tot penguatan pemahaman k13

Upload: dede-nur-jaman

Post on 10-Jan-2016

217 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

.

TRANSCRIPT

Pemahaman Kurikulum 2013 SMK

PENGUATAN PEMAHAMAN

KURIKULUM 2013SEKOLAH MENENGAH KEJURUANHANDOUT PENDAMPINGANIMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 SMKTAHUN 2015

DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUANDIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAHKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN2015

I. PEMAHAMAN KOMPETENSI

A. Konsep

1. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) pada pendidikan SMK adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diharapkan dapat dicapai setelah peserta didik menyelesaikan masa belajar. SKL merupakan acuan utama dalam pengembangan Kompetensi Inti (KI), selanjutnya Kompetensi Inti dijabarkan ke dalam Kompetensi Dasar (KD).2. Kompetensi Inti merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai SKL yang harus dimiliki seorang peserta didik pada setiap tingkat kelas atau program yang menjadi dasar pengembangan KD. KI mencakup: sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan yang berfungsi sebagai pengintegrasi muatan pembelajaran, mata pelajaran atau program dalam mencapai SKL.

3. Kompetensi Dasar adalah kemampuan yang menjadi syarat untuk menguasai Kompetensi Inti yang harus diperoleh peserta didik melalui proses pembelajaran. Kompetensi Dasar merupakan tingkat kemampuan dalam konteks muatan pembelajaran serta perkembangan belajar yang mengacu pada Kompetensi Inti dan dikembangkan berdasarkan taksonomi hasil belajar.

4. Taksonomi dimaknai sebagai seperangkat prinsip klasifikasi atau struktur dan kategori ranah kemampuan tentang perilaku peserta didik yang terbagi ke dalam ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan. Pembagian ranah perilaku belajar dilakukan untuk mengukur perubahan perilaku seseorang selama proses pembelajaran sampai pada pencapaian hasil belajar, dirumuskan dalam perilaku (behaviour) dan terdapat pada indikator pencapaian kompetensi.B. Deskripsi

1. Hasil belajar dirumuskan dalam tiga kelompok ranah taksonomi meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Pembagian taksonomi hasil belajar ini dilakukan untuk mengukur perubahan perilaku peserta didik selama proses belajar sampai pada pencapaian hasil belajar yang dirumuskan dalam aspek perilaku (behaviour) tujuan pembelajaran. Umumnya klasifikasi perilaku hasil belajar yang digunakan berdasarkan taksonomi Bloom yang pada Kurikulum 2013 yang telah disempurnakan oleh Anderson dan Krathwohl dengan pengelompokan menjadi : (1) Sikap (affective) merupakan perilaku, emosi dan perasaan dalam bersikap dan merasa, (2) Pengetahuan (cognitive) merupakan kapabilitas intelektual dalam bentuk pengetahuan atau berpikir, (3) Keterampilan (psychomotor) merupakan keterampilan manual atau motorik dalam bentuk melakukan.a. Ranah sikap dalam Kurikulum 2013 merupakan urutan pertama dalam perumusan kompetensi lulusan, selanjutnya diikuti dengan rumusan ranah pengetahuan dan keterampilan. Ranah sikap dalam Kurikulum 2013 menggunakan olahan Krathwohl, dimana pembentukan sikap peserta didik ditata secara hirarkhis mulai dari menerima (accepting), menjalankan (responding), menghargai (valuing), menghayati (organizing/internalizing), dan mengamalkan (characterizing/actualizing).

b. Ranah pengetahuan pada Kurikulum 2013 menggunakan taksonomi Bloom olahan Anderson, dimana perkembangan kemampuan mental (intelektual) peserta didik dimulai dari C1 yakni mengingat (remember); peserta didik mengingat kembali pengetahuan dari memorinya. Tahapan perkembangan selanjutnya C2 yakni memahami (understand); merupakan kemampuan mengonstruksi makna dari pesan pembelajaran baik secara lisan, tulisan maupun grafik. Lebih lanjut tahap C3 yakni menerapkan (apply); merupakan penggunaan prosedur dalam situasi yang diberikan atau situasi baru. Tahap lebih lanjut C4 yakni menganalisis (analyse); merupakan penguraian materi kedalam bagian-bagian dan bagaimana bagian-bagian tersebut saling berhubungan satu sama lainnya dalam keseluruhan struktur. Tingkatan taksonomi pengetahuan selanjutnya C5 yakni mengevaluasi (evaluate); merupakan kemampuan membuat keputusan berdasarkan kriteria dan standar. Kemampuan tertinggi adalah C6 yakni mengkreasi (create); merupakan kemampuan menempatkan elemen-elemen secara bersamaan ke dalam bentuk modifikasi atau mengorganisasikan elemen-elemen ke dalam pola baru (struktur baru).

c. Ranah keterampilan pada Kurikulum 2013 yang mengarah pada pembentukan keterampilan abstrak menggunakan gradasi dari Dyers yang ditata sebagai berikut: mengamati (observing), menanya (questioning), mencoba (experimenting), menalar (associating), menyaji (communicating), dan mencipta (creating). Adapun keterampilan kongkret menggunakan gradasi olahan Simpson dengan tingkatan: persepsi, kesiapan, meniru, membiasakan gerakan, mahir, menjadi gerakan alami, dan menjadi gerakan orisinal.

Tabel 1. Perkembangan Keterampilan Simpson dan Dave

NOTingkat Taksonomi SimpsonUraianTingkatan Taksonomi DaveUraianTingkat Kompetensi Minimal/Kelas

1. Persepsi

Kesiapan

Meniru Menunjukkan perhatian untuk melakukan suatu gerakan. Menunjukkan kesiapan mental dan fisik untuk melakukan suatu gerakan. Meniru gerakan secara terbimbing.ImitasiMeniru kegiatan yang telah didemonstra-sikan atau dijelaskan, meliputi tahap coba-coba hingga mencapai respon yang tepat.V/Kelas X

2.Membiasakan gerakan (mechanism)Melakukan gerakan mekanistik.ManipulasiMelakukan suatu pekerjaan dengan sedikit percaya dan kemampuan melalui perintah dan berlatih.V/Kelas XI

3.Mahir (complex or overt response)Melakukan gerakan kompleks dan termodifikasi.

PresisiMelakukan suatu tugas atau aktivitas dengan keahlian dan kualitas yang tinggi dengan unjuk kerja yang cepat, halus, dan akurat serta efisien tanpa bantuan atau instruksi.

VI/Kelas XII

4.Menjadi gerakan alami (adaptation)Menjadi gerakan alami yang diciptakan sendiri atas dasar gerakan yang sudah dikuasai sebelumnya.ArtikulasiKeterampilan berkembang dengan baik sehingga seseorang dapat mengubah pola gerakan sesuai dengan persyaratan khusus untuk dapat digunakan mengatasi situasi problem yang tidak sesuai SOP.

5.Menjadi tindakan orisinal (origination)Menjadi gerakan baru yang orisinal dan sukar ditiru oleh orang lain dan menjadi ciri khasnya.NaturalisasiMelakukan unjuk kerja level tinggi secara alamiah, tanpa perlu berpikir lama dengan mengkreasi langkah kerja baru.

Catatan: pada lampiran Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014, taksonomi olahan Dave tidak dicantumkan tetapi dapat digunakan sebagai pengayaan, karena cukup familier digunakan di lingkungan pendidikan kejuruan.2. SKL adalah profil kompetensi lulusan yang akan dicapai oleh peserta didik setelah mempelajari semua mata pelajaran pada jenjang tertentu yang mencakup ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

3. Kompetensi Inti merupakan tangga pertama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada tingkat kelas tertentu. Penjabaran kompetensi inti untuk tiap mata pelajaran dirinci dalam rumusan Kompetensi Dasar. Kompetensi lulusan, kompetensi inti, dan kompetensi dasar dicapai melalui proses pembelajaran dan penilaian yang dapat diilustrasikan dengan skema berikut.

Gambar 1. Skema Hubungan SKL, K-I, KD, Penilaian dan Hasil Belajar

Rumusan standar kompetensi lulusan yang tercantum pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 untuk tingkat SMK/MAK adalah sebagai berikut.

Tabel 2. Standar Kompetensi Lulusan SMK/MAK

DimensiKualifikasi Kemampuan

SikapMemiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung-jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

PengetahuanMemiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian.

KeterampilanMemiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri.

4. Penguasaan kompetensi lulusan dikelompokkan menjadi beberapa Tingkat Kompetensi. Tingkat Kompetensi merupakan kriteria capaian Kompetensi yang bersifat generik yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada setiap tingkat kelas dalam rangka pencapaian Standar Kompetensi Lulusan. Tingkat Kompetensi terdiri atas 8 (delapan) jenjang yang harus dicapai oleh peserta didik secara bertahap dan berkesinambungan.Tabel 3. Tingkat KompetensiNOTINGKATKOMPETENSITINGKAT KELAS

1.Tingkat 0TK/ RA

2. Tingkat 1Kelas I SD/MI/SDLB/PAKET A Kelas II SD/MI/SDLB/PAKET A

3. Tingkat 2Kelas III SD/MI/SDLB/PAKET AKelas IV SD/MI/SDLB/PAKET A

4. Tingkat 3Kelas V SD/MI/SDLB/PAKET A Kelas VI SD/MI/SDLB/PAKET A

5. Tingkat 4Kelas VII SMP/MTs/SMPLB/PAKET B Kelas VIII SMP/MTs/SMPLB/PAKET B

6. Tingkat 4AKelas IX SMP/MTs/SMPLB/PAKET B

7. Tingkat 5Kelas X SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/ PAKET C/PAKET C KEJURUAN

Kelas XI SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/ PAKET C/PAKET C KEJURUAN

8. Tingkat 6Kelas XII SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/ PAKET C/PAKET C KEJURUAN

Sumber : Permendikbud No. 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi.5. Kompetensi Inti SMK/MAK sesuai Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 60 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 SMK/MAK sebagai berikut.Tabel 4. Kompetensi Inti SMK/MAK

KOMPETENSI INTIKELAS XKOMPETENSI INTIKELAS XIKOMPETENSI INTIKELAS XII

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.

