telaah terhadap nasab dan silsilah dalem sukapura

25
A. TELAAH TERHADAP NASAB DAN SILSILAH DALEM SUKAPURA Penulisan silsilah Dalem Sukapura ( Raden Ngabehi Wirawangsa ) sampai saat ini masih merupakan misteri, peninggalan manuskrip kuno yang berkaitan dengan silsilah beliau keatasanya yang memang adalah peninggalan beliau sendiri atau paling tidak yang ditulis oleh tiga generasi sesudah beliau masih dalam pencarian, akan tetapi pada level khusus yaitu mengenai silsilah Dinasti Wiradadaha dari bawah sampai kepada Dalem Wirawangsa sudah tercatat dengan rapih dalam catatan-catatan sejarah baik peninggalan pemerintah Hidia Belanda maupun jaman pemerintahan Jepang, atapun catatan secara turun temurun di keluarga keturunan Dalem Wirawangsa dapat dipastikan tidak ada perbedaan dan permasalahan. Adapun penulisan yang sekarang beredar mengenai silsilah Raden Wirrawangsa /Tumenggung Wiradadaha I keatasnya diperkirakan mulai dicatat awal abad ke-19M dan itupun berupa puisi dan tembang sama halnya dengan riwayat BABAD TANAH JAWI yang menurut sebahagian besar para ahli nasab sangat banyak distorsinya. Dan sampai buku ini disusun silsilah Raden Ngabehi Wirawangsa/Tumenggung Wiradadaha I Sukapura masih terdiri dari beberapa versi seperti dibawah ini: I. VERSI PAJANG a. Sekilas mengenai Kesultanan Pajang Karajaan Pajang Kerajaan Pajang 1568 1 –1586 Ibu kota Pajang Bahasa Jawa Agama Islam Pemerintahan Kerajaan ? - 1568-1586 1 Hadiwijaya - 1586-1587 Sutawijaya Sejarah - Hadiwijaya 1568 1

Upload: din-wachdini-saleh

Post on 26-Dec-2015

1.282 views

Category:

Documents


111 download

DESCRIPTION

SEJARAH

TRANSCRIPT

Page 1: Telaah Terhadap Nasab Dan Silsilah Dalem Sukapura

A. TELAAH TERHADAP NASAB DAN SILSILAH DALEM SUKAPURA

Penulisan silsilah Dalem Sukapura ( Raden Ngabehi Wirawangsa ) sampai saat ini masih merupakan misteri, peninggalan manuskrip kuno yang berkaitan dengan silsilah beliau keatasanya yang memang adalah peninggalan beliau sendiri atau paling tidak yang ditulis oleh tiga generasi sesudah beliau masih dalam pencarian, akan tetapi pada level khusus yaitu mengenai silsilah Dinasti Wiradadaha dari bawah sampai kepada Dalem Wirawangsa sudah tercatat dengan rapih dalam catatan-catatan sejarah baik peninggalan pemerintah Hidia Belanda maupun jaman pemerintahan Jepang, atapun catatan secara turun temurun di keluarga keturunan Dalem Wirawangsa dapat dipastikan tidak ada perbedaan dan permasalahan. Adapun penulisan yang sekarang beredar mengenai silsilah Raden Wirrawangsa /Tumenggung Wiradadaha I keatasnya diperkirakan mulai dicatat awal abad ke-19M dan itupun berupa puisi dan tembang sama halnya dengan riwayat BABAD TANAH JAWI yang menurut sebahagian besar para ahli nasab sangat banyak distorsinya. Dan sampai buku ini disusun silsilah Raden Ngabehi Wirawangsa/Tumenggung Wiradadaha I Sukapura masih terdiri dari beberapa versi seperti dibawah ini:

I. VERSI PAJANGa. Sekilas mengenai Kesultanan Pajang

Karajaan PajangKerajaan Pajang

← 15681–1586  →

Ibu kota Pajang

Bahasa Jawa

Agama Islam

Pemerintahan Kerajaan

?

 - 1568-15861 Hadiwijaya

 - 1586-1587 Sutawijaya

Sejarah

 - Hadiwijaya naik tahta 1568

 - Perpindahan kekuasaan 

1587

1

Page 2: Telaah Terhadap Nasab Dan Silsilah Dalem Sukapura

keMataram

^1 (1548-1568 adalah masa perebutan kekuasaan antara kerabat 

kerajaan setelah wafatnya penguasa terakhir Demak, Trenggana)

Kerajaan Pajang adalah satu kerajaan yang berpusat di Jawa Tengah sebagai kelanjutan Kerajaan Demak. Kompleks keratonnya pada zaman ini tinggal tersisa berupa batas-batas fondasinya saja yang berada di perbatasan Kelurahan Pajang -Kota Surakarta dan Desa Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo.

Asal-usulNama negeri Pajang telah dikenal sejak zaman Kerajaan Majapahit. MenurutNagarakretagama yang ditulis tahun 1365, bahwasanya pada zaman tersebut adik perempuan Hayam Wuruk (raja Majapahit saat itu) bernama asli Dyah Nertajamenjabat sebagai penguasa Pajang, bergelar Bhatara i Pajang, atau disingkat Bhre Pajang. Dyah Nertaja merupakan ibu dariWikramawardhana (raja Majapahit selanjutnya).

Berdasar naskah-naskah babad, bahwa negeri Pengging disebut sebagai cikal bakal Pajang. Cerita Rakyat yang melegenda menyebut bahwa Pengging sebagai kerajaan kuno yang pernah dipimpin Prabu Anglingdriya, musuh bebuyutan Prabu Baka raja Prambanan. Kisah ini dilanjutkan dengan dongeng berdirinya Candi Prambanan.

Ketika Majapahit dipimpin oleh Brawijaya (raja terakhir versi naskah babad), bahwa nama Pengging muncul kembali. Dikisahkan bahwa putri Brawijaya yang bernama Retno Ayu Pembayun diculik Menak Daliputih raja Blambangan putra Menak Jingga. Muncul seorang pahlawan bernama Jaka Sengara yang berhasil merebut sang putri dan membunuh penculiknya.

Atas jasanya itu, kemudian Jaka Sengara diangkat oleh Brawijaya sebagai bupati Pengging dan dinikahkan dengan Retno Ayu Pembayun. Jaka Sengara kemudian bergelar Andayaningrat.

Kerajaan PajangPajang terlihat sebagai kerajaan pertama yang muncul di pedalaman Jawa setelah runtuhnya kerajaan Muslim di daerah Pasisir.

Menurut naskah babad, Andayaningrat gugur di tangan Sunan Ngudung saat terjadinya perang antara Majapahit dan Demak. Ia kemudian digantikan oleh putranya, yang bernama Raden Kebo Kenanga, bergelar Ki Ageng Pengging. Sejak saat itu Pengging menjadi daerah bawahan Kerajaan Demak.

Beberapa tahun kemudian Ki Ageng Pengging dihukum mati karena dituduh hendak memberontak terhadap Demak. Putranya yang bergelar Jaka Tingkir setelah dewasa justru mengabdi ke Demak.

Prestasi Jaka Tingkir yang cemerlang dalam ketentaraan membuat ia diangkat sebagai menantu Trenggana, dan menjadi bupati Pajang bergelar Hadiwijaya. Wilayah Pajang saat itu meliputi daerah Pengging (sekarang kira-kira mencakup Boyolali dan Klaten), Tingkir (daerah Salatiga), Butuh, dan sekitarnya.

Sepeninggal Trenggana tahun 1546, selanjutnya Sunan Prawoto naik takhta. Namun Sultan Prawoto kemudian tewas dibunuh sepupunya, yaitu Arya Penangsang bupati Jipang tahun 1549. Setelah itu, Arya Penangsang juga berusaha membunuh Hadiwijayanamun gagal.

Dengan dukungan Ratu Kalinyamat (bupati Jepara dan puteri Trenggana), Hadiwijaya dan para pengikutnya berhasil mengalahkanArya Penangsang. Hadiwijaya selanjutnya menjadi pewaris takhta Demak. Pada masa kepemimpinan Hadiwijaya ini, ibu kota Demak dipindahkan ke Pajang.

