taman angkringan kampus

21
TAMAN ANGKRINGAN MAHASISWA PROPOSAL PERIZINAN TEMPAT PEDIRIAN USAHA

Upload: abi-hamdani

Post on 28-Nov-2015

31 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

proposal

TRANSCRIPT

Page 1: Taman Angkringan Kampus

TAMAN ANGKRINGAN MAHASISWA

PROPOSAL PERIZINAN TEMPAT PEDIRIAN USAHA

Page 2: Taman Angkringan Kampus

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Politeknik negeri Batam adalah perguruan tinggi negeri yang mana sangat diminati oleh lulusan sma atau bagi mereka yang ingin melanjutkan pendidikan kejenjang perkuliahan khususnya di Batam, untuk menampung mereka yang berkeinginan kuliah di politeknik negeri batam yang selanjutnya disebut poltek batam membuka kelas regular dan kelas karyawan. Sarana dan prasana penunjang haruslah seimbang baik untuk kelas reguler maupun kelas karyawan.

Sarana dan prasana penunjang yang dimaksudkan diatas ialah kantin ,perpus dan spot-spot wifi untuk membuat tugas yang ditujukan untuk semua mahasiswa khususnya kelas karyawan atau kelas malam,yang mana sarana dan prasaran tersebut sudah tutup di bawah jam 9.permasalahan mengenai sarana dan prasana seperti kantin,spot-spot wifi untuk membuat tugas dan atau sekedar browsing terjadi juga pada kelas reguler yang memang sangat memanfaatkan sarana wifi dikampus, tidak heran saat malam hari banyak mahasiswa yang memenuhi loby atau taman untuk membuat tugas ditempat yang tidak nyaman. Ruang organisasi yang saat ini dibuka untuk mahasiswa umum yang tidak mengikuti organisasi dipakai untuk tempat membuat tugas kuliah,proyek akhir bahkan tugas akhir menjadi permasalahan berikutnya yang muncul mengenai sarana dan prasarana penunjang dikampus.

Untuk membantu manajemen memenuhi kebutuhan mahasiswa akan sarana dan prasarana penunjang di atas kami dari Nise and partners memohon izin untuk mendirikan taman angkringan mahasiswa ditaman depan BEM, yang akan buka setiap malam mulai pukul 20.00 – 00.00, sebuah Angkringan dengan konsep yang cukup unik dari pemberian nama-nama menu makanan,dan KAmi bekerja sama dengan beberapa UKM untuk membantu memberikan pelayanan prima kepada para pengunjung.

UKM yang dimaksud diatas ialah KuAs dan Energi ,yang mana KuAs akan memberikan hiburan seperti live acoustic,puisi dan drama sedangkan Energi akan membuka stan makanan yang menyediakan berbagai makanan yang enak dengan harga terjangkau bagi para mahasiswa.

Page 3: Taman Angkringan Kampus

1.2 Tujuan

Secara sederhana maksud dan tujuan dari pengajuan proposal ini adalah untuk deskripsi gambaran umum ide kami serta permohonan pemberian izin tempat usaha .

Berangkat dari latar belakang diatas dewasa ini mahasiswa politeknik negeri Batam kelas regular dan karyawan sangat membutuhkan tempat yang nyaman serta dapat memenuhi kebutuhan mereka akan minuman atau minuman, tempat atau wadah untuk membuat tugas,menyalurkan bakatnya dibidang seni,menyalurkan semangatnya dibidang wirausaha. Taman angkringan mahasiswa ini hadir memberikan solusi yang sangat komplit untuk itu.

1.3 Prospek

Saat ini angkringan seperti jamur yang terkena hujan di Batam, pilihan utama semua orang baik kalangan muda maupun tua, ekonomi bawah,menengah maupun atas adalah makan diangkringan ataupun sekedar minum koi dan nongkrong.

