tafsir al-qur’an tentang poligami: perbandingan penafsiran...

118
i Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran Muhammad Syahrur dan Nashr Hamid Abu Zayd. SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag) Oleh: MUHAMAD ABDUL FATAH NIM 215-13-007 JURUSAN ILMU AL-QUR`AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN HUMANIORA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2017

Upload: others

Post on 08-Nov-2020

19 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

i

Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan

Penafsiran Muhammad Syahrur

dan Nashr Hamid Abu Zayd.

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh:

MUHAMAD ABDUL FATAH

NIM 215-13-007

JURUSAN ILMU AL-QUR`AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN HUMANIORA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2017

Page 2: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

ii

Page 3: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

iii

Page 4: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Muhamad Abdul Fatah

NIM : 215-13-007

Fakultas : Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora

Jurusan : Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis dengan judul “Tafsir Al-Qur‟an Tentang

Poligami: Perbandingan Penafsiran Muhammad Syahrur dan Nashr Hamid Abu

Zayd.” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya

tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini

dikutip atau dirujuk dengan kode etik ilmiah.

Salatiga, 20 September

2017

Yang Menyatakan,

Muhamad Abdul Fatah

Page 5: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

v

HALAMAN MOTTO

إ ن مع إلعس يس إ

Sesungguhnya bersama kesulitan

terdapat kemudahan.

(QS. Al-Insyirāh [94]: 6)

Hesitation Make The Strugle Be Fall

* Keraguan Membuat Perjuangan Kita

Menjadi Gagal*

Tunjukanlah Kami jalan yang lurus

(QS. Al-Fatihah:6)

Page 6: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Jika karya ini patut sebagai persembahan maka

akan penulis persembahkan untuk ;

*****

Ayahanda Jonet Ismail dan Ibunda Siti Asmah

Om Muslimin SAg dan Keluarga Besar

*****

Teman-teman Jurusan Ilmu Al- Qur‟an dan Tafsir

IAIN Salatiga Angkatan 2013

*****

Teman-teman Fakultas Ushuluddin Adab dan

Humaniora IAIN Salatiga

*****

Teman-teman Pon-Pes Ittihadul Asna Klumpit

Salatiga

` *****

Teman-teman P2b Bulu Kalongan Ungaran Timur

Page 7: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

vii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Transliterasi kata-kata Arab yang dipakai dalam penyusunan Skripsi

ini berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor:

158/1987 dan 0543b/U/1987.

A. Konsonan Tunggal

Huruf

Arab Nama Huruf Latin Nama

Alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan ا

ba‟ B Be ب

ta‟ T Te ت

ṡa ṡ es (dengan titik di atas) ث

Jim J Je ج

)ḥa‟ ḥ ha (dengan titik di bawah ح

kha‟ Kh ka dan ha خ

Dal D De د

Żal Ż zet (dengan titik di atas) ذ

ra‟ R Er ر

Page 8: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

viii

Zal Z Zet ز

Sin S Es س

Syin Sy es dan ye ش

ṣad ṣ es (dengan titik di bawah) ص

ḍad ḍ de (dengan titik di bawah) ض

ṭa‟ ṭ te (dengan titik di bawah) ط

ẓa‟ ẓ zet (dengan titik di bawah) ظ

ain „ koma terbalik (di atas)„ ع

Gain G Ge غ

fa‟ F Ef ف

Qaf Q Qi ق

Kaf K Ka ك

Lam L El ل

Mim M Em م

Nun N En ن

Wawu W We و

ha‟ H Ha ه

Page 9: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

ix

Hamzah ` Apostrof ء

ya‟ Y Ye ي

B. Konsonan Rangkap Tunggal karena Syaddah Ditulis Rangkap

Ditulis Muta‟addidah متعددة

Ditulis „iddah عدة

C. Ta’ Marbuṭah di akhir kata ditulis h

a. Bila dimatikan ditulis h

Ditulis Ḥikmah حكمة

Ditulis Jizyah جزية

(ketentuan ini tidak diperlukan kata-kata Arab yang sudah terserap ke dalam bahasa

Indonesia, seperti zakat, shalat dan sebagainya, kecuali bila dikehendaki lafal aslinya)

b. Bila diikuti kata sandang “al” serta bacaan kedua itu terpisah, maka ditulis h.

`Ditulis Karâmah al-auliyā كرمة الاولياء

c. Bila Ta‟ Marbuṭah hidup dengan harakat, fatḥah, kasrah, atau ḍammah ditulis t.

Ditulis Zakat al-fiṭrah زكاة الفطرة

Page 10: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

x

D. Vokal Pendek

___ Fatḥah Ditulis A

___ Kasrah Ditulis I

___ Ḍammah Ditulis U

E. Vokal Panjang

Fatḥah bertemu Alif

جاهليةDitulis

Ā

Jahiliyyah

Fatḥah bertemu Alif Layyinah

Ditulis تنسىĀ

Tansa

Kasrah bertemu ya‟ mati

كريمDitulis

Ī

Karīm

Ḍammah bertemu wawu mati

Ditulis فروضŪ

Furūḍ

F. Vokal Rangkap

Fatḥah bertemu Ya‟ Mati

Ditulis بينكمAi

Bainakum

Fatḥah bertemu Wawu Mati

Ditulis قولAu

Qaul

Page 11: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

xi

G. Vokal pendek yang berurutan dalam satu kata dipisahkan dengan apostrof

Ditulis A`antum أأنتم

Ditulis U‟iddat أعدت

Ditulis La‟in syakartum لئن شكرتم

H. Kata sandang alif lam yang diikuti huruf Qamariyyah maupun Syamsyiyyah

ditulis dengan menggunkan “al”

Ditulis Al-Qur`ān القران

Ditulis Al-Qiyās القياس

`Ditulis Al-Samā السماء

Ditulis Al-Syams الشمس

I. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat ditulis menurut bunyi atau

pengucapannya

Ditulis Żawi al-furūḍ ذوى الفروض

Ditulis Ahl al-sunnah اهل السنة

Page 12: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

xii

KATA PENGANTAR

بسم الله الرحمن الرحيمSyukur Alhamdulillah penulis haturkan kehadirat Allah swt. yang telah

mencurahkan nikmat-Nya yang tak terhingga, yang tak dapat penulis sebutkan satu

persatu, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Tafsir Al-

Qur‟an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran Muhammad Syahrur dan Nashr

Hamid Abu Zayd. Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada baginda

Rasulullah SAW. beserta keluarganya, sahabat serta pengikut-pengikutnya sampai di

yaumul qiyāmah. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan, bimbingan,

dan dorongan dari berbagai pihak, penulisan skripsi ini tidak dapat terselesaikan.

Untuk itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih yang

setulus-tulusnya kepada:

1. Kedua orang tua (Ayah Jonet Ismail dan Ibu Siti Asmah) yang dengan

ikhlas menerima dan memperjuangkan kami sebagai anak, untuk terus

bersekolah dan menjadi hamba yang di ridhoi oleh Allah Swt, di dunia dan

di akhirat kelak. Berkat kesabaran ibu, menjadikan saya selalu tabah atas

berbagai ujian yang menjadi jalan untuk mencapai keridhaan yang lebih

tinggi dihadapan Allah dan manusia. Juga tidak lupa, bagaimana ayah

menanamkan bahwa memandang kehidupan tidaklah melulu melalui satu

sudut saja, sebab terdapat berbagai macam sudut pandang, dan hal tersebut

Page 13: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

xiii

hanya akan diperoleh dengan memperluas wawasan dan keilmuan. Lalu

kemudian, tidak lupa saya ucapkan terimakasih yang teramat kepada Mbah

Irpan dan Mbah Toyibah, yang telah dengan rela mencukupkan kebutuhan

ananda sebagai cucu, untuk dapat tetap melanjutkan jenjang pendidikan

sampai saat ini yang telah banyak sekali membantu penghidupan saya di

Ponpes Ittihadul asna.

2. Abah Muhammad Royhuddin Mahbub, selaku Guru sekaligus orang tua

Ponpes Ittihadul Asna. Terimakasih karena telah menjadi jalan bagi Tuhan

untuk memberikan pengetahuan dan pendidikan kepada ananda. Lalu

kemudian terimakasih kepada teman-teman santri Ponpes Ittihadul Asna

yang selalu mendampingi menuntut ilmu dan juga kepada Ustad Ustadzah

yang telah memberikan ilmu kepada saya dan telah membimbing saya

dengan kesabaran dan keikhlasan.

3. Teman-teman seperjuangan, Mahfudz Fawzie, Muhammad Sarifuddin, M

Choirurrohman, Rangga Pradipta, Wahyu Kurniawan, Husain Imaduddin,

Laila Alfiyanti, Triyanah, terimakasih atas empat tahun perjuangan yang

telah kita lewati bersama di IAIN Salatiga.

4. Dr. Benny Ridwan, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Ushuluddin, Adab, dan

Humaniora IAIN Salatiga.

5. Ibu Tri Wahyu Hidayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Ilmu al-Qur`an dan

Tafsir, beserta staff-staffnya yang tak pernah menyerah memotivasi kami

sebagai angkatan pertama untuk menyelesaikan skripsi kami. Terimakasih

Page 14: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

xiv

juga atas fasilitas perpustakaan IAIN Salatiga yang telah dibuka beberapa

saat sebelum penulis memulai skripsi ini, sehingga fasilitas tersebut sangat

membantu proses penulisan skripsi ini.

6. Dr. Adang Kuswaya, M.Ag. selaku dosen pembibing skripsi yang telah

mengarahkan dan membimbing dari awal hingga akhir, hingga terjadinya

skripsi ini.

7. Dr. Muh. Irfan Helmy, M.Ag. selaku dosen pembimbing akademik yang

dengan kesabarannya berkenan memberikan petunjuk dan bimbingan

kepada saya dalam proses akademik

8. Keluarga Besar Pondok Pesantren Ittihadul Asna Salatiga.

9. Dan tak lupa pada pihak-pihak terkait yang lain yang tak sempat untuk

disebutkan di sini.

Teriring do‟a, semoga segala kebaikan semua pihak yang membantu penulis

dalam penulisan skripsi ini diterima di sisi Allah swt. dan mendapat pahala yang

dilipat gandakan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.

Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun selalu diharapkan demi

kebaikan dan kesempurnaan skipsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat. Amin.

Salatiga, 20 september

2017

Penulis,

Muhamad Abdul Fatah

NIM. 215-13-007

Page 15: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

xv

ABSTRAK

Kata Kunci: Poligami

Poligami adalah ikatan perkawinan dalam hal suami menikahi lebih dari satu

istri dalam waktu yang sama, berabad-abad Islam diwahyukan masyarakat manusia di

berbagai belahan dunia telah mengenal dan mempraktekan poligami secara luas di

kalangan masyarakat yunani, persia, mesir kuno. Di arab jauh sebelum Islam

masyarakat telah memperaktekan poligami tak terbatas, sejumlah riwayat

menjelaskan bahwa setelah turun ayat yang membatasi jumlah istri hanya empat

yakni Qs Al-Nisa‟ ayat 3, Nabi segera memerintahkan semua laki-laki yang memiliki

lebih dari empat agar menceraikan istrinya Islam tidak mengajarkan poligami juga

tidak melarangnya, Islam hanya membolehkan dengan syarat yang ketat, Nabi

melakukan perubahan sesuai pentunjuk kandungan ayat. Pertama membatasi jumlah

istri hanya sampai empat kedua menetapkan syarat yang ketat bagi poligami yaitu

harus mampu adil.

Penelitian ini berusaha menemukan bagaimana konsep poligami dalam

perspektif Muhammad Syahrur dan Nashr Hamid Abu Zayd dan solusi-solusi yang

ditawarkan melalui penafsiran ayat-ayat yang berbicara tentang poligami untuk

mengatasi permasalah yang ingin dijawab oleh penelitian ini adalah (1) bagaimana

sosio historis Muhammad Syahrur dan Nashr Hamid Abu Zayd? (2) bagaimana

menurut Muhammad Syahrur dan Nashr hamid Abu Zayd tentang ayat-ayat

poligami? (3)bagaimana persamaan dan perbedaan penafsiran Muhammad Syahrur

dan Nashr Hamid Abu Zayd? . Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian

ini menggunakan metode pendekatan tafsir muqaran dengan membandingkan ayat-

ayat al-Qur‟an yang berbicara tentang poligami sebagai bahan untuk menjawab

permasalahan dalam penelitian ini, juga didukung dengan penelitian kepustakaan

library research yaitu dengan mempelajari buku-buku yang berkaitan dengan

Muhammad Syahrur dan Nashr Hamid Abu Zayd yang berkaitan dengan poligami..

Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa Konsep poligami menurut

Muhammad Syahrur dan Nashr Hamid Abu Zayd memperbolehkan poligami tetapi

dengan syarat yang ketat terkait berhubungan dengan kemanusiaan yaitu istri kedua

harus janda yang mempunyai anak yatim yang masih kecil (balita) yang ditingal mati

dan kedua harus mempunyai rasa khawatir tidak dapat berbuat adil kepada anak

yatim, jika kedua syarat tersebut tidak ada maka alasan poligami menjadi gugur,

pendapat Muhammad Syahrur dan Nashr Hamid tersebut berbeda dengan kebanyakan

ulama yang memperbolehkan poligami dalam kondisi isteri mandul, istri sakit yang

tidak dapat disembuhkan. Melihat poligami dalam hukum Islam memang berbeda

pendapat tetapi pada umumnya ulama memperbolehkan poligami sebagai praktik

yang bersyarat ketat yang berbeda, untuk berpoligami dalam konsep Muhammad

Syahrur dan Nashr Hamid Abu Zayd dengan membatasi maksimal empat istri dan

Page 16: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

xvi

syarat keduanya ada rasa khawatir tidak dapat berlaku adil harus terpenuhi agar

membuat dibolehkanya poligami, tetapi jika salah satu syarat tidak terpenuhi maka

poligami tidak boleh dilakukan, Muhammad Syahrur dan Nashr Hamid Abu Zayd

mengingatkan bahwa pada waktu yang sama al-Qur‟an juga mendorong laki-laki

yang memiliki harta untuk mengawini janda yang memiliki anak yang masih muda,

adalah sebuah jalan yang efektif dalam menyiadakan perhatian bagi keluarga yatim,

Oleh karena itu sifat dasar dari ayat poligami sejatinya adalah keadilan pada anak

yatim. Keseluruhan makna dari ayat poligami sama sekali tidak hubungan dengan

para istri itu. Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat an-nisa ayat 129-130 tidak

menuntut bahwa istri-istri harus diperlakukan dengan keadilan sepenuhnya karena

mengawini mereka bukanlah demi kepentingan mereka, melainkan lebih karena

kepentingan masa depan anak-anak yatim yang ditinggal oleh ayahnya.

Page 17: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

xvii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL: .................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING : .......................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN :...................................................................... iii

HALAMAN KEASLIAN TULISAN : .......................................................... iv

HALAMAN MOTTO: ................................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN: ................................................................... vi

HALAMAN PEDOMAN TRANSLITERASI :............................................. vii

KATA PENGANTAR: ................................................................................. xii

ABSTRAK: ................................................................................................... xv

DAFTAR ISI: ................................................................................................ xvii

BAB I PENDAHULUAN: ............................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah: ............................................................. 1

B. Pembatasan Masalah: ....................................................................8

C. Rumusan Masalah: ...................................................................... .8

D. Tujuan Penelitian: ....................................................................... .9

E. Kegunaan penelitian: ....................................................................9

F. Kerangka Teori: .......................................................................... .9

G. Telaah Pustaka: .............................................................................9

H. Metode Penelitian: ...................................................................... .12

I. Sistematika Penelitian: ................................................................ .14

Page 18: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

xviii

BAB II LANDASAN TEORI: ..................................................................... .15

A. Pendekatan Tafsir Muqaran: ....................................................... .15

B. Tinjauan Umum Tentang Poligami :

...................................................................................................... .18

1. Pengertian Poligami: ...............................................................18

2. Faktor pendorong Poligami: ...................................................22

3. Poligami dalam lintas sejarah: ................................................24

4. Poligami dalam pandangan hukum Islam: ..............................27

BAB III BIOGRAFI MUHAMMAD SYAHRUR DAN NASHR HAMID

ABU ZAYD: .................................................................................................. 36

A. Muhammad Syahrur ...................................................................... .36

1. Biografi Muhammad Syahrur..................................................36

2. Karya-Karya Muhammad Syahrur...........................................38

3. Pemikiran Muhammad Syahrur...............................................40

4. Penafsiran Muhammad Syahrur...............................................43

B. Nashr Hamid Abu Zayd ..

1. Biografi Nashr Hamid Abu Zayd............................................55

2. Karya-Karya Nashr Hamid Abu Zayd......................................58

3. PemikiranNashr Hamid Abu Zayd...........................................59

4. Penafsiran Nashr Hamid Abu Zayd..........................................62

Page 19: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

xix

BAB IV PERBANDINGAN TAFSIR: ........................................................ ..67

A. Temuan Penafsiran Muhammad Syahrur dan Nashr Hamid Abu

Zayd Tentang Ayat Poligami...........................................................67

1. Karakteristik dari penafsiran Muhammad Syahrur....................67

2. Karakteristik dari penafsiran Nashr Hamid Abu Zayd ..............70

B Analisa Penafsiran Muhammad Syahrur dan Nashr Hamid Abu Zayd

Tentang Ayat Poligami.....................................................................73

1. Persamaan Penafsiran Muhammad Syahrur dan Nashr Hamid Abu

Zayd Tentang Ayat Poligami......................................................73

2. Perbedaan dari Penafsiran Muhammad Syahrur dan Nashr Hamid Abu

Zayd Tentang Ayat Poligami......................................................74

BAB V PENUTUP: ...................................................................................... ..78

A. Kesimpulan: ................................................................................ ..78

B. Saran: ........................................................................................... ..81

DAFTAR PUSTAKA: ................................................................................. ..83

LAMPIRAN-LAMPIRAN: ... ...................................................................... ..86

CURRICULUM VITAE: .............................................................................. ..93

Page 20: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu kodrat makhluk bumi yang bernama manusia diciptakan sang

Kholiq ialah hidup berpasang pasangan, oleh Karena itu kapan dan dimana pun

mereka berada, pada saatnya akan saling mencari dan menemukan pasangannya

masing-masing, begitu pula kalau hukum alam untuk menurunkan generasi

sudah berfungsi tak satu manusia yang dapat menghambat.1 Salah satu fungsi

yang tidak dapat dipisahkan dari manusia bahwa mereka adalah makhluk yang

bermasyarakat. Ibnu Khaldun juga pernah mengatakan bahwa manusia pasti

dilahirkan di tengah-tengah masyarakat dan tidak mungkin hidup kecuali

bersama-sama masyarakat itu.2

Dalam agama Islam proses kehidupan bermasyarakat itu diatur dalam

aturan melalui lembaga pernikahan, yang bertujuan membangun keluarga yang

tentram dan penuh kasih sayang antara orang yang ada didalamnya. Hal ini

ditunjukkan dalam firman Allah dalam surat ar-Ruum 30:21

1 Hasan Aedy, Antara Poligami Syari‟ah dan Perjuangan Kaum Perempuan, (Bandung:

Alfabeta 2007), cet. 2, hlm. 82. 2 Muhammad Amin Suma, Hukum Keluarga Islam diNegara Muslim, (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2005), hlm. 1.

Page 21: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

2

“dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan

untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa

tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang.

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi

kaum yang berfikir”.

Oleh karena itu perkawinan merupakan tuntunan naluriah manusia untuk

berketurunan, serta menumbuhkan rasa kasih sayang, Islam menganjurkan agar

orang menempuh perkawinan, dan sengaja membujang tidak dibenarkan.3

Salah satu bentuk perkawinan dalam Islam adalah poligami. istilah

poligami yang digunakan sehari-hari di indonesia, adalah seorang suami yang

mempunyai istri lebih dari satu orang. Dari segi etimologi, poligami berasal dari

kata polygamy, yang berarti suami memiliki pasangan lebih dari seorang.

Poligami pada dasarnya memiliki dua makna, pertama poliandri, yaitu seorang

istri memiliki banyak suami, dalam hukum Islam, perkawinan jenis ini tidak

diperbolehkan. Kedua poligini, yaitu satu orang suami yang memiliki lebih dari

satu istri.

Poligami memiliki akar sejarah yang panjang dalam perjalanan peradaban

manusia itu sendiri. Sebelum Islam datang ke jazirah arab, poligami merupakan

sesuatu yang telah mentradisi bagi masyarakat arab, poligami masa itu dapat

disebut poligami tak terbatas, bahkan lebih dari itu tidak ada gagasan keadilan

3 Ahmad Azhar Basyir, Hukum Perkawinan Islam, (Yogakarta: Uii Press), hlm. 11.

Page 22: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

3

diantara para istri. Kemudian datanglah Islam untuk menegaskan syari‟at

tersebut, meluruskan, membatasi, menetapkan syarat-syarat kebolehanya. Di

antara dalil yang membolehkan poligami adalah tertuang dalam surat an-nisa‟

ayat 3.4

“dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak)

perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah

wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat. kemudian jika

kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau

budak-budak yang kamu miliki. yang demikian itu adalah lebih dekat kepada

tidak berbuat aniaya”.

Perhatian penuh Islam terhadap poligami sebagaimana ayat yang Allah

SWT turunkan ini bukannya tanpa syarat, akan tetapi Islam menetapkannya

dengan syarat, yaitu keadilan dan pembatasan jumlah menjadi syarat karena

jika tidak dibatasi, maka keadilan sangat sulit ditegakkan. Jika persyaratan

tersebut tidak terpenuhi, maka Islam melarangnya, dengan dua persyaratan itu

berarti Islam telah memperhatikan hak-hak perempuan khususnya perkawinan.5

4 Muhammad Syahrur, Metodologi Fiqih Islam, ( University of Manchester, England), hlm.

427. 5 Rodli Makmun, Poligami Dalam Tafsir Muhammad Syahrur, (Ponorogo: STAiN Ponorogo

Press, 2009), cet. 1, hlm. 19.

