strategi dinas perindustrian perdagangan koperasi dan .../strategi... · koperasi dan usaha mikro...

145
i STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN KARANGANYAR DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI BATIK TULIS Disusun Oleh: Delimiliana Marses Batjeran D0105054 SKRIPSI Disusun dan Diajukan Sebagai Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Administrasi JURUSAN ILMU ADMINISTRASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: phamtu

Post on 22-Mar-2019

259 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

i

STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN

KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH

(DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN

KARANGANYAR DALAM PENGEMBANGAN HOME

INDUSTRI BATIK TULIS

Disusun Oleh:

Delimiliana Marses Batjeran

D0105054

SKRIPSI

Disusun dan Diajukan Sebagai Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Administrasi

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

ii

PERSETUJUAN

Disetujui untuk dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Surakarta, 5 Februari 2010

Pembimbing

Drs. Wahyu Nurharjadmo, M.Si

NIP. 19641123 198803 1 001

Page 3: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

iii

PENGESAHAN

Telah disetujui dan disahkan Panitia Penguji Skripsi

Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Pada hari : Senin

Tanggal : 8 Maret 2010

Panitia Penguji Skripsi:

1. Ketua : Dra. Hj. Lestariningsih, M.Si ( ) NIP. 19531009 198003 2 003 2. Sekretaris : Dra. Retno Suryawati, M.Si ( )

NIP. 19600106 198702 2 001 3. Penguji : Drs. Wahyu Nurharjadmo, M.Si ( )

NIP. 19641123 198803 1 001

Fakultas Ilmu Sosial dan ILmu Politik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Dekan,

Drs. Supriyadi SN. SU. NIP. 19530128 198103 1 001

Page 4: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

iv

PERNYATAAN

Nama : Delimiliana Marses Batjeran

NIM : D 0105054

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul :

STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN

USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP &

UMKM) KABUPATEN KARANGANYAR DALAM PENGEMBANGAN

HOME INDUSTRI BATIK TULIS adalah betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang

bukan karya saya, dalam skripsi tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam

daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia

menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang saya peroleh

dari skripsi tersebut.

Surakarta, Februari 2010

Yang membuat pernyataan,

Delimiliana Marses Batjeran

Page 5: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

v

MOTTO

J Sebab itu, dengan yakin kita dapat berkata : Tuhan adalah

Penolongku. Aku tidak akan takut. ( Ibrani 13:6a )

J Jangan Menyerah. ( D’ Masiv )

J Awali Harimu Dengan Senyuman. ( Penulis )

Page 6: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

vi

PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini ku persembahkan untuk :

J Papa, Mama, & adikku (Omi Rosalia B) terima kasih atas doa dan

bimbingan yang selalu mengiringi setiap langkahku, terima kasih

karena selalu memberi semangat untuk tidak gampang menyerah.

J Keluarga besar Batjeran & Bulo, tetangga, dan teman-teman yang

mendukungku dan selalu menanyakan kapan kelulusanku.

Page 7: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

vii

KATA PENGANTAR

Puji Tuhan, yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ”STRATEGI DINAS

PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO

KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN

KARANGANYAR DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI BATIK

TULIS”. Skripsi ini merupakan tugas akhir sebagai salah satu syarat untuk

kelulusan dan meraih gelar kesarjanaan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat terselesaikan berkat bimbingan

dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Drs. Wahyu Nurharjadmo, M.Si selaku pembimbing skripsi yang telah

memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

2. Bapak Sundoro, SH M.Si selaku Kepala Disperindag Kop & UMKM

Kabupaten Karanganyar yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk

melakukan penelitian.

3. Bapak Drs. Susilo Raharjo selaku Kepala Bidang Perindustrian Disperindag

Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar yang telah meluangkan waktunya dan

banyak membantu penulis mendapatkan data selama proses penyusunan skripsi.

4. Ibu Lilik Anugraheni, SH. M.si selaku Kepala Seksi Permodalan,

Kemitrausahaan & Pemasaran Produk; Ibu Ir. Lilik Yulianti selaku Kepala

Seksi Industri Kimia, Logam dan Aneka Industri atas kesediaannya menjadi

Page 8: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

viii

narasumber serta seluruh staf Disperindag Kop & UMKM Kabupaten

Karanganyar (Bapak Sunarso, Bapak Suyadi, Bapak Joko Purwahono, Bapak

Sumanto, Ibu Maria, Ibu Rohmania Menik) yang telah membantu penulis dalam

proses penyusunan skripsi.

5. Teman-teman seperjuangan AN ’05 (Ida Utharini, Irma, Ika Soen, Ema, dll)

serta Andre, Om & Tante yang turut mendukung dan membantu dalam

penyusunan skripsi ini.

6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang turut

memberikan dukungan dan membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat

kekurangan karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan pada diri penulis.

Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang membangun penulis harapkan demi

kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak yang membutuhkan

Surakarta, Februari 2010

Penulis

DAFTAR ISI

Page 9: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

ix

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii

HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................. iv

MOTTO ................................................................................................................ v

PERSEMBAHAN ................................................................................................ iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiv

ABSTRAK .......................................................................................................... xv

ABSTRACT ....................................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................... 12

C. Tujuan ....................................................................................................... 12

D. Manfaat ..................................................................................................... 13

E. Tinjauan Pustaka ...................................................................................... 13

1. Pengertian Strategi ............................................................................. 13

2. Pengertian Pengembangan ................................................................. 25

Page 10: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

x

3. Pengertian Home Industri .................................................................. 26

4. Pengertian Batik Tulis ........................................................................ 33

5. Strategi Pengembangan Home Industri Batik Tulis .......................... 35

F. Definisi Konseptual dan Operasional ....................................................... 35

1. Definisi Konseptual ............................................................................ 35

2. Definisi Operasional .......................................................................... 36

G. Kerangka Pemikiran ...………………………………………………….. 39

H. Metode Penelitian ..................................................................................... 41

1. Jenis Penelitian ................................................................................... 41

2. Lokasi Penelitian ................................................................................ 42

3. Sumber Data ...……………………………………………………… 42

4. Teknik Pengambilan Sampel ...……………………………………... 43

5. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 44

6. Validitas Data ...…………………………………………………..… 45

7. Teknik Analisis Data ...……………………………………………... 45

BAB II DESKRIPSI LOKASI

A. Keadaan Umum dan Letak Geografis Kabupaten Karanganyar .............. 47

B. Gambaran Umum Dinas Perindag Kop & UMKM Kabupaten

Karanganyar ............................................................................................. 48

1. Pembentukan Organisasi .................................................................... 48

2. Kedudukan ......................................................................................... 49

3. Tugas Pokok dan Fungsi .................................................................... 49

4. Visi dan Misi ...................................................................................... 50

Page 11: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

xi

5. Program Kerja .................................................................................... 51

6. Susunan Organisasi ............................................................................ 52

7. Tugas dan Fungsi Masing-Masing Jabatan ........................................ 55

8. Kepegawaian ...................................................................................... 68

C. Gambaran Umum Industri Kecil dan Home Industri Batik

Tulis di Kabupaten Karanganyar .............................................................. 70

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Strategi Pengembangan Home Industri Batik Tulis ................................ 74

1. Pelaksana Strategi .............................................................................. 75

2. Bentuk Strategi yang Digunakan ...…………………………………. 79

3. Tahapan-Tahapan Strategi .................................................................. 82

4. Implementasi Strategi ......................................................................... 86

B. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat dalam Penerapan

Strategi Pengembangan Home Industri Batik Tulis .............................. 113

1. Faktor Pendukung ............................................................................ 113

2. Faktor Penghambat ........................................................................... 114

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................. 127

B. Saran ...………………………………………..……………………….. 129

DAFTAR PUSTAKA ...……………………………………………………… 132

LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR

Page 12: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

xii

Halaman

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran……………………………………………... 41

Gambar 1.2 Analisis Model Interaktif………………………………………… 46

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Disperindag Kop & UMKM Karanganyar .... 54

Gambar 3.1 Koordinasi Penanganan Pengembangan Industri Kecil................. 76

Gambar 3.2 Strategi Pengembangan IKM......................................................... 80

Gambar 3.3 Prosedur Pengembangan IKM di Kabupaten Karanganyar .......... 85

DAFTAR TABEL

Page 13: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

xiii

Halaman

Tabel 1.1 Perkembangan Bidang Industri di Kabupaten Karanganyar

Tahun 2006 dan Tahun 2007................................................................. 7

Tabel 1.2 Home Industri Batik Tulis dan Penyerapan Tenaga Kerjanya di

Kabupaten Karanganyar Tahun 2005-207.......................................... 10

Tabel 2.1 Jumlah Pegawai Menurut Bidang Tahun 2009................................... 69

Tabel 2.2 Jumlah Pegawai Menurut Golongan Tahun 2009............................... 69

Tabel 2.3 Jumlah Pegawai Menurut Pendidikan Tahun 2009 ............................ 70

Tabel 2.4 Kondisi Industri Kecil di Kabupaten Karanganyar............................. 71

Tabel 2.5 Kapasitas Produksi Home Industri Batik Tulis di Kabupaten

Karanganyar Tahun 2005-2007........................................................... 72

Tabel 3.1 Kegiatan Pameran yang Diikuti oleh Disperindag Kop & UMKM

Kabupaten Karanganyar Tahun 2007 s/d 2009................................... 95

Tabel 3.2 Dana Perkuatan Modal UMKM Bersumber dari APBD I dan

APBD II tahun 2004-2009................................................................ 106

Tabel 3.3 Bantuan Peralatan yang Diterima oleh Sentra Industri Kecil

Batik Tulis Kelurahan Girilayu Kecamatan Matesih….................... 109

DAFTAR LAMPIRAN

Page 14: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

xiv

Lampiran I Pedoman Wawancara

Lampiran II Surat Permohonan Ijin Penelitian

Lampiran III Surat Keterangan telah menyelesaikan penelitian

Lampiran IV Foto-foto Kegiatan Pengembangan Home Industri Batik Tulis

Page 15: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

xv

ABSTRAK

DELIMILIANA MARSES BATJERAN, D0105054. Strategi Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (Disperindag Kop & UMKM) Kabupaten Karanganyar dalam Pengembangan Home Industri Batik Tulis, Skripsi, Jurusan Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2010, 133 Halaman.

Pengembangan home industri batik tulis merupakan upaya pelestarian dan pengembangan seni-budaya nasional melalui kegiatan produktif yang bernilai ekonomis, sehingga kekayaan seni-budaya nasional tersebut dapat berkembang, dan dapat dijadikan sumber penghidupan bagi masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar dalam pengembangan home industri batik tulis dan untuk mengetahui faktor pendukung strategi serta penghambatnya.

Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Untuk menguji validitas data digunakan triangulasi data. Teknik analisis data menggunakan analisis interaktif, yang terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Berdasarkan hasil penelitian, bahwa berdasarkan Peratuan Bupati Kabupaten Karanganyar No.2 Tahun 2009 tentang uraian tugas pokok dan fungsi jabatan struktural pada Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar, maka Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar adalah pelaksana strategi pengembangan home industri batik tulis di Kabupaten Karanganyar. Bentuk strategi yang digunakan adalah strategi kontijensi. Sebelum menerapkan strateginya, Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar mengidentifikasi dan menganalisis home industri batik tulis, yakni melihat kekuatan maupun kelemahan yang dimiliki oleh home industri batik tulis, serta melihat peluang dan ancaman yang akan dihadapi oleh Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar dalam menjalankan misinya. Sesuai dengan petunjuk dari pemerintah pusat, terdapat 3 strategi yang diterapkan oleh Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar dalam pengembangan home industri batik tulis yaitu : Bimbingan dan Penyuluhan, Pendidikan dan Pelatihan, Pemberian Bantuan. Dalam penerapan strategi pengembangan home industri batik tulis, terdapat faktor pendukung yaitu adanya kerjasama yang baik antara Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar dengan pihak pendukung yang terkait, serta hubungan yang harmonis dengan pengusaha kecil batik tulis. Ada pula faktor penghambat, seperti faktor penghambat internal dari Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar, Faktor penghambat ekternal dari pengusaha/pengrajin bati tulis, dan faktor penghambat pada birokrasi.

Page 16: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

xvi

ABSTRACT

DELIMILIANA MARSES BATJERAN, D0105054. The Strategy of the Office of Industry, Commerce, Cooperative, and Micro-and Middle-Scale Business of Karanganyar Regency to Develop the Written Batik Home Industry. Skripsi: The Departement of Administration Science, the Faculty of Social and Political Science, Sebelas Maret University, Surakarta 2010, 133 Pages.

The development of writing batik home industry is an effort of preserving and developing national art and culture through economic and productive activities so that the wealth of the national art and culture can grow and expand significantly and can be used as the sources of living for the community. The aim of this research was to investigate the strategy applied by the Office of Industry, Commerce, and Micro-and Middle-Scale Business of Karanganyar regency to develop the writing batik home industry and the factors that support as well as inhibit the application of the strategy.

This research used a descriptive qualitative method. The samples of the research were taken by using a purposive sampling technique. The data of the research were gathered through observation, in-depth interview, and documentation (content analysis). The data were validated through data triangulation. The data were then analyzed by using an interactive technique of analysis comprising data reduction, data display, and conclusion drawing.

The results of the analysis show that based on the Regulation of Regent of Karanganyar regenvy Number: 2, Year 2009 on Description of Main Duties and Functions of the Structural Occupation of the Office of Industry, Commerce, and Micro-and Middle-Scale Business of Karanganyar regency, it is the implementing office of the strategy for the development of written batik home industry in Karanganyar regency. The strategy implemented by the office is contingency strategy. Prior to the application of the strategy, the Office of Industry, Commerce, and Micro-and Middle-Scale Business of Karanganyar regency identifies and analyzes the existing written batik home industry in terms of strength, weakness, opportunity, and threat that it encounters in the execution of its missions. In line with the directions given by the central government, there are three strategies executed by the Office of Industry, Commerce, and Micro-and Middle-Scale Business of Karanganyar regency to develop the written batik home industry, namely: guidance and counseling, education and training, and technical assistance. The supporting factors to the application of the strategies are the sound cooperation between the Office of Industry, Commerce, and Micro-and Middle-Scale Business of Karanganyar regency and the related supporting parties and the sound relation between the Office of Industry, Commerce, and Micro-and Middle-Scale Business of Karanganyar regency and the small-scale written batik enterprises. Meanwhile, the Office of Industry, Commerce, and Micro-and Middle-Scale Business of Karanganyar regency also encounters the inhibiting factors to the execution of the strategies, which arise from the internal factor of the Office of Industry, Commerce, and Micro-and Middle-Scale Business of Karanganyar regency, the external factors of the written batik industry, and the inhibiting factors of the bureaucracy.

Page 17: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

xvii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan negara Indonesia adalah seperti yang tercantum dalam

Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat yaitu: “melindungi

segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan

kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta melaksanakan

ketertiban dunia berdasar kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”.

Dalam mewujudkannya maka dilaksanakan pembangunan, yaitu suatu

perubahan yang terencana dari suatu kondisi nasional tertentu menuju kondisi

yang lebih baik. Melalui pembangunan, kita bermaksud meningkatkan

kemakmuran masyarakat secara bertahap dan berkesinambungan. Bagi bangsa

Indonesia, pembangunan nasional pada hakekatnya merupakan pembangunan

manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia

seluruhnya. Sehingga pembangunan harus dilaksanakan secara merata di tanah

air dan tidak hanya diberlakukan untuk beberapa golongan tertentu atau

sebagian masyarakat tertentu saja. Hal ini untuk mewujudkan masyarakat yang

adil dan makmur yang merata secara materiil dan spirituil berdasarkan Pancasila

dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam wadah Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

Pelaksanaan pembangunan di samping meningkatkan pendapatan

nasional sekaligus harus menjamin pembagian pendapatan yang merata bagi

Page 18: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

xviii

seluruh rakyat sesuai dengan prinsip keadilan sosial. Hal ini sesuai dengan

amanat batang tubuh Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat (4) yang

menyatakan bahwa “Perekonomian nasional diselenggarakan atas demokrasi

ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi dan berkeadilan, berkelanjutan,

berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan

kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional”. Maka dari itu diperlukan strategi

guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi, yaitu kenaikan pendapatan nasional

secara berarti dengan meningkatkan pendapatan perkapita dalam suatu periode

perhitungan tertentu. Salah satunya dengan industrialisasi, yang diarahkan untuk

mengejar pertumbuhan ekonomi.

Berdasarkan data Biro Pusat Statistik tahun 2007, sebagian besar

penduduk Indonesia atau sekitar 67,09 % bertempat tinggal di pedesaan. Pada

umumnya kegiatan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari adalah

bergantung pada hasil pertanian. Padahal seiring dengan kemajuan

industrialisasi, lahan pertanian yang ada semakin sempit karena dipergunakan

untuk perumahan serta kepentingan lainnya. Sehingga lahan pertanian yang ada

semakin hari sudah tidak seimbang lagi dengan jumlah penduduk dan jumlah

tenaga kerja yang ada di pedesaan.

Sementara itu industri-industri besar yang ada di daerah pinggiran kota,

belum sepenuhnya mampu menampung dan menyerap tenaga kerja yang ada di

desa-desa sekitarnya. Disamping daya tampung dari perusahaan-perusahaan

yang terbatas, juga ada persepsi dari sebagian masyarakat desa bahwa bekerja

sebagai buruh di perusahaan upahnya kurang sesuai dengan waktu atau jam

Page 19: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

xix

kerja dan tenaga yang digunakan. Hal tersebut menyebabkan para tenaga kerja

yang ada di wilayah sekitar lebih cenderung mencari pekerjaan lain. Dengan

demikian sektor industri kecil termasuk home industri merupakan salah satu

wahana yang dapat dikembangkan di daerah pedesaan. Karena sebagian besar

populasi industri kecil dan kerajinan rumah tangga beralokasi di pedesaan,

sehingga jika dikaitkan dengan tenaga kerja yang semakin meningkat industri

kecil merupakan jalan keluar untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan

meratakan pendapatan penduduk desa.

Selama ini telah banyak usaha yang dilakukan oleh pemerintah untuk

membantu perkembangan industri kecil dan menengah melalui berbagai

program pengembangan dan pembinaan industri kecil dan menengah,

sebagaimana yang tercantum dalam GBHN 1993 disebutkan :

” Industri kecil dan menengah termasuk kerajinan dan industri rumah tangga perlu lebih dibina menjadi usaha yang makin efisien dan mampu berkembang mandiri, meningkatkan pendapatan masyarakat, membuka lapangan kerja dan mampu meningkatkan peranannya dalam penyediaan barang dan jasa serta berbagai komponen baik untuk keperluan pasar dalam negeri maupun luar negeri.” (1993:91) Dan dalam UU No. 5 tahun 1984 pasal 15 ayat 2 tentang Perindustrian

yaitu “Pemerintah mengadakan pembinaan berupa bimbingan dan penyuluhan,

mengenai pelaksanaan upaya yang menyangkut keamanan dan keselamatan alat,

proses serta hasil produksi industri termasuk pengangkutannya.“

Menurut Ketua Yayasan Bina Swadaya, Bambang Ismawan, sejak tahun

2002 pemerintah mulai melirik industri kecil dan menengah (IKM), karena

terbukti lebih tahan terhadap krisis ekonomi. 99,97 % total usaha di Indonesia

Page 20: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

xx

ternyata merupakan sektor ekonomi rakyat, hal ini dilihat dari segi kuantitas.

Menyebutkan bahwa :

“Sektor ini menjadi sangat strategis karena mampu menyerap 99,5% tenaga kerja Indonesia. Terbukti, industri kecil dan menengah (IKM) kembali dapat menjadi andalan pemerintah ketika hampir terjadi krisis ekonomi kedua, yakni saat pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) lebih dari 100% pada akhir tahun 2005. Ketika bermacam-macam industri besar berteriak, industri kecil dan menengah (IKM) hanya mengeluh, tetapi tetap berjalan seperti biasanya. Boleh dikata, pada tahun 2006 hampir semua industri di tanah air mundur. Bahkan, pertumbuhan industri secara keseluruhan terjun bebas dari 5,9% pada tahun 2005 menjadi 5% pada tahun 2006. Pertumbuhan industri kecil dan menengah (IKM) justru meningkat dari 3,48% pada tahun 2005 menjadi 4,6% pada tahun 2006.” (http://www.nasrilbahar.wordpress.com) Perkembangan industri kecil dan menengah terutama home industri

hingga saat ini masih berjalan lamban dan belum bisa dikembangkan secara

maksimal, karena pada kenyataannya kemajuan industri kecil dan menengah

sangat kecil jika dibandingkan kemajuan yang sudah dicapai industri besar.

Industri kecil dan menengah terutama home industri seringkali terabaikan hanya

karena memiliki modal kecil, hasil produksinya dalam skala kecil dan belum

mampu bersaing dengan unit usaha lainnya. Selain itu industri kecil dan

menengah juga menghadapi ancaman persaingan yang semakin ketat ditandai

dengan semakin banyaknya barang dan jasa yang masuk dari luar negeri yang

memiliki kualitas dan harga yang lebih murah. Sehingga keberadaan industri

kecil dan menengah, khususnya di sektor tradisional, berada dalam posisi

terdesak dan tersaingi oleh industri berskala besar baik dari perusahaan dalam

negeri maupun luar negeri. Apalagi saat ini terjadi krisis ekonomi global yang

diawali bangkrutnya lembaga keuangan multinasional di Amerika Serikat,

Page 21: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

xxi

sehingga membuat perekonomian dunia termasuk negara kita ikut terancam dan

pastinya berdampak pada sektor riil khususnya industri kecil dan menengah.

Berdasarkan pengalaman pada tahun 1997-1998, sektor industri kecil dan

menengah terbukti cukup kuat dalam menghadapi krisis. Maka perlu segera

diperkuat dan diberdayakan. Dengan berkembangnya perekonomian rakyat

diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, membuka kesempatan

kerja dan memakmurkan masyarakat secara keseluruhan.

Eksistensi industri kecil dan menengah yang mampu menyerap tenaga

kerja dalam jumlah yang besar perlu mendapat perhatian lebih dari pemerintah

terutama dalam hal pembinaan dan pengembangan. Dalam GBHN tahun 1998

disebutkan bahwa: “Industri kecil dan industri kerajinan rakyat perlu terus

didorong perkembangannya khususnya di lingkungan masyarakat pedesaan”.

Industri kecil merupakan bagian dari usaha kecil, dimana dalam

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 32 tahun 1998 pasal 2 ayat 1

menegaskan pembinaan dan pengembangan usaha kecil dilakukan oleh

pemerintah, dunia usaha dan masyarakat baik secara sendiri-sendiri maupun

bersama-sama, dan dilakukan secara terarah terpadu serta berkesinambungan

untuk mewujudkan usaha kecil yang tangguh dan mandiri serta dapat

berkembang menjadi usaha menengah.

Alasan yang mendukung pentingnya pengembangan industri kecil antara

lain :

1. Fleksibilitas dan adaptabilitas yang ditopang oleh kemudahan relatif dalam bahan mentah dan peralatan.

2. Relevansi dengan proses desentralisasi kegiatan ekonomi guna menunjang terciptanya integrasi sektor-sektor lain.

Page 22: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

xxii

3. Potensinya terhadap penciptaan dan perluasan kesempatan lapangan kerja bagi pengangguran.

4. Dalam jangka panjang peranannya sebagai basis bagi suatu kemandirian pembangunan ekonomi, karena diusahakan oleh pengusaha dalam negeri dan proses produksinya dengan kandungan impor yang relatif rendah. (Irsan Azhary Saleh, 1986:125).

Kabupaten Karanganyar memiliki potensi industri kecil yang cukup

besar yang dapat diharapkan dapat tumbuh dan berkembang. Berdasarkan data,

Kabupaten Karanganyar memiliki jumlah penduduk yang cukup besar sehingga

menyediakan banyak tenaga kerja yang dibutuhkan oleh dunia usaha. Badan

Pusat Statistik mengemukakan, dari hasil pertumbuhan Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Karanganyar selama tahun 2007,

sumbangan sektor industri dan perdagangan masih menunjukkan hasil yang

menggembirakan yaitu sebesar lebih dari 50 %, bila dibandingkan dengan

sektor lain. Pada tahun 2007, industri di kabupaten ini merupakan sektor

terbesar dilihat dari PDRB yaitu Rp. 1.631.881,81 dari total Rp. 3.930.470,48.

Adapun data perkembangan bidang industri di Kabupaten Karanganyar

tahun 2006 dan 2007 adalah sebagai berikut : (lihat tabel 1.1)

Tabel 1.1 Perkembangan Bidang Industri di Kabupaten Karanganyar

Page 23: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

xxiii

tahun 2006 dan tahun 2007 Uraian s/d

2006

s/d 2007

Perkem-bangan

(%) I. Industri - Industri menengah dan besar (non fasilitas)

- Industri Kecil (formal) - Industri Kecil (non formal)

99

657 11.661

117

699

9.760

18,18 %

6,39 %

-16,30 % II. Investasi (juta Rp) - Industri menengah dan

besar (non fasilitas) - Industri Kecil (formal) - Industri Kecil (non formal)

2.746.688,477

18.304,323 29.725,580

2.803.016,677

20.487,523 29.345,380

2,05 %

11,93 % -8,69 %

III. Penyerapan Tenaga Kerja (orang)

- Industri menengah dan besar (non fasilitas)

- Industri Kecil (formal) - Industri Kecil (non formal)

22.216

10.394 32.230

23.898

10.520 30.329

7.57 %

1,21 % -5,89 %

Sumber : Disperindag, Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa industri kecil baik formal maupun

non formal di Kabupaten Karanganyar memiliki unit usaha yang lebih besar

dibandingkan dengan industri menengah dan industri besar, yakni sebesar

12.318 unit usaha, dan industri kecil tersebut mampu menyerap tenaga kerja

sebanyak 42.624. Jadi industri kecil di Kabupaten Karanganyar memiliki

peranan yang cukup besar dalam penyerapan tenaga kerja.

Berdasarkan data BPS Kabupaten Karanganyar tahun 2006, jumlah

tenaga kerja yang ada di Kabupaten Karanganyar adalah 702.123 dan 14,62 %

diantaranya bekerja dibidang industri. Menurut data Dinas Kependudukan,

Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Karanganyar pada tahun 2006,

jumlah pencari kerja tercatat sebanyak 12.610 orang dengan rincian laki-laki

5.830 orang dan perempuan 6.807 orang. Sehubungan dengan masalah tersebut,

Page 24: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

xxiv

maka pemerintah selalu berupaya memperluas dan menciptakan lapangan

pekerjaan untuk menampung tenaga-tenaga kerja yang ada. Salah satu sektor

yang sangat penting dalam penyerapan tenaga kerja adalah sektor industri,

khususnya sektor industri kecil mengingat sebagian besar penduduk (tenaga

kerja) Indonesia berada di pedesaan. Harapan bahwa pertumbuhan yang pesat

dari sektor industri modern akan dapat menyelesaikan masalah kemiskinan dan

pengangguran secara tuntas ternyata masih berada pada rentang perjalanan yang

panjang. Bertolak dari kenyataan inilah maka eksistensi industri kecil telah

mengambil tempat paling penting dalam masalah kesempatan kerja dan

ketenagakerjaan.

