spektek pematangan tanah upi.pdf

27
 PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Gunung Sahari Raya No 11 Telp. 6007251, 6286625, Sentral 6007252, 6007244, Fax. 6241617, 6007247 JAKARTA PUSAT Kode Pos 10720 SPESIFIKASI TEKNIS Organisasi/ SKPD : 2.05.001 DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Urusan : 2.05 PERIKANAN, KELAUTAN DAN PETERNAKAN Program : 2.05.01 Program Peningkat an Sarana dan Prasarana Perikanan, Kelautan dan Peternakan Kegiatan : 2.05.01.014 Pematangan Tanah Untuk Lahan Unit Pengolah Ikan (UPI) Kode Rekening : 5.2.3.26.17 Belanja Modal Pengadaan Konstruksi/Pe mbelian Dermaga Laut Lokasi : 00000 Provinsi DKI Jakarta 2014

Upload: arion-vinang-sitorus

Post on 08-Oct-2015

427 views

Category:

Documents


118 download

TRANSCRIPT

  • PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN

    Jalan Gunung Sahari Raya No 11 Telp. 6007251, 6286625, Sentral 6007252, 6007244, Fax. 6241617, 6007247

    JAKARTA PUSAT Kode Pos 10720

    SPESIFIKASI TEKNIS

    Organisasi/SKPD : 2.05.001 DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Urusan : 2.05 PERIKANAN, KELAUTAN DAN

    PETERNAKAN Program : 2.05.01 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Perikanan, Kelautan dan Peternakan Kegiatan : 2.05.01.014 Pematangan Tanah Untuk Lahan Unit Pengolah

    Ikan (UPI) Kode Rekening : 5.2.3.26.17 Belanja Modal Pengadaan

    Konstruksi/Pembelian Dermaga Laut Lokasi : 00000 Provinsi DKI Jakarta

    2014

  • Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

    i

    DAFTAR ISI

    DAFTAR ISI ............................................................................................................... i

    BAB 1 SYARAT SYARAT UMUM PEKERJAAN ......................................... I 1 PASAL 1 LINGKUP PEKERJAAN ...................................................................... I 1 PASAL 2 MEMULAI KERJA ............................................................................... I 1 PASAL 3 PELAKSANAAN PEKERJAAN .......................................................... I 1 PASAL 4 MOBILISASI ........................................................................................ I 1 PASAL 5 PAPAN NAMA PROYEK..................................................................... I 2 PASAL 6 KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN ......................................... I 2 PASAL 7 RENCANA KERJA ............................................................................... I 2 PASAL 8 DIREKSI KEET, LOS KERJA DAN GUDANG BAHAN,

    PAGAR PROYEK ................................................................................. I 2 PASAL 9 KEBERSIHAN DAN KESELAMATAN KERJA ................................ I 3 PASAL 10 TENAGA DAN SARANA KERJA ...................................................... I 3 PASAL 11 PERSYARATAN DAN STANDARISASI ........................................... I 4 PASAL 12 LAPORAN HARIAN, MINGGUAN DAN BULANAN ...................... I 5 PASAL 13 PENJELASAN RKS DAN GAMBAR ................................................. I 5 PASAL 14 TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR ............................................. I 7 PASAL 15 KETENTUAN & SYARAT BAHAN BAHAN ................................. I 7 PASAL 16 PEMERIKSAAN BAHAN BAHAN ................................................. I 9 PASAL 17 SUPPLIER & SUB KONTRAKTOR ................................................... I 9 PASAL 18 PEMBERSIHAN TEMPAT KERJA ..................................................... I 9 PASAL 19 PENGUKURAN KONDISI TAPAK DAN DAN PENENTUAN PEIL I 10 PASAL 20 PEMASANGAN BOUWPLANK .......................................................... I 10 PASAL 21 PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN ............................................... I 11

    BAB 2 SYARAT SYARAT TEKNIS PEKERJAAN URUGAN/REKLAMASI ........................................................................... II 1 PASAL 1 UMUM ................................................................................................. II 1 PASAL 2 TEMPAT PEMBUANGAN ................................................................... II 1 PASAL 3 KLASIFIKASI GALIAN ....................................................................... II 1 PASAL 4 PEKERJAAN URUGAN DAN PEMADATAN .................................... II 2 PASAL 5 PENGURUGAN DI SEKITAR BANGUNAN ...................................... II 3 PASAL 6 PENANAMAN RUMPUT ..................................................................... II 4 PASAL 7 MATRAS/CERUCUK DOLKEN .......................................................... II 4 PASAL 8 GEOTEXTILE ....................................................................................... II 5

    BAB 3 SYARAT SYARAT TEKNIS PEKERJAAN TALUD BETON ......................................................................................... III 1 PASAL 1 UMUM ................................................................................................. III 1 PASAL 2 PEKERJAAN PENGUKURAN ............................................................. III 1 PASAL 3 PEKERJAAN BETON CAST IN SITU ................................................. III 2

  • Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

    I-1

    BAB I

    SYARAT-SYARAT UMUM PEKERJAAN

    PASAL 1

    LINGKUP PEKERJAAN

    Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor meliputi bagian-bagian pekerjaan yang

    dinyatakan dalam Gambar Kerja meliputi :

    (1) Pekerjaan Persiapan (2) Pekerjaan Urugan/Reklamasi (3) Pekerjaan Balok Beton

    PASAL 2

    MEMULAI KERJA

    (1) Selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah tanggal penunjukan dan perintah kerja (SPK), pihak Kontraktor harus sudah memulai melaksanakan pembangunan fisik secara

    nyata di lapangan.

    (2) Apabila setelah 1 (satu) minggu Kontraktor yang ditetapkan belum melaksanakan pembangunan fisik secara nyata di lapangan, maka akan diberlakukan ketentuan yang

    telah dibuat oleh Pengguna Jasa

    PASAL 3

    PELAKSANAAN PEKERJAAN

    (1) Dalam pelaksanaan pekerjaan fisik kontraktor diwajibkan bekerja sama dengan Pengguna Jasa/Konsultan Pengawas.

    (2) Pada waktu pelaksanaan pekerjaan, kontraktor tidak diperkenankan mengadakan perubahan konstruksi ataupun perubahan gambar tanpa persetujuan Pengguna

    Jasa/Konsultan Pengawas.

    (3) Semua perubahan gambar ataupun perubahan konstruksi harus diusulkan terlebih dahulu sebelum pelaksanaan dan dibuat berita acara bersama.

    PASAL 4

    MOBILISASI

    Mobilisasi yang dimaksud adalah mencakup hal-hal sebagai berikut :

    (1) Transportasi peralatan konstruksi yang berdasarkan daftar alat-alat konstruksi yang diajukan bersama penawaran, dari tempat pembongkarannya ke lokasi dimana alat itu

    akan digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan ini.

    (2) Pembuatan kantor Kontraktor, gudang dan lain-lain di lokasi proyek untuk keperluan pekerjaan ini.

    (3) Dengan selalu disertai ijin Konsultan Pengawas, Kontraktor dapat membuat berbagai perubahan, pengurangan dan atau penambahan terhadap alat-alat konstruksi dan

    instalasinya.

    (4) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari dari pemberitahuan memulai kerja, Kontraktor harus menyerahkan program mobilisasi kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui.

    PASAL 5

    PAPAN NAMA PROYEK

    Kontraktor harus memasang Papan Nama Proyek sesuai dengan ketentuan yang berlaku atas

    biaya Kontraktor.

  • Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

    I-2

    PASAL 6

    KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN

    (1) Di lapangan Kontraktor wajib menunjuk seorang Kuasa Kontraktor atau biasa disebut Site Manajer yang cakap dan ahli untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan mendapat kuasa penuh dari Kontraktor.

    (2) Dengan adanya Pelaksana tidak berarti bahwa Kontraktor lepas tanggung jawab sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.

    (3) Kontraktor wajib memberitahu secara tertulis kepada Pemimpin/Ketua Proyek dan Konsultan Pengawas, nama dan jabatan Pelaksana untuk mendapat persetujuan.

    (4) Bila dikemudian hari menurut pendapat Pemimpin/Ketua Proyek dan Konsultan Pengawas bahwa Pelaksana dianggap kurang mampu atau tidak cukup cakap memimpin pekerjaan, maka akan diberitahukan kepada Kontraktor secara tertulis untuk

    mengganti Pelaksana. (5) Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan, Kontraktor harus

    sudah menunjuk Pelaksana yang baru atau Kontraktor sendiri (Penanggung Jawab / Direktur Perusahaan) yang akan memimpin pelaksanaan pekerjaan.

    PASAL 7

    RENCANA KERJA

    (1) Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan, Kontraktor wajib membuat Rencana Kerja Pelaksanaan dari bagian-bagian pekerjaan berupa bar chart dan S-curve bahan

    dan tenaga.

    (2) Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas, paling lambat dalam waktu 7 (delapan) hari kalender setelah

    Surat Keputusan Penunjukan (SPK) diterima oleh Kontraktor.

    (3) Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas akan disahkan oleh Pengguja Jasa.

    (4) Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 2 (dua) kepada Konsultan Pengawas untuk diberikan kepada Pengguja Jasa dan Perencana.

    (5) Kontraktor dalam pelaksanaan penbangunan pekerjaan harus selalu sesuai dengan Rencana Kerja tersebut.

    (6) Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor berdasarkan Rencana Kerja tersebut.

    PASAL 8

    DIREKSI KEET, LOS KERJA DAN GUDANG BAHAN, PAGAR PROYEK

    (1) Direksi Keet ( Los Pengawas ) Kontraktor harus menyediakan Direksi Keet (Los Pengawas) untuk keperluan

    Pengawas Lapangan dan Personalia Proyek dengan bahan semi permanen.

    (2) Kantor Kontraktor, Los Kerja Dan Gudang Bahan. Kontraktor atas biaya sendiri berkewajiban membuat kantor Kontraktor dilapangan, los

    kerja untuk para pekerja dan gudang bahan yang dapat dikunci untuk menyimpan

    barang-barang, yang mana tempatnya / lokasinya akan ditentukan oleh Konsultan

    Pengawas / Personalia Proyek.

    (3) Kontraktor berkewajiban menjaga keamanan dan kebersihan los Kontraktor, los Pengawas beserta inventarisnya.

  • Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

    I-3

    (4) Pagar Pengaman Proyek Untuk keamanan lapangan kerja, bila dianggap perlu Pengguna Jasa dapat

    memerintahkan kepada Kontraktor untuk memagari sekelilingnya sehingga aman.

    Biaya untuk keperluan ini akan dimasukan didalam penawaran Pemborong . Tinggi

    Pagar Proyek minimum 1,80 m dari permukaan tanah dengan bahan dari seng

    gelombang BJLS 32 dicat, kolom setempat / tiang pagar dari kayu Dolken / kayu

    Borneo ukuran 5/7, memenuhi persyaratan kekuatan dan atau sesuai dengan peraturan

    Pemerintah Daerah setempat.

    (5) Kantor Kontraktor, gudang bahan, los-los kerja dan los lainnya yang dibuat dan dibiayai oleh Kontraktor, setelah selesai pelaksanaan pembangunan /pekerjaan tersebut,

    harus segera dibongkar/dibersihkan oleh Kontraktor dan bahan-bahan bekasnya

    menjadi milik Kontraktor.

    (6) Direksi Keet dan Pagar pengaman proyek yang dibuat oleh Kontraktor, setelah selesai pelaksanaan pembangunan / pekerjaan tersebut akan ditentukan pemanfaatannya oleh

    Pengguna Jasa, namun apabila dianggap perlu Direksi dapat memerintahkan kepada

    Kontraktor untuk segera membongkarnya dan membersihkannya, dan bahan-bahan

    bekasnya diserahkan kepada Pengguna Jasa.

    PASAL 9

    KEBERSIHAN DAN KESELAMATAN KERJA

    (1) Selama masa pekerjaan, Kontraktor harus senantiasa memelihara kebersihan lokasi pekerjaan, setiap saat sampah-sampah pekerjaan selalu diangkut dan dikumpulkan di

    suatu tempat yang telah ditentukan.

    (2) Kontraktor berkewajiban menyediakan air minum yang bersih, sehat dan cukup di tempat pekerjaan untuk para pekerja dan personil yang terlibat dalam proyek.

    (3) Kontraktor berkewajiban menyediakan kotak PPPK di tempat pekerjaan. (4) Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa pemeliharaan,

    Kontraktor bertanggung jawab atas keselamatan dan keamanan pekerja, bahan dan

    peralatan teknis serta konstruksi yang diserahkan Pemberi Tugas. Dalam hal terjadinya

    kerusakan-kerusakan, maka Kontraktor harus bertanggung jawab untuk

    memperbaikinya.

    (5) Apabila terjadi kecelakaan, Kontraktor selekas mungkin memberitahukan kepada Konsultan Pengawas dan mengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan korban

    kecelakaan itu.

    PASAL 10

    TENAGA DAN SARANA KERJA

    Kontraktor/Pemborong harus menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan bahan, peralatan berikut alat bantu lainnya untuk melaksanakan bagian bagian pekerjaan serta mengadakan pengamanan, pengawasan dan pemeliharaan terhadap bahan bahan, alat alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan selesai

    dengan sempurna sampai dengan diserahterimakannya pekerjaan tersebut kepada Owner.

    (1) Tenaga Kerja/Tenaga Ahli Tenaga Kerja dan Tenaga Ahli yang memadai dan berpengalaman dengan jenis dan

    volume pekerjaan yang akan dilaksanakan. Sesuai yang tercantum dalam LDP.

    (2) Peralatan Kerja Menyediakan alat alat bantu, seperti mesin las, alat alat bor, alat alat pengangkat

    dan pengangkut serta peralatan peralatan lain yang benar benar diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini.

  • Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

    I-4

    (3) Bahan Bahan Bangunan Menyediakan bahan bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap jenis

    pekerjaan yang dilaksanakan serta pengiriman material harus tepat waktu sesuai

    pekerjaan yang akan dilaksanakan.

    (4) Penyediaan air dan daya listrik untuk bekerja. a. Air untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor dengan membuat sumur pompa

    di area pekerjaan atau disuplay dari luar.

    b. Air harus bersih, bebas dari bau, bebas lumpur, minyak dan bahan kimia lainnya yang merusak. Penyediaan harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan dari

    Konsultan Pengawas/Direksi.

    c. Kontraktor harus membuat bak penampung air untuk bekerja yang senantiasa terisi penuh dengan kapasitas 3,5 m3

    d. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari sambungan sementara PLN setempat selama masa pembangunan, pembangunan diesel untuk

    pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk penggunaan sementara atas

    petunjuk pengawas.

    PASAL 11

    PERSYARATAN DAN STANDARISASI

    1. Persyaratan Pelaksanaan Untuk menghindari klaim dari User/Proyek dikemudian hari maka Kontraktor harus

    betul betul memperhatikan semua pelaksanaan pekerjaan dengan memperhitungkan ukuran jadi (finished) sesuai persyaratan ukuran pada gambar kerja dan penjelasan RKS. Kontraktor wajib melaksanakan semua pekerjaan dengan mengikuti petunjuk dan

    syarat pekerjaan, peraturan persyaratan pemakaian bahan bangunan yang dipergunakan

    sesuai dengan rencana kerja dan Syarat Syarat Teknis dan Petunjuk yang diberikan oleh Konsultan Pengawas.

    Sebelum melaksanakan setiap pekerjaan dilapangan, kontraktor wajib memperhatikan

    dan melakukan koordinasi kerja dengan pekerjaan lain yang menyangkut pekerjaan

    Struktur, utilitas, Plumbing/Sanitasi dan mendapat ijin tertulis dari Konsultan

    Pengawas.

    Untuk menjamin mutu dan kelancaran pekerjaan Kontraktor harus menyediakan :

    a. Site Manager/Pelaksana sebagai penanggung jawab lapangan yang terampil dan ahli dibidangnya selama pelaksanaan pekerjaan dan selama masa pemeliharaan

    guna memenuhi kewajiban menurut kontrak.

    b. Buku harian untuk :

    Kunjungan tamu tamu yang ada hubungannya dengan proyek.

    Mencatat semua petunjuk petunjuk, keputusan keputusan dan detail dari pekerjaan.

    c. Alat alat yang senantiasa tersedia di proyek adalah :

    1 (satu) Kamera.

    1 (satu) alat ukur schuifmat.

    1 (satu) alat ukur panjang 50 m, 5 m.

    1 (satu) mistar waterpass panjang 120 cm. 2. Standard yang dipergunakan Semua pekerjaan yang dilaksanakan harus mengikuti Normalisasi Indonesia, Standard

    Industri Konstruksi, Peraturan Nasional Lainnya yang ada hubungannya dengan

    pekerjaan antara lain :

  • Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

    I-5

    PUBI-1982 : Peraturan Bahan Bangunan di Indonesia

    N1-3 PMI PUBB : Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia

    NI-8 : Peraturan Semen Portland Indonesia

    SII : Standar Industri Indonesia

    SNI 03-2874-2002 : Peraturan Beton Bertulang Indonesia.

    AVWI : Peraturan Umum Instalasi Air. Serta :

    Peraturan Pembebanan Indonesia untuk gedung 1981

    Peraturan Perburuhan di Indonesia dan Peraturan tentang keselamatan tenaga kerja yang dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia.

    Peraturan Daerah (Perda) setempat. Jika tidak terdapat didalam Peraturan/Standar/Normalisasi tersebut diatas, maka

    berlaku Peraturan/Standard/Normalisasi International ataupun dari Negara asal

    produsen bahan/material/komponen yang bersangkutan.

    Selain ketentuan ketentuan yang tersebut, berlaku pula dalam ketentuan ini :

    Dokumen lelang yang sudah disyahkan (Gambar Kerja, RKS, BQ, Aanwijzing dan Surat Perjanjian Kontrak).

    Shop Drawing yang dibuat oleh Kontraktor dan sudah disetujui/disahkan oleh Owner dan Konsultan Pengawas.

    PASAL 12

    LAPORAN HARIAN, MINGGUAN DAN BULANAN

    (1) Pelaksana lapangan setiap hari harus membuat laporan harian mengenai segala hal yang

    berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan/Pekerjaan, baik teknis maupun

    administrasi.

    (2) Dalam pembuatan laporan tersebut, pihak Kontraktor/Pemborong harus memberikan data data yang diperlukan menurut data keadaan sebenarnya.

    (3) Pengawas Lapangan juga harus membuat laporan mingguan dan laporan bulanan secara rutin.

    (4) LaporanLaporan tersebut diatas, harus diserahkan kepada Owner untuk bahan monitoring.

    PASAL 13

    PENJELASAN RKS DAN GAMBAR

    1. Bila gambar yang tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat Syarat (RKS), maka

    yang mengikat/berlaku adalah RKS.

    2. Harus juga disadari bahwa revisirevisi pada alignment, lokasi, seksi (bagian) dan detail gambar mungkin akan dilakukan didalam waktu pelaksanaan kerja. Kontraktor

    harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan maksud gambar dan spesifikasinya, dan

    tidak boleh mencari keuntungan dari kesalahan atau kelalaian dalam gambar atau dari

    ketidak sesuaian antara gambar dan spesifikasinya. Setiap deviasi dari karakter yang

    tidak dijelaskan dalam gambar dan spesifikasi atau gambar kerja yang mungkin

    diperlukan oleh keadaan dimana konstruksi atau lainlainnya, akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan disahkan secara tertulis.

    3. Konsultan pengawas akan memberikan instruksi berkenaan dengan penafsiran yang semestinya untuk memenuhi ketentuan gambar dan spesifikasinya.

  • Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

    I-6

    4. Ukuran a. Pada dasarnya semua ukuran utama yang tertera dalam Gambar Kerja dan Gambar

    Pelengkap meliputi ukuran dari :

    As as Luar luar Dalam dalam Luar dalam b. Ukuran ukuran yang digunakan disini semuanya dinyatakan dalam mm

    (millimeter)

    c. Bila ada keraguan mengenai ukuran, Kontraktor wajib melaporkan secara tertulis kepada Konsultan Pengawas yang selanjutnya akan memberikankeputusan ukuran

    mana yang akan dipakai dan dijadikan pegangan.

    d. Bila ukuran sudah tertera dalam gambar atau dapat dihitung, maka pengukuran skala tidak boleh dipergunakan kecuali bila sudah disetujui Konsultan Pengawas.

    Setiap deviasi dari gambar karena kondisi lapangan yang tak terduga akan

    ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan disyahkan secara tertulis.

    Kontraktor tidak dibenarkan merubah atau mengganti ukuran ukuran yang tercantum didalam Gambar Pelaksanaan tanpa sepengetahuan konsultan

    pengawas/Direksi Teknis, dan apabila terjadi kesalahan akibat kelalaian kontraktor

    dalam berkoordinasi dengan konsultan pengawas/Direksi Teknis maka menjadi

    tanggung jawab kontraktor baik dari segi biaya maupun waktu.

    5. Perbedaan Gambar a. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam satu disiplin kerja,

    maka gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang mengikat/berlaku.

    Mengingat setiap kesalahan maupun ketidaktelitian didalam pelaksanaan satu

    bagian pekerjaan akan selalu mempengaruhi bagian pekerjaan lainnya, maka

    didalam hal terdapat ketidakjelasan, kesimpang-siuran, perbedaan perbedaan dan ataupun ketidak-sesuaian dan keragu raguan diantara setiap Gambar kerja, Kontraktor diwajibkan melaporkan kepada Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis

    secara tertulis, dan mengadakan pertemuan dengan konsultan Pengawas/Direksi

    Teknis dan Konsultan Perencana, untuk mendapatkan keputusan gambar mana yang

    akan dijadikan pegangan.

    b. Ketentuan tersebut diatas tidak dapat dijadikan alasan oleh Kontraktor untuk memperpanjang/meng-Klaim biaya maupun waktu pelaksanaan.

    6. Shop Drawing Shop Drawing merupakan gambar detail pelaksanaan dilapangan yang harus dibuat

    oleh Kontraktor berdasarkan Gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan dengan

    keadaan lapangan.

    Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail Khusus yang belum tercakup

    lengkap dalam Gambar Kerja / Dokumen Kontrak maupun yang diminta oleh

    Konsultan Pengawas.

    Dalam shop drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua data yang

    diperlukan termasuk pengajuan contoh dari semua bahan, keterangan produk, cara

    pemasangan dan atau spesifikasi/persyaratan khusus sesuai dengan spesifikasi pabrik

    yang belum tercakup secara lengkap didalam Gambar Kerja/Dokumen Kontrak maupun

    didalam buku ini.

    Kontraktor wajib mengajukan shop drawing tersebut kepada konsultan Pengawas untuk

    diminta persetujuannya harus sesuai dengan format standar dari proyek dan harus

    digambar pada kertas kalkir yang dapat direporduksi.

  • Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

    I-7

    7. Perubahan, penambahan, pengurangan pekerjaan dan pembuatan as-built drawing. a. Tata cara pelaksanaan dan penilaian perubahan, penambahan dan pengurangan

    pekerjaan disesuaikan dengan Dokumentasi Kontrak.

    b. Setelah Pekerjaan selesai dan diserahterimakan, Kontraktor dikerjakan/dibangun oleh kontraktor (As-Built Drawing). Biaya untuk penggambaran As-Built Drawing, sepenuhnya menjadi danggungan kontraktor.

    PASAL 14

    TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR

    (1) Kontraktor harus bertanggung jawab penuh atas kualitas pekerjaan sesuai dengan ketentuan dalam RKS dan Gambar Kerja.

    (2) Kehadiran Konsultan Pengawas selaku wakil Owner untuk melihat, mengawasi, menegur, atau memberi instruksi tidak mengurangi tanggung jawab penuh tersebut

    diatas.

    (3) Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan yang timbul akibat pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor berkewajiban memperbaiki kerusakan tersebut

    dengan biaya Kontraktor sendiri.

    (4) Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan, maka Kontraktor berkewajiban memberikan saran saran perbaikan kepada Owner melalui konsultan Pengawas.

    Apabila hal ini tidak dilakukan, Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan yang

    timbul.

    (5) Kontraktor bertanggung jawab atas keselamatan tenaga kerja yang dikerahkan dalam pelaksanaan pekerjaan.

    (6) Segala biaya yang timbul akibat kelalaian Kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan menjadi tanggung jawab kontraktor.

    (7) Selama pembangunan berlangsung, kontraktor harus menjaga keamanan bahan/material, barang milik proyek, Konsultan Pengawas dan milik pihak ketiga yang

    ada dilapangan, maupun bangunanyang dilaksanakannya sampai tahap serah terima.

    Bila terjadi kehilangan bahan bahan bangunan yang telah disetujui, baik yang telah dipasang maupun belum; adalah tanggung jawab Kontraktor dan tidak akan

    diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.

    (8) Apabila pekerjaan telah selesai, Kontraktor harus segera mengangkut bahan bongkaran dan sisa sisa bahan bangunan yang sudah tidak dipergunakan lagi keluar lokasi pekerjaan.

    Segala pembiayaannya menjadi tanggungan kontraktor.

    PASAL 15

    KETENTUAN & SYARAT BAHAN BAHAN

    1. Sepanjang tidak ada ketetapan lain dalam Rencana Kerja dan SyaratSyarat (RKS) ini maupun dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan, bahanbahan yang akan dipergunakan maupun syaratsyarat pelaksanaan harus memenuhi syaratsyarat yang tercantum dalam Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI th. 1982),

    Standar Industri Indonesia (SII) untuk bahan termaksud, serta ketentuan ketentuan dan syarat bahan bahan lainnya yang berlaku di Indonesia. Seluruh barang material yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan, seperti material, peralatan dan alat

    lainnya, harus dalam kondisi baru dan dengan kualitas terbaik untuk tujuan yang

    dimaksudkan.

    2. Merk pembuatan bahan/material & komponen jadi. a. Kecuali bila ditentukan lain dalam kontrak ini, semua merk pembuatan atau merk

    dagang dalam Rencana Kerja dan Syarat Syarat Teknis ini dimaksudkan sebagai dasar perbandingan kualitas/setara dan tidak diartikan sebagai suatu yang mengikat.

  • Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

    I-8

    Setiap keteranan mengenai peralatan, material, barang atau proses, dalam bentuk

    nama dagang, buatan atau nomor catalog tidak boleh ditafsirkan sebagai upaya

    membatasi persaingan, peralatan, material, barang atau proses, yang atas penilaian

    itu. Seluruh material paten. Itu harus dipergunakan sesuai dengan instruksi pabrik

    yang membuatnya.

    b. Bahan/material dan komponen jadi dipasang/dipakai harus sesuai dengan yang tercantum dalam Gambar dan RKS, memenuhi standard spesifikasi bahan tersebu,

    mengikuti peraturan persyaratan bahan bangunan yang berlaku.

    c. Apabila dianggap perlu, konsultan pengawas berhak untuk menunjuk tenaga ahli yang ditunjuk oleh pabrik dan atau dalam hal ini, kontraktor tidak berhak

    mengajukan claim sebagai pekerjaan tambah .

    d. Disyaratkan bahwa satu merk pembuatan atau merk dagang hanya diperkenankan untuk setiap jenis bahan yang boleh dipakai dalam pekerjaan ini.

    e. Penggunaan bahan produk lain yang setara dengan apa yang dipersyaratkan harus disertai test dari laboratorium local / dalam negeri baik kualitas, ketahanan

    sertakekuatannya dan harus disetujui oleh konsultan pengawas secara tertulis dan

    diketahui oleh Konsutan Perencana.

    Apabila diperlukan biaya untuk test laboratorium (uji beton ), maka biaya tersebut

    harus ditanggung oleh Kontraktor tanpa dapat mengajukan sebagai biaya tambah.

    3. Kontraktor/Pelaksana terlebih dahulu harus memberikan contoh contoh semua bahan bahan yang diperlukan untuk bangunan tersebut kepada konsultan pengawas/Direksi dan Perencana untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis semua bahan bahan tersebut didatangkan/dipakai.

    Contoh bahan tersebut harus diserhakan kepada konsultan pengawas dan perencana

    adalah sebanyak empat (4) buah dari satu bahan yang ditentukan untuk menetapkan

    standard of Appearance dan disimpan diruang Direksi. Paling lambat waktu penyerahan contoh bahan adalah dua (2) minggu sebelum jadwal pelaksanaan.

    4. Keputusan bahan, jenis, warna, tekstur dan produk yang dipilih, akan diinformasikan kepada kontraktor selama tidak lebih dari tujuh (7) hari kalender setelah penyerahan

    contoh bahan tersebut.

    5. Penyimpanan material Penyimpanan dan pemeliharaan bahan harus sesuai persyaratan pabrik yang

    bersangkutan, dan atau sesuai dengan spesifikasi bahan tersebut.

    a. Material harus disimpan sedemikian rupa untuk menjaga kualitas dan kesesuaiannya untuk pekerjaan. Material harus diletakkan di atas permukaan yang

    bersih, keras dan bila diminta harus ditutupi.

    b. Material harus disimpan sedemikian rupa agar memudahkan pemeriksaan. Tempat penyimpanan barang harus dibersihkan (clearing) dan diratakan (leveling) menurut

    pentunjuk Konsultan Pengawas.

    c. Bagian tengah tempat penyimpanan barang harus ditinggikan dan miring kesamping sesuai dengan ketentuan, sehingga memberikan drainasi/pematusan dari

    kandungan air/cairan yang berlebihan. Material harus disusun sedemikian rupa

    sehingga tidka menyebabkan pemisahan bahan (segregation), agar mengatur kadar

    air. Penyimpanan agregat kasar harus ditimbun dan diangkat/dibongkar lapis demi

    lapis dengan tebal lapisan tidak lebih dari satu meter. Tinggi tempat penyimpanan

    tidak lebih dari lima meter.

  • Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

    I-9

    PASAL 16

    PEMERIKSAAN BAHAN BAHAN

    1. Bahan bahan yang didatangkan/dipekerjakan harus sesuai dengan contoh contoh yang telah disetujui Konsultan Pengawas seperti yang diatur dalam pasal 14 diatas.

    2. Bahan bahan yang tidak memenuhi syarat syarat atau kualitas jelek yang dinyatakan afkir/ditolak oleh Konsultan Pengawas harus segera dikeluarkan dari lapangan

    bangunan selambat lambatnya dalam tempo 3 x 24 jam dan tidak boleh dipergunakan. 3. Apabila sesudah bahan bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh

    Pengawas/Direksi/Perencana dan ternyata masih dipergunakan oleh pelaksana, maka

    Konsultan Pengawas/Perencana berhak memerintahkan pembongkaran kembali kepada

    kontraktor yang mana segala kerugian yang diakibatkan oleh pembngokaran tersebut

    menjadi tanggungan Kontraktor sepenuhnya disamping pihak kontraktor tetap

    dikenakan sebesar 1o/oo (satu permil) dari harga borongan.

    4. Jika terdapat perselisihan dalam pelaksanaan tentang pemeriksaan kualitas dari bahan bahan tersebut, maka kontraktor harus dan memeriksakannya ke Laboratorium balai

    Penelitian bahan bahan Pemerintah untuk diuji dan hasil pengujian tersebut disampaikan kepada Pengawas/Direksi/Perencana secara tertulis, segala biaya

    pemeriksaan ditanggung oleh Kontraktor.

    5. Sebelum ada kepastian dari laboratorium tersebut diatas tentang baik atau tidaknya kualitas dari bahan bahan tersebut. Pelaksana tidak diperkenankan melanjutkan pekerjaan pekerjaan yang menggunakan bhana bahan tersebut diatas.

    6. Bila diminta oleh konsultan pengawas, kontraktor harus memberikan penjelasan lengkap tertulis mengenai tempat asal diperolehnya material dan tempat pekerjaan yang

    akan dilaksanakan.

    PASAL 17

    SUPPLIER & SUB KONTRAKTOR

    1. Jika kontraktor menunjuk supplier dan atau kontraktor bawahan (sub-kontraktor)

    didalam hal pengadaan material dan pemasangannya, maka kontraktor wajib memberitahukan terlebih dahulu kepada Konsultan Pengawas dan Direksi untuk

    mendapatkan persetujuan.

    2. Supplier wajib hadir mendampingi Konsultan Pengawas di Lapangan untuk pekerjaan khusus dimana pelaksanaan dan pemasangan bahan tersebut perlu persyaratan khusus

    sesuai instruksi pabrik.

    PASAL 18

    PEMBERSIHAN TEMPAT KERJA

    (1) Pekerjaan ini mencakup pembersihan, pembongkaran, pembuangan lapisan tanah

    permukaan dan pembuangan serta pembersihan tumbuh tumbuhan dan puing puing didalam daerah kerja, kecuali benda yang telah ditentukan harus tetap ditempatnya atau

    yang harus dipindahkan sesuai dengan ketentuan pasal pasal yang lain dari spesifikasi ini. Pekerjaan ini mencakup juga perlindungan/penjagaan tumbuhan dan benda benda yang ditentukan harus tetap berada ditempatnya dari kerusakan atau cacat.

    (2) Segala obyek yang berada di muka tanah dan semua pohon, tonggak, kayu busuk, tunggul, akar, serpihan, tumbuhan lainnya, sampah dan rintangan rintangan lainnya yang muncul, yang tidak diperuntukan berada disana, harus dibersihkan dan/atau

    dibongkar, dan dibuang bila perlu. Pada daerah galian, segala tunggul dan akar harus

    dibuang dari daerah sampai kedalaman sekurang kurangnya 50 cm didalam elevasi lubang galian sesuai Gambar Kerja.

    Lubang lubang akibat pembongkaran harus diurug dengan material yang memadai dan dipadatkan sampai 90% dari kepadatan kering maksimum sesuai AASHTO T 99.

  • Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

    I-10

    PASAL 19

    PENGUKURAN KONDISI TAPAK

    DAN PENENTUAN PEIL

    1. Pekerjaan pengukuran kondisi tapak.

    a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, kontraktor diwajibkan melakukan pengukuran kondisi existing tapak terhadap posisi rencana bangunan. Hasil pengukuran harus diserahkan kepada Direksi/Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana.

    b. Ketidak-cocokan yang terjadi antara gambar kerja dan keadaan yang sebenarnya dilapangan, harus segera dilaporkan ke konsultan pengawas dan perencana untuk

    diminta keputusannya.

    c. Penentuan titik ketinggian dan sudutsudutnya dilakukan dengan alatalat waterpass/theodolit.

    d. Pengukuran sudut sikusikunya dengan prisma atau benang secara azas segitiga phytagoras hanya diperkenankan untuk bagianbagian yang telah disetujui oleh konsultan pengawas dan perencana.

    e. Personil dan peralatan survey harus meliputi dan tidak hanya terbatas pada : 1) Personil :

    1 Orang surveyor ahli

    1 orang pekerja surveyor 2) Peralatan pengukuran (survey) yang dapat digunakan anatara lain:

    Wild ROS Theodolite (360 derajat);

    Wild T0 Theodolite (360 derajat);

    Wild Nak Levels;

    Pita meteran baja dengan panjang 50 m;

    Steel measuring rod (4 m);

    Patok patok survey, dan macammacam alat yang diperlukan dalam survey.

    Semua peralatan pengukuran harus disediakan lengkap (bila diminta) termasuk

    tripod, dll. Atas tanggungan biaya sendiri, kontraktor harus mengadakan survey

    dan pengukuran tambahan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan,

    seperti patok kemiringan (slopes stakes), temporang grade stakes, dan lain lain.

    Setiap tanda yang dibuat oleh konsultan pengawas ataupun oleh kontraktor

    harus dijaga baik baik, bila terganggu atau rusak harus segera diperbaiki oleh kontraktor atas tanggungan biaya sendiri. Setiap jenis pekerjaan, dari bagian

    apapun, tidak boleh dikerjakan sebelum persiapannya (setting out) disetujui

    oleh pengawas.

    3) Kontraktor harus mengajukan tiga salinan (copy) penampang melintang (cross section) kepada konsultan pengawas yang akan mengesahkan salah satu salinan

    atau merevisinya, kemudian mengembalikan kepada kontraktor.

    Bila kemudian konsultan pengawas perlu mengadakan perubahan/revisi,

    kontraktor harus mengajukan lagi salinan cross section untuk persetujuan

    diatas.

    Cross section dari kontraktor harus digambar diatas kertas kalkir untuk

    memungkinkan reporduksi. Bila cross section itu akhirnya disetujui, maka

    kontraktor harus menyarankan gambar kalkir asli dan tiga lembar hasil

    reproduksinya kepada pejabat pembuat komitmen.

    2. Pekerjaan Penentuan Peil Pekerjaan penentuan peil + 0.00 (finishing arsitektur) adalah permukaan lantai finishing

    ruangan lantai dasar (hall) bangunan serperti tertera dalam gambar kerja yaitu + 0.00

    cm pada lantai dasar bangunan.

  • Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

    I-11

    Selanjutnya peil + 0.00 ini ditandai dengan patok ukur yang ditentukan di lapangan dan

    disetujui oleh Konsultan pengawas.

    PASAL 20

    PEMASANGAN BOUWPLANK

    1. Bowplank Papan Bangunan a. Papan bangunan (bouwplank) dibuat dari kayu borneo dengan ukuran tebal 3 cm

    dan lebar 15 cm, lurus dan diserut rata pada sisi sebelah diatasnya.

    b. Papan bangunan dipasang pada patok kayu 5/7 yang jarak satu sama lain adalah 1.50 m; tertancap ditanah sehingga tidak dapat digerak gerakan atau diubah.

    c. Papan bangunan dipasang sejarak 2.00 m dari as pondasi terluar atau sesuai dengan keadaan setempat.

    d. Tinggi sisi atas papan bangunan harus sama dengan lainnya dan atau rata waterpass, kecuali dikehendaki lain oleh konsultan pengawas.

    e. Setelah selesai pemasangan papan bangunan, kontraktor harus melaporkan kepada konsultan pengawas untuk mendapatkan persetujuan.

    f. Kontraktor harus menjaga dan memelihara keutuhan dan ketepatan letak papan bangunan ini sampai tidak diperlukan lagi.

    PASAL 21

    PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN

    (1) Ijin Memasuki Tempat Kerja Direksi dan konsultan pengawas atau setiap petugas yang diberi kuasa olehnya, setiap

    waktu dapat memasuki tempat pekerjaan, atau semua bengkel dan tempat tempat dimana pekerjaan sedang dikerjakan/dipersiapkan atau dimana bahan/barang dibuat.