PerkembanganPada awal berdirinya atau pada tahun 1549, bahwa wilayah Pajang yang terkait eksistensi Demak pada masa sebelumnya, hanya meliputi sebagian Jawa Tengah. Hal ini disebabkan karena negeri-negeri Jawa Timur banyak yang melepaskan diri sejak kematian Sultan Trenggana.

2

Page 3: Telaah Terhadap Nasab Dan Silsilah Dalem Sukapura

Pada tahun 1568 Hadiwijaya dan para adipati Jawa Timur dipertemukan di Giri Kedaton oleh Sunan Prapen. Dalam kesempatan itu, para adipati sepakat mengakui kedaulatan Pajang di atas negeri-negeri Jawa Timur. Sebagai tanda ikatan politik, Panji Wiryakrama dari Surabaya (pemimpin persekutuan adipati Jawa Timur) dinikahkan dengan puteri Hadiwijaya.

Negeri kuat lainnya, yaitu Madura juga berhasil ditundukkan Pajang. Pemimpinnya yang bernama Raden Pratanu alias Panembahan Lemah Dhuwur juga diambil sebagai menantu Hadiwijaya.

Peran Wali SongoPada zaman Kerajaan Demak, majelis ulama Wali Songo memiliki peran penting, bahkan ikut mendirikan kerajaan tersebut. Majelis ini bersidang secara rutin selama periode tertentu dan ikut menentukan kebijakan politik Demak.

Sepeninggal Trenggana, peran Wali Songo ikut memudar. Sunan Kudus bahkan terlibat pembunuhan terhadap Sunan Prawoto, raja baru pengganti Trenggana.

Meskipun tidak lagi bersidang secara aktif, sedikit banyak para wali masih berperan dalam pengambilan kebijakan politik Pajang. Misalnya, Sunan Prapen bertindak sebagai pelantik Hadiwijaya sebagai raja. Ia juga menjadi mediator pertemuan Hadiwijaya dengan para adipati Jawa Timur tahun 1568. Sementara itu, Sunan Kalijaga juga pernah membantu Ki Ageng Pemanahan meminta haknya pada Hadiwijaya atas tanah Mataram sebagai hadiah sayembara menumpas Arya Penangsang.

Wali lain yang masih berperan menurut naskah babad adalah Sunan Kudus. Sepeninggal Hadiwijaya tahun 1582, ia berhasil menyingkirkan Pangeran Benawa dari jabatan putra mahkota, dan menggantinya dengan Arya Pangiri.

Dimungkinkan bahwa yang dimaksud dengan Sunan Kudus dalam naskah babad adalah Panembahan Kudus, yang mana Sunan Kudus sejatinya telah meninggal tahun 1550.

Pemberontakan MataramTanah Mataram dan Pati adalah dua hadiah Hadiwijaya untuk siapa saja yang mampu menumpas Arya Penangsang tahun 1549. Menurut laporan resmi peperangan, Arya Penangsang tewas dikeroyok Ki Ageng Pemanahan dan Ki Penjawi.

Ki Penjawi diangkat sebagai penguasa Pati sejak tahun 1549. Sedangkan Ki Ageng Pemanahan baru mendapatkan hadiahnya tahun 1556 berkat bantuan Sunan Kalijaga. Hal ini disebabkan karena Hadiwijaya mendengar ramalan Sunan Prapen bahwa di Mataramakan lahir kerajaan yang lebih besar dari pada Pajang.

Ramalan tersebut menjadi kenyataan ketika Mataram dipimpin Sutawijaya putra Ki Ageng Pemanahan sejak tahun 1575. TokohSutawijaya inilah yang sebenarnya membunuh Arya Penangsang. Daerah Mataram di bawah pimpinan Sutawijaya semakin hari semakin maju dan berkembang.

Pada tahun 1582 meletus perang Pajang dan Mataram disebabkan Sutawijaya membela adik iparnya, yaitu Tumenggung Mayang terkait hukum buang ke Semarang oleh Hadiwijaya kepada sang tumenggung. Perang tersebut dimenangkan pihak Mataram, meskipun pasukan Pajang berjumlah lebih besar.

KeruntuhanSepeninggal Hadiwijaya, terjadilah persaingan antara putra dan menantunya, yaitu Pangeran Benawa dan Arya Pangiri sebagai raja selanjutnya. Arya Pangiri didukung Panembahan Kudus berhasil naik takhta tahun 1583.

Pemerintahan Arya Pangiri hanya disibukkan dengan usaha balas dendam terhadap Mataram. Kehidupan rakyat Pajang terabaikan akibat kemelut tersebut. Hal itu membuat Pangeran Benawa yang sudah tersingkir ke Jipang, merasa prihatin.

Pada tahun 1586 Pangeran Benawa bersekutu dengan Sutawijaya menyerbu Pajang. Meskipun pada tahun 1582 Sutawijayamemerangi Hadiwijaya, namun Pangeran Benawa tetap menganggapnya sebagai saudara tua.

3

Page 4: Telaah Terhadap Nasab Dan Silsilah Dalem Sukapura

Perang antara Pajang melawan Mataram dan Jipang berakhir dengan kekalahan Arya Pangiri. Ia dikembalikan ke negeri asalnya yaituDemak. Pangeran Benawa kemudian menjadi raja Pajang yang ketiga.

Pemerintahan Pangeran Benawa berakhir tahun 1587. Tidak ada putra mahkota yang menggantikannya sehingga Pajang pun dijadikan sebagai negeri bawahan Mataram. Yang menjadi bupati di sana ialah Pangeran Gagak Baning atau adik Sutawijaya.

Sutawijaya sendiri mendirikan Kerajaan Mataram, di mana ia sebagai raja pertama bergelar Panembahan Senopati.

Daftar Raja Pajang

1. Jaka Tingkir  atau Hadiwijaya ( th 1568-1582)2. Arya Pangiri  atau Ngawantipura (1583-1586)3. Pangeran Benawa  atau Prabuwijaya (1586-1587)

Kepustakaan[sunting | sunting sumber]

Andjar Any . 1980. Raden Ngabehi Ronggowarsito, Apa yang Terjadi? Semarang: Aneka Ilmu Andjar Any. 1979. Rahasia Ramalan Jayabaya, Ranggawarsita & Sabdopalon. Semarang: Aneka Ilmu Babad Majapahit dan Para Wali Jilid 3. 1989. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek

Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah Babad Tanah Jawi, Mulai dari Nabi Adam Sampai Tahun 1647. (terj.). 2007. Yogyakarta: Narasi H.J.de Graaf dan T.H. Pigeaud. 2001. Kerajaan-Kerajaan Islam Pertama di Jawa. Terj. Jakarta: Pustaka

Utama Grafiti Hayati dkk. 2000. Peranan Ratu Kalinyamat di jepara pada Abad XVI. Jakarta: Proyek Peningkatan

Kesadaran Sejarah Nasional Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan Nasional

Moedjianto. 1987. Konsep Kekuasaan Jawa: Penerapannya oleh Raja-raja Mataram. Yogyakarta: Kanisius Purwadi. 2007. Sejarah Raja-Raja Jawa. Yogyakarta: Media Ilmu Ricklefs, M. C. , A History of Modern Indonesia since c. 1200, Palgrave MacMillan, New York, 2008 (terbitan

ke-4), ISBN 978-0-230-54686-8 Slamet Muljana . 1979. Nagarakretagama dan Tafsir Sejarahnya. Jakarta: Bhratara

b. Silsilah Sultan Pajang

Al-Imam As-Sayyid Muhammad Shahib Mirbath Al-Imam As-Sayyid Alwi Ammil Faqih Al-Imam As-Sayyid Abdul Malik Azmatkhan As-Sayyid Abdillah Amir Khan As-Sayyid Ahmad Jalaluddin As-Sayyid Muhammad Kebingsuan As-Sayyid Sihabudin/Dipati Pengging As-Sayyid Abdurahman/Jaka Tingkir/Slt. Hadiwijaya Pajang As-Sayyid Abdul Halim/Paneran Benawa Pajang

c. Silsilah raden wirawangsa Sukapura versi Pajang

Silsilah Raden Ngabehi Wirawangsa yang beredar di Tasikmalaya dan di sebahgian keturunannya bisa dilihat seperti bagan-bagan berikut ini

