tugas civic education

42
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmaanirrahim, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan segala nikmat dan karunian-Nya kepada seluruh makhluknnya. Shalawat dan salam tidak lupa tercurah untuk baginda Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan, bimbingan, dan dorongan dari beberapa pihak, baik yang berupa materil maupun moril, laporan tidak mungkin dapat terselesaikan. Untuk itu sewajarnya penulis selalu mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak dr. Toha Muhaimin, MSc selaku Dekan PSPD FKK UMJ. 2. Bapak Drs. H. Rustan SA, selaku dosen pembimbing kami yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian penyusunan makalah ini. 3. Rekan-rekan semua di PSPD FKK UMJ Cempaka Putih yang memberikan dukungan dan support. 4. Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada penulis, baik selama mengikuti perkuliahan maupun dalam menyelesaikan makalah ini. 5. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini. 1

Upload: rizkauliaher

Post on 14-Dec-2014

29 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Civic Education

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahim, segala puji bagi Allah SWT  yang telah memberikan

segala nikmat dan karunian-Nya kepada seluruh makhluknnya. Shalawat dan salam  tidak

lupa tercurah  untuk baginda Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan

laporan ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan, bimbingan, dan dorongan dari

beberapa pihak, baik yang berupa materil maupun moril, laporan tidak mungkin dapat

terselesaikan. Untuk itu sewajarnya penulis selalu mengucapkan terimakasih yang sebesar-

besarnya kepada :

1. Bapak dr. Toha Muhaimin, MSc selaku Dekan PSPD FKK UMJ.

2. Bapak Drs. H. Rustan SA, selaku dosen pembimbing kami yang telah meluangkan

waktu, tenaga dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan

dalam rangka penyelesaian penyusunan makalah ini.

3. Rekan-rekan semua di PSPD FKK UMJ Cempaka Putih yang memberikan dukungan

dan support.

4. Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang

telah memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada penulis,

baik selama mengikuti perkuliahan maupun dalam menyelesaikan makalah ini.

5. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan

bantuan dalam penulisan makalah ini.   

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terkait,

yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini. Semoga

kebaikanyang diberikan oleh semua pihak kepada penulis menjadi amal sholeh yang

senantiasa mendapat balasan dan kebaikan yang berlipat ganda dari Allah Subhana

wa Ta’ala, Amin.

A k h i r k a t a , p e n u l i s m e n y a d a r i b a h w a m a s i h t e r d a p a t

k e k u r a n g a n d a l a m l a p o r a n i n i , u n t u k i t u s a r a n d a n k r i t i k y a n g

s i f a t n y a m e m b a n g u n s a n g a t p e n u l i s harapkan.

Jakarta, 21 Desember 2012

Penulis

1

Page 2: Tugas Civic Education

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................1

DAFTAR ISI..............................................................................................................................2

BAB I : PENDAHULUAN.....................................................................................................3

A. LATAR BELAKANG....................................................................................................3

B. RUMUSAN MASALAH...............................................................................................4

C. TUJUAN........................................................................................................................4

D. MANFAAT....................................................................................................................4

BAB II : PEMBAHASAN.......................................................................................................5

A. PENGERTIAN HAM....................................................................................................5

B. SEJARAH HAM............................................................................................................7

C. BENTUK HAM...........................................................................................................11

D. JENIS HAM.................................................................................................................13

E. PENEGAKAN HAM DALAM

MEWUJUDKAN MASYARAKAT MADANI..........................................................14

F. PENGUATAN MASYARAKAT MADANI..............................................................16

G. MEWUJUDKAN MASYARAKAT MADANI..........................................................18

BAB III : PENUTUP................................................................................................................23

A. KESIMPULAN............................................................................................................23

B. SARAN........................................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................25

DOA.........................................................................................................................................26

2

Page 3: Tugas Civic Education

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hak Asasi Manusia atau biasa disingkat dengan HAM merupakan

sebuah hal yang menjadi keharusan dari sebuah negara untuk menjamin

dalam konstitusinya. Melalui deklarasi universal HAM 10 Desember

1948 merupakan tonggak bersejarah berlakunya penjaminan hak

mengenai manusia sebagai manusia. Sejarah HAM dimulai dari Magna

Charta di inggris pada tahun 1252 yang kemudian kemudian berlanjut

pada Bill of Rights dan kemudian berpangkal pada DUHAM PBB.

