tugas ebb perencanaan tambang bawah tanah (1)
TRANSCRIPT
PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
Oleh :
Kgs. Dedi Iskandar 03101002062
Felira Desnia Evani 03101002063
Moamar A. Ghadafi 03101002064
Hermanto Tarihoran 03101002066
Rido Albani 03101002068
Wahyu Prayetno 03101002069
Pradhana Meidearly Putra 03101002071
Fadhil Mahdriyanto 03101002073
Ahmad Syafiq Yudiansyah 03101002077
Dosen Pengasuh :
Weny Herlina, S.T., M.T.
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
2013
RENCANA PENAMBANGAN BAWAH TANAH
A. Metode Dan Tata Cara Penambangan
PT. X Coal Mining memilih metode penambangan tambang bawah tanah
(Undrground mining) untuk melaksanakan penambangan deposit batubara di
daerah ini. Metode Tambang bawah tanah dipilih berdasarkan pertimbangan
faktor-faktor teknis yang mencakup model geologi, kondisi lapisan deposit
batubara (strike, dip, ketebalan), kondisi lapisan penutup (overburden) serta
pertimbangan jumlah sumber daya deposit batubara. Metode penambangan ini
menggunakan kombinasi continious miner dan belt conveyor serta stage loader
sebagai alat bantu. Metode ini memiliki kelebihan dalam fleksibilitas dan
selektivitas dalam penambangan, antara lain seperti:
• Apabila dibandingkan dengan metode long wall maka metode ini lebih
fleksibel pengaplikasiaannya pada daerah yang sulit
• Metode ini masih bisa diterapkan hingga kemiringgan tertentu, ketebalan
lapisan, keberadaan patahan ataupun sifat atap & lantai tertentu.
• Bisa diterapkan di panel long wall yang tersisa karena adanya patahan dsb.
• Metode ini bisa diterapkan pada area dimana diatas tambang itu ada fasilitas
ataupun bangunan tanpa menyebabkan subsiden dan tidak menggangu
keamanan & keselamatan yang ada diatasnya.
• Pada tambang bawah laut dimana tidak semua bisa ditambang, metode ini
dapat diterapkan sehingga meningkatkan produktifitasnya.
• Apabila dibandingkan metode lain investasi awal metode ini relatif kecil
A.1. Pemilihan Metode Penambangan
Room and pillar mining merupakan teknik penambangan deposit
batubara yang dinilai cocok dan sesuai untuk diterapkan pada desain
penambangan deposit batubara di PT. X Coal Mining. Teknik penambangan
Room and pillar mining ini adalah dengan melakukan penggalian deposit
batubara pada level terjauh dari batas penambangan (out pit limit) dari awal
bukaan menuju ke atas searah dengan kemiringan lapisan deposit batubara
(up dip).
Penggalian ini dikerjakan dengan membentuk room atau front kerja
yang memiliki geometri tertentu berdasarkan hasil kajian geoteknik dan
rencana pengoperasian alat-alat penambangan. Dengan teknik penambangan
ini diharapkan semua lapisan (seam) deposit batubara dapat ditambang
dengan baik.
Tabel A.1Pemilihan Perancangan Metode Penambangan
A.2. Karakteristik Endapan Deposit batubara Dan Lapisan Batuan Penutup
A.2.1. Sistem Penambangan
Dari perencanaan desain tambang diketahui bahwa pemilihan
sistem dan metode penambangan adalah Tambang bawah
tanah(underground mining) dimana penggalian tanah dan deposit
batubara akan dikerjakan dengan room (tempat kerja) dan pillar
(penyangga) yang menembus badan deposit (ore body) dan membuat
roomyang memiliki geometri tertentu berdasarkan hasil kajian
geoteknik yang telah dilakukan. Dengan teknik penambangan ini
diharapkan deposit batubara yang penyebarannya jelas, dapat
ditambang dengan baik.
Pada umumnya tak semua cadangan terukur dapat diambil
deposit batubaranya karena faktor-faktor berikut :
- Keterbatasan peralatan
- Kondisi perlapisan pembentuk deposit batubara
- Struktur geologi
- Morfologi daerah tambang
- Kualitas produk yang diinginkan.
