tugas kmb ii kelompok 5

43
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT PNEUMONIA DISUSUN OLEH: KELOMPOK V 1. NOVERA YUSICHA 2. RICHI SEFNI HARNOVA 3. ROZI YAHYA 4. TIYA MONICA BAMINDA 5. GITA DOSEN PEBIMBING : NS. ZURIYATI,Skep,MKep STIKES ALIFAH PADANG 1

Upload: bamindatiyamonica

Post on 03-Aug-2015

62 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Kmb II Kelompok 5

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT PNEUMONIA

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK V

1. NOVERA YUSICHA2. RICHI SEFNI HARNOVA3. ROZI YAHYA4. TIYA MONICA BAMINDA5. GITA

DOSEN PEBIMBING : NS. ZURIYATI,Skep,MKep

STIKES ALIFAH PADANG

2012

1

Page 2: Tugas Kmb II Kelompok 5

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kita ucapkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan kasih sayang

dan bimbinganNya, sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah yang berjudul “askep

penyakit pneumonia”

Dalam penulisan makalah ini penulis mendapatkan bantuan dan bimbingan dari

berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini dengan kerendahan hati penulis mengucapkan

terimakasih kepada Dosen pembimbing KMB II.

Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan

baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki. Untuk

itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan

pembuatan makalah ini.

Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada

mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai

ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.

Padang, Oktober 2012

Kelompok V

2

Page 3: Tugas Kmb II Kelompok 5

DAFTAR ISI

Kata pengantar .............................................................................................................i

Daftar isi ......................................................................................................................ii

BAB I pendahuluan

Latar belakang.............................................................................................................1

Rumusan makalah.......................................................................................................2

BAB II Tinjauan teori................................................................................................6

BAB III penutup

Kesimpulan dan saran...............................................................................................32

3

Page 4: Tugas Kmb II Kelompok 5

BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pneumonia sampai saat ini masih menjadi penyebab utama kematian dunia bagi anak

balita. Data ini didukung oleh UNICEF dan WHO yang menggambarkan bahwa tiga

penyebab utama kematian anak balita disebabkan oleh pneumonia (19%), diare (17%), dan

kelahiran prematur serta infeksi berat neonatus terutama pneumonia atau sepsis yang

masingmasing 10%. Penyebab utama pneumonia adalah Streptococcus pneumonia,

Haemophilus influenza, dan Staphylococcus aureus. Anak dengan peumonia berat harus

dirawat di rumah sakit (RS). Selama proses perawatan di rumah sakit (hospitalisasi), anak

tidak terlepas dari keluarga terutama orang tuanya. Oleh karena itu, perawatan berfokus

keluarga (PBK) menjadi konsep utama perawatan anak selama hospitalisasi.

Fenomena ini memunculkan budaya pentingnya pemberdayaan keluarga selama

hospitalisasi. Dengan menempatkan keluarga sebagai mitra dalam merawat anak selama

hospitalisasi dapat meningkatkan kemampuan keluarga dalam memenuhi kebutuhan,

menyelesaikan masalah, dan menggunakan sumbersumber yang tepat dalam memenuhi

kebutuhan kesehatan.

Pemberdayaan keluarga dapat dipandang sebagai suatu proses memandirikan klien

dalam mengontrol status kesehatannya. Pengertian lain tentang pemberdayaan adalah

memampukan orang lain melalui proses transfer termasuk didalamnya transfer

kekuatan/power, otoritas, pilihan dan perijinan sehingga mampu menentukan pilihan dan

membuat keputusan dalam mengontrol hidupnya. Penjelasan lain tentang pemberdayaan

adalah proses sosial dalam mengenal, mempromosikan, dan meningkatkan kemampuan orang

untuk memenuhi kebutuhannya, menyelesaikan masalahnya sendiri dan memobilisasi

sumber-sumber yang diperlukan untuk mengontrol hidup mereka. Secara keseluruhan

pemberdayaan bisa digunakan untuk merubah, tidak hanya seorang individu tetapi termasuk

merubah kondisi dan biasanya kondisi sosial dan politik yang berada pada status tidak

berdaya.

Namun demikian, optimalisasi pendekatan pemberdayaan keluarga dapat tergatung

dari adanya suatu model yang akan dijadikan pedoman dan rujukan saat melakukan

4

Page 5: Tugas Kmb II Kelompok 5

pelayanan keperawatan. Suatu model akan berdampak positif dan baik bila dikembangkan

berdasarkan kebutuhan pemberi dan pengguna pelayanan kesehatan khususnya dalam hal ini

adalah profesi tenaga perawat anak dan keluarga. Oleh karena itu eksplorasi dan kajian terkait

persepsi pemberdayaan keluarga selama perawatan di rumah sakit perlu dilakukan terhadap

kedua komponen tersebut.

B. RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah dari latar belakang tersebut adalah :1. Mengetahui apa definisi dari pneumonia2. Mengetahui tanda dan gejala dari pneumonia3. Mengetahui etiologi, patofisologi serta penatalaksanaan dari pneumonia4. Membuat asuhan keperawatan pada kasus pneumonia

5

Page 6: Tugas Kmb II Kelompok 5

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI PNEUMONIA

Pneumonia merupakan peradangan akut parenkim paru yang biasanya berasal dari

suatu infeksi. (Price, 1995).

Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari bronkiolus

terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius, alveoli, serta menimbulkan konsolidasi

jaringan paru dan menimbulkan gangguan pertukaran gas setempat. (Zul, 2001).

Bronkopneumonia digunakan untuk menggambarkan pneumonia yang mempunyai

pola penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi didalam bronki

dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya. Pada bronkopneumonia terjadi

konsolidasi area berbercak. (Smeltzer,2001).

Pneumonia adalah Suatu radang paru yang disebabkan oleh bermacam-macam

etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing (FKUI).

Pneumonia adalah Radang parenkim paru. Menurut anatomi, pneumonia dibagi

menjadi pneumonia laboris, pneumonia lobularis, bronkopneumonia & pneumonia

interstisialis. (Makmuri, MS.)

Pneumonia adalah Suatu radang paru-paru yang ditandai oleh adanya konsolidasi

exudat yang mengisi alveoli dan bronchiolus ( Axton ).

Pneumonia adalah radang paru-paru yang dapat disebabkan oleh bermacam-macam,

seperti bakteri, virus, jamur, dan benda-benda asing.

B. TANDA DAN GEJALA

Sesak Nafas Batuk nonproduktif Ingus (nasal discharge) Suara napas lemah Retraksi intercosta Penggunaan otot bantu nafas Demam

6

Page 7: Tugas Kmb II Kelompok 5

Ronchii Cyanosis Leukositosis Thorax photo menunjukkan infiltrasi melebar

C. KLASIFIKASI PNEUMONIA

Klasifikasi menurut Zul Dahlan (2001) :

1. Berdasarkan ciri radiologis dan gejala klinis, dibagi atas :

1. Pneumonia tipikal, bercirikan tanda-tanda pneumonia lobaris dengan opasitas

lobus atau lobularis.

2. Pneumonia atipikal, ditandai gangguan respirasi yang meningkat lambat

dengan gambaran infiltrat paru bilateral yang difus.

2. Berdasarkan faktor lingkungan :

1. Pneumonia komunitas

2. Pneumonia nosokomial

3. Pneumonia rekurens

4. Pneumonia aspirasi

5. Pneumonia pada gangguan imun

6. Pneumonia hipostatik

3. Berdasarkan sindrom klinis :

1. Pneumonia bakterial berupa : pneumonia bakterial tipe tipikal yang terutama

mengenai parenkim paru dalam bentuk bronkopneumonia dan pneumonia

lobar serta pneumonia bakterial tipe campuran atipikal yaitu perjalanan

penyakit ringan dan jarang disertai konsolidasi paru.

2. Pneumonia non bakterial, dikenal pneumonia atipikal yang disebabkan

Mycoplasma, Chlamydia pneumoniae atau Legionella.

Klasifikasi berdasarkan Reeves (2001) :

1. Community Acquired Pneunomia dimulai sebagai penyakit pernafasan umum dan

bisa berkembang menjadi pneumonia. Pneumonia Streptococal merupakan organisme

penyebab umum. Tipe pneumonia ini biasanya menimpa kalangan anak-anak atau

kalangan orang tua.

7

Page 8: Tugas Kmb II Kelompok 5

2. Hospital Acquired Pneumonia dikenal sebagai pneumonia nosokomial. Organisme

seperti ini aeruginisa pseudomonas. Klibseilla atau aureus stapilococcus, merupakan

bakteri umum penyebab hospital acquired pneumonia.

3. Lobar dan Bronkopneumonia dikategorikan berdasarkan lokasi anatomi infeksi.

Sekarang ini pneumonia diklasifikasikan menurut organisme, bukan hanya menurut

lokasi anatominya saja.

4. Pneumonia viral, bakterial dan fungi dikategorikan berdasarkan pada agen

penyebabnya, kultur sensifitas dilakukan untuk mengidentifikasikan organisme

perusak.

D. ETIOLOGI PNEUMONIA

1. Bakteri

Pneumonia bakteri biasanya didapatkan pada usia lanjut. Organisme gram posifif

seperti : Steptococcus pneumonia, S. aerous, dan streptococcus pyogenesis. Bakteri

gram negatif seperti Haemophilus influenza, klebsiella pneumonia dan P. Aeruginosa.

2. Virus

Disebabkan oleh virus influensa yang menyebar melalui transmisi droplet.

Cytomegalovirus dalam hal ini dikenal sebagai penyebab utama pneumonia virus.

3. Jamur

Infeksi yang disebabkan jamur seperti histoplasmosis menyebar melalui penghirupan

udara yang mengandung spora dan biasanya ditemukan pada kotoran burung, tanah

serta kompos.

4. Protozoa

Menimbulkan terjadinya Pneumocystis carinii pneumonia (CPC). Biasanya

menjangkiti pasien yang mengalami immunosupresi. (Reeves, 2001).

