tugas ebb perencanaan tambang bawah tanah (1)

33
PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH Oleh : Kgs. Dedi Iskandar 03101002062 Felira Desnia Evani 03101002063 Moamar A. Ghadafi 03101002064 Hermanto Tarihoran 03101002066 Rido Albani 03101002068 Wahyu Prayetno 03101002069 Pradhana Meidearly Putra 03101002071 Fadhil Mahdriyanto 03101002073 Ahmad Syafiq Yudiansyah 03101002077 Dosen Pengasuh : Weny Herlina, S.T., M.T.

Upload: hermanto-tarihoran

Post on 26-Oct-2015

361 views

Category:

Documents


38 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas EBB Perencanaan Tambang Bawah Tanah (1)

PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH

Oleh :

Kgs. Dedi Iskandar 03101002062

Felira Desnia Evani 03101002063

Moamar A. Ghadafi 03101002064

Hermanto Tarihoran 03101002066

Rido Albani 03101002068

Wahyu Prayetno 03101002069

Pradhana Meidearly Putra 03101002071

Fadhil Mahdriyanto 03101002073

Ahmad Syafiq Yudiansyah 03101002077

Dosen Pengasuh :

Weny Herlina, S.T., M.T.

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

FAKULTAS TEKNIK

2013

Page 2: Tugas EBB Perencanaan Tambang Bawah Tanah (1)

RENCANA PENAMBANGAN BAWAH TANAH

A. Metode Dan Tata Cara Penambangan

PT. X Coal Mining memilih metode penambangan tambang bawah tanah

(Undrground mining) untuk melaksanakan penambangan deposit batubara di

daerah ini. Metode Tambang bawah tanah dipilih berdasarkan pertimbangan

faktor-faktor teknis yang mencakup model geologi, kondisi lapisan deposit

batubara (strike, dip, ketebalan), kondisi lapisan penutup (overburden) serta

pertimbangan jumlah sumber daya deposit batubara. Metode penambangan ini

menggunakan kombinasi continious miner dan belt conveyor serta stage loader

sebagai alat bantu. Metode ini memiliki kelebihan dalam fleksibilitas dan

selektivitas dalam penambangan, antara lain seperti:

• Apabila dibandingkan dengan metode long wall maka metode ini lebih

fleksibel pengaplikasiaannya pada daerah yang sulit

• Metode ini masih bisa diterapkan hingga kemiringgan tertentu, ketebalan

lapisan, keberadaan patahan ataupun sifat atap & lantai tertentu.

• Bisa diterapkan di panel long wall yang tersisa karena adanya patahan dsb.

• Metode ini bisa diterapkan pada area dimana diatas tambang itu ada fasilitas

ataupun bangunan tanpa menyebabkan subsiden dan tidak menggangu

keamanan & keselamatan yang ada diatasnya.

• Pada tambang bawah laut dimana tidak semua bisa ditambang, metode ini

dapat diterapkan sehingga meningkatkan produktifitasnya.

• Apabila dibandingkan metode lain investasi awal metode ini relatif kecil

A.1. Pemilihan Metode Penambangan

Room and pillar mining merupakan teknik penambangan deposit

batubara yang dinilai cocok dan sesuai untuk diterapkan pada desain

penambangan deposit batubara di PT. X Coal Mining. Teknik penambangan

Room and pillar mining ini adalah dengan melakukan penggalian deposit

batubara pada level terjauh dari batas penambangan (out pit limit) dari awal

bukaan menuju ke atas searah dengan kemiringan lapisan deposit batubara

Page 3: Tugas EBB Perencanaan Tambang Bawah Tanah (1)

(up dip).

Penggalian ini dikerjakan dengan membentuk room atau front kerja

yang memiliki geometri tertentu berdasarkan hasil kajian geoteknik dan

rencana pengoperasian alat-alat penambangan. Dengan teknik penambangan

ini diharapkan semua lapisan (seam) deposit batubara dapat ditambang

dengan baik.

Tabel A.1Pemilihan Perancangan Metode Penambangan

A.2. Karakteristik Endapan Deposit batubara Dan Lapisan Batuan Penutup

A.2.1. Sistem Penambangan

Dari perencanaan desain tambang diketahui bahwa pemilihan

sistem dan metode penambangan adalah Tambang bawah

tanah(underground mining) dimana penggalian tanah dan deposit

batubara akan dikerjakan dengan room (tempat kerja) dan pillar

(penyangga) yang menembus badan deposit (ore body) dan membuat

roomyang memiliki geometri tertentu berdasarkan hasil kajian

geoteknik yang telah dilakukan. Dengan teknik penambangan ini

diharapkan deposit batubara yang penyebarannya jelas, dapat

ditambang dengan baik.