Dalam hal ini akan diambil persentase perolehan (recovery)
sebesar 70% sehingga tonase deposit batubara yang akan ditambang
sebesar 58.890 ton. Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan,
mengapa di daerah ini diterapkan metode tambang bawah tanah,
yaitu:
1. Perhitungan dengan metode numerik
Untuk dapat mengetahui metode tambang bawah tanah
dengan metode numerik maka diperlukan data geometri distribusi
kadar dan karakteristik mekanika batuan:
a. Geometri Distribusi Kadar
- Bentuk : Lembaran atau tabung
- Ketebalan deposit : tebal ( 5 - 13m)
- Penunjaman deposit : lancip <15o)
- Kedalaman deposit : > 100 m
- Distribusi kualitas : Seragam
b. Karakteristik Mekanika Batuan
Tabel A.2Karakteristik Mekanika Batuan
Karakteristik Batuan
Kekuatan Batuan
Spasi Pecahan
Kekuatan Pecahan
deposit sedang rapat sedangFootwall lemah rapat lemahHanging wall sedang rapat sedang
Tabel A.3Pembobotan Geometri dan Distribusi Kadar
Method Geometri/ Distribusi kadar Total Shape Plunge Thickness Grades
Open Pit 3 2 2 3 10Block Caving 0 2 -49 4 -43Sublevel Stoping 1 1 1 3 6
Sublevel Caving 1 1 -49 4 -43Longwall -49 0 4 3 -42Room and Pillar 2 1 4 4 8Shrinkage Stoping 1 1 1 3 16Room and pillar 2 3 4 3 12Top Slicing 0 1 -49 4 -44Square Set 4 3 4 3 14
Tabel A.4Pembobotan Karakter Masa Batuan Endapan
MethodKarakter Masa Batuan Endapan
Total
Kekuatan batuan
Spasi pecahan
Kekuatan pecahan
Open Pit 3 3 3 9Block Caving 4 4 3 11Sublevel Stoping -49 0 2 -47Sublevel Caving 0 2 2 4Longwall 4 4 3 11Room and Pillar 0 1 2 3Shrinkage Stoping 1 1 2 4Room and pillar 3 3 3 9Top Slicing 2 1 2 5Square Set 4 4 3 11
Tabel A.5Pembobotan Karakter Masa Batuan Footwall
Method
Karakter Masa Batuan Footwalltotal
Kekuatan
BatuanSpasi
PecahanKekuatan Pecahan
Open Pit 4 3 3 10Block Caving 3 3 3 9Sublevel Stoping 2 0 1 3Sublevel Caving 2 1 2 5Longwall 3 2 3 8Room and Pillar 2 1 3 6Shrinkage Stoping 3 3 2 8Room and pillar 2 4 4 10Top Slicing 3 3 2 8Square Set 2 4 4 10
Tabel A.6Pembobotan Karakter Masa Batuan Hanging wall
Method
Karakter Masa Batuan Hangingwalltotal
Kekuatan
BatuanSpasi
PecahanKekuatan Pecahan
Open Pit 3 3 2 8Block Caving 4 4 4 12Sublevel Stoping -49 0 0 -49Sublevel Caving 3 4 4 11Longwall 4 4 4 12Room and Pillar 0 1 0 1Shrinkage Stoping 4 4 4 12Room and pillar 3 3 4 10Top Slicing 4 3 4 11Square Set 3 3 4 10
Tabel A.7Pembobotan pemilihan metode tambang bawah tanah
Metode Geometri
Karakteristik Massa Batuan Total
Endapan FW HWOpen Pit 10 9 10 8 37
Block Caving -43 11 9 12 -11Sublevel Stoping 6 -47 3 -49 -87Sublevel Caving -43 4 5 11 -23
Longwall -42 11 8 12 -11Room and Pillar 11 3 6 1 21
Shrinkage Stoping 6 4 8 12 30Room and pillar 12 9 10 10 41
Top Slicing -44 5 8 11 -20Square Set 14 11 10 10 45
A.2.2. Nisbah Pengupasan Jika Diterapkan Metode Tambang Terbuka
Jika diterapkan metode tambang terbuka yaitu eksploitasi dari
permukaan pada lokasi penambangan di daerah ini mengakibatkan
harga nisbah pengupasan yang terlalu besar perbandingannya untuk
mendapatkan deposit batubara. Sehingga kalau dipaksakan
penambangan di daerah ini tidak menjadi efisien dan efektif serta
ongkos yang dikeluarkan untuk pengupasan lebih besar dari harga
deposit batubara yang dijual.
Dalam factor ini mempertimbangkan juga mengenai Cut of
Grade ( COG ) dan Break Even Cost Differential antara 2 sistem /
metode tambang ( tambang terbuka atau tambang bawah tanah ).
Cut of Grade ( COG ) adalah batas kadar terendah dari
penyebaran endapan bahan galian yang masih menguntungkan untuk
ditambang ditinjau dari segi teknis dan lingkungan pada saat itu.