8

Page 9: Tugas Kmb II Kelompok 5

E. PATOFISIOLOGI NORMAL

( Sist. Pertahanan )

Terganggu

Organisme ® sal nafas bag bawah

Virus Pneumokokus Stapilokokus

Merusak sel epitel bersilia, Alveoli Toksin, Coagulase

sel goblet

Eksudat masuk Trombus Kuman patogen mencapai ke Alveoli bron kioli terminalis terminalis

Cairan edema + leukosit Sel darah merah, Permukaanke alveoli leukosit, pneumokokus pleura tertutup

mengisi alvioli lapisan tebal eksudat.

Konsilidasi Paru Leukosit + Fibrin Trombus Vena

Mengalami konsolidasi Pulmonalis

Kapasitas Vital, Lekosit lisis Nekrosis-

Compliance menurun Hemoragik

Abses, Pneumatocele.

9

Page 10: Tugas Kmb II Kelompok 5

F. MANIFESTASI KLINIS PNEUMONIA

10

ISPA (Pneumothoraks) Daya Tahan Tubuh Menurun Penyakit Menahun

Bronchopneumonia

(Panas tinggi, gelisah, dispneu, napas cuping hidung, muntah diare, batuk kering kemudian produktif)

Infeksi Paru

Eksudat Intra Alveolus

Retensi Mukus

Gangguan Pembersihan Jalan NapasGangguan Pertukaran Gas

Oksigenasi Berkurang

Hiperventilasi

Gangguan Keseimbangan cairan dan Elektrolit

Page 11: Tugas Kmb II Kelompok 5

Manifestasi klinis dari bronkopneumonia adalah antara lain:

1. Kesulitan dan sakit pada saat pernafasan 1. Nyeri pleuritik2. Nafas dangkal dan mendengkur3. Takipnea

2. Bunyi nafas di atas area yang menglami konsolidasi 1. Mengecil, kemudian menjadi hilang2. Krekels, ronki, egofoni

3. Gerakan dada tidak simetris4. Menggigil dan demam 38,8 ° C sampai 41,1°C, delirium5. Diaforesis6. Anoreksia7. Malaise8. Batuk kental, produktif

1. Sputum kuning kehijauan kemudian berubah menjadi kemerahan atau berkarat9. Gelisah10. Cyanosis

1. Area sirkumoral2. Dasar kuku kebiruan

11. Masalah-masalah psikososial : disorientasi, ansietas, takut mati.

G. PEMERIKSAAN FISIK

Pada stadium awal sukar dibuat diagnosa dengan pemeriksaan fisik. Tapi dengan

adanya napas cepat dan dangkal, pernapasan cuping hidung, serta sianosis sekitar hidung dan

mulut. Harus dipikirkan kemungkinan pneumonia. Hasil pemeriksaan fisik tergantung dari

pada luas daerah yang terkena. Pada perkusi toraks sering tidak ditemukan kelainan. Pada

auskultasi suara napas vesikuler dan lemah. Terdapat ronchi basah halus dan nyaring. Jika

sering bronchopneumonia menjadi satu (confluens) mungkin pada perkusi terdengar

keredupan dan suara napas mengeras.

H. PEMERIKSAAN PENUNJANG PNEUMONIA

1. Sinar x : mengidentifikasi distribusi struktural; dapat juga menyatakan abses luas/infiltrat, empiema(stapilococcus); infiltrasi menyebar atau terlokalisasi

11

Page 12: Tugas Kmb II Kelompok 5

(bakterial); atau penyebaran /perluasan infiltrat nodul (virus). Pneumonia mikoplasma sinar x dada mungkin bersih.

2. Analisa Gas Darah (Analisa Gas Darah) : tidak normal mungkin terjadi, tergantung pada luas paru yang terlibat dan penyakit paru yang ada.

3. Pemeriksaan gram/kultur sputum dan darah : diambil dengan biopsi jarum, aspirasi transtrakeal, bronkoskopifiberotik atau biopsi pembukaan paru untuk mengatasi organisme penyebab.

4. JDL : leukositosis biasanya ada, meski sel darah putih rendah terjadi pada infeksi virus, kondisi tekanan imun memungkinkan berkembangnya pneumonia bakterial.

5. Pemeriksaan serologi : titer virus atu legionella, aglutinin dingin.6. LED : meningkat7. Pemeriksaan fungsi paru : volume ungkin menurun (kongesti dan kolaps alveolar);

tekanan jalan nafas mungkin meningkat dan komplain menurun, hipoksemia.8. Elektrolit : natrium dan klorida mungkin rendah9. Bilirubin : mungkin meningkat10. Aspirasi perkutan/biopsi jaringan paru terbuka :menyatakan intranuklear tipikal dan

keterlibatan sitoplasmik(CMV) (Doenges, 1999).

I. PENGOBATAN

1. Bila dispnea berat berikan Oksigen

2. IVFD ; cairan DG 10 % atau caiara 24 Kcl, Glukosa 10 % tetesan dibagi rata dalam

24 jam

3. Pengobatan: Penicilin Prokain 50.000 unit / kg BB / hari dan Kloramfenikol 75 mg /

kg BB/ hari dibagi dalam 4 dosis.

J. PROGNOSIS

Dengan menggunakan antibiotika yang tepat dan cukup, mortalitas dapat diturunkan

sampai kurang dari 1 %.