Page 23: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

4

Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan ketika menafsirkan surat an-nisa

ayat 3, jika ada perempuan yatim dalam perlindunganmu dan kamu khawatir

tidak dapat memberinya mahar yang memadai, maka beralihlah kepada wanita

selainnya, sebab wanita lain juga masih banyak, dan Allah tidak akan

mempersulitnya.6

Poligami merupakan salah satu tema penting yang mendapat perhatian

khusus dari Allah SWT. Sehingga tidak mengherankan kalau dia

meletakkannya pada awal surat an-nisa‟ dalam kitabnya yang mulia. Seperti

yang kita lihat, poligami terdapat pada ayat ketiga dan merupakan satu-satunya

ayat dalam at-tanzil yang membicarakan masalah ini. Akan tetapi, para mufassir

dan para ahli fiqih, seperti biasanya, telah mengabaikan redaksi umum ayat dan

mengabaikan keterkaitan erat di antara masalah poligami dengan para janda

yang memiliki anak-anak yatim.7

Jika kita perhatikan, Allah SWT mengawali surat an-nisa dengan seruan

kepada manusia agar bertaqwa kepada Allah yang juga merupakan tema

penutup surat al-imran sebelumnya, serta kepada mereka seruan untuk

menyambung tali silatuhrahim dengan berpandangan kepada manusia secara

umum, bukan pandangan kelompok atau kesukuan yang sempit, sebagai isyarat

6Ringkasan tafsir Ibnu Katsir, Penerjemah Syihabuddin, (Jakarta: Gema Insani Press, 1999),

Cet. 1, hlm. 645. 7 Muhammad Syahrur, Metodologi Fiqih Islam, ( University of Manchester, England), hlm.

427.

.

Page 24: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

5

bahwa penciptaan manusia berasal dari nafs yang sama (nafs wahidah) Allah

berfirman;

“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah

menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan

isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan

perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan

(mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan

(peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan

mengawasi kamu.(QS. An-nisa‟ /4:1)”.8

Dalam wawancara dengan beberapa nara sumber kami mendapatkan fakta

yang menarik seputar poligami. Menurut Joko Seorang pelaku poligami, ia

melakukan poligami karena merasa mampu memberi nafkah lahir yang

mencukupi kepada istri-istrinya. Ia merasa nyaman dengan beristri lebih dari

satu orang. Secara agama ia merasa takut berbuat zina jika hanya memiliki satu

istri. Sedang menurut Hamzah seorang pelaku poligami, ia memiliki tiga istri

karena memiliki harta yang cukup dan memiliki libido yang tinggi, dengan tiga

istri yang ada dia merasa terlayani dengan baik oleh istrinya, dia termotivasi

oleh pemahaman Agama Islam yang membolehkan beristri sampai empat

wanita meskipun ia sendiri tidak begitu memahami agama dengan mendalam.

8 (QS. An-nisa‟ /4:1)

Page 25: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

6

Sedangkan ustad Umar melakukan poligami dengan memiliki dua istri

karena ingin mengajarkan Agama dengan lebih mendalam kepada wanita yang

dinikahinya, walaupun dia berkondisi sederhana secara ekonomi, tetapi soal

Agama ustad Umar sangat termotivasi dan mendalami dengan menggunakan

dalil dalam surah an-nisa‟, ustad Umar menikahi istri yang kedua karena istri

yang pertama sedang sakit keras dan ustad Umar merasa akan berbuat zina

apabila tidak menikah, makanya ustad Umar menikah lagi dan melakukan

poligami.

Dari fenomena yang terjadi tersebut, ada masyarakat kita ada yang

setuju dengan poligami dan ada yang tidak setuju dengan poligami. Yang

setuju beranggapan untuk menyelamatkan perekonomian wanita dan mereka

menentang praktek poligami yang ada sekarang ini, karena efek negativnya

dianggap lebih besar bagi keluarga dan banyak menyakiti perempuan. Namun

sebagian lainya menyetujui poligami dengan alasan tertentu. Kelompok

terakhir ini beralasan bahwa poligami memiliki banyak resiko, tetapi bukan

sesuatu yang dilarang oleh Agama, khususnya Islam.

Berbicara masalah Ulama kontemporer yang sering muncul belakangan

ini, salah satunya yaitu Nashr Hamid Abu Zayd seorang pembaru Islam

kebangsaan mesir, ia berpendapat tentang ketidak bolehan menikahi wanita

lebih dari satu, Nashr Hamid Abu Zayd yaitu dengan kembali pada

pembacaan teks dan hermeneutikanya.

Page 26: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

7

Nashr Hamid Abu Zayd mencontohkan undang-undang yang berkaitan

dengan isu perempuan yang terjadi di Tunisia. Salah satu undang-undang

perkawinan yang masih terjadi perdebatan antara kalangan salafi dan liberal,

sebagaimana yang dikutip Nashr Hamid Abu Zayd yakni tentang poligami

atau Undang-undang perkawinan yang ada di Tunisia tersebut sangat tegas

melarang adanya poligami kepada lelaki yang menikah padahal ia mempunyai

istri dan akad nikah sebelumnya belum rusak atau Maka ia dihukum

kurungan selama satu tahun dan dianggap berhutang 240.000 frank, atau

dihukum dengan salah satu dari kedua jenis hukuman itu, walaupun

perkawinan barunya itu belum terjalin dengan sesuai undang-undang

pernikahan.9 Dari sinilah Nashr Hamid Abu Zayd berpendapat bahwa suatu

pernikahan yang dilakukan oleh seorang suami yang lebih dari satu istri

adalah dilarang secara mutlak.

Hal ini bertentangan dengan Ulama salafi yang berpendapat bahwa

undang-undang Tunisia yang mengharamkan poligami berkaitan bahwa secara

tekstual bertentangan dengan firman Allah dalam surat an-nisa /4:3, Menurut

Syahrur poligami harus dikaitkan dengan persoalan perlindungan syah-syah

saja, asalkan anak yatim terpenuhi kebutuhan untuk mencapai kebahagiaan

dan kesejahteraaan.

9 Nashr Hamid Abu Zayd, Dawair al-khauf:Qiraah Fi Khitab al-Mar‟ah, (Al-markaz ATsaqafi

Al-arobi, 2000), Hlm. 283.

Page 27: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

8

Poligami tidak hanya diperbolehkan tapi diajurkan oleh Islam. namun

poligami boleh dilakukan dengan dua syarat yang harus terpenuhi, yaitu

bahwa isteri kedua, ketiga dan keempat adalah para janda yang memiliki anak

yatim; yang kedua, harus terdapat rasa khawatiran tidak dapat berbuat adil

kepada anak yatim. Sudut pandang ini yang membedakan Muhammad

Syahrur dengan beberapa ahli terdahulu yang menginterprestasikan Al-Qur‟an

dengan beberapa metode penafsiran yang sudah mapan didunia Islam. Syahrur

menjadi kontroversial pada awal tahun 1990-an, ketika ia menerbitkan buku

pertamanya (al-kitab wa al-Qur‟an ).10

Berdasarkan latar belakang ini, penulis bermaksud menganalisa dan

menggali pendapat Muhammad Syahrur tentang poligami, dalam sebuah

karya tulis yang berjudul „‟ Tafsir Al-Qur‟an Tentang Poligami: Perbandingan

Penafsiran Muhammad Syahrur dan Nashr Hamid Abu Zayd”

B. Pembatasan Masalah

Skripsi ini merupakan kajian disiplin ilmu tafsir Al-Qur‟an yang

berhubungan dengan hukum (tafsir ahkam). Dalam kajian ini penulis

menampilkan pendapat Muhammad Syahrur yang menolak tradisi fiqih sebagai

karya tunggal (monotik) yang tidak akan bertahan lama. Bertitik tolak dari

persoalan tersebut, penulis mencoba menganalisa pendapat Muhammad

Syahrur dan Nashr Hamid Abu Zayd tentang poligami dengan memfokuskan

10

Sahiron Syamsuddin, Studi al-Qur‟an Kontemporer, (Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya,

2002), hlm. 132.

Page 28: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

9

bahasan pada masalah poligami dalam surat an-nisa‟ menurut pendapat

Muhammad Syahrur dan Nashr Hamid Abu Zayd.

C. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, penulis ingin membahas lebih lanjut

tentang “Tafsir Al-Qur‟an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran

Muhammad Syahrur dan Nashr Hamid Abu Zayd dalam surat an-nisa‟” yang

dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana Setting Sosio Historis Muhammad Syahrur dan Nashr Hamid

Abu Zayd?

2. Bagaimana konsep Muhammad Syahrur dan Nashr Hamid Abu Zayd tentang

ayat poligami dalam surat an-nisa‟.

3. Bagaimana Persamaan dan Perbedaan Penafsiran Muhammad Syahrur dan

Nashr Hamid Abu Zayd?

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui Setting Sosio Historis Muhammad Syahrur dan Nashr

Hamid Abu Zayd.

2. Untuk mengetahui konsep Muhammad Syahrur dan Nashr Hamid Abu Zayd

tentang ayat poligami dalam surat an-nisa‟.

3. Untuk mengetahui Persamaan dan Perbedaan Penafsiran Muhammad Syahrur

dan Nashr Hamid Abu Zayd.

Page 29: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

10

E. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan keilmuan

dalam bidang tafsir. Agar hasil penelitian ini betul-betul jelas dan berguna

untuk memperkembangkan ilmu pengetahuan, maka perlu dikemukakan

kegunaan dari penelitian ini.

Adapun hasil penelitian ini ada dua, yaitu:

1. Kegunaan secara teoritis

Hasil penelitian ini dapat berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan

yang kemudian diharapkan dapat menambah khazanah pengetahuan ilmu

keagamaan khusunya mengenai Tafsir Al-Qur‟an Tentang Poligami:

Perbandingan Penafsiran Muhammad Syahrur dan Nashr Hamid Abu Zayd.

2. Kegunaan secara praktis

Penelitian ini diharapkan dapat bisa memberi kontribusi agar dapat

memberi solusi kepada masyarakat dalam menjalankan konsep poligami yang

terkandung dalam surat an-nisa‟ bisa dibangun diatas landasan etis yang

dinafasi ajaran religious (Islam) yang bersumber dari Al-Qur‟an.

F. Kerangka Teori

Kerangka teoretik bisa berkaitan dengan objek material maupun objek

formal. Berkaitan dengan yang pertama, maka kerangka teori berisi tentang

kajian yang telah ada seputar materi yang akan kita bahas. Selanjutnya,

kerangka teori tersebut akan dijadikan landasan untuk melihat bagaimana

Page 30: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

11

wujud dari objek material yang akan dikaji. terkait objek formal yakni tentang

poligami dan seluk beluknya maka akan penulis sampaikan beberapa pendapat

tentang hal tersebut untuk mendukung penelitian ini.

Sedangkan objek non formal adalah metode yang penulis pakai dalam

meniliti dan mengupas tentang pembahasan poligami ini. metode yang penulis

gunakan adalah maudu‟i untuk pengumpulan ayat atau dalil terkait poligami

dan begitu juga muqaran yaitu dengan cara mengambil sejumlah ayat kemudian

mengemukakan penafsiran para mufasir terhadap ayat yang berkaitan dengan

ayat poligami serta membandingkan segi-segi kecenderungan masing-masing

yang berbeda dalam menafsirkan Al-Qur‟an.

G. Telaah Pustaka

Setelah penulis sampaikan beberapa hal penting di atas, penulis mencoba

melihat berbagai kajian terdahulu yang dilakukan para tokoh dan penulis lain

yang pernah ada terkait poligami adalah sebagai berikut :

1. Studi komparatif tentang syarat istri kedua menurut Muhammad Syahrur dan

kompilasi hukum Islam yang ditulis Ummi Athiyah program s1 jurusan al-

ahwal al-syakh shiyyah fakultas syari‟ah Universitas Islam Negeri Maulana

Malik Ibrahim Malang, dia berbicara tentang analisis perbandingan konsep

syarat istri kedua menurut Muhammad Syahrur dan kompilasi hukum Islam

2. Pemikiran Nasr hamid Abu Zaid tentang poligami dan relevansinya dengan

undang-undang no 1 tahun 1974 tentang perkawinan yang ditulis oleh Siti

Lailatul Khoiriyah program S1 jurusan al-ahwalasy-sakhsiyyah fakultas

Page 31: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

12

Syariah dan hukum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta,

dia membahas tentang poligami dalam pemikiran Nasr Hamid Abu Zaid

sedangkan karya tulis ini berbicara tentang konsep poligami menurut

Muhammad Syahrur dan Nashr Hamid Abu Zayd dalam surat an-nisa‟

3. Poligami menurut Muhammad Syahrur dalam pandangan hukum Islam yang

ditulis oleh Maria Ulfah program S1 program studi perbandingan madzhab

hukum Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dia

membahas tentang analisis terhadap kerangka berfikir Muhammad Syahrur

tentang poligami dalam kajian ushul fiqih.

4. Buku metodologi fiqih Islam kontemporer yang ditulis oleh Dr.ir.

Muhammad Syahrur yang diterjemahkan oleh Sahiron Syamsuddin, MA.

yang didalamnya juga membahas tentang poligami.

5. Jurnal Konsep poligami menurut Muhammad Syahrur yang ditulis oleh Evi

Mu‟arifah yang membahas tentang pemikiran Muhammad Syahrur tentang

poligami.

6. Rekontruksi pemikiran Muhammad Syahrur tentang keadilan dalam

poligami yang ditulis oleh Yassirly Amrona Rosyada program S2 program

magister pemikiran Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta yang

membahas tentang rekontruksi pemikiran Muhammad Syahrur tentang

keadilan dalam poligami.

Page 32: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

13

H. Metode Penelitian

1. Jenis penelitian

Penelitian ini berjenis kualitatif (qualitative research), yaitu

penelitian untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh

subjek, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, pemikiran, tindakan, secara

holistic, dengan cara mendeskripsikan dalam bentuk kata-kata atau bahasa,

pada suatu konteks khusus yang sistematis dengan memanfaatkan berbagai

metode ilmiah.11

Sementara berdasarkan modelnya, penelitian ini masuk dalam

katagori penelitian pustaaka (library research ), yaitu penelitian dengan

identik mempelajari buku-buku. Riset pustaka sekaligus memanfaatkan

sumber kepustakaan untuk memperoleh data penelitian. Tegasnya, riset

pustaka membatasi kegiatan hanya pada bahan-bahan koleksi perpustakaan

saja tanpa melakukan riset lapangan.

2. Sumber data penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua sumber data yaitu,

data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang bersumber

dari buku-buku yang berkaitan dengan Muhammad Syahrur dan Nashr

Hamid Abu Zayd. Dan kemudian data sekunder adalah data atau bahan

yang diperoleh dari orang kedua dan bukan data orisinil dari orang

11

Henna Boeije, Analysis in Qualitative Research (London: Sage Publications, 2010), hlm. 5.

Page 33: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

14

pertama atau sumber buku yang penulis anggap representatif untuk

dijadikan sebagai bahan tambahan dalam kajian ini.

3. Teknik pengumpulan data

Data pengumpulan ini diperoleh melalui pengumpulan data

kepustakaan. Dengan cara mengumpulkan berbagai literatur seperti buku-

buku, naskah atau dokumen-dokumen serta informasi lainya yang memiliki

kaitan dengan pembahasan poligami menurut Muhammad Syahrur dan

Nashr Hamid Abu Zayd yang penulis angkat. Data yang dikumpulkan

kemudian ditelaah dan diteliti selanjutnya diklasifikasikan sesuai dengan

keperluan pembahasan ini. Kemudian data-data yang telah diklasifikasikan

disusun secara sistematis sehingga menjadi suatu pembahasan yang jelas

yang mudah difahami atau dianalisa.

4. Analisis Data

Setelah penulis mendapatkan data kemudian penulis menganalisa

data tersebut dengan menggunakan metode muqarran, yaitu

membandingkan ayat-ayat al-Qur‟an yang berbicara tentang tema tertentu

atau membandingkan ayat-ayat al-Qur‟an dengan hadist Nabi termasuk

dengan hadis yang makna tekstualnya tampak dengan al-Qur‟an atau kajian

lainya. Dalam menganalisa, penulis mengkaji, memahami setiap materinya.

Kemudian data yang penulis dapatkan, diberikanlah analisis dan tersusun

kerangka yang jelas sesuai data.

Page 34: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

15

I. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudahkan pembaca dalam memahami isi penelitian ini,

dan agar tulisan ini lebih tersusun maka penulis menyusun sisitematika

penulisan dalam lima bab dengan sub-sub pada masing-masing bab.

Bab I pendahuluan, yang merupakan garis besar dari keseluruhan pola

berfikir yang dituangkan dalam konteks yang jelas serta padat. Atas dasar

tersebut, deskripsi skripsi ini diawali dengan latar belakang masalah yang

menjelaskan alasan pemilihan judul ini, serta pokok permasalahanya. Dengan

penggambaran secara sekilas, subtansi pemilihan ini sudah dapat ditangkap.

Selanjutnya untuk lebih memperjelas rumusan masalah, tujuan penelitian,

kegunaan penelitian, uraian judul, telaah pustaka, metode penelitian,

sistematika penulisan.

Bab II akan berisi tentang landasan teori yang meliputi: pendekatan tafsir

muqaran, pengertian poligami, faktor-faktor pendorong poligami, poligami

dalam lintas sejarah, poligami dalam pandangan hukum Islam

Bab III akan berisi tentang: Biografi Muhammad Syahrur dan Nashr

Hamid Abu Zayd meliputi karya, pemikiran dan penafsiran

Page 35: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

16

Bab IV akan berisi tentang perbandingan tafsir, karakteristik, persamaan

dan perbedaan dari Nashr Hamid Abu Zayd dan Muhammad Syahrur dalam

penafsiran poligami dalam surat an-nisa‟.

Bab V penutup, yang akan berisi hasil kajian dan saran.

Page 36: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

17

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pendekatan Tafsir Muqaran

1. Pengertian Tafsir muqaran

Metode tafsir muqaran adalah menejelaskan ayat-ayat al-Qur‟an

dengan merujuk pada penjelasan para mufasir, Metode muqaran mempunyai

pengertian lain yang lebih luas, yaitu membandingkan ayat-ayat al-Qur‟an

yang berbicara tentang tema tertentu atau membandingkan ayat-ayat al-

Qur‟an dengan hadist Nabi termasuk dengan hadis yang makna tekstualnya

tampak dengan al-Qur‟an atau kajian lainya.12

2. Langkah yang ditempuh ketika menggunakan metode ini adalah

a. Mengumpulkan sejumlah ayat al-Qur‟an

b. Mengemukakan penjelasan para mufasir baik kalangan salaf atau

kalangan kalaf, baik tafsiranya bercorak bi al-matsur atau bi ar-ra‟yi.

c. Membandingkan kecenderungan tafsir mereka

d. Menjelaskan siapa diantara mereka yang penafsiranya dipengaruhi oleh

madzhab tertentu.13

3. Ciri-ciri metode muqaran

12

Rosihon Anwar, Metode Tafsir Maudhui, (Bandung: Pustaka Setia, 2002), h.39. 13

Lihat Cambridge, Advanced Leaner‟s Dictionary, Third Edition

Page 37: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

18

a. Ayat-ayat al-Qur‟an yang berbeda redaksinya satu dengan yang lain,

padahal spintas terlihat bahwa ayat tersebut berbicara tentang persoalan

yang sama.

b. Ayat-ayat yang berbeda kandungan informasinya dengan hadits Nabi.

c. Perbedaan pendapat ulama menyangkut penafsiran ayat yang sama.

Contoh firman Allah QS Ali Imran ayat 126:

-

“dan Allah tidak menjadikan pemberian bala bantuan itu melainkan

sebagai khabar gembira bagi (kemenangan)mu, dan agar tenteram hatimu

karenanya. dan kemenanganmu itu hanyalah dari Allah yang Maha Perkasa

lagi Maha Bijaksana”. (QS Ali Imran ayat 126).14

Ayat diatas sedikit berbeda dengan surah al-Anfal ayat 10. Di sana

dinyatakan:

”dan Allah tidak menjadikannya (mengirim bala bantuan itu), melainkan

sebagai kabar gembira dan agar hatimu menjadi tenteram karenanya. dan

kemenangan itu hanyalah dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa

lagi Maha Bijaksana”.(QS al-Anfal ayat 10)

Dalam ayat Ali Imran ayat 126 di atas kata bihi terletak sesudah

qulubukum, berbeda dengan QS al-Anfal ayat 10 yang letaknya sebelum

14

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahanya, (Bandung : CV Jumanatul Ali-Art,

2005), h.67.

Page 38: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

19

qulubukum. Dalam al-Anfal fashilat (penutup ayat) dibarengi dengan harf

taukid (inna/sesungguhnya) sedang dalam ali imran huruf tersebut tidak

ditemukan.

Dalam tafsir al-Mishbah ketika membahas surat ali imran bahwa surat al-

anfal berbicara tentang peperangan badar sedang ayat al-imran tentang perang

uhud, Perbedaan redaksi memberi isyarat tentang perbedaan kondisi kejiwaan

dan pikiran mukhatab mitra bicara. Dalam hal ini kaum muslimin dalam perang

badar mereka sangat khawatir karena mereka lemah dari segi pasukan dan

perlengkapan, mereka juga sebelum berperang membela agama dan belum

pernah mendapatkan bantuan malaikat, karena itu disini di informasikan Allah

ditekanya dengan menggunakan (inna), berbeda dengan perang uhud, jumlah

mereka cukup banyak, semangat mereka sanggat menggebu, sampai para

pemuda mendesak agar kaum muslim keluar menghadapi musuh.15

4. Kelebihan dan kekurangan metode muqaran

1. Kelebihan tafsir muqaran

a. Memberikan penafsiran yang lebih luas kepada para pembaca bila

dibandingkan dengan metode lain, karena di dalam penafsiran itu terlihat

bahwa satu ayat al-Qur‟an dapat ditinjau dari segi ilmu pengetahuan

tergantung mufassir.