3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

6. Kompetensi Inti pada ranah sikap (KI-1 dan KI-2) merupakan kombinasi reaksi afektif, kognitif, dan konatif (perilaku). Gradasi kompetensi sikap meliputi menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan.

Gambar 2. Gradasi dan Taksonomi Ranah Sikap7. Kompetensi Inti pada ranah pengetahuan (KI-3) memiliki dua dimensi dengan batasan-batasan yang telah ditentukan pada setiap tingkatnya.a. Dimensi pertama adalah dimensi perkembangan kognitif peserta didik: Pada kelas X dan kelas XI dimulai dari memahami (C2), menerapkan (C3) dan kemampuan menganalisis (C4), untuk kelas XII ditambah hingga kemampuan evaluasi (C5). b. Dimensi kedua adalah dimensi pengetahuan (knowledge):Pada kelas X berupa pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural, sedangkan untuk kelas XI dan XII dilanjutkan sampai metakognitif.

Gambar 3. Dimensi pada Kompetensi Inti Pengetahuan Pengetahuan faktual yakni pengetahuan terminologi atau pengetahuan detail yang spesifik dan elemen. Contoh fakta bisa berupa kejadian atau peristiwa yang dapat dilihat, didengar, dibaca, atau diraba. Seperti Engine mobil hidup, lampu menyala, rem yang pakem/blong. Contoh lain: Arsip dan dokumen. Pengetahuan konseptual merupakan pengetahuan yang lebih kompleks berbentuk klasifikasi, kategori, prinsip dan generalisasi. Contohnya fungsi kunci kontak pada Engine mobil, prinsip kerja starter, prinsip kerja lampu, prinsip kerja rem. Contoh lain : Pengertian Arsip dan dokumen, fungsi Arsip dan dokumen Pengetahuan prosedural merupakan pengetahuan bagaimana melakukan sesuatu termasuk pengetahuan keterampilan, algoritma (urutan langkah-langkah logis pada penyelesaian masalah yang disusun secara sistematis), teknik, dan metoda seperti langkah-langkah membongkar engine, langkah-langkah mengganti lampu, langkah-langkah mengganti sepatu rem. Contoh lain : Langkah-langkah menyusun arsip sistem alphabet dan geografik. Pengetahuan metakognitif yaitu pengetahuan tentang kognisi (mengetahui dan memahami) yang merupakan tindakan atas dasar suatu pemahaman meliputi kesadaran dan pengendalian berpikir, serta penetapan keputusan tentang sesuatu. Sebagai contoh memperbaiki engine yang rusak, membuat instalasi kelistrikan lampu, mengapa terjadi rem blong. Contoh lain: Apa yang terjadi jika penyimpanan arsip tidak tepat?8. Kompetensi Inti pada ranah keterampilan (KI-4) mengandung keterampilan abstrak dan keterampilan kongkret. Keterampilan abstrak lebih bersifat mental skill, yang cenderung merujuk pada keterampilan menyaji, mengolah, menalar, dan mencipta dengan dominan pada kemampuan mental/keterampilan berpikir. Sedangkan keterampilan kongkret lebih bersifat fisik motorik yang cenderung merujuk pada kemampuan menggunakan alat, dimulai dari persepsi, kesiapan, meniru, membiasakan gerakan mahir, menjadi gerakan alami, menjadi tindakan orisinal.

Gambar 4. Dimensi Kompetensi Keterampilan9. Kompetensi Inti sikap religius dan sosial (KI-1 dan KI-2) memberi arah tentang tingkat kompetensi sikap yang harus dimiliki oleh peserta didik, dibentuk melalui pembelajaran KI-3 dan KI-4.

10. Kompetensi Inti pengetahuan dan keterampilan (KI-3 dan KI-4) memberi arah tentang tingkat kompetensi pengetahuan dan keterampilan minimal yang harus dicapai peserta didik.

11. Kompetensi Dasar dari KI-3 merupakan dasar pengembangan materi pembelajaran pengetahuan, sedangkan Kompetensi Dasar dari KI-4 berisi keterampilan dan pengalaman belajar yang perlu dilakukan peserta didik. Berdasarkan KD dari KI-3 dan KI-4, pendidik dapat mengembangkan proses pembelajaran dan cara penilaian yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran langsung, sekaligus memberikan dampak pengiring (nurturant effect) terhadap pencapaian tujuan pembelajaran tidak langsung yaitu KI-1 dan KI-2.

Melalui proses dan pengalaman belajar yang dirancang dengan baik, peserta didik akan memperoleh pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) berupa pengembangan sikap spiritual dan sosial yang relevan dengan Kompetensi Dasar dari KI-1 dan KI-2.

12. Agar menjamin terjadinya keterkaitan antara SKL, KI, KD, materi pembelajaran, proses pembelajaran, serta penilaian perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut.

a. Melakukan linierisasi KD dari KI-3 dan KD dari KI-4;

b. Mengembangkan materi pembelajaran yang tertuang pada buku teks sesuai KD dari KI-3;

c. Mengidentifikasi keterampilan yang perlu dikembangkan sesuai rumusan KD dari KI-4;

d. Mengembangkan kegiatan pembelajaran sesuai dengan materi pembelajaran dan keterampilan yang harus dicapai;

e. Mengidentifikasi sikap-sikap yang dapat dikembangkan dalam kegiatan yang dilakukan mengacu pada rumusan KD dari KI-1 dan KI- 2, dan

f. Menentukan cara penilaian pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang relevan.

C. Contoh

Fokus pertama bagi guru dalam menyiapkan pembelajaran adalah melakukan analisis pada ketiga standar kompetensi yaitu SKL, KI, KD. Dari hasil analisis itu akan diperoleh jabaran tentang taksonomi dan gradasi hasil belajar yang berhubungan dengan materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan penilaian yang diperlukan. Tabel 4 berikut adalah contoh analisis dimaksud.Tabel 5. Analisis Keterkaitan Ranah Antara SKL, KI,dan KD untuk Mapel Kue IndonesiaKelas XIStandar Kompetensi Lulusan (SKL)Kompetensi Inti (KI) Kelas XIKompetensi Dasar (KD)Analisis dan Rekomendasi *)

RanahKualifikasi Kemampuan

1. SikapMemiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung-jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.1.1 Mensyukuri karunia Tuhan Yang Maha Esa, melalui pengembangan berbagai keterampilan pelayanan makan dan minum sebagai tindakan pengamalan menurut agama yang dianutnya. KD. 1.1 Mensyukuri merupakan gradasi dari menghayati sudah linearitas dengan KI-1 dan SKL

Rekomendasi : sudah dapat digunakan

2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif, dan proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia 2.1. Memiliki motivasi internal dan menunjukkan rasa ingin tahu dalam pembelajaran melayani makan dan minum

2.2. Menunjukkan perilaku ilmiah (jujur , disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong) dalam melakukan pembelajaran sebagai bagian dari professional

2.3. Menunjukan perilaku cinta damai dan toleransi dalam membangun kerjasama dan tanggungjawab dalam implementasi sikap kerja

KD 2.1 Memiliki Motivasi internal berada pada gradasi mengembangkan perilaku peduli. Kemampuan bekerja sama, sikap disiplin,rasa percaya diri dan sikap toleransi sesuai dengan KI.2

Rekomendasi : sudah dapat digunakan

Menunjukkan perilaku ilmiah berada pada gradasi taksonomi krathwohl (A5) sesuai tuntutan KI-2 (2.2)

Rekomendasi : sudah dapat digunakan

KD 2.3 Menunjukkan perilaku cinta damai berada pada gradasi taksonomi krathwohl (A5) yaitu mengamalkan, sesuai tuntutan KI-2

Rekomendasi : sudah dapat digunakan

PengetahuanMemiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab phenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah3.9. Menganalis kue Indonesia dari tepung terigu

KD 3.9 menganalisis (C4) termasuk dimensi proses kognitif level 4, sedangkan dimensi pengetahuannya tidak mencapai metakognisi. Rekomendasi : sudah dapat digunakan

KeterampilanMemiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri.4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung4.9. Membuat kue Indonesia dari tepung terigu

KD 4.9 Keterampilan konkret setara dengan gradasi mechanism (simpson) dan manipulasi (dave).

*)Diisi dengan taksonomi dan gradasi hasil belajar, jika KD tidak terkait dengan KI maka dikembangkan melalui tujuan pembelajaran dan atau indikator pencapaian kompetensi.*)Hasil analisis digunakan untuk mengerjakan pemaduan model pembelajaran dan pendekatan saintifik.*) Analisis dilakukan pada tingkat mata pelajaran.Keterangan :1. SKL dikutip dari Permendikbud Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan.2. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar dikutip dari Permendikbud Nomor 60 Tahun 2014 tentang Kurikulum SMK/MAK dan lampirannya.

3. Analisis diisi dengan hasil analisis taksonomi dan gradasi hasil belajar. Jika KD tidak terkait dengan KI maka dikembangkan melalui tujuan pembelajaran dan atau indikator pencapaian kompetensi.

D. Latihan

Buatlah analisis keterkaitan SKL, KI, dan KD untuk mata pelajaran yang Saudara ampu.

II. PEMAHAMAN MATERI

A. Konsep

Materi pembelajaran adalah bagian dari isi rumusan Kompetensi Dasar (KD), merupakan muatan dari pengalaman belajar yang diinteraksikan di antara peserta didik dan lingkungannya untuk mencapai kemampuan dasar berupa perubahan perilaku sebagai hasil belajar dari mata pelajaran.