Pada umumnya tak semua cadangan terukur dapat diambil

deposit batubaranya karena faktor-faktor berikut :

- Keterbatasan peralatan

Page 4: Tugas EBB Perencanaan Tambang Bawah Tanah (1)

- Kondisi perlapisan pembentuk deposit batubara

- Struktur geologi

- Morfologi daerah tambang

- Kualitas produk yang diinginkan.

Dalam hal ini akan diambil persentase perolehan (recovery)

sebesar 70% sehingga tonase deposit batubara yang akan ditambang

sebesar 58.890 ton. Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan,

mengapa di daerah ini diterapkan metode tambang bawah tanah,

yaitu:

1. Perhitungan dengan metode numerik

Untuk dapat mengetahui metode tambang bawah tanah

dengan metode numerik maka diperlukan data geometri distribusi

kadar dan karakteristik mekanika batuan:

a. Geometri Distribusi Kadar

- Bentuk : Lembaran atau tabung

- Ketebalan deposit : tebal ( 5 - 13m)

- Penunjaman deposit : lancip <15o)

- Kedalaman deposit : > 100 m

- Distribusi kualitas : Seragam

b. Karakteristik Mekanika Batuan

Tabel A.2Karakteristik Mekanika Batuan

Karakteristik Batuan

Kekuatan Batuan

Spasi Pecahan

Kekuatan Pecahan

deposit sedang rapat sedangFootwall lemah rapat lemahHanging wall sedang rapat sedang

Tabel A.3Pembobotan Geometri dan Distribusi Kadar

Method Geometri/ Distribusi kadar Total   Shape Plunge Thickness Grades

Open Pit 3 2 2 3 10Block Caving 0 2 -49 4 -43Sublevel Stoping 1 1 1 3 6

Page 5: Tugas EBB Perencanaan Tambang Bawah Tanah (1)

Sublevel Caving 1 1 -49 4 -43Longwall -49 0 4 3 -42Room and Pillar 2 1 4 4 8Shrinkage Stoping 1 1 1 3 16Room and pillar 2 3 4 3 12Top Slicing 0 1 -49 4 -44Square Set 4 3 4 3 14

Tabel A.4Pembobotan Karakter Masa Batuan Endapan

MethodKarakter Masa Batuan Endapan

Total 

Kekuatan batuan

Spasi pecahan

Kekuatan pecahan

Open Pit 3 3 3 9Block Caving 4 4 3 11Sublevel Stoping -49 0 2 -47Sublevel Caving 0 2 2 4Longwall 4 4 3 11Room and Pillar 0 1 2 3Shrinkage Stoping 1 1 2 4Room and pillar 3 3 3 9Top Slicing 2 1 2 5Square Set 4 4 3 11

Tabel A.5Pembobotan Karakter Masa Batuan Footwall

Method 

Karakter Masa Batuan Footwalltotal

 Kekuatan

BatuanSpasi

PecahanKekuatan Pecahan

Open Pit 4 3 3 10Block Caving 3 3 3 9Sublevel Stoping 2 0 1 3Sublevel Caving 2 1 2 5Longwall 3 2 3 8Room and Pillar 2 1 3 6Shrinkage Stoping 3 3 2 8Room and pillar 2 4 4 10Top Slicing 3 3 2 8Square Set 2 4 4 10

Page 6: Tugas EBB Perencanaan Tambang Bawah Tanah (1)

Tabel A.6Pembobotan Karakter Masa Batuan Hanging wall

Method 

Karakter Masa Batuan Hangingwalltotal

 Kekuatan

BatuanSpasi

PecahanKekuatan Pecahan

Open Pit 3 3 2 8Block Caving 4 4 4 12Sublevel Stoping -49 0 0 -49Sublevel Caving 3 4 4 11Longwall 4 4 4 12Room and Pillar 0 1 0 1Shrinkage Stoping 4 4 4 12Room and pillar 3 3 4 10Top Slicing 4 3 4 11Square Set 3 3 4 10

Tabel A.7Pembobotan pemilihan metode tambang bawah tanah

Metode Geometri 

Karakteristik Massa Batuan Total

Endapan FW HWOpen Pit 10 9 10 8 37

Block Caving -43 11 9 12 -11Sublevel Stoping 6 -47 3 -49 -87Sublevel Caving -43 4 5 11 -23

Longwall -42 11 8 12 -11Room and Pillar 11 3 6 1 21

Shrinkage Stoping 6 4 8 12 30Room and pillar 12 9 10 10 41

Top Slicing -44 5 8 11 -20Square Set 14 11 10 10 45

A.2.2. Nisbah Pengupasan Jika Diterapkan Metode Tambang Terbuka

Jika diterapkan metode tambang terbuka yaitu eksploitasi dari

permukaan pada lokasi penambangan di daerah ini mengakibatkan

harga nisbah pengupasan yang terlalu besar perbandingannya untuk

mendapatkan deposit batubara. Sehingga kalau dipaksakan

penambangan di daerah ini tidak menjadi efisien dan efektif serta

ongkos yang dikeluarkan untuk pengupasan lebih besar dari harga

deposit batubara yang dijual.

