static routing

26
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG STATIC ROUTING NAMA : NURHIKMA NIM : 425 11 013 KLS : 2B TKJ Ditulis sebagai laporan I Praktek Konsep Routing Jurusan Teknik Elektro Program Studi D4 Teknik Komputer dan Jaringan Tahun 2013 ROUTING STATIC

Category:

Education


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Static routing

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

STATIC ROUTING

NAMA : NURHIKMA

NIM : 425 11 013

KLS : 2B TKJ

Ditulis sebagai laporan I Praktek Konsep Routing

Jurusan Teknik Elektro

Program Studi D4 Teknik Komputer dan Jaringan

Tahun 2013

ROUTING STATIC

1. Tujuan

1. Mahasiswa memahami konsep routing.

2. Mahasiswa mampu melakukan konfigurasi static routing.

3. Mahasiswa dapat mengetahui cara kerja routing static.

2. Peralatan :

PC dengan software Packet Tracer.

Page 2: Static routing

3. Dasar Teori

Router bertugas untuk menyampaikan paket data dari satu jaringan ke jaringan

lainnya, jaringan pengirim hanya tahu bahwa tujuan jauh dari router. Dan routerlah yang

mengatur mekanisme pengiriman selain itu router juga memilih “jalan terbaik” untuk

mencapai tujuan.

Rute Static adalah rute atau jalur spesifik yang ditentukan oleh user untuk

meneruskan paket dari sumber ke tujuan. Rute ini ditentukan oleh administrator untuk

mengontrol perilaku routing dari IP "internetwork".

Rute Static  - Rute yang dipelajari oleh router ketika seorang administrator

membentuk rute secara manual. Administrator harus memperbarui atau meng"update" rute

statik ini secara manual ketika terjadi perubahan topologi antar jaringan (internetwork).

Mengkonfigurasi rute static adalah dengan memasukkan tabel routing secara manual. Tidak

terjadi perubahan dinamik dalam tabel ini selama jalur/rute aktif.

Tabel Routing

Supaya router bisa melayani permintaan untuk meneruskan pengiriman data, maka

router harus mempunyai tabel yang dipakai sebagai patokan data ini harus saya kirim ke

jaringan yang mana? Tabel yang dipunyai oleh router disebut sebagai tabel routing yang

berisi NETID dan Default gatewaynya.

Gambar 1. Contoh desain jaringan dengan dua subnet

Berdasarkan gambar 4.5, berikut ini adalah skenario pengiriman data dari komputer

192.168.1.5 ke komputer 192.168.2.36 :

1. Komputer 192.168.1.5 ingin mengirim data ke 192.168.2.36, menyadari bahwa

alamat tujuan tidak berada di jaringan lokal, maka komputer mencari daftar “default

Page 3: Static routing

gateway” pada property TCP/IP yaitu 192.168.1.13. Paket data kemudian dikirim ke

Gateway tersebut.

2. Pada komputer 192.168.1.13 paket data tersebut kembali diperiksa, dan ditemukan

pada tabel routing bahwa paket tersebut dapat dikirim ke jaringan 192.168.2 lewat IP

192.168.2.43

3. Via IP 192.168.2.43 akhirnya data dapat ditransmisi ke tujuan yaitu 192.168.2.36

Pentingnya Rute Static

Rute Statik menjadi sangat penting jika software IOC Cisco tidak bisa membentuk

sebuah rute ke tujuan tertentu. Rute Statik juga sangat berguna untuk membuat "gateway"

untuk semua paket yang tidak bisa di"routing".(default route).

"Stub Network"

Rute Statik, umumnya digunakan untuk jalur/path dari jaringan ke sebuah "stub

network" (jaringan yang dibelakangnya tidak ada jaringan lain).

Gambar 2. Stub Network

Sebuah "stub network' (kadang di sebut "leaf node") adalah jaringan yang hanya

dapat diakses melalui satu rute. Seringkali, rute statik digunakan sebagai jalan satu-satunya

untuk keluar masuk jaringan Stub.

"Default route"

“Default route" adalah tipe rute statik khusus. Sebuah "default route" adalah rute

yang digunakan ketika rute dari sumber/source ke tujuan tidak dikenali atau ketika tidak

terdapat informasi yang cukup dalam tabel routing ke network tujuan.

Pada gambar di bawah, Router B dikonfigurasi untuk meneruskan/forward semua

frame ke network tujuan yang tidak terdaftar secara eksplisit dalam routing tabel Router A.

