syarif, teknologi informasi dakwah

17
Syarifudin, Paradigma Keilmuan Teknologi Informasi Dakwah Melahirkan Teori AISYATEK 0

Upload: syarifudin-amq

Post on 11-Apr-2017

80 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Syarif, teknologi informasi dakwah

Syarifudin, Paradigma Keilmuan Teknologi Informasi Dakwah Melahirkan Teori AISYATEK 0

Page 2: Syarif, teknologi informasi dakwah

Syarifudin, Paradigma Keilmuan Teknologi Informasi Dakwah Melahirkan Teori AISYATEK 1

PARADIGMA TEORI AISYAHTEK DALAM ILMU TEKNOLOGI INFORMASI DAKWAH

A. LATARBELAKANG

Ilmu Teknologi Informasi Dakwah lahir dari hasil penelitian

disertasi Syarifudin yang dipresentasikan pada tanggal 29 Agustus 2012 di

Universitas Alauddin Makassar. Ilmu Teknologi Informasi Dakwah (TID)

pada prinsipnya terinpirasi dari ilmu Teknologi Informasi, tetapi secara

genetik keilmuan ilmu Teknologi Informasi Dakwah (TID) yang

melahirkan teori baru yakni teori AISYATEK ini pengembangan atau lahir

ilmu Komunikasi Penyiaran Islam (KPI). Ilmu Komunikasi Penyiaran

Islam telah lama tetapi kurang mampu menyelesaikan semua persoalan

dakwah sehingga diperlukan ilmu yang secara spesifik bergelut dengan

media teknologi komunikasi.

Secara historis keilmuan para Desainer Ilmu komunikasi penyiaran

Islam lebih banyak digunakan dalam penyebaran dakwah bi al-Lisan

sehingga banyak umat yang kurang tersentuh dengan pesan-pesan

Wahyu dan Sunnah. Kondisi ini membutuhkan kontekstualisasi keilmuan

yang dapat memberikan kontribusi terhadap pesoalan umat yang semakin

bervariasi kebutuhannnya terhadap agama.

Berdasarkan kondisi iniah sehingga ilmu Teknologi Informasi

Dakwah (TID) lahir dari hasil penelitian di Maluku oleh Syarifudin dalam

proses penyelesaikan disertasinya yang berjudul Teknologi Dakwah

Muhammadiyah di kota Ambon. Dalam buku Dimensi Dakwah yang

ditulis oleh pakar-pakar keilmuan dakwah di Indonesia antaranya adalah;

Aep Kusnawan, H. Asep S. Muhtadi, H. Agus Ahmad Safe’I, H. Syukriadi

Sambas, dan Enjang menggambarkan dimensi ilmu dakwah di tinjau dari

aspek ontologis, epistemologis, Aksiologis dan paradigma

pengembangan profesionalisme. Peluang pengembangan ilmu dakwah

Page 3: Syarif, teknologi informasi dakwah

Syarifudin, Paradigma Keilmuan Teknologi Informasi Dakwah Melahirkan Teori AISYATEK 2

ini sangat relevan dengan kondisi informasi saat ini karena dewasa ini

manusia diperhadapkan oleh berbagai macam teks informasi yang dikenal

dengan istilah hiperteks(;umbung informasi), ditengah lumbung

informasi inilah manusia dalam kondisi ambigu sehingga membutuhkan

ilmu baru untuk memberikan pencerahan, motivasi, dan aqidah untuk

menyuguhkan cara menerima informasi, cara mengolah informasi, dan

cara menyebarkan informasi, serta dampak dari peran informasi tersebut

dalam memengaruhi ekspresi manusia di era globalisasi ini.

Faktor inilah sehingga perlu kontekstualisasi pengembangan ilmu

dakwah dari berbagai perspektif untuk memberikan wawasan baru dalam

menelaah, memahami, mengolah, menyebarkan, dan mencermati efek

dari sebuah informasi. Spirit keilmuan dari ilmu teknologi informasi

dakwah merujuk pada pesan Al-Quran dalam surah al-Hujurat ayat 6.

Serta bahaya Informasi ketika dikendalikan oleh orang yang tidak

memiliki Iman, Islam, dan Ihsan. Perspektif Teknologi informasi dakwah

yang dirumuskan dalam ilmu ini bersumber dari mata air taqwaha yang

dijelaskan dalam surah al-syams ayat 9-10.

