talisabuk, talikerekan, & katrol
DESCRIPTION
elmesTRANSCRIPT
DAFTAR ISI
I.1. Pendahuluan
I.2. Jenis-jenis tali sabuk
I.3. Jenis-jenis bahan tali sabuk
I.4. Berat jenis tali sabuk
I.5. Gaya tegang tali sabuk
I.6. Kecepatan tali sabuk
I.7. Koofisien gesek antara tali sabuk dan katrol
I.8. Tali sabuk sambungan
I.9. Jenis-jenis gerakan pada tali sabuk datar
I.10. Rasio kecepatan gerakan tali sabuk
I.11. Selip (gelinciran) tali sabuk
I.12. Panjang penggerak tali sabuk terbuka
I.13. Panjang penggerak tali sabuk silang
I.14. Daya transmisi tali sabuk
I.15. Gerakan lamban pada tali sabuk
I.16. Rasio Tegangan pada tali sabuk datar
I.17. Tegangan sentrifugal
I.18. Kondisi untuk transmisi daya maksimum
I.19. Tegangan awal tali sabuk Katrol kayu
I.20. Gerakan tali sabuk –V
I.21. Standar panjang tali sabuk-V
I.22. Keuntungan dan kerugian gerakan tali sabuk-V dibanding gerakan tali sabuk
datar
I.23. Rasio tegangan gerakan pada tali sabuk-V
I.24. Gerakan picak V
I.25. Tali sabuk penggerak
I.26. Katrol
I.27. Katrol besi cetakan
I.28. Katrol baja
I.29. Katrol kayu
I.30. Katrol kertas
I.31. Rancangan katrol besi cetakan
I.32. Katrol tetap dan lepas
TALI SABUK, TALI KEREKAN, DAN KATROL
17.1. Pendahuluan
Tali sabuk atau kerekan digunakan untuk transmisi daya dari satu poros ke
poros lain dalam katrol yang berotasi dengan kecepatan yang sama atau berbeda.
Jumlah daya transmisi tergantung pada faktor berikut ini
1. Kecepatan tali sabuk
2. Tegangan bawah tali sabuk pada katrol
3. Kontak busur lingkaran antara tali sabuk dengan katrol kecil
4. Kondisi dibawah dimana tali sabuk digunakan
Yang perlu diperhatikan:
a) Letak poros sebaiknya tepat untuk menjamin tegangan yang sama pada
penampang tali sabuk yang bersilangan
b) Letak katrol sebaiknya tidak berdekatan satu sama lainnya dengan tujuan agar
kontak busur lingakaran pada katrol kecil kemungkinan besar terjadi
c) Letak katrol sebaiknya tidak berjauhan yang dapat menyebabkan berat tali sabuk
terlalu besar pada poros demikian pula dapat meningkatkan muatan gesek pada
bantalan
d) Tali sabuk panjang memelihara ayunan dari satu sisi ke sisi lain yang
menyebabkan tali sabuk bergerak ke luar menjauhi katrol
e) Bagian tali sabuk yang kuat sebaiknya diletakkan di bagian bawah sehingga
lengkungan ke bawah akan meningkatkan kontak busur lingkaran pada katrol
f) Agar memperoleh hasil yang baik dengan tali sabuk datar, jarak maksimum
antara poros sebaiknya tidak melebihi 10 meter dan minimum sebaiknya tidak
kurang dari 3,5 kali dari diameter katrol
17.2. Jenis-jenis tali sabuk
(a) Tali sabuk datar/rata (b) Tali sabuk V (c)Tali sabuk melingkar
(Gambar 17.1)
Ada bermacam-macam jenis tali sabuk yang digunakan pada saat ini, berikut
ini yang penting dari hal di atas:
i. Tali sabuk datar/rata
Tali sabuk datar adalah yang paling banyak digunakan dalam industri dan
bengkel, dimana sejumlah daya yang sedang di transmisikan dari satu katrol ke
katrol lain ketika kedua katrol tersebut tidak akan berada lebih dari 10 meter.
ii. Tali sabuk-V
Tali sabuk-V adalah yang paling banyak digunakan industri dan bengkel,
dimana sejumlah daya yang besar di transmisikan dari satu poros ke poros
lainnya, ketika kedua katrol saling berdekatan satu sama lainnya.
iii. Tali sabuk melingkar
Tali sabuk melingkar banyak digunakan dalam industri dan bengkel, dimana
daya yang besar di transmisikan dari satu katrol ke katrol lain ketika kedua
katrol berjauhan kurang lebih 5 meter.
Jika daya yang paling besar ditransmisikan, maka tali sabuk tunggal akan
tidak mencukupi. Pada umunya, katrol yang lebar (untuk tali sabuk - V atau tali sabuk
lingkaran) dengan beberapa lekuk digunakan. Kemudian tali sabuk yang ada di setiap
lekukannya di siapkan untuk mentrasmisikan sejumlah daya yang dibutuhkan dari satu
katrol ke katrol lainnya.
17.3. Jenis-jenis bahan tali sabuk
Bahan yang dipergunakan untuk tali sabuk dan kerekan harus kuat,lentur
dan tahan lama. Bahan tersebut harus memiliki koofisien gesek yang besar.
Berdasarkan jenis bahan yang dipergunakannya, tali sabuk diklasifikasikannya sebagai
berikut:
1. Tali sabuk kulit
Bahan utama untuk tali sabuk datar adalah kulit. Tali sabuk kulit yang paling
bagus adalah dibuat dari pita dol dengan panjang 1,2 meter sampai dengan 1,5 meter
dari kulit yang berkualitas bagus. Bagian licin dari kulit adalah yang lebih lunak dan
lebih kuat dibandingkan dengan bagian sambungannya, tetapi lebih kuat. Serat-serat
dari sisi licinnya adalah tegak lurus ke permukaannya sementara sisi sambungannya
menekan tenunan dan paralel ke permukaannya. Oleh karena itu alasan tali sabuk pada
sisi licinnya sebaiknya di kontak dengan permukaan katrol seperti terlihat pada gambar
17.2.
Di sini diberikan sebuah hubungan kontak antara tali sabuk dengan katrol
dan tempata terbaik untuk tegangan tarik penampang tali sabuk pada sisi luar dimana
tegangan maksimumnya adalah pada saat tali sabuk melewati katrol.
(Gambar 17.2)
Kulit dapat berupa kulit kayu oak cokelat atau kulit bahan mineral seperti
khrom. Untuk meningkatkan tebal tali sabuk, garis-garisnya disambungkan bersama-
sama. Tali sabuk dispesifikasikan berdasarkan jumlah lapisan yaitu tunggal, ganda, atau
triple dan berdasarkan kulit yang digunakan yaitu ringan, sedang dan berat. Tali sabuk
kulit harus dibersihkan secara periodik dan dibuat atau diolah dengan susunan atau
kandungan kulit sapi muda atau minyak bumi yang sesuai, sehingga tali sabuk akan
menjadi lunak dan fleksible.
2. Tali sabuk Katun atau kain
Tali sabuk kain paling banyak dibuat dengan kanfas dan katun yang terdiri
dari tiga atau lebih lapisan (tergantung dari ketebalan yang dikehendaki) dan terjahit
bersama-sama. Tali sabuk ini juga ditenun dengan lebar dan ketebalan yang diinginkan.
Tali sabuk-tali sabuk tersebut dirawat dengan beberapa penyokong seperti minyak biji
rami supaya sabuk menjadi tahan air dan mencegah kerusakan pada kain. Tali sabuk
katun lebih murah harganya dan sesuai dalam iklim yang panas, udara yang lembab dan
posisi yang terbuka. Tali sabuk katun menjadi perhatian, maka tali sabuk jenis ini
banyak dipergunakan dalam mesin pertanian, tali sabuk konveyor, dan lain-lain.
3. Tali sabuk karet
Tali sabuk karet ini terbuat dari lapisan bahan peresap dengan komposisi
karet dan memiliki lapisan karet yang tipis pada permukaanya. Tali sabuk ini sangat
lentur tapi mudah rusak jika terjadi kontak dengan sinar matahari, minyak atau pelumas.
Salah satu keutamaan dari tali sabuk jenis ini adalah tidak cepat tipis. Tali sabuk ini
sesuai untuk penggergajian, pabrik kertas dalam hal pembuatan bubur kertasnya.
4. Tali sabuk balata
Tali sabuk ini sama dengan tali sabuk karet kalau tidak karet balata
digunakan di golongan karet. Tali sabuk ini anti asam dan anti air serta tidak bereaksi
dengan minyak hewani atau alkali. Tali sabuk balata sebaiknya tidak diletakkan dalam
temperatur diatas 400 C, karena pada temperatur tersebut balata mulai lunak dan
lengket, kekuatan tali sabuk balata 25% lebih besar dari tali sabuk karet.
