tumor jinak odontogen rongga mulut

36
LAPORAN TUTORIAL TUMOR JINAK ODONTOGEN RONGGA MULUT Digunakan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Dentomaksilofacial II Pada Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember Disusun oleh Kelompok Tutorial II : Yogi Wiranggi (131610101008) EniIlmiatin H. (131610101010) Farah Adibah (131610101014) Richa Arum W. S. (131610101015) FitrianaWadianur (131610101017) RadaKusnadi (131610101021) IndaSyifa F. (131610101022) YoanAyung S. (131610101023) Vita Lukita (131610101024) Ahmad Yusuf S. (131610101092) MeirisaYuniastia (131610101089) NurintaVirgiani A. (131610101095) 1

Upload: rizky-dwi-cahyono

Post on 16-Jan-2016

137 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

Tumor Jinak Odontogen Rongga Mulut

TRANSCRIPT

Page 1: Tumor Jinak Odontogen Rongga Mulut

LAPORAN TUTORIAL TUMOR JINAK

ODONTOGEN RONGGA MULUT

Digunakan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah

Dentomaksilofacial II Pada Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember

Disusun oleh Kelompok Tutorial II :

Yogi Wiranggi (131610101008)

EniIlmiatin H. (131610101010)

Farah Adibah (131610101014)

Richa Arum W. S. (131610101015)

FitrianaWadianur (131610101017)

RadaKusnadi (131610101021)

IndaSyifa F. (131610101022)

YoanAyung S. (131610101023)

Vita Lukita (131610101024)

Ahmad Yusuf S. (131610101092)

MeirisaYuniastia (131610101089)

NurintaVirgiani A. (131610101095)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS JEMBER

2014

1

Page 2: Tumor Jinak Odontogen Rongga Mulut

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rongga Mulut, tersusun atas jaringan lunak dan jaringan keras yang pertumbuhan dan perkembangannya dimulai sejak masa intrauterin. Dalam perkembangannya, dapat terjadi adanya pembentukan jaringan baru yang sifatnya abnormal, dimana pembentukan jaringan tersebut tidak dapat dikontrol oleh tubuh. Pertumbuhan jaringan yang abnormal ini, disebut neoplasia atau tumor. Tumor atau Neoplasia di Rongga Mulut, dapat bersifat jinak, pra ganas, maupun bersifat ganas, yang berasal dari sel – sel odontogen atau non odontogen. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik faktor utama maupun faktor pendukung, yang dapat berperan secara individual maupun gabungan dari beberapa faktor lain. Faktor – faktor tersebut, membantu karsinogen untuk mutasi atau menekan fungsi sel ( ko – promotor).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa etiologi yang mempengaruhi terjadinya tumor jinak odontogen ?

2. Bagaimana patogenesis dari tumor jinak odontogen ?

3. Apa saja klasifikasi dari tumor jinak odontogen ?

4. Bagaimana gambaran klinis tumor jinak odontogen ?

5. Bagaimana gambaran radiologi dan HPA dari tumor jinak odontogen ?

1.3Tujuan

1. Mampu memahami, mengetahui dan menjelaskan etiologi yang mempengaruhi terjadinya tumor jinak odontogen.

2. Mampu memahami, mengetahui dan menjelaskan patogenesis dari tumor jinak odontogen.

3. Mampu memahami, mengetahui dan menjelaskan klasifikasi dari tumor jinak odontogen.

4. Mampu memahami, mengetahui dan menjelaskan gambaran klinis tumor jinak odontogen.

2

Page 3: Tumor Jinak Odontogen Rongga Mulut

5. Mampu memahami, mengetahui dan menjelaskan gambaran radiologi dan HPA dari tumor jinak odontogen.

3

Page 4: Tumor Jinak Odontogen Rongga Mulut

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Neoplasia adalah massajaringan yang abnormal, tumbuhberlebihan, tidakterkoordinasidenganjaringan normal dantumbuhterusmeskipun stimulus yang menimbulkannyatelahhilang. Neoplasma bersifat parasit, autonomi, dan clonal, dimana semua sel yang terdapat dalam neoplasia berasal dari satu sel yang telah mengalami perubahan genetik. (Willis, 2003)

Neoplasma memiliki dua komponen dasar, yaitu Parenkim yang merupakansel tumor atau neoplastik yang sifatnyaproliferatif, danmenentukanperilakubiologis dari tumor. Serta stroma yang merupakanjaringanpendukungparenkim, tidakbersifatneoplastik, serta terdiridarijaringanikat&pembuluhdarah.