Manusia, menurut Thomas Hobbes adalah makhluk sosial yang

menuntut haknya, tetapi tidak menginginkan kawajibannya, karena

sifatnya yang alami. Pada diri manusia melekat hak-hak yang diberikan

oleh alam, yakni untuk hidup (Life), hak atas kemerdekaan (Liberty), dan

hak atas milik (Property), karena sifatnya yang alamiah tadi,

mengakibatkan suatu perasaan takut, gelisah, resah akan keberadaan hak-

hak asasinya serta kebebasan-kebebasan yang dimilikinya terenggut oleh

orang lain, maka didirikanlah negara melalui kontrak sosial.

Negara diciptakan untuk melindungi hak-hak asasi setiap individu

warganya. Dalam konteks warga Negara  inilah, HAM sering tidak

diperhatikan. Negara seakan menjadi kuat apabila warga Negara tunduk

3

Page 4: Tugas Civic Education

dan taat tanpa ada koreksi apapun. Civil society mengandaikan bahwa

warga Negara mempunyai kekuatan yang berimbang dengan Negara.

B. Rumusan Masalah

a. Bagaimana konsep masyarakat madani?

b. Apa Definisi HAM, Bentuk HAM, Jenis HAM?

c. Apakah masyarakat Indonesia sudah bisa dikatakan madani?

C. Tujuan

a. Memahami serta mampu menerapkan konsep masyarakat madani

dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara.

b. Mewadahi para pembaca untuk menyadari betapa pentingnya

mewujudkan masyarakat madani.

D. Manfaat

a. Manfaat secara khusus

i. Bagi penulis memperoleh pengetahuan dan kesadaran tentang

betapa pentingnya masyarakat madani.

b. Manfaat secara umum

i. Karya ilmiah ini dapat secara langsung digunakan sebagai salah

satu media untuk mengenalkan kepada seluruh komponen

masyarakat tentang konsep serta pentingnya bermasyarakat

madani.

4

Page 5: Tugas Civic Education

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hak Asasi Manusia ( HAM )

Hak Asasi manusia (HAM) adalah sejumlah hak yang melekat

pada setiap individu manusia. Hak-hak itu diperoleh sejak lahir sebagai

anugerah Tuhan Yang Maha Esa, bukan pemberian manusia atau

penguasa. Sementara dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun

1999 tantang HAM, adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat

dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang maha Esa dan

merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan

dilindungi oleh negara, hukum pemerintah dan setiap orang demi

kehormatan dan perlindungan harkat dan martabat manusia.

Anggota Komisi Hak Asasi Manusia PBB, merumuskan pengertian

HAM dalam “human right could be generally defines as those right

which are inherent in our nature and without which we cannot live as

human being” yang artinya HAM adalah hak-hak yang secara inheren

melekat dalam diri manusia, dan tanpa hak itu manusia tidak dapat hidup

sebagai manusia

Dari pengertian diatas, maka hak asasi mengandung dua makna,

yaitu:

5

Page 6: Tugas Civic Education

1. HAM merupakan hak alamiah yang melekat dalam diri manusia sejak

manusia dilahirkan kedunia.

2. HAM merupakan instrument untuk menjaga harkat martabat manusia

sesuai dengan kodart kemnusiaannya yang luhur.

HAM bukan hanya merupakan hak-hak dasar yang dimilki oleh

setiap manusia sejak lahir. Tapi, juga merupakan standar normatif bagi

perlindungan hak-hak dasar manusia dalam kehidupannya. Esensi HAM

juga dapat dibaca dalam mukadimah universal declaration of human

right. pengakuan atas martabat yang luhur dan hak-hak yang sama dan

tidak dapat dicabut dari semuaanggoat keluarga manusia merupakan

dasar kemerdekaan, keadilan, dan perdamaian dunia”.

Pelanggaran hak asasi manusia adalah setiap perbuatan seseoarang

atau kelompok orang termasuk aparat negara baik disengaja maupun

tidak disengaja atau kelalaian yang secara melawan hukum mengurangi,

menghalangi, membatasi dan atau mencabut Hak Asasi Manusia

seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh Undang-undang, dan

tidak mendapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh

penyelesaian hukum yang adil dan benar berdasarkan mekanisme hukum

yang berlaku (Pasal 1 angka 6 UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM).