I.1. Versi Pajang bagian 1 : Raden Fatah ( Sultan Demak I ) Sultan Trenggono ( Sultan Demak II ) Joko Tingkir Pangeran Benowo I Pangeran Benowo II Pangeran Kusumah Diningrat ( leluhur Sukapura )

4

Page 5: Telaah Terhadap Nasab Dan Silsilah Dalem Sukapura

I.2. Versi Pajang 2 ( Dua ) :

Bagan II :

Prabu SiliwangiPrabu Raja sangaraNyi Rd Perak Galuh nk Dalem Brajayuda                                        ( Sunan Sukakerta 1521-1535)

Seureupan Himba nk Nyi Rd Agung       Pangeran Kusumah Diningrat( Lembu Jaya 1535-1565 ) 

Seureupan Cibuni Agung Dalem Santowan( 1565-1595 )

Nyi Rd Punyai Agung nk Raden Entol Wihara                            Nyi Mas Agung

                            Raden Wirawangsa

bibi I.3. Versi Pajang 3 ( Tiga ) :

Bagan III

Prabu SiliwangiPrabu Raja sangara

Nyi Rd Perak Galuh nk Dalem Brajayuda ( Sunan Sukakerta 1521-1535)

Seureupan Himba nk Nyi Rd Agung       Pangeran Kusumah Diningrat  ( Lembu Jaya 1535-1565 )

Seureupan Cibuni Agung Dalem Santowan( 1565-1595 )

Nyi Rd Punyai Agung nk Raden Entol Wihara                         Nyi Mas Agung

                                                                                                                                    Prediksi

Raden Wirawangsa                                               Nyi Agung II

Menikah

5

Page 6: Telaah Terhadap Nasab Dan Silsilah Dalem Sukapura

I.4. Versi Pajang 4 ( Empat ) :

Bagan IV

                                                                            Pangeran Kusumah Diningrat

Rd Brajayuda                                                    Seureupan Bibuni Agung

Nyi Ayu Gede nk Rd Entol Wihara              Nyi Ayu Agung  nk Dalem Himba

      Raden Wirawangsa nk Nyi Ayu Agung II ( ?? )

                   Putra-putri

Jadi Silsilah Raden Ngabehi Wirawangsa dalam versi Pajang ada 4 macam buah catatan, secara prinsip memang sama yaitu Raden wirawangsa adalah putra dari Raden Entol Wihara.

a. Analsisa dan bantahan terhadap Versi Pajang

b.1. Polemik dalam penyusunan penulisan nasab

b.1.1. Polemik Versi Pajang Bagan I :1. Bagan ini sangatlah rancu, sebab Jaka Tingkir bukan putra Sulatan Trengono akan tetapi

mantu2. Adanya sosok Pangeran Benawa II yang mana sosok ini tidak dikenal oleh buku sejarah

manapun, mungkin hanya tercatat dalam versi Sukapura versi ini saja3. Dari perhitungan tahun versi ini jelas sangat rancu terutama catatan pernikahan antara

Pangeran Kusumahdiningrat dengan Nyi Mas Ratu Sudarsah

b.2.2. Polemeik versi Pajang Bgaian 2 :1. Dalam versi ini ada dua nama sosok yang bernama “agung”2. Dalam versi ini Nyi Mas Agung adalah “bibi” Raden Wirawangsa, akan tetapi dalam

buku catatan silsilah RUNDAYAN SUKPURA yang disusun oleh Raden Adang Kuswara Komarmuksin, Nyi Mas Agung adalah istri Raden Wirawangsa

Polemik Bagan III : Mungkin “turunan” dari Bagan II karena terjadi “ketidak mungkinan “ sehingga timbulah

sosok tokoh baru yaitu Nyi Mas Agung II karena tidak mungkin keponakan menikah dengan “bibi”

Pangeran Benawa/Sayyid Abdul Halim

         Pangeran Santri               Pangeran Kusumah Diningrat

                                                                             berputra     

          Prabu Geusan Ulun                    Seureupan Cibuni Agung         ( Thn :1578-1601M)

6

Page 7: Telaah Terhadap Nasab Dan Silsilah Dalem Sukapura

 Rangga Gede                               Kiai Gede                          Rd Entol Wihara( Thn 1625-1633M.)

Rangga Gempol II                       Rd Yudanagara                 Rd Wirawangsa(Tahun 1633-1656M) ( 1632-1674 )

Nyi Mas Sudarsah                 Nyi Mas Raja Kawangsan nk Dalem Sawidak

Putra-puti

MENIKAH ( ??? )

Polemik Bagan II :3. Dalam versi ini ada dua nama sosok yang bernama “agung”4. Dalam versi ini Nyi Mas Agung adalah “bibi” Raden Wirawangsa, akan tetapi dalam

buku catatan silsilah RUNDAYAN SUKPURA yang disusun oleh Raden Adang Kuswara Komarmuksin, Nyi Mas Agung adalah istri Raden Wirawangsa

Polemik Bagan III : Mungkin “turunan” dari Bagan II karena terjadi “ketidak mungkinan “ sehingga timbulah

sosok tokoh baru yaitu Nyi Mas Agung II karena tidak mungkin keponakan menikah dengan “bibi”

Polemik Bagan IV :1. Sama dengan Bagan III

a. Polemik dalam kurun tahun

Baik versi Pajang dan Mataram, berdasarkan hitungan tahun dan kurun kedua-duanya sangat rancu, untuk lebih jelasnya perhatikan berikut ini,

Bagan V

         Pangeran Santri               Pangeran Kusumah Diningrat

                                                                             berputra     

          Prabu Geusan Ulun                    Seureupan Cibuni Agung         ( Thn :1578-1601M)

 Rangga Gede                               Kiai Gede                          Rd Entol Wihara( Thn 1625-1633M.)

Rangga Gempol II                       Rd Yudanagara                 Rd Wirawangsa(Tahun 1633-1656M) ( 1632-1674 )

Nyi Mas Sudarsah                 Nyi Mas Raja Kawangsan nk Dalem Sawidak

7

Page 8: Telaah Terhadap Nasab Dan Silsilah Dalem Sukapura

Putra-puti

MENIKAH ( ??? )

Analisa mengenai tahun dan kurun terhadap Versi Pajang :

Dari bagan V diatas, seandainya Raden Wirawangsa mempunyai usia yang cukup panjang yaitu 70 tahun, maka lahir beliau di tahun 1604M, dan merujuk pada tahun wafatnnya Rangga Gempol II, seandainya beliau mempunyai usia panjang sampai 100 tahun, maka lahir beliau ditahun 1556M, dan seandainya Nyi Rd Sudarsah putra sulung dimana tahun pernikahan Rangga Gempol II diusia 20 tahun, dan usia pernikahan nyi Rd Sudarsah di usia 13 tahun, maka Nyi Rd Sudarsah mempunyai seorang putra di tahun : 1556 + 20 + 13 + 1 ( masa mengandung ) = tahun 1590 M.

Jadi selisih usia Nyi Rd Sudarsah dan Rd Wirawangsa adalah : 1604M-1590M = 14 tahun, dengan demikian Nyi Rd Sudarsah pada usia 14 tahun sudah mempunyai seorang cicit ( keturunan generasi ke-4 ) yaitu Raden Ngabehi Wirawangsa ( Bupati Sukapura ke-I ), dan ini sangat mustahil!

2. VERSI MATARAM

1. Versi Mataram bagian I :

Yang membedakan dari versi-versi tersebut adalah menurut versi Pajang Pangeran Kusumadiningrat adalah putra Pangeran Benawa ( Sayyid Abdul Halim ), dan menurut versi Mataram Pangeran Kusumadiningrat adalah putra Sultan Seda Krapyak ( Raja Mataram ke- II tahun 1601-1613M).