K. PENATALAKSANAAN PNEUMONIA

1. Kemoterapi

Pemberian kemoterapi harus berdasarkan pentunjuk penemuan kuman penyebab

infeksi (hasil kultur sputum dan tes sensitivitas kuman terhadap antibodi). Bila

penyakitnya ringan antibiotik diberikan secara oral, sedangkan bila berat diberikan

secara parenteral. Apabila terdapat penurunan fungsi ginjal akibat proses penuaan,

12

Page 13: Tugas Kmb II Kelompok 5

maka harus diingat kemungkinan penggunaan antibiotik tertentu perlu penyesuaian

dosis (Harasawa, 1989).

2. Pengobatan Umum

1. Terapi Oksigen

2. Hidrasi

Bila ringan hidrasi oral, tetapi jika berat hidrasi dilakukan secara parenteral

3. Fisioterapi

Penderita perlu tirah baring dan posisi penderita perlu diubah-ubah untuk

menghindari pneumonia hipografik, kelemahan dan dekubitus.

L. PENGKAJIAN DATA PNEUMONIA

1. Aktivitas / istirahat

1. Gejala : kelemahan, kelelahan, insomnia

2. Tanda : Letargi, penurunan toleransi terhadap aktivitas

2. Sirkulasi

1. Gejala : riwayat gagal jantung kronis

2. Tanda : takikardi, penampilan keperanan atau pucat

3. Integritas Ego

1. Gejala : banyak stressor, masalah finansial

4. Makanan / Cairan

1. Gejala : kehilangan nafsu makan, mual / muntah, riwayat DM

2. Tanda : distensi abdomen, hiperaktif bunyi usus, kulit kering dengan turgor

buruk, penampilan malnutrusi

5. Neurosensori

1. Gejala : sakit kepala bagian frontal

2. Tanda : perubahan mental

6. Nyeri / Kenyamanan

1. Gejala : sakit kepala, nyeri dada meningkat dan batuk, myalgia, atralgia

7. Pernafasan

1. Gejala : riwayat PPOM, merokok sigaret, takipnea, dispnea, pernafasan

dangkal, penggunaan otot aksesori, pelebaran nasal

2. Tanda : sputum ; merah muda, berkarat atau purulen

13

Page 14: Tugas Kmb II Kelompok 5

3. Perkusi ; pekak diatas area yang konsolidasi, gesekan friksi pleural

4. Bunyi nafas : menurun atau tak ada di atas area yang terlibat atau nafas

Bronkial

5. Framitus : taktil dan vokal meningkat dengan konsolidasi

6. Warna : pucat atau sianosis bibir / kuku

8. Keamanan

1. Gejala : riwayat gangguan sistem imun, demam

2. Tanda : berkeringat, menggigil berulang, gemetar, kemerahan, mungkin pada

kasus rubela / varisela

9. Penyuluhan

1. Gejala : riwayat mengalami pembedahan, penggunaan alkohol kronis

ASUHAN KEPERAWATAN

14

Page 15: Tugas Kmb II Kelompok 5

A. PENGKAJIAN

I. Anamnesa :

1. Identitas

2. Keluhan Utama

Sesak napas

3. Riwayat Penyakit sekarang, tanyakan :

Apakah masih ada batuk, berapa lama

Apakah masih ada panas badan

Apakah nyeri dada kalau batuk

Apakah ada riak kalau batuk

4. Riwayat kesehatan yang lalu, tanyakan :

Frekuensi ISPA

Riwauat Alergi

Kebiasaanmerokok

Pengguaan obat-obatan

Imunisasi

Riwayat penyakit keturunan

5. Riwayat Keluarga, tannyakan:

Apakah ada keluarga yang menderita batuk

Apakah ada keluarga yang menderita alergi

Apakah ada keluarga yang menderita TBC, Cancer paru

6. Riwayat Lingkungan

Apakah rumah dekat dengan pabrik

Apakah banyak asap atau debu

Apakah ada keluarga yang merokok

7. Riwayat pekerjaan, tanyakan :

Apakah bekerja pada tempat yang banyak debu,asap

Apakah bekerja di pabrik

Apakah saat bekerja menggunakan alat pelindung.

II.Pengkajian Fisik

15

Page 16: Tugas Kmb II Kelompok 5

1. Ispeksi:

Amati bentuk thorax

Amati Frekuensi napas, irama, kedalamannya

Amati tipe pernapasan : Pursed lip breathing, pernapasan diapragma,

penggunaan otot Bantu pernapasan

Tanda tanda reteraksi intercostalis , retraksi suprastenal

Gerakan dada

Adakan tarikan didinding dada , cuping hidung, tachipnea

Apakah daa tanda tanda kesadaran meenurun

2. Palpasi

Gerakan pernapasan

Raba apakah dinding dada panas

Kaji vocal premitus

Penurunan ekspansi dada

3. Auskultasi

Adakah terdenganr stridor

Adakah terdengar wheezing

Evaluasi bunyi napas, prekuensi,kualitas, tipe dan suara tambahan

4. Perkusi

Suara Sonor/Resonans merupakan karakteristik jaringan paru normal

Hipersonor , adanya tahanan udara

Pekak/flatness, adanya cairan dalan rongga pleura

Redup/Dullnes, adanya jaringan padat

Tympani, terisi udara.

