tugas mandiri skenario 1 blok panca indra

53
LI 1. Memahami dan Menjelaskan Anatomi Mata LO.1.1. Memahami dan Menjelaskan Makroskopik Anatomi Mata Mata terdiri dari : 1. Suatu lapisan luar keras yang transparan di anterior (kornea) dan opak di posterior (sklera). Sambungan antara keduanya disebut limbus. Otot-otot ekstraokular melekat pada sklera sementara saraf optik meninggalkan sklera di posterior melalui lempeng kribiformis. 2. Suatu lapisan kaya pembuluh darah (koroid) melapisi segmen posterior mata dan memberi nutrisi pada permukaan dalam retina. 3. Korpus siliaris terletak di anterior. Korpus siliaris mengandung otot siliaris polos yang kontraksinya mengubah bentuk lensa dan memungkinkan fokus mata berubah-ubah. Epitel siliaris mensekresi aqueous humor dan mempertahankan tekanan okular. Korpus siliaris merupakan tempat perlekatan iris. 4. Lensa terletak di belakang iris dan disokong oleh serabut-serabut halus (zonula) yang terbentang di antara lensa dan korpus siliaris. 5. Sudut yang dibentuk oleh iris dan kornea (sudut iridokornea) dilapisi oleh suatu jaringan sel dan kolagen 1

Upload: erinvera

Post on 09-Nov-2015

258 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

ss

TRANSCRIPT

LI 1. Memahami dan Menjelaskan Anatomi MataLO.1.1. Memahami dan Menjelaskan Makroskopik Anatomi Mata

Mata terdiri dari :1. Suatu lapisan luar keras yang transparan di anterior (kornea) dan opak di posterior (sklera). Sambungan antara keduanya disebut limbus. Otot-otot ekstraokular melekat pada sklera sementara saraf optik meninggalkan sklera di posterior melalui lempeng kribiformis.2. Suatu lapisan kaya pembuluh darah (koroid) melapisi segmen posterior mata dan memberi nutrisi pada permukaan dalam retina.3. Korpus siliaris terletak di anterior. Korpus siliaris mengandung otot siliaris polos yang kontraksinya mengubah bentuk lensa dan memungkinkan fokus mata berubah-ubah. Epitel siliaris mensekresi aqueous humor dan mempertahankan tekanan okular. Korpus siliaris merupakan tempat perlekatan iris.4. Lensa terletak di belakang iris dan disokong oleh serabut-serabut halus (zonula) yang terbentang di antara lensa dan korpus siliaris.5. Sudut yang dibentuk oleh iris dan kornea (sudut iridokornea) dilapisi oleh suatu jaringan sel dan kolagen (jalinan trabekula). Pada sklera di luar jalinan ini, kanal schlemm mengalirkan aqueous humor dari bilik anterior ke dalam sistem vena, sehingga terjadi drainase aqueous. Daerah ini dianamakan sudut drainase.Antara kornea di anterior dan lensa serta iris di posterior terdapat bilik mata anterior. Di antara iris, lensa, dan korpus siliaris terdapat bilik mata posterior (yang berbeda dari korpus vitreous). Kedua bilik ini terisi oleh aqueous humor. Di antara lensa retina terletak korpus vitreous.Di anterior, konjungtiva akan berlanjut dari sklera ke bagian bawah kelopak mata atas dan bawah. Satu lapis jaringan ikat (kapsul tenon) memisahkan konjungtiva dari sklera dan memanjang ke belakang sebagai satu penutup di sekitar otot-otot rektus.Orbita

Mata terletak dalam ruang orbita yang memiliki bentuk seperti piramida berisi empat. Pada apeks posterior terletak kanal optik yang merupakan tempat lewatnya saraf optik ke otak. Fissura orbita superior dan inferior merupakan tempat lewatnya pembuluh darah dan saraf kranialis yang memberikan persarafan pada struktur orbita. Pada dinding anterior media terdapat fossa untuk sakus lakrimalis. Kelenjar lakrimal terletak di anterior pada aspek superolateral orbit.

Kelopak MataFungsi :

1. Memberikan proteksi mekanis pada bola mata anterior.2. Mensekresi bagian berminyak dari lapisan film air mata.3. Menyebarkan film air mata ke konjungtiva dan kornea.4. Mencegah mata menjadi kering.5. Memiliki pungta tempat air mata mengalir ke sistem drainase lakrimal.

Kelopak mata terdiri dari :1. Suatu lapisan permukaan kulit.2. Otot-otot orbikularis.3. Suatu lapisan kolagen kuat (lempeng tarsal).4. Suatu lapisan epitel, konjungtiva, sampai ke bola mata.

Otot levator berjalan ke arah kelopak mata atas dan berinsersi pada lempeng tarsal. Otot ini dipersarafi oleh saraf ketiga. Kerusakan pada saraf ini atau perubahan-perubahan pada usia tua menyebabkan jatuhnya kelopak mata (ptosis). Suatu otot polos datar yang muncul dari permukaan profunda levator berinsersi pada lempeng tarsal. Otot ini dipersarafi oleh sistem saraf simpatis. Jika persarafan simpatis rusak (seperti pada sindrom Horner) akan terjadi ptosis ringan.Tepi kelopak mata adalah letak sambungan mukokutan. Sambungan ini mengandung muara kelenjar minyak Meibomm yang terletak di lempeng tarsal. Kelenjar ini mensekresikan komponen lipid dari film air mata. Di medial, pada kelopak mata atas dan bawah, dua pungta kecil membentuk bagian awal sistem drainase lakrimal.

Sistem Drainase Lakrimal

Air mata mengalir ke dalam pungta atas dan bawah dan kemudian ke dalam sakus lakrimalis melalui kanalikuli atas dan bawah. Kanalikuli-kanalikuli membentuk kanalikulus komunis sebelum memasuki sakus lakrimalis. Duktus nasolakrimalis berjalan dari sakus ke hidung. Kegagalan bagian distal duktus nasolakrimalis untuk membentuk saluran sempurna pada saat lahir biasanya merupakan penyebab mata berair dan lengket pada bayi. Drainase air mata melalui sistem ini.

Perdarahan

Mata mendapat pasokan darah dari arteri oftalmika (cabang dari arteri karotis interna) melalui arteri retina, arteri siliaris, dan arteri muskularis. Sirkulasi konjungtiva beranastomosis di anterior dengan cabang-cabang dari arteri karotis eksterna.Saraf optik anterior mendapat pasokan darah dari cabang-cabang dari arteri siliaris. Retina mendapat pasokan darah dari cabang arteriol dari arteri retina sentral. Fovea sangat tipis sehingga tidak membutuhkan pasokan dari sirkulasi retina. Fovea mendapat darah secara tidak langsung, seperti juga lapisan luar retina, oleh difusi oksigen dan metabolit dari koroid melewati epitel pigmen retina.

Persarafan

1. Nervus IIISaraf ini memasuki sinus kavernosus pada dinding lateral dan memasuki orbita melalui fissura orbita superior. Nukleusnya terletak di tengah.2. Nervus IVSaraf keempat memasuki orbita melalui fissura orbita superior. Nukleusnya terletak di otak tengah.3. Nervus VISaraf ini memasuki orbita melalui fissura orbita superior. Nukleusnya terletak di pons.

Media Refraksi

Yang termasuk media refraksi antara lain kornea, pupil, lensa, dan vitreous. Media refraksi targetnya di retina sentral (macula). Gangguan media refraksi menyebabkan visus turun (baik mendadak aupun perlahan). Bagian berpigmen pada mata: uvea bagian iris, warna yang tampak tergantung pada pigmen melanin di lapisan anterior iris.a. banyak pigmen = coklat.b. sedikit pigmen = biru.c. tidak ada pigmen= merah / pada albino.

Hasil pembiasan sinar pada mata ditentukan oleh media penglihatan yang terdiri atas kornea, aqueous humor (cairan mata), lensa, badan vitreous (badan kaca), dan panjangnya bola mata. Pada orang normal susunan pembiasan oleh media penglihatan dan panjang bola mata sedemikian seimbang sehingga bayangan benda setelah melalui media penglihatan dibiaskan tepat di daerah makula lutea. Mata yang normal disebut sebagai mata emetropia dan akan menempatkan bayangan benda tepat di retinanya pada keadaan mata tidak melakukan akomodasi atau istirahat melihat jauh.Kornea

Kornea (Latin cornum=seperti tanduk) adalah selaput bening mata, bagian selaput mata yang tembus cahaya. Kornea merupakan lapisan jaringan yang menutupi bola mata sebelah depan dan terdiri atas 5 lapis, yaitu:1. Epitela. Tebalnya 50 m, terdiri atas 5 lapis selepitel tidak bertanduk yang saling tumpang tindih; satu lapis sel basal, sel poligonal dan sel gepeng.b. Pada sel basal sering terlihat mitosis sel, dan sel muda ini terdorong ke depan menjadi lapis sel sayap dan semakin maju ke depan menjadi sel gepeng, sel basal berikatan erat berikatan erat dengan sel basal di sampingnya dan sel poligonal di depannya melalui desmosom dan makula okluden; ikatan ini menghambat pengaliran air, eliktrolit, dan glukosa yang merupakan barrier.c. Sel basal menghasilkan membran basal yang melekat erat kepadanya. Bila terjadi gangguan akan mengakibatkan erosi rekuren.d. Epitel berasal dari ektoderm permukaan

2. Membran Bowmana. Terletak di bawah membran basal epitel kornea yang merupakan kolagen yang tersusun tidak teratur seperti stroma dan berasal dari bagian depan stroma.b. Lapisan ini tidak mempunyai daya regenerasi.

3. StromaTerdiri atas lamel yang merupakan susunan kolagen yang sejajar satu dengan lainnya, pada permukaan terlihat anyaman yang teratur sadangkan dibagian perifer serat kolagen ini bercabang; terbentuknya kembali serat kolagen memakan waktu lama yang kadang-kadang sampai 15 bulan. Keratosit merupakan sel stroma kornea yang merupakan fibroblas terletak di antara serat kolagen stroma. Diduga keratosit membentuk bahan dasar dan serat kolagen dalam perkembangan embrio atau sesudah trauma.

4. Membran Descementa. Merupakan membran aselular dan merupakan batas belakang stroma kornea dihasilkan sel endotel dan merupakan membran basalnya.b. Bersifat sangat elastis dan berkembang terus seumur hidup, mempunyai tebal 40 m.

5. EndotelBerasal dari mesotelium, berlapis satu,bentuk heksagonal, besar 20-40 m. Endotel melekat pada membran descement melalui hemi desmosom dan zonula okluden.

