template laporan

49
i LAPORAN RESMI PRAKTIKUM AKUSTIK – P2 NOISE BARRIER DAN FAKTOR KETERARAHAN Disusun oleh : Muhammad Husain Haekal (2414 100 097) Asisten Laboratorium : Rahmat Noviyanto (2412 100 109 ) JURUSAN TEKNIK FISIKA Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Upload: muhammad-husain-haekal

Post on 03-Dec-2015

257 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

template laporan resmi

TRANSCRIPT

Page 1: Template laporan

i

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

AKUSTIK – P2NOISE BARRIER DAN FAKTOR KETERARAHAN

Disusun oleh :

Muhammad Husain Haekal (2414 100 097)

Asisten Laboratorium :

Rahmat Noviyanto (2412 100 109 )JURUSAN TEKNIK FISIKAFakultas Teknologi IndustriInstitut Teknologi Sepuluh NopemberSurabaya2015

Page 2: Template laporan

ii

Page 3: Template laporan

iii

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

AKUSTIK – P2NOISE BARRIER DAN FAKTOR KETERARAHAN

Disusun oleh :

Muhammad Husain Haekal (2414 100 097)

Asisten Laboratorium :

Rahmat Noviyanto (2412 100 109)JURUSAN TEKNIK FISIKAFakultas Teknologi IndustriInstitut Teknologi Sepuluh NopemberSurabaya2015

Page 4: Template laporan

iv

Page 5: Template laporan

ABSTRAKpolusi suara merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi masyarakat saat ini. Alih – alih memiliki tingkat kebisingan yang rendah, beberapa tempat seoerti sekolah dibangun dekat dengan jalan raya yang tingkat kebisingannya tinggi. Untuk mengurangi kebisingan suatu wilayah, kita dapat menggunakan sebuah noise barrier. Noise barrier merupakan sebuah struktur yang dirancang untuk mengurangi kebisingan. Laporan ini akan membahas mengenai analisis pengurangan tingkat kebisingan suatu wilayah akibat dari adanya noise barrier dan faktor keterarahan suatu sumber bunyi sehingga kita dapat menyimpulkan mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi atenuasi dari suatu barrier, membandingkan hasilnya dengan grafik maekawa dan mendapatkan pola keterarahan dari suatu sumber bunyi

Kata kunci: Noise barrier, faktor keterarahan, maekawa

v

Page 6: Template laporan

vi

Page 7: Template laporan

ABSTRACT

Sound pollution is one of trouble that is being faced by people nowadays. Instead of having a low noise, some place like schools are built near to a road that has a huge noise. To reduce a noise in a place we can use a noise barrier. Noise barrier is a structure that is designed to damp a noise. This report will discuss about the analysis of noise reduction of an area as the effect of noise barrier, and the directivy pattern from a sound source so we can conclude about the factors that affect the attenuation of a noise barrier, compare the result with maekawa graph, and get a directivy pattern from a sound sourceKeywords: Noise barrier, directivity factors, Maekawa

vii

Page 8: Template laporan

viii

Page 9: Template laporan

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga Laporan Resmi Praktikum Akustik Noise barrier and Directivity Factor ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Dalam kesempatan kali ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada:

1. Asisten laboratorium Akustik yang telah membimbing dalam pelaksanaan praktikum Noise barrier and Directivity Factor.

2. Rekan-rekan yang telah membantu terlaksananya kegiatan praktikum ini.Penyusun menyadari bahwa banyak kekurangan dalam

pembuatan laporan ini baik dari segi materi maupun penyajian. Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.

Akhir kata penyusun berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi penyusun sendiri khususnya dan pembaca pada umumnya.