Bila kita tinjau HAM dalam perspektif Islam adalah Islam

menganggap dan meyakini bahwa Hak Asasi Manusia adalah hak yang

6

Page 7: Tugas Civic Education

melekat pada setiap manusia yang tanpanya manusia mustahil dapat

hidup sebagai manusia (Jan Materson/Komisi HAM PBB). Hak asasi

Manusia adalah al-huquq al-insan al-dhoruriyyah yakni hak-hak kodrati

yang dianugerahkan Allah SWT kepada setiap manusia dan tidak dapat

dicabut atau dikurangi oleh kekuasaan atau badan apapun.

Di antara konsep yang relevan dengan HAM adalah rumusan

fuqaha tentang maqâshid al Syar’i (tujuan Syari’ah) berdasarkan analisi

fuqaha, bahwa Allah dan Rasulnya , membuat syari’ah dengan beberapa

tujuan, memelihara kebebasan beragama (hifz ad-din), memelihara diri

atau menjaga kelangsungan hidup (hifz al-nafs), akal (hifz al-‘Aql),

keturunan (hifz al-nasl), dan memelihara harta (hifz al-amwal).

B. Sejarah Pengakuan Hak Asasi Manusia

Latar belakang sejarah hak asasi manusia, pada hakikatnya, muncul

karena inisiatif manusia terhadap harga diri dan martabatnya, sebagai

akibat tindakan sewenang-wenang dari penguasa, penjajahan,

perbudakan, ketidak adilan dan kezaliman ( tirani ).

Perkembangan pengakuan hak asasi manusia ini berjalan secara

perlahan dan beraneka ragam. Perkembangannya dapat kita lihat berikut

ini:

7

Page 8: Tugas Civic Education

1. Perkembangan Hak Asasi Manusia pada Masa Sejarah.

Yaitu bisa kita ambil dari sebuah kisah perjuangan Nabi

Muhammad saw untuk membebaskan para bayi wanita dan wanita dari

penindasan bangsa Quraisy ( tahun 600 Masehi ).

2. Perkembangan Hak Asasi Manusia di Inggris.

Inggris merupakan Negara pertama didunia yang memperjuangkan

hak asasi manusia. Perjuangan tersebut tampak dari beberapa dokumen

sebagai berikut :

Tahun 1215, munculnya piagam “Magna Charta” atau Piagam

Agung. Terjadi pada pemerintahan raja John, yang bertindak

sewenang-wenang terhadap rakyat dan terhadap kelompok

bangsawan.

Tahun 1628, keluarnya piagam “Petition of Right”. Dokumen ini

berisi pertanyaan mengenai hak-hak rakyat beserta jaminannya.

Tahun 1679, munculnya “Habeas Corpus Act”. Dokumen ini

merupakan undang-undang yang mengatur tentang penahanan

seseorang.

Tahun 1689, keluar “Bill of Right”. Merupakan undang-undang

yang diterima parlemen Inggris sebagai bentuk perlawanan

terhadap Raja James II.

8

Page 9: Tugas Civic Education

3. Perkembangan Hak Asasi Manusia di Amerika Serikat.

Perjuangan penegakan hak asasi manusia di Amerika didasari

pemikiran John Locke, yaitu tentang hak-hak alam seperti, hak hidup, hak

kebebasan, dan hak milik.

4. Perkembangan Hak Asasi Manusia di Prancis.

Perjuangan hak asasi manusia di Prancis dirumuskan dalam suatu

naskah pada awal revolusi Prancis pada tahun 1789, sebagai pernyataan

tidak puas dari kaum borjuis dan rakyat terhadap kesewenang-wenangan

Raja Louis XVI. Naskah tersebut dikenal dengan Declaration des Droits

de L’ home et Du Citoyen ( pernyataan mengenai hak-hak asasi manusia

dan warga Negara ).

5. Atlantic Charter 1941.

Atlantic Charter, muncul pada saat terjadinya Perang Dunia II

yang dipelopori oleh F.D. Roosevelt.

6. Pengakuan Hak Asasi Manusia oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa

Pada tanggal 10 Desember 1948, PBB telah berhasil merumuskan

naskah yang dikenal denganUniversal Declaration of Human Right, yaitu

pernyataan sedunia tentang hak-hak asasi manusia, sehingga tanggal 10

Desember sering diperingati sebagai hari hak asasi manusia.

9

Page 10: Tugas Civic Education

7. Hasil sidang Majelis Umum PBB tahun 1966.

Tahun 1996, dalam siding Majelis Umum PBB, telah

diakui covenants on Human Rigths dalam hukum Internasional dan

diratifikasi oleh Negara-negara anggota PBB.

