tm_kumpulan soal soal mata_stase mata_2014

29
TUGAS COASS MATA Dr. Djoko Heru Santosa, Sp. M 1. Gambarkan dan sebutkan bagian dari penampang sagital Bola Mata ! (http://micymicy.blogspot.com/2011/04/anatomi-mata.html) Cornea : Merupakan lanjutan dari sklera, transparan, tebal 0,5-1 mm, tidak mengandung pembuluh darah Terdiri dari lapisan : stratum epitelium, lamina elastica anterior, stratum propium, lamina elastica posterior, & stratum mesothelium Nutrisi didapat dari a.ciliaris anterior & humor aquasus Sclera : Merupakan lapisan terluar dari bola mata

Upload: kiduy

Post on 16-Aug-2016

193 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Cornea :Merupakan lanjutan dari sklera, transparan, tebal 0,5-1 mm, tidak mengandung pembuluh darahTerdiri dari lapisan : stratum epitelium, lamina elastica anterior, stratum propium, lamina elastica posterior, & stratum mesotheliumNutrisi didapat dari a.ciliaris anterior & humor aquasusSclera :Merupakan lapisan terluar dari bola mata Terbentuk oleh jaringan fibrous dengan serat elastisAntara lapisan sclera & koroid tdpt ruang sempit berisi sedikit air  spatium perikoroidRetina :Merupakan membran saraf yang tipis, halus, transparanBagian - bagiannya : pars coeca, pars optica, & ora serrataMengandung fotoreseptor, yaitu sel batang & sel kerucutKe arah belakang menerus sebagai nervus optikusHumor aquosus :Merupakan larutan garam yang encer, mengisi COADiproduksi oleh procc.ciliaris pada corpus ciliareLensa crystalina :Bentuknya biconvex, avaskuler, tidak berwarna, transparan, bagian belakang lebih cembung, diameter 9 mm, tebal 4 mm, terletak di belakang iris & di depan corpus vitreumDigantung oleh zonula Zinnii pada proc.ciliarisFungsi : untuk memfokuskan cahaya di retina sehingga terjadi gambaran yang sempurnaCorpus vitreus :Merupakan larutan garam & protein yang mempunyai konsistensi kenyalFungsi : untuk menyangga bola mata supaya tidak mudah mengkerutTidak mengandung pembuluh darah, nutrisinya dari pembuluh darah retina & corpus ciliareConjunctiva :Merupakan membran yang menutup sklera & kelopak bgn belakangMengandung kelenjar musin yang dihasilkan oleh sel GobletTerdiri dari 3 bagian : c.palpebra (melapisi bgn dalam palpebra), c.bulbi (melapisi bola mata), c.forniks (peralihan antara c.palpebra & c.bulbi)Disarafi oleh n.trigeminusPada tepi bebas palpebra ada cilia (bulu mata)(buku “Lecture Notes Oftalmologi”, Bruce James, dkk)2. Gambarkan dan jelaskan Lintasan Penglihatan / Visual Pathway !(http://www.psych.nyu.edu/pylkkanen/Neural_Bases/07_Reading.pdf)Jalur penglihatan merupakan istilah untuk jalur syaraf yang menghubungkan bagian belakang mata dengan visual cortex. Yaitu bagian otak yang menafsirkan citra cermin yang dilihat oleh retina. Bidang pandang masing-masing mata terbagi menjadi sisi nasal dan temporal. Jalur penglihatan pada masing-masing sisi terdiri dari : A. Syaraf optik yang terdiri dari urat-urat halus dari bidang nasal dan temporal.B. Chiasma, merupakan tempat pertemuan syaraf-syaraf optik dari kedua belah mata; urat-urat halus dari masing-masing retina melintas kesisi lainnya, dan urat halus temporal berada pada sisi yang sama dan membentuk : Lintasan optik (optic tract). Radiasi optik, yang menyebar ke dalam. Occipital cortexVisual cortex kanan menerima informasi dari kedua bagian kiri bidang pandang, sedangkan visual cortex kiri menerima dari bagian kanan bidang pandang. Serabut syaraf optik dari sisi temporal bidang pandang menuju ke cortex sisi yang sama, tetapi yang dari bidang nasal menyeberang pada chiasma dan menuju ke cortex sisi yang berlawanan.Sesungguhnya terdapat 2 jalur saraf penglihatan utama menuju visual cortex di otak, yaitu melalui lateral geniculate nucleus (LGN) dan melalui superior colliculus. Analisis tentang informasi visual, misalnya yang berhubungan dengan warna, dimulai pada visual cortex utama. Sebagian dari informasi ini lalu dikirimkan kembali ke superior colliculus. Akan tetapi, informasi ke superior colliculus dapat diterima langsung dari retina melalui LGN. Jalur penglihatan dari retina ke LGN ini disebut jalur penglihatan perifer (peripheral visual pathways), sedangkan jalur yang menuju ke visual cortex disebut jalur penglihatan sentral (central visual pathways).

TRANSCRIPT

TUGAS COASS MATA

Dr. Djoko Heru Santosa, Sp. M

1. Gambarkan dan sebutkan bagian dari penampang sagital Bola Mata !

(http://micymicy.blogspot.com/2011/04/anatomi-mata.html)

Cornea :

Merupakan lanjutan dari sklera, transparan, tebal 0,5-1 mm, tidak mengandung

pembuluh darah

Terdiri dari lapisan : stratum epitelium, lamina elastica anterior, stratum

propium, lamina elastica posterior, & stratum mesothelium

Nutrisi didapat dari a.ciliaris anterior & humor aquasus

Sclera :

Merupakan lapisan terluar dari bola mata

Terbentuk oleh jaringan fibrous dengan serat elastis

Antara lapisan sclera & koroid tdpt ruang sempit berisi sedikit air spatium

perikoroid

Retina :

Merupakan membran saraf yang tipis, halus, transparan

Bagian - bagiannya : pars coeca, pars optica, & ora serrata

Mengandung fotoreseptor, yaitu sel batang & sel kerucut

Ke arah belakang menerus sebagai nervus optikus

Humor aquosus :

Merupakan larutan garam yang encer, mengisi COA

Diproduksi oleh procc.ciliaris pada corpus ciliare

Lensa crystalina :

Bentuknya biconvex, avaskuler, tidak berwarna, transparan, bagian belakang

lebih cembung, diameter 9 mm, tebal 4 mm, terletak di belakang iris & di

depan corpus vitreum

Digantung oleh zonula Zinnii pada proc.ciliaris

Fungsi : untuk memfokuskan cahaya di retina sehingga terjadi gambaran yang

sempurna

Corpus vitreus :

Merupakan larutan garam & protein yang mempunyai konsistensi kenyal

Fungsi : untuk menyangga bola mata supaya tidak mudah mengkerut

Tidak mengandung pembuluh darah, nutrisinya dari pembuluh darah retina &

corpus ciliare

Conjunctiva :

Merupakan membran yang menutup sklera & kelopak bgn belakang

Mengandung kelenjar musin yang dihasilkan oleh sel Goblet

Terdiri dari 3 bagian : c.palpebra (melapisi bgn dalam palpebra), c.bulbi

(melapisi bola mata), c.forniks (peralihan antara c.palpebra & c.bulbi)

Disarafi oleh n.trigeminus

Pada tepi bebas palpebra ada cilia (bulu mata)

(buku “Lecture Notes Oftalmologi”, Bruce James, dkk)

2. Gambarkan dan jelaskan Lintasan Penglihatan / Visual Pathway !

(http://www.psych.nyu.edu/pylkkanen/Neural_Bases/07_Reading.pdf)

Jalur penglihatan merupakan istilah untuk jalur syaraf yang menghubungkan bagian

belakang mata dengan visual cortex. Yaitu bagian otak yang menafsirkan citra cermin

yang dilihat oleh retina.

Bidang pandang masing-masing mata terbagi menjadi sisi nasal dan temporal. Jalur

penglihatan pada masing-masing sisi terdiri dari :

A. Syaraf optik yang terdiri dari urat-urat halus dari bidang nasal dan temporal.

B. Chiasma, merupakan tempat pertemuan syaraf-syaraf optik dari kedua belah

mata; urat-urat halus dari masing-masing retina melintas kesisi lainnya, dan

urat halus temporal berada pada sisi yang sama dan membentuk :

Lintasan optik (optic tract).

Radiasi optik, yang menyebar ke dalam.

Occipital cortex

Visual cortex kanan menerima informasi dari kedua bagian kiri bidang pandang,

sedangkan visual cortex kiri menerima dari bagian kanan bidang pandang. Serabut

syaraf optik dari sisi temporal bidang pandang menuju ke cortex sisi yang sama, tetapi

yang dari bidang nasal menyeberang pada chiasma dan menuju ke cortex sisi yang

berlawanan.

Sesungguhnya terdapat 2 jalur saraf penglihatan utama menuju visual cortex di otak,

yaitu melalui lateral geniculate nucleus (LGN) dan melalui superior colliculus.

Analisis tentang informasi visual, misalnya yang berhubungan dengan warna, dimulai

pada visual cortex utama. Sebagian dari informasi ini lalu dikirimkan kembali ke

superior colliculus. Akan tetapi, informasi ke superior colliculus dapat diterima

langsung dari retina melalui LGN. Jalur penglihatan dari retina ke LGN ini disebut

jalur penglihatan perifer (peripheral visual pathways), sedangkan jalur yang menuju

ke visual cortex disebut jalur penglihatan sentral (central visual pathways).

3. Gambarkan produksi dan sirkulasi Humor Aquosus !

Humor aqueous diproduksi oleh corpus ciliaris.

Setelah dikumpulkan di bilik mata belakang, humor aqueous mengalir melalui pupil

ke bilik mata depan lalu ke anyaman trabekular Meshwork di sudut bilik mata depan.

Kemudian melalui kanalis Schlemm, humor aqueous mengalir ke dalam sistem vena

(Vena Ciliaris Anterior).

Outflow dari humor aqueous tergantung pada:

Lebar sudut bilik mata depan (COA)

Kerapatan jaringan trabekulum Meshwork

4. Sebutkan pembagian klinis Katarak beserta gejala dan tanda pada tiap stadium !

Katarak kongenital dapat berkembang dari genetik, trauma atau infeksi prenatal

dimana kelainan utama terjadi di nukleus lensa. Kekeruhan sebagian pada lensa yang

sudah didapatkan pada waktu lahir dan umumnya tidak meluas dan jarang sekali

mengakibatkan keruhnya seluruh lensa

Katarak juvenil merupakan katarak yang terjadi pada anak-anak sesudah

lahir.Kekeruhan lensa terjadi pada saat masih terjadi perkembangan serat-serat

lensa.Biasanya konsistensinya lembek seperti bubur dan disebut sebagai soft cataract.

Katarak juvenil biasanya merupakan bagian dari satu sediaan penyakit keturunan lain.

Katarak senilis adalah jenis katarak yang paling sering dijumpai. Telah diketahui

bahwa katarak senilis berhubungan dengan bertambahnya usia dan berkaitan dengan

proses penuaan lensa.

Berdasarkan stadiumnya, katarak dibagi menjadi stadium insipien, stadium

imatur,stadium matur, dan stadium hipermatur.

insipien imatur matur hipermatur

Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif

Cairan lensa Normal Bertambah (air

masuk)

Normal Berkurang

(air+masa lensa

keluar)

Iris Normal Terdorong Normal Tremulans

Bilik mata

depan

Normal Dangkal Normal Dalam

Sudut bilik

mata

Normal Sempit Normal Terbuka

Shadow test Normal Positif Normal Pseudopos

Penyulit Negatif Glaukma Negatif Uveitis+glaukoma

1. Stadium insipien. Stadium yang paling dini, yang belum menimbulkan

gangguan visus. Kekeruhan terutama terdapat pada bagian perifer berupa bercak-

bercak seperti baji (jari-jari roda),terutama mengenai korteks anterior, sedangkan

aksis relatif masih jernih. Gambaran ini disebut spokes of a wheel yang nyata bila

pupil dilebarkan.

Ciri2 :

i. Visus masih cukup baik

ii. Bertanbah kabur bila bertambah usia

iii. Fundus reflek masih positif

iv. Kekeruhan ditepi lensa.

2. Stadium imatur. Kekeruhan belum mengenai seluruh lapisan lensa. Kekeruhan

terutama terdapat di bagian posterior dan bagian belakang nukleus lensa. Kalau

tidak ada kekeruhan di lensa, maka sinar dapat masuk ke dalam mata tanpa ada

yang dipantulkan. Oleh karena kekeruhan dibagian posterior lensa, maka sinar

oblik yang mengenai bagian yang keruh ini akan dipantulkan lagi, sehingga pada

pemeriksaan, terlihat di pupil ada daerah yang terang sebagai refleks pemantulan

cahaya pada daerah lensa yang keruh dan daerah yang gelap,akibat bayangan iris

pada lensa yang keruh. Keadaan ini disebut shadow test (+)

Ciri2 :

• Visus bertambah kabur t.u sore menjelang malam

• Kekeruhan belum merata, bisa dinukleus atau di kapsul posterior

• Fundus reflek mulai suram

• Bisa terjadi komplikasi glaucoma

3. Stadium matur . Pada stadium ini lensa telah menjadi keruh seluruhnya,

sehingga semua sinar yangmelalui pupil dipantulkan kembali di permukaan

anterior lensa. Tak ada bayangan iris. Shadow test (-). Di pupil tampak lensa yang

seperti mutiara. Shadow test membedakan stadium matur dari imatur, dengan syarat

harus diperiksa lebih lanjut dengan midriatika,oleh karena pada katarak polaris

anterior juga terdapat shadow test (-), karena kekeruhan terletak di daerah pupil.

Dengan melebarkan pupil, akan tampak bahwa kekeruhan hanya terdapat pada

daerah pupil saja. Kadang-kadang, walaupun masih stadium imatur,

dengankoreksi, visus tetap buruk, hanya dapat menghitung jari, bahkan dapat

lebih buruk lagi1/300 atau satu per tak hingga, hanya ada persepsi cahaya,

walaupun lensanya belumkeruh seluruhnya. Keadaan ini disebut vera matur.

Ciri2 :

• Kekeruhan lensa merata

• Visus 1/300 – 1/∞

• Fundus reflek (-)

4. Stadium hipermatur. Korteks lensa yang konsistensinya seperti bubur telah

mencair, sehingga nukleus lensa turun oleh karena daya beratnya ke bawah.

Melalui pupil, pada daerah yang keruh, nukleus ini terbayang sebagai setengah

lingkaran di bagian bawah, dengan warna yang lain daripada bagian yang

diatasnya, yaitu kecoklatan. Pada stadium ini juga terjadikerusakan kapsul lensa,

yang menjadi lebih permeabel, sehingga isi korteks yang cair dapat keluar dan

lensa menjadi kempis, yang di bawahnya terdapat nukleus lensa. Keadaan ini

disebut katarak Morgagni.

Ciri2 :

• Kekeruhan lensa merata

• Daerah kortek mulai mencair

• Nukleus mengendap kebawah

• Bisa terjadi glaucoma

- KATARAK INTUMESEN

o Kekeruhan lensa disertai pembengkakkan lensa akibat lensa

yang degenerative menyerap air

o Masuknya air ke dalam celah lensa mengakibatkan lensa

menjadi bengkak dan besar yang akan mendorong iris sehingga

bilik mata menjadi dangkal dibanding dengan keadaan normal

o Hidrasi lensa mencembung Indek bias bertambah

MIOPISASI

- KATARAK MORGAGNI

o Seluruh lensa keruh dan nucleus lensa jatuh di inferior karena

lebih berat

IPM,Sidarta ilyas,FKUI,Edisi kedua

5. Sebutkan pembagian klinis Glaukoma beserta gejala dan tanda !

Glaucoma primer Sudut terbuka

Sudut tertutup

Glaucoma kongenital Primer

Rubella

Sekunder akibat kelainan mata turunan lain (missal

aniridia – tidak adanya iris)

Glaucoma sekunder Trauma

Pembedahan mata

Terkait dengan penyakit mata lainnya (misal uveitis)

Peningkatan tekanan vena episklera)

lecture notes oftalmologi ; Bruce James, Chris Chew & Anthony Bron

Primer, tidak diketahui penyebabnya

a. Glaukoma sudut tertutup akut

b. Glaukoma sudut terbuka kronik

Sumber : Oftalmologi Umum, Daniel F Vaughan

Pembagian glaukoma sudut tertutup :

a. Stadium prodromal/subakut :

Gejala : sakit kepala sebelah pada mata yang sakit ( timbul pada waktu

sore hari/ ditempat gelap), penglihatan sedikit menurun, melihat hallo

disekitar lampu, mata merah

Tanda : injeksi silier ringan, edema kornea ringan, TIO meningkat

b. Stadium akut/ inflamasi

Gejala : sakit kepala hebat sebelah pada mata yang sakit, kadang

disertai mual muntah, mata merah, penglihatan kabur, melihat hallo

Tanda : injeksi silier, edema kornea, COA dangkal, Tyndall effect (+),

pupil melebar/lonjong, reflek pupil (-), TIO sangat tinggi

c. Stadium kronis

Gejala : sakit kepala hebat sebelah pada mata yang sakit, kadang

disertai mual muntah, mata merah, penglihatan kabur, melihat hallo

Tanda : terdapat sinekia closure persisten, injeksi silier, edema kornea,

COA dangkal, Tyndall effect (+), pupil melebar/lonjong, reflek pupil

(-), TIO sangat tinggi

d. Absolut

Gejala dan tanda : penglihatan buta (visus = 0), sakit kepala, mata

merah, TIO sangat tinggi, kesakitan

e. Degenerative

Gejala dan tanda : visus = 0, degenerasi kornea ( bullae,vesikel), mata

perih sekali, TIO tinggi tanpa rasa sakit.

Sekunder, timbul sebagai akibat penyakit lain dalam bola mata

a. Kelainan lensa : luksasi, pembengkakan, fakoltik

b. Kelainan uvea : uveitis, tumor

c. Trauma : perdarahan dalam bilik mata depan (hifema), perforasi kornea

dan prolaps iris

d. Pembedahan : bilik mata depan yang tidak cepat terbentuk setelah

pembedahan katarak

e. Lainnya : akibat trombosis vena retina sentral (rubeosis iridis),

penggunaan kortikosteroid berlebih

Kongenital, glaukoma yang bertalian dengan kelainan kongenital

Ilmu Penyakit Mata. Edisi ke-2. Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia.

Sagung Seto.

6. Sebutkan pembagian klinis berdasarkan letak anatomis Uveitis beserta gejala dan

tanda !

o Uveitis anterior

- Iritis : inflamasi yang dominan pada iris

- Iridosiklitis : inflamasi pada iris dan pars plicata

Gejala utama uveitis anterior akut adalah fotofobia, nyeri, merah, penglihatan

menurun,dan lakrimasi. Sedangkan pada uveitis anterior kronik mata terlihat

putih dan gejala minimal meskipun telah terjadi inflamasi yang berat.

Tanda-tanda objektif adanya uveitis anterior adalah injeksi silier, keratic

precipitate (KP), nodul iris, sel-sel akuos, flare, sinekia posterior, dan sel-sel

vitreus anterior.

o Uveitis intermediet : inflamasi dominan pada posterior dan retina perifer

Gejala uveitis intermediet biasanya berupa floater, meskipun kadang-kadang

penderita Mengeluhkan gangguan penglihatan akibat edema makular sistoid

kronik.

Tanda dari uveitis intermediet adalah infiltrasi seluler pada vitreus (vitritis)

dengan beberapa sel di COA dan tanpa lesi inflamasi fundus.

o Uveitis posterior : inflamasi bagian uvea di belakang batas basis vitreus

Dua gejala utama uveitis posterior adalah floater dan gangguan

penglihatan. Keluhan floater terjadi jika terdapat lesi inflamasi perifer.

Sedangkan koroiditis aktif pada makula atau papillomacular bundle

menyebabkan kehilangan penglihatan sentral.

Tanda-tanda adanya uveitis posterior adalah perubahan pada vitreus

(seperti sel, flare, opasitas, dan seringkali posterior vitreus detachment),

koroditis, retinitis, dan vaskulitis.

o Panuveitis : inflamasi pada seluruh uvea

Panuveitis merupakan kondisi terdapat infiltrasi sel kurang lebih

merata di semua unsur di traktus uvealis. Ciri morfologi khas seperti

infiltrat geografik secara khas tidak ada

http://yayanakhyar.files.wordpress.com/2009/09/panuveitis_files-of-drsmed.pdf

7. Sebutkan pembagian secara klinis ablasio retina berdasarkan penyebab !

a. Ablasi retina regmatogenosa

Ablasi terjadi akibat adanya robekan pada retina sehingga cairan masuk ke

belakang antara sel pigmen epitel dengan retina. Terjadi pendorongan retina

oleh badan kaca cair (fluid vitreus) yang masuk melalui robekan atau lubang

pada retina ke rongga subretina sehingga mengapungkan retina dan terlepas

dari lapis epitel pigmen koroid.

Mata yang berbakat mengalami ablasi retina adalah mata dengan miopi

tinggi, pasca retinitis, dan retina yang memperlihatkan degenerasi di bagian

perifer, 50% ablasi yang timbul pada afakia terjadi pada tahun pertama.

b. Ablasi retina eksudatif

Yaitu ablasi yang terjadi akibat tertimbunnya eksudat di bawah retina dan

mengangkat retina. Penimbunan cairan subretina sebagai akibat keluarnya

cairan dari pembuluh darah retina dan koroid (ekstravasasi)

c. Ablasi retina tarikan atau traksi

Pada ablasi ini lepasnya jaringan retina terjadi akibat tarikan jaringan

parut pada badan kaca yang akan mengakibatkan ablasi retina dan

penglihataan turun tanpa rasa sakit.

Pada badan kaca terdapat jaringan fibrosis yang dapat disebabkan

diabetes mellitus proliferatif, trauma, dan perdarahan badan kaca

akibat bedah atau infeksi

Pengobatan ablasi akibat tarikan di dalam badan kaca dilakukan dengan melepaskan

tarikan jaringan parut atau fibrosis di dalam badan kaca dengan tindakan yang disebut

vitrektomi.

Gejala dan tanda:

a. Metamorfopsi berupa makropsi dan mikropsi

b. Fotopsi (melihat adanya kilatan-kilatan cahaya beberapa hari sampai beberapa

minggu sebelumnya)

c. Seolah-olah melihat suatu tirai yang bergerak ke suatu arah karena cairan

ablasi bergerak mencari tempat yang rendah

d. Visus sentral hilang jika terjadi di bagian temporal (letak makula lutea). Tetapi

jika terdapat di bagian nasal, visus sentral lebih lambat terganggu

e. Lambat laun tirai makin turun dan menutupi sama sekali matanya (karena

terdapat ablasi retina total sehingga persepsi cahayanya menjadi 0)

8. Sebutkan gejala dan tanda ulcus cornea yang disebabkan oleh jamur dan bakteri !

a. Ulkus Kornea Bakterialis

1) Ulkus Streptokokus : Khas sebagai ulcus yang menjalar dari tepi ke arah

tengah kornea (serpinginous). Ulkus bewarna kuning keabu-abuan

berbentuk cakram dengan tepi ulkus yang menggaung. Ulkus cepat

menjalar ke dalam dan menyebabkan perforasi kornea, karena eksotoksin

yang dihasilkan oleh streptokok pneumonia.

2) Ulkus Stafilokokus : Pada awalnya berupa ulkus yang bewarna putik

kekuningan disertai infiltrat berbatas tegas tepat dibawah defek epitel.

Apabila tidak diobati secara adekuat, akan terjadi abses kornea yang

disertai edema stroma dan infiltrasi sel leukosit. Walaupun terdapat

hipopion ulkus seringkali indolen yaitu reaksi radangnya minimal.

3) Ulkus Pseudomonas : Lesi pada ulkus ini dimulai dari daerah sentral

kornea. ulkus sentral ini dapat menyebar ke samping dan ke dalam

kornea. Penyerbukan ke dalam dapat mengakibatkan perforasi kornea

dalam waktu 48 jam. gambaran berupa ulkus yang berwarna abu-abu

dengan kotoran yang dikeluarkan berwarna kehijauan. Kadang-kadang

bentuk ulkus ini seperti cincin. Dalam bilik mata depan dapat terlihat

hipopion yang banyak

4) Ulkus Pneumokokus : Terlihat sebagai bentuk ulkus kornea sentral yang

dalam. Tepi ulkus akan terlihat menyebar ke arah satu jurusan sehingga

memberikan gambaran karakteristik yang disebut Ulkus Serpen. Ulkus

terlihat dengan infiltrasi sel yang penuh dan berwarna kekuning-

kuningan. Penyebaran ulkus sangat cepat dan sering terlihat ulkus yang

menggaung dan di daerah ini terdapat banyak kuman. Ulkus ini selalu di

temukan hipopion yang tidak selamanya sebanding dengan beratnya

ulkus yang terlihat.diagnosa lebih pasti bila ditemukan dakriosistitis

b. Ulkus Kornea Fungi

Mata dapat tidak memberikan gejala selama beberapa hari sampai

beberapa minggu sesudah trauma yang dapat menimbulkan infeksi jamur ini.

Pada permukaan lesi terlihat bercak putih dengan warna keabu-abuan yang

agak kering. Tepi lesi berbatas tegas irregular dan terlihat penyebaran seperti

bulu pada bagian epitel yang baik. Terlihat suatu daerah tempat asal

penyebaran di bagian sentral sehingga terdapat satelit-satelit

disekitarnya..Tukak kadang-kadang dalam, seperti tukak yang disebabkan

bakteri. Pada infeksi kandida bentuk tukak lonjong dengan permukaan naik.

Dapat terjadi neovaskularisasi akibat rangsangan radang. Terdapat injeksi

siliar disertai hipopion.

Ulkus Kornea Fungi

9. Sebutkan gejala-gejala dan tanda konjungtivitis bakteri, alergika atau virus

Bakteri Virus Alergi

Purulen Non purulen

Kotoran/secret Mengucur Sedikit Sedikit Sedikit

Air mata/lakrimasi Sedang Sedang Mengucur Sedang

Gatal sedikit - Sedikit Mencolok

Injeksi umum Local Umum Umum

Nodulpreaurikular jarang Lazim Lazim -

Pewarnaan bakteri Bakteri Monosit Eosinofil

Usapan PMN PMN Limfosit

Sakittenggorokandanpanas

yang menyertai

Jarang - Sewaktu-

waktu

-

10. Sebutkan differential diagnosis dari mata merah beserta jelaskan tanda dan gejalanya

Algoritma differential diagnosis dari mata merah berdasarkan American Family

Physician (2006)

Nyeri??

Mata merah

Ya Tidak

Penglihatan Kabur

Ya Tidak

Fotofobia Tidak Discharge?? Ya Opthalmic

Referral

Iritis/uveitis

Glaukoma akut

Keratitis

dll

Ya

Tidak

Purulen Berair

Konjungtivitis

bakterial

Konjungtivitis

viral atau

allergika

Gatal??

Ya Tidak

Konjungtivitis

allergika

Konjungtivitis

viral

Gatal??

Ya Tidak

Konjungtivitis

allergika

Dry eye

Blepharitis

Opthalmic

Referral

Episkleritis

Skleritis

Dry eye

Blepharitis

Topical drug

toxicity

dll

a. Mata merah, Visus Normal

i. Sekret (-)

1. Pinguekula

2. pterigium

3. Hematoma subkonjungtiva

4. Episkleritis- skleritis

ii. Sekret (+) : Konjungtivitis

b. Mata merah, Visus turun

i. Keratitis

ii. Ulkus kornea

iii. Uveitis

iv. Glaucoma

v. Endoftalmitis

vi. Panoftalmitis

Konjungtivitis keratitis Iritis akut Glaucoma akut

Sakit Kesat Sedang Sedang-

berat

Hebat-

menyebar

Kotoran Seringpurulen Reflex epifora Ringan

Fotofobia Ringan Hebat sedang

Kornea Jernih&terang Hebat Edema epitel

Iris Normal Muddy Abu2 hijau

Penglihatan N < N <N <N

Sekret + - - -

Flare - -/+ ++ -

Pupil N < N < N >N

Tekanan N N <N>

(pegal

)

> N (sptpegal)

Vaskularisasi a. konjungtiva a. siliaris Pleksus episkleral

posterior siliaris

Injeksi konjungtival Siliar siliar episkleral

Pengobatan Antibiotic Antibiotic,siklopegik Steroid +

siklop

egik

Miotikadiamox

+ operasi

Uji Bakteri Sensibilitas Infeksi

lokal

Tonometri

11. Apa fungsi dari obat:

a. Midriasil :

Termasuk obat sikloplegik (parasimpatolitik) untuk melebarkan pupil yang

kegunaan utamanya adalah:

i. Melebarkan pupil untuk keperluan oftalmoskopi.

ii. Melumpuhkan otot-otot akomodasi, terutama pada pasien muda, untuk

membantu pemeriksaan refraksi

iii. Melebarkan pupil dan melumpuhkan otot akomodasi pada uveitis,

untuk mencegah pembentukan sinekia serta meredakan nyeri dan

fotofobia.

b. Pantokain :

Salah satu jenis anestetik topikal yang berguna untuk sejumlah prosedur

diagnostik dan terapeutik, termasuk tonometri, pengangkatan benda asing atau

jahitan, gonioskopi, kerokan konjungtiva, dan tindakan bedah ringan pada

kornea dan konjungtiva. Satu dua tetes biasanya sudah cukup, tetapi dosisnya

dapat diulang selama tindakan berlangsung.

c. Timolol :

Obat penyekat adrenergik-beta non-selektif yang diberijab secara topikal

untuk pengobatan glaukoma sudut terbuka, glaukoma afakik, dan beberapa

jenis glaukoma sekunder. Satu kali pakai dapat menurunkan tekanan

intraokular selama 12-24 jam.

d. Pilocarpine :

Miotikum. Salah satu jenis obat parasimpatomimetik yang meningkatkan

aliran keluar humor aqueous dengan bekerja pada anyaman trabekular melalui

kontraksi otot siliaris. Namun pilocarpine jarang digunakan sejak

ditemukannya analog prostaglandin, tapi masih dapat bermanfaat pada

sejumlah pasien.

e. Acetazolamide:

Penghambat anhidrase karbonat pada corpus ciliare untuk mengurangi sekresi

aqueous. Pemberian penghambat anhidrase karbonat per oral terutama berguna

dalam menurunkan tekanan intraokular pada kasus glaukoma sudut terbuka

tertentu dan dapat dipakai pada glaukoma sudut tertutup dengan sedikit efek.

f. Manitol :

Jenis obat hiperosmotik yang dipakai untuk mengurangi tekanan intraokular

dengan membuat plasma jadi hipertonik terhadap humor aqueous. Obat ini

pada umumnya dipakai dalam penanganan glaukoma akut sudut tertutup dan

kadang-kadang pra atau pascabedah bila diindikasikan penurunan tekanan

intraokular.

g. Gentamicin :

Antibiotik yang diterima secara luas untuk digunakan pada infeksi mata berat,

terutama ulkus kornea yang disebabkan oleh organisme gram-negatif.

Antibiotik ini juga efektif terhadap banyak atfilokok gram-positif, tetapi tidak

efektif terhadap streptokok. Telah banyak ditemukan strain bakteri yang

resisten terhadap gentamicin.

h. Kloramfenikol :

Antibiotik yang efektif terhadap sejumlah besar organisme gram-positif dan

gram-negatif. Obat ini jarang menimbulkan sensitisasi lokal, tetapi sejumlah

kasus anemia aplastik telah terjadi pada terapi jangka panjang.

i. Efisel tetes :

Sebagai midriatikum.

j. Atropine tetes

Merupakan sikloplegik yang efektif dan bekerja lama. Selain sebagai

sikloplegik pada anak, atropine dipakai secara topikal dua atau tiga kali sehari

dalam pengobatan iritis. Obat ini juga dipakai untuk mempertahankan pupil

agar tetap lebar setelah tindakan operasi intraokular.

12. Apakah yang dimaksud dengan :

a. Hipopion : Pus di bilik mata depan

b. Hifema : Darah dibilik mata depan

c. Sinekia anterior : Perlekatan iris ke kornea

d. Sinekia posterior : Perlekatan iris ke lensa

e. Keratic presipitate : Penimbunan sel-sel radang di kornea posterior pada

uveitis.

f. Infiltrat : Sel-sel radang

g. Pterygium : Pertumbuhan jaringan berbentuk segitiga yang meluas dari

konjungtiva hingga menutupi kornea.

h. Trikiasis : Inversi dan pergesekan bulu mata ke bola mata.

i. Entropion : Kelopak mata yang melipat ke dalam.

13. Sebutkan trias akomodasi

a. Konvergensi

b. Konstriksi pupil (miosis)

c. Pencembungan lensa

14. Sebutkan cara koreksi miopia

Pengobatan pasien dengan miopia adalah dengan memberikan kacamata sferis negatif

terkecil yang memberikan ketajaman penglihatan maksimal. Sebagai contoh bila

pasien dikoreksi dengan -3.0 memberikan tajam penglihatan 6/6, dan demikian juga

bila diberi S-3.25, maka sebaiknya diberikan lensa koreksi -3.0 agar untuk

memberikan istirahat mata dengan baik sesudah dikoreksi.

15. Sebutkan kelainan refraksi dan definisinya

a. Emetropia

Keadaan refraksi mata, di mana semua sinar yang sejajar, yang datang dari

jarak tak terhingga, dan jatuh pada mata yang dalam keadaan istirahat, akan

dibiaskan tepat di retina.

b. Ametropia

Keadaan refraksi mata, di mana sinar sejajar yang datang dari jarak tak

terhingga dan jatuh di mata dalam keadaan istirahat tak pernah dikumpulkan

tepat di retina. Macam-macam ametropia adalah hipermetropia, miopia,

astigmatisme.

c. Hipermetropia

Merupakan kelainan refraksi, di mana sinar yang sejajar yang datang dari jarak

tak terhingga, oleh mata yang dalam keadaan istirahat dibiaskan di belakang

retina.

d. Miopia

Merupakan kelainan refraksi, di mana sinar sejajar yang datang dari jarak tak

terhingga oleh mata dalam keadaan istirahat dibiaskan di depan retina.

e. Astigmatisme

Di sini sinar sejajar yang datang dari jarak tak terhingga, oleh mata dalam

keadaan istirahat, dibiaskan tak tertentu, refraksi dalam tiap meridian tidak

sama.

f. Presbiopia

Merupakan kelainan refraksi, di mana pungtum proksimum, yaitu titik dekat

yang dapat dilihat dengan akomodasi maksimal telah begitu jauh, sehingga

pekerjaan dekat yang halus sukar dilakukan, akibat berkurangnya daya

akomodasi. Di sini sinar yang divergen, yang datang dari jarak dekat,

dibiaskan di belakang retina.

16. Apa yang dimaksud dengan:

a. Enukleasi : Pengangkatan seluruh bola mata secara bedah.

b. Eviserasi : Pengangkatan isi bola mata.

c. Afakia : Tidak adanya lensa kristalina.

d. Psedofakia : Adanya lensa tanam intraokular buatan setelah ekstraksi

katarak.

e. Endoftalmitis : Infeksi intraokular yang luas.

f. Eksenterasi : Pengangkatan seluruh isi orbita, termasuk bola mata dan

sebagian atau seluruh kelopak mata.

17. Sebutkan pembagian klinis retinopati diabetika berdasarkan gambaran funduskopinya

Klasifikasi retinopati DM (menurut bagian mata FK UI/RSCM)

- Derajat I : terdapat mikroaneurismata dengan atau tanpa eksudat lemat pada

fundus okuli

- Derajat II : terdapat mikroaneurismata, perdarahan bintik dan bercak dengan atau

tanpa eksudat lemak pada fundus okuli

- Derajat III : terdapat mikroaneurismata, perdarahan bintik dan bercak, terdapat

neovaskularisasi dan proliferasi pada fundus okuli.

- Derajat IV : vena- vena melebar, sianosis, tampak sebagai sosis.

- Derajat yang lebih berat : jika pada gambaran fundus mata kiri tidak sama

beratnya dengan mata kanan.

18. Sebutkan pembagian klinis retinopati hipertensi berdasarkan gambaran funduskopinya

Klasifikasi Retinopati Hipertensi (menurut FK UI)

Tipe 1 :

- Fundus hipertensi dengan atau tanpa retinopati, tidak ada sclerosis, dan terdapat

pada orang muda

- Pada funduskopi : arteri menyempit dan pucat, arteri meregang dan percabangan

tajam, perdarahan ada atau tidak ada,eksudat ada atau tidak ada

Tipe 2 :

- Fundus hipertensi dengan atau tanpa retinopati sclerosis senile, terdapat pada

oraang tua

- Funduskopi : pembuluh darah tampak mengalami penyempitan, pelebaran dan

sheeting setempat

- Perdarahan retina ada atau tidak ada. Tidak ada edema papil

Tipe 3 :

- Fundus dengan retinopati hipertensi dengan arteriosclerosis, terdapat pada orang

muda

- Funduskopi : penyempitan arteri, kelokan bertambah fenomena crossing,

perdarahan multiple, cotton wool patches, macula star figure

Tipe 4 : Hipertensi yang progresif

- Funduskopi : edema papil, cotton wool patches, hard eksudat , dan star figure

exudat yang nyata.

Klasifikasi Retinopati Hipertensi menurut Schele :

- Stadium I : terdapat penciutan setempat pada pembuluh darah kecil

- Stadium II : penciutan pembuluh darah arteri menyeluruh, dengan kadang-kadang

penciutan setempat sampai seperti benang, pembuluh darah arteri tegang,

membentuk cabang keras

- Stadium III : lanjutan stadium II, dengan eksudat Cotton, dengan perdarahan yang

terjadi akibat diastole di atas 120 mmHg, kadang-kadang terdapat keluhan

berkurangnya penglihatan

- Stadium IV : seperti stadium III dengan edema papil dengan eksudat star figure,

disertai keluhan : penglihatan menurun dengan tekanan diastole kira-kira 150

mmHg

Menurut Keith Wagener Barker, dimana klasifikasi ini dibuat berdasarkan

meninggalnya penderita dalam waktu 8 tahun :

- Derajat 1 : penciutan ringan pembuluh darah. Dalam periode 8 tahun 4%

meninggal

- Derajat II : penambahan penciutan, ukuran pembuluh nadi dalam diameter yang

berbeda-beda dan terdapat fenomena crossing. Dalam periode 8 tahun 20%

meninggal

- Derajat III : tanda-tanda pada derajat 2 ditambah perdarahan retina dan cotton

wool patches. Dalam 8 tahun 80% meninggal

- Derajat IV : tanda-tanda derajat 3 dengan edema papil yang jelas. Dalam eriode 8

tahun 98% meninggal dunia.

19. Sebutkan perbedaan dari injeksi konjuntival dan injeksi perikorneal/siliar

Injeksi Konjungtival Injeksi Korneal / Injeksi Siliar

Berwarna pembuluh darah yang merah segar Berwarna lebih ungu dibandingkan dengan

pelebaran pembuluh darah konjungtival

Mudah digerakkan dari dasarnya. Hal ini

disebabkan arteri konjungtiva posterior melekat

longgar pada konjungtiva bulbi yang mudah

lepas dari dasarnya sklera

Tidak ikut serta dengan pergerakan konjungtiva

bila digerakkan karena melekat erat dengan

jaringan perikornea

Ukuran pembuluh darah makin besar ke bagian

perifer, karena asalnya dari bagian perifer atau

arteri siliar anterior

Ukuran sangat halus terletak disekitar korneal,

paling padat sekitar korneal dan berkurang

kearah forniks

Pada radang konjungtiva pembuluh darah

terutama didapatkan didaerah forniks

Pembuluh darah tidak tampak

Dengan tetes adrenalin 1:1000 injeksi akan

lenyap sementara

Pembuluh darah perikornea tidak menciut bila

diberi epinefrin atau adrenalin 1:1000

Tidak ada fotofobia Fotofobia

Gatal Hanya lakrimasi, sakit tekan dalam sekitar

kornea

Pupil dalam ukuran normal dengan reaksi

normal

Pupil irregular kecil (iritis) dan lebar (glaukoma)

TUGAS COASS

BAGIAN ILMU PENYAKIT MATA

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KUDUS

Oleh :

Agnes Triana Basja

01.207.5438

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

SEMARANG

2011

TUGAS COASS

BAGIAN ILMU PENYAKIT MATA

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KUDUS

Oleh :

Diah Ayu Aryani

01.207.5468

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

SEMARANG

2011