struktur tulang belakang fetus mencit (mus …digilib.unila.ac.id/21806/3/skripsi tanpa bab...

48
STRUKTUR TULANG BELAKANG FETUS MENCIT (Mus musculus L.) SETELAH PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG TEKI (Cyperus rotundus L.) (Skripsi) Oleh ETIKA JULITA SARI JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG 2016

Upload: tranbao

Post on 01-Feb-2018

222 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: STRUKTUR TULANG BELAKANG FETUS MENCIT (Mus …digilib.unila.ac.id/21806/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Sains Dasar

STRUKTUR TULANG BELAKANG FETUS

MENCIT (Mus musculus L.) SETELAH PEMBERIAN EKSTRAK

RIMPANG TEKI (Cyperus rotundus L.)

(Skripsi)

Oleh

ETIKA JULITA SARI

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNG

2016

Page 2: STRUKTUR TULANG BELAKANG FETUS MENCIT (Mus …digilib.unila.ac.id/21806/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Sains Dasar

STRUKTUR TULANG BELAKANG FETUS

MENCIT (Mus musculus L.) SETELAH PEMBERIAN EKSTRAK

RIMPANG TEKI (Cyperus rotundus L.)

Oleh

Etika Julita Sari

ABSTRAK

Rumput teki merupakan tumbuhan liar yang dimanfaatkan rimpangnya sebagai

obat tradisional karena memiliki khasiat sebagai antibakteri, dapat menormalkan

siklus haid, dan penyakit pada organ reproduksi wanita. Zat kimia aktif yang

terdapat dalam rimpang teki yaitu alkaloid, flavonoid, tanin, pati, glikosida,

seskuiterpen dan saponin. Dengan adanya berbagai zat kimia tersebut maka

dilakukan penelitian mengenai uji teratogenik ekstrak rimpang teki untuk

mengetahui kelainan pada fetus mencit (Mus musculus L.) secara morfologi yaitu

penurunan berat badan dan panjang fetus serta secara anatomi yaitu kelainan pada

struktur tulang belakang. Penelitian dilaksanakan pada November 2015- Januari

2016 bertempat di Laboratorium Zoologi dan Laboratorim Kimia Organik FMIPA

Universitas Lampung. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap

dengan 4 perlakuan yaitu kontrol diberi 0,4 ml aquabides (A), dosis 45 mg/40

gram BB dalam 0,4 ml aquabides (B), dosis 90 mg/40 gram BB dalam 0,4 ml

aquabides (C), dan dosis 135 mg/40 gram BB dalam 0,4 ml aquabides (D) dengan

pengulangan sebanyak 5 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis 90

mg/40 gram BB dan dosis 135 mg/40 gram BB menyebabkan penurunan berat

badan dan menambah panjang fetus mencit secara signifikan apabila

dibandingkan dengan kontrol. Hal ini diduga karena di dalam ekstrak rimpang teki

terdapat zat aktif sehingga bersifat sitotoksik. Secara anatomi pemberian ekstrak

rimpang teki tidak menyebabkan kelainan pada struktur tulang belakang fetus

mencit. Hal ini diduga karena di dalam ekstrak rimpang teki terdapat kandungan

kalsium sehingga dapat mempertahankan pertumbuhan dan perkembangan tulang.

Kata kunci: Rimpang rumput teki (Cyperus rotundus L.), teratogenik, mencit

(Mus musculus L.), tulang belakang.

Page 3: STRUKTUR TULANG BELAKANG FETUS MENCIT (Mus …digilib.unila.ac.id/21806/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Sains Dasar

STRUKTUR TULANG BELAKANG FETUS

MENCIT (Mus musculus L.) SETELAH PEMBERIAN EKSTRAK

RIMPANG TEKI (Cyperus rotundus L.)

Oleh

ETIKA JULITA SARI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA SAINS

Pada

Jurusan Biologi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNG

2016

Page 4: STRUKTUR TULANG BELAKANG FETUS MENCIT (Mus …digilib.unila.ac.id/21806/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Sains Dasar
Page 5: STRUKTUR TULANG BELAKANG FETUS MENCIT (Mus …digilib.unila.ac.id/21806/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Sains Dasar
Page 6: STRUKTUR TULANG BELAKANG FETUS MENCIT (Mus …digilib.unila.ac.id/21806/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Sains Dasar

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Labuhan Ratu 1, Way Jepara,

Lampung Timur pada 13 Juli 1994, sebagai putri

pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak

Sutarto dan Ibu Eni Hidayah. Penulis menyelesaikan

pendidikan Sekolah Dasar di SDN 1 Braja Sakti pada

tahun 2006, dilanjutkan Sekolah Menengah Pertama di

SMPN 1 Way Jepara lulus pada tahun 2009, dan

melanjutkan Sekolah Menengah Atas di SMAN 1 Way Jepara lulus pada tahun

2012. Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Biologi Fakultas MIPA

Universitas Lampung pada tahun 2012 melalui Jalur SNMPTN.

Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah menjadi Bendahara Bidang Sains dan

Teknologi Himpunan Mahasiswa Biologi (HIMBIO) Fakultas MIPA pada tahun

2014-2015. Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Sains

Dasar Biologi, Biosistematika Tumbuhan, Fisiologi Tumbuhan, Pengenalan Alat

Laboratorium, dan Embriologi Hewan di Jurusan Biologi, Biologi Umum Jurusan

Agribisnis dan Agroteknologi, dan Botani Umum Agroteknologi. Penulis

melaksanakan Kerja Praktik di UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi

Lampung pada tahun 2015.

Page 7: STRUKTUR TULANG BELAKANG FETUS MENCIT (Mus …digilib.unila.ac.id/21806/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Sains Dasar

MOTTO

Jika engkau tak belajar bersabar dalam pahitnya kegagalan, engkau tak akan

sampai pada manisnya keberhasilan

Mario Teguh

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya

bersama kesulitan itu ada kemudahan.”

Q.S. Al-Insyirah: 5-6

Kunci sukses adalah kegigihan untuk memperbaiki diri dan kesungguhan untuk

mempersembahkan yang terbaik dari hidup ini

Aa Gym

Page 8: STRUKTUR TULANG BELAKANG FETUS MENCIT (Mus …digilib.unila.ac.id/21806/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Sains Dasar

PERSEMBAHAN

Puji syukur kepada Allah SWT, Tiada Tuhan Selain Allah yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan, dan kesabaran untukku dalam menyelesaikan skripsi ini.

Ku persembahkan karya ini sebagai cinta kasihku, tanda bakti, serta rasa terima kasihku yang terdalam kepada orang-orang yang telah berjasa dalam hidupku.

Bapak dan Ibuku yang telah memberikan cinta, kasih, dan sayangnya, selalu mendoakan tiada henti, memberikan semangat dan nasehat, serta pengorbanannya.

Adikku dan sahabat terdekat dalam hidupku serta keluarga besarku yang selalu memberikanku dukungan, dorongan, semangat, dan motivasi.

Guru-guruku, dosen-dosenku dan terutama pembimbingku yang tak pernah lelah dan selalu sabar memberikan bimbingan serta arahan kepadaku

Sahabat-sahabatku yang senantiasa menjadi penyemangat, selalu membantu, tempat berbagi cerita baik suka, duka, susah maupun senang.

Almamater Tercinta

Page 9: STRUKTUR TULANG BELAKANG FETUS MENCIT (Mus …digilib.unila.ac.id/21806/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Sains Dasar

SANWACANA

Dengan mengucap Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga

dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Struktur Tulang Belakang Fetus

Mencit (Mus musculus L.) Setelah Pemberian Ekstrak Rimpang Teki

(Cyperus rotundus L.)”.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis tidak terlepas dari bantuan berbagai

pihak, baik secara moril maupun materil. Untuk itu pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ibu Nuning Nurcahyani, M.Sc., selaku pembimbing I sekaligus Ketua

Jurusan Biologi FMIPA Unila yang telah memberi bimbingan dan arahan

dalam melakukan penelitian hingga menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Drs. Hendri Busman, M.Biomed., selaku pembimbing II yang telah

memberi nasehat, saran, dan bimbingan selama penyelesaian skripsi ini.

3. Ibu Prof. Dr. Ida Farida Rivai selaku pembahas sekaligus Pembimbing

Akademik yang telah banyak memberikan kritik dan koreksi pada penulis

serta membimbing penulis dalam menempuh pendidikan di Jurusan

Biologi.

