ta ike ike

51
ANALISIS KADAR UNSUR HARA (KARBON DAN NITROGEN) DAN RESPIRASI TANAH TANAMAN KEMANGI (Omicum sanctum L) ANDIKE RAHMA NANDA PROGRAM KEAHLIAN ANALISIS KIMIA PROGRAM DIPLOMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015

Upload: andike-rahma-nanda

Post on 12-Sep-2015

44 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

  • ANALISIS KADAR UNSUR HARA (KARBON DAN

    NITROGEN) DAN RESPIRASI TANAH TANAMAN

    KEMANGI (Omicum sanctum L)

    ANDIKE RAHMA NANDA

    PROGRAM KEAHLIAN ANALISIS KIMIA

    PROGRAM DIPLOMA

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    BOGOR

    2015

  • PERNYATAAN MENGENAI LAPORAN AKHIR DAN

    SUMBER INFORMASI

    Dengan ini saya menyatakan laporan tugas akhir Analisis Kadar Unsur Hara

    (Karbon dan Nitrogen) dan Respirasi Tanah Tanaman Kemangi (Omicum sanctum

    L) di Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan adalah karya saya dengan

    arahan dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada

    perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya

    yang diterbitkan penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

    Daftar Pustaka di bagian akhir laporan ini.

    Bogor, Agustus 2015

    Andike Rahma Nanda

    NIM J3L112018

  • ABSTRACT

    ANDIKE RAHMA NANDA. Analysis value of elemen hara (Carbon and

    Nitrogen) and value of soil respiration in the kemangi plant. Supervised by

    FACHRURRAZIE and FAHRIZAL HAZRA.

    Have been done analysis value of elemen hara (Cabon and Nitrogen) and

    value of soil respiration in the kemangi plant (Omicum sanctum L) in the

    Department of Soil Science and Land Resources. The value of carbon organic and

    nitrogen in analysis by LECO TruSpec CN Analzer method, while the value of

    carbon dioxide in analysis by titrimetric method that is acid-base titration indirect.

    From the analysis result got average of high carbon organic that is 2.0030% -

    2.8490%, while analysis result of nitrogen value got average of low that is

    0.1883% - 0,3183%. Soil respiration got average in a state of balance that is 1 8 kg/days.

    Keywords: Soil respiration, Nitrogen, LECO TruSpec CN Analyzer, Omicum

    sanctum L

  • RINGKASAN

    ANDIKE RAHMA NANDA. ANALISIS KADAR UNSUR HARA (KARBON DAN NITROGEN) DAN RESPIRASI TANAH TANAMAN

    KEMANGI (Omicum sanctum L). Dibimbing oleh FACHRURRAZIE dan

    FAHRIZAL HAZRA.

    Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis karena berada dekat

    dengan garis khatulistiwa. Kondisi ini memberikan suatu keuntungan karena

    mengakibatkan banyak tumbuhan yang beragam di Indonesia. Salah satu tumbuh-

    tumbuhan yang beraneka ragam tersebut adalah sayur-sayuran. jenis tanaman

    yang telah dibudidayakan sebagai sayuran di berbagai daerah tropis yang berbeda

    sekitar 100 spesies. Tanaman sayur-sayuran saat ini mulai menjadi salah satu ikon

    dalam kiat hidup sehat selain buah-buahan. Tanaman sayur-sayuran mulai disukai

    oleh banyak orang untuk hidup sehat, karena tanaman sayur-sayuran mengandung

    banyak vitamin dan nutrisi bagi tubuh. Kebutuhan akan hidup sehat ini

    menjadikan sayur-sayuran produk pertanian banyak dibudidayakan.

    Salah satu sayuran yang dibudidayakan tersebut adalah tanaman kemangi

    (Omicum sanctum L) Karena kebutuhan ini kemangi mulai di jadikan salah satu

    produk pertanian yang dibudidayakan.

    Biomassa mikroba, C-organik, N-organik, K mineral, P tersedia, kerapatan

    isi, respirasi tanah, kadar air, suhu, dan pH menjadi indikator kualitas tanah.

    Indikator-indikator tersebut merupakan sifat yang permanen yang merupakan sifat

    bawaan (inherent) dan sedikit terpengaruh oleh pengelolaan tanah. Berdasarkan

    hal-hal tersebut tersebut, maka penulis bermaksud menganalisis seberapa besar

    kandungan hara karbon dan nitrogen tanah tanaman kemangi dengan metode

    LECO TruSpec CN Analyzer, sehingga dari kadar hara karbon dan nitrogen

    tersebut dapat diketahui hubungan antara karbon dan nitrogen yang dinyatakan

    dengan istilah C/N rasio. Selain itu pengukuran, pH, kadar air dan respirasi tanah

    juga dilakukan untuk melihat aktivitas mikroorganisme. Penetapan respirasi tanah

    berdasarkan penetapan jumlah CO2 yang dihasilkan oleh mikroorganisme tanah,

    sehingga penentuan jumlah total mikroorganisme juga dilakukan, Informasi ini

    sangat penting guna mendapatkan pertumbuhan tanaman yang baik sehingga hasil

    produksi juga baik

    Indikator kualitas tanah yang diuji hasil kadar C-organik, N-organik, C/N

    rasio tergolong rendah hingga sedang yaitu kadar yang diperoleh berturut-turut

    2.0030% 2.8490%, 0,1883% 0.3183%, dan 1.00% 8.71%. Respirasi tanah

    tanaman kemangi diperoleh hasil mulai dari 1 8.71 kg/hari. Total

    mikroorganisme yang berperan merombak bahan-bahan organik lahan tanaman

    kemangi sebesar 3.9x106 20.1x106 SPK/gram tanah. Serta tanah tanaman

    kemangi tergolong masam hingga mendekati netral, pH H2O berskisar mulai dari

    5.11 6.25.

    Kata kunci : LECO TruSpeC CN Analyzer, Respirasi Tanah, C/N rasio, Omicum

    sanctum L

  • ANALISIS KADAR UNSUR HARA (KARBON DAN

    NITROGEN) DAN RESPIRASI TANAH TANAMAN

    KEMANGI (Omicum sanctum L)

    ANDIKE RAHMA NANDA

    Laporan Akhir

    sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

    Ahli Madya

    pada

    Program Keahlian Analisis Kimia

    PROGRAM KEAHLIAN ANALISIS KIMIA

    PROGRAM DIPLOMA

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    BOGOR

    2015

  • Judul Laporan Akhir : Analisis Kadar Unsur Hara (Karbon dan Nitrogen) dan

    Respirasi Tanah Tanaman Kemangi (Omicum sanctum

    L) di Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan.

    Nama : Andike Rahma Nanda

    NIM : J3L112018

    Disetujui oleh

    Fachrurrazie, SSi Ir Fahrizal Hazra, MSc

    Pembimbing I Pembimbing II

    Diketahui oleh

    Dr Ir Bagus Priyo Purwanto, MAgr Armi Wulanawati, SSi, MSi

    Direktur Koordinator Program Keahlian

    Tanggal lulus:

  • PRAKATA

    Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas karunia-Nya

    sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Tema yang

    dipilih dalam praktik kerja lapang yang dimulai sejak 2 Maret sampai 2 Juni 2015

    ini, ialah Analisis Kadar Unsur Hara (Karbon dan Nitrogen) dan Respirasi Tanah

    Tanaman Kemangi (Omicum sanctum L). di Departemen Ilmu Tanah dan Sumber

    Daya Lahan di Jalan Meranti No.1 Kampus IPB Darmaga.

    Terima kasih penulis ucapkan kepada Fachrurrazie SSi selaku dosen

    pembimbing dan Ir Fahrizal Hazra, MSc selaku pembimbing lapang dari

    Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan yang telah banyak memberikan

    saran dalam penyelesaian karya ilmiah ini. Selain itu penulis ucapkan terima kasih

    kepada analis di Laboratorium Bioteknologi Tanah yang telah memberikan saran

    dan membantu selama pengumpulan data, terutama kak Astia Reski Febrianti,SSi,

    Ibuk Julaeha, Ibuk Asih Karyati, dan Bapak Sujito. Ungkapan terima kasih kepada

    teman-teman analisis kimia angkatan 49 yang telah memberikan kenangan selama

    perkuliahan. Ungkapan terima kasih disampaikan untuk para dosen yang telah

    membina dan memberikan ilmu selama enam semester. Ungkapan terima kasih

    juga disampaikan untuk orang tua penulis Hardanas dan Rosnizar, serta Dhio

    Ulwi Finanda selaku kakak, serta Ori Hanifinanda dan Yunifa Rahma Nanda

    selaku adik penulis atas doa, semangat, kasih sayang, dan kenangannya.

    Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat untuk semua.

    Bogor, Agustus 2015

    Andike Rahma Nanda

  • DAFTAR ISI

    DAFTAR GAMBAR vi DAFTAR LAMPIRAN vi

    1 PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 2 1.2 Tujuan 2 1.3 Waktu dan Lokasi 2

    2 KEADAAN UMUM DEPARTEMEN ILMU TANAH 2

    2.1 Sejarah Departemen 2

    2.2 Visi dan Misi 3

    2.3 Sarana dan Fasilitas 3

    2.4 Struktur Organisasi 3

    3 TINJAUAN PUSTAKA 3 3.1 Tanah 3 3.2 Kemangi 4

    3.3 Unsur Hara Makro Karbon Organik 5

    3.4 Unsur Hara Makro Nitrogen di Dalam Tanah 5

    3.5 Jumlah Karbondioksida (Respirasi Tanah) 6

    3.6 LECO TruSpec CN Analyzer 6

    4 BAHAN DAN METODE 7

    4.1 Alat dan Bahan 8

    4.2 Metode 8 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 10

    5.1 Kadar Air 10

    5.2 Pengukuran Kadar Karbon dan Nitrogen 11

    5.3 Respirasi Tanah 15

    5.4 Total Mikroorganisme Tanah 16

    5.5 Hasil Pengukuran Kemasaman Tanah 17

    5.6 Gabungan Hasil yang diperoleh 19

    6 SIMPULAN DAN SARAN 20 6.1 Simpulan 20

    6.2 Saran 20

    DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

  • DAFTAR GAMBAR

    1 Tanaman kemangi (Omicum sanctum L) 4 2 TruSpec CN Analyzer 7 3 Rerata pengukuran kadar air sampel tanah yang diambil saat pagi, siang, dan

    malam hari sebelum tanam, saat tanam, dan saat panen 11 4 Hasil pemeriksaan system check 12 5 Hasil pemerikasaan sytem leak check 12 6 Kadar unsur N lahan kemangi 13

