tesis lengkap

Download TESIS LENGKAP

If you can't read please download the document

Upload: drmiftahulhuda

Post on 07-Jun-2015

5.821 views

Category:

Documents


47 download

DESCRIPTION

Pesan-pesan pendidikan anak (studi maqolah tarbawiyah luqman hakim)

TRANSCRIPT

PENDAHULUAN ---------------------------------------------TESIS PASCASARJANA UNISMA { 1}

LOGIKA/SOSIOLOGI/STILISTKA/KEARIFAN BERBAHASA/KONTRUKSI/GRADASI/DIALEKTIKA BAHASA PENDIDIKAN (ANAK) DALAM QURAN MUTIARA HIKMAH LUQMAN HAKIM (PESAN-PESAN PENDIDIKAN ANAK) Bahasa pendidikan anak

BAB I: PENDAHULUAN1.Latar belakang masalah 2.Rumusan masalah 3.Tujuan dan kegunaan penelitian 4.Metodologi penelitian 5.Pembatasan masalah 6.Sistematika pembahasan

BAB II: KAJIAN TEORITIS TENTANG PENDIDIKAN ANAK1. Pendidikan dan permasalahannya a. Arti pendidikan 1.a.1. Tinjauan bahasa

1.a.2. Tinjauan istilah 1.a.3. Tarif pendidikan Islam b. Tujuan pendidikan c. Guru d. Murid e. Alat pendidikan f. Lingkungan pendidikan 2. Urgensi pendidikan anak a. Fase pendidikan anak b. Jiwa keagamaan anak c. Kebutuhana anak pada pendidikan d. Pendidikan anak Islami

BAB III: PESAN-PESAN PENDIDIKAN ANAK(Studi tentang mutiara hikmah Luqmanul Hakim) 1. Seputar Luqmanul Hakim 1.a. Pendapat Mufassirin tentang Luqmanul Hakim 1.b. Kajian bahasa 1.c. Kajian istilah 1.d. Pekerjaannya

PENDAHULUAN ---------------------------------------------TESIS PASCASARJANA UNISMA { 3}

1.e. Sifat-sifatnya 1.f. Status kenabianya 1.g. Masa hidupnya 1.h. Makamnya 1.i. Nama anaknya 2. Diberi Hikmah 2.a. Makna hikmah 2.a. 1. Pengertian etimologi 2.a. 2. Pengertian istilah 2.b. Macamnya 2.b. 1. Hikmah teoritis dan praktis [dari sisi obyek] 2.b. 2.Hikmah mauhibah dan iktisabiyah [dari sisi pencapaian] 2.b. 2.b. 3. Tanda-tandanya 4. Hikmah Luqmanul Hakim

2.c. Faktor-faktornya 2.c. 1.faktor pendukung 2.c. 2.Faktor penghambat 2.d. Kata-kata mutiara hikmah Luqmanul Hakim

BAB IV: PEMBAHASAN MUTIARA HIKMAH LUQMANUL HAKIM1. Paparan kata-kata mutiara hikmah Lukmanul hakim 2. Analisa data 2.1. Cakupan isi/pesan pendidikan

2.2. Metode Pendidikan Luqmanul Hakim 2.3. Sifat pendidik

BAB V: KESIMPULAN DAN SARANKesimpulan Saran LITERATUR LAMPIRAN SEMINAR PROPOSAL LEMBAR KONSULTASI BIODATA PENULIS

PENDAHULUAN ---------------------------------------------TESIS PASCASARJANA UNISMA { 5}

PESAN-PESAN PENDIDIKAN/ LUQMANULHAKIM PROFIL PENDIDIK SEJATI

BAB I PENDAHULUAN

BAB II ALQURAN

BAB III: HISTORISITAS LUQMAN HAKIM1. Seputar Luqmanul Hakim 1.a. Pendapat Mufassirin tentang Luqmanul Hakim 1.b. Kajian bahasa 1.c. Kajian istilah 1.d. Pekerjaannya 1.e. Sifat-sifatnya 1.f. Status kenabianya 1.g. Masa hidupnya 1.h. Makamnya 1.i. Nama anaknya

BAB IV KOMPETENSI HIKMAH 2. Diberi Hikmah 2.a. Makna hikmah 2.a. 1. Pengertian etimologi 2.a. 2. Pengertian istilah 2.b. Macamnya 2.b. 1. Hikmah teoritis dan praktis [dari sisi

obyek] 2.b. 2.Hikmah mauhibah dan iktisabiyah [dari sisi pencapaian] 2.b. 2.b. 3. Tanda-tandanya 4. Hikmah Luqmanul Hakim

2.c. Faktor-faktornya 2.c. 1.faktor pendukung 2.c. 2.Faktor penghambat

BAB V: MUTIARA HIKMAH

LUQMANUL HAKIM

3. Paparan kata-kata mutiara hikmah Lukmanul hakim

BAB VI PERSPEKTIF PENDIDIKAN 2. Cakupan isi/pesan pendidikan a. Tujuan pendidikan b. Materi pendidikan c. Metode Pendidikan Luqmanul Hakim d. Sifat pendidik e. Etika anak didik

PENDAHULUAN ---------------------------------------------TESIS PASCASARJANA UNISMA { 7}

BAB I PESAN-PESAN PENDIDIKAN ANAK (Studi tentang mutiara hikmah Luqmanul Hakim)

1. Latar belakang masalah Menyambut datangnya abat milenium baru, pada umumnya setiap orang juga memiliki harapan-harapan baru yang ingin dicapai. Disinilah kesempatan terbuka lebar

untuk mengembangkan kemampuan, minat dan bakat dalam aspek apapun, terutama bidang Ilmu Pengetahuan

Teknologi dan Komunikasi (IPTEK). Suasana awal abat 21 ini akan menjadikan hidup dan semakin kompetitip, akan

sehingga

kreatifitas seseorang

profesionalisme dapat

menghantarkan

untuk

memperoleh

peluang hidup yang membahagiakan. Melihat besarnya peluang untuk potensi tersebut, Islam terutama mengembangkan segala bidang untuk IPTEK, maka

pendidikan dengan

sudah

saatnya dan

dikembangkan konsep-

cara

menggali,

memeperbaharui

konsep rangka

yang

telah

ada.

Hal

ini

dilakukan zaman,

dalam agar arus

mengikuti lebih

tuntutan solid

perubahan

pendidikan perubahan. Memang

ditengah

gencarnya

kebenaran

dogma

agama

Islam

tidak

bisa

disangkal yang mengatakan bahwa selama manusia masih bernafas, maka disitu pulalah dituntut untuk terus

tholabulilmi. Pernyataan ini dapat dipahami sebagai modal dasar untuk mengembangkan diri, dengan prinsip menjadikan tidak masa lalu sebagai masa wacana sejarah yang

boleh

dilupakan,

sekarang

sebagai

kenyataan, harapan.

dan

masa

yang

akan

datang

sebagai

Realitas seperti diatas inilah yang ikut mendorong penulis untuk ingin mencermati lebih dalam tentang obyek tholabul ilmu pada aspek pendidikan anak. Kenapa harus mengambil tema pendidikan anak? Karena

PENDAHULUAN ---------------------------------------------TESIS PASCASARJANA UNISMA { 9}

diyakini

sepenuhnya

bahwa

keberhasilan

pendidikan

anak merupakan landasan dasar bagi kemajuan suatu bangsa. kemajuan Tidak bangsa ada yang lebih mempercepat kesuksesan itu suatu dalam

tanpa

diimbangi penerus

menciptakan

generasi

bangsa

sendiri, Sehingga

melalui pendidikan sisisi lain hambatan

kader-kader bangsanya. pula bahwa dalam

dapat dikatakan lebih besar

tidak ada bangsa

yang

membangun

melebihi kegagalan dalam pendidikan anak. Jadi anak merupakan generasi, modal dasar dan sekaligus aset bangsa yang patut diperhitungkan masa depannya.

Perhatian yang diberikan menyangkut pendidikan dan sekaligus kesolehan akhlaknya. Hal ini seperti

tertera dalam sebuah syair Syauky Beek sebagaimana dinukil Athiyah Al-Abrosy ini:1

Atas alasan tersebut, maka pendidikan anak dipandang penting untuk diperhatikan. Permasalahan yang ingin1 Muhammad Athiyah Al-Abrosyi, Attarbiyah Al-islamiyah, Darulqaum, 1964, halaman 95

dimunculkan

dalam

tesis

ini

adalah

terletak

pada

suatu pertanyaan mendasar, yaitu bagaimana mendidik anak secara ideal dan Islami tanpa mematikan daya kreatifitas dan potensi dasar mereka. Pada akhirnya dikandung maksud untuk mencapai keseimbangan pola

fikir dan tingkah laku anak. Karena menurut teori pendidikan yang dikemukakan oleh Bloom, pada

dasarnya pendidikan adalah perubahan tiga kemampuan pokok yang harus terjadi pada diri siswa, yaitu

kemempuan

kognitif

(pengetahuan),

afektif

(keterampilan), dan psikomotor (sikap ). Kalau kita cermati, taksonomi yang dikemukakan oleh Bloom ini tidak memuat aspek akhlak. Padahal

keberadaan akhlak sangatlah penting dalam pergaulan hidup manusia diabat milinium ini. Karena disadari, kemajuan suatu bangsa tanpa diimbangi oleh budi

pekerti yang luhur ( akhlakul karimah ), suatu saat akan menjadi bumerang bagi kehancuran bangsa itu

PENDAHULUAN ---------------------------------------------TESIS PASCASARJANA UNISMA { 11}

sendiri. Disatu sisi kemajuan informasi dan teknologi dalam dunia global ini memiliki ekses terhadap cara

berfikir anak didik semakin kritis, rasional, bebas dan dinamis. tahu Hal ini bisa terjadi karena yang mereka

banyak melalui

tentang

pengetahuan baik

diperoleh maupun

segala

informasi,

cetak

elektronik. Pada saat itu pula, anak didik memiliki kecenderungan untuk mengaitkan fenomena - yang ada dalam suatu mata pelajaran misalnya dengan rasio. Maka generalisasinya, anak didik agama jika akan lebih dapat

diterima

bersifat

rasional,

realistis dan aplikatip. Sementara itu, konsep-konep agama banyak yang bersifat dogma-dogma tanpa bukti realistis. Bertolak dari uraian diatas, maka penulis ingin

menelusuri lebih jauh filosofis pendidikan anak yang ideal dan islami , dengan pembahasan utama tentang

pesan pesan pendidikan anak menurut Luqmanul Hakim. Sebagai apersepsi awal, konsep pendidikan yang

diterapkan oleh Luqmanul Hakim pada anaknya meliputi empat hal. Pertama : pendidikan keimanan. Pendidikan inilah

yang pertamakali dilakukannya terhadap anaknya (ayat 13 ). Hal ini bisa difahami bahwa Islam memandang pengetahuan ( kognitif dalam istilah Bloom) tentang ketuhanan belajar bidang sebagai disiplin pendidikan dasar ilmu prilaku lain. ini anak sebelum ia

Aplikasinya, Luqman

dalam

akidah

menanamkan

pengetahuan bahwa Alloh sebagai Dzat Yang Maha Esa yang harus disembah oleh seluruh alam. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka tema sentral pendidikan keimanan meliputi rukun iman yang enam. Secara berurutan meliputi beriman kepada Alloh,

malikat, kitab suci, rosul, hari akhir, qodo dan qodar.

PENDAHULUAN ---------------------------------------------TESIS PASCASARJANA UNISMA { 13}

Bidang

keimanan

memiliki

cakupan

tujuan

yang

penting. Misalnya ketika anak didik sudah dewasa, lalu menjadi atau dan pegawai dalam atau bidang akan bekerja apapun, pada maka suatu aspek setiap dapat

instansi, keimanan

ketakwaan Dengan

mengendalikan ia akan

aktifitasnya.

demikian

menjalankan amanat pekerjaannya dengan baik, jujur, dan bertanggung dlolim jawab, dan sehingga terhindar dari

perbuatan

praktek-praktek

perbuatan

kotor lainnya seperti korupsi dan sejenisnya. Kedua : pendidikan syariah ( baca : ibadah ). Ruang lingkup syariah meliputi interaksi vertikal seorang hamba dengan dan Alloh yang direalisasikan yang melalui dilakukan

ibadah,

interaksi

horizontal

dengan sesama manusia (muamalah). Kenapa pendidikan ibadah Karena baru dilakukan setelah pendidikan anak akidah?

secara

filosofis,

setelah

dikenalkan

keimanan dan sudah mengkristal menjadi karakternya,

maka dia dituntut untuk membuktikan keimanannya itu dalam bentuk amaliyah kongkrit melalui ibadah. Jadi dengan iman yang kuat diharapkan anak mengerti bahwa kesempurnaan tindakan tatacara iman itu yang Dalam perlu dibuktikan pengabdian ibadah ini Kenapa dengan melalui Luqman mesti

nyata ibadah.

berupa hal

mengajarakan

sholat

kepada

anaknya.

diajari sholat, tentunya karena sholat adalah tiang agama. Dan setelah rajin melakukan sholat, alalu

diperintahkan untuk membiasakan dikap baik terhadap keluarga terdekat, yang dalam hal ini ayah dan ibu yang dijelaskan lebih lanjut dalam pendidikan

akhlak. Ketiga : pendidikan akhlak. Betapapun kuatnya dan dan takwa anak didik dalam arti iman rajin

mengerjakan jika

ibadah dilandasi dengan iman yang kuat, dengan akhlak akan sia-sia yang biak, belaka maka

tidak diikuti itu

pengabdiannya

(kurang

PENDAHULUAN ---------------------------------------------TESIS PASCASARJANA UNISMA { 15}

semprna ). Maka dalam bidang akhlak ini, pendidikan yang adalah kedua mula-mula dengan orang dilakukan Luqman etika kepada baik anaknya terhadap cara

memperkenalkan

tua.Prinsip

berbakti

ini

dengan

mel;akukan segala yang diperintahnya, dan menjauhi segala larangannya selama dalam batas kebaikan dan tidak melanggar yang jika syariat dan islam. Juga dengan dengan arif /

perkataan bijaksana agama. Keempat :

baik

menjawab

perintahnya

bertentangan

dengan

Pendidikan

sosial.

