strategi pemasaran sayuran hidroponik pada felaza
TRANSCRIPT
STRATEGI PEMASARAN SAYURAN HIDROPONIK
PADA FELAZA HIDROPONIK DALAM MENGHADAPI
REVOLUSI INDUSTRI 4.0 DI KOTA JAMBI
Skripsi
OLEH
ROBBI BINUR
NIM : EES.150845
PEMBIMBING :
Dr. Rofiqoh Ferawati, S.E.M.EI
Mohammad Orinaldi, S.E.,M.S.Ak
JURUSAN EKONOMI ISLAM
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
TAHUN 2019
v
MOTTO
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan
yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah
kamu membunuh dirimu, Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
kepadamu”. (Q.S An-Nisaa [4] ayat 29)1
1 Al-quran digital QS. An-Nisaa [4] : 29
vi
PERSEMBAHAN
ب س ب ب الر س مب الر ب س ب
Dengan rahmat Allah SWT
Karya tulis ini, Penulis persembahkan kepada
Kedua orang tuaku ayahanda M.toyib dan ibunda Misnar yang sangat ku cintai
dan ku sayangi yang telah membesarkan ku dengan penuh kasih sayang, yang
selalu memperhatikanku di setiap waktunya, dan yang telah mendidik serta selalu
memberikan motivasi dan memenuhi segala keperluan ku selama ini sehingga
dapat menyelesaikan skripsi ini, serta saudara-saudaraku yg sangatku sayangi
Kurniawati, Yusrotul Aini dan Fathur Rahman serta keponakan ku Talita Ulfa dan
Iqbal yang aku banggakan.
Kemudian rasa terimakasih yang tak terhingga kepada, Bpak Eja Armaz Hardi,
Patnerku Novita Sari, Aslahul Umam, Teman-Teman GIS KSPM UIN STS
Jambi, teman-teman dari Komunitas Investasi, Komunitas Hidroponik, dan
teman-teman seperjuanganku Dwy, Hendri, Robby, Rey, Irman, Khusen, Rezi,
Arjun, Mukti, Sumini, Devi, Suggianti dan seluruh anggota lokal H yang tidak
bisa di sebut satu persatu untuk empat tahun yang berharga ini.
Akhirnya kepada allah SWT penulis mndoakan semoga mereka semua
dilapangkan rizkinya di ijabah setiap do‟a dan permohonannya,
serta tercapai cita-cita dan keinginannya
Amin ya robbal a‟lamin...
vii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman dalam meningkatkan pemasaran sayuran hidroponik serta
menentukan strategi pemasaran sayuran hidroponik pada Felaza Hidroponik di
Kota Jambi. Adapun metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis deskripsi dan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa posisi
strategi peningkatan pemasaran sayuran hidroponik berada pada kuadran I, yang
berarti kekuatan yang dimiliki Felaza Hidroponik di kota jambi dalam pemasaran
sayuran hidroponik lebih besar dari pada kelemahan, dan memiliki peluang yang
lebih besar dari ancaman dalam upaya pengingkatan pemasaran. Rekomendasi
strategi yang diberikan adalah strategi Agresif, artinya memanfaatkan kekuatan
dan peluang yang dimiliki oleh Felaza Hidroponik untuk mengatasi kelemahan
dan ancaman yang ada melalui pemasaran industri 4.0. Secara rinci terdapat 20
alternatif strategi yang dapat dilakukan yang terdiri dari strategi SO, strategi WO,
strategi ST, strategi WT.
Kata Kunci : sayuran hidroponik, faktor internal dan eksternal, strategi
pemasaran, SWOT, industri 4.0.
viii
KATA PENGANTAR
Alamdulillah puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang
telah memberikan kita rahmat kesehatan dan kekuatan, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Di samping itu, tidak lupa pula kita
sampaikan solawat serta salam kepada arwah junjungan alam nabi besar
Muhammad saw karena berkat jasa beliau lah yang telah membawa kita dari
zaman jahiliah kezaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan sperti yang kita
rasakan saat ini. Dengan kemudahannya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “Strategi Pemasaran Sayuran Hidroponik pada Felaza
Hidroponik dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0 Di Kota Jambi”.
Skripsi ini merupakan suatu kajian ekonomi tentang strategi yang dilakukan
oleh para petani hidroponik terutama pada felaza hidroponik dalam
mengembangkan usahanya terhadap pengaruh baik pengaruh internal dan
eksternal dalam menghadapi revolusi industri 4.0 yang berkembang pada saat ini.
Kemudian dalam penyelesaian skripsi ini, penulis akui, tidak sedikit
hambatan dan rintangan yang penulis temui baik dalam mengumpulkan data
maupun dalam penyusunannya. Dan berkat adanya bantuan dari berbagai pihak,
terutama bantuan dan bimbingan yang diberikan oleh dosen pembimbing, maka
skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, hal yang pantas
penulis ucapkan adalah kata terima kasih kepada semua pihak yang turut
membantu penyelesaian skripsi ini, terutama sekali kepada Yang Terhormat:
1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA, selaku Rektor UIN STS Jambi.
2. Bapak Prof. Dr. Subhan, M. Ag, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam UIN STS Jambi.
3. Ibu Dr. Rafidah, SE., M.EI, Bapak Novi Mubyarto, SE., ME, dan Ibu Dr.
Halimah Dja‟far, S.Ag., M.Fil.I, selaku pembantu Dekan I,II,III di
lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi.
ix
4. Bapak Dr. Sucipto, MA dan Ibu G.W.I Awal Habibah, M.E.Sy, selaku
Ketua dan Sekretaris Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam UIN STS Jambi.
5. Ibu Dr. Rofiqoh Ferawati, SE.M.EI dan Bapak Mohammad Orinaldi
SE.,M.AK, Selaku Pembimbing I dan Pembimbing II skripsi ini.
6. Bapak dan ibu dosen, asisten dosen, dan seluruh karyawan/karyawati
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi.
7. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik langsung
maupun tidak langsung.
8. Bapak dan Ibu pimpinan. Anggota di Felaza Hidroponik yang telah
membantu peneliti dalam pengumpulan data dan wawancara sehingga
skripsi ini dapat diselsaikan dengan baik.
Di samping itu, disadari juga bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karenanya diharapkan kepada semua pihak untuk dapat
memberikan kontribusi pemikiran demi perbaikan skripsi ini. Kepada Allah SWT
kita memohon ampunan-Nya, dan kepada manusia kita memohon kemaafannya.
Semoga amal kebajikan kita dinilai seimbang oleh Allah SWT.
Jambi, September 2019
ROBBI BINUR
EES.150845
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................ ii
NOTA DINAS ................................................................................................. iii
PENGESAHAN .............................................................................................. iv
MOTTO .......................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ........................................................................................... vi
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 9
C. Tujuan Penelitian.................................................................................. 9
D. Manfaat Penelitian................................................................................ 9
E. Batasan Masalah ................................................................................... 10
F. Kerangka Teori ..................................................................................... 10
G. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 34
H. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 36
xi
BAB II METODE PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitan .............................................................. 37
B. Pendekatan Penelitian .......................................................................... 37
C. Jenis Dan Sumber Data ........................................................................ 38
D. Instrumen Pengumpulan Data .............................................................. 40
E. Teknik Analisis Data ............................................................................ 42
F. Metode Analisis Data ........................................................................... 43
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Berdirinya Felaza Hidroponik ................................................. 46
B. Visi Dan Misi Felaza Hidroponik ........................................................ 47
C. Produk – Produk Felaza Hidroponik .................................................... 47
D. Struktur Organisasi Felaza Hidroponik ................................................ 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASA
A. Faktor – Faktor Strategis Pada Felaza Hidroponik .............................. 53
B. Faktor Internal Yang Mempengaruhi Felaza Hidroponik .................... 53
C. Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Felaza Hidroponik ................. 58
D. Penentuan Alternatif Strategi Peningkatan Pemasaran
Sayuran Hidroponik ............................................................................. 65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan...........................................................................................
.............................................................................................................. 72
B. Saran .....................................................................................................
.............................................................................................................. 72
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN
CURICULUM VITAE
xii
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 2.1 Bagan Kerangka Pemikiran .................................................... 37
GAMBAR 2.2 Diagram Analisis Swot ........................................................... 45
GAMBAR 3.1 Bagan Struktur Organisasi ...................................................... 53
xiii
DAFTAR TABEL
TABEL I.I Luas Tanaman Perkebunan .......................................................... 2
TABEL I.2 Luas Tanaman Hortikultura ......................................................... 3
TABEL 1.3 Data Penjualan Sayuran Hidroponik 2016 .................................. 7
TABEL I.4 Ringkasan Penelitian Terdahulu .................................................. 34
TABEL 3.1 Produk-Produk Felaza Hidroponik .............................................. 49
TABEL 3.2 Data Penjualan Sayuran Hidroponik 2016 - 2019 ....................... 50
TABEL 4.1 Alternatif Pemasaran Sayuran Hidroponik .................................. 67
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia sendiri merupakan Negara agraris yang memiliki potensi besar
dalam sektor pertanian luasnya lahan yang tersedia dan tingkat kesuburan lahan
yang tinggi. Arti pentingnya pertanian adalah sebagai lapangan pekerjaan bagi
warga Negara khususnya di Indonesia, karena Indonesia memiliki lahan yang
subur untuk pertumbuhan tanaman pangan dan holtikultura. Penurunan luasan
lahan pertanian di Indonesia akibat konversi dari sektor pertanian ke sektor bukan
pertanian menyebabkan kegiatan budidaya pertanian mengalami kendala dalam
penyediaan lahan. Tentu saja hal ini berdampak buruk bagi peningkatan kuantitas
produksi pertanian, khususnya pangan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.2
Kondisi lahan pertanian yang kian hari semakin berkurang, semantara disisi
lain kebutuhan pangan dari hasil pertanian semakin meningkat, mendorong sektor
pertanian untuk mengatasi kendala tersebut dengan meningkatkan penerapan
pertanian lahan sempit. Di Provinsi Jambi sendiri ketersedian lahan untuk
tanaman hortikultura sudah semakin menipis dikarenakan banyaknya masyarakat
yang lebih memilih membuka lahan-lahan untuk perkebunan seperti perkebunan
karet, kelapa sawit, kopi, pinang, kelapa dan lain-lain. Hal ini menyebabkan
semakin berkurangnya lahan untuk tumbuhan hortikultura. Berikut luas dari
beberapa perkebunan di Provinsi Jambi pada tahun 2017.
2 Fanema Gabrieli M, “Analisis Strategi Pemasaran Sayuran Hidroponik Di Kota Medan,”
Skripsi Universitas Sumatra Utara, (2017), Hal.1.
2
Tabel 1.1
Luas Tanaman Perkebunan Berdasarkan Jenis Tanaman Di Kabupaten/Kota
Pada Tahun 2017 Di Provinsi Jambi.
Wilayah
Luas Tanaman Perkebunan Menurut Jenis Tanaman
Kabupaten/Kota (Hektar)
Tahun 2017
Kulit
kayu
manis
Tea Kelapa Kopi Sawit Pina
ng Karet
PROVINSI JAMBI 45924 1863 118341 26660 49798
4 779
66913
5
KERINCI 40687 1860 42 11127 94 553 1880
MERANGIN 4282 - 1542 75 68714 39 13912
3
SAROLANGUN 580 - 597 23 35492 - 12712
5
BATANGHARI - - 345 95 52206 6 11356
6
MUARO JAMBI - - 894 2610 97749 77 55915
TANJUNG
JABUNG TIMUR - - 54755 3323 94344 - 9511
TANJUNG
JABUNG BARAT - - 58521 179 33872 8 7768
TEBO - - 913 536 59468 - 11245
8
BUNGO 54 - 728 - 56045 - 10178
9
KOTA JAMBI - - - 969 - - -
KOTA SUNGAI
PENUH 321 3 4 7723 - 96 -
Sumber: BPS Kota Jambi Tahun 2017
Dari tabel 1.1 diatas dapat kita pahami bahwa luas dari beberapa sektor
perkebunan di Propinsi Jambi sudah lebih dari 1,3 juta hektar perkebunan belum
termasuk perkebunan-perkebunan yang lainnya lagi. Sedangkan luas tanaman
hortikultura di Provinsi Jambi hanya beberapa hektar saja. Berikut data luas
tanaman hortikultura di Provinsi Jambi pada tahun 2017.
3
Tabel 1.2
Luas beberapa Tanaman Hortikultura Berdasarkan Jenis Tanaman
di Kabupaten/Kota pada Tahun 2017 di Provinsi Jambi.
Wilayah
Luas Tanam Jenis Sayuran Kab/Kota (Hektar)
Bawang
Merah Cabai Kentang Kubis Petsai Lainnya
2017 2017 2017 2017 2017 2017
Provinsi Jambi 1465 7776 4834 1141 448 11340
Kerinci 1351 4554 4482 1014 120 2716
Merangin 52 1326 308 125 0 2937
Sarolangun 0 351 0 0 0 706
Batang Hari 2 221 0 0 0 299
Muaro Jambi 5 404 0 0 43 850
Tanjung Jabung
Timur 0 232 0 0 0 354
Tanjung Jabung
Barat 0 187 0 0 0 290
Tebo 0 157 0 0 0 1249
Bungo 0 174 0 0 105 945
Kota Jambi 3 21 0 0 0 670
Kota Sungai
Penuh 52 134 44 2 7 324
Sumber: BPS Kota Jambi Tahun 2017
Berdasarkan tabel 2.1 Terlihat, sektor perkebunan jauh lebih luas dari pada
sektor hortikultura. Luas pertanian sektor hortikultura hanya sekitar 27 ribu hektar
saja. Sedangkan sektor perkebunan lebih dari 1,3 juta hektar. Jadi semakin
menipisnya lahan untuk pertanian maka di butuhkan suatu inovasi yang baru yang
bisa mencukupi kebutuhan akan tanaman pangan.
Berkaitan dengan hal ini, kegiatan produksi tanaman pangan di Indonesia
hingga saat ini sudah relatif berkembang dimana sudah banyak digunakan
teknologi budidaya yang berhasil di adopsi dari negara-negara maju. Diantaranya,
4
sistem pertanian lahan sempit yang saat ini di terapkan adalah sistem budidaya
secara hidroponik.
Hidroponik atau istilah asingnya Hyroponics, adalah istilah yang digunakan
untuk menjelaskan beberapa cara becocok tanam tanpa menggunakan tanah
sebagai tempat menanam tanaman.3 Prinsip-prinsip dasar hidroponik sebenarnya
sudah dikenal tiga abad lampau. Negara asalnya secara pasti tidak dapat diketahui.
Tapi yang jelas pada tahun 1669, di Inggris hidroponik telah di uji coba di
laboratorium. Pada tahun 1850, dinegara Sakura, Jepang, prinsip dasar hidroponik
telah memasuki laboratorium dan saat itu masih terbatas untuk sekedar penelitian
di Iwo Jimadan kepulauan Wake di Pasifik.4
Sementara itu pengambangan hidroponik di indonesia memiliki peluang
yang baik untuk mengisi kebutuhan dalam negeri maupun merebut peluang
ekspor. Penduduk kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan maupun
kota besar lainnya memiliki kecenderungan untuk memperbaiki kualitas hidup
mereka. Penggunaan produk-produk berkualiatas memberikan rasa nyaman bagi
penggunanya. Pasar-pasar modern menjadi ciri khas tentang tuntutan akan produk
yang berkualitas bukan lagi produk yang banyak namun asal, tapi produk yang
bersih dan kontinuitas tinggi.
Sayuran yang dihasilkan dengan teknologi hidroponik memiliki kualitas
lebih baik dibandingkan sayuran konvensional. Pada tahun 1994 sebuah tes
pernah dilakukan oleh kelompok Investigasi dari Laboratorium Teknologi
Tanaman Universitas San Jose California, untuk mengetahui kandungan vitamin
3 Pinus Lingga, Hidroponik Bercocok Tanam Tanpa Tanah, (Jakarta:Penebar Swadaya,
1992), Cet. 8 Hal.1. 4 Ibid, hal. 2
5
dan mineral yang terkandung dalam hasil tanaman hidroponik dibandingkan
dengan hasil tanaman yang di budidayakan secara konvensional. Hasilnya
menunjukan bahwa tanaman hasil hidroponik memilki vitamin dan mineral yang
secara signifikan lebih tinggi dan sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia
dibandingkan dengan pola konvensioanal maupun organik.5
Namun, sayuran hidroponik memiliki harga jual yang lebih mahal
dibandingkan dengan sayuran konvensional. Misalnya saja, selada hidroponik
dijual di Supermarket dengan harga lebih kurang Rp35.000,- namun di pasar
tradisional, selada konvensional hanya dihargai sekitar Rp5.000,- hingga
Rp7.000,-. Oleh karena itu, segmen pasar yang dituju umumnya masyarakat
kalangan ekonomi menengah ke atas. Apabila 10 persen saja penduduk Indonesia
memilih produk yang berkualitas dan bersih, berarti ada sekitar + 25 juta
penduduk yang membutuhkan produk hidroponik setiap harinya. Menteri
Perencanaan Pembangunan Nasiaona (PPN) / kepala Bappenas Bambang
Brodjonegoro mengatakan, saat ini jumlah penduduk kelas menengah di Indonesia
tercatat 40 juta jiwa dari total penduduk 260 juta jiwa.6
Pemasaran produk hidroponik tidak bisa langsung dipasarkan seperti
sayuran sayuran pada umumnya yang dipasarkan di pasar tradisional. Tidak pula
dipasarkan dilapak-lapak terbuka. Hal ini dikarenakan sebelum dipasarkan dan
menunggu proses distribusi, sayuran hidroponik disimpan dalam suhu ruang
terlebih dahulu. Produk hidroponik sayuran ini biasanya dipasarkan ke
5 Lora triana, “kajian usaha tani sayuran hidroponik di kota padang”, penelitian riset dasar
universitas andalas padang (2017) hal.17 6 “Penduduk Kelas Menengah RI Di Prediksi Tembus 200 Juta Jiwa Di 2045,”
Http://m.detik.Com, Akses 9 Februari 2019
6
supermarket dan hotel. Jalur pemasaran hidroponik dimulai dari petani
hidroponik, kemudian dijual ke perantara atau distributor seperti market dan
terakhir dibeli oleh konsumen. Distributor inilah yang mempunyai kontrak
kerjasama dengan pengusaha hidroponik.7
Di Kota jambi, pasar hidroponik masih tergolong sedikit. Hal ini terlihat
dari tidak semua pusat perbelanjaan menyediakan sayuran hidroponik. Hal ini
disebabkan karena adanya kelangkaan terhadap sayuran hidropopnik. karena,
masih sedikitnya petani sayuran hidroponik yang memproduksi sayuran
hidropoik.8 Setelah peneliti melakukan pra survei, dapat diketahui di Felaza
Hidroponik pada memproduksi sayuran jenis sawi, selada, kangkung, dan pakcoy.
Namun pada tahun selanjunya Felaza Hidroponik tidak memproduksi sayuran
berjenis kangkung dan slada. Karena sedikitnya peminat dan banyaknya
masyarakat umum lebih memilih sayuran konvensional dari pada sayuran
hidroponik jenis kangkung dan slada. Felaza Hidroponik hanya akan
memproduksi sayuran-sayuran tersebut jika ada konsumen yang memesannya
terlebih dahulu. Melainkan dengan sawi, minat mayarakat cukup tinggi terhadap
sayuran hidoponik berjenis sawi ini. Sehingga Felaza Hidroponik selalu
memproduksi sayuran ini secara terus menerus.
Berikut data penjualan sayuran hidroponik pada Felaza Hidroponik di tahun
2016-2017 :
7 Fanema Gabrieli M, “Analisis Strategi Pemasaran Sayuran Hidroponik Di Kota Medan,”
skripsi universitas Sumatra utara, (2017), hal.1. 8 Wawancara Dengan Bapak Halim Salah Satu Pemilik Usaha Hidroponik Di Kec. Kenali
Besar Sabtu, 12 Februari 2019
7
Tabel 1.3
Data Penjualan Sayuran Hidroponik di Felaza Hidroponik pada Tahun
2016-2017
NO BULAN
JENIS SAYURAN PENDAPAT
AN
PERBULAN
PAKCOY KAYLAN
Volume Harga Jumlah Volume Harga Jumlah
1 Oktober 250
Rp
25,000
Rp
6,250,000 80
Rp
30,000
Rp
2,400,000
Rp
8,650,000
2 November 245
Rp
25,000
Rp
6,125,000 85
Rp
30,000
Rp
2,550,000
Rp
8,675,000
3 Desember 260
Rp
25,000
Rp
6,500,000 79
Rp
30,000
Rp
2,370,000
Rp
8,870,000
4 Januari 240
Rp
25,000
Rp
6,000,000 76
Rp
30,000
Rp
2,280,000
Rp
8,280,000
5 Februari 250
Rp
25,000
Rp
6,250,000 80
Rp
30,000
Rp
2,400,000
Rp
8,650,000
6 Maret 250
Rp
25,000
Rp
6,250,000 82
Rp
30,000
Rp
2,460,000
Rp
8,710,000
7 April 243
Rp
25,000
Rp
6,075,000 80
Rp
30,000
Rp
2,400,000
Rp
8,475,000
8 Mei 247
Rp
25,000
Rp
6,175,000 81
Rp
30,000
Rp
2,430,000
Rp
8,605,000
9 Juni 245
Rp
25,000
Rp
6,125,000 85
Rp
30,000
Rp
2,550,000
Rp
8,675,000
10 Juli 246
Rp
25,000
Rp
6,150,000 83
Rp
30,000
Rp
2,490,000
Rp
8,640,000
11 Agustus 252
Rp
25,000
Rp
6,300,000 79
Rp
30,000
Rp
2,370,000
Rp
8,670,000
12 September 250
Rp
25,000
Rp
6,250,000 75
Rp
30,000
Rp
2,250,000
Rp
8,500,000
TOTAL
Rp
74,450,000
Rp
28,950,000
Rp
103,400,000
NO BULAN
JENIS SAYURAN PENDAPAT
AN
PERBULAN
KANGKUNG SELADA
Volume Harga Jumlah Volume Harga Jumlah
1 Oktober 50
Rp
20,000
Rp
1,000,000 40
Rp
30,000
Rp
1,200,000
Rp
2,200,000
2 November 50
Rp
20,000
Rp
1,000,000 35
Rp
30,000
Rp
1,050,000
Rp
2,050,000
3 Desember 54
Rp
20,000
Rp
1,080,000 36
Rp
30,000
Rp
1,080,000
Rp
2,160,000
4 Januari 56
Rp
20,000
Rp
1,120,000 34
Rp
30,000
Rp
1,020,000
Rp
2,140,000
5 Februari 54
Rp
20,000
Rp
1,080,000 37
Rp
30,000
Rp
1,110,000
Rp
2,190,000
6 Maret 43
Rp
20,000
Rp
860,000 36
Rp
30,000
Rp
1,080,000
Rp
1,940,000
7 April 45
Rp
20,000
Rp
900,000 40
Rp
30,000
Rp
1,200,000
Rp
2,100,000
8 Mei 50
Rp
20,000
Rp
1,000,000 36
Rp
30,000
Rp
1,080,000
Rp
2,080,000
8
9 Juni 45
Rp
20,000
Rp
900,000 35
Rp
30,000
Rp
1,050,000
Rp
1,950,000
10 Juli 40
Rp
20,000
Rp
800,000 30
Rp
30,000
Rp
900,000
Rp
1,700,000
11 Agustus 37
Rp
20,000
Rp
740,000 30
Rp
30,000
Rp
900,000
Rp
1,640,000
12 September 35
Rp
20,000
Rp
700,000 30
Rp
30,000
Rp
900,000
Rp
1,600,000
TOTAL
Rp
11,180,000
Rp
12,570,000
Rp
23,750,000
Sumber : Arsip Felaza Hiroponik
Dari tabel 1.3 ini dapat kita lihat bahwa penjualan sayuran jenis kangkung
dan slada hidroponik mengalami penurunan dari bulan kebulan sehingga Felaza
Hidroponik berhenti untuk memproduksi kangkung dan slada.
Pemasaran sayuran hidroponik di Felaza Hidroponik inipun hanya ke
Jamtos dan menunggu konsumen untuk membeli produk sayuran hidroponik yang
di usahakannya. Padahal Felaza Hidroponik merupakan salah satu produsen
sayuran hidroponik terbesar di kota jambi, karena selain memproduksi sayuran-
sayuran hidroponik, Felaza Hidroponik juga menjual peralatan-peralatan untuk
membudidayakan sayuran hidroponik sekaligus membimbing bagi mereka yang
berminat untuk membudidayakan sayuran hidropponik.9
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dengan ini penulis
melakukan penelitian dengan judul “Strategi Pemasaran Sayuran Hidroponik
pada Felaza Hidroponik dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0 di Kota
Jambi”.
9 Wawancara Dengan Bapak Feri Mirza Irawan Selaku Pemilik Felaza Hidroponik
Kec.Alam Barajo Sabtu, 12 Februari 2019.
9
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian penjelasan latar belakang di atas maka dapat
dirumuskan permasalahannya sebagai berikut:
1. Faktor-faktor internal dan eksternal apa saja yang mempengaruhi
pemasaran sayuran hidroponik di CV Felaza hidroponik ?
2. Bagaimana strategi pemasaran sayuran hidroponik pada Felaza
Hidroponik dalam menghadapi revolusi industri 4.0?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui faktor internal dan faktor eksternal yang
mempengaruhi pemasaran sayuran hidroponik.
2. Untuk mengetahui strategi pemasaran sayuran hidroponik pada Felaza
Hidroponik.
D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-
pihak yang terkait, antara lain:
1. Sebagai bahan informasi atau referensi untuk pengembangan ilmu bagi
pihak pihak yang membutuhkan.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu informasi yang
berguna bagi manajemen perusahaan untuk melaksanakan fungsi-
fungsinya dengan lebih baik lagi.
3. Adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan tambahan
pengetahuan bagi mahasiswa ekonomi islam.
10
4. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi penelitian
berikutnya untuk meneliti permasalahan dengan objek dan periode yang
berbeda pula.
E. Batasan Masalah
Agar dalam penyusunan proposal ini terfokus pada ruang lingkup penelitian
maka penulis membatasi permasalahan hanya dalam strategi pemasaran sayuran
hidroponik pada Felaza Hidroponik di Kota Jambi.
F. Kerangka Teori
1. Pemasaran
Pengertian pemasaran menurut peristilahan, berasal dari kata “ pasar” yang
artinya tempat terjadinya pertemuan transaksi jual-beli atau tempat bertemunya
penjual dan pembeli. Kondisi dinamakan masyarakat dan desakan ekonomi, maka
dikenal istilah “pemasaran” yang berarti melakukan suatu aktifitas penjualan dan
pembelian suatu produk atau jasa, didasari oleh kepentingan atau keinginan untuk
membeli dan menjual.
Dasar pengertian ini yang melahirkan teori pemasaran yang ditemukan oleh
kotler, sebagai teori pasar. Kotler selanjutnya memberikan batasan bahwa teori
pasar memiliki dua dimensi yaitu dimensi sosial dan dimensi ekonomi.10
Dimensi
sosial yang terjadinya kegiatan transaksi atas dasar suka sama suka. Dan dimensi
ekonomi yaitu terjadinya keuntungan dari kegiatan transaksi yang saling
memberikan kepusan.
10
Philip Kotler, A.B. Susanto, Manajemen Pemasaran di Indonesia (Jakarta: PT Salemba
Emban Patria, 2001), hal. 157
11
Dibuktikan dari banyaknya definisi pemasaran menurut para ahli yang
berbeda-beda, baik dari segi kosepsional maupun dari persepsi atau penafsiran,
namun semuanya bergantung dari sudut mana tinjauan pemasaran tersebut, akan
tetapi pada akhirnya mempunyai tujuan yang sama. Umumnya para ahli
pemasaran berpendapat bahwa kegiatan pemasaran tidak hanya bertujuan
bagaimana menjual barang dan jasa atau memindahkan hak milik dari produsen ke
pelanggan akhir, akan tetapi pemasaran merupakan suatu usuha terpadu untuk
mengembangkan rencana strategis yang di arahkan pada usaha bagaimana
memuaskan kebutuhan dan keinginan pembeli guna mendapatkan penjualan yang
dapat menghasilkan keuntungan yang di harapkan.
a. Pengertian Strategi
Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan
pelaksanaan gagasan, perencanaan dan eksekusi sebuah aktivitas dalam
kurun waktu tertentu. Secara khusus strategi adalah “penempatan” misi
perusahaan, penetapan sasaran organisasi dengan mengingat kekuatan
eksternal dan internal, perumusan kebijakan dan strategi tertentu untuk
mencapai sasaran dan memastikan implementasi secra tepat, sehingga
tujuan dan sasaran utama organisasi akan tercapai. Menurut:
1) Chandler strategi adalah penetuan dasar goal jangka panjang dan
tujuan perusahaan serta pemakaian cara-cara dan alokasi sumber-
sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan.11
11
Supriono, Manajemen Strategi dan Kebijakan Bisnis, (Yogyakarta: BPFE, 1985), hal. 8 4
12
2) Fuad Amsyari mengatakan bahwa strategi dan taktik adalah
memenagkan suatu persaingan. Persaingan ini berbentuk suatu
pencampuran fisik untuk merebut suatu wilayah dengan memakai
senjata tajam dan tenaga manusia sedangkan dalam bidang militer
dan taktik adalah suaatu cara atau teknik memenangkan suatu
persaingan antara kelompok-kelompok yang berbeda orientasi
hidupnya.12
Jadi, dalam mencapai sebuah target pemasaran yang baik harus
memperhatikan dari strategi yang ingin dilakukan. Sehingga, ketika
melakukan sebuah pemasran mempunyai strategi pemasaran yang mampu
bersaing dengan para pesaing lain.
b. Pengertian Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang
dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya, untuk berkembang, dan mendapatkan laba.
Berhasil tidaknya dalam pencapaian tujuan bisnis tergantung pada keahlian
mereka di bidang pemasaran, produksi, keuangan, maupun bidang lain.
Selain itu juga tergantung pada kemampuan mereka untuk mengkombinasi
fungsi-fungsi tersebut agar organisasi dapat berjalan lancar. William J.
Stanton menyatakan bahwa pemasran adalah suatu sistem keseluruhan dari
kegiatan-kegiatan bisnis yang di tujukan untuk merencanakan, menetukan
12
Fuad Amsyari, Strategi Perjuangan Umat Islam Indonesia, (Bandung: Mizan, 1990),
hal. 4
13
harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang
memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli
potensial.13
Jadi, pemasaran sebagai suatu sistem dari kegiatan-kegiatan yang saling
berhubungan, ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa kepada kelompok
pembeli. Kegiatan-kegiatan tersebut beroperasi di dalam suatu lingkungan
yang dibatasi oleh sumber-sumber dari perusahaan itu sendiri, peraturan-
peraturan, maupun konsekuensi sosial dari perusahaan. Pada umunya, dalam
pemasaran perusahaan berusaha menghasilkan laba dari penjualan barang
dan jasa yang diciptakan untuk memenuhi kebutuhan pembeli. Namun
demikian, pemasaran juga dilakukan untuk mengembangkan,
mempromosikan, dan mendistribuaikan program-program dan jasa yang
disponsori oleh organisasi non-laba.
Menurut Kotler bahwa strategi pemasaran adalah suatu proses sosial
dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa
yang dibutuhkan dan diinginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan
mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.14
Pengertian
tersebut menunjukkan bahwa strategi pemasaran mengandung aspek sosial
baik secara individu maupun berkelompok untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginannya, akibat adanya keinginan dan kebutuhan tersebut maka
terciptalah suatu interaksi yang disebut transaksi pertukaran barang dan jasa.
13
Basu Swastha, Manajemen Pemasaran Modern,(Yogyakarta: Liberty, 2005) hal. 5 14
Philip Kotler dan G. Amstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran, (Jakarta; Erlangga, 1997)
hal. 3
14
Tujuannya adalah bagaimana memenuhi keinginan dan kebutuhan
konsumen baik terhadap individu maupun kelompok.
c. Marketing Mix
Pemasaran dalam suatu perusahaan menghasilkan kepuasan pelanggan
serta kesejahteraan konsumen dalam jangka panjang sebagai kunci untuk
memperoleh profit atau keuntungan. Keberhasilan suatu perusahaan
berdasarkan keahlianya dalam mengendalikan strategi pemasaran yang
dimiliki. Konsep pemasaran mempunyai seperangkat alat pemasaran yang
sifatnya dikendalikan yaitu lebih dikenal dengan Marketing Mix (Bauran
Pemasaran).15
Bauran pemasaran / Marketing Mix merupakan kegiatan
pemasaran yang dilakukan secara terpadu. Artinya kegiatan ini dilakukan
secara bersama diantara elemen-elemen yang ada dalam markering. Setiap
elemen tidak dapat berjalan sendiri-sendiri tanpa dukungan dari elemen
lainya.
Menurut Basu Swasta marketing mix adalah kombinasi dari empat
variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran
perusahaan, yakni: produk, struktur harga, kegiatan promosi, dan sistem
distribusi.16
Sedangkan Thorik Gunara dan Utus Hardiono Sudibyo berpendapat
bahwa, marketing mix atau bauran pemasaran adalah sebuah tingkatan yang
menggabungkan elemen penting pemasaran benda atau jasa, seperti
keunggulan produk, penetapan harga, pengemasan produk, periklanan,
15
8 M. Nur, Rianto, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung: ALFABETA,
2010), hal. 14. 16
Basu Swastha, Azas-Azas Marketing, (Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, 1984), hal. 42.
15
persediaan barang distribusi dan anggaran pemssaran, dalam usaha
memasarkan sebuah produk atau jasa merupakan gambaran jelas mengenai
bauran pemasaran.17
Jadi dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran atau marketing mix
merupakan serangkaian dari variabel-variabel yang dimiliki perusahaan atau
alat-alat pemasaran yang dapat dikendalikan oleh perusahaan untuk
melayani segmen pasar sasaranya.18
Adapun inti dari bauran pemasaran
mengarah pada subjek dan objek strategi pemasaran, yang secara agregat
terdiri dari produk (product), harga (price), distribusi (distribution) dan
promosi (promotion), sehingga hal tersebut sangatlah tepat bahwa untuk
memberikan kepuasan kepada pelanggan, maka pihak manajemen pantas
untuk menerapkan strategi bauran pemasaran dalam peningkatan volume
penjualan. Pemasaran merupakan aktivitas untuk melakukan penjualan dan
pembelian, sehingga terjadi transaksi kesepakatan dengan saling
menguntungkan dan memberikan manfaat dari produk yang dijualbelikan.
Membahas strategi pemasaran maka konsep bauran pemasaran (marketing
mix) senantiasa penting diperhatikan. Konsep bauran pemasaran produk
mengenai konsep 4 P (Product, Price, Promotion dan Place), Kotler
mendefinisikan bauran pemasaran sebagai suatu set peralatan pemasaran
yang digunakan oleh suatu perusahaan untuk mencapai objek pemasaran
yang ditetapkan dalam pasar sasaran sesuai produk. Model bauran
pemasaran dapat digambarkan sebagai berikut :
17
Thorik Gunara & Utus Hardiono, Marketing Muhamnad Saw, (Bandung: PT. Karya kita,
2007), hal, 46. 18
Nirwana, Prinsip-Prinsip Pemasaran Jasa, (Malang: Dioma, 2004), Hal 43.
