trauma akibat cairan bahan kimia

Upload: livia-sagita-ruslim

Post on 14-Apr-2018

222 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • 7/29/2019 Trauma Akibat Cairan Bahan Kimia

    1/28

    1

    TRAUMA AKIBAT CAIRAN BAHAN KIMIA

    I. PENDAHULUANTrauma kimia adalah iritasi dan kerusakan pada jaringan manusia

    yang disebabkan oleh paparan bahan kimia, biasanya melalui kontak

    langsung dengan bahan kimia atau uapnya. Trauma kimia dapat terjadi di

    rumah, di tempat kerja atau sekolah, atau sebagai akibat dari kecelakaan atau

    serangan. Banyak luka akibat cairan kimia terjadi tanpa sengaja melalui

    penyalahgunaan produk seperti perawatan rambut, kulit dan kuku. Sebagianbesar trauma kimia disebabkan baik oleh asam kuat atau basa kuat (misalnya,

    asam hidroklorida atau natrium hidroksida. Asam merusak dan membunuh

    sel-sel dengan koagulasi sel sedangkan basa mencairkan sel. Kontak yang

    terlalu lama dapat menyebabkan kerusakan parah pada jaringan manusia dan,

    jika pasien selamat, menyebabkan jaringan parut dan kecacatan. Bahan kimia

    lain seperti oksidan dan logam tertentu juga dapat menyebabkan trauma kimia

    yang demikian. Membatasi lamanya paparan terhadap bahan kimia dapat

    sangat mengurangi efek kerusakan terhadap tubuh.1

    Trauma kimia bisa disebabkan oleh asam atau basa yang kontak

    langsung dengan jaringan. Asam didefinisikan sebagai donor proton (H+),

    dan basa didefinisikan sebagai akseptor proton (OH-). Basa juga dikenal

    sebagai alkali. Kedua asam dan basa dapat menyebabkan kerusakan jaringan

    yang signifikan pada suatu kontak dengan anggota tubuh. Kekuatan asam

    didefinisikan oleh betapa kuat donor proton, kekuatan basa ditentukan oleh

    seberapa kuat ia mengikat proton. Kekuatan asam dan basa didefinisikan

    dengan menggunakan skala pH, yang berkisar antara 1-14 dan logaritmik.

    Suatu asam kuat memiliki pH 1 dan basa kuat memiliki pH 14. Apabila

    mempunyai pH 7 ini dikatakan netral.2

    II. EPIDEMIOLOGIPada tahun 2008, American Association of Poison Control Centers

    (AAPCC), melaporkan sebanyak 26.596 kasus terpapar zat kimia asam,

  • 7/29/2019 Trauma Akibat Cairan Bahan Kimia

    2/28

    2

    34.741 kasus terpapar zat kimia basa, 9.958 kasus terpapar peroksida, dan

    58.892 kasus terpapar zat pemutih. Selama tahun 2008 tersebut, 1.868 kasus

    terpapar fenol. Cedera luka bakar karena zat kimia berjumlah sekitar 2-6%

    dari keseluruhan cedera luka bakar pada pusat perawatan lanjutan.3

    A. InternasionalDiseluruh dunia, zat korosif pada umumnya digunakan untuk

    kejahatan penganiayaan. Zat korosif yang paling banyak digunakan

    adalah larutan alkali dan asam sulfat.

    B. Mortalitas dan MorbiditasPada tahun 2008, the American Association of Poison Control

    Centers, melaporkan paparan asam dan produk yang mengandung asam

    dan zat kimia berbahaya lainnya memperlihatkan bahwa 10 korban

    meninggal, 83 kasus keracunan tingkat berat, dan 1788 kasus keracunan

    tingkat sedang. Paparan dari produk yang mengandung alkali dan zat

    kimia lainnya terdapat 9 korban meninggal, 168 kasus keracunan tingkat

    berat, dan 2684 kasus keracunan tingkat sedang. Paparan akibat

    peroksida tidak ada korban yang meninggal, 9 orang keracunan tingkat

    berat, dan 154 kasus keracunan tingkat sedang. Paparan akibat bahan

    pemutih dan produk yang mengandung hipoklorit terdapat 2 orang

    meninggal, 43 kasus keracunan tinhkat berat, dan 2016 kasus keracunan

    tingkat sedang. Paparan dari produk yang mengandung fenol tidak ada

    korban yang meninggal, 2 kasus keracunan tingkat berat, dan 70 kasus

    keracunan tingkat sedang.

    C. JenisKelaminPenganiayaan dengan bahan zat kimia berbahaya di seluruh dunia

    lebih sering terjadi terhadap wanita.

    D. UmurOrang dewasa dan anak-anak hamper sama jumlahnya terpapar

    dengan zat kimia berbahaya. Orang dewasa yang terpapar dengan zat

    kimia yang bersifat korosif lebih sering menderita luka bakar yang berat.3

  • 7/29/2019 Trauma Akibat Cairan Bahan Kimia

    3/28

    3

    III.ETIOLOGIA.Mata

    Trauma kimia pada mata merupakan salah satu keadaan kedaruratan

    oftalmologi karena dapat menyebabkan cedera pada mata, baik ringan,

    berat bahkan sampai kehilangan penglihatan. Trauma kimia pada mata

    merupakan trauma yang mengenai bola mata akibat terpaparnya bahan

    kimia baik yang bersifat asam atau basa yang dapat merusak struktur bola

    mata tersebut.4

    Trauma BasaTrauma basa biasanya lebih berat daripada trauma asam, karena

    bahan-bahan basa memiliki dua sifat yaitu hidrofilik dan lipolifik

    dimana dapat secara cepat untuk penetrasi sel membran dan masuk ke

    bilik mata depan, bahkan sampai retina. Trauma basa akan memberikan

    iritasi ringan pada mata apabila dilihat dari luar. Namun, apabila dilihat

    pada bagian dalam mata, trauma basa ini mengakibatkan suatu

    kegawatdaruratan. Basa akan menembus kornea, kamera okuli anterior

    sampai retina dengan cepat, sehingga berakhir dengan kebutaan. Pada

    trauma basa akan terjadi penghancuran jaringan kolagen kornea. Bahan

    kimia basa bersifat koagulasi sel danterjadi proses safonifikasi, disertai

    dengan dehidrasi.4

    Bahan alkali atau basa akan mengakibatkan pecah atau rusaknya

    sel jaringan. Pada pH yang tinggi alkali akan mengakibatkan

    safonifikasi disertai dengan disosiasi asam lemak membrane sel. Akibat

    safonifikasi membran sel akan mempermudah penetrasi lebih lanjut zat

    alkali. Mukopolisakarida jaringan oleh basa akan menghilang dan

    terjadi penggumpalan sel kornea atau keratosis. Serat kolagen kornea

    akan bengkakdan stroma kornea akan mati. Akibat edema kornea akan

    terdapat serbukan sel polimorfonuklear ke dalam stroma kornea.