Gambar 3. Sefault Route

Page 4: Static routing

Mengkonfigurasi static routing

Membangun static routing pada router-router tidak begitu sulit. Anda tinggal masuk

ke global configuration mode dan jalankan formula berikut pada masing-masing router yang

akan dikonfigurasikan :

Ip route <destination><mask><next_hop_address>

Berikut detail untuk masing-masing opsi :

Ip route : perintah untuk membuat static routing itu sendiri

Destination : network yang hendak ditambahkan ke routing table

Mask : subnet mask yang digunakan dalam network

Next_hop_address : address dari hop router selanjutnya, yakni yang akan menerima

paket dan mem-forward-nya lagi ke network remote. Tidak lain

berupa interface router dari router dari network yang terkoneksi

secara langsung.

4. PROSEDUR PEROBAAN

a. Percobaan Static Routing

1) Buat jaringan seperti pada gambar berikut dengan Packet Tracer.

2) Berikan IP address, Subnet mask dan Gateway pada masing-masing PC.

a) Router 2.

Page 5: Static routing

Konfigurasi :

PC6 : 192.168.2.1 GW :192.168.2.4

PC7 : 192.168.2.2 GW :192.168.2.4

PC8 : 192.168.2.3 GW : 192.168.2.4

b) Router 0.

Konfigurasi :

PC0 : 192.168.1.1 GW :192.168.1.4

PC7 : 192.168.1.2 GW :192.168.1.4

PC8 : 192.168.1.3 GW : 192.168.1.4

3) Berikan IP address pada masing-masing Router

a. Router 0.

Router>enable

Router#config t

Page 6: Static routing

Router(config)#interface fa0/0

Router(config-if)#ip add 192.168.1.4 255.255.255.0

Router(config-if)#no shutdown

Router(config-if)#exit

Router(config-if)#interface s0/0/0

Router(config-if)#ip add 192.168.2.2 255.255.255.0

Router(config-if)#exit

b.Router 2

Router>enable

Router#configure terminal

Router(config)#interface fa0/0

Router(config-if)#ip add 192.168.3.4 255.255.255.0

Router(config-if)#no shutdown

Router(config-if) # exit

Router(config)#interface s0/0/0

Router(config-if)#no shutdown

Router(config-if)#ip add 192.168.2.1 255.255.255.0

Router(config-if)#clock rate 64000

Router(config-if)#exit

4) Setting Routing static pada masing –masing Router.

Router>enable

Router#configure terminal

Router (config)#ip route <destination><mask><next_hop_address>

a) Router 1

Router(config)#ip route 192.168.3.0 255.255.255.0 192.168.2.1

Router#sh ip route

Codes: C - connected, S - static, I - IGRP, R - RIP, M - mobile, B - BGP

D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter area

N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type 2

E1 - OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2, E - EGP

i - IS-IS, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2, ia - IS-IS inter area

* - candidate default, U - per-user static route, o - ODR

P - periodic downloaded static route

Gateway of last resort is not set

Page 7: Static routing

C 192.168.1.0/24 is directly connected, FastEthernet0/0

C 192.168.2.0/24 is directly connected, Serial0/0/0

S 192.168.3.0/24 [1/0] via 192.168.2.1

b) Router 2.

Router(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 192.168.2.2

Router#sh ip route

Router(config)#do sh ip route

Codes: C - connected, S - static, I - IGRP, R - RIP, M - mobile, B - BGP

D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter area

N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type 2

E1 - OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2, E - EGP

i - IS-IS, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2, ia - IS-IS inter area

* - candidate default, U - per-user static route, o - ODR

P - periodic downloaded static route

Gateway of last resort is not set

S 192.168.1.0/24 [1/0] via 192.168.2.2

C 192.168.2.0/24 is directly connected, Serial0/0/0

C 192.168.3.0/24 is directly connected, FastEthernet0/0

b. Percobaan Default Routing

1) Buat jaringan seperti pada gambar berikut dengan Packet Tracer.

2) Berikan IP address, Subnet mask dan Gateway pada masing-masing PC.

a) Router 2.

Page 8: Static routing

Konfigurasi :

PC6 : 192.168.5.1 GW :192.168.5.4

PC7 : 192.168.5.2 GW :192.168.5.4

PC8 : 192.168.5.3 GW : 192.168.5.4

b) Router 0.

Konfigurasi :

PC0 : 192.168.1.1 GW :192.168.1.4

PC7 : 192.168.1.2 GW :192.168.1.4

PC8 : 192.168.1.3 GW : 192.168.1.4

c) Router 1.

