga dan neraka.

Untuk itu,Al-Quran Al-Karim menegakkan bukti-bukti dan

alasaan sehingga kepercayaan kepada berhala tercabut

dari jiwa orang-orang musyrik dan tumbuh sebagai

gantinya akidah Islam.

Al-Quran Al-Karim mengajarkan ahlak mulia yang dapat

membersihkan jiwa dan meluruskan kebengkokannya

dan mencegah perbuatan yang keji dan munkar.

Sehingga dapat terikikir habis akar kejahatan dan

keburukan. Ia menjelaskan kaidah-kaidah halal dan

haram yang menjadi dasar agama dan menancapkan

tiang-tiangnya dalam hal makanan, minuman,harta

benda, kehormatan dan nyawa.

Kemudian penetapan hukum bagi umat ini meningkat

kepada penanganan penyakit-penyakit sosial yang

mudah mendarah daging dalam jiwa mereka sesudah

Page 35: Ulum Al Quran

digariskan kepada mereka kewajiban-kewajiban agama

dan rukun-rukun Islam yang menjadikan hati mereka

penuh dengan iman, ikhlas kepada Allah dan hanya

meyembah kepada-Nya serta tidak menyekutukan-Nya.

Demikian pula Al-Quran Al-Karim turun sesuai dengan

peristiwa-peristiwa yang terjadi bagi kaum muslimin

dalam perjuangan mereka yang panjang untuk

meninggikan kalimah Allah. Hal-hal tersebut diatas,

semuanya mempunyai dalil-dalil berupa nas-nas Al-Quran

Al-Karim bila kita meneliti ayat-ayat makki dan

madaninya serta kaidah-kaidah perundang-undangannya.

Sebagai contoh di mekkah disyariatkan salat; dan prinsip

mengenai zakat yang diperbandingkan dengan riba :

`Maka berikanlah kepada kerabat yang terdekat akan

haknya, demikian kepada fakir miskin dan orang-orang

yang dalam perjalanan . Itulah yang lebih baik bagi

orang-orang yang mencari keridhaan Allah; dan mereka

itulah orang-orang beruntung. Dan sesuatu riba yang

kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia,

maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa

yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan

untuk mencapai keridhaan Allah, maka itulah orang-

orang yang melipat gandakan.`( ar-Rum : 38-39 ).

Surah al-an`am yang makki itu turun untuk menjelaskan

pokok keimanan dan dalil-dalil tauhid, menghancurkan

kemusyrikan, menerangkan tentang makanan yang halal

yang haram serta ajakan untuk menjaga kemuliaan harta

Page 36: Ulum Al Quran

benda, darah dan kehormatan.

Allah berfirman : `

Katakanlah: `Marilah kubacakan apa yang diharamkan

atas kamu oleh Tuhanmu yaitu: janganlah kamu

mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah

terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu

membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan,

Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka,

dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan

yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang

tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang

diharamkan Allah melainkan dengan sesuatu yang benar

`. Demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya

kamu memahami. Dan janganlah kamu dekati harta anak

yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat,

hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran

dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan

beban kepada sesorang melainkan sekedar

kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata, maka

hendaklah kamu berlaku adil, kendatipun ia adalah

kerabat , dan penuhilah janji Allah . Yang demikian itu

diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat.`(al-

an`am:151-152 ).

Kemudian setelah itu turunlah perincian hukum-hukum

ini. Pokok-pokok hukum perdata (terutama hukum benda)

tutrun di mekkah tetapi perincian hukumnya di madinah,

seperti ayat tentang utang piutang dan ayat-ayat

Page 37: Ulum Al Quran

mengharamkan riba. Asas-asas hubungan kekeluargaan

iu turun di mekkah, tetapi penjelasan mengenai hak

suami isteri dan kewajiban hidup berumah tangga serta

hal-hal yang bertalian dengannya seperti

keberlangsungan terus rumah tangga tadi atau

keterputusannya dengan perceraian atau dengan

kematian, kemudian bagaimana warisannya, maka

penjelassan mengenai hal itu semua diterangkan dalam

perundang-undangan yang madani. Sedang mengenai

zina dasarnya sudah diharamkan di mekkah :

`Dan janganlah kamu mendekati zina; zina itu suatu

perbuatan keji dan jalan yang buruk.` (al-Isra: 32 ).