Break Even Cost Differential adalah angka titik balik penentu
pemilihan sistem / metode tambang bawah tanah atau tambang
terbuka.
BECD =
Mining Cost adalah semua biaya – biaya yang dikeluarkan
untuk menggali endapan bahan galian ( deposit batubara ) termasuk
biaya pengoperasian alat – alat, upah tenaga kerja, biaya perawatan
dan biaya sarana – sarana lainnya.
Stripping Cost adalah semua biaya – biaya yang diperlukan
untuk menggali overburden ( lapisan tanah penutup ) termasuk biaya
pengoperasian alat – alat, upah tenaga kerja dan biaya perawatan
yang diperlukan untuk penggalian overburden.
Stripping cost dengan system tambang terbuka adalah Rp
7000,- / ton overburden.
BECD =
BECD =
= 6,28571 ton overburden per satu ton deposit
Faktanya apabila untuk memperoleh 1 ton deposit batubara
harus dikupas lebih dari 6,28571 ton over burden. Sehingga system
tambang yang akan dipilih adalah system tambang bawah tanah.
B. Desain tambang
Dalam merencanakan desain tambang, hal penting yang harus dilakukan
adalah pemilihan metode penambangan yang sesuai dengan kondisi teknis dan
ekonomis sumber daya deposit batubara yang akan ditambang dalam menentukan
jumlah deposit batubara yang dapat ditambang dari potensi sumber daya yang ada,
sehingga jumlah deposit batubara sebagai cadangan yang dapat ditambang akan
dihitung dengan mempertimbangkan hasil desain tambang.
Menentukan desain tambang PT. X Coal Mining cukup kompleks
mengingat daerah ini sangat banyak struktur, sehingga selain parameter-parameter
teknis yang menjadi pertimbangan seperti:
- Potensi sumberdaya deposit batubara;
- Kualitas deposit batubara;
- Air dalam tambang (geohidrologi); dan
- Harga dan kualitas deposit batubara yang di pasarkan.
Ada hal-hal lain yang juga menjadi pertimbangan yaitu:
Aspek lingkungan, dalam hubungannya dengan pasca tambang;
Kontrak jangka pendek dan panjang dengan konsumen (buyer);
Sarana dan prasarana yang sudah tersedia.
B.1. Potensi Sumber Daya Deposit batubara
Dalam penyusunan desain tambang, hal pertama yang harus diketahui
adalah jumlah sumber daya yang tersedia, karena kuantitas sumber daya
akan menyangkut penentuan kapasitas produksi tambang dan umur
tambang.
B.2. `Kualitas deposit batubara
Keberadaan dan penyebaran kualitas deposit batubara sangat berperan
dalam penetapan sekuen kemajuan penambangan dan rancangan penggalian
permukaan penambangan (mine front). Dengan demikian, proses
pengolahan Deposit batubara pada kegiatan pengolahan sangat ditentukan
oleh penyebaran kualitas dan produksi Deposit batubara yang direncanakan.
Cadangan deposit batubara terbagi dalam empat endapan. Setiap
endapan memiliki kuantitas dan kualitas deposit batubara berbeda dengan
endapan lainnya.
C.Tahapan kegiatan penambangan
Kegiatan operasi penambangan deposit batubara yang direncanakan pada
setiap bukaan tambang akan mencakup:
C.1. Operasi Pembersihan Lahan
Operasi pembersihan lahan penambangan dilakukan pada lokasi
dimana tambang akan dibuka. Berkaitan dengan operasi ini akan dilakukan
beberapa pekerjaan, yaitu:
1. Operasi Penebangan Pohon dan Pemotongan Kayu
Dalam operasi pembersihan lahan, apabila ditemukan pohon-
pohon, maka terlebih dahulu dilakukan operasi penebangan pohon dan
operasi pemotongan kayu. Bila pohon-pohon tersebut dinilai mampu
ditumbangkan dengan tenaga dorong bulldozer, maka operator akan
langsung menggunakan bulldozer. Untuk pohon-pohon berukuran besar,
untuk penebangannya perlu dibantu dengan menggunakan gergaji mesin
(chain shaw). Bila kayu yang dikerjakan memiliki ukuran yang besar,
maka operasi pemindahan kayu dari lokasi penambangan ketempat
penyimpanan kayu ini perlu dipergunakan alat angkat untuk beban berat
(crane) dan rantai besi untuk pengikat dan penarik, serta truk pengangkut
kayu. Bila kayu memiliki ukuran yang kecil, maka operasi pemindahan
kayu dari lokasi penambangan ke lokasi penyimpanan kayu ini cukup
dipergunakan tenaga manusia dan truk pengangkut kayu.
