sistem production planniing and control
DESCRIPTION
Sistem Production Planniing and ControlTRANSCRIPT
SISTEM PRODUCTION PLANNIING AND CONTROL
DI PT. CITRA MECHANICAL TEKNIK
LAPORAN
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teknik dan Manajemen
Produksi dengan dosen pengampu:
Dr. Bambang Darmawan, MM.
Disusun oleh:
Agus Indro Priono (1407038)
Jerri Achdini Yadi P. (1404669)
Asrianti Wahyudin (1404669)
Erinda Erliana (1406505)
Fitriyanti (1405074)
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2016
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas dengan judul
“Generator Portable Tenaga Microhydro Sebagai Pembangkit Listrik Penerangan
Jalan Menggunakan Energi Alternatif” tepat pada waktunya.
Dalam penulisan karya ini, tidak sedikit hambatan yang telah penulis
alami. Namun,berkat kerja keras penulis karya ini dapat penulis selesaikan, karena
adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak yang terkait.
Sehubungan dengan hal tersebut, penulis dengan ketulusan hati
mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing, Dr. Bambang Darmawan,
MM. yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas ini. Penulis
juga berterima kasih kepada seluruh rekan mahasiswa dan semua pihak yang
telah berpartisipasi dan mendukung kelancaran pembuatan tugas ini sehingga
berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Dengan kerja keras dan usaha yang telah penulis lakukan semoga tugas
yang telah penulis buat ini dapat berguna bagi semua pihak yang membutuhkan.
Penulis juga akan terus berupaya untuk menyempurnakan ini sehingga
diharapkan karya ini dapat menjadi tugas yang bermanfaat bagi masyarakat luas
Bandung, Maret 2016
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...........................................................................................i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................2
1.3 Tujuan ...................................................................................................2
1.4 Manfaat .................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................3
2.1 Pengertian Production Planning and Contro (PPC) .............................3
2.2 Tujuan Production Planning and Contro (PPC)....................................4
2.3 Fungsi Production Planning and Contro (PPC)....................................7
2.4 Tingkatan Production Planning and Contro (PPC) ..............................10
2.5 Klasifikasi Sistem Manufaktur ..............................................................12
BAB III PEMBAHASAN ...................................................................................15
3.1 Profil Perusahaan ..................................................................................15
3.2 Pelaksanaan PPC Di PT. Citra Mechanical Teknik ..............................
3.3 Perencanaan Produksi dan Perencanaan Kebutuhan Sumber Daya.......15
3.4 Penjadwalan Produksi Induk dan Rough Cut Capacity Planning (RCCP)
................................................................................................................20
3.5 Perencanaan Kebutuhan Material (MRP) dan Perencanaan Kebutuhan
Kapasitas (CRP) ....................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................22
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Diagram Alir PPC ...............................................................................5
Gambar 2. Jenis-jenis Hasil Prduksi dari Berbagai Tipe Produksi.......................12
Gambar 3. Sistem PPC di PT. Citra Mechanical Teknik......................................15
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Karakteristik dari Tipe Produksi............................................................12
Tabel 2. Karakteristik Proses Produksi ................................................................13
Tabel 3. Jumlah Pembelian Bahan Baku ...........................................................16
Tabel 4. Penggunaan Bahan Baku (kg) ..............................................................16
Tabel 5. Biaya Pemesanan Bahan Baku .............................................................17
iv
BAB I
PENDAHULUIAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan dunia industri pada saat ini mengalamai peningkatan
yang sangat pesat, hal ini sudah menjadi suatu bagian penting dari
perkembangan dunia secara keseluruhan. Perkembangan dunia industri ini
semakin memberikan kesadaran pada manusia betapa pentingnya fungsi
manufacturing dalam industri. Dengan sistem dan perencanaan
manufacturing yang baik dan sesuai dengan kebutuhan, maka perusahaan
akan dapat menjalankan produksinya dengan baik sehingga tujuan dari
perusahaan juga dapat tercapai sesuai dengan target yang diinginkan.
Untuk membantu dalam merencanakan proses manufacturing
tersebut, maka digunakan suatu pendekatan dengan menggunakan alat bantu
PPC (Producting Planning and Control). Metode dalam PPC akan
membantu merencanakan proses manufacturing dengan memberikan
informasi-informasi penting yang dibutuhkan dalam merencanakan suatu
sistem produksi. Metode dalam PPC dapat memberikan informasi mengenai
perkiraan permintaan terhadap suatu produk dalam jumlah periode tertentu
ke depan berdasarkan data permintaan-permintaan produk di periode-
periode sebelumnya (forecasting), mengenai jumlah dan kapan suatu jenis
bahan baku harus dipesan dari supplier sehingga proses produksi yang
sedang berjalan, dapat terus berjalan dengan lancar.
