tugas kep. jiwa stress & adaptasi

23
TUGAS MAKALAH KEPERAWATAN JIWA STRESS DAN ADAPTASI DosenPembimbing : Ns. Ayu Nanda Lestari, S.Kep Disusun Oleh kelompok 1 : 1. Abdullah (2010.01.071) 2. Martha alif hidayatullah (2010.01.096) 3. Moch. Fahrur rozi (2010.01.101) 4. Siti juhairia PROGAM STUDY S1 KEPERAWATAN STIKES HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PAJARAKAN - PROBOLINGGO

Upload: cak-aab

Post on 01-Dec-2015

347 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

jiwa

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Kep. Jiwa Stress & Adaptasi

TUGAS MAKALAH KEPERAWATAN JIWA

STRESS DAN ADAPTASI

DosenPembimbing :

Ns. Ayu Nanda Lestari, S.Kep

Disusun Oleh kelompok 1 :

1. Abdullah (2010.01.071)2. Martha alif hidayatullah (2010.01.096)3. Moch. Fahrur rozi (2010.01.101)4. Siti juhairia

PROGAM STUDY S1 KEPERAWATAN

STIKES HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG

PAJARAKAN - PROBOLINGGO

2012

Page 2: Tugas Kep. Jiwa Stress & Adaptasi

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur senantiasa di panjatkan kehadirat Allah SWT Sholawat dan salam

semoga selalu di limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Kami menyampaikan rasa terima kasih kepada Ibu Ns. Ayu Nanda Lestari, S.Kep selaku

pembimbing mata kuliah Keperawatan Jiwa yang telah membimbing kami untuk membantu dalam proses

penyusun makalah ini.

Kami yakin bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya karena itu kami mengharapkan

kritik konstruktif dan saran , khususnya dari ibu Ns. Ayu Nanda Lestari, S.Kep selaku pembimbing mata

kuliah Keperawatan Jiwa dan umumnya dari semua pembaca sehingga makalah ini dapat lebih sempurna.

Genggong, 25 Maret 2013

Page 3: Tugas Kep. Jiwa Stress & Adaptasi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.

Kata stres telah sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari, stress merupakan salah satu

gejala psikologis yang dapat menyerang setiap orang. Stres dapat timbul karena adanya konflik dan

frustrasi. Sebagian besar orang beranggapan bahwa yang dimaksud stres adalah sesuatu yang

tidak menyenangkan dan membuat orang tersebut merasa tidak nyaman, bingung,mudah marah, tekanan

darah meningkat, detak jantung lebih cepat, gangguan pencernaan, dsb. Sebagian besar stres dapat dipicu

karena pengaruh eksternal dan ada pula yang dipengaruhi oleh faktor internal individu tersebut. Stres

sebenarnya dapat dicegah dan diatasi dengan cara-cara tertentu. Tapi melihat hal-hal tersebut,tampaknya

tidak banyak orang yang mengetahui tentang stres, bagaimana mencegahnya, mengatasi, ataupun

memanfaatkan stres tersebut sebagai salah satu bagian dari hidup kita. Pemahaman yang baik terhadap

stres akan membantu kita dalam menghadapi stres ketika stres tersebut menyerang kita, melalui

penanganan yang tepat dengan adanya pemahaman yang baik mengenai stres, maka individu tidak akan

terkena dampak negatif dari stres tersebut.

Namun perlu ditekankan disini, stress tidak selamanya membuat orang menjadi tidak waras

sehingga terpaksa harus berada di rumah sakit jiwa, karena stress mempunyai beberapa tingkatan. Jadi

selama individu tersebut masih mengalami stress yang ringan, maka individu tersebut hanya akan sering

memikirkannya dan berusaha untuk memecahkan masalah yang menjadi penyebab stress. Cara untuk

mengatasi pemicu stress inilah yang dinamakan koping. Koping yang ada pada diri individu berguna

untuk mengarahkan individu tersebut agar tidak ambil pusing terhadap masalah tersebut atau bisa juga

membuat mereka dapat menemukan solusi dari masalahnya. Secara umum cara menemukan pemecahan

masalah tersebut bisa dari pengalamn sebelumnya tentang masalah tersebut atau curhat dengan sesorang

yang dianggap dapat memberikan jalan keluar untuk masalah yang dihadapinya.