Slt. Mataran II ( Slt. Seda Krapyak (1601-1613) Pangeran Kusumah Diningrat ( Th ? ) Seureupan Bibuni Agung ( ? ) Rd Entol Wihara (th ? )            Raden Wirawangsa (1635-1674)

2. Versi Mataram bagian 2 :

Dalam versi Mataram bagian 2 Rd Kusumahdiningrat adalah putra Sunan Jujuluk, dan nama lain dari Seureupan Cibuni Agung adalah Rd Wergadikusumah yang menikah dengan Ratu Aisah putri Slt. Kanoman

Slt. Mataran II ( Slt. Seda Krapyak (1601-1613) Sunan Jujuluk Pangeran Kusumah Diningrat ( Th ? ) Seureupan Bibuni Agung ( Rd Wergadikusumah ) menikah dengan Ratu Aisah Cirebon Rd Entol Wihara (th ? )            Raden Wirawangsa (1635-1674)

3. VERSI PATI UNUS

Pati Unus/Pang. Sabrang Lor( wafat 1521 ) Rd Abdullah Malaka ( Lahir 1519, wafat…?) Rd Usman Suryadiningrat ( diangkat Sultan 1580,Wafat 1643) Rd Wirawangsa Sukapura/Tumenggung Wiradadaha I ( Menjadi Umbul Sukakerta

1520, menjadi Bupati Sukapura 1635, wafat 1674)

4. VERSI CAMPURAN ( Mataram dan Pati Unus )

1. Rd Abdul Qodir BinYunus / Pati Unus(P Sabrang Lor)2. Pangeran Yunus III(Rd Abdulah Bin Pati Unus/Pangeran Arya Jepara)3. Rd Suryadiwangsa I (Rd Suryaningrat)4. Bupati Sumedang I:Rd Aria Suryadiwangsa II/Rangga Gempol I/ Kusumahdinata III5. RA Sudarsah istri Pangeran Kusumadiningrat(Tuan Dago Jawa)

8

Page 9: Telaah Terhadap Nasab Dan Silsilah Dalem Sukapura

6. Raden WirahaBupati Sukapura I:Rd Ngabehi Wirawangsa / Rd Tumenggung Wiradadaha I

7. Bupaati Sukapura II :Dalem Tambela8. Bupati Sukapura III:Rd Anggadipa/Rd Tumenggung Wiradadaha III (Dalem Sawidak)9. Bupati Sukapura IV:Dalem Abdul10. Bupati Sukapura V:Rd Secapati / Rd Tumenggung Wiradadaha V(Dalem Srilangka)11. Bupati Sukapura VI:Rd Djaya Anggadiredja / Rd Tumenggung Wiradadaha VI (DalemCiwarak)12. Bupati Sukapura VII:Rd Djayamanggala II / Rd Tumenggung Wiradadaha VII (Dalem Pasir Tando)13. Bupati Sukapura IX:Rd Tumenggung Tanuwangsa(Dalem Danuningrat)14. Bupati Sukapura XI:Rd Tumenggung Wiraadegdana (Dalem Bogor)15. Bupati Sukapura XIII:Rd Tumenggung Prawirahadiningrat/DalemDaria16. Bupati Sukapura XIV/ Bupati Tasikmalaya XIV :Rd Tumenggung Wiratanuningrat (Aom Sholeh)17. Bupati Tasikmalaya XV18. Bupati Tasikmalaya XVI19. Bupati Tasikmalaya XVII

B. ANALISA

I. ANALISA VERSI PAJANG DAN MATARAM

Yang membedakan dari versi-versi tersebut adalah menurut versi Pajang Pangeran Kusumadiningrat adalah putra Pangeran Benawa ( Sayyid Abdul Halim ), dan menurut versi Mataram Pangeran Kusumadiningrat adalah putra Sultan Seda Krapyak ( Raja Mataram ke- II tahun 1601-1613M).

b. Polemik dalam penyusunan penulisan nasab

Polemik Bagan I :4. Bagan ini sangatlah rancu, sebab Jaka Tingkir bukan putra Sulatan Trengono akan tetapi

mantu5. Adanya sosok Pangeran Benawa II yang mana sosok ini tidak dikenal oleh buku sejarah

manapun, mungkin hanya tercatat dalam versi Sukapura versi ini saja6. Dari perhitungan tahun versi ini jelas sangat rancu

Polemik Bagan II :5. Dalam versi ini ada dua nama sosok yang bernama “agung”6. Dalam versi ini Nyi Mas Agung adalah “bibi” Raden Wirawangsa, akan tetapi dalam

buku catatan silsilah RUNDAYAN SUKPURA yang disusun oleh Raden Adang Kuswara Komarmuksin, Nyi Mas Agung adalah istri Raden Wirawangsa

Polemik Bagan III : Mungkin “turunan” dari Bagan II karena terjadi “ketidak mungkinan “ sehingga timbulah

sosok tokoh baru yaitu Nyi Mas Agung II karena tidak mungkin keponakan menikah dengan “bibi”

Polemik Bagan IV :2. Sama dengan Bagan III

c. Polemik dalam kurun tahun

Baik versi Pajang dan Mataram, berdasarkan hitungan tahun dan kurun kedua-duanya sangat rancu, untuk lebih jelasnya perhatikan berikut ini,

9

Page 10: Telaah Terhadap Nasab Dan Silsilah Dalem Sukapura

Bagan V

         Pangeran Santri               Pangeran Kusumah Diningrat

                                                                             berputra     

          Prabu Geusan Ulun                    Seureupan Cibuni Agung         ( Thn :1578-1601M)

 Rangga Gede                               Kiai Gede                          Rd Entol Wihara( Thn 1625-1633M.)

Rangga Gempol II                       Rd Yudanagara                 Rd Wirawangsa(Tahun 1633-1656M) ( 1632-1674 )

Nyi Mas Sudarsah                 Nyi Mas Raja Kawangsan nk Dalem Sawidak

Putra-puti

MENIKAH ( ??? )

Analisa mengenai tahun dan kurun terhadap Versi Pajang :

Dari bagan V diatas, seandainya Raden Wirawangsa mempunyai usia yang cukup panjang yaitu 70 tahun, maka lahir beliau di tahun 1604M, dan merujuk pada tahun wafatnnya Rangga Gempol II, seandainya beliau mempunyai usia panjang sampai 100 tahun, maka lahir beliau ditahun 1556M, dan seandainya Nyi Rd Sudarsah putra sulung dimana tahun pernikahan Rangga Gempol II diusia 20 tahun, dan usia pernikahan nyi Rd Sudarsah di usia 13 tahun, maka Nyi Rd Sudarsah mempunyai seorang putra di tahun : 1556 + 20 + 13 + 1 ( masa mengandung ) = tahun 1590 M.

Jadi selisih usia Nyi Rd Sudarsah dan Rd Wirawangsa adalah : 1604M-1590M = 14 tahun, dengan demikian Nyi Rd Sudarsah pada usia 14 tahun sudah mempunyai seorang cicit ( keturunan generasi ke-4 ) yaitu Raden Ngabehi Wirawangsa ( Bupati Sukapura ke-I ), dan ini sangat mustahil!

Analisa terhadap versi Mataram

Kutipan :

Pada tahun 1578 Ki Ageng Pamanahan diberi tanah di Plered oleh Jaka Tingkir karena jasa-jasa terhadap Pajang. Wilayah inilah yang kelak dijadikan ibukota Mataram oleh anak Ki Ageng yang bernama Panembahan Senopati (Senapati).

Setelah Hadiwijaya wafat, segera Senopati menguasai Pajang pada tahun 1582. Pada tahun itu juga ia mengumumkan berdirinya kerajaan baru di Jawa Tengah, Mataram. Senopati adalah anak angkat sekaligus menantu Hadiwijaya. Bersama pamannya, Ki Juru Mertani, Senopati menaklukkan Demak, Kadiri, Madiun, Kedu, Bagelen, Surabaya, dan Pasuruan.

Setelah menaklukkan Kediri, Panembahan Senopati wafat pada tahun 1601. Tahta lalu beralih ke puteranya, Mas Jolang. Setelah menjadi raja, ia bergelar Sultan Hanyokrowati. Ia meneruskan perjuangan ayahnya, namun tidak lama. Sewaktu  pulang dari pertempuran, pada tahun 1613 Mas Jolang wafat di Desa Krapyak, Jawa Timur. Itulah sebabnya Mas Jolang dikenal sebagaiPanembahan Seda ing Krapyak.

10

Page 11: Telaah Terhadap Nasab Dan Silsilah Dalem Sukapura

Mas Jolang digantikan oleh Raden Rangsang, puteranya, yang bergelar Sultan Agung Hanyokrokusumo. Pada masa Sultan Agung, Mataram berhasil menaklukkan Surabaya danBlambangan hingga kekuasaan Mataram meliputi sebagian Jawa Barat (kecuali Banten dan Batavia), seluruh Jawa Tengah dan Jawa Timur. Di samping Jawa, Mataram pun menguasai Madura, Sukadana di Kalimantan Barat, serta Palembang. Bagan VI

                                                  Prabu  Sedo Krapyak                                                  (Tahun 1601- 1613M )

        Sultan Agung                                                                    Pangeran Kusumadiningrat  (Wafat tahun 1613- 1645)                                                                   ( tahun : ? )

            Amangkurat I                                                                Seureupan Cibuni Agung           ( 1646-1677)                                                                                      ( Tahun : ? )

                                                                                                              Raden Entol Wihara                                                                                                                     ( tahun : ? )

                                                                                                         Raden Wirawangsa                                                                                                    ( Wafat tahun 1674 M )

Prabu Hanyakrawati diduga dilahirkan tahun 1560 M dan wafat tahun 1613M, dengan demikian perbedaan usia beliau dengan generasi ke-5 nya yaitu Raden Wirawangsa cuma 44 tahun, jadi per sepuluh tahun sudan mempunyai keturunan! Inipun sesuatu yang tidak mungki!

d. Tokoh lain dalam silsilah Raden Ngabehi Wirawangsa dalem versi Pajang dan Mataram

1. Sereupan Cibuni Agung

Sumber 1 ( Satu ) : “Toponimi Tasikmalaya” dan Sejarah Kota Tasikmalaya

Kutipan :Cikal bakal Kabupaten Tasikmalaya berasal dari Umbul Surakerta dengan ibukotanya Dayeuh Tengah. Daerah ini sekarang menjadi nama sebuah desa yang termasuk ke dalam Kecamatan Salopa, kira-kira 5 km sebelah Timur Kecamatan Sukaraja. Pada waktu itu, penguasa Negara Surakerta itu bernama Sareupeun Cibuniagung. Ia memiliki seorang puteri tunggal yang bernama Nyai Punyai Agung (Agung).

Nyai Punyai Agung menikah dengan Entol Wiraha yang menggantikannya menjadi penguasa Surakerta. Dari perkawinan tersebut lahirlah Wirawangsa, yang berkuasa di Surakerta menggantikan ayahnya. 56Sewaktu Wirawangsa berkuasa, statusnya menjadi umbul. umbul Surakerta berada di wilayah Priangan yang dipegang oleh Dipati Ukur Wangsanata. Ketika Dipati Ukur diperintah Sultan Agung untuk menyerang Batavia bersama-sama tentara Mataram di bawah pimpinan Tumenggung Bahurekso, Dipati Ukur membawa sembilan umbul, di antaranya, Umbul Surakerta, Wirawangsa. Tetapi Dipati Ukur gagal dalam penyerangan itu. Ia bersama sebagian tentaranya mengundurkan diri ke Gunung Pongporang yang terletak di Bandung Utara dekat Gunung Bukitunggul.

Sumber :http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA_DAERAH/196302101987031-YAYAT_SUDARYAT/TOPON...dan(http://anugrahnoerhadi.wordpress.com)***

By : GERBANG SUKAPURA

11

Page 12: Telaah Terhadap Nasab Dan Silsilah Dalem Sukapura

Catatan :Dari kutipan diatas Raden Entol Wihara adalah mantu dari Seureupan Cibuni Agung, dan juga tidak dicatat mengenai siapa ayah dari Raden Entol wihara? Dari uraian diatas belum ada kejelasan dari silsilah dari jalur laki-laki Rd Wirawangsa, maka berdasarkan catatan ini silsilah dari ja;ur laki-laki dari Raden Ngabehi Wirawangsa adalah buntu!

Sumber 2 ( Dua ) :

Catatan Silsilah Sumedang dan Galuh, Kiai Rd Unang Abdul Karim

Kami mendapatkan copyan silsilah lengkap mengenai kerajaan Sunda dari keluarga Kiai Rd Unang Abdul Karim bin KH Rd Thoha Badrudin ( pesantren AL-Badar Cikancung Bandung ) , dan dari penelaahan kami ternyata copyan catatan silsilah tersebut sangat rinci dan tidak bersebrangan dengan silsilah lainnya, bahkan menurut kami bisa dipercaya ( Copyan lengKap terlampir di lembaran lampiran ), dan menyinggung mengenai Sukapura tercatat sebagaimana berikut :

Bagan VII :

Pangeran Kusumah Diningrat

Seureupan Cibuni Agung

( Ibu dari leluhur Sukapura )

Raden Entol Wihara Nyi Mas Agung

Catatan :

Tidak ada keterangan Ratu Seureupan Cibuni Agung menikan dengan siapa?

Berarti nasab dari jalur laki-laki Eyang Ngabehi Wirawangsa berdasarkan bagan VII

diatas tetap buntu!

2. Nyi Mas Ayu Sudarsah ( istri Pangeran Kusumadiningrat )

Belum diketahui dengan pasti, siapa sebenarnya sosok Nyi Rd Ayu Sudarsah ini? Hal ini disebabkan , disamping dari hitungan kurun dan tahun yang tidak bisa diterima secara logika, Nyi Mas Ayu Sudarsah pun tidak tercatat dalam silsilah keluaga kadaleman Sumedang, tercatat dalam Silsilah Pangeran Santri Nyi Mas Ayu Sudarsah diduga yang mempunyai nama lain yaitu Nyi Mas Ayoemar itupun mengudang pertanyaan karena Nyi Mas Ayoemar putri dari Rangga Gempol II( 1633-1656 M ), sedangkan Raden Ngabehi Wirwangsa menjadi Bupati Sukapura 1635M, wafat tahun 1674M. Hal inilah yang mengundang keraguan mengenai sosok Nyi Ayu Sudarsah, sebenarnya beliau ini siapa?? Tentang keberadaanya kami tidak menolak, akan tetapi mengenai bahwa beliau adalah putra dari Rangga Gempol, baik Rangga Gempol I maupun II jelas tertolak! Apalagi jika kita melihat dari catatan silsilah keluarga Sumedang beikut ini :

Prabu Geusan Ulun / Koesoemah Dinata II memerintah 22 TahunMakam : Dayeuh Luhur - Sumedang

Pangeran Rangga Gempol I / KOESOEMAH DINATA III ( 1601-1625 ),memerintah 29 TahunMakam ; Lempuyang Wangi - Bembem - Yogyakarta

mempunyai 5 orang anak yaitu :

1 Rd. Kartadjiwa .2.Rd. Mangoenrana .3.Rd. Tampangkil .4 NR. Soemalintang .5 NR. Noestawijah . 

12

Page 13: Telaah Terhadap Nasab Dan Silsilah Dalem Sukapura

Pangeran Rangga Gede / KOESOEMADINATA IV ( 1625-1633 ) memerintah 8 TahunMakam : Panday - Regol Wetan - Sumedang

mempunyai 29 orang anak yaitu : 

1 Dlm. Aria Bandajoeda . 2 Dlm. Djajoeda . 3 Dlm. Wargaita . 4 Dlm. Wangsasoebaja . 5 Raden Bagus Weruh/Dalem. Rangga Gempol. II. 6 Dlm. Loerah .7 Rd. Singamanggala . 8 Ki Wangsaparamadja .9 Ki Wiratama .10 Ki Wangsaparadja .11 Ki Djasinga .12 Ki Wangsasabadra . 13 Kiyahi Anggatanoe . 14 Ki Martabaja .15 NM. Anggadasta . 16 NM. Nataparana .17 NM. Arjapawenang . 18 NM. Martarana 19 NM. Djagasatroe .20 NM. Wargakarti .21 NM. Bajoen . 22 NM. Wangsapatra .23 NM. Warga Komara .24 NM. Joedantaka .25 NM. Toean Soekadana . 26 NM. Oetama . 27 NM. Kawangsa . 28 NM. Wirakarti .29 NR. Nalawangsa . 

Raden Bagus Weruh / Dalem. Rangga Gempol II / Koesoemah Dinata V memerintah 23 Tahun ( 1633-1656 )

Makam : Gunung Puyuh - Sumedang

Dikaruniai 29 Putra putri : 1 Rd. Wirakara . 2 Pangeran Panembahan/Rangga Gempol III3 Rd. Bagoes . 4 Rd. Wanggamanggala . 5 Rd. Tanoesoeta . 6 Rd. Martajoeda . 7 Rd. Soetaningdita . 8 Kiai Moegopar .9 Kiai Kiras . 10 Kiai Soetaredja . 11 Rd. Tanoeraga . 12 Rd. Martaparana . 13 Rd. Ardoewangsa . 14 Rd. Tanoeredja .15 Rd. Wangsasoeta . 16 Rd. Dipa .17 Rd. Patradipa .18 Rd. Soetabadra .19 Rd. Koesoemaardja .20 Rd. Mekas .21 Rd. Ngb. Sedakerti .22 Rd. Ngabeni .23 Rd. Santaparadja .24 Rd. Pani .25 NM. Djapar .

13

Page 14: Telaah Terhadap Nasab Dan Silsilah Dalem Sukapura

26 NM. Arja Pawenang .27 NM. Kanten .28 NM. Ajoemajar . 29 NM. Ajoe .

Dengan jelas berdasarkan catatan diatas nama Nyi Ayu Sudarsah tidak tercatat baik sebagai putri Rangga Gempol I maupun Rangga Gempol II.

3. Raden Entol Wihara

Menurut KH Mohammad Arifin bin KH Syamsudin ( Mama Maniis Salofa ). Mama Maniis pernah menyatakan hal seperti berikut : Eyang Entol Wihara bukan ayah dari Raden Ngabehi Wirawangsa/Tumenggung Wiradadaha I Sukapura, akan tetapi besan dari Eyang Dalem Wirawangsa, ataupun mungkin juga mertua yang jelas bukan ayah beliau akan tetapi dari atasnya memang seketurunan dan kebetulan makon Eyang Raden Entol Wihara letaknya tidak jauh dari rumah beliau.

e. “Dukungan Silsilah”

Yang dimaksud dengan dukungan silsilah adalah, seandainya Raden Wirawangsa keturunan Matram ataupun Pajang, maka leluhur beliau dalam hal ini Pangeran Kusumadiningratharus tercatat juga dalam silsilah keluarga tersebut, dan tidak bertepuk sebelah tangan yang hanya dicatat di dalam catatan versi ini saja! Atau paling tidak, adanya catatan resmi yang dikeluarkan oleh salah satu ahli nasab yang berasal dari kedua keluarga bersangkutan ( Pajang dan Mataram ) yang mencatat dan disertai bukti sejarah tertulis mengenai kedudukan Pangeran Kusumadiningrat tersebut.

Untuk membuktikan apakah benar Pangeran Kusumadiningrat adalah salah satu putra Kesultanan Mataram ataupun Pajang, lebih jelasnya maka kami kutip silsilah keluaga Pajang dan Mataram berikutt ini :

Sumber :

Kutipan dari Silsilah resmi yang dikeluarkan oleh Keluarga Kesultanan Mataram

ASALSILAHPUN PARA NATA

ATUR PAMBUKA

( bhs Jawa )Punika Serat Asalipun para penjenengan Nata. Ugi Putra Wayahdhalem sedaya.Kawiwitan saking Hingkang Sinuhun Prabu Brawijaya V, Hingkang Pamungkas.Mugi handadosna kahuningan sarta wonten klinta-klintu kulo KUSDINAH BROTODININGRAT nyuwun samodra pangaksami.Pangripto(penulis)

Mas Karebet pada waktu masih balita telah ditinggal wafat ayah, dan tak lama kemudian ibunya wafat. Sepeninggalan orang tuanya diasuh oleh Kiyai Ageng Tingkir, beliau adalah seperguruan dengan ayah Mas Karebet. Oleh karenya tempat tinggal berpindah dari Pengging ke Tingkir (letaknya dekat kota Slatiga), dan kebetulan Kiayi Ageng Tingkir tidak mempunyai keturunan.Dalam riwayat Mas Karebet setelah dewasa mengabi ke Demak menjadi prajurit Tamtama, karena berparas tampan dan cerdik diambil menantu oleh Sang Prabu, dinikahkan dengan Ratu Mas Cepaka.

Menurunkan 7(tujuh) putera puteri, adalah: 1. Ratu Mas Pambayun, di Ngarisbaya; 2. Ratu Mas Kumelut, di Tuban; 3. Ratu Mas Adipati, di Surabaya; 4. Ratu Mas Banten, dinikahi Adipati Mondoroko, sebagai Patih dari Sinuhun Panembahan Senopati. 5. Ratu Mas Japara; 6. Adipati Benawa, nama gelar Sultan Hawijaya, di Pajang, dan 7. Pangeran Sindusena.

14

Page 15: Telaah Terhadap Nasab Dan Silsilah Dalem Sukapura

Tahun 1458 Sultan Hadiwajaya, dinobatkan raja di Pajang, dan berkuasa selama 32(tiga puluh dua) tahun.Sultan Ngawantipura, dinobatkan sebagai raja dan berkuasa selama 3(tiga) tahun.Adipati Benawa Sultan Hawijaya, dinobatkan sebagai raja dan berkuasan selama 1(satu) tahun.

Setelah wafat Kanjeng Sultan Hadiwijaya dan puteranya Adipati Benawa, dimakamkan di pasareyan Butuh, terletak di wilayah Kabupaten Sragen.

Kanjeng Adipati Benawa menurunkan 3(tiga) putera puteriyaitu  :1. Pangeran Mas, menjabat sebagai Adipati Pajang2. Pangeran Kaputrah, di Pajang3. Kanjeng Ratu Mas Hadi

sebagai prameswari Hingkang Sinuhun Prabu Hadi Hanyakrawati, di Mataram, menurunkan putra Hingkang Sinuhun Kanjeng Sultan Agung Prabu Hanyakrakusuma di Mataram.

Ratu Mas Banten ,  menikah dengan Adipati Mondoroko Ki Jurumartani, menjabat Patih Paduka Sinuhun Panembahan Senapati ing Ngalaga, di Mataram, menurunkan putera puteri :

1. Adipati Jagabaya Banten, menurunkan putra :    a. Adipati Senabaya Banten, menurunkan putra :    b. Kanjeng Panembahan Bagus Banten, mwnurunkan putra :    c. Raden Ayu Tirtokusumo ing Pancuran, menurunkan putra :    d. Raden Ajeng Temu, menikah dengan Adipati Sindurejo, menjabat Patih dari Hingkang Sinuhun        Paku Buwana III di Surakarta, menurunkan putra :    e. Kanjeng Bandara Raden Ayu Adipati Mangkunegoro II di Surakarta, menurunkan putra :    f. Raden Ayu Notokusumo (Raden Ajeng Sayati) menurunkan putra :    g. Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Mangkunegoro III.

Ini adalah Trah Keturunan dari Adipati Mondoroko Ki Jurumartani.Adipati Mondoroko menurunkan putra :Pangeran Hupasanta hing Batang, menikah dengan putri Adipati Benawa hing Pajang, menurunkan putra :

1. Kanjeng Ratu Batang, sebagai Prameswari Paduka Sinuhun Kanjeng Sultan Agung Prabu     Hanyokrokusumo, di Mataram.2. Panembahan Mas, menjabat Adipati di Pajang putra dari Adipati Benawa, peputra Panembahan    Radin, Panembahan Ramawijaya, dan Raden Ayu Purbaya III.3. Kanjeng Ratu Kulon, sebagai prameswari dari Paduka Sinuhun Prabu Hamangkurat Agung ing    Mataram.4. Pangeran Pujamenggala.5. Pangeran Adipati Wiramenggala.Ini adalah putra dari Pangeran Mas Adipati hing Pajang.

HINGKANG SINUHUN PANEMBAHAN SENAPATI ING NGALAGA

Dinobatkan sebagai Raja Mataram pada tahun 1586.Belia wafat  pada tahun 1601.Pernikahan 1(pertam) dengan putri dari Kiyai. Ageng Pati (Panjawi).Pernikahan 2(kedua) dengan putra dari Adipati Mas hing Madiun.Putra putri beliau adalah :

  1. Gusti Kanjeng Ratu Pambayun Garwa Kiayi Ageng Mangir. Setelah berstatus janda menikah      dengan Kiyai Ageng Karanglo.  2. Pangeran Ronggo, Raden Ronggo diriwayatkan bertarung dengan Uling Laut Selatan. Bibi dari      Kalinyamat.  3. Pangeran Puger, menjabat sebagai Adipati di Demak.  4. Pangeran Teposono.