    7 Kadar unsur C lahan kemangi 14

    8 Rerata pH Aktual (H2O), Potensial (KCl), dan pH pada sampel yang diambil pada malam pagi, siang, dan malam sebelum tanam, saat tanam, dan setelah

    panen 18

    DAFTAR LAMPIRAN

    1 Struktur Organisasi Laboratorium dan Sumberdaya Lahan 23

    2 Bagan alir analisis praktik kerja lapangan 24 3 Bagan alir analisis derajat kemasaman tanah (pH tanah) 24

    4 Bagan alir penentuan kadar air 24 5 Bagan alir penentuan jumlah karbondioksida tanah 25

    6 Bagan alir jumlah total mikroorganisme 26

    7 Bagan alir LECO TruSpec CN analyzer 27

    8 Kriteria penilaian sifat kimia tanah menurut lembaga pusat penelitian tanah

    (lppt) bogor 28

    9 Data pengukuran kadar air (%) pada sampel tanah 28

    10 Data pengukuran jumlah karbondioksida (kg/hari) sampel tanah 29 11 Data pengukuran standardisasi HCl 0.1 N 30 12 Data pengukuran kemasaman tanah (pH tanah) 31

    13 Data pengukuran kadar karbon organik (%) dan nitrogen (%) 32 14 Data pengukuran total mikroorganisme tanah 34

  • 1 PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis karena berada dekat

    dengan garis khatulistiwa. Kondisi ini memberikan suatu keuntungan karena

    mengakibatkan banyak tumbuhan yang beragam di Indonesia. Salah satu tumbuh-

    tumbuhan yang beraneka ragam tersebut adalah sayur-sayuran. Jenis tanaman

    yang telah dibudidayakan sebagai sayuran di berbagai daerah tropis yang berbeda

    sekitar 100 spesies. Tanaman sayur-sayuran saat ini mulai menjadi salah satu ikon

    dalam kiat hidup sehat selain buah-buahan. Tanaman sayur-sayuran mulai disukai

    oleh banyak orang untuk hidup sehat, karena tanaman sayur-sayuran mengandung

    banyak vitamin dan nutrisi bagi tubuh. Kebutuhan akan hidup sehat ini

    menjadikan sayur-sayuran produk pertanian yang banyak dibudidayakan (Gigir et

    all 2010).

    Salah satu sayuran yang dibudidayakan tersebut adalah tanaman kemangi.

    Tanaman kemangi (Omicum sanctum L) merupakan salah satu sayuran dan

    menjadi bahan makanan yang disukai banyak orang. Karena kebutuhan ini

    kemangi mulai di jadikan salah satu produk pertanian yang dibudidayakan.

    Penelitian bahan organik tentang manfaat tanaman kemangi dilakukan oleh

    banyak orang karena kandungan yang terdapat pada tanaman kemangi dengan

    vitamin dan nutrisinya sangat bermanfaat untuk tubuh manusia (Gigir et all 2010).

    Pertumbuhan tanaman selalu di pengaruhi oleh tanah yang merupakan

    media pertumbuhan tanaman. Apabila tanah tidak memenuhi kualifikasi sebagai

    tempat pertumbuhan yang baik maka hasilnya adalah produksi yang buruk. Salah

    satu sebabnya ialah kurangnya kecukupan hara dalam tanah. Hara yang berasal

    dari bahan bahan organik dilepaskan dalam bentuk tersedia bagi tanaman, baik hara makro maupun mikro, melalui proses perombakan oleh mikroorganisme

    tanah. Tanpa adanya peran mikroorganisme tanah maka proses mineralisasi

    (perombakan) bahan organik tanah berlangsung lambat (Subowo et all 2010).

    biomassa mikroba, C-organik, N-organik, K mineral, P tersedia, kerapatan isi,

    respirasi tanah, kadar air, suhu, dan pH menjadi indikator kualitas tanah.

    Indikator-indikator tersebut merupakan sifat yang permanen yang merupakan sifat

    bawaan (inherent) dan sedikit terpengaruh oleh pengelolaan tanah (Dariah 2005).

    Berdasarkan hal-hal yang diuraikan di atas, maka penulis bermaksud

    menganalisis seberapa besar kandungan hara karbon dan nitrogen tanah tanaman

    kemangi, sehingga dari kadar hara karbon dan nitrogen tersebut dapat diketahui

    hubungan antara karbon dan nitrogen yang dinyatakan dengan istilah C/N rasio.

    Selain itu pengukuran, pH, kadar air dan respirasi tanah juga dilakukan untuk

    melihat aktivitas mikroorganisme. Penetapan respirasi tanah berdasarkan

    penetapan jumlah CO2 yang dihasilkan oleh mikroorganisme tanah, sehingga

    penentuan jumlah total mikroorganisme juga dilakukan, Informasi ini sangat

    penting guna mendapatkan pertumbuhan tanaman yang baik sehingga hasil

    produksi juga baik.

  • 1.2 Tujuan

    Praktik Kerja Lapangan (PKL) bertujuan menganalisis dan mengetahui

    kadar karbon dan nitrogen, C/N ratio tanah, kadar air, pH tanah, respirasi tanah

    meliputi jumlah total karbondioksida dan jumlah total mikroorganisme tanah.

    1.3 Waktu dan Lokasi

    Praktik kerja lapangan dilaksanakan tanggal 2 Maret sampai 2 Juni 2015 di

    Departemen Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan yang berlokasi di Jalan Meranti

    Dermaga, Bogor.

    .

    2 KEADAAN UMUM DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN

    2.1 Sejarah Departemen

    Departemen Ilmu Tanah didirikan pada tahun 1963, pada saat yang sama

    Institut Pertanian Bogor (Institut Pertanian Bogor, IPB) didirikan dan dikelola di

    bawah Fakultas Pertanian. Memiliki satu program studi Ilmu Tanah. Dalam

    pencarian untuk pusat keunggulan dalam pendidikan dan penelitian, departemen

    memiliki visi dan misi sebagai panduan dasar dalam mengembangkan jumlah

    transformasional pendidikan. Tahun 1975 Departemen Ilmu Tanah menawarkan

    Program Pascasarjana yaitu Magister dan Program Doktor di bidang Ilmu Tanah.

    Sejak tahun 1980, Departemen Ilmu Tanah memiliki enam bagian, yaitu

    Pengembangan Sumber Daya Fisik Lahan, Kimia Tanah dan Kesuburan,

    Konservasi Tanah dan Air, Bioteknologi Tanah, Penginderaan Jauh dan Informasi

    Spasial, dan Pengembangan Wilayah dan Perencanaan. Sejak tahun 2000, Institut

    Pertanian Bogor telah dinyatakan sebagai Perguruan Tinggi Badan Hukum Milik

    Negara (PT BHMN), nama Departemen Ilmu Tanah mengalami perubahan

    menjadi Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan pada tahun 2005. Saat

    ini, departemen menawarkan Program Sarjana di bidang Ilmu Tanah dan

    Sumberdaya Lahan dan Program Pascasarjana Ilmu Tanah (Master/Doktor),

    Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (Master/Doktor), Peracangan dan

    Pengembangan Wilayah (Master), Bioteknologi Tanah (Master), Agrotechnology

    Tanah (Master), dan Mitigasi Bencana dan Degradasi Lahan (Master).

    Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan berkomitmen untuk pendidikan

    berkualitas tinggi dibantu oleh manajemen yang profesional, berkualitas tinggi

    dosen, kurikulum dan fasilitas, serta beasiswa bagi siswa yang memerlukan

    bantuan keuangan.

  • 2.2 Visi dan Misi

    Departemen Ilmu Tanah dan Semberdaya Lahan memiliki visi, yaitu pusat

    keutamaan dalam pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat dalam

    bidang sumberdaya alam, ilmu dan teknologi tanah dan manajemen sumberdaya

    lahan menuju pertanian berkelanjutan dan pembangunan nasional yang

    berkelanjutan. Misi Departemen Tanah dan Semberdaya Lahan, yaitu

    mengembangkan sumberdaya manusia dan ilmu pengetahuan serta teknologi

    pemanfaatan tanah dan lahan secara arif untuk berbagai penggunaan demi

    kesejahteraan masyarakat.

    2.3 Sarana dan Fasilitas

    Departemen Ilmu Tanah dan Semberdaya Lahan berlokasi di jalan Meranti

    Dermaga, Bogor. Departemen Tanah dan Semberdaya Lahan memiliki beberapa

    bagian divisi, seperti bagian Pengembangan Sumberdaya Fisik Lahan, Kimia dan

    Kesuburan Tanah, Konservasi Tanah dan Air, Bioteknologi Tanah, Penginderaan

    Jauh dan Informasi Spasial, dan Perencanaan Pengembangan Wilayah.

    2.4 Struktur Organisasi

    Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan termasuk kedalam bagian

    fakultas pertanian bersama dengan Agronomi dan Holtikultura, Proteksi

    Tanaman, dan Arsitektur Lanskap. Fakultas Pertanian dikepalai oleh dekan Dr ir

    Erman Rustiadi, MAgr dan wakil dekan Prof Dr Ir Dadang, MSc. Bagian

    Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya lahan dikepalai oleh Dr Ir Baba Boru,

    MSc.

    3 TINJAUAN PUSTAKA

    3.1 Tanah

    Tanah adalah kumpulan benda-benda alam permukaan bumi yang tersusun

    atas horizon-horison yang mengandung campuran bahan mineral, bahan organik,

    air, dan udara, serta merupakan media untuk tumbuhnya tanaman (Hardjowigeno

    1993). Dalam bidang pertanian, tanah memiliki arti yang khusus dan penting

    sebagai media tumbuah tanaman darat. Tanah berasal dari hasil pelapukan batuan

    bercampur dengan sisa bahan organik dari organisme (vegetasi atau hewan) yang

    hidup di atasnya atau didalamnya. Selain itu di dalam tanah terdapat pula udara

    dan air yang berasal dari hujan yang ditahan oleh tanah sehingga tidak meresap ke

    tempat lain. Dalam proses pembentukan tanah, selain campuran bahan mineral

    dan bahan organik terbentuk pula lapisan-lapisan tanah yang disebut horizon,

    dengan demikian tanah (dalam arti pertanian) dapat didefinisikan sebagai

    kumpulan benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horizon-horizon,

  • terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air dan udara, dan merupakan

    media tumbuhnya tanaman.

    Secara umum tanah dapat dipelajari dengan pendekatan pedologi dan

    pendekatan edaphologi. Ilmu yang mempelajari proses-proses pembentukan tanah

    beserta faktor-faktor pembentuknya, klasifikasi tanah, survei tanah, dan cara-cara

    pengamatan tanaman. Walaupun demikian penemuan-penemuan dalam bidang

    pedologi akan sangat bermanfaat pula dalam bidang pertanian maupun non

    pertanian misalna pembuatan bangunan (teknik sipil). Apabila tanah dipelajari

    dalam hubungannya dengan pertumbuhan tanaman disebut edaphologi.

    Edaphologi yang dipelajari ialah sifat-sifat kimia tanah dan pengaruhnya terhadap

    pertumbuhan tanaman, serta usaha-usaha yang perlu dilakukan untuk

    memperbaiki sifat-sifat tanah (fisik, kimia, dan biologi), bagi pertumbuhan

    tanaman seperti pemupukan, pengapuran dan lain-lain (Afandi 2002).