15

M Quraish Shihab, Kaidah Tafsir, (Tangerang, Lentera Hati, 2003), h.382-383.

Page 39: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

20

b. Membuka diri untuk bersifat toleran, terbukanya wawasan penafsir

otomatis akan bisa membuatnya memaklumi perbedaan hingga muncul

sikap toleran atas perbedaan itu.

c. Membuat mufassir lebih berhati-hati, pelantara penafsiran dan pendapat

yang begitu luas disertai latar belakang yang beraneka warna membuat

penafsir lebih berhati-hati dan obyektif dalam menganalisa dan

menjatuhkan pilihan. 16

2 Kekurangan tafsir muqaran

a. Kurang cocok dengan pemula, memaksa pemula untuk memasuki ruang

penuh perbedaan pendapat akan berakibat bukan untuk memperkaya dan

memperluas wawasan tapi bisa membingungkanya.

b. Kurang cocok untuk memisahkan kontemporer, di masa yang kompleks

dan membutuhkan pemecahan yang cepat dan tepat, metode muqaran

kurang cocok karena lebih menekankan pada perbandingan hingga bisa

memperlambat untuk membuka makna yang sebenarnya dan relevan

dengan zaman.

c. Menimbulkan kesan pengulangan pendapat para mufassir, penafsir yang

hanya sampai pada memperbandingkan beberapa pendapat dan tidak

menampilkan pendapat yang lebih baik membuat metode ini lebih bersifat

pengulangan dari pendapat ulama klasik.17

16

Idmar Wijaya, Tafsir Muqaran, (Palembang: UiN Muhammadiyah, 2005), h.11. 17

Idmar Wijaya, Tafsir Muqaran, (Palembang: UiN Muhammadiyah, 2005), h.12.

Page 40: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

21

B. Tinjauan Umum Tentang Poligami

1. Pengertian Poligami

Kata poligami berasal dari bahasa yunani, kata ini penggalan dari dua

kata poli atau polus yang artinya banyak dan gamein atau gamos yang artinya

kawin atau perkawinan, Maka kedua kata ini digabungkan akan berarti suatu

perkawinan yang banyak. Kalau dipahami kata ini menjadi sah untuk

mengatakan bahwa poligami adalah perkawinan banyak, dan bisa jadi dalam

jumlah yang tidak terbatas.18

Ada istilah lain yang maknanya sama dengan poligami yaitu poligini

berasal dari bahasa Yunani poli artinya banyak dan gini artinya perempuan.

Poligini secara termenologi ialah istilah yang dikenakan bagi seorang laki-laki

yang melakukan praktik banyak nikah dan banyak perempuan.19

Dalam kamus umum bahasa Indonesia, poligami diartikan sebagai ikatan

perkawinan yang salah satu pihak memiliki atau menikahi lawan jenis dalam

waktu bersamaan, Sedangkan berpoligami berarti menjalankan atau melakukan

poligami.

Adapun kebalikan dari bentuk perkawinan ini adalah monogami, dimana

suami hanya mempunyai seorang istri.20

18

Hariyanto, Dehumanisasi terhadap Perempuan dalam Praksis Poligami, (Purwokerto:

STAiN Purwokerto, 2015), h.85. 19

Nur Qomari, Poligini dalam Perspektif Teori Batas Muhammad Syahrur, (Malang:

Universitas Negri Malang, 2008) h.23. 20

Makruf Kholil, Poligami dalam Perspektif Al-Qur‟an, ( Pekalongan: STAiN Pekalongan ,

2016), h.4.

Page 41: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

22

Menurut Secombe dan Warner dalam Muryanti poligami adalah

perkawinan antara pria dan wanita diwaktu yang sama, selanjutnya menurut

Secombe dan Warner dalam Muryanti poligami dapat dibagi dalam tiga bentuk:

a. Poligami adalah perkawinan yang dilakukan seorang pria dengan beberapa

wanita diwaktu yang sama.

b. Poliandri adalah perkawinan yang dilakukan wanita dengan lebih dari satu

pria diwaktu yang sama.

c. Group Marriage (perkawinan kelompok) adalah perkawinan antara dua lelaki

atau lebih dengan dua wanita atau lebih diwaktu yang sama.

Beberapa macam bentuk perkawinan tersebut pada masa lalu banyak

dikenal oleh masyarakat atau manusia, tetapi kemudian agama dan budaya

Islam hanya memperbolehkan untuk melakukan poligami sehingga dalam

skripsi ini, poligami dibatasi dalam pengertian poligini yaitu perkawinan

seorang lelaki dengan beberapa wanita diwaktu yang sama.21

Dalam Islam, poligami diartikan perkawinan seorang suami dengan istri

lebih dari seorang dengan batasan maksimal empat orang istri dalam waktu

yang sama, batasan ini didasarkan pada Q.S An-nisa‟ (4) ayat 3 yang berbunyi:

21

Nurus Sa‟adah, dkk., Poligami dalam Lintas Budaya dan Agama, (Yogakarta: Jurnal UiN

Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2015 ) h.485

Page 42: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

23

“dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak)

perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah

wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat. kemudian jika

kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawi22

nilah) seorang saja,

atau budak-budak yang kamu miliki. yang demikian itu adalah lebih dekat

kepada tidak berbuat aniaya”. (Q.S An-nisa‟ (4) ayat 3).23

Dari ayat itu ada sebagian Ulama yang memahami bahwa dari batasan itu

ada yang berpendapat boleh lebih dari empat istri bahkan sampai sembilan istri,

namun batasan empat istri yang paling banyak diikuti para Ulama dan

dipraktikan dalam sejarah dan Nabi Muhammad SAW yang melarang

melakukan poligami lebih dari empat istri.24

Dalam pengertian poligami ada pergeseran dan penyempitan makna dan

sering disebutkan dalam suatu perkawinan antara seorang suami dengan lebih

dari satu istri, hal ini terjadi karena masyarakat telah dibakukan dengan

perkawinan, dan pada massa sekarang ini perkawinan yang diterapkan

masyarakat adalah perkawinan poligami dan monogami, sedangkan untuk

perkawinan poliandri jarang diterapkan oleh masyarakat karena didalam agama

22

Ahmad Faiz, Cita Keluarga Islam, (Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2001), h.250. 23

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahanya, (Semarang: Toha Putra, 2000), h.142. 24

Marzuki, Poligami dalam Hukum Islam, (Banyuwangi: Jurnal IAiN Sunan Kalijaga, 1990) h.

3-4

Page 43: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

24

Islam tidak dibolehkanya seorang wanita mempunyai suami lebih dari satu

dalam waktu bersamaan.

2. Faktor-Faktor Pendorong Poligami

Perkawianan dan pernikahan dalam Islam dilakukan atas dasar

yang halal, sebagaimana dinyatakan dalam Al-Qur‟an, merupakan bukti

maha kebijaksanaan AllAH. Firmanya yang berbunyi:

.

“dan bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan pria

dan wanita QS an najm 53 :45”.25

Menurut Islam perkawinan bukan sekedar penyaluran naluri seks, tetapi

perintah agama agar orang yang melangsungkan pernikahan tetap terjaga

ketaqwaanya. Firman AllAh:

“.dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa

yang diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis

emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah

kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik

(surga). QS Ali imran (3): 14”.26

25

H.E.Hasan saleh, Fiqh Nabawi dan Fiqh Kontemporer, (Jakarta: Rajawali Press, 2008) h. 296 26

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahanya, (Bandung: CV Jumanatul J-Art,

2005), h.52.

Page 44: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

25

Itulah sebabnya Agama mengatur cara melangsungkan perkawinan

dengan menentukan syarat, rukun, cara dan pemutusan jika pernikahan itu tidak

berlangsung lama,27

Pada dasarnya seorang menginginkan perkawinan yang

abadi sampai ajal menjemput, dengan penuh kasih sayang dan keharmonisan,

dan pada umunya wanita menginginkan perkawinan yang monogami bukan

poligami, namun masalah yang dihadapi tidak dapat diduga yang menyebabkan

seorang laki-laki melakukan poligami.

Faktor-faktor yang mendorong berpoligami

1. Kemandulan atau penyakit lain dimana suami tidak dapat menyalurkan

kebutuhan biologisnya dan memperoleh keturunan.

Quraish Shihab dalam ijtihadnya, pelakuan yang paling tepat saat itu

poligami. Dari pendapatnya itu, beliau tetap memberikan peringatan dan

poligami bukan ajuran apalagi kewajiban, Menurut Qurash Shihab, dengan

adanya poligami memberikan jalan untuk bisa melampiaskan nafsu karena istri

tidak dapat melampiaskan suami atau sedang keadaan mandul dan menghindar

sifat mudharat yang tidak terkendali, maka cara itu bisa dilakukan kepada

perempuan lain yang dinikahnya secara sah.28

2. Faktor terjadinya poligami menurut Idha Apriliana pada masa pra-Islam.

27

H.E.Hasan saleh, Fiqh Nabawi dan Fiqh Kontemporer, (Jakarta:Rajawali Press,

2008), h.314-315 28

Muhammad Quraish Shihab, Tafsir Al-misbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-

Qur‟an, (Jakarta, Lentera hati,2002), h.342

Page 45: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

26

(1). Segi kebutuhan social :a).Faktor ekonomi, Kaum pria dengan banyak istri

akan memberikan keuntungan seperti menjadikan istri sebagai

budak/pekerja, b). Faktor jumlah anak dan suku: Kepentingan untuk

menambah anggota keluarga sehingga dapat memperbesar suku, c). Jumlah

wanita lebih banyak dari pria: Kelebihan wanita dari pria disebabkan

faktor laki-laki lebih banyak dari wanita.

(2). Kebutuhan Pribadi; a).Faktor geografis :Iklim dapat menyebabkan wanita

lebih cepat tua. b). Masa subur: Keterbatasan usia produktif wanita dengan

tahap menoupouse.29

Menurut Mustafa Al-Maragi hal-hal yang diperbolehkan untuk poligami :

(1). Bila seorang suami memiliki istri yang mandul sedangkan ia mengharapkan

anak, terlebih lagi jika orang terpandang raja atau amir,

(2). Bila istri sudah tua dan tidak haid sedangkan suami berkeinginan

mempunyai anak dan mampu memberi nafkah, menjamin kebutuhan

anakya,

(3).-Seorang yang mempunyai nafsu tinggi sedangkan istri kebalikanya, atau

sang istri mempunyai massa haid yang lebih dari bulanya sedangkan sang

suami tidak tahan dan agar terhindar dari berzina,

(4). Seorang wanita yang lebih banyak dari seorang laki-laki akibat

peperangan.30

29

Idha Aprliana, Berbagai Faktor Polgami dikalangan Pelaku dikota Medan, (Medan: Jurnal

Equalty, 2007), h. 116.

Page 46: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

27

Prinsip-prinsip perkawinan dalam Islam

1) Pilihan jodoh yang tepat

2) Perkawinan didahului dengan peminangan

3) Ada ketentuan tentang larangan perkawinan antara laki-laki dan

perempuan

4) perkawinan didasari atas dasar suka rela antar pihak.

5) ada persaksian dalam akad nikah

6) perkawinan tidak ditentukan untuk waktu tertentu

7) kewajiban membayar mas kawin bagi suami

8) mengajukan kebebasan syarat dalam akad nikah

9) laki-laki sebagai tanggung jawab keluarga

10) kewajiban bermasyarakat dalam berumah tangga .31

3. Poligami dalam lintas Sejarah

Poligami adalah masalah yang sudah lama hampir seluruh bangsa

didunia tidak asing dengan poligami, sebelum Islam poligami sudah dikenal

oleh orang hindu, yahudi, arab, bangsa yahudi membolehkan poligami dan

Nabi Musa tidak melarang poligami bahkan tidak membatasi orang

berpoligami, kitab ulangan mewajibkan saudara laki-laki mengawini janda

yang mempunyai anak, meskipun sudah beristri, Nabi Ibrahim juga

mempunyai dua istri.

30

Ahmad Mustafa Al-Maragi, Terjemahan Tafsir Al-Maragi, (Semarang, PT Karya Toha Putra,

1993), h.326-327 31

Ahmad Azhar Basyir, MA, Hukum Perkawinan Islam, (Yogakarta: Uii Press), hlm. 17

Page 47: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

28

Kitab talmud, Tafsir hukum taurat membatasi jumlah istri dalam

perkawinan poligami, tetapi umat yahudi pada waktu itu kembali

menjalankan poligami dengan tanpa batas jumlah istri, beberapa orang

yahudi ada yang melarangnya tetapi ada yang memperbolehkanya dengan

alasan istri pertamanya mandul.32

Menanggapi masalah ini berkembang di berbagai pendapat dieropa dan

Amerika serikat bahwa sistem poligami akan merusak suami istri serta anak-

anaknya, kondisi seperti ini akan menumbuhkan perilaku buruk pada anak

dan seorang istri senantiasa agar memiliki satu suami tanpa yang lain.

Pandangan orang barat diatas tidak lepas dari backround Agama barat

yang mayoritas menganut agama kriten atau katolik yang melarang

poligami. Setelah agama kristen direvisi sejalan dengan ajaran paulus konsep

monogami dimasukan kedalam filsafat kristen dan menyesuaikan dengan

budaya yunani-romawi, di zaman yunani-romawi dahulu yang sudah

mengembangkan bentuk monogami yang mayoritas bentuknya adalah budak

yang dimanfaatkan secara bebas, karena itulah yang dahulu dinamakan

poligami sebenarnya poligami tanpa batas.33

Didalam Injil perjanjian lama diceritakan bahwa Nabi Daud

mempunyai istri tiga ratus, ketika Islam datang maka dia meletakkan

32

Agus Hermanto, Islam, Poligami dan Perlindungan Kaum Perempuan, (Lampung: Jurnal

IAiN Raden Intan Lampung 2015), h.169 33

Marzuki, Poligami dalam Hukum Islam, (Banyuwangi: Jurnal IAiN Sunan Kalijaga, 1990) h.

5-6

Page 48: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

29

beberapa persyaratan untuk memperbolehkan poligami antara lain dari segi

jumlah dan maksimal empat, sehingga Ghailan bin Salamah masuk Islam

dengan mempunyai sepuluh istri, maka Nabi Muhammad SAW bersabda

pilihlah empat istri dari sepuluh istrimu yang kamu sukai dan sisanya

ceraikanlah, demikian pula berlaku kepada orang yang masuk Islam yang

istrinya delapan atau lima maka Nabi Muhammad SAW juga memerintahkan

kepadanya untuk menahan empat saja.34

Konsep awal poligami sebagaimana dilakukan oleh Nabi Muhammad

SAW Pada awal massa Islam, perkawinan yang dilakukan Nabi bukan

merupakan bentuk perkawinan yang dominasi dan hawa nafsu lelaki bagi

perempuan, melainkan perkawinan yang memiliki tujuan sama seperti

perkawinan lainya (monogami). bahkan tujuan poligami ini bertujuan sangat

mulia , sebagaimana dituangkan dalam Al-Qur‟an Q.S An-nisa ayat 4, yaitu

penegak keadilan diantara istri-istri dan hak anak yatim perempuan, baik

dalam hal harta atau perlakuan yang semenang-menang yang sudah

mentradisi pada massa itu. Tidak diberi hak waris, dan ketika mereka anak

yatim dinikahkan mahar dikuasai walinya, dan bahkan ada wali yang tidak

memeperbolehkan anak yatim yang dipemeliharaanya tidak boleh dinikahi

dengan lelaki lain, agar wali menguasai hartanya, oleh karena itu masyarakat

34

Syekh Muhammad Yusuf Qardhawi, Alih Bahasa H Mua‟mal Hamidy, Poligami, (Jakarta:

Kumpulan artikel, 2006) h 11

Page 49: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

30

muslim awal memperaktekan poligami karena kondisi sosial budaya saat itu

yang memadang wajar poligami.35

Dalam konteks sejarah Islam, ayat poligami turun setelah berakhirnya

perang uhud yag memakan korban dunia sebanyak tujuh puluh orang laki-

laki dari tujuh ratus tetara muslim yang ikut berperang, dampaknya sedikit

muslimah menjadi janda dan banyaknya anak yatim yang terlantar, melihat

kondisi sosial pada masa itu cara terbaik menolong janda dan anak yatim

adalah dengan menikahi mereka dengan syarat mampu berlaku adil.

Sedangkan dalam konteks nusantara daerah yang menganut hukum

Islam pada masa itu seperti halnya Aceh keberadaan poligami diakui,

Snouck Hourgonje menurut Makrum, pada abad 19 pernikahan secara

poligami sudah dilakukan secara umum yang dilakukan oleh guru,

bangsawan atau orang yang terpandang karena keshalehanya atau karena

pendidikanya, para putri mereka dengan senang hati dinikahkan walaupun

jadi istri kedua, ketiga atau empat.36

4. Poligami dalam pandangan hukum Islam

Syariat Islam memperbolehkan poligami dengan batasan sampai

empat orang dan wajib berlaku adil kepada mereka, baik dalam urusan

pangan maupun sandang, tempat tinggal, serta yang bersifat benda tanpa

membedakan istri yang kaya dan yang miskin, yang berasal dari keturunan

35

Hariyanto, Dehumanisasi terhadap Perempuan dalam Praksis Poligami, (Purwokerto: Jurnal

STAiN Purwokerto, 2015) h.88 36

Makrum, Poligami dalam Perspektif Al-Qur‟an, (Pekalongan: STAiN Pekalongan, 2016), h.7.

Page 50: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

31

yang tinggi maupun yang rendah, dan bila suami kuatir berbuat dzalim dan

tidak dapat berlaku adil maka tidaklah berpoligami, seperti firman Allah

SWT dalam surat An-nisa ayat 3.37

.”dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-

hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka

kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat.

kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah)

seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. yang demikian itu

adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya” (surat An-nisa ayat 3).38

Ayat ini diturunkan di Madinah setelah perang uhud, akibat ketidak

disiplinan kaum muslimin mengakibatkan kalah telak. Banyak prajurit muslim

yang meninggal di medan perang, dampaknya banyak janda dan anak yatim,

tidak banyak kondisi anak yatim yang kaya dan miskin, tetapi banyak anak

yatim yang mewarisi harta peninggalan orang tua.

Pada kondisi tersebut muncul niat jahat oleh para wali dengan menikahi

anak yatim yang cantik dan ingin menguasai hartanya, dan banyak anak yatim

yang tidak diberikan hak-haknya seperti mahar dan nafkah tidak diberikan,

37

Edi Darmawijaya, Poligami dalam Hukum Islam dan Hukum Positif, (Jakarta: International

Journal of Child and Gender Studis, 2015) h.28. 38

Departemen Agama RI, al-Qur‟an dan Terjemahanya, (Jakarta: CV Darus Sunnah, 2013),

h.78.

Page 51: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

32

bahkan ada harta anak yatim yang dirampas oleh suaminya sendiri untuk

menafkahi istrinya yang lain yang jumlahnya lebih dari batas kewajaran.39

Sayyid Qutb menggambarkan bahwa masa jahiliyah banyak kebiasaan

buruk yang telah berlangsung saat datangnya Islam di Arab, diantaranya hak

anak yatim yang dirampas khususnya anak yatim perempuan dikeluarga, anak

yatim yang kaya ditahan untuk dijadikan istri oleh walinya karena tamak

kepada harta mereka bukan kepada orangnya, atau diberikan kepada anak lelaki

para wali untuk tujuan yang sama agar harta tidak keluar dan jatuh keorang

lain.40

Kebiasaan ini juga berlangsung di awal Islam, hingga Al-Qur‟an datang

dan melarang dan mengahapusnya dengan pengarahan luhur dan hati nurani,

dalam ayat lain QS An-nisa (4:129)

“dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri-

isteri(mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu

janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga kamu

biarkan yang lain terkatung-katung. dan jika kamu Mengadakan perbaikan dan

memelihara diri (dari kecurangan), maka Sesungguhnya Allah Maha

Pengampun lagi Maha Penyayang” QS An-nisa (4:129).41

39

Hariyanto, Dehumanisasi terhadap Perempuan dalam Praksis Poligami, (Purwokerto: Jurnal

STAiN Purwokerto, 2015) h.87 40

Sayyid Qutb, Tafsir Fi Zhilal Al-Qur‟an, Terj. Ainur Rafiq Shaleh Tahmid, (Jakarta: Rabbani

Press, 2001), jilid 2, hal. 599. 41

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahanya, (Bandung: CV Penerbit J-Art, 2005),

h.100.

Page 52: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

33

.