4. Bapak Prof. Warsito, S.Si., D.E.A., Ph.D selaku Dekan Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

Page 10: STRUKTUR TULANG BELAKANG FETUS MENCIT (Mus …digilib.unila.ac.id/21806/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Sains Dasar

5. Kedua orang tuaku, Bapak Sutarto dan Ibu Eni Hidayah yang tak henti-

hentinya memberikan doa, pengorbanan, cinta dan kasih sayang selama

penyelesaian skripsi ini.

6. Bapak Ibu Dosen Jurusan Biologi FMIPA Unila terimakasih atas

bimbingan dan ilmu yang sudah diberikan selama penulis melaksanakan

studi di Jurusan Biologi.

7. Karyawan dan staff serta laboran di Jurusan Biologi yang telah membantu

dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Adikku tersayang Nadilla Dwi Lestari dan Najlaa Shania Putri serta

seluruh keluarga besarku terimakasih atas doa, cinta dan kasih sayang

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Dito Aditya terimakasih atas doa, semangat dan dukungannya kepada

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Teman seperjuangan tim mencit, Faizatin Nadya Roza dan Puty Orlando

terimakasih atas kerjasama dan kebersamaannya selama menyelesaikan

skripsi ini.

11. Teman-teman keluarga besar biologi 2012: Imamah, Emil, Dwi, Sayu,

Agus, Mita, Aul, Asri, Laras, Lia, Sabrina, Meri, Lu’lu, Manda, Erika,

Popi, Welmi, Lutfi, Ama, Olin, Ambar, Yelbi, Aida, Heni, Nora, Khorik,

Mustika, Riza, Wina, Putri, Dela, Luna, Pepti, Bebi, Propal, Minggar,

Jevica, Arum, Dewi, Sheila, Catur, Nike, Afrisa, Linda, Naumi, Nindia,

Maria, Nikken, Aska, Indy, Amal, Nisa, Agung, Huda, Marli, Apri, Abdi,

Kadek, terimakasih atas kebersamaan selama ini.

Page 11: STRUKTUR TULANG BELAKANG FETUS MENCIT (Mus …digilib.unila.ac.id/21806/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Sains Dasar

12. Teman yang semasa SMA: Pepe, Ani, Imah, Vivi, Wilda, Wisnu, Dora,

terimakasih atas dukungan dan kebersamaan selamanya ini.

13. Teman kosan Eko Wijayanti dan Istiqomah: Ayu, Sukma, Indah, Anna,

Fifi, Desta, terimakasih atas dukungan, keceriaan dan canda tawanya.

14. Kakak tingkat angkatan 2011 dan 2010 yang telah banyak memberikan

pengalaman dan bimbingannya selama penulis menyelesaikan studi di

Jurusan Biologi.

15. Adik tingkat 2013 dan 2014 terimakasih atas keceriaan, canda tawa, dan

semangatnya.

16. Seluruh Wadya Balad HIMBIO yang telah memberikan semangat dan

tidak dapat disebutkan satu persatu.

17. Almamater tercinta Universitas Lampung.

Semoga Allah SWT membalas kasih sayang kepada semua pihak yang telah

membantu penulis. Akhir kata, Penulis menyadari bahwa masih banyak

kekurangan di dalam penulisan skripsi ini dan jauh dari kesempurnaan, akan tetapi

sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat

bagi kita semua.

Bandar Lampung, April 2016

Penulis,

Etika Julita Sari

Page 12: STRUKTUR TULANG BELAKANG FETUS MENCIT (Mus …digilib.unila.ac.id/21806/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Sains Dasar

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ............................................................................................ i

DAFTAR TABEL ................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................... iv

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .............................................................................. 1

B. Tujuan Penelitian .......................................................................... 3

C. Manfaat Penelitian ........................................................................ 3

D. Kerangka Pikir .............................................................................. 4

E. Hipotesis ........................................................................................ 5

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Rumput Teki (Cyperus rotundus L.) ............................................. 6

1. Taksonomi dan Morfologi ....................................................... 6

2. Manfaat Rimpang Rumput Teki .............................................. 7

3. Kandungan Rimpang Rumput Teki ......................................... 8

B. Mencit (Mus musculus L.) ............................................................. 11

1. Taksonomi ............................................................................... 11

2. Morfologi dan Fisiologi Mencit .............................................. 11

3. Perkembangan Fetus Mencit ................................................... 12

C. Toksikologi .................................................................................... 14

D. Teratogenik .................................................................................... 16

E. Berat Badan dan Panjang Fetus ..................................................... 17

F. Tulang Belakang Fetus .................................................................. 18

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian ...................................................... 20

B. Alat dan Bahan ............................................................................. 20

C. Pelaksanaan Penelitian ................................................................. 21

1. Persiapan Kandang dan Hewan Uji ....................................... 21

2. Persiapan dan Pembuatan Ekstrak Rimpang Teki ................. 22

3. Proses Kopulasi Mencit ......................................................... 22

Page 13: STRUKTUR TULANG BELAKANG FETUS MENCIT (Mus …digilib.unila.ac.id/21806/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Sains Dasar

ii

4. Pembuktian Kopulasi Mencit ................................................. 23

5. Pemberian Perlakuan ............................................................. 23

6. Pengamatan ............................................................................ 25

7. Rancangan Percobaan ............................................................ 26

8. Analisis Data .......................................................................... 26

9. Diagram Alir .......................................................................... 27

IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan .......................................................................... 28

1. Berat Badan dan Panjang Fetus .............................................. 28

2. Tulang Belakang Fetus ............................................................ 31

B. Pembahasan ................................................................................... 33

1. Berat Badan dan Panjang Fetus .............................................. 33

2. Tulang Belakang Fetus ............................................................ 37

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ....................................................................................... 40

B. Saran .............................................................................................. 40

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 41

LAMPIRAN ............................................................................................. 45

Page 14: STRUKTUR TULANG BELAKANG FETUS MENCIT (Mus …digilib.unila.ac.id/21806/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Sains Dasar

iii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Tahap Perkembangan Fetus Pada Rodentia. ............................... 14

Tabel 2. Hasil Pengamatan Berat Badan Fetus Mencit Setelah Pemberian

Ekstrak Rimpang Teki................................................................. 28

Tabel 3. Hasil Pengamatan Panjang Fetus Mencit Setelah Pemberian Ekstrak

Rimpang Teki .............................................................................. 30

Tabel 4. Pengamatan Tulang Belakang Fetus Mencit Setelah Pemberian

Ekstrak Rimpang Teki................................................................. 32

Page 15: STRUKTUR TULANG BELAKANG FETUS MENCIT (Mus …digilib.unila.ac.id/21806/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Sains Dasar

iv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Rumput Teki dan Rimpang Teki ............................................. 7

Gambar 2. Mencit (Mus musculus L.) ....................................................... 11

Gambar 3. Morfologi Fetus Normal ......................................................... 13

Gambar 4. Anatomi Rangka Mencit (Mus musculus L.) .......................... 18

Gambar 5. Penurunan Berat Badan Fetus Mencit Setelah Pemberian Ekstrak

Rimpang Teki .......................................................................... 29

Gambar 6. Pertambahan Panjang Badan Fetus Mencit Setelah Pemberian

Ekstrak Rimpang Teki ............................................................ 31

Gambar 7. Fetus (a) Kontrol, (b) Dosis 45 mg/40 gram BB,

(c) Dosis 90mg/40 gram BB, (d) Dosis 135 mg/40 gram BB . 33

Gambar 8. Rotary evaporator .................................................................... 50

Gambar 9. Akuabides ................................................................................ 50

Gambar 10. Ekstrak Rimpang Teki ........................................................... 50

Gambar 11. Larutan Alizarin Red 1%....................................................... 50

Gambar 12. Alkohol 90% ......................................................................... 50

Gambar 13. Alkohol 70% ......................................................................... 50

Gambar 14. Sonde Lambung..................................................................... 50

Gambar 15. Kandang Mencit .................................................................... 50

Gambar 16. Seperangkat alat bedah .......................................................... 51

Gambar 17. Timbangan digital ................................................................. 51

Page 16: STRUKTUR TULANG BELAKANG FETUS MENCIT (Mus …digilib.unila.ac.id/21806/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Sains Dasar

v

Gambar 18. Jangka sorong ........................................................................ 51

Gambar 19. Proses kopulasi mencit .......................................................... 51

Gambar 20. Pemberian ekstrak ................................................................. 51

Gambar 21. Kehamilan hari ke-18 ............................................................ 51

Gambar 22. Mencit dibius dengan kloroform ........................................... 51

Gambar 23. Pembedahan mencit............................................................... 51

Gambar 24. Fetus dikeluarkan dari uterus ................................................ 52

Gambar 25. Fetus mencit .......................................................................... 52

Gambar 26. Pengukuran panjang fetus ..................................................... 52

Gambar 27. Penimbangan berat fetus ....................................................... 52

Gambar 28. Organ dalam fetus dikeluarkan ............................................. 52

Gambar 29. Fetus diproses dengan Alizarin Red ...................................... 52

Gambar 30. Fetus tanpa perlakuan (kontrol)............................................. 53

Gambar 31. Fetus perlakuan dosis 45 mg/40 gram BB (B) ...................... 53

Gambar 32. Fetus perlakuan dosis 90 mg/40 gram BB (C) ...................... 53

Gambar 33. Fetus perlakuan dosis 135 mg/40 gram BB (D) .................... 53

Page 17: STRUKTUR TULANG BELAKANG FETUS MENCIT (Mus …digilib.unila.ac.id/21806/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Sains Dasar

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman hayati yang tinggi.