    3.2 Kemangi

    Kemangi (Omicum sanctum L) merupakan tanaman semak semusim dengan

    tinggi 30-150 cm. Batangnya berkayu, segi empat, beralur, bercabang, dan

    memiliki bulu berwarna hijau. Daunnya tunggal dan berwarna hijau, bersilang,

    berbentuk bulat telur, ujungnya runcing, pangkal tumpul, tepi bergerigi, dan

    pertulangan daun menyirip. Bunga majemuk berbentuk tandan memiliki bulu

    tangkai pendek berwarna hijau, mahkota bunga berbentuk bulat telur dengan

    warna keunguan. Buah berbentuk kotak dan berwarna coklat tua, bijinya

    berukuran kecil, tiap buah terdiri dari empat biji yang berwarna hitam, akarnya

    tunggang dan berwarna putih kotor. Berikut merupakan tanaman kemangi pada

    gambar 1.

    Gambar 1 Tanaman Kemangi (Omicum sanctum L)

    Tanaman kemangi baik di budidayakan di daerah panas beriklim lembab,

    kemangi dapat tumbuh baik di dataran rendah hingga 1100 m dari permukaan

    laut, tanaman tersebut menyukai tempat terbuka dan mendapat cukup sinar

    matahari. Tanaman kemangi ini sangat membutuhkan unsur nitrogen dalam

    pertumbuhan. Nitrogen merupakan unsur yang sangat penting dalam pertumbuhan

    awal tanaman. Tanaman dalam proses pertumbuhan membutuhkan hara yang

    cukup sehingga proses fisiologis dalam tubuh tanaman dapat berlangsung dengan

    baik. Hara yang digunakan tanaman dapat bersumber dari dalam tanah itu sendiri

    atau dalam bentuk pupuk yang diberikan dalam tanah (Gigir et all 2010).

  • 3.3 Unsur Hara Makro Karbon

    Karbon merupakan salah satu komponen utama penyusun bahan organik

    yang berpengaruh terhadap sifat fisik, kimia dan biologi tanah yang selanjutnya

    berpengaruh terhadap tingkat kesuburan tanah. Karbon unsur yang sangat

    dibutuhkan tanaman dalam jumlah banyak dan unsur yang penting sebagai

    pembangun bahan organik, karena sebagian besar bahan kering tanaman terdiri

    dari bahan organik. Tanaman mengambil unsur karbon berupa CO2 dari udara

    bebas (atmosfir). Kegiatan ini dilakukan oleh organ tanaman yang memiliki

    klorofil, umumnya bagian tanaman yang berwarna hijau dan terdapat diatas tanah.

    Klorofil mampu menyerap energi cahaya (terutama sinar matahari) dan

    mengubahnya menjadi energi kimia. Energi tersebut digunakan untuk

    menghasilkan CO2 menjadi tersebut digunakan untuk menghasilkan senyawa

    organik termasuk karbohidrat.

    Kadar CO2 dalam atmosfir relatif stabil, yaitu 0,03% volume atau 0,57

    mg/liter udara. Tanpa adanya CO2 di udara, maka kehidupan tanaman akan

    terhenti. Kalau kehidupan tanaman terhenti, maka kehidupan makhluk lain

    termasuk manusia dan hewan mungkin juga terhenti. Sumber utama CO2 di alam

    berasal dari dekomposisi bahan organik berupa sisa-sisa tanaman ataupun hewan

    dan dari respirasi invertebrata, bakteri, serta fungi. Jumlah CO2 yang dihasilkan

    oleh hasil pernafasan populasi heterotrof per tahun diperkirakan sebagai berikut :

    Binatang invertebrata : 3,7 109 ton

    Bakteri : 51,4 109 ton

    Fungi/jamur : 8,8 109 ton

    Akar tanaman : 71,5 109 ton

    Jumlah CO2 seluruhnya : 135,4 109 ton

    Keperluan seluruh tanaman yang hidup diperkirakan sekitar 80 109 ton karbon

    per tahun. Dengan persediaan CO2 dalam udara sebesar 0,03% volume, maka CO2 tersebut akan habis diserap tanaman dalam waktu beberapa dekade saja. Berkat

    adanya daur (siklus) yang menghasilkan CO2 maka kadar gas tersebut relatif stabil

    (Afandi 2002).

    Karbon penting sebagai bahan pembangun bahan organik, karena

    sebahagian besar bahan kering tanaman terdiri dari bahan organik, sumber karbon

    dapat dikatakan banyak, dalam ruangan tertutup yang berisi CO2 fotosintesa terus aktif. Kandungan karbon bervariasi di atas tanah, di atas daun, dalam hal ini

    satu meter diatas tanah akan berbeda. Di udara terbuka terdapat 0,03% CO2,

    sedangkan di tempat yang banyak tanamannya terdapat CO2 yang lebih besar dari

    0,03%. Pada permukaan tanah sekitar 0,053 0,28 (Sutedjo 2008).

    3.4 Unsur Hara Makro Nitrogen di Dalam Tanah

    Nitrogen adalah unsur hara makro yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah

    yang banyak. Nitrogen didalam tanah terdapat dalam beberapa bentuk ada yang

    dalam bentuk senyawa organik seperti protein atau senyawa amino dan ada yang

    dalam bentuk anorganik seperti ion nitrat (NO3-) dan ion amonium (NH4

    -).

    Sebagian besar nitrogen diserap oleh tanaman dalam bentuk ion nitrat karena ion

    tersebut bermuatan negatif sehingga selalu berada di dalam larutan tanah dan

  • mudah terserap oleh akar. Unsur N di dalam tanah berasal dari hasil dekomposisi

    bahan organik, sisa-sisa tanaman maupun hewan, pemupukan dan air hujan.

    Nitrogen yang ada di dalam tanah dapat hilang karena terjadinya penguapan,

    pencucian oleh air, atau terbawa bersama tanaman pada saat panen (Novizan

    2007).

    Nitrogen berperan penting dalam merangsang pertumbuhan vegetatif dari

    tanaman. Membuat daun tanaman berwarna hijau gelap. Selain itu N merupakan

    penyusun plasma sel dan berperan dalam pembentukan protein. Bila tanaman

    kekurangan unsur hara N menunjukkan gejala pada tanaman seperti pertumbuhan

    kerdil, pertumbuhan akar terbatas dan daun menjadi warna kuning pucat.

    Kuningnya warna daun dimulai dari daun tua baru kemudian pada daun muda.

    Bila kelebihan daun unsur hara N maka akan mengakibatkan memperlambatnya

    kematangan tanaman, batang lebih mudah roboh dan mudah diserang oleh hama

    penyakit (Jain 2011).

    3.5 Jumlah Karbondioksida (Respirasi Tanah)

    Respirasi tanah merupakan pencerminan aktivitas mikroorganisme tanah.

    Pengukuran respirasi (mikroorganisme tanah) merupakan cara yang pertama kali

    digunakan untuk menentukan tingkat aktivitas mikroorganisme tanah. Salah satu

    cara untuk mempelajari aktivitas semua mikroorganisme dalam tanah adalah

    dengan menghitung jumlah organisme tanah dan karbondioksida yang dilepaskan

    oleh organisme tanah selama waktu tertentu. Sedangkan penetapan respirasi

    tanah adalah berdasarkan penetapan jumlah CO2 yang dihasilkan oleh

    mikroorganisme tanah (Afandi 2002).

    Salah satu faktor penentu subur tidaknya suatu tanah adalah besarnya

    populasi mikroorganisme dalam tanah tersebut. Semakin banyak mikroorganisme

    tanah yang terkandung, maka semakin subur tanah tersebut. Hal ini dikarenakan

    bahan organik yang terdapat dalam tanah hanya dapat didekomposisikan

    oleh mikroorganisme-mikroorganisme tersebut yang nantinya akan

    menyumbangkan nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman serta memperbaiki

    keadaan tanah. Salah satu cara untuk dapat menghitung populasi dari

    mikroorganisme tanah tersebut adalah dengan mengukur respirasi tanahnya yang

    diasumsikan bahwa ketika semakin besar respirasi tanahnya maka jumlah

    mikroorganisme yang terkandung dalam tanah tersebut pun semakin besar

    (Afandi 2002).

    3.6 LECO TruSpec CN Analyzer

    TruSpec CN Analyzer merupakan alat untuk menentukan kandungan

    Nitrogen dan Karbon dalam berbagai bahan makanan, makanan olahan, minyak

    sayur, pupuk, daging, dan tanah. Alat ini terhubung ke PC eksternal , dan

    menggunakan windows berbasis program perangkat lunak untuk mengontrol

    operasi sistem dan manajemen data. Ada tiga tahap analisis dalam sebuah siklus

    alat TCN Analyzer yaitu purge (pembersihan), combust (pembakaran), dan

    analyze (Analisis).

  • Fase purge (pembersihan) ini sampel dikemas menggunakan aluminium

    foil, selanjutnya sampel yang sudah dikemas dimasukkan kedalam pemuatan

    sampel (loading head). Selama fase pembakaran, sampel dijatuhkan ke dalam

    cruccible dengan suhu 950oC dan pembakaran dibantu dengan oksigen untuk

    pembakaran yang sangat cepat dan sempurna. Produk pembakaran dilewatkan

    melalui tungku kedua (Afterburner) dengan suhu 850oC untuk oksidasi lebih

    lanjut dan penghapusan partikel. Saringan tungku tambahan dan pendingin

    termoelektrik, kedua tahapan tersebut bertujuan menghilangkan kelembaban. Gas

    pembakar kemudian dikumpulkan dalam wadah pengumpulan yang dikenal

    sebagai ballast.

    Fase analisis, Sampel dibakar dan bercampur dengan oksigen sebagai

    pembakar. Setelah oksigen dan karbon dimurnikan dan suhu (950OC)

    diseimbangkan, karbon diukur sebagai karbon dioksida oleh detektor infrared.

    Gas oksigen ditransfer ke aliran pembawa helium, melewati tembaga panas

    (tungku kedua) bersuhu 850OC untuk menghilangkan oksigen dan mengubah NOx

    ke N2 dan kemudian mengalir melalui Lecosorb dan Anhydrone untuk

    menghilangkan karbondioksida dan air secara berurutan. Detektor Sel

    konduktivitas termal digunakan untuk menentukan kandungan nitrogen. Hasil

    akhir analisa akan ditampilkan sebagai %bobot total (Joseph 2011).

    Gambar 2 TruSpec CN Analyzer

    4 BAHAN DAN METODE

    Rangkaian percobaan ini dimulai dengan metode sampling di lapangan,

    yaitu sampel tanah yang diambil berasal dari tanah sayuran kemangi di Daerah

    Salabenda Kabupaten Bogor. Dilanjutkan dengan analisis di laboratorium yaitu

    penetapan kadar air, penetapan pH, penetapan kandungan sifat kimia tanah (C dan

    N) meggunakan metode TruSpec CN analyzer, jumah total karbondioksida, dan

    jumlah total mikroorganisme.

  • 4.1 Alat dan Bahan

    Alat-alat yang digunakan adalah oven, timbangan analitik, laminar flow,

    erlenmeyer, labu takar, sudip, tabung reaksi, gelas ukur, gelas piala, autoklaf,

    peralatan TruSpec CN Analayzer, dan pH meter.

    Bahan-bahan yang digunakan ialah sampel tanah yang berasal dari tanaman

    kemangi, KOH, KCl, larutan fisiologis (NaCl), media agar nutrien, aluminium

    foil, indikator fenolftalein, indikator metil oranye, indikator metil merah metil,

    standar tanah 502-309, dan boraks.

    4.2 Metode

    4.2.1 Pengambilan Sampel

    Tanah yang digunakan merupakan jenis tanah mineral yang diambil dari

    tanah yang berasal dari tanaman kemangi di daerah Salabenda Kabupaten Bogor.

    Sampel diambil dari kedalaman 25 cm (dekat akar tanaman). Sampel tanah yang

    diambil terdiri atas tiga titik, titik ke-1 merupakan tanah yang belum mengalami

    perlakuan (0 hari). Titik ke-2 merupakan tanah yang telah di tanam kemangi (15

    hari), dan titik ke-3 merupakan tanah setelah panen (30 hari) dan diambil pada

    tiga waktu yang berbeda yaitu pagi, siang dan sore. Selanjutnya sampel yang telah

    diambil disimpan dalam botol kedap udara yang kemudian akan dilakukan analisa

    di laboratorium.

    4.2.2 Penetapan Kadar Air

    Cawan kosong dikeringkan pada suhu 110oC selama 24 jam. Kemudian

    didinginkan lalu ditimbang. Sampel sebanyak 40 g dimasukkan ke dalam cawan

    dan ditimbang kemudian dicatat. Cawan berisi sampel dimasukkan ke dalam oven

    pada suhu 110 oC hingga mencapai bobot yang konstan dan didinginkan,

    kemudian ditimbang dengan teliti dan dicatat. Kadar air diteliti dan dilakukan dua

    ulanga (SNI 1965-2008).

    Dengan,

    w = kadar air (

    W1 = berat cawan dan tanah basah (gram)

    W2 = berat cawan dan tanah kering (gram)

    W3 = berat cawan (gram)

    (W1-W2) = berat air (gram)

    (W2-W3) = berat tanah kering (gram)

    4.2.3 Pengukuran Kadar Karbon dan Nitrogen

    Tanah yang telah disampling dikering udarakan atau dikeringkan

    menggunakan oven pada suhu 50o C selama satu jam dan diayak dengan ayakan

    0.5 mm. Sampel tanah yang telah homogen kemudian ditimbang sebanyak 0.1

  • gram serta dibungkus dengan aluminium foil, kemudian diukur dengan TruSpec

    CN Analyzer.

    Pengukuran blanko dilakukan dengan membuka file di front panel,

    kemudian klik insert, kemudian pilih menu blank, blanko dianalisis dengan

    menyentuh menu analyze, tunggu sampai 6 menit pengukuran blank selesai. Menu

    blank disentuh dengan menyentuh configuration di front panel, klik nilai yang

    terkecil dan tekan OK.

    Tahap selanjutnya dilakukan pengukuran standar dengan membuat

    metode, tombol method dari front panel disentuh, kemudian tombol add method

    disentuh, lalu dimasukkan nama method, kemudian tombol OK disentuh sehingga

    methode tersimpan, sebanyak 0.1000 g standar ditimbang menggunakan

    pembungkus khusus, tombol tanda penimbangan ditekan dan berat sampel akan

    tersimpan di computer. Menu analyze disentuh untuk memulai pengukuran,

    selanjtnya dilakukan drift standar, dengan menyentuh configuration pada front

    panel lalu menu drift dipilih, standar kontrol batas terendah batas tertinggi dilihat

    jika masuk nilai standar lalu tombol OK ditekan atau tombol cancel untuk

    membatalkan.

    Tahap selanjutnya dilakukan pengukuran sampel dengan membuat metode,

    tombol method dari front panel disentuh, kemudian tombol add method disentuh,

    lalu dimasukkan nama method, kemudian tombol OK disentuh sehingga methode

    tersimpan, sebanyak 0.1000 g sampel ditimbang menggunakan pembungkus

    khusus, tombol tanda penimbangan ditekan dan berat sampel akan tersimpan di

    komputer. Menu analyze disentuh untuk memulai pengukuran. Analisis berjalasn

    selama 6 - 7 menit (Joseph 2011).

    4.2.4 Penetapan Jumlah Karbondioksida Tanah

    Tanah lembab dimasukkan ke dalam 1.0 liter botol 100 g dan dua beaker

    kecil yang berisi 10 ml 0.2 N KOH dan 10 ml air. Botol ditutup sampai kedap

    udara, kemudian diinkubasi ditempat yang gelap selama 1 minggu . Pada akhir

    masa inkubasi jumlah CO2 ditentukan dengan cara titrasi. Pada akhir masa

    inkubasi 2 tetes indikator penolptalein ditambahkan ke dalam beaker KOH

    dilanjutkan penambahan HCl sampai warna merah hilang. Volume HCl yang

    diperlukan dicatat. Selanjutnya ditambahkan 2 tetes metil oranye dan dititrasi lagi

    dengan HCl sampai warna kuning berubah menjadi merah muda. Larutan HCl

    yang digunakan distandardisasi untuk menentukan konsentrasi HCl yang

    sebenarnya. Sebanyak 600 mg borak dilarutkan dalam labu 100 ml dengan

    akuades. Larutan borak dititrasi dengan larutan HCl. Kemudian dihitung

    konsentrasi HCl yang sebenarnya dan jumlah total karbondioksida sampel tanah

    (Anas 1989).

    dengan, a = ml HCl untuk contoh tanah

    b = ml HCl untuk blanko

    t = normalitas HCl

    n = jumlah hari inkubasi

  • 4.2.5 Perhitungan Jumlah Total Mikroorganisme Tanah

    Larutan fisiologis (8.5 g NaCl) dilarutkan dalam 1 liter akuades. Tabung

    reaksi diisi dengan larutan fisiologis sebanyak 9 ml, selanjutnya ke dalam

    erlenmeyer ditambahkan larutan fisiologis sebanyak 90 ml. Selanjutnya tabung

    reaksi dan erlenmeyer ditutup dengan kapas. Larutan fisiologis diatutoklaf selama

    20 menit pada suhu 120oC.

    Sampel tanah ditimbang sebanyak 10 g dan dicampurkan ke dalam 90 ml

    larutan fisiologis. Kemudian sampel dikocok selama 30 menit. Selanjutnya dibuat

    seri pengenceran sampel tanah yaitu 10-1, 10-2, 10-3, 10-4,10-5, 10-6, dan 10-7 (Anas

    1989).

    4.2.6 Penentuan Derajat Keasaman Tanah (pH Tanah)

    Tanah yang telah dikering anginkan ditimbang sebanyak 10 gram,

    ditambahkan 25 ml air bebas ion kemudian dikocok selama 30 menit. Suspensi

    tanah diukur secara potensiometri menggunakan elektroda gelas kolomel (pH

    meter) yang telah dikalibrasi dengan menggunakan larutan buffer pH 7,0 dan pH

    4,0. Sebanyak 25 ml KCl 1 N dimasukkan kedalam botol, kemudian dikocok

    kembali selama 30 menit dan diukur kembali kemasamannya (Kurnia 2006)

    5 HASIL DAN PEMBAHASAN

    Tanah yang digunakan didalam penelitian merupakan tanah tanaman

    kemangi. diambil dari perkebunan tanaman kemangi yang berasal dari daerah

    Salabenda, Kabupaten Bogor. Sampling tanah dilakukan pada tiga waktu yang

    berbeda yaitu pagi, siang dan malam hari, hal ini dilakukan untuk melihat kadar

    C, N, dan aktivitas mikroorganisme yaitu total mikrobra dan total CO2 dari ketiga

    waktu tesebut.

    Sampel tanah juga diambil pada tiga titik, titik 1 merupakan tanah sebelum

    tanam, titik 2 merupakan tanah saat tanam, dan titik 3 merupakan tanah saat

    panen. Tanah diambil pada kedalaman 20 cm tepat didekat akar tanaman, karena

    pada kedalaman 20 cm pertumbuhan tanaman akan sangat baik dan ketersediaan

    unsur hara tergolong tinggi. Sampel tanah yang telah diambil, disimpan didalam

    botol kedap udara untuk menghindari kontaminasi dari unsur lain yang akan

    bereaksi dengan sampel tanah. Analisa dilakukan dimulai dari pengukuran kadar

    air, dilanjutkan preparasi sampel untuk analisis kadar Karbon dan Nitrogen,

    pengukuran kemasaman tanah (pH tanah), respirasi tanah (jumlah total

    karbondioksida), dan akhir analisis penentuan jumlah total mikroorganisme.

    5.1 Kadar Air

    Kadar air menunjukkan kemampuan tanah dalam menyimpan air pada saat

    tanah ada dalam kondisi kering udara. Hal ini sangat penting untuk diketahui,

    dalam rangka mengatur air irigasi (Yuliana 2011). Berikut merupakan rerata

    pengukuran kadar air sampel tanah yang diambil saat pagi, siang, dan malam

    sebelum tanam, saat tanam, dan saat panen.

  • Gambar 3 Rerata pengukuran kadar air sampel tanah yang diambil saat pagi,

    siang, dan malam sebelum tanam, saat tanam, dan saat panen.

    Berdasarkan pemaparan kadar air pada gambar 3, menunjukkan kadar air

    yang sangat rendah pada pagi sebelum tanam yaitu sebesar 37.4%, artinya pada

    saat tanah berada dalam keadaan kering udara ternyata tanah masih mampu

    menyediakan air sebanyak 37.4% bagi tanaman. Sesuai dengan penelitian Yuliana

    (2011). Jika air tersebut habis, maka tanaman akan menggunakan air yang ada

    dalam dirinya untuk berbagai kepentingan fisiologis yang menyebabkan tanaman

    menjadi layu. Tekstur tanah juga mempengaruhi, dimana tanah mineral memiliki

    tekstur kasar dengan kadar pasir 60% karena tanah mineral dihasilkan dari

    pecahan-pecahan batuan dan berwarna kemerahan (Hardjowigeno 1993). Karena

    tanah-tanah bertekstur pasir, butir-butirnya berukuran lebih besar, maka setiap

    satuan berat (misalnya setiap gram) mempunyai luas permukaan yang lebih kecil

    sehingga sulit menyerap (menahan) air. Hal ini sesuai dengan pendapat

    Hardjowigeno (1993), yang menyatakan bahwa tanah-tanah bertekstur kasar

    mempunyai daya menahan air lebih kecil daripada tanah bertekstur halus.