15

Page 16: Telaah Terhadap Nasab Dan Silsilah Dalem Sukapura

  5. Pangeran Purbaya, diberikan sebutan Purbaya terbang. Bibi dari Giring.  6. Pangeran Rio Manggala.  7. Adipati Jayaraga di Ponorogo.  8. Hingkang Sinuhun Hadi Prabu Hanyakrawati.  9. Gusti Raden Ayu Demang tanpa Nangkail.10. Gusti Raden Ayu Wiramantri,  di Ponorogo.11. Pangeran Pringgalaya.12. Panembahan Juminah, putra dari isteri No.2.13. Adipati Martalaya, di Madiun.14. Pangeran Tanpa Nangkil

Paduka Sinuhun Panembahan Senapati, raja Mataram wafat dimakamkan di Astana Kota Gede, demikan juga Pangeran Ronggo.

ASALSILSILAH PADUKA SINUHUN PRABU HADI HANYAKRAWATIdi Mataram. Menurut Pancer dari garis Ibu

Dinobatkan menjadi Raja tahun 1601, dan wafat pada tahun 1613 .Silsliah :a. Sunan Maulana Mahribi, menurunkan putera :b. Kiyai Ageng Ngerang I, menurunkan putera :c. Kiyai Ageng Ngerang II, menurunkan putera :d. Kiyai Ageng Ngerang III, menikah dengan Ratu Panengah, putra dari Sunan Kalijaga, menurunkan    putera :e. Kiyai Ageng Penjawi (Pati), menurunkan putera :f. Kanjeng Ratu Mas, menikah dengan Paduka Sinuhun Penembahan Senapati Ing Ngalaga, menurunkan putera :g. Paduka Sinuhun Prabu HANYAKRAWATI di Mataram.Wafat dimakamkan di Astana Kota Gede, disebelah bawah makam ayahnda. Paduka Sinuhun Prabu Hadi Hanyakrawati, menikah yang pertama   dengan Gusti Kanjeng Ratu MASHADI putri dari Adipati Benawa di Pajang. Menikah yangkedua dengan Ratu Lungayu di Ponorogo. Menurunkan putra putri sebanyak 12(duabelas) yaitu :  1. Paduka Sinuhun Sultan Agung Prabu Hanyakrakusuma.  2. Pangeran Hario Mangkubumi.  3. Pangeran Bumidirja.  4. Pangeran Martapura.  5. Ratu Mas Sekar, garwa Pangeran Pekik Surabaya.  6. Ratu Mas Sekar, garwa Pangeran Ronggo hing Pati.  7. Pangeran Buminata.  8. Panger.an Notopuro.  9. Pangeran Pamenang.10. Pangeran Sularong.11. Gusti Kanjeng Ratu  Wirakusuma hing Jipang.12. Pangeran Pringgoloyo.

Paduka Sinuhun Prabu Hadi Hanyakrawati, mendapat gelar nama yaitu: Sinuhun sedho Krapyak.berkenaan dengan peristiwa saat Paduka Sinuhun wafat pada saat berburu di hutan Krapyak.

f. Komentar di media elektronik ( Internet ) :

Patrick Bintang data di sukapura ini sungguh tidak valid, mana mungkin pangeran rangga gempol I disebut sbg kakek buyut dari Wirawangsa, sementara beliau berdua secara jaman tdk jauh berbeda, jelaskan pula darimana darah mataram cirebon dan banten dr pr bupati sukapura? dr nama anak cucu keturunan pr bupati sukapura byk menggunakan nama khusus pr bangsawan mataram, cirebon dan banten, R. Entol Wiraha itu BUKAN ayah drpd R Wirawangsa, beliau adalah bupati yg menjabat sblm periode R Wirawangsa, dan data lebih valid dan menuju kebenaran adalah Wirawangsa putra P. Suryadiwangsa yg juga ayah biologis dari P Rangga Gempol I / Aria Suryadiwangsa dimana ibunya adalah adik kandung dr Prabu Geusan Ulun, sementara utk R Wirawangsa beliau adalah putra P. Suryadiwangsa dr ibu beliau yg merupakan putri dr Panembahan Senopati dr kesultanan mataram trah Sunan Giri, silsilah dr

16

Page 17: Telaah Terhadap Nasab Dan Silsilah Dalem Sukapura

Sukapura ke Entol Wiraha ini bersumber dr buku " pangeling ngeling 300 taun ngadugna kabupaten sukapura" yg bersumber dr prasasti yg ditemukan para ilmuwan pd awal tahun 1900an, Wirawangsa secara garis patrilineal adalah keturunan Arab tulen.

g. Kesimpulan

Versi Pajang dan Mataram mempunyai banyak kelemahan :

1. Nama-nama tokoh hanya tercatat dilingkungan keluarga Sukapura saja, misalkan : Pangeran Kusumadiningrat Seureupan Cibuni Agung

2. Dari hitungan kurun dan tahun baik secara keilmuan sejarah ataupun ilmu nasab tertolak

3. Tidak ada dukungan dari silsilah asal ( tidak tercatat di silsilah keluarga Mataram dan Pajang )

Dari poin a,b sampai d maka seharusnya sudah tidak ada lagi yang harus diperdebatkan karena dengan jelas bisa diketahui bahwa LELUHUR SUKAPURA yang disebut kedua versi tadi ( Pajang dan Mataram ) yaitu Pangeran KUSUMAH DININGRAT TIDAK TERCATAT baik di Keluarga Kesultanan Pajang ataupun Mataram, padahal menurut kedua versi tadi Pangeran Kusumah Diningrat adalah PUTRA MAHKOTA, hal yang sangat mustahil bagi seorang putra mahkota sampai tidak tercatat dalam daftar silsilah keluarga kedua versi tadi ( Pajang dan Mataram).

Dan berdasarkan kaidah ilmu nasab maka versi Pajang dan Mataram termasuk ketiga katagori di bawah ini :

1. Nasab Mudhtharib: Nasab yang diriwayatkan dari seorang rawi atau lebih dalam berbagai versi riwayat yang berbeda-beda, yang tidak dapat ditarjihkan dan tidak mungkin dipertemukan antara satu dengan lainnya. Mudhtharib: (guncang).

2. Nasab Dha’if: Nasab yang tidak memenuhi syarat nasab maqbul (yang diterima dan dapat dijadikan hujjah kenasaban, yang berupa data-data yang valid), dengan hilangnya salah satu syarat-syaratnya.

II. ANALISA VERSI PATI UNUS

b. Susunan penulisan Nasab :

Pati Unus/Pang. Sabrang Lor ( wafat 1521 )

Rd Abdullah Malaka ( Lahir 1519, wafat…?)

17

Page 18: Telaah Terhadap Nasab Dan Silsilah Dalem Sukapura

Rd Usman Suryadiningrat ( diangkat Sultan 1580,Wafat 1643)

Rd Wirawangsa Sukapura/Tumenggung Wiradadaha I ( Menjadi Umbul Sukakerta 1520, menjadi Bupati Sukapura 1635, wafat 1674)

Secara logika Versi Pati Unus lebih bisa diterima dibanding dengan versi-versi lain, dan versi Mataram dan Pajang.

c. Sumber : Mutawatir /akan dibahas kemudian

d. Dukungan silsilah

Nasab dan Silsilah Wali Songo Nasab dan Silsilah Raden Fatah Demak Nasab dan silsilah Kesultanan Banten Nasab dan silsilah Cirebon Sejarah Kota-kota lama jawa Barat

e. Kesimpulan

Berdasarkan sumber/perawi nasab dan dukungan silsilah maka versi Pati Unus adalah versi yang derajatnya mutawatir , DAN URAIAN MENGENAI VERSI PATI UNUS AKAN DI BAHAS DALAM BAB-BAB SELANJUTNYA DALAM BUKU INI.