Dengan koping masalah yang dihadapi bisa teratasi atau hilang untuk sementara dan akan muncul

jika ada pencetusnya. Namun individu yang sudah melakukan koping ada pula yang tidak hilang

masalahnya sehingga mereka akan tidak dapat berbuat apapun selain memikirkan maslahnya.hal ini

dapatmembahayakan individu tersebut karena artinya individu ini pikirannya bias terganggu dan

mengalami gangguan jiwa. Lain pula dengan adaptasi. Yang dimaksud dengan adapatasi adalah

cara pandang individu terhadap masalahnya. Individu yang dapat selalu mengambil hikmah dan tidak

terlalu memikirkan masalahnya dapat menghilangkan masalah tersebut dari pikirannya. Hidupnya akan

dibawa happy terus.

Page 4: Tugas Kep. Jiwa Stress & Adaptasi

Orang semacam ini bisa dikatakan sehat secara psikologi. Namun adapatasi juga bias tidak

berpengaruh terhadap alam pikirnya jika masalah yang datang lebih dan semakin berat dari sebelumnya

dan individu ini selalu menghadapinya dengan cara pandang yang sama dilakukannya pada masalah

sebelumnya yang lebih ringan. Pada makalah ini kelompok akan membahas tentang stress, koping,

adaptasidan manajemen stress.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah yang termasuk ke dalam konsep stress?

2. Apa saja manifestasi stress?

3. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi stress?

4. Apakah yang disebut adaptasi?

5. Apakah proses keperawatan stress managemen stress untuk perawat?

1.3 Tujuan.

1. Untuk mengetahui konsep stress.

2. Untuk mengetahui manifestasi stress.

3. Untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi stress.

4. Untuk mengetahui adaptasi.

5. Untuk mengetahui proses keperawatan stress mangemen stress untuk perawat

\

BAB II

Page 5: Tugas Kep. Jiwa Stress & Adaptasi

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Stress

Stress adalah segala situasi di mana tuntunan non-spesifik mengharuskan seorang individu untuk

merespon atau melakukan tindakan ( Selye, 1976 ). Respon atau tindakan ini termasuk respon fisiologis

dan psikologis.

Stresor adalah stimulus yang mengawali atau mencetuskan perubahan.

1.  Stresor internal berasal dari dalam diri seseorang (demam, kondisi seperti kehamilan, menopause atau

suatu keadaan emosi seperti rasa bersalah )

2. Stresor eksternal berasal dari luar diri seseorang (perubahan bermakna dalam suhu lingkungan,

perubahan peran dalam keluarga atau sosial, atau tekanan dari pasangan ).

Berbagai pandangan manusia mengenai stress menghasilkan pengertian yang berbeda-beda

tentang stress itu sendiri. Stress hanyalah sekedar gangguan sistem syaraf yang menyebabkan tubuh

berkeringat, tangan menggenggam, jantung berdetak kencang,dan  wajah memerah. Paham realistik

memandang stress sebagai suatu fenomena jiwa yang terpisah dengan jasmani atau tubuh manusia atau

fenomena tubuh belaka tanpa ada hubungan dengan kejiwaan. Sedangkan paham idealis menganggap

stress adalah murni fenomena jiwa. Hal ini membuat kita sulit untuk menjelaskan kenapa jika fenomena

stress hanyalah fenomena jiwa namun memberikan dampak pada fisik seseorang seperti dada yang

berdebar-debar, keringat, dan sebagainya.

Tak seorang pun dapat menghindari stress karena untuk menghilangkannya berarti akan

menghancurkan hidupnya sendiri ( Hans Selye, 1978 ). Stres merupakan interaksi antara individu dengan

lingkungan. Pendekatan ini telah dibatasi sebagai “model psikologi”. Model psikologi ini

menggambarkan stress sebagai suatu proses yang meliputi stresor dan ketegangan ( strain ). Interaksi

antara individu dengan lingkungannya yang saling mempengaruhi itu dinamakan dengan interaksi

transaksional yang di dalamnya terdapat proses penyesuaian. Stres bukan hanya stimulus atau respon

tetapi juga agen aktif yang dapat mempengaruhi stresor melalui strategi prilaku, kognitif dan emosional.

Individu akan memberikan reaksi yang berbeda terhadap stresor yang sama.

