studi kasus pasien congestive heart failurerepository.stikespantiwaluya.ac.id/530/1/manuscript...

14

Upload: others

Post on 13-Dec-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDI KASUS PASIEN CONGESTIVE HEART FAILURErepository.stikespantiwaluya.ac.id/530/1/Manuscript Siti...pada tahun 2019 Pasien dengan Congestive Heart Failure (CHF) terdapat 129 kasus
Page 2: STUDI KASUS PASIEN CONGESTIVE HEART FAILURErepository.stikespantiwaluya.ac.id/530/1/Manuscript Siti...pada tahun 2019 Pasien dengan Congestive Heart Failure (CHF) terdapat 129 kasus

STUDI KASUS PASIEN CONGESTIVE HEART FAILURE

DENGAN MASALAH PENURUNAN CURAH JANTUNG

DI RUMAH SAKIT L MALANG

Siti Maimunah

Pembimbing (1) Emy Sutiyarsih, S.Kep., Ns., M.Kes, (2) Nanik Dwi A, S.Kep.,

M.Kes, (3) Fitri Chandra, S.Kep., Ns., M.Kep

Program Studi D-III Keperawatan Program RPL

STIKes Panti Waluya Malang

E-Mail: [email protected]

ABSTRAK

Congestive Heart Failure CHF merupakan penyakit kardiovaskuler yang dapat

menyerang siapa saja dan dapat menimbulkan kejadian fatal pada pasien, terutama

pada pasien CHF dengan masalah keperawatan penurunan curah jantung. Tujuan

penelitan ini untuk melaksanakan studi kasus Congestive Heart Failure (CHF)

dengan masalah Keperawatan Penurunan Curah Jantung yang disusun secara

sistematis. Metode penelitian ini menggunakan desain penelitian studi kasus,

Penelitian ini di laksanakan pada bulan 31 juli – 03 agustus 2020 di ruang Rawat

Inap P II Rumah Sakit L Malang, pada penelitian ini yang menjadi responden adalah

klien dengan masalah penurunan curah jantung yang mengalami sesak nafas, batuk-

batuk, oedema kedua tungkai, tanda-tanda vital frekuensi nadi meningkat, frekuensi

nafas meningkat, saturasi oksigen menurun. Hasil dari penelitian ini setelah

dilakukan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam didapatkan hasil curah jantung

membaik yang ditandai dengan sesak berkurang, batuk berkurang, edema

berkurang, tanda-tanda vital membaik, dan gambaran EKG membaik. Kerjasama

antar tim kesehatan, pasien, serta anggota keluarga pasien sangat diperlukan untuk

keberhasilan asuhan keperawatan, pasien dan keluarga yang kooperaktif dalam

implementasi keperawatan sangat membantu dalam pemberian asuhan keperawatan

dan dapat mencapai kriteria hasil dengan baik.

Kata Kunci: CHF, Penurunan Curah Jantung

ABSTRACK

Congestive Heart Failure CHF is a cardiovascular disease that can affect anyone

and can cause fatal events in patients, especially in CHF patients with nursing

problems with decreased cardiac output. The aim of this research was to carry out

a case study of Congestive Heart Failure (CHF) with a systematically arranged

cardiac output reduction nursing problem. This research method used a case study

research design, this research was conducted on 31 July - 03 August 2020 in the P

II Inpatient Room at L Malang Hospital, in this study the respondents were clients

with problems with decreased cardiac output who experienced shortness of breath,

coughing, edema of both legs, vital signs increased pulse rate, increased respiratory

Page 3: STUDI KASUS PASIEN CONGESTIVE HEART FAILURErepository.stikespantiwaluya.ac.id/530/1/Manuscript Siti...pada tahun 2019 Pasien dengan Congestive Heart Failure (CHF) terdapat 129 kasus

rate, decreased oxygen saturation. The results of this study after nursing care for 3

x 24 hours showed that the cardiac output was improved which was marked by

reduced tightness, reduced cough, reduced edema, improved vital signs, and

improved ECG images. Cooperation between the health team, patients, and patient

family members is very necessary for the success of nursing care, patients and

families who are cooperative in nursing implementation are very helpful in

providing nursing care and can achieve the criteria of results well.