Tetapi hukuman-hukuman yang diakibatkan oleh zina itu

turun di medinah. Adapun mengenai pembunuhan

dasarnya juga sudah turun di mekkah :

`Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan

Allah kecuali dengan alasan yang benar.` (al-Isra:33 ).

Tetapi perincian hukuman tentang pelanggaran terhadap

jiwa dan anggota badan itu turun di mekkah. Contoh

yang paling jelas mengenai penetapan hukum yang

berangsur-angsur itu ialah diharamkannya minuman

keras, mengenai hal ini pertama-tama Allah berfirman :

`Dan dari buah korma dan anggur, kamu buat

minimuman yang memabukkan dan rezki yang baik.

Sesunggguhnya pada yang demikian itu benar-benar

terdapat tanda bagi orang yang memikirkan.`(an-Nahl:

67).

Page 38: Ulum Al Quran

Ayat ini menyebutkan tentang karunia Allah apa bila yang

di maksud dengan `sakar` ialah khamr atau minuman

keras dan yang dimaksud dengan `rezeki` ialah segala

yang dimakan dari kedua pohon tersebut seperti kurma

dan kismis-dan inilah pendapat jumhur ulama- maka

pemberian predikat `baik` kepada rezeki sementara

sakar tidaj diberinya, merupakan indikasi bahwa dalam

hal ini pijian Allah hanya ditujukan kepada rezeki dan

bukan kepada sakar, kemudian turun firman Allah:

`Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi.

Katakanlah: `Pada keduanya terdapat dosa yang besar

dan beberapa manfa`at bagi manusia, tetapi dosa

keduanya lebih besar dari manfa`atnya`.(al-

Baqarah:219).

Ayat ini membandingkan antara manfaat minuman keras

(khamr) yang timbul sesudah memminumnya seperti

kesenangan dan kegairahan atau keuntungan karena

memperdagangkannya, dengan bahaya yang

diakibatkannya seperti dosa, bahaya bagi kesehatan

tubuh, merusak akal, menghabiskan harta dan

membangkitkan dorongan-dorongan untuk berbuat

kenistaan dan durhaka. Ayat tersebut menjauhkan khamr

dengan cara menonjolkan segi bahayanya dari pada

manfaatnya, kemudian turun firman Allah: `Wahai orang-

orang yang beriman , janganlah kamu salat sedang kamu

dalam keadaan mabuk.`(an-Nisa`: 43 ).

Ayat ini menunjukkan larangan minuman khamr pada

Page 39: Ulum Al Quran

waktu-waktu tertentu bila pengaruh minuman itu akan

sampai kewaktu salat, ini mengingat adanya larangan

mendekati salat dalam keadaan mabuk, samppai

pengaruh minuman itu hilang dan mereka mengetahui

apa yang mereka baca dalam salatnya, selanjutnya

firman Allah:

`Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya khamar,

berjudi, berhala, mengundi nasib dengan panah , adalah

termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-

perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.

Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak

menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu

lantaran khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu

dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah

kamu.`(al-Maidah:90-91)

Ini merupakan pengharaman secara pasti dan tegas

terhadap minuman dalam segala waktu. Hikmah

penetapan hukum dengan sistem bertahap ini lebih lanjut

diungkapkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah

r.a ketika mengatakan :

`Sesungguhnya yang pertama kali turun dari Qur`an ilah

surah Mufassal yang didalamnya disebutkan surga dan

neraka, sehingga ketika manusia telah berlari kepada

Islam, maka turunlah hukum haram dan halal. Kalau

sekiranya yang turun pertama kali adalah `jJanganlah

kamu meminum khamr` tentu meraka akan menjawab: `

Kami tidak akan meninggalkan khamr selamanya.` Dan

Page 40: Ulum Al Quran

kalau sekiranya yang pertama kali turun ialah ; janganlah

kamu berzina, tentau mereka akan menjawab: `Kami

tidak akan meninggalkan zina selamanya.`

Demikianlah pentahapan dalam mendidik umat ini sesuai

degan peristiwa-peristiwa yang dialami oleh umat

tersebut. Rasulullah SAW pernah meminta pertimbangan

para sahabatnya mengenai tawanan perang badar. Maka

Umar berkata: `Potong saja leher mereka` sedang Abu

Bakar berkata: `Menurut pandangan kami, sebaiknya

Anda memaafkan mereka dan meminta tebusan dari

mereka` dan Rasulullah SAW pun mengambil pendapat

Abu Bakar. Maka turunlah Firman Allah :