B. Deskripsi

Materi pembelajaran dikembangkan dari Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) sesuai dengan tuntutan KD dari KI-3 (Pengetahuan) dan KD dari KI-4 (Keterampilan), dimana IPK merupakan jabaran dari KD teranalisis, dan materi pembelajaran disesuaikan dengan silabus atau buku teks.Pengembangan materi pembelajaran mempertimbangkan hal-hal berikut. Potensi peserta didik

Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan. Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, social dan spiritual peserta didik. Kebermanfaatan bagi peserta didik. Struktur keilmuan. Alokasi waktu.Contoh ruang lingkup materi mata pelajaran Kue Indonesia berikut ini disusun dengan tujuan memberi pengalaman kongkret dan abstrak kepada peserta didik. Pembelajaran Kue Indonesia akan membentuk kemampuan peserta didik dalam menyajikan gagasan dan pengetahuan kongkret dan abstrak, menyelesaikan permasalahan abstrak terkait, dan latihan berpikir rasional, kritis dan kreatif.

Mata pelajaran Kue Indonesia meliputi :

1. Definisi kue Indonesia2. Penanganan kue Indonesia dari hunkwe dan agar-agar

3. Penanganan kue Indonesia dari beras

4. Penanganan kue Indonesia dari tepung beras

5. Penanganan kue Indonesia dari beras ketan

6. Penanganan kue Indonesia dari tepung ketan

7. Penanganan kue Indonesia dari umbi-umbian

8. Penanganan kue Indonesia dari kacang-kacangan

9. Penanganan kue Indonesia dari tepung terigu

10. Penanganan kue Indonesia dari saguUntuk merumuskan IPK dapat digunakan rambu-rambu sebagai berikut.1. Indikator merupakan penanda perilaku pengetahuan (KD dari KI-3) dan perilaku keterampilan (KD dari KI-4) yang dapat diukur dan atau diobservasi.2. Indikator perilaku sikap spiritual (KD dari KI-1) dan sikap sosial (KD dari KI-2) dapat tidak dirumuskan sebagai indikator pencapaian kompetensi pada RPP, tetapi perilaku sikap spiritual dan sikap sosial harus dikaitkan pada perumusan tujuan pembelajaran.

3. Rumusan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) menggunakan dimensi proses kognitif (dari memahami sampai dengan mengevaluasi) dan dimensi pengetahuan (fakta, konsep, prosedur, dan metakonitif) yang sesuai dengan KD, namun tidak menutup kemungkinan perumusan indikator dimulai dari serendah-rendahnya C2 sampai setara dengan KD hasil analisis dan rekomendasi.4. IPK dirumuskan melalui langkah-langkah sebagai berikut:a. tentukan kedudukan KD dari KI-3 dan KD dari KI-4 berdasarkan gradasinya dan tuntutan KI;b. tentukan dimensi pengetahuan (faktual, konseptual, prosedural, metakognitif);c. tentukan bentuk keterampilan, apakah keterampilan abstrak atau keterampilan konkret;d. untuk keterampilan kongkret pada kelas X menggunakan kata kerja operasional sampai tingkat membiasakan/manipulasi. Sedangkan untuk kelas XI sampai minimal pada tingkat mahir/presisi. Selanjutnya untuk kelas XII sampai minimal pada tingkat menjadi gerakan alami/artikulasi pada taksonomi psikomotor Simpson atau Dave, dane. rumusan IPK pada setiap KD dari KI-3 dan pada KD dari KI-4 minimal memiliki 2 (dua) indikator.C. Contoh

Tabel 5 berikut adalah contoh penjabaran KI dan KD ke dalam Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dan Materi Pembelajaran yang dikutif dari Permendikbud Nomor 60 Tahun 2014. Tabel 6. Penjabaran KI dan KD ke dalam Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dan Materi Pembelajaran (dari Permendikbud Nomor 60 Tahun 2014)

Mata Pelajaran : Kue IndonesiaKompetensi Inti

Kelas XIKompetensi DasarIPKMateri Pembelajaran

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.1.1 Mensyukuri karunia Tuhan Yang Maha Esa, melalui pengembangan berbagai keterampilan pelayanan makan dan minum sebagai tindakan pengamalan menurut agama yang dianutnya.

2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif, dan proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia 2.1. Memiliki motivasi internal dan menunjukkan rasa ingin tahu dalam pembelajaran melayani makan dan minum

2.2. Menunjukkan perilaku ilmiah (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong) dalam melakukan pembelajaran sebagai bagian dari profesional

2.3. Menunjukan perilaku cinta damai dan toleransi dalam membangun kerjasama dan tanggungjawab dalam implementasi sikap kerja

3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan procedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab phenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah3.9. Menganalisis kue Indonesia dari tepung terigu3.9.1. Membedakan jenis kue Indonesia dari tepung terigu berdasarkan karakteristik

3.9.2. Meghitung kebutuhan bahan kue Indonesia dari tepung terigu berdasarkan resep

3.9.3. Menganalis kue Indonesia kue dari tepung terigu berdasarkan kriteria hasil

Kue Indonesia dari Tepung Terigu1. Jenis kue Indonesia

2. Karakteristik hasil

3. Kebutuhan bahan

4. Kebutuhan alat 5. Teknik dan prosedur pengolahan

6.Kriteria hasil

7. Teknik penyajian, suhu penyajian dan standar porsi

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung

4.9. Membuat kue Indonesia dari tepung terigu

4.9.1 Menyiapkan bahan untuk membuat kue Indonesia dari tepung terigu sesuai dengan resep

4.9.2 Menyiapkan alat untuk membuat kue Indonesia dari tepung terigu sesuai resep

4.9.3 Membuat kue Indonesia dari tepung terigu sesuai dengan teknik dan prosedur pengolahan, kriteria hasil dan sanitasi hygiene, kesehatan dan keselamatan kerja.4.9.4 Menyajikan kue Indonesia dari tepung terigu sesuai dengan teknik penyajian, suhu penyajian, standar porsi dan sanitasi hygiene.

Pembuatan Kue Indonesia dari Tepung Terigu1. Persiapan bahan

2. Persiapan alat3. Pembuatan 4. Penyajian

Kurikulum 2013 mengharus adanya analisis dan integrasi Muatan Lokal dan Ekstrakurikler Keparmukaan pada setiap mata pelajaran. Integrasi Muatan Lokal pada mata pelajaran Kue Indonesia dimaknai sebagai materi yang kontekstual sesuai lingkungan sekitar dan atau topik kekinian. Tabel 6 di bawah ini merupakan contoh bagaimana integrasi Muatan Lokal tersebut.Tabel 7. Pengintegrasian Muatan Lokal (Nilai Kontekstual) ke dalam Mata Pelajaran Kue IndonesiaKompetensi DasarIntegrasi Muatan Lokal ke dalam materi mata pelajaran

3.9. Menganalis kue Indonesia dari tepung terigu Membuat dan menyajikan kue Indonesia dari tepung terigu sesuai dengan resep daerah

4.9.Membuat kue Indonesia dari tepung terigu

Integrasi ekstrakurikuler Kepramukaan dimaknai dengan pemanfaatan kegiatan Kepramukaan sebagai wahana aktualisasi materi pembelajaran, diawali dengan menganalisis Kompetensi Dasar dari KD yang akan dipelajari apakah ada kegiatan yang dapat dipraktikan pada kegiatan ekstrakurikuler Pramuka. Atas dasar analisis tersebut jika KD yang dipelajari dimungkinkan dapat diintegrasikan pada kegiatan Kepramukaan, tentukan bentuk kegiatannya dan lakukan komunikasi dengan pembina Pramuka pada rapat dewan guru untuk dijadikan materi program aktualisasi pembinaan ekstrakurikuler Pramuka yang dilakukan 2 jam/minggu.

Tabel 8. Pengintegrasian Mata Pelajaran Kue Indonesia pada Kegiatan Aktualisasi Kepramukaan

Kompetensi DasarIntegrasi materi mata pelajaran pada Aktualisasi Ekstra Kurikuler Kepramukaan

3.9. Menganalis kue Indonesia dari tepung teriguMengadakan kegiatan Persami dengan menghidangkan kue Indonesia dari tepung terigu sesuai kondisi daerah

4.9.Membuat kue Indonesia dari tepung terigu

Setiap pengampu mata pelajaran melakukan analisis pengintegrasian mata pelajaran Kue Indonesia pada kegiatan aktualisasi kepramukaan. Lebih lanjut dikoordinasikan pada tingkat satuan pendidikan sebagai bahan untuk penentuan kegiatan aktualiasi ekstrakurikuler Kepramukaan.D. Latihan/Tugas

1. Buat analisis keterkaitan KI, KD, Materi, dan Indikator Pencapaian Kompetensi seperti contoh di atas dari pasangan KD-3 dan KD-4 (Tabel 4).

2. Buat analisis integrasi materi KD Mata Pelajaran yang Saudara ampu dengan Muatan Lokal/nilai-nilai kontekstual dan ekstrakurikuler kepramukaan seperti contoh Tabel 5 dan Tabel 6.

III. PEMAHAMAN PROSES PEMBELAJARAN

A. Konsep

Pembelajaran adalah proses interaksi antarpeserta didik, antara peserta didik dan pendidik, dan antara peserta dan sumber belajar lainnya pada suatu lingkungan belajar yang berlangsung secara edukatif, agar peserta didik dapat membangun sikap, pengetahuan dan keterampilannya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian kegiatan mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga penilaian.

Proses pembelajaran mengacu pada prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Peserta didik difasilitasi untuk mencari tahu.