III.Pemeriksaan Diagnostik

Radiologi

Analisa Gas Darah

Darah Lengkap, Urine lengkap.

B. DIAGNOSA KPEPERAWATAN

16

Page 17: Tugas Kmb II Kelompok 5

1. Ketidakefektifan bersih jalan napas berhubungan dengan inflamasi

trakeabronkial, pmbentukan, edema, peningkatan sputum, nyeri pleuritik,

penurunan energi, kelemahan ditandai dengan perubahan frekuensi, kedalaman

pernapasan tidak normal, penggunaan otot aksesori dispnea, sianosis, batuk

efektif atau tidak efektif dengan tanpa produksi sputum.

2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b.d Hiponatremia sekunder

terhadap diare.

3. Hiperthermia b.d proses penyakit.

C. RENCANA KEPERAWATAN

1. Ketidak efektifan pola nafas berhubungan dengan infeksi paru-paru.

Tujuan :Anak akan menunjukkan pola nafas yang efektif

Kreteria :

RR dalam batas normal, suara nafas bersih, suhu dalam batas normal

Tidak ditemukan : batuk, PCH, Retraksi, Sianosis.

Jumlah sel darah putih normal.

Rongsent dada bersih

Saturasi oksigen 85 % - 100 %.

Intervensi Keperawatan :

1. Observasi : RR, suhu, suara naafas

2. Lakukan fioterapi dada kerjakan sesuai jadwal

3. Berikan oksigen yang dilembabkan sesuai indikasi

4. Berikan antibiotik dan antipiretik sesuai advis

INITERVENSI KEPERAWATAN

1. Kaji dan catat

Suhu tubuh

intake dan output

Tanda / gejala kekurangan cairan

Bj urine

2. Lakukan perawatan mulut

3. Beri cairan sesuai advis

17

Page 18: Tugas Kmb II Kelompok 5

4. Kaji dan catat pengetahuan dan partisipasi keluarga dalam :

Monitoring intake dan output

Mengenali tanda dan gejala kekurangan cairan

5. Ciptakan situasi / area yang nyaman

6. Lakukan suction bila perlu

7. Periksa dan catat hasil X – Ray dada

8. Obs. Saturasi oksigen

9. Kaji dan catat pengetahuan dan partisipasi keluarga dlm :

Fisioterapi dada

Pemberian obat-obatan

Mengenali tanda / gejala ketidak efektifan pola nafas

10. Ciptakan situasi / area yang nyaman

2. Defisit volume cairan b/d Respiratory distress, penurunan intake cairan, demam

Tujuan : Anak akan menunjukkan volume cairan yang adekuat.

Kriteria :

Intake cairan adequat, iv dan atau oral

Tidak adanya lethargi, muntah, diare

Suhu tubuh normal, mukosa membran lembab

Turgor kulit kembali cepat

Urine output normal, Bj urine normal

DAFTAR PUSTAKA18

Page 19: Tugas Kmb II Kelompok 5

Alsagaff Hood, Abdul Mukty, (1995). Dasar – Dasar Ilmu Penyakit Paru. Airlangga

University Press. Surabaya.

Amin muhammad, Hood Alsagaff. (1989). Pengantar Ilmu Penyakit Paru. Airlangga

University Press. Surabaya.

Blac,MJ Jacob. (1993). l.uckman & Sorensen’s Medical surgical Nursing A

Phsycopsicologyc Approach. W.B. Saunders Company. Philapidelpia.

Barbara Engram. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Vol. 1. Penerbit

EGC. Jakarta.

Carpenito, L.J., (1999). Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan. Ed. 2. EGC Jakarta.

Mansjoer, Arif., et all. (1999). Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran UI : Media

Aescullapius Jakarta.

Marylin E doengoes. (2000). Rencana Asuhan keperawatan Pedoman untuk Perencnaan

/pendokumentasian Perawatan Pasien. EGC.Jakarta.

Soeparman, Sarwono Waspadji. (1990). Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Balai Penerbit FKUI.

Jakarta.

Sylvia Anderson Price, Lorraine McCarty Wilson. (1995). Patofisiologi Konsep Klinis Proses

- Proses Penyakit. EGC. Jakarta.

Yunus Faisal. (1992). Pulmonologi Klinik. Bagian Pulmonologi FKUI. Jakarta.

BAB III

19

Page 20: Tugas Kmb II Kelompok 5

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN. A DENGAN PNEUMONIA

1. PENGKAJIAN

A. Identitas klien

Nama : An. A

Jenis kelamin : perempuan

Usia : 4 bulan

Agama : islam

Alamat : pamekasan

Nama orang tua : Tn. Suk

Usia : 38 tahun

Pendidikan : D III

Pekerjaan : guru (PNS)

Agama : islam

Alamat : pamekasan

Tanggal masuk : 3 Juli 2001

Jam Masuk : 23.35 WIB

Cara masuk : lewat IRD

Diagnosa Medik : Pneumonia & Susp. Encephalitis

B. Riwayat kesehatan

Riwayat Penyakit Sekarang

Klien datang ke rumah sakit dengan diantar keluarga setelah sebelumnya

mengalami mencret selama 2 hari (mulai 1 Juli 2001) dengan jumlah feses + ½ gelas

tiap kali mencret dan frekuensi 4 – 5 kali tiap hari. Feses tidak disertai lendir/darah.