    Serbukan sel ini cenderung disertai denganpembentukan pembuluh

    darah baru atau neovaskularisasi. Akibat membran sel basalepitel

    kornea rusak akan memudahkan sel epitel diatasnya lepas. Sel epitel

  • 7/29/2019 Trauma Akibat Cairan Bahan Kimia

    4/28

    4

    yang baru terbentuk akan berhubungan langsung dengan stroma

    dibawahnya melalui plasminogen aktivator. Bersamaan dengan

    dilepaskan plasminogen aktivator dilepasjuga kolagenase yang akan

    merusak kolagen kornea. Akibatnya akan terjadi gangguan

    penyembuhan epitel yang berkelanjutan dengan ulkus kornea dan dapat

    terjadi perforasi kornea. Kolagenase ini mulai dibentuk 9 jam sesudah

    trauma dan puncaknya terdapat pada hari ke 12-21. Biasanya ulkus

    pada kornea mulai terbentuk 2 minggu setelah trauma kimia.

    Pembentukan ulkus berhenti hanya bila terjadi epitelisasi lengkap atau

    vaskularisasi telah menutup dataran depan kornea. Bila alkali

    sudahmasuk ke dalam bilik mata depan maka akan terjadi gangguan

    fungsi badan siliar. Cairan mata susunannya akan berubah, yaitu

    terdapat kadar glukosa dan askorbat yang berkurang. Kedua unsur ini

    memegang peranan penting dalam pembentukan jaringan kornea.4

    Trauma AsamAsam dipisahkan dalam dua mekanisme, yaitu ion hidrogen dan

    anion dalam kornea. Molekul hidrogen merusak permukaan okular

    dengan mengubah pH, sementara anion merusak dengan cara denaturasi

    protein, presipitasi dan koagulasi. Koagulasi protein umumnya

    mencegah penetrasi yang lebih lanjut dari zat asam, dan menyebabkan

    tampilan ground glass dari stroma korneal yang mengikuti trauma

    akibat asam.Sehingga trauma pada mata yang disebabkan oleh zat

    kimia asam cenderung lebih ringan daripada trauma yang diakibatkan

    oleh zat kimia basa.4

    Asam hidroflorida adalah satu pengecualian.Asam lemah ini secara

    cepat melewati membran sel, seperti alkali.Ion fluoride dilepaskan ke

    dalam sel, dan memungkinkan menghambat enzim glikolitik dan

    bergabung dengan kalsium dan magnesium membentuk insoluble

    complexes.Nyeri local yang ekstrim bisa terjadi sebagai hasil dari

    immobilisasi ion kalsium, yang berujung pada stimulasi saraf dengan

  • 7/29/2019 Trauma Akibat Cairan Bahan Kimia

    5/28

    5

    pemindahan ion potassium. Fluorinosis akut bisa terjadi ketika ion

    fluoride memasuki system sirkulasi, dan memberikan gambaran gejala

    pada jantung, pernafasan,gastrointestinal, dan neurologik.4

    Bila bahan asam mengenai mata maka akan segera terjadi

    koagulasi protein epitel kornea yang mengakibatkan kekeruhan pada

    kornea, sehingga bila konsentrasi tidak tinggi maka tidak akan bersifat

    destruktif seperti trauma alkali. Biasanya kerusakan hanya pada bagian

    superfisial saja.Koagulasi protein ini terbatas pada daerah kontakbahan

    asam dengan jaringan. Koagulasi protein ini dapat mengenai jaringan

    yang lebih dalam.5

    B. KulitLuka bakar kimia iritasi dan kerusakan jaringan manusia yang

    disebabkan oleh paparan bahan kimia, biasanya melalui kontak

    langsung dengan bahan kimia atau asap nya. Luka bakar kimia dapat

    terjadi di rumah, di tempat kerja atau sekolah, atau sebagai akibat dari

    kecelakaan atau penyerangan.6

    Banyak luka bakar kimia terjadi tanpa sengaja melalui

    penyalahgunaan produk seperti untuk perawatan rambut, kulit, dan

    kuku. Meskipun cedera memang terjadi di rumah, risiko

    mempertahankan kimia terbakar jauh lebih besar di tempat kerja,

    terutama dalam bisnis dan pabrik yang menggunakan sejumlah

    besarbahankimia.6

    Sebuah perubahan permanen dalam warna kulit dapat terjadi bila bahan kimia

    tertentuhubungi kulit. Bahan kimia yang dapat menyebabkan ini termasuk tar, aspal

    produk,dan beberapa desinfektan.7

  • 7/29/2019 Trauma Akibat Cairan Bahan Kimia

    6/28

    6

    Sejumlah besar produk industri dan komersial mengandung

    konsentrasi berpotensi beracun asam, basa, atau bahan kimia lain yang

    dapat menyebabkan luka bakar , Beberapa produk lebih umum

    terdaftar sebagai berikut:8

    A.Asam Asam sulfat umumnya digunakan dalam pembersih toilet bowl,

    pembersih saluran air, pembersih logam, cairan baterai mobil,

    amunisi, dan manufaktur pupuk. Konsentrasi berkisar dari asam

    8% menjadi asam hampir murni. The terkonsentrasi asam yang

    sangat kental dan lebih padat daripada air. Hal ini juga

    menghasilkan panas yang signifikan bila diencerkan. Atribut ini

    membuat asam sulfat pembersih saluran yang efektif. Asam sulfat

    pekat bersifat higroskopis. Dengan demikian, menghasilkan luka

    dermal oleh dehidrasi, cedera termal, dan cedera kimia.

    Asam nitrat umumnya digunakan dalam ukiran, pemurnian logam,electroplating, dan pupuk manufaktur.

    Asam fluorida umumnya digunakan dalam karat, pembersih ban,pembersih keramik, etsa kaca, perawatan gigi, penyamakan,

    semikonduktor, pendingin dan pupuk manufaktur, dan penyulingan

    minyak bumi. Ini sebenarnya adalah asam lemah, dan dalam

    bentuk encer, tidak akan menyebabkan pembakaran langsung atau

    nyeri pada kontak.

    Asam klorida umumnya digunakan dalam pembersih toilet bowl,pembersih logam, flux solder, manufaktur pewarna, pemurnian

    logam, aplikasi pipa, kolam renang pembersih, dan bahan kimia

    laboratorium. Konsentrasi berkisar 5-44%. Asam klorida juga

    dikenal sebagai asam muriatic.

    Asam fosfat umumnya digunakan dalam pembersih logam,rustproofing, disinfektan, deterjen, dan manufaktur pupuk.

  • 7/29/2019 Trauma Akibat Cairan Bahan Kimia

    7/28

    7

    Asam asetat umumnya digunakan dalam pencetakan, pewarna,rayon dan topi manufaktur, desinfektan dan penetralisir gelombang

    rambut. Cuka asam asetat encer.

    Asam format umumnya digunakan dalam lem pesawat,penyamakan, dan pembuatan selulosa.

    Asam Chloroacetic Asam Monochloroacetic digunakan dalam produksi

    karboksimetilselulosa, phenoxyacetates, pigmen, dan beberapa

    obat. Ini memiliki toksisitas sistemik signifikan karena masuk dan

    blok siklus asam trikarboksilat, respirasi sel menghambat. Hal ini

    sangat korosif.

    Asam Dichloroacetic digunakan dalam manufaktur bahan kimia.Ini adalah asam lemah dari asam trikloroasetat, dan tidak

    menghambat respirasi selular.

    Asam trikloroasetat digunakan di laboratorium dan manufakturkimia. Hal ini sangat korosif dan "perbaikan" jaringan itu kontak.

