tinjauan ulang terhadap posisi stratigrafi … tinjauan ulang terhadap... · tujuan dari penelitian...

11
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8 Academia-Industry Linkage 15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA 371 TINJAUAN ULANG TERHADAP POSISI STRATIGRAFI FORMASI PELANG Hari Irwanto 1* , Satrio Esti Hapsoro 1,2 , Gneiss Desika Zoenir 1 , Mahap Maha 1 , Jatmika Setiawan 1 1 Universitas Pembangunan “Veteran” Yogyakarta 2 Geopangea Research Group (GPRG) *corresponding author: [email protected] ABSTRAK Secara regional Cekungan Jawa Timur Utara terbagi atas dua lajur yaitu Lajur Rembang di sebelah utara dan Lajur Kendeng di sebelah selatan. Kedua lajur tersebut secara fisik berbeda satu sama lain. Lajur Rembang didominasi oleh batuan-batuan karbonat yang berasal dari Paparan Sunda yang berada di utaranya sedangkan Lajur Kendeng di dominasi oleh batuan vulkaniklastik yang berasal dari Pegunungan Selatan. Formasi Pelang yang oleh para peneliti terdahulu di kelompokan sebagai bagian dari Lajur Kendeng merupakan formasi berumur Oligosen Akhir Miosen Tengah tersusun oleh napal dengan sisipan batugamping. Pada Oligosen Akhir Miosen Awal, Pegunungan Selatan terjadi peningkatan aktivitas vulkanisme sehingga membentuk Formasi Kebobutak, Semilir, dan Nglanggeran di Jawa bagian tengah serta Formasi Besole di Jawa bagian timur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meninjau ulang posisi stratigrafi dari Formasi Pelang. Pemetaan geologi detil dan pengukuran penampang stratigrafi telah dilakukan di daerah Juwangi, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Analisis laboratorium telah dilakukan dan menghasilkan: (1) Analisis Foraminifera menunjukan umur Formasi Pelang yaitu N3-N9 (Oligosen Akhir Miosen Tengah) dan diendapkan selama fase regresi; (2) Sayatan tipis batuan tidak menunjukan adanya unsur material vulkanik. Ketidakhadiran unsur vulkanik mengindikasikan bahwa ketika diendapkan, Formasi Pelang berada jauh dari busur vulkanik Pegunungan Selatan dan lebih dekat dengan Paparan Sunda. Perihal keberadaannya sekarang di Lajur Kendeng diakibatkan oleh kegiatan tektonik kompresi yang dimulai pada Oligosen Akhir Miosen Awal. Oleh karena itu lebih tepat apabila Formasi Pelang dikelompokan menjadi bagian dari Lajur Rembang atau transisi antara Lajur Rembang dengan Lajur Kendeng. I. PENDAHULUAN Formasi Pelang merupakan formasi tertua yang tersingkap pada Lajur Kendeng (De Genevraye & Samuel, 1972). Formasi ini tersingkap di Desa Pilangrejo dan sekitarnya, sebelah selatan Juwangi. Tidak jelas keberadaan bagian atas maupun bawah dari formasi ini karena singkapannya terdapat pada daerah thrust-belt. Formasi Pelang berbatasan langsung dengan Formasi Kerek yang lebih muda. Secara administratif lokasi penelitian terletak di Desa Jerukan, Kecamatan Juwangi, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah. Daerah penelitian terletak pada zona 49S, koordinat UTM 471000 mE – 476000 mE dan 9201000 mN – 9206000 mN (Gambar 1). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meninjau kembali stratigrafi Formasi Pelang berupa litologi penyusun, umur, lingkungan pengendapan, dan posisinya ketika diendapkan kaitannya dengan Lajur Kendeng dan Lajur Rembang. II. KONDISI GEOLOGI REGIONAL Cekungan Jawa Timur Utara terdiri atas Lajur Rembang dan Lajur Kendeng (Pringgoprawiro, 1983). Keduanya dapat dibedakan berdasarkan sifat litologi, ketebalan, dan lingkungan pengendapannya. Lajur Rembang yang terletak dibagian utara tersusun oleh batuan sedimen kaya akan batuan karbonat dan tidak dijumpai endapan piroklastik sedangkan Lajur Kendeng yang terletak di

Upload: vonhi

Post on 06-Aug-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINJAUAN ULANG TERHADAP POSISI STRATIGRAFI … TINJAUAN ULANG TERHADAP... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meninjau ulang posisi stratigrafi dari Formasi Pelang. Pemetaan

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8 Academia-Industry Linkage

15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA

371

TINJAUAN ULANG TERHADAP POSISI STRATIGRAFI FORMASI PELANG

Hari Irwanto 1*, Satrio Esti Hapsoro 1,2, Gneiss Desika Zoenir 1, Mahap Maha 1, Jatmika Setiawan 1 1

Universitas Pembangunan “Veteran” Yogyakarta 2

Geopangea Research Group (GPRG) *corresponding author: [email protected]

ABSTRAK Secara regional Cekungan Jawa Timur Utara terbagi atas dua lajur yaitu Lajur Rembang di sebelah

utara dan Lajur Kendeng di sebelah selatan. Kedua lajur tersebut secara fisik berbeda satu sama lain.

Lajur Rembang didominasi oleh batuan-batuan karbonat yang berasal dari Paparan Sunda yang

berada di utaranya sedangkan Lajur Kendeng di dominasi oleh batuan vulkaniklastik yang berasal

dari Pegunungan Selatan.

Formasi Pelang yang oleh para peneliti terdahulu di kelompokan sebagai bagian dari Lajur Kendeng

merupakan formasi berumur Oligosen Akhir – Miosen Tengah tersusun oleh napal dengan sisipan

batugamping. Pada Oligosen Akhir – Miosen Awal, Pegunungan Selatan terjadi peningkatan

aktivitas vulkanisme sehingga membentuk Formasi Kebobutak, Semilir, dan Nglanggeran di Jawa

bagian tengah serta Formasi Besole di Jawa bagian timur.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meninjau ulang posisi stratigrafi dari Formasi Pelang.

Pemetaan geologi detil dan pengukuran penampang stratigrafi telah dilakukan di daerah Juwangi,

Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Analisis laboratorium telah dilakukan dan menghasilkan: (1)

Analisis Foraminifera menunjukan umur Formasi Pelang yaitu N3-N9 (Oligosen Akhir – Miosen

Tengah) dan diendapkan selama fase regresi; (2) Sayatan tipis batuan tidak menunjukan adanya

unsur material vulkanik. Ketidakhadiran unsur vulkanik mengindikasikan bahwa ketika diendapkan,

Formasi Pelang berada jauh dari busur vulkanik Pegunungan Selatan dan lebih dekat dengan

Paparan Sunda. Perihal keberadaannya sekarang di Lajur Kendeng diakibatkan oleh kegiatan

tektonik kompresi yang dimulai pada Oligosen Akhir – Miosen Awal. Oleh karena itu lebih tepat

apabila Formasi Pelang dikelompokan menjadi bagian dari Lajur Rembang atau transisi antara Lajur

Rembang dengan Lajur Kendeng.

I. PENDAHULUAN

Formasi Pelang merupakan formasi tertua

yang tersingkap pada Lajur Kendeng (De

Genevraye & Samuel, 1972). Formasi ini

tersingkap di Desa Pilangrejo dan sekitarnya,

sebelah selatan Juwangi. Tidak jelas

keberadaan bagian atas maupun bawah dari

formasi ini karena singkapannya terdapat pada

daerah thrust-belt. Formasi Pelang berbatasan

langsung dengan Formasi Kerek yang lebih

muda.

Secara administratif lokasi penelitian terletak

di Desa Jerukan, Kecamatan Juwangi,

Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah.

Daerah penelitian terletak pada zona 49S,

koordinat UTM 471000 mE – 476000 mE dan

9201000 mN – 9206000 mN (Gambar 1).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

meninjau kembali stratigrafi Formasi Pelang

berupa litologi penyusun, umur, lingkungan

pengendapan, dan posisinya ketika

diendapkan kaitannya dengan Lajur Kendeng

dan Lajur Rembang.

II. KONDISI GEOLOGI REGIONAL

Cekungan Jawa Timur Utara terdiri atas Lajur

Rembang dan Lajur Kendeng (Pringgoprawiro,

1983). Keduanya dapat dibedakan

berdasarkan sifat litologi, ketebalan, dan

lingkungan pengendapannya. Lajur Rembang

yang terletak dibagian utara tersusun oleh

batuan sedimen kaya akan batuan karbonat

dan tidak dijumpai endapan piroklastik

sedangkan Lajur Kendeng yang terletak di

Page 2: TINJAUAN ULANG TERHADAP POSISI STRATIGRAFI … TINJAUAN ULANG TERHADAP... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meninjau ulang posisi stratigrafi dari Formasi Pelang. Pemetaan

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8 Academia-Industry Linkage

15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA

372

selatan tersusun oleh batuan sedimen

vulkaniklastik berasal dari Pegunungan Selatan.

Secara fisiografis menurut Van Bemmelen

(1949) Cekungan Jawa Timur Utara menjadi

tiga zona (Gambar 2). Zona Rembang yang

berada di utara membentang dengan arah

barat-timur dari Lamongan hingga Pulau

Madura. Zona Depresi Randublatung berupa

zona datar diapit oleh dua perbukitan (Zona

Rembang dan Zona Kendeng) membentang

dari Cepu hingga Surabaya. Zona Kendeng

yang berada di bagian selatan merupakan

antiklinorium berarah timur barat

membentang dari Gunung Ungaran dibagian

barat hingga Kali Brantas di bagian timur.

III. METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan berdasarkan pemetaan

geologi permukaan detil. Pemetaan geologi

detil beserta penampang stratigrafi terukur

telah dilakukan. Sampel batuan diambil di

sepanjang lintasan pengukuran penampang

stratigrafi dan lokasi pengamatan lainnya.

Analisis laboratorium berupa analisis mikro

paleontology, kalsimetri dan analisis petrografi.

Analisis mikropaleontologi dilakukan untuk

menentukan umur dan lingkungan batimetri

berdasarkan foraminifera planktonik dan

bentonik, analisis kalsimetri dilakukan untuk

mengetahui kadar kalsium karbonat pada

batuan, dan analisis petrografi dilakukan untuk

mengetahui kandungan mineral secara lebih

rinci.

IV. DATA DAN ANALISIS

Hasil pemetaan geologi detil menghasilkan

peta geologi dengan 5 satuan batuan dari tua

ke muda : satuan napal Pelang (Oligosen Akhir

– Miosen Tengah), satuan batupasir-

gampingan Kerek (Miosen Tengah), satuan

batulempung-gampingan Kerek (Miosen

Tengah – Miosen Akhir), Satuan batulempung-

gampingan Kalibeng, dan satuan Endapan

Aluvial (Holosen) (Gambar 3 dan 4).

Kondisi singkapan dari Formasi Pelang

sebagian besar hancur karena berada pada

zona sesar. Bagian paling bawah dari Formasi

Pelang tidak tersingkap ke permukaan karena

terpotong sesar naik Pilangrejo 1. Bagian atas

dari Formasi Pelang berbatasan dengan

Formasi Kerek dengan batas satuan berupa

sesar naik Pilangrejo 2 (Gambar 5). Litologi

penyusun Formasi Pelang yaitu napal dengan

sisipan lensa batugamping klastik (Gambar 6).

Adapun ketebalan Formasi Pelang dari

pengukuran penampang stratigrafi yaitu 192

m.

Penentuan umur dan lingkungan batimetri

didasarkan atas kehadiran foraminifera

planktonik dan bentonik kecil. Melimpahnya

kandungan foraminifera menjadi kelebihan

tersendiri dan memudahkan penulis dalam

menentukan umur dan lingkungan

batimetrinya. Pada penampang stratigrafi

terukur terdapat 5 sampel terpilih untuk

dianalisis (Tabel 1). Umur Formasi Pelang

berdasarkan kandungan Foraminifera

Planktoniknya yaitu N3 – N9 (Oligosen Akhir –

Miosen Tengah). Berdasarkan hasil analisis

foraminifera bentonik dan litologi yang

dijumpai diketahui bahwa pada bagian bawah

satuan ini diendapkan pada lingkungan

batimetri batial bawah kemudian semakin

keatas lingkungan batimetri berubah menjadi

batial atas. Maka dapat disimpulkan bahwa

selama pengendapan satuan napal Pelang

terjadi regresi atau susut laut (Gambar 7)

Analisis kalsimetri dilakukan untuk

mengetahui kandungan kalsium karbonat

pada batuan lebih akurat. Terdapat 10 sampel

analisis kalsimetri yang mewakili penyebaran

vertikal dan lateral dari Formasi Pelang. Hasil

analisis menunjukan Formasi Pelang

didominasi oleh litologi napal (Gambar 8).

Analisis petrografi ditambahkan untuk

mengetahui mineral penyusun batuan.

Terdapat 6 sampel analisis petrografi (Tabel 2

dan Gambar 9). Dari keenam sampel tersebut

tidak ditemukan material/mineral vulkanik

sebagaimana penciri Lajur Kendeng.

Page 3: TINJAUAN ULANG TERHADAP POSISI STRATIGRAFI … TINJAUAN ULANG TERHADAP... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meninjau ulang posisi stratigrafi dari Formasi Pelang. Pemetaan

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8 Academia-Industry Linkage

15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA

373

V. DISKUSI DAN KESIMPULAN

Lajur Kendeng merupakan suatu cekungan

belakang busur. Busur pegunungan di depan

dari Lajur Kendeng yaitu Busur Pegunungan

Selatan yang aktif pada kala Eosen Tengah -

Miosen Awal (Smyth et al, 2007). Endapan -

endapan yang berada pada Lajur Kendeng

merupakan hasil dari pengendapan kembali

sedimen vulkaniklastik yang berasal dari

sebelah selatannya.

Formasi Pelang di daerah penelitian berumur

N3-N9 (Oligosen Akhir-Miosen Tengah).

Pengendapan Formasi Pelang bersamaan

dengan periode aktif dari busur gunung api

Pegunungan Selatan. Bahkan pada kala

Miosen Awal terjadi super erupsi yang

mengakibatkan terbentuknya Formasi Semilir

(Smyth et al, 2007). Selama masa

pengendapan Formasi Pelang, di Zona

Pegunungan Selatan diendapkan pula Formasi

Kebobutak, Semilir, Nglanggeran, dan

Sambipitu yang mengandung bahan vulkanik

(Gambar 10).

Pengendapan Formasi Pelang yang bersamaan

dengan aktivitas vulkanik di sebelah

selatannya seharusnya menjadikan satuan ini

juga mengandung unsur vulkanik. Namun

berdasarkan analisis petrografi terhadap 6

sampel dari Formasi Pelang justru menunjukan

hal yang berbeda. Hasil analisis petrografi

menunjukan bahwa Formasi Pelang tidak

mengandung material vulkanik. Berbeda

dengan Formasi Pelang, formasi yang lebih

muda seperti Formasi Kerek dan Formasi

Kalibeng justru mengandung material vulkanik

seperti k-feldspar, plagioklas, dan gelas

vulkanik walaupun terdapat dalam jumlah

yang terbatas.

Dari uraian diatas penulis dapat

menyimpulkan bahwa perbedaan karakteristik

yang dimiliki oleh satuan napal Pelang

diakibatkan oleh cekungan pengendapan

Formasi Pelang berada sangat jauh dari busur

vulkanik. Sumber material sedimen Formasi

Pelang bisa jadi berasal dari Sundaland dan

posisinya ketika diendapkan lebih dekat

dengan Lajur Rembang (Gambar 11). Pada

saat Formasi Pelang diendapkan, secara

bersamaan di Lajur Rembang diendapkan pula

Formasi Tuban yang memiliki kesamaan

karakteristik litologi berupa perselingan

batulempung dan batugamping.

VI. UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis ingin mengucapkan terimakasih

kepada tim pemetaan Juwangi (Hafiz

Reyzananda dan Abdurrahman Harits) atas

dukungan, bantuan, dan diskusi-diskusi yang

menarik selama penyusunan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA De Genevraye, P., & Samuel, L., 1972. Geology of The Kendeng Zone (Central and East Java), in:

Proceedings of The International Geoscience Conference and Exhibition, IPA, First Annual Convention.

Jakarta, p. 17 – 30.

Prasetyadi, C., 2007. Evolusi Tektonik Paleogen Jawa Bagian Timur. Disertasi ITB. Bandung, 325 p.

Pringgoprawiro, H., 1983. Biostratigrafi dan Paleogeografi Cekungan Jawa Timur Utara Suatu

Pendekatan Baru. Disertasi ITB. Bandung, 239 p.

Pringgoprawiro, H., & Sukido., 1992. Peta Geologi Lembar Bojonegoro, Skala 1:100.000. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi. Bandung.

Smyth, H.R., & Hall, R., 2007. Cenozoic arc processes in Indonesia: Identification of the key influences

on the stratigraphic record in active volcanic arc. The Geological Society of America Special Paper 436.

Page 4: TINJAUAN ULANG TERHADAP POSISI STRATIGRAFI … TINJAUAN ULANG TERHADAP... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meninjau ulang posisi stratigrafi dari Formasi Pelang. Pemetaan

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8 Academia-Industry Linkage

15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA

374

Surono, Toha, B., Sudarno, I., 1992. Peta Geologi Lembar Surakarta-Giritontro, Skala 1:100.000. Pusat

Penelitian dan Pengembangan Geologi. Bandung.

Van Bemmelen, R.W., 1949. The Geology of Indonesia, Vol. IA: General Geology of Indonesia and

Adjacent Archipelagos. Government Printing Office, The Hague, 732 p.

TABEL

Tabel 1. Kandungan Foraminifera dari Formasi Pelang

No. Sampel

Foraminifera Planktonik Foraminifera Bentonik Zonasi Blow

(1969) Batimetri

MS1 Globigerina angulisuturalis Planulina wuellerstorfi

N3 Batial Bawah Globigerina binaensis Uvigerina bivurcata

MS2 Globigerina ciperoensis Cibicides wuellerstorfi

N4 Batial Bawah Globigerinoides primordius Cibicides subhaidingerii

MS3 Globigerina binaensis Melonis barlaenus

N4 Batial Bawah -

Batial Atas Catapsydrax stainforthi Bulimina ovata

MS4 Globigerinoides diminutus Gyroidina soldani

N7 Batial Atas Catapsydrax stainforthi Bulimina striata

MS5 Orbulina universa Gyroidina soldanii

N9 BatialAtas Globigerinoides diminutus Tubinella funalis

Tabel 2. Kandungan mineral berdasarkan analisis petrografi pada Formasi Pelang

No. Sampel Komposisi Mineral Nama Batuan

PG1 Mineral lempung (60 %), foram plankton (20%), kalsit (13%), pori (7%)

Calcareous claystone

PG2 Mineral lempung (70%), foram plankton (10%), kalsit (10%), pori (10%)

Calcareous claystone

PG3 Lumpur karbonat (90 %), pori (10%) Mudstone

PG4 Mineral lempung (20%), foram plankton (65%), foram bentos (2 %), pori (13%)

Argilaceous limestone

PG5 Mineral lempung (45%), foram plankton (40%), foram bentos (5%), pori (10%)

Calcareous claystone

P47 Mineral lempung (65%), foram plankton (15%), kalsit (10%), pori (10%)

Calcareous claystone

Page 5: TINJAUAN ULANG TERHADAP POSISI STRATIGRAFI … TINJAUAN ULANG TERHADAP... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meninjau ulang posisi stratigrafi dari Formasi Pelang. Pemetaan

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8 Academia-Industry Linkage

15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA

375

GAMBAR

Gambar 1. Peta lokasi daerah penelitian

Gambar 2. Fisiografi daerah penelitian (Van Bemmelen,1949). Kotak merah merupakan lokasi penelitian.

Page 6: TINJAUAN ULANG TERHADAP POSISI STRATIGRAFI … TINJAUAN ULANG TERHADAP... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meninjau ulang posisi stratigrafi dari Formasi Pelang. Pemetaan

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8 Academia-Industry Linkage

15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA

376

Gambar 3. Peta geologi daerah penelitian

Page 7: TINJAUAN ULANG TERHADAP POSISI STRATIGRAFI … TINJAUAN ULANG TERHADAP... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meninjau ulang posisi stratigrafi dari Formasi Pelang. Pemetaan

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8 Academia-Industry Linkage

15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA

377

Gambar 4. Kolom stratigrafi pada daerah penelitian

Page 8: TINJAUAN ULANG TERHADAP POSISI STRATIGRAFI … TINJAUAN ULANG TERHADAP... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meninjau ulang posisi stratigrafi dari Formasi Pelang. Pemetaan

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8 Academia-Industry Linkage

15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA

378

Gambar 5. A: Formasi Pelang dengan Formasi Kalibeng dibatasi oleh Sesar Naik Pilangrejo 1, B: Formasi Pelang dengan Formasi Kerek dibatasi oleh Sesar Naik Pilangrejo 2.

Gambar 6. Litologi Formasi Pelang berupa napal dengan sisipan lensa batugamping.

Page 9: TINJAUAN ULANG TERHADAP POSISI STRATIGRAFI … TINJAUAN ULANG TERHADAP... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meninjau ulang posisi stratigrafi dari Formasi Pelang. Pemetaan

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8 Academia-Industry Linkage

15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA

379

Gambar 7. Lingkungan batimetri Formasi Pelang mengalami regresi (susut laut).

Page 10: TINJAUAN ULANG TERHADAP POSISI STRATIGRAFI … TINJAUAN ULANG TERHADAP... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meninjau ulang posisi stratigrafi dari Formasi Pelang. Pemetaan

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8 Academia-Industry Linkage

15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA

380

Gambar 8. Hasil analisis kalsimetri dari Formasi Pelang.

Gambar 9. Sayatan petrografi dari Formasi Pelang

Page 11: TINJAUAN ULANG TERHADAP POSISI STRATIGRAFI … TINJAUAN ULANG TERHADAP... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meninjau ulang posisi stratigrafi dari Formasi Pelang. Pemetaan

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8 Academia-Industry Linkage

15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA

381

Gambar 10. Korelasi stratigrafi pada Zona Peg. Selatan (Surono dkk,1992), Zona Kendeng dan Zona Rembang (Pringgopawiro & Sukido, 1992).

Gambar 11. Ilustrasi sederhana yang menunjukan asal material sedimen Formasi Pelang berasal dari utara (Sundaland) (Modifikasi dari Prasetyadi, 2007).