Demam terjadi sejak 3 hari sebelum demam dan naik turun. Klien sudah dibawa ke

Dokter tapi tidak sembuh.

Saat ini klien dibawa ke RS karena kejang dan tidak sadarkan diri. Kejang

yang dialami klien terjadi tangal 3 Juli 2001 pagi hari (pk. 09.00 WIB) saat demam,

selama l.k 2 menit. Kejang tonik disertai dengan keluarnya ludah dari mulut klien.

Klien tidak mengalami cyanosis dan tidak mampu menangis setelah kejang. Kejang

20

Page 21: Tugas Kmb II Kelompok 5

hilang dengan sendirinya dan hanya terjadi satu kali. Kejang tidak terjadi lagi hingga

klien masuk dirumah sakit, tetapi kesadaran klien tetap menurun. (GCS : M 2 V 1 E

2)

Riwayat Penyakit Dahulu

Kilen tidak pernah menggalami kejang sebelumnya, klien tidak pernah mengalami

batuk pilek akhir-akhir ini. Pernah batuk pilek usia 2 bulan.

Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak terkaji

Riwayat Tumbuh Kembang

Klien telah bisa tengkurap

Genogram

Keterangan:

= laki-laki = meninggal = tinggal dalam satu rumah.

= perempuan = klien An.A

Pengkajian sistem fungsional

1.1 Pengkajian Sistem

21

Page 22: Tugas Kmb II Kelompok 5

Sistem Integumen

Subyektif : -

Obyektif : kulit pucat, suhu tubuh 38,8OC, BB 6 kg, LK 45 cm, LD 43 Cm,

kemerahan pada kulit bokong dan punggung, popok basah.

Sistem Pulmonal

Subyektif : -

Obyektif : Pernafasan cuping hidung, RR 36 X/menit (dengan bantuan oksigen 6

l/m) pola nafas eupnea, sputum banyak keluar dari mulut, penggunaan

otot bantu pernafasan, terdengar stridor, ronchii pada lapang paru basal

kanan dan kiri.

Sistem Cardiovaskuler

Subyektif : -

Obyektif : Denyut nadi 124 X/menit, TD tidak terkaji.

Sistem Neurosensori

Subyektif : -

Objektif : GCS menurun (V 2 M 1 E 2), refleks pupil positif isokhor,

reflek iris positif, Babinski 1 (-) Babinski 2 (+/?) refleks

patella dalam batas normal, refleks palmar (+)

Sistem Musculoskeletal

Subyektif : -

Obyektif : tonus otot menurun, Kekuatan otot 3/3/3/3

retraksi paru dan penggunaan otot aksesoris pernafasan

Sistem genitourinaria

22

Page 23: Tugas Kmb II Kelompok 5

Subyektif : -

Obyektif : b.a.k 3-4 kali sehari, Jumlah urine banyak, warna kuning muda

volume tidak diketahui

Sistem digestif

Subyektif : -

Obyektif : b.a.b 1 kali sehari (?), konsistensi feses normal

1.2 Hasil Laboratorium

Tanggal 3 Juli 2001; 23.50 WIB

Hb : 8,3 mg% (11,4 – 15,1 mg%)

Trombosit : 564 X 109/l (150 – 300 X 109/l )

Leukosit : 29,7 X 109/l (4,3 – 11,3 X 109/l )

PCV : 0, 26 ( 0,38-0,42 )

Glukosa : 165 mg/dl ( < 200 )

Elektrolit :

Kalium : 3,85 mEq/l ( 3,8 – 5,0 mEq /l)

Natrium : 113 mEq/l (136 – 144 mEq/l)

Analisa Gas Darah

pH : 7, 396 (7,35 – 7,45 )

pCO2 : 32,1 mmHg ( 25 – 45 mmHg)

pO2 : 335,4 mmHg (80 – 104 mmHg)

23

Page 24: Tugas Kmb II Kelompok 5

HCO3 : 4,2 mmol/l (< 4,25 mmol/l)

O2 saturasi : 99,8 %

CO2 saturasi : 20,2 mmol/l

BE : - 5,7 (-3,3 -- +1,2)

Terapi Pengobatan :

- Oksigen T-Piece 40 %

- D5 ½ S 500 cc/24 jam

- Sonde D5 3 X 25 cc

ASI/PASI 5 X 25 cc

- Cefotaxim 3 X 500 mg

- Cloxacillin 3 X 500 mg

- Dilantin 3 X 52 mg

- Dexamethason 3 X 1 mg

- Valium 2 mg (bila perlu)

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Bersihan Jalan nafas tidak efektif b.d penumpukan sekret pada jalan nafas