    Ini tidak menghambat respirasi selular.

    Fenol dan Kresol. Fenol, juga dikenal sebagai asam karbol,merupakan asam organik lemah yang digunakan dalam pembuatan

    resin, plastik, farmasi, dan disinfektan. Kresol adalah

    dihydroxybenzenes yang digunakan sebagai pengawet kayu, agen

    degreasing, dan intermediet kimia. Zat-zat ini sangat mengiritasi

    kulit dan dapat diserap melalui kulit untuk menghasilkan toksisitas

    sistemik.

    B. Basa Natrium hidroksida dan kalium hidroksida digunakan dalam

    pembersih drain, pembersih oven, tablet CLINITEST, dan

    pembersih gigi tiruan. Mereka sangat korosif. Tablet CLINITEST

    mengandung 45-50% natrium hidroksida (NaOH) atau kalium

    hidroksida (KOH). Padat atau terkonsentrasi NaOH atau KOH

  • 7/29/2019 Trauma Akibat Cairan Bahan Kimia

    8/28

    8

    lebih padat daripada air dan menghasilkan panas yang signifikan

    bila diencerkan. Kedua panas yang dihasilkan dan alkalinitas

    berkontribusi untuk luka bakar.

    Kalsium hidroksida juga dikenal sebagai kapur dipuaskan. Hal inidigunakan dalam mortar, plester, dan semen. Hal ini tidak seperti

    kaustik NaOH, KOH, atau kalsium oksida.

    Sodium dan kalsium hipoklorit merupakan bahan umum dalampemutih rumah tangga dan solusi klorinasi kolam renang. Renang

    chlorinators juga mengandung NaOH dan memiliki pH sekitar

    13,5, membuat mereka sangat kaustik. Rumah Tangga pemutih

    memiliki pH sekitar 11 dan jauh lebih korosif.

    Kalsium oksida, juga dikenal sebagai kapur, adalah bahan kaustikdalam semen. Ini menghasilkan panas bila diencerkan dengan air

    dan dapat menghasilkan luka bakar termal atau kaustik.

    Amonia digunakan dalam pembersih dan deterjen. Bentuk encertidak sangat korosif. Gas amonia anhidrat digunakan dalam

    sejumlah aplikasi industri, terutama di bidang manufaktur pupuk.

    Hal ini sangat higroskopis (memiliki afinitas tinggi untuk air). Ini

    menghasilkan cedera dengan pengeringan dan panas pengenceran

    selain menyebabkan luka bakar kimia. Hal ini dapat menyebabkan

    luka bakar pada kulit serta cedera paru.

    Fosfat yang biasa digunakan dalam berbagai jenis deterjen rumahtangga dan pembersih. Zat meliputi kalium fosfat tribasic,

    trisodium fosfat, dan natrium tripolifosfat.

    Silikat termasuk natrium silikat dan natrium metasilicate. Merekadigunakan untuk menggantikan fosfat dalam deterjen. Pencuci

    Piring deterjen alkali, terutama untuk pembangun seperti silikat

    dan karbonat. Mereka cukup korosif.

    Natrium karbonat digunakan dalam deterjen. Hal ini cukup basa,tergantung pada konsentrasi.

  • 7/29/2019 Trauma Akibat Cairan Bahan Kimia

    9/28

    9

    Lithium hidrida digunakan untuk menyerap karbon dioksida dalamaplikasi teknologi ruang angkasa. Ini keras bereaksi dengan air

    untuk menghasilkan hidrogen dan litium hidroksida. Hal ini dapat

    menghasilkan luka bakar termal dan basa.

    Oksidan Pemutih: klorit adalah bahan kimia utama yang digunakansebagai pemutih di Amerika Serikat. Rumah Tangga pemutih

    bersifat basa dengan pH 11-12, tetapi cukup encer bahwa itu

    adalah minimal mengiritasi kulit. Lebih terkonsentrasi, industri

    klorit kekuatan mungkin lebih merusak kulit.

    Peroksida: Rumah Tangga-grade hidrogen peroksida (3%)menghasilkan minimal-untuk-tidak iritasi kulit. Konsentrasi 10%

    dapat menyebabkan parestesia dan blansing kulit. Konsentrasi 35%

    atau lebih akan menyebabkan terik langsung.

    Chromates: dikromat Kalium dan asam kromat adalah bahan kimiaindustri umum digunakan dalam penyamakan, kain waterproofing,

    inhibitor korosi, lukisan, dan percetakan, dan mereka juga

    digunakan sebagai agen pengoksidasi dalam reaksi kimia. Kromat

    dapat menyebabkan luka bakar pada kulit dan toksisitas sistemik

    berikutnya, termasuk gagal ginjal.

    Manganates: Kalium permanganat merupakan oksidator kuat yangdigunakan dalam larutan encer sebagai desinfektan atau agen

    pembersih. Dalam larutan encer, itu minimal mengiritasi kulit.

    Dalam bentuk terkonsentrasi atau kristal murni, dapat

    menyebabkan luka bakar parah, ulserasi, dan toksisitas sistemik.

    C. Zat lain Fosfor putih: Bahan kimia ini digunakan sebagai pembakar dalam

    pembuatan amunisi, kembang api, dan pupuk. Fosfor putih secara

    spontan teroksidasi di udara pada fosfor pentoksida, memberi dari

    api kuning dan asap putih tebal dengan bau bawang putih. Setelah

  • 7/29/2019 Trauma Akibat Cairan Bahan Kimia

    10/28

    10

    ledakan amunisi atau kembang api, partikel kecil fosfor dapat

    menjadi tertanam di kulit dan terus membara.

    Logam: lithium Elemental, natrium, kalium, dan magnesiumbereaksi dengan air, termasuk air pada kulit.

    Pewarna rambut mengandung persulfat dan solusi terkonsentrasiperoksida. Straightening agen mungkin berisi terkonsentrasi alkali.

    Luka bakar kimia dapat terjadi jika ini tidak diencerkan dengan

    benar atau memiliki waktu kontak yang lama dengan kulit kepala.

    Luka bakar dengan berbagai produk yang telah dilaporkan dalam

    literatur.

    Cedera Airbag: Inflasi cepat airbag dicapai melalui dekomposisicepat natrium azida untuk menghasilkan gas nitrogen. Natrium

    yang dihasilkan kemudian bereaksi dengan kalium nitrat dan

    silikon dioksida untuk menghasilkan gas. Pada langkah kedua,

    sejumlah kecil natrium hidroksida dan natrium karbonat dihasilkan.

    Airbag dapat menghasilkan lecet, luka dan memar melalui

    kekuatan fisik ekspansi yang cepat. Mereka juga dapat

    menghasilkan luka bakar kimia alkali. Ini terutama tentang kapan

    lecet kornea terjadi karena airbag.

    Zat korosif dapat menyebabkan kerusakan parah atau serius pada kulit. Luka

    bakar kimia dapat mengakibatkan dari paparan singkat ke korosif substansi. zat

    korosif termasuk basa kuat (dasar) bahan atau asam. Kulit adalah jaringan parut hasil

    yang umum.7

  • 7/29/2019 Trauma Akibat Cairan Bahan Kimia

    11/28

    11

    C. ParuSumber yang paling umum dari cedera yang disebabkan

    kebakaran inhalasi disebabkan oleh sesak nafas adalah yang

    disebabkan oleh karbon monoksida. Karbon monoksida (CO)

    dilepaskan selama pembakaran semua bahan organik, yang paling

    umum kayu dalam kebakaran.9

    Sesak nafas umum yang terkait dengan cedera inhalasi

    hidrogen sianida. Hal ini biasanya dihasilkan dari pembakaran

    polyurethane (busa), wol, sutra, dan kertas, semua yang biasanya

    ditemukan di rumah. Konsentrasi serendah 45-55 bagian per juta dapat

    menyebabkan kematian dalam waktu kurang dari satu jam, sedangkan

    konsentrasi lebih dari 280 bagian per juta penyebab kematian hampir

    seketika.9

    Sianida mengikat sitokrom c oksidase dalam membran

    mitokondria dan denatures itu, yang mencegah fosforilasi oksidatif (sel

    tidak dapat menghasilkan energi yang diperlukan). Hal ini

    menyebabkan kematian sel dan menyebabkan kerusakan pada sistem

    saraf pusat dan jantung.9

    Peran sebenarnya dari hidrogen sianida dalam menyebabkan

    kematian cedera inhalasi masih bisa diperdebatkan. Hal ini terutama

    diyakini cedera yang disebabkan oleh senyawa asfiksia lebih umum

    seperti karbon monoksida.9

    Cedera inhalasi kimia sangat bervariasi dan benar-benar

    tergantung pada toksin yang menyebabkan cedera, konsentrasi dihirup,

    dan panjang eksposur. Ukuran dari partikel terhirup juga

    mempengaruhi jenis cedera. Partikel yang lebih besar tetap dalam

    nasofaring dan saluran udara utama. Partikel kecil yang dapat

    menyebar dengan mudah dapat pindah ke saluran udara yang lebih

    kecil dan alveoli, berpotensi menyebabkan kerusakan lebih parah

    daripada partikel yang lebih besar.9

  • 7/29/2019 Trauma Akibat Cairan Bahan Kimia

    12/28

    12

    Partikel itu sendiri biasanya tidak menyebabkan kerusakan

    langsung, tetapi bahan kimia beracun yang dihasilkan oleh api dapat

    larut dalam air pada partikel. Kelarutan bahan kimia juga dapat

    mempengaruhi lokasi cedera. Misalnya, HCl dan SO2 merupakan gas

    yang sangat larut ketika diproduksi oleh kebakaran. Karena mereka

    begitu larut, mereka dengan cepat dapat mengiritasi saluran udara

    utama. Tapi bahan kimia kurang larut seperti nitrogen dioksida dan

    fosgen jauh lebih larut dan mempengaruhi area yang lebih dalam ke

    paru-paru.9

    D. Saluran PencernaanDi negara maju dan berkembang, trauma kimia pada sistem

    pencernaan akibat menelan baik tidak disengaja atau untuk mencederai

    diri sendiri telah berkurang dibandingkan sebelumnya. Hal ini

    dikaitkan dengan peraturan yang lebih ketat terhadap deterjen dan

    bahan korosif lainnya, serta kesan dari kesadaran umum.10

    Dilaporkan bahwa luka lambung terjadi pada 85,4% dari trauma

    kimia asam pada saluran pencernaan, terutama melibatkan bagian

    distal gaster dengan 44,4% menyebabkan komplikasi stenosi pilorus

    atau antrum.10

    IV. PATOFISIOLOGIA. Mata

    Mekanisme trauma kimia pada mata tidak jauh berbeda antara bahan

    yang bersifat asam dan basa.11

    Zat alkali lipofilik dan menembus lebih cepat daripada asam.

    Saponifikasi asam lemak membran sel menyebabkan gangguan sel dan

    kematian. Selain itu, menghidrolisis ion hidroksil intraseluler

    glikosaminoglikan dan kolagen denatures. Jaringan yang rusak

    merangsang respon inflamasi, yang merusak jaringan lebih lanjut oleh

    pelepasan enzim proteolitik. Hal ini disebut nekrosis liquefaktif.11

  • 7/29/2019 Trauma Akibat Cairan Bahan Kimia

    13/28

    13

    Zat alkali dapat masuk ke ruang anterior cepat (dalam waktu kurang

    lebih 5-15 menit), memperlihatkan iris, tubuh ciliary, lensa, dan jaringan

    trabecular kerusakan lebih lanjut. Kerusakan permanen terjadi pada nilai

    pH di atas 11,5.11

    Trauma kimia asam menyebabkan koagulasi protein dalam epitel

    kornea, yang membatasi penetrasi lebih lanjut. Jadi, trauma kimia ini

    biasanya nonprogressive dan dangkal. asam hydrofluoric adalah

    pengecualian. Ini adalah asam lemah yang dengan cepat melintasi

    membran sel sebagai tetap nonionized. Dengan cara ini, asam hydrofluoric

    bertindak seperti sebuah alkali, menyebabkan nekrosis liquefactive. Selain

    itu, ion fluorida dilepaskan ke dalam sel. ion Fluoride dapat menghambat

    enzim glikolisis dan dapat digabungkan dengan kalsium dan magnesium

    untuk membentuk kompleks tak larut.11

    B. KulitTubuh memiliki beberapa proteksi yang spesifik dan perbaikan untuk

    mekanisme termal, listrik, radiasi dan kimia luka bakar. Denaturasi protein

    merupakan efek umum dari semua jenis luka bakar. Namun, trauma kimia

    memiliki beberapa perbedaan dibandingkan dengan luka bakar termal.

    Trauma kimia lebih dihasilkan dari terpaparnya bahan kimia dalam tempo

    waktu yang lama, dan paparan ini akan berlanjut sampai ke ruang gawat

    darurat sedangkan trauma termal, dihasilkan dari terpaparnya bahan kimia

    dalam waktu yang singkat. Ada juga beberapa perbedaan dari segi

    biokimia. Diantaranya Struktur protein yang tidak melibatkan urutan asam

    amino yang spesifik, namun ada sturktur tiga dimensi tergantung pada

    kekuatan ikatan yang lemah, seperti ikatan hidrogen atau ikatan van der

    Waal. Ketiga struktur dimensi ini merupakan kunci elemen pada akitivitas

    biologi pada protein, dan mudah di pengaruhi oleh faktor eksternal.

    Aplikasi panas atau bahan kimia, terutama gangguan pH, yang bisa

    menyebabkan struktur menjadi tidak teratur. Luka termal merupakan

    koagulasi protein yang cepat disebabkan oleh reaksi silang, sedangkan

    pada proses penghancuran protein pada luka bakar kimia kelnjutan dari

  • 7/29/2019 Trauma Akibat Cairan Bahan Kimia

    14/28

    14

    mekanisme lain terutama hydrolisi mekanisme ini mungkin kelanjutan

    sampai ada munculnya unsur agen pertahanan terutama pada lapisan

    dalam . Selain itu, bahan kimia yangt bertindak dalam sistem tubuh jika

    komponen kimia ini bersikulasi dalam tubuh koban dengan potensi.

    Tingkat keparahan kimia luka bakar ditentukan oleh:12

    a. Konsentrasi,b. Jumlah pembakaran agen,c. Durasi kontak dengan kulit,d. Penetrasi dan,e. Mekanisme aksi.

    Cedera kimia diklasifikasikan baik oleh mekanisme tindakan pada

    kulit atau kelas kimia agen. Khas luka bakar pada kulit dapat dibagi

    menjadi tiga derajat, berdasarkan jumlah kerusakan yang disebabkan oleh

    luka bakar13:

    Derajat satuHampir semua orang memiliki pengalaman beberapa luka bakar

    tingkat pertama selama ada kehidupan dalam bentuk sunburns. Luka

    bakar tingkat pertama cukup kecil, hanya menyebabkan kerusakan

    kulit sementara untuk lapisan atas kulit, epidermis. Warna kulit

    berubah menjadi merah muda atau merah dan mungkin menjadi

    sangat sensitif atau menyakitkan. Setelah 3-6 hari, epidermis kulit

    yang rusak, meninggalkan bekas luka-bebas, kulit dan jaringan benar-

    benar sembuh. Setiap pengobatan untuk luka bakar tingkat pertama

    hanya bertujuan untuk meringankan ketidaknyamanan yang

    disebabkan oleh luka bakar.

    Derajat duaLuka bakar tingkat dua lebih parah daripada luka bakar tingkat

    pertama. Lapisan atas kulit (epidermis) hancur dan dermis juga rusak,

    menyebabkan kulit menjadi merah atau pucat, peningkatan atau

    penurunan sensasi tergantung pada kedalaman luka bakar, dan

    pembentukan blister. Luka bakar tingkat dua memakan waktu sekitar

  • 7/29/2019 Trauma Akibat Cairan Bahan Kimia

    15/28

    15

    21 hari untuk sembuh, dengan gelar dalam kedua membakar mungkin

    membutuhkan cangkok kulit yang kemudian mengambil lebih banyak

    waktu untuk menyembuhkan. Untuk informasi tentang pengobatan

    luka bakar tingkat dua lihat halaman berikut: Pengobatan Luka bakar

    minor dan Pengobatan Luka bakar sedang dan berat.

    Derajat ketigaLuka bakar tingkat tiga menghancurkan semua lapisan kulit, mungkin

    menyebabkan kerusakan lebih dalam. Karena kulitnya hancur, luka

    bakar tingkat tiga tampak kering dan kulit seperti, pucat, merah atau

    jerawatan coklat, dan benar-benar sensitif karena saraf yang hancur

    juga. Luka bakar tingkat tiga biasanya membutuhkan cangkok kulit

    dan dapat mengambil bulan untuk menyembuhkan, dengan

    pengrusakan permanen mungkin. Untuk informasi tentang pengobatan

    luka bakar tingkat tiga, lihat Pengobatan Luka bakar sedang dan berat.

    C. ParuAda tiga mekanisme yang menyebabkan cedera pada trauma inhalasi,

    yaitu kerusakan jaringan karena suhu yang sangat tinggi, iritasi paru-paru

    dan asfiksia. Hipoksia jaringan terjadi karena sebab sekunder dari

    beberapa mekanisme. Prosespembakaran menyerap banyak oksigen,

    dimana di dalam ruangan sempit seseorangakan menghirup udara dengan

    konsentrasi oksigen yang rendah sekitar 10-13%.Penurunan fraksi oksigen

    yang diinspirasi (FIO2) akan menyebabkan hipoksia.14

    Keracunan karbonmonoksida dapat menyebabkan turunnya kapasitas

    transportasi oksigen dalam darah oleh hemoglobin dan penggunaan

    oksigen ditingkat seluler. Karbonmonoksida mempengaruhi berbagai

    organ di dalam tubuh,organ yang paling terganggu adalah yang

    mengkonsumsi oksigen dalam jumlahbesar, seperti otak dan jantung.14

    Beberapa literatur menyatakan bahwa hipoksia ensefalopati yang

    terjadiakibat dari keracunan CO adalah karena injuri reperfusi dimana

    peroksidasi lipid danpembentukan radikal bebas yang menyebabkan

    mortalitas dan morbiditas.14

  • 7/29/2019 Trauma Akibat Cairan Bahan Kimia

    16/28

    16

    Efek toksisitas utama adalah hasil dari hipoksia seluler yang

    disebabkan olegangguan transportasi oksigen. CO mengikat hemoglobin

    secara reversible, yang menyebabkan anemia relatif karena CO mengikat

    hemoglobn 230-270 kali lebih kuat dar ipada oksigen. Kadar HbCO 16%

    sudah dapat menimbulkan gejala klinis .CO yang terikat hemoglobin

    menyebabkan ketersediaan oksigen untuk jaringanmenurun.CO mengikat

    myoglobin jantung lebih kuat daripada mengikat hemoglobinyang

    menyebabkan depresi miokard dan hipotensi yang menyebabkan

    hipoksiajaringan.Keadaan klinis sering tidak sesuai dengan kadar HbCO

    yang menyebabkankegagalanrespirasi di tingkat seluler.CO

    mengikatcytochromes c dan P450 yang mempunyai daya ikat lebihlemah

    dari oksigen yang diduga menyebabkan defisit neuropsikiatris.

    Beberapapenelitian mengindikasikan bila CO dapat menyebabkan

    peroksidasi lipid otak danperubahan inflamasi di otak yang dimediasi oleh

    lekosit. Proses tersebut dapatdihambat dengan terapi hiperbarik oksigen.

    Pada intoksikasi berat, pasienmenunjukkan gangguan sistem saraf pusat

    termasuk demyelisasi substansia alba.Hal ini menyebabkan edema dan dan

    nekrosis fokal.14

    Penelitian terakhir menunjukkan adanya pelepasan radikal bebas nitric

    oxidedari platelet dan lapisan endothelium vaskuler pada keadaan

    keracunan CO padakonsentrasi 100 ppm yang dapat menyebabkan

    vasodilatasi dan edema serebri. CO dieliminasi di paru-paru. Waktu paruh

    dari CO pada temperatur ruanganadalah 3 - 4 jam. Seratus persen oksigen

    dapat menurunkan waktu paruh menjadi 3090 menit, sedangkan dengan

    hiperbarik oksigen pada tekanan 2,5 atm denganoksigen 100% dapat

    menurunkan waktu paruh samapai 15-23 menit.14

    D. Saluran PencernaanTrauma yang disebabkan oleh asam menyebabkan nekrosis koagulasi

    pada jaringan yang terkontak sehingga koagulum terbentuk sehingga

    menghalangi penetrasi lanjut ke jaringan di bawahnya. Di sisi lain, trauma

  • 7/29/2019 Trauma Akibat Cairan Bahan Kimia

    17/28

    17

    kaustik menyebabkan nekrosis likuefikasi yaitu sebuah proses yang

    menyebabkan pembubaran protein dan kolagen, saponifikasi lemak,

    dehidrasi jaringan dan trombosis darah sehingga menyebabkan cedera

    jaringan yang lebih dalam.10

    V. DAMPAK TERHADAP ORGAN

    A. MataTrauma kimia pada mata merupakan trauma yang mengenai bola mata

    akibat terpaparnya bahan kimia baik yang bersifat asam atau basa yang dapat

    merusak struktur bola mata tersebut. Trauma kimia biasanya hasil dari suatu

    zat yang disemprotkan atau disiramkan di muka. Trauma kimia alkali lebih

    sering terjadi daripada trauma kimia asam dan cenderung lebih

    merugikan.13,15

    Insidens terjadinya trauma kimia pada mata lebih dari 60% trauma kimia

    terjadi di tempat kerja, 30% terjadi di rumah dan 10% adalah dari tindakan

    kekerasan. Trauma kimia pada mata lebih sering terjadi pada laki-laki

    daripada perempuan. Hal ini mungkin mencerminkan dominasi laki-laki

    dalam bidang industri, seperti konstruksi dan pertambangan, sehingga terjadi

    resiko tertinggi untuk cedera mata.11

    B. KulitLuka bakar kimia merupakan reaksi iritan yang akut yang dapat

    menyebabkan trauma pada kulit yang irrefersibel dan terjadi kematian sel.