Namun dalam perkembangannya industri kecil selalu dihadapkan pada

berbagai masalah. Masalah-masalah yang dihadapi oleh industri kecil di

Kabupaten Karanganyar antara lain :

1. Dukungan permodalan belum memadai. 2. Sarana dan prasarana produksi sudah tidak layak dan tidak lengkap,

sehingga tidak efisien. 3. Terbatasnya kemampuan dalam melaksanakan promosi dan pengembangan

jaringan pasar. 4. Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang bekerja pada sektor

industri kecil dan menengah. 5. Jiwa kewirausahaan dan manajerial yang masih rendah. 6. Daya beli masyarakat masih rendah. 7. Belum adanya pusat informasi promosi dan perdagangan produksi. (Sumber

: Disperindagkop & UMKM Kab.Karanganyar)

Maka dari itu peran pemerintah dalam pengembangan industri kecil

dewasa ini diperlukan agar perkembangannya tidak stagnan. Instansi pemerintah

yang berkompeten dalam pengembangan industri kecil adalah Disperindag Kop

& UMKM Kabupaten Karanganyar, berdasarkan keputusan Bupati No. 2

Page 25: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

xxv

Tahun 2009 tentang uraian tugas pokok dan fungsi jabatan struktural di bidang

Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

(UMKM).

Kabupaten Karanganyar merupakan daerah industri seperti yang

tercermin dalam motto Kabupaten Karanganyar yaitu INTANPARI (Industri

Pertanian dan Pariwisata), terdapat sekitar 114 sentra industri kecil dan 8.056

unit usaha non sentra industri kecil yang berpotensi untuk dikembangkan,

seperti industri kerajinan batik, industri kecil makanan, industri kecil konveksi,

industri kecil meubel, dan industri kecil kerajinan lainnya yang masing-masing

memiliki produk unggulannya.

Dari berbagai industri kecil yang terdapat di Kabupaten Karanganyar,

industri kerajinan batik merupakan salah satu produk unggulan Kabupaten

Karanganyar dan memiliki andil dalam penyerapan tenaga kerja. Usaha ini

memiliki prospek yang cukup baik untuk berkembang dan berperan dalam

peningkatan pendapatan, mengingat batik merupakan komoditas unggulan

bangsa Indonesia karena batik adalah citra diri kebudayaan dari leluhur bangsa

Indonesia.

Dalam artikel Potensi dan Peluang Investasi di Kabupaten Karanganyar

tahun 2004 menyatakan, ”Industri batik merupakan salah satu komoditi

unggulan di Kabupaten Karanganyar. Batik telah lama menyatu pada keseharian

hidup masyarakat Karanganyar dari dahulu hingga sekarang. Pada masa dahulu

motif batik didominasi bentuk binatang dan tanaman, namun dalam

perkembangannya motif tersebut lambat laun bergeser pada motif abstrak yang

Page 26: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

xxvi

menyerupai awan, relief candi, dan wayang beber. Selanjutnya melalui proses

penggabungan corak lukisan dengan seni dekorasi pakaian, muncul seni batik

tulis yang bermotif sangat variasi seperti yang kita lihat dewasa ini. Pada

umumnya batik digunakan untuk kain jarik, kemeja, sprei, taplak meja, dan

busana wanita. Mengingat bahwa jenis produk ini amat dipengaruhi oleh selera

konsumen dan perubahan waktu maupun model, maka perkembangan industri

batik di Kabupaten Karanganyar juga mengalami perkembangan yang cepat,

baik menyangkut rancangan, penampilan, corak dan kegunaannya, disesuaikan

dengan permintaan dan kebutuhan pasar baik dalam negeri maupun luar negeri.

Sentra industri batik di Kabupaten Karanganyar berada di Kecamatan Matesih,

Jaten, Gondangrejo dan Karanganyar. Jumlah produksi batik sebanyak 25.028

kodi per tahun.” (www.karanganyar.go.id)

Berikut adalah data unit usaha batik tulis dan penyerapan tenaga kerja di

Kabupaten Karanganyar :

Tabel 1.2 Home Industri Batik Tulis dan Penyerapan Tenaga Kerjanya di

Kabupaten Karanganyar Tahun 2005 – 2007 No Lokasi Unit Usaha Tenaga Kerja 1. Kel. Kragan, Kec. Gondangrejo 50 75 2. Kel. Girilayu, Kec. Matesih 250 300 3. Kel. Matesih, Kec. Matesih 15 20 4. Kel. Ngadiluwih, Kec. Matesih 10 15 5. Kel. Lalung, Kec. Karanganyar 5 8 6. Kel. Sumbirejo, Kec. Jumantono 50 75

Sumber : Disperindag, Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar

Dari tabel diatas, terlihat bahwa jumlah home industri batik tulis di

Kabupaten Karanganyar banyak tetapi dalam penyerapan tenaga kerjanya

sedikit. Seperti yang terlihat pada Kelurahan Kragan Kecamatan Gongdangrejo

Page 27: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

xxvii

terdapat 50 unit usaha batik tulis, tetapi jumlah tenaga kerja yang dimiliki secara

keseluruhan sejumlah 75 orang. Ini berarti, 1 unit usaha batik tulis yang terdapat

di Kelurahan Kragan Kecamatan Gongdangrejo hanya memiliki 1-2 orang

tenaga kerja. Di Kecamatan Matesih pada dua kelurahannya yaitu Kelurahan

Girilayu dan Kelurahan Matesih terdapat 250 dan 15 unit usaha kerajinan batik

tulis, dengan jumlah tenaga kerja 300 dan 20 orang. Penyerapan tenaga kerjanya

juga begitu kecil yaitu 1-2 orang tenaga kerja. Begitu juga yang terdapat di

kelurahan-kelurahan lainnya, setiap unit usaha hanya memiliki 1-2 orang tenaga

kerja. Pengusaha berperan ganda yaitu sebagai pemilik usaha juga sebagai

karyawan. Dilihat dari penyerapan tenaga kerjanya, industri batik tulis di

Kabupaten Karanganyar ini tergolong dalam kategori home industri.

Potensi yang dimiliki Kabupaten Karanganyar ini belum dapat

berkembang dengan baik, maka diperlukan suatu upaya untuk terus

mengembangkan home industri batik tulis ini. Perlu adanya pembinaan dari

dinas atau instansi terkait sangat diperlukan guna pengembangan home industri

batik tulis. Pembinaan yang dibutuhkan pada aspek kelembagaan pengrajin

untuk standarisasi harga, pembinaan teknis untuk standarisasi produk dan

peningkatan mutu, penyerapan tenaga kerja, serta pameran untuk menjaring

pembeli. Sehingga perkembangan dari home industri ini dapat memberikan

sumbangan pendapatan bagi para pengrajin dan pengusaha kecil batik tulis serta

keluarganya.

Dengan melihat potensi yang ada di wilayah Kabupaten Karanganyar,

maka diharapkan dapat membantu meningkatkan perekonomian masyarakat

Page 28: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

xxviii

baik secara langsung maupun tidak langsung terutama dalam hal penyerapan

tenaga kerja dan pelestarian seni-budaya nasional. Oleh karena itu, pemerintah

dalam hal ini Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar harus

segera menetapkan strategi guna mengatasi permasalahan yang ada dalam

mengembangkan home industri batik tulis. Dengan melakukan usaha-usaha atau

langkah-langkah untuk mengatasi permasalahan yang ada sehingga home

industri batik tulis dapat tumbuh dan berkembang.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana strategi Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar

dalam pengembangan home industri batik tulis?

2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan strategi

pengembangan home industri batik tulis di Kabupaten Karanganyar ?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, penelitian ini dilakukan dengan

tujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui strategi yang digunakan dalam pengembangan home

industri batik tulis, sehingga diperoleh hasil guna perkembangan industri

tersebut.

Page 29: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

xxix

2. Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat dan pendukung dalam

penerapan strategi pengembangan home industry batik tulis.

3. Untuk memenuhi salah satu persyaratan akademis guna memperoleh gelar

Kesarjanaan Strata 1 bidang Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, jurusan

Administrasi Negara program S-1 Reguler di UNS.

D. Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan bahan

pertimbangan yang bersifat konstruktif dalam membuat keputusan yang

berhubungan dengan perkembangan home industri batik tulis di Kabupaten

Karanganyar. Bagi peneliti, dapat melatih diri dalam memahami fenomena yang

sedang berkembang di dalam masyarakat, sekaligus mencoba mempraktekkan

teori yang diperoleh di perkuliahan. Sehingga dapat menambah khasanah

pengetahuan dan memperluas wawasan berdasarkan pengalaman dari apa yang

ditemukan di lapangan.

E. Tinjauan Pustaka

1. Strategi

Sebenarnya, kata strategi berasal dari bahasa Yunani, “stratego”

yaitu: “stratos” yang berarti ketentaraan dan “ego” yang berarti

kepemimpinan (Bryson, 2007:25). Strategi disini diartikan sebagai taktik

atau cara bagi seorang pemimpin perang dalam memobilisasi pasukannya

untuk memenangkan peperangan. Pengertian ini berlaku selama masa

Page 30: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

xxx

perang dan berkembang dalam manajemen ketentaraan. Namun dewasa ini

istilah strategi sudah digunakan oleh semua jenis organisasi, dan ide-ide

pokok yang terdapat dalam pengertian semula tetap dipertahankan, hanya

saja lebih diaplikasikan sesuai dengan jenis organisasi yang menerapkan.

Sedangkan strategi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

(1994:964), memiliki beberapa pengertian yaitu siasat perang, ilmu siasat

perang, tempat yang baik menurut siasat perang, atau dapat pula diartikan

sebagai rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran

khusus.

Dalam perkembangannya konsep mengenai strategi terus

berkembang, ditunjukkan oleh adanya beberapa konsep menurut para ahli

mengenai strategi. Salah satunya menurut Crown Dirgantoro (2001:5-6),

strategi adalah hal menetapkan arah kepada “manajemen” dalam arti orang

tentang sumber daya di dalam bisnis dan tentang bagaimana

mengidentifikasikan kondisi yang memberikan keuntungan terbaik untuk

membantu memenangkan persaingan di dalam pasar. Dengan kata lain,

definisi strategi mengandung dua komponen yaitu : Future Intentions atau

tujuan jangka panjang dan Competitive Advantage atau keunggulan

bersaing.

Pengertian strategi juga dikemukakan oleh beberapa ahli dalam buku

Strategic Human Resource Management : A Guide To Action (2003:36-38).

A. D. Chandler (1962) yang mendefinisikan strategi sebagai penetapan

tujuan dasar jangka panjang dan sasaran perusahaan, dan penerapan

Page 31: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

xxxi

serangkaian tindakan serta alokasi sumber daya yang penting untuk

melaksanakan sasaran ini. Menurut J. Child (1972), strategi adalah

sekumpulan pilihan dasar atau kritis mengenai tujuan dan cara dari bisnis.

Sedangkan Faulkner dan Johnson (1992) memperhatikan dengan sungguh-

sungguh strategi yaitu arah jangka panjang dan cakupan organisasi. Tokoh

lainnya dalam buku ini adalah Richardson dan Thompson (1999) yang

menyebutkan bahwa strategi harus memiliki dua elemen utama yang lain :

harus ada sasaran strategik (yakni sesuatu yang diharapkan dicapai oleh

strategi), dan harus ada rencana tindakan (yakni cara yang diusulkan untuk

memenuhi sasaran).

Ada pula Sondang P. Siagian yang berpendapat bahwa strategi

berarti menentukan misi pokok suatu organisasi secara garis besar

(2004:16). Dari uraian-uraian diatas, strategi disimpulkan sebagai suatu

tujuan atau misi pokok yang ingin dicapai oleh suatu organisasi dengan arah

jangka panjang dan memiliki sasaran.

Dalam Mudrajad Kuncoro (2005:1) terdapat beberapa definisi

strategi, bagi Itami (1987) strategi adalah:

“...menentukan kerangka kerja dari aktivitas bisnis perusahaan dan memberikan pedoman untuk mengkoordinasikan aktivitas, sehingga perusahaan dapat menyesuaikan dan mempengaruhi lingkungan yang selalu berubah. Strategi mengatakan lebih jelas lingkungan oleh perusahaan dan jenis orginisasi seperti apa yang hendak dijalankan.“

Sedangkan menurut Andrews (1971) strategi adalah pola sasaran,

tujuan dan kebijakan atau rencana umum untuk meraih tujuan yang telah

ditetapkan, yang dinyatakan denganmendefinisikan apa bisnis yang akan

Page 32: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

xxxii

dijalankan oleh perusahaan, atau yang seharusnya dijalankan oleh

perusahaan. Dan strategi bagi Coulter (2002:7) adalah:

“Sejumlah keputusan dan aksi yang ditujukan untuk mencapai tujuan (goal) dan menyesuiakan sumber daya organisasi dengan peluang dan tantangan yang dihadapi dalam lingkungan industrinya. Dengan demikian beberapa ciri strategi yang utama adalah : (1) goal-directed actions, yaitu aktivitas yang menunjukkan ‘apa’ yang diinginkan organisasi dan ‘bagaimana’ mengimplementasikannya; (2) mempertimbangkan semua kekuatan internal (sumber daya dan kapabilitas), serta memperhatikan peluang dan tantangan.“ (dalam Mudrajad Kuncoro, 2005:12) Dari uraian diatas penullis menemukan banyak kesamaan mengenai

definisi strategi yaitu adanya tujuan jangka panjang dan kebijakan umum,

dimana strategi seharusnya berkaitan dengan keputusan besar yang dihadapi

organisasi dalam menentukan kegagalan dan kesuksesan organisasi.

Ada tiga tokoh yang memiliki persamaan konsep mengenai strategi

yaitu J. Salusu (2004:101), Sukanto Reksohadiprodjo (1990:8) dan Freddy

Rangkuti (2006:3) sama-sama berpendapat bahwa strategi merupakan alat

atau cara untuk mencapai tujuan organisasi.

Strategi bagi suatu organisasi menurut J. Salusu (2004:101) ialah

suatu seni menggunakan kecakapan dan sumber daya suatu organisasi untuk

mencapai sasarannya melalui hubungannya yang efektif dengan lingkungan

dalam kondisi yang menguntungkan.

Dalam penelitian ini, strategi adalah semua keputusan untuk

melakukan perubahan dan mencapai kondisi yang diinginkan organisasi di

masa depan. Sehingga organisasi harus mampu menyesuaikan sumber daya

organisasi dengan peluang dan tantangan yang akan dihadapi. Dengan

Page 33: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

xxxiii

demikian ciri utama strategi (Mudrajad Kuncoro, 2006:12) adalah Pertama,

goal-directed actions, yaitu aktivitas yang menunjukkan ”apa” yang

diinginkan organisasi dan ”bagaimana” mengimplementasikannya. Kedua,

mempertimbangkan semua kekuatan internal (sumber daya dan kapabilitas),

serta memperhatikan peluang dan tantangan.

Strategi memiliki dua perspektif yang berbeda (James A.F Stoner

dan Charles Wankel, 2003 : 161) antara lain, (1) Apa yang hendak dilakukan

oleh organisasi. Strategi didefinisikan sebagai program yang luas untuk

menentukan dan mencapai tujuan organisasi dan melaksanakan misinya.

Disini kata “program” mengacu pada peranan yang aktif, sadar, dan rasional

yang dimainkan oleh manajer dalam merumuskan strategi organisasi. Dan

(2) Apa yang sesungguhnya dilakukan oleh sebuah organisasi, baik

tindakannya sejak semula memang disengaja atau tidak. Startegi adalah pola

tanggapan organisasi yang dilakukan terhadap lingkungannya sepanjang

waktu.

Hadari Nawawi (2000:147) sendiri mengungkapkan strategi dalam

manajemen sebuah organisasi dapat diartikan sebagai kiat, cara, dan taktik

utama yang dirancang secara sistematik dalam melaksanakan fungsi-fungsi

manajemen, yang terarah pada tujuan strategik organisasi.

Dari beberapa konsep mengenai strategi diatas, inti dari strategi

adalah suatu cara atau usaha yang direncanakan secara sistematis dan

disesuaikan dengan lingkungan organisasi untuk mencapai tujuan yang

diinginkan. Konsep strategi yang paling mendekati dari beberapa konsep

Page 34: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

xxxiv

diatas adalah konsep dari Hadari Nawawi. Karena dalam penyusunan suatu

strategi yang merupakan landasan awal bagi sebuah organisasi, perlu

disusun cara-cara atau usaha-usaha secara sistematis, dengan

memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal dalam rangka

pencapaian tujuan yang diinginkan organisasi tersebut.

Strategi juga diartikan sebagai suatu perluasan misi yang

menghubungkan suatu organisasi dengan lingkungannya. Oleh karena itu,

strategi perlu dikembangkan untuk mengatasi isu-isu strategis, melalui

perencanaan garis besar dari respon suatu organisasi terhadap pilihan

kebijakan pokok. Selain itu strategi juga merupakan pola tujuan, kebijakan

dari suatu program, tindakan atau alokasi sumber daya yang mendefinisikan

bagaimana organisasi tersebut, apa yang dikerjakan, dan mengapa organisasi

tersebut melaksanakannya.

Pada prinsipnya strategi dapat dikelompokkan berdasarkan tiga tipe

yaitu (1) Strategi Manajemen, meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh

manajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara makro; (2)

Strategi Investasi, kegiatan yang berorientasi pada investasi; dan (3) Strategi

Bisnis, kegiatan yang berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen.

(Freddy Rangkuti, 2006:6-7)

Ada beberapa tipe strategi menurut Koteen (1991) dalam J. Salusu

(2003:104) adalah :

a. Corporate Startegy (Strategi Organisasi) Strategi ini berkaitan dengan perumusan misi, tujuan, nilai-nilai dan inisiatif-inisiatif tujuan strategik yang baru.

b. Program Strategy (Strategi Program)

Page 35: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

xxxv

Strategi ini lebih memberi perhatian pada implikasi-implikasi strategik dari suatu program tertentu.

c. Resource Support Strategy (Strategi Pendukung Sumber Daya) Memaksimalkan pemanfaatan sumber-sumber daya esensial yang tersedia guna meningkatkan kualitas kinerja organisasi. Sumber daya berupa tenaga, keuangan, dan teknologi.

d. Institutional Strategy (Strategi Kelembagaan) Fokus dari strategi ini adalah mengembangkan kemampuan organisasi untuk melaksanakan inisiatif-inisiatif strategik.

Sedangkan menurut Higgins (1985) dalam J. Salusu (2003:101)

menjelaskan 4 tingkat strategi :

a. Enterprise Strategy. Berkaitan dengan respon masyarakat. Jadi dalam strategi enterprise terlihat relasi antara organisasi dan masyarakat luar, sejauh interaksi itu akan dilakukan sehingga dapat menguntungkan organisasi.

b. Corporate Strategy. Berkaitan dengan misi organisasi, sehingga disebut grand strategy yang meliputi bidang yang digeluti oleh suatu organisasi.

c. Business Strategy. Menjabarkan bagaimana merebut pasaran di tengah masyarakat, dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan-keuntungan strategik yang sekaligus mampu menunjang berkembangnya organisasi ke tingkat yang lebih baik.

d. Functional Strategy. Merupakan strategi pendukung dan untuk menunjang suksesnya strategi lainnya. Ada 3 jenis strategi fungsional yaitu : Strategi Fungsional Ekonomi : mencakup fungsi-fungsi yang ־

memungkinkan organisasi hidup sebagai satu kesatuan ekonomi yang sehat antara lain yang berkaitan dengan keuangan, pemasaran, sumber daya, penulisan dan pengembangan.

,Strategi Fungsional Manajemen : mencakup planning, organizing ־implementing, controlling, staffing, leading, motivating, communicating, decision making, representing, dan integrating.

Strategi Isu Strategik : mengontrol lingkungan baik situasi ־lingkungan yang sudah diketahui maupun situasi yang belum diketahui atau yang sudah berubah. Dalam penerapan strategi, ada beberapa strategi yang dapat dipilih

oleh organisasi non profit, menurut Hadari Nawawi (2000:176-179), strategi

tersebut antara lain:

a. Strategi Agresif, dilakukan dengan membuat program-program dan mengatur langkah-langkah atau tindakan (action) yang sifatnya

Page 36: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

xxxvi

mendobrak (penghalang, tantangan dan ancaman) untuk mencapai keunggulan atau prestasi yang ditargetkan.

b. Strategi Konservatif, dilakukan dengan membuat program-program dan mengukur tindakan (action) dengan hati-hati serta disesuaikan dengan kebiasaan yang berlaku.

c. Strategi Difensif, dilakukan dengan membuat program-program dan mengatur langkah-langkah untuk mempertahankan keunggulan prestasi yang sudah dicapai.

d. Strategi Kompetitif, tindakan atau program untuk mewujudkan keunggulan yang melebihi organisasi non profit lainnya yang sejenjang atau sama posisisnya.

e. Strategi Inovatif, program-program yang dibuat atau tindakan agar organisasi non profit tampil sebagai pelopor pembaharuan dalam tugas pokoknya, sebagai keunggulan atau prestasi.

f. Strategi Diversifikasi, program-program dan tindakan (action) berbeda dengan apa yang telah dilakukan atau berbeda dengan organisasi lainnya dalam memberikan pelayanan umum dan melaksanakan pembangunan.

g. Strategi Prefentif, program-program yang dilakukan dan tindakan untuk memperbaiki atau mengoreksi kekeliruan sebelumnya, baik yang dilakukan oleh organisasi itu sendiri maupun oleh organisasi atasannya.

h. Strategi Reaktif, program-program atau tindakannya menunggu dan hanya memberi tanggapan jika telah diberi petunjuk atau perintah, pengarahan, pedoman pelaksanaan, manajemen tidak berusaha membuat dan menetapkan program-program dan proyek secara proaktif.

i. Strategi Oposisi, program-program atau tindakannya bersikap menolak dan menantang atau menunda pelaksanaan pengarahan, perintah, petunjuk atau bahkan mungkin peraturan perundang-undangan dari organisasi atasan, yang dinilai atau sekiranya kurang menguntungkan atau mempersulit untuk melaksanakan.

j. Strategi Adaptasi, strategi ini hampir sama dengan strategi difensif, yaitu melakukan adaptasi dengan organisasi lain dan menyesuaikan dengan aturan, petunjuk, pengarahan dan pedoman dari sumber lainnya.

k. Strategi Ofensif, semua tindakan atau program yang berusaha memanfaatkan peluang, baik sesuai maupun tidak sesuai dengan aturan, pedoman dan pengarahan.

l. Strategi Menarik Diri, dilakukan dengan kecenderungan menghindari untuk membuat program-program atau tindakan yang sesuai dengan aturan karena suatu sebab.

m. Strategi Kontijensi, sebagai cara pemecahan masalah yang memilih alternatif yang paling menguntungkan atau yang terbaik diantara yang terbaik, serta sesuai dengan petunjuk dan pedoman organisasi atasan dan bahkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

n. Strategi Pasif, membuat semua program-program dan tindakan menjalankan tugas sesuai aturan dan lebih dominan pada pelaksanaan pekerjaan tugas rutin.

Page 37: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

xxxvii

Dari berbagai macam strategi diatas, maka strategi yang dapat

diterapkan oleh Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar dalam

pengembangan home industri batik tulis berfokus pada strategi kontijensi,

sebab dalam pemecahan masalah Disperindag Kop & UMKM Kabupaten

Karanganyar akan memilih alternatif yang paling menguntungkan atau yang

terbaik diantara yang terbaik, serta sesuai dengan petunjuk dan pedoman

organisasi atasan dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

Cara pembuatan strategi yang sesuai dengan penulisan ini adalah

cara perencanaan. Seperti yang diterangkan oleh Mintzberg terdapat tiga

cara pembuatan strategi. Karena untuk menerapkan strategi, Disperindag

Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar harus mengikuti prosedur yang

sudah ditentukan dan disesuaikan dengan lingkungan organisasi. Sehingga

dapat mengembangkan home industri batik tulis yang sudah ada agar

menjadi lebih maju lagi. Tiga cara itu antara lain : (1) Cara Wiraswasta,

seorang pemimpin yang kuat umumnya pendiri kegiatan usaha yang

bersangkutan, mengambil keputusan yang berani dan penuh resiko secara

intuitif, yaitu dengan cara mengandalkan pertimbangan pribadi yang

dibentuk oleh pengalamannya; (2) Cara Adatif, dikenal sebagai “ilmu

melakukan terobosan”. Manajer yang adatif hanya menanggapi setiap situasi

yang muncul dan cenderung mengambil sikap bertahan menghadapi para

pesaingnya; dan (3) Cara Perencanaan, memberikan kerangka pedoman dan

petunjuk arah yang tegas yang tidak dimiliki oleh kedua cara yang lain. Para

Page 38: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

xxxviii

perencana tingkat puncak mengikuti suatu prosedur yang sistematis yang

mengharuskan mereka menganalisa lingkungan dan organisasi sehingga

dapat mengembangkan suatu rencana untuk menyongsong masa depan.

(dalam James A.F Stoner & Charles Wankel, 2003:164)

Menurut Paula Jarzabkowski and Andreas Paul Spee dalam

International Journal of Management Reviews (Strategy-as-practice: A

review and future directions for the field) menyatakan :

”This review has contributed to the s-as-p field in three ways. First, it has provided an overview and map of the field, based on its own terminology and issues, which has helped to better explain those terminology and issues. Second, it has exposed gaps in fulfilling the s-as-p research agenda, particularly with empirical work. Third, it has proposed alternative theoretical resources from other fields of research, which may be used to address those gaps.” (2009:90)

Dalam jurnal internasional diatas disebutkan bahwa ada tiga langkah

dalam hal pelaksanaan strategi. Pertama, mempersiapkan pandangan yang

luas dan pemetakan bidang, berdasarkan pada istilah dan pokok

permasalahannya. Kedua, mengungkap celah yang memenuhi agenda

penelitian pelaksanaan strategi. Ketiga, mengusulkan sumber-sumber

alternatif teoritis dari penelitian bidang lain, yang digunakan untuk

menunjukkan celah tersebut.

Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar dapat

memperhatikan teori Michael Armstrong dalam proses perumusan strategi

yang mengandung langkah-langkah berikut ini :

a. Menetapkan misi b. Menyusun sasaran

Page 39: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

xxxix

c. Melakukan pengamatan lingkungan internal dan eksternal untuk memperkirakan kekuatan atau kelemahan internal serta peluang dan ancaman eksternal (analisis SWOT).

d. Melakukan analisis strategi yang ada untuk menetapkan hubungannya dengan penilaian internal dan eksternal. Hal ini mungkin meliputi analisis kesenjangan, yang akan menunjukkan faktor lingkungan mana yang akan menimbulkan kesenjangan antara apa yang dapat dicapai jika tidak ada perubahan dan apa yang perlu dicapai. Analisis juga akan meliputi kapabilitas sumber daya, menjawab pertanyaan: “Apakah saat ini kita cukup memiliki sumber daya manusia atau keuangan, atau mana yang dapat segera diadakan untuk masa yang akan datang, sehingga memungkinkan kita mencapai sasaran kita?”

e. Dari analisis tersebut, tetapkan kapabilitas khusus dari organisasi. f. Menetapkan masalah strategik utama yang timbul dari analisis

sebelumnya. Hal ini akan penting bagi masalah-masalah seperti cakupan pasar-produk, peningkatan nilai pemegang saham dan kapabilitas sumber daya.

g. Menetapkan strategi korporasi dan fungsional untuk mencapai sasaran dan keunggulan kompetitif, mempertimbangkan masalah strategik utama. Hal ini mungkin termasuk strategi bisnis untuk pertumbuhan atau diversifikasi, atau strategi dasar yang luas untuk inovasi, kualitas atau kepemimpinan dalam hal biaya, atau dapat berbentuk strategi korporasi atau fungsional yang khusus dengan memperhatikan cakupan pasar produk, pengembangan teknologi atau pengembangan sumber daya manusia,

h. Mempersiapkan rencana strategik yang terintegrasi untuk menerapkan strategi.

i. Menerapkan strategi. j. Memantau penerapan dan penyempurnaan strategi yang telah ada atau

pengembangan strategi baru bila diperlukan. (2003:45-46)

Disperindag Kop & UMKM juga harus memperhatikan beberapa

petunjuk dari Hatten (1998) tentang bagaimana suatu strategi yang dibuat

dapat berhasil, antara lain :

a. Strategi haruslah konsisten dengan lingkungannya. b. Setiap organisasi tidak hanya membuat satu strategi. c. Strategi yang efektif hendaknya memfokuskan dan menyatukan semua

sumber daya dan tidak menceraiberaikan satu dengan yang lain. d. Strategi hendaknya memusatkan perhatian pada apa yang merupakan

kekuatannya dan tidak pada titik-titik yang justru adalah kelemahannya. e. Sumber daya adalah sesuatu yang kritis. f. Strategi hendaknya memperhitungkan resiko yang tidak terlalu besar. g. Strategi hendaknya disusun atas dasar keberhasilan yang telah dicapai.

