studi karakteristik kimia airtanah dan status...

12
STUDI KARAKTERISTIK KIMIA AIRTANAH DAN STATUS MUTU AIR DI KAWASAN CANDI SONGGORITI KELURAHAN SONGGOKERTO KECAMATAN BATU KOTA BATU Mohammad Bisri 1 , Emma Yuliani 1 , Chyntia Raharsiwi 2 1 Dosen Jurusan Teknik Pengairan 2 Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan email : [email protected] ABSTRAK Di kawasan Candi Songgoriti, Kota Batu ditemukan 3 titik mata air yang memiliki sifat fisik berbeda jarak antar ke tiga mata air sangat berdekatan bahkan tidak lebih dari 5 meter. Beberapa masyarakat memanfaatkan salah satu mata air tersebut untuk dikonsumsi secara langsung karena kepercayaan mereka bahwa air dari mata air tersebut dapat menyembuhkan penyakit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik kimia airtanah dalam di kawasan Candi Songgoriti dan status mutu air mata air tersebut sehingga diharapkan masyarakat sekitar dapat memanfaatkannya sesuai dengan peruntukannya. Kegiatan yang dilakukan adalah sampling dan analisis. Kegiatan sampling dilakukan dengan cara mengambil sampel airtanah dari setiap mata air. Kegiatan analisis dilakukan dengan cara uji laboratorium terhadap sampel airtanah yang telah diambil. Untuk mengetahui karakteristik kimia airtanah di lokasi penelitian, maka hasil uji laboratorium dianalisis menggunakan paket program AquaChem 2011.1. Selanjutnya untuk mengetahui statut mutu airnya metode yang digunakan adalah metode CCME WQI dan Indek Pencemaran. Sedangkan perbandingannya adalah dengan baku mutu air berdasarkan PP No. 82/2001 Kelas I dan PERMENKES No. 492/2010. Berdasarkan hasil analisis menggunakan Metode Diagram Trilinier Piper dari paket program AquaChem 2011.1. dapat diketahui bahwa tipe kation dari mata air Candi Songgoriti adalah Natrium+Kalium, tipe anionnya adalah bikarbonat. Untuk analisa status mutu air, semua mata air di kawasan Candi Songgoriti memiliki beberapa kandungan yang tidak memenuhi baku mutu air sehingga tidak dapat digunakan sebagai bahan baku air minum. Kata kunci: airtanah, karakteristik kimia, status mutu air, AquaChem 2011.1 ABSTRACK Three points of water spring were founded with different characteristics in the area of Songgoriti Temple. The distance between those three water springs is at close quarters, it is no more than five meters. Some people around the area, use one of those water springs directly for consumption because according to their beliefs, the water can cure several diseases. The aim of this research is to find out the chemical characteristic of groundwater in the area of Songgoriti Temple and its water quality status, so, the society around the area expected to use the water spring appropriate with its real function. Activities performed are sampling and analyzing. Sampling activity performed by taking samples of groundwater in each water spring. Analyzing activity performed by laboratory test upon the sample. To find out its chemical characteristic in research location, the result of laboratory test analyzed using AquaChem 2011.1. Further, to find out its quality status, the methods used in this research are CCME WQI and Pollution Index. The comparison of water quality is based on PP No. 82/2001 and PERMENKES No. 492/2010 about water quality standard. Based on the analysis result using Trilinear Piper Diagram Method from AquaChem 2011.1, it can be known that the cation type of water spring in Songgoriti Temple is Natrium + Potassium, the anion type is bicarbonate. By analyzing the water quality status, it shows that all of the water springs in Songgoriti Temple have contents that do not meet the water quality standard so it cannot use as a raw material of drinking water. Keywords: groundwater, chemical characteristic, water quality status, AquaChem 2011.1

Upload: buidang

Post on 15-May-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

STUDI KARAKTERISTIK KIMIA AIRTANAH DAN STATUS MUTU AIR DI

KAWASAN CANDI SONGGORITI KELURAHAN SONGGOKERTO

KECAMATAN BATU KOTA BATU

Mohammad Bisri 1, Emma Yuliani

1, Chyntia Raharsiwi

2

1Dosen Jurusan Teknik Pengairan

2Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan

email : [email protected]

ABSTRAK

Di kawasan Candi Songgoriti, Kota Batu ditemukan 3 titik mata air yang memiliki sifat fisik berbeda

jarak antar ke tiga mata air sangat berdekatan bahkan tidak lebih dari 5 meter. Beberapa masyarakat

memanfaatkan salah satu mata air tersebut untuk dikonsumsi secara langsung karena kepercayaan mereka

bahwa air dari mata air tersebut dapat menyembuhkan penyakit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui karakteristik kimia airtanah dalam di kawasan Candi Songgoriti dan status mutu air mata air

tersebut sehingga diharapkan masyarakat sekitar dapat memanfaatkannya sesuai dengan peruntukannya.