17.4. Berat jenis tali sabuk
Berat jenis bahan tali sabuk di sajikan di dalam tabel berikut ini:
Tabel 17.1
Bahan tali sabuk Berat jenis ( kg/cm2 )
Kulit 1,00
Kanfas 1,22
Karet 1,14
Balata 1,11
Tali sabuk tenun tunggal 1,17
Tali sabuk tenun ganda 1,25
17.5. Gaya tegang tali sabuk
Daya tegang tali sabuk kulit berkisar 210 kg/cm3 dan faktor pengamannya
dapat berkisar 8 hingga 10. Daya tahan tali sabuk lebih utama dibandingkan kekuatan
sesungguhnya. Ini terbukti dari pengalaman bahwa kondisi tegangan rata-rata berkisar
28 kg/cm3 atau kurang dari itu yang akan memberikan masa hidup tali sabuk yang
layak. Tegangan yang diperkenankan yaitu 17,5 kg/cm3 mungkin akan diperkenankan
untuk memberikan masa hidupnya sekitar 15 tahun.
17.6. Kecepatan tali sabuk
Sebagai bahan pertimbangan akan diperlihatkan bahwa ketika kecepatan tali
sabuk meningkat gaya sentrifugal juga meningkat yang membuat tali sabuk bergerak
meninggalkan katrol. Ini akan menghasilkan penurunan daya transmisi tali sabuk.
Kecepatan tali sabuk 20 m/s sampai 22,5 m/s dapat dipergunakan untuk transmisi daya
yang efisien.
17.7. Koofisien gesek antara tali sabuk dan katrol
Koofisien gesek antara tali sabuk dan katrol tergantung pada faktor-faktor di
bawah ini:
1) Bahan tali sabuk
2) Bahan katrol
3) Selip tali sabuk
4) Kecepatan tali sabuk
Menurut C.G Barth, koofisien gesek untuk tali sabuk kulit kayu oak cokelat
pada katrol besi dengan nilai selip (glinciran) diberikan pada persamaan berikut ini:
dimana = kecepatan tali sabuk ( m/s )
Berikut ini ditunjukkan tabel koofisien gesek untuk beragam bahan tali sabuk
Tabel 17.2
Bahan tali sabuk Bahan Katrol
Besi cetakan, baja Kayu Kertas
padat
Permukaan
kulit
Permukaan
karetKering Basah Berminyak
Kulit kayu oak cokelat0,25 0,2 0,15 0,3 0,33 0,38 0,40
Kulit khrom cokelat 0,35 0,32 0,22 0,4 0,45 0,48 0,50
Tenunan katun 0,22 0,15 0,12 0,25 0,28 0,27 0,30
Karet 0,30 0,18 - 0,32 0,35 0,40 0,42
Balata 0,32 0,20 - 0,35 0,38 0,48 0,42
17.8. Tali sabuk sambungan
Ketika katahanan tali sabuk tidak lagi sesuai maka tali sabuk akan dipotong
dari rol besar dan terakhir digabungkan bersama-sama dengan penjepit.
Beberapa jenis sambungan:
1. Sambungan semen
2. Sambungan tali sabuk
3. Sambungan engsel
Contoh sambungan semen dapat dilihat pada gambar 17.3 (a) yang merupakan buatan
pabrik dengan bentuk tali sabuk tahan lama, sambungan ini lebih baik dari pada
sambungan lainnya. Sambungan tali sabuk dibentuk dengan lubang yang berseberangan
dengan tali sabuk, menjauhi garis antara tepi dan lubang. Lilitan kulit mentah
digunakan untuk 2 bagian terakhir yang membentuk sambungan. Jenis sambungan ini
dikenal sebagai sambungan rajutan lurus lilitan kulit mentah, dapat dilihat pada gambar
17.3 (b).
(Gambar 17.3)
Sambungan ikatan logam diperlihatkan pada gambar 17.3 (c), dibuat seperti
sambungan kawat. Titik bergeraknya melalui bagian sisi sambungan tali sabuk dan di
kukuhkan pada bagian dalamnya. Terkadang engsel logam mungkintertutup pada akhir
tali sabuk dan disambungkan dengan baja atau pin benang seperti terlihat pada gambar
17.3 (d).
Berikut ini tabel yang memperlihatkan tingkat efisiensi dari sambungan:
Tabel 17.3
Jenis logam Efisiensi (kapasitas) %
Sambungan di ujung-ujungnya 90 – 100
Sambungan yang melewati ujungnya 80 – 90
Ikatan kawat logam dengan mesin 75 – 85
Ikatan kawat logam dengan tangan 70 – 80
Lilitan kulit mentah 60 – 70
Kaitan tali sabuk logam 35 – 40
17.9. Jenis-jenis gerakan pada tali sabuk datar
Daya dari katrol ke katrol lain ditransmisikan dengan beberapa gaya
penggerak tali sabuk berikut ini:
Gerakan tali sabuk terbuka
Gerakan tali sabuk terbuka seperti terlihat pada gambar 17.4 yang digunakan
dengan susunan poros paralel dan arah rotasi yang sama ketika jarak pusat antara dua
poros luas, maka sisi tali sabuk yang kuat sebaiknya diletakkan lebih rendah salah
satunya.
(Gambar 17.4)
Gerakan tali sabuk terpilin atau bersilangan
Gerakan tali sabuk terpilin atau bersilangan seperti terlihat pada gambar
17.5. Ini digunakan dengan susunan poros paralel dan rotasi yang berlawanan arah.
Sebagai bahan pertimbangan akan diperlihatkan besarnya nilai dimana tali sabuk yang
bersilang saling menggosok berlawanan serta akan retak dan aus secara berlebihan.
Untuk mencegah hal ini, poros sebaiknya diletakkan dengan jarak maksimum 20b
diman b adalah lebar dan kecepatan tali sabuk sebaiknya tidak lebih dari 15 m/s.
(Gambar 17.5)
Gerakan tali sabuk seperempat putaran
Gerakan tali sabuk seperempat putaran seperti terlihat pada gambar 17.6 (a),
digunakan dengan susunan poros berada pda sudut kadan dan berotasi dengan arah
tertentu. Untuk mencegah tali sabuk ketika katrol, lebar katrol sebaiknya lebih besar
atau sama sampai 1,4 b, dimana b adalah lebar tali sabuk. Walaupun katrol tidak dapat
tersusun seperti pada gambar 17.6 (a) atau ketika menghendaki bergerak berbalik, maka
gerakan tali sabuk seperempat putaran dengan antar katrol seperti terlihat pada gambar
17.6 (b) mungkin dapat digunakan.
(Gambar 17.6)
Gerakan tali sabuk dengan katrol bebas
(Gambar 17.7)
Gerakan tali sabuk dengan katrol bebas seperti terlihat pada gambar 17.7,
digunakan dengan susunan poros paralel dan ketika gerakan tali sabuk terbuka tidak
dapat digunakan karena kontak sudut yang kecil pada katrol yang lebih kecil. Jenis
gerakan ini diperlukan untuk menambah besarnya rasio kecepatan dan ketikan susunan
tegangan tali sabuk tidak dapat ditambah dengan lainnya.
Ketika gerakan ini dikehendaki untuk memindahkan gerakan dari satu poros
ke beberapa poros, semuanya disusun paralel, gerakan tali sabuk dengan banyak katrol
seperti terlihat pada gambar 17.8 mungkin dapat dipakai.
(Gambar 17.8)
Gerakan tali sabuk gabungan
Gerakan tali sabuk gabungan seperti terlihat jpada gambar 17.9 dapat digunakan
ketika daya di transmisikan dari satu poros ke poros lain melalui beberapa katrol.
(Gambar17.9)
Gerakan katrol kerucut atau bertingkat
Gerakan katrol kerucut atau bertingkat seperti terlihat pada gambar 17.10,
digunakan untuk pertukaran kecepatan poros penggerak sementara poros utama atau
penggerak berjalan dengan kecepatan yang tetap. Hal ini dapat disempurnakan dengan
stelan tali sabuk dari satu bagian ke bagian lain.
(Gambar 17.10)
Gerakan katrol tetap dan lepas
Gerakan katrol tetap dan lepas seperti terlihat pada gambar 17.11 digunakan
ketika gaya penggerak poros mesin dijalankan atau diberhentikan sewaktu-waktu
dikehendaki tanpa gangguan dengan poros penggerak. Sebuah katrol dipasang pada
poros mesin disebut katrol tetap dan bergerak pada kecepatan yang sama seperti pada
poros mesin. Katrol lepas bergerak lebih bebas pada poros mesin dan tidak mampu
mentransmisikan banyak daya. Ketika poros penggerak disusun untuk berhenti, tali
sabuk didorong ke katrol bebas, artinya batang antaran memeliki tali sabuk bercabang.