Secara tepat ayat ini menyatakan tidak akan mungkin seorang lelaki

terhadap istrinya, ayat ini dapat disimpulkan Islam pada dasarnya agama

monogami, oleh karena itu Sayyid Qutb menegaskan bahwa Islam tidak

menumbuhkan poligami tetapi hanya membatasi. Tidak memerintahkan

poligami tetapi menentukan syarat dipelaksanaanya, Islam memberikan

keringanan dalam hal ini untuk menghadapi realitas kehidupan manusia dan

berbagai darurat fitrah manusia, jika tidak demikian maka keringanan yang

diberikan tidak boleh dilakukan.42

Poligami dalam fiqih lebih mengacu pada seorang lelaki yang merdeka

(hurrun) boleh menikahi empat perempuan, sedangkan budak laki-laki (abdun)

hanya boleh menikahi dua orang perempuan, posisi poligami tidak hanya

kesanggupan dari segi fisik dan batin saja, melainkan kemampuan harta juga

sangat diperhatikan. Ketentuan maksimal empat merupakan harga mati karena

seorang yang beristri empat jika ingin menikahi satu wanita lagi maka

ceraikanlah satu istri terlebih dahulu, ada dua pendapat tentang batasan

maksimal poligami menurut jumrul ulama menyimpulkan bahwa lafadz matsna

wa tsulasa wa ruba mempunyai arti bahwa wawu ataf itu berfungsi sebagai li

al takhyir bukan li-al jam‟i, berbeda dengan kalangan madzhab syiah

berpendapat bahwa wawu berfungsi sebagai li al-jam‟i sehinggga batas

maksimal berpoligami sembilan orang.

42

Eka Sri Hilayati, Poligami Menurut Perspektif Pelaku, (Jakarta: UiN Syarif Hidayatullah

2009), h. 26.

Page 53: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

34

Wahbah al-Zuhaily dalam Atik Wartini lebih menguatkan pendapat yang

menyatakan bahwa maksimal istri itu empat beliau beralasan bahwa satu bulan

ada empat minggu mempermudah laki-laki untuk membagi waktu buat istrinya,

untuk beristri lebih dari empat ditakutkan berbuat aniaya dan lemah dalam

memenuhi hak istri, untuk lelaki yang takut tidak berbuat adil maka baginya

lebih baik menikah dengan seorang saja, keadilan ini menyangkut pembagian

waktu, jima‟, dan nafaqah. Pendapat maksimal empat ini bukan berarti laki-laki

boleh menikah lebih dari satu, hal ini adalah merupakan pengecualian yang

jarang sekali, dan bahkan mempunyai istri satu itu merupakan hal yang umum

dan paling utama.43

Hukum poligami menurut Muhammad Abduh ulama klasik dari kalangan

mufassir (penafsir) maupun fakih (ahli hukum) Berpendapat berdasarkan QS

An-nisa‟ (4).3 pria muslim dapat menikahi empat wanita tafsir ini telah

mendominasi seluruh pemikiran umat Islam, jadi dalam pengertianya poligami

tidak dilarang asalkan tidak lebih dari empat istri, Akan tetapi Ulama seperti

Muhammad Abduh (1849-1905) tidak sepakat dengan penafsiran itu,

menurutnya diperbolehkan poligami karena keadaan memaksa pada awal Islam

muncul dan berkembang dengan alasan: pertama, pada saat itu jumlah lelaki

lebih sedikit dibandingkan jumlah wanita akibat gugur perang antar suku. Maka

sebagai bentuk perlindungan, para pria menikahi wanita lebih dari satu. Kedua,

43

Atik Wartini, Poligami dari Fiqih hingga perundang-undangan, (Jakarta: Jurnal Studia

Islamika 2013), h. 246.

Page 54: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

35

pada massa itu umat Islam baru sedikit pemeluknya, dengan berpoligami wanita

akan masuk Islam dan diharapkan dapat memepengaruhi sanak keluarganya.

Ketiga, dengan berpoligami menurut Muhammad Abduh akan terjalin

pernikahan antar suku yang akan mencegah peperangan dan konflik yang

terjadi, Massa ini keadaan telah berubah, poligami menurut Muhammad Abduh

justru akan menimbulkan permusuhan, kebencian antara para istri dan anak,

bahkan Muhammad Abduh mantan syaikh Al-Azhar ini berfatwa bahwa

berpoligami hukumnya haram, dengan alasan pertama, syarat poligami adalah

berbuat adil syarat ini sangat sulit untuk dipenuhi, sebab Allah sudah berfirman

dalam Q.S (4) 129 tentang sulitnya berbuat adil kedua, buruknya kelakuan

suami terhadap istri, karena mereka tidak bisa memberi nafkah secara lahir dan

batin. Ketiga, dampaknya psikologis terhadap anak yang orang tuanya

berpoligami, mereka dikuatirkan akan tumbuh menjadi anak yang tumbuh

dalam kebencian dan pertengkaran sebab ibu dari anak itu bertengkar dengan

suami atau istri suami yang lain.

Muhammad Abduh juga berpendapat hanya Nabi Muhammad saja yang

dapat berlaku adil sementara yang lain tidak, perbuatan yang satu ini bisa

menjadi patokan karena khusus akhlak nabi kepada istrinya, Muhammad Abduh

hanya memperbolehkan poligami kalau istrinya mandul, Menurut Muhammad

Abduh praktek poligami merupakan praktek Ferbudakan, karena Islam tidak

Page 55: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

36

mengajarkan itu, fenomena yang terjadi menurut Muhammad Abduh adalah

fenomena Zaman jahiliyyah yang tidak ada hubunganya dengan Islam.44

Menurut Qurasih Shihab Ayat yang menjelaskan poligami, lebih terlihat

dalam Surat An-Nisa‟ ayat ketiga. Dalam ayat itu, banyak membahas masalah

kehidupan dengan jalan keluarnya yang sama sesuai perkembangan zaman. Al-

Qur‟an juga djadikan petunjuk, serta tolak ukur oleh manusia untuk menjadikan

dirinya yang taat akan firman tuhanya.45

Pemahaman beliau ayat ketiga

membahas anak yatim yang terdzolimi. Jika dilihat dari turunya ayat, pada

keadaan zaman dulu sering terjadi kelakuan yang tidak pantas kepada mereka.

Penggunaan kata dalam ayat ketiga yakni, (تقسطوا) dan (تعدلوا) yang

makna kedua kata itu sama memiliki arti adil. Namun menurut Quraish Shihab

memiliki arti perbedaan, ketika kata tuqsithu maka arti yang menunjukkan dua

orang atau lebih, yang mana kedua orang tersebut merasa senang dengan

keadilan, sedangkan kata ta‟dilu jika melakukan keadilan pada dua orang atau

lebih maka akan muncul suatu kesimpulan bahwa satu orang akan merasa

senang satu orang akan merasa kecewa atau disebut menyenangkan satu

pihak.46

Berbicara mengenai keadilan yang dimaksud oleh Quraish Shihab secara

ringkas sebagai berikut:

44

Edi Darmawijaya, Poligami dalam Hukum Islam dan Hukum Positif, (Jakarta: Journal of

Child and Gender Studis, 2015) h.30. 45

Muhammad Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur‟an, (Bandung: Mizan, 2007), h.8 46

Muhammad Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur‟an,

(Jakarta, Lentera Hati,2002), h.338.

Page 56: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

37

a. Kalau yakin tidak adil bolehkah? Tidak boleh

b. Kalau menduga tidak berlaku adil, bolehkah? Tidak boleh

c. Kalau yakin berlaku adil, bolehkah? Boleh

d. Apakah boleh itu perintah atau boleh saja? Boleh saja, istilah dalam bahasa

Agama itu mubah atau boleh, bukan sunnah, bukan wajib, bukan makruh.

Maksud dari keadilan diatas adalah laki-laki paham dari segi ekonomi dan

jasmaninya, jangan sampai ketika sakit dengan berpoligami.

Menurut Quraish Shihab tafsir dari kata (ما ملكت أمنكم) yang diterjemahkan

dengan hamba sahaya wanita yang kamu miliki, menunjukan satu kelompok

yang dimana pada waktu itu fonomena umum yang sering terjadi pada

masyarakat di seluruh dunia yakni perbudakan, menurutnya ketika seorang

budak dinikahi seorang budak maka tetap menjadi budak dan anaknya

demikian, berbeda dengan ketika yang menikahi laki-laki merdeka maka akan

mempunyai anak merdeka dan ibunya akan merdeka. 47

Al-Qur‟an telah menutup secara penuh adanya perkembangan

perbudakan, namun masih ada satu jalan yang menurut beliau masih boleh

digunakan yakni tawanan. Hal tersebut dibolehkan, karena pada zaman dahulu

masih adanya gejala perang.48

Dalam fenomena perang zaman dulu, Islam secara bertahap menempuh

sebuah cara pembebasanya. Jika penghapusan itu secara tergesa-gesa, maka

47

Muhammad Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur‟an,

(Jakarta, Lentera Hati,, 2002), h.339. 48

Ali Asghar Enginerr, Pembebasan Perempuan, (Jogjakarta:Lkis, 2007), hal. 74.

Page 57: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

38

akan bisa dipastikan dapat menimbulkan problem sosial yang luar biasa.

Banyak kekurangan kebutuhan sandang, pangan, dan sebagainya.

Penyebutan masna, wasulasa, waruba, Quraish Shihab menyebutkan

sebuah perlakuan adil kepada anak yatim, pendapat mengenai ayat ketiga ini

tentang penguatan tidak akan adanya poligami, karena perbuatan itu sudah

dikenal dan dilakukan oleh berbagai syariat agama. Adat turunya ayat itu ayat

diatas tidak mewajibkan poligami atau mengajurkanya, tetapi hanya berbicara

bolehnya poligami dan itu hanya boleh dilakukan oleh orang yang sangat

membutuhkan dan dengan ketentuan syarat yang tidak ringan.49

Menurut Quraish Shihab, dengan adanya poligami, bisa memberikan jalan

untuk bisa melampiaskan nafsu. Dikarenakan istri tidak bisa membuat kepuasan

pada suami atau sedang keadaan mandul, cara itu bisa dilakukan kepada

perempuan lain yang dinikahinya secara sah.50

Dari sinilah dapat ditarik kesimpulan, bahwa jika ada syarat yang tidak

terpenuhi secara mutlak, maka poligami boleh dilakukan. Hal itu dapat

mengubah keadaan yang saat itu dalam kondisi buruk menjadi baik dengan

melakukan hal tersebut.

49

Muhammad Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur‟an,

(Jakarta, Lentera Hati, 2002), h.339. 50

Muhammad Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur‟an,

(Jakarta, Lentera Hati, 2002), h. 342

Page 58: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

39

BAB III

BIOGRAFI MUHAMMAD SYAHRUR DAN NASHR HAMID ABU ZAYD

A. Muhammad Syahrur

1. Biografi Muhammad Syahrur

Muhammad Syahrur lahir di Damaskus pada 11 april 1938, pada

massa penjajahan oleh Perancis, meskipun sudah mendapatkan status

setengah merdeka. Ayahnya bernama Deyb Ibn Syahrur dan ibunya

bernama Siddiqah binti Shalih Filyun, istrinya bernama Azizah,

Muhammad Syahrur mempunyai lima anak: Tariq, Al Fais, Basul, Masul

dan Rima, Muhammad Syahrur memulai pendidikanya tingkat dasar dan

menengahnya di Madrasah Abdurrahman al-kawakib Damaskus, dan

Muhammad Syahrur lulus pada tahun 1957, Setaun kemudian Muhammad

Syahrur pada usia 19 tahun mendapatkan biasiswa ke Uni Soviet dan

tinggal di Saratow daerah Moskow .51

Pada tahun 1964 Muhammad Syahrur mendapat gelar diploma di

bidang teknik sipil, kemudian Muhammad Syahrur kembali kenegara

asalnya dan setaun setelah kelulusanya Muhammad Syahrur diterima

sebagai pengajar di Damaskus, kemudian pada tahun 1967 Muhammad

Syahrur dikirim ke Universitas college dublin didaerah Irlandia untuk

mengambil gelar magister dan doktor dalam bidang teknik sipil, Gelar

51

M Alim Khoiri, Fiqih busana Telaah kritis pemikiran Muhammad Syahrur,

(Yogyakarta, Kalimedia, 2016) cet I h. 63

Page 59: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

40

magister dalam bidang teknik sipil dapat diperoleh pada tahun 1972

setelah itu pulang dan kembali mengabdi di Universitas Damaskus, Masa

awal Muhammad Syahrur sebagai dosen bersamaan dengan masa

pencarian jati diri akibat selesai dijajah Perancis, Muhammad Syahrur

adalah seorang pemikir Islam yang banyak pengalaman berkaitan ilmu

yang ditekuninya, karir sebagai ilmuwan dimulai sejak mengajar mata

kuliah mekanik tanah di Universitas Damaskus pada tahun 1964 sampai

1968.52

Pada tahun 1972 sampai 1999 Muhammad Syahrur diangkat menjadi

profesor mekanik tanah di Universitas yang sama, selain itu Muhammad

Syahrur juga sebagai konsultan insiyur di Damaskus sampai dengan tahun

2000, selain itu Muhammad Syahrur seorang yang sukses melakukan

investigasi tanah lebih dari 400 proyek di Syiria, pada tahun 1982 sampai

1983 Muhammad Syahrur pergi kearab untuk bekerja sebagai konsultan

teknik pertahanan, setelah bekerja sebagai konsultan teknik pertahanan

Muhammad Syahrur pulang kembali ke Damaskus untuk mendirikan

konsultan di bidang teknik bersama teman kuliahya yang diberi nama Dar

al-Isyarat al-handasiyah, disamping itu Muhammad Syahrur sering belajar

di bidang filsafat dan fiqh bahasa.53

52

Muhyar Fanani, Fiqh Madani Konstruksi Hukum Islam di Dunia Modern,

(Yogyakarta:LkiS, 2010) , h.33. 53

M Alim Khoiri, Fiqih busana Telaah kritis pemikiran Muhammad Syahrur, (Yogyakarta,

Kalimedia, 2016) cet I h.66.

Page 60: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

41

Dalam bidang bahasa Muhammad Syahrur menguasai tiga bahasa

yaitu bahasa Arab, bahasa Inggris dan juga bahasa Rusia, tiga bahasa itu

yang mengantarkan Muhammad Syahrur sebagai intelektual yang

berwawasan luas,54

dan kepintaranya itu mengatarkan kekiprah

Internasional dengan menjadi juru bicara, Sedangkan didalam bidang

keIslaman Muhammad Syahrur belajar dengan secara otodidak tentang

ilmu-ilmu keIslaman, hal inilah yang menyebabkan sasaran kritik

untuknya, musuhnya sering kali meyerang secara keras akibat tidak

mempunyai latar belakang formal di bidang Islam, hal inilah yang

membuat Muhammad Syahrur kehilangan kesempatan untuk berbicara

dipublik khususnya Agama, seperti mimbar Masjid, jurnal Islam,

Akibatnya Muhammad Syahrur hanya dihadapkan satu pilihan dengan

menulis buku untuk mengungkapkan gagasan dan menjawab musuh-

musuh intelektualnya, Muhammad Syahrur termasuk tokoh yang gigih,

karena dengan banyaknya Ulama yang menyerang tetapi Muhammad

Syahrur terus membumikan gagasanya, dalam membumikan ide itu

Muhammad Syaharur harus bekerja sendirian, karena tidak ada jaringan

akademik atau non akademik yang mendukungnya, karena gagasanya

sangat liberal.55

54

Abul Kalam Azad, India Wins Freedom:, (London: Orient Longman, 1978), h.4. 55

M Alim Khoiri, Fiqih busana Telaah kritis pemikiran Muhammad Syahrur, (Yogyakarta,

Kalimedia, 2016) cet I h. 68.

Page 61: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

42

2. Karya-Karya Muhammad Syahrur

Di sela-sela kesibukanya sebagai professional di bidang mekanik

tanah dan teknik bangunan Muhammad Syahrur masih sempat melakukan

penelitian dalam bidang keislaman, dan menerbitkan buku seperti:

a. Kitab wa al-Qur;an Qira‟ah musahirah Buku pertamanya yang

berbicara antara membedakan al-kitab dan Al-Qur‟an, ia mencetuskan

sebuah teori istinbath hukum baru ( nazhariyat al Hudud) misalnya

poligami, pakain perempuan dll.

Dalam penyusunan buku pertama ini ada 3 fase, fase pertama 1970-

1980 pada fase ini Muhammad Syahrur masih kesulitan untuk melepaskan

diri dari paradigma keilmuan Islam lama, menurutnya saat seorang masih

mengikuti madzhab-madzhab klasik, contohnya malikiah, syafi‟iyah dia

akan sulit untuk membangun teori baru yang lebih segar.

Fase kedua 1982-1986 dimana pada fase ini massa perkenalan

dengan madzhab ilmiah dalam bidang bahasa yang bernama Ja‟far Dik Al-

Bab yang memperkenalkan teori lingustik, pada fase ini Muhammad

Syahrur mengerti tak ada sinonim dalam bahasa arab.

Fase ketiga 1986-1990 dimana pada fase ini Muhammad Syahrur

lebih serius dalam menyusun karyanya dan menyusun tema dengan serasi

Page 62: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

43

sejak musim panas 1986-1987 dia berhasil menyusun satu bab yang

dianggap berat, tema tersebut di diskusikan bersama ja‟far.56

b. Dirasah Islamiyyah Mu‟ushirah fi ad-Dawlah Wa al-Mujtama berisi

tema kajian antara tahun 1990-1994 dengan 37 halaman membahas

tentang konsepsi keluarga, umat, nasionalisme dll.

Dalam karyanya itu dia menjelaskan sebab sulitnya umat Islam

berkembang dan maju, faktor pemicunya tirani ( al-istibdad).

c. Al-Islam wa al-Iman Manzhumah Al-Qiyam merupakan hasil kajian

antara tahun 1994-1996 dengan tebal 375 halaman yang membahas

tentang konsepsi baru tentang Iman dan Islam serta rukun-rukunya,

dalam karyanya itu membantah pendapat ulama yang mengatakan

bahwa Islam berawal dan berakhir dari pada Muhammad, sedangkan

pendapat Muhammad Syahrur berawal dari Nabi Nuh dan berakhir

pada Nabi Muhammad.

d. Nahw Ushul Jadidah li al-fiqh al-Islami merupakan hasil kajian dari

1996-2000 yang membahas tentang persoalan kontemporer seperti

persoalan warisan, wasiat, poligami dll.57

56

Edi Darmawijaya, Poligami dalam Hukum Islam dan Hukum Positif, (Jakarta: Journal of

Child and Gender Studis, 2015) h.33. 57

M Alim Khoiri, Fiqih busana Telaah kritis pemikiran Muhammad Syahrur, (Yogyakarta,

Kalimedia, 2016) cet I h. 74-77

Page 63: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

44

3. Pemikiran Muhammad Syahrur

Pada abad 20 yang di pelopori oleh Jamaluddin al-Afghani kemudian

di susul oleh Muhammad Abduh Bangsa Arab bangkit sebagai bangsa baru

yang 50 tahun setelah itu pada tahun 1954 Jamal Abdel Nasser wafat 1970,

yang dipromosikan gerakan ini adalah untuk mencari jalan dan cara yang

dapat memperkokoh kedudukan mereka di dunia dan massa kini yang sama

sekali berbeda dengan massa sebelumnya.58

Gerakan inilah yang oleh Syahrur di masukan gerakan modernitas,

merupakan lawan dari gerakan Tradisi.59

Dalam upaya melakukan

pembacan ulang terhadap al-Qur‟an Muhammad Syahrur melakukan

pendekatan bentuk lingustik yang ia sebut dengan manhaj al-tarikhi,

menggabungkan metode lingustik yang di bawa oleh Abu Ali al-Farisi yang

merupakan perpaduan teori Ibnu Jinni dan Abdul Qadir al-jurjanji yang

menyimpulkan tiadanya sinomitas dalam bahasa Arab,60

Di jadikanya

pendekatan lingustik oleh Syahrur sebagai metode memahami Qur‟an tidak

lepas dari asumsinya bahwa al-Qur‟an memiliki dua sisi, yakni sastrawi

dan ilmah.

Pertama dipahami dengan pendekatan deskriptif-signifikantif yaitu

dengan memadukan analisis sastra (balaghah) dan nahwu (gramatiika),

58

Hassan Hanafi dan Muhammad Abed al-Jabiri, Membunuh Setan Dunis Meleburkan Timur

dan Barat dalam Cakrawala Kritik dan Dialog terj, Umar Bukhary, (Yogyakarta: Ircisod, 2003), h. 15 59

Sahiron Syamsuddin, Prinsip dan Dasar Hermeneutika Kontemporer, (Yogyakarta: Elsaq

Press, 2004), h.15 60

Muhammad Syahrur, al-Kitab Wa al-Qur‟an, Qira‟ah Mu‟ashirah, (Damaskus : al-Halli li al-

Tiba‟ah wa al-Nasr Wa al-Tauzi, 1994), h.20-22.

Page 64: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

45

kedua pendekatan histori ilmiah yaitu dengan penolakan terhadap sinonim

atau sinomitas contoh al-Kitab, al-Qur‟an dengan keduanya terletak studi

linguistik.61

Penolakan sinomitas menurut Muhammad Syahrur yaitu ayat-ayat al-

Qur‟an yang mencakup kenabian nubuwwah yaitu pengetahuan yang

diwahyukan kepada Nabi Muhammad terkait posisinya sebagai Nabi, di

bagi menjadi dua: Pertama ayat mutasyabih (ayat-ayat ambigu) dan

muhkam (ayat-ayat yang jelas), Menurut Muhammad Syahrur al-Qur‟an

dalam arti bahasa Syahrur al-kitab dibagi dalam tiga macam, pertama umm

al-kitab (ayat-ayat mukhamat), kedua al-Qur‟an wa al-sab al-matsani

(ayat-ayat mutasyabihat), dan ketiga tafsil al-kitab.62

Umm al kitab diturunkan Allah kepada Nabi dalam waktu 23 tahun

dalam bentuk al-inzal dan al-tanzil secara tidak terpisah, memuat ayat

yang berkaitan dalam bidang hukum dan akhlak untuk melakukan ijtihad,

elastisitas pemahan dan penerapan umm al-kitab disebutnya dengan istilah

haniffiyah dengan aspek ( konsistensi hukum) yakni hadad al-adna ( batas

legis maksimal) dan hadad al a‟la ( batas legis minimal) juga diperhatikan,

Berkaitan dengan al-Qur‟an bagian al-mutasyabihat ( ayat yang ambigu)

berisi dua bagian pertama; bagian tetap tidak perubahan (al-juz al tsabit)

yaitu yang mengatur semua alam dari awal sampai kiamat. Kedua; bagian

61

Sahiron Samsuddin, Metodologi Fiqh Kontemporer, ( Yogyakarta: Elsaq Press 2008), h.17.