Page 7: Tugas EBB Perencanaan Tambang Bawah Tanah (1)

Dalam factor ini mempertimbangkan juga mengenai Cut of

Grade ( COG ) dan Break Even Cost Differential antara 2 sistem /

metode tambang ( tambang terbuka atau tambang bawah tanah ).

Cut of Grade ( COG ) adalah batas kadar terendah dari

penyebaran endapan bahan galian yang masih menguntungkan untuk

ditambang ditinjau dari segi teknis dan lingkungan pada saat itu.

Break Even Cost Differential adalah angka titik balik penentu

pemilihan sistem / metode tambang bawah tanah atau tambang

terbuka.

BECD =

Mining Cost adalah semua biaya – biaya yang dikeluarkan

untuk menggali endapan bahan galian ( deposit batubara ) termasuk

biaya pengoperasian alat – alat, upah tenaga kerja, biaya perawatan

dan biaya sarana – sarana lainnya.

Stripping Cost adalah semua biaya – biaya yang diperlukan

untuk menggali overburden ( lapisan tanah penutup ) termasuk biaya

pengoperasian alat – alat, upah tenaga kerja dan biaya perawatan

yang diperlukan untuk penggalian overburden.

Stripping cost dengan system tambang terbuka adalah Rp

7000,- / ton overburden.

BECD =

BECD =

= 6,28571 ton overburden per satu ton deposit

Faktanya apabila untuk memperoleh 1 ton deposit batubara

harus dikupas lebih dari 6,28571 ton over burden. Sehingga system

Page 8: Tugas EBB Perencanaan Tambang Bawah Tanah (1)

tambang yang akan dipilih adalah system tambang bawah tanah.

Page 9: Tugas EBB Perencanaan Tambang Bawah Tanah (1)

B. Desain tambang

Dalam merencanakan desain tambang, hal penting yang harus dilakukan

adalah pemilihan metode penambangan yang sesuai dengan kondisi teknis dan

ekonomis sumber daya deposit batubara yang akan ditambang dalam menentukan

jumlah deposit batubara yang dapat ditambang dari potensi sumber daya yang ada,

sehingga jumlah deposit batubara sebagai cadangan yang dapat ditambang akan

dihitung dengan mempertimbangkan hasil desain tambang.

Menentukan desain tambang PT. X Coal Mining cukup kompleks

mengingat daerah ini sangat banyak struktur, sehingga selain parameter-parameter

teknis yang menjadi pertimbangan seperti:

- Potensi sumberdaya deposit batubara;

- Kualitas deposit batubara;

- Air dalam tambang (geohidrologi); dan

- Harga dan kualitas deposit batubara yang di pasarkan.

Ada hal-hal lain yang juga menjadi pertimbangan yaitu:

Aspek lingkungan, dalam hubungannya dengan pasca tambang;

Kontrak jangka pendek dan panjang dengan konsumen (buyer);

Sarana dan prasarana yang sudah tersedia.

B.1. Potensi Sumber Daya Deposit batubara

Dalam penyusunan desain tambang, hal pertama yang harus diketahui

adalah jumlah sumber daya yang tersedia, karena kuantitas sumber daya

akan menyangkut penentuan kapasitas produksi tambang dan umur

tambang.

B.2. `Kualitas deposit batubara

Keberadaan dan penyebaran kualitas deposit batubara sangat berperan

dalam penetapan sekuen kemajuan penambangan dan rancangan penggalian

permukaan penambangan (mine front). Dengan demikian, proses

pengolahan Deposit batubara pada kegiatan pengolahan sangat ditentukan

oleh penyebaran kualitas dan produksi Deposit batubara yang direncanakan.

Cadangan deposit batubara terbagi dalam empat endapan. Setiap

endapan memiliki kuantitas dan kualitas deposit batubara berbeda dengan

endapan lainnya.

Page 10: Tugas EBB Perencanaan Tambang Bawah Tanah (1)

C.Tahapan kegiatan penambangan

Kegiatan operasi penambangan deposit batubara yang direncanakan pada

setiap bukaan tambang akan mencakup:

C.1. Operasi Pembersihan Lahan

Operasi pembersihan lahan penambangan dilakukan pada lokasi

dimana tambang akan dibuka. Berkaitan dengan operasi ini akan dilakukan

beberapa pekerjaan, yaitu:

1. Operasi Penebangan Pohon dan Pemotongan Kayu

Dalam operasi pembersihan lahan, apabila ditemukan pohon-

pohon, maka terlebih dahulu dilakukan operasi penebangan pohon dan

operasi pemotongan kayu. Bila pohon-pohon tersebut dinilai mampu

ditumbangkan dengan tenaga dorong bulldozer, maka operator akan

langsung menggunakan bulldozer. Untuk pohon-pohon berukuran besar,

untuk penebangannya perlu dibantu dengan menggunakan gergaji mesin

(chain shaw). Bila kayu yang dikerjakan memiliki ukuran yang besar,

maka operasi pemindahan kayu dari lokasi penambangan ketempat

penyimpanan kayu ini perlu dipergunakan alat angkat untuk beban berat

(crane) dan rantai besi untuk pengikat dan penarik, serta truk pengangkut

kayu. Bila kayu memiliki ukuran yang kecil, maka operasi pemindahan

kayu dari lokasi penambangan ke lokasi penyimpanan kayu ini cukup

dipergunakan tenaga manusia dan truk pengangkut kayu.