`Tidak patut, bagi seorang Nabi mempunyai tawanan

sebelum ia dapat melumpuhkan musuhnya di muka

bumi. Kamu menghendaki harta benda duniawiyah

sedangkan Allah menghendaki akhirat . Dan Allah Maha

Perkasa lagi Maha Bijaksana. Kalau sekiranya tidak ada

ketetapan yang telah terdahulu dari Allah, niscaya kamu

ditimpa siksaan yang besar karena tebusan yang kamu

ambil.`(al-Anfal: 67-68 ).

Kaum mualimin merasa kagum atas besarnya jumlah

pasukan mereka pada perang Hunain, sehingga

seseorang diantara mereka berkata :

`Kami pasti tidak akan dikalahkan oleh pasukan kecil.`

Mereka pun menerima pelajaran yang berat dalam hal

itu, dan turunlah firman Allah: `Sesungguhnya Allah telah

menolong kamu di medan peperangan yang banyak, dan

Page 41: Ulum Al Quran

peperangan Hunain, yaitu diwaktu kamu menjadi

congkak karena banyaknya jumlah , maka jumlah yang

banyak itu tidak memberi manfa`at kepadamu

sedikitpun, dan bumi yang luas itu telah terasa sempit

olehmu, kemudian kamu lari kebelakang dengan

bercerai-berai. Kemudian Allah menurunkan ketenangan

kepada RasulNya dan kepada orang-orang yang beriman,

dan Allah menurunkan bala tentara yang kamu tiada

melihatnya, dan Allah menimpakan bencana kepada

orang-orang yang kafir, dan demikianlah pembalasan

kepada orang-orang yang kafir. Sesudah itu Allah

menerima taubat dari orang-orang yang dikehendakiNya.

Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.`(at-

Taubah: 25-27).

Ketika Abdullah bin Ubai pemimpin orang-orang munafik

meninggal dunia, Rasulullah SAW diundang untuk

menyembahyangkannya. Ia pun memenuhinya, namun

ketika ia berdiri, Umar berkata ` apakah engakau hendak

melakukan salat atas Abdullah bin Ubai, musuh Allah

yang mengatakan begini begitu ?` Umar menyebutkan

peristiwa-peristiwa yang dilakukan Abdullah, sedang

Rasulullah SAW tersenyum saja. Kemudian ia berkata

kepada Umar, ` Sebenarnya dalam hal ini saya sudah

diberi kebebasan unutuk memilih. Sebab telah dikatakan

kepadaku, :` Kamu memohonkan ampun bagi mereka

atau tidak kamu mohonkan ampun bagi mereka .

Kendatipun kamu memohonkan ampun bagi mereka

Page 42: Ulum Al Quran

tujuh puluh kali, namun Allah sekali-kali tidak akan

memberi ampunan kepada mereka.(at-Taubah:80),

sekiranya aku tahu bahwa jika aku memohonkan ampun

lebih dari tujuh puluh kali dia diampuni, tentu aku akan

memohonkan ampun lebih dari tujuh puluh kali;

kemudian Rasulullah SAW menyembahkannya juga, dan

berjalan bersama Umar dan ia berdiri diatas kuburannya

hingg selesai penguburan. Umar berkata ` Aku heran

terhadap diriku dan keberanianku kepada Rasulullah SAW

padahal Allah dan Rasul-Nya lebih tahu. Demi Allah tidak

lama kemudian turunlah kedua ayat ini: `Dan janganlah

kamu sekali-kali menyembahyangkan seorang yang mati

di antara mereka, dan janganlah kamu berdiri di

kuburnya�..(at-Taubah: 84 ). Maka sejak itu Rasulullah SAW tidak

lagi melakukan salat atas seorang munafik pun sampai ia di penggil

Allah Azza Wajalla.`

Ketika beberapa orang diantara kaum mukminin yang sejati tidak ikut

dalam perang Tabuk dan mereka tetap tinggal di

madinah, sedang Rasulullah SAW tidak mendapatkan

alasan bagi ketidak ikutan mereka, beliau menjauhi dan

mengucilkan mereka sehingga mereka merasa hidupnya

menjadi sempit. Kemudian turunlah ayat-ayat Qur`an

untuk menerima tobat mereka:

`Sesungguhnya Allah telah menerima taubat Nabi, orang-

orang muhajirin dan orang-orang anshar yang mengikuti

Nabi dalam masa kesulitan, setelah hati segolongan dari

mereka hampir berpaling, kemudian Allah menerima

Page 43: Ulum Al Quran

taubat mereka itu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih

lagi Maha Penyayang kepada mereka, dan terhadap tiga

orang yang ditangguhkan mereka, hingga apabila bumi

telah menjadi sempit bagi mereka, padahal bumi itu luas

dan jiwa merekapun telah sempit oleh mereka, serta

mereka telah mengetahui bahwa tidak ada tempat lari

dari Allah, melainkan kepada-Nya saja. Kemudian Allah

menerima taubat mereka agar mereka tetap dalam

taubatnya. Sesungguhnya Allah-lah Yang maha Penerima

taubat lagi Maha Penyayang.`(at-Taubah: 117-118).

Yang demikian ini juga diisyaratkan oleh keterangan yang

diriwayatkan dari Ibn Abbas mengenai turunnya Qur`an :

`Qur`an diturunkan jibril dengan membawa jawaban atas

pertanyaan para hamba dan perbuatam mereka.`

5. Bukti Yang Pasti Bahwa Al-Quran Al-Karim Diturunkan

Dari Sisi Yang Maha Bijaksana dan Maha Terpuji.

Qur`an yang turun secara berangsur kepada Rasulullah

SAW dalam waktu lebih dari dua puluh tahun ini ayat-

ayatnya turun dalam selang waktu tertentu, dan selama

ini orang membacanya an mengkajinya surah demi

surah. Ketika ia melihat rangkaiannya begitu padat,

tersusun cermat sekali dengan makna yang saling

bertaut, dengan gaya yang begitu kuat, serta ayat demi

ayat dan surah demi surah saling terjalin bagaikkan

untaian mutiara yang indah yang belum ada bandigannya

dalam perkataan manusia :

`Alif laam raa, suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun

Page 44: Ulum Al Quran

dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci , yang

diturunkan dari sisi Yang Maha Bijaksana lagi Maha

Tahu,` (Hud: 1 ).

Seandainya Qur`an ini perkataan manusia yang

disampaikan dalam berbagai situasi, peristiwa dan

kejadian, tentulah didalamnya terjadi ketidak serasian

dan saling bertentangan satu dengan yang lainnya, serta

sulit terjadi keseimbangan.

`Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur`an ?

Kalau kiranya Al Qur`an itu bukan dari sisi Allah, tentulah

mereka mendapat pertentangan yang banyak di

dalamnya.`(an-Nisa`:82 ).

Hadis-hadis Rasulullah SAW sendiri yang merupakan

puncak kefasihan yang paling bersastra sesudah Quran

tidaklah tersusun dalam sebuah buku dengan ungkapan

yang lancar serta satu dengan yang lain saling berkait

dalam satu kesatuan dan ikatan seperti halnya Al-Quran

Al-Karim atau dalam bentuk susunan yang serasi dan

harmoni yang mendekatinya sekalipun, apalagi

ucapandan perkataan manusia lainnya.

`Katakanlah: `Sesungguhnya jika manusia dan jin

berkumpul untuk membuat yang serupa Al Qur`an ini,

niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa

dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi

pembantu bagi sebagian yang lain`.(al-Isra: 80 )

III. Faedah Turunnya Qur`an secara Berangsur-angsur

dalam Pendidikan dan Pengajaran

Page 45: Ulum Al Quran

Proses belajar mengajar itu berlandaskan dua asas;

perhatian terhadap tingkat pemikiran siswa dan

pengembangan potensi akal, jiwa dan jasmaninya dengan

apa yang dapat membawanya kearah kebaikan dan

kebenaran.

Dalam hikmah turunnya Qur`an secara bertahap itu kita

melihat adanya suatu metode yang berfaedah bagi kita

dalam mengaplikasikan kedua asas tersebut seperti yang

kami sebutkan tadi, sebab turunnya Qur`an it telah

meningkatkan pendidikan umat Islam secara bertahap

dan bersifat alami untuk memperbaiki jiwa manusia ,

meluruskan perilakunya, membentuk kepribadian dan

menyempurnakan existensinya sehingga jiwa itu tumbuh

dengan tegak diatas pilar-pilar yang kokoh dan

mendatangkan buah yang baik bagi kebaikan umat

manusia seluruhnya dengan izin Tuhan.