III. ANALISA VERSI CAMPURAN ( MATARAM DAN PATI UNUS )

a. Analisa susunan pencatatan nasab

Versi ini kami dapat disalah satu media elektronik, dengan situs :

SADJARAH SOEKAPOERA, PARAKANMOENTJANG sareng GADJAHkendyferdian.wordpress.com/.../sajarah-sarsilah-soekapoera-tasikmalaya/2 Des 2012 - SADJARAH SOEKAPOERA, PARAKANMOENTJANG sareng GADJAH ... ka wargi roendajan ti para loeloehoer Kangdjeng Boepati Soekapoera

kendyferdian.wordpress.com/.../sajarah-sarsilah-soekapoera-tasikmalaya/2 Des 2012 - SADJARAH SOEKAPOERA, PARAKANMOENTJANG sareng GADJAH Bubuka ... ka wargi roendajan ti para loeloehoer Kangdjeng Boepati Soekapoera

mungkin dimaksudkan untuk mencari jalan tengah dari versi-versi yang ada, akan tetapi justru dengan adanya penulisan yang seperti ini akan menambah rumitnya masalah nasab Raden Wirawangsa Sukapura.

b. Analisa Nama-nama tokoh

1. Raden Suryadiwangsa I no urut 4 (empat ) dalam susunan versi campuran.

Nama tokoh ini disebutkan sebagai ayah dari Nyi Mas Sudarsah.

2. Nyi Rd Sudarsah

Sudah dijelaskan dalam analisa versi Pajang dan Mataram

18

Page 19: Telaah Terhadap Nasab Dan Silsilah Dalem Sukapura

3. Tokoh-tokoh yang hilang ( pengurangan )

Dalam versi Pajang dan Mataram jelas adanya tokoh yang bernama Seureupan Cibuni Agung, akan tetapi tanpa adanya alasan dalam versi ini dihilangkan begitu saja! Begitu pun susunan kebawahnya, seharusnya sebelum Bupati ke IX Dalem Danuningrat yang menjabat Bupati adalah Raden Demang Anggadipa/Tumenggung Wiradadaha VIII, tapi terbyata tidak dicatat!!

c. Kesimpulan

Berdasarkan kaidah ilmu nasab, maka versi campuran termasuk :

1. Nasab Dha’if: Nasab yang tidak memenuhi syarat nasab maqbul (yang diterima dan dapat dijadikan hujjah kenasaban, yang berupa data-data yang valid), dengan hilangnya salah satu syarat-syaratnya.

2. Nasab Gharib: Nasab yang diriwayatkan sendirian oleh seorang rawi dalam salah satu periode rangkaian sanadnya. Nasab yang asing nama-namanya.

3. Nasab Mudraj: Nasab yang di dalamnya terdapat tambahan atau pengurangan

4. Nasab Munkar: Nasab yang bertentangan dari Kitab-kitab nasab yang mu'tabarah. dan nasab ini khayalan!!

Bantahan terhadap versi campuran :Diposkan oleh :

Para Bupati jalur Sukapura (Tasikmalaya) adalah keturunan ...keluargabesarchigondewah.webs.com/.../Para%20Bupati%20jalur%20Su...Dari nama Wirawangsa menunjukkan beliau keturunan Banten dan Pakuan seperti banyak tercantum di dalam nasab silsilah Kesultanan Banten. Hal ini sangat ..

HUBUNGAN RADEN ARYA SURYADIWANGSA ( RANGGA GEMPOL I ) DENGAN RADEN NGABEHI WIRAWANGSA/TUMENGGUNG WIRADADAHA I

SUKAPURA

Para Bupati jalur Sukapura (Tasikmalaya) adalah keturunan Raden Ngabehi Wirawangsa, bergelar Raden Tumenggung Wiradadaha I dipanggil Dalem Pasir Beganjing, selaku Bupati pertama dinasti Wiradadaha. Menurut sebagian sejarah Sunda Raden Wirawangsa adalah anak Raden Wiraha (Buku Pangeling-ngeling 300 tahun Ngadegna Kabupaten Sukapura), tetapi penelitian terakhir menunjukkan besar kemungkinan Raden Wiraha adalah mertua beliau. Dari nama Wirawangsa menunjukkan beliau keturunan Banten dan Pakuan seperti banyak tercantum di dalam nasab silsilah Kesultanan Banten.Hal ini sangat sejalan dengan riwayat turun temurun diantara para sesepuh Tasikmalaya yang mana kakek-kakek mereka (para Bangsawan Sukapura) selalu menyebutkan bahwa Dinasti Wiradadaha adalah keturunan Ulama Parsi melalui Keraton Banten-Cirebon dan Demak.

Raden Suryadiwangsa I putra Pangeran Yunus III (Raden Abdullah bin Pati Unus) di Banten memang ditugaskan untuk membantu peng-islam-an di daerah pedalaman Galuh sampai Sukapura (Tasikmalaya). Raden Suryadiwangsa I setelah menikah dengan adik Prabu Geusan Ulun (Sumedang Larang) mempunyai anak Raden Suryadiwangsa II yang kemudian dikenal sebagai Rangga Gempol I, cikal bakal Dinasti Kusumahdinata yang dikenal kemudian hari. Karena itu sejarah Sunda hanya mengatakan bahwa Raden Suryadiwangsa II (Rangga Gempol I) adalah anak angkat Prabu Geusan Ulun tanpa menyebut siapa ayah kandungnya untuk menjaga wibawa Kerajaan Sumedang Larang karena Raja mereka keturunan orang luar Sumedang.

Analisis sejarah Nusantara berabad-abad menunjukkan anak angkat yang tak ada hubungan darah sangat kecil kemungkinan bila menggantikan ayah angkatnya yang Raja (Sultan) kecuali yang diangkat sebagai menantu. Sehingga analisis yang lebih kuat adalah Rangga Gempol I berhubungan darah dengan Prabu Geusan Ulun dari adik perempuan beliau yang menikah dengan seorang Pangeran Banten. Dengan kata lain Rangga Gempol I adalah keponakan Prabu Geusan Ulun dari

19

Page 20: Telaah Terhadap Nasab Dan Silsilah Dalem Sukapura

pihak Ibunda. Hal ini memperkuat alasan Raden Suryadiwangsa II (Rangga Gempol I) setelah menggantikan ayah angkatnya (Prabu Geusan Ulun) di tahun 1608 pada akhirnya di tahun 1620 memilih bergabung dengan Mataram karena ayah kandung beliau yaitu Adipati Galuh Islam Raden Suryadiwangsa I putra Raden Abdullah putra Pati Unus telah lebih dulu bergabung dengan Mataram.

Setelah Kesultanan Sumedang Larang menjadi lemah dengan masuknya Laskar Mataram dibawah Panembahan Senapati di wilayah Priangan Timur, 1595, Raden Suryadiwangsa I sebagai Adipati Galuh Islam berganti kiblat Kesultanan dan tunduk kepada Mataram. Hubungan pun dipererat dengan dinikahkannya Raden Suryadiwangsa I dengan seorang putri Panembahan Senopati yang kemudian melahirkan salah seorang putranya, Raden Ngabehi Wirawangsa yang kemudian menjadi cikal bakal Dinasti Wiradadaha.

Gelar Ngabehi yang tercatat dalam sejarah Sukapura jelas menunjukkan adanya hubungan darah dengan Mataram. Karena dalam sejarah Mataram, gelar Ngabehi hanya diberikan kepada keturunan Sultan Mataram walaupun hubungan darah hanya dari pihak ibu. Dengan kata lain Dinasti Kusumahdinata dari Sumedang Larang dan Dinasti Wiradadaha dari Sukapura (Tasikmalaya) adalah bersaudara karena keturunan Raden Suryadiwangsa I bin Raden Abdullah bin Pati Unus. Perbedaannya adalah Dinasti Wiradadaha berasal dari ibunda asal Mataram karena itu gelar resmi Bupati Dinasti Wiradadaha dan keturunannya banyak menggunakan kata ‘NINGRAT’ berbeda dengan gelar resmi Bupati Sumedang yang menggunakan kata ‘DINATA’ atau ‘DILAGA’ ataupun kata-kata lain yang hanya menunjukkan pengaruh Sunda dan menunjukkan TIDAK ada pengaruh (dalam hal keturunan) dari Mataram.

Raden Suryadiwangsa I sendiri kemudian hari oleh Panembahan Senopati diberi gelar baru Raden Suryadiningrat dan diangkat sebagai Penasehat beliau untuk perluasan wilayah Pasundan. Beliau adalah leluhur garis ayah para Bupati Sukapura yang bersambung nasabnya kepada Rasul melalui Pati Unus Al-Mukhrowi.

20