Kayu-kayu hasil penebangan dan pemotongan akan disimpan di

lokasi penyimpanan yang telah direncanakan. Lokasi penyimpanan kayu

dapat dipilih pada lahan-lahan terbuka yang dekat dengan daerah

penambangan dan dilintasi oleh jalan angkut. Kayu-kayu yang disimpan

ini dapat dimanfaatkan untuk pembuatan bangunan, jembatan, bahan

bakar atau kepentingan lainnya.

2. Operasi Pembabatan Semak dan Perdu

Pekerjaan pembabatan semak dan perdu ini akan dilakukan

dengan menggunakan bulldozer, yang dapat menjalankan fungsi gali dan

dorong dengan memanfaatkan blade dan tenaga dorong yang besar dari

Page 11: Tugas EBB Perencanaan Tambang Bawah Tanah (1)

alat tersebut. Semak dan perdu yang sudah dibabat tersebut selanjutnya

akan didorong ke daerah-daerah lembah yang dekat dengan areal

penambangan.

3. Operasi perataan tanah untuk bangunan dan jalan

Operasi perataan tanah yang mempunyai ketinggian yang

berbeda, dilakukan setelah pembersihan lahan. Lapisan tanah ini

diratakan dengan menggunakan bulldozer atau ripper dozer. Lapisan

tanah didorong dan dikumpulkan pada lokasi tertentu yang mempunyai

topografi relatif rendah yang kemudian dilakukan pemadatan. Untuk

pembuatan jalan dilakukan dengan memadatkan lokasi yang akan

dijadikan jalan., dan untuk dimensi jalan.

- Lebar lintasan = 4 m

- super elevasi = 50°

C.2. Pekerjaan Utama

Gambar C.1

Renana Kemajuan Penambangan

Sejumlah terowongan (dalam gambar 5 buah, maksimum 10 buah,

terowongan ini disebut entry) digali memakai continius miner dengan urutan

nomor 1, 2, 3 dan seterusnya, untuk membetuk pillar batubara dengan

membagi lapisan batubra ke dalam bentuk kisi. Jadi, bentuk dasar system

ruang dan pillar ini termasuk system pillar batubara. Sebagai pasangan pillar

batubara, biasanya terowongan di sebut sebagai room atau stall (ruang).

Page 12: Tugas EBB Perencanaan Tambang Bawah Tanah (1)

Seiring dengan majunya terowongan, alat angkut belakang yakni belt

conveyor dan feeder breaker berturut turut dimajukan dan

diperpanjang.penggalian maju berulang ulang dengan prosedur seperti ini,

dan apabila jaringan terowongan telah mencapai batas maksimum blok

penambangan, maka dilakukan ekstraksi pillar batubara(pillar extraction)

memakai continious miner dengan urutan 1, 2, 3 dan seterusnya (seperti

gambar).

Setelah satu demi satu menambang pillar batubara dari batas

maksimum di bagian dalam, hingga sampai kembali ke titik awal,

selanjutnya menggarap blok di dekatnya dengan cara yang sama (penggalian

terowongan) dan melakukan penambangan batubara (pillar extraction),

berulang ulang sampai menyelesaikan suatu panel.

Seperti terlihat pada gambar, terowongan dipisahkan satu sama lain

dengan merentangkan berbagai macam kain atau papan sebagai penyekat,

untuk menjadikan 3 terowongan di tengah dari 5 terowongan yang ada

sebagai intake airway dan kedua terowongan disisi sebagai return airway.

Namun, untuk mencegah timbulnya debu, maka biasanya terowongan belt

conveyor di tengah dibuat keadaan netral secara ventilasi, dengan

membatasi kecepatan angin, agar angin yang lewat sedikit. Selain itu, untuk

membatasi kebocoran angina antar tiap terowongan sebisanya, adakalanya 3

terowongan sisi dangkal (up-dip) dijadikan intake airway dan 2 terowongan

lainnya sebagai return away.

Pada penambangan metode room and pillar dengan metode pillar

extraction, walaupun ada perbedaan menurut sifat batuan dan kondisi

geologi, batuan atap gob akan mulai ambruk apabila luas telah mencapai

sekitar 4.000 – 16.000 m2 dan sekali atap mulai runtuh, biasanya untuk

selanjutnya akan runtuh secara teratur mengikuti perkembangan

penambangan.