Kornea dipersarafi oleh banyak saraf sensoris terutama berasal dari saraf siliar longus, saraf nasosiliar, saraf V. saraf siliar longus berjalan supra koroid, masuk ke dalam stroma kornea, menembus membran Boeman melepaskan selubung Schwannya. Seluruh lapis epitel dipersarafi samapai kepada kedua lapis terdepan tanpa ada akhir saraf. Bulbus Krause untuk sensasi dingin ditemukan di daerah limbus. Daya regenerasi saraf sesudah dipotong di daerah limbus terjadi dalam waktu 3 bulan.Trauma atau panyakit yang merusak endotel akan mengakibatkan sistem pompa endotel terganggu sehingga dekompresi endotel dan terjadi edema kornea. Endotel tidak mempunya daya regenerasi. Kornea merupakan bagian mata yang tembus cahaya dan menutup bola mata di sebelah depan. Pembiasan sinar terkuat dilakukan oleh kornea, dimana 40 dioptri dari 50 dioptri pembiasan sinar masuk kornea dilakukan oleh kornea.Aqueous Humor (Cairan Mata)Aqueous humor mengandung zat-zat gizi untuk kornea dan lensa, keduanya tidak memiliki pasokan darah. Adanya pembuluh darah di kedua struktur ini akan mengganggu lewatnya cahaya ke fotoreseptor. Aqueous humor dibentuk dengan kecepatan 5 ml/hari oleh jaringan kapiler di dalam korpus siliaris, turunan khusus lapisan koroid di sebelah anterior. Cairan ini mengalir ke suatu saluran di tepi kornea dan akhirnya masuk ke darah. Jika aqueous humor tidak dikeluarkan sama cepatnya dengan pembentukannya (sebagai contoh, karena sumbatan pada saluran keluar), kelebihan cairan akan tertimbun di rongga anterior dan menyebabkan peningkatan tekanan intraokuler (di dalam mata). Keadaan ini dikenal sebagai glaukoma. Kelebihan aqueous humor akan mendorong lensa ke belakang ke dalam vitreous humor, yang kemudian terdorong menekan lapisan saraf dalam retina. Penekanan ini menyebabkan kerusakan retina dan saraf optikus yang dapat menimbulkan kebutaan jika tidak diatasi.LensaJaringan ini berasal dari ektoderm permukaan yang berbentuk lensa di dalam bola mata dan bersifat bening. Lensa di dalam bola mata terletak di belakang iris dan terdiri dari zat tembus cahaya (transparan) berbentuk seperti cakram yang dapat menebal dan menipis pada saat terjadinya akomodasi.Lensa berbentuk lempeng cakram bikonveks dan terletak di dalam bilik mata belakang. Lensa akan dibentuk oleh sel epitel lensa yang membentuk serat lensa di dalam kapsul lensa. Epitel lensa akan membentuk serat lensa terus-menerus sehingga mengakibatkan memadatnya serat lensa di bagian sentral lensa sehingga membentuk nukleus lensa. Bagian sentral lensa merupakan serat lensa yang paling dahulu dibentuk atau serat lensa yang tertua di dalam kapsul lensa. Di dalam lensa dapat dibedakan nukleus embrional, fetal dan dewasa. Di bagian luar nukleus ini terdapat serat lensa yang lebih muda dan disebut sebagai korteks lensa. Korteks yang terletak di sebelah depan nukleus lensa disebut sebagai korteks anterior, sedangkan dibelakangnya korteks posterior. Nukleus lensa mempunyai konsistensi lebih keras dibanding korteks lensa yang lebih muda. Di bagian perifer kapsul lensa terdapat zonula Zinn yang menggantungkan lensa di seluruh ekuatornya pada badan siliar.Secara fisiologis lensa mempunyai sifat tertentu, yaitu:

1. Kenyal atau lentur karena memegang peranan terpenting dalam akomodasi untuk menjadi cembung,2. Jernih atau transparan karena diperlukan sebagai media penglihatan,3. Terletak di tempatnya, yaitu berada antara posterior chamber dan vitreous body dan berada di sumbu mata.Keadaan patologik lensa ini dapat berupa:

1. Tidak kenyal pada orang dewasa yang mengakibatkan presbiopia,2. Keruh atau apa yang disebut katarak,3. Tidak berada di tempat atau subluksasi dan dislokasi

Badan Vitreous (Badan Kaca)

Badan vitreous menempati daerah mata di balakang lensa. Struktur ini merupakan gel transparan yang terdiri atas air (lebih kurang 99%), sedikit kolagen, dan molekul asam hialuronat yang sangat terhidrasi. Badan vitreous mengandung sangat sedikit sel yang menyintesis kolagen dan asam hialuronat (Luiz Carlos Junqueira, 2003). Peranannya mengisi ruang untuk meneruskan sinar dari lensa ke retina. Kebeningan badan vitreous disebabkan tidak terdapatnya pembuluh darah dan sel. Pada pemeriksaan tidak terdapatnya kekeruhanbadan vitreous akan memudahkan melihat bagian retina pada pemeriksaan oftalmoskopi. Vitreous humor penting untuk mempertahankan bentuk bola mata yang sferis.Panjang Bola Mata

Panjang bola mata menentukan keseimbangan dalam pembiasan. Panjang bola mata seseorang dapat berbeda-beda. Bila terdapat kelainan pembiasan sinar oleh karena kornea (mendatar atau cembung) atau adanya perubahan panjang (lebih panjang atau lebih pendek) bola mata, maka sinar normal tidak dapat terfokus pada mekula. Keadaan ini disebut sebagai ametropia yang dapat berupa miopia, hipermetropia, atau astigmatisma.Lapisan Mata

Lapisan mata dari luar ke dalam adalah: (1) tunika fibrosa, terdiri dari sklera di bagian belakang dan kornea di bagian depan; (2) tunika vascular berpigmen, di bagian belakang terdapat koroid, dan di bagian depan terdapat badan siliaris dan iris; dan (3) tunika nervosa, retina.