    5.2 Pengukuran Kadar Karbon dan Nirogren

    Pengukuran kadar Karbon dan Nitrogen pada tanah yang berasal dari tanaman kemangi menggunakan instrumen Leco TruSpec Carbon Nitrogen

    Analyzer. Adapun prinsip dari Leco Truspec CN Analyzer adalah instrumen

    pembakaran otomatis untuk analisis Karbon dan Nitrogen total tanah. Karbon

    ditangkap oleh detektor infra red (IR) sedangkan nitrogen ditentukan oleh thermal

    conductivity detector (TCD). Sebelum melakukan analisa, dilakukan preparasi

    sampel terlebih dahulu. Sampel tanah dikeringkan menggunakan oven dengan

    suhu 50OC untuk menghindari kehilangan air yang besar dan penguapan unsur lain

    seperti nitrogen, karena sifat nitrogen yang mudah menguap. Setelah dikeringkan

    sampel dihaluskan dengan cara ditumbuk menggunakan mortar dan disaring

    hingga partikel sampel 0.5 mm. Setelah melakukan proses ini sampel tanah siap

    untuk dianlisis kadar C dan N.

    Instrumen dioperasikan dan dilakukan pemantauan sistem melalui monitor,

    sebelum analisa C dan N pada sampel tanah dilakukan, terlebih dahulu dilakukan

    pengecekan alat apakah alat sudah siap digunakan atau belum yaitu dengan sytem

    check dan leak check. System Chek adalah cara cepat untuk menentukan apakah

  • sistem utama alat beroperasi dengan baik, analisa dapat dilakukan apabila hasil

    pada system check menunjukkan indikator hijau. Seperti ditunjukkan pada gambar

    4.

    Gambar 4 Hasil pemeriksaan system check

    Sistem check melakukan pemantauan terhadap sistem utama alat, yaitu

    network communications (jaringan elektronik), solenoid active (pengaktifan katup

    solenoid), solenoid off (katup solenoid non aktif), Pneumatic and Helium

    Pressures (Tekanan udara berkisar 38 42 psi, Tekanan Helium berkisar 10 13.1 psi). Kemudian sistem pressure merupakan pemeriksaan bahan bakar

    (Combustion pressure) kisaran tekanannya 0-2 psi, oksigen yang masuk

    (incoming oxygen) kisaran tekanannya 30-40 psi, dan tekanan TC ballast (TC

    ballast pressure) kisaran tekanannya 700-780 mmHg. System temperature

    melakukan pemeriksaan terhadap TE Cooler kisaran suhu berkisar 2OC 10OC, suhu oven berkisar 50OC, dan oven heater suhu berkisar 5OC 55OC. Sytem Oxygen Low Flow tekanan berkisar 0,19-0,41 lpm, oxygen high flow tekanan

    berkisar 3,99 5,01 lpm. System IR and TC Cell Values memeriksa tegangan apakah berada dijarak yang tepat, kisaran tegangan IR Cell output 1.0 - 4.8 volts,

    dan kisaran tegangan TC Cell output 0.1 1.5 volts. Sistem leak check secara otomatis memeriksa adanya kebocoran gas

    pembakar (oksigen) dan aliran helium dari instrumen. Jika pemeriksaan sistem

    leak chek gagal, dilakukan uji tersegmentasi untuk menentukan bagian dari sistem

    yang bocor. Selama 60 detik tekanan sistem diukur, yaitu overpressure (graph)

    nilai tekanan 2,5 mmHg jika melebihi nilai tekanan maka akan terjadi kebocoran

    pada instrument. Pemeriksaan juga dilakukan pada leak (graph) nilai tekanan

    tidak boleh di bawah 5 mmHg. Jika sistem-sistem ini gagal maka analisis tidak

    akan berjalan dan jika dilanjutkan maka akan terjadi hasil analisa yang buruk.

    Berikut hasil pemeriksaan system leak check ditampilkan pada gamabar 5.

    Gambar 5 Hasil pemeriksaan sistem leak check

    Apabila hasil pengukuran system check dan leak check passed, selanjutnya

    dilakukan analisa mulai dari blanko, standar dan sampel. Kadar C dan N pada

    blanko harus sekecil mungkin, untuk menyeimbangkan kadar C dan N sampel

  • tanah yang kecil. Sedangkan pengukuran standar ditimbang menggunakan

    aluminium foil, karena alumunium foil mudah dibentuk, ringan dan mudah

    terbakar sehingga tidak membahayakan alat. Pengukuran standar juga dilakukan,

    standar yang digunakan ialah standar soil 502-309 yang disediakan oleh

    Laboratory Equipment Corp (LECO). Pengukuran %C dan %N harus masuk

    kisaran nilai standar soil 502-309, Kisaran nilai standar yaitu % C sebesar 12,25

    0.34 dan % N 1.03 0.05. Jika % C dan %N standar tidak memenuhi, maka hasil

    pengukuran %C dan %N terhadap sampel akan buruk.

    Pertama-tama sampel tanah diolah dalam crucible (cawan keramik).

    Sampel dipanaskan pada suhu 950oC (tungku pertama). Gas-gas akan melewati

    perangkap uap (quartz wool strip), alumina oxide pellets untuk menjerap logam-

    logam aluminium dan menjerap sisa-sisa pembakaran yang mengganggu.

    Pemanasan dipercepat menggunakan reagent furnace, kemudian uap melewati

    magnesium oksida untuk menjerap sulfur dan unsur lain seperti magnesium. Gas

    selanjutnya masuk ke honeycomb ceramic terjadi pemurnian antara karbon dan

    oksigen, sehingga CO dirubah menjadi CO2, dan karbon sebagai CO2 ditangkap

    oleh detektor inframerah (IR) yang mucul sebagai %C pada layar monitor. Setelah

    campuran karbon dan oksigen dimurnikan, secara otomatis gas O2 berubah

    menjadi gas pembawa helium, melewati tembaga panas (tunggu kedua) bersuhu

    850oC, sehingga oksigen hilang dan mengubah NOx ke N2 dan kemudian gas

    mengalir melalui Lecosorb untuk menghilangkan karbondioksida, kemudian

    melewati Anhydrone untuk menghilangkan uap air, selanjutnya uap N2 masuk ke

    Sel konduktivitas termal (TCD) akan menentukan kandungan nitrogen yang

    mucul pada monitor sebagai % N (Joseph 2011).

    5.1.1 Hasil Pengukuran Nitrogen

    Setelah dianalisis kadar unsur N tertinggi terdapat pada tanah pada lahan

    pagi titik 1 sebelum tanah ditanami yaitu sebesar 0,3183% dan kadar unsur N

    terendah terdapat pada lahan pagi titik 3 saat panen sebesar 0,2158%. Gambar 6

    merupakan hasil pengukuran kadar nitrogen.

    Gambar 6 Kadar unsur N lahan kemangi

    Besarnya kadar unsur N sebelum tanam pada lahan di setiap perlakuan,

    dipengaruhi oleh masih terdapatnya sisa-sisa tanaman dan pupuk yang mengendap

    di tanah. Gambar 3 menunjukkan kadar N analisis terhadap cuplikan lahan

  • kemangi sebelum tanam, saat tanam, dan saat panen. Kadar unsur N yang tinggi

    dimungkinkan adanya pupuk yang diberikan pada tanaman sebelumnya dan

    diduga belum terjadi proses mineralisasi secara sempurna sehingga belum terserap

    sepenuhnya oleh tanaman. Terjadinya mineralisasi didukung dengan kondisi

    lingkungan yang sesuai untuk terjadinya proses itu, yaitu temperatur, lengas, dan

    ciri-ciri tanah.

    Tingginya kadar nitrogen pada lahan sebelum tanam, dimungkinkan telah terjadi mineralisasi secara sempurna akibat pemupukan sebelumnya sehingga N tersedia pada

    tanah dan selajutnya dapat diserap oleh tanaman. Jasad-jasad renik yang bersimbiosa

    dengan tanaman kemangi yang terdapat bintil-bintil akar (nodula) juga dapat mengikat N

    dari udara sehingga N tersedia cukup banyak. Sedangkan kecilnya kadar N pagi saat

    panen dalam tanah dikarenakan jumlah nitrogen diangkut tanaman cukup banyak. Selain

    itu pula, senyawa N-organik sangat larut dan mudah hilang akibat pencucian dan

    penguapan gas NH3 (Sutedjo 2008). Pada setiap tanaman kemangi, penyerapan unsur hara berbeda-beda. Dalam

    tanah yang dipupuk seringkali sangat lambat menyediakan N dalam tanah, karena

    harus mengalami proses perubahan yang disebut mineralisasi, yaitu pelepasan N

    organik menjadi N yang tersedia bagi tanaman yaitu NH4+ yang melibatkan

    mikroba heterotroph yaitu bakteri dan kapang serta melalui berbagai tahapan.

    Bahan organik tanah mengandung N sekitar 5%, sekitar 1-4% dari N organik

    mengalami mineralisasi setiap tahunnya.

    5.1.2 Hasil Pengukuran Karbon

    Karbon merupakan salah satu komponen utama penyusun bahan organik

    yang berpengaruh terhadap sifat fisik, kimia dan biologi tanah yang selanjutnya

    berpengaruh terhadap tingkat kesuburan tanah. Setelah dilakukan pengukuran

    kadar karbon organik terhadap cuplikan lahan kemangi sebelum tanam, saat

    tanam, dan saat panen yang diambil saat pagi, saiang, dan malam hari diperoleh %

    karbon seperti gambar 2 berikut.

    Gambar 7 Kadar unsur C lahan kemangi

    Berdasarkan standar pengukuran Balai Penelitian Tanah (1994) pada

    Lampiran 8, kadar rerata karbon organik pada tanah yang diambil pagi sebelum

    tanam, pagi saat tanam, pagi saat panen, siang sebelum tanam, siang saat tanam,

    malam sebelum tanam, malam saat tanam, dan malam saat panen termasuk dalam

  • kisaran sedang. Sedangkan pada tanah siang saat panen termasuk dalam kisaran

    rendah.

    Rendahnya kandungan C-organik dalam tanah menyebabkan rendahnya

    keragaman mikroorganisme yang menguntungkan di dalam tanah.

    Mikroorganisme tersebut berfungsi mengubah bahan-bahan organik menjadi

    bahan anorganik yang dapat diserap oleh akar tanaman. Rendahnya keragaman

    mikroorganisme dalam tanah menyebabkan unsur hara yang diserap oleh tanaman

    akan berkurang. Dengan demikian, kandungan C-organik yang rendah juga akan

    menimbulkan masalah produktivitas tanaman yang rendah (Jameela 2011).