2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b.d Hiponatremia sekunder terhadap

diare

3. Hiperthermia b.d proses penyakit

4. Resiko tinggi injuri b.d penurunan kesadaran, kelemahan fisik

ANALISA DATA

Data Etiologi Masalah

24

Page 25: Tugas Kmb II Kelompok 5

DS : -

DO : Na 133 mEq/l

Riwayat diare

Diare

Pengeluaran Elektrolit berlebih intravekal : Natium, Kalium

Kadar Natrium rendah

Keseimbangan cairan dan elektrolit

DS : -

DO : Sputum pada mulut

Ronchii lapang basal paru

Invasi kuman penyakit

Per tahanan lokal : Produksi sputum berlebih oleh sel goblet

Cairan sputum menumpuk pada bronkus terminalis & bronkeolus

Sumbatan nafas

Bersihan Jalan Nafas

DS :-

DO : Suhu tubuh 38,8 OC

Invasi kuman

Pertahanan tubuh nonspesifik : Pengeluaran pirogen

Peningkatan sirkulasi perifer

Peningkatan Suhu tubuh

Thermoregulasi

DS : -

DO : GCS (M2 V1 E 2)

Tonus otot 3/3/3/3

Kondisi sakit, ketidakberdayaan

Pengaruh (depresi) SSP

Keselamatan

25

Page 26: Tugas Kmb II Kelompok 5

Penururnan kesadaran

Resiko Cidera

3. INTERVENSI KEPERAWATAN

26

Page 27: Tugas Kmb II Kelompok 5

NO. DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL1. Bersihan

Jalan nafas tidak efektif b.d penumpukan sekret pada jalan nafas

Jalan nafas bersih

1. Kaji tanda-tanda vital; terutama pernafasan

2. Kaji bersihan jalan nafas : sputum, mulut, stridor, ronchii

3. Atur posisi klien : kepala hiperekstensi

4. Atur posisi klien : Trendelenburk

5. Lakukan fibrasi paru dan postural drainage

6. Lakukan penghisapan lendir tiap 3 jam atau bila perlu

7. Evaluasi hasil kegiatan tiap 3 jam atau bila perlu

1. Pernafasan merupakan karakteristik utama yang terpengaruh oleh adanya sumbatan jalan nafas.

2. Pemantauan kepatenan jalan nafas penting untuk menentukan tindakan yang perlu diambil.

3. Meminimalkan resiko sumbatan jalan nafas oleh lidah dan sputum

4. Merupakan mekanisme postural drainage, memfasilitasi pengeluaran secret paru

5. Rangsangan fisik dapat meningkatkan mobilitas secret dan merangsang pengeluaran secret lebih banyak

6. Eliminasi lendir dengan suction sebaiknya dilakukan dalam jangka waktu kurang dari 10 menit, dengan pengawasan efek samping suction

7. Memasatikan tindakan/prosedur yang dilakukan telah mengurangi masalah pada klien

2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b.d Hiponatremia sekunder

Tidak terdapat tanda-tanda hiponatremia : kejang, penurunan kesadaran, kelemahan Hasil yang diharapkan :

1. Kaji adanya tanda/gejala hiponatremia

2. Kaji Intake dan output harian

3. Berikan ekstra

1. Gejala hiponatremia; terutama kejang sangat berbahaya bagi kondisi anak dan dapat memperberat kondisi serta menimbulkan cidera

2. Memastikan kebutuhan cairan harian tercukupi

3. Meningkatkan kadar Natrium

27

Page 28: Tugas Kmb II Kelompok 5

terhadap diare

- Kadar

Natrium

kembali

normal

cairan mengandung Natrium(kolaborasi dengan dokter)

4. Lakukan pemeriksaan elektrolit : Na minimal dua hari sekali

dalam darah, koreksi dengan menghitung defisit Natrium (berdaraskan hasil laboratorium)

4. Mengevaluasi hasil seluruh tindakan

3. Hiperthermia b.d proses penyakit

Hasil yang diharapkan :- Suhu

tubuh normal (36-37OC)

1. Kaji saat timbulnya demam

2. Kaji tanda-tanda vital tiap 3 jam atau lebih sering

3. Berikan kebutuhan cairan ekstra

4. Berikan kompres dingin

5. Kenakan pakaian minimal

6. Berikan terapi cairan intravena RL ½ Saline dan pemberian antipiretik

7. Atur suhu incubator

1. Mengidentifikasi pola demam

2. Acuan untuk mengetahui keadaan umum klien

3. Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan tubuh meningkat sehingga perlu diimbangi dengan asupan cairan yang banyak.

4. Konduksi suhu membantu menurunkan suhu tubuh

5. Pakaian yang tipis akan membantu mengurangi penguapan tubuh

6. Pemberian caiaran sangat penting bagi klien dengan suhu tinggi. Pemberian caiaran merupakan wewenang dokter sehingga perawat perlu berkolaborasi dalam hal ini.

7. inkubator mampu mempengaruhi suhu lingkungan bayi; penting dalam proses konduksi dan evaporasi

4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

28

Page 29: Tugas Kmb II Kelompok 5

NO. Tgl/jam Diagnosa keperawatan

Implementasi Evaluasi

1. 4 juli 200107.30

07.45

07.50

07.50

08.00

08.00

11.00

11.05

11.10

14.00

14.00

Bersihan Jalan nafas tidak efektif b.d penumpukan sekret pada jalan nafas.