Kayu-kayu hasil penebangan dan pemotongan akan disimpan di
lokasi penyimpanan yang telah direncanakan. Lokasi penyimpanan kayu
dapat dipilih pada lahan-lahan terbuka yang dekat dengan daerah
penambangan dan dilintasi oleh jalan angkut. Kayu-kayu yang disimpan
ini dapat dimanfaatkan untuk pembuatan bangunan, jembatan, bahan
bakar atau kepentingan lainnya.
2. Operasi Pembabatan Semak dan Perdu
Pekerjaan pembabatan semak dan perdu ini akan dilakukan
dengan menggunakan bulldozer, yang dapat menjalankan fungsi gali dan
dorong dengan memanfaatkan blade dan tenaga dorong yang besar dari
alat tersebut. Semak dan perdu yang sudah dibabat tersebut selanjutnya
akan didorong ke daerah-daerah lembah yang dekat dengan areal
penambangan.
3. Operasi perataan tanah untuk bangunan dan jalan
Operasi perataan tanah yang mempunyai ketinggian yang
berbeda, dilakukan setelah pembersihan lahan. Lapisan tanah ini
diratakan dengan menggunakan bulldozer atau ripper dozer. Lapisan
tanah didorong dan dikumpulkan pada lokasi tertentu yang mempunyai
topografi relatif rendah yang kemudian dilakukan pemadatan. Untuk
pembuatan jalan dilakukan dengan memadatkan lokasi yang akan
dijadikan jalan., dan untuk dimensi jalan.
- Lebar lintasan = 4 m
- super elevasi = 50°
C.2. Pekerjaan Utama
Gambar C.1
Renana Kemajuan Penambangan
Sejumlah terowongan (dalam gambar 5 buah, maksimum 10 buah,
terowongan ini disebut entry) digali memakai continius miner dengan urutan
nomor 1, 2, 3 dan seterusnya, untuk membetuk pillar batubara dengan
membagi lapisan batubra ke dalam bentuk kisi. Jadi, bentuk dasar system
ruang dan pillar ini termasuk system pillar batubara. Sebagai pasangan pillar
batubara, biasanya terowongan di sebut sebagai room atau stall (ruang).
Seiring dengan majunya terowongan, alat angkut belakang yakni belt
conveyor dan feeder breaker berturut turut dimajukan dan
diperpanjang.penggalian maju berulang ulang dengan prosedur seperti ini,
dan apabila jaringan terowongan telah mencapai batas maksimum blok
penambangan, maka dilakukan ekstraksi pillar batubara(pillar extraction)
memakai continious miner dengan urutan 1, 2, 3 dan seterusnya (seperti
gambar).
Setelah satu demi satu menambang pillar batubara dari batas
maksimum di bagian dalam, hingga sampai kembali ke titik awal,
selanjutnya menggarap blok di dekatnya dengan cara yang sama (penggalian
terowongan) dan melakukan penambangan batubara (pillar extraction),
berulang ulang sampai menyelesaikan suatu panel.
Seperti terlihat pada gambar, terowongan dipisahkan satu sama lain
dengan merentangkan berbagai macam kain atau papan sebagai penyekat,
untuk menjadikan 3 terowongan di tengah dari 5 terowongan yang ada
sebagai intake airway dan kedua terowongan disisi sebagai return airway.
Namun, untuk mencegah timbulnya debu, maka biasanya terowongan belt
conveyor di tengah dibuat keadaan netral secara ventilasi, dengan
membatasi kecepatan angin, agar angin yang lewat sedikit. Selain itu, untuk
membatasi kebocoran angina antar tiap terowongan sebisanya, adakalanya 3
terowongan sisi dangkal (up-dip) dijadikan intake airway dan 2 terowongan
lainnya sebagai return away.
Pada penambangan metode room and pillar dengan metode pillar
extraction, walaupun ada perbedaan menurut sifat batuan dan kondisi
geologi, batuan atap gob akan mulai ambruk apabila luas telah mencapai
sekitar 4.000 – 16.000 m2 dan sekali atap mulai runtuh, biasanya untuk
selanjutnya akan runtuh secara teratur mengikuti perkembangan
penambangan.
Jadi, untuk penyanggaan atap sementara dan keamanan saat pillar
extraction, tidak semua pillar batubara ditambang, tetapi sebagian disisakan
(stook) dengan menghentikan penambangan dengan continuous miner hanya
sampai terbuka lubang kecil untuk ventilasi, seperti terlihat dalam gambar.