    5.1.3 C/N Rasio

    Berdasarkan hasil analisa C organik dan Nitrogen maka akan diketahui

    hubungan C/N di dalam tanah yang juga memiliki arti penting seperti apakah

    terjadi kompetisi antara jasad renik dan tanaman terhadap kebutuhan unsur hara

    nitrogen. Selanjutnya C/N berguna untuk mengetahui tingkat pelapukan dan

    kecepatan penguraian bahan organik serta tersedianya unsur hara nitogen dalam

    tanah. Adnyani (1998) menyebutkan bahwa peningkatan Nitrogen dalam tanah

    disebabkan oleh bakteri dan mikroorganisme yang terdapat dalam pupuk yang

    diberikan terutama pupuk kompos, sehingga mampu merombak pupuk organik

    yang diberikan ke dalam tanah.

    Ditinjau dari kriteria penilaian sifat-sifat kimia tanah BPPT (1994) pada

    Lampiran 8, hasil analisis C/N rasio tanah penelitian pada tanaman kemangi

    tergolong rendah hingga sedang yaitu berkisar antara 7 11. Sampel tanah yang diambil pada malam hari saat panen disimpulkan bahwa mikroorganisme lebih

    optimal merombak unsur N dalam tanah karena memiliki rasio C/N sedang yaitu

    11 C/N rendah cenderung dirombak lebih cepat dibandingkan dengan bahan

    tanaman yang mempunyai nisbah C/N tinggi. Seperti pada tanah siang saat tanam

    dan jenis tanah lain yang memiliki C/N rasio rendah artinya penguraian dan

    pelapukan bahan organik berjalan cepat. Walaupun kadar karbon organik yang

    diperoleh tinggi namun rasio C/N yang diperoleh tidak mendekati rasio C/N

    tanah, maka bahan organik tidak maksimal dirombak oleh mikroorganisme

    menjadi bahan yang dapat digunakan oleh tanaman. Perubahan nisbah ini

    berkaitan dengan iklim terutama suhu dan curah hujan. Waktu pengambilan

    sampel berbeda-beda, sehingga suhu dan cuaca menyebabkan nisbah C dan N

    dari tanah ke tanah lain juga berbeda.

    5.3 Repirasi Tanah

    Respirasi tanah menunjukkan aktivitas mikroorganisme berdasarkan jumlah

    CO2 yang dihasilkan oleh mikroorganisme. Jumlah CO2 ditetapkan dengan

    melakukan metode sederhana. Prinsipnya adalah menetapkan jumlah CO2 yang

    dihasilkan oleh mikroorganisme tanah sehingga akan diketahui besarnya respirasi

    yang terjadi. Sampel tanah dianalisis dari masing-masing titik dimasukkan ke

    dalam toples kemudian dimasukkan pula tabung kecil yang berisi akuades yang

    diletakkan disisi toples serta tabung berisi KOH pada sisi toples lainnya. Toples

    kemudian ditutup dan tanah diinkubasi selama 1 minggu.

  • Akuades yang diletakkan di dalam toples berfungsi untuk menyuplai

    oksigen yang akan digunakan mikroorganisme yang ada di dalam sampel tanah

    tersebut untuk berespirasi. Hasil respirasi yang ada yaitu berupa karbondioksida

    akan diikat oleh KOH yang juga diletakkan di dalam toples. Larutan KOH inilah

    yang nantinya akan dititrasi untuk dapat mengetahui jumlah CO2 yang diikat di

    dalamnya (jumlah CO2 yang dilepas mikroorganisme).

    Proses titrasi yang dilakukan pada larutan KOH tersebut berlangsung selama

    2 tahap. Proses pertama yaitu mentitrasi larutan KOH menggunakan indikator

    fenolftalein. Indikator ini digunakan karena larutan bersifat asam. Reaksi kimia

    yang berlangsung adalah K2CO3 + HCl - - > KCl + KHCO3. Reaksi tersebut

    menunjukkan adanya pengikatan antara hidrogen dengan K2CO3 menjadi senyawa

    yang lebih kompleks. Pada tahap belum dapat mengetahui jumlah CO2 yang

    terkandung di dalam larutan tersebut sehingga dilanjutkan dengan titrasi

    berikutnya yaitu menggunakan indikator metil oranye sebagai indikator kelebihan

    basa. Reaksi kimia yang berlangsung yaitu KHCO3 + HCl - - > KCl + H2O +

    CO2. Pada reaksi diatas dapat diketahui hasilnya yaitu terjadi proses penguraian

    menjadi KCl, H2O, dan CO2 sehingga jumlah dari CO2 yang sudah terlepas

    tersebut dapat diketahui yaitu berdasarkan volume dari HCl yang dibutuhkan

    selama proses titrasi kedua dan memasukkannya ke dalam rumus perhitungan.

    Sebelum itu, dicari juga volume titrasi blanko terlebih dahulu.

    Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kandungan CO2 yang paling

    besar berasal dari sampel tanah pagi sebelum tanam yaitu sebesar 8.1 kg/hari,

    serta hasil terendah diperoleh pada sampel tanah malam saat tanam yaitu sebesar

    1.00 kg/hari. Kandungan CO2 yang tinggi menunjukkan bahwa tingkat respirasi

    yang paling tinggi dan juga menunjukkan total mikroorganisme yang paling

    banyak (Anas 1989).

    5.4 Total Mikroorganisme Tanah

    Total mikroorgasnisme dilakukan dengan metode agar cawan. Cara ini

    dimulai dengan pembuatan larutan tanah sebagai pembiakan sel mikroorganisme

    didalam larutan fisiologis, larutan fisiologis ini mengandung NaCl, karena NaCl

    sebagai sumber mineral mikroba yang mana dibutuhkan untuk menjaga sel

    mikroba tetap dalam keadaan yang isotonis, sehingga sel mikroba tidak pecah

    (Anas 1989). Kemudian dilakukan pengenceran, pengenceran ini dilakukan

    berdasarkan prinsip dari metode hitungan cawan yakni menganggap bahwa setiap

    sel yang dapat hidup akan berkembang menjadi 1 koloni dan koloni tersebutlah

    yang nantinya akan dihitung. Hasil dari metode hitungan cawan menggunakan

    suatu standar yang disebut dengan Standart Plate Counts (SPC). Standar tersebut

    adalah cawan yang dipilih dan dihitung mengandung jumlah koloni antara 30-300

    (Anas 1989). Sehingga apabila pengenceran terlalu tinggi maka sejumlah koloni

    yang tumbuh akan sangat sedikit untuk dihitung, dan apabila pengenceran terlalu

    rendah maka koloni akan sangat banyak untuk dihitung.

    Setelah dilakukan pengenceran, kemudian dilakukan isolasi

    mikroorganisme. Untuk menghitung total bakteri dipilih serial pengenceran 10-6.

    Cara mengisolasinya adalah dengan mengabil larutan tanah 1 ml dari serial

    pengenceran tersebut kemudian dituangkan di cawan petri kosong yang

  • selanjutnya dituangkan 12-15 ml media Natrium Agar (NA). Cawan tersebut

    kemudian diinkubasi dan disusun secara terbalik untuk mencegah jatuhnya uap air

    ke media, kemudian dilakukan pengamatan. Setelah dihitung jumlah koloni per

    cawan adalah 33 271 dalam pengenceran 10-6, jumlah ini masih berada dikisaran menurut Standart Plate Counts (SPC). Perhitungan jumlah total mikroorganisme

    berdasarkan perhitungan Quebec Colony Counter. jumlah koloni percawan

    dikalikan dengan faktor pengenceran, hasil ini dikonversikan ke jumlah

    mikroorganisme di dalam 1 gram tanah mutlak, bila bobot tanah yang digunakan

    10 gram maka perhitungan mikroorganisme total ialah 1/10 g rata-rata koloni.

    Satuan yang digunakan ialah Satuan Pembentuk Koloni (SPK) per gram tanah

    kering mutlak (Anas 1989).

    Hasil pengamatan dan perhitungan jumlah total mikroorganisme didapatkan

    tinggi pada sampel tanah pagi sebelum tanam yaitu sebesar 99.1x106 SPK/gram

    tanah dan total mikroorganisme tanah yang terendah juga didapatkan pada sampel

    tanah malam saat tanam yaitu sebesar 3.2 x106 SPK/gram tanah. Berdasarkan

    hasil tersebut didefinisikan sebanyak 3.2x106 SPK/gram hingga 99.1x106

    SPK/gram mikroorganisme yang bekerja merombak bahan-bahan organik didalam

    tanah tanaman kemangi. Rendahnya total mikrooganisme diduga akibat adanya

    penyerapan jasad-jasad mikroorganisme oleh akar tanaman sehingga ketersediaan

    mikroorganisme berkurang.

    5.4 Hasil Pengukuran Kemasaman Tanah

    Keasaman atau kealkalian (pH) tanah adalah suatu parameter penunjuk

    keaktifan ion H+ dalam suatu larutan, yang berkesetimbangan dengan H tidak

    terdisosiasi dari senyawa-senyawa dapat larut dan tidak larut yang ada di dalam

    sistem (Poerwowidodo 1991). Nilai pH tanah dapat digunakan sebagai indikator

    kesuburan kimiawi tanah karena dapat mencerminkan ketersediaan hara dalam

    tanah. Tingkat keasaman (pH) tanah memiliki arti yang sangat penting baik dalam

    proses biologi maupun kimia tanah, karena sangat berpengaruh terhadap proses

    peruraian mineral serta terhadap penyerapan hara dan mineral-mineral tanah

    sebagai nutrisi bagi tanaman (Yuliana 2011).

    Pengukuran pH tanah dilakukan dengan metode elektrometrik

    menggunakan pH meter, menggunakan pelarut H2O dan KCl 1 N. Dilakukan

    pengukuran pH tanah aktual (pH H2O) dan pH tanah potensial (pH KCl). pH

    tanah aktual menunjukkan kosentrasi H+ dalam larutan tanah sesuai dengan

    kondisi alam sebenarnya sedangkan pH tanah potensial menunjukkan nilai pH

    tanah setelah H+ dalam kompleks jerapan didesak keluar dan masuk kedalam

    larutan tanah oleh kation lain (Poerwowidodo 1991). Gambar 8 menunjukkan

    hasil pengukuran pH tanah aktual (pH H2O) dan pH tanah potensial (pH KCl)

    pada sampel yang diambil saat pagi hari , siang hari, dan malam hari sebelum

    tanam, saat tanam, dan saat panen.

  • Gambar 8 Rerata pH Aktual (H2O), Potensial (KCl), dan pH pada sampel yang diambil pada malam pagi, siang, dan malam sebelum tanam, saat

    tanam, dan setelah panen.

    Hasil pengukuran pH menggunakan bahan pengekstrak H2O diperoleh hasil

    pH yang menunjukkan keadaan mulai dari masam hingga mendekati netral (agak

    masam), golongan ini menurut kriteria penilaian sifat-sifat kimia tanah LPPT

    (1994). pH H2O pada tanah tanaman kemangi diambil saat pagi titik 3, siang titik

    1, dan siang titik 2 tergolong masam pH berkisar 5.11 5.28. Hal ini diduga akibat dekomposisi bahan organik yang dapat menghasilkan asam-asam dominan.

