tugas makalah health and illness

Upload: keyfin-aliffah-rizal-kasdianto

Post on 01-Nov-2015

13 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Tugas Makalah health and illness

TRANSCRIPT

TUGAS MAKALAH KASUS KEPERAWATAN KELUARGAUntuk memenuhi Mata Kuliah Family Health Ilness yang dibina oleh Ns. Annisa Wuri Kartika, M.Kep

Oleh kelompok 2:

Dewi Yulia Rahmayanti(125070218113064)Dhevi Meilianawati (125070218113004)Fitri Dyah Anggraini(125070218113050)Keyfin Aliffah Rizal K.(125070218113044)Sasmito Utomo(125070218113062)Umi Nur Afifah(125070218113006)Vina Sitta Alfinia(125070218113042)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANFAKULTAS KEDDOKTERANUNIVERSITAS BRAWIJAYA

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka kami dapat menyelesaikan laporan mengenai Makalah Kasus Keperawatan Keluarga.Dalam penulisan laporan ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.Dalam penyusunan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan laporan diskusi, khususnya kepada :1. Ibu Ns. Annisa Wuri Kartika, M.Kep selaku dosen pembimbing kami pada mata kuliah FAMILY HEALTH ILNESS2. Orang tua dan teman-teman anggota kelompok.3. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam penulisan tugas ini.Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun, penulis harapkan demi mencapai kesempurnaan makalah berikutnya.Sekian penulis sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu.Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.Amin.

Kediri, 17 November 2014

Penyusun

DAFTAR ISI

Halaman Sampul1Kata Pengantar2Daftar Isi3A. BAB I Pendahuluan41.1 Kasus4B. BAB II Pembahasan52.1 Pengkajian52.2 Analisa Data132.3 Asuhan Keperawatan15C. BAB III Penutup233.1 Kesimpulan23