Di hutan tropis Indonesia terdapat 30.000 spesies tumbuhan, dari jumlah

tersebut sekitar 9.600 spesies diketahui berkhasiat obat, dan kurang lebih 300

spesies telah dimanfaatkan sebagai bahan baku pada industri obat tradisional.

Tumbuhan yang memiliki potensi sehingga dapat dikembangkan menjadi

bahan baku obat-obatan adalah tumbuhan yang dapat menghasilkan metabolit

sekunder dan aktivitas biologis tertentu (Anonim, 2007).

Rumput teki (Cyperus rotundus L.) merupakan tumbuhan liar yang hidup di

berbagai tempat terbuka seperti di lapangan rumput, pinggir jalan, tegalan,

atau lahan pertanian sehingga termasuk sebagai gulma (Dalimartha, 2009).

Masyarakat di berbagai daerah di banyak negara telah lama memanfaatkan

rumput teki sebagai obat tradisional. Bagian rimpang merupakan bagian

yang digunakan untuk pengobatan. Rimpang rumput teki memiliki rasa

pedas, sedikit pahit, dan manis serta bersifat anti esterogen (Lawal dan

Adebola, 2009).

Komponen aktif yang terdapat dalam rimpang teki adalah seskuiterpen.

Senyawa seskuiterpen dalam rimpang teki yaitu α-cyperone, β-selinene,

Page 18: STRUKTUR TULANG BELAKANG FETUS MENCIT (Mus …digilib.unila.ac.id/21806/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Sains Dasar

2

cyperene, cyperotundone, patchoulenone, sugeonol, kobusone, dan

isokobusone. Selain komponen aktif tersebut, rimpang teki juga mengandung

beberapa bahan kimia yaitu alkaloid, flavonoid, tanin, pati, glikosida, dan

saponin (Subhuti, 2005).

Berbagai bahan kimia dalam rimpang teki dapat digunakan sebagai

antibakteri, obat peluruh haid dan kontrasepsi. Kontrasepsi yang

mempengaruhi proses reproduksi dalam hal ini yaitu menghambat ovulasi

terhadap siklus haid pada manusia dan siklus estrus pada mencit

(Mus musculus L.), menghambat penetrasi sperma, menghambat fertilisasi

dan implantasi, sehingga proses kehamilan sulit terjadi dan apabila terjadi

maka kemungkinan fetus akan mengalami kecacatan (Winarno dan Sundari,

1997).

Fetus mengalami fase organogenesis. Fase organogenesis merupakan fase

dimana sel-sel fetus sedang aktif berproliferasi sehingga sangat rentan

terhadap pengaruh dari luar seperti zat yang terkandung dalam makanan,

minuman ataupun obat-obatan. Pengaruh langsung maupun tak langsung

oleh masuknya bahan kimia terhadap perkembangan organ fetus dapat

mengkibatkan kematian fetus, pertumbuhan terhambat dan kelainan

pembentukan tulang. Pembentukan dan perkembangan tulang (osifikasi)

pada fetus mencit terjadi pada hari ke 11 sampai ke 17 kehamilan sehingga

pada masa itu sangat rentan terhadap faktor non genetik penyebab kecacatan

(teratogen) (Rugh, 1968).

Page 19: STRUKTUR TULANG BELAKANG FETUS MENCIT (Mus …digilib.unila.ac.id/21806/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Sains Dasar

3

Dalam upaya pemanfaatan tanaman sebagai bahan obat maka perlu dilakukan

uji keamanan dari ekstrak rimpang teki. Uji keamanan merupakan suatu uji

dengan memberikan faktor atau zat tertentu untuk melihat ada tidaknya

kelainan pada fetus hewan uji akibat pemberian zat tersebut. Pada penelitian

ini digunakan ekstrak rimpang teki yang diberikan kepada mencit yang

sedang hamil selama periode organogenesis yaitu pada kehamilan hari ke-6

sampai ke-17. Uji teratogenik tersebut diharapkan dapat menjadi dasar bagi

penggunaan rimpang teki sebagai bahan baku obat-obatan agar dapat

diaplikasikan pada manusia sehingga tidak menimbulkan akibat yang

berbahaya (Almahdy, 1999).

B. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kelainan pada fetus

mencit (Mus musculus L.) secara morfologi yaitu penurunan berat badan dan

panjang fetus serta secara anatomi yaitu kelainan pada struktur tulang

belakang setelah pemberian ekstrak rimpang teki (Cyperus rotundus L.)

terhadap induk mencit yang sedang hamil.

C. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi ilmiah lebih lanjut

mengenai efek teratogenik ekstrak rimpang teki (Cyperus rotundus L.)

terhadap penurunan berat badan dan panjang fetus serta kelainan pada

struktur tulang belakang fetus mencit (Mus musculus L.).

Page 20: STRUKTUR TULANG BELAKANG FETUS MENCIT (Mus …digilib.unila.ac.id/21806/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Sains Dasar

4

D. Kerangka Pikir

Keanekaragaman hayati yang tinggi membuat masyarakat Indonesia mudah

untuk memanfaatkan tumbuhan sebagai bahan baku obat, salah satunya

adalah rumput teki (Cyperus rotundus L.). Rumput teki merupakan

tumbuhan liar yang dapat hidup pada berbagai tempat sehingga termasuk

sebagai gulma. Tanaman ini dimanfaatkan rimpangnya di banyak negara

sebagai obat tradisional karena memiliki khasiat sebagai antibakteri, dapat

menormalkan siklus haid, dan penyakit pada organ reproduksi wanita.

Komponen aktif yang terdapat dalam rimpang teki adalah seskuiterpen.

Senyawa seskuiterpen dalam rimpang teki yaitu α-cyperone, β-selinene,

cyperene, cyperotundone, patchoulenone, sugeonol, kobusone, dan

isokobusone. Zat kimia yang terdapat dalam rimpang teki yaitu alkaloid,

flavonoid, tanin, pati, glikosida, dan saponin. Dengan adanya berbagai zat

kimia tersebut maka diperlukan penelitian mengenai uji teratogenik dari

ekstrak rimpang teki untuk mengetahui ada atau tidaknya kelainan pada fetus

hewan uji berupa mencit (Mus musculus L.). Penelitian ini didasarkan pada

penelitian Pasaribu (2008) mengenai efek pemberian ekstrak rimpang teki

yang menyebabkan pertumbuhan abnormal pada bagian tubuh fetus mencit.

Pada penelitian ini dilakukan pengamatan terhadap penurunan berat badan

dan panjang fetus, serta kelainan pada struktur tulang belakang fetus mencit,

dimana proses pembentukan dan perkembangan tulang (osifikasi) pada fetus

mencit terjadi pada hari ke-11 sampai ke-17 kehamilan sehingga pada masa

itu sangat rentan terhadap senyawa teratogen.

Page 21: STRUKTUR TULANG BELAKANG FETUS MENCIT (Mus …digilib.unila.ac.id/21806/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Sains Dasar

5

E. Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah pemberian ekstrak rimpang teki

(Cyperus rotundus L.) terhadap induk mencit (Mus musculus L.) yang sedang

hamil menyebabkan terjadinya penurunan berat badan dan panjang fetus serta

kelainan pada struktur tulang belakang fetus.

Page 22: STRUKTUR TULANG BELAKANG FETUS MENCIT (Mus …digilib.unila.ac.id/21806/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Sains Dasar

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Rumput Teki (Cyperus rotundus L.)

1. Taksonomi dan Morfologi

Menurut Sugati, Syamsuhidayat, dan Johnny (1991), taksonomi tumbuhan

rumput teki adalah:

Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledonae

Bangsa : Cyperales

Suku : Cyperaceae

Marga : Cyperus

Jenis : Cyperus rotundus L.

Rumput teki merupakan tumbuhan liar yang dapat tumbuh di berbagai tempat

seperti di tanah terbuka, pinggir jalan, atau lahan pertanian sehingga termasuk

sebagai gulma. Batang berbentuk segitiga, daun terdiri dari 4-10 helai pada

pangkal batang dengan pelepah daun tertutup tanah. Helaian daun berbentuk

pita, bertulang sejajar, tepi rata, permukaan atas berwarna hijau mengilap

dengan panjang 10-60 cm dan lebar 2-6 cm. Perbungaan majemuk berbentuk

Page 23: STRUKTUR TULANG BELAKANG FETUS MENCIT (Mus …digilib.unila.ac.id/21806/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Sains Dasar

7

bulir mempunyai 8-25 bunga yang berkumpul berbentuk payung, berwarna

kuning atau cokelat kuning. Buah berbentuk batu berukuran kecil, bentuknya

memanjang sampai bulat telur. Rimpang menjalar, berbentuk kerucut,

berwarna cokelat, dan memiliki panjang 1,5-4,5 cm dengan diameter 5-10 mm

(Dalimartha, 2009). Struktur morfologi rumput teki dan rimpang teki

disajikan pada Gambar 1.

(a) (b)

Gambar 1. (a) Rumput Teki, (b) Rimpang Teki (Subhuti, 2005)

2. Manfaat Rimpang Rumput Teki

Rimpang rumput teki memiliki banyak khasiat sehingga banyak digunakan

dalam pengobatan tradisional yaitu untuk mengobati kejang perut, luka, bisul

dan lecet. Terdapat beberapa aktivitas farmakologi dan biologi rimpang

rumput teki yaitu anti-candida, antiinflamasi, antidiabetes, antidiare,

sitoprotektif, antimutagenik, antibakteri, antioksidan, sitotoksik dan apoptosis,

aktivitas analgesik dan antipiretik (Lawal dan Adebola, 2009).

Page 24: STRUKTUR TULANG BELAKANG FETUS MENCIT (Mus …digilib.unila.ac.id/21806/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Sains Dasar

8

3. Kandungan Rimpang Rumput Teki

Rimpang rumput teki memiliki komponen aktif yaitu seskuiterpen. Senyawa

seskuiterpen dalam rimpang rumput teki sejauh ini adalah: α-cyperone, β-

selinene, cyperene, cyperotundone, patchoulenone, sugeonol, kobusone, dan

isokobusone (Subhuti, 2005).

Komposisi kimia dari minyak volatile rumput teki terdiri dari empat tipe

(fourchemotypes) yaitu H-, K-, M-, dan O-. H-tipe dari Jepang mengandung

α-cyperone (36,6%), β-selinene (18,5%), cyperol (7,4%) dan caryophyllene

(6,2%). M-tipe dari Cina, HongKong, Jepang, Taiwan dan Vietnam

mengandung α-cyperone (30,7%), cyperotundone (19,4%), β-selinene

(17,8%), cyperene (7,2%) dan cyperol (5,6%). O-tipe dari Jepang, Taiwan,

Thailand, Hawaii dan Filipina mengandung cyperene (30,8%), cyperotundone

(13,1%) dan β-elemene (5,2%). K-tipe dari Hawaii mengandung cyperene

(28,7%), cyperotundone (8,8%), asetat patchoulenyl (8,0%) dan asetat

sugeonyl (6,9%) ( Lawal dan Adebola, 2009).

Selain komponen aktif tersebut, rimpang teki juga mengandung beberapa zat

kimia yaitu alkaloid sebanyak 0,3-1%, minyak atsiri sebanyak 0,3-1%,

flavonoid 1-3% yang komposisinya bervariasi tergantung daerah asal

tumbuhnya.

a. Flavonoid

Flavonoid merupakan golongan dari senyawa fenolik yang merupakan

pigmen tumbuhan. Fungsi flavonoid dalam tubuh manusia adalah sebagai

antioksidan sehingga sangat baik untuk pencegahan kanker. Manfaat

Page 25: STRUKTUR TULANG BELAKANG FETUS MENCIT (Mus …digilib.unila.ac.id/21806/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Sains Dasar

9

flavonoid antara lain adalah untuk melindungi struktur sel, antiinflamasi,

mencegah keropos tulang, dan sebagai antibiotik (Barnes, Anderson, and

Philipson, 1996).

Flavonoid dapat bekerja sebagai inhibitor kuat pernapasan. Beberapa

flavonoid menghambat fosfodiesterase, flavonoid lain menghambat

aldoreduktase, monoamina oksidase, protein kinase, DNA polimerase dan

lipooksigenase (Robbinson, 1995).

b. Alkaloid

Menurut Harborne (1987), alkaloid merupakan senyawa metabolid

sekunder yang bersifat basa, yang mengandung satu atau lebih atom

nitrogen dengan sepasang elektron bebasnya, dalam bentuk cincin

heterosiklik dan bersifat aktif biologis menonjol. Alkaloid memiliki efek

biologis yang menyegarkan tubuh sampai toksik yang dapat menyebabkan

penyakit jantung, kanker paru-paru, kanker mulut, tekanan darah tinggi,

dan gangguan terhadap kehamilan dan janin.

c. Seskuiterpenoid

Seskuiterpenoid merupakan senyawa terpenoid yang dihasilkan oleh tiga

unit isopren yang terdiri dari kerangka asiklik dan bisiklik dengan kerangka

dasar naftalen. Anggota seskuiterpenoid yang penting adalah farnesol dan

alkohol. Senyawa ini mempunyai bioaktivitas yang cukup besar

diantaranya adalah sebagai antifeedant, antimikroba, antibiotik, toksin,

serta regulator pertumbuhan tanaman dan pemanis (Robbinson, 1995).

Page 26: STRUKTUR TULANG BELAKANG FETUS MENCIT (Mus …digilib.unila.ac.id/21806/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Sains Dasar

10

d. Tanin

Tanin bersifat fenol, mempunyai rasa sepat. Kadar tanin yang tinggi dalam

tumbuhan dapat membantu mengusir hewan pemangsa tumbuhan dan

mempunyai pengaruh yang merugikan terhadap nilai gizi tumbuhan

makanan ternak. Tanin mempunyai aktivitas antioksidan, menghambat

pertumbuhan tumor, dan menghambat enzim seperti reverse transkiptase

dan DNA topoisomerase (Robbinson, 1995).

e. Saponin

Saponin adalah senyawa aktif permukaan yang kuat dan pada konsentrasi

yang rendah sering menyebabkan hemolisis sel darah merah dan sebagai

antimikroba. Efek penggunaan saponin ialah penghambatan jalur ke steroid

anak ginjal dan dehidrogenase jalur prostaglandin (Robbinson, 1995).

Kandungan nutrisi rimpang rumput teki adalah lemak (29,48 ± 0,28)%,

protein (9,04 ± 0,33)%, abu (2,67 ± 0,21)%, serat (12,63 ± 0,01)% dan

karbohidrat (21,47 ± 0,83)%. Kandungan mineralnya sebagai berikut:

tembaga (28,11 ± 0,02) mg/100g, magnesium (50,76 ± 0,50) mg/100g,

kalium (110,11 ± 0,71) mg/100g, kalsium (16,40 ± 0,32) mg/100 g dan

natrium (110,11 ± 0,71) mg/100g (Oladunni, Abass, dan Adisa, 2011).

Page 27: STRUKTUR TULANG BELAKANG FETUS MENCIT (Mus …digilib.unila.ac.id/21806/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Sains Dasar

11

B. Mencit (Mus musculus L.)

1. Taksonomi dan Morfologi

Menurut Mangkoewidjojo dan Smith (1988) taksonomi mencit adalah:

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Subfilum : Vertebrata

Kelas : Mamalia

Bangsa : Rodentia

Suku : Muridae

Genus : Mus

Spesies : Mus musculus L.

Morfologi mencit (Mus musculus L.) disajikan pada Gambar 2.

Gambar 2. Mencit (Mus musculus L) (Tetebano, 2011)

2. Morfologi dan fisiologi mencit

Mencit (Mus musculus L.) merupakan hewan pengerat yang memiliki

rambut berwarna keabu-abuan atau putih, mata berwarna merah atau

Page 28: STRUKTUR TULANG BELAKANG FETUS MENCIT (Mus …digilib.unila.ac.id/21806/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Sains Dasar

12

hitam, kulit berpigmen dan perut sedikit pucat. Mencit dewasa pada umur

35 hari dan memiliki waktu kehamilan 19-21 hari. Mencit dapat

melahirkan 6-15 ekor. Mencit jantan dan betina siap melakukan kopulasi

pada umur 8 minggu. Siklus estrus atau masa birahi 4-5 hari dengan lama

estrus 12-14 jam. Fase estrus dimulai antara pukul 16.00-22.00 WIB.

Proses persetubuhan mencit jantan dan betina untuk tujuan fertilisasi atau

disebut dengan kopulasi terjadi pada saat estrus, dengan fertilisasi 2 jam

setelah kopulasi. Ciri-ciri terjadinya kopulasi adalah ditemukannya

sumbat vagina, yaitu cairan mani jantan yang menggumpal

(Mangkoewidjojo dan Smith, 1988).

Mencit merupakan hewan percobaan yang efisien karena mudah

dipelihara, tidak memerlukan tempat yang luas, waktu kehamilan yang

singkat, dan banyak memiliki anak perkelahiran. Mencit dan tikus putih

memiliki banyak data toksikologi, sehingga mempermudah

membandingkan toksisitas zat-zat kimia (Lu, 1995).

3. Perkembangan Fetus Mencit

Menurut Roberts (1971) dan Lu (1995) masa kehamilan mencit terdiri dari

3 tahap, yaitu :

a. Tahap blastula

Tahap ini dimulai setelah ovulasi dan dilanjutkan dengan

perkembangan membran zigot primitif di uterus. Pada tahap ini, fetus

Page 29: STRUKTUR TULANG BELAKANG FETUS MENCIT (Mus …digilib.unila.ac.id/21806/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Sains Dasar

13

tidak rentan terhadap senyawa teratogen, tetapi senyawa teratogen akan

menyebabkan kematian fetus akibat matinya sebagian sel fetus.

b. Tahap organogenesis

Tahap organogenesis merupakan tahap pembentukan organ-organ dan

sistem tubuh serta perubahan bentuk tubuh yang terjadi pada hari ke 6

sampai ke 16 kehamilan. Pada periode ini sel secara intensif

mengalami diferensiasi, mobilisasi, dan organisasi sehingga fetus

sangat rentan terhadap senyawa teratogen.

c. Tahap pertumbuhan fetus

Tahap ini merupakan tahap terjadinya perkembangan dan pematangan

fungsi jaringan, organ dan sistem yang tumbuh. Sehingga selama tahap

ini, senyawa teratogen tidak akan menyebabkan cacat morfologi, tetapi

dapat mengakibatkan kelainan fungsi seperti gangguan Sistem Syaraf

Pusat (SSP) yang mungkin tidak dapat dideteksi segera setelah

kelahiran.

Morfologi fetus normal mencit disajikan pada Gambar 3.

Gambar 3. Morfologi Fetus Normal Mencit (Heupel, 2008)

Page 30: STRUKTUR TULANG BELAKANG FETUS MENCIT (Mus …digilib.unila.ac.id/21806/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Sains Dasar

14

Menurut Hafez (1970) dan Schenker & Forkheim (1998), perkembangan fetus

pada Rodentia dapat ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Tahap Perkembangan Fetus Pada Rodentia

Waktu

(Hari)

Tingkatan yang terjadi

1 Stadium pembelahan sel di dalam oviduk

2 Terbentuk morula 16 sel

3 Fetus masuk ke dalam uterus dan membentuk blastula

4-6 Blastomer terimplantasi dan terjadi gastrulasi

6-11 Organogenesis

12-16 Pembentukan somit belakang, mata, dan osifikasi awal dari

skeleton

16-20 Perkembangan fetus

20-21 Kelahiran

C. Toksikologi

Ilmu yang mempelajari tentang racun dan pengaruhnya terhadap makhluk

hidup disebut toksikologi. Toksikologi menitikberatkan pada pengaruh

agensia toksik baik berupa efek senyawa kimiawi, bunyi, cahaya, gelombang

elektromagnetik, dan mikroorganisme terhadap perkembangan terutama

perkembangan embrio (Hutahean, 2002).

Zat kimia dapat dikatakan beracun (toksik) apabila zat tersebut berpotensi

memberikan efek berbahaya terhadap organisme. Sifat toksik dari suatu zat

ditentukan oleh konsentrasi atau dosis, sifat zat, kondisi bioorganisme,

paparan terhadap organisme, dan efek yang ditimbulkan. Apabila

menggunakan istilah toksik atau toksisitas, maka perlu dilakukan identifikasi

dimana timbulnya efek berbahaya tersebut (Wirasuta dan Suadarmana, 2007).

Menurut Loomis (1978), uji toksisitas dibagi menjadi uji toksisitas akut, uji

toksisitas subkronis, dan uji toksisitas kronis. Saat ini sudah banyak

Page 31: STRUKTUR TULANG BELAKANG FETUS MENCIT (Mus …digilib.unila.ac.id/21806/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Sains Dasar

15

berkembang bahan-bahan berbahaya yang harus diketahui keamanannya.

Terdapat 6 jenis uji toksisitas spesifik yaitu:

1. Uji Potensi

Uji potensi merupakan uji toksisitas yang menentukan efek suatu zat

dengan adanya zat-zat tambahan yang mungkin secara bersamaan

dijumpai.

2. Uji Teratogenik

Uji teratogenik merupakan uji toksisitas untuk menentukan efek suatu zat

terhadap fetus hewan uji.

3. Uji Reproduksi

Uji reproduksi merupakan uji toksisitas untuk menentukan efek atas

kemampuan reproduktif hewan eksperimental.

4. Uji Mutagenik

Uji mutagenik merupakan uji toksisitas untuk menentukan efek pada

sistem kode genetika.

5. Uji Kemampuan Tumorigenisitas dan Karsinogenisitas

Uji kemampuan tumorigenisitas dan karsinogenisitas merupakan uji

toksisitas untuk menentukan kemampuan zat sehingga menimbulkan

tumor.

6. Uji Perilaku

Uji perilaku merupakan uji toksisitas untuk menentukan efek zat terhadap

berbagai macam perilaku hewan uji.

Page 32: STRUKTUR TULANG BELAKANG FETUS MENCIT (Mus …digilib.unila.ac.id/21806/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Sains Dasar

16

D. Teratogenik

Teratogenesis merupakan pembentukan cacat bawaan. Kelainan ini

merupakan penyebab utama mortalitas pada fetus yang lahir. Faktor-faktor

yang menyebabkan teratogenesis adalah senyawa kimia, kekurangan gizi,

infeksi virus, ketidakseimbangan hormonal, dan berbagai kondisi stress.

Menurut Lu (1995) mekanisme kerja zat kimia yang bersifat teratogen di

dalam tubuh hewan coba adalah:

a. Gangguan terhadap asam nukleat

Terdapat banyak zat kimia yang dapat mempengaruhi replikasi dan

transkripsi asam nukleat atau translasi RNA. Contohnya: zat pengakil,

antimetabolit, dan intercalating agent.

b. Kekurangan pasokan energi dan osmolaritas

Senyawa teratogen tertentu dapat mempengaruhi pasokan energi yang

digunakan untuk metabolisme dengan cara mengurangi persediaan substrat

secara langsung atau bertindak sebagai analog vitamin, asam amino

esensial, dan sebagainya. Ketidakseimbangan osmolaritas dapat

disebabkan oleh hipoksia dan zat penyebab hipoksia (CO, CO2) yang

bersifat teratogen. Hal ini dapat menyebabkan kelainan bentuk dan

iskemia jaringan.

c. Penghambat enzim

Penghambat enzim seperti 5-flourourasil dapat menyebabkan cacat karena

mengganggu diferensiasi dan pertumbuhan sel.

Page 33: STRUKTUR TULANG BELAKANG FETUS MENCIT (Mus …digilib.unila.ac.id/21806/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Sains Dasar

17

E. Berat Badan dan Panjang Fetus

Pertumbuhan dan perkembangan fetus pada hewan khususnya mencit diawali

dengan meningkatnya jumlah sel yang diikuti dengan differensiasi dan

perkembangan berbagai sistem organ. Perkembangan fetus juga dipengaruhi

oleh sejumlah faktor yaitu potensi genetika dan status nutrisi dari kedua

induk. Sumber nutrisi fetus berasal dari induk yang berpindah melalui

plasenta (Muna, Astirin, dan Sugiyarto, 2011).

Berat dan panjang fetus merupakan salah satu parameter yang penting untuk

diamati dalam penelitian teratogenik. Wilson (1973) menyatakan bahwa

penurunan berat dan panjang badan fetus merupakan efek dari pemberian

senyawa yang bersifat teratogenik.

Senyawa teratogen dengan dosis rendah mampu menyebabkan kematian

beberapa sel dan dapat pula menyebabkan pergantian beberapa sel. Apabila

satu atau sekelompok sel rusak oleh gangguan senyawa toksik, maka sel-sel

normal di sekitarnya akan membelah dan menggantikan peran sel-sel yang

rusak tersebut. Pergantian sel-sel yang rusak akan dipertahankan selama

masa organogenesis agar terbentuk morfologi fetus yang normal. Namun

apabila sel-sel rusak tersebut tidak mampu diperbaiki maka akan

menyebabkan malformasi/kelainan sehingga terbentuk fetus dengan

morfologi normal, tetapi berukuran kecil (Ritter, 1977; Muna, dkk., 2011).

Page 34: STRUKTUR TULANG BELAKANG FETUS MENCIT (Mus …digilib.unila.ac.id/21806/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Sains Dasar

18

F. Tulang Belakang Fetus

Pada saat fetus, tulang mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang

disebut dengan istilah osifikasi. Awal dari proses osifikasi ini adalah

terjadinya perubahan jaringan mesenkim pada fetus menjadi jaringan tulang

atau menjadi jaringan kartilago yang selanjutnya akan menjadi jaringan

tulang (Junqueira, Carneiro, dan Kelley, 1998). Menurut Rugh (1968),

osifikasi pada mencit dimulai pada hari ke 11 sampai 17 kehamilan.

Struktur anatomi rangka fetus mencit disajikan pada Gambar 4.

Gambar 4. Anatomi Rangka Mencit (Mus musculus L.) (Amsel, 2012)

Pada fetus normal (kontrol) terdapat 7 tulang servik, 13 tulang thorak, 6 tulang

lumbalis, 6 tulang sakral, dan 2 atau 3 tulang kaudal (Sukandar, Fidrianny,

Garmana, 2008).

Menurut Setyawati (2011), pemberian senyawa teratogen pada masa

organogenesis dapat menyebabkan penghambatan pada pertumbuhan tulang.

Adanya senyawa teratogen yang masuk melalui plasenta akan menghambat

Page 35: STRUKTUR TULANG BELAKANG FETUS MENCIT (Mus …digilib.unila.ac.id/21806/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Sains Dasar

19

transfer nutrisi dari induk ke fetus dan menghambat metabolisme nutrisi yang

penting bagi pertumbuhan dan perkembangan organ fetus termasuk mineral

untuk proses kalsifikasi (pembentukan tulang). Kelainan pada tulang

belakang fetus dapat dilihat dari jumlah tulang dan terdapat pemanjangan atau

pemendekan dari tulang belakang tersebut.

Page 36: STRUKTUR TULANG BELAKANG FETUS MENCIT (Mus …digilib.unila.ac.id/21806/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Sains Dasar

20

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2015-Januari 2016

bertempat di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas

Lampung untuk pemeliharaan dan perlakuan hewan uji. Untuk pembuatan

ekstrak rimpang rumput teki dilakukan di Laboratorim Kimia Organik Jurusan

Kimia FMIPA Universitas Lampung.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kandang mencit

beserta penutup yang terbuat dari kawat sebanyak 20 unit,wadah pakan

mencit, botol minum mencit, sonde lambung yang dihubungkan dengan

alat suntik digunakan untuk pemberian ekstrak secara oral, mikropipet

untuk mengukur ekstrak rimpang teki, tabung reaksi, rak tabung reaksi,

erlenmeyer sebagai tempat larutan Alizarin Red, gelas ukur, seperangkat

alat bedah, kertas label, kamera tipe SM-J500G, botol film sebagai tempat

pewarnaan fetus, jangka sorong untuk mengukur panjang fetus, dan

timbangan digital untuk menimbang berat fetus.

Page 37: STRUKTUR TULANG BELAKANG FETUS MENCIT (Mus …digilib.unila.ac.id/21806/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Sains Dasar

21

2. Bahan

Bahan yang digunakan adalah 20 ekor mencit betina dan 20 ekor mencit

jantan berumur 3-4 bulan dengan berat sekitar 40 gram, sekam padi

sebagai alas kandang mencit, pelet sebagai pakan mencit, air minum

mencit, ekstrak rimpang teki, aquabides, kloroform, kapas, alkohol 90%,

larutan KOH 1%, larutan Alizarin Red, dan alkohol 70%.

C. Pelaksanaan Penelitian

1. Persiapan Kandang dan Hewan Uji

Kandang mencit beserta penutupnya sebanyak 20 unit dibersihkan dengan

alkohol dan diberi alas berupa sekam padi. 20 ekor mencit jantan dan 20

ekor mencit betina disiapkan dalam kondisi yang fertil, berumur 10

minggu, dan berat sekitar 40 gram. Mencit kemudian diaklimatisasi

selama 1 minggu dengan diberi pakan berupa pelet dan air minum setiap

harinya. Aklimatisasi ini bertujuan agar mencit melakukan penyesuaian

kondisi dengan lingkungan sekitar.

Penentuan besarnya sampel ditentukan berdasarkan rumus Frederer

(1977), yaitu t(n-1) ≥15. Sehingga setiap perlakuan terdiri dari 5 ekor

mencit betina yang hamil, yaitu 5 ekor mencit betina hamil tanpa

perlakuan (kontrol), 5 ekor mencit betina hamil dengan perlakuan 45

mg/40 gram BB dalam 0,4 ml aquabides, 5 ekor mencit betina hamil

dengan perlakuan 90 mg/40 gram BB dalam 0,4ml aquabides, dan 5 ekor

Page 38: STRUKTUR TULANG BELAKANG FETUS MENCIT (Mus …digilib.unila.ac.id/21806/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Sains Dasar

22

mencit betina hamil dengan perlakuan 135 mg/40 gram BB dalam 0,4ml

aquabides.

2. Persiapan dan Pembuatan Ekstrak Rimpang Teki

Pada penelitian ini untuk mendapatkan ekstrak rimpang teki digunakan

metode evaporasi. Rimpang teki dibersihkan, dicuci, dan dijemur hingga

kering. Setelah kering, rimpang teki kemudian digiling hingga menjadi

serbuk. Kemudian dilakukan maserasi dengan cara merendam 500 gram

serbuk rimpang teki dalam 2 liter larutan etanol selama 24 jam. Kemudian

disaring menggunakan kertas saring. Cairan hasil saringan tersebut

kemudian dipekatkan dengan cara evaporasi menggunakan alat rotary

evaporator selama 4 jam dengan suhu 50oC dan tekanan 120 atm. Setelah

itu didapatkan ekstrak rimpang teki sebanyak ± 200ml.

3. Proses Kopulasi Mencit

Satu ekor mencit betina disatukan secara alami dengan satu ekor mencit

jantan ke dalam satu kandang dan diberi pakan berupa pelet dan air

minum. Proses persetubuhan mencit jantan dan betina untuk tujuan

fertilisasi atau disebut dengan kopulasi mencit ini terjadi pada sore

menjelang petang. Hal ini disebabkan proses kopulasi mencit terjadi pada

fase estrus, dimana fase estrus dimulai antara pukul 16.00-22.00 WIB

(Mangkoewidjojo dan Smith, 1988).

Page 39: STRUKTUR TULANG BELAKANG FETUS MENCIT (Mus …digilib.unila.ac.id/21806/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Sains Dasar

23

4. Pembuktian Kopulasi Mencit

Pada keesokan pagi setelah mencit betina dan jantan disatukan, dilakukan

pengamatan di daerah vagina pada mencit betina. Sumbat vagina

(copulatory plug atau vagina plug) yaitu sumbat kekuningan pada vagina

yang merupakan campuran sekret betina dengan ejakulat jantan yang

mengeras. Apabila ditemukan sumbat vagina, maka mencit dinyatakan

telah melakukan kopulasi dan dihitung sebagai kehamilan hari ke-0

(Silvia, 2011). Selain dilihat dari adanya sumbat vagina, kehamilan

mencit juga dapat diketahui dengan cara mengangkat ekstrimitas depan

mencit dan dilihat apakah kelenjar mammae turun, apabila turun maka

mencit dinyatakan hamil. Selama kehamilan, kelenjar mammae

mengalami perkembangan dan perubahan morfologi untuk mempersiapkan

laktasi saat melahirkan (Leeson, 1986). Mencit betina yang dinyatakan

terbukti kopulasi, dipelihara dalam kandang tersendiri

5. Pemberian Perlakuan

Pemberian ekstrak rimpang teki dilakukan dengan cara dicekok (secara

oral) menggunakan alat sonde lambung mulai dari kehamilan hari ke 6

sampai ke 17 (Silvia, 2011).