Page 40: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

xl

h. Tanda-tanda dari suksesnya strategi ditampakkan dengan adaya dukungan dari pihak-pihak yang terkait, dan terutama dari para ekskutif, dari semua pimpinan unit kerja dalam organisasi. (J. Salusu, 2004:108)

Strategi pada dasarnya disusun untuk merespons perubahan eksternal

yang relevan dari suatu organisasi. Perubahan eksternal akan direspon

dengan memperlihatkan kemampuan internal dari organisasi yang dapat

memanfaatkan peluang dan meminimumkan ancaman (Idrus, 1997).

Ketidakmampuan merespons perubahan lingkungan eksternal akan membuat

“shock” suatu organisasi. Dengan demikian strategi berguna untuk menjaga,

mempertahankan, dan meningkatkan kinerja dan daya saing suatu organisasi

(Kudla, 1980; Robinson and Pearce, 1983).

Jadi, dalam hal perencanaan, penyusunan, pemilihan sampai

penerapan suatu strategi dituntut adanya suatu kehati-hatian dalam bertindak

oleh individu maupun organisasi. Disperindag Kop & UMKM Kabupaten

Karanganyar harus memperhatikan beberapa aspek tersebut diatas, karena

menyangkut bagaimana hasil dari pelaksanaan strategi agar dapat berdaya

saing.

2. Pengembangan

Menurut J. S Badudu dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia

pengembangan adalah hal, cara atau hasil kerja mengembangkan.

Mengembangkan diartikan membuka, memajukan, membuat jadi maju dan

bertambah baik. Sehingga pengembangan merupakan suatu usaha untuk

memajukan suatu objek atau hal agar menjadi lebih baik dan mempunyai

Page 41: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

xli

hasil guna bagi kepentingan bersama. Dalam hal ini pengembangan

dilakukan secara terencana untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai.

Menurut Indrawijaya (1989:41) ciri-ciri utama dari pengembangan

adalah :

a. Merupakan perubahan yang sangat terencana. b. Berorientasi pada persoalan dan usaha pemecahannya. c. Bersifat sistematis, yaitu selalu berusaha melihat hubunganantara

berbagai macam subsistem dalam organisasi tersebut. d. Merupakan usaha yang dilakukan secara terus menerus. e. Memberikan perhatian utama pada peningkatan. f. Berorientasi pada pelaksanaan, artinya selalu berusaha melakukan

perhatian pada apa yang mungkin diperbaiki. (www.zulkieflimansyah.com)

Berdasarkan pengertian diatas, penulis mendefinisikan

pengembangan yaitu usaha atau cara untuk menjadi maju dan bertambah

baik. Apabila berkaitan dengan pengembangan home industri berarti suatu

usaha tersebut menjadi lebih besar dan meningkat dalam hal modal, jumlah

tenaga kerja dan nilai produksi. Seperti yang diungkapkan Hazelitz yang

dikutip Dawam Raharjo yaitu besar kecilnya suatu usaha berdasarkan atas

ukuran modal (fixed asset), jumlah tenaga kerja dan nilai produksi dalam

satu tahun. (1989:99)

3. Home Industri

UU No.5 Tahun 1984 tentang Perindustrian, dalam pasal 1

menjelaskan tentang pengertian Perindustrian dan Industri. Perindustrian

adalah tatanan dan segala kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan industri.

Sedangkan industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah,

bahan baku, bahan setengah jadi atau barang jadi menjadi barang dengan

Page 42: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

xlii

nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang

bangun dan rekayasa industri (C.S.T Kansil, 2001:404-405).

Berdasarkan UU No.9 Tahun 1995 tentang usaha kecil, Buku I

Kebijaksanaan dan strategi umum PIKM. Disperindag 2002, Kebijakan dan

strategi Pengembangan IKM 2005-2009, Dinas Perindustrian

mendefinisikan industri kecil adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh

perseorangan atau rumah tangga maupun suatu badan hukum bertujuan

untuk memproduksi barang atau jasa untuk diperdagangkan secara

komersial, yang nilai investasinya di luar tanah dan bangunan sampai

dengan Rp. 200 juta atau nilai penjualan per tahun mencapai Rp. 1 milyar.

Di tiap negara memiliki perbedaan dalam mendefinisikan industri

kecil. Di Singapura, industri kecil didefinisikan sebagai unit usaha industri

yang mempekerjakan antara 10-99 orang tenaga kerja. Di Malaysia dan

Thailand, didefinisikan sebagai unit usaha industri yang mempekerjakan

tidak lebih dari 50 rang tenaga kerja. Sedangkan Indonesia dan Filipina,

didefinisikan sebagai unit usaha yang mempekerjakan antara 5-19 orang

tenaga kerja (Irsan Azhary Saleh, 1986:4).

Sedangkan, home industri jika diartikan dalam bahasa Indonesia

berarti “industri rumahan atau rumah tangga” dimana sesuatu kegiatan

memproduksi berupa barang dan jasa yang dilakukan di rumah dan dalam

skala kecil dengan tenaga kerja berjumlah antara 1-4 orang.

(http://www.organisasi.org)

Page 43: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

xliii

Pengklasifikasian industri menurut Stanley dan Morse yang dikutip

Joko Prasetyono (2003:12) adalah sebagai berikut :

a. Industri kerajinan rumah tangga (tenaga kerja 1-9 orang)

b. Industri kecil (tenaga kerja 10-49 orang)

c. Industri sedang (tenaga kerja 50-99 orang)

d. Industri besar (tenaga kerja > 100 orang)

Sedangkan menurut Biro Pusat Statistik dalam Cristian Lempelius

dan Gert Thoma (1979:96) bahwa di Indonesia terdapat kelompok-

kelompok industri antara lain :

a. Industri kerajinan (tenaga kerja 1-4 orang)

b. Industri kecil (tenaga kerja 5-19 orang)

c. Industri sedang (tenaga kerja 20-99 orang)

d. Industri besar (tenaga kerja > 100 orang)

Menurut Thee Kian Wie (1994:111), Departemen Perindustrian juga

membedakan sektor industri menjadi :

a. Industri Kecil Modern, meliputi sektor industri yang : .Menggunakan teknologi proses madya ־ .Mempunyai skala produksi yang terbatas ־ Tergantung pada dukungan litbang dan usaha perekayasa industri ־

besar. Dilibatkan dalam sistem produksi industri besar dan menengah serta ־

dengan pemasaran domestik dan ekspor. .Menggunakan mesin khusus dan alat perlengkapan modal lainnya ־

b. Industri Kecil Tradisional, bercirikan : Teknologi atau mesin dan peralatan yang digunakan relatif ־

sederhana. Teknologi pada unit bantuan pelayanan yang disediakan oleh Dinas ־

Perindustrian sebagai bagian dari teknologi program bantuan teknis kepada sektor industri.

Lokasinya di daerah pedesaan ־

Page 44: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

xliv

Akses untuk menjangkau pasar di luar lingkungan yang berdekatan ־terbatas.

c. Industri Kerajinan Kecil, meliputi berbagai sektor industri yang sangat beragam. Mulai dari sektor industri yang menggunakan teknologi proses yang sederhana sampai sektor industri yang menggunakan teknologi proses madya atau menggunakan teknologi proses maju. Selain potensinya menyediakan lapangan pekerjaan dan kesempatan untuk mendapatkan pendapatan bagi kelompok yang berpendapatan rendah dan pedesaan, sektor industri kerajinan juga didorong atas landasan budaya yakni mengingat peran pentingnya dalam pelestarian warisan budaya Indonesia.

Berdasarkan eksistensi dinamisnya industri kecil dan industri rumah

tangga di Indonesia, dapat dibagi ke dalam 3 kelompok kategori antara lain :

a. Industri Lokal adalah kelompok jenis industri yang menggantungkan kelangsungan hidupnya kepada pasar setempat yang terbatas, serta relative tersebar dari segi lokasinya. Skala usaha kelompok ini umumnya sangat kecil, dan mencerminkan suatu pola pengusahaan yang bersifat subsistem. Target pemasaran terbatas, menggunakan alat transportasi sederhana, serta pemasaran hasil produksi ditangani sendiri.

b. Industri Sentra adalah kelompok jenis industri yang dari segi satuan usaha mempunyai skala kecil, tetapi membentuk suatu pengelompokan atau kawasan produksi yang terdiri dari kumpulan unit usaha yang menghasilkan barang sejenis. Target pemasaran menjangkau pasar yang lebih luas, peranan pedagang perantara atau pedagang pengumpul menonjol.

c. Industri Mandiri adalah kelompok jenis industri yang masih mempunyai sifat industri kecil, namun telah berkemampuan mengadaptasi teknologi produksi yang cukup canggih. Pemasaran hasil produksi kelompok ini relative telah tidak tergantung kepada pedagang perantara. (Irsan Azhari Saleh, 1986:50)

Berdasarkan pengklasifikasian industri diatas, industri batik tulis di

Kabupaten Karanganyar tergolong industri kerajinan rumah tangga, dimana

memiliki tenaga kerja 1-9 orang. Sedangkan industri batik tulis di

Kabupaten Karanganyar memiliki tenaga kerja 1-3 orang. Industri batik tulis

di Kabupaten Karanganyar juga tergolong dalam industri kecil tradisional

Page 45: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

xlv

karena lokasinya berada di pedesaan dan merupakan industri sentra yang

menghasilkan barang sejenis serta mengelompok di suatu wilayah tertentu.

Menurut Dedi Haryadi, Erna Ermawati C, dan Maspiyati (1998)

memberi penjelasan tentang dinamika perkembangan industri kecil yang

dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang

mempengaruhi dinamika usaha kecil adalah kemampuan industri dalam

strategi adaptasi, struktur pasar, kewirausahaan, serta penguasaan teknologi

dan komoditas yang diusahakan. Sementara faktor eksternal yang

mempengaruhi dinamika usaha kecil adalah berbagai kebijakan yang

diambil oleh departemen terkait pada tingkat pusat, dan dinas-dinas terkait

oleh Pemerintah Daerah. Faktor eksternal lain adalah lingkungan industri

yang terkait, misal pihak bank dalam memberikan kredit, media massa yang

ikut dalam mempromosikan hasil-hasil industri, dan lain sebagainya.

Beberapa kekuatan dan kelemahan industri kecil menurut Suryana

(2003:88) antara lain :

a. Kekuatan Memiliki kebebasan untuk bertindak. Bila ada perubahan misalnya ־

produk baru, teknologi baru, dan perubahan mesin baru, industri kecil bisa bertindak dengan cepat untuk menyesuaikan dengan keadaan yang berubah.

Fleksibel yakni industri kecil sangat luwes dapat menyesuaikan ־dengan kebutuhan setempat.

Tidak mudah goncang, karena bahan baku dan sumber daya lainnya ־kebanyakan lokal, maka industri kecil tidak rentan terhadap fluktuasi bahan baku impor. Bahkan bila bahan baku impor sangat mahal, dapat dijadikan peluang oleh industri kecil yang menggunakan bahan baku lokal dengan memproduksi barang-barang keperluan ekspor.

b. Kelemahan Kelemahan struktural, seperti kelemahan dalam bidang manajemen ־

dan organisasi, kelemahan dalam hal pengendalian mutu.

Page 46: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

xlvi

Kelemahan Kultural. Mengakibatkan kelemahan struktural, serta ־kurangnya akses informasi dan lemahnya berbagai persyaratan lain guna memperoleh akses permodalan, pemasaran, dan bahan baku.

Ada pula hasil penelitian Pusat Pengembangan Bisnis Lembaga

Pengembangan Kewirausahaan (Pusbangnis LPKwu) UNS Surakarta,

menemukan 8 kelemahan pada pengusaha kecil yang menyebabkan mereka

mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya, yakni:

a. Kurangnya kemampuan di bidang manajemen pengembangan bisnis. b. Kurangnya kemampuan memanfaatkan peluang bisnis. c. Kurangnya kemampuan mengakses pasar. d. Kurangnya kemampuan mengakses sumber-sumber dana dan modal

usaha. e. Keterbatasan wawasan perencanaan pengembangan usahanya. f. Kelemahan kualitas produk termasuk desain. g. Kelemahan sikap dan motivasi berwirausaha. h. Kelemahan jaringan antar pengusaha sejenis atau pelaku ekonomi.

Dalam International Journal of The Strategic Management Forum

(Indian institute of technology Kanpur : Strategic issues in SME’s)

menyatakan :

“Although, Indian Small and Medium Enterprises (SMEs) account for 40 % of the industrial production, 35 % of the total manufactured exports of the country, 95 % of all industrial units and about 70 % of employment1, they are under tremendous pressure of providing employment and experiencing sluggish growth because of dwindling agriculture sector and globalization. The Goverment of India (GoI) has recognized the potential of SMEs in terms of providing entrepreneurial training, technological up-gradation, financial assistance, market provision, raw material supply, etc. Despite these supportive measures, the small scale industry is unable to come out of its moribund situation. There are two reason, the first is the high administrative cost and lack of managerial and executive capacity, and the second is that policies mostly favour large firms (Schmitz and Musyck, 1994). Besides, other possible reasons could be that the present government policies are unable to target strategic issues of industries which lead SMEs towards competitive advantage.” (Keerthi Prajapati, 2008:1)

Page 47: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

xlvii

Disebutkan bahwa : Meskipun, Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

di India mencatat sebesar 40 % dari produksi industri, 35 % dari total

ekspor yang diproduksi negara, 95 % dari semua unit industri dan sekitar 70

% dari pekerjaan1, mereka berada di bawah tekanan besar penyediaan

lapangan kerja dan mengalami pertumbuhan lamban karena sektor pertanian

berkurang dan globalisasi. Pemerintah India telah mengakui potensi UKM

sebagai kontributor yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan

GDP, dan mendukung UKM dalam hal memberikan pelatihan

kewirausahaan, teknologi up-gradasi, bantuan keuangan, penyediaan pasar,

pasokan bahan baku, dan lain-lain. Meskipun mendukung ini langkah,

industri skala kecil tidak mampu untuk keluar dari situasi hampir mati. Ada

dua alasan, yang pertama adalah tingginya biaya administrasi dan kurangnya

manajerial dan kapasitas eksekutif, dan yang kedua adalah kebijakan yang

menguntungkan sebagian besar perusahaan besar (Schmitz dan Musyck,

1994). Selain itu, alasan lain yang memungkinkan adalah kebijakan

pemerintah sekarang tidak dapat menargetkan isu-isu strategis industri UKM

yang mengarah ke arah keunggulan kompetitif.

Home industri merupakan sektor kunci penciptaan kesempatan kerja

karena untuk menghasilkan sejumlah output tertentu, efek kesempatan

kerjanya lebih besar daripada efek yang dihasilkan usaha besar. Contohnya,

“mayoritas penduduk di Desa Canden berprofesi sebagai petani. Namun

roda dinamisasi desa yang bergerak cepat 5 tahun belakangan ini, membuat

10% warga mulai menjajaki ranah pekerjaan lain yang lebih

Page 48: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

xlviii

menguntungkan. Selain, bekerja sebagai buruh pabrik tidak sedikit warga

yang membuka peluang usaha mandiri seperti, bisnis rumahan atau home

industri.” (dalam Solopos, 2 Februari 2009). Oleh karena itu penelitian ini

bertujuan memperoleh informasi yang otentik dan ilmiah mengenai langkah-

langkah pengembangan industri kecil dalam merespon faktor lingkungan

baik dalam maupun luar, guna mengembangkan industri kecil di Kabupaten

Karanganyar.

4. Batik Tulis

Para sarjana ahli seni rupa, baik yang berkebangsaan Indonesia

maupun yang bangsa asing, belum mencapai kata sepakat tentang apa

sebenarnya arti kata batik itu. Ada yang mengatakan bahwa sebutan batik

berasal dari kata “tik” yang terdapat di dalam kata titik. Titik berarti juga

tetes. Memang di dalam membuat kain batik dilakukan pula penetesan lilin

di atas kain putih. Ada juga yang mencari asal kata batik di dalam sumber-

sumber tertulis kuno. Menurut pendapat ini, kata batik dihubungkan dengan

kata tulis atau lukis. Dengan demikian, asal mula batik dihubungkan pula

dengan seni lukis dan gambar pada umumnya.

Asal usul Batik sampai sekarang masih belum jelas. Batik dapat

ditemukan di berbagai negara asia seperti Indonesia, Malaysia,Thailand, dan

Sri Lanka. Selain itu batik juga ditemukan di beberapa negara di Afrika.

Page 49: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

xlix

Tetapi Tetap saja Batik yang paling terkenal di dunia adalah batik yang

berasal dari Indonesia, terutama dari Jawa. Batik di Indonesia sudah ada

pada kerajaan majapahit. Batik dahulu hanya diperuntukan untuk keluarga

raja-raja saja. Seiring dengan perkembangan zaman, batik di Indonesia pun

ikut berkembang menjadi kesenian yang hampir ada di seluruh wilayah

Indonesia.

Berdasarkan teknik pembuatannya batik dibedakan menjadi 2 yaitu

(dalam Wikipedia Indonesia) :

a. Batik tulis adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik

menggunakan tangan. Pembuatan batik jenis ini memakan waktu kurang

lebih 2-3 bulan.

b. Batik cap adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik yang

dibentuk dengan cap (biasanya terbuat dari tembaga). Proses pembuatan

batik jenis ini membutuhkan waktu kurang lebih 2-3 hari.

Industri batik saat ini merupakan industri kecil dan menengah,

terkadang dikombinasi dengan industri rumah tangga. Tenaga kerja

langsung yang terlibat proses pembatikan itulah yang sering disebut dengan

pengrajin. Produktivitas produksi batik ini terutama batik tulis sangat

rendah, kadang-kadang untuk menyelesaikan satu lembar kain batik halus

memerlukan waktu 4-6 bulan. Tetapi untuk menyelesaikan batik tulis kasar

dengan motif sederhana, diperlukan waktu hanya satu minggu. Dengan

adanya persaingan dari proses sablon dan printing, maka jumlah pengrajin

Page 50: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

l

batik tulis ini semakin berkurang. Menurut BPS, industri batik pada tahun

2006 berjumlah 48.287 unit usaha tersebar di 17 propinsi, dan menyerap

tenaga kerja sebanyak 792.300 orang. Sedangkan nilai produksi mencapai

Rp. 2,90 triliun dan nilai ekspor US$ 110 juta. Sedang beberapa data

menunjukkan bahwa Jawa Tengah memberikan kontribusi ekspor sekitar 30-

35 % dari ekspor nasional.

5. Strategi Pengembangan Home Industri Batik Tulis

Berdasarkan pemaparan pengertian strategi diatas, strategi

pengembangan home industri batik tulis dapat didefinisikan sebagai upaya

yang dilakukan oleh pemerintah, dunia usaha dan masyarakat melalui

pemberian bimbingan dan bantuan penguatan untuk menumbuhkan dan

meningkatkan kemampuan usaha home industri batik tulis agar menjadi

usaha industri yang tangguh dan mandiri, sekaligus melestarikan seni-

budaya nasional. Jadi dalam hal ini, karena skala usahanya yang masih kecil,

maka home industri ini perlu dibimbing dan dibantu oleh setiap

stakeholder, khususnya pemerintah. Seperti yang dikemukakan oleh Ikuro

Yamamoto (www.zulkieflimansyah.com) :

“Kalau saja , 5 % dari seluruh industri skala kecil menengah yang ada di Indonesia dapat diberdayakan sehingga menjadi penunjang yang tangguh untuk industri skala besar, maka IKM akan dapat meningkatkan eksistensinya dalam perekonomian nasional dengan pelbagai kontribusi, baik dari sisi makro maupun mikro.”

Page 51: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

li

F. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional

1. Definisi Konseptual

Definisi konseptual dibuat dengan menjelaskan konsep-konsep yang

digunakan dalam penulisan penelitian ini dengan tujuan untuk menghindari

persepsi yang berbeda antara peneliti dengan pembaca. Dalam penelitian ini

digunakan beberapa definisi konseptual, antara lain :

a. Strategi Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar

Merupakan suatu kiat, cara, taktik utama yang dirancang secara

sistematik oleh Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar

dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen yang terarah pada tujuan

strategis organisasi.

b. Home Industri Batik Tulis.

Industri batik tulis di Kabupaten Karanganyar saat ini merupakan

industri kecil dan menengah, juga dikombinasi dengan industri rumah

tangga atau home industri.

c. Strategi Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar dalam

pengembangan home industri batik tulis.

Adalah kiat, cara, taktik utama yang dirancang secara sistematik

oleh Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar dalam

mengembangkan home industri batik tulis. Dan yang menjadi fokus

utama dari strategi tersebut adalah agar home industri batik tulis dapat

terjaga keeksistensiannya, sehingga dapat tumbuh dan berkembang

secara mandiri.

Page 52: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

lii

2. Definisi Operasional

Definisi operasional dibuat dengan tujuan menjelaskan apa yang

menjadi fokus penelitian. Menurut Masri Singarimbun dan Soffian Effendi

(1989:46) definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan

bagaimanakah caranya mengukur suatu variabel penelitian. Jadi definisi

operasional ini merupakan konsep yang telah disesuaikan dengan situasi dan

kondisi ditempat penelitian.

Selanjutnya, fokus penelitian mengenai strategi pengembangan home

industri batik tulis mengacu pada :

a. Pelaksana strategi

Sebagai media pelaksanaan strategi, yang mana merupakan suatu

bentuk kerjasama antar bidang dalam Disperindag Kop & UMKM

Kabupaten Karanganyar yang didasarkan pada fungsi dan tugas pokok

masing-masing.

b. Bentuk strategi yang digunakan

Dalam pemecahan masalah, Disperindag Kop & UMKM

Kabupaten Karanganyar dalam hubungannya dengan pengembangan

home industri batik tulis, akan memilih alternatif yang paling

menguntungkan atau yang terbaik diantara yang terbaik, serta sesuai

dengan petunjuk dan pedoman organisasi atasan dan berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

c. Tahapan Strategi

Page 53: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

liii

Langkah-langkah yang digunakan Disperindag Kop & UMKM

Kabupaten Karanganyar dalam proses perumusan strategi

pengembangan home industri batik tulis.

d. Implementasi strategi

Strategi menuntut adanya suatu implementasi, karena tanpa

adanya suatu implementasi, strategi menjadi tidak berarti. Implementasi

strategi berfokus pada aktivitas-aktivitas administratif yang merupakan

suatu proses tersendiri dan sering tidak dipandang sebagai bagian

integral dari pengambilan keputusan. Menurut J. David Hunger dan

Thomas L. Wheelen (2003:11), implementasi strategi adalah proses

dimana organisasi mewujudkan strategi dan kebijakannya dalam

tindakan melalui pengembangan program, anggaran, dan prosedur.

Hunger dan Whellen menjelaskan bahwa program, anggaran dan

prosedur hanyalah bentuk rencana yang disusun mendetail yang

akhirnya menuju pada implemetasi yang dibuat, seperti yang dijabarkan

dibawah ini :

Program yaitu pernyataan aktivitas-aktivitas atau langkah-langkah ־yang diperlukan untuk menyelesaikan perencanaan.

,Anggaran yaitu program yang dinyatakan dalam bentuk satuan uang ־setiap program akan dinyatakan secara rinci dalam biaya yang dapat digunakan oleh manajemen untuk merencanakan dan mengendalikan.

Prosedur yaitu sistem langkah-langkah atau teknik-teknik yang ־berurutan yang menggambarkan secara rinci bagaimana suatu tugas atau pekerjaan diselesaikan.

Sehingga, dapat dikatakan bahwa implementasi merupakan

operasionalisasi dari berbagai aktivitas guna mencapai suatu sasaran

Page 54: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

liv

tertentu. Maka, Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar

melakukan upaya-upaya melalui kerjasama dengan dunia usaha dan

masyarakat. Misalnya, pemberian bimbingan, bantuan penguatan dan

sebagainya untuk menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan home

industri batik tulis agar menjadi usaha industri yang tangguh dan

mandiri.

e. Faktor pendukung dan faktor penghambat strategi

Faktor-faktor mendukung dalam penerapan strategi

pengembangan home industri batik tulis maupun faktor-faktor yang

menghambat pelaksanaan strategi pengembangan home industri batik

tulis oleh Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar.

G. Kerangka Pemikiran

Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar merupakan

instansi daerah yang berwenang di bidang industri, perdagangan, koperasi dan

usaha mikro kecil menengah khususnya di Kabupaten Karanganyar, dimana

bertujuan untuk meningkatkan derajat sebagai daerah industri, berniaga yang

tangguh, serta ditunjang koperasi dan UMKM sebagai penggerak utama menuju

kemandirian ekonomi daerah, dengan meningkatkan kemampuan masyarakat di

Kabupaten Karanganyar melalui pembinaan dalam bidang-bidang tersebut.

Keberhasilan pembangunan di bidang industri, perdagangan, koperasi

dan usaha mikro kecil menengah, khususnya home industri batik tulis, akan

berdampak pada meningkatnya derajat kesejahteraan masyarakat yang semakin

Page 55: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

lv

baik pula, terlebih bagi para pengrajin maupun pengusaha batik tulis.

Kesejahteraan yang dimaksudkan adalah menyangkut peningkatan pendapatan

bagi masyarakat di Kabupaten Karanganyar dan berkembangnya salah satu seni-

budaya nasional.

Pada masa krisis, sektor home industri menjadi alternatif bagi

pemenuhan kesempatan kerja (baik menjadi pengusaha mandiri maupun sebagai

tenaga upahan) dari sekian banyak tenaga kerja yang tersedia. Disamping itu

home industri menjadi kutub pengaman terhadap kondisi ekonomi yang selalu

berubah dan saat terjadi krisis ekonomi. Untuk mengetahui kebutuhan

masyarakat tersebut, Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar dapat

memanfaatkan data-data yang ada tiap kecamatan, maupun RT/RW, serta

sumber-sumber lain yang bisa dipakai untuk mengetahui kebutuhan masyarakat

di bidang industri, perdagangan, koperasi dan usaha mikro kecil dan menengah

Kabupaten Karanganyar.

