studi karakteristik kimia airtanah dan status...
TRANSCRIPT
STUDI KARAKTERISTIK KIMIA AIRTANAH DAN STATUS MUTU AIR DI
KAWASAN CANDI SONGGORITI KELURAHAN SONGGOKERTO
KECAMATAN BATU KOTA BATU
Mohammad Bisri 1, Emma Yuliani
1, Chyntia Raharsiwi
2
1Dosen Jurusan Teknik Pengairan
2Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan
email : [email protected]
ABSTRAK
Di kawasan Candi Songgoriti, Kota Batu ditemukan 3 titik mata air yang memiliki sifat fisik berbeda
jarak antar ke tiga mata air sangat berdekatan bahkan tidak lebih dari 5 meter. Beberapa masyarakat
memanfaatkan salah satu mata air tersebut untuk dikonsumsi secara langsung karena kepercayaan mereka
bahwa air dari mata air tersebut dapat menyembuhkan penyakit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui karakteristik kimia airtanah dalam di kawasan Candi Songgoriti dan status mutu air mata air
tersebut sehingga diharapkan masyarakat sekitar dapat memanfaatkannya sesuai dengan peruntukannya.
Kegiatan yang dilakukan adalah sampling dan analisis. Kegiatan sampling dilakukan dengan cara
mengambil sampel airtanah dari setiap mata air. Kegiatan analisis dilakukan dengan cara uji laboratorium
terhadap sampel airtanah yang telah diambil. Untuk mengetahui karakteristik kimia airtanah di lokasi
penelitian, maka hasil uji laboratorium dianalisis menggunakan paket program AquaChem 2011.1.
Selanjutnya untuk mengetahui statut mutu airnya metode yang digunakan adalah metode CCME WQI dan
Indek Pencemaran. Sedangkan perbandingannya adalah dengan baku mutu air berdasarkan PP No. 82/2001
Kelas I dan PERMENKES No. 492/2010.
Berdasarkan hasil analisis menggunakan Metode Diagram Trilinier Piper dari paket program AquaChem
2011.1. dapat diketahui bahwa tipe kation dari mata air Candi Songgoriti adalah Natrium+Kalium, tipe
anionnya adalah bikarbonat. Untuk analisa status mutu air, semua mata air di kawasan Candi Songgoriti
memiliki beberapa kandungan yang tidak memenuhi baku mutu air sehingga tidak dapat digunakan sebagai
bahan baku air minum.
Kata kunci: airtanah, karakteristik kimia, status mutu air, AquaChem 2011.1
ABSTRACK
Three points of water spring were founded with different characteristics in the area of Songgoriti
Temple. The distance between those three water springs is at close quarters, it is no more than five meters.
Some people around the area, use one of those water springs directly for consumption because according to
their beliefs, the water can cure several diseases. The aim of this research is to find out the chemical
characteristic of groundwater in the area of Songgoriti Temple and its water quality status, so, the society
around the area expected to use the water spring appropriate with its real function.
Activities performed are sampling and analyzing. Sampling activity performed by taking samples of
groundwater in each water spring. Analyzing activity performed by laboratory test upon the sample. To find
out its chemical characteristic in research location, the result of laboratory test analyzed using AquaChem
2011.1. Further, to find out its quality status, the methods used in this research are CCME WQI and Pollution
Index. The comparison of water quality is based on PP No. 82/2001 and PERMENKES No. 492/2010 about
water quality standard.
Based on the analysis result using Trilinear Piper Diagram Method from AquaChem 2011.1, it can
be known that the cation type of water spring in Songgoriti Temple is Natrium + Potassium, the anion type is
bicarbonate. By analyzing the water quality status, it shows that all of the water springs in Songgoriti Temple
have contents that do not meet the water quality standard so it cannot use as a raw material of drinking water.