Jadi, untuk penyanggaan atap sementara dan keamanan saat pillar

extraction, tidak semua pillar batubara ditambang, tetapi sebagian disisakan

(stook) dengan menghentikan penambangan dengan continuous miner hanya

sampai terbuka lubang kecil untuk ventilasi, seperti terlihat dalam gambar.

Page 13: Tugas EBB Perencanaan Tambang Bawah Tanah (1)

Apabila kedalamannya bertambah atau kondisi atap menjadi buruk

secara local, keamanan tidak dapat dijaga dengan stook sebesar itu, maka

dalam hal ini stook akan diperbesar untuk meningkatkan keamanan.

1. Mucking dan Pemuatan

Metode mucking dan pemuatan sangat berpengaruh dalam

produksi alat-alat mekanis yang digunakan baik secara teknis maupun

ekonomis sedangkan metode pemuatan yang digunakan tergantung pada

kondisi dilapangan operasi penambangan serta alat- alat mekanis yang

digunakan dengan asumsi bahwa setiap alat-alat angkut terisi penuh

segera keluar dan dilanjutkan dengan alat selanjutnya sehingga tidak

terjadi waktu tunggu. Alat muat yang digunakan adalah sekop yang

dimasukkan ke dalam gerobak dengan kapasitas 150 kg. Alat ini juga

digunakan untuk kegiatan mucking.

2. Pengangkutan

Untuk pengangkutan akan dilakukan dengan pick up dengan jalur

2 arah untuk menuju stock yard kemudian dilakukan dumping dengan

alat manual yaitu sekop.

3. Pencucian

Sesudah dilakukan penambangan, batubara di kumpulkan pada

stockpile utuk dilakukan pencucian untuk peningkatan kadar.

C.3. Pekerjaan Tambahan

1. Ventilasi

Fungsi dari sistem ventilasi pada tambang bawah tanah adalah

memberikan pasokan udara segar yang mencukupi bagi para pekerja di

dalam tunnel, melarutkan dan membawa ke luar gas-gas pengotor yang

ada di dalam tambang hingga tercapai keadaan kandungan gas dalam

udara tambang yang memenuhi syarat bagi pernapasan. Untuk mencapai

tujuan tersebut jumlah udara bersih yang harus masuk ke dalam tambang

dan jumlah udara kotor yang dikeluarkan dari dalam tambang untuk

memenuhi kebutuhan secara keseluruhan sangat tergantung pada jenis

tambang, sistem kerja, dan jumlah pekerja pada front kerja tambang

bawah tanah.

Page 14: Tugas EBB Perencanaan Tambang Bawah Tanah (1)

Untuk tambang batubara di daerah ini karena udara tambang

didaerah tambang lembab (banyak air) dan disamping itu dengan adanya

gas-gas yang terdapat pada tambang maka udara bersih yang dibutuhkan

diperkirakan 0,1 m3/detik per orang sudah dapat mencukupi sehingga

jumlah udara bersih yang di perlukan untuk pekerja adalah 0.3 m3/dt =

900 cfm, untuk mendilusi panas pada areal kerja yang diakibatkan oleh

panas yang di sebabkan peralatan serta listrik yang dibutuhkan maka

dibutuhkan udara sebesar 3,829 m3/dtk.Untuk luas bukaan sebesar 8m2

maka dibutuhkan udara sebesar 9600 cfm.

2. Penerangan

Penerangan yang digunakan pada penambangan tambang bawah

tanah meliputi penerangan pada main haulage, pada room, pada bekas

penambangan, perkantoran, pengolahan, jalan tambang. Instalasi

penerangan meliputi : lampu, kabel, kotak lampu dan lainnya. Untuk

pbatubaraangan lampu di dalam tambang yaitu lampu penerangan pada

room dan lampu penerangan pada main haulage. Sumber energi listrik

yang digunakan berasal dari PLN dan generator.

3. Penyaliran

Air yang masuk tambang adalah air yang berasal dari luar yang

digunakan untuk menyiram ketika melakukan penambangan untuk

mengurangi debu. Sedangkan air yang berasal dari rembesan dan bocoran

tidak ada, karena di daerah penyelidikan tidak terdapat lapisan tanah

yang diperkirakan dapat bertindak sebagai akuifer.

4. Penyanggaan

Kegiatan scalling dilakukan setelah kegiatan peledakan dilakukan

dengan tujuan untuk membuat jatuh batuan yang pada saat proses

peledakan sebelumnya tidak jatuh tetapi dari penglihatan batuan tersebut

akan segera jatuh. Alat yang digunakan biasanya sebuah tongkat yang

digunakan untuk mendorong batuan supaya jatuh sehingga nantinya tidak

membahayakan pekerja atau alat yang akan bekerja di area tersebut.