Setelah mengetahui kebutuhan masyarakat dalam meningkatkan derajat

kesejahteraannya, maka Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar

berusaha sebaik mungkin dalam melaksanakan program pengembangan di

bidang industri, perdagangan, koperasi dan usaha mikro kecil menengah,

khususnya dalam pengembangan home industri batik tulis di Kabupaten

Karanganyar. Dalam melaksanakan pengembangan home industri batik tulis di

Kabupaten Karanganyar, Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar

dituntut kinerjanya agar home industri batik tulis di Kabupaten Karanganyar

dapat tumbuh dan berkembang secara mandiri.

Page 56: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

lvi

Oleh karena itu, Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar

harus menggunakan strategi yang mampu membuat home industri batik tulis di

Kabupaten Karanganyar terus tumbuh dan berkembang secara mandiri. Dalam

menggunakan strategi tersebut diperlukan langkah-langkah yang perlu disusun

secara terencana dan menggunakan faktor-faktor pendukung yang ada, sehingga

implementasi strategi dapat berjalan dengan lancar, tidak lupa mengantisipasi

faktor-faktor penghambatnya. Dan implementasi strategi dari Disperindag Kop

& UMKM Kabupaten Karanganyar tersebut adalah sebagai wujud optimalisasi

pengembangan home industri batik tulis di Kabupaten Karanganyar yang

diharapkan tepat sasaran.

Secara singkat kerangka pikir bagi penelitian ini dapat digambarkan

dengan skema sebagai berikut :

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran

H. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Disperindag Kop & UMKM Kab.Karanga-

nyar

Home Industri Batik Tulis yang

Tumbuh dan Berkembang secara

Mandiri

Strategi Pengembangan Home Industri

Batik Tulis

Faktor Pendukung & Faktor Penghambat

Page 57: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

lvii

Penelitian ini merupakan suatu penelitian deskriptif kualitatif.

Dimana penulis berusaha menggambarkan kondisi objek dan fenomena

sosial yang sebenarnya serta permasalahan yang ditemui. Seperti yang

dijelaskan oleh Suharsimi Arikuntoro (1999:243-244) tentang penelitian

deskriptif, penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan keadaan

atau suatu fenomena. Metode kualitatif merujuk pada prosedur penelitian

yang menghasilkan data deskriptif, apa yang ditulis dan dikatakan oleh

orang atau tingkah laku yang diamati. Sehingga dapat disajikan suatu fakta

secara sistematis untuk mempermudah pemahaman dan penarikan

kesimpulan.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Disperindag Kop & UMKM Kabupaten

Karanganyar. Hal ini dikarenakan Disperindag Kop & UMKM merupakan

penanggung jawab teknis dalam pertumbuhan dan pengembangan home

industri batik tulis. Peneliti juga melakukan penelitian di sentra-sentra home

industri batik tulis di Kabupaten Karanganyar yang merupakan objek dari

Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar yang harus terus

dikembangkan.

3. Sumber Data

Berkaitan dengan penelitian yang berjudul “Strategi Dinas

Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

(Disperindagkop & UMKM) Kabupaten Karanganyar dalam Pengembangan

Home Industri Batik Tulis”, maka sumber data yang digunakan adalah :

Page 58: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

lviii

a. Data Primer

Data yang diperoleh langsung dari narasumber yang

berhubungan langsung dengan objek penelitian, melalui wawancara dan

didukung oleh observasi. Adapun narasumber yang dimaksud adalah :

.Kepala Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar ־

.Kepala Bidang Perindustrian ־

.Kepala Seksi Industri, Logam, dan Aneka Industri ־

Kepala Seksi Kelembagaan dan Pengembangan Koperasi dan ־

UMKM.

.Kepala Seksi Permodalan, Kemitrausahaan, dan Pemasaran Produk ־

.Staf Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar ־

.Pelaku bisnis home industri batik tulis di Kabupaten Karanganyar ־

b. Data Sekunder

Data yang diperoleh secara tidak langsung yang berasal dari

selain sumber data primer. Seperti dokumen-dokumen yang berkaitan

dengan aktivitas di Disperindag Kop & UMKM Kabupaten

Karanganyar, buku-buku kepustakaan yang relevan dalam penelitian,

catatan-catatan, dan gambar.

4. Teknik Pengambilan Sampel

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, maka teknik

pengambilan sampel dilakukan secara selektif dengan menggunakan

pertimbangan teoritis, keingintahuan pribadi, karakteristik empiris, dan

kebutuhan maupun tujuan penelitian strategi Disperindag Kop & UMKM

Page 59: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

lix

Kabupaten Karanganyar dalam pengembangan home industri batik tulis.

Maka dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penarikan sampel

purposive sampling yang masuk dalam kategori non probability sampling.

Oleh karena itu, peneliti tidak memberikan kesempatan yang sama pada

populasi sampel yang ada, dimana peneliti cenderung menggunakan atau

memilih informan yang dianggap mengetahui dan dapat dipercaya untuk

menjadi sumber data yang mantap dan mengetahui permasalahan seputar

strategi dari Disperindag Kop & UMKM dalam pengembangan home

industri batik tulis secara lengkap. (HB Sutopo, 2002:56)

5. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara (interview)

Teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui komunikasi

langsung atau tanya jawab antara peneliti dan infroman. Teknik ini

dilakukan secara bebas dan terbuka dalam penyampaian informasi dan

pemberian data yang sesungguhnya. Wawancara dilakukan dengan

menggunakan pedoman wawancara yang telah ditentukan. Dan bila

dipandang perlu wawancara dapat dilakukan berulang-ulang dalam

waktu yang berbeda untuk memastikan kebenaran dan kewajaran

jawaban informan.

b. Pengamatan (observasi)

Teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan

langsung di lapangan. Peneliti mengumpulkan keterangan dengan

Page 60: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

lx

melihat, mengamati, mencatat perilaku dan ucapan-ucapan dari informan

yang relevan, dan apabila perlu peneliti dapat merekam.

c. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui membaca dan

mempelajari sumber-sumber tertulis, seperti data yang berasal dari

majalah, artikel, catatan, buku, arsip-arsip, surat keputusan dan

sebagainya yang dianggap menunjang. Teknik ini digunakan untuk

mendukung data yang dikumpulkan dari hasil wawancara dan

pengamatan (observasi).

6. Validitas Data

Untuk menguji keabsahan data yang telah dikumpulkan, maka

digunakanlah teknik trianggulasi data yaitu, teknik pemeriksaan keabsahan

data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Lexy J. Moleong,

1998).

Dalam penelitian ini, teknik triangulasi data dilaksanakan dengan

membandingkan yang sama atau pada informan yang berbeda, artinya apa

yang diperoleh dari narasumber satu, dapat lebih teruji kebenarannya jika

dibandingkan dengan data sejenis yang diperoleh dari narasumber lain,

sehingga keakuratan data dapat dipertanggungjawabkan.

7. Teknik Analisis Data

a. Reduksi Data

Page 61: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

lxi

Proses pemilihan data yang ada, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar (fieldnote)

pada penelitian.

b. Penyajian Data

Suatu rangkaian informasi deskriptif yang terkumpul dalam

bentuk narasi, kalimat, tabel ataupun grafik dan penarikan kesimpulan

terhadap masalah yang diteliti serta memungkinkan adanya pengambilan

tindakan. Tujuannya adalah untuk dapat mengetahui apa yang terjadi dan

memungkinkan untuk mengerjakan suatu analisa.

c. Penarikan Kesimpulan/ Verifikasi

Tahap penyimpulan dari rangkuman dan olahan data yang berupa

gejala dan kasus di lapangan dari pengumpulan data yang telah tersusun

dengan runtut dan logis. Untuk lebih jelasnya, proses analisis data

dengan model interaktif digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1.2 Analisis Model Interaktif

(Sumber : HB Sutopo, 2002: 96)

Penarikan Kesimpulan

Pengumpulan Data

Penyajian Data

Reduksi Data

Page 62: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

lxii

BAB II

DESKRIPSI LOKASI

A. Keadaan Umum dan Letak Geografis Kabupaten Karanganyar

Kabupaten Karanganyar merupakan kabupaten yang berada di Propinsi

Jawa Tengah, tepatnya terletak di bagian tenggara. Secara geografis Kabupaten

Karanganyar mempunyai luas wilayah sekitar 772,20 km² yang terletak antara

110°40’-110°70’ BT dan 7°28’-7°46’ LS, dengan ketinggian rata-rata 511 meter

di atas permukaan laut sehingga beriklim tropis dengan temperatur 22°-31°.

Kabupaten Karanganyar dibagi menjadi 2 sub area yaitu dataran tinggi dan

dataran rendah.

Kabupaten Karanganyar terdiri atas 17 kecamatan, yang dibagi lagi atas

177 desa dan kelurahan. Jumlah penduduknya 805.462 jiwa (2007) dengan

kepadatan 1.053 jiwa/km². Batas-batas wilayah Kabupaten Karanganyar adalah

sebagai berikut :

Utara : Kabupaten Sragen

Timur : Propinsi Jawa Timur

Selatan : Kabupaten Sukoharjo dan Wonogiri

Barat : Kota Surakarta dan Kabupaten Boyolali

Peningkatan pembangunan di Kabupaten Karanganyar berjalan demikian

pesat. Jika sebelumnya dikenal sebagai daerah ”mati”, kini menjadi ramai

karena perdagangan berbasis ekonomi kerakyatan terus tumbuh dan

bermunculan.

Page 63: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

lxiii

B. Gambaran Umum Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar

1. Pembentukan Organisasi

Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar dibentuk

berdasarkan :

a. Keputusan Menteri Perdagangan No. 8 Tahun 1983 Tanggal 2 Pebruari

tentang Pembukaan Kantor Departemen Perdagangan Daerah Tingkat II

(Kabupaten /Kotamadya).

b. Keputusan Presiden No. 388 Tahun 1985 Tanggal 6 Desember tentang

Penggabungan Dua Departemen yakni Departemen Perindustrian dan

Departemen Perdagangan.

c. Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar No. 9 Tahun 2001 Tanggal 15

Februari tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten

Karanganyar.

d. Keputusan Bupati Kabupaten Karanganyar No. 344 tahun 2001 Tanggal

1 November tentang Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Jabatan Struktural

pada Dinas Perindag Pendal dan Koperasi Kabupaten Karanganyar.

e. Surat Bupati Kabupaten Karanganyar No. 130 / 6803.1 tanggal 27

Desember 2007 perihal Laporan Pelaksanaan Tugas tahun 2007.

f. Peraturan Bupati Kabupaten Karanganyar No. 2 tahun 2009 tentang

Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Jabatan Struktural pada Disperindag

Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar.

2. Kedudukan

Page 64: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

lxiv

Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar adalah unsur

pelaksana Pemerintah Kabupaten Karanganyar yang berada di bawah dan

bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah, dengan

dipimpin oleh seorang Kepala Dinas.

3. Tugas Pokok dan Fungsi

Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar memiliki tugas

membantu Bupati dalam melaksanakan kewenangan pemerintah kabupaten

di bidang Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM berdasarkan

azas otonomi dan tugas pembantuan.

Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Disperindag

Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar mempunyai fungsi :

a. perumusan kebijakan teknis penyelenggaraan Pemerintah Daerah di

bidang Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil

dan Menengah yang meliputi perindustrian, perdagangan, koperasi,

usaha mikro, kecil dan menengah dan pengelolaan pasar serta

Kesekretariatan.

b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelaksanaan pelayanan

umum dibidang perindustrian, perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro,

Kecil dan Menengah, dan Pengelolaan Pasar serta kesekretariatan.

c. pembinaan dan Pelaksanaan tugas di bidang Perindustrian, Perdagangan,

Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang meliputi

Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah dan Pengelolaan Pasar serta Kesekretariatan.

Page 65: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

lxv

d. pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis dalam lingkup Dinas

Perindustrian, Perdagangan, koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah.

e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

4. Visi dan Misi

Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar memiliki visi,

yakni : ”Terwujudnya Kabupaten Karanganyar sebagai daerah industri,

niaga yang tangguh, serta ditunjang koperasi dan UMKM sebagai penggerak

utama menuju kemandirian ekonomi daerah.”

Dan misinya adalah sebagai berikut :

a. Menumbuh kembangkan perekonomian daerah yang bertumpu pada

potensi dan pemberdayaan masyarakat melalui sektor industri,

perdagangan, koperasi dan UMKM yang dapat menciptakan kesempatan

berusaha, kesempatan kerja, pemerataan pembangunan, dan peningkatan

pendapatan.

b. Meningkatkan akses teknologi dan pembangunan dengan perkuatan

sarana produksi, promosi, kerjasama kemitraan, study banding dan temu

usaha.

c. Terjalinnya distribusi barang dan jasa untuk kebutuhan masyarakat,

tertib niaga dan perlindungan konsumen serta peningkatan ekspor non

migas daerah.

d. Meningkatkan sarana koperasi dan UMKM melalui pembinaan atau

Page 66: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

lxvi

bimbingan serta perkuatan modal.

5. Program Kerja

Untuk melaksanakan visi dan misi Disperindag Kop & UMKM

Kabupaten Karanganyar, maka ditetapkan program kerja, antara lain :

a. Urusan Pilihan Industri

.Program peningkatan kapasitas IPTEK sistem produksi ־

.Program pengembangan industri kecil dan menengah ־

.Program peningkatan kemampuan teknologi industri ־

.Program penataan struktur industri ־

.Program pengembangan sentra-sentra industri potensial ־

b. Urusan Pilihan Perdagangan

.Program perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan ־

.Program peningkatan kerjasama perdagangan internasional ־

.Program peningkatan dan pengembangan ekspor ־

.Program pengembangan efisiensi perdagangan dalam negeri ־

.Program pembinaan perdagangan kaki lima dan asongan ־

c. Urusan Pilihan Koperasi dan UMKM

.Program penciptaan iklim usaha bagi UMKM yang kondusif ־

Program pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif ־

UMKM.

Program pengembangan sistem pendukung usaha bagi UMKM ־

6. Susunan Organisasi

Page 67: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

lxvii

Susunan organisasi Disperindag Kop & UMKM Kabupaten

Karanganyar meliputi :

a. Kepala Dinas :

b. Sekretariat, terdiri dari :

Sub Bagian Umum dan Kepegawaian ־

Sub Bagian Perencanaan ־

Sub Bagian Keuangan ־

c. Bidang Perindustrian, terdiri dari :

Seksi Industri Agro dan Hasil Hutan ־

Seksi Industri Kimia, Logam dan Aneka Industri ־

d. Bidang Perdagangan, terdiri dari :

.Seksi Bimbingan Usaha Perdagangan dan Perlindungan Konsumen ־

Seksi Pendaftaran Perusahaan, Promosi, Distribusi, Ekspor dan ־

Impor.

e. Bidang Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, terdiri dari :

,Seksi Kelembagaan dan Pengembangan Koperasi dan Usaha Mikro ־

Kecil dan Menengah

Seksi Permodalan, Kemitrausahaan dan Pemasaran Produk ־

f. Bidang Pengelolaan Pasar, terdiri dari :

Seksi Penataan Pasar ־

Seksi Keamanan dan Ketertiban Pasar ־

Seksi Pemeliharaan dan Pengembangan Pasar ־

g. Unit Pelaksana Teknis

Page 68: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

lxviii

h. Kelompok Jabatan Fungsional

Berdasarkan susunan organisasi diatas, maka gambar susunan

organisasi Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar dapat

digambarkan sebagai berikut : (lihat gambar 2.1)

Gambar 2.1

Susunan Organisasi Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar

KEPALA DINAS

SEKRETARIAT

JABATAN FUNGSIONAL

Sub Bag. Perencanaan

Sub Bag. Umum & Kepegawaian

Sub Bag. Keuangan

BIDANG

PERINDUSTRIAN BIDANG

PERDAGANGAN

BIDANG PENGELOLAAN

PASAR

BIDANG KOPERASI & UMKM

Page 69: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

lxix

Sumber : Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar

7. Tugas dan Fungsi Masing-Masing Jabatan

a. Kepala Dinas

Kepala Dinas mempunyai tugas membantu Bupati dalam

melaksanakan urusan Pemerintah Daerah di bidang perindustrian,

perdagangan, koperasi dan UMKM berdasarkan asas otonomi dan tugas

pembantuan. Kepala Dinas mempunyai tugas pokok sebagai berikut :

Merumuskan program kegiatan Dinas berdasarkan peraturan ־

perundang-undangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia

sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan.

Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan dan ־

peraturan perundang-undangan yang berlaku agar pelaksanaan tugas

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Seksi Industri Agro & Hasil Hutan

Seksi Industri Kimia, Logam & Aneka

Industri

Seksi Bimbingan Usaha

Perdagangan & Perlindungan

Konsumen

Seksi Pendaftaran Perusahaan,

Promosi, Distribusi, Ekspor

& Impor

Seksi Kelembagaan & Pengembangan

Koperasi & UMKM

Seksi Permodalan, Kemitrausahaan & Pemasaran Produk

Seksi Penataan Pasar

Seksi Keamanan & Ketertiban Pasar

UPTD

Seksi Pemeliharaan & Pengembangan Pasar

Page 70: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

lxx

,Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya ־

memberikan arahan dan petunjuk secara lisan maupun tertulis guna

meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas.

Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait baik secara ־

langsung maupun tidak langsung untuk mendapatakan masukan,

informasi serta mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil

kerja yang optimal.

,Merumuskan kebijakan Bupati di bidang perindustrian, perdagangan ־

koperasi dan UMKM serta pengelolaan pasar.

Melaksanakan koordinasi, fasilitasi dan evaluasi pelaksanaan ־

kegiatan di bidang perindustrian, perdagangan, koperasi dan

UMKM serta pengelolaan pasar sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Memberikan penyuluhan pembinaan dan pelaksanaan urusan ־

pemerintahan di bidang perindustrian, perdagangan, koperasi dan

UMKM serta pengelolaan pasar sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku dan kebijakan yang ditetapkan Bupati.

,Memberikan rekomendasi perijinan di bidang perindustrian ־

perdagangan, koperasi dan UMKM serta pengelolaan pasar dan

pengesahan akta pendirian koperasi.

Memberikan perijinan di bidang pengelolaan dan penataan pasar ־

sesuai ketentuan yang berlaku.

Page 71: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

lxxi

Melakasanakan monitoring, evaluasi dan menilai prestasi kerja ־

pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui sistem penilaian

yang tersedia sebagai cerminan penampilan kerja.

Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar ־

pengambilan kebijakan.

Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan baik secara ־

lisan maupun tertulis sebagai bahan masukan guna kelancaran

pelaksanaan tugas.

Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas ־

dan fungsinya.

Kepala Dinas mempunyai fungsi sebagai berikut :

Perumusan kebijakan teknis penyelenggaraan Pemerintah Daerah di ־

bidang perindustrian, perdagangan, koperasi dan UMKM yang

meliputi perindustrian, perdagangan, koperasi, UMKM dan

pengelolaan pasar serta kesekretariatan.

Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelaksanaan pelayanan ־

umum di bidang perindustrian, perdagangan, koperasi dan UMKM,

dan pengelolaan pasar serta kesekretariatan.

,Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perindustrian ־

perdagangan, koperasi dan UMKM yang meliputi perindustrian,

perdagangan, koperasi, UMKM dan pengelolaan pasar serta

kesekretariatan.

Page 72: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

lxxii

Pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis dalam lingkup Dinas ־

Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM.

Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan ־

tugas dan fungsinya.

b. Sekretariat

Sekretaris mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam

merumuskan kebijakan, mengkoordinasikan, membina dan

mengendalikan urusan perencanaan, keuangan, umum, dan kepegawaian

di lingkungan Dinas. Sekretaris mempunyai fungsi :

merumuskan program kegiatan Sekretariat berdasarkan peraturan ־

perundang-undangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia

sebagai pedoman pelaksanakan kegiatan.

menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan dan ־

peraturan perundang-undangan yang berlaku agar pelaksanaan

tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan.

,membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya ־

memberikan arahan dan petunjuk secara lisan maupun tertulis guna

meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas.

melaksanakan koordinasi dengan seluruh Bidang di lingkungan ־

Dinas baik secara langsung maupun tidak langsung untuk

mendapatkan masukan, informasi serta untuk mengevaluasi

permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang optimal.

Page 73: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

lxxiii

merumuskan konsep kebijakan Kepala Dinas sesuai bidang tugas di ־

Sekretariat.

merumuskan program kegiatan berdasarkan hasil rangkuman ־

rencana kegiatan Bidang-Bidang.

,melaksanakan pelayanan pengelolaan kegiatan administrasi umum ־

kepegawaian, keuangan, kearsipan, perpustakaan, perlengkapan

rumah tangga sesuai ketentuan yang berlaku guna kelancaran tugas.

mengoordinasikan penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran ־

(RKA) atau Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) atau Dokumen

Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA) sesuai dengan ketentuan

yang berlaku.

mengkoordinasikan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja ־

Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas, Laporan Keterangan

Pertanggungjawaban Bupati (LKPJ) dan laporan sejenisnya sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

melaksanakan bimbingan teknis fungsi-fungsi pelayanan ־

administrasi perkantoran sesuai pedoman dan peraturan perundang-

undangan yang berlaku agar kegiatan kesekretariatan dilaksanakan

secara efektif dan efesien.

melaksanakan monitoring, evaluasi, dan menilai prestasi kerja ־

pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui sistem penilaian

yang tersedia sebagai cerminan penampilan kerja.

Page 74: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

lxxiv

membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar ־

pengambilan kebijakan.

menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan baik secara ־

lisan maupun tertulis sbagai bahan masukan guna kelancaran

pelaksanaan tugas.

melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas ־

dan fungsinya.

c. Bidang Perindustrian

Kepala Bidang Perindustrian mempunyai tugas pokok membantu

Kepala Dinas dalam merumuskan kebijakan, mengkoordinasikan,

membina dan mengendalikan kegiatan di bidang perindustrian. Uraian

tugas sebagai berikut :

merumuskan program kegiatan Bidang Perindustrian berdasarkan ־

peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sumber data

yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan;

menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan dan ־

peraturan perundang-undangan yang berlaku agar pelaksanaan tugas

sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

,membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya ־

memberikan arahan dan petunjuk secara lisan maupun tertulis

guna meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas;

melaksanakan koordinasi dengan Kepala Bidang di lingkungan ־

Dinas baik secara langsung maupun tidak langsung untuk

Page 75: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

lxxv

mendapatkan masukan, informasi serta untuk mengevaluasi

permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang optimal;

menganalisa data sebagai bahan pembinaan terhadap peningkatan ־

dan pengembangan kemampuan bagi usaha industri;

,memberikan bimbingan dan pelayanan terhadap kelancaran barang ־

modal, peralatan, bahan baku dan penolong, penerapan satndar

industri, pengawasan mutu, diversifikasi produk serta inovasi

teknologi industri;

merumuskan kerjasama dengan instansi terkait di lingkungan ־

Pemerintah Kabupaten/Kota, Propinsi, maupun Pemerintah pusat,

lembaga swasta serta asosiasi terkait lainnya dalam/luar negeri dalam

rangka promosi industri;

merumuskan bahan bimbingan bagi calon investor yang akan ־

melaksanakan investasi industri;

melaksanakan evaluasi kegiatan pembinaan dan pengembangan ־

industri;

melaksanakan monitoring, evaluasi dan menilai prestasi kerja ־

pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui sistem penilaian

yang tersedia sebagai cerminan penampilan kerja;

membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar ־

pengambilan kebijakan;

menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan baik secara ־

lisan maupun tertulis sebagai bahan masukan guna kelancaran

Page 76: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

lxxvi

pelaksanaan tugas;

melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas ־

dan fungsinya.

d. Bidang Perdagangan

Kepala Bidang Perdagangan mempunyai tugas membantu Kepala

Dinas dalam merumuskan bahan kebijakan, mengkoordinasikan,

membina dan mengendalikan kegiatan di bidang perdagangan. Uraian

tugas pokok sebagai berikut :

merumuskan program kegiatan di bidang perdagangan berdasarkan ־

peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sumber data

yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan.

menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan dan ־

peraturan perundang-undangan yang berlaku agar pelaksanaan tugas

sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

,membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya ־

memberikan arahan dan petunjuk secara lisan maupun tertulis

guna meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas;

melaksanakan koordinasi dengan Kepala Bidang di lingkungan ־

Dinas baik secara langsung maupun tidak langsung untuk

mendapatkan masukan, informasi serta untuk mengevaluasi

permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang optimal;

menganalisa data sebagai bahan pembinaan terhadap peningkatan ־

dan pengembangan kemampuan bagi usaha perdagangan;

Page 77: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

lxxvii

merumuskan kerjasama dengan instansi terkait di lingkungan ־

Pemerintah Kabupaten/Kota, Propinsi, maupun Pemerintah Pusat,

Lembaga Swasta serta asosiasi terkait lainnya dalam/luar negeri

dalam rangka promosi perdagangan;

merumuskan bahan bimbingan bagi calon investor yang akan ־

melaksanakan investasi perdagangan;

merumuskan bahan pelaksanaan pembinaan dan pengembangan di ־

bidang usaha dan sarana perdagangan, pemasaran dan distribusi,

pendaftaran perusahaan, serta ekspor dan impor;

merumuskan bahan rekomendasi pelayanan perijinan usaha ־

perdagangan, Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Tanda Daftar Gudang

(TDG), ekspor dan impor serta penerbitan Surat Keterangan Asal

(SKA).

melaksanakan monitoring, evaluasi, pengendalian pelaksanaan ־

kegiatan pembinaan dan pengembangan perdagangan;

melaksanakan monitoring, mengevaluasi dan menilai prestasi kerja ־

pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui sistem penilaian

yang tersedia sebagai cerminan penampilan kerja;

menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan baik secara ־

lisan maupun tertulis sebagai bahan masukan guna kelancaran

pelaksanaan tugas;

membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar ־

pengambilan kebijakan;

Page 78: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

lxxviii

melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas ־

dan fungsinya.

e. Bidang Koperasi dan UMKM

Kepala Bidang Koperasi dan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan

Menengah) mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam

merumuskan kebijakan, mengkoordinasikan, membina dan

mengendalikan kegiatan di bidang koperasi dan UMKM. Uraian tugas

pokok sebagai berikut :

merumuskan program kegiatan Bidang Koperasi dan UMKM ־

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan

sumber data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan;

menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan dan ־

peraturan perundang-undangan yang berlaku agar pelaksanaan tugas

sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

,membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya ־

memberikan arahan dan petunjuk secara lisan maupun tertulis

guna meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas;

melaksanakan koordinasi dengan Kepala Bidang di lingkungan ־

Dinas baik secara langsung maupun tidak langsung untuk

mendapatkan masukan, informasi serta untuk mengevaluasi

permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang optimal;

menganalisa data sebagai bahan pembinaan dan bimbingan untuk ־

pelaksanaan kegiatan di bidang Koperasi dan UMKM;

Page 79: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

lxxix

merumuskan bahan pembinaan terhadap pemantapan kelembagaan ־

Koperasi dan UMKM;

merumuskan bahan fasilitas pengembangan usaha Koperasi dan ־

UMKM;

melaksanakan monitoring dan evaluasi, pelaksanaan kegiatan ־

pembinaan dan fasilitasi Koperasi dan UMKM;

merumuskan bahan pengesahan bahan hukum koperasi, pembubaran ־

koperasi dan amalgamasi koperasi;

;melaksanakan pemeriksaan terhadap Koperasi dan UMKM ־

;memberikan konsultasi dan advokasi terhadap koperasi dan UMKM ־

melaksanakan monitoring, evaluasi dan menilai prestasi kerja ־

pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui sistem penilaian

yang tersedia sebagai cerminan penampilan kerja;

menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan baik secara ־

lisan maupun tertulis sebagai bahan masukan guna kelancaran

pelaksanaan tugas;

membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar ־

pengambilan kebijakan;

melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas ־

dan fungsinya.

f. Bidang Pengelolaan Pasar

Kepala Bidang Pengelolaan Pasar mempunyai tugas membantu

Kepala Dinas dalam merumuskan kebijakan, mengkoordinasikan,

Page 80: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

lxxx

membina dan mengendalikan kegiatan di bidang pengelolaan pasar.