(Gambar 17.11)
17.10. Rasio kecepatan gerakan tali sabuk
Ini merupakan rasio antara kecepatan penggerak dan pengikutnya atau yang
digerakkannya. Ini dapat dinyatakan secara matematika, seperti dibahas berikut ini:
d1 = diameter penggerak
d2 = diameter pengikut
N1 = kecepatan penggerak dalam r.p.m
N2 = kecepatan pengikut dalam r.p.m
Panjang tali sabuk yang melewati penggerak dalam 1 menit = π d1 N1
Sejak panjang tali sabuk yang melewati penggerak dalam 1 menit sama dengan panjang
tali sabuk yang melewati pengikutnya dalam 1 menit
π d1 N1 = π d1 N1
atau
atau rasio kecepatan
Ketika ketebalan tali sabuk dipertimbangkan, maka rasio kecepatannya
Rasio kecepatan
dimana t = ketebalan tali sabuk
Catatan:
Dalam hal ini gerakan tali sabuk gabungan seperti terlihat pada gambar 17.9 maka rasio
kecepatannya
atau kecepatan gerakan akhir = total diameter penggerak
kecepatan penggerak pertama total diameter yang dikemudikan
17.11. Selip (gelinciran) tali sabuk
Di pembahasan sebelumnya, kita telah membahas gerakan tali sabuk dan
gagang poros yang menerima gesekan antara tali sabuk dengan poros. Tapi terkadang
gesekan menjadi tidak mencukupi. Ini mungkin disebabkan beberapa gerakan
penggerak tanpa beban ditali sabuk. Ini juga disebabkan beberapa gerakan tali sabuk
tanpa beban katrol penggerak.Ini dinamakan selip tali sabuk yang dinyatakan dalam
persentasi.
Hasil selip (gelinciran) tali sabuk untuk mengurangi rasio kecepatan sistem.
Selip sabuk merupakan fenomena yang biasa, demikian tali sabuk sebaliknya tidak
pernah digunakan dimana kepastianrasio kecepatan merupakan sesuatu yang penting
(dalam waktu, menit, dan detik)
s1 % = selip antara penggerak dengan tali sabuk
s2 % = selip antara tali sabuk dan pengikutnya
v = kecepatan tali sabuk yang melewati penggerak tiap menit.
Maka :
Gantikan nilai dari persamaan (i)
Jika ketebalan tali sabuk dipertimbangkan, maka:
Dimana t adalah tebal tali sabuk
Contoh 17.1
Sebuah mensin digerakan 250 rpm, menggerakkan poros yang disambungkan dengan
tali sabuk. Diameter pada mesin katrol dan katrol yang ada pada poros masing-masing
17cm dan 45 cm. Katrol yang berdiameter 90 cm pada poros menggerakan katrol yang
berdiameter 15 cm yang dipasang dinamo poros. Carilah kecepatan dinamo poros,
ketika:
1. tanpa selip
2. ada selip 2% setiap gerakan
atau
(dimana s = s1 + s2 i.e., total persentasi selip)
Persamaan
Penyelesaian
Diketahui:
Kecepatan mesin poros (penggerak 1): N1 = 150 rpm
Diameter mesin katrol (penggerak1): d1 = 75 cm
Diameter katrol pada poros (pengikut2): d2 = 45 cm
Diameter katrol yang lain pada poros (penggerak 3): d2 = 90 cm
Diameter katrol pada dinamo poros (pengikut 4): d4 = 15 cm
N4 = kecepatan dinamo poros
(Gambar 17.12)
(i) Ketika tidak ada selip
Pergunakan persamaan
(dengan notasi biasa)
Atau
(ii) Ketika ada selip 2% disetiap gerakan
Pergunakan persamaan
17.12. Panjang penggerak tali sabuk terbuka
Dalam hal ini, rotasi kedua katrol adalah sama arahnya seperti terlihat pada
gambar 17.13.
Masukkan
Q1 dab Q2 = pusat kedua katrol
r1 dan r2 = jari-jari katrol besar dan kecil
x = jari-jari antar Q1 dan Q2
L= total panjang tali sabuk
Tali sabuk meninggalkan katrol besar pada E dan G dan katrol kecil pada F
dan H seperti terlihat pada gambar 17.13.
Melalui Q2, gambar O2M paralel ke FE Dari gambar geometri tersebut, kita
menemukan bahwa O2M akan tegak lurus pada O1E.
Sudut NO2O1 = x radian
(Gambar 17.13)
Kita mengetahui bahwa panjang tali sabuk:
= busur lingkaran GJE + EF + busur lingkaran FKH + HG
= 2 (busur lingkaran JE + EF+ busur lingkaran FK) …(i)
dari gambar geometri, kita juga dapatkan bahwa
sin =
sejak sudut ά (nilai) kecil maka didapatkan
sin = =
(ii)
Arc JE = r1 (iii)
Arc FK = r2 (iv)
EF = MO2 =
Persaman busur lingkaran dan Perluasan persamaan ini dengan dalil
binomial Gantikan nilai busur lingkaran JE dari persamaan (iii), busur lingkaran FK
dari persamaan (iv) dan EF dari persamaan (v) ke dalam persamaan (i), kita peroleh:
Gantikan nilai ά = (Rumus) dari persamaan (ii)
17.13. Panjang penggerak tali sabuk silang
Dalam hal ini, rotasi kedua katrol berlawanan arah seperti terlihat pada
gambar 17.14 .
(Gambar 17.14)
Masukan Q1 dan Q2 = pusat kedua katrol
r1 dan r2 = jari-jari katrol besar dan kecil
x = jarak antara Q1 dan Q2
L = total panjang tali sabuk
Tali sabuk meninggalkan katrol besar pada E dan G dan katrol kecil pada F
dan H seperti terlihat pada gambar 17.14
Melalui O2 gambar O2M paralel ke FE
Dari gambar geometri, kita peoleh bahwa O2M akan tegak lurus pada O1E
Biarkan sudut MO2O1= α radian
Panjang tali sabuk = busur lingkaran GJE + EF + Busur lingkaran FKH + HG
= 2 (busur lingkaran JE + EF + busur lingkaran FK) … (1)
Dari gambar geometri, kita peroleh bahwa
sudut α sangat kecil, maka ditiadakan
Perluasan persamaan oleh dalil binomial
Gantikan nilai busur lingkaran JE dari persamaan (iii), busur lingkaran FK.
Gantikan nilai dari persamaan (ii)
Ini dapat dijadikan catatan , bahwa pernyataan di atas adalah sebuah fungsi
(r1 + r2). Sungguh membingungkan jika jumlah sudut dua katrol adalah konstan,
panjang susunan tali sabuk akan konstan juga, tetapi jarak antara pusat katrol tidak
berubah
Contoh 17.2
Carilah panjang tali sabuk yang menggerakan katrol yang berdiameter 80 cm dan
bergerak paralel dengan jarak 12 m dari katrol penggerak yang berdiameter 480 cm.
Penyelesaian
Diketahui
Diameter katrol kecil d2 = 80 cm
Jarak katrol kecil r2 = 40 cm
Jarak antara katrol x = 12 m = 1,200 cm
Diameter katrol besar d1= 480 cm
Jarak katrol besar r1 = 240 cm
L = panjang tali sabuk
(i) Jika tali sabuk terbuka
Pergunakan persamaan
(ii) Jika tali sabuk bersilangan
Pergunakan persamaan
17.14. Daya transmisi tali sabuk
(Gambar 17.15)
Pada gambar 17.15 terlihat katrol pseggerak (a) dan yang digerakkan (b).
Seperti telah dijelaskan, katrol peggerak menarik tali sabuk dari satu sisi dan penggerak
yang sama ke lain sisi. Ini jelas bahwa tegangan pada bagian sisinya (sisi kuat) akan
lebih besar dari pada sisi belakang (bagian yan digerakkan/sabuk mesin), seperti yang
terlihat pada gambar 17.15
T1 = tegangan pada sisi yang kuat (kg)
T2 = tegangan pada sisi belakang (kg)
v = kecepatan tali sabuk (m/s)
Gaya perputaran efektif (penggerak) pada keliling yang digerakkan
merupakan diantaran dua tegangan (T1 – T2).
Daya per sekon = Gaya x Jarak = (T1 – T2) x v kg/m
Daya = (T1 – T2) x v h.p
75
Dalam ukuran S.I. untuk daya transmisi adalah watt dan untuk dua tegangan
adalah newton. Sebagai bahan pertimbangan akan diperlihatkan bahwa momen putar
yang terjadi pada katrol penggerak (T1 – T2)r1, sama dengan momen putar yang terjadi
pada yang digerakkan (T1 – T2)r2.
17.15. Gerakan lamban pada tali sabuk
Ketika telah melihat di atas bahwa tegangan pada dua sisi katrol adalah tidak
sama. Pada salah satu sisinya, tegangannya lebih besar dari pada sisi lainnya. Karena
dua tegangan yang berbeda, tali sabuk bergerak lamban terus menerus (bergerak
dengan kecepatan yang dapat diabaikan) melalui katrol. Perpindahan tali sabuk ini
sangat kecil dan umumnya diabaikan.