Keywords: CHF, Decreased Cardiac Output

PENDAHULUAN

Congestive Heart Failure CHF

adalah sindrom klinis progresif yang

disebabkan oleh ketidakmampuan

jantung dalam memompa darah untuk

memenuhi kebutuhan metabolisme

tubuh (Dipiro et al., 2015).

Congestive Heart Failure CHF

adalah kumpulan gejala yang

kompleks dimana seorang pasien

harus memiliki tampilan berupa:

Gejala gagal jantung (nafas pendek

yang tipikal saat istrahat atau saat

melakukan aktifitas disertai / tidak

kelelahan), tanda retensi cairan

(kongesti paru atau edema

pergelangan kaki), adanya bukti

objektif dari gangguan struktur atau

fungsi jantung saat istrahat (PDSKI

2015). Congestive Heart Failure

(CHF) atau gagal jantung merupakan

salah satu diagnosis kardiovaskular

yang paling cepat meningkat

jumlahnya (Schilling, 2014).

Di dunia, 17,5 juta jiwa (31%) dari 58

juta angka kematian di dunia

disebabkan oleh penyakit jantung

(WHO, 2016). Dari seluruh angka

tersebut, benua Asia menduduki

tempat tertinggi akibat kematian

penyakit jantung dengan jumlah

712,1 ribu jiwa. Sedangkan di Asia

Tenggara yaitu Filipina menduduki

peringkat pertama akibat kematian

penyakit jantung dengan jumlah

penderita 376,9 ribu jiwa. Indonesia

menduduki peringkat kedua di Asia

Tenggara dengan jumlah 371,0 ribu

jiwa (WHO, 2016). Berdasarkan data

Riskesdas tahun 2018, menunjukkan

prevalensi Penyakit Jantung

berdasarkan diagnosis dokter di

Indonesia sebesar 1,5%, Jawa Timur

(1,6%) dan (Riskesdas, 2018).

Februari 2017 hingga Oktober 2017

di Kota Malang sebanyak 33 orang.

Hasil: dari 33 pasien, 19 (57,6%) pria.

Kelompok usia terbanyak adalah < 60

tahun (17 pasien 51,5%) yang

mendapatkan perawatan (Sargowo,

2018). Dari data Rekam Medis RS L

Page 4: STUDI KASUS PASIEN CONGESTIVE HEART FAILURErepository.stikespantiwaluya.ac.id/530/1/Manuscript Siti...pada tahun 2019 Pasien dengan Congestive Heart Failure (CHF) terdapat 129 kasus

pada tahun 2019 Pasien dengan

Congestive Heart Failure (CHF)

terdapat 129 kasus (1,82%) pasien

yang telah dilakukan perawatan dan

masuk dalam catatan 10 besar

penyakit di RS L.

Congestive Heart Failure CHF

merupakan kongestif sirkulasi akibat

disfungsi miokardium. Gagal jantung

kongestif terjadi ketika kemampuan

kontraktilitas jantung berkurang,

menimbulkan gerakan abnormal pada

dinding jantung, daya kembang ruang

jantung menjadi berubah, dan

ventrikel tidak mampu memompa

darah keluar sebanyak yang masuk

selama diastole (Deswani, 2011).

Preload pada ventrikel secara

progresif meningkat. Seiring dengan

peningkatan preload, sel-sel otot

ventrikel mengalami peregangan

melebihi batas panjang optimalnya.

Tegangan yang dihasilkan menjadi

berkurang karena ventrikel teregang

oleh darah. Semakin berlebih beban

awal dari ventrikel, semakin sedikit

darah yang dapat dipompa keluar,

sehingga afterload menurun.

Akibatnya volume sekuncup, curah

jantung dan tekanan darah turun,

kesadaran menurun hingga terjadi

kematian (Herdman, 2015).