Uraian tugas pokok sebagai berikut :

merumuskan program kegiatan bidang pengelolaan pasar ־

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan

sumber data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan;

menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan dan ־

peraturan perundang-undangan yang berlaku agar pelaksanaan tugas

sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

,membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya ־

memberikan arahan dan petunjuk secara lisan maupun tertulis

guna meningkatkan kelancaran;

melakukan koordinasi dengan Kepala Bidang di lingkungan Dinas ־

baik secara langsung maupun tidak langsung untuk mendapatkan

masukan, informasi serta untuk mengevaluasi permasalahan agar

diperoleh hasil kerja yang optimal;

menganalisa data sebagai bahan pembinaan dan bimbingan untuk ־

pelaksanaan kegiatan di bidang pengelolaan pasar;

merumuskan bahan koordinasi dan memberikan pelayanan di bidang ־

pengelolaan pasar yang meliputi retribusi, kebersihan, pemeliharaan,

ketertiban dan keamanan pasar serta penataan PKL;

,merumuskan bahan rekomendasi ijin pemakaian tempat kios, los ־

halaman pasar berdasarkan ketentuan yang berlaku;

Page 81: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

lxxxi

mengusulkan pengembangan, pendirian, perluasan, rehab, dan ־

pemindahan pasar berdasarkan program berdasarkan program yang

telah ditetapkan sesuai prosedur, pedoman dan peraturan perundang-

undangan yang berlaku;

;melaksanakan pembinaan kepada pengguna jasa pasar ־

melaksanakan evaluasi pelaksanaan kegiatan di bidang pengelolaan ־

pasar;

melaksanakan monitoring, mengevaluasi dan menilai prestasi kerja ־

pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui sistem penilaian

yang tersedia sebagai cerminan penampilan kerja;

menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan baik secara ־

lisan maupun tertulis sebagai bahan masukan guna kelancaran

pelaksanaan tugas;

membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar ־

pengambilan kebijakan;

melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas ־

dan fungsinya.

8. Kepegawaian

Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar dipimpin oleh

seorang Kepala Dinas yang membawahi 167 orang pegawai, terdiri 126

orang pegawai laki-laki dan 41 orang pegawai perempuan yang telah terbagi

berdasarkan tugas dan tanggungjawabnya masing-masing. Pembagian dan

Page 82: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

lxxxii

jumlah pegawai Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar dapat

dilihat pada tabel berikut : (lihat tabel 2.1)

Tabel 2.1 Jumlah Pegawai Menurut Bidang Tahun 2009

NO. BIDANG JUMLAH PEGAWAI 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Kepala Dinas Sekretariat Bid. Perindustrian Bid. Perdagangan Bid. Koperasi dan UMKM Bid. Pengelola Pasar Jabatan Fungsional

1 19 8 14 19 103 5

JUMLAH 167 Sumber : Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada Disperindag Kop &

UMKM Kabupaten Karanganyar terdapat bidang Perindustrian dengan

jumlah pegawai 4,79 %, Perdagangan 8,38 %, Koperasi dan UMKM 11,37

% juga terdapat bidang Pengelolaan Pasar dengan jumlah pegawai terbesar

yakni 61,68 %.

Sedangkan distribusi pegawai menurut golongan pada Disperindag

Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar terbagi dalam 4 jenjang

kepangkatan seperti yang tertera pada tabel berikut :

Tabel 2.2 Distribusi Pegawai Menurut Golongan Tahun 2009

NO. GOLONGAN JUMLAH PEGAWAI 1. 2. 3. 4.

Golongan IV Golongan III Golongan II Golongan I

8 96 53 10

JUMLAH 167

Page 83: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

lxxxiii

Sumber : Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar

Tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah terbesar pegawai pada

golongan III yakni 57,48 %, golongan II sebesar 31,73 %, golongan I

sebesar 5,99 % dan golongan IV sebesar 4,79 %.

Dan berikut adalah distribusi pegawai Disperindag Kop & UMKM

Kabupaten Karanganyar pada tahun 2009 menurut jenjang pendidikan yang

ditempuh :

Tabel 2.3 Distribusi Pegawai Menurut Jenjang Pendidikan Tahun 2009

NO. PENDIDIKAN JUMLAH PEGAWAI 1. 2. 3. 4. 5. 6.

S2 (pasca sarjana) S1 (sarjana) D3 (sarjana muda) SMA SMP SD

8 51 6 67 25 10

JUMLAH 167 Sumber : Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar

Terlihat bahwa sebagian besar pegawai yakni 40,12 % adalah lulusan

SMA, sedangkan lulusan perguruan tinggi baik di tingkat D3, S1 maupun S2

adalah 38,92 %, lulusan SMP 14,97 % dan lulusan SD adalah 5,99 %.

C. Gambaran Umum Industri Kecil dan Home Industri Batik Tulis di

Kabupaten Karanganyar

Kabupaten Karanganyar memiliki potensi industri kecil yang sangat

besar, seperti memberikan kontribusi yang cukup baik dalam penyerapan tenaga

kerja disektor industri formal maupun non formal. Sehingga diharapkan mampu

meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Menurut data yang dimiliki

Page 84: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

lxxxiv

Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar, kondisi perkembangan

industri kecil di Kabupaten Karanganyar dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.4 Kondisi Industri Kecil di Kabupaten Karanganyar

TAHUN KET. 2005 2006 2007

Unit Usaha

- Formal : 607 - Non Formal : 9.003

- Formal : 657 - Non Formal : 11.661

- Formal : 699 - Non Formal : 9.760

Jumlah Tenaga Kerja

- Formal : 9.977 - Non Formal : 31.630

- Formal : 10.400 - Non Formal : 32.230

- Formal : 10.520 - Non Formal : 30.329

Sumber : Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar

Dari data yang ada terlihat bahwa pada tahun 2005 jumlah industri kecil

formal di Kabupaten Karanganyar tercatat 607 unit usaha, sedangkan industri

kecil non formal sebanyak 9.003 unit usaha. Pada tahun 2006 industri kecil

formal dan industri kecil non formal mengalami perkembangan menjadi 657 dan

11.661 unit usaha. Dan pada tahun 2007, industri kecil formal juga mengalami

perkembangan menjadi 699 unit usaha, tetapi mengalami penurunan jumlah unit

usaha pada industri kecil non formal yakni 9.760 unit usaha.

Tabel diatas memaparkan pula, jumlah penyerapan tenaga kerja terhadap

industri kecil di Kabupaten Karanganyar baik formal maupun non formal. Pada

tahun 2005, penyerapan tenaga kerja untuk industri kecil formal 9.977 orang

dan 31.630 orang untuk industri kecil non formal. Pada tahun 2006 mengalami

kenaikan, penyerapan tenaga kerja untuk industri kecil formal 10.400 orang dan

32.230 orang untuk industri kecil non formal. Pada tahun 2007, penyerapan

tenaga kerja untuk industri kecil formal juga mengalami perkembangan menjadi

10.520 orang, sedangkan penyerapan tenaga kerja untuk industri kecil non

Page 85: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

lxxxv

formal turun menjadi 30.329 orang. Sehingga dapat dilihat bahwa industri kecil

di Kabupaten Karanganyar lebih didominasi industri kecil non formal.

Industri kecil yang berada di Kabupaten Karanganyar sebenarnya

merupakan industri yang sudah ada sejak lama, termasuk home industri batik

tulis. Secara histori industri kecil tersebut merupakan warisan secara turun-

temurun yang dipelihara oleh keluarga dan sebagian besar mengelompok dalam

satu daerah, sehingga memudahkan dalam pembinaan.

Salah satu komoditi unggulan di Kabupaten Karanganyar adalah home

industri batik tulis. Jumlah produksinya sebanyak 25.028 kodi per tahun. Sentra

industri batik di Kabupaten Karanganyar berada di Kecamatan Gondangrejo,

Matesih, Jumantono dan Karanganyar, seperti pada tabel berikut :

Tabel 2.5 Kapasitas Produksi Home Industri Batik Tulis di Kabupaten

Karanganyar Tahun 2005 - 2007 No. Lokasi Kapasitas Produksi (potong) 1. Kel. Kragan, Kec. Gondangrejo 2.500 2. Kel. Girilayu, Kec. Matesih 10.000 3. Kel. Matesih, Kec. Matesih 750 4. Kel. Ngadiluwih, Kec. Matesih 500 5. Kel. Lalung, Kec. Karanganyar 250 6. Kel. Sambirejo, Kec. Jumantono 2.500

Sumber : Disperindag, Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar

Dari tabel diatas dan tabel 1.2, terlihat pada Kelurahan Kragan

Kecamatan Gongdangrejo terdapat 50 unit usaha batik tulis, tetapi jumlah

tenaga kerja yang dimiliki secara keseluruhan sejumlah 75 orang dengan

kapasitas produksi 2.500 potong. Ini berarti, 1 unit usaha batik tulis yang

terdapat di Kelurahan Kragan Kecamatan Gongdangrejo hanya memiliki 1-2

orang tenaga kerja dan dapat memproduksi 50 potong batik tulis per tahunnya.

Page 86: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

lxxxvi

Di Kecamatan Matesih pada 3 kelurahannya yaitu Kelurahan Girilayu,

Kelurahan Matesih dan Kelurahan Ngadiluwih terdapat 250, 15 dan 10 unit

usaha industri batik tulis, dengan jumlah tenaga kerja 300, 20 dan 15 orang,

serta kapasitas produksinya masing-masing sebesar 10.000, 750 dan 500 potong.

Pada Kelurahan Lalung di Kecamatan Karanganyar hanya memiliki 5 unit usaha

batik tulis dengan 8 orang tenaga kerja dan dapat memproduksi 250 potong, ini

berarti di lelurahan tersebut masing-masing unit usaha memiliki tenaga kerja

sebanyak 1-2 orang yang dapat memproduksi masing-masing 50 potong per

tahunnya. Dan Kelurahan Sambirejo di Kecamatan Jumantono yang memiliki

50 unit usaha batik tulis dengan 75 orang tenaga kerja serta 2500 potong

kapasitas produksinya.

Page 87: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

lxxxvii

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas tentang strategi pengembangan home industri batik

tulis di Kabupaten Karanganyar. Membahas pula faktor-faktor pendukung dan

faktor-faktor penghambat yang ada dalam pelaksanaan strategi pengembangan

home industri batik tulis. Serta upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi

faktor-faktor penghambat yang ada.

A. Strategi Pengembangan Home Industri Batik Tulis

Strategi pengembangan home industri batik tulis merupakan upaya yang

dilakukan oleh pemerintah, dunia usaha dan masyarakat melalui pembinaan dan

pemberian bantuan penguatan untuk menumbuhkan dan meningkatkan

kemampuan home industri batik tulis agar menjadi industri yang tangguh dan

mandiri, sekaligus dapat melestarikan seni-budaya nasional.

Selanjutnya, fokus penelitian mengenai strategi pengembangan home

industri batik tulis akan mengacu pada siapa pelaksana strategi, bentuk strategi

apa yang digunakan, tahapan strategi, dan bagaimana implementasi strateginya,

serta faktor pendukung dan faktor penghambat strategi. Sehingga

pelaksanaannya dapat diketahui secara pasti. Fokus penelitian yang menjadi

acuan dalam pengembangan home industri batik tulis di Kabupaten

Karanganyar tersebut akan dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut :

Page 88: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

lxxxviii

1. Pelaksana Strategi

Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar selaku instansi

yang mendapat tugas dari pemerintah pusat maupun daerah untuk

melaksanakan program di tingkat kabupaten dalam pengembangan home

industri batik tulis. Seperti yang dijelaskan oleh Bapak Drs. Susilo Raharjo,

selaku Kepala Bidang Perindustrian pada Disperindag Kop & UMKM

Kabupaten Karanganyar dalam hasil wawancara berikut :

” Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar adalah pelaksana strategi pengembangan home industri batik tulis, kami memilih strategi seperti apa yang digunakan, kemudian mempersiapkan lagkah-langkah sebelum menerapkan strategi, barulah melaksanakan strategi pengembangan tersebut.” (Wawancara 7 November 2009)

Pembidangan peran, tugas dan tanggung jawab pengembangan

industri kecil dan menengah (IKM) ditempuh sebagai berikut :

a. Departemen Perindustrian dan Perdagangan Pusat Penanggung jawab utama pengembangan IKM secara nasional,

dengan tugas pembuatan kebijakan dan strategi pengembangan, pembuatan arahan dan pedoman pembinaan IKM bagi daerah, serta pengembangan IKM pada segmen-segmen tertentu.

b. Instansi lain di Pusat Menunjang tugas-tugas pengembangan IKM yang dilakukan oleh

Deperindag, dalam segi-segi pengembangan diluar jangkauan pembinaan industrinya, khususnya dukungan penyediaan sumber daya permodalan, pembinaan perkoperasian, pengembangan kewirausahaan dan manajerial, sistem perangsang (insentif), perlindungan, prasarana dan sarana penunjang, serta fasilitasi maupun kemudahan lainnya.

c. Instansi Daerah sebagai Dinas yang menangani masalah pengembangan industri.

Pelaksana pengembangan sebagian IKM, yang dalam hal ada aspek-aspek kemampuan yang belum siap (misalnya yang bersifat modernisasi dan yang memerlukan penggalangan upaya secara nasional) maka keterlibatan instansi pusat sebagai koordinator masih diperlukan. (Sumber : Rencana Induk Pengembangan Industri Kecil Menengah Buku I)

Page 89: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

lxxxix

Dalam hal ini Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar

bertanggung jawab terhadap pengembangan home industri batik tulis di

Kabupaten Karanganyar, seperti menjadi pengambil peran pemrakarsa

dalam setiap program pengembangan home industri batik tulis, mulai dari

pembuatan kebijakan, pengaturan, penyusunan program sampai dengan

implementasi dan evaluasi hasilnya. Pembagian peran pengembangan

tersebut digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.1 Koordinasi Penanganan Pengembangan Industri Kecil

Sumber : Rencana Induk Pengembangan Industri Kecil Menengah Buku I

Sebagai pelaksana dari strategi pengembangan home industri batik

tulis, maka Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar memiliki

konsep tentang pengembangan home industri batik tulis. Pada intinya

pengembangan ini diarahkan untuk meningkatkan sumber daya manusia

pengusaha kecil maupun pengrajin batik tulis. Hal ini berdasarkan asumsi

bahwa apabila para pengusaha kecil memiliki kualitas sumber daya manusia

yang tinggi, maka diharapkan mereka dapat mengelola usahanya secara

benar dengan prinsip-prinsip manajemen produksi, pemasaran, dan

keuangan dengan baik. Sehingga diharapkan usahanya dapat tetap eksis dan

semakin berkembang serta dapat menyerap banyak tenaga kerja. Apabila

Page 90: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

xc

banyak pengusaha kecil yang berhasil maka perekonomian Kabupaten

Karanganyar secara keseluruhan akan ikut meningkat pula. Berikut ini

petikan wawancara dengan Bapak Drs. Susilo Raharjo, selaku Kepala

Bidang Perindustrian pada Disperindag Kop & UMKM Kabupaten

Karanganyar :

”Konsep pengembangan IKM termasuk home industri batik tulis/cap, yang dilaksanakan oleh Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar itu intinya diarahkan untuk meningkatkan sumber daya manusia.” (Wawancara 7 November 2009)

Hal senada mengenai konsep pengembangan industri kecil juga

diungkapkan oleh Ibu Lilik Anugraheni, SH. M.si selaku Kepala Seksi

Permodalan, Kemitrausahaan & Pemasaran Produk sebagai berikut :

”Pengembangan industri kecil juga menekankan pada aspek kelembagaan dan permodalan. Kelembagaan yaitu mengarahkan industri kecil supaya berkelompok dan membentuk koperasi. Sedangkan permodalan yaitu memberikan bantuan pinjaman modal sebagai stimulan. Selain itu Dinas juga berfungsi sebagai fasilitator dalam permodalan dan pemasaran. Semuanya itu mengarah pada kemandirian industri kecil juga home industri batik tulis.” (Wawancara 9 November 2009)

Dari pernyataan diatas, Disperindag Kop & UMKM juga

menekankan konsep pengembangan home industri batik tulis pada aspek

kelembagaan dan permodalan. Aspek kelembagaan adalah mengadakan

penyuluhan supaya IKM dan home industri yang memiliki kegiatan sejenis

untuk berkelompok dan bekerjasama. Kelompok-kelompok yang ada ini

kemudian diarahkan untuk menjadi sentra industri ataupun koperasi. Hal ini

bertujuan untuk lebih memudahkan dalam pembinaan dan koordinasi antara

industri kecil dengan Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar.

Sedangkan dalam aspek permodalan, Disperindag Kop & UMKM

Page 91: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

xci

Kabupaten Karanganyar berfungsi sebagai fasilitator yaitu menjadi

penghubung antara industri kecil dengan lembaga-lembaga keuangan dan

instansi terkait yang mempunyai program bantuan permodalan bagi industri

kecil. Hal ini karena banyak industri kecil dan home industri yang kesulitan

untuk mengakses lembaga keuangan karena kendala birokrasi yang dirasa

menyulitkan industri kecil. Tetapi bantuan pinjaman modal dari Disperindag

Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar hanya bersifat sebagai stimulan

supaya industri kecil lebih bergairah dalam menjalankan usahanya. Bantuan

permodalan tersebut jumlahnya tidak terlalu besar sehingga tidak cukup

untuk menutupi keseluruhan biaya operasional industri kecil. Disperindag

Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar dalam pengembangan industri kecil

juga berfungsi sebagai fasilitator dalam bidang pemasaran yaitu,

memberikan informasi dan bantuan kepada industri kecil untuk mengikuti

pameran dagang agar pemasaran produk industri kecil tersebut dapat

berjalan dengan baik.

Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar melaksanakan

kegiatan pengembangan pada industri kecil yang sudah ada, bukan bertujuan

untuk membentuk industri kecil yang baru. Industri kecil yang sudah ada

tersebut, juga home industri mendapatkan pembinaan dan bantuan dari

Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar, bertujuan agar dapat

tumbuh dan berkembang secara mandiri dalam menjalankan usahanya.

Dalam hal ini Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar

berwenang untuk mengadakan pengembangan industri kecil di wilayah

Page 92: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

xcii

kerjanya yaitu Kabupaten Karanganyar. Hal ini sesuai dengan hasil

wawancara dengan Kepala Bidang Perindustrian pada Disperindag Kop &

UMKM Kabupaten Karanganyar, Bapak Drs. Susilo Raharjo :

” Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar memiliki kewenangan untuk pengembangan industri kecil termasuk home industri, koperasi-koperasi serta UMKM yang ada di wilayah Kabupaten Karanganyar, jadi kami membantu menjadikan mereka tumbuh dan berkembang secara mandiri, seperti memberdayakan yang sudah ada.” (Wawancara 7 November 2009)

Ditegaskan pula oleh Kepala Disperindag Kop & UMKM Kabupaten

Karanganyar, Bapak Sundoro, SH. M.si yaitu:

”Sesuai dengan visi kami, yakni terwujudnya Kabupaten Karanganyar sebagai daerah industri, niaga yang tangguh, serta ditunjang koperasi dan UMKM sebagai penggerak utama menuju kemandirian ekonomi daerah. Maka kami berwenang, dalam pengembangan industri kecil dan menengah yang ada di wilayah Kabupaten Karanganyar.” (Wawancara 5 November 2009)

2. Bentuk Strategi yang Digunakan

Strategi yang digunakan Disperindag Kop & UMKM Kabupaten

Karanganyar dalam pengembangan home industri batik tulis berupa strategi

yang bersifat kontijensi, yaitu dalam pemecahan masalah Disperindag Kop

& UMKM Kabupaten Karanganyar akan memilih alternatif yang paling

menguntungkan atau yang terbaik diantara yang terbaik, serta sesuai dengan

petunjuk dan pedoman organisasi atasan dan berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Selain itu, Disperindag Kop & UMKM

Kabupaten Karanganyar mengikuti petujuk dari pusat mengenai strategi

yang digunakan. Seperti yang diungkapkan oleh Kepala Disperindag Kop &

UMKM Kabupaten Karanganyar, Bapak Sundoro, SH. M.si yaitu:

Page 93: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

xciii

”Dalam pengembangan IKM yang ada di wilayah Kabupaten Karanganyar, kami mengikuti petunjuk dari pemerintah pusat maupun daerah, serta mengikuti peraturan perundang-undangan yang berlaku.” (Wawancara 5 November 2009)

Berikut adalah bentuk strategi pengembangan industri kecil dan

menengah (IKM) secara umum :

Gambar 3.2 Strategi Pengembangan IKM

Demand Pull Strategy

Sumber : Rencana Induk Pengembangan Industri Kecil Menengah Buku I

Pada gambar diatas merupakan gambaran umum pengembangan

industri kecil dan menengah yang dilakukan pemerintah, industri batik tulis

termasuk dalam IKM yang berorientasi pada ekspor, dimana pemerintah

dengan instansi terkait baik ditingkat pusat maupun daerah mengembangkan

IKM yang merupakan penggerak perekonomian daerah dengan berbagai

program maupun strategi agar IKM dapat tumbuh dan berkembang secara

mandiri.

IKM Penggerak Perekonomian Daerah

INSTANSI TERKAIT

Meneg ־Kimpraswil

Dept. Indag ־ Dept. Keu ־ Dept. Pertanian ־ Dept. Perhub ־ & Menegkop ־

UKM PT/Universitas ־ /BDSP/LSM ־ BUMN ־ Perbankan ־ Eksportir ־ Asosiasi ־

P R O G R A M • Iklim Usaha • Penerapan HaKI • Peningkatan Kemitraan • Informasi Pasar • Promosi/Pemasaran

Provinsi

DJ-

IDKM

Kab/ Kota

IKM Pendukung

IKM Berorientasi

Ekspor IKM Inisiatif

Baru

• Ketersediaan Bahan Baku • Dukungan Permodalan • Bantuan Teknologi/Mesin/Alat • Peningkatan Kemampuan SDM

Supply Push Strategi

Tujuan : • Pasar Umum • BUMN/Usaha Besar • Pembelian Pemerintah • Ekspor

Page 94: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

xciv

Maka sesuai dengan peraturan yang ada dan Peraturan Bupati

Kabupaten Karanganyar No. 2 tahun 2009 tentang Uraian Tugas Pokok dan

Fungsi Jabatan Struktural pada Disperindag Kop & UMKM Kabupaten

Karanganyar, maka dalam pelaksanaan tugasnya mengacu pada program

pengembangan IKM di Kabupaten Karanganyar, antara lain :

a. Peningkatan Kemampuan SDM IKM antara lain pelatihan, magang,

studi banding, bimbingan dan konsultasi.

b. Peningkatan Teknologi dan Standarisasi berupa bantuan mesin peralatan,

sosialisasi teknologi tepat guna, rekondisi mesin peralatan, penerapan

sistem manajemen mutu, dan penyusunan standar nasional.

c. Peningkatan Promosi dan Informasi antara lain pameran, Penyusunan

dan penyebaran katalog, brosur, dan leaflet; penyusunan daftar IKM

yang potensial, serta pembuatan company profile

d. Peningkatan Permodalan antara lain fasilitasi pertemuan dengan

perbankan, pemanfaatan dana masyarakat, dana bergulir melalui LPT

Indag, dan dana dari donor luar negeri.

e. Peningkatan Kerjasama Industri meliputi temu usaha dalam rangka

dalam rangka kemitraan dan bantuan tenaga ahli

f. Pengembangan Iklim Usaha terdiri dari harmonisasi harga, analisis

Peraturan Daerah (Perda) yang menghambat perkembangan IKM,

sosialisasi IKM, dan perlindungan design asli etnik Indonesia.

g. Pengkajian, berupa kajian pendirian universitas IKM, kajian

perkembangan produk IKM, study kelayakan pengembangan usaha baru,

Page 95: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

xcv

dan kajian daya saing produk IKM

h. Penyelesaian Permasalahan Aktual, antara lain bantuan untuk industri

IKM di daerah pasca bencana dan pasca konflik, baik berupa mesin

peralatan, pelatihan, tenaga ahli, dan lain-lain.

i. Program-program pendukung lainnya, antara lain sosialisasi dan

penerapan Hak Kekayaan Intelektual (HaKI), sosialisasi dan penerapan

cleaner production, pengembangan klinik-klinik Human Resource and

Development (HRD), design dan kemasan; peningkatan teknologi dan

mutu, serta pengelolaan lingkungan.

3. Tahapan-Tahapan Strategi

Tahapan strategi merupakan proses penyusunan langkah-langkah ke

depan yang dimaksudkan untuk membangun visi dan misi organisasi,

menetapkan tujuan strategis dan keuangan organisasi, serta merancang

strategi untuk mencapai tujuan tersebut dalam rangka menyediakan

customer value terbaik.

Dalam menerapkan strateginya guna mengembangkan home industri

batik tulis, Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar harus

merencanakan atau mempersiapkan strategi-strategi tersebut agar tujuan

yang diharapkan dapat tercapai. Seperti yang diungkapkan oleh Kepala

Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar, Bapak Sundoro, SH.

M.si yaitu:

“Sebelum pengembangan industri kecil dilaksanakan, kami harus mempersiapkan diri terlebih dahulu, dimulai dari aparat dinas, apakah mencukupi dalam hal kuantitas maupun kualitasnya, setelah itu memasuki

Page 96: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

xcvi

lingkungan industri kecil yang akan dikembangkan.” (Wawancara 5 November 2009)

Hal senada juga diungkapkan oleh Kepala Bidang Perindustrian pada

Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar, Bapak Drs. Susilo

Raharjo :

”Sebelum memulai pengembangan IKM diperlukan berbagai persiapan terlebih dahulu. Misalnya peningkatan sumberdaya aparat dinas kami, merumuskan visi dan misi bersama dalam pengembangan IKM, melihat sejumlah persoalan kritis dari IKM, baru menentukan langkah dan kemudian menerapkannya.” (Wawancara 7 November 2009)

Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar akan

mengidentifikasi dan melakukan analisis terhadap home industri batik tulis,

yakni melihat kekuatan maupun kelemahan yang dimiliki oleh home industri

batik tulis, serta melihat peluang dan ancaman yang akan dihadapi oleh

Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar dalam menjalankan

misinya. Kelemahan industri kecil yakni, terbatasnya kualitas SDM yang

bekerja pada sektor industri kecil dan menengah, sehingga mereka kesulitan

dalam mengembangkan usahanya. Kekuatan industri kecil yakni, mampu

bertahan di saat kondisi perekonomian negara sedang krisis karena industri

kecil bersifat fleksibilitas dan adaptabilitas. Ancaman dan peluang yang

dihadapi Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar seperti

terbatasnya jumlah aparat yang dimiliki sehingga tidak semua industri kecil

dapat dikembangkan, dengan keterbatasan tersebut diharapkan Disperindag

Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar dapat menjalin kerjasama dengan

berbagai pihak yang terkait dalam upaya pengembangan industri kecil ini.

