tb pada dm (2)

27
Presentasi Kasus Tuberkulosis pada Diabetes Mellitus Pembimbing: dr. Lucia Gani, M. S. Gilbert Iskandar 2011.061.178 Rocky Chua 2011.061. 179 Gavrila Marta 2011.061.101 Elsya Paramitasari 2011.061.140 Jenylia Hapsari 2011.061.123

Upload: elsya-paramitasari

Post on 26-Oct-2015

54 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Presentasi KasusTuberkulosis pada Diabetes

MellitusPembimbing: dr. Lucia Gani, M. S.

Gilbert Iskandar 2011.061.178Rocky Chua 2011.061. 179Gavrila Marta 2011.061.101

Elsya Paramitasari 2011.061.140Jenylia Hapsari 2011.061.123

Identitas

Jenis kelamin : Wanita Umur : 60 tahun Pekerjaan : Juru masak

Riwayat Penyakit Sekarang

Batuk 1 bulan Dahak kuning, Keringat malam, Tidak nafsu makan, Berat Badan turun.

Riwayat Penyakit Dahulu

DM 9 tahun terkontrol teratur, Riwayat minum obat :

Glibenklamid 2 x I, Metformin 3 x IKebiasaan :

aktivitas sedang, suka ngemil, jarang olahraga

Antropometri: TB: 150 cm BB: 55 kg IMT = 24,5 status gizi: overweight

PF Toraks Paru: Auskultasi: Ronki basah kasar di kedua lapang

paru PF Abdomen:

Palpasi: Nyeri tekan + pada regio epigastrium

Pemeriksaan Fisik

Laboratorium Darah tepi:

LED 20 mm/jam Leukosit 11.600 Gula darah, kolesterol, asam urat dalam batas normal

Sputum BTA +/-/+ Pencitraan

Ro Toraks: - infiltrat dan fibrosis di kedua apex- penebalan parahiler

Pemeriksaan Penunjang

Tuberkulosis Paru Diabetes Mellitus tipe 2 terkontrol

Diagnosis Kerja

Diagnosis TBC

Diagnosis tuberkulosis dapat ditegakkan berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan bakteriologi, radiologi, dan pemeriksaan penunjang lainnya.

Diagnosis TBC

Gejala klinis: Demam dan keringat malam, penurunan berat

badan, batuk lebih dari 2 minggu, batuk darah, sesak napas, dan nyeri dada.

PF: Suara napas bronkial, amforik, suara napas

yang melemah, dan rhonki basah.

Diagnosis TBC

Diagnosis pasti TB paru kultur sputum atau jaringan paru Mycobacterium tuberculosis.

Pemeriksaan lain: Pencitraan radiologi, pemeriksaan BACTEC,

PCR (Polymerase Chain Reaction), ELISA (Enzym Linked Immunosorbent Assay), ICT (Immunochromato- graphic Tuberculosis), Mycodot, PAP (Peroksidase Anti Peroksidase), dan IgG TB.

ANAMNESISbatuk 1 bulan, dahak kuning, Keringat malam, tidak

nafsu makan, BB turunPEMERIKSAAN FISIKRonki basah kasar di kedua lapang paruPEMERIKSAAN PENUNJANGSputum BTA +/-/+Rontgen Thorax - infiltrat dan fibrosis di kedua

apeks-  penebalan parahiler

Pada Kasus

Diagnosis DM

Keluhan DM, baik keluhan klasik maupun keluhan tambahan.

Keluhan klasik DM: Poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat

badan yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya. Keluhan tambahan:

Lemah badan, kesemutan, gatal, pandangan kabur, dan disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulva pada wanita.

Diagnosis DM

Diagnosis ditegakkan melalui tiga cara: Keluhan klasik ditemukan + GDS >200 mg/dL. Keluhan klasik ditemukan + GDP >126 mg/dL. TTGO.

Standar WHO Tes dilakukan setelah pasien puasa minimal 8 jam lalu

diberikan beban glukosa 75 g yang dilarutkan dalam 250 ml air dan diminum dalam lima menit. Bila pemeriksaan glukosa darah setelah dua jam pemberian glukosa ini >200 mg/dL, maka diagnosa DM dapat ditegakkan.

ANAMNESISRiwayat penyakit dahulu: DM 9 tahun, control

teratur, Riwayat minum obat : Glibenclamid 2 x I,

Metformin 3 x IKebiasaan : sering mengkonsumsi makanan

ringan, jarang olah ragaPEMERIKSAAN FISIKTB 150 cm,  BB 55 kg,  IMT  24,5 (overweight)

Pada Kasus

Manifestasi KlinisTB pada DM

Bacakoðlu et al Penelitian DM mempengaruhi manifestasi klinis dan

radiologis TBC pada pejamu non-imunokompromais dan untuk melihat keterlibatan lapangan paru bawah. DM tidak memengaruhi gejala, hasil bakteriologi,

reaktivitas tuberkulin, dan lokalisasi infiltrat pada gambaran radiografi.