1. Mengkaji tanda-tanda vital : S : 38,6;P : 38 X/m

2. Mengkaji bersihan jalan nafas : sputum (+), stridor(+), ronchii (+) pada lapang basal paru

3. Mengatur posisi klien : kepala hiperekstensi, diganjal dengan kain

4. Mengatur posisi klien : Trendelenburk

5. Melakukan fibrasi paru dan postural drainage

6. Melakukan penghisapan lendir

7. Mengkaji bersihan jalan nafas : sputum (+), stridor(+), ronchii (+) pada lapang basal paru

8. Melakukan fibrasi paru dan postural drainage

9. Melakukan penghisapan lendir

10. Mengkaji bersihan jalan nafas : sputum (-), stridor(+), ronchii (+) minimal pada lapang basal paru

11. Melakukan penghisapan lendir

Tanggal 4 Juli 2001; 14.00 WIBS : -O : lendir pada mulut berkurang Stridor minimal (+)

Ronchii grade I pada palang paru

A : Masalah belum teratasi

P : Rencana tetap, dilanjutkan

2. 09.00

09.10

09.15

Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b.d Hiponatremia sekunder

1. Mengkaji adanya tanda/gejala hiponatremia

2. Mengkaji Intake dan output harian

3. Memberikan ekstra

S : -O : tanda klinis

hiponatreima (-) Intake total 660 cc,

Output l.k 500 ccA : Masalah teratasi

29

Page 30: Tugas Kmb II Kelompok 5

10.00

12.10

terhadap diare. cairan mengandung Natrium(kolaborasi dengan dokter) : NS 60 cc

4. Mengkaji tanda kejang

5. Mengkaji tanda kejang

sebagianP : Evaluasi elektrolit, kaji tanda klinis hiponatremia.

3. 07.25

07.30

09.00

09.00

09.00

10.25

13.30

Hiperthermia b.d proses penyakit.

1. Mengkaji saat timbulnya demam : l.k 2 jam yang lalu

2. Kaji tanda-tanda vital : S : 38,6

3. Membuka selimut, mematikan mesin inkubator, membuka jendela sirkulasi inkubator

4. pemberian antipiretik : Pamol 60 mg

5. Mengkaji tanda vital : S ; 38,2OC

6. Mengkaji tanda vital : S : 37,8OC

7. Mengkaji tanda vital : S : 37,5OC

S : -O : Suhu tubuh 37,4OCA : Masalaha teratasiP : -

NO. Tgl/jam Diagnosa keperawatan

Implementasi Evaluasi

1. 07.30

07.45

07.50

07.50

Bersihan Jalan nafas tidak efektif b.d penumpukan sekret pada jalan nafas.

1. Mengkaji tanda-tanda vital : S : 37,3;P : 38 X/m

2. Mengkaji bersihan jalan nafas : sputum (-), stridor(+), ronchii (+) minimal pada lapang basal paru

3. Mengatur posisi klien : kepala hiperekstensi, diganjal dengan kain

4. Mengatur posisi klien :

Tanggal 5 Juli 2001; 14.00 WIBS : -O : lendir pada mulut berkurang Stridor (-) Ronchii

grade I pada palang paru

A : Masalah belum teratasi

P : Rencana tetap, dilanjutkan.

30

Page 31: Tugas Kmb II Kelompok 5

08.00

08.00

11.00

11.05

11.10

14.00

14.00

Trendelenburk5. Melakukan

fibrasi paru dan postural drainage

6. Melakukan penghisapan lendir

7. Mengkaji bersihan jalan nafas : sputum (-), stridor(-), ronchii (+) minimal pada lapang basal paru

8. Melakukan fibrasi paru dan postural drainage

9. Melakukan penghisapan lendir

10. Mengkaji bersihan jalan nafas : sputum (-), stridor(-), ronchii (+) minimal pada lapang basal paru

11. Melakukan penghisapan lendir

2. 09.00

09.10

09.15

Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b.d Hiponatremia sekunder terhadap diare.

1. Mengkaji adanya tanda/gejala hiponatremia

2. Mengkaji Intake dan output harian

3. Mengkaji hasil laboratorium : Na 138 mEq/l

S : -O : Na 138 mEq/lA : Masalah teratasi P : -

BAB IV

31

Page 32: Tugas Kmb II Kelompok 5

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pneumonia adalah radang paru-paru yang dapat disebabkan oleh bermacam-macam,

seperti bakteri, virus, jamur, dan benda-benda asing. Pneumonia sampai saat ini masih

menjadi penyebab utama kematian dunia bagi anak balita. Penyebab utama pneumonia adalah

Streptococcus pneumonia, Haemophilus influenza, dan Staphylococcus aureus. Anak dengan

peumonia berat harus dirawat di rumah sakit (RS).

B. Saran

Selama proses perawatan di rumah sakit (hospitalisasi), anak tidak terlepas dari

keluarga terutama orang tuanya. Oleh karena itu, perawatan berfokus keluarga (PBK)

menjadi konsep utama perawatan anak selama hospitalisasi.

Dengan menempatkan keluarga sebagai mitra dalam merawat anak selama

hospitalisasi dapat meningkatkan kemampuan keluarga dalam memenuhi kebutuhan,

menyelesaikan masalah, dan menggunakan sumbersumber yang tepat dalam memenuhi

kebutuhan kesehatan. Pemberdayaan keluarga dapat dipandang sebagai suatu proses

memandirikan klien dalam mengontrol status kesehatannya.

32