surat pencatatan ciptaan - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/ulum - intellectual capital...

323
REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA SURAT PENCATATAN CIPTAAN Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta yaitu Undang-Undang tentang perlindungan ciptaan di bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra (tidak melindungi hak kekayaan intelektual lainnya), dengan ini menerangkan bahwa hal-hal tersebut di bawah ini telah tercatat dalam Daftar Umum Ciptaan: I. Nomor dan tanggal permohonan : EC00201700015, 6 Januari 2017 II. Pencipta Nama : Dr. Ihyaul Ulum, S.E, M.Si., Ak., CA. Alamat : JL. Raya Apel 42 RT.005 RW.001 Kelurahan Sumbersekar, Kecamatan Dau, Malang, JAWA TIMUR, 65151 Kewarganegaraan : Indonesia III. Pemegang Hak Cipta Nama : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG Alamat : Jalan Raya Tlogomas No. 246 Malang , Malang, JAWA TIMUR, 65144 Kewarganegaraan : Indonesia IV. Jenis Ciptaan : Buku V. Judul Ciptaan : Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework Pengungkapan, dan Kinerja Organisasi) VI. Tanggal dan tempat diumumkan untuk pertama kali di wilayah Indonesia atau di luar wilayah Indonesia : 1 Agustus 2016, di Malang VII. Jangka waktu perlindungan : Berlaku selama 50 (lima puluh) tahun sejak Ciptaan tersebut pertama kali dilakukan Pengumuman. VIII. Nomor pencatatan : 01296 Pencatatan Ciptaan atau produk Hak Terkait dalam Daftar Umum Ciptaan bukan merupakan pengesahan atas isi, arti, maksud, atau bentuk dari Ciptaan atau produk Hak Terkait yang dicatat. Menteri tidak bertanggung jawab atas isi, arti, maksud, atau bentuk dari Ciptaan atau produk Hak Terkait yang terdaftar. (Pasal 72 dan Penjelasan Pasal 72 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta) a.n. MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN INTELEKTUAL u.b. DIREKTUR HAK CIPTA DAN DESAIN INDUSTRI Dr. Dra. Erni Widhyastari, Apt., M.Si. NIP. 196003181991032001

Upload: doandat

Post on 12-Aug-2019

262 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

SURAT PENCATATAN CIPTAAN

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta yaitu Undang-Undang tentang perlindungan ciptaan di bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra (tidak melindungi hak kekayaan intelektual lainnya), dengan ini menerangkan bahwa hal-hal tersebut di bawah ini telah tercatat dalam Daftar Umum Ciptaan:

I. Nomor dan tanggal permohonan : EC00201700015, 6 Januari 2017

II. Pencipta

  Nama : Dr. Ihyaul Ulum, S.E, M.Si., Ak., CA.

 Alamat : JL. Raya Apel 42 RT.005 RW.001 Kelurahan Sumbersekar,

Kecamatan Dau, Malang, JAWA TIMUR, 65151

  Kewarganegaraan : Indonesia

III. Pemegang Hak Cipta    

  Nama : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

 Alamat : Jalan Raya Tlogomas No. 246 Malang , Malang, JAWA

TIMUR, 65144

  Kewarganegaraan : Indonesia

IV. Jenis Ciptaan : Buku

V. Judul Ciptaan : Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework Pengungkapan, dan Kinerja Organisasi)

VI. Tanggal dan tempat diumumkan untuk pertama kali di wilayah Indonesia atau di luar wilayah Indonesia

: 1 Agustus 2016, di Malang

VII. Jangka waktu perlindungan : Berlaku selama 50 (lima puluh) tahun sejak Ciptaan tersebut pertama kali dilakukan Pengumuman.

VIII. Nomor pencatatan : 01296

Pencatatan Ciptaan atau produk Hak Terkait dalam Daftar Umum Ciptaan bukan merupakan pengesahan atas isi, arti, maksud, atau bentuk dari Ciptaan atau produk Hak Terkait yang dicatat. Menteri tidak bertanggung jawab atas isi, arti, maksud, atau bentuk dari Ciptaan atau produk Hak Terkait yang terdaftar. (Pasal 72 dan Penjelasan Pasal 72 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta)

a.n. MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN INTELEKTUAL u.b.

DIREKTUR HAK CIPTA DAN DESAIN INDUSTRI

Dr. Dra. Erni Widhyastari, Apt., M.Si.NIP. 196003181991032001

Page 2: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,
Page 3: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

i

INTELLECTUAL CAPITAL:Model Pengukuran, Framework

Pengungkapan & Kinerja Organisasi

Dr. Ihyaul Ulum, SE., M.Si., Ak., CA.

Penerbit Universitas Muhammadiyah Malang

Page 4: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasiii

INTELLECTUAL CAPITAL:Model Pengukuran, Framework Pengungkapan

& Kinerja Organisasi

Hak Cipta © Dr. Ihyaul Ulum, SE., M.Si., Ak., CA., 2017

Hak Terbit pada UMM Press

Penerbit Universitas Muhammadiyah Malang

Jl. Raya Tlogomas No. 246 Malang 65144

Telepon: 0877 0166 6388, (0341) 464318 Psw. 140

Fax. (0341) 460435

E-mail: [email protected]

http://ummpress.umm.ac.id

Anggota APPTI (Asosiasi Penerbit Perguruan Tinggi Indonesia)

Anggota IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia)

Cetakan Pertama, Januari 2015

Cetakan Kedua, Agustus 2016

Cetakan Ketiga, Desember 2017

ISBN : 978-979-796-157-2

xxiv; 297 hlm.; 16 x 23 cm

Setting Layout : Septian R.

Cover : Ridlo S.

Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyakkarya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apapun, termasukfotokopi, tanpa izin tertulis dari penerbit. Pengutipan harapmenyebutkan sumbernya.

Page 5: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

iii

Sanksi Pelanggaran Pasal 113Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014

tentang Hak Cipta

(1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimanadimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidanadengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyakRp 100.000.000 (seratus juta rupiah).

(2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang HakCipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalamPasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan SecaraKomersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidanadenda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

(3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang HakCipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalamPasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan SecaraKomersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/ataupidana denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

(4) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukandalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh)tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).

Page 6: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasiiv

Page 7: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

v

v

Moto & Persembahan

Motto:- Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu,

dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amatburuk bagimu (QS. Al-Baqoroh: 216).

- Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengankesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yangdiusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yangdikerjakannya (QS. Al-Baqoroh: 286).

- Sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak manfaatnya bagisesama (HR. Ahmad, Thabrani, dan Daruquthni).

Kupersembahkan karya ini buat:- Almarhum bapak (Mundzir) yang telah berpulang ke haribaan-

NYA sejak tahun 1987, al-faatihah;

- Ibuku yang luar biasa tangguh (Muliyathun) di Paciran-Lamongan.Terima kasih untuk segala kerja keras dan doa-doa yang tiada putus;

- Bapak ibu mertua (H. Umar Buang & Hj. Wakina) di Purwodadi.Terima kasih untuk dukungan dan do'a yang tak berakhir;

- Istriku (Nining Fadliyah) dan 2 bidadari kecilku (Najwa Ihfada NA.& Kyla Ihfada MA.). Terima kasih untuk pengertian danpengorbanannya, untuk waktu yang terenggut;

- Bapak ibu guru, ustadz/ustadzah, kiyai, dan dosen-ku yang menjadipembuka pintu hidayah dan pengetahuan.

Page 8: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasivi

Page 9: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

vii

vii

Pengantar Penulis

Puji syukur yang teramat dalam saya haturkan ke hadirat AllahSWT. atas percikan kasih dan limpahan rahmat, taufiq, hidayah, danma'unah-Nya sehingga buku dengan judul "INTELLECTUALCAPITAL; Model Pengukuran, Framework Pengungkapan, dan KinerjaOrganisasi" ini dapat terselesaikan. Sungguh tiada daya dan upayasedikitpun tanpa pertolongan dan kehendak-Nya. Tiada kekuatandan kemampuan untuk melewati setiap bab dalam buku ini tanpahidayah dan ma'unah-Nya.

Selanjutnya, do'a sholawat dan salam ta'dzim semoga senantiasamelimpah ke pangkuan Nabi Agung Muhammad SAW., Rasul akhirzaman, penutup para Nabi, pendobrak kebekuan tauhid, pelindunganak yatim, revolusioner sejati dalam memperjuangkan kesetaraangender, uswatun hasanah di tengah kebobrokan akhlak. BeliaulahRasul yang kemuliaan akhlaknya dibicarakan para malaikat dandipuji oleh Allah SWT.

Buku ini disusun dengan semangat untuk meng-Indonesia-kanisu tentang intellectual capital (IC). Secara internasional, kajiantentang IC telah mulai berkembang sejak akhir tahun 1990-an. Areayang menjadi fokus perhatian adalah tentang bagaimanamendefinisikan, mengukur, mengklasifikasikan, dan menyajikannya.Pada bab III dan IV buku ini menyajikan sejumlah pengertian,pengklasifikasian, dan kerangka kerja dari IC.

Page 10: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasiviii

Pada bab II, buku ini menyajikan reviu atas beberapa teori dasaryang sering dijadikan pijakan dalam penelitian-penelitian tentangIC. Di antara teori-teori yang dibahas dalam bab ini antara lain:Teori Berbasis Sumber Daya (Resource-Based Theory), TeoriPensinyalan (Signaling Theory), Teori Pemangku Kepentingan(Stakeholder Theory), Teori Legitimasi (Legitimacy Theory), TeoriKeagenan (Agency Theory), Teori Ekonomi Politik (Political EconomyTheory), dan Teori Kontinjensi (Contingency Theory).

Bab V dan VI buku ini membahas tentang pengukuran kinerja IC(ICP) dan kerangka kerja pengungkapan IC (ICD). Model pengukurankinerja IC yang disajikan pada bab V antara lain Value AddedIntellectual Coefficient (VAIC™), Extended VAIC™ Model, ModifiedVAIC (MVAIC), Extended VAIC™ Plus, dan iB-VAIC. Sementaraframework pengungkapan IC yang dibahas pada bab VI adalahframework 24, 58, 78, dan 36 item. Pada bagian ini, juga disajikansejumlah penelitian empiris yang menggunakan masing-masingframework.

Dua bab selanjutnya (bab VII dan VIII), didiskusikan penelitian-penelitian empiris tentang ICP dan ICD dalam kaitannya dengankinerja organisasi, baik kinerja keuangan maupun kinerja pasar.Khusus topik tentang ICD, disajikan penelitian-penelitian empiristentang pemicu (drivers) dari pengungkapan IC (misalnya karakteristikperusahaan dan good governance), hubungan antara ICD dengancost of capital, dan hubungan antara ICD dengan kinerja organisasi.

Ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya (harus) saya sampaikankepada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan bukuini, baik langsung maupun tida langsung, terutama kepada:

1. Pimpinan Universitas Muhammadiyah Malang yang telahmemberikan kesempatan kepada saya untuk mengembangkandiri dalam banyak hal.

2. Pimpinan Universitas Diponegoro Semarang yang telahmemberikan kesempatan kepada saya untuk meningkatkankapasitas akademik di level S2 dan S3.

3. Prof. Dr. H. Imam Ghozali, M.Com., Akt., CA., pembimbing danpromotor saya saat menempuh S2 dan S3 di Unidp yang telahberkenan memberikan kata pengantar (prolog) untuk buku ini.

Page 11: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

ix

Beliau adalah sosok yang sangat menginspirasi, pembimbing yangsangat membantu, selalu ada solusi dari 'masalah' dalampenelitian. Semoga beliau selalu diberikan kesehatan untukterus bisa berbagi.

4. Dr. Agus Puwanto, M.Si., Akt., CA. yang berkenan memberikan'testimoni' untuk buku ini. Terima kasih juga untuk segala arahandan diskusinya yang hangat selama proses penyusunan buku ini.

5. Dosen-dosen di Magister Akuntansi dan PDIE Undip. Terima kasihuntuk kebersahajaan dan kehangatannya yang kadang sulitdijumpai di kampus-kampus lain.

6. Buat istri (Nining Fadliyah) dan dua putri saya (Najwa IhfadaNA., dan Kyla Ihfada MA.) yang harus merelakan sebagian besarwaktu untuk proses studi. Bapak (almarhum Mundzir) dan ibu(Muliyathun) serta saudara-saudara di Paciran, Lamongan atasdukungan do'anya yang tiada putus. Bapak ibu mertua diPurwodadi, Grobogan (H. Umar Buang & Hj. Wakina) atas segalabantuan, fasilitas, dan do'a-do'anya.

7. Teman-teman seperjuangan PDIE Undip angkatan 2012 ataspertemanan, keakraban, persahabatan, dan semua hal yangterbangun selama ini. Terkhusus, terima kasih buat Pak RahmadWijaya, sahabat se-institusi, teman se-kos, kolega yang sangatmembantu. Manatap Berliana Lumban Gaol, sahabat se angkatandi PDIE dan juga di PPAk yang 'setia' berangkat dan pulang bareng.Terima kasih juga buat teman-teman diskusi lainnya: mas Lalu Edi,Kardison, Suwignyo, Soni Agus, Samsul Ulum, Anne Putri, Indayani,Dona, Ratih, Gowon, pak Kusmayadi, bang Aris Tanno, bundaRatna, mbak Ade Irma, pak Bambang, mas Boy Papua, mas Muhsin& mbak Nita, serta pak Akmal. Terima kasih juga buat 'adik-adik'tingkat yang banyak membuka ruang diskusi: bu Ida Hidayanti,Berta, Ivonne, mas Jasanta, mas Nur Yakin, dll.

8. Saya juga mengucapkan banyak terima kasih kepada sahabat-sahabat dan kolega di Forum Dosen Akuntansi Sektor Publik(FDASP) yang banyak memberikan spirit kebersamaan dan kerjakeras: Prof. Indra Bastian, Ph.D., Prof. Abd. Halim (UGM), Ph.D,Prof. Tjiptohadi Sawarjuwono, Ph.D., CPA. dan bunda Dr. EliaMustikasari (UA), pakde Haryono (Untan), Moh. Mahsun, CPA. (STIE

Pengantar Penulis

Page 12: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasix

WW Jokja), bunda Prof. Dr. Erlina Roesli (USU Medan), bunda Dr.Nunuy Alifah (Unpad), bang Dr. Rasuli (Univ. Riau), kang Dr. Heru(univ. Bengkulu/President Univ.), om-Pidt Icuk RB (Unsoed), pakBambang Kesit (UII), Dr. Indrawati (UPN Veteran Surabaya), kangNovi (Univ. Mercubuana Jakarta), dll.

9. Tidak lupa, sahabat-sahabat dan kolega di FEB UMM. Pak DhanielSyam yang selalu memberikan dukungan untuk segera selesai, pakDr. Ahmad Juanda yang telah berkenan menjadi kawan diskusi disela-sela kesibukan yang sangat padat, terima kasih inspirasinyayang sering kali tak terduga.

Saya paham dan sangat menyadari bahwa tidak ada karyatulis yang sempurna, tanpa cela, tiada cacat tiada salah. Olehkarena itu, saya membuka ruang untuk berdiskusi, serta menerimaberbagai kritik dan saran terkait buku ini melalui media email([email protected] atau [email protected] [email protected]), FB, Academia, & Google Scholar (IhyaulUlum), twitter (@cak_lum), dan atau melalui website (blog) di:http://ihyaul.staff.umm.ac.id. Jika Allah mengijinkan, saya akandengan sangat senang hati menjawab setiap sapaan.

Akhirnya, dengan segala keterbatasan dan kekurangannya, sayapersembahkan buku ini kepada dunia ilmu pengetahuan. Semogadapat memberikan sedikit warna dan menambah khazanah tentangsebuah trend baru, intellectual capital. Kebenaran dan kesempurnaanadalah miliki ALLAH, segala bentuk kesalahan terkait konsep,interpretasi, diksi, maupun redaksional adalah tanggung jawab danmilik saya.

Terima kasih.

Billahittaufiq Wal Hidayah.

Malang, Agustus 2016

Penulis,

Dr. Ihyaul Ulum, SE., M.Si., Ak., CA.

Page 13: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

xi

xi

Prolog: Intellectual Capital AdalahAkuntansi

Mengawali pengantar ini, saya ingin mengucapkan Selamatkepada mas Ulum atas terbitnya buku yang menjadi prasyarat untukujian Promosi Doktor di PDIE Universitas Diponegoro ini. Tentu tidakmudah untuk menulis buku di tengah-tengah proses menyusundisertasi dan dalam waktu yang relatif cepat. Setahu saya, ini adalahbuku kedua yang ditulis mas Ulum selama menempuh programDoktor di Undip. Buku pertama tentang EndNote yang menjadirujukan dalam melakukan sitasi dan menyusun bibliografi.

Di Undip, kajian tentang intellectual capital (IC) mulai maraksejak tahun 2006an, baik untuk riset-riset skripsi maupun thesisMagister Akuntansi. Awalnya, muncul keraguan tentang'ke-Akuntansi'-an' dari IC. Namun buku mas Ulum ini telah suksesmeyakinkan bahwa IC adalah Akuntansi. Pembahasan di Bab VIIdengan sangat jelas menyajikan data artikel-artikel IC di jurnalinternasional yang dikenal sebagai jurnal akuntansi, misalnya:Accounting Auditing and Accountability Journal, European AccountingReview, Accounting Organizations and Society, Australian AccountingReview, British Accounting Review, dan Critical Perspectives onAccounting. Meskipun jumlahnya masih rendah (hanya 3,4% daritotal artikel), namun hal ini cukup membuktikan bahwa IC adalahsalah satu topik riset akuntansi.

Secara khusus, Indra Abeysekera, dosen senior bidang Akuntansidi University of Sydney, pada tahun 2008 memublikasikan buku

Page 14: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasixii

dengan judul Intellectual Capital Accounting. Buku ini sesungguhnyaadalah laporan penelitian yang ia lakukan untuk menganalisispelaporan IC (intellectual capital reporting) pada 30 perusahaanyang terdaftar di the Colombo stock exchange (CSE) yang dipilihberdasarkan kapitalisasi pasarnya. Sekali lagi, buku ini menegaskanbahwa IC merupakan bidang kajian akuntansi.

Sebelumnya, pada tahun 2005, Baruch Lev (New York University),Leandro Cañibano (Autonomous University of Madrid), dan BernardMarr (Cranfield School of Management) juga menulis satu chapterberjudul 'An Accounting Perspective on Intellectual Capital' yangmerupakan bagian dari buku berjudul Perspective on IntellectualCapital. Dalam chapter ini, mereka menjabarkan tentang IC danintangible assets (IA), termasuk tentang standar-standar akuntansiyang mengatur IA. Chapter ini, sekali lagi, meyakinkan bahwa topikIC adalah bagian dari kajian Akuntansi.

Buku ini membahas dari A sampai Z tentang topik intellectualcapital. Selain menyajikan informasi umum tentang IC, buku ini jugamembahas beberapa model pengukuran kinerja IC. Menariknya,dari model-model yang disajikan pada Bab V tersebut, sebagianadalah modifikasi asli dari penulis. Misalnya, iB-VAIC yang merupakanmodifikasi dari model VAIC-nya Pulic (1998, 1999) yang disesuaikandengan akun-akun laporan keuangan perbankan syariah di Indonesia.Kemudian, MVAIC (Modified VAIC) yang dihasilkan dari prosespenyusunan disertasi merupakan modifikasi VAIC denganmenambahkan satu ukuran baru terkait dengan relational capitalyang sebelumnya tidak ada dalam modelnya Pulic. Terakhir, masUlum juga menawarkan model pengukuran kinerja IC yang lebihkomprehensif, yaitu "Extended VAIC Plus" yang 'merevisi' modelnyaNazari dan Herremans (2007).

Di Bab VI, buku ini menyajikan beberapa kerangka kerja(framework) pengungkapan IC. Satu dari beberapa frameworkyang dibahas pada bab ini adalah framework 36 yang merupakankerangka kerja pengungkapan IC dengan 'rasa' Indonesia karenadibangun berdasarkan regulasi penyampaian laporan tahunan bagiperusahaan-perusahaan publik di Indonesia. Framework ini adalahsalah satu orisinalitas yang ditemukan mas Ulum dalam prosesmenyusun disertasi.

Page 15: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

xiii

Terlepas dari itu semua, satu hal yang lebih menarik dari bukuini adalah disajikannya sejumlah riset empiris tentang IC, kinerja IC,dan pengungkapan IC. Kajian atas penelitian-penelitian terdahuluini mampu membangun state of the art dari bidang kajian yangdisajikan. Ditambah dengan fondasi teori-teori yang sering menjadidasar dalam penelitian-penelitian IC (Bab II).

Catatan saya dari buku ini adalah, gaya bahasanya yang kentalnuansa akademis. Hal ini membuat buku ini menjadi sangatsegmented, hanya para akademisi yang dapat membaca danmemahaminya. Gaya penuturan dalam buku ini cukup berbeda daribuku mas Ulum sebelumnya. Buku EndNote, baik edisi 1 maupun 2ditulis dengan bahasa yang mengalir seperti obrolan. Mungkinmemang sengaja buku ini didesain untuk kalangan tertentu, tidakdibuat dalam format buku populer.

Mengakhiri pengantar ini, saya ingin meyakinkan bahwa bukuini layak menjadi salah satu rujukan dalam kajian-kajian tentang IC.Buku ini cocok sebagai bahan bacaan mahasiswa S1, S2, bahkan S3yang tertarik untuk meneliti tentang IC yang masih sangat terbukaide-idenya. Selain mahasiswa akuntansi, mahasiswa manajemen danteknik industri juga perlu membaca buku ini karena IC cukup dekatdengan topik knowledge management. Para praktisi perusahaanjuga perlu membaca buku ini sebagai referensi untuk mengelolaorganisasi. Semoga buku ini bermanfaat.

Semarang, Agustus 2016

Prof. Imam Ghozali, Ph.D., M.Com., Akt., CA.

Guru Besar Akuntansi Universitas Diponegoro Semarang

Prolog: Intellectual Capital Adalah Akuntansi

Page 16: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasixiv

Page 17: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

xv

xv

Daftar Isi

MOTO & PERSEMBAHAN • v

PENGANTAR PENULIS • vii

PROLOG: PROF. DR. IMAM GHOZALI • xi

DAFTAR ISI • xv

DAFTAR TABEL • xix

DAFTAR GAMBAR • xxiii

BAB 1 PENDAHULUAN • 1

A. Tumbuh-kembang Intellectual Capital • 5

B. Studi Pendahuluan: Masih Ada Gap • 8

Referensi • 11

BAB 2 GRAND THEORIS • 21

A. Resource-Based Theory (RBT) • 22

B. Teori Pensinyalan (Signaling Theory) • 30

C. Stakeholder Theory • 35

D. Legitimacy Theory • 39

E. Agency Theory • 45

F. Political Economy Theory (PET) • 49

G. Contingency Theory • 52

Referensi • 62

Page 18: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasixvi

BAB 3 INTELLECTUAL CAPITAL • 73

A. Definisi Intellectual Capital • 74

B. Klasifikasi/Komponen Intellectual Capital • 83

Referensi • 88

BAB 4 FRAMEWORK INTELLECTUAL CAPITAL • 93

A. Balanced Scorecard • 96

B. Value Platform • 109

C. Classification of Resources • 110

D. Intangible Asset Monitor • 112

E. Skandia Value Scheme • 113

F. Three Categories of 'Knowledge' • 113

Referensi • 115

BAB 5 PENGUKURAN KINERJA INTELLECTUAL CAPITAL (ICP) • 117

A. Value Added Intellectual Coefficient (VAIC™) • 119

B. Extended VAIC™ Model • 122

C. Modified VAIC (MVAIC) • 124

D. Extended VAIC™ Plus • 127

E. iB-VAIC • 131

Referensi • 137

BAB 6 FRAMEWORK PENGUNGKAPAN MODAL INTELEKTUAL • 141

A. Framework 24 • 145

B. Framework 58 • 159

C. Framework 78 • 167

D. ICD-Indonesia • 174

Referensi • 181

BAB 7 INTELLECTUAL CAPITAL DAN KINERJA ORGANISASI • 185

A. ICP - Topik Individual • 187

B. ICP dan Kinerja Keuangan • 202

Page 19: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

xvii

C. ICP dan Kinerja Pasar • 217

D. ICP dan ICD • 222

Referensi • 226

BAB 8 INTELLECTUAL CAPITAL DISCLOSURE: KAJIAN EMPIRIS • 233

A. ICD - Topik Individual • 237

B. Anteseden/Pemicu (Drivers) ICD • 244

C. ICD dan Kinerja Organisasi • 256

Referensi • 265

BIBLIOGRAPHY • 273

INDEX • 285

LAMPIRAN • 289

Daftar Isi

Page 20: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasixviii

Page 21: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

xix

xix

Daftar Tabel

Tabel 3.1 Kronologi Kontribusi Signifikan terhadap Pengidentifikasian,Pengukuran dan Pelaporan IC • 75

Tabel 3.2 Penggunaan Istilah dan Definisi dari IC • 77

Tabel 3.3 Rangkuman Konstruk dan Definisi IC • 80

Tabel 3.4 Perbandingan Konsep IC Menurut Beberapa Peneliti • 81

Tabel 3.5 Ringkasan Komponen Intellectual Capital • 84

Tabel 3.6 Klasifikasi Intellectual Capital • 86

Tabel 3.7 Metode Penilaian dan Pengukuran IC • 87

Tabel 4.1 Kerangka Kerja Pengklasifikasian Intellectual Capital • 95

Tabel 6.1 Komponen ICD 24 Item • 145

Tabel 6.2 Tingkat pentingnya masing-masing kategori IC yangdipersepsi perusahaan sampel • 147

Tabel 6.3 Statistik Deskriptif • 147

Tabel 6.4 Deskriptif statistik indikator-indikator structural capitalyang dipersepsi oleh perusahaan sampel • 149

Tabel 6.5 Deskriptif statistik indikator-indikator customer capitalyang dipersepsi oleh perusahaan sampel • 150

Tabel 6.6 Penggunaan indikator-indikator IC oleh masing-masingperusahaan sampel • 150

Tabel 6.7 Profil perusahaan-perusahaan sampel • 152

Tabel 6.8 Jumlah pengungkapan atribut-atribut IC oleh perusahaansampel • 153

Page 22: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasixx

Tabel 6.9 Elemen-elemen IC yang dipilih dalam studi • 155

Tabel 6.10 Descriptive statistics atas sampel perusahaan Australiadan Hong Kong tahun 2002 • 156

Table 6.11 The two IC elements most disclosed per IC category • 157

Tabel 6.12 Frekuensi pelaporan elemen-elemen IC - Australia • 157

Tabel 6.13 Deskriptif statisktik atas ukuran perusahaan tahun 2002- Australia • 158

Tabel 6.14 Deskriptif statisktik atas ukuran perusahaan tahun 2002- Hong Kong • 158

Tabel 6.15 Komponen ICD 58 Item • 159

Tabel 6.16 Frekuensi pengungkapan IC • 162

Tabel 6.17 Mean dan standar deviasi kategori IC yang diungkapkanberdasarkan tahun • 162

Tabel 6.18 Ringkasan tentang pengaruh jenis industri • 163

Tabel 6.19 Definisi Komponen Pengungkapan Intellectual Capital • 163

Tabel 6.20 The disclosure index (78 items) • 171

Tabel 6.21 The disclosure index • 171

Tabel 6.22 Descriptive statistics • 174

Tabel 6.23 Rata-rata jumlah item yang diungkapkan dalamprospektus tiap tahun • 174

Tabel 6.24 Komponen ICD 36 Item, Skala, dan Skor Kumulatif • 177

Tabel 7.1 Artikel ICA pada Jurnal Internasional (2000-2009) • 186

Tabel 7.2 Ringkasan Penelitian: Intellectual Capital Performance • 186

Tabel 7.3 Survey of Japanese bank groups (31 March 2001) • 187

Tabel 7.4 Mean size reports of Japanese bank groups • 188

Tabel 7.5 Mean reports of Japanese banks • 188

Tabel 7.6 Number of banks in each category • 189

Tabel 7.7 Structure of Indian commercial banks as at end of March,2003 (in Rs. crores) • 189

Tabel 7.8 Mean of income and expenses (in Rs. Lakhs) • 190

Tabel 7.9 Mean of HC, CE and VA (in Rs. Lakhs) • 191

Tabel 7.10 Mean of VACE, VAHC and VAIC • 191

Tabel 7.11 Regression results - overall banking sector • 192

Page 23: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

xxi

Tabel 7.12 Regression results - SBI and Associates • 192

Tabel. 7.13 Regression results - nationalized banks • 192

Tabel 7.14 Regression results - foreign banks • 192

Tabel 7.14 Regression results - private domestic banks • 193

Tabel 7.15 Mean of Income and Expense (in million Rp) • 196

Tabel 7.16 Mean of HC, CE and VA (in million Rp) • 196

Tabel 7.17 Mean of VAHC, VACE and VAIC • 197

Tabel 7.18 Regression result - overall banking sector • 197

Tabel 7.19 Mean of HC, SC, RC, CE, and VA (dalam jutaan Rupiah) • 199

Tabel 7.20 Mean of HCE, SCE, RCE, CEE, and M-VAIV • 199

Tabel 7.21 Hasil Regresi • 200

Tabel 7.22 Top ten skor MVAIC • 201

Tabel 7.23 Bank dengan ketegori 'Top Performers' • 201

Tabel 7.24 Bank dengan kategori 'Bad Performers' • 202

Tabel 7.25 Ringkasan Penelitian: ICP dan Kinerja Keuangan • 204

Tabel 7.26 Descriptive statistics of untransformed variables • 207

Tabel 2.27 Linear multiple regression results • 208

Tabel 7.28 Descriptive statistics for selected variables • 210

Tabel 7.29 Correlation analysis of selected variables • 211

Tabel 7.30 Regression results of firm value model - independentvariable (VAIC) • 211

Tabel 7.31 Regression results of firm value model - independentvariables (components of VAIC) • 211

Tabel 7.32 Regression results of firm value model - independentvariables (components of VAIC, R&D, and advertisingexpenditures) • 211

Tabel 7.33 PLS result of H1 • 213

Tabel 7.34 PLS result of H2 • 214

Tabel 7.35 PLS result of H3 • 214

Tabel 7.36 PLS result of H4 • 214

Tabel 7.37 Ringkasan Penelitian: ICP dan Kinerja Pasar • 220

Tabel 7.38 Ringkasan Penelitian ICD: Hubungan ICP dan ICD • 225

Daftar Tabel

Page 24: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasixxii

Tabel 8.1 Penelitian-Penelitian Empiris Tentang (Pengungkapan)Intellectual Capital • 235

Tabel 8.2 Deskripsi Hasil Penelitian dengan Content Analysis • 236

Tabel 8.3 Ringkasan Penelitian ICD: Luas Pengungkapan InformasiIC • 238

Tabel 8.4 Overall disclosure scores (descending order) • 239

Tabel 8.5 Disclosure performance of internal capital items • 239

Tabel 8.6 Disclosure performance of external capital attributes • 240

Tabel 8.7 Disclosure performance of human capital attributes • 240

Tabel 8.8 Pengungkapan informasi IC perusahaan telekomunikasidi Indonesia tahun 2007 dan 2008 • 243

Tabel 8.9 Ringkasan Penelitian: Faktor Pemicu (Driver) ICD • 245

Tabel 8.10 Rata-rata jumlah ICD berdasarkan jenis industri • 249

Table 8.11 Pengukuran variabel dependen, independen, dan kontrol• 250

Table 8.12 Descriptive statistics of dependent and independentvariables • 252

Table 8.13 Backwards regression analysis of all biotechnology firms• 252

Table 8.14 Backwards regression analysis of firm size • 253

Tabel 8.15 Hasil Analisis Regresi Ulum et al. (2012) • 255

Tabel 8.16 Ringkasan Penelitian: Pengaruh Intellectual CapitalDisclosure Terhadap Kinerja Organisasi • 261

Tabel 8.17 Sample size based on companies and annual repor • 262

Tabel 8.18 Descriptive statistics of variables for the year 2002 • 263

Tabel 8.19 Descriptive statistics of variables for the year 2006 • 263

Tabel 8.20 Hasil regresi pengaruh ICD terhadap MCAP untuk tahun2002 • 263

Tabel 8.21 Hasil regresi pengaruh ICD terhadap MCAP untuk tahun2006 • 264

Tabel 8.22 Market capitalization sebagai fungsi dari IC disclosure • 264

Page 25: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

xxiii

xxiii

Daftar Gambar

Gambar 2.1 Skema Kategorisasi Sumberdaya dalam RBT • 23

Gambar 2.2 Model Konseptual Barney (1991) • 24

Gambar 2.3 Sumber daya dan keunggulan bersaing • 27

Gambar 2.4 Hubungan antara Heterogenitas Sumberdaya & Immobility,Value, Rareness, Imperfect Imitability, & Substitutability,dan Sustained Competitive Advantage • 28

Gambar 2.5 RBV IC Menurut Sonnier (2008) • 29

Gambar 2.6 Signaling Timeline • 31

Gambar 2.7 Financial Accounting Contingency Model • 57

Gambar 2.8 Contextual Contingency Approach to Cross-nationalFinancial Accounting Research Mode • 59

Gambar 2.9 Accounting Ecology • 60

Gambar 3.1 Isu-isu tentang IC • 76

Gambar 3.2 Akar Konseptual Intellectual Capital • 82

Gambar 4.1 Balanced Scorecard • 97

Gambar 4.2 Balanced Scorecard sebagai suatu Kerangka KerjaTindakan Strategis • 100

Gambar 4.3 Value Platform • 110

Gambar 4.4 Classification of resources Menurut Haanes andLowendahl • 111

Gambar 4.5 Classification of resources Menurut Lowendahl • 111

Gambar 4.6 The Intangible Asset Monitor Framework • 112

Page 26: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasixxiv

Gambar 4.7 Skandia Value Scheme • 113

Gambar 4.8 Three Categories of 'Knowledge' • 114

Gambar 5.1 Dua Sumber Daya yang Menciptakan Nilai Tambah • 120

Gambar 5.2 Formulasi VAIC • 122

Gambar 5.3 Formulasi MVAIC • 126

Gambar 5.4 Formulasi E-VAIC Plus • 129

Gambar 6.1 Persepsi perusahaan tentang pentingnya masing-masingkategori IC • 147

Gambar 6.2 Tingkat kepentingan masing-masing kategori IC yangdipersepsi oleh perusahaan sampel • 148

Gambar 6.3 Tingkat kepentingan masing-masing kategori IC secarakeseluruhan • 149

Gambar 6.4 Jumlah (prosentase) pengungkapan masing-masingkomponen IC oleh perusahaan sampel • 153

Gambar 6.5 Pelaporan kategori IC - Australia • 156

Gambar 6.6 Pelaporan kategori IC - Hong Kong • 156

Gambar 6.7 Persentase Pengungkapan Informasi IC 2006, 2009,2012 • 178

Gambar 6.8 Pengungkapan IC Berdasarkan Bobot • 179

Gambar 7.1 Jumlah Bank di Indonesia Berdasarkan Jenis • 196

Gambar 7.2 Theoretical framework of research hypotheses • 209

Gambar 7.3 Conceptual model for the research • 212

Gambar 7.4 Conceptual model for the research using PLS • 213

Gambar 7.5 Model Kerangka Pemikiran Teoritis • 215

Gambar 7.6 Output PLS untuk Hipotesis 1 • 216

Gambar 7.7 Output PLS untuk pengujian ulang Hipotesis 1 • 216

Gambar 7.8 Output PLS untuk Hipotesis 2 dan 3 • 217

Gambar 8.1 IC disclosure by categories (frequency) • 240

Gambar 8.2 Persentase Pengungkapan Informasi IC tahun 2006 • 241

Gambar 8.3 Persentase Pengungkapan Informasi IC tahun 2007 • 241

Gambar 8.4 Persentase Pengungkapan Informasi IC tahun 2008 • 242

Gambar 8.5 Model Penelitian Empiris Ulum et al. (2012) • 254

Page 27: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

1Pendahuluan

1

BAB I

Pendahuluan

Tujuan pelaporan keuangan adalah untuk menyajikan informasiyang berguna bagi pengambilan keputusan ekonomi tentang posisikeuangan dan kinerja perusahaan1. Aturan akuntansi tentangpengakuan aset menunjukkan bahwa sebagian besar asettakberwujud tidak dapat dimasukkan ke neraca khususnya jikamereka dikembangkan secara internal, meskipun secara umumditerima bahwa investasi pada aset takberwujud (intangible assets)adalah sumber daya yang penting bagi kinerja masa depan. Semuabiaya yang dikeluarkan untuk mengembangkan aset takberwujudharus langsung dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba rugi(Marr, 2005). Sementara di sisi lain, pengakuan akan pentingnyaaset takberwujud, terutama intellectual capital (IC)2 dalam upaya

1 Sejak 1973, FASB (Financial Accounting Standards Board) telah menjadiorganisasi swasta yang ditunjuk untuk menetapkan standar akuntansi keuanganyang mengatur penyusunan laporan keuangan oleh entitas nonpemerintah diUS. Sedangkan IASC (International Accounting Standards Committe) merupakanbadan swasta independen yang dibentuk tahun 1973 yang bertujuan untukmencapai keseragaman dalam penggunaan prinsip akuntansi yang dapatdigunakan untuk pelaporan keuangan seluruh dunia.

2 Istilah intellectual assets, intellectual capital, dan intangible assets seringkalidigunakan secara bergantian (Ali et al., 2010) dalam diskursus akademik. Istilah

Page 28: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi2

menggerakkan nilai perusahaan dan keunggulan kompetitif semakinmeningkat (Bounfour, 2003; Chen et al., 2005; Kehelwalatenna danGunaratne, 2010).

Pada akhir 1980-an, akademisi dan praktisi mulai meningkatkanperhatian mereka tentang praktik ini, dengan alasan bahwa jikaaturan akuntansi tidak beradaptasi dengan meningkatnya kebutuhanuntuk memberikan informasi yang relevan tentang investasi di IC,akuntansi akan kehilangan relevansinya (Johnson dan Kaplan, 1987).Baik organisasi profesional maupun penelitian akademis menekankanperlunya penyesuaian praktik akuntansi yang ada untuk memberikanpandangan yang benar dan wajar kepada pemakai tentang posisikeuangan perusahaan dan kinerja.

AICPA3 dan AIMR4 adalah asosiasi profesional yang menunjukkankepeduliannya tentang model pelaporan keuangan. Pada tahun1991, AICPA membentuk sebuah komite khusus tentang pelaporankeuangan. Dua tahun kemudian, komite tersebut mempublikasikanlaporannya (AICPA, 1994) yang mengingatkan bahwa sistem akuntansitelah gagal untuk memenuhi kebutuhan investor dan kreditor danbahwa model pelaporan bisnis yang statis tanpa informasi non-keuangan yang penting akan memiliki konsekuensi berbahaya(Jenkins, 1994; Upton, 2001).

Publikasi AICPA dan laporan serupa yang diterbitkan oleh AIMRyang mendorong FASB untuk melakukan sebuah proyek penelitian

knowledge assets sering digunakan oleh para ahli ekonomi, para ahlimanajemen menyebutnya intellectual capital, sementara para akuntan lebihsering menggunakan kata intangible assets (Kavida dan Sivakoumar, 2008).Istilah lain yang sering digunakan untuk merujuk pada pengertian intangibleassets misalnya, Invisible assets (Itami, 1991), intellectual capital (Brooking,1997; Stewart, 1997), immaterial values (Sveiby, 2001), dan intangibles (Lev, 2001).

3 Didirikan pada tahun 1887, AICPA (The American Institute of Certified PublicAccountants) merepresentasikan profesi CPA nasional terkait pembuatan aturandan penetapan standar. AICPA mengembangkan standar audit perusahaanswasta dan jasa lainnya oleh CPA, memberikan materi bimbingan pendidikankepada anggotanya, dan monitor serta menegakkan ketentuan sesuai denganstandar teknis dan etika profesi.

4 AIMR (the Association for Investment Management and Research) adalahasosiasi untuk manajemen investasi dan penelitian.

Page 29: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

3Pendahuluan

yang difokuskan pada peningkatan pelaporan bisnis pada tahun1998. Hasilnya, FASB menerbitkan beberapa laporan5 yangmenekankan pentingnya pengungkapan sukarela informasi tentangaset takberwujud (Lev et al., 2005). Pada Oktober 2001, FASB memulaisebuah proyek tentang pengungkapan sukarela (voluntary disclosure)informasi terkait aset takberwujud (Marr, 2005).

Upaya untuk dapat mengidentifikasi dan melaporakan asettakberwujud terus dilakukan melalui berbagai kajian akademik.Pada tahun 1999 misalnya, OECD6 menyelenggarakan sebuahsimposium internasional yang digelar di Amsterdam, Belanda.Simposium tersebut menyajikan sejumlah hasil kajian tentangpengukuran dan pelaporan aset takberwujud, termasuk IC dariberbagai negara (lihat misalnya: Andriessen et al., 1999; Guthrie etal., 1999; Hoogendoorn et al., 1999; Johanson et al., 1999b). Namun,sampai pada titik ini belum dihasilkan titik temu tentang bagaimanamencatat, mengukur, dan melaporkan IC. Sejumlah ahli dalamforum tersebut lebih banyak menawarkan alternatif pendekatanuntuk bisa mengukur dan melaporkan IC, di luar format laporankeuangan.

Istilah IC menekankan kombinasi antara intelektualitas dan modaluntuk menunjukkan pentingnya pengetahuan (Serenko dan Bontis,2013). Selama ini, perusahaan lebih mengkonsentrasikan aktivitasmanajemennya pada aset berwujud dan keuangan (Bellora danGuenther, 2013), namun belakangan perhatian mereka mulai meluaske masalah aset takberwujud seperti human capital dan innovationcapital (Lev, 2001; OECD, 2010). Ketika perusahaan bicara tentanglaporan IC (IC statements), mereka sesungguhnya mengekspresikanketertarikan mereka dalam mengendalikan dan mengelola

5 Laporan FASB inilah yang kemudian menjadi semacam model bagi institusiyang lain untuk mulai mengembangkan suatu format pelaporan danpengungkapan informasi IC.

6 OECD (Organisation for Economic Co-Operation and Development) secara resmilahir pada tanggal 14 Desember 1960 yang merupakan lanjutan dariOrganisation for European Economic Cooperation (OEEC). Awalnya, OEECdidirikan pada tahun 1948 untuk rekonstruksi benua Eropa yang porak-porandaakibat perang.

Page 30: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi4

perusahaan. Dalam prakteknya, menurut Mouritsen et al. (2001), ICadalah tentang aktivitas manajer yang dapat diatribusikan dalamupaya atas nama pengetahuan. Aktivitas-aktivitas tersebut seringkaliterkait dengan pengembangan karyawan, restrukturisasi organisasi,dan pengembangan aktivitas pemasaran.

IC seringkali dirujuk sebagai selisih antara nilai pasar dan nilaibuku perusahaan, dimana nilai ini dipengaruhi oleh pengembanganIC perusahaan (Mouritsen et al., 2001). Jadi, jika perusahaan inginmeningkatkan nilai pasar sahamnya, maka penting bagi perusahaanuntuk mengelola dan mengungkapkan IC-nya (Dumay, 2012).

Di Indonesia, secara implisit IC telah diakui dan dibahas dalamPernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 19 (revisi 2010)tentang aset takberwujud yang merupakan adopsi dari InternationalAccounting Standard (IAS) 38 tentang intangible assets. Di dalamstandar tersebut, IC tidak disebut secara eksplisit, namun komponen-komponen IC (misalnya goodwill) dijabarkan bagaimana perlakuanakuntansinya. Namun demikian, PSAK 19 (revisi 2010) tidak mengaturseluruh komponen IC. Bahkan, menurut standar ini, goodwill yangdihasilkan secara internal tidak dapat diakui sebagai goodwill. Terkaitdengan hal ini, PSAK 22 (revisi 2010) tentang kombinasi bisnis yangmerupakan adopsi dari IFRS 3 tentang business combinationmenyatakan bahwa goodwill yang muncul dari akuisisi tidak lagiboleh diamortisasi melainkan harus dikenai uji penurunan nilaisetiap tahun dengan cara pengujian yang dijelaskan dalam PSAK 48(Revisi 2009) tentang penurunan nilai aset.

PSAK 19 (revisi 2010) menyebutkan bahwa aset takberwujuddiakui jika dan hanya jika (Ikatan Akuntan Indonesia, 2012a): 1)kemungkinan besar perusahaan akan memperoleh manfaat ekonomismasa depan dari aset tersebut, dan 2) biaya perolehan aset tersebutdapat diukur secara handal. Persyaratan ini sulit dipenuhi, sehinggasampai saat ini modal intelektual belum dapat dilaporkan dalamlaporan keuangan perusahaan. Kondisi ini tentu menyulitkan bagi(calon) investor untuk dapat melakukan analisis dan penilaian atasprospek perusahaan di masa yang akan datang berdasarkan potensimodal intelektual yang dimiliki.

Page 31: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

5Pendahuluan

A. Tumbuh-kembang Intellectual CapitalBeberapa faktor yang melekat dalam situasi global saat ini telah

menekankan pentingnya IC. Kekuatan-kekuatan komtemporer inimisalnya globalisasi, teknologi baru, modal yang relative bebas,meningkatnya persaingan, perubahan permintaan pelanggan,permintaan inovasi, perubahan struktur ekonomi dan politik danperan negara dalam mendukung pengetahuan ekonomi selalumembentuk kembali cara bisnis akan dilakukan (Guthrie et al., 1999;Buckley dan Carter, 2000; Thorne dan Smith, 2000; Volberda et al.,2001). Penelitian terdahulu telah mengklaim bahwa perusahaan-perusahaan mulai menyadari bahwa daya saing berbasis-teknologiadalah sementara dan bahwa keuntungan berkelanjutan bergantungdalam mengelola IC, yaitu, sumber daya intangible (Johanson et al.,1999a), dan dalam kemampuan perusahaan untuk menciptakan nilaimelalui pengelolaan pengetahuan (Lev, 2001; Sveiby, 2001).

Selama tiga dekade yang lampau, Drucker (1968) memprediksipertumbuhan perusahaan berbasis-pengetahuan, yang kemudian iasebut 'organisasi berbasis-informasi'. Sejak itu, perusahaan berbasis-pengetahuan telah tumbuh cepat, terutama karena kodifikasipetunjuk, formula, resep dan metode-metode yang baru dan bisadiprogram lebih baik yang menyusun kembali aktivitas-aktivitas bisalebih berharga dibanding sebelumnya (Romer, 1998; Malhotra, 2000b).Selain itu, tingkat spesialisasi tinggi dan divisi tenaga kerja dalamekonomi modern telah meningkatkan pentingnya perusahaanberbasis-pengetahuan, misalnya layanan profesional dan perusahaanberteknologi tinggi (King dan Ranft, 2001).

Menurut Wiig (1997), manajemen pengetahuan memiliki fokuslebih detil pada aktivitas-aktivitas seperti penciptaan, penangkapan,transformasi dan penggunaan pengetahuan. Akan tetapi, manajemenIC secara dominan mengenai pemaksimalan dan pembaharuanasset-asset intelektual yang bernilai bagi perusahaan. Manajemenpengetahuan dan manajemen IC seharusnya dikombinasi denganteknik-teknik manajemen lain karena keduanya tidak dapatdigunakan terselubung (Wiig, 1998; Malhotra, 2000a). Kita bisamengatakan bahwa manfaat terbesar mengelola IC adalah mengelolapenciptaan nilai perusahaan (Roos et al., 1997). Posisi konseptualyang diambil dalam literatur adalah bahwa perusahaan dapat

Page 32: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi6

mengelola pengetahuan dengan mengabaikan IC, tetapi tidakmungkin melawan untuk tidak menggunakannya (ASCPA dan CMA,1999). Petty dan Guthrie (2000) menyatakan bahwa manajemenpengetahuan dan manajemen IC kadang-kadang dirujuk dalambentuk semua cakupan dan kita perlu mengakui perbedaan danmenguatkan beberapa batas operasional di antara mereka.

Beberapa peneliti berpendapat bahwa pengetahuan membantuperusahaan meningkatkan penjualan produk dan layanannya danmelakukan aktivitas-aktivitas mereka secara lebih efisien (WTC ofLondon, 1998). Namun demikian, kita boleh berpendapat bahwamayoritas perusahaan tidak memahami, mengelola atau mengukurpengetahuannya dan proses penciptaan nilainya (Roos dan Roos,1997; Petty dan Guthrie, 2000).

Beberapa penulis menegaskan bahwa transformasi teknologikomunikasi pada tahun 1980an mengakibatkan pembentukanekonomi pengetahuan. Hal ini memungkinkan terciptanya produkdan layanan baru yang tidak mungkin pada waktu sebelumnya danmentransformasi pasar lokal ke dalam ruang pasar global (Graham,1999; Vanoirbeek et al., 2000). Penulis lain sepakat bahwa suksesperusahaan semakin ditentukan oleh keunggulan kompetitif yangdiperoleh dari mengelola IC secara efektif, misalnya pengetahuan(Count, 1998; Hurwitz et al., 2002) dan keterampilan para pemimpindan karyawan (Brooking, 1996). Akan tetapi, atribut-atribut, misalnya'penciptaan nilai' dan 'intangible', yang ditunjukkan di atas tidakdicatat dalam laporan akuntansi tradisional.

IC yang dipegang oleh perusahaan dapat dianggap sebagaibentuk 'modal tidak tercatat' dalam sistem akuntansi tradisional.'Modal tidak tercatat ini' dapat dijelaskan sebagai ekuitas berbasis-pengetahuan yang mendukung asset berbasis-pengetahuanperusahaan. Dengan melimpahnya produk dan layanan berbasis-pengetahuan dalam ekonomi global, akuntansi tradisional tetapvakum dalam pengakuan aset berbasis-pengetahuan (Tissen et al.,2000). Sebuah studi yang melibatkan para ekskutif atas, baik dariperusahaan-perusahaan Canadian Financial Post 300 maupunperusahaan US Fortune 500 menunjukkan pentingnya merekamengidentifikasi, mengukur dan mengelola aset-aset intangible ataudasar IC mereka. Mereka menunjukkan bahwa aset-aset seperti

Page 33: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

7Pendahuluan

keterampilan, reputasi perusahaan dan produk dan database yangberhubungan mengkontribusi kepada sukses perusahaan (Stivers etal., 1997). Studi-studi yang dilakukan di negara-negara maju laintelah mendukung padangan ini (Fruin, 1997; Sveiby, 1998).

Pemerintah telah didorong untuk merespon perubahan ekonomiglobal karena dampaknya kepada perusahaan-perusahaan nasional.Pemerintah harus, dan terus-menerus, bergulat dengan isu-isu sepertimeningkatan persaingan, penyebaran cepat produk yang inovatif,e-commerce, perubahan permintaan pelanggan dan kemajuan ilmupengetahuan dan teknologi (The CWP, 1998).

Teece (1986) dan Teegen (2000) berpendapat bahwa tanggungjawab pemerintah adalah menciptakan lingkungan yang kondusifbagi perusahaan untuk bersaing dan mempromosikan komersialisasipenelitian dan membantu mengembangkan keterampilankewirausahaan (Kinsella dan McBrierty, 1997; Narula dan Dunning,1998; The CWP, 1998; Lovdal dan Roberts, 1999). Di satu sisi, pemerintahnegara-negara sedang berkembang, bergulat dengan memajukanteknologi untuk menggerakkan ekonomi mereka menuju menjadiekonomi berbasis-pengetahuan, tetapi di sisi lain, mereka juga harusmelupakan teknologi tertentu, seperti jaringan telekomunikasi, sampaitersedia dengan harga yang terjangkau (Malhotra, 2000a).

Ringkasnya, kekuatan-kekuatan kontemporer seperti globalisasi,pertumbuhan perusahaan berbasis-pengetahuan (Guthrie et al., 1999;Buckley dan Carter, 2000; Thorne dan Smith, 2000; Volberda et al.,2001) dan keterlibatan pemerintah dalam mempromosikan ekonomiberbasis-pengetahuan (The CWP, 1998) merupakan faktor kunciyang menyoroti pentingnya mengelola IC. Selain itu, peran duniakampus tidak dapat terelakkan. Kajian-kajian akademis yangmenyajikan informasi akan pentingnya pengelolaan IC yang baikakan juga turut mendorong kesadaran baru masyarakat industri.

Salah satu faktor terpenting yang menekankan pentingnya IC didalam perusahaan adalah perubahan fokus manajemen dari modaltangible ke modal intangible ketika mempertimbangkan proses-proses 'penciptaan nilai' di dalam perusahaan (Abeysekera, 2008).Perubahan fokus dari aset tangible ke intangible ini juga telahdiamati di antara para pengguna informasi akuntansi, yangselanjutnya mengaksentuasi pentingnya pelaporan IC. Misalnya,

Page 34: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi8

Simister et al. (1998) berpendapat bahwa penekanan padamanajemen aset telah berubah dari aset tangible ke aset intangibledan bahwa salah satu peran akuntan sekarang ini adalahmengidentifikasi, mengukur, dan menganalisis aset-aset intangible ini.

Para profesi akuntansi berpendapat bahwa akuntan bertanggungjawab mendidik semua stakeholder tentang pentingnya intangibledan untuk melaporkan hasil kepada mereka (ASCPA dan CMA,1999). Selanjutnya, penelitian terdahulu menyarankan bahwa parapemegang saham yang kurang tahu tentang aset intangible suatuperusahaan tidak akan mengetahui nilai sesungguhnya perusahaanitu. Akibatnya, para pemegang saham ini mungkin menjual sahamnyadengan harga yang lebih kecil dari nilainya kepada perusahaanyang memiliki informasi 'di dalamnya (inside)' tentang nilai moneterintangible perusahaan (Lev, 2001).

Profesi akuntansi selanjutnya dapat mengkontribusi kepada ICRdalam tiga cara (ASCPA dan CMA, 1999). Pertama, mereka dapatmengkomunikasikan penggerak bisnis kepada stakeholder,menstimulasi penciptaan pengetahuan terus-menerus di dalamperusahaan, mengelola pengetahuan sebagai sumber daya,mendukung pembelajaran sebagai alat menuju penyelesaian,mendukung proses inovasi dan mempermudah struktur organisasiyang efisien. Kedua, mereka dapat membangun indikator kinerjauntuk mengelola pengetahuan dan melaporkan dapak strategi-strategi yang berhubungan dengan pengelolaan IC. Ketiga, merekadapat menjaga nilai IC di dalam sistem pelaporan keuangan danmelaporkan informasi terpilih untuk disajikan kepada stakeholders.

B. Studi Pendahuluan: Masih Ada GapTerbatasnya ketentuan standar akuntansi tentang IC mendorong

para ahli untuk membuat model pengukuran dan pelaporan IC. Salahsatu model yang sangat populer di berbagai negara adalah ValueAdded Intellectual Coefficient (VAIC™) yang dikembangkan oleh Pulic(1998). VAIC™ tidak mengukur IC, tetapi ia mengukur dampak daripengelolaan IC (Ulum et al., 2008). Asumsinya, jika suatu perusahaanmemiliki IC yang baik, dan dikelola dengan baik pula, maka tentu akanada dampak yang ditimbulkannya. Dampak itulah yang kemudiandiukur oleh Pulic dengan VAIC™, sehingga dengan demikian VAIC™

Page 35: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

9Pendahuluan

lebih tepat disebut sebagai ukuran kinerja IC (intellectual capitalperformance/ICP) yang oleh Mavridis (2004), Kamath (2007) dan Ulum(2009b) disebut sebagai busssines performance indicator (BPI).

Akuntansi tradisional berfokus pada pengendalian biaya.Sebaliknya, Pulic (2000b) mengklaim bahwa VAIC™ fokus padapenciptaan nilai. Dia menyatakan bahwa untuk mengelola penciptaannilai kita perlu mengukurnya. Baginya, alat ukur harus memantauefisiensi sumber daya dalam menciptakan nilai. Tujuannya adalahuntuk mengembangkan metode yang dapat mengukur efisiensisumber daya bagi perusahaan yang terdaftar dan tidak terdaftarserta untuk daerah dan negara (Andriessen, 2004).

VAIC™ sebagai suatu ukuran kinerja IC (ICP) telah diuji dalamberbagai konteks industri dan negara. Sejumlah penelitian empiristelah menguji hubungan langsung antara ICP dengan kinerja pasar(lihat misalnya: Wang, 2008; Zou dan Huan, 2011; Shiri et al., 2012).Diawali oleh Pulic (2000a) yang mengambil sampel perusahaan-perusahaan dari FTSE 250, dia membuktikan bahwa ICP (yang diukurdengan VAIC™) berpengaruh signifikan terhadap nilai pasarperusahaan. Hasil ini kemudian dikonfirmasi oleh Chen et al. (2005)yang menggunakan sampel perusahaan publik di Taiwan. Hasilnyamenunjukkan bahwa ICP berpengaruh secara positif terhadap nilaipasar dan kinerja keuangan perusahaan, baik sekarang maupun dimasa yang akan datang. Temuan yang sama juga ditunjukkan dalampenelitian Mosavi dkk. (2012) dan Yalama dan Coskun (2007).

Di Indonesia, sebagian besar penelitian tentang ICP yangmenggunakan VAIC™ sebagai proksinya lebih banyak melihatpengaruhnya terhadap kinerja keuangan (misalnya: Ulum, 2009a;Santoso, 2011; Basuki dan Kusumawardhani, 2012). Soedaryono etal. (2012) meneliti pada 16 bank yang terdaftar di Bursa EfekIndonesia (BEI), hasilnya bahwa ICP berpengaruh positif signifikanterhadap nilai pasar perusahaan. Hasil ini mendukung temuanSolikhah et al. (2010) yang meneliti 116 perusahaan manufaktur di BEI.

Berbeda dengan temuan penelitian-penelitian tersebut yangmenunjukkan adanya hubungan positif antara ICP dan nilaiperusahaan, Mehralian et al. (2012), Maditinos et al. (2011), Chan(2009), dan Puntillo (2009) melaporkan bahwa tidak ada pengaruhdi antara keduanya. Bahkan Bentoen (2012) dan Chang dan Hsieh

Page 36: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi10

(2011) menemukan hubungan negatif antara ICP dan nilaiperusahaan. Temuan Firer dan Williams (2003) juga menunjukkanbahwa ICP tidak secara konklusif berpengaruh terhadap kinerjaperusahaan. Dari tiga komponen VAIC™, hanya VAHU7 (value addedhuman capital) yang berpengaruh terhadap ROA. Hasil ini didukungdengan hasil penelitian Maditinos et al. (2011) yang meneliti 96perusahaan yang terdaftar di Athens Stock Exchange (ASE), bahwasecara keseluruhan, IC tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan,kecuali komponen human capital.

Firer dan Williams (2003) mengklaim bahwa tidak adanyapengaruh ICP terhadap kinerja keuangan perusahaan tersebutdisebabkan karena konsep Value Added (VA) dalam perhitunganVAIC™ yang tidak terkait dengan dimensi kinerja keuangan.Profitabilitas yang merupakan salah satu ukuran kinerja perusahaanmerupakan murni ukuran kinerja akuntansi untuk kepentinganshareholders (pemegang saham), sementara VA didefinisikan sebagaikontribusi dalam peningkatan potensi dan kesejahteraan untukseluruh stakeholders, bukan hanya shareholders.

Adanya hasil yang belum konsisten ini menunjukkan bahwahubungan langsung (direct model) antara ICP dengan kinerjaorganisasi belum konklusif. Terlebih lagi, dari sejumlah penelitianyang melaporkan adanya hubungan positif antara ICP dan nilaiperusahaan, diketahui bahwa komponen physical capital merupakankomponen yang paling besar tingkat signifikansinya (Kamal et al.,2011; Basuki dan Kusumawardhani, 2012; Khanqah et al., 2012).Padahal, analisis atas efisiensi phisical capital (CEE - capital employedefficiency) adalah analisis tambahan dan bukan merupakan modelinti dari VAIC™ (Pulic, 2000b)8.

7 VAIC ™ terdiri dari 3 komponen utama, yaitu HCE (human capital efficiency),SCE (structural capital efficiency), dan CEE (capital employed efficiency).Beberapa peneliti (di antaranya Firer dan Williams, 2003; Tan dkk., 2007)menggunakan istilah VAHU (value added human capital), STVA (structural valueadded), dan VACE (value added capital employed) untuk menggantikan ketigaistilah tersebut.

8 Formula dasar dari model Pulic adalah VAIC = ICE (intellectual capital efficiency)+ CEE (capital employed efficiency). ICE inilah yang merupakan ukuran dari IC,

Page 37: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

11Pendahuluan

Referensi

Abeysekera, I. 2008. Intellectual Capital Accounting. New York: Routledge.

AICPA. 1994. "Improving Business Reporting-A Customer Focus:Meeting the Information Needs of Investors and Creditors; andComprehensive Report of the Special Committee on FinancialReporting". New York. AICPA.

Ali, I. M., N. A. Rahim, S. S. A. Shukor, dan H. M. A. Rashid. 2010 ofConference. "The relationship between intangible assetsand firm value". Artikel dipresentasikan pada InternationalConference on Business and Economic Research, 15-16 Maret2010 di Kuching, Sarawak, Malaysia.

Andriessen, D. 2004. Making sense of intellectual capital : designinga method for the valuation of intangibles. Jordan Hill, Oxford,UK: Elsevier, Inc.

Andriessen, D., M. Frijlink, I. v. Gisbergen, dan J. Blom. 1999. "A corecompetency approach to valuing intangible assets". Artikeldipresentasikan pada International Symposium Measuring andReporting Intellectual Capital: Experiences, Issues and Prospects,9-10 June 1999, di Amsterdam.

ASCPA, dan CMA. 1999. Knowledge Management: issues, practiceand innovation. Melbourne: Australian Society of CertifiedPractising Accountants.

namun seperti halnya balanced scorecard (BSC) yang juga mengandungperspektif finansial, maka VAIC juga memasukkan CEE (yang merupakan ukuranfinansial/non IC) sebagai salah satu ukuran.

Page 38: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi12

Basuki, dan T. Kusumawardhani. 2012. "Intellectual Capital, FinancialProfitability, and Productivity: An Exploratory Study of theIndonesian Pharmaceutical Industry". Asian Journal of Businessand Accounting, Vol. 5, No. 2, hlm: 41-68.

Bellora, L., dan T. W. Guenther. 2013. "Drivers of innovation capitaldisclosure in intellectual capital statements: Evidence fromEurope". The British Accounting Review, Vol. 45, No. 2013,hlm: 255-270.

Bentoen, S. 2012 of Conference. "Pengaruh Intellectual CapitalTerhadap Financial Performance, Growth, dan Market Value".Artikel dipresentasikan pada National Conference UniversitasPelita Harapan Surabaya, di Surabaya.

Bounfour, A. 2003. The Management of Intangibles; The organisation'smost valuable assets. New Fetter Lane, London: Routledge.

Brooking, A. 1996. Intellectual Capital: Core Assets for the ThirdMillennium. London: Enterprise Thomson Business Press.

---. 1997. Intellectual Capital: Core Asset for the Third MillenniumEnterprise. London: Thomson Business Press.

Buckley, P. J., dan M. J. Carter. 2000. "Knowledge management inglobal technology markets applying theory to practice, 33(1),February, pp. 55-71.". Long Range Planning, Vol. 33, No. 1,hlm: 55-71.

Chan, K. H. 2009. "Impact of intellectual capital on organizationalperformance: an empirical study of companies in the HangSeng Index". The Learning Organization, Vol. 16, No. 1, hlm: 4-39.

Chang, W. S., dan J. J. Hsieh. 2011. "Intellectual Capital and ValueCreation-Is Innovation Capital a Missing Link?". InternationalJournal of Business and Management, Vol. 6, No. 2, hlm: 3-12.

Chen, M. C., S. J. Cheng, dan Y. Hwang. 2005. "An empiricalinvestigation of the relationship between intellectual capitaland firms' market value and financial performance". Journalof Intellectual Capital, Vol. 6, No. 2, hlm: 159-176.

Count, A. W. 1998. "Issues for integrating knowledge in newproduct development: reflections from an empirical study".Knowledge Based Systems, Vol. 11, No., hlm: 391-398.

Page 39: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

13Pendahuluan

Drucker, P. F. 1968. "The coming of the new organization". HarvardBusiness Review, Vol. January-February, No., hlm: 45-53.

Dumay, J. C. 2012. "Grand theories as barriers to using IC concepts".Journal of Intellectual Capital, Vol. 13, No. 1, hlm: 4-15.

Firer, S., dan S. M. Williams. 2003. "Intellectual capital and traditionalmeasures of corporate performance". Journal of IntellectualCapital, Vol. 4, No. 3, hlm: 348-360.

Fruin, W. M. 1997. Knowledge works, Managing intellectual capitalat Toshiba. USA: Oxford University Press.

Graham, P. 1999. "Critical systems theory, a political economy oflanguage, thought, and technology". Communication Research,Vol. 26, No. 4, hlm: 482-507.

Guthrie, J., R. Petty, F. Ferrier, dan R. Wells. 1999. "There is noaccounting for intellectual capital in Australia: review ofannual reporting practices and the internal measurement ofintangibles within Australian organisations". Artikeldipresentasikan pada International Symposium Measuringand Reporting Intellectual Capital: Experiences, Issues andProspects, 9-11 June, di Amserdam.

Hoogendoorn, M., A. d. Bos, F. Krens, W. Veerman, dan H. t. Beek.1999. "Transparency in intellectual capital". Artikeldipresentasikan pada International Symposium Measuringand Reporting Intellectual Capital: Experiences, Issues andProspects, 9-11 June, di Amsterdam.

Hurwitz, J., S. Lines, B. Montgomery, dan J. Schmidt. 2002. "Thelinkage between management practice, intangible performanceand stock returns". Journal of Intellectual Capital, Vol. 3, No.1, hlm: 51-61.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2012a. PSAK No. 19 (revisi 2010) tentangAset Takberwujud. Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia.

---. 2012b. PSAK No. 22 (revisi 2010) tentang Kombinasi Bisnis.Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia.

---. 2012c. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Ikatan AkuntanIndonesia.

Itami, H. 1991. Mobilizing Invisible Assets. Cambridge, MA.: HarvardUniversity Press.

Page 40: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi14

Jenkins, E. L. 1994. "An Information Highway in Need of CapitalImprovements". Journal of Accountancy, Vol. 177, No. 5, hlm:77-82.

Johanson, U., M. Martenson, dan M. Skoog. 1999a of Conference."Measuring and managing intangibles, Eleven Swedishqualitative exploratory case studies". Artikel dipresentasikanpada Accounting for Intangibles and the Virtual Organisation,February, di Brussels.

Johanson, U., M. Mårtensson, dan M. Skoog. 1999b. "Measuring andmanaging intangibles: 11 Swedish exploratory case studies".Artikel dipresentasikan pada International Symposium Measuringand Reporting Intellectual Capital: Experiences, Issues andProspects, di Amsterdam.

Johnson, T. H., dan R. S. Kaplan. 1987. Relevance Lost: The Rise andthe Fall of Management Accounting. Boston: Harvard BusinessSchool Press.

Kamal, M. H. M., R. C. Mat, N. A. Rahim, N. Husin, dan I. Ismail. 2011."Intellectual Capital and Firm Performance of CommercialBanks In Malaysia". Asian Economic and Financial Review, Vol.2, No. 4, hlm: 577-590.

Kamath, G. B. 2007. "The intellectual capital performance of Indianbanking sector". Journal of Intellectual Capital, Vol. 8, No. 1,hlm: 96-123.

Kavida, V., dan N. Sivakoumar. 2008. "Corporate Governance inKnowledge Economy - The Relevance of Intellectual Capital"http://ssrn.com/abstract=1152892. [diakses pada 23 September 2013].

Kehelwalatenna, S., dan P. S. M. Gunaratne. 2010 of Conference."The Impact Of Intellectual Capital On The Firm PerformanceAnd Investor Response: An Empirical Study Of Selected SectorsIn Colombo Stock Exchange". Artikel dipresentasikan padaICBI, di University of Kelaniya, Sri Lanka.

Khanqah, V. T., M. A. Khosroshahi, dan E. Ghanavati. 2012. "AnEmpirical Investigation of the Impact of Intellectual Capital onFirms' Market Value and Financial Performance: Evidence fromIranian Companies". International Journal of ManagementBusiness Research, Vol. 2, No. 1, hlm: 1-12.

Page 41: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

15Pendahuluan

King, A. W., dan A. L. Ranft. 2001. "Capturing knowledge andknowing through improvisation: what managers can learnfrom the thoracic surgery board certification process". Journalof Management, Vol. 27, No., hlm: 255-277.

Kinsella, R., dan V. McBrierty. 1997. "Campus companies and theemerging techno-academic paradigm: the Irish experience".Technovation, Vol. 17, No. 5, hlm: 245-251.

Lev, B. 2001. Intangibles: management, measurement, and reporting.Washington: The Brookings Institution.

Lev, B., L. Cañibano, dan B. Marr. 2005. "An Accounting Perspectiveon Intellectual Capital". Pada Perspectives on Intellectual Capital,diedit oleh B. Marr. Jordan Hill, Oxford UK: Elsevier Butterworth-Heinemann.

Lovdal, H., dan H. Roberts. 1999. "Competence capital". Artikeldipresentasikan pada Symposium on Measuring and Reportingof Intellectual Capital, June 9-10, di Amsterdam.

Maditinos, D., D. Chatzoudes, C. Tsairidis, dan G. Theriou. 2011. "Theimpact of intellectual capital on firms' market value andfinancial performance". Journal of Intellectual Capital, Vol.12, No. 1, hlm: 132-151.

Malhotra, Y. 2000a. "Current business concerns and knowledgemanagement, Excerpts from an interview by the Times ofIndia" www.brint.com/interview/times.htm. [diakses pada 28March 2000].

---. 2000b. "Knowledge management for the new world of business"www.brint.com/km/whatis.htm. [diakses pada 28 March 2000].

Marr, B., ed. 2005. Perspectives on Intellectual Capital. Jordan Hill,Oxford, UK: Elsevier Butterworth-Heinemann.

Mavridis, D. G. 2004. "The intellectual capital performance of theJapanese banking sector". Journal of Intellectual Capital, Vol.5, No. 3, hlm: 92-115.

Mehralian, G., H. R. Rasekh, P. Akhavan, dan M. R. Sadeh. 2012. "TheImpact of Intellectual Capital Efficiency on Market Value : AnEmpirical Study from Iranian Pharmaceutical Companies".Iranian Journal of Pharmaceutical Research, Vol. 11, No. 1, hlm:195-207.

Page 42: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi16

Mouritsen, J., H. T. Larsen, dan P. N. Bukh. 2001. "Intellectual capitaland the ' capable firm': narrating, visualising and numberingfor managing knowledge". Accounting, Organizations andSociety, Vol. 26, No., hlm: 735-762.

Narula, R., dan J. H. Dunning. 1998. "Explaining international R&Dalliances and the role of governments". International BusinessReview, Vol. 7, No., hlm: 377-397.

OECD. 2010. "The OECD innovation strategy - Getting a headstart on tomorrow" http://www.oecd-ilibrary.org/science-andtechnology/the-oecd-innovation-strategy_9789264083479-en.[diakses pada 8 November 2013].

Petty, R., dan J. Guthrie. 2000. "Intellectual capital literature review:measurement, reporting and management". Journal of IntellectualCapital, Vol. 1, No. 2, hlm: 155-176.

Pulic, A. 1998 of Conference. "Measuring the Performance of IntellectualPotential in Knowledge Economy". Artikel dipresentasikanpada the 2nd McMaster World Congress on Measuring andManaging Intellectual Capital, di Austria.

---. 2000a. "MVA and VAIC™ Analysis of randomly selected compa-nies from FTSE 250". Unpublished Paper. Austrian IntellectualCapital Research Center, Graz - London.

---. 2000b. "VAIC: an accounting tool for IC management". InternationalJournal of Technology Management, Vol. 20, No. 5-8, hlm:702-714.

Puntillo, P. 2009. "Intellectual Capital and Business Performance.Evidence from Italian Banking Industri". Journal of CorporateFinance, Vol. 4, No. 12, hlm: 96-115.

Romer, P. M. 1998. "Bank of America roundtable on the softrevolution: achieving growth by managing intangibles, 11(2),Summer, pp. 8-27.". Journal of Applied Corporate Finance, Vol.11, No. 2, hlm: 8-27.

Roos, G., dan J. Roos. 1997. "Measuring your Company's intellectualperformance". Long Range Planning, Vol. 30, No. 3, hlm: 413-426.

Roos, J., G. Roos, N. C. Dragonetti, dan L. Edvinsson. 1997. IntellectualCapital: Navigating in the New Business Landscape. Houndsmills:Macmillan Business.

Page 43: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

17Pendahuluan

Santoso, E. 2011. "Intellectual Capital In Indonesia: The Influenceon Financial Performance of Banking Industry", Doctor ofManagement, University of Phoenix.

Serenko, A., dan N. Bontis. 2013. "Investigating the current stateand impact of the intellectual capital academic discipline".Journal of Intellectual Capital, Vol. 14, No. 4, hlm: 476-500.

Shiri, M. M., K. Mousavi, A. Pourreza, dan S. Ahmadi. 2012. "TheEffect of Intellectual Capital on Market Value Added". Journalof Basic and Applied Scientific Research, Vol. 2, No. 7, hlm:7214-7226.

Simister, M., P. Roest, dan J. Sheldon. 1998. CFO of the future.Sydney: Institute of Chartered Accountants in Australia.

Soedaryono, B., Murtanto, dan A. Prihartini. 2012 of Conference."Effect Intellectual Capital (Value Added Intellectual Capital)to Market Value and Financial Performance of Banking SectorCompanies Listed in Indonesia Stock Exchange". Artikeldipresentasikan pada The 2012 International Conference onBusiness and Management, 6 - 7 September, di Phuket-Thailand.

Solikhah, B., A. Rohman, dan W. Meiranto. 2010 of Conference."Implikasi intellectual capital terhadap financial performance,growth dan market value; studi empiris dengan pendekatansimplistic specification". Artikel dipresentasikan pada SimposiumNasional Akuntansi XIII, di Universitas Jenderal SoedirmanPurwokerto.

Stewart, T. A. 1997. Intellectual Capital. London: Nicholas BrealeyPublishing.

Stivers, B. P., T. J. Covin, N. G. Hall, dan S. W. Smalt. 1997. "Harnessingcorporate IQ". CA Magazine, Vol. 130, No. 3, hlm: 26-29.

Sveiby, K. E. 1998. "Intellectual capital: thinking ahead". AustralianCPA, Vol. 68, No. 2, hlm: 18-22.

Sveiby, K. E. 2001. "A knowledge-based theory of the firm to guidein strategy formulation". Journal of Intellectual Capital, Vol.2, No. 4, hlm: 344 - 358.

Teece, D. J. 1986. "Profiting from technological innovation: implicationsfor integration, collaboration, licensing and public policy".Research Policy, Vol. 15, No. 6, hlm: 285-305.

Page 44: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi18

Teegen, H. 2000. "Examining strategic and economic developmentimplications of globalising through franchising". InternationalBusiness Review, Vol. 9, No., hlm: 497-521.

The CWP. 1998. "Building the knowledge driven economy,Department of Trade and Industry, online, available at:(Accessed 2001)." www.dti.gov.uk/comp/competitive/summary.htm.[diakses pada 18 December 2001].

Thorne, K., dan M. Smith. 2000. "Competitive advantage in worldclass organisations". Management Accounting (UK), Vol. 78,No. 3, hlm: 22-26.

Tissen, R., D. Andriessen, dan F. L. Deprez. 2000. The Knowledgedividend, creating high-performance companies through value-based knowledge management. Harlow, United Kingdom:Pearson Education.

Ulum, I. 2009a. "Intellectual capital dan kinerja keuangan perusahaan;sebuah perspektif sektor perbankan Indonesia". JurnalHumaniora, Vol. 6, No. 2, hlm.

---. 2009b. "Intellectual Capital Performance Sektor Perbankan diIndonesia". Jurnal Akuntansi dan Keuangan (terakreditasi dikti),Vol. 10, No. 2, hlm: 77-84.

Ulum, I., I. Ghozali, dan A. Chariri. 2008. "Intellectual capital dankinerja keuangan perusahaan; sebuah analisis denganpendekatan partial least squares.". Artikel dipresentasikan padaSimposium Nasional Akuntansi XI, di Universitas Tanjung Pura,Pontianak.

Upton, W. S. 2001. "Special Report; Business and Financial Report-ing, Challenges from the New Economy". Unpublished Paper.Financial Accounting Standards Board.

Vanoirbeek, C., Y. A. Rekik, N. Karacapilidis, O. Aboukhaled, N. Ebel,dan J. P. Vader. 2000. "A web-based information and decisionsupport system for appropriateness in medicine". Knowledge-Based Systems, Vol. 13, No. 13, hlm: 11-19.

Volberda, H. W., C. Baden-Fuller, dan A. J. van den Bosch. 2001."Mastering strategic renewal, mobilising renewal journeysin multi-unit firms". Long Range Planning, Vol. 34, No., hlm:159-178.

Page 45: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

19Pendahuluan

Wang, J. C. 2008. "Investigating market value and intellectual capitalfor S&P 500". Journal of Intellectual Capital, Vol. 9, No. 4, hlm:546-563.

Wiig, K. M. 1997. "Integrating intellectual capital and knowledgemanagement". Long Range Planning, Vol. 3, No. 3, hlm: 399-405.

---. 1998. "On the management of knowledge, online, available at:www.3-cities.com/%7Ebonewman/wiig.htm" www.3-cities.com/%7Ebonewman/wiig.htm. [diakses pada 9 May 1998].

WTC of London. 1998. "Measuring and valuing intellectual capital:from knowledge management to knowledge measurement,Rev. J. Chatzkel., Journal of Systemic Knowledge Management"www. Freepress.com/journals/knowledge/issue1/article10.htm.[diakses pada 29 March 2000].

Yalama, A., dan M. Coskun. 2007. "Intellectual capital performanceof quoted banks on the Istanbul stock exchange market".Journal of Intellectual Capital, Vol. 8, No. 2, hlm: 256-271.

Zou, X., dan T. C. Huan. 2011. "A study of the intellectual capital'simpact on listed bank's performance in China". African Journalof Business Management, Vol. 5, No. 12, hlm: 5001-5009.

Page 46: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi20

Page 47: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

21Grand Theories

21

BAB II

Grand Theories

Salah satu komponen penting dalam melakukan penelitianadalah menentukan teori apakah yang akan digunakan untukmengeksplorasi rumusan masalah. Dalam penelitian kuantitatif,peneliti sering kali menguji berbagai teori untuk menjawab rumusanmasalahnya. Dalam penelitian kualitatif, teori bisa muncul di awalpenelitian sebagai perspektif yang nantikan dapat membentuk apayang dilihat dan rumusan masalah apa yang diajukan, seperti dalampenelitian etnografi atau advokasi (Creswell, 2009).

Menurut Creswell (2009), teori merupakan seperangkat konstruk(atau variabel) yang saling berhubungan, yang berasosiasi denganproposisi atau hipotesis yang memerinci hubungan antar variabel(biasanya dalam konteks magnitude atau direction). Teori biasanyamembantu menjelaskan (atau memprediksi) fenomena yang munculdi dunia (lihat Thomas, 1997, mengenai cara mengkonseptualisasikanteori dan bagaimana teori dapat mempersempit ruang lingkuppenelitian). Labovitz dan Hagedorn (1971) menambah definisi teoriini dengan gagasan tentang theoretical rationale, yang dimaknaisebagai "usaha mengetahui bagaimana dan mengapa variabel-variabel dan pernyataan-pernyataan relasional saling berhubungansatu sama lain".

Page 48: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi22

Tidak ada satu teori yang dapat digunakan dalam segala situasidan seting sosial objek penelitian. Penggunaan lebih dari satu teoridalam sebuah penelitian sering digunakan.1 Sejauh ini, ada sejumlahteori utama yang sering dijadikan rujukan dalam penelitian-penelitiantentang IC dan pengungkapannya (disclosure), antara lain Resource-Based Theory (RBT), Teori Pensinyalan (Signaling Theory), StakeholderTheory, Legitimacy Theory, Agency Theory, Political Economy Theory(PET), dan Contingency Theory.

A. Resource-Based Theory (RBT)Resource-Based Theory (RBT) merupakan salah satu teori yang

diterima secara luas di bidang manajemen stratejik (Newbert,2007). RBT kali pertama disampaikan oleh Wernerfelt (1984) dalamartikel pionernya berjudul "A Resource-based view of the firm"yang menggabungkan ide 'distinctive competencies' nya Selznick(1957) dan karya Penrose (1959) tentang 'definition of the firm asa system of productive resources' (Nothnagel, 2008). Namun teoriyang paling berpengaruh dalam hal ini dialamatkan kepada artikelBarney (1991) berjudul 'Firm Resource and Sustained CompetitiveAdvantage' yang dipublikasikan di Journal of Management.

Edith Penrose adalah salah satu ahli pertama yang mengakuipentingnya sumber daya untuk daya saing perusahaan. Pada tahun1959, dia menyatakan:

"...A firm's growth, both internally and then externally throughmerger, acquisition, and diversification, is due to the manner inwhich its resources are employed..... a firm consists of 'acollection of productive resources'... these resources may onlycontribute to a firm's competitive position to the extent thatthey are exploited in such a manner that their potentiallyvaluable services are made available to the firm" (Penrose, 2009).

Mengembangkan terobosan yang dibuat oleh Penrose,Wernerfelt, dalam upaya pertama untuk memformalkan RBT (dia

1 Penggunaan lebih dari satu teori dalam sebuah penelitian akuntansi adalahsesuatu yang dapat dibenarkan. Hoque et al. (2013) menggunakan istilah"theoretical triangulation" dan "theoretical pluralism" untuk merujuk pada

Page 49: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

23Grand Theories

menggunakan istilah resource-based view), menyatakan bahwa 'bagiperusahaan, sumber daya dan produk adalah dua sisi koin matauang' (Wernerfelt, 1984). Dengan kata lain, ketika kinerja perusahaansecara langsung digerakkan oleh produknya, ia juga secara tidaklangsung (namun pasti) juga digerakkan oleh sumber daya yangberperan dalam proses produksi (Newbert, 2007).

RBT menyatakan bahwa perusahaan memiliki sumber daya yangdapat menjadikan perusahaan memiliki keunggulan bersaing danmampu mengarahkan perusahaan untuk memiliki kinerja jangkapanjang yang baik. Resources yang berharga dan langka dapatdiarahkan untuk menciptakan keunggulan bersaing, sehinggaresources yang dimiliki mampu bertahan lama dan tidak mudahditiru, ditransfer atau digantikan. Barney dan Arikan (2001) menyatakanbahwa "resources are the tangible and intangible assets firms use toconceive of and implement their strategies".

Gambar 2.1 Skema Kategorisasi Sumber Daya dalam RBT

Ada dua asumsi yang melekat pada RBT (Nothnagel, 2008), yaituresource heterogeneity dan resource immobility. Resource heterogeneity

penggunakan beberapa perspektif teori dalam penelitian yang sama, denganberdasarkan kepada 4 kriteria yang diajukan oleh Covaleski et al. (2003).

Page 50: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi24

(juga disebut resource divercity) menyinggung apakah sebuahperusahaan memiliki sumber daya atau kapabilitas yang juga dimilikioleh perusahaan lain yang menjadi kompetitornya, sehingga sumberdaya tersebut dianggap tidak dapat menjadi suatu keunggulanbersaing. Sedangkan resource immobility menunjuk pada suatusumber daya yang sulit didapat oleh kompetitor karena sulit untukmendapatkan atau jika menggunakan sumber saya tersebut biayanyasangat mahal.

Barney (1991) menyatakan bahwa dalam perspektif RBT, firmresources meliputi seluruh aset, kapabilitas, proses organisasional,atribut-atribut perusahaan, informasi, knowledge, dan lain-lain yangdikendalikan oleh perusahaan yang memungkinkan perusahaanuntuk memahami dan mengimplementasikan strategi gunameningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan. Secara lebihdetil Nothnagel (2008) menyajikan skema kategorisasi sumber dayadalam RBT di Gambar 2.1.

Lebih lanjut Barney (1991) menyarankan bahwa untuk memahamisumber dari keunggulan bersaing berkelanjutan (sustained competitiveadvantages), perlu dibangun suatu model teoritis yang bermula darisebuah asumsi bahwa sumber daya perusahaan adalah heterogendan immobile. Agar menjadi sumber daya potensial dalam sustainedcompetitive advantages, maka sumber daya perusahaan harusmemiliki empat atribut, yaitu: (a) bernilai (valuable resources), (b)langka (rare resources), (c) tidak dapat ditiru (imperfectly imitableresources), (d) tidak ada sumber daya pengganti (non-substitutabilityresources). Gambar 2.2 menyajikan model konseptual sederhanayang ditawarkan oleh Barney (1991).

Gambar 2.2 Model Konseptual Barney (1991) Sumber: Newbert (2007)

Page 51: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

25Grand Theories

1. Valuable Resources

Sumber daya perusahaan hanya dapat menjadi sumber keunggulanbersaing (competitive advantages) atau keunggulan bersaing yangberkelanjutan (sustained competitive advantages) ketika merekaberharga (valuable). Sumber daya menjadi berharga ketika merekamemungkinkan perusahaan untuk memahami atau menerapkanstrategi yang meningkatkan efisiensi dan efektivitas. Model SWOT(kekuatan-kelemahan-peluang-ancaman) tradisional menunjukkanbahwa perusahaan mampu meningkatkan kinerja mereka hanya ketikastrategi mereka memanfaatkan peluang atau menetralisir ancaman(Barney, 1991). Atribut perusahaan mungkin memiliki karakteristiklain yang bisa memenuhi syarat mereka sebagai sumber keunggulanbersaing (misalnya, sulit ditiru, non-substitusi), namun atribut inihanya menjadi sumber daya ketika mereka memanfaatkan peluangatau menetralisir ancaman dalam lingkungan perusahaan.

2. Rare Resources

Menurut definisi, sumber daya berharga yang dimiliki olehsejumlah besar perusahaan pesaing atau perusahaan yang berpotensimenjadi pesaing tidak dapat dianggap sebagai sumber keunggulanbersaing ataupun keunggulan bersaing yang berkelanjutan.Perusahaan menikmati keunggulan bersaing ketika menerapkanstrategi penciptaan nilai tidak secara bersamaan dilaksanakan olehsejumlah besar perusahaan lain. Jika sumber daya perusahaantertentu yang berharga dimiliki oleh sejumlah besar perusahaan,maka setiap perusahaan-perusahaan ini memiliki kemampuanmengeksploitasi sumber daya dengan cara yang sama, sehinggamenerapkan strategi umum yang tidak memberikan satu perusahaankeunggulan bersaing tertentu.

Analisis yang sama berlaku untuk sumber daya perusahaan yangberharga yang digunakan untuk memahami dan menerapkan strategi.Beberapa strategi memerlukan kombinasi unik antara modal fisik,modal manusia, dan sumber daya modal organisasi untukimplementasi. Salah satu sumber daya perusahaan yang diperlukandalam pelaksanaan hampir semua strategi adalah bakat manajerial(Hambrick, 1987) sebagaimana dikutip oleh Barney (1991). Jika sumberdaya perusahaan tidak langka, maka sejumlah besar perusahaan

Page 52: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi26

akan dapat memahami dan melaksanakan strategi tersebut, danstrategi ini tidak akan menjadi sumber keunggulan bersaing,meskipun sumber daya tersebut mungkin berharga.

3. Imperfectly Imitable Resources

Tidaklah sulit untuk melihat bahwa sumber daya berharga danlangka yang dimiliki organisasi merupakan sumber keunggulanbersaing. Memang, perusahaan yang memiliki sumber daya tersebutakan sering membuat inovasi strategis, karena mereka akan dapatmemahami dan terlibat dalam strategi yang perusahaan lain tidakbisa membayangkan, atau tidak melaksanakan, karena perusahaanlain tidak memiliki sumber daya yang relevan.

Sumber daya yang bernilai dan langka tersebut hanya dapatmenjadi sumber keunggulan bersaing yang berkesinambungan jikaperusahaan lain yang tidak memilikinya, tidak dapat memperolehsumber daya tersebut. Dalam istilah yang dibangun oleh Lippmandan Rumelt (1982) dan Barney (1986), kompetensi ini disebut sangatsulit ditiru (imperfectly imitable). Sumber daya dapat dikatakan sulitditiru karena satu atau kombinasi dari tiga alasan berikut:

a. Kemampuan perusahaan untuk memperoleh sumber dayatergantung pada kondisi historis yang unik. Ketika perusahaanberevolusi, mereka mengambil keahlian, kemampuan, dan sumberdaya yang unik bagi mereka, mencerminkan jalan setapak yangdilalui dalam sejarah (Barney, 1995). Cara lain untuk mengatakanini adalah bahwa kadang-kadang perusahaan mampumengembangkan sumber daya karena berada pada tempat yangtepat dan saat yang tepat (Barney, 1999).

b. Hubungan antara kompetensi yang dimiliki oleh perusahaan dengankeunggulan bersaing yang berkesinambungan bersifat ambigu(causally ambiguous). Para pesaing tidak mampu memahami denganjelas bagaimana suatu perusahaan menggunakan kompetensiintinya sebagai dasar dari keunggulan bersaingnya. Akibatnya parapesaing tidak pasti tentang kompetensi-kompetensi yang harusmereka kembangkan untuk meniru manfaat dari strategi penciptaannilai perusahaan yang disainginya itu.

c. kompetensi yang menghasilkan keunggulan perusahaan tersebutbersifat kompleksitas sosial (socially complex). Kompleksitas sosial

Page 53: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

27Grand Theories

berarti bahwa setidaknya beberapa, dan sering kali banyak,kompetensi perusahaan adalah produk dari fenomena sosialyang kompleks2.

4. Non-Substitutability Resources

Persyaratan terakhir untuk sumber daya perusahaan menjadisumber keunggulan bersaing yang berkelanjutan adalah bahwatidak boleh ada sumber daya strategis yang setara, baik dari sisikelangkaan maupun imitable. Sumber daya yang sulit digantikanadalah sumber daya yang tidak memiliki ekuivalen strategis.

Gambar 2.3 Sumber Daya dan Keunggulan Bersaing

2 Contoh kompetensi yang kompleks secara sosial meliputi relasi antar pribadi,kepercayaan, dan persahabatan di antara manajer dan antar manajer denganpegawai serta reputasi perusahaan dengan pemasok dan pelanggan.

Page 54: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi28

Dua sumber daya perusahaan yang bernilai (atau dua kumpulansumber daya perusahaan) ekuivalen secara strategis ketika tiapsumber daya itu dapat dieksploitasi secara terpisah untukmengimplementasikan strategi-strategi yang sama. Secara umum,nilai strategis dari sumber daya meningkatkan kesulitan untukmenggantikannya. Semakin tidak terlihat suatu kompetensi, semakinsulit bagi perusahaan untuk mencari penggantinya dan semakinbesar tantangan bagi para pesaing untuk meniru strategi penciptaannilai perusahaan (Absah, 2008). Nothnagel (2008) memberikan ilustrasibagaimana sumber daya yang dimiliki perusahaan dapatmeningkatkan keunggulan bersaing (lihat Gambar 2.3).

RBT sangat tepat untuk menjelaskan penelitian tentang IC, terutamadalam konteks hubungan antara kinerja ICP dan pasar (MCAP). Dalamperspektif IC, aset takberwujud perusahaan diklasifikasikan dalam tigakategori utama yaitu human capital, structural capital, dan customercapital (Bontis, 1998). Pembagian ini relevan dengan pengkategorianyang dibuat oleh RBT pada Gambar 2.1.

Menurut Pulic dan Kolakovic (2003), setiap perusahaan memilikiknowledge yang unik, keterampilan, nilai dan solusi (intangibleresources) yang dapat ditransformasikan menjadi 'nilai' di pasar.Pengelolaan sumber daya intangible dapat membantu perusahaanuntuk mencapai keunggulan bersaing, meningkatkan produktivitasdan nilai pasar. Paparan Pulic dan Kolakovic (2003) ini sejalan denganlogika Barney (1991) ketika menjelaskan hubungan antara dua asumsisumber daya dalam RBT dengan empat atribut sumber daya potensialuntuk keunggulan bersaing sebagaimana (Gambar 2.4).

Gambar 2.4 Hubungan antara Heterogenitas Sumber Dayadan Immobility, Value, Rareness, Imperfect Imitability, dan

Substitutability, dan Sustained Competitive AdvantageSumber: Barney (1991)

Page 55: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

29Grand Theories

Sonnier (2008) menawarkan 'perkawinan langsung' antara RBTdengan IC yang disebut dengan RBV IC. Gambar 2.5 adalah modelRBV IC yang merupakan adopsi RBT dengan konsep IC.

Gambar 2.5 RBV IC Menurut Sonnier (2008)

RBV IC terdiri dari resources dan capabilities, konsisten dengan(Grant, 1991). Selanjutnya, resources dibagi menjadi internal danexternal resources seperti sistem klasifikasi yang diadopsi dari Sveiby(1997). Dalam model RBV IC, internal IC resources meliputi humancapital dan intellectual property, sementara external IC resourcesmencakup customer capital dan supplier capital.

Customer capital dan supplier capital merupakan bagian darikomponen dalam model IC yang telah mapan, yang termasuk dalamkelompok external relationships meliputi customers, suppliers, R&Dpartners, investors, creditors, customers, dan business partners (IFAC,1998; MERITUM, 2002). Resources-nya meliputi image, customerloyalty, customer satisfaction, supplier relationships, distribution channels,business collaborations, franchising agreements, dan negotiatingcapacity with sources of financial capital.

Page 56: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi30

Dalam perspektif RBV IC, organizational capital didefinisikansebagai berikut:

Organizational capital is defined as the structure, processes,procedures, routines, systems, and culture of the firm, includingits databases, management tools, information technologysystems, strategies, structural design, coordination mechanisms,policies and procedures, organizational learning capacity, andnetworking systems.

Human capital diakui di dalam literatur tentang RBV (RBT)sebagai sumber daya yang penting bagi organisasi (Barney, 1991;Grant, 1991). Dalam konteks RBV IC, human capital didefinisikansebagai berikut:

Human capital is defined as the knowledge, skill, expertise,problem solving capacity, education, training, judgment,experience, abilities, and loyalty of the employees of the firm.Human capital includes the innovation capacity, creativity,know-how, teamwork capacity, employee flexibility, tolerancefor ambiguity, motivation, satisfaction, and learning capacity ofthe employees.

Intellectual property merupakan komponen di dalam RBV ICyang relatif berbeda dengan model-model IC sebelumnya. DalamRBV IC, intellectual property didefinisikan sebagai berikut:

Intellectual property is defined as the patents, copyrights,design rights, trade secrets, trademarks, service marks, tradenames and any other similar firm resources that are grantedrecognition as a legally protected property right either underthe laws of the United States of America, any state within theUnited States of America, or any other jurisdiction in which thefirm does business.

B. Teori Pensinyalan (Signaling Theory)Signaling theory pada dasarnya concern dengan penurunan

asimetri informasi di antara dua pihak (Spence, 2002). Teoripensinyalan berkaitan dengan bagaimana mengatasi masalah yangtimbul dari asimetri informasi dalam seting sosial. Hal inimenunjukkan bahwa asimetri informasi dapat dikurangi jika pihakyang memiliki informasi dapat mengirim sinyal kepada pihak terkait.Sebuah sinyal dapat menjadi suatu tindakan yang dapat diamati,

Page 57: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

31Grand Theories

atau struktur yang diamati, yang digunakan untuk menunjukkankarakteristik tersembunyi (atau kualitas) dari signaler tersebut.Pengiriman sinyal biasanya didasarkan pada asumsi bahwa itu harusmenguntungkan bagi signaler (misalnya menunjukkan kualitasyang lebih tinggi dari produk dibandingkan dengan pesaingnya)(An et al., 2011).

Informasi memengaruhi proses pengambilan keputusan individudi rumah tangga, bisnis, dan pemerintahan. Individu membuatkeputusan berdasarkan informasi publik, yang tersedia secara bebas,dan informasi pribadi yang tersedia hanya bagi kalangan tertentusaja (Connelly et al., 2011). Stiglitz (2002) menjelaskan bahwa asimetriinformasi terjadi ketika 'orang lain mengetahui sesuatu yangberbeda'. Oleh karena sebagian informasi bersifat pribadi, makaasimetri informasi terjadi di antara mereka yang memegang informasidan mereka yang harusnya dapat mengambil keputusan denganlebih baik andai memperoleh informasi tersebut.

Gambar 2.6 Signaling TimelineSumber: Connelly et al. (2011)

Signaling timeline (Gambar 2.6) meliputi dua aktor utama, yaitusignaler (pemberi sinyal) dan receiver (penerima sinyal), dan sinyalitu sendiri. Gambar ini juga menunjukkan kemungkinan adanyafeedback kepada signaler. Seluruh rangkaian proses penyampaiansinyal tersebut sangat dipengaruhi oleh lingkungan pensinyalan.

Signaler. Esensi dari signaling theory adalah bahwa signeleradalah orang dalam (insider) - misalnya, eksekutif atau manajer -yang memperoleh informasi tentang individu (Spence, 1973), produk(Kirmani dan Rao, 2000), atau organisasi (Ross, 1977) yang tidak

Page 58: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi32

tersedia bagi orang luar (outsider). Pada tingkatan yang lebih luas,insiders memperoleh informasi, sebagian adalah informasi positif,dan sebagian lainnya negatif, yang akan bermanfaat bagi outsiders(Connelly et al., 2011). Informasi ini mencakup, misalnya, hal-halkhusus tentang suatu produk atau jasa. Sebagian informasi dapatpula tentang hasil awal dari divisi riset dan pengembangan (R&D)atau informasi akhir tentang hasil penjualan yang dilaporkan olehagen penjualan.

Insiders juga memperoleh informasi tentang aspek-aspek laindari organisasi seperti tertundanya gugatan hukum atau negosiasiserikat pekerja. Ingkat kata, informasi pribadi ini memberikaninsiders dengan perspektif istimewa mengenai kualitas yangmendasari beberapa aspek dari individu, produk, atau organisasi.

Signal. Insiders memperoleh baik informasi positif maupunnegatif, dan mereka harus memutuskan informasi mana yang akandikomunikasikan kepada outsiders. Signaling theory terutama fokuspada penyampaian informasi positif sebagai upaya untukmemperoleh atribut organisasi yang positif pula (Connelly et al.,2011). Beberapa ahli telah meneliti tindakan yang diambil olehinsiders yang mengkomunikasikan informasi negatif3 tentang atributorganisasi. Hal ini penting untuk dicatat, bagaimanapun, bahwainsiders umumnya tidak mengirim sinyal-sinyal negatif kepadaorang luar dengan maksud untuk mengurangi asimetri informasi,tetapi hal ini seringkali menjadi konsekuensi yang tidak diinginkandari tindakan insider. Sebaliknya, signaling theory terutama fokuspada tindakan insiders untuk secara sengaja mengkomunikasikaninformasi positif. Selama sinyal berlangsung, signaler harusmendapatkan keuntungan dengan beberapa tindakan dari receiverbahwa penerima tidak akan jika tidak dilakukan (yaitu, sinyal harusmemiliki efek strategis).

Receiver. Penerima sinyal adalah elemen ketiga di dalam signalingtimeline. Berdasarkan model pensinyalan, receivers adalah orang

3 Misalnya, penerbitan saham baru perusahaan umumnya dianggap sebagaisinyal negatif karena eksekutif mengeluarkan ekuitas ketika mereka percayaharga saham perusahaan mereka dinilai terlalu tinggi (Myers dan Majluf, 1984).

Page 59: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

33Grand Theories

luar yang kurang informasi tentang organisasi namun berharapuntuk mendapatkan informasi tersebut. Pada saat yang sama,signalers dan penerima juga memiliki kepentingan yang salingbertentangan (conflict of interests) sehingga keberhasilan berbohongakan menguntungkan signaler dengan mengorbankan receiver.

Signalling theory menekankan kepada pentingnya informasiyang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasipihak di luar perusahaan. Informasi merupakan unsur penting bagiinvestor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnyamenyajikan keterangan, catatan atau gambaran baik untuk keadaanmasa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan datang bagikelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana pasaranefeknya. Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktusangat diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai alat analisisuntuk mengambil keputusan investasi.

Menurut Jogiyanto (2013), informasi yang dipublikasikan sebagaisuatu pengumuman akan memberikan signal bagi investor dalampengambilan keputusan investasi. Jika pengumuman tersebutmengandung nilai positif, maka diharapkan pasar akan bereaksipada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Pada waktuinformasi diumumkan dan semua pelaku pasar sudah menerimainformasi tersebut, pelaku pasar terlebih dahulu menginterpretasikandan menganalisis informasi tersebut sebagai sinyal baik (good news)atau sinyal buruk (bad news).

Salah satu jenis informasi yang dikeluarkan oleh perusahaanyang dapat menjadi signal bagi pihak di luar perusahaan, terutamabagi pihak investor adalah laporan tahunan. Informasi yangdiungkapkan dalam laporan tahunan dapat berupa informasiakuntansi yaitu informasi yang berkaitan dengan laporan keuangandan informasi non-akuntansi yaitu informasi yang tidak berkaitandengan laporan keuangan. Bapepam-LK telah meregulasi4 tentang

4 Regulasi terkait laporan tahunan adalah Peraturan Nomor X.K.6 LampiranKeputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep-431/BL/2012 tentangPenyampaian Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik yang merupakanrevisi atas Peraturan Nomor X.K.6 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam danLK Nomor: Kep-134/BL/2006.

Page 60: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi34

hal-hal apa saja yang diungkapkan dalam laporan tahunan. Ketentuandari regulator pasar modal ini dikenal istilah mandatory disclosure.

Laporan tahunan hendaknya memuat informasi yang relevandan mengungkapkan informasi yang dianggap penting untukdiketahui oleh pengguna laporan baik pihak dalam maupun pihakluar. Semua investor memerlukan informasi untuk mengevaluasirisiko relatif setiap perusahaan sehingga dapat melakukan diversifikasiportofolio dan kombinasi investasi dengan preferensi risiko yangdiinginkan. Jika suatu perusahaan ingin sahamnya dibeli oleh inves-tor maka perusahaan harus melakukan pengungkapan laporankeuangan secara terbuka dan transparan.

Teori pensinyalan menyatakan bahwa perusahaan berkualitastinggi akan cenderung memberikan sinyal keunggulan merekakepada pasar. Pada satu sisi, sinyal akan membuat investor danpemangku kepentingan yang lain menaikkan nilai perusahaan, dankemudian membuat keputusan yang lebih menguntungkan bagiperusahaan (Whiting dan Miller, 2008). Sebaliknya, perusahaan-perusahaan dengan kapasitas tidak terlalu bagus akan cenderunguntuk mengungkapkan informasi yang sifatnya memang mandatory.

Pengungkapan sukarela informasi IC akan menjadi media yangsangat efektif bagi perusahaan untuk menyampaikan sinyal kualitassuperior yang mereka miliki terkait kepemilikian IC yang signifikanuntuk penciptaan kesejahteraan di masa yang akan datang (Guthriedan Petty, 2000; Whiting dan Miller, 2008). Khususnya bagi merekayang memiliki basis IC yang kuat, pengungkapan sukarela IC akanmembedakan mereka dari perusahaan-perusahaan dengan kualitasyang lebih rendah. Seringkali diyakini bahwa pemberian sinyal tentangatribut IC, misalnya pengungkapan melalui laporan tahunan, akanmenghasilan beberapa keuntungan bagi perusahaan. Misalnyameningkatnya image perusahaan, menarik investor potensial,mengurangi biaya modal5, menurunkan volatilitas saham, menciptakan

5 Riset empiris telah membuktikan bahwa ICD berperan mengurangi biaya modal(misalnya: Orens et al., 2009; Mangena et al., 2010). Hal ini juga relevan dengansejumlah kajian tentang (voluntary) disclosure yang menyatakan bahwapengungkapan berpengaruh terhadap cost of capital (coc) (lihat misalnya: Diamonddan Verrecchia, 1991; Verrecchia, 1999; Botosan, 2006; Lambert et al., 2007).

Page 61: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

35Grand Theories

pemahaman tentang produk atau jasa, dan yang lebih pentingadalah meningkatkan hubungan dengan para pemangku kepentingan(Vergauwen dan Alem, 2005; Singh dan Van-der-Zahn, 2008).

C. Stakeholder TheoryIstilah stakeholder dalam definisi klasik (yang paling sering

dikutip) adalah definisi Freeman dan Reed (1982) yang menyatakanbahwa stakeholder adalah:

"any identifiable group or individual who can affect theachievement of an organisation's objectives, or is affected bythe achievement of an organisation's objectives".

Berdasarkan teori stakeholder, manajemen organisasi diharapkanuntuk melakukan aktivitas yang dianggap penting oleh stakeholdermereka dan melaporkan kembali aktivitas-aktivitas tersebut padastakeholder. Teori ini menyatakan bahwa seluruh stakeholder memilikihak untuk disediakan informasi tentang bagaimana aktivitasorganisasi memengaruhi mereka (sebagai contoh, melalui polusi,sponsorship, inisiatif pengamanan, dll), bahkan ketika mereka memilihuntuk tidak menggunakan informasi tersebut dan bahkan ketikamereka tidak dapat secara langsung memainkan peran yangkonstruktif dalam kelangsungan hidup organisasi (Deegan, 2004).

Lebih lanjut Deegan (2004) menyatakan bahwa teoristakeholder menekankan akuntabilitas organisasi jauh melebihikinerja keuangan atau ekonomi sederhana. Teori ini menyatakanbahwa organisasi akan memilih secara sukarela mengungkapkaninformasi tentang kinerja lingkungan, sosial dan intelektual mereka,melebihi dan di atas permintaan wajibnya, untuk memenuhiekspektasi sesungguhnya atau yang diakui oleh stakeholder.

Tujuan utama dari teori stakeholder adalah untuk membantumanajer korporasi mengerti lingkungan stakeholder mereka danmelakukan pengelolaan dengan lebih efektif di antara keberadaanhubungan-hubungan di lingkungan perusahaan mereka. Namundemikian, tujuan yang lebih luas dari teori stakeholder adalah untukmenolong manajer korporasi dalam meningkatkan nilai dari dampakaktifitas-aktifitas mereka, dan meminimalkan kerugian-kerugian bagistakeholder. Pada kenyataannya, inti keseluruhan teori stakeholder

Page 62: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi36

terletak pada apa yang akan terjadi ketika korporasi dan stakeholdermenjalankan hubungan mereka.

Teori ini dapat diuji dengan berbagai cara dengan menggunakancontent analysis atas laporan keuangan perusahaan (Guthrie et al.,2006). Menurut mereka, laporan keuangan merupakan cara yangpaling efisien bagi organisasi untuk berkomunikasi dengan kelompokstakeholder yang dianggap memiliki ketertarikan dalam pengendalianaspek-aspek strategis tertentu dari organisasi. Content analysis ataspengungkapan IC dapat digunakan untuk menentukan apakah benar-benar terjadi komunikasi tersebut. Apakah perusahaan meresponekspektasi stakeholder, baik ekspektasi yang sesungguhnya maupunyang diakui oleh stakeholder, dengan menawarkan akun IC yangtidak wajib diungkapkan? Pertanyaan ini telah memperolehperhatian, namun kajian lebih dalam diperlukan untuk menghasilkanopini yang konklusif (Guthrie et al., 2006).

Dalam konteks untuk menjelaskan tentang konsep IC, teoristakeholder harus dipandang dari kedua bidangnya, baik bidangetika (moral) maupun bidang manajerial. Bidang etika berargumenbahwa seluruh stakeholder memiliki hak untuk diperlakukan secaraadil oleh organisasi, dan manajer harus mengelola organisasi untukkeuntungan seluruh stakeholder (Deegan, 2004). Ketika manajermampu mengelola organisasi secara maksimal, khususnya dalamupaya penciptaan nilai bagi perusahaan, maka itu artinya manajertelah memenuhi aspek etika dari teori ini. Penciptaan nilai (valuecretion) dalam konteks ini adalah dengan memanfaatkan seluruhpotensi yang dimiliki perusahaan, baik karyawan (human capital),aset fisik (physical capital), maupun structural capital. Pengelolaanyang baik atas seluruh potensi ini akan menciptakan value addedbagi perusahaan yang kemudian dapat mendorong kinerja keuanganperusahaan untuk kepentingan stakeholder.

Bidang manajerial dari teori stakeholder berpendapat bahwakekuatan stakeholder untuk memengaruhi manajemen korporasiharus dipandang sebagai fungsi dari tingkat pengendalian stakeholderatas sumber daya yang dibutuhkan organisasi (Watts dan Zimmerman,1986). Ketika para stakeholder berupaya untuk mengendalikan sumberdaya organisasi, maka orientasinya adalah untuk meningkatkankesejahteraan mereka. Kesejahteraan tersebut diwujudkan dengansemakin tingginya return yang dihasilkan oleh organisasi.

Page 63: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

37Grand Theories

Dalam konteks ini, para stakeholder berkepentingan untukmemengaruhi manajemen dalam proses pemanfaatan seluruh potensiyang dimiliki oleh organisasi. Karena hanya dengan pengelolaanyang baik dan maksimal atas seluruh potensi inilah organisasi akandapat menciptakan value added untuk kemudian mendorong kinerjakeuangan perusahaan yang merupakan orientasi para stakeholderdalam mengintervensi manajemen.

Teori stakeholder menegaskan bahwa keberlangsunganperusahaan mensyaratkan dukungan para stakeholder, kepentinganmereka harus diperhatikan dan aktivitas perusahaan seharusnyadiarahkan untuk memenuhi ekspektasi mereka. Semakin berkuasastakeholder, semakin banyak perusahaan harus beradaptasi (Gray etal., 1995a). Secara harfiah, definisi stakeholder telah mengalamibanyak perubahan (atau tepatnya 'perkembangan). Sebelumnya,pemegang saham dianggap sebagai satu-satunya atau ketua stakeholder.Definisi ini didasarkan pada argumen yang diajukan oleh Friedman(1962) bahwa tujuan terdepan perusahaan adalah memaksimalkankekayaan para pemiliknya. Akan tetapi, Freeman (1984) memperluasdefinisi stakeholder dengan memasukkan kelompok lain, misalnyaregulator, sebagai stakeholder. Baik definisi sempit (pemegang saham)maupun definisi luas stakeholder telah diadopsi dalam perkembanganregulasi pengungkapan wajib (mandatory disclosure) bagi perusahaan(Roberts, 1992).

Menurut Deegan et al. (2000), stakeholder memiliki kemampuanmemengaruhi (langsung atau tidak langsung) pengendalian terhadapsumber daya yang diperlukan oleh perusahaan. Dengan demikian,kekuatan stakeholder ditentukan oleh tingkat kontrol yang merekamiliki kepada sumber daya. Hubungan antara kekuatan perusahaandengan stakeholder tidak dapat digeneralisasi terhadap seluruhperusahaan (Deegan et al., 2000).

Menurut Ullmann (1985), kekuatan bisa berbentuk komandoakses terhadap sumber daya terbatas (keuangan, tenaga kerja),kepada media yang berpengaruh, kemampuan melegislasi terhadapperusahaan atau kemampuan memengaruhi konsumsi barang danlayanan organisiasi. Karena itu, ketika stakeholder mengendalikansumber daya penting bagi organisasi, maka perusahaan harusmerespon untuk memenuhi permintaan stakeholder. Selanjutnya,

Page 64: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi38

Ullmann (1985) berpendapat bahwa organisasi memilih stakeholdermana yang perlu mereka perhatikan, dan tindakan-tindakan yangakan mereka ambil untuk menjalin hubungan yang diinginkandengan para stakeholder tersebut.

Teori stakeholder secara umum berkenaan dengan cara organisasimengelola stakeholdernya (Gray et al., 1997). Akibatnya, Ullmann(1985) berpendapat bahwa gambaran strategi organisasi menjelaskancara para pembuat keputusan organisasi terhadap permintaan sosial.Karena itu, teori stakeholder memandang sebuah dunia dariperspektif manajemen (Omran dan El-Galfy, 2014).

Meskipun meluas sampai jauh di luar jangkauan ekonomi danpengakuan hubungan kekuasaan di antara perusahaan danstakeholder, Gray et al. (1997) berpendapat bahwa teori stakeholdercacat karena teori stakeholder memfokuskan pada cara perusahaanmengelola stakeholdernya. Korporasi mengidentifikasi stakeholderyang akan ia pertimbangkan, dan tingkat perhatian yang akan iaberikan kepada masing-masing-masing didasarkan pada bagaimanapara stakeholder itu dapat memberi manfaat kepada organisasi.

Menurut Gray et al. (1997), teori stakeholder pada esensinyapendekatan kekuatan pasar yang di dalamnya sumber daya danprovisi/penarikan sumber daya itu menentukan jenis pengungkapansosial sukarela pada titik waktu tertentu. Organisasi yangmendasarkan teori stakeholder mengabaikan pengaruh pentingmasyarakat secara keseluruhan kepada provisi informasi organisasi.Pengaruh penting ini meliputi eksistensi hukum undang-undangdan regulasi yang dikembangkan oleh pemerintah dan badan hukumberstatuta, yang memuat syarat-syarat untuk pengungkapaninformasi (Omran dan El-Galfy, 2014).

Literatur pengungkapan sukarela telah saling berhubungandengan literatur mengenai tata kelola perusahaan dan literaturmengenai insentif manajemen. Masing-masing literatur memilikimasalah endogenitas, dan ada ketidakpastian dan pembahasan aktifmengenai bagaimana mengukur kualitas tata kelola dan bagaimanamengukur insentif. Core (2001) menunjukkan banyak kontribusiyang dapat dibuat pada pengungkapan sukarela.

Kontribusi besar dapat diberikan kepada literatur pengungkapansukarela dengan menguatkan bagaimana asimetri informasi

Page 65: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

39Grand Theories

memengaruhi biaya modal, dan dalam penentuan tertentu apakahasimetri informasi memengaruhi return yang diharapkan. Kontribusikedua dapat diberikan dengan menciptakan ukuran yang lebihtepat terkait komponen asimetri informasi biaya modal. Kontribusiterakhir dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi komputeruntuk menurunkan kos indek mutu pengungkapan penghitungan.Sumber daya ini akan menambah isu umum dan juga membantumembahas isu-isu lebih umum kepentingan mendasar para penelitiakuntansi (Omran dan El-Galfy, 2014).

D. Legitimacy TheoryTeori legitimasi berhubungan erat dengan teori stakeholder.

Teori legitimasi menyatakan bahwa organisasi secara berkelanjutanmencari cara untuk menjamin operasi mereka berada dalam batasdan norma yang berlaku di masyarakat. Menurut Deegan (2004),dalam perspektif teori legitimasi, suatu perusahaan akan secarasukarela melaporkan aktifitasnya jika manajemen menganggapbahwa hal ini adalah yang diharapkan komunitas. Teori legitimasibergantung pada premis bahwa terdapat 'kontrak sosial' antaraperusahaan dengan masyarakat di mana perusahaan tersebutberoperasi.

Kontrak sosial adalah suatu cara untuk menjelaskan sejumlahbesar harapan masyarakat tentang bagaimana seharusnya organisasimelaksanakan operasinya. Harapan sosial ini tidak tetap, namunberubah seiring berjalannya waktu. Hal ini menuntut perusahaanuntuk responsif terhadap lingkungan di mana mereka beroperasi(Deegan, 2004).

Lindblom (1994) menyarankan jika suatu organisasi menganggapbahwa legitimasinya sedang dipertanyakan, organisasi tersebut dapatmengadopsi sejumlah strategi yang agresif. Pertama, organisasidapat mencari jalan untuk mendidik dan menginformasikan kepadastakeholdernya perubahan-perubahan pada kinerja dan aktifitasorganisasi. Kedua, organisasi dapat mencari cara untuk mengubahpersepsi stakeholder, tanpa mengubah perilaku sesungguhnya dariorganisasi tersebut. Ketiga, organisasi dapat mencari cara untukmemanipulasi persepsi stakeholder dengan cara mengarahkankembali (memutar balik) perhatian atas isu tertentu kepada isu yang

Page 66: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi40

berkaitan lainnya dan mengarahkan ketertarikan pada simbol-simbolemosional (Guthrie et al., 2006).

Berdasarkan teori legitimasi, organisasi harus secara berkelanjutanmenunjukkan telah beroperasi dalam perilaku yang konsisten dengannilai sosial (Guthrie dan Parker, 1989). Hal ini seringkali dapatdicapai melalui pengungkapan (disclosure) dalam laporanperusahaan. Organisasi dapat menggunakan disclosure untukmendemonstrasikan perhatian manajemen akan nilai sosial, atauuntuk mengarahkan kembali perhatian komunitas akan keberadaanpengaruh negatif aktifitas organisasi (Lindblom, 1994). Sejumlahstudi terdahulu melakukan penilaian atas pengungkapan sukarelalaporan tahunan dan memandang pelaporan informasi lingkungandan sosial sebagai metode yang digunakan organisasi untukmerespon tekanan publik (Guthrie et al., 2006).

Teori legitimasi sangat erat berhubungan dengan pelaporan ICdan juga erat hubungannya dengan penggunaan metode contentanalysis sebagai ukuran dari pelaporan tersebut. Perusahaansepertinya lebih cenderung untuk melaporkan IC mereka jika merekamemiliki kebutuhan khusus untuk melakukannya. Hal ini mungkinterjadi ketika perusahaan menemukan bahwa perusahaan tersebuttidak mampu melegitimasi statusnya berdasarkan tangible assetsyang umumnya dikenal sebagai simbol kesuksesan perusahaan.Menurut Guthrie et al. (2006), alat terbaik untuk pengukuranpengembangan pelaporan IC, pada saat ini, adalah dengan menggunakancontent analysis.

Berdasarkan kajian tentang teori stakeholder dan teorilegitimacy, dapat disimpulkan bahwa kedua teori tersebut memilikipenekanan yang berbeda tentang pihak-pihak yang dapatmemengaruhi luas pengungkapan informasi di dalam laporankeuangan perusahaan. Teori stakeholder lebih mempertimbangkanposisi para stakeholder yang dianggap powerfull. Kelompok stake-holder inilah yang menjadi pertimbangan utama bagi perusahaandalam mengungkapkan dan/atau tidak mengungkapkan suatuinformasi di dalam laporan keuangan. Sedangkan teori legitimacymenempatkan persepsi dan pengakuan publik sebagai doronganutama dalam melakukan pengungkapan suatu informasi di dalamlaporan keuangan.

Page 67: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

41Grand Theories

Dalam konteks hubungan IC dengan kinerja keuangan, teoristakeholder lebih tepat digunakan sebagai basis utama untukmenjelaskan hubungan IC dengan kinerja perusahaan. Dalampandangan teori stakeholder, perusahaan memiliki stakeholders,bukan sekedar shareholder. Kelompok-kelompok 'stake' tersebutmeliputi pemegang saham, karyawan, pelanggan, pemasok, kreditor,pemerintah, dan masyarakat (Riahi-Belkaoui, 2003).

Konsensus yang berkembang dalam konteks teori stakeholderadalah bahwa laba akuntansi hanyalah merupakan ukuran returnbagi pemegang saham (shareholder), sementara value added adalahukuran yang lebih akurat yang diciptakan oleh stakeholders dankemudian didistribusikan kepada stakeholders yang sama (Meekdan Gray, 1988). Value added yang dianggap memiliki akurasi lebihtinggi dihubungkan dengan return yang dianggap sebagai ukuranbagi shareholder. Sehingga dengan demikian keduanya (value addeddan return) dapat menjelaskan kekuatan teori stakeholder dalamkaitannya dengan pengukuran kinerja organisasi.

Menurut pandangan teori legitimacy, perusahaan akan terdoronguntuk menunjukkan kapasitan IC-nya dalam laporan keuangan untukmemperoleh legitimasi dari publik atas kekayaan intelektual yangdimilikinya. Pengakuan legitimasi publik ini menjadi penting bagiperusahaan untuk mempertahankan eksistensinya dalam lingkungansosial perusahaan.

Dowling dan Pfeffer (1975) menyatakan bahwa teori legitimasisangat berguna dalam menganalisa perilaku perusahaan. Gray et al.(1995b) berpendapat bahwa teori legitimasi dan teori stakeholderseharusnya dipandang sebagai teori yang tumpang tindih, karenaberlawanan dengan teori-teori lainnya. Mereka menjelaskan bahwakedua perspektif dipadukan dalam kerangka kerja PET (politichaleconomy theory). Karena pengaruh masyarakat secara keseluruhandapat memengaruhi provisi keuangan dan sumber daya lain kepadaperusahaan, perusahaan menggunakan kinerja dan pengungkapanlingkungan untuk menjustifikasi atau melegitimasi aktivitas-aktivitasnya kepada masyarakat (Gray et al., 1995b).

Menurut Deegan (2002), memahami motivasi pengungkapanmenjadi salah satu dari isu-isu yang menarik banyak perhatianpeneliti, dan keinginan untuk melegitimasi operasi organisasi pada

Page 68: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi42

gilirannya menjadi salah satu dari banyak kemungkinan motivasi. Iajuga membahas peran teori legitimasi dalam menjelaskan keputusanmanajer dan menekankan bahwa teori legitimasi masih dianggapmenjadi teori perilaku manajerial yang relatif baru berkembang.Namun demikian, ia berpendapat bahwa teori legitimasi memberiwawasan sangat berguna. Deegan (2002) juga menunjukkanbagaimana penelitian lain dapat berkontribusi kepada perkembanganteori legitimasi yang sedang berlangsung dalam pelaporan penelitiansosial dan lingkungan.

Selain itu, banyak penulis membahas praktek pengungkapanperusahaan di dalam kerangka kerja teoritis teori legitimasi (misalnyaPatten, 1992; Tilt, 1994; Wilmshurst dan Frost, 2000; Deegan, 2002).Tidak seperti teori stakeholder, yang menyarankan bahwa perusahaandan manajemennya bertindak dan melaporkan sesuai dengankebutuhan dan kekuatan kelompok stakeholdernya sendiri, teorilegitimasi memfokuskan pada interaksi perusahaan denganmasyarakat (Ullmann, 1985). Dowling dan Pfeffer (1975) memberipenjelasan sangat berguna legitimasi organisasi:

"Organisations seek to establish congruence between the socialvalues associated with or implied by their activities and the normsof acceptable behaviour in the larger social system of which theyare a part. Insofar as these two value systems are congruent, wecan speak of organisational legitimacy.When an actual orpotential disparity exists between the two value systems, therewill be a threat to organisational legitimacy".

Hal yang mendasari teori legitimasi adalah perjanjian sosialyang ada di antara perusahaan dan masyarakat di mana perusahaanberoperasi dan mengkonsumsi sumber daya. Shocker dan Sethi(1974: 67) memberi penjelasan yang dikutip secara berkala tentangkonsep perjanjian sosial:

"Any social institution and business with no exception operatesin society via a social contract, expressed or implied, whereby itssurvival and growth are based on the delivery of some socialdesirable ends to society in general; and the distribution ofeconomic, social, or political benefits of groups from which itderives its power".

Dalam masyarakat yang dinamis, tidak ada sumber kekuatankelembagaan dan tidak ada pula kebutuhan layanannya yang

Page 69: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

43Grand Theories

permanen. Karena itu, suatu lembaga harus selalu memenuhi ujianganda legitimasi dan relevansi dengan menunjukkan bahwamasyarakat memerlukan layanannya dan bahwa kelompok yangmemeroleh manfaat dari rewardnya memiliki persetujuan sosial(Lopes dan Rodrigues, 2007). Deegan et al. (2000) menjelaskanistilah-istilah eksplisit perjanjian sosial sebagai persyaratan sah, dimana istilah-istilah implisit adalah harapan-harapan masyarakatyang terkodifikasi.

Sekalipun hukum seringkali merupakan refleksi dari norma-norma dan nilai-nilai masyarakat. Sistem hukum boleh jadi lambatdalam beradaptasi dengan perubahan norma dan nilai-nilai dalammasyarakat (Omran dan El-Galfy, 2014). Sistem hukum didasarkanpada konsistensi di mana norma-norma boleh jadi kontradiksi. Danakhirnya, disarankan bahwa masyarakat bisa mentoleransi perilakutertentu tetapi tidak mau mengkodifikasi perilaku-perilaku tersebutke dalam sistem hukum (Dowling dan Pfeffer, 1975; Deegan, 2002).

Ketika ada perbedaan antara nilai-nilai perusahaan, dan nilaimasyarakat, maka legitimasi perusahaan akan terancam (Lindblom,1994). Disparitas antara entitas nilai dan entitas masyarakat inidirujuk sebagai gap legitimasi dan bisa memengaruhi kemampuankorporasi untuk melanjutkan operasinya, sebagaimana disarankanoleh Wartick dan Mahon (1994):

"Legitimacy gaps may occur when: There is a change incorporate performance, but society expectations of corporateperformance remains unchanged; Corporate performance isunchanged, but society expectations of corporate performancehave changed; and Corporate performance and societyexpectations change in different directions, or in the samedirection but with differing momentum".

Namun demikian, eksistensi dan ukuran gap legitimasi tidakselalu mudah ditentukan Wartick dan Mahon (1994). O'Donovan(2002) menyarankan bahwa di mana ada perbedaan atau disparitasantara ekspektasi perusahaan dan perbedaan publiknya yang relevan,maka perusahaan perlu mengevaluasi nilai-nilai sosialnya dankemudian mensejajarkan nilai-nilai itu dengan nilai-nilai yangdipegang masyarakat di lingkungan perusahaan beroperasi.Alternatifnya, perusahaan boleh mencoba mengubah nilai-nilai atau

Page 70: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi44

persepsi sosial yang ada kepada perusahaan sebagai taktikmelegitimasi. Agar bisa menutup gap legitimasi, entitas harusmengidentifikasi aktivitas-aktivitas yang ada di dalam kontrolnyadan mengidentifikasi publik yang relevan yang memiliki kekuatanuntuk memberi legitimasi kepada entitas (Omran dan El-Galfy, 2014).

Secara berkala, individu korporasi memiliki karakteristik berbedamengenai tujuan sosial dan lingkungannya; dan tekanan eksternallain kepada perusahaan sekaligus. Persepsi-persepsi dan tekanan-tekanan ini juga akan berubah berkali-kali (Omran dan El-Galfy,2014). Sehingga bisa ditegaskan bahwa karakteristik, tujuan, persepsi,dan tekanan eksternal yang berbeda, yang seringkali tidakberhubungan dengan isu/peristiwa lingkungan pada waktu isu/peristiwa itu berada pada kepentingan puncaknya, akanmemengaruhi keputusan untuk mengungkap informasi lingkungandan pilihan pendekatan pengungkapan laporan tahunan. Selain itu,dalam banyak studi pengungkapan perusahaan yang menggunakanteori legitimasi, laporan tahunan diidentifikasi sebagai caraperusahaan dalam mengkomunikasikan informasi sosial danlingkungan kepada berbagai stakeholder (Deegan, 2002; O'Donovan,2002; Lopes dan Rodrigues, 2007).

Studi terdahulu tentang pengungkapan sosial perusahaan yangmenggunakan teori legitimasi sebagai kerangka kerja teoritismengajukan bahwa penggunaan teori legitimasi sebagai kerangkakerja teoritis yang valid untuk menguji dan menjelaskan ragampraktek pengungkapan dapat diperluas mencakup bidang-bidangdan isu-isu tambahan dibanding apa yang sekarang digunakan didalam literatur luas (misalnya: Patten, 1992; O'Donovan, 2002).

Sebaliknya, Woodward (1981) menunjukkan bahwa baik teorilegitimasi maupun teori stakeholder menganggap organisasi menjadibagian dari sistem sosial lebih luas; teori legitimasi memandangmasyarakat sebagai keseluruhan, sedangkan teori stakeholdermengakui bahwa beberapa kelompok di dalam masyarakat adalahlebih berkuasa dibanding kelompok yang lain. Karena itu, bisadidalilkan bahwa teori alternatif, yang merupakan nilai dalam studi-studi kebijakan pengungkapan (disclosure), memfokuskan padaperspektif berbeda dari isu yang sama. Melalui asumsi tidak samayang dibuat dan sudut pandang yang diadopsi, mereka mewarnai

Page 71: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

45Grand Theories

gambaran bayangan yang berbeda, yang menawarkan alternatifwawasan ke dalam pokok persoalan ini (Omran dan El-Galfy, 2014).

E. Agency TheoryPenelitian akuntansi sebelum pertengahan 1960an utamanya

bersifat norma atau normatif, yang berusaha menjelaskan "apayang seharusnya" atau "apa yang harus" dalam hubungannya denganpengukuran akuntansi dan pelaporan keuangan (Omran dan El-Galfy, 2014). Karena penelitian akuntansi normatif tidak berusahamenjelaskan secara empiris praktek akuntansi, maka penelitianakuntansi positif dikembangkan untuk mengatasi keterbatasan ini.Bahwasanya, penelitian akuntansi positif modern mulai tumbuhsubur ketika Ball dan Brown (1968), Beaver (1968), dan peneliti lainmulai menggunakan metode keuangan empiris pada akuntansikeuangan (Watts dan Zimmerman, 1990). Akan tetapi, para penelitipositif awal hanya meneliti "perspektif informasi" tentang informasiakuntansi berdasarkan pada teori keuangan yang mendasarihubungan empiris antara angka akuntansi dan harga saham (Wattsdan Zimmerman, 1990). Semenjak "perspektif informasi: hanyamengasumsikan kegunaan data akuntansi pasar (yakni, bagaimanainvestor menggunakan informasi akuntansi untuk mereaksi hargasaham), perspektif ini hanya memberi pandangan parsial suatuteori, mengabaikan keinginan manajer untuk memberi informasi(Omran dan El-Galfy, 2014).

Pada tahun 1970 sampai 1980, para akademisi akuntansi dankeuangan (misalnya: Jensen dan Meckling, 1976; Watts danZimmerman, 1978, 1979, 1986, 1990), berupaya keras memenuhi gappenelitian ini dengan memasukkan penjelasan "perspektifoportunistis" informasi akuntansi. Penggunaan pilihan akuntansioleh manajer didasarkan atas hubungan kontrak (kepentingan,keputusan dan tindakan) di antara agen-agen dan para pemilikmerupakan perhatian utama perspektif ini.

Positive Accounting Theory (PAT) menganalisa "apa" yangberlawanan dengan pendekatan teori normatif, yang menganalisa"apa yang seharusnya" (Deegan, 2013). Watts dan Zimmerman(1986) mendefinisikan PAT sebagai kejadian yang berkenaan denganpenjelasan/justifikasi praktek akuntansi. PAT didesain untuk

Page 72: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi46

menjelaskan dan memprediksi perusahaan-perusahaan mana yangakan dan perusahaan-perusahaan mana yang tidak akanmenggunakan metode akuntansi tertentu (Omran dan El-Galfy,2014). PAT didasarkan pada konsep pemaksimalan kekayaan dankepentingan diri individu yang mendasari teori ekonomi (Gray et al.,1995a). Dengan demikian, PAT konsisten dengan argumen bahwatanggung jawab utama perusahaan adalah menggunakan sumberdayanya dan terlibat dalam aktivitas yang didesain untukmeningkatkan profit (Watts dan Zimmerman, 1986, 1990).

Penggunaan khas PAT menjelaskan pergerakan menuju perilakuyang bertanggungjawab secara sosial dan secara lingkungan dan/atau pengungkapan sebagai hasil kekuatan pasar yang mengarahkankepentingan diri pengusaha di dalam saluran yang sangat bergunasecara sosial (Deegan, 2013). Sementara kepentingan diri danekspektasi pemaksimalan kekayaan sebagai motivasi utama atausatu-satunya untuk pengungkapan lingkungan perusahaan telahdikritisi (Gray et al., 1995b). Faktor sosial dan politik jugamemengaruhi perusahaan. Perusahaan beroperasi di dalam sebuahlingkungan dari banyak konstituen, yang seringkali disertai denganbenturan tujuan dan keinginan (Watts dan Zimmerman, 1979; Oliver,1991). Kita juga perlu mencatat bahwa satu-satunya tanggungjawab perusahaan tidak lagi dirasakan berdasarkan pada kinerjaekonomi (Patten, 1992; Epstein dan Freedman, 1994; Lothian, 1994;Beaver, 2002).

(Jensen dan Meckling (1976)) mengasumsikan bahwa manajermenggunakan pilihan-pilihan untuk menyeleksi dan menggunakaninformasi, tetapi tidak memberi penjelasan detil sifat metodeakuntansi (pilihan-pilihan). Hal ini diartikulasikan lebih baik dalamPAT (Watts dan Zimmerman, 1986, 1990). Dalam domain teori agensi,kos agensi (kos pemantauan, kos pengeluaran obligasi dan kerugiansisa) adalah kos kontrak dalam PAT Watts dan Zimmerman adalahlebih mahal. Sebagaimana dijelaskan oleh Watts dan Zimmerman(1990: 134-135):

"Contracting costs consist of transaction costs (e.g. brokeragefees), agency costs (monitoring costs, bonding costs, and theresidual loss from dysfunctional decisions), information costs (e.g.the costs of becoming informed), renegotiation costs (e.g. thecosts of rewriting existing contracts because the extant contract

Page 73: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

47Grand Theories

is made obsolete by some unforeseen event), and bankruptcy costs (e.g. the legal costs of bankruptcy and the costs ofdysfunctional decisions)".

Fokus besar teori agensi adalah insentif manajer (opsi saham,bonus, dan prasyarat lainnya) untuk membuat pilihan akuntansi(tanpa mengidentifikasi metode-metode akuntansi) dalamkesesuaiannya kecuali kepentingan, keputusan dan tindakannyadibatasi oleh pengendalian internal dan audit eksternal. Sebaliknya,tiga kumpulan variabel (hipotesis rencana bonus, hipotesis ekuitas-hutang, dan hipotesis kos politik) dibahas dalam PAT Watts danZimmerman (1990: 138-139):

"The bonus plan hypothesis is that managers of firms withbonus plans (tied to reported income) are more likely to useaccounting methods that increase current period reportedincome [...] The choice studies to date find results generallyconsistent with the bonus plan hypothesis. The debt-equityhypothesis predicts (that) the higher the firm's debt/equityratio, the more likely managers use accounting methods thatincrease income. The higher the debt/ equity ratio, the closer(i.e. tighter) the firm is to the constraints in the debt covenants[...] Managers exercising discretion by choosing incomeincreasing accounting methods relax debt constraints andreduce the costs of technical default. The political cost hypothesispredicts (that) large firms rather than small firms are more likelyto use accounting choices that reduce reported profits".

Adanya kos informasi dan pemantauan, maka manajer memilikiinsentif menggunakan diskresi lebih dari profit akuntansi dan parapihak dalam proses politik memantapkan jumlah rasional ex-postoportunisme (Omran dan El-Galfy, 2014). Demikian pula, masing-masing hipotesis menegaskan bahwa manajer menggunakan diskresiakuntansi istimewa. Hipotesis rencana bonus dan hipotesis ekuitas/hutang harus berhubungan untuk meningkatkan earning. Dalamhipotesis kos politik, manajer menunda pendapatan yang dilaporkandari periode sekarang sampai yang akan datang untuk meyakinkanberbagai pengawas publik bahwa manajer tidak memeroleh profitberlebihan untuk para pemilik perusahaan (Gaffikin, 2008). MenurutGaffikin (2007), teori agensi adalah bagian penting PAT.

Teori agensi asal mulanya dari literatur ekonomi informasiyang informasinya ditempatkan di dalam lingkungan pembuatan

Page 74: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi48

keputusan eksplisit, yang semakin besar informasi akan menimbulkansemakin baik keputusan (Omran dan El-Galfy, 2014). Akan tetapi,teori agensi memperluas infomasi tradisional yang di dalamnyamengakui bahwa beberapa kekuatan yang bermain dalam organisasimemengaruhi bagaimana informasi beroperasi. Misalnya, pemahamanasimetri informasi adalah masalah yang berdampak kepada isu-isualokasi sumber daya. Ada asimetri informasi ketika beberapa pihak(manajer) memiliki informasi lebih besar dibandingkan dengan yanglain (misalnya investor). Karena itu akankah manajer mengungkapinformasi tambahan kepada "pasar"? Teori agensi percaya adainsentif bagi manajer untuk membuat pengungkapan tambahan(voluntary disclosure) (Omran dan El-Galfy, 2014).

Asumsi yang mendasari PAT Watts dan Zimmerman adalahbergantung pada pencermatan dan kajian akademik yang signifikan(lihat misalnya: Tinker et al., 1982; Christenson, 1983; Whittington,1987). Teori ini secara dominan memfokuskan pada perspektifoportunistik yang menganggap tujuan manajer yang mementingkandiri dan manipulatif sebagai dasar bagi paling tidak dua hipotesis -yaitu hipotesis rencana bonus dan hipotesis hutang/ekuitas.Sedangkan modus operandi hipotesis kos politik adalah membiaskanpersepsi kinerja perusahaan oleh orang luar, reduksi pajak danmengangkat reputasi manajer (Omran dan El-Galfy, 2014). Contohbaik teori ini adalah bahwa manajer dapat mereduksi earning dalamtahun sekarang dan menggunakan bath accounting atau cadangandana taktis, untuk meningkatkan earning di masa yang akan datangdan insentif pada tahun-tahun mendatang (Dechow dan Skinner,2000; McAnally et al., 2008). Sedangkan perspektif konstruktifmembangun premis dasar PAT, ada argumen bahwa kadang-kadangmanajer dapat memberi informasi dalam perspektif efisiensi.

Selanjutnya, di tingkat lebih abstrak, perdebatan hangat teoritisterus berlangsung tentang apakah PAT secara aktual merupakansebuah teori atau hanya sebuah metodologi penelitian positif (Omrandan El-Galfy, 2014). Argumen yang berlawanan dengan argumanpara sarjana yang memperselisihkan statusnya adalah bahwa teorisakuntansi (positif) merupakan fakta ilmiah (Watts dan Zimmerman,1986; Watts, 1995). Tetapi karena mainstream para peneliti akuntansimenggunakan metodologi penelitian positivis (deduktif), maka

Page 75: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

49Grand Theories

mereka tidak dapat memberi interpretasi konstruktif-sosial (induktif)fenomena akuntansi (Mouck, 2004). Akibatnya, mainstream parapeneliti akuntansi yang bergantung pada PAT tidak memberiinterpretasi yang semuanya inklusif manipulasi akuntansi. Studi-studi mereka sebagian besar melakukan analisis statistik hubunganantara manipulasi earning dan faktor-faktor yang dipilih (misalnya,insentif manajerial) berdasarkan sekumpulan data besar (Omran danEl-Galfy, 2014).

Sikap (perilaku, ucapan, atau justifikasi) manajer setelahmanipulasi akan diabaikan dalam teori ini. Bukan tidak menarik,orientasi dunia riil dan "tangkapan" para peneliti akademik akuntasipositif dalam mempelajari banyak realitas terkait dengan pelaporankeuangan yang oportunistis, juga penting. Bisa dibilang, kepentinganakademik dan oportunisme manajerial bersamaan dalampengembangan dan penggunaan teori ini dan publikasi penelitianpositif dalam jurnal akuntansi dan keuangan yang berperingkattertinggi (Omran dan El-Galfy, 2014). Banyak peneliti positifismemegang kursi akuntansi yang disponsori oleh perusahaan-perusahaan besar atau perusahan-perusahaan akuntansi. Sehinggaboleh ditegaskan bahwa karena tekanan industri mereka, parapeneliti tak bisa menjelaskan secara holistis perilaku yangmementingkan diri sponsor-sponsor mereka (Omran dan El-Galfy,2014), mekanisme yang digunakan memanipulasi informasi akuntansidan mentalitas rasionalisasi yang menyertai. Eksponen penelitianpositif juga menegaskan secara retorika bahwa pendekatan (teoripositif) yang mereka ikuti hanyalah cara tepat melakukan penelitianpraktek akuntansi (Beaver, 2002; Mouck, 2004; Gaffikin, 2007, 2008).

F. Political Economy Theory (PET)Konsep "ekonomi politik" dideskripsikan sebagai "kerangka

kerja sosial, politik dan ekonomi yang berlangsung di dalamkehidupan manusia" (Gray et al., 1997). Karena itu, ekonomi politikmemperhatikan berbagai tingkat ekspektasi (kepentingan),akuntabilitas, dan pencapaian yang lekat pada berbagai kelompokyang memengaruhi orang lain atau dipengaruhi oleh orang lain dimana mereka semua dalam proses politik yang kompetitif untukmencapai tujuan tertentu (Archambault dan Archambault, 2003).

Page 76: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi50

Karena regulasi akuntansi menentukan domain (kerangka kerja)pelaporan keuangan, maka perkembangan fase implementasi regulasiakuntansi mencerminkan ekspektasi, akuntabilitas, pengaruh, danpencapaian (sama atau tidak sama) dari berbagai kelompokkepentingan (Omran dan El-Galfy, 2014). Ada sejumlah PET regulasi.Teori paling menonjol adalah teori kepentingan public (Publicinterest theory), teori tangkapan (The capture theory), dan teorikepentingan privat (private interest theory) (Godfrey et al., 2010).Asumsi dasar yang mendasari teori-teori ini adalah bahwa gapekspektasi tercipta ketika kelompok yang berbeda berpotensidipengaruhi oleh regulasi, mengabaikan pembinaan atau peranlegitimasi untuk memaksimalkan kegunaan individu mereka sendiri(Deegan, 2013).

Kegunaan PET adalah bahwa mereka tidak hanya memfokuskanpada kepentingan ekonomi sendiri dan pemaksimalan kekayaanindividu atau perusahaan. Tetapi PET mempertimbangkan kerangkakerja politik, sosial, dan kelembagaan di dalam ekonomi yangberlangsung (Omran dan El-Galfy, 2014). Beberapa studi empiristelah mengidentifikasi peningkatan pengungkapan informasi tentangsosial dan lingkungan di dalam laporan tahunan yang sesuai denganperiode di mana isu-isu itu memuncak kepentingannya secara politikdan/atau secara sosial (Hogner, 1982; Guthrie dan Parker, 1989).

Lebih lanjut, pentingnya PET tidak hanya terkait dengandisclosure perusahaan sebagai reaksi atas permintaan stakeholder,namun bahwa PET menganggap laporan akuntansi sebagai dokumensosial, politik, dan ekonomi (Guthrie dan Parker, 1989). Akibatnya,PET juga mengakui kegunaan pengungkapan sosial dan lingkungandalam laporan tahunan sebagai alat strategi dalam mencapai tujuanorganisasi, dan dalam memanipulasi sikap stakeholder eksternal(Omran dan El-Galfy, 2014).

Dalam studi lain, Gray et al. (1997) mengklasifikasi PET ke dalamaliran klasik dan borjuis. PET klasik berhubungan dengan karyaMarx dan eksistensi kepentingan kelas, kekuasaan, dan konflik didalam masyarakat. Alternatifnya, Deegan (2013: 252) menjelaskanPET klasik sebagai sebagai berikut:

"Tending to perceive accounting reports and disclosures as ameans of maintaining the favoured position of those who

Page 77: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

51Grand Theories

control scarce resources (capital), and as a means of undermining the position of those without scarce capital. It focuseson the structural conflicts within society".

Tinker dan Niemark (1987: 72) menggunakan PET klasik untukmenguji kegunaan laporan tahunan di dalam masyarakat kapitalis.Mereka berpendapat:

"Corporate reports are not passive describers of an objectivereality, but play a part in forming the world-view or socialideology that fashions and legitimises the company annualreports were deployed as ideological weapons aimed atinfluencing the distribution of income and wealth, in order toensure the company continued profitability and growth".

Sebaliknya, pendekatan ekonomi politik borjuis secara umummengabaikan kepentingan sebagian (kelas), ketidakadilan struktur,konflik dan peran Negara, dan merupakan isi untuk menerimadunia sebagai esensi pluralistik (Gray et al., 1995a). Pandanganpluralistik yang diadopsi oleh PET borjuis mengabaikan eksistensikelompok yang sangat kuat dalam masyarakat tetapi cenderungmemfokuskan pada interaksi kelompok di dalam masyarakatseluruhnya (Omran dan El-Galfy, 2014). Aplikasi teori stakeholderdan legitimasi dalam literatur pengungkapan akuntansi telahdijelaskan sebagai kejadian secara umum di dalam perspektifekonomi politik (Gray et al., 1995a; Gray et al., 1997). Aplikasi teoristakeholder dan legitimasi dalam literatur pengungkapan akuntansitelah dijelaskan sebagai kejadian yang secara umum di dalamperspektif ekonomi politik borjuis (Gray et al., 1995a; Deegan etal., 2000).

1. Public Interest Theory

Teori ini menyatakan bahwa regulasi adalah barang publik yangmemberi manfaat kepada masyarakat (Posner, 1974). Intervensipemerintah penting untuk menciptakan lingkungan pelaporan yangteregulasi, dengan tujuan untuk menjamin bahwa informasiakuntansi yang akurat tentang perusahaan diberikan kepada pasar.Hal ini meningkatkan kepercayaan diri investor kepada setiapperusahaan dan memperbaiki seluruh efisiensi pasar secara utuh(Omran dan El-Galfy, 2014).

Page 78: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi52

2. The Capture Theory

Teori ini menentang asumsi teori kepentingan publik (publicinterest theory). Karena angka-angka akuntansi dipengaruhi olehstandar akuntansi, beberapa pelaku mungkin berupayamemaksimalkan kepentingannya sendiri dengan melobi prosespenetapan standar (Hill et al., 2002; Zeff, 2002). Craig dan Clarke(1993) berpendapat bahwa penetapan standar akuntansi internasionaldicirikan dengan capture, control, co-existence dan coercion, ketikasecara jelas terbuka dan transparan, juga memiliki potensi sedangdicaptured oleh kelompok kepentingan yang sangat kuat (Corteseet al., 2009). The International Accounting Standards Board (IASB)pada saat ini terdiri dari anggota dari perusahaan akuntansi besar,ekskutif dari perusahan multinasional dan beberapa mainstreamakademisi akuntansi (Omran dan El-Galfy, 2014).

G. Contingency TheoryTeori kontinjensi pada mulanya dikembangkan sebagai alat

menjelaskan perbedaan yang diamati dalam struktur organisasi(Chapman, 1997). Teori kontinjensi menyatakan bahwa tidak ada caraunik terbaik terkait struktur organisasi yang dapat berlaku di semuakeadaan. Dengan demikian, ragam kontinjensi akan merupakan kondisiyang lebih tepat kepada jenis struktur organisasi tertentu (Chenhalldan Chapman, 2006). Penelitian awal tipe ini menyarankan bahwakondisi lingkungan, misalnya, ketidakpastian teknologi (Burns danStalker, 1994) dan teknologi yang digunakan oleh perusahaan, misalnyajenis sistem produksi, adalah variabel kontinjen (Woodward, 1981).Lebih lanjut, disarankan oleh para ahli bahwa kontinjensi merupakanstrategi perusahaan yang diadopsi dan lingkungan pasar (Chandler,1996; Chapman, 1997; Donaldson, 2001).

Schweikart (1985) mengamati bahwa ada bukti dalam literaturakuntansi internasional terkait dengan isu-isu seperti misalnyaharmonisasi dan perbedaan informasi akuntansi yang dipresentasikandi seluruh negara, dan juga apa yang ia deskripsikan sebagai"saran" bahwa kebutuhan informasi akuntansi di berbagai negarabergantung kepada pengaruh lingkungan. Pengamatan Schweikart(1985) bahwa ada sedikit penelitian empiris yang dilakukanmendukung konsep pengaruh lingkungan kepada akuntansi sudah

Page 79: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

53Grand Theories

bukan lagi dukungan yang valid, karena ada banyak peneliti yangmenggunakan teori kontinjensi sebagai kendaraan untukmewujudkan teori akuntansi internasional (misalnya baca: Cookedan Wallace, 1990; Adhikari dan Tondkar, 1992; Doupnik dan Salter,1995; Salter, 1998).

Dalam bentuk paling sederhana, teori kontinjensi menegaskanbahwa apa yang merupakan manajemen efektif adalah situasional,bergantung kepada karakteristik unik masing-masing keadaan. Hicksdan Gullett (1981: 625-626) meringkas pandangan kontinjensiorganisasi, sebagai:

"[...] the best solution is the one that is most responsive to thecharacteristics of the unique situation being faced".

Lawrence dan Lorsch (1967) menetapkan bahwa determinanproses internal organisasi yang efektif adalah bergantung (ataukontinjen) kepada berbagai lingkungan tempat operasi organisasi.Menurut pandangan Lawrence dan Lorsch (1967: 186): "Kontinjensidi luar ini dapat diperlakukan baik sebagai kendala maupun peluangyang memengaruhi struktur internal dan proses organisasi".

Pelaporan keuangan dan praktek pengungkapan dapatdipandang sebagai hasil proses keputusan internal sebuah entitas.Dengan demikian, perluasan kesimpulan Lawrence dan Lorsch (1967)menyatakan bahwa kita dimungkinkan melihat pilihan praktekakuntansi dan praktek pengungkapan sebagai hasil proses internal,yang dipengaruhi oleh kontinjensi di luar. Hal ini menyarankanbahwa berbagai lingkungan tempat operasi perusahaan, misalnyalingkungan yang berhubungan dengan perbedaan negaraperusahaan, akan menimbulkan keputusan yang berbeda mengenaimetode optimal pelaporan perusahaan dan tingkat pengungkapannya(Lopes dan Rodrigues, 2007).

Williams (2004) menegaskan bahwa teknologi dan lingkunganadalah sumber besar ketidakpastian bagi organisasi, dan bahwaperbedaan dimensi itu akan mengakibatkan perbedaan organisasi.Thompson (1967) menyatakan bahwa organisasi secara umummenemui kendala "yang berlokasi" di ruang geografis atau dalamkomposisi sosial lingkungan tugasnya". Sedangkan metode-metodeyang disarankan oleh Thompson mencirikan atau mengukur dimensi-dimensi ini tidak sangat berguna dalam kontek akuntansi,

Page 80: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi54

pengamatan umum bahwa faktor-faktor lingkungan yang memilikidimensi baik fisik maupun vokasional, dan juga dimensi sosial,memberi perspektif penting mengenai kedalaman faktor lingkunganyang berpotensi memengaruhi keputusan akuntansi danpengungkapan (Omran dan El-Galfy, 2014).

Sedangkan, akar teori kontinjensi adalah dalam literatur teorimanajemen dan organisasi, aplikasi teori kontinjensi pada akuntansidan khusus pada bidang akuntansi manajemen, telah berlangsungdengan sangat cepat. Penelitian Hayes (1977) mengenai sub-unitasesemen kinerja organisasi, yang model perkembangannya banyakdidasarkan pada penelitian Thompson (1967), mewakili salah satuupaya awal pada penerapan pendekatan kontinjensi pada akuntansimanajemen. Penggunaan teori kontinjensi dalam penelitian akuntansimanajemen terus berlangsung dan berkembang.

Aplikasi teori kontinjensi dalam penelitian akuntansi keuanganmerupakan perkembangan yang lebih baru. Thomas (1986)menggunakan teori kontinjensi untuk menguji pelaporan perusahaan.Ia menyarankan untuk mengadopsi perspektif kontinjensi yangmenggambarkan ide bahwa praktek pelaporan berhubungan denganapa yang ia rujuk sebagai variabel keadaan tertentu. Selain itu,Thomas (1986) mengkonseptualisasi kendala berdasarkan entitasyang memengaruhi pilihan manajemen terhadap praktek pelaporantermasuk dalam dua kelompok besar, yaitu lingkungan usaha danatribut organisasinya.

Karena itu, faktor-faktor kontinjen diajukan menjadi baikinternal maupun eksternal kepada organisasi. Dalam kontekspelaporan perusahaan, Thomas (1986: 256-257) menegaskan bahwa:

"Contingency theory postulates the existence of similarassociations but asserts management's preferences with regardto reporting practices are related to the nature of environmentaland organisational constraints rather than their relative incomeeffects”.

Ketika mengakui bahwa teori kontinjensi adalah bukan tanpaketerbatasan, baik sebagai model teoritis umum maupun dalamkontek aplikasinya kepada pengujian praktek pelaporan perusahaan,Thomas (1986) menyarankan bahwa teori kontinjensi masih dapatmemberi wawasan berharga, terutama dalam hubungan dengan

Page 81: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

55Grand Theories

aspek-aspek politik dan ekonomi proses penetapan standarakuntansi. Menurut Thomas (1986), aspek-aspek ini akan mencakuppertimbangan proses dengan adaptasi kepada kontinjensi yangditimbulkan, peran struktur informal dan jaringan hubungan sosialdan kemungkinan kausalitas timbal-balik. Karena itu, kasus yangkuat bisa terwujud untuk aplikasi teori kontinjensi kepada pengujianfaktor-faktor yang memengaruhi praktek pelaporan keuangan itu(Lopes dan Rodrigues, 2007).

Mungkin salah satu dari aspek paling signifikan studi Thomas(1986) adalah pengakuannya bahwa suatu penelitian penting dalamkonteks komparasi akuntansi internasional dilakukan padapertengahan 1980an, yang secara implisit menggunakanpendekatankontinjensi. Dia mengatakan:

"Although only rarely explicitly articulated, the conceptualframework underlying such research is essentially a contingencyapproach. Most studies take the form of either testing fordifferences between certain reporting practices in variouscountries, or the grouping of national accounting systems intorelatively homogeneous subunits; in both cases the results areusually attributed to differences or similarities in social,political, or economic factors"(Thomas, 1986, 255).

Akibatnya, ada teori yang implisit mendasari bahwa praktekpelaporan masing-masing negara adalah kontinjen pada sosialtertentu, variabel politik dan/atau ekonomi. Adopsi implisit kerangkakerja kontinjensi ini terus-menerus menjadi lazim dalam literaturperbandingan akuntansi internasional. Thomas (1986) menyarankanbahwa indikasi keterterapan lebih umum teori kontinjensi diberikandengan yang baru, dan masih berlangsung, pembahasan mengenai"keterterapan universal Standar Akuntansi Internasional". Kerangkakerja ini juga secara eksplisit diadopsi dalam beberapa studi praktekakuntansi internasional.

Riahi-Belkaoui (1983) merupakan salah satu penulis awal yangmembahas pengaruh faktor-faktor lingkungan kepada akuntansi,mengakui secara eksplisit bahwa pendekatan itu mengadopsi teorikontinjensi sebagai dasarnya. Dia mengakui perlunya mencarihubungan antara ukuran perkembangan dan kelayakan akuntansidi satu sisi dan ukuran politik, sipil, dan perkembangan ekonomi

Page 82: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi56

serta kelayakan sebagai langkah pertama dalam perumusan teorikontinjensi akuntansi internasional. Schweikart (1985), yangmerupakan penulis awal lainnya, secara eksplisit mengakui aplikasiteori kontinjensi sebagai kerangka kerja bagi penelitian akuntansiinternasional. Dalam konteks akuntansi internasional, diamenyarankan "perbedaan lingkungan nasional dan berdasarkanpada penelitian manajemen komparatif". Schweikart (1985)mengidentifikasi kemungkinan variabel lingkungan untuk modelkontinjensi termasuk ke dalam kategori: pendidikan, ekonomi, politik-hukum, dan sosial (sosial-budaya).

Tiga dari empat kategori ini, ekonomi, politik, dan sosial jugamerupakan kategori yang diidentifikasi oleh Thomas (1986) sebagaisesuatu yang mencirikan variabel lingkungan yang disarankan dalamstudi akuntansi internasional komparatif karena memengaruhipraktek akuntansi. Schweikart (1985) mengklaim bahwa model inidapat digunakan untuk menjelaskan perbedaan kebijakan-kebijakanakuntansi di antara negara-negara yang memiliki lingkungan bisnisnasional yang berbeda' (sebuah kajian, lihat gambar 2.7).

Schweikart menunjukkan bahwa isu perbedaan itu merupakansalah satu dari yang "mengisolasi variabel lingkungan yangmemengaruhi kebutuhan informasi, karena teori kontinjensi secaratidak langsung menyatakan bahwa kebutuhan informasi seharusnyaberbeda dengan perbedaan kesesuaian atau kepastian lingkungankeputusan" (Schweikart, 1985). Schweikart juga mengakui bahwapenggunaan model tersebut dalam konteks akuntansi keuanganinternasional memiliki sejumlah kesulitan, karena tidak mungkinmemegang selalu lembaga dan informasi di seluruh negara. Masalahkeputusan yang dihadapi oleh para pengguna tak bisa seragam diseluruh negara. Schweikart menyarankan berikut ini sebagai alatmeminimalisir dampak kesulitan-kesulitan ini:

"Comparative research using nations with very similaraccounting methods, institutions, and decision problems maybe the only vehicle available to extract many significantenvironmental variables. This research design implies that theenvironments in such countries will have a high degree ofsimilarity, but that subtle differences may be more reliablepredictors of information-relevance predictors" (Schweikart,1985, 97).

Page 83: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

57Grand Theories

Gambar 2.7 Financial Accounting Contingency Model Sumber: Schweikart (1985)

Akibatnya, penelitian komparatif ini memberi arah jelas bagipenelitian di masa depan, yang menyarankan konsentrasi kepadapengelompokan lebih kecil regional negara bisa memberi hasil lebihbaik dibanding studi-studi global lebh besar. Thomas (1991)mengembangkan lebih lanjut aplikasi teori kontinjensi pada sistempelaporan keuangan perusahaan, yang mengajukan pilihanmanajemen praktek pelaporan keuangan perusahaan adalahkontinjen pada kendala-kendalan berbeda kepada entitas, Thomasmenunjukkan termasuk dalam empat kemungkinan kelompok.

Thomas (1991) menjustifikasi simpulan variabel masyarakat dalammodel kontinjensi umumnya untuk sistem pelaporan keuanganberdasarkan bahwa kerangka kerja teoritis yang mendasari penelitiandalam akuntansi internasional komparatif pada esensinya merupakanperspektif kontinjensi, yang biasanya hasilnya diatributkan padaperbedaan atau kesamaan dalam faktor-faktor sosial, politik atauekonomio. Thomas (1991) mencirikan variabel-variabel itu sebagai"faktor-faktor semua usaha di dalam negara tertentu menjadi subyekdan yang berbeda di antara negara-negara. Akhirnya, Thomas (1991)menyarakan bahwa tidak hanya sistem pelaporan keuangan yangdipengaruhi oleh variabel kontinjen, tetapi juga sistem-sistem dalambeberapa kasus akan memengaruhi variabel-variabel.

Page 84: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi58

Dalam membahas metodologi penelitian akuntansi internasional,Asosiasi Akuntansi Amerika (AAA) mendeskripsikan pendekatankontinjensi adalah:

Being concerned with the association between accounting andits environment, it distinguishes between global contingencyapproaches to cross-national financial accounting research, ofwhich it identifies three, and the arguably more comprehensivecontextual contingency approach. Studies adopting a globalapproach are described as usually deterministic, unidirectionaland implicitly assumed that accounting is the dependentvariable (AAA, 1993, 9).

Dalam model AAA (1993), syarat untuk memenuhi ekspektasinasional digambarkan dengan uji efektifitas di dalam negara,sedangkan perluasan praktek akuntansi dibandingkan denganekspektasi normatif atau aktual di dalam suatu negara. Kegagalanmeloloskan uji mensyaratkan lagi perubahan atau adaptasi yangterjadi, dalam kasus ini baik sebagai perubahan faktor lingkungan,untuk mensejajarkannya lebih dekat dengan praktek akuntansi luas,maupun sebagai perubahan dalam praktek akuntansi untukmemenuhi ekspektasi aktual dalam kedua kasus proses, sepertidalam model Schweikart (1985), digambar sebagai putaran feedbackkepada para pihak yang berkenaan dengan produksi informasiakuntansi di dalam suatu negara (lihat gambar 2.7).

Kontribusi signfikan model AAA (1993) adalah pengenalaneksplisit uji kedua, harus dilakukan ketika uji "di dalam negara"bisa terpenuhi, dirujuk sebagai "uji kelaikan global (global fittest)". Sebagaimana ditunjukkan dalam model tersebut, ujikelaikan global melibatkan perbandingan praktek-praktekakuntansi di dalam negara yang diuji dengan "profil asing"praktek-praktek akuntansi. 'Profil-profil' ini bisa terdiri dari praktekakuntansi dan pengungkapan perusahaan asing, atau praktek-praktek yang dipilih sebagaimana yang diumumkan oleh organisasipenetapan standar akuntansi internasional, misalnya IASB (Omrandan El-Galfy, 2014). Sekali lagi, perbandingan ini dilakukan dengantujuan untuk memperoleh feedback kepada organisasi, badan-badan profesional dan individu-individu domestik yang berkenaandengan persiapan laporan akuntansi di dalam suatu negara yangdipertanyakan.

Page 85: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

59Grand Theories

Pentingnya memasukkan uji dalam model kontinjensi itu tidakdapat diabaikan dalam kepentingan isu harmonisasi praktekakuntansi internasional saat ini. Dalam konteks ini, suatu uji akanmelibatkan perbandingan praktek akuntansi dan pengungkapanaktual perusahaan dengan praktek yang dipersyaratkan oleh standarakuntansi internasional, mungkin menggunakan indek atau ukuranharmonisasi yang sama untuk menentukan tingkat "kelaikanglobal" (Omran dan El-Galfy, 2014). Uji-uji tersebut dengan jelasdapat dan seharusnya memasukkan pengujian praktek akuntansidalam lebih dari satu negara (untuk kajian, baca gambar 2.8).

Gambar 2.8 Contextual Contingency Approach toCross-national Financial Accounting Research Mode

Sumber: AAA (1993)

Berdasarkan pada analisis perkembangan teoritis yang sedangberlangsung dalam aplikasi teori kontinjensi dengan penelitiankomparatif akuntansi internasional, dan perlunya model-model itulebih mengkhususkan secara jelas sifat pengaruh lingkungan yangberdampak kepada perkembangan akuntansi, perluasan teorikontinjensi pengungkapan akuntansi akan diajukan. Pertama,lingkungan akuntansi menurut Gernon dan Wallace (1995) danberbagai komponennya mengganti dua bagian model AAA (1993).Modifikasi ini diperlukan untuk menghindari tumpang tindih, danmengintegrasi dua model: model kontinjensi AAA (1993) memisahkanpengaruh persyaratan formal akuntansi, misalnya pengaruh yangterkandung dalam standar dan regulasi akuntansi nasional, dari

Page 86: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi60

variabel lingkungan lain yang memengaruhi praktek pengungkapanakuntansi (untuk kajian, baca Gambar 2.9).

Gambar 2.9 Accounting EcologySumber: Gernon dan Wallace (1995)

Modifikasi lebih lanjut adalah pencatuman eksplisit laporantahunan, yang mencerminkan praktek pengukuran danpengungkapan yang diadopsi oleh perusahaan, sebagai outputproses. Modifikasi ini memberi fokus lebih spesifik kepada bagianmodel ini. Laporan-laporan ini hasil dari lingkaran akuntansi denganlingkunganya, bagian yang tercermin dalam hubungan yangdiberikan oleh berbagai entitas, termasuk perusahaan sebagai entitaslaporan, badan-badan profesional dan individu-individu (Omrandan El-Galfy, 2014). Lingkungan masyarakatnya, serta variabel-variabelyang disub-kelompokkan sebagaimana dirinci di atas, menguraikanvariabel lingkungan dalam model yang diperluas. Selanjutnya, profilasing yang membentuk dasar uji kelaikan global yang telahdispesifikasi secara eksplisit adalah terdiri dari praktek pelaporanperusahaan asing dan/atau persyaratan IASB.

Lingkungan akuntansi dan berbagai komponen menurut Gernondan Wallace (1995) dan AAA (1993) memberi kombinasi dasar teoritisyang lebih kaya dan lebih lengkap untuk pengujian faktor-faktorlingkungan yang memengaruhi praktek pengungkapan akuntansi

Page 87: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

61Grand Theories

(lihat Gambar 2.8). Perlunya pendekatan luas disarankan olehpengamatan Gernon dan Wallace (1995) bahwa ketika jumlahsignifikan penelitian empiris mengenai hubungan antara akuntansidan lingkungan yang telah dilakukan sejal 1970an, akan tetapi"hasilnya tidak konsisten". Gernon dan Wallace (1995: 74) mengakuibahwa:

"The need for mutual recognition of mutual economicproblems is a reason for formation of regional groups ofcountries, which they argue offer accounting scholars self-selected samples of countries for cross-national study of thediffusion of accounting"

Pengakuan ini konsisten dengan pandangan Schweikart (1985)yang menegaskan lebih dulu bahwa konsentrasi padapengelompokan regional lebih kecil, di mana lingkungan negaramemiliki derajat kesamaan telatif tinggi, dimungkinkan menjadilebih memberikan hasil karena perbedaan kecil lingkungan akandimungkinkan untuk disoroti. Negara-negara di Asia Tenggara(Omran dan El-Galfy, 2014), misalnya Indonesia, Malaysia, Pilipinadan Thailand, adalah contoh lebih lanjut pengelompokan yangdapat membentuk dasar penelitian di masa depan (untuk kajian,baca Emenyonu dan Gray, 1992; Archer et al., 1995, 1996; Emenyonudan Gray, 1996; Krisement, 1997; Lopes dan Rodrigues, 2007). Gernondan Wallace (1995) memberikan catatan bahwa "penelitian empirislebih banyak diperlukan untuk menguji teori bahwa akuntansimerupakan fungsi lingkungannya".

Page 88: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi62

Referensi

AAA. 1993. Report of the Research Methodologies Committee.Sarasota, FL.: International Accounting Section Committee onResearch Methodologies.

Absah, Y. 2008. "Kompetensi: Sumber Daya Pendorong KeunggulanBersaing Perusahaan". Jurnal Manajemen Bisnis, Vol. 1, No. 3,hlm: 109 - 116.

Adhikari, A., dan R. H. Tondkar. 1992. "Environmental factorsinfluencing accounting disclosure requirements of global stockexchanges". Journal of International Financial Managementand Accounting, Vol. 4, No. 2, hlm: 75-105.

An, Y., H. Davey, dan I. R. C. Eggleton. 2011. "Towards a comprehensivetheoretical framework for voluntary IC disclosure". Journal ofIntellectual Capital, Vol. 12, No. 4, hlm: 571-585.

Archambault, J. J., dan M. E. Archambault. 2003. "A multinationaltest of determinants of corporate disclosure". The InternationalJournal of Accounting, Vol. 38, No. 2, hlm: 173-194.

Archer, S., P. Delvaille, dan S. McLeay. 1995. "The measurement ofharmonisation and the comparability of financial statementitems: within-country and between-country effects". Accountingand Business Research, Vol. 25, No. 98, hlm: 67-80.

---. 1996. "A statistical model of international accounting harmonisation".Abacus, Vol. 32, No. 1, hlm: 1-29.

Ball, R., dan P. Brown. 1968. "An empirical evaluation of accountingincome numbers". Journal of Accounting Research, Vol. 6, No.,hlm: 159-177.

Page 89: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

63Grand Theories

Barney, J. B. 1986. "Organizational culture: can it be a source ofcompetitive advantage?". Academy of Management Review,Vol. 11, No. 3 (Juli), hlm: 656-665.

---. 1991. "Firm Resources and Sustained Competitive Advantage".Journal of Management, Vol. 17, No. 1, hlm: 99-120.

---. 1995. "Looking Inside for Competitive Advantage". Academy ofManagement Executive, Vol. 9, No. 3, hlm: 59-60.

---. 1999. "How a Firms Capabilities Effect Boundary Decisions".Sloan Management Review, Vol. 40, No. 3, hlm: 137-145.

Barney, J. B., dan A. M. Arikan. 2001. "The resource-based view:Origins and implications". Pada The Blackwell handbook ofstrategic management, diedit oleh M. A. Hitt, R. E. Freemandan J. S. Harrison. Oxford: Blackwell Publishing, 124-188.

Beaver, W. 1968. "The information content of annual earningsannouncements". Journal of Accounting Research, Vol. 6, No.Supplement, hlm: 67-92.

Beaver, W. H. 2002. "Perspectives on recent capital market research".The Accounting Review, Vol. 77, No. 2, hlm: 453-474.

Bontis, N. 1998. "Intellectual capital: an exploratory study thatdevelops measures and models". Management Decision, Vol.36, No. 2, hlm: 63-76.

Botosan, C. A. 2006. "Disclosure and the cost of capital: what dowe know?". Accounting and Business Research, Vol., No., hlm:31-40.

Burns, T., dan G. M. Stalker. 1994. The Management of Innovation.New York: Oxford University Press.

Chandler, A. D. 1996. Strategy and Structure: Chapters in the Historyof the Industrial Enterprise. New York: Beard Books.

Chapman, C. S. 1997. "Reflections on a contingent view of account-ing". Accounting, Organisation and Society, Vol. 22, No. 2,hlm: 189-205.

Chenhall, R., dan C. S. Chapman. 2006. "Theorising and testing fit incontingency research on management control systems". PadaMethodological Issues in Accounting Research: Theories andMethods, diedit oleh Z. Hoque. London: Spiramus Press Ltd.

Page 90: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi64

Christenson, C. 1983. "The methodology of positive accounting".The Accounting Review, Vol. 58, No. 1, hlm: 1-22.

Connelly, B. L., S. Trevis Certo, R. D. Ireland, dan C. R. Reutzel. 2011."Signaling Theory: A Review and Assessment". Journal ofManagement, Vol. 37, No. 1, hlm: 39-67.

Cooke, T. E., dan R. S. O. Wallace. 1990. "Financial disclosureregulation and its environment: a review and further analysis".Journal of Accounting and Public Policy, Vol. 9, No. 2, hlm:79-110.

Core, J. E. 2001. "A review of the empirical disclosure literature:discussion". Journal of Accounting and Economics, Vol. 31,No. 1/3, hlm: 441-456.

Cortese, C. L., H. J. Irvine, dan M. A. Kaidonis. 2009. "Extractiveindustries accounting and economic consequences: past, presentand future". Accounting Forum, Vol. 33, No. 1, hlm: 27-37.

Covaleski, M., J. H. E. III, J. Luft, dan M. D. Shields. 2003. "Budgetingresearch: three theoretical perspectives and criteria forselective integration". Journal of Management AccountingResearch, Vol. 15, No., hlm: 3-49.

Craig, R. J., dan F. L. Clarke. 1993. "Phases in Australian accountingstandards setting: control, capture, co-existence and coercion".Australian Journal of Corporate Law, Vol. 3, No. 1, hlm: 50-66.

Creswell, J. W. 2009. Qualitative, Quantitative, and Mixed MethodsApproaches. Third ed. California: SAGE Publications.

Dechow, P. M., dan D. J. Skinner. 2000. "Earnings management:reconciling the views of accounting academics, practitioners,and regulators". Accounting Horizons, Vol. 14, No. 2, hlm: 235-250.

Deegan, C. 2002. "Introduction: the legitimising effect of social andenvironmental disclosures - a theoretical foundation".Accounting, Auditing & Accountability Journal, Vol. 15, No.3, hlm: 282-311.

Deegan, C. 2004. Financial Accounting Theory. Sydney: McGraw-HillBook Company.

---. 2013. Financial Accounting Theory. 4 ed. Sydney: McGraw HillBook Company.

Page 91: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

65Grand Theories

Deegan, C., M. Rankin, dan P. Voght. 2000. "Firms' disclosurereactions to major social incidents: Australian evidence".Accounting Forum, Vol. 24, No. 1, hlm: 101-130.

Diamond, D. W., dan R. E. Verrecchia. 1991. "Disclosure, liquidity,and the cost of capital". The journal of Finance, Vol. 46, No.4, hlm: 1325-1359.

Donaldson, L. 2001. The Contingency Theory of Organisations.London: Sage Publications.

Doupnik, T. S., dan S. B. Salter. 1995. "External environment, cultureand accounting practice: a preliminary test of a general modelof international accounting development". The InternationalJournal of Accounting Education and Research, Vol. 30, No. 2,hlm: 189-207.

Dowling, J., dan J. Pfeffer. 1975. "Organisational legitimacy: socialvalues and organisational behaviour". Pacific SociologicalReview, Vol. 18, No. 1, hlm: 122-136.

Emenyonu, E. N., dan S. J. Gray. 1992. "EC accounting harmonisation:an empirical study of measurement practices in France,Germany and the UK". Accounting and Business Research, Vol.23, No. 89, hlm: 49-58.

---. 1996. "International accounting harmonization and the majordeveloped stock market countries: an empirical study".International Journal of Accounting Education and Research,Vol. 31, No. 3, hlm: 231-257.

Epstein, M. J., dan M. Freedman. 1994. "Social disclosure and theindividual investor". Accounting, Auditing and AccountabilityJournal, Vol. 7, No. 4, hlm: 94-109.

Freeman, R. E. 1984. Strategic Management: A Stakeholder Approach.Boston: Pitman.

Freeman, R. E., dan Reed. 1982. "Stockholders and stakeholders:a new perspective on corporate governance". CalifornianManagement Review, Vol. 25, No. 2, hlm: 88-106.

Friedman, M. 1962. "The methodology of positive economics". PadaEssays in Positive Economics, diedit oleh M. Friedman. Chicago:University of Chicago Press, 3-43.

Page 92: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi66

Gaffikin, M. 2007. "Accounting research and theory: the age ofneo-empiricism". The Australasian Accounting Business &Finance Journal, Vol. 1, No. 1, hlm: 1-17.

---. 2008. Accounting Theory: Research, Regulation and AccountingPractice. Sydney: Pearson Education Australia.

Gernon, H., dan R. S. O. Wallace. 1995. "International accountingresearch: a review of its ecology, contending theories andmethodologies". Journal of Accounting Literature, Vol. 14, No.1, hlm: 54-106.

Godfrey, J., A. Hodgson, A. Tarca, J. Hamilton, dan S. Holmes. 2010.Accounting Theory. 7 ed. Milton: John Wiley and Sons.

Grant, R. M. 1991. "The Resource-Based Theory of CompetitiveAdvantage: Implications for Strategy Formulation". CaliforniaManagement Review, Vol., No. Spring, hlm: 114-135.

Gray, R., R. Kouhy, dan S. Lavers. 1995a. "Corporate social andenvironmental reporting a review of the literature and alongitudinal study of UK disclosure". Accounting, Auditingand Accountability Journal, Vol. 8, No. 2, hlm: 44-77.

Gray, R., R. Kouhy, dan S. Lavers. 1995b. "Methodological themes:constructing a research database of social and environmentalreporting by UK companies". Accounting, Auditing &Accountability Journal, Vol. 8, No. 2, hlm: 78-101.

Gray, R., D. Owen, dan C. A. Adams. 1997. Accounting andAccountability: Changes and Challenges in Corporate Socialand Environmental. London: Prentice-Hall Europe.

Guthrie, J., dan L. Parker. 1989. "Corporate social reporting: arebuttal of legitimacy theory". Accounting and BusinessResearch, Vol. 19, No. 76, hlm: 343-352.

Guthrie, J., dan R. Petty. 2000. "Intellectual capital: Australianannual reporting practices". Journal of Intellectual Capital,Vol. 1, No. 3, hlm: 241-251.

Guthrie, J., R. Petty, dan F. Ricceri. 2006. "The voluntary reporting ofintellectual capital; comparing evidence from Hong Kong andAustralia". Journal of Intellectual Capital, Vol. 7, No. 2, hlm:254-271.

Page 93: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

67Grand Theories

Hayes, A. F. 1977. "The contingency theory of managerial accounting".The Accounting Review, Vol. 52, No. 1, hlm: 22-39.

Hicks, H. G., dan C. R. Gullett. 1981. Management. New York:McGraw-Hill.

Hill, N. T., S. W. Shelton, dan K. T. Stevens. 2002. "Corporate lobbyingbehaviour on accounting for stock-based compensation: venueand format choices". Abacus, Vol. 38, No. 1, hlm: 78-90.

Hogner, R. H. 1982. "Corporate social reporting: eight decades ofdevelopment at US steel". Research in Corporate SocialPerformance and Policy, Vol. 4, No. 2, hlm: 243-250.

Hoque, Z., M. A. Covaleski, dan T. N. Gooneratne. 2013. "Theoreticaltriangulation and pluralism in research methods in organizationaland accounting research". Accounting, Auditing & AccountabilityJournal, Vol. 26, No. 7, hlm: 1170-1198.

IFAC. 1998. "The Measurement and Management of IntellectualCapital" www.ifac.org. [diakses pada 23 November 2007].

Jensen, M. C., dan W. H. Meckling. 1976. "Theory of the firm:managerial behavior, agency costs and ownership structure".Journal of Financial Economics, Vol. October, No., hlm: 305-360.

Jogiyanto. 2013. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. 8 ed.Yogyakarta: BPFE.

Kirmani, A., dan A. R. Rao. 2000. "No pain, no gain: A critical reviewof the literature on signaling unobservable product quality".The Journal of Marketing, Vol. 64, No. April, hlm: 66-79.

Krisement, V. M. 1997. "An approach for measuring the degreeof comparability of financial information". The EuropeanAccounting Review, Vol. 6, No. 3, hlm: 465-485.

Labovitz, S., dan R. Hagedorn. 1971. Introduction to Social Research.New York: McGraw-Hill.

Lambert, R., C. Leuz, dan R. E. Verrecchia. 2007. "Accounting information,disclosure, and the cost of capital". Journal of AccountingResearch, Vol. 45, No. 2, hlm: 385-420.

Lawrence, P. R., dan J. W. Lorsch. 1967. Organization and Environment:Managing Differentiation and Integration. Homewood, IL.:Richard D. Irwin, Inc.

Page 94: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi68

Lindblom, C. K. 1994. "The Implications of organizational legitimacyfor corporate social performance and disclosure". Artikeldipresentasikan pada The Critical Perspectives on AccountingConference, 6-9 July, di New York.

Lippman, S. A., dan R. P. Rumelt. 1982. "Uncertain imitability: Ananalysis of interfirm differences in efficiency under competition".The Bell Journal of Economics, Vol. 13, No. 2, hlm: 418-438.

Lopes, P. T., dan L. L. Rodrigues. 2007. "Accounting for financialinstruments: an analysis of the determinants of disclosure inthe Portuguese stock exchange". The International Journal ofAccounting, Vol. 42, No. 1, hlm: 25-56.

Lothian, J. 1994. "Attitudes of Australians towards the environment:1975 to 1994". Australian Journal of Environmental Management,Vol. 1, No. 1, hlm: 78-99.

Mangena, M., R. Pike, dan J. Li. 2010. "Intellectual Capital DisclosurePractices and Effects on the Cost of Equity Capital: UKEvidence". Unpublished Paper. The Institute of CharteredAccountants of Scotland, Edinburgh.

McAnally, M. L., A. Srivastava, dan C. D. Weaver. 2008. "Executivestock options, missed earnings targets, and earnings management".The Accounting Review, Vol. 83, No. 1, hlm: 185-216.

Meek, G. K., dan S. J. Gray. 1988. "The value added statement: aninnovation for the US companies". Accounting Horizons, Vol.12, No. 2, hlm: 73-81.

MERITUM. 2002. Guidelines For Managing And Reporting OnIntangibles (Intellectual Capital Report). Madrid EuropeanUnion within the framework of the TSER Programme.

Mouck, T. 2004. "Institutional reality, financial reporting and therules of the game". Accounting, Organizations and Society,Vol. 29, No. 5, hlm: 525-541.

Myers, S., dan N. Majluf. 1984. "Corporate financing and investmentdecisions when firms have information that investors do nothave". Journal of Financial Economics, Vol. 13, No., hlm: 187-221.

Newbert, S. L. 2007. "Empirical research on the resource-based viewof the firm: an assessment and suggestions for future research".Strategic Management Journal, Vol. 28, No., hlm: 121-147.

Page 95: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

69Grand Theories

Nothnagel, K. 2008. Empirical Research within Resource-Based Theory;A Meta-Analysis of the Central Propositions. Germany: Gabler.

O'Donovan, G. 2002. "Environmental disclosures in the annualreport: extending the applicability and predictive power oflegitimacy theory". Accounting, Auditing and AccountabilityJournal, Vol. 15, No. 3, hlm: 344-371.

Oliver, C. 1991. "Strategic responses to institutional processes".Academy of Management Review, Vol. 16, No. 1, hlm: 145-179.

Omran, M. A., dan A. M. El-Galfy. 2014. "Theoretical perspectives oncorporate disclosure: a critical evaluation and literature survey".Asian Review of Accounting, Vol. 22, No. 3, hlm: 257-286.

Orens, R., W. Aerts, dan N. Lybaert. 2009. "Intellectual capitaldisclosure, cost of finance and firm value". ManagementDecision, Vol. 47, No. 10, hlm: 1536-1554.

Patten, D. M. 1992. "Intra- industry environmental disclosures inresponse to the- Alaskan oil spill: a note on legitimacy theory".Accounting, Organisations and Society, Vol. 17, No. 5, hlm:471-475.

Penrose, E. 2009. The Theory of the Growth of the Firm. Fourth ed.New York: Oxford University Press.

Posner, R. A. 1974. Theories of Economic Regulation. Cambridge:National Bureau of Economic Research.

Pulic, A., dan M. Kolakovic. 2003. "Value creation efficiency in the neweconomy" www.vaic-on.net. [diakses pada 3 December 2006].

Riahi-Belkaoui, A. 1983. "Economic, political, and civil indicators andreporting and disclosure adequacy: empirical investigation".Journal of Accounting and Public Policy, Vol. 2, No. 4, hlm:207-219.

Riahi-Belkaoui, A. 2003. "Intellectual capital and firm performanceof US multinational firms: A study of the resource-based andstakeholder views". Journal of Intellectual Capital, Vol. 4, No.2, hlm: 215-226.

Roberts, R. W. 1992. "Determinants of corporate social responsibilitydisclosure: an application of stakeholder theory". Accounting,Organisations and Society, Vol. 17, No. 6, hlm: 595-612.

Page 96: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi70

Ross, S. A. 1977. "The determination of financial structure: theincentive-signaling approach". Bell Journal of Economics, Vol.51, No. 1, hlm: 1-19.

Salter, S. B. 1998. "Corporate financial disclosure in emergingmarkets: does economic development matter?", , Vol. 33 No. 2,pp. 21-234.". The International Journal of Accounting, Vol. 33,No. 2, hlm: 221-234.

Schweikart, J. A. 1985. "Contingency theory as a framework forresearch in international accounting". International Journal ofAccounting Education and Research, Vol. 21, No. 1, hlm: 89-98.

Shocker, A. D., dan S. P. Sethi. 1974. "An approach to incorporatingsocial preferences in developing corporate action strategies".Pada The Unstable Ground: Corporate Social Policy in aDynamic Society, diedit oleh S. P. Sethi. Los Angeles: MelvillePublishing, 67-80.

Singh, I., dan J. L. W. M. Van-der-Zahn. 2008. "Determinants ofintellectual capital disclosure in prospectuses of initial publicofferings". Accounting and Business Research, Vol. 38, No. 5,hlm: 409-431.

Sonnier, B. M. 2008. "Intellectual capital disclosure: high-tech versustraditional sector companies". Journal of Intellectual Capital,Vol. 9, No. 4, hlm: 705-722.

Spence, M. 1973. "Job Market Signaling". The Quarterly Journal ofEconomics, Vol. 87, No. 3 (Aug. 1973), hlm: 355-374.

---. 2002. "Signaling in retrospect and the informational structure ofmarkets". American Economic Review, Vol. 92, No. 3, hlm: 434-459.

Stiglitz, J. E. 2002. "Information and the change in the paradigmin economics". American Economic Review, Vol. 92, No., hlm:460-501.

Sveiby, K. E. 1997. The New Organizational Wealth: Managing &Measuring Knowledge-based Assets. Sydney: Berret-KoehlerPublishers.

Thomas, A. P. 1986. "The contingency theory of corporate reporting:some empirical evidence". Accounting, Organisations and Society,Vol. 11, No. 3, hlm: 253-270.

Page 97: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

71Grand Theories

---. 1991. "Towards a contingency theory of corporate financialreporting systems". Accounting Auditing and AccountabilityJournal, Vol. 4, No. 4, hlm: 40-57.

Thomas, G. 1997. "What's the use of theory?". Harvard EducationalReview, Vol. 67, No. 1, hlm: 75-104.

Thompson, J. D. 1967. Organisations in Action: Social Science Basesof Administrative Theory. New York: McGraw-Hill.

Tilt, C. A. 1994. "The influence of external pressure groups oncorporate social disclosure". Accounting, Auditing andAccountability Journal, Vol. 7, No. 4, hlm: 47-72.

Tinker, A. M., B. D. Merino, dan M. D. Neimark. 1982. "The normativeorigins of positive theories: ideology and accounting thought".Accounting, Organizations and Society, Vol. 7, No. 2, hlm: 167-200.

Tinker, T., dan M. Niemark. 1987. "The role of annual reports ingender and class contradictions at general motors". Accounting,Organisations and Society, Vol. 12, No. 1, hlm: 71-88.

Ullmann, A. 1985. "Data in search of a theory: a critical examinationof the relationships among social performance, social disclosure,and economic performance of US firms". Academy of ManagementReview, Vol. 10, No. 3, hlm: 540-557.

Vergauwen, P., dan F. Alem. 2005. "Annual reports IC disclosures inThe Netherlands, France and Germany". Journal of IntellectualCapital, Vol. 6, No. 1, hlm: 89-104.

Verrecchia, R. E. 1999. "Disclosure and the cost of capital: A discussion".Journal of Accounting & Economics, Vol. 26, No., hlm: 271-283.

Wartick, S. L., dan J. F. Mahon. 1994. "Toward a substantive definitionof the corporate issue construct: a review and synthesis of theliterature". Business and Society, Vol. 33, No. 3, hlm: 293-311.

Watts, R. 1995. "Developments in positive accounting theory". PadaAccounting Theory: AContemporary Review, diedit oleh S.Jones, C. Romano dan J. Ratnatunga. Sydney: Harcourt Brace,297-353.

Watts, R. L., dan J. L. Zimmerman. 1978. "Towards a positive theoryof the determination of accounting standards". The AccountingReview, Vol. 53, No. 1, hlm: 112-134.

Page 98: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi72

---. 1979. "The demand for and supply of accounting theories: themarket for excuses". The Accounting Review, Vol. LIV, No. 2,hlm: 273-305.

---. 1986. Positive Accounting Theory. Englewood Cliffs. NJ.: Prentice-Hall.

---. 1990. "Positive accounting theory: a ten-year perspective". TheAccounting Review, Vol. 65, No. 1, hlm: 131-156.

Wernerfelt, B. 1984. "A Resource-based View of the Firm". StrategicManagement Journal, Vol. 5, No., hlm: 171-180.

Whiting, R. H., dan J. C. Miller. 2008. "Voluntary disclosure ofintellectual capital in New Zealand annual reports andthe 'hidden value'". Journal of Human Resource Costing &Accounting, Vol. 12, No. 1, hlm: 26-50.

Whittington, G. 1987. "Positive accounting: a review article".Accounting and Business Research, Vol. 17, No. 68, hlm: 327-336.

Williams, S. M. 2004. "An international investigation of associationsbetween societal variables and the amount of disclosure oninformation technology and communication problems: thecase of Y2K". The International Journal of Accounting, Vol.39, No. 1, hlm: 71-92.

Wilmshurst, T., dan G. Frost. 2000. "Corporate environmental reporting:a test of legitimacy theory". Accounting Auditing andAccountability Journal, Vol. 13, No. 1, hlm: 10-26.

Woodward, J. 1981. Industrial Organisation: Theory and Practice.Oxford: Oxford University Press USA.

Zeff, S. A. 2002. "Political' lobbying on proposed standards: achallenge to the IASB". Accounting Horizons, Vol. 16, No. 1,hlm: 43-54.

Page 99: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

73Intellectual Capital

73

BAB III

Intellectual Capital

Meningkatnya kesenjangan antara nilai pasar dan nilai bukuperusahaan telah menarik banyak peneliti untuk mengeksplorasinilai yang tidak tampak dari laporan keuangan (Francis dan Schipper,1999; Lev dan Zarowin, 1999; Lev, 2001). Lev (2001) mencatat bahwa,selama periode 1977-2001, rasio market-to-book US Standard andPoors (S & P) 500 meningkat dari sedikit di atas 1 sampai lebih dari5, menyiratkan bahwa sekitar 80 persen dari nilai pasar perusahaanbelum tercermin dalam laporan keuangan.

Edvinsson dan Malone (1997) mendefinisikan perbedaan antaranilai pasar dan nilai buku perusahaan sebagai nilai dari intellectualcapital (IC). Dalam konteks ini, jika perusahaan memiliki IC danmengelolanya dengan baik, maka akan berdampak pada nilai pasarperusahaan. Dengan kata lain, jika pasar modalnya efisien, investorakan memberikan nilai yang lebih tinggi bagi perusahaan dengannilai IC yang lebih besar (Riahi-Belkaoui, 2003). Selain itu, jika ICmerupakan sumberdaya yang berharga untuk keunggulan kompetitif,maka ia akan berkontribusi terhadap kinerja keuangan perusahaan(Kehelwalatenna dan Gunaratne, 2010).

Keterbatasan laporan keuangan dalam menjelaskan nilaiperusahaan menggaris bawahi fakta bahwa sumber nilai ekonomi

Page 100: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi74

(economic value) tidak lagi pada produksi barang-barang material,tetapi penciptaan modal intelektual (Chen et al., 2005). IC telahmemainkan peran yang semakin penting dalam menciptakankeunggulan kompetitif yang berkelanjutan bagi perusahaan (Kaplandan Norton, 2004).

IC bukanlah konsep akuntansi biasa (Mouritsen et al., 2001).Tidaklah cukup dengan mengatakan bahwa IC merupakan selisihantara nilai buku dengan nilai pasar perusahaan. Ketika perusahaanbicara tentang laporan IC (IC statements), mereka sesungguhnyamengekspresikan ketertarikan mereka dalam mengendalikan danmengelola perusahaan. Dalam prakteknya, menurut Mouritsen et al.(2001), IC adalah tentang aktivitas manajer yang dapat diatribusikandalam upaya atas nama pengetahuan. Aktivitas-aktivitas tersebutseringkali terkait dengan pengembangan karyawan, restrukturisasiorganisasi, dan pengembangan aktivitas pemasaran.

Istilah intellectual assets, intellectual capital, dan intangibleassets seringkali digunakan secara bergantian (Ali et al., 2010).Istilah knowledge assets sering digunakan oleh para ahli ekonomi,para ahli manajemen menyebutnya intellectual capital, sementarapara akuntan lebih sering menggunakan kata intangible assets(Kavida dan Sivakoumar, 2008).

A. Definisi Intellectual CapitalKetertarikan akan IC bermula ketika Tom Stewart, pada Juni

1991, menulis sebuah artikel ("Brain Power - How Intellectual CapitalIs Becoming America's Most Valuable Asset"), yang mengantar ICkepada agenda manajemen. Tabel 3.1 meringkas kronologi beberapakontribusi signifikan terhadap pengidentifikasian, pengukuran danpelaporan IC.

Marzo (2014) membuat sketsa tentang lima isu (gambar 3.1) dariIC, dan menyoroti beberapa pertanyaan yang masih terus menjadiperdebatan (dibuat dalam kotak dengan garis terputus-putus).Pertanyaan yang paling sering mengemuka adalah tentang definisidan asal muasal dari IC. Kaufmann dan Schneider (2004) dan Choong(2008) mereviu beberapa definisi utama IC dan intangibles secaraumum, serta menunjukkan perbedaan istilah yang digunakan dibeberapa negara dan atau istilah yang digunakan oleh para ahli

Page 101: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

75Intellectual Capital

dari bidang ekonomi yang berbeda. Istilah untuk intangibles yangdigunakan para ahli manajemen berbeda dengan istilah yangdigunakan oleh para ahli ilmu ekonomi dan juga berbeda denganpara ilmuwan akuntansi.

Tabel 3.1 Kronologi Kontribusi yang Signifikan terhadapPengidentifikasian, Pengukuran dan Pelaporan IC

Perkembangan

Muncul pemahaman umum tentang Intangible value(biasanya disebut "goodwill")

Era informasi (information age) memegang peranan,dan selisih (gap) antara nilai buku dan nilai pasarsemakin tampak jelas di beberapa perusahaan.

Awal usaha para konsultan (praktisi) untukmembangun laporan/akun yang mengukur intellectualcapital (Sveiby, 1988).

Prakarsa secara sistematis untuk mengukur danmelaporkan persediaan perusahaan atas intellectualcapital kepada pihak eksternal (misalnya: Celemi danSkandia; SCSI, 1995)Pada tahun 1990, Skandia AFS menugaskan LeifEdvinsson sebagai "Direktur intellectual capital". Halini adalah untuk kali pertama bahwa tugas pengelolaanintellectual capital diangkat pada posisi formal danmendapatkan legitimasi perusahaan. Kaplan danNorton memperkenalkan konsep tentang balancedscorecard (1992).

Nonaka dan Takeuchi (1995) mempresentasikan karyayang sangat berpengaruh terhadap "penciptaanpengetahuan perusahaan". Meskipun buku iniberkonsentrasi pada 'knowledge', pembedaan antarapengetahuan dan intellectual capital dalam buku inicukup menunjukkan bahwa mereka fokus padaintellectual capital.Pada tahun 1994, suplemen laporan tahunan Skandiadihasilkan. Suplemen ini fokus pada penyajian danpenilaian Persediaan perusahaan atas intellectualcapital. Visualisasi IC menarik minat perusahaan lainuntuk mengikuti petunjuk Skandia.

Periode

Awal 1980-an

Pertengahan1980-an

Akhir 1980-an

Awal 1990-an

Pertengahan1990-an

Page 102: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi76

Tabel 3.1 Lanjutan

Sumber: Petty dan Guthrie (2000)

Gambar 3.1 Isu-isu tentang IC Sumber: Marzo (2014)

Periode Perkembangan

Sensasi lainnya terjadi pada tahun 1995 ketika Celemimenggunakan knowledge audit untuk menawarkansuatu taksiran detail atas pernyataan intellectualcapitalnya.Para pioner intellectual capital mempublikasikan buku-buku laris dengan topik IC (Kaplan dan Norton, 1996;Edvinsson dan Malone, 1997; Sveiby, 1997). KaryaEdvinsson dan Malone lebih banyak mengupas tentangproses dan 'bagaimana' pengukuran IC.

Intellectual capital menjadi topik populer dengankonferensi para peneliti dan akademisi, working paper,dan publikasi lainnya menemukan audien.Peningkatan jumlah proyek-proyek besar (misalnyathe MERITUM project; Danish; Stockholm) yangdiselenggarakan dengan tujuan, antara lain, untukmemperkenalkan beberapa penelitian tentangintellectual capital.Pada tahun 1999, OECD menyelenggarakan simposiuminternasional tentang intellectual capital di Amsterdam.

Akhir 1990-an

Page 103: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

77Intellectual Capital

Istilah-istilah yang berbeda digunakan untuk merujuk pada objekyang sama, yaitu intangible assets. Misalnya, invisible assets (Itami,1991), intellectual capital (Brooking, 1997; Stewart, 1997), immaterialvalues (Sveiby, 1997), dan intangibles (Gu dan Lev, 2001). Choong(2008) menyajikan definisi dari sejumlah istilah yang merujuk padaIC sebagaimana ditampilkan di tabel 3.2.

Tabel 3.2 Penggunaan Istilah dan Definisi dari IC

Definisi

"Intangible assets are invisible assets thatinclude a wide range of activities such astechnology, consumer trust, brand image,corporate culture, and management skills"

"Intangible assets are value drivers thattransform productive resources into value-added assets"

"Intangible assets are all the elements ofa business enterprise that exist inaddition to working capital and tangibleassets. They are the elements, afterworking capital and tangible assets, thatmake the business work and are often theprimary contributors to the earning powerof the enterprise. Their existence isdependent on the presence, or expectation,of earnings"

IC as "market assets, human-centeredassets, intellectual property assets, andinfrastructure assets"

"Intangible assets are those that have nophysical existence but are still of value tothe company"

IC has 3 dimensions (employee competence,internal structure and external structure)

IAs as "knowledge and knowing capabilityof a social collectivity, such as anorganization, intellectual community orprofessional practice"

Istilah

Invisibleassets

Intangibleasset

Intellectualproperty

Intellectualcapital

Int. capital& intangible

assets

Immaterialvalues

Intellectualcapital

Penulis

Itami (1991)

Hall (1992)

Smith (1994)

Brooking(1997)

Edvinssondan Malone(1997)

Sveiby(1997)

Nahapietdan Ghoshal(1998)

Page 104: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi78

Tabel 3.2 Lanjutan

DefinisiIstilahPenulis

IC is intellectual material - knowledge,information, intellectual property, experience- that can be put to use to create wealth- collective brainpower

"IP is property directly related to thecreativity, knowledge and the identity ofan individual"

"Knowledge-based equity of a company"

"Knowledge that can be converted intoprofit"

"IC is knowledge that can be convertedinto profit"

"IC is valuable, yet invisible"

"An intangible asset is a claim to futurebenefit that does not have a physical orfinancial (a stock or a bond) embodiment""Assets exclude financial assets" IA cannotstand alone

Intangibles are defined by their value drivers(RD, advertising, IT, capital expenditures,and human resources practices)

"Intangible assets are non current, nonfinancial claims to future benefits thatlacks a physical or financial term"

IC are indicative of the economic value oftwo categories (organization and humancapital) of IA of a company

"A broad definition of intellectual capitalstates that it is the difference betweenthe company's market value and its bookvalue. Knowledge based resources thatcontribute to the sustained competitiveadvantage of the firm from intellectualcapital"

Intellectualcapital

Intellectualproperty

Intellectualcapital

Intellectualcapital

Intellectualcapital

Intellectualcapital

Intangibles

Intangibles

Intangibleassets

Intellectualcapital

Intellectualcapital

Stewart(1998)

Granstrand(1999)

Brennan &Connell (2000)

Harrison &Sullivan (2000)

Sullivan(2000)

Heisig dkk.(2001)

Lev (2001)

Gu dan Lev(2001)

FASB NN(2001)

Petty danGuthrie(2000)

Pablos(2003)

Page 105: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

79Intellectual Capital

Tabel 3.2 Lanjutan

Sumber: Choong (2008)

Beberapa peneliti/penulis memberikan definisi dan pengertianyang beragam tentang IC. Stewart (1997) mendefinisikan IC sebagaijumlah dari segala sesuatu yang ada di perusahaan yang dapatmembantu perusahaan untuk berkompetisi di pasar, meliputi intellectualmaterial - pengetahuan, informasi, pengalaman, dan intellectualproperty - yang dapat digunakan untuk menciptakan kesejahteraan.

Brooking (1996) menyatakan bahwa IC adalah istilah yangdiberikan kepada kombinasi dari aset tak berwujud, propertiintelektual, karyawan, dan infrastruktur yang memungkinkanperusahaan untuk dapat berfungsi. Dalam definisi ini jelas tersiratbahwa IC tidak hanya sekedar tentang sumber daya manusia(human capital/HC), HC hanyalah salah satu komponen dari IC.

Roos et al. (1997) menyatakan bahwa IC meliputi seluruh prosesdan aset yang tidak secara normal nampak di neraca dan semuaintangible assets (trademarks, patent dan brands) yang menjadiperhatian metode akuntansi modern. Sedangkan Bontis (1998)mengakui bahwa IC adalah elusive, namun ketika IC dapat ditemukandan 'dieksploitasi', maka ia akan menjadi sumber daya baru bagiorganisasi untuk dapat memenangkan persaingan.

DefinisiIstilahPenulis

"IC may properly be viewed as the holisticor meta-level capability of an enterpriseto co-ordinate, orchestrate, and deploy itsknowledge resources towards creatingvalue in pursuit of its future vision"

IC mobilises 'things' such as employees,customers, IT, managerial work andknowledge. IC cannot stand by itself as itis merely provides a mechanism that allowsthe various assets to be bonded together inthe productive process of the firm

An identifiable IA as a "non-monetaryasset without physical substance held foruse in the production or supply of goodsor services, for rental to others, or foradministrative purposes

Intellectualcapital

Intellectualcapital

Intangibleassets

Rastogi(2003)

Mouritsendkk. (2004)

IASB (2004)

Page 106: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi80

Tabel 3.3 Rangkuman Konstruk dan Definisi IC

Sumber: Wang (2008)

Organisation for Economic Co-operation and Development(OECD, 1999) menyebut IC sebagai nilai ekonomi dari dua kategori

Definisi ICKonstrukPeneliti

IC adalah sumber daya yangmenjadi modal bagi organisasiuntuk memenangkan persaingan

IC adalah kumpulan aset tersembunyiyang dimiliki organisasi, sepertibrands, trademarks dan patentsserta aset lainnya yang tidak nampakpada laporan keuangan. IC adalahsumber daya paling penting bagiorganisasi untuk mempertahankankeunggulan komptetif.

IC adalah pengetahuan, informasi,properti intelektual, dan pengalaman.

IC merujuk kepada perbedaanantara nilai pasar dan nilai bukuperusahaan.

IC adalah pengetahuan yang dapatdiubah menjadi nilai.

IC adalah penggunaan pengetahuanyang efektif yang bertentangandengan informasi.

IC adalah sumber daya takberwujudyang ada pada suatu organisasi,yang menjadi keunggulan organisasi,dan dapat menciptakan keuntungandi masa yang akan datang.

IC adalah sekumpulan pengetahuanyang memungkinkan organisasiuntuk menjalankan bisnis danmemenangkan persaingan.

Human capital,Structural capital,Relational capital

Human capital,Structural capital

Human capital,Structural capital,Customer capital

Human capital,Structural capital,Customer capital

Personnelcompetence,Internal structure,External structure

Human capital,Structural capital,Relational capital

Human resources,Organizationalresources,Relationalresources

Human capital,Organizationalcapital, Socialcapital

Bontis(1996)

Roos danRoos (1997)

Stewart(1997)

Edvinssondan Malone(1997)

Sveiby(1998)

Bontis(1999)

Andriessendan Stem(2004)

Youndt dkk.(2004)

Page 107: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

81Intellectual Capital

aset tak berwujud: (1) organisational (structural) capital; dan (2)human capital. Lebih tepatnya, organisational (structural) capitalmengacu pada hal seperti sistem software, jaringan distribusi, danrantai pasokan. Human capital meliputi sumber daya manusia didalam organisasi (yaitu sumber daya tenaga kerja/karyawan) dansumber daya eksternal yang berkaitan dengan organisasi, sepertikonsumen dan supplier.

Tabel 3.4 Perbandingan Konsep IC Menurut Beberapa Peneliti

Sumber: Bontis et al. (2000)

Brooking (UK)

Human-centeredassets

Skills, abilitiesand expertise,

problem solvingabilities and

leadership styles

Infrastructureassets

All the technologies,process and

methodologiesthat enablecompany to

function

Intellectualproperty

Know-how,trademarks and

patents

Market assetsBrands, custom-

ers, customerloyalty anddistribution

channels

Roos (UK)

Human capital

Competence,attitude, andintellectual

agility

OrganisationalCapital

All organizational,innovation,

processes, intellectualproperty, andcultural assets

Renewal anddevelopment

capital

New patents andtraining efforts

Relationalcapital

Relationshipwhich includeinternal and

externalstakeholders

Stewart (USA)

Human capital

Employees are anorganization's

most importantasset

Structuralcapital

Knowledgeembedded ininformationtechnology

Structuralcapital

All patents, plansand trademarks

Customercapital

Market informationused to capture

and retaincustomers

Bontis (Kanada)

Human capital

The individuallevel knowledge

that eachemployeepossesses

Structuralcapital

Non-human assetsor organizationalcapabilities usedto meet market

requirements

Intellectualproperty

Unlike IC, IP is aprotected assetand has a legal

definition

Relationalcapital

Customercapitalis only one

featureof theknowledge

embedded inorganizationalrelationships

Page 108: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi82

IC umumnya diidentifikasikan sebagai perbedaan antara nilaipasar perusahaan (bisnis perusahaan) dan nilai buku dari asetperusahaan tersebut atau dari financial capitalnya. Hal ini berdasarkansuatu observasi bahwa sejak akhir 1980-an, nilai pasar dari bisniskebanyakan dan secara khusus adalah bisnis yang berdasarpengetahuan telah menjadi lebih besar dari nilai yang dilaporkandalam laporan keuangan berdasarkan perhitungan yang dilakukanoleh akuntan (Roslender dan Fincham, 2001).

Lebih lanjut, Edvinsson dan Malone (1997) mengidentifikasi ICsebagai nilai yang tersembunyi (hidden value) dari bisnis. Terminologi"tersembunyi" disini digunakan untuk dua hal yang berhubungan.Pertama, IC khususnya asset intelektual atau aset pengetahuan,adalah tidak terlihat secara umum seperti layaknya aset tradisional,dan kedua, aset semacam itu biasanya tidak terlihat pula padalaporan keuangan. Tabel 3.4 merangkum beberapa konsep ICmenurut para peneliti.

Usaha-usaha telah dilakukan untuk mengestimasi nilaipengetahuan dalam rangka untuk medapatkan nilai perusahaanyang sesungguhnya (Bontis, 2001). Secara umum, diasumsikan bahwapeningkatan dan digunakannya pengetahuan dengan lebih baikakan menyebabkan pengaruh yang bermanfaat bagi kinerjaperusahaan.

Gambar 3.2 Akar Konseptual Intellectual Capital Sumber: Roos et al. (1997)

Page 109: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

83Intellectual Capital

Meskipun terdapat banyak perdebatan dalam menentukandefinisi pengetahuan, namun kebanyakan membedakanpengetahuan dalam tiga kategori, yaitu pengetahuan yangberhubungan dengan karyawan (disebut sebagai human capital),pengetahuan yang berhubungan dengan pelanggan (disebutdengan customer atau relational capital), dan pengetahuan yangberhubungan hanya dengan perusahaan (disebut dengan structuralatau organizational capital) (Yates dkk., 2002) sebagaimana dikutipBoekestein (2006). Ketiga kategori tersebut membentuk suatuIntellectual Capital bagi perusahaan.

Roos et al. (1997) menyatakan bahwa IC dapat dihubungkandengan disiplin yang lain seperti corporate strategy dan the productionof measurement tools. Dari perspektif stratejik, IC dapat digunakanuntuk memanfaatkan knowledge untuk meningkatkan nilaiperusahaan. Sebaliknya, sisi pengukuran (measurement) fokus padabagaimana suatu mekanisme pelaporan baru dapat dibangun yangdapat mengukur informasi non-keuangan, kualitatif, dan item-itemIC tradisional dapat dikuantifikasi (Johanson et al., 1999).

B. Klasifikasi/Komponen Intellectual CapitalDefinisi-definisi tentang intellectual capital sebagaimana disajikan

di bagian sebelumnya telah mengarahkan beberapa peneliti untukmengembangkan komponen spesifik atas IC. Leif Edvinsson misalnya,menyatakan bahwa nilai IC suatu perusahaan adalah jumlah darihuman capital dan structural capital perusahaan tersebut (Edvinssondan Malone, 1997). Brinker (1998) dan Skyrme and Associates (2006)memperluas kategori yang telah diidentifikasi oleh Edvinsson denganmemasukkan kategori ketiga, yaitu customer capital. Lev (2001)menyatakan bahwa IC merupakan fungsi dari empat tipe aset, yaitu:(1) market assets, (2) intellectual property assets, (3) human-centeredassets, dan (4) infrastructure assets.

Lebih lanjut, Draper (1998) menyajikan suatu skema klasifikasiyang lebih luas. Draper menyatakan bahwa komponen utama dariintellectual capital terdiri dari enam (6) kategori, yaitu: (1) humancapital, (2) structural capital, (3) customer capital, (4) organizationalcapital, (5) innovation capital, dan (6) process capital. Tabel 3.5menyajikan ringkasan pengklasifikasian komponen-komponen ICberikut para pencetusnya yang dirangkum oleh Williams (2001).

Page 110: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi84

Tabel 3.5 Ringkasan Komponen Intellectual Capital

Contoh Komponen IC

- Nilai-nilaiperusahaan

- Filosofi perusahaan- Budaya organisasi

- Software- Databases- Patents- Trademarks

- Sistem teknologiinformasi

- Image perusahaan- Konsep organisasi

dan dokumentasi

- Tacit Knowledge- Explicit Knowledge- Program pelatihan- Rekrutmen

- Kontrak jangkapanjang

- Kepuasan pelanggan- Profil pelanggan- Pembaruan kontrak

- Persentasepengulangan bisnis

- Nilai yang terkaitdengan goodwill

- Dominan daristrategi pemasaran

- Reputasi daripengembanganproperti intelektual

- Distribusi dariproperti intelektualyang dimiliki

- Total investasiproperti intelektual

- Pembaruan/revisiproperti intelektual

- Distribusi karyawanberdasarkan kelamin,umur, & senioritas

Deskripsi Komponen IC

Kombinasi pengetahuan,keterampilan, inovasi dankemampuan karyawansecara individual untukdapat menyelesaikan tugas-nya dengan baik.

Infrastuktur perusahaanyang mendukung produktivi-tas karyawan.

Infrastuktur mendukungkomponen human capitaldari intellectual capital.

Kemampuan karyawanuntuk memberikan solusikepada pelanggan, untukberinovasi dan pembaruan.

Hubungan dengan orang-orang yang bersamamereka perusahaan mela-kukan bisnis.

Potensi suatu organisasiterkait dengan market-related intangibles.

Know-how, copyright,patent, semiconductortopography rights, danberbagai desain hak ciptamilik perusahaan.

Keahlian kolektif, kemam-puan kreatif, kepemimpinan,kewirausahaan, dan skill

Komponen IC

HumanCapital

StructuralCapital

StructuralCapital

HumanCapital

CustomerCapital

MarketAssets

IntellectualProperty

Assets

Human-Centred Assets

Peneliti

Edvinsson(1997)

Brinker(1997)

Brooking(1996)

Page 111: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

85Intellectual Capital

Tabel 3.5 Lanjutan

Sumber: Williams (2001)

Peneliti Komponen IC Deskripsi Komponen IC Contoh Komponen IC

- investasi padapendidikan karyawan

- Perputaran karyawan

- Metodologi untukmengendalikanresiko

- Database tentangpasar & pelanggan

- Sistem komunikasi

- Sistem informasi- Daftar pelanggan- Dokumentasi

operasional

- Kepuasan karyawan- Investasi pada

pendidikan karyawan- Perputaran karyawan

& senioritas

- Pembaruan kontrakpelanggan

- Kepuasan pelanggan- Figur pelanggan baru

- Filosofi organisasi- Strategi perusahaan

- Hak komersial- Hak intelektual

- Waktu untukmemproses pesanan

- Waktu untukmengembangkanproduk

- Distribusi SDMberdasarkan proses

manajerial yang melekatpada karyawan.

Teknologi, metodologi, danproses yang memungkin-kan perusahaan dapatberfungsi.

Nilai dari sesuatu yangtertinggal di perusahaanketika para karyawankembali ke rumah mereka.

Nilai akumulatif dariinvestasi pada pelatihankaryawan, kompetensi, danmasa depan.

Nilai dari basis pelanggan,hubungan pelanggan, danpotensi pelanggan.

Kompetensi yang dikemassistem untuk menggabung-kan pemanfaatan kekuataninovatif perusahaan dankemampuan penciptaannilai organisasi.

Kekuatan pembaruandalam suatu perusahaan,misalnya hak cipta,kekayaan intelektual, danintangible assets lainnyadan nilai-nilai.