2. Peserta didik belajar dari berbagai sumber belajar.

3. Proses pembelajaraan menggunakan pendekatan ilmiah

4. Pembelajaran berbasis kompetensi

5. Pembelajaran terpadu;

6. Pembelajaran yang menekankan pada jawaban divergen yang memiliki kebenaran multi dimensi;

7. Pembelajaran berbasis keterampilan aplikatif;

8. Peningkatan keseimbangan, kesinambungan, dan keterkaitan antara hard-skills dan soft-skills;

9. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat;

10. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani);

11. Pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat;

12. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran;

13. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik; dan suasana belajar menyenangkan dan menantang

B. Deskripsi

1. Program Tahunan/SemesteranPerencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk silabus yang disusun serta ditetapkan secara nasional. Rancangan tersebut perlu dijabarkan lebih lanjut oleh guru ke dalam rencana pembelajaran dalam bentuk program tahunan/ semesteran.Program tahunan/semester merupakan rancangan garis besar pembelajaran yang disusun oleh guru sebelum menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Program tahunan/semester menggambarkan urutan pembelajaran, materi pembelajaran dan alokasi waktu untuk setiap materi pembelajaran. Penyusunan Program tahunan/semester mengacu pada kalender pendidikan yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan setempat. Kalender pendidikan sangat diperlukan oleh guru terutama untuk menghitung minggu efektif.

2. Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan pembelajaran secara mikro berupa RPP yang disusun oleh guru mata pelajaran dengan mengacu pada silabus. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dikembangkan untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai penguasaan KD, disusun secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, kontekstual dan kolaboratif, serta memberikan ruang yang cukup dalam melakukan prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP dibuat berdasarkan pasangan KD dari KI-3 dan KD dari KI-4, dengan ketentuan sebagai berikut: Satu pasangan KD dibuat dalam satu RPP, dan Satu RPP dapat dibuat untuk satu kali pertemuan atau lebih.a. Perumusan indikator

Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dirumuskan dalam pernyataan perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk KD pada KI-3 dan KI-4 (telaah kembali penjelasan di atas).b. Perumusan tujuanRumusan tujuan pembelajaran mengandung unsur peserta didik (audience), perilaku (behavior), kondisi (condition), dan kriteria (degree). Rumusan tujuan pembelajaran harus mencerminkan keterikatan antara sikap-sikap yang terkandung dalam KD dari KI-1 dan KD dari KI-2 yang dapat dipilih dan dibentuk melalui proses pembelajaran KD-3 dan KD-4. Rumusan tujuan juga harus mencerminkan aspek penilaian otentik berupa proses dan produk.

Rumusan kriteria dalam tujuan pembelajaran berupa kriteria kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, kompetensi keterampilan. Kriteria dapat berupa perilaku, proses atau produk yang dapat diamati dan atau diukur.

c. Langkah pembelajaran

Langkah-langkah pembelajaran berisi pendekatan pembelajaran saintifik dan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik KD yang akan diajarkan.

3. Pelaksanaan Pembelajaran

Langkah-langkah pembelajaran berpendekatan saintifik harus dapat dipadukan secara sinkron dengan langkah-langkah kerja (syntax) model pembelajaran. Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan pembelajaran yang disusun secara sistematis untuk mencapai tujuan belajar yang menyangkut sintaksis, sistem sosial, prinsip reaksi dan sistem pendukung (Joice&Wells).

Tujuan penggunaan model pembelajaran sebagai strategi bagaimana belajar yang membantu peserta didik mengembangkan dirinya baik berupa informasi, gagasan, keterampilan nilai dan cara-cara berpikir dalam meningkatkan kapasitas berpikir secara jernih, bijaksana dan membangun keterampilan sosial serta komitmen (Joice & Wells).

Pada Kurikulum 2013 dikembangkan 3 (tiga) model pembelajaran utama yang diharapkan dapat membentuk perilaku saintifik, perilaku sosial serta mengembangkan rasa keingintahuan. Ketiga model tersebut adalah: model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning), model Pembelajaran Berbasis Prijek (Project Based Learning), dan model Pembelajaran Melalui Penyingkapan/Penemuan (Discovery/Inquiry Learning). Tidak semua model pembelajaran tepat digunakan untuk semua KD/materi pembelajaran. Model pembelajaran tertentu hanya tepat digunakan untuk materi pembelajaran tertentu pula. Demikian sebaliknya mungkin materi pembelajaran tertentu akan dapat berhasil maksimal jika menggunakan model pembelajaran tertentu. Untuk itu guru harus menganalisis rumusan pernyataan setiap KD, apakah cenderung pada pembelajaran penyingkapan (Discovery/Inquiry Learning) atau pada pembelajaran hasil karya (Problem Based Learning dan Project Based Learning).

Rambu-rambu penentuan model penyingkapan/penemuan:

a. Pernyataan KD-3 dan KD-4 mengarah ke pencarian atau penemuan;

b. Pernyataan KD-3 lebih menitikberatkan pada pemahaman pengetahuan faktual, konseptual, dan procedural; dan

c. Pernyataan KD-4 pada taksonomi mengolah dan menalar.

Rambu-rambu penemuan model hasil karya (Problem Based Learning dan Project Based Learning):a. Pernyataan KD-3 dan KD-4 mengarah pada hasil karya berbentuk jasa atau produk;

b. Pernyataan KD-3 pada bentuk pengetahuan metakognitif;

c. Pernyataan KD-4 pada taksonomi menyaji dan mencipta, dan

d. Pernyataan KD-3 dan KD-4 yang memerlukan persyaratan penguasaan pengetahuan konseptual dan prosedural.

Masing-masing model pembelajaran tersebut memiliki urutan langkah kerja (syntax) tersendiri, yang dapat diuraikan sebagai berikut.

a. Model Pembelajaran Penyingkapan (Penemuan dan pencarian/penelitian)

Model Discovery Learning adalah memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan (Budiningsih, 2005:43). Discovery terjadi bila individu terlibat, terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip.

Discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan dan inferi. Proses tersebut disebut cognitive process sedangkan discovery itu sendiri adalah the mental process of assimilating concepts and principles in the mind (Robert B. Sund dalam Malik, 2001:219).

1) Sintaksis model Discovery Learninga) Pemberian rangsangan (Stimulation);

b) Pernyataan/Identifikasi masalah (Problem Statement);

c) Pengumpulan data (Data Collection);

d) Pembuktian (Verification), dan

e) Menarik simpulan/generalisasi (Generalization).2) Sintaksis model Inquiry Learning Terbimbing

Model pembelajaran yang dirancang membawa peserta didik dalam proses penelitian melalui penyelidikan dan penjelasan dalam setting waktu yang singkat (Joice &Wells, 2003).

Merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu secara sistematis kritis dan logis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri temuannya.

Sintaksis/tahap model inkuiri meliputi:

a) Orientasi masalah;

b) Pengumpulan data dan verifikasi;

c) Pengumpulan data melalui eksperimen;

d) Pengorganisasian dan formulasi eksplanasi, dan

e) Analisis proses inkuiri.

b. Model Pembelajaran Hasil Karya Problem Based Learning (PBL)Merupakan pembelajaran yang menggunakan berbagai kemampuan berpikir dari peserta didik secara individu maupun kelompok serta lingkungan nyata untuk mengatasi permasalahan sehingga bermakna, relevan, dan kontekstual (Tan Onn Seng, 2000).Tujuan PBL adalah untuk meningkatkan kemampuan dalam menerapkan konsep-konsep pada permasalahan baru/nyata, pengintegrasian konsep High Order Thinking Skills (HOTS), keinginan dalam belajar, mengarahkan belajar diri sendiri dan keterampilan (Norman and Schmidt).

1) Sintaksis model Problem Based Learning dari Bransford and Stein (dalam Jamie Kirkley, 2003:3) terdiri atas:

a) Mengidentifikasi masalah;b) Menetapkan masalah melalui berpikir tentang masalah dan menseleksi informasi-informasi yang relevan;

c) Mengembangkan solusi melalui pengidentifikasian alternatif-alternatif, tukar-pikiran dan mengecek perbedaan pandang;

d) Melakukan tindakan strategis, dan

e) Melihat ulang dan mengevaluasi pengaruh-pengaruh dari solusi yang dilakukan.2) Sintaksis model Problem Solving Learning Jenis Trouble Shooting (David H. Jonassen, 2011:93) terdiri atas:

a) Merumuskan uraian masalah;

b) Mengembangkan kemungkinan penyebab;

c) Mengetes penyebab atau proses diagnosis, dan

d) Mengevaluasi.c. Model pembelajaran Project Based Learning (PjBL). Pembelajaran otentik menggunakan proyek nyata dalam kehidupan yang didasarkan pada motivasi yang tinggi, pertanyaan yang menantang, tugas-tugas atau permasalahan untuk membentuk penguasaan kompetensi yang dilakukan secara kerja sama dalam upaya memecahkan masalah (Barel, 2000 and Baron 2011).Tujuan PjBL adalah meningkatkan motivasi belajar, team work, keterampilan kolaborasi dalam pencapaian kemampuan akademik level tinggi/taksonomi tingkat kreativitas yang dibutuhkan pada abad 21 (Cole & Wasburn Moses, 2010).

Sintaksis/tahapan model pembelajaran Project Based Learning, meliputi:

1) Penentuan pertanyaan mendasar (Start with the Essential Question);2) Mendesain perencanaan proyek;

3) Menyusun jadwal (Create a Schedule);

4) Memonitor peserta didik dan kemajuan projek (Monitor the Students and the Progress of the Project);5) Menguji hasil (Assess the Outcome), dan

6) Mengevaluasi pengalaman (Evaluate the Experience).Proses pembelajaran yang mengacu pada pembelajaran berpendekatan saintifik, meliputi lima langkah sebagai berikut:

1. Mengamati, yaitu kegiatan siswa untuk mengidentifikasi melalui indera penglihat (membaca, menyimak), pembau, pendengar, pengecap dan peraba pada waktu mengamati suatu objek dengan ataupun tanpa alat bantu. Alternatif kegiatan mengamati antara lain observasi lingkungan, mengamati gambar, video, tabel dan grafik data, menganalisis peta, membaca berbagai informasi yang tersedia di media masa dan internet maupun sumber lain. Bentuk hasil belajar dari kegiatan mengamati adalah siswa dapat mengidentifikasi masalah.

2. Menanya, yaitu kegiatan siswa untuk mengungkapkan apa yang ingin diketahuinya baik yang berkenaan dengan suatu objek, peristiwa, suatu proses tertentu. Dalam kegiatan menanya, siswa membuat pertanyaan secara individu atau kelompok tentang apa yang belum diketahuinya. Siswa dapat mengajukan pertanyaan kepada guru, nara sumber, siswa lainnya dan atau kepada diri sendiri dengan bimbingan guru hingga siswa dapat mandiri dan menjadi kebiasaan. Pertanyaan dapat diajukan secara lisan dan tulisan serta harus dapat membangkitkan motivasi siswa untuk tetap aktif dan gembira. Bentuknya dapat berupa kalimat pertanyaan dan kalimat hipotesis. Hasil belajar dari kegiatan menanya adalah siswa dapat merumuskan masalah dan merumuskan hipotesis.3. Mengumpulkan data, yaitu kegiatan siswa untuk mencari informasi sebagai bahan untuk dianalisis dan disimpulkan. Kegiatan mengumpulkan data dapat dilakukan dengan cara membaca buku, mengumpulkan data sekunder, observasi lapangan, uji coba (eksperimen), wawancara, menyebarkan kuesioner, dan lain-lain. Hasil belajar dari kegiatan mengumpulkan data adalah siswa dapat menguji hipotesis.4. Mengasosiasi, yaitu kegiatan siswa mengolah data dalam bentuk serangkaian aktivitas fisik dan pikiran dengan bantuan peralatan tertentu. Bentuk kegiatan mengolah data antara lain melakukan klasifikasi, pengurutan (sorting), menghitung, membagi, dan menyusun data dalam bentuk yang lebih informatif, serta menentukan sumber data sehingga lebih bermakna. Kegiatan siswa dalam mengolah data misalnya membuat tabel, grafik, bagan, peta konsep, menghitung, dan pemodelan. Selanjutnya siswa menganalisis data untuk membandingkan ataupun menentukan hubungan antara data yang telah diolahnya dengan teori yang ada sehingga dapat ditarik simpulan dan atau ditemukannya prinsip dan konsep penting yang bermakna dalam menambah skema kognitif, meluaskan pengalaman, dan wawasan pengetahuannya. Hasil belajar dari kegiatan menalar/ mengasosiasi adalah siswa dapat menyimpulkan hasil kajian dari hipotesis.5. Mengomunikasikan yaitu kegiatan siswa mendeskripsikan dan menyampaikan hasil temuannya dari kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan dan mengolah data, serta mengasosiasi yang ditujukan kepada orang lain baik secara lisan maupun tulisan dalam bentuk diagram, bagan, gambar, dan sejenisnya dengan bantuan perangkat teknologi sederhana dan atau teknologi informasi dan komunikasi. Hasil belajar dari kegiatan mengomunikasikan adalah siswa dapat memformulasikan dan mempertanggungjawabkan pembuktian hipotesis.

C. Contoh

Agar memudahkan langkah pemaduan/pensinkronan pendekatan dengan model pembelajaran yang dipilih atas dasar hasil analisis, dapat menggunakan matrik perancah sebagai pertolongan sebelum dituliskan menjadi kegiatan inti pada RPP. Pemaduan atau pensinkronan antara langkah-langkah pendekatan saintifik dan sintaksis (langkah kerja) model pembelajaran dilakukan sebagai berikut.1. Pilih pasangan KD-KD dari mata pelajaran yang diampu sesuai dengan silabus dan buku teks siswa terkait.

2. Rumuskan IPK dari KD3 dan dari KD4 sesuai dengan dimensi proses atau level pengetahuan dan dimensi kategori pengetahuan dan keterampilan yang terkandung di masing-masing KD. Setiap KD minimal memiliki 2 (dua) indikator.

3. Petakan pemilihan model pembelajaran sesuai KD dengan mempertimbangkan rambu-rambu pemilihan model pembelajaran.

4. Pilih model pembelajaran sesuai KD dengan mempertimbangkan rambu-rambu pemilihan model pembelajaran.5. Tentukan kegiatan peserta didik dan kegiatan guru sesuai dengan langkah-langkah (sintaksis) model pembelajaran yang dipilih, kemudian sinkronkan dengan langkah pendekatan saintifik (5M) sampai mencapai IPK.Tabel 9. Penentuan Model Pembelajaran

Mata Pelajaran: Kue IndonesiaKelas: XI

No.KompetensiModel PembelajaranKeterangan

1.3.9. Menganalis kue Indonesia dari tepung teriguModel Pembelajaran

Problem Based Learninga. KD-3.9 menganalisis (C4) termasuk dimensi proses kognitif level 4, sedangkan dimensi pengetahuannya tidak mencapai metakognisi.b. KD-4.9 Keterampilan konkret setara dengan gradasi mechanism (simpson) dan manipulasi (dave) kelas XI

4.9.Membuat kue Indonesia dari tepung terigu

2.dst

Tabel 10. Matrik Perancah Pemaduan Sintaksis Model Pembelajaran Problem Based Learning dan Pendekatan Saintifik pada Mapel Kue Indonesia KD 3.9 Menganalisis kue Indonesia dari tepung terigu

KD 4.9 Membuat kue Indonesia dari tepung teriguKompetensi

IntiKompetensi

DasarIPKSintaksis model Problem Based LearningPendekatan Saintifik

MengamatiMenanyaMengumpulkan InformasiMenalarMengomunikasi-kan

3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan factual, konseptual, prosedural dan metakognisi berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab phenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung

Menganalis kue Indonesia dari tepung terigu 4.9.Membuat kue Indonesia dari tepung terigu

3.9.1. Membedakan jenis kue Indonesia dari tepung terigu berdasarkan karakteristik

3.9.2. Meghitung kebutuhan bahan kue Indonesia dari tepung terigu berdasarkan resep

3.9.3. Menganalisis kue Indonesia dari tepung terigu berdasarkan kriteria hasil4.9.1 Menyiapkan bahan untuk membuat kue Indonesia dari tepung terigu sesuai dengan resep 4.9.2 Menyiapkan alat untuk membuat kue Indonesia dari tepung terigu sesuai resep

4.9.3 Membuat kue Indonesia dari tepung terigu sesuai dengan teknik dan prosedur pengolahan, kriteria hasil dan sanitasi hygiene, kesehatan dan keselamatan kerja.

4.9.4 Menyajikan kue Indonesia dari tepung terigu sesuai dengan teknik penyajian, suhu penyajian, standar porsi dan sanitasi hygiene.

1. Merumuskan uraian masalah Peserta didik membaca kasus-kasus kegagalan pembuatan kue Indonesia dari tepung terigu yang diberikan guru Peserta didik menguraikan masalah yang timbul berdasarkan kasus

Peserta didik berdiskusi tentang hasil identifikasi masalah

Guru membimbing dan menfasilitasi kegiatan peserta didik untuk menguraikan masalah

2. Mengembagkan kemungkinan penyebab

Peserta didik melakukan analisis beberapa kemungkinan penyebab terjadinya masalah

Peserta didik mendiskusikan hasil analisis kemungkinan penyebab masalah dan membuat pertanyaan hal-hal yang belum dipahami terkait dengan masalah dan penyebabnya

Guru membimbing kegiatan peserta didik terkait dengan masalah dan penyebab serta mengingat untuk toleransi, kerjasama dan santun dalam berdiskusi

Peserta didik mengumpulkan data dengan menggunakan buku teks pelajaran terkait hasil identifikasi penyabab masalah dan pertaanyan yang timbul pada saat diskusi kelompok Peserta didik mendiskusikan hasil pengumpulan data dari buku teks pelajaran untuk menyimpulkan faktor penyebab masalah

3. Mengetes penyebab atau proses diagnosa Menyiapkan bahan untuk membuat kue Indonesia dari tepung terigu sesuai dengan resep Menyiapkan alat untuk membuat kue Indonesia dari tepung terigu sesuai resep Membuat kue Indonesia dari tepung terigu sesuai dengan teknik dan prosedur pengolahan, kriteria hasil dan sanitasi hygiene, kesehatan dan keselamatan kerja.

Menyajikan kue Indonesia dari tepung terigu sesuai dengan teknik penyajian, suhu penyajian, standar porsi dan sanitasi hygiene. Peserta didik mencatat semua kejadian yang dijumpai pada saat membuat kue Indonesia dari tepung terigu

Peserta didik melakukan diagnosa hasil praktek dikaitkan dengan hasil diskusi

Guru memfasilitasi ,membimbing, mengingatkan keselatanan kerja pada saat membuat kue Indonesia dari tepung terigu.

Peserta didik mengklasifikasi dan mengolah data yang diperoleh dari hasil diskusi dan hasil diagnosa pada saat praktek Peserta didik menyimpulkan data yang diperoleh dari hasil diskusi dan hasil diagnosa pada saat praktek

4. Mengevaluasi Peserta didik menyiapkan bahan hasil kesimpulan penyebab terjadinya kasus yang akan dipresentasikan Peserta didik menyimak penjelasan guru tentang aturan presentasi dan mengingatkan perlunya sikap santun dan toleransi pada saat diskusi Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi dan praktek Peserta didik lain menyimak, menyanggah, memberi masukan hasil presentasi kelompok Guru memberi penguatan hasil pemecahan masalah sesuai dengan kasus di akhir diskusi Peserta didik merevisi hasil presentasi sesuai dengan hasil evaluasi kelompok lain dan guru.