Definisi tentang stress yang sangat beragam menunjukan bahwa stress bukanlah suatu hal yang

sederhana. Salah satu definisinya adalah stres adalah gangguan pada tubuh dan pikiran yang disebabkan

oleh perubahan dan tuntutan kehidupan ( Vincent Cornelli, dalamMustamir Pedak, 2007 ). Kesimpulan

dari para ahli tentang stres yaitu stres bisa terjadi karena manusia begitu kuat dalam mengejar

keinginannya serta kebutuhannya dengan mengandalkan segala kemampuannya dan potensinya.

2.1 Manifestasi Stress

Page 6: Tugas Kep. Jiwa Stress & Adaptasi

Stress sifatnya universiality, yaitu umum semua orang sama dapat merasakannya, tetapi cara

pengungkapannya yang berbeda atau diversity. Sesuai dengan karakteristik individu, maka responnya

berbeda- beda untuk setiap orang. Seseorang yang mengalami stres dapat mengalami perubahan-

perubahan yang terjadi pada tubuhnya, antara lain :

1.  Perubahan warna rambut kusam, ubanan, kerontokan  

2. Wajah tegang, dahi berkerut, mimik nampak serius, tidak santai, bicara berat, sulit tersenyum/tertawa

dan kulit muka kedutan (ticfacialis)

3.  Nafas terasa berat dan sesak, timbul asma

4. Jantung berdebar-debar, pembuluh darah melebar atau menyempit (constriksi) sehingga mukanya

nampak merah atau pucat. Pembuluh darah tepi (perifer) terutama ujung-ujung jari juga menyempit

sehingga terasa dingin dan kesemutan.

5.  Lambung mual, kembung, pedih, mules, sembelit atau diare.

6.  Sering berkemih.

7.  Otot sakit seperti ditusuk-tusuk, pegal dan tegang pada tulang terasa linu atau kaku bila digerakkan.

8.  Kadar gula meningkat, pada wanita mens tidak teratur dan sakit (dysmenorhea)

9.  Libido menurun atau bisa juga meningkat.

10. Gangguan makan bisa nafsu makan meningkat atau tidak ada nafsu makan.

11. Tidak bisa tidur

12. Sakit mental-histeris

Setdaknya ada 50 gejala yang merupakan efek dari stres, terbagi dalam 4 kelompok , yakni fisik,

kognitif, emosi dan tingkah laku, antara lain sebagai berikut :

Gejala stres yang dapat dilihat melalui efek pada  fisik, antara lain adalah gagap dalam berbicara

(sulit untuk bicara), detak jantung meningkat, kepala pusing, badan gemetaran, muntah-muntah,

kesulitan bernafas, kelelahan yang berlebihan, serta kesulitan tidur.

Secara kognitif, efek stres yang muncul adalah berkurangnya konsentrasi, mudah lupa,

munculnya pandangan yang negatif terhadap diri sendiri, kreativitas menurun, serta hilangnya

kontrol pada diri sendiri.

Sedangkan secara emosi, reaksi stres yang muncul adalah mudah cemas, cepat tersinggung,

mudah marah, depresi, penarikan diri pada lingkungan sosial, mudah menangis, menurunnya rasa

percaya diri, serta munculnya pandangan negatif pada diri dan orang lain.

Dilihat dari tingkah laku, reaksi stres yang terlihat adalah tidak sabar, menjadi ceroboh, nervous

laughter, menarik diri dari lingkungan sekitar, merokok, penurunan dan peningkatan nafsu

Page 7: Tugas Kep. Jiwa Stress & Adaptasi

makan, pemakaian obat-obatan terlarang, minum minuman beralkohol, serta munculnya tingkah

laku yang bersifat agresif seperti mengemudikan mobil dengan kecepatan sangat tinggi

2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Stress

Kondisi-kondisi yang cenderung menyebabkan stress disebut stressors. Meskipun stress dapat

diakibatkan oleh hanya satu stressors, biasanya karyawan mengalami stress karena kombinasi stressors.