16
1) Produk (Product)
Menurut Tjiptono produk merupakan segala sesuatu yang dapat
ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan
atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar
yang bersangkutan. Secara konseptual, produk adalah pemahaman subjektif
dari produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk
mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan
konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas serta daya beli pasar.19
Produk adalah segala sesuatu yang dapat diberikan kepada seseorang
guna memuaskan suatu kebutuhan dan keinginan. Produk tersebut berupa
suatu benda, jasa, kegiatan, orang, tempat dan organisasi/gagasan.
Keputusan tentang produk ini mencakup penentuan bentuk penawaran
secara fisik, mereknya, kemasannya, garansi dan layanan purna jual.
Pengembangan produk dapat dilakukan setelah menganalisis kebutuhan dan
keinginan pasar.
Kotler mengemukakan definisi produk yaitu “a product is anything that
can be offered to a market to satisfy want or need”. Maksudnya, konsumen
membeli sekumpulan sifat fisik dan kimia sebagai alat untuk pemuas
kebutuhan. Setiap kombinasi dari sifat-sifat tersebut merupakan produk
tersendiri sebab setiap kombinasi akan memberikan kepuasan yang berbeda-
beda. Swastha mendefinisikan produk adalah suatu sifat kompleks baik
yang dapat diraba, maupun tidak dapat diraba, terutama bungkus, warna,
19
Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta, ANDI, 1997), hal. 95
17
harga, prestise perusahaan dan pengecer, pelayanan perusahaan dan
pengecer, yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan atau
kebutuhannya.20
Jadi, dapat dikatakan bahwa dalam produk terdapat sekumpulan atribut
yang nyata (tangible) dan tidak nyata (intangible) seperti warna, kemasan,
prestise pabrik, prestise pengecer dan pelayanan.
2) Harga (Price)
Harga sebagai salah satu unsur bauran pemasaran yang memberikan
pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan. Harga bersifat fleksibel,
artinya dapat diubah dengan cepat, sehingga mempengaruhi omset
pengambilan keputusan pembelian dan penjualan suatu perusahaan.
Sumarni memberikan pengertian harga yaitu sejumlah uang yang
dibutuhkan dan digunakan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari
produk dan pelayanannya. Harga merupakan alat ukur yang dinyatakan
dalam bentuk uang untuk mendapatkan atau memiliki suatu barang atau
jasa. Harga jual merupakan satu-satunya unsur dari bauran pemasaran yang
menghasilkan pengambilan keputusan pembelian, sedangkan unsur lainnya
menunjukkan biaya.
Menurut Carthy, harga berkenaan dengan kebijakan strategis dan taktis
seperti tingkat harga, tingkat diskon, syarat pembayaran, dan tingkat
diskriminasi harga diantara berbagai kelompok pelamggan. Harga
menggambarkan besarnya rupiah yang harus dikeluarkan seorang konsumen
20
Basu Swastha, Manajemen Pemasaran, (Bandung: Remaja Karya, 2005), hal. 94
18
untuk memperoleh satu buak produk dan hendaknya harga akan dapat
dijangkau oleh konsumen.21
Swastha mengemukakan bahwa harga adalah jumlah uang yang
dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah produk atau jasa. Hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam menetapkan harga yakni biaya, keuntungan praktik
saingan dan perubahan keinginan pasar. Besarnya jumlah uang yang
dikeluarkan untuk mendapatkan atau memiliki suatu barang ditentukan oleh
kesepakatan antara pembeli dan penjual itu sendiri.22
Tujuan penetapan
harga produk yaitu untuk mendapatkan laba maksimum, mendapatkan
pengembalian investasi yang ditargetkan atau pengembalian pada
pengambilan keputusan pembelian bersih, mencegah atau mengurangi
persaingan dan mempertahankan atau memperbaiki pangsa pasar.
Perusahaan harus bijaksana dalam menetapkan harga suatu barang atau jasa
karena variabel ini menjadi salah satu penentu bagi permintaan pasarnya.
Tujuan ditetapkan harga pada sebuah produk adalah untuk mencapai
hal-hal sebagai berikut:
a) Mendapatkan posisi pasar. Misalnya penggunaan harga rendah
untuk mendapatkan penjualan dan pangsa pasar.
b) Mencapai kinerja keuangan. Harga-harga dipilih untuk membantu
pencapaian tujuan keuangan seperti konstribusi laba dan arus kas.
Harga yang terlalu tinggi mungkin tidak dapat diterima oleh para
pembeli.
21
Muhamad Jaiz, Dasar-Dasar Periklanan, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014),hal. 40. 22
Basu Swastha, Manajemen Pemasaran, (Bandung: Remaja Karya, 2005), hal. 147
19
c) Penentuan posisi produk. Harga dapat digunakan untuk
mengingatkan citra produk, mempromosikan kegunaan produk,
menciptakan kesadaran, dan tujuan penentuan posisi lainnya.
d) Mempengaruhi persaingan. Manajemen mungkin ingin
menghambat para pesaing yang sekarang untuk tidak dapat masuk
kepasar atau untuk tidak melakukan pemotongan harga.23
Tujuan penetapan harga di atas memiliki implikasi penting terhadap
strategi bersaing perusahaan. Harga merupakan persoalan yang fundamental
dalam bidang usaha baik bagi pembeli maupun penjual (produsen). Untuk
mengadakan pertukaran atau mengukur nilai suatu barang atau produk,
digunakan uang sebagai alat ukur dan jumlah uang yang digunakan dalam
pertukaran mencerminkan harga dari barang atau produk yang ingin dibeli.
3) Promosi (Promotion)
Tjiptono promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan
suatu program pemasaran. Promosi adalah suatu bentuk komunikasi
pemasaran, yaitu aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan
informasi, mempengaruhi atau membujuk, dan atau mengingatkan pasar
sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli,
dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.24
Promosi dalam pemasaran bertujuan untuk menginformasikan,
mempengaruhi dan membujuk, serta mengingatkan konsumen sasaran
23
Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta, ANDI, 1997), hal. 152 24
Ibid., hal. 219
20
tentang perusahaan dan bauran pemasarannya. Promosi selain mempunyai
manfaat dalam memperkenalkan produk baru, juga penting sekali dalam hal
mempertahankan selera konsumen untuk tetap mengkonsumsi produk yang
sudah ada. Betapapun gencarnya kegiatan promosi yang dilakukan oleh
perusahaan, perlu didukung oleh harga dan kualitas produk yang
dipromosikan, sehingga tujuan perusahaan untuk mencapai volume
penjualan serta market share akan dapat dicapai. Swastha menyatakan
bahwa promosi adalah arus informasi dan persuasi satu arah yang dibuat
untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang
menciptakan pertukaran dalam pemasaran. Dalam hal ini, perusahaan harus
mampu menentukan atau memilih media yang dapat digunakan untuk
menunjang sukses pemasaran. Jadi kegiatan tersebut perlu dikombinasikan,
dikoordinir agar perusahaan dapat melakukan tugas pemasaran dengan baik,
sehingga perusahaan tidak saja memilih kombinasi yang terbaik saja, tetapi
juga mengkoordinir berbagai elemen dari marketing mix.25
4) Distribusi (Place)
Tjiptono mengemukakan bahwa ketika memilih saluran distribusi,
perusahaan harus mengikuti kriteria 3C yaitu Channel Control, market
Coverage dan Cost. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan adalah pasar,
produk, perantara dan perusahaan.26
Swastha saluran distribusi pemasaran memegang peranan dalam
membantu menyampaikan barang atau jasa dari pihak produsen ke
25
Basu Swastha, Manajemen Pemasaran, (Bandung: Remaja Karya, 2005), hal. 237 26
Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta, ANDI, 1997), hal. 189
21
konsumen. Dalam hal ini ada tiga jenis interaksi yang mempengaruhi
distribusi yaitu:
a) Konsumen mendatangi pemberi jasa (perusahaan). Apabila
keadaannya seperti ini, maka lokasi akan menjadi sangat penting.
Perusahaan sebaiknya memilih tempat dekat dengan konsumen,
sehingga mudah dijangkau dengan kata lain harus strategis.
b) Pemberi jasa mendatangi konsumen. Dalam hal ini lokasi distribusi
tidak terlalu penting tetapi yang harus diperhatikan adalah
pelayanan yang diberikan harus tetap berkualitas.
c) Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung. Ini
berarti service provider dan konsumen berinteraksi melalui sarana
tertentu seperti telepon, komputer atau surat. Dalam hal ini lokasi
menjadi sangat tidak penting selama komunikasi antara kedua
belah pihak dapat terlaksana.27
Konsep bauran pemasaran (marketing mix) penting diperhatikan.
Bauran pemasaran mengandung dua unsur yang terpisah tetapi memiliki
hubungan yang erat, yakni :
a) Target marketing, yaitu suatu kelompok konsumen yang homogen
yang merupakan sasaran perusahaan.
b) Marketing mix, yaitu variabel-variabel pemasaran yang dapat
dikontrol yang akan dikombinasikan oleh perusahaan untuk
memperoleh hasil yang maksimal.
27
Basu Swastha, Manajemen Pemasaran, (Bandung: Remaja Karya, 2005), hal. 208
22
Kedua unsur di atas memiliki hubungan yang erat karena target
marketing merupakan suatu sasaran yang akan dituju sedangkan marketing
mix (bauran pemasaran) merupakan alat untuk menuju sasaran tersebut yaitu
meningkatkan kepuasan konsumen.
2. Pemasaran syariah
Pemasaran dalam ekonomi Islam berkaitan dengan jual beli yang dikenal
dengan murabahah. Murabahah berbeda dengan jual beli mengharuskan penjual
memberikan informasi kepada pembeli tentang biaya-biaya yang dikeluarkan
untuk mendapatkan komoditas (harga pokok pembelian) dan tambahan
keuntungan yang diinginkan oleh penjual berdasarkan kesepakatan bersama. Jadi,
Murabahah dapat diartikan sebagai bentuk transaksi jual beli dimana penjual
menyebutkan harga pokok dan tambahan keuntungan yang diinginkan
berdasarkan kesepakatan bersama.28
Syariah marketing adalah sebuah disiplin bisnis strategis yang mengarahkan
proses penciptaan, penawaran dan perubahan value dari suatu inisiator kepada
stakeholders-nya, yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad dan
prinsi-prinsip muamalah (bisnis) dalam Islam. pemasaran syariah juga merujuk
kepada kaidah fiqih dalam Islam yang mengatakan “Al-muslimuuna „alaa
syuruutihim illa syarthan harrama halaalan aw ahalla haraaman” (kaum muslim
terikat dengan kesepakatan-kesepakatan bisnis yang mereka buat, kecuali
kesepakatan yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram).
Selain itu dalam Islam yang paling mendasar dalam konsep muamalah, yaitu “al-
28
Ismail Nawawi, Fiqh Muamalah: Klasik dan Kontemporer, (Bogor: Penerbitan Ghalia
Indonesia, 2012), hal. 91.
23
ashlu fi al mu‟amalati al ibaha illa an yadulla daliilun „ala tahriimihaa” (Pada
dasarnya semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang
mengharamkannya).29
Ketika kita membahas tentang muamalah, maka kita tidak akan terlepas dari
kaidah-kaidah syara’ yang telah ditetapkan oleh ulama terdahulu. Para ulama dan
fuqoha (ahli fiqh), dalam menetapkan hukum menyangkut masalah-masalah
syariah, selalu mendasarkan ketetapannya dengan suatu prinsip pokok bahwa
“segala sesuatu asalnya mubah (boleh)”. Ketetapan ini didasarkan pada dalil dalil
syar'i dalam Al-Qur,an dan hadits Nabi saw.
Pada bagian lain, Syekh al-Qaradhawi mengatakan bahwa kaidah “asal
segala sesuatu adalah halal” ini tidak hanya terbatas dalam masalah benda, tetapi
meliputi masalah perbuatan dan pekerjaan yang tidak termasuk daripada urusan
ibadah, yaitu yang biasa kita istilahkan dengan adat atau muamalah. Prinsip pokok
dalam masalah ini ialah tidak haram dan tidak terikat, kecuali sesuatu yang
memang oleh syar‟i (Allah dan Rasul) sendiri telah diharamkan. Ini artinya dalam
syariah marketing, seluruh proses baik proses penciptaan, proses penawaran,
maupun proses perubahan nilai (value) tidak boleh ada hal-hal yang bertentangan
dengan akad dan prinsip prinsip muamalah yang Islami. Sepanjang hal tersebut
dapat dijamin, dan penyimpangan prinsip-prinsip muamalah yang Islami tidak
terjadi dalam suatu transaksi atau dalam proses suatu bisnis, maka bentuk
transaksi apapun dalam pemasaran boleh dilakukan. Allah Swt juga mengingatkan
agar kita tidak berbuat zalim dalam berbisnis termasuk dalam hal memasarkan.
29
Veithzal Riva‟i, Islamic Markting Membangun dan Mengembangkan Bisnis Dengan
Praktik Marketing Rasulullah saw, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2012), hal.34.
24
Dalam syariah marketing, perusahaan tidak hanya berorientasi pada
keuntungan semata, namun turut pula berorientasi pada tujuan lainnya yaitu
keberkahan. Perpaduan konsep keuntungan dan keberkah-an ini melahirkan
konsep maslahah yaitu suatu perusahaan syariah akan berorientasi pada
pencapaian maslahah yang optimal.
Definisi pemasaran syariah menurut Kartajaya dan Sula merupakan sebuah
disiplin bisnis strategi yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan
perubahan nilai (value) dari suatu inisiator kepada stakeholder (para
pemercayanya) yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad dan
prinsip-prinsip muamalah (bisnis) dalam islam. Sebagaimana Alloh SWT
mengingatkan agar senantiasa menghindari perbuatan yang zalim dan bisnis
termasuk dalam pencitaan, penawaran, dan proses perubahan nilai dalam
penwaran.
Sebagaimana firman Alloh Swt:
Artinya: Daud berkata: “sesungguhnya Dia telah berbuat zalim kepadamu
dengan meminta kambingmu itu untuk ditambahkan kepada
kambingnya, dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang
yang berserikat itu sebagian mereka berbuat zalim kepada
sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal yang saleh, dan amat sedikitlah mereka ini”.
Dan Daud mengetahui bahwa kami mengujinya; Maka ia meminta
25
ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan bertaubat.
(Qs. Shaad[38]:24).30
Begitupun dalam ayat lain Alloh Swt berfirman:
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad (perjanjian-
perjanjian) itu. Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang
akan dibaca kepadamu. (yang demikian itu) dengan tidak
menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji.
Sesungguhnya allah menetapkan hukum-hukum menurut yang
dikehendaki-Nya. (Qs. Al-Maidah[5]: 1).31
Dalam ayat tersebut Alloh Swt mengingatkan pada setiap pembisnis,
marketer untuk senantiasa memegang janji-janjinya, tidak menghianati apa-apa
yang telah disepakati. Begitupun Rasululloh Saw menekankan pentingnya
integritas dalam menjalankan bisnis. Menurut Gunara dan Sudigyo, Rasululloh
Saw berpegang pada lima konsep diantaranya:32
a. Jujur merupakan kunci utama dari kepercayaan pelanggan, kepercayaan
bukanlah sesuatu yang diciptakan, tetapi kepercayaan adalah sesuatu
yang dilahirkam. Sikap jujur juga merupakan nilai tambah dan
pengalaman lebih yang ditawarkan. Sebaik apapun nilai yang coba
ditawarkan kepada konsumen apabila tidak bersikap jujur akan menjadi
sia-sia.
30
Shaad [38] : 24. 31
Al-Maidah [5] : 1 32
Jusmaliani, Bisnis Berbasis Syariah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008).,hal.2.
26
b. Iklas merupakan mampu membaca kemampuan diri sendiri jauh lebih
baik dari pada mengukur dari pada orang lain, baik relasi maupun
saingan (competitor). Sikap ini merupakan sikap yang akan menjaga
seorang individu atau sebuah perusahaan dari sikap over promise under
deliver karena akan dapat mengukur kemauan diri sebelum melakukan
sesuatu. Ikhlas bukan bearti pasrah akan suatu keadaan, menerima
apaadanya tapi lebih kepada menjaga ketenangan batin dengan
meluruskan niat dan bersungguh-sungguh dalam bekerja.
c. Profesional merupakan sikap cermat dan kompeten dalam melakukan
pekerjaan. The Right Man on The Right Job menjadi inti dari sikap
profesional. Sikap ini pada akhirnya membawa seorang individu pada
pemanfaatan waktu dan sumber daya yang semakin efektif dan efesien.
d. Silaturahmi merupakan menjaga hubungan baik dengan sesama
manusia, lingkungan dan makhluk hidup yang lain. Silaturahmi juga
menjadi kunci sukses dalam berbisnis karena akan membangun
networking yang luas serta akan menambah informasi, pemahaman
tentang apa-apa yang menjadi kebutuhan konsumen.
e. Murah hati bearti the center of soul marketing karena dengan didasari
sikap murah hati perpaduan jujur, ikhlas, profesional, silaturahmi yang
dilakukan kesinambungan akan membentuk sebuah pola pikir yang
ideal dan sebuah paradigma baru yang berpusat pada sikap murah hati.