Pendidikan

sosial

adalah tahapan akhir yang dilakukan Luqman terhadap anaknya. kepada Setelah anak melalui dikenalkan jalan konsep dan akhlak kepada

tuhannya

ibadah,

kedua orang tuanya maka berikutnya diajarkan padanya akhlak sosial dalam ini kontek kemasyarakatan. etika pergaulan Pendidikan (bertemu),

mencakup

berbicara, berjalan dan lainnya. Ajaran inilah yang

sebenarnya dalam konsep islam dikenal dengan Ikhsan. Jadi ide pokok pendidikan Luqmanul Hakim kepada

anaknya meliputi empat konsep tersebut, dimana dalam istlah lain secara filosofis telah memenuhi target untuk membentuk insan kamil yang terdiri dari

kesempurnaan aqidah, syariah dan akhlak dan akhlak (Iman, Islam dan Ihsan ). 2. Rumusan masalah

Cerita Luqmanul Hakim yang ada dalam surat Luqman mungkin dapat dikaji dari berbagai sudut pandang. Namun disini penulis sudut akan membahas kata mutiara dengan

hikmahnya

dari

pandang

pendidikan

rumusan masalah sebagai berikut: 1.Bagaimana syarat guru yang ideal, menurut

pengajaran Luqmanul Hakim? 2.Bagaimana cakupan materi pesan-pesan pendidikan anak yang dilakukan oleh Luqmanul hakim? 3.Bagaimana metode pendidikan anak yang diterapkan

PENDAHULUAN ---------------------------------------------TESIS PASCASARJANA UNISMA { 17}

Luqmanul Hakim? 3. Tujuan dan kegunaan penelitian

Penulisan tesis ini sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka bertujuan untuk: 1. Mendiskripsikan mutiara hikmah yang dilakukan oleh Luqmanul pendidikan anak Hakim terhadap

anaknya, lalu dianalisa cakupan meterinya. 2. Mendiskripsikan metode pendidikan yang efektif, yang disimpulkan dari mutiara hikmah Luqmanul

hakim. 3. Mendiskripsikan disarikan hakim. Sedangkan teoritis kegunaan diharapkan penulisan dapat tesis ini secara dari sifat kata guru mutiara yang ideal yang

hikmah

Luqmanul

menambahkan

sumbangan

berfikir dalam khazanah pengetahuan yang sudah ada dalam pada bidang akhirnya pendidikan, dapat sehingga secara praktis yang

dijadikan

suatu

rujukan

patut diperhatikan. 4. Metodologi penelitian

Penelitian kwalitatip.

ini Maka

termasuk penulis

penelitian menggunakan

diskriptifmetodologi

pembahasan sebagi berikut: a. Studi pustaka Maksudnya adalah studi tentang fenomena realistis yang diperoleh melalui studi buku,2

penelitian,

penerbitan dan dokumentasi lainnya.

b. Metode Deskripsi ( descriptical method ) Yang dimaksud dengan data metode ini adalah mendetail

mendiskripsikan

realistis

secara

dan sesuai dengan kenyataannya secara kwalitatip ataupun kwantitatip.3

c. Metode deduksi ( deductive methode ) Metode deduksi berangkat dari pengetahuan yang

2 Arif Furchan, Pengantar penelitian dalam pendidikan, Usaha Nasional, Surabaya, 1982, halalaman 79 3 Muhammad Isa, Manahijul bahs al-ilmi, Darul fikr aroby, 1981, halaman 173

PENDAHULUAN ---------------------------------------------TESIS PASCASARJANA UNISMA { 19}

sifatnya umum, dan bertitik tolak pada pengetahuan yang yang umum itu4

digunakan Pengertian

untuk serupa5

menilai

kejadian oleh

khusus.

dijelaskan

Muhammad Athiyah Al-abrosi.

d. Metode Induksi ( inductive method ) Ialah berfikir dari fakta-fakta yang khusus,

peristiwa-peristiwa yang kongkrit, kemudian dari fakta-fakta atau peristiwa-peristiwa yang khusus kongkrit itu ditarik generalisasi-generalisasi6

yang mempunyai sifat umum.

e. Metode komparasi ( comparative method ) Yaitu mencari fakta hubungan sejenis dengan menggabungkan pada

beberapa

dengan

berdasarkan7

indikasi-indikasi yang sama ataupun berbeda. Adapun literatur pokok yang akan diteliti

adalah

4 Sutrisno Hadi, Metodologi Research I , UGM, 1983, halaman 42 5 Muhammad Athiyah Al-Abrosyi, Ruuhutttarbiyah wattaliim, DaruihyaI alkutub alarobiyah, halaman 277 6 Sutrisno Hadi, Ibid 7 Winarno Surahmat, Pengantar penelitian ilmiah dasar metode dan teknik, Tarsito, Bandung, Halaman 143

kitab-kitab

tafsir

yang

memuat

kata-kata

mutiara

hikmah Lukamanul hakim.

5. Pembatasan masalah

Tesis

ini

berjudul

PESAN-PESAN

PENDIDIKAN

ANAK

(Studi tentang mutiara hikmah Luqmanul Hakim]. Untuk memperjelas membatasi judul masalah dimaksud, dengan maka penulis pada perlu

mengacu

definisi

operasional seperti dikehendaki dibawah ini:

Pendidikan

:proses

mengubah

sikap

dan

tatalaku

seorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya

pengajaran dan pelatihan; juga berarti proses, perbuatan dan cara mendidik. Anak8

:manusia yang masih kecil [sekitar umur enam tahun ].9

8 Kamus besar bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka, Perum penerbitan dan percetakan BP, cetakan ketujuh, halaman 232 9 Ibid, halaman 35

PENDAHULUAN ---------------------------------------------TESIS PASCASARJANA UNISMA { 21}

Luqman

nama

kongkrit dari alif

[isim kata dan

marifah] laqoma

yang dengan kata

berasal tambahan

nun

seperti

usman, dimana Luqman ini bisa berasal dari kata arab murrni ataupun non arab [ajam].10

Atau

sebuah

nama

yang

ada

dalam alquran QS. Luqman 12. Jadi yang dikehendaki dengan judul tesis ini adalah pembahasan tentang pesan-pesan pendikan anak yang

dilakukan oleh Luqmanul Hakim kepada anaknya, yang tertuang dalam kata-kata mutiara hikmahnya [bukan

yang ada dalam alquran dalam surat Luqman 12-19.

6.

Sistematika pembahasan Organisasi penulisan

BAB I: PENDAHULUAN7.Latar belakang masalah 8.Rumusan masalah10 Al-Baidlowi,Anwaruttanziil waasroruttawiil, halaman 226

9.Tujuan dan kegunaan penelitian 10.Metodologi penelitian 11.Pembatasan masalah 12.Sistematika pembahasan

BAB II: KAJIAN TEORITIS TENTANG PENDIDIKAN ANAK1. Pendidikan dan permasalahannya g. Arti pendidikan 1.a.1. Tinjauan bahasa 1.a.2. Tinjauan istilah 1.a.3. Tarif pendidikan Islam h. Tujuan pendidikan i. Guru j. Murid k. Alat pendidikan l. Lingkungan pendidikan 3. Urgensi pendidikan anak

PENDAHULUAN ---------------------------------------------TESIS PASCASARJANA UNISMA { 23}

e. Fase pendidikan anak f. Jiwa keagamaan anak g. Kebutuhana anak pada pendidikan h. Pendidikan anak Islami

BAB III: PESAN-PESAN PENDIDIKAN ANAK(Studi tentang mutiara hikmah Luqmanul Hakim)

4. Seputar Luqmanul Hakim 1.a. Pendapat Mufassirin tentang Luqmanul Hakim 1.b. Kajian bahasa 1.c. Kajian istilah 1.d. Pekerjaannya 1.e. Sifat-sifatnya 1.f. Status kenabianya 1.g. Masa hidupnya 1.h. Makamnya 1.i. Nama anaknya 5. Diberi Hikmah

2.a. Makna hikmah 2.a. 1. Pengertian etimologi 2.a. 2. Pengertian istilah 2.b. Macamnya 2.b. 1. Hikmah teoritis dan praktis [dari sisi obyek] 2.b. 2.Hikmah mauhibah dan iktisabiyah [dari sisi pencapaian] 2.b. 2.b. 3. Tanda-tandanya 4. Hikmah Luqmanul Hakim

2.c. Faktor-faktornya 2.c. 1.faktor pendukung 2.c. 2.Faktor penghambat 2.d. Kata-kata mutiara hikmah Luqmanul Hakim

BAB IV: PEMBAHASAN MUTIARA HIKMAH LUQMANUL HAKIM6. Paparan kata-kata mutiara hikmah Lukmanul hakim 7. Analisa data

PENDAHULUAN ---------------------------------------------TESIS PASCASARJANA UNISMA { 25}

2.1. Cakupan isi/pesan pendidikan a. Metode Pendidikan Luqmanul Hakim b. Sifat pendidik

BAB V: KESIMPULAN DAN SARANKesimpulan Saran LITERATUR LAMPIRAN SEMINAR PROPOSAL LEMBAR KONSULTASI BIODATA PENULIS

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG PENDIDIKAN

1.

Pendidikan dan permasalahannyaUntuk membahas teori yang mendukung sempurnanya pembahasan tesis ini, maka dikemukakan pendalaman teori pendidikan meliputi pengertian dan faktor pendukung pendidikan yang mencakup tujuan, landasan, guru, murid dan alat/ lingkungan pendidikan. 1. a .Arti pendidikan 1.a.1 Tinjauan bahasa Kata pendidikan [tarbiyah] menurut Abdurrohman Annahlawi memiliki tiga kata dasar, yaitu: Pertama berasal dari

yang berarti tambah dan berkembang. Penggunaan kata

ini seperti dalam pengertian ayat berikut:

" )39 :( " Kedua berasal dari Adapun arti kata yang berarti tumbuh dan berkembang.

mendidik anak artinya memberi dan mendidiknya tingkah

makanan, mengembangkan

lakunya.Ketiga berasal dari kata -

berarti memperbaikinya, mengurusi dan membina.11

Kata tarbiyah menurut Miqdad Yaljan juga berarti bertambah, memberi makan, memelihara, menjaga dan tumbuh. JugaAbdurrohman Annahlawi, Ushuluttarbiyah alislamiyah waasaalibiha filbait walmujtama , 11 Darul Fikr, halaman 12

PENDAHULUAN ---------------------------------------------TESIS PASCASARJANA UNISMA { 27}

digunakan secara majazi dengan arti mendidik tingkah laku dan meninggikan pangkat. Makna lainnya yang senada adalah berkembang, memberi makan, meninggikan dan mengangkat posisi. Pengambilan kata tarbiyah ini juga dari kata bukan dari

dan

sehigga

bisa dikatakan pula mendidik anak

artinya memperhatikannya dengan baik, mengajari sampai bisa dan akhirnya menyapihnya.12

. . " . Menurut Imam Alqurthubi, kata

bermakna

tuan/

penguasa, diantara penggunaan makna ini seperti pada ayat ingatkan kami pada tuanmu QS. Yusuf 42. Dan dalam sebuah hadist tuan mengendalikan umatnya sedangkan

adalah semakna dengan pembuat ketentraman, pengatur, pemaksa kehendak, penguasa, juga dikatakan bagi orang yang menekuni banyak buku. Kata