    (2) Pemeriksaan Pekerjaan a. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan Kontraktor, tetapi karena

    bahan/material ataupun komponen jadi, maupun mutu pekerjaannya sendiri ditolak

    oleh konsultan pengawas/Direksi harus segera dihentikan dan selanjutnya

    dibongkar atas biaya kontraktor dalam waktu yang ditetapkan oleh konsultan

    pengawas/direksi.

    b. Tidak ada pekerjaan yang boleh ditutup atau menjadi tidak terlihat sebelum mendapatkan persetujuan pengawas dan kontraktor harus memberikan kesempatan

    sepenuhnya kepada pengawas ahli untuk memeriksa dan mengukur pekerjaan yang

    akan ditutup dan tidak terlihat.

    c. Kontraktor harus melaporkan kepada pengawas kapan setiap pekerjaan sudah siap atau diperkirakan akan siap diperiksa.

    d. Bila permohonan pemeriksaan pekerjaan itu dalam waktu 2 x 24 jam (dihitung dari jam diterimanya surat permohonan pemeriksaan, tidak terhitung hari libur/hari

    raya) tidak dipenuhi/ditanggapi oleh Konsultan Pengawas/Direksi, maka Kontraktor

    dapat meneruskan pekerjaannya dan bagian yang seharusnya diperiksa dianggap

    telah disetujui oleh Konsultan Pengawas/Direksi.

    e. Bila kontraktor melalaikan perintah, konsultan pengawas/Direksi berhak menyuruh membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk diperbaiki. Biaya

    pembongkaran tambah maupun alasan untuk perpanjangan waktu pelaksanaannya.

  • Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

    I-12

    (3) Kemajuan Pekerjaannya. a. Seluruh bahan, peralatan konstruksi dan tenaga kerja yang harus disediakan oleh

    kontraktor demikian pula metode/cara pelaksanaan pekerjaan harus

    diselenggarakan sedemikian rupa, sehingga diterima oleh konsultan pengawas.

    b. Apabila laju kemajuan pekerjaan atau bagian pekerjaan pada suatu waktu menurut penilaian konsultan pengawas telah terlambat, untuk menjamin penyelesaian pada

    waktu yang telah ditentukan atau pada waktu yang diperpanjang maka pengawas

    harus memberikan petunjuk secara tertulis langkah langkah yang perlu diambil guna melancarkan laju pekerjaan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu

    yang telah ditentukan.

    (4) Perintah untuk pelaksanaan (foreman) Bila kontraktor atau petugas lapangannya tidak berada ditempat kerja dimana konsultan

    pengawas bermaksud untuk memberikan petunjuk atau perintah, maka petunjuk atau

    perintah itu harus dituruti dan dilaksanakan oleh semua petugas pelaksana atau petugas

    yang ditunjuk oleh kontraktor untuk menangani pekerjaan itu.

    (5) Toleransi Seluruh pekerjaan yang dilaksanakan dalam kontrak ini harus dikerjakan sesuai dengan

    toleransi yang diberikan dalam spesifikasi, dan toleransi lainnya yang ditetapkan pada

    bagian lainnya.

  • Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

    II-1

    BAB II

    SYARAT-SYARAT TEKNIS

    PEKERJAAN URUGAN/REKLAMASI

    PASAL 1

    U M U M

    (1) Pekerjaan penimbunan atau pembuangan lumpur, tanah, batu-batu atau material lain dari

    atau ke tempat proyek untuk pelaksanaan pengembangan lahan, konstruksi, pembuangan

    material yang tidak digunakan, lapisan tanah atas kesemuanya disesuaikan dengan

    spesifikasi dan mengikuti gambar rencana menurut kedudukan, kemiringan dan bentuk

    penampang.

    (2) Sebelum dimulainya pekerjaan, kontraktor bersama-sama dengan Konsultan Pengawas

    melakukan survei dan mengadakan pengukuran selisih tinggi pada areal dimana pekerjaan

    tanah akan dilaksanakan dan menyepakati terhadap elevasi permukaan tanah asli (belum

    terganggu). Prosedur yang sama harus diikuti bila penimbunan selesai.

    (3) Setiap pekerjaan tambahan yang disebabkan karena kelebihan pengurugan atau

    disebabkan oleh keadaan tanah urugan yang kelihatan kurang baik harus diperbaiki oleh

    kontraktor tanpa mengklaim biaya tambahan kepada Pemberi Tugas.

    (4) Apabila tercantum dalam gambar-gambar atau telah diatur di dalam spesifikasi atau

    disetujui oleh Konsultan Pengawas bahan-bahan bekas galian harus ditimbun pada suatu

    tempat di dalam proyek.

    PASAL 2

    TEMPAT PEMBUANGAN

    Bekas galian yang tidak memenuhi persyaratan untuk digunakan dalam konstruksi harus

    dibuang dan ditempatkan di luar areal proyek atau ditempat-tempat yang lain sebagaimana

    yang telah tercantum dalam spesifikasi/syarat khusus pada gambar rencana atau yang

    diperintahkan Konsultan Pengawas. Areal untuk penimbunan bekas galian harus disediakan

    oleh Kontraktor seizin Pemberi Tugas.

    PASAL 3

    KLASIFIKASI GALIAN

    (1) Galian lumpur

    Lumpur umumnya dapat dengan mudah dipindahkan dengan metode penggalian tangan

    dengan menggunakan alat-alat misal : kapak, sekop, cangkul atau linggis, pahat dan palu.

    (2) Galian Tanah

    Galian tanah mencakup semua galian batu, galian untuk konstruksi atau galian untuk

    material/bahan baku.

  • Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

    II-2

    PASAL 4

    PEKERJAAN URUGAN DAN PEMADATAN

    (1) Pelaksanaan Pengurugan

    Pelaksanaan pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis, tebal tiap lapis adalah 20 cm

    tanah lepas dan dipadatkan sampai mencapai kepadatan maksimum, demikian

    seterusnya hingga mencapai peil permukaan tanah yang direncanakan.

    Pengurugan di sekeliling atau di atas beton hanya boleh dilakukan setelah beton

    mencapai kekuatan cukup untuk menerima beban.

    (2) Bahan Urugan

    a. Bahan untuk urugan, untuk pekerjaan urugan kembali bekas galian, urugan untuk

    perbaikan kualitas tanah maupun reklamasi laut menggunakan material yang

    didatangkan dari lokasi lain, lokasi sumber material ini harus diberitahukan kepada

    Konsultan Pengawas.

    b. Karakteristik fisik dan mekanik tanah urugan harus memenuhi syarat-syarat sebagai

    berikut :

    Kekuatan geser yang tinggi

    Kompresibilitas dan elastisitas yang rendah

    Indek elastisitas < 12

    Sensitifitas rendah

    Batas cair < 35 %

    Koefisien keseragaman > 6

    Ukuran butir tanah dasar tidak boleh lebih besar dari 7,5 mm maksimum 40%

    dari butiran harus lewat saringan standar No. 4 dan sekurang-kurangnya 2%

    harus lewat saringan standar No. 300.

    c. Bahan urugan harus bebas dari akar tumbuhan, kotoran sampah, bahan-bahan

    organik dan kotoran-kotoran lain.

    d. Terlebih dahulu dilakukan tes di laboratorium independen yang ditentukan atau

    disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Hasil tes secara tertulis diserahkan

    kepada Direksi/Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan sebelum

    pelaksanaan pengurugan.

    e. Bila dalam pelaksanaannya, Kontraktor menggunakan bahan urugan yang tidak

    memenuhi persyaratan, Direksi/Konsultan Pengawas berhak untuk menghentikan

    pekerjaan pengurugan dan mewajibkan Kontraktor untuk menggali kembali urugan

    dengan bahan yang tidak memenuhi syarat tersebut diatas dan Kontraktor harus

    menggantinya dengan bahan urugan yang memenuhi syarat atas biaya sendiri.

    (3) Test di Laboratorium

    Test terhadap material urugan tersebut antara lain meliputi :

    a. Berat jenis

    b. Kadar air

    c. Analisis pembagian butir

    d. Hidrometer

    e. Batas plastis

    f. Batas cair

    g. Pemadatan (Standard Proctor)

    h. Tes-tes lain yang dianggap perlu.

  • Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

    II-3

    Biaya tes ditanggung oleh Rekanan. Direksi/Konsultan Pengawas berhak menolak

    material yang tidak memenuhi persyaratan.

    (4) Persyaratan Bagi Lokasi yang akan diurug

    Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur, kotoran-kotoran dan air. Bila ada

    genangan air, maka Rekanan harus mengeringkannya terlebih dahulu, misalnya dengan

    bantuan pompa air agar pengurugan bisa dilakukan dalam keadaan kering.

    (5) Pemadatan

    Pekerjaan pemadatan tiap lapis urugan dilakukan dengan kadar air yang diusahakan

    selalu mendekati kadar air optimum. Kadar air optimum ditetapkan melalui percobaan

    laboratorium.

    (6) Test Kepadatan

    Setelah urugan tanah selesai dipadatkan, dilakukan tes kepadatan di lapangan (yang

    disaksikan oleh Direksi/Konsultan Pengawas) maupun di laboratorium.

    Untuk tes di lapangan, dapat digunakan sand cone method atau cara lain yang

    disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Alat yang digunakan telah ditera dan

    disediakan oleh Rekanan.

    Lokasi dan jumlah titik yang dites ditentukan oleh Direksi/Konsultan Pengawas.

    Hasil tes harus tertulis dan diserahkan kepada Direksi/Konsultan Pengawas untuk

    memperoleh persetujuan.

    Bila hasil tes menunjukkan tingkat kepadatan yang belum memuaskan, maka

    dengan atau tanpa perintah Direksi, Rekanan harus melakukan langkah-langkah

    perbaikan atas biaya Rekanan sendiri.

    (7) Tingkat Kepadatan

    Tingkat kepadatan lapangan yang disyaratkan adalah :

    a. 95 % dari kepadatan kering maksimum menurut ketentuan ASTM D-698

    atau Peraturan Bina Marga BPB-0111-76 yang berlaku untuk semua

    urugan umum, urugan di bawah pondasi, di belakang pangkal

    jembatan, pembuatan badan jalan dan lain-lain.

    b. 100 % kepadatan kering maksimum untuk lapisan tanah setebal 15 cm dari

    subgrade/dasar balas pada pembuatan jalan/dasar bangunan.

    (8) Urugan Khusus untuk Perbaikan Tanah

    Apabila terjadi perbaikan keadaan tanah dengan maksud memperbaiki daya dukung

    tanah maka sebagian dari tanah semula akan digali sedemikian hingga tebalnya tanah

    pengganti memenuhi syarat dalam gambar rencana dan mengusahakan seminimum

    mungkin terjadinya gangguan terhadap tanah asli yang diakibatkan oleh penggalian

    tersebut. Tanah ini dipadatkan dengan baik sesuai dengan ketentuan-ketentuan tentang

    pemadatan tanah urugan seperti yang disebutkan dalam (sub) pasal-pasal terdahulu.

    PASAL 5

    PENGURUGAN DI SEKITAR BANGUNAN

    Pengurugan bahan disekitar bangunan harus dilaksanakan dan pemadatannya sedemikian rupa

    sehingga tak menimbulkan kerusakan terhadap bangunan. Pengurugan kembali di belakang

    struktur beton atau dari pasangan batu tidak diijinkan, apabila pengecoran struktur yang

    bersangkutan kurang dari 14 hari.

  • Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

    II-4

    Pemadatan urugan dekat struktur yang tertanam tidak dapat dilakukan dengan alat mesin gilas

    bergetar di dalam jarak 3 m vertikal 2 m horisontal dari tiap struktur atau dalam hal mesin

    gilas roda ganda yang digerakkan sendiri harus sejauh 1 m dari tiap struktur.

    Perbedaan ketinggian permukaan urugan antara sisi yang satu (dalam) dengan sisi yang lain

    (Luar) daripada struktur tidak boleh melebihi 1 m.

    PASAL 6

    PENANAMAN RUMPUT

    Pada permukaan tanah lunak yang miring harus ditanami rumput sesuai dengan petunjuk

    Konsultan Pengawas. Jenis rumput akan dipilih oleh Konsultan Pengawas dari jenis rumput

    setempat yang tersedia di lokasi dan harus terdiri dari bibit rumput yang di tanam dengan

    jarak masing-masing 250 mm arah permukaan tanah.

    Sesudah penanaman Kontraktor harus memelihara rumput tersebut selama masa pemeliharaan

    dan harus mengganti rumput-rumput yang tidak tumbuh.

    Sebagian dasar pembayaran penanaman rumput dihitung pada luas meter persegi, termasuk

    penyediaan bibit rumpur, buruh, perawatan dan beberapa pekerjaan sementara diperlukan.

    PASAL 7

    MATRAS/CERUCUK DOLKEN

    Pekerjaan matras/cerucuk ini meliputi penyediaan semau peralatan, tenaga kerja,

    perlengkapan dan bahan, serta pelaksanaan seluruh pengoperasian yang berhubungan dengan

    pemancangan cerucuk dolken.

    (1) Peraturan

    Standar yang dipakai sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia

    (2) Material / Bahan

    Cerucuk berfungsi untuk memperbaiki daya dukung tanah harus dari dolken yang

    sudah tua dan lurus, dengan mempunyai diameter 8 - 10 cm. Kontraktor wajib

    menyerahkan contoh bahan yang akan dipakai kepada Konsultan Pengawas, dan

    apabila bahan yang didatangkan tidak sesuai mutu maka Kontraktor wajib untuk

    mengeluarkan dari lokasi proyek. Segala akibat dari pekerjaan tersebut tidak ada

    penggantian.

    (3) Pemancangan

    a. Persetujuan

    Sebelum masuk pekerjaan, Kontraktor harus minta persetujuan Konsultan Pengawas

    mengenai deskripsi, spesifikasi, gambar-gambar dan program pekerjaan secara

    detail atas metoda yang diusulkan dalam hal pemancangan termasuk peralatan yang

    akan digunakan.

    b. Alat Pancang

    Martil untuk pemancangan harus bisa digunakan dalam pemancangan tiang dolken.

    Martil harus cukup berat untuk memancang cerucuk dolken dalam satu operasi yang

    berkesinambungan dan harus beroperasi dalam kecepatan penuh dan pukulan yang

    penuh. Kontraktor harus menyerahkan rencana dan tipe martil yang akan digunakan

    untuk pemancangan alat lain untuk merancang harus mendapatkan persetujuan dari

    Konsultan Pengawas.

  • Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

    II-5

    c. Kedalaman Pemancangan

    Cerucuk dolken yang harus dipancang sampai dengan ujung cerucuk yang

    ditentukan pada gambar rencana yaitu sampai kedalaman 2 m, apabila tanah keras

    telah dicapai sebelum tercapainya ujung cerucuk yang ditentukan, pemancangan

    boleh dihentikan atas persetujuan Konsultan Pengawas.

    PASAL 8

    GEOTEXTILE

    Geotextile harus dari serat monofilamen buatan yang terbuat dari polimer lembam yang tidak

    ditenun atau seperti yang disetujui Direksi. Geotextile harus mempunyai sifat isotropis dan

    benar-benar lembam untuk penggunaan dibawah air secara terus menerus. Geotextile harus

    dilengkapi dengan bahan tambahan sehingga tidak terpengaruh oleh sinar Ultra Ungu.

    Kontraktor harus menyerahkan usulan rinci yang dilengkapi dengan sertifikat pengujian dan 8

    lembar contoh geotextile yang diusulkan berukuran 400 x 400 mm2 kepada Direksi.

    Penyerahan ini tidak boleh kurang dari 1 (satu) bulan sebelum pemasangan dilakukan. Tidak

    ada geotextile yang dipasang sebelum ada persetujuan dari Direksi.

    Geotextile harus mempunyai sifat dan spesifikasi sebagai berikut :

    Karakteristik Struktural :

    * Diameter Serat (mikron) 35

    * Ketebalan dibanding diameter 20

    * Porositas pada 250 kg/m2 (%) 79

    * Porositas pada 2 x 10000 kg/m2 (%) 74

    Sifat-sifat Mekanis untuk Uji Plane Strain 200 mm (kekuatan regang)

    * Beban maksimum (N/200 mm) 1700

    * Pemanjangan pada beban maksimum (%) 45

    * Beban pada 5 % pemanjangan (N) 500

    * Energi putus (Joule) 100

    Sifat-sifat Mekanis untuk Uji Tarik 25 mm

    * Beban maksimum (N) 850

    * Pemanjangan pada beban maksimum (%) 80

    * Pemanjangan pada saat sobek (%) 90

    * Kekuatan sobek (N) 250

    * Beban mendadak (N/cm2) 110

    Sifat-sifat Hidraulis

    * Permeabilitas (Liter/m2/det 100 mm head) 40

    * Diameter pori 90 mikron 100

    * Diameter pori 50 mikron 70

    * Koefisien Darcy 0,5 x 0,001 m/det

    Geotextile harus disimpan sedemikian rupa sehingga tidak terkena sinar matahari langsung.

    Kontraktor harus menyerahkan usulan rinci cara pemasangan geotextile kepada Direksi untuk

    mendapat persetujuannya. Sambungan harus dijahit atau disambung dengan cara lain yang

    disetujui Direksi.

  • Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

    II-6

    Kontraktor harus memperbaiki geotextile yang rusak. Metoda perbaikan harus mendapat

    persetujuan Direksi. Apabila Direksi merasa bahwa perbaikan itu tidak memuaskan, maka

    Kontraktor harus menggantinya dengan yang baru.

  • Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

    III-1

    BAB III

    SYARAT-SYARAT TEKNIS

    PEKERJAAN BALOK BETON (TALUD)

    PASAL 1

    UMUM

    (1) Lingkup Pekerjaan

    Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan tenaga kerja, bahanbahan, peralatan

    dan alat bantu lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan, yang meliputi :

    a. Pekerjaan Balok Beton (Talud)

    Semua penjelasan mengenai pekerjaan tersebut diatas akan dijelaskan dalam point

    point penjelasan termasuk segala jenis peralatan, bahan dan teknis pekerjaan. Semua

    pekerjaan yang termasuk dalam ruang lingkup pekerjaan yang tidak dijelaskan

    kemudian dalam risalah aanwijzing dan pihak kontraktor harus melaksanakannya sesuai

    gambar kerja.

    (2) Persiapan Pelaksanaan

    Sebelum pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus mempelajari dengan seksama gambar

    kerja. Kontraktor harus sudah memperhitungkan segala kondisi dilapangan. Kontraktor

    harus menyediakan bahan, tenaga kerja, peralatan dan lainlain untuk membuat dan

    memasang semua struktur dermaga sesuai dengan yang ditentukan dalam gambar

    rencana dan spesifikasi teknis.

    Dermaga dibangun menggunakan konstruksi beton bertulang. Untuk plat lantai, balok

    lantai, dan pile cap menggunakan beton cast in situ. Sedangkan untuk tiang pancang

    menggunakan beton pra cetak.

    PASAL 2

    PEKERJAAN PENGUKURAN

    (1) Agar pekerjaan dilapangan sesuai dengan gambar rencana, perlu dilakukan stake out

    dan pemasangan patok-patok.

    (2) Untuk pemasangan stake out diperlukan titik tetap

    (3) Titik tetap yang dimaksud harus memenuhi syarat :

    Posisi dan tinggi titik tetap diketahui, hal ini dapat dilakukan melalui pengikatan

    dengan bench mark atau detail lain yang sudah diketahui koordinat dan tingginya.

    Bentuk titik tetap bisa berupa BM atau kontruksi lain yang stabil

    Letak titik tetap diusahakan berada disekitar detail yang akan di stake out.

    (4) Pengikatan titik tetap dilakukan melalui pengukuran waterpass dengan alat ukur wild

    nak 2.

    (5) Pengukuran harus dibuat dengan jarak 15 m dalam arah horizontal, sedangkan pada

    arah vertical dapat dibuat dengan jarak 10 m dan 15 m.

    (6) Setelah dilaksanakan pengukuran/sounding, dan kontraktor sudah merasa yakin atas

    hasil pengukuran, dipasang profil sesuai dengan kebutuhan, baik posisi maupun

    ukurannya.

  • Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

    III-2

    PASAL 3

    PEKERJAAN BETON CAST IN SITU

    (1) Persyaratan Mutu

    a. Dalam pekerjaan dermaga ini, beton yang digunakan adalah beton siap pakai atau

    ready mix concrete.

    b. Sebelum pelaksanaan pekerjaan pengecoran, kontraktor harus terlebih dahulu

    menyampaikan contoh bahan yang akan dipakai dan harus membuat job mix

    formula (Mix Design) untuk mendapat persetujuan Direksi / Konsultan Pengawas.

    c. Beton yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini harus mempunyai

    mutu karakteristik minimal, sebagai berikut :

    Mutu Balok Beton untuk K-350

    d. Adukan beton yang dipergunakan untuk seluruh struktur ini harus memakai beton

    ready mix, dan harus dipadatkan dengan menggunakan concrete vibrator, dalam

    pemadatan concrete vibrator tidak boleh terkena baja tulangan.

    (2) Persyaratan Bahan

    a. S e m e n

    Persyaratan Umum

    Semua semen harus Cement Portland yang disesuaikan dengan persyaratan

    dalam Peraturan Portland Cement Indonesia NI-8 atau ASTM C-150 Type 1 atau

    standard Inggris BS 12.

    Mutu semen yang memenuhi syarat dan dapat dipakai adalah setara TIGA

    RODA, GRESIK, serta memenuhi persyaratan NI-8. Pemilihan salah satu merk

    semen adalah mengikat dan dipakai untuk seluruh pekerjaan.

    Pemeriksaan

    Direksi / Konsultan Pengawas dapat memeriksa semen yang disimpan dalam

    gudang pada setiap waktu sebelum dipergunakan.

    Kontraktor harus bersedia untuk memberi bantuan yang dibutuhkan oleh Direksi

    / Konsultan Pengawas untuk pemeriksaan tersebut.

    Semen yang tidak memenuhi syarat setelah diperiksa oleh Direksi / Konsultan

    Pengawas tidak boleh dipergunakan. Jika semen yang dinyatakan tidak dapat

    diterima tersebut telah dipergunakan untuk beton, maka Direksi / Konsultan

    Pengawas dapat memerintahkan untuk membongkar beton tersebut dan diganti

    dengan memakai semen yang telah disetujui atas beban Kontraktor. Kontraktor

    harus menyediakan semua semen-semen dan beton yang dibutuhkan untuk

    pemeriksaan atas biaya kontraktor.

    Tempat Penyimpanan

    Kontraktor harus menyediakan tempat penyimpanan yang sesuai untuk semen,

    dan setiap saat harus terlindung dari kelembaban udara dan cuaca. Tempat

    penyimpanan tersebut juga harus sedemikian rupa agar memudahkan waktu

    pengambilan.

    Gudang penyimpanan harus berlantai kuat dibuat dengan jarak minimal 30 cm

    dari tanah, harus cukup besar untuk dapat memuat semen dalam jumlah banyak,

    sehingga kelambatan atau kemacetan dalam pekerjaan dapat dicegah dan harus

    mempunyai ruang lantai yang cukup untuk menyimpan tiap muatan truck semen

    secara terpisah-pisah dan menyediakan jalan yang mudah untuk mengambil

    contoh, menghitung zak-zak dan memindahkannya.

    Semen dalam zak tidak boleh ditumpuk lebih tinggi dari 2 meter.

  • Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

    III-3

    Untuk mencegah semen dalam zak disimpan terlalu lama sesudah penerimaan,

    kontraktor hendaknya mempergunakan semen menurut urutan kronologis yang

    diterima ditempat pekerjaan.

    Tiap kiriman semen harus disimpan sedemikian rupa sehingga mudah dibedakan

    dari kiriman lainnya. Semua zak kosong harus disimpan dengan rapih dan diberi

    tanda yang telah disetujui oleh Direksi / Konsultan Pengawas / Konsultan

    Manajemen Konstruksi.

    b. Agregat Halus (Pasir)

    Jenis pasir yang dipakai untuk pekerjaan bangunan ini adalah pasir alam yaitu

    pasir yang dihasilkan dari sungai atau pasir alam lain yang didapat dengan

    persetujuan Direksi / Konsultan Pengawas.

    Persetujuan untuk sumber pasir alam tidak dimaksudkan sebagai persetujuan

    dasar (pokok) untuk semua bahan yang diambil dari sumber tersebut. Kontraktor

    harus bertanggung jawab atas kualitas tiap jenis bahan yang dipakai dalam

    pekerjaan.

    Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan kepada Direksi / Konsultan

    Pengawas untuk bahan pemeriksaan serta persetujuan sebelum bahan tersebut

    digunakan pada pelaksanaan pekerjaan.

    Pasir harus bersih dan bebas dari kotoran serta substansi yang merugikan, jumlah

    prosentase dari segala macam substansi yang merugikan beratnya tidak boleh

    lebih dari 5% berat pasir.

    Pasir harus mempunyai modulus kehalusan butiran 2 sampai 32, atau jika

    diselidiki dengan saringan standard harus sesuai dengan standard Indonesia

    untuk beton atau dengan ketentuan sebagai berikut :

    Jika persentase satuan tertinggal dalam saringan no. 16 adalah 20 persen atau

    kurang, maka batas maksimum untuk persentase satuan dalam saringan no. 8

    dapat naik sampai 20 persen.

    Saringan No Persentase satuan timbangan tertinggal di

    saringin

    4 0 15

    8 6 15

    16 10 25

    30 10 30

    50 15 35

    100 12 20

    PAN 3 7

    b. Agregrat Kasar (Kerikil)

    Agregat kasar harus didapat dari sumber yang telah disetujui oleh Direksi /

    Konsultan Pengawas. Ini dapat berupa kerikil sebagai hasil disintegrasi alami

    dari batu-batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu.

    Agregat kasar harus bersih dan bebas dari bagian-bagian yang halus, mudah

    pecah, tipis atau yang berukuran panjang, bersih dari alkali, bahan-bahan organis

    atau dari substansi yang merugikan. Besarnya persentase dari substansi yang

    merugikan tidak boleh mencapai 3% dari agregat kasar. Agregat kasar harus

    berbentuk baik, keras, padat, kekal dan tidak berpori. Apabila kadar lumpur

    melampaui 1%, maka agregat kasar harus dicuci.

  • Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

    III-4

    Agregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir berada antara 5 mm -

    25 mm dan harus memenuhi syarat-syarat berikut :

    - Sisa di atas ayakan 31,5 mm, harus 6% berat

    - Sisa di atas ayakan 4 mm, harus berkisar antara 90% dan 98% berat

    - Selisih antara sisa-sisa kumulatif di atas dua ayakan yang berurutan, adalah

    maksimum 60% dan minimum 10% berat

    - Harus menyesuaikan dengan semua ketentuan-ketentuan yang terdapat di NI-

    2 PBI-l971

    Agregat kasar harus sesuai dengan spesifikasi tersebut diatas, jika diperiksa oleh

    Direksi / Konsultan Pengawas ternyata tidak sesuai dengan ketentuan gradasi,

    maka Kontraktor harus menyaring kembali atau mengolah kembali bahannya

    atas biaya sendiri, untuk menghasilkan agregat yang dapat disetujui Direksi /

    Konsultan Pengawas.

    d. A i r

    Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton harus bersih dan bebas dari

    bahan-bahan yang merusak yang mengandung oli, asam, alkali, garam, bahan

    organik, atau bahan-bahan lainnya yang merugikan terhadap beton atau tulangan.

    Air tersebut harus diuji di Laboratorium pengujian yang ditetapkan oleh Direksi /

    Konsultan Pengawas untuk menetapkan sesuai tidaknya dengan ketentuan-

    ketentuan yang ada di dalam PBI-l971 untuk bahan campuran beton.

    e. Baja Tulangan

    Semua baja tulangan beton harus baru, mutu dan ukuran sesuai dengan standard

    Indonesia untuk beton NI-2, PBI-l971 atau ASTM Designation A-15, dan harus

    disetujui oleh Direksi / Konsultan Pengawas.

    Direksi / Konsultan Pengawas berhak meminta kepada Kontraktor, surat

    keterangan tentang pengujian oleh pabrik dari semua baja tulangan beton yang

    disediakan, untuk persetujuan Direksi / Konsultan Pengawas sesuai dengan

    persyaratan mutu untuk setiap bagian konstruksi seperti tercantum di dalam

    gambar rencana.

    Baja tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dari serpih-serpih, karat,

    minyak, gemuk dan zat kimia lainnya yang dapat merusak atau mengurangi daya

    lekat antara baja tulangan dengan beton.

    e. Cetakan (Bekisting)

    Bekisting memakai multiplex tebal minimum 9 mm atau papan kayu meranti.

    Bekisting tersebut harus diperkuat dengan rangka kayu meranti ukuran 5/7, 5/10

    dan sebagainya, dan untuk bekisting plat lantai 2 menggunakan bondek, yang

    pelaksanaannya di periksa dan disetujui oleh pengawas dan direksi.

    Steiger cetakan/bekisting harus dari pipa-pipa besi standar pabrik atau kayu dan

    tidak diperkenankan memakai bambu.

    (3) Beton Ready Mix

    Mutu beton yang disyaratkan untuk pekerjaan Balok Beton adalah beton K-350.

    Kontraktor harus membuat/mengadakan campuran percobaan (trial mix desain)

    untuk menentukan komposisi bahan adukan sesuai mutu karakteristik beton yang

    disyaratkan dan disetujui Direksi/Konsultan Pengawas.

    Kontraktor harus mengadakan slump test dan tes kuat tekan beton untuk mengetahui

    kualitas karakteristik beton satu sampel untuk setiap tes, umur 3 hari, 14 hari, dan

    28 hari, tiap 5 m3 beton atau tiap 1 mobil mixer.

    Persyaratan campuran beton rencana tetap mengikuti ketentuan SNI 2002.

  • Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

    III-5

    Semua beton ready mix harus disuplay dari perusahaan yang disetujui

    Direksi/Konsultan Pengawas.