Pada hasil wawancara pada Bulan

Desember 2019 fenomena yang di

dapatkan, Pada salah satu pasien

berjenis kelamin Laki-laki, berusia 58

tahun yang terdiagnosa Congestive

Heart Failure CHF didapatkan data,

pasien mengalami nyeri dada hilang

timbul dan memberat jika

beraktivitas, sesak jika berjalan jauh

atau naik tangga, keringat dingin,

lemas, untuk tidur pasien

menggunakan 2 bantal sebagai

penyanggah kepala. Sedangkan

Fenomena ke 2 pada pasien yang

dilakukan wawancara pada awal

bulan Januari 2020 didapatkan

seorang pasien berjenis kelamin Laki-

laki, berusi 45 tahun, dengan keluhan

Nyeri dada kiri tembus belakang,

dada terasa ampeg, sesak hilang

timbul, lemas disertai pusing,

Riwayat Hipertensi, Merokok, gemar

makan-makanan gorengan dan

berlemak, kedua pasien mendapatkan

perawatan di ruang diamon selama 5

hari dan diperbolehkan pulang

dengan penjadwalan kontrol 1

minggu setelah keluar dari RS L,

Pemberian asuhan keperawatan pada

pasien CHF harus segera dilakukan

untuk mencegah terjadinya

komplikasi, efusi pericardium dan

Page 5: STUDI KASUS PASIEN CONGESTIVE HEART FAILURErepository.stikespantiwaluya.ac.id/530/1/Manuscript Siti...pada tahun 2019 Pasien dengan Congestive Heart Failure (CHF) terdapat 129 kasus

tamponade pericardium, serta

mengurangi angka mortalitas dan

morbiditas pada pasien. Peran

perawat terhadap pasien dengan CHF

yaitu melakukan asuhan keperawatan

penurunan curah jantung pada pasien

dengan Congestive Heart Failure

(CHF). Penulis melakukan asuhan

keperawatan meliputi pengkajian,

analisa data, rencana keperawatan,

implementasi dan evaluasi dengan

harapan agar dapat dijadikan sebagai

acuan untuk melakukan asuhan

keperawatan pada kasus Congestive

Heart Failure (CHF) dengan masalah

keperawatan penurunan curah jantung

di Rumah Sakit L Malang.

METODE PENELITIAN

Desain Penelitian yang di gunakan

pada Asuhan Keperawatan ini

menggunakan desain studi kasus yang

menggunakan batasan istilah Pada

Pasien CHF dengan masalah

Penurunan Curah Jantung dengan

mengalami sesak nafas, frekuensi

nafas 26x/ menit, Saturasi oksigen 98

%, frekuensi Nadi meningkat 106x/

menit, batuk-batuk, oedema kedua

tungkai. Lokasi dan waktu penelitian

di lakukan di Rumah Sakit L Ruang P

II pada tanggal 31 juli sampai dengan

03 agustus 2020. Penelitian dilakukan

selama 3 hari dengan menggunakan

teknik pengumpulan data berupa

wawancara, observasi, pemerriksaan

fisik dan studi dokumen yang

dilaksanakan melalui pembimbing

klinik di Rumah Sakit L Malang.

Etika penelitian yang mendasari

penyusunan studi kasus ini meliputi :

anonimity (tanpa nama) dan

confidentiality (kerahasiaan).

HASIL

Pada hasil studi kasus ini didapatkan

hasil bahwa pada pengkajian pasien

mengatakan bahwa pada tanggal tgl

30- 07-2020 jam 19:30, Klien datang

ke IGD Rumah Sakit L dengan

keluhan sesak nafas sudah 5 hari,

batuk sudah 5 hari, pada saat di

lakukan pengkajian dan pemeriksaan

Fisik, keadaan umum klien lemah,

Klien mengeluh nafas sudah 5 hari,

batuk sudah 5 hari, cepat lelah, perut

terasa agak membesar, sebah dan

penuh, kedua kaki bengkak, sering

terbangun karena sesak nafas, GCS

E:4 V:5 M:6, di lakukan pemeriksaan

TTV: TD: 128/91 mmHg, S: 36,9°C,

N: 106x/menit, RR: 26 x/menit,

dilakukan pemeriksaan laboratorium

dan foto thorak , klien mendapat

terapi cairan NaCL 0,9% 500ml 14

tts/ menit, serta injeksi IV Furosemid

20 mg/ jam, klien juga diberikan

oksigen Masker NRBM 10 lpm. Pada

Page 6: STUDI KASUS PASIEN CONGESTIVE HEART FAILURErepository.stikespantiwaluya.ac.id/530/1/Manuscript Siti...pada tahun 2019 Pasien dengan Congestive Heart Failure (CHF) terdapat 129 kasus