Juga nama sebagai nama agung bagi

Alloh yang mengisyaratkan adanya hubungan yang erat, saling mengasihi, menyayangi dan ketergantungan antara penguasa dan yang dikuasai. Dan asal pengambilan kata tersebut masihMiqdad Yaljan, Jawanib attarbiyah alislamiyah alasasiyah, cetakan kedua, halaman 11 12

dipertentangkan oleh ulama, dikatakan pula diambil dari kata tarbiyah, jadi makhluk.13

artinya Alloh sebagai pengatur dan pendidik

" (: 24) " ...... . . .Menurut Naquib Al-Atas, jika penggunaan kata

sama

dalam bentuk madli [seperti pada ayat al-Isra 34 "

"

]dan mudlorinya [seprti pada ayat Assuara 18 "

,] " maka ini bermakna pendidikan, tanggungjawab, memberi makan, perkembangan dan pertumbuhan.14

Oleh sebab itu maka untuk mengungkapkan pendidikan adaAlqurthubi Ibnu Ahmad Al-Anshori, Tafsir Aljamiul Ahkam, Darusyab, Kairo, Juz 1, halaman 13 11 Menurut Naquib Al-Atas, Konsep pendidikan islam, Mizan, 1996, halaman 66 14

PENDAHULUAN ---------------------------------------------TESIS PASCASARJANA UNISMA { 29}

beberapa kata yang sesuai diantaranya

akan tetapi kebanyakan15

kata yang digunakan adalah kata talim . 1.a.2 Tinjauan istilah

Setelah memahami kata tarbiyah dari sisi bahasa, maka penulis menggali pengertian tarbiyah dari rumusan para ulama. Ddiantaranya yang dikemukakan oleh Al-Qodli Baidlowi yang dinulil oleh Miqdad yaljan sebagai berikut:16

""

Pendidikan

adalah

usaha

perlahan-lahan

untuk

mengembangakan sesuatu menuju kesempurnaannya. Jadi kalau kita perhatikan tarif tersebut, maka pengertian pendidikan berlaku sangat umum. Pengertian berikutnya diberikan oleh Ibnu Sina

"

". Pendidikan adalah ibadah, maksudnya adalah mengerjakan satu hal secara terus menerus dalam waktu yang terencana dan berdekatan. Definisi berikutnya dikemukakan oleh Muhammad SayyidIbid., Halaman 21 15 Ibid., Halaman 21 16

Sulthon, yaitu:

. Upaya pengembangan secara baik aspek akal, emosi, dan kejiwaan yang didasarkan atas asas-asas ilmiyah untuk mencapai perkembangan kemampuan individu secara maksimal.17

1.a.3 Tarif Pendidikan Islam

Setelah penulis membahas tentang arti pendidikan secara bahasa dan istilah, maka berikutnya penulis ingin menjelaskan pengertian pendidikan islam, karena hal ini dipandang perlu untuk membedakan pendidikan islam dan atau non-islam, atau pendidikan agama dan atau umum. Pengertian pendidikan islam diantaranya dirumuskan oleh Miqdad Yaljan sebagaimana berikut:18

" . Pendidikan islam yaitu sekumpulan usaha secara teoritis ataupun praktis yang diambil dari Alquran dan Alhadist dan ijtihad untuk mengembangkan kemampuan manusia menuju kesempurnaan

Muhammad Sayyid Sulthon, Mafahim Tarbiyah Filislam, Darul Maarif, halaman 132 17 Miqdad Yaljan, op. Cit., halaman 25 18

PENDAHULUAN ---------------------------------------------TESIS PASCASARJANA UNISMA { 31}

seperti yang dikehendaki oleh islam itu sendri.

19

Lebih lanjut Miqdad menjelaskan tujuan pendidikan islam tersebut sebagaimana berikut: mengembangkan dan membentuk manusia muslim yang sempurna dari segala aspeknya, baik dari sisi emosional, rasional, kepercayaan, spiritual, akhlak, kemauan yang dilandasi dengan nilai-nilai islam dengan cara pendidikan yang islami. Dengan kata lain yaitu mempersiapkan insan kamil dari berbagai aspek perkembangannya untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akherat, dengan didasarkan pada nilainilai dan cara pendidikan yang islami.20

Menurut Alghozali, ia menyeruupakan pendidikan seperti bercocok tanam, maka menurutnya pendidik seperti layaknya petani yang mengelola sawahnya. Maka ketika petani melihat batu atau tanaman yang membahayakan tanamannya, maka ia harus mencabutnya atau membuangnya. Petani juga harus mengairi tanamannya berkali-kali agar tumbuhannya berkembang dengan baik.21

Jadi pendidikan pada prinsipnya adalah menanamkan akhlak yang luhur pada jiwa anak didik, memberinya petunjuk, bimbingan sehingga menjadi karakter kejiwaannya, maka dari jiwa inilah akan memberikan kemanfaatan bagi masyarakatnya.22

Ibid, halaman 25 19 Ibid, halaman 26 20

. Alghozli, khulashotuttashonif, Petuk , Kediri, halaman 10 21 Musthofa Algholayaiini, Idhotunnasyiiin, Halaman 189 22

.

1. b .Tujuan pendidikan Berangkat dari pemahaman makna pendidikan yang diperoleh dari penjelasan diatas, maka pendidikan islam memiliki tujuan yang sangat universal dan mendalam. Karena pendidikan merupakan suatu proses, maka sudah selayaknya harus memiliki misi dan visi yang jelas. Adapun tujuan pendidikan islam menurut Sayyid Sulthon sebagaimana berikut:23

1.

Tujuan intelektual atau keilmuan .

Pendidikan islam diantaranya bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan memiliki daya nalar dan sikap kritis yang tinggi. Maka obyek berfikir ini meliputi alam raya dan menusia itu sendiri. Juga mampu menangkap fenomena ajaran alquran sampai pada tahap transendental serta mampu mencari sebab akibat fenomena yang ada dialam raya ini dengan berdasarkan pada pandangan agama. Perkembangan intelektual agar dapat memahami kehidupan alam raya, manusia dalam hubungannya dengan penciptanya ini merupakan tujuan utama dalam pendidikan islam. Oleh sebab itu, maka ajaran islam selalu menganjurkan untuk berfikir, bahkan mewajibkan menggunakan fikiran untuk mencari ilmu. Tidak ada permasalahan yang ada ini tanpa melibatkan peranan fikiran dalam menyelesaikannya. Maka pemahaman yang didapat oleh proses berfikir itu merupakan tolak ukur untuk pertimbangan dalam mengambil atau menentukan hukum. 2. Tujuan moral. Pendidikan islam dalam bidang etika bertujuan untuk menciptkan manusia yang memiliki akhlak yang luhur, akhirnya terciptalah masyarakat yang menjunjung nilai-nilai luhur kemanusiaan seperti yang diajarkan oleh islam, sehingga tercermin dalam prilaku yang adil, memahami persamaan sosial dan hak individu, menghargai kebebasan berpolitik, ekonomi, dan pemikiran atau keilmuan.Muhammad Sayyid Sulthon, Mafahim Tarbiyah fil Islam, cetakan ke 2, Darul Maarif, hal. 90 23

PENDAHULUAN ---------------------------------------------TESIS PASCASARJANA UNISMA { 33}

Dalam hal akhlak ini, rosul merupakan teladan yang luhur, dimana kesholehan akhlaknya sangat sempurna sebagaimana penjelasan alquran: "" Dan sesungguhnya kamu [Muhammad] memiliki akhlak yang agung. Juga diterangkan oleh nabi sendiri, bahwa misinya adalah untuk menyempurnakan akhlak. "" Sesungguhnya aku [Muhammad] diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. Sahabat Abu Bakar mengakui sendiri akan keagungan akhlak rosul.

. . Abu Bakar berkata kepada rosul, sungguh aku telah malang melintang mengelilingi arab dan saya dengar sendiri kehebatannya, sejauh itu pula saya belum pernah melihat dan mendengarkan seorangpun yang seperti tuan, siapakah yang mengajari tuan akhlak yang luhur ini? Rosul menjawab; saya dididik akhlak langsung oleh tuhanku, maka aku menjadi sholeh. 3. Tujuan agamis.

Secara agamis, maka pendidikan islam memuat misi penegakan agama untuk mempersiapkan kader-kader muslim untuk siap mempertahankan dan sekaligus menyiarkan agama. Maka mereka juga dibekali kemampuan untuk menyerang musuh yang mengancam keberadaan agamanya. Dengan usaha inilah kelestarian agama islam akan tetap jaya. Banyak sekali ayat alquran yang memotifasi umat untuk siap dalam menghadapi musuh. Misalnya ayat berikut:

"

" ) 60 : ( Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang [yang dengan persiapan itu] kamu menggetarkan musuh alloh. Ayat tersebut mengajarkan agar umat islam memiliki kisiapan yang mantap untuk membela tegaknya agama dari serangan musuh. Ayat lain misalnya:

) 110 : ( Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk menusia, menyuruh kepada yang maruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada alloh. Ayat ini menegaskan bahwa kemulyaan umat islam antara lain pada kinerja dakwah yang memerintahkan kebaikan dan mencegah kemungkaran. Maka dalam upaya dakwah itu tetunya menuntuk prinsip bijaksana. Hal ini seperti penjelasan ayat berikut: " "

)

125

:(

Serulah [manusia] kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Maka kewajiban berdakwah dan berjihad untuk menegakkan

agama itu menjadi barometer kesungguhan iman dan islam seseorang. Sehingga orang yang mati dan tidak pernah memiliki kepedulian berjuang untuk menegakkan isalam, maka masih belum sempurna imannya.

PENDAHULUAN ---------------------------------------------TESIS PASCASARJANA UNISMA { 35}

" ) " ( Barang siapa mati belum berjung dijalan alloh, maka mati dalam keadaan jahiliyah. Melihat berbagai penjelasan tersebut, maka pendidikan islam juga memiliki kepentingan untuk menyiapkan generasi mudanya untuk membela agamanya dan mendakwahkan. 4. Tujuan spiritual. Mengembangkan karakter kejiwaan yang islami juga merupakan tujuan yang diidamkan oleh pendidikan islam. Karakter kejiwaan yang dimaksudkan misalnya memiliki sikap dan perhatian yang besar terhadap nasib agama. Juga mengutamakan kepentingan agama dari pada kepentingan individu. Hal seperti ini adalah refleksi dari ayat berikut:

) 9:" "( dan mereka mengutamakan [orang muhajirin] atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesulitan. Sikap sukarela dalam berkorban demi kepentingan agama inilah yang harus ditanamkan melalui proses pendidikan islam.

" ) 9-8 :" (Dan mereka memebrikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan. Sesungguhnya kami memberi makan kepadamu hanyalah untuk mengharap keridhoan alloh, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula ucapan terima kasih. Jadi secara ringkas tujuan spiritual atau intrinsik

pendidikan islam adalah untuk menanamkan kepedulian jiwa terhadap agama islam, jiwa berkorban untuk agama, jihad terhadap nafsu jahat yang menguasai dirinya, dan lain-lain. 5. Tujuan jasmaniyah.

Secara

jasmaniyah

pendidian

juga

memperhatikan

kesehatan lahiriyah. Tidak bisa dipungkiri bahwa jasmani manusia memiliki hak-hak manusiawi yang mendasar. Hal ini sebagaiman sabda nabi berikut:

" " " sesungguhnya badanmu memiliki hak dan orang mumin yang kuat lebih baik daripada orang mukmin yan lemah, dan pada segala sesuatu ada kebaikan. Untuk membina manusia yang sehat lahiriyah ini perlu dibentuk melalui pendidikan, misalnya melalui pendidikan kesehatan jasmani. Hal ini dikandung maksud agar perkembangan jasmaniyah mendapat perhatian yang semestinya. Dalam hal ini nabi menjelaskan:

" ." Artinya: tidaklah patut bagi anak Adam melebihi daya tampung kemampuan perutnya, maka jika ia ingin memberlakukan perut dengan adil hendaklah mengisinya sepertiga bagian untuk makanan, sepertiganya lagi untuk minuman dan sepertiga sisanya untuk udara. Sedangkan menurut Alghozali, tujuan penganjaran islam itu tidak lain adalah untuk menghidupkan syariat /ajaran nabi Muhammad saw, mendidik akhlak mulia, dan menaklukkan nafsu amarah. kepada anak didik Maka ia berkata;24

Pada kitab yang sama Al-Ghozali juga memberikan pesan-pesan agar menyeimbangkan antara keilmuan dan perbuatan sehingga terciptalah ilmu praktis dan amal yang logis.

" Al-Ghozali, Ayuhal walad, Petuk Kediri, halaman 6 24

PENDAHULUAN ---------------------------------------------TESIS PASCASARJANA UNISMA { 37}

."wahai para siswa, sesungguhnya ilmu tanpa amal itu bagaikan gila, dan amal tanpa ilmu itu tidak berguna, maka ketahuilah bahwa ilmu yang sekarang tidak dapat menjauhkanmu dari perbuatan maksiyat dan tidak mendorongmu untuk taat kepada alloh, maka tidak akan menyelamatkanmu dari api neraka besok dihari akhir. Maka dari sini menurut analisa Zainuddin tujuan pokok pendidikan islam dalam setiap zaman menurut Al-Ghozali esensinya adalah25

kesempmurnaan akhlak dan kesetabilan jiwa.

Pendapat Al-Ghozali tersebut juga didukung oleh Muhammad Athiyah Al-Abrosyi, yakni tujuan pendidikan isalam adalah untuk mencapai kesempurnaan akhlak mulia dan inilah merupakan inti tujuan pendidikan islam yang tertinggi.26

Dari sini jelaslah bahwa tujuan pendidikan yang dikehendaki oleh Ghozali mengacu pada pembentukan akhlak yang baik, jiwa yang bersih dan memiliki kepedulian yang tinggi agama islam. Abdul Ghoni Abud juga menegaskan bahwa tujuan pendidikan islam adalah pertama; mempersiapkan kehidupan akherat. Kedua membekali individu dengan ilmu pengetahuan dan ketrampilan sehingga tercapailah kebahagiaan hidup di dunia. Sedangkan menurut Muhammad Quthub; pendidikakn tidak lain untuk mempersiapkan manusia yang sholeh. menegakkan27

untuk menegakkan

Mahmud Sayyid Sulthon melihat pendidikan sebagai upaya untuk masyarakat islamli dengan akidah yang kuat, menjalankan syariat islam dan berakhlak mulia. Dari sini maka terciptanya tatanan masyarakat yang islami merupakan tujuan utama pendidikan, sehingga upaya tersebut pada dasarnya membutuhkan penegakan syariat islam dalam wujut kongkrit sehingga tercipta tatanan masyarakat yang berbudi luhur penuh kedamaian dalam naungan islam.28

Zainuddin dkk, Seluk Beluk Pendidikan dari Al-Ghazali, Bumi Aksara. 1991. hal. 44 25 Abdul Ghoni Abud, Alfikruttarbawi Indal Ghozali, Darul Fikr Arobi, 1982, cetakan I, hal. 144 26 Abdul Ghoni Abud, op. Cit., halaman 144 27 Mahmud Sayyid Sulthon, op. Cit., halaman 42 28

Warna dan corak pendidikan sangat ditentukan oleh landasan dasar yang menjadi pijakan sebuah pendidikan. Maka pendidikan islam dengan karakteristiknya agama menjadikan dasar-dasar agama juga sebagai landasan / dasar pendidikannya. Menurut Zakiyah Darojat bahwa pendidikan islam berlandaskan pada tiga hal berikut: Alquran, Assunah dan Ijtihad.29

Abdurrohman An-nahlawi sependapat bahwa alquran dan assunah sebagai asas pokok pendidikan islam.30

Karena nyata sekali bahwa

dimasa rosul dan sahabat pendidikan sangat tergantung dengan ajaran alquran. Terlebih ketika Aisyah menegaskan, sesungguhnya akhlak rosul itu adalah alquran. Hal ini seperti penjelasan ayat berikut:

: )32 : ( )3 : (Berkatalah orang-orang yang kafir: Mengapa Alquran itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?; demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan kami membacakannya kelompok demi kelompok. [QS. Al-Furqon 32] dan tiadalah yang diyucapkan itu [Alquran] menurut kemauan hawa nafsunya. Demikian pula, assunah juga sebagai asas pendidikan islam, karena ia menjelaskan alquran. Penjelasan ini diantaranya terdapat pada ayat berikut:

.)2 : (Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang rosul diantara mereka , yang membacakan ayat-ayat-Nya jeoada mereka,Zakiyah Darojat, Filsafat pendidikan Islam, halaman 17-21 29 Abdurrahman Annahlawi, op. Cit., halaman 28 30

PENDAHULUAN ---------------------------------------------TESIS PASCASARJANA UNISMA { 39}

mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka kitan dan hikmah. Dalam hal ini, Imam syafiI menjelaskan bahwa assunah memiliki kedudukan yang tingi dalam melengkpi ajaran-ajaran alquran. Maka sekiranya rosul sendiri menegaskan:

Miqdad Yaljan dalam nukilan Djumransayah menyatakan bahwa asas pendidikan islam terdiri dari alquran dan sunnah yang diperluas dengan ijma, qiyas, masholihul mursalah, syadduddarah, urf dan istihsan.31

Hal ini sejalan dengan pendapat Said Ismail bahwa asas islam meliputi Alquran, sunnah,32

pendidikan

qaul

sahabat,

masholihul mursalah, uruf, dan pemikiran islam.

Mahmud Sayyid Sulthon menambahkan, jika demikian maka pendidikan islam ini sebenarnya ingin membentuk pemikiran seseorang secara islami. Pemikiran yang dibentuk ini meliputi bidang aqidah [kepercayaan] tentang alam dunia nyata dan alam akherat, tentang konsep manusia, beserta hubungan vertikalnya dengan tuhan dan hubungan horizontalnya dengan sesama manusia. Juga ingin menanamkan pemikiran islami tentang nilai-nilai sosial yang luhur, tentang politik, ekonomi, koperasi, dan lain-lain. Jadi pendidikan islam ingin membentuk manusia yang memiliki perkembangan optimal dalam aspek pemikiran, spiritual, jasmaniyah, kejiwaan, dan inilah diantara asas untuk membentuk masyarakat yang .baik Lebih lanjut menurut Mahmud untuk membentuk masyarakat seperti digambarkan di atas dilakukan :upaya-upaya yang berasaskan pada konsep berikut

1. Kontrol pribadi dan sosial Pendidikan Islam berprisip untuk menciptakan kebaikan dimulai dari kemampuan mengkontrol diri sendiri dulu. Lalu dengan demikian akan tercipta kontrol sosial. Islam berusaha membentuk pribadi muslim yang memiliki kesadaran untuk mengendalikan diri, sehingga mampu bertindak dengan benar cerminan akhlak yang mulia, dimana akhlak ini sendiri tentunya sejalan dengan kebenaran .kata hati, perasaan dan akal

2. Keseimbangan material dan spiritual Tidak mungkin kebahagiaan didunia ini hanya didominasi oleh salah satu aspek materi atau agama saja. Oleh sebab itu membangun manusia yang seimbang material dan spiritualnya, dengan memiliki kemampuan nalar yang tinggi , berketrampilan, sehat jasmani roohani dan emosional yag .stabil adalah tujuan yang harus diwujudkan

3. Kemerdekaan, persaudaraan, persamaan dan keadilan Dalam islam banyak nilai-nilai sosial yang harus perhatikan seperti hak dan kewajiban individu dalam memperoleh kemerdekaan, persaudaraan, persamaan, keadilan dan lain-lain. Inilah prinsip.prinsip yang harus disadari bersama

Djumbransyah Indar.,Filsafat Pendidikan Islam, hal. 4031 Hasan Langgulung, Beberapa Pemikiran Tentang Pendidikan Islam, 1980. hal. 189-235 32

4. Teoritis dan praktis Syariat islam sebenarnya mencakup aspek teoritis dan praktis, dengan pandangan yang komprehensip terhadap manusia sebagai makhluk sosial yang berbudaya. Maka islam memandang manusia memiliki kemampuan dasar berfikir secara fitroh. Atas dasar ini, maka manusia harus mengembangkan daya fikirnya melalui belajar, merenung dan memperhatikan alam raya dengan 33 .cermat, bahkan dirinya sendiri Athiyah Al-Abrosyi juga memberikan beberapa alternatip asas-asas pendidikan yang mungkin bisa :diterapkan, diantaranya adalah 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Kemerdekaan [demkrasi] pendidikan. Pendidikan etika merupakan sasaran utama. Mempertimbangkan kemampuan dasar siswa. Menggunakan metode pengajaran yang fariatip. Memperhitungkan tabiat dan cita-cita siswa. Lemah lembut dalam mendidik. Menunjukkan beberapap referensi untuk memotifasi siswa belajar.34

1. c. GuruPara pemikir islam telah banyak menulis tentang guru dan murid, baik menyangkut hak, kewajiban, etika ataupun sifat. Diantaranya adalah Annamri Al-Qurthubi dalam kitabnya Jami bayanil ilmi wa fadlihi, .dan Al-Ghozali dalam fatihatul ulum dan ihya ulumuddin Maka disini penulis ingin memulai dengan membahas sifat-sifa pendidik dengan menukil pendapat Al35 :Abrosyi sebagai berikut

1. Zuhud dan mengajar karena Alloh. Guru memiliki derajat yang tinggi dan terhormat, oleh sebab itu memiliki kewajiban yang setara dengan derajat tersebut. Guru yang zuhud, dalam mengajar tidak mengaharapkan upah duniawi, melainkan dalam menyebarkan ilmu hanya mengharapkan ridlo dan karena Alloh semata. Kondisi seperti ini telah berjalan lama dalam tradisi pendidikan islam khususnya di pesantren. Mereka para pengajar tidak menerima gaji. Akan tetapi sejalan dengan perubhan zaman, lembaga pendidikan memberikan gaji. Sebagian ulama zuhud ada yang memberikan reaksi dan kritik. Akan tetapi menurut kita, guru yang mengambil gaji tersebut sebenarnya tidak bertentangan dengan upaya mencari ridli Alloh dan mengkaburkan makna zuhudnya, karena sesungguhnya pengajar meskipun ia zuhud dan berbudi luhur- masih memerlukan harata duniawi untuk mencukupi kebutuhan .hidupnya

2. Kesucian guru. Hendaklah guru suci lahiriyah dan batiniyah dengan menjauhi dosa-dosa dan sifat tercela yang :melanggar syariat agama. Dalaml hal ini nabi mengingatkan

" ." Artinya: bahwa rusaknnya umatku disebabkan oleh dua orang, yaitu orang alim yang fajir [pengecut] dan ahli ibadah yang jahil [bodoh], dan sebaik golongan adalah golongan ulama, .dan sejelek-jeleknya adalah kelompok jahil

Mahmud Sayyid Sulthon, op. Cit., halaman 47-49 33 M. Athiyah All-Abrosyi, Attarbiyah Al-Islamiyah wa falasifatuha, Halaman 26-29 34 Ibid, Halaman 140-14135

PENDAHULUAN ---------------------------------------------TESIS PASCASARJANA UNISMA { 41}

3. Ikhlas. Ikhlas secara dasar hendaknya berbuat sesuai dengan komitmennya, dan berkata sesuai dengan perbuatan, dan tidak segan mengatakan tidak tahu jika memang benar tidak tahu. Guru yang sejati seharusnya selalu merasa perlu untuk menambah wawasan keilmuaannya, sehingga tidak malu menempatkan dirinya pada posisi menjadi siswa pada saat tertentu ketika ingin mencari kebenaran [belajar]. Guru menghargai waktu siswa, bersikap lemah lembut, dan bertanggung jawab terhadap .prilaku dan perkataan guru itu sendiri

4.

Bijaksana

5. Berpenampilan tenang .Hendaklah tenang, menghindari perilaku rendah, tidak berlebihan, sopan dan tidak sombong

6. Dewasa Hendaknya dapat memberlakukan siswanya seperti anaknya sendiri. Maka seyogyanya untuk melakukan ini guru harus sudah menikah. Bahakan dianjurkan mendudukkan anak didik diatas .anaknya sendiri, sehingga dengan demikian tercapailah keharmonisan belajar mengajar

7.

Memahami kejiwaan anak, cita-cita, dan pemikirannya.

8. Menguasai materi pelajaran. Fahad Abdurrohman menjelaskan karakteristik guru yang perlu dicontoh dari nabi adalah empat sifar .berikut

1.

Ikhlas. .Iklas dalam beramal merupakan dasar pokok

2.

Sidiq [jujur].

3. Amanah. Kedua sifat ini adalah wajib ada pada guru, karena seandainya guru pernah berdusta pada siswanya .meskipun hanaya sekali, akan meruntuhkan kepercayaan siswa pada guru yang bersangkutan

4. Kasih sayang. Kasih sayang salah satu unsur untuk menarik kedekatan siswa. Maka ketika merasa dikasihani, siswa merasa aman, sehingga siswa akan memperhatikan keterangan guru dengan baik. Dan sebaliknya jika kondisi seperti ini tidak tercipta, maka seakan murid merasa takut, dan enggan. Jadi kasih sayang dapat mendorong terciptanya kondisi belajar yang kondusip, tidak cepat marah dan 36 .menghukum terhadap kesalahan siswa, dan sebagainya :Alghozali menjelaskan adab-adab yang harus dilakukan guru sebagai berikut 1. 2. Sabar dalam mengahadapi siswa. Bijaksana.

Fahad Bin Abdurrohman bin Sulaiman, Qissoh Aqidah, Maktabah Taubah, cetakan pertama, 36 1994, halaman 12

3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.

Duduk dengan tenag. Meninggalkan sobong. Tawadlu. Tidak bergurau. Kasih sayang. Sabar membimbing yang bodoh. Tidak mengusir siswa yang bodoh. Menghindarkan perkataan saya tidak tahu/ Memperhatikan siswa yang bertanya. Menerima alasan dari siswa. Berpgangan pada kebenaran. Melarang siswa dari ilmu yang membahayakan. Melarang siswa tidak ihlas dalam berlajar. Melarang siswa menutut ilmu fardlu kifayah sebelum ilmu fardlu ain.

17.

Membekali diri guru dengan takwa agar diikuti oleh siswanya.37

:Muhtar Yahya dalam kitabnya Fannuttarbiyah menjelaskan sifat-sifat guru sebagai berikut :Pertama: sifat aqliyah meliputi

a. b. c. d. e.

kesiapan profesi. Kesiapan seni. Sehat akal. Banyak akal. Membuat kesiapan mengajar.

f.

Banyak membuat perumpamaan.

Al-Ghozali, Bidayatul Hidayah, halaman 88 37

PENDAHULUAN ---------------------------------------------TESIS PASCASARJANA UNISMA { 43}g. Kedua: Sifat Jasmaniyah Dapat memotifasi.

a. b. c. Ketiga: sifaf Khuluqiyah

Sehat jasmani. Bersih. Suaranya merdu.

a. b. c.

Ramah. Sabar. Berkemauan keras.

d. e.

Cekatan. Pemberi motifasi.,

f. :Al-Ghozali menjelaskan kewajiban-kewajiban guru sebagai berikut

Menjaga diri.38

harga

1.

Kasih sayang terhadap anak didik dan memberlakukannya sebagai anaknya sendiri. Hal ini seperti sabda nabi: "

" 2. Tujuan mengajar bukan untuk mengejar gaji dan sanjungan, melainkan ikhlas karena alloh. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Selalu menasehati dan menunjuki siswa. Menjauhi akhak tercela. Menyadari perbedaan siswa. Tidak menanamkan fanatisme ilmu. Memimbing siswa yang bodoh dengan sabar. Guru mengamalkan ilmunya.39

Muhtar Yahya, Fannuttarbiyah, halaman 56-58 38 Al-Ghozali, Ihya ulumuddin, juz 1, halaman 69 39

Atas tugas dan kewajibannya yang mulia ini, maka guru memiliki martabat yang tinggi disisi alloh dan :dimata manusia. Alloh menjelaskan martabat ini dalam firmannya

" Hasan Abdul Ali dalam kitabnya juga menguraikan 1140

) : " ( :kewajiban-kewajinan guru seperti berikut

1.

Guru hendaknya memiliki rasa belas kasihan terhadap siswa, dan tidak boleh berlaku kasar. Penampilan guru yang kasar menyebabkan kebencian siswa. Guru menempatkan siswa seperti anaknya sendiri sehingga siswa juga menganggapnya sebagaimana ayahnya sendiri. Dengan hubungan seperti ini menguatkan ikatan kasih sayang.

2.

Mengingatkan siswa jika melanggar norma agama, misalnya melakukkan akhlak yang tercela. Hal ini dilakukan demi kebaikan siswa semata.

3.

Tidak merendahkan ilmu lain dihadapan sisiwa, khususnya ilmuilmu yang belum mereka pelajari, atau bahkan melarangnya untuk mempelajarinya. Tetapi sebaliknya memberikan dorongan untuk mempelajarinya dan menjelaskan kegunaannya.

4.

Mengajar sesuai dengan kemampuan daya fikir siswa. Tidak memberikan penjelasan sekaligus dengan detail, tetapi secara bertahap dan melihat pemahaman sisiwa.

5.

Memperhatikan perbedaan kemepuan dan kesiapan siswa. Sisiwa yang lemah harus lebih diperhatikan. Siswa yang pandai boleh diberikan penjelasan sampai rinci, bahkan sampai pada masalah syubhat-khilafiyah.

6.

Guru harus bisa dicontoh siswa, sehingga ia harus mengamalkan ilmunya dulu. Ilmu harus disertai amal, jika tidak ilmu akan tidak bermanfaat. Maka guru tidak boleh berkata bohong, sekali bohong manusia tidak akan mempercayainya. Dalam hal ini maka alloh menegaskan:

" )44 : " (Mengapa kamu suruh orang lain [mengerjakan] kebaikan, sedangkan kamu melupakan dirumu sendiri, padahal kamuHasan Abdul Ali, Op. Cit., halaman 172 40

PENDAHULUAN ---------------------------------------------TESIS PASCASARJANA UNISMA { 45}

membaca alkirab [taurat]? Maka tidakkah kamu berpikir.7. Bersikap adil dalam menghadapi semua siswa, tidak membedakan antara siswa kaya dan miskin. Adil dalam memberikan pelayanan dan pengajaran. 8. Mengajar dengan sungguh-sungguh, dengan mencurahkan segala kemampuannya untuk memberikan pemahaman kepada siswa. Penjelasan Hasan Abdul Ali ini mendukung dan bahkan hampir sama dengan pendapat Imam Al-Ghozali seperti uraian sebelumnya. Hal ini menunjukkan pentingnya guru bersikap seperti uraian diatas, agar .mempercepat proses pemahaman siswa dan menjadikan ilmu yang bermanfaat Disisi lain menurut Hasan Abdul Ali istilah guru dalam sejarahnya memiliki ragam penggunaan yang :berbeda, khususny pada abad keempat hijriyah. Penyebutan tersebut sebagaimana berikut

1.

Pengajar Kuttab, mereka ini adalah sebutan untuk pengajar di kuttab yang mengajarkan ilmu-ilmu ushul kepada anak didik seusia SD.

2.

Muaddib, ialah sebutan pengajar untuk mendidik akhlak dan mereka lebih baik dari pada pengajar kuttab.

3.

Ulama, mereka mendapat penghargaan yang tinggi dihadapan manusia dan lebih terhormat. Hasan Abdul Ali41

Pada kitab yang sama Hasan Abdul Ali juga menjelaskan tentang gelar-gelar atau laqob guru berdasarkan :disiplin ilmunya , adalah sebagai berikut

1.

Muallim, adalah sebutan untuk guru secara umum yang sedikit lebih rendah derajat ilmiyahnya dan tidak menguasai banyak disipli ilmu atau sastra, tidak terlalu memiliki jabatan sosial.

2.

Muaddib, adalah pengajar khusus yang pergi kerumah-rumah tertentu memberikan privat, dan sebutan ini lebih terhormat daripada Muallim.

3.

Syaikh, menurut qolaqsyandi gelar syaikh ini adalah salah satu gelar kehormatan para ulama dan orang sholeh dimana asal terminologinya bermakna orang tua,penggunaan istlah tersebut masyhur pada abad 4H.

4.

Mudarris, istilah ini muncul pada akhir abad IV H setelah banyak berdiri madarasah dan ini berarti istilah ini digunakan sesudah istilah syaikh tersebut.

5. 6.

Faqir, digunakan untuk gelar mujtahid dan bisa jadi untuk gelar fuqoha. Ustadz, pada mulanya bahasa parsi ini digunakan utuk sebutan pekerja pabrik lalu digunakan secara khusus untuk menyebut orang yang memiliki profesi dalam bidang pengajaran.

Ibid, halaman 174 41

7.

Arrihlah, sebutan untuk Ulama besar yang terkenal ilmu dan pengajarannya sehingga para siswa dari berbagai penjuru berdatangan kepadanya. Menurut qolaqsyandi istilah rihlah merupakan gelar ulama besar dan ahli hadist, sedangkan secara bahasa berarti sesuatu yang dituju untuk diambil.

8.

Al-imam, laqob untuk menutupi kemasyhuran profesi keilmuan yang dimiliki, misalnya Imam Muhammad bin Sannan seorang ahli hadis, Imam Qodli Abi Saib Alhamdi.

9. 10.

Al-khibroh, laqob pembesar ulama. Al-Muhaqqiq, laqob ulama yang tajam penglihatan mata batin dan peka perasaannya.

11.

All-mufiid, gelar ulama yang berarti memperoleh manfaat dari sesuatau yang belum ia miliki.

12. 13.

Al-qori, gelar guru alquran. Al-muid, gelar dibawah mudarris [asisten] yaitu bertugas mengulang pelajaran mudaris kepada sisiwa setelah mudarris selesai menyampaikannya.

14.

Al-mustamli, yaitu jika siswa dalam jumlah besar, lalu suaranya tidak terdengar, maka butuh seseorang yang mengulangi suara guru agar didengar [pendikte].42

Semua istilah dan sebutan nama-nama tersebut telah berlaku sejak abad IV H sampai saat sekarang. Dan sejalan perkembangan zaman istilah tersebut sepertinya masih mengalami perkembangan. Namun betapapun diakui bahwa pada abad IV H memiliki banyak kelebihan dimana ilmu pengetahuan dan peradaban islam mengalami kejayaan yang pesat. Atas dasar ini, maka istilah nama-nama tersebut muncul dengan pesat pula. Sedangkan penyebutan nama nama itu dilakukan oleh siswa-siswa sendiri dengan kesadarannnya tanpa ada permintaan khusus dari guru yang bersangkutan untuk melakukannya. Jadi .istilah itu sangat dilandasi dengan fakta budaya dan kesadaran siswa untuk melakukannya :Menurut Dalton yang dikutip oleh Athiyah Al-abrosyi guru memiliki sejumlah kewajiban sebagai berikut

1)

Menciptakan kondisi belaljar yang kondusif, sehinga terhindar dari ganguan belajar.

2)

Memperhatikan kedatangan dan kepergian siswa serta keaktifannya dalam setiap aktifitas.

3)

Menjaga ketertiban media pengajaran seperti kitab dan lain-lain pada tempat yang semestinya.

4)

Memotifasi siswa untuk gemar meminjam buku dan membacanya, serta tertip dalam menaruhnya setelah membaca.

Ibid, halaman 14442

PENDAHULUAN ---------------------------------------------TESIS PASCASARJANA UNISMA { 47}5) Memberikan laporan kepada wali murid tentang keaktifan siswa.43

1. d .Murid Murid adalah komponen penting dalam pendidikan dimana ia adalah sebagaia sasaran pendidikan yang ingin diubah tingkah laku dan cara berfikirnya. Maka sebagai obyek didik yang ingin mencapai cita-cita luhur pendidikan hendaklah melakukan cara-cara yang memungkinkan untuk mempercepat dan mendukung tercapainya citacita tersebut. Banyak sekali ayat maupun hadist yang menyeru menjadi salah satu kelompok yang mau mencari ilmu. Diantara ayat tersebut adalah sebagai berikut:

. ( : 221) : . ( )114 :7) . ( Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mumin itu pergi semuaya [ke medan perang]. Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. Kami tiada mengutus rosul-rosul sebelum kamu [Muhammad], melainkan beberapa orang laki-laki yang kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orangorang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui.QS. [Al-Anbiya: 7]. Dan katakanlah wahai tuhan kami, tambahkanlah ilmu kepada kami. [QS. Thoha: 114]. Adapun hadis nabi diantaranya sebagaimana berikut.

. ) ( Barang siapa dikehendaki alloh baik, maka dipahamkan agama, danMuhammad Athiyah Al-Abrosyi, Al-ittijahad alhadistan fittarbiyah, halaman 223 43

ilmu itu hanya diperoleh melalui pengajaran [HR. Bukhori].

. ) ( Barang siapa berjalan mencari ilmu, maka alloh memudahkan baginya jalan kesorga. [HR. Bukhori]44

. ) ( Dunia terlaknat, kecuali dzikrulloh, orang alim, dan orang belajar. [HR. Turmudzi].45

Para

sahabat

memberi

pernyataan

secara

pribadi

tentang

kekagumannya terhadap pencari ilmu dan urgensi ilmu. Misalnya pernyataan-pernyataan berikut:

. . Ibnu Mubarak berkata; saya heran terhadap orang yang mencari ilmu, bagaimana bisa ia menundukkan nafsunya menuju kemuliaan. Abu Darda berkata; saya lebih suka belajar walaupun hanya satu masalah saja daripada sholat sunah malam, ilmu dan yang belajar [siswa] bersatu dalam kebaikan, manusia selainnya tidak ada kebaikan padanya. Imam Syafii berkata; belajar ilmu lebih utama daripada sholat sunat.46

Melihat beberapa dalil diatas, maka posisi menjadi murid dan guru adalah sangat diperintahkan. Karena mecari ilmu adalah sulit, maka mengenai pembahasan tentang murid ini, penulis ingin menjelaskan, adab, sifat dan kewajibannya agar lebih membantu tercapaiya cita-cita dalam belajar.Muhamaad bin Ali Syafii Ashnwani, Muhtashor Ibnu Abi Jamroh lilbuhkori, Alhidayah, hal. 44 30 Muhsin Mathor, Attarghib watarhib, Maktabah Hidayah, halaman 3 45 Muhammad Asymuni Al-Jaruni, Op. Cit., halaman 8 46

PENDAHULUAN ---------------------------------------------}94 { TESIS PASCASARJANA UNISMA

Menurut Al-Ghozali dalam kitabnya Ihya, adab yang harus dilakukan :murid adalah seperti berikut )1 aklaq dan74

Memulai dengan membersihkan jiwa dari segala ,madzmumah mendekatkannya karena kepada mencari .alloh ilmu Akhlaq merupakan ibadah, maka perlu pembersihan hati ,madzmumah ini misalnya takabur, hasud, marah .bangga diri dan lain-lain

)2

Menghindarkan .mengganggu

diri

dari

kesibukan

,duniawi

menjauh dari negara dan keluarganya agar tidak )3 )4 Tidak sombong dengan ilmunya, tidak memerintah .guru, tetapi mematuhi segala perintahnya Murid pemula diharapkan tidak mempelajari dulu tentang perbedaan-perbedaan pendapat baik dalam74 Al-Ghazali, Ihya Ulumuddin, Juz I, halaman 62. Pendapat ini juga diualas oleh Athiyah 151 Al-Abrosyi dalam kitabnya Al-Ittijahat Alhadistah, halaman

: : . : . : . : . : . : . : . : . : . : .

ilmu agama maupun umum. 5) Tidak meninggalkan mempelajari ilmu apapun yang baik, tetapi melihat berdasarkan kebutuhan dan manfaatnya [memprioritaskan yang penting]. 6) Tidak mempelajari ilmu secara sekaligus, tetapi mengikuti pola secara runtut dan dimulai dari ilmu yang penting. 7) Mempelajari ilmu secara sistematis, karena ilmu itu saling berkesinanbungan sehingga satu pemahaman mendasari pemahaman lainnya. 8) 9) Memahami faktor-faktor keberhasilan ilmu. Maksud mempelajari ilmu hendaklah dalam jangka pendek untuk tujuan memperbaiki batiniyah, dan jangka panjang untuk taqarrub kepada alloh, meningkatkan derajat setingkat dengan malaikat. Dalam mancari ilmu tidak bermaksud untuk menjadi pemimpin, mencari harta dan pangkat, terlebih lagi untuk membodohi orang lain atau menyaingi temannya. Muhammad Athiyah al-Abrosyi menjelaskan kewajiban-kewajiban murid sebagaimana berikut: 1) Membersihkan diri dari sifat-sifat tercela, karena kegiatan belajar mengajar adalah termasuk ibadah, maka tidak sah tanpa kesucian jiwa, akhlakul 2) karimah, dan menjauhi akhlak mazdmumah. Niat mencari ilmu untuk memperbaiki tingkat spiritual,l mendekatkan kepada alloh, bukan untuk takabur, pamer dan memburu pangkat. 3) 4) Tahan uji [sabar ] dalam mencari ilmu, bahkan sampai negeri seberang. Tidak sering berganti guru tanpa seizinnya.

PENDAHULUAN ---------------------------------------------TESIS PASCASARJANA UNISMA { 51}

5) 6)

Menghormati diridloinya.

guru,

beramal

atas

yang

Tidak menyibukkan guru dengan berbagai pertanyaan sehingga sulit dalam menjawabnya, tidak berjalan didepannya, tidak menduduki tempat duduknya, tidak berbicara dihadapannya kecuali atas izinnya.

7)

Tidak khilaf.

menggunjing

kekurangan

gurunya,

menerima permintaan maaf guru, jika berbuat 8) 9) Sungguh-sungguh dalam belajar siang dan malam. Menumbuhkan satu keluarga. 10) Bila bertemu guru mendahului dengan ucapan salam, tidak banyak berbicara dihadapannya, tidak mengajukan pendapat guru lain yang bertentangan 11) dengan pendapatnya, tidak bergurau ketika pelajaran. Mengulangai pelajaran diwaktu sore sampai malam, karena waktu antara isya dan sahur adalah waktu yang berbarakah. rasa persaudaraan diantara sesama teman belajar, sehingga merasa seperti

12) Mencari

ilmu

sepanjang48

hayat,

tidak

meremehkan sebagian ilmu.

Menurut Hasan Abdul Ali ada beberapa laqob penyebutan murid yang pernah terjadi dalam sejarah. Laqob-laqob yang dimaksudkan adalah 1] Ghulam, ialah pencari ilmu terkadang disebut dengan istilah ini. 2] Mutaddib atau muatallim. 3] Tilmidz, istilah ini banyak dijumpai. 4] Faqih atau Mutafaqqih. 5] Tholib, istilah ini banyak digunakan.49

M. Athiyah Al-Abrosyi, Op. Cit., halaman 147-148 48 Hasan Abdul Ali, Op. Cit., halaman 128 49

Sedangkan Alghozali

-dalam kitabnya Almunqid minadholal-

memiliki keistimewaan sendiri dalam menyatakan seorang yang mencari ilmu. Ia menyebut orang yang mencari ilmu dengan empat istialah berikut:

1) 2)

ialah mereka yang belajar ilmu logika. ialah mereka yang belajar ilmu takhosus [kebatinan] dari seorang guru imam yang maksum.

3)

ialah mereka yang belajar ilmu tasawwuf untuk mencapai kehadiran, musyahadah dan mukasyafah kepada alloh.

4)

ialah mereka yang mempelajari ilmu logika [mantik] dan silogisme.50

Alghozali dalam kitabnya Bidayatul Hidayah juga menjelaskan adab murid terhadap gurunya. Adab tersebut sebagaimana berikut: 1) 2) 3) 4) 5) Jika bertemu memualai dengan memberikan penghormatan ucapan salam. Tidak banyak bicara dihadapannya. Tidak berbicara kecualai apa yang ditanyakan gurunya. Tidak mengajukan pertanyaan kecualai atas izinnya. Tidak mengajukan pendapat orang lain yang berbeda 6) dengannya, ketika guru sedang menjelaskan pelajaran. Tidaklah patut murid menonjolkan pemikirannyaAlghozali, Almunqid minadholal, halaman 15 50

. 1 : :2 : .3 .4 : .

PENDAHULUAN ---------------------------------------------TESIS PASCASARJANA UNISMA { 53}

yang berbeda dengan gurunya, sehingga terkesan murid menggurui [lebih tahu] dari gurunya 7) 8) Tidak bergurau dengan teman sebangkunya. Ketika pelajaran tidak boleh menoleh kekanan dan kekiri, tetapi harus duduk dengan tenang dan khusuk bagaikan sholat. 9) 10) 11) 12) Tidak mengajukan pertanyaan pada guru ketika dalam keadaan bosan [sibuk]. Jika guru berdiri, maka siswa juga ikut berdiri untuk menghormatinya. Tidak menirukan gaya guru dalam bertanya ataupun menjawab. Tidak mengajukan pertanyaan dalam perjalanan guru, sehingga sampai dirumah.

13) Tidak berprasangka buruk terhadapa perbuatan guruyang kelihatannya tidak difahami oleh siswa, karena pada hakekatnya guru lebih tahu dengan rahasia apa yang ia lakukan.51

Melihat beberapa uraian tentang adab mencari ilmu tersebut, maka sepertinya faktor etika siswa lebih dominan untuk menopang keberhasilah belajar siswa. Terlebih lagi jika murid mau melaksanakan semua adab, etika dan kewajiban seperti yang digariskann diatas, maka hal ini akan lebih menjamin untuk memperoleh ilmu yang bermanfaat dan berbarakah. Dan kondisi seperti ini banyak dijumpai dikalangan pondok pesantren yang masih menggunakan sistem tradisional, dan sebaiknya sudah mulai meluntur dalam sistem pengajaran moderen ataupun perguruan tinggi. Dalam hal etika belajar dan mengajar, nabi Muhammada saw banyak memberikan pesan-pesan berharga yang harus diupayakan oleh masing-masing pihak baik guru atau murid. Penulis mengambil pesanpesan tersebut dari kitab Al-Jami Ashoghir diantaranya sebagaiAlghozali, Bidayatul Hidayah, halaman 77 51

berikut:

1 ( ) Bukanlah golongan umatku orang yang tidak menghormati yang lebih tua, tidak mengasihi yang lebih muda, dan tidak mengetahui hak-hak guru. [ HR. Ahmad, Thobaroni, Hakim dari Ubadah bin Hamit]

2 ( ) belajarlah, dan mengajarlah untuk menciptakan kedamaian dan ketentraman,serta bertawadlulah terhadap guru [ HR.. Thobaroni dari Abi Huraoiroh].

3 ( ) Ya alloh, janganlah kami dipertemukan masa dimana orang alim tiak lagi diikuti, dan orang bijak tidak lagi memiliki rasa malu, hatinya berkebangsaan Ajam tetapi lesannya berbahasa arab. [HR. Ahmad dari Sahal bin Saad Assaidi]52

Dari beberapa hadist tersebut menurut Abdulloh Nashih Ulawan dapat disimpulkan hal berikut: 1) Murid seyogyanya bersikap tawadlu terhadap guru, tidak boleh berseberangan pendapat, tetapi seperti pasien dengan dokter yang selalu mendengarkan dikembangkan nasehatnya, sikap maka perlu untuk musyawarah

mencapai kemajuan bersama. Telah banyak perkataan ulama untuk mendorong sikap tawadlu murid terhadap guru. Diantaranya adalah pernyataan Imam Syafii:Assayuthi Abdurrohman bin Kamal Jalaluddin ,Al-Jami Ashoghir, halaman 141, 6152

PENDAHULUAN ---------------------------------------------TESIS PASCASARJANA UNISMA { 55}

# saya menghinakan nafsu saya, padahal mereka memanjakannya, padahal nafsu itu tidak akan mengajak kepada kemulyaan kecuali mampu menaklukkannya. Pernyataan Ibnu Abbas kepada Zaid bin Tsabit Al Ansori:

"" Beginilah ulama kita memerintah untuk berbuat. Pernyataan Ahmad bin Hambal kepada Kholaf bin Ahsar

""

Saya tidak akan duduk dihadapanmu kecuali ada perintah untuk berbuat tawadlu.dari guru. Pernyataan Alghozali:

" "Tidak akan diperoleh ilmu kecuali dengan tawadlu dan sungguhsungguh 2) Murid hendaklah mengagungkan dan mengakui kompetensi manfaat. 3) 4) Murid hendaklah memahami hak-hak guru, dan tidak lupa akan kelasnya. Murid sabar atas prilaku kurang baik guru dalam menghukum siswa dan tidak meninggalkannya. Sebaknya 5) 6) siswa harus meminta maaf atas kesalahannya. Murid duduk dengan tenang dihadapan guru. Murid tidak memasuki rumah, kelas atau tempat khususnya kecualai atas seizinnya, baik guru dalam keadaan sendirian maupun dengan orang lain. Guru sehinga hal ini dapat memantapkan siswa untuk memperoleh ilmu yang

7)

Jika guru menjelaskan sesuatu dalil, syiir atau cerita dimana murid sudah mengetahuinya, maka murid hendaklah mendengarkan dengan baik.53

1. e .Alat /Lingkungan pendidikan Alat/ media dan lingkungan pedidikan merupakan salah satu faktor yang memperngaruhi proses pendidikan, karena tidaklah dapat diingkari bahwa manusia banyak dipengaruhi dan sekaligus dibentuk oleh lingkungannya, baik lingkungan material ataupun spiritual. Alat atau yang lebih dikenal dengan media pendidikan dalam pendidikan moderen ini sangatlah membantu pencapaian tujuan pendidikan yang telah dicanagkan. Lebih lanjut mengenai penejelasan media, kata ini berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiyah berarti perantara atau pengantar. Bahwasannya media itu merupakan wahana penyalur pesan atau informasi belajar. Maka media merupakan wadah dari pesan yang oleh sumber atau penyalurnya ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut yang dalam hal ini adalah anak didik. Perlu diingat pula bahwa materi yang ingin disampaikan adalah pesan pembelajara, dan bahwa tujuan yang ingin dicapai adalah terjadinya proses pembelajaran.Bila karena satu dan lain hal media tersebut diatas tidak dapat menjalankan fungsinya sebagai penyalur pesan yang diharapkan, maka ia tidak efektif dalam arti tidak mampu mengkomunikasikan isi pesan yang ingin disampaikan oleh sumber kepada sasaran yang ingin dicapainya.54

Oleh sebab itu -menurut Umar Suwito- dalam mendesain pesan untuk suatu media, harus diperhatikan ciri-ciri atau karakteristik dari sasaran atau penerima pesan [umur, latar belakang sosial budaya, pendidikan, cacat jasmaniyah dan sebagainya] serta kondisi belajar, yaitu yang menyangkut faktor-faktor yang dapat merangsang/ yang dapatAbdulloh Nashih Ulwan, op.cit, halaman 409-415 53 Umar Suwito, Teknologi Komunikasi Pendidikan, Yogyakarta. Bamedik. Hal 48 54

PENDAHULUAN ---------------------------------------------TESIS PASCASARJANA UNISMA { 57}

mempengaruahi timbulnya kegiatan belajar mengajar.

55

Sedangakn pengertian lingkungan pendidikan adalah mencakup segala sesuatu yang melingkupi manusia berupa lingkungan kongkrit seperti manusia, orang tua, rumah, teman, buku, sekolah dll, dan juga lingkungan maknawiyah [abstrak] seperti emosional, cita-cita, masalah, dll.56

Sutari Imam Barnadib mendefinisikan dengan segala sesuatu yang melingkupi anak didik jauh maupun dekat.57

Sujono mendefinisikannya dengan segala sesuatu yang mempengaruhi perkembangan anak, dan membagai lingkungan ini dalam dua bagian berikut: 1) Lingkungan manusiawi, terdiri dari keluarga dapergaulan sosial. Dirumah orang kedua orang tua bertanggung jawab atas pendidikan anakanaknya. Lingkungan sosial terdiri dari temanteman yang menjadi obyek langsung dalam interaksi sosial.

2)

Lingkungan

meterial,58

misalnya

buku-buku

pelajaran dan lain-lain.

Kemungkinan terpengaruhnya manusia ini dimulai sejak dalam kandungan ibunya. Bayi dalam kandungan sangat peka dengan pengaruh kondisi kesehatan ibunya. Jika ibunya sehat selalu dalam masa mengandung, maka hampir bisa dipastikan anaknya kelak akan lahir dengan sehat dan normal. Untuk pengaruh kesehatan ibu hamil terhadap anaknya ini lebih lanjut akan dibahas dalam bab pendidikan anak secara islami. Tentang pengaruh lingkungan pendidikan terhadap kesuksesan dan kegagalan pendidikan itu sendiri juga ditegaskan oleh Zuharini.Ibid, halaman 48 55 .F. Patty. MA. dkk., Pengantar Psikologi Umum, Usaha Nasional. Let. Ke. IV. 1982. hal. 52 56 Sutari Imam Barnadib, Penganatar Ilmu Pendidikan Sistematis, Andi Ofset. 1989. hal. 40 57 Ag. Sujono, Pengantar Ilmu Pendidikan Umum, CV. Ilmu. Cet. II. 1980. hal. 88 58

Menurutnya lingkungan memiliki pengaruh posirtip dan negatip terhadap perkembangan anak didik dalam kehidupan sehari-hari. Pengaruh ini dialaimi baik dilingkungan keluarga ataupun di sekolah. Kedua lingkungan inilah yang akhirnya membentuk karakter kejiwaan anak dan agama anak didik. Jadi kesimpulannya bahwa59

lingkungan

pendidikan

dapat

memberikan pengaruh positip dan negatip terhadap anak didik. Pengaruh tersebut positip jika memang lingkungan dapat membantu kemudahan dan kesuksesan dalam belajar, dan sebaliknya dapat berdampak negatip jika memang lingkungan itu menghambat, bahkan menghalangi pencapaian tujuan pendidikan. Lingkungan ini sendiri mencakup segala sesuatu yang dapat mempengaruhi cara berfikir dan tingkah laku siswa. Maka dari itu, diperlukan sekali kehadiran media pengajaran yang sesuai untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang kondusip dan merangsang imajinasi dan kreatifitas anak didik, sehingga memudahkan dalam pencapaian pendidikan secara efektip dan efisien.

2. Urgensi pendidikan anakBerangkat dari judul Pesan-pesan pendidikan anak [studi tentang mutiara hikmah Luqmanul Hakim, maka setelah membahas tentang permasalahan pendidikan, penulis akan lebih memfokuskan pembahasan teori yang berkaitan dengan pendidikan anak. Pembahasan pada sub bab ini meliputi: Fase pendidikan anak, Jiwa keagamaan anak, Kebutuhana anak pada pendidikan, dan Pendidikan anak Islami. 2. a. Fase pendidikan anak 2 Berbicara mengenai fase perkembangan pendidikan anak, maka mudahlah difahami bahwa pendidikan anak ini menurut kajian ilmu jiwa perkembangan islam dapat dimulai sejak dalam kandungan. Dengan alasan mendasar karena padaZuhairini dkk, Metodologi Pendidikan Agama, Romadoni. Surabaya. Cet. I. 1993. hal. 40 59

PENDAHULUAN ---------------------------------------------TESIS PASCASARJANA UNISMA { 59}

hakekatnya penbentukan manusia itu dimulai sejak dari janin dan ditiupkan padanya ruh [nyawa]. Hal inilah yang secara psikologis dapat diamati perekembangannya, meskipun secara hakiki baru sebagiannya saja yang dapat diketahui.

" (: )85Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit. Kata anak dalam ungkapan alquran disebutkan dengan istilah

dengan pengertian anak mulai lahir sampai usia baligh.

Hal ini seperti tertera dalam ayat berikut:

)59 : ( dan apabila anak-anakmu telah sampai umur baligh, maka hendaklah mereka meminta izin, seperti orang-orang yang sebelum mereka meminta izin. Meskipun anak dalam kandungan masih abstrak, namun pendidikan itu sudah bisa dimulai dengan memiliki keterkaiatan pada ibu yang mengandungnya [pendidikan pre natal]. Sedangkan secara nyata, pendidikan islam tentang anak banyak diarahkan pada pendidikan post natal [setelah kelahiran]. Tepatnya dimuali sejak penamaan anak, dimana hal ini berdasarkan pada penjelasan hadis nabi:

: " " Diriwayatkan oleh pemilik kitab sunan dari Sumayyah, ia berkata; nabi bersabda, setiap anak tergadaikan dengan aqiqahnya, sehingga disembelih untuknya aqiqah pada hari ketuju, diberi nama dan dicukur rambutnya.

: ". " Dijelaskan dalam shohih muslim, hadis dari salman bin Mughiroh dari Tsabit, dari Anas ra berkata, nabi bersabda: pada suatu malam dilahirkan seorang bayi, lalu aku beri nama Abi Ibrohim. Berdas pada penjelasan hadist tersebut, maka penamaan anak dapat dilakukan langsung setelah lahir sampai dengan tuju hari berikutnya. Untuk melihat preodisasi pendidikan anak secara lebih jelas, maka penulis akan memaparkan pendapat psikolog -yang dinukil oleh Abu Bakar Ahmadi- meninjau preodisisasi tersebut melalui tiga pendekatan, yaitu pendekatan Biologis, Didaktis dan Psikologis. Preodisasi biologis Menurut Aristoteles preodisasi perkembangan anak dari tinjauan biologis ini dibedakan dengan tiga fase, yaitu: Pertama ; dimualai dari lahir sampai umur 7 tahun. Fase ini biasanya untuk bermain. Kedua; dimulai dari 7 tahun sampai 14 tahun. Preode ini dikenal dengan masa pubertas, yaitu masa transisi dari kanak-kanak menuju dewasa, dan fungsi gender muali berperan.. Ketiga; dimulai dari 14 sampai 20. Masa ini disebut dengan masa remaja. Preodisasi didaktis Menurut Comenius, bahwa preodisasi perkembangan anak sesuai dengan jenjang pendidikan, yaitu didasarkan pada tiga fase: Pertama; preode Scola Materna [mulai lahir, sampai usia 6 tahun]. Pada preode ini anak hidup dilingkungan rumah tangga, ia sudah mulai belajar berbicara, mengenali nama-nama dan60

.Abu Bakar Ahmadi,

Psikologi Perkembangan, Rineka Cipta, 1991, hal. 36 - 43 60

PENDAHULUAN ---------------------------------------------TESIS PASCASARJANA UNISMA { 61}

berinteraksi dengan lingkungannya. Preode ini juga deikenal dengan istilah madrosatul umm [berguru pada sang ibu]. Kedua ; preode Scola Vernacula [mulai umur 6 sampai 12 tahun]. Preode ini juga dikenal dengan Lughotul umm [anak belajar disekolah dengan menggunakan bantuan bahasa ibu] Ketiga; preode Scola Latina [mulia umur 12 sampai 18 tahun]. Usia ini mulai memasuki universitas atau akademik. Preodisasi psikologis Secara psikologis, menurut Kohstam dapat digolongkan sebagaimana berikut. Pertama;preode vital [mulai lahir sampai umur 2 tahun]. Kedua;preode Esthetic [mulai umur 2 sampai 7. Ketiga; preode Intelectual [mulai umur 7 sampai 13/14 tahun]. Keempat;preode Social [ mulai umur 13/14 sampai 20/21 tahun] Kelima; preode maturasi [mulai usia 20/21 tahun sampai usia dewasa]. Pembagian versi lain menurut Elizabeth R. Hurlock yang dinukil oleh Soesilo Windradini sebagaimana berikut: a) b) c) d) e) f) g) h) i) Sebelum lahir [Pre Natal], yaitu mulai hamilan sampai lahir. 2 minggu setelah lahir [ Neo Natus]. Masa bayi [mulai 2 minggu pertama sampai usia 2 tahun]. Masa TK nol kecil [ antara usia 2-6 tahun]. Masa TK nol besar / SD [antara usia 6-12 tahun]. Usia pubertas [ antara usia 10/12 13/14 tahun] Remaja awal [usia 14 17 tahun]. Remaja akhir [usia 17 21 tahun]. Pemuda awal [usia 21 40 tahun].

j)

Pemuda pertengahan [usia 40 60 tahun]. Tua [usia 60 meninggal].61

k)

Preodesasi anak atau manusia dikemukakan oleh mengklasifikasikannya

secara umum adalah seperti yang Musthofa Zaidan, diman ia dan tinjauan62

Muhammad

berdasarkan

kejiwaan

pendidikan. Klasifikasi tersebut seperti berikut:

a) b)

Preode sebelum lahir

[ mualai[setelah

mengandung sampai lahir]. Preode ayunan lahir sampai tahun]. c) d) e) Preode kanak-kanak awal [usia 3 5 tahun] atau usia pra sekolah. Preode kanak-kanak pertengahan [usia 6 8 tahun]. Preode kanak-kanak akhir [usia 9 12 tahun]. Selanjutnya ringkasan Preode ini dapat dilihat pada tabel berikut.

2 minggu pertama dan

ditambah usia menyusui sampai akhir 2

68

5

3

2

1

Soesilo Windradini, Dra. MA, Psikologi Perkembangan (masa remaja), Usaha Nasional, hal. 61 21 Muhammad Musthofa Zaidan, Marohilinnumu, Darul Alsyuruuq, halaman 101 62

PENDAHULUAN ---------------------------------------------TESIS PASCASARJANA UNISMA { 63}

17 21

16 13

12

9

65 70

64

25

24

18

2.b.Jiwa keagamaan anak Diantara keistimewaan manusia yaitu firoh beragama yang hanya dikhususkan oleh alloh kepadanya. Fitroh beragama ini telah dibawanya sejak lahir kedunia. Hal ini berdasarkan penjelasan hadis berikut:

: ( )Nabi bersabda: Tidaklah setiap bayi yang lahir kecuali dalam keadaan fitoh [suci], maka kedua orang tuanyalah yang dapat menyebabkan ia beragama yahudi, nasroni, atau majusi. [HR. Muslim].63

Menurut Zakiyah Darojat kondisi keagamaan anak berkembang sejalan dengan perkembangan kejiwaannya. Jiwa keagamaan ini semakin berkembang pesat dengan bertambahnya pengetahuan tentang agama. Pada usia empat sampai lima tahun misalnya, anak64

Muslim, Shohih Muslim, Darul Fikr, Beirut, Juz 2, halaman 458 63 Zakiyah Darojat, Ilmu Jiwa Agama, Bulan Bintang.1976. hal 4 64

dengan kemampuan bahasanya telah memulai bertanya tentang surga, neraka, bagiamana cara menuju kesana, dan juga tentang tuhan. Anak akan menerima semua jawaban yang diberikan tanpa membantahnya. Baru nanti ketika menginjak usia baligh ia mulai kritis, mencari jawaban secara rasional.65

Lalu bagaimana mengembangkan jiwa keagamaan anak tersebut? Menurut Ahmad Tafsir saran-saran berikut dapat membantunya: a) Kondisikan kehidupan dirumah tangga kita dengan kehidupan muslim, dalam segala hal. Contohnya ialah kehidupan yang sederhana, tidak iri kepada orang lain, jujur dan lainnya. Alkukan semua perintah alloh yang wajib dan sunah, yakni solat, puasa, dzikir, doa akan makan, sesudah makan, akan tidur, berpakaian, akan pergi, akan masuk rumah dan sebagainya. Usahakan agar anak-anak kita mengetahui hal itu dan usahakan agar ia juga b) melakukannya sekalipun belum memahami mengapa begitu. Sejak kecil anak-anak sering dibawa kemasji, ikut salat, ikut mengaji, sekalipun ia belum menjalankannya dengan benar. Suasana ini akan mempengarui jiwanya, masuk kedalam jiwa tanpa melalui proses berfikir. c) Adakan pepujian di dalam rumah, musholla atau masjid. Pepujian atas berbagai jenis ucapan, ada sholawan, doa dan ada yang berupa ayat alquran.l d) Pada saat libur sekolah anak kita masukkan kedalam pesantren kilatl. Pesantren kilat yang baik adalah yang diselenggarakanIbid, halaman 46 65

PENDAHULUAN ---------------------------------------------TESIS PASCASARJANA UNISMA { 65}

dengan model asli pesantren.

e)

Libatkan anak-anak dalam setiap acara keagamaan dikampung, sepeprti ramadlon, panitia zakat fitrah, panitia idul fitri dan idul qurban, dan sebagainya.66

Jadi anak dimungkinkan dapat mengenal islam pada mulanya melalui tanda/ media keislaman seperti masjid dan lainnya. Terkadang anak juga mempertanyakan kepada orang tuanya tentang ketuhanan, sehingga anak berikutnya membiasakan diri untuk mengikuti orang tuanya dalam beribadah. Menurut Zakiyah, Rasa keagamaan seperti ini sudah mulail tumbuh disaat anak berumur enam tahun.67

Tentang jiwa keagamaan anak ini seperti kutipan zuhairini- menurut psikolog Sigmun Freud bahwa anak pada usia tiga tahun pertama sudah merasa akan adanya tuhan, sehingga dalam bentuk miniatur anak menganggap kedua orang tuanya sebagai tuhan. Anak beranggapan kedua orang tua adalah sumber keadilan, kasih sayang, kekuasaan dan pertolongan, bahkan pemberi segala kebutuhan. Tetapi setelah ia dewasa,dengan sendirinya ia mengetahui kekurangan orang tuanya, sehingga berubahlah orientasi ketuhanannya. Pada saat seperti itulah orang tua memiliki peran penting untuk membimbing dan memberikan pengetahuan tetang ketuhanan secara porposional. Yakni memahamkan bahwa tuhan yang sebenarnya adalah Alloh yang telah menciptakan semua manusia dan bukan orang tuanya seperti yang ia rasakan sebelumnya. Demikian juga pendapat Dorothy Wilson bahwa anak secara tabiat mengakui adanya tuhan, yaitu ketika ia bermain boneka,lalu ia rusak, maka ia akan berdoa pada tuhan. Rumke menegaskan bahwa anak membenarkan adanya tuhan dan hal ini akan berkembang pesat ketika ia sampai usia akan baligh.68

Perkembangan jiwa anak pada usia empat atau lima tahun ketikaAhmad Tafsir, Ilmu pendidikan dalam perspektif Islam, Rosdakarya, Bandung, cet. Ke II, 1984, 66 hal188 Zakiyah Darojat, op.cit. halaman 4 67 Zuhairini dkk., Metodologi Pendidikan Agama, hal.33-46 68

menginjak usia taman kanak-kanak, ia mulai gemar menghafal doadoa pendek yang diajarkan oleh gurunya disekolahan atau keluarganya di rumah.69

Anak pada usia enam sampai sembilan tahun menurut Arifin- sudah dapat mengerti sesungguhnya Alloh adalah tuhan pencipta alam raya, manusia, binatang, tumbuhan dan lain-lain. Pemahaman agama anak pada usia ini telah mulai menguat. Terbukti gemar melakukan ibadah meskipun atas perintah orang tuanya. Ia suka berdoa, beramal sesuai70

dengan kehendak tempat pendidikan

alloh dan orang tuanya, rajin pergi ketempat[sekolahl] dengan teman-temannya. Suka

menyanyi, khususnya nyanyian religi. Sedangkan pemahamannya tentang kematian juga mulai tumbuh,terlebih ketika ditinggal mati oleh keluarganya. Anak mulai terbangun kepercayaan tentang adanya71

balasan amal, sehingga ia gemar beramal baik.

)8-7: ( Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarrohpun, niscaya dia akan melihat [balasannya]. Dan baranga siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarrohpun, niscaya dia akan melihat [balasan]nya pula. Demikianlah pemahaman keagamaan anak terus berkembang, sampai dewasa. 2.c.Kebutuhan anak pada pendidikan Usaha Pendidikan dilakukan atau diusahakan manusia berdasarkan keyakinan tertentu. Keyakinan ini didasarkan atas suatu pandangan, baik filosofis maupun teoritis [ilmiah]. Asas demikian merupakan titik tolak yang wajar. Artinya tiap orang akan melaksanakan suatu pekerjaan jikaArifin, HM., Psikologi Dan Beberapa Aspek Kehidupan Rohaniyah Manusia, Bulan Bintang. 69 1981. hal. 59 Ibid, halaman 60 70 HM. Arifin, Pokok-pokok Pikiran Tentang BP Agama di Sekolah dan Luar Sekolah, CV. Bulan 71 Bintang. 1981. hal. 57

PENDAHULUAN ---------------------------------------------TESIS PASCASARJANA UNISMA { 67}

tujuan dan hasil pekerjaan itu mereka yakini dapat dicapai. Keyakinan ini desebut para ahli sebagai hukum-hukum dasar atau teori-terI pendidikan. Dapat juga kita nyatakan sebagai teori klasik dalam pendidikan. Maka relevasnsinya dengan kebutuhan anak akan pendidikan ini dapat diketahui urgensinya dari uraian tentang teoriteori filsafat pendidikkan tentang terjadinya proses pendidikan. Teori ini dapat dikelompokkan dedalam tiga macam, yaitu: 1. Teori empirisme. Ajaran filsafat yang dipelopori oleh John Locke [16321704] ini mengajarkan bahwa perkembangan pribadi ditentukan oleh faktor-faktor lingkungan, terutama pendiidikan. Ia berkesimpulan bahwa setiap individu lahir bagaikan kertas putih, dan lingkngan pendidikan itulah yang menulisi. Teori ini akhirnya terkenal dengan teori tabularasa dan teori empirisme. Bagi John Loke pengalaman yang berasal dari lingkungan itulah yang menentukan pribadi seseorang. Karena lingkungan itu relatip dapat diatur dan dikuasai manusia, maka teori ini bersifat optimis dengan tiap-tiap perkembangan pribadi anak. 2. Teori Natifisme.Ajaran filsafat Natifisme yang dapat digolongkan dalam filsafat Idealisme ini berkesimpulan bahwa pekembangan anak hanya ditentukan oleh faktor hereditas atau faktor dalam keturunan yang bersifat kodrati. Tokoh aliran ini Arthur Schopenhauer (1788- 1860) menganggap faktor pembawaan yang bersifat kodrati dari kelahiran, yang tidak dapat diubah oleh pengaruh alam sekitar atau pendidikan itulah sebenarnya hakekat manusia. Potensi-potensi itulah yang menjadi ciri khas pribadi anak, bukan hasil pendidikan. Tanpa potensi-potensi heriditas yang baik, seseorang tidak mungkin mencapai taraf yang dikehendaki, meskipun dididik secara maksimal. Seorang anak yang potensi hereditasnya rendah, tidak mugnkin mencapai taraf pendidikan yang tinggi, meskipun dididik secara maksimal. Maka tergasnya pendidikan tidak dapat merubah manusia, karena potensi itu bersfat kodrati, sehingga aliran ini dianggap pesimistis,karena menerima kepribadian anak sebagaimana adanya, tanpa kepercayaan adanya nilai-nilai pendidikan yang dapat ditanamkan untuk merubah .kepribadiannya

3. Teori Konvergensi Bagaimanapun kuatnya alasan kedua aliran pandangan diatas, namun kediuanya kurang realistis. Suatu kenyataan, bahwa potensi hereditas yang baik saja, tanpa pengaruh lingkungan pendidikan yang positif tidak akan membina kepribadian yang ideal. Sebaliknya, meskipun lingkungan pendidikan yang positif dan maksimal, tidak akan menghasilkan kepribadian yang ideal, tanpa

potensi hereditas yang baik. Oleh karena itu, perkembangan pribadi sesungguhnya adalah hasil proses kerja sama antara kedua faktor, baik internal [potensi-hereditas] maupun faktor eksternal [lingkungan-pendidikan]. Tiap pribadi adalah hasil konvergensi faktor-faktor internal dan eksternal. Teori ini dikemukakan oleh William Stern [1871-1938] dan akhirnya dikenal sebagai tokoh aliran konvergensi.72 Dari uraian tersebut, maka jelaslah bahwa manusia walupun dilahirkan diumpamakan seperti kertas yang putih bersih atau lahir dengan pembawaan yaanag dapat berkembang sendiri, tapi perkembangan itu tidak akan maju kalau tidak melalui proses tertentu, yaitu proses pendidikan. Dalam sejarah tercatat sejumlah kisah anak-anak yang tidak memperoleh pendidikan. Contohnya: anak liar, Victor namanya yang tertangkap di distrik Averon, Perancis Selatan pada tahun 1799 dan Peter, ditemukan dekat Hanover pada tahun 1723. Serta dua gadis cilik Amala dan Kampala ditemukan di Kidnapur India pada tahun 1920 oleh Mr. Singh. Kedua anak tersebut diasuh oleh srigala, sehingga akibatnya segala gerak gerik dan tingkah lakunya menyerupai srigala. Dan dongengan Ibnu Thufail tentang Hay bin Yaqdzan yang hidup disebuah pulau dengan seekor rusa.73 Dari berbagai contoh diatas, sangat medukung kebenaran faktual ayat alquran tentang pendidikan yang merupakan lembaga utuk memanusiakan manusia. Tanpa pendidikan manusia hanya setingkat lebih tinggi dari hewan. Anak yang tidak memperole pendidikan sama sekali, tidak akan mungkin dapat hidup bermasyakat dengan baik. Maka pendidikan sebenarnya mengangkat derajat manusia ketaraf insaniyah yang sebenarnya, dan atas dasar inilah setiap anak perlu pendidikan.Tim Dosen FIP- IKIP Malang, Dasar-dasar Kependidikan, Usaha Nasional, Surabaya, cet. 72 III, 1988, halaman 8-9 Djummberansjah Indar, Ilmu Pendidikan Islam, IAIN Sunan Ampel Malang, 1990, halaman 35 73

PENDAHULUAN ---------------------------------------------TESIS PASCASARJANA UNISMA { 69}

Ide pendidikan, baik teori nativisme, empirisme dan konvergensi tidaklah bertentangan dengan ajaran islam. Dalam islam sendiri sudah ditegaskan dasar-dasar terebut. Diantaranya ayat berikut:

" )30 (Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama [alloh]; [tetaplah atas] fitroh alloh yang telah menciptakan manusia menurut firtoh itu. Tidak ada perubahan pada fitroh alloh. [itulah]agama yang lurus ; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. Hadist nabi:

) ( 74

Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan firtoh [ suci ], dan hanya kedua orang tuanyalah yang menyebabkan yahudi, nasroni, atau majusi [HR. Muslim] Dari dua dasar ini mengandung pengertian, bahwa islam memiliki konsep pendidikan yang luhur dan universal. Yaitu setiap manusia dilahirkan dengan memiliki firtoh [kesucian/kemurnian]

dengan

,

[yang

dalam

istilah

John

Lokce

dikenal

tabularasa], dan akan dipengaruhi oleh lingkungan pendidikannya

..

[yang dalam Arthur Schopenhauer disebut

Nativisme], sehingga keterpaduan dasar dan ajar inilah yang diyakini dapat dikembangakn melalui dunia pendidikan. 2.d. Pendidikan anak Islami Berbicara tentang pendidikan islam, maka tidak bisa terlepas dengan konsep-konsep yang dikemukakan oleh quran dan Hadis sebagai titik tolak pembahasan, ditambah dengan penjelasan para ahli pendidikan terlebih dari kalangan muslim. Dan sebagaimana dikatakan oleh syair,Muslim, Shohih Muslim, Darul Fikr, Beirut, Juz 2, halaman 458 74

bahwa anak merupakan titipan alloh. Maka relevansinya harus dipelihara dengan baik, karena pada suatu saat akan diminta kembali oleh alloh.

: # Berkata seorang penyair; tidaklah harta benda dan keluarga itu berharga, kecuali bagaikan hanya sebuah titipan, dan suatu saat pasti akan dikembalikan pada pemiliknya. Melihat pada ayat-ayat quran berkaitan dengan pendidikan anak ini, maka ada dua macam pernyataan quran untuk mengistilahkan anak, yaitu: istilah

dan .

Pertama ; istilah Al-aulaad, biasanya dikaitkan dengan konotasi makna yang pesimistis, sehingga memerlukan perhatian khusus dalam penjagaan, perhatian dan pendidikan. Ayat-ayat ini misalnya seperrti berikut:

1. )55 : (Maka janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Alloh menghendaki dengan[memberi] harta benda dan anak-anak itu untuk menyiksa mereka daam kehidupan didunia dan kelak akan melayang nyawa mereka, sedang mereka dalam keadaan kafir.

2. )28 : (Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakku itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungg