studi fenomenologi pengalaman ibu melahirkan...

116
PENGALAM OLEH D PUSKESMAS Diajukan untuk Mem PROGR FAKULTAS UNIVERSITAS STUDI FENOMENOLOGI MAN IBU MELAHIRKAN DIT DUKUN BAYI DI WILAYAH KE S KECAMATAN PARUNG KAB BOGOR menuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjan (S.Kep) OLEH: ALHIKMA 1111104000047 RAM STUDI ILMU KEPERAWATA KEDOKTERAN DAN ILMU KESE S ISLAM NEGERI SYARIF HIDAY JAKARTA 1436 H/2015 M TOLONG KERJA BUPATEN na Keperawatan AN EHATAN YATULLAH

Upload: dangbao

Post on 27-Feb-2019

245 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

STUDI FENOMENOLOGIPENGALAMAN IBU MELAHIRKAN DITOLONG

OLEH DUKUN BAYI DI WILAYAH KERJAPUSKESMAS KECAMATAN PARUNG KABUPATEN

BOGOR

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan

(S.Kep)

OLEH:

ALHIKMA

1111104000047

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA

1436 H/2015 M

STUDI FENOMENOLOGIPENGALAMAN IBU MELAHIRKAN DITOLONG

OLEH DUKUN BAYI DI WILAYAH KERJAPUSKESMAS KECAMATAN PARUNG KABUPATEN

BOGOR

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan

(S.Kep)

OLEH:

ALHIKMA

1111104000047

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA

1436 H/2015 M

STUDI FENOMENOLOGIPENGALAMAN IBU MELAHIRKAN DITOLONG

OLEH DUKUN BAYI DI WILAYAH KERJAPUSKESMAS KECAMATAN PARUNG KABUPATEN

BOGOR

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan

(S.Kep)

OLEH:

ALHIKMA

1111104000047

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA

1436 H/2015 M

Page 2: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik
Page 3: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik
Page 4: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik
Page 5: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik
Page 6: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

vi

RIWAYAT HIDUP

Nama : Alhikma

Tempat, Tanggal Lahir : Palembang, 13 Januari 1993

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Jln. Kapten Anwar Arsyat No. 06 RT. 38 RW.11Pakjo Palembang, Sumatera Selatan

Telepon : 085269468656

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan :

1. TK Pertiwi 1 – Palembang 1997 – 19982. TK Islam Al Itihad – Palembang 1998 – 19993. SD Negeri 29 – Palembang 1999 – 20054. SMP Negeri 3 – Palembang 2005 – 20085. MA Negeri 3 – Palembang 2008 – 20116. UIN Syarif Hidayatullah – Jakarta 2011 – 2015

Pengalaman Organisasi :

1. Ketua English Club SMP Negeri 3 Palembang 2005 – 20062. Ketua Geografi Club MA Negeri 3 Palembang 2008 – 20093. Anggota Marching Band MA Negeri 3 Palembang 2009 – 20104. Wakil Ketua PMR MA Negeri 3 Palembang 2009 – 20105. Biro Event Organizer BEMJ UIN Syarif Hidayatullah 2013 – 2014

Page 7: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

vii

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYAHTULLAH JAKARTA

Skripsi, Juli 2015

Alhikma, NIM : 1111104000047

Studi Fenomenologi Pengalaman Ibu Melahirkan Ditolong oleh Dukun Bayidi Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Parung Kabupaten Bogor

ABSTRAK

Persalinan merupakan salah satu peristiwa penting dan senantiasa diingat dalamkehidupan wanita. Salah satu faktor yang berperan penting dalam prosespersalinan adalah penolong persalinan. Persalinan dengan ditolong oleh dukunbayi masih menjadi pilihan sebagian masyarakat Indonesia. Penelitan inibertujuan untuk mengekplorasi pengalaman ibu melahirkan ditolong oleh dukunbayi di wilayah kerja puskesmas Kecamatan Parung Kabupeten Bogor. Penelitianini merupakan penelitian kualitatif dengan desain fenomenologi deskriptif melaluiwawancara mendalam. Partisipan meliputi ibu yang telah melahirkan denganditolong oleh dukun bayi pada periode Januari sampai dengan Desember 2014yang diperoleh melalui purposive sampling. Data yang dikumpulkan berupa hasilrekaman wawancara dan catatan lapangan yang dianalisis dengan metodeColaizzi. Penelitian ini mengidentifikasi enam tema yaaitu: 1) Makna persalinanbagi ibu yang ditolong oleh dukun bayi; 2) Aspek psikologis ibu dalam persalinanoleh dukun bayi; 3) Mitos dalam persalinan yang ditolong oleh dukun bayi; 4)Alasan ibu memilih melahirkan ditolong oleh dukun bayi; 5) Tindakan dukun bayidalam proses persalinan; dan 6) Ketidaknyamanan ibu dalam persalinan yangditolong oleh dukun bayi. Hasil penelitian ini dapat membeikan gambaran padapetugas kesehatan bahwa keberadaan dukun bayi tidak bisa dipungkiri darikehidupan msyarakat yang jauh dari fasilitas kesehatan dan pentingnyamemahami aspek psikologis dan sosiokultural pada ibu yang akan bersalin.Diperlukan penelitian selanjutnya mengenai eksplorasi secara mendalam aspekpsikologis dan sosiokultural pada ibu bersalin.

Kata kunci : Pengalaman, Persalinan, Dukun Bayi

Daftar Bacaan : 95 (1994-2014)

Page 8: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

viii

SCHOOL OF NURSING

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE

SYARIF HIDAYATULLAH STATE ISLAMIC UNIVERSITY JAKARTA

Undergraduate thesis, Juli 2015

Alhikma, NIM : 1111104000047

Phenomenology Studies the Experience of Mothers Giving Birth Rescued byTraditional Birth Attendant at Working Area of Public Health Center inParung District Bogor Regency

ABSTRACT

Childbirth is one of the key events and always keep in mind in a woman's life.One factor that plays an important role in the birth process is a birthattendant.Deliveries assisted by traditional birth attendants is still the choice ofmost people in Indonesia. This research aims to explore the experience of mothersgiving birth assisted by traditional birth attendant in working area of public healthcenter in Parung district, Bogor regency. This study is a qualitative researchdesign of descriptive phenomenology through in-depth interviews. Participantsinclude mothers who have given birth to assisted by traditional birth attendant inthe period January to December 2014 were obtained through purposive sampling.The data collected in the form of interviewrecordings and field notes wereanalyzed by Colaizzi method. This study identified six themes, namely: 1) Themeaning of labor for the mother attended by traditional birth attendant; 2)Psychological Aspects of mothers in childbirth by traditional birth attendants; 3)Myth in births attended by traditional birth attendant; 4) The reasons motherschoose to give birth assisted by traditional birth attendants; 5) Measures oftraditional birth attendant in labor; and 6) Discomfort mother in births attended bytraditional birth attendant. The results could provide an overview on healthworkers that the presence of traditional birth attendant can not be denied ofpeople’s lives far from health facilities and the importance of understanding thepsychological and sociocultural aspects of the mother to be maternity. Furtherresearch is needed on deep exploration of psychological and sociocultural aspectsof the maternal.

Keywords: Experience, Childbirth, Traditional Birth Attendant

Reference’s: 96 (1994-2014)

Page 9: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

ix

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi. Shalawat

serta salam tidak lupa dihanturkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang

telah membawa umatnya dari zaman kegelapan menuju zaman penuh cahaya.

Proposal ini disusun untuk memenuhi satuan kredit semester (SKS) pada

semester VIII, Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam proposal ini masih terdapat kekurangan dan

keterbatasan. Untuk itu penulis sangat mengharapkan masukan, kritik dan saran

untuk tujuan perbaikan di masa yang akan datang.

Pada kesempatan yang baik ini, penulis mengucapkan terima kasih sebesar-

besarnya kepada :

1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya.

2. Ayah, Ibu, dan Nenek yang selalu memberikan semangat dan mendo’akan

dalam menjalani semua proses perkuliahan.

3. Bapak Dr. H. Arif Sumantri, S.KM., M.Kes. selaku dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Maulina Handayani, S.Kp., M.Sc. selaku ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

5. Ibu Yenita Agus, S.Kp.,M.Kep., Sp.Kep.Mat., Ph.D selaku Pembimbing I

yang telah membimbing dan memberikan motivasi.

Page 10: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

x

6. Ibu Puspita Palupi, S.Kep.,M.Kep.,Ns.Sp.Kep.Matselaku Pembimbing II

yang telah membimbing dan memberikan motivasi.

7. Ibu Ns. Eni Nur’aini Agustini, S.Kep., M.Sc selaku Pembimbing

Akademik yang telah membimbing.

8. Segenap Dosen Ilmu Keperawatan yang telah memberikan masukan dan

motivasi.

9. Segenap Staf bidang Akademik FKIK dan Program Studi Ilmu

Keperawatan.

10. Teman-teman keperawatan 2011 , dan sahabat yang yang telah berjuang

bersama-sama dalam perkuliahan di Keperawatan.

11. Kepada Kader Puskesmas Parung yang telah membantu selama proses

pengambilan data.

12. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang

telah banyak membantu.

Penulis berdoa semoga semua kebaikan yang telah diberikan mendapat

balasan dari Allah SWT Aamiin. Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat

dan menambah wawasanpembaca pada umumnya.

Jakarta, 06 Juli 2015

Penulis

Page 11: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

xi

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ................................................................................................. i

Pernyataan Keaslian ........................................................................................ ii

Pernyataan Persetujuan Pembimbing .............................................................. iii

Pengesahan Ujian ............................................................................................ iv

Pengesahan Skripsi .......................................................................................... v

Data Diri .......................................................................................................... vi

Abstrak ............................................................................................................ vii

Abstract ........................................................................................................... viii

Kata Pengantar ................................................................................................ ix

Daftar Isi .......................................................................................................... xi

Daftar Bagan ................................................................................................... xiv

Daftar Lampiran ................................................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian ................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 6

D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 6

E. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengalaman ........................................................................................ 8

B. Persalinan ........................................................................................... 9

Page 12: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

xii

1. Definisi Persalinan ....................................................................... 9

2. Jenis Persalinan ........................................................................... 10

3. Faktor - Faktor Persalinan ........................................................... 11

4. Tanda Persalinan ......................................................................... 12

5. Asuhan Persalinan Normal .......................................................... 13

6. Tahap Persalinan .......................................................................... 13

C. Dukun Bayi ........................................................................................ 15

1. Definisi Dukun Bayi .................................................................... 15

2. Faktor - Faktor Persalinan oleh Dukun Bayi .............................. 16

3. Resiko Persalinan ditolong oleh Dukun Bayi ............................. 17

4. Kerangka Teori ............................................................................. 18

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Definisi Istilah .............................................................................. 19

B. Jenis Penelitian ............................................................................. 19

C. Waktu dan Lokasi Penelitian ....................................................... 21

D. Pemilihan Partisipan .................................................................... 22

E. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 22

F. Analisa Data ................................................................................ 27

G. Keabsahan Data ........................................................................... 28

H. Etika Penulisan ............................................................................ 32

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Karakteristik Partisipan ..................................................................... 34

B. Hasil Analisa Tematik ....................................................................... 35

Page 13: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

xiii

BAB V PEMBAHASAN

A. Interpretasi Hasil Penelitian dan Diskusi .............................................. 49

B. Keterbatasan Penelitian ......................................................................... 76

C. Implikasi Untuk Keperawatan .............................................................. 77

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ............................................................................................... 78

B. Saran ..................................................................................................... 81

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

xiv

DAFTAR BAGAN

2.1 Kerangka Teori .................................................................................. 18

Page 15: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat pengambilan data

Lampiran 2 Surat izin Dinas Kesehatan

Lampiran 3 Lembar persetujuan partisipan

Lampiran 4 Pedoman wawancara

Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

Page 16: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persalinan merupakan salah satu peristiwa penting dan senantiasa

diingat dalam kehidupan wanita. Setiap wanita akan memiliki pengalaman

melahirkan tersendiri yang dapat diceritakan ke orang lain. Memori

melahirkan, peristiwa dan orang-orang yang terlibat dapat bersifat negatif

ataupun positif, yang akhirnya dapat menimbulkan efek emosional dan

reaksi psikososial jangka pendek maupun jangka panjang (Henderson,

2006).

Salah satu faktor yang berperan penting dalam proses persalinan

adalah penolong persalinan (Yanti, 2010). Penolong persalinan berperan

dalam memberikan bantuan dan dukungan agar seluruh rangkaian proses

persalinan berlangsung dengan aman(Sumarah, dkk, 2009). Idealnya,

setiap ibu yang bersalin ditolong oleh tim atau tenaga kesehatan terlatih

(Varney, 2008). Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih

sangat penting dalam upaya penurunan angka kematian ibu saat persalinan

(Depkes RI, 2009).

Jaminan Persalinan (Jampersal)merupakan program pemerintah

dalam rangka memfasilitasi ibu hamil agar mendapat akses dan

penanganan dari tenaga kesehatan terlatih.Sebelumnya, semua ibu hamil

yang membutuhkan layanan itu bisa memperoleh Jampersal di bidan desa

atau bidan Puskesmas setempat. Oleh para bidan, biaya persalinannya

diklaim ke Jampersal. Namun kini Jampersalditangani oleh JKN dan

Page 17: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

2

hanya dapat diakses melalui layanan di Puskesmas, Rumah Sakit,

Poliklinik dan fasilitas kesehatan yang telah bekerjasama dengan JKN

(PDPERSI, 2014). Bagi ibu bersalin yang tinggal di perkotaan yang dekat

dengan fasilitas kesehatan mungkin perubahan sistem ini tidak menjadi

masalah yang serius namun, bagi ibu bersalin yang tinggal jauh dari

fasilitas kesehatan perubahan ini tentu menjadi hambatan bagi mereka.

Tempat pelayanan kesehatan yang lokasinya sulit dicapai oleh para ibu

menyebabkan berkurangnya akses ibu hamil dan bersalin terhadap

pelayanan kesehatan dan keterjangkauan terhadap informasi (WHO, 2008)

Angka persalinan dengan bantuan tenaga non kesehatan

diperkirakan akan mengalami peningkatan seiring dengan perubahan

program Jampersal tersebut (Kemenko Kesra, 2012). Salah satu yang

menjadi pilihan untuk pertolongan pesalinan oleh tenaga non kesehatan

adalah dukun bayi (Amirudin, 2007). Hal ini disebabkan tidak sedikit ibu

bersalin merasa nyaman dan tenang bila persalinannya ditolong oleh

dukun bayi(Meilani dkk, 2009). Padahal ibu yang ditolong oleh dukun

berisiko lebih besar untuk mengalami kematian dan kesakitan

dibandingkan dengan ibu yang melahirkan dibantu oleh tenaga kesehatan,

serta tempat persalinan ibu yang melahirkan ditolong oleh dukun bayi

biasanya dilakukan di rumah, sehingga akan menghambat akses untuk

mendapatkan pelayanan rujukan secara cepat apabila sewaktu-waktu

dibutuhkan (WHO, 2008).

Page 18: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

3

Hasil survei Riskesdas (2010) dari 43,2% ibu yang melahirkan

dirumah, 40,2% melahirkan dengan ditolong oleh dukun bayi. Kabupaten

Bogor merupakan salah satu wilayah dengan angka persalinan oleh dukun

bayi tertinggi di Provinsi Jawa Barat. Berdasarkan laporan puskesmas di

wilayah Kabupaten Bogor jumlah ibu bersalin yang ditolong oleh dukun

bayi adalah 10.592 kasus (8,6%) (Dinkes Kab Bogor, 2013).Persalinan

dengan ditolong oleh dukun bayi seringkali menimbulkan dampak yang

akan menyebabkan angka kesakitan, komplikasi persalinan, dan bahkan

kematian pada ibu bersalin(Sufiawati, 2012).

Berdasarkan data SDKI (2012) jumlah Angka Kematian Ibu (AKI)

di Indonesia adalah 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup

denganresiko kematian ibu paling banyak terjadi pada periode persalinan.

Dari laporan puskesmas (SP3) pada tahun 2013 di Kabupaten Bogor kasus

kematian ibu terjadi sebanyak 60 kasus kematian, yang 40 diantaranya

terjadi pada ibu bersalin (Dinkes Kab Bogor, 2013). Ini menujukan

periode persalinan berkontribusi besar terhadappeningkatan AKI di

Indonesia(Lancet, 2006 dalam Nurrahmiati, 2012).

Puskesmas Kecematan Parung merupakan salah satu Puskesmas di

Kabupaten Bogor. Puskesmas Parung memberikan pelayanan kesehatan

untuk 6 desa yakni Desa Parung, Desa Pemagarsari, Desa Waru, Desa

Waru Jaya, Desa Jabon, dan Desa Iwul. Puskesmas ini dilengkapi dengan

PONED yang buka 24 jam untuk melayani ibu yang akan bersalin.

Namun, jumlah persalinan oleh dukun bayi di Kecamatan Parung masih

cukup tinggi. Pada tahun 2014 dari data Puskesmas Parung terdapat 11

Page 19: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

4

ibu yang melahirkan dengan ditolong oleh dukun bayi yang tersebar di 6

desa di Kecamatan Parung. Desa Iwul merupakan desa dengan jumlah

persalinan yang ditolong oleh dukun bayi terbanyak di Kecamatan

Parung.Dari hasil studi pendahuluan ada banyak faktor yang menyebabkan

ibu bersalin di lebih memilih melahirkan dengan ditolong oleh didukun

bayi, salah satunya jarak tempat tinggal mereka ke fasilitas

kesehatan.Dilihat dari jarak Puskemas dan klinik bidan desa ke

permukiman masyarakat memang cukup jauh sehingga, tidak semua ibu

yang akan bersalin memanfaatkan PONED atau bidan untuk menolong

persalinan. Hal inilah yang seringkali mengakibatkan berbagai masalah

atau komplikasi pada proses persalinan dan bahkan resiko kematian pada

ibu bersalinkarena keterlambatan untuk merujuk pada kasus kedaruratan

persalinan.

Pengalaman melahirkan ditolong dukun bayi menarik untuk diteliti

karena masih sedikit penelitian yang secara khusus meneliti tentang

fenomena ini. Melahirkan merupakan suatu kejadian yang selalu akan

terjadi dalam kehidupan manusia dan merupakan salah satu harapan bagi

setiap orang tua untuk memiliki keturunan, serta dianggap sebagai salah

satu kejadian istimewa dalam hidup setiap pasang makhluk hidup

(Nurrahmaton, 2011). Pengalaman ibu melahirkan ditolong oleh dukun

bayi menjadi penting untuk diketahui karena dapat mempengaruhi ibu

dalam persiapan menghadapi persalinan selanjutnya dan mempengaruhi

orang lain dalam pengambilan keputusan untuk memilih dukun bayi

sebagai penolong persalinan (Nurfadillah, 2013). Semakin tinggi angka

Page 20: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

5

persalinan yang ditolong oleh dukun bayi, maka semakin tinggi resiko

suatu persalinan yang tidak aman yang dapat meningkatkan angka

kesakitan dan kematian ibu di Indonesia (Manuaba, 2004). Pengalaman

ibu melahirkan ditolong oleh dukun bayi juga dapat dijadikan

pembelajaran dan evaluasi untuk perbaikan program kesehatan terutama

untuk ibu melahirkan.

B. Rumusan Masalah

Perubahan sistem jaminan persalinan berdampak pada penurunan

akses ibu bersalin terhadap fasilitas kesehatan (Kemenko Kesra, 2012).

Ibu bersalin yang tinggal jauh dari fasilitas kesehatan lebih memilih untuk

melahirkan dengan ditolong oleh dukun bayi (Amirudin, 2007). Disisi lain

tidak sedikit ibu bersalin merasa nyaman dan tenang bila persalinannya

ditolong oleh dukun bayi(Meilani dkk, 2009). Pengalaman bersalin dengan

ditolong oleh dukun bayi menjadi menarik untuk diketahui karena berdeda

dengan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan baik dari segi alat,

tempat dan teknik yang digunakan. Pengalaman melahirkan ditolong

dukun bayi juga dapat menjadi pengaruh besar bagi orang lain dalam

memilih penolong persalinan nantinya (Nurfadillah, 2013). Berdasarkan

latar belakang diatas maka yang menjadi rumusan dalam penelitian ini

adalah “Bagaimana pengalaman ibu melahirkan ditolong oleh dukun bayi

di wilayah kerja Puskesmas Parung Kabupaten Bogor ?”

Page 21: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

6

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi makna dan arti

pengalaman ibu melahirkan ditolong oleh dukun bayi di wilayah kerja

Puskesmas Kecamatan Parung Kabupaten Bogor.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Ilmiah

a. Memberikan informasi dan data dasar bagi peneliti selanjutnya

mengenai pengalaman ibu melahirkan ditolong oleh dukun bayi.

b. Menjadi landasan, evidance based, dan evaluasi program

keperawatan terutama keperawatan maternitas mengenai pengalaman

ibu melahirkan ditolong oleh dukun bayi.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai literatur ilmu

pengetahuan bagi pendidik dan peserta didik untuk meningkatkan

wawasan serta data dasar dalam peningkatan ilmu keperawatan

dalam hal mengkaji, mengidentifikasi dan mengeksplorasi

pengalaman ibu melahirkan ditolong oleh dukun bayi .

b. Bagi Pelayanan Kesehatan

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi dan

masukan bagi tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan

kesehatan khususnya kepada ibu yang akan melahirkan.

Page 22: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

7

c. Bagi masyarakat

Penelitian ini dapat memberikan gambaran dan informasi

kepada masyarakat tentang pengalaman ibu melahirkan ditolong oleh

dukun bayi.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menggali informasi mengenai

pengalaman ibu melahirkan ditolong oleh dukun bayi di wilayah kerja

Puskesmas Kecamatan Parung Kabupaten Bogor. Penelitian akan

dilakukan dilakukan pada bulan Maret sampai bulan Mei 2015, dan

bertempat di wilayah kerja Puskesmas Parung Kabupaten Bogor. Jenis

penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi

deskriptif. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara

mendalam yang dibantu dengan pedoman wawancara, alat pencatat dan

perekam. Partisipan dalam penelitian ini adalah ibu yang telah melahirkan

dengan ditolong oleh dukun bayi pada periode bulan Januari sampai bulan

Desember 2014 dan bertempat tinggal di wilayah kerja Puskemas

Kecamatan Parung Kabupaten Bogor.

Page 23: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengalaman

Pengalaman diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami

(dijalani, ditanggung, dan sebagainya) (KBBI, 2013). Notoatmodjo

(2007) mengungkapkan pengalaman yang dimiliki seseorang merupakan

faktor yang sangat berperan dalam menginterpretasikan stimulus yang

diperoleh. Sedangkan menurut Endarmoko (2006) pengalaman tidak

dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sehari-harinya dan pengalaman

juga dapat diberikan kepada siapa saja untuk digunakan dan menjadi

pedoman serta pembelajaran manusia.

Pengalaman terdiri dari immediacy of experience dan subjective

experience. Immediacy of experience diartikan sebagai pengalaman baru

yang dialami seseorang. Pengalaman baru ini akan membentuk persepsi

seseorang terhadap suatu kejadian. Sedangkan subjective experience

merupakan persepsi yang terbentuk dari hasil interaksi yang lama dengan

kejadian atau situasi kejadian (Emerson, 2009). Untuk membuat persepsi

tentang makna dan perasaan pengalaman seseorang secara sadar,

dibutuhkan kemampuan untuk mengkaji apa yang mereka pikir, lihat,

dengar, dan rasakan selama berinterksi dengan kejadian atau situasi

tersebut (Polit & Hungler, 2004).

Pengalaman hidup seseorang apabila diungkapkan kembali, bisa

berupa tanggapan, reaksi, interpretasi, autokritik, bahkan terhadap

pertahanan diri dari dunia luar. Pengalaman hidup juga menjadi

Page 24: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

9

gambaran lengkap kehidupan seseorang dimasa lampau mengenai hitam

putih, baik buruk, yang dapat diungkapkan kembali melalui upaya

penelusuran pengalaman hidup tersebut (Bungin, 2008).

Hasil riset tentang ingatan jangka panjang dari para wanita

menunjukan bahwa pengalaman selama melahirkan akan menjadi

memori yang terasa sangat jelas dan mendalam. Pengalaman inilah yang

nantinya dapat berpengaruh pada kesiapan wanita menghadapi persalinan

berikutnya. Sebagian wanita memiliki pengalaman melahirkan yang

positif, menyenangkan, dan bahkan membangkitkan semangat dan rasa

senang saat membicarakannya, sementara yang lain mengingatnya

dengan malu, marah, menyesal, atau menarik diri (Simkin, 2005).

B. Persalinan

1. Definisi Persalinan

Menurut Prawirohardjo (2005) persalinan adalah suatu proses

pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang dapat hidup dari

dalam uterus melalui vagina ke dunia luar. Persalinan dianggap

normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan

(setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit (JNPK-KR,

2007).Persalinan normal dimulai dengan adanya kontraksi uterus yang

menyebabkan terjadinya dilatasi progresif dari serviks, kelahiran bayi,

dan kelahiran plasenta (Rohani, 2011).

Page 25: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

10

2. Jenis Persalinan

Menurut Yanti (2010) berdasarkan proses berlangsungnya

persalinan dibedakan sebagai berikut yaitu (1) persalinan spontan

adalah bila persalinan berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri,

melalui jalan lahir ibu tersebut; (2) persalinan buatan adalah bila

persalinan dibantu dengan tenaga dari luar misalnya ekstraksi forceps,

atau dilakukan operasi sectio caesaria; (3) persalinan anjuran yaitu

persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya tetapi baru

berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian pitocin atau

prostaglandin.

Sedangkan berdasarkan tuanya umur kehamilan persalinan

dibedakan atas (1) abortus yaitu pengeluaran buah kehamilan sebelum

kehamilan 22 minggu atau bayi dengan berat badan kurang dari 500

gram; (2) partus immaturus yaitu pengeluaran buah kehamilan antara

22 minggu dan 28 minggu atau bayi dengan berat badan antara 500

gram dan 999 gram; (3) partus prematurus yaitu pengeluaran buah

kehamilan antara 28 minggu dan 37 minggu atau bayi dengan berat

badan antara 1000 gram dan 2499 gram; (4) partus maturus atau

aterm yaitu pengeluaran buah kehamilan antara 37 minggu dan 42

minggu atau bayi dengan berat badan antara 2500 gram atau lebih; (5)

partus postmaturus atau serotinus yaitu pengeluaran buah kehamilan

setelah kehamilan 42 minggu (Depkes RI, 2008).

Page 26: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

11

3. Faktok–Faktor Persalinan

Menurut Yanti (2010) ada lima faktor yang mempengaruhi

persalinan yang biasa disingkat dengan 5P yaitu :

a. Power

Kontraksi dan retraksi otot-otot rahim plus kerja otot-otot

volunter dari ibu, yaitu kontraksi otot perut dan diafragma sewaktu

ibu mengejan atau meneran.

b. Pasagge

Bagian tulang panggul, serviks, vagian dan dasar panggul

(displacement).

c. Passenger

Terutama janin (secara khusus, bagian kepala janin), plasenta,

selaput dan cairan ketuban/amnion (Helen, 2001).

d. Psikis Ibu

Tidak kalah pentingnya untuk lancarnya sebuah proses

persalinan. Ibu yang dalam kondisi stress, otot–otot tubuhnya

termasuk otot rahimnya mengalami spasme yang dapat

meningkatkan rasa nyeri persalinan, sehingga menghambat proses

persalinan (menjadi lama atau macet).

e. Penolong persalinan

Memegang peranan yang sangat penting. Oleh karena itu,

keberhasilan persalinan yang menghasilkan ibu dan bayi yang sehat

dan selamat ditentukan oleh penolong yang terampil dan kompeten.

Page 27: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

12

Hasil penelitian yang dilakukan di 97 negara menunjukan ada

kolerasi yang signifikan antara pertolongan persalinan dengan

kematian ibu. Semakin tiggi cakupan persalinan oleh tenaga

kesehatan disuatu wilayah akan diikuti penurunan kematian

diwilayah tersebut (Pedoman Kemitraan Bidan dengan Dukun

Depkes RI, 2008).

4. Tanda Persalinan

a. Tanda Permulaan Persalinan

Sebelum terjadi persalinan sebenarnya beberapa minggu

sebelumnya wanita memasuki bulannya atau minggunya atau

harinya yang disebut kala pendahuluan (preparatory stage of

labor). Ini memberikan tanda-tanda sebagai berikut :

1) Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun

memasuki pintu atas panggul terutama pada primigravida.

Pada multipara tidak begitu terlihat, karena kepala janin baru

masuk pintu atas panggul menjelang persalinan.

2) Perut kelihatan lebih melebar dan fundusuteri menurun.

3) Perasaan sering-sering atau susah kencing (polakisuria) karena

kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin.

4) Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi-

kontraksi lemah dari uterus (false labor pains).

5) Serviks menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya

bertambah bisa bercampur darah (bloody show) (Davild,

2010).

Page 28: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

13

b. Tanda in-partu

1) Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan

teratur.

2) Keluar lendir bercampur darah yang lebih banyak karena

robekan-robekan kecil pada serviks.

3) Dapat disertai ketuban pecah dini.

4) Pada pemeriksaan dalam, serviks mendatar dan terjadi

pembukaan serviks(Prawirohardjo, 2007).

5. Asuhan Persalinan Normal

Tujuan asuhan persalinan normal adalah menjaga kelangsungan

hidup dan memberikan derajat kesehatan tinggi bagi ibu dan bayinya,

melalui upaya yang terintegrasi dan lengkap tetapi dengan intervensi

seminimal mungkin agar prinsip keamanan dan kualitas pelayanan

yang dapat terjaga pada tingkat yang diinginkan atau optimal (Depkes

RI, 2007).

6. Tahap Persalinan

a. Kala I

Secara klinis dinyatakan partus dimulai bila timbul his dan

wanita tersebut mengeluarkan lendir bercampur darah (bloody show).

Lendir yang bercampur darah ini berasal dari berasal dari canalis

servikalis karena serviks mulai membuka atau mendatar. Sedangkan

darahnya berasal dari pembuluh–pembuluh kapiler yang ada di sekitar

canalis servikalis itu pecah karena pergeseran–pergeseran ketika

Page 29: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

14

serviks membuka. Proses membukanya serviks sebagai akibat his

dibagi dalam dua fase yaitu (1) fase laten: berlangsung selama 8 jam.

Pembukaan terjadi sangat lambat sampai mencapai ukuran diameter 3

cm; (2) fase aktif : dibagi menjadi tiga fase, yakni, fase akselerasi

dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm tadi menjadi 4 cm, fase dilatasi

maksimal dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat

dari 4 cm menjadi 9 cm, fase deselerasi pembukaan menjadi lambat

kembali. Dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap

(10 cm). Kala I selesai apabila pembukaan serviks uteri telah lengkap.

Pada primigravida kala satu berlangsung kira–kira 13 jam, sedangkan

pada multipara kira–kira 7 jam (Prawirohardjo, 2009).

b. Kala II

Kala II persalinan dimulai ketika pembukaa serviks sudah

lengkap dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II juga disebut

sebagai kala pengeluaran bayi. Gejala dan tanda kala II persalinan

adalah (1) ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya

kontraksi; (2) ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rektum

dan vagina; (3) perineum menonjol; (4) vulva dan sfingter ani

membuka; (5) meningkatan pengeluaran lendir bercampur darah.

Sedangkan tanda pasti kala II ditentukan melalui periksa dalam

(informasi objektif) yang hasilnya adalah pembukaan serviks telah

lengkap dan terlihatnya bagian kepala bayi melalui introitus

vagina(Oxorn, 2010).

Page 30: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

15

c. Kala III

Persalinan kala III dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir

dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Manajemen aktif kala

III terdiri dari tiga langkah utama yaitu (1) pemberian suntikan

oksitosin dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir; (2) melakukan

penegangan tali pusat terkendali; (3) massase fundus uteri(Manuaba,

2009).

d. Kala IV

Persalinan kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan

berakhir dua jam setelah itu dengan melakukam pemantauan pada kala

IV yaitu (1) lakukan rangsangan taktil (massase) uterus untuk

merangsang uterus berkontraksi baik dan kuat; (2) evaluasi tinggi

fundus uteri; (3) memperkirakan kehilangan darah secara keseluruhan;

(4) periksa kemungkinan perdarahan dari robekan (laserasi atau

episiotomi) perineum; (5) evaluasi keadaan ibu; (6) dokumentasikan

semua asuhan dan temuan selama persalinan kala IV di bagian

belakang partograf, segera setelah asuhan diberikan atau setelah

penilaian dilakukan (Cunnningham, 2006).

C. Dukun Bayi

1. Definisi Dukun Bayi

Dukun adalah seorang wanita yang telah berumur ± 40 tahun ke

atas, pekerjaan ini bersifat turun temurun dalam keluarga atau karena ia

merasa mendapat panggilan tugas ini (Wiknjosastro, 2007).Dukun bayi

Page 31: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

16

adalah seorang anggota masyarakat yang pada umumnya wanita yang

mendapat kepercayaan serta memiliki keterampilan menolong persalinan

secara tradisional. Dukun bayi merupakan sosok yang sangat dipercaya

dikalangan masyarakat, memberikan pelayanan khususnya bagi ibu hamil

sampai dengan nifas secara sabar (Meilani dkk, 2009).

Menurut Syafrudin (2009), jenis dukun terbagi menjadi dua,

yaitu:

a. Dukun terlatih yaitu, dukun yang telah mendapatkan pelatihan oleh

tenaga kesehatan dan telah dinyatakan lulus.

b. Dukun tidak terlatih, yaitu dukun yang belum pernah dilatih oleh

tenaga kesehatan atau dukun yang sedang dilatih dan belum

dinyatakan lulus.

2. Faktor - Faktor Persalinan oleh Dukun Bayi

a. Faktor geografis, di daerah dengan kondisi geografis dan transportasi

yang sulit meski telah terdapat bidan atau fasilitas kesehatan, namun

dalam kondisi darurat maka dukun bayi tetap menjadi pilihan dalam

menolong persalinan karena lebih mudah untuk dijangkau keberadaannya

(Nurhayati, 2008).

b. Masih langkahnya tenaga medis didaerah-daerah pedalaman, meski

keberadaan dukun dikota semakin berkurang namun masih saja terdapat

persalinan yang ditolong oleh dukun bayi, bahkan di sebagian besar

kabupaten dukun bayi masih berperan dominan dalam menolong

persalinan (Dian, 2009).

Page 32: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

17

c. Kultur budaya masyarakat kita terutama di pedesaan masih lebih

percaya kepada dukun bayidibandingkan bidan atau doktersebagai

penolong persalinan meskipun dengan resiko sangat tinggi (Dian, 2009).

d. Faktor ekonomi, bahwa sekitar 65% dari seluruh masyarakat yang

menggunakan dukun bayikarena alasan biaya walaupun ada yang merasa

lebih nyaman terhadap pelayanan yang diberikan oleh dukun bayi.

e. Dukungan keluarga, keluarga memegang pengaruh besar dalam

pengambilan keputusan untuk melahirkan ditolong oleh dukun bayi

(Nurfadillah, 2013).

3. Resiko Persalinan ditolong oleh Dukun Bayi

Pertolongan persalinan yang dilakukan oleh dukun bayi masih

menggunakan cara-cara tradisional yang dapat merugikan dan

membahayakan keselamatan ibu dan bayi baru lahir (Depkes RI, 2008).

Dukun sebagai penolong persalinan memiliki pengetahuan tentang

fisiologis dan patologis dalam kehamilan, persalinan, serta nifas yang

sangat terbatas oleh karena atau apabila timbul komplikasi ia tidak

mampu untuk mengatasinya, bahkan tidak menyadari akibatnya, dukun

tersebut menolong hanya berdasarkan pengalaman dan kurang

profesional. Berbagai kasus sering menimpa seorang ibu atau bayi

sampai pada kematian ibu saat bersalin (Wiknjosastro, 2005).

Page 33: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

18

D. Kerangka Teori

Ket : _____Diteliti

--------Tidak diteliti

Bagan 2.1Kerangka Teori

Modifikasi teori Emerson (2009); Simkin (2005); Yanti (2010); danMusbikin (2007)

Persepsi tentang persalinan

Immediacy of experience : Pengalaman ibumelahirkan ditolong oleh dukun bayi

Proses persalinan

Faktor-faktor yangmempengaruhi persalinan :

1. Power

2. Passage

3. Passanger

4. Psikis

5. Penolong Persalinan

- Nakes

- Dukun bayi

Page 34: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

19

Page 35: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

19

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Definisi Istilah

1. Pengalaman adalah suatu yang pernah dialami dan dirasakan ibu ketika

menghadapi proses melahirkan dengan ditolong oleh dukun bayi.

2. Ibu adalah seorang wanita yang pernah melahirkan seorang anak.

3. Melahirkan atau persalinan adalah proses pengeluaran janin, plasenta dan

selaput ketuban dari rahim ibu dengan cara-cara tertentu.

4. Dukun bayi adalah seorang wanita yang dipercaya masyarakat untuk

membantu melahirkan bayi karena keterampilan yang didapat secara

turun-temurun.

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan

desain penelitian fenomenologi deskriptif. Penelitian kualitatif didefinisikan

sebagai penelitian yang memanfaatkan wawancara terbuka untuk menelaah

dan memahami sikap, pandangan, perasaan, dan perilaku individu atau

kelompok bersamaan dengan kondisi yang relevan (Kuswarno, 2009). Alasan

menggunakan metode kualitatif karena permasalahan belum jelas, holistik,

kompleks, dinamis dan penuh makna sehingga tidak mungkin data pada

situasi sosial tersebut dijaring dengan metode penelitian kuantitatif dengan

instrumen seperti quisioner, selain itu metode kualitatif digunakan untuk

mendapatkan data yang mendalam dan suatu data yang mengandung makna.

Makna adalah data yang sebenarnya, data pasti yang merupakan suatu nilai di

balik data yang tampak. Sugiyono (2013) mengemukakan bahwa metode

Page 36: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

20

penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti

objek pada kondisi yang alamiah, dimana peneliti adalah instrumen kunci,

teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisi

data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna

dari pada generalisasi.

Obyek alamiah yang dimaksud oleh Sugiyono (2013) adalah obyek

yang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti sehingga kondisi pada saat

peneliti memasuki obyek, saat berada di obyek dan setelah keluar dari obyek

relatif tidak berubah. Jadi selama melakukan penelitian tentang bagaimana

pengalaman ibu melahirkan ditolong oleh dukun bayi, peneliti sama sekali

tidak mengatur kondisi maupun melakukan manipulsasi terhadap variabel.

Desain penelitian ini adalah fenomenologi deskriptif. Fenomenologi

merupakan proses pembelajaran dan pembuatan makna dari pengalaman

melalui dialog intensif dengan orang-orang yang memiliki pengalaman

terhadap sesuatu Moleong, 2010). Pada penelitian ini peneliti ingin

meneksplorasi, menganalisis, dan mendeskripsikan fenomena tentang

pengalaman melahirkan ditolong oleh dukun bayi secara khusus. Menurut

Streubert & Carpenter (2003) ada tiga tahapan untuk menelaah suatu

fenomena yaitu : intuiting, analyzing, dan describing.

Intuiting merupakan langkah awal peneliti untuk memulai berinteraksi

dan memahami fenomena yang diteliti (Streubert & Carpenter, 2003). Peneliti

mencoba menggali fenomena yang ingin diketahui dari partisipan mengenai

pengalamannya melahirkan ditolong oleh dukun bayi. Pada tahap ini peneliti

menghindari kritik, opini atau evaluasi tentang hal-hal yang disampaikan

Page 37: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

21

informan dan mengarahkan pada fenomena yang diteliti, sehingga didapatkan

gambaran yang sebenarnya dari responden.

Langkah kedua adalah analyzing, pada tahap ini peneliti

mengidentifikasi arti dari fenomena yang telah digali dan mengeksplorasi

keterkaitan antara data yang disampaikan dengan fenomena yang ada

(Streubert & Carpenter, 2003). Data yang penting dianalisis secara seksama

dengan mengutip pertanyaan yag signifikan, mengkategorikan lalu menggali

intisari dari data, sehingga peneliti memperoleh pemahaman terhadap

fenomena yang diteliti.