62 Muhammad Syahrur, al-kitab wa al-Qur‟an Qira‟ah Mu‟asirah, (Damaskus: Dar al-Ahali,

1990), h.51-56.

Page 65: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

46

tetap bisa berubah ( al-juz al-mutaghayyir) yaitu faktor alamiah yang

mempengaruhinya, contohnya perubahan angin, jenis kelamin, ayat yang

termasuk ini terbuka untuk ditakwilkan sesuai dengan perkembangan

ilmu.63

Intratekstualitas (al tartil) dan analisa linguistik paradigmo-

sintagmatis, intratekstualitas artinya mengabungkan atau

mengomparasikan ayat yang memilki topik bahasan yang sama, topik yang

muncul dari konsep al-Qur‟an yufassiru ba‟dhuhu ba‟dhan yaitu sebagian

ayat al-Qur‟an menafsirkan ayat yang lain yang lebih dikenal dengan tasfir

tematik (mawdhu‟i).64

Menurut Muhammad Syahrur metodologis ini memiliki dasar dari

Q.S. al-Muzamil:4. Pada ayat itu ada kata tartil yang menurutnya tidak

diartikan membaca (tilawah) sebagaimana yang dipahami sebagian

mufassir. Kata tersebut dalam bahasa arab al-ratl yang berarti barisan

tertentu, atas dasar ini tartil diartikan mengambil ayat yang berkaitan

dengan satu topik tertentu.

Analisis paradigmatis dan sintagamatis yaitu suatu analisis pencarian

dan pemahaman terhadap sebuah konsep makna suatu simbol kata dengan

cara mengaitkan dengan konsep dari simbol yang mendekati atau

berlawanan, dalam hal ini syahrur sepakat dengan Ibnu Faris yang

63

Muhammad Syahrur, al-kitab wa al-Qur‟an Qira‟ah Mu‟asirah, (Damaskus: Dar al-Ahali,

1990), h. 37. 64

Ibid., h.197.

Page 66: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

47

mengatakan bahwa dalam bahasa arab tidak terdapat sinonim. Analisis

sintagmatis yaitu setiap kata pasti dipengaruhi oleh kata disekelilingnya.65

4. Penafsiran Muhammad Syahrur

Menurut Muhammad Syahrur dalam menafsirkan ayat poligami ia

mempertimbangkan aspek struktur kalimat (sintagamatis) antara kata

dalam satu ayat berhubungan.66

“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah

menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan

isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki

dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan

(mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan

(peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga

dan mengawasi kamu”. (QS.an-nisa ayat 1).

Ayat pertama surat an-nisa Allah mengajak manusia untuk bertaqwa

kepada Tuhanya dan menyambung tali silatuhrahmi antar manusia tanpa

dibatasi oleh batasan keluarga.

65

Alim Khoiri, Fiqh Busana Telaah Kritis Pemikiran Muhammad

Syahrur,(Yogyakarta:Kalimedia, 2016), h.117. 66

Abdul Mustaqim, Epistemologi Tafsir Kontemporer, (Yogyakarta, Lkis Group, 2010), h.

265.

Page 67: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

48

“Dan berikanlah kepada anak-anak yatim (yang sudah balig) harta

mereka, jangan kamu menukar yang baik dengan yang buruk dan jangan

kamu makan harta mereka bersama hartamu. Sesungguhnya tindakan-

tindakan (menukar dan memakan) itu, adalah dosa yang besar”. (QS.an-

nisa ayat 2).

Ayat kedua surat an-nisa berbicara tentang masalah penyantunan

anak yatim dan larangan memakan harta mereka, dan pada ayat ketiga

Allah melanjutkan pembicaraan mengenai masalah polgami, ayat yang

dijadikan landasan dibolehkanya poligami adalah potongan ayat QS.an-nisa

ayat 3.

“maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua,

tiga atau empat. kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku

adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu

miliki. yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat

aniaya.”67

(QS.an-nisa ayat 3).

Muhammad Syahrur menolak ayat pemotongan seperti ini, tetapi

lebih memilih mengambil ayat secara lengkap (QS.an-nisa ayat 3).

67

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahanya, (Semarang: Toha Putra, 2000), h.142.

Page 68: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

49

“Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap

(hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya),

maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga

atau empat. kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil,

maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki.

yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.”

(QS.an-nisa ayat 3).68

Pertama; membahas terma dasar yaitu qasata dan adala dalam

bahasa arab qasata adalah sebuah terma dasar yang memiliki satu

bentuk tetapi memiliki dua pengertian yang saling bertolak belakang,

arti pertama keadilan dan pertolongan. Dalam firmanya

“sesunguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat adil

al-muqsitin (QS al-maidah:42)”.

Arti keduanya adalah kezaliman dan penindasan (al-jur) seperti

dalam firmanya, adapun orang-orang yang menyimpang dari

kebenaran (al-qasituna) maka mereka menjadi kayu api neraka

jahanam (QS al-jin:14).

68

Departemen Agama RI, al-Qur‟an dan Terjemahanya, (Jakarta: CV Darus Sunnah, 2013),

h.78.

Page 69: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

50

Terma adala juga mempunyai dua arti yang saling berlawanan.

Arti pertama adalah kelurusan atau kesejajaran sedang arti kedua

kebengkoan.69

Ayat tentang poligami ini memiliki hubungan dengan ayat

sebelumnya karena ada redaksi wa-in yang menghubungkan keduanya,

ayat sebelumnya membicarakan hak-hak anak yatim dalam QS an-

nisa‟ ayat 2, yang dimaksud anak yatim adalah anak yang tidak

memiliki bapak dan masih dibawah umur, sedangkan ibunya masih

hidup dan masih berada usia produktif. Ayat poligami termasuk ayat

hududiyah memberikan batasan minimal dan maksimal baik dari sisi

kuantitas maupun kualitas.70

a. Batas batas dalam sisi kuantitas

Ayat ini membicarakan pernikahan dengan redaksi fankihu yang

kemudian mengawali dengan jumlah istri dengan angka dua (masna). batas

minimal istri adalah satu dan batas maksimal empat perempuan, proses

peningkatan jumlah ini diawali dengan dua, tiga dan terakhir empat dalam

hitungan bilangan bulat karena manusia tidak bisa dihitung dengan angka

pecahan, kesimpulan batas minimal jumlah perempuan yang dinikahi satu

dan batas maksimal empat. Penyebutan satu persatu jumlah perempuan

dalam redaksi masna wa sulasa wa ruba harus dipahami sebagai penyebutan

69

Sahiron Syamsuddin, Prinsip Dasar Hermeneutika, (Yogyakarta:Elsaq Press, 2007), h.234. 70

Abdul Mustaqim, Epistemologi Tafsir Kontemporer, (Yogyakarta:Lkis Group, 2010), h.265.

Page 70: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

51

bilangan bulat secara berurutan, sehingga tidak dapat dipahami sebagai dua

+ tiga + empat yang berjumlah sembilan. Seandainya ada larangan poligami

kita masih bisa menikah dengan batasan minimal satu orang perempuan,

seandainya poligami dibolehkan dan seorang menikahi empat istri maka

tetap berada hukum tuhan, yaitu tepat pada batas maksimal empat. Dalam

sisi kuantitas pada empat belas abad yang lalu memahami ayat poligami

sebagai ayat yang membatasi istri dari satu hingga empat, tanpa

mempertimbangkan sisi kualitas perempuan yang dinikahi, pelaku poligami

memahami ayat kemudian jika kamu takut berlaku adil maka kawinilah

seorang saja, oleh karena itu mereka membenarkan pemahaman yang

menyatakan bahwa jumlah minimal dalam pernikahan adalah satu istri dan

poligami adalah jalan keluar keadaan yang memaksa.71

b. Batas-batas dari sisi kualitas

Yang dimaksud sisi kualitas adalah Ayat wain khiftum alla tuqsitu fi

al-yatama dalam konteks ini Muhammad Syahrur menghubungkan redaksi

syarat dan redaksi jawaban tersebut, Ayat ini tidak menyebutkan syarat

kualitas bagi istri pertama, jawab syarat fankihu dan redaksi syaratnya yaitu

keadilan kepada anak yatim, ayat ini harus dipahami dengan ayat yang

sedang membicarakan ibu janda dari anak-anak yatim sehingga dapat

disimpulkan bahwa ayat memberikan kelonggaran dari segi jumlah hingga

71

Sahiron Syamsuddin, Prinsip dan Dasar Hermeneutka Hukum Islam Kontemporer,

(Yogyakarta: Elsaq Press, 2007), h.232.

Page 71: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

52

empat istri, tetapi menetapkan persyaratan istri kedua, ketiga keempat harus

seorang yang berstatus janda yang memiliki anak, Konsekuensinya seorang

laki-laki yang menikahi janda harus memelihara anak yatim yang ikut

bersamanya, sebagai mana ia memelihara anak-anaknya sendiri.72

Kata al-yatim menurut Yowan Tamu dalam bahasa arab dan al-tanzil

wal hakim berarti seorang anak yang belum baligh yang ayahnya meninggal

dan ibunya masih hidup.73

“dan ujilah anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk kawin.

kemudian jika menurut pendapatmu mereka telah cerdas (pandai memelihara

harta), maka serahkanlah kepada mereka harta-hartanya. dan janganlah kamu

makan harta anak yatim lebih dari batas kepatutan dan (janganlah kamu)

tergesa-gesa (membelanjakannya) sebelum mereka dewasa. barang siapa (di

antara pemelihara itu) mampu, maka hendaklah ia menahan diri (dari

memakan harta anak yatim itu) dan barang siapa yang miskin, maka bolehlah

ia makan harta itu menurut yang patut. kemudian apabila kamu menyerahkan

harta kepada mereka, maka hendaklah kamu adakan saksi-saksi (tentang

penyerahan itu) bagi mereka. dan cukuplah Allah sebagai pengawas (atas

persaksian itu) QS al-nisa:6”.

72

Sahiron Syamsuddin, Prinsip dan Dasar Hermeneutka Hukum Islam Kontemporer,

(Yogyakarta: Elsaq Press, 2007), h.234. 73

Yowan Tamu, Poligami dalam Hermeneutika Muhammad Syahrur, ( Grontalo:Journal

Keilmuan Tafsir Hadis, 2011), h.83.

Page 72: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

53

Seorang mampu menikahi tiga janda yang memiliki anak, sehingga ia

harus bertanggung jawab yang sangat besar tentunya kondisi finansial

merupakan tanggung jawab yang sangat besar, dan ada kekhawatiran pada

keseimbangan dan keadilan dalam keluarga, fa-in khiftum alla ta‟dilu fa-

wahidatan yang berarti berlaku adil pada anak sendiri istri pertama dan anak

yatim yang ikut bersama istri lain. Dalam ayat ini pengertian adl ( bertindak adil

antara dua pihak) tampak dengan jelas, yaitu tindakan adil seorang bapak

kepada anak istri pertama dan anak dari istri yang lain. sedangkan tindakan qist

hanya ditunjukan kepada anak yatim. Sebagaimana firman Allah.“wa-in khiftum

alla tuqsitu fil yatama” jika seorang lelaki sudah beristri khawatir tidak dapat

berbuat adil baik terhadap anak sendiri maupun anak yatim, maka hendaklah

menikah dengan satu istri saja.

Yang diperhatikan bahwa yang menjadi pembicaraan dalam masalah

poligami adalah seorang yang yang sudah memiliki istri, maka dalam ayat ini

dimulai masna (kedua). Yang dimaksud dengan fawahidah disini adalah istri

kedua, bukan istri pertama. Seorang yang sudah menikah merasa mampu untuk

melakukan poligami, khusus finansial Allah memberikan dorongan untuk

menikah lagi dengan satu janda yang memiliki anak, pengertian ini ditegaskan

dengan redaksi akhir “zalika adna alla ta‟ulu” kalimat ta‟ulu berasal dari kata

awala yang berarti memiliki banyak keturunan dan banyak melakukan tindakan

ketidak adilan. Seorang laki-laki yang bertangung jawab mendidik anaknya,

Page 73: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

54

jika tidak mampu bertanggung jawab dan melantarkan keluarga titik ini tidak

berbuat adil kepada keluarganya.74

Menurut Muhammad Syahrur, kawin lebih seorang istri (poligami)

dibolehkan, menurutnya bentuk poligami itu adalah istri kedua, ketiga, keempat

adalah semua janda yang memiliki anak yatim, ditinggal oleh ayahnya semasa

kecil.75

Menurut Muhammad Syahrur syarat poligami dalam Islam adalah

pertama;isteri kedua, ketiga, keempat adalah janda yang memiliki anak yatim.

Kedua;harus ada kekhawatiran tidak dapat berlaku adil kepada anak yatim,

menurutnya poligami tidak boleh dilakukan jika tidak terdapat dua syarat itu.76

Muhammad Syahrur tidak sependapat dengan praktek poligami yang

dapat dilakukan oleh umat Islam dan banyak dipahami oleh para ulama dan ahli

hukum Islam, menurutnya selama ini poligami dilakukan begitu saja oleh laki-

laki dan banyak menyalahi ketentuaan undang-undang, Muhammad Syahrur

berkata sesunguhnya kami melihat poligami sebagai perintah Tuhan yang

ditetapkan dengan persyaratan yang telah kami jelaskan sebagai jalan keluar

bagi persoalan masyarakat yang mungkn terjadi dan mungkin tidak. Kami

berpendapat bahwa kita harus melaksanakan perintah tersebut tatkala terjadi

problem dan sebaliknya kita meninggalkan ketika tidak terjadi problem. Yang

74

Sahiron Syamsuddin, Prinsip dan Dasar Hermeneutka Hukum Islam Kontemporer,

(Yogyakarta: Elsaq Press, 2007), h.234-240. 75

Sahiron Syamsuddin dan Burhanuddin, Metodologi Fiqih Kontemporer, (Yogyakarta: Elsaq

Press, 2008), h.430. 76

Muhammad Syahrur , Dirasat Islamiyyat Mu‟ashirah Nahwa Usul Jadidah Li al-Fiqih

Islami, h.430.

Page 74: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

55

terikat sejarah perkembangan masyarakat dan kebudayaan masyarakat

bersangkutan. Poligami adalah fenomena umum yang diterima oleh banyak

suku bangsa tanpa adanya batas dan persyaratan.77

Salah satu karekteristik Muhammad Syahrur bahwa yang diremondasikan

layak dan memenuhi syarat oleh Allah SWT. Berpoligami adalah laki-laki yang

sudah memiliki istri. Hal ini dia pahami dari bilangan istri dimulai dengan

jumlah dua, kemudian tiga, empat batas maksimal. Dalam batas teori

Muhammad Syahrur batas maksimal tidak boleh dilampui.78

Dengan demikian

rumus poligami Muhammad Syahrur berdasarkan redaksi dan susunan kalimat

ayat 3 surat an-nisa.

1+1=2 (poligami dengan 1 orang istri ditambah 1 orang istri baru)

2+1=3 ( poligami dengan 2 orang istri ditambah 1 orang istri baru)

3+1=4 poligami dengan 3 orang istri ditambah 1 orang istri baru)

Pembatasan jumlah perempuan yang dapat dipoligami dengan empat

orang adalah berdasarkan surat an-nisa ayat 3 dan berdasarkan riwayat dari

salim dari ayahnya bahwa sesungguhnya ghilan bin salamah al-saqafiy masuk

Islam sementara memiliki sepuluh orang istri Nabi Saw bersabda:

ا د بن أبى عربة حد ثنا هن عن معصر د حد ثنا عبدة عن سعلان بن هري عن سالم بن عبدالله عن ابن عمرأن غ عن الز

77

Ibid., h.434. 78

Muhammad Syahrur, Teks Ketuhanan dan Pluralisme dalam Masyarakat Muslim, dalam

Sahiron Syamsuddin . dkk., Hermeneutika Al-Qur‟an Mazhab Yogya....p.261.

Page 75: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

56

ة فأس أسلم وله عسر نسوة فى الجا هل قف لمن معه سلمة الثه صلى الله عل ب ر أربعا منهنه فأمرة الن وسلم أن بتخ

Hannad menyampaikan hadist kepada kami; Abdah menyampaikan

hadist kepada kami; dari Said bin Abi Urwah dari Ma‟mar dari az-Zuhriy dari

Salim bin Abdillah dari Ibnu Umar, bahwa Salim bin Abdillah dari Ibnu Umar,

bahwa Ghailan bin Salamah Ats-Tsaqafi masuk Islam saat itu dia mempunyai

sepuluh orang istri pada massa jahiliyah. mereka pun ikut memeluk Islam

bersamanya. Maka, Nabi Muhammad SAW lantas memerintahkan Ghailan

untuk memilih empat orang diantaranya (Hr at-tirmidzi).79

Muhammad Syahrur juga melihat betapa Allah memuliakan janda dengan

menggunakan kata yang halus ma taba lakum perempuan yang kamu senangi

bukan kata mashi‟tum min an-nisa (wanita yang kamu kehendaki) ini salah satu

penghormatan terhadap perkawinan.80

Muhammad Syahrur melihat bahwa

banyak manusia dengan niat mendapatkan keridhaan Allah, melakukan

poligami padahal dia tidak memiliki biaya untuk menghidupi anak dan istri

pertama. Ditambah dengan istri kedua dengan anak yatim, sehingga

menyebabkan keadaan dengan semakin sulit. Maka pembagian seseorang antara

perhatian anaknya dan anak yatim telah menyebabkan tidak adil diantar

mereka, untuk itu maka Allah berfirman (QS.an-nisa ayat 3).

79

Abu Isa Muhammad bin Isa Saurah bin Musa As-Sulami At-Tirmidzi, Sunan At-Tirmidzi,

Hadis Nomor 1047, Juz 4, (ttp:Maktabah Syamilah), h.332. 80

Sahiron Samsuddin, Metodologi Fiqh Kontemporer, ( Yogyakarta: Elsaq Press 2008), h.430.

Page 76: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

57

“jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah)

seorang saja atau budak-budak yang kamu miliki. yang demikian itu adalah

lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya” (QS.an-nisa ayat 3).81

Dalam ayat ini Allah memerintahkan untuk tidak berbuat poligami dan

mencukupkan dengan seorang istri saja ketika keadaan takut dan terjatuh pada

tingkat ketidak adilan, Muhammad Syahrur tidak setuju jika dikatakan konsep

adil pada ayat ini di maksudkan dalam hubungan suami istri (senggama),

Muhammad Syahrur berpendapat bahwa ayat ini berbicara tentang poligami

berkaitan dengan pemahaman sosial kemasyarakatan, bukan konsep biologis

dan berkisar masalah anak yatim dan berbuat baik kepadanya serta berlaku

adil.82

Muhammad Syahrur mendasarkan pada dua syarat adanya berpoligami

seperti yang telah disebutkan di atas bertujuan agar dapat menguraikan berbagai

kesulitan sosial yang dialami perempuan dalam hidup bermsyarakat, antara lain

: 1. Adanya seorang lelaki di sisi seorang janda akan mampu menjaga dan

memeliharanya agar tidak terjatuh dalam perbuatan keji. 2. Pelipat-gandaan

tempat perlindungan yang aman bagi anak-anak yatim di mana mereka tumbuh

dan berkembang di dalamnya, Keberadaan sang ibu di sisi anak mereka akan

dapat menjaga dan melindungi anak agar tidak menjadi gelandangan dan

81

Departemen Agama RI, al-Qur‟an dan Terjemahanya, (Jakarta: CV Darus Sunnah, 2013),

h.78. 82

Sahiron Syamsuddin, Prinsip dan Dasar Hermeneutika Hukum Islam Kontemporer,

(Yogyakarta: Elsaq Press, 2007), h.240.

Page 77: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

58

terhindar dari kenakalan remaja. Hal ini berarti tidak menjelaskan peran

lembaga dan yayasan dalam menampung anak dan sistem adopsi. 83

Muhammad Syahrur berpandangan bahwa bahaya yang muncul dalam

kehidupan masyarakat yang berkenaan dengan urusan keluarga adalah bahwa

saat ini telah memisahkan masalah poligami dari titik ditetapkanya poligami,

yaitu berkaitan anak yatim, pemisah antara masalah poligami dari dasar

dibolehkanya (persoalan anak yatim) telah memperkuat budaya patriarki

dengan memberikan kekuasaan yang luas pada laki-laki untuk menikahi dua,

tiga dan empat perempuan yang dia inginkan. Muhammad Syahrur juga

menolak alasan ketiadaan keturunan dijadikan dasar berpoligami karena

kemandulan bukan masalah yang datang dari pihak isteri tetapi bisa dialami

oleh suami.84

B. NASHR HAMID ABU ZAYD

1. Biografi Nashr Hamid Abu Zayd

Nashr hamid Rizk Abu Zayd lahir di Qahafah dekat kota mesir pada

10 juli 1943 dan wafat dimesir 5 juli 2010 dimakamkan ditempat Nashr

Hamid Abu Zayd lahir, ayahnya aktivis al-ikhwan al-muslimun, pada usia 8

tahun Nashr Hamid Abu Zayd sudah hafal Al-Qur‟an dan dipanggil

syaikh Nashr oleh anak-anak di desanya, ketika Al-Ikhwan Al-muslimin

83

Sahiron Syamsuddin, Metodologi Fiqih Islam Kontemporer, (Yogyakarta: Elsaq Press, 2007),

h.433-444. 84

Yowan Tamu, Poligami dalam Teori Hermeneutika Muhammad Syahrur, (Gorontalo:

Journal Mutawatir, 2011), h.87.