Ada dua tipe neoplasia, yaitu neoplasia jinak ( benign neoplasm ) dan neoplasia ganas ( melign neoplasm ). Neoplasia jinak adalah pertumbuhan jaringan baru yang lambat, ekspansif, terlokalisir, berkapsul, dan tidak bermetastasis ( anak sebar ). Neoplasia ganas adalah jenis neoplasia yang pertumbuhannya cepat, infiltrasi ke jaringan sekitarnya, dan dapat menyebar ke organ – organ lain atau mengalami metastase. Dalam istilah medis, neoplasma sering disebut tumor.

Tumor adalah semuatonjolan abnormal padatubuh. Padaawalnyaistilah tumor iniditerapkanpadapembengkakan (swelling) akibatinflammasi.Tumor atau Neoplasia di Rongga Mulut, dapat bersifat jinak, pra ganas, maupun bersifat ganas, yang berasal dari sel – sel odontogen atau non odontogen. Tumor jinak odontogen, adalah tumor jinak yang berasal dari sel – sel maupun epitel odontogen seperti jaringan epitel gigi, jaringan ikat mesenkim, atau gabungan dari keduanya. Sedangkan, tumor jinak non odontogen adalah jenis tumor jinak yang dapat berasal dari epitel mulut, jaringan ikat mulut, dan Nevus.

Tumor – tumor odontogen adalah lesi yang kompleks dan memiliki sifat klinis serta gambaran histopatologis yang bervariasi. Beberapa dari lesi tersebut, adalah true neoplasia dan yang lainnya merupakan bentukan menyerupai tumor ( tumor – like malformation atau hamartomas). Sama seperti pembentukan gigi normal, tumor – tumor odontogen merupakan interaksi antara epitel odontogen dan jaringan ektomesenkim odontogen. Beberapa diantara lesi tersebut, hanya melibatkan epitel odontogen tanpa melibatkan jaringan ektomesenkim odontogen. Yang lainnya, melibatkan epitel maupun jaringan ektomesenkim odontogen, disebut tumor campuran ( mixed odontogenics tumor ).

4

Page 5: Tumor Jinak Odontogen Rongga Mulut

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Mapping

3.2 Etiologi Tumor Secara Umum

Etiologi menurut penyebabnya dibagi menjadi 2 faktor, yaitu :

1. Primer

5

TUMOR JINAK ODONTOGEN

RONGGA MULUT

PEMERIKSAAN

HPARADIOLOGI

PEMERIKSAAN PENUNJANG

PATOGENESIS

GAMBARAN KLINIS

ETIOLOGI

Page 6: Tumor Jinak Odontogen Rongga Mulut

Herediter

Kelainan herediter berhubungan dengan garis keturunan,faktor

pertumbuhan dan genetic. Untuk garis keturunan dan genetic misalnya,

jika seorang ayah memiliki neoplasia biasanya anaknya juga mengalami

hal yang sama. Hal ini disebabkan karena mereka memiliki gen yang

sama.

Hormonal

2. Sekunder

Usia

Pada umumnya, frekuensi tumor terus meningkat seiring dengan

pertambahan usia. Hal ini dikarenakan seiring bertambahnya usia,

akumulasi dari sel-sel yang mengalami mutasi somatik terus bertambah.

Selain itu pada usia lanjut, terjadi penurunan akompetensi imunitas juga

ketidak seimbangan hormon yang menyertai penuaan. Waktu yang lama

memberikan kesempatan karsinogen bekerja dan memberikan efek untuk

menimbulkan tumor atau kanker.

Makanan dan Nutrisi

Defisiensi fitamin A, C, dan E berhubungan dengan terjadinya

tumor. Vitamin A mempunyai kemampuan untuk menghambat

pembentukan tumor dengan memperbaiki keratinisasi dan menghambat

efek karsinogen.

Defisiensi zat besi (Fe) berhubungan dengan sindrom plummer

vinson. Sindrom tersebut merupakan salah satu faktor pencetus tumor

mulut yaitu karsinoma sel skuamosa.

6

Page 7: Tumor Jinak Odontogen Rongga Mulut

Mikroorganisme

Beberapa mikroorganisme dapat menyebakan kanker. Bakteri,

virus, jamur semua dapat menyebakan kanker.Candida albicans misalnya.

Jamur ini identik dengan penekanan system kekebalan tubuh oleh obat-

obatan atau HIV. Selain itu pada penyakit sifilis yang disebabkan oleh

Treponema pallidum juga memiliki hubungan dengan kanker lidah.

Bahan kimia

Bahan kimia karsinogenik yang berasal dari lingkungan seperti zat

aflatoxin yang dihasilkan jamur aspergilus flavus pada tanaman kacang-

kacangan dapat menyebabkan tumor usus dan hati.

Tembakau yang ada pada rokok dapat merusak DNA sel. Selain itu

alkohol juga mencegah perbaikan DNA yang rusak dan menghambat

protein P53 sehingga menghambat kemampuan tubuh untuk memperbaiki

sel yang rusak.

Radiasi

Sinar ultraviolet ini tanpa kita sadari dapat menyebabkan kanker

karena bersifat karsinogenik. Sinar ini menyenbabkan terjadinya

karsinoma sel basal pada kulit dan bibir.

Efek radiasi pada foto rontgen juga dapat menyebakan kanker.

Teknik yang salah dan prosuder yang tidak benar dapat menyebakan

kanker. Selain itu, sebuah penelitian menyebutkan bahwa ketika terjadi

bom atom di Hiroshima dan Nagasaki mengakibatkan meningkatnya

insidiensi kanker kelenjar ludah pada orang-orang yang terkena radiasi

7

Page 8: Tumor Jinak Odontogen Rongga Mulut

bom. Orang-orang tersebut memiliki resiko terkena kanker 2,6 kali lebih

besar dari yang tidak terkena radaisi

3.3 Patogenesis Tumor Secara Umum

8

Page 9: Tumor Jinak Odontogen Rongga Mulut

3.4 Klasifikasi Tumor Jinak Odontogen

Klasifikasi Tumor-tumor Jinak Odontogen (WHO,1992)

ASAL SEL / JARINGAN TUMOR NAMA TUMOR

Tumor yang berasal dari jaringan epitel odontogen tanpa melibatkan ektomesenkim odontogen

ameloblastoma

Calcifying ephitelial odontogenic tumor

Squamous odontogenic tumor

Clear cell odontogenic tumor

Tumor yang berasal dari jaringan epitel odontogen dan melibatkan ektomesenkim odontogen dengan atau tanpa pembentukan jaringan keras gigi

Ameloblastic fibroma

Ameloblastic fibro-odontoma

Tumor-tumor odontoameloblastoma

Adenomatoid odontogenic tumor

Complex odontoma

Compound odontoma

Tumor yang berasal dari ektomesenkim odontogen dengan atau tanpa melibatkan epitel odontogen

Odontogenic fibroma

Myxoma

Cementoblastoma

3.5 Tumor Jinak Odontogen

3.5.1 Tumor yang Berasal dari Jaringan Epitel Odontogen Tanpa

Melibatkan Ektomesenkim Odontogen

A. Ameloblastoma

Ameloblastoma adalah tumor epitelial odontogenik yang

berasal dari jaringan organ enamel yang tidak menjalani diferensiasi

9

Page 10: Tumor Jinak Odontogen Rongga Mulut

membentuk enamel. Ameloblastoma biasanya pertumbuhannnya

lambat, secara lokal invasif dan sebagian besar tumor ini bersifat jinak.

Secara radiografi ameloblastoma dibagi menjadi tiga tipe, yaitu solid

atau multikistik, unikistik dan periferal.

KeteranganA. Tipe multikistik B. Tipe Unikistik C. Tipe

Periferal

a. Ameloblastoma multikistik (solid)

• Gambaran Klinis:

- Usia lanjut (laki-laki dan perempuan),

- Perkembangan lambat,

- asymptomatis,

- Pembesaran tumor menyebabkan ekspansi rahang tidak

sakit

• Gambaran Radiografi :

- Pada ameloblastoma multikistik : gambaran, radiografi

sangat khas pada lesi-lesi yang radiolusen

multikistik, jika berkembang menjadi lokus yang besar

digambarkan seperti buih sabun (soap bubble) & jika lokus

masih kecil digambarkan seperti honey combed,

10

Page 11: Tumor Jinak Odontogen Rongga Mulut

terlihatbukal dan lingual korteks terekpansi, resorbsi akar

gigi, pada beberapa kasus berhubungan dengan erupsi M3.