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Kasus Ny Tuti (29 thn) discharge dari RS 2 hari yang lalu setelah menjalani perawatan di RS Mari Sehat. Ny Tuti 3 bulan yang lalu masuk UGD RS karena menjadi korban tabrak lari. Kecelakaan tersebut membuat Ny Tuti harus berjuang mempertahankan hidupnya setelah mengalami kondisi luka parah (CKB, Fraktur mandibula, fraktur femur dextra dan fraktur axilla dextra) dan koma selama 1 minggu. Setelah menjalani 5 kali operasi, dirawat di ICU selama 3 minggu, kemudian menjalani perawatan intensif di Ruang Medikal bedah setelahnya. Progres keberhasilan pengobatan bagus dan 2 minggu terakhir Ny T sudah dapat makan bubur setelah sebelumnya hanya memperoleh nutrisi lewat NGT, namun masih mengalami keterbatasan dalam mobilisasi dan harus duduk di kursi roda.Ny Tuti adalah ibu dari 2 orang anak, Rais (4 thn) dan Rena (1 thn), menikah dengan Tn Budi (32 thn) dengan usia perkawinan 5 tahun. Sebelum terjadi kecelakaan, Ny Tuti adalah ibu rumah tangga yang full mengurusi anak-anak dan juga aktif dalam kegiatan di lingkungan masyarakatnya dengan menjadi kader posyandu, sedangkan suaminya seorang karyawan bank swasta. Mereka masih tinggal di rumah kontrakan yang tidak begitu besar tapi cukup nyaman untuk ditinggali. Ny. Tuti beranggapan bahwa meskipun kecil, tapi bila selalu bersih dan rapi maka akan membuat keluarga mereka nyaman. Selama ini mereka hidup terpisah dari kedua orang tua masing-masing yang tinggal beda propinsi karena mendekati lokasi tempat bekerja Tn Budi. Selama Ny. Tuti dirawat di ICU, Tn Budi selalu mendampingi istrinya dan mengajukan cuti sementara. Setelah Ny. Tuti dipindah ke ruang perawatan, Tn. Budi mulai aktif masuk kerja kembali. Ibu dari Ny Tuti (58 thn) yang sebelumnya tinggal di luar propinsi datang dan mengambil peran dalam mengasuh anak anak mereka selama Ny Tuti dirawat di RS. Selama Ny. Tuti berada di ICU, nenek melarang cucunya melihat kondisi ibu mereka dengan alasan tidak tega. Mereka baru bertemu dengan ibunya saat dipindah ke ruang perawatan. Selama berpisah dengan ibunya, An Rais mengalami masalah tantrum dan sering mengompol, juga sering terlihat merenung sendirian dan jarang bermain lagi dengan anak-anak sekitar rumahnya An Rena yang masih berusia 1 tahun juga sering rewel karena tidak bertemu dan tidak lagi bisa menyusu pada ibunya. Ny. Tuti sering menangis bila bertemu dengan An Rena dan merasa bersalah karena tidak bisa lagi memberikan ASI. Setelah Ny Tuti pulang ke rumah, ibunya masih berada di rumah mereka untuk membantu Ny. Tuti mengurus rumah dan anak-anak selama Ny Tuti dalam masa pemulihan. Karena Tn Budi telah cuti lama, maka dia lebih sering menghabiskan waktunya di kantor dari pagi sampai malam untuk lembur. Untuk membantu Ny Tuti yang masih harus dibantu dalam ADL-ny, mereka mempekerjakan seorang pembantu rumah tangga yang sekaligus membantu mengurus urusan kebersihan rumah. Nenek sering mengeluh nyeri sendi dan sakit punggung karena terlalu capek mengurus Rais dan Rena yang sering rewel. Karena persoalan tersebut, nenek mengatakan kepada Tn. Budi untuk mempekerjakan satu baby sitter, tapi Tn Budi merasa keberatan karena akan menambah pengeluaran lagi sementara biaya pengobatan dan rehabilitasi yang masih harus dijalani Ny. Tuti masih belum bisa dipenuhi. Biasanya, nenek akan memaksa dan akhirnya marah kepada Tn. Budi karena tidak mampu menghidupi keluarganya. Tn Budi biasanya diam dan meninggalkan mertuanya bila sudah mulai membicarakan lagi hal tersebut. Pernah Tn. Budi mengatakan kepada istrinya mengenai perilaku ibunya, tapi Ny. Tuti hanya bisa diam dan akhirnya menangis, mengatakan bahwa semua itu salahnya. Karena tidak ingin bertengkar dengan mertuanya, Tn Budi akhirnya menitipkan 2 anaknya ke Day-Care. Hal tersebut tidak berlangsung lama karena Rais dan Rena selalu rewel dan menangis yang membuat Ny. Tuti tidak mengijinkan anaknya dibawa ke Day-Caredan berusaha sebisa mungkin untuk tetap dekat dengan anaknya.Setelah di rumah, Ny. Tuti mengatakan bahwa dia sering merasa tertekan karena kondisinya yang masih belum pulih dan harus menggunakan kursi roda. Hal ini membuat Ny. Tuti merasa tidak berguna karena harus dibantu dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Kadang-kadang Ny. Tuti juga merasa frustasi karena menganggap pembantunya tidak bisa mengurus rumah serapi yang biasanya dia lakukan. Rumah berantakan karena mainan Rais dan Rena yang sering tidak dirapikan, pembantunya merasa tidak perlu merapikan karena setelahnya akan berantakan lagi. Rasa bersalah dan rasa frustasi yang dialami Ny. Tuti membuat dia mengalami kesulitan tidur dan menurunnya nafsu makan.

BAB IIPEMBAHASAN

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGAI. Data UmumPengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :1. Nama kepala keluarga (KK) : Tuan Budi 2. Alamat dan telepon : ..........................................3. Pekerjaan kepala keluarga : a. PNS/BUMN/TNI/Polri b. Karyawan Swasta c. Petanid. Buruhe. Wir4. Pendidikan kepala keluarga :a. SD tidak tamatb. SDc. SLTPd. SLTAe. Akademi/PT

5. Komposisi keluarga dan genogramNoNamaJenis kelaminHub dg KKumurPendidikan

1. 2. 3.4.