Pada saat malam hari loby selalu dipenuhi para pencari spot wifi dan ada aliran listrik untuk mengecas laptop mereka duduk dilantai dan tidak bealaskan apa-apa ,walaupun penerangan cukup pemandangan seperti itu terlihat ganji untuk kampus sebesar dan setenar poltek. Tidak hanya loby yang dipenuhi para mahasiswa taman

Page 4: Taman Angkringan Kampus

BAB II

ACUAN TEKNIS USAHA

2.1 Persyaratan Lokasi

1. Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos, berlumpur dan subur. Lahan yang dapat digunakan untuk budidaya lele dapat berupa: sawah, kecomberan, kolam pekarangan, kolamkebun, dan blumbang.

2. Ikan lele hidup dengan baik di daerah dataran rendah sampai daerah yang tingginya maksimal 700 m dpl.

3. Elevasi tanah dari permukaan sumber air dan kolam adalah 5-10%.4. Lokasi untuk pembuatan kolam harus berhubungan langsung atau dekat dengan

sumber air dan tidak dekat dengan jalan raya.5. Lokasi untuk pembuatan kolam hendaknya di tempat yang teduh, tetapi tidak berada

di bawah pohon yang daunnya mudah rontok.6. Ikan lele dapat hidup pada suhu 200 C, dengan suhu optimal antara 25-280 C.

Sedangkan untuk pertumbuhan larva diperlukan kisaran suhu antara 26-300C  dan untuk pemijahan 24-280.

7. kisaran suhu antara 26-300C  dan untuk pemijahan 24-280 C.8. Ikan lele dapat hidup dalam perairan agak tenang dan kedalamannya cukup, sekalipun

kondisi airnya jelek, keruh, kotor dan miskin zat O2.9. Perairan tidak boleh tercemar oleh bahan kimia, limbah industri, merkuri, atau

mengandung kadar minyak atau bahan lainnya yang dapat mematikan ikan.10. Perairan yang banyak mengandung zat-zat yang dibutuhkan ikan dan bahan makanan

alami.Perairan tersebut bukan perairan yang rawan banjir.11. Permukaan perairan tidak boleh tertutup rapat oleh sampah atau daundaunan hidup,

seperti enceng gondok.12. Mempunyai pH 6,5–9; kesadahan (derajat butiran kasar ) maksimal 100 ppm dan

optimal 50 ppm; turbidity (kekeruhan) bukan lumpur antara 30–60 cm; kebutuhan O2 optimal pada range yang cukup lebar, dari 0,3 ppm untuk yang dewasa sampai jenuh untuk burayak; dan kandungan CO2 kurang dari 12,8 mg/liter, amonium terikat 147,29-157,56 mg/liter.

13. Persyaratan untuk pemeliharaan ikan lele di keramba :

a. Sungai atau saluran irigasi tidak curam, mudah dikunjungi/dikontrol.b. Dekat dengan rumah pemeliharaannya.c. Lebar sungai atau saluran irigasi antara 3-5 meter.d. Sungai atau saluran irigasi tidak berbatu-batu, sehingga keramba mudah dipasang.e. Kedalaman air 30-60 cm

Page 5: Taman Angkringan Kampus

2.2  Pemeliharaan Pembesaran

1. Pemupukan

a. Sebelum digunakan kolam dipupuk dulu. Pemupukan bermaksud untuk menumbuhkan plankton hewani dan nabati yang menjadi makanan alami bagi benih lele.

b. Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang (kotoran ayam) dengan dosis 500-700 gram/m2. Dapat pula ditambah urea 15 gram/m2, TSP 20 gram/m2, dan amonium nitrat 15 gram/m2. Selanjutnya dibiarkan selama 3 hari.

c. Kolam diisi kembali dengan air segar. Mula-mula 30-50 cm dan dibiarkan selama satu minggu sampai warna air kolam berubah menjadi coklat atau kehijauan yang menunjukkan mulai banyak jasad-jasad renik yang tumbuh sebagai makanan alami lele.

d. Secara bertahap ketinggian air ditambah, sebelum benih lele ditebar.