Page 78: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

59

menjadi gerakan yang kuat Nashr Hamid Abu Zayd ikut bergabung

gerakan ini pada usia sebelas tahun tepat tahun 1954, ketika usia muda ini

sebenarnya Nashr Hamid Abu Zayd belum diperbolehkan. Tetapi Nashr

Hamid Abu Zayd meminta kepada ketua cabang didesanya untuk

memasukan gerakan ini yang dipimpin oleh Sayyid Qutb, karena nama

Nashr Hamid Abu Zayd tercantum dalam gerakan Al-Ikhwan Al-muslimin

Nashr Hamid Abu Zayd dimasukan kedalam penjara, dan Nashr Hamid

Abu Zayd dipenjara selama satu hari karena usianya dibawah umur dan

akhirnya Nashr Hamid Abu Zayd dilepaskan,85

Pada saat itu Nashr Hamid

Abu Zayd tertarik dengan pemikiran Sayyid Qutb yang ada didalam buku

yang berjudul Al-Islam wa Al-adalah Al-Ijtimaiyah yang artinya Islam dan

keadilan sosial, khususnya dalam penekanan pada keadilan manusiawi

dalam keadilan Islam, pada saat remaja Nashr Hamid Abu Zayd sering

melakukan Adzan Shalat dan kadang Nashr Hamid Abu Zayd menjadi

Imam yang sepertinya dilakukan orang dewasa di Mesir, Nashr Hamid Abu

Zayd menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah di thantha, setelah

berusia 14 tahun dan ayahnya meninggal, saat inilah Nashr Hamid Abu

Zayd harus bekerja untuk membantu perekonomian keluarganya, Pada

tahun 1968 Abu Zayd mulai studinya di jurusan bahasa dan sastra arab di

Universitas Kairo, dia masuk malam dan siangnya bekerja, dia

85

Hilman Lastief, Nashr Hamid Abu Zaid: Kritik Teks Keagamaan, ( Yogyakarta: Elsaq

Press, 2003), h.84.

Page 79: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

60

menyelesaikan kuliahnya pada tahun 1972 dengan peredikat cumlaude dan

dia diangkat sebagai asisten dosen, dia merubah linguistik dan kritik sastra

menjadi studi Islam, khusunya Al-Qur‟an . pada 1975 Nashr Hamid Abu

Zayd mendapatkan biasiswa untuk melakukan kuliah dua tahun di

American, dua tahun kemudian Nashr Hamid Abu Zayd memperoleh gelar

MA dengan predikat camplaude dari jurusan bahasa dan sastra arab dengan

tesis yang berjudul Al-ittijah Al-aqli fi Al-Tafsir: Dirasah fi Qadhiyyat Al-

majaz f Al-Qur‟an yang artinya rasionalisme dalam Tafsir, sebuah studi

tentang Problem Metafor menurut Mu‟tazillah.86

Pada tahun 1976-1981 Nashr Hamid Abu Zayd mengajar bahasa arab

untuk orang lain selain tetap mengajar di Universitas Kairo, pada tahun

1978 dia mempelajari ilmu sosial khususnya cerita rakyat, pada periode

inilah Nashr Hamid Abu Zayd menjadi akrab dengan hermenuetika barat.

Pada 1981 meraih gelar phd-nya dalam bidang studi Islam dan

bahasa arab dari jurusan yang sama dengan predikat camplaude dengan

menulis disertasi yang berjudul Falsafah al Ta‟wil Dirasah fi Ta‟wil Al-

Qur‟an, yang dipublikasikan pada 1983, Dalam disertasinya ini dia

berpendapat bahwa pengunaan Al Qur‟an untuk kepentingan tertentu bukan

hanya dijumpai dalam madzhab rasionalis mutazilah, Ibnu Arabi seorang

sufi besar Andalusia menggambarkan Islam sebagai Agama cinta

86

Sahiron Syamsuddin, Hermeneutika Al-Qur‟an dan Hadis, (Yogyakarta: Elsaq Press, 2010),

h.117.

Page 80: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

61

sempurna, bahwa Islam juga merupakan Agama Iman yang terbuka yang

mencakup Iman-Iman lain, Menurut Nashr Hamid Abu Zayd metodologi

Ibnu Arabi merupakan sebuah produk Andalusia yang mempunyai

beberapa bahasa, budaya, kecenderungan ini mempengaruhi terhadap teks

Al-Qur‟an.87

Pada tahun 1992 Nashr Hamid Abu Zayd menikah pada usia yang ke-

49 istrinya bernama Dr.Ibtihal Ahmad Kamal Yunis, profesor bahasa

Perancis dan dan Sastra perbandingan di Universitas kairo. satu bulan

berikutnya pada tahun 9 mei 1992 Nashr Hamid Abu Zayd mengajukan

promosi profesor penuh, namun Pernikahan ini merupakan tragedi

hidupnya, sebuah perstiwa yang mempengaruhi sejarah mesir dan dunia

Islam secara umum. Nashr Hamid Abu Zayd mengajukan berkas yang

diperlukan dengan melampirkan karya tulis yang sudah diterbitkan.

Enam bulan berikutnya Nashr Hamid Abu Zayd pada tahun 3

Desember 1992, Nashr Hamid Abu Zayd ditolak promosinya sebagai

profesor penuh, karena karyanya di nilai merusak dan menyimpang, isinya

melecehkan ajaran Islam, menghina Nabi Muhammad SAW. dan meghina

Ulama, Nashr Hamid Abu Zayd tidak terima dan protes atas keputusan

itu,88

Pada 2 oktober 1995 Nashr Hamid Abu Zayd pergi dan menetap di

87

Moch. Nur Ichwan, Meretas Kesarjanaan Kritis Al-Qur‟an Teori Hermeneutika Nashr

Hamid Abu Zad, (Jakarta, Penerbit Teraju, 2003) cet I, h 15-19 88

Busriyanti, Diskursus Gender Dalam Pandangan Nashr Hamid Abu Zayd, (Jember: Dosen

Tetap Jurusan Syariah Stain, 2013), h.100.

Page 81: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

62

Leiden Belanda dengan mendapatkan sambutan hangat, ia menjadi profesor

tamu di Universitas Rijk-suniversiteit di leiden pada 26 juli 1995 sampai 27

desember 2000 dan diangkat menjadi profesor. Nashr Hamid Abu Zayd

masih tetap mengunjungi mesir tetapi untuk keluarganya, dan berkunjung

ke Indonesia Nashr Hamid Abu Zayd terkena virus yang tidak diketahui

dan dirawat di rumah sakit kairo yang akhirnya meninggal pada 25 juli

2010.89

2. Karya-Karya Nashr Hamid Abu Zayd

Seiring karir akademik di Universitas Kairo, Nashr Hamid Abu Zayd

menghasilkan karya di bidang studi keIslaman sebagai Berikut:

a. Dirasah fi Qadiyah al-Majas pada tahun 1977 yang artinya rasional

dan Dirasah fi Ta‟wil al-Qur‟an. Kedua karya ini adalah sebuah tesis

dan disertasi untuk memperoleh gelar magister dan Ph.D di Universitas

Kairo.

b. Dirasah Fi Ulum Qur‟an yaitu buku yang membahas tawaran baru

untuk memahami teks, buku ini termasuk respon terhadap proses

dialektika teks dengan realitas dan proses pergaulatan wacana

keislaman. Melalui sikap kritis terhadap wacana tersebut Nashr Hamid

Abu Zayd berpendapat perlu adanya rekontruksi metodologi dalam

menafsirkan al-Qur‟an.

89

Ibid., h.101

Page 82: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

63

c. Naqd al-Khitab al-Dini yaitu yang mencoba memasuki diskursus Islam

kontemporer dengan mendefinisikan ulang Agama.

d. Al-Imam al-Ayaf‟i wa Ta‟sis al-Aidiuliyat al-Wasatiyyat yaitu buku

yang merupakan usaha Nashr Hamid Abu Zayd untuk melacak akar

epistimologi al-Syafi‟ beserta nilai ideologis yang mempengaruhinya.

e. Al-Nass al Sulfat al Haqiqat yaitu buku yang membahas tentang

hakikat teks beserta konteksnya, dan juga banyak membahas hubungan

kebudayaan dan ideologi yang turut mempengaruhi teks tertentu.

f. -Isykaliyyat al-Qiraat wa Aliyat al-Ta‟wil buku ini merupakan

buah hasil perdebatanya mengenai persoalan metodologi

interprestasi yang mencoba menawarkan hermeneutika dan

semiotika modern dalam menginterpretasikan teks.90

3. Pemikiran Nashr Hamid Abu Zayd

Nashr Hamid Abu Zayd sangat dipengaruhi oleh Abdul Qahir al-

Jurjani, seorang kritikus sastra yang bermadzhab syafi‟iyah- Asy‟ariyah

yang sangat dikagumi. Dari al-Jurjani berakar pendekatan yang

mengandaikan bahwa Qur‟an adalah perkataan (kalam) yang mengikuti

aturan general sebagaimana perkataan lainya (manusia).91

Selain itu Amin

90

Sahiron Syamsuddin, Hermeneutika Al-Qur‟an dan Hadis, (Yogyakarta: Elsaq Press,

Mei 2010), Cet I, h.117-118 91

Abdul Qahir al-Jurjani, Dala‟il al-I‟jaz, ( Kairo, Maktabah al-Khanfi 1995) h.95.

Page 83: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

64

al-Khauli yang sangat dipengaruhi al-Jurjanji.92

Yang dimana dalam

Manahij al-Tajdid dia melontarkan pendapat terkenal bahwa al-Qur‟an

adalah teks bahasa Arab paling agung (kitab al-arabiyah al-akbar) dan teks

arab yang paling suci juga sangat mempengaruhinya.93

Nashr Hamid Abu Zayd mempunyai dua tujuan dalam melakukan

studi al-Qur‟an dalam tulisanya Mafhum al-nass. Pertama; untuk

mengaitkan kembali studi sastra dan kritis (ad-dirasah al-adabiyyah wa al-

naqdiyyah) menurut studi Islam dan Qur‟an didasarkan teks, studi tentang

Qur‟an sebagai sebuah teks lingustik untuk mengkaji Qur‟an sebagai

sebuah teks bagi Nashr Hamid Abu Zayd.94

Namaun berbeda dengan

pendahulunya Nashr Hamid Abu Zayd lebih dahulu berpendapat bahwa

Qur‟an adalah produk budaya, pendapat yang melahirkan banyak kecaman,

Argumen yang dibangun oleh Nashr Hamid Abu Zayd Tentang Qur‟an

sebagai produk budaya kurang meyakinkan bukan hanya Islamis tetapi juga

Intelektual Barat. Pertama: Nashr Hamid Abu Zayd Menekankan pada

pendekatan sebab akibat dan subjeck-objeck, pendekatan semacam ini

sudah mulai ditinggalkan orang, karena pada level empiris, tidak selalu

sebab yang sama melahirkan akibat yang sama dan juga mendominasikan

92

Sahiron Syamsuddin, Prinsip dan Dasar Hermeneutika Kontemporer, (Yogyakarta: Elsaq

Press, 2004), h.20. 93

Sahiron Syamsuddin, Hermeneutika Al-Qur‟an dan Hadis, (Yogyakarta: Elsaq Press,

Mei 2010), Cet I, h.120. 94

Amin al-Khauli, Manahij al Tajdid Fi al-Nahwa wa al-Balaghah wa al-Tafsir wa al-Adab,

(Kairo: Dar al-Ma‟rifah, 1961), h.304-315.

Page 84: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

65

subjeck atas objeck, sebenarnya subjeck sebenarnya adalah objek bagi

subjeck yang lain.

Nashr Hamid Abu Zayd mengadopsi teori yang paling dalam bidang

linguistik, semiotik, dan hermeneutika dalam kajian tentang Qur‟an. Kedua;

untuk menjelaskan keadaan yang sebenarnya tentang Islam (al-mafhum al-

mawdhu‟i li al-Islam) yang terhindar dari kepentingan pribadi atau

pandangan pribadi, Nashr Hamid Abu Zayd sadar akan kenyataan bahwa

ada kelompok yang menggunakan Islam sebagai dasar untuk mendukung

tujuan politik dan ekonomi.95

Nashr Hamid Abu Zayd menyebutkan antara nass (teks) dan mushaf

(buku) pertama; teks lebih merujuk kepada makna (dalalah) yang

memerlukan pemahaman, penjelasan. sedangkan yang kedua; mushaf lebih

merujuk kepada benda (syay).

Nashr Hamid Abu Zayd membagi teks menjadi dua yaitu teks primer

dan teks sekunder, teks primer adalah Qur‟an sedangkan teks sekunder

adalah sunnah nabi.96

Menurut Nashr Hamid Abu Zayd tektualitas Qur‟an yang di

epresikan dalam al-Qur‟an ada tiga hal, pertama; kata why dalam Qur‟an

secara semantik secara dengan perkataan Allah (Kalam Allah) dan Qur‟an

adalah sebuah pesan (risalah). Sebagai perkataan dan pesan, Qur‟an

95

Sahiron Syamsuddin, Metodologi Fiqh Kontemporer, ( Yogyakarta: Elsaq Press 2008), h.21-

22. 96

Abdul Mustaqim, Studi al-Qur‟an Kontemporer, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2002), h.154.

Page 85: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

66

meniscayakan dirinya untuk dikaji sebuah teks, kedua; urutan teks surat

dan ayat dalam al-Qur‟an tidak sama dengan urutan kronologis pewahyuan,

urutan kronologis pewahyuan al-Qur‟an merefleksikan historis teks.

Ketiga; Qur‟an terdiri dari ayat mukhamat dan mutasyabihat, ayat

mukhamat ayat yang jelas, yang merupakan induk teks sedangkan

mutasyabihat ayat ambigu yang harus dipahami berdasarkan ayat

mukhamat.

4. Penafsiran Nashr Hamid Abu Zayd

(QS.an-nisa ayat 3).

“dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-

hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka

kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat.

kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil maka (kawinilah)

seorang saja atau budak-budak yang kamu miliki. yang demikian itu

adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya” (QS.an-nisa ayat 3).97

Nashr Hamid Abu Zayd mendiskusikan ayat poligami Qs al-nisa ayat 3

dalam tiga langkah. Pertama; konteks teks ini sendiri dia memulai dengan

membedakan kedatangan praktek hukum yang memiliki tangan kanan

(budak perempuan atau tawanan perang) dalam wacana Islam pada satu sisi

97

Departemen Agama RI, al-Qur‟an dan Terjemahanya, (Jakarta: CV Darus Sunnah, 2013),

h.78.

Page 86: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

67

dan untuk mempertahankan poligini “maka nikahilah perempuan yang kamu

sukai dua, tiga, empat” pada sisi yang lain Nashr Hamid Abu Zayd ada

sesuatu yang hilang yakni kesadaran historis teks keagamaan, bahwa ia

adalah teks linguistik dan bahwa bahasa adalah produk sosial. Nashr Hamid

Abu Zayd berpendapat bahwa izin poligami bagi laki-laki dengan menikah

empat istri harus diletakan dalam konteks hubungan antar manusia, sebelum

kedatangan Islam.98

Pada periode pra-Islam hukum kesukuan sangat dominan, poligami

tidak dibatasi, dalam konteks ini izin memiliki istri sampai empat harus

dipahami sebagai awal pembebasan. Nashr Hamid Abu Zayd menyarankan

bahwa pembebasan harus dilihat sebagai awal suatu perubahan ke arah

pembebasan perempuan terhadap laki-laki. Dalam konteks ini dalam al-

Qur‟an jika kaum muslimin pada saat itu mendukung cukup menikahi satu

istri. Nashr Hamid Abu Zayd mengatakan Poligami Nabi Muhammad

merupakan praktek umum bagi pemimpin pada zaman pra-Islam, yang

belum dihapus ketika datangnya Islam bahkan oleh Nabi.99

Kedua; meletakan teks dalam konteks al-Qur‟an secara keseluruhan,

Nashr Hamid Abu Zayd berharap bahwa yang tidak terkatan dapat

diungkapkan dengan teks al-Qur‟an menyarankan hanya memiliki satu istri

jika suami tidak bisa berbuat adil. Teks al-Qur‟an yang mengatakan

98

Syaiful Rijal, Pembaruan Hukum Islam Melalui Konsep Al-Takwil Nashr Hamid Abu Zayd,

(Journal STAiN Pamekasan, 2015), h.100. 99

Moch Nur Ichwan, Meretas Keserjanaan Kritis Al-Qur‟an, (Jakarta: Teraju, 2003), h.140.

Page 87: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

68

“dan kamu tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri-isteri(mu),

walaupun kamu sangat ingin melakukanya”(QS Al-Nisa‟:129)

Nashr Hamid Abu Zayd menganalisa lingustik dengan mengatakan

bahwa bersikap adil kepada istri tidak bisa dilakukan, pengunaan

pengandaian (klausa kondisional) dan pengunaan jika (kondisional law)

menandakan lawan kata terhadap jawab syarat disebabkan karena adanya

lawan kata dari kondisi syarat, Yang paling diperhatikan pengunaan

pertikel lan (tidak akan pernah) yang berfungsi sebagai awal kalimat

menunjukan bahwa dapat bertindak adil diartikan tidak akan pernah

terjadi. Nashr Hamid Abu Zayd menyimpulkan terdapat negasi ganda:

pertama;negasi total terhadap bertindak adil kepada dua istri atau lebih,

kedua; negasi terhadap kemungkinan memiliki keinginan yang kuat

berlaku adil.100

Nashr Hamid Abu Zayd meminjam distingsi (perbedaan) „adil

dhahir tentang mabda (prinsip), qa‟idah (kaidah) dan hukm (hukum),

keadilan, kebebasan, hak untuk hidup dan kebahagian termasuk mabda,

qa‟idah adalah derivasi dari mabda.

Dalam konteks poligini Nashr Hamid Abu Zayd mengatakan

keadilan adalah mabda (prinsip) sementara untuk memiliki sampai empat

100

Nashr Hamid Abu Zayd, al-Maqasid al-Kulliyah li al-Syari‟ah Qira‟ah Jiddah, (Al-Arabi,

1994), h.112

Page 88: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

69

istri adalah hukm (hukum), hukum tidak akan pernah menjadi qa‟idah dan

mabda.

Hukum adalah peristiwa yang tergantung kepada perubahan kondisi

yang melingkupinya, dan ketika terjadi kon-tradiksi antara mabda dan

hukm maka yang terakhir dikalahkan untuk mempertahankan yang

pertama. Nashr Hamid Abu Zayd berpendapat bahwa al-Qur‟an melarang

poligami secara tersamar (al-tahrim al-dhimni).101

Ketiga; Nashr Hamid Abu Zayd mengusulkan sebuah pembaruan

hukum Islam, menurut Nashr Hamid Abu Zayd tidak sesuai pembolehan

yang tidak dibacakan oleh teks, sementara pembolehan poligami dalam

al-Qur‟an adalah sebuah pembatasan dari poligini terbatas yang telah

dipraktekan sebelum Islam. pembatasan tidak berarti pembolehan namun

poligami tidak termasuk pelarangan, berdasarkan atas adil dhahir

poligami harus diperlakukan sebagai hukm yang tidak dapat menjadi

qaidah apalagi mabda, Nashr Hamid Abu Zayd memberikan konklusi

yang mengambang tentang pendapatnya namun apabila diikuti argumenya

tentang pelarangan secara tersamar di atas, poligami sebagai hukm yang

tidak dapat merusak qaidah dan mabda dapat dijelaskan bahwa

pendapatnya poligami harus dilarang.102

101

Moch Nur Ichwan, Meretas Keserjanaan Kritis Al-Qur‟an, (Jakarta: Teraju, 2003), h.141.

102

Ibid., h.142.

Page 89: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

70

BAB IV

PERBANDINGAN TAFSIR

A. Temuan Penafsiran Muhammad Syahrur dan Nashr Hamid Abu Zayd

Tentang Ayat Poligami

1. Karakteristik Penafsiran Muhammad Syahrur

a. Empirik hal ini dikarenakan latar belakang pendidikanya yakni dalam

bidang ilmu-ilmu tehnik kealaman sedangkan ia sendiri kurang belajar

Islam dengan baik dan benar, sehingga ia memahami teks berdasarkan

data empiris yang diperoleh. menurut penulis pemikiran empirik ini di

latar belakangi Muhammad Syahrur yang merupakan lulusan bidang

teknik sipil, begitu juga pendidikannya di Uni Soviet di faculty of

engineering daerah moscow.103

gelar magister dalam bidang mekanik

tanah dan tehnik bangunan yang diperoleh pada tahun 1969 sedang gelar

doktor diperoleh tahun 1972 kedua gelar itu diperoleh di Irlandia.104

Pemikiran bahasa dimulai ketika kuliah di Uni Soviet bertemu

dengan ja‟afar dakk al-bab dengan mendalami ilmu bahasa dengan

berbagai teori linguistik, teori linguistik farra.105

Abu Ali al-Farisi.106

103

Muh Sahiron Syamsuddin, Metodologi Fiqih Islam Kontemporer, h.19 104

Muhyar Fanani, Fiqh Madani Konstruksi Hukum Islam di Dunia Modern, (Yogyakarta:Lkis,

2010), h.346.. 105

Nama lengkap Abu Zakariyya Yahya ibn Ziyad al-Farra(144-207), merupakan tokoh yang

mendapatkan gelar Amir al-Mu‟minin dan penulis kitab Tafsir Ma‟ani al-Qur‟an.