Nilai gabungan dari prosespenciptaan nilai

InfrastructureAssets

StructuralCapital

HumanCapital

CustomerCapital

OrganizationalCapital

InnovationCapital

ProcessingCapital

Draper(1998)

Page 112: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi86

IFAC (1998) mengklasifikasikan IC dalam tiga kategori, yaitu:(1) Organizational Capital, (2) Relational Capital, dan (3) HumanCapital. Organizational Capital meliputi: a) intellectual property danb) infrastructure assets. Tabel 3.6 menyajikan pengklasifikasiantersebut berikut komponen-komponennya.

Tabel 3.6 Klasifikasi Intellectual Capital

Sumber: IFAC (1998)

Bontis et al. (2000) menyatakan bahwa secara umum, parapeneliti mengidentifikasi tiga konstruk utama dari IC, yaitu: humancapital (HC), structural capital (SC), dan customer capital (CC).Menurut Bontis et al. (2000), secara sederhana HC merepresentasikanindividual knowledge stock suatu organisasi yang direpresentasikanoleh karyawannya. HC merupakan kombinasi dari genetic inheritance;education; experience, and attitude tentang kehidupan dan bisnis.

SC meliputi seluruh non-human storehouses of knowledge dalamorganisasi. Termasuk dalam hal ini adalah database, organisationalcharts, process manuals, strategies, routines dan segala hal yangmembuat nilai perusahaan lebih besar daripada nilai materialnya.Sedangkan tema utama dari CC adalah pengetahuan yang melekat

Organizational Capital

Intellectual Property:

- Patents

- Copyrights

- Design rights- Trade secret

- Trademarks

- Service marks

Infrastructure Assets:

- Management philosophy- Corporate culture

- Management processes

- Information systems

- Networking systems

- Financial relations

Relational Capital

- Brands

- Customers

- Customer loyalty

- Backlog orders- Company names

- Distributionchannels

- Businesscollaborations

- Licensingagreements

- Favourablecontracts

- Franchisingagreements

Human Capital

- Know-how

- Education

- Vocationalqualification

- Work-relatedknowledge

- Work-relatedcompetencies

- Entrepreneurialspirit,innovativeness,proactive andreactive abilities,changeability

- Psychometricvaluation

Page 113: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

87Intellectual Capital

dalam marketing channels dan customer relationship dimana suatuorganisasi mengembangkannya melalui jalannya bisnis (Bontis etal., 2000). Sejumlah kajian telah dilakukan untuk menginvestigasimetode penilaian dan pengukuran IC. Tabel 3.7 merangkum nama-nama metode yang 'dianggap' sebagai metode untuk menilai danmengukur IC.

Tabel 3.7 Metode Penilaian dan Pengukuran IC

Sumber: dirangkum dari beberapa sumber

Tahun

1992

19971998

2001

1997

1996

1997

2001

1997

1999

1999, 2001

2002

2001

2001

1997

1997

1998, 2000

No.

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

Nama Metode

Balanced Scorecard

Calculated IntangibleValue

Citation-WeightedPatent

Holistic ValueApproach

Int. Capital Audit

Intellectual Capital-Index

Inclusive ValueMethodologyIntangible AssetMonitor

IntangiblesScoreboard

Intellectual CapitalBenchmarking System

Intellectual CapitalDynamic Value

Intellectual CapitalStatements

iValuing Factor

Market-To-Book Ratio

Skandia Navigator

Sullivan's Work

Penemu/Pengusul

Robert S. Kaplan dan David P.Norton

Thomas A. StewartDavid H. Luthy

Bronwyn H. Hall, Adam B.Jaffe, dan Manuel Trajtenberg

Göran Roos, J. Roos, Nicola C.Dragonetti, dan Leif Edvinsson

Annie Brooking

Göran Roos

Philip K. M'Pherson danStephan PikeKarl Erik Sveiby

Baruch Lev

José Maria Viedma

Ahmed Bounfour

Jan Mouritsen

Ken Standfield

Thomas A. Stewart

Leif Edvinsson dan Michael S.MalonePatrick H. Sullivan

Page 114: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi88

Referensi

Ali, I. M., N. A. Rahim, S. S. A. Shukor, dan H. M. A. Rashid. 2010 ofConference. "The relationship between intangible assets andfirm value". Artikel dipresentasikan pada InternationalConference on Business and Economic Research, 15-16 Maret2010 di Kuching, Sarawak, Malaysia.

Boekestein, B. 2006. "The relation between intellectual capital andintangible assets of pharmaceutical companies". Journal ofIntellectual Capital, Vol. 7, No. 2, hlm: 241-253.

Bontis, N. 1998. "Intellectual capital: an exploratory study thatdevelops measures and models". Management Decision, Vol.36, No. 2, hlm: 63-76.

---. 2001. "Assessing knowledge assets: a review of the models usedto measure intellectual capital". International Journal ofTechnology Management, Vol. 3, No. 1, hlm: 41-60.

Bontis, N., W. C. C. Keow, dan S. Richardson. 2000. "Intellectualcapital and business performance in Malaysian industries".Journal of Intellectual Capital, Vol. 1, No. 1, hlm: 85-100.

Brinker, B. 1998. "Intellectual capital: Tomorrow's asset, today'schallenge" http://www.cpavision.org/vision/wpaper05b.cfm.[diakses pada 15 December 2006].

Brooking, A. 1996. Intellectual Capital: Core Assets for the ThirdMillennium. London: Enterprise Thomson Business Press.

---. 1997. Intellectual Capital: Core Asset for the Third MillenniumEnterprise. London: Thomson Business Press.

Chen, M. C., S. J. Cheng, dan Y. Hwang. 2005. "An empiricalinvestigation of the relationship between intellectual capital

Page 115: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

89Intellectual Capital

and firms' market value and financial performance". Journalof Intellectual Capital, Vol. 6, No. 2, hlm: 159-176.

Choong, K. 2008. "Intellectual capital: definitions, categorizationand reporting models". Journal of Intellectual Capital, Vol. 9,No. 4, hlm: 609-638.

Draper, T. 1998. "Measuring intellectual capital: Formula for disaster"http://www.drapervc.com/Hoover.html. [diakses pada November2007].

Edvinsson, L., dan M. S. Malone. 1997. Intellectual Capital: RealizingYour Company's True Value by Finding Its Hidden Brainpower.New York: HarperCollins.

Francis, J., dan K. Schipper. 1999. "Have Financial Statements LostTheir Relevance?". Journal of Accounting Research, Vol. 37,No. 2, hlm: 319-352.

Gu, F., dan B. Lev. 2001. "Markets in Intangibles: Patent Licensing "http://ssrn.com/abstract=275948. [diakses pada 6 September 2013].

IFAC. 1998. "The Measurement and Management of IntellectualCapital" www.ifac.org. [diakses pada 23 November 2007].

Itami, H. 1991. Mobilizing Invisible Assets. Cambridge, MA.: HarvardUniversity Press.

Johanson, U., M. Mårtensson, dan M. Skoog. 1999. "Measuring andmanaging intangibles: Eleven Swedish exploratory case stud-ies". Artikel dipresentasikan pada International SymposiumMeasuring and Reporting Intellectual Capital: Experiences, Is-sues and Prospects, di Amsterdam.

Kaplan, R. S., dan D. P. Norton. 2004. Strategy Maps: ConvertingIntangible Assets into Tangible Outcomes. Boston: HarvardBusiness School Press.

Kaufmann, L., dan Y. Schneider. 2004. "Intangibles; A synthesis ofcurrent research". Journal of Intellectual Capital, Vol. 5, No. 3,hlm: 366-388.

Kavida, V., dan N. Sivakoumar. 2008. "Corporate Governance inKnowledge Economy - The Relevance of Intellectual Capital"http://ssrn.com/abstract=1152892. [diakses pada 23 September2013].

Page 116: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi90

Kehelwalatenna, S., dan P. S. M. Gunaratne. 2010. "The Impact ofIntellectual Capital on The Firm Performance and InvestorResponse: An Empirical Study of Selected Sectors in ColomboStock Exchange". Unpublished Paper. University of Kelaniya,Sri Lanka.

Lev, B. 2001. Intangibles: management, measurement, and reporting.Washington: The Brookings Institution.

Lev, B., dan P. Zarowin. 1999. "The Boundaries of Financial Reportingand How to Extend Them". Journal of Accounting Research,Vol. 37, No. 2, hlm: 353-386.

Marzo, G. 2014. "Improving internal consistency in IC research andpractice: IC and the theory of the firm". Journal of IntellectualCapital, Vol. 15, No. 1, hlm: 38-64.

Mouritsen, J., H. T. Larsen, dan P. N. Bukh. 2001. "Intellectual capitaland the ' capable firm': narrating , visualising and numberingfor managing knowledge". Accounting, Organizations andSociety, Vol. 26, hlm: 735-762.

OECD. 1999. "International Symposium on Measuring and ReportingIntellectual Capital: Experience, Issues and Prospects". Artikeldipresentasikan pada, 9-11 June 1999, di Amsterdam.

Petty, R., dan J. Guthrie. 2000. "Intellectual capital literature review:measurement, reporting and management". Journal of IntellectualCapital, Vol. 1, No. 2, hlm: 155-176.

Riahi-Belkaoui, A. 2003. "Intellectual capital and firm performanceof US multinational firms: A study of the resource-based andstakeholder views". Journal of Intellectual Capital, Vol. 4, No.2, hlm: 215-226.

Roos, J., G. Roos, N. C. Dragonetti, dan L. Edvinsson. 1997. IntellectualCapital: Navigating in the New Business Landscape. Houndsmills:Macmillan Business.

Roslender, R., dan R. Fincham. 2001. "Thinking critically aboutintellectual capital accounting". Accounting, Auditing &Accountability Journal, Vol. 14, No. 4, hlm: 383 - 399.

Skyrme and Associates. 2006. "Measuring intellectual capital -A plethora of methods" http://www.skyrme.com/insights[diakses pada 7 December 2006].

Page 117: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

91Intellectual Capital

Stewart, T. A. 1997. Intellectual Capital. London: Nicholas BrealeyPublishing.

Sveiby, K. E. 1997. "The "Invisible" Balance Sheet" http://www.sveiby.com. [diakses pada 19 November 2006].

Williams, S. M. 2001. "Is a company's intellectual capital performanceand intellectual capital disclosure practices related?: Evidencefrom publicly listed companies from the FTSE 100". Journal ofIntellectual Capital, Vol. 2, No. 3, hlm: 192-203.

Page 118: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi92

Page 119: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

93Framework Intellectual Capital

93

BAB IV

Framework Intellectual Capital

Dewasa ini penelitian tentang intellectual capital telah menjamursehingga mengubah baik bentuk maupun cakupannya (Tan et al.,2007). Penelitian juga telah mengarah kepada sejumlah rerangkauntuk mengklasifikasikan dan mengukur konsep IC.

Petrash (1996) mengembangkan model klasifikasi yang dikenaldengan value platform model. Model ini mengklasifikasikanintellectual capital sebagai akumulasi dari human capital,organisational capital dan customer capital. Edvinsson dan Malone(1997) mengembangkan the Skandia Value Scheme, yangmengklasifikasikan intellectual capital ke dalam structural capitaldan human capital. (Haanes dan Lowendahl, 1997) mengelompokkanintellectual capital suatu perusahaan ke dalam competence danrelational resources. Model yang dikembangkan (Lowendahl, 1997)memperbaiki model di atas dan membagi kategori kompetensi danrasional menjadi dua sub-group (Tan et al., 2007):

1. Individual; dan

2. Collective.

Stewart (1997) mengklasifikasikan intellectual capital ke dalamtiga format dasar, yaitu:

Page 120: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi94

1. Human capital;

2. Structural capital; dan

3. Customer capital.

Jensen et al. (1999) mengelompokkan intellectual capital sebagaimanusia, sistem dan pasar. Leliaert et al. (2003) mengembangkanthe 4-Leaf model, yang mengelompokkan intellectual capital kedalam human, customer, structural capital dan strategic alliancecapital (Tan et al., 2007).

Metode pengukuran intellectual capital dapat dikelompokkanke dalam dua kategori (Tan et al., 2007), yaitu:

1. Kategori yang tidak menggunakan pengukuran moneter; dan

2. Kategori yang menggunakan ukuran moneter.

Metode yang kedua tidak hanya termasuk metode yang mencobamengestimasi nilai uang dari intellectual capital, tetapi juga ukuran-ukuran turunan dari nilai uang dengan menggunakan rasiokeuangan. Berikut adalah daftar ukuran intellectual capital yangberbasis moneter (Tan et al., 2007):

1. The Balance Scorecard, dikembangkan oleh Kaplan dan Norton (1992);

2. Brooking's Technology Broker method (1996);

3. The Skandia IC Report method oleh Edvinssion dan Malone (1997);

4. The IC-Index dikembangkan oleh Roos et al. (1997);

5. Intangible Asset Monitor approach oleh Sveiby (1997);

6. The Heuristic Frame dikembangkan oleh Joia (2000);

7. Vital Sign Scorecard dikembangkan oleh Vanderkaay (2000); dan

8. The Ernst & Young Model (Barsky dan Marchant, 2000).

Sedangkan model penilaian intellectual capital yang berbasismoneter adalah (Tan et al., 2007):

1. The EVA and MVA model (Bontis et al., 1999);

2. The Market-to-Book Value model (beberapa penulis);

3. Tobin's q method (Luthy, 1998);

4. Pulic's VAIC™ Model (1998, 2000);

5. Calculated intangible value (Dzinkowski, 2000); dan

6. The Knowledge Capital Earnings model (Lev dan Feng, 2001).

Page 121: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

95Framework Intellectual Capital

Tabel 4.1 memberikan ilustrasi kerangka kerja pengklasifikasianIC yang diringkas oleh Brennan dan Connell (2000), Petty danGuthrie (2000), dan Pulic (2000). Model prinsip dalam frameworksini adalah Balanced Scorecard (Kaplan dan Norton, 1992), the valueplatform (Petrash, 1996), the intangible asseets monitor (Sveiby,1997), dan VAIC™ (Pulic, 1998).

Tabel 4.1 Kerangka Kerja Pengklasifikasian Intellectual Capital

Sumber : Brennan dan Connell (2000); Petty dan Guthrie (2000); Pulic (1999)

Klasifikasi

Internal process perspectivesCustomer perspectivesLearning and growthperspectivesFinancial perspectives

CompetenceRelational

CompetenceRelational

Internal structureExternal structureCompetence of personnel

Human capitalStructural capitalCustomer Capital

Human capitalCustomer capitalOrganisational capital

PeopleSystemMarket

Efficiency of human capitalStructural capital efficiencyCapital employed efficiency

Kerangka Kerja

BalancedScorecard

Classification ofResources

Classification ofResources

Intangible AssetMonitor

Skandia ValueScheme

Value Platform

Three categoriesof "Knowledge"

VAIC™

Dikembangkan Oleh

Kaplan dan Norton(1992)

Haanes danLowendahl (1997)

Lowendahl (1997)

Sveiby (1997)

Edvinsson danMalone (1997)

Petrash (1996)

Jensen et al. (1999)

Pulic (1999)

Page 122: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi96

A. Balanced ScorecardDalam manajemen tradisional, ukuran kinerja yang biasa

digunakan adalah ukuran keuangan, karena mudah dilakukan.Sementara kinerja lain, seperti peningkatan kepercayaan customerterhadap layanan jasa perusahaan, peningkatan kompetensi dankomitmen personel, kedekatan hubungan kemitraan perusahaandengan pemasok dan peningkatan produktivitas serta cost effectivenessproses bisnis yang digunakan untuk melayani customer, diabaikanoleh manajemen karena sulit pengukurannya.

Pada awalnya, Balanced Scorecard (BSC) diciptakan untukmengatasi masalah kelemahan sistem pengukuran kinerja eksekutifyang hanya berfokus pada aspek keuangan. Selanjutnya, BSCmengalami perkembangan, tidak hanya sebagai alat pengukur kinerjaeksekutif, namun meluas sebagai pendekatan dalam penyusunanrencana strategik. BSC mengalami perkembangan pesat selama satudekade. Pada awal tahun 2000, BSC telah menjadi inti sistemmanajemen strategik (Strategic Management System), tidak hanyabagi eksekutif, namun bagi seluruh personil perusahaan, terutamadalam operasi bisnisnya. BSC memberikan rerangka yang jelas danmasuk akal bagi seluruh personil untuk menghasilkan kinerja keuanganmelalui perwujudan berbagai kinerja non-keuangan. Dengan teknologiinformasi, BSC dikomunikasikan ke seluruh personel, dan denganteknologi informasi koordinasi dalam mewujudkan berbagai sasaranstrategik yang telah ditetapkan dapat dilakukan.

Sejarah bermula pada tahun 1990, Nolan Norton Institute, bagianriset Kantor Akuntan Publik KPMG di USA yang dipimpin oleh DavidP. Norton, melakukan studi tentang "Pengukuran Kinerja dalamOrganisasi Masa Depan". Studi ini menyeimbangkan usaha danperhatian eksekutif terhadap kinerja keuangan dan non-keuangan,serta kinerja jangka pendek dan kinerja jangka panjang. Hasil studitersebut diterbitkan dalam sebuah artikel yang berjudul "BalancedScorecard Measures that Drive Performance". Mulai pertengahan1993, Renaissance Solutions, Inc. (RSI) - sebuah perusahaan konsultanyang dipimpin oleh Norton (yang semula CEO Nolan Norton Institute)- menerapkan BSC sebagai pendekatan untuk menterjemahkan danmengimplementasikan strategi di berbagai perusahaan. Mulai saatitu, BSC berkembang menjadi inti sistem manajemen strategik.

Page 123: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

97Framework Intellectual Capital

Gambar 4.1 Balanced ScorecardSumber : Kaplan dan Norton (1992)

Sistem pengukuran kinerja dengan BSC akan membantu manajerdalam melihat bisnis dari empat perspektif, yaitu:

1. Kinerja Keuangan (Financial Performance); mengukur kinerjaperusahaan dalam memperoleh laba dan nilai pasar. Ukurankeuangan biasanya diwujudkan dalam profitabilitas, pertumbuhandan nilai pemegang saham. Alat ukur yang biasa digunakan adalahReturn on Investment (ROI) dan Residual Income (RI).

2. Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction); yang diukur daribagaimana perusahaan dapat memuaskan pelanggan, alat ukuryang biasa digunakan adalah Market Share, Customer Retention,Customer Acquisition, Customer Satisfaction dan CustomerProbability.

3. Proses Bisnis Internal (Internal Business Process); kinerja perusahaandiukur dari bagaimana perusahaan dapat menghasilkan produkatau jasa secara efisien dan efektif. Ukuran yang biasa digunakanadalah kualitas, response time, cost dan pengenalan produk baru.

4. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran (Learning and Growth);menekankan pada bagaimana perusahaan dapat berinovasi danterus tumbuh dan berkembang agar dapat bersaing di masasekarang maupun yang akan datang, dengan adanya sumberdayayang produktif dan terus belajar agar mempunyai kemampuan

Page 124: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi98

dalam berinovasi dan mengembangkan produk baru yang memilikivalue bagi customer. Alat ukur yang dipakai adalah employeesatisfaction dan information system available.

Menurut Robert S. Kaplan dan David Norton, Balanced Scorecardadalah Alat yang digunakan untuk mengukur kinerja ekskutif didalam organisasi di masa depan yang komprehensif mengenai ukurankeuangan dan non keuangan yang mencakup perspective keuangan,costumer, proses bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan.Sementara John Sander menyatakan bahwa Balanced Scorecardmerupakan suatu alat manajemen yang menyediakan stakeholdersdengan suatu ukuran yang menyeluruh mengenai bagaimanaorganisasi melangkah maju ke arah prestasi dari tujuan strategisnya.

BSC merupakan alat pengukuran kinerja yang mengintegrasikangood corporate governance dengan good performance managementinformation. Konsep BSC adalah menterjemahkan strategi organisasike dalam aktivitas-aktivitas yang terencana yang dapat diukur secarakontinyu. BSC diciptakan untuk mengatasi kelemahan sistempengukuran kinerja sebelumnya yang hanya berfokus pada aspekkeuangan saja. Dalam BSC, aspek-aspek yang diukur lebihkomprehensif, koheren, terukur dan seimbang. BSC lebih komprehensifdan seimbang karena meliputi aspek keuangan (financial) maupunaspek non-keuangan (non-financial), seperti aspek pelanggan (customer),aspek bisnis internal (internal business), dan aspek pembelajaran daninovasi (innovation and learning). Sedangkan kekoherenan terjadikarena terdapat hubungan sebab akibat antara berbagai tujuanstategik yang dihasilkan dalam perencanaan stategik. Keterukuranterjadi karena BSC mampu mengukur tujuan stategik yang sulitdiukur berupa aspek-aspek non-keuangan (Mulyadi, 2001).

Pesan yang disampaikan kepada para eksekutif denganpenggunaan BSC dalam pengukuran kinerja eksekutif adalah: "kinerjakeuangan yang berjangka panjang tidak dapat dihasilkan melaluiusaha-usaha yang semu (artificial). Jika eksekutif bermaksudmeningkatkan kinerja keuangan dalam jangka panjang, wujudkanlahmelalui usaha-usaha nyata dengan menghasilkan value bagi customer,meningkatkan produktivitas dan cost effectiveness proses bisnis/intern, dan meningkatkan kapabilitas dan komitmen personel." Olehkarena itu, BSC memperluas ukuran kinerja eksekutif ke perspektif

Page 125: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

99Framework Intellectual Capital

customer, proses bisnis/intern, dan pembelajaran dan pertumbuhan,karena di ketiga perspektif itulah usaha-usaha sesungguhnya (bukanusaha semu atau artificial) menjanjikan dihasilkannya kinerja keuanganyang berjangka panjang (sustainable).

BSC mengembangkan seperangkat tujuan unit bisnis melampauirangkuman ukuran finansial. Para eksekutif perusahaan sekarangdapat mengukur seberapa besar berbagai unit bisnis merekamenciptakan nilai bagi para pelanggan perusahaan saat ini danyang akan datang, dan seberapa banyak perusahaan harusmeningkatkan kapabilitas internal dan investasi di dalam sumberdayamanusia, sistem dan prosedur yang dibutuhkan untuk meningkatkankinerja yang akan datang

BSC menekankan bahwa semua ukuran finansial dan non-finansialharus menjadi bagian sistem informasi untuk para pekerja di semuatingkat perusahaan. Para pekerja lini depan harus memahamikonsekuensi finansial berbagai keputusan dan tindakan mereka;para eksekutif senior harus memahami berbagai faktor yangmendorong keberhasilan finansial jangka panjang. Tujuan dan ukurandalam BSC lebih dari sekedar sekumpulan ukuran kinerja finansialdan non-finansial khusus; semua tujuan dan ukuran ini diturunkandari suatu proses atas ke bawah (top-down) yang digerakkan olehmisi dan strategi unit bisnis.

BSC menyatakan adanya keseimbangan antara berbagai ukuraneksternal para pemegang saham dan pelanggan, dengan berbagaiukuran internal proses bisnis penting, inovasi, serta pembelajarandan pertumbuhan. Keseimbangan juga dinyatakan antara semuaukuran hasil - apa yang dicapai oleh perusahaan pada waktu yanglalu - dengan semua ukuran faktor pendorong kinerja masa depanperusahaan. Scorecard juga menyatakan keseimbangan antara semuaukuran hasil yang objektif dan mudah dikuantifikasi dengan faktorpenggerak kinerja berbagai ukuran hasil yang subjektif dan agakberdasarkan pertimbangan sendiri.

Membuat suatu Balanced Scorecard harus dimulai daripenerjemahan strategis dan visi perusahaan kedalam sasaran dantolak ukur yang spesifik. Balanced Scorecard mendidik manajemendan organisasi pada umumnya untuk memandang perusahaandari kurang lebih empat perspektif yaitu keuangan, pelanggan,

Page 126: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi100

pembelajaran dan pertumbuhan, serta bisnis internal, yangmenghubungkan pengendalian operasional jangka pendek ke dalamvisi dan strategi bisnis jangka panjang. Gambar 4.2. menyajikan polapikir Balanced Scorecard sebagai suatu kerangka tindakan strategis.

BSC lebih dari sekedar sistem pengukuran taktis atau operasional.Perusahaan yang inovatif menggunakan scorecard sebagai sebuahsistem manajemen strategis, untuk mengelola strategi jangkapanjang. Perusahaan menggunakan fokus pengukuran scorecarduntuk menghasilkan berbagai proses manajemen penting, antara lain:

1. Memperjelas dan menerjemahkan visi dan strategi.

2. Mengkomunikasikan berbagai tujuan dan ukuran strategis.

3. Merencanakan, menetapkan sasaran, dan menyelaraskan berbagaiinisiatif strategis.

4. Meningkatkan umpan balik dan pembelajaran strategis.

Gambar 4.2 Balanced Scorecard Sebagai Suatu KerangkaKerja Tindakan Strategis

Sumber : Kaplan dan Norton (2001)

Umpan Balik dan PembelajaranStrategis

- Mengartikulasikan visi bersama

- Memberikan umpan balikstrategis

- Memfasilitasi tinjauan ulangdan pembelajaran strategis

Mengkomunikasikan danMenghubungkan

- Mengkomunikasikandan Mendidik

- Menetapkan tujuan

- Mengaitkan imbalandengan ukuran kinerjatonggak

Memperjelas danMenerjemahkan Visidan Strategi

- Memperjelas Visi

- Menghas i lkanKonsensus Merencanakan dan

Menetapkan Sasaran

- Menetapkan sasaran

- Memadukan inisiatifstrategis

- Mengalokasikansumber daya

- Menetapkan tonggak-tonggak penting

BalancedScorecard

Page 127: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

101Framework Intellectual Capital

BSC menciptakan gabungan ukuran strategik, yang meliputi:

1. Hasil dan Ukuran Pemicu; Dimana ukuran hasil menunjukkan hasildari suatu strategi (pendapatan yang meningkat atau kualitas yangmembaik). Jumlah pendapatan meningkat adalah hasil daripenerapan strategi yang berhasil. Ukuran ini merupakan indikatoryang menunjukkan kepada manajemen apa yang telah terjadi.Sebaliknya, ukuran pemicu adalah indikator terdepan, yangmenunjukkan kemajuan bagian-bagian penting dari penerapansuatu strategi.

2. Ukuran Keuangan dan Non-Keuangan; Organisasi telahmengembangkan sistem yang sangat canggih untuk mengukurkinerja keuangan, dengan menyadari pentingnya ukuran non-keuangan, banyak organisasi yang masih gagal memasukkanukuran non-keuangan ke dalam kinerja manajemen puncakperusahaan, karena ukuran ini cenderung sedikit canggih daripadaukuran keuangan dan manajemen puncak kurang akrab denganpenggunaan ukuran tersebut.

3. Ukuran Internal dan Eksternal; Perusahaan harus melakukankeseimbangan diantara ukuran-ukuran eksternal, sepertimanufaktur, dengan alasan perusahaan sering mengorbankanpengembangan internal untuk hasil internal untuk hasil eksternalatau mengabaikan hasil eksternal, dengan keyakinan bahwaukuran internal sudah cukup.

Menurut Mulyadi (2001) keunggulan pendekatan Balancedscorecard dalam sistem perencanaan strategi mampu menghasilkanrencana strategik yang memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Komprehensif

Balanced Scorecard memperluas perspektif yang dicakup dalamperencanaan strategik dari yang sebelumnya hanya terbatas padaperspektif keuangan menjadi ketiga perspektif yang lain yaituperspektif pelanggan, proses bisnis internal, dan prosespembelajaran dan pertumbuhan. Perluasan perspektif rencanastrategik ke perspektif non keuangan menghasilkan manfaat,sebagai berikut:

a. Menjanjikan kinerja keuangan yang berlipat ganda berjangkapanjang.

Page 128: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi102

b. Memampukan perusahaan untuk memasuki lingkungan bisnisyang kompleks. Balanced Scorecard memotivasi personil untukmengarahkan usahanya kesasaran strategik yang menjadipenyebab utama dihasilkannya kinerja keuangan.

2. Koheren

Balanced Scorecard mengharuskan personil untuk membangunhubungan sebab akibat diantara berbagai strategi yang dihasilkandalam perencanaan strategik. Setiap sasaran strategik memilikihubungan kausal dengan sasaran keuangan.

3. Seimbang

Keseimbangan sasaran strategik yang dihasilkan dalamperencanaan strategik penting untuk menghasilkan kinerjakeuangan jangka panjang.

4. Terukur

Balanced Scorecard mengukur sasaran-sasaran strategik yang sulituntuk diukur seperti proses bisnis internal, dan proses pembelajarandan pertumbuhan. Namun dalam pendekatan Balanced Scorecardsasaran non keuangan tersebut dapat ditentukan ukurannya agardapat dikelola, sehingga dapat diwujudkan. Dengan demikianketerukuran sasaran-sasaran strategik di ketiga perspektif tersebutmenjanjikan perwujudan berbagai sasaran strategik non keuangan,sehingga kinerja keuangan dapat berlipat ganda.

Formulasi Pengukuran BSC

1. Perspektif Keuangan

Dalam perspektif keuangan, BSC diterapkan untuk membantutercapainya tujuan keuangan. Pengukuran kinerja keuanganmenunjukkan apakah fungsi perencanaan dan pelaksanaan daristrategi yang telah digariskan perusahaan memberikan hasil yangmaksimal. Perspektif keuangan merupakan dimensi penting danrelevan dalam menunjukkan seberapa baik kinerja perusahaan kepadapara pemegang saham, kreditur dan pihak-pihak lain yangberkepentingan.

Tujuan keuangan menggambarkan tujuan jangka panjangperusahaan. Tujuan keuangan menjadi fokus tujuan dan ukuran

Page 129: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

103Framework Intellectual Capital

disemua perspektif Scorecard lainnya. Sasaran keuangan bisa sangatberbeda di tiap-tiap tahapan dan siklus kehidupan bisnis. MenurutKaplan dan Norton, pengukuran kinerja keuangan mempertimbangkanadanya tahapan dari siklus kehidupan bisnis, yaitu:

a. Growth (Pertumbuhan)

Tahap ini adalah tahapan awal siklus kehidupan perusahaan dimanaperusahaan memiliki produk atau jasa yang secara signifikanmemiliki potensi pertumbuhan terbaik. Disini, manajemen terikatdengan komitmen untuk mengembangkan suatu produk atau jasabaru, membangun dan mengembangkan suatu produk atau jasadan fasilitas produksi, menambah kemampuan operasi,mengembangkan sistem, infrastruktur, dan jaringan distribusi yangakan mendukung hubungan global, serta membina danmengembangkan hubungan dengan pelanggan. Dalam tahappertumbuhan, perusahaan biasanya beroperasi dengan arus kasyang negatif dengan tingkat pengembalian modal yang rendah.Dengan demikian, tolok ukur kinerja yang cocok dalam tahap iniadalah misalnya, tingkat pertumbuhan pendapatan atau penjualandalam segmen pasar yang telah ditargetkan.

b. Sustain (Bertahan)

Sustain adalah tahapan kedua dimana perusahaan masihmelakukan investasi dan reinvestasi dengan mengisyaratkantingkat pengembalian terbaik. Dalam tahap ini, perusahaanmencoba mempertahankan pangsa pasar yang ada, bahkanmengembangkannya, jika mungkin. Investasi yang dilakukanumumnya diarahkan untuk menghilangkan bottleneck,mengembangkan kapasitas, dan meningkatkan perbaikanoperasional secara konsisten. Sasaran keuangan dalam tahap inidiarahkan pada besarnya tingkat pengembalian atas investasi yangdilakukan. Tolok ukur yang kerap digunakan dalam perpektif inimisalnya ROA, ROI, ROCE, EVA, dan NPM.

c. Harvest (Menuai)

Harvest adalah tahapan ketiga dimana perusahaan benar-benarmemanen atau menuai hasil investasi di tahap-tahap sebelumnya.Tidak ada lagi investasi besar, baik ekspansi maupun pembangunankemampuan baru, kecuali pengeluaran untuk pemeliharaan danperbaikan fasilitas. Sasaran keuangan adalah yang utama dalam

Page 130: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi104

tahap ini, sehingga diambil sebagai tolok ukur adalah memaksimumkanarus kas masuk dan pengurangan modal kerja.

Tujuan finansial di setiap tahapan sangat berbeda. Pada tahappertumbuhan akan menekankan pada pertumbuhan penjualan (dipasar baru, kepada pelanggan baru dan dihasilkan dari produk danjasa baru), mempertahankan tingkat pengeluaran yang memadaiuntuk mengembangkan produk baru, sistem, kapabilitas pekerjadan penetapan saluran pemasaran, penjualan dan distribusi baru.Tujuan finansial pada tahap bertahan akan bertumpu pada ukuranfinansial tradisional seperti return on capital equity, laba operasidan marjin kotor. Tujuan finansial pada tahap menuai menekankanpada arus kas. Setiap investasi harus memberikan pengembalian kasdengan cepat dan pasti. Ukuran akuntansi seperti tingkatpengembalian investasi, nilai tambah ekonomis dan pendapatanoperasi kurang relevan karena berbagai investasi besar telahdilaksanakan. Sasarannya bukan memaksimalkan tingkatpengembalian investasi tambahan kas kepada perusahaan dari seluruhinvestasi yang telah ditanamkan di masa lalu.

2. Perspektif Pelanggan

Pada perspektif pelanggan, perusahaan melakukan identifikasipelanggan dan segmen pasar yang akan dimasuki, yang kemudianmengukur kinerja berdasarkan target segmen tersebut. Segmenpasar merupakan sumber yang akan menjadi komponen penghasiltujuan finansial perusahaan. Perspektif pelanggan memungkinkanperusahaan menyelaraskan berbagai ukuran pelanggan dan segmenpasar sasaran (Kaplan dan Norton, 2001).

Suatu produk atau jasa dikatakan bernilai apabila manfaat yangditerimanya lebih tinggi dari biaya yang dikeluarkan. Dan suatuproduk atau jasa akan lebih bernilai apabila kinerjanya mendekatiatau melebihi dari apa yang diharapkannya. Dalam perspektifpelanggan, Kaplan dan Norton (2001) menjelaskan ada dua kelompokpengukuran yang terkait, yaitu (Mulyadi, 2001):

a. Costumer Core Measurement (Pengukuran Inti) memiliki beberapakomponen pengukuran yaitu:

1) Market Share, pengukuran ini mencerminkan bagianyang dikuasai perusahaan atas keseluruhan pasar yang ada.

Page 131: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

105Framework Intellectual Capital

Yang meliputi antara lain : jumlah pelanggan dan volume unitpenjualan.

2) Customer Retention, mengukur tingkat dimana perusahaandapat mempertahankan hubungan dengan pelanggan.

3) Customer Acquisition, mengukur tingkat dimana suatu unitbisnis mampu menarik pelanggan baru atau memenangkanbisnis baru.

4) Customer Satisfaction, menaksir tingkat kepuasan pelangganyang terkait dengan kriteria kineja spesifik dalam valueproposition.

5) Customer Profitability, mengukur laba bersih dari seorangpelanggan atau segmen setelah dikurangi biaya yang khususdiperlukan untuk mendukung pelanggan tersebut.

b. Customer Value Proposition (Penilaian Penunjang) merupakanpemicu kinerja yang terdapat pada core value proposition yangdidasarkan pada atribut sebagai berikut :

1) Product/Service Attributes, meliputi fungsi dari suatu produkatau jasa, harga dan kualitas. Pelanggan memiliki preferensiyang berbeda-beda atas produk yang ditawarkan. Ada yangmengutamakan fungsi dari produk, kualitas atau harga yangmurah. Perusahaan harus mengidentifikasi apa yang diinginkanpelanggan atas produk atau jasa yang ditawarkan. Selanjutnya,pengukuran kinerja ditetapkan berdasarkan hal tersebut.

2) Customer Relationship, menyangkut perasaan pelangganterhadap produk yang ditawarkan perusahaan. Perasaankonsumen ini sangat dipengaruhi oleh responsifitas dankomitmen perusahaan terhadap pelanggan berkaitan denganmasalah waktu penyampaian. Waktu merupakan komponenyang penting dalam persaingan perusahaan. Konsumenbiasanya menganggap penyelesaian order yang cepat dan tepatwaktu sebagai faktor yang penting bagi kepuasan mereka.

3) Image and Reputation, menggambarkan faktor intangibleyang menarik konsumen untuk berhubungan denganperusahaan. Membangun image dan reputasi dapat dilakukandengan melalui iklan dan menjaga kualitas seperti yangdijanjikan.

Page 132: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi106

3. Perspektif Proses Bisnis Internal

Dalam perspektif proses bisnis internal ini penentuan tolak ukurdiawali dengan identifikasi proses internal bisnis yang kritis yangharus diunggulkan oleh perusahaan. Dalam perspektif inimemungkinkan manajer untuk mengetahui seberapa baik bisnisberjalan dan apakah produk atau jasa sudah sesuai dengan spesifikasipelanggan (Yuwono et al., 2006).

Lebih lanjut Yuwono et al. (2006) menyatakan bahwa terdapatperbedaan dalam perspektif proses bisnis internal antara pendekatantradisional dan pendekatan Balanced Scorecard, yaitu:

a. Pendekatan tradisional berusaha untuk mengawasi danmemperbaiki proses bisnis yang ada sekarang. Sebaliknya BalancedScorecard melakukan pendekatan atau berusaha untuk mengenalisemua proses yang diperlukan untuk menunjang keberhasilanstrategi perusahaan, meskipun proses tersebut belum dilaksanakan.

b. Dalam pendekatan tradisional, sistem pengukuran kinerja hanyadipusatkan pada bagaimana cara menyampaikan barang/jasa.Sedangkan Balanced Scorecard, proses inovasi dimasukkan dalamperspektif proses bisnis internal.

Dalam pendekatan Balanced Scorecard pengukuran perspektifproses bisnis internal dalam sebuah organisasi secara umum dapatdibagi menjadi tiga tahap (Kaplan & Norton, 2001), yaitu:

a. Proses Inovasi

Dalam proses inovasi, unit bisnis menggali pemahaman tentangkebutuhan laten dari pelanggan dan menciptakan produk danjasa yang mereka butuhkan. Proses inovasi dalam perusahaanbiasanya dilakukan oleh bagian R & D sehingga setiap keputusanpengeluaran suatu produk ke pasar telah memenuhi syarat-syaratpemasaran dan dapat dikomersilkan (didasarkan pada kebutuhanpasar). Aktivitas R & D ini merupakan aktivitas penting dalammenentukan kesuksesan perusahaan terutama dalam jangkapanjang.

b. Proses Operasi

Proses operasi adalah proses untuk membuat dan menyampaikanproduk atau jasa. Aktivitas didalam proses operasi terbagi dalamdua bagian: 1) Proses pembuatan produk dan 2) Proses penyampaian

Page 133: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

107Framework Intellectual Capital

produk pada pelanggan. Pengukuran kinerja yang terkait dalamproses operasi dikelompokkan pada waktu, kualitas, dan biaya.

c. Proses Pelayanan Purna Jual

Proses ini merupakan jasa pelayanan pada pelanggan setelahpenjualan produk atau jasa tersebut dilakukan. Aktivitas yangterjadi dalam tahapan ini, misalnya penanganan garansi danperbaikan penanganan atas barang rusak dan yang dikembalikan,serta pemrosesan pembayaran pelanggan. Perusahaan dapatmengukur apakah upayanya dalam pelayanan purna jual ini telahmemenuhi harapan pelanggan, dengan menggunakan tolok ukuryang bersifat kualitas, biaya, dan waktu seperti yang dilakukandalam proses operasi. Untuk siklus waktu perusahaan dapatmenggunakan pengukuran waktu dari saat keluhan pelangganditerima hingga keluhan itu diselesaikan.

4. Perspektif Proses Pertumbuhan dan Pembelajaran

Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran ini bersumber darifaktor sumber daya manusia, sistem, dan prosedur organisasi yangberperan dalam pertumbuhan jangka panjang. Tujuan dari perspektifini adalah menyediakan infrastruktur dalam mendukung pencapaiandari tiga perspektif yang sudah ada. Hasil dari pengukuran ketigaperspektif sebelumnya biasanya akan menunjukkan kesenjanganyang besar antara kemampuan sumber daya manusia, sistem, danprosedur yang ada saat ini dengan yang dibutuhkan untuk mencapaikinerja yang diinginkan. Untuk memperkecil kesenjangan itu,perusahaan harus melakukan investasi di ketiga faktor tersebutuntuk mendorong perusahaan menjadi sebuah organisasi pembelajar(Yuwono, 2006).

Kaplan dan Norton (2001) menyebutkan bahwa ada tiga kategoridalam perspektif ini, yaitu:

a. Kapabilitas Pekerja

Salah satu perubahan yang paling dramatis dalam pemikiranmanajemen selama 15 tahun terakhir adalah pergeseran peranpara pekerja dituntut untuk lebih kritis dan melakukan evaluasiterhadap proses dan lingkungan, dan memberikan usulanperbaikan bagi perusahaan di masa depan. Oleh sebab itu, strategiperusahaan harus terkait dengan kemampuan pegawai. Kapabilitas

Page 134: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi108

Pekerja meliputi tingkat kepuasan kerja, tingkat perputaran parapekerja, besarnya pendapatan perusahaan per pekerja, nilaitambah per pekerja, dan tingkat pengembalian balas jasa.

b. Kapabilitas Sistem Informasi

Motivasi dan keahlian pekerja saja tidak cukup dalam menunjangpencapaian tujuan proses bisnis internal, tanpa adanya informasiyang tepat waktu, cepat dan akurat sebagai umpan balik. Dengankemampuan sistem informasi yang memadai, kebutuhan seluruhtingkatan manajemen dan pekerja atas informasi yang akurat dantepat waktu dapat dipenuhi dengan sebaik-baiknya.

c. Motivasi, Pemberdayaan dan Keselarasan

Pegawai yang memiliki informasi yang berlimpah tidak akanmemberikan kontribusi pada keberhasilan usaha, apabila merekatidak mempunyai motivasi untuk bertindak selaras dengan tujuanperusahaan atau tidak diberi kebebasan dalam pengambilankeputusan atau bertindak.

Berikut adalah beberapa formula (rumus) yang dapat digunakandalam pengukuran kinerja dengan BSC:

Perspektif Keuangan

a. Net profit margin

Net profit margin =

b. ROI (Return On Investment)

ROI =

c. Sales Growth

Sales Growth =

Perspektif Pelanggan

a. Customer Retention (retensi pelanggan)

Customer retention =

Laba Bersih

Penjualanx 100%

Laba Bersih Sesudah Pajak

Jumlah Aktiva Usahax 100%

Penj. Periode Ini - Penj. Periode Sebelumnya

Penjualan Periode Sebelumnyax 100%

Jumlah Pelanggan Lama

Jumlah Pelangganx 100%

Page 135: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

109Framework Intellectual Capital

b. Customer Acquisition (akusisi pelanggan)

Customer acquisition =

c. Number of Complains (Jumlah Komplain)

Number of complains =

d. On time delivery (ketepatan waktu)

On time delivery =

Perspektif Proses Bisnis Internal

a. Manufacturing Cycle Effectiveness (MCE)

b. Yield Rate

Yield Rate =

Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

a. Employee Turnover

Employee Turnover =

b. Employee Productivity

Employee Productivity =

c. Absenteeism

Absenteeism =

B. Value PlatformThe value platform atau disebut juga dengan intellectual capital

model (gambar 4.3) dikembangkan dalam usaha bersama yang

Jumlah Pelanggan Baru

Jumlah Pelangganx 100%

Jumlah Complain

Jumlah Pelangganx 100%

Pengiriman Tepat Waktu

Total Pengirimanx 100%

Waktu Proses

Waktu Proses + Waktu Inspeksi + Waktu Pemindahan +Waktu Penyimpanan

Actual Capacity

Maximum Capacityx 100%

Jumlah Unit Produksi

Jumlah Jam Kerja

Jumlah Absensi

Jumlah Hari Kerjax 100%

Jumlah Karyawan Yang keluar

Jumlah Karyawanx 100%

Page 136: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi110

melibatkan Edvinsson (Skandia), Onge (The Mutual Group) danPetrash (Dow Chemical). Mereka menyatakan bahwa:

Intellectual capital = human capital + organizational capital+ customer capital

Gambar 4.3 Value PlatformSumber : Petrash (1996)

Model ini menggambarkan saling keterkaitan diantara ketigatipe upata dari intellectual capital. Garis titik-titik merepresentasikanpengelolaan atas aset intelektual. Tujuannya untuk meningkatkanjumlah inter-relationship sehingga dapat memaksimalkan value space.

C. Classification of ResourcesHaanes and Lowendahl (1997) mengklasifikasikan sumberdaya

tidak berujud ke dalam competence dan relational resources(Gambar 4.4). Kompetensi adalah kemampuan untuk melakukanpekerjaan (tugas) yang diberikan. Kompetensi terdiri atas duatingkatan, yaitu individual (pengetahuan, keterampilan, bakat/kecerdasan) dan organisasional (database, teknologi, prosedur).Relational resources mengacu pada reputasi perusahaan danloyalitas klien (pelanggan).

Page 137: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

111Framework Intellectual Capital

Gambar 4.4 Classification of Resources Menurut Haanesand Lowendahl

Sumber : Haanes and Lowendahl (1997)

Pada gambar 4.5, Lowendahl (1997) menambahkan satu tahapanlebih lanjut dengan membagi kategori competence dan relationalke dalam dua subgroup, individual dan kolektif, tergantung padafokus sumberdayanya, karyawan atau organisasi.

Gambar 4.5 Classification of Resources Menurut LowendahlSumber : Lowendahl (1997)

Page 138: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi112

D. Intangible Asset MonitorModel intangible asset monitor diajukan oleh Sveiby (1997) yang

mengembangkan sebuah framework yang dibangun dari invisiblebalanced-sheet. Invisible Balance Sheet adalah sebuah usaha untukmenunjukkan pengelolaan metode praktik dan prosedur atasknow-how perusahaan untuk menyajikan sumberdaya perusahaanyang paling penting, yaitu personelnya, dengan cara yang lebihinformatif dibandingkan melalui gambar berwarna yang menarik(Sveiby, 1997). Know-how perusahaan adalah tipe khusus yangdimiliki oleh personel perusahaan dalam memberikan pelayanan.

Model ini mengklasifikasikan intellectual capital ke dalam tigakategori, yaitu (1) internal structure, (2) external structure, dan (3)individual competence. Kompetensi individu merujuk pada kapasitasorang untuk dapat melakukan sesuatu dalam berbagai situasi.Struktur internal terdiri atas budaya formal dan informal di dalamorganisasi. Termasuk dalam hal ini adalah hak paten, konsep, model,database dan sistem internal. Struktur eksternal menunjukkanhubungan antara organisasi dan lainnya, misalnya dengan pelanggan,pemasok, brand names, trademarks dan reputasi. Human capitaladalah hal penting bagi organisasi, karena tanpa manusia (karyawan)suatu organisasi tidak dapat berfungsi. Kompetensi karyawan,keterampilan, pelatihan dan pengalaman adalah seluruh elemendari kompetensi individu.

Gambar 4.6 The Intangible Asset Monitor FrameworkSumber : Sveiby (1997)

Page 139: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

113Framework Intellectual Capital

E. Skandia Value SchemeSkandia Value Scheme (gambar 4.7) dikembangkan oleh Edvinsson

pada tahun 1993. Dalam skema ini, intellectual capital dibagi kedalam structural capital dan human capital. Structural capitalmencakup customer dan organizational capital. organizationalcapital terdiri dari innovation dan process capital. Process capitalmerepresentasikan know-how (misalnya manual, praktek terbaik) didalam perusahaan. innovation adalah sesuatu yang menciptakankeberhasilan di masa depan dan mencakup aset intelektual danproperti intelektual.

Gambar 4.7 Skandia Value SchemeSumber : Edvinsson and Malone (1997)

F. Three Categories of 'Knowledge'Model selanjutnya untuk membantu memahami intellectual

capital adalah sebuah kerangka kerja yang dibangun oleh Jensen etal. (1999). Manusia (the people) merepresentasikan karyawan danmanajer di dalam organisasi. Human capital merujuk kepada apayang dapat dilakukan oleh manusia, baik secara individu maupun

Page 140: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi114

kolektif. Sistem (the system) adalah pengetahuan di dalamperusahaan yang independen dari manusia, termasuk dalam hal iniadalah hak paten, kontrak, database, teknologi informasi danproduksi. Pasar (the market) terdiri atas hubungan antara organisasidan pihak luar seperti pemasok, distributor dan pelanggan. Ketigakategori pengetahuan tersebut sangat terkait erat. Misalnya,keberhasilan teknologi baru tergantung pada kompetensi stafdan pelatihan.

Gambar 4.8 Three Categories of 'Knowledge'Sumber : Jensen et. al. (1999)

Page 141: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

115Framework Intellectual Capital

Referensi

Brennan, N., dan B. Connell. 2000. "Intellectual capital: currentissues and policy implications". Journal of Intellectual Capital,Vol. 1, No. 3, hlm: 206-240.

Edvinsson, L., dan M. S. Malone. 1997. Intellectual Capital: RealizingYour Company's True Value by Finding Its Hidden Brainpower.New York: HarperCollins.

Haanes, K., dan B. Lowendahl. 1997. "The unit of activity: towardsan alternative to the theories of the firm". Pada Strategy,Structure and Style, diedit oleh H. Thomas. Copenhagen: Wiley.

Jensen, H., H. Børsting, S. Nygaard, H. Jensen, dan E. Parum. 1999.Your knowledge - can you book it? Denmark: the DanishConfederation of Trade Unions.

Kaplan, R. S., dan D. P. Norton. 1992. "The balanced scorecard -measures that drive performance". Harvard Business Review,Vol. 70, No. 1, hlm: 71-79.

Kaplan, R. S., dan D. P. Norton. 2001. The Strategy-focusedOrganization. Boston: Harvard Business School Press.

Lowendahl, B. 1997. Strategic Management of Professional ServiceFirms. Copenhagen: Handelshojskolens Forlag.

Mulyadi. 2001. Balanced Scorecard. Jakarta: Salemba Empat.

Petrash, G. 1996. "Dow's journey to a knowledge value managementculture". European Management Journal, Vol. 14, No. 4, hlm:365-374.

Petty, R., dan J. Guthrie. 2000. "Intellectual capital literature review:measurement, reporting and management". Journal ofIntellectual Capital, Vol. 1, No. 2, hlm: 155-176.

Page 142: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi116

Pulic, A. 1998 of Conference. "Measuring the Performance ofIntellectual Potential in Knowledge Economy". Artikeldipresentasikan pada the 2nd McMaster World Congress onMeasuring and Managing Intellectual Capital, di Austria.

---. 2000. "VAIC: an accounting tool for IC management". InternationalJournal of Technology Management, Vol. 20, No. 5-8, hlm:702-714.

Roos, J., G. Roos, N. C. Dragonetti, dan L. Edvinsson. 1997. IntellectualCapital: Navigating in the New Business Landscape. Houndsmills:Macmillan Business.

Stewart, T. A. 1997. Intellectual Capital. London: Nicholas BrealeyPublishing.

Sveiby, K. E. 1997. "The "Invisible" Balance Sheet" http://www.sveiby.com. [diakses pada 19 November 2006].

Tan, H. P., D. Plowman, dan P. Hancock. 2007. "Intellectual capitaland financial returns of companies". Journal of IntellectualCapital, Vol. 8, No. 1, hlm: 76-95.

Yuwono, S., E. Sukarno, dan M. Ichsan. 2006. Petunjuk praktispenyusunan balanced scorecard : menuju organisasi yangberfokus pada strategis. Jakarta Gramedia Pustaka Utama.

Page 143: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

117Pengukuran Kinerja Intellectual Capital (IC)

117

BAB V

Pengukuran Kinerja IntellectualCapital (IC)

Sekarang ini, logika bisnis didasarkan pada pencapaian keberhasilanpertumbuhan dan penciptaan nilai (value creation) dalam jangkapanjang. Masalahnya adalah bahwa indikator tradisional tentangkeberhasilan bisnis, seperti peningkatan pendapatan, arus kas, laba,penguasaan pasar, dan kepemimpinan teknologi sesungguhnya tidakmampu menyediakan informasi apakah perusahaan benar-benartelah menciptakan nilai bagi pemilik dan pemegang saham ataubelum. Hanya ketika suatu perusahaan mampu menghasilkan sesuatuyang lebih dari sumberdaya yang diinvestasi, maka kita dapatberbicara tentang penciptaan nilai. Dalam konteks ini, kepentinganutama semua stakeholders adalah bahwa strategi bisnis diarahkanpada pencapaian tujuan tersebut - value creation - dan bahwasistem pengukuran mencerminkan kemampuan manajemen untukmencapai tujuan tersebut.

Bagaimanapun, meningkatnya tekanan dan tanggung jawabterhadap pemegang saham dan karyawan menyiratkan perhatiankepada penciptaan nilai (value creation) sebagai suatu ukuran barutentang keberhasilan bisnis (riset yang dilaksanakan di pasar modalmembuktikan bahwa terdapat suatu hubungan antara efisiensipenciptaan nilai dan nilai pasar perusahaan). Tujuan akhirnya adalah

Page 144: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi118

untuk meningkatkan kemampuan perusahaan dalam jangka panjang,yang hanya akan dapat dicapai dengan investasi pada sumberdayaintelektual (terutama pada human capital, yang merupakan faktorkunci penciptaan nilai pada bisnis modern) dan peningkatan mobilisasidari potensi internal perusahaan, terutama adalah intangible.

Premis kunci untuk penciptaan nilai perusahaan adalah bahwasemua kontribusi terhadap penciptaan nilai (value creation) namunjuga pembinasaan nilai (value destruction) dapat diukur tanpakerancuan (ambigu), yang sering kali memerlukan skema organisasidan indeks-indeks baru. Sebagai tambahan, proses perencanaan danpengambilan keputusan harus difokuskan pada upaya penciptaannilai. Untuk efektivitas pengendalian biaya, maka manajemen eksekutifperlu bersama-sama dengan manajemen puncak mengidentifikasiberbagai kemungkinan untuk terus meningkatkan efisiensi penciptaannilai. Melalui proses ini, semua potensi intelektual yang tersedia didalam perusahaan dapat dimobilisasi untuk tujuan pencapaian nilaimaksimum (baik untuk pemegang saham maupun karyawan).

Penciptaan nilai yang tidak berwujud (intangible value creation)harus mendapatkan perhatian yang cukup, karena hal ini memilikidampak yang sangat besar terhadap kinerja keseluruhan perusahaan.Sekarang ini, nilai diciptakan melalui hubungan yang kompleks antarapenawaran dan permintaan (supply and demand), dimana saat inipenawaran auh lebih besar daripada permintaan. Peter Druckermendeskripsikan aktivitas bisnis tradisional sebagai berikut: "membelidengan murah, kemudian menjual dengan harga tinggi, dan selisihnyaadalah keuntunganmu". Dalam pendekatan ini, laba adalah lebihkecil disebabkan oleh biaya: semakin kecil biaya, maka akan semakinbesar keuntungan. Inilah alasan mengapa perhatian khusus diberikanterhadap biaya-biaya selama era industri (Pulic, 1998).

Teori modern mendefinisikan aktivitas bisnis sebagai nilai tambah(value added) dan kekayaan, yang jauh lebih kompleks daripadasebelumnya. Untuk tujuan penciptaan laba, adalah pentingmembangun hubungan dengan pelanggan ke tingkatan paling tinggi.Lebih dari itu, adalah penting untuk menyadari bahwa format yangterukur/berwujud (tangible form) dari penciptaan nilai (seperti:pendapatan, nilai tambah) adalah tergantung pada format yangtidak berwujud (intangible form) dari penciptaan nilai (seperti:

Page 145: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

119Pengukuran Kinerja Intellectual Capital (IC)

peningkatan waktu dan efektivitas komunikasi, hubungan yang lebihbaik dengan pelanggan, membangun dan mempertahankan reputasi).

Kunci untuk sukses adalah dalam penciptaan sebab akibathubungan antara dua format penciptaan nilai (tangible dan intangibleform). Harus dikatakan bahwa salah satu tantangan utama bagimanajemen adalah menciptakan kondisi yang akan membukapeluang generasi sukses nilai intangible (seperti pengetahuan,layanan, pengalaman, keuntungan, kecepatan, kualitas, kesan) dantransformasinya kepada format tangible (seperti pendapatan, laba,nilai tambah, pangsa pasar, nilai pasar). Manajemen penciptaan nilaiyang sistematis didasarkan pada premis bahwa konsep ini melekatdi dalam perusahaan sebagai tujuan akhir bisnis. Penting untukdipastikan bahwa konsep ini "hidup" di semua tingkatan bisnis,pada aktivitas hari ke hari, dirangsang, dihargai, diukur dandikomunikasikan.

A. Value Added Intellectual Coefficient (VAIC™)Terbatasnya ketentuan standar akuntansi tentang IC mendorong

para ahli untuk membuat model pengukuran dan pelaporan IC. Salahsatu model yang sangat populer di berbagai negara adalah ValueAdded Intellectual Coefficient (VAIC™) yang dikembangkan oleh Pulic(1998). VAIC™ tidak mengukur IC, tetapi ia mengukur dampak daripengelolaan IC (Ulum et al., 2008). Asumsinya, jika suatu perusahaanmemiliki IC yang baik, dan dikelola dengan baik pula, maka tentu akanada dampak yang ditimbulkannya. Dampak itulah yang kemudiandiukur oleh Pulic dengan VAIC™, sehingga dengan demikian VAIC™lebih tepat disebut sebagai ukuran kinerja IC (intellectual capitalperformance/ICP) yang oleh Mavridis (2004), Kamath (2007) dan Ulum(2009b) disebut sebagai busssines performance indicator (BPI).

Akuntansi tradisional berfokus pada pengendalian biaya.Sebaliknya, Pulic (2000c) mengklaim bahwa VAIC™ fokus padapenciptaan nilai. Dia menyatakan bahwa untuk mengelola penciptaannilai kita perlu mengukurnya. Baginya, alat ukur harus memantauefisiensi sumber daya dalam menciptakan nilai. Tujuannya adalahuntuk mengembangkan metode yang dapat mengukur efisiensisumber daya bagi perusahaan yang terdaftar dan tidak terdaftarserta untuk daerah dan negara (Andriessen, 2004).

Page 146: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi120

Model value added intellectual coefficient (VAIC™) dikembangkanoleh Pulic pada tahun 1997 yang didesain untuk menyajikan informasitentang value creation efficiency dari aset berwujud (tangible asset)dan aset takberwujud (intangible assets) yang dimiliki perusahaan.VAIC™ merupakan instrumen untuk mengukur kinerja intellectualcapital perusahaan. Pendekatan ini relatif mudah dan sangat mungkinuntuk dilakukan, karena dikonstruksi dari akun-akun dalam laporankeuangan perusahaan (neraca, laba rugi).

Pulic (IBEC, 2003) menyatakan bahwa dua sumber daya kunciyang menciptakan nilai tambah di dalam perusahaan adalah capitalemployed dan IC. IC terdiri terdiri dari human capital dan structualcapital. Gambar 5.1 menjelaskan pembagian dua sumber daya kunciyang dimaksud oleh Pulic (Andriessen, 2004).

Gambar 5.1 Dua Sumber Daya yang Menciptakan Nilai TambahSumber : Andriessen (2004)

Model ini dimulai dengan kemampuan perusahaan untukmenciptakan value added (VA). Value added adalah indikator palingobjektif untuk menilai keberhasilan bisnis dan menunjukkankemampuan perusahaan dalam penciptaan nilai (value creation). VAdihitung sebagai selisih antara output dan input. VA juga dapatdihasilkan dari penjumlahan OP (laba operasi), EC (beban karyawan),D (depresiasi), dan A (amortisasi).

Output (OUT) merepresentasikan revenue dan mencakup seluruhproduk dan jasa yang dijual di pasar, sedangkan input (IN) mencakupseluruh beban yang digunakan dalam memperoleh revenue. Halpenting dalam model ini adalah bahwa beban karyawan (labourexpenses) tidak termasuk dalam IN (Tan et al., 2007). Karena peranaktifnya dalam proses value creation, intellectual potential (yangdirepresentasikan dengan labour expenses) tidak dihitung sebagai

Page 147: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

121Pengukuran Kinerja Intellectual Capital (IC)

biaya (cost) dan tidak masuk dalam komponen IN. Karena itu, aspekkunci dalam model Pulic adalah memperlakukan tenaga kerja sebagaientitas penciptaan nilai (value creating entity).

VA dipengaruhi oleh efisiensi dari Human Capital (HC) danStructural Capital (SC). Hubungan lainnya dari VA adalah capitalemployed (CE), yang dalam hal ini dilabeli dengan CEE. CEE adalahindikator untuk VA yang diciptakan oleh satu unit dari physicalcapital. Pulic (1998) mengasumsikan bahwa jika 1 unit dari CEmenghasilkan return yang lebih besar daripada perusahaan yanglain, maka berarti perusahaan tersebut lebih baik dalammemanfaatkan CE-nya. Dengan demikian, pemanfaatan CE yanglebih baik merupakan bagian dari IC perusahaan.

Hubungan selanjutnya adalah VA dan HC. 'Human Capital Efficiency'(HCE) menunjukkan berapa banyak VA dapat dihasilkan dengandana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja. Hubungan antara VAdan HC mengindikasikan kemampuan dari HC untuk menciptakannilai di dalam perusahaan. Konsisten dengan pandangan para penulisIC lainnya, Pulic berargumen bahwa total salary and wage costsadalah indikator dari HC perusahaan.

Hubungan ketiga adalah "structural capital efficiency" (SCE),yang menunjukkan kontribusi structural capital (SC) dalam penciptaannilai. SCE mengukur jumlah SC yang dibutuhkan untuk menghasilkan1 rupiah dari VA dan merupakan indikasi bagaimana keberhasilanSC dalam penciptaan nilai. SC bukanlah ukuran yang independensebagaimana HC, ia dependen terhadap value creation (Pulic, 2000a).Artinya, semakin besar kontribusi HC dalam value creation, makaakan semakin kecil kontribusi SC dalam hal tersebut. Lebih lanjutPulic menyatakan bahwa SC adalah VA dikurangi HC, hal ini telahdiverifikasi melalui penelitian empiris pada sektor industri tradisional(Pulic, 2000b).

Rasio terakhir adalah menghitung kemampuan intelektualperusahaan dengan menjumlahkan koefisien-koefisien yang telahdihitung sebelumnya. Hasil penjumlahan tersebut diformulasikandalam indikator baru yang unik, yaitu VAIC™ (Tan et al., 2007).Laing et al. (2010) memberikan ilustrasi tentang model VAIC™dengan cukup baik di gambar 5.2.

Page 148: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi122

Gambar 5.2 Formulasi VAICSumber : Laing et. al. (2010)

Keunggulan metode VAIC™ adalah karena data yang dibutuhkanrelatif mudah diperoleh dari berbagai sumber dan jenis perusahaan(Tan et al., 2007). Data yang dibutuhkan untuk menghitung berbagairasio tersebut adalah angka-angka keuangan yang standar yangumumnya tersedia dari laporan keuangan perusahaan. Alternatifpengukuran IC lainnya terbatas hanya menghasilkan indikatorkeuangan dan non-keuangan yang unik yang hanya untukmelengkapi profil suatu perusahaan secara individu. Indikator-indikator tersebut, khususnya indikator non-keuangan, tidak tersediaatau tidak tercatat oleh perusahaan yang lain. Konsekuensinya,kemampuan untuk menerapkan pengukuran IC alternatif tersebutsecara konsisten terhadap sampel yang besar dan terdiversifikasimenjadi terbatas (Firer dan Williams, 2003).

B. Extended VAIC™ ModelSetelah mengkaji sejumlah model pengukuran IC yang dihasilkan

oleh para ahli, Nazari dan Herremans (2007) menawarkan 'revisi'atas model VAIC™. Beberapa modifikasi dan perluasan yang merekausung adalah sebagai berikut:

Dalam menghitung value added (VA), Nazari dan Herremans(2007) lebih memilih untuk menggunakan rumus:

VA = OP + EC + D + A

Page 149: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

123Pengukuran Kinerja Intellectual Capital (IC)

dimana OP adalah operating profit, EC adalah employee costs, Dadalah depreciation, dan A adalah amortization.

Menurut Nazari dan Herremans (2007), structural capital (SC)terdiri dari organizational capital (OC) dan customer capital (CC).Sementara OC merupakan konstruksi dari process capital (PC) daninnovation capital (InC), sehingga dengan demikian maka:

SC = OC + CC

OC = InC + PC

SC = InC + PC + CC

Jika dalam model VAIC™ terdapat tiga komponen yaitu HCE(human capital efficiency), SCE (structural capital efficiency), danCEE (capital employed efficiency), maka dalam Extended VAIC™Model menjadi 5 komponen, yaitu: HCE, CCE (customer capitalefficiency), InCE (innovation capital efficiency), PCE (process capitalefficiency), CEE. HCE dan SCE adalah komponen utama dalamperhitungan efisiensi IC, yang dalam model VAIC™ disebut sebagaiICE (intellectual capital efficiency). Sementara CEE adalahperhitungan efisiensi dari modal fisik dan financial yang merupakan'pelengkap' dalam model Pulic.

Karena dalam VAIC SCE = SC/VA, maka dalam Extended VAIC™Model menjadi:

Untuk mengukur relational capital digunakan marketing cost,sementara biaya Research and Development (R&D) digunakan sebagaiproksi untuk innovation capital (Bosworth dan Rogers, 2001),sementara biaya pemasaran (marketing cost) dijadikan proksi untukrelational capital (RC), sehingga:

SCE =CC + InC + PC

VA

SCE = + +CC

VA

InC

VA

PC

VA

CCE = +CC

VA

Marketing Cost

VA

Page 150: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi124

Process Capital Efficiency (PCE) dihitung dengan SCE minus CCEminus InCE:

SCE = CCE + InCE + PCE

PCE = SCE - InCE - CCE

C. Modified VAIC (MVAIC)Modified VAIC (MVAIC) merupakan model pengurukuran kinerja

IC yang berbasis pada modelnya Pulic, VAIC™. Model ini diawalidengan menempatkan perhitungan VA sebagai titik awal, yaitu:

VA = OP + EC + D + A (Pulic, 2000c)

OP adalah operating profit, EC adalah employee costs, D adalahdepreciations, dan A adalah amortisations. Selain itu, VA juga bisadihitung dengan formula awal dari Pulic (2000a) yaitu VA = OUT - IN.OUT adalah total penjualan dan pendapatan lain, dan IN adalahbeban penjualan dan biaya-biaya lain kecuali beban karyawan.Selanjutnya adalah menghitung efisiensi dari IC dengan menggunakanmodel Pulic (VAIC™) yang dimodifikasi. Menurut Pulic (2004), VAIC™merupakan hasil penjumlahan dari intellectual capital efficiency (ICE)dan capital employed efficiency (CEE), sementara ICE adalah HCE(human capital efficiency) ditambah SCE (structural capital efficiency).Formula untuk menghitungnya adalah:

(Pulic, 2000c)

• HCE = Human Capital Efficiency: rasio dari VA terhadap HC.

• VA = value added

• HC = Human Capital: total salaries and wages; beban karyawan.

(Pulic, 2000c)

• SCE = Structural Capital Efficiency: rasio dari VA terhadap SC.

• SC = Structural Capital : VA-HC

• VA = value added

InCE = +InC

VA

R&D

VA

HCE =VA

HC

SCE =SC

VA

Page 151: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

125Pengukuran Kinerja Intellectual Capital (IC)

Pulic (2004) berpendapat bahwa untuk memiliki gambaran yangluas tentang efisiensi seluruh sumber daya, penting untuk mengambilmodal finansial dan modal fisik (capital employed) sebagai salahsatu pertimbangan. Efisiensi dari modal yang digunakan dapatdiperoleh dengan cara sebagai berikut:

(Pulic, 2000c)

• CEE = Capital Employed Efficiency: rasio dari VA terhadap CE.

• VA = value added

• CE = Capital Employed: nilai buku dari total aset perusahaan.

Sehingga dengan demikian, formula lengkap vari VAIC adalahsebagai berikut:

(Pulic, 2000c)

Menurut Brinker (1998), Stewart (1997), dan Draper (1998), ICterdiri dari tiga komponen, yaitu human capital, structural capital,customer capital. Sementara Sveiby (1998) menggunakan istilahexternal structure, internal structure, dan individual competenceuntuk ketiga komponen IC tersebut. Oleh karena itu, dalam MVAICini CC (dalam penelitian ini digunakan istilah RC/relational capital)ditambahkan dalam konstruksi ukuran kinerja IC. RC diproksikandengan biaya pemasaran (Nazari dan Herremans, 2007). RCE (relationalcapital efficiency) dihitung dengan formula sebagai berikut:

Secara utuh, MVAIC diformulasikan sebagai berikut:

1. MVAIC = ICE + CEE (Pulic, 2000a)

2. ICE = HCE + SCE + RCE

3. (Pulic, 2000a)

4. (Pulic, 2000a)

VAIC = + +VA

HC

SC

VA

VA

CE

CEE =VA

CE

CEE =VA

CE

HCE =VA

HC

SCE =SC

VA

Page 152: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi126

5.

6. (Pulic, 2000a)

Keterangan:

MVAIC : Modified VAIC

ICE : Intellectual Capital Efficiency

HCE : Human Capital Efficiency

SCE : Structural Capital Efficiency

RCE : Relational Capital Efficiency

CEE : Capital Employed Efficiency

VA : Value Added

HC : Human Capital; total beban karyawan, termasuk pelatihan

SC : Structural Capital; VA - HC

RC : Relational Capital; biaya pemasaran

CE : Capital Employed; nilai buku dari total aset

OP : Operating Profit

EC : Employee Costs

D : Depreciation

A : Amortisation

Gambar 5.3 Formulasi MVAICSumber : Ulum et. al. (2014)

RCE =RC

VA

CCE =VA

CE

Page 153: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

127Pengukuran Kinerja Intellectual Capital (IC)

D. Extended VAIC™ PlusExtended VAIC Plus (E-VAIC Plus) merupakan modifikasi lanjutan

dari model VAIC™ yang menempatkan taksonomi IC pada posisiyang lebih tepat (Ulum, 2014). Model ini diawali denganmenempatkan perhitungan Riahi-Belkaoui (2003) tentang ValueAdded (VA) sebagai titik awal, yaitu:

VA = W + I + DD + T + R (Riahi-Belkaoui, 2003)

W adalah wages, I adalah interest, DD adalah dividends, Tadalah tax, dan R adalah change in retained earning. VA juga bisadihitung dengan formula dari Pulic (2000c), yaitu VA = OP + EC + D+ A, dimana OP adalah operating profit, EC adalah employee costs,D adalah depreciations, dan A adalah amortisations. Selain itu, VAjuga bisa dihitung dengan formula awal dari Pulic (2000a) yaitu VA= OUT - IN. OUT adalah total penjualan dan pendapatan lain, danIN adalah beban penjualan dan biaya lain kecuali beban karyawan.

Selanjutnya adalah menghitung efisiensi dari IC denganmenggunakan model Pulic (VAIC™) yang dimodifikasi. MenurutPulic (2004), VAIC™ merupakan hasil penjumlahan dari intellectualcapital efficiency (ICE) dan capital employed efficiency (CEE),sementara ICE adalah HCE (human capital efficiency) ditambah SCE(structural capital efficiency). Formula untuk menghitungnya adalah:

(Pulic, 2000a)

• HCE = Human Capital Efficiency: rasio dari VA terhadap HC.

• VA = value added

• HC = Human Capital: total salaries and wages; beban karyawan.

(Pulic, 2000a)

• SCE = Structural Capital Efficiency: rasio dari VA terhadap SC.

• SC = Structural Capital : VA-HC

• VA = value added

Pulic (2004) berpendapat bahwa untuk memiliki gambaran yangluas tentang efisiensi seluruh sumber daya, penting untuk mengambil

HCE =VA

HC

SCE =SC

VA

Page 154: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi128

modal finansial dan modal fisik (capital employed) sebagai salahsatu pertimbangan. Efisiensi dari modal yang digunakan dapatdiperoleh dengan cara sebagai berikut:

(Pulic, 2000a)

• CEE = Capital Employed Efficiency: rasio dari VA terhadap CE.

• VA = value added

• CE = Capital Employed: nilai buku dari total aset perusahaan.

Sehingga dengan demikian, formula lengkap vari VAIC adalahsebagai berikut:

(Pulic, 2000a)

Menurut hasil studi Nazari dan Herremans (2007), SC terdiri dariorganizational capital (OC) dan relational capital (CC), sementaraorganisational capital merupakan konstruksi dari process capital (PC)dan innovation capital (InC).

SC = CC + OC (Nazari dan Herremans, 2007)

OC = InC + PC (Nazari dan Herremans, 2007)

Sehingga:

SC = CC + InC + PC (Nazari dan Herremans, 2007)

Menurut Brinker (1998), Stewart (1997), dan Draper (1998), CCbukanlah bagian dari SC. CC merupakan salah satu dari tigakomponen pembentuk IC, yaitu human capital, structural capital,customer capital. Sementara Sveiby (1998) menggunakan istilahexternal structure, internal structure, dan individual competenceuntuk ketiga komponen IC tersebut. Oleh karena itu, dalam E-VAICPlus ini CC (yang dalam penelitian ini digunakan istilah RC)ditempatkan sebagai komponen tersendiri, dan bukan merupakanbagian dari SC sebagaimana taksonominya Nazari dan Herremans(2007), sehingga dengan demikian, maka:

SC = InC + PC

CCE =VA

CE

VAIC = + +VA

HC

SC

VA

VA

CE

Page 155: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

129Pengukuran Kinerja Intellectual Capital (IC)

Menurut model VAIC™, SCE dihitung dengan rumus SC/VA.Penempatan SC sebagai pembilang dan VA sebagai penyebut dalampersamaan ini - berbeda dengan ketika menghitung HCE dan CEEyang menempatkan VA sebagai pembilang - karena dalam modelVAIC™, Pulic (2000a) menggunakan hasil dari VA - HC sebagaiukuran dari SC. Oleh karena SC = VA - HC, maka SCE = SC/VA. JikaSCE dibuat = VA/SC, maka hasilnya menjadi tidak rasional karena ituartinya efisiensi dari SC akan tinggi hanya jika efisiensi dari HC rendah.

InC/VA adalah ukuran dari innovation capital efisiensi (InCE),sementara PC/VA adalah ukuran dari process capital efficiency (PCE).Sehingga formula SCE dapat disajikan sebagai berikut:

SCE = InCE + PCE

Sementara RCE (relational capital efficiency) yang dalamExtended VAIC™ model-nya Nazari dan Herremans (2007) dianggapsebagai bagian dari SC, dalam E-VAIC Plus ini diletakkan sebagaiukuran tersendiri:

Untuk mengukur relational capital digunakan marketing cost,sementara biaya Research and Development (R&D) digunakan sebagaiproksi untuk innovation capital (Bosworth dan Rogers, 2001),sedangkan beban depresiasi dan amortisasi digunakan sebagai proksiuntuk process capital. Secara utuh, E-VAIC Plus diformulasikan:

Gambar 5.4 Formulasi E-VAIC PlusSumber : Ulum (2014)

SCE = +InC

VA

PC

VA

RCE =RC

VA

Page 156: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi130

7. E-VAIC Plus = ICE + CEE (konsisten dengan model dasarnya Pulic,2000);

8. ICE = HCE + SCE + RCE

9. SCE = InCE + PCE

10. (Pulic, 2000)

11. (modifikasi dari Nazari dan Herremans, 2007)

12. (modifikasi dari Nazari dan Herremans, 2007)

13.

14. (Pulic, 2000)

Keterangan:

E-VAIC Plus : Extended VAIC Plus

ICE : Intellectual Capital Efficiency

HCE : Human Capital Efficiency

SCE : Structural Capital Efficiency

RCE : Relational Capital Efficiency

CEE : Capital Employed Efficiency

InCE : Innovation Capital Efficiency

PCE : Process Capital Efficiency

VA : Value Added

HC : Human Capital; total pengeluaran untuk karyawan

InC : Innovation Capital; biaya R&D

PC : Process Capital; biaya penyusutan dan amortisasi

RC : Relational Capital; biaya pemasaran

CE : Capital Employed; nilai buku dari total 16ndic.

HCE =VA

HC

PCE =PC

VA

RCE =RC

VA

CEE =VA

CE

InCE =InC

VA

Page 157: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

131Pengukuran Kinerja Intellectual Capital (IC)

E. iB-VAICVAIC™ dikonstruksi oleh Pulic (1999) untuk menilai kinerja IC

pada perusahaan konvensional (private sector, profit motive, nonsyariah). Akun-akun yang digunakan dalam menghitung kinerja ICdengan VAIC™ adalah akun-akun yang lazim pada perusahaankonvensional. Sejauh ini, belum ada indikator (sejenis VAIC™) yangdapat digunakan untuk menilai kinerja IC perbankan syariah.Sementara di Indonesia, perkembangan perbankan syariah cukupsignifikan. Sepanjang tahun 2010 perbankan syariah tumbuh denganvolume usaha yang tinggi yaitu sebesar 43,99% (yoy) meningkatdibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu sebesar26,55% (yoy) dengan pertumbuhan dana yang dihimpun maupunpembiayaan yang juga indikator tinggi dibandingkan periodeyang sama tahun 2009. Dari sisi kelembagaan, jumlah bank yangmelakukan kegiatan usaha syariah meningkat seiring denganmunculnya pemain-pemain baru. Sampai akhir 2010, terdapat 10Bank Umum Syariah (BUS) dan 23 unit usaha syariah (UUS).

Model penilaian kinerja IC untuk perbankan syariah ini (iB-VAIC- dibaca Islamic banking VAIC) penting sebagai modifikasi darimodel yang telah ada, yaitu Value Added Intellectual Coefficient -VAIC™. VAIC™ didesain untuk mengukur kinerja IC perusahaan-perusahaan dengan jenis transaksi yang umum. Sementara perbankansyariah memiliki jenis transaksinya sendiri yang relatif berbeda dariperbankan umum/konvensional.

Model pengukuran kinerja IC untuk perbankan syariah (iB-VAIC)ini menjadi penting setidaknya karena dua alasan (Ulum, 2013):

• Pertama, industri perbankan merupakan salah satu dari 4 industriyang merupakan IC intencive industry sector (Firer dan Williams,2003). Selain itu, dari aspek intelektual, secara keseluruhankaryawan di sektor perbankan lebih homogen dibandingkandengan sektor ekonomi lainnya (Kubo dan Saka, 2002).

• Kedua,hasil penelitian di berbagai negara (termasuk di Indonesia)menunjukkan bahwa IC memiliki peran dalam menggerakkan nilaiperusahaan (firm's value). IC berpengaruh positif terhadap kinerjakeuangan perusahaan - yang merupakan ukuran jangka pendekdan yang paling mudah dilihat, baik pada masa kini maupundi masa yang akan datang. Artinya, IC dapat pula digunakan

Page 158: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi132

dalam memprediksi kinerja keuangan perusahaan (lihat misalnya:Firer dan Williams, 2003; Chen et al., 2005; Tan et al., 2007; Ulum,2008, 2009a).

iB-VAIC dikonstruksi oleh Ulum (2013) dengan berdasarkan padaakun-akun laporan keuangan bank syari'ah di Indonesia, tahapannyaadalah sebagai berikut:

1. Menghitung Value Added (VA)

Tahap pertama dengan menghitung iB-Value Added (iB-VA).IB-VA dihitung dengan menggunakan cara yaitu sebagai berikut:

iB-VA = OUT - IN

Keterangan:

OUT (Output) : Total pendapatan, diperoleh dari:

a. Pendapatan bersih kegiatan syariah = pendapatan operasi utamakegiatan syariah + pendapatan operasi lainnya - hak pihak ketigaatas bagi hasil dan syirkah temporer.

Pendapatan operasi utama kegiatan syariah

1) Pendapatan penyaluran dana

a) Dari pihak ketiga bukan bank

- Pendapatan dari jual beli (pendapatan marjin murabahah)

- Pendapatan bersih salam parallel

- Pendapatan bersih istishna parallel

- Pendapatan sewa ijarah

- Pendapatan pendapatan bagi hasil musyarakah

- Pendapatan bagi hasil mudharabah

- Pendapatan dari penyertaan

- Lainnya

b) Dari Bank Indonesia

- Bonus SBIS

- Lainnya

c) Dari bank-bank lain di Indonesia

- Bonus dari bank syariah lain

Page 159: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

133Pengukuran Kinerja Intellectual Capital (IC)

i. Pendapatan bagi hasil mudharabah

ii. Tabungan mudharabah

iii. Deposito mudharabah

iv. Sertifikat investasi mudharabah antar bank

v. Lainnya

2) Pendapatan operasi lainnya

a) Jasa investasi terikat (mudharabah muqayyadah)

b) Jasa layanan

c) Pendapatan dari transaksi valuta asing

d) Koreksi PPAP

e) Koreksi penyisihan penghapusan transaksi rekeningAdministrasi

f) Lainnya

3) Hak pihak ketiga atas bagi hasil syirkah temporer

a) Pihak ketiga bukan bank

- Tabungan mudharabah

- Deposito mudharabah

- Lainnya

b) Bank Indonesia

- FPJP syariah

- Lainnya

c) Bank-bank lain di Indonesia dan di luar Indonesia

- Tabungan mudharabah

- Deposito mudharabah

- Sertifikat investasi mudharabah antar bank

- Lainnya

b. Pendapatan non operasional

IN (input) : Beban usaha/operasional dan beban non operasionalkecuali beban kepegawaian/karyawan

Beban usaha/operasional kecuali beban kepegawaian

1) Beban penyisihan kerugian asset produktif-bersih

2) Beban estimasi kerugian komitmen dan kontijensi

Page 160: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi134

3) Beban operasi lainnya

a) Beban bonus titipan wadiah

b) Beban administrasi dan umum

c) Beban penurunan nilai surat nerharga

d) Beban transaksi valuta asing

e) Beban promosi

f) Beban lainnya

Value added (iB-VA) juga dapat dihitung dari akun-akun perusahaansebagai berikut:

iB-VA= OP + EC + D + A

Keterangan:

OP : operating profit (laba operasi/laba usaha)

EC : employee costs (beban karyawan)

D : depreciation (depresiasi)

A : amortization (amortisasi)

2. Menghitung Value Added Capital Employed (iB-VACA)

Tahap kedua dengan menghitung Value Added CapitalEmployed (iB-VACA). iB-VACA adalah indikator untuk iB-VA yangdiciptakan oleh satu unit dari human capital. Rasio ini menunjukkankontibusi yang dibuat oleh setiap unit dari CE terhadap valueadded perusahaan.

Keterangan:

iB-VACA : Value Added Capital Employed : rasio dari iB-VA terhadap CE

iB-VA : value added

CE : Capital Employment : dana yang tersedia (ekuitas, lababersih)

3. Menghitung Value Added Human Capital (iB-VAHU)iB-VAHU menunjukkan berapa banyak iB-VA dapat dihasilkan

dengan dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja. Rasio ini

iB-VACA =VA

CE

Page 161: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

135Pengukuran Kinerja Intellectual Capital (IC)

menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap rupiah yangdiinvestasikan dalam HC terhadap value added organisasi.

Keterangan:

iB-VAHU : Value added Human Capital : rasio dari iB-VA terhadap HC

iB-VA : Value added

HC : Human capital : beban karyawan

4. Menghitung Structural Capital Value Added (iB-STVA)

Rasio ini mengukur jumlah SC yang dibutuhkan untukmenghasilkan satu rupiah dari iB-VA dan merupakan indikasibagaimana keberhasilan SC dalam penciptaan nilai.

Keterangan:

STVA : Structural Capital Value Added : rasio dari SC terhadap IB-VA

SC : Structural capital : IB-VA - HC

IB-VA : Value Added

5. Menghitung Value Added Intellectual Coefficient (iB-VAIC™)

IB-VAIC™ mengindikasikan kemampuan intelektual organisasiyang dapat juga dianggap sebagai BPI (Business PerformanceIndikator). iB-VAIC™ merupakan penjumlahan dari tiga komponensebelumnya, yaitu iB-VACA, iB-VAHU, dan iB-STVA.

iB-VAIC™ = iB-VACA + IB-VAHU + iB-STVA

iB-VAIC yang dirumuskan dalam penelitian ini dapat digunakanuntuk mengukur kinerja IC perbankan syariah di Indonesia.Perhitungan yang berbasis pada akun-akun dalam laporan keungantradisional ini akan dengan mudah dapat dilakukan dan dapatmemberikan gambaran tentang kinerja IC yang dimiliki olehperbankan syariah.

iB-VAHU =VA

HC

iB-STVA =SC

VA

Page 162: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi136

Untuk dapat dilakukan pemeringkatan terhadap sejumlahperbankan, hasil perhitungan iB-VAIC (untuk selanjutnya dapatdisebut BPI) dapat diranking berdasarkan skor yang dimiliki. Sejauhini, belum ada standar tentang skor kinerja IC tersebut, namunpenelitian Ulum (2008) telah merumuskan untuk memberikankategori dari hasil perhitungan VAIC, yaitu:

a. Top performers - skor VAICTM di atas 3,00

b. Good performers - skor VAICTM antara 2,0 sampai 2,99

c. Common performers - skor VAICTM antara 1,5 sampai 1,99

d. Bad performers - skor VAICTM di bawah 1,5

Page 163: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

137Pengukuran Kinerja Intellectual Capital (IC)

Referensi

Andriessen, D. 2004. Making sense of intellectual capital : designinga method for the valuation of intangibles. Jordan Hill, Oxford,UK: Elsevier, Inc.

Bosworth, D., dan M. Rogers. 2001. "Market value, R&D and intellectualproperty: an empirical analysis of large Australian firms".Economic Record, Vol. 77, No. 239, hlm: 323-337.

Brinker, B. 1998. "Intellectual capital: Tomorrow's asset, today'schallenge" http://www.cpavision.org/vision/wpaper05b.cfm.[diakses pada 15 December 2006].

Chen, M. C., S. J. Cheng, dan Y. Hwang. 2005. "An empiricalinvestigation of the relationship between intellectual capitaland firms' market value and financial performance". Journalof Intellectual Capital, Vol. 6, No. 2, hlm: 159-176.

Draper, T. 1998. "Measuring intellectual capital: Formula for disaster"http://www.drapervc.com/Hoover.html. [diakses November 2007].

Firer, S., dan S. M. Williams. 2003. "Intellectual capital andtraditional measures of corporate performance". Journal ofIntellectual Capital, Vol. 4, No. , hlm: 348-360.

IBEC. 2003. Intellectual capital: efficiency in Croatian economy.London: IBEC.

Kamath, G. B. 2007. "The intellectual capital performance of Indianbanking sector". Journal of Intellectual Capital, Vol. 8, No. 1,hlm: 96-123.

Kubo, I., dan A. Saka. 2002. "An inquairy into the motivationsof knowledge workers in the Japanese financial industry".Journal of Knowledge Management, Vol. 6, No. 3, hlm: 262-271.

Page 164: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi138

Laing, G., J. Dunn, dan S. Hughes-Lucas. 2010. "Applying the VAIC™model to Australian Hotels". Journal of Intellectual Capital,Vol. 11, No. 3, hlm: 269-274.

Mavridis, D. G. 2004. "The intellectual capital performance of theJapanese banking sector". Journal of Intellectual Capital, Vol.5, No. 3, hlm: 92-115.

Nazari, J. A., dan I. M. Herremans. 2007. "Extended VAIC modelmeasuring intellectual capital components". Journal ofIntellectual Capital, Vol. 8, No. 4, hlm: 595-609.

Pulic, A. 1998 of Conference. "Measuring the Performance of Intel-lectual Potential in Knowledge Economy". Artikeldipresentasikan pada the 2nd McMaster World Congress onMeasuring and Managing Intellectual Capital, di Austria.

---. 2000a. "Basic information on VAIC™" www.vaic-on.net. [diaksespada 20 December 2000].

---. 2000b. "MVA and VAIC™ Analysis of randomly selected companiesfrom FTSE 250". Unpublished Paper. Austrian IntellectualCapital Research Center, Graz - London.

---. 2000c. "VAIC: an accounting tool for IC management".International Journal of Technology Management, Vol. 20,No. 5-8, hlm: 702-714.

---. 2004. "Intellectual capital - does it create or destroy value?".Measuring Business Excellence, Vol. 8, No. 1, hlm: 62-68.

Riahi-Belkaoui, A. 2003. "Intellectual capital and firm performanceof US multinational firms: A study of the resource-based andstakeholder views". Journal of Intellectual Capital, Vol. 4, No.2, hlm: 215-226.

Stewart, T. A. 1997. Intellectual Capital. London: Nicholas BrealeyPublishing.

Sveiby, K. E. 1998. Measuring Intangibles and Intellectual Capital -An Emerging First Standard. Queensland: Queensland Universityof Technology.

Tan, H. P., D. Plowman, dan P. Hancock. 2007. "Intellectual capitaland financial returns of companies". Journal of IntellectualCapital, Vol. 8, No. 1, hlm: 76-95.

Page 165: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

139Pengukuran Kinerja Intellectual Capital (IC)

Ulum, I. 2008. "Intellectual capital and financial return of listedIndonesian banking sector". Artikel dipresentasikan padaInternational Research Seminar and Exhibition, di Malang, EastJava.

---. 2009a. "Intellectual capital dan kinerja keuangan perusahaan;sebuah perspektif sektor perbankan Indonesia". JurnalHumaniora, Vol. 6, No. 2, hlm.

---. 2009b. "Intellectual Capital Performance Sektor Perbankan diIndonesia". Jurnal Akuntansi dan Keuangan (terakreditasi dikti),Vol. 10, No. 2, hlm: 77-84.

---. 2013. "iB-VAIC: Model Pengukuran Kinerja Intellectual CapitalPerbankan Syariah di Indonesia". Inferensi (Terakreditasi Dikti),Vol. 7, No. 1, hlm: 183-204.

---. 2014. "Extended VAIC Plus (EVAIC+); a Comprehensive MeasurementModel of Intellectual Capital Performance". Artikeldipresentasikan pada 1st International Conference on FutureBusiness Environment and Innovation, di Malang.

Ulum, I., I. Ghozali, dan A. Chariri. 2008. "Intellectual capital dankinerja keuangan perusahaan; sebuah analisis denganpendekatan partial least squares.". Artikel dipresentasikan padaSimposium Nasional Akuntansi XI, di Universitas Tanjung Pura,Pontianak.

Ulum, I., I. Ghozali, dan A. Purwanto. 2014. "Intellectual CapitalPerformance of Indonesian Banking Sector: A Modified VAIC(M-VAIC) Perspective". Asian Journal of Finance & Accounting,Vol. 6, No. 6, hlm: 103-123.

Page 166: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi140

Page 167: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

141Framework Pengungkapan Modal Intelektual

141

BAB VI

Framework Pengungkapan ModalIntelektual

Sejak tahun 2000an, para akademisi dan praktisi mulai fokus padapersoalan pengungkapan IC (intellectual capital disclosure - ICD)perusahaan di dalam laporan tahunannya (lihat misalnya: Guthrieet al., 1999; Guthrie dan Petty, 2000; Goh dan Lim, 2004). Definisidisclosure IC telah diperdebatkan dengan sengit diantara para ahlidalam berbagai literatur.

Guthrie dan Petty (2000) tidak menawarkan definisi disclosure ICsecara eksplisit, namun mereka menyinggung adanya fakta bahwasaat ini disclosure IC memberikan kemanfaatan yang lebih besardibanding di masa lalu. Terutama bagi sektor yang mempunyaikarakteristik industri dominan yang kemudian mengalami perubahan,seperti dari sektor manufaktur berubah menjadi high technology,finansial dan jasa asuransi.

Bukh et al. (2001), Petty dan Guthrie (2000) dan Mourtisen etal. (2005) mengidentifikasi bahwa literatur IC dalam akuntansiterutama membahas pelaporan eksternal. Hal ini dapat dipahamikarena memang pasar modal menginginkan lebih banyak informasiyang dapat diandalkan terkait dengan sumber daya pengetahuanyang dimiliki oleh perusahaan, dan pengungkapan IC akanmengurangi biaya transaksi dan ketidakpastian diantara pihak-

Page 168: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi142

pihak terkait (Tayles et al., 2007). Lebih lanjut, Bukh (2003)menyatakan bahwa pengungkapan perusahaan tentang IC menjadibagian dari kerangka proses penciptaan nilai (value creation) dalamperusahaan.

Kebanyakan literatur mengenai IC di berbagai negara, berfokuspada pengungkapan IC dalam laporan tahunan perusahaan (Guthriedan Petty, 2000; Goh dan Lim, 2004). Beberapa studi mengenaiupaya untuk menjelaskan perbedaan tingkat pengungkapan IC dalamlaporan tahunan (Brennan, 2001; April et al., 2003; Ulum, 2011),namun tidak banyak yang menggunakan uji statistik (Williams,2001; Bontis, 2002; Bozzolan et al., 2003). Tingkat pengungkapan ICumumnya dinilai menggunakan content analysis atas laporan tahunandari sejumlah kecil sampel (perusahaan).

Mouritsen et al. (2001) menyatakan bahwa IC disclosure dalamsuatu laporan keuangan sebagai suatu cara untuk mengungkapkanbahwa laporan tersebut menggambarkan aktifitas perusahaan yangkredibel, terpadu (kohesif) serta "true and fair". Mereka merujukpada laporan IC yang menunjukkan bahwa banyak dari literaturpengungkapan IC berdasar pada analisis tekstual atas laporankeuangan. Sangat sedikit perusahaan yang membuat laporan ICsecara terpisah.

Lebih lanjut, Mouritsen et al. (2001) menyatakan bahwa disclosureIC dikomunikasikan untuk stakeholder intern dan ekstern yaitudengan mengkombinasikan laporan berbentuk angka, visualisasidan naratif yang bertujuan sebagai penciptaan nilai. Bukh et al.(2001) juga menegaskan hal senada, bahwa laporan IC dalamprakteknya, mengandung informasi finansial dan non-finansial yangberagam seperti perputaran karyawan, kepuasan kerja, in-servicetraining, kepuasan pelanggan, ketepatan pasokan, dan sebaginya.

Pengungkapan informasi IC (ICD) dalam laporan tahunanperusahaan merupakan sinyal kepada (calon) investor tentang asettakberwujud yang dimiliki oleh perusahaan. Spence (1973)mendefinisikan sinyal sebagai suatu kegiatan atau atribut yang,dengan sengaja ataupun tidak, mengubah keyakinan ataumenyampaikan informasi kepada orang lain. Sinyal adalah bentukkomunikasi yang kredibel yang mentransmisikan informasi daripenjual kepada pembeli (Spence, 2002).

Page 169: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

143Framework Pengungkapan Modal Intelektual

Teori pensinyalan (signalling theory) memberikan dasar untukmemprediksi bagaimana pasar saham akan bereaksi (Bergh danGibbons, 2011). Teori pensinyalan menyarankan agar perusahaandengan kualitas tinggi harus memberikan sinyal keunggulan merekakepada pasar (An et al., 2011). Ada sejumlah sarana bagi perusahaanuntuk memberikan sinyal informasi tentang diri mereka sendiri,pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) informasi akuntansipositif (misalnya tentang IC) dianggap sebagai salah satu yangpaling efektif (Xiao et al., 2004; García-Meca et al., 2005).

Secara khusus, ICD bisa menjadi sarana yang sangat efektif bagiperusahaan untuk memberikan sinyal keunggulan kualitas karenapentingnya IC untuk penciptaan kekayaan masa depan (Guthrie danPetty, 2000). Terutama bagi perusahaan dengan basis IC yang kuat,ICD bisa membedakan mereka dari perusahaan berkualitas rendahlainnya (An et al., 2011). Sinyal dari atribut IC bisa membawa banyakmanfaat bagi perusahaan, seperti meningkatkan citra perusahaan,menarik investor potensial, menurunkan biaya modal, penurunanvolatilitas saham, menciptakan pemahaman produk atau jasa, danyang lebih penting meningkatkan hubungan dengan berbagaipemangku kepentingan (Vergauwen, 2005; Singh dan Van-der-Zahn,2008). Pengungkapan sukarela informasi IC lazimnya dilakukanmelalui media laporan tahunan perusahaan, atau melalui prospektusIPO (initial public offering)1.

Sejalan dengan hal tersebut, Badan Pengawas Pasar Modal danLembaga Keuangan (Bapepam-LK) telah menerbitkan PeraturanNomor X.K.6 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor:Kep-431/BL/20122 tentang Penyampaian Laporan Tahunan Emitenatau Perusahaan Publik tertanggal 1 Agustus 2012. Penyempurnaan

1 IPO adalah penjualan pertama saham umum sebuah perusahaan kepadainvestor umum. Menurut UU No.8 Tahun 1995, IPO adalah kegiatan penawaranefek yang dilakukan oleh emiten untuk menjual efek kepada masyarakatberdasarkan tatacara yang diatur dalam undang-undang Pasar Modal danperaturan pelaksanaannya.

2 Penerbitan peraturan ini mencabut Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor:KEP-134/BL/2006 tanggal 7 Desember 2006, Keputusan Ketua Bapepam dan LKNomor: KEP-40/BL/2007 tanggal 30 Maret 2007, dan Keputusan Ketua BapepamNomor: Kep-38/PM/1996 tentang Laporan Tahunan.

Page 170: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi144

Peraturan tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kualitasketerbukaan informasi dalam laporan tahunan Emiten danPerusahaan Publik sebagai sumber informasi penting bagi pemegangsaham dan masyarakat dalam membuat keputusan investasi. Dalamperaturan tersebut antara lain diatur mengenai kewajibanpenyampaian, bentuk, dan isi laporan tahunan. Menurut peraturanini, Emiten atau Perusahaan Publik yang pernyataan pendaftarannyatelah menjadi efektif wajib menyampaikan laporan tahunan kepadaBapepam dan LK paling lama 4 (empat) bulan setelah tahun bukuberakhir. Laporan tahunan wajib dimuat dalam laman (website)Emiten atau Perusahaan Publik bersamaan dengan disampaikanlaporan tahunan tersebut kepada Bapepam dan LK, dan websitetersebut harus bisa diakses.

Melalui media inilah (laporan tahunan), perusahaan dapatmenyajikan informasi yang lebih 'kaya' tentang aset takberwujud.Peraturan Bapepam-LK secara eksplisit menyebutkan bahwaperusahaan harus memberikan informasi tentang jumlah karyawandan deskripsi pengembangan kompetensinya, misalnya, aspekpendidikan dan pelatihan karyawan yang telah dilakukan. Informasiini merupakan refleksi dari aspek human capital.

Selain itu, dalam laporan tahunan perusahaan juga harus dijelaskantentang kode etik, sistem pelaporan pelanggaran, dan corporategovernance. Topik-topik tersebut merupakan informasi yang terkaitdengan structural capital perusahaan. Sementara informasi tentangpelanggan, jaringan distribusi, dan strategi pemasaran merupakanaspek dari relational capital (Bontis et al., 2000).

Dari aspek regulasi, setidaknya terdapat enam UU di Indonesiayang mengatur tentang komponen-komponen IC, yaitu UU No.30/2000 tentang rahasia dagang, UU No. 31/2000 tentang desainindustri, UU No. 32/2000 tentang desain tata letak sirkuit terpadu,UU No. 14/2001 tentang paten, UU No. 15/2001 tentang merkdagang, dan UU No. 19/2002 tentang hak cipta. Meskipun tidaksecara eksplisit disebutkan sebagai IC, namun setidaknya IC telahmendapatkan perhatian dalam berbagai regulasi tersebut.

Pengungkapan IC telah menjadi suatu bentuk komunikasi baruyang mengendalikan "kontrak" antara manajemen dan pekerja. Haltersebut, memungkinkan manajer untuk membuat strategi-strategi

Page 171: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

145Framework Pengungkapan Modal Intelektual

untuk memenuhi ekspektasi stakeholder seperti investor, dan untukmeyakinkan stakeholder atas keunggulan atau manfaat kebijakanperusahaan (Ulum, 2009).

A. Framework 2424 item komponen IC kali pertama diperkenalkan oleh Sveiby

(1997) dan IFAC (1998).

Tabel 6.1 Komponen ICD 24 Item

Sumber : Sveiby (1997); IFAC (1998); Guthrie dkk. (1999)

Model ini telah digunakan dalam sejumlah penelitian tentangICD (misalnya: Sveiby, 1997; IFAC, 1998; Guthrie et al., 1999; Guthrie& Petty, 2000; Brennan, 2001; Bozzolan et al., 2003; Goh & Lim, 2004).

1. Studi Miller et al. (1999)

Penelitian ini dilakukan untuk mengeksplorasi isu-isu terkaitpengukuran dan pelaporan IC pada empat (4) kelompok perusahaandi Kanada; 2 perusahaan dalam kategori capital-intensive firms, 1perusahaan teknologi tinggi (high technology), dan 1 institusipendidikan tinggi. Studi ini menguji persepsi para manajer padaperusahaan-perusahaan tersebut tentang (a) potensi dan pentingnyaindikator-indikator IC, (b) hambatan-hambatan yang mereka hadapidalam pengembangan dan penerapannya, (c) peluang untukmelaporkan IC secara internal dan eksternal, dan (d) kemampuanuntuk membandingkan indikator-indikator tersebut antarperusahaan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Internal structures(organisational capital)

1. Patens

2. Copyrights

3. Trademarks

4. Management philosophy

5. Corporate culture

6. Management process

7. Information systems

8. Networking systems

9. Financial relations

External structures(customer capital)

10.Brands

11.Customers

12.Customer loyalty

13.Company names

14.Distribution channels

15.Business collaborrations

16.Licensing agreements

17.Favourable contracts

18.Franchising agreements

Employee competence(human capital)

19.Know-how

20.Education21.Vocational

qualifivation

22.Work-relatedknowledge

23.Work-relatedcompetences

24.Entrepreneurialspirit

Page 172: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi146

mail survey dengan instrumen kuesioner dan dua focus groupdiscussion untuk memperoleh data.

a. Kuesioner

Pengembangan kuesioner merupakan proses kolaboratif yangdiawali dengan review atas daftar indikator IC yang dipulikasikanoleh IFAC (1998). Indikator-indikator tersebut dibagi dalam tigakelompok: human capital, organizational capital, dan customer andrelational capital. Pengkategorian ini mirip dengan yang digunakanoleh Sveiby (1997) yang mengklasifikasikan intangible assets dalamtiga jenis: Employee Competence, Internal Structure, dan ExternalStructure. Dalam kuesioner ini, istilah "structural" digunakan untukmenggantikan "organizational" dan istilah "customer" digunakansebagai pengganti "customer and relational".

b. Hasil

Note: dalam pembahasan hasil berikut, akan digunakansingkatan-singkatan berikut yang merujuk pada nama perusahaan.

MRC - Institution of Higher Education

CDC - High-Tech Firm

PCP - Petroleum Exploration & Production Firm

Enbridge - Energy Delivery Firm

2. Preferensi Kategori IC

a. Human Capital

Tingkat kesepakatan tertinggi tentang pentingnya kategori ICtertuju pada indikator human capital. Hal ini dibuktikan dengan 3perhitungan statistik, yaitu: (1) jarak yang paling kecil diantara rata-rata perusahaan dalam kategori tertentu (lihat tabel 6.2); (2) nilaistandar deviasi terendah; dan (lihat tabel 6.3); (3) luasnya persepsipara responden tentang pentingnya indikator-indikator IC secaraindividual (lihat tabel 6.4).

Tingginya tingkat konsensus diantara empat perusahaan terkaitdengan pentingnya indikator human capital menunjukkan bahwapara manajer cenderung untuk segera memahami pentingnya elemenhuman capital di dalam organisasi mereka. Simpelnya, keempat

Page 173: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

147Framework Pengungkapan Modal Intelektual

perusahaan mengakui bahwa aset mereka yang paling berhargaadalah orang-orang di dalam perusahaan mereka, pengetahuanmereka, keterampilan, dan pengalaman yang mereka representasikan(lihat gambar 6.1).

Tabel 6.2 Tingkat Pentingnya Masing-masing Kategori IC yangDipersepsi Perusahaan Sampel

Tabel 6.3 Statistik Deskriptif

Gambar 6.1 Persepsi Perusahaan Tentang PentingnyaMasing-masing Kategori IC

Human Capital Customer Capital Structural Capital

MRCCDCEnbridgePCP

3.793.603.623.55

3.823.583.732.89

2.783.122.762.62

0.24 0.93 0.50

# of Responses Aggregate Mean Standard Deviation

HumanCustomerStructual

209619042245

3.633.472.80

1.101.351.42

Page 174: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi148

Dalam kategori human capital, semua perusahaan menyatakanbahwa Leadership Skills adalah indikator yang paling penting.Hasil ini secara partial harus dipahami sebagai fakta bahwa targetsampel dalam penelitian ini terdiri dari para manajer yang mungkinmenghabiskan sebagian besar waktunya dalam peran kepemimpinan(leadership).

b. Structural Capital

Para manajer di setiap perusahaan merasa bahwa indikatorstructural capital tidak cukup penting diantara 3 kategori indikator(lihat gambar 6.2 dan 6.3).

Gambar 6.2: Tingkat Kepentingan Masing-masing KategoriIC yang Dipersepsi Oleh Perusahaan Sampel

Rendahnya rating structural capital mungkin sebagiandiantaranya karena konstruksi kuesioner, dimana para manajerditanya tentang indikator-indikator khusus yang dikelompokkan kedalam kategori-kategori yang memiliki ciri tersendiri. Tabel 6.4mendeskripsikan persepsi para manajer terkait dengan indikatorstructural capital.

Page 175: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

149Framework Pengungkapan Modal Intelektual

Gambar 6.3: Tingkat Kepentingan Masing-masing KategoriIC Secara Keseluruhan

Tabel 6.4 Deskriptif Statistik Indikator-indikator StructuralCapital yang Dipersepsi Oleh Perusahaan Sampel

Page 176: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi150

c. Customer Capital

CDC, MRC, dan Enbridge menempatkan indikator-indikator customercapital sebagai sesuatu yang penting. Sementara PCP menganggapkategori customer capital lebih rendah dibandingkan tiga perusahaanyang lain. PCP tetap lebih menempatkan indikator customer satisfactiondan growth in business volume lebih penting dibandingkan yanglain. Tabel 6.5 mendeskripsikan persepsi para manajer terkait denganindikator customer capital.

Tabel 6.5 Deskriptif Statistik Indikator-indikator CustomerCapital yang Dipersepsi Oleh Perusahaan Sampel

Tabel 6.6 Penggunaan Indikator-indikator IC Oleh Masing-masing Perusahaan Sampel

Page 177: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

151Framework Pengungkapan Modal Intelektual

Semua perusahaan mengakui penggunaan indikator customercapital baik untuk meningkatkan pangsa pasar produk maupununtuk memenangkan persaingan. MRC dan CDC juga menggunakanindikator customer capital untuk mempengaruhi kebijakanpemerintah (lihat tabel 6.6).

3. Studi Goh dan Lim (2004)

Tujuan penelitian ini adalah terutama untuk menemukan berapabanyak informasi tentang IC yang diungkapkan di dalam laporantahunan perusahaan-perusahaan di Malaysia. Penelitian inimenggunakan 20 perusahaan yang memiliki laba tertinggi di bursaeffek Malaysia (tabel 6.7).

Penelitian ini mengadopsi metode yang digunakan oleh Guthrieand Petty (2000), yakni menggunakan content analysis yangdilakukan terhadap laporan tahunan periode 2001. Frameworkyang digunakan adalah sebagaimana yang dibangun oleh Sveiby(1997) yang terdiri dari 24 atribut, yang mengelompokkan IC kedalam tiga kategori, yaitu:

a. Internal capital. Meliputi intellectual property (seperti: paten,copyright, trademark) dan aset-aset infrastruktur (seperti: filosofimanajemen, budaya organisasi, proses manajemen, sisteminformasi, sistem jaringan, dan relasi keuangan). Jumlah totalatribut untuk kategori ini adalah 9.

b. External capital. Meliputi brand recognition, pelanggan, loyalitaspelanggan, nama perusahaan, jalur distribusi, kolaborasi bisnis,perjanjian lisensi, kontrak-kontrak yang menguntungkan, danperjanjian franchise. Jumlah total atribut untuk kategori inijuga 9.

c. Employee competence. Meliputi know-how, pendidikan, kualifikasivocational, pengetahuan tersebut terkait pekerjaan (work-relatedknowledge), work-related competency dan spirit kewirausahaan.Jumlah total atribut untuk kategori ini adalah 6

Metode yang digunakan adalah: jika suatu atribut diungkapkandi dalam sebuah laporan tahunan, maka diberi skor 1, dan jika tidakdiungkapkan diberi skor 0.

Page 178: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi152

Tabel 6.7 Profil Perusahaan-perusahaan Sampel

a. Hasil

Gambar 6.4 menunjukkan temuan penelitian ini terkait dengankategori-kategori IC. 41% IC yang diungkapkan adalah tentangexternal capital, 36.6% tentang internal capital, yang dibagi dalamdua kelompok: intellectual property: 1.4% dan infrastructure assets:35.2%. Sisanya, 21.9% adalah tentang employee competence.

Page 179: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

153Framework Pengungkapan Modal Intelektual

Gambar 6.4 Jumlah (Prosentase) Pengungkapan Masing-masing Komponen IC Oleh Perusahaan Sampel

Tabel 6.8 menjelaskan jumlah pengungkapan atribut IC di masing-masing kategori. Ada 3 atribut yang diungkapkan oleh semua perusahaan(100%): filosofi manajemen, budaya organisasi, dan spirit kewirausahaan.

Tabel 6.8 Jumlah Pengungkapan Atribut-atribut IC OlehPerusahaan Sampel

Page 180: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi154

Berikut adalah beberapa contoh pengungkapan komponen ICdi dalam laporan tahunan perusahaan:

Telekom Malaysia tentang patent, copyright and trademark.

In year 2001, TM R&D has submitted applications for IntellectualProperty Rights registrations for its products, namely patent (24),copyright (8), trademark (6) and industrial design (2) (TelekomMalaysia Berhad 2001 Annual Report p. 135).

Public Bank Berhad tentang management philosophy:

"Doing It Right For You" encapsulates the caring principlesunderlying Public Bank's wisdom and conduct towards the bank'sshareholders, customers, employees and the community its serves.(Public Bank Berhad 2001 Annual Report, back cover page)

Malayan Banking Berhad tentang IT:

The branch network was further rationalised following theintegration of the IT infrastructure, and in all a total of 60additional branches have been added to the network bringingthe Group total to 441 branches nationwide. (Malayan BankingBerhad 2001 Annual report p. 24).

4. Studi Guthrie et al. (2006)

James Guthrie, Richard Petty, dan Federica Ricceri melakukankajian yang bertujuan menginvestigasi pelaporan sukarela IC olehperusahaan di Australia dan Hong Kong, dan mengevaluasi dampakukuran, industri, dan umur terhadap tingkat pengungkapan IC.

a. Desain/metodologi/pendekatan

Studi ini adalah kajian empiris yang dilakukan dalam 2 tingkatan.Tingkatan pertama adalah sebuah kajian eksploratif tentangpengungkapan IC oleh 20 perusahaan publik terbesar di Australiapada tahun 1998. Tingkatan kedua, menggunakan data tahun 2002,menguji pengungkapan atribut-atribut IC oleh 50 perusahaan publikdi Australia dan 100 perusahaan publik di Hong Kong. Analisis isi(content analysis) digunakan untuk perolehan data.

Untuk tujuan analisis, kerangka kerja IC yang dipresentasikanoleh Sveiby (1997) dimodifikasi untuk memperoleh konvergensiyang lebih baik dengan item-item yang biasanya dilaporkan olehperusahaan-perusahaan di Australia. Tabel 6.9 menyajikan elemen-elemen IC yang dipilih dalam studi ini.

Page 181: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

155Framework Pengungkapan Modal Intelektual

Tabel 6.9 Elemen-elemen IC yang Dipilih dalam Studi

Penelitian ini menginvestigasi jumlah total pengungkapan IColeh masing-masing perusahaan sample. Pengungkapan dalam halini dianalisis sebagai berikut:

1) Tingkat pengungkapan berdasarkan masing-masing atribut;

2) Tingkat pengungkapan berdasarkan kategori (internal structure,external structure, employee competence); dan

3) Tingkat keseluruhan pengungkapan oleh semua perusahaansampel.

b. Temuan

Tingkat pengungkapan informasi IC ditemukan cukup rencahdan dalam kategori kualitatif, bukan kuantitatif, baik di Australiamaupun Hong Kong. Tingkat pengungkapan secara positifberhubungan dengan ukuran perusahaan. Temuan ini konsistendengan beberapa kajian terdahulu tentang pengungkapan sukarela(voluntary disclosure).

Page 182: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi156

Tabel 6.10 Descriptive Statistics Atas Sampel PerusahaanAustralia dan Hong Kong Tahun 2002

Temuan Berdasarkan Kategori Pelaporan

Timbulnya pelaporan berdasarkan kategori IC (internal, external,dan human capital) di Australia juga diuji, untuk menentukanapakah pengungkapan tersebut terfokus pada kategori tertentudari IC. Gambar 6.5 menunjukkan temuan tentang pelaporan kategoriIC pada tahun 2002 pada data perusahaan Australia.

Gambar 6.5 Pelaporan Kategori IC - Australia

Gambar 6.6 Pelaporan Kategori IC - Hong Kong

Kategori internal capital dan external capital terhitung palingbanyak dilaporkan (90%). Sebaliknya, kategori human capital hanyasedikit dilaporkan (10%). Temuan ini agak sedikit berbeda dengan

Page 183: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

157Framework Pengungkapan Modal Intelektual

temuan tahun 1998 ketika menggunakan sampel 20 perusahaan terkemukadi Australia (Guthrie dan Petty, 2000). Hal ini juga berbeda dengantemuan untuk data tahun 2002 perusahaan Hong Kong (gambar 6.6).

Table 6.11 The Two IC Elements Most Disclosed per IC Category

Tabel 6.12 Frekuensi Pelaporan Elemen-elemen IC - Australia

Memperhatikan pelaporan IC berdasarkan kategori, ditemukanbahwa kategori internal capital, elemen "filosofi manajemen" dan

Item

Internal capitalIntellectual propertyManagement philosophyCorporate cultureManagement processesInformation/networking systemsFinancial relations

External capitalBrandsCustomersCustomer satisfactionCompany namesDistribution channelsBusiness collaborationsLicensing agreements

Human capitalEmployeesEducationTrainingWork-related knowledgeEntrepreneurial spirit

Frekuensi pelaporan

6523325777213657

761143104147812825740

164763243724

No.

1

2

3

Page 184: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi158

"proses manajemen" terhitung lebih dari 70% dilaporkan. Dalamkategori external capital, "kolaborasi bisnis" dan "brand" terhitungdilaporkan lebih dari 50%. Sedangkan dalam kategori humancapital, elemen "karyawan" dan "work related knowledge" terhitungdilaporkan hampir 70% (tabel 6.11).

Temuan untuk Masing-masing Elemen

Studi ini juga mencakup pengujian tentang pelaporan IC untukmasing-masing elemen. Tabel 6.12 mengilustrasikan pelaporanelemen-elemen IC secara khusus. Berdasarkan tabel 6.12 terlihatbahwa terdapat dua elemen yang selalu diungkapkan, yaitu"kolaborasi bisnis" dengan partner lain dan "filosofi manajemen"(frekuensi pelaporan = 257)

Faktor Ukuran Perusahaan Australia dan Hong Kong Tahun 2002

Descriptive statistics untuk data perusahaan Australia dan HongKong disajikan pada tabel 6.13 dan 6.14. tabel 6.13 menunjukkanbahwa, rata-rata, perusahaan-perusahaan besar di Australia memilikitingkat pengungkapan lebih besar (mean = 37.7) daripada perusahaan-perusahaan kecil (mean = 25.4).

Tabel 6.13 Deskriptif Statisktik Atas Ukuran Perusahaan Tahun2002 - Australia

Tabel 6.14 menunjukkan bahwa rata-rata, perusahaan-perusahaanbesar di Hong Kong menyajikan hal yang sama dengan perusahaanAustralia. Artinya, perusahaan-perusahaan besar mengungkapkanlebih banyak (mean = 14.6) dari pada perusahaan-perusahaan kecil(mean = 11.8).

Tabel 6.14 Deskriptif Statisktik Atas Ukuran Perusahaan Tahun2002 - Hong Kong

Page 185: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

159Framework Pengungkapan Modal Intelektual

B. Framework 5858 item komponen IC merupakan perluasan dari 24 item. Jumlah

ini dikembangkan dan kali pertama digunakan dalam penelitiantentang ICD oleh Abdolmohammadi (2005).

Tabel 6.15 Komponen ICD 58 Item

Sumber : Abdolmohammadi (2005)

Brand (n = 5).

1. Brand2. Brand recognition3. Brand development4. Goodwill5. Trademark

Competence (n = 11).

6. Intelligence7. Knowledge8. Know-how9. Education10. Competence11. Motivation12. Expertise13. Intangible skills14. Brain power15. Specialist16. Training

Corporate culture (n = 4).

17. Corporate culture18. Management philosophy19. Leadership20. Communication

Customer base (n =8).

21. Customersatisfaction

22. Customerrecognition

23. Customer loyalty24. Customer base25. Customer retention26. Customer service27. Customer support28. Market share

Information technology (n =7)

29. Information technology30. Network31. Computer software32. Operating systems33. Electronic data interchange34. Telecommunication35. Infrastructure

Intellectual property (n = 7)

36. Intellectual property37. Patents38. Copyright39. Soft assets40. Intangibles41. Licensing agreement42. Franchising agreement

Partnership (n = 2).

43. Partnership44. Joint venture

Personnel (n = 7).

45. Human resource46. Employee satisfaction47. Personnel48. Employee retention49. Flextime50. Telecommuting51. Empowerment

Proprietary process (n = 6)

52. Innovation53. Innovative54. Proprietary process55. Trade secrets56. Methodologies57. Value added

R&D (n = 1)

58. R&D

Page 186: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi160

1. Studi Abdolmohammadi (2005)

Studi ini memiliki tiga bertujuan. Pertama, untuk mengeksplorasiliteratur tentang IC dan mengembangkan suatu kerangka kerjatentang ketegori dan komponen-komponen IC. Kerangka kerja inilebih rinci dibandingkan dengan beberapa kerangka kerja yangtelah disajikan dalam beberapa literatur. Kedua, menganalisispengungkapan komponen-komponen IC dalam laporan tahunanperusahaan-perusahaan yang masuk dalam Fortune 500. Secarakhusus, studi ini menyajikan bukti tentang praktik pengungkapan ICdalam laporan tahunan perusahaan selama lima (5) tahun. Selainitu, studi ini juga menunjukkan perbedaan pengungkapan komponenIC antara perusahaan yang masuk kategori "new" dan "old" economy.

Perusahaan yang dikategorikan dalam sektor ekonomi "baru"adalah perusahaan komputer, software, elektronik, dan industrisemikonduktor. Sementara perusahaan-perusahaan dalam industriperbankan, sepeda motor, suku cadang pesawat terbang, bahankimia, minyak tanah dan gas alam, nonferrous metal, dan farmasimasuk dalam sektor ekonomi "lama".

a. Hipotesis

H1 : Pengungkapan komponen-komponen IC mengalami peningkatanselama lima tahun pengamatan, 1993-1997.

H2b : Terdapat perbedaan signifikan antara sektor ekonomi "baru"dan "lama" dalam hal pengungkapan komponen-komponenIC di dalam laporan tahunan perusahaan.

b. Desain/Metode

Komponen IC digunakan sebagai unit analisis untuk melakukananalisis konten (content analysis) atas laporan tahunan 58 perusahaanyang termasuk dalam Fortune 500 selama lima tahun, 1993-1997.Logaritma dari kapitalisasi pasar perusahaan i pada tahun t (LogMCit

)digunakan sebagai variabel dependen dalam model regresi berikut:

LogMCit = α0 + α1ICD

it + α2LogBV

it + α2ROADiff

it + ε

Dimana ICD adalah frekuensi pengungkapan IC, LogBV adalahlogaritma dari perbedaan antara total aset dan total hutang, danROADiff adalah perbedaan antara nilai ROA suatu perusahaan danROA rata-rata industrinya.

Page 187: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

161Framework Pengungkapan Modal Intelektual

Komponen-komponen IC yang digunakan dalam studi ini adalahsebagai berikut (diurutkan berdasarkan urutan alfabetik):

1) Brand (n = 5). "Brand", "Brand recognition", "Brand development","Goodwill", dan "Trademark".

2) Competence (n = 11). "Intelligence", "Knowledge", "Know-how","Education", "Competence", "Motivation", "Expertise", "Intangibleskills", "Brain power", "Specialist", dan "Training".

3) Corporate culture (n = 4). "Corporate culture", "Managementphilosophy", "Leadership", dan "Communication".

4) Customer base (n = 8). "Customer satisfaction", "Customer recognition","Customer loyalty", "Customer base", "Customer retention","Customer service" "Customer support", dan "Market share".

5) Information technology (n = 7). "Information technology", "Network","Computer software", "Operating systems", "Electronic datainterchange", "Telecommunication", dan "Infrastructure".

6) Intellectual property (n = 7). "Intellectual property", "Patents","Copyright", "Soft assets", "Intangibles", "Licensing agreement",dan "Franchising agreement".

7) Partnership (n = 2). "Partnership" dan "Joint venture".

8) Personnel (n = 7). "Human resource", "Employee satisfaction","Personnel", "Employee retention", "Flextime", "Telecommuting","Empowerment", dan "People".

9) Proprietary process (n = 6). "Innovation", "Innovative", "Proprietaryprocess", "Trade secrets", "Methodologies", dan "Value added".

10) R&D (n = 1).

c. Temuan

Frekuensi pengungkapan informasi tentang "brand" dan"proprietary processes" meningkat selama periode pengamatan.Temuan studi ini juga menunjukkan bahwa terdapat perbedaansignifikan dalam pengungkapan IC antara perusahaan yang masukkategori sektor ekonomi "baru" dan "lama". Perusahaan dalam sektorekonomi "lama" lebih banyak mengungkapkan kategori "brand" dan"partnership" dibandingkan sektor ekonomi "baru", sementara untukkategori "information technology" dan "intellectual property", lebihbanyak diungkapkan oleh perusahaan dalam sektor ekonomi "baru".

Page 188: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi162

Terakhir, temuan studi ini menunjukkan bahwa pengungkapan ICberpengaruh signifikan terhadap kapitalisasi pasar perusahaan.

Tabel 6.16 Frekuensi Pengungkapan IC

Perubahan Selama Tahun 1993-1997 (H1)

Untuk menguji hipotesis bahwa pengungkapan IC mengalamipeningkatan selama tahun 1990-an, dilakukan analisis varian untukmasing-masing kategori IC dan investigasi perubahan frekuensipengungkapan IC yang muncul selama tahun 1993-1997. Hasilnyadisajikan dalam tabel 6.17.

Tabel 6.17 Mean dan Standar Deviasi Kategori IC yangDiungkapkan Berdasarkan Tahun

Sektor Ekonomi "Old" vs "New" (H2b)

Perbedaan jenis industri sebagaimana telah didiskusikan di atasmengindikasikan adanya variasi yang signifikan dalam pengungkapan

Page 189: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

163Framework Pengungkapan Modal Intelektual

IC antar industri, namun mereka tidak menyajikan pola yang jelas.Perbedaan antara sektor ekonomi "new" dan "old" dianalisismenggunakan two-sample t-test. Hasilnya disajikan dalam tabel6.18.

Tabel 6.18 Ringkasan Tentang Pengaruh Jenis Industri

2. Studi Boedi (2008)

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukanoleh Abdolmohammadi (2005) dengan mengambil konteksperusahaan publik di Indonesia. Hipotesis yang diajukan adalahsebagai berikut:

H1a : Terdapat hubungan antara jenis industri dengan jumlahpengungkapan komponen IC dalam laporan tahunan.

H1b : Terdapat perbedaan yang signifikan antara sektor industri'baru' dan 'lama' berkaitan dengan pengungkapan komponenIC dalam laporan tahunan perusahaan

Indikator-indikator yang digunakan sebagai ukuran untuk melihatpengungkapan komponen IC ditunjukkan dalam tabel berikut:

Tabel 6.19 Definisi Komponen Pengungkapan Intellectual Capital

Penjelasan

Nama, logo yang menggambarkan ciri khasproduk yang dibuatPengakuan merkPerkembangan merkAktiva tetap non-keuangan yang tak mempunyaiwujud fisik tetapi dapat diidentifikasiMerek dagang

Komponen

1. Merk

2. Brand recognition3. Brand development4. Goodwill

5. Trademark

Kategori

Merk

Page 190: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi164

Tabel 6.19 Lanjutan

PenjelasanKomponenKategori

Kemampuan mengaplikasikan pengetahuanyang dimilikiBerkaitan dengan pengetahuan yg dialihkandlm bahasa formal, sistematik atau potensinilai yg dimiliki pegawaiBagaimana pengetahuan yang dimilikiSuatu status/strata yang melekat padapegawai yang diperoleh secara formalKualitas yang dimiliki oleh pegawaiProses yang berperan pada intensitas, arahdan lamanya berlangsung upaya individuke arah pencapaian sasaranKetrampilan yang dimiliki oleh pegawaiuntuk aktifitas perusahaanKeahlian yang tak berwujudDaya pikirKeahlian khusus pada suatu bidang tertentuProgram yang dibuat perusahaan agarpegawai tetap menjaga kompetensinya

Sistem makna bersama yang dianut olehanggota yang bekerja dalam perusahaanKeinginan dan upaya untuk meningkatkanmanajemenFungsi yang mencakup memotivasikaryawan, memilih jalur komunikasi efektifdan menyelesaikan konflik-konflikSuatu proses penyampaian pesan (ide,gagasan) dari satu pihak kepada pihak lainagar terjadi saling mempengaruhi diantarakeduanya

Suatu reaksi positip atas pelayanan yangdiperoleh atau barang yang dipergunakannyaSuatu umpan balik dari konsumen terhadapproduk atau jasa yang dipergunakanSuatu kesetiaan pelanggan terhadap produkatau jasa yang dipergunakanSuatu keinginan yang akan diperolehsetelah memenuhi kewajibanUsaha yang dilakukan perusahaan untukkonsumen tetap mempergunakan barangatau jasa nya

1. Kecerdasan

2. Knowledge

3. Know how4. Pendidikan

5. Kompetensi6. Motivasi

7. Keahlian

8. Intangible skills9. Brain power10. Spesialisasi11. Pelatihan

1. Budayaperusahaan

2. FilosofiManajemen

3. Kepemimpinan

4. Komunikasi

1. Kepuasankonsumen

2. Pengakuankonsumen

3. Loyalitaskonsumen

4. Hak konsumen

5. Mempertahan-kan konsumen

Kompetensi

Budayaperusahaan

Konsumen

Page 191: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

165Framework Pengungkapan Modal Intelektual

Tabel 6.19 Lanjutan

PenjelasanKomponenKategori

Usaha perusahaan yang dikerjakan untukmemenuhi kepentingan konsumen

Dukungan terhadap konsumenPangsa pasar

Informasi yang dikaitkan dengan jaringantelekomunikasiMerupakan hubungan antar kelompok yangterkait & terintegrasi dalam bidang tertentuKomputer yang memuat program instruksiyang dipergunakan untuk melengkapi tugasKumpulan program-program komputer yangmerupakan bagian penghubung perangkatlunak antara pemakai dan perangkat kerasSuatu sistem pertukaran dokumen bisniskomputer ke komputer melalui jaringankomunikasiKomunikasi dengan menggunakan alatdalam jarak jauhPrasarana penunjang yang dimiliki

Kekayaan intellectual

Hak PatenHak eksklusif bagi pencipta atau penerimahak untuk mengumumkan atau memperba-nyak ciptaannya atau memberikan izinuntuk itu dengan tidak mengurangipembatasan-pembatasan menurut peraturanperundang-undangan yang berlaku.Nilai aset yang dimiliki perusahaanTidak berwujudKesepakatan Pemberian Surat Ijin

Kesepakatan untuk melakukan franchising

Perjanjian pekerjaanPerjanjian dengan entitas lain yangmenghasilkan suatu produk dimana entitaslain tidak dapat memproduksinya secaraindividu

6. Pelayanan jasaterhadapkonsumen

7. Customer support8. Market share

1. Teknologiinformasi

2. Jaringan

3. ComputerSoftware

4. Sistempengoperasian

5. Pergantian datasecara elektronis

6. Telekomunikasi

7. Infrastruktur

1. IntellectualProperty

2. Patents3. Hak Cipta

4. Aset perusahaan5. Intangibles6. Licensing

agreement7. Franchising

agreement

1. Rekanan2. Joint Venture

Teknologiinformasi

IntellectualProperty

Partnership

Page 192: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi166

Tabel 6.19 Lanjutan

Sumber : Boedi (2008)

Secara umum, hasil pengujian terhadap H1a penelitian ini relatifsama dengan temuan Abdolmohammadi (2005) untuk kasusperusahaan publik di Amerika Serikat. Persamaan yang dimaksudadalah bahwa (1) hampir sebagian besar kategori pengungkapan ICantar jenis industri memiliki pengaruh signifikan terhadappengungkapan IC, dan (2) bahwa dilihat mean tertinggi pada setiapkategori IC semua tidak didominasi oleh jenis indutri tertentu dalampengungkapan IC, jadi tidak ada pola tertentu dalam pengungkapanantara jenis industri dengan pengungkapan IC. Temuan Abdolmohammadi

PenjelasanKomponenKategori

Karyawan yang bekerja pada perusahaan

Sikap umum individu terhadap pekerjaannya

Karyawan yang bekerja di perusahaanKonsumen yang kembali

Program yang didesain oleh perusahaanuntuk mempertahankan pegawai yangberkualitas namun membutuhkan jadwalkerja yang fleksibelKaryawan melakukan pekerjaannya dirumah pada computer yg disambungkan kekantornyaMemberikan tanggungjawab kepadakaryawan atas apa yang mereka kerjakan

Ide baru yang diterapkan untuk memprakarsaidan memperbaiki produk, proses atau jasaUsaha yang dilakukan oleh perusahaan dalammendorong pegawai memiliki kreatifitas kerjaSuatu cara untuk memberikan produkberupa barang dan jasaRumus atau formula yang dimiliki olehperusahaanCara/metode yang dipergunakanNilai lebih dibandingkan perusahaan lain

Usaha terus-menerus untuk meneliti sanmencari produk/jasa baru

1. Sumber dayamanusia

2. KepuasanPegawai

3. Personil4. Employee

retention5. Fleksibilitas

waktu

6. Telecommuting

7. Pemberdayaan

1. Inovasi

2. Inovatif

3. Proseskepemilikan

4. Rahasia dagang

5. Metode lainnya6. Nilai tambah

R & D

Personil

Proseskepemilikan

R & D

Page 193: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

167Framework Pengungkapan Modal Intelektual

(2005) menunjukkan bahwa kategori Personil dan Proses Kepemilikanmenunjukkan hasil tidak signifikan dalam frekuensi pengungkapanIC antar jenis industri.

Value added terbesar yang dimiliki perusahaan dihasilkan dalampengungkapan IC pada sektor industri baru yang berbasispengetahuan lebih banyak mengungkapkan IC daripada industrilama. Artinya, perusahaan industri baru lebih intensif mengungkapkanIC untuk kepentingan publik atau para stakeholders daripada industrilama. Pengungkapan IC yang sifatnya voluntary ini merupakan salahsatu untuk menciptakan nilai bagi perusahaan. Dari sisi shareholder,kondisi ini jelas menguntungkan karena menunjukkan kemampuanmanajemen mengelola organisasi untuk kepentingan stakeholders.

C. Framework 7878 item komponen IC merupakan perluasan dari 24 item. Jumlah

ini dikembangkan dan kali pertama digunakan dalam penelitiantentang ICD oleh Bukh et al. (2005) - pembahasan tentang penelitianini disajikan di Bab IX tentang Anteseden ICD. 78 item IC tersebutadalah sebagai berikut:

a. Employees (n = 27)

1. Staff breakdown by age

2. Staff breakdown by seniority

3. Staff breakdown by gender

4. Staff breakdown by nationality

5. Staff breakdown by department

6. Staff breakdown by job function

7. Staff breakdown by level of education

8. Rate of staff turnover

9. Comments on changes in number of employees

10. Staff health and safety

11. Absence

12. Staff interview

13. Statements of policy on competence development

14. Description of competence development program and activities

Page 194: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi168

15. Education and training expenses

16. Education and training expenses/number of employees

17. Employee expenses/number of employees

18. Recruitment policies

19. HRM department, division or function

20. Job rotation opportunities

21. Career opportunities

22. Remuneration and incentive systems

23. Pensions

24. Insurance policies

25. Statements of dependence on key personnel

26. Revenues/employee

27. Value added/employee

b. Customers (n = 14)

28. Number of customers

29. Sales breakdown by customer

30. Annual sales per segment or product

31. Average customer size

32. Dependence on key customers

33. Description of customer involvement

34. Description of customer relations

35. Education/training of customers

36. Customers/employees

37. Value added per customer or segment

38. Market share (%)

39. Relative market share

40. Market share, breakdown by country/segment/product

41. Repurchase

c. IT (n = 5)

42. Description and reason for investments in IT

43. IT systems

44. Software assets

Page 195: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

169Framework Pengungkapan Modal Intelektual

45. Description of IT facilities

46. IT expenses

d. Processes (n = 8)

47. Information and communication within the company

48. Efforts related to the working environment

49. Working from home

50. Internal sharing of knowledge and information

51. External sharing of knowledge and information

52. Measure of internal or external failures

53. Fringe benefits and company social programs

54. Environmental approvals and statements/policies

e. Research and development (n = 9)

55. Statements of policy, strategy and/or objectives of R&D activities

56. R&D expenses

57. R&D expenses/sales

58. R&D invested in basic research

59. R&D invested in product design/development

60. Future prospects regarding R&D

61. Details of company patents

62. Number of patents and licenses etc.

63. Patents pending

f. Strategic statements (n = 15)

64. Description of new production technology

65. Statements of corporate quality performance

66. Strategic alliances

67. Objectives and reason for strategic alliances

68. Comments on the effects of the strategic alliances

69. Description of the network of suppliers and distributors

70. Statements of image and brand

71. Corporate culture statements

72. Best practice

73. Organizational structure

Page 196: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi170

74. Utilisation of energy, raw materials and other input goods

75. Investment in the environment

76. Description of community involvement

77. Information on corporate social responsibility and objective

78. Description of employee contracts/contractual issues

1. Studi Bukh et al. (2005)

Per Nicolaj Bukh, Christian Nielsen, Peter Gormsen, dan JanMouritsen melakukan kajian tentang pengungkapan informasi ICdalam prospektus IPO (initial public offering) perusahaan-peruhahaandi Denmark. Tujuan kajian ini adalah untuk menguji manakahinformasi tentang IC yang diungkapkan di dalam prospektusIPO perusahaan di Denmark. Lebih lanjut, kajian ini juga melihatbagaimana perubahan pengungkapan sukarela (voluntarydisclosure) tentang IC ini selama periode 1999 sampai 2001, danuntuk menganalisis faktor-faktor apakah yang dapat menjelaskanjumlah pengungkapan di dalam prospektus.

a. Desain/Metode

Penelitian ini menggunakan content analysis untuk mengukurpengungkapan IC di dalam masing-masing prospektus dan analisisLuasnya pengungkapan dikuantifikasi sebagai prosentase dariitem-item informasi yang ditemukan di dalam prospektus. Dengankata lain, prospektus IPO diberi poin 1 jika item indeks yangditetapkan ditemukan di dalam prospektus, dan jika tidakditemukan maka tidak ada poin. Formula yang digunakan adalahsebagai berikut:

Dimana di mengekspresikan itemi dengan nilai 1 jika itemi

ditemukan di dalam prospektus IPO, dan 0 jika tidak ditemukan. Mmengekspresikan jumlah maksimum informasi yang ada di dalamprospektus, yaitu 78 item. Tabel 6.20 adalah rincian item-item yangdibagi dalam 6 kategori dan menyajikan informasi tentang jumlahitem di masing-masing ketegori. Sedangkan tabel 6.21 menunjukkanseluruh item di dalam indeks pengungkapan (disclosure index).

Score = x 100%(Σ di/M)m

i=1

Page 197: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

171Framework Pengungkapan Modal Intelektual

Tabel 6.20 The Disclosure Index (78 items)

Tabel 6.21 The Disclosure Index

Kategori Items

EmployeesCustomerITProcessResearch and developmentStrategic statements

2714589

15

Page 198: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi172

Tabel 6.21 Lanjutan

Page 199: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

173Framework Pengungkapan Modal Intelektual

Tabel 6.21 Lanjutan

b. Temuan

Berdasarkan analisis statistik dapat disimpulkan bahwa keberadaankepemilikan manajerial sebelum IPO dan jenis industri berpengaruhterhadap jumlah pengungkapan voluntary tentang IC, sementara ukurandan umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan.

Tabel 6.23 menunjukkan jumlah total informasi yang mengalamipeningkatan selama periode pengamatan di semua kategori IC.Peningkatan ini khususnya didominasi oleh kategori karyawan,pernyataan strategik, dan R&D.

Page 200: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi174

Tabel 6.22 Descriptive Statistics

Tabel 6.23 Rata-rata Jumlah Item yang Diungkapkan dalamProspektus Tiap Tahun

D. ICD-IndonesiaICD-In (Intellectual Capital Disclosure Indonesia) dikembangkan

oleh Ulum (2015). ICD-In adalah jumlah pengungkapan informasitentang IC yang disajikan dalam laporan tahunan perusahaan. ICD-Inadalah hasil modifikasi skema yang dibangun oleh Guthrie et al. (1999)- yang merupakan pengembangan dari definisi IC yang ditawarkanoleh Sveiby (1997) - yang juga digunakan oleh Brennan (2001). Modifikasidilakukan dengan menambahkan beberapa item yang diatur dalamKeputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep-431/BL/2012 tentangPenyampaian Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik. Dalamskema ini, IC dikelompokkan dalam 3 kategori yang terdiri dari 36 item- 3 kategori dan 36 item yang dimaksud adalah sebagai berikut:kategori human capital 8 item; structural capital 15 item; dan relationalcapital 13 item -, 15 diantaranya adalah item modifikasi, diberikode (M). Berikut ini adalah daftar komponen IC dalam frameworkICD-In yang digunakan dalam penelitian ini:

Page 201: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

175Framework Pengungkapan Modal Intelektual

a. Kategori Human Capital

1. Jumlah karyawan (M)

2. Level Pendidikan

3. Kualifikasi karyawan

4. Pengetahuan karyawan

5. Kompetensi karyawan

6. Pendidikan & pelatihan (M)

7. Jenis pelatihan terkait (M)

8. Turnover karyawan (M)

b. Kategori Structural Capital

9. Visi misi (M)

10. Kode etik (M)

11. Hak paten

12. Hak cipta

13. Trademarks

14. Filosofi managemen

15. Budaya organisasi

16. Proses manajemen

17. Sistem informasi

18. Sistem jaringan

19. Corporate governance (M)

20. Sistem pelaporan pelanggaran (M)

21. Analisis kinerja keuangan komprehensif (M)

22. Kemampuan membayar utang (M)

23. Struktur permodalan (M)

3) Kategori Relational Capital

24. Brand

25. Pelanggan

26. Loyalitas pelanggan

27. Nama perusahaan

28. Jaringan distribusi

29. Kolaborasi bisnis

Page 202: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi176

30. Perjanjian lisensi

31. Kontrak-kontrak yang menguntungkan

32. Perjanjian Franchise

33. Penghargaan (M)

34. Sertifikasi (M)

35. Strategi pemasaran (M)

36. Pangsa pasar (M)

1. Studi Ulum (2015)

Ulum (2015) meneliti pada industri perbankan di Indonesiaselama tiga tahun pengamatan, yaitu 2006, 2009, dan 2012. Jumlahtotal sampel adalah 84 perusahaan (data panel 3 tahun pengamatan),terdiri dari 23 bank terdaftar sampai dengan tahun 2006, 29 bankterdaftar sampai dengan tahun 2009, dan 32 bank terdaftar sampaidengan tahun 2012. Bank-bank yang baru IPO pada tahun 2013tidak masuk dalam sampel penelitian (misalnya NAGA, NOBU, danBMAS). Salah satu variabel yang diteliti dalam disertasi Ulum (2015)adalah Pengungkapan Modal Intellectual Capital (ICD).

Analisis isi (conten analysis) dilakukan untuk mengidentifikasipengungkapan modal intelektual (ICD) di dalam laporan tahunanperusahaan. ICD adalah jumlah pengungkapan informasi tentang ICyang disajikan dalam laporan tahunan perusahaan. Kategori/komponen IC yang diadopsi dalam penelitian ini adalah modifikasiskema yang dibangun oleh Guthrie et al. (1999), yang merupakanpengembangan dari definisi IC yang ditawarkan oleh Sveiby (1997).

Modifikasi dilakukan dengan menambahkan beberapa item yangdiatur dalam Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep-431/BL/2012 tentang Penyampaian Laporan Tahunan Emiten atau PerusahaanPublik. Dalam skema ini, IC dikelompokkan dalam 3 kategori yangterdiri dari 36 item, 15 diantaranya adalah item modifikasi, diberikode (M).