Menurut Robbins (2001:565-567) ada tiga sumber utama yang dapat menyebabkan timbulnya stress

yaitu:

1.      Faktor Lingkungan

Keadaan lingkungan yang tidak menentu akan dapat menyebabkan pengaruh pembentukan

struktur organisasi yang tidak sehat terhadap karyawan. Dalam faktor lingkungan terdapat tiga hal yang

dapat menimbulkan stress bagi karyawan yaitu ekonomi, politik dan teknologi. Perubahan yang sangat

cepat karena adanya penyesuaian terhadap ketiga hal tersebut membuat seseorang mengalami ancaman

terkena stress. Hal ini dapat terjadi, misalnya perubahan teknologi yang begitu cepat. Perubahan yang

baru terhadap teknologi akan membuat keahlian seseorang dan pengalamannya tidak terpakai karena

hampir semua pekerjaan dapat terselesaikan dengan cepat dan dalam waktu yang singkat dengan adanya

teknologi yang digunakannya.

2.       Faktor Organisasi

Didalam organisasi terdapat beberapa faktor yang dapat menimbulkan stress yaitu role demands,

interpersonal demands, organizational structure dan organizational leadership. Pengertian dari masing-

masing faktor organisasi tersebut adalah sebagai berikut :

a.       Role Demands

Peraturan dan tuntutan dalam pekerjaan yang tidak jelas dalam suatu organisasi akan

mempengaruhi peranan seorang karyawan untuk memberikan hasil akhir yang ingin dicapai

bersama dalam suatu organisasi tersebut.

b.      Interpersonal Demands

Mendefinisikan tekanan yang diciptakan oleh karyawan lainnya dalam organisasi.

Hubungan komunikasi yang tidak jelas antara karyawan satu dengan karyawan lainnya akan

dapat menyebabkan komunikasi yang tidak sehat. Sehingga pemenuhan kebutuhan dalam

Page 8: Tugas Kep. Jiwa Stress & Adaptasi

organisasi terutama yang berkaitan dengan kehidupan sosial akan menghambat perkembangan

sikap dan pemikiran antara karyawan yang satu dengan karyawan lainnya.

c.   Organizational Structure

Mendefinisikan tingkat perbedaan dalam organisasi dimana keputusan tersebut dibuat

dan jika terjadi ketidak jelasan dalam struktur pembuat keputusan atau peraturan maka akan dapat

mempengaruhi kinerja seorang karyawan dalam organisasi.

d.    Organizational Leadership

Berkaitan dengan peran yang akan dilakukan oleh seorang pimpinan dalam suatu

organisasi. Karakteristik pemimpin menurut The Michigan group (Robbins, 2001:316) dibagi dua

yaitu karakteristik pemimpin yang lebih mengutamakan atau menekankan pada hubungan yang

secara langsung antara pemimpin dengan karyawannya serta karakteristik pemimpin yang hanya

mengutamakan atau menekankan pada hal pekerjaan saja.

Empat faktor organisasi di atas juga akan menjadi batasan dalam mengukur tingginya

tingkat stress. Pengertian dari tingkat stress itu sendiri adalah muncul dari adanya kondisi-kondisi

suatu pekerjaan atau masalah yang timbul yang tidak diinginkan oleh individu dalam mencapai

suatu kesempatan, batasan-batasan, atau permintaan-permintaan dimana semuanya itu

berhubungan dengan keinginannya dan dimana hasilnya diterima sebagai sesuatu yang tidak pasti

tapi penting (Robbins,2001:563).

3.       Faktor Individu

            Pada dasarnya, faktor yang terkait dalam hal ini muncul dari dalam keluarga, masalah ekonomi

pribadi dan karakteristik pribadi dari keturunan. Hubungan pribadi antara keluarga yang kurang baik akan

menimbulkan akibat pada pekerjaan yang akan dilakukan karena akibat tersebut dapat terbawa dalam

pekerjaan seseorang. Sedangkan masalah ekonomi tergantung dari bagaimana seseorang tersebut dapat

menghasilkan penghasilan yang cukup bagi kebutuhan keluarga serta dapat menjalankan keuangan

tersebut dengan seperlunya. Karakteristik pribadi dari keturunan bagi tiap individu yang dapat

menimbulkan stress terletak pada watak dasar alami yang dimiliki oleh seseorang tersebut. Sehingga

untuk itu, gejala stress yang timbul pada tiap-tiap pekerjaan harus diatur dengan benar dalam kepribadian

seseorang.

2.4 Konsep Adaptasi

Page 9: Tugas Kep. Jiwa Stress & Adaptasi

Adaptasi adalah penyesuaian diri terhadap suatu penilaian. Dalam hal ini respon individu

terhadap suatu perubahan yang ada dilingkungan yang dapat mempengaruhi keutuhan tubuh baik secara

fisiologis maupun psikologis dalam perilaku adaptip. Hasil dari perilaku ini dapat berupa usaha untuk

mempertahankan keseimbangan dari suatu keadaan agar dapat kembali pada keadaan normal, namun

setiap orang akan berbeda dalam perilaku adaptip ada yang dapat berjalan dengan cepat namun ada pula

yang memerlukan waktu lama tergantung dari kematangan mental orang itu tersebut.

Adaptasi terhadap stress dapat berupa :

1. Adaptasi fisiologis

Adaptasi fisiologis adalah proses penyesuaian diri secara alamiah atau secara fisiologis untuk

mempertahankan keseimbangan dalam berbagai faktor yang menimbulkan keadaan menjadi tidak

seimbang contoh: masuknya kuman pennyakit ketubuh manusia.

2. Adaptasi psikologi

Adaptasi secara psikologis dapat dibagi menjadi dua yaitu:

• LAS ( general adaptation syndroma)

adalah apabila kejadiannya atau proses adaptasi bersifat lokal contoh: seperti  ketika kulit

terinfeksi maka akan terjadi disekitar kulit tersebut kemerahan, bengkak, nyeri, panas dll yang sifatnya

lokal atau pada daerah sekitar yang terkena.

Tubuh menghasilkan banyak respons setempat terhadap stress. Respon setempat ini termasuk

pembekuan darah dan penyembuhan luka, akomodasi mata terhadap cahaya, dll. Responnya berjangka

pendek.

Karakteristik dari LAS :

1. respon yang terjadi hanya setempat dan tidak melibatkan semua system

2. respon bersifat adaptif; diperlukan stressor untuk menstimulasikannya.

3. respon bersifat jangka pendek dan tidak terus menerus.

4. respon bersifat restorative.

• GAS ( general adaptation syndroma)

adalah apabila reaksi lokal tidak dapat diaktifitasi maka dapat menyebabkan gangguan dan secara

sistemik tubuh akan melakukan proses penyesuaian diri seperti panas di seluruh tubuh, berkeringat .

a. Fase Alarm ( Waspada)

Page 10: Tugas Kep. Jiwa Stress & Adaptasi

Melibatkan pengerahan mekanisme pertahanan dari tubuh dan pikiran untuk menghadapi

stressor. Reaksi psikologis “fight or flight” dan reaksi fisiologis. Tanda fisik : curah jantung

meningkat, peredaran darah cepat, darah di perifer dan gastrointestinal mengalir ke kepala dan

ekstremitas. Banyak organ tubuh terpengaruh, gejala stress memengaruhi denyut nadi,

ketegangan otot dan daya tahan tubuh menurun.

Fase alarem melibatkan pengerahan mekanisme pertahanan dari tubuh seperti

pengaktifan hormon yang berakibat meningkatnya volume darah dan akhirnya menyiapkan

individu untuk bereaksi. Hormon lainnya dilepas untuk meningkatkan kadar gula darah yang

bertujuan untuk menyiapkan energi untuk keperluan adaptasi, teraktifasinya epineprin dan

norepineprin mengakibatkan denyut jantung meningkat dan peningkatan aliran darah ke otot.

Peningkatan ambilan O2 dan meningkatnya kewaspadaan mental.

Aktifitas hormonal yang luas ini menyiapkan individu untuk melakukan “ respons

melawan atau menghindar “. Respon ini bisa berlangsung dari menit sampai jam. Bila stresor

masih menetap maka individu akan masuk ke dalam fase resistensi.

b. Fase Resistance (Melawan)

Individu mencoba berbagai macam mekanisme penanggulangan psikologis dan

pemecahan masalah serta mengatur strategi. Tubuh berusaha menyeimbangkan kondisi

fisiologis sebelumnya kepada keadaan normal dan tubuh mencoba mengatasi faktor-faktor

penyebab stress. Bila teratasi gejala stress menurun / normal tubuh kembali stabil, termasuk

hormon, denyut jantung, tekanan darah, cardiac out put. Individu tersebut berupaya beradaptasi

terhadap stressor, jika ini berhasil tubuh akan memperbaiki sel – sel yang rusak. Bila gagal

maka individu tersebut akan jatuh pada tahapa terakhir dari GAS yaitu : Fase kehabisan tenaga.

c. Fase Exhaustion (Kelelahan)

Merupakan fase perpanjangan stress yang belum dapat tertanggulangi pada fase

sebelumnya. Energi penyesuaian terkuras. Timbul gejala penyesuaian diri terhadap lingkungan

seperti sakit kepala, gangguan mental, penyakit arteri koroner, dll. Bila usaha melawan tidak

dapat lagi diusahakan, maka kelelahan dapat mengakibatkan kematian.

2.5 Proses Keperawatan Stress Managemen Stress Untuk Perawat

Manajemen stress adalah kemungkinan melihat promosi kesehatan sebagai aktivitas atau intervasi

atau mengubah pertukaran respon terhadap penyakit. Fokusnya tergantung pada tujuan dari intervensi

keperawatan berdasarkan keperluan pasien. Perawat bertanggung jawab pada implemenetasi pemikiran

yang dikeluarkan pada beberapa daerah perawatan.Untuk mencegah dan mengatasi stres agar tidak

sampai ke tahap yang paling berat, maka dapat dilakukan dengan cara :

Page 11: Tugas Kep. Jiwa Stress & Adaptasi

1.   Pengaturan Diet dan Nutrisi

Pengaturan diet dan nutrisi merupakan cara yang efektif dalam mengurangi dan mengatasi stres

melalui makan dan minum yang halal dan tidak berlebihan, dengan mengatur jadwal makan secara

teratur, menu bervariasi, hindari makan dingin dan monoton karena dapat menurunkan kekebalan tubuh.

2.   Istirahat dan Tidur

Istirahat dan tidur merupakan obat yang baik dalam mengatasi stres karena dengan istirahat dan

tidur yang cukup akan memulihkan keadaan tubuh. Tidur yang cukup akan memberikan kegairahan

dalam hidup dan memperbaiki sel-sel yang rusak.

3.   Olah Raga atau Latihan Teratur

Olah raga dan latihan teratur adalah salah satu cara untuk meningkatkan daya tahan dan

kekebalan fisik maupun mental. Olah raga dapat dilakukan dengan cara jalan pagi, lari pagi minimal dua

kali seminggu dan tidak perlu lama-lama yang penting menghasilkan keringat setelah itu mandi dengan

air hangat untuk memulihkan kebugaran.

4. Berhenti Merokok

                 Berhenti merokok adalah bagian dari cara menanggulangi stres karena dapat meningkatkan

ststus kesehatan dan mempertahankan ketahanan dan kekebalan tubuh.

5.   Tidak Mengkonsumsi Minuman Keras

Minuman keras merupakan faktor pencetus yang dapat mengakibatkan terjadinya stres. Dengan

tidak mengkonsumsi minuman keras, kekebalan dan ketahanan tubuh akan semakin baik, segala penyakit

dapat dihindari karena minuman keras banyak mengandung alkohol.

6.   Pengaturan Berat Badan

Peningkatan berat badan merupakan faktor yang dapat menyebabkan timbulnya stres karena

mudah menurunkan daya tahan tubuh terhadap stres. Keadaan tubuh yang seimbang akan meningkatkan

ketahanan dan kekebalan tubuh terhadap stres.

7.   Pengaturan Waktu

Pengaturan waktu merupakan cara yang tepat dalam mengurangi dan menanggulangi stres.

Dengan pengaturan waktu segala pekerjaaan yang dapat menimbulkan kelelahan fisik dapat dihindari.

Pengaturan waktu dapat dilakukan dengan cara menggunakan waktu secara efektif dan efisien serta

melihat aspek prokdutivitas waktu. Seperti menggunakan waktu untuk menghasilkan sesuatu dan jangan

biarkan waktu berlalu tanpa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.

8.   Terapi Psikofarmaka

Terapi ini dengan menggunakan obat-obatan dalam mengalami stres yang dialami dengan cara

memutuskan jaringan antara psiko neuro dan imunologi sehingga stresor psikososial yang dialami tidak

Page 12: Tugas Kep. Jiwa Stress & Adaptasi

mempengaruhi fungsi kognitif afektif atau psikomotor yang dapat mengganggu organ tubuh yang lain.

Obat-obatan yang digunakan biasanya digunakan adalah anti cemas dan anti depresi.

9.   Terapi Somatik

Terapi ini hanya dilakukan pada gejala yang ditimbulkan akibat stres yang dialami sehingga

diharapkan tidak dapat mengganggu sistem tubuh yang lain.

10.   Psikoterapi

Terapi ini dengan menggunakan teknik psikologis yang disesuaikan dengan kebutuhan seseorang.

Terapi ini dapat meliputi psikoterapi suportif dan psikoterapi redukatif di mana psikoterapi suportif

memberikan motivasi atau dukungan agar pasien mengalami percaya diri, sedangkan psikoterapi

redukatif dilakukan dengan memberikan pendidikan secara berulang. Selain itu ada psikoterapi

rekonstruktif, psikoterapi kognitif dan lain-lain.

11. Terapi Psikoreligius

Terapi ini dengan menggunakan pendekatan agama dalam mengatasi permasalahan psikologis

mengingat dalam mengatasi permasalahn psikologis mengingat dalam mengatasi atau mempertahankan

kehidupan seseorang harus sehat secara fisik, psikis, sosial, dan sehat spiritual sehingga stres yang

dialami dapat diatasi.

12. Homeostatis

        Merupakan suatu keadaan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dalam menghadapi

kondisi yang dialaminya. Proses homeostatis ini dapat terjadi apabila tubuh mengalami stres yang ada

sehingga tubuh secara alamiah akan melakukan mekanisme pertahanan diri untuk menjaga kondisi yang

seimbang, atau juga dapat dikatakan bahwa homeostatis adalah suatu proses perubahaan yang terus

menerus untuk memelihara stabilitas dan beradaptasi terhadap kondisi lingkungan sekitarnya.

  Homeostatis yang terdapat dalam tubuh manusia dapat dikendalikan oleh suatu sistem endokrin

dan syaraf otonom. Secara alamiah proses homeostatis dapat terjadi dalam tubuh manusia. Dalam

mempelajari cara tubuh melakukan proses homeostatis ini dapat melalui empat cara di antaranya:

a. Self regulation di mana sistem ini terjadi secara otomatis pada orang yang sehat seperti dalam

pengaturan proses sistem fisiologis tubuh manusia.

b. Berkompensasi yaitu tubuh akan cenderung bereaksi terhadap ketidak normalan dalam tubuh.

c. Dengan cara sistem umpan balik negatif, proses ini merupakan penyimpangan dari keadaan

normal segera dirasakan dan diperbaiki dalam tubuh dimana apabila tubuh dalam keadaan tidak

normal akan secara sendiri mengadakan mekanisme umpan balik untuk menyeimbangkan dari

keadaan yang ada.

d. Cara umpan balik untuk mengkoreksi suatu ketidakseimbangan fisiologis.

Page 13: Tugas Kep. Jiwa Stress & Adaptasi

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN STRESS ADAPTASI

3.1 Pengkajian

1. Faktor Pendukung

• Biologis : Genetik, Status nutrisi

• Psikologis : Pengetahuaan, kemampuan berbicara, moral, personal, pengalaman

• Sosial Budaya : Umur, gender, pendidikan, budaya, kepercayaan.

2. Faktor Pencetus

• Biologis :

a.Neroanatom

b.Nerofisiologi

c.Nerokimia

d.Tingkat kematangan dan perkembangan organik

e.Faktor pre dan peri-natal

• Psikologis :

a.Peran Ayah

b.Interaksi ibu-anak ( rasa percaya dan rasa aman )

c.Persaingan antara saudara kandung

d.Inteligensi

e.Hubungan dalam keluarga, pekerjaan, permainan, dan masyarakat.

f.kehilangan mengakibatkan kecemasan, depresi rasa malu dan rasa salah.

g.Konsep diri, pengertian identitass diri sendiri

h.Keterampilan, bakat dan kreativitas.

i.Pola adaptasi dan pembebanan sebagai reaksi terhadap bahaya.

j.Tingkat perlembangan emosi.

• Sosio-Budaya : a.Kestabilan keluarga

b.Pola mengasuh anak

c.Tingkat ekonomi

d.Perumahan : Kota >< Desa

e.Pengaruh Rasis dan agama

Prasangka dan fasilitas kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan yang tidak memadai.

f.masalah kelompok minoritas

Page 14: Tugas Kep. Jiwa Stress & Adaptasi

3. Penilaian Respon terhadap Stress

Perasaan sedih, marah, takut, senang, rasa tidak berdaya, (putus asa, merasa sendirian)

a. Afektif

Tidak mau berkonsentrasi, menyalahkan diri sendiri, hilang perhatian, ilusi, bingung, ragu-ragu.

b. Kognitif

Peningkatan ( Prolaktin, ACTH, Kolagen, Gangguan pencernaan, lemah, letih, lesu, pusing, perubahan

berat badan).

c. Psikologi

Menarik diri, gangguan tingkat aktivitas, mudah marah, menangis dan tersinggung.

d. Tingkah laku

4. Sumber koping

Mencari dukungan sosial seperti meminta bantuan kepada keluarga, teaman, tetangga.

a. Dukungan sosial

ketersediaan materi

b. Ekonomi

kemampuan untuk mengatasi yang trejadi sebelumnya.

c. Kemammpuan personal

Mencari dukungan spiritual dengan berdo’a dan meningkatkan keyakinanya.d. Keyakinan

5. Mekanisme Koping

a) Stressor Individu Stressor

b) Keseimbangan terganggu

c) Usaha individu mengatasi stressor

Page 15: Tugas Kep. Jiwa Stress & Adaptasi

BAB IV

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

            Stress merupakan bagian dari kehidupan yang dialami setiap orang setiap hari. Stress tidak dapat

dihilangkan tetapi perlu dipelajari cara-cara penanganannya. Keberhasilan menyelesaikan berbagai stress

merupakan modal kemampuan untuk menghadapi stress yang akan datang. Klien yang dirawat di Rumah

sakit tentu mengalami berbagai stress yang mungkin sudah tidak mampu mengatasinya. Perawat perlu

berupaya membantu klien menyelesaikan masalah, melatih klien menghadapi dan menyelesaikannya dan

menggerakan sumber yang dimiliki klien. Dengan membantu klien menghadapi dan menyelesaikan stress

berarti perawat telah meningkatkan kemampuan sumber daya manusia, menghemat hari rawat,

menghemat biaya perawatan dan meningkatkan produktivitas manusia.

Stress yang dialami seseorang tidak mungkin secara langsung, beberapa tahap akan muncul

dalam diri seesorang tersebut, apabila stress tidak dapat ditanggulangi maka akan berdampak lebih lanjut.

Oleh sebab itu, terapkanlah sebuah manajemen agar keadaan seesorang tersebut masih bisa terkontrol. 

DAFTAR PUSTAKA

1.       Noorhana. Stress dan Mekanisme Adaptasi. Slide Kuliah Modul Saraf dan Jiwa, FKUI 2010.

2.       Maramis, Willy F. dan Albert A. Maramis. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Ed. Ke-2. Surabaya:

Airlangga University Press, 2009: 83-101

3.       Kaplan Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & Sadock’s Comprehensive Textbook of Psychiatry.Ed.

Ke-7. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, 2000.

Page 16: Tugas Kep. Jiwa Stress & Adaptasi

4.       Widianti, Efri, et al. Pengetahuan Pasien Mengenai Gangguan Psikosomatik dan Pencegahannya

di Puskesmas Tarogong Garut. Diunduh dari

http://resources.unpad.ac.id/unpad-content/uploads/publikasi_dosen/pengetahuan%20pasien

%20mengenai%20gangguan%20psikosomatik%20dan%20pencegahannya%20di%20puskesmas

%20tarogong%20garut.pdf pada 1 desember 2010.

5.       lestari, et al. gangguan psikosomatik dan pencegahannya. diunduh dari

http://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&cd=7&sqi=2&ved=0cegqfjag&url=http://

taganing.staff.gunadarma.ac.id/downloads/files/2794/faktor%2bpsikologis%2byang%2bmempengaruhi

%2bkondisi%2bmedis%2b(gangguan.ppt&rct=j&q=gangguan

%20psikosomatik&ei=r7x3tpsnf4ograeonljvdw&usg=afqjcngtsweswhzaukhsdlg4nxgmjq99jw&sig2=wcu

vy8yrafwdydnad3dvog&cad=rja pada 1 desember 2010.