Implementasi syariat dalam variabel-variabel bauran pemasaran dapat
dilihat, misalnya pada produk, barang dan jasa yang ditawarkan adalah yang
27
berkualitas atau sesuai dengan yang dijanjikan. Pada variabel harga, terhadap
pelanggan akan disajikan harga yang kompetitif. Pada saluran distribusi (lokasi),
pebisnis muslim sekali kali tidak akan pernah melakukan kezaliman terhadap
pesaing lain, suap untuk melicinkan saluran pasarnya, dan tindakan tidak baik
lainnya. Pada promosi, pebisnis muslim juga akan menghindari iklan porno,
bohong, dan promosi yang menghalalkan segala cara.33
Bauran pemasaran adalah
empat komponen dalam pemasaran yang terdiri dari 4P yaitu:
a. Produk
Konsep produk pada pemasaran Islami yang dilakukan oleh Nabi
Muhammad SAW selalu menjelaskan dengan baik kepada pembeli akan
kelebihan dan kekurangan produk yang dijualnya, sebagaimana sabda
beliau:
Muhammad SAW bersabda, dalam (HR Muslim, dari Hakim bin Hizam
Ra) ”Dua orang yang berjual beli masing-masing mempunyai hak pilih
(untuk meneruskan jual beli atau tidak) selama keduanya belum pernah
berpisah. Jika keduanya berlaku jujur dan berterus terang menjelaskan
(keadaaan barang yang diperjual belikan), maka keduanya akan mendapat
berkat dari jual beli mereka tetapi jika mereka berdusta dan
menyembunyikan cacat, hilanglah jual beli mereka.”34
Kejujuran adalah kunci utama dalam perniagaan Nabi Muhammad,
Kejujuran adalah cara yang termurah walaupun sulit dan langka ditemukan
sekarang. Jika kita menjual produk dengan segala kelebihan dan
kekuranganya kita ungkapkan secara jelas, maka yakin produk itu akan
33
Muhammad Ismail Yusanto, Muhammad Karebet Widjajakusuma, Menggagass Bisnis
Islami, (Jakarta: Gema Insani, cet. ke-7, 2008), h. 169. 34
Thorik Gunara dan Utus hardiono, Marketing Muhammad, (Bandung: Madania Prima,
2007). Hal. 58
28
terjual dan juga akan dipercayai oleh konsumen kita. Dan mereka tidak akan
meninggalkan kita karena merasa tidak dibohongi dengan ucapan kita.
b. Harga
Menurut Carthy, harga berkenaan dengan kebijakan strategis dan taktis
seperti tingkat harga, tingkat diskon, syarat pembayaran, dan tingkat
diskriminasi harga diantara berbagai kelompok pelanggan. Harga
menggambarkan besarnya rupiah yang harus dikeluarkan seorang konsumen
untuk memperoleh satu buah produk dan hendaknya harga akan dapat
dijangkau oleh konsumen.35
Dalam Islam tidak boleh menggunakan cara-cara yang merugikan
pebisnis lainnya. Islam tentu memperbolehkan pedagang untuk mengambil
keuntungan, karena hakekat berdagang adalah mencari keuntungan. Namun
untuk mengambil keuntungan tersebut janganlah berlebih-lebihan. Karena
jika harga yang ditetapkan adalah harga yang wajar, maka pedagang
tersebut pasti akan unggul dalam kuantitas. Dengan kata lain, mendapat
banyak keuntungan dari banyaknya jumlah barang yang terjual, dan tampak
nyatalah keberkahan rizkinya. Dalam proses penentuan harga, Islam juga
memandang bahwa harga haruslah disesuaikan dengan kondisi barang yang
dijual.36
Strategi harga yang digunakan Nabi Muhammad SAW berdasarkan
prinsip suka sama suka. Dalam surat An-Nisaa [4] ayat 29:
35
Muhamad Jaiz, Dasar-Dasar Periklanan, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014),h.,40. 36
Adiwarman Karim, Ekonomi Islam, Gema Insani, h. 182.
29
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan
harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan
perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu.
dan janganlah kamu membunuh dirimu, Sesungguhnya Allah
adalah Maha Penyayang kepadamu.”37
c. Tempat
Dalam menentukan place, perusahaan Islami harus mengutamakan
tempat-tempat yang sesuai dengan target market. Sehingga pada intinya,
dalam menentukan marketing mix harus didasari pada prinsip-prinsip
keadilan dan kejujuran. Fungsi distribusi bertujuan untuk mempercepat
sampainya barang di tangan konsumen atau pasar pada saat yang tepat.
Kebijakan distribusi setidaknya harus memenuhi tiga kriteria. Pertama, yaitu
ketepatan dan kecepatan waktu tiba di tangan konsumen. Kedua, keamanan
yang terjaga dari kerusakan, dan yang ketiga sarana kompetisi dalam
memberikan kecepatan dan ketepatan memenuhi kebutuhan konsumen.
Seorang pembisnis muslim tidak akan melakukan tindakan kedzaliman
terhadap pesaing lain, suap untuk melicinkan saluranpasaran dan tindakan
lainnya.38
Dalam menentukan place atau saluran distribusi, perusahaan Islami
harus mengutamakan tempat-tempat yang sesuai dengan target market,
37
An-Nisaa [4] : 29 38
Yusanto dan Wijayakusuma, Mengagas Bisnis Islami, (Jakarta: Gema Insani
Press,2002),h.170.
30
sehingga dapat efektif dan efisien. Pada intinya, dalam menentukan
marketing mix harus didasari pada prinsip-prinsip keadilan dan kejujuran.
Alloh berfirman dalam Surah An-Nisa‟[4]: 58 yaitu:
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat
kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila
menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan
dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang
sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha
mendengar lagi Maha melihat.”39
Yusanto dan Wijayakusuma berpendapat perbedaan antara bisnis Islami
dan non-Islami terletak pada aturan halal dan haram, sehingga harus
terdapat kehati-hatian dalam menjalankan strategi. Tujuan dari fungsi
distribusi adalah mempercepat sampainya barang di tangan konsumen atau
pasar pada saat yang tepat.
d. Promosi
Promosi bagi perusahaan yang berlandaskan syariah haruslah
menggambarkan secara riil apa yang ditawarkan dari produk-produk atau
servis-servis perusahaan tersebut.
Promosi dalam tinjauan syariah harus sesuai dengan sharia compliance
yang merefleksikan kebenaran, keadilan dan kejujuran kepada masyarakat.
39
An-Nisa‟[4] : 58
31
Segala informasi yang terkait dengan produk harus diberitahukan secara
transparan dan terbuka sehingga tidak ada potensi unsur penipuan dan
kecurangan dalam melakukan promosi. Promosi yang tidak sesuai dengan
kualitas atau kompetensi, contohnya promosi yang menampilkan imajinasi
yang terlalu tinggi bagi konsumennya, adalah termasuk dalam praktik
penipuan dan kebohongan. Untuk itu promosi yang semacam tersebut
sangat dilarang dalam Islam.40
3. Hidroponik
Istilah hydroponics (di indonesiakan menjadi hidroponik) di lontarkan oleh
W.A. Setchell dari Uiversity of California, sehubungan dengan keberhasilan W.F.
Gericke dari universitas yang sama, dalam pengembangan teknik bercocok tanam
dengan air sebagai medium tanah. Semula, Gericke memakai istilah aquaculture
ketika ia melaporkan hasil percobaannya. Tetapi karena istilah ini sudah lebih
dulu dipakai bagi kegiatan lain (yaitu menumbuhkan tanaman dan binatang air),
maka ia mempermsalahkan perlunya istilah baru bagi „cara bercocok tanam baru‟
itu. Dan W.A. setchell mengusulkan hydroponics (dari kata yunani hydro (air) dan
ponos (kerja)), Karena yang dimaksud memang „pengerjaan air‟ atau
hydroculture, sebagai lawan dari geoponic (istilah yunani bagi agriculture) yang
sudah lebih dulu kita kenal sebagai „pengerjaan tanah‟ atau bercocok tanam‟.41
40
Kertajaya dan Sula, Syari’ah Marketing, (Bandung: Mizan : Mark Plus&Co, 2006), hal.
178. 41
Slamet Soeseno, Bercocok Tanamsecara Hidroponik, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
1993), Hal.1.
32
Hidroponik atau istilah asingnya Hyroponics, adalah istilah yang digunakan
untuk menjelaskan beberapa cara becocok tanam tanpa menggunakan tanah
sebagai tempat menanam tanaman.42
4. Industri 4.0
a. Pengertian Industri 4.0
Idustri 4.0 adalah nama tren otomasi dan pertukaran data terkini dalam
teknologi pabrik. Istilah ini mencakup sistem siber-fisik, internet untuk segala,
komputasi awan, dan koputasi kognitif.
Industri 4.0 menghasilkan pabrik cerdas. Didalam dalam pabrik cerdas
berstruktur moduler, sistem siber-fisik mengawasi prosses fisik, menciptakan
salinan dunia fisik secara virtual, dan membuat keputasan yang tidak terpusat.
Lewat internet untuk segala (loT), sistem siber-fisik berkomunikasi dan bekerja
sama dengan satu sama lain dan manusia secra bersamaan. Lewat komputasi
awan, layanan internal dan lintas organisasi disediakan dan dimanfaatkan oleh
berbagai pihak di dalam rantai nilai.43
b. Marketing 4.0
Marketing 4.0 adalah pendekatan pemasaran yang menggabungkan interaksi
online dan offline antara perusahaan dan pelanggan. Dalam ekonomi digital,
interaksi digital saja tidak cukup. Bahkan, didunia yanng semakin online,
sentuhan offline mewakili diferensiasi yang kuat. Marketing 4.0 juga memadukan
gaya dengan subtansi. Meskipun sangat penting bagi merek untuk lebih fleksibel
dan adaptif karena adanya tren teknologi yang berubah cepat, karakter autentiknya
42
Pinus Lingga, Hidroponik Bercocok Tanam Tanpa Tanah, (Jakarta:Penebar Swadaya,
1992), Cet. 8 Hal.1. 43
“Revolusi industri 4.0,” http://id.m.wikipedia.org/wiki/industri_4.0 , akses 17 juli 2019
33
menjadi semakin penting. Di dunia yang semakin trasparan, autentitas adalah aset
yang paling berharga. Akhirnya, marketing 4.0 mengungkit konektifitas mesin-ke-
kemesin dan kecerdasan buatan untuk meningkatkan produktifitas pemasaran
sambil mengingkit konektifitas manusia-ke-manusia untuk memperkuat
keterlibatan pelanggan.44
G. Tinjauan Pustaka
Tabel 1.3
Ringkasan penelitian terdahulu
No Penelitian/
Tahun
Judul
Penelitian Metode Kesimpulan
1. Fanema
Gabrieli
M / 2017
Analisis
strategi
pemasaran
sayuran
hidroponik di
kota medan.
Analisis
deskriptif
Faktor internal yang
mempengaruhi peningkatan
pemasaran sayuran hidroponik,
yaitu: sudah diperkenalkan GAP
dan SOP, adanya dukungan
pemerintah, pembinaan tenaga
penyuluh untuk tanaman
hidroponik sudah dilakukan,
masih kurangnya pengawasan
pelaksanaan GAP dan SOP,
leaflet (selebaran) masih kurang
efektif, kurangnya pameran, dan
fasilitas penelitian tidak tersedia.
Faktor eksternal yang
mempengaruhi peningkatan
pemasaran sayuran hidroponik
yaitu: lokasi pasar cukup
strategis, harga yang diterima
petani sama dengan harga di
pasar, pelaksanaan GAP dan SOP
baik, jaringan pemasaran sudah
berkembang, permodalan
bersumber dari pribadi,
pengalaman produsen cukup baik,
44
Philip Kotler, Hermawan Kartajaya dan Iwan Setiawan, Marketing 4.0 Bergerak Dari
Tradisional Ke Digital, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2019), Cet. 3 Hal. 43
34
keahlian pascapanen baik,
pesaing sedikit, pelanggan tetap
masih sedikit, ragam sayuran
hidroponik masih sedikit, jadwal
tanam belum mengikuti pangsa
pasar, dan peran asosiasi /
kelembagaan tani kurang baik.45
2. Shanty
Rosdiana
Batubara /
2009
Analisis
Pemasaran
Sayuran
Organik Di
Pt Agro
Lestari Ciawi
Bogor Jawa
Barat
kuantitatif
dan
kualitatif
Berdasarkan perhitungan marjin
pemasaran dan farmer‟s share
maka saluran pemasaran sayuran
organik pada PT Agro Lestari
yang paling efisien adalah
saluran pemasaran satu dan dua
dimana marjin pemasaran terkecil
yaitu sebesar Rp 4500,00 per kg
untuk komoditi kangkung
organik dengan keuntungan
sebesar Rp 2200,00 per kg dan
farmer‟s share sebesar 40 persen,
Formatted46
3. Nomi
Noviani
dkk / 2016
Analisis
Strategi
Pemasaran
Sayuran
Hidroponik
Merek
Papamama
Farm
Kualitatif
deskriptif
Faktor-faktor eksternal yang
menjadipeluang bagi PapaMama
Farm adalahkharakteristik
konsumen, permintaan masih
tinggi, sistem budidaya pesaing
lebih mahal, tingkat kesulitan
memasuki pasar bagi pesaing
baru, peningkatan pendapatan
dan tingkat pendidikan
masyarakat, kelas social
masyarakat yang semakin
beragam, dan peningkatan
teknologi. Ancaman yang
dihadapi saat ini adalah tingkat
kesetiaan konsumen, pelayanan
pengecer, tekanan produk
subtitusi, strategi harga dan
45
Fanema Gabrieli M, “Analisis Strategi Pemasaran Sayuran Hidroponik Di Kota Medan,”
Skripsi Universitas Sumatra Utara, (2017), Hal.69.
46
Shanty Rosdiana Batubara, “Analisis Pemasaran Sayuran Organik Di Pt Agro Lestari
Ciawi Bogor Jawa Barat,” Skripsi Institut Pertanian Bogor, (2009)
35
strategi distribusi pesaing, dan
resiko alam.47
4 Juliana c.
kilmanun /
2018
System
pemasaran
sayuran
hidroponik di
Kalimantan
barat
Kualitatif
deskriptif
Budidaya sayuran hidroponik
memiiki prospek yang
menjanjikan. Dalam usaha
sayuran hidroponik di perkotaan
Kalimantan barat hendaknya
memperhatikan peluang, kendala,
dan strategi pemasaran.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah pada objek
yang di teliti dan waktu melakukan penelitian, yang mana penlitian ini
dilakukan pada CV Felaza Hidroponik Di kota jambi.
H. Kerangka Pemikiran
Tujuan utama pemasaran adalah menjalin hubungan yang saling
menguntungkan antara pihak yang terkait. Tujuan ini diimplementasikan melalui
strategi pemasaran. Strategi pemasaran tidak dapat berdiri sendiri tetapi dibentuk
berdasarkan analisa lingkungan internal maupun lingkungan eksternal perusahaan.
Langkah awal yang perlu diperhatikan dalam menyusun strategi pemasaran
adalah pernyataan misi dan tujuan perusahaan untuk mengetahui alasan
perusahaan ada. Berikutnya adalah audit pemasaran yang bertujuan untuk
mengetahui seberapa baik perusahaan menerapkan konsep pemasarannya. Audit
meliputi lingkungan eksternal dan internal.
Pertama, hasil audit pemasaran diringkaskan dalam bentuk analisis SWOT.
Analisis SWOT membahas tentang faktor-faktor internal dan eksternal strategis
47
Novi noviani & sri wahyuni, ”Analisis Strategi Pemasaran Sayuran Hidroponik Merek
Papamama Farm,” Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah, Vol 1, No. 1 Mei, Th. 2016. Hal.
42.
36
yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang akan
dihadapi.
Analisis SWOT menghasilkan keputusan strategi mana yang menjadi
prioritas untuk menghasilkan strategi yang dapat direkomendasikan kepada Felaza
Hidroponik di Kota Jambi.
Keterangan:
Faktor Yang Mempengaruhi
Pemasaran
Kekuatan
Strength
(S)
Eksternal Internal
Faktor
Strategis
Kelemahan
Weakness
(W)
Kekuatan
Threat
(T)
Peluang
Opportunity
(O)
Strategi dan
Matriks Posisi /
Kuadran : Menyatakan Pengaruh
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pemikiran
37
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini tentang analisis strategi pemasaran sayuran hidroponik pada
Felaza Hidroponik dalam menghadapi revolusi industri 4.0 di kota Jambi.
Kegiatan penelitin ini dimulai sejak disahkannya penelitian. Penelitian ini
mengambil lokasi di Felaza Hidroponik di Jl. Tp Sriwijaya Kasturi 1, Rt 1 No.
28A Kel. Beliung Kec. Alam Barajo Kota Jambi. Pemilihan lokasi ini berdasarkan
pertimbangan sebagai berikut :
1. Felaza Hidroponik yang berlokasi di beliung kota baru kota jambi ini
merupakan tempat hidroponik yang strategis, mudah dijangkau karena
berada di tangah-tangah kota jambi dan alat transportasi mudah ditemukan.
Sayuran hidroponik ini sudah banyak di kenal masyarakat.
2. Felaza Hidroponik ini merupakan suplayer sayuran hidroponik ke dalam
salah satu mall besar di kota jambi yaitu Jamtos dan pasar Andil.
3. Adanya kemudahan dalam mendapatkan data dan informasi serta sebagai
keterangan yang diperlukan untuk menyusun skripsi ini.
B. Pendekatan Penelitian
Sesuai dengan judul penelitian ini, untuk mengetahui bagaimana strategi
pemasaran sayuran hidroponik pada Felaza Hidroponik dalam menghadapi
Revolusi Industri 4.0 di kota Jambi, berdasarkan pokok kajian yang harus ditemui
38
sesuai dengan rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, maka
pendekatan yang dilakukan penulis dalam penelitian ini menggunakan metode
penelitian kualitatif deskriftif.