Apabila kedalamannya bertambah atau kondisi atap menjadi buruk
secara local, keamanan tidak dapat dijaga dengan stook sebesar itu, maka
dalam hal ini stook akan diperbesar untuk meningkatkan keamanan.
1. Mucking dan Pemuatan
Metode mucking dan pemuatan sangat berpengaruh dalam
produksi alat-alat mekanis yang digunakan baik secara teknis maupun
ekonomis sedangkan metode pemuatan yang digunakan tergantung pada
kondisi dilapangan operasi penambangan serta alat- alat mekanis yang
digunakan dengan asumsi bahwa setiap alat-alat angkut terisi penuh
segera keluar dan dilanjutkan dengan alat selanjutnya sehingga tidak
terjadi waktu tunggu. Alat muat yang digunakan adalah sekop yang
dimasukkan ke dalam gerobak dengan kapasitas 150 kg. Alat ini juga
digunakan untuk kegiatan mucking.
2. Pengangkutan
Untuk pengangkutan akan dilakukan dengan pick up dengan jalur
2 arah untuk menuju stock yard kemudian dilakukan dumping dengan
alat manual yaitu sekop.
3. Pencucian
Sesudah dilakukan penambangan, batubara di kumpulkan pada
stockpile utuk dilakukan pencucian untuk peningkatan kadar.
C.3. Pekerjaan Tambahan
1. Ventilasi
Fungsi dari sistem ventilasi pada tambang bawah tanah adalah
memberikan pasokan udara segar yang mencukupi bagi para pekerja di
dalam tunnel, melarutkan dan membawa ke luar gas-gas pengotor yang
ada di dalam tambang hingga tercapai keadaan kandungan gas dalam
udara tambang yang memenuhi syarat bagi pernapasan. Untuk mencapai
tujuan tersebut jumlah udara bersih yang harus masuk ke dalam tambang
dan jumlah udara kotor yang dikeluarkan dari dalam tambang untuk
memenuhi kebutuhan secara keseluruhan sangat tergantung pada jenis
tambang, sistem kerja, dan jumlah pekerja pada front kerja tambang
bawah tanah.
Untuk tambang batubara di daerah ini karena udara tambang
didaerah tambang lembab (banyak air) dan disamping itu dengan adanya
gas-gas yang terdapat pada tambang maka udara bersih yang dibutuhkan
diperkirakan 0,1 m3/detik per orang sudah dapat mencukupi sehingga
jumlah udara bersih yang di perlukan untuk pekerja adalah 0.3 m3/dt =
900 cfm, untuk mendilusi panas pada areal kerja yang diakibatkan oleh
panas yang di sebabkan peralatan serta listrik yang dibutuhkan maka
dibutuhkan udara sebesar 3,829 m3/dtk.Untuk luas bukaan sebesar 8m2
maka dibutuhkan udara sebesar 9600 cfm.
2. Penerangan
Penerangan yang digunakan pada penambangan tambang bawah
tanah meliputi penerangan pada main haulage, pada room, pada bekas
penambangan, perkantoran, pengolahan, jalan tambang. Instalasi
penerangan meliputi : lampu, kabel, kotak lampu dan lainnya. Untuk
pbatubaraangan lampu di dalam tambang yaitu lampu penerangan pada
room dan lampu penerangan pada main haulage. Sumber energi listrik
yang digunakan berasal dari PLN dan generator.
3. Penyaliran
Air yang masuk tambang adalah air yang berasal dari luar yang
digunakan untuk menyiram ketika melakukan penambangan untuk
mengurangi debu. Sedangkan air yang berasal dari rembesan dan bocoran
tidak ada, karena di daerah penyelidikan tidak terdapat lapisan tanah
yang diperkirakan dapat bertindak sebagai akuifer.
4. Penyanggaan
Kegiatan scalling dilakukan setelah kegiatan peledakan dilakukan
dengan tujuan untuk membuat jatuh batuan yang pada saat proses
peledakan sebelumnya tidak jatuh tetapi dari penglihatan batuan tersebut
akan segera jatuh. Alat yang digunakan biasanya sebuah tongkat yang
digunakan untuk mendorong batuan supaya jatuh sehingga nantinya tidak
membahayakan pekerja atau alat yang akan bekerja di area tersebut.
Penyanggaan ditujukan untuk menambah kekuatan batuan di
sekitar lubang bukaan agar dapat menyangga dirinya sendiri. Hal ini
sangat penting dilakukan karena dengan adanya kegiatan penggalian
pada tambang bawah tanah, maka pada lubang tersebut akan mengalami
tegangan yang dapat menyebabkan keruntuhan dari lubang bukaan
tersebut. Untuk batuan yang lemah dan mudah ambruk dibutuhkan
penyangga kayu yang disusun menjadi tiang penyangga (three piece set).
Antara tiang yang satu dengan yang lain dihubungkan dengan besi baja
siku dan bagian atas serta dinding ditutup dengan papan serta di-stapling
menggunakan material buangan dan material lain.
Bila batuan hanya retak-retak diperlukan perkuatan dinding
terowongan dengan menggunakan split set stabilizers (rockbolt) dan
shotcrete untuk masing-masing jenis batuan:
Tabel C.1Rekomendasi penyanggaan lubang bukaan tambang
LokasiSpan Stand Up Time
Tipe Penyanggaan
Maksimum(jam)
Minimum(jam)
Maksimum(m)
Minimum(m)
Hanging wall 17 2,8 4000 200
Rockbolt (untensioned) = 1 – 1.5 m dan
shotcrete (mesh - reinforced) =
5 – 10 cm. (support
category no. 19)
footwall 19 3,1 9000 400
Rockbolt (tensioned ) =
1.5 - 2 m + chain link mesh.
(support category no. 14)
endapan 17 2,8 4000 200 Rockbolt (untensioned) = 1 – 1.5 m dan
shotcrete (mesh - reinforced) =
5 – 10 cm. (support
category no. 19)
D. Rencana Produksi
D.1. Analisis Kualitas Cadangan
Endapan deposit batubara di daerah ini menunjukkan kualitas yang
relatif sama. Kadar rata-rata per endapan dapat dilihat pada tabel D.1
berikut ini :
Tabel D. 1Hasil Analisis Kualitas rata-rata deposit batubara PT. X Coal Mining
No. EndapanKadar rata – rata (%Au)
Minimum Maksimum1 Endapan 1 6,38 6,512 Endapan 2 6,01 6,893 Endapan 3 6,18 6,784 Endapan 4 6,13 6,77
D.2. Analisis Kuantitas Cadangan
Rencana penjualan deposit batubara pada tahun pertama sebesar 4530
ton, begitu pula seterusnya. Mengingat faktor kehilangan deposit batubara
pada waktu proses penggalian ( 3%), pemuatan (4%) dan pengolahan (5%),
maka produksi Deposit batubara pada tahun pertama, kedua, ketiga-ke
sembilan dan tahun kesepuluh berturut-turut adalah sebesar 5147.7 ton.
D.3. Hari Kerja
PT. X Coal Mining memberlakukan jam hari kerja setiap hari selama
9 jam. Dikarenakan produksi tambang perhari yang bisa dibilang kecil,
maka perusahaan hanya menetapka satu shift kerja perharinya. Untuk lebih
lengkapnya dapat dilihat pada tabel D.2 berikut ini :
Tabel D.2Rencana jumlah hari kerja per tahun PT. X Coal Mining
JUMLAH HARI/TAHUN52 Minggu, 7 hari/Minggu
365
11 hari Libur/Tahun Jumlah hari libur nasional Hari/Tahun 11jumlah hari minggu Hari/Tahun 52
Jumlah hari kerja Hari/Tahun 302Shift/Hari shift 1Jam/Shift jam 9Total Jam kerja Kalender/Tahun
jam 2718
Kehilangan Jam Kerja Direncanakan
Istirahat Makan 1 Jam/Hari X 302hari 302 Persiapan Kerja 0.5Jam/Hari X 302 hari 151Sholat Jum’at 1Jam/minggu X 52 52Total Kehilangan Jam/Tahun jam/tahun 505Total Jam Kerja yang direncanakan/Tahun
jam/tahun 2213
Kehilangan Jam Kerja tidak direncanakan
Lain-lain 10% 221Jam Kerja Efektif/Tahun jam 2000
D.4. Rancangan Penambangan
PT. X Coal Mining merencanakan produksi deposit batubara terjual
untuk tahun pertama sebesar 4530 ton dengan target produksi 15 ton/hari
dengan 302 hari kerja.
Total produksi bijih batubara terjual selama umur tambang (13 tahun)
adalah sebesar 51839.78 ton. Jumlah deposit batubara terjual ini berbeda
sesuai dengan cadangan tertambang sebesar 58890 ton setelah dikurangi
dengan faktor losses. Total produksi setelah ditambah factor kehilangan
pada saat penambangan sebesar 3%, transportasi sebesar 4% dan
pengolahan 5% adalah sebagai berikut :
Total Produksi = = 66569,45 ton
Penambangan deposit batubara PT. X Coal Mining akan berlangsung
selama 13 tahun dihitung dari awal produksi yaitu tahun pertama.
1. Penambangan Deposit Batubara Pada Endapan 1 & II( Tahun 1 – 3)
Sasaran produksi tahun pertama direncanakan langsung dapat
memenuhi target produksi sebesar 4530 ton / tahun, karena untuk
konstruksi tambang direncanakan tahun ke 0 deposit batubara hasil
penambangan kemudian dimuat ke dalam wheel barrow dan diangkut ke
area pengolahan menggunakan pick up.
Penambangan deposit batubara tahun pertama, kedua, dan ketiga
dilakukan di endapan 1 pada level 150 mdpl hingga level 250 mdpl
dengan dimensi room sebagai berikut :
Panjang : 16 m
Lebar : 3 m
Tinggi : 3 m
Volume : (11 x 3 x 3) = 99 m3 x 2,6 ton/m3 = 374 ton
Dengan dimensi room tersebut di atas, maka akan membutuhkan
waktu selama 25 hari untuk menghabiskan 1 room. Dan untuk jumlah
room didapat :
Jumlah room =
2. Penambangan Deposit Batubara Endapan III ( Tahun 4 – 7)
Sasaran produksi direncanakan langsung dapat memenuhi target
produksi sebesar 4530 ton /tahun.Deposit batubara hasil penambangan
kemudian dimuat ke dalam wheel barrow dan diangkut ke area pengolahan
menggunakan pick up.
Penambangan deposit batubara tahun kedua dilakukan di endapan II
pada level 150 mdpl hingga level 250 mdpl dengan dimensi room sebagai
berikut :
Panjang : 15 m
Lebar : 3 m
Tinggi : 3 m
Volume : (15 x 3 x 3) = 99 m3 x 2,6 ton/m3 = 351 ton
Dengan dimensi room tersebut di atas, maka akan membutuhkan
waktu selama 23 hari untuk menghabiskan 1 room. Dan untuk jumlah
room didapat :
Jumlah room =
3. Penambangan Deposit Batubara Endapan IV ( Tahun 7 -13)
Sasaran produksi endapan ketiga direncanakan langsung dapat
memenuhi target produksi sebesar 4530 ton / tahun.Deposit batubara hasil
penambangan kemudian dimuat ke dalam wheel barrow dan diangkut ke
area pengolahan menggunakan pick up.
Penambangan deposit batubara tahun keempat dilakukan di endapan
IV pada level 250 mdpl hingga level 150 mdpl dengan dimensi room
sebagai berikut :
Panjang : 21 m
Lebar : 3 m
Tinggi : 3 m
Volume : (21 x 3 x 3) = 491 ton
Dengan dimensi room tersebut di atas, maka akan membutuhkan
waktu selama 33 hari untuk menghabiskan 1 room. Dan untuk jumlah
room didapat :
Jumlah room = per tahun
D. Penjadwalan Produksi
Urutan (sekuen) operasi penambangan batubara PT. PT. X Coal Mining
selain menggambarkan arah kemajuan tambang pertahun, juga menyangkut
jumlah pembongkaran batuan pada saat development dan produksi deposit
batubara pertahun, dimana arah kemajuan tambang senantiasa mengikuti arah
penyebaran lapisan batubara (down dip).