Keywords: groundwater, chemical characteristic, water quality status, AquaChem 2011.1
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada beberapa dekade terakhir ini,
pemanfaatan airtanah terus meningkat
seiring dengan bertambahnya jumlah
penduduk dan keragaman keperluan
dalam kegiatan kehidupan, sebagai
konsekuensi dari kemajuan
pembangunan. Airtanah tidak hanya
dimanfaatkan untuk memenuhi
kebutuhan air minum dan rumah tangga,
akan tetapi juga untuk keperluan
pertanian, peternakan, industri, fasilitas
umum, dan pariwisata. Pertambahan
penduduk telah meningkatkan kebutuhan
air baik jumlahnya maupun kualitasnya.
Kota Batu merupakan salah satu
dataran tinggi yang dimana banyak
ditemukan sumber airtanah di daerah ini.
Sumber airtanah tersebut sudah banyak
dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai air
baku, irigasi, industri maupun pariwisata.
Namun beberapa sumber airtanah di
daerah ini masih belum diketahui
kandungan kimia dan komposisiya
sehingga dikhawatirkan pemanfaatan
airtanah oleh masyarakat masih belum
sesuai dengan standar kualitasnya.
Salah satu kawasan di Kota Batu
yang banyak ditemukan sumber air
adalah kawasan Candi Songgoriti. Di
Candi Songgoriti ditemukan 3 titik mata
air yang memiliki sifat fisik berbeda
(mata air sepuhan (dingin), mata air
kehidupan (dingin) dan mata air panas
(panas/hangat), padahal jarak antar ke
tiga mata air sangat berdekatan bahkan
tidak lebih dari 5 meter. Hal ini
mengindikasikan adanya perbedaan
kandungan kation utama dan kandungan
anion utama dari ke tiga sumber ini.
1.2. Maksud dan Tujuan
Penelitian ini memiliki tujuan untuk
mengetahui karakteristik kimia airtanah
dan status mutu air pada mata air di
kawasan Candi Songgoriti dengan
metode Indek Pencemaran dan metode
The Canadian Council of Ministers of
The Environment Water Quaity Index
(CCME WQI). Serta untuk mengetahui
jumlah ketersediaan mada amata air
Candi Songgoriti. Hasil ini diharapkan
dapat menjadi acuan bagi pihak terkait
dalam pemilihan kebijakan untuk
pengembangan dan pendayagunaan
sumber daya air di Kota Batu.
2. Tinjauan Pustaka
2.1. Akuifer (Aquifer)
Lapisan pembawa airtanah atau
akuifer (Aquifer) berasal dari kata aqua
yang berarti air dan fere yang berarti
mengandung. Jadi akuifer dapat diartikan
sebagai lapisan pembawa air atau lapisan
permeabel (Suharyadi, 1984). Atau dapat
diartikan sebagai lapisan tanah lulus air
yang menyimpan dan mengalirkan
airtanah dalam jumlah yang cukup.
2.2. Sifat Kimia Airtanah
Sifat kimia airtanah yang digunakan
dalam analisa karakteristik kimia dengan
metode Trilinier Piper antara lain:
- Magnesium (Mg2+)
- Kalsium (Ca2+)
- Kalium (K+)
- Natrium (Na+)
- Sulfat (SO42-)
- Karbonat (CO32-)
- Klorida (Cl-)
- Bikarbonat (HCO3-)
2.3. Sistem Panas Bumi Menurut Hochstein dan Browne
(2000), sistem panas bumi adalah istilah
umum yang menggambarkan transfer
panas alami pada volume tertentu pada
kerak bumi dimana panas dipindahkan
dari sebuah sumber panas ke
pembuangan panas pada suatu
permukaan. Sedangkan menurut Ellis dan
Mahon (1977), sistem panas bumi adalah
istilah umum yang digunakan untuk
membahas keterkaitan atau interaksi
antara sistem batuan-air yang memiliki
temperatur air yang tinggi.