2. Pemberian Pakan

a. Makanan Alami Ikan Lele Makanan alamiah yang berupa Zooplankton, larva, cacing-cacing, dan serangga air. Makanan berupa fitoplankton adalah Gomphonema spp (gol. Diatome), Anabaena spp (gol. Cyanophyta), Navicula spp (gol. Diatome),ankistrodesmus spp (gol. Chlorophyta).Ikan lele juga menyukai makanan busuk yang berprotein. Ikan lele juga menyukai kotoran yang berasal dari kakus.

b. Makanan TambahanPemeliharaan di kecomberan dapat diberi makanan tambahan berupa sisa-sisa makanan keluarga, daun kubis, tulang ikan, tulang ayam yang dihancurkan, usus ayam, dan bangkai.Campuran dedak dan ikan rucah (9:1) atau campuran bekatul, jagung, dan bekicot (2:1:1).

c. Makanan Buatan (Pellet);

Komposisi bahan (% berat): tepung ikan=27,00; bungkil kacang kedele=20,00; tepung terigu=10,50; bungkil kacang tanah=18,00; tepung kacang hijau=9,00; tepung darah=5,00; dedak=9,00; vitamin=1,00; mineral=0,500;

Proses pembuatan:Dengan cara menghaluskan bahan-bahan, dijadikan adonan seperti pasta, dicetak dan dikeringkan sampai kadar airnya kurang dari 10%. Penambahan lemak dapat diberikan dalam bentuk minyak yang dilumurkan pada pellet sebelum diberikan kepada lele. Lumuran minyak juga dapat memperlambat pellet tenggelam.

Cara pemberian pakan:Pellet mulai dikenalkan pada ikan lele saat umur 6 minggu dan diberikan pada ikan lele 10-15 menit sebelum pemberian makanan yang berbentuk tepung.Pada minggu 7 dan seterusnya sudah dapat langsung diberi makanan yang berbentuk pellet.Hindarkan pemberian pakan pada saat terik matahari, karena suhu tinggi dapat mengurangi nafsu makan lele.

Page 6: Taman Angkringan Kampus

3. Pemberian Vaksinasi

Cara-cara vaksinasi sebelum benih ditebarkan:

a. Untuk mencegah penyakit karena bakteri, sebelum ditebarkan, lele yang berumur 2 minggu dimasukkan dulu ke dalam larutan formalin dengan dosis 200 ppm selama 10-15 menit. Setelah divaksinasi lele tersebut akan kebal selama 6 bulan.

b. Pencegahan penyakit karena bakteri juga dapat dilakukan dengan menyutik dengan terramycin 1 cc untuk 1 kg induk.

c. Pencegahan penyakit karena jamur dapat dilakukan dengan merendam lele dalam larutan Malachite Green Oxalate 2,5–3 ppm selama 30 menit.

4. Pemeliharaan Kolam/Tambak.

a. Kolam diberi perlakuan pengapuran dengan dosis 25-200 gram/m2 untuk memberantas hama dan bibit penyakit.

b. Air dalam kolam/bak dibersihkan 1 bulan sekali dengan cara mengganti semua air kotor tersebut dengan air bersih yang telah diendapkan 2 malam.

c. Kolam yang telah terjangkiti penyakit harus segera dikeringkan dan dilakukan pengapuran dengan dosis 200 gram/m2 selama satu minggu. Tepung kapur (CaO) ditebarkan merata di dasar kolam, kemudian dibiarkan kering lebih lanjut sampai tanah dasar kolam retak-retak.

2.3 Panen

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemanenan:

1. Lele dipanen pada umur 6-8 bulan, kecuali bila dikehendaki, sewaktu-waktu dapat dipanen. Berat rata-rata pada umur tersebut sekitar 200 gram/ekor.

2. Pada lele Dumbo, pemanenan dapat dilakukan pada masa pemeliharaan 3-4 bulan dengan berat 200-300 gram per ekornya. Apabila waktu pemeliharaan ditambah 5-6 bulan akan mencapai berat 1-2 kg dengan panjang 60-70 cm.

3. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari supaya lele tidak terlalu kepanasan.4. Kolam dikeringkan sebagian saja dan ikan ditangkap dengan menggunakan seser halus,

tangan, lambit, tangguh atau jaring.5. Bila penangkapan menggunakan pancing, biarkan lele lapar lebih dahulu.6. Bila penangkapan menggunakan jaring, pemanenan dilakukan bersamaan dengan

pemberian pakan, sehingga lele mudah ditangkap.

Page 7: Taman Angkringan Kampus

7. Setelah dipanen, piaralah dulu lele tersebut di dalam tong/bak/hapa selama 1-2 hari tanpa diberi makan agar bau tanah dan bau amisnya hilang.

8. Lakukanlah penimbangan secepat mungkin dan cukup satu kali.

2.4 Pembersihan

Setelah ikan lele dipanen, kolam harus dibersihkan dengan cara:

1. Kolam dibersihkan dengan cara menyiramkan/memasukkan larutan kapur sebanyak 20-200 gram/m2 pada dinding kolam sampai rata.

2. Penyiraman dilanjutkan dengan larutan formalin 40% atau larutan permanganat kalikus (PK) dengan  cara yang sama.

3. Kolam dibilas dengan air bersih dan dipanaskan atau dikeringkan dengan sinar matahari langsung. Hal ini dilakukan untuk membunuh penyakit yang ada di kolam.

BAB III

RANCANGAN USAHA

3.1 Lokasi usaha.

Lokasi usaha bertempat di halaman belakang rumah, perum. Mutiara view blok A2 No. 2 RT 3 RW Kecamatan Tiban Baru Kota Batam Kepulauan Riau, kode pos 29463.

3.2 Sarana dan Prasarana.

Bibit lele Terpal Kayu (sebagai patok) Palu Paku Bambu

Page 8: Taman Angkringan Kampus

Mesin penyedot air Waring/serok Ember Selang

3.3 Tempat Budidaya

Kami memilih untuk membudidayakan lele pada kolam terpal karena Jika dibandingkan dengan kolam lain (misalnya, kolam tembok), kolam terpal lebih praktis, harganya terjangkau, dan dapat dipindahkan karena tidak permanen. Sewaktu-waktu, pemilik kolam atau pemilik tanah juga dapat mengalihfungsikan lokasi tersebut. Biaya pembongkaran kolam terpal juga tidak mahal dan mudah membongkarnya.

Ada beberapa jenis kolam terpal yang dapat kita pilih dan disesuaikan dengan lokasi dimana kita akan membudidayakan lele;

1. Kolam terpal dengan kerangka bambu, kayu, atau besi.

2. Kolam terpal dengan dinding batako atau batu bata.

3. Kolam terpal dengan dinding tanah.

4. Kolam beton atau kolam tanah berlapis terpal.

Dari keempat jenis kolam terpal diatas masing-masing memeiliki kelebihan dan kekurangan;