Penyanggaan ditujukan untuk menambah kekuatan batuan di

sekitar lubang bukaan agar dapat menyangga dirinya sendiri. Hal ini

Page 15: Tugas EBB Perencanaan Tambang Bawah Tanah (1)

sangat penting dilakukan karena dengan adanya kegiatan penggalian

pada tambang bawah tanah, maka pada lubang tersebut akan mengalami

tegangan yang dapat menyebabkan keruntuhan dari lubang bukaan

tersebut. Untuk batuan yang lemah dan mudah ambruk dibutuhkan

penyangga kayu yang disusun menjadi tiang penyangga (three piece set).

Antara tiang yang satu dengan yang lain dihubungkan dengan besi baja

siku dan bagian atas serta dinding ditutup dengan papan serta di-stapling

menggunakan material buangan dan material lain.

Bila batuan hanya retak-retak diperlukan perkuatan dinding

terowongan dengan menggunakan split set stabilizers (rockbolt) dan

shotcrete untuk masing-masing jenis batuan:

Tabel C.1Rekomendasi penyanggaan lubang bukaan tambang

LokasiSpan Stand Up Time

Tipe Penyanggaan

Maksimum(jam)

Minimum(jam)

Maksimum(m)

Minimum(m)

Hanging wall 17 2,8 4000 200

Rockbolt (untensioned) = 1 – 1.5 m dan

shotcrete (mesh - reinforced) =

5 – 10 cm. (support

category no. 19)

footwall 19 3,1 9000 400

Rockbolt (tensioned ) =

1.5 - 2 m + chain link mesh.

(support category no. 14)

endapan 17 2,8 4000 200 Rockbolt (untensioned) = 1 – 1.5 m dan

shotcrete (mesh - reinforced) =

5 – 10 cm. (support

category no. 19)

Page 16: Tugas EBB Perencanaan Tambang Bawah Tanah (1)

D. Rencana Produksi

D.1. Analisis Kualitas Cadangan

Endapan deposit batubara di daerah ini menunjukkan kualitas yang

relatif sama. Kadar rata-rata per endapan dapat dilihat pada tabel D.1

berikut ini :

Tabel D. 1Hasil Analisis Kualitas rata-rata deposit batubara PT. X Coal Mining

No. EndapanKadar rata – rata (%Au)

Minimum Maksimum1 Endapan 1 6,38 6,512 Endapan 2 6,01 6,893 Endapan 3 6,18 6,784 Endapan 4 6,13 6,77

D.2. Analisis Kuantitas Cadangan

Rencana penjualan deposit batubara pada tahun pertama sebesar 4530

ton, begitu pula seterusnya. Mengingat faktor kehilangan deposit batubara

pada waktu proses penggalian ( 3%), pemuatan (4%) dan pengolahan (5%),

maka produksi Deposit batubara pada tahun pertama, kedua, ketiga-ke

sembilan dan tahun kesepuluh berturut-turut adalah sebesar 5147.7 ton.

D.3. Hari Kerja

PT. X Coal Mining memberlakukan jam hari kerja setiap hari selama

9 jam. Dikarenakan produksi tambang perhari yang bisa dibilang kecil,

maka perusahaan hanya menetapka satu shift kerja perharinya. Untuk lebih

lengkapnya dapat dilihat pada tabel D.2 berikut ini :

Tabel D.2Rencana jumlah hari kerja per tahun PT. X Coal Mining

JUMLAH HARI/TAHUN52 Minggu, 7 hari/Minggu

365

11 hari Libur/Tahun  Jumlah hari libur nasional Hari/Tahun 11jumlah hari minggu Hari/Tahun 52

Page 17: Tugas EBB Perencanaan Tambang Bawah Tanah (1)

Jumlah hari kerja Hari/Tahun 302Shift/Hari shift 1Jam/Shift jam 9Total Jam kerja Kalender/Tahun

jam 2718

Kehilangan Jam Kerja Direncanakan

Istirahat Makan 1 Jam/Hari X 302hari 302     Persiapan Kerja 0.5Jam/Hari X 302 hari 151Sholat Jum’at 1Jam/minggu X 52 52Total Kehilangan Jam/Tahun jam/tahun 505Total Jam Kerja yang direncanakan/Tahun

jam/tahun 2213

Kehilangan Jam Kerja tidak direncanakan

Lain-lain 10% 221Jam Kerja Efektif/Tahun jam 2000

D.4. Rancangan Penambangan

PT. X Coal Mining merencanakan produksi deposit batubara terjual

untuk tahun pertama sebesar 4530 ton dengan target produksi 15 ton/hari

dengan 302 hari kerja.

Total produksi bijih batubara terjual selama umur tambang (13 tahun)

adalah sebesar 51839.78 ton. Jumlah deposit batubara terjual ini berbeda

sesuai dengan cadangan tertambang sebesar 58890 ton setelah dikurangi

dengan faktor losses. Total produksi setelah ditambah factor kehilangan

pada saat penambangan sebesar 3%, transportasi sebesar 4% dan

pengolahan 5% adalah sebagai berikut :

Total Produksi = = 66569,45 ton

Penambangan deposit batubara PT. X Coal Mining akan berlangsung

selama 13 tahun dihitung dari awal produksi yaitu tahun pertama.

