systematic literature review terhadap tanggap …eprints.ums.ac.id/86555/7/naskah publikasi.pdf ·...

22
SYSTEMATIC LITERATURE REVIEW TERHADAP TANGGAP DARURAT (EMERGENCY RESPONSE) PANDEMI COVID-19 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Oleh: GUSTISIA RAHMI NASTITI D 600 160 010 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2020

Upload: others

Post on 27-Jan-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • SYSTEMATIC LITERATURE REVIEW TERHADAP TANGGAP DARURAT

    (EMERGENCY RESPONSE) PANDEMI COVID-19

    Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada

    Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik

    Oleh:

    GUSTISIA RAHMI NASTITI

    D 600 160 010

    PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

    2020

  • i

  • ii

    Rabu, 26 Agustus 2020

  • iii

  • 1

    SYSTEMATIC LITERATURE REVIEW TERHADAP TANGGAP DARURAT

    (EMERGENCY RESPONSE) PANDEMI COVID-19

    Abstrak

    Artikel ini bertujuan untuk menghasilkan informasi yang berkenaan dengan Tanggap

    Darurat Pandemi COVID-19. Untuk mencapai tujuan tersebut, dilakukan systematic

    literature review terhadap Tanggap darurat Pandemi COVID-19. Data diperoleh

    melalui search process dengan mesin pencari Google Scholar dengan basis data

    CDC, Bioscience, Lancet, Nature, Oxford, NEJM, Cell, Science, Wiley, JAMA, BMJ,

    Elsevier, MedRxiv, MDPI dan Science Direct. Berdasarkan telaah yang dilakukan,

    didapatkan bahwa terdapat perbedaan tindakan dari tiap Negara dalam Tanggap

    darurat Pandemi COVID-19. Secara garis besar, tindakan yang dilakukan meliputi

    jejak kontak, pengendalian kontak tanpa gejala, koordinasi, isolasi, karantina,

    menutup akses keluar masuk wilayah, penyiapan dana untuk membantu

    perekonomian. Kelebihan Tanggap Darurat COVID-19 di Mancanegara diharapkan

    menjadi solusi Perbaikan Tanggap Darurat COVID-19 di Indonesia.

    Kata Kunci: Systematic literature review, Coronavirus, COVID-19, Tanggap

    Darurat.

    Abstract

    This article aims to produce information relating to the emergency response pandemic

    COVID-19. To achieve these objectives, conducted a systematic literature review of

    emergency response Pandemi COVID-19. Data is obtained through search process

    with Google Scholar search engine with CDC, Bioscience, Lancet, Nature, Oxford,

    NEJM, Cell, Science, Wiley, JAMA, BMJ, Elsevier, MedRxiv, MDPI and Science

    Direct databases. Based on the study conducted, there was a difference in the actions

    of each country in the Pandemi COVID-19 emergency response. Broadly, the actions

    carried out include contact traces, unsymptomatic contact control, isolation,

    quarantine, closure of in-out access boarders and supporting the economy. The

    advantages of Emergency response in overseas hopefully can be used for

    improvement in Indonesia

    Keyword: Systematic literature review, Coronavirus, COVID-19, Emergency

    Response

    1. PENDAHULUAN

    Novel Coronavirus pertama kali terdeteksi pada Desember 2019 sebagai penyebab

    Gangguan Pernafasan akut di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China yang telah

    menyebar dengan cepat dan menginfeksi banyak penduduk di china. Dengan waktu

    yang singkat, wabah ini menyebar hingga seluruh dunia dengan ratusan ribu orang

  • 2

    dikonfirmasi terjangkit COVID-19. World Health Organization (WHO) melihat

    jumlah penyebaran wabah yang sangat pesat ini dan menyatakan bahwa COVID-19

    sebagai wabah Pandemi.

    (Spinazzè et al., 2020) menyatakan Jumlah keseluruhan orang di dunia yang

    terjangkit COVID-19 terhitung April 2020 melebihi 1.200.000 kasus dengan lebih

    dari 67.000 orang meninggal dunia. Sampai sana ini, belum ada vaksin yang mampu

    mencegah virus ini. Tahap ini membutuhkan tanggap yang sistematis untuk

    mengatasi penyebaran COVID-19 yang tak terduga sambil berusaha mengurangi

    dampak sosial dan fisiknya.

    Sampai saat ini belum ada kajian literatur terkait Tanggap Darurat Pandemi

    COVID-19 sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini. Penelitian ini

    bertujuan untuk memberikan informasi dengan melakukan review penelitian-

    penelitian terkini tentang Tanggap darurat Pandemi COVID-19. Hasil dan manfaat

    review ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti, pemerintah, dan tenaga

    kesehatan, dalam mengembangkan kegiatan Tanggap Darurat Pandemi COVID-19

    serta menjadikan protokol kesehatan sebagai sebuah kebiasaan baru demi mencegah

    semakin berkembangnya virus ini. Sistem Tanggap Darurat Pandemi COVID-19

    perlu diselaraskan agar angka penyebaran wabah ini dapat menurun secara

    bersamaan.

    Data yang dikumpulkan adalah jurnal yang membahas tentang Tanggap

    Darurat Pandemi COVID-19 mulai dari awal berkembangnya virus tersebut pada

    awal tahun 2020 hingga pada penanganan pandemi tersebut. Data-data tersebut

    diidentifikasikan menggunakan metode Systematic Literature Review. Review dan

    identifikasi jurnal secara sistematis dapat dilakukan menggunakan metode SLR yang

    pada setiap prosesnya mengikuti langkah-langkah yang telah ditetapkan (Wahono,

    2015). Metode SLR dapat menghindarkan dari identifikasi yang bersifat subjektif dan

    diharapkan hasil identifikasinya dapat menambah literatur tentang penggunaan

    metode SLR dalam mengidentifikasi jurnal (Triandini et al., 2019).

  • 3

    2. METODE

    Objek dalam penelitian ini adalah Tanggap Darurat Pandemi COVID-19 yang

    dilakukan oleh Negara yang berbeda-beda. Baik tanggap darurat dari segi kesehatan,

    internasional, maupun pemerintahan. Kemudian menentukan Research Question atau

    pertanyaan penelitian berdasarkan dari topik penelitian. Proses pencarian dilakukan

    dengan mesin pencari literatur Google Scholar (https://scholar.google.com). Pada

    tampilan Google Scholar, terdapat basis data literatur lain yang disediakan untuk

    mencari jurnal atau informasi seputar COVID-19 yaitu CDC, Bioscience, Lancet,

    Nature, Oxford, NEJM, Cell, Science, Wiley, JAMA, BMJ, Elsevier, MedRxiv,MDPI

    dan Science Direct.

    Pencarian Jurnal Tahap I menggunakan kata kunci “COVID-19” OR “Covid-

    19” OR Coronavirus OR “Corona Virus” OR Coronaviruses OR “2019-nCoV” OR

    “Virus Korona” OR “Virus Corona”. Tahap II yang merupakan hasil dari Tahap I,

    pencarian jurnal menggunakan kata kunci “Emergency Response” OR “People Under

    Surveillance” OR “Patient Under Surveillance” OR “Asymptomatic”.

    Tahap kedua yaitu Review 1 untuk mengidentifikasi dan menganalisa melalui

    luaran jurnal atau disebut Kriteria Eklusi. Hasil dari review 1 akan diseleksi lagi pada

    review 2, dimana akan dilakukan analisa dari sisi abstrak, kata kunci, dan kesimpulan

    serta analisa mengenai konten yang disebut kriteria inklusi. Hasil yang tersisa pada

    Review 2 ini akan dianalisa pada Review 3, dimana akan menganalisa secara

    mendalam mengenai isi tulisan di dalam penelitian. Seleksi jurnal dilakukan dengan

    menilai kualitas jurnal berdasarkan daftar dari Quality Assessment (QA). Data yang

    dikumpulkan akan dianalisa untuk menunjukan jawaban dari Research Question atau

    pertanyaan penelitian.

    3. HASIL DAN PEMBAHASAN

    3.1 Hasil Search Process

    Pada Tabel 1 menunjukkan Hasil Search Process di basis data jurnal.

  • 4

    Tabel 1. Hasil Search Process

    Tahap

    Pencarian

    Basis Data Artikel Jurnal

    TOTAL BMJ Elsevier

    Bio

    sci Cell JAMA

    J. Of

    Hospital Lancet MDPI Nature NEJM

    Ox

    ford

    Science

    Direct Science THC WHO Wiley

    Tahap 1 12 1 1 1 5 3 14 1 3 1 8 52 1 1 3 1 108

    Review 1 12 1 1 1 5 3 14 1 3 1 8 47 1 1 3 1 102

    Review 2 12 1 1 1 5 3 11 1 2 1 7 40 1 1 3 1 91

    QA 6 1 1 1 4 3 7 1 2 1 7 30 0 1 2 1 68

    Hasil Search Process menggunakan basis data jurnal mendapatkan sebanyak 108

    jurnal. Tabel 2 menunjukkan pengelompokkan berdasarkan tipe jurnal untuk

    mempermudah melihat jenis data atau tipe jurnal yang diperoleh melalui search

    process.

    Tabel 2. Pengelompokkan berdasarkan Tipe jurnal

    No. Tipe Jurnal Jumlah

    1 Original Research 31

    2 Review Articles 10

    3 Short reports/letter 42

    4 Case studies 16

    5 Methodologies 9

    Jumlah 108

    Dari hasil pengelompokkan berdasarkan tipe jurnal, yang paling banyak menyajikan

    data Tanggap Darurat Pandemi COVID-19 adalah short report/letter karena peneliti

    menyajikan data penelitian yang bersifat up-to-date sehingga peneliti membuat

    penelitian tersebut secara ringkas dan aktual, serta penelitian yang bersifat mendalam

    akan langsung ditanyakan kepada yang memiliki konsen ilmu yang berkaitan.

    3.2 Hasil Seleksi Inclusion and Exclusion Criteria

    Hasil dari search process akan diseleksi berdasarkan kriteria ekslusi dan inklusi.

    Kriteria eksklusi diantaranya jurnal dengan judul yang terkait “Tanggap Darurat

    Pandemi COVID-19”, jurnal yang diterbitkan rentang tahun 2015-2020, jurnal yang

    sesuai dengan rumusan masalah, merupakan konferensi atau jurnal. Kriteria inklusi

  • 5

    antara lain jurnal dengan abstrak yang terkait Tanggap Darurat Pandemi COVID-19,

    jurnal dengan kata kunci yang termasuk salah satu kata kunci Tanggap Darurat

    Pandemi COVID-19, jurnal dengan konten atau format paper yang umum. Proses ini

    menyisakan 67 jurnal dan selanjutnya dilakukan Penilaian Kualitas (Quality

    Assessment).

    3.3 Hasil Penilaian Kualitas (Quality Assessment)

    Jurnal yang ditemukan akan dinilai berdasarkan pertanyaan kriteria penilaian kualitas.

    sebagai berikut:

    1. QA1: apakah jurnal memberikan informasi kondisi terkini mengenai tanggap

    darurat pandemi COVID-19 di Indonesia?

    2. QA2: apakah jurnal menunjukkan informasi mengenai Tanggap Darurat pandemi

    COVID-19 di Mancanegara?

    3. QA3: apakah jurnal memberikan informasi mengenai rekomendasi/perbaikan

    dalam tanggap darurat pandemic COVID-19?

    Masing-masing jurnal akan diberi nilai jawaban dibawah ini untuk tiap-tiap

    pertanyaan diatas.

    Y (Ya): untuk informasi dan metode yang dituliskan terdapat pada jurnal

    T (Tidak): untuk informasi dan metode yang tidak dituliskan.

    Pada Tabel 3 menunjukkan hasil Penilaian Kualitas 68 artikel jurnal terpilih untuk

    memperlihatkan apakah data tersebut digunakan atau tidak dalam penelitian ini. Hasil

    Penilaian Kualitas menunjukkan dari 68 jurnal, data yang bisa digunakan dalam

    penelitian ini sebanyak 35 jurnal.

    Tabel 3. Hasil Penilaian Kualitas

    No. Penulis QA1 QA2 QA3 Hasil

    1 Chen et al., 2020 T Y Y ✓

    2 Barret et al., 2020 T T Y X

    3 Driggin et al., 2020 T Y T X

    4 Zhu et al., 2020 T Y Y ✓

  • 6

    No. Penulis QA1 QA2 QA3 Hasil

    5 Jin et al., 2020 T Y Y ✓

    6 Blomberg & Lauer, 2020 T T Y X

    7 Fadel & Descatha, 2019 T T T X

    8 Ebrahim et al., 2020 T Y Y ✓

    9 S. Chen et al., 2020 T T T X

    10 Krishnakumar & Rana, 2020 T Y Y ✓

    11 Aluga, 2020 T Y Y ✓

    12 Arain et al., 2020 T T T X

    13 Holland et al., 2020 T T T X

    14 Ekzayez et al., 2020 T Y Y ✓

    15 Makurumidze, 2020 T Y Y ✓

    16 Elachola et al., 2020 T T T X

    17 Carinci, 2020 T Y Y ✓

    18 Bedford et al., 2020 T Y Y ✓

    19 Petersen et al., 2020 T Y Y ✓

    20 Guan et al., 2020 T Y Y ✓

    21 Kucharski et al., 2020 T T Y X

    22 Lee et al., 2020 T T T X

    23 Breidablik et al., 2020 T T T X

    24 Turer et al., 2020 T T T X

    25 Meghana et al., 2020 T T T X

    26 Laskay et al., 2020 T T T X

    27 Ha, 2020 T Y Y ✓

    28 Hellewell et al., 2020 T T T X

    29

    30

    Li et al., 2020

    Mouchtouri et al., 2020

    T

    T

    T

    T

    T

    T

    X

    X

    31 Cao et al., 2020 T Y Y ✓

    32 Yan et al., 2020 T Y Y ✓

    33 Lu et al., 2020 T T Y X

    34 Hirschhorn et al., 2020 T Y Y ✓

    35 Koo et al., 2020 T T T X

    36 Pedersini et al., 2020 T Y Y ✓

    37 Pan et al., 2020 T T T X

    38 Hoefer et al., 2020 T T T X

    39 Wee et al., 2020 T Y Y ✓

    40 Razai et al., 2020 T T T X

    41 Douglas et al., 2020 T Y Y ✓

    42 Thomas et. al., 2020 T Y Y ✓

  • 7

    No. Penulis QA1 QA2 QA3 Hasil

    43 Ali et al., 2020 T T T X

    44 Aruru et al., 2020 T T T X

    45 Algaissi et al., 2020 T Y Y ✓

    46 Kim et al., 2020 T Y Y ✓

    47 World Health Organization (WHO) T Y Y ✓

    48 Gostin et al., 2020 T T T X

    49 Watkins, 2020 T T Y X

    50 Vimercati et al., 2020 T T T X

    51 Kinner et al., 2020 T Y Y ✓

    52 Patrikar et al., 2020 T T T X

    53 Pandey et al., 2020 T T T X

    54 Wang et al., 2020 T Y Y ✓

    55 Djalante et al., 2020 Y Y Y ✓

    56 Bachireddy et al., 2020 T T T X

    57 Cheung et al., 2020 T T T X

    58 World Health Organization (WHO) T Y Y ✓

    59 Wu et al., 2020 T T T X

    60 Nguyen & Vu, 2020 T Y Y ✓

    61 Balibrea et al., 2020 T T T X

    62 Huang et al., 2020 T T T X

    63 Bavel et al., 2020 T Y Y ✓

    64 Kaplan et al., 2020 T T T X

    65 Lepelletier et al., 2020 T T T X

    66 Viswanath & Monga, 2020 T Y Y ✓

    67 Goniewicz et al., 2020 T Y Y ✓

    68 Sari., 2020 T Y Y ✓

    Keterangan simbol:

    ✓:Untuk Jurnal atau data yang digunakan penelitan. Jurnal tersebut dipilih karena

    memiliki masalah, pendekatan, dan informasi yang cukup untuk pemilihan data.

    X : Untuk Jurnal atau data yang tidak digunakan dalam penelitian karena jurnal

    tersebut tidak memenuhi syarat Quality Assessment.

    3.4 Analisis Data (Data Analysis). Tahapan ini menjawab pertanyaan Research

    Question (RQ) dan membahas hasil dari jenis penanganan dan evaluasi yang muncul

    dari Tanggap Darurat Pandemi COVID-19.

  • 8

    RQ1: “Bagaimana Kondisi Terkini Tanggap Darurat yang dilakukan di

    Indonesia?”

    Perkembangan kasus Pandemi COVID-19 di Indonesia belum terkendali. Hal ini

    dibuktikan dengan bahwa angka terkonfirmasi dan kematian akibat COVID-19

    semakin hari semakin meningkat. Pemenrintah telah mensosialisasikan secara massif

    penerapan 3M yaitu menggunakan masker, menjaga jarak dan menjauhi kerumunan.

    Pemerintah juga telah melakukan program 3T, yakni Testing, Tracing dan Treatment.

    Kepala Bidang Penanganan Kesehatan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-

    19, Akmal Taher, mengonfirmasi bahwa belum maksimalnya proses tracing dan

    testing COVID-19 yang seharusnya menjadi prioritas utama.

    Selain itu, beliau juga menyayangkan masyarakat dalam penanganan pertama

    langsung ke rumah sakit, bukan ke pelayanan primer seperti puskesmas yang

    menyebabkan kapasitas rumah sakit menjadi penuh. Penyebabnya karena lemahnya

    sistem pelacakan di puskesmas, maka tracing tidak maksimal di lakukan. Hal ini pun

    membuat Akmal Taher merasa tidak dapat melanjutkan tugasnya sebagai bagian tim

    satgas. Menurut Juru Bicara Satgas COVID-19, Prof. Wiku Adisasmito, masyarakat

    masih lengah dan mengabaikan protokol kesehatan. Masyarakat seolah tidak

    memiliki empati dengan banyaknya korban positif COVID-19. Satgas Penanganan

    COVID-19 dibantu oleh pemerintah daerah dan Menko Maritim dan Investasi Luhut

    Panjaitan telah menjalin kerjasama dengan Perstauan Hotel dan Restoran Indonesia

    (PHRI) pada 9 provinsi prioritas Penanganan COVID-19. Secara ringkas, Tanggap

    Darurat di Indonesia disajikan pada jurnal (Djalante et al., 2020).

    1) Tanggap Darurat yang dilakukan pemerintahan nasional:

    a. Setelah laporan awal adanya infeksi, Indonesia mulai menyadari kekeruhan

    situasinya, dan sejak itu Pemerintahan Nasional mengeluarkan berbagai kebijakan

    dan tindakan untuk menanggulangi COVID-19, termasuk menunjuk 100 rumah sakit

    umum dalam negeri sebagai Rumah Sakit Rujukan pada 3 Maret, 2020.

    b. Presiden Joko Widodo mengumumkan itu Indonesia akan melakukan

    pengujian besar-besaran dengan melakukan tes deteksi cepat pada warga. Tes ini

  • 9

    akan menggunakan alat tes yang dikembangkan baru baru ini, yang didasarkan pada

    serologi. Hasil akan keluar dalam 10–30 menit, yang jauh lebih cepat daripada tes

    PCR

    c. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah ditugaskan untuk

    bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan untuk menyebarkan informasi Covid-

    19 melalui berbagai platform media termasuk SMS; Membentuk tim respons cepat;

    Menyediakan logistik, bahan, dan fasilitas kesehatan; Melakukan pengawasan

    terhadap potensi kasus baru Covid-19; Dan Bekerjasama dengan Tentara Nasional

    Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan Kementerian Kesehatan.

    d. Sri Mulyani Indrawati telah mengambil empat keputusan besar yaitu:

    1. Keputusan untuk memperluas asuransi tenaga kerja (BPJS Tenaga Kerja)

    untuk kehilangan pekerjaan terkait COVID-19 yaitu program bantuan tunai

    selama 3 bulan dimana pekerja yang terkena dampak berhak atas Rp. 1 juta

    per bulan.

    2. Dorongan besar bagi perbankan untuk melonggarkan pembayaran dari

    kelompok bisnis tertentu yang terlalu berisiko untuk dikeluarkan dari rantai

    pasokan seperti Penerbangan, pariwisata, hotel, restoran, perkapalan dan

    transportasi.

    3. Melalui kebijakan kontra siklus, pemerintah memutuskan untuk

    melonggarkan kebijakan fiskal, yaitu dengan memperlebar defisit APBN

    2020 menjadi sekitar 2,5% dari PDB dari rencana semula sebesar 1,76% dari

    PDB.

    2) Tanggap Darurat yang dilakukan non pemerintahan:

    a. Majelis Ulama Indonesia: Komisi Fatwa MUI telah mengeluarkan Fatwa

    Nomor 14 Tahun 2020. Fatwa tersebut menjelaskan pelaksanaan ibadah dalam

    situasi pandemi COVID-19 dengan tujuan untuk keamanan dan mencegah

    penyebaran penyakit di kalangan umat Islam.

    b. Media Digital: Inisiatif untuk berbagi informasi dan mendidik masyarakat

    tentang COVID-19 dilakukan oleh jurnalis dan industri media. Gerakan media

  • 10

    ini bertujuan untuk menyebarkan berbagai konten edukasi secara masif dalam

    upaya memerangi penyebaran virus Corona di Indonesia. Melalui kerja

    berjejaring ini, diharapkan berbagai pesan penting dalam penanggulangan

    penyebaran virus Corona dapat tersebar luas dan menjangkau seluruh lapisan

    masyarakat dengan cepat.

    c. Masyarakat: Tinggal di rumah, mencuci tangan lebih banyak, dan menerapkan

    jarak sosial

    3) Kekurangan Tanggap Darurat yang telah di lakukan:

    a. Kurangnya transparansi data mungkin telah menyebabkan jumlah kasus yang

    sebenarnya tidak dilaporkan, atau, penyebaran kemungkinan jumlah kasus

    sebenarnya yang terdeteksi, tetapi bukan jumlah infeksi yang sebenarnya, yang dapat

    tidak terdeteksi karena, misalnya, kurangnya diagnosis yang tepat. Informasi yang

    salah seperti itu dapat sangat menghambat tanggapan pemerintah di masa depan.

    b. Meskipun alat uji telah dikembangkan dan bahkan dijual oleh berbagai

    perusahaan, tidak ada satu pun kit yang lulus uji klinis, tanpa penilaian klinis apa pun

    tentang spesifisitas dan sensitivitas yang sebenarnya. Beberapa laporan

    mengindikasikan bahwa virus corona lain, atau bahkan demam berdarah, mungkin

    memberikan hasil positif palsu.

    c. Kapasitas sistem kesehatan saat ini masih berada di bawah kapasitas untuk

    mengatasi pandemi. Kurangnya kesiapsiagaan terlihat pada enam komponen sistem

    kesehatan mulai dari pemberian layanan kesehatan, tenaga kerja, sistem informasi,

    akses ke obat-obatan, pembiayaan sistem kesehatan dan kepemimpinan dan tata

    kelola. Oleh karena itu, terhitung sejak 4 Februari tidak ada indikasi yang jelas

    mengenai percepatan respons terhadap COVID-19 hingga kasus pertama yang

    terkonfirmasi.

    d. Berbagai media massa internasional dan badan asing di luar Indonesia bahkan

    menjadi sangat ketat dan sampai mempertanyakan kemampuan ilmuwan dan praktisi

    medis Indonesia, serta adanya fasilitas teknis dan keterampilan yang cukup untuk

    mendeteksi dan mendiagnosis penyakit tersebut. Investigasi lebih lanjut melaporkan

  • 11

    bahwa banyak orang yang diduga COVID-19 hanya didiagnosis secara klinis dan

    tidak diuji menggunakan metode PCR. Ini bisa menjadi salah satu alasan untuk

    laporan (kemungkinan besar salah) dari nol infeksi, selama periode awal pandemi

    global ini. Saat ini, melalui koordinasi yang ekstensif di antara berbagai lembaga,

    Indonesia telah mulai melakukan analisis PCR terhadap warga yang dicurigai.

    e. Pengujian berjalan sangat lambat karena pemerintah cukup pasif dalam

    melakukan pengujian diagnostik. Infrastruktur kesehatan, khususnya laboratorium

    kesehatan di Indonesia telah diidentifikasi sebagai salah satu masalah terlemah dalam

    sistem kesehatan Indonesia. Penyebaran COVID-19 telah mengungkap kesenjangan

    infrastruktur kesehatan tersebut.

    f. Pada fase awal wabah, terlihat jelas bahwa skeptisisme dan keraguan

    Pemerintah, atau bahkan penyangkalan terhadap potensi pandemi yang terjadi di

    Indonesia, berdampak langsung dan menjauhkan masyarakat dari persepsi risiko yang

    menguntungkan menuju pandemi. Hal ini ditambah dengan kesadaran yang relatif

    rendah dan latihan tentang pandemi, meskipun sejumlah sosialisasi telah difasilitasi

    misalnya oleh Kementerian Kesehatan.

    g. Persepsi masyarakat tentang risiko COVID-19 mungkin rendah meskipun arus

    informasi yang kompleks dan cepat dalam terakhir sejak Januari 2020. Perlu waktu

    bagi masyarakat umum untuk memproses informasi tentang COVID-19 dan

    mengambil tindakan serius untuk melindungi diri..

    h. Persepsi risiko yang sangat rendah, setidaknya pada tahap awal juga

    membentuk respon yang kurang baik, yang kemudian menimbulkan masalah besar

    bagi pemerintah ketika memutuskan apakah tindakan ekstrim harus dilakukan untuk

    menahan penyebaran virus atau tidak. Ketika sekolah tutup secara nasional, beberapa

    keluarga memutuskan untuk pergi untuk liburan keluarga massal dan kembali ke

    kampung halaman mereka. WFH (bekerja dari rumah) sebagai istilah yang relatif

    kontemporer perlahan-lahan masuk. penerimaan publik sebagai norma baru. Hal ini

    terlihat dari sikap masyarakat yang mengikuti isolasi diri atau nasehat tinggal di

    rumah. Pemerintah masih mengambil posisi menahan diri dari lock down.

  • 12

    i. Proses isolasi diri juga merupakan suatu norma baru yang hampir tidak pernah

    menjadi cerminan umum dan sub budaya Indonesia, yang berbeda dengan Jepang

    misalnya. Ini berlipat ganda dengan jumlah pekerja informal, dan jenis profesi yang

    tidak memungkinkan seseorang bekerja dari rumah untuk mencari nafkah

    j. Misinformasi publik dan kurangnya komunikasi antar pemerintah level memicu

    interpretasi yang menyesatkan melalui alat media sosial instan.

    RQ2: “Bagaimana Tanggap Darurat yang telah dilakukan di Mancanegara?”

    Tabel 4 menunjukkan Tanggap Darurat yang dilakukan di beberapa Negara yang

    telah penulis teliti antara lain Negara Eropa, Australia, Singapura, Amerika Serikat,

    Kenya, Syria, Korea Selatan, Arab Saudi, Jepang, Taiwan, dan Vietnam. Namun

    penulis hanya mengkaji kelebihan Tanggap Darurat di Tiap Negara dan belum di

    lakukan di Indonesia.

    Tabel 4 Tanggap Darurat Pandemi COVID-19 di Mancanegara

    No Penulis Negara Kelebihan

    1. (Goniewicz et al.,

    2020) (Carinci,

    2020) (Guan et al.,

    2020) (Pedersini et

    al., 2020)

    Eropa Penutupan sementara kedatangan dari luar, Menghitung berita

    palsu (hoax) secara tepat waktu, transparan, dan berdasarkan

    fakta.

    2. (Pathirathna et al.,

    2020)

    Singapura Menerapkan mekanisme tanggap darurat yang lebih awal.

    3 (Ekzayez et al.,

    2020)

    Syria IHD telah memulai proyek untuk mendirikan 17 pusat isolasi

    berbasis masyarakat dengan kapasitas 1.400 tempat tidur yang

    diharapkan siap pada minggu pertama.

    4 (Sari, 2020) (Ha,

    2020) (Hirschhorn

    et al., 2020) (Kim et

    al., 2020)

    Korea

    Selatan

    1. Pemerintah memanfaatkan tekonologi digital melalui

    aplikasi khusus, GPS, CCTV, dan rekam jejak transaksi kartu

    kredit dalam melakukan tracking dan tracing untuk

    membatasi penyebaran virus COVID-19.

  • 13

    No Penulis Negara Kelebihan

    2. Metode testing K-walk-thru yaitu tersedia dua jenis bilik

    yaitu bilik tekanan negative dan positif. Para tenaga medis

    akan memeriksa pasien yang berada di bilik yang terpisah.

    Melalui metode ini, pemerintah dapat mengumpulkan sampel

    dengan cepat, aman, dan dapat mengurangi beban rumah

    sakit.

    3. Untuk mengurangi risiko penularan terhadap tenaga

    medis, korea selatan menerapkan metode yang dinamakan

    “phone booth” . para pasien melakukan konsultasi dengan

    dokter dan perawat melalui telepon di ruang yang terpisah.

    5 (Algaissi et al.,

    2020)

    Arab

    Saudi

    1. Semua perjalanan udara internasional dan domestik, acara

    olahraga, tempat kerja (kecuali sektor keamanan dan

    kesehatan) ditangguhkan.

    2. Kesehatan digital dengan cepat diaktifkan dan digunakan

    untuk beberapa layanan seperti aplikasi "My Health" yang

    memungkinkan orang mencari bantuan medis dan menerima

    resep medis tanpa perlu mengunjungi pusat kesehatan.

    6 (Okazawa, 2020) Jepang 1. Survei kontak lengkap harus dilakukan oleh pusat kesehatan

    masyarakat (Hokenjo), dan pasien yang diidentifikasi harus

    dilaporkan ke pemerintah prefektur dan diisolasi

    2. Pemerintah juga memperkuat larangan perjalanan ke dan

    dari negara lain

    3. Panduan awal efektif dalam mengidentifikasi pasien dan

    kelompok yang benar-benar terinfeksi, mencegah orang yang

    panik bergegas ke rumah sakit untuk pengujian PCR

    4. Puskesmas (Hokenjo) memiliki keahlian yang mendalam

    dalam melakukan survei kontak sakit, yang telah ditetapkan

    melalui manajemen tuberkulosis.

  • 14

    No Penulis Negara Kelebihan

    7 (Wang et al., 2020)

    (Chen et al., 2020)

    (Yan et al., 2020)

    Taiwan 1. Sistem perawatan kesehatan Taiwan yang memiliki staf

    yang baik dan layanan darurat publik, tidak membuang waktu

    dalam menerapkan 124 protokol kesehatan termasuk

    pengendalian perbatasan dari udara dan laut, identifikasi kasus

    (menggunakan data dan teknologi baru), karantina kasus

    mencurigakan, penemuan kasus secara proaktif, alokasi

    sumber daya (menilai dan mengelola kapasitas), jaminan dan

    edukasi publik saat memerangi misinformasi, negosiasi

    dengan negara dan wilayah lain, perumusan kebijakan

    terhadap sekolah dan pengasuhan anak, dan bantuan untuk

    bisnis

    2. Administrasi Asuransi Kesehatan Nasional (NHIA) dan

    Badan Imigrasi Nasional mengintegrasikan riwayat perjalanan

    14 hari terakhir pasien dengan data kartu identitas NHI

    mereka dari NHIA yang memungkinkan pemerintah melacak

    individu yang berisiko tinggi karena riwayat perjalanan baru-

    baru ini di daerah yang terkena dampak. Mereka yang

    diidentifikasi sebagai berisiko tinggi (di bawah karantina

    rumah) dimonitor secara elektronik melalui ponsel mereka.

    3. Database NHIA diperluas untuk mencakup riwayat

    perjalanan 14 hari terakhir untuk pasien dari China, Hong

    Kong, dan Makau.

    4. Sistem Karantina Masuk diluncurkan, sehingga WNA

    dapat mengisi formulir pernyataan kesehatan dengan

    memindai kode QR yang mengarah ke formulir online, baik

    sebelum keberangkatan dari atau saat tiba di bandara Taiwan.

    Kartu pernyataan kesehatan seluler kemudian dikirim melalui

    SMS ke telepon menggunakan operator telekomunikasi lokal,

    yang memungkinkan izin imigrasi lebih cepat bagi mereka

    dengan risiko minimal.

    5. Pemerintah mengumumkan bahwa semua rumah sakit,

    klinik, dan apotek di Taiwan akan memiliki akses ke riwayat

    perjalanan pasien

  • 15

    Tiap Negara memiliki sistem masing-masing dalam Tanggap Darurat

    Pandemi COVID-19. Kelebihan tiap Negara dapat dilihat berdasarkan Teknologi

    yang digunakan, kebijakan pemerintah, dan protokol kesehatan. Keunggulan

    Teknologi Digital dalam Tanggap Darurat di Taiwan, Korea Selatan, dan Arab Saudi.

    Negara tersebut menggunakan database warga Negara dan GPS untuk melacak dan

    memantau keberadaan warganya. Hal ini dapat mengurangi penyebaran wabah secara

    langsung.

    Singapura dan Taiwan mengaktifkan Tanggap Darurat sebelum wabah ini

    menyebar. Karena lokasi Negara tersebut berdekatan dengan China sehingga

    mengantisipasi penyebaran yang tidak terduga. Jepang sangat mengutamakan

    keselamatan tenaga medis dan masyarakatnya. Untuk meminimalisir ledakan pasien

    di rumah sakit, pemerintah membuat peraturan agar masyarakat memeriksa

    kesehatannya di Puskesmas sebagai langkah pertama.

    RQ3: Apa Rekomendasi terhadap metode, teknik atau model yang diterapkan

    untuk “Tanggap Darurat Pandemi COVID-19”?

    Rekomendasi tindakan yang diusulkan oleh peneliti didasarkan pada hasil ulasan dari

    studi yang digunakan. Rekomendasi ini dikelompokkan berdasarkan objek

    penanganan.

    Tabel 5 Rekomendasi metode, teknik, atau model dalam Tanggap darurat COVID-19

    No Rekomendasi

    1 (1) Skrining gejala seperti demam dan gangguan pernafasan dalam14 hari terakhir setelah berpergian ke

    luar daerah dengan Teknologi Digital seperti aplikasi menggunakan database warga indonesia, GPS,

    CCTV, rekam jejak transaksi kartu kredit, pelayanan SMS.

    2 Klinik online dibuat untuk memfasilitasi triase pasien. Melalui konsultasi online gratis secara efektif

    meringankan beban kerja tenaga medis dan memfasilitasi deteksi dini kasus potensial.

    3 Mewajibkan warga untuk terlebih dahulu berkonsultasi dengan petugas di pusat panggilan resmi

    COVID-19 atau mengunjungi klinik atau fasilitas tingkat pertama setempat.

    4 Membuat kebijakan untuk menutup akses masuk bagi warga Negara asing. Pembuatan kebijakan harus

    didasarkan pada integrasi sumber daya, mobilisasi sosial, input pendanaan, pasokan obat-obatan

    pengembangan vaksin, dan kerja sama internasional.

  • 16

    No Rekomendasi

    5 Deteksi dini dan respon cepat terhadap klaster baru yang bertujuan untuk mencegah penyebaran infeksi

    dengan melakukan pelacakan kontak.

    6 Semua pusat perbelanjaan diharuskan membatasi jumlah pembeli pada waktu tertentu dan dengan

    persyaratan jarak sosial minimal 1.5 m.

    7 Meniadakan biaya untuk Rapid test/PCR untuk seluruh warga Indonesia. Karena Indonesia merupakan

    Negara berkembang dengan beragam status sosial. Pandemi ini menyebabkan banyak warga kehilangan

    pekerjaan. Sehingga penanganan tes seperti merupakan kebutuhan atau hak setiap warga tanpa ada

    biaya.

    4 PENUTUP

    4.1 Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka diperoleh kesimpulan bahwa

    terdapat perbedaan tindakan dari tiap Negara dalam Tanggap darurat Pandemi

    COVID-19. Secara garis besar, tindakan yang dilakukan meliputi jejak kontak,

    pengendalian kontak tanpa gejala, koordinasi, isolasi, karantina, menutup akses

    keluar masuk wilayah, penyiapan dana untuk membantu perekonomian. Sistem

    Tanggap Darurat terdapat beberapa aspek yang dikaji yaitu sistem pencegahan

    penularan COVID-19, sistem perlindungan terhadap COVID-19, prosedur

    perlindungan dan pengendalian serta penanganan jika terpapar COVID-19. Kelebihan

    Tanggap Darurat COVID-19 di Mancanegara diharapkan menjadi solusi Perbaikan

    Tanggap Darurat COVID-19 di Indonesia.

    DAFTAR PUSTAKA

    Algaissi, A. A., Alharbi, N. K., Hassanain, M., & Hashem, A. M. (2020). Preparedness and

    response to COVID-19 in Saudi Arabia: Building on MERS experience. Journal of Infection and Public Health, 0–4. https://doi.org/10.1016/j.jiph.2020.04.016

    Aluga, M. A. (2020). Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) in Kenya: Preparedness,

    response and transmissibility. Journal of Microbiology, Immunology and Infection, 2019(April), 2019–2021. https://doi.org/10.1016/j.jmii.2020.04.011

    Bedford, J., Enria, D., Giesecke, J., Heymann, D. L., Ihekweazu, C., Kobinger, G., Lane, H.

    C., Memish, Z., Oh, M. don, Sall, A. A., Schuchat, A., Ungchusak, K., & Wieler, L. H.

    (2020). COVID-19: towards controlling of a pandemic. The Lancet, 395(10229), 1015–1018. https://doi.org/10.1016/S0140-6736(20)30673-5

    Carinci, F. (2020). Covid-19: Preparedness, decentralisation, and the hunt for patient zero.

    The BMJ, 368(February), 10–11. https://doi.org/10.1136/bmj.m799 Chen, F. M., Feng, M. C., Chen, T. C., Hsieh, M. H., Kuo, S. H., Chang, H. L., Yang, C. J.,

    & Chen, Y. H. (2020). Big data integration and analytics to prevent a potential hospital

  • 17

    outbreak of COVID-19 in Taiwan. Journal of Microbiology, Immunology and Infection,

    xxxx. https://doi.org/10.1016/j.jmii.2020.04.010

    covid19.go.id. (2020, 24 September). Satgas COVID-19 Tekankan Perilaku Disiplin Protokol

    Kesehatan Langkah Utama Atasi Pandemi. Diakses pada 29 September 2020, dari https://covid19.go.id/p/berita/satgas-covid-19-tekankan-perilaku-disiplin-protokol-

    kesehatan-langkah-utama-atasi-pandemi

    Djalante, R., Lassa, J., Setiamarga, D., Sudjatma, A., Indrawan, M., Haryanto, B., Mahfud, C., Sinapoy, M. S., Djalante, S., Rafliana, I., Gunawan, L. A., Surtiari, G. A. K., &

    Warsilah, H. (2020). Review and analysis of current responses to COVID-19 in

    Indonesia: Period of January to March 2020. Progress in Disaster Science, 6, 100091.

    https://doi.org/10.1016/j.pdisas.2020.100091 Ekzayez, A., al-Khalil, M., Jasiem, M., Al Saleh, R., Alzoubi, Z., Meagher, K., & Patel, P.