Kegiatan yang dilakukan adalah sampling dan analisis. Kegiatan sampling dilakukan dengan cara

mengambil sampel airtanah dari setiap mata air. Kegiatan analisis dilakukan dengan cara uji laboratorium

terhadap sampel airtanah yang telah diambil. Untuk mengetahui karakteristik kimia airtanah di lokasi

penelitian, maka hasil uji laboratorium dianalisis menggunakan paket program AquaChem 2011.1.

Selanjutnya untuk mengetahui statut mutu airnya metode yang digunakan adalah metode CCME WQI dan

Indek Pencemaran. Sedangkan perbandingannya adalah dengan baku mutu air berdasarkan PP No. 82/2001

Kelas I dan PERMENKES No. 492/2010.

Berdasarkan hasil analisis menggunakan Metode Diagram Trilinier Piper dari paket program AquaChem

2011.1. dapat diketahui bahwa tipe kation dari mata air Candi Songgoriti adalah Natrium+Kalium, tipe

anionnya adalah bikarbonat. Untuk analisa status mutu air, semua mata air di kawasan Candi Songgoriti

memiliki beberapa kandungan yang tidak memenuhi baku mutu air sehingga tidak dapat digunakan sebagai

bahan baku air minum.

Kata kunci: airtanah, karakteristik kimia, status mutu air, AquaChem 2011.1

ABSTRACK

Three points of water spring were founded with different characteristics in the area of Songgoriti

Temple. The distance between those three water springs is at close quarters, it is no more than five meters.

Some people around the area, use one of those water springs directly for consumption because according to

their beliefs, the water can cure several diseases. The aim of this research is to find out the chemical

characteristic of groundwater in the area of Songgoriti Temple and its water quality status, so, the society

around the area expected to use the water spring appropriate with its real function.

Activities performed are sampling and analyzing. Sampling activity performed by taking samples of

groundwater in each water spring. Analyzing activity performed by laboratory test upon the sample. To find

out its chemical characteristic in research location, the result of laboratory test analyzed using AquaChem

2011.1. Further, to find out its quality status, the methods used in this research are CCME WQI and Pollution

Index. The comparison of water quality is based on PP No. 82/2001 and PERMENKES No. 492/2010 about

water quality standard.

Based on the analysis result using Trilinear Piper Diagram Method from AquaChem 2011.1, it can

be known that the cation type of water spring in Songgoriti Temple is Natrium + Potassium, the anion type is

bicarbonate. By analyzing the water quality status, it shows that all of the water springs in Songgoriti Temple

have contents that do not meet the water quality standard so it cannot use as a raw material of drinking water.

Keywords: groundwater, chemical characteristic, water quality status, AquaChem 2011.1

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada beberapa dekade terakhir ini,

pemanfaatan airtanah terus meningkat

seiring dengan bertambahnya jumlah

penduduk dan keragaman keperluan

dalam kegiatan kehidupan, sebagai

konsekuensi dari kemajuan

pembangunan. Airtanah tidak hanya

dimanfaatkan untuk memenuhi

kebutuhan air minum dan rumah tangga,

akan tetapi juga untuk keperluan

pertanian, peternakan, industri, fasilitas

umum, dan pariwisata. Pertambahan

penduduk telah meningkatkan kebutuhan

air baik jumlahnya maupun kualitasnya.

Kota Batu merupakan salah satu

dataran tinggi yang dimana banyak

ditemukan sumber airtanah di daerah ini.

Sumber airtanah tersebut sudah banyak

dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai air

baku, irigasi, industri maupun pariwisata.

Namun beberapa sumber airtanah di

daerah ini masih belum diketahui

kandungan kimia dan komposisiya

sehingga dikhawatirkan pemanfaatan

airtanah oleh masyarakat masih belum

sesuai dengan standar kualitasnya.

Salah satu kawasan di Kota Batu

yang banyak ditemukan sumber air

adalah kawasan Candi Songgoriti. Di

Candi Songgoriti ditemukan 3 titik mata

air yang memiliki sifat fisik berbeda

(mata air sepuhan (dingin), mata air

kehidupan (dingin) dan mata air panas

(panas/hangat), padahal jarak antar ke

tiga mata air sangat berdekatan bahkan

tidak lebih dari 5 meter. Hal ini

mengindikasikan adanya perbedaan

kandungan kation utama dan kandungan

anion utama dari ke tiga sumber ini.

1.2. Maksud dan Tujuan

Penelitian ini memiliki tujuan untuk

mengetahui karakteristik kimia airtanah

dan status mutu air pada mata air di

kawasan Candi Songgoriti dengan

metode Indek Pencemaran dan metode

The Canadian Council of Ministers of

The Environment Water Quaity Index

(CCME WQI). Serta untuk mengetahui

jumlah ketersediaan mada amata air

Candi Songgoriti. Hasil ini diharapkan

dapat menjadi acuan bagi pihak terkait

dalam pemilihan kebijakan untuk

pengembangan dan pendayagunaan

sumber daya air di Kota Batu.

2. Tinjauan Pustaka

2.1. Akuifer (Aquifer)

Lapisan pembawa airtanah atau

akuifer (Aquifer) berasal dari kata aqua

yang berarti air dan fere yang berarti

mengandung. Jadi akuifer dapat diartikan

sebagai lapisan pembawa air atau lapisan

permeabel (Suharyadi, 1984). Atau dapat

diartikan sebagai lapisan tanah lulus air

yang menyimpan dan mengalirkan

airtanah dalam jumlah yang cukup.

2.2. Sifat Kimia Airtanah

Sifat kimia airtanah yang digunakan

dalam analisa karakteristik kimia dengan

metode Trilinier Piper antara lain:

- Magnesium (Mg2+)

- Kalsium (Ca2+)

- Kalium (K+)

- Natrium (Na+)

- Sulfat (SO42-)

- Karbonat (CO32-)

- Klorida (Cl-)

- Bikarbonat (HCO3-)

2.3. Sistem Panas Bumi Menurut Hochstein dan Browne

(2000), sistem panas bumi adalah istilah

umum yang menggambarkan transfer

panas alami pada volume tertentu pada

kerak bumi dimana panas dipindahkan

dari sebuah sumber panas ke

pembuangan panas pada suatu

permukaan. Sedangkan menurut Ellis dan

Mahon (1977), sistem panas bumi adalah

istilah umum yang digunakan untuk

membahas keterkaitan atau interaksi

antara sistem batuan-air yang memiliki

temperatur air yang tinggi.

2.4. Analisis Karakteristik Kimia

Airtanah dengan Paket Program

AquaChem 2011.1

Salah satu paket program komputer

yang mulai dikembangkan sejak tahun

1999 oleh Waterloo Hydrogeology

Canada adalah AquaChem. Secara garis

besar, program AquaChem dapat

digunakan untuk analisis sekelompok

data geokimia air maupun isotop alam

dengan cara: pembuatan database

hidrokimia, pengecekan data, grafik

visual, perhitungan sederhana kimia dan

perhitungan termodinamik. Beberapa

keunggulan program AquaChem adalah

dapat mengubah unit konversi secara

otomatis (misalnya mg/l, mol/l, ppm,

meq/l), metode input data yang fleksibel.

Selain itu di dalam program Aquachem

terdapat Metode Diagram Trilinier Piper

yang merupakan metode terpenting untuk

studi genetik airtanah, yang mana metode

ini dapat mengklasifikasikan sifat

alkalinitas air menjadi 9 area pembagian

daerah pada jajaran genjang sehingga

mempermudah interpretasi data (Walton,

1970) dalam (Suharyadi, 1984).

2.5. Parameter Kualitas Air

Parameter pencemar air merupakan

indikator yang memberi petunjuk

terjadinya pencemaran air. Dengan adany a indikator ini pencemaran diharapkan

dapat diatasi sedini mungkin. Pada kajian

ini akan digunakan acuan Peraturan

Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001

tentang Pengelolaan Kualitas Air dan

Pengendalian Pencemaran Air dan

PERMENKES Nomor 492 Tahun 2010

sebagai standar baku mutu air.

2.6. Penggolongan Air Sesuai

Peruntukannya

Berdasarkan PP No. 82 Tahun 2001

Pasal 8 ayat 1, menetapkan klasifikasi

mutu air menjadi empat kelas, yakni:

1. Kelas satu, yaitu air yang

peruntukannya dapat digunakan

untuk air baku air minum, dan/atau

peruntukan lain yang

mempersyaratkan mutu air yang

sama dengan kegunaan tersebut.

2. Kelas dua, yaitu air yang

peruntukannya dapat digunakan

untuk prasarana/ sarana rekreasi air,

pembudidayaan ikan air tawar,

mengairi pertanaman, dan/atau

peruntukan lain yang

mempersyaratkan mutu air yang

sama dengan kegunaan tersebut.

3. Kelas tiga, yaitu air yang

diperuntukkan untuk pembudidayaan

ikan air tawar, peternakan, mengairi

pertanaman dan/atau peruntukan lain

yang mempersyaratkan mutu air

yang sama dengan kegiatan tersebut.

4. Kelas empat, yaitu air dengan

peruntukan untuk mengairi

pertanaman dan/atau peruntukan lain

yang mempersyaratkan mutu air

yang sama dengan kegunaan

tersebut.

2.7. Metode Pengukuran

Metode CCME WQI

Untuk menghitung CCME WQI,

dapat dilakukan dengan cara:

Apabila nilai uji tidak boleh kurang

dari baku mutu:

1. Excursioni = Untuk menghitung

elemen scope (F1) digunakan

persamaan

F1 =

(2-1)

2. Frequency (F2), merupakan persentase

tes yang tidak memenuhi baku mutu.

F2 = 100

(2-2)

3. Amplitude (F3). Untuk menghitung F3

harus menempuh tiga tahap, yakni:

a. Jumlah konsentrasi yang lebih besar (atau kurang dari, jika yang dicari

yang minimum) dari baku mutu. Ini

disebut “excursion”.

Apabila nilai uji tidak boleh melebihi

baku mutu:

Excursion i =

(2-3)

Apabila nilai uji tidak boleh kurang

dari baku mutu:

Excursion i =

(2-4)

b. Menjumlahkan nilai excursion dan

membaginya dengan total tes.

nse = (2-5)

c. F3 kemudian dihitung dengan fungsi

asimtotik dengan skala jumlah dari nse

dengan kisaran harga antara 0 hingga

100.

F3 = (2-6)

4. Menghitung nilai CCME WQI, dengan

persamaan:

CCME = 100 – (2-7)

Metode Indek Pencemaran

Jika Lij menyatakan konsentrasi

parameter kualitas air yang dicantumkan

dalam Baku Mutu suatu Peruntukan Air

(j), dan Ci menyatakan konsentrasi

kualitas air (i) yang diperoleh dari hasil

analisis cuplikan air pada suatu lokasi

pengambilan cuplikan dari suatu alur

sungai, maka PIj adalah Indeks

Pencemaran bagi peruntukan (j) yang

merupakan fungsi dari (Ci/Lij).

Harga PIj dapat ditentukan dengan

cara berikut.

1. Pilih parameter-parameter yang jika

harga parameter rendah maka

kualitas air akan membaik.

2. Pilih konsentrasi parameter baku

mutu yang tidak memiliki rentang.

3. Hitung harga Ci/Lij untuk tiap

parameter pada setiap lokasi

pengambilan cuplikan.

4. a. Jika nilai konsentrasi parameter

yang menurun menyatakan tingkat

pencemaran meningkat, misal DO

(oksigen terlarut). Tentukan nilai

teoritik atau nilai maksimum Cim

(misal untuk DO, maka Cim

merupakan nilai DO jenuh).

Dalam kasus ini nilai Ci/Lij hasil

pengukuran digantikan oleh nilai

Ci/Lijhasil perhitungan, yaitu :

(Ci / Lij) baru =

)(

)(

iji

iM

LC

kuranhasilpenguCC

(2-10)

b. Jika nilai baku Lij memiliki

rentang

Untuk Ci< Lij rata-rata (Ci / Lij)baru =

})(){(

)(

min rataratajj

ji

LL

ratarataLC

(2-11)

Untuk Ci> Lij rata-rata (Ci / Lij)baru =

})(){(

)(

rataratajmaksj

ji

LL

ratarataLC

(2-12)

c. Keraguan timbul jika nilai (Ci /

Lij) berdekatan dengan nilai

acuan 1,0, misal C1/L1j = 0,9 dan

C2/L2j = 1,1 atau perbedaan yang

sangat besar, misal C3/L3j = 5,0

dan C4/L4j = 10,0. Dalam contoh

ini tingkat kerusakan badan air

sulit ditentukan.

Cara untuk mengatasi kesulitan

ini adalah sebagai berikut.

Penggunaan nilai (Ci/Lij)hasil

pengukuran kalau nilai ini lebih kecil

dari 1,0.

Penggunaan nilai (Ci/Lij)baru jika nilai

(Ci/Lij)hasil pengukuran lebih besar dari

1,0.

(Ci/Lij)baru =

1,0 + P.log(Ci/Lij)hasil pengukuran

P adalah konstanta dan nilainya

ditentukan dengan bebas dan disesuaikan

dengan hasil pengamatan lingkungan dan

atau persyaratan yang dikehendaki untuk

suatu peruntukan (biasanya digunakan

nilai 5).

5. Tentukan nilai rata-rata dan nilai

maksimum dari keseluruhan

Ci/Lij((Ci/Lij)R dan (Ci/Lij)M).

6. Tentukan harga PIj

PIj = 2

)/(,)/{( 22MijiRiji LCLC

(2-13)

2.8. Kebutuhan Air Non Domestik

Untuk menghitung jumlah kebutuhan

air non domestik khususnya hotel,

digunakan rumus :

QH = Jb x KH (2-14)

Dengan :

QH = Jumlah kebutuhan air (liter/hari)

Jb = Jumlah tempat tidur

KH = Standar kebutuhan air hotel

(liter/bed/hari)

3. Metode Penelitian

3.1. Deskripsi Daerah Studi

Penelitian ini dilaksanakan di

Kelurahan Songgokerto Kecamatan Batu

Kota Batu. Terletak pada ketinggian

1002 meter diatas permukaan laut.

Terletak pada koordinat 112°17'10,90"-

122°57'11" Bujur Timur dan 7°44'55,11"-

8°26'35,45 Lintang Selatan. Adapun

Kelurahan Songgokerto tersebut

berbatasan dengan:

- Sebelah Barat : Kelurahan

Pesanggrahan

- Sebelah Selatan : Kelurahan

Pesanggrahan

- Sebelah Timur : Kecamatan Pujon

- Sebelah Utara : Kelurahan

Sumberejo

Gambar 1. Lokasi Penelitian Berdasarkan Peta Hidrogeologi Sumber: Direktorat Tata Lingkungan Geologi dan Kawasan Pertambangan,

Departemen Energi dan Sumber Daya Lingkungan

3.2. Data Penelitian dan Peralatan

Data yang diperlukan dalam

penelitian ini beserta sumbernya meliputi:

1. Kualitas airtanah diperoleh dengan

cara mengambil sampel air di lokasi

penelitian di kawasan Candi

Songgoriti untuk selanjutnya sampel

air tersebut diujikan di Laboratorium

Tanah dan Airtanah Jurusan Teknik

Pengairan Fakultas Teknik Universitas

Brawijaya.

2. Data – data yang terkait dengan

kondisi lingkungan setempat diperoleh

langsung saat pengamatan di lokasi

penelitian.

Peralatan yang diperlukan dalam

penelitian ini adalah :

1. GPS.

2. Roll meter dengan panjang 50 m.

3. Kamera digital.

4. Stopwatch

5. Alat tulis.

6. Botol steril untuk pengambilan

sampel.

7. Multi probe water quality.

8. Perangkat lunak yang digunakan

adalah paket program (software)

Aquachem versi 2011.1.

3.3. Tahapan Penelitian

Analisis Karakteristik Kimia Airtanah

di Wilayah Candi Songgoriti

1. Pemeriksaan Kandungan Kimia

Airtanah

Langkah–langkah yang dilakukan

untuk pemeriksaan kandungan kimia air

tanah sebagai berikut:

a. Melakukan survey lokasi untuk

menentukan lokasi-lokasi

pengambilan sampel pada tiap

kelompok akuifer.

b. Melakukan pengambilan sampel pada

sumur-sumur pada tiap kelompok akuifer yang ada di lokasi penelitian.

c. Menguji sampel airtanah dalam di

Laboratorium Tanah dan Airtanah

Jurusan Teknik Pengairan Fakultas

Teknik Universitas Brawijaya Malang.

Pengujian unsur kimia Na+, Ca2+,

Mg2+

, K+

dan SO42-

menggunakan

Metode Spektrofotometri, sedangkan

unsur kimia Cl-, HCO3

-, dan CO3

2-

menggunakan Metode Volumetri.

2. Analisis Karakteristik Kimia

Airtanah

Analisis karakteristik kimia airtanah

dilakukan menggunakan Metode

Diagram Trilinier Piper. Untuk

memudahkan tahapan-tahapan analisis

dalam Metode Diagram Trilinier Piper

tersebut maka penyelesaiannya

dilakukan dengan bantuan paket program

komputer AquaChem 2011.1. Dalam

penelitian ini hanya menggunakan

Metode Diagram Trilinier Piper.

Analisis Status Mutu Airtanah di

Wilayah Candi Songgoriti

1. Mengumpulkan data parameter

kualitas air di wilayah Candi

Songgoriti.

2. Menganalisa parameter kualitas

airtanah pada setiap titik pengambilan

sampel air sungai dengan Metode

Storet dan Metode Indek Pencemaran.

3. Menentukan status mutu air sesuai

baku mutu kelas air (PP No. 82 Tahun

2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air

dan Pengendalian Pencemaran Air dan

PERMENKES Nomor 492 Tahun

2010).

Analisis Ketersediaan Air pada

Sumber Air Candi Songgoriti

1. Menentukan Debit Ketersediaan Air

Prosedur yang dilakukan untuk

menentukan debit ketersediaan air

pada sumber air Candi Songgoriti

adalah sebagai berikut :

a. menyiapkan alat tampung

b. menyiapkan alat ukur

waktu/stopwatch

c. menyiapkan alat tulis untuk

mencatat hasil pengukuran

d. menampung air pada terjunan

dimulai pada saat stopwatch

dihidupkan sampai dengan detik

ke-3.

e. mengukur volume hasil tampungan

pada gelas ukur

f. mencatat hasil pengukuran volume

tampungan

g. pengukuran dilakukan 3 kali setiap

titik untuk mengoreksi hasil

pengukuran

h. hasil pengukuran dirata-ratakan

untuk mendapatkan nilai debit rata-

rata

2. Menghitung jumlah kebutuhan air non

domestik Hotel Songgoriti dengan

rumus (2-14).

4. Hasil Analisis dan Pembahasan

4.1. Analisis Karakteristik Kimia

Airtanah

Untuk mengetahui karakteristik

kimia airtanah dalam yang ada di daerah

penelitian Cekungan Airtanah Pasuruan

digunakan metode analisis kimia

airtanah yaitu Metode Diagram Trilinier

Piper.

Secara umum tipe kation sampel

mata air 1-8 berada pada tipe

natrium+kalium. Sedangkan pada mata

air Cangar dan Torong Belok, tipe kation

berada pada tipe magnesium. Untuk tipe

anion pada sampel mata air 1-8, mata air

Torong Belok dan mata air Cangar

memiliki hasil yang sama, yaitu

termasuk tipe bikarbonat. Mata air 1-8 di

kawasan Candi Songgoriti pada

umumnya memiliki kandungan alkali

melebihi kandungan alkali tanahnya,

kandungan asam lemah melebihi asam

kuatnya, karbonat alkali (alkalinitas

primer) lebih dari 50%. Untuk mata air

Torong Belok dan Cangar memiliki

kandungan alkali tanah melebihi

kandungan alkalinya, kandungan asam

lemah melebihi asam kuatnya, kekerasan

karbonat (alkalinitas sekunder) lebih dari

50%, sifat airtanah didominasi oleh alkali

tanah dan asam lemah.

4.2. Analisa Penentuan Status

Mutu Air

Data Eksisting Tabel 1. Hasil Pengukuran dan Uji

Laboratorium pada Mata Air I

Parameter Satuan Hasil

Analisa

pH 6,733

Warna

Kuning

Suhu °C 45,615

KONDUKTIVITAS µS/cm 3618,333

KEKERUHAN NTU 39,633

DO (Oksigen Terlarut) mg/L 0,783

TDS mg/L 2318,333

SALINITAS ppt 1,900

Cu (Tembaga) mg/L 0,000

Fe (Besi) mg/L 0,060

Pb (Timbal) mg/L 0,000

Zn (Seng) mg/L 0,012

Cd (Kadmium) mg/L 0,000

Hg (Raksa) mg/L 0,000

Na (Natrium) mg/L 130,921

Mg (Magnesium) mg/L 64,597

K (Kalium) mg/L 153,800

Ca (Kalsium) mg/L 8,244

NO3 (Nitrat) mg/L 0,541

NO2 (Nitrit) mg/L 0,039

SO4 (Sulfat) mg/L 1,163

H2S (Hidrogen Sulfida) mg/L 5,253

NH3 (Amonia) mg/L 3,841

Mn (Mangan) mg/L 4,286

Cl (Klorida) mg/L 3,053

CO3 (Karbonat) mg/L 614,400

HCO3 (Bikarbonat) mg/L 624,640

Cr 6 (Kromium) mg/L 0,041

Sumber: Hasil pengukuran dan uji

laboratorium

Tabel 2. Hasil Pengukuran dan Uji

Laboratorium pada Mata Air II

Parameter Satuan Hasil

Analisa

pH 6,850

Warna

Jernih

Suhu °C 30,16

KONDUKTIVITAS µS/cm 3403,333

KEKERUHAN NTU 13,433

DO (Oksigen Terlarut) mg/L 3,213

TDS mg/L 2173,333

SALINITAS ppt 1,800

Cu (Tembaga) mg/L 0,000

Fe (Besi) mg/L 0,026

Pb (Timbal) mg/L 0,000

Zn (Seng) mg/L 0,006

Cd (Kadmium) mg/L 0,000

Hg (Raksa) mg/L 0,000

Na (Natrium) mg/L 128,454

Mg (Magnesium) mg/L 67,416

K (Kalium) mg/L 153,950

Ca (Kalsium) mg/L 7,967

NO3 (Nitrat) mg/L 0,811

NO2 (Nitrit) mg/L 0,098

SO4 (Sulfat) mg/L 0,000

H2S (Hidrogen Sulfida) mg/L 10,506

NH3 (Amonia) mg/L 0,942

Mn (Mangan) mg/L 1,429

Cl (Klorida) mg/L 3,195

CO3 (Karbonat) mg/L 624,000

HCO3 (Bikarbonat) mg/L 634,400

Cr6 (Kromium) mg/L 0,031

Sumber: Hasil pengukuran dan uji laboratorium

Tabel 3. Hasil Pengukuran dan Uji

Laboratorium pada Mata Air IV

Parameter Satuan Hasil

Analisa

pH 6,650

Warna

Hijau

Suhu °C 27,503

KONDUKTIVITAS µS/cm 3340,000

KEKERUHAN NTU 94,300

DO (Oksigen Terlarut) mg/L 3,303

TDS mg/L 2140,000

SALINITAS ppt 1,700

Cu (Tembaga) mg/L 0,000

Fe (Besi) mg/L 0,051

Pb (Timbal) mg/L 0,000

Zn (Seng) mg/L 0,025

Cd (Kadmium) mg/L 0,000

Hg (Raksa) mg/L 0,000

Na (Natrium) mg/L 123,520

Mg (Magnesium) mg/L 60,885

K (Kalium) mg/L 154,026

Ca (Kalsium) mg/L 7,877

NO3 (Nitrat) mg/L 1,081

NO2 (Nitrit) mg/L 0,078

SO4 (Sulfat) mg/L 0,000

H2S (Hidrogen Sulfida) mg/L 12,257

NH3 (Amonia) mg/L 1,232

Mn (Mangan) mg/L 0,476

Cl (Klorida) mg/L 3,621

CO3 (Karbonat) mg/L 955,200

HCO3 (Bikarbonat) mg/L 971,12

Cr6 (Kromium) mg/L 0,061

Sumber: Hasil pengukuran dan uji laboratorium

Hasil Analisa Metode CCME-WQI

Tabel 4. Rekapitulasi Hasil Perhitungan

Penentuan Status Mutu Air dengan

Metode CCME WQI

Mata

Air Baku Mutu Keterangan

I PP NO. 82/2001 Buruk

II PP NO. 82/2001 Buruk

IV PP NO. 82/2001 Buruk

I

Permenkes

NO.492/2010 Cukup

II

Permenkes

NO.492/2010 Baik

IV

Permenkes

NO.492/2010 Cukup

Sumber: Hasil perhitungan

Hasil Analisa Metode Indek

Pencemaran

Tabel 5. Rekapitulasi Hasil Perhitungan

Penentuan Status Mutu Air dengan

Metode Indek Pencemaran

Mata

Air Baku Mutu Keterangan

I PP NO. 82/2001 Buruk

II PP NO. 82/2001 Buruk

IV PP NO. 82/2001 Buruk

I Permenkes NO.492/2010 Cukup

II Permenkes NO.492/2010 Baik

IV Permenkes NO.492/2010 Cukup

Sumber: Hasil perhitungan

4.3. Analisa Ketersediaan Air pada

Sumber Air Candi Songgoriti

Debit Ketersediaan Air

Tabel 6. Hasil perhitungan debit pada

mata air 1 Candi Songgoriti

Titik Debit rerata

tiap titik

Debit rerata

mata air 1

I 2,089

0,866 II 0,075

IV 0,436

Sumber: Hasil perhitungan

Jumlah Kebutuhan Air Non Domestik

Hotel di kawasan Songgoriti

Tabel 7. Jumlah Kebutuhan Air Non

Domestik Hotel di Kawasan Songgoriti

Penggunaan

Standar

Kebutuhan

Air (l/hari)