1. Penambangan Deposit Batubara Pada Endapan 1 & II( Tahun 1 – 3)

Sasaran produksi tahun pertama direncanakan langsung dapat

memenuhi target produksi sebesar 4530 ton / tahun, karena untuk

konstruksi tambang direncanakan tahun ke 0 deposit batubara hasil

Page 18: Tugas EBB Perencanaan Tambang Bawah Tanah (1)

penambangan kemudian dimuat ke dalam wheel barrow dan diangkut ke

area pengolahan menggunakan pick up.

Penambangan deposit batubara tahun pertama, kedua, dan ketiga

dilakukan di endapan 1 pada level 150 mdpl hingga level 250 mdpl

dengan dimensi room sebagai berikut :

Panjang : 16 m

Lebar : 3 m

Tinggi : 3 m

Volume : (11 x 3 x 3) = 99 m3 x 2,6 ton/m3 = 374 ton

Dengan dimensi room tersebut di atas, maka akan membutuhkan

waktu selama 25 hari untuk menghabiskan 1 room. Dan untuk jumlah

room didapat :

Jumlah room =

2. Penambangan Deposit Batubara Endapan III ( Tahun 4 – 7)

Sasaran produksi direncanakan langsung dapat memenuhi target

produksi sebesar 4530 ton /tahun.Deposit batubara hasil penambangan

kemudian dimuat ke dalam wheel barrow dan diangkut ke area pengolahan

menggunakan pick up.

Penambangan deposit batubara tahun kedua dilakukan di endapan II

pada level 150 mdpl hingga level 250 mdpl dengan dimensi room sebagai

berikut :

Panjang : 15 m

Lebar : 3 m

Tinggi : 3 m

Volume : (15 x 3 x 3) = 99 m3 x 2,6 ton/m3 = 351 ton

Page 19: Tugas EBB Perencanaan Tambang Bawah Tanah (1)

Dengan dimensi room tersebut di atas, maka akan membutuhkan

waktu selama 23 hari untuk menghabiskan 1 room. Dan untuk jumlah

room didapat :

Jumlah room =

3. Penambangan Deposit Batubara Endapan IV ( Tahun 7 -13)

Sasaran produksi endapan ketiga direncanakan langsung dapat

memenuhi target produksi sebesar 4530 ton / tahun.Deposit batubara hasil

penambangan kemudian dimuat ke dalam wheel barrow dan diangkut ke

area pengolahan menggunakan pick up.

Penambangan deposit batubara tahun keempat dilakukan di endapan

IV pada level 250 mdpl hingga level 150 mdpl dengan dimensi room

sebagai berikut :

Panjang : 21 m

Lebar : 3 m

Tinggi : 3 m

Volume : (21 x 3 x 3) = 491 ton

Dengan dimensi room tersebut di atas, maka akan membutuhkan

waktu selama 33 hari untuk menghabiskan 1 room. Dan untuk jumlah

room didapat :

Jumlah room = per tahun

D. Penjadwalan Produksi

Urutan (sekuen) operasi penambangan batubara PT. PT. X Coal Mining

selain menggambarkan arah kemajuan tambang pertahun, juga menyangkut

jumlah pembongkaran batuan pada saat development dan produksi deposit

batubara pertahun, dimana arah kemajuan tambang senantiasa mengikuti arah

penyebaran lapisan batubara (down dip).

Page 20: Tugas EBB Perencanaan Tambang Bawah Tanah (1)