    (2020). COVID-19 response in northwest Syria: innovation and community engagement

    in a complex conflict. Journal of Public Health, 1–6. https://doi.org/10.1093/pubmed/fdaa068

    Goniewicz, K., Khorram-Manesh, A., Hertelendy, A. J., Goniewicz, M., Naylor, K., &

    Burkle, F. M. (2020). Current response and management decisions of the European Union to the COVID-19 outbreak: A review. Sustainability (Switzerland).

    https://doi.org/10.3390/su12093838

    Guan, W., Ni, Z., Hu, Y., Liang, W., Ou, C., He, J., Liu, L., Shan, H., Lei, C., Hui, D. S. C.,

    Du, B., Li, L., Zeng, G., Yuen, K. Y., Chen, R., Tang, C., Wang, T., Chen, P., Xiang, J., … Zhong, N. (2020). Clinical characteristics of coronavirus disease 2019 in China. New

    England Journal of Medicine, 382(18), 1708–1720.

    https://doi.org/10.1056/NEJMoa2002032 Ha, K. M. (2020). Emergency response to the outbreak of COVID-19: the Korean case.

    Microbes and Infection, January, 10–12. https://doi.org/10.1016/j.micinf.2020.04.001

    Hirschhorn, L., Smith, J. D., Frisch, M. F., & Binagwaho, A. (2020). Integrating

    implementation science into covid-19 response and recovery. The BMJ, 369(May), 1–2. https://doi.org/10.1136/bmj.m1888

    Holshue, M. L., DeBolt, C., Lindquist, S., Lofy, K. H., Wiesman, J., Bruce, H., Spitters, C.,

    Ericson, K., Wilkerson, S., Tural, A., Diaz, G., Cohn, A., Fox, L. A., Patel, A., Gerber, S. I., Kim, L., Tong, S., Lu, X., Lindstrom, S., … Pillai, S. K. (2020). First case of 2019

    novel coronavirus in the United States. New England Journal of Medicine.

    https://doi.org/10.1056/NEJMoa2001191 Kim, Y. J., Jeong, Y. J., Kim, S. H., Lee, S. Y., Kim, T. Y., Choi, M. S., & Ahn, J. H. (2020).

    Preparedness for COVID-19 infection prevention in Korea: a single-centre experience.

    Journal of Hospital Infection, 105(2), 370–372.

    https://doi.org/10.1016/j.jhin.2020.04.018 Nguyen, T. H. D., & Vu, D. C. (2020). Summary of the COVID-19 outbreak in Vietnam –

    Lessons and suggestions. In Travel Medicine and Infectious Disease.

    https://doi.org/10.1016/j.tmaid.2020.101651 Okazawa, M. S. S. (2020). Japanese tactics for suppressing COVID-19 spread. Public Health,

    186, 6–7. https://doi.org/10.1016/j.puhe.2020.07.012

    Pathirathna, R., Adikari, P., Dias, D., & Gunathilake, U. (2020). CRITICAL PREPAREDNESS, READINESS AND RESPONSE TO COVID-19 PANDEMIC: A

    NARRATIVE REVIEW. Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia.

  • 18

    https://doi.org/10.20473/jaki.v8i2.2020.21-34

    Pedersini, P., Corbellini, C., Villafañe, J. H., Pedersini, P., Fondazione, I., & Carlo, D.

    (2020). SC.

    Sari, M. I. (2020). Kebijakan Korea Selatan dalam Meratakan Kurva COVID-19 tanpa Lockdown: Sebuah Pelajaran. The Habibie Centre.

    Spinazzè, A., Cattaneo, A., & Cavallo, D. M. (2020). COVID-19 Outbreak in Italy:

    Protecting Worker Health and the Response of the Italian Industrial Hygienists Association. Annals of Work Exposures and Health, 64(6), 559–564.

    https://doi.org/10.1093/annweh/wxaa044

    Triandini, E., Jayanatha, S., Indrawan, A., Werla Putra, G., & Iswara, B. (2019). Metode

    Systematic Literature Review untuk Identifikasi Platform dan Metode Pengembangan Sistem Informasi di Indonesia. Indonesian Journal of Information Systems.

    https://doi.org/10.24002/ijis.v1i2.1916

    Wahono, R. S. (2015). A Systematic Literature Review of Software Defect Prediction: Research Trends, Datasets, Methods and Frameworks. Journal of Software Engineering.

    Wang, C. J., Ng, C. Y., & Brook, R. H. (2020). Response to COVID-19 in Taiwan: Big Data

    Analytics, New Technology, and Proactive Testing. JAMA - Journal of the American Medical Association, 323(14), 1341–1342. https://doi.org/10.1001/jama.2020.3151

    Yan, A., Zou, Y., & Mirchandani, D. A. (2020). How hospitals in mainland China responded

    to the outbreak of COVID-19 using IT-enabled services: an analysis of hospital news

    webpages. Journal of the American Medical Informatics Association : JAMIA, 0(0), 1–9. https://doi.org/10.1093/jamia/ocaa064