Jumlah

Bed

Jumlah

Kebutuhan

(l/hari)

Hotel

Songgoriti 150 82 12300

Hotel

PAPA 150 120 18000

Hotel

Arumdalu 150 55 8250

Jumlah Kebutuhan Total (l/hari) 38550

Sumber: Hasil perhitungan

Dari hasil perhitungan diketahui

jumlah kebutuhan air total pada ketiga

hotel tersebut adalah sebanyak 38.550

l/hari. Sedangkan untuk jumlah

ketersediaan air bila dikonversikan pada

satuan l/hari adalah sebanyak 74.864

l/hari. Fakta tersebut menunjukkan bahwa

ketersediaan air pada mata air 1 Candi

Songgoriti dapat memenuhi kebutuhan

air non domestik pada ketiga hotel di

kawasan Songgoriti, yaitu Hotel PAPA

(Pemandian Air Panas Alami), hotel

Songgoriti dan hotel Arumdalu.

5. Kesimpulan

1. Dari Metode Diagram Trilinier Piper

dapat diketahui bahwa tipe kation dari

keseluruhan mata air Candi Songgoriti

adalah tipe Natrium+Kalium,

sedangkan pada mata air Cangar dan

Torong Belok, tipe kation berada pada

tipe Magnesium. Tipe anion

keseluruhan mata air Candi Songgoriti

dan mata air Cangar maupun Torong

Belok adalah tipe Bikarbonat.

2. Hasil perhitungan status mutu air pada

mata air Candi Songgoriti dapat

diketahui bahwa penggunaan metode

CCME WQI dengan baku mutu PP

NO. 82/2001 untuk mata air I, II, dan IV

memiliki hasil yang sama yaitu kualitas

buruk. Sedangkan jika menggunakan

baku mutu Permenkes NO.492/2010

untuk mata air I kualitasnya adalah cukup,

untuk mata air II dan IV kualitas termasuk

dalam kategori baik. Untuk penggunaan

metode Indek Pencemaran berdasarkan

baku mutu mutu PP NO. 82/2001 pada

mata air I, II, dan IV memiliki kualitas

cemar berat, sedangkan berdasarkan baku

mutu Permenkes NO.492/2010 mata air I

dan II memiliki kualitas cemar ringan, dan

untuk mata air IV termasuk dalam kualitas

cemar sedang.

3. Dari hasil perhitungan diketahui

jumlah kebutuhan air total pada ketiga

hotel tersebut adalah sebanyak 38.550

l/hari. Sedangkan untuk jumlah

ketersediaan air bila dikonversikan

pada satuan l/hari adalah sebanyak

74.864 l/hari. Fakta tersebut

menunjukkan bahwa ketersediaan air

pada sumur 1 Candi Songgoriti dapat

memenuhi kebutuhan air non domestik

pada ketiga hotel di kawasan

Songgoriti, yaitu Hotel PAPA

(Pemandian Air Panas Alami), hotel

Songgoriti dan hotel Arumdalu.

6. Daftar Pustaka

Akhmad. 2004. Analisis Kualitas Air

Tanah Untuk Air Minum. Medan:

Universitas Sumatera Utara.

Anonim. 2014d. Sistem Panas Bumi dan

Geokimia Air.

http://digilib.itb.ac.id/files/disk1/454/j

bptitbpp-gdl-ciputranim-22662-5-

2010ta-4.pdf.

(diakses 25 Mei 2014).

Bisri, M. 2008. AirTanah, Malang: Tirta

Media.

Irawati, Ami Latief. 2013. Karakteristik

Kimia Airtanah Dalam di Cekungan

Airtanah Pasuruan. Skripsi. Tidak

dipublikasikan. Malang: Universitas

Brawijaya.

Pujiindiyati, E. R. 2006. Penggunaan

Program Aquachem Untuk

Pengolahan Data Geokimia Air

Sungai Citarum Dan Air Tanah

Dangkal Di Daerah Karawang.

http://www.jurnalsigma.com

(diakses 29 Mei 2014).

Suharyadi. 1984. Geohidrogeologi.

Yogyakarta: Fakultas Teknik

Universitas Gajah Mada.

Tood, D. K. 1980. Groundwater

Hydrologi. New York: John Wiley

and Sons.