pukul 19.00 pasien di pindahkan ke

ruang rawat inap P II kamar 3. Pada

pemeriksaan fisik didapatkan bahwa

pasien tampak keadaan umum lemah,

kesadaran composmentis, GCS E4 V5

M6, pasien tampak sesak, terdapat

tarikan pada dinding dada pada saat

bernafas, Pada hasil foto X-Ray AP

didapatkan hasil :

Cor: Membesar ke kiri, CTR: 68 %

Pulmo: Vaskuler meningkat, tidak

tampak infiltrat kedua sinus tajam

Kesimpulan: Cardiomegali dengan

congestive pulmonum.

Setelah dilakukan pengkajian data

kepada pasien maka ditemukan

diagnosa keperawatan yaitu

Penurunan Curah Jantung

berhubungan dengan perubahan

Irama jantung, preload dan afterload

ditandai dengan gambaran EKG

(Irama Sinus tachicardia HR 126 x/

menit, RR 26x/ menit, MI lateral)

(D.0008), sesuai dengan Standar

Diagnosa Keperawatan Indonesia

tahun 2017.

Setelah ditemukan diagnosa

Keperawatan maka pada pasien

tersebut ditetapkan rencana

keperawatan yaitu Perawatan Jantung

sesuai dengan Standar Intervensi

Keperawatan Indonesia tahun

2017.Intervensi tersebut meliputi :

Perawatan Jantung (I.02075)

Observasi

1. Identifikasi tanda/gejala primer

Penurunan curah jantung (meliputi

dispenea, kelelahan, adema

ortopnea paroxysmal nocturnal

dyspenea, peningkatan CPV)

2. Identifikasi tanda /gejala sekunder

penurunan curah jantung (meliputi

peningkatan berat badan,

3. Monitor tekanan darah

4. Monitor intake dan output cairan

5. Monitor Berat Badan setiap hari

pada waktu yang sama

6. Monitor saturasi oksigen

7. Monitor keluhan nyeri dada (misal:

Intensitas, lokasi, radiasi, durasi,

presifitasi yang mengurangi nyeri)

8. Monitor EKG 12 sandapan

9. Monitor aritmia (kelainan irama

dan frekuensi)

10. Monitor nilai Laborat jantung

(misal: elektrolit, enzim jantung)

11. Periksa tekanan darah dan

frekuensi nadi sebelum dan

sesudah aktifitas

12. Periksa tekanan darah dan

frekuensi nadi sebelum pemberian

obat digoxin

Terapeutik

13. Posisikan pasien semi Fowler

atau fowler dengan kaki ke bawah

atau posisi nyaman

Kolaborasi

14. Berikan diet Jantung yang sesuai

Page 7: STUDI KASUS PASIEN CONGESTIVE HEART FAILURErepository.stikespantiwaluya.ac.id/530/1/Manuscript Siti...pada tahun 2019 Pasien dengan Congestive Heart Failure (CHF) terdapat 129 kasus

Setelah ditetapkan rencana tindakan

kepada klien Congestive Heart

Failure dengan masalah penurunan

curah jantung maka telah dilakukan

implementasi kepada klien tersebut

sesuai dengan rencana keperawatan

yang telah dibuat.

Tahap terakhir pelaksanaan asuhan

keperawatan pada pasien adalah

dengan melakukan evaluasi kepada

pasien yang dilakukan selama 3 hari.