Surabaya, 01 Oktober 2015

Penyusun

ix

Page 10: Template laporan

DAFTAR ISI

x

Page 11: Template laporan

HALAMAN SAMPUL.......................................................iii

ABSTRAK............................................................................v

ABSTRACT.......................................................................vii

KATA PENGANTAR........................................................ix

DAFTAR ISI.......................................................................xi

DAFTAR GAMBAR........................................................xiii

DAFTAR TABEL..............................................................xv

BAB I PENDAHULUAN....................................................1

1.1 Latar Belakang...................................................................1

1.2 Perumusan Masalah...........................................................1

1.3 Tujuan...........................................................................1

1.4 Sistematika Laporan..........................................................2

BAB II DASAR TEORI......................................................3

2.1 Noise Barrier.......................................................................3

2.2 Insertion Loss......................................................................5

2.3 Noise Reduction.................................................................6

2.4 Metode Maekawa...............................................................6

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM.........................9

3.1 Peralatan dan Bahan..........................................................9

3.2 Prosedur Percobaan...........................................................9

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN.........11

4.1 Analisa Data......................................................................11

4.2 Pembahasan......................................................................17

xi

Page 12: Template laporan

BAB V PENUTUP.............................................................19

5.1 Kesimpulan.......................................................................19

5.2 Saran..................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA........................................................21

DAFTAR GAMBARGambar 2.1 Ilustrasi Penghalang Bising

xii

Page 13: Template laporan

Gambar 2.2 Posisi BarrierGambar 2.3 Noise Barrier dengan memperhitungkan estetikaGambar 2.4 Perbedaan TTB di Ruang Penerima tanpa (a) dan dengan Partisi (b)Gambar 2.5 Penghalang akustik di antara sumber bunyiGambar 2.6 Grafik MaekawaGambar 4.1 Grafik Keterarahan bunyi dengan frekuensi 500 HzGambar 4.2 Grafik keterarahan bunyi dengan frekuensi 400 Hz

xiii

Page 14: Template laporan

DAFTAR TABEL

xiv

Page 15: Template laporan

Tabel 4.1 Pengukuran TTB tepat di depan speaker dengan frekuensi 250, 1000, 4000.Tabel 4.2 Pengukuran TTB menggunakan barrier dengan frekuensi 250, 1000, 4000.Tabel 4.3 Pengukuran TTB tanpa menggunakan barrier dengan frekuensi 250, 1000, 4000.Tabel 4.4 Rata – rata keseluruhan TTBTabel 4.5 Selisih tingkat tekanan bunyi dengan menggunakan barrier dan tanpa menggunakan barrier (nilai Insertion Loss)Tabel 4.6 Selisih tingkat tekanan bunyi tepat berada di depan speaker dan menggunakan barrier.Tabel 4.7 Nilai Fresnel Number (N)Tabel 4.8 Keterarahan bunyi dengan frekuensi 500 HzTabel 4.9 Keterarahan bunyi dengan frekuensi 400 Hz

xv

Page 16: Template laporan

(Halaman ini sengaja dikosongkan)

xvi

Page 17: Template laporan

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangPolusi suara merupakan salah satu permasalahan yang

dihadapi oleh masyarakat.. Dengan semakin majunya teknologi, setiap teknologi memiliki tingkat bising yang lebih rendah dibandingkan dengan teknologi sebelumnya. Namun, untuk mendapatkannya diperlukan pula biaya yang tidak sedikit sehingga masih banyak teknologi dan peralatan yang digunakan menghasilkan bising yang akhirnya mengganggu lingkungan.

Pada lingkungan – lingkungan tertentu dibutuhkan tingkat kebisingan yang rendah, seperti sekolah, justru terletak dekat dari jalan raya yang dimana keadaan bisingnya sangat tinggi. Oleh karena itu diadakanlah praktikum P2 ini dengan tujuan mengetahui efek dari pemberian noise barrier sehingga dapat digunakan dalam mengurangi tingkat kebisingan suatu tempat.

1.2 Perumusan MasalahSesuai dengan latar belakang diatas, maka rumusan

masalah pada praktikum akustik dan getaran tentang noise barrier kali ini adalah sebagai berikut.

a. Bagaimana menganalisa pengaruh noise barrier terhadap pengukuran tingkat tekanan bunyi?

b. Bagaimana membandingkan besar atenuasi bunyi pada grafik maekawa dengan hasil pengukuran ?

c. Bagaimana cara mengetahui pola keterarahan dari sumber bunyi speaker?

1.3 TujuanBerdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari

praktikum akustik dan getaran tentang noise barrier kali ini adalah sebagai berikut.a. Praktikan mengetahui cara menganalisa pengaruh

noise barrier terhadap pengukuran tingkat tekanan bunyi.

1

Page 18: Template laporan

b. Praktikan mengetahui cara membandingkan besar atenuasi bunyi pada grafik maekawa dengan hasil pengukuran.

c. Prktikan mampu menngetahui pola keterarahan dari sumber bunyi speaker.

1.4 Sistematika LaporanLaporan resmi praktikum akustik dan getaran tentang

noise barrier, ini terdiri dari 5 bab, yaitu pertama bab 1, adalah pendahuluan, yang berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan praktikum serta sistematika laporan. Bab 2 yaitu dasar teori yang berisi tentang teori dasar yang menunjang praktikum ini. Bab 3 yaitu metodologi dimana berisi tentang, alat-alat yang digunakan dalam praktikum serta langkah langkah dalam praktikum. Bab 4 yaitu analisa data dan pembahasan, dimana berisi tentang analisa data-data yang didapatkan dalam percobaan serta pembahasan terhadap analisa data tersebut. Bab 5 yaitu penutup berisi tantang kesimpulan dan saran.Sedangkan yang terakhir yaitu lampiran yang berisi tugas khusus yang diberikan.

2

Page 19: Template laporan

BAB IIDASAR TEORI

2.1 Noise BarrierNoise Barrier (Soundwall, Tanggul suara, penghalang

suara, atau penghalang akustik) adalah struktur eksterior yang dirancang untuk meredam polusi suara (bising). Noise Barrier merupakan metode yang paling efektif mengurangi jalan, kereta api, dan sumber kebisingan industri tanpa penghentian aktivitas penggunaan kontrol sumber. Fungsi dari Penghalang Bising ini untuk memberikan zona bayangan (shadow zone) atau daerah dimana mempunyai bising yang lebih senyap pada penerima

. Gambar 2.1 Ilustrasi Penghalang Bising

faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam perencanaan penghalang buatan diantaranya adalah,a. Posisi/Peletakan

Posisi yang dimaksud adalah jarak penghalang dengan bangunan. Pada tempat yang lapang, jarak bisa dengan mudah diatur. Namun ketika dihadapkan dengan lahan yang sempit, harus dipikirkan secara lebih matang. Misalkan, perlunya pagar keliling depan bangunan yang menghadap jalan raya. Kemudian peletakan posisi pintu gerbang sebaiknya menghadap

3

Page 20: Template laporan

4

bagian bangunan yang kosong, atau lapang, dan tidak memerlukan ketenangan yang leih dari ruangan lain.

Gambar 2.2 Posisi Barrierb. Dimensi

Dimensi yang dimaksud disini mempunyai dua unsur, yakni ketebalan dan ketinggian. Pada kondisi dimana bangunan sejajar dengan ketinggian jalan, maka jarak antara bangunan dan penghalang buatan lebih gampang diatur. Namun ketika bangunan lebih tinggi konturnya daripada jalan, maka ketinggian penghalang menjadi faktor yang utama. Perlu diketahui, gelombang bunyi bisa berdefraksi ketika melewati penghalang. Jadi untuk mendapatkan barrier yang maksimal, barrier sebaiknya lebih tinggi daripada dinding bangunan terdekat. Selain itu bisa diakali dengan memberikan ruang lapang dibelakang barrier, sehingga defraksi bunyi jatuh ke ruang lapang tersebut, tidak langsung menabrak dinding bangunan.

c. EstetikaFaktor estetika dalam analisis barrier tidak begitu

diperhatikan. Namun secara arsitektural menjadi sangat penting, karena biasanya posisi barrier ada di bagian depan bangunan. Untuk itu, meskipun sudah terpenuhi antara posisi, dimensi dan materialnya, namun ketika berbentuk kurang bagus, akan sangat menurunkan nilai komersial bangunan. Saat ini beragamkrea tifitas untuk mempercantik

Page 21: Template laporan

5

barrier/penghalang bising sudah banyak dikembangkan

Gambar 2.3 Noise Barrier dengan memperhitungkan estetika

d. MaterialPeletakan dan dimensi saja tidak cukup untuk

mendapatkan barrier yang maksimal. Kita tahu bunyi akan memantul atau terserap tergantung permukaan penghalang yang ditabrak. Bunyi dapat menembus celah-celah yang sangat kecil sekalipun, sehingga, penggunaan penghalang yang kokoh, rigid, dan permanen sangatlah disarankan.

Kinerja Akustik dari Penghalang dapat dinyatakan dalam NR (Noise Reduction) atau IL (Insertion Loss).

2.2 Insertion LossInsertion Loss merupakan perbedaan antara tekanan bunyi

(SPL) pada suatu titik tertentu dalam kondisi sebelum dan setelah barrier (atau enclosure) terpasang. :

Page 22: Template laporan

6

Gambar 2.4 Perbedaan TTB di Ruang Penerima tanpa (a) dan dengan Partisi (b)

Dapat dinyatakan dengan persamaan berikut………..………….. 2.1

IL memberikan petunjuk langsung dari perbaikan yang diberikan oleh “penyisipan” barrier antara sumber bising dan penerima.

2.3 Noise ReductionBesaran berikutnya yang juga digunakan untuk

menyatakan daya isolasi bahan adalah reduksi bising (Noise Reduction). Reduksi bising terjadi antara ruang sumber bunyi dengan ruang penerima bunyi. Reduksi bising merupakan selisih tingkat tekanan bunyi dalam ruang sumber bunyi dengan tingkat tekanan bunyi dalam ruang penerima. Secara matematis, reduksi bising dinyatakandalam:

………..………….2.2dengan, NR: reduksi bising (dB) SPL1: tingkat tekanan bunyi dalam ruang sumber (dB) SPL2: tingkat tekanan bunyi dalam ruang penerima (dB)

2.4 Metode MaekawaSecara teoritis, metoda Maekawa merupakan metoda yang

praktis dan efektif untuk perancangan peredaman kebisingan dengan menggunakan penghalang akustik. Sehingga memberikan kemudahan dan kepastian kepada para perancang untuk mengendalikan kebisingan.

Di Indonesia tidak banyak yang menggunakan metoda ini untuk mengurangi kebisingan, kebanyakan para perancang melakukan penghalangan kebisingan

tanpa perhitungan yang tepat dan praktis, bahkan seringkali hanya dengan perasaan saja. Sehingga bila telah

Page 23: Template laporan

7

banyak orang atau perancang peredam akustik dengan menggunakan metoda ini, maka berarti ilmu pengetahuan tentang Metoda Maekawa telah memberikan kontribusi yang nyata dan bermanfaat.

Menurut metoda Maekawa, nilai pengurangan tingkat tekanan bunyi (tingkat kebisingan), tergantung pada jarak dari sumber ke penghalang, jarak dari penghalang ke penerima, dimensi penghalang, dan tergantung pada frekuensi bunyi. Hal ini sesuai dengan sifat gelombang bunyi yang dapat dipantulkan, diserap, diteruskan, didifraksikan oleh dinding penghalang.

Dengan memperhitungkan jarak antara penghalang akustik dengan sumber bunyi dan penerima, serta dimensi dinding penghalang, maka dapat diestimasikan besar pengurangan tingkat tekanan bunyi yang optimal untuk berbagai frekuensi bunyi.

Gambar 2.5 Penghalang akustik di antara sumber bunyi (S) dan penerima (P)

Untuk menentukan besarnya nilai pengurangan bunyi oleh penghalang Maekawa menggunakan hubungan :

………..………….2.3

dengan B adalah beda tingkat kebisingan di penerima sebelum dan setelah adanya penghalang

….………..…...2.4

Page 24: Template laporan

8

selain dengan menggunkan persamaan tersebut, perhitungan pengurangan kebisingan juga dapat digunakan metode grafik. Metode ini efektif bila dimensi dari penghalang sangat lebih besar dari panjang gelombang bunyi.

Untuk metode grafik ditentukan dulu Fresnel number dengan persamaan 2.5.

………..………….2.5

Setelah itu dimasukkan pada grafik Maekawa seperti gambar di bawah ini.

Gambar 2.6 Grafik MaekawaDengan menarik garis lurus ke atas dimulai dari harga

Fresnel Number, yang diketahui, sampai memotong grafik, kemudian ditarik lurus ke kiri memotong sumbu ordinat, maka diperoleh nilai atenuasi bunyi oleh penghalan

Page 25: Template laporan

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Peralatan dan BahanPeralatan yang digunakan dalam melaksanakan percobaan

ini adalah sebagai berikut.1. Laptop2. Meteran3. Speaker aktif4. Barrier dengan tinggi dan lebar masing-masing

2,4cm.5. Software Real Time Analyzer6. Sound level meter 1 buah7. Busur

3.2 Prosedur PercobaanProsedur yang dilakukan dalam percobaan ini adalah

sebagai berikut.a. Noise Barrier1. Ditentukan posisi sumber suara dan penerima,

kemudian diukur jaraknya (jarak sumber dan penerima tidak boleh lebih dari panjang barrier)

2. Letak speaker dan sound level meter ditentukan dengan jarak depan speaker, 7 meter dengan barrier, dan 7 meter tanpa barrier.

3. Aplikasi Real Time Analyze dibuka.4. Sinyal suara dibangkitkan dengan frekuensi 250Hz,

1000 Hz, 4000Hz.5. Sound Pressure Level diukur dengan menggunakan

sound level meter.6. Diambil suara diulangi sebanyak 3 kali, pada setiap

frekuensi yang diambil.

b. Keterarahan Bunyi1. Medan bebas dicari untuk pengukuran2. Skema pengukuran dibuat seperti pada gambar 5

9

Page 26: Template laporan

10

3. Speaker di tempatkan di tengah-tengah area pengukuran

4. Sinyal dibangkitkan dengan software yoshimasa pada frekuensi 250Hz.

5. Catat tingkat tekanan bunyi pada titik-titik di sekeliling sumber bunyi pada jarak 3m dari sumber bunyi. Pilih titik-titik berjarak sama setiap selisih sudut 100

6. Langkah – langkah di atas di ulang untuk frekuensi suara yang berbeda (1000Hz dan 4000Hz)

Page 27: Template laporan

BAB IVANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisa DataDari percobaan yang telah dilakukan didaptkan data-data

atenuasi bunyi dengan jarak dekat speaker, jarak 7 meter dengan barrier dan 7 meter tanpa barrier, yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.1 Pengukuran TTB tepat di depan speaker dengan frekuensi 250, 1000, 4000.Frekuensi

(Hz)Data 1 Data 2 Data 3 Rata-rata

250 94,6 94,8 94,9 94,71000 103,4 103,5 103,5 103,464000 100,5 99,9 100 100,13

Tabel 4.2 Pengukuran TTB menggunakan barrier dengan frekuensi 250, 1000, 4000.Frekuensi

(Hz)Data 1 Data 2 Data 3 Rata-rata

250 61,4 62,5 60,2 61,361000 70,2 66 58 64,734000 68 66,3 71,9 68,73

Tabel 4.3 Pengukuran TTB tanpa menggunakan barrier dengan frekuensi 250, 1000, 4000.

Frekuensi(Hz)

Data 1 Data 2 Data 3 Rata-rata

250 68,3 67,1 64,5 66,631000 71 68,1 67,2 68,764000 72,2 69,3 73,2 71,56

11

Page 28: Template laporan

12

Tabel 4.4 Rata – rata keseluruhan TTBFrekuensi

(Hz)TTB Rata-rata

Depan Barrier

Jarak 7meter (Dengan

barrier)

Jarak 7 meter (Tanpa barrier)

250 94,7 61,36 66,63 74,11000 103,46 64,73 68,76 78,94000 100,13 68,73 71,56 80,13

Dari data hasil percobaan tersebut, dicari nilai IL dengan menggunakan persamaan 2.1. sehingga didapatkan data IL seperti pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.5 Selisih tingkat tekanan bunyi dengan menggunakan barrier dan tanpa menggunakan barrier (nilai Insertion Loss)

Frekuensi (Hz)

Dengan barrier

Tanpa barrier

Selisih (IL)

250 61,36 66,63 5,271000 64,73 68,76 6,034000 68,73 71,56 2,83

Dari data hasil percobaan tersebut, dicari nilai NR dengan menggunakan persamaan 2.2. sehingga didapatkan data NR seperti pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.6 Selisih tingkat tekanan bunyi tepat berada di depan speaker dan menggunakan barrier.

Frekuensi (Hz)

Didepan speaker

Menggunakan

Barrier

Selisih (NR)

250 94,7 61,36 33,341000 103,46 64,33 39,134000 100,13 68,73 31,4

Page 29: Template laporan

13

Kemudian dicari nilai Fresnel Number dengan persamaan 2.5

a=

√ (tinggibarrier )2+(12

jarak sumber ke barrier)2

a= √ (0 , 39 )2+ (3 ,5 )2

a= √0 , 1521+12.25a=3.52dimana a=bdan c=7sehingga δ=¿ a + b – c = 0.04v=λf340/f=λ

N= 2λ

δ

N=2λ

0.04

Tabel 4.7 Nilai Fresnel Number (N)Frekuensi

(Hz)Fresnel

Number (N)Atenuasi

250 0.05 6.211000 0.235 8.874000 0.94 13.39

Page 30: Template laporan

14

Setelah itu menentukan atenuasi menggunakan grafik Maekawa dilihat berdasarkan Fresnel Number (Gambar 2.6)

Dari percobaan yang telah dilakukan, dihasilakan rata-rata keterarahan bunyi pada setiap sudut 10°, yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.8 Keterarahan bunyi dengan frekuensi 500 HzSudut TTB(dB) Rata-rata (dB)

0 74,3 76,4 74 74,910 73,2 67 72,5 70,920 71,1 70,7 69,7 70,530 70,2 71,3 73 71,540 70,6 71,8 72,7 71,750 70 73,4 74,9 72,7666666760 69,4 71,6 70,3 70,4333333370 67,2 70,1 68,6 68,6333333380 69,7 70 69,6 69,7666666790 73,4 73,7 72,1 73,06666667

100 77 65,9 62,1 68,33333333110 65 64,3 68,4 65,9120 76,1 74,2 73,7 74,66666667130 65,4 68,4 70,3 68,03333333140 68,7 70,3 69,2 69,4150 71,2 67,1 64,1 67,46666667160 70,5 69,8 70,4 70,23333333170 70,8 71,5 72 71,43333333180 71 69,3 66,6 68,96666667190 63,1 65,1 69,7 65,96666667

Page 31: Template laporan

15

200 65,4 68,5 70 67,96666667210 65,2 64 68,8 66220 68,1 63,1 64,8 65,33333333230 68,8 76,6 68 71,13333333240 63,3 67,5 64,7 65,16666667250 65,1 67,8 69,2 67,36666667260 64,9 69,2 70,8 68,3270 65,9 66 67,5 66,46666667280 71,3 70,1 70,7 70,7290 61,4 65,7 68 65,03333333300 68,1 70,6 73,4 70,7310 66 69,7 70,1 68,6320 76 73,9 72,4 74,1330 64 68 66,7 66,23333333340 71,2 71,4 71,7 71,43333333350 72,3 70,1 71,1 71,16666667360 69,4 66,6 66,9 67,63333333

Page 32: Template laporan

16

Gambar 4.1 Grafik Keterarahan bunyi dengan frekuensi 500 Hz

Tabel 4.9 Keterarahan bunyi dengan frekuensi 400 HzSudut TTB (dB) Rata-rata (dB)

0 83,6 81,7 84,8 83,3666666710 84,6 84,7 85,2 84,8333333320 76,4 75,2 76,6 76,0666666730 71,2 70,1 64,6 68,6333333340 76,1 75,7 75,9 75,950 74,9 73,8 76,9 75,260 71 72,5 75,5 73λ70 70,7 70,1 70,4 70,480 65,9 64,1 70 66,6666666790 67,8 67,5 67,1 67,46666667

100 66,7 65 66,5 66,06666667110 68,2 69,1 67 68,1120 66,6 65 63,9 65,16666667130 65,6 64,4 64,9 64,96666667140 67,6 68 68,5 68,03333333150 66,4 62,6 66,9 65,3160 69,6 69,2 69,1 69,3170 66,5 67,8 68,8 67,7180 69,2 69 68,8 69190 64 68,2 67,5 66,56666667200 70,1 69,8 72,5 70,8210 65,4 65,2 66,9 65,83333333220 65,8 62,8 63,1 63,9230 66,1 64,9 68 66,33333333240 65,6 64,7 62,4 64,23333333250 61,9 59,1 61,3 60,76666667

Page 33: Template laporan

17

260 64,5 65,3 62,3 64,03333333270 62,1 64,1 62,5 62,9280 66,2 69,3 68 67,83333333290 72,3 70,4 73,3 72300 75 75,2 74,5 74,9310 82,5 80,3 83,2 82320 78 78,7 79 78,56666667330 72,6 71,9 70 71,5340 79,4 79,7 77,3 78,8350 86,6 83,3 84 84,63333333360 84 84,8 84,7 84,5

Gambar 4.2 Grafik keterarahan bunyi dengan frekuensi 400 Hz

4.2 PembahasanDari hasil pengukuran, besar TTB terbesar pada

pengukuran langsung dari sumber pada 1000 Hz memiliki TTB tertinggi, tetapi pada saat dilakukan pengukuran pada ruang pendengar hasil TTB tertinggi terjadi saat sumber

Page 34: Template laporan

18

mengeluarkan bunyi dengan frekuensi 4000 Hz. Kemungkinan hal ini terjadi dikarenakan adanya noise dari lingkungan sekitar sebab saat praktikum berlangsung masih banyak kegiatan yang dilakukan.

Pada hasil keterarahanbunyi juga mengalami hasil yang kurang baik dikarenakan adanya perbedaan hasil pengukuran yang cukup jauh. Kemungkinan hal ini juga terjadi karena adanya suara – suara yang tidak diinginkan saat proses penguukran.

Page 35: Template laporan

BAB VPENUTUP

5.1 KesimpulanDari praktikum akustik dan getaran tentang noise barrier ini diperoleh kesimpulan antara lain,a. Pengurangan kebisingan dapat dilakukan dengan

memasang penghalang bising atau noise barrier. Dalam pengurangan bising, penggunaan bahan kayu lebih efektif digunakanuntuk frekuensi rendah dibandingkan frekuensi tingi dilihat dari pengurangan TTB yang terjadi saat pengambilan data

b. Jarak antara sumber, noise barrier dan SLM mempengaruhi frekuensi yang diterima SLM.

c. Terdapat perbedaan hasil perhitungan jika menggunakan perhitungan Fresnel Number dengan menggunakan metode Maekawa

Serta dari praktikum akustik dan getaran tentang pola keterarahan ini diperoleh kesimpulan antara lain,a. Posisi speaker menghadap mempengaruhi pola

keterarahan bunyib. Sudut antara letak dan posisi speaker dan penerima

mempengaruhi frekuensi yang diterima.c. Pembacaan nilai di SLM mengalami gangguan karena

adanya sumber suara lain saat pengambilan data berlansung

5.2 SaranDalam praktikum kali ini data yang diambil masih

mengalami noise dari lingkungan sekitar dikarenakan banyak kegiatan yang masih berlangsung ketika praktikum dilaksanakan. Untuk parktikum kedepan, sebaiknya dicari waktu yang dimana lebih sunyi. Selain itu dalam praktikum keterarahan bunyi, titik – titik tiap 10o tidak benar benar pas sehingga pola yang terambil kurang sempurna. Sebaiknya sebelum praktikum titik – titik

19

Page 36: Template laporan

20

tersebut sudah ditentukan lebih pas terlebih dahulu sehingga mempercepat proses pengambilan data dan juga meningkatkan akurasi dari pengambilan data.

Page 37: Template laporan

DAFTAR PUSTAKA

[1] Anonim. Modul Percobaan P-5Noisse Barrier. Surabaya. LaboratoriumAkustik JTF-FTI-ITS

[2] Parkin, P.H., H.R. Humpeys & J.R. Cowell. 1979. Acoustics, Noise and Buildings. Faber&Faber, London

[3] Laboratorium Fisika Instrumentasi-Akustik, 2011,Modul Praktikum Pengukuran Keterarahan Speaker,Jurusan Fisika FMIPA ITS.

[4 ]http://www.alatuji.com/kategori/262/sound-level-meter#SOUND%20LEVEL%20METER (diakses pada tanggal 2 Oktober 2015)

21

Page 38: Template laporan

LAMPIRAN1. Shadowzone merupakan suatu zona dimana suara

tidak dapat merambat di area tersebut dikarenakan adanya suatu penghalang ( dapat berupa gedung, struktur, maupun noise barrier).

2. Noise barrier yang digunakan untuk meredam suara berfrekuensi rendah adalah noise barrier yang ringan berpori sehingga dalam mengurangi TTB, noise barrier ini lebih bekerja dengan cara meredam disbanding memantulkan. Sedangkan dalam frekuensi tinggi, noise barrier yang digunakan lebih bekerja dengan memantulkan dalma hal ini digunakan bahan yang padat.