    Bahan kimia pun dapat menyebabkan luka bakar pada kulit. Luka bakar dapat

    merusak jaringan otot, tulang, pembuluh darah dan jaringan epidermal yang

    mengakibatkan kerusakan yang berada di tempat yang lebih dalam dari akhir

    sistem persarafan. Seorang korban luka bakar dapat mengalami berbagai

    macam komplikasi yang fatal termasuk diantaranya kondisi shock, infeksi,

    ketidakseimbangan elektrolit (inbalance electrolit) dan distress pernapasan.

    Selain komplikasi yang berbentuk fisik, luka bakar dapat juga menyebabkan

    distress emosional dan psikologis yang berat dikarenakan cacat akibat luka

    bakar dan bekas luka (scar).16

  • 7/29/2019 Trauma Akibat Cairan Bahan Kimia

    18/28

    18

    C. ParuLuka bakar inhalasi dapat disebabkan oleh asam hidroklorik, amonia,

    klorin, atau bahan kimia lainnya setelah seseorang menghirup zat kimia ini.

    Edema saluran pernapasan atas, gangguan pernapasan, dan toksisitas karbon

    monoksida (CO) adalah contoh dari trauma kimia dari inhalasi. Gejala ini

    muncul dalam waktu 12 sampai 24 jam setelah kejadian luka bakar. Juga

    suatu kondisi yang jarang dapat terjadi di mana bahan kimia mengoksidasi

    hemoglobin paru-paru yang mengakibatkan gangguan transportasi oksigen

    (methemoglobinemia) dan gangguan pernapasan.17

    D. Saluran PencernaanDi negara maju dan berkembang, trauma kimia pada sistem pencernaan

    akibat menelan baik tidak disengaja atau untuk mencederai diri sendiri telah

    berkurang dibandingkan sebelumnya. Hal ini dikaitkan dengan peraturan

    yang lebih ketat terhadap deterjen dan bahan korosif lainnya, serta kesan dari

    kesadaran umum.10

    Dilaporkan bahwa luka lambung terjadi pada 85,4% dari trauma kimia

    asam pada saluran pencernaan, terutama melibatkan bagian distal gaster

    dengan 44,4% menyebabkan komplikasi stenosi pilorus atau antrum.10

    VI. PEMERIKSAAN KEDOKTERAN FORENSIK

    A. Pemeriksaan Luar1. Mata

    Pada pemeriksaan fisik awal, penilaian terhadap luka-luka yang

    berpotensi mengancam jiwa. Pemeriksaan fisik awal pada mata mungkin

    terbatas pada pH dan ketajaman visual. Setelah irigasi berlebihan,

    pemeriksaan ophthalmologi penuh diperlukan. Ini dapat mengungkapkan

    robek, injeksi konjungtiva, injeksi scleral, kerusakan kornea,

    opacification kornea, uveitis, glaukoma, atau perforasi. Kemudian

    pencatatan penurunan ketajaman visual. Evaluasi fluorescein diperlukan

    untuk menentukan tingkat cedera.11

    http://www.mdguidelines.com/toxic-effects-carbon-monoxidehttp://www.mdguidelines.com/toxic-effects-carbon-monoxidehttp://www.mdguidelines.com/toxic-effects-carbon-monoxidehttp://www.mdguidelines.com/toxic-effects-carbon-monoxide
  • 7/29/2019 Trauma Akibat Cairan Bahan Kimia

    19/28

    19

    Tingkat trauma pada mata adalah berdasarkan: 13,15

    Klasifikasi Hughes Klasifikasi Thoft

    1. Ringan:- Prognosis baik- Terdapat erosi epitel kornea- Pada kornea terdapat kekeruhan

    ringan

    - Tidak ada iskemia dan nekrosiskornea ataupun konjungtiva

    Derajat 1: hiperemi konjungtiva

    disertai dengan keratitis

    pungtata

    2. Sedang:- Prognosis baik- Kekeruhan kornea sehingga sulit

    melihat iris & pupil secara jelas

    - Terdapat iskemia & nekrosis ringankornea dan konjungtiva

    Derajat 2: hiperemi konjungtiva

    disertai dengan hilang epitel

    kornea.

    3. Sangat berat:- Prognosis buruk- Kekeruhan kornea pupil tidak dapat

    dilihat

    Derajat 3: hiperemi disertai

    dengan nekrosis konjungtiva

    dan lepasnya epitel kornea.

    Derajat 4: konjungtiva perilimal

    nekrosis sebanyak 50%

    2. KulitLuka bakar adalah luka yang terjadi akibat sentuhan permukaan

    tubuh dengan benda-benda yang menghasilkan panas (api, cairan panas,

    listrik, dll) atau zat-zat yang bersifat membakar (asam kuat, basa kuat).

    Perubahan-perubahan pada kulit sesuai dengan derajat luka bakarnya.

    Oleh karena itu, pada pemeriksaan luar perlu ditentukan: keadaan luka,

    luas luka, dan dalamnya luka. Pada pemeriksaan luka ini perlu dicari

    adanya tanda-tanda reaksi vital berupa daerah yang berwarna merah pada

    perbatasan pada daerah yang terbakar.16

  • 7/29/2019 Trauma Akibat Cairan Bahan Kimia

    20/28

    20

    Untuk mengkaji beratnya luka bakar harus dipertimbangkan

    beberapa faktor antara lain :16

    a) Persentasi area (luasnya) luka bakar pada permukaan tubuh.b) Kedalaman luka bakar.c) Anatomi lokasi luka bakar.d) Umur klien.e) Riwayat pengobatan yang lalu.f) Trauma yang menyertai atau bersamaan.

    Berdasarkan derajat kedalamannya Luka bakar diklasifikasi

    menjadi derajat 1, 2, dan 3. Kadang-kadang digunakan pula istilah derajat

    4 pada kulit yang hangus terbakar mirip arang. Klasifikasi tersebut ialah:

    16

    a) Luka bakar derajat 1 atau superficial burn. Luka bakar permukaanyang tidak terlalu serius dan hanya mengenai lapisan kulit bagian

    atas. Kulit kering, eritema, nyeri karena ujung saraf sensorik teriritai.

    Sering kali disertai pembentukan vesikel (gelembung berisi cairan).

    b) Luka bakar derajat 2 ataupartial thickness burn (luka bakar parsial).Artinya luka bakar mengenai sebagian dari ketebalan kulit, bagian

    dermis masih ada yang sehat. Luka bakar dengan kedalaman ini

    sering kali disertai dengan rusaknya struktur di bawah kulit, seperti

    folikel rambut, kelenjar sebaseus (minyak), atau jaringan kolagen.

    c) Luka bakar derajat 3 atau full thickness burn. Luka bakar mengenaiseluruh ketebalan kulit. Struktur di bawah kulit pun sering kali

    mengalami kerusakan. Sekalipun demikian, kulit tidaklah lenyap,

    musnah, atau hilang, tetapi rusak.

    d) Luka bakar derajat 4 yakni luka terlihat hitam bagai arang,nekrotik.17

    3. ParuJalan napas, pernapasan, dan sirkulasi harus diperiksa pada korban

    trauma kimia. Pada pemeriksaan paru-paru bisa didapatkan peningkatan

  • 7/29/2019 Trauma Akibat Cairan Bahan Kimia

    21/28

    21

    laju napas, bunyi mengi, dan suara ronki kasar di paru-paru yang

    berhubungan dengan edema. Semua tanda ini menunjukkan individu

    mengalami kesulitan pernafasan.17

    4. Pencernaan

    Pada pemeriksaan luar, tanda khususnya yaitu bercak pada bibir,

    pipi, dagu dan leher, sama halnya dengan luka bakar pada mukosa dari

    bibir sampai ke lambung, kadang-kadang sampai ke usus halus. Perforasi

    esophagus dan gaster umumnya terjadi karena asam sulfat dan asam

    hidroklorida.

    B. Pemeriksaan Dalam1. Mata

    Pada mata dilakukan beberapa pemeriksaan dalam untuk

    mengetahui penyebab trauma pada mata. Pada palpebra: permukaan

    tarsal kelopak mata. Pada kornea dinilai pada korpus alienum, aberasi,

    laserasi. Konjungtiva bulbaris terjadi perdarahan, laserasi. Pada sklera

    terdapat luka tertutup oleh perdarahan.11

    2. KulitPada korban yang meninggal karena luka bakar bahan kimia, tidak

    ditemukan kelainan yang spesifik, dimana kelainan-kelainan yang

    ditemukan pada pemeriksaan dalam juga bisa dijumpai pada keadaan-

    keadaan lain. Efek sistemik jika mengalami trauma kimiawi haruslah

    selalu diantisipasi. Contohnya, dalam menggunakan asam karbolik atau

    phenol untuk pengelupasan yang dalam, setiap dokter membutuhkan

    pemeriksaan jantung dan resiko dari kerusakan ginjal. Asam hydrofluoric

    bisa menyebabkan hipokalemia dan tetanus, disamping itu asam

    monocloroasetic dapat memproduksi metabolik asidosis dan masalah

    CNS.16

  • 7/29/2019 Trauma Akibat Cairan Bahan Kimia

    22/28

    22

    a) JantungUdem interstitial dan fragmentasi myocardium dapat terjadi pada

    penderita dengan luka bakar thermis, tetapi perubahan-perubahan ini

    tidak khas dan dapat ditemukan keadaan-keadaan lain. Pada penderita

    dengan septicemia, ditemukan adanya metastase fokus sepsis pada

    myokardium dan endokardium. Perubahan lain berupa gambaran peteki

    pada pericardium dan endokardium18

    b) GinjalOrgan ini tidak terpengaruh langsung pada luka bakar thermik.

    Perubahan yang terjadi pada organ ini biasanya merupakan akibat dari

    komplikasi yang terjadi. Pada korban ynang mengalami komplikasi

    berupa syok yang lama, dapat terjadi acute tubular necrosis pada tubulus

    proksimal dan distal serta thrombosis vena. Acute tubular nekrosis in

    diduga disebabkan adanya heme cast pada medulla yang bisa ditemukan

    pada pemeriksaan mikroskopik. Pada korban yang mengalami luka bakar

    yang fatal, dapat ditemukan adanya pembesaran ginjal. Traktus genitalis

    merupakan sumber infeksi yang potensial pada luka bakar, terutama pada

    korban yang memakai dauer kateter, dimana populasi bakteri yang

    ditemukan biasanya tidak berbeda dengan populasi yang terjadi, bakteri

    tersebut antara lain: pseudomonas, aerobacter, staphylococcus, dan

    proteus.16

    c) Susunan saraf pusatDilaporkan adanya perubahan-perubahan pada susunan saraf pusat

    berupa edema, kongesti, kenaikan tekanan intracranial dan herniasi dari

    tonsilla cerebellum melewati foramen magnum serta adanya perdarahan

    intracranial. Tetapi perubahan-perubahan ini diduga terjadi akibat adanya

    gangguan keseimbangan air dan elektrolit, karena kebanyakan pada

    pasien dengan luka bakar terjadi kenaikan temperature tubuh tidak lebih

    dari satu derajat, jadi dengan demikian, otak tidak selalu terpengaruh

  • 7/29/2019 Trauma Akibat Cairan Bahan Kimia

    23/28

    23

    oleh jejas thermik. Sel-sel neuron tidak menunjukkan perubahan-

    perubahan abnormal kecuali sel-sel purkinye yang menunjukkan

    perubahan degenerative. Pada penderita yang mengalami komplikasi

    berupa sepsis, maka dapat ditemukan adanya mikroabses dan meningitis

    hematogenous.16

    3. ParuPada pemeriksaan post mortem, trauma kimia meninggalkan kesan

    korosi pada saluran pernapasan dari tahap ringan hingga petengahan.

    Selain itu didapatkan juga kongesti dan edema paru pada trauma kimia

    yang disebabkan oleh bahan korosif asam. Inhalasi bahan kimia

    menyebabkan kerusakan sel yang parah pada saluran pernapasan.5

    4. PencernaanPada pemeriksaa dalam yang didapatkan pada trauma kimia,

    ditemukan perforasi atau ruptur gaster yang paling sering ditemukan oleh

    kerana trauma asam sulfurik, diikuti oleh asam nitrik dan asam

    hidroklorik.19

    Pada gambaran post mortem ditemukan kerusakan pada kulit

    dengan warna kehitaman pada daerah trauma. Tergantung dari kepekatan

    dari asam, dinding gaster akan mengalami edema, deskuamasi,

    perdarahan, ulserasi hingga perforasi.19

    VII. Aspek Medikolegal

    Dalam Pasal 131 menyebut bahwa:

    1) Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorangkorban baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa

    yang merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan

    keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan atau

    ahli lainnya.

    2) Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)dilakukan secara tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas

  • 7/29/2019 Trauma Akibat Cairan Bahan Kimia

    24/28

    24

    untuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan

    bedah mayat.

    3) Mayat yang dikirim kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter padarumah sakit harus diperlakukan secara baik dengan penuh penghormatan

    terhadap mayat tersebut dan diberi label yang memuat identitas mayat,

    dilak dengan diberi cap jabatan yang dilekatkan pada ibu jari kaki atau

    bagian lain badan mayat.

    Trauma kimia yang disebabkan oleh penganiayaan dapat diancam dalam

    Pasal 351 KUHP di mana:

    (1) Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahundelapan bulan atau denda paling banyak tiga ratus rupiah

    (2) Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah dikenakanpidana penjara paling lama lima tahun

    (3) Jika mengakibatkan mati, dikenakan pidana penjara paling lama tujuhtahun

    (4) Dengan penganiayaan disamakan sengaja merusak kesehatan(5) Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana

    Pasal 352 KUHP

    (1) Kecuali yang tersebut dalam pasal 353 dan 356, maka penganiayaan yangtidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan

    jabatan atau pencaharian, diancam sebagai penganiayaan ringan, dengan

    pidana penjara paling lama tiga bulan atau denda paling banyak tiga ratus

    rupiah. Pidana ditambah sepertiga bagi orang yang bekerja padanya, atau

    menjadi bawahannya

    (2) Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidanaDerajat berat dari trauma kimia dapat dikenakan pidana sesuai dengan Pasal

    90 KUHP. Yang mendifinisikan luka berat sebagai:

    - Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan akan sembuhsama sekali, atau yang menimbulkan bahaya maut

  • 7/29/2019 Trauma Akibat Cairan Bahan Kimia

    25/28

    25

    - Tidak mampu terus-menerus untuk menjalankan tugas jabatan ataupekerjaan pencaharian

    - Kehilangan salah satu panca indera- Mendapat cacat berat (verminking)- Menderita sakit lumpuh- Terganggunya daya pikir selama empat minggu lebih- Gugurnya atau matinya kandungan seorang perempuan

  • 7/29/2019 Trauma Akibat Cairan Bahan Kimia

    26/28

    26

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Davis CP. Chemical Burns. [online] 10 Juni 2013. [cited 2012 February06]. Available From : URL:

    http://www.emedicinehealth.com/chemical_burns/article.

    2. Cox RD. Chemical Burns. Emedicine emergency Medicine.[online] 10Juni 2013. [cited 2010 Agustus 15]. Available From: URL:

    http://emedicine.medscape.com/article.

    3. D Cox, Robert. 2010. Epidemiology. In : Chemical Burns In EmergencyMedicine, [online] 10 Juni 2013 [cited 2010 June 28]. Available from :

    URL :http://emedicine.medscape.com/article/769336-overviewc

    4. Randleman, J.B. Bansal, A. S. Burns Chemical. eMedicine Journal. 2009.5. K. Lang Gerhard. 2006. Chemical Injuries. In : Ophthalmology Pocket

    Textbook 2nd. Thieme : Stuttgart New York

    6. Charles Patrick Davis, MD, PhD.Chemical Burns. Emedicine health.[online] 09 juni 2013. [06 maret 2012]. Available from :

    http://www.emedicinehealth.com/chemical_burns.

    7. Editors. Effects of Skin Contact with Chemicals What a Worker ShouldKnow. 2011. National Institute for Occupational Safety and Health.

    Available from : http://www.cdc.gov/niosh/eNews.

    8. Cox robert. Chemical burn. [online] 09 juni 2013. [06 maret 2012].Available from : http://emedicine.medscape.com/article/769336-

    clinical#a0218

    9. Fred elliot. Inhalation Injury and Respiratory Failure. [online] 09 juni2013. [06 maret 2012]. Available from :

    http://www.pritzkerlaw.com/burn-attorney/inhalation-injury-respiratory-

    failure-lawyer.html.

    10.Keh SM, Onyekwelu N, McManus K, McGuigan J. Corrosive injury toupper gastrointestinal tract: Still a major surgical dilemma. World J

    Gastroenterol2006 August 28; 12(32): 5223-8.

    http://www.emedicinehealth.com/chemical_burns/articlehttp://www.emedicinehealth.com/chemical_burns/articlehttp://emedicine.medscape.com/articlehttp://emedicine.medscape.com/articlehttp://emedicine.medscape.com/article/769336-overviewchttp://emedicine.medscape.com/article/769336-overviewchttp://emedicine.medscape.com/article/769336-overviewchttp://www.emedicinehealth.com/script/main/art.asp?articlekey=85200http://www.emedicinehealth.com/chemical_burnshttp://www.emedicinehealth.com/chemical_burnshttp://emedicine.medscape.com/article/769336-clinical#a0218http://emedicine.medscape.com/article/769336-clinical#a0218http://emedicine.medscape.com/article/769336-clinical#a0218http://www.pritzkerlaw.com/burn-attorney/inhalation-injury-respiratory-failure-lawyer.htmlhttp://www.pritzkerlaw.com/burn-attorney/inhalation-injury-respiratory-failure-lawyer.htmlhttp://www.pritzkerlaw.com/burn-attorney/inhalation-injury-respiratory-failure-lawyer.htmlhttp://www.pritzkerlaw.com/burn-attorney/inhalation-injury-respiratory-failure-lawyer.htmlhttp://www.pritzkerlaw.com/burn-attorney/inhalation-injury-respiratory-failure-lawyer.htmlhttp://emedicine.medscape.com/article/769336-clinical#a0218http://emedicine.medscape.com/article/769336-clinical#a0218http://www.emedicinehealth.com/chemical_burnshttp://www.emedicinehealth.com/script/main/art.asp?articlekey=85200http://emedicine.medscape.com/article/769336-overviewchttp://emedicine.medscape.com/articlehttp://www.emedicinehealth.com/chemical_burns/article
  • 7/29/2019 Trauma Akibat Cairan Bahan Kimia

    27/28

    27

    11.Weaver CMN. Ocular Burns. [online] 10 Juni 2013. [cited Mei, 28 2010].Available from :www.emedicine.com

    12.Palao R, Monge I, Ruiz M, Barret JP. Chemical Burns : Pathophysiologyand Treatment.J.Burns.2009;7(9):1-10.

    13.Trivedi HL, Venkatesh R. Ocular Trauma- Chemical Injuries. BHJ2009;51(2):215-21.

    14.Soekamto TH, Perdanakusuma D. Intoksikasi Karbon Monoksida.Departemen Ilmu Bedah Plastik Fakultas Kedokteran Universitas

    Airlangga.

    15.Ming ALS, Constable IJ. Color atlas of Opthalmology, 3rd edition. Ocularinjuries. World science

    16.Burns T, Breathnach S, Cox N, Griffiths C. 2004. Rooks Textbook ofDermatology 7th edition. Blackwell Science.

    17.Denise S, Nazarian EB, Connoly H. Inhalation Injury. [online] 10 Juni2013. [cited May 25 2010]. Available from :

    http://emedicine.medscape.com/article/1002413-clinical#showall

    18.Forensic Toxicology. [online] 10 Juni 2013. Available from :http://medicinembbs.blogspot.com201109forensic-toxicology.html

    19.Knight Bernard. 1997.Corrosive and Metallic Poisons. In : SimpsonsForensic Medicine. India : Delhi

    http://www.emedicine.com/http://www.emedicine.com/http://www.emedicine.com/http://emedicine.medscape.com/article/1002413-clinical#showallhttp://emedicine.medscape.com/article/1002413-clinical#showallhttp://medicinembbs.blogspot.com201109forensic-toxicology.html/http://medicinembbs.blogspot.com201109forensic-toxicology.html/http://medicinembbs.blogspot.com201109forensic-toxicology.html/http://emedicine.medscape.com/article/1002413-clinical#showallhttp://www.emedicine.com/
  • 7/29/2019 Trauma Akibat Cairan Bahan Kimia

    28/28