    Perbandingan berat dari semen, agregat kasar dan agregat halus harus terus menerus

    dicatat pada batching plant dengan alat timbangan yang sudah dikalibrasi oleh

    badan yang berwenang.

    Pencatatan dari semen, agregat dan jumlah air setiap truck mixer harus dapat

    diberikan kepada Direksi/Konsultan Pengawas jika diperlukan.

    Secara periodik harus dilakukan testing untuk menentukan kadar air (moisture

    content ) dari agregat untuk menentukan pengaturan tambahan jumlah air yang akan

    dicampurkan.

    Nama dan alamat dari perusahaan beton ready mix harus disampaikan untuk

    persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas.

    Jika diperlukan Kontraktor harus mengatur peninjauan ke perusahaan tersebut.

    (4) Persyaratan Pelaksanaan

    a. S u h u

    Suhu beton sewaktu dituang tidak boleh lebih dari 32oC dan tidak kurang dari 4,5

    oC.

    Bila suhu dari beton yang dituang berada antara 27oC dan 32

    oC, beton harus diaduk

    ditempat pekerjaan untuk kemudian langsung dicor. Bila beton dicor pada waktu

    cuaca tidak stabil sehingga suhu dari beton melebihi 32oC, maka kontraktor harus

    mengambil langkah-langkah yang efektif, seperti mengecor pada waktu malam hari

    bila diperlukan.

    b. Cetakan Beton

    Cetakan harus sesuai dengan bentuk dan ukuran yang ditentukan dalam gambar

    rencana. Bahan yang dipakai untuk cetakan harus mendapatkan persetujuan dari

    Direksi / Konsultan Pengawas sebelum pembuatan cetakan dimulai, tetapi

    persetujuan yang demikian tidak akan mengurangi tanggung jawab Kontraktor

    terhadap keserasian bentuk maupun terhadap perlunya perbaikan kerusakan-

    kerusakan, yang mungkin dapat timbul waktu pemakaian. Sewaktu-waktu

    Direksi / Konsultan Pengawas dapat mengafkir cetakan jika bentuknya yang

    tidak dapat diterima dan Kontraktor harus dengan segera mengambil bentuk yang

    diafkir dan menggantinya atas bebannya sendiri.

    Semua cetakan harus betul-betul teliti kuat dan aman pada kedudukannya

    sehingga dapat dicegah pengembangan selama dan sesudah pengecoran beton.

    Semua cetakan beton harus kokoh. Alat-alat dan usaha-usaha yang sesuai dan

    cocok untuk membuka cetakan-cetakan tanpa merusak permukaan dari beton

    yang telah selesai harus tersedia. Sebelum beton dicor, permukaan dari cetakan-

    cetakan harus diberi pelumas. Minyak tersebut dipakai hanya setelah disetujui

    Direksi / Konsultan Pengawas. Penggunaan minyak cetakan harus hati-hati untuk

    mencegah kontak dengan besi beton dan mengakibatkan kurangnya daya lekat.

    Penyangga cetakan (steiger) harus bertumpu pada pondasi yang baik dan kuat

    sehingga tidak akan ada kemungkinan penurunan cetakan selama pelaksanaan.

    c. Pengecoran

    Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, ukuran dan letak

    baja tulangan beton sesuai dengan gambar rencana, pemasangan sparing-

    sparing instalasi, penyokong, pengikatan dan lain-lainya selesai dikerjakan.

    Sebelum pengecoran dimulai permukaan-permukaan yang berhubungan dengan

    pengecoran harus sudah disetujui oleh Direksi / Konsultan Pengawas.

  • Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

    III-6

    Sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat pengecoran beton

    (cetakan) harus bersih dari air yang tergenang, reruntuhan atau bahan lepas.

    Permukaan bekisting harus dibasahi dengan merata sehingga kelembaban/air

    dari beton yang baru di cor tidak akan diserap.

    Permukaan-permukaan beton yang telah dicor lebih dahulu, dimana akan dicor

    beton baru, harus bersih dan lembab ketika dicor dengan beton baru. Pada

    sambungan pengecoran harus dipakai perekat beton yang disetujui oleh Direksi

    / Konsultan Pengawas. Pembersihan harus berupa pembuangan semua kotoran,

    pembuangan beton-beton yang mengelupas atau rusak, atau bahan-bahan asing

    yang menutupinya. Semua genangan air harus dibuang dari permukaan beton

    lama tersebut sebelum beton baru dicor. Perlu diperhatikan letak/jarak/sudut

    untuk setiap penghentian pengecoran yang masih berlanjut, terhadap sistem

    struktur/penulangan yang ada.

    Beton boleh dicor hanya waktu Direksi / Konsultan Pengawas ada di tempat

    kerja, dan persiapan betul-betul telah memadai.

    Pengecoran beton tidak boleh dijatuhkan lebih tinggi dari 2 meter, semua

    penulangan beton harus selalu lapis-perlapis horizontal dan tebalnya tidak lebih

    dari 50 cm. Direksi / Konsultan Pengawas mempunyai hak untuk mengurangi

    tebal tersebut apabila pengecoran dengan tebal lapisan 50 cm tidak dapat

    memenuhi spesifikasi ini.

    Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras atau lama

    sedemikian rupa sehingga spesi/mortar terpisah dari agregat kasar.Selama

    hujan, air semen atau spesi tidak boleh dihamparkan pada construction joint

    dan air semen atau spesi yang hanyut terhampar harus dibuang sebelum

    pekerjaan dilanjutkan.

    Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai sepadat mungkin, sehingga bebas

    dari kantong-kantong kerikil, dan menutup rapat-rapat semua permukaan dari

    cetakan dan material yang diletakkan. Dalam pemadatan setiap lapisan dari

    beton, kepala alat penggetar (vibrator) harus dapat menembus dan

    menggetarkan kembali beton pada bagian atas dari lapisan yang terletak di

    bawah. Lamanya penggetaran tidak boleh menyebabkan terpisahnya bahan

    beton dengan airnya. Semua beton harus dipadatkan dengan alat penggetar type

    immerson beroperasi dengan kecepatan paling sedikit 3,000 putaran per menit

    ketika dibenamkan dalam beton.

    g. Waktu dan Cara-cara Pembukaan Cetakan

    Waktu dan cara pembukaan cetakan harus mengikuti petunjuk Direksi / Konsultan

    Pengawas. Pekerjaan ini harus dikerjakan dengan hati-hati untuk menghindarkan

    kerusakan pada beton. Beton yang masih muda/lunak tidak diijinkan untuk

    dibebani. Segera sesudah cetakan-cetakan dibuka, permukaan beton harus diperiksa

    dengan teliti dan permukaan-permukaan yang tidak beraturan harus segera

    diperbaiki sampai disetujui Direksi / Konsultan Pengawas.

    h. Perawatan (Curing)

    Semua beton harus dirawat (cured) dengan air seperti ditentukan di bawah ini.

    Direksi / Konsultan Pengawas berhak menentukan cara perawatan yang harus

    digunakan.

    Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar matahari

    langsung minimal selama 3 hari sesudah pengecoran. Perlindungan dilakukan

  • Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

    III-7

    dengan menutupi permukaan beton dengan deklit atau karung bekas yang

    dibasahi dan harus dilaksanakan segera setelah pengecoran dilaksanakan.

    Perawatan beton setelah tiga hari, yaitu dengan melakukan penggenangan

    dengan air pada permukaan beton paling sedikit selama 14 hari terus menerus.

    Perawatan semacam ini bisa dilakukan dengan penyiraman secara mekanis atau

    dengan pipa yang berlubang-lubang atau dengan cara lain yang disetujui Direksi

    / Konsultan Pengawas sehingga selama masa tersebut permukaan beton selalu

    dalam keadaan basah. Air yang digunakan dalam perawatan (curing) harus

    memenuhi persyaratan spesifikasi air untuk campuran beton.

    i. Perlindungan (Protection)

    Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap kerusakan-kerusakan sebelum

    penerimaan terakhir oleh Direksi / Konsultan Pengawas.

    J. Perbaikan Permukaan Beton

    Jika sesudah pembukaan cetakan ada permukaan beton yang tidak sesuai

    dengan yang direncanakan, atau tidak tercetak menurut gambar, atau ternyata

    ada permukaan yang rusak, hal itu dianggap sebagai tidak sesuai dengan

    spesifikasi ini dan harus dibuang dan diganti oleh Kontraktor atas bebannya

    sendiri. Kecuali bila Direksi / Konsultan Pengawas memberikan izinnya untuk

    menambal tempat yang rusak.

    Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang terdiri

    dari sarang kerikil, kerusakan-kerusakan karena cetakan, lobang-lobang karena

    keropos, ketidak rataan dan bengkak harus dibuang dengan pemahatan atau

    dengan batu gerinda. Sarang kerikil dan beton lainnya harus dipahat, lobang-

    lobang pahatan harus diberi pinggiran yang tajam dan dicor sedemikian

    sehingga pengisian akan terikat (terkunci) ditempatnya. Semua lubang harus

    terus menerus dibasahi selama 24 jam sebelum dicor, dan seterusnya

    disempurnakan.

    k. Bonding Agent

    Dipergunakan pada elemen-elemen beton yang harus disambungkan / dicor secara

    terputus, untuk mendapatkan sistem struktur yang kokoh sesuai dengan desain dan

    perhitungannya. Cara pemakaiannya harus sesuai petunjuk pabrik dan atas

    persetujuan Direksi / Konsultan Pengawas.

    l. Admixture

    Admixture dipergunakan apabila keadaan memaksa untuk mempercepat pengerasan

    beton. Bahan admixture yang dipakai adalah setara dengan merek Feb, Cormix,

    atau Sika. Penggunaan bahan admixture tersebut harus mendapat persetujuan dari

    Direksi / Konsultan Pengawas

    MENGETAHUI

    KEPALA DINAS PERTANIAN DAN KELAUTAN

    DARJAMUNI

    NIP.19600929 198703 1 005