Pentahapan turunnya Al-Quran Al-Karim itumerupakan

bantuan yang paling baik bagi jiwa manusia dalam

rangka menghafal , memehami, mempelajari,

memikirkan makna-maknanya dan mengemalkan apa

yang dikandungnya.

Diantara celah-celah turunnya Al-Quran Al-Karim yang

pertama kali didapatkan perintah untuk belajar dengan

alat tulis:

`Bacalah dengan nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia

telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang

Page 46: Ulum Al Quran

mengajar dengan perantaran kalam.`(al-Alaq:1-5)

Demikian pula dengan turunnya ayat-ayat tentang riba

dan warisan dalam sistem harta kekayaan, atau turunnya

ayat-ayat tentang peperangan untuk membedakan

secara tegas antara Islam dengan kemusyrikan. Diantara

itu semua terdapat pentahapan pendidikan yang

mempunyai berbagai cara dan sesuai engan tingkat

perkembangan masyarakat Islam yang sedang dan

senantiasa berkembang, dari lemah menjadi kuat dan

tangguh.

Sistem belajar mengajar yang tidak memperhatikan

tingkat pemikiran siswa dalam tahap-tahap pengajaran,

bentuk bagian-bagaian ilmu diatas yang bersifat

menyeluruh serta perpindahannya dari yang umum ke

yang khusus; atau tidak memperhatikan pertumbuhan

aspek-aspek kepribadian yang bersifat intelektual, rohani

dan jasmani, maka ia adalah sistem pendidikan yang

gagal yang tidak akan memberi hasil ilmu pengetahuan

kepada umat, selain hanya menambah kebekuan dan

kemunduran.

Guru yang tidak memeberikan kepada para siswanya

porsi materi ilmiah yang tidak sesuai, yang hanya

menambah beban kepada mereka diluar

kesanggupannya untuk menghafal dan memahami, atau

berbicara kepada mereka dengan sesuatu yang tidak

dapat mereka jangkau, atau dengan mereka sesuatu

yang tidak memeprhatika keadaan mereka dalam

Page 47: Ulum Al Quran

menghadapi keganjilan perilaku atau kebiasaan buruk

mereka sehingga dia berlaku kasar dan keras. Serta

menangani urusan tersebut dengan tergesa-gesa dan

gugup, tidak bertahap dan tidak bijaksana- maka guru

yang berlaku demikian in adalah guru yang gagal pula.

Dia telah mengubah proses belajar mengajar menjadi

kesesatan yang mengerikan dan menjadikan ruang

belajar menjadi ruang yang tidak disenangi.

Begitu pula dengan buku pelajaran, buku yang tidak

tersusun judul-judul dan fasal-fasalnya serta tidak

bertahap penyajian pengetahuannya dari yang mudah ke

yang sukar, juga bagian-bagiannya tidak tersusun secara

baik dan serasi, dan gaya bahasanya pun tidak jelas

dalam menyampaikan apa yang dimaksud- maka buku

yang demikian ini tidak akan dibaca dan dimanfaatkan

oleh siswa.

Petunjuk Ilahi tentang turunnya Al-Quran Al-Karim secara

bertahap merupakan contoh yang baik dalam menyusun

kurikulum pengajaran, memilih metode yang baik dan

menyusun buku pelajaran.

About these ads

Entri ini ditulis dalam Ulumul Qur'an. Buat penanda

kepermalink.

TINGGALKAN BALASAN

Page 48: Ulum Al Quran

ARSIP

April 2007

Maret 2007

S S R K J S M    Apr »

  1 2 3 45 6 7 8 9 10 1112 13 14 15 16 17 1819 20 21 22 23 24 2526 27 28 29 30 31  

Maret 2007

KATEGORI

aqidah kontemporer

Doa dan Dzikir

Fiqih Muamalat

fiqih nikah

Fiqih Wanita Muslimah

Ulumul Qur'an

Uncategorized

BLOG STATS

155,070 hitsThe Coraline Theme.