Catatan:Hasil pemaduan model pembelajaran dan pendekatan saintifik digunakan dalam penyusunan RPP khususnya pada perumusan kegiatan inti pembelajaran.D. Latihan/Tugas

Buat pemaduan pendekatan saintifik dengan model belajar yang Saudara pilih berdasarkan analisis menggunakan format matrik seperti tabel di atas untuk mata pelajaran yang Saudara ampu.

3. PEMAHAMAN PENILAIAN HASIL BELAJARA. Konsep1. Penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh pendidik mengandung makna pengukuran, penilaian dan evaluasi. Pengukuran adalah kegiatan membandingkan hasil pengamatan dengan suatu kriteria atau ukuran. Penilaian adalah proses mengumpulkan informasi/bukti, menafsirkan, mendeskripsikan, dan menginterpretasi bukti-bukti hasil pengukuran. Sedangkan Evaluasi adalah proses mengambil keputusan berdasarkan hasil-hasil penilaian.

2. Penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik dalam ranah sikap (spiritual dan sosial), ranah pengetahuan, dan ranah keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis, selama dan setelah proses pembelajaran suatu kompetensi muatan pembelajaran untuk kurun tertentu.3. Penilaian hasil belajar berperan membantu peserta didik mengetahui capaian pembelajaran (learning outcomes), memperoleh informasi tentang kelemahan dan kekuatan pembelajaran dan belajar. Dalam pendidikan berbasis standar (standard-based education), kurikulum bebasis kompetensi (competency-based curriculum), dan pendekatan belajar tuntas (mastery learning) penilaian proses dan hasil belajar merupakan parameter tingkat pencapaian kompetensi minimal yang menjadi batas ketuntasan belajar.4. Penilaian hasil belajar dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan dan pemerintah.5. Penilaian hasil belajar oleh pendidik adalah proses pengumpulan informasi/ bukti tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam ranah sikap spiritual dan sikap sosial, ranah pengetahuan, dan ranah keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis, selama dan setelah proses pembelajaran.6. Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. Penilaian oleh pendidik digunakan untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik; bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran.7. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan bertujuan menilai pencapaian standar kompetensi lulusan untuk semua mata pelajaran. Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi, dilakukan dalam bentuk ujian nasional.

B. Deskripsi1. Penilaian hasil belajar oleh pendidik memiliki tujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan kompetensi, menetapkan ketuntasan penguasaan kompetensi, menetapkan program perbaikan atau pengayaan berdasarkan tingkat penguasaan kompetensi, dan memperbaiki proses pembelajaran.

2. Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilaksanakan dalam bentuk penilaian otentik. Penilaian otentik merupakan pendekatan utama dalam penilaian hasil belajar oleh pendidik. Penilaian otentikadalah bentuk penilaian yang menghendaki peserta didik menampilkan sikap, menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari pembelajaran dalam melakukan tugas pada situasi yang sesungguhnya.3. Penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan acuan kriteria. Acuan kriteria merupakan penilaian kemajuan peserta didik dibandingkan dengan kriteria capaian kompetensi yang ditetapkan. Bagi yang belum berhasil mencapai kriteria, diberi kesempatan mengikuti pembelajaran remedial yang dilakukan setelah suatu kegiatan penilaian baik secara individual, kelompok, maupun kelas. Bagi peserta didik yang berhasil dapat diberikan program pengayaan sesuai dengan waktu yang tersedia baik secara individual maupun kelompok. Program pengayaan merupakan pendalaman atau perluasan dari kompetensi yang dipelajari. Acuan Kriteria menggunakan modus untuk sikap, rerata untuk pengetahuan, dan capaian optimum untuk keterampilan.4. Penilaian hasil belajar oleh pendidik untuk ranah sikap, ranah pengetahuan, dan ranah keterampilan menggunakan skala penilaian. Skala penilaian untuk ranah sikap menggunakan rentang predikat Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K). Sedangkan skala penilaian untuk ranah pengetahuan dan ranah keterampilan menggunakan rentang angka dan huruf 4,00 (A) - 1,00 (D) dengan rincian sebagai berikut:Tabel 11. Skala Penilaian

No.AngkaHuruf

13,85 - 4,00A

23,51 - 3,84A-

33,18 - 3,50B+

42,85 - 3,17B

52,51 - 2,84B-

62,18 - 2,50C+

71,85 - 2,17C

81,51 - 1,84C-

91,18 - 1,50D+

101,00 - 1,17D

5. Lingkup dan sasaran penilaian hasil belajar oleh pendidik mencakup ranah sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan, dan keterampilan.

a. Sasaran Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada ranah sikap spiritual dan sikap sosial meliputi tingkatan sikap: menerima, menanggapi, menghargai, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai spiritual dan nilai-nilai sosial.

b. Sasaran penilaian hasil belajar oleh pendidik pada ranah pengetahuan kemampuan berpikir mulai dari mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, mencipta serta dimensi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif. c. Sasaran penilaian hasil belajar oleh pendidik pada ranah keterampilan abstrak yaitu kemampuan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/ mencoba, menalar dan mengomunikasikan. Sedangkan pada ranah keterampilan kongkret adalah persepsi, kesiapan, meniru, membiasakan gerakan, mahir, menjadi gerakan alami, menjadi tindakan orisinal.

6. Teknik Penilaian Ranah SikapPenilaian ranah sikap bertujuan membentuk sikap dan karakter peserta didik yang dilaksanakan selama kegiatan proses pembelajaran berlangsung. Penilaian ranah sikap dilakukan melalui pengamatan, menggunakan lembar pengamatan atau ceklis pengamatan yang memuat aspek sikap yang diamati. Rincian aspek sikap yang diamati merujuk pada KD dari KI-1 dan KI-2.Penilaian sikap dilakukan sebagai upaya mengembangkan sikap sosial dan sikap spiritual dalam rangka pengembangan nilai karakter bangsa. Oleh karena itu, pengembangan rubrik penilaian sikap pada seluruh mata pelajaran di satuan pendidikan fokus pada bagian dari upaya pencapaian ranah sikap (spiritual dan sosial). Setiap satuan pendidikan menyepakati dan menetapkan aspek dan rubrik penilaian sikap yang akan digunakan oleh semua pendidik. Satuan pendidikan dalam mengembangkan aspek dan rubrik penilaian sikap hendaknya memperhatikan sikap yang dituntut berdasarkan KD dari KI-1 dan KI-2. Bila dimungkinkan pada tingkat daerah (kabupaten atau kota) dikembangkan aspek dan rubrik penilaian sikap yang digunakan oleh seluruh satuan pendidikan.

Setiap pendidik memetakan aspek sikap yang dikembangkan/ditekankan pada kegiatan pembelajarannya sesuai dengan relevansi dan karakteristik, baik yang tersurat maupun yang tersirat pada rumusan KI-3 dan KI-4, serta menggunakan rubrik penilaian sikap yang disepakati pada satuan pendidikanUntuk peserta didik yang bermasalah (belum menunjukkan sikap yang diinginkan), terlebih dahulu dilakukan pembinaan selama proses pembelajaran oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan. Frekuensi perubahan sikap yang ditunjukkan oleh peserta didik selama kurun waktu inilah yang disebut dengan modus. Nilai akhir yang dilaporkan oleh pendidik kepada satuan pendidikan adalah nilai modus yang diperoleh/nilai yang terbanyak muncul (Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014 Pasal 6 ayat (3).

Tabel 12. Teknik dan Instrumen Penilaian SikapTeknik PenilaianBentuk InstrumenKeterangan

ObservasiDaftar cekSkala penilaian sikap Dilakukan selama proses pembelajaran.

Penilaian diriDaftar cekSkala penilaian sikapDilakukan pada akhir semester.

Penilaian antar peserta didikDaftar cek Skala penilaian sikapDilakukan pada akhir semester, setiap peserta didik dinilai oleh 3 peserta didik lainnya.

JurnalCatatan pendidik tentang sikap dan perilaku positif atau negatif, selama dan di luar proses pembelajaran mata pelajaran.Berupa catatan guru tentang sikap dan perilaku positif atau negatif peserta didik yang tidak berkaitan dengan mata pelajaran.

7. Teknik Penilaian Ranah PengetahuanPenguasaan siswa pada ranah pengetahuan dapat diukur melalui tes tulis, observasi dan penugasan, dikembangkan berdasarkan kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik. Pendidik dapat memilih salah satu teknik dan bentuk penilaian ranah pengetahuan yang paling sesuai dengan karakteristik kompetensi dasar yang dinilai.Nilai akhir pengetahuan diambil dari nilai rerata perolehan nilai ranah pengetahuan (Permendikbud no 104 tahun 2014 pasal 6 ayat 4).

Tabel 13. Teknik dan Instrumen Penilaian Pengetahuan

Teknik PenilaianBentuk Instrumen

Tes tulis Memilih jawaban (pilihan ganda, dua pilihan benar-salah, ya-tidak), menjodohkan, sebab-akibat. Mensuplai jawaban (isian atau melengkapi, jawaban singkat atau pendek, uraian).

Observasi Daftar cek observasi guru terhadap diskusi, tanya jawab dan percakapan.

Penugasan Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.