Kemudian Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar harus

Page 97: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

xcvii

memilih dan menentukan strategi yang paling sesuai untuk mencapai tujuan

yang dicita-citakan, yaitu membuat home industri batik tulis menjadi

industri yang mampu tumbuh dan berkembang secara mandiri.

Berdasarkan langkah-langkah tersebut maka prosedur

pengembangan IKM dan home industri batik tulis maupun cap yang

dilaksanakan oleh Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar,

sesuai dengan yang diungkapkan oleh Kepala Bidang Perindustrian, Bapak

Drs. Susilo Raharjo mengandung langkah-langkah berikut ini :

”Disperindag Kop & UMKM Kab. Karanganyar mengadakan pendataan IKM. Serta mengadakan pendataan masalah-masalah yang dihadapi IKM tersebut, termasuk batik tulis/cap. Mengadakan Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) pada tingkat desa, kec. dan kab. Pengajuan proposal dari para pengusaha IKM batik dalam rangka pengembangan usahanya. Dari data yang diperoleh melalui pendataan yang dilakukan oleh Dinas sendiri; Musrenbang pada tingkat desa, kec. dan kab. ; serta proposal yang diajukan para pengusaha IKM batik. Maka kami mengusulkan kepada Panitia Anggaran Eksekutif. Setelah melalui pembahasan dan disesuiakan dengan kemampuan anggaran pemerintah Kabupaten Karanganyar (melalui revisi anggaran) maka diajukan kepada Panitia Anggaran Dewan/DPRD Kabupaten Karanganyar. Apabila disetujui oleh Panitia Anggaran Eksekutif dan Panitia Anggaran Dewan (DPRD Kabupaten Karanganyar) maka diajukan lagi kepada Gubernur Jawa Tengah untuk memperoleh persetujuan, yang kemudian ditetapkan melalui Peraturan Daerah (Perda) tentang Penetapan dan Penjabaran Anggaran. Berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) tentang Penetapan dan Penjabaran Anggaran tersebut, maka Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar mulai merealisasikan rencana pengembangan IKM batik tulis/cap. ” (Wawancara 7 November 2009)

Untuk lebih jelasnya mengenai prosedur pengembangan IKM di

Kabupaten Karanganyar, khususnya home industri batik tulis, digambarkan

sebagai berikut :

Gambar 3.3 Prosedur Pengembangan IKM di Kabupaten Karanganyar

Page 98: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

xcviii

Sumber : Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar

Pada gambar tersebut terlihat bahwa prosedur pengembangan IKM

dan home industri batik tulis di Kabupaten Karanganyar dimulai dari

Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar yang melakukan

pendataan pada IKM yang ada di Kabupaten Karanganyar, mengadakan

Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) di desa, kecamatan dan

kabupaten. Kemudian pengajuan proposal dari IKM. Dari data yang

diperoleh melalui pendataan oleh Disperindag Kop & UMKM Kabupaten

Karanganyar; Musrenbang pada tingkat desa, kecamatan dan kabupaten;

serta proposal yang diajukan IKM, lalu diusulkan kepada Panitia Anggaran

Eksekutif. Setelah melalui pembahasan dan disesuiakan dengan kemampuan

anggaran pemerintah maka diajukan kepada Panitia Anggaran

Dewan/DPRD Kabupaten Karanganyar. Jika disetujui oleh Panitia maka

diajukan lagi kepada Gubernur Jawa Tengah untuk memperoleh persetujuan,

yang kemudian ditetapkan melalui Peraturan Daerah (Perda) tentang

Penetapan dan Penjabaran Anggaran. Berdasarkan Peraturan Daerah (Perda)

tentang Penetapan dan Penjabaran Anggaran tersebut, maka Disperindag

Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar mulai merealisasikan rencana

pengembangan IKM dan home industri batik tulis.

2. Pendataan IKM

3. Musrenbang Desa, Kec. & Kab.

4. IKM mengajukan Proposal

5. Panitia Anggaran Ekslusif

7. Gubernur Jawa Tengah

6. Panitia Anggaran Dewan

1. Disperindag Kop & UMKM Kab.Kra

Page 99: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

xcix

4. Implementasi Strategi

Strategi pengembangan home industri batik tulis oleh Disperindag

Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar merupakan upaya yang dilakukan

oleh Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar, dunia usaha, dan

masyarakat dengan kegiatan bimbingan, pendidikan, dan bantuan perkuatan

untuk menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan usaha home industri

batik tulis agar menjadi usaha industri yang tangguh dan mandiri. Jadi dalam

hal ini, karena skala usahanya yang masih kecil, maka industri ini perlu

dibimbing dan dibantu oleh setiap stakeholder, khususnya Disperindag Kop

& UMKM Kabupaten Karanganyar. Dari penjelasan diatas terdapat 3

strategi yang diterapkan oleh Disperindag Kop & UMKM Kabupaten

Karanganyar dalam pengembangan home industri batik tulis, yaitu :

a. Bimbingan dan Penyuluhan

Kegiatan bimbingan dan penyuluhan merupakan kegiatan yang

rutin dilakukan oleh Disperindag Kop & UMKM Kabupaten

Karanganyar. Bimbingan dan penyuluhan ini dilakukan secara terpadu

oleh aparat Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar dengan

mengikutsertakan instansi lain.

Aparat Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar

mendatangi sentra-sentra industri yang ada di Kabupaten Karanganyar.

Dalam kegiatan ini aparatur dari Disperindag Kop & UMKM Kabupaten

Karanganyar bertemu langsung dan saling bertukar informasi mengenai

masalah industri kecil dengan para pengusaha kecil, khususnya

Page 100: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

c

pengrajin batik tulis. Pengusaha kecil mengungkapakan perkembangan

dan masalah yang dihadapi dalam mengembangkan usahanya. Oleh

karena itu, aparat Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar

harus selalu mengetahui perkembangan dan masalah yang dihadapi para

pengusaha kecil. Aparat Disperindag Kop & UMKM Kabupaten

Karanganyar akan memberikan informasi yang dapat dilakukan untuk

mengembangkan usaha home industri batik tulis.

Bimbingan dan penyuluhan ini tidak dilakukan secara terjadwal

untuk sentra industri tertentu, tetapi dilakukan secara sewaktu-waktu.

Hal ini dikarenakan IKM yang ada, sementara jumlah aparat dari

Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar terbatas. Hal ini

sesuai dengan wawancara dengan salah seorang pengusaha sekaligus

pengrajin batik tulis :

”Kadang-kadang Bapak-bapak dari Perindustrian itu datang kesini. Waktunya tidak mesti, kadang minggu pertama, kadang minggu kedua, pokoknya tidak mesti. Katanya sih karena banyak yang harus didatangi.” (Sumber : Ibu Sumiyem, 18 November 2009)

Rata-rata per bulan Disperindag Kop & UMKM Kabupaten

Karanganyar melaksanakan kegiatan bimbingan dan penyuluhan kurang

lebih 10 kali untuk sekian banyak IKM juga home industri batik tulis

yang ada di Kabupaten Karanganyar. Keterbatasan intensitas bimbingan

dan penyuluhan dari Disperindag Kop & UMKM Kabupaten

Karanganyar memang sangat disayangkan, karena sebagian besar dari

pengusaha kecil masih membutuhkan banyak informasi dan masukan

dalam mengembangkan usahanya. Hal ini sesuai dengan petikan dari

Page 101: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

ci

wawancara dengan seorang pengusaha dan pengrajin batik sebagai

berikut :

”Sebenarnya kami penginnya Bapak-bapak dari Perindustrian itu sering-sering kesini. Kalau bisa sebulan sekali, sehingga kami dapat banyak pengetahuan.” (Sumber : Bapak Sahid, 20 November 2009)

Keterbatasan kegiatan bimbingan dan penyuluhan memang

masalah yang sulit, hal ini karena jumlah IKM terlebih home industri

batik tulis yang banyak dan tersebar luas, sementara jumlah aparat dan

sarana pendukung lainnya terbatas. Hal ini sesuai dengan wawancara

dengan Bapak Drs. Susilo Raharjo (Kepala Bidang Perindustrian),

berikut ini :

”Untuk kegiatan bimbingan dan penyuluhan memang tidak terjadwal tetap. Hal ini sulit kami lakukan karena industri-industri yang lain juga membutuhkan, sedang aparat kami terbatas. Sehingga kami datang sewaktu-waktu di suatu industri.” (Wawancara 11 November 2009)

Namun hal diatas ternyata tidak mempengaruhi antusiasme dari

pengusaha kecil dalam mengikuti bimbingan dan penyuluhan. Mereka

akan memberikan informasi tentang keadaan usahanya baik kemajuan

ataupun masalah-masalah yang mereka hadapi. Kemudian mereka akan

minta saran dari aparat Disperindag Kop & UMKM Kabupaten

Karanganyar. Hal ini sesuai dengan wawancara dengan seorang pegawai

Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar sebagai berikut :

”Kegiatan bimbingan dan penyuluhan jadwalnya tidak tetap, tetapi ketika kami datang pengusaha kecil akan menceritakan perkembangan usahanya dan mengungkapkan masalah-masalah yang mereka hadapi.” (Sumber : Bapak Sunarso, 15 November 2009)

Page 102: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

cii

Dalam kegiatan bimbingan dan penyuluhan ini diberikan

berbagai materi seputar pengembangan home industri batik tulis. Materi

yang diberikan oleh aparat Disperindag Kop & UMKM Kabupaten

Karanganyar adalah sebagai berikut :

1). Pengembangan Ragam Produk

Dalam mengembangkan produknya kebanyakan pengusaha

kecil tidak berupaya untuk melalukan perubahan dan penambahan

produk agar lebih beragam. Hal ini dikarenakan para pengusaha kecil

takut produk barunya tidak laku di pasar. Namun yang terjadi di

lapangan sebaliknya, konsumen atau masyarakat kadang merasa

bosan terhadap produk yang tidak pernah berubah.

Hal yang kemudian dicoba oleh Disperindag Kop & UMKM

Kabupaten Karanganyar untuk melakukan perubahan dengan

memberikan masukan baru agar produk dari pengusaha dapat

diterima oleh masyarakat. Seperti yang dijelaskan oleh Bapak Drs.

Susilo Raharjo (Kepala Bidang Perindustrian), berikut ini :

”Pada kegiatan bimbingan dan penyuluhan khususnya dalam pengembangan ragam produk, kami menyarankan agar para pengusaha batik tulis melakukan perubahan dan penambahan ragam produknya agar lebih berkembang lagi.” (Wawancara 11 November 2009)

Sebagaimana yang dilakukan di sentra industri Batik Tulis

Wahyu Sari, dimana aparat Disperindag Kop & UMKM Kabupaten

Karanganyar memberikan masukan terhadap motif baru seperti motif

jemani atau gelombang cinta dan model-model produk batik tulis

Page 103: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

ciii

yang baru, tidak hanya berupa kain saja tetapi berupa kerajinan lain

seperti kerajinan kayu batik, baju batik, tas dan sepatu batik ataupun

cendera mata khas batik. Seperti yang diungkapkan oleh Ibu

Sumiyem, pengusaha batik tulis di Kabupaten Karanganyar, yakni :

”Saya pernah diberikan masukan oleh petugas dinas pada waktu kegiatan penyuluhan untuk menghasilkan kain batik dengan motif jemani atau gelombang cinta, karena memang pada waktu itu sedang trend.” (Wawancara 18 November 2009)

2). Peningkatan Kualitas Produk

Untuk peningkatan kualitas produk ini biasanya aparat

Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar memberikan

masukan kepada pengusaha kecil tentang cara pemilihan bahan baku

dan pemrosesan yang baik dan benar. Hal ini dikarenakan terkadang

para pengusaha mengabaikan kualitas bahan, karena harga yang

lebih mahal dan juga pemrosesan yang memerlukan waktu dan

perhatian lebih. Pada akhirnya berpengaruh terhadap produk yang

dihasilkan kurang diterima masyarakat.

Sebagaimana yang telah dilakukan di beberapa sentra home

industri batik tulis yang berada di Girilayu, yang merupakan pusat

batik tulis yang ada di Kabuaten Karanganyar. Aparat Disperindag

Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar memberikan contoh bahan

baku yang bermutu baik dan cara pemrosesan, sehingga bahan baku

menjadi lebih berkualitas, yakni dengan menggunakan bahan baku

yang tidak cacat.

3). Penyuluhan Perijinan

Page 104: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

civ

Untuk menjamin kepastian usahanya, para pengusaha kecil

diberikan penyuluhan mengenai pentingnya kelengkapan perijinan

usaha terutama Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP), Tanda Daftar

Industri (TDI), dan Nomor Pajak Wajib Pajak (NPWP). Penyuluhan

yang diberikan Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar

berupa pentingnya memliki surat-surat tersebut dan juga prosedur

untuk memilikinya. Berikut adalah manfaat dari surat-surat tersebut :

Mendapatkan jaminan perlindungan hukum demi kelangsungan ־

dan kepastian usahanya.

Memiliki salah satu syarat penting untuk mengajukan kredit ke ־

perbankan.

Mendapatkan pembinaan dan pengarahan dari pemerintah, baik ־

mengenai permodalan maupun manajemen usahanya.

.terlindung dari praktek usaha yang tidak jujur ־

Perusahaan yang harus memiliki surat-surat tersebut adalah

badan hukum termasuk koperasi, persekutuan, perorangan,

perusahaan lain yang tida disebut diatas. Sedangkan perusahaan yang

dibebaskan adalah perusahaan negara berbentuk jawatan (Perjan)

dan perusahaan kecil yang dijalankan sendiri atau mempekerjakan

hanya anggota keluarga terdekat, serta tidak perlu ijin usaha seperti

pedagang asongan, pedagang kaki lima, dan sebagainya.

Jumlah industri kecil di Kabupaten Karanganyar sampai

tahun 2007 mencapai 10.459 unit. Dan dari sekian banyak industri

Page 105: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

cv

tersebut 9. 760 diantaranya adalah industri kecil non formal yaitu

industri kecil yang tidak berbadan hukum. Sehingga industri kecil

tersebut tidak mengalami kesulitan untuk mendapatkan akses ke

perbankan. Seperti apa yang dijelaskan oleh Kepala Bidang

Perindustrian, Bapak Drs. Susilo Raharjo :

”Di Karanganyar masih banyak industri kecil yang belum memiliki perijinan lengkap, akhirnya mereka pun mengalami kesulitan unutk mengakses kredit ke bank yang umumnya mensyaratkan pemilikan surat ijin usaha, sehingga kami selalu memberikan pengertian bagi mereka.” (Wawancara 11 November 2009)

Walaupun demikian, industri kecil yang tidak memiliki surat

ijin lengkap tetap diperkenankan memperoleh kucuran dana

pinjaman. Industri kecil tersebut dapat memperoleh kredit dengan

surat keterangan dari pihak kelurahan, selanjutnya mereka akan

diarahkan untuk mendapatkan pinjaman yang memiliki persyaratan

yang lebih lunak, seperti program pinjaman kredit tanpa angguna

dengan plafond maksimal Rp. 5 juta.

4). Pemasaran

Pemasaran merupakan kegiatan terpenting yang dilakukan

oleh seorang pengusaha kecil. Keberhasilan dari usahanya sangat

tergantung kepada bagaimana seorang pengusaha mampu

memasarkan produknya sehingga masyarakat mau membeli

produknya. Kegiatan pemasaran dapat dikatakan berhasil apabila

dapat diserap oleh pasar.

Page 106: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

cvi

Oleh karena itu, Disperindag Kop & UMKM Kabupaten

Karanganyar berkompeten dalam upaya membantu mempromosikan

hasil produksi para pengusaha kecil. Bentuk kegiatan untuk

memasarkan produk yang dihasilkan pengusaha kecil adalah berupa

pameran-pameran maupun kerjasama lintas daerah.

Manfaat yang diharapkan dengan mengikuti pameran-

pameran itu adalah minimal masyarakat mengetahui produk dari

industri kecil tersebut, khususnya produk batik tulis asli buatan

masyarakat Kabupaten Karanganyar sendiri. Hal ini sesuai dengan

yang diungkapkan oleh seorang pegawai Disperindag Kop &

UMKM Kabupaten Karanganyar :

”Dengan kegiatan pameran kami mengharapkan para pengusaha bisa mendapatkan konsumen atau pembeli, atau paling tidak produknya bisa diketahui orang.” (Sumber : Ibu Rohmania Menik, 15 November 2009)

Hal tersebut diatas sesuai juga dengan petikan wawancara

dengan seorang pengusaha batik sebagai berikut :

”Kami senang kalau ada pameran, kalau bisa kami akan mengusahakan untuk ikut karena kami bisa memamerkan dan menjal hasil usaha kami.” (Sumber : Bapak Sahid, 20 November 2009)

Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar

memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada semua pengusaha

untuk mengikuti pameran dengan menyewa gerai sendiri. Namun

untuk pameran berskala lebih besar yang membutuhkan biaya

banyak, biasanya Disperindag Kop & UMKM Kabupaten

Karanganyar akan mengkoordinir pengusaha kecil yang

Page 107: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

cvii

menghasilkan produk-produk unggulan di Kabupaten Karanganyar.

Salah satu produk unggulan Kabupaten Karanganyar adalah batik.

Kemudian Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar

menyewa gerai sendiri dimana akan dipajang produk-produk

unggulan tersebut secara bersama-sama.

Kegiatan pameran yang pernah diikuti pengusaha kecil dan

pengusaha batik Kabupaten Kabupaten Karanganyar adalah : (lihat

tabel 3.1)

Tabel 3.1 Kegiatan Pameran yang Diikuti oleh Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar Tahun 2007 s/d 2009

2007 2008 2009 Kegiatan Lokasi Kegiatan Lokasi Kegiatan Lokasi

Karanganyar Ekspo

Karanga

nyar

Pameran Pembangunan

Karanganyar

Pameran Pasar Industri Kecil & Kerajinan (promosi produk dalam negeri)

Sema rang

Jatim Ekspo (promosi produk dalam negeri)

Suraba ya

Jatim Ekspo (promosi produk dalam negeri)

Suraba ya

Pameran di Pasar Industri Kecil & Kerajinan (promosi produk dalam negeri)

Sema rang

Pameran Produk Ekspor (promosi produk dalam negeri)

Jakarta

Pameran Kesenian Bali (promosi produk dalam negeri)

Denpa sar

Pameran Produk Ekspor (promosi produk dalam negeri)

Jakarta

Pameran Kesenian Bali (promosi produk dalam negeri)

Denpa sar

Pameran Pasar Industri Kecil & Kerajinan (promosi produk dalam negeri)

S e m a r a n g

Promosi produk dalam negeri di

Te-mang-

Pameran Total Fashion (promosi

J a

Pameran Produk

J a

Page 108: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

cviii

Pasar Lelang gung

Pameran Produk Unggulan Kab. Karanganyar (promosi produk dalam negeri)

Batam

produk dalam negeri)

k a r t a

Ekspor (promosi produk dalam negeri)

k a r t a

Sumber : Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kegiatan pameran yang

diikuti oleh Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar

dan pengusaha kecil batik tulis untuk skala lokal masih sedikit,

sedangkan untuk pameran yang berskala nasional frekuensinya

cukup tinggi. Akan tetapi dari tahun 2007 sampai dengan 2009

jumlah pameran dalam rangka mempromosikan produk dalam negeri

mengalami penurunan. Dalam tahun 2007 setidaknya terdapat 8

pameran yang berskala lokal maupun nasional. Mulai tahun 2008

jumlah pameran yang diadakan berkurang menjadi 5 pameran saja

dalam satu tahun. Hingga pada tahun 2009, hanya 2 pameran yang

diikuti oleh Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar

dan pengusaha kecil batik tulis.

Dalam kegiatan pameran semua biaya ditanggung

Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar. Hal tersebut

dikemukakan oleh salah satu pegawai Disperindag Kop & UMKM

Kabupaten Karanganyar Bapak Joko Purwahono dalam petikan

wawancara sebagai berikut :

”Untuk pengadaan kegiatan pameran memang selama ini dinas yang menanggung semua biaya operasionalnya.” (Wawancara 15 November 2009)

Page 109: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

cix

Hal senada juga diungkapkan oleh pengusaha kecil batik tulis

Ibu Sumiyem berikut ini :

”Kalau Saya sudah pernah mengikuti kegiatan pameran dengan bantuan Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar tanpa biaya sedikitpun, termasuk fasilitas stand gratis, penginapan, akomodasi, dan uang makan. Kegiatan pameran yang terakhir saya ikuti adalah pameran di Bali yaitu di Pusat Kesenian Bali.” (Wawancara 18 November 2009)

Dalam melakukan kegiatan pameran terkadang Disperindag

Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar juga bekerjasama dengan

Dinas Pariwisata. Hal tersebut seperti apa yang diutarakan oleh

Bapak Joko Purwahono dalam petikan wawancara sebagai berikut :

”Dalam kegiatan pameran kami juga sering bekerjasama dengan Dinas Pariwisata, dimana dinas tersebut membantu dalam penyediaan stand untuk pameran atau sebagai organizernya.” (Wawancara 18 November 2009)

Untuk kerjasama lintas daerah dalam rangka pemasaran

produk juga telah dilaksanakan oleh Disperindag Kop & UMKM

Kabupaten Karanganyar. Berdasarkan Perjanjian Kerjasama

No.02/PKS/HK/VII/2007 tanggal 26 Juli 2007 antara Disperindag

Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar dengan Dinas Perindustrian

Perdagangan Kota Batam tentang kerjasama di bidang industri dan

perdagangan. Kegiatan yang telah dilakukan meliputi :

Informasi dan peluang di bidang industri dan perdagangan ־

Melaksanakan promosi atau pameran dan pemasaran hasil ־

produk unggulan Kabupaten Karanganyar yang dilaksanakan

pada tanggal 15-18 November 2007.

Page 110: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

cx

Selain pameran, untuk menunjang pengembangan dan akses

serta pangsa pasar Disperindag Kop & UMKM Kabupaten

Karanganyar melakukan kegiatan antara lain :

Pengembangan jaringan pasar IKM melalui kontak dagang dan ־

temu usaha.

,Promosi dan pameran produk IKM Jawa Tengah (UMKM 2005 ־

INCARAF, PPE, SMESCO, Tematic, Central Java Fair, Festival

Batik Nusantara, Jateng Expo, Pasar Rakyat menjelang Hari

Raya Idul Fitri dan Gelar Produk Unggulan IKM)

Promosi produk unggulan IKM melalui penerbitan booklet dan ־

leaflet.

Pemetaan pasar produk IKM visualisasi dan publikasi melalui ־

media televisi, media cetak dan radio.

.Optimalisasi dan trading house dan website unggulan daerah ־

Kegiatan bimbingan dan penyuluhan yang pernah dilakukan

Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar selama periode

2007-2008 antara lain :

Sosialisasi HaKI dan ijin kesehatan untuk meningkatkan kesadaran ־

IKM memproteksi hasil produknya.

Bimbingan administrasi IKM untuk meningkatkan ketrampilan ־

pengelolaan usaha.

Pengembangan sistem pemasaran produk IKM untuk kontinuitas ־

delivery produk.

Page 111: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

cxi

.Pembinaan industri atau pedagang kaki lima/asongan ־

Bimbingan dan pengawasan di bidang perijinan untuk ־

mengidentifikasi perusahaan yang belum ataupun sudah memiliki

perijinan lengkap.

.Peningkatan mutu produk dan penguatan sarana industri kecil ־

b. Pendidikan dan Pelatihan

Pendidikan dan pelatihan merupakan kegiatan dimana

Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar memberikan

bantuan berupa pengetahuan dan ketrampilan berwirausaha kepada

pengusaha kecil batik tulis dalam mendirikan, mengelola,

mengembangkan dan melembagakan usahanya.

Pendidikan dan pelatihan yang diberikan berupa pendidikan dan

pelatihan secara teknis yang bertujuan untuk menambah ketrampilan

berwirausaha, serta pelatihan manajerial yang bertujuan untuk

menambah pengetahuan dan meningkatkan juga memperbaiki

kemampuan manajerial dari pengusaha kecil. Hal ini sesuai dengan

wawancara dengan Bapak Drs. Susilo Raharjo (Kepala Bidang

Perindustrian), berikut ini :

”Untuk menambah ketrampilan dan penetahuan para pengusaha kecil, kami memberikan pelatihan teknis dan manajemen, pelatihan teknis berupa pelatihan produksi termasuk sarana prasarana dan pelatihan manajemen berupa pelatihan untuk menambah wawasan dan pengetahuan yang dapat menunjang usaha meraka.” (Wawancara 11 November 2009)

Dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan Disperindag Kop &

UMKM Kabupaten Karanganyar akan menunjuk dan mengundang para

Page 112: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

cxii

pengusaha, juga oleh permintaan dari pengusaha kecil itu sendiri.

Pelatihan ini dilakukan di balai desa, aula kantor Disperindag Kop &

UMKM Kabupaten Karanganyar, atau menyewa tempat untuk

mengadakan pelatihan. Untuk waktu kegiatan pelatihan ini adalah tidak

terjadwal, hal ini disesuaikan dengan kebutuhan program yang akan

disosialisasikan dan anggaran dana yang ada. Adapun materi yang

disampaikan dalam kegiatan ini meliputi :

1). Manajemen Permodalan dan Keuangan

Masalah permodalan merupakan masalah yang mendasar

bagi pengusaha kecil dalam mengembangkan usahanya. Dalam

pendidikan dan pelatihan dijelaskan tentang bagaimana cara

mendapatkan pinjaman modal dam prosedur yang harus dilakukan.

Hal ini terungkap dari hasil wawancara dengan Kepala Bidang

Perindustrian Bapak Drs. Susilo Raharjo sebagai berikut :

”Masalah utama yang banyak dihadapi oleh industri kecil adalah masalah mengakses modal, sehingga kami memberikan pelatihan manajemen permodalan yaitu berupa cara untuk mengakses kredit ke dinas, bank, ataupun lembaga keuangan lainnya.” (Wawancara 11 November 2009)

Selain pengetahuan dalam memperoleh modal, pengusaha

kecil juga diberikan ketrampilan dalam mengelola keuangan. Hal ini

terungkap dalam petikan wawancara dengan pengusaha batik tulis

Ibu Sumiyem :

”Saya pernah mengikuti pelatihan manajemen yang diberikan oleh dinas ini berupa pelatihan manajemen yaitu seminar di Tawangmangu. Sebelumnya saya tidak punya catatan tentang

Page 113: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

cxiii

keuangan, karena saya anggap kurang perlu, tetapi sekarang...” (Wawancara 18 November 2009)

Pelatihan manajemen keuangan sederhana yang diberikan

kepada pelaku bisnis seperti manajemen kas sederhana, dimana

anggaran kas disusun berdasarkan : (a) estimasi penerimaan,

meliputi penjualan tunai dan penerimaan lain; (b) estimasi

pengeluaran, meliputi pembelian bahan, pembayaran upah,

pembayaran hutang, pembayaran biaya administrasi, dan

pembayaran lainnya.