Evaluasi yang dilakukan terhadap

pasien adalah sesuai dengan kriteria

hasil yang sudah ditetapkan pada

rencana tindakan keperawatan kepada

pasien yaitu :

Curah Jantung (SLKI, L.02008)

Curah jantung meningkat

1. Kekuatan nadi perifer meningkat

2. Ejection Fraction(EF) meningkat

3. Palpitasi menurun

4. Bradikardia menurun

5. Takikardia menurun

6. Gambaran EKG aritmia menurun

7. Lelah menurun

8. Edema menurun

9. Distensi vena jugularis menurun

10. Dispnea menurun

11. Oliguria menurun

12. Pucat/sianosis menurun

13. Paroxysmal noctural dyspnea

menurun

14. Orthopnea menurun

15. Batuk menurun

16. Suara Jantung S3 menurun

17. Suara jantung S4 menururn

18. Murumur jantung menururn

19. Berat badan menurun

20. Hepatomegali menurun

21. Pulmunary Vascular Resistance

(PVR) menurun

22. Tekanan darah membaik

23. Capillary Refill Time (CRT)

membaik

24. Pulmunary Artery wedge Presure

(PAWP) membaik

25. Central Venous Presure membaik.

PEMBAHASAN

1. Pngkajian

Berdasarkan hasil pengkajian, pasien

mempunyai diagnosa Congestive

Heart Failure dapat dibuktikan

dengan adanya hasil foto thorax yang

menunjukkan hasil Cor: Membesar ke

kiri, CTR: 68 %

Pulmo: Vaskuler meningkat, tidak

tampak infiltrat kedua sinus tajam

Kesimpulan: Cardiomegali dengan

congestive pulmonum.

dengan masalah Penurunan Curah

Jantung. Pada klien pengkajian

dilakukan melalui perantara

pembimbing klinik karena suatu

kondisi tertentu. Dengan keluhan

utama yaitu pasien mengatakan sesak

nafas, batuk. pada auskultasi

ditemukan adanya wheezing serta

Page 8: STUDI KASUS PASIEN CONGESTIVE HEART FAILURErepository.stikespantiwaluya.ac.id/530/1/Manuscript Siti...pada tahun 2019 Pasien dengan Congestive Heart Failure (CHF) terdapat 129 kasus

frekuensi nafas yang abnormal yaitu

26 x/mnt. Menurut Kannel and Cobb

(2011), Faktor-faktor penyebab

Congestive Heart Failure CHF

diantaranya adalah kebiasaan

merokok, diabetes, hipertensi,

kolestrol, kelebihan berat badan

hingga stres. Perkembangan

hipertensi menjadi gagal jantung yang

didahului oleh hipertrofi ventrikel kiri

seperti yang telah dijelaskan

sebelumnya terjadi bila hipertrofi

yang terjadi telah diluar batas

fisiologis peningkatan kontraksi

jantung maka kontraksi jantung justru

akan berkurang/melemah, ditambah

dengan peningkatan kebutuhan

oksigen otot jantung karena hipertrofi

menyebabkan pertambahan massa

otot jantung. Jadi, respon

kompensatorik sirkulasi yang pada

awalnya memberikan keuntungan

dalam mempertahankan curah

jantung, pada akhirnya justru

meningkatkan kerja jantung dan

menyebabkan gagal jantung.

Penurunan Curah Jantung di tandai

dengan Perubahan preload, Pasien

mengeluh lelah, terdapat edema,

distensi vena jugularis dan

pembersaran organ hati, Perubahan

afterload, Pasien mengalami dyspnea

(sesak nafas), tekanan darah

menurun, capillary refill time > 3

detik, produksi urine berkurang

(oliguria) dan sianosis. (PPNI, 2017)

2. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan data yang ditemukan,

Klien memiliki masalah keperawatan

Penurunan Curah Jantung

berhubungan dengan perubahan

Irama Jantung, Frekuensi nadi 106x/

menit, Perubahan preload, Pasien

mengeluh lelah, terdapat edema,

distensi vena jugularis dan

pembersaran organ hati, Perubahan

afterload, Pasien mengalami dyspnea

(sesak nafas) frekuensi nafas 26x/

menit saturasi oksigen 98%, tekanan

darah menurun, capillary refill time >

3 detik, produksi urine berkurang

(oliguria) dan sianosis. Diagnosis

Penurunan Curah Jantung (SDKI,

D.0008) Yang di tandai

Gejala dan Tanda Mayor Subjektif :

1) Perubahan irama jantung :

Palpitasi.