    Pada tanah pagi titik 1, pagi titik 2, siang titik 3, malam titik 1, malam titik 2, dan

    malam titik 3 tergogolng tanah agak masam, pH agak asam menunjukkan pH

    yang mendekati netral, pH H2O dapat meningkat menjadi netral akibat lingkungan

    seperti pemupukan sehingga. Tanah yang agak masam (mendekati netral) hal ini

    kemungkinan akibat kurangnya penggunaan pupuk kompos kotoran hewani yang

    disebar dilahan kemangi, mengakibatkan adanya kontribusi bahan organik ke

    dalam larutan tanah yang dapat melepaskan ion OH-. Dimana, secara kimia bahan

    organik berperan aktif dalam pengikatan ion sehingga menjadikannya tersedia

    bagi tanaman. Mekanismenya yaitu dengan mengikat kation-kation sebagai

    senyawa kompleks sehingga tidak terhidrolisis lagi. Proses dari terjadinya ikatan

    kompleks antara logam dengan asam organik biasanya terjadi ketika

    bertambahnya asam organik dalam tanah yang menyebabkan terjadinya reaksi

    pertukaran ligan antara anion-anion organik yang berupa asam-asam organik

    seperti asam humat dan asam fulvat terhadap OH bebas. Pertukaran ini mengakibatkan peningkatan ion OH- dalam larutan tanah sehingga nilai pH H2O

    meningkat (Ariyanto 1995).

    pH potensial bertujuan untuk mengukur ion H+ selain dalam larutan tanah

    juga dalam kompleks jerapan tanah. Pengkuran pH potensial dengan larutan

    pengekstrak KCl baik pada sampel tanah yang diambil saat pagi, siang dan malam

    hari lebih rendah satuan pH dibanding menggunakan pelarut H2O, karena pada

    pengukuran pH aktual bahan pendesaknya adalah H2O yang tidak dapat

    membebaskan ion H+ dalam kompleks jerapan tanah, dan pH potensial bahan

  • pendesaknya KCl yang mampu melepaskan ion H+ di dalam jerapan tanah

    menjadi H bebas.

    5.5 Gabungan Hasil yang diperoleh

    Berikut ini ialah hasil gabungan rerata pH H2O, kadar air (%), kadar karbon

    organik (%), Nitrogen total (%), C/N rasio, total CO2 (Kg/hari), dan total

    mikroorganisme (SPK/gram tanah) yang diperoleh.

    Tabel 2 Hasil Gabungan Kadar Rerata Parameter yang diuji

    Jenis Tanah pH H2O % C % N C/N CO2

    Pagi sebelum tanam 5,82 2,8490 0,3183 8.95 8,71

    Pagi saat tanam 5,75 2,2089 0,2600 8.49 4,06

    Pagi saat panen 5,11 2,1000 0,2158 9.73 1,34

    Siang sebelum tanam 5,13 2,7553 0,2909 9.47 5,15

    Siang saat tanam 5,28 2,2772 0,2633 8.64 2,26

    Siang saat panen 5,6 2,0030 0,2527 7.92 1,67

    Malam sebelum tanam 6,19 2,3657 0,2472 9.60 3,32

    Malam saat tanam 6,08 2,2683 0,2544 8.91 1.00

    Malam saat panen 6,25 2,0854 0,1883 11,07 4,15

    Kisaran Rendah dan Sangat Rendah

    Kisaran Sedang

    Mendekati nilai CO2 tanah 5 10 Tanah berada dalam kesimbangan 1 5 Agak Masam

    Mendekati C/N tanah 10 12

    Hasil gabungan parameter yang diuji ini menunjukan bahwa, pH tanah

    tanaman kemangi tergolong masam hingga mendekati netral, pada pH tanah

    masam kelarutan unsur-unsur hara menentukan ketersediaan hara bagi tanaman.

    Umumnya unsur hara mudah diserap oleh akar tanaman pada pH netral 6-7,

    karena pada pH tersebut sebagian besar unsur hara mudah larut di dalam air

    (Novizan 2007).

    Kandungan C organik dalam tanah tanaman kemangi tergolong rendah

    hingga sedang. Rendahnya kandungan C organik menyebabkan rendahnya

    keragaman mikroorganisme yang menguntungkan di dalam tanah.

    Mikroorganisme tersebut berfungsi mengubah bahan-bahan organik dapat diserap

    oleh akar tanaman. Rendahnya keragaman mikroorganisme dalam tanah

    menyebabkan unsur hara yang diserap oleh tanaman akan berkurang.

    Tanaman merupakan organisme autotrof yang dalam pertumbuhannya

    memerlukan hara. Pelepasan hara tanaman seperti N-organik dan C-organik yang

    berasal dari bahan induk tanah ataupun dari bahan organik diawali oleh proses

    mineralisasi (perombakan), proses mineralisasi ini tidak akan berlangsung tanpa

  • adanya peran organisme tanah (Subowo et all 2010). Gambaran dari hasil

    penelitian sebanyak 3.9106 hingga 20.1106 SPK/gram tanah tanah kemangi

    telah merombak unsur hara C dan N yang menyebabkan unsur hara tersebut

    dilepaskan dalam bentuk tersedia bagi tanaman kemangi. Unsur hara C dan N

    organik yang teredia didalam tanaman kemangi tergolong rendah hingga sedang

    menurut kriteria sifat-sifat kimia tanah BPT (1994) Lampiran 8.

    Tingginya bahan organik tanah akan meningkatkan respirasi tanah. Hasil

    penelitian ini mengungkapkan bahwa tanah yang mengandung C-organik tinggi

    memiliki total mikroorganisme yang tinggi pula, hasil ini sesuai dengan teori

    menurut Anas (1989). Sebaliknya tanah yang mengandung C-organik rendah akan

    diikuti dengan rendahnya total mikroorganisme tanah. Aktivitas mikroorganisme

    tanah akan menurun dan tertekan pada kondisi lingkungan yang kritis seperti

    bahan organik, suhu tanah, dan kelembaban tanah. Perubahan kandungan bahan

    organik yang rendah akan mempengaruhi populasi mikroorganisme tanah.

    6 SIMPULAN DAN SARAN

    6.1 Simpulan

    Berdasrkan hasil penelitian indikator kualitas tanah yang diuji hasil kadar C-

    organik, N-organik, C/N rasio tergolong rendah hingga sedang yaitu kadar yang

    diperoleh berturut turut 2.0030% - 2.8490%, 0,1883% - 0.3183%, dan 1.00%

    8.71%. Respirasi tanah tanaman kemangi diperoleh hasil mulai dari 1 8.71

    kg/hari. Total mikroorganisme yang berperan merombak bahan-bahan organik

    lahan tanaman kemangi sebesar 3.9x106 20.1x106 SPK/gram tanah. Serta tanah

    tanaman kemangi tergolong masam hingga mendekati netral, pH H2O berskisar

    mulai dari 5.11 6.25.

    6.2 Saran

    Perlu dilakukan analisis terhadap beberapa unsur hara penting lainnya

    seperti Natrium, Kalium, Fosfor dan lainnya, untuk lebih mengetahui tingkat

    kesuburan tanah. Selain itu perlu juga dilakukan analisis sifat kimia tanah untuk

    menentukan jenis tanah.

    DAFTAR PUSTAKA

    Adnyani dkk. 1998. Pengaruh pupuk organik kascing dan rustica yellow terhadap

    N dan P tanah dan hasil bawang putih. Laporan Penelitian. Jurusan Tanah

    fakultas Pertanian, Unud.

  • Anas I.1989. Petunjuk Laboratorium Biologi Tanah dalam Praktek. Departemen

    Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Pusat

    Antar Universitas Bioteknologi Institut Pertanian Bogor

    Ariyanto D P. 1995. Ikatan Kimia Antar Asam Organik Tanah dengan Logam.

    Ilmu Tanah Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret. Surakarta

    Balai Penelitian Tanah. 1994. Petunjuk Teknis Analisis Kimia Tanah, Tanaman,

    Air, dan Pupuk. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor

    Dariah A. 2005. Kualitas Tanah pada Lahan Usahatani Berbasis Tanaman Kopi

    (Studi Kasus di Sumber Jaya, Lampung Barat). Jurnal Tanah dan Iklim

    Hardjowigeno S. 1993. Ilmu Tanah. Edisi Baru. Akademika Pressindo. Jakarta.

    Joseph. 2011. TruSpec CN Carbon Nitrogen Determinator. Instruction Manual :

    USA

    Kurnia dkk. 2006. Sifat Fisis Tanah dan Metode Analisisnya. Balai Besar

    Penelitian dan Pengembangan Smberdaya Lahan Pertanian:Bogor

    Novizan. 2007. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. AgroMedia Pustaka. Jakarta

    Poerwowidodo M. 1991. Telaah Kesuburan Tanah. Angkasa. Bandung.

    Sutedjo M M.2008. Analisis Tanah, Air, dan Jaringan Tanaman. Jakarta:Rineka

    Cipta

    [SNI] Standar Nasional Indonesia. 2008. SNI 1965-2008:Cara uji penentuan kadar

    air untuk tanah dan batuan di laboratorium. Badan Standar Nasional.

    Subowo et all. 2010. Peranan Biologi Tanah dalam Evaluasi Kesesuaian Lahan

    Pertanian Kawasan Megabiodiversity Tropika Basah. Jurnal Sumberdaya

    Lahan Vol.4 No.2

    Watoni dkk. 2000. Studi Aplikasi Metode Potensiometri pada Penentuan

    Kandungan Karbon Organik Total Tanah. JMS Vol.5.No.1 Hal. 23-40

    Yuliana D. 2011. Implikasi Transformasi Pertanian Modern ke Organik Terhadap

    Perbaikan Kualitas Lingkungan Hidup. Jurnal Bumi Lestari. Vol. 11. No. 2.