2.4. Analisis Karakteristik Kimia
Airtanah dengan Paket Program
AquaChem 2011.1
Salah satu paket program komputer
yang mulai dikembangkan sejak tahun
1999 oleh Waterloo Hydrogeology
Canada adalah AquaChem. Secara garis
besar, program AquaChem dapat
digunakan untuk analisis sekelompok
data geokimia air maupun isotop alam
dengan cara: pembuatan database
hidrokimia, pengecekan data, grafik
visual, perhitungan sederhana kimia dan
perhitungan termodinamik. Beberapa
keunggulan program AquaChem adalah
dapat mengubah unit konversi secara
otomatis (misalnya mg/l, mol/l, ppm,
meq/l), metode input data yang fleksibel.
Selain itu di dalam program Aquachem
terdapat Metode Diagram Trilinier Piper
yang merupakan metode terpenting untuk
studi genetik airtanah, yang mana metode
ini dapat mengklasifikasikan sifat
alkalinitas air menjadi 9 area pembagian
daerah pada jajaran genjang sehingga
mempermudah interpretasi data (Walton,
1970) dalam (Suharyadi, 1984).
2.5. Parameter Kualitas Air
Parameter pencemar air merupakan
indikator yang memberi petunjuk
terjadinya pencemaran air. Dengan adany a indikator ini pencemaran diharapkan
dapat diatasi sedini mungkin. Pada kajian
ini akan digunakan acuan Peraturan
Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air dan
PERMENKES Nomor 492 Tahun 2010
sebagai standar baku mutu air.
2.6. Penggolongan Air Sesuai
Peruntukannya
Berdasarkan PP No. 82 Tahun 2001
Pasal 8 ayat 1, menetapkan klasifikasi
mutu air menjadi empat kelas, yakni:
1. Kelas satu, yaitu air yang
peruntukannya dapat digunakan
untuk air baku air minum, dan/atau
peruntukan lain yang
mempersyaratkan mutu air yang
sama dengan kegunaan tersebut.
2. Kelas dua, yaitu air yang
peruntukannya dapat digunakan
untuk prasarana/ sarana rekreasi air,
pembudidayaan ikan air tawar,
mengairi pertanaman, dan/atau
peruntukan lain yang
mempersyaratkan mutu air yang
sama dengan kegunaan tersebut.
3. Kelas tiga, yaitu air yang
diperuntukkan untuk pembudidayaan
ikan air tawar, peternakan, mengairi
pertanaman dan/atau peruntukan lain
yang mempersyaratkan mutu air
yang sama dengan kegiatan tersebut.
4. Kelas empat, yaitu air dengan
peruntukan untuk mengairi
pertanaman dan/atau peruntukan lain
yang mempersyaratkan mutu air
yang sama dengan kegunaan
tersebut.
2.7. Metode Pengukuran
Metode CCME WQI
Untuk menghitung CCME WQI,
dapat dilakukan dengan cara:
Apabila nilai uji tidak boleh kurang
dari baku mutu:
1. Excursioni = Untuk menghitung
elemen scope (F1) digunakan
persamaan
F1 =
(2-1)
2. Frequency (F2), merupakan persentase
tes yang tidak memenuhi baku mutu.
F2 = 100
(2-2)
3. Amplitude (F3). Untuk menghitung F3
harus menempuh tiga tahap, yakni:
a. Jumlah konsentrasi yang lebih besar (atau kurang dari, jika yang dicari
yang minimum) dari baku mutu. Ini
disebut “excursion”.
Apabila nilai uji tidak boleh melebihi
baku mutu:
Excursion i =
(2-3)
Apabila nilai uji tidak boleh kurang
dari baku mutu:
Excursion i =
(2-4)
b. Menjumlahkan nilai excursion dan
membaginya dengan total tes.
nse = (2-5)
c. F3 kemudian dihitung dengan fungsi
asimtotik dengan skala jumlah dari nse
dengan kisaran harga antara 0 hingga
100.
F3 = (2-6)
4. Menghitung nilai CCME WQI, dengan
persamaan:
CCME = 100 – (2-7)
Metode Indek Pencemaran
Jika Lij menyatakan konsentrasi
parameter kualitas air yang dicantumkan
dalam Baku Mutu suatu Peruntukan Air
(j), dan Ci menyatakan konsentrasi
kualitas air (i) yang diperoleh dari hasil
analisis cuplikan air pada suatu lokasi
pengambilan cuplikan dari suatu alur
sungai, maka PIj adalah Indeks
Pencemaran bagi peruntukan (j) yang
merupakan fungsi dari (Ci/Lij).