Jika dilihat dari prespektifnya, sejarah perkembangan hak asasi

manusia dikategorikan menjadi empat generasi sebagai berikut:

1. Generasi pertama, pada generasi ini bahwa subtansi HAM berpusat

pada aspek hukum dan politik. Ini disebabkan oleh dampak perang

dunia ke dua. Dimana negara baru ingin membuat tertib hukum baru.

2. Generasi kedua, setelah perang dunia ke dua. Negara baru tidak

hanya menuntut hak-hak yuridis, melainkan hak-hak sosial, ekonomi,

politik, dan budaya. Pada generasi ini lahir dua perjanjian yang

terkenal yaitu, covenant on economic, social ,and cultural right, dan

international covenant on civil and political right. Keduanya telah

disepakati dalam sidang umum PBB pada 1966.

3. Generasi ketiga, pada kondisi sebelumnya mentitik beratkan pada

aspek politik, ekonomi, sosial, budaya. Ini menyebabkan ketidak

seimbangan pada kehidupan bermasyarakat. Karena ketidak

seimbangan tersebut melahirkan gernerasi ketiga yang menyatukan

antara politik, ekonomi, sosial, budaya, dan hukum dalam satu wadah.

Istilah pembangunan (the right of development).

10

Page 11: Tugas Civic Education

4. Generasi keempat, dipelopori oleh negara dikawasan asia pada tahun

1983 yang melahirkan deklarasi hak asasi manusia. Yang

disebut declaration of the basic duties of Asian people and

government. Deklarasi keempat ini mengukuhkan keharusan imperatif

dari negara untuk memenuhi hak asasi rakyatnya.

C. Bentuk Hak Asasi Manusia ( HAM )

Bentuk HAM secara umum dibagi menjadi 4 kelompok, yakni:

1. Hak sipil

2. Hak politik

3. Hak ekonomi dan;

4. Hak sosial budaya

Hak sipil, diperlakukan sama dimuka hukum, bebas dari

kekerasan, hidup, dan kehidupan. Sementara Hak Politik, berarti

kebebasan berserikat, berpendapat dan berkumpul, kemerdekaan

mengeluarkan pemikiran dengan lisan dan tulisan.

Adapun Hak Ekonomi, berupa jaminan sosial, perlindungan kerja,

perdagangan dan pembangunan. Hak Sosial Budaya, berupa hak untuk

memperoleh pendidikan, hak kekayaan intelektual, kesehatan,

perumahan, dan pemukiman.

Dalam UU HAM Nomor 39 Tahun 1999 tertulis dalam Pasal 24

Ayat 1; “ Setiap orang berhak untuk berkumpul, berpendapat, dan

11

Page 12: Tugas Civic Education

berserikat untuk maksud-maksud damai. Sementara dalam pasal 19

Deklarasi HAM (Universal Declaration of Human Right) menyebutkan

“Setiap orang berhak untuk mengeluarkan pendapat dan ekspresinya, hak

ini mencakup kebebasan untuk memiliki pendapat tanpa adanya campur

tangan, dan juga hak untuk mencari, menerima, menyebarkan informasi

dan ide melalui media apapun dan tak boleh dihalangi. Munculnya pasal

Kriminalisasi terhadap publik sebagai pengguna informasi, yakni pasal 51

UU KIP, “Setiap orang yang dengan sengaja menggunakan informasi

publik secara melawan hukum dipidana dengan pidana penjara paling

lama 1 tahun dan/atau pidana denda paling banyak 5 juta rupiah”,

menjadi kontra produktif dalam menegakkan HAM di Indonesia.

Dari pengertian di atas dapat difahami bahwa HAM bukan saja hak

untuk mengeluarkan pendapat tetapi juga hak untuk mendapatkan

pendapat orang lain. Bagi kalangan masyarakat awam, HAM lebih dilihat

sebagai pengakuan terhadap hak-hak sebagai warga Negara. Konsep

HAM berawal dari konsep tentang adanya negara. Gagasan asal mula

adanya konsep negara pertama kalinya diperkenalkan oleh seorang filosof

Yunani bernama Plato (427-247 SM) yang terkenal dengan konsepnya

Negara Ideal, menurutnya bahwa negara ideal adalah suatu komunitas

ethical untuk mencapai kebajikan dan kebaikan, karena pada hakekatnya

adalah sesuatu keluarga, yang didalamnya kamu semua adalah saudara.