2). Teknik Produksi

Dalam materi teknik produksi ini dijelaskan tentang

pengembangan metode produksi, inovasi produk, penggunaan

teknologi atau peralatan baru dan lainnya. Seperti pelatihan

komputerisasi, dimana Disperindag Kop & UMKM Kabupaten

Karanganyar mengajak pengusaha kecil ke UNS untuk belajar

menggunakan komputer, yang bertujuan untuk menunjang kegiatan

promosi dan pengembangan usaha mereka. Hal ini dikarenakan

selama ini pengusaha kecil termasuk juga pengusaha batik tulis

masih menggunakan teknologi yang terbatas dan sederhana dalam

berproduksi. Untuk itu Disperindag Kop & UMKM Kabupaten

Karanganyar mengenalkan teknologi baru yang mampu mendukung

pengusaha kecil termasuk juga pengusaha batik tulis dalam

mengembangkan usahanya. Hal ini terungkap dari hasil wawancara

dengan Bapak Sahid, pengusaha batik berikut ini :

Page 114: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

cxiv

”Dulu saya pernah diajak ke UNS untuk mengikuti latihan menggunakan komputer, dan saya merasa kesulitan karena memang saya tidak pernah menggunakan komputer dan memang saya tidak punya komputer, tapi saya sangat antusias dan saya berharap akan ada pelatihan seperti ini ditingkatkan lagi oleh dinas di lain waktu.” (Wawancara 20 November 2009)

Pelatihan ketrampilan diberikan kepada home industri batik

tulis dengan mengikuti magang ke Yogyakarta. Pelatihan ini berupa

pewarnaan batik dengan lokasi di Balai Batik Yogyakarta. Bertujuan

agar para pembatik dapat melakukan pewarnaan sehingga dapat

finishing dalam produksinya. Karena sebelumnya para pengusaha

kecil batik tilis hanya mampu menghasilkan barang setengah jadi,

kemudian proses finishing dikirim ke pengusaha batik yang lebih

besar. Seperti yang diungkapkan oleh Kepala Bidang Perindustrian

Bapak Drs. Susilo Raharjo berikut :

”Untuk meningkatkan ketrampilan para pembatik kami mengadakan pelatihan dengan magang ke Jogja, kami mengikutsertakan para pengusaha batik dalam pelatihan pewarnaan di Balai Batik Jogja, agar para pembatik dapat melakukan finishing dalam produksinya, yang awalnya proses produksi hanya sampai pada nemboki saja.” (Wawancara 11 November 2009)

Hal senada juga ditambahkan oleh pengusaha batik tulis Ibu

Sumiyem :

”Saya pernah diikutsertakan dalam kegiatan magang ke Jogja selama seminggu oleh dinas. Disana saya dilatih untuk mewarnai kain batik yang bertempat di Balai Batik Jogja.” (Wawancara 18 November 2009)

Penyelenggaraan kegiatan pelatihan ini dilaksanakan dalam

waktu kurang lebih 3-7 hari. Dalam mengadakan berbagai pelatihan

Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar juga

Page 115: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

cxv

berkoordinasi dengan pihak lain yang terkait termasuk

mendatangkan praktisi-praktisi dalam berbagai pelatihan

manajemen. Hal tersebut juga dikemukakan oleh Bapak Drs. Susilo

Raharjo, dalam wawancara :

”Dalam rangka meningkatkan kualitas pengusaha kecil, kami berkoordinasi dengan instansi-instansi lain yang terkait, seperti BUMN lain dan juga mendatangkan praktisi langsung seperti pada saat latihan pewarnaan batik tulis di Matesih kami mendatangkan pelatih dari balai batik Jogja.” (Wawancara 11 November 2009)

3). Kewirausahaan

Dalam hal ini pelatihan-pelatihan mengenai pengetahuan dan

keterampilan yang diperlukan untuk berusaha teramat penting.

Namun, bersamaan dengan atau dalam pelatihan itu penting pula

ditanamkan semangat wirausaha. Bahkan hal ini harus diperluas dan

dimulai sejak dini, dalam sistem pendidikan kita, dalam rangka

membangun bangsa Indonesia yang mandiri, yakni bangsa niaga

yang maju dan bangsa industri yang tangguh. Upaya ini akan

memperkuat proses transformasi ekonomi yang sedang berlangsung

karena didorong oleh transformasi budaya, yakni modernisasi sistem

nilai dalam masyarakat. Seperti yang di jelaskan oleh Bapak Joko

Purwahono, staf Disperindag Kop & UMKM Kabupaten

Karanganyar :

”Semangat kewirausahaan itu perlu ditanamkan sejak dini, hal itu berguna untuk membangun bangsa Indonesia yang mandiri dan menciptakan industri yang tangguh.” (Wawancara 18 November 2009)

Page 116: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

cxvi

Hal tersebut juga dikemukakan oleh Bapak Drs. Susilo

Raharjo, dalam wawancara :

”Dalam rangka meningkatkan industri kecil yang mandiri, kami juga memberikan pelatihan kewirausahaan, agar setiap pengusaha kecil memiliki semangat wirausaha yang tinggi, hal ini akan berdampak pada modernisasi sistem nilai dalam masyarakat.” (Wawancara 11 November 2009)

c. Pemberian Bantuan

Pemberian bantuan yang dilakukan oleh Disperindag Kop &

UMKM Kabupaten Karanganyar adalah :

1). Bantuan Permodalan

Terbatasnya modal merupakan masalah yang mendasar bagi

setiap pengusaha kecil, tidak terkecuali bagi para pengusaha kecil

batik tulis dalam mengembangkan usahanya. Hal inilah yang

kemudian membuat Disperindag Kop & UMKM Kabupaten

Karanganyar merasa perlu untuk memudahkan pengusaha kecil

tersebut dalam memperoleh modal.

Fasilitas permodalan yang dimaksud adalah bersumber dari

Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar melalui Disperindag

Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar, selain itu bantuan

permodalan juga berasal dari pihak lain yaitu BUMN. Hal ini sesuai

dengan wawancara Ibu Lilik Anugraheni, SH. M.si selaku Kepala

Seksi Permodalan, Kemitrausahaan & Pemasaran Produk sebagai

berikut :

”Kebanyakan pengusaha kecil merasa kesulitan untuk mengembangkan usahanya karena terbatasnya modal yang mereka

Page 117: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

cxvii

miliki. Maka untuk bantuan permodalan pihak dinas memberikan pinjaman dari dana APBD II dan APBD I, selain dana dari APBD bantuan dana berasal dari BUMN dimana kami sebagai fasilitator dan penjaminnya.” (Wawancara 9 November 2009)

Hal diatas didukung oleh Bapak Daryono, pengusaha batik

tulis, berikut ini :

”Kesulitan kami memang pada masalah dana atau modal, dana yang ada terbatas, sehingga kadang kami kesulitan dalam mengembangkan usaha.” (Wawancara 20 November 2009)

Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar

mengadakan koordinasi dengan instansi terkait dan lembaga

keuangan untuk mengadakan penyuluhan maupun pendidikan dalam

rangka menambah wawasan para pengusaha industri kecil di bidang

permodalan. Dan menjadi fasilitator atau penghubung antara industri

kecil dengan lembaga keuangan agar dapat mengakses permodalan

melalui kredit BUMN, perbankan, APBD tingkat I maupun II.

Sebagai contoh, model pemberian bantuan dari dana APBD

tingkat II adalah berupa pinjaman bergulir dengan bunga lunak,

dimana Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar

memberikan pinjaman kepada pengusaha kecil, kemudian pengusaha

kecil tersebut diharuskan mengembalikan pinjaman itu dalam jangka

waktu tertentu dan dengan bunga yang telah ditentukan.

Pengembalian pinjaman ini akan digulirkan kembali ke pengusaha

kecil lainnya.

Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar

mengadakan program perkuatan modal merupakan pinjaman yang

Page 118: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

cxviii

bersumber dari APBD II dengan bunga 10-12 % per tahun. Tingkat

pinjaman masing-masing Rp. 5-50 juta. Sedangkan pinjaman modal

bunga lunak 6-9 % dari BUMN, dimana masing-masing BUMN

memberikan pinjaman rata-rata Rp. 300 juta per tahun. BUMN yang

aktif memberikan pinjaman antara lain PT. Garuda Indonesia

Airlines, Jamsostek, PT. Telkom, PT. PAL, PT. POS Indonesia PT.

PLN, dan sebagainya. Untuk pemberian bantuan dari BUMN,

Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar hanya berperan

sebagai mediator antara pengusaha kecil dengan pihak ketiga.

Sebagai contoh, pada tahun 2009 Disperindag Kop &

UMKM Kabupaten Karanganyar memberikan bantuan pinjaman

modal sebesar Rp. 500 juta yang berasal dari dana APBD II kepada

68 pengusaha kecil (beberapa diantaranya pengusaha batik). Berikut

tabel perkuatan modal usaha kecil untuk dana pinjaman bergulir

yang bersumber dari dana APBD I dan APBD II tahun 2004-2009 :

Tabel 3.2 Dana Perkuatan Modal UMKM Bersumber dari APBD I dan

APBD II tahun 2004-2009 Tahun Sumber

Dana Jumlah Dana Jml UMKM

PAD disetor

Jumlah Perguliran

Jml UMKM

2004 APBD II 280.000.000 39 5.600.000 - -

2005 APBD II APBD I

400.000.000 400.000.000

42 53

15.200.000 -

- -

- -

2006 APBD II APBD I

200.000.000 200.000.000

27 10

58.755.600 -

237.000.000 -

27 -

2007 APBD II 200.000.000 29 63.004.300 70.000.000 6

2008 APBD II APBD II Perub.

200.000.000 600.000.000

27 74

82.937.000 -

190.000.000 -

14 -

2009 APBD II APBD II Perub.

300.000.000 200.000.000

43 25

- -

177.500.000 -

10 -

Jumlah 2.980.000.000 295 225.496.900 674.500.000 57

Sumber : Disperindag Kop & UMKM Kab. Kra

Page 119: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

cxix

Dari tabel diatas diketahui bahwa dana perkuatan modal bagi

UMKM yang berasal dari APBD tingkat I dan II pada tahun 2004-

2009 sebesar Rp. 2.980.000.000,00 kepada 295 UMKM di

Kabupaten Karanganyar. Untuk dana yang disetor untuk PAD

sebesar Rp. 225.496.900,00. Dan jumlah dana yang digulirkan

kepada UMKM hanya sebesar Rp. 674.500.000,00 bagi 57 UMKM

di Kabupaten karanganyar. Pada tahun 2004 dan 2005 dari APBD I

maupun APBD II tidak menggulirkan dana bagi para UMKM. Pada

tahun 2006 digulirkan dana sejumlah Rp. 237 juta kepada 27

UMKM dengan PAD yang disetor sejumlah Rp. 58.755.600,00.

Tetapi pada tahun 2007 dari jumlah dana APBD II sebesar Rp. 200

juta dan terdapat 39 UMKM yang terdaftar tetapi hanya 6 UMKM

yang mendapat perguliran dana perkuatan modal yaitu sebesar Rp.

70 juta, dengan PAD yang disetor sebesar Rp. 63.004.300,00. Pada

tahun 2009, hanya 10 UMKM yang mendapat perguliran dana

APBD II yaitu sebesar Rp. 177.500.000,00. Hal ini berarti dari dana

APBD I maupun II yang digulirkan bagi UMKM masih kecil. Tidak

semua dana yang tersedia dapat digulirkan bagi UMKM yang ada.

Maka dalam mengajukan bantuan modal para pengusaha

kecil harus membuat proposal yang berisi tentang pengajuan kredit

bantuan modal kepada Kepala Disperindag Kop & UMKM

Kabupaten Karanganyar, dengan melampirkan syarat-syarat seperti

fotocopy Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) dan Nomor Pokok

Page 120: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

cxx

Wajib Pajak (NPWP), fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP),

fotocopy Kartu Keluarga (KK), fotocopy Tanda Daftar Perusahaan

(TDP), laporan keuangan usaha, dan rencana pengembangan usaha.

Setelah mengajukan proposal lengkap dengan berkas-berkasnya,

maka akan ada survey ketempat lokasi usaha oleh tim survey atau

peninjau dari Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan

UMKM Kabupaten Karanganyar. Selanjutnya tim tersebut akan

menganalisis data-data atau informasi yang diperoleh dari lokasi

usaha untuk menetapkan.

Berikut adalah beberapa pengusaha batik tulis yang pernah

mendapatkan bantuan permodalan dari Disperindag Kop & UMKM

Kabupaten Karanganyar maupun instansi lain :

Bapak Ngadyo, di desa Jetis Jaten mendapatkan pinjaman modal ־

dari Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar

sebesar Rp. 10 juta selama 3 tahun dengan bunga 10 % per

tahun.

Bapak Sahid, di desa Ngijo Tasikmadu mendapatkan pinjaman ־

modal dari PT. Garuda Indonesia sebesar Rp. 5 juta melalui

Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar.

Ibu Sumiyem (Wahyu Sari), di kelurahan Girilayu mendapatkan ־

bantuan modal secara langsung sebesar Rp. 500.000, dan bantuan

peralatan.

Page 121: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

cxxi

Bagi pengusaha kecil yang tidak memiliki SIUP ataupun

perijinan lain juga diberikan bantuan pinjaman modal yakni

tergantung survey yang dilakukan. Jika dalam survey pengusaha

kecil tersebut berkompeten untuk diberikan pinjaman dalam hal

benar-benar memiliki dan sedang menjalankan usahanya maka akan

diberikan pinjaman modal.

2). Bantuan Peralatan

Untuk bantuan peralatan biasanya dilakukan bersamaan

dengan pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pelatihan atau melalui

penunjukan langsung dan permintaan dari pengusaha kecil. Hal ini

sesuai dengan petikan wawancara dengan Bapak Drs. Susilo Raharjo

selaku Kepala Bidang Perindustrian, berikut ini :

”...untuk bantuan perlatan kami berikan kepada pengusaha kecil secara cuma-cuma dengan proses penunjukan dan permintaan dari pengusaha kecil, tentunya disesuaikan dengan anggaran dinas.” (Wawancara 11 November 209)

Tujuan dari pemberian bantuan berupa peralatan ini adalah

dapat membantu memperlancar pengusaha kecil dalam

mengembangkan usahanya. Peralatan diberikan secara cuma-cuma

sesuai dengan ketentuan diatas. Sehingga para pengusaha kecil

diharapkan bertanggungjawab kepada dinas dengan benar-benar

menggunakan bantuan peralatan tersebut untuk mengembangkan

usahanya. Berikut adalah bantuan peralatan yang telah diberikan

oleh Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar kepada

para pengusaha batik tulis yang ada di Kabupaten Karanganyar :

Page 122: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

cxxii

Tabel 3.3 Bantuan Peralatan yang Diterima oleh Sentra Industri Kecil

Batik Tulis Kelurahan Girilayu Kec. Matesih Tahun 2007 No. Jenis Barang Jumlah Keterangan 1 Kompor 10 buah 2 Wajan 10 buah 3 Canting 30 buah 4 Kenceng 2 buah 5 Kain Primisima 87 meter 6 Bak Plastik 15 buah 7 Sarung Tangan 10 buah

Sentra Industri

Kecil Batik Tulis di Desa Girilayu, Kec. Matesih

Sejumlah Rp. 6.815.000,00

Sumber : Disperindag Kop & UMKM Kab. Kra

Dari tabel diatas terlihat bahwa Disperindag Kop & UMKM

Kabupaten Karanganyar memberikan bantuan peralatan berupa

perlengkapan untuk membatik dengan rincian barang sebagai berikut

: kompor 10 buah, wajan 10 buah, canting 30 buah, kenceng 2 buah,

kain primisima 87 m, bak plastik 15 buah dan sarung tangan 10 buah

yang diberikan pada industri kecil batik tulis ”Wahyu Sari” di

Kelurahan Girilayu Kecamatan Matesih yakni sebesar Rp.

6.815.000,00.

Dari strategi yang diimplementasikan oleh Disperindag Kop & UMKM

Kabupaten Karanganyar untuk mengembangkan home industri batik tulis yakni

melalui bimbingan dan penyuluhan, pendidikan dan pelatihan, serta pemberian

bantuan, juga melakukan monitoring dan evaluasi serta pelaporan dengan cara

mendatangi home industri batik tulis yang diberikan pembinaan. Dengan begitu

akan terlihat apa yang dilakukan oleh Disperindag Kop & UMKM Kabupaten

Karanganyar benar-benar bermanfaat dan dimanfaatkan dengan baik oleh para

pengusaha kecil batik tulis ini.

Page 123: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

cxxiii

Berbagai program kerja yang telah dilaksanakan oleh Disperindag Kop

& UMKM Kabupaten Karanganyar dalam pengembangan home industri batik

tulis telah terlaksana secara baik. Terbukti dari eksistensi industri kecil di

Kabupaten Karanganyar juga semakin diakui oleh dunia usaha dengan adanya

undangan untuk mengikuti berbagai pameran di daerah lain. Hal tersebut

terungkap dari hasil wawancara dengan Bapak Joko Purwahono, staf

Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar :

”Dalam tahun 2007, dinas menerima undangan dari Pemkab lain untuk mengikuti pameran produk-produk industri kecil, termasuk juga produk batik.” (Wawancara 18 November 2009)

Dari strategi yang telah dilaksanakan oleh Disperindag Kop & UMKM

Kabupaten Karanganyar, juga telah bermanfaat bagi pengusaha kecil batik tulis

dalam pengembangan usahanya. Pembinaan permodalan melalui pemberian

pinjaman modal dengan bunga lunak kepada pengusaha kecil batik tulis dari

Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar yang disalurkan melalui

koperasi dan lembaga keuangan lainnya dapat meningkatkan jumlah modal

guna memperlancar proses produksi bagi pengusaha kecil batik tulis di

Kabupaten Karanganyar.

Hal tersebut diakui oleh Bapak Ngadyo, pengusaha konveksi batik tulis

dari Desa Jetis Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar. Bapak Ngadyo mulai

mengembangkan usahanya sejak tahun 1999 dengan modal Rp. 5.000.000,00.

Pada tahun 2005 Bapak Ngadyo mendapatkan bantuan modal dari Disperindag

Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar sebesar Rp. 10.000.000,00 dengan

bunga yang rendah yaitu 0,9 % per bulan. Dengan tambahan modal tersebut,

Page 124: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

cxxiv

Bapak Ngadyo dapat mengembangkan usahanya dengan menambah hasil

produksi, dan menambah jumlah tenaga kerja yang semula 2 orang menjadi 9

orang pegawai, serta omset penjualannya meningkat. Sehingga Bapak Ngadyo

merasa bantuan modal yang diberikan oleh Disperindag Kop & UMKM

Kabupaten Karanganyar sangat membantu dalam pengembangan usahanya. Hal

ini terungkap dalam wawancara sebagai berikut :

”Saya merasa sangat terbantu dengan pinjaman modal yang diberikan oleh dinas, dengan pinjaman modal itu usaha yang saya jalankan ada peningkatan, tenaga kerja saya sekarang bertambah menjadi 9 orang, sehingga kami dapat menghasilkan produk yang lebih banyak.” (Wawancara 23 November 2009)

Kegiatan pelatihan yang diberikan juga telah memberikan manfaatbagi

pengusaha kecil batik tulis Ibu Sumiyem, pengusaha batik tulis ”Wahyu Sari”

dalam petikan wawancara sebagai berikut :

”Setelah mengiikuti pelatiahn mewarnai sekarang saya sudah dapat melakukan finishing dalam mengerjakan kain batik, yang sebelumnya pengerjaan batik hanya sampai nemboki saja...” (Wawancara 18 November 2009)

Kegiatan pameran yang mengikutsertakan para pengusaha kecil baik

tingkat lokal, regional, maupun nasional yang difasilitasi oleh Disperindag Kop

& UMKM Kabupaten Karanganyar menyebabkan produk-produk industri

dikenal oleh konsumen dalam negeri maupun mancanegara. Dari ketertarikan

konsumen terhadap produk industri, maka tidak jarang dalam kegiatan pameran

sering terjasi transaksi secara langsung, hal ini menyebabkan penjualan produk

industri kecil meningkat dan menambah penghasilan dari pengusaha kecil

tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Martoyo, pengusaha batik kayu

”Puri Art” di Jaten dalam petikan wawancaranya :

Page 125: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

cxxv

”Pada waktu pameran di Jakarta, kami memamerkan produk terbaru kami yaitu papan catur batik yang bentuknya besar dan ternyata menarik para pengunjung pameran. Ada yang langsung memesan dan saya kirimkan ke Malaysia, selain itu Bapak Presiden juga pesan beberapa buah, dan setelah selesai pembuatan saya langsung kirimkan kesana.” (Wawancara 26 November 2009)

C. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat dalam Penerapan Strategi

Pengembangan Home Industri Batik Tulis

3. Faktor Pendukung

Salah satu faktor pendukung dalam penerapan strategi pengembangan

home industri batik tulis adalah terjalinnya kerjasama yang baik antara

Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar, para pengusaha kecil

batik tulis, dan pihak lain yang mendukung. Faktor lainnya adalah semangat

dan kemauan dari para pengusaha kecil batik tulis untuk saling bertukar

informasi sehingga memudahkan aparat Disperindag Kop & UMKM

Kabupaten Karanganyar dalam menjalankan tugasnya yakni membantu para

pengusaha kecil. Hal ini juga yang akhirnya menumbuhkan rasa

kekeluargaan diantara kedua belah pihak.

Kerjasama dari aparat Disperindag Kop & UMKM Kabupaten

Karanganyar yang terbagi dalam 4 bidang, dimana setiap bidang memiliki

peran sendiri-sendiri sehingga tidak terjadi lepas tanggungjawab atau

tumpang tindih dalam suatu masalah. Bidang Perindustrian yang

membidangi teknis produksi, Bidang Perdagangan yang membidangi

masalah pemasaran dan, Bidang Koperasi dan UMKM yang membidangi

masalah permodalan dan kelembagaan.

Page 126: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

cxxvi

Selain itu kerjasama yang terjalin dengan instansi-instansi lain yang

berkaitan, baik dalam maupun luar daerah juga mendukung dalam

penerapan strategi pengembangan home industri batik tulis ini, yakni (a)

lembaga perbankan yang menjelaskan tentang prosedur dan pemberian

pinjaman modal (BRI Kabupaten Karanganyar, BNI Kabupaten

Karanganyar, BPD Jateng, BPR yang ada di Kabupaten Karanganyar, dan

sebagainya); (b) perusahaan atau instansi yang berperan dalam pemberian

bantuan permodalan (PT. Garuda Indonesia, Jamsostek, PT. Telkom, PT.

PLN, PT. POS dan sebagainya); (c) Dinas Pariwisata, dalam hal

mempromosikan produk unggulan Kabupaten Karanganyar; (d) Dinas

Perindag Kota Batam, dalam hal pemasaran produk di daerah lain; (e)

Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar dan lembaga lainnya yang turut

serta membantu dalam pengembangan industri kecil ini.

Hal ini sesuai dengan wawancara dengan Bapak Sumanto salah

seorang pegawai Bidang Koperasi dan UMKM sebagai berikut :

”Dalam 5 tahun terakhir, dinas telah menjalin kerjasama dengan beberapa perusahaan BUMN nasional dalam hal permodalan bagi pengusaha kecil sehingga dapat membantu upaya dinas dalam pengembangan industri kecil di Karanganyar.” (Wawancara 11 November 2009)

Dengan adanya faktor pendukung yakni kerjasama yang baik maka

diharapkan pengembangan home industri batik tulis dapat dilaksanakan

secara maksimal sehingga pengusaha kecil akan dapat meningkatkan

usahanya secara mandiri.

4. Faktor Penghambat

Page 127: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

cxxvii

Selain terdapat faktor yang mendukung Disperindag Kop & UMKM

Kabupaten Karanganyar dalam penerapan strategi pengembangan home

industri batik tulis, terdapat 3 faktor yang menghambat dalam penerapan

strategi ini, yaitu :

a. Faktor Penghambat Internal

Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar sebagai salah

satu instansi yang mempunyai wewenang dalam mengembangkan home

industri batik tulis diharapkan dapat melaksanakan tugas secara maksimal.

Namun dalam pelaksanaannya, Disperindag Kop & UMKM Kabupaten

Karanganyar sendiri mempunyai beberapa kendala, sehingga kurang dapat

memaksimalkan program pengembangan home industri batik tulis. Kendala

tersebut antara lain :

1). Tingkat kualitas dan kuantitas SDM aparat masih terbatas.

Untuk melaksanakan kegiatan pengembangan industri kecil

dibutuhkan kualitas aparat Disperindag Kop & UMKM Kabupaten

Karanganyar yang memadai. Karena dalam kegiatan pengembangan

home industri batik tulis aparat Disperindag Kop & UMKM Kabupaten

Karanganyar dituntut untuk menguasai seluk beluk home industri batik

tulis, baik permasalahan yang dihadapi maupun solusi untuk mengatasi

permasalahan tersebut. Selain itu juga dibutuhkan jumlah aparat yang

memadai. Hal ini karena jumlah IKM yang ada di Kabupaten

Karanganyar dan menjadi objek binaan Disperindag Kop & UMKM

Kabupaten Karanganyar cukup besar. Ini sesuai dengan penuturan Ibu Ir.

Page 128: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

cxxviii

Lilik Yulianti (Kepala Seksi Industri Kimia, Logam dan Aneka Industri)

berikut ini :

“…karena jumlah industri kecil yang ada di Kabupaten Karanganyar ini cukup banyak yaitu mencapai 10.000an, untuk dibina satu persatu jelas tidak mungkin karena pegawai dinas saja totalnya hanya 167 oarang, dari jumlah tersebut hanya 8 orang yang di Bidang Perindustrian.” (Wawancara 9 November 2009)

Berdasarkan data tersebut dapat diketahui betapa tidak

berimbangnya jumlah IKM yang ada dengan pegawai Disperindag Kop

& UMKM Kabupaten Karanganyar. Padahal tugas yang ditangani dan

dilaksanakan oleh pegawai Disperindag Kop & UMKM Kabupaten

Karanganyar tidak hanya melakukan pembinaan maupun penyuluhan,

tetapi juga membuat berbagai rencana strategis terkait dengan

penyelenggaraan pemerintahan daerah Kabupaten Karanganyar di

bidang perindustrian.

Hal tersebut senada dengan hasil wawancara bersama Ibu Ir.

Lilik Yulianti, Kepala Seksi Industri Kimia, Logam dan Aneka Industri

yaitu :

“Baik secara kualitas maupun kuantitas, aparat Dinas belum mencukupi. Karena jumlah industri kecil maupun home industri di Kabupaten Karanganyar yang menjadi wewenang kita itu sangat besar.” (Wawancara 9 November 2009)

Juga ditambahkan oleh Kepala Bidang Perindustrian, Bapak Drs.

Susilo Raharjo, sebagai berikut :

”Jumlah aparat Dinas ini belum mencukupi untuk melakukan program pengembangan IKM terlebih bagi home industri batik tulis. Di Bidang Perindustrian ini kami hanya 8 orang (termasuk saya), hal ini dikarenakan ada beberapa yang pensiun dan pindah tugas ke Dinas lain.

Page 129: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

cxxix

Idealnya, personil yang kami butuhkan dua kali lipatnya atau kurang lebih 16 orang.” (Wawancara 11 November 2009)

Maka dalam hal peningkatan sumber daya manusia aparat

Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar perlu melakukan

pemberdayaan terhadap aparat yang sudah ada, misalnya dengan

mengadakan dan mengikutsertakan pegawai dalam berbagai pelatihan

dan seminar. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Bapak Drs.

Susilo Raharjo (Kepala Bidang Perindustrian), yaitu :

”Kami memberdayakan sumber daya manusia yang ada dengan mengatasi masalah tersebut. Jadi kami menggunakan SDM yang ada dan memberdayakan mereka dengan mengikuti seminar-seminar dan pelatihan-pelatihan, yang nantinya dapat digunakan dalam pengembangan IKM khususnya bagi home industri batik tulis.” (Wawancara 11 November 2009)

Dengan mengikuti program-program pemberdayaan pegawai

tersebut, pegawai Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar

diharapkan dapat melakukan tugasnya dengan baik, sehingga program

pengembangan home industri batik tulis dapat diselesaikan dengan baik

dan dapat membawa dampak yang baik bagi semua pihak.