Page 90: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

71

Hasil kajian itu membuat kesimpulan bahwa kata sebenarnya hanya

pelayan gagasan, dan di dalam bahasa Arab sesungguhnya tidak ada kata

yang sinonim, Muhammad Syahrur pada kesimpulan bahwa teori

sinomitas kebanyakan hanya rekayasa atau tipuan, karena menurut

Muhammad Syahrur kata bisa menjadi beberapa makna. Faktor yang

menentukan makna adalah konteks dalam suatu teks itu disebutkan.107

b. Rasionalis.

Dalam membangun teori hududnya Muhammad Syahrur

menyatakan bahwa ada dua tugas yang harus dilakukan manusia,

pertama; menemukan hudud Allah dalam al-Qur‟an, Muhamamd Syahrur

mengunakan metode perbandingan ayat satu dengan ayat lain. Pada

langkah ini Muhammad Syahrur terjatuh pada hermeneutika intra

tektualitas dan mengabaikan antar teks, akibatnya Muhammad Syahrur

hanya mengakui teks al-Qur‟an saja dan mengabaikan penafsiran Nabi,

sahabat dan ulama.108

Menurut Muhammad Syahrur al-Qur‟an adalah

teks tanpa konteks apapun maksudnya teks yang berdiri sendiri tanpa ada

keterkaitan sejarah atau masyarakat yang menjadi tujuan pewahyuan itu,

bagi Muhammad Syahrur memahami al-Qur‟an adalah konteks politik.

Kedua; Muhamamad Syahrur dengan mengunakan metode historis ilmiah

106

Abu Ali al-Farisi, al-Hassan ibn Muhammad ibn Abdul Ghafar (228-337H), karyanya al-

Idhah dan al-Hujjah. 107

Muhammad Syahrur, Al-Kitab wa Al-Qur‟an, h.24. 108

Alim Khoiri, Fiqh Busana Telaah Kritis Pemikiran Muhammad Syahrur,

(Yogyakarta:Kalimedia, 2016), h.217.

Page 91: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

72

dengan mengutamakan ilmu kealaman. Yang dimaksud di sini

Muhammad Syahrur membentuk hukum sendiri, membuat ijtihad sendiri.

Dalam menjalankan teori hududnya Muhammad Syahrur

mengunakan analisa paradigma sintagmatik. Yaitu analisa bahasa yang

digunakan untuk memahami makna kata dengan cara memperbandingkan

kata yang memiliki kemiripan makna atau bertentangan, dalam analisanya

tidak mengakui adanya sinomitas dalam bahasa.109

Teori tentang keadaan sinomitas dalam al-Qur‟an merupakan wujud

dari penyembahan terhadap teks, dalam studi al-Qur‟an perbedaan

sinomitas berangkat dari pertanyaan. Apakah bahasa al-Qur‟an tawqifi

(formula tuhan) atau campur tangan manusia, Keyakinan bahwa bahasa

al-Qur‟an sepenuhnya ciptaan Tuhan akan memunculkan tidak adanya

sinomitas di dalamnya, sebab al-Qur‟an sepenuhnya wahyu tuhan,

sebaliknya orang yang mengatakan bahwa terdapat sinomitas akan

mendasarkan pandangan bahwa al-Qur‟an ciptaan manusia, meskipun

kandunganya bersifat ilahi.110

Melalui pendekatan linguistik yang terpusat pada teks Muhammad

Syahrur mampu menafsirkan teks dengan tidak terkesan kaku, tetapi

109

Abdul Mustaqim, Epistemologi Tafsir Kontemporer, (Yogyakarta, Lkis Group, 2010), h.

265.

110

Rumadi, Renungan Santri dari Jihad hingga Kritik Wacana Agama, (Jakarta: Erlangga,

2007), h.245.

Page 92: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

73

Muhammad Syahrur tidak mengunakan konsep linguistik yang lain

seperti asbabu nuzul.

2. Karakteristik Penafsiran Nashr Hamid Abu Zayd

a. Mengedepankan takwil

Nashr Hamid Abu Zayd tidak bisa meninggalkan al-Qur‟an sebagai

teks linguistik, Nashr Hamid membedakan teks linguistik dengan

membedakan antar tafsir dan takwil. Tafsir adalah mengetahui yang

tersembunyi dengan adanya tafsirah. Takwil artinya kembali ke asal usul

untuk mengungkap arti dan menunjukkan makna dalam konteks

sejarah.111

Dalam sudut pandang Nashr Hamid Abu Zayd takwil berkaitan

dengan istinbat (pengalian makna) dan menekankan pada peran pembaca

untuk mengungkap maksud teks, sedangkan tafsir lebih kepada eksternal

teks yaitu peran pembaca dan penafsir tidak mutlak. Maka harus

memahami ilmu yang termasuk di dalamnya seperti ulumul Qur‟an.

Pandangan itu tafsir berarti bi al-ma‟sur dan takwil bi al-ra‟yi.

b. Rasional

Nashr Hamid Abu Zayd menganggap bahwa al-Qur‟an adalah

risalah (pesan), dan bagian suratnya adalah tanda (ayat), dengan demikian

teks al-Qur‟an adalah sekumpulan tanda yang mengandung pesan dari

tuhan untuk manusia, Nashr Hamid Abu Zayd berpendapat bahwa teks al-

111

Nashr hamid Abu Zayd, Dawair al-Khauf, (Beirut:al-Markaz, al-Saqafi, al-Arabi), h.203.

Page 93: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

74

Qur‟an adalah produk budaya karena diturunkan kepada Nabi

Muhammad dengan berbagai budaya lebih dari 20 tahun.112

Nashr Hamid

Abu Zayd memiliki latar belakang pendidikan satra, sehingga ada teori

sastra yang dipelajari mempengaruhi pemikirnya yang menganggap

bahwa karya sastra adalah sebuah struktur produk sejarah yang terus

berlangsung.113

Ini yang memepengaruhi pemikiranya sehingga teks al-

Qur‟an dianggap Produk budaya.

Nashr Hamid Abu Zayd menganggap bahwa Qur‟an diwahyukan

Allah pada Nabi Muhammad melalui Malaikat Jibril dengan mengunakan

bahasa arab, Nashr Hamid Abu Zayd menganggap bahwa wahyu sebagian

dari budaya tempat yang muncul, Aspek lain yang terkait bahwa al-

Qur‟an produk budaya adalah bahwa teks bukan teks tunggal tetapi teks

plural yang terdiri dari berbagai teks .

c. Berfokus pada sastra/adabi

Nashr Hamid Abu Zayd mempunyai dua tujuan dalam melakukan

studi al-Qur‟an yaitu: pertama; untuk mengaitkan kembali studi al-Qur‟an

dengan studi sastra dan studi kritis yaitu studi Islam dan Qur‟an

didasarkan pada teks, studi al-Qur‟an sebagai sebuah teks linguistik.

Mengkaji al-Qur‟an sebagai teks untuk melakukan teori-teori mutakhir

112

Syaiful Rijal, Pembaruan Hukum Islam melalui Konsep al-Takwil Nashr Hamid Abu Zayd,

(Journal STAiN Pamekasan, 2015), h.99. 113

Faruk, Pengantar Sosiologi Sastra, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), h.13.

Page 94: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

75

dalam bidang linguistik, hermeneutik dalam kajianya tentang Qur‟an,

kedua; untuk mendefinisikan pemahaman objektif tentang Islam, dari

kepentingan ideologis. Karena Nashr Hamid Abu Zayd sadar akan

kenyataan bahwa selalu saja kelompok yang mengunakan Islam secara

Ideologis untuk mendukung tujuan politik dan ekonomi.114

Nashr Hamid Abu Zayd menyebutkan antara teks dan buku, yang

pertama teks lebih menuju kepada makna, yang memerlukan pemahaman,

penjelasan. Sedangkan yang kedua musfah lebih menuju kepada benda.115

Nashr Hamid membagi teks menjadi dua, primer dan sekunder, teks

primer al-Qur‟an teks sekunder sunnah Nabi. Menurutnya tekstualitas

Qur‟an seperti terekspresikan dalam Qur‟an itu sendiri, pertama; kata

why dalam Qur‟an setara dengan perkataan Allah (Kalam Allah) dan

Qur‟an adalah sebuah pesan. Kedua; urutan surat dan ayat tidak sesuai

dengan kronologis pewahyuan, kemugkinan dalam proses pembacaan

ketiga; Qur‟an terdiri dari ayat muhkamat jelas dan mustasyabihat

ambigu, keberadaan dua ayat itu membuat pembaca menemukan ayat

mukhamat adalah kunci penjelas dari ayat mutasyabihat.116

114

Abdul Mustaqim, Studi al-Qur‟an Kontemporer, (Yogyakarta:Tiara Wacana, 2002), h.153. 115

Abdul Mustaqim, Studi al-Qur‟an Kontemporer, (Yogyakarta:Tiara Wacana, 2002), h.153. 116

Ibid., .154.

Page 95: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

76

B. Analisa Penafsiran Muhammad Syahrur dan Nashr Hamid Abu Zayd

Tentang Ayat Poligami

1. Persamaan Penafsiran Muhammad Syahrur dan Nashr Hamid Abu Zayd

Tentang Ayat Poligami. Muhammad Syahrur maupun Nashr Hamid Abu

Zayd dalam memahami ayat poligami, sama-sama berangkat dari semangat

keadilan dalam al-Qur‟an. Artinya bahwa inti dari Qur‟an surat an-nisa ayat

3 adalah pentingnya menjaga keadilan dalam keluarga. Kata-kata terakhir

dari Qur‟an surat an-nisa ayat 3 mengingatkan bahwa memang sulit untuk

berlaku adil, baik dalam hal ekonomi maupun lainya. Perintah Qur‟an

tentang berlaku adil harus dilihat dari tanggung jawab suami dalam merawat

anaknya, baik dari istri pertama maupun istri ( kedua, ketiga, keempat).

Dalam perkawinan. Dengan kata lain, Muhammad Syahrur dan Nashr Hamid

Abu Zayd menyimpulkan bahwa, al-Qur‟an melarang laki-laki untuk

menikahi lebih dari satu istri jika mereka tidak dapat merawat dengan asas

keadilan dan kejujuran yang sempurna baik pada sang istri maupun anak-

anaknya. Namun, Muhammad Syahrur dan Nashr Hamid Abu Zayd

mengingatkan bahwa pada waktu yang sama al-Qur‟an juga mendorong laki-

laki yang memiliki harta untuk mengawini janda yang memiliki anak yang

masih muda, adalah sebuah jalan yang efektif dalam menyiadakan perhatian

bagi keluarga yatim. Oleh karena itu sifat dasar dari ayat poligami sejatinya

adalah keadilan pada anak yatim. Keseluruhan makna dari ayat poligami

sama sekali tidak hubungan dengan para istri itu. Sebagaimana dalam al-

Page 96: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

77

Qur‟an dalam surat an-nisa ayat 129-130 tidak menuntut bahwa istri-istri

harus diperlakukan dengan keadilan sepenuhnya karena mengawini mereka

bukanlah demi kepentingan mereka, melainkan lebih karena kepentingan

masa depan anak-anak yatim yang ditinggal oleh ayahnya. Pada titik inilah

terjadi perbedaan antara penafsiran klasik dengan penafsiran Muhammad

Syahrur dan Nashr Hamid Abu Zayd.

Dari segi sumber sama-sama mengunakan linguistik, Segi penafsiran

Muhammad Syahrur dengan teori hududnya membatasi batas maksimal yang

boleh dipoligami adalah empat dan batas minimalnya adalah satu, sedangkan

Nashr Hamid Abu Zayd batas empat istri diletakan dalam konteks hubungan

antar manusia sebelum kedatangan Islam yang dimana hukum kesukuan

sangat dominan, memiliki empat istri awal dari pembebasan perempuan

terhadap laki-laki.117

2. Perbedaan dari Penafsiran Muhammad Syahrur dan Nashr Hamid Abu Zayd

Tentang Ayat Poligami

Menurut Wael B. Hallaq bahwa Muhammad Syahrur memahami ayat

tentang poligami (Qs. an-nisa: 2-3) dengan membagi menjadi dua bentuk

yaitu kuantitatif dan kualitatif. Secara kuantitatif, batasan minimum adalah

pernikahan satu istri, sebaliknya batasan maksimum adalah empat istri.

Sedangkan secara kualitatif, Muhammad Syahrur tidak memahami konteks

wanita dalam ayat tersebut secara general. Syahrur menganggap bahwa ayat

117

Moch Nur Ichwan, Meretas Keserjanaan Kritis al-Qur‟an, (jakarta:teraju, 2003), h.140.

Page 97: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

78

tersebut tidak mengizinkan generalisasi, karena ungkapan ayat tersebut erat

hubunganya dengan anak yatim. Sehinga konteks wanita dalam ayat tersebut

adalah para janda yang memiliki anak. Lebih lanjut ayat tersebut

menegaskan bahwa Tuhan tidak menyebut istri pertama, mengesankan

bahwa istri pertama tidak termasuk bagian pembolehan dari aspek

kualitatifnya bukan kuantitatifnya.118

Di sini Syahrur merujuk kepada fakta yang disimpulkan dari teks,

dengan menyatakan bahwa wanita yang dihubungkan dengan anak yatim

adalah mereka yang menjanda. Dengan demikian, menurut Syahrur

kebolehan untuk menikahi kedua, ketiga, keempat berlaku pada kebolehan

untuk menikahi janda muda yang akan membawa anak mereka yang masih

belia dalam perkawinan, Segi penafsiran kedua penafsir itu sebenarnya

sama-sama membolehkan poligami, namun Nashir Hamid Abu Zayd

memberikan syarat yang sangat ketat untuk berlaku dengan membandingkan

QS. An-nisa ayat 3 dengan an-nisa ayat 29 dengan analisis linguistik, kata

adil pada ayat 3 diartikan sebagai fi‟il syarat dan kata orang diartikan jawab

syarat, kemudian dijelaskan dengan QS an-nisa bahwa kata adil itu sesuatu

yang bisa dilakukan manusia, karena pada pengunaan kata lan yang artinya

tidak akan pernah. Dari sini Nashr Hamid sebenarnya ingin mengungkapkan

syarat Berpoligami adalah masalah keadilan, tetapi untuk berbuat adil

118

Sahiron Syamsuddin, Hermeneutika Hukum Islam Kontemporer, (Yogyakarta: Elsaq Press,

2007), h.12-14.

Page 98: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

79

seorang tidak akan pernah bisa melakukanya, karena pada ayat ini Nashr

hamid menyimpulkan poligami harus dilarang.119

Dalil yang lain menurut

Nashr Hamid Abu Zayd tentang pelarangan poligami dengan menjelaskan

perbedaan adil dhahir tentang prinsip, qaidah dan hukum. Nashr Hamid Abu

Zayd dengan menjelaskan keadilan adalah prinsip istri empat adalah hukum,

hukum tidak bisa menjadi qaidah dan prinsip. Hukum adalah peristiwa yang

tergantung kepada perubahan kondisi yang melingkupi, terjadi kontradiksi

antara prinsip dan hukum maka yang tekahir dikalahkan.

Muhammad Syahrur memperbolehkan poligami dengan syarat isteri

kedua, ketiga, keempat adalah janda yang memiliki anak yatim dan harus

khawatir tidak dapat berlaku adil kepada anak yatim.120

Dalil yang

memperbolehkanya diawali dengan ayat 3 surat annisa dimulai kata masna

kedua, kemudian yang dimaksud fawahidah disini yang dimaksud istri kedua

bukan pertama. Disini Allah memberikan dorongan untuk menikah lagi

dengan satu janda yang memiliki anak, ditegas dengan redaksi zalika adna

alla ta‟ulu dari kata awala berarti memiliki banyak keturunan dan banyak

melakukan tindakan keadilan.121

Muhammad Syahrur juga memuliakan janda dengan menggunakan

kata halus ma taba lakum perempuan yang kamu senangi bukan kata ma

119

Sahiron Syamsuddin, Hermeneutika dan Pengembangan Ulumul Qur‟an,

(Yoyakarta:Nawasea Press, 2009), h.26. 120

Sahiron Syamsuddin dan Burhanuddin, Metodologi Fiqh Kontemporer, (Yogyakarta:Elsaq

Press, 2008), h.430. 121

Sahiron Syamsuddin, Prinsip dan Dasar Hermeneutika Hukum Islam Kontemporer,

(Yogyakarta:Elsaq Press, 2007), h,234-240.

Page 99: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

80

shi‟tum min an-nisa perempuan yang kamu inginkan.122

Pada ayat 3 suarat

an-nisa yang dimaksud keadilan Muhammad Syahrur adalah keadilan dalam

hubungan suami istri, bahwa ayat ini berbicara tentang poligami berkaitan

dengan pemahaman sosial kemasyarakatan bukan biologis dan berkisar

masalah anak yatim dan berbuat baik serta berlaku adil.123

Adanya dua syarat itu yang pertama istri kedua harus janda dan harus

khawatir tidak berlaku adil dengan bertujuan:

1. Seorang lelaki disisi janda akan mampu menjaga dan memelihara agar

tidak berbuat keji.

2. Tempat pelindungan yang aman bagi anak yatim untuk tumbuh dan

berkembang.

3. Adanya ibu di sisi anak akan menjaga dan melindungi anak dari

gelandangan dan kenakalan remaja.

122

Sahiron Syamsuddin, Teks Ketuhanan dan Pluralisme dalam Masyarakat Muslim, dalam

Sahiron Syamsuddin. Dkk., Hermeneutika Al-Qur‟an Mazhab Yogya....p.261. 123

Sahiron Syamsuddin, Prinsip dan Dasar Hermeneutika Hukum Islam Kontemporer,

(Yogyakarta:Elsaq Press, 2007), h.240.

Page 100: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

81

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

1. Muhammad Syahrur lahir di damaskus pada 11 april yang merupakan anak

kelima dari seorang tukang celup dari pasangan Deyb ibn Deyb Syahrur dan

Siddiqah binti Shalih Filyun, latar belakangnya Muhammad Syahrur memulai

pendidikanya tingkat dasar dan menengahnya di Madrasah Abdurrahman al-

kawakib Damaskus, dan Muhammad Syahrur lulus pada tahun 1957, Setaun

kemudian Muhammad Syahrur pada usia 19 tahun mendapatkan biasiswa ke

Uni Soviet dan tinggal di Saratow daerah Moskow, Pada tahun 1964

Muhammad Syahrur mendapat gelar diploma di bidang teknik sipil, kemudian

Muhammad Syahrur kembali kenegara asalnya dan setaun setelah kelulusanya

Muhammad Syahrur diterima sebagai pengajar di Damaskus, kemudian pada

tahun 1967 Muhammad Syahrur dikirim ke Universitas college dublin didaerah

Irlandia untuk mengambil gelar magister dan doktor dalam bidang teknik sipil,

Gelar magister dalam bidang teknik sipil dapat diperoleh pada tahun 1972

setelah itu pulang dan kembali mengabdi di Universitas Damaskus, Masa awal

Muhammad Syahrur sebagai dosen bersamaan dengan masa pencarian jati diri

akibat selesai dijajah Perancis, sedangkan Nashr Hamid Abu Zayd lahir di

Qahafah dekat kota mesir pada 10 juli 1943 dan wafat dimesir 5 juli 2010

dimakamkan ditempat Nashr Hamid Abu Zayd lahir, ayahnya aktivis al-ikhwan

Page 101: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

82

al-muslimun, pada usia 8 tahun Nashr Hamid Abu Zayd sudah hafal Al-Qur‟an

dan dipanggil syaikh Nashr oleh anak-anak di desanya, ketika Al-Ikhwan Al-

muslimin menjadi gerakan yang kuat Nashr Hamid Abu Zayd ikut bergabung

gerakan ini pada usia sebelas tahun tepat tahun 1954, ketika usia muda ini

sebenarnya Nashr Hamid Abu Zayd belum diperbolehkan. Tetapi Nashr Hamid

Abu Zayd meminta kepada ketua cabang didesanya untuk memasukan gerakan

ini yang dipimpin oleh Sayyid Qutb, Pada saat itu Nashr Hamid Abu Zayd

tertarik dengan pemikiran Sayyid Qutb yang ada didalam buku yang berjudul

Al-Islam wa Al-adalah Al-Ijtimaiyah yang artinya Islam dan keadilan sosial,

khususnya dalam penekanan pada keadilan manusiawi dalam keadilan Islam,

pada saat remaja Nashr Hamid Abu Zayd sering melakukan Adzan Shalat dan

kadang Nashr Hamid Abu Zayd menjadi Imam yang sepertinya dilakukan

orang dewasa di Mesir, Nashr Hamid Abu Zayd menyelesaikan pendidikan

dasar dan menengah di thantha, setelah berusia 14 tahun dan ayahnya

meninggal.

2. Konsep poligami menurut Muhammad Syahrur dan Nashr Hamid Abu Zayd

memperbolehkan poligami tetapi dengan syarat yang ketat terkait berhubungan

dengan kemanusiaan yaitu istri kedua harus janda yang mempunyai anak yatim

yang masih kecil (balita) yang ditingal mati dan kedua harus mempunyai rasa

khawatir tidak dapat berbuat adil kepada anak yatim, jika kedua syarat tersebut

tidak ada maka alasan poligami menjadi gugur, pendapat Muhammad Syahrur

dan Nashr Hamid tersebut berbeda dengan kebanyakan ulama yang

Page 102: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

83

memperbolehkan poligami dalam kondisi isteri mandul, istri sakit yang tidak

dapat disembuhkan. Melihat poligami dalam hukum Islam memang berbeda

pendapat tetapi pada umumnya ulama memperbolehkan poligami sebagai

praktik yang bersyarat ketat yang berbeda, untuk berpoligami dalam konsep

Muhammad Syahrur dan Nashr Hamid Abu Zayd dengan membatasi maksimal

empat istri dan syarat keduanya ada rasa khawatir tidak dapat berlaku adil harus

terpenuhi agar membuat dibolehkanya poligami, tetapi jika salah satu syarat

tidak terpenuhi maka poligami tidak boleh dilakukan.

3. (a) Persamaan Muhammad Syahrur dan Nashr Hamid Abu Zayd menyimpulkan

bahwa, al-Qur‟an melarang laki-laki untuk menikahi lebih dari satu istri jika

mereka tidak dapat merawat dengan asas keadilan dan kejujuran yang sempurna

baik pada sang istri maupun anak-anaknya. Namun, Muhammad Syahrur dan

Nashr Hamid Abu Zayd mengingatkan bahwa pada waktu yang sama al-Qur‟an

juga mendorong laki-laki yang memiliki harta untuk mengawini janda yang

memiliki anak yang masih muda, adalah sebuah jalan yang efektif dalam

menyiadakan perhatian bagi keluarga yatim, Oleh karena itu sifat dasar dari

ayat poligami sejatinya adalah keadilan pada anak yatim. Keseluruhan makna

dari ayat poligami sama sekali tidak hubungan dengan para istri itu.

Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat an-nisa ayat 129-130 tidak menuntut

bahwa istri-istri harus diperlakukan dengan keadilan sepenuhnya karena

mengawini mereka bukanlah demi kepentingan mereka, melainkan lebih karena

kepentingan masa depan anak-anak yatim yang ditinggal oleh ayahnya.

Page 103: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

84

(b) Perbedaan penafsiran, menurut Syahrur kebolehan untuk menikahi kedua,

ketiga, keempat berlaku pada kebolehan untuk menikahi janda muda yang akan

membawa anak mereka yang masih belia dalam perkawinan, Segi penafsiran

kedua penafsir itu sebenarnya sama-sama membolehkan poligami, namun

Nashir Hamid Abu Zayd memberikan syarat yang sangat ketat untuk berlaku

dengan membandingkan QS. An-nisa ayat 3 dengan an-nisa ayat 29 dengan

analisis linguistik, kata adil pada ayat 3 diartikan sebagai fi‟il syarat dan kata

orang diartikan jawab syarat, kemudian dijelaskan dengan QS an-nisa bahwa

kata adil itu sesuatu yang tidak bisa dilakukan manusia, karena pada pengunaan

kata lan yang artinya tidak akan pernah. Dari sini Nashr Hamid sebenarnya

ingin mengungkapkan syarat Berpoligami adalah masalah keadilan, tetapi untuk

berbuat adil seorang tidak akan pernah bisa melakukanya, karena pada ayat ini

Nashr hamid menyimpulkan poligami harus dilarang.

B. Saran

Dari beberapa studi yang telah dilakukan penulis atas Muhammad Syahrur

dan Nashr Hamid Abu Zayd, ada beberapa saran sebagai berikut:

1. Pelaku poligami

Bagi seorang yang akan melakukan poligami lebih baik mempertimbangkan

apa yang telah diungkapkan oleh Muhammad Syahrur dan Nashr Hamid Abu

Zayd yaitu melibatkan anak sebagai alasan untuk melakukan poligami. Sebab

melakukan pengayoman terhadap anak yatim lebih utama dalam permasalahan

Page 104: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

85

poligami dan pertimbangkan pelaku poligami bisa adil apa tidak kepada calon

istri yang akan di poligami.

2. Bagi masyarakat

Masyarakat harus lebih mengerti dan bijaksana dalam menanggapi masalah

poligami, sebab masalah poligami adalah hal yang tersurat kebolehanya dalam

al-Qur‟an meskipun dengan syarat yang ketat dan tidak mudah , masyarakat

harus bisa mengambil apa yang di sampaikan oleh Muhammad Syahrur dan

Nashr Hamid Abu Zayd mengenai upaya perlindungan anak yatim dan bersikap

adil kepada wanita yang di poligami, bagi pelaku poligami.

3. Negara

Negara dalam hal pemerintah, hendaknya meninjau kembali undang-undang

tentang perlindungan anak (hak asasi manusia), undang-undang perkawinan

serta kebijakan lain yang mengenai perlindungan anak dan perkawinan,

termasuk surat izin untuk berpoligami di KUA.

Page 105: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

86

DAFTAR PUSTAKA

Abu Zayd, Nashr Hamid, al-Maqasid al-Kulliyah li al-Syari‟ah Qira‟ah Jiddah, Al-

Arabi, 1994.

Aedy, Hasan, Antara Poligami Syari‟ah dan Perjuangan Kaum Perempuan,

Bandung: Alfabeta, 2007.

Al-Maragi, Ahmad Mustafa, Terjemahan Tafsir Al-Maragi, Semarang, PT Karya

Toha Putra, 1993.

Al-Khauli Amin, Manahij al Tajdid Fi al-Nahwa wa al-Balaghah wa al-Tafsir wa

al-Adab, Kairo: Dar al-Ma‟rifah, 1961.

Aprliana, Idha, Berbagai Faktor Polgami dikalangan Pelaku dikota Medan, Medan:

Jurnal Equalty, 2007.

Basyir, Ahmad Azhar, Hukum Perkawinan Islam, Yogakarta: Uii Press.

Baidowi, Ahmad, Penafsiran Feminis Muslim terhadap Ayat Al-Qur‟an tentang

Poligini, Journal UiN Surakarta, 2009, h.627.

Busriyanti, Diskursus Gender Dalam Pandangan Nashr Hamid Abu Zayd, Jember:

Dosen Tetap Jurusan Syariah STAiN, 2013.

Darmawijaya, Edi, Poligami dalam Hukum Islam dan Hukum Positif, Jakarta:

International Journal of Child and Gender Studies, 2015.

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahanya, Semarang: Toha Putra, 2000.

Enginerr, Ali Asghar, Pembebasan Perempuan, Jogjakarta:Lkis, 2007.

Hanafi, Hassan dan Muhammad Abed al-Jabiri, Membunuh Setan Dunis Meleburkan

Timur dan Barat dalam Cakrawala Kritik dan Dialog terj, Umar Bukhary,

Yogyakarta: Ircisod, 2003.

Hariyanto, Dehumanisasi terhadap Perempuan dalam Praksis Poligami, Purwokerto:

Jurnal STAiN Purwokerto, 2015.

Hermanto, Agus, Islam, Poligami dan Perlindungan Kaum Perempuan, Lampung:

Jurnal IAiN Raden Intan Lampung 2015.

Hilaati, Eka Sri, Poligami Menurut Perspektif Pelaku, Jakarta: UiN Syarif

Hidayatullah 2009.

Ichwan, Moch Nur, Meretas Keserjanaan Kritis Al-Qur‟an, Jakarta: Teraju, 2003.

Ichwan, Moch. Nur, Meretas Kesarjanaan Kritis Al-Qur‟an Teori Hermeneutika

Nashr Hamid Abu Zad, Jakarta, Penerbit Teraju, 2003.

Page 106: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

87

Khoiri, M Alim, Fiqih busana Telaah kritis pemikiran Muhammad Syahrur,

Yogyakarta, Kalimedia, 2016.

Kholil, Makruf, Poligami dalam Perspektif Al-Qur‟an, Pekalongan: STAiN

Pekalongan , 2016.

Lastief, Hilman, Nashr Hamid Abu Zaid: Kritik Teks Keagamaan, Yogyakarta: Elsaq

Press, 2003.

Makmun, Rodli, Poligami Dalam Tafsir Muhammad Syahrur, Ponorogo: STAiN

Ponorogo Press, 2009.

Makrum, Poligami dalam Perspektif Al-Qur‟an, Pekalongan: STAiN Pekalongan,

2016

Marzuki, Poligami dalam Hukum Islam, Banyuwangi: Jurnal IAiN Sunan Kalijaga,

1990.

Mustaqim, Abdul, Studi al-Qur‟an Kontemporer, Yogyakarta: Tiara Wacana, 2002.

______________, Epistemologi Tafsir Kontemporer, Yogyakarta, Lkis Group, 2010.

Qardhawi, Syekh Muhammad Yusuf, Alih Bahasa H Mua‟mal Hamidy, Poligami,

Jakarta: Kumpulan artikel, 2006.

Qomari, Nur, Poligini dalam Perspektif Teori Batas Muhammad Syahrur, Malang:

Universitas Negri Malang, 2008.

Qutb, Sayyid, Tafsir Fi Zhilal Al-Qur‟an, Terj. Ainur Rafiq Shaleh Tahmid, Jakarta:

Rabbani Press, 2001.

Rijal, Syaiful, Pembaruan Hukum Islam Melalui Konsep Al-Takwil Nashr Hamid Abu

Zayd, Journal STAiN Pamekasan, 2015.

Sa‟adah, Nurus, dkk., Poligami dalam Lintas Budaya dan Agama, (Yogakarta: Jurnal

UiN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2015.

Saleh, Hasan, Fiqh Nabawi dan Fiqh Kontemporer, Jakarta: Rajawali Press, 2008.

Shihab, M Quraish, Kaidah Tafsir, Tangerang, Lentera Hati, 2003.

Shihab, Muhammad Quraish, Tafsir Al-misbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-

Qur‟an, Jakarta, Lentera hati, 2002.

_____, Muhammad Quraish, Membumikan Al-Qur‟an, Bandung: Mizan, 2007.

_____, Muhammad Quraish, Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-

Qur‟an, (Jakarta, Lentera Hati, 2002

Page 107: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

88

Suma, Muhammad Amin, Hukum Keluarga Islam diNegara Muslim, Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2005.

Syahrur, Muhammad, al-kitab wa al-Qur‟an Qira‟ah Mu‟asirah, Damaskus: Dar al-

Ahali, 1990.

_________, al-Kitab Wa al-Qur‟an, Qira‟ah Mu‟ashirah, Damaskus : al-Halli li al-

Tiba‟ah wa al-Nasr Wa al-Tauzi, 1994.

_________, Muhammad , Dirasat Islamiyyat Mu‟ashirah Nahwa Usul Jadidah Li al-

Fiqih Islami, h.430.

Syamsuddin, Sahiron , Metodologi Fiqih Islam Kontemporer, Yogya: Elsaq Press,

2007.

_________________, Studi al-Qur‟an Kontemporer, Yogyakarta: PT Tiara Wacana

Yogya, 2002.

Syamsuddin, Sahiron, Hermeneutika Al-Qur‟an dan Hadis, Yogyakarta: Elsaq Press,

Mei 2010. Cet. I.

__________, Sahiron, Prinsip dan Dasar Hermeneutika Hukum Islam Kontemporer,

Yogyakarta: Elsaq Press, 2007.

__________, Sahiron, Metodologi Fiqh Kontemporer, Yogyakarta: Elsaq Press 2008.

__________, Teks Ketuhanan dan Pluralisme dalam Masyarakat Muslim, dalam

Syamsuddin, Sahiron dkk., Hermeneutika Al-Qur‟an Mazhab Yogya....p.261.

Syihabuddin, Ringkasan tafsir Ibnu Katsir, Jakarta: Gema Insani Press, 1999.

Tamu, Yowan, Poligami dalam Hermeneutika Muhammad Syahrur,

Gorontalo:Journal Keilmuan Tafsir Hadis, 2011.

Wijaya, Idmar, Tafsir Muqaran, Palembang: Universitas Muhammadiyah, 2005.

Wartini, Atik, Poligami dari Fiqih hingga perundang-undangan, Jakarta: Jurnal

Studia Islamika 2013.

Zayd, Nashr Hamid Abu, Dawair al-khauf:Qiraah Fi Khitab al-Mar‟ah, Al-markaz

ATsaqafi Al-arobi, 2000.

.

Page 108: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

89

LAMPIRAN

*****

Page 109: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

90

Lampiran I

KEMENTERIAN AGAMA RI

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB DAN HUMANIORA

JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR Jl. Nakula Sadewa VA No. 9 Telp. (0298) 3419400 Faksimili 323433 Salatiga 50722

Website: www.ushuluddin.iainsalatiga.ac.id E-mail: [email protected]

LEMBAR KONSULTASI

Nama : Muhamad Abdul Fatah

NIM : 215-13-007

Judul Skripsi : Tafsir Al-Qur‟an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran

Muhammad Syahrur dan Nashr Hamid Abu Zayd.

Pembimbing : Dr. Adang Kuswaya, M.Ag.

N

O

Hari/Tanggal Isi Konsultasi Catatan Pembimbing Tanda Tangan

1

2

3

4

5

6

Selasa 01

Agustus

Senin 14

Agustus

Kamis 24

Agustus

Senin 04

September

Kamis 14

September

Rabu 20

-Proposal Skripsi

Bab I

- Perbaikan Latar

Belakang

Masalah

-Bab II

- Bab III

-Bab IV

-Bab v

-Penutup

-Editing Penulisan

-Perumusan Masalah Tidak

Terlalu Banyak

-Pendekatan dengan Tafsir

Muqaran

-Memaparkan Bab II

sebagai pendekatan

muqaran

-Bab IV Perbandingan

Tafsir

-Editing penulisan al-

Qur‟an

-Tehnik Tulisan

Page 110: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

91

September -Simpulan

-Saran

-Foot note

Salatiga, 20 September 2017

Pembimbing

.Dr. Adang Kuswaya M.Ag.

NIP197205311998031002.

Page 111: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

92

Lampiran II

DAFTAR SATUAN KREDIT KEGIATAN (SKK)

Nama : Muhamad Abdul Fatah

NIM : 215-13-007.

Fakultas : Ushuluddin Adab dan Humaniora

Dosen Pembimbing : Dr. Adang Kuswaya. M.Ag.

N

O

Hari /Tanggal Nama Kegiatan Nomor

Sertifikat/Sk

Sebagai Point

1

26-27 Agustus

2013

OPAK STAIN Salatiga

“Rekontruksi

Paradigma Mahasiswa

yang Cerdas, Peka dan

Peduli”

NO:020/PAN

OPAK/STAIN/

VIII/ 2013

PESERTA 3

2

2

29 Agustus 2013 OPAK Syariah

“Revitalisasi

Intelektualitas &

Spiritualitas

Mahasiswa Menuju

Kemajuan Indonesia”

NO:10/HMJ

Syar.ST Sltg/VIII/

2013

PESERTA 3

3

16 September

2013

UPT Perpustakaan

“Library User

Education”

NO: Sti.24/K.11-

1/HM.02.2/250/20

13

PESERTA 2

4

18 September

2013

PANITIA PRA-

IBTIDA ”Training

PembuatanMakalah

oleh Lembaga Dakwah

kampus” (LDK) Darul

No: 02/BK-

PAN/LDKDA_ST

AIN-

SLTG/IX/2013

PESERTA 2

Page 112: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

93

Amal STAIN Salatiga

5

3 SEPTEMBER

2013

PENYELENGGARA

SEMINAR

NASIONAL

“Epistemologi Tafsir

Kontemporer

Intergrasi”

NO:IN.26/D4/KM.

03.00/082/2015

PANITIA 9

6

13 JUNI 2013 PEMILIHAN UMUM

“Partisipasi Dan

Dedikasinya Dalam

Menyukseskan

Penyelengaraan

Pemilihan Umum

Gubernur Dan Wakil

Gubernur”

No:001/KPUPRO

V-012/09/VI/2013

PANITIA 3

7 5 Desember 2013 SEMINAR

NASIONAL

“Berkerangka Budaya”

NO:Sti.24/JS.5/PP.

00.9/004/2013

PESERTA 6

8 17 MEI 2014 SEMINAR

NASIONAL TAFSIR

TEMATIK “Konsep

Pemimpin Ideal

Menurut Al-Qur‟an”

NO:01/TAF.TEM

ATIK/JQH/V/2014

PESERTA 8

9 14 OKTOBER

2014

KOMISI PEMILIHAN

UMUM “Pemilihan

Umum Presiden Dan

Wakil Presiden”

NO:01/PIAGAM/

KPU/X/2014

PANITIA 3

10 18 OKTOBER

2014

PANITIA IBTIDA‟

LEMBAGA

DAKWAH KAMPUS

“Ikatan Bingkai Cinta

dalam Titian Dakwah

Menuju Insan Kamil”

NO: 11/PAN-

IBTIDA‟/LDK-

DA/STAIN

SLTG/X/2014

PESERTA 2

Page 113: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

94

11 24 NOVEMBER

2015

PANITIA

PELAKSANAAN HMJ

ILMU ALQUR‟AN

DAN TAFSIR

NO: 10/A/SEK-

HMPS/1/1436H

PANITIA 3

12 22 APRIL 2015 PENGANGKAT

PENGURUS HMJ

ILMU AL-QUR‟AN

DAN TAFSIR

FAKULTAS

USHULUDDIN ADAB

DAN HUMANIORA

NO:

STI.24.5/J1/PP.00.

9/02/2015

PANITIA 3

13 1 September

2015

PENGANGKATAN

PANITIA MALAM

KEAKRABAN

(MAKRAB) dan Bakti

Sosial (BAKSOS) HMJ

IAT Fakultas

Ushuludin, Adap dan

Humaniora IAIN

Salatiga

NO:

In.26./JI/KM.03/10

b/2015

PANITIA 3

14 30 OKTOBER

2015

SEMINAR

NASIONAL

KEWIRAUSAHAAN

“Jiwa Muda, Berani

Berwirausaha”

NO07/SEM.NAS/

KWU/PAI/IAIN/X

/2015

PESERTA 6

15 31 OKTOBER

2015

SEMINAR

NASIONAL AL-

KHDMAH

“Wacana Islam

Nusantara Dalam

Menjaga Kebinekaan

Dan Keutuhan Nkri”

PESERTA 7

Page 114: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

95

16 23 NOVEMBER

2015

SEMINAR

NASIONAL

“Penngkatan

profesionalisme guru

sebagai dalam

pembelajaran di era

globalisasi”

No:13/PAN.SEMN

AS.DEMA.FTIK.I

A

SLTG/XI/201523

NOVEMBER 2015

PESERTA 6

17 10 FEBRUARI

2016

SEMINAR

NASIONAL “

Implementasi Nilai

Pancasila Sebagai

Benteng Dalam

Menolak Gerakan

Radikalisme”

NO:B/238/DEMA/

II/201610

FEBRUARI 2016

PESERTA 6

18 21 Maret 2016 PENGANGKATAN

PENGURUS DEWAN

MAHASISWA

(DEMA) FUADAH

INSTITUT AGAMA

ISLAM NEGRI (IAIN)

SALATIGA MASA

BAKTI 2016

No:In.26/D4/KM.0

1.02/176/2016

PENGAB

DIAN

MASYAR

AKAT

3

19 4 Mei 2016 BEDAH BUKU

“Agama Baha‟i Dalam

Lintas Sejarah Jawa

Tengah”

NO:B441/IN.21/D

2/KS.01.3/04/2016.

PANITIA 3

20 26 APRIL 2016 Seminar Nasional

FUADAH dan

JEMAAT

AHMADIYAH

INDONESIA

“Khilafah; Tinjuan

Akidah dan Syariah

No:B340/In.21/D4/

KM.03.1/05/2016.

PESERTA 7

21 23 MEI 2016 SEMINAR

NASIONAL

NO.06/A/SEK- PESERTA 8

Page 115: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

96

“Metodologi

Penafsiran

Kontemporer”

PAN/07/1437H

22 24 Oktober- 5

November 2016

Daurah Tafsir Program

Praktik Profesi

Mahasiswa (PPM)

diselengarakan Atas

Kerjasama Pusat Studi

Al-Qur‟an (PSQ)

dengan IAIN Tulung

Agung dan IAIN

Salatiga

194/PSQ

Program/Daurah/X

I/2016

PESERTA 20

23 25 MEI 2016 SEMINAR

NASIONAL “Jemaat

Ahmadiyah Indonesia”

NO:B340/IN.21/D

4/KM.03.1/05/201

6

PESERTA 6

24 21 Mei 2016 SEMINAR

NASIONAL

TECHNOPRENEURS

HIIP “start your

journey with

technopreneurship”

UNIVERSITAS

NEGERI SEMARANG

No:023/SST/PST/

V/16

PESERTA 6

25 13 November

2016

SEMINAR

NASIONAL

EDUPRENEURSHIP

“STARTEGI

MARKETING KUNCI

SUKSES WIRAUSAHA

NO:3/PAN-

SEMINAR

NASIONAL

KEWIRAUSAHA

AN/20163

PESERTA 6

26 21 Maret 2016 PENGANGKATAN

PENGURUS DEWAN

MAHASISWA

(DEMA) FUADAH

INSTITUT AGAMA

No:In.26/D4/KM.0

1.02/176/2016

PERLENG

KAPAN.

3

Page 116: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

97

Salatiga, 16 september 2017

Menyetujui

Wakil Dekan

Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama

Dr.M. Ghufron, M. Ag.

NIP. 19720814 2003121001

ISLAM NEGRI (IAIN)

SALATIGA MASA

BAKTI 2016.

TOTAL 137

Page 117: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

98

Lampiran III

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Curriculum Vitae

Data Pribadi / Personal Details

Nama / Name : Muhamad Abdul Fatah

Alamat / Address : Jl. Bulu -Dempul Kalongan, Ungaran

Timur

Kode Post / Postal Code : -

Nomor Telepon / Phone : 085726925154

Email : [email protected]

Jenis Kelamin / Gender : Laki-laki

Tanggal Kelahiran / Date of Birth : 25 oktober 1994

Status Marital / Marital Status : Belum Menikah

Warga Negara / Nationality : Indonesia

Agama / Religion : Islam

Riwayat Pendidikan

Jenjang Pendidikan :

Periode Sekolah / Institusi / Universitas

2001 - 2007 MI Mendiro

2007 - 2010 Mts al-Manar

2010 - 2013 Smk Nu

Page 118: Tafsir Al-Qur’an Tentang Poligami: Perbandingan Penafsiran ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2601/1/Skripsi PDF...ف fa‟ F Ef ... Sebagaimana dalam al-Qur‟an dalam surat

99