Kedua ayat ini sebagai spirit lahirnya teori AISYATEK yang akan

menjelaskan bagaimana manusia menggunakan ilmu pengetahuan

khusunya ilmu dakwah dan komunikasi sebagai fasilitas manusia dalam

memenuhi kebutuhan dasarnya dan kebutuhan spiritualnya dalam

mempertahankan kehidupannya di permukaan bumi ini.

Ilmu Teknologi Informasi Dakwah(TID) sebagai ilmu yang

menuntun manusia memahami informasi, mengolah informasi,

menjelaskan informasi, membahasakan informasi, dan

mengkomunikasikannya di tengah masyarakat multikultural. Selain itu

ilmu teknologi informasi menjelaskan peran informasi tersebut bagi

kemaslahatan umat manusia dalam menata hidupnya di dunia dan

akhirat. Inilah rumusan dari ilmu Teknologi Informasi Dakwah(TID)

Page 4: Syarif, teknologi informasi dakwah

Syarifudin, Paradigma Keilmuan Teknologi Informasi Dakwah Melahirkan Teori AISYATEK 3

yang melahirkan teori AISYATEK(Aqidah, Syari’ah, Akhlaq,

Entrepreneurship, dan Teknologi). Teori AISYATEK ini adalah paradigma

yang digunakan untuk memahami dan menjelaskan suatu realitas.

B. PEMBAHASAN

Secara rinci buku tersebut belum mendapatkan rumusan secara jelas

tentang pengembangan seperti apa yang akan dikembangkan dalam

rumpun ilmu dakwah. Dari wawasan inilah sehingga penulis berupaya

mencari ilmu baru dari kajian ilmu dakwah dengan mendapatkan teori

AISYATEK sebagai penjelas dan cara kerja ilmu Teknologi Informasi

Dakwah. Sistematika lahirnya ilmu Teknologi Informasi Dakwah (TID)

akan digambarkan dalam gambar berikut ini;

Page 5: Syarif, teknologi informasi dakwah

Syarifudin, Paradigma Keilmuan Teknologi Informasi Dakwah Melahirkan Teori AISYATEK 4

Pengertian teori Teori adalah serangkaian proses yang saling

berhubungan secara sistematis tentang suatu fenomena kontak sosial

secara alamiyah alamiah. Teori Teknologi Informasi Dakwah adalah; Ilmu

yang menjelaskan strategi transformasi pesan yang bersumber dari Al-

Quran dan Sunnah dengan pendekatan Iman, Islam, dan Ihsan dalam

mengungkap, menjelaskan dan mendeskripsikan fakta sosial.

Teori mengandung beberapa elemen yang berfungsi untuk

mempersatukan variabel-variabel yang terdapat di dalam teori tersebut.

Elemen pertama yaitu konsep. Konsep adalah sebuah ide yang

diekspresikan dengan dalam bentuk bi al-Hal, bi al-Qalam, dan bi al-Lisan.

Konsep dibagi tiga yaitu, Spirit, simbol dan definisi. Perbedaan mendasar

dari paradigma teori AISYATEK dengan teori-teori sebelumnya adalah

dalam aspek penggunaan spirit dalam diri manusia dalam memahami

sebuah realitas. Teknologi Informasi Dakwah (TID) spirit keilmuannya

sangat didominasi oleh capital Iman, Islam, dan Ihsan. Prinsi-prinsip

inilah yang digunakan dalam merespon realitas sosial.

Dalam paradigma keilmuan teknologi informasi dakwah

penekanannya pada potensi insani(taqwaha) lebih dominan dalam

memproduksi spirit, simbol dan definisi, paradigma ini berbeda dengan

paradigma yang dikembangkan oleh para ilmuan sebelumnya. Misalnya

kebanyakan di dalam ilmu sosial konsep ini lebih diekspresikan dengan

kata-kata tidak melalui simbol-simbol. Menurut Neuman kata-kata juga

merupakan simbol karena bahasa itu sendiri adalah simbol.1 Paradigma

Neuman ini juga relevan dengan paradigma dari Jurgen Habermas yang

1W Laurence Neuman, Social Research Methods Qualitative and Quantitative Approaches. 4th edition (Cet. I; Needham Heights, 2000), h. 22.

Page 6: Syarif, teknologi informasi dakwah

Syarifudin, Paradigma Keilmuan Teknologi Informasi Dakwah Melahirkan Teori AISYATEK 5

berhubungan dengan proposisi, karena proposisi membentuk teori.2 Teori

terdiri dari konsep dan hubungan dan tujuan-tujuan berikut ini.

1. Memberikan pola interpretasi data.

2. Menghubungkan satu kajian dengan kajian lain

3. Menawarkan kerangka kerja sehingga konsep dan variabel

mendapatkan signifikansi yang khusus

4. Memandu menginterpretasi makna yang lebih luas dari temuan bagi

diri dan lainnya.3

Labovitz dan Hagedorn mendefinisikan teori sebagai ide

pemikiran “pemikiran teoritis” yang mereka definisikan sebagai

“menentukan” bagaimana dan mengapa variable-variabel dan pernyataan

hubungan dapat saling berhubungan.4 Paradigma ini menjelaskan bahwa

ilmu pengetahuan itu adalah seprangkat metode yang dilakukan secara

kuwantitatif dan kualitatif untuk menjelaskan sebuah fenomena yang

dilakukan melalui proses ontologi, epistemologi dan aksiologi.

Dari paradigama para ahli komunikasi tersebut dapat disimpulkan

bahwa tujuan ilmu pengetahuan itu adalah tiga yakni penjelas,

mempermudah, dan berguna bagi kehidupan manusia. Ini cara para

ilmuan Eropa tetapi cara pandang dalam teori ilmu teknologi informasi

dakwah bertujuan menjelaskan, mentransformasikan, membahasakan,

mengkomunikasikan pesan-pesan Al-Quran dan Sunnah melalui

2Jurgen Habermas, The Theory of Communicative Action Volume 2: Lifeworld and System: A Critique of Functionalist Reason

3Jurgen Habermas, The Theory of Communicative Action, Volume 1: Reason and the Rationalization of Society (Cet. I; Random House Inc Publish Date: Mar 1985), h. 291.

4Robert Hagedorn end Labovitz, Introduction to Ssocial Research (Cet. II; Sanford Labovitz, Sanford lihat dalam John W Creswell, Research Design: Qualitative & Quantitative Approach, (London: Sage Publishing, 1993), h. 120

Page 7: Syarif, teknologi informasi dakwah

Syarifudin, Paradigma Keilmuan Teknologi Informasi Dakwah Melahirkan Teori AISYATEK 6

teknologi untuk memudahkan daya nalar manusia dalam mempermudah

menata hidup dan masa depannya di dunia dan akhirat.

Sangat disadari bahwa tujuan dari ilmu pengetahuan itu dalah

mendidik manusia menjadi mandiri dalam menata kehidupannya di

dunia dan akhirat. Untuk menjelaskan persoalan yang abstrak

membutuhkan ilmu pengetahuan dalam mencapai kesejahteraan umat

dari aspek jiwa dan raga.

Dalam rumpun ilmu dakwah khusunya ilmu Teknologi Informasi

Dakwah berorientasi pada pembangunan jiwa, raga, alam, dan teknologi

yang dilandasi oleh modal AISYATEK (Kecerdasan Aqidah, Intelektual,

Syari’ah, Akhlaq, Entrepreneurship, dan Teknologi). Sebagai kekutan

untuk memahami dan menjelaskan sebuah realitas.

Teori AISYATEK mengandul enam kompetensi ini sebagai modal

dasar mengolah kekayaan alam semesta khususnya dari aspek dakwah

dan komunikasi sebagai fasilitas manusia melakukan hubungan sossial.

Cara kerja Teknologi Informasi Dakwah (TID) untuk menjelaskan

kesejahteraan umat manusia dari persepktif pembangunan kemaritiman.

Ilmu Teknologi Informasi Dakwah berkeyakinan bahwa pembangunan

bangsa Indonesia bisa berkembang ketika cara pandangannya berubah

dari pola pembangunan kontinental ke pembangunan maritim. Hal ini

berdasarkan hasil penelitian Ekonomi Maritim dari La Ode Masihu

Kamaluddin.

Bagaiman perspektif ilmu Teknologi Informasi Dakwah menjelaskan

peran ilmu dalam mensejahterahkan manusia? ilmu Teknologi Informasi

Dakwah (TID) selalu merujuk pada tiga aspek dalam menemukan hakikat

sebuat realitas dari abtsrak menuju realitas. Dengan demikian perlu

dicermati cara kerja dari ilmu ini sehingga dapat bersilaturahmi dengan

ilmu manajemen maritim yang dikemukakan oleh La Ode Masihu

Kamaluddin.

Page 8: Syarif, teknologi informasi dakwah

Syarifudin, Paradigma Keilmuan Teknologi Informasi Dakwah Melahirkan Teori AISYATEK 7

C. METODE KERJA ILMU TEKNOLOGI INFORMASI DAKWAH

Tujuan dari ilmu pengetahuan menurut perspektif Teknologi

Informasi Dakwah adalah menjelaskan realitas, mentransformasikan,

membahasakan, mengkomunikasikan pesan-pesan Al-Quran dan Sunnah

melalui teknologi untuk memudahkan daya nalar manusia dalam

mempermudah menata hidup dan masa depannya di dunia dan akhirat.

Perspektif ilmu teknologi Informasi Dakwah dalam menjelaskan

pesan-pesan Al-Quran ketika pembangunan itu berorientasi pada

kelautan. Ketika spirit aqidah pembangunan kontinetal di arahkan pada

sistem pembangunan ekonomi maritim maka kesejahteraan umat dapat

tercapai dengan baik di Maluku. Langkah pertama membuat peraturan

pemerintah dan membangun kemandirian nelayan di Maluku dengan

menanamkan pendidikan teknologi kemaritiman.

Langkah kedua dakwah kelautan perlu digalakkan untuk

menggerakkan sadar pajak sejak budaya infaq, shadaqah, dan zakat

sebagai aqidah ekonomi umat sejak dini. Karena ketika fasilitas ekonomi

umat ini dimaksimalkan dengan baik maka infrastruktur pengelolaan laut

sebagai model pembangunan baru di Maluku dapat tercapai dengan baik.

Ketika budaya aqidah infaq, shadaqah, dan zakat telah menjadi budaya

maka umat Islam di Maluku yang jumlah penduduknya sekitar 810 orang

ketika di kali dengan Rp.25000/orang maka jumlah uang yang terkumpul

sebesar Rp. 20.250.000.000 milyar.

Infak umat Islam ini dapat memberikan kontribusi besar

peningkatakan kesejahteraan umat di Maluku. Infaq di dikumpulkan

setiap bulannya dapat membeli kapal cepat dengan fasilitas teknologi

canggih untuk melintasi laut di Maluku. Inilah dampak yang akan

dirasakan masayrakat Maluku ketika sistem ekonomi ZIS bisa menjadi

budaya di tengah masyarakat.

Page 9: Syarif, teknologi informasi dakwah

Syarifudin, Paradigma Keilmuan Teknologi Informasi Dakwah Melahirkan Teori AISYATEK 8

Ketika maluku telah kuat dengan sumber daya lautnya maka

Indonesia emas telah terbit di Maluku dengan membumikan Al-Quran

dengan menafsirkan ayat-ayat yang berkaitan dengan biota laut dan

strategi mengolah untuk mensejahterahkan umat sehingga angka kriminal

dapat ditekan dengan memberi ruang kerja yang tinggi bagi publik di

Maluku termasuk di Indonesia pada umumnya.

Kesejahteraan dalam perspektif teori AISYATEK (modal aqidah,

modal intelektual, modal Syari’h, modal entrepreneurship, dan modal

pemanfaatan teknologi informasi) adalah modak utama yang perlu

dimiliki ketika ingin melakukan motivasi pencerahan kesejahteraan umat

manusia. Pembangunan bidang kelautan menurut La Ode Masihu

Kamaluddin yang diruju dalam Al-Quran surah an-Nahl ayat 14. Tafsiran

terhadap ayat ini dalam teori AISYATEK menjelaskan bahwa

pembangunan perkapalan, pelabuhan, dan keramba ikan serta

pengembangan mineral-mineral baru yang tersimpan di dalam laut

Maluku yang bisa dijadikan listrik abadi, batrei abadi, dengan adanya

energi baru di laut Maluku untuk Indonesia itu perlu dilandasai oleh

prinsip-prinsip iman, islam, dan ihsan sebagai etika pengelolaan sumber

daya alam.

Kesejateraan jika ditafsirkan dalam bentuk makanan (tha’am) adalah segala

sesuatu yang dicicipi. Karena itu minuman termasuk pengertian tha’am. Al-Quran

Surat Al-Baqarah ayat 249 menggunakan kata syaiba (minuman) ya’tha’am

(makanan) untuk objek yang berkaitan dengan air minum. Kata ta’am dalam Al-

Quran diulas secara tekstual sebanyak 48 kali yang berkaitan dengan aspek

kesejahteraan.5 Dalam pandangan Ibrahim bin Umar Al-Biqa’i bahwa setiap Allah

berbicara tentang kesejahteraan manusia selalu menggunakan kata yang mesra dan

yang baik sebagai simbol bahwa pentingnya menjaga kesejahteraan dengan

makanan yang baik dan halal. Dalam QS al-Qurais

5

Page 10: Syarif, teknologi informasi dakwah

Syarifudin, Paradigma Keilmuan Teknologi Informasi Dakwah Melahirkan Teori AISYATEK 9

3. Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka'bah). 4.

yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan

mengamankan mereka dari ketakutan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dimuat dalam jurnal kriminologi bahwa

salah satu penyebab konflik, pencurian, kematian, dan kelaparan akibat minimnya

kemampuan manusia mengeksplorasi sumber daya alam khususnya bidang

kelautan. Presentasi jumlah kesejahteraan umat yang tersedia dalam laut mencapai

70%.

Dalam Al-Quran surah al-Ma’un menginformasikan bahwa celakalah bagi

orang yang shalat ketika ia tidak berlaku adil terhadap anak yatim. Kata yatin

dalam ayat ini ditafsirkan orang yang sangat membutuhkan kesejahteraan sosial.

Ayat Al-Quran dalam surah al-ma’un sebagai berikut;

Terjemahnya:

1. Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama, 2. Itulah orang yang

menghardik anak yatim, 3. dan tidak menganjurkan memberi Makan orang

miskin.

4. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, 5. (yaitu) orang-orang

yang lalai dari shalatnya, 6. orang-orang yang berbuat riya, 7. dan enggan

(menolong dengan) barang berguna.

Riya ialah melakukan sesuatu amal perbuatan tidak untuk mencari

keridhaan Allah akan tetapi untuk mencari pujian atau kemasyhuran di

masyarakat. Sebagian mufassirin mengartikan: enggan membayar zakat yang

menyebabkan hak orang lain terputus akibat sebagian orang tidak mengeluarkan

infaq, shadaqah, dan zakat.

A. Pembahasan

QS An-Nahl/16:14-16

Page 11: Syarif, teknologi informasi dakwah

Syarifudin, Paradigma Keilmuan Teknologi Informasi Dakwah Melahirkan Teori AISYATEK 10

14. Dan Dia-lah, Allah yang mempermudahkan, menundukkan lautan (untukmu),

agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu

mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat

bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-

Nya, dan supaya kamu bersyukur.

Tafsiran ayat

14. Dan dialah yang mempermudahkan

laut di dalamnya ada dangin yang segar

dan kamu keluarkan daripadanya

perhiasan untuk kamu memakainya.

Dan kamu melihat kapal-kapal yang

berlayar padanya yakni di lautan untuk

memikirkan, mencari karunianya dan

mudah-mudahkan kamu bersyukur

15. Dan Dia menancapkan gunung-

gunung di bumi supaya bumi itu, kuat

dan tidak goncang bersama kamu, (dan

Dia menciptakan) sungai-sungai dan

jalan-jalan agar kamu mendapat

petunjuk,

16. Dan Allah ciptakan bintang-bintang

sebagai tanda-tanda (penunjuk jalan).

dan dengan bintang-bintang Itulah

sebagai petunjuk dan media

komunikasi untuk memudahkan

manusia mendapatkan karunia Allah.

Syarah:

Inilah salah satu contoh kebesaran

Allah yang diperlihatkan oleh manusia

untuk memenuhi kesejahteraan

hidupnya dengan berbagai rezki yang

Allah sediakan di bumi khususnya

dalam laut.

17. Maka Apakah (Allah) yang

menciptakan itu sama dengan yang

tidak dapat menciptakan (apa-apa) ?.

Maka mengapa kamu tidak mengambil

pelajaran.

Page 12: Syarif, teknologi informasi dakwah

Syarifudin, Paradigma Keilmuan Teknologi Informasi Dakwah Melahirkan Teori AISYATEK 11

18. Dan jika kamu menghitung-hitung

nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat

menentukan jumlahnya. Sesungguhnya

Allah benar-benar Maha Pengampun

lagi Maha Penyayang.

19. Dan Allah mengetahui apa yang

kamu rahasiakan dan apa yang kamu

lahirkan.

Ayat ini memberikan informasi kepada manusia dalam memenuhi

kesejahteraan hidupnya sebagaimana Allah telah menyediakan daging segar

berupa ikan-ikan untuk kebutuhan hidup manusia. Ayat ini menyebut ikan dalam

laut di sebut ”lahman” ikan yang segar untuk dikonsumsi oleh manusia.

Selain itu Allah sediakan hilyah(perhiasan, mineral-mineral baru) untuk

menamba performan manusia maka Allah swt menyedian perhiasan untuk dipakai

dalam melakukan interaksi sosial. Allah keluarkan dua jenis perhiasan yakni; lu’lu

wal marjan” dari ”yakhruju minhu wa lu’lu wal marjan”) ayat ini ada

munasabahnya dengan QS Fathir ayat 12 dan QS Al-Jasyiah ayat 12. Dalam

Surah Fathir ayat 12

12. dan tiada sama (antara) dua laut; yang ini tawar, segar, enak, sedap diminum

dan yang lain asin lagi pahit. dan dari masing-masing laut itu kamu dapat

memakan daging yang segar dan kamu dapat mengeluarkan perhiasan yang dapat

kamu memakainya, dan pada masing-masingnya kamu Lihat kapal-kapal berlayar

membelah laut supaya kamu dapat mencari karunia-Nya dan supaya kamu

bersyakur.

Kaitannya dengan penjelasan Allah swt dalam ayat yang lain Surah Ar-

Rahman ayat 19 Allah swt berfirman

19. Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, 20.

antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing [1443]. 21. Maka

nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? 22. dari keduanya

keluar mutiara dan marjan.

Page 13: Syarif, teknologi informasi dakwah

Syarifudin, Paradigma Keilmuan Teknologi Informasi Dakwah Melahirkan Teori AISYATEK 12

Di antara ahli tafsir ada yang berpendapat bahwa la yabghiyan Maksudnya

masing-masingnya tidak menghendaki. dengan demikian maksud ayat 19-20 ialah

bahwa ada dua laut yang keduanya tercerai karena dibatasi oleh tanah genting,

tetapi tanah genting itu tidaklah dikehendaki (tidak diperlukan) Maka pada

akhirnya, tanah genting itu dibuang (digali untuk keperluan lalu lintas), Maka

bertemulah dua lautan itu. Seperti terusan Suez dan terusan Panama. Kedua laut

dan air tawar ini masing-masing Allah telah sediakan berbagai macam produksi

makanan yang berkembang sesuai sistem yang telah di atur oleh Allah kepada

ciptaannya.

Selain itu Allah swt sediakan muatiara ari laut dan mutiara di air tawar

sebagai perhiasan yang jika dikelolah dengan baik akan berubah menjadi Mahal.

Dan kamu melihat ada kapal-kapal yang berlayar di lautan untuk mencari

karunia yang berlimpah berberkah ketika cara mendapatkan sesuai akhlaq Al-

quran. Dalam Tafsir Ibnu Katsir karunia yang diambil dalam laut dengan tidak

merusak ekosistem laut, sehingga kebesaran Allah swt sebagai sumber kebutuhan

manusia tetap terjaga pertumbuhan dan perkembangannya agar ketersediaan

pangan tetap terjaga. Ketika ahklak mengolah laut itu sesuai sistem sunnah Allah

swt. Ini salah satu keuntungan jika paradigma berpikir kita berorentasi pada laut

karena informasi dalam Al-Quran kekayaan laut sebagai kebutuhan hidup manusia

tidak akan pernah habis karena luar laut 73% atau ¾ laut dan ¼ daratan. Dan salah

satu hubungan erat Quran Surat An-Nahl ayat 14 dengan Al-Qurna Surah An-Nur

menjelaskan bahwa laut memiliki misteri sebagaimana dijelaskan dalam QS An-

Nur ayat 40.

40. atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang

di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang tindih-

bertindih, apabila Dia mengeluarkan tangannya, Tiadalah Dia dapat melihatnya,

(dan) Barangsiapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah Tiadalah Dia

mempunyai cahaya sedikitpun.

Adapun keadaan gelapnya hidupnya orang-orang kafir, hidupnya seperti

berada di laut yang sangat dalam ”bahrul lujjiyyin” Imam Qatata menanfsirkan

Al-Quran Surah An-Nur ayat 40 ini bahwa ”lujjiyyin” itu adalah laut yang sangat

dalam. Dimana diatas dasar laut ada ombak tetapi di dalam laut itu pula ada

ombak. Dalam penelitian di laut merah yang kedalamannya samai tiga kilo meter

itu didasarnya laut sangat panas. Selain itu di dalam laut india ada laut yang

kedalamannya tujuh kilometer. Kedalam ini sampai saat ini belum ada para

Page 14: Syarif, teknologi informasi dakwah

Syarifudin, Paradigma Keilmuan Teknologi Informasi Dakwah Melahirkan Teori AISYATEK 13

ilmuan yang mampu menjelaskan kandungan laut yang memiliki kedalam tujuh

kilometer. Inilah yang disebut dalam Al-Quran dengan istilah ”

mungkin lokasi ini yang disebut laut antartika yang disebut dengan dengan

”bahrun mijjiyyin” dalam laut yang gelapa ini ada ombak yang gelap dan sangat

menakutkan. Dari ayat ini dapat dijelaksan bahwa orang-orang kafir itu memiliki

prilaku yang sangat ganas tidak mampu keluar dari kesulitannya dan sifat

hitamnya yang kelam dan cenderung berpotensi merusak sesama ciptaan Allah

swt. Ia hidup di dunia hitam sebagai hitamnya laut yang gelap. Ayat ini

merupakan amstal(perumpamaan) orang-orang yang tidak mendapat cahaya Ilahi

di dunia ini. Ini salah satu bentuk tafsiran dari kata ”bahrun mijjiyyin” yang

memberikan penjelasan kepada orang yang hidup di tengah kegelapan

sebagaimana perumpamaan laut yang dalam dan hitam tanpa ada cahaya yang

menembusnya kecuali cahaya batin yang dalam pula kemisteriannya.

Tafsiran lain dari ayat ini bahwa ketika seseorang yang tidak memiliki ilmu

tentang kelautan ia juga terasa gelap mau diapakan laut ini bagi kemaslahatan

umat manusia. Berdasarkan tamsil ini menggambarkan bahwa kesejahteraan umat

manusia ketika ia memiliki ilmu pengetahuan dalam mengolah laut untuk

kesejahteraan umat manusia. Atau dapat ditafsirkan bahwa ketika masih

menggunakan paradigm kontinental oriented maka sulit mendapatkan

kesejahteraan yang lebih baik.

Kemudian penjelasan ayat ini dalam hadis riwayat Iman Abu Dawud

Rasulullah saw bersabda ”la yarkabul bahr illah hajjun aumu’tamirun aughasil

fisabilillah fa inna tahtal bahri naran wa tahta nari bahran. (tidaklah yang

mengharungi lautan itu merebah lautan/mengarungi keculi orang yang pergi ke

mekah untuk melakukan haji, umra, atau orang yang menggunakan laut sebagai

tempat berjuang, berjihat, berperang dengan semangat fisabilillah, maka

sesungguhnya dibawah laut itu ada api dan dibawah api itu ada laut), dalam kitab

Ta’rifu Al-Bahr fil Ghaswi.

Page 15: Syarif, teknologi informasi dakwah

Syarifudin, Paradigma Keilmuan Teknologi Informasi Dakwah Melahirkan Teori AISYATEK 14

Hadis ini Rasulullah menjelaskan bahwa dibawa laut ada api dan dibawa api

ada laut. Hadis ini ditafsirkan oleh ulama berbeda kualitasnya ada yang

mengatakan dhaif dan ada yang mengatakan hasan. Yang terpenting dari

penjelasan hadis ini adalah maslaha yang bisa didapatkan untuk menggambarkan

keadaan laut tersebut. Penafsiran ulama terhadap hadis ini bahwa yang berlaku

dihari kiamat laut yang pans itu akan mengguncang dunia pada hari kiamat.

Sebagaimana temuan para ahli tsunami di Jepang dan yang terjadi di Aceh air

yang hitam dan sangat panas.

QS Al-Infithar; 1. apabila langit terbelah, 2. dan apabila bintang-bintang jatuh

berserakan, 3. dan apabila lautan menjadikan meluap mendidih.

Para ulama menafsirkan hadis ini bahwa pada hari kiamat itu laut akan

dikoversi menjadi panas, mendidih apabila Allah swt memanaskan laut maka ia

tampak meluap-luap seakan-akan menggelegar bumi.

Salah satu tafsiran dari ayat ini bahwa simbol laut yang tidak kena cahaya

dengan laut yang terkena cahaya laksana orang kafir dan orang yangberiman. Laut

yang terkena cahaya mendapatkan warna kebiruan yang sangat indah dan

menakjubkan sedangkan laut yang tidak terkena cahaya hitam pekat dan menurut

hasil riset para ilmuan tidak ada kehidupan di dasar laut yang gelap itu. Dalam

QS Athur ayat 1 lain disebut ”wal bahril masjur” (laut yang dipanaskan). Kata

masjid dari fiil sajarah artinya memanas. Air dan api sebuah unsur yang sangat

berlawanan. Tetapi mengapa yang berlawan ini dapat disatukan. Para ulama

menjelaskan yang dijelaskan dalam QS At-Taqwir akrena ayat ini berhubungan

dengan peristiwa akhirat.

Timbul persoalan apakah Nabi pernah mengeksplorasi informasi tentang

biota laut dan mampu mengetahui bahwa di dalam laut ada api, dan dibawa api

ada laut. Apakah pernah Nabi berlayar sehingga mampu menjelaskan misteri laut

pada tahun 500 para sahabat di antar ke negeri habasyah yang dipimpin oleh Ja’far

Abu Thalib, Habasyah ini berada antara di Benua Afrika dan semenanjung Tanah

Arab tapi dalam sejarah Nabawi dalam perjalanan itu Nabi tidak berangkat ke

Page 16: Syarif, teknologi informasi dakwah

Syarifudin, Paradigma Keilmuan Teknologi Informasi Dakwah Melahirkan Teori AISYATEK 15

Habasyah hanya sahabat yang berangkat dengan kapal. Dalam sejarah ini

menginformaskan bahwa Nabi sama sekali tidak pernah mengeksplorasi biota laut

secara ilmiah walaupun saat itu sudah ada kapal. Pertanyaanya siapa yang

memberikan informasi kepada Nabi bahwa dalam laut ada api dan dibawah api

ada laut. Jawabannya Allah langsung yang mengkopy paste dalam jiwa Nabi

dengan ilmunya yang maha luas.

Setelah perang dunia ke-2 para ekspedisi telah menjelajahi laut untuk

mencari harta karung dan sisa-sisa peradaban kuno akibat pertemuran masa lalu

yang jatuh dibawa laut. Pada saat menereka menjelajahi laut tiba-tiba mereka

terkejut mendapatkan deretan gunung-gunung vulkanik/vulkano hasil dari

gunung-gunung merapi dalam laut yang panjangnnya 64 ribu kilometer dan

kedalaman 65 kilometer di atas permukaan laut. Selain itu ada proyek penelitian

besar yang dilakukan oleh Negara Arab, Italia, Amerika, Jerman, dan Sudan.

Mereka mencari kekayaan mineral dalam dasar laut di laut merah yang dalamnya

tiga ribu meter dengan menggunakan alat untuk mengangkat mineral tetapi

mereka tidak mampu mendekatinya karena panasnya laut tersebut. Ketika malat

mereka mendapatkan kandungan meneral ia itu gumpalan tanah dan air yang

sangat panas mencapai 300 derajat celsius. Fakta ilmiah yang dijelaskan oleh

Hadis rasulullah yang diriwayatkan Imam Abu Dawud.

Selain itu laut juga tempat Syetan(panas) membina pergerakannya merusak

manusia dalam memuja Allah sehingga laut perlu dicermati dengan baik untuk

mendapatkan penjelasan yang lebih banyak manfaatnya bagi kesejahteraan

masyarakat Maluku. Dalam AL-Quran surah An-Nahl hanya kesejahteraan ikan

dan sumber manakan bagi kesejahteran umat manusia. Selain itu air laut juga

dapat dijadikan sebagai alat bersuci untuk beribadah pada Allah. Selain itu bagi

orang yang melakukan ibadah haji tidak boleh membunuh makhluk di darat

sementara membunuh ikan di laut bole ini salah satu spirit pentingnya laut sebagai

sumber kesejahteraan manusia. Dalam Al-Quran dijelaskan bahwa Uhillalakum

sayyidul bahri, wa ta’amuhu mata’akum sayyarah wahurrimalaikum saidul barri

ma duktumhuruma. Inilah istimewa laut sebagai sumber kebutuhan dan

kesejahteraan laut.

Page 17: Syarif, teknologi informasi dakwah

Syarifudin, Paradigma Keilmuan Teknologi Informasi Dakwah Melahirkan Teori AISYATEK 16

Semakin tinggi jumlah umat Islam menetapkan hidupnya dengan

pola AISYATEK semakin tinggi potensi kesejahteraan umat dalam

menyikapi segala macam problematika hidup. Semakin rendah pola

AISYATEK dalam menata kehidupan umat semakin tinggi dampak

kriminal yang muncul di tengah masyarakat.

Metode Menggerakkan kemandirian umat untuk mencapai sasaran

keadilan dan kesejahteraan umat dengan pola peningkatkan AISYATEK

dalam aspek berpikir, berkomunikasi, dan berprilaku melalui spirit

aqidah cinta pada Al-Quran sebagai modal untuk sukses di dunia dan

sukses di akhirat. Serendah rendahnya ilmu jika hanya sampai di tepian

lidah dan setinggi-tingginya ilmu ketika hanya sampai ditepian prilaku.