Page 9: Static routing

Konfigurasi :

PC0 : 192.168.3.1 GW :192.168.3.4

PC7 : 192.168.3.2 GW :192.168.3.4

PC8 : 192.168.3.3 GW : 192.168.3.4

3) Berikan IP address pada masing-masing Router.

a) Router 0.

Router>enable

Router#config t

Router(config)#interface fa0/0

Router(config-if)#ip add 192.168.1.4 255.255.255.192

Router(config-if)#no shutdown

Router(config-if)#exit

Router(config-if)#interface s0/0/1

Router(config-if)#ip add 192.168.2.1 255.255.255.192

Router(config-if)#clock rate 64000

Router(config-if)#exit

Router(config-if)#interface s0/0/1

Router(config-if)#ip add 192.168.2.1 255.255.255.192

Router(config-if)#no shutdown

Router(config-if)#exit

b) Router 1

Router>enable

Router#configure terminal

Router(config)#interface fa0/0

Router(config-if)#ip add 192.168.3.4 255.255.255.192

Page 10: Static routing

Router(config-if)#no shutdown

Router(config-if) # exit

Router(config)#interface s0/0/0

Router(config-if)#ip add 192.168.2.2 255.255.255.192

Router(config-if)#clock rate 64000

Router(config-if)#no shutdown

Router(config-if) # exit

c)Router 2

Router>enable

Router#configure terminal

Router(config)#interface fa0/0

Router(config-if)#ip add 192.168.5.4 255.255.255.192

Router(config-if)#no shutdown

Router(config-if) # exit

Router(config)#interface s0/0/0

Router(config-if)#no shutdown

Router(config-if)#ip add 192.168.4.1 255.255.255.192

Router(config-if)#exit

4) Setting Routing static pada masing – masing Router.

Router>enable

Router#configure terminal

Router (config)#ip route <destination><mask><next_hop_address>

a) Router 0

Router(config)#ip route 192.168.5.0 255.255.255.192 192.168.4.1

Router(config)#ip route 192.168.3.0 255.255.255.192 192.168.2.2

b) Router 1.

Router(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.192 192.168.2.1

Router(config)#ip route 192.168.4.0 255.255.255.192 192.168.2.1

Router(config)#ip route 192.168.5.0 255.255.255.192 192.168.2.1

Router(config)#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 192.168.2.1

c) Router 2.

Router(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.192 192.168.4.2

Router(config)#ip route 192.168.2.0 255.255.255.192 192.168.4.2

Router(config)#ip route 192.168.3.0 255.255.255.192 192.168.4.2

Page 11: Static routing

Router(config)#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 192.168.4.2

5) Lakukan perintah show ip route pada masing-masing router.

a) Router 0.

b) Router 1.

c) Router 2.

6) Cek koneksi dengan malakukan perintah ping dari PC

a) Ping PC ke PC pada router 2.

Page 12: Static routing

b) Ping PC ke PC pada Router 0.

c) Ping PC ke PC pada Router 1.

Page 13: Static routing

7) Cek koneksi PC antar Router.

a) Ping PC6 ke PC0

b) Ping PC6 ke PC3.

Page 14: Static routing

c) Ping PC1 ke PC4.

d) Ping PC1 ke PC7.

e) Ping PC5 ke PC2

f) Ping PC5 ke PC8

Page 15: Static routing

c. percobaan Router Redundant

1) Buatlah jaringan seperti berikut;

a) Router 3.

Router>en

Router#config t

Router(config)#ip route 172.18.0.0 255.255.0.0 172.17.0.0

Router(config)#ip route 172.18.0.0 255.255.0.0 172.19.0.0 250

Router(config)#exit

Router#sh ip route

b) Router 4

Router>en

Router#config t

Router(config)#ip route 172.16.0.0 255.255.0.0 172.17.0.1 250

Router(config)#ip route 172.16.0.0 255.255.0.0 172.19.0.0

Router(config)#exit

Router#sh ip route

Page 16: Static routing

d. Configurasi hostname dan password Router.

1) Perintah untuk memberi atau merubah nama router, perintah untuk membuat

password untuk akses ke router lewat console dan perintah untuk membuat Virtual

terminal (VTY) password untuk akses dengan telnet ke router.

router>enable

router#configure terminal

router(config)#hostname nurhikma

nurhikma(config)#line console 0

nurhikma(config-line)#password cisco

nurhikma(config-line)#login

nurhikma(config-line)#line vty 0 4

nurhikma(config-line)#password cisco

nurhikma(config-line)#login

nurhikma(config-line)#exit

2) Untuk melihat konfigurasi yang sedang berjalan menggunakan perintah show

running config.

nurhikma#sh running-config

line con 0

password cisco

login

line vty 0 4

Page 17: Static routing

password cisco

login

e. Melihat versi-versi pada router.