A. Tunika fibrosa (tunica fibrosa oculi)

Sklera dan kornea membentuk tunika fibrosa bola mata; sklera berada di lima perenam bagian posterior dan opak; kornea membentuk seperenam bagian anterior dan transparan.Sklera memiliki densitas yang tinggi dan sangat keras, merupakan membran solid yang berfungsi mempertahankan bentuk bola mata. Sklera lebih tebal di bagian belakang daripada di depan; ketebalan di bagian belakang 1 mm. Permukaan eksternal sklera berwarna putiih, dan menempel pada permukaan dalamfascia bulbi; bagian anterior sklera dilapisi membran konjungtiva bulbi.Di bagian depan, sklera berhubungan langsung dengan kornea, garis persatuannya dinamakansclero-corneal junctionatau limbus. Pada bagian dalam sklera dekat denganjunctionterdapat kanal sirkular,sinus venosus sclera(canal of Schlemm). Pada potongan meridional dari bagian ini, sinus tampak seperti cekungan (cleft), dinding luarnya terdiri dari jaringan solid sklera dan dinding dalamnya dibentuk oleh massa triangular jaringan trabekular.Aqueous humordireasorbsi menuju sinus skleral oleh jalurpectinate villiyang analog dengan struktur dan fungsiarachnoid villipada meninges serebral menuju pleksus vena sklera.Kornea merupakan bagian proyeksi transparan dari tunika eksternal, dan membentuk seperenam permukaan anterior bola mata. Kornea berbentuk konveks di bagian anterior dan seperti kubah di depan sklera. Derajat kelengkungannya berbeda pada setiap individu.B. Tunika vaskular (tunica vasculosa oculi)

Tunika vaskular mata terdiri dari koroid di bagian belakang, badan siliaris serta iris di bagian depan. Koroid berada di lima perenam bagian posterior bola mata, dan memanjang sepanjang ora serrata. Badan siliaris menghubungkan koroid dengan lingkaran iris. Iris adalah diafragma sirkular di belakang kornea, dan tampak di sekeliling pusat, apertura bundar, pupil.Koroid merupakan membran tipis, vaskular, warna coklat tua atau muda. Di bagian belakang ditembus oleh nervus optikus. Lapisan ini lebih tebal di bagian belakang daripada di bagian depan. Salah satu fungsi koroid adalah memberikan nutrisi untuk retina serta menyalurkan pembuluh darah dan saraf menuju badan siliaris dan iris.Badan siliaris (corpus ciliare) merupakan terusan koroid ke anterior yang terdapat processus ciliaris serta musculus ciliaris. Iris dinamakan berdasarkan warnanya yang beragam pada individu berbeda. Iris adalah lempeng (disk) kontraktil, tipis, sirkular, berada diaqueous humorantara kornea dan lensa, dan berlubang di tengah yang disebut pupil. Di bagian perifernya, iris menempel dengan badan siliaris, dan juga terkait dengan; permukaannya rata, bagian anterior menghadap ke kornea, bagian posterior menghadap prosesus siliaris dan lensa.Iris membagi ruangan antara lensa dan kornea sebagai ruang anterior dan posterior. Ruang anterior mata dibentuk di bagian depan oleh permukaan posterior kornea; di bagian belakang oleh permukaan anterior iris dan bagian tengah lensa. Ruang posterior adalah celah sempit di belakang bagian perifer iris, dan di depan ligamen suspensori lensa dan prosesus siliaris.

C. Tunika nervosa (Tunica interna)

Retina adalah membran nervosa penting, dimana gambaran objek eksternal ditangkap. Permukaan luarnya berkontak dengan koroid; permukaan dalamnya dengan membran hialoid badan vitreous. Di belakang, retina berlanjut sebagai nervus optikus; retina semakin tipis di bagian depan, dan memanjang hingga badan siliaris, dimana ujungnya berupa cekungan, ora serrata. Disini jaringan saraf retina berakhir, tetapi pemanjangan tipis membran masih memanjang hingga di belakang prosesus siliaris dan iris, membentukpars ciliaris retinadanpars iridica retina.Tepat di bagian tengah di bagian posterior retina, pada titik dimana gambaran visual paling bagus ditangkap, berupa area oval kekuningan, makula lutea; pada makula terdapat depresi sentral, fovea sentralis. Fovea sentralis retina sangat tipis, dan warna gelap koroid dapat terlihat. Sekitar 3 mm ke arah nasal dari makula lutea terdapat pintu masuk nervus optikus (optic disk), arteri sentralis retina menembus bagian tengah discus. Bagian ini satu-satunya permukaan retina yang insensitive terhadap cahaya, dan dinamakan blind spot.

LO.1.2. Memahami dan Menjelaskan Mikroskopik Anatomi Mata

Isi bola mata adalah media refraksi: kornea, aquos humor, lensa, dan korpus vitreus.

Sklera

Sklera terdiri atas jaringan fibrosa padat dan mempertahankan bentuk ukuran bola mata. Berkas serat kolagen yang gepeng pada sklera sebagian besar terletak sejajar permukaan, tetapi berkas saling menyilang di segala arah, dengan jaring-jaring halus serat elastik di antara berkas, juga sejumlah substansi dasar, dan sejumlah kecil fibroblas yang gepeng/pipih dan bercabang-cabang. Lapisan paling luar, jaringan episkleralis, merupakan cabang fibroelastik jarang yang di luar melanjutkan diri dengan jaringan fibrosa padat kapsula Tenon, dengan dibatasi oleh jaringan longgar (ruang Tenon). Tendo otot ekstraokular berjalan melalui kapsula untuk berinsersi ke sklera. Bola mata dapat berputar oleh karena ruang ini dan karena lemak orbital.

Antara skleranya sendiri dengan koroid terdapat suatu lapisan tipis, lamina fuska (lapis gelap), dengan berkas kolagen kecil, sejumlah besar serat elastik, dan melanosit. Di posterior, sklera ditembusi serat-serat saraf optik pada lamina kribrosa. Sklera mengandung pembuluh darah, terutama pada limbus, dan beberapa serat saraf elastis.

Kornea

Kornea jernih dan tembus cahaya dengan permukaan yang licin, tetapi tidak melengkung secara uniform/seragam. Daya refraksi kornea, yang merupakan hasil indeks refraksi dan radius lengkung kornea lebih besar daripada daya refraksi lensa. Secara anatomis, kornea mempunyai dua bagian: kornea asli dan limbus (suatu daerah peralihan dengan lebar sekitar 1 mm pada tepi kornea). Sementara kornea asli bersifat avaskular, limbus mempunyai pembuluh darah dan limf. Kornea asli, secara histologik, terdiri dari lima lapisan:

1. Epitel. Pada permukaan luar terdapat epitel, yaitu suatu epiles berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk, dengan lima hingga enam lapisan sel. Lapisan basal silindris rendah, kemudian tiga atau empat lapisan sel polihedral (sel sayap), dan satu atau dua lapisan sel permukaan yang gepeng. Epitel ini sangat sensitif, dengan banyak akhir saraf bebas, dan mempunyai daya regenerasi istimewa/sangat baik, mitosis hanya terjadi dalam lapisan basal.2. Membran Bowman. Di bawah epitel terdapat membran Bowman, dengan tebal 8 m, tak berbentuk dan tak mengandung sel, dibentuk oleh perpadatan substansi antar sel dengan serabut kolagen halus yang tersebar tak beraturan. Membran ini berakhir dengan tegas/mendadak pada limbus.3. Substansi propria. Substansi propria membentuk massa kornea (90% ketebalannya), bersifat tembus cahaya, dan terdiri dari lamel kolagen dengan sel. Lamel merupakan serat lebar, seperti pita, serabut dalam setiap lamel sejajar, dengan lamel pada sudut-sudut yang berbeda. Lamel saling melekat karena adanya pertukaran serabut antara lamel yang berdampingan. Fibroblas berbentuk bintang, gepeng dengan cabang yang ramping, terletak antara lamel.4. Membran Descemet. Membran Descemet, tampak homogen, terletak sebelah dalam substansi propria. Dengan mikroskop elektron, tampak membran ini mengandung serabut kecil dengan periodisitas 100 nm yang tersusun dalam pola heksagona yang amat teratur. Secara kimiawi, materinya adalah kolagen.5. Endotel. Membran Descemet adalah membrana basal untuk endotel, merupakan satu lapis sel kuboid yang melapisi permukaan dalam kornea. Sel menunjukkan kompleks tautan, permukaan antar sel yang tak teratur, dan sejumlah besar vesikula pinositotik. Vesikula ini mentransportasikan cairan dan larutan.

Kornea bersifat avaskular (tak berpembuluh darah), mendapatkan nutrisi dan difusi pembuluh perifer dalam limbus dan dari humor aqueus di bagian tengah.

Limbus kornea merupakan zona peralihan atau zona pertemuan, dengan tebal hanya 1 mm, antara kornea dan sklera. Di sini, epitel kornea menebal sampai 10 atau lebih lapisan dan melanjutkan diri dengan konjungtiva, membran Bowman berhenti dengan tiba-tiba, membran Descemet menipis dan memecah dan melanjutkan diri menjadi trabekula ligamen pektinata, dan stroma kornea menjadi kurang teratur dan secara bertahap susunannya berubah dari susunan lamelar yang khas menjadi kurang teratur seperti yang ditemukan pada sklera. Limbus memiliki vaskularisasi yang baik.

Lensa

Lensa kristalina bentuknya bikonveks, permukaan posterior lebih melengkung daripada anterior. Di bagian tengah pada kedua permukaannya terdapat kutub anterior dan kutub posterior. Garis yang menghubungkan keduanya, axis, dan batas sekelilingnya adalah ekuator. Pada orang muda, lensa bersifat elastik, dan akan bertambah keras dan sklerotik dengan bertambahnya usia. Lensa cenderung menjadi bulat, tetapi daya ini ditahan (dan lensa menggepeng) karena tegangan pada zonula. Secara struktural, terdapat tiga komponen:

1. Kapsul lensa. Kapsul lensa meliputi lensa. Tebalnya sekitar 10 m pada permukaan anterior, tetapi hanya 5-6 m pada permukaan posteriornya. Kapsul ini homogen, agaknya merupakan membran yang tak berbentuk, bersifat elastik, dan mengandung glikoprotein dan kolagen tipe IV. Padanya melekat serat zonula, yang berjalan ke badan siliar sebagai ligamen suspensorium/penyokong.2. Epitel subkapsular. Hanya pada permukaan anterior, di bawah kapsula, terdapat epitel subkapsular, merupakan satu lapisan sel kuboid. Bagian dasar sel ini terletak di luar dalam hubungan dengan kapsula. Apeksnya terletak di dalam dan membentuk kompleks jungsional dengan serat lensa. Ke arah ekuator, sel ini bertambah tinggi dan beralih menjadi serat lensa, lensa tumbuh sepanjang kehidupan dengan penambahan serat ini. Dengan memanjangnya sel kapsul pada ekuator, ujung anteriornya bergeser di bawah epitel lensa dengan ujung posterior di bawah kapsul di bagian posterior.3. Substansi lensa. Substansi lensa terdiri dari serat lensa, yang masing-masing berbentuk sebagai prisma heksagonal. Sebagian besar serat tersusun secara konsentris dan sejajar permukaan lensa. Di permukaan, pada korteks, serat yang lebih muda mengandung inti dan beberapa organel. Di bagian tengah, dalam inti lensa, serat yang lebih tua telah kehilangan inti dan tampak homogen. Serat yang berdampingan menunjukkan suatu kompleks yang terdiri dari juluran sitoplasma yang saling mengunci dengan banyak tautan celah dan desmosom bercak.

Lensa sama sekali tanpa pembuluh darah, karenanya mendapatkan nutrisi dari humor aqueus dan badan vitreus. Lensa bersifat tumbuh cahaya, dan membran plasma serat lensanya sangat tidak permeabel. Lensa dipertahankan pada tempatnya oleh ligamen suspensorium, disebut zonula, yang terdiri dari lembaran (serat zonular) terdiri dari materi fibrilar yang berjalan dari badan siliar ke ekuator lensa, sehingga meliputi lensa. Pada perlekatannya ke lensa, serat zonular memecah menjadi serat yang lebih halus yang menyatu dengan kapsul lensa.

Korpus Vitreus

Korpus vitreus merupakan suatu agar-agar yang jernih dan tembus cahaya yang memenuhi ruang antara retina dan lensa. Oleh karenanya bentuknya sferoid/bundar dengan lekukan pada bagian anterior untuk menyesuaikan dengan lensa. Bagian ini melekat pada epitel siliar, terutama sekeliling diskus optik dan ora serrata. Badan siliar mengandung glikosaminoglikans yang terhidrasi, khususnya asam hialuronat, dan serabut kolagen dalam bentuk jalinan halus. Serabut ini lebih padat pada bagian perifer dan sekeliling saluran berbentuk tabung yang berisi cairan dan berjalan anteroposterior. Saluran ini disebut kanal hyaloidea, yang semula mengandung arteri hyaloidea pada masa janin. Beberapa sel ditemukan di sini, khususnya pada bagian tepi, dan merupakan makrofag dan sel (hialosit) berperan dalam sintesis dan pemeliharaan kolagen dan asam hialuronat. Di bagian tepi, badan vitreus melekat pada membran limitans interna. Badan vitreus juga memelihara bentuk dan kekenyalan bola mata.

RetinaMerupakan lapisan paling dalam bola mata dan terdiri dari bagian anterior yang tak peka dan bagian posterior yaitu bagian yang fungsional, yang merupakan organ fotoreseptor atau alat penerima cahaya.Retina berkembang sebagai penonjolan ke luar otak depan yang disebut vesikel optik. Vesikel optik mempertahankan hubungannya dengan otak mellaui tangkai optik. Vesikel optik akan berubah menjadi cangkir optik yang berlapis dua. Lapisan luar membentuk epitel pigmen, dan lapisan dalam menjadi retina saraf atau retina yang sebenarnya.Suatu ruang potensial menetap antara kedua lapisan tersebut dan hanya dilalui oleh penonjolan sel pigmen. Lapisan luar, lapisan pigmen melekat erat pada koroid, tetapi lapisan dalam mudah terlepas pada proses pembuatan sajian histologi juga dalam kehidupan sesudah terjadi trauma.Retina optikal atau neural melapisis koroid mulai dari papila saraf optik di bagian posterior hingga ora serrata di anterior, dan menunjukkan suatu cekungan yang dangkal yang disebut fovea sentralis. Sekeliling fovea terdapat suatu daerah yang dikenal sebagai bintik kuning, atau makula lutea. Fovea merupakan daerah untuk penglihatan terjelas. Tak terdapat fotoreseptor di atas papila optik, sehingga daerah ini disebut juga bintik buta.Lapisan retina terdiri dari:1. Epitel pigmen2. Lapisan batang dan kerucut3. Membran limitans eksterna4. Lapisan inti luar5. Lapisan pleksiform luar6. Lapisan inti dalam7. Lapisan pleksiform dalam8. Lapisan sel ganglion9. Lapisan serat saraf10. Membran limitans interna

Terdapat empat kelompom sel:1. Fotoreseptor (batang dan kerucut)Baik batang maupun kerucut merupakan bentuk modifikasi neuron. Sel ini menunjukkan segmen dalam dan luar yang terletak di luar membran limitans eksterna. Batang merupakan sel khusus yang ramping dengan segmen luar berbentuk silindris mengandung fotopigmen rhodopsin (ungu visual) dan suatu segmen dalma yang sedikit lebih panjang. Kerucut menunjukkan segmen luar yang mengecil dan membesar ke arah segmen dalam, sehingga berbentuk seperti botol.

2. Neuron konduksi langsung (sel bipolar dan sel ganglion)Sel bipolar badan sel bipolar sebagian besar terletak pada bagian sentral aerah inti dalam. Terbagi dalam suatu kelompok utama:a. Bipolar difusa berhubungan dengan beberapa fotoreseptorb. Bipolar monosinaptik/kerdil yang berhubungan dengan satu sel.Sel ganglion terletak dalam retina dalam dengan dendritnya dalam lapisan pleksiform dalma dan aksonnya membentuk serat saraf optik. Aksonnta tak pernah bercabang.3. Neuron asosiasi dan lainnya (sel horisontal, makrin, dan sel bipolar sentrifugal)4. Unsur penyokong (serat Muller dan neuroglia).

LI 2. Memahami dan Menjelaskan mata merahLO 2.1 Memahami dan menjelaskan mata merah dengan visus normalMata merah dengan penglihatan normal dan tidak kotor / beleka. Pterigium merupakan suatu pertumbuhan fibrovaskular konjungtiva yang bersifat degeneratif dan invasif. Pteregium berbentuk segitiga dengan puncak di bagian sentral atau di daerah kornea. Pterigium mudah meradang, dan bila terjadi iritasi, maka bagian pterigium akan berwarna merah. Pterigium dapat mengenai kedua mata. Pterigium diduga disebabkan oleh iritasi kronis akibat debu, cahaya sinar matahari, dan udara yang panas. Etiologinya tidak diketahui dengan jelas dan diduga merupakan suatu neoplasma, radang, dan degenerasi.

Klasifikasi PterygiumTipe 1Meluas kurang dari 2 mm di atas kornea. Timbunan besi (ditunjukkan dengan Stocker line) dapat terlihat di epitel kornea bagian anterior/depan pterygium. Lesi/jejas ini asimtomatis, meskipun sebentar-sebentar dapat meradang (intermittently inflamed). Tipe 2Melebar hingga 4 mm dari kornea, dapat kambuh (recurrent) sehingga perlu tindakan pembedahan. Dapat mengganggu precorneal tear film dan menyebabkan astigmatisme.

Tipe 3Meluas hingga lebih dari 4 mm dan melibatkan daerah penglihatan (visual axis). Lesi/jejas yang luas (extensive), jika kambuh, dapat berhubungan dengan fibrosis subkonjungtiva dan meluas hingga ke fornix yang terkadang dapat menyebabkan keterbatasan pergerakan mata.

b. Pinguekula Merupakan benjolan pada konjungtiva bulbi yang ditemukan pada orang tua, terutama yang matanya sering mendapat rangsangan sinar matahari, debu, dan angin panas. Letak bercak ini pada celah kelopak mata terutama di bagian nasal. Pinguekula merupakan degenerasi hialin jaringan submukosa konjungtiva.

c. Hematoma subkonjungtiva Dapat terjadi pada keadaan dimana pembuluh darah rapuh (umur, hipertensi, arteriosklerosis, konjungtivitis hemoragik, anemia, pemakaian antikoagulan, dan batuk rejan). Dapat juga terjadi akibat trauma langsung atau tidak langsung, yang kadang-kadang menutup perforasi jaringan bola mata yang terjadi.

d. Episkleritis Merupakan reaksi radang jaringan ikat vaskular yang terletak antara konjungtiva dan permukaan sklera. Radang episklera dan sklera mungkin disebabkan oleh reaksi hipersensitivitas terhadap penyakit sistemik, seperti tuberkulosis, reumatoid artritis, lues, SLE, dan lainnya. Merupakan suatu reaksi toksik, alergik, atau bagian dari infeksi. Dapat saja kelainan ini terjadi secara spontan dan idiopatik. Episkleritis umumnya mengenai satu mata dan terutama perempuan usia pertengahan dengan bawaan penyakit reumatik.

e. Skleritis Biasanya disebabkan oleh kelainan atau penyakit sistemik. Lebih sering disebabkan oleh penyakit jaringan ikat, pasca herpes, sifilis, dan gout. Kadang-kadang disebabkan oleh tuberkulosis, bakteri (pseudomonas), sarkoidosis, hipertensi, benda asing, dan pasca bedah. Skleritis biasanya terlihat bilateral dan juga sering terdapat pada perempuan. Skleritis dibedakan menjadi :1. Skleritis anterior diffusRadang sklera disertai kongesti pembuluh darah episklera dan sklera, umumnya mengenai sebagian sklera anterior, peradangan sklera lebih luas, tanpa nodul.2. Skleritis nodularNodul pada skleritis noduler tidak dapat digerakkan dari dasarnya, berwarna merah, berbeda dengan nodul pada episkleritis yang dapat digerakkan.3. Skleritis nekrotikJenis skleritis yang menyebabkan kerusakan sklera yang berat.

f. PseudopterigiumPseudopterigium merupakan perlekatan konjungtiva dengan kornea yang cacat. Sering pseudopterigium ini terjadai pada proses penyembuhan tukak kornea, sehingga konjungtiva menutupi kornea. Letak pseudopterygium ini pada daerah konjungtiva yang terdekat dengan proses kornea sebelumnya.PTERIGIUMPSEUDOPTERIGIUM

1. LokasiSelalu di fisura palpebraSembarang lokasi

2.Progresifitas Bisa progresif atau stasionerSelalu stasioner

3.Riwayat peny.Ulkus kornea (-) Ulkus kornea (+)

4.Tes sondase NegatifPositif

Pseudopterygium tidak memerlukan pengobatan, serta pembedahan, kecuali sangat mengganggu visus, atau alasan kosmetik.

Mata Merah dengan Penglihatan Normal dan Kotor atau BelekGejala khusus pada kelainan konjungtiva adalah terbentuknya sekret. Sekret merupakan produk kelenjar, yang pada konjungtiva bulbi dikeluarkan oleh sel goblet. Sekret konjungtivitis dapat bersifat:a. Air, kemungkinan disebabkan oleh infeksi virus atau alergib. Purulen, oleh bakteria atau klamidiac. Hiperpurulen, disebabkan oleh gonokok atau meningokokd. Lengket, oleh alergi atau vernale. Seros, oleh adenovirus

Bila pada sekret konjungtiva bulbi dilakukan pemeriksaan sitologik dengan pewarnaan Giemsa, maka akan didapat dugaan kemungkinan penyebab sekret seperti terdapatnya:

a. Limfositmonositsel berisi nukleus sedikit plasma, maka infeksi mungkin disebabkan oleh virusb. Neutrofil oleh bakteric. Eosinofil oleh alergid. Sel epitel dengan badan inklusi basofil sitoplasma oleh klamidiae. Sel raksasa multinuklear oleh herpesf. Sel Lebermakrofag raksasa oleh trakomag. Keratinisasi dengan filamen oleh pemfigus atau dry eyeh. Badan Guarneri eosinofilik oleh vaksinia

LO 2.2 Memahami dan menjelaskan mata merah dengan visus menuruna. Keratitis. Radang kornea biasanya diklasifikasikan dalam lapis kornea yang terkena, seperti keratitis superfisial dan interstisial/profunda. Keratitis dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti kurangnya air mata, keracunan obat, reaksi alergi terhadap yang diberi topikal, dan reaksi terhadap konjungtivitis menahun. Keratitis akan memberikan gejala mata merah, rasa silau, dan merasa kelilipan.

b. Keratokonjungtivitis sika adalah suatu keadaan keringnya permukaan kornea dan konjungtiva. Kelainan ini dapat terjadi pada penyakit yang mengakibatkan defisiensi komponen lemak air mata, defisiensi kelenjar air mata, defisiensi komponen musin, akibat penguapan yang berlebihan, atau karena parut pada kornea atau menghilangnya mikrovil kornea. Pasien akan mengeluh mata gatal, seperti berpasir, silau, penglihatan kabur. Pada mata didapatkan sekresi mukus yang berlebihan. Sukar menggerakkan kelopak mata. Mata kering karena dengan erosi kornea.c. Tukak (ulkus) kornea merupakan hilangnya sebagian permukaan kornea akibat kematian jaringan kornea. Terbentuknya ulkus pada kornea mungkin banyak ditemukan oleh adanya kolagenase yang dibentuk oleh sel epitel baru dan sel radang. Tukak kornea perifer dapat disebabkan oleh reaksi toksik, alergi, autoimun, dan infeksi. Infeksi pada kornea perifer biasanya oleh kuman Staphylococcus aureus, H. influenzae, dan M. lacunata.

d. Ulkus Mooren adalah suatu ulkus menahun superfisial yang dimulai dari tepi kornea dengan bagian tepinya tergaung dan berjalan progresif tanpa kecenderungan perforasi. Lambat laun ulkus ini mengenai seluruh kornea. Penyebab ulkus Mooren sampai sekarang belum diketahui. Banyak teori yang diajukan dan diduga penyebabnya hipersensitivitas terhadap protein tuberkulosis, virus, autoimun, dan alergi terhadap toksin ankilostoma. Penyakit ini lebih sering terdapat pada wanita usia pertengahan.

e. Glaukoma akut. Mata merah dengan penglihatan turun mendadak biasanya merupakan glaukoma sudut tertutup. Pada glaukoma sudut tertutup akut, tekanan intraokular meningkat mendadak. Terjadi pada pasien dengan sudut bilik mata sempit. Cairan mata yang berada di belakang iris tidak dapat mengalir melalui pupil, sehingga mendorong iris ke depan, mencegah keluarnya cairan mata melalui sudut bilik mata (mekanisme blokade pupil). Biasanya terjadi pada usia lebih daripada 40 tahun. Pada glaukoma primer sudut tertutup akut, terdapat anamnesa yang khas sekali berupa nyeri pada mata yang mendapat serangan yang berlangsung beberapa jam dan hilang setelah tidur sebentar. Melihat palangi (halo) sekitar lampu dan keadaan ini merupakan stadium prodromal. Terdapat gejala gastrointestinal berupa enek dan muntah yang kadang-kadang mengaburkan gejala daripada serangan glaukoma akut.

GejalaKonjungtivitis akutIritis akutGlaukoma akut

SakitPegalFotofobiaVisus

Sakit

SeranganTanda konstitusional muntahSekretKotoran

Purulen konjungtiva

Injeksi

Kornea

Bilik depan

Suar/flerIris

Pupil

Visus

Tensi

Penyulit sistemikNihilTidakRinganTak dipengaruhi, kecuali bentuk sekresi pada permukaan kornea (N)Membakar & gatal; tak sakit sungguh-sungguh; rasa benda asingPerlahanAbsen

(+)Jernih, mukous, atau mukopurulenPembesaran umum

Kongesti superfisial konjungtiva merah pucatSuperfisial berkurang ke arah kornea

Jernih; tapi dapat berwarna dengan fluoresin bila epitel kornea di-Tak terlibat

-Tak dikenal

Normal

Baik, kecuali tertutup kotoran (belek)NormalTidak terkenaNihilSedangMencolokHebatBerkurang sedikit (