NO Bentuk dan Bahan Kelebihan Kelemahan

1 Kolam terpeal di atas permukaan tanah

Praktis dan mudah

Suhu kurang Bila tidak kokoh

Page 9: Taman Angkringan Kampus

2

3

Kolom terpal di bawah permukaan tanah

Kolam terpal dengan kerangka bambu atau kayu

Investasi kecil Mudah di lakukan

pengeringan dan pembersiahan

Mudah di sifon untuk pengeluaran timbunan sisa pakan dan kotoran di dasar kolam

Mudah di pindahakan

Kolam lebih kuat Tidak mudah

rusak Lebih mudah

mengisi air Suhu lebihg

setabil

Mudah dan praktis

Dapat di bangun di lahan sempit

Pembuangan lebih mudah

Mudah di pindahkan

Mudah di bongkar

Mudah melakukan pemanenan

Mudah di lakukan pengeriangan

atau kuat akan mudah jebol

Mudah terkena bajir Sulit membuat

saluran pembuangan Sulit melakukan

pengeringan Sulit melakukan

sifon di dsar kolam Investasi lebih besar Rawan seragan

predator Sulit di lakukan

pemanenan Sulit di pindahkan

Jika tidak kokoh atau kuat mudah jebol

Tidak tahan lama terutama bila di daerah rayap

Page 10: Taman Angkringan Kampus

4

5

6

Kolam terpal dengan kerangka besi atau pipa ledeng

Kolam terpal dengan dingding batako

Kolam terpal dengan dingding tanah

Mudah dan praktis

Dapat di bangun di lahan sempit

Tahan lama Pembuangan

lebih mudah Mudah di

pindahkan Mudah di

bongkar Mudah

melakukan pemanenan

Mudah di lakukan pengeriangan

Mudah dan praktis

Mudah di pindahkan

Mudah di lakukan pemanenan

Mudah melakukan pengeringan dan pembersihan

Kolam lebih kuat dan tidak mudah rusak

Suhu air lebih setabil

Dalam pengisian air mudah

Lebih kuat Mudah

melakukan pengisian air

Biaya relative mahal Bila berkarat dapat

merusak terpal Relative sulit dalam

pembuatan

Mudah jebol bila terdapat hewan-hewan kecil yang kemungkinan merusak terpal

Dibutukan banyak batako

Relative mahal

Mudah terkena banjir

Lebih sulit membuat saluran pembuangan

Rawan predator Relative sulit

melakukan pemanenan

Relative mahal

Relative mahal Sulit membuat

saluran pembuangan

Page 11: Taman Angkringan Kampus

7

Kolam beton atau kolam tanah berlapis terpal

Suhu air lebih setabil

di bawah kolam Relative sulit

melakukan pemanenan

Sulit melakukan pengeringan dan pembersihan

Dengan melihat kelebihan dan kekurangan dari jenis kolam terpal diatas serta mempertimbangkan dengan lokasi, kami mengkombinasikan menjadi kolam terpal di atas permukaan tanah dengan menggunakan kerangka besi dan beralaskan terpal,dengan alasan ;

1. Mudah dan praktis2. Dapat di bangun di lahan sempit3. Tahan lama4. Pembuangan lebih mudah5. Mudah di pindahkan6. Mudah di bongkar7. Mudah melakukan pemanenan8. Mudah di lakukan pengeriangan.9. Suhu air lebih setabil.

3.4 Proses Pembuatan Tempat Peternakan(Kolam/Tambak).

Adapun cara pembuatan tempat peternakan lele adalah sebagai berikut :1. Pasang patok kayu berbentuk persegi panjang dengan ukuran 5 m x 3 m dan tinggi 1

meter.2. Disela-sela patok tersebut diberikan lagi  beberapa patok dengan jarak 50 cm dengan

ketinggian yang sama.3. Lalu pagari dan pasang belahan bambu berjajar dari bawah ke atas setinggi patok tersebut4. Jika rangka kolam sudah jadi, langkah selanjutnya adalah pemasangan terpal pada

masing-masing kolam.5. Jika semuanya sudah terpasang dengan baik, maka langkah selanjutnya yaitu mengisi bak

kolam dengan pupuk kandang kurang lebih 10 kg/ kolam dan air setinggi 15 cm – 20 cm.6. Dan yang terakhir adalah mendiamkan air yang sudah dicampur dengan pupuk kandang

selama kurang lebih 1 minggu.

3.5 Proses Penebaran Bibit Lele.

1. Sebelum bibit ditebar, pemberian obat pembunuh bakteri harus dilakukan ke dalam airkolam terlebih dahulu.

2. Pembelian bibit lele dilakukan 2 hari sampai 3 hari sebelum melakukan proses

Page 12: Taman Angkringan Kampus

penebaran ke dalam kolam, hal ini untuk menghindari stres pada bibit lele yang akan ditebar

3. Penebaran bibit dilakukan setelah 1 minggu pemupukan atau saat pakan alami sudah tersedia.

4. Penebaran sebaiknya dilakukan pada pagi hari atau sore hari karena kalau pada siang hari suhu air meningkat dan bisa menimbulkan kematian pada bibit lele Penebaran dilakukan dengan hati-hati agar bibit lele tidak mengalami stress.

5. Bibit lele yang masih berada di dalam wadah pengangkutan dibiarakan terapung-apung di atas permukaan air selama 5 menit.

6. Tambahkan air kolam ke wadah pengangkutan sedikit demi sedikit. Dengan cara ini diharapkan kualitas air yang ada  di dalam wadah pengangkutan tersebut akan sama dengan air yang ada di kolam.

7. Bibit yang sudah ditebar jangan diberi pakan langsung, tunggu hingga 2 sampai 3 haribarulah pemberian pakan pelet bisa dilakukan, karena bibit yang baru ditebar kekolam membutuhkan waktu untuk beradaptasi  dengan lingkungan yang baru.

3.6  Proses Pembesaran

1. Setelah bibit lele memasuki usia kurang lebih 1 bulan langkah selanjutnya adalah proses pembesaran lele, adapun langkah – langkah dalam pembesarannya adalah sebagai berikut :

a. Menguras air dalam kolam dan mengambil ikan lele dengan serok / waringb. Masukkan lele ke dalam ember berisi air yang telah disediakan.c. Pisahkan lele yang berukuran besar dan kecil hal ini bertujuan untuk menghin

dariproses saling memakan antara lele yang berukuran besar dan kecild. Lalu isilah kolam dengan kedalaman air ditambah kurang lebih 20 cm dari ked

alamanair sebelumnya, karena semakin besar ikan lele maka semakin banyak air yangdibutuhkan.

e. Masukkan lele yang sudah dipilih/disortir kedalam kolam.f. Dan yang terakhir adalah memberikan pakan pada lele secara teratur dengan 

ukuran pelet yang lebih besar sampai waktu pemanenan tiba.

3.7 Manajemen.

1. SDM ( Tenaga Kerja ) .Tenaga kerja terdiri dari saya selaku pemilik lokasi dan dua orang penduduk sekitar sesuai dengan fungsi dan tugasnya.

2. Manajemen;

a. Permodalan Modal terdiri dari modal sendiri dan sebagian dari pinjaman yang akan dikembalikan dengan cara kredit.

Page 13: Taman Angkringan Kampus

b. Pemasaran Pemilihan pasar dilakukan terlebih dahulu survei pasar guna melihat potensi pasar dan keinginan konsumen serta pengambilan dan pengumpulan data terus menerus yang bersifat ringan hingga berat. Disamping itu untuk melihat perasingan usaha sejenis sehingga dapat menentukan kebijakan harga jual dengan perhitungan biaya.

c. Upah karyawan, upah karyawan akan disesuaikan dengan tingkat kesulitan pekerjaannya.

BAB IV

ASPEK PEMASARAN

4.1 Sasaran Pemasaran

Sasaran pemasaran yang penulis pilih dalam usaha ini adalah :

1. Para pedagang ikan segar di pasar2. Pedagang pecel lele3. Para pemilik cattering yang ada di sekitar lokasi usaha.

4.2 Strategi Pemasaran

Pemasaran yang akan kami lakukan nantinya lebih mengandalkan komitmen kami menjaga kualitas hasil panen yang lebih bagus dari pada pesaing dan harga yang lebih terjangkau dari pada pembudidaya lele lainnya.

4.3 Persaingan

Untuk di kota Batam yang menggeluti usaha ini memang terbilang banyak, tapi seperti latar belakang yang kami tulis diatas pemasok local yang nantinya akan menjadi pesaing kami belum mampu memenuhi permintaan akan ikan lele, lagi pula persaingan adalah sesuatu yang dapat memacu kami untuk menjadi pengusaha lele terbaik nantinya.

Page 14: Taman Angkringan Kampus

4.4 Perkiraan Bagian Pemasaran

Disini kami memperkirakan peluang pasar akan lebih Luas jika memangsa pasar bisnis makanan yang bahan dasarnya adalah ikan lele. Diperkirakan ada 25 konsumen yang dituju yaitu terdiri dari penjual ikan di pasar segar tiban dan mega legenda masing-masing 3 dan pemilik kantin di politeknik negeri Batam dan para penjual pecel lele terdekat dan disekitaran politeknik negeri Batam.

BAB VASPEK KELEBIHAN DAN KEKURANGAN USAHA

4.5 Aspek Kelebihan Usaha

Kolam terpal dipilih sebagai alternatif untuk peluang bisnis peternakan lele karenamemberikan banyak keuntungan, diantaranya sebagai berikut :

1.   Modal usaha yang relatif rendah2.   Pemasarannya relatif mudah3.   Dapat dibuat sendiri karena tidak serumit kolam permanen yang terbuat dari beton/semen4.   Kolam mudah dibongkar pasang, sehingga bisa dipindah tempat5.   Lokasi usaha tidak mudah terkena banjir

4.6 Aspek Kekurangan Usaha

Adapun kekurangan dalam usaha ini adalah :

1. Hama penyakit yang timbul pada air kolam ketika proses peternakan berlangsung sehingga membutuhkan pengobatan secara teratur.

2. Belum mampu untuk melakukan pemijahan (menghasilkan bibit) sendiri sehingga, masih membeli bibit lele dari luar

BAB V

ASPEK FINANSIAL

Page 15: Taman Angkringan Kampus

5.1 Kebutuhan dan Sumber Dana

Dengan asumsi penggunaan 3 kolam terpal dengan ukuran 3 m x 5 m, dan bibit lele 1000 ekor modal yang diperlukan sebagai berikut :

Bibit lele Rp 200 x 3000 ekor =Rp. 600.000

Terpal Rp 100.000 x 3 buah =Rp. 300.000

Baut Rp 15.000 x 1 kg =Rp. 15.000

Besi siku (3cmx3cm) Rp.48.000 x 6 batang =Rp.288.000

Kawat (100cmx5m) Rp.3.000 x 5m =Rp. 15.000

Selang Rp. 100.000

Ember Rp 10.000 x 2 buah =Rp. 20.000

Serok/ waring Rp 10.000 x 2 buah =Rp. 20.000

Mesin sedot air Rp 50.000 x 1 buah =Rp. 50.000

Pakan/ pellet Rp 150.000 x 10 sak =Rp. 1.500.000

Obat- obatan Rp 10.000 x 5 botol =Rp. 50.000

TOTAL Rp 2.688.000

5.2 Perhitungan Pendapatan

Setiap 3000 ekor bibit lele diperkirakan akan mengalami kematian sebanyak 5 %.

Jadi jumlah ikan yang hidup adalah :

3000 ekor dikurang ( 5 % x 3000 ekor ) = 2850 ekor

Page 16: Taman Angkringan Kampus

Jika 1 ikan lele beratnya  ± 2 ons maka 1 kg = 5 ekor ikan      Sehingga dalam sekali panen dapat diperoleh hasil sebagai berikut : Berat semua ikan  1850 ekor =  570 kg Harga jual perkilogram = Rp 12.000

Maka hasil penjualan setiap 3 bulan adalah :

Rp 12.000 x 570 kg =Rp 6.840.000

Pendapatan kotor 3 bulan Rp 6.840.000 – Rp 2.688.000 =Rp 4.152.000

Biaya operasional :

Biaya air PDAM         Rp 50.000/ bulan x 3 bulan =Rp 150.000 Biaya listrik                 Rp 15.000/ bulan x 3 bulan =Rp   45.000  Biaya transport =Rp.50.000

                                     TOTAL                                                          Rp 245.000

Jadi laba bersih setiap 3 bulannya adalah

Rp 4.152.000 – Rp 245.000 Rp 3.907.000