2) Perubahan preload : lelah.

3) Perubahan afterload : Dispnea.

4) Perubahan kontraktilitas :

Paroxysmal nocturnal dyspnea

(PND); Ortopnea; Batuk.

Gejala dan Tanda Mayor Obyektif :

1) Perubahan irama jantung :

– Bradikardial / Takikardia.

– Gambaran EKG aritmia atau

gangguan konduksi.

Page 9: STUDI KASUS PASIEN CONGESTIVE HEART FAILURErepository.stikespantiwaluya.ac.id/530/1/Manuscript Siti...pada tahun 2019 Pasien dengan Congestive Heart Failure (CHF) terdapat 129 kasus

2) Perubahan preload :

– Edema,

– Distensi vena jugularis,

– Central venous pressure (CVP)

meningkat/menurun,

– Hepatomegali.

3) Perubahan afterload.

– Tekanan darah meningkat /

menurun.

– Nadi perifer teraba lemah.

– Capillary refill time > 3 detik

– Oliguria.

– Warna kulit pucat dan / atau

sianosis.

4) Perubahan kontraktilitas

– Terdengar suara jantung S3 dan

/atau S4.

– Ejection fraction (EF) menurun.

3. Tujuan

Tujuan yang ditetapkan pada pasien

adalah untuk memberikan dan

memperbaiki Penurunan Curah

Jantung sehingga curah jantung

meningkat, kekuatan jantung dalam

memompa darah untuk memenuhi

pemenuhan metolisme tubuh tercapai,

klien tidak sesak, tidak cepat lelah dan

tidak edema. jika tidak ditatalaksana

lebih lanjut akan mengakibatkan

terjadinya perburukan keadaan dan

bahkan kematian. Tujuan yang telah

ditetapkan pada pasien, beberapa

kriteria hasil yang dapat dicapai yaitu

kekuatan nadi perifer meningkat,

takikardia menurun, gambaran EKG

aritmia menurun, lelah menurun,

edema menurun, Dyspnes menurun,

Orthopnea menurun, batuk menurun,

berat badan menurun, tekanan darah

membaik. Menurut teori SLKI PPNI

(2018)

4. Kriteria Hasil

Berdasarkan data yang telah

ditetapkan pada pasien sudah sesuai

dengan teori pada tinjauan pustaka

dan sudah disesuaikan dengan kondisi

pasien. Dari data pasien mengalami:

Sesak, Batuk, Perut sebah, nafsu

makan berkurang, Badan terasa

lemas, Tungkai oedema, dengan

berkurangnya tanda gelaja pada

pasien diharapkan curah jatung dapat

membaik dan kriteria hasil dapat

terpenuhi.

kriteria hasil yang ditetapkan pada

pasien bertujuan untuk mengevaluasi

apakah pada setiap tindakan atau

asuhan keperawatan pada pasien

dapat meningkatkan kondisi pasien.

Kriteria hasil yang telah ditetapkan

pada pasien sudah sesuai dengan teori

penulis pada tinjauan pustaka teori

SLKI PPNI (2018)

5. Intervensi

Page 10: STUDI KASUS PASIEN CONGESTIVE HEART FAILURErepository.stikespantiwaluya.ac.id/530/1/Manuscript Siti...pada tahun 2019 Pasien dengan Congestive Heart Failure (CHF) terdapat 129 kasus

Pada klien dilakukan tindakan

keperawatan dan asuhan keperawatan

yang sesuai dengan tinjauan pustaka.

Peneliti merencanakan 14 intervensi

untuk pasien karena setiap intervensi

yang akan dilakukan disesuaikan

dengan keadaan dan kondisi terkini

pasien yang didapat saat pengkajian.

Intervensi tersebut bertujuan untuk

mendukung fungsi fisik dan regulasi

homeostatis dan termasuk dalam

subkategori sirkulasi yang memuat

kelompok intervensi yang

memulihkan fungsi jantung dan

pembuluh darah (SIKI PPNI, 2018).

Standar intervensi yang di berikan

pada pasien dengan penurunan curah

jantung yaitu, Identifikasi

tanda/gejala primer Penurunan curah

jantung (meliputi dispenea, kelelahan,

adema ortopnea paroxysmal

nocturnal dyspenea), Identifikasi

tanda /gejala sekunder penurunan

curah jantung meliputi peningkatan

berat badan, Monitor tekana darah,

Monitor intake dan output cairan,

monitor Berat Badan setiap hari pada

waktu yang sama, monitor saturasi

oksigen, monitor EKG 12 sandapan,

monitor aritmia (kelainan irama dan

frekuensi), monitor nilai Laborat

jantung, elektrolit, enzim jantung,

periksa tekanan darah dan frekuensi

nadi sebelum dan sesudah aktifitas,

Periksa tekanan darah dan frekuensi

nadi sebelum pemberian obat digoxin,

Posisikan pasien semi Fowler kaki ke

bawah atau posisi nyaman, berikan

diet Jantung yang sesuai yaitu 1900

kalori.

6. Implementasi

Pada klien intervensi yang telah

direncakan berjumlah 14, dan

dilakukan implementasi melalui

perantara dari pembimbing klinik.

Menurut pembimbing klinik pasien

sangat kooperatif sehingga

memudahkan peneliti dalam

melaksanakan implementasi

keperawatan.

Implementasi keperawatan

merupakan sebuah fase dimana

perawat melaksanakan rencana atau

intervensi yang sudah dilaksanakan

sebelumnya (Kozier, Erb, Berman, &

Snyder 2010). Implementasi

keperawatan membutuhkan

fleksibilitas dan kreativitas perawat.

Sebelum melakukan suatu tindakan,

perawat harus mengetahui alasan

mengapa tindakan tersebut dilakukan.

cara yang tepat, aman, serta sesuai

dengan kondisi klien, selalu

dievaluasi mengenai keefektifan dan

selalu mendokumentasikan menurut

urutan waktu (Debora, 2012).

implementasi merupakan tahap

Page 11: STUDI KASUS PASIEN CONGESTIVE HEART FAILURErepository.stikespantiwaluya.ac.id/530/1/Manuscript Siti...pada tahun 2019 Pasien dengan Congestive Heart Failure (CHF) terdapat 129 kasus

perencanaan yang dibuat dan

diaplikasikan pada pasien. Tindakan

yang dilakukan mungkin sama,

mungkin juga berbeda, dengan urutan

yang telah dibuat pada perencanaan.

Aplikasi yang digunakan pada pasien

akan berbeda disesuaikan dengan

kondisi pasien saat itu dan kebutuhan

yang paling dirasakan oleh pasien

7. Evaluasi

Pada pasien yang dirawat, setelah 3

hari dilakukan asuhan keperawatan,

masalah Penurunan curah jantung

pada pasien masih belum teratasi

Evaluasi keperawatan merupakan

tindakan akhir dalam proses

keperawatan (Tarwoto & Wartonah

(2015), evaluasi asuhan keperawatan

didokumentasikan dalam bentuk

SOAP (subyektif, obyektif,

assessment, planing).

Evaluasi adalah proses keperawatan

yang menentukan apakah intervensi

keperawatan yang diberikan perawat

kepada klien telah berhasil

meningkatkan kondisi klien (Kozier

et al., 2010).

Evaluasi dari tindakan keperawatan

yang telah diberikan selama 3x24 jam

menunjukkan ada perubahan kondisi

yaitu pasien merasa sesak dan batuk

berkurang, badan lebih segar, edema

tungkai berkurang, irama jantung

reguler, EKG irama sinus Rytem

DAFTAR PUSTAKA

Debora, Oda. (2012). Proses

Keperawatan dan Pemeriksaan

Fisik. Jakarta : Salemba Medika

Deswani., (2011), Proses

Keperawatan dan Berpikir

Kritis, Salemba Medika,

Jakarta.