 

12

Page 13: Tugas Civic Education

D. Jenis Hak Asasi Manusia

Jenis hak asasi manusia diantaranya adalah dapat diketahui dalam

deklarasi universal tentang hak asasi manusia yang disetujui dan

diumumkan oleh reolusi majelis umumPBB pada 10 desember 1948.

Menurut deklarasi tersebut yang isinya terdiri 30 pasal, dijelaskan

seperangkat hak-hak asasi dasar manusia. Diantaranya:

Hak hidup,

Hak tidak menjadi budak,

Hak tidak disiksa dan tidak ditahan,

Hak persamaan hukum, dan

Hak untuk mendapatkan praduga tidak bersalah.

Secara lebih spesifik, dalam pasal-pasal tersebut ditegaskan

beberapa kategori hak sebagai berikut:

1. Hak yang secara langsung memberikan gambaran kondisi umum bagi

individu agar mewujudkan watak kemanusiaanya,

2. Hak tentang perlakuan yang seharusnya diperoleh mansia dalam

sistem hukum,

3. Hak kegiatan individu tanpa campur tangan pemeritah,

4. Hak jaminan taraf minimal hidup manusia.

13

Page 14: Tugas Civic Education

E. Penegakan Hak Asasi Manusia ( HAM ) dalam Mewujudkan Civil

Society

Adanya fenomena penindasan rakyat yang dilakukan oleh

pemerintah yang sedang berkuasa merupakan realitas yang sering

dipaparkan dalam pemberitaan pers, baik melalui media elktronika

maupun media cetak. Hal ini merupakan bagian kecil dari fenomena

kehidupan yang sangat tidak menghargai posisi rakyat ( Civil ) dihadapan

penguasa, dan bagian dari fenomena kehidupan yang tidak menghargai

kebebasan berserikat dan berpendapat.

Kenyataan tersebut pada akhirnya bermuara pada perlunya dikaji

kembali kekuatan rakyat/masyarakat (Civil ) dalam konteks interaksi,

baik antara rakyat dengan Negara, maupun antara rakyat dengan rakyat.

Kedua pola hubungan interaktif tersebut akan memposisikan rakyat

sebagai bagian integral dalam sebuah komunitas Negara yang memiliki

daya tawar ( bargaining power ) dan menjadi komunitas masyarakat sipil

yang memiliki kecerdasan, analisa kritis yang tajam, dan mampu

berinteraksi di lingkungannya secara demokratis dan berkeadaban.

Untuk mewujudkan demokrasi dan keberadaban itu, maka

dibutuhkan upaya yang serius untuk menciptakan kondisi yang

demokratis. Kondisi demokratis di sini merupakan satu kondisi yang

menjadi penegak wacana masyarakat madani, dimana dalam menjalani

kehidupan, warga Negara memiliki kebebebasan penuh unruk

14

Page 15: Tugas Civic Education

menjalankan aktivitas kesehariannya, termasuk dalam berinteraksi

dengan lingkungannya.

Kondisi demokratis berarti masyarakat dapat berlaku santun dalam

pola hubungan interaksi dengan masyarakat disekitarnya, tanpa

mempertimbangkan suku, ras dan agama.

Prasyarat demokratis ini banyak dikemukakan oleh para pakar

yang mengkaji  fenomena civil society. Bahkan, demokrasi merupakan

salah satu syarat mutlak bagi penegakan civil society. Penekanan

demokrasi ( kondisi demokratis ) disini dapat mencakup berbagai bentuk

aspek kehidupan, seperti politik, sosial, budaya pendidikan, ekonomi dan

sebagainya. Sebuah masyarakat yang demokratis hanya dapat terbentuk

manakala anggota masyarakat yang satumenghormati hak asasi yang

dimiliki anggota masyarakat yang lain dalam komunitas kehidupannya

masing-masing.

Aspek lain yang diperlukan untuk mewujudkan sebuah masyarakat

madani yaitu sebagai berikut:

Tegaknya keadilan dan supermasi hukum dalam kehidupan

bermasyarakat.

Keadilan dimaksud untuk mewujudkan keseimbangan yang

proporsional terhadap hak dan kewajiban setiap warga Negara yang

mencakup seluruh aspek kehidupan.

15

Page 16: Tugas Civic Education

Hal ini meniscayakan tidak adanya monopoli dan pemusatan salah

satu aspek kehidupan pada satu kelompok masyarakat. Secara

esensial, masyarakat memiliki hak yang sama dalam memperoleh

kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah  ( penguasa ).