Langkah terakhir adalah describing, pada tahap ini peneliti

mengkomunikasikan dan memberikan gambaran tertulis dari elemen kritikal

yang didasarkan pada pengklasifikasian dan pengelompokan fenomena.

Peneliti akan menguraikan penjelasan dengan mengklasifikasikan atau

mengelompokan pada tiap fenomena tersebut. Peneliti akan menghindari

upaya untuk menggambarkan fenomena sebelum waktunya. Melalui

pendekatan ini diharapkan dapat menggali informasi secara mendalam

tentang pengalaman ibu melahirkan ditolong oleh dukun bayi di wilayah

Parung Kabupaten Bogor.

C. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Maret sampai bulan Mei tahun

2015. Penelitiandilakukan di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Parung

Kabupaten Bogor.Jumlah perempuan yang melahirkan ditolong oleh dukun

tahun 2014 adalah 11 orang (Data Puskesmas Parung, 2014).

Page 38: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

22

D. Pemilihan Partisipan

Pemilihan partisipan dalam penelitian ini menggunakan teknik

purposive sampling dengan prinsip kesesuaian (appropriateness) dan

kecukupan (adequancy). Teknik purposive sampling adalah teknik

pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono,

2010). Pengumpulan data dilakukan dengan tehnik Snowball, yaitu dengan

cara menghubungi partisipan pertama dan meminta rekomendasi satu orang

untuk dijadikan partisipan selanjutnya dan seterusnya sesuai kriteria yang

ditentukan.

Partisipan dalam penelitian ini adalahibu yang telah melahirkan dengan

ditolong oleh dukun bayi pada periode bulan Januari sampai bulan Desember

tahun 2014 dan bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Parung

Kabupaten Bogor. Kriteria inklusi partisipan dalam penelitian ini, yaitu :

1. Ibu yang telah melahirkan dengan ditolong oleh dukun bayi pada periode

bulan Januari sampai bulan Desember tahun 2014 dan bertempat tinggal di

wilayah kerja Puskesmas Parung Kabupaten Bogor.

2. Dapat berkomunikasi dengan baik sehingga dapat menjawab semua

pertanyaan peneliti.

3. Bersedia dan kooperatif menjadi partisipan penelitian.

Informan dikategorikan sebagai kriteria eksklusi apabila pindah tempat

tinggal dan tidak dapat dijangkau oleh peneliti.

E. Metode Pengumpulan Data

Data dikumpulkan dengan wawancara mendalam (indepth interview)

terhadap partisipan berdasarkan pedoman wawancara mendalam yang telah

Page 39: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

23

disusun. Dalam wawancara peneliti juga mengunakan alat bantu tulis dan

tape recorder.Tahap pengumpulan data pada penelitian ini terdiri dari :

1. Tahap Persiapan Pengumpulan Data

a. Sebelum melakukan pengumpulan data, peneliti mengurus izin

penelitian kepada pihak-pihak terkait seperti : Dinas Kesehatan

Kabupaten Bogor, Kepala Puskemas Parung, dan RT/RW dan

melakukan kode etik penelitian.

b. Setelah perizinan selesai peneliti melakukan uji coba pedoman

wawancara pada satu orang partisipan pemula yang memiliki kriteria

sama seperti partisipan yang akan dilakukan dalam penelitian ini,

tanpa dibuatkan transkrip hasil wawancara. Uji coba pedoman

wawancara ini dilakukan untuk melatih peneliti agar lancar saat

pengumpulan data pada partisipan sebenarnya.

c. Selanjutnya peneliti mendata partisipan yang sesuai dengan kriteria,

lalu mengadakan pertemuan dengan partisipan untuk melakukan

inform consent dan menjelaskan tujuan serta manfaat dari penelitian

ini.

d. Peneliti akan melakukan wawancara terlebih dahulu pada partisipan

lalu hasil dari wawancara dilakukan transkrip data.

2. Tahap Pelaksanaan Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini disesuaikan

dengan jenis penelitian kualitatif, yaitu cara mengumpulkan data

dengan wawancara mendalam (indepth interview). Wawancara

mendalam adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan

Page 40: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

24

penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara

pewawancara dengan partisipan, dengan atau tanpa menggunakan

pedoman wawancara (Bungin, 2008).Peneliti menggunakan jenis

wawancara tidak terstruktur yaitu wawancara mengajukan beberapa

pertanyaan secara lebih luas dan leluasa tanpa terikat oleh susunan

pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya namun tetap

bedasarkan pada pedoman wawancara yang telah disiapkan peneliti

agar wawancara tidak menyimpang jauh. Biasanya pertanyaan muncul

secara spontan dengan perkembangan situasi dan kondisi ketika

melakukan wawancara (Maleong, 2007). Teknik ini akan menciptakan

komunikasi langsung, luwes, fleksibel serta terbuka, sehingga informasi

yang didapatkan lebih banyak dan luas mengenai pengalaman ibu

melahirkan dengan ditolong oleh dukun bayi.

Field & Morse (1985) dalam Holloway & Wheeler (2010)

mengungkapkan bahwa wawancara mendalam dapat dilakukan dalam

waktu satu jam. Pewawancara perlu memahami situasi dan kondisi

sehingga dapat memilih waktu yang tepat kapan dan dimana harus

melakukan wawancara agar memperoleh data yang valid dan akurat

(Sugiyono, 2010).

Peneliti melakukan kontrak waktu dengan partisipan, sehingga

partisipan dapat merencanakan kegiatannya pada hari itu tanpa

terganggu oleh wawancara. Beberapa kali wawancara singkat akan

lebih efektif dibanding hanya satu kali dengan waktu yang panjang.

Selama melakukan wawancara mendalam penelti juga membuat catatan

Page 41: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

25

lapangan (field note) yang mendeskripsikan tanggal, waktu, kondisi

dilingkungan rumah informan, kondisi saat wawancara dan reaksi yang

dimunculkan informan ketika wawancara mendalam. Tehnik

wawancara dimulai dari hal yang bersifat umum ke khusus, karena

peneliti ingin menjalin hubungan saling percaya terlebih dahulu kepada

partisipan agar partisipan bisa terbuka dan menerima kehadiran peneliti

sehingga dapat memperoleh hasil yang benar- benar akurat dan sesuai

yang diharapkan peneliti.

Tugas peneliti dalam melakukan wawancara meliputi aktif

mendengarkan, empati, fleksibel dan tanggap, merekam dan mencatat,

lebih banyak mendengarkan, menindak lanjuti jawaban partisipan serta

wawancara dilakukan dengan face to face. Wawancara akan

berlangsung baik kalau telah tercipta rapport antara peneliti dengan

partisipan. Stainback dalam Sugiyono (2010) mengatakan bahwa

rapport adalah suatu hubungan yang saling menguntungkan, merasa

saling percaya dan terjalin emosi diantara kedua orang (peneliti dan

partsipan).

Prosedur yang harus dipenuhi dalam wawancara fenomenologi

menurut Ibid dalam Kuswarno (2009) sebagai berikut:

a. Menyatakan dengan jelas identitas, dan tujuan peneliti.

b. Mampu membuat catatan-catatan kecil yang lengkap dan cepat

selama wawancara berlangsung.

c. Usahakan untuk mengingat pertanyaan untuk meminimalkan

kehilangan kontak mata dengan partisipan.

Page 42: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

26

d. Usahakan untuk tidak banyak bicara (menimpali partisipan) ketika

wawancara berlangsung.

e. Merekam proses wawancara dalam bentuk video atau kaset untuk

keakuratan data.

f. Membuat jadwal wawancara untuk masing-masing partisipan.

g. Mencocokan tingkat pertanyaan dengan kemampuan pasrtisipan.

h. Memperhitungkan waktu untuk pembuatan transkrip wawancara.

i. Menciptakan suasana nyaman selama proses wawancara.

j. Mempersiapkan cara-cara interupsi yang tidak akan mengganggu

proses wawancara.

k. Percaya dengan kemampuan mewawancarai.

l. Mempersiapkan cara atau metode yang akan digunakan ketika

wawancara.

m. Tidak melenceng jauh dari daftar pertanyaan yang telah dibuat

(pedoman wawancara), namun bisa berkembang seiring situasi saat

wawancara.

n. Belajar untuk mendengarkan

o. Mampu mengendalikan ledakan/ pancaran emosi selama

wawancara berlangsung.

p. Antisipasi bila jawaban partisipan melenceng dari pertanyaan

peneliti.

q. Mengucapkan terima kasih kepada partisipan, diakhir wawancara

sekaligus meminta persetujuannya bila hasil wawancara

dipublikasikan.

Page 43: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

27

r. Meminta kesediaan partisipan untuk wawancara tambahan bila

diperlukan.

s. Menanyakan dengan pertanyaan yang tepat dan bergantung kepada

partisipan ketika mendiskusikan makna peristiwa yang mereka

alami, sesungguhnya membutuhkan kesabaran dan keterampilan

khusus dari peneliti.

F. Analisa Data

Penganalisaan data dilakukan dengan analisa kualitatif melalui

wawancara yang mendalam (indepth interview) terhadap informan. Penelitian

ini mengunakan teori analisa data menurut tehnik Colaizzi (1978). Langkah-

langkah analisis data berdasarkan Colaizzi (1978) dalam Streubert (2003),

meliputi:

a. Peneliti dapat memberikan gambaran fenomena yang diteliti, yaitu

tentang pengalaman ibu melahirkan ditolong oleh dukun bayi.

b. Peneliti mengumpulkan data melalui wawancara kepada partisipan dan

membuat transkrip dari hasil wawancara partisipan sesuai fenomena yang

diteliti.

c. Peneliti membaca semua hasil transkrip partisipan secara berulang-ulang

sesuai fenomena yang diteliti.

d. Peneliti membaca transkrip kembali dan mencari pertanyaan-pertanyaan

penting dari setiap pernyataan partisipan.

e. Peneliti menentukan makna dari setiap pernyataan penting dari semua

partisipan.

Page 44: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

28

f. Peneliti mengorganisasikan data yang terkumpul dan

mengelompokannya kedalam suatu kelompok tema.

g. Peneliti menulis hasil secara keseluruhan kedalam bentuk deskriptif

secara lengkap, dengan melakukan analisis detail tentang perasaan

partisipan dan perspektif yang terkandung dalam tema.

h. Peneliti kembali ke lapangan dan menanyakan partisipan kembali untuk

validasi dari hasil deskripsi yang telah dibuat.

i. Jika ada data baru ditanyakan selama validasi, gabungkan sehingga

menjadi gambaran yang lengkap ( Streubert dan Carpenter, 2003).

G. Keabsahan Data

Data yang peneliti peroleh dalam penelitian kualitatifnya perlu diuji

validitas dan reliabilitas untuk mengukur keabsahan data. Hal ini dikarenakan

hal yang diuji validitas dan reliabilitas pada penelitian kualitatif adalah

datanya (Sugiyono, 2010). Data yang valid yaitu data apabila tidak ada

perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya

terjadi pada obyek yang diteliti. Banyak hasil penelitian kualitatif diragukan

kebenarannya karena beberapa hal, yaitu subjektivitas peneliti merupakan hal

yang dominan dalam penelitian kualitatif, sumber data kualitatif yang kurang

credible akan mempengaruhi hasil akurasi penelitian (Bungin, 2003;

Sugiyono, 2010 & Streubert, 2003). Oleh karena itu penelitian kualitatif perlu

dilakukan uji keabsahannya, adapun uji keabsahan tersebut meliputi: uji

credibility, transferability, dependability, dan confirmability (Maleong, 2007;

Sugiyono, 2010).

Page 45: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

29

1. Kredibilitas (Credibility)

Kredibilitas menguraikan fokus penelitian dan menunjukkan

kepercayaan diri terhadap kebenaran data dan bagaimana data di proses

dan di analisis dengan baik sesuai dengan fokus yang dimaksudkan (Polit

& Hunger, 1999 dalam Granehim & Lundman, 2003). Uji kredibilitas atau

kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif dapat dilakukan

dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam

penelitian, triangulasi, diskusi, dengan teman sejawat, analisis kasus

negative, dan member check (Sugiyono, 2010 & Bungin, 2008). Cara

memperoleh tingkat kepercayaan hasil penelitian, yaitu (Bungin, 2007) :

a. Memperpanjang masa pengamatan memungkinkan peningkatan

derajat kepercayaan data yang dikumpulkan, bisa mempelajari

kebudayaan dan dapat menguji informasi dari responden dan untuk

membangun kepercayaan para responden terhadap peneliti dan juga

kepercayaan diri peneliti sendiri.

b. Pengamatan yang terus menerus, untuk menemukan ciri-ciri dan

unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau

isu yang sedang diteliti, serta memusatkan diri pada hal-hal tersebut

secara rinci.

c. Triangulasi, pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu

yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding terhadap data tersebut.

d. Peer debriefing (membicarakannya dengan orang lain) yaitu

mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang di peroleh dalam

Page 46: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

30

bentuk diskusi analitik dengan rekan-rekan sejawat atau yang ahli

dalam bidang kualitatif.

e. Mengadakan member check yaitu dengan menguji kemungkinan

dugaan-dugaan yang berbeda dan mengembangkan pengujian-

pengujian untuk mengecek analisis, dengan mengaplikasikannya pada

data, serta dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang data.

Penelitian ini peneliti menggunakan kredibilitas Peer debriefing.

Dimana setelah peneliti mengumpulkan data, peneliti akan membuat

transkrip data. Transkip data yang di buat peneliti akan dibicarakan kepada

pembimbing untuk mendiskusikan unsur-unsur yang penting yang dialami

partisipan, tujuannya untuk menghindari penilaian subjektif dari peneliti.

2. Transferabilitas (Transferability)

Uji transferabilitas mengandung arti bahwa data yang dilaporkan

dapat diterapkan atau diberlakukan di tempat lain pula. Tempat lain

tersebut juga harus memiliki karakter yang hampir sama dengan obyek

penelitian sebelumnya (Lapau, 2012). Hasil penelitian kualitatif memiliki

standar transferabilitas tinggi bilamana para pembaca laporan penelitian

memperoleh gambaran dan pemahaman yang jelas tentang konteks dan

fokus penelitian (Bungin, 2008).

Peneliti dalam melakukan uji tranferabilitas harus membuat laporan

atau hasil penelitian secara jelas, rinci, sitematis, dan dapat dipercaya

sehingga orang lain atau pembaca menjadi jelas dan mengerti terhadap

hasil dari penelitian yang dilakukan dan agar orang lain dapat memutuskan

untuk dapat mengaplikasikan atau tidak hasil penelitian tersebut di tempat

Page 47: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

31

lain. Karekteristik objek tersebut meliputi objek tinggal jauh dari fasilitas

kesehatan, objek dengan tingkat pendidikan rendah, objek yang belum

banyak terpapar dengan informasi persalinan, dan objek dengan

penghasilan rendah.

3. Dependabilitas

Polit & Hunger, (1999) dalam Granehim & Lundman, (2003)

menyatakan bahwa salah satu teknis untuk mencapai reliabilitas adalah

dengan melibatkan seorang auditor eksternal untuk melakukan audit dan

menelaah hasil penelitian secara keseluruhan. Dependabilitas yaitu apakah

hasil penelitian mengacu pada kekonsistenan peneliti dalam

mengumpulkan data, membentuk, dan menggunakan konsep-konsep ketika

membuat interpretasi untuk menarik kesimpulan. Kriteria ini dapat

digunakan untuk menilai apakah proses penelitian kualitatif bermutu atau

tidak (Bungin, 2003).

Pada penelitian ini peneliti membuat transkrip data secara singkat

maksud, tujuan, proses dan hasil temuan studi. Peneliti akan menjelaskan

secara rinci cara pencatatan yang telah diadakan selama penelitian. Peneliti

juga akan menyediakan segala macam pencatatan yang diperlukan dan

bahan-bahan penelitian yang tersedia untuk dipelajari oleh pembimbing

(auditor) untuk membuat suatu kesepakatan, dalam hal ini auditor

eksternal yang dapat dilibatkan adalah pembimbing dari peneliti baik

pembimbing I dan II untuk mereview seluruh hasil penelitian.

Page 48: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

32

4. Konfirmabilitas (confirmability)

Konfirmabilitas yaitu apakah hasil penelitian dapat dibuktikan

kebenarannya dimana hasil penelitian sesuai dengan data yang

dikumpulkan dan dicantumkan dalam laporan lapangan. Dalam penelitian

kualitatif uji konfirmabilitas mirip dengan uji dependability sehingga

pengujiannya bisa dilakukan secara bersama (Sugiyono, 2010). Pada

penelitian ini hasil penelitian ditelusuri oleh pembimbing (auditor) untuk

memastikan apakah hasil temuan itu benar-benar dari data, menelusuri

data mentah yang dibuat peneliti, melihat derajat ketelitian peneliti, dan

menelaah kegiatan peneliti dalam memeriksakan keabsahan data.

H. Etika Penulisan

Setiap penelitian harus menjunjung tinggi etika penelitian. Notoatmojdo

(2010) mengemukakan prinsip dasar etika penelitian, meliputi :

1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity).

Sebelum melakukan penelitian peneliti terlebih dahulu harus menjelaskan

maksud, tujuan dan manfaat penelitian ini kepada partisipan dan

melakukan inform consent, Jika partisipan bersedia maka partisipan harus

menandatangani lembar persetujuan sebagai bukti kesediaan menjadi

partisipan. Namun, jika partisipan menolak untuk di teliti maka peneliti

tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak partisipan.

2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian (respect for

privacy and confidentiality). Untuk menjaga kerahasiaan identitas

partisipan, peneliti tidak akan mencantumkan nama partisipan pada

Page 49: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

33

lembar pedoman wawancara atau hasil penelitian yang akan disajikan.

Peneliti hanya akan menggunakan kode pada lembar pedoman wawancara

dan mengunakan inisial dalam penyajian hasil penelitian serta akan

membuat password ketika data dimasukan ke dalam file tersendiri dan

yang boleh mengetahui password tersebut hanya peneliti dan para

pembimbing.

3. Keadilan dan inklusivitas (respect for justice/inclusiveness). Peneliti

menjaga prinsip keadilan dengan memberikan perlakuan yang sama pada

setiap partisipan dan tidak membeda-bedakan ras, agama, dan sebagainya.

4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing

harm and benefits).

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang optimal bagi

masyarakat maupun partisipan sendiri. Peneliti juga perlu berusaha untuk

meminimalkan dampak yang merugikan.

Page 50: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

34

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Bab ini menguraikan hasil penelitian yang telah dilakukan kepada empat

partisipan. Melalui proses analisa data secara induktif dari hasil wawancara

mendalam dan catatan lapangan, ditemukan tema-tema esensial yang selanjutnya

dideskripsikan dalam bentuk naratif pada penyajian hasil penelitian berikut.

Penyajian hasil penelitian dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama

menguraikan gambaran karakteristik partisipan yang berpartisipasi dalam

penelitian ini. Bagian kedua berisi pemaparan hasil analisis tematik pengalaman

ibu melahirkan ditolong oleh dukun bayi. Karakteristik partisipan yang diuraikan

meliputi umur, agama, suku bangsa, jumlah anak, pekerjaan suami, pekerjaan ibu,

dan anggota keluarga yang tinggal serumah. Paparan hasil penelitian meliputi

deskripsi hasil wawancara mendalam yang disusun berdasarkan tema yang

ditemukan.

A. Karakteristik Partisipan

Sebanyak empat partisipan berpartisipasi dalam penelitian ini. Mereka

adalah ibu yang pernah melahirkan dengan ditolong oleh dukun bayi pada tahun

2014 yang bertempat tinggal di diwilayah kerja Puskesmas Parung, Kabupaten

Bogor. Karakteristik partisipan sebagai berikut :

Partisipan pertama (P1) 43 tahun, Islam, Sunda, SD, ibu rumah tangga, suami

pedagang, jumlah anak tiga orang, anggota keluarga yang tinggal serumah tiga

orang.

Page 51: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

35

Partisipan kedua (P2) 27 tahun, Islam, Jawa, SD, ibu rumah tangga, suami

buruh, jumlah anak dua orang, anggota keluarga yang tinggal serumah dua orang.

Partisipan ketiga (P3) 38 tahun, Islam, Sunda, SD, ibu rumah tangga, suami

petani, jumlah anak dua orang, anggota keluarga yang tinggal serumah tiga orang.

Partisipan keempat (P4) 32 tahun, Islam, Sunda, SD, ibu rumah tangga, suami

kuli bangunan, jumlah anak dua orang, anggota keluarga yang tinggal serumah

tidak ada.

B. Hasil Analisa Tematik

Hasil analisa tematik ini menjelaskan enam tema yang ditemukan dalam

penelitian ini. Berbagai tema yang diperoleh terkait dengan pengalaman ibu

melahirkan dengan ditolong oleh dukun bayi sebagai berikut : 1) Makna

persalinan bagi ibu yang ditolong dukun bayi; 2) Aspek psikologis ibu dalam

persalinan oleh dukun bayi; 3) Mitos dalam persalinan yang ditolong oleh dukun

bayi; 4) Alasan ibu memilih melahirkan ditolong oleh dukun bayi; 5) Tindakan

dukun bayi dalam proses persalinan; 6) Ketidaknyamanan ibu dalam persalinan

yang ditolong oleh dukun bayi.

1. Makna persalinan bagi ibu yang ditolong dukun bayi

Makna persalinan mencangkup semua makna yang berkaitan dengan salah

satu fungsi fisiologis reproduksi perempuan yaitu melahirkan. Pada studi ini

ditemukan beberapa makna yang terkandung dalam proses persalinan yang

ditolong oleh dukun bayi yang meliputi: 1)Proses alamiah ; 2) Pertaruhan

nyawa ; 3)Akhir proses kehamilan; 4) Pengalaman berharga.

Page 52: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

36

a. Proses alamiah

Keempat partisipan menyatakan bahwa makna persalinan merupakan

suatu proses yang alamiah bagi seorang perempuan. Salah satu partisipan

yang pernah dua kali menggalami proses melahirkan dengan ditolong oleh

dukun bayi menyampaikan ceritanya bahwa saat ini dirinya memaknai

proses melahirkan sebagai suatu hal yang alamiah bagi setiap perempuan,

berikut ungkapannya :

“.....melahirkan itukan suatu hal yang alamiah, bakalan dirasain semuaperempuan....melahirkan itu sudah menjadi kemampuan alamiah seorangperempuan....” (P1).

Satu partisipan lainnya mengekspresikan makna persalinan sebagai

suatu hal yang akan dialami oleh setiap perempuan untuk memiliki

keturunan, seperti ungkapan pernyataan berikut ini:

“....suatu proses yang akan dialami oleh setiap perempuan, prosesawal untuk menjadi seorang ibu dan punya keturunan....kalau kitasebagai perempuan ga pernah melahirkan kita tidak akan punya anakkandung teh....“ (P3)

b. Pertaruhan nyawa

Dua dari empat partisipan mengungkapkan bahwa persalinan

dipandang sebagai suatu proses yang mempertaruhkan nyawa bagi seorang

perempuan. Berikut salah satu ungkapan partisipan tersebut:

“... Lahiran itu proses yang mempertaruhkan nyawa bagi wanita, nyawakita ada diujung tanduk saat harus ngelahirin bayi.... ga sedikit orangyang meninggal pas lahiran, makanya sering dibilang jihadnya wanitalahlahiran itu...” (P4).

Page 53: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

37

c. Akhir proses kehamilan

Tiga dari empat partisipan mengungkapkan bahwa persalinan

merupakan akhir dari kehamilan dan lahirnya seorang anak kedunia seperti

ungkapan salah satu partisipan berikut ini:

“....melahirkan itu menjadi akhir dari kehamilan selama sembilanbulan....bayi yang kita kandung akan lahir kedunia dan kita akan menjadiorang tua....” (P2).

d. Pengalaman berharga

Keempat partisipan mengungkapkan bahwa melahirkan merupakan

suatu pengalaman berharga dan bersejarah yang dialami selama

kehidupan. Berikut ini adalah ungkapan pertisipan tersebut:

“....pengalaman yang sangat berharga banget teh buat saya, ga akandilupain pengalaman lahiran mah...buat pelajaran kalau lahiran lagimesti gimana ngelakuinnya....” (P4).

“....melahirkan itu peristiwa bersejarah dalam hidup saya jadipengalaman berharga pokoknya...saya benar-benar bersyukur bisamerasakan melahirkan seorang anak, jadi bisa saya ceritakan keanakcucu pengalaman saya selama melahirkan dulu....” (P1).

2. Aspek psikologis ibu dalam persalinan oleh dukun bayi

Aspek psikologis meliputi bagaimana seorang perempuan yang melahirkan

dengan ditolong oleh dukun bayi bisa memberikan gambaran nyata dan mampu

menilai dirinya, khususnya terhadap hal-hal yang berkaitan dengan persalinan,

termasuk didalamnya adalah perasaan yang dirasakan selama proses persalinan

di dukun bayi. Dalam studi ini, aspek psikologis persalinan meliputi konsep diri

dan perasaan yang dirasakan selama proses persalinan.

Page 54: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

38

a. Konsep diri

Dua dari empat partisipan mengungkapkan gambaran diri terkait

dengan persalinan sebagai tahapan untuk menjadi wanita seutuhnya kerena

dirinya menganggap bahwa seorang perempuan akan menjadi wanita

seutuhnya apabila telah melalui tahapan hamil dan melahirkan seorang

anak. Berikut ini adalah ungkapan pertisipan tersebut :

“.... saya merasa benar-benar menjadi seorang wanita seutuhnya ketikabisa melahirkan seorang anak dari rahim saya sendiri, bisa kasihketurunan buat suami saya merasa bangga...” (P4).

“....Saya kalau lihat diri saya sekarang sudah jadi perempuan bangetlah...udah hamil, melahirkan, dan punya anak udah lengkap...alhamdulillahsaya sudah jadi wanita seutuhnya...” (P3).

Bagian lainnya yang berkaitan dengan konsep diri yaitu peran dan

harga diri. Dua partisipan mengungkapkan bagaimana perannya setelah

persalinan sertapandangan terhadap diri yang merasa sangat berarti bagi

suami dan anak seperti yang diungkapkan salah satu partisipan berikut:

“.....saya sekarang menjadi istri untuk suami saya dan menjadi ibu untukanak kami....”(P3.

“.....suami saya bilang sayang banget sama saya....selama lahiran duludia selalu ada disamping saya....walaupun sekarang perhatiannya lebihkeanak tapi saya tetap merasa berarti karena saya sudah bisa jadi istridan ibu yang baik buat laki dan anak saya....” (P2).

Satu partisipan mengungkapkan bahwa dirinya merasa percaya diri

walau melahirkan dengan ditolong oleh dukun bayi. Rasa percaya diri ini

didorong oleh adanya sikap positif terhadap diri dan lingkungan meskipun

menyadari adanya perbedaan pada dirinya berkaitan dengan persalinan

yang ditolong oleh dukun bayi. Berikut ungkapan partisipan tersebut:

“....Saya mah pede aja teh walau lahirannya di emak paraji, kenapa mestimalu. Walau saya pengen bisa lahiran di RS tapi kan saya harus ngertiin

Page 55: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

39

keadaan suami saya...orang-orang sini juga udah pada paham gimanakeaadaan saya jadi ga ada yang ngomong macem-macem...”(P1).

Satu dari partisipan lainnya mengungkapkan merasa kurang percaya

diri karena melahirkan ditolong oleh dukun bayi.Perasaan ini terkait

dengan persepsi tentang pandangan orang lain yang memandang

persalinan di dukun bayi sebagai suatu hal yang tabu untuk kehidupan saat

ini. Seperti ungkapan salah satu partisipan berikut:

“..... kadang saya suka malu teh kalau ditanya lahirannya dimana samaorang-orang, suka ga percaya diri karena orang lain lahirnya di dokteratau bidan saya cuma bisa lahiran di dukun...kata orang udah ketinggalanjaman lahiran di dukun mah....”(P4).

Bagian lain dalam konsep diri adalah harapan diri atau ideal diri.

Harapan diri perempuan yang melahirkan dengan ditolong oleh dukun bayi

sangat beragam. Kebanyakan diantara mereka sangat menginginkan dapat

melakukan persalinan dengan ditolong oleh tenaga kesehatan, tenaga

kesehatan yang lebih menyesuaikan dengan kondisi tempat dimana mereka

tinggal, dan persalinan yang dilakukan dirumah mereka sendiri.

Keempat partisipan menginginkan dapat melakukan persalinan di

tenaga kesehatan dengan berbagai pertimbangan, diantaranya faktor usia

yang sudah beresiko tinggi untuk melahirkan, faktor kesehatan, fasilitas

kesehatan di rumah sakit atau bidan yang lebih lengkap, dan keilmuan

bidan yang lebih berkembang dibandingkan dengan dukun bayi. Berikut

ungkapan partisipan tersebut:

“.....saya berharap bisa lahiran di bidan, namanya buat jaga-jagakesehatan... Bidan di posgandu juga bilang kalau nanti hamil lagi,lahirannya harus dibidan ga boleh di emak paraji karena usia saya udah40 lebih, udah beresiko untuk melahirkan...” (P1).

Page 56: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

40

“.....saya pengennya kalau nanti lahiran lagi bisa lahiran di RS teh...kalau di emak dukun ga ada alatnya jadi cuma di raba-raba pakekperasaan aja, kalau di RS alatnya lengkap, ilmu bidannya jugaberkembang, jadi lebih terjamin keselamatan saya sama bayinya....” (P2)

Tiga dari empat partisipan juga menginginkan tenaga kesehatan dapat

membantu persalinan di rumah bukan hanya di klinik atau puskesmas.

Mereka mengangap persalinan dirumah lebih nyaman dan tenang karena

dapat didampingi oleh suami dan keluarga. Berikut salah satu ungkapan

partisipan:

“.... yaa harapan saya kalau lahiran lagi bidannya bisa dateng kerumahsaya kayak mak dukun, karena kalau mau lahiran kadang kita susahlahnyari kendaraan, ga keburuhlah ke bidannya, apalagi kalau malam teh.Jadi alangka baiknya kalau bidannya saja yang datang kerumah.... sayajuga merasa lebih nyaman teh kalau lahirannya dirumah bisa ditemanisuami sama anak juga jadi lebih tenang pas lahirannya...” (P4)

Tiga dari empat partisipan juga berharap bisa mendapatkan informasi

terkait kehamilan dan persalinan. Informasi tentang tanda-tanda persalinan

yang kurang sering kali menyebabkan keterlambatan untuk membawa ibu

yang akan melahirkan ke fasilitas kesehatan. Berikut salah satu pernyataan

partisipan tersebut:

“....saya kira awalnya mules mau BAB teh, pas saya keempang ternyatakepala bayinya udah mau nonggol...kalau bisa kita dikasih penyuluhantentang tanda-tanda mau lahiran itu gimana, namanya orang kampungkan kurang ilmunya....” (P2).

b. Dominasi perasaan

Aspek psikologis bagi seorang perempuan yang melahirkan dengan

ditolong oleh dukun bayi dipengaruhi oleh dominasi perasaan yang

dirasakan selama proses persalinan. Ada berbagai macam perasaan yang

dirasakan partisipan ketika akan memulai proses persalinan mulai dari

Page 57: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

41

perasaan biasa saja sampai dengan perasaan takut. Berikut ini adalah

ungkapan partisipan tersebut:

“.....pas mau lahiran didukun saya perasaannya takut teh karena dariawal saya udah diwanti-wanti sama bidan kalau lahiran nanti jangandidukun harus di RS tapikan udah ga keburuh kesananya jadi saya takutteh kalau nanti terjadi apa-apa sama saya atau bayinya....” (P3).

“.....saya merasa deg-degan gitu didada, ga nyaman rasanya walaupun inilahiran anak kedua saya tetep takut juga... saya pernah denger ceritatetangga ada yang meninggal pas ngelahirin didukun saya jadi cemasteh....” (P2).

Dua dari empat partisipan ada pula yang merasa lebih tenang ketika

dibacakan jampei-jampei oleh dukun yang membantu proses persalinan

dimana jampei-jampei ini dianggap dapat memberikan perlindungan

selama proses persalinan. Berikut adalah ungkapan partisipan tersebut:

“.....ada perasaan khawatir juga teh awalnya, namanya lahiran sayakhawatir sama kondisi bayinya lemah atau ga normal pas lahirnya tapisetelah dibacain jampei-jampei oleh dukun saya merasa lebih tenang teh,kayak kejaga jadinya...kejaganya itu kita kayak dilindungi, kan jampei-jampei itu sama kayak doa....”(P1).

3. Mitos dalam persalinan yang ditolong oleh dukun bayi

Mitos dalam persalinan yang ditolong oleh dukun bayi meliputi nilai-nilai

budaya masyarakat yang mempengaruhi proses persalinan yang ditolong oleh

dukun bayi.

Mitos atau anggapan budaya yang berkaitan dengan perempuan yang

melahirkan dengan ditolong oleh dukun bayi dalam studi ini meliputi: 1)

Larangan memakan ikan; 2) Pantangan berisik saat proses persalinan; 3) Ritual

ngapas dan ngambui; 4) Ngucap amit-amit; 5) Ritual kerik.

Page 58: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

42

a. Larangan makan ikan

Dua partisipan mengungkapkan bahwa selama hamil sampai setelah

persalinan mereka dilarang untuk memakan ikan agar peranakan tidak bau

amis seperti ikan, seperti ungapan salah satu partisipan berikut:

“.....selama hamil sampai habis lahiran ga boleh makan ikan teh, ikan apaaja ga boleh teh... kata orang sini ikan kan bau amis ya, nantiperanakannya bau teh, terus gatel-gatel... jadi selama hamil sampe abislahiran saya ga makan ikan, makanya tempe, tahu, ayam kalo lagi ada....”(P2).

b. Larangan berisik saat proses persalinan

Dua partisipan lain menungkapkan bahwa tidak boleh berisik selama

persalinan dengan alasan dapat mengundang datangnya mahluk halus

seperti ungkapan partisipan berikut ini:

“.....pas lahiran kita ga boleh berisik teh, kata mak dukun kalau berisiknanti manggil mahluk halus... mahluk halus kan seneng kalau banyakdarah-darah....” (P1).

c. Ritual ngapas dan ngambui

Tiga partisipan juga mengungkapkan pantangan untuk memakan

makananan yang tidak dimakan ketika masa ngapas karena dapat

menyebabkan ngambui yaitu luka bekas persalinan yang tidak sembuh-

sembuh . Seperti ungkapan salah satu partisipan berikut:

“.....kalau belum puput pusernya, saya kan ngapas. Jadi ngapas itu sayaboleh makan semua makanan. Nah nanti kalau udah copot tali pusatnyasaya ga boleh makan makanan yang saya ga makan pas ngapas... nantingambui teh, ngambui maksudnya itu peranakan yang luka waktu lahirannanti bisa basa lagi jadi ga sembuh-sembuh lukannya, jadi koreng gitu....”(P3).

Page 59: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

43

d. Ngucap amit-amit

Keempat partisipan juga menggungkapan bahwa ibu hamil harus

mengucap amit-amit saat melihat hal-hal buruk yang tidak

diharapkanseperti ungkapan partisipan berikut:

“....kalau ngeliat orang cacat atau buta gitu kita ngucap amit-amit tehbiar bayinya ga kayak gitu....”(P3).

e. Ritual kerik

Keempat partisipan mengungkapakan setelah 40 hari pasca persalinan

harus dilakukan ritual kerik untuk bersih-bersih setelah persalinan dan

syukuran karena telah dibantu dalam persalinan oleh dukun bayi, seperti

ungkapan salah satu partisipan berikut:

“.....pas 40 hari abis lahiran dikerik teh, dikerik itu kata orang mahbersih-bersih sehabis lahiran....kan pas lahiran itu kita banyak ngeluarindarah, jadi bau darah. Nah biar bersih kita harus dikerik, tangan kitadigosok pakek koin terus dimandiin pakek air bunga yang sudah disediainsama dukunnya... nanti bayinya juga dibaca-bacain doa sama dukunnyabiar selamet hidupnya... kerik juga sebagai ucapan terima kasih samadukunnya karena udah ditolong lahiran, biasanya kita kasih uang lagikedukunnya....” (P4).

4. Alasan ibu memilih melahirkan ditolong oleh dukun bayi

Alasan ibu memilih melahirkan ditolong oleh didukun bayi adalah segala

faktor-faktor yang mendorong ibu melakukan persalinan dengan ditolong oleh

dukun bayi yang tidak didapat ketika melakukan persalinan ditenaga penolong

persalinan lain. Dalam studi ini didapatkan beberapa alasan ibu memilih

melahirkan dengan ditolong oleh dukun bayi yang meliputi:

Page 60: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

44

a. Dukun sangat sabar

Keempat partisipan menyatakan bahwa dukun sangat sabar selama

menolong persalinan seperti yang diungkapkan salah satu partisipan yang

pernah dua kali melakukan persalinan didukun berikut ini:

“.....dukun itu sabar banget waktu nolongin lahirannya, kan bayinyalumayan lama keluarnya sama mak dukun bener-bener ditungguinteh....walaupun uangnya ga seberapa dukunya tetep sabar dan iklasnolong saya lahiran....saya pernah dulu waktu hamil periksa dibidan,bidannya agak judes gitu teh, beda sama mak dukun....” (P2).

b. Dukun siap kapanpun dibutuhkan

Tiga dari empat partisipan mengungkapkan dukun siap kapanpun

dibutuhkan, tidak kenal waktu baik siang maupun malam seperti ungkapan

salah satu partisipan berikut:

“.....sayakan lahirannya tengah malem ya teh, tapi mak paraji tetep datengbantuin lahiran... pokoknya kalau sama mak paraji kapanpun kita lahirandia siap bantuin....”(P3).

c. Biaya persalinan didukun lebih murah

Satu pertisipan mengungkapkan persalinan didukun lebih murah

dibandingkan persalinan ditenaga kesehatan seperti ungkapan salah satu

partisipan berikut:

“....lahiran didukun murah teh, masih bisa dijangkau sama orang kayaksaya.... kalau lahiran di bidan mahal teh sejutaan kata tetangga saya...kalau dimak dukun kurang lebih lima ratus ribu, itu juga sudah samamandiin,urut, godokan, sama kerik...”(P1).

d. Tempat tinggal dukun mudah dijangkau

Keempat partisipan sepakat mengatakan bahwa lokasi tempat tinggal

dukun lebih mudah dijangkau dari tempat mereka tinggal dibandingkan

dengan rumah sakit atau klinik bersalin seperti ungkapan salah satu

partisipan berikut:

Page 61: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

45

“....rumah dukunkan dideket sini teh, bisa manggil mak dukun sambiljalan kaki juga... kalau RS atau bidan jauh teh jadi kalau udah ga keburuhbiasanya manggil mak dukun orang sini buat bantu lahiran kan makdukunnya masih tetangga juga....”(P3).

e. Persalinan dilakukan di rumah

Keempat partisipan mengugkapkan merasa lebih nyaman melakukan

persalinan dirumah sendiri, dukun satu-satunya tenaga kesehatan yang

dapat membantu persalinan dirumah seperti yang diungkapkan salah satu

pertisipan berikut:

“ .....kalau lahiran sama mak paraji bisa dirumah sendiri, jadi lebihnyaman pas lahirannya karena bisa ditemani keluarga...kalau dibidan kitaharus keklinik bidannya teh, bidan ga mau bantu lahirandirumah...padahalkan kalau udah ga tahan mau lahiran orang sini seringsusah nyari kendaraan buat kekliniknya.”(P2).

5. Tindakan dukun bayi dalam proses persalinan

Tindakan yang dilakukan oleh dukun dalam menolong persalinan dalam

studi ini meliputi cara untuk melahirkan plasenta, cara untuk mengeluarkan air

ketuban yang tertelan, dan pemberian jamu pasca persalinan.

a. Membacakan jampei-jampei

Dua partisipan mengungkapkan dukun membacakan jampei-jampei

sebelum membantu proses persalinan, seperti yang diungkapkan salah satu

partisipan berikut:

“ ...sebelum bantu lahiran dibacain jampei-jampe dulu sama makdukunnya biar selama lahiran saya sama bayinya dilindungi...” (P4).

Page 62: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

46

b. Memotong dan merawat tali pusar

Keempat partisipan mengatakan dukun memotong tali pusar dengan

menggunakan gunting khusus yang didapat dari puskesmas seperti

ungkapan salah satu pertisipan berikut:

“....Dukun waktu motong tali pusatnya pakek guting yang dikasihpuskesmas teh, kalau dulu memang masih pakek bambu tapi sekarangudah ga boleh lagi... terus tali pusatnya sekarang cuma boleh di pakeinbetadin sama kassa teya, ga boleh dikasih jamu-jamu karena dukunnyadimarahin bidan kalau dimacem-macemin...”(P3).

c. Menguburkan ari-ari

Keempat partisipan mengungkakan setelah membantu persalinan,

dukun bayi juga membantu untuk menguburkan ari-ari atau plasenta

seperti ungkapan salah satu pertisipan berikut:

“... pas abis lahiran tuh, setelah bayi sama sayanya dibersiin parajinyangurus ari-arinya teh... dibersiin terus dikubur dibelakang rumah ari-arinya sambil didoain...” (P3).

d. Godokan dan urut

Tiga partisipan juga mengungkapkan dukun memberikan godokan dan

mengurut ibu sebagai bentuk perawatan pasca melahirkan seperti salah

satu ungkapan partisipan berikut:

“....sama mak paraji dikasih godokan teh, godokan itu dari daun-daunanyang dibikin sama mak parajinya. Dikasih selama 7 hari katanya biarcepet sembuh luka dalem pas lahirannya dan biar ASI lancar .... terus pas7 hari, 15 hari sama 40 hari abis lahiran saya diurut sama mak paraji,kata mak paraji diurut biar naikin peranakannya. Kan pas ngelahirin ituperanakan kita turun, diurut itu biar naek lagi.... Kalau di bidan kan kitadikasih obat suntik nah kalau didukun kita diurut sama dikasih godokanaja teh....”(P1).

Page 63: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

47

6. Ketidaknyamanan ibu dalam persalinan yang ditolong oleh dukun

bayi.

Partisipan dalam penelitian ini mengungkapkan adanya ketidaknyamanan

yang dialami saat melakukan persalinan yang ditolong oleh dukun bayi. Adapun

ketidaknyamanan yang dirasakan terkait dengan kondisi fisik dukun, fasilitas

yang tersedia, dan privasi yang kurang saat persalinan yang ditolong oleh dukun

bayi.

a. Perasaan takut karena keterbatasan fisik dukun

Tiga dari empat partisipan mengungkapkan adanya ketidaknyamanan

yang dirasakan karena dukun yang menolong persalinan sudah tua dan

mengalami penurunan pengelihatan seperti yang diungkapkan oleh salah

satu partisipan berikut:

“.....ga nyamannya itu karena emak dukunnya udah tua teh, jadi matanyaudah agak rabun....kitakan jadi takut ya nanti dia salah-salah motong atauapa gitu gara-gara ga jelas ngeliatnya....”(P1).

b. Kekhawatiran karena peralatan yang dimiliki dukun terbatas

Keempat partisipan mengungkapkan ketidaknyamanan terkait alat-alat

yang disediakan oleh dukun sangat terbatas seperti ungkapan salah satu

partisipan berikut:

“.....khawatir karena di paraji alatnya itu seadaannya jadi kurang nyamanteh lahirannya...kepikiran kalau semisalnya bayinya kenapa-kenapa paslahir kan susah buat tindakan segeranya ....” (P2).

c. Privasi kurang terjaga selama persalinan

Dua partisipan mmengungkapkan ketidaknyamanan yang dirasakan

karena saat persalinan hanya di tutupi kain dan orang-orang yang datang

Page 64: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

48

dapat melihat proses persalinan seperti yang diungkapkan salah satu

partisipan berikut:

“.....kan pas lahiran banyak tetangga yang dateng, saya ngerasa agak ganyaman teh soalnya kan cuma pakek kain emak paraji nutupin saya jadiorang-orang ngeliatain pas lahirannya... ngerasa malu aja gitu teh diliatinsama orang-orang.....”(P3).

Page 65: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

49

BAB V

PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan beberapa bagian yang terkait dengan hasil penelitian

yang telah diperoleh. Bagian pertama menguraikan pembahasan hasil penelitian

yaitu membandingan dengan konsep teori, dan berbagai penelitian sebelumnya

yang terkait dengan hasil penelitian ini untuk memperkuat pembahasan

interpretasi hasil penelitian. Bagian kedua akan menguraikan berbagai

keterbatasan selama proes penelitian dengan membandingkan pengalaman selama

proses penelitian yang telah dilakukan dengan proses yang seharusnya dilakukan

sesuai dengan aturan. Bagian ketiga menguraikan tentang implikasi penelitian

sesuai hasil penelitian yang telah dilakukan bagi ilmu keperawatan baik dalam

pelayanan dan perkembangan ilmu pengetahuan serta pendidikankeperawatan.

A. Interpretasi Hasil Penelitian dan Diskusi

Penelitian ini menghasilkan enam tema dimana diantaranya memiiki

subtema dengan beberapa kategori tertentu. Tema-tema tersebut teridentifikasi

berdasarkan tujuan penelitian. Berikut penjelasan secara rinci masing-masing

tema yang dihasilkan dari penelitian ini.

Makna Persalinan Bagi Ibu Yang Ditolong Dukun Bayi

Persalinan memiliki makna tersendiri bagi ibu yang melahirkan dengan

ditolong oleh dukun bayi. Pada penelitian ini, persalinan diartikan dengan makna

yang beragam sesuai dengan apa yang dipersepsikan partisipan. Makna

persalinan bagi ibu yang melahirkan dengan ditolong oleh dukun bayi dalam

Page 66: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

50

penelitian ini meliputi persalinan sebagai proses alamiah, pertaruhan nyawa,

akhir proses kehamilan, dan pengalaman berharga bagi seorang ibu.

Proses Alamiah

Makna persalinan bagi ibu yang melahirkan dengan ditolong oleh

dukunbayi adalah suatu proses alamiah yang akan dialami oleh setiap

perempuan. Persalinan dianggap sebagai kemampuan alamiah seorang

perempuan yakni melahirkan seorang anak untuk meneruskan keturunan.Sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Lothian (2000) melaporkan bahwa

persalinan merupakan proses alamiah yang tergantung pada kepercayaan wanita

terhadap kemampuan dirinya. Hasil penelitan ini juga diperkuat oleh penelitian

Ohm (2009) yang mengungkapkan bahwa persalinan adalah proses normal dan

alamiah yang secara langsung diatur oleh kemampuan tubuh menjalankan

fungsinya.Meskipun persalinan adalah suatu proses yang alami dan normal,

namun bila tidak dikelola dengan tepat dapat berubah menjadi proses yang

abnormal yang dapat menyebabkan kesakitan dan kematian. Oleh sebab itu

setiap individu yang akan melahirkan berhak mendapatkan pelayanan persalinan

yang berkualitas (Purwandari, 2008).

Pertaruhan nyawa

Ibu yang melahirkan dengan ditolong oleh dukun bayi pada penelitian ini

juga memaknai persalinan sebagai proses pertaruhan nyawa. Perjuangan seorang

ibu saat melahirkan bayi yang dikandungnya diibaratkan seperti meletakan

nyawa mereka di ujung tanduk, artinya ibu bisa saja meninggal karena proses

Page 67: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

51

persalinan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Kurniawan (2014)yang

melaporkan tidak sedikit ibu harus meregang nyawa untuk menyelamatkan

bayinya saat proses persalinan, sehingga persalinan disebut juga sebagai proses

pertaruhan nyawa bagi seorang wanita. Disisi lain pada penelitian yang

dilakukan oleh Mulyadin (2008) melaporkan hasil bahwa sebagian masyarakat

masih menganut pandangan bahwa kematian pada saat persalinan adalah hal

normal dan tidak dapat dihindari, bahkan kematiannya dikatakan sebagai mati

syahid dimana ibu yang meninggal saat melahirkan dianggap akan masuk surga.

Kematian ibu saat melahirkan dipercayai sebagai “kodrat” yang sudah

seharusnya ditanggung oleh perempuan itu sendiri yang akhirnya menyebabkan

kurangnya penanganan untuk mencegahnya terjadi.

Akhir proses kehamilan

Persalinan juga dimaknai sebagai ibu yang melahirkan dengan ditolong

oleh dukun bayi sebagai akhir dari proses kehamilan selama sembilan bulan.

Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Kaneshiro (2013) yang

melaporkan bahwa persalinan adalah proses ketika kehamilan berakhir setelah

batas waktu yang normal (sekitar 40 minggu), dimana jika bayi lahir sebelum 37

minggu usia kehamilan maka kelahiran itu dianggap prematur sedangkan jika

lebih dari usia kehamilan 42 minggu disebut dengan istilah kehamilan lambat.

Pada hasil penelitian ini menunjukan bahwaibu menganggap persalinan hanya

akan terjadi pada akhir dari usia kehamilan cukup bulan sehingga tidak

memikirankan kemungkinan persalinan yang bisa terjadi lebih cepat atau lebih

lama dari perkiraan awal sehingga persiapan yang dilakukan sering kali

Page 68: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

52

terlambat, akibatnya tidak sedikit ibu yang akhirnya harus melahirkan dengan

ditolong oleh dukun bayi karena keterlambatan dalam mengenali tanda-tanda

persalinan dan penentuan tempat bersalin.

Pengalaman berharga

Ibu yang melahirkan dengan ditolong oleh dukun juga memaknai

persalinan sebagai suatu pengalaman berharga yang tidak terlupakan,

pengalaman ini nantinya akan mereka bagikan dengan anggota keluarga yang

lain sebagai sebuah pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang

dilakukan Reeder et al (2011) yang melaporkan bahwa persalinan merupakan

peristiwa dan pengalaman penting dalam kehidupan seorang wanita, persalinan

menjadi tahapan transisi dalam fase kehidupan. Hal ini juga sejalan dengan

penelitian yang dilakukan Salma (2007) yang menyatakan proses persalinan

sebagai pengalaman yang sangat berharga bagi seorang wanita, apalagi bagi ibu

yang baru pertama kali bersalin. Bagi wanita primigravida merupakan hal yang

pertama dialami, sedangkan pada ibu multigravida mereka telah mempunyai

riwayat dan pengalaman tentang proses melahirkan yang mempengaruhi proses

persalinannya. Pengalaman berharga yang didapatkan selama proses persalinan

tidak hanya akan berdampak pada ibu yang menjalaninya namun kepada orang

lain disekitarnya, karena pengalaman melahirkan adalah suatu peristiwa penting

yang akan selalu diingat dan diceritakan kepada orang lain.

Page 69: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

53

Aspek psikologis ibu dalam persalinan oleh dukun bayi

Aspek psikologis yang berkaitan dengan persalinan meliputi konsep diri

dan dominasi perasaan yang dirasakan selama proses persalinan yang ditolong

oleh dukun bayi. William H. Fitts dalam Agustiani (2009) menyatakan bahwa

konsep diri merupakan aspek penting dalam diri seseorang, karena konsep diri

seseorang merupakan kerangka acuan (frame of reference) dalam berinteraksi

dengan lingkungan. Konsep diri juga berpengaruh kuat terhadap tingkah laku

seseorang, dengan mengetahui konsep diri seseorang kita akan lebih mudah

meramalkan dan memahami tingkah laku orang tersebut.

Menjadi wanita seutuhnya

Partisipan dalam penelitian ini memberikan gambaran terhadap diri

mereka tentang wanita yang telah mengalami proses persalinan sebagai wanita

seutuhnya karena dirinya telah melalui tahapan hamil dan melahirkan seorang

anak sehingga mampu memberikan keturunan untuk keluargannya. Hal ini

sesuai dengan salah satu teori tentang fungsi biologis keluarga yang pertama

yakni untuk meneruskan keturunan (Pujosuwarno, 1994). Hasil penelitian dan

teori ini juga diperkuat oleh hasil penelitian Yuniar (2013) yang melaporkan ibu

mengambarkan diri mereka sebagai wanita yang sempurna setelah mampu

melewati proses persalinan normal. Gambaran diri ibu bersalin dalam penelitian

ini sangat dipengaruhi oleh dukungan keluarga terhadap ibu sehingga tercermin

sebagai gambaran diri yang positif.

Page 70: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

54

Menjadi istri dan ibu

Konsep diri mencangkup juga peran dan harga diri didalamnya.

Pengalaman melahirkan memberikan kontribusi besar dalam pembentukan peran

sebagai seorang ibu. Seorang ibu mempunyai peranan yang penting dalam

kehidupan suatu keluarga, baik peranannya bagi suami maupun anaknya

(Pujosuwarno, 1994). Partisipan dalam penelitian ini mengungkapkan bahwa

dirinya merasa sangat berarti untuk anak dan suami karena telah mampu

menjalankan perannya sebagai seorang istri dan ibu dari anaknya. Hasil

penelitian ini sesuai dengan teori Bee dan Oetting dalam Bryar (2008) yang

mengatakan asumsi yang mendasari teori Mercer tentang pencapaian peran ibu

adalah ibu mempunyai konsep diri yang relatif stabil, diperoleh melalui

sosialisasi seumur hidup yang menentukan bagaimana ibu menjelaskan dan

merasakan peristiwa serta persepsinya tentang respon bayi dan orang lain

terhadap perannya sebagai ibu, sepanjang situasi kehidupannya.

Percaya diri

Dukungan keluarga sangat dibutuhkan oleh semua individu termasuk ibu

yang melahirkan dengan ditolong oleh dukun bayi (Nuraeni, 2010). Hasil

penelitian ini menunjukan adanya kepercayaan diri positif partisipan tentang

persalinan yang ditolong oleh dukun bayi karena adanya pandangan positif

tentang penilaian orang sekitar terhadap dirinya. Hal ini sejalan dengan teori

Hurlock (1974) tentang tidak adanya prasangka buruk dari anggota keluarga

akan membangun kepercayaan diri seseorang dan ketika seorang ibu memiliki

kepercayaan diri itu maka akan membuat seseorang dapat menerima keadaan

Page 71: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

55

dirinya. Dilain sisiadapula partisipan lainnya memandang bahwa persalinan yang

ditolong oleh dukun bayi adalah suatu hal yang memalukan untuk diketahui oleh

orang lain. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Rahmadani (2008) yang

menunjukan jika kita mengangap penilaian orang lain terhadap kita negatif,

maka kita pun menilai diri kita negatif dan kemudian kita mengembangkan

konsep diri yang negatif.

Dapat melahirkan di Nakes

Konsep diri mencangkup juga ideal diri yaitu harapan seseorang terhadap

dirinya dalam hal ini khususnya bagaimana ideal diri partisipan pada proses

persalinan. Mereka menginginkan dapat melakukan persalinan dengan ditolong

oleh tenaga kesehatan, persalinan yang dilakukan di rumah sendiri, dan

pemberian informasi terkait kehamilan dan persalinan dari tenaga kesehatan.

Pada persalinan yang akan datang partisipan pada penelitian ini sudah

berencana untuk bersalin difasilitas kesehatan dan ditolong oleh tenaga

kesehatan. Hal ini bisa disebabkanoleh banyak faktor seperti pengaruh dari

orang terdekat maupun pihak profesionalkesehatan, serta perasaan tentang nilai

risiko kehamilan. Menurut Reeder (2010) saat ini pemilihan layanan maternal

semakin sering dibuat berdasarkan saran daripihak profesional. Selain itu, output

dari pengalaman seseorang dapat berbeda-beda sehingga ibu akan memiliki

kecenderungan yang berbeda pulaterhadap pengalamannya pertolongan

persalinan tersebut.

Page 72: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

56

Dapat bersalin di rumah

Dari penelitian yang dilakukan WHO (2008) persalinan yang dilakukan

di rumah akan menghambat akses untuk mendapatkan pelayanan rujukan secara

cepat apabila sewaktu-waktu dibutuhkan. Walaupun demikian, dalam penelitian

ini ibu bersalin yang tetap mengharapkan dapat melakukan persalinan di rumah

mereka sendiri karena persalinan dirumah dirasa lebih nyaman dan tenang. Hasil

penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Echahulu (2007) dimana

suasana di rumah yang akrab membuat ibu hamil merasa mendapatkan

dukungan lebih dari keluarga maupun tetangga. Kamar juga selalu tersedia dan

tak memerlukan pengangkutan ke rumah sakit dan dengan persalinan di rumah

ibu hamil dapat terhindar dari infeksi silang yang bisa terjadi di rumah sakit. Hal

terpenting, biaya bersalin di rumah jauh lebih murah jika dibandingkan di RS.

Persalinan di rumah dapat dibenarkan bagi wanita dengan kehamilan risiko

rendah. Namun persalinan ini perlu didukung fasilitas yang memadai. Jika

diperlukan, rujukan dapat diberikan dengan cepat dan tepat. Di sisi lain, para

penolong persalinan di rumah juga perlu ditingkatkan kemampuannya, dan

mampu menjalin kerja sama dengan jaringan pelayanan yang lebih tinggi (Lesti,

2005).

Kebutuhan informasi

Informasi dibutuhkan untuk mendapatkan pengetahuan sebagai cara

untuk mengumpulkan data dan untuk menganalisis fakta sehingga ibu lebih

percaya diri dalam menghadapi masalah (Hadi, 2006). Mendapatkan informasi

tentang kehamilan dan persalinan yang benar merupakan salah satu ideal diri

Page 73: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

57

setiap ibu, termasuk ibu yang melahiran dengan ditolong oleh dukun bayi pada

penelitian ini. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Juariah

(2009) yang melaporkan bahwa informasi tentang kehamilan, persalinan, dan

nifas memiliki pengaruh penting terhadap perempuan dalam memilih penolong.

Dari informasi yang diterima, mereka dapat memahami komplikasi yang dapat

muncul selama periode tersebut. Sehingga mereka akan lebih berhati-hati untuk

memilih penolong. Perempuan yang tidak memiliki informasi kesehatan lebih

cenderung untuk memilih dukun bayi dibandingkan dengan perempuan yang

memiliki akses terhadap informasi kesehatan. Akses tersebut dapat diperoleh

melalui pendidikan yang diberikan oleh tenaga kesehatan, bukubuku atau

majalah kesehatan, dan lain-lain. Partisipasi tenaga kesehatan dalam

memberikan pendidikan kesehatan terutama terkait dengan persalinan sangat

dibutuhkan untuk meningkatkan pengetahuan ibu bersalin baik terkait dengan

tanda-tanda persalinan dan persalinan yang aman.

Dominasi Perasaan

Aspek psikologis lainnya dalam penelitian ini berkaitan dengan dominasi

perasaan yang dirasakan selama proses persalinan. Hasil penelitian menunjukan

adanya perasaan takut dan khawatir yang dominan selama proses persalinan

yang ditolong oleh dukun bayi. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan

oleh Nisman (2011) dimana dalam proses persalinan wanita mengalami

gangguan-gangguan seperti rasa cemas dan takut akan kelahiran anak atau peran

menjadi ibu. Hal tersebut didorong pula dengan kondisi hormonal yang

cenderung menciptakan ketidakstabilan tubuh dan pikiran, sehingga wanita yang

Page 74: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

58

akan bersalin menjadi lebih mudah panik-cemas, mudah tersinggung, jauh lebih

sensitif, mudah terpengaruh, cepat marah, menjadi tidak rasional, dan

sebagainya (Andriana, 2011).

Ketika ibu kecemasan dan stres, maka secara tidak langsung otak akan

bekerja dan mengeluarkan corticotrophinreleasing hormone (CHR). CHR

merupakan master hormon stres yang akan memicu pelepasan hormon stres

glukokortikoid. Dengan dirangsang oleh glukokortikoid dan hormon stres

lainnya, seperti adrenalin, maka otak dan tubuh akan mengalami ketegangan dan

krisis. Pola normal dari hormon CHR dalam 109 masa kehamilan yaitu, dimulai

pada trimester kedua kehamilan, tingkat corticotrophin-releasing hormone

(CHR) meningkat. Kemudian dalam tiga bulan terakhir kehamilan, atau

trimester ketiga, kadar corticotrophin-releasing hormone (CHR) meningkat lebih

tinggi, hal ini akan merangsang produksi glukokortikoid berlebih dari ibu, dan

hasilnya terjadi ketegangan dan kekakuan otot tubuh terutama menjelang

persalinan (Aprilia & Ritchmond, 2011).

Perasaan takut, khawatir dan deg-degan yang dirasakan menjadi tertutupi

setelah ibu mendapatkan “jampei-jampei” oleh dukun bayi yang membantu

persalinan dimana hal ini juga disampaikan pada penelitian yang dilakukan oleh

Anggorodi (2009) yang melaporkan bahwadukun dilihat mempunyai ’jampe-

jampe’ yang kuat sehingga ibu yang akan bersalin lebih tenang bila ditolong

oleh dukun.Jampei-jampei ini membuat ibu merasa lebih nyaman dan aman

dalam menghadapi proses persalinan dengan ditolong oleh dukun bayi dalam

penelitian ini.

Page 75: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

59

Mitos dalam persalinan yang ditolong oleh dukun bayi

Mitos merupakan sebuah cerita yang memberikan pedoman dan arahan

tertentu kepada sekelompok orang. Mitos memberikan arah kepada kelakuan

manusia dan merupakan semacam pedoman untuk kebijaksanaan manusia

(Peuersen, 1988). Salah satu mitos yang berkaitan dengan perempuan adalah

mitos terkait persalinan. Beberapa mitos seputar persalinan dalam penelitian ini,

yaitu larangan ibu untuk makan ikan, pantangan berisik saat proses persalinan,

ritual ngapas dan ngambui, Ngucap amit-amit, dan ritual kerik.

Kepercayaan terhadap mitos merupakan bentuk pemahaman masyarakat

tentang kewaspadaan menghindari resiko selama masa kehamilan, persalinan

dan nifas merupakan bentuk keberagaman budaya suatu masyarakat. Budaya

tersebut nantinya akan berpengaruh pada pola pikir, sikap, dan prilaku setiap

individu. Ketidaktahuan akan kesehatan reproduksi serta status perempuan

dalam keluarga dan lingkungan menjadi faktor penting dalam hal kepercayaan

terhadap mitos seputar kehamilan, persalinan, dan nifas (Fauziah, 2012).

Makanan dalam pandangan sosial-budaya, memiliki makna yang lebih

luas dari sekedar sumber nutrisi. Terkait dengan kepercayaan, status, prestise,

kesetiakawanan dan ketentraman (SDKI, 2009). Nutrisi selama kehamilan

adalah salah satu faktor penting dalam menentukan pertumbuhan

janin.Dampaknya adalah berat badan lahir, status nutrisi dari ibu yang sedang

hamil juga mempengaruhi angka kematian perinatal (Sulistyoningsih, 2012).

Page 76: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

60

Pantangan makan ikan

Pantangan makanan merupakan suatu perilaku individu dalam

masyarakat untuk tidak mengonsumsi atau menghindari bahan makanan tertentu

karena terdapat larangan yang bersifat budaya dan diperoleh secara turun-

temurun pada kondisi tertentu (Foster & Anderson, 2006).Penelitian ini

menemukan bahwa ibu di Parung mempercayai mitos tentang larangan makan

ikan pada ibu hamil karena dapat menimbulkan bau amis ketika persalinan.

Pantangan untuk makan ikan dalam penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian

Afiyah (2006) yang melaporkan bahwa masyarakat Pekalongan juga masih

mempercayai ikan adalah makanan yang dilarang untuk ibu hamil. Alasan

pantangan tersebut cenderung irasional, sebagai contoh tidak dimakannya ikan

karena ikan berbau amis, sehingga dapat menyebabkan bayi dan peranakan

bau.Faktanya bayi yang baru saja dilahirkan dan belum dibersihkan memang

sedikit berbau amis darah. Tapi ini bukan lantaran ikan yang dikonsumsi ibu

hamil, melainkan karena aroma (bau) cairan ketuban.

Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan

Muarifah (2013) yang melaporkan bahwa ibu hamil di Toraja justru dianjurkan

untuk makan ikan segar. Ikan segar adalah salah satu jenis makanan yang

banyak mengandung protein. Protein untuk sang ibu memiliki fungsi sama yaitu

sebagai zat pembangun (Khomsan, 2010). Artinya protein yang terdapat dalam

ikan justru sangat baik untuk dikonsumsi oleh ibu hamil untuk proses

pembentukan sel selama ibu tersebut tidak memiliki alergi terhadap jenis ikan

tertentu.

Page 77: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

61

Ritual ngapas dan ngambui

Selain pantangan makan ikan, ada ritual ngapas yang dilakukan ibu pasca

melahirkan dengan ditolong oleh dukun bayi, dimana sampai 40 hari pasca

melahirkan ibu hanya boleh memakan makanan yang dimakan ketika masa

“ngapas” dan apabila melanggar akan menyebabkan “ngambui” yaitu luka

peranakan pasca melahirkan menjadi tidak sembuh dan menimbulkan

koreng.Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Iskandar (2010) yang

melaporkan masih banyak masyarakat yang mempercayai adanya pantangan

makanan pada masa nifas, mereka menerima dan menolak jenis makanan

tertentu dengan alasan makananan tersebut dapat memperlambat proses

penyembuhan luka setelah proses persalinan terjadi. Nyatanya saat ritual ngapas

dijalani banyak jenis makanan yang tidak dikonsumsi ibu karena lupa, sehingga

sampai 40 hari setelah melahirkan ibu tidak memakan makanan tersebut karena

takut menjadi “ngambui”. Dampak yang terjadi pada ibu nifas yang

berpantangan makanan adalah pemenuhan kebutuhan nutrisi yang

berkurang.Padahal kecukupan gizi sangat berperan dalam proses penyembuhan

luka (Manuaba, 2008). Artinya pantangan ini justru akan mempengaruhi proses

penyembuhan luka setelah persalinan, berpantangan makan dalam waktu lama

dapat berakibat buruk terhadap kesehatan dan angka kesakitan ibu.

Pantangan berisik saat melahirkan

Adapula mitos tentang pantangan berisik saat proses persalinan pada ibu

yang melahirkan dengan ditolong oleh dukun bayi pada penelitian ini karena

anggapan bahwa suara berisik dapat memanggil mahluk halus. Hal ini didasari

Page 78: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

62

oleh anggapan masyarakat bahwa ibu yang melahirkan mengeluarkan banyak

darah dan mengalami keadaan tubuh yang semakin lemah sehingga mudah

dipengaruhi oleh mahluk dengan maksud yang jahat.Sejalan dengan penelitian

ini Fauziah (2012) dalam penelitiannya menemukanbahwa ibu hamil yang akan

melahirkan biasanya mengalami gangguan emosional seperti ketakutan yang

berlebihan dan lebih sensitif sehingga ibu mempercayai dengan tidak berisik

saat melahirkan ibu akan merasa lebih tentram dan aman. Hasil penelitian ini

juga didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Ron Hubbard (1951)

yang menemukan Silent Birth, dimana persalinan dengan metode ini

mengutamakan lingkungan yang tenang sehingga tidak ada suara baik dari

penolong persalinan ataupun ibu yang bersalin selama persalinan berlangsung.

Hal ini dikarenakan ibu seringkali mengutarakan kecemasan dalam bentuk

ungkapan-ungkapan negatif selama persalinan sehingga berdampak buruk pada

psikologis ibu ketika melahirkan. Mitos tentang larangan berisik selama proses

persalinan dalam penelitian memiliki tujuan yang baik bagi psikologis ibu

bersalin namun alasan yang melatarbelakanginya tidak bisa dibuktikan

kebenarannya, sehingga ibu yang akan bersalin hendaknya lebih cermat dalam

menyikapi mitos-mitos yang terkait persalinan tersebut.

Ngucap amit-amit

“Amit-amit jabang bayi” adalah ungkapan yang diucapkan ibu hamil

dengan harapan janin terhindar dari kejadian yang tidak diiharapkan, ibu yang

melahirkan dengan ditolong oleh dukun bayi dalam penelitian ini mempercayai

apabila ibu ketika hamil melihat orang cacat atau hal buruk dan tidak mengucap

Page 79: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

63

amit-amit maka bayi yang mereka kandung nantinya akan mengalami nasib yang

sama dengan orang tersebut. Faktanya secara psikologis, perilaku tersebut justru

dapat berujung pada ketakutan yang tidak bermanfaat bagi ibu hamil. Adanya

ketakutan dari perempuan bila tidak mempercayai pantangan dan anjuran yang

dikatakan orang tua, dukun, kerabat atau tetangga karena mereka takut

disalahkan apabila terjadi sesuatu pada bayi yang dikandungnya. Apalagi pada

keluarga dengan ekonomi rendah, kepercayaan terhadap pantangan dan anjuran

selama kehamilan menjadi suatu upaya penting dalam menghindari resiko

terhadap kehamilan (Fauziah, 2012).

Ritual Kerik

Ritual kerik yang dilakukan 40 hari setelah persalinan dalam penelitian

ini adalah bentuk bersih-bersih pasca persalinan dan wujud syukur serta terima

kasih kepada dukun karena telah dibantu selama persalinan. Hal serupa juga

dilakukan masyarakat di Kecamatan Susukan yang disebut dengan wisuh atau

kobok. Kobok adalah ritual yang dilakukan di hari ke-40 pasca persalinan.

Kobokdilakukan antara dukun bayi dengan si ibu secara bergantian yang diawali

dengan dukun bayi mencuci tangan si ibu kemudian ibu tersebut mencucikan

tangan dukun bayi, lalu dilanjutkan dengan mengurut perut ibu dengan tujuan

memulihkan tenaga setelah melahirkan (Maryatun, 2012). Hasil penelitian ini

sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Setyawati (2010) bahwa dukun

dipercaya sebagai aktor lokal yang dipercaya oleh masyarakat sebagai tokoh

kunci terutama yang berhubungan dengan kesehatan dan keselamatan. Dukun

tidak hanya berperan saat proses persalinan berlangsung, namun juga pada saat

Page 80: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

64

upacara-upacara adat yang dipercaya membawa keselamatan bagi ibu dan

anaknya seperti upacara tujuh bulanan kehamilan sampai dengan 40 hari setelah

kelahiran bayi. Aktivitas ini tentunya tidak sama dengan apa yang dilakukan

bidan sebagai tenaga paramedis dan hal ini juga lah yang membuat dukun

memiliki tempat terhormat dan kepercayaan yang tinggi di masyarakat.

Hasil penelitian dan teori ini juga didukung oleh penelitian yang

dilakukan oleh penelitian Anggorodi (2009) yang menyatakan bahwa hampir

diseluruh Indonesia (Sulawesi tenggara dan Jawa barat), masih banyak

persalinan yang ditolong oleh dukun bayi. Karena peranan dukun bayi tidak

hanya terbatas pada pertolongan persalinan saja tetapi juga melakukan upacara

sedekah kepada alam supra alamiah dan dapat memberikan ketenangan pada

pasien karena segala tindakan-tindakannya dihubungkan dengan alam supra

alamiah yang menurut kepercayaan orang akan mempengaruhi kehidupan

manusia.

Alasan ibu memilih melahirkan ditolong oleh dukun bayi

Pemilihan penolong persalinan merupakan salah satu upaya yang

dilakukan untuk mencari pertolongan dalam menghadapi proses persalinan.

Setiap ibu yang akan melahirkan memiliki alasan-alasan tersendiri dalam

memilih penolong persalinan, termasuk ibu yang melahirkan dengan ditolong

oleh dukun bayi. Alasan –alasan tersebut dipengaruhi pula oleh faktor-faktor

seperti keyakinan dan kepatuhan mengikuti adat, akses terhadap informasi

kesehatan, persepsi terhadap jarak dan dukungan keluarga (Juariah, 2009).

Penelitian yang dilakukan oleh Agus Yenita (2012) melaporkan bahwa di

Page 81: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

65

Sumatera Barat kepercayaan terhadap tradisi yang masih berlaku dimasyarakat

memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap pemilihan dukun bayi sebagai

tenaga penolong persalinan.Pada penelitian ini ditemukan beberapa alasan yang

melatarbelakangi ibu dalam memilih dukun bayi sebagai penolong persalinan.

Dukun sangat sabar

Alasan ibu memilih melahirkan dengan ditolong oleh dukun bayi pada

penelitian ini salah satunya kerena dukun dinilai sangat sabar dalam menolong

persalinan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Meilani

dkk (2009) bahwa dukun bayi memberikan pelayanan khususnya bagi ibu hamil

sampai dengan nifas secara sabar. Apabila pelayanan selesai mereka lakukan,

sangat diakui oleh masyarakat bahwa mereka memiliki tarif pelayanan yang jauh

lebih murah dibandingkan dengan bidan dimana untuk sekali membantu proses

persalinan dukun tidak mematok harga khusus, artinya uang yang diberikan bisa

seiklasnya atau bahkan berupa beras atau hasil pertanian lainnya.

Di parung biaya persalinan untuk ibu yang melahirkan ditolong oleh

dukun berkisar antara Rp.200.000,00 sampai dengan Rp.300.000,00 dan uang

perawatan sekitar Rp.200.000,00 yang telah termasuk didalamnya jasa urut,

godokan, memandikan bayi selama tujuh hari dan ritual kerik pada hari ke-40.

Biaya yang dikeluarkan ketika bersalin dengan ditolong oleh dukun bayi ini

dianggap ibu lebih murah jika dibandingkan dengan biaya persalinan di bidan

atau rumah sakit, terlebih lagi bidan tidak memberikan perawatan pasca

persalinan seperti yang dilakukan oleh dukun bayi. Hal ini juga menyebabkan

Page 82: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

66

ibu yang bersalin dengan ditolong oleh bidan ketika kembali kerumah

memanggil dukun untuk membantu merawat ibu dan bayi setelah persalinan.

Umumnya partisipan dalam penelitian ini juga merasa nyaman dan

tenang bila persalinannya ditolong oleh dukun dibandingkan bidan karena bidan

dianggap kurang perhatian dan tidak sesabar dukun. Hasil penelitian ini sejalan

dengan teori Cristian et al(2009) tentang kualitas pelayanan kesehatan yang

merupakan halangan untuk mencari jasa pelayanan kesehatan. Sikap yang buruk

dari petugas kesehatan adalah isu yang dapat menciptakan anggapan negatife

dari pasien. Di Nepal, sebuah studi dilakukan untuk menunjukkan pengaruh

sikap staf terhadap pemanfaatan asuhan kebidanan professional dan tercatat

bahwa sikap staf yang baik terhadap klien memberikan kontribusi terhadap

peningkatan pemanfaatan jasa pelayanan dan begitu pula sebaliknya.

Dukun siap kapan saja dan tempat tinggalnya mudah di jangkau

Dukun siap kapanpun dibutuhkan, dukun dapat dihubungi dengan telepon

atau dijemput dirumah saat dibutuhkan untuk menolong persalinan. Lokasi

tempat tinggal dukun dalam penelitian ini juga dekat dengan pemukiman

masyarakat, bahkan dukun biasanya adalah tetangga dari partisipan itu sendiri.

Hal ini juga di sejalan dengan penelitian Lestari (2014) bahwajarak rumah

masyarakat dan dukun yang berada di desa berdekatan serta dukun selalu ada 24

jam, sehingga kapanpun masyarakat butuhkan dukun selalu ada dan selalu siap

membantu. Hasil penelitian ini juga diperkuat dengan penelitian Titaley et al.

(2010) bahwa jarak ke fasilitas kesehatan merupakan kendala yang mencegah

masyarakat menggunakan tenaga terampil. Jarak dari pemukiman masyarakat

Page 83: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

67

dalam penelitian ini yang cukup jauh untuk sampai ke fasilitas kesehatan

menyebabkan tidak sedikit dari mereka lebih memilih dukun bayi. Tanpa perlu

menyiapkan alat transportasi dan menunggu waktu yang lama menyebabkan

dukun bayi tetap menjadi pilihan alternatif untuk menolong persalinan di

wilayah Parung.

Biaya persalinan murah

Alasan lain yang melatarbelakangi partisipan dalam penelitian ini

memilih melahirkan ditolong oleh dukun karena biaya persalinan yang ditolong

oleh dukun bayi dianggap lebih murah jika dibandingkan dengan persalinan di

tenaga kesehatan. Flessa steffen (2011) yang melakukan penelitian di Kenya,

mengemukakan bahwa tidak tercapainya cakupan dalam pelayanan sesuai target

adalah karena biaya perawatan dan pengobatan oleh tenaga kesehatan maupun

dirumah sakit cukup tinggi. Hasil penelitian sejalan dengan teori Manuaba, dkk

(2009) bahwa ekonomi lemah membuat masyarakat berorientasi memilih

bersalin menggunakan dukun.Hasil penelitian yang dilakukan Sidney Kristi

et.al(2012) juga melaporkan bahwa di India keadaan social ekonomi keluarga

mempengaruhi akses dan kualitas layanan, cakupan dan dampak terhadap

pelayanan kesehatan yang pada intinya mempengaruhi pemilihan tenaga

penolong persalinan.

Sejalan pula dengan hasil penelitian Bungsu (2001) bahwa faktor sosial

ekonomi cenderung berpengaruh terhadap keputusan untuk memilih pelayanan

kesehatan yang dalam hal ini keputusan memilih penolong persalinan, faktor

tersebut diantaranya adalah rendahnya pendapatan keluarga, dimana masyarakat

Page 84: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

68

yang tidak memiliki uang yang cukup untuk medapatkan pelayanan yang aman

dan berkualitas. Biaya bersalin yang relatif murah merupakan salah satu alasan

masyarakat memilih bersalin menggunakan dukun. Status ekonomi warga di

wilayah kerja Puskesmas Parung tergolong ekonomi rendah, dimana sebagian

besar masyarakatnya bekerja sebagai petani dan buruh dengan penghasilan pas-

pasan dan tidak menentu. Dukun tidak menetapkan biaya yang tetap atau yang

tinggi terhadap masyarakat yang memilih bersalin dengannya, biaya yang

dikeluarkan oleh masyarakat adalah sukarela.

Pemerintah sebenarnya mempunyai kebijakan jaminan persalinan gratis

yang bertujuan untuk meningkatkan akes persalinan di fasilitas kesehatan

melalui program Jampersal yang kini dikelolah oleh JKN. Kebijakan tersebut

merupakan usaha agar pelayanan kesehatan lebih merata bagi seluruh lapisan

masyarakat. Namun, keberadaan Jampersal untuk beberapa ibu dianggap tidak

telalu membantu, selain pengurusan untuk memperolehnya yang merepotkan

ibu tetap akan membayar biaya tambahan (out of pocket) seperti biaya obat-

obatan dan perawatan yang diberikan bidan. Jampersal juga tidak berlaku jika

ibu memilih bersalin di rumah dan memanggil bidan ke rumah. Sama halnya jika

bersalin pada bidan praktek swasta, Jampersal tidak berlaku.Sebagian besar ibu

di Wilayah kerja Puskemas Parung justru lebih tertarik dengan jaminan

persalinan yang diberikan oleh pihak swasta. Jaminan persalinan ini dianggap

lebih membantu karena tidak ada biaya tambahan yang dikeluarkan.

Page 85: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

69

Persalinan dilakukan dirumah

Dukun dalam membantu persalinan bersedia untuk datang kerumah

pasiennya. Ini artinya persalinan dapat dilakukan dirumah partisipan sendiri.

Partisipan mengungkapkan bahwa dirinya merasa lebih nyaman saat melakukan

persalinan dirumah sendiri karena dapat didampingi oleh keluarga dan kerabat,

selain itu dalam beberapa kasus ibu sering sudah dalam keadaan akan segera

melahirkan sehingga tidak memungkinkan untuk dibawa ke fasilitas kesehatan.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Eryando (2006) yang

mengungkapkan bahwa sebagian subyek dalam penelitiannya lebih nyaman

untuk bersalin dirumah karena dapat dihadiri seluruh keluarga untuk

memberikan dukungan pada saat persalinan. Selain itu menurut Sapoerrna

(1997) keuntungan lain persalinan dirumah yaitu ibu yang akan melahirkan

berada pada suasana yang sudah dikenal sehingga menimbulkan kenyamanan.

Hal lain yang berpengaruh pada pemilihan persalinan dirumah dengan ditolong

oleh dukun bayi adalah adanya sikap acuh ibu untuk menentukan lebih awal

penolong persalinannya. Sehingga ketika tanda-tanda persalinan telah muncul

baru kemudian ibu memilih penolong persalinannya tanpa pertimbangan yang

matang (Afdal dkk, 2012).

Tindakan dukun bayi dalam proses persalinan

Langkah-langkah pertolongan persalinan oleh dukun bayi sebenarnya

sama halnya dengan proses persalinan pada umumnya, sehingga tidak ada teknik

tertentu atau syarat-syarat khusus untuk pasien ketika akan bersalin. Hasil

penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Setiyawati (2014) yang

Page 86: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

70

melaporkan dukun bayi di desa Jatirejo Kabupaten Semarang hanya akan

menunggu calon ibu sampai waktunya tiba untuk melahirkan. Dalam hal ini

yang menjadi pusat perhatian dalam serangkaian persalinan adalah pemotongan

tali pusar atau placenta pada bayi. Menurut kepercayaan setempat, placenta ini

adalah saudara atau teman bayi selama berada didalam rahim sehingga harus

diperlakukan dengan baik dan memiliki kekuatan magic sehingga didalam

pemotongan dan penguburannya harus dilakukan oleh dukun bayi tersebut, hal

ini juga ditemukan pada penelitian ini dimana plasenta yang telah dibersihkan

dan dibacai mantra jampei-jampei akan dikuburkan oleh dukun bayi

dipekarangan rumah ibu yang bersalin dengan ditolong oleh dukun bayi.

Membacakan jampei-jampei

Membacakan jampei-jampei untuk memberikan perlindungan kepada ibu

dan bayi merupakan salah satu tindakan yang dilakukan dukun bayi dalam

penelitian ini. Jampei-jampei ini dipercayai ibu yang melahirkan dengan

ditolong oleh dukun bayi dalam penelitian ini merasa lebih tenang dan nyaman

selama proses persalinan.Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Nurfadillah(2013) yang melaporkan bahwa ibu yang akan

melahirkan meyakini bahwa dukun bayi mempunyaijampe-jampeï yang

memberikan efek menenangkan pada saat proses persalinan. Jampei-jampei

inilah salah satu tindakan yang membedakan dukun bayi dengan bidan atau

tenaga kesehatan lain, dimana pada proses persalinan yang ditolong oleh bidan

tidak ada jampei-jampei yang dibacakan oleh bidan padahal secara psikologis

ibu bersalin pada penelitian ini sangat mempercayai adanya manfaat dari jampei-

Page 87: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

71

jampei yang dibacakan oleh dukun bayi untuk kemudahan dan kenyamanan

selama persalinan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Juariah

(2009) yang menyatakan bahwa masyarakat berasumsi jika bidan hanya memilik

keahlian memeriksa kehamilan, persalinan daan nifas tetapi tidak memiliki

pengetahuan tentang adat istiadat yang berlaku dimasyarakat.

Memotong tali pusat dan mengubukan ari-ari

Pemotongan tali pusat menjadi pusat perlakuan khusus bagi bayi yang

dilahirkan dengan ditolong oleh dukun bayi. Pemotongan yang salah terhadap

tali pusatakan berakibat fatal bagi bayi sehingga dalam hal ini dukun bayi

menggunakan cara dan alat khusus untuk memotongtali pusat tersebut. Cara

pemotongan tali pusat dilakukan dengan memegang erat ujung yang menjadi

batas ari-ari menurut perhitungan dukun bayi, kemudian mulai melakukan

pemotongan dengan gunting khusus,kemudian bekas luka dibalut dengan kassa

dan diberi betadin.Hasil penelitian berlawanan dengan hasil penelitian

Koentjaranigrat (1980) yang menyatakan bahwa dukun bayi masih

menggunakan bambu untuk memotong tali pusat dan mengunakan ramuan yang

terbuat dari garam, kunyit dan njet untuk membalut luka tali pusat, dimana

ramuan ini oleh dukun bayi dipercaya dapat menyembuhkan bekas luka dan

meredam kesakitan pada bayi pasca pemotngan plasenta.

Alat yang digunakan dalam pemotongan tali pusatmemang telah

mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Awal karirnya dukun bayi menurut

partisipan dalam penelitian ini menggunakan welat yaitu sebuah pisau yang

terbuat dari bambu, kemudian berganti menjadi gunting biasa, dan terakhir

Page 88: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

72

adalah gunting khusus yang diberikan oleh Puskesmas. Hal ini sejalan penelitian

yang dilakukan UNFPA yang mengungkapkan bahwa dukun untuk pemotongan

tali pusat telah menggunakan dukun kit yang mereka dapatkan dari puskesmas

atau pelatihan dukun. Walaupun demikian dukun bayi saat ini sudah tidak

diperbolehkan lagi untuk melakukan pertolongan persalinan, hal ini dikarenakan

tingginya resiko kematian ibu ataupun bayi yang mungkin terjadi apabila dukun

terlambat mengenali tanda-tanda kegawatan dan komplikasi dari persalinan.

Selanjutnya adalah penguburan placenta atau ari-ari yaitu ari-ari

dimasukkan kedalam wadah yang terbuat dari tanah liat dan dibawah wadah

tersebut terdapat secarik kertas bertuliskan lafal basmalah terbalik, daun sirih,

dan kapur kemudian dikuburkan dalam satu tempat dan diberikan

penerangan.Masyarakat mempercayai plasenta ini memiliki kekuatan mistis

yang akan selalu berkaitan dengan kondisi bayi nantinya.

Godokan dan urut

Pasca melahirkan, seorang ibu mendapatkan perhatian dan perawatan

khusus dari dukun yang membantu persalinannya. Diantaranya adalah perawatan

dengan memberikan ramuan tradisional. Bahan-bahan ramuan itu digunakan

untuk berbagai tujuan, antara lain untuk mengembalikan tenaga, untuk

memperkuat tubuh sang ibu, mengembalikan fungsi-fungsi tubuh menjadi

seperti sebelum ia hamil, membersihkan tubuh dari nifas dan zat-zat yang

dianggap kotor lainnya, serta mengembalikan bentuk tubuh dalam konteks

keindahan tubuh. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan

Maryatun (2013) yang mengungkapkan tentang perawatan pasca persalinan yang

Page 89: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

73

dilakukan oleh dukun di Kecamatan Susukan Kabupaten Banjarnegara dimana

selama tujuh hari dukun bayi memberikan jamu bagi pasien yang bermanfaat

untuk meperlancar ASI dan proses penyembuhan. Adapula dukun yang

melakukan perawatan pasca persalinan dengan mengurut perut ibu yang disebut

sisengkak. Tujuannya untuk membetulkan atau mengembalikan posisi walun

atau rahim yang kendor setelah melahirkan. Hal ini bertentangan dengan hasil

penelitian Heri (2008)mengatakan bahwa komplikasi yang dapat ditimbulkan

dari persalinan oleh dukun yang masih mengunakan cara-cara tradisional adalah

biasa terjadi kerusakan organ, tidak sterilnya alat maupun lingkungan. Mengurut

dibagian perut pada ibu nifas sangat tidak dianjurkan karena didalam perut

terdapat organ-organ vital manusia yang dapat mengalami kerusakan karena

tindakan mengurut.

Ketidaknyamanan ibu dalam persalinan yang ditolong oleh dukun bayi.

Ketidaknyamanan yang dirasakan saat menjalani proses persalinan yang

ditolong oleh dukun bayi banyak dialami partisipan. Hasil penelitian yang telah

dilakukan peneliti menunjukan bahwa secara umum semua partisipan merasakan

ketidaknyamanan baik yang terkait keterbatasan fisik dan peralatan yang

dimiliki oleh dukun bayi dan privasi yang kurang terjaga selama proses

persalinan.

Keterbatasan fisik dukun

Perasaan takut yang muncul karena keterbatasan fisik dukun bayi terjadi

karena dukun yang membantu proses persalinan kebanyakan sudah berusia tua

Page 90: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

74

yakni sekitar 50-60 tahun sehingga banyak diantara mereka yang telah

mengalami penurunan kemampuan fisik salah satunya pada indra pengelihatan

yang menjadi lebih rabun. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Wiknjosastro

(2007) yang menyatakan dukun adalah seorang wanita yang telah berumur ± 40

tahun ke atas, pekerjaan ini bersifat turun temurun dalam keluarga atau karena ia

merasa mendapat panggilan tugas ini.Hasil penelitian ini juga sejalan dengan

teori Sulindro (Pasadena anti-aging, USA) yang menyakatan bahwa pada usia

35-45 tahun produksii hormon sudah menurun sebanyak 25% dan tubuh pun

mulai mengalami penuaan. Pada masa ini, mata muali mengalami rabun dekat.

Alasan inilah yang menimbulkan ketakutan pada ibu yang melahirkan dengan

ditolong oleh dukun bayi dimana karena penurunan kemampuan

pengelihatannya dukun bisa saja membuat kesalahan ketika memotong tali pusat

atau ketika memijat.

Keterbatasan alat

Persalinan yang aman memastikan bahwa semua penolong persalinan

mempunyai keterampilan dan alat untuk memberikan pertolongan yang aman

dan bersih (Syafrudin, 2009). Dukun bayi dalam memberikan pertolongan

persalinan mengunakan alat-alat yang sangat terbatas. Peralatan yang digunakan

dukun bayi untuk menolong persalinan dalam penelitian ini sangat seadanya,

misalnya hanya menggunakan tangan telanjang, minyak kelapa, beberapa kain

bersih dan dukun kit yang pernah mereka dapat dari proyek dukun terlatih.. Hal

ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Falle et al (2009) yang

melaporkan bahwa dukun bayi di Nepal telah menggunakan dukun kit dalam

Page 91: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

75

menolong persalinan namun penggunaannya masih belum tepat dan sesuai

standar sehingga meskipun telah menggunakan dukun kit, peralatan yang

digunakan dukun bayi masih belum cukup untuk menolong persalinan terutama

untuk kondisi kegawatdaruratan yang membutuhkan penanganan segera

Privasi yang kurang terjaga

Privasi yang kurang selama persalinan juga menjadi alasan

ketidaknyamanan proses persalinan didukun. Dukun dalam menolong persalinan

sering kali melakukannya diruang tamu atau kamar dengan ibu yang melahirkan

hanya ditutupi kain, dan tidak ada larangan khusus untuk orang yang datang

untuk melihat proses persalinan tersebut. Hal inilah yang akhirnya menimbulkan

ketidaknyamanan pada ibu yang melahirkan ditolong oleh dukun. Hasil ini

sesuai dengan teori Cristian et al (2009) dimana kurang menjaga privasi dan

kerahasiaan dapat berdampak pada penilaian tentang kualitas pelayanan yang

diberikan.

Ketidaknyamanan persalinan yang ditolong oleh dukun bayi ini juga

dapat terjadi pada persalinan yang dilakukan di tenaga kesehatan apabila tenaga

kesehatan kurang peduli dengan pelayanan dan fasilitas yang diberikan. Sejalan

dengan itu, penelitian yang dilakukan oleh Diane et al (2012) di Afrika selatan,

mengemukakan bahwa salah satu upaya yang dilakukan agar masyarakat

percaya terhadap pelayanan kesehatan dan pemilihan tenaga medis dalam

persalinannya adalah perlunya peningkatan mutu layanan, merubah sikap dan

tindakan serta pola pendekatan oleh tenaga kesehatan perlu dilakukan dengan

Page 92: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

76

pertimbangan bahwa sebahagian besar ibu-ibu berada di pedesaan dengan

tingkat pendidikan yang rendah dan social ekonomi yang kurang.

B. Keterbatasan Penelitian

Berdasarkan pengalaman proses penelitian didapatkan beberapa

keterbatasan dalam penelitian. Keterbatasan tersebut antara lain:

1. Penentuan subyek penelitian yang sesuai kriteria inklusi merupakan suatu

tantangan tersendiri. Peneliti harus medapatkan data partisipan melalui

petugas puskesmas Kecamatan Parung Kabupaten Bogor yang

merekomendasikan untuk menanyakan langsung ke kader di masing-masing

desa di Parung. Kebanyakan partisipan yang melahirkan ditolong oleh dukun

bayi telah lebih dari satu tahun, sehingga selama penelitian peneliti harus

mencari partisipan dari beberapa desa di wilayah kerja puskesmas Kecamatan

Parung.

2. Pemahaman setiap partisipan berbeda-beda terhadap pertanyaan yang

diajukan oleh peneliti sehingga peneliti harus menyesuaikan pertanyaan yang

diajukan dengan tingkat pengetahuan dari partisipan.

3. Pengalaman seputar persalinan yang ditolong oleh dukun bayi merupakan hal

yang cukup sensitif untuk dibicarakan sehingga sebagian dari partisipan

merasa malu untuk mengungkapkan pengalamannya melahirkan ditolong

oleh dukun bayi.

Page 93: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

77

C. Implikasi untuk Keperawatan

Hasil penelitian ini berimplikasi pada pelayanan keperawatan yaitu dapat

memberikan gambaran mengenai proses persalinan yang ditolong oleh dukun bayi

yang ditinjau dari persepsi ibu selama proses persalinan, aspek psikologis dan

sosiokultural persalinan ditolong dukun bayi. Gambaran ini dijadikan antisipasi

bagi perawat terhadap kemungkinan kebutuhan pelayanan dan informasi terkait

persalinan yang aman bagi para ibu bersalin yang tinggal jauh dari fasilitas

kesehatan dan bahan evaluasi untuk peningkatan pelayanan dan fasilitas yang

lebih peduli terhadap kebutuhan masyarakat.

Page 94: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

78

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran makna dan

arti pengalaman ibu melahirkan dengan ditolong oleh dukun bayi.

Teridentifikasi enam tema yang memperlihatkan bahwa proses persalinan

yang ditolong oleh dukun bayi dipengaruhi oleh banyak aspek termasuk

didalamnya aspek psikologis dan sosiokultural. Enam tema yang telah

teridentifkasi memaknai pengalaman melahirkan ditolong oleh dukun bayi.

A. Simpulan

Makna persalinan bagi ibu yang melahirkan dengan ditolong oleh

dukun bayi dimaknai sebagai suatu proses alamiah yang akan dialami oleh

setiap perempuan, proses yang pertaruhan nyawa, akhir proses kehamilan

dan pengalaman berharga yang tidak terlupakan seumur hidup. Setiap ibu

memiliki makna persalinan tersendiri dalam kehidupan mereka. Hal ini

dikarenakan pengalaman melahirkan setiap orang berbeda, perbedaan ini

yang didasari bagaimana persepsi masing-masing ibu dalam memaknai

proses persalinan tersebut. Makna persalinan yang positif atau negatif

nantinya akan berpengaruh pada ibu atau orang lain dalam persiapan

persalinan selanjutnya.

Pengalaman melahirkan memberikan kontribusi besar dalam

pembentukan konsep diri seorang ibu. Konsep diri ini nantinya akan

berpengaruh kuat pada tingkah laku ibu. Konsep diri yang positif, akan

membuat seorang ibu memiliki penghargaan yang tinggi terhadap diri

Page 95: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

79

sendiri. Penghargaan terhadap diri yang merupakan evaluasi positif

terhadap diri sendiri akan menentukan sejauh mana seseorang yakin akan

kemampuan dan keberhasilan dirinya, sehingga segala perilakunya akan

selalu tertuju pada keberhasilan sebaliknya konsep diri yang negatif akan

membawa pada kegagalan.

Setiap ibu yang melahirkan dengan ditolong oleh dukun bayi juga

memiliki respon yang berbeda-beda dalam menghadapi proses persalinan

dan dalam penelitian ini didominasi dengan perasaan takut, khawatir dan

deg-degan terhadap kondisi bayi dan dirinya selama persalinan. Dukun

dalam penelitian ini mempunyai cara khusus untuk membantu mengurangi

perasan tersebut dengan membacakan jampei-jampei khusus yang

dipercayai dapat melindungi ibu selama proses persalinan berlangsung.

Jampei-jampei yang dibacakan oleh dukun memang tidak didapatkan saat

persalinan ditenaga kesehatan, oleh karena itu tenaga kesehatan perlu

kreatif dan inovatif untuk mencari cara dalam mengatasi ketakutan dalam

menghadapi hal tersebut seperti membaca doa sebelum memulai

persalinan atau teknik relaksasi lainnya yang dapat membantu mengurangi

ketakutan dan kecemasan menjelang persalinan.

Ibu yang pernah melahirkan dengan ditolong oleh dukun bayi

dalam penelitian ini, umumnya juga mengetahui mitos-mitos seputar

persalinan yang berlaku ditempat tinggal mereka. Mitos-mitos seputar

persalinan yang didapat secara umum berupa pantangan-pantangan saat

hamil, melahirkan, dan nifas. Sebagian dari mitos bahkan sangat

berlawanan dengan fakta yang ada sehingga penting bagi ibu untuk

Page 96: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

80

menelaah mitos-mitos terkait persalinan agar tidak mudah terpengaruh

kepercayaan di masyarakat yang belum teruji kebenarannya.

Alasan yang melatarbelakangi ibu memilih melahirkan ditolong

oleh dukun dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor tersebut meliputi

kesabaran dukun, kesiapan dukun saat dibutuhkan, biaya yang murah,

tempat tinggal yang mudah dijangkau dan persalinan yang dapat dilakukan

dirumah. Faktor-faktor ini menyebabkan persalinan didukun lebih menjadi

pilihan dibandingkan persalinan yang diditolong oleh tenaga kesehatan. Ini

menjadi pekerjaan rumah bagi tenaga kesehatan untuk mengevalusi

program dan pelayanan yang diberikan kepada ibu bersalin terutama ibu

yang tinggal didaerah yang jauh dari fasilitas kesehatan. Petugas kesehatan

juga harus lebih peduli dan memperhatikan aspek psikologis dan

sosiokultural terkait persalinan yang ada dismasyarakat.

Tindakan yang dilakukan oleh dukun dalam menolong persalinan

telah mengalami kemajuan. Penelitian ini menunjukan saat ini dukun

sudah menggunakan dukun kit yang diberikan oleh puskesmas untuk

menolong persalinan. Dukun tidak hanya membantu dalam pertolongan

persalinan melainkan juga dalam perawatan pasca persalinan yang terdiri

dari memandikan bayi, pijat untuk ibu dan bayi, memberikan jamu, dan

ritual-ritual terkait persalinan. Tenaga kesehatan bisa melihat peluang dari

kebutuhan ibu pasca persalinan ini dimana tenaga kesehatan dapat

membantu memberikan perawatan selama nifas, selain sebagai upaya

meningkatkan pelayanan yang diberikan cara ini juga akan meningkatkan

minat ibu untuk memilih melahirkan ditolong oleh tenaga kesehatan.

Page 97: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

81

Ketidaknyamanan saat melahirkan ditolong oleh dukun bayi dalam

penelitian ini meliputi ketakutan karena keterbatasan kondisi fisik dukun

yang berusia tua dan mengalami penurunan kemampuan pengelihatan,

alat-alat yang tersedia untuk tindakan kegawatan dan privasi yang kurang

terjaga selama proses persalinan berlangsung. Ketidaknyamanan

persalinan ditolong dukun bayi ini juga menjadi bahan evaluasi bagi

tenaga kesehatan untuk tidak melakukan hal yang sama yang dapat

menyebabkan ketidaknyamanan bagi ibu yang akan bersalin.

B. Saran

1. Pelayanan Kesehatan

Perawat dan tenaga kesehatan lainnya mendapatkan

gambaran tentang kebutuhan persalinan khususnya bagi ibu hamil

yang tinggal diwilayah yang jauh dari jangkauan fasilitas

kesehatan. Perawat dan tenaga kesehatan dapat meningkatkan

pemahamannya dan kepedulian tentang proses persalinan tidak

hanya pada aspek fisiologis melainkan aspek psikologis dan

sosiokultural.

Hasil penelitian ini dapat berguna bagi perawat sebagai

landasan dalam upaya meningkatkan kesehatan ibu khususnya

perkembangan program-program health promotion mengenai

kesehatan ibu bersalin di kalangan masyarakat yang tinggal

diperdesaan.

Page 98: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

82

2. Pendidikan Keperawatan dan Perkembangan Ilmu Keperawatan

Hasil penelitian ini bagi pendidikan keperawatan dapat

menjadi landasan dalam mengembangkan program kurikulum

keperawatan terkait dengan persalinan khususnya pada persalinan

yang ditolong oleh dukun bayi dan mengembangkan kompetensi

pembelajaran pada mahasiswa mengenai persalinan yang aman.

Hasil penelitian ini bagi perkembangan ilmu keperawatan dapat

memperkaya khasana perkembangan ilmu keperawatan terkait

persalinan yang ditolong oleh dukun bayi. Perlu adanya penelitian

lanjutan dari hasil penelitian ini mengenai eksplorasi secara

mendalam tentang aspek psikologis dan sosiokultural persalinan.

Page 99: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

DAFTAR PUSTAKA

Afdal, Muh dkk. 2012. Faktor Risiko Perencanaan Persalinan TerhadapKejadian Komplikasi Persalinan di Kabupaten Pinrang. UNHAS

Afiyah. 2006. Tabu Makanan Pada Ibu Hamil. UNDIP.http://www.magi.undip.ac.id Diakses pada 10 juni 2015.

Agustiani, H. 2009. Psikologi Perkembangan. Bandung: Rafika Aditama

Alwi, Hasan. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: BalaiPustaka

Amirudin, Jakir. 2007. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan PemilihanTenaga Penolong Persalinan Oleh Ibu Bersalin di Wilayah KerjaPuskesmas Borong Kompleks Kabupaten Sinjai Tahun 2006. USU

Andriana, E. 2011. Melahirkan Tanpa Rasa Sakit dengan Metode RelaksasiHypnoBrirthing. Jakarta: Buana Ilmu Populer.

Anggorodi, Rina. 2009. Dukun Bayi dalam Persalinan oleh MasyarakatIndonesia. Makara Kesehatan. Vol 13. No 1:9-10.

Aprilia, Y & Ritchmond, B. 2011. Gentle Birth: Melahirkan Nyaman Tanpa RasaSakit. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Azwar, S. 2008. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: PustakaPelajar.

Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). 2013. SurveyDemografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012. Jakarta: BKKBN.

Badan Pusat Statistik (BPS) dan Macro International. 2008. Survei Demografi &Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007. USA: Macro Calverton.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2010. Riset Kesehatan Dasar(Riskesdas 2010). Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Batubara, N.S. 2011.Pengalaman Ibu Melahirkan Ditolong Oleh Bidan Di KlinikAnanda Medan. USU

Bryar, R. 2008. Teori Praktik Kebidanan. Jakarta: EGC

Bungin, M. Burhan. 2008. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada MediaGroup

Bungsu, T. 2001. Dukun Bayi sebagai Pilihan Utama Penolong Persalinan.Jurnal Penelitian UNIB Volume VII No. 2

Page 100: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

Cunningham, F G, dkk. 2006. Obstetri Williams Volume I. Jakarta : EGC.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2007. Buku Kesehatan Ibu dan Anak.Jakarta : Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat.

. 2008. Profil Kesehatan Indonesia.Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat.

. 2013. Profil Kesehatan Indonesia.Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat.

Departemen Kesehatan Provinsi Jawa Barat. 2012. Profil Kesehatan Indonesia.Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat.

Departemen Kesehatan Kabupaten Bogor. 2013. Profil Kesehatan Indonesia.Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat.

Diane, at al. 2012. Exploring inequalities in access to and use of maternal healthservicesinSouthAfrica. Diakses dari:http://www.biomedcentral.com/147.2-0903/12/120

Endarmoko, E. 2006. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: EGC

Eryando, T. 2006. Aksesibilitas Kesehatan Maternal di Kabupaten Tangerang.Makara Kesehatan

Fauziah. 2012. Mitos Tentang Kehamilan. Nanggroe Aceh Darussalam: AcehResearch

Falle, Tina et al. 2009. Potential Role of Traditional Birth Attendants in NeonatalHealthcare in Rural Southern Nepal. Diakses dari:http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2650835/

Flessa, S dkk. 2011. Basing care reforms on evidence: the Kenya health sectorCosting Model. Diakses dari http://www.biomedcentral.com/1472-6963/11/128

Foster, G. M., & Anderson, B. G. 2006. Antropologi Kesehatan. Jakarta: UI Press

Gurusinga, Anita Loren Br. 2011.Pengalaman Ibu Dalam Perawatan LukaEpisiotomi di Desa Bandar Baru Kecamatan Sibolangit. USU

Holloway I, Wheeler, Stephanie. 2010. Qualitative Research For Nurses. British:Black Well Science.

Hurlock, E. B. 1974. Personality Development. New Delhi: Mc Graw Hill

Iskandar. 2010. Mitos Keliru Seputar Makanan. Diakses tanggal 10 Juni 2015.

Page 101: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

JNPK-KR. 2007. Asuhan Persalinan Normal Asuhan Essensial Persalinan.Jakarta.

Juariah. 2009. Antara Bidan dan Dukun. Jakarta: Majalah Bidan Volume XIII.

Kaneshiro, N. K. 2013. Gestational Age. MedlinePlus. Diakses dari:http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/002367.htm

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2013.ProfilKesehatan Indonesia.Jakarta: DirektoratJenderal Bina KesehatanMasyarakat.

Khomsan, Ali. 2010. Pangan an Gizi untuk Kesehatan. Jakarta: Raja GrafindoPersada

Kristi, Sidney dkk. 2012. An Evaluationof Two Lange Scale Demand SideFinancing Programs for Mathernal Health in India. Diakses dari:http://www.biomedcentral.com/1471-2458/12/699

Kuswarno, Engkus. 2009.MetodelogiPenelitianKomunikasiFenomenologikonsepsi, Pedoman,danContohPenelitiannya. Bandung: WidyaPadjajaran.

Lapau, Buchari. 2012. Metode Penelitian Kesehatan (Edisi I). Jakarta: YayasanPustaka Obor Indonesia.

Lesti. 2005. Persalinan di Rumah. Diakses tanggal 10 Juni 2015.

Lestari, Restu D. 2014. Analisis Persalinan dengan Tenaga Non Kesehatan diWilayah Kerja Puskesmas Punggur Kabupaten Kubu Raya. Pontianak :Universitas Tanjungpura

Lothian, J. A & Romano, A. M. 2008. Promoting, Protecting, and SupportingNormal Birth: a Look at the Evidence. Journal of Obstetri, Gynekologic,and Neonatal Nursing.

Manuaba, I. B. G. 2004. Penyakit Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan.Jakarta : EGC

_____________.2008. Gawat Darurat Obstetri Ginekologi dan ObstetriGinekologi Sosial untuk Profesi Bidan. Jakarta: EGC.

_____________. 2009. Keluarga Berencana. Jakarta: EGC

Maryatun, Anggit. 2013. Implementasi Program Pembinaan Dukun Bayi dalamUpaya Pertolongan Persalinan Sehat di Kecamatan Susukan KabupatenBanjarnegara. UNS

Meilani, Niken dkk. 2009. Kebidanan Komunitas. Yogyakarta : Fitramaya.

Metti, D., & Rosmadewi. 2012. Hubungan Kemitraan Bidan dan Dukun denganPersalinan oleh Tenaga Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas

Page 102: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

Kecamatan Tanjung Sari Kabupaten Lampung Selatan. Jurnal KesehatanMetro Sai Wawai. Vol V. No. 1

Moleong, L.J. 2007.MetodologiPenelitianKualitatif.Bandung: PTRemajaRodakarya Offset.

. 2010. MetodologiPenelitianKualitatif.Bandung: PTRemajaRodakarya Offset.

___________.2013. MetodologiPenelitianKualitatif.Bandung: PTRemajaRodakarya Offset.

Muarifah, dkk. 2013. Gambaran Prilaku Ibu Hamil terhadap Pantangan MakanSuku Toraja di Kota Makassar Tahun 2013. UNHAS

Mulyadin. 2008. Menghargai tubuh perempuan. http://ccde.or.id.pdf=1&id;125.Diperoleh tanggal 15 Juni 2015.

Musbikin. 2007. PersiapanMenghadapaiPersalinan. Yogyakarta: MitraPustaka

Nisman, W. A. 2011. Melahirkan Mudah dan Menyenangkan. Yogyakarta: AndiYogyakarta

Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Ilmu dan Seni kesehatan Masyarakat. Jakarta:Rineka Cipta

Nurrahmaton. 2011. Pengalaman Ibu Melahirkan Tanpa Didampingi Suami. USU

Nurfadillah, Siti. 2013. Pengalaman Ibu Melahirkan di Paraji/ Dukun Bayi diDesa Neglasari Kecamatan Kadungora Garut. UNPAD.

Nurrahmiati. 2010. Faktor-faktor yang berhubungan dengan cakupan persalinanoleh tenaga kesehatan di Provinsi Banten. UI

Nuraeni, S.,& Dewi, P. 2012. Prilaku Pertolongan Persalinan oleh Dukun Bayi diKabupaten Karawang 2011. Jurnal Kesehatan FKIK UNSOED.

Ohm, Jeanne. 2009. Trusting the Process for Natural Birthing. Philadelphia:Ohm Chiropraric

Pujosuwarno, Sayekti. 1994. Bimbingan dan Konseling Keluarga. Yogyakarta:Menara Mas Offset.

Pusat Data dan Informasi PERSI. Diakses pada tanggal 24 Februari 2015http://www.pdpersi.co.id/content/news.php?catid=24&mid=5&nid=1479

Peursen, V. 1988. Strategi Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius.

Polit, D.F., & Hungler, B.P. 2005. Nursing research : Principles & Methods (Ed6). Philadelphia: Lippicott Williams & Wilkins.

Page 103: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

Prawirohardjo Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka.

Purwandari, Atik. 2008. Konsep Kebidanan Sejarah dan Profesionalisme. EGC:Jakarta

Ramadhani, Savitri. 2008. The Art of Positif Communicating. Yogyakarta:Bookmarks.

Reeder, dkk. 2011. Volume 2 Keperawatan Maternitas Kesehatan Wanita, Bayidan Keluarga Edisi 18. Jakarta: EGC.

Rohani, dkk. 2011. Asuhan Pada Masa Persalinan. Jakarta : Salemba Medika

Ron, Hubbard. 1951. Silent Birth. Scientologi Newsroom.

Saifuddin, Abdul Bari. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.Jakarta : Penerbit Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Setiyawati, Rima. 2014. Peranan Dukun Bayi Dalam Perspektif Masyarakat JawaTerhadap Proses Persalinan Di Dusun Noloprayan Desa JatirejoKabupaten Semarang Jawa Tengah. UIN Jakarta

Setyawati, dkk. 2010. Modal Sosial dan Pemeilihan Dukun dalam ProsesPersalinan: Apakah Relevan ?. Jurnal Makara Kesehatan Vol. 14, No. 1

Simkin, P. 2005. Reducing Pain and Enhancing Progress In Labour : A GuideNonpharmacologic Methods for Maternity Caregiver.

Sufiawati, Wati. 2012. Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan PemilihanPenolong Persalinan. UI

Sugiono. 2013.MemahamiPenelitianKualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sulistyoningsih, Haryani. 2012. Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta:Graha Ilmu.

Sumarah, dkk. 2009. Perawatan Ibu Bersalin. Jakarta : Fitramaya.

Sunarsih, T, dkk. 2010. Asuhan Kehamilan Untuk Kebidanan. Jakarta : SalembaMedika.

Susilawati, Maemunah, Rukiyah. 2009. Asuhan Kebidanan II (persalinan).Jakata: CV.Trans Info Media.

Survei Demografi Kesehatan Indonesia. 2007. Survei Demografi KesehatanIndonesia 2007.

______________________________. 2009. Angka Kematian Ibu Melahirkan.

Page 104: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

Straubert, Helen J & Carpenter, Dona R. 2003.Qualititative Research In NursingAdvancing the Humanistic Imperative. Philadelphia: Walnut Street

Syafrudin dkk. 2009. Kebidanan Komunitas. Jakarta : EGC.

Titaley, Christina dkk. 2010. Why do Some Women Still Prefer Traditional BirthAttendants and Home Delivery ? a Qualitative Study on Delivery CareServices in West Java Province, Indonesia.Diakses dari:http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2928756/

UNFPA. 1996. Issue 7- Desember 1996. Support ti Traditional Birth Attendants.New York: UNFPA

Varney. 2008. Buku Saku Kebidanan. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: EGC.

Wiknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina PustakaSarwono Prawirohardjo.

Wikjosastro, H. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBPSP

Wood, G.L.B., & Haber, J. 2006. Nursing research: methods and criticalappraisal for evidence-based practice, volume 1. Elsevier Health Sciences.

Yanti. 2010. Etika Profesi dan Hukum Kebidanan. Yogyakarta: Pustaka Rihama.

Yenita, Agus., &Shigeko, Horiuchi. 2012.Factors Influencing the use ofAntenatal Care in Rural West Sumatera, Indonesia. Diakses dari:http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3298506/

Yuliarti, E. 2009. Determinan ibu memilih dukun bayi sebagai penolongpersalinan di wilayah kerja puskesmas Bangko Pusako, kabupaten RokanHilir, Riau. USU.

Page 105: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik
Page 106: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik
Page 107: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik
Page 108: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik
Page 109: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

Lampiran 3

INFORMED CONSENT

STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKANDITOLONG OLEH DUKUN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

KECAMATAN PARUNG KABUPATEN BOGOR

Assalamu’alaikum wr. wb.

Salam sejatera saya sampaikan, semoga Saudari senantiasa dalamlindungan dan rahmat dari Yang Maha Kuasa. Saya yang bernama Alhikmaselaku mahasiswi Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran danIlmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang akanmelakukan penelitian di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Parung KabupatenBogor dengan judul “Studi Fenomenologi Pengalaman Ibu Melahirkan Ditolongoleh Dukun Bayi”.

Saya bermaksud untuk mendapatkan penjelasan tentang pengalamanSaudari bersalin dengan ditolong oleh dukun bayi melalui wawancara. Selamaproses wawancara, saya akan mencatat dan merekam apa yang Saudarisampaikan. Saudari pun dapat dengan bebas menyampaikan segalapengalamannya dan diharapkan dapat terbuka dalam memberikan pernyataankarena informasi yang saudari berikan sangat bernilai dalam penelitian ini danSaudari berhak untuk mengundurkan diri apabila merasa tidak nyaman selamaproses wawancara berlangsung. Jika Saudari bersedia, Saudari yang bertandatangan di bawah ini :

nama :

alamat :

no. telp/ HP :

bersedia menjadi partisipan pada penelitian ini yang bertujuan untuk mengalipengalaman melahirkan ditolong oleh dukun bayi.

Parung, .........................................2015

Partsipan Peneliti

.............................. Alhikma

(Nama Jelas) NIM. 1111104000047

Page 110: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

Lampiran 3

Page 111: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

LAMPIRAN 4

Pedoman Wawancara Mendalam Bagi PartisipanPengalaman Ibu

Melahirkan Ditolong Oleh Dukun Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas

Kecamatan Parung Kabupaten Bogor Tahun 2015

A. Petunjuk Umum

1. Tahap perkenalan

2. Menjelaskan maksud dan tujuan

3. Membuat kontrak waktu

B. Petunjuk Wawancara Mendalam

1. Wawancara mendalam akan dilakukan oleh peneliti

2. Informan/partisipan bebas menyampaikan segala pendapat, pengalaman,

kritik, maupun saran

3. Pernyataan partisipan tidak bernilai benar atau salah tetapi bersifat

pendapat apa yang diketahui partisipan

4. Semua hasil wawancara akan dijamin kerahasiaannya

5. Peneliti akan merekam hasil wawancara dengan tape recorder untuk

membantu pencatatan hasil wawancara dan menggunakan sebuah buku

sebagai field note untuk membantu pencatatan agar tidak ada pernyataan

yang terlewatkan akan dimintakan dari setiap partisipan.

C. Identitas Partisipan

1. Nama Partisipan :

2. Umur/ tanggal lahir :

3. Pendidikan :

4. Pekerjaan :

5. Jumlah anak :

6. Usia kehamilan :

Page 112: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

LAMPIRAN 4

7. persalinan :

D. Pertanyaan Wawancara

1. Bisakah ibu ceritakan bagaimana pandangan ibu tentang persalinan yang

ditolong oleh dukun bayi ?

2. Bagaimana perasaan yang ibu rasakan ketika melahirkan ditolong oleh

dukun bayi ?

3. Dari pengalaman ibu tindakan seperti apa yang dukun bayi lakukan ketika

menolong persalinan?

4. Mitos yang ibu dengar ketika hamil sampai melahirkan, bisakah ibu

ceritakan ?

5. Bisakah ibu ceritakan kelebihan dan kekurangan yang ibu rasakan ketika

melahirkan di dukun bayi ?

Page 113: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

Lampiran 5

Pernyataan Signifikan Kategori Subtema Tema P1 P2 P3 P4

Melahirkan merupakan suatu hal yangalamiah Proses alamiah Makna persalinan

ditolong dukun bayi √ √ √

Dialami setiap perempuan untukmemiliki keturunan √

Proses yang mempertaruhkan nyawa Pertaruhan nyawa √ √

Akhir dari kehamilan selama 9 bulan Akhir kehamilan √ √ √

Pengalaman yang sangat berhargaPengalaman berharga

√ √ √ √

Merasa menjadi wanita seutuhnyaGambaran diri Konsep diri Aspek psikologis ibu

dalam persalinan olehdukun bayi

√ √

Saya menjadi istri untuk suami dan ibudari anak saya

Peran√ √

Merasa berarti untuk anak dan suami Harga diri√ √

Merasa percaya diri walaumelahirkannya ditolong oleh dukun √

Kurang percaya diri karena melahirkandidukun bayi √

Page 114: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

Lampiran 5

Berharap bisa melahirkan di tenagakesehatan

Ideal diri√ √ √ √

Saya ingin bidan bisa bantu lahiran dirumah seperti dukun √ √ √

Bisa mendapatkan jaminan persalinangratis √ √

Perasaan saya takut Perasaan takut Dominasi perasaan√ √ √

Khawatir dengan keadaan bayi Perasaan khawatir√ √

Ada perasaan deg-degan Perasaan deg-degan√

Pas dibacain jampei-jampei sayamerasa lebih tenang

Perasaan tenang√ √

Ga boleh makan ikan Larangan makan ikan Mitos dalam persalinanyang ditolong olehdukun bayi

√ √

Selama lahiran ga boleh berisik Larangan berisik saatpersalinan √ √

Sebelum tali pusat puput saya harusngapas dan Ngambui sampai hari ke-40setelah lahiran

Ritual ngapas danngambui √ √ √

Kalau ngeliat orang cacat kita harusngucap amit-amit

Ngucap “amit-amit”√ √ √ √

Page 115: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

Lampiran 5

Pada hari ke-40 setelah persalinan,dilakukan ritual kerik

Ritual kerik√ √ √ √

Dukunya bacain jampei-jampei Memberikan “jampei-jampei”

Tindakan dukun bayidalam proses persalinan √ √

Dukun motong tali pusetnya pakekgunting yang dikasih dari puskesmas

Memotong danmerawat tali pusat √ √ √ √

Ari-arinya dikuburin oleh paraji Menguburkan “ari-ari” √ √ √ √

Sama mak dukun dikasih godokan dandiurut

Godokan dan urut√ √

Dukun sudah tua dan mengalamipenurunna kemampuan pengelihatan

Perasaan takut karenaketerbatasan fisikdukun

Ketidaknyamanan ibudalam persalinan yangditolong oleh dukunbayi.

√ √

Khawatir karena alat-alat yang dukunpunya terbatas

Kekhawatiran karenaalat yang dimilikidukun terbatas

√ √ √ √

Malu karena hanya pakai kain waktumelahirkan

Privasi kurang terjagaselama persalinan √ √

Dukun sabar selama menolongpersalinan

Dukun sangat sabar Alasan ibu memilihmelahirkan ditolong olehdukun bayi √ √ √ √

Page 116: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28919/1/ALHIKMA... · Lampiran 4 Pedoman wawancara Lampiran 5 Matriks Analisa Tematik

Lampiran 5

Dukun siap kapan saja dibutuhkan Dukun siap kapanpundibutuhkan √ √ √

Biaya persalinan di dukun murah Biaya persalinandidukun lebih murah √

Dukun mudah dijangkau rumahnya Tempat tinggal dukunmudah dijangkau √ √ √ √

Persalinan di lakukan dirumah sendiri Persalinan dilakukandirumah √ √ √ √