Dinarti, Aryani, R., Nurhaeni, H.,

Chairani, R., & Tutiany. (2013).

Dokumentasi Keperawatan.

Jakarta: CV.Trans Info Medika.

Herdman, T Heather. 2012. Diagnose

Keperawatan: Definisi dan

Klasifikasi 2012-2014. (Alih

bahasa : Made Sumarwati dan

Nike Budhi Subekti. Barrarah

Bariid, Monica Ester, dan Wuri

Praptiani). Jakarta: EGC

Kannel WB, Cobb J. (2011). Left

ventricular hypertrophy and

mortality--results from the

Framingham Study.

Cardiology. 81(4-5):291-8.

Kozier,B.,Glenora Erb, Audrey

Berman dan Shirlee J.Snyder.

(2010). Buku Ajar Fundamental

Keperawatan (Alih bahasa :

Esty Wahyu ningsih, Devi

yulianti, yuyun yuningsih. Dan

Ana lusyana). Jakarta :EGC

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi

Penelitian Kesehatan. Jakarta :

Rineka Cipta.

Page 12: STUDI KASUS PASIEN CONGESTIVE HEART FAILURErepository.stikespantiwaluya.ac.id/530/1/Manuscript Siti...pada tahun 2019 Pasien dengan Congestive Heart Failure (CHF) terdapat 129 kasus

Padila. 2013. Asuhan Keperawatan

Penyakit Dalam. Yogyakarta:

Nuha Medika.

Perhimpunan Dokter Spesialis

Kardiovaskular Indonesia

(PDSKI). (2015). Buku

Pedoman Tatalaksana Gagal

Jantung. Ed. 1

RIKESDA. (2018). Hasil Utama

RIKESDA. Jakarta :

Kementerian Kesehatan RI.

Sargowo, Edo, dan Vidyawato,

(2018). Karakteristik Pasien

Gagal Jantung di RS BUMN di

Kota Malang. CDK-268/ vol. 45

no. 9 th.

Schilling, J.D. 2014. Evaluation of

acute heart failure. In: Cuculich

PS, Kates AM, editors.

Cardiology subspecialty cosult

(3rd ed). Philadelphia: Wolters

Kluwer; p. 71 – 2.

Smeltzer, S.C. dan B.G Bare. (2015).

Buku Ajar Keperawatan

Medikal BedahBrunner &

Suddarth. Jakarta : EGC

Tarwoto, & Wartonah. (2015). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016).

Standar Diagnosa Keperawatan

Indonesia (1st ed.). Jakarta:

Dewan Pengurus Pusat

Persatuan Perawat Nasional

Indonesia.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018).

Standar Intervensi

Keperawatan Indonesia (I).

Jakarta.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018).

Standar Luaran Keperawatan

Indonesia: Definisi dan Kriteria

Hasil Keperawatan (1st ed.).

Jakarta: Dewan Pengurus Pusat

Persatuan Perawat Nasional

Indonesia.

Wijaya, A.S dan Putri, Y.M. (2013).

Keperawatan Medikal Bedah 2,

Keperawatan Dewasa Teori

dan Contoh Askep. Yogyakarta

: Nuha Medika

Wilkinson CW. (2012). Rencana

Asuhan Keperawatan dan

Dokumentasi Keperawatan :

Diagnosa Keperawatan dan

Masalah Kolaboratif. Jakarta :

EGC

Yancy. CW. (2013). Guideline for

The Management of Heart

Failure. American Heart

Association.

Page 13: STUDI KASUS PASIEN CONGESTIVE HEART FAILURErepository.stikespantiwaluya.ac.id/530/1/Manuscript Siti...pada tahun 2019 Pasien dengan Congestive Heart Failure (CHF) terdapat 129 kasus

Lampiran 1

Page 14: STUDI KASUS PASIEN CONGESTIVE HEART FAILURErepository.stikespantiwaluya.ac.id/530/1/Manuscript Siti...pada tahun 2019 Pasien dengan Congestive Heart Failure (CHF) terdapat 129 kasus

Lampiran 2