Pada penelitian ini pemberian ekstrak rimpang rumput teki diberikan

secara oral, sehingga persen pemberian aquabides menurut Yorijuly (2012)

yaitu 1 %. Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit

dengan berat sekitar 40 gram, sehingga rumus perhitungan volume

penggunaan aquabides yaitu:

Page 40: STRUKTUR TULANG BELAKANG FETUS MENCIT (Mus …digilib.unila.ac.id/21806/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Sains Dasar

24

Volume Pemberian= Berat x Persen Pemberian

= 40 gram x 1%

= 40 gram x (1 ml/100 gram)

= 0,4 ml

Menurut Sa’roni dan Wahyoedi (2002) pada tikus putih (Rattus sp.) yang

beratnya 2,5 x berat mencit yaitu 100 gram, diberi perlakuan secara oral

sekali sehari selama 12 hari, adapun dosis ekstrak rimpang teki yang

diberikan adalah:

a. Kontrol dengan perlakuan 1 ml/100 gram BB aquabides (A)

b. Dosis 11,25 mg/100 gram BB dalam 1 ml/100 gram aquabides (B)

c. Dosis 112,5 mg/100 gram BB dalam 1 ml/100 gram aquabides (C)

d. Dosis 337,5 mg/100 gram BB dalam 1 ml/100 gram aquabides (D)

Dosis ekstrak rimpang rumput teki yang dipakai pada penelitian ini

dihitung berdasarkan pemakaian ekstrak rimpang rumput teki pada

penelitian sebelumnya yang menggunakan hewan percobaan yaitu tikus

putih. Dosis yang digunakan untuk tikus 11,25 mg/100 gBB dalam

1ml/100 gBB, artinya dosis yang diberikan setiap pergram berat badan

tikus yaitu sebagai berikut :

= 11,25 mg

100 g

= 0,1125/mg

Maka, konversi dosis dari tikus ke mencit dengan berat badan 40 gram

yaitu :

= 0,1125 mg x 40 g

= 4,5 mg

Page 41: STRUKTUR TULANG BELAKANG FETUS MENCIT (Mus …digilib.unila.ac.id/21806/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Sains Dasar

25

Setelah dikonversikan terhadap mencit, maka pada kehamilan hari ke 6

sampai ke 17 mencit yang hamil diberi perlakuan sebagai berikut:

1. Kontrol, diperlakukan dengan diberi 0,4 ml aquabides (A)

2. Dosis 45 mg/40 gram BB dalam 0,4 ml aquabides (B)

3. Dosis 90 mg/40 gram BB dalam 0,4 ml aquabides (C)

4. Dosis 135 mg/40 gram BB dalam 0,4 ml aquabides (B)

6. Pengamatan

Pembedahan terhadap mencit betina dilakukan dengan menggunakan

seperangkat alat bedah setelah kehamilan hari ke 18. Seluruh mencit baik

dari kelompok kontrol maupun perlakuan dibius menggunakan kloroform.

Mencit dibedah dan fetus dikeluarkan dari uterus, kemudian dibersihkan

dengan air mengalir dan dilakukan penimbangan berat badan dan

pengukuran panjang fetus. Selanjutnya dikeluarkan organ dalam fetus dan

dilakukan preparasi tulang belakang fetus dengan pewarna Alizarin Red.

Pembuatan larutan Alizarin Red dengan cara menambahkan 6 mg bubuk

Alizarin Red ke dalam 1 liter larutan KOH 1% (Manson, Zenick, and

Costlow, 1982).

Alizarin Red merupakan pewarna yang banyak digunakan untuk mewarnai

tulang pada fetus hewan uji. Ruas tulang yang terwarnai merupakan

tulang rawan yang telah mengalami penulangan sehingga akan berwarna

merah tua karena zat warna terikat oleh kalsium pada matriks tulang.

Larutan KOH 1% yang digunakan berfungsi agar otot pada fetus menjadi

transparan dan tulang belakang fetus dapat terlihat dengan jelas

Page 42: STRUKTUR TULANG BELAKANG FETUS MENCIT (Mus …digilib.unila.ac.id/21806/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Sains Dasar

26

(Setyawati, 2011). Pengamatan struktur tulang belakang fetus dilakukan

secara deskriptif untuk melihat ada atau tidaknya kelainan dibandingkan

dengan fetus normal (kontrol).

7. Rancangan Percobaan

Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan dan masing-masing

perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak 5 kali. Dalam penelitian ini

terdapat 20 ekor mencit yang dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu 1

kelompok sebagai kontrol dan 3 kelompok sebagai perlakuan.

Berikut merupakan susunan rancangan percobaan:

AU1 BU1 CU1 DU1

DU2 AU2 BU2 CU2

AU3 CU5 DU3 BU3

BU4 DU4 CU3 AU4

CU4 BU5 AU5 DU5

Keterangan :

P = Perlakuan yang digunakan (B; C; D)

K = Kontrol (A)

U = Ulangan (U1,U2,U3,U4,U5).

8. Analisis data

Data hasil penelitian berupa anatomi tulang belakang fetus dianalisis

secara deskriptif. Panjang dan berat fetus dianalisis menggunakan

Page 43: STRUKTUR TULANG BELAKANG FETUS MENCIT (Mus …digilib.unila.ac.id/21806/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Sains Dasar

27

Analisis Ragam (ANARA) untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan

efek yang ditimbulkan antar perlakuan. Apabila terdapat perbedaan yang

nyata, maka akan dilakukan uji lanjut dengan uji beda nyata terkecil

(BNT) pada taraf 5%.

9. Diagram Alir Penelitian

Hasil

Analisis data

Pengamatan berat dan panjang fetus serta kelainan pada struktur tulang belakang

Pemberian perlakuan berupa ekstrak rimpang teki

Pembuktian kopulasi mencit

Proses kopulasi mencit

Persiapan dan pembuatan ekstrak rimpang teki

Persiapan kandang dan hewan uji berupa mencit

Persiapan penelitian

Page 44: STRUKTUR TULANG BELAKANG FETUS MENCIT (Mus …digilib.unila.ac.id/21806/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Sains Dasar

40

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa pemberian

ekstrak rimpang teki pada mencit hamil:

1. Pada dosis 90mg/40 gram BB dan dosis 135mg/40 gram BB

memberikan pengaruh menurunkan berat badan fetus secara signifikan.

2. Pada dosis 90mg/40 gram BB dan dosis 135mg/40 gram BB

memberikan pengaruh menambah panjang fetus mencit secara

signifikan.

3. Tidak menyebabkan kelainan pada struktur tulang belakang fetus

mencit.

B. Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai:

1. Zat atau kandungan spesifik dalam ekstrak rimpang teki yang dapat

menyebabkan efek teratogen terhadap fetus mencit.

2. Efek teratogenik ekstrak rimpang teki terhadap fetus mencit dengan

pengamatan mengenai kelainan pada seluruh tulang dan organ dalam

untuk memaksimalkan kemungkinan kecacatan yang terjadi pada fetus

mencit.

Page 45: STRUKTUR TULANG BELAKANG FETUS MENCIT (Mus …digilib.unila.ac.id/21806/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Sains Dasar

41

DAFTAR PUSTAKA

Almahdy. 1999. Efek Teratogenik Fraksi Sisa Ekstrak Daun Emilia sonchifolia

(L) DC in ovo. Cermin Dunia Kedokteran. Jakarta.

Amsel, S. 2012. Movie Worksheets, What Owls Eat -The Bones of A Mouse.

(Internet). http://visual. Merriam-webster.com/images/animal

kingdom/rodents-lagomorphs/ rodent/skeleton-rat.jpg. Diakses pada 05

November 2015.

Anonim. 2007. Kebijakan Obat Tradisional Nasional (Kotranas). Keputusan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 381/Menkes/SK/III/2007.

Barnes, J., Anderson, L.A., and Philipson, J.D. 1996. Herbal Medicine, 2nd

edition. London. Pharmacetical Press. p 313

Dalimartha, S. 2009. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 6. Pustaka Bunda.

Jakarta. p 157

Dewoto, H.R. 2007. Farmakologi dan Terapi: Vitamin dan Mineral Edisi 5. Balai

Penerbit FK UI. Jakarta.

Federer, W.T. 1977. Experimental Design Theory And Application, Third Edition.

Oxford and IBH Publishing Co. New Delhi Bombay Calcuta.

Guyton, A.C. 1990. Fisiologi Kedokteran. Terjemahan Dharrna, A., dan P.,

Lukmanto. EGC. Jakarta.

Hafez, E.S.E. 1970. Reproduction and Breeding Techniques for Laboratory

Animals. Lea & Febinger. Philadelphia.

Harborne, J. B. 1987. Metode Fitokimia. Penuntun Cara Modern Menganalisis

Tumbuhan. Terjemahan Padmawinata, K. & I., Soediro. Penerbit ITB.

Bandung.

Herbold, B. 1985. Micronucleus Test on The Mouse to Evaluate for Mutagenic

Effect. Institute of Toxicology. Germany.

Heupel. 2008. Root Cause Analysis Handbook: A Guide to Efficient and Effective

Incident Investigation. Connecticut Philip Jan Rothstein. FBCI.

Page 46: STRUKTUR TULANG BELAKANG FETUS MENCIT (Mus …digilib.unila.ac.id/21806/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Sains Dasar

42

Hutahean, S. 2002. Prinsip-Prinsip Uji Toksikologi Perkembangan. FMIPA

Universitas Sumatera Utara. Sumatera Utara.

Junqueira, L.C., Carneiro, J., dan Kelley, R.O. 1998. Histologi Dasar.

Tembayong, J. (Penerjemah). Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Lawal, O.A. dan Adebola, O.O. 2009. Chemical Composition of The Essential

Oils of Cyperus rotundus L. From South Africa. Journal Molecules. 14

(150). pp 2909-2917.

Leeson, C.R. 1986. Textbook of Histology. Terjemahan Siswojo, K. EGC. Jakarta.

Loomis, T.A. 1978. Toksikologi Dasar Edisi ke-2. Terjemahan Imono, A. IKIP

Semarang Press. Semarang.

Lu, F.C. 1995. Toksikologi Dasar, Asas, Organ Sasaran dan Penilaian Resiko

Edisi II. Penerbit UI. Jakarta. p 155-157.

Mangkoewidjojo dan Smith. 1988. Pemeliharaan, Pembiakan, dan Penggunaan

Hewan Percobaan di Daerah Tropis. UI Press. Jakarta. p 276.

Manson, J.M., Zenick, H., and Costlow, R.D. 1982. Teratology Test Method for

Laboratory Animals. Ravent Press. New York.

Muna, L., Astirin, O.P., dan Sugiyarto. 2011. Uji Teratogenik Ekstrak Pandanus

conoideus Varietas Buah Kuning Terhadap Perkembangan Embrio Tikus

Putih (Rattus norvegicus). Nusantara Bioscience. 2. pp 126-134.

Oladunni, O.M., Abass, O.O., dan Adisa, A.I. 2011. Studies on Physicochemical

Properties of The Oil, Minerals and Nutritional Composition of Nut Grass

(Cyperus rotundus). American Journal of Food Technology.6 (12).

p 74-174

Pasaribu, L. 2008. Malformasi Bagian-Bagian Tubuh Embrio Mencit (Mus

musculus L.) Setelah Pemberian Ekstrak Rimpang Rumput Teki (Cyperus

rotundus L.). (Skripsi). Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung.

Lampung.

Ritter, E.J. 1977. Altered Biosynthesis In: Wilson J.G., Fraster F.C. (eds).

Handbook of Teratology. Plenum Press. New York.

Robbinson, T. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Bandung. ITB.

Roberts. 1971. Veterinary Obstetricts and Genital Diseases (Theriogenology).

New York. Ithaca.

Rugh, R. 1968. The Mouse : Its Reproduction and Development. New York.

Burger Publishing Company. p 20

Page 47: STRUKTUR TULANG BELAKANG FETUS MENCIT (Mus …digilib.unila.ac.id/21806/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Sains Dasar

43

Sa‘roni dan Wahjoedi. 2002. Pengaruh Infuse Rimpang Cyperus rotundus L.

Terhadap Siklus Estrus dan Bobot Uterus Pada Tikus Putih. Jurnal Bahan

Alam Indonesia. Jakarta. 1 (2).

Sagi, M. 1997. Embriologi Perbandingan Pada Vertebrata. Fakultas Biologi,

Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Schenker, E.B. and Forkheim, K.E. 1998. Early Development of Mice Embryo In

Microgravity Environment On Sts-80 Space Flight.

http://www.asgsb.org/embryo/htm. Diakses pada: 07 November 2015.

Setiyohadi, B. 2009. Peran Kalsium dan Vitamin D Pada Metabolisme Tulang.

Subbagian Reumatologi, Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM.

Jakarta.

Setyawati, I. 2009. Morfologi Fetus Mencit (Mus musculus L.) Setelah Pemberian

Ekstrak Daun Sambiloto (Andrographis paniculata Nees). Jurnal Biologi.

13 (2). pp 41-44.

Setyawati, I. 2011. Penampilan Reproduksi dan Perkembangan Skeleton Fetus

Mencit Setelah Pemberian Ekstrak Buah Nanas Muda. Jurnal Veteriner. 12

(3). pp 192-199.

Siburian, J. dan Marlinza, R. 2009. Efek Pemberian Ekstrak Akar Pasak Bumi

(Eurycoma Longifolia Jack) Pada Tahap Prakopulasi Terhadap Fertilitas

Mencit (Mus Musculus L.) Betina. Biospesies. 2 (2). pp 24-30.

Silvia, G.A. 2011. Pengaruh Pemberian Suspensi Sari Akar Manis Terhadap

Perkembangan Janin Pada Mencit Bunting. (Skripsi). FMIPA Universitas

Indonesia. Jakarta. p 14-15.

Subhuti, D. 2005. Cyperus Primary Oil Regulating Herb of Chinese Medicine.

Institute For Traditional Medicine. Oregon Portland. p 2.

Sugati, S., Syamsuhidayat, dan Johnny. 1991. Inventaris Tanaman Obat

Indonesia. Jakarta. Departemen Kesehatan RI. p 108.

Sukandar, E.Y., Fidrianny, I., dan Garmana, A.N. 2008. Pengaruh Kombinasi

Ekstrak Umbi Lapis Bawang Putih Dan Ekstrak Rimpang Kunyit Tehadap

Janin Mencit Swiss-Webster. JKM. 8(1). pp 36-44.

Suryawati, S. 1990. Pemakaian Obat Pada Kehamilan. Laboratorium

Farmakologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada.

Yogyakarta.

Tetebano, R. 2011. Rancangan Percobaan Racun Sianida Pada Mencit.

http://raslytetebano.files.wordpress.com/2011/01/mencit3.jpg. Diakses pada

5 November 2015.

Page 48: STRUKTUR TULANG BELAKANG FETUS MENCIT (Mus …digilib.unila.ac.id/21806/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Sains Dasar

44

Widyastuti, N., Widiyani, T., dan Listyawati, S. 2006. Efek Teratogenik Ekstrak

Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.) Pada Tikus

Putih (Rattus norvegicus L.) Galur Winstar. Bioteknologi. 3 (2). pp 56-62.

Wilson, J.G. 1973. Environment and Birth Defects. Academic Press. New York.

pp.6-8.

Wilson, J.G. and Warkany, J. 1965. Teratology - Principles and Techniques.

University of Chicago Press. Chicago and London. p 16-18.

Winarno, W.M. dan Sundari, M. 1997. Informasi Tanaman Obat Untuk

Kontrasepsi Tradisional. Pusat Penelitian Dan Pengembangan Farmasi.

Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI.

Jakarta.

Wirasuta, I.M.A.G. dan Suadarmana, K. 2007. Analisis Toksikologi Klinik:

Tantangan Baru Bagi Farmasi Indonesia. Acta Parmaceutica Indonesia. 32

(2). pp 59-62.

Yorijuly. 2012. Perhitungan Dosis Untuk Hewan Percobaan. http:/yorijuly14.

Wordpress.com/2012/06/02/perhitungan-dosis-untuk-hewan-percobaan.

Diakses pada 11 November 2015.