    Hal 257-265. Universitas Hindu Indonesia. Denpasar

  • LAMPIRAN

    Lampiran 1 Struktur organisasi Laboratorium Departemen Ilmu Tanah dan

    Sumberdaya lahan

  • 10 gram contoh

    50 ml air bebas ion

    Kocok selama 30 menit

    Diukur dengan pH meter

    (pH aktif)

    10 gram contoh

    50 ml KCl 1 N

    Kocok selama 30 menit

    Diukur dengan pH meter

    (pH potensial)

    Lampiran 2 Bagan alir analisis praktek kerja lapangan

    Lampiran 3 Bagan alir analisis derajat keasaman tanah (pH tanah)

    Pengambilan Contoh Tanah

    Preparasi Contoh Tanah

    Analisis Tanah

    Kadar air

    Total

    mikroorganisme

    CO2 tanah

    Nitrogen

    Karbon

    Kemasaman (pH)

    Sebelum tanam Pagi

    Siang

    Sore

    Saat tanam

    Saat panen

  • Cawan porselin

    dikeringkan 1 jam

    Cawan didinginkan

    Sampel 40 gram

    Dimasukkan Cawan

    Ditimbang

    Cawan dan sampel

    ditimbang

    Dioven pada suhu 105O C

    Ditimbang dan dianalisis

    Lampiran 4 Bagan Alir Penentuan Kadar Air

    Ditimbang

  • Contoh tanah lembab

    Diinkubasi selama 1 minggu

    10 ml KOH 0.2 N

    10 ml KOH 0.2 N

    Lampiran 5 Bagan alir penentuan jumlah total karbondioksida tanah

    Analsis

    Tititrasi dengan HCl

    10 ml akuades

  • 8.5 gram NaCl (larutan

    fisiologis)

    Dilarutkan dengan

    1 liter aquades

    Dipipet 9 ml ke

    tabung reaksi

    Ditutup dengan kapas

    10 gram sampel ditimbang

    Dicampur dengan 90

    ml larutan fisiologis

    Dikocok 30 menit

    Diencerkan 10-1, 10-2, 10-3, 10-4, 10-5, 10-6, 10-7

    Lampiran 6 Bagan alir jumlah total mikroorganisme

    Diamati

    Dipipet 90 ml ke

    erlenmeyer

  • Sampel

    Loading Head

    Cruccible pada Suhu 950 C

    Detektor infra red (IR)

    Helium

    Lecosorb

    Lampiran 6 Bagan alir Truspec CN analyzer

    Anhydrone

    TCD

    Mangan dioksida

    %N

    %C

  • Lampiran 7 Kriteria penilaian sifat kimia tanah menurut lembaga pusat

    penelitian tanah (LPPT) bogor

    Parameter Sangat

    Rendah

    Rendah Sedang Tinggi Sangat

    Tinggi

    C (%)

    5

    N (%)

    0.75

    C/N (%) 25

    pH H2O

  • Contoh perhitungan kadar air pagi titik I ulangan I

    =

    = 44.1 %

    Lampiran 9 Data pengukuran analisis jumlah karbondioksida (kg/hari) sampel

    tanah

    Sampel Ulangan PP

    (ml)

    MO

    (ml)

    Titran

    (ml)

    Total CO2 (kg/hari)

    Rerata

    (kg/hari)

    Pagi Titik I I 4.30 13.90 9.60 8.02 8.71

    II 2.70 13.50 10.80 9.40

    Pagi Titik II I 4.10 10.10 6.00 4.00 4.06

    II 5.00 11.30 6.30 4.12

    Pagi Titik III I 5.30 9.80 4.30 1.00 1.34

    II 5.79 10.50 4.70 1.68

    Siang Titik I I 4.50 12.60 8.10 6.02 5.15

    II 4.90 11.30 6.40 4.28

    Siang Titik II I 4.80 9.00 4.20 1.00 2.26

    II 5.30 11.20 5.90 3.52

    Siang Titik III I 5.7 10.20 4.50 1.20 1.67

    II 6.8 11.80 5.00 2.15

    Malam Titik I I 5.10 11.60 6.50 3.89 3.32

    II 5.20 10.60 5.40 2.75

    Malam Titik II I 4.60 8.80 4.20 1.00 1.00

    II 6.00 10.10 4.10 1.00

    Malam Titik III I 5.30 11.80 6.50 3.88 4.15

    II 4.90 11.40 6.50 4.43

    Blanko I 12.50 16.10 3.60 PP = Penolftalein, MO = Metil Oranye

    Reaksi : K2CO3 + HCl => KCl + KHCO3

    KHCO3 + HC => KCl + H2O + CO2 Perubahan warna : Menjadi tidak berwarna (penolftalein)

    Kuning menjadi menjadi merah muda (metil oranye)

  • Contoh perhitungan total karbondioksida (kg/hari) pagi titik I ulangan I

    = = 8.02 kg/hari

    Lampiran 10 Data pengukuran standardisasi HCl 0.1 N

    Ulangan Titrat (ml)

    Titran (ml) N Rerata (N)

    I 10,00 1.40 0.0892 0.0892

    II 10,00 1.40 0.0892

    III 10,00 1.40 0.0892

    Indikator : Metil Oranye

    Perubahan Warna : Kuning menjadi merah

    Contoh perhitungan normalitas HCl ulangan I

    Gram borak yang ditimbang : 0.6 gram

    C borak =

    =

    = 0.0125 N

    C x N (HCl) = C x N (Borak)

    1.4 ml x N (HCl) = 10 ml x 0.0125 N

    N (HCl) = 0.0892

  • Lampiran 11 Data pengukuran keasaman tanah (pH tanah)

    Sampel Ulangan pH

    H2O

    pH

    KCl

    pH

    Rerata

    H2O

    Rerata

    KCl

    Rerata

    pH

    Pagi Titik I I 5.93 4.10 1.83

    5.82 4.15 1.67 II 5.72 4.20 1.52

    Pagi Titik II I 5.86 4.15 1.71

    5.75 4.12 1.63 II 5.65 4.10 1.55

    Pagi Titik III I 5.08 4.20 0.88

    5.11 4.25 0.86 II 5.15 4.30 0.85

    Siang Titik I I 5.09 4.84 0.25

    5.13 4.75 0.38 II 5.18 4.66 0.52

    Siang Titik II I 5.31 4.00 1.31

    5.28 4.25 1.03 II 5.25 4.50 0.75

    Siang Titik III I 5.64 4.81 0.83

    5.60 4.78 0.82 II 5.55 4.75 0.80

    Malam Titik I I 6.27 5.00 1.27

    6.19 4.98 1.21 II 6.10 4.95 1.15

    Malam Titik II I 6.16 4.90 1.26

    6.08 4.90 1.19 II 6.00 4.89 1.11

    Malam Titik

    III

    I 6.30 4.18 2.12 6.25 4.12 2.12

    II 6.20 4.07 2.13

  • Lampiran 12 Data pengukuran kadar karbon organik (%) dan nitrogen (%)

    tanah

    Sampel Ulangan Berat Kadar C/N ratio

    (g) %C %N

    Blanko I 1.0000 0.0063 0.0349 -

    Blanko II 1.0000 0.0065 0.0055 -

    Blanko III 1.0000 0.0057 0.0191 -

    Blanko IV 1.0000 0.0062 0.0115 -

    502-309 I 0,1001 1,2826 0,7515 -

    502-309 II 0,1002 1,2798 0,7802 -

    502-309 III 0,1002 1,2461 0,7281 -

    Pagi Titik I I 0,1003 2,8511 0,3495

    II 0,1003 2,8469 0,2872 8.9507

    rerata 2,8490 0.3183

    Pagi Titik II I 0,1003 2,2265 0,2684

    II 0,1003 2,1912 0,2516 8.4957

    rerata 2.2089 0.2600

    Pagi Titik III I 0,1003 2,1255 0,1871

    II 0,1003 2,0747 0,2445 9.7312

    rerata 2.1000 0.2158

    Siang Titik I I 0,1003 2,8088 0,3117

    II 0,1003 2,7018 0,2701 9.4716

    rerata 2.7553 0.2909

    Siang Titik II I 0,1003 2,2858 0,2602

    II 0,1003 2,2686 0,2664 8.6487

    rerata 2.2772 0.2633

    Siang Titik III I 0,1003 2,0628 0,2879

    II 0,1003 1,9433 0,2174 7.9264

    rerata 2.0030 0.2527

    Malam Titik I I 0,1003 2,3438 0,2558

    II 0,1003 2,3876 0,2386 9.6000

    Rerata 2.3657 0.2472

    Malam Titik II I 0,1003 2,2318 0,2473

    II 0,1003 2,3049 0,2615 8.9162

    rerata 2.2683 0.2544

  • Lanjutan lampiran 12 Data pengukuran kadar karbon organik (%) dan

    nitrogen (%) tanah

    Malam Titik III I 0,1003 2,1571 0,2129

    II 0,1003 2,0137 0,1638 11.0748

    rerata 2.0854 0.1883 502-309 (standar tanah)

  • Lampiran 13 Data pengukuran total mikroorganisme tanah

    Sampel Ulangan Pengenceran Jumlah koloni

    per cawan

    Total

    mikroorganisme

    (SPK/gram anah)

    Pagi Titik I

    I 10-6 232

    20.6x106 II 10-6 271

    I 10-6 238

    II 10-6 85

    Pagi Titik II

    I 10-6 110

    8x106 II 10-6 110

    I 10-6 51

    II 10-6 50

    Pagi Titik III I 10-6 230

    11.2x106 II 10-6 113

    I 10-6 50

    II 10-6 55

    Siang Titik I I 10-6 219

    19x106 II 10-6 206

    I 10-6 203

    II 10-6 170

    Siang Titik II I 10-6 97

    6.8x106 II 10-6 75

    I 10-6 53

    II 10-6 46

    Siang Titik III

    I 10-6 75 6.5x106

    II 10-6 70

    I 10-6 55

    II 10-6 60

    Malam Titik I

    I 10-6 43

    3.9x106 II 10-6 42

    I 10-6 37

    II 10-6 33

    Malam Titik II

    I 10-6 83

    5.8x106 II 10-6 60

    I 10-6 43

    II 10-6 44

  • Lanjutan lampiran 13 Data pengukuran total mikroorganisme tanah

    Sampel Ulangan Pengenceran Jumlah koloni

    per cawan

    Total

    mikroorganisme

    SPK/gram tanah

    Malam Titik

    III

    I 10-6 44

    4.6x106 II 10-6 52

    I 10-6 43

    II 10-6 43 SPK(Satuan pembentuk koloni)

    Contoh perhitungan total koloni contoh tanah pagi titik 1

    Rerata koloni percawan = = 206x106

    Mikroorganisme total (SPK/g) = 206x106 = 20.6x106 SPK/gram tanah

  • RIWAYAT HIDUP

    Penulis bernama Andike Rahma Nanda, dilahirkan pada

    tanggal 19 Mei 1994 di Padang Pasaman Barat. Penulis

    sebagai anak ke-2 dari empat bersaudara yang dilahirkan dari

    pasangan Rosnizar dan Hardanas. Penulis memasuki jenjang

    pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1

    Pasaman Barat pada tahun 2009 sampai tahun 2012. Penulis

    melanjutkan ke perguruan tinggi dan menjadi mahasiswa

    Program Diploma Institut Pertanian Bogor melalui jalur

    Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada program keahlian

    Analisis Kimia.

    Penulis pernah mengikuti minat dan profesi genus sampai tahun 2013,

    Penulis juga pernah mengikuti klub tari tradisional dan tari moderen sampai tahun

    2013. Penulis melaksanakan PKL di Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya

    Lahan 2 Maret sampai 2 Juni 2015 dengan judul Analisis Kadar Unsur Hara (Karbon dan Nitrogen) dan Respirasi Tanah Tanaman Kemangi (Omicum

    Sanctum L).