Harga PIj dapat ditentukan dengan
cara berikut.
1. Pilih parameter-parameter yang jika
harga parameter rendah maka
kualitas air akan membaik.
2. Pilih konsentrasi parameter baku
mutu yang tidak memiliki rentang.
3. Hitung harga Ci/Lij untuk tiap
parameter pada setiap lokasi
pengambilan cuplikan.
4. a. Jika nilai konsentrasi parameter
yang menurun menyatakan tingkat
pencemaran meningkat, misal DO
(oksigen terlarut). Tentukan nilai
teoritik atau nilai maksimum Cim
(misal untuk DO, maka Cim
merupakan nilai DO jenuh).
Dalam kasus ini nilai Ci/Lij hasil
pengukuran digantikan oleh nilai
Ci/Lijhasil perhitungan, yaitu :
(Ci / Lij) baru =
)(
)(
iji
iM
LC
kuranhasilpenguCC
(2-10)
b. Jika nilai baku Lij memiliki
rentang
Untuk Ci< Lij rata-rata (Ci / Lij)baru =
})(){(
)(
min rataratajj
ji
LL
ratarataLC
(2-11)
Untuk Ci> Lij rata-rata (Ci / Lij)baru =
})(){(
)(
rataratajmaksj
ji
LL
ratarataLC
(2-12)
c. Keraguan timbul jika nilai (Ci /
Lij) berdekatan dengan nilai
acuan 1,0, misal C1/L1j = 0,9 dan
C2/L2j = 1,1 atau perbedaan yang
sangat besar, misal C3/L3j = 5,0
dan C4/L4j = 10,0. Dalam contoh
ini tingkat kerusakan badan air
sulit ditentukan.
Cara untuk mengatasi kesulitan
ini adalah sebagai berikut.
Penggunaan nilai (Ci/Lij)hasil
pengukuran kalau nilai ini lebih kecil
dari 1,0.
Penggunaan nilai (Ci/Lij)baru jika nilai
(Ci/Lij)hasil pengukuran lebih besar dari
1,0.
(Ci/Lij)baru =
1,0 + P.log(Ci/Lij)hasil pengukuran
P adalah konstanta dan nilainya
ditentukan dengan bebas dan disesuaikan
dengan hasil pengamatan lingkungan dan
atau persyaratan yang dikehendaki untuk
suatu peruntukan (biasanya digunakan
nilai 5).
5. Tentukan nilai rata-rata dan nilai
maksimum dari keseluruhan
Ci/Lij((Ci/Lij)R dan (Ci/Lij)M).
6. Tentukan harga PIj
PIj = 2
)/(,)/{( 22MijiRiji LCLC
(2-13)
2.8. Kebutuhan Air Non Domestik
Untuk menghitung jumlah kebutuhan
air non domestik khususnya hotel,
digunakan rumus :
QH = Jb x KH (2-14)
Dengan :
QH = Jumlah kebutuhan air (liter/hari)
Jb = Jumlah tempat tidur
KH = Standar kebutuhan air hotel
(liter/bed/hari)
3. Metode Penelitian
3.1. Deskripsi Daerah Studi
Penelitian ini dilaksanakan di
Kelurahan Songgokerto Kecamatan Batu
Kota Batu. Terletak pada ketinggian
1002 meter diatas permukaan laut.