1. Tahap Produksi (tahun ke - 1)

Operasi penambangan batubara akan dilakukan pada endapan I dan II

dengan produksi 4530 ton dan jumlah pembongkaran batuan pada saat

development adalah 2007.7 ton LCM. Pada tahap ini operasi penambangan

berjalan dari level 200 – 250 mdpl

2. Tahap Produksi (tahun ke – 2)

Operasi penambangan batubara akan dilakukan pada endapan I dan II

dengan produksi 4530 ton dan jumlah pembongkaran batuan pada saat

development adalah 2007.7 ton LCM. Pada tahap ini operasi penambangan

berjalan dari level 200 – 250 mdpl

3. Tahap Produksi (tahun ke - 3)

Operasi penambangan batubara akan dilakukan pada endapan I dan II

dengan produksi 4530 ton dan jumlah pembongkaran batuan pada saat

development adalah 2007.7 ton LCM. Pada tahap ini operasi penambangan

berjalan dari level 150 – 200 mdpl

4. Tahap Produksi (tahun ke - 4)

Operasi penambangan batubara akan dilakukan pada endapan III dengan

produksi 4530 ton dan jumlah pembongkaran batuan pada saat development

adalah 2007.7 ton LCM. Pada tahap ini operasi penambangan berjalan dari

level 250 mdpl keatas

5. Tahap Produksi (tahun ke - 5)

Operasi penambangan batubara akan dilakukan pada endapan III dengan

produksi 4530 ton dan jumlah pembongkaran batuan pada saat development

adalah 2007.7 ton LCM. Pada tahap ini operasi penambangan berjalan dari

level 200 – 250 mdpl

6. Tahap Produksi (tahun ke - 6)

Operasi penambangan batubara akan dilakukan pada endapan III dengan

produksi 4530 ton dan jumlah pembongkaran batuan pada saat development

adalah 2007.7 ton LCM. Pada tahap ini operasi penambangan berjalan dari

level 200 – 250 mdpl

7. Tahap Produksi (tahun ke - 7)

Operasi penambangan batubara akan dilakukan pada endapan III dengan

Page 21: Tugas EBB Perencanaan Tambang Bawah Tanah (1)

produksi 4530 ton dan jumlah pembongkaran batuan pada saat development

adalah 2007.7 ton LCM. Pada tahap ini operasi penambangan berjalan dari

level 150 – 200 mdpl

8. Tahap Produksi (tahun ke - 8)

Operasi penambangan batubara akan dilakukan pada endapan IV dengan

produksi 4530 ton dan jumlah pembongkaran batuan pada saat development

adalah 2007.7 ton LCM. Pada tahap ini operasi penambangan berjalan dari

level 250 mdpl keatas

9. Tahap Produksi (tahun ke - 9)

Operasi penambangan batubara akan dilakukan pada endapan IV dengan

produksi 4530 ton dan jumlah pembongkaran batuan pada saat development

adalah 2007.7 ton LCM. Pada tahap ini operasi penambangan berjalan dari

level 200 – 250 mdpl

10. Tahap Produksi (tahun ke - 10)

Operasi penambangan batubara akan dilakukan pada endapan IV

dengan produksi 4530 ton dan jumlah pembongkaran batuan pada saat

development adalah 2007.7 ton LCM. Pada tahap ini operasi penambangan

berjalan dari level 200 – 250 mdpl.

11. Tahap Produksi (tahun ke - 11)

Operasi penambangan batubara akan dilakukan pada endapan IV

dengan produksi 4530 ton dan jumlah pembongkaran batuan pada saat

development adalah 2007.7 ton LCM. Pada tahap ini operasi penambangan

berjalan dari level 150 – 200 mdpl

12. Tahap Produksi (tahun ke - 12)

Operasi penambangan batubara akan dilakukan pada endapan IV

dengan produksi 4530 ton dan jumlah pembongkaran batuan pada saat

development adalah 2007.7 ton LCM. Pada tahap ini operasi penambangan

berjalan dari level 150 – 200 mdpl

13. Tahap Produksi (tahun ke - 13)

Operasi penambangan batubara akan dilakukan pada endapan IV

dengan produksi 4530 ton dan jumlah pembongkaran batuan pada saat

development adalah 2007.7 ton LCM. Pada tahap ini operasi penambangan

Page 22: Tugas EBB Perencanaan Tambang Bawah Tanah (1)

berjalan dari level 150 – 200 mdpl .

E. Rancangan Biaya

E.1. Parameter Biaya

Parameter biaya yang dilakukan PT. PT. X Coal Mining untuk

menghitung jumlah biaya yang dikeluarkan pada saat development maupun

pada saat prduksi adalah berdasarkan data-data yang diadapat dari beberapa

perusahaan tambang yang ada di Indonesia, walaupun ada beberapa

parameter biaya yang dikira – kira. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel E.1 dibawah ini :

Tabel E.1Parameter Biaya Produksi

No. Cost variables Biaya

1 Workers (drillers, blaster, etc) $ per hour 2.52 Drilling cost per ft $ per ft 0.153 Cost of bit $ per bit 7.5       4 Susher $/ton 0.155 Gerobak $/ton 0.3

  $/jam 0.36 Cost Of rockbolts and Anchor $/rockbolts 2.647 Ventilation pipe $/ft 28 Hauling $/ton 0.39 cost per ft3 of fill $/ft3 0.1310 Drill maintenance $/ft 0.0411 Bits and Steel $/ft 0.1112 1 mat $ 2.713 Harga dodol   $ 2.5

Page 23: Tugas EBB Perencanaan Tambang Bawah Tanah (1)

E.2. Parameter Desain Tambang

Tabel E.2Parameter desain tambang

No Mine design Nilai

1 number of drils drilling per face   12 number of drillers working per face   13 number of heading   14 shaft dimensions P : m 3    L : m 35 shaft height m 1506 mine haulage dimensions T : m 3    L : m 2.57 total crosscut length m 10838 total main haulage length m 4779 umur tambang tahun 1310 production per year   ton 4530