Ny. Tuti Tn. BudiAn. Rais An. Rena

PerempuanLaki-lakiLaki-lakiPerempuanIbuAyahAnak Anak29 tahun32 tahun4 tahun1 tahun----

Genogram

6. Tipe keluarga : a. Inti (nuclear) b. Besar (extended)c. Campuran (Blended)d. Ayah/Ibu + anak (single parent)e. Dewasa sendiri (single adult)f. Lansiag. Lain-lain, sebutkan ...........................

7. Suku bangsa :a. Sundab. Jawac. lain-lain, sebutkan .............................

8. Agama : a. Islamb. Protestanc. Katholikd. Hindue. Budha

9. Status sosial ekonomi keluarga :a. Pra Keluarga Sejahtera (Pra KS)b. KS Ic. KS IId. KS IIIe. KS III Plus

10. Aktifitas rekreasi keluarga : .....................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

II. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga11. Tahap perkembangan keluarga saat inia. Keluarga pemulab. Keluarga mengasuh anak c. Keluarga dengan anak usia prasekolah d. Keluarga dengan anak usia sekolahe. Keluarga dengan anak remajaf. Keluarga dengan anak dewasag. Keluarga usia pertengahanh. Keluarga usia lanjut

12. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi : Ny. Tuti sering menangis bila bertemu dengan An.Rena dan merasa bersalah karena tidak bisa lagi memberikan ASI.

13. Riwayat keluarga inti : Ny.Tuti 3 bulan yang lalu masuk ke UGD RS karena menjadi korban tabrak lari. Mengalami kondisi luka parah(CKD, Fraktur mandibula, fraktur femur dextra dan fraktur axilla dextra) dan koma selama 1 minggu. Selama berpisah dengan ibunya, An Rais mengalami masalah tantrum dan sering mengompol, juga sering terlihat menerung sendirian dan jarang bermain lagi dengan anak-anak sekitar rumah. An Rena yang masih berusia 1 tahun juga sering rewel karena tidak bertemu dan tidak bisa menyusu pada ibunya. Nenek sering mengeluh nyeri sendi dan sakit punggung karena terlalu capek mengurusi Rais dan Rena yang sering rewel.14. Riwayat keluarga sebelumnya : Ibu dari Tn. Budi (usia 70th) mempunyai riwayat hipertensiBapak dari Tn.B sudah meninggal dan dulu mempunyai riwayat penyakit jantungIbu dari Ny. T usia (58 tahun) mempunyai riwayat Hipertensi.

III. Pengkajian lingkungan15. Karakteristik rumahTinggal dirumah kontrakan yang tidak begitu besar tapi cukup nyaman untuk ditinggali.Denah

16. Karakteristik tetangga dan komunitas RW : .................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................17. Mobilitas geografis keluarga : Selama ini mereka hidup terpisah dari kedua orang tua masing-masing yang tinggal beda propinsi karena mendekati lokasi tempat bekerja Tn Budi.

18. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat : Ny Tuti adalah ibu rumah tangga yang juga aktif dalam kegiatan di lingkungan masyarakatnya dengan menjadi kader posyandu.

IV. Struktur keluarga19. Sistim pendukung keluarga : Untuk membantu Ny Tuti yang masih harus dibantu dalam ADL-ny, mereka mempekerjakan seorang pembantu rumah tangga yang sekaligus membantu mengurus urusan kebersihan rumah.

20. Pola komunikasi keluarga : Tidak dikaji

21. Struktur kekuatan keluarga : Jika terjadi masalah dengan mertuanya Tn Budi biasanya diam dan meninggalkanmertuanya bila sudah mulai membicarakan tentang baby sitter. Dan jikamengatakan kepada istrinya mengenai perilaku ibunya biasanya Ny.Tuti hanyadiam dan akhirnya menangis

22. Struktur peran : Tn.Budi sebagai kepala keluarga dan bekerja sebagai karyawan bank swasta. Terganggu dengan pekerjaannya ketika istri mengalami kecelakaan dan melakukan cuti sementara. Ny.Tuti sebagai ibu rumah tangga yang full mengurusi anak-anak dan juga aktif dalam kegiatan di lingkungan masyarakatnya dengan menjadi kader posyandu namun setelah beliau mengalami kecelakaan kegiatan terhambat Peran ibu digantikan oleh nenek / mertua dari Tn.Budi untuk mengasuh dan mengurusi anak.