Terletak pada koordinat 112°17'10,90"-
122°57'11" Bujur Timur dan 7°44'55,11"-
8°26'35,45 Lintang Selatan. Adapun
Kelurahan Songgokerto tersebut
berbatasan dengan:
- Sebelah Barat : Kelurahan
Pesanggrahan
- Sebelah Selatan : Kelurahan
Pesanggrahan
- Sebelah Timur : Kecamatan Pujon
- Sebelah Utara : Kelurahan
Sumberejo
Gambar 1. Lokasi Penelitian Berdasarkan Peta Hidrogeologi Sumber: Direktorat Tata Lingkungan Geologi dan Kawasan Pertambangan,
Departemen Energi dan Sumber Daya Lingkungan
3.2. Data Penelitian dan Peralatan
Data yang diperlukan dalam
penelitian ini beserta sumbernya meliputi:
1. Kualitas airtanah diperoleh dengan
cara mengambil sampel air di lokasi
penelitian di kawasan Candi
Songgoriti untuk selanjutnya sampel
air tersebut diujikan di Laboratorium
Tanah dan Airtanah Jurusan Teknik
Pengairan Fakultas Teknik Universitas
Brawijaya.
2. Data – data yang terkait dengan
kondisi lingkungan setempat diperoleh
langsung saat pengamatan di lokasi
penelitian.
Peralatan yang diperlukan dalam
penelitian ini adalah :
1. GPS.
2. Roll meter dengan panjang 50 m.
3. Kamera digital.
4. Stopwatch
5. Alat tulis.
6. Botol steril untuk pengambilan
sampel.
7. Multi probe water quality.
8. Perangkat lunak yang digunakan
adalah paket program (software)
Aquachem versi 2011.1.
3.3. Tahapan Penelitian
Analisis Karakteristik Kimia Airtanah
di Wilayah Candi Songgoriti
1. Pemeriksaan Kandungan Kimia
Airtanah
Langkah–langkah yang dilakukan
untuk pemeriksaan kandungan kimia air
tanah sebagai berikut:
a. Melakukan survey lokasi untuk
menentukan lokasi-lokasi
pengambilan sampel pada tiap
kelompok akuifer.
b. Melakukan pengambilan sampel pada
sumur-sumur pada tiap kelompok akuifer yang ada di lokasi penelitian.
c. Menguji sampel airtanah dalam di
Laboratorium Tanah dan Airtanah
Jurusan Teknik Pengairan Fakultas
Teknik Universitas Brawijaya Malang.
Pengujian unsur kimia Na+, Ca2+,
Mg2+
, K+
dan SO42-
menggunakan
Metode Spektrofotometri, sedangkan
unsur kimia Cl-, HCO3
-, dan CO3
2-
menggunakan Metode Volumetri.
2. Analisis Karakteristik Kimia
Airtanah
Analisis karakteristik kimia airtanah
dilakukan menggunakan Metode
Diagram Trilinier Piper. Untuk
memudahkan tahapan-tahapan analisis
dalam Metode Diagram Trilinier Piper
tersebut maka penyelesaiannya
dilakukan dengan bantuan paket program
komputer AquaChem 2011.1. Dalam
penelitian ini hanya menggunakan
Metode Diagram Trilinier Piper.
Analisis Status Mutu Airtanah di
Wilayah Candi Songgoriti
1. Mengumpulkan data parameter
kualitas air di wilayah Candi
Songgoriti.
2. Menganalisa parameter kualitas
airtanah pada setiap titik pengambilan
sampel air sungai dengan Metode
Storet dan Metode Indek Pencemaran.
3. Menentukan status mutu air sesuai
baku mutu kelas air (PP No. 82 Tahun
2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air
dan Pengendalian Pencemaran Air dan
PERMENKES Nomor 492 Tahun
2010).
Analisis Ketersediaan Air pada
Sumber Air Candi Songgoriti
1. Menentukan Debit Ketersediaan Air
Prosedur yang dilakukan untuk
menentukan debit ketersediaan air
pada sumber air Candi Songgoriti
adalah sebagai berikut :
a. menyiapkan alat tampung
b. menyiapkan alat ukur
waktu/stopwatch
c. menyiapkan alat tulis untuk
mencatat hasil pengukuran
d. menampung air pada terjunan
dimulai pada saat stopwatch
dihidupkan sampai dengan detik
ke-3.
e. mengukur volume hasil tampungan
pada gelas ukur
f. mencatat hasil pengukuran volume
tampungan
g. pengukuran dilakukan 3 kali setiap
titik untuk mengoreksi hasil
pengukuran
h. hasil pengukuran dirata-ratakan
untuk mendapatkan nilai debit rata-
rata
2. Menghitung jumlah kebutuhan air non
domestik Hotel Songgoriti dengan
rumus (2-14).