8. Teknik Penilaian Ranah Keterampilan Penilaian keterampilan meliputi keterampilan abstrak dan keterampilan konkret. Keterampilan abstrak cenderung pada keterampilan seperti mengamati, menanya, mengolah, menalar, dan mengomunikasikan yang lebih dominan pada kemampuan mental (berpikir). Sedangkan untuk keterampilan kongkret cenderung pada kemampuan fisik seperti menggunakan alat, mencoba, membuat, memodifikasi, dan mencipta dengan bantuan alat. Tabel 14. Teknik dan Instrumen Penilaian KeterampilanTeknik PenilaianBentuk InstrumenKeterangan

Unjuk kerja/ kinerja/ praktik Daftar cek, dengan menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat nilai bila kriteria penguasaan kompetensi tertentu dapat diamati oleh penilai.

Skala Penilaian (Rating Scale). Penilaian kinerja yang menggunakan skala penilaian memungkinkan penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu, karena pemberian nilai secara kontinum dimana pilihan kategori nilai lebih dari dua.Penilaian unjuk kerja/ kinerja/praktik disebut juga penilaian tugas yang dilakukan dengan cara mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu.Penilaian Tugas adalah penilaian atas proses dan hasil pengerjaan tugas yang dilakukan langsung secara individu atau kelompok.

Projek Penilaian projek dilakukan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai pelaporan. Untuk menilai setiap tahap perlu disiapkan kriteria penilaian atau rubrik.Penilaian projek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, mengaplikasi, menyelidiki dan menginformasikan suatu hal secara jelas.

Penilaian projek dilakukan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai pelaporan.

Produk Daftar cek atau skala penilaian (rubrik)Penilaian produk menilai kemampuan peserta didik membuat produk-produk, teknologi, dan seni.

Portofolio Daftar cek atau skala penilaian (rubrik)Penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya peserta didik secara individu pada satu periode untuk suatu mata pelajaran.

Tulis Tes tulis, daftar cek atau skala penilaian (rubrik)Penilaian tulis juga digunakan untuk menilai ranah keterampilan, seperti menulis karangan, menulis laporan, dan menulis surat, laporan keuangan, dsb.

Hasil penilaian setiap KD keterampilan dilaporkan dalam bentuk nilai optimum (nilai tertinggi) dari indikator pencapaian kompetensi (IPK) dengan catatan tidak ada IPK yang mendapat nilai di bawah batas ketuntasan (2,67) atau kurang dari 3 bila menggunakan rentang 1-4. Sedangkan Nilai akhir untuk ranah keterampilan yang dilaporkan pendidik kepada satuan pendidikan diambil dari rerata nilai optimal ranah keterampilan (Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014 Pasal 6 ayat (5)).

9. KetuntasanMasing-masing ranah (sikap, pengetahuan, dan keterampilan) digunakan penyekoran dan pemberian predikat yang berbeda. Nilai ketuntasan ranah sikap dituangkan dalam bentuk predikat, yakni predikat Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K) sebagaimana tertera pada tabel berikut.

Tabel 15. Nilai Ketuntasan Sikap

Nilai Ketuntasan Sikap (Predikat)

Sangat Baik (SB)

Baik (B)

Cukup (C)

Kurang (K)

Nilai ketuntasan ranah pengetahuan dan ranah keterampilan dituangkan dalam bentuk angka dan huruf, yakni 4,001,00 untuk angka yang ekuivalen dengan huruf A sampai dengan D sebagaimana tertera pada tabel berikut.

Tabel 16. Nilai Ketuntasan Pengetahuan dan Keterampilan

Nilai KetuntasanPengetahuan dan Keterampilan

Rentang AngkaHuruf

3,85 4,00A

3,51 3,84A-

3,18 3,50B+

2,85 3,17B

2,51 2,84B-

2,18 2,50C+

1,85 2,17C

1,51 1,84C-

1,18 1,50D+

1,00 1,17D

Nilai ketuntasan ranah sikap pada skala Baik, sedangkan untuk ranah pengetahuan dan keterampilan pada skala 2,67 (B-). Hal yang perlu diperhatikan oleh pendidikan adalah batas ketuntasan, meskipun nilai rerata ranah pengetahuan dan keterampilan 2,51 - 2,84 termasuk dalam kategori B-, tetap dinyatakan belum tuntas.10. Remedial dan PengayaanPeserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar (2,67) wajib mengikuti kegiatan remedial pada semester berjalan hingga mencapai ketuntasan belajar. Sedangkan bagi peserta didik yang telah mencapai ketuntasan belajar dan memiliki kecepatan belajar di atas rata-rata yang telah ditetapkan dapat diberikan pengayaan dan pendalaman materi.11. Pelaporan Pencapaian Kompetensia. Skor dan Nilai

Kurikulum 2013 menggunakan skala skor penilaian 4,001,00 dalam menyekor pekerjaan peserta didik untuk setiap kegiatan penilaian (ulangan harian, ujian tengah semester, ujian akhir semester, tugas-tugas, ujian sekolah).

Untuk masing-masing ranah (sikap, pengetahuan, dan keterampilan) digunakan penyekoran dan pemberian predikat yang berbeda sebagaimana tercantum pada tabel berikut.

Tabel 17. Konversi Skor dan Predikat Hasil Belajar untuk Setiap RanahSikapPengetahuanKeterampilan

ModusPredikatSkor RerataHurufCapaian OptimumHuruf

4,00SB(Sangat Baik)3,85 4,00A3,85 4,00A

3,51 3,84A-3,51 3,84A-

3,00B(Baik)3,18 3,50B+3,18 3,50B+

2,85 3,17B2,85 3,17B

2,51 2,84B-2,51 2,84B-

2,00C(Cukup)2,18 2,50C+2,18 2,50C+

1,85 2,17C1,85 2,17C

1,51 1,84C-1,51 1,84C-

1,00K(Kurang)1,18 1,50D+1,18 1,50D+

1,00 1,17D1,00 1,17D

b. Bentuk LaporanPelaporan hasil belajar oleh pendidik diberikan dalam bentuk laporan hasil semua bentuk penilaian. Pelaporan hasil belajar merupakan hasil pengolahan oleh pendidik dengan menggunakan kriteria. Pelaporan hasil belajar oleh pendidik digunakan oleh satuan pendidikan untuk mengisi rapor dan menentukan promosi peserta didik. Peserta didik dinyatakan tidak naik kelas apabila hasil belajar dari paling sedikit 3 (tiga) mata pelajaran pada ranah pengetahuan, keterampilan, dan/atau sikap belum tuntas.

c. Nilai untuk Rapor

Hasil belajar yang dicantumkan dalam Rapor berupa:

1) untuk ranah sikap menggunakan skor modus 1,00-4,00 dengan predikat Kurang (K), Cukup (C), Baik (B), atau Sangat Baik (SB);

2) untuk ranah pengetahuan menggunakan skor rerata 1,00-4,00 dengan predikat D-A.

3) untuk ranah keterampilan menggunakan skor optimum 1,00-4,00 dengan predikat D-A.

C. Contoh1. Penentuan Teknik dan Bentuk Instrumen Penilaian

Tabel 18. Penentuan Teknik dan Bentuk Penilaian

Mata Pelajaran: Kue IndonesiaKelas: XI

Semester: 1No.Ranah KompetensiTeknik PenilaianInstrumen Penilaian

1.SikapObservasi / pengamatan

Daftar Skala Penilaian, rentang predikat SB, B, C, K

2.Pengetahuan

KD.3.9 Menganalisis kue Indonesia dari tepung terigu1. Tes Tertulis2. Penugasan

Soal tes terlulis dan lembar jawaban Lembar penilaian tugas

3.Keterampilan

KD.4.9 Membuat kue Indonesia dari tepung terigu 1. Produk

Lembar penilaian produk (persiapan, pelaksanaan, hasil)

2. Penilaian Ranah Sikap

(Contoh Penilaian Sikap melalui Observasi)Pada awal tahun pembelajaran seluruh guru mata pelajaran dalam satuan pendidikan mengembangkan dan menyepakati rubrik observasi penilaian sikap yang akan digunakan di tingkat satuan pendidikan berdasarkan Kompetensi dasar dari KI 1 dan KI2.

Berdasarkan kesepakatan rubrik observasi penilaian sikap tersebut, pendidik menyusun instrumen penilaian sikap dengan relevansi dan karakteristik baik yang tersurat maupun yang tersirat pada rumusan KI-3 dan KI-4.

Tabel 19. Contoh Instrumen dan Rubrik Penilaian Sikap (Sosial)NoNama Peserta Didik/ KelompokKerjasamaToleransiSantun

1.

2.

3.

Keterangan:4=jika empat indikator terlihat.3=jika tiga indikator terlihat.2=jika dua indikator terlihat1=jika satu indikator terlihatIndikator Penilaian Sikap:Kerjasamaa. Membagi tugas kelompok secara meratab. Berperan aktif dalam kegiatan diskusi kelompokc. Mengerjakan tugas sesuai dengan tugasnyad. Merapihkan kembali bahan dan alat yang digunakanToleransia. Menerima kesepakatan walaupun berbeda dengan pendapatnya

b. Tidak mendominasi percakapan saat diskusic. Menyimak orang lain berbicara

d. Menghargai pendapat orang lain

Santuna. Berinteraksi dengan teman secara ramahb. Berkomunikasi dengan bahasa yang tidak menyinggung perasaanc. Menggunakan bahasa tubuh yang bersahabatd. Berperilaku sopanNilai akhir sikap diperoleh berdasarkan modus (skor yang sering muncul) dari keempat aspek sikap di atas.Kategori nilai sikap:Sangat baik: apabila memperoleh nilai akhir 4Baik: apabila memperoleh nilai akhir 3Cukup: apabila memperoleh nilai akhir 2Kurang: apabila memperoleh nilai akhir 13. Penilaian Ranah PengetahuanTabel 20. Contoh Kisi-Kisi, Soal Pengetahuan, Kunci Jawaban, Cara Pengolahan NilaiMata Pelajaran : Kue IndonesiaKD 3.9. Menganalis kue Indonesia dari tepung teriguKompetensi DasarIPKIndikator SoalJenis SoalSoal

3.4. Menganalis kue Indonesia dari tepung terigu

3.9.1. Membedakan jenis kue Indonesia dari tepung terigu berdasarkan karakteristik

3.9.2. Meghitung kebutuhan bahan kue Indonesia dari tepung terigu berdasarkan resep

3.9.3. Menganalis kue Indonesia kue dari tepung terigu berdasarkan kriteria hasil1. Peserta didik dapat menjelaskan lima jenis kue Indonesia dari tepung terigu2. Peserta didik dapat menjelaskan karakteristik lima jenis kue Indonesia dari tepung terigu

3. Disediakan karakteristik kue Indonesia dari tepung terigu, peserta didik dapat membedakan kue Indonesia dari tepung terigu berdasarkan karakteristik

4. Dapat mendeskripsikan formula bahan yang digunakan untuk membuat kue Indonesia dari tepung

5. Disediakan jumlah pesanan dan resep, peserta didik dapat meghitung kebutuhan bahan kue Indonesia dari tepung terigu berdasarkan resep

6. Peserta didik dapat menjelaskan kriteria hasil dari 5 jenis kue Indonesia dari tepung terigu

7. Disediakan berbagai jenis kue dari tepung terigu, peserta didik dapat menganalisis kue Indonesia berdasarkan kriteria hasil Tes tulis1. Jelaskan lima jenis kue Indonesia dari tepung terigu

2. Jelaskan karakteristik lima jenis kue Indonesia dari tepung terigu3. Perhatikan tiga jenis dan karakteristik kue Indonesia dari tepung terigu berikut.

Bedakan kue Indonesia dari tepung terigu berdasarkan karakteristiknya4. Deskripsikan formula bahan yang digunakan untuk membuat kue Indonesia dari tepung

5. Anda diminta membuat pesanan untuk 50 orang sesuai dengan resep yang diberikan. Hitunglah kebutuhan bahan untuk membuat kebutuhan pesanan.

6. Jelaskan kriteria hasil dari 5 jenis kue Indonesia dari tepung terigu7. Perhatikan 3 jenis kue dan karakteristik kue dari tepung terigu berikut. Coba analisis jenis kue dan karakteristik tersebut

Kunci Jawaban Soal

Penskoran Jawaban dan Pengolahan Nilai

1. Jawaban no 1, yang benar diberikan skor maksimal 52. Jawaban no 2, yang benar diberikan skor maksimal 5

3. Jawaban no 3, yang benar diberikan skor maksimal 3

4. Jawaban no 4, yang benar diberikan skor maksimal 6

5. Jawaban no 5, yang benar diberikan skor maksimal 4

6. Jawaban no 6, yang benar diberikan skor maksimal 5

7. Jawaban no 7, yang benar diberikan skor maksimal 6

Jumlah total skor maksimal adalah 34

Penilaian dihitung berdasarkan IPK dengan gradasi nilai 1-4

IPK 1Skor maksimal 13

Nilai 1 jika memperoleh skor kurang dari 3

Nilai 2 jika memperoleh skor antara 4-6

Nilai 3 jika memperoleh skor antara 7-10

Nilai 4 jika memperoleh skor antara 11-13IPK 2Skor maksimal 10

Nilai 1 jika memperoleh skor antara 1-2Nilai 2 jika memperoleh skor antara 3-5Nilai 3 jika memperoleh skor antara 6-8Nilai 4 jika memperoleh skor antara 9-10IPK 3

Skor maksimal 11Nilai 1 jika memperoleh skor antara 1-3

Nilai 2 jika memperoleh skor antara 4-6

Nilai 3 jika memperoleh skor antara 7-9

Nilai 4 jika memperoleh skor antara 10-11

KD

Penilaian Pengetahuan/Teknik/IPK

IPK 1

IPK 2IPK 3Nilai Akhir/Teknik Penilaian

3.933410/3 =3.33

4. Penilaian Ranah KeterampilanTabel 21. Contoh Instrumen Penilaian KeterampilanMata Pelajaran : Kue IndonesiaKD 4.9.Membuat kue Indonesia dari tepung teriguKompetensi DasarIPKIndikator SoalJenis SoalSoal

3.9. Membuat kue Indonesia dari tepung terigu

4.9.1 Menyiapkan bahan untuk membuat kue Indonesia dari tepung terigu sesuai dengan resep

4.9.2 Menyiapkan alat untuk membuat kue Indonesia dari tepung terigu sesuai resep

4.9.3 Membuat kue Indonesia dari tepung terigu sesuai dengan teknik dan prosedur pengolahan, kriteria hasil dan sanitasi hygiene, kesehatan dan keselamatan kerja.4.9.4 Menyajikan kue Indonesia dari tepung terigu sesuai dengan teknik penyajian, suhu penyajian, standar porsi dan sanitasi hygiene.1. Disediakan bahan makanan, peserta didik dapat menyiapkan bahan untuk membuat kue Indonesia dari tepung terigu sesuai dengan resep

2. Disediakan alat pengolah makanan, Peserta didik dapat menyiapkan alat untuk membuat kue Indonesia dari tepung terigu sesuai resep

3. Peserta didik dapat membuat kue Indonesia dari tepung terigu sesuai dengan teknik dan prosedur pengolahan, kriteria hasil dan sanitasi hygiene, kesehatan dan keselamatan kerja.

4. Peserta didik dapat menyajikan kue Indonesia dari tepung terigu sesuai dengan teknik penyajian, suhu penyajian, standar porsi dan sanitasi hygiene.

PraktikAnda diminta untuk membuat satu resep kue Indonesia dari tepung terigu yang anda tentukan sendiri sesuai dengan bahan dan peralatan yang tersedia. Langkah-langkah pembuatannya meliputi : a. Menyiapkan bahan sesuai dengan resepb. Menyiapkan alat sesuai dengan resepc. Membuat kue Indonesia dari tepung terigu sesuai dengan teknik dan prosedur pengolahan, kriteria hasil dan sanitasi hygiene, kesehatan dan keselamatan kerja.

d. Menyajikan kue Indonesia dari tepung terigu sesuai dengan teknik penyajian, suhu penyajian, standar porsi dan sanitasi hygiene.

Penilaian ProdukKDPenilaian Keterampilan/Teknik/IPKNilai Akhir/Teknik Penilaian

IPK 1IPK 2IPK 3IPK 4

4.933444

Pengolahan Nilai

KDNilai Akhir/Teknik PenilaianNilai Akhir

Teknik 1Teknik 2

4.9433.5

Tabel 22. Contoh Pengolahan Nilai KD KeterampilanMata Pelajaran : Kue IndonesiaKD 4.9 Membuat Kue Indonesia dari tepung terigu

AspekSkorKeterangan

Kesesuaian bahan dengan :

1. Jenis

2. Jumlah

3. mutu bahan3tuntas

Kesuaian alat dengan :

1. Jenis

2. Jumlah3tuntas

Kesesuaian pengolahan sesuai dengan :

1. Teknik pengolahan

2. Prosesur3. Sanitasi hygiene, kesehatan dan keselamatan kerja4. Kriteria hasil4tuntas

Kesesuain penyajian sesuai dengan :

1. Teknik penyajian2. Suhu penyajian3. Standar porsi4. Sanitasi hygiene4tuntas

Nilai KD Keterampilan ditentukan berdasarkan skor optimum (nilai tertinggi) dari aspek (indikator pencapaian kompetensi) yang dinilai4tuntas

5. Laporan Pencapaian Kompetensi

a. Ranah Sikap

Tabel 23. Pengolahan Penilaian SikapMata Pelajaran: Kue IndonesiaSemester: 1

NoNama SiswaKerjasamaToleransiSantunNilai Mata Pelajaran

1.Siswa A3343

2.Siswa B3444

3.Siswa C3323 (perlu pembinaan berkelanjutan untuk sikap)

b. Ranah Pengetahuan

Tabel 24. Pengolahan Penilaian Pengetahuan

Mata Pelajaran

: Kue Indonesia

Semester

: 1

Nama Peserta Didik:

NilaiCapaian KompetensiNilai Akhir dan Predikat

KD 3.13.303.28 atau B+

KD 3.24.00

KD 3.32.90

KD 3.43.30

KD 3.53.00

KD 3.63.30

KD 3.73.40

KD 3.84.00

KD 3.93.33

KD 3.104.00

Rerata KD3.45

Ulangan tengah semester3.50

Ulangan akhir semester2.90

Nilai Pengetahuan*)3.28

Keterangan:

*)Nilai pengetahuan diperoleh dari rerata nilai KD, UTS, UAS yang bobotnya ditentukan oleh satuan pendidikan berdasarkan kompleksitasnya.

c. Ranah Keterampilan

Tabel 25. Pengolahan Penilaian Keterampilan

Nama Peserta Didik:

Nilai OptimumCapaianNilai Akhir dan Predikat)

KD 4.13.003.33 atau B+

KD 4.23.00

KD 4.33.10

KD 4.43.30

KD 4.53.50

KD 4.64.00

KD 4.73.30

KD 4.83.10

KD 4.94.00

KD 4.103.00

Rerata optimum Keterampilan*)3.33

Keterangan :

*)Nilai keterampilan diperoleh dari rerata nilai optimum (capaian tertinggi) dari setiap KD keterampilan yang dipelajari dalam satu semester.

D. LatihanBuatlah instrumen untuk melakukan pengukuran pada ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan dengan menggunakan rubrik penilaian skala 4.Try to keep student in mind as you plan your lesson. Ask you self:

Who are they?

What do they already know?

What must they learn?

What should they learn about this?

What must they do?, and

How will they demonstrate their learning?

(British Columbia Institute Technology, 2010:2)

@2015, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK40