sistim ventilasi pengenceran udara ashare...
TRANSCRIPT
SISTIM VENTILASI PENGENCERAN UDARA ASHARE STANDARD
Halaman ………… 1
SISTIM VENTILASI PENGENCERAN UDARA
DENGAN MENGGUNAKAN ASHARE SATANDAR
Latar Muhammad Arief, Ir, MSc
Dosen FKM, Peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Univ Esa Unggul
Disampaikan pada kuliah online – minggu keenam tanggal 01 November 2014
SISTIM VENTILASI PENGENCERAN UDARA ASHARE STANDARD
Halaman ………… 2
I. PENDAHULUAN
Perancangan sistim ventilasi pengenceran udara didasarkan pada hipotesis bahwa konsentrasi polutan adalah sama di seluruh ruang, dengan anggapan bahwa udara yang disuplai ke dalam ruang tersebut bebas dari polutan, dan waktu awal konsentrasi dalam ruang adalah nol, dan salah satu metode yang digunakan adalah metode dari. American Society of Heating, Refrigerating, dan Air Conditioning Engineers (ASHRAE), Metode ini umumnya digunakan untuk membahas tentang ventilasi umum, rancangan ventilasi rumah/banguan hunian, dan pelayanan-pelayanan public. Fungsinya adalah proses "mengubah" atau mengganti udara dalam ruang apapun untuk memberikan kualitas udara yang tinggi dalam ruangan dalam jumlah yang sesuai kebutuhan (misalnya untuk mengontrol suhu, mengisi oksigen, atau menghilangkan bau, asap, panas/menghilangkan kalor yang berlebihan, debu, bakteri di udara, dan gas-gas pembakaran (CO2) yang ditimbulkan oleh pernafasan dan proses-proses pembakaran). Pada Juni 2000 Komite Standar ASHRAE (SPC 62.2P), ventilasi perumahan dan layanan publik, menurut American Lung Association, bagian-bagian dalam rumah kita sebagai ancaman terhadap kesehatan pernapasan. Asma adalah penyakit kronis yang serius memapar anak-anak dalam kelembaban yang berhubungan dengan cacat konstruksi hunian rumah di Amerika Serikat Ventilasi alami terjadi karena adanya perbedaan tekanan di luar suatu bangunan gedung yang disebabkan oleh angin dan karena adanya perbedaan temperatur, sehingga terdapat gas-gas panas yang naik di dalam saluran ventilasi. Ventilasi alami yang disediakan harus terdiri dari bukaan permanen, jendela,pintu atau sarana lain yang dapat dibuka, dengan : jumlah bukaan ventilasi tidak kurang dari 5% terhadap luas lantai ruangan yang membutuhkan ventilasi. Suatu prosedur perencanaan sistem ventilasi, dengan laju aliran udara, panas dan beban pendinginan, pergeseran udara menurut penghuni, pasokan prinsip udara Sebuah sistem ventilasi dapat dirancang lebih atau kurang sesuai prosedur berikut:
1. Menghitung panas atau beban pendinginan, termasuk panas sensibel dan laten 2. Hitung pergeseran udara yang diperlukan sesuai jumlah penghuni dan aktivitas mereka, atau
dengan proses khusus lainnya 3. Hitung suhu udara suplai 4. Hitung beredar massa udara 5. Hitung temperatur kerugian pada saluran 6. Hitung output dari komponen -, pendingin pemanas, mesin cuci, humidifier 7. Hitung boiler atau ukuran pemanas 8. Desain dan menghitung sistem saluran
II PEREANCANGAN SISTIM VENTILASI DAN PENGOKSIDASIAN UDARA .
Acuan. ASHRAE Handbook : Fundamentals, 1997, ASHRAE,Inc Efisiensi sistem pengkondisian udara, adalah perbandingan antara keluaran energi yang terpakai terhadap masukan energi dalam jangka waktu yang direncanakan, dinyatakan dalam persen (%).
2.1. Ventilasi Alami Ini terjadi karena adanya perbedaan tekanan dari luar suatu bangunan gedung yang disebabkan oleh oleh angin dan karena adanya perbedaan temperatur, sehingga terdapat gas-gas panas yang naik di dalam saluran ventilasi. Perancangan sistem ventilasi alami dilakukan sebagai berikut : a). Tentukan kebutuhan ventilasi udara yang diperlukan sesuai fungsi ruangan. b). Tentukan ventilasi gaya angin atau ventilasi gaya termal yang akan digunakan
SISTIM VENTILASI PENGENCERAN UDARA ASHARE STANDARD
Halaman ………… 3
Sedangkan faktor- faktor yang mempengaruhi laju ventilasi yang disebabkan gaya angin termasuk :
a) Kecepatan rata-rata. b) Arah angin yang kuat. c) Variasi kecepatan dan arah angin musiman dan harian.
d) hambatan setempat, seperti bangunan yang berdekatan, bukit, pohon dan semak belukar Persamaan 4.24 di bawah ini menunjukkan kuantitas gaya udara melalui ventilasi bukaan inlet oleh angin atau menentukan ukuran yang tepat dari bukaan untuk menghasilkan laju aliran udara :
Q = CV.A.V …............……….. (1). dimana ,
Q = laju aliran udara, m3 / detik. A = luas bebas dari bukaan inlet, m2. V = kecepatan angin, m/detik. CV = effectiveness dari bukaan (CV dianggap sama dengan 0,5 ~ 0,6 untuk angin yang
tegak lurus dan 0,25 ~ 0,35 untuk angin yang diagonal). Inlet sebaiknya langsung menghadap ke dalam angin yang kuat. Jika tida ada tempat yang menguntungkan, aliran yang dihitung dengan persamaan 4.24 akan berkurang, jika penempatannya kurang lazim, akan berkurang lagi. Penepatan outlet yang diinginkan : a) pada sisi arah tempat teduh dari bangunan yang berlawanan langsung dengan inlet. b) pada atap, dalam area tekanan rendah yang disebabkan oleh aliran angin yang tidak menerus. c) pada sisi yang berdekatan ke muka arah angin dimana area tekanan rendah terjadi. d) dalam pantauan pada sisi arah tempat teduh, e) dalam ventilator atap, atau f) pada cerobong. Inlet sebaiknya ditempatkan dalam daerah bertekanan tinggi, outlet sebaiknya ditempatkan dalam daerah negatip atau bertekanan rendah. Jika tahanan di dalam bangunan tidak cukup berarti, aliran disebabkan efek cerobong dapat dinyatakan dengan persamaan 4.25, Ventilasi Gaya Termal
Q = K.A,√2𝑔. ∆ℎ𝑛𝑝𝑙 (𝑇1−𝑇𝑜)
𝑇1 .................. (2)
dimana : Q = laju aliran, m3 / detik. K = koefisien pelepasan untuk bukaan. ∆hNPL = tinggi dari tengah-tengah bukaan terendah sampai NPL , m Ti = Temperatur di dalam bangunan, K. To = Temperatur luar, K.
Persamaan 4.25 digunakan jika Ti > To , jika Ti < To , ganti Ti dengan To, dan ganti (Ti-To) dengan (To – Ti). Temperatur rata-rata untuk Ti sebaiknya dipakai jika panasnya bertingkat. Jika bangunan mempunyai lebih dari satu bukaan, luas outlet dan inlet dianggap sama. Koefisien pelepasan K Koefisien pelepasan K, dihitung untuk semua pengaruh yang melekat, seperti hambatan permukaan, dan campuran batas. Perkiraan DhNPL sulit. Jika satu jendela atau pintu menunjukkan bagian-bagian yang besar (mendekati 90%) dari luas bukaan total dalam selubung, NPL adalah tinggi tengah-tengah lubang, dan DhNPL sama dengan setengah tingginya. Untuk kondisi ini, aliran yang melalui bukaan dua arah, yaitu udara dari sisi hangat mengalir melalui bagian atas bukaan, dan udara dari sisi dingin mengalir
SISTIM VENTILASI PENGENCERAN UDARA ASHARE STANDARD
Halaman ………… 4
melalui bagian bawah. Campuran batas terjadi dikedua sisi antar muka aliran yang berlawanan, dan koefisien orifis dapat dihitung sesuai dengan persamaan (Kiel dan Wilson, 1986) :
K’ = 0,40 + 0,0045.( Ti – To) . …………. ( 3). Jika ada bukaan lain yang cukup, aliran udara yang melalui bukaan akan tidak terarah dan campuran batas tidak dapat terjadi. Koefisien pelepasan K = 0,65 sebaiknya dipakai. Tambahan informasi pada cerobong yang disebabkan aliran udara untuk ventilasi alami bisa dipenuhi pada referensi Foster dan Down (1987). Aliran terbesar per unit luas dari bukaan diperoleh jika inlet dan outlet sama. Persamaan 4.25 dan 4.26 didasarkan pada kesamaan ini. Kenaikan luas outlet di atas luas inlet atau sebaliknya, menaikkan aliran udara tetapi tidak proportional terhadap penambahan luas. Jika bukaan tidak sama, gunakan luas yang tgerkecil dalam persamaandan tambahkan kenaikannya, seperti ditunjukkan pada gambar kurva 4.11.
Gambar 01 . Kenaikan aliran disebabkan kelebihan dari satu bukaan di atas lainnya
2.2 Ventilasi Mekanik
a. Persyaratan teknis
a) Sistem ventilasi mekanis harus diberikan jika ventilasi alami yang memenuhi syarattidak
memadai. b) Penempatan Fan harus memungkinkan pelepasan udara secara maksimal dan juga
memungkinkan masuknya udara segar atau sebaliknya. c) Sistem ventilasi mekanis bekerja terus menerus selama ruang tersebut dihuni. d) Bangunan atau ruang parkir tertutup harus dilengkapi sistem ventilasi mekanis untuk
membuang udara kotor dari dalam dan minimal 2/3 volume udara ruang harus terdapat pada ketinggian maksimal 0,6 meter dari lantai.
e) Ruang parkir pada ruang bawah tanah (besmen) yang terdiri dari lebih satu lantai, gas buang mobil pada setiap lantai tidak boleh mengganggu udara bersih pada lantai lainnya.
f) Besarnya pertukaran udara yang disarankan untuk berbagai fungsi ruangan harus sesuai ketentuan yang berlaku (lihat tabel 4.4)dan tabel 4.5
SISTIM VENTILASI PENGENCERAN UDARA ASHARE STANDARD
Halaman ………… 5
Tabel. 01 Kebutuhan ventilasi mekanis
Tipe
Catu udara segar minimum
Pertukaran udara/jam
M3/jam per orang
Kantor 6 18
Restoran/kantin 6 18
Toko,Pasar,Swalayan 6 18
Pabrik, Bengkel 6 18
Kelas, bioskop 8
Lobi, koridor, tangga 4
Kamar mandi, peturasan 10
Dapur 20
Tempat parkir 6 Sumber, SNI.03-6572-2001
Tabel 02. Kebutuhan ventilasi minimum dalam kaki kubik per menit (cfm) per orang
Hunian Kategori
IMC
cfm per
orang
ASHRAE
cfm per orang
Lembaga Pemasyarakatan, untuk fasilitas ruang tahanan
20 10
Ruang kelas (Pendidikan) 15 15 (siswa usia 5-8); 13 (Siswa usia 9 +)
Ruang publik atau theater auditorium 15 5
Ruang umum, ruang konferensi 20 6
Kantor gedung, ruang perkantoran 20 17
Hotel, motel, restoran, lobi asrama 15 1 IMC= International Mechanical Code
Sumber, ASHRAE, untuk 2006 IMC dan 62,1-2004 ASHRAE
b. Perancangan Sistem Ventilasi Mekanis
1). Perancangan sistem ventilasi mekanis dilakukan sebagai berikut : a) tentukan kebutuhan udara ventilasi yang diperlukan sesuai fungsi ruangan. b) tentukan kapasitas fan. c) rancang sistem distribusi udara, baik menggunakan cerobong udara atau fan yang
dipasang pada dinding/atap. 2). Jumlah laju aliran udara yang perlu disediakan oleh sistem ventilasi mengikuti
persyaratan pada tabel 4.6. 3). Untuk mengambil perolehan kalor yang terjadi di dalam ruangan, diperlukan laju aliran
udara dengan jumlah tertentu untuk menjaga supaya temperatur udara di dalam ruangan
tidak bertambah melewati harga yang diinginkan. Jumlah laju aliran udara V (m3/detik)
tersebut, dapat dihitung dengan persamaan :
V = q .. ........................... (4) f.c (tL - tD ) dimana ,
V = laju aliran udara (m3/detik). q = perolehan kalor (Watt). f = densitas udara (kg/m3). c = panas jenis udara (joule/kg.0C). (tL – tD ) = kenaikan temperatur terhadap udara luar (0C).
SISTIM VENTILASI PENGENCERAN UDARA ASHARE STANDARD
Halaman ………… 6
Tabel.03. Kebutuhan Laju Udara Ventilasi
No Fungsi Gedung Satuan Kebutuhan Udara Luar
Merokok Tidak Merokok
1 Laundri (mᵌ/min)/orang 1,05 0,46
2 Restoran:
a. Ruang Makan (mᵌ/min)/orang 1,05 0,21
b. Dapur (mᵌ/min)/orang -0,3 0,3
c. Fast Food (mᵌ/min)/orang 1,05 0,21
3 Service mobil
a. Garasi (tertutup) (mᵌ/min)/orang 0,21 0,21
b. Bengkel (mᵌ/min)/orang 0,21 0,21
4 Hotel, Motel, dsb:
a. Kamar Tidur (mᵌ/min)/orang 0,42 0,21
b. Ruang tamu/ ruang
duduk
(mᵌ/min)/orang 0 0,75
c. Kamar mandi/ Toilet (mᵌ/min)/orang 0 0
d.Lobi (mᵌ/min)/orang 0,45 0,15
e. Ruang pertemuan (kecil) (mᵌ/min)/orang 1,05 0,21
f. Ruang rapat (mᵌ/min)/orang 1,05 0,21
5 Kantor
a. Ruang Kerja (mᵌ/min)/orang 0,6 0,15
b. Ruang pertemuan (mᵌ/min)/orang 1,05 0,21
6. Ruang Umum
a. Koridor (mᵌ/min)/orang 0 0
b. WC umum (mᵌ/min)/orang 2,25 2,25
c. Ruang Locker (mᵌ/min)/orang 1,05 0,45
7. Pertokoan
a. Besmen Lantai Dasar (mᵌ/min)/orang 0,75 0,15
b. Lantai Atas Kamar Tidu (mᵌ/min)/orang 0,75 0,15
c. Mall dan Arkade (mᵌ/min)/orang 0,3 0,15
d. Lif (mᵌ/min)/orang 0 0,45
e. Ruang Merokok (mᵌ/min)/orang 1,5 0
8. Ruang Kecantikan
a. Panti Cukur dan Salon (mᵌ/min)/orang 0,87 0,6
b. Ruang Olah Raga (mᵌ/min)/orang 0 0,42
c. Tako Kembang (mᵌ/min)/orang 0 0,15
d. Salon Binatang
Peliharaan
(mᵌ/min)/orang 0 0,3
9. Ruang Hiburan
a. Disko dan Bowling (mᵌ/min)/orang 0 0,21
b. Lantai Gerak atau
Gymnasium
(mᵌ/min)/orang 0 0,6
SISTIM VENTILASI PENGENCERAN UDARA ASHARE STANDARD
Halaman ………… 7
Sambungan- Tabel.03
No Fungsi Gedung Satuan Kebutuhan Udara Luar
Merokok Tidak Merokok
c. Ruang Penonton (mᵌ/min)/orang 1,05 0,21
d. Ruang Bermain (mᵌ/min)/orang 1,05 0,21
e. Kolam Renang (mᵌ/min)/orang 0 0,15
10. Teater
a. Loket (mᵌ/min)/orang 0,6 0,15
b. Lobi dan Lauge (mᵌ/min)/orang 1,05 0,21
c. Panggung dan Studio (mᵌ/min)/orang 0 0,3
11. Transportasi, Ruang
Tunggu, atau Peron
(mᵌ/min)/orang 1,05 0,21
12. Rauang Kerja
a. Proses Makanan (mᵌ/min)/orang 0 0,15
b.Khazanah Bank (mᵌ/min)/orang 0 0,15
c. Farmasi (mᵌ/min)/orang 0 0,21
d. Studio Fotografi (mᵌ/min)/orang 0 0,21
e. Ruang Gelap (mᵌ/min)/orang 0 0,6
f. Ruang duplikasi atau
Cetak Foto
(mᵌ/min)/orang 0 0,15
13. Sekolah
a. Ruang Kelas (mᵌ/min)/orang 0,75 0,15
b. Laboratorium (mᵌ/min)/orang 0 0,3
c. Perpustakaan (mᵌ/min)/orang 0 0,15
14. Rumah Sakit
a. Ruang Pasien (mᵌ/min)/orang 1,05 0,21
b. Ruang Periksa (mᵌ/min)/orang 1,05 0,21
c. Ruang bedah dan
Bersalin
(mᵌ/min)/orang 0 1,2
d. Ruang Gawat darurat
atau Terapi
(mᵌ/min)/orang 0 0,45
e. Ruang Otopsi (mᵌ/min)/orang 0 3
15. Rumah Tinggal
a. Ruang Duduk (mᵌ/min)/orang 0 0,3
b. Ruang Tidur (mᵌ/min)/orang 0,75 0,3
c. Dapur (mᵌ/min)/orang 0,75 3
d. Toilet (mᵌ/min)/orang 0,3 1,5
e. Garasi (Rumah) (mᵌ/min)/orang 0 3
f. Garasi Bersama (mᵌ/min)/orang 1,5 0,45
16. Industri
a. Aktifitas Tinggi (mᵌ/min)/orang 1,05 0,6
b. Aktifitas Sedang (mᵌ/min)/orang 1,05 0,3
c. Aktifitas Rendah (mᵌ/min)/orang 1,05 0,21
Sumber: BSNI, 2001
c. Kriteria Kenyamanan. Faktor yang Mempengaruhi Kenyamanan Termal Orang. 1. Temperatur Udara Kering.
a) Temperatur udara kering sangat besar pengaruhnya terhadap besar kecilnya kalor yang dilepas melalui penguapan (evaporasi) dan melalui konveksi.
b) Daerah kenyamanan termal untuk daerah tropis dapat dibagi menjadi :
SISTIM VENTILASI PENGENCERAN UDARA ASHARE STANDARD
Halaman ………… 8
o sejuk nyaman, antara temperatur efektif 20,50C ~ 22,80C. o nyaman optimal, antara temperatur efektif 22,80C ~ 25,80C. o hangat nyaman, antara temperatur efektif 25,80C ~ 27,10C.
2. Kelembaban Udara Relatif.
a) Kelembaban udara relatif dalam ruangan adalah perbandingan antara jumlah uap air yang dikandung oleh udara tersebut dibandingkan dengan jumlah kandungan uap air pada keadaan jenuh pada temperatur udara ruangan tersebut.
b) Untuk daerah tropis, kelembaban udara relatif yang dianjurkan antara 40% ~ 50%, tetapi untuk ruangan yang jumlah orangnya padat seperti ruang pertemuan, kelembaban udara relatif masih diperbolehkan berkisar antara 55% ~ 60%.
3. Pergerakan Udara (Kecepatan Udara).
a) Untuk mempertahankan kondisi nyaman, kecepatan udara yang jatuh diatas kepala tidak boleh lebih besar dari 0,25 m/detik dan sebaiknya lebih kecil dari 0,15 m/detik.
b) Kecepatan udara ini dapat lebih besar dari 0,25 m/detik tergantung dari temperatur udara kering rancangan (tabel 04)
Tabel .04. Kecepatan udara dan kesejukan
Kecepatan udara, m/detik 0,1 0,2 0,25 0,3 0,35
Temperatur udara kering, 0C 25 26,8 26,9 27,1 27,2
c). Gambar 02. menunjukkan kebutuhan peningkatan kecepatan udara untuk mengkompensasi kenaikan temperatur udara kering agar tingkat kenyamanannya tetap terpelihara.
Penjelasan :
Misalnya temperatur udara kering dalam ruangan berubah dari 250C menjadi 27,20C atau naik
2,20C untuk mengkompensasi kenaikan temperatur ini maka kecepatan udara yang mula-mula
hanya 0,15 m/detik harus dinaikkan menjadi 0,625 m/detik.
Gambar02.. Kebutuhan peningkatan kecepatan udara untuk mengkompensasi kenaikan
temperatur udara kering.
4. Radiasi Permukaan yang Panas
a) Apabila di dalam suatu ruangan dinding - dinding sekitarnya panas, akan mempengaruhi kenyamanan seseorang di dalam ruangan tersebut, meskipun temperatur udara disekitarnya sesuai dengan tingkat kenyamannya (misalnya di dekat oven atau dapur).
b) Usahakan temperatur radiasi rata-rata sama dengan temperatur udara kering ruangan. c) Apabila temperatur radiasi rata-rata lebih tinggi dari temperatur udara kering ruangan,
maka temperatur udara ruangan rancangan dibuat lebih rendah dari temperatur rancangan biasanya.
d) Temperatur operatif didefinisikan sebagai temperatur rata-rata dari temperatur radiasi
SISTIM VENTILASI PENGENCERAN UDARA ASHARE STANDARD
Halaman ………… 9
rata-rata dan temperatur udara kering ruangan 5. Aktivitas Orang.
Untuk perhitungan sistem pengkondisian udara, orang lebih tertarik terhadap besarnya kalor yang dihasilkan dari sesorang pada suatu aktifitas tertentu.
4.8.2.3 . Pengkondisian udara. 1. Prosedur.
Prosedur perancangan sistem pengkondisian udara pada bangunan gedung dilakukan mengikuti bagan seperti ditunjukkan pada gambar 03
Gambar 03 Perencanaan Teknis Sistem Pengkondisian Udara
Data
Gedung
Analisa Psikometri
Pemakaian Energi < Standar
Data Cuaca & Iklim
MULAI
Perhitungan Beban Pendingin
Penentuan Kondisi Termal dalam Gedung
Fungsi Ruang
Sistem Pengkondisian
Udara
Selesai Perancangan Sistem Ventilasi &
Pengkondisian Udara
Optimasi Pemakaian
Energi
Pe
ran
ca
nga
n B
eba
n P
en
din
gin
an
P
era
nca
nga
n S
iste
m
SISTIM VENTILASI PENGENCERAN UDARA ASHARE STANDARD
Halaman ………… 10
2. Fungsi ruang dalam gedung. Terdiri dari : a) kegiatan utama yang berlangsung dalam ruang (aktifitas). b) waktu kegiatan puncak. c) pola pakaian penghuni.
3. Kondisi termal dalam gedung. Terdiri dari : a) temperatur udara. b) kelembaban udara relatif. c) kuantitas udara yang diperlukan. d) tuntutan ketelitian untuk pengendalian besaran termal dalam ruangan.
4. Data gedung. Terdiri dari : a) data fisik bangunan gedung. b) karakteristik termal selubung bangunan. c) data pemakaian gedung, seperti misalnya profil beban pendinginan.
5. Data cuaca dan iklim. Terdiri dari : a) data cuaca tahunan. b) data temperatur udara luar di lokasi. c) data kelembaban udara relatif di lokasi.
6. Beban Pendinginan.
a. Jenis Kalor. a) Kalor Sensibel. adalah suatu kalor yang berhubungan dengan perubahan temperatur dari udara. Penambahan kalor sensibel (sensible heat gain) adalah kalor sensibel yang secara langsung masuk dan ditambahkan ke dalam ruangan yang dikondisikan melalui konduksi, konveksi atau radiasi. b). Kalor Laten. adalah suatu kalor yang berhubungan dengan perubahan fasa dari air. Penambahan kalor laten (latent heat gain) terjadi apabila ada penambahan uap air pada ruangan yang dikondisikan, misalnya karena penghuni ruangan atau peralatan yang menghasilkan uap. b. Beban Pendinginan Ruangan. adalah laju aliran kalor yang harus diambil dari dalam ruangan untuk mempertahankan temperatur dan kelembaban udara relatif ruangan pada kondisi yang diinginkan.
SISTIM VENTILASI PENGENCERAN UDARA ASHARE STANDARD
Halaman ………… 11
Gambar 04 Contoh beban pendinginan ruangan
Beban pendinginan ruangan dibagi dalam 2 bagian : a). Beban Pendinginan Luar (external cooling load) Beban pendinginan ini terjadi akibat penambahan panas di dalam ruangan yang dikondisikan karena sumber kalor dari luar yang masuk melalui selubung bangunan (building envelope), atau kerangka bangunan (building shell) dan dinding partisi. Sumber kalor luar yang termasuk beban pendinginan ini adalah : 1) penambahan kalor radiasi matahari melalui benda transparan seperti kaca. 2) penambahan kalor konduksi matahari melalui dinding luar dan atap. 3) penambahan kalor konduksi matahari melalui benda transparan seperti kaca. 4) penambahan kalor melalui partisi, langit, langit dan lantai. 5) infiltrasi udara luar yang masuk ke dalam ruangan yang dikondisikan. 6) ventilasi udara luar yang masuk ke dalam ruangan yang dikondisikan b). Beban Pendinginan Dalam (internal cooling load). Beban pendinginan ini terjadi karena dilepaskannya kalor sensibel maupun kalor laten dari sumber yang ada di dalam ruangan yang dikondisikan. Sumber kalor yang termasuk beban pendinginan ini adalah : 1) penambahan kalor karena orang yang ada di dalam ruang yang dikondisikan. 2) penambahan kalor karena adanya pencahayaan buatan di dalam ruang yang
dikondisikan. 3) penambahan kalor karena adanya motor-motor listrik yang ada di dalam ruang yang
dikondisikan. 4) penambahan kalor karena adanya peralatan-peralatan listrik atau pemanas yang ada di
dalam ruangan yang dikondisikan. Penjelasan : Yang termasuk beban pendinginan ruangan seperti ditunjukkan dalam gambar 4.14
SISTIM VENTILASI PENGENCERAN UDARA ASHARE STANDARD
Halaman ………… 12
III. Perencanaan Sistim Ventilasi Pengenceran Udara, ASHARE STANDAR 3.1. Zona kenyamanan ruangan.
Temperatur efektif didefinisikan sebagai indeks lingkungan yang menggabungkan temperatur dan kelembaban udara menjadi satu indeks yang mempunyai arti bahwa pada temperatur tersebut respon termal dari orang pada kondisi tersebut adalah sama, meskipun mempunyai temperatur dan kelembaban yang berbeda, tetapi keduanya harus mempunyai kecepatan udara yang sama. Standar ASHRAE untuk temperatur efektif ini didefinisikan sebagai temperatur udara ekuivalen pada lingkungan isotermal dengan kelembaban udara relatif 50%, dimana orang memakai pakaian standar dan melakukan aktifitas tertentu serta menghasilkan temperatur kulit dan kebasahan kulit yang sama. Untuk memperoleh daerah zona yang dapat diterima sebagai daerah temperatur operatif dan kelembaban udara relatif yang memenuhi kenyamanan untuk orang melakukan aktifitas ringan dengan met kurang dari 1,2 , serta memakai pakaian dengan clo = 0,5 untuk musim panas dan clo = 0,9 untuk musim dingin, ASHRAE mengeluarkan standar untuk zona kenyamanan (comfort zone) seperti ditunjukkan pada gambar 4.15. Gambar 05, ini mempunyai batasan ketidak puasan sebesar 10%, dengan batasan koordinat sebagai berikut : a) Musim dingin.
Temperatur operatif tOP berkisar antara 200 C ~ 23,50 C pada kelembaban udara relatif 60% dan berkisar antara 20,50 C ~ 24,50 C pada 200 C dew point dan dibatasi oleh temperatur efektif 200 C dan 23,50 C.
b) Musim panas. Temperatur operatif tOP berkisar antara 22,50 C ~ 260 C pada kelembaban udara relatif 60% dan berkisar antara 23,50 C ~ 270 C pada 200 C dew point dan dibatasi oleh temperatur efektif 230 C dan 260 C.
Zona kenyamanan termal untuk orang Indonesia untuk perancangan umumnya diambil: 250 0C
Kutipan Kode * Tabel .05. memberikan perbandingan kriteria IMC saat ini dan diperbarui ASHRAE persyaratan untuk ventilasi minimal tingkat di ruang yang dipilih. Perhatikan bahwa data tabel tidak komprehensif. Tambahan, khusus ASHRAE dan IMC persyaratan harus ditangani oleh perancang sistem. Tabel.05. Diperlukan tingkat ventilasi minimum dalam kaki kubik per menit (cfm) per orang untuk 2006 IMC dan 62,1-2004 ASHRAE
Hunian Kategori
International Mechanical Code (IMC) (cfm / orang) ASHRAE (cfm / orang)
Lembaga Pemasyarakatan, untuk fasilitas ruang tahanan
20 10
Ruang kelas (Pendidikan) 15 15 (siswa usia 5-8); 13 (Siswa usia 9 +)
Ruang publik atau theater auditorium 15 5
Ruang umum atau kantor, ruang konferensi
20 6
Kantor gedung ruang perkantoran ruang
20
17
Hotel, motel, restoran, lobi asrama 15
1
SISTIM VENTILASI PENGENCERAN UDARA ASHARE STANDARD
Halaman ………… 13
Gambar 05. : Daerah zona yang dapat diterima sebagai daerah temperatur operative, dan
kelembaban relative yang memenuhi kenyamanan untuk orang-orang yang melakukan aktivitas
ringan dengan met < 1,2.
3.2. Perencanaan sistim ventilasi pengenceran udara, menggunakan standard Desain ASHARE
SATANDAR,
ASHARE SATANDAR, yang telah ditetapkan ,
Flowrate = 0.25 – 0.5 m/s atau (50 – 100) fpm
Flowrate difusser : (50- 100) fpm ;
Temperatur udara = 800F atau (24 – 26) 0C
Kelembaban nisbi/relative humaddity = 30 – 50 %
Ruang kerja = 4 m2/person
Flowrate (Q) = 20 cfm/person
Dimensi Diffuser (40 cm x 40 cm ) x 20 %
Standar exhaust : (20 cm x 20 cm ) x 50 %
Jam kerja : 8 jam /hari
Perbandingan Luas ruang kerja : luas lantai : 1: 4
Oksigen di ruang kerja = (15 – 20) % udara
Inhalasi manusia = 30 m3/hari atau = 44,14 ft3/jam
Kecepatan aliran udara = 1 : 3,28 m/jam per-person Catatan, 1 cfm = 59,85 liter/menit 1 M3 = 35,314 ft3
SISTIM VENTILASI PENGENCERAN UDARA ASHARE STANDARD
Halaman ………… 14
DISAIN SISTIM VENTILASI PENGENNCERAN UDARA Diketahui : Suatu ruagan, dengan dimensi ruang (P X L X T ) = 40 x 30 x 3,5 m ; Hitung : 1) Berapa jumlah orang yang ideal bekerja dalam ruangan ? 2) Berapa kebutuhan udara segar/fresh air bagi karyawan (M3/jam) 3) Berapa jumlah diffuser diperlukan ? 4) Berapa jumlah Exhaust dibutuhkan ? 5) Berapa % tase exhaust uadara yang ideal diperlukan ? Jawab :
Volume ruang = 40x30x3.5= 4200 M3 Luas = 40 x 30 = 1200 M2 Luas tempat kerja : ¼ x 1200 M2 = 300 M2 .
1) Jumlah karyawan yang ideal pada ruang tersebuat adalah 300: 4 = 75 orang
2) Kebutuhan udara segar yang dibutuhkan pada ruang terbut adalah, Q = 20 cfm/person, untuk 75 orang 75 x 20 x 60 min = 90.000 cfm -------------------1 M3 = 35,314 ft3 = 90.000/35,314 = 2548,56 M3/jam Maka kebutuhan udara segar yang dibutuhkan pada ruang tersebut sebesar 2.548,56 m3/jam
3) Kebutuhan jumlah diffuser : Dimensi diffuser (A) : ( 0.4 x 0.4 ) M2 x 0.2 = 0.032 M2 ;
o Kecepatan aliran udara = 1 : 3,28 m/jam per-person Untuk 75 orang, maka Kecepatan diffuser (V)diffuser : ----- V = 75/3.28=22.86 m/min ; flow rate difusser (Q)
Qdiffuser = A x Vdiffuser
Dimana ; A = 0,032 M2
V = 22,86 m/min Qdiffuser = 0.032 x 22.86 = 0.73 M3 x 60 min = 43.89 M3 /jam
Maka jumlah diffuser , adalah perbandingan antara kebutuhan udara segar (Q) dengan flowrate diffuse (Qdiffuser)
Jumlah difuuser = Q/(Qdiffuser) Jumlah diffuser : 2548.5/43.89 = 58 buah.
Dimana: kebutuhan udara segar (Q) = 2548,56 M3/jam Qdiffuser =43.89 M3 /jam
Maka jumlah diffuser yang dibutuhkan pada ruang ini sebanyak 58 buah 4) Kebutuhan exhaust : 30 % dari jumlah diffuser
Maka ; Kebutuhan exhaust : 30 % = 0.3 x 58 = 18 buah
5) Flowrate exhaust` = kebutuhan udara segar/Jumlah exhaust
Flowrate exhaust : 2548.5/18 = 141.58 m 3/jam;
SISTIM VENTILASI PENGENCERAN UDARA ASHARE STANDARD
Halaman ………… 15
Dimensi exhaust (A) = (0.2 x 0.2 ) x50% = 0.02 M2 . Kecepatan (V)exhaust = Q exhaust /Aexhaust
Kecepatan (V)exhaust = 141.58/0.02 = 7079 m/jam = 118 m/min. 6). Pertukaran udara = Volume ruang/kebutuhan udara segar
Pertukaran udara : 4200: 2548.5 = 1.65 jam ( satu kali pertukaran udara)
7) Exhaust Air : Exhange rate : 2548.5/4200 x 100 % = 60 % IV. STUDI KASUS Problem – 1 :
Jumlah tenaga kerja 40 orang
Standar flowrate (Q) = 20 cfm/person
Standar flow rate ( 50-100) fpm pada diffuser.
Dimensi diffuser (0.4 x0.4)m2 x 20%
Standar exhaust : (0.20 X 0.20 ) M2 x 50 %
Standar ruang kerja : 4 M2/person
Standar perbandingan ruang kerja : luas ruang : 1: 4
Jumlah Exhaust : 40 % jumlah diffuser Buat Disain Ventilasi Umum 1) Berapa kebutuhan total ruang kerja ? 2) Berapa area ruang yang ideal ? Berapa tinggi ruang ? 3) Berapa jumlah diffuser yg diperlukan dan dimensinya ? 4) Berapa jumlah exhaust yg diperlukan dan dimensinya? 5) Berapa % tase exhaust air yg ideal ? Problrm – 2 ;
Jumlah Karyawan = 50 orang
Luas lantai 1000 M3 ; tinggi ruang kerja : 3.25 m
Standar flowrate (Q) = 20 cfm/person
Standar flow rate ( 50-100) fpm pada diffuser.
Dimensi (0.4 x0.4) M2 x 20%
Standar exhaust : (0.20 X 0.20 ) M2 x 50 %
Standar ruang kerja : 4 M2/person
Jumlah Exhaust : 30 % jumlah diffuser
Standar Air supply : 20 cfm/person 1. Berapa jumlah diffuser ? 2. Berapa jumlah exhaust ? 3 .Disain Berapa % -tase exhaust air rate actual ? Problrm – 3 ; Dalam kuliah online ke-2 saat ini diskusikan sistem ventilasi pengenceran udara, Seperti Anda dapat melihat gambar -2 desain struktur sistem pengkondisian yang menunjukkan bagian dari sebuah bangunan. Diskusikan bentuk desain sistim ventilasi pengenceran pada gambar -2, garis merah udara panas yang ditarik, sengkan garis kunig adalah udara yang disuplay, misalnya,Jumlah Karyawan = 60
SISTIM VENTILASI PENGENCERAN UDARA ASHARE STANDARD
Halaman ………… 16
orang, Lantai –I = 28 orang, Lantai-II = 32 orang
Gambar-2, sistem ventilasi pengenceran udara
Berapa jumlah orang yang ideal bekerja dalam ruangan ?
1. Berapa kebutuhan udara segar/fresh air bagi karyawan (M3/jam) 2. Berapa jumlah diffuser yg diperlukan dan dimensinya ? 3. Berapa jumlah exhaust yg diperlukan dan dimensinya 4. Berapa % tase exhaust uadara yang ideal diperlukan
SISTIM VENTILASI PENGENCERAN UDARA ASHARE STANDARD
Halaman ………… 17
DAFTAR PUSTAKA
American Conference of Governmental Industrial Hygienists (ACGIH).1988
Industrial Ventilation, a Manual of Recommended Practice. Industri Ventilasi, Manual Praktek Fitur.
20th edition
ACGIH. 1995
Industrial Ventilation, a Manual of Recommended Practice. Industri Ventilasi, Manual Praktek Fitur.
22th edition
ACGIH .1998
Industrial Ventilation, a Manual of Recommended Practice. Industri Ventilasi, Manual Praktek Fitur.
23th edition
ACGIH. 2006
Industrial Ventilation: A Manual of Recommended Practice for Operation and Maintenance, Signature
publications American Conference of Governmental Industrial Hygienists, Berilustrasi –p.200
ASHRAE, 1997.
Handbook : Fundamentals, ASHRAE,Inc
ASHRAE, 1999
Aplications Handbook (SI), Capter 29 Industrial local exhaust system
Aksoy M, Erdem S, Dincol G. 1976
Types of leukemia in chronic benzene poisoning: A study in thirty-four patients. Acta Haematol. p; 55,
65–72.
EPA. 1997
National Center for Environmental Assessment Office of Research and Development. Washington, DC:
US Environmental Protection Agency. Exposure Factors Handbook
Faye C. McQuiston, Jerald D.Parker , 1994
Heating, Ventilating, and Air Conditing, Analysis and Design ; John Wiley & Sons, Inc.
J Occup Environ Hyg. 2007
Airborne concentrations of benzene associated with the historical use of some formulations of liquid
wrench.; 4 (8): p. 547–561.
Kang SK, Lee MY, Kim TK, Lee JO, Ahn YS. 7. Kang SK Lee MY, TK Kim, Lee JO, YS Ahn. 2005
Occupational exposure to benzene in South Korea. Chem Biol Interact.:153–4.
Latar Muhammad Arif, Ir, MSc, 2013
Ventilasi Indusri, Dasar-dasar pengetahuan dan perencanaan sistim ventilasi industry,Etaprima CV
McMinn BW. 4. McMinn BW. 1992
Control of VOC emissions from ink and paint manufacturing processes.. CT Center. Environmental
Protection Agency.
NIOSH. 1977
Occupational Diseases - A Guide to their Recognition, in Publication No 77-181. 2
Paik NW, Yoon CS, Zoh KE, Chung HM. 9, Paik. NW CS Yoon Zoh EK. . 1998
Study of component of thinners using in Korea. J Korean Soc Occup Environ Hyg; 8:105–14.
Ridgwaya P, Nixon TE, Leach JP. 1. P Ridgwaya, TE Nixon. 2003
SISTIM VENTILASI PENGENCERAN UDARA ASHARE STANDARD
Halaman ………… 18
Occupational exposure to organic solvents and long-term nervous system damage detectable by brain
imaging, neurophysiology or histopathology. Food Chem Toxicol. 41 :153–87.
Swaen GM, Meijers JM. 11, Swaen. GM Meijers JM. 1989
Risk assessment of leukemia and occupational exposure to benzene. Br J Ind Med; 46 :826–30.
SNI 03-6572-2001. 2001
Standard Nasionala Indonesia
Williams PR, Knutsen JS, Atkinson C, Madl AK, Paustenbach , C Atkinson, AK Madl. 2007
Airborne concentrations of benzene associated with the historical use of some formulations of liquid
wrench. J Occup Environ Hyg ; 4 (8):547–561.
Wiranto Arismunandar, Heizo Saito. 1997
Penyegaran Udara; Edisi ke IV , Pradnya Paramita