4. Hasil Analisis dan Pembahasan
4.1. Analisis Karakteristik Kimia
Airtanah
Untuk mengetahui karakteristik
kimia airtanah dalam yang ada di daerah
penelitian Cekungan Airtanah Pasuruan
digunakan metode analisis kimia
airtanah yaitu Metode Diagram Trilinier
Piper.
Secara umum tipe kation sampel
mata air 1-8 berada pada tipe
natrium+kalium. Sedangkan pada mata
air Cangar dan Torong Belok, tipe kation
berada pada tipe magnesium. Untuk tipe
anion pada sampel mata air 1-8, mata air
Torong Belok dan mata air Cangar
memiliki hasil yang sama, yaitu
termasuk tipe bikarbonat. Mata air 1-8 di
kawasan Candi Songgoriti pada
umumnya memiliki kandungan alkali
melebihi kandungan alkali tanahnya,
kandungan asam lemah melebihi asam
kuatnya, karbonat alkali (alkalinitas
primer) lebih dari 50%. Untuk mata air
Torong Belok dan Cangar memiliki
kandungan alkali tanah melebihi
kandungan alkalinya, kandungan asam
lemah melebihi asam kuatnya, kekerasan
karbonat (alkalinitas sekunder) lebih dari
50%, sifat airtanah didominasi oleh alkali
tanah dan asam lemah.
4.2. Analisa Penentuan Status
Mutu Air
Data Eksisting Tabel 1. Hasil Pengukuran dan Uji
Laboratorium pada Mata Air I
Parameter Satuan Hasil
Analisa
pH 6,733
Warna
Kuning
Suhu °C 45,615
KONDUKTIVITAS µS/cm 3618,333
KEKERUHAN NTU 39,633
DO (Oksigen Terlarut) mg/L 0,783
TDS mg/L 2318,333
SALINITAS ppt 1,900
Cu (Tembaga) mg/L 0,000
Fe (Besi) mg/L 0,060
Pb (Timbal) mg/L 0,000
Zn (Seng) mg/L 0,012
Cd (Kadmium) mg/L 0,000
Hg (Raksa) mg/L 0,000
Na (Natrium) mg/L 130,921
Mg (Magnesium) mg/L 64,597
K (Kalium) mg/L 153,800
Ca (Kalsium) mg/L 8,244
NO3 (Nitrat) mg/L 0,541
NO2 (Nitrit) mg/L 0,039
SO4 (Sulfat) mg/L 1,163
H2S (Hidrogen Sulfida) mg/L 5,253
NH3 (Amonia) mg/L 3,841
Mn (Mangan) mg/L 4,286
Cl (Klorida) mg/L 3,053
CO3 (Karbonat) mg/L 614,400
HCO3 (Bikarbonat) mg/L 624,640
Cr 6 (Kromium) mg/L 0,041
Sumber: Hasil pengukuran dan uji
laboratorium
Tabel 2. Hasil Pengukuran dan Uji
Laboratorium pada Mata Air II
Parameter Satuan Hasil
Analisa
pH 6,850
Warna
Jernih
Suhu °C 30,16
KONDUKTIVITAS µS/cm 3403,333
KEKERUHAN NTU 13,433
DO (Oksigen Terlarut) mg/L 3,213
TDS mg/L 2173,333
SALINITAS ppt 1,800
Cu (Tembaga) mg/L 0,000
Fe (Besi) mg/L 0,026
Pb (Timbal) mg/L 0,000
Zn (Seng) mg/L 0,006
Cd (Kadmium) mg/L 0,000
Hg (Raksa) mg/L 0,000
Na (Natrium) mg/L 128,454
Mg (Magnesium) mg/L 67,416
K (Kalium) mg/L 153,950
Ca (Kalsium) mg/L 7,967
NO3 (Nitrat) mg/L 0,811
NO2 (Nitrit) mg/L 0,098
SO4 (Sulfat) mg/L 0,000
H2S (Hidrogen Sulfida) mg/L 10,506
NH3 (Amonia) mg/L 0,942
Mn (Mangan) mg/L 1,429
Cl (Klorida) mg/L 3,195
CO3 (Karbonat) mg/L 624,000
HCO3 (Bikarbonat) mg/L 634,400
Cr6 (Kromium) mg/L 0,031
Sumber: Hasil pengukuran dan uji laboratorium
Tabel 3. Hasil Pengukuran dan Uji
Laboratorium pada Mata Air IV
Parameter Satuan Hasil
Analisa
pH 6,650
Warna
Hijau
Suhu °C 27,503
KONDUKTIVITAS µS/cm 3340,000
KEKERUHAN NTU 94,300
DO (Oksigen Terlarut) mg/L 3,303
TDS mg/L 2140,000
SALINITAS ppt 1,700
Cu (Tembaga) mg/L 0,000
Fe (Besi) mg/L 0,051
Pb (Timbal) mg/L 0,000
Zn (Seng) mg/L 0,025
Cd (Kadmium) mg/L 0,000
Hg (Raksa) mg/L 0,000
Na (Natrium) mg/L 123,520
Mg (Magnesium) mg/L 60,885
K (Kalium) mg/L 154,026
Ca (Kalsium) mg/L 7,877
NO3 (Nitrat) mg/L 1,081
NO2 (Nitrit) mg/L 0,078
SO4 (Sulfat) mg/L 0,000
H2S (Hidrogen Sulfida) mg/L 12,257
NH3 (Amonia) mg/L 1,232
Mn (Mangan) mg/L 0,476
Cl (Klorida) mg/L 3,621
CO3 (Karbonat) mg/L 955,200
HCO3 (Bikarbonat) mg/L 971,12
Cr6 (Kromium) mg/L 0,061
Sumber: Hasil pengukuran dan uji laboratorium
Hasil Analisa Metode CCME-WQI
Tabel 4. Rekapitulasi Hasil Perhitungan
Penentuan Status Mutu Air dengan
Metode CCME WQI
Mata
Air Baku Mutu Keterangan
I PP NO. 82/2001 Buruk
II PP NO. 82/2001 Buruk
IV PP NO. 82/2001 Buruk
I
Permenkes
NO.492/2010 Cukup
II
Permenkes
NO.492/2010 Baik
IV
Permenkes
NO.492/2010 Cukup
Sumber: Hasil perhitungan
Hasil Analisa Metode Indek
Pencemaran
Tabel 5. Rekapitulasi Hasil Perhitungan
Penentuan Status Mutu Air dengan
Metode Indek Pencemaran
Mata
Air Baku Mutu Keterangan
I PP NO. 82/2001 Buruk
II PP NO. 82/2001 Buruk
IV PP NO. 82/2001 Buruk
I Permenkes NO.492/2010 Cukup
II Permenkes NO.492/2010 Baik
IV Permenkes NO.492/2010 Cukup
Sumber: Hasil perhitungan
4.3. Analisa Ketersediaan Air pada
Sumber Air Candi Songgoriti
Debit Ketersediaan Air
Tabel 6. Hasil perhitungan debit pada
mata air 1 Candi Songgoriti
Titik Debit rerata
tiap titik
Debit rerata
mata air 1
I 2,089
0,866 II 0,075
IV 0,436
Sumber: Hasil perhitungan
Jumlah Kebutuhan Air Non Domestik
Hotel di kawasan Songgoriti
Tabel 7. Jumlah Kebutuhan Air Non
Domestik Hotel di Kawasan Songgoriti
Penggunaan
Standar
Kebutuhan
Air (l/hari)
Jumlah
Bed
Jumlah
Kebutuhan
(l/hari)
Hotel
Songgoriti 150 82 12300
Hotel
PAPA 150 120 18000
Hotel
Arumdalu 150 55 8250
Jumlah Kebutuhan Total (l/hari) 38550
Sumber: Hasil perhitungan
Dari hasil perhitungan diketahui
jumlah kebutuhan air total pada ketiga
hotel tersebut adalah sebanyak 38.550
l/hari. Sedangkan untuk jumlah
ketersediaan air bila dikonversikan pada
satuan l/hari adalah sebanyak 74.864
l/hari. Fakta tersebut menunjukkan bahwa
ketersediaan air pada mata air 1 Candi
Songgoriti dapat memenuhi kebutuhan
air non domestik pada ketiga hotel di
kawasan Songgoriti, yaitu Hotel PAPA
(Pemandian Air Panas Alami), hotel
Songgoriti dan hotel Arumdalu.