- Pada ameloblastoma solid: menunjukkan adanya radiolusen

yang unilokuler, sebagian besar menyerupai tipe

multikistik. Gambaran Radiolusen berbentuk skallop tidak

teratur.

• HPA:

Ameloblastoma solid atau ameloblastoma

intraosseous multikistik secara histologi dapat menunjukkan

beberapa tipe tetapi yang paling umum adalah tipe folikular

dan tipe flexiform

- Type follikular : Mengandung pulau-pulau epitel yang

menyerupai epitel organ enamel di dalam stroma jaringan

ikat fibrous yang matang. Sarang-sarang epitel tersebut

mengandung sebuah inti yg tersusun longgar menyerupai

stellate reticulum organ enamel.

11

Page 12: Tumor Jinak Odontogen Rongga Mulut

- Type Plexiform : Mengandung lapisan/ epitel

odontogen yang sangat panjang. Lapisan epitel tersebut

terdiri dari sel-sel kolumnar/kuboid yang tersusun sangat

longgar. Didukung jaringan stroma yang longgar dan

mengandung pembuluh darah.

b. Ameloblastoma unikistik

• Gambaran Klinis:

- Pada umumnya pada usia muda,

- asymptomatik,

- menimbulkan pembengkakan pada rahang, pertumbuhan

lambat,

12

Ket :

a. Tanda panah hitam : deposisi bahan kalsifikasi

b. Tanda panah hijau : intercellular space

c. Tanda panah kuning : epitel lining dari tumor nest

Ket :

1 : Lapisan epitel terdiri dari sel – sel kolumnar atau kuboid

2 : Jaringan stroma

Page 13: Tumor Jinak Odontogen Rongga Mulut

- lokalis.

• Radiografi:

- Tampak gambaran radiolusen berbatas jelas mengelilingi

mahkota M3 yang tidak erupsi.

- DD: kista primordial, kista radikuler, dan kista residual.

• HPA :

- Variasi gambaran histologis yang tampak: Luminal

ameloblastoma, Intraluminal ameloblastoma, Mural

ameloblastoma.

c. Ameloblastoma periferal

• Gambaran Klinis:

- Muncul dari sisa-sisa epitelial odontogen di bawah mukosa

rongga mulut atau dari epitel basal.

- Secara klinis simptomatis, bertangkai, ulserasi atau berupa

lesi mukosa alveolar.

- Diameter lesi <1,5cm,

- Ditemukan pada pasien usia lanjut.

- DD: fibroma

• Gambaran Radiografi :

- Tampak radiolusen, permukaan tulang alveolar sedikit

erosi.

• HPA:

- Menunjukan gambaran pulau-pulau epitel di dalam lamina

propia dibawah permukaan epitel, proliferasi epitel

mungkin menunjukkan gambaran mirip ameloblastoma

intraosseous yang type flexiform/folikuler.

13

Page 14: Tumor Jinak Odontogen Rongga Mulut

B. Calcifying ephitelial odontogenic tumor (Pinborg Tumor)

Menurut Kamus Kedokteran Gigi, Calcifying ephitelial odontogenic tumor (Pinborg Tumor) merupakan neoplasma yang jarang terjadi, yang timbul dari epitel odontogenik, dan ditandai dengan adanya epitel yang bersusun seperti lapisan. Tumor Pindborg memiliki presentase sekitar 1% dari tumor odontogenik secara keseluruhan.

Gambaran klinis- Jarang ditemukan, - tidak ada faktor predileksi, - kebanyakan pada regio posterior madibula, - symptomatis berupa sakit ringan, - terdapat pembengkakan, - terlokalisir, - pertumbuhan lambat.

Radiografi- Dijumpai lesi unilokuler, tetapi juga ditemukan

multilokuler lebih sering dari pada skallop.- Adanya strktur berkalsifikasi dengan ukuran dan densitas

yg variatif. Berhubungan dengan adanya impaksi pada gigi M3.

- Campuran antara radiolusen dan radiopak, denga pulau-pulau padat banyak tersebar dan bervariasi di seluruh bagian.

HPA- Mempunyai gambar pulau-pulau tersendiri, epitel beruntai

dan lapisan sel epitel polihedral di dalam stroma fibrous yang eosinofilik.

- Strukur hialin pada ekstraseluler.

14

Page 15: Tumor Jinak Odontogen Rongga Mulut

- Struktur berkalsifikasi berkembang di dalam masa tumor berbentuk cincin konsentral (liesegang ring calsification) yang dapat bergabung &membentuk masa yang besar dan kompleks.

A). Menunjukkan suatu bahan hyaline diantara sel-sel epitel tumor yang berbentuk kuboid . B) Menunjukkan suatu bahan perkapuran ditandai dengan tanda panah

C. C. Squamous odontogenic tumor

• Gambaran Klinis:

Tumor ini berasal dari transformasi neoplasi dari sisa-

sisa epitel mallasez. Kelihatan berasal dari ligamen periodontal

dan berhubungan dengan permukaan lateral akar gigi dan gigi

tidak erupsi. Melibatkan proc. alveolar dan maksila. Tidak ada

faktor predileksi sisi dan jenis kelamin. Symptomatis berupa

sakit ringan berupa pembengkakan gingiva, Gigi goyang,

pertumbuhan lambat.

• Rontgenologis:

Gambaran rontgen tidak menunjukkan gambaran yang

spesifik,menunjukkan kerusakan tulang yang berbentuk

triangular di sebelah lateral akar gigi. Kadang juga adanya

kerusakan tulang arah vertical, lesi menunjukkan gambaran

sklerosis, diameter > 1,5cm

15

Page 16: Tumor Jinak Odontogen Rongga Mulut

D. Clear cell Odontogeni Tumor

Tumor ini jarang terjadi pada rahang. Pertama kali dipaparkan

tahun 1985 dan hanya sejumlah kecil kasus yang dilaporkkan. Tumor

berasal dari odontogen, tetapi histogenesisnya masih belum jelas.

Pemeriksaan histokimia dan ultra struktur pada tumor ini menunjukkan

sel-sel bersih yang mirip ameloblas yang kaya dengan glikogen

• Gambaran Klinis :

Disebabkan hanya sejumlah kecil kasus-kasus yang pernah

dilaporkan, jadi hanya sedikit informasi klinis yang dapat diketahui

yang berhubungan dengan tumor ini, yaitu :

- Sebagian besar kasus yang didiagnosis melibatkan penderita pada

usia diatas 50 tahun,

- Dapat melibatkan mandibula dan maksila

- Symptomatis dan pembesaran rahang.

16

Page 17: Tumor Jinak Odontogen Rongga Mulut

• Gambaran Radiografi :

Lesi radiolusen unilokuler atau multilokuler, dengan tepi dari

radiolusen, tidak mempunyai batas jelas atau tidak teratur.

• HPA :

Cenderung menunjukkan adanya sarang-sarang sel epitel dengan

sitoplasma eosinofilik yang jelas. Sarang-sarang tersebut dipisahkan

oleh lapisan tipis berupa jaringan ikat berhialin. Sel-sel perifer

menunjukkan susunan palisade. Pada beberapa kasus juga ada yang

menunjukkan pola yang mengandung pulau-pulau kecil dengan sel-sel

epitel basaloid yang hiperkromatik di dalam stroma jaringan ikat.

3.5.2 Tumor yang Berasal dari Jaringan Epitel Odontogen dan Melibatkan Ektomesenkim Odontogen dengan atau Tanpa Pembentukan Jaringan Keras Gigi

A. Ameloblastic fibroma

Merupakan tumor campuran jaringan Epitel dan jaringan

mesenkim.

• Gambaran Klinis:

Cenderung pada usia muda dekade kedua

Melibatkan laki-laki sedikit lebih umum dibandingkan

perempuan.

Lesi kecil asymtomatic, pada lesi yang besar menyebabkan

pembesaran rahang.

Sisi posterior mandibula paling sering, dan

pertumbuhannya lambat.

17

Page 18: Tumor Jinak Odontogen Rongga Mulut

• Gambaran Radiografi :

Lesi menunjukkan gambaran radiolusen unilokuler atau

multilokuler, berbatas tegas, dan lesi menunjukkan sklerotik,

dihubungkan pada gigi yang tidak erupsi, lesi yang besar

melibatkan ramus asenden mandibula.

• HPA:

Menunjukkan masa jaringan Lunak yang keras dengan permukaan

luar yang halus. Kapsul bisa ada dan tidak ada. Mengandung

jaringan mesenchim yang sangat banyak mirip dengan dental papil

yang primitif yang bercampur dengan epitel odontogen. Sel epitel

berbentuk panjang dan kecil dengan susunan beranastomose satu

dengan yang lainnya, tetapi hanya mengandung terdiri dari sekitar

dua sel yang berbentuk kuboid dan kolumnar.

18

Page 19: Tumor Jinak Odontogen Rongga Mulut

B. Ameloblastic fibro-odontoma

Tumor ini didefinisikan sebagai sebuah tumor yang gambaran

umumnya merupakan suatu fibroma ameloblastik tetapi juga mengandung

enamel dan dentin. Peneliti berpendapat tumor ini merupakan suatu tahap

dalam perkembangan suatu odontoma. Dalam beberapa kasus tumor

tumbuh progresif menyebabkan perubahan bentuk dan kehancuran tulang.

• Gambaran Klinis:

Tumor ini biasanya ditemukan pada anak-anak dengan rata-rata

usia 10 tahun

Dapat melibatkan kedua rahang

Tidak ada faktor predileksi jenis kelamin

Pada umumnya asymptomatis, terlokalisir dan terjadi

pembengkakan setempat.

• Gambaran Radiografi :

Secara umum menunjukkan gambaran radiolusen unilokuler berbatas

tegas. Jarang ditemukan radiolusen multilokuler. Lesi mengandung

sejumlah bahan terkalsifikasi dengan radiodensitas dari struktur gigi.

Bahan kalsifikasi menunjukkan gambaran multiple, radiopak yang kecil

dan bergabung menjadi besar dan keras.

19

Page 20: Tumor Jinak Odontogen Rongga Mulut

• HPA:

Secaramikroskopismenunjukkangambaran yang identikdengan fibroma

ameloblastikdanmempunyailapisanjaringan (narrow cord) yang

sempitsertapulau-pulauepitelkecildariepitelodontogendalamjaringanikat

primitive longgarmirip dental papilla .

C. Odontoma

Odontoma memiliki dua tipe yaitu compound dan complex.

• Gambaran Klinis :

Asimtomatik

Lebih banyak di maksila

Gambaran Radiografi

- Compound odontomamenunjukkankumpulanstruktur yang

miripgigidenganukurandanbentukvariatifdikelilingidaerahradioluse

n yang tipis.

20

Page 21: Tumor Jinak Odontogen Rongga Mulut

- Complex

odontomamenunjukkangambaranradiopakpadastrukturgigi yang

dikelilingigarisradiolusen tipis.

• HPA

Complex Odontoma,

menunjukkansebuahmassagigitidakberbentuk (amorf) yang

merupakanbentukan material gigi.

Compound Odontoma yang terdiridaristruktursementum (1),

dentin (2), danstruktursepertipulpa (3)

D.ADENOMATOID ODONTOGENIC TUMOR

E.COMPLEX ODONTOMA

F.COMPOUND ODONTOMA

21

Page 22: Tumor Jinak Odontogen Rongga Mulut

3.4.3 Tumor yang Berasal dari Ektomesenkim Odontogen Dengan atau Tanpa

Melibatkan Epitel Odontogen

A. Fibroma Odontogen

Gambaran Klinis :

Melibatkanusia 9 – 80 tahun (rata-rata 40 tahun)

Lesikecilasymptom

Lesibesarekspansirahang&gigigoyang

60% terjadi di maksilla (regio Premolar – Molar pertama)

Gambaran Radiografi :

Lesikeci

lterdapatradioliusenunilokulerdenganbatasjelas&seringberhubun

gandenganapikalgigi yang erupsi

Lesibesarradiolusenmultilokulerdanseringterjadiresorbsiakargigi

HPA

Fibroma odontogenterbagimenjadi 2, yakni :

22

Page 23: Tumor Jinak Odontogen Rongga Mulut

Sederhana :mengandungfibroblas-fibroblas stellate yang sering

kali tersusundalmsebuahpola yang bergelungdegan fibril-fibril

kolagen yang jelas.

Kompleks : polalebihkompleks yang mengandungjaringanikat

fibrous seluler yang jelasdenganserabut-serabutkolagen yang

tersusundalamjalinanbudel

B. Odontogenic mysoma / myofibroma

• Gambaran Klinis:

Jarang dijumpai, merupakan neoplasia yang pertumbuhannya

lambat

Terlokalisir, tapi mempunyai sifat invasif dan agresif

Berasal dari jaringan ikat dental papilla

Umumnya pada faktor predileksi usia, melibatkan kedua rahang

pada mandibula bisa korpus maupun ramus

Asymptomatis, menyebabkan gigi goyang, ekspansi menipis.

• Gambaran Radiografi :

Lesi tampak radiolusen yang dipisahkan oleh gambaran tulang

trabekular. Batas lesi dengan tulang tidak berbatas jelas.

23

Page 24: Tumor Jinak Odontogen Rongga Mulut

• HPA:

Lesi menunjukkan adanya jaringan proliferasi myxoid dan di

beberapa tempat tampak jaringan fibrosa. Secara radiografis tak

berbatas jelas, tetapi pada gambran histologis masih tampak

kapsul fibrous. Vaskularisasi sedikit, hampir tidak ada.

Menunjukkan proliferasi sel-sel myxoid / star cells (1), dengan

didukung fibrous kapsul (2)

C. Cementoblastoma

a. gambaran klinis

Tidak menimbulkan gejala (asimptomatok) karena tidak ada tanda

tanda infeksi

Dapat melibatkan seluruh gigi-geligi baik di maksila maupun

mandibula

Dapat menyebabkan ekspansi rahang dan pemebngkakan pada regio

gigi yang terlibat

24

Page 25: Tumor Jinak Odontogen Rongga Mulut

Gambaranklinissementoblastomapra-pembedahan

Gambaranklinissementoblastomapasca-pembedahan

b. gambaran radiologi

Gambaran radiografis sementoblas teknik oklusal

25

Page 26: Tumor Jinak Odontogen Rongga Mulut

Gambaran radiografis sementoblas teknik panoramik

Gambaran radiografi lesi memperlihatkan suatu massa radiopak

yang melekat ke apeks gigi penyebab dengan batas lesi dipisahkan oleh

gambaran radiolusen tipis.

c.HPA

Gambaranmikroskopis cementoblastoma

Suatu massa kalsifikasi material-material gigi, seperti

sementum, osteoid, atau tulang yang bergabung dengan sel hiperkromatik

padat, dimana lesi melekat pada apeks gigi penyebab, dan batas

dipisahkan oleh kapsul fibrous.

26

Page 27: Tumor Jinak Odontogen Rongga Mulut

BAB IV

KESIMPULAN

Neoplasia adalah massajaringan yang abnormal, tumbuhberlebihan,

tidakterkoordinasidenganjaringan normal dantumbuhterusmeskipun stimulus yang

menimbulkannyatelahhilang. Etiologi dari tumor jinak secara umum dibagi

menjadi dua yaitu :

1. Primer meliputi herediter dan hormonal

2. Sekunder meliputi usia, nutrisi, mikroorganisme, bahan kimia dan radiasi.

Macam tumor odontogen rongga mulut ada 3, yaitu :

a. Tumor yang berasal dari jaringan epitel odontogen tanpa melibatkan

ektomesenkim endogen :

Ameloblastoma

Pinbarg Tumor

Squamos Odontogenik Tumor

Clear Cell Odontogenik Tumor

b. Tumor yang berasal dari jaringan epitel odontogen dan melibatkan

ektomesenkim odontogen dengan atau tanpa pembentukan jaringan keras

gigi:

Ameloblastik Fibroma

Ameloblastik Fibro-odontoma

Odontoma

c. Tumor yang berasal dari ektomesenkim odontogen dengan atau tanpa

melibatkan epitel odontogen :

Odontogenik Fibroma

Odnotogenik Myxoma

Cementoblastoma

27