23. Nilai atau norma keluarga : .................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

V. Fungsi keluarga24. Fungsi afektif : nenek melarang cucunya melihat kondisi ibu mereka dengan alasan tidak tega. nenek akan memaksa dan akhirnya marah kepada Tn. Budi karena tidak mampu menghidupi keluarganya. Tn Budi biasanya diam dan meninggalkan mertuanya bila sudah mulai membicarakan lagi hal tersebut. Pernah Tn. Budi mengatakan kepada istrinya mengenai perilaku ibunya, tapi Ny. Tuti hanya bisa diam dan akhirnya menangis, mengatakan bahwa semua itu salahnya. Karena tidak ingin bertengkar dengan mertuanya, Tn Budi akhirnya menitipkan 2 anaknya ke Day-Care. Ny. Tuti mengatakan bahwa dia sering merasa tertekan karena kondisinya yang masih belum pulih dan harus menggunakan kursi roda. Hal ini membuat Ny. Tuti merasa tidak berguna karena harus dibantu dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Kadang-kadang Ny. Tuti juga merasa frustasi karena menganggap pembantunya tidak bisa mengurus rumah serapi yang biasanya dia lakukan.25. Fungsi sosialisasi : .................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

26. Fungsi perawatan kesehatan : ............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................27. Fungsi reproduksi : .......................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................28. Fungsi ekonomi : ......................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

VI. Stress dan koping keluarga29. Stressor jangka pendek dan panjang Stressor jangka pendek : Progres keberhasilan pengobatan bagus dan 2 minggu terakhir Ny T sudah dapat makan bubur setelah sebelumnya hanya memperoleh nutrisi lewat NGT, namun masih mengalami keterbatasan dalam mobilisasi dan harus duduk di kursi roda.

Stressor jangka panjang : Setelah di rumah, Ny. Tuti mengatakan bahwa dia sering merasa tertekan karena kondisinya yang masih belum pulih dan harus menggunakan kursi roda. Hal ini membuat Ny. Tuti merasa tidak berguna karena harus dibantu dalam melakukan kegiatan sehari-hari. An Rena yang masih berusia 1 tahun juga sering rewel karena tidak bertemu dan tidak lagi bisa menyusu pada ibunya. Ny. Tuti sering menangis bila bertemu dengan An Rena dan merasa bersalah karena tidak bisa lagi memberikan ASI.

30. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor : Setelah Ny Tuti pulang ke rumah, Ny. Tuti meminta ibunya masih berada di rumah mereka untuk membantu Ny. Tuti mengurus rumah dan anak-anak selama Ny Tuti dalam masa pemulihan. Untuk membantu Ny Tuti yang masih harus dibantu dalam ADL-ny, mereka mempekerjakan seorang pembantu rumah tangga yang sekaligus membantu mengurus urusan kebersihan rumah.

31. Strategi koping yang digunakan : Keluarga dalam menghadapi masalahnya meminta bantuan keluarga terdekatatau orang lain selama masa pemulihan.

32. Strategi adaptasi disfungsional : Nenek sering mengeluh nyeri sendi dan sakit punggung karena terlalu capek mengurus Rais dan Rena yang sering rewel. Karena persoalan tersebut, nenek mengatakan kepada Tn. Budi untuk mempekerjakan satu baby sitter, tapi Tn Budi merasa keberatan karena akan menambah pengeluaran lagi sementara biaya pengobatan dan rehabilitasi yang masih harus dijalani Ny. Tuti masih belum bisa dipenuhi. Biasanya, nenek akan memaksa dan akhirnya marah kepada Tn. Budi karena tidak mampu menghidupi keluarganya. Tn Budi biasanya diam dan meninggalkan mertuanya bila sudah mulai membicarakan lagi hal tersebut.