Pasien DM yang >40 tahun dan berjenis kelamin wanita didapatkan adanya keterlibatan lapangan paru bawah yang secara statistik berbeda secara bermakna dibandingkan dengan yang tidak DM.

Manifestasi KlinisTB pada DM

Wang et al: Pasien DM dengan TB paru menunjukkan

frekuensi yang lebih tinggi terhadap demam, hemoptisis, pewarnaan sputum BTA yang positif, lesi konsolidasi, kavitasi, dan lapangan paru bawah, serta angka kematian yang lebih tinggi.

Manifestasi KlinisTB pada DM

Berdasarkan ketiga penelitian di atas tidak ditemukan adanya perbedaan yang signifikan manifestasi klinis antara pasien TB yang menderita DM atau tidak.

Manifestasi KlinisTB pada DM

Dengan demikian pasien TB yang menderita DM dapat ditemukan gejala, seperti batuk, batuk berdarah, sesak nafas, demam, keringat malam, dan penurunan BB, namun gejala cenderung lebih banyak dan keadaan umum lebih buruk.

Sedangkan gambaran hasil pemeriksaan darah, radiologi, dan bakteriologi tidak menunjukkan perbedaan.

- Edukasi mengenai penyakit tuberkulosis- Edukasi untuk makan-makanan sehat- Rifampisin tab 1 x 450 mg- Isoniazid tab 1 x 300 mg- Pirazinamid tab 1 x 750 mg - Parasetamol tab 500 mg k/p- OBH antitusif syr 3 x 15 ml k/p

Tatalaksana TB

- Edukasi mengenai diabetes melitus- Edukasi untuk makan makanan seimbang (1312,5 kkal)- Edukasi untuk menambah aktivitas dan mengurangi

berat badan- Kontrol Gula Darah periksa HbA1c

- Bila <9% obat hiperglikemia- Bila >9% pertimbangkan penggunaan insulin

- Obat Hiperglikemia- Glibenklamid tab 2 x 20 mg po- Metformin tab 3 x 500 mg po

Tatalaksana DM

- Efek samping etambutol -> mata- Penurunan kadar obat hiperglikemia

(Sulfonilurea co: glibenklamid)karena interaksi dengan obat antituberkulosis (Rifampisin)

- Penurunan kadar obat antituberkulosis hiperglikemia.

TB pada DM

Terima Kasih

Edukasi pasien tuberkulosis

1. Penularan tb2. Bagaimana tb mempengaruhi tubuh pasien3. Bagaimana cara memastikan adanya

kuman tb4. Bagaimana pengobatan tb5. Apa yang terjadi jika pengobatan putus6.Apakah pasien tersebut sedang dalam

keadaan yang dapat menularkan orang lain

Indikasi rawat inap pasien tuberkulosis

Batuk darah (profus)

Keadaan umum buruk

Pneumotoraks Empiema

Efusi pleura masif / bilateral

Sesak napas berat (bukan karena efusi pleura)

Tb milier Tb meningitis

Daftar golongan IMT

BB kurang: 18,5BB normal: 18.5-22.9BB lebih >=23Dengan risiko: 23.0-24.9Obesitas tingkat I: 25.0-

29.9Obesitas tingkat II:

>=30

Berat badan idaman = (TB-100)-10%*

BB kurang < 90% BB idaman

BB normal : 90-110% BB idaman

BB lebih : 110-120% BB idaman

Gemuk : >120% BB idaman

*catatan: untuk wanita <150 cm dan pria <160 cm berat badan tidak dikurangi 10% lagi

Rincian kebutuhan bmi pasien kasus

Wanita 60 tahun, BB = 55 kg, TB = 150 cmBB idaman : 50 kgBMR : 50 x 25 kkal = 1250 kkalKoreksi BMR – 5% + 20% = 1312,5 kkalTiap harinya diperlukan 170,625 g glukosa (65%), 49,220 g protein (15%),

29,16 g lemak (20%)Dibagi menjadi 3 makan besar dan 3 makan selingan

Rincian aktivitas

Sasaran denyut nadi rata-rata = 75-85% dari maximum denyut nadi,

maximum denyut nadi rata-rata = 220-umur Denyut nadi maksimum rata-rata :

220-60 = 160 x/ menit Sasaran denyut nadi : 80% x 160 x/ menit = 128 x/ menit Dengan prinsip CRIPE