Metode peneliti kualitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat post positivisme, digunakan untuk meneliti pada obyek
yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti sebagai
insrtrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi
(gabungan), data yang diperoleh bersifat kualitatif, analisis data bersifat
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari
pada generalisasi.48
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan
situasi social yang akan diteliti secara menyeluruh, luas dan mendalam.49
Dalam penelitian ini penulis berusaha mendeskripsikan mengenai strategi
pemasaran sayuran hidroponik pada Felaza Hidroponik di kota Jambi. Dalam
penelitian kualitatif ini peneliti menggunakan instrument untuk mengumpulkan
data berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan dilapangan. Dengan digunakan
metode kualitatif ini maka data yang didapat akan lebih lengkap, lebih mendalam,
kredible, dan bermakna sehingga tujuan penelitian dapat dicapai.
C. Jenis Dan Sumber Data
1. Jenis Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data yang bersifat
kualitatif, ada 2 jenis data yang digunakan dalam penelitian ini:
48
Sugiono, Metode Penelitian Kebijakan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi,
R&D Dan Penelitian Evaluasi, (Bandung: Alfabeta, 2017) Cet. 1 Hal. 207 49
Ibid,. Hal. 263
39
a. Data Primer
Data Primer yaitu data yang langsung diperoleh oleh peneliti
dilapangan dari sumber aslinya.50
Dalam hal ini yang dimaksud dengan data
primer adalah data yang diperoleh secara langsung melalui observasi
lapangan dan melalui hasil wawancara terhadap manager CV Felaza
Hidroponik di kota jambi yang menjadi objek penelitian.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia sehingga kita
tinggal mencari dan mengumpulkan; sedang data primer adalah data yang
hanya dapat kita peroleh dari sumber asli atau pertama. Jika data sekunder
dapat kita peroleh dengan lebih mudah dan cepat karena sudah tersedia,
misalnya diperpustakaan, perusahaan-perusahaan, organisasi-organisasi
perdagangan, biro pusat statistik, dan kantor pemerintah.51
Data sekunder ini
diperoleh secara tidak langsung dari sumbernya, data yang dimaksud adalah
berupa dokumen CV felaza Hidroponik, arsip, media massa, dan internet.
2. Sumber Data
Sumber data merupakan subjek dari mana data itu di peroleh. Sumber data
dalam penelitian disesuaikan dengan focus dan tujuan penelitian. Sesuai dengan
fokus penelitian, maka yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah:
Felaza Hidroponik di kota jambi, arsip, media masa, dan internet, supermarket.
50
Ibid,. Hal. 63 51
Ibid,. Hal. 64
40
D. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pengumpulan data secara
kualitatif, dalam pengumpulan data yang penulis butuhkan untuk penelitian ini
menggunakan metode-metode sebagai berikut :
1. Observasi
Observasi adalah pengamatan terhadap suatu objek yang di teliti baik secara
langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang harus dikumpulkan
dalam penelitian. Metode observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode observasi partisipatif. Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan
kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai
sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan
apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan
observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan
sampai mengetahui pada tiingkat makna dari setiap perilaku yang nampak.52
Penulis menggunakan metode observasi untuk melihat secara langsung dan
mengungkap fakta mengenai strategi pemasaran sayuran hidroponik pada CV
Felaza Hidroponik di kota Jambi.
2. Wawancara
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar ide melalui Tanya
jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topic tertentu.53
Penulis menggunakan wawancara tidak terstruktur sebagai instrument pelengkap
observasi dalam mengumpulkan data mengenai strategi pemasaran sayuran
52
Sugiyono, memahami penelitian kualitatif (bandung: afabeta, 2015), cet. 11 hal. 64. 53
Ibid,. hal. 72
41
hidroponik pada Felaza Hidroponik di kota Jambi. Wawancara tak berstruktur
adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman
wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan
datanya.54
Setelah penulis mengadakan pengamatan, penulis mendatangi sumber
informasi yang ada kaitannya dengan objek penelitian serta mengajukan sejumlah
pertanyaan secara langsung sehingga apa yang belum terungkap atau belum
lengkap pada saat pengamatan dapat terungkap. Adapun yang menjadi instrument
dalam wawancara ini adalah pemilik CV Felaza Hidroponik di kota Jambi,
pengusaha sayuran hidroponik lainnya, para distributor dan konsumen.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah catatan peristiwa penting yang sudah berlalu. Documen
biasa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.55
Dengan teknik dokumentasi ini, peneliti dapat memperoleh informasi bukan dari
orang sebagai narasumber, tetapi informasi darai macam-macam sumbertertulis
atau dari dokumen yang ada pada informan dalam bentuk peninggalan budaya,
karya seni, karya pikir. Dokumentasi ini diperlukan untuk melengkapi data dari
pengguna metode observasi dan wawancara. Dokumentasi penulis digunakan
sebagai instrument untuk memperoleh data atau informasi yang berkaitan dengan
Felaza Hidroponik di kota Jambi.
54
Ibid,. hal. 74 55
Sugiyono, memahami penelitian kualitatif (bandung: afabeta, 2015), cet. 11 hal. 82.
42
E. Teknik Analisis Data
Setelah selesai penelitian ini, maka data yang diperoleh terlebih dahulu di
seleksi menurut kelompok variabel-variabel tertentu dan di analisis melalui :
1. Reduksi data
Melalui pengamatan lapangan dan wawancara ditemukan data yang
sedemikian banyak campur aduk, maka langkah selanjutnya yang peneliti
lakukan yaitu mereduksi data. Reduksi data adalah aktivitas penelitian dalam
memilih-memilah data yang dianggap relevan untuk disajikan.56
2. Penyajian data
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah penyajian data,
dalam penenlitian kualitatif, penyajian data yang bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat, bagan, hubungan, antar katagori, melalui penyajian data tersebut
maka data terorganisasikan, tersesusun dalam pola hubungan sehingga akan
semakin mudah dipahami. Dengan mendispay data maka akan mempermudah
untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan
apa yang telah dipahami tersebut.57
3. Triangulasi data
Triangulasi berati peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang
berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti
menggunakan observasi partisipasif, wawancara mendalam, dan dokumentasi
56
Lia musdalipah, Islamic Entrepreneurship Kaum Mahasantri (Studi Kewirausahaan
Mahasantri Ma’had Al Jami’ah UIN STS Jambi), jurnal ekonomi, 2018, hal 25 57
Amrin Tawil, Strategi Pemasaran Pembiayaan Murabahah Produk Tabungan Cicil
Emas Pada Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi, Jurnal Perbankan, 2017, hal 30
43
untuk sumber data yang sama secara serempak. Triangulasi sumber berati, untuk
mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.58
4. Menarik kesimpulan
Verifikation berati penarikan kesimpulan, kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan
bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.
Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh
bukti-bukti yang valid dan konsisten saat penelitian kembali kelapangan
mengumpulkan data, maka kesimpulan yang kemukakan merupakan kesimpulan
yang kuat.
F. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam menjelaskan identifikasi
masalah adalah analisis deskriptif, yaitu dengan metode SWOT yang merupakan
metode penyusunan strategi dengan mengevaluasi kekuatan (strenghs), kelemahan
(weakness), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek
atau suatu spekulasi bisnis. Analisis SWOT menyediakan pemahaman realistis
tentang hubungan suatu organisasi dengan lingkungannya untuk mendapatkan
terciptanya strategi yang dapat memaksimumkan kekuatan dan peluang serta
meminimumkan kelemahan dan ancaman yang ada. Selanjutnya untuk
mengetahui hasil analisis berada diposisi mana, dapat dilihat pada gambar berikut
ini:
58
Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2016) hal 83
44
Gambar 2.2
Diagram Analisis SWOT
Kuadran 1 : Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Usaha
tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan
peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah
mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth Oriented
Srategy).
Kuadran 2 : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, usaha ini masih
memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah
menggunakan kekuatan untuk menghadapi ancaman jangka panjang dengan
cara strategi diversifikasi (produk/jasa).
Kuadran 3 : Usaha menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di
lain pihak, lembaga akan menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal.
Kondisi bisnis pada kuadran 3 ini mirip dengan Question Mark pada BCG
PELUANG
KELEMAHAN
ANCAMAN
KEKUATAN
3. Mendukung
Strategi Growth
1. Mendukung
Strategi Growth
4. Mendukung
Strategi Growth
2. Mendukung
Strategi Growth
1.
2.
3.
45
matrik. Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-
masalah internal usaha sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih.
Kuadran 4 : Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, usaha
tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.59
59
Fanema Gabrieli M, “Analisis Strategi Pemasaran Sayuran Hidroponik Di Kota Medan,”
skripsi universitas Sumatra utara, (2017), hal.26.
46
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Felaza Hidroponik
Felaza Hidroponik merupakan merk produsen sayuran segar hidroponik.
Felaza Hidroponik merupakan perusahaan agrbisnis yang bergerak di bidang
produksi dan trading sayuran segar. Felaza Hidroponik didirikan pada 15 oktober
2016 di beliung kota jambi. Ide awal berdirinya Felaza hidroponik ini dimulai
oleh seorang sarjana muda bernama Ferry irawan yang merupakan salah satu
anggota pendiri komunitas Hidroponik di Jambi. Pada awal berdirinya Felaza
Hidroponik ini berawal dari sebuah hobbi akan sayuran dan tumbuhan
hortikultura lainnya. Dan mencoba untuk melakukan terlebih dahulu uji coba pada
tanaman sawi. Kegiatan budidaya dilakukan dengan menggunakan greenhouse
seluas 8 m2 dengan sistem pengairan irigasi tetes dan media tanam substrat arang
sekam. Pada awalnya budidaya sayuran hidroponik ini mengalami kegagalan
karena tidak adanya guru dan hanya bermodalkan ilmu dari youtube. Dan pada
akirnya perusahaan ini berhasil juga dalam membudidayakan syuran hidroponik.
Setelah berhasil Felaza Hidroponik mencoba untuk membudidayakan
sayuran hidroponik dalam sekala agak besar untuk di pasarkan. Karena melihat
peluang hidroponik dikota jambi berpotensi besar.
Pertama kali Felaza hidroponik mencoba memasarkannya ke toko-toko kecil
di sekitar terlebih dahulu. Dan juga memasarkannya ke Jamtos. Hinggga sekarang
pemasarannya sudah sampai kepasar andil di kota jambi.
47
B. Visi-Misi
1. Visi
Semakin banyak orang yang bisa menghasilkan sayuran segar, sehat
tanpa pestisida dari rumahnya dengan hidroponik.
2. Misi
Terus mempromosikan hidroponik baik lewat dunia maya, pameran,
maupun nyata.
C. Produk Felaza Hidroponik
Jumlah sayur yang diusahakan perusahaan memiliki berbagai macam variasi
seperti Sawi, Pakchoi, Kailan, Buah Teen, Kangkung, Selada, Tomat, dan Kale.
Selain memproduksi sayuran, Felaza Hidroponik juga membuat modul atau
tempat untuk budidaya sayuran hidroponik untuk di jual kepada orang-orang yang
mau membudidaya sendiri. Sebagai mana yang di tuturkan oleh pemilik Felaza
Hidroponik selaku responden sebagai berikut :
Untuk saat ini kami sedang mengembangkan nutrisi sayuran hidroponik,
selama ini kami seluruh petani hidroponik di kota jambi masih memesan
nutrisi sayuran di pulau Jawa dan sekarang kita mencoba untuk membuat
nutrisi sendiri dan akan melakukan riset pada bulan depan, menunggu di
ACC dari pertanian. Apabila di ACC kita biasa memasarkan nutrisi ini
kesemua toko pertanian di kota jambi dan bisa menutup pemesanan nutrisi
dari pulau jawa.60
Berikut daftar produk pada Felaza Hidroponik :
60
Wawancara oleh peneliti dengan bapak feri irawan selaku pemilik Felaza Hidroponik dan
responden penelitian, 9 september 2019.
48
Tabel 3.1
Produk - Produk Felaza hidroponik
No Produk Volume Harga
1. Pakchoy
1 kg Rp. 25.000,00
2. Kaylan
1 kg Rp. 35.000,00
3. Buah teen
4. Kangkung 1 kg Rp. 20.000,00
5. Selada 1 kg Rp. 35.000,00
6. Tomat 1 kg Rp. 50.000,00
7. Kale 1 kg Rp.130.000,00
8. Modul 1 Rp. 3000.000,00
Data penjualan sayuran hidroponik di Felaza Hidroponik pada oktober 2016
sampai dengan oktober 2019 sebagai berikut:
Tabel 3.2
Data penjualan Felaza Hidroponik tahun 2016-2019
Tahun : 2016-2017
NO BULAN
JENIS SAYURAN PENDAPATAN
PERBULAN PAKCOY KAYLAN
Volume Harga Jumlah Volume Harga Jumlah
1 Oktober 250
Rp
25,000
Rp
6,250,000 80
Rp
30,000
Rp
2,400,000
Rp
8,650,000
2 November 245
Rp
25,000
Rp
6,125,000 85
Rp
30,000
Rp
2,550,000
Rp
8,675,000
3 Desember 260 Rp Rp 79 Rp Rp Rp
49
25,000 6,500,000 30,000 2,370,000 8,870,000
4 Januari 240
Rp
25,000
Rp
6,000,000 76
Rp
30,000
Rp
2,280,000
Rp
8,280,000
5 Februari 250
Rp
25,000
Rp
6,250,000 80
Rp
30,000
Rp
2,400,000
Rp
8,650,000
6 Maret 250
Rp
25,000
Rp
6,250,000 82
Rp
30,000
Rp
2,460,000
Rp
8,710,000
7 April 243
Rp
25,000
Rp
6,075,000 80
Rp
30,000
Rp
2,400,000
Rp
8,475,000
8 Mei 247
Rp
25,000
Rp
6,175,000 81
Rp
30,000
Rp
2,430,000
Rp
8,605,000
9 Juni 245
Rp
25,000
Rp
6,125,000 85
Rp
30,000
Rp
2,550,000
Rp
8,675,000
10 Juli 246
Rp
25,000
Rp
6,150,000 83
Rp
30,000
Rp
2,490,000
Rp
8,640,000
11 Agustus 252
Rp
25,000
Rp
6,300,000 79
Rp
30,000
Rp
2,370,000
Rp
8,670,000
12 September 250
Rp
25,000
Rp
6,250,000 75
Rp
30,000
Rp
2,250,000
Rp
8,500,000
TOTAL
Rp
74,450,000
Rp
28,950,000
Rp
103,400,000
NO BULAN
JENIS SAYURAN PENDAPATAN
PERBULAN KANGKUNG SELADA
Volume Harga Jumlah Volume Harga Jumlah
1 Oktober 50
Rp
20,000
Rp
1,000,000 40
Rp
30,000
Rp
1,200,000
Rp
2,200,000
2 November 50
Rp
20,000
Rp
1,000,000 35
Rp
30,000
Rp
1,050,000
Rp
2,050,000
3 Desember 54
Rp
20,000
Rp
1,080,000 36
Rp
30,000
Rp
1,080,000
Rp
2,160,000
4 Januari 56
Rp
20,000
Rp
1,120,000 34
Rp
30,000
Rp
1,020,000
Rp
2,140,000
5 Februari 54
Rp
20,000
Rp
1,080,000 37
Rp
30,000
Rp
1,110,000
Rp
2,190,000
6 Maret 43
Rp
20,000
Rp
860,000 36
Rp
30,000
Rp
1,080,000
Rp
1,940,000
7 April 45
Rp
20,000
Rp
900,000 40
Rp
30,000
Rp
1,200,000
Rp
2,100,000
8 Mei 50
Rp
20,000
Rp
1,000,000 36
Rp
30,000
Rp
1,080,000
Rp
2,080,000
9 Juni 45
Rp
20,000
Rp
900,000 35
Rp
30,000
Rp
1,050,000
Rp
1,950,000
10 Juli 40
Rp
20,000
Rp
800,000 30
Rp
30,000
Rp
900,000
Rp
1,700,000
11 Agustus 37
Rp
20,000
Rp
740,000 30
Rp
30,000
Rp
900,000
Rp
1,640,000
12 September 35
Rp
20,000
Rp
700,000 30
Rp
30,000
Rp
900,000
Rp
1,600,000
TOTAL
Rp
11,180,00
0
Rp
12,570,000
Rp
23,750,000
50
Tahun :2017-2018
NO BULAN
JENIS PRODUK PENDAPATAN
PERBULAN PAKCOY KAYLAN
Volume Harga Jumlah Volume Harga Jumlah
1 Oktober 250
Rp
25,000
Rp
6,250,000 80
Rp
30,000
Rp
2,400,000 Rp 8,650,000
2 November 260
Rp
25,000
Rp
6,500,000 85
Rp
30,000
Rp
2,550,000 Rp 9,050,000
3 Desember 260
Rp
25,000
Rp
6,500,000 84
Rp
30,000
Rp
2,520,000 Rp 9,020,000
4 Januari 255
Rp
25,000
Rp
6,375,000 87
Rp
30,000
Rp
2,610,000 Rp 8,985,000
5 Februari 250
Rp
25,000
Rp
6,250,000 80
Rp
30,000
Rp
2,400,000 Rp 8,650,000
6 Maret 250
Rp
25,000
Rp
6,250,000 76
Rp
30,000
Rp
2,280,000 Rp 8,530,000
7 April 264
Rp
25,000
Rp
6,600,000 80
Rp
30,000
Rp
2,400,000 Rp 9,000,000
8 Mei 250
Rp
25,000
Rp
6,250,000 78
Rp
30,000
Rp
2,340,000 Rp 8,590,000
9 Juni 254
Rp
25,000
Rp
6,350,000 85
Rp
30,000
Rp
2,550,000 Rp 8,900,000
10 Juli 267
Rp
25,000
Rp
6,675,000 83
Rp
30,000
Rp
2,490,000 Rp 9,165,000
11 Agustus 264
Rp
25,000
Rp
6,600,000 83
Rp
30,000
Rp
2,490,000 Rp 9,090,000
12 September 268
Rp
25,000
Rp
6,700,000 80
Rp
30,000
Rp
2,400,000 Rp 9,100,000
TOTAL
Rp
77,300,000
Rp
29,430,000 Rp 106,730,000
Tahun : 2018-2019
NO BULAN
JENIS PRODUK PENDAPATAN
PERBULAN PAKCOY KAYLAN
Volume Harga Jumlah Volume Harga Jumlah
1 Oktober
250 Rp
25,000
Rp
6,250,000 80
Rp
30,000
Rp
2,400,000 Rp 8,650,000
2 November
254 Rp
25,000
Rp
6,350,000 85
Rp
30,000
Rp
2,550,000 Rp 8,900,000
3 Desember
253 Rp
25,000
Rp
6,325,000 80
Rp
30,000
Rp
2,400,000 Rp 8,725,000
4 Januari
257 Rp
25,000
Rp
6,425,000 85
Rp
30,000
Rp
2,550,000 Rp 8,975,000
5 Februari
250 Rp
25,000
Rp
6,250,000 80
Rp
30,000
Rp
2,400,000 Rp 8,650,000
6 Maret
260 Rp
25,000
Rp
6,500,000 82
Rp
30,000
Rp
2,460,000 Rp 8,960,000
7 April
255 Rp
25,000
Rp
6,375,000 80
Rp
30,000
Rp
2,400,000 Rp 8,775,000
8 Mei
254 Rp
25,000
Rp
6,350,000 81
Rp
30,000
Rp
2,430,000 Rp 8,780,000
51
9 Juni
250 Rp
25,000
Rp
6,250,000 85
Rp
30,000
Rp
2,550,000 Rp 8,800,000
10 Juli
260 Rp
25,000
Rp
6,500,000 83
Rp
30,000
Rp
2,490,000 Rp 8,990,000
11 Agustus
265 Rp
25,000
Rp
6,625,000 85
Rp
30,000
Rp
2,550,000 Rp 9,175,000
12 September
265 Rp
25,000
Rp
6,625,000 85
Rp
30,000
Rp
2,550,000 Rp 9,175,000
TOTAL
Rp
76,825,00
0
Rp
29,730,000 Rp 106,555,000
NO BULAN
JENIS PRODUK PENDAPATAN
PERBULAN TOMAT KALE
Volume Harga Jumlah Volume Harga Jumlah
1 Oktober
2 November
3 Desember
4 Januari
5 Februari
6 Maret
7 April
10 Rp
120,000
Rp
1,200,000 Rp 1,200,000
8 Mei
10 Rp
120,000
Rp
1,200,000 Rp 1,200,000
9 Juni
9 Rp
120,000
Rp
1,080,000 Rp 1,080,000
10 Juli
20 Rp
40,000
Rp
800,000 10
Rp
120,000
Rp
1,200,000 Rp 2,000,000
11 Agustus
22 Rp
40,000
Rp
880,000 10
Rp
120,000
Rp
1,200,000 Rp 2,080,000
12 September
23 Rp
40,000
Rp
920,000 11
Rp
120,000
Rp
1,320,000 Rp 2,240,000
TOTAL
Rp
2,600,000
Rp
7,200,000 Rp 9,800,000
D. Struktur Organisasi Felaza Hidroponik
Organisasi adalah kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar,
dengan sebuah batasan yang relative dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar
yang relative terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau
52
sekelompok tujuan. Adapun struktur organisasi Flaza Hidroponik dapat dilihat
dari bagan sebagai berikut :
Gambar 3.1
Bagan Struktur Organisasi Felaza Hidroponik
Direktur
Ferry Irawan
Bendahara
Lia Junita
Kariawan
Alamsyiah
Kariawan
Jupri
Kariawan
Arman
53
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
E. Faktor-faktor Strategis pada Felaza Hidroponik
Faktor strategis yang mempengaruhi pemasaran sayuran hidroponik dibagi
atas faktor internal dan eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang terdiri
dari kekuatan dan kelemahan yang dimiliki Felaza Hidroponik, sedangkan faktor
eksternal merupakan peluang dan ancaman yang diluar kendali dari Felaza
Hidroponik.
F. Faktor Internal yang mempengaruhi Felaza Hidroponik
Faktor internal terdiri dari kekuatan dan kelemahan dalam pemasaran
sayuran hidroponik yang dilakukan oleh Felaza Hidroponik seperti; penetapan
SOP, dukungan pemerintah, pameran, marketing 4.0. Kekuatan dan kelemahan
yang dianalisis pada bagian ini adalah kekuatan dan kelemahan yang
membedakan. Kekuatan Felaza Hidroponik adalah keunggulan pembeda
dibanding pesaing. Kemampuan dasar tidak digolongkan sebagai kekuatan, karena
hal itu merupakan harga yang harus dibayar untuk memasuki industri. Sedangkan
kelemahan pada umumnya meliputi ketidak mampuan dasar.
Pengidentifikasi kekuatan dan kelemahan perusahaan dilakukan dengan
menganalisis variabel internal. Variabel internal yang dianalisis dianggap
berpengaruh erat dengan pemasaran. Variabel internal meliputi produksi dan
54
operasi, sumber daya manusia serta bauran pemasaran (produk, harga, distribusi,
dan promosi).
1. Penetapan SOP
Untuk menghasilkan produk bermutu yang mencakup penerapan teknologi
ramah lingkungan, pencegahan penularan OPT (Organisme Pengganggu
Tanaman), penjagaan kesehatan, dan meningkatkan kesejahteraan pekerja maka
perlu penerapan SOP (Standard Operasional Procedure) yang merupakan
pedoman budidaya yang dan standar produk yang dihasilkan baik. Berdasarkan
wawancara yang dilakukan kepada pemilik Felaza Hidroponik, penerapan SOP
untuk usaha tani hidroponik sudah diperkenalkan. Berikut ini SOP yang dilakukan
untuk meningkatkan produksi sayuran hidroponik yang disampaikan oleh pemillik
Felaza Hidroponik:
Ada beberapa titik kendali yang kita jadikan pedoman budidaya tanaman
sayuran hidroponik seperti: tidak menggunakan bahan kimia untuk
mencegah terjadinya resiko cemaran pada produk dan lingkungan, media
tanam tidak mengandung cemaran bahan berbahaya dan beracun (B3),
nutrisi yang digunakan tidak kadaluarsa dan nutrisi sudah ada takarannya
masing-masing sesuai kadar yang di butuhkan, serta kami mampu
menunjukkan pengetahuan dan keterampilan panen.61
Pedoman tersebut akan menghasilkan produk sesuai tuntutan masyarakat
global yang aman bagi lingkungan dan konsumen.
2. Pameran
Pameran adalah salah satu kegiatan untuk menunjukkan atau
memperkenalkan produk secara langsung. Dalam hal ini, Peneliti mewawancarai
61
Wawancara oleh peneliti dengan bapak feri irawan selaku pemilik dan responden
penelitian, 12 agustus 2019
55
salah satu pengusaha sayuran hidroponik mengenai pameran hirdoponik di kota
Jambi, berikut pernyataannya :
Pameran yang dilaksanakan untuk sayuran hidroponik di Jambi ni tidak
rutin. Biasanya dalam satu bulan, bisa diadakan, tapi dalam bulan
berikutnya belum tentu ada pameran hidroponik, pameran hidroponik
dilaksanakan hanya pada event tertentu seperti kegiatan kampus ataupun
pameran pertanian.62
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa pameran yang
dilaksanakan untuk sayuran hidroponik tidak rutin. Oleh sebab itu, kurangnya
pengadaan pameran juga menjadi kelemahan Felaza Hidroponik untuk
meningkatkan pemasaran sayuran hidroponik.
3. Produksi dan Operasi
Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik Felaza Hidroponik, bahwa
felaza hidroponik hanya memproduksi sayuran yang banyak di minati oleh
konsumen dan beberapa sayuran lain di produksi apabila ada pemesanan dan
untuk konsumsi sendiri. Berikut pernyataan dari pemilik Felaza Hidroponik.
Felaza Hidroponik memproduksi sayuran-sayuran yang yang banyak
diminati konsumen saja seperti sawi, pakchoy, kailan dan tomat. Namun
untuk sayuran jenis kangkung kami memproduksi apabila ada pemesanan
saja di karenakan konsumen lebih banyak memilih kangkung konvensional
dari pada hidroponik dan untuk buah teen kami memproduksi bibit dan
untuk di konsumsi sendiri, buah teen ini masih dalam tahap pengembangan.
Dan sayuran ini beroperasi terus dari pertama buka sampai sekarang dan
setelah panen sayuran langsung diambil oleh distributor.63
62
Wawancara oleh peneliti dengan bapak halim selaku pemilik hidroponik buah teen dan
responden, 15 april 2019 63
Wawancara oleh peneliti dengan bapak feri irawan selaku pemilik dan responden
penelitian, 12 agustus 2019
56
Kemudian penulis juga mewawancarai salah satu kariawan di Felaza
Hidroponik dan juga merupakan responden. Berikut ini pernyataan dari salah satu
kariawan:
Kami juga membuat modul apabila ada pemesanan untuk di buatakan
modul. Namun untuk harganya sesuai dengan permintaan konsumen.64
Berdasarkan wawancara dan observasi yang dilakukan oleh peneliti bahwa
satu modul yang berukuran sekitar tinggi 2m dan lebar 1m persegi berkisaran 3
juta rupiah.
4. Sumber Daya Manusia (SDM)
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti di lokasi penelitian bahwa,
untuk sember daya manusia sendiri Felaza Hidroponik memiliki sumber daya
manusia yang memumpuni untuk mengembangkan sayuran hidroponik tersebut,
terutama untuk di kota jambi karena hanya Felaza Hidroponik yang memproduksi
semuanya secara mandiri misalnya untuk modul, nutrisi sayuran, dan sampai
pengembangan sayuran hingga di pasarakan. Berbeda dengan beberapa petani
lainnya untuk modul dan nutrisi masih mesan keluar terutama ke pulau jawa.
Bagaimana yang dituturkan oleh bang feri irawan saat di wawan cara sebagai
berikut:
Kalau untuk modul dan nutrisi sayuran sekarang sudah bikin sendiri, dimana
pada sebelumnya untuk nutrisi sayuran kami memesan ke pulau jawa
sebagian besar ke bandung, dan sekarang kami mencoba untuk
mengembangkan nutrisi sayuran dalam jumlah besar, setelah ini akan di
lakukan riset dan penelitian oleh dinas pertanian, jika cocok dan mendapat
64
Wawancara oleh peneliti dengan bapak jupri selaku kariawan dan responden, 12 agustus
2019
57
izin edar kami felaza hidroponik akan memasarkannya ke seluruh toko
pertanian di kota Jambi.65
Namun di Felaza Hidroponik masih ada kendala pada pengembangan
beberapa jenis tanaman seperti buah teen, tomat, dan terong. Karena ini masih
dalam tahap percobaan dan belum bisa di kembangkan dalam jumlah yang banyak
karena kurangnya dana untuk pengelolaannya.
5. Strategi Marketing 4.0
Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik Felaza hidroponik Industri 4.0
merupakan keunggulan tersendiri bagi Felaza Hidroponik, karena Felaza
Hidroponik bisa memasarkan langsung sayurannya melalui internet seperti web,
facebook, instagram, whats up dll. Bagaimana yang di tuturkan oleh bang Feri
selaku pemilik Felaza Hidroponik sebagai berikut:
Pada mulanya kami memasarkan sayuran hidroponik langsung
menawarkannya ke Mall-Mall seperti Jamtos dan toko-toko kecil di sekitar
lokasi ini. Namun untuk saaat ini kami telah memasarkannya melalui
internet seperti di Facebook kami ada grup komunitas Hidroponik di kota
jambi dan juga WA, intagram, dan webnya kami juga ada.66
G. Faktor Eksternal yang mempengaruhi Felaza Hidroponik
Faktor eksternal yang merupakan peluang dan ancaman dalam pemasaran
sayuran hidroponik yang dilakukan oleh Felaza Hidroponik Kota Jambi terdiri
dari lokasi pasar, harga yang diterima petani, pelanggan tetap, pelaksanaan SOP,
jaringan pemasaran, permodalan, keragaman sayuran hidroponik, jadwal tanam,
65
Wawancara oleh peneliti dengan bapak feri irawan selaku pemilik dan responden
penelitian, 12 agustus 2019 66
Wawancara oleh peneliti dengan bapak feri irawan selaku pemilik dan responden
penelitian, 12 agustus 2019
58
keahlian pascapanen, pesaing, pengalaman produsen dan peran
asosiasi/kelembagaan tani.
1. Lokasi Pasar
Dalam penelitian ini, sayuran hidroponik dipasarkan dalam berbagai
kalangan. Di Kota Jambi, terdapat beberapa pusat perbelanjaan yang menyediakan
sayuran hidroponik. Misalnya adalah WTC, Jamtos, Transmart, Trona, dan pasar
Andil.
Selain itu, berdasarkan wawancara dengan beberapa orang konsumen,
responden tidak kesulitan dalam membeli sayuran hidroponik. Karena konsumen
dapat membeli produk tersebut di pusat perbelanjaan yang berada di kota Jambi,
sebagian besar terletak di pusat k ota dan berada di jalan lintas. Dengan lokasi
pasar tersebut, konsumen akan lebih mudah melakukan transaksi dan pembelian
produk. Hal ini merupakan suatu peluang untuk meningkatkan pemasaran sayuran
hidroponik. Namun baru-baru ini mulai dari awal bulan agustus kemaren Felaza
Hidroponik tidak lagi memasarkan sayuran ke konsumen secara langsung karena
semua sayuran sudah di borong oleh distributor. Seperti yang di tuturkan oleh
pemilik Felaza Hidroponik sebagai berikut:
Kita sekarang sudah mulai istiqomah untuk tidak menjual sayuran langsung
ke konsumen lagi karena semuanya harus di kirim ke pemasok, kemaren itu
pas kita mau panen, datang ibu-ibu mau beli sayuran, ya saya suruh beli di
tempat pemasarannya aja, namun katanya sudah cari di Jamtos dan
swalayan tempat penjual hidroponik tapi gak ada. Tapi kami tetap tidak bisa
menjualnya karena ini sudah di borong distributor. ibu itu maksa juga, dia
bilang dia lagi ngidam, terus saya bilang lah kenapa gak bilang dari tadi bu
kalo ibu ngidam. Akhirnya saya kasih aja sayurannya gak perlu beli.67
67
Wawancara oleh peneliti dengan bapak feri irawan selaku pemilik dan responden
penelitian, 12 agustus 2019
59
2. Harga yang Diterima Petani
Harga yang diterima petani merupakan harga yang diperoleh dari
pendistribusian sayuran hidroponik di pasar. Hasil penelitian terhadap petani yang
menjadi responden, menunjukkan bahwa harga yang diterima petani hampir sama
dengan harga rata-rata yang berlaku di pasar. Jika harga sayuran dari petani 1
kilonya 30 ribu maka harga di pasar setelah di kemas atau di bungkus dengan rata-
rata berat 2 ons seharaga 8 rb.
3. Pelaksanaan SOP
Sejauh ini, Felaza Hidroponik sudah ada SOP berupa panduan secara umum
dalam melakukan budidaya sayuran hidroponik. Berdasarkan penelitian dan
observasi yang dilakukan di Kota Jambi, responden sayuran hidroponik cenderung
sudah mengetahui SOP terutama petani yang menjadi anggota komunitas
hiroponik, dan dalam pelaksanaannya petani sudah mengikuti prosedur tersebut.
Karena budidaya hidroponik tidak sulit untuk dilakukan, maka secara umum
petani menggunakan panduan yang hampir sama. Selain itu, petani merasa produk
yang dihasilkan sudah cukup baik meskipun tidak 100% mengikuti acuan panduan
budidaya hidroponik. Beradasarkan wawancara dengan salah satu pengusaha
hidroponik dan juga merupakan responden dia menuturkan bahwa :
Rata-rata petani hidroponik di kota jambi ini, dalam tatacara budidaya
hidroponik ini hampir sama semuanya, palingan beda-beda tipis di takaran
nutrisinya. Nutrisinyapun juga sama karena kita semuanya di kota Jambi
masih membeli nutrisi ke pulau Jawa.68
68
Wawancara oleh peneliti dengan bapak halim selaku pemilik hidroponik buah teen dan
responden, 15 april 2019
60
Hal ini menjadi peluang bagi Felaza Hidroponik, karena apabila
pelaksanaan SOP yang baik akan menghasilkan produk yang baik pula. Sesuai
dengan tuntutan masyarakat global. Untuk Felaza Hidroponik sendiri itu sudah
mempunyai SOP sendiri yang berbeda dengan pngusaha lainnya karena sudah
membuat nutrisi sendiri sesuai kebutuhan sayurannya. Tidak memesan nutrisi ke
luar lagi.
4. Jaringan Pemasaran
Pemasaran sayuran hidroponik memerlukan jaringan pemasaran yang luas,
mengingat belum terlalu banyak masyarakat yang mengetahui sayuran hidroponik.
Berdasarkan hasil wawancara dengan responden, sebagian besar petani
memasarkan sayuran langsung pada konsumen, menggunakan jasa re-seller, dan
melalui online marketing. Dengan begini, maka jaringan pemasaran merupakan
peluang yang baik untuk meningkatkan pemasaran sayuran hidroponik. Jaringan
pemasaran yang cukup berkembang akan lebih mudah menjangkau konsumen
yang lebih luas.