VII. Pemeriksaan fisikNamaHasil PF

Ny.Tuti (58 tahun)

Compos mentis Ekstremitas :a) Atas : Fraktur Axilla Dextrab) Bawah : Fraktur Femur Dextra Kepala : CKB Mulut : Fraktur mandibula

Nenek Compos mentis Punggung dan tulang belakang : Nyeri sendi dan sakit dan sakit punggung

VIII. Harapan keluarga..................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

ANALISA DATA

No.Data PenunjangProblemEtiologi

Do :

Ds : Ny. Tuti mengatakan bahwa dia sering merasa tertekan karena kondisinya yang masih belum pulih dan harus menggunakan kursi roda Ny. Tuti juga merasa frustasi karena menganggap pembantunya tidak bisa mengurus rumah serapi yang biasanya dia lakukan Rasa bersalah dan rasa frustasi yang dialami Ny. Tuti membuat dia mengalami kesulitan tidur Ny. Tuti sering menangis bila bertemu dengan An Rena dan merasa bersalah karena tidak bisa lagi memberikan ASI

Konflik peran orang tua

Karena adanya trauma ( kecelakaaan)

Timbul masalah fisik dan psikis

Terjadi perubahan peran orang tua

Timbul masalah pada perawatan anak-anaknya

Merasa tidak bisa memenuhi peran sebagai ibu

Dx : konflik peran orang tua

Do :Ds : adanya masalah (trauma yang menyebabkan gangguan fisik dan psikis) Nenek sering mengeluh nyeri sendi dan sakit punggung karena terlalu capek mengurusRais dan Rena yang sering Rewel Tn Budi biasanya diam dan meninggalkan mertuanya bila sudah mulai membicarakan tentang konflik yang terjadi perilaku Ny. Tuti diam dan menangis,mengatakan bahwa semua itu salahnya Karena persoalan tersebut, nenek mengatakan kepada Tn. Budi untuk mempekerjakan satu baby sitter, tapi Tn Budi merasa keberatan karena akan menambah pengeluaran lagisementara biaya pengobatan dan rehabilitasi yang masih harus dijalani Ny. Tuti masih belum bisa dipenuhi.

Penurunan koping keluarga

Karena adanya keterbatasan fisik pada ibu menyebabkan terjadinya perubahan peran dalam pengasuhan

Terjadi konflik antar anggota keluarga

Tidak bisa mengatasi masalah tersebut

Penurunan koping keluarga

DO : DS : Ny. Tuti sering menangis bila bertemu dengan An Rena dan merasa bersalah karena tidak bisa lagi memberikan ASI. Ny. Tuti hanya bisa diam dan akhirnya menangis, mengatakan bahwa semua itu salahnya. Ny. Tuti merasa tidak berguna karena harus dibantu dalam melakukan kegiatan sehari-hari.

Harga diri rendah situasionalMengalami kecelakaan

Kondisi luka parah (CKB, Fraktur mandibula, fraktur femur dextra dan axilla)

Keterbatasan mobilisasi dan hanya duduk di kursi roda.

Tidak dapat lagi bisa memberikan ASI dan saat melakukan aktivitas sehari-hari harus memerlukan bantuan

Merasa tidak berguna

Harga Diri rendah situasional

DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGANo.Tanggal MunculDiagnosa Keperawatan

1.

2.

3. Diagnosa : Konflik peran orang tua Domain 7 : Hubungan peranKelas 3 : Performa peran

Diagnosa : Penurunan koping keluargaDomain 9 : Koping/ toleransistresKelas 2 : Respons koping

Diagnosa : Harga Diri Rendah SituasionalDomain 6 : Persepsi DiriKelas 2 : Harga Diri

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Diagnosa No.1 Konflik peran orang tuaTujuan: Konflik peran orang tua teratasiKriteria Hasil : Setelah dilakukan perawatan selama 3x24 jam, klien menunjukkan Rasa tertekan klien berkurang Nampak frustasi berkurang dan dapat beristirahat Merasa tenang dan nyaman saat bersama anaknyaNOC : Role performace -1501 IndikatorSkala

12345

Melaporkan strategi perubahan peran Kinerja peran keluarga Kinerja peran orang tua

Intervensi : Role Enhancement

Kaji identitas pasien terkait perubahan dalam keluarganya. Kaji identitas pasien terkait berbagai siklus peran dalam kehidapanya sehari-hari Kaji perubahan positit terkait dengan perubahan peran Berikan fasilitas kepada keluarga untuk mendiskusikan peran perubahan dengan pengasuhan terhadap anaknya. Berikan fasilitas untuk pasien berdiskusi terkait adaptasi peran yang akan di berikan oleh anak-anaknya. Berikan dorongan untuk mengungkapkan perasaan frustasi terhadap konflik peran. Membantu keluarga menyusun prioritas-prioritas. Rencanakan strategi-strategi untuk mengurangi atau memecahkan konflik peran. Untuk melakukan ini, tentukan sumber-sumber stress dan jenis konflik peran.

Diagnosa No.2 Penurunan koping keluargaTujuan: Koping keluarga efektif dalam menghadapi masalahKriteria hasil : Setelah dilakukan perawatan selama 2x24 jam, klien menunjukkan :

Anggota kelurga akan Menyadari kebutuhan unit keluargaMenyadari kebutuhan pasienMulai menunjukkan keterampilan interpersonal yang efektifMengekspresikan peningkatan kemampuan untuk mengatasi perubahan dan struktur dan dinamika keluargaMengekspresikan perasaan yang tidak terselesaikanBerpartisipasi dalam mengembangkan dan mengimplementasikan rencana penangananMenggunakan strategi penyelesaian masalah yang lebih fleksibel

NOC : family coping-2600nomorindikator12345

260007

260020

260022

260002mengekspresikan perasaan dan emosi secara terbuka antara anggota

menetapkan fleksibilitas peran

laporan perlu bantuan keluarga

memungkinkan fleksibilitas peran anggotaV

V

V

V

Intervensi Prioritan NICKeterlibatan Keluarga: Memfasilitasi partisipasi keluarga dalam perawatan emosi dan fisik dari pasienMobilisasi Keluarga: Penggunaan kekuatan keluarga untuk memengaruhi kesehatan pasien pada arah yang positifDukungan Keluarga: Peningkatan minat dan tujuan keluargaAktivitas KeperawatanPengkajian Identifikasi tingkat defisit perawatan diri pasien dan ketergantungan pada keluarga Bantu interaksi antara pasien dan anggota keluarga; sadari adanya potensial perilaku merusak Kaji kemampuan dan kesiapan anggota keluarga untuk belajar Tentukan tingkat keterlibatan yang diinginkan anggota keluarga dengan pasien Identifikasi harapan keluarga tentang dan untuk pasien Identifikasi struktur dan peran keluarga Dukungan keluarga(NIC) Berikan pujian pada reaksi emosi keluarga terhadap kondisi pasien Identifikasi sifat dukungan spiritual untuk keluargaPendidikan untuk pasien/keluargaDiskusikan respons yang umum terhadap perubahan kesehatan (misalnya,ansietas,ketergantungan dan depresi)Berikan informasi tentang perubahan kesehatan spesifik dan keterampilan koping yang dibutuhkanAjarkan kepada keluarga tentang keterampilan yang dibutuhkan untukmerawat pasien. Sebutkan keterampilannya.Ajarkan, bermain peran, dan puji keterampilan komunikasi yang dapat meliputi mendengar aktif, refleksi, pernyataan aku, resolusi konflik.Dukungan keluarga (NIC):Ajarkan rencana medis dan perawatan dalam perawatan pada keluargaBerikan pilihan pengetahuan yang dibutuhkan untuk keluarga yang akan membantu mereka dalam mebuat keputuasan tentang perawatan pasienAktivitas Kolaboratif Selidiki sumber-sumber rumah sakit yang tersedia dan sistem dukungan dengan keluargaMinta bantuan konsultasi sosial untuk membantu keluarga dalam menentukan kebutuhan setelah keluar dari rumah sakit dan identifikasi dukungan komunitas Awali konferensi perawatan pasien multidisiplin, libatkan pasien/keluarga dalam penyelesaian masalah dan fasilitas komunikasiDukungan Keluarga(NIC):Berikan sumber-sumber spiritual terhadap keluarga dengan tepat.Adakan respite care yang terus-menerus, bila diindikasikan dan dibutuhkanBerikan kesempatan untuk mendapatkan dukungan dari kelompok sebaya.Aktivitas LainTingkatkan hubungan saling percaya, keterbukaan dalam keluarga Ajurkan pasien/keluarga untuk berfokus pada aspek positif dari situasi pasienBantu keluarga dalam mengidentifikasi perilaku yang dapat menghalangi perawatan yang direncanakanBantu keluarga dalam mengidentifikasi kebutuhan pasien dan unit keluarga secara realistisBantu keluarga dalam mengambil keputusan dan memecahkan masalahAnjurkan keluarga mengidentifikasi kebutuhan untuk perubahan peran guna mempertahankan integritas keluargaBeri dorongan kepada keluarga untuk menyadari perubahan pada hubungan interpersonal Gali dampak nilai yang berkonflik atau gaya koping dalam hubungan keluargaAnjurkan keluarga untuk mengunjungi dan merawat pasien kapan pun bila memungkinkan; berikan privasi untuk memfasilitasi interaksi keluargaBerikan struktur untuk interaksi keluarga. Pertimbangkan isi interaksi, lama waktu kunjungan, dengan staf selama kunjungan, dan anggota keluarga mana yang akan berkunjung, berdasarkan rencana perawatan pasien. Dukungan keluarga(NIC):Bantu klien untuk memiliki harapan yang realistisDengarkan permasalahan, perasaan, dan pertanyaan keluarga

Diagnosa No.3 Harga Diri Rendah SituasionalTujuan: Meningkatkan harga diri pasien.Kriteria hasil: setelah dilakukan perawatan 2x24jam diharapkan pasien mampu menunjukkan1. Verbalisasi penerimaan diri2. Penerimaan ketebatasan diri3. Berpartisipasi dalam hubungan sosial dengan sifat terbuka4. Mendekripsikan diri pasienNOC: Self Esteem-1205No.Indikator12345

1.2.3.4.Verbalisasi peneriamaan diriPeneriamaan keterbatasanTingkat percaya diri Mengungkapkan rasa harga diri

NIC: Self-Esteem Enhancement (5400)Intervensi:1. Monitor pernyataan klien tentang harga dirinya2. Observasi prilaku klien3. Dorong klien untuk mengungkapkan perasaanya.4. Berikan reward positif terhadap keberhasilan dan kelebihan klien5. Bantu klien untuk menyusun tujuan hidup yang realistik6. Libatkan klien dalam kegiatan7. Anjurkan keluarga untuk memberikan dorongan/dukungan pada klien8. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian medikasi

1

EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

No. DxTanggalPerkembangan

1.

2.

3.

S : Pasien merasakan frustasinya berkurang dan sudah mulai bisa beristirahat, Pasien sudah merasa tenang apabila bertemu atau bermain-main dengan anak- anaknya O : - A : Masalah pasien teratasi sebagian P : Lakukan intervensi lanjutan dan kaji setiap perkembangan konflik peran klien yang belum teratasi.

S : pasien tidak bisa mengatasi masalah yang terjadi dalam keluarganya dikarenakan keterbatasan fisik akibat trauma O : - A : masalah klien sebagian teratasi P : akan dilakukan terapi psikologis yang dapat meningkatkan koping keluarga tersebut

S : klien menerima keterbatasan dirinya dan mau mengungkapkan perasaan yg klien alami.

O : pasien menunjukkan perubahan perilaku lebih baik terkait harga dirinya.

A : pasien mampu menunjukkan bahwa dapat menerima keterbatasan dirinya, mau mengungkapkan perasaan yg klien alami, perubahan perilaku yangg lebih baik terkait harga diri namun klien masih belum dapat berpartisipasi dalam hubungan sosial dengan orang banyak.

P : Lakukan intervensi lanjutan terutama meningkatkan harga diri serta partisipasi klien dalam hubungan sosial dengan orang banyak.

BAB IIIPENUTUP

3.1 Kesimpulan Diagnosa yang kami ambil berdasarkan analisa data dan masalah paling krusial pada pasien adalah Diagnosa : Konflik peran orang tua, Penurunan koping keluarga, dan Harga Diri Rendah Situasional.