5. Kesimpulan
1. Dari Metode Diagram Trilinier Piper
dapat diketahui bahwa tipe kation dari
keseluruhan mata air Candi Songgoriti
adalah tipe Natrium+Kalium,
sedangkan pada mata air Cangar dan
Torong Belok, tipe kation berada pada
tipe Magnesium. Tipe anion
keseluruhan mata air Candi Songgoriti
dan mata air Cangar maupun Torong
Belok adalah tipe Bikarbonat.
2. Hasil perhitungan status mutu air pada
mata air Candi Songgoriti dapat
diketahui bahwa penggunaan metode
CCME WQI dengan baku mutu PP
NO. 82/2001 untuk mata air I, II, dan IV
memiliki hasil yang sama yaitu kualitas
buruk. Sedangkan jika menggunakan
baku mutu Permenkes NO.492/2010
untuk mata air I kualitasnya adalah cukup,
untuk mata air II dan IV kualitas termasuk
dalam kategori baik. Untuk penggunaan
metode Indek Pencemaran berdasarkan
baku mutu mutu PP NO. 82/2001 pada
mata air I, II, dan IV memiliki kualitas
cemar berat, sedangkan berdasarkan baku
mutu Permenkes NO.492/2010 mata air I
dan II memiliki kualitas cemar ringan, dan
untuk mata air IV termasuk dalam kualitas
cemar sedang.
3. Dari hasil perhitungan diketahui
jumlah kebutuhan air total pada ketiga
hotel tersebut adalah sebanyak 38.550
l/hari. Sedangkan untuk jumlah
ketersediaan air bila dikonversikan
pada satuan l/hari adalah sebanyak
74.864 l/hari. Fakta tersebut
menunjukkan bahwa ketersediaan air
pada sumur 1 Candi Songgoriti dapat
memenuhi kebutuhan air non domestik
pada ketiga hotel di kawasan
Songgoriti, yaitu Hotel PAPA
(Pemandian Air Panas Alami), hotel
Songgoriti dan hotel Arumdalu.
6. Daftar Pustaka
Akhmad. 2004. Analisis Kualitas Air
Tanah Untuk Air Minum. Medan:
Universitas Sumatera Utara.
Anonim. 2014d. Sistem Panas Bumi dan
Geokimia Air.
http://digilib.itb.ac.id/files/disk1/454/j
bptitbpp-gdl-ciputranim-22662-5-
2010ta-4.pdf.
(diakses 25 Mei 2014).
Bisri, M. 2008. AirTanah, Malang: Tirta
Media.
Irawati, Ami Latief. 2013. Karakteristik
Kimia Airtanah Dalam di Cekungan
Airtanah Pasuruan. Skripsi. Tidak
dipublikasikan. Malang: Universitas
Brawijaya.
Pujiindiyati, E. R. 2006. Penggunaan
Program Aquachem Untuk
Pengolahan Data Geokimia Air
Sungai Citarum Dan Air Tanah
Dangkal Di Daerah Karawang.
http://www.jurnalsigma.com
(diakses 29 Mei 2014).
Suharyadi. 1984. Geohidrogeologi.
Yogyakarta: Fakultas Teknik
Universitas Gajah Mada.
Tood, D. K. 1980. Groundwater
Hydrologi. New York: John Wiley
and Sons.