Supermasi hukum akan terwujud apabila setiap warga Negara, baik

yang duduk dalam pemerintahan maupun sebagai rakyat biasa,

semuanya tunduk pada hukum.

Hal tersebut berarti bahwa perjuangan untuk mewujudkan hak

dan kebebasan antar warga Negara haruslah dilakukan secara damai

dan sesuai dengan hukum yang berlaku. Selain itu, supermasi hukum

juga memberikan jaminan dan perlindungan terhadap segala bentuk

penindasan individu  dan kelompok yang melanggar norma-norma

hukum dan segala bentuk penindasan terhadap hak asasi manusia,

sehingga terwujud bentuk kehidupan yang beradab (civilized).

F. Penguatan Civil Society

Penguatan Civil Society dalam ilmu politik, penguatan civil society

menjadi isu penting yang harus dibahas.

Civil society merupakan kondisi ideal di mana ada sekelompok

warga yang mampu mandiri dari kungkungan Negara. Mereka mamapu

menyeimbangkan hak dan kewajibannya di depan Negara, sehingga

warga Negara diperhitungkan sebagai kekuatan mandiri.

16

Page 17: Tugas Civic Education

Kebanyakan warga Negara memandang bahwa ketaatan kepada

Negara merupakan sebuah keharusan bukan sebagai hak warga Negara.

Oleh karena itu nilai tawar warga Negara kurang berarti di depan Negara.

Sebaliknya apabila warga Negara kuat dan maju, maka warga Negara

tidak saja sebagai objek, tetapi justru sebagai subjek Negara.

Keseimbangan hak dan kewajiban bagi warga Negara merupakan sebuah

keniscayaan. Dengan demikian penguatan hak politik warga Negara akan

terlaksana manakala warga Negara menjadi warga Negara yang mandiri

tanpa ada ketergantungan dengan Negara (civil society). Dengan Civil

society yang kuat hak-hak warga Negara sangat diperhatikan oleh

Negara. Dari uraian di atas yaitu tentang “Hak Asasi Manusia (HAM)

dalam Perspektif Politik”, mengingatkan kepada kita, bahwa HAM sangat

diperlukan dalam membangun civil society yang kuat. Civil society

sebagai bagian dari unsur-unsur Negara, yakni warga Negara, wilayah,

perundang-undangan, dan pemerintah mutlak keberadaannya.

Untuk mewujudkan penguatan civil society maka dibutuhkan dua

suasana yakni:

1. Pengakuan Negara atas hak-hak warga Negara dan penguatan lembaga

civil society.

2. Pengakuan Negara atas hak-hak sipil dan politik warga menjadi

penting, karena dalam sebuah Negara demokrasi political will dari

17

Page 18: Tugas Civic Education

Negara terutama dari penyelengara pemerintahan sangat mentukan

eksistensi warga Negara.

Pengakuan hak-hak politik warga Negara sekarang ini bisa dilihat dari

berbagai undang-undang politik yang mengakomodir hak-hak politik

warga. Diperbolehkannya calon bupati/walikota atau calon presiden dari

kelompok independent perlu diapresiasi oleh warga, karena wacana ini

sebagai upaya pembelaan terhadap hak politik warga. Begitu juga dengan

diberlakukannya UU No 14/2008 tentanag Kebebasan Informasi Publik

yang mengamanatkan terbentuknya KIP (Komite Informasi Publik) yang

dibentuk di pusat dan Provinsi, merupakan upaya dalam rangka menjamin

terealisasinya hak-hak politik warga agar mendapatkan berbagai

informasi yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintah.

G. Mewujudkan Civil Society

Civil society akan tumbuh bila terdapat faktor-faktor sebagai

berikut yaitu :

1. Negara kuat dan memiliki aturan yang tegas dan jelas yang mengikat

warga negaranya.

2. Terdapatnya civic competence yaitu kesadaran berwarganegara yang

dilandasi penghargaan atas prinsip toleransi.

3. Terdapatnya otoritas negara yang efektif dan terlembaga.

18

Page 19: Tugas Civic Education

4. Birokrasi yang efektif dan efisien memperjuangkan kepentingan

masyarakat sipil.

H. Civil Society akan muncul bila negara kuat dan memiliki aturan

yang tegas dan jelas yang mengikat warga negaranya.