5. Permodalan Usaha Pribadi
Permodalan diukur dari sumber modal yang diperoleh petani untuk
melakukan usaha tani sayuran hidroponik. Dari hasil penelitian yang dilakukan
peneliti kepada responden, menunjukkan bahwa permodalan dalam melakukan
budidaya sayuran hidroponik sepenuhnya menggunakan modal sendiri. Meskipun
lembaga peminjaman permodalan sudah tersedia seperti Bank dan CU serta
penawaran pinjaman modal tinggi tetapi pemilik Felaza hidroponik tidak
menggunakan lembaga peminjaman tersebut sebagai sumber modal. Hal ini
61
disebabkan oleh beberapa faktor seperti beberapa petani hidroponik kurang
tertarik untuk memperluas usaha hidroponiknya karena tanaman hortikultura
pangan juga dibudidayakan, merasa dibebani dengan syarat-syarat yang diajukan,
serta masih takut menanggung resiko. Selain itu, petani memiliki cukup modal
untuk memulai usaha hidroponik. Berikut tanggapan dari pemilik Felaza
Hidroponik:
Saya menjalan kan ini menggunakan modal sendiri percobaan awal saya
mengalami kerugian karena belom tau ilmunya dan masih coba-coba,
namun setelah saya belajar lagi akhirnya saya berhasil mengembangkan
sayuran hidroponik ini. Saya masih ada lahan kosong di atas gedung sana
tapi belum saya tanami hidroponik karena terkendala modal. Modal untuk
pengembangan ini lumayan besar karena kita harus bikin green house dulu.
Kalau minjam uang ke bank itu sulit untuk mengembangkan usaha ini
karena kita harus bayar tiap bulan. Sedangkan kita harus memutar modal.69
6. Keahlian pasca panen
Untuk mendapatkan harga yang pantas di pasar, sayuran yang dihasilkan
harus bermutu tinggi dan tahan lama. Oleh karena itu, petani harus mampu
melakukan kegiatan pascapanen dengan tepat agar sayuran hidroponik yang
dihasilkan memiliki nilai di pasar. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan
terhadap kegiatan pascapanen yang dilakukan oleh petani hidroponik di Felaza
Hidroponik, sudah melakukan kegitan pascapanen yang tepat. Kegiatan tersebut
mencakup pelaksanaan grading agar sayuran yang dipasarkan hanya sayuran yang
berkualitas dan tidak layu, waktu panen yang tepat, cara panen yang tepat yakni
dengan mencabut sayuran hidroponik sampai ke akarnya, teknik penyimpanan dan
pengangkutan yang tepat.
69
Wawancara oleh peneliti dengan bapak feri irawan selaku pemilik dan responden
penelitian, 17 juli 2019
62
7. Pesaing
Berdasarkan wawancara dengan produsen sayuran hidroponik, hampir
seluruh produsen tidak memiliki pesaing karena produk selalu habis terjual. Hal
ini sebagai mana yang di sampaikan oleh pemilik Felaza Hidroponik:
Kalau pesaing untuk di kota jambi belum terlalu banyak, soalnya kita itu
sudah punya tempat pasarnya masing-masing jadi setiap panen sayuran pasti
habis di ambil distributor.70
Dan ada juga tambahan dari salah satu pengusaha hidroponik lainnya:
Sebenarnya pesaing kita itu bukan lah petani dari sayuran hidroponik
melainkan dari sayuran konvensional, karena sebagian masyarakat di Jambi
lebih memilih sayuran yang ditanam secara kovensional karena faktor harga
yang murah.71
Berdasarkan wawancar di atas bahwa pesaing dari sayuran hidroponik itu
bukan lah dari pengusaha lainnya. Melainkan dari petani sayuran yang di tanam
secara konvensional.
8. Pengalaman produsen
Sayuran hidroponik dapat dikatakan baru muncul dalam kehidupan sehari-
hari masyarakat. Namun, rata-rata petani sudah mengetahui mengenai hidroponik
dalam kurun waktu 1,5-3 tahun. Sebagian besar produsen sayuran hidroponik
dikota Jambi sudah menanam tanaman hidroponik selama kurun waktu 1,5-2
tahun. Hal ini merupakan peluang bagi Felaza Hidroponik, Felaza Hidroponik
sudah memulai usahanya sejak 2016 yang lalu sebagai mana yang tertulis di
70
Wawancara oleh peneliti dengan bapak feri irawan selaku pemilik dan responden
penelitian, 15 april 2019 71
Wawancara oleh peneliti dengan bapak halim selaku pemilik hidroponik buah teen dan
responden, 15 april 2019
63
sejarah Felaza hidroponik. Felaza Hidroponik sudah mendapat banyak
pengalaman selama melakukan budidaya sayuran hidroponik.
9. Pelanggan
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa pelanggan tetap sayuran
hidroponik dapat dikatakan rendah. Namun pelanggan yang baru coba-coba itu
lumayan banyak. Semua sayuran di Felaza Hidroponik stelah panen langsung di
ambil distributor. Berdasarkan wawancara dengan salah satu kepala sayur di WTC
beliau menuturkan :
Sayuran hidroponik ini masuknya tiga kali dalam seminggu setiap hari
senin, rabu dan jum‟at. Jenis sayurannya bermacam-macam. Setiap jenisnya
masuk 5 bungkus.72
Setelah peneliti melakukan observasi pada hari sabtu terlihat sayuran yang
tersisa di WTC hanya tinggal beberapa bungkus lagi. Dan peneliti juga melakukan
observasi ke Jamtos untuk melihat tingginya permintaan akan sayuran
hidroponik, dan ternyata sayuran hidroponik di Jamtos kosong.
10. Keragaman Sayuran Hidroponik
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti, Felaza Hiroponik memiliki
banyak keragaman sayuran hidroponik, namun Felaza Hidroponik hanya nenjual
jenis sayuran yang umum dicari oleh konsumen yakni kangkung, selada, sawi dan
pakcoy. Hal ini dikarenakan lahan yang dimiliki sebagian besar oleh petani tidak
cukup banyak. Ini merupkan sebuah ancaman karena masih banyak jenis sayuran
yang dapat ditanam secara hidroponik.
72
Wawancara peneliti dengan kepala toko sayuran di wtc selaku respondden penelitian, 31
agustus 2019
64
11. Kesesuaian Jadwal Tanam dengan Permintaan Pasar
Untuk meningkatkan pemasaran sayuran hidroponik perlu adanya
kesesuaian jadwal tanam dengan permintaan pasar. Berdasarkan hasil wawancara
hasil observasi dengan Felaza Hidroponik bahwa Felaza hidroponik menanam
sayuran hidroponik dengan mengikuti pangsa pasar. Hal ini peluang untuk
meningkatkan pemasaran sayuran hidroponik, melihat permintaan pasar yang
cukup tinggi dan dibarengi oleh jadwal tanam produsen.
12. Peran Asosiasi/Kelembagaan Tani
Di Kota Jambi, terdapat Komunitas Hidroponik Kota Jambi yang terbentuk
pada tahun 2016. Namun, komunitas ini hanya sebuah komunitas untuk saling
berbagi mengenai budidaya tanaman hiroponik. Tidak ada struktur yang jelas dari
komunitas ini. Dalam komunitas ini, produsen saling membantu dalam melakukan
pemasaran sayuran hidroponik. Selain itu, komunitas ini juga mengadakan
pertemuan untuk berdiskusi.
Namun, dalam komunitas ini tidak ada membantu menyediakan sarana dan
prasarana yang diperlukan. Anggota hanya saling berkomunikasi, dan saling
membantu sesuai dengan kemampuan. Produsen berharap, pemerintah
membentuk komunitas hidroponik yang sah sehingga memudahkan petani
hidroponik, untuk mengembangkan pemasaran sayuran hidroponik.
H. Penentuan Alternatif Strategi Peningkatan Pemasaran Sayuran
Hidroponik pada Felaza Hidroponik
Tahapan terakhir adalah penentuan alternatif strategi pemasaran sayuran
hidroponik pada Felaza Hidroponik. Strategi peningkatan pemasaran sayuran
65
hidroponik dilakukan dengan membuat matriks SWOT. Matriks SWOT dibangun
berdasarkan faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal
(peluang dan ancaman), maka dapat ditentukan alternatif strategi yang disusun
atas 4 (empat) strategi utama, yaitu Strengths-Opportunities (SO), Weakness-
Opportunities (WO), Strengths-Threats (ST), dan Weakness-Threats (WT).
Penentuan alternatif strategi pemasaran sayuran hidroponik pada Felaza
Hidroponik disajikan dalam tabel 4.1
Tabel 4.1
Penentuan Alternatif Strategi Pemasaran Sayuran Hidroponik
Kekuatan (Strength)
1. Sudah diperkenalkan
SOP.
2. Adanya dukungan
pemerintah
3. Sumber daya manusia
yang memadai
4. Kualitas sayur yang
terjaga
Kelemahan (Weakness)
1. Pengawasan pelaksanaan
SOP kurang terlaksana.
2. Promosi melalui leaflet
(selebaran) kurang
efektif.
3. Pameran kurang tersedia.
4. Fasilitas penelitian tidak
tersedia.
Peluang (Opportunity)
1. Lokasi pasar yang
mudah dijangkau
2. Harga yang diterima
petani hampir sama
dengan harga di pasar.
3. Pelaksanaan SOP baik
4. Jaringan pemasaran
cukup berkembang
5. Permodalan usaha
pribadi
6. Pengalaman produsen
cukup baik
7. Keahlian pascapanen
baik
8. Pesaing sedikit
9. Pemasaran
menggunakan industri
4.0
Strategi SO
1. Memacu SDM dan
mengoptimalkan
dukungan pemerintah
dalam memanfaatkan
jaringan pemasaran dan
online marketing system
(S2, S3, O4)
2. Memanfaatkan
semaksimal mungkin,
lokasi yang strategis
bagi pengembangan
promosi yang didukung
sepenuhnya oleh
pemerintah (S2, O1)
3. Mengoptimalkan
pemanfaatan tenaga
SDM yang sudah dibina
dalam memahami SOP
Strategi WO 1. Melakukan promosi
melalui leaflet dan
pameran di lokasi pasar
yang cukup strategis
(W2, W3, O1)
2. Melakukan
pengawasan pelaksanaan
SOP dengan rutin
sehingga pelaksanaan
SOP maksimal serta
keahlian pascapanen
semakin baik (W1, O3,
O7)
3. Melakukan promosi
dengan memanfaatkan
jaringan pemasaran yang
ada, misalnya selebaran
secara online (W2,
IFAS
EFAS
66
untuk memacu
pelaksanaan SOP oleh
produsen (S1, S3, O3)
4. Mengoptimalkan
pengalaman produsen
semaksimal mungkin
untuk menggalakkan
pemasaran produk pada
berbagai jaringan
pemasaran (S3, O4, O6)
5. Mengoptimalkan hasil
panen dengan menjaga
kualitas sayuran untuk
menjaga konsumen
supaya tetap
berlangganan (S4, O6,
O7, O8)
6. Mengoptimalakan
pemasaran sayuran yang
berkualitas melalui
sosial media.(S4,O9)
O4,O9)
4. Memanfaatkan modal
yang ada untuk
meningkatkan promosi
dengan melaksanakan
pameran (W2, W3, O5)
Ancaman (Threats)
1. Pelanggan tetap masih
sedikit
2. Jadwal tanam belum
mengikuti pangsa pasar
3. Peran asosiasi /
kelembagaan tani
kurang baik
4. Keragaman sayuran
hidroponik yang
dipasarkan masih
sedikit
Strategi ST
1. Pemerintah mendukung
usaha produsen dengan
membantu penyediaan
bibit sayuran yang lebih
beragam (S2, T4)
2. Pemerintah mendukung
dalam membentuk
asosiasi tani yang lebih
terstruktur (S2, T3)
3. Dengan memanfaatkan
SDM yang telah dibina
untuk memberi
pemahaman kepada
produsen agar menanam
sayuran mengikuti
pangsa pasar untuk
memenuhi permintaan
(S3, T2)
4. Memanfaatkan
produsen yang sudah
dibina dan memahami
SOP untuk
menerapkannya pada
berbagai komoditi
sesuai dengan tuntutan
global, sehingga
menambah pelanggan
(S1, S3, T1, T4)
Strategi WT
1. Meningkatkan kegiatan
pameran dan promosi
untuk memperluas
pemasaran pada berbagai
lapisan masyarakat
sehingga menambah
pelanggan (W2, W3, T1)
2. Meningkatkan peran
asosiasi, agar
bersamasama anggota
melakukan pameran
yang lebih rutin untuk
menambah pelanggan
dan meningkatkan
permintaan (W3, T1, T3)
3. Meningkatkan peran
asosiasi, agar
bersamasama anggota
menambah keragaman
sayuran hidroponik
sehingga dapat
menambah permintaan
dan pelanggan (T1, T3,
T4)
67
Tabel 4.1 menggambarkan strategi peningkatan pemasaran sayuran
hidroponik yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
Strategi S-O
Adapun strategi yang dijelaskan untuk meningkatkan pemasaran sayuran
hidroponik dengan memanfaatkan kekuatan dan peluang yang ada adalah sebagai
berikut:
1. Memacu pembinaan sumber daya manusia dan mengoptimalkan dukungan
pemerintah dalam memanfaatkan jaringan pemasaran dan online marketing
sistem (S2, S3, O4).
2. Memanfaatkan semaksimal mungkin lokasi yang strategis bagi
pengembangan promosi yang didukung sepenuhnya oleh pemerintah (S2,
O1)
3. Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya manusia yang sudah dibina
dalam memahami SOP untuk memacu pelaksanaan SOP oleh produsen (S1,
S3, O3)
4. Mengoptimalkan pengalaman produsen semaksimal mungkin untuk
menggalakkan pemasaran produk pada berbagai jaringan pemasaran (S3,
O4, O6)
5. Mengoptimalkan hasil panen dengan menjaga kualitas sayuran untuk
menjaga konsumen supaya tetap berlangganan (S4, O6, O7, O8).
6. Mengoptimalakan pemasaran sayuran yang berkualitas melalui sosial
media.(S4,O9)
68
Strategi ini perlu dilakukan agar dapat menjaga keberlanjutan usaha sayuran
hidroponik melalui pemanfaataan dukungan pemerintah dan pembinaan SDM
yang akan membantu untuk meningkatkan kualitas dan produksi serta pemasaran
sayuran hidroponik.
Srategi W-O
Strategi yang dapat dilaksanakan Felaza Hidroponik dalam memasarkan
sayuran hidroponik dengan meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan
peluang yang ada, sebagai berikut:
1. Melakukan promosi melalui leaflet dan pameran di lokasi pasar yang cukup
strategis (W2, W3, O1).
2. Melakukan pengawasan pelaksanaan SOP dengan rutin sehingga
pelaksanaan SOP maksimal serta keahlian pascapanen semakin baik (W1,
O3, O7).
3. Melakukan promosi dengan memanfaatkan jaringan pemasaran yang ada,
misalnya selebaran secara online (W2, O4,O9).
4. Memanfaatkan modal yang ada untuk meningkatkan promosi dengan
melaksanakan pameran (W2, W3, O5).
Strategi di atas perlu dilakukan untuk memanfaatkan penggunaan modal
dengan tepat, sehingga dialokasikan untuk meningkatkan promosi dan pemasaran
dengan cara pelaksanaan pameran di lokasi pasar.
Strategi S-T
Adapun strategi peningkatan pemasaran sayuran hidroponik dengan melihat
kekuatan dan ancaman adalah sebagai berikut:
69
1. Pemerintah mendukung usaha produsen dengan membantu penyediaan bibit
sayuran yang lebih beragam (S2, T4).
2. Pemerintah mendukung dalam membentuk asosiasi tani yang lebih
terstruktur (S2, T3).
3. Dengan memanfaatkan sumber daya manusia yang telah dibina untuk
memberi pemahaman kepada produsen agar menanam sayuran mengikuti
pangsa pasar untuk memenuhi permintaan (S3, T2).
4. Memanfaatkan sumber daya manusia yang sudah dibina dan memahami
SOP untuk menerapkannya pada berbagai komoditi sesuai dengan tuntutan
global, sehingga menambah pelanggan (S1, S3, T1, T4).
Strategi ini perlu dilakukan karena dengan dukungan pemerintah, dapat
menciptakan asosiasi tani sayuran hidroponik yang jelas. Sehingga melalui
asosiasi yang sudah tercipta, nantinya dapat memudahkan pemerintah dalam
mendukung pemasaran sayuran hidroponik. Oleh karena itu, strategi di atas
diperlukan dengan mengoptimalkan beberapa kekuatan dalam mengatasi ancaman
dan memanfaatkan peluang jangka panjang.
Strategi W-T
Adapun strategi peningkatan pemasaran sayuran hidroponik dengan melihat
kelemahan dan ancaman sebagai berikut:
1. Meningkatkan kegiatan pameran dan promosi untuk memperluas pemasaran
pada berbagai lapisan masyarakat sehingga menambah pelanggan (W2, W3,
T1).
70
2. Meningkatkan peran asosiasi, agar bersama-sama anggota melakukan
pameran yang lebih rutin untuk menambah pelanggan dan meningkatkan
permintaan (W3, T1, T3).
3. Meningkatkan peran asosiasi, agar bersama-sama anggota menambah
keragaman sayuran hidroponik sehingga dapat menambah permintaan dan
pelanggan (T1, T3, T4).
Dengan meningkatkan peran asosiasi, maka dapat meningkatkan kegiatan
promosi dan pameran untuk menambah permintaan dan meningkatkan pemasaran
sayuran hidroponik di Kota Jambi.
71
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdarsarkan pada hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan serta
dengan memperhatikan kaitannya dengan tujuan penelitian maka dapat
disimpulkan sebagai berikut: Faktor internal yang mempengaruhi peningkatan
pemasaran sayuran hidroponik, yaitu: sudah diperkenalkan SOP, masih kurangnya
pengawasan pelaksanaan SOP, leaflet (selebaran) masih kurang efektif, kurangnya
pameran, dan fasilitas penelitian tidak tersedia.
Faktor eksternal yang mempengaruhi peningkatan pemasaran sayuran
hidroponik yaitu: lokasi pasar cukup strategis, harga yang diterima petani sama
dengan harga di pasar, pelaksanaan SOP baik, jaringan pemasaran sudah
berkembang, permodalan bersumber dari pribadi, pengalaman produsen cukup
baik, keahlian pascapanen baik, pesaing sedikit, pelanggan tetap masih sedikit,
ragam sayuran hidroponik masih sedikit, jadwal tanam belum mengikuti pangsa
pasar, dan peran asosiasi/kelembagaan tani kurang baik.
B. Saran
1. Kepada Pemerintah Dan Masyarakat Di Kota Jambi
Diharapkan kepada Pemerintah Daerah khususnya Badan Ketahanan Pangan
(BKP) Kota Jambi sebagai lembaga yang melaksanakan penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan urusan pemerintahan daerah bidang ketahanan
pangan, untuk lebih memperhatikan dan membantu dalam pengembangan
72
sayuran hidroponik. Dan kepada masyarakat agar lebih memhami pola
hidup sehat dengan mengonsumsi sayuran hidroponik.
2. Kepada Petani
Diharapkan petani menambah keragaman sayuran hidroponik, dan
memasarkan produk pada berbagai alternatif pasar seperti hotel, restaurant,
pusat perbelanjaan, rumah tangga, dan sebagainya untuk mendorong
peningkatkan produksi dan permintaan.
3. Kepada Peneliti Selanjutnya
Perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai strategi pengembangan
sayuran hidroponik di Kota Jambi. Karena peneliti merasa banyak
kurangnya dalam penelitian ini.
73
DAFTAR PUSTAKA
A. Literatur
Anonim. 2004. Al-Quran Digital Versi 2.1
Basu Swastha. 1984. Azas-Azas Marketing. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta.
Basu Swastha. 2005. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: Liberty.
Basu Swastha. 2005. Manajemen Pemasaran. Bandung: Remaja Karya.
Christina Whidya Utami. 2010. Manajemen Ritel. Jakarta: Salemba Empat.
Deliyanti Oentoro. 2012. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: LaksBang
PRESSindo.
Fandy Tjiptono. 1997. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: ANDI.
Fuad Amsyari. 1990. Strategi Perjuangan Umat Islam Indonesia. Bandung:
Mizan.
Ismail Nawawi. 2012. Fiqh Muamalah: Klasik dan Kontemporer. Bogor:
Penerbitan Ghalia Indonesia.
M. Nur. Rianto. 2010. Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah. Bandung:
ALFABETA.
Muhamad Jaiz. 2014. Dasar-Dasar Periklanan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Nirwana. 2004 Prinsip-Prinsip Pemasaran Jasa. Malang: Dioma.
Philip Kotler dan G. Amstrong. 1997. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jakarta;
Erlangga.
Philip Kotler, A.B. Susanto. 2001. Manajemen Pemasaran di Indonesia. Jakarta:
PT Salemba Emban Patria.
Philip Kotler. 2003. Manajemen Pemasaran, Analisis Perencanaan, Implementasi
dan Kontrol. Jakarta: PT. Prenhallindo.
Philip Kotler, Hermawan Kartajaya dan Iwan Setiawan. 2019 Marketing 4.0
Bergerak Dari Tradisional Ke Digital. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Pinus Lingga. 1992. Hidroponik Bercocok Tanam Tanpa Tanah. Jakarta:Penebar
Swadaya.
74
Slamet Soeseno. 1993. Bercocok Tanamsecara Hidroponik. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Sofyan Assauri. 2003. Manajemen Pemasaran. Yogyakarta: Badan Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada.
Sugiono. 2017. Metode Penelitian Kebijakan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
Kombinasi, R&D Dan Penelitian Evaluasi. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2015. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Afabeta.
Supriono. 1985. Manajemen Strategi dan Kebijakan Bisnis. Yogyakarta: BPFE.
Thorik Gunara & Utus Hardiono. 2007. Marketing Muhamnad Saw. Bandung: PT.
Karya kita.
Yusanto dan Wijayakusuma. 2002. Mengagas Bisnis Islami. Jakarta: Gema Insani
Press.
Veithzal Riva‟i. 2012. Islamic Markting Membangun dan Mengembangkan Bisnis
Dengan Praktik Marketing Rasulullah saw. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
B. Jurnal dan Penelitian
Fanema Gabrieli M. 2017. Analisis Strategi Pemasaran Sayuran Hidroponik Di
Kota Medan. Skripsi Universitas Sumatra Utara,
Lora Triana. 2017. Kajian Usaha Tani Sayuran Hidroponik Di Kota Padang.
Penelitian Riset Dasar Universitas Andalas Padang.
Shanty Rosdiana Batubara. 2009. Analisis Pemasaran Sayuran Organik Di Pt
Agro Lestari Ciawi Bogor Jawa Barat. Skripsi Institut Pertanian Bogor.
Novi noviani & sri wahyuni. 2016. Analisis Strategi Pemasaran Sayuran
Hidroponik Merek Papamama Farm. Universitas Muslim Nusantara Al
Washliyah. Vol 1, No. 1 Mei.
LAMPIRAN WAWANCARA
Responden : Feri Irawan
Jabatan : Pemilik
Instansi : Felaza Hidroponik
Tanggal : 15 April 2019
Pertanyaan :
1. Menurut bapak Apa itu sayuran sayuran hidroponik?
2. Apa perbedaan sayuran hidroponik dengan sayuran yang lainnya?
3. Dimana bapak memasarkan sayuran hidroponik ini?
4. Bagaimana strategi bapak dalam memasarkan sayuran ini?
5. Apa saja kendala yang bapak hadapi dalam memasarkan sayuran
hidroponik?
6. Apa saja jenis sayuran yang bapak produksi?
7. Berapa omset rata-rata perbulannya yang bapak dapatkan?
8. Apakah perusahaan bapak mempunyai prosedur atau SOP (Standard
Operasional Procedure) ?
9. Apakah perusahaan bapak pernah mengikuti pameran atau semacamnya
dalam mempromosikan sayauran hidroponik ini?
10. Apakah bapak dan para kariawan semua disini sudah memahami betul
bagaimana cara membudidaya dan memasarkan sayuran hidroponik ini di
kota jambi?
11. Apakah bapak pernah memasarkan sayuran hidroponik ini melalui media
sosial, internet atau sejenisnya?
12. Berapa harga yang bisa bapak terima dari pemasok?
13. Apa perbedaan sayuran yang bapak produksi dengan yg di produksi orang
lain?
14. Berapa modal awal yang bapak keluarkan dalam pengembangan sayuran
hidroponik ini apakah ada investor atau modal pribadi?
15. Bagaimana persaingan sayuran hidroponik ini di kota jambi?
16. Sudah berapa lama bapak mengembangakan sayuran hidroponik ini?
17. Apakah perusahaan bapak suda mempunyai pelanggan tetap?
18. Apakah perusahaan ada jadwal tanam sesuai dengan permintaan pasar?
19. Apakah di kota Jambi ada suatu organisasi atau komunitas sayuran
hidroponik?
Jawaban :
1. Menurut saya sayuran hidroponik itu iyalah sayuran yang ditanam
mengggunakan media air yang di beri nutrisi.
2. Sayuran hidroponik ini mengandung gizi yang lebih baik dari pada sayuran
yang lainnya. Karena sistem hidroponik tidak menggunakan pestisida atau
zat kimia lainnya yang berbahaya. Dan masih bnyak lagi yang lainnya
3. Pertama kali dulu kami memasarkannya hanya nitip di toko-toko sekitar,
selanjutnya mulai masuk ke Mall dan sekarang udah sampai ke pasar Andil.
4. Pertama kami cuma iseng-isengan aja mencoba penjualannya secara kecil-
kecilan, tapi ada respon positif dari konsumen dan kami mulai
mengembangkannya dalam sekala besar. Promosi kami gak ribet-ribet amat,
cuma mulai dari mulut kemulut dan sosial media.
5. Kendala yang kami hadapi selama ini selain dari gagal panen, itu adanya
petani baru yang merusak pasar karena melatakan harga di bawah harga
wajarnya, soalnya mereka tidak main sortir lagi.
6. Jumlah sayur yang diusahakan perusahaan memiliki berbagai macam variasi
seperti Sawi, Pakchoi, Kailan, Buah Teen, Kangkung, Selada, Tomat, dan
Kale. Namun untuk sayuran jenis kangkung kami memproduksi apabila ada
pemesanan saja di karenakan konsumen lebih banyak memilih kangkung
konvensional dari pada hidroponik dan untuk buah teen kami memproduksi
bibit dan untuk di konsumsi sendiri, buah teen ini masih dalam tahap
pengembangan.
7. Rata-rata omset yang kami dapatkan setiap bulan sekitar 7-8 juta rupiah dari
semua produk.
8. Ada beberapa titik kendali yang kita jadikan pedoman budidaya tanaman
sayuran hidroponik seperti: tidak menggunakan bahan kimia untuk
mencegah terjadinya resiko cemaran pada produk dan lingkungan, media
tanam tidak mengandung cemaran bahan berbahaya dan beracun (B3),
nutrisi yang digunakan tidak kadaluarsa dan nutrisi sudah ada takarannya
masing-masing sesuai kadar yang di butuhkan
9. Pameran yang dilaksanakan untuk sayuran hidroponik di Jambi ni tidak
rutin. Biasanya dalam satu bulan, bisa diadakan, tapi dalam bulan
berikutnya belum tentu ada pameran hidroponik, pameran hidroponik
dilaksanakan hanya pada event tertentu seperti kegiatan kampus ataupun
pameran pertanian
10. Untuk sember daya manusia sendiri Felaza Hidroponik memiliki sumber
daya manusia yang memumpuni untuk mengembangkan sayuran hidroponik
tersebut, terutama untuk di kota jambi karena hanya Felaza Hidroponik yang
memproduksi semuanya secara mandiri misalnya untuk modul, nutrisi
sayuran, dan sampai pengembangan sayuran hingga di pasarakan. Berbeda
dengan beberapa petani lainnya untuk modul dan nutrisi masih mesan keluar
terutama ke pulau jawa.
11. Pada mulanya kami memasarkan sayuran hidroponik langsung
menawarkannya ke Mall-Mall seperti Jamtos dan toko-toko kecil di sekitar
lokasi ini. Namun untuk saaat ini kami telah memasarkannya melalui
internet seperti di Facebook kami ada grup komunitas Hidroponik di kota
jambi dan juga WA, intagram, dan webnya kami juga ada.
12. Harga yang diterima petani hampir sama dengan harga rata-rata yang
berlaku di pasar. Jika harga sayuran dari petani 1 kilonya 30 ribu maka
harga di pasar setelah di kemas atau di bungkus dengan rata-rata berat 2 ons
seharaga 8 rb.
13. Rata-rata petani hidroponik di kota jambi ini, dalam tatacara budidaya
hidroponik ini hampir sama semuanya, palingan beda-beda tipis di takaran
nutrisinya. Nutrisinyapun juga sama karena kita semuanya di kota Jambi
masih membeli nutrisi ke pulau Jawa.
14. Saya menjalan kan ini menggunakan modal sendiri percobaan awal saya
mengalami kerugian karena belom tau ilmunya dan masih coba-coba, modal
awal yang saya keluarkan sekitar 3 juta itu rugi sekitar 800 ribu karena
gagal panen.
15. Kalau pesaing untuk di kota jambi belum terlalu banyak, soalnya kita itu
sudah punya tempat pasarnya masing-masing jadi setiap panen sayuran pasti
habis di ambil distributor.
16. Saya sudah memulai usaha ini dari tahun 2016 yang lalu jadi, sudah berjalan
sekitar 3 tahun.
17. Pelanggan tetap sayuran hidroponik ini dapat dikatakan rendah. Namun
pelanggan yang baru coba-coba itu lumayan banyak.
18. Kami Felaza hidroponik menanam sayuran hidroponik dengan mengikuti
pangsa pasar. Hal ini peluang untuk meningkatkan pemasaran sayuran
hidroponik kami, melihat permintaan pasar yang cukup tinggi dan harus
dibarengi oleh jadwal tanam.
19. Di Kota Jambi, terdapat Komunitas Hidroponik Kota Jambi yang terbentuk
pada tahun 2016. Namun, komunitas ini hanya sebuah komunitas untuk
saling berbagi mengenai budidaya tanaman hiroponik. Tidak ada struktur
yang jelas dari komunitas ini. Dalam komunitas ini, produsen saling
membantu dalam melakukan pemasaran sayuran hidroponik. Selain itu,
komunitas ini juga mengadakan pertemuan untuk berdiskusi.
Responden : Muslim
Jabatan : Pemilik
Instansi : Teen Hidroponik
Tanggal : 15 April 2019
Pertanyaan :
1. Apa saja sayuran yang bapak produksi?
2. Kenapa bapak hanya memproduksi buah teen saja?
3. Bagaimana peluang pasar untuk sayuran hidroponik di kota jambi?
4. Bagaimana strategi yang bapak lakukan dalam memasarkan produk yang
bapak punya?
5. Apa saja kendala yang bapak hadapi dalam memasarkan sayuran hidroponik
ini?
6. Bagaimana persaingan pasar sayuran hidroponik di kota jambi?
Jawaban :
1. Saya dulu memproduksi berbagai sayur tapi sekarang saya lagi fokus dalam
pengembangan buah teen hidroponik.
2. Saya masih memproduksi sayuran yang lain cuma hanya dalam skala kecil,
Jadi saya l ebih fokus dalam pengembangan buah teen saja karena saya
melihat peluangnya sangat besar untuk di kota Jambi.
3. Peluang untuk sayuran hidrooponik ini sangat besar yah, karena
pengusahanya masih tergolong sedikit sedangkan permintaan tinggi.
4. Saya melakukan promosi dan memasarkannya hanya melewati sosial media
dan internet saja.
5. Kendala yang saya hadapi saya harus ngasih pengetahuan terlebih dahulu
kepada masyarkat apa itu buah teen dan apa saja manfaat yang terkandung
dalam buah teen tersebut. Karena masyarakat masih banyak awam mengenai
buah ini.
6. Sebenarnya pesaing kita itu bukan lah petani dari sayuran hidroponik
melainkan dari sayuran konvensional, karena sebagian masyarakat di Jambi
lebih memilih sayuran yang ditanam secara kovensional karena faktor harga
yang murah
Responden : Abdullah
Jabatan : Kepala Toko Sayuran
Instansi : WTC
Tanggal : 30 Agustus 2019
Pertanyaan :
1. Jenis sayuran hidroponik apa saja yang dijual disini?
2. Apakah setiap hari sayuran hidroponik ini masuk?
3. Berapa banyak sayuran ini masuk di setiap waktunya ?
4. Apakah sayuran hidroponik ini selalu habis terjual?
5. Apakah penjualan setiap bulannya selalu meningkat?
6. Berapa lama tahan sayuran hidroponik ini hingga busuk?
Jawaban :
1. Sayuran yang dijual disini berbagai macam jenisnya ada sawi, slada,
kangkung, pakcoy, dll.
2. Sayuran hidroponik ini masuknya tiga kali dalam seminggu setiap hari
senin, rabu dan jum‟at.
3. Di setiap jenisnya sayuran hidroponik ini masuk 5 bungkus.
4. Tidak juga, kadang-kadang habis di setiap 3 harinya. Kadang-kadang masih
tersisa beberapa bungkus
5. Kalau di lihat di akhir bulannya penjualan sayuran ini selalu meningkat.
Dulu pertama kali masuk hanya 3 bungkus sekarrang sudah 5 bungkus.
6. Sayuran ini tahan sekitar 6 hari karena disimpan di tempat yang dingin.
LAMPIRAN
Wawancara dengan pemilik Felaza Hidroponik sekaligus keliling untuk melihat
proses budidaya sayuran hidroponnik.
Proses penyemaian berbagai jenis sayuran hidroponik
Bibit sayuran hidroponik yang sudah di tanam
Sayuran yang sudah siap dan menunggu tanggal panen untuk di pasarkan
Salah satu contoh modul atau kerangka untuk sayuran hidroponik sekala rumahan.
Sayuran KALE yang sangan populer di Eropa, Amerika dan Jepang. Di jambi
punya pasaran trsendiri yaitu ke hotel-hotel berbintang di kota jambi.
Terimakasih dan sukses terus untuk Felaza Hidroponik
CURRICULUM VITAE
Nama : Robbi Binur
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tempat Tanggal Lahir : Rantau Panjang, 08 Juni 1997
Alamat : Rt. 3 Ds. Rantau Panjang Kec. Jujuhan Bungo
Nama Ayah : M. Toyib
Nama Ibu : Misnar
Pekerjaan Orang Tua : Tani
Alamat Orang Tua : Rt. 3 Ds. Rantau Panjang Kec. Jujuhan Bungo
Riwayat Pendidikan
2012 - 2015 : MA Diniyyah Al-Azhar Bungo
2009 - 2012 : MTs Diniyyah Al-Azhar Bungo
2004 - 2009 : SDN 83/II Desa Rantau Panjang
Sertifikat Keahlian Instansi
Wakil Perentara Perdagangan Efek Pemasaran (WPPE-P) TICMi
Microsoft Office IPI- Lepindo