Hal senada juga diunggkapkan oleh Bapak Sunarso, salah seorang

pegawai Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar berikut :

”Kami pernah mengikuti diklat manajemen kesehatan, diklat administrasi umum, diklat HaKI, Diklat penyiapan tenaga ahli, diklat teknis industri batik tulis, maupun forum-forum pengembangan potensi daerah serta pelatihan-pelatihan lainnya guna memberdayakan sumber daya manusia yang ada untuk pengembangan IKM khususnya bagi home industri batik tulis.” (Wawancara 15 November 2009)

2). Jumlah anggaran dana untuk program pengembangan IKM terbatas.

Page 130: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

cxxx

Anggaran dana merupakan salah satu kebutuhan yang sangat

penting dalam pelaksanaan suatu program atau kegiatan pada suatu

organisasi. Begitu pula pada Disperindag Kop & UMKM Kabupaten

Karanganyar, segala kegiatan maupun program kelembagaan pada

Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar akan mengacu

pada jumlah anggaran dana yang dimiliki dan dianggarkan oleh

Pemerintah Daerah pada lembaga ini.

Hal tersebut diatas menjadi salah satu kendala yang utama bagi

aparat Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar, terlebih

pada pegawai-pegawai di Bidang Perindustrian yang memfokuskan pada

kegiatan pengembangan IKM khususnya home industri batik tulis.

Kepala Bidang Perindustrian, Bapak Drs. Susilo Raharjo, juga

mengungkapkan hal yang sama, yaitu :

”Dalam pelaksanaan program-program kami, seperti program pengembangan home industri batik tulis pada umumnya terhambat oleh masalah anggaran dana yang ada. Meskipun jumlah sumber daya manusia kami hanya 8 orang, tetapi jika anggaran dana yang ada mencukupi untuk melaksanakan semua progaram-program kami, maka kendala pada jumlah aparat tidak akan menjadi masalah.” (Wawancara 11 November 2009)

Anggaran dana ini digunakan untuk operasional dinas berupa

sarana dan prasarana, serta pembinaan maupun bantuan permodalan dan

peralatan bagi pengusaha kecil. Tidak semua pengusaha batik tulis yang

ada di Kabupaten Karanganyar ini dapat mengikuti kegiatan pembinaan

maupun dibantu dalam hal permodalan dan peralatan oleh Disperindag

Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar. Seperti petikan wawancara

Page 131: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

cxxxi

dengan pengrajin dan pengusaha batik tulis di Kelurahan Lalung

Kecamatan Karanganyar berikut ini :

” Kami belum pernah mengikuti pembinaan, pameran, maupun bantuan modal apalagi peralatan. Mungkin karena di Kelurahan kami belim banyak yang menggeluti bidang pembatikan jadi kami kurang diperhatikan . ” (Sumber : Ibu Parini, 20 November 2009)

Hal senada dijelaskan oleh seorang pegawai Disperindag Kop &

UMKM Kabupaten Karanganyar melalui wawancara berikut ini :

”Memang selama ini upaya pengembangan industri kecil batik tulis baru berpusat di Kelurahan Girilayu yang merupakan sentra industri kecil batik tulis di Karanganyar, karena kami juga kesulitan dalam hal anggaran dana, sehingga tidak semua pengusaha batik tulis di Karanganyar ini dapat kami bantu, tapi kami berharap jika anggaran dana yang kami miliki cukup maka semua pengusaha kecil dapat kami bantu.” (Sumber : Bapak Sumanto, 20 November 2009)

Maka dengan jumlah anggaran yang terbatas, Disperindag Kop

& UMKM Kabupaten Karanganyar hendaknya dapat mengelola dengan

sebaik mungkin agar program pengembangan industri kecil dapat

terlaksana.

3). Sarana dan prasarana penunjang yang masih kurang memadai

Dalam mengembangkan home industri batik tulis dibutuhkan

adanya sarana dan prasarana yang mendukung pengembangan IKM.

Sarana dan prasarana yang dimiliki Disperindag Kop & UMKM

Kabupaten Karanganyar sesuai dengan standar sebuah instansi

pemerintah, namun dirasakan kurang mendukung untuk upaya

pengembangan IKM. Pembinaan IKM yang dilakukan di lapangan dan

akan langsung berhadapan dengan pengelola IKM, jadi dibutuhkan

sarana penunjang yang dapat mendukungnya.

Page 132: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

cxxxii

Sarana dan prasarana yang masih dianggap kurang antara lain

komputer untuk administrasi data perindustrian, perdagangan, koperasi

maupun UMKM, serta kendaraan dinas untuk mendukung mobilitas

aparat Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar, dalam

melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan IKM. Berikut ini

petikan wawancara dengan seorang pegawai Disperindag Kop &

UMKM Kabupaten Karanganyar :

”Sarana penunjang yang masih kurang misalnya komputer dan kendaraan operasional, untuk pengiriman surat dan transportasi kesana-kesini masih dianggap kurang. Karena untuk mobilitas tinggi harus ditunjang dengan kendaraan dinas supaya lancar.” (Sumber : Ibu Maria Bulo, Wawancara 15 November 2009)

Dan berikut merupakan petikan wawancara dengan seorang

pegawai lain di Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar

yang berada di bidang Perindustrian :

”Untuk mendatangi industri kecil kami seringkali menggunakan kendaraan pribadi, karena jumlah kendaraan kantor terbatas dan biasanya untuk kegiatan lain. Meskipun begitu kami harus tetap menjalankan kewajiban ini.” (Sumber : Bapak Suyadi, Wawancara 15 November 2009)

b. Faktor Penghambat Ekternal

Kendala eksternal berasal dari luar Disperindag Kop & UMKM

Kabupaten Karanganyar, kendala ini datang dari pengusaha atau pengrajin

batik tulis maupun keadaan lingkungan secara umum yang mempengaruhi

iklim usaha. Kendala tersebut antara lain :

1). Tingkat kualitas SDM pengrajin batik tulis masih terbatas.

Page 133: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

cxxxiii

Tidak hanya aparat Disperindag Kop & UMKM Kabupaten

Karanganyar yang perlu meningkatkan kualitas sumber daya

manusianya saja, tetapi para pengusaha maupun pekerja di home industri

batik tulis juga memerlukan para pekerja atau pengrajin yang terampil.

Namun pada kenyataannya tingkat kualitas sumber daya manusia

pengrajin batik tulis masih rendah dan terbatas. Dalam hal menciptakan

motif atau model batik yang baru, manajemen keuangan perusahaan

sendiri, maupun promosi dan pemasaran masih dianggap kurang

maksimal. Disebabkan karena ada sebagian pengrajin yang

berpendidikan hanya pada tingkat sekolah dasar (SD) saja. Hal tesebut

terbukti melalui petikan wawancara dengan pengusaha sekaligus

pengrajin batik tulis berikut :

”Kualitas sumber daya manusia yang kami miliki masihlah terbatas (termasuk saya), masih perlu pelatihan-pelatihan dalam menciptakan motif atau model batik yang baru, manajemen keuangan perusahaan sendiri, maupun promosi dan pemasaran batik tulis kami. Ada beberapa anggota saya yang pendidikannya hanya sampai SD saja mbak, hal itukan berpengaruh juga. Keahlian membatik ini, kami peroleh secara turun-temurun dari orang tua kami.” (Sumber : Ibu Sumiyem, Wawancara 18 November 2009)

2). Minat membatik yang kurang (tidak adanya regenerasi)

Dewasa ini, minat membatik pada generasi muda masih kurang,

karena membatik hanya dianggap sebagai kesukaan atau hobby, bukan

sebagai mata pencaharian utama bagi generasi muda, khususnya di

Kelurahan Girilayu yang merupakan salah satu sentra batik tulis yang

ada di Kabupaten Karanganyar. Kebanyakan dari mereka yang memilih

untuk mencari mata pencaharian lain, seperti bekerja di pabrik. Sehingga

Page 134: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

cxxxiv

membatik hanya dijadikan pekerjaan sambilan saja. Seperti yang

diungkapkan oleh anak salah satu pengrajin batik di Kelurahan Girilayu

berikut ini :

“Membatik hanya menjadi sambilan saja mbak, karena saya bekerja di salah satu pabrik di Kabupaten Karanganyar ini, saya hanya sesekali membantu orang tua saya untuk membatik jika ada pesanan.” (Sumber : Dewi, Wawancara 18 November 2009)

Dengan demikian penyerapan tenaga kerja dalam home industri

batik tulis ini sangatlah sedikit, karena kurangnya minat generasi muda

untuk bekerja di bidang ini. Sehingga industri batik tulis ini hanya

bersifat home industri, karena hanya terdiri dari 1-3 orang. Pemilik

usaha batik tulis ini adalah juga sebagai pengrajin batik maupun tenaga

administrasi, dengan dibantu oleh anggota keluarga masing-masing.

Seperti yang terungkap berikut ini :

“Meskipun di Girilayu ini adalah pusatnya batik di Kabupaten Karanganyar, tetapi ini industri rumahan mbak, jadi saya sebagai pengusaha batik juga merangkap sebagai pengrajin batik maupun tenaga administrasi dalam produksi sampai pemasarannya. Terkadang saya dibantu oleh suami dan anak saya. Kadang ada tetangga yang bisa membatik tetapi tidak memiliki sarana dan prasarana untuk membatik, maka saya ajak untuk bergabung.” (Sumber : Ibu Sumiyem, Wawancara 18 November 2009)

Dalam rangka menumbuhkan minat membatik bagi masyarakat,

khususnya masyarakat Kabupaten Karanganyar, maka perlu ditanamkan

atau diajarkan ketrampilan membatik sejak awal, misalnya pada

sekolah-sekolah baik sekolah dasar maupun sekolah menengah atas.

Kepala Bidang Perindustrian, Bapak Drs. Susilo Raharjo, juga

mengungkapkan hal yang sama, yaitu :

Page 135: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

cxxxv

”Dalam rangka menumbuhkan minat atau ketrampilan membatik dan kecintaan terhadap batik bagi masyarakat, maka di Kabupaten ini sudah menerapkan pelajaran membatik pada sekolah-sekolah yang ada di Kabupaten ini. Tidak hanya itu, setiap pegawai negeri di Kabupaten ini diwajibkan memakai seragam batik pada hari sabtu.” (Wawancara 11 November 2009)

3). Harga batik tulis yang relatif tinggi sedangkan daya beli masyarakat

rendah.

Harga batik tulis dan batik printing atau cap berbeda, harga batik

tulis lebih mahal dari pada batik batik printing atau cap. Harga yang

dipatok untuk selembar kain batik tulis yaitu sekitar Rp 350.000 hingga

jutaan rupiah, sedangkan batik printing atau cap kurang dari harga

tersebut bahkan setengah harga dari batik tulis. Hal ini disebabkan

karena penyelesaian satu lembar kain batik halus hingga selesai

memerlukan waktu 4-6 bulan, sehingga batik tulis harganya lebih mahal.

Harga batik tulis yang tinggi menyebabkan tidak semua lapisan

masyarakat Indonesia mampu membeli atau memiliki kain batik

tersebut, karena daya beli masyarakat Indonesia masih rendah.

Mengingat bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia masih miskin.

Berikut adalah petikan wawancara dengan pengusaha sekaligus

pengrajin batik tulis ”Wahyu Sari” di Girilayu Kabupaten Karanganyar,

yaitu Ibu Sumiyem :

”... untuk harga batik tulis sendiri memang agak mahal mbak, dari pada batik cap, karena proses pembuatannya sendiri memerlukan waktu yang lama, mulai dari pembuatan pola hingga finishingnya. Diperlukan ketelitian dan kesabaran yang ekstra dalam pembuatannya, supaya hasilnya bagus.” (Wawancara 18 November 2009)

Page 136: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

cxxxvi

Ditegaskan lagi oleh bapak Sahid, seorang pengusaha batik tulis

bahwa :

”Batik cap memang lebih murah dan bisa diproduksi masal, kami pembatik tradisional tidak mampu mengimbangi kecepatan proses itu.” (Wawancara 20 November 2009)

4). Hasil kreasi batik tulis masih monoton

Dalam dunia kreatif, memang perbedaanlah yang membuat

produk laku dijual. Demikian pula halnya dalam dunia batik-membatik

yang membutuhkan kreativitas spektakuler dalam proses produksinya.

Batik telah berkembang menjadi sebuah industri yang cukup

menjanjikan. Hal ini membuat banyak pengrajin dan pengusaha batik

terus berlomba berinovasi menciptakan produk baru yang laris dijual.

Peralihan batik menjadi industri, pada gilirannya mendorong tuntutan

produksi batik dalam jumlah besar. Padahal, melihat proses produksi

batik memerlukan beberapa tahapan pewarnaan, rasanya nyaris tidak

mungkin apabila pengrajin memproduksi batik ratusan meter dalam

waktu sehari untuk memenuhi permintaan pasar.

Namun belum banyak pengrajin batik yang mampu membuat

model atau motif-motif batik tulis yang baru dan dapat menarik peminat

masa kini khususnya bagi generasi muda. Sehingga pengusaha batik tulis

belum dapat mendaftarkan kreasi motif batik mereka untuk dipatenkan

atau mendapatkan hak cipta motif batik dari Ditjen HaKI. Seperti yang

diungkapkan oleh Bapak Daryono, seorang pengusaha batik tulis :

Page 137: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

cxxxvii

“Belum ada motif batik yang khas ciptaan kami. Masih menyerupai motif batik yang sudah ada. Namun kami berupaya untuk menciptakan kekhasan motif batik tulis milik kami.” (Wawancara 20 November 2009)

5). Kondisi keamanan dan situasi politik yang belum kondusif.

Untuk menjalankan sebuah usaha dibutuhkan kondisi keamanan

yang kondusif. Hal ini diperlukan baik dalam kelancaran proses produksi

maupun dalam pemasaran produk batik tulis. Kondisi keamanan yang

kurang stabil menyebabkan proses produksi tidak berjalan dengan baik,

serta para pedagang perantara tidak dapat bekerja secara maksimal,

sehingga produk batik tulis tidak dapat dipasarkan dengan baik. Berikut

ini hasil wawancara dengan Bapak Sahid, seorang pengusaha batik tulis :

”Tiap kali situasi politik kurang stabil, agak berpengaruh pada usaha kita. Seperti pada kerusuhan tahun 98 dulu.” (Wawancara 20 November 2009)

Hal senada diungkapkan oleh oleh Bapak Daryono, seorang

pengusaha batik tulis :

“Kalau kondisi keamanan dan politik negara sedang kacau, maka kami akan kesulitan dalam memperoleh bahan baku untuk usaha kami, kami juga akan sulit untuk memasarkan produk kami, kalau kondisi sedang kacau kan tidak ada yang memesan produk kami, mereka pasti akan sibuk untuk melindungi diri dan keluarganya seperti tahun 1998 lalu.” (Wawancara 20 November 2009)

Untuk mengatasi kendala karena situasi sosial politik yang

kurang stabil, maka para pengusaha batik tulis berusaha untuk

meyakinkan para pembeli dan pedagang perantara bahwa kondisi

tersebut tidak akan terlalu berpengaruh terhadap kelancaran produksi

usaha mereka.

c. Faktor Penghambat pada Birokrasi

Page 138: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

cxxxviii

Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar dalam

pengembangan hoome industri batik tulis seringkali terhambat oleh kendala

birokrasi. Kendala birokrasi yang dihadapi tidak banyak, namun kadang

mengganggu kegiatan operasional yang menyangkut pengembangan IKM.

Kendala yang sering dihadapi antara lain :

1). Kurangnya sinkronisasi antara kebijakan di tingkat pusat dengan

pelaksanaan di daerah. Misalnya, sudah adanya Surat Keputusan

Bersama (SKB) di tingkat Pusat namun belum diterimanya Petunjuk

Teknis oleh Instansi di Daerah.

2). Kurang terpadunya antara lembaga-lembaga terkait, seperti Bank atau

BUMN dengan Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar.

Sehingga menyebabkan tidak maksimalnya penyaluran dan pemanfaatan

program-program dan bantuan kredit bagi pengusaha kecil. Misalnya,

kendala yang dihadapi dalam penyaluran kredit BUMN, antara lain :

Kurang optimalnya koordinasi antara BUMN itu sendiri sehingga ־

masing-masing BUMN menyalurkan dana kepada IKM, Koperasi

maupun UKM secara sendiri-sendiri dengan ketentuan dan

persyaratan yang berbeda-beda.

Adanya IKM yang mendapatkan kredit BUMN tanpa sepengetahuan ־

atau Surat Rekomendasi dari Disperindag Kop & UMKM Kabupaten

Karanganyar, sehingga Disperindag Kop & UMKM Kabupaten

Karanganyar sulit dalam memantau penyaluran serta pengembalian

angsuran.

Page 139: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

cxxxix

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan menganalisa data-

data, keterangan dan penjelasan yang diperoleh, dapat diambil kesimpulan

bahwa pelaksana strategi pengembangan home industri batik tulis di Kabupaten

Karanganyar adalah berdasarkan Peratuan Bupati Kabupaten Karanganyar No.2

Tahun 2009 tentang uraian tugas pokok dan fungsi jabatan struktural pada

Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar, maka Disperindag Kop &

UMKM Kabupaten Karanganyar memiliki tugas membantu Bupati dalam

melaksanakan kewenangan pemerintah kabupaten di bidang Perindustrian,

Perdagangan, Koperasi dan UMKM berdasarkan azas otonomi dan tugas

pembantuan. Termasuk dalam pengembangan home industri batik tulis.

Dalam mengembangkan home industri batik tulis bentuk strategi yang

digunakan adalah strategi kontijensi, dimana dalam pemecahan masalah

Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar akan memilih alternatif

yang paling menguntungkan atau yang terbaik diantara yang terbaik, serta

sesuai dengan petunjuk dan pedoman organisasi atasan dan berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sebelum menerapkan strateginya,

Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar akan mengidentifikasi dan

menganalisis home industri batik tulis, yakni melihat kekuatan maupun

kelemahan yang dimiliki oleh home industri batik tulis, serta melihat peluang

Page 140: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

cxl

dan ancaman yang akan dihadapi oleh Disperindag Kop & UMKM Kabupaten

Karanganyar dalam menjalankan misinya.

Sesuai dengan petunjuk dari pemerintah pusat, terdapat 3 strategi yang

diterapkan oleh Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar dalam

pengembangan home industri batik tulis meliputi :

1. Bimbingan dan Penyuluhan, meliputi (a) pengembangan ragam produk, (b)

peningkatan kualitas produk, (c) penyuluhan perijinan, (d) pemasaran.

2. Pendidikan dan Pelatihan, meliputi (a) manajemen permodalan dan

keuangan, (b) teknik produksi, (c) kewirausahaan.

3. Pemberian Bantuan, meliputi (a) bantuan permodalan, (b) bantuan peralatan.

Dalam penerapan strategi pengembangan home industri batik tulis,

terdapat faktor pendukung yaitu adanya jalinan kerjasama yang baik antara

Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar dengan pihak pendukung

seperti instansi, lembaga perbankan dan praktisi-praktisi lain yang terkait, serta

hubungan yang harmonis dengan pengusaha kecil batik tulis. Ada pula faktor

penghambat, seperti faktor penghambat internal dari Disperindag Kop &

UMKM Kabupaten Karanganyar yaitu tingkat kualitas dan kuantitas aparat

masih terbatas, jumlah anggaran dana untuk program pengembangan IKM. Serta

sarana dan prasarana penunjang yang masih kurang memadai. Faktor penghambat

ekternal yaitu tingkat kualitas sumber daya manusia pengrajin batik tulis masih

terbatas, kurangnya minat membatik (tidak ada regenerasi), harga batik tulis

yang tinggi sedangkan daya beli masyarakat rendah, hasil kreasi batik tulis

masih monoton, serta kondisi keamanan dan situasi politik yang belum

Page 141: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

cxli

kondusif. Dan faktor penghambat pada birokrasi, seperti kurangnya sinkronisasi

antara kebijakan di tingkat pusat dengan pelaksanaan di daerah, serta kurang

terpadunya antara lembaga-lembaga terkait. Sehingga menyebabkan tidak

maksimalnya penyaluran dan pemanfaatan program-program dan bantuan kredit

bagi pengusaha kecil.

B. Saran

Dalam kegiatan pengembangan home industri batik tulis yang dilakukan

oleh Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar, maka penulis

memberikan saran yang dapat dimanfaatkan oleh instansi-instansi terkait :

1. Penambahan frekuensi pertemuan. Dari 10 kali pertemuan dalam 1 bulan

yang selama ini dilakukan, dapat ditambahkan menjadi 2-3 kali lipat

frekuensi pertemuan antara pengusaha kecil yang ada di Kabupaten

Karanganyar, khususnya pengusaha/pengrajin batik tulis dengan aparat

Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar.

2. Pembuatan kios-kios di sentra-sentra batik tulis, sehingga dapat dijadikan

daerah kawasan wisata belanja batik tulis di Kabupaten Karanganyar.

Sehingga para pengusaha batik tulis dapat memajang produk-produknya dan

sebagai tempat promosi usahanya. Dengan demikian Pemkab. Karanganyar

sendiri dapat juga menambah pendapatan daerah melalui usaha batik tulis

ini.

3. Diharapkan Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar dapat

menjalin kerjasama dengan perusahaan-perusahaan besar dengan sistem

Page 142: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

cxlii

”Bapak Angkat” bagi pengusaha kecil batik tulis. Disisi lain pengusaha kecil

yang telah dipercayakan untuk mendapat bantuan juga harus benar-benar

memanfaatkan bantuan tersebut untuk mengembangkan usahanya.

4. Menumbuhkan Minat generasi muda terhadap Batik tulis. Pengrajin batik

tulis perlu meningkatkan kualiatas produk batiknya dengan ide-ide kreasi

batik tulis yang baru, sehingga generasi muda semakin tertarik pada batik

tulis. Disperindag Kop & UMKM Kabupaten Karanganyar dapat juga

bekerja sama dengan sekolah-sekolah, baik SD, SMP maupun SMA yaitu

dengan mengundang pengrajin batik tulis ke sekolah-sekolah tersebut

dengan tujuan mengajarkan ketrampilan membatik pada generasi muda.

Page 143: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

cxliii

DAFTAR PUSTAKA

Cristian Lepelius & Gert Thoma. 1979. Industri Kerajinan Rakyat Pendekatan Kebutuhan Pokok. Jakarta : LP3ES.

Crown Dirgantoro. 2001. Manajemen Stratejik : Konsep, Kasus, dan Implementasi.

Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Dawam Raharjo. 1989. Transformasi Pertanian Industri dan Kesempatan Kerja.

Jakarta : UI Press. Dedi Haryadi, Erna Ermawati C & Maspiyati. 1998. Tahap Perkembangan Usaha

Kecil : Dinamika dan Potensi Pertumbuhan. Bandung : Yayasan AKATIGA

CST. Kansil. 2001. Hak Milik Intelektual (Hak Milik Perindustrian dan Hak Cipta).

Jakarta : Sinar Grafika. Freddy Rangkuti. 2006. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta :

PT Gramedia Pustaka Utama. Hadari Nawawi. 2000. Manajemen Strategik : Organisasi Non Profit Bidang

Pemerintahan. Yogjakarta : Gajah Mada University Press. H.B. Sutopo. 2002. Metode Penelitian Kualitatif : Dasar Teori dan Terapannya

dalam Penelitian. Surakarta : Sebelas Maret University Press. Indrawijaya. 1989. Perilaku Organisasi. Bandung : Sinar Baru. Irsan Azhary Saleh. 1986. Industri Kecil Sebuah Tinjauan dan Perbandingan.

Jakarta : LP3ES. James A.F Stoner & Charles Wankel. 2003. Perencanaan & Pengambilan

Keputusan Dalam Manajemen 1. Terjemahan Sahat Simamora. Jakarta : Rineka Cipta.

John M. Bryson. 2003. Perencanaan Strategis Bagi Organisasi Sosial. Terjemahan

Miftahuddin. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Page 144: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

cxliv

Joko Prasetyono. 2003. Skripsi : Peranan Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Purbalingga dalam Pengembangan Industri Kecil. Surakarta : Universitas Sebelas Maret.

J. David Hunger & Thomas L. Wheelen. 2003. Manajemen Strategis. Terjemahan

Julianto Agung. Yogyakarta : Andi. J. Salusu. 2004. Pengambilan Keputusan Stratejik untuk Organisasi Publik dan Non

Profit. Jakarta : PT. Grasindo. J. S Badudu & Sutan Mohammad Zai. 1994. Kamus Umum Bahasa Indonesia.

Jakarta : Pustaka Sinar Harapan. Masri Singarimbun & Soffian Efendi. 1989. Metode Penelitian Survey. Jakarta :

Pustaka LP3ES. Michael Armstrong. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia Stratejik : Panduan

Praktis Untuk Bertindak. Terjemahan Ati Cahyani, S.Sos, M.M. Jakarta : PT. Bhuana Ilmu Populer.

Mudrajad Kuncoro. 2005. Strategi : Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif.

Jakarta. Erlangga. Lexy J Moleong. 1998. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosda

Karya. Pearce II, John A. & Richard B. Robinson, Jr. 2008. Manajemen Strategis :

Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian. Jakarta. Salemba Empat. Sondang P. Siagian. 2004. Manajemen Stratejik. Jakarta. PT. Bumi Aksara. Sukanto Reksohadiprodjo. 1990. Manajemen Strategi (Business Policy).

Yogyakarta. BPFE.

Suryana. 2003. Kewirausahaan : Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta : Salemba Empat.

Thee Kian Wie. 1994. Industrialisasi di Indonesia Beberapa Kajian. Jakarta :

LP3ES. Jurnal : Keerthi Prajapati. 2008. International Journal of The Strategic Management Forum

(Indian institute of technology Kanpur : Strategic issues in SME’s)

Page 145: STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN .../Strategi... · KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (DISPERINDAG KOP & UMKM) KABUPATEN ... B. Faktor Pendukung dan

cxlv

Kudla, J. R., 1980. The Effect of Strategic Planning on Common Stock Return. Academy of Management Journal. Vol. 23.

Paula Jarzabkowski and Andreas Paul Spee. 2009. “Strategy-as-practice: A review

and future directions for the field”. International Journal of Management Reviews Vol. 11 Issue 1. pp 69-95. (diakses melalui http://www.interscience.wiley.com).

Sumber lain: BPS Kabupaten Karanganyar GBHN Tahun 1993 & 1998 http://jnnod-kean.blogspot.com/feeds/posts/ /strategi-pengembangan-ikm.htm Peraturan Bupati No. 2 Tahun 2009 tentang uraian tugas pokok dan fungsi jabatan struktural pada Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi & Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kabupaten Karanganyar Rencana Induk Pengembangan IKM 2002-2004 Buku I & II Solopos, 2 Februari 2009. Industri Rumahan Topang Ekonomi Warga Canden. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat (4) Undang-Undang No.5 Tahun 1984 Pasal 15 ayat (2) tentang Perindustrian Undang-Undang No.9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil

www.karanganyar.go.id

www.nasrilbahar.wordpress.com

www.organisasi.org

www.wikipediaindonesia.com

www.zulkieflimansyah.com