Studi Gunnar Myrdall tahun 1960-an menunjukkan bahwa banyak

negara di Asia yang civil societynya lemah mengalami kebangkrutan

ekonomi, miskin, serta disertai praktik korupsi yang merajalela sebagai

akibat dari ketidakmampuan negara-negara tersebut menciptakan dan

menerapkan hukum serta aturan-aturan yang jelas dan tegas. Negara-

negara semacam inilah yang dikategorikan Myrdall sebagai ”negara-

lunak” (soft state). Indonesia pada saat itu ikut dimasukkan ke dalam

kategori tersebut. Dalam perkembangannya, konsep ”negara lunak”

sering kali dipakai untuk menjelaskan pemerintah-negara yang lemah,

yang tidak memiliki cukup kewibawaan dan kemampuan untuk

mengendalikan seluruh mekanisme penyelenggaraan negara dan

dinamika kehidupan masyarakat. ”Negara tanpa Pemerintah” adalah

istilah sinis yang dilontarkan untuk menggambarkan ketidakmampuannya

mengatasi dinamika masyarakat yang mudah berkembang ke arah anarki

dan chaos.

Negara yang kuat ditandai oleh kamampuannya menjamin bahwa

hukum dan kebijakan yang dilahirkannya ditaati oleh masyarakat, tanpa

harus menebarkan ancaman, paksaan, dan kecemasan yang berlebihan.

19

Page 20: Tugas Civic Education

I. Civil Society akan terwujud bila terdapatnya civic competence.

Civic competence yaitu kesadaran berwarganegara yang dilandasi

penghargaan atas prinsip toleransi.  Reformasi sejak tahun 1998

membawa pemerintah ke posisi yang canggung dan serba salah karena

upaya mewujudkan civil society ternyata tidak diikuti oleh upaya

mengembangkan civic competence (kesadaran berwarganegara yang

dilandasi penghargaan atas prinsip toleransi).Akibatnya, ketertiban

masyarakat terganggu (social disorder), yang antara lain ditandai oleh

konflik-konflik horizontal antarkelompok terus terjadi di mana-mana,

sementara kebebasan dalam wujud aksi-aksi protes dan demo menjadi tak

terkendali, bahkan menjurus ke situasi yang cenderung anarki. Padahal,

sering diingatkan cendekiawan Nurcholis Madjid (almarhum), inti dari

masyarakat madani ialah ”madaniah” atau keadaban (civility), maka

kebebasan tak terkekang yang menjurus ke kekacauan (chaos) justru

merupakan halangan utama bagi pertumbuhannya. Sebab, situasi yang

kacau akan menjadi persemaian subur bagi kembalinya otoritarianisme.

Karena itu, masyarakat madani dengan sendirinya mengasumsikan

adanya civil responsibility (tanggung jawab kemasyarakatan).

J. Civil Society tumbuh bila terdapatnya otoritas negara yang efektif

dan terlembaga.

Civil Society tumbuh bila terdapatnya otoritas negara yang efektif

dan terlembaga dan jika terjadi penentangan terhadap otoritas ini, ia

20

Page 21: Tugas Civic Education

mampu mengatasinya. Dengan kekuatan semacam itulah, negara mampu

menjaga keamanan, ketertiban, kebebasan, serta mampu mewujudkan

kesejahteraan dan keadilan ekonomi. Jika negara tidak mampu menjaga

otoritas semacam ini, ia disebut sebagai negara lemah. Dengan sendirinya

civil society akan muncul bersama kesejahteraan dan keadilan ekonomi

yang tumbuh dari otoritas negara yang efektif dan terlembaga.

K. Civil Society akan tumbuh bila terdapat birokrasi yang efektif dan

efisien.

Syarat penting terwujudnya civil society adalah birokrasi yang

efektif dan efisien memperjuangkan kepentingan masyarakat sipil. Ernest

Gellner (1995) mengemukakan, ada beberapa hal yang harusnya menjadi

catatan penting agar birokrasi bisa menjadi civilian government, birokrasi

negara yang memperjuangkan kepentingan masyarakat sipil.

mampu menciptakan tatanan sosial yang tidak melakukan penguatan

yang bersifat memaksa. Ini berarti, proses demokrasi secara

substansial sudah mampu ditegakkan yang disertai dengan bangunan

kesadaran masyarakat yang sudah tidak hegemonik.

negara yang direpresentasian oleh birokrasi pemerintahan mampu

memenuhi perannya sebagai penjaga perdamaian di atas berbagai

kepentingan besar. Birokrasi mampu menjadi pelayan bagi

kepentingan publik dan tidak terlibat dalam conflic of interest.