1. Tahap Produksi (tahun ke - 1)
Operasi penambangan batubara akan dilakukan pada endapan I dan II
dengan produksi 4530 ton dan jumlah pembongkaran batuan pada saat
development adalah 2007.7 ton LCM. Pada tahap ini operasi penambangan
berjalan dari level 200 – 250 mdpl
2. Tahap Produksi (tahun ke – 2)
Operasi penambangan batubara akan dilakukan pada endapan I dan II
dengan produksi 4530 ton dan jumlah pembongkaran batuan pada saat
development adalah 2007.7 ton LCM. Pada tahap ini operasi penambangan
berjalan dari level 200 – 250 mdpl
3. Tahap Produksi (tahun ke - 3)
Operasi penambangan batubara akan dilakukan pada endapan I dan II
dengan produksi 4530 ton dan jumlah pembongkaran batuan pada saat
development adalah 2007.7 ton LCM. Pada tahap ini operasi penambangan
berjalan dari level 150 – 200 mdpl
4. Tahap Produksi (tahun ke - 4)
Operasi penambangan batubara akan dilakukan pada endapan III dengan
produksi 4530 ton dan jumlah pembongkaran batuan pada saat development
adalah 2007.7 ton LCM. Pada tahap ini operasi penambangan berjalan dari
level 250 mdpl keatas
5. Tahap Produksi (tahun ke - 5)
Operasi penambangan batubara akan dilakukan pada endapan III dengan
produksi 4530 ton dan jumlah pembongkaran batuan pada saat development
adalah 2007.7 ton LCM. Pada tahap ini operasi penambangan berjalan dari
level 200 – 250 mdpl
6. Tahap Produksi (tahun ke - 6)
Operasi penambangan batubara akan dilakukan pada endapan III dengan
produksi 4530 ton dan jumlah pembongkaran batuan pada saat development
adalah 2007.7 ton LCM. Pada tahap ini operasi penambangan berjalan dari
level 200 – 250 mdpl
7. Tahap Produksi (tahun ke - 7)
Operasi penambangan batubara akan dilakukan pada endapan III dengan
produksi 4530 ton dan jumlah pembongkaran batuan pada saat development
adalah 2007.7 ton LCM. Pada tahap ini operasi penambangan berjalan dari
level 150 – 200 mdpl
8. Tahap Produksi (tahun ke - 8)
Operasi penambangan batubara akan dilakukan pada endapan IV dengan
produksi 4530 ton dan jumlah pembongkaran batuan pada saat development
adalah 2007.7 ton LCM. Pada tahap ini operasi penambangan berjalan dari
level 250 mdpl keatas
9. Tahap Produksi (tahun ke - 9)
Operasi penambangan batubara akan dilakukan pada endapan IV dengan
produksi 4530 ton dan jumlah pembongkaran batuan pada saat development
adalah 2007.7 ton LCM. Pada tahap ini operasi penambangan berjalan dari
level 200 – 250 mdpl
10. Tahap Produksi (tahun ke - 10)
Operasi penambangan batubara akan dilakukan pada endapan IV
dengan produksi 4530 ton dan jumlah pembongkaran batuan pada saat
development adalah 2007.7 ton LCM. Pada tahap ini operasi penambangan
berjalan dari level 200 – 250 mdpl.
11. Tahap Produksi (tahun ke - 11)
Operasi penambangan batubara akan dilakukan pada endapan IV
dengan produksi 4530 ton dan jumlah pembongkaran batuan pada saat
development adalah 2007.7 ton LCM. Pada tahap ini operasi penambangan
berjalan dari level 150 – 200 mdpl
12. Tahap Produksi (tahun ke - 12)
Operasi penambangan batubara akan dilakukan pada endapan IV
dengan produksi 4530 ton dan jumlah pembongkaran batuan pada saat
development adalah 2007.7 ton LCM. Pada tahap ini operasi penambangan
berjalan dari level 150 – 200 mdpl
13. Tahap Produksi (tahun ke - 13)
Operasi penambangan batubara akan dilakukan pada endapan IV
dengan produksi 4530 ton dan jumlah pembongkaran batuan pada saat
development adalah 2007.7 ton LCM. Pada tahap ini operasi penambangan
berjalan dari level 150 – 200 mdpl .
E. Rancangan Biaya
E.1. Parameter Biaya
Parameter biaya yang dilakukan PT. PT. X Coal Mining untuk
menghitung jumlah biaya yang dikeluarkan pada saat development maupun
pada saat prduksi adalah berdasarkan data-data yang diadapat dari beberapa
perusahaan tambang yang ada di Indonesia, walaupun ada beberapa
parameter biaya yang dikira – kira. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel E.1 dibawah ini :
Tabel E.1Parameter Biaya Produksi
No. Cost variables Biaya
1 Workers (drillers, blaster, etc) $ per hour 2.52 Drilling cost per ft $ per ft 0.153 Cost of bit $ per bit 7.5 4 Susher $/ton 0.155 Gerobak $/ton 0.3
$/jam 0.36 Cost Of rockbolts and Anchor $/rockbolts 2.647 Ventilation pipe $/ft 28 Hauling $/ton 0.39 cost per ft3 of fill $/ft3 0.1310 Drill maintenance $/ft 0.0411 Bits and Steel $/ft 0.1112 1 mat $ 2.713 Harga dodol $ 2.5
E.2. Parameter Desain Tambang
Tabel E.2Parameter desain tambang
No Mine design Nilai
1 number of drils drilling per face 12 number of drillers working per face 13 number of heading 14 shaft dimensions P : m 3 L : m 35 shaft height m 1506 mine haulage dimensions T : m 3 L : m 2.57 total crosscut length m 10838 total main haulage length m 4779 umur tambang tahun 1310 production per year ton 4530