1) Versi Boostrap

2) versi IOS

3) Number and type of interfaces

4) Number and type of interfaces

5) Amount of NVRAM

6) Amount of Flash

4. Analisa dan Kesimpulan

Pada percobaan pertama (Static Routing) diatas IP yang digunakan dibagi menjadi 4

subnet dengan jaringan yang berbeda. Setelah konfigurasi ip address pada masing-masing PC

dan router, PC tersebut dapat berkoneksi ke PC lainnya baik dalam satu jaringan maupun ke

jaringan yang berbeda. Pada routing static kita harus memahami bagaimana internetwork dan

setiap router  dihubungkan untuk dapat mengkonfigurasikan router dengan benar, Jika

sebuah network ditambahkan ke internetwork, kita harus menambahkan sebuah route

kesemua router—secara manual. Hasil route pada percobaan tersebut dapat dilihat pada

penjelasan berikut :

Untuk router 0, hasil ip route seperti berikut :

C 192.168.1.0/24 is directly connected, FastEthernet0/0

C 192.168.2.0/24 is directly connected, Serial0/0/0

Page 18: Static routing

S 192.168.3.0/24 [1/0] via 192.168.2.1

Directly connected (c) artinya jaringan yang terhubung langsung dengan router 0 sedangkan

(s) merupakan jaringan yaang tidak terhubung langsung dengan router tersebut diamana

untuk terhubung ke router itu dia melalui IP address 192.168.2.1.

Untuk router 1,hasil IP route sebagai berikut :

S 192.168.1.0/24 [1/0] via 192.168.2.2

C 192.168.2.0/24 is directly connected, Serial0/0/0

C 192.168.3.0/24 is directly connected, FastEthernet0/0

Ada beberapa percobaan diatas yang tidak bisa secara langsung berkoneksi dengan PC

yang lain itu disebabkan oleh kesalahan konfigurasi router dan kesalahan dalam penentuan

IP address tiap-tiap komputer/jaringan.

Hasil ip route pada percobaan default routing sebagai berikut :

Untuk Router 0 :

Untuk router 1 :

Untuk router 2 :

Page 19: Static routing

perintah “Router(config)#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 192.168.4.2”

artinya kemanapun jalur yang dituju oleh router itu pasti melewati ip address 192.168.4.2.

default routing ini digunakan untuk mengirimkan paket-paket secara manual, menambahkan

router ke sebuah network tujuan yang tidak terhubung langsung dengannya yang tidak ada

di routing table, ke router hop berikutnya. Bisanya digunakan pada jaringan yg hanya

memiliki satu jalur keluar.

Pada percobaan redundant terdapat perintah “Router(config)#ip route

172.16.0.0 255.255.0.0 172.17.0.1 250” artinya ip address 172.17.0.1

merupakan jalur kedua yang digunakan untuk berkoneksi dengan jaringan lain, sedangkan

“Router(config)#ip route 172.16.0.0 255.255.0.0 172.19.0.0” merupakan jalur utama yang

sedang digunakan. Contohnya dapat dilihat pada table routing hasil dari route pada router 1,

sebagai berikut :

Dan router 2, sebagai berikut :

Nilai 250 ini merupakan salah satu nilai AD (Administrative distance) yaitu sebuah

bilangan integer 0 – 255, dimana 0 adalah yang paling dapat dipercaya dan 255 berarti tidak

akan ada lalu lintas data yang akan melalui route ini. Jika kedua route yang di-advertised

memiliki AD yang sama, maka jumlah hop atau bandwidth yang tersambung dari routing

Page 20: Static routing

protocol akan digunakan untuk menemukan jalur terbaik ke network remote. Kalau masih

sama kedua AD dan metric, maka digunakan load-balance (pengimbangan beban).

Dari kejadian tersebut,dapat disimpulkan bahwa koneksi yang baik pada suatu

perancangan jaringan komputer ditentukan oleh beberapa factor,yaitu :

a. Penentuan Subnet/ Subnetting.

b. Konfigurasi tiap-tiap komponen.

c. penggunaan kabel untuk menguhubungkan komponen secara fisik.