21

Page 22: Tugas Civic Education

negara harus menciptakan tatanan masyarakat yang harmonis, yang

bebas dari eksploitasi dan penindasan, ini menuntut adanya regulasi

pemerintah yang menjadi kebebasan dan penegakan hak-hak

kewargaan.

negara tidak melakukan proses dominasi dan atomisasi masyarakat.

Dari sini terlihat bahwa negara harus bisa membangun orientasi

kembar dalam menjalankan fungsi birokrasinya. Negara juga dituntut

meningkatkan kesejahteraan warga negara dan menjaga kondisi keuangan

negara. Di sisi lain negara juga dituntut agar proaktif mendorong

terciptanya arus demokratisasi di tingkat masyarakat sipil. Negara harus

mampu mewujudkan pertumbuhan ekonomi dengan tetap berbasis pada

kekuatan perekonomian domestik, ini berarti harus dibangun sebuah

sistem perekonomian yang berpihak pada masyarakat atau sistem

ekonomi kerakyatan. Selain itu, negara harus tetap mempertahankan

orientasinya untuk memberdayakan civil society melalui proses

demokratisasi yang memberi akses selebar-lebarnya bagi mereka untuk

berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan.

22

Page 23: Tugas Civic Education

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan sebaagi berikut :

a. Masyarakat madani merupakan suatu wujud masyarakat yang

memiliki kemandirian aktivitas dengan ciri: universalitas,

supermasi, keabadian, pemerataan kekuatan, kebaikan dari dan

untuk bersama, meraih kebajiakn umum, piranti eksternal, bukan

berinteraksi pada keuntungan, dn kesempatan yang sama dan

merata kepada setiap warganya, ciri masyarakat ini merupakan

masyarakat yang ideal dalam kehidupan. Untuk pemerintah pada

era reformasi ini, akan mengarakan semua potensi bangsa berupa

pendidikan, ekonomi, politik, hukum, sosial budaya, militer, kerah

masyarakat madani yang dicita-citakan.

b. Di Indonesia konsep masyarakat madani ini sangat bertolak

belakang dengan penerapannya. Politik, ekonomi, sosbud serta

hukum di Indonesia telah jauh dari nilai kemadanian malah

sebaiknya Edan-ni. Namun kita harus melihat positifnya, bahwa

masih ada kesempatan besar untuk memperbaiki masyarakat kita

yang sudah mendekatai taraf menyedihkan ini.

23

Page 24: Tugas Civic Education

c. Mahasiswa seharusnya mampu berperan untuk mewujudkan

masyarakat madani. Berbagai cara bisa ditempuh mahasiswa untuk

hal itu. Misalnya: lewat pewacanaan, pengabdian berupa desa

binaan, serta membangun skill kewirausahaan.

Saran

Bagi kita semua, janganlah kita menjadi orang yang apatis, apapun

posisi kita baik mahasiswa, dosen, guru atau wirausaha seharusnya segera

mengambil pran untuk mewujudkan masyarakat madani. Tidaklah pantas

kita berbangga dengan status kita sekarang ini jika kita belum mampu

untuk bermanfaat bagi masyarakat.

24

Page 25: Tugas Civic Education

DAFTAR PUSTAKA

Winarno. 2006. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta:

Bumi Aksara.

Asykuri ibn Chamim, dkk. 2003. Civic Education, Pendidikan

Kewarganegaraan. Yogyakarta: Ditlitbang Muhammadiyah dan LPP

UMY.

Imam Yahya. 2010. Ham dan Civil Society. ( makalah )

25

Page 26: Tugas Civic Education

DOA

Alhamdulillahirrobil alamin wassalamuwassalam mualla asrofil ambiyail waa

alla alihi wah sobbihi ajmain. Puji syukur atas semua nikmat yang telah Allah

berikan serta tak lupa salawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW.

“Ya Allah yang telah memberikan kami jalan untuk menuju kesuksesan yang

telah kami cita-citakan, semoga kami dapat menjadi orang yang selalu

bersyukur atas semua nikmat dan yang telah najih, sholeh, sehingga kami dapat

membangun sebuah komunitas masyarakat yang sehat jasmani dan rohani.”

Amin ya robbal alamin .....

26