Proses identifikasi ICD dilakukan dengan 4 cara sistem kodenumerik (four-way numerical coding system) yang dikembangkanoleh Guthrie et al. (1999). Metode ini tidak hanya mengidentifikasiluas pengungkapan IC dari aspek kuantitas, namun juga kualitaspengungkapannya.

Page 203: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

177Framework Pengungkapan Modal Intelektual

Tabel 6.24 Komponen ICD 36 Item, Skala, dan Skor Kumulatif

Page 204: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi178

Pengungkapan informasi IC dalam laporan tahunan diberi bobotsesuai dengan proyeksinya. Kode numerik yang digunakan adalahsebagai berikut:

• 0 = item tidak diungkapkan dalam laporan tahunan;

• 1 = item diungkapkan dalam bentuk narasi;

• 2 = item diungkapkan dalam bentuk numerik;

• 3 = item diungkapkan dengan nilai moneter.

Secara umum, jumlah pengungkapan informasi IC di dalamlaporan tahunan perusahaan mengalami peningkatan dari tahun2006, 2009, dan 2012 kecuali untuk komponen relational capitalyang fluktuatif. Di tahun 2012, terdapat tiga item IC yang tidakdiungkapkan oleh seluruh perusahaan yaitu 'hak cipta', 'trademark',dan 'penghargaan'. Sebaliknya, terdapat 14 item yang diungkapkanoleh seluruh perusahaan, antara lain informasi tentang humancapital (5 item), informasi tentang structural capital (2 item), daninformasi tentang relational capital (7 item).

Gambar 6.7 Persentase Pengungkapan Informasi IC2006, 2009, 2012

Jika dilihat dari bobot pengungkapan yang dianalisis denganfour way numerical coding system, tampak bahwa sebagian besarinformasi IC diungkapkan dalam bentuk naratif. Gambar 6.8.menyajikan data tentang pengungkapan IC dalam laporan tahunanberdasarkan bobot selama tiga tahun pengamatan.

Page 205: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

179Framework Pengungkapan Modal Intelektual

Gambar 6.8 Pengungkapan IC Berdasarkan Bobot

Berdasarkan gambar 6.8 diketahui bahwa pada tahun 2006,terdapat 37.21% informasi yang tidak diungkapkan (skor=0). Jumlahini kemudian konsisten menurun menjadi tinggal 25.70% padatahun 2009 dan 24.65% pada tahun 2012. Sebaliknya, informasiyang diungkapkan dalam bentuk narasi (skor=1) mengalamipeningkatan selama tiga tahun pengamatan. Jika pada tahun 2006jumlahnya hanya 36.24%, maka pada tahun 2009 naik menjadi39.60%, dan mencapai 43.75% pada tahun 2012.

Pengungkapan informasi IC dalam bentuk angka (skor=2)cenderung fluktuatif selama tiga tahun pengamatan. Tahun 2012berada pada angka 27.08%, turun dari posisi tahun 2009 yangmencapai 33.17%. Sementara pada tahun 2006 hanya 23.15%. Trenyang sama juga tampak pada jenis pengungkapan dalam bentukmata uang (skor=3). Tahun 2006, pengungkapan informasi IC dalambentuk currency ini berada pada posisi 3.39%, kemudian turun ke1.53% pada tahun 2009, dan naik lagi pada tahun 2012 menjadi4.51%.

Secara keseluruhan, informasi IC yang diungkapkan dalam bentuknarasi mendominasi jenis pengungkapan, yakni pada kisaran 36.24%hingga 43.75. Angka ini berada di atas persentase yang seharusnya,yaitu 36.11%. Sementara informasi IC yang diungkapkan dalambentuk numerik ada pada kisaran 23.15% hingga 33.17% dariseharusnya yang mencapai 50%. Sedangkan informasi IC yang

Page 206: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi180

disajikan dalam bentuk currency berada cukup jauh dari yangseharusnya (13.89%), yakni antara 1.53% hingga 4.51%.

Persentase informasi IC yang tidak diungkapkan (skor=0) cukuptinggi, yaitu antara 24.65% hingga 37.21%. Menariknya, dari sejumlahitem yang tidak diungkapkan oleh cukup banyak sampel penelitianini adalah item-item yang sifatnya adalah mandatory dari Bapepam-LK (sekarang OJK). Misalnya, informasi tentang 'sertifikasi' (item ke34) hanya diungkapkan oleh 11 dari 32 bank di tahun 2012. Informasitentang 'kemampuan membayar utang' (item ke 22) hanyadiungkapkan oleh 4 dari 29 bank di tahun 2009. Demikian jugainformasi tentang 'turnover karyawan' (item ke 8) yang hanyadiungkapkan oleh 4 dari 23 bank di tahun 2006.

Page 207: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

181Framework Pengungkapan Modal Intelektual

Referensi

Abdolmohammadi, M. J. 2005. "Intellectual capital disclosure andmarket capitalization". Journal of Intellectual Capital, Vol. 6,No. 3, hlm: 397-416.

An, Y., H. Davey, dan I. R. C. Eggleton. 2011. "Towards a comprehensivetheoretical framework for voluntary IC disclosure". Journal ofIntellectual Capital, Vol. 12, No. 4, hlm: 571-585.

April, K. A., P. Bosma, dan D. A. Deglon. 2003. "IC measurement andreporting: establishing a practice in SA mining". Journal ofIntellectual Capital, Vol. 4, No. 2, hlm: 165-180.

Bergh, D. D., dan P. Gibbons. 2011. "The Stock Market Reaction tothe Hiring of Management Consultants: A Signalling TheoryApproach". Journal of Management Studies, Vol. 48, No. 3May, hlm: 454-567.

Boedi, S. 2008. "Pengaruh Pengungkapan Modal Intelektual terhadapKapitalisasi Pasar". Thesis, Magister Akuntansi, UniversitasDiponegoro, Semarang.

Bontis, N. 2002. "Intellectual Capital Disclosure in Canadian Corporations".Unpublished Paper. McMaster University, Canada.

Bontis, N., W. C. C. Keow, dan S. Richardson. 2000. "Intellectualcapital and business performance in Malaysian industries".Journal of Intellectual Capital, Vol. 1, No. 1, hlm: 85-100.

Bozzolan, S., F. Favotto, dan F. Ricceri. 2003. "Italian annual intellectualcapital disclosure: An empirical analysis". Journal of IntellectualCapital, Vol. 4, No. 4, hlm: 543-558.

Brennan, N. 2001 of Conference. "Reporting and managing intellectualcapital: evidence from Ireland". Artikel dipresentasikan pada

Page 208: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi182

International Symposium Measuring and Reporting IntellectualCapital: Experiences, Issues and Prospects, June, di Amsterdam.

Bukh, P. N. 2003. "Commentary, the relevance of intellectual capitaldisclosure: a paradox?". Accounting, Auditing & AccountabilityJournal, Vol. 16, No. 1, hlm: 49-56.

Bukh, P. N., M. R. Johansen, dan J. Mouritsen. 2001. "Constructingintellectual capital statements". Scandinavian Journal ofManagement, Vol. 17, hlm: 87-108.

Bukh, P. N., C. Nielsen, P. Gormsen, dan J. Mouritsen. 2005. "Disclosureof information on intellectual capital in Danish IPO prospectuses".Accounting, Auditing & Accountability Journal, Vol. 18, No. 6,hlm: 713-732.

García-Meca, E., I. Parra, M. Larran, dan I. Martinez. 2005. "Theexplanatory factors of intellectual capital disclosure to financialanalysts". European Accounting Review, Vol. 14, No. 1, hlm:63-94.

Goh, P. C., dan K. P. Lim. 2004. "Disclosing intellectual capital incompany annual reports; Evidence from Malaysia". Journal ofIntellectual Capital, Vol. 5, No. 3, hlm: 500-510.

Guthrie, J., dan R. Petty. 2000. "Intellectual capital: Australianannual reporting practices". Journal of Intellectual Capital,Vol. 1, No. 3, hlm: 241-251.

Guthrie, J., R. Petty, F. Ferrier, dan R. Wells. 1999. "There is noaccounting for intellectual capital in Australia: review ofannual reporting practices and the internal measurement ofintangibles within Australian organisations". Artikeldipresentasikan pada International Symposium Measuringand Reporting Intellectual Capital: Experiences, Issues andProspects, 9-11 June, di Amserdam.

IFAC. 1998. "The Measurement and Management of IntellectualCapital" www.ifac.org. [diakses pada 23 November 2007].

Miller, M., B. D. D. Pont, V. Fera, R. Jeffrey, B. Mahon, B. M. Payer,dan A. Starr. 1999. "Measuring and reporting intellectualcapital from a diverse Canadian industry perspective". Artikeldipresentasikan pada International Symposium Measuringand Reporting Intellectual Capital: Experiences, Issues andProspects., June, di Amsterdam.

Page 209: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

183Framework Pengungkapan Modal Intelektual

Mouritsen, J., H. T. Larsen, dan P. N. Bukh. 2001. "Intellectual capitaland the ' capable firm': narrating , visualising and numberingfor managing knowledge". Accounting, Organizations andSociety, Vol. 26, hlm: 735-762.

Mourtisen, J., P. N. Bukh, dan B. Marr. 2005. "A Reporting Perspectiveon Intellectual Capital". Pada Perspectives on IntellectualCapital, diedit oleh B. Marr. Jordan Hill, Oxford, UK: ElsevierButterworth-Heinemann.

Petty, R., dan J. Guthrie. 2000. "Intellectual capital literature review:measurement, reporting and management". Journal of IntellectualCapital, Vol. 1, No. 2, hlm: 155-176.

Republik Indonesia. 2000a. Undang-undang Nomor 30 Tahun 2000tentang Rahasia Dagang.

---. 2000b. Undang-undang Nomor 31 tahun 2000 tentang DesainIndustri.

---. 2000c. Undang-undang Nomor 32 tahun 2000 tentang DesainTata Letak Sirkuit Terpadu.

---. 2001a. Undang-undang Nomor 14 tahun 2001 tentang Paten.

---. 2001b. Undang-undang Nomor 15 tahun 2001 tentang MerkDagang.

---. 2002. Undang-undang Nomor 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta.

Singh, I., dan J. L. W. M. Van-der-Zahn. 2008. "Determinants ofintellectual capital disclosure in prospectuses of initial publicofferings". Accounting and Business Research, Vol. 38, No. 5,hlm: 409-431.

Spence, M. 1973. "Job Market Signaling". The Quarterly Journal ofEconomics, Vol. 87, No. 3 (Aug. 1973), hlm: 355-374.

---. 2002. "Signaling in retrospect and the informational structure ofmarkets". American Economic Review, Vol. 92, No. 3, hlm: 434-459.

Sveiby, K. E. 1997. The New Organizational Wealth: Managing &Measuring Knowledge-based Assets. Sydney: Berret-KoehlerPublishers.

Tayles, M., R. H. Pike, dan S. Sofian. 2007. "Intellectual capital,management accounting practices and corporate performance".Accounting, Auditing & Accountability Journal, Vol. 20, No. 4,hlm: 522-548.

Page 210: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi184

Ulum, I. 2009. Intellectual Capital; Konsep dan Kajian Empiris.Yogyakarta: PT. Graha Ilmu.

---. 2011. "Analisis Praktek Pengungkapan Informasi IntellectualCapital dalam Laporan Tahunan Perusahaan Telekomunikasi diIndonesia". Jurnal Reviu Akuntansi dan Keuangan (JRAK),Vol. 1, No. 1, hlm: 49-56.

---. 2015. "Peran Pengungkapan Modal Intelektual dan Profitabilitasdalam Hubungan antara Kinerja Modal Intelektual denganKapitalisasi Pasar". Disertasi Tidak Dipublikasikan, ProgramDoktor Ilmu Ekonomi, Universitas Diponegoro, Semarang.

Vergauwen, P. G. M. C. 2005. "Annual report IC disclosures in TheNetherlands, France and Germany". Journal of IntellectualCapital, Vol. 6, No. 1, hlm: 89-104.

Williams, S. M. 2001. "Is a company's intellectual capital performanceand intellectual capital disclosure practices related?: Evidencefrom publicly listed companies from the FTSE 100". Journal ofIntellectual Capital, Vol. 2, No. 3, hlm: 192-203.

Xiao, J. Z., H. Yang, dan C. W. Chow. 2004. "The Determinants andCharacteristics of Voluntary Internet Based Disclosures by ListedChinese Companies". Journal of Accounting and Public Policy,Vol. 23, hlm: 191-225.

Page 211: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

185Intellectual Capital & Kinerja Organisasi

185

BAB VII

Intellectual Capital & KinerjaOrganisasi

Penelitian tentang IC telah dimulai sejak 1990an (Choong, 2008).Human capital adalah fokus utama penelitian tentang IC pada masaitu, dan para peneliti menguji peran 'knowledge' dalam IC (Santoso,2011). Bahkan, studi tentang intangible assets telah dilakukan sejaktahun 1940an, dimulai oleh Davis et al. (1940) yang meneliti tentangperan intangible assets, seperti goodwill, yang merupakan nilai bagiorganisasi. Belakangan, Itami dan Roehl (1987) memperkenalkankonsep tentang intangible assets sebagai invisible assets. Invisibleassets meliputi sumber daya berbasis informasi seperti technologicalknowledge, customer knowledge, dan market knowledge (Hall,1992).

IC merupakan salah satu bidang kajian Akuntansi. Hal ini misalnyaditegaskan secara sangat jelas oleh Guthrie et al. (2012) yangmenggunakan istilah Intellectual Capital Accounting (ICA) ketikamereviu 2662 artikel dari 10 jurnal internasional di bidang Akuntansi.Mereka menemukan bahwa 423 dari jumlah artikel tersebut mengkajitentang ICA (lihat Tabel 7.1). Penegasan yang sama juga dinyatakanoleh Dumay (2014) ketika menghitung jumlah sitasi artikel-artikel ICdi Journal of Intellectual Capital (JIC) dibandingkan dengan jumlahsitasi artikel yang dimuat pada 19 jurnal internasional lainnya.

Page 212: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi186

Tabel 7.1 Artikel ICA pada Jurnal Internasional (2000-2009)

Sumber : Guthrie et al. (2012)

Tabel 7.2 Ringkasan Penelitian: Intellectual Capital Performance

Sumber : diolah dari berbagai hasil penelitian

Nama Jurnal KodeJurnal

ArtikelICA

TotalArtikel

ArtikelICA

Jurnal ‘Specialist’

Journal of Intellectual Capital JIC 297 313 94,9%Journal of Human Resource Costing andAccounting JHRCA 48 84 57,1%

Total artikel ICA articles pada jurnal‘specialist’

345 397 86,9%

Jurnal ‘Generalist’

Accounting Auditing and AccountabilityJournal

AAAJ 22 337 6,5%

European Accounting Review EAR 17 288 5,9 %Accounting Organizations and Society AOS 11 345 3,2%Australian Accounting Review AAR 8 261 3,1%Management Accounting Research MAR 5 210 2,4%Accounting Forum AF 5 212 2,4%British Accounting Review BAR 3 177 1,7%Critical Perspectives on Accounting CPA 7 435 1,6%Total ICA articles in generalistJournals 78 2265 3,4%

Total ICA articles in all Journals 423 2662 15,9%

No Nama (Tahun) Judul/Jurnal Negara Model

1 Mavridis (2004) The intellectual capital performance ofthe Japanese banking sector". Journalof Intellectual Capital 5 (3):92-115

Jepang VAIC

2 Kamath (2007) The intellectual capital performance ofIndian banking sector". Journal ofIntellectual Capital 8 (1):96-123

India VAIC

3 Ulum (2009b) Intellectual Capital Performance SektorPerbankan di Indonesia". JurnalAkuntansi dan Keuangan (terakreditasidikti) 10 (2):77-84

Indonesia VAIC

4 Ulum et al.(2014)

Intellectual Capital Performance ofIndonesian Banking Sector: A ModifiedVAIC (M-VAIC) Perspective". AsianJournal of Finance & Accounting 6(6):103-123

Indonesia MVAIC

Page 213: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

187Intellectual Capital & Kinerja Organisasi

A. ICP - Topik IndividualPenelitian yang menggunakan variabel intellectual capital

performance (ICP) - seringkali hanya disebut IC saja - telah mulaiberkembang sejak awal tahun 2000-an. Sejauh ini, penelitian topikini dilakukan di industri perbankan. Tabel 7.2 meringkas beberapapenelitian yang dilakukan di Jepang, India, dan Indonesia yangmenggunakan pendekatan VAIC, dan Modified VAIC.

1. Studi Mavridis (2004)

Penelitian ini dilakukan pada industri perbankan di Jepangselama periode 1 April 2000 - 31 Maret 2001. Jumlah sampel sebanyak141 bank, terdiri dari 9 city banks, 64 bank regional, 57 bankanggota asosiasi kedua dari regional bank, 8 trust banks, dan 3long-term credit banks. Tabel 7.3 menyajikan informasi tentangsampel yang digunakan dalam penelitian.

Tabel 7.3 Survey of Japanese Bank Groups (31 March 2001)

Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakanmodel VAIC yang oleh Mavridis disebut sebagai Best Practice Index(BPI). Formula yang diunakan adalah sebagai berikut:

OUT = Sales and other revenues

IN = Cost of Sales and other expenses

CA = Available Funds (equity, net profit)

HC = Human Capital (staff expenses)

VA = OUT - IN

VACA = VA/CA

VAHC = VA/HC

BPI/VAIC = VACA + VAHC

Page 214: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi188

Tabel 7.4 menyajikan informasi tentang 'kekayaan' masing-masingkelompok bank di Jepang pada tahun 2001.

Tabel 7.4 Mean Size Reports of Japanese Bank Groups

Statistik deskriptif dari variabel dan komponen untuk menghitungvariabel disajikan pada tabel 7.5.

Tabel 7.5 Mean Reports of Japanese Banks

Mavridis kemudian mengelompokkan kinerja IC (BPI) masing-masing bank berdasarkan kriteria sebagai berikut:

1. The first BPI zone (BPI-1) atau disebut dengan "top ten performers",yaitu bank dengan nilai BPI antara 7.48 hingga 2.02.

2. The BPI-2, mencakup 91 institusi keuangan dengan nilai BPI antara1.97 dan 1.04 ("good performers").

3. The BPI-3, mencakup 21 institusi keuangan dengan nilai BPI antara0.97 dan 0.03 ("common performers").

4. The BPI-4, mencakup 18 institusi keuangan dengan nilai BPI antara20.13 dan 28.47 ("bad performers").

Page 215: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

189Intellectual Capital & Kinerja Organisasi

Rata-rata skor BPI dari seluruh 140 institusi keuangan di Jepangadalah 1,07 ("acceptable performer"). Menariknya, dalam kelompoktop ten best performers (BPI-1), tiga diantaranya adalah bank-bank'miskin' dari kelompok the second association regional banks (SARB),yaitu Kansai Sawayaka Bank, Bank of Kansai, dan Tokushima Bank.Sementara seluruh bank dalam kelompk the long-term credit banks(LTCB) juga masuk dalam BPI-1.

2. Studi Kamath (2007)

Penelitian ini dilakukan pada industri perbankan di India selama5 tahun pengamatan, yaitu tahun 2000 - 2004. Bank yang dianalisisadalah 98 bank yang masuk kategori bank komersial. Tabel 7.6menyajikan informasi tentang sampel yang digunakan.

Tabel 7.6 Number of Banks in Each Category

Tabel 7.7 menyajikan informasi seputar industri perbankan diIndia per Maret 2003.

Tabel 7.7 Structure of Indian Commercial Banks as at end ofMarch, 2003 (in Rs. crores)

Page 216: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi190

Metode yang digunakan adalah VAIC, dengan formula dantahapan perhitungan sebagai berikut:

Phase I: deriving VAIC - steps involved.

- Output (OUT) - Total pendapatan.

- Input (IN) - Total beban dan biaya, selain beban dan biaya untukkaryawan, baik gaji, biaya pelatihan, dan sebagainya.

- Value Added (VA) = OUT - IN

- Human Capital (HC) - All the expenses on compensation anddevelopment of employees.

- Capital Employed (CE) - All the physical and material assets of theorganization.

- Capital Employed Efficiency (CEE) = VA/CE

- Human Capital Efficiency (HCE) = VA/HC

- Value Added Intellectual Coefficient (VAIC) atau disebut BPI(Business Performance Indicator) = HCE + CEE:

Phase II: Untuk memastikan bahwa HC dan CE merupakan fungsidari VA, maka dilakukan dua regresi berikut:

VA = f(CE)

VA = f(HC)

Tabel 7.8 Mean of Uncome and Expenses (in Rs. Lakhs)

Tabel 7.8 menyajikan data (mean) tentang pendapatan danbeban/biaya dari sampel yang digunakan dalam penelitian ini.

Page 217: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

191Intellectual Capital & Kinerja Organisasi

Sedangkan tabel 7.9 menyajikan hasil perhitungan (mean) dari HC,CE, dan VA. Adapun tabel 7.10 menampilan nilai mean dari VACE,VAHC, dan VAIC (BPI) dari masing-masing kelompok sampel.

Tabel 7.9 Mean of HC, CE and VA (in Rs. Lakhs)

Tabel 7.10 Mean of VACE, VAHC and VAIC

Page 218: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi192

Hasil pengujian regresi terhadap 2 model regresi untuk mengujibahwa VA merupakan fungsi dari CE dan HC ditampilkan pada tabel7.11, 7.12, 7.13, 7.14a, dan 7.14b. Data ini menunjukkan bahwa nilaiR2 kedua model tersebut sangat kuat, lebih dari 80%, bahkan 100%.

Tabel 7.11 Regression Results - Overall Banking Sector

Tabel 7.12 Regression Results - SBI And Associates

Tabel 7.13 Regression Results - Nationalized Banks

Tabel 7.14a Regression Results - Foreign Banks

Page 219: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

193Intellectual Capital & Kinerja Organisasi

Tabel 7.14b Regression Results - Private Domestic Banks

Seperti halnya yang dilakukan oleh Mavridis, Kamath jugamelakukan perangkingan terhadap hasil perhitungan VAIC (BPI)untuk perbankan di India dengan kriteria sebagai berikut:

- Top performers - skor VAIC di atas 5;

- Good performers - skor VAIC antara 4 dan 5;

- Common performers - skor VAIC antara 2.5 dan 4; dan

- Bad performers - skor VAIC di bawah 2.5.

Berikut ini adalah hasil pengelompokan kinerja IC (BPI)berdasarkan skor VAIC yang diperoleh oleh masing-masing bank.

Best performers in the survey:

1) State Bank of Mauritius;

2) Arab Bangladesh Bank;

3) Indusind Bank;

4) State Bank of Ceylon;

5) SBI Commercial and International Bank;

6) Deutsche Bank;

7) Cho Hung Bank;

8) Standard Chartered Bank;

9) Barclay's Bank; and

10) UEJ Bank.

Best domestic performers:

1) UTI Bank;

2) Bank of Punjab;

3) HDFC Bank;

Page 220: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi194

4) Oriental Bank of Commerce;

5) IDBI Bank;

6) ICICI Bank;

7) State Bank of Patiala;

8) Jammu and Kashmir Bank;

9) Karnataka Bank; and

10) State Bank of Indore

Poor performers among all groups:

1) Standard Chartered Grindleys Bank;

2) Cre´dit Agricole Indosuez;

3) Bank Muscat International;

4) Siam Commercial Bank;

5) Overseas Chinese Bank;

6) KBC Bank;

7) Dresdner Bank;

8) Commerz Bank;

9) Ratnakar Bank; and

10) Global Trust Bank.

Poor domestic performers:

1) Central Bank of India;

2) United Bank of India;

3) Punjab and Sind Bank;

4) Nainital Bank;

5) ING Bank;

6) Sangli Bank;

7) Development Credit Bank;

8) Indian Bank;

9) Nedungadi Bank; and

10) Ganesh Bank.

Page 221: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

195Intellectual Capital & Kinerja Organisasi

3. Studi Ulum (2009b)Artikel hasil penelitian ini dipublikasikan pada Jurnal Akuntansi

dan Keuangan (Terakreditasi Dikti) Volume 10 Nomor 2, halaman 77-84 yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian Universitas Petra Surabaya.Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi dan menganalisis ValueAdded Intellectual Coefficient (VAIC) dalam pengukuran kinerjayang berbasis pada nilai atas perusahaan perbankan di Indonesiaselama tiga tahun, 2004-2006.

Data yang digunakan adalah laporan keuangan 24 bank terdaftardi BEI, khususnya laporan laba/rugi dan neraca, diperoleh baikmelalui website resmi masing-masing bank maupun dari website BEI.

Penelitian ini mengacu pada dua penelitian sebelumnya (Mavridis,2004 dan Kamath, 2007). Model dan formula yang digunakan adalahsebagai berikut:

Tahap I: menghitung VAIC:

1. Output (OUT) - Total penjualan dan pendapatan lain.

2. Input (IN) - Beban penjualan dan biaya-biaya lain.

3. Value Added (VA) - Selisih antara Output dan Input

4. VA = OUT - IN

5. Human Capital (HC) - Beban karyawan.

6. Capital Employed (CE) - Dana yang tersedia

7. Value Added Capital Employed (VACE) - Rasio dari VA terhadapCE. Rasio ini menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap unitdari CE terhadap value added organisasi:

VACE = VA/CE

8. Value Added Human Capital (VAHC) - Rasio dari VA terhadap HC.Rasio ini menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap rupiahyang diinvestasikan dalam HC terhadap value added organisasi:

VAHC = VA/HC

9. Value Added Intellectual Coefficient (VAIC) - Mengindikasikankemampuan intelektual organisasi. VAIC dapat juga dianggapsebagai BPI (Business Performance Indicator).

BPI (VAIC) = VACE + VAHC

Page 222: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi196

Tahap II: Karena VA dipengaruhi oleh efisiensi dari HC dan CE (Pulic,1998), maka dalam penelitian ini digunakan dua linier regressiondengan menggunakan model ordinary least squares (OLS). Modelyang digunakan adalah sebagai berikut:

VA = ƒ (CE) dan VA = ƒ (HC)

a. Hasil Penelitian

Data Bank Indonesia yang secara resmi dipublikasi pada Pebruari2007 menunjukkan bahwa sistem perbankan Indonesia terdiri darienam (6) jenis bank, yaitu: Bank Persero (5), BUSN Devisa (35), BUSNNon-Devisa (36), BPD (26), Bank Campuran (17), dan Bank Asing(11). Gambar 7.1 menunjukkan komposisi jumlah masing-masingjenis bank di Indonesia.

Gambar 7.1 Jumlah Bank di Indonesia Berdasarkan Jenis

Nilai mean dari beberapa perhitungan disajikan di tabel 7.15(Income and Expense), 7.16 (HC, CE and VA), dan 7.17 (VAHC, VACEand VAIC).

Tabel 7.15 Mean of Income and Expense (in million Rp)

Tabel 7.16 Mean of HC, CE and VA (in million Rp)

KATEGORI 2004 2005 2006Revenue 2.680.211,08 3.104.936,71 5.950.165Expense 1.202.749,21 1.488.877,38 4.541.319

KATEGORI 2004 2005 2006HC 620.765,12 771.763,42 837.551,2CE 6.214.169,63 7.014.739,08 5.820.119VA 1.477.461,88 1.616.059,33 1.408.845

Page 223: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

197Intellectual Capital & Kinerja Organisasi

Tabel 7.17 Mean of VAHC, VACE and VAIC

Terjadi penurunan nilai VAIC (BIP) sektor perbankan tahun 2005dibandingkan pada tahun 2004. Penurunan ini disebabkan karenafaktor yang meng-konstruk VAIC, yaitu VAHC dan VACE jugamengalami penurunan. Nilai mean VAIC tahun 2004 (dan juga 2006)adalah 2,07 turun hingga tinggal 1,95 pada tahun 2005.

Hasil pengujian regresi terhadap dua model disajikan di tabel7.18. Hasil pengujian tersebut menunjukkan nilai R2 yang mendekati1 (berkisar antara 0,660 - 0,941). Dengan demikian terbukti bahwaVA secara dominan ditentukan oleh HC dan CE sebagaimana asumsimodel Pulic. Dalam kasus ini, CE memiliki hubungan yang relatiflebih lemah (66% - 75%) terhadap VA dibandingkan dengan kekuatanhubungan HC yang mencapai 94% di tahun 2006.

Tabel 7.18 Regression Result - Overall Banking Sector

Seperti halnya Mavridi (2004) dan Kamath (2007), Ulum (2009b)juga membuat pengelompokan kinerja bank berdasarkan VAICdengan kriteria sebagai berikut:

1) Top performers - skor VAICTM diatas 3

2) Good performers - skor VAICTM antara 2,0 sampai 2,99

3) Common performers - skor VAICTM antara 1,5 sampai 1,99

4) Bad performers - skor VAICTM dibawa 1,5

KATEGORI 2004 2005 2006VAHC 1,78596 1,72246 1,7749VACE 0,27929 0,23221 0,3032VAIC 2,06533 1,95471 2,0782

R R square Adjusted R square Durbin-WatsonCE and VA200420052006

0,8160,8130,870

0,6650,6600,757

0,6500,6450,746

2,6832,8931,849

HC and VA200420052006

0,9680,9630,970

0,9380,9280,941

0,9350,9240,938

1,9251,9271,936

Page 224: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi198

Rata-rata skor VAICTM sample penelitian ini adalah 2,07("good performers") untuk tahun 2004; 1,95 ("common performers")pada tahun 2005; dan 2,05 ("good performers") di tahun 2006.Secara individual, bank yang masuk dalam kategori "Top performers"pada tahun 2006 sebanyak 4 bank, tahun 2005 'hanya' Bank Mandiri(Persero) Tbk. Sedangkan pada tahun 2004 sebanyak 6 bank.

4. Studi Ulum et al. (2014)

Artikel ini dipublikasikan pada Asian Journal of Finance &Accounting Volume 6, issue 6, halaman 103-123. Penelitian inidilakukan pada perusahaan publik sektor perbankan di Indonesiaselama tahun 2009-2012. Jumlah total sampel adalah 123, terdiri dari29 bank terdaftar hingga tahun 2009, 31 bank terdaftar hinggatahun 2010 dan 2011, serta 32 bank terdaftar hingga tahun 2012.

Model yang digunakan adalah Modified VAIC (MVAIC). Formuladan tahapan perhitungannya adalah sebagai berikut:

Phase I: Menghitung Value Added (VA)

VA = OP (Operating Profit) + EC (Employee Costs) +D (Depreciation)+ A (Amortisation)

Phase II: Menghitung IC Efficiency (ICE)

- ICE = HCE + SCE + RCE

- HCE = VA/HC

- SCE = SC/VA

- RCE = RC/VA

Phase III: Menghitung efficiency of capital employed (CEE)

CEE = VA/CE

Phase IV: Menghasilkan M-VAIC

- M-VAIC = ICE + CEE

- M-VAIC = HCE + SCE + RCE + CEE

Keterangan Singkatan:

- OP : Operating Profit

- EC : Employee Costs

- D : Depreciation

Page 225: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

199Intellectual Capital & Kinerja Organisasi

- A : Amortisation

- M-VAIC : Modified VAIC

- ICE : Intellectual Capital Efficiency

- HCE : Human Capital Efficiency

- SCE : Structural Capital Efficiency

- RCE : Relational Capital Efficiency

- CEE : Capital Employed Efficiency

- VA : Value Added

- HC : Human Capital; seluruh beban dan biaya terkait kompensasidan pengembangan karyawan

- SC : Structural Capital; VA - HC

- RC : Relational Capital; kos pemasaran

- CE : Capital Employed; nilai buku dari total.

Tabel 7.19 dan 7.20 menyajikan informasi statistik deskriptif(mean) dari komponen-komponen untuk menghasilkan MVAIC.

Tabel 7.19 Mean of HC, SC, RC, CE, and VA (dalam jutaan Rupiah)

Tabel 7.20 Mean of HCE, SCE, RCE, CEE, and M-VAIV

2009 2010 2011 2012

HC 1,109,297.10 1,277,234.00 1,391,169.61 1,678,457.31

SC 1,421,147.10 2,054,545.61 2,535,499.39 2,935,841.19

RC 108,830.00 139,112.45 139,545.13 150,988.00

CE 6,537,039.31 7,989,524.81 11,549,977.53 13,729,594.02

VA 2,530,444.21 3,331,779.61 3,926,669.00 4,614,298.51

Category 2009 2010 2011 2012

HCE 1.50 1.92 2.14 2.03

SCE 0.38 0.48 -0.41 0.37

RCE 0.06 0.05 0.16 0.07

CEE 0.39 0.29 0.32 0.30

M-VAIC 2.33 2.74 2.21 2.78

Page 226: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi200

Untuk menguji konsisten dengan model VAIC dan juga untukmelihat konsistensinya dengan penelitian-penelitian sebelumnya,pengujian regresi untuk empat model dilakukan, yaitu VA = f(HC),VA = f(SC), VA = f(RC), dan VA = f(CE). Tabel 7.21 menyajikan informasitentang hasil pengujian tersebut.

Tabel 7.21 Hasil Regresi

Berdasarkan hasil perhitungan MVAIC, selanjutnya dibuatpemeringkatan kinerja IC perbankan di Indonesia dengan kriteriasebagai berikut:

1) Top performers - skor M-VAIC di atas 3.50

2) Good performers - skor M-VAIC antara 2.5 dan 3.49

3) Common performers - skor M-VAIC antara 1.5 dan 2.49

4) Bad performers - skor M-VAIC di bawah 1.5.

Berdasarkan kriteria tersebut, dapat diidentifikasi kinerja bank-bank di Indonesia dan kategori raihannya. Tabel 7.22, 7.23, dan 7.24menyajikan informasi tentang bank-bank yang meraih posisi top tendi masing-masing tahun pengamatan, bank dengan kategori TopPerformers, dan bank dengan kategori Bad Performers.

2009 2010 2011 2012HC and VASlope 2.562 2.907 2.114 3.261Intercept -311551.387 -380829.883 -329355.552 -859565.637t 23.999 27.288 19.431 29.178R2 0.955 0.963 0.929 0.966SC and VASlope 1.569 1.481 0.935 1.412Intercept 301354.319 289155.236 240661.261 468795.379t 40.369 55.120 31.477 69.331R2 0.984 0.991 0.972 0.994RC and VASlope 16553.859 22.371 16.996 27.402Intercept 231170.231 219756.018 239350.650 476871.412t 4.809 7.593 6.545 6.843R2 0.461 0.665 0.596 0.610CE and VASlope 0.421 0.477 0.202 0.314Intercept -219627.668 -482427.308 275045.377 304271.679t 18.364 18.273 12.175 14.944R2 0.926 0.920 0.836 0.882

Page 227: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

201Intellectual Capital & Kinerja Organisasi

Tabel 7.22 Top Ten Skor MVAIC

Note: Bank codes based on the code that formally used in the Indonesia StockExchange. The list of abbreviations code of banks is presented in the appendixat the end of the paper.

Tabel 7.23 Bank dengan Kategori 'Top Performers'

Note: Bank codes based on the code that formally used in the Indonesia StockExchange. The list of abbreviations code of banks is presented in the appendixat the end of the paper.

No. 2009 2010 2011 2012

1. PNBN PNBN PNBN PNBN

2. BBCA BMRI BBCA BBCA

3. BMRI BBCA BMRI BBRI

4. BBRI BBRI BVIC BMRI

5. BBNI BVIC BSWD BSWD

6. BDMN MEGA BBRI BBNI

7. BTPN BSWD BBKP BTPN

8. BAEK BBNI BNGA MEGA

9. NISP BDMN BTPN BDMN

10. BBTN BNGA BBNI BJTM

No. 2009 2010 2011 2012

1. PNBN PNBN PNBN PNBN

2. BBCA BMRI BBCA BBCA

3. BMRI BBCA BMRI BBRI

4. BBRI BBRI BVIC BMRI

5. - BVIC BSWD BSWD

6. - MEGA BBRI BBNI

7. - BSWD BBKP BTPN

8. - - BNGA MEGA

9. - - BTPN -

10. - - BBNI -

Page 228: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi202

Tabel 7.24 Bank dengan Kategori 'Bad Performers'

Note: Bank codes based on the code that formally used in the Indonesia StockExchange. The list of abbreviations code of banks is presented in the appendixat the end of the paper.

B. ICP dan Kinerja KeuanganRasio-rasio profitabilitas seringkali digunakan sebagai salah satu

ukuran dari kinerja perusahaan. Sejauh ini, definisi tentang kinerjaperusahaan masih cukup variatif. Firer dan Williams (2003: 348)misalnya, mengungkapkan tentang hal ini sebagai berikut:

"A precise definition of corporate performance proves to behighly elusive despite frequent use by various special intereststakeholder groups, scholars and policy makers alike. The lack ofconsensus may arise because this concept is associated with avariety of facets of a firm's overall wellbeing, ranging fromfinancial profitability to output levels to market returns".

Dalam perspektif bahwa profitabilitas merupakan ukuran kinerjaperusahaan, maka menjadi sangat rasional ketika kinerja IC akanberpengaruh terhadap profitabilitas. IC - sering kali dianggap sebagaiintangible assets - merupakan aset penting bagi organisasi dalammemenangi persaingan (Gan dan Saleh, 2008).

Perusahaan yang memiliki kinerja IC baik, akan cenderungmemiliki kinerja keuangan yang baik pula. Jika dilihat dari perspektifRBT, IC unggul yang dimiliki perusahaan merupakan sumber dayaorganisasi sebagai modal untuk mengelola organisasi secara lebihbaik. Semakin baik pengelolaan IC, maka akan semakin baik pulakinerja perusahaan yang akan diraih.

Merujuk kepada asumsi bahwa IC merupakan sumber dayaperusahaan yang sangat penting untuk memenangi dan

No. 2009 2010 2011 2012

1. INPC BABP BKSW BEKS

2. BKSW BKSW BEKS INPC

3. BABP AGRO BABP BABP

4. AGRO BEKS - BKSW

5. BNII - - -

6. BEKS - - -

Page 229: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

203Intellectual Capital & Kinerja Organisasi

mempertahankan keunggulan kompetitif (Pulic dan Kolakovic, 2003),maka keunggulan kinerja IC yang dimiliki perusahaan diyakini akanberpengaruh terhadap kinerja keuangan (profitabilitas). Semakintinggi kinerja IC, maka akan semakin baik kinerja keuangan.Perusahaan yang memiliki kinerja IC yang baik, diyakini mampumengelola segala sumber daya yang dimiliki secara efisien.

Sejumlah penelitian empiris telah membuktikan bahwa kinerjaIC (ICP) berpengaruh terhadap profitabilitas. Chen et al. (2005)misalnya, menginvestigasi hubungan antara (kinerja) IC dengankinerja keuangan yang diukur dengan ROE, M/B, ROA, GR (growthin revenues), EP (employee productivity). Mereka menggunakanperusahaan publik di Taiwan sebagai objek penelitian danmenggunakan VAIC sebagai ukuran kinerja IC. Hasilnya menunjukkanbahwa ICP (VAIC) berpengaruh positif signifikan terhadap kinerjakeuangan perusahaan, baik masa kini maupun di masa akan datang.

Pada tahun 2007, Tan et al. (2007) meneliti pengaruh (kinerja) IC- diukur dengan VAIC - terhadap kinerja perusahaan. Menggunakan150 perusahaan publik di Singapore sebagai sampel, penelitian inimenyatakan bahwa VAIC berpengaruh signifikan terhadap kinerjaperusahaan, yang diukur dengan profitabilitas, EPS, dan ASR.Konsisten dengan hasil penelitian Chen et al. (2005), penelitian inijuga membuktikan bahwa selain berpengaruh terhadap kinerjakeuangan masa kini, VAIC juga berpengaruh terhadap kinerjakeuangan di masa yang akan datang. Artinya, VAIC dapat digunakanuntuk mempredikti kinerja keuangan perusahaan.

Merujuk kepada dua penelitian sebelumnya, Ulum (2009a)menguji pengaruh IC (VAIC) terhadap kinerja keuangan perusahaanperbankan di Indonesia (diukur dengan ROA, EPS, dan ASR). Hasilnyamembuktikan bahwa VAIC berpengaruh signifikan terhadap ROA.Selain itu, penelitian ini juga mengkonfirmasi bahwa VAIC dapatdigunakan untuk memprediksi profitabilitas perusahaan di masayang akan datang.

Belakangan, Kamal et al. (2011), Zehri et al. (2012), dan Khanqahet al. (2012) juga melaporkan hasil yang konsisten dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Menggunakan seting negara yang berbeda- Malaysia, Iran, dan Tunisia - ketiga penelitian tersebut membuktikanbahwa kinerja IC (VAIC) berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

Page 230: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi204

Untuk konteks Indonesia, Basuki dan Kusumawardhani (2012) jugamengkonfirmasikan hasil yang konsisten dengan penelitian sebelumnya.

Penelitian-penelitian tersebut sejalan dengan logika teori RBTyang menyatakan bahwa perusahaan dengan sumber daya unggul,langka, dan sulit ditiru oleh pesaing akan dapat memenangkanpersaingan, dan IC adalah sumber daya yang dimaksud tersebut(Marzo, 2014). Tabel 7.25 meringkat sejumlah penelitian yang mengujipengaruh kinerja IC terhadap kinerja keuangan.

Tabel 7.25 Ringkasan Penelitian: ICP dan Kinerja Keuangan

Zehri et al.(2012)

Khanqah etal. (2012)

Basuki danKusumawar-dhani (2012)

Bentoen(2012)

Kamal et al.(2011)

How IntellectualCapital Affects A Firm'sPerformance?.Australian Journal ofBusiness and ManagementResearch, 2(8), 24-31

An Empirical Investigationof the Impact of Int.Capital on Firms' MarketValue and FinancialPerformance: Evidencefrom Iranian Companies.International Journal ofManagement BusinessResearch 2 (1) : 1 - 12.

Intellectual Capital,Financial Profitability,and Productivity: AnExploratory Study of theIndonesian PharmaceuticalIndustry. Asian Journalof Business andAccounting 5 (2):41-68.

Pengaruh IntellectualCapital TerhadapFinancial Performance,Growth, Dan MarketValue. NationalConference UniversitasPelita HarapanSurabaya pp. 33-37

Int. Capital And FirmPerformance Of Commer-cial Banks In Malaysia.

Objek: 25 perusahaan non-financial yang terdaftar dipasar modal TunisiaVariabel: IV = VAIC™; DV =ROS (operating income/sales),ROA (operating income/totalassets), MB (Market capitalization/equity)Teknik Analisis: Regresi(STATA 10)

Objek: 28 perusahaan yangterdaftar Tehran StockExchange selama 2006-2009Variabel: IV = VAIC™; DV=ROA, ROETeknik Analisis: Korelasi danRegresi OLS

Objek: Perusahaan farmasiyang terdaftar di IDX 2003-2009Variabel: IV = ExtendedVAIC™; DV= ROE, ATO (assetstornover)Teknik Analisis: Regresi

Objek: 96 perusahaan yangterdaftar di Athens StockExchange (ASE)Variabel: IV = VAIC™; DV=ROE, ROA, CR, DER, PBV, PER,EP, GA.Teknik Analisis: Regresi

Objek: 18 commercial banksin MalaysiaVariabel: IV = VAIC™;

VAIC™berpengaruhsiginifikanterhadap ROS,ROA dan MB

VAIC™berpengaruhsignifikanterhadap ROAdan ROE

VAIC™berpengaruhsiginifikanterhadap ROE danATO

VAIC berpengaruhnegatif signifikanterhadap ROE, ROA,DER, EP, dan GE,namun berpengaruhpositif signifikanterhadap CR, GR,GA, PBV, dan PER.

VAIC™berpengaruhsiginifikan

Nama (Tahun) Judul/Jurnal Objek/Variabel/Analisis Hasil

Page 231: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

205Intellectual Capital & Kinerja Organisasi

Tabel 7.25 LanjutanNama (Tahun) Judul/Jurnal Objek/Variabel/Analisis Hasil

terhadap ROAdan ROE

VAIC™ tidakberpengaruh padakinerja perusahaan,kecuali VAHUberpengaruh padafinancial performance

VAIN dan VAIC™berpengaruhsignifikanterhadap OI/S,ROA, dan MB

VAIC™berpengaruhsignifikanterhadap ROCE,ROAA, EPS, danMB

VAIC™ berpengaruhsignifikanterhadap ROA,baik masasekarang maupunmasa datang.

VAIC™berpengaruhsignifikanterhadap ROA

VAIC™ berpengaruhterhadap ROA;VAIC™ tidakberpengaruhterhadap ATOdan MB

VAIC™ berpengaruhsignifikan terhadapROA & ATO. VACApaling berpengaruhterhadap ROA, VAHUpaling berpengaruhterhadap ATO

DV=ROA, ROETeknik Analisis: Regresi

Objek: 96 perusahaan yangterdaftar di Athens StockExchange (ASE)Variabel: IV = VAIC™; DV=ROE, ROA, GR, M/BTeknik Analisis: Regresi

Objek: 300 perusahaan di UKVariabel: IV = VAIN, VAIC™;DV= OI/S (operating income/sales), ROA, MBTeknik Analisis: Regresi

Objek: Perusahaan IT diIndia, N=1500Variabel: IV = VAIC™; DV=ROCE (return on capitalemployed), ROAA (return onaverage assets), EPS, MBTeknik Analisis: Regresi

Objek: 23 bank yang terdaftardi IDX tahun 2004-2007Variabel: IV = VAIC™; DV= ROA,EPS, ASR (annual stock return)Teknik Analisis: Partial LeastSquares

Objek: 65 perusahaanperbankan di IndonesiaVariabel: IV = VAIC™; DV=ROATeknik Analisis: Regresi

Objek: perusahaan softwaredan farmasi di India selama2002-2006.Variabel: IV = VAIC™; DV=ROA, ATO, MBTeknik Analisis: Regresi

Objek: 89 perusahaankategori technology-intensive(MESDAQ) yang terdaftar diBursa MalaysiaVariabel: IV = VAIC™; DV=ROA, ATO, M/BTeknik Analisis: Regresi

Asian Eco. and FinanceReview 2 (3):577-590.

The impact of intellectualcapital on firms'market value andfinancial performance.Journal of IntellectualCapital 12 (1):132-151.

Analysing value addedas an indicator ofintellectual capital andits consequences oncompany performance.Journal of IntellectualCapital 11 (1):39-60.

Impact of IntellectualCapital on FirmPerformance: A ResourceBased View Using VAICApproach. InternationalJournal of BuisnessManagement, Economicsand InformationTechnology 2 (2):283-292.

Intellectual capital dankinerja keuanganperusahaan; sebuahperspektif sektorperbankan Indonesia.Jurnal Humaniora 6 (2).

Intellectual Capital InIndonesia: The Influenceon Financial Performanceof Banking Industry,Doctor of Management,University of Phoenix.

Indian software andpharmaceutical sectorIC and financialperformance. Journal ofIntellectual Capital 10(3):369-388.

Int. Capital & CorporatePerformance ofTechnology-IntensiveCompanies: MalaysiaEvidence. Asian Journalof Business andAccounting 1 (1):113-130.

Maditinos etal. (2011)

Zéghal danMaaloul(2010)

Murale et al.(2010)

Ulum (2009a)

Santoso(2009)

Ghosh danMondal(2009)

Gan danSaleh (2008)

Page 232: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi206

Tabel 7.25 Lanjutan

Sumber : diolah dari berbagai hasil penelitian

1. Studi Firer dan Williams (2003)

Penelitian ini dilakukan pada 75 perusahaan publik di AfrikaSelatan dari empat IC intensive industry sectors, yaitu perbankan,elektrikal, teknologi informasi, dan jasa. Data yang digunakan adalahlaporan keuangan tahun 2001. Variabel independennya adalahVAIC, sementara variabel dependennya adalah tiga ukuran tradisionaldari kinerja, yaitu profitabilitas (ROA), produktivitas (ATO), dan nilaipasar (MB).

- ROA: rasio dari net income (dikurangi dividen saham preveren)dibagi dengan nilai buku dari total aset;

- ATO: rasio dari total pendapatan terhadap nilai buku dari totalaset;

- MB: rasio dari kapitalisasi pasar (harga saham x jumlah saham biasayang beredar) terhadap nilai buku dari total aset

Selain itu, penelitian ini juga menggunakan empat variabelkontrol, yaitu ukuran perusahaan (LCAP), leverage (Lev), kinerjakeuangan (ROE), dan jenis industri (BANK, ELEK, IT, dan SER).

Nama (Tahun) Judul/Jurnal Objek/Variabel/Analisis Hasil

VAIC™berpengaruhsignifikanterhadap kinerjaperusahaan, baikkinerja masa kinimaupun kinerjamasa datang

VAIC™berpengaruhpositif signifikanterhadap ROE, M/B, ROA, dan GR,baik masasekarang maupunmasa akan datang

VAIC™ tidakberpengaruhterhadap kinerjaperusahaan; VAHUberpengaruhterhadap ROA

Objek: 150 perusahaanterdaftar di the SingaporeExchange antara tahun 2000dan 2002Variabel: IV = VAIC™; DV=ROE, EPS, ASRTeknik Analisis: Partial LeastSquares

Objek: 4,254 firm-year TaiwanStock Exchange (TSE) selama1992-2002Variabel: IV = VAIC™; DV=ROE, M/B, ROA, GR (Growthin revenues), EP (Employeeproductivity)Teknik Analisis: Regresi

Objek: 75 perusahaan publikdi Afrika Selatan tahun 2001Variabel: IV = VAIC™; DV=ROA, ATO, MBTeknik Analisis: Regresi

Intellectual capital andfinancial returns ofcompanies. Journal ofIntellectual Capital 8(1):76-95.

An empirical investigationof the relationshipbetween intellectualcapital and firms'market value andfinancial performance.Journal of IntellectualCapital 6 (2):159-176.

Intellectual capital andtraditional measures ofcorporate performance.Journal of IntellectualCapital 4 (3):348-360.

Tan et al.(2007)

Chen et al.(2005)

Firer danWilliams(2003)

Page 233: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

207Intellectual Capital & Kinerja Organisasi

- LCAP: natural log dari total kapitalisasi pasar;

- Lev: total utang dibagi dengan nilai buku dari total aset;

- ROE: ratio dari net income (dikurangi dengan dividen sahampreveren) dibagi dengan nilai buku dari ekuitas pemegang saham;

- BANK, ELEC, IT dan SER: variabel dummy yang merepresentasikanempat jenis industri di sektor jasa.

Tabel 7.26 menyajikan informasi statistik deskriptif dari seluruhvariabel dan komponen perhitungan yang digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 7.26 Descriptive Statistics of Untransformed Variables

Tabel 7.27 menyajikan hasil regresi berganda yang dilakukanuntuk menguji hipotesis dalam penelitian ini.

Page 234: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi208

Tabel 2.27 Linear Multiple Regression Results

Hasilnya mengindikasikan bahwa hubungan antara efisiensi darivalue added IC dan tiga dasar ukuran kinerja perusahaan (yaituprofitability, productivity, dan market valuation) secara umum adalahterbatas dan mixed. Secara keseluruhan, hasil penelitian inimenunjukkan bahwa phisical capital merupakan faktor yang palingsignifikan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan di Afrika Selatan.

Ada beberapa hal yang menarik dari penelitian Firer danWilliams ini. Pertama, temuan ini menunjukkan bahwa pasar diAfrika Selatan memberikan perhatian dan penekanan lebih padareturn dari aset-aset sumberdaya fisik (physical resource assets).Konsekuensinya, perusahaan-perusahaan yang mengindikasikanbahwa aset fisiknya dikelola secara efektif dalam menghasilkanreturn akan dinilai lebih tinggi oleh pasar. Kedua, meskipun tampakbahwa pasar memberikan apresiasi terhadap aset sumberdayamanusia (human resource assets), temuan penelitian ini menunjukkanbahwa pasar mungkin akan bereaksi negatif jika perusahaanberkonsentrasi pada pengembangan SDM yang membebanisumberdaya fisik perusahaan.

Page 235: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

209Intellectual Capital & Kinerja Organisasi

Ketiga, temuan empiris menunjukkan bahwa pasar Afrika Selatantampak memberikan perhatian yang kurang signifikan terhadapstructural capital resources dibandingkan dengan physical capitaldan human capital resources. Secara keseluruhan penelitianmenunjukkan bahwa secara umum pasar Afrika Selatan lebihmemberikan perhatian dan penilaian terhadap aset fisik perusahaandaripada sumberdaya intellectual capital.

2. Studi Chen et al. (2005)

Penelitian ini menggunakan model Pulic (VAIC™) untuk mengujihubungan antara IC dengan nilai pasar dan kinerja keuanganperusahaan publik di Taiwan. Jumlah sampelnya adalah 4.254perusahaan yang terdaftar dalam periode 1992 - 2002. Dalammenghasilkan VAIC, Chen et al. (2005) menggunakan formula VA(value added) yang dibangun oleh Riahi-Belkaoui (2003), yaitu:

VA = S - B - DP = W + I + T + NI

Dimana S = net sales revenues, B = bought-in materials and services(costs of goods sold), DP = depreciation, W = wages (employeesalaries), I = interest, T = taxes, dan NI = after-tax income.

Gambar 7.2 merupakan kerangka kerja teoritis dari hipotesisyang dibangun dalam penelitian ini.

Gambar 7.2 Theoretical Framework of Research Hypotheses

Page 236: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi210

Untuk menguji hipotesis, dilakukan pengujian regresi dengantiga model. Model 1 dan 2 menguji hubungan antara rasio market-to-book value (M/B) dengan VAIC dan ukuran-ukurannya (VACA,VAHU, STVA). Sedangkan pada model 3 ditambahkan dua variabel,yaitu R&D dan AD (advertising expenditures) sebagai proksi untukinovasi dan relational capital.

M/Bit = α0 + α1 VAICit + εit (1)

M/Bit = α0 + α1 VACAit + α2 VAHUit + α3 STVAit + εit (2)

M/Bit = α0 + α1 VACAit + α2 VAHUit + α3 STVAit + α4 RDit + α5 ADit + εit (3)

Berikut ini adalah ukuran variabel yang digunakan dalampenelitian Chen et al. (2005):

Dependent variables:

1) Market-to-book value ratios of equity (M/B).

Market value of common stock = jumlah saham beredar x hargasaham akhir tahun

Book value of common stocks = book value of stockholders' eq-uity - paid in capital of preferred stocks

2) Kinerja Keuangan

Return on equity (ROE) = Pendapatan sebelum pajak ÷ rata-rataekuitas pemegang saham

Independent variables:

(1) VAIC dan VACA, VAHU dan STVA

(2) R&D expenditures (RD) dan advertising expenditures (AD)

RD = R&D expenditures ÷ book value of common stocks

AD = Advertising expenses ÷ book value of common stocks:

Tabel 7.28 dan 7.29 menyajikan informasi tentang statistikdeskriptif dan hasil korelasi antar variabel.

Tabel 7.28 Correlation Analysis of Selected Variables

Page 237: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

211Intellectual Capital & Kinerja Organisasi

Tabel 7.29 Descriptive Statistics for Selected Variables

Hasil analisis regresi terhadap ketiga model yang diajukandisajikan pada Tabel 7.30, 7.31, dan 7.32.

Tabel 7.30 Regression Results of Firm Value Model - IndependentVariable (VAIC)

Tabel 7.31 Regression Results of Firm Value Model - IndependentVariables (Components of VAIC)

Tabel 7.32 Regression Results of Firm Value Model - IndependentVariables (Components of VAIC, R&D, & Advertising Expenditures)

Page 238: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi212

Hasilnya menunjukkan bahwa IC berpengaruh secara positifterhadap nilai pasar dan kinerja keuangan perusahaan. Bahkan,Chen et al. (2005) juga membuktikan bahwa IC dapat menjadi salahsatu indikator untuk memprediksi kinerja perusahaan di masamendatang. Selain itu, penelitian ini juga membuktikan bahwainvestor mungkin memberikan penilaian yang berbeda terhadaptiga komponen VAIC™ (yaitu physical capital, human capital, danstructural capital).

Terkait dengan RD dan AD, penelitian ini membuktikan bahwaAD tidak signifikan. Chen et al. (2005) mengklaim bahwa hal ini bisajadi karena AD bukanlah proksi yang tepat untuk relational capital.Sementara RD terbukti sifnifikan dalam model, sehigga RDmerupakan proksi yang tepat untuk innovation capital.

3. Studi Tan et al. (2007)

Tan et al. (2007) menggunakan 150 perusahaan yang terdaftardi bursa efek Singapore (tahun 2000-2002) sebagai sampel penelitianuntuk melihat pengaruh IC terhadap kinerja perusahaan. Ukurankinerja yang digunakan adalah ROE, earning per share (EPS), danannual stock return (ASR). Sedangkan ukuran kinerja IC yang dipilihadalah VAIC.

Gambar 7.3 menunjukkan model penelitian empiris yangdibangun dalam penelitian ini.

Gambar 7.3 Conceptual Model for the Research

Page 239: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

213Intellectual Capital & Kinerja Organisasi

Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

H1. There is a positive correlation between a company's IC and itsperformance.

H2. The higher the value of a company's IC, the higher the company'sfuture performance.

H3. There is a positive correlation between the rate-of-growth of acompany's IC and the company's future performance.

H4. The contribution of IC to a company's future performance willdiffer by industry.

Analisis data untuk pengujian hipotesis dalam penelitian inimenggunakan PLS. Gambar 7.4 merupakan tampilan pengujiandengan PLS

Gambar 7.4 Conceptual Model for the Research Using PLS

Hasil pengujian disajikan pada Tabel 7.33 untuk hipotesis 1; 7.34untuk hipotesis 2; 7.35 untuk hipotesis 3; dan 7.36 untuk hipotesis 4.

Tabel 7.33 PLS Result of H1

Page 240: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi214

Tabel 7.34 PLS Result of H2

Tabel 7.35 PLS Result of H3

Tabel 7.36 PLS Result of H4

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Chen et al.(2005) bahwa IC berhubungan secara positif dengan kinerjaperusahaan; IC juga berhubungan positif dengan kinerja perusahaandi masa mendatang. Penelitian ini juga membuktikan bahwa rata-rata pertumbuhan IC suatu perusahaan berhubungan positif dengankinerja perusahaan di masa mendatang. Selain itu, penelitian ini

Page 241: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

215Intellectual Capital & Kinerja Organisasi

mengindikasikan bahwa kontribusi IC terhadap kinerja perusahaanberbeda berdasarkan jenis industrinya.

4. Studi Ulum (2009a)

Penelitian ini merupakan replikasi atas dua penelitian sebelumnya(Chen et al., 2005 dan Tan et al. 2007). Objek penelitian adalahperusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia antaratahun 2004 - 2007. Ukuran kinerja yang digunakan adalah ROA(return on assets), ASR (annual stock return), dan EPS (earning pershare). Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

H1 : Terdapat pengaruh positif Intellectual Capital (VAIC™) terhadapkinerja keuangan perusahaan.

H2 : Terdapat pengaruh positif Intellectual Capital (VAIC™) terhadapkinerja keuangan perusahaan masa depan.

H3 : Terdapat pengaruh positif rata-rata pertumbuhan intellectualcapital (ROGIC) terhadap kinerja keuangan perusahaan masadepan.

Gambar 7.5 adalah model kerangka pemikiran teoritis yangdibangun dalam penelitian ini.

Gambar 7.5 Model Kerangka Pemikiran Teoritis

Hasil pengujian hipotesis 1 dengan PLS disajikan pada gambar7.5. Oleh karena terdapat indikator yang memiliki nilai weightrendah dan tidak signifikan, maka perlu dilakukan pengujian ulang

Page 242: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi216

dengan mengeliminasi indikator-indikator yang tidak signifikan danatau hanya melibatkan indikator-indikator yang mendekati signifikan.Hasil pengujian ulang disajikan pada gambar 7.6.

Gambar 7.6 Output PLS untuk Hipotesis 1

Gambar 7.7 Output PLS Untuk Pengujian Ulang Hipotesis 1

Gambar 7.7 merupakan hasil estimasi perhitungan dengan PLSuntuk H2 dan H3. Hipotesis ini untuk menguji pengaruh IC (VAIC)terhadap kinerja keuangan masa depan. Dalam hal ini didugabahwa IC (VAIC) dapat digunakan sebagai alat untuk memprediksikinerja keuangan perusahaan.

Hasil penelitian ini memberikan bukti bahwa hanya VAHU danVACA yang secara statistik signifikan berpengaruh terhadap kinerjakeuangan selama tiga tahun pengamatan. Sementara itu, hanyaindikator profitabilitas ROA yang secara statistik dapat mewakilikonstruk kinerja keuangan. Hasil penelitian ini mengindikasikanadanya pengaruh IC (VAIC) yang sangat signifikan terhadap kinerjakeuangan perusahaan masa depan, baik dengan lag 1, 2, ataupun 3

Page 243: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

217Intellectual Capital & Kinerja Organisasi

tahun. Nilai R-square untuk tahun lag 1 tahun adalah 0.687, 0.556untuk lag 2 tahun, dan 0.588 untuk lag 3 tahun. Hal ini menunjukkanbahwa kekuatan IC (VAIC) dalam menjelaskan variabel kinerja masadepan adalah sebesar 68.7 persen (lag 1 tahun), 55.6 persen (lag 2tahun), dan 58.8 persen (lag 3 tahun). Sementara untuk ROGIC(pertumbuhan IC), penelitian ini memberikan bukti bahwa tidaksatupun model yang menunjukkan nilai path yang signifikan antaraROGIC dan PERF. Hal ini mengindikasikan tidak adanya pengaruhROGIC terhadap kinerja keuangan perusahaan masa depan.

Gambar 7.8 Output PLS untuk Hipotesis 2 dan 3

C. ICP dan Kinerja PasarIC semakin diakui sebagai aset strategis yang penting bagi

keberlanjutan keunggulan bersaing perusahaan. Merujuk padasejumlah ahli, Yang dan Lin (2009) menyatakan bahwa IC merupakannilai tersembunyi (hidden value) yang luput dari laporan keuangan

Page 244: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi218

dan merupakan faktor yang mendorong organisasi untuk dapatmemenangi persaingan. Investor menempatkan nilai yang lebihtinggi pada perusahaan-perusahaan dengan efisiensi modalintelektual yang lebih baik, karena mereka akan menghasilkanprofitabilitas dan pertumbuhan pendapatan yang lebih besar, baikdi saat ini dan tahun-tahun berikutnya (Chen et al., 2005).

IC diakui menjadi pemicu utama bagi pertumbuhan perusahaandan negara. Hal ini seperti ilustrasi perbandingan yang dibuat olehKaplan dan Norton (2004) tentang negara-negara yang memilikisumber daya alam dengan negara-negara yang secara cerdasmelakukan investasi terhadap IC sebagai berikut:

[. . .] some countries such as Venezuela and Saudi Arabiahave high natural resource endowments but have made poorinvestments in their people and systems. As a consequence, theyproduce far less output per person, and experience much slowergrowth rates, than countries such as Singapore and Taiwan thathave few natural resources but invest heavily in human andinformation capital and effective internal systems

Lebih lanjut, menurut Bontis et al. (2000), IC terkait dengankeberlanjutan keunggulan bersaing bagi setiap organisasi dan ICmerupakan sumber daya paling penting bagi organisasi. Oleh sebabitu, secara teori, maka kinerja IC yang baik akan berpengaruhterhadap kapitalisasi pasar. Sebab pasar diprediksi akan meresponpositif informasi tentang keunggulan bersaing yang dimiliki olehperusahaan melalui pengelolaan yang baik atas IC yang dimiliki.

Stewart (1997) berargumen bahwa sumber daya intelektualseperti pengetahuan, informasi dan pengalaman, adalah alat untukmenciptakan kesejahteraan (wealth) dan mendefinisikan IC sebagainew wealth bagi organisasi. Komponen utama IC adalah humancapital, structural/organizational capital, dan relational/customercapital yang merupakan sumber daya organisasi, baik internalmaupun eksternal.

Dalam perspektif teori berbasis sumber daya (resources-basedtheory/RBT), Barney (1991) mendefinisikan sumber daya meliputiseluruh aset, kapabilitas, proses organisasional, atribut-atributperusahaan, informasi, pengetahuan, dan lain-lain yang dikontrololeh perusahaan dalam rangka implementasi strategi untukmeningkatkan efisiensi dan efektivitas. Menurut Barney, sumber daya

Page 245: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

219Intellectual Capital & Kinerja Organisasi

perusahaan terdiri dari tiga aspek, yaitu physical capital resources,human capital resources, dan organizational capital resources. Sumberdaya adalah seluruh faktor-faktor 'input' - baik berwujud maupuntakberwujud, human maupun nonhuman - yang dimiliki dandikendalikan oleh perusahaan dalam menghasilkan produk atau jasauntuk memenuhi keinginan manusia (Amit dan Schoemaker, 1993).

RBT menyatakan bahwa aspek-aspek internal organisasimerupakan sesuatu yang sangat penting. Lado dan Wilson (1994)menyatakan:

"The firm is viewed as a nexus of resources and capabilities thatare not freely bought and sold in the spot market. To the extentthat these firm-specific resources and capabilities yield economicbenefits that cannot be perfectly duplicated throughcompetitors' actions, they may be potent sources of sustainedcompetitive advantage."

Penjabaran lebih lengkap tentang RBT misalnya ditulis olehWernerfelt (1984) yang menyatakan:

"By a resource is meant anything which could be thought of asa strength or a weakness of a given firm. More formally, a firm'sresources at a given time could be defined as those (tangibleand intangible) assets which are tied semipermanently to thefirm. Examples of resources are: brand names, in-houseknowledge of technology, employment of skilled personnel,trade contracts, machinery, efficient procedures, capital . . . . . "

Sejalan dengan konsep umum tentang IC, Wright et al. (1994)mengakui dua aspek human resources sebagai sesuatu yang pentingbagi organisasi, yaitu: (1) pengetahuan, keterampilan, dankemampuan yang melekat pada individu yang membentuk organisasi;(2) karakteristik masing-masing individu tidak akan memberikannilai (value) bagi perusahaan kecuali mereka dikelola dengan baikoleh organisasi. Artinya, karyawan-karyawan hebat tidak akanbermakna bagi perusahaan kalau mereka tidak 'dipelihara' dandikelola dengan baik. Pengelolaan atas sumber daya inilah yangakan menghasilkan keunggulan bersaing dan kemudianmeningkatkan nilai perusahaan.

Ada dua cara utama untuk menentukan nilai perusahaan:berdasarkan laporan keuangan perusahaan atau berdasarkan nilaipasarnya (Mosavi et al., 2012). Saat ini, kedua nilai tersebut berbeda

Page 246: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi220

cukup signifikan (Edvinsson dan Malone, 1997; Andriessen, 2004).Nilai pasar sering jauh lebih tinggi dari nilai buku. Salah satupenjelasan adanya selisih tersebut adalah IC perusahaan yang tidakterlaporkan dalam laporan keuangan. Semakin baik kinerja IC makaakan semakin positif pasar menilai perusahaan.

Penelitian empiris yang menguji hubungan langsung (directmodel) antara ICP dengan nilai pasar telah cukup banyak dilakukan(lihat misalnya: Wang, 2008; Zou dan Huan, 2011; Shiri et al., 2012).Diawali oleh Pulic (2000) yang mengambil sampel 30 perusahaandari FTSE 250, dia membuktikan bahwa ICP (yang diukur denganVAIC™) berpengaruh signifikan terhadap nilai pasar perusahaan.Hasil ini kemudian dikonfirmasi oleh Chen et al. (2005) yangmenggunakan sampel perusahaan publik di Taiwan. Hasilnyamenunjukkan bahwa ICP berpengaruh secara positif terhadap nilaipasar dan kinerja keuangan perusahaan, baik sekarang maupun dimasa yang akan datang.

Mosavi et al. (2012) menganalisis pengaruh ICP - menggunakanVAIC™ sebagai proksi - terhadap kinerja pasar perusahaan-perusahaanyang terdaftar di Teheran Stock Exchange (TSE) dari 5 jenis sektorekonomi yang berbeda. Hasilnya menunjukkan bahwa ICP - yangdirefleksikan oleh human capital efficiency (HCE) berpengaruhterhadap nilai pasar. Temuan yang relatif sama juga ditunjukkandalam penelitian Maditinos et al. (2011), dan Yalama dan Coskun(2007). Tabel 7.37 merangkum sejumlah penelitian dalam topik ini.

Tabel 7.37 Ringkasan Penelitian: ICP dan Kinerja Pasar

Darabi et al.(2012)

Zehri et al.(2012)

The Relationshipbetween IntellectualCapital and EarningsQuality. ResearchJournal of AppliedSciences, Engineeringand Technology 4(20):4192-4199.

How IntellectualCapital Affects A Firm'sPerformance?.Australian Journal ofBusiness and ManagementResearch, 2(8), 24-31

Objek: 158 perusahaan yangterdaftar di Tehran StockExchange (Iran).Variabel: IV = VAIC™;DV=Total AccrualsTeknik Analisis: Regresi

Objek: 25 perusahaan non-financial yang terdaftar dipasar modal TunisiaVariabel: IV = VAIC™; DV =ROS (operating income/sales),ROA (operating income/totalassets), MB (Marketcapitalization/equity)

VAIC™berpengaruhsignifikanterhadap kualitaslaba

VAIC™berpengaruhsiginifikanterhadap ROS,ROA dan MB

Nama (Tahun) Judul/Jurnal Objek/Variabel/Analisis Hasil

Page 247: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

221Intellectual Capital & Kinerja Organisasi

Tabel 7.37 LanjutanNama (Tahun) Judul/Jurnal Objek/Variabel/Analisis Hasil

VAIC™berpengaruhsiginifikanterhadap MVA

Tidak adapengaruh yangsignifikan (norelationship)antara VAIC™ danMB

VAIN dan VAIC™berpengaruhsignifikanterhadap OI/S,ROA, dan MB

VAIC™berpengaruhsignifikanterhadap ROCE,ROAA, EPS, danMB

VAIC™ tidakberpengaruhterhadap kinerjaperusahaan

VAIC™ Tidakberpengaruhsignifikanterhadap kinerja

VAIC™ berpengaruhsignifikan terhadapROA & ATO. VACApaling berpengaruhpada ROA, VAHUpaling berpengaruhterhadap ATO

Teknik Analisis: Regresi(STATA 10)

Objek: 111 perusahaan yangterdaftar di Tehran Stock ExchangeVariabel: IV = CIV (calculatedintangible value), VAIC™; DV=MVA (market value added)Teknik Analisis: Regresi

Objek: 19 perusahaan yangterdaftar di the Iranian StockExchangeVariabel: IV = VAIC™; DV=MBTeknik Analisis: Regresi

Objek: 300 perusahaan di UKVariabel: IV = VAIN, VAIC™;DV= OI/S (operating income/sales), ROA, MBTeknik Analisis: Regresi

Objek: Perusahaan IT diIndia, N=1500Variabel: IV = VAIC™; DV=ROCE (return on capitalemployed), ROAA (return onaverage assets), EPS, MBTeknik Analisis: Regresi

Objek: 1,911 perusahaan diSpanyol yang memilikikaryawan lebih dari 25 orangdi akhir tahun 2006Variabel: IV = IC; DV= FirmperformanceTeknik Analisis: regresi

Objek: 21 bank yangterdaftar di the Milan StockExchange, ItalyVariabel: IV = ICE, CEE; DV=ROI, ROA, MBTeknik Analisis: Regresi

Objek: 89 perusahaankategori technology-intensive(MESDAQ) yang terdaftar diBursa MalaysiaVariabel: IV = VAIC™; DV=ROA, ATO, M/BTeknik Analisis: Regresi

The Effect of IntellectualCapital on MarketValue Added. Journalof Basic and AppliedScientific Research 2(7):7214-7226.

The Impact of IntellectualCapital Efficiency onMarket Value : AnEmpirical Study fromIranian PharmaceuticalCompanies. IranianJournal of PharmaceuticalResearch 11 (1):195-207.

Analysing value addedas an indicator ofintellectual capital andits consequences oncompany performance.Journal of IntellectualCapital 11 (1):39-60.

Impact of IntellectualCapital on FirmPerformance: A ResourceBased View Using VAICApproach. InternationalJournal of BuisnessManagement, Economicsand InformationTechnology 2 (2):283-292.

Intellectual capital andvalue creation inSpanish firms. Journalof Int. Capital 11(3):348-367.

Intellectual Capital andBusiness Performance.Evidence from ItalianBanking Industri, Journalof Corporate Finance,Vol. 4, n. 12, pp. 96-115.

Intellectual Capital andCorporate Performanceof Technology-IntensiveCompanies: MalaysiaEvidence. Asian Journalof Business andAccounting 1 (1):113-130.

Shiri et al.(2012)

Mehralian etal. (2012)

Zéghal danMaaloul(2010)

Murale et al.(2010)

Díez et al.(2010)

Puntillo(2009)

Gan danSaleh (2008)

Page 248: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi222

Tabel 7.37 Lanjutan

Sumber : diolah dari berbagai hasil penelitian

D. ICP dan ICDOrganisasi bisnis, setiap tahun menyajikan informasi tentang

perusahaan melalui berbagai media. Salah satu media yang secararutin menjadi produk informasi perusahaan adalah laporan tahunan.Dalam laporan tahunan, perusahaan tidak hanya menginformasikantentang pertumbuhan perusahaan dari sisi keuangan, tetapi jugasegala aspek yang lain. Tampilan dalam laporan tahunan juga relatiflebih komunikatif daripada laporan keuangan yang memang menjadi"konsumsi? kalangan terbatas. Melalui laporan tahunan, perusahaanmemperkenalkan dan melaporkan tentang dirinya secara lebih masifkepada publik (Ulum, 2010).

Nama (Tahun) Judul/Jurnal Objek/Variabel/Analisis Hasil

VAIC™berhubungansecara positifsignifikan denganinvestors' capitalgain

VAIC™berpengaruhpositif signifikanterhadap ROE, M/B, ROA, dan GR,baik masasekarang maupunmasa akan datang

VAIC™ tidakberpengaruhterhadap kinerjaperusahaan

MVA dan VAIC™berpengaruhsignifikanterhadap kinerjapasar perusahaan(MVA)

Objek: 33 perusahaanperbankan, asuransi, dankeuangan di Thailand, 2005Variabel: IV = VAIC™; DV=MR (Investors' capital gain onshares)Teknik Analisis: regresi

Objek: 4,254 firm-year TaiwanStock Exchange (TSE) selama1992-2002Variabel: IV = VAIC™; DV=ROE, M/B, ROA, GR (Growthin revenues), EP (Employeeproductivity)Teknik Analisis: Regresi

Objek: 24 bank yangterdaftar di Dhaka StockExchange, BangladeshVariabel: IV = VAIC™; DV=ROE, ROA, GR, EP, MBTeknik Analisis: Korelasi,Regresi

Objek: 30 perusahaan yangdiambil dari the FTSE 250periode 1992-1998Variabel: IV = VAIC™; DV=MVA (market value added)Teknik Analisis: Regresi

The Impact of IntellectualCapital on Investors'Capital Gains onShares: An EmpiricalInvestigation of ThaiBanking, Finance &Insurance Sector.International ManagementReview 3 (2):14-26.

An empirical investigationof the relationshipbetween intellectualcapital and firms'market value andfinancial performance.Journal of IntellectualCapital 6 (2):159-176.

An Empirical Investigationof The Relationshipbetween IC and Firm'sMarket Value andFinancial PerformanceIn Context of CommercialBank of Bangladesh,Independent University

MVA and VAIC™Analysis of randomlyselected companiesfrom FTSE 250. Graz -London: AustrianIntellectual CapitalResearch Center.

Appuhami(2007)

Chen et al.(2005)

Najibullah(2005)

Pulic (2000)

Page 249: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

223Intellectual Capital & Kinerja Organisasi

Laporan tahunan (annual report) merupakan laporan perkembangandan pencapaian yang berhasil diraih organisasi dalam setahun. Datadan informasi yang akurat menjadi kunci penulisan laporan tahunan.Laporan Tahunan kini tidak lagi sebatas pelaporan pertanggungjawaban dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham), namun telahmenjadi media komunikasi yang efektif kepada semua pihak tentangkinerja dan prospek perusahaan ke depan.

Laporan tahunan merupakan media dan cara perusahaanmelakukan komunikasi dengan seluruh stakeholdernya. Christensenet al. (2008) menyatakan bahwa komunikasi perusahaan bukansekedar berorientasi kepada pelanggan dan karyawan saja, namunmencakup seluruh stakeholder. Komunikasi perusahaan mempengaruhipersepsi para stakeholder tentang prospek organisasi, sehinggamempengaruhi sumber daya yang tersedia bagi organisasi (Riel danFombrun, 2007).

Menurut teori pensinyalan, perusahaan yang memilikikeunggulan bersaing akan cenderung untuk memberikan sinyaltentang keunggulan tersebut, diantaranya adalah melalui laporantahunan. Sementara itu, karena IC diyakini sebagai salah satukeunggulan bersaing yang dimiliki oleh perusahaan. Oleh sebabitu, kinerja IC yang baik tentu menjadi sinyal yang positif bagiperusahaan untuk disampaikan melalui laporan tahunan. Dengandemikian, secara teori, perusahaan yang memiliki kinerja IC bagusmemiliki kecenderungan untuk mengungkapkan lebih banyakinformasi tentang IC yang dimiliki. Sebaliknya, perusahaan yangkinerja IC-nya rendah berkecenderungan untuk tidak mengungkapkaninformasi IC-nya.

Mengingat perubahan dramatis dalam faktor-faktor produksiyang mendasari bisnis dalam ekonomi baru (new economy), adalahpenting untuk mengetahui apakah perusahaan juga telahmenyesuaikan praktik pengungkapan mereka dalam menanggapiperubahan ini. Hal ini juga sejalan dengan tuntutan sejumlah pemakaiinformasi akuntansi agar perusahaan mengungkapkan informasiyang lebih banyak tentang IC (Williams, 2001). Shelley Taylor andAssociates (1999) misalnya, melaporkan bahwa pengungkapaninformasi IC menempati rangking 10 besar informasi yang dibutuhkanoleh pemakai laporan akuntansi.

Page 250: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi224

Sejalan dengan hal tersebut, Mouritsen (2004) menyatakan bahwalaporan keuangan tradisional tidak mencakup informasi yang relevanbagi pemakai laporan keuangan untuk memahami bagaimana sumberdaya yang mereka investasikan dapat menciptakan nilai (value) bagimereka di masa yang akan datang. Secara teori, perusahaan yangmemiliki kinerja IC yang baik tentu akan cenderung untukmenginformasikan 'kekayaan' IC-nya tersebut dalam laporan tahunan.Dengan kata lain, selain faktor ukuran, umur, profitabilitas, dan leverage,kinerja IC merupakan salah satu pemicu (driver) dalam praktikpengungkapan sukarela informasi IC melalui laporan tahunan perusahaan.

Sejauh ini, belum banyak penelitian yang secara langsungmenguji pengaruh ICP terhadap ICD. Beberapa penelitian yang telahdipublikasikan lebih banyak menempatkan karakteristik perusahaansebagai faktor anteseden dari ICD (misalnya: Bukh et al., 2005;Brüggen et al., 2009; Chang et al., 2009; Ienciu dan Ienciu, 2012).Williams (2001) menggunakan 30 perusahaan publik di Inggris yangmasuk dalam kelompok FTSE 100 untuk menganalisis praktikpengungkapan IC dalam laporan tahunannya dan kaitannya dengankinerja IC (ICP). Hasilnya menunjukkan bahwa ICP berhubungannegatif terhadap praktik pengungkapan IC dalam laporan tahunanperusahaan. Hasil yang sama juga ditemukan oleh (Ulum, 2012)

Laporan kedua penelitian tersebut membuktikan bahwa kinerjaIC berhubungan negatif dengan ICD. Ketika kinerja IC tinggi, jumlahpengungkapan informasi IC dalam laporan tahunan menjadi lebihsedikit (arah hubungannya negatif). Hubungan negatif ini dapatmendukung sugesti bahwa perusahaan akan cenderung mengurangijumlah pengungkapan IC dalam laporan tahunan ketika kinerja ICtelah mencapai titik tinggi karena takut kehilangan keunggulanbersaingnya.

Temuan penting dari penelitian tersebut adalah bahwa hubungannegatif antara ICP dan ICD hanya nampak ketika ICP relatif tinggi.Manajemen mungkin menganggap bahwa tingginya kinerja IC dapatmenjadi sinyal bagi kompetitor tentang kekuatan perusahaan dalammemenangi kompetisi di pasar. Untuk memelihara keunggulanbersaing yang telah dimiliki, perusahaan dapat mengurangi luaspengungkapan sebagai upaya untuk tidak memberikan sinyal kepadakompetitor dan atau untuk memberikan sinyal "palsu" kepada kompetitor.

Page 251: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

225Intellectual Capital & Kinerja Organisasi

Kedua hasil penelitian tersebut bertentangan dengan asumsidalam RBT maupun teori pensinyalan. Menurut teori pensinyalan,perusahaan akan cenderung memberikan sinyal (misalnya melaluilaporan tahunan dan pengungkapan sukarela) tentang hal-hal positifyang dimiliki. Sementara dalam perspektif RBT, IC adalah sumberdaya yang dapat membantu perusahaan mencapai keunggulanbersaing, sehingga dengan demikian harusnya ICP yang tinggimerupakan sinyal yang sangat baik bagi perusahaan. Tabel 7.38meringkas beberapa penelitian dalam topik ini.

Tabel 7.38 Ringkasan Penelitian ICD: Hubungan antara ICP danICD

Sumber : diolah dari berbagai hasil penelitian

No. Nama (Tahun) Judul/Jurnal Objek/Variabel/Analisis Hasil

1 Williams (2001) Is a company’s intellectualcapital performance andintellectual capitaldisclosure practicesrelated?: Evidence frompublicly listed companiesfrom the FTSE 100.Journal of IntellectualCapital, 2 (3):192-203.

Objek: 75 perusahaan publikdi Afrika Selatan tahun 2001

Variabel: IV = ICP (VAIC)

DV= ICD

Teknik Analisis: Regresi

ICP berhubungannegatif denganICD

2 Ulum (2012) Investigasi Hubunganantara Modal Intelektualdan PraktikPengungkapannya (ICDisclosure) dalam LaporanTahunan Perusahaan.Jurnal Ekonomi Bisnis,Tahun 17, Nomor 1, Maret2012:36-45.

Objek: 75 perusahaan publikdi Afrika Selatan tahun 2001

Variabel: IV = ICP (VAIC)

DV= ICD

Teknik Analisis: Regresi

ICP berhubungannegatif denganICD

3 Ulum (2015) Peran PengungkapanModal Intelektual danProfitabilitas dalamHubungan antara KinerjaModal Intelektual danKapitalisasi Pasar.Disertasi PDIE Undip,unpublished.

Objek: 84 bank terdaftar diBursa Efek Indonesia tahun2006, 2009, dan 2012

Variabel: IV = ICP (MVAIC)

DV= ICD

Teknik Analisis: WarpPLS 3.0

ICP tidakberpengaruhterhadap ICD

Page 252: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi226

Referensi

Amit, R., dan P. J. Schoemaker. 1993. "Strategic assets & organizationalrent". Strategic Management Journal, Vol. 14, No. 1, hlm:33-46.

Andriessen, D. 2004. Making sense of intellectual capital : designinga method for the valuation of intangibles. Jordan Hill, Oxford,UK: Elsevier, Inc.

Appuhami, B. A. R. 2007. "The Impact of Intellectual Capital onInvestors' Capital Gains on Shares: An Empirical Investigationof Thai Banking, Finance & Insurance Sector". InternationalManagement Review, Vol. 3, No. 2, hlm: 14-26.

Barney, J. B. 1991. "Firm Resources and Sustained CompetitiveAdvantage". Journal of Management, Vol. 17, No. 1, hlm: 99-120.

Basuki, dan T. Kusumawardhani. 2012. "Intellectual Capital, FinancialProfitability, and Productivity: An Exploratory Study of theIndonesian Pharmaceutical Industry". Asian Journal of Businessand Accounting, Vol. 5, No. 2, hlm: 41-68.

Bentoen, S. 2012 of Conference. "Pengaruh Intellectual CapitalTerhadap Financial Performance, Growth, dan Market Value".Artikel dipresentasikan pada National Conference UniversitasPelita Harapan Surabaya, di Surabaya.

Bontis, N., W. C. C. Keow, dan S. Richardson. 2000. "Intellectualcapital and business performance in Malaysian industries".Journal of Intellectual Capital, Vol. 1, No. 1, hlm: 85-100.

Brüggen, A., P. Vergauwen, dan M. Dao. 2009. "Determinants ofintellectual capital disclosure: evidence from Australia".Management Decision, Vol. 47, No. 2, hlm: 233-245.

Page 253: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

227Intellectual Capital & Kinerja Organisasi

Bukh, P. N., C. Nielsen, P. Gormsen, dan J. Mouritsen. 2005. "Disclosureof information on intellectual capital in Danish IPO prospectuses".Accounting, Auditing & Accountability Journal, Vol. 18, No. 6,hlm: 713-732.

Chang, Y. c., H. t. Chang, H. r. Chi, dan W. h. Chiu. 2009 ofConference. "Firm attributes and intellectual capitaldisclosure: Evidences from IPO prospectuses in Taiwan". Artikeldipresentasikan pada the European Conference on IntellectualCapital, di London.

Chen, M. C., S. J. Cheng, dan Y. Hwang. 2005. "An empiricalinvestigation of the relationship between intellectual capitaland firms' market value and financial performance". Journalof Intellectual Capital, Vol. 6, No. 2, hlm: 159-176.

Choong, K. 2008. "Intellectual capital: definitions, categorizationand reporting models". Journal of Intellectual Capital, Vol. 9,No. 4, hlm: 609-638.

Christensen, L. T., M. Morsing, dan G. Cheney. 2008. CorporateCommunications; Convention, Complexity, and Critique.Londong: Sage Publications.

Darabi, R., S. K. Rad, dan M. Ghadiri. 2012. "The Relationshipbetween Intellectual Capital and Earnings Quality". ResearchJournal of Applied Sciences, Engineering and Technology, Vol.4, No. 20, hlm: 4192-4199.

Davis, F. H., T. R. Cloake, A. S. Fedde, dan H. A. Horne. 1940."Intangible assets". New York Certified Public Accountant, Vol.1, No. 1, hlm: 33.

Díez, J. M., M. L. Ochoa, M. B. Prieto, dan A. Santidrián. 2010."Intellectual capital and value creation in Spanish firms".Journal of Intellectual Capital, Vol. 11, No. 3, hlm: 348-367.

Dumay, J. C. 2014. "15 years of the Journal of Intellectual Capitaland counting: a manifesto for transformational IC research".Journal of Intellectual Capital, Vol. 5, No. 1, hlm: 2-37.

Edvinsson, L., dan M. S. Malone. 1997. Intellectual Capital: RealizingYour Company's True Value by Finding Its Hidden Brainpower.New York: HarperCollins.

Page 254: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi228

Firer, S., dan S. M. Williams. 2003. "Intellectual capital and traditionalmeasures of corporate performance". Journal of IntellectualCapital, Vol. 4, No. 3, hlm: 348-360.

Gan, K., dan Z. Saleh. 2008. "Intellectual Capital and CorporatePerformance of Technology-Intensive Companies: MalaysiaEvidence". Asian Journal of Business and Accounting, Vol. 1,No. 1, hlm: 113-130.

Ghosh, S., dan A. Mondal. 2009. "Indian software and pharmaceuticalsector IC and financial performance". Journal of IntellectualCapital, Vol. 10, No. 3, hlm: 369-388.

Guthrie, J., F. Ricceri, dan J. Dumay. 2012. "Reflections and projections:a decade of intellectual capital accounting research". BritishAccounting Review, Vol. 44, No. 2, hlm: 68-82.

Hall, R. 1992. "The strategic analysis of intangible resources".Strategic Management Journal, Vol. 13, No. 2, hlm: 135.

Ienciu, N. M., dan I. A. Ienciu. 2012. "Determinants of intellectualcapital reporting: evidence from the Romanian stock market".The Romanian Economic Journal, Vol. 15, No. 43, hlm: 147-164.

Itami, H., dan T. W. Roehl. 1987. Mobilizing invisible assets. Cambridge:Harvard University Press.

Kamal, M. H. M., R. C. Mat, N. A. Rahim, N. Husin, dan I. Ismail. 2011."Intellectual Capital and Firm Performance of CommercialBanks In Malaysia". Asian Economic and Financial Review, Vol.2, No. 4, hlm: 577-590.

Kamath, G. B. 2007. "The intellectual capital performance of Indianbanking sector". Journal of Intellectual Capital, Vol. 8, No. 1,hlm: 96-123.

Kaplan, R. S., dan D. P. Norton. 2004. Strategy Maps: ConvertingIntangible Assets into Tangible Outcomes. Boston: HarvardBusiness School Press.

Khanqah, V. T., M. A. Khosroshahi, dan E. Ghanavati. 2012. "AnEmpirical Investigation of the Impact of Intellectual Capital onFirms ' Market Value and Financial Performance: Evidence fromIranian Companies". International Journal of ManagementBusiness Research, Vol. 2, No. 1, hlm: 1-12.

Page 255: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

229Intellectual Capital & Kinerja Organisasi

Lado, A. A., dan M. C. Wilson. 1994. "Human resource systems andsustained competitive advantage: A competency-basedperspective". Academy of Management Review, Vol. 9, No. 4,hlm: 699-727.

Maditinos, D., D. Chatzoudes, C. Tsairidis, dan G. Theriou. 2011. "Theimpact of intellectual capital on firms' market value andfinancial performance". Journal of Intellectual Capital, Vol. 12,No. 1, hlm: 132-151.

Marzo, G. 2014. "Improving internal consistency in IC research andpractice: IC and the theory of the firm". Journal of IntellectualCapital, Vol. 15, No. 1, hlm: 38-64.

Mavridis, D. G. 2004. "The intellectual capital performance of theJapanese banking sector". Journal of Intellectual Capital, Vol.5, No. 3, hlm: 92-115.

Mehralian, G., H. R. Rasekh, P. Akhavan, dan M. R. Sadeh. 2012. "TheImpact of Intellectual Capital Efficiency on Market Value : AnEmpirical Study from Iranian Pharmaceutical Companies".Iranian Journal of Pharmaceutical Research, Vol. 11, No. 1, hlm:195-207.

Mosavi, S. A., S. Nekoueizadeh, dan M. Ghaedi. 2012. "A study ofrelations between intellectual capital components, marketvalue and finance performance". African Journal of BusinessManagement, Vol. 6, No. 4, hlm: 1396-1403.

Mouritsen, J. 2004. "Measuring and intervening: how does wetheorise intellectual capital management?". Journal of IntellectualCapital, Vol. 5, No. 2, hlm: 257-267.

Murale, V., R. Jayaraj, dan Ashrafali. 2010. "Impact of IntellectualCapital on Firm Performance: A Resource Based View UsingVAIC Approach". International Journal of Buisness Management,Economics and Information Technology, Vol. 9, No. 4, hlm:283-292.

Najibullah, S. 2005. "An Empirical Investigation of The Relationshipbetween IC and Firm's Market Value and Financial PerformanceIn Context of Commercial Bank of Bangladesh". UnpublishedPaper. Independent University.

Page 256: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi230

Pulic, A. 2000. "MVA and VAIC™ Analysis of randomly selectedcompanies from FTSE 250". Unpublished Paper. AustrianIntellectual Capital Research Center, Graz - London.

Pulic, A., dan M. Kolakovic. 2003. "Value creation efficiency in thenew economy" www.vaic-on.net. [diakses pada 3 December 2006].

Puntillo, P. 2009. "Intellectual Capital and Business Performance.Evidence from Italian Banking Industri". Journal of CorporateFinance, Vol. 4, No. 12, hlm: 96-115.

Riahi-Belkaoui, A. 2003. "Intellectual capital and firm performanceof US multinational firms: A study of the resource-based andstakeholder views". Journal of Intellectual Capital, Vol. 4, No.2, hlm: 215-226.

Riel, C. B. M. v., dan C. J. Fombrun. 2007. Essentials of CorporateCommunications. New York: Routledge.

Santoso, E. 2011. "Intellectual Capital In Indonesia: The Influence onFinancial Performance of Banking Industry", Doctor ofManagement, University of Phoenix.

Santoso, S. 2009. "The Influence of Intellectual Capital on InvestmentRecommendations", Accounting, Binus University.

Shelley Taylor and Associates. 1999. Full Disclosure 1998. London:Shelley Taylor.

Shiri, M. M., K. Mousavi, A. Pourreza, dan S. Ahmadi. 2012. "TheEffect of Intellectual Capital on Market Value Added". Journalof Basic & Applied Scientific Research, Vol. 2, No. 7, hlm: 7214-7226.

Stewart, T. A. 1997. Intellectual Capital. London: Nicholas BrealeyPublishing.

Tan, H. P., D. Plowman, dan P. Hancock. 2007. "Intellectual capitaland financial returns of companies". Journal of IntellectualCapital, Vol. 8, No. 1, hlm: 76-95.

Ulum, I. 2009a. "Intellectual capital dan kinerja keuangan perusahaan;sebuah perspektif sektor perbankan Indonesia". JurnalHumaniora, Vol. 6, No. 2, hlm.

---. 2009b. "Intellectual Capital Performance Sektor Perbankan diIndonesia". Jurnal Akuntansi dan Keuangan (terakreditasi dikti),Vol. 10, No. 2, hlm: 77-84.

Page 257: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

231Intellectual Capital & Kinerja Organisasi

---. 2010. "Mengintroduksi Laporan Tahunan Perguruan Tinggi".Tabloid Bestari, November.

---. 2012. "Investigasi Hubungan antara Modal Intelektual dan PraktikPengungkapannya (IC Disclosure) dalam Laporan TahunanPerusahaan ". Jurnal Ekonomi Bisnis, Vol. Tahun 17, Nomor 1,Maret 2012, No., hlm: 36-45.

---. 2015. "Peran Pengungkapan Modal Intelektual dan Profitabilitasdalam Hubungan antara Kinerja Modal Intelektual denganKapitalisasi Pasar". Disertasi Tidak Dipublikasikan, ProgramDoktor Ilmu Ekonomi, Universitas Diponegoro, Semarang.

Ulum, I., I. Ghozali, dan A. Purwanto. 2014. "Intellectual CapitalPerformance of Indonesian Banking Sector: A Modified VAIC(M-VAIC) Perspective". Asian Journal of Finance & Accounting,Vol. 6, No. 6, hlm: 103-123.

Wang, J. C. 2008. "Investigating market value and intellectual capitalfor S&P 500". Journal of Intellectual Capital, Vol. 9, No. 4, hlm:546-563.

Wernerfelt, B. 1984. "A Resource-based View of the Firm". StrategicManagement Journal, Vol. 5, hlm: 171-180.

Williams, S. M. 2001. "Is a company's intellectual capital performanceand intellectual capital disclosure practices related?: Evidencefrom publicly listed companies from the FTSE 100". Journal ofIntellectual Capital, Vol. 2, No. 3, hlm: 192-203.

Wright, P. M., G. C. McMahan, dan A. McWilliams. 1994. "Humanresources and sustained competitive advantage: a resource-based perspective". International Journal of Human ResourceManagement, Vol. 5, No. 2, hlm: 301-326.

Yalama, A., dan M. Coskun. 2007. "Intellectual capital performanceof quoted banks on the Istanbul stock exchange market".Journal of Intellectual Capital, Vol. 8, No. 2, hlm: 256-271.

Yang, C. C., dan C. Y. Y. Lin. 2009. "Does intellectual capital mediatethe relationship between HRM and organizational performance?Perspective of a healthcare industry in Taiwan". The InternationalJournal of Human Resource Management, Vol. 20, No. 9, hlm:1965-1984.

Page 258: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi232

Zéghal, D., dan A. Maaloul. 2010. "Analysing value added as anindicator of intellectual capital and its consequences on companyperformance". Journal of Intellectual Capital, Vol. 11, No. 1,hlm: 39-60.

Zehri, C., A. Abdelbaki, dan N. Bouabdellah. 2012. "How IntellectualCapital Affects A Firm's Performance?". Australian Journal ofBusiness and Management Research, Vol. 2, No. 8, hlm: 24-31.

Zou, X., dan T. C. Huan. 2011. "A study of the intellectual capital'simpact on listed bank's performance in China". African Journalof Business Management, Vol. 5, No. 12, hlm: 5001-5009.

Page 259: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

233Intellectual Capital Disclosure: Kajian Empiris

233

BAB VIII

Intellectual Capital Disclosure:Kajian Empiris

Sejauh ini, penelitian seputar ICD dapat dikelompokkan menjadiempat, yaitu: (1) penelitian tentang luas pengungkapan informasi ICpada laporan tahunan (Brennan, 2001; April et al., 2003; Goh, 2005;Guthrie et al., 2006; Ulum, 2011); (2) penelitian tentang anteseden/pemicu (driver) dari ICD (White et al., 2007; Zaludin, 2007; Chang etal., 2009; Ienciu dan Ienciu, 2012; Ulum et al., 2012); (3) penelitiantentang hubungan ICD dan cost of capital; dan (4) penelitiantentang hubungan antara ICD dengan kinerja (Abdolmohammadi,2005; Orens et al., 2009; Mousavi dan Takhtaei, 2012).

Beberapa tahun terakhir, perusahaan sudah mulai menyadariakan pentingnya mengelola external communication secara sistematisdan menghargai IC. Berbagai penelitian mengenai permintaaninvestor dan analis terhadap informasi mengindikasikan perbedaanyang substansial antara tipe informasi yang ditemukan dalamlaporan tahunan perusahaan dan tipe informasi yang diinginkanpasar (Eccles et al., 2001). Secara umum, perusahaan, investor, dananalis menginginkan informasi yang lebih reliabel, seperti, kualitasmanajerial, keahlian, pengalaman dan integritas, customer relationsdan personnel competencies (semua faktor yang berhubungandengan IC).

Page 260: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi234

Penelitian mengenai pengungkapan indikator IC cenderung lebihfokus pada value relevance dari indikator IC yang lebih spesifik,seperti biaya penelitian dan pengembangan (Lev dan Sougiannis,1996) atau bahkan terkait dengan bagaimana aset takberwujud bisadikapitalisasikan (Gu dan Lev, 2001). Canibano et al. (1999) mereviusejumlah penelitian dimana relevansi nilai dari elemen-elemen laindari IC (seperti: biaya penelitian dan pengembangan, iklan, paten,merek, kepuasan pelanggan, dan sumberdaya manusia) diteliti.

Meskipun masih terbatas, studi mengenai pengungkapan ICdalam beberapa tahun terakhir telah dilakukan di Australia, Austria,Inggris, Swedia, Belanda, Perancis, Irlandia, Kanada, Spanyol, Italy,Afrika Selatan, Hongkong, Malaysia, dan Indonesia. Laporan tahunandipilih sebagai sumber data, karena mudah diperoleh, isi laporantersebut telah diperiksa oleh perusahaan, dan laporannya jugaterdistribusi secara luas pada publik (Campbell dan Rahman, 2010).Sampel perusahaan yang terdaftar sangat bervariasi, mulai dariperusahaan terbesar hingga perusahaan pada industri tertentu, tapiberjumlah tidak lebih dari 31 perusahaan, dengan demikian analisisstatistiknya sangat terbatas.

Perusahaan tentu berharap agar informasi IC yang diungkapkandalam laporan tahunan akan direspon oleh (calon) investor. Reaksiinvestor atas informasi IC inilah yang kemudian akan berdampakterhadap nilai perusahaan. Asumsinya, perusahaan yang menyajikaninformasi lebih banyak, termasuk informasi-informasi yangtidak mandatory, dianggap memiliki kelebihan dan keunggulansehingga investor akan cenderung untuk membeli sahamperusahaan tersebut.

Content analysis hampir selalu digunakan untuk mengukurtingkat pengungkapan IC. Prosedurnya meliputi pengkodifikasianinformasi kualitatif dan kuantitatif ke dalam kategori yang sudahditetapkan sebelumnya, dalam rangka memperoleh pola dalampenyajian dan pelaporan informasi (Guthrie dan Petty, 2000). Metodeini dianggap sistematis, objektif dan merupakan pendekatan yangdapat dipercaya dalam menetukan faktor-faktor yang mempengaruhiisi dari laporan yang dipublikasikan, serta dapat digunakan untukmembuat kesimpulan yang benar (Krippendorff, 1980; Guthrie danPetty, 2000).

Page 261: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

235Intellectual Capital Disclosure: Kajian Empiris

Tabel 8.1 menyajikan sejumlah penelitian tentang pengungkapanmodal intelektual dalam berbagai format. Sebagian penelitianberusaha mengidentifikasi modal intelektual dari aset takberwujud(intangible assets).

Tabel 8.1 Penelitian Empiris Tentang (Pengungkapan) IntellectualCapital

Sumber : Diolah dari beberapa hasil penelitian

No. Peneliti (Tahun) Negara Tujuan Penelitian Metode Bidang Kajian

1 Bornemann et al.(1999)

Austria Nilai IC dariperspektifstakeholders

Wawancara

KuesionerContent analysis

Ukuran non-keuangan,perbandingan usaha kecildi Austria denganperusahaan internasional.

2 Backhuijs et al.(1999)

Belanda Kerangka kerjauntuk indikator IC

Studi kasus Signifikansi dari asettakberwujud, identifikasidan definisi untukindikator.

3 Johanson et al.(1999b)

Swedia Karakteristik asettakberwujud

Studi kasus Klasifikasi asettakberwujud, hubunganantar aset takberwujud.

4 Johanson et al.(1999a)

Swedia Pengukuran danpengelolaan asettakberwujud

Studi kasus Pengembangan, tujuan, isidan outcome dari sistempengukuran.

5 Achten danWalgemoed(1999)

Belanda Transparansi asetproduksitakberwujud

Studi kasus Identifikasi aset produksitakberwujud danpengukuran input

6 Andriessen et al.(1999)

Belanda Penilaian asettakberwujud

Studi kasus Pengukuran asettakberwujud dalambentuk kapasitas labamasa depan

7 Miller et al.(1999)

Kanada Pengukuran danpelaporan IC

KuesionerFGD

Indikator-indikator IC

8 Canibano et al.(1999)

Spanyol Pengukuran IC Studi kasus Indikator-indikator IC

9 Hoogendoorn etal. (1999)

Belanda Pengembanganlaporan IC

Kuesioner

Wawancara

Identifikasi IC,perhitungan asettakberwujud, Indikator-indikator IC

10 Guthrie et al.(1999)

Australia Pelaporan IC Content analysis

Studi kasusIsi dari laporan IC, peranindustri sebagai kekuatanpenggerak bagi IC

11 Brennan (2001) Irlandia Pelaporan IC Content analysis Isi dari laporan IC,perbandingan nilai pasardan nilai buku

12 Bozzolan et al.(2003)

Italy Pengungkapan IC Content analysis Isi dari laporan IC, faktor-faktor yang mempengar-uhi perbedaan pelaporan

13 April et al. (2003) AfrikaSelatan

Pengungkapanelemen-elemen IC

Content analysis Frekuensi pengungkapanelemen IC

14 Ulum et al. (2012) Indonesia Pengungkapan IC Content analysis Pengungkapan kategori(item-item) IC dalam

Page 262: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi236

Dengan mengacuhkan keraguan atas reliabilitas content analy-sis, hasil penelitian menunjukkan tingkat pengungkapan IC diseluruh dunia masih rendah, meskipun perusahaan-perusahaan diItalia menunjukkan tingkat pengungkapan yang menjanjikan(Bozzolan et al., 2003). Meskipun manajemen mengakui bahwa ICmemiliki pengaruh penting terhadap kinerja perusahaan di masayang akan datang (April et al., 2003), beberapa penulis (Pettydan Guthrie, 2000; Eccles et al., 2001; Roslender dan Fincham,2001) menyatakan bahwa IC masih belum begitu dipahami,akibatnya pengukuran, penilaian, dan pelaporannnya masih belummencukupi dan tidak konsisten. Contoh kekurangan dalampengungkapan IC adalah lazimnya bersifat kualitatif dan tidakkuantitatif, sehingga tidak mengejutkan ketika pengukurannyamenjadi minim penjelasan.

Kebanyakan penelitian murni deskriptif dan tidak berusahauntuk menjelaskan penyebab perbedaan tingkat pengungkapan ICantar perusahaan, kecuali April et al. (2003) dan Bozzolan et al.(2003) yang meneliti mengenai pengaruh tipe industri, Williams(2001) yang meneliti VAIC (mengukur IC dan kinerjanya) dan variabelukuran organisasional, jenis industri, status terdafat, kinerja physicalcapital (ROA) dan leverage.

Tabel 8.2 Deskripsi Hasil Penelitian dengan Content Analysis

Sumber : Miller and Whiting, 2005

Peneliti

Rata-Rata JumlahAtribut IC yangDilaporkan Tiap

Laporan Tahunan

Frekuensi Pengungkapan (%)

External

CapitalAttributes

Internal

CapitalAttributes

Human

CapitalAttributes

Guthrie & Petty(2000)

8.9 40 30 30

Abeysekera &Guthrie (2000)

N/A 41 24 35

Brennan (2001) 3.7 49 29 22

April et al. (2003) 10.4 40 30 30

Bozzolan et al. (2003) 51 49 30 21

Goh & Lim (2004) 14.6 41 37 22

Page 263: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

237Intellectual Capital Disclosure: Kajian Empiris

A. ICD - Topik IndividualSejumlah penelitian fokus pada upaya untuk mengungkap praktik

pelaporan informasi tentang modal intelektual (ICD) dalam laporantahunan. Guthrie dan Petty (2000) menggunakan laporan tahunan20 perusahaan terkemuka di Australia untuk mengidentifikasi praktikpengungkapan informasi IC. Hasil kajian mereka menunjukkan bahwainformasi IC belum secara konsisten dilaporkan oleh perusahaan diAustralia. Area utama yang diinformasikan oleh perusahaan adalahinformasi tentang human resources, technology and intellectualproperty right, dan organizational and workplace structure. Dibagian akhir, mereka menyimpulkan bahwa hingga pada periodeawal tahun 2000, belum ada suatu kerangka kerja yang disepakatidiantara perusahaan-perusahaan besar maupun para profesional dibidang akuntansi untuk melaporkan IC.

Goh dan Lim (2004) mengidentifikasi pengungkapan informasiIC dalam laporan tahunan perusahaan publik di Malaysia. Hasilnyamenyatakan bahwa pengungkapan informasi IC dalam laporantahunan lebih banyak kualitatif dan bukan kuantitatif. Hal yangsama juga dilakukan oleh Guthrie et al. (2006) yang membandingkanpelaporan IC oleh perusahaan-perusahaan di Australia denganperusahaan di Hongkong. Tabel 8.3 meringkas sejumlah penelitiantentang luas pengkapan informasi IC dalam laporan tahunan yangdilakukan di sejumlah negara.

1. Studi Yi dan Davey (2010)

Penelitian ini dilakukan pada 49 perusahaan di China (mainland)yang terdaftar di dua pasar bursa (dual listed) untuk tahun 2006.Analisis isi (content analysis) dilakukan dengan pembobotan (sixpoint scale) dari 0-5, yaitu:

5 : jika informasi IC diungkapkan dalam bentuk kuantitatif/moneterdengan narasi;

4 : jika informasi IC diungkapkan dalam bentuk kuantitatif/monetersaja, tanpa narasi;

3 : jika informasi IC diungkapkan dalam bentuk narasi.

2 : jika informasi IC diungkapkan dan didiskusikan dengan referensiyang terbatas, atau hanya disajikan sekilas ketika membahasinformasi lain;

Page 264: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi238

1 : perusahaan menyatakan bahwa pengungkapan item IC adalahtidak material;

0 : jika informasi IC tidak diungkapkan.

Tabel 8.3 Ringkasan Penelitian ICD: Luas PengungkapanInformasi IC

Goh dan Lim(2004)

Guthrie et al.(2006)

Purnomosidhi(2006)

Yi dan Davey(2010)

Ulum (2011)

Disclosing intellectualcapital in companyannual reports; Evidencefrom Malaysia".Journal of Int. Capital.Vol. 5 (3) pp. 500-510

The voluntary reportingof intellectual capital;comparing evidencefrom Hong Kong andAustralia". Journal ofIntellectual Capital.Vol. 7 (2) pp. 254-271

Praktik pengungkapanmodal intelektual padaperusahaan publik diBEJ". The IndonesianJournal of AccountingResearch. Vol. 9 (1)pp. 87-99

Intellectual capitaldisclosure in Chinese(mainland) companies".Journal of IntellectualCapital. Vol. 11 (3) pp.326-347

Analisis PraktekPengungkapanInformasi IntellectualCapital dalam LaporanTahunan PerusahaanTelekomunikasi diIndonesia". JurnalReviu Akuntansi danKeuangan (JRAK). Vol.1 (1) pp. 49-56

Objek: Perusahaanpublik di MalaysiaUnit analisis: ICD,laporan tahunanMetode: Contentanalysis

Objek: Perusahaanpublik di Hong Kongdan AustraliaUnit analisis: ICD,laporan tahunanMetode: Contentanalysis

Objek: Perusahaanpublik di IndonesiaUnit analisis: ICD,laporan tahunanMetode: Contentanalysis

Objek: Perusahaanpublik di ChinaUnit analisis: ICD,laporan tahunanMetode: Contentanalysis

Objek: Perusahaantelekomunikasi diIndonesiaUnit analisis: ICD,laporan tahunanMetode: Contentanalysis

Pengungkapaninformasi IC dalamlaporan tahunan lebihbanyak kualitatif danbukan kuantitatif.

Isi dari laporan IC,membandingkan buktidari Hong Kong danAustralia.

Pengungkapaninformasi IC dalamlaporan tahunanperusahaan publikmasih terbatas.

Tingkat pengungkapanIC oleh perusahaanChina daratan tidaktinggi. Sebagian besaratribut IC disajikandalam deskripsi, bukanangka atau moneter.Rata-rata jumlah itemyang diungkapkancukup tinggi untukmenunjukkan bahwaada kesadaran yangjelas tentang penting-nya pengungkapan IC.

Persentase pengungkapankomponen-komponenIC di dalam laporantahunan perusahaantelekomunikasi diIndonesia relatif tinggi.Patent, copyright, dantrademark adalahkomponen yang palingsering tidakdiungkapkan.

Nama (Tahun) Judul/Jurnal Objek/Variabel/Analisis Hasil

Page 265: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

239Intellectual Capital Disclosure: Kajian Empiris

Tabel 8.3 Lanjutan

Sumber : diolah dari berbagai hasil penelitian

Tabel 8.4 Overall Disclosure Scores (Descending Order)

Tabel 8.5 Disclosure Performance of Internal Capital Items

Nama (Tahun) Judul/Jurnal Objek/Variabel/Analisis Hasil

Mengidentifikasiperbedaan pengung-kapan IC antaraperusahaan India danAustralia. Tingkatpengungkapan ICditemukan rendah dikedua negara dansebagian besar pengung-kapan bersifat deklaratif.

Informasi sumber dayamanusia yang tersediaterbatas, & cenderunguntuk fokus padadireksi, yang kebanyak-an mungkin figur yangberdampak kecilterhadap caraperusahaan dijalankan& dalam menciptakannilai bagi perusahaan.

Objek: Perusahaanpublik di India danAustraliaUnit analisis: ICD,laporan tahunanMetode: Contentanalysis

Objek: Perusahaanpublik di MalaysiaUnit analisis: HumanCapital Disclosure,laporan tahunanMetode: Contentanaylis, interview

Intellectual capitaldisclosures by Indianand Australian informa-tion technology compa-nies: A comparativeanalysis". Journal ofIntellectual Capital.Vol. 13 (4) pp. 582-598

Human capitaldisclosures in developingcountries: figureheadsand value creators".Journal of AppliedAccounting Research.Vol. 14 (2) pp. 180-196

Joshi (2012)

Huang et al.(2013)

Page 266: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi240

Tabel 8.6 Disclosure Performance of External Capital Attributes

Tabel 8.7 Disclosure Performance of Human Capital Attributes

Gambar 8.1 menunjukkan frekwensi pengungkapan berdasarkankategori utama dari IC. Perusahaan-perusahaan China lebih banyakmengungkapkan informasi tentang external capital yang mencapai46% dari total informasi IC yang diungkapkan. Human capitalmenjadi kategori yang paling tidak populer, hanya diungkapkansebanyak 24%, sementara internal capital sekitar 30%.

Gambar 8.1 IC Disclosure by Categories (Frequency)

Page 267: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

241Intellectual Capital Disclosure: Kajian Empiris

2. Studi Ulum (2011)

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi tipologipengungkapan IC dalam laporan tahunan perusahaan publik diIndonesia dengan menggunakan pendekatan analisis isi (contentanalysis). Sampel yang digunakan adalah perusahaan-perusahaan disektor telekomunikasi yang terdaftar hingga akhir tahun 2008 danmempublikasikan laporan tahunannya pada website resmi perusahaandan/atau website BEI.

Persentase pengungkapan informasi IC dalam laporan tahunanperusahaan telekomunikasi disajikan pada gambar 8.2 (2006), 8.3(2007), dan 8.4 (2008).

Gambar 8.2 Persentase Pengungkapan Informasi ICtahun 2006

Gambar 8.3 Persentase Pengungkapan Informasi ICtahun 2007

Page 268: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi242

Gambar 8.4 Persentase Pengungkapan Informasi ICtahun 2008

Data yang digunakan adalah laporan tahunan perusahaanperiode 2006, 2007, dan 2008. Kategori/komponen IC yang diadopsidalam penelitian ini adalah skema yang digunakan oleh (Petty danGuthrie, 2000). Dalam skema ini, IC dikategorikan dalam dalam3 kelompok: internal structures (organisational capital: 11 item);external structures (customer/relational capital: 9 item); danemployee competence (human capital: 6 item).

Berikut adalah beberapa contoh pengungkapan atribut IC didalam laporan tahunan perusahaan publik di Indonesia;

PT. Telkom (2007) tentang trademark:"Telkomsel menyediakan kepada pelanggannya pilihan layananprabayar dengan merek dagang "SimPATI" atau layananpascabayar dengan merek dagang"KartuHALO."

PT. Telkom (2007) tentang corporate culture:"Perseroan memiliki kebijakan internal dan pengembanganbudaya perusahaan yang dikenal dengan The TELKOM Way(TTW) 135 … ".

PT. Excelcomindo Pratama (XL) (2008) tentang management process:"Melalui komitmen kami yang tinggi dalam menjunjung prinsip-prinsip GCG, kami dapat memaksimalkan imbal hasil,memperbaiki kinerja melalui nilai-nilai perusahaan kami danmelindungi kepentingan para pemegang saham kami. Kamisecara berkesinambungan memperkuat bagan kerja tata kelolaperusahaan dalam menghadapi pertumbuhan bisnis yang pesatdi tengah-tengah lingkungan persaingan bisnis yang amat ketat"

Page 269: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

243Intellectual Capital Disclosure: Kajian Empiris

PT. Indosat (2007) tentang entrepreneur spirit:"Setiap karyawan Indosat dianugerahi beragam potensi sertakeunikan talenta tersendiri dalam memberikan kontribusiterhadap pertumbuhan usaha perusahaan. Keberhasilanmemadukan kemampuan setiap karyawan menjadi kerjasamayang kuat dan sinergis, telah mempercepat pencapaianpertumbuhan tersebut. Melalui kerjasama dan hubungan yangefektif, kami bekerja erat dengan pemegang saham, mitra usaha,pelanggan, regulator dan institusi terkait lainnya di Indonesiadan Amerika Serikat."

PT. Bakrie Telecom (2007) tentang distribution channel:"Untuk memastikan produk kami tersebar di jaringan toko-tokopenjualan produk seluler, kami memperluas jaringan penjualandan distribusi dengan cara menambah kerjasama distributor,outlet resmi, dan cealer-dealer isi ulang....."

Tabel 8.8 Pengungkapan Informasi IC Perusahaan Telekomunikasidi Indonesia tahun 2007 dan 2008

Intellectual Capital2007 2008

n Persentase N PersentaseInternal (Structural) Capital:PatentCopyrightTrademarksManagement philosophycorporate cultureManagement processesIS (Information System)Networking systemFinancial relationExternal (Customer) capitalBrandsCustomersCustomers loyaltyCompanies’ nameDistribution channelBusiness collaborationLicensing agreementFavorable contractFranchising agreementHuman CapitalKnow-howEducationVocational qualificationWork-related knowledgeWork-related competenciesEntrepreneur spiritInnovativenessProactiveReactive AbilitiesChangeability

000523566

655644652

2335423233

000

83.333.350

83.3100100

10083.383.310066.766.710083.333.3

33.35050

83.366.733.350

33.35050

112313256

643643432

3333233231

16.716.733.350

16.750

33.383.3100

10066.750

10066.750

66.750

33.3

50505050

33.35050

33.350

16.7

Page 270: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi244

Praktek pengungkapan komponen IC dalam laporan tahunanperusahaan telekomunikasi cenderung meningkat dari tahun 2007ke 2008. Di tahun 2007 misalnya, untuk komponen Internal Capital,hanya 66.7% (6) atribut yang diungkapkan oleh perusahaan,sementara pada tahun 2008 seluruh atribut telah diungkapkanmeskipun tidak oleh semua perusahaan. Atribut 'patent', 'copyright',dan 'trademark' yang ditahun 2007 tidak diungkapkan sama sekalioleh perusahaan, di tahun 2008 muncul di 1 dan 2 laporan tahunanperusahaan. Tabel 8.8 menyajikan informasi tentang persentasepengungkapan komponen IC dalam laporan tahunan perusahaantelekomunikasi tahun 2007 dan 2008.

B. Anteseden/Pemicu (Drivers) ICDBukh et al. (2005) melakukan kajian tentang pengungkapan

informasi IC dalam prospektus IPO (initial public offering) perusahaan-perusahaan di Denmark. Tujuan kajian ini adalah untuk mengujimanakah informasi tentang IC yang diungkapkan di dalam prospektusIPO perusahaan di Denmark. Lebih lanjut, kajian ini juga melihatbagaimana perubahan pengungkapan sukarela (voluntary disclosure)tentang IC dan untuk menganalisis faktor-faktor apakah yang dapatmenjelaskan jumlah pengungkapan di dalam prospektus.

Abdolmohammadi (2005) meneliti 58 perusahaan yang termasukdalam Fortune 500 tentang praktik pengungkapan IC dalam laporantahunan perusahaan selama 5 tahun. Hasilnya menunjukkan bahwafrekuensi pengungkapan informasi tentang "brand" dan "proprietaryprocesses" meningkat selama periode pengamatan. White et al.(2007) melakukan kajian faktor-faktor pemicu (drivers) pengungkapanIC pada perusahaan publik sektor bioteknologi di Australia. Hasilnyamenunjukkan bahwa pemicu utama pengungkapan IC adalah boardindependence, firm age, leverage dan firm size. Analisis multipleregresi mendemonstrasikan bahwa board independence, leveragedan size berhubungan signifikan dengan tingkat pengungkapan IC.Tabel 8.9 meringkas sejumlah penelitian tentang faktor-faktor pemicu(drivers) dari ICD.

Page 271: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

245Intellectual Capital Disclosure: Kajian Empiris

Tabel 8.9 Ringkasan Penelitian: Faktor Pemicu (Driver) ICD

Nama (Tahun) Judul/Jurnal Objek/Variabel/Analisis Hasil

Leverage, listingstatus, jenisindustriberhubunganpositif dengan ICD

Umur perusahaan,leverage, ukuranperusahaan, dankeberadaan komisarisindependenberpengaruhterhadap luaspengungkapan IC.

Ukuran leverageberpengaruh padaluas pengungkapanIC, sedangkanindustri & profittidak berpengaruh.

(1) Profitabilitasberhubunganpositif kuantitaspengungkapanexternal capitaldan HC, namunberhubungannegatif kualitaspengungkapan HC;(2) size (penjualan)berhubungannegatif kualitaspengungkapanexternal capital;(3) namun size(jumlah karyawan)berhubunganpositif denganfrekwensi dankualitas ICD

Situasi keuangan(laba/rugi)menjadi faktoryang berpengaruhterhadap luaspelaporan IC.

Objek: 75 perusahaan publikdi Afrika Selatan tahun 2001Variabel: IV = Leverage,listing status, jenis industriDV= ICDTeknik Analisis: Regresi

Objek: Perusahaan publiksektor bioteknologi di AustraliaVariabel: DV = ICD. IV =umur perusahaan, leverage,ukuran perusahaan, & keber-adaan komisaris independen.Metode: IC disclosure index,correlation, multiple-regression

Objek: Perusahaan publik diMalaysiaVariabel: DV = ICD. IV =ukuran perusahaan,,jenisindustri, leverage dan profitMetode: content analysis, regresi

Objek: Perusahaan publik diTaiwanVariabel: DV = ICD.IV = profitabilitas, ukuranperusahaan, dan kepemilikanmanajemenMetode: content analysis,regresi

Objek: Perusahaan yangterdaftar di Bucharest StockExchangeVariabel: DV = IC ReportingIV = ukuran perusahaan(turnover, ekuitas, dan jumlah

Is a company'sintellectual capitalperformance andintellectual capitaldisclosure practicesrelated?: Evidence frompublicly listed companiesfrom the FTSE 100.Journal of IntellectualCapital 2 (3):192-203.

Drivers of voluntaryintellectual capitaldisclosure in listedbiotechnologycompanies". Journal ofIntellectual Capital.Vol. 8 (3) pp. 517-537

Factors InfluencingIntellectual CapitalDisclosure: A MalaysianEvidence. ThesisInternational IslamicUniversity Malaysia

Firm attributes andintellectual capitaldisclosure: Evidencesfrom IPO prospectusesin Taiwan. theEuropean Conferenceon Intellectual Capital.

Determinants ofintellectual capitalreporting: evidencefrom the Romanianstock market. TheRomanian Economic

Williams(2001)

White et al.(2007)

Zaludin(2007)

Chang et al.(2009)

Ienciu danIenciu (2012)

Page 272: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi246

Tabel 8.9 LanjutanNama (Tahun) Judul/Jurnal Objek/Variabel/Analisis Hasil

Variabel lainnyatidak berpengaruh.

Ada peningkatanICD; ada hubunganyang signifikandan positif antarakapitalisasi pasar,jumlah halamanlaporan tahunan,jenis industri danICD; tidak adahubungan yangsignifikan antaraumur perusahaandan ICD.

Praktik & komponencorporate governanceberpengaruhterhadap pengung-kapan informasiIC di laporantahunan.

Jenis industri danukuranperusahaanmenjadi pemicuutama ICD

Ada korespondensiantara unsur-unsur pelaporansosial, lingkungan,dan elemen ICpelaporan. PedomanGRI, terutama G3,berhubunganpositif dengan ICD.

Dari 4 variabelyang diuji, hanyafrekuensi pertemuankomite audit yangmemiliki hubunganpositif signifikanmempengaruhitingkat modalintelektual Malaysia.

Ukuran perusahaan,leverage, danjenis industri

karyawan), situasi keuangan(laba/rugi)

Metode: content analysis,regresi

Objek: Perusahaan publik diIndonesiaVariabel: DV = ICD. IV =market capitalization, umur,jenis industriMetode: Content analysis,regresi

Objek: Perusahaan publik diUKVariabel: DV = ICD. IV =corporate governanceMetode: Content analysis

Objek: Perusahaan publik diAustraliaVariabel: DV = Index ICD.IV = jenis industri, sizeMetode: Content analysis,regresi

Objek: Perusahaan publik diPortugisVariabel: DV = ICD. IV = GRIMetode: Content analysis,regresi

Objek: Perusahaan publik diMalaysiaVariabel: DV = ICD; IV =composition of independencedirectors, implementation ofrole duality, size of auditcommittee, frequency ofaudit committee meetingsMetode: Content analysis, regresi

Objek: Perusahaan publik diIndonesiaVariabel: DV = ICD

Journal Vol 15 (43) pp.147-164

The intellectual capitaldisclosures of technology-driven companies:evidence from Indonesia".International Journalof Learning andIntellectual Capital.Vol. 5 (1) pp. 63-82

Intellectual capitaldisclosure andcorporate governancestructure in UK firmsAccounting andBusiness Research 38.2(2008): 137-159.

Determinants ofintellectual capitaldisclosure: evidencefrom Australia".Management Decision.Vol. 47 (2) pp. 233-245

Intellectual capitalreporting insustainability reports".Journal of IntellectualCapital. Vol. 11 (4) pp.575-594

Intellectual CapitalDisclosure andCorporate GovernanceStructure: Evidence inMalaysia". InternationalJournal of Businessand Management. Vol.6 (12) pp. 109-117

Pengaruh karakteristikperusahaan terhadappraktik pengungkapan

Sihotangdan Winata(2008)

Li et al.(2008)

Brüggen etal. (2009)

Oliveira etal. (2010)

Taliyang danJusop (2011)

Ulum et al.(2012)

Page 273: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

247Intellectual Capital Disclosure: Kajian Empiris

Tabel 8.9 Lanjutan

Sumber : diolah dari berbagai hasil penelitian

1. Studi Bukh et al. (2005)

Per Nicolaj Bukh, Christian Nielsen, Peter Gormsen, dan JanMouritsen melakukan kajian tentang pengungkapan informasi ICdalam prospektus IPO (initial public offering) perusahaan-peruhahaandi Denmark. Tujuan kajian ini adalah untuk menguji manakahinformasi tentang IC yang diungkapkan di dalam prospektus IPOperusahaan di Denmark. Lebih lanjut, kajian ini juga melihatbagaimana perubahan pengungkapan sukarela (voluntary disclosure)tentang IC ini selama periode 1999 sampai 2001, dan untukmenganalisis faktor-faktor apakah yang dapat menjelaskan jumlahpengungkapan di dalam prospektus.

a. Hipotesis

H1. Industry differences. Dalam hal pengungkapan informasitentang IC, tidak ada hubungan antara perusahaan-perusahaandalam industri yang berteknologi tinggi (IT dan bioteknologi),perusahaan manufaktur tradisional, dan perusahaan-perusahaankomersial.

H2. Managerial ownership. Tidak ada hubungan antara jumlahpengungkapan informasi tentang IC dan keberadaan kepemilikanmanajerial (managerial ownership) sebelum IPO.

H3. Company size. Tidak ada hubungan antara jumlah pengungkapaninformasi tentang IC dan ukuran perusahaan.

H4. Company age. Tidak ada hubungan antara jumlah pengungkapaninformasi tentang IC dan umur perusahaan.

Nama (Tahun) Judul/Jurnal Objek/Variabel/Analisis Hasil

intellectual capitaldalam laporantahunan perusahaanpublik di Indonesia.Jurnal Profita,Komunikasi IlmiahAkuntansi danPerpajakan Vol V(Agustus) pp. 10-16

IV = ukuran perusahaan,leverage, umur, dan jenisindustriMetode: content analysis,regresi

perpengaruhpositif terhadapICD. Sedangkanumur perusahaanberpengaruhnegatif terhadapICD.

Page 274: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi248

b. Desain/Methodologi

Penelitian ini menggunakan content analysis untuk mengukurpengungkapan IC di dalam masing-masing prospektus dan analisisstatistik untuk menguji apakah terdapat hubungan antarapengungkapan IC dan jenis perusahaan, kepemilikan manajerial(managerial ownership) sebelum IPO, ukuran dan umur perusahaan.Luasnya pengungkapan dikuantifikasi sebagai persentase dari item-item informasi yang ditemukan di dalam prospektus. Dengan katalain, prospektus IPO diberi poin 1 jika item indeks yang ditetapkanditemukan di dalam prospektus, dan jika tidak ditemukan makatidak ada poin. Formula yang digunakan adalah sebagai berikut:

Dimana di mengekspresikan itemi dengan nilai 1 jika itemi ditemukandi dalam prospektus IPO, dan 0 jika tidak ditemukan. M mengekspresikanjumlah maksimum informasi yang ada di dalam prospektus, yaitu78 item.

c. Temuan

Berikut adalah hasil analisis regresi penelitian ini:

Disclosure (Yt) = 3.48 + 2.08*t - 6.25*D*t + εt

T-test values : (7.00) (-2.47)

where : D = 0 (t = 1990 - 1999) and D = 1 (t = 2000-2001)

H1. Industry differences

Variabel independen "tipe teknologi" berpengaruh signifikanterhadap luasnya pengungkapan, perusahaan-perusahaan denganteknologi tinggi (high-tech companies) mengungkapan hampirdua kali lipat (31.7%) jumlah informasi yang diungkapkan olehperusahaan-perusahaan dengan teknologi rendah (low-techcompanies) (16.4%). Hasil ini tidaklah mengherankan karenamemang dari awal, kategori industri telah dikelompokkan terkaitdengan karakteristik ini.

H2. Managerial ownership

Keberadaan kepemilikan manajerial sebelum IPO juga ditemukanmemiliki pengaruh signifikan terhadap jumlah pengungkapan.

Score = x 100%di/MΣm

i=1)(

Page 275: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

249Intellectual Capital Disclosure: Kajian Empiris

Perusahaan-perusahaan yang manajemennya memiliki saham didalam perusahaan pada waktu listing di bursa efek mengungkapkanlebih banyak informasi tentang IC.

Tabel 8.10 Rata-rata Jumlah ICD Berdasarkan Jenis Industri

H3. Company size

Hasil analisis tidak menemukan hubungan yang signifikan antaraukuran perusahaan (yang diproksikan dengan jumlah karyawan)dan luasnya pengungkapan informasi tentang IC. Hasil ini tidakbisa dikonfirmasikan dengan proprietary costs theory (Verrecchia,1983), karena disamping jumlah observasinya terbatas, juga harusdipandang sebagai kesimpulan yang tentatif. Bagaimanapun, hasilini harus dilihat dalam konteks situasi yang khusus, yakni waktuketika perusahaan mempublikasikan prospektus IPO mereka.

H4. Company age

Hasil analisis juga tidak menemukan perbedaan yang signifikanterkait dengan variabel umur perusahaan. Sehubungan denganpersepsi tentang resiko investasi dalam perusahaan, umur adalahbagian dari dokumentasi yang menunjukkan tentang apa yangtengah dan akan diraih oleh perusahaan. Hasil penelitian inimengindikasikan bahwa sejarah perusahaan tidak berarti bagipasar modal, namun demikian track record perusahaan secara terusmenerus menjadi perhatian para pelaku pasar modal.

2. Studi White et al. (2007)

Gregory White, Alina Lee, dan Greg Tower melakukan kajianfaktor-faktor pemicu (driveers) pengungkapan IC pada perusahaanpublik sektor bioteknologi di Australia. Tujuan penelitian ini adalahadalah untuk menginvestigasi luasnya pengungkapan sukarela

Page 276: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi250

tentang IC yang dilakukan oleh perusahaan- perusahaan bioteknologi.Hal ini dilakukan dalam konteks teori agensi (Jensen and Meckling,1976), dan variabel-variabel teori agensi tradisional digunakan untukmenginvestigasi pemicu potensial atas pengungkapan IC olehmanajemen perusahaan.

Pertanyaan riset (research question) utama dalam kajian iniadalah sebagai berikut: "Bagaimana bentuk dan luasnyapengungkapan IC oleh perusahaan-perusahaan bioteknologi, danapakah faktor-faktor pemicu bagi para manajer perusahaan untukmengungkapkan informasi tentang IC tersebut?". Variabel yangdigunakan adalah Size of the firm, Ownership concentration, Boardindependence, Age of the firm, Firm leverage. Pengukuran variabelpenelitian ditunjukkan dalam tabel 8.11.

Table 8.11 Pengukuran Variabel Dependen, Independen, danKontrol

Penelitian ini menggunakan skor IC disclosure index atas sampelyang banyak dari perusahaan bioteknologi terdaftar di Australia,dan menguji hubungan antara pengungkapan sukarela atasintangible firm value dengan variabel teori agensi tradisional.Hubungan tersebut diuji secara statistik dengan menggunakan analisismultiple-regression. Penelitian ini menggunakan 78-item disclosureindex yang dikembangkan oleh Bukh et al. (2005). Disclosure index

Page 277: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

251Intellectual Capital Disclosure: Kajian Empiris

adalah metode penilaian fakta-fakta informasi pengungkapandengan menggunakan skor 1 jika "ya" atau 0 jika "tidak" untuk tiap-tiap item.

Berdasarkan publikasi Bukh et al. (2005), pengungkapan ICdibagi dalam enam kategori - employee, customer, informationtechnology, processes, research and development and strategicstatement - yang di-skor dari 27, 14, lima, delapan, sembilan, dan 15individual items. Total keseluruhan adalah 78 individual items.

Persentase dari disclosure index secara keseluruhan dihitungdengan formula sebagai berikut:

Data asli diperoleh dari 102 perusahaan, namun setelahmengeluarkan duplikat dan outlier, untuk memenuhi asumsinormalitas dalam regresi linier, sampel terakhir berjumlah 96perusahaan (n = 96). Data mentah skor pengungkapan IC untuktiap-tiap item, diukur sebagai persentase dari 96 perusahaan sampel.

a. Analisis data

Data yang terkumpul dalam penelitian dianalisis denganmenggunakan korelasi bivariat dan regresi linier, dengan sorfwareSPSS Versi 14.0. Berikut adalah model regresi yang digunakan:

ICDI Index = λj + β1% Top20Shj β2 In Leveragej + β3 In Agej

+ β4 In% Indepj + β5 In MarkCapj + ηj

b. Temuan

Pemicu utama pengungkapan IC adalah board independence,firm age, leverage dan firm size. Analisis multiple regresimendemonstrasikan bahwa board independence, leverage dan sizeberhubungan signifikan dengan tingkat pengungkapan IC. Regresidengan menggunakan variabel control perusahaan besar(large-sized) dan perusahaan kecil (small-sized) menunjukkanbahwa pengungkapan IC hanya dipicu oleh board independencedan leverage dalam perusahaan besar. Sementara untuk kasusperusahaan kecil tidak menunjukkan adanya hubungan ini.

Score = x 100%di/MΣm

i=1)(

Page 278: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi252

Table 8.12 Descriptive Statistics of Dependent and IndependentVariables

c. Hasil Analisis Multiple Regression

Tabel 8.13 menyajikan hasil analisis multple regresi yangdidasarkan pada model linier berikut:

ICDI Indexj = λj + β1% Top20Shj β2 In Leveragej + β3 In Agej

+ β4 In% Indepj + ηj

Table 8.13 Backwards Regression Analysis of All BiotechnologyFirms

Hasil regresi linier sebagaimana ditunjukkan dalam tabel 8.13mengindikasikan bahwa koefisien untuk lnLeverage (? = 0.059)adalah cukup signifikan ketika dibandingkan dengan ICD Index.Temuan ini konsisten dengan ekspektasi awal, mendukunghipotesis bahwa perusahaan yang memiliki leverage tinggi akanmengungkapkan lebih banyak informasi IC sebab hal itu mungkinakan mengurangi biaya pengawasan dan biaya agensi atas hutanguntuk menyeimbangkan pertentangan keinginan antara manajerdan pemberi pinjaman. Mendukung hipotesis tentang boardindependence, hasil regresi ini menunjukkan bahwa terdapathubungan yang sangat signifikan antara lnIndep dan ICD Index

Page 279: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

253Intellectual Capital Disclosure: Kajian Empiris

(ρ = 0.030). Hasil regresi yang paling signifikan adalah bahwahubungan antara ukuran (ln MarkCap) dan ICD Index tampakpada level yang tinggi (ρ = 0.000).

Untuk menginvestigasi lebih lanjut dampak ukuran perusahaan,data dibagi dalam kelompok perusahaan besar (large) dan kecil(small). Perusahaan-perusahaan yang nilai lnMarkCap-nya sama ataudi atas nilai mean dimasukkan dalam kategori large-firm, sedangkanperusahaan-perusahaan yang nilai lnMarkCap-nya di bawah meanmasuk dalam kategori small-firm. Model regresi yang digunakandalam konteks ini adalah:

ICDI Indexj = λj + β1% Top20Shj β2 In Leveragej + β3 In Agej

+ β4 In% Indepj + ηj

Hasilnya ditunjukkan dalam tabel 8.14 yang mengindikasikanbahwa model yang diajukan hanya relevan untuk perusahaan-perusahaan bioteknologi besar (large biotechnology firms).

Table 8.14 Backwards Regression Analysis of Firm Size

3. Studi Ulum et al. (2012)

Objek penelitian yang dilakukan oleh Ihyaul Ulum, Eny Suprapti,dan Eristyowati ini adalah 38 perusahaan yang masuk kategori 50Biggest Market Capitalization tahun 2006 dan 2007. Komponen ICyang digunakan mengacu pada Guthrie dan Petty (2000), yangterdiri dari 28 item. Selain berusaha mengeksplorasi praktekpengungkapan IC dalam laporan tahunan perusahaan publik diIndonesia (sebagaimana dibahas di bagian sebelumnya bab ini),

Page 280: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi254

penelitian ini juga menganalisis faktor-faktor pemicu (drivers) ICDdengan menggunakan karakteristik perusahaan. Karakteristikperusahaan dipilih berdasarkan teori agensi tradisional yang telahsering digunakan dalam konteks penelitian tentang voluntary disclosure(misalnya: Bukh et al., 2005; White et al., 2007).

a. Hipotesis

H1: Size perusahaan berpengaruh terhadap praktek pengungkapanintellectual capital dalam laporan tahunan perusahaan publik.

H2: Leverage berpengaruh terhadap terhadap praktek pengungkapanintellectual capital dalam laporan tahunan perusahaan publik.

H3: Jenis Industri berpengaruh secara signifikan terhadap praktekpengungkapan IC dalam laporan tahunan perusahaan publik

H4: Umur perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadappraktek pengungkapan IC dalam laporan tahunan perusahaan publik.

Gambar 8.5 Model Penelitian Empiris Ulum et al. (2012)

Model regresi yang digunakan untuk menguji hipotesis adalahsebagai berikut:

ICD = α + β1 log size + β2 In Leverage + β3 Industry + β4 Age + ε

Dimana:ICD = Pengungkapan IC (jumlah total item yang diungkapkan

masing-masing perusahaan)

Page 281: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

255Intellectual Capital Disclosure: Kajian Empiris

Size = total aset

Leverage = total kewajiban/ekuitas

Industry = Jenis Industri (IC intensif dan non IC intensif)

Age = Umur Perusahaan (dihitung mulai dari tanggal IPO hinggatanggal laporan tahunan)

b. Hasil Analisis Regresi

Hasil analisis regresi berganda menunjukkan besarnya pengaruhvariabel size, leverage, age, dan type of industry terhadap IC disclosureadalah 55.8% (R-square). Secara parsial, dapat dilihat bahwa seluruhvariabel independen merupakan pemicu praktik pengungkapan ICperusahaan publik di Indonesai. Hasil paling signifikan ditunjukkanoleh variabel size (sig = 0.004), hal ini konsisten dengan beberapastudi sebelumnya (lihat misalnya Bukh et al., 2005; White et al.,2007). Firer dan Williams (2005) juga menunjukkan bahwa size yangdiukur berdasarkan market capitalization dan total aset mempunyaihubungan positif terhadap tingkat pengungkapan IC dalam annualreport. Artinya, semakin besar ukuran perusahaan, maka semakinbanyak ia akan mengungkapkan informasi di dalam laporantahunannya, baik informasi keuangan maupun non-keuangan, baikmandatory maupun voluntary.

Tabel 8.15 Hasil Analisis Regresi Ulum et al. (2012)

Variabel leverage dan jenis industri juga terbukti secara signifikanberpengaruh terhadap pengungkapan IC. Hasil ini memperkuattemuan White et al. (2007) yang menunjukkan adanya hubungancukup signifikan antara leverage dengan IC disclosure, namun

Variabel Koefisien Regresi (β) thitung Sig.SizeLeverageAgeIndustry

0.7410.3960.3022.090

2.9652.3372.2872.005

0.0040.0220.0250.049

ConstantaR-squareKoefisien Korelasi (R)Fhitung

Sig. = 5%

1.2190.5580.747

22.3670.000α

Page 282: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi256

berbeda dengan temuan Firer dan Williams (2005). Demikian jugadengan variabel jenis industri, temuan ini konsisten dengan kajianBukh et al. (2005) dan White et al. (2007).

Variabel umur perusahaan menyajikan hasil yang cukup menarik.Dalam konteks Indonesia, age ternyata menjadi pemicu praktikpengungkapan IC dalam laporan tahunan (sig = 0.025). Temuan inibertentangan dengan hasil kajian Bukh et al. (2005) dan White et al.(2007) yang tidak menemukan adanya hubungan antara age denganICD. Namun demikian, mereka mengemukakan dalam telaahteoritisnya bahwa variabel ini adalah pemicu ICD. Bukh et al. (2005)misalnya, menyatakan bahwa semakin tua umur perusahaan, makanilai reputasi dan aktivitas sosialnya pun akan semakin tinggi pula.

Menariknya, ternyata perusahaan-perusahaan yang berumurkurang dari lima tahun di pasar modal (seperti PT. Bakrie TelecomTbk dan PT. Bank Rakyat Indonesia) justru mengungkapkan lebihbanyak informasi tentang IC dibandingkan perusahaan yang berumurlebih lama. Hal ini bisa jadi karena semangat reputation driven,yaitu motivasi untuk mendongkrak citra perusahaan dan menjadiperusahaan ternama dalam perdagangan pasar saham meskipunperusahaan mereka baru di kancah pasar modal. Temuan ini tidakhanya bertentangan dengan hasil penelitian Bukh et al. (2005) danWhite et al. (2007), namun bahkan membantah ekspektasi merekatentang umur perusahaan dalam kaitannya dengan voluntary disclosure.

C. ICD dan Kinerja OrganisasiPentingnya informasi IC bagi pelaku pasar modal dalam proses

pengambilan keputusan investasi telah terdokumentasi dengan baikdalam sejumlah literatur (Li et al., 2012b). Misalnya, Holland (2006)menemukan bahwa para analis dan fund manager membutuhkandan menggunakan informasi tentang IC dalam keputusan investasimereka dan penilaian perusahaan. Kajian yang lain menunjukkanbahwa indikator-indikator khusus IC, misalnya kapitalisasi biaya R&D(Aboody dan Lev, 2000), kepuasan pelanggan (Ittner dan Larcker,1998) dan penetrasi pasar (Amir dan Lev, 1996) memiliki pengaruhkepada harga saham dan nilai pasar, yang menunjukkan bahwainvestor menganggap mereka sebagai faktor yang relevan untukpenilaian saham (Li et al., 2012a).

Page 283: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

257Intellectual Capital Disclosure: Kajian Empiris

European Commission (2006) menjelaskan dua alasan utamauntuk melaporkan informasi IC, yaitu: (1) pelaporan IC memberikaninformasi tambahan yang dapat digunakan untuk meningkatkanmanajemen perusahaan secara keseluruhan; (2) pelaporan ICmelengkapi laporan keuangan perusahaan dan oleh karena itu iamemberikan gambaran tentang perusahaan secara lebih luas, lebihjujur,dan lebih bermakna. ICD didefinisikan sebagai laporan tentangIC yang dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan informasi parapemakai laporan (Petty dan Guthrie, 2000; Abeysekera, 2008). Bismuthdan Tojo (2008) menjelaskan teori tentang ICD sebagai berikut:

Providing the market with sufficient and appropriateinformation about intellectual assets improves decision-makingby investors and helps discipline management and boards withpositive economic consequences. Ensuring that the non-financial information is consistent, comparable over time andacross companies, material and reliable would allow investorsto better assess future earnings and the risks associated withdifferent investment opportunities, thus reducing informationasymmetry, reducing biased or unfounded earnings estimates,unrealistic valuations and unjustified share price volatility.This in turn increases market liquidity. There is evidence thatimproved information about intellectual assets and companystrategy improves the ability of firms to secure funding at alower cost of capital.

Pengungkapan informasi IC (intellectual capital disclosure/ICD)dalam laporan tahunan perusahaan merupakan sinyal kepada (calon)investor tentang aset takberwujud yang dimiliki oleh perusahaan.Spence (1973) mendefinisikan sinyal sebagai sebagai suatu kegiatanatau atribut yang, dengan sengaja ataupun tidak, mengubahkeyakinan atau menyampaikan informasi kepada orang lain. Sinyaladalah bentuk komunikasi yang kredibel yang mentransmisikaninformasi dari penjual (perusahaan) kepada pembeli (investor)(Spence, 2002).

Teori pensinyalan (signalling theory) memberikan dasar untukmemprediksi bagaimana pasar saham akan bereaksi (Bergh danGibbons, 2011). Teori pensinyalan menyarankan agar perusahaandengan kualitas tinggi harus memberikan sinyal keunggulan merekakepada pasar (An et al., 2011). Ada sejumlah sarana bagi perusahaanuntuk memberikan sinyal informasi tentang diri mereka sendiri,

Page 284: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi258

pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) informasi akuntansipositif (misalnya tentang IC) dianggap sebagai salah satu yangpaling efektif (Xiao et al., 2004; García-Meca et al., 2005).

Secara khusus, ICD bisa menjadi sarana yang sangat efektif bagiperusahaan untuk memberikan sinyal keunggulan kualitas karenapentingnya IC untuk penciptaan kekayaan masa depan (Guthrie danPetty, 2000). Terutama bagi perusahaan dengan basis IC yang kuat,ICD bisa membedakan mereka dari perusahaan berkualitas rendahlainnya (An et al., 2011). Sinyal dari atribut IC bisa membawa banyakmanfaat bagi perusahaan, seperti meningkatkan citra perusahaan,menarik investor potensial, menurunkan biaya modal, penurunanvolatilitas saham, menciptakan pemahaman produk atau jasa, danyang lebih penting meningkatkan hubungan dengan berbagaipemangku kepentingan (Vergauwen, 2005; Singh dan Van-der-Zahn,2008). Pengungkapan sukarela informasi IC lazimnya dilakukanmelalui media laporan tahunan perusahaan, atau melalui prospektusIPO (initial public offering).

Selain teori pensinyalan, teori berbasis sumber daya (Resource-Bases Theory/RBT) juga dapat digunakan untuk menjelaskanhubungan antara ICD dalam laporan tahunan dan nilai pasar.Sebagaimana telah diketahui bahwa IC merupakan salah satukomponen dari modal perusahaan dan sumber daya, dan memberikankontribusi untuk penciptaan kekayaan perusahaan. Karena itu, ketikaperusahaan mengungkapkan informasi lebih tentang IC dalamlaporan tahunan mereka, memungkinkan para stakeholders untukmemahami proses penciptaan kekayaan. Akibatnya, pengungkapantersebut akan menurunkan penilaian yang salah atas harga sahamperusahaan, dan meningkatkan nilai pasar (kapitalisasi pasar) (Anamet al., 2011).

RBT adalah salah satu teori yang paling banyak diterima dalambidang manajemen stratejik (Newbert, 2007). RBT menghubungkankapabilitas internal perusahaan - apa yang bisa dilakukan secaramaksimal - dengan lingkungan eksternal industrinya - apa yangdiinginkan oleh pasar dan yang ditawarkan oleh pesaing (Murale etal., 2010). Barney (1991) berargumen bahwa daya saing bersaingperusahaan yang berkelanjutan dihasilkan dari sumber daya dankapabilitas yang bernilai, sulit untuk ditiru, dan tidak tergantikan.

Page 285: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

259Intellectual Capital Disclosure: Kajian Empiris

Selain itu, dalam konteks perusahaan, sumber daya dan kapabilitastersebut dipandang sebagai kumpulan dari aset berwujud dan asettakberwujud yang mencakup keterampilan manajemen, prosesorganisasional, rutinitas (budaya), informasi dan pengetahuan.Kapabilitas tersebut dimiliki oleh karyawan melalui kompetensi,sikap, dan kecerdasan intelektual mereka (Roos et al., 1997).

Mousavi dan Takhtaei (2012) mengklaim bahwa pasar modalmungkin akan mengalami kerugian dalam beberapa cara jikainformasi tentang modal intelektual tidak dilaporkan: (1) pemegangsaham minoritas mungkin kurang beruntung, karena mereka biasanyatidak memiliki akses ke informasi tentang aset takberwujud yangbiasanya hanya dibagi dalam pertemuan pribadi dengan parainvestor yang lebih besar; (2) insider trading mungkin terjadi jikamanajer secara internal memiliki informasi tentang aset takberwujudyang tidak diketahui oleh investor lain (Aboody dan Lev, 2000);(3) likuiditas pasar modal dan meningkatnya permintaan terhadapsaham-saham perusahaan dipicu oleh luasnya pengungkapan tentangaset takberwujud (Diamond dan Verrecchia, 1991); (4) volatilitas danbahaya penilaian yang salah dari perusahaan meningkat, yangmenyebabkan investor dan bank menempatkan tingkat risiko yanglebih tinggi pada organisasi; (5) biaya modal meningkat, karena,diantaranya, tingkat risiko yang lebih tinggi ditempatkan padaperusahaan (Lev, 2001). Oleh karena itu, ICD sangat penting bagipasar modal dan stakeholder eksternal dalam rangka meningkatkanpemahaman mereka tentang posisi kompetitif perusahaan.

Sejumlah studi tentang pengaruh voluntary disclosure (VD)menyatakan bahwa VD berpengaruh signifikan terhadap volumeperdagangan dan kapitalisasi pasar. Misalnya, Lang dan Lundholm(2000) melaporkan bahwa perusahaan dengan lebih banyakpengungkapan mengalami peningkatan harga sebelum penawaranumum (IPO) mereka. Laporan ini konsisten dengan beberapapenelitian yang lain (misalnya: Verrecchia, 1983; Diamond danVerrecchia, 1991; Healy dan Palepu, 2001; Botosan, 2006).

Beberapa penelitian yang telah dilakukan untuk mengujipengaruh ICD terhadap nilai pasar atau MCAP diantaranya adalah:Abdolmohammadi (2005) di USA, Orens et al. (2009) di kontinentalnegara-negara Eropa, Abeysekera (2011) di Sri Lanka, dan Anam

Page 286: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi260

et al. (2011) di Malaysia. Penelitian-penelitian tersebut melaporkanbahwa terdapat hubungan positif antara ICD dan MCAP. Argumenyang menggarisbawahi hubungan tersebut adalah bahwa ketikaada kegiatan yang berhubungan dengan IC, itu akan menjadi bagianpenting dari nilai-nilai perusahaan yang akan berkontribusi padaMCAP perusahaan. Akibatnya, perusahaan akan melaporkan nilai-nilai ini dengan pengungkapan IC yang lebih untuk menjelaskanpengaruhnya terhadap MCAP (Anam et al., 2011).

Dukungan bukti empiris misalnya dapat ditemukan dariAbdolmohammadi (2005) yang melaporkan bahwa ICD yangdilaporkan pada laporan tahunan perusahaan-perusahaan di Amerikamemiliki hubungan signifikan (ρ < 0.01) dengan nilai pasarnya.Temuan ini mengindikasikan bahwa terdapat keuntungan yanglebih besar bagi perusahaan (dibandingkan dengan biayanya) untukmelaporkan lebih banyak informasi IC secara sukarela (voluntary).ICD juga dilaporkan berpengaruh positif signifikan terhadap persepsiinvestor (Holland, 2012), pasar modal (Shiri et al., 2012), keputusaninvestasi (García-Meca dan Martínez, 2007), dan nilai pasar (Orens etal., 2009; Anam et al., 2011).

Seperti halnya Abdolmohammadi (2005), Orens et al. (2009)fokus pada pengaruh internet-ICD (pengungkapan informasi ICmelalui internet, web-based) terhadap nilai perusahaan di 4 negaraEropa (yaitu Bergia, Prancis, Jerman, dan Belanda). Temuan merekamendukung hasil kajian Abdolmohammadi (2005), bahwa luaspengungkapan informasi IC melalui internet berpengaruh signifikanterhadap nilai perusahaan. Hasil yang sama juga dilaporkan olehCitron et al. (2005) yang melaporkan bahwa ICD berpengaruhsignifikan terhadap nilai pasar perusahaan di Inggris.

Selanjutnya, Abeysekera (2011) melaporkan hasil penelitian yangdilakukan di negara berkembang (Kolombo dan Sri Lanka) tentangpengaruh ICD terhadap nilai pasar dalam dua seting politik, perangsaudara dan gencatan senjata. Dia menemukan bahwa ICD(pengungkapan naratif) berpengaruh positif signifikan terhadapnilai pasar selama periode gencatan senjata, namun tidak selamamasa perang saudara. Secara keseluruhan, temuan yang menyatakanadanya hubungan positif antara ICD dan nilai pasar adalah konsistendengan temuan literatur tentang pengungkapan (baik sukarela

Page 287: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

261Intellectual Capital Disclosure: Kajian Empiris

maupun wajib) yang menyatakan bahwa luas pengungkapan dalamlaporan tahunan berpengaruh positif terhadap nilai pasar (Anamet al., 2011). Tabel 8.16 menyajikan ringkasan penelitian empiristentang hubungan antara ICD dengankinerja organisasi.

Tabel 8.16 Ringkasan Penelitian: Pengaruh Intellectual CapitalDisclosure Terhadap Kinerja OrganisasiNama (Tahun) Judul/Jurnal Objek/Variabel/Analisis Hasil

Frekuensi pengungkapaninformasi ICD mening-kat selama periodestudi; terdapat perbeda-an pola pengungkapanantar jenis industri;terdapat pengaruh yangsangat signifikan ICDpada kapitalisasi pasar.

Perbedaan cross-sectionaldalam tingkat pengung-kapan IC berhubunganpositif dengan nilaiperusahaan. Pengung-kapan IC yang lebihbesar di benua Eropaterkait dengan asimetriinformasi yang lebihrendah, cost of capitalyang lebih rendah, dantingkat bunga yanglebih rendah.

Luas pengungkapan IC(EICD) berpengaruhpositif terhadap MCAP.Selain itu, terdapatpengaruh positif darivariabel kontrol (yaitunilai buku, laba bersih,ukuran perusahaandan leverage) terhadapMCAP.

(1) R&D Disclosureindex berpengaruhpositif terhadap nilaipasar; (2) kepemilikaninternal (manajerial)cenderung lebih rentan

Objek: Perusahaanpublik di ASVariabel: IV = ICDDV = market capitalization,type of industry, nilaibuku, ROAMetode: Contentanalysis, regresi

Objek: perusahaanpublik di 4 negarakontinental Eropa(Belgia, Prancis, Jerman,dan Belanda)Variabel: IV = ICD.DV = nilai perusahaan.CV = analyst following,analysts' forecastdispersion, size, leverage,ownership structure,industry dummies,country dummies.Metode: Contentanalysis terhadapwebsite perusahaan,multiple regresi

Objek: Perusahaanpublik di MalaysiaVariabel: IV = EICDDV = book value, netprofit, firm size, leverageMetode: Contentanalysis, regresi

Objek: Perusahaanpublik di PrancisVariabel: IV = R&DDisclosure index. DV = M/B.Metode: Contentanalysis, regresi

Intellectual capitaldisclosure and marketcapitalization. Journalof Intellectual CapitalVol. 6 (3) pp. 397-416

Intellectual capitaldisclosure, cost offinance and firmvalue. ManagementDecision Vo 47 (10) pp.1536-1554

Effects of intellectualcapital informationdisclosed in annualreports on marketcapitalization Evidencefrom Bursa Malaysia".Journal of HumanResource Costing &Accounting. Vol. 15 (2)pp. 85-101

Ownership Structure,Voluntary R&DDisclosure and MarketValue of Firms: The FrenchCase/Int. Journal ofBusiness 17 (2):126-141.

Abdolmohammadi(2005)

Orens et al.(2009)

Anam et al.(2011)

Nekhili et al.(2012)

Page 288: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi262

Tabel 8.16 Lanjutan

1. Studi Anam et al. (2011)

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang terdaftar diBursa Malaysia untuk tahun 2002 dan 2006. Tabel 8.17 menyajikaninformasi tentang sampel yang digunakan dalam penelitian ini

Tabel 8.17 Sample Size Based on Companies and Annual Reports

Jenis dan pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitianini adalah sebagai berikut:

a. EICD terdiri dari 101 item IC yang terbagi dalam tiga kategori yaitu35 item untuk INC, 35 item untuk EXC dan 36 item HUC;

b. Book value (BVALUE) diukur dengan selisih dari total aset dantotal utang pada akhir tahun;

c. Net profit (NETPROFT) diukur dengan net profit hingga pada akhirtahun;

d. Firm size (SIZE) diukur dengan total aset pada akhir tahun;

Nama (Tahun) Judul/Jurnal Objek/Variabel/Analisis Hasil

Objek: PerusahaanpublikVariabel: IV = ICD.DV = harga saham,resiko, CoCMetode: meta analysis

untuk mempertahankaninformasi R&D; (3)semakin besar jumlahinvestasi yang perusahaankeluarkan untuk R&D,akan semakin luasinformasi R&D yangdiungkapkan perusahaan.

ICD terbuktiberpengaruh terhadapharga saham, resiko,dan cost of capital.

The Impact OfIntellectual CapitalDisclosure On CapitalMarkets: An Overview.Business IntelligenceJournal. Vol. July pp.267-271

Mousavi danTakhtaei(2012)

Page 289: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

263Intellectual Capital Disclosure: Kajian Empiris

e. Leverage (LEVERAGE) diukur dengan rasio dari total utangterhadap ekuitas pemegang saham.

Model regresi yang digunakan adalah:

MCAPjt = α + β1EICDjt + β2 BVALUEjt + β3 NETPROFTjt

+ β4 SIZEjt + β5 LEVERAGEjt + εjt

Tabel 8.18 dan 8.19 menyajikan informasi tentang statistikdeskriptif atas data yang digunakan dalam penelitian ini. Data inimenunjukkan bahwa MCAP, NETPROFT, BVALUE, dan SIZE padatahun 2006 lebih tinggi daripada tahun 2002. Sementara LEVERAGEmengalami penurunan di tahun 2006 dibandingkan dengan 2002.

Tabel 8.18 Descriptive Statistics of Variables for The Year 2002

Tabel 8.19 Descriptive Statistics of Variables for The Year 2006

Tabel 8.20 menyajikan hasil regresi untuk analisis tahun 2002,yang menunjukkan bahwa adjusted R2 0.76. F value adalah 58.04dengan tingkat signifikansi pada level 0.000, menunjukkan bahwamodel dalam penelitian ini fit dengan data. Hasil pengujian inimenunjukkan bahwa EICD berpengaruh signifikan terhadap MCAP.Demikian juga dengan BVALUE dan NETPROFT.

Tabel 8.20 Hasil Regresi Pengaruh ICD Terhadap MCAP untukTahun 2002

Page 290: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi264

Tabel 8.21 menyajikan hasil regresi tahun 2006 yang menunjukkanbahwa adjusted R2 adalah 0.81 yang mengindikasikan bahwa modeldapat menjelaskan sekitar 81 persen hubungan antara variabelindependen dan dependen. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwaEICD berpengaruh signifikan (ρ < 0.01) terhadap MCAP. Demikianpula dengan sejumlah variabel kontrol yang digunakan dalam modelpenelitian ini (BVALUE, NETPROFIT, SIZE, dan LEVERAGE).

Tabel 8.21 Hasil Regresi Pengaruh ICD Terhadap MCAP untukTahun 2006

2. Studi Abdolmohammadi (2005)

Penelitian ini dilakukan pada 58 Fortune 500 companies selamaperiode lima tahun (1993-1997). Kerangka kerja ICD yang digunakanada 58 item yang terbagi dalam 10 kelompok. Salah satu hipotesisyang diajukan adalah bahwa ICD berpengaruh positif terhadapkapitalisasi pasar.

Tabel 8.22 Market Capitalization Sebagai Fungsi IC Disclosure

Tabel 8.22 membuktikan bahwa ICD berpengaruh positif terhadapMCAP. Tabel 8.22 juga menunjukkan bahwa mean frequency dariICD adalah 32.57 per tahun dengan standard deviation 11.12. Nilaimean dari book value adalah $7,416 million dengan standard deviation$7,314 million. Dengan F-statistic 8.54, model regresi sangat signifikanpada level 0.000. R-square adalah 15.4% (unadjusted) dan 13.6%(adjusted).

Page 291: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

265Intellectual Capital Disclosure: Kajian Empiris

Referensi

Abdolmohammadi, M. J. 2005. "Intellectual capital disclosure andmarket capitalization". Journal of Intellectual Capital, Vol. 6,No. 3, hlm: 397-416.

Abeysekera, I. 2008. "Intellectual capital disclosure trends: Singaporeand Sri Lanka". Journal of Intellectual Capital, Vol. 9, No. 4,hlm: 723-737.

---. 2011. "The relation of intellectual capital disclosure strategies &market value in two political settings". Journal of IntellectualCapital, Vol. 12, No. 2, hlm: 319-338.

Aboody, D., dan B. Lev. 2000. "Information asymmetry, R&D, andinsider gains". The journal of Finance, Vol. 55, No. 6, hlm:2747-2766.

Achten, J. H. J., dan Walgemoed. 1999. "Transparency in intangibleproduction assets". Artikel dipresentasikan pada InternationalSymposium Measuring and Reporting Intellectual Capital:Experiences, Issues and Prospects, 9-10 June 1999, di Amsterdam.

Amir, E., dan B. Lev. 1996. "Value-relevance of nonfinancial information:The wireless communications industry". Journal of Accountingand Economics, Vol. 22, No. 1, hlm: 3-30.

An, Y., H. Davey, dan I. R. C. Eggleton. 2011. "Towards a comprehensivetheoretical framework for voluntary IC disclosure". Journal ofIntellectual Capital, Vol. 12, No. 4, hlm: 571-585.

Anam, O. A., A. H. Fatima, dan A. R. H. Majdi. 2011. "Effects ofintellectual capital information disclosed in annual reports onmarket capitalization Evidence from Bursa Malaysia". Journal ofHuman Resource Costing & Accounting, Vol. 15, No. 2, hlm: 85-101.

Page 292: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi266

Andriessen, D., M. Frijlink, I. v. Gisbergen, dan J. Blom. 1999. "A corecompetency approach to valuing intangible assets". Artikeldipresentasikan pada International Symposium Measuring andReporting Intellectual Capital: Experiences, Issues and Prospects,9-10 June 1999, di Amsterdam.

April, K. A., P. Bosma, dan D. A. Deglon. 2003. "IC measurement andreporting: establishing a practice in SA mining". Journal ofIntellectual Capital, Vol. 4, No. 2, hlm: 165-180.

Backhuijs, J. B., W. G. M. Holterman, R. S. Oudman, R. P. M.Overgoor, dan S. M. Zijlstra. 1999. "Reporting on intangibleassets". Artikel dipresentasikan pada International SymposiumMeasuring and Reporting Intellectual Capital: Experiences,Issues and Prospects, 9-10 June 1999, di Amsterdam.

Barney, J. B. 1991. "Firm Resources and Sustained CompetitiveAdvantage". Journal of Management, Vol. 17, No. 1, hlm: 99-120.

Bergh, D. D., dan P. Gibbons. 2011. "The Stock Market Reaction tothe Hiring of Management Consultants: A Signalling TheoryApproach". Journal of Management Studies, Vol. 48, No. 3May, hlm: 454-567.

Bismuth, A., dan Y. Tojo. 2008. "Creating value from intellectualassets". Journal of Intellectual Capital, Vol. 9, No. 2, hlm: 228-245.

Bornemann, M., A. Knapp, U. Schneider, dan K. I. Sixl. 1999. "Holisticmeasurement of intellectual capital". Artikel dipresentasikanpada International Symposium Measuring and Reporting In-tellectual Capital: Experiences, Issues and Prospects, 9-10 June1999, di Amsterdam.

Botosan, C. A. 2006. "Disclosure and the cost of capital: what do weknow?". Accounting and Business Research, hlm: 31-40.

Bozzolan, S., F. Favotto, dan F. Ricceri. 2003. "Italian annual intellectualcapital disclosure: An empirical analysis". Journal of IntellectualCapital, Vol. 4, No. 4, hlm: 543-558.

Brennan, N. 2001 of Conference. "Reporting and managing intellectualcapital: evidence from Ireland". Artikel dipresentasikan padaInternational Symposium Measuring and Reporting IntellectualCapital: Experiences, Issues and Prospects, June, di Amsterdam.

Page 293: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

267Intellectual Capital Disclosure: Kajian Empiris

Brüggen, A., P. Vergauwen, dan M. Dao. 2009. "Determinants ofintellectual capital disclosure: evidence from Australia".Management Decision, Vol. 47, No. 2, hlm: 233-245.

Bukh, P. N., C. Nielsen, P. Gormsen, dan J. Mouritsen. 2005."Disclosure of information on intellectual capital in Danish IPOprospectuses". Accounting, Auditing & Accountability Journal,Vol. 18, No. 6, hlm: 713-732.

Campbell, D., dan M. R. A. Rahman. 2010. "A longitudinal examinationof intellectual capital reporting in Marks & Spencer annualreports, 1978-2008". The British Accounting Review, Vol. 42,No. 1, hlm: 56-70.

Canibano, L., M. García-Ayuso, M. P. Sánchez, dan M. Olea. 1999."Measuring intangibles to understand and improve innovationmanagement; Preliminary results". Artikel dipresentasikanpada International Symposium Measuring and ReportingIntellectual Capital: Experiences, Issues and Prospects, 9-11June, di Amsterdam.

Chang, Y. c., H. t. Chang, H. r. Chi, dan W. h. Chiu. 2009 ofConference. "Firm attributes and intellectual capital disclosure:Evidences from IPO prospectuses in Taiwan". Artikeldipresentasikan pada the European Conference on IntellectualCapital, di London.

Citron, D., J. Holden, G. Selim, dan F. Oehlcke. 2005 of Conference."Do voluntary intellectual capital disclosures provide informationabout firms' intangible assets?". Artikel dipresentasikan padathe ninth Financial Reporting and Business CommunicationConference, 7 & 8 July, di London.

Diamond, D. W., dan R. E. Verrecchia. 1991. "Disclosure, liquidity,and the cost of capital". The journal of Finance, Vol. 46, No. 4,hlm: 1325-1359.

Eccles, R., R. H. Herz, E. M. Keegan, dan D. M. Phillips. 2001. Thevalue reporting revolution: moving beyond the earnings game.New York: John Wiley & Sons.

European Commission. 2006. Reporting Intellectual Capital toAugment Research, Development and Innovation in SMEs.Belgium: European Communities.

Page 294: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi268

Firer, S., dan S. M. Williams. 2005. "Firm ownership structureand intellectual capital disclosures". Journal of AccountingResearch, Vol. 19, No. 1, hlm: 1-18.

García-Meca, E., dan I. Martínez. 2007. "The use of intellectualcapital information in investment decisions". The InternationalJournal of Accounting, Vol. 42, No. 1, hlm: 57-81.

García-Meca, E., I. Parra, M. Larran, dan I. Martinez. 2005. "Theexplanatory factors of intellectual capital disclosure tofinancial analysts". European Accounting Review, Vol. 14, No.1, hlm: 63-94.

Goh, P. C. 2005. "Intellectual capital performance of commercialbanks in Malaysia". Journal of Intellectual Capital, Vol. 6, No.3, hlm: 385-396.

Goh, P. C., dan K. P. Lim. 2004. "Disclosing intellectual capital incompany annual reports; Evidence from Malaysia". Journal ofIntellectual Capital, Vol. 5, No. 3, hlm: 500-510.

Gu, F., dan B. Lev. 2001. "Markets in Intangibles: Patent Licensing "http://ssrn.com/abstract=275948. [diakses 6 September 2013].

Guthrie, J., dan R. Petty. 2000. "Intellectual capital: Australianannual reporting practices". Journal of Intellectual Capital,Vol. 1, No. 3, hlm: 241-251.

Guthrie, J., R. Petty, F. Ferrier, dan R. Wells. 1999. "There is noaccounting for intellectual capital in Australia: review ofannual reporting practices and the internal measurementof intangibles within Australian organisations". Artikeldipresentasikan pada International Symposium Measuringand Reporting Intellectual Capital: Experiences, Issues andProspects, 9-11 June, di Amserdam.

Guthrie, J., R. Petty, dan F. Ricceri. 2006. "The voluntary reporting ofintellectual capital; comparing evidence from Hong Kong andAustralia". Journal of Intellectual Capital, Vol. 7, No. 2, hlm:254-271.

Healy, P. M., dan K. G. Palepu. 2001. "Information asymmetry,corporate disclosure, and the capital markets: A review ofthe empirical disclosure literature". Journal of Accounting &Economics, Vol. 31, hlm: 405-440.

Page 295: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

269Intellectual Capital Disclosure: Kajian Empiris

Holland, J. 2006. "Fund management, intellectual capital, intangiblesand private disclosure". Managerial Finance, Vol. 32, No. 4,hlm: 277-316.

---. 2012. "Use of IC information in Japanese financial firms". Journalof Intellectual Capital, Vol. 13, No. 4, hlm: 562-581.

Hoogendoorn, M., A. d. Bos, F. Krens, W. Veerman, dan H. t. Beek.1999. "Transparency in intellectual capital". Artikeldipresentasikan pada International Symposium Measuringand Reporting Intellectual Capital: Experiences, Issues andProspects, 9-11 June, di Amsterdam.

Huang, C. C., R. Luther, M. Tayles, dan R. Haniffa. 2013. "Humancapital disclosures in developing countries: figureheads andvalue creators". Journal of Applied Accounting Research, Vol.14, No. 2, hlm: 180-196.

Ienciu, N. M., dan I. A. Ienciu. 2012. "Determinants of intellectualcapital reporting: evidence from the Romanian stock market".The Romanian Economic Journal, Vol. 15, No. 43, hlm: 147-164.

Ittner, C. D., dan D. F. Larcker. 1998. "Are non-financial measuresleading indicators of financial performance? An analystsatisfaction survey". Journal of Accounting Research, Vol. 36,No. 3, hlm: 1-35.

Johanson, U., M. Martenson, dan M. Skoog. 1999a of Conference."Measuring and managing intangibles, Eleven Swedishqualitative exploratory case studies". Artikel dipresentasikanpada Accounting for Intangibles and the Virtual Organisation,February, di Brussels.

Johanson, U., M. Mårtensson, dan M. Skoog. 1999b. "Measuring andmanaging intangibles: Eleven Swedish exploratory case studies".Artikel dipresentasikan pada International SymposiumMeasuring and Reporting Intellectual Capital: Experiences,Issues and Prospects, di Amsterdam.

Joshi, M. 2012. "Intellectual capital disclosures by Indian andAustralian information technology companies: A comparativeanalysis". Journal of Intellectual Capital, Vol. 13, No. 4, hlm:582-598.

Page 296: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi270

Krippendorff, K. 1980. Content Analysis: An Introduction to itsMethodology. Beverly Hills, CA: Sage Publications.

Lang, M. H., dan R. J. Lundholm. 2000. "Voluntary Disclosure andEquity Offerings: Reducing Information Asymmetry or Hypingthe Stock?". Contemporary Accounting Research, Vol. 7, No. 4,hlm: 623-662.

Lev, B. 2001. Intangibles: management, measurement, and reporting.Washington: The Brookings Institution.

Lev, B., dan T. Sougiannis. 1996. "The Capitalization, Amortization,and Value-Relevance of R&D". Journal of Accounting Research,Vol. 21, hlm: 107-138.

Li, J., M. Mangena, dan R. Pike. 2012a. "The effect of audit committeecharacteristics on intellectual capital disclosure". The BritishAccounting Review, Vol. 44, No. 2, hlm: 98-110.

---. 2012b. "The effect of audit committee characteristics on intellectualcapital disclosure". The British Accounting Review, Vol. 44,hlm: 98-110.

Li, J., R. Pike, dan R. Haniffa. 2008. "Intellectual capital disclosureand corporate governance structure in UK firms". Accountingand Business Research, Vol. 38, No. 2, hlm: 137-159.

Miller, M., B. D. D. Pont, V. Fera, R. Jeffrey, B. Mahon, B. M. Payer,dan A. Starr. 1999. "Measuring and reporting intellectualcapital from a diverse Canadian industry perspective". Artikeldipresentasikan pada International Symposium Measuringand Reporting Intellectual Capital: Experiences, Issues andProspects., June, di Amsterdam.

Mousavi, Z., dan N. Takhtaei. 2012. "The Impact Of IntellectualCapital Disclosure On Capital Markets: An Overview". BusinessIntelligence Journal, Vol. July, hlm: 267-271.

Murale, V., R. Jayaraj, dan Ashrafali. 2010. "Impact of IntellectualCapital on Firm Performance: A Resource Based View UsingVAIC Approach". International Journal of Buisness Management,Economics & Information Technology, Vol. 9, No. 4, hlm: 283-292.

Nekhili, M., S. Boubaker, dan F. Lakhal. 2012. "Ownership Structure,Voluntary R&D Disclosure and Market Value of Firms: The FrenchCase". International Journal of Business, Vol. 17, No. 2, hlm: 126-141.

Page 297: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

271Intellectual Capital Disclosure: Kajian Empiris

Newbert, S. L. 2007. "Empirical research on the resource-based viewof the firm: an assessment and suggestions for futureresearch". Strategic Management Journal, Vol. 28, hlm: 121-147.

Oliveira, L., L. L. Rodrigues, dan R. Craig. 2010. "Intellectual capitalreporting in sustainability reports". Journal of IntellectualCapital, Vol. 11, No. 4, hlm: 575-594.

Orens, R., W. Aerts, dan N. Lybaert. 2009. "Intellectual capitaldisclosure, cost of finance and firm value". ManagementDecision, Vol. 47, No. 10, hlm: 1536-1554.

Petty, R., dan J. Guthrie. 2000. "Intellectual capital literature review:measurement, reporting and management". Journal of IntellectualCapital, Vol. 1, No. 2, hlm: 155-176.

Purnomosidhi, B. 2006. "Praktik pengungkapan modal intelektualpada perusahaan publik di BEJ". The Indonesian Journal ofAccounting Research, Vol. 9, No. 1, hlm: 87-99.

Roos, J., G. Roos, N. C. Dragonetti, dan L. Edvinsson. 1997. Intellec-tual Capital: Navigating in the New Business Landscape.Houndsmills: Macmillan Business.

Roslender, R., dan R. Fincham. 2001. "Thinking critically aboutintellectual capital accounting". Accounting, Auditing &Accountability Journal, Vol. 14, No. 4, hlm: 383 - 399.

Shiri, M. M., K. Mousavi, A. Pourreza, dan S. Ahmadi. 2012. "TheEffect of Intellectual Capital on Market Value Added". Journalof Basic and Applied Scientific Research, Vol. 2, No. 7, hlm:7214-7226.

Sihotang, P., dan A. Winata. 2008. "The intellectual capital disclosuresof technology-driven companies: evidence from Indonesia".International Journal of Learning and Intellectual Capital, Vol.5, No. 1, hlm: 63-82.

Singh, I., dan J. L. W. M. Van-der-Zahn. 2008. "Determinants ofintellectual capital disclosure in prospectuses of initial publicofferings". Accounting and Business Research, Vol. 38, No. 5,hlm: 409-431.

Spence, M. 1973. "Job Market Signaling". The Quarterly Journal ofEconomics, Vol. 87, No. 3 (Aug. 1973), hlm: 355-374.

Page 298: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi272

---. 2002. "Signaling in retrospect and the informational structure ofmarkets". American Economic Review, Vol. 92, No. 3, hlm: 434-459.

Taliyang, S. M., dan M. Jusop. 2011. "Intellectual Capital Disclosureand Corporate Governance Structure: Evidence in Malaysia".International Journal of Business and Management, Vol. 6, No.12, hlm: 109-117.

Ulum, I. 2011. "Analisis Praktek Pengungkapan Informasi IntellectualCapital dalam Laporan Tahunan Perusahaan Telekomunikasi diIndonesia". Jurnal Reviu Akuntansi dan Keuangan (JRAK), Vol.1, No. 1, hlm: 49-56.

Ulum, I., E. Suprapti, dan Ariestyowati. 2012. "Pengaruh karakteristikperusahaan terhadap praktik pengungkapan intellectual capi-tal dalam laporan tahunan perusahaan publik di Indonesia".Jurnal Profita, Komunikasi Ilmiah Akuntansi dan Perpajakan,Vol. V, Agustus, hlm: 10-16.

Vergauwen, P. G. M. C. 2005. "Annual report IC disclosures in TheNetherlands, France and Germany". Journal of IntellectualCapital, Vol. 6, No. 1, hlm: 89-104.

Verrecchia, R. E. 1983. "Discretionary disclosure". Journal ofAccounting and Economics, Vol. 5, hlm: 179-194.

White, G., A. Lee, dan G. Tower. 2007. "Drivers of voluntary intellectualcapital disclosure in listed biotechnology companies". Journalof Intellectual Capital, Vol. 8, No. 3, hlm: 517-537.

Williams, S. M. 2001. "Is a company's intellectual capital performanceand intellectual capital disclosure practices related?: Evidencefrom publicly listed companies from the FTSE 100". Journal ofIntellectual Capital, Vol. 2, No. 3, hlm: 192-203.

Xiao, J. Z., H. Yang, dan C. W. Chow. 2004. "The Determinants andCharacteristics of Voluntary Internet Based Disclosures by ListedChinese Companies". Journal of Accounting and Public Policy,Vol. 23, No., hlm: 191-225.

Yi, A., dan H. Davey. 2010. "Intellectual capital disclosure in Chinese(Mainland) companies". Journal of Intellectual Capital, Vol. 11,No. 3, hlm: 326-347.

Zaludin, Z. B. 2007. "Factors Influencing Intellectual Capital Disclosure:A Malaysian Evidence", Accounting, International IslamicUniversity Malaysia, Malaysia.

Page 299: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

273Bibliography

273

Bibliography

AICPA

AIMR

Analisis isi (Contentanalysis)

Didirikan pada tahun 1887, AICPA (TheAmerican Institute of Certified PublicAccountants) merepresentasikan profesiCPA nasional terkait pembuatan aturan& penetapan standar. AICPA mengembang-kan standar audit perusahaan swastadan jasa lainnya oleh CPA, memberikanmateri bimbingan pendidikan kepadaanggotanya, dan monitor sertamenegakkan ketentuan sesuai denganstandar teknis dan etika profesi.

AIMR (The Association for InvestmentManagement and Research) adalahasosiasi untuk manajemen investasi danpenelitian.

Suatu teknik yang sistematik untukmenganalisis makna pesan dan caramengungkapkan pesan. Analisis isijuga dapat diartikan sebagai Teknikpenyelidikan yang akan berusahamenguraikan secara objektif, sistematikdan kuantitatif

Page 300: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi274

Annual report (laporantahunan)

Aset

Aset takberwujud

Balanced Scorecard

Merupakan laporan perkembangan danpencapaian yang berhasil diraihorganisasi dalam setahun. Data daninformasi yang akurat menjadi kuncipenulisan laporan tahunan. Isi darilaporan tahunan tersebut mencakuplaporan keuangan dan prestasi akankinerja organisasi selama satu tahun.

Sumber daya yang dikuasai oleh entitassebagai akibat dari peristiwa masa laludan dari mana manfaat ekonomi di masadepan diharapkan akan diperoleh entitas.

Aset nonmoneter teridentifikasi tanpawujud fisik. Yaitu hak istimewa, atau posisiyang menguntungkan guna menghasil-kan pendapatan. Jenis utama aset tidakberwujud adalah hak cipta, hakeksplorasi dan eksploatasi, paten, merekdagang, rahasia dagang, dan goodwill.

Suatu konsep untuk mengukur apakahaktivitas-aktivitas operasional suatuperusahaan dalam skala yang lebih kecilsejalan dengan sasaran yang lebih besardalam hal visi dan strategi. BSC pertamakali dikembangkan dan digunakan padaperusahaan Analog Devices pada tahun1987. Dengan tidak hanya berfokus padahasil finansial melainkan juga masalahmanusia, BSC membantu memberikanpandangan yang lebih menyeluruh padasuatu perusahaan yang pada gilirannyaakan membantu organisasi untukbertindak sesuai tujuan jangkapanjangnya. Sistem manajemen strategismembantu manajer berfokus padaukuran kinerja sambil menyeimbangkan

Page 301: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

275Bibliography

Capital employed

Capital employedefficiency

Competence

Customer capital

Extended VAIC

Extended VAIC Plus(E-VAIC Plus)

sasaran finansial dengan perspektifpelanggan, proses, dan karyawan.

Salah satu ukuran dalam menghitungVAIC (value added intellectual coefficient)dan MVAIC (modified VAIC) yangdihasilkan dari nilai buku dari total aset,atau total aset dikurangi total hutang.

Salah satu formula dalam VAIC &MVAIC yang mengukur efisiensi daripemanfaatan modal fisik dalam organisasi.

Suatu karakteristik yang mendasar dariseseorang individu, yaitu penyebab yangterkait dengan acuan kriteria tentangkinerja efektif. Sejumlah karakteristikyang mendasari seseorang danmenunjukkan (indicate) cara bertindak,berpikir, atau menggeneralisasikansituasi secara layak dalam jangka panjang.

Hubungan organisasi dengan orang-orang yang berbisnis dengan organisasitersebut. Customer capital adalah salahsatu komponen utama dalam definisiintellectual capital, selain human capitaldan structural capital.

Suatu model untuk mengukur kinerjamodal intelektual yang merupakanpengembangan dari model VAIC.Extended VAIC dikembangkan olehNazari dan Herremans tahun 2007.

Suatu model untuk mengukur kinerjamodal intelektual yang merupakanpengembangan dari model ExtendedVAIC-nya Nazari dan Herremans. Modelini mengubah beberapa taksonomi darimodal intelektual yang dibangun oleh

Page 302: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi276

External structure

FASB (FinancialAccounting StandardsBoard)

Four way numericalcoding system

Framework (Kerangkakerja)

IASC (InternationalAccounting StandardsCommitte)

Goodwill

Nazari & Herremans. Model ini dikembang-kan oleh Ihyaul Ulum pada tahun 2014.

Istilah lain yang kadang digunakanuntuk menggambarkan maksud daricustomer capital.

Sejak 1973, FASB menjadi organisasiswasta yang ditunjuk untuk menetapkanstandar akuntansi keuangan yangmengatur penyusunan laporan keuanganoleh entitas nonpemerintah di US.

Proses identifikasi dari suatu analisis isiyang dilakukan dengan 4 cara sistemkode numerik yang dikembangkan olehGuthrie et al. (1999), yaitu:0 = item tidak diungkapkan dalam laporan

tahunan;1 = item diungkapkan dalam bentuk narasi;2 = item diungkapkan dalam bentuk numerik;3 = item diungkapkan dengan nilai moneter.

Suatu struktur konseptual dasar yangdigunakan untuk memecahkan ataumenangani suatu masalah kompleks.Dalam konteks pengungkapan modalintelektual (ICD), istilah ini digunakanuntuk menggambarkan pengelompokandan jumlah item modal intelektual.

Badan swasta independen yangdibentuk tahun 1973 yang bertujuanuntuk mencapai keseragaman dalampenggunaan prinsip akuntansi yangdapat digunakan untuk pelaporankeuangan seluruh dunia.

Aset jangka panjang yang dikategorikansebagai aset tidak berwujud. Goodwilltimbul ketika sebuah perusahaan

Page 303: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

277Bibliography

Human capital (HC)

Human Capital Efficiency

iB-VAIC

Initial public offering

mengakuisisi bisnis lain dengan secarakeseluruhan. Goodwill adalah biaya untukmembeli bisnis dikurangi nilai pasar wajaraset berwujud, aset tidak berwujud yangdapat diidentifikasi, dan kewajiban yangdiperoleh dalam pembelian.

Salah satu komponen utama dariintellectual capital yang dimiliki olehperusahaan. HC merepresentasikanindividual knowledge stock suatuorganisasi yang direpresentasikanoleh karyawannya. HC merupakankombinasi dari genetic inheritance;education; experience, and attitudetentang kehidupan dan bisnis. Humancapital mencerminkan kemampuankolektif perusahaan untuk menghasilkansolusi terbaik berdasarkan pengetahuanyang dimiliki oleh orang-orang yangada dalam perusahaan tersebut.

Salah satu formula dalam VAIC danMVAIC mengukur efisiensi daripemanfaatan sumber daya manusia yangdimiliki oleh organisasi.

Suatu model untuk mengukur kinerjamodal intelektual yang merupakanpengembangan dari model VAIC.iB-VAIC dikonstruksi untuk mengukurkinerja IC industri perbankan di Indonesia.Dikembangkan Ihyaul Ulum tahun 2014.

Penjualan pertama saham umum sebuahperusahaan kepada investor umum.Menurut UU No.8 Tahun 1995,penawaran umum (emisi/go public/initial public offering) adalah kegiatanpenawaran efek yang dilakukan oleh

Page 304: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi278

Innovation capital

Innovation capitalefficiency

Intangible assets

Intellectual assets

Intellectual capital (IC)

emiten untuk menjual efek kepadamasyarakat berdasarkan tatacara yangdiatur dalam undang-undang PasarModal dan peraturan pelaksanaannya.

Salah satu bagian dari Structural Capital(SC) yang didefinisikan sebagai modal/kemampuan untuk melakukan inovasisecara terus menerus. Di antara banyakdefinisi, SC dianggap sebagai hasil dariinnovation capital dan process capital.

Salah satu ukuran dalam perhitunganExtended VAIC Plus yang mengukurefisiensi dari innovation capital.

Aset non-moneter yang dapatdiidentifikasi tanpa substansi fisik. Asettetap tidak berwujud diakui jika danhanya jika: Kemungkinan besarperusahaan akan memperoleh manfaatekonomis masa depa dari aktivatersebut, dan (2) Biaya perolehan asettersebut dapat diukur secara andal.

Istilah lain yang kadang digunakanuntuk menggantikan intellectual capital.

Materi intelektual yang telahdifomalisasi, ditangkap, dan dimaan-faatkan untuk memproduksi asset yangnilainya lebih tinggi. Setiap organisasimenempatkan materi intelektual dalambentuk asset dan sumber daya,perspektif dan kemampuan eksplisit dantersembunyi, data, informasi,pengetahuan, dan mungkin kebijakan.Secara umum, IC diklasifikasikan kedalam tiga komponen, yaitu humancapitan, structural capital, dan customer(relational) capital.

Page 305: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

279Bibliography

Intellectual CapitalAccounting

Intellectual capitalefficiency (ICE)

Intellectual capitaldisclosure (ICD)

Intellectual capitalstatements (ICS)

Istilah yang digunakan menggambarkanbahwa IC merupakan topik kajianAkuntansi. Istilah ini juga mengacukepada upaya untuk dapat meng-akuntansi-kan IC.

Salah satu ukuran dalam model VAICyang merupakan penjumlahan dari hasilperhitungan HCE (human capitalefficiency) dan SCE (structural capitalefficiency). Dalam model MVAIC danExtended VAIC Plus, ICE merupakanpenjumlahan dari HCE, SCE, dan RCE(relational capital efficiency).

Pengungkapan modal inteletual yangdimiliki oleh organisasi. Bukh (2003)menyatakan bahwa pengungkapanperusahaan tentang IC menjadi bagiandari kerangka proses penciptaan nilai(value creation) dalam perusahaan.Pengungkapan IC telah menjadisuatu bentuk komunikasi baru yangmengendalikan "kontrak" antaramanajemen dan pekerja. Hal tersebut,memungkinkan manajer untukmembuat strategi-strategi untukmemenuhi ekspektasi stakeholderseperti investor, dan untuk meyakinkanstakeholder atas keunggulan ataumanfaat kebijakan perusahaan.

Laporan modal intelektual yangmerupakan bagian terpisah dari laporankeuangan dan laporan tahunan. Sejauhini, sejumlah negara telah menetapkanbahwa ICS adalah mandatory bagiperusahaan publik. Sejak awal tahun2000, ICS telah dikenal dan dipraktikkan

Page 306: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi280

Intellectual capitalperformance (ICP)

Intellectual property

Invisible assets

Kinerja Keuangan

Kinerja Organisasi

Kinerja Pasar

di negara-negara Eropa, dimulai olehDenmark. Selain Komisi Eropa danDenmark yang telah memiliki bukupedoman bagaimana caranya menyusunICS (lihat: Mouritsen et al., 2000;Mouritsen et al., 2003a; EuropeanCommission, 2007), sejumlah negaralainnya juga telah memilikinya (EuropeanCommission, 2006); Jerman: Wissensbilanz,Austrian: ARC IC Report, Spanyol:Intellectus Model®, Swedia: IC-Rating™,Belgia: ICV calculation, Prancis: IC-dVAl®,Eropa: MERITUM, Jepang: Guidelines forDisclosure of IA Based Management,Australia: Guiding Principles on ExtendedPerformance Management.

Istilah yang sering digunakan dalamtopik pengukuran kinerja modalintelektual. Beberapa metode untukmengukur ICP diantaranya adalah VAIC,MVAIC, Extended VAIC Plus, dan iB-VAIC.

Istilah yang kadang digunakan untukmenggantikan kata intellectual capital.

Istilah yang kadang-kadang digunakanuntuk menggantikan kata intellectualcapital dan intangible assets.Ukuran kinerja organisasi yangdidasarkan pada pencapaian aspekkeuangan. Dalam Akuntansi, kinerjakeuangan biasanya diukur dengan rasio-rasio (profitabilitas, rentabilitas, dsb.)

Istilah yang merujuk pada pengukurankinerja organisasi secara umum, tidakhanya satu dua aspek.

Ukuran kinerja organisasi yang didasar-kan sisi pasar, misalnya harga saham.

Page 307: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

281Bibliography

Knowledge assets

Mandatory disclosure

MVAIC

OECD

Istilah yang kadang-kadang digunakanuntuk menggantikan kata intellectualcapital dan atau human capital.

Pengungkapan minimum yangdisyaratkan oleh lembaga yang sangatberwenang. Pengungkapan wajib diIndonesia telah diatur oleh BAPEPAM,yaitu mengatur bentuk dan isi laporantahunan yang wajib diungkapkanmelalui Keputusan Ketua BAPEPAM danLembaga Keuangan No. KEP 134/BL/2006peraturan X.K.6 tanggal 07 Desember2006 tentang kewajiban penyampaianlaporan tahunan bagi emiten atauperusahaan publik.

Suatu model untuk mengukur kinerjamodal intelektual yang merupakanpengembangan dari model VAIC. DalamMVAIC, kinerja IC diukur dengan empatkomponen, yaitu HCE, SCE, RCE, danCEE. MVAIC dikembangkan oleh IhyaulUlum pada tahun 2014.

Sebuah organisasi internasional dengantiga puluh negara yang menerimaprinsip demokrasi perwakilan danekonomi pasar bebas. Berawal tahun1948 dengan nama Organisasi untukKerja Sama Ekonomi Eropa (OEEC -Organisation for European EconomicCo-operation), dipimpin oleh RobertMarjolin dari Perancis, untuk membantumenjalankan Marshall Plan, untukrekonstruksi Eropa setelah PerangDunia II. Kemudian, keanggotaannyamerambah negara-negara non-Eropa,dan tahun 1961, dibentuk kembali

Page 308: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi282

menjadi OECD oleh Konvensi tentangOrganisasi untuk Kerja Sama danPembangunan Ekonomi.

Lembaga negara yang dibentukberdasarkan UU Nomor 21 Tahun 2011yang berfungsi menyelenggarakansistem pengaturan dan pengawasanyang terintegrasi terhadap keseluruhankegiatan di dalam sektor jasa keuangan.OJK adalah lembaga yang independendan bebas dari campur tangan pihaklain, yang mempunyai fungsi, tugas, danwewenang pengaturan, pengawasan,pemeriksaan, dan penyidikan. OJKdidirikan untuk menggantikan peranBapepam-LK dalam pengaturan danpengawasan pasar modal dan lembagakeuangan, dan menggantikan peranBank Indonesia dalam pengaturan danpengawasan bank, untuk melindungikonsumen industri jasa keuangan.

Dikembangkan pertama kali olehHerman Wold (1982). PLS merupakanmetode SEM berbasis varian yangdidesain untuk menyelesaikan persoalanyang tidak dapat dilakukan oleh CB-SEM seperti jumlah sampel kecil dandata tidak terdistribusi normal. PLSdapat bekerja dengan indikator refleksifmapun formatif.

Istilah yang kadang digunakan untukmenggantikan maksud dari kata capitalemployed, modal fisik.

Bagian dari structural capital yangmemaknai proses sebagai modal pentingorganisasi. Selain process capital, structural

OJK (Otoritas JasaKeuangan)

Partial Least Squares

Physical capital

Process capital

Page 309: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

283Bibliography

capital juga terdiri dari innovation capital(lihat innovation capital).

Salah satu ukuran dalam Extended VAICPlus yang mengukur efisiensi dariprocess capital dimiliki oleh organisasi.

Salah satu komponen utama intellectualcapital yang menggambarkan kekayaanorganisasi dari aspek pelanggan. Relationalcapital adalah salah satu komponenutama dalam definisi intellectual capital,selain human capital dan structural capital.Relational capital kadang disebutdengan istilah customer capital.RC merujuk pada pengetahuan yangmelekat dalam marketing channels dancustomer relationship dimana suatuorganisasi mengembangkannya melaluijalannya bisnis.

Salah satu ukuran dalam MVAIC yangmengukur efisiensi dari pengelolaanrelational capital yang dimiliki olehorganisasi.

Merupakan salah satu teori yangditerima secara luas di bidangmanajemen stratejik. RBT menyatakanbahwa perusahaan memiliki sumberdaya yang dapat menjadikanperusahaan memiliki keunggulanbersaing dan mampu mengarahkanperusahaan untuk memiliki kinerjajangka panjang yang baik.

SC meliputi seluruh non-human store-houses of knowledge dalam organisasi.Termasuk dalam hal ini adalah data-base, organisational charts, processmanuals, strategies, routines dan segala

Process capitalefficiency

Relational capital (RC)

Relational capitalefficiency

Resource-Based Theory

Structural capital (SC)

Page 310: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi284

hal yang membuat nilai perusahaanlebih besar daripada nilai materialnya.

Salah satu ukuran dalam VAIC, MVAIC,iB-VAIC,dan Exteded VAIC Plus yangmengukur efisiensi dari pengelolaanstructural capital yang dimiliki olehorganisasi. Suatu instrumen untukmengukur kinerja intellectual capitalperusahaan yang dikembangkan olehPulic pada tahun 1997 yang didesainuntuk menyajikan informasi tentangvalue creation efficiency dari asetberwujud (tangible asset) dan asettakberwujud (intangible assets) yangdimiliki perusahaan. Pendekatan inirelatif mudah dan sangat mungkinuntuk dilakukan, karena dikonstruksidari akun-akun dalam laporan keuanganperusahaan (neraca, laba rugi).

Indikator paling objektif untuk menilaikeberhasilan bisnis dan menunjukkankemampuan perusahaan dalampenciptaan nilai (value creation).

Pengungkapan yang dilakukan secarasukarela oleh perusahaan tanpadiharuskan oleh lembaga yangberwenang. Voluntary disclosurebiasanya dimotivasi oleh beberapafaktor, misal untuk memberikan sinyalpositif kepada pasar.

Structural capitalefficiency VAIC

Value added

Voluntary disclosure

Page 311: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

285Index

285

Index

AAgency Theory, 22, 45

AICPA, 2

AIMR, 2

Akuntansi, 1, 8, 45, 52, 79, 104,119, 141, 185, 237

Analisis isi, 176, 237

Annual report, 154, 223, 238

Aset, 1, 36, 81, 234, 257

Aset takberwujud, 81, 134, 257

BBalanced Scorecard, 75, 95, 96

Bapepam-LK, 143, 180

Barney, 25, 218, 258

Best Practice Index, 187

Bontis, 3, 28, 218

Bukh, 141, 170

Brand recognition, 151, 161

CCapital employed, 190, 199

Content analysis, 234, 237

Classification of Resources,110

Competence, 93, 110, 125, 161, 242

Contingency Theory, 22, 54

Creswell, 21

Customer capital, 28, 29, 83, 93, 123

DDeegan, 35, 46

EEny Suprapti, 253

Extended VAIC Plus (E-VAIC Plus),127

External structure, 125, 128, 146

FFASB, 2

Page 312: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi286

Firer, 122, 131, 202

Four way numerical coding system,178

Framework, 55, 95, 145, 151, 175

Freeman, 35, 37

GGoodwill, 161, 163

Guthrie, 141, 143

HHuman capital, 144, 146, 178

Human Capital Efficiency, 190, 199

Human resources, 219, 237

IiB-VAIC, 131, 135

IFAC, 28, 86, 145

Individual competence, 112, 125

Initial public offering, 143, 170

Innovation capital, 3, 83, 212

Innovation capital efficiency, 123,130

Intangible assets, 120, 146, 185

Intangible Asset Monitor, 87, 94

Intellectual assets, 74, 257

Intellectual capital (IC), 1, 73

Intellectual Capital Accounting,185, 228, 271

Intellectual capital efficiency (ICE),124, 127

Intellectual capital performance(ICP), 119, 138, 184

Intellectual property, 151, 152, 237

Invisible assets, 13, 77, 185

JJensen, 45, 250

Journal of intellectual capital,62, 66, 115, 137, 183, 223

KKamath, 9, 189, 193

Karyawan, 190, 219, 243

Kerangka kerja, 41, 237, 264

Kinerja, 23, 54, 96, 120, 139, 175

Kinerja Keuangan, 175, 202, 203

Kinerja Organisasi, 10, 256, 261

Kinerja Pasar, 9, 217

Knowledge assets, 74

LLaporan tahunan, 33, 40, 50, 141,

160

Legitimacy Theory, 22, 39

MMandatory disclosure, 34, 37

Market knowledge, 185

Marr, 1, 183

Mavridis, 187, 190

Meckling, 45, 250

Modal intelektual, 74, 176, 218

MVAIC, 125, 198, 200

NNilai, 2, 8, 25, 34, 73, 86, 99, 104,

117, 126, 142, 145, 185, 206,234, 253

Page 313: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

287Index

Nilai Ekonomi (economic value),76

OOECD, 3, 80

OJK, 180

PPartial Least Squares, 18, 205

Pelanggan, 5, 7, 83

Penrose, 22, 69

Pengungkapan, 22, 34, 53

Petty, 34, 95, 141

Physical capital, 10, 209, 236

Political Economy Theory, 22, 49

Positive Accounting Theory (PAT),45

Process capital, 83, 113, 123

Process capital efficiency, 123,124

PSAK, 4, 13

Pulic, 8, 10, 28, 120, 197

RRBV IC, 29, 30

Relational capital, 83, 123

Relational capital efficiency, 125,129

Relational resources, 93, 110

Resource-Based Theory, 22, 69

Resource, 22, 69, 110, 218, 237

Resource heterogeneity, 23

Resource immobility, 23

R&D, 29, 123, 130

SSinyal, 30, 142, 223, 257

Skandia Value Scheme, 93, 113,219

Spence, 142, 257

Stakeholder Theory, 22, 35

Structural capital, 28, 36, 83

Structural capital efficiency, 121,123

Sveiby, 125, 145

TTangible, 2, 9

Teori, 21, 39, 143, 250, 257

Teori Pensinyalan, 143, 223

UUlum, 9, 131, 195, 233

UU No. 30/2000, 114

UU No. 31/2000, 114

UU No. 32/2000, 114

UU No. 14/2001, 114

UU No. 15/2001, 114

UU No. 19/2002, 114

VVAIC, 187, 190

Value added, 41, 190

Value creation, 117, 142

Value destruction, 118

Value Platform, 93, 109

Voluntary disclosure, 143, 155,244

Page 314: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi288

WWatts, 36, 47, 71

Wernerfelt, 22, 72, 219

White, 233, 254, 272

Williams, 236, 268

ZZimmerman, 36, 45, 71

Page 315: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

289Lampiran

289

Lampiran

Lampiran 1: Daftar Kode Bank di Indonesia

No

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

Code

AGRO

BABP

BACA

BAEK

BBCA

BBKP

BBNI

BBNP

BBRI

BBTN

BCIC

BDMN

BEKS

BJBR

BJTM

BKSW

BMRI

Name of Bank

Bank Rakyat Indonesia Agro Niaga Tbk

Bank ICB Bumi Putra Tbk

Bank Capital Indonesia Tbk

Bank Ekonomi Raharja Tbk

Bank Central Asia Tbk

Bank Bukopin Tbk

Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk

Bank Nusantara Parahyangan Tbk

Bank Rakyat Indonesia (Persero)Tbk

Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

Bank Mutiara Tbk

Bank Danamon Indonesia Tbk

Bank Pundi Indonesia Tbk

Bank Jabar Banten Tbk

Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur (Tbk)

Bank Kesawan Tbk

Bank Mandiri (Persero) Tbk

Page 316: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi290

No Code Name of Bank

Bank Bumi Arta Tbk

Bank CIMB Niaga Tbk

Bank Internasional Indonesia Tbk

Bank Permata Tbk

Bank Sinar Mas Tbk

Bank Swadesi Tbk

Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk

Bank Victoria International Tbk

Bank Artha Graha International Tbk

Bank Mayapada International Tbk

Bank Windu Kentjana International Tbk

Bank Mega Tbk

Bank NISP OCBC Tbk

Bank Pan Indonesia Tbk

Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk

BNBA

BNGA

BNII

BNLI

BSIM

BSWD

BTPN

BVIC

INPC

MAYA

MCOR

MEGA

NISP

PNBN

SDRA

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

Page 317: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

291Lampiran

Lampiran 2

INTELLECTUAL CAPITAL QUESTIONNAIRE

A. Informasi UmumINTELLECTUAL CAPITAL seringkali diartikan sebagai selisih antara

nilai pasar perusahaan dengan replacement cost aktiva yangbersangkutan. Oleh karena itu, perbedaan ini (seringkali positif)dapat didiskripsikan sebagai 'Hal-hal yang tidak dapat secaranormal ditempatkan di label harga' seperti keahlian, pengetahuan,dan kemampuan 'learning organizational' perusahaan.

Terdapat tiga (3) elemen yang diajukan sebagai penggerakINTELLECTUAL CAPITAL, yaitu; 1) Human Capital, 2) StructualCapital, dan 3) Customer Capital. Human Capital didefinisikan sebagaikemampuan kolektif perusahaan untuk mengekstraksi solusi terbaikdari pengetahan yang dimiliki individu-individu (karyawan) dalamperusahaan. Structural Capital dipahami sebagai kemampuanorganisasional perusahaan untuk memenuhi kebutuhan pasar.Sedangkan Customer Capital merujuk kepada kepuasan konsumendan loyalitas mereka terhadap organisasi.

B. Item-item Kuesioner53 item berikut ini merujuk kepada Intellectual Capital. Mohon

untuk memberikan respon yang MEREPRESENTASIKAN organisasiAnda, bukan yang seharusnya!.

Pastikan untuk menjawab seluruh pernyataan dengan menuliskanangka (1-7) sesuai respon yang paling tepat berdasarkan apa yangAnda rasakan tentang pernyataan tersebut pada file "jawabanresponden". (1 = sangat tidak setuju, 7 = sangat setuju).

1 2 3 4 5 6 7

SangatTidakSetuju

SangatSetuju

Kelompok konsumen yang kita dapatmengindikasikan apakah mereka secaraumum puas terhadap organisasi kita.

Page 318: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi292

1 2 3 4 5 6 7

1 2 3 4 5 6 7

1 2 3 4 5 6 7

1 2 3 4 5 6 7

1 2 3 4 5 6 7

1 2 3 4 5 6 7

1 2 3 4 5 6 7

1 2 3 4 5 6 7

1 2 3 4 5 6 7

1 2 3 4 5 6 7

SangatTidakSetuju

SangatSetuju

Kompetensi karyawan secara keseluruhansama dengan level yang paling ideal yangakan dapat kita harapkan dapat dicapai.

Perusahaan kita memiliki biaya per transaksiyang terendah di industri. Note: transaksididefinisikan sebagai pertukaran usaha yanglengkap (misal: aplikasi pinjaman di bank,produksi mobil di perusahaan otomotif,penyelesaian audit di kantor akuntan publik).

Kita telah secara berkelanjutan memperbaikirasio biaya per pendapatan.

Saat karyawan meninggalkan perusahaan,kita tidak memiliki program pelatihansuksesi untuk penggantinya.

Kita telah mampu mengurangi waktu yangdiperlukan untuk menyelesaikan permasalahankonsumen.

Para Perancang bisnis kita secara kontinyusesuai dengan jadwal mengembangkan ide-ide bisnisi baru (kita umumnya dapatmemenuhi tenggat jatuh tempo).

Ratio pendapatan per karyawan diperusaha-an telah meningkat sepanjang waktu.

Ratio pendapatan per karyawan di perusahaanmerupakan yang terbaik di Industri.

Perusahaan akan dapat memperolehkemampuan optimal karyawan saat merekaberkerjasama dalam suatu tim penugasan.

Pangsa pasar kita telah meningkat secarakontinyu dalam tahun-tahun terakhir.

Page 319: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

293Lampiran

1 2 3 4 5 6 7

1 2 3 4 5 6 7

1 2 3 4 5 6 7

1 2 3 4 5 6 7

1 2 3 4 5 6 7

1 2 3 4 5 6 7

1 2 3 4 5 6 7

1 2 3 4 5 6 7

1 2 3 4 5 6 7

1 2 3 4 5 6 7

SangatTidakSetuju

SangatSetuju

Pangsa pasar kita yang paling tertinggi diIndustri.

Perusahaan kita tidak memfasilitasipengembangan hubungan internal diantaraberbagai kelompok di perusahaan.

Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesai-kan sebuah transaksi secara keseluruhantelah mengalami penurunan.

Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesai-kan sebuah transaksi secara keseluruhanmerupakan yang terbaik di Industri.

Organisasi kita secara konsisten selalumemunculkan ide-ide baru.

Kita mengimplementasikan mayoritas ide-ide baru kita.

Riwayat hubungan kita dengan konsumenkita sangat dikagumi oleh perusahaan-perusahaan lain di Industri.

Perusahaan kita telah sukses mempertahan-kan value added service yang paling positifdibanding perusahaan di Industri.

Perusahaan mendukung karyawan dengansecara konstan memperbaiki keahlian dantingkat pendidikan pada saat dirasakandiperlukan.

Perusahaan kita mendukung pengembang-an ide-ide dan produk-produk baru.

Perusahaan kita mengembangkan lebihbanyak ide dan produk baru dibandingkanperusahaan lain di Industri.

1 2 3 4 5 6 7

Page 320: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi294

SangatTidakSetuju

SangatSetuju

Karyawan diperusahaan kita dianggap yangkreatif dan cerdas.

Konsumen kita loyal ke perusahaandibandingkan konsumen perusahaan-perusahaan lain di Industri.

Jika terkait dengan bisnis baru, konsumenkita telah secara meningkat memilihperusahaan kita dibandingkan konsumenperusahaan kompetitor kita pada tahun-tahun terakhir.

Karyawan kita secara luas di akui sebagaiyang terbaik di Industri secara keseluruhan.

Organisasi kita sangat bangga menjadimarket-oriented (berorientasi pada pasar).

Organisasi kita sangat bangga karenamenjadi efisien.

Saat seseorang memiliki ide besar, kita tidakmembagi pengetahuan tersebut di dalamperusahaan sebanyak yang seharusnyadilakukan.

Kita secara berkelanjutan bertemu dengankonsumen kita untuk mengetahui apa yangmereka inginkan dari kita.

Data terkait dengan feedback darikonsumen disebarkan di organisasi secarakeseluruhan.

Karyawan kita sangat puas denganorganisasi kita.

Karyawan kita secara konsisten bekerja padaperforma terbaik mereka.

1 2 3 4 5 6 7

1 2 3 4 5 6 7

1 2 3 4 5 6 7

1 2 3 4 5 6 7

1 2 3 4 5 6 7

1 2 3 4 5 6 7

1 2 3 4 5 6 7

1 2 3 4 5 6 7

1 2 3 4 5 6 7

1 2 3 4 5 6 7

1 2 3 4 5 6 7

Page 321: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

295Lampiran

SangatTidakSetuju

SangatSetuju

Program perekrutan kita sangatkomprehensif, kita didedikasikan untukmerekrut kandidat yang terbaik yang ada.

Sistem data kita mempermudah aksesterhadap informasi yang relevan.

Jika individu tertentu di dalam perusahaansecara tak terduga meninggalkan perusaha-an kita akan mengalami masalah besar.

Mayoritas karyawan di perusahaanumumnya memahami pangsa pasar targetkita dan profil konsumen.

Kita umumnya tidak peduli tentang apayang dipikirkan atau diinginkan olehkonsumen terhadap kita.

Karyawan di perusahaan ini jarang sekaliberpikir atas akibat tindakan mereka.

Karyawan umumnya hanya mengerjakan haltertentu tanpa mengeluarkan energi banyak.

Sistem dan prosedur di organisasi kitamendukung inovasi.

Organisasi ini adalah 'Mimpi burukbirokrasi'.

Individu belajar dari yang lain.

Karyawan sangat gembira untukmenyuarakan pendapat mereka dalamdiskusi kelompok.

Kita memproyeksi dir berdasarkan keinginandan kebutuhan konsumen dengan secaraberkelanjutan berlomba untuk membuatmereka puas.

1 2 3 4 5 6 7

1 2 3 4 5 6 7

1 2 3 4 5 6 7

1 2 3 4 5 6 7

1 2 3 4 5 6 7

1 2 3 4 5 6 7

1 2 3 4 5 6 7

1 2 3 4 5 6 7

1 2 3 4 5 6 7

1 2 3 4 5 6 7

1 2 3 4 5 6 7

1 2 3 4 5 6 7

Page 322: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapandan Kinerja Organisasi296

SangatTidakSetuju

SangatSetuju

Kita sering meluncurkan sesuatu yang baruhanya untuk mengetahui bahwa konsumenkita tidak menginginkan hal itu.

Organisasi merasa bahwa merekamemperoleh yang terbaik dari setiapkaryawan.

Struktur organisasi kita membuat karyawankita tidak terlalu 'jauh' satu sama lain.

Budaya dan atmosfer organisasi sangatsuportif dan nyaman.

Beberapa individu di perusahaan tampaknyaberusaha membuat kemampuan yang lainturun.

Kita merasa yakin bahwa konsumen kitaakan secara berkelanjutan melakukan bisnisdengan kita.

Kita memperoleh feedback sebanyak yangmungkin dari konsumen.

Karyawan kita secara umum memberikanyang terbaik yang mereka miliki yangmembuat perusahaan ini berbeda denganyang lain di Industri.

1 2 3 4 5 6 7

1 2 3 4 5 6 7

1 2 3 4 5 6 7

1 2 3 4 5 6 7

1 2 3 4 5 6 7

1 2 3 4 5 6 7

1 2 3 4 5 6 7

1 2 3 4 5 6 7

C. Item-item KuesionerAnda dimohon untuk menjawab item-item berikut ini terkait

dengan kinerja organisasi Anda “relatif terhadap para pesaingdalam industri yang sama beberapa tahun terakhir”. Pastikanuntuk menjawab seluruh pernyataan dengan menuliskan angka(1 - 10) sesuai respon yang paling tepat. (1 = bottom decile, 10 =top decile).

Page 323: SURAT PENCATATAN CIPTAAN - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45255/2/Ulum - Intellectual Capital (Model Pengukuran, Framework... · Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

297Lampiran

Kepemimpinan di Industri

Outlook masa depan

Keuntungan

Pertumbuhan Keuntungan

Pertumbuhan penjualan

Return on Asset setelah pajak

Return on Sale setelah pajak

Respon secara keseluruhanterhadap persaingan

Tingkat kesuksesan dalampeluncuran produk baru

Performa kesuksesan perusahaansecara keseluruhan

Top Decile Bottom Decile

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

D. Identitas RespondenMohon berkenan untuk melengkapi isian di bawah ini untuk

kepentingan administratif dan komparatif. Isian Anda dijaminkerahasiaan dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian ini.

Keterangan: *) Coret yang tidak sesuai

Nama (optional)

Jenis Kelamin

Usia

Masa Kerja

Nama Organisasi/Perusahaan

Jenis Industri

Pria/Wanita *)

Tahun

Tahun

Jasa/Manufaktur/Perdagangan *)