17.16. Rasio Tegangan pada tali sabuk datar
(Gambar 17.16)
Sebagai bahan pertimbangan rotasi katrol yang digerakkan yang searah jarum jam
seperti terlihat pada gambar 17.16
T1 = tegangan di tali sabuk pada sisi kuat
T2 = tegangan di tali sabuk pada sisi belakang
= sudut kontak dalam radian (sudut yang berada di bawah busur lingkaran AB,
sepanjang tali sabuk yang tersentuh katrol di pusat)
Sebagai bahan pertimbangan pada tali sabuk PQ, sudut bawah pada pusat
katrol seperti yang terlihat pada gambar 17.16. sabuk PQ berada pada keseimbangan
gaya berikut ini:
i) Tegangan T di tali sabuk pada P
ii) Tegangan T + T di tali sabuk pada Q
iii) Reaksi normal RN, dan
iv) Gaya gesek F = x RN
Dimana adalah koofisien gesek antara tali sabuk dan katrol
Memisahkan seluruh gaya horizontal dan persamaan yang sama
sejak sudut (nilainya) sangat kecil, maka di abaikan
Sekarang pemisahan gaya vertikal.
Sejak sudut (nilainya) sangat kecil, maka di abaikan cos
Dalam persamaan (iii)
atau
Persamaan nilai RN dari persamaan (ii) dan (iv)
atau Integrasi kedua sisi antara batas T2 dan T1, kita memiliki
Persamaan (v) dapat dinyatakan dalam logaritma ke basis 10.
Catatan:
1. tegangan maksimum dalam tali sabuk pada sisi tegang dapat ditambah melalui
persamaan
T1 = f . b . t
dimana f = tegangan maksimum tali sabuk
b = lebar tali sabuk
t = tebal tali sabuk
2. saat penetapan sudut kontak, ini haru diingat bahwa ini merupakan sudut kontak
pada katrol kecil, jika kedua katrol berasal dari bahan yang sama. Kita mengetahui
bahwa:
Sudut kontak atau himpit
3. Ketika bahan katrol berlainan, maka model akan berhubungan dengan katrol yang
kecil.
Contoh 17.3 (satuan S.I)
Ada dua katrol, salah satunya berdiameter 450 mm dan lainnya 200 mm yang berada
pada poros parallel dengan jarak 1,95 m dan disambungkan dengan tali sabuk silang.
Carilah panjang susunan tali sabuk tersebut dan sudut kontak antara tali sabuk dan
katrolnya.
Apakah daya kuda dapat di transmisikan oleh tali sabuk ketika katrol besar berotasi
pada 200 rev/min, jika tegangan tali sabuk maksimum yang diperbolehkan adalah 1 kN,
dan koofisien gesek antara tali sabuk dan katrol adalah 0,25?
(Universitas Oxford)
Penyelesaian
Diketahui
Diameter katrol besar d1 = 450 mm
Jari-jari katrol besar r1 = 225 mm = 0,225 m
Diameter katrol kecil d2= 200 mm
Jari-jari katrol kecil r2 = 100 mm = 0.1 m
Jarak antara dua katrol x = 1.95 m
Kecepatan katrol besar N= 200 rev/min
Kecepatan tali sabuk
Tegangan tali sabuk maksimum yang diperbolehkan T1=1kN =1000 N
Koofisien gesek = 0,25
(Gambar 17.7)
Panjang tali sabuk
L = panjang tali sabuk
Pergunakan persamaan
Sudut kontak antara tali sabuk dan katrol
= sudut kontak antara tali sabuk dan katrol
Kita mengetahui bahwa gerak tali sabuk silang,
Transmisi daya
P = transmisi daya kuda
Kita mengetahui bahwa
Sekarang pergunakan persamaan P = (T1-T2) v = (1000-419,3) 4,714 = 2,740 W =
27,4 kW
17.17. Tegangan sentrifugal
Sejak tali sabuk bergerak menyambung melintasi katrol yang menyebabkan
gaya sentrifugal yang berefek meningkatkan tegangan keduanya, sama-sama kuat pada
sisi belakangnya. Tegangan menyebabkan gaya sentrifugal dikatakan tegangan
sentrifugal. Pada kecepatan rendah, tegangan sentrifugal sangat kecil tetapi pada
kecepatan tinggi berdampak luas dan sebaiknya dibuat dalam “laporan”.
Sebagai bahan pertimbangan, sudut d antara PQ pada pusat katrol, seperti
terlihat pada gambar 17.18.
(Gambar 17.18)
Diketahui
w = berat tali sabuk tiap panjang
v = kecepatan garis tali sabuk
r = jari-jari katrol yang melewati tali sabuk yang bergerak
Tc = tegangan sentrifugal yang menyinggung P dan Q
Panjang tali sabuk PQ = r d
Berat tali sabuk PQ = w x r d
Kita mengetahui bahwa gaya sentrifugal adalah:
Gaya sentrifugal pada tali sabuk PQ=
Tegangan sentrifugal To yang bersinggungan di P dan Q menjaga tali sabuk dalam
keseimbangan.
Sekarang, pemisahan gaya (gaya sentifugal dan tegangan sentrifugal) horizontal dan
persamaan yang sama
Sejak sudut d (nilai) sangat kecil, maka diabaikan
Catatan:
Ketika tegangan sentrifugal dibuatkan “ laporan” maka total tegangan dalam sisi kuat
dan total tegangan pada sisi belakang
17.18. Kondisi untuk transmisi daya maksimum
Kita mengetahui bahwa transmisi daya kuda oleh tali sabuk P = (T1 – T2) x v
75
dimana T1 = tegangan pada sisi kuat (kg)
T2 = tegangan pada sisi belakang (kg)
V = kecepatan tali sabuk (m/s)
Dari pembahasan 17.16, kita telah melihat bahwa
Gantikan nilai T2 dalam persamaan (i) P = T1 v C
Dimana
Kita mengetahui bahwa T1 = T - Tc
dimana T = tegangan maksimum dimana tali sabuk dapat dijadikan subjek (kg)
Tc = tegangan sentrifugal (kg)
Gantikan nilai T1 dalam persamaan (iii)
Untuk daya kuda maksimum T = 3Tc
Ini menunjukkan bahwa ketika transmisi daya kuda maksmimum 1/3 rd dari tegangan
maksimum diserap sebagai tegangan sentrifugal.
Contoh 17.4
Sebuah tali sabuk kulit berukuran 9 mm x 250 mm digunakan untuk menggerakkan
katrol besi cetakan yang berdiameter 90 cm pada 336 rpm. Jika sudut busur lingkaran
pada katrol kecil 1200 dan tegangan pada sisi kuat 20 kg/cm2. Carilah kapasitas daya
kuda pada tali sabuk yang memiliki masa jenis 0,00098 kg/cm2, koofisien gesek antara
tali sabuk (kulit) dan katrol (besi cetakan) adalah 0,35.
(A.M.I.E., Summer 1975)
Penyelesaian
Diketahui
Tebal tali sabuk t = 90,9 cm
Lebar tali sabuk b = 25 cm
Luas tali sabuk silang a = b x t = 25 x 0,9 = 22,5 cm
Diameter katrol d = 90 cm
Kecepatan katrol N = 336 rpm
Kecepatan tali sabuk v = 15,834 m/sec
Sudut kontak pada katrol kecil = 2,1 rad
Tegangan pada sisi kuat. F = 20 kg/cm2
Berat jenis tali sabuk. T1 = f x a = 450 kg
Koofisien gesek = 0,00098 kg/cm2
T2 = tegangan tali sabuk
Pergunakan persamaan
Beban tali sabuk setiap meter
w = luas x panjang x masa jenis = 22.5 x 100 x 0.00098 = 2.2 kg
Tegangan sentrifugal
Total tegangan pa da sisi kuat Tt1 = T1 + Tc = 450 +56,2 = 506,2 kg
dan total tegangan pada sisi belakang Tt2 = T2 + Tc = 215,8 + 56,2 = 272 kg
Kapasitas transmisi daya kuda pada tali sabuk
P = kapasitas transmisi daya kuda pada tali sabuk
Pergunakan persamaan P = (T1 – T2) v = (506,2 – 272) 15,834 = 49,4
hp
75 75
Catatan:
sejak Tt1 – Tt2 = (T1 + T2 ) – (T2 + Tc) = T1 – T2, oleh karena itu tegangan sentrifugal
pada tali sabuk tidak memiliki efek. Daya kuda juga dapat ditambahkan dengan
menggunakan persamaan P = (T1 – T2) v
75
Contoh 17.5
Sebuah tali sabuk dengan lebar 10 cm dan tebal 1cm mentransmisikan daya pada 1000
m/min. Tegangan jaringan penggerak adalah 1,8 kali dari tegangan pada bagian yang
digerakkan. Jika tegangan aman yang diperbolehkan pada tali sabuk adalah 16 kg/cm2.
Kalkulasikan daya kuda maksimum yang ditransmisikan pada kecepatan tersebut.
Misalkan masa jenis tali sabuk (kulit) adalah 1 gm/cm3. Kalkulasikan daya kuda
maksimum yang ditransmisikan oleh tali sabuk dan kecepatan ketika daya kuda
ditransmisikan.
(Gorakhpur University,1976)
Penyelesaian :
Diketahui
Lebar tali sabuk b = 10 cm
Tebal tali sabuk t = 1 cm
Luas tali sabuk silang a = 10 x 1 = 10 cm
Kecepatan tali sabuk v = 1.000 m/min
Tegangan jaringan penggerak (T1 – T2) = 1.8 T2
Tegangan aman tali sabuk yang diperbolehkan f = 16 kg/cm2
Tegangan maksimum T = f x a = 10 x 16 = 160 kg
Daya tali sabuk per meter = 1 gm/cm3
T = tegangan sentrifugal
T1 = tegangan pada sisi kuat
T2 = tegangan pada bagian yang digerakkan
Pergunakan persamaan
T1 = T – Tc = 160 - 28,34 = 131,66 kg T1 – T2 = 1,8 T2 T2 = 47 kg
Daya transmisi
P = daya transmisi
Pergunakan persamaan P = (T1 – T2) v =18,81 hp
75
Kecepatan pada saat daya maksimum ditransmisikan
v = kecepatan tali sabuk untuk daya maksimum
Pergunakan persamaan
Daya maksimum
Kita mengetahui bahwa tegangan pada sisi kuat dan tegangan pada sisi yang digerakkan
kembali pergunakan persamaan P = (T1 – T2) v =210
hp
75
Contoh 17.6
Sebuah tali sabuk datar di susun untuk mentransmisikan daya 45 h.p dari katrol yang
berdiameter 150 cm dan berotasi 300 rpm. Sudut busur lingkaran 11/24 keliling dan
koofisien gesek antara tali sabuk dan katrol 0,3. Tentukanlah tegangan sentrifugal,
lebar tali sabuk. Diketahui tebal tali sabuk adalah 9,5 mm, masa jenis bahan 1,1
gm/cm3 dan gaya tegangan 25 kg/cm2.
(Banaras Hindu University, 1975)
Penyelesaian
Diketahui
Transmisi daya kuda P = 45 hp.
Diameter katrol d = 150 cm = 1.5 m
Kecepatan katrol N = 300 rpm
Kecepatan tali sabuk
Sudut kontak
Koefisien Gesek = 0,3
Tebal tali sabuk t = 9.5 mm = 0.95 cm
Masa jenis bahan = 1.1 gm/cm3
Gaya tegang yang diperbolehkan f = 25 kg/cm2
Pergunakan persamaan
Sekarang pergunakan persamaan
Lebar tali sabuk yang disusun
b = lebar tali sabuk yang disusun (cm)
Kita mengetahui bahwa, tegangan maksimum tali sabuk
T = luas tali sabuk x tegangan yang diperbolehkan = b x t x f = b x 0.95 x 25 = 23.75
b kg
dan beban tali sabuk per meter
w = luas x panjang x masa jenis
Tegangan sentrifugal
Kita juga mengetahui bahwa T – Tc = T1 23,75 b – 5,92 b = 246 b = 13,7
cm
17.19. Tegangan awal tali sabuk
Ketika tali sabuk berputar mengelilingi dua katrol (penggerak dan yang
digerakkan). Dua bagian yang dalam digabung bersama-sama, maka tali sabuk dapat
bergerak terus-menerus melalui katrol, sejak gerakan tali sabuk (dari penggerak) dan
yang digerakkan (dari tali sabuk) ditentukan oleh beberapa gesekan antara tali sabuk
dan katrol. Agar grip dapat meningkat, tali sabuk dikencangkan. Dalam kesempatan ini
walaupun katrol dalam keadaan seimbang, tali sabuk mengalami beberapa tegangan
yang dinamakan tegangan awal.
Ketika penggerak mulai berotasi, menarik tali sabuk dari satu sis
(meningkatkan tegangan tali sabuk pada sisi ini) dan menggerakkan sisi lainnya
(menurunkan tegangan tali sabuk pada sisi tersebut). Peningkatan tegangan pada salah
satu sisi tali sabuk dinamakan tegangan pada sisi yang digerakkan.
T0 = tegangan awal tali sabuk
T1 = tegangan tali sabuk sisi kuat
T2 = tegangan tali sabuk sisi yang digerakkan
= koofisien penambahan panjang tali sabuk setiap gaya
Sebagai bahan pertimbangan akan diperlihatkan ada peningkatan tegangan
pada sisi kuat tali sabuk = T1 – T0
Dan peningkatan panjang tali sabuk pada sisi kuat = T0 – T2
Dan menurunkan panjang tali sabuk pada sisi yang digerakkan = (T0 –T2)
Misalkan bahan tali sabuk sangat elastis seperti panjang tali sabuk yang C, ketika tali
sabuk bergerak atau diam. Oleh karena itu peningkatan panjang pada sisi kuat adalah
sama dengan penurunan panjang tali sabuk pada sisi yang digerakkan.
Persamaan (i) dan (ii) (T1 – T0) = (T0 – T2)
T1 – T0 = T0 – T2
(abaikan tegangan sentrifugal) (pertimbangkan tegangan sentrifugal)
Catatan:
Pada kenyataanya bahan tali sabuk tidak elastis sempurna. Oleh karena itu jumlah
tegangan T1 dn T2 ketika tali sabuk sedang mentransmisikan daya selalu lebih besar
dibandingkan 2 kali tegangan awal. Berdasarkan C.G. Barth, hubungan antara T0, T1,
dan T2 adalah sebagai berikut:
Contoh 17.7 (satuan S.I)
2 poros parallel yang berdiameter 4,8 m dihubungkan dengan gerakkan tali sabuk
terbuka. Diameter katrol besar 1,5 m dan yang kecil 1,05 m. tegangan awal tali sabuk
dalam keadaan seimbang adalah 3 kN. Masa tali sabuk adalah 1,5 kg/m, koofisien gesek
antara tali sabuk dan katrol adalah 0,3. Tentukanlah tegangan sentrifugal transmisi
daya kuda ketiak katrol berotasi 400 rpm.
(London University)
Penyelesaian
Diketahui
Jarak antara poros x = 4.8 m
Diameter katrol besar d1 = 1.5 m
Jari-jari katrol besar r1 = 0.75 m
Diameter katrol kecil d2 = 1.05 m
Jari-jari katrol kecil r2 = 0.525 m
Tegangan awal tali sabuk To = 3 kN = 3000 N
Beban pada tali sabuk m = 1.5 kg/m
Koofisien gesek
Kecepatan tali sabuk
Kita mengetahui bahwa tegangan sentrifugal
T1 = tegangan pada sisi kuat
T2 = tegangan pada sisi belakang
Pergunakan persamaan
Kita juga mengetahui bahwa gerakan tali sabuk terbuka
Sudut busur katrol kecil = 1800 - 2 = 1800 – 2 . 20 41’ = 3,05 rad
Sekarang pergunakan persamaan
atau gantikan nilai T1 dalam persamaan (i) 2,5 T2 + T2 = 4548 T2 = 1229,4 N
dan T1 = 4548 – 1229,4 = 2248,6
N
transmisi daya kuda
P = transmisi daya kuda
Pergunakan persamaan P = (T1-T2) v = (2248,6 –1299,4)22 =20880 W = 20,88 kW
17.20. Gerakan tali sabuk –V
Tali sabuk-V dibuat dengan bantuan bahan dan tali sabuk karet serta dilapisi
dengan bahan dan karet seperti terlihat pada gambar 17.9 (a). Tali sabuk ini dicetak
dengan bentuk segi empat tak beraturan (trapezoid) dan tahan lama. Tali sabuk ini
cocok digunakan untuk gerakan yang pendek. Tali sabuk dalam tali sabuk-V adalah 300
- 400. Tenaga yang ditransmisikan merupakan aksi bentuk pasar antara tali sabuk
dengan alur V katrol atau katrol. Sebuah ruang gerak harus disediakan di alur bawah
seperti terlihat pada gambar 17.19 (b), untuk mencegah sentuhan di bagian bawah yang
makin sempit dari aus. Gerakan tali sabuk V dapat dimiringkan pada banyak sudut
dengan sisi yang kuat berada diatas atau dibawah. Supaya daya keluarnya meningkat
beberapa tali sabuk-V di gerakkan berdampingan. Ini dapat diperhatikan dalam gerakan
majemuk tali sabuk-V, seluruh tali sabuk sebaiknya meregang pada ukuran yang sama
sehingga beban yang dibagi sama diantaranya. Ketika salah satu tali sabuk rusak,
gantikan yang baru pada saat itu juga. Jika salah satu tali sabuk digantikan, tali sabuk
baru yang tidak tahan lama dan regangan akan lebih kuat meregang dan bergerak
dengan kecepatan yang berbeda.
Tabel 17.4
Dimensi standar tali sabuk-V
Tipe tali
sabuk
Ukuran daya
kuda
Batas minimum
diameter
luar katrol (D) mm
Lebar atas
(b) mm
Ketebalan
(t) mm
Beban permeter
(kg)
A
B
C
D
E
1-5
3-20
10-100
30-200
40-500
75
125
200
355
500
13
17
22
32
38
8
11
14
19
23
0.106
0.189
0.343
0.596
-
Tali sabuk-V dibuat dalam 5 tipe (A,B,C,D,E). Ukuran standar tali sabuk-V
dapat dilihat pada table 17.4. katrol untuk tali sabuk-V dibuat dari besi cetakan atau
baja untuk mengurangi beratnya. Ukuran standar katrol alur-V diperlihatkan pada table
17.5.
Tabel 17.5
Dimensi standar katrol-V
Tipe tali sabuk w d a c F e n
A
B
C
D
E
11
14
19
27
32
12
15
20
28
33
3.3
4.2
5.7
8.1
9.6
8.7
10.8
14.3
19.9
23.4
10
12.5
17
24
29
15
19
25.5
37
44.5
6
9
14
14
20
Catatan: Lebar permukaan (B)(n – 1) e = 2e.
(Gambar 17.19)
17.21. Standar panjang tali sabuk-V
Berdasarkan satuan S.I: 2494-1964, tali sabuk-V dibuat dengan type dan
dalam nominal panjang ini. Missal, sebuah tali sabuk-V jenis A dna panjang dalam 914
mm di rencanakan seperti A 914-SI. Standar panjang tali sabuk-V dalam mm adalah:
Ukuran panjang dapat diperpanjang dengan jumlah= 36 mm untuk tipe A, 43 untuk tipe
B, 56 mm untuk tipe C, 79 mm untuk tipe D, dan 92 mm untuk tipe E.
17.22. Keuntungan dan kerugian gerakan tali sabuk-V disbanding gerakan
tali sabuk datar
Berikut adalah keuntungan dan kerugian gerakan tali sabuk-V disbanding
gerakan tali sabuk datar.
Keuntungan:
1) Gerakan tali sabuk-V memberi kepadatan dalam jarak yang pendek antara pusat-
pusat katrol
2) Gerakannya adalah positive karena selip (gelinciran) antara tali sabuk dan katrol
diabaikan
3) Pelaksanaanya ditali sabuk dan katrol tak menimbulkan suara
4) Tali sabuk memiliki kemampuan untuk hentakan bantalan ketika mesin mulai
bekerja
5) Rasio kecepatan tinggi dapat ditambah
6) Kontaak bentuk pasak di tali sabuk dalam aluraan memberikan batas nilai rasio
tinggi dalam tegangan. Oleh karena itu transmisi daya oleh tali sabuk-V lebih
banyak dibandingkan tali sabuk datar pada koofisien gesek, kontak busur lingkaran
dan tegangan yang sama di tali sabuk.
7) Tali sabuk-Vdapat dioperasikan dalam arah yang berlainan dengan sisi tali sabuk
kuat di atas atau di bawah baris pusat dapat dalam horizontal, vertikal atau miring.
Kerugian:
1) Gerakan tali sabuk –V tidak bisa digunakan dalam jarak pusat yang besar
2) Tali sabuk-V tidak lentur seperti tali sabuk datar
3) Susunan katrol untuk tali sabuk-V terlalu rumit dibandingkan pada tali sabuk datar
17.23. Rasio tegangan gerakan pada tali sabuk-V
(Gambar 17.20)
Tali sabuk-v dengan katrol alur dapat diperlihatkan dalam gambar 17.20
R1 = reaksi normal antara tali sabuk dan sisi-sisi alur
R = reaksi total dalam bidang alur
2 = sudut alur
= koofisien gesek antara tali sabuk dan sisi alur
pemisahan reaksi vertical ke alur
Kita tahu bahwa gaya gesek :
Mempertimbangkan porsi tali sabuk kecil seperti terlihat pada gambar 17.16,
perawatan sudut dipusat, tegangan pada salah satu sisi akan di T dan dilain sisi T+
T. Hasilnya dapat dilihat pada pembahasan di 17.16, kita peroleh gesekan yang
berlawanan yang sama dengan R cosec dan berlawanan dengan R.
Persamaan antara T1 dan T2 untuk gerakan tali sabuk-V akan seperti :
17.24. Gerakan picak V
Dalam banyak hal, ketika sebuah tali sabuk datar digantikan untuk tali sabuk
V. Ini lebih ekonomis menggunakan katrol permukaan datar, sebagai pengganti katrol
alur seperti terlihat pada gambar 17.21. dengan demikian biaya untuk pemotongan
aluran dapat dihapuskan. Sebagaimana diketahui gerakaanya adalah gerakan picak V.
(Gambar 17.21)
Contoh 17.8
Sebuah kompresor disusun dengan 120 hp yang berotasi 250 rpm. Penggeraknya adalah
tali sabuk V dari motor listrik yang berotasi 750 rpm. Diameter katrol pada poros
kompresor harus tidak lebih besar dari 1m saat jarak pusat antara katrol dibatasi hingga
1,75 m. Kecepatan tali sabuk sebaiknya tidak melewati 1,600 m/min. Tentukan
besarnya transmisi daya pada tali sabuk V jika setiap tali sabuk memiliki luas bidang
penampang silang 3,75 cm2 dan beban 0,001 kg/cm3 dn tegangan 25 kg/cm2. Sudut
katrol 350 , koofisien gesek antara tali sabuk dan katrol 0,25. Carilah juga panjang
setiap tali sabuk nya
(A.M.I.E., Musim panas 1977)
Penyelesaian
Diketahui:
Daya kuda P= 120 hp.
Kecepatan kompresor N1 = 250 rpm.
Kecepatan motor N2 = 750 rpm
Diameter katrol pada poros kompresor d1 = 1 m
Jarak pusat antara katrol x = 1.75 m
Kecepatan tali sabuk
Luas bidang penampang silang setiap tali sabuk a = 3.75 cm
Berat jenis bahan = 0.001 kg/cm2
Tegangan tarik f = 25 kg/cm2
Sudut katrol alur
Koofisien gesek antara tali sabuk dan katrol = 0.25
Diketahui bahwa beban tali sabuk per meter
W = luas x panjang x masa jenis
= 3.75 x 100 x 0.001 = 0.375 kg
Tegangan sentrifugal
Dan Tegangan maksimum di tali sabuk
Tegangan pada sisi kuat tali sabuk
Pergunakan persamaan
Diketahui bahwa gerakan tali sabuk terbuka
Sudut himpit pada katrol kecil (katrol pada poros motor)
Pergunakan persamaan
Nilai tali sabuk V
Diketahui bahwa transmisi daya setiap tali sabuk
Nilai tali sabuk V
Panjang setiap tali sabuk
L= panjang setiap tali sabuk
Jari-jari katrol pada poros kompresor
Dan jari-jari katrol pada poros motor
Pergunakan persamaan
Contoh 17.9
2 poros yang berjarak pusat 100cm dihubungkan untuk gerak tali sabuk-V. Katrol
penggerak disediakan dengan 125 h.p. dan memiliki diameter 30 cm. Ini berotasi 1,000
rpm sementara katrol yang digerakkan berotasi 375 rpm. Sudut katrol alur 400,
tegangannya 21 kg/cm2, luas penampang tali sabuk silang 4 cm2, masa jenis bahan 1,11
gm/cm2. Katrol yang digerakkan menggantung dengan jarak pusat dari bantalan
terdekat 20 cm, Koofisien gesek antara tali sabuk dan katrol adalah 0,28. Carilah:
a. jumlah susunan tali sabuk, dan
b. diameter poros katrol yang digerakkan jika tegangannya adalah 420 kg/cm2
(Poona University, 1976)
Penyelesaian
Diketahui
Jarak antara pusat 2 poros x = 100 cm
Daya kuda untuk katrol penggerak P = 125 hp.
Diameter katrol penggerak d1 = 30 cm
Kecepatan katrol penggerak N1= 1000 rpm.
Kecepatan katrol yang digerakkan N2= 375 rpm
Sudut himpit pada katrol = 40
Sudut semi dalam alur = 20
Luas penampang busur silang = 4 cm2
Tegangan tali sabuk f = 21 kg/cm2
Masa jenis = 1.11 gm/cm2
Jarak antara pusat katrol yang digerakkan dan bantalan terdekat = 20 cm
Koofisien gesek antara tali sabuk dan katrol = 0.28
Beban tali sabuk setiap meter
W= luas x panjang x masa jenis
= 4 x 100 x 1.11 = 444 gm = 0.444 kg
Tegangan sentrifugal
Tegangan tali sabuk maksimum
Tegangan pada sisi kuat tali sabuk
d2= diameter katrol yang digerakkan
Pergunakan persamaan
Untuk gerakan tali sabuk terbuka
Sudut himpit untuk katrol kecil
Pergunakan persamaan
(a) Jumlah susunan tali sabuk
Transmisi daya kuda setiap tali sabuk
Nilai tali sabuk V
(b) Diameter poros katrol yang digerakkan
d= diameter poros katrol yang digerakkan
transmisi momen putar untuk poros katrol yang digerakkan
dan momen pembengkok M = (T1 + T2 + Tc) 20 = (72,8 + 6,47 + 211,2) 20 =
2033,4 kg cm
ekuivalen kedua momen
Pergunakan persamaan
17.25. Tali sabuk penggerak
Tali sabuk untuk transmisi daya biasanya terbuat dari manila, rami, dan
katun. Tali sabuk-tali sabuk tersebut berkeliling dalam penampang lintang dapat terlihat
pada gambar 17.22 (a) salah satu keuntungan utama tali sabuk penggerak adalah
sebagian penggerak dapat diambil dari salah satu katrol penggerak.
Sebagai contoh dalam putaran poros di setiap lantai digerakkan oleh tali sabuk yang
meninggalkan langsung dari mesin utama katrol pada lantai bawah. Sudut katrol alur
untuk tali sabuk penggerak biasanya adalah 450. Aluran dikatrol dibuat sempit pada
bagian bawah dan tali sabuk dijepit antara alur V pinggir untuk meningkatkan gaya
lekat tali sabuk pada katrol. Aluran sebaiknya diselesaikan secara rata untuk
menghindari pemanasan di tali sabuk. Diameter katrol sebaiknya besar untuk
mengurangi pengausan pada tali sabuk dalam gesekan dalam dan tegangn bengkok.
Ukuran katrol yang sesuai adalah 40 d dan minimal 36 d di mana d adalah diameter tali
sabuk (cm).
(Gambar 17.22)
Seperti dalam gerakan tali sabuk V, rasio tegangan penggerak diberikan
sebagai berikut :
Catatan:
Dalam hal daya yang ditransmisikan dalam jarak yang panjang seperti dipertambangan,
pengungkit, dan pengerekan, tali sabuk baja luas dipergunakan. Tali sabuk kawat harus
terus-menerus mengalur katrol tapi mereka istirahat pada aluran (tali sabuk katun tidak
breistirahat pada bagian bawah alur) bawah dan tidak terjepit diantara sisi aluran.
Berikut ini keuntungan tali sabuk kawat di bandingkan tali sabuk katun:
1. memiliki beban yang lebih besar
2. dapat menahan beban-beban yang belebihan
3. gerakannya lebih lembut
4. lebih dapat diandalkan dan tidak berkurang secara tiba-tiba
Contoh 17.10
Sebuah tali sabuk penggerak untuk memindahkan 350 h.p. dari sebuah katrol
berdiameter 120 cm, berotasi 300 rpm, sudut himpit dapat diambil rad. Sudut ½
aluran adalah 22 ½. Tali sabuk yang digunakan berdiameter 5 cm, beban tali sabuk 1,3
kg/m dan setiap tali sabuk memiliki gaya tarik max. 220kg dan koofisien gesek antara
tali sabuk dan katrol adalah 0,3. Tentukanlah jumlah susunan tali sabuk. Jika katrol
yang bergantungan adalah 50 cm, carilah ukuran katrol yang sesuai jika terbuat dari
baja yang bertegangan geser 400kg/cm3.
(Calcutta University, 1977)
Penyelesaian
Diketahui
Transmisi daya kuda P = 350 hp.
Diameter katrol d = 120 cm
Kecepatan katrol N = 300 rpm.
Kecepatan tali sabuk
Sudut himpit = rad
Sudut ½ alur = 22½0
Diameter tali sabuk = 5 cm
Beban tali sabuk w= 1.3 kg/m length
Gaya tarik max. setiap tali sabuk T = 220 kg
Koofisien gesek = 0.3
Tegangan geser poros f1 = 400 kg/cm2
Tegangan tangensial
Tegangan pada sisi kuat tali sabuk T1 = T – Tc = 220 – 47 = 173 kg
T2= tegangan pada sisi yang digerakan
Pergunakan persamaan
Jumlah susunan tali sabuk
Transmisi daya kuda setiap tali sabuk
Jumlah susunan tali sabuk
Diameter poros katrol
di=diameter poros katrol
Transmisi momen putar poros katrol
Sejak katrol bergantung 50 cm , oleh karena itu momen bengkok poros dalam gaya tarik
tali sabuk
M = (T1 + T2 + 2Tc)50 9= (173 + 14,76 + 2 47) 450 = 126.792 kg cm
Ekuivalen kedua momen
Pergunakan persamaan
17.26. Katrol
Katrol digunakan untuk transmisi daya dari satu poros ke poros lain dengan
tali sabuk atau tali sabuk sejak rasio kecepatan adalah rasio lawan untuk diameter katrol
penggerak dan yang digerakan. Oleh karena itu diameter katrol sebaiknya diatur dengan
hati-hati agar memiliki rasio kecepatan yang dikehendaki. Katrol harus memiliki arah
yang sempurna agar dapat mengikuti tali sabuk yang bergerak dalam sebuah garis
normal pada gaya katrol.
Katrol dapat dibuat dari besi cetakan, baja atau baja press, kayu dan kertas.
Bahan-bahan cetakan memiliki gesekan yang baik dan karakteristik pengausan. Katrol
yang dibuat dari baja press lebih ringan dibanding katrol cetakan, tapi dalam banyak hal
mereka lebih rendah gesekan dan menghasilkan pengausan yang besar. Kita dapat
membahas beragam tipe katrol untuk tali sabuk rata pada pembahasan berikutnya.
17.27. Katrol besi cetakan
(Gambar 17.23)
Katrol pada umumnya dibuat dari besi cetakan karena biaya lebih rendah.
Rim ditempatkan dalam suatu ruangan dengan rusuk tengah dari tombol pusat atau
lengan atau jeruji. Lengannya dapat lurus atau bengkok seperti terlihat pada gambar
17.23 dan penampang silang biasanya selip.
Ketika katrol cetakan kontak dalam cetakan, lengannya dalam tegangan
sebagian dan sangat mudah rusak, lengan bengkok dijaga dari kerusakan lengan-
lengannya biasanya meruncing dengan lebar max. dekat nabla.
Katrol besi cetakan umumnya dibuat dengan dikelilingi tepi. Konveksi diketahui
sebagai puncak. Puncak pemeliharaan untuk menjaga tali sabuk dipusat katrol saat
bergerak. Puncak dapat 9 mm untuk 300 mm lebar permukaan katrol. Katrol besi
cetakan dapat bertipe celah atau padat. Ketika ini membingkai sebuah katrol pada
porosnya yang siap membawa katrol atau memiliki pemuaian yang tidak habis-
habisnya. Ini lebih mudah menggunakan katrol celah. Disana ada ruang gerak antara
permukaaan dengan 2 (dua) pembagi poros yang dikencangkan dengan baut-baut.
(Gambar 17.24)
17.28. Katrol baja
Katrol baja dibuat dari baja press dan memiliki ketahanan yang baik dan
tahan lama. Katrol ini lebih ringan bebannya (berkurang sekitar 40-60%) dari pada
katrol besi cetakan yang berkapasitas sama dan dirancang untuk bergerak pada
kecepatan yang tinggi. Mereka menimbulkan koofisien gesek dengan tali sabuk kulit di
mana ini hampir sama yaitu untuk menambahnya yang disebabkan oleh katrol besi
cetakan.
Katrol baja pada umumnya dibuat dengan 2 (dua) bagian yang diikat dengan
baut secara bersama-sama. Aksi penjepitan untuk menahan katrol terhadap poros,
dengan tanpa katup yang disusun kecuali untuk penggunaan yang terlalu berat katrol
baja pada umumnya dilengkapai dengan cincin yang sifatnya dapat ditukar-tukar untuk
memberikan keleluasaan penggunaan poros yang berbeda ukuran. Berikut ini tabel yang
memperlihatkan jumlah jeruji.
Tabel 17.6
Diamter katrol (mm) Jumlah jeruji Diameter jeruji (mm)
280-500
560-710
800-1000
1120
1250
1400
1600
1800
6
8
10
12
14
16
18
18
19
19
22
22
22
22
22
22
Ukuran lain katrol baja adalah
panjang penjepit = 0,5 lebar permukaan.
Panjang penjepit sebaiknya tidak kurang dari 100 mm untuk jeruji yang
berdiameter 19 mm dan 138 mm untuk jeruji yang berdiameter 22mm.
Ketebalan tepinya = 5 mm untuk semua ukuran.
Jeruji baris tunggal digunakan untuk katrol yang memilliki lebar yang
sampai 30 cm dan jeruji baris ganda untuk katrol yang memiliki lebar dari 30 cm.
17.29. Katrol kayu
Katrol kayu lebih ringan dan memiliki koofisien gesek yang lebih tinggi..
Katrol jenis ini memiliki 2/3 rad beban katrol besi cetakan yang berukuran sama. Katrol
ini umumnya dibuat dari kayu pilihan yang diletakan dalam segmen-segmen dan
direkatkan bersama-sama di bawah tekanan yang tinggi.
Mereka dijaga dari penyerapan moisture dengan lapisan pelindung sirlak
atau pernis sehingga pelengkungan dapat dihindari. Katrol ini dapat dibuat dari besi
jepit cetakan yang padat atau bercelah. Dengan jumlah katup atau memiliki ring yang
disesuaikan dengan rotasi relative pencegahan antara katrol dengan poros dengan
susunan hambatan gesek. Katrol ini dibuat untuk poros penggerak dengan kontak busur
antara permukaan katrol dan tali sabuk yang dilintasi.
17.30. Katrol kertas
Katrol kertas dibuat dari serat kertas yang dipampatkan dan disusun dengan
sebuah logam di pusat. katrol ini biasanya digunakan untuk katrol transmisi dari motor
listrik ketika jarak poros pusat ke pusat kecil.
17.31. Katrol tetap dan lepas
Sebuah katrol tetap dan lepas seperti terlihat pda gambar 17.25, digunakan
pada poros yang tetap mungkin mesin akan berhenti atau bergerak. Katrol tetap
dipasang pada poros mesin saat katrol lepas bergerak bebas. Tali sabuk berputar
melewati katrol tetap untuk mentransmiskan daya oleh mesin dan bergesek ke katrol
lepas ketika mesin dirancang tidak untuk transmisi daya. Bagaimanapun juga
memberhentikan salah satu mesin tidak menimbulkan gangguan dengan mesin lainnya
saat berputar pada garis poros yang sama
Katrol lepas dipersiapkan dengan besi cetakan atau ring perunggu meriam
dengan sebuah ikatan pada salah satu ujungnya untuk mencegah gerakan aksial.
Tepi katrol tetap dibuat lebih luas dibandingkan katrol lepas sehingga tali
sabuk kemungkinan berputar lambat pada katrol lepas. Katrol lepas biasanya
mempunyai jepitan yang lebih besar untuk mengurangi pengausan gesekan serta
membutuhkan pelumas murni.
(Gambar 17.25)
17.32. Rancangan katrol besi cetakan
Berikut ini prosedur yang diadopsi dalam rancangan katrol besi cetakan
1. Dimensi Katrol
(i) Diameter katrol (D) dapat ditambah dari rasio kecepatan atau tegangan
sentrifugal. Kita mengetahui bahwa tegangan indeks sentrifugal dari tepi katrol
dimana p = masa jenis
v = kecepatan di tepi dalam
dimana D = diameter katrol
N = kecepatan katrol
Berikut adalah diameter katrol dalam mm untuk tali sabuk picak dan V.
Enam ukuran pertama digunakan hanya untuk tali sabuk V
(ii) Jika lebar tali sabuk diketahui maka lebar katrol atau permukaan katrol (B) di
ambil 25% lebih besar dibanding lebar tali sabuk
B = 1.25 b ;dimana b = lebar tali sabuk
Berdasarkan ISI lebar katrol ditetapkan sbb:
Tabel 17.7
Lebar tali sabuk (mm) Lebar katrol > lebar tali sabuk (mm)
Sampai 125
125-250
250-375
375-500
13
25
38
50
(iii) Ketebalan katrol bervariasi dari D/300+2 hingga D/200+3 untuk
tali sabuk tunggal dan D/200+6 untuk tali ganda, diameter katrol adalah dalam
mm
2. Dimensi lengan
(i) Jumlah lengan yang dapat dipakai sebanyak 4 untuk dimeter katrol dari 20 cm
- 60cm dan 6 untuk yang berdiameter dari 60 cm - 150 cm.
Catatan : Untuk katrol yan g berdiameter kurang dari 20cm katrol terbuat
dengn lengan yang padat , ketebalan rusuk yang sama
denganketebalan pada permukaan katrol pusat.
(ii) Lengan silang biasanya elips dengan sumbu mayor sama dengan
sumbu minor. Lengan silang ditambah dengan menganggap lengan sebagai
pegas bantu, tetap pada akhir nabla dan membawa muatan asam pekat pada
lengan akhir, panjang pegas bantu sama dengan jari-jari katrol. Dengan
mengasumsikan bahwa pada saat kapan saja, daya ditransmisikan dari nabla ke
lengan atau vice versia hanya melalui ½ dari total jumlah lengannya
T = transmisi momen putar
r2=jari-jari katrol
n= jumlah lengan
Muatan tangensial setiap lengan
Momen lengan max. pada lengan dinala akhir
Dan arah modulasi
Sekarang pergunakan persamaan
Lengan silang ditambahkan
(Gambar 17.26)
(iii) lengan di tirus dari nabla ke rim, penirusan biasa 1/48-1/32
(iv) ketika lebar katrol melebihi katrol maka 2 baris lengan disediakan
seperti terlihat pada gambar 17.26
3. Dimensi nabla
(i) Diameter nabla dalam diameterporos dapat ditetapkan oleh persamaan berikut
Diameter nabla sebaiknya tidal lebih besar dari 2d
(ii) Panjang nabla
Panjang nabla min. adlah 2/3 B tetapi sebaiknya melebihi lebar katrol B
Contoh 17.11
Sebuah katrol tergantung dengan transmisi 45 h.p pada 240 rpm tali sabuk penggerak
adalahl vertical dan sudutnya 180 jarak pusat katrol dari bantalterdekat adalah 35 cm.
Tantukan
1. diameter katrol
2. lebar tali sabuk dimis. Ketebalannya 1 cm
3. diameter poros
4. ukuran katupnya untuk katrol pengaman pada poros
5. ukuran kelima lengannya
Arah lengannya dapat elips, sumbu mayor adalah 2 x sumbu minor
berikut ini tegangan yang di ambil dari tujuan rancangan:
Poros = tegangan dan kompresi -800 kg/cm 2
Katup = gaya pergeseran -500 kg/cm2
Tali sabuk = tegangan -25 kg/cm2
Tepi katrol = tegangan -45 kg/cm2
Lengan katrol = tegangan -150 kg/cm2
(A.M.I.E., Musim panas 1974)
Penyelesaian
Diketahui
transmisi daya kuda P = 45 hp.
kecepatan N = 240 rpm.
Sudut = 180
jarak katrol dari bantalan terdekat L = 35 cm.
koofisien gesek = 0.25
(i) Diameter katrol
D = diameter katrol
f1= gaya sentrifugal atau gaya tarik di tepi katrol = 45 kg/cm2
Pergunakan persamaan
kita mengetahui bahwa
(ii) Lebar tali sabuk
b =lebar tali sabuk
t =tebal tali sabuk = 1 cm
f= gaya tarik untuk bahan tali sabuk = 25 kg/cm2
T1=tegangam pada sisi kuat tali sabuk
T2 = tegangan pda sisi yang kendur ditali sabuk
Kita mengetahui bahwa transmisi daya kuda
Juga
Atau gantikan nilaiT1 kedalam persamaan(i) kita memiliki
Dan
Kita mengetahui bahwa tegangan max. ditali sabuk pda sisi yang kuatnya
(iii) Diameter poros
d=diameter poros
f1 =gaya geser pada poros
Kita mengetahui bahwa transmisi momen putar oleh poros
Momen lengkung pada poros dalam tegangan tali sabuk……..
Kita mengetahuibahwa ekuivalen kedua momen adalah…….
Sekarang gunakan persamaan…….
(iv) Dimensi katup
Standar dimensi katup untuk poros yang berdiameter adala
lebar katup = 18 mm
Tebal katup = 11 mm
L =panjang katup
Pergeseran pada katup, kita peroleh
Panjang katup sebaiknya hampir sama dengan panjang nabla yang 2 d
(v) Ukuran lengan
n=jumlah lengan
fb=gaya tarik pada lengan = 150 kg/cm2
b= sumbu minor
a=sumbu mayor=2b
Kita mengetahui bahwa momen lengkung max. setiap lengannya di nabla akhir
Arah modulasi
Pergunakan persamaan……..
Contoh 17.12
Sebuah katrol berdiameter 90 cm berputar pada 200rpm untuk mentransmisikan 10 h.p.
tentukanlah lebar tali sabuk (kulit) jika tegangnya max. tidak melebihi 14,5 kg/cm,
tegangan pda sisi yan gkuat adalah 2 x dari sisi yang kendur .tentukanlah diameter
poros dan ukuran katrol .asumsikan ada 5 lengantegangan geser max. ridak melebihi
630 kg/cm2.
(Indore University, 1975)
Penyelesaian
Diketahui
Diameter katrol D = 90 cm
Kecepatan N= 200 rpm
Kecepatan katrol
Transmisi daya kuda = 10 hp.
Tagangan max = 14.3 kg/cm width
Rasio tegangan pada sis kuat dan sisi kendur
Jumlah lengan, n = 6
Tegangan geser max = 630 kg/cm2
Kita mengetahui bahwa transmisi daya ku
Atau
dan
Lebar tali sabuk
Sejak tegangan max. adalah 14.3 kg/cm2 maka lebar tali sabuk
Diameter poros d=diameter poros
Kita mengetahui transmisi momen putar pada poros
Pergunakan persamaan
Atau.
Dimensi bagian-bagian katrol
1. Lebar dan tebal katrol
Lebar tali sabuk 11.2 cm = 112 mm maka lebar katrol
Dan lebar tepi katrol
2. Dimensi lengan
Asumsikan lengan silangnya adalah elips dengan sumbu mayor adalah 2x dari sumbu
minor, b=sumbu minor, a=sumbu mayor
Dan arah modulasi
Misalkan tegangan tarik untuk lengan besi cetakan adalah
Kita peroleh
Dan
Dimensi untuk nabla
Diameter nabla = 2d = 2 x 3.5 = 7 cm
Panjang nabla =
Panjang nabla sebaiknya tidak kurang dari 2/3 B, maka panjang nabla