SUNAN KALIJAGA

Nama : Agninda Rahmi

Kelas / Absen : XI Bahasa / 01

Sejarah hidupSunan Kalijaga atau yang memiliki nama asli Raden Said adalah anak dari

Adipati Tuban yang bernama Tumenggung Wilwatikta (Raden Sahur) dari Kerajaan Majapahit yang pergi ke Jepara dan kemudian masuk ke Islam dengan bantuan Sunan Bonang. Sunan Kalijaga dikenal sebagai mubalig keliling.

Sunan Kalijaga diperkirakan lahir pada tahun 1450. Nama lain Sunan Kalijaga antara lain Lokajaya, Syekh Malaya, Pengeran Tuban, dan Raden Abdurrahman.

Sunan Kalijaga merupakan keturunan Jawa, namun banyak juga yang mengatakan bahwa ia adalah keturunan Arab. Sunan Kalijaga menikah dengan Dewi Saroh binti Maulana Ishak. Beliau memiliki 3 orang anak : R.Umar Said (Sunan Muria), Dewi Rakayuh, dan Dewi Sofiah

Sunan Kalijaga ikut merancang pembangunan Masjid Agung Cirebon dan Masjid Agung Demak. Salah satu kreasinya adalah Tiang "tatal" (pecahan kayu) yang merupakan salah satu dari tiang utama masjid.

Cara berdakwah Sunan Kalijaga adalah dengan mengikuti sambil memengaruhi. Karena ia berpendapat bahwa masyarakat akan menjauh jika diserang pendiriannya. Paham keagamaannya "sufistik berbasis salaf" bukan sufi panteistik (pemujaan semata).

Ia juga memilih kesenian dan kebudayaan sebagai sarana untuk berdakwah. Ia sangat toleran pada budaya lokal. Ia menggunakan seni ukir, wayang, gamelan, serta seni suara suluk sebagai sarana dakwah. Beberapa lagu suluk ciptaannya yang populer adalah Ilir-ilir dan Gundul-gundul Pacul.

Dialah menggagas baju takwa, perayaan sekatenan, garebeg maulud, serta lakon carangan Layang Kalimasada dan Petruk Dadi Ratu.

Metode dakwah tersebut sangat efektif. Sebagian besar adipati di Jawa memeluk Islam melalui Sunan Kalijaga, di antaranya adalah:

Adipati Pandanaran  Adipati Kartasura  Adipati Kebumen Adipati Banyumas  Adipati Pajang

Makam Sunan Kalijaga terdapat di Desa Kadilangu, dekat Kota Demak.

Hal yang menarik Hal yang menarik dari Sunan Kalijaga adalah cerita tentang bagaimana ia

mendapatkan julukan “Kalijaga”. Menurut cerita, suatu hari, saat Raden Said berada di hutan, ia melihat seseorang kakek tua yang bertongkat. Orang itu adalah Sunan Bonang. Raden Said ingin menjadi murid Sunan Bonang. Raden Said lalu menyusul Sunan Bonang ke sungai lalu Sunan Bonang lalu menyuruh Raden Said untuk bersemedi sambil menjaga tongkatnya yang ditancapkan ke tepi sungai.

Raden Said tidak boleh beranjak dari tempat tersebut sebelum Sunan Bonang datang. Ia lalu melaksanakan perintah tersebut. Raden Said kemudian tertidur dalam waktu lama. Karena lamanya ia tertidur, tanpa disadari waktupun berlalu. Tiga tahun kemudian, Sunan Bonang datang dan membangunkan Raden Said. Karena ia telah menjaga tongkatnya yang ditanjapkan ke sungai, maka Raden Said diganti namanya menjadi “Kalijaga”.