Perkiraan permintaan terhadap suatu produk memegang peran penting
tersendiri dalam merencanakan suatu sistem produksi. Perkiraan permintaan
dapat menjadi suatu acuan tersendiri bagi perusahaan untuk menentukan
jumlah produk yang harus diproduksi untuk periode ke depannya agar dapat
menyesuaikan dengan permintaan pasar. Jika permintaan pasar tidak dapat
terpenuhi maka ada kemungkinan para pelanggan akan mencari barang
pengganti dan dapat menyebabkan pelanggan pindah ke produk yang lain
sehingga menyebabkan kerugian tersendiri bagi perusahaan. Dan jika
permintaan menurun maka jumlah produk yang diproduksi juga disesuaikan
sehingga tidak menyebabkan penumpukkan barang di gudang perusahaan.
Perencanaan pengadaan bahan baku pun harus direncanakan sebaik 1
mungkin, karena jika bahan baku utama yang dibutuhkan tidak tersedia,
maka proses produksi tidak dapat berjalan, dan akan menimbulkan berbagai
macam kerugian, seperti misalnya tidak dapat memenuhi pesanan atau
permintaan pasar, tenaga kerja yang menganggur, dan masalah-masalah
lainnya. Manajemen material yang efektif sangat krusial untuk memperoleh
performansi yang baik dari perusahaan.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan
masalah yang ditekankan pada laporan ini adalah:
1. Bagaimana prinsip dasar sistem PPC (Production Planning and
Control) di suatu perusahaan ?
2. Seperti apakah sistem PPC (Production Planning and Control) yang
diterpakan di PT. Citra Mechanical Teknik ?
1.2. Tujuan
Tujuan yang diharapkan dari penulisan laporan ini adalah sebagai berikut:
1. Memahami prinsip dasar sistem PPC (Production Planning and
Control) di suatu perusahaan ?
2. Memahami sistem PPC (Production Planning and Control) yang
diterpakan di PT. Citra Mechanical Teknik ?
1.3. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah
sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat memahami prinsip dasar sistem PPC (Production
Planning and Control) di suatu perusahaan ?
2. Mahasiswa dapat memahami sistem PPC (Production Planning and
Control) yang diterpakan di PT. Citra Mechanical Teknik ?
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Production Planning and Contro (PPC)
Production Planning and Control (PPC) dapat diartikan sebagai suatu sistem
pengendalian proses produksi dengan dilakukannya perencanaan, pengaturan, dan
pemeriksaan setiap aspek dalam kegiatan produksi. Kata planning pada PPC
meliputi semua variable input untuk mencapai hasil dari tujuan yang telah
ditetapkan, dapat dikatakan merupakan kegiatan sebelum produksi untuk
menetapkan jadwal produksi yang optimal (urutan operasi) dari sejumlah kegiatan
ekonomi yang telah dibuat atau dapat juga merupakan aktivitas untuk menetapkan
produk yang diproduksi, jumlah yang dibutuhkan, kapan produk tersebut harus
selesai dan sumber-sumber yang dibutuhkan. Sedangkan arti control pada PPC
sendiri yaitu kegiatan pengulangan untuk mencegah hasil yang mempunyai
tingkatan berbeda dari yang telah direncanakan dengan cara menandai operasi
untuk menentukan kegiatan yang akan dilakukan berdasarkan keinginan sesuai
tingkatan yang telah direncanakan atau bisa juga dikatakan merupakan aktivitas
yang menetapkan kemampuan sumber-sumber yang digunakan dalam memenuhi
rencana, kemampuan produksi berjalan sesuai rencana, melakukan perbaikan
rencana. Definisi secara luasnya, perencanaan dan pengendalian produksi yaitu
merencanakan kegiatan-kegiatan produksi, agar apa yang telah direncanakan
dapat terlaksana dengan baik atau rantai penghubung peristiwa-peristiwa yang
merupakan berfungsi sebagai sistem. Keputusan yang dibuat untuk horizon yang
berbeda saat itudan dengan derajat ketepatan yang berbeda juga. Sebelumnya
mereka semua harus terjadi jika objektif pokok ditemukan, itu untuk
menggunakan sumber efektif terbatas sehingga dapat menghasilkan barang yang
dapat memuaskan permintaan konsumen dan menghasilkan keuntungan untuk
investor.
Menurut suatu artikel yang berjudul Pendahuluan Perencanaan dan
Pengaturan Produksi , definisi PPC dapat disimpulkan sebagai proses perencanaan
dan pengendalian arus produksi untuk dicapainya penghematan dalam biaya
bahan, pemanfaatan sumber daya baik fasilitas, tenaga kerja atau waktu yang
3
optimal untuk tercapainya keuntungan yang optimal. Untuk itulah pada setiap
proses produksi selalu ada Production Planning and Control (PPC).
Dengan harapan dapat menekan proses produksi untuk mencapai
keuntungan maksimal tanpa membebani kapasitas produksi dan tidak memberikan
efek negatif bagi proses produksi itu sendiri. Adapun ruang lingkup PPC yaitu,
meliputi kegiatan perencanaan dan pengendalian proses produksi mulai dari,
penjadwalan, penyediaan material, penghitungan material, dan mengontrol
kegiatan produksi agar tercapai sesuai target. Semua kegiatan itu sangatlah
penting pada setiap proses produksi agar proses produksi tidak terhambat.
Namun pada pelaksanaannya, PPC sangatlah dipengaruhi oleh divisi yang saling
berhungan dengan PPC baik divisi yang di atas ataupun yang di bawah pada
struktur organisasi. Jadi dapat dikatakan PPC tidak dapat dilaksanakan secara
tunggal atau berdiri sendiri.
Perencanaan pengendalian produksi meliputi proses perakitan dari bahan-
bahan, mesin-mesin dan peralatan lain serta modal yang diperlukan untuk
memproduksi dalam periode tertentu yang selanjutnya dilakukan proses
penyimpanan sampai proses produksi. PPC megatur aliran material dari proses
produksi mulai bahan mentah sampai produk jadi bahkan sampai produk diterima
konsumen. Dengan melakukan PPC yang optimal perusahaan akan mendapatkan
keuntungan maksimal serta menguasai pasar tertentu.
2.2. Tujuan Production Planning and Contro (PPC)
Secara umum yaitu untuk memanfaatkan sumber daya yang terbatas dalam
suatu proses produksi baik barang maupun jasa sehingga dapat memuaskan
permintaan pembeli atau pengguna dan menghasilkan keuntungan bagi investor
atau pihak perusahaan. Dilihat dari tujuannya yang sangat berpengaruh bagi pihak
internal maupun dengan eksternal atau konsumen/pembeli, maka pelaksanaannya
haruslah tepat sasaran dan tepat guna. Baik atau tidaknya proses pelaksaan PPC
langsung mempengaruhi proses produksiya.
Dimana jika digambarkan prosesnya yaitu :
4
Gambar 1. Diagram Proses PPC
Keterangan :
Pada diagram berikut menjelaskan secara keseluruha proses PPC
Aggregate planning
Objektif disini berarti menghasilkan rencana produksi jangka panjang yang
menetapkan campuran produk kasar, mengantisipasi kemacetan dan konsisten
dengan kapasitas dan rencana tenaga kerja. Persoalannya pada pengumpulan
(kesatuan produk dan periode waktu harus di set sesuai kondisi), koordinasi (AP
adalah hubungan antara fungsi tingkat tinggi dari forecasting dan fungsi tingkat
menengah dari MRP, pengendalian penyimpanan dan penjadwalan) dan kegiatan
pencegahan (AP adalah sebetulnya selalu sudah ditetapkan, saat produksi
dilakukan pada kondisi stokastik).
Workforce planning
Hal yang penting yaitu berapa banyak dan apa jenis tenaga kerja yang
dibutuhkan untuk mendukung tujuan produksi. Persoalannya yaitu kalkulasi
pegawai dasar (jam tenaga kerja sesuai untuk pekerja yang tersedia), kondisi
bekerja (stabil, moral dan pembelajaran), fleksibel (kemampuan tenaga kerja
untuk mendukung kemampuan perencanaan untuk merespon ke dalam shift
jangka panjang dan pendek), dan kualitas (langkah sebagus yang orang-orang
lakukan).
Capacity/ Facility planning
5
The Production Control System
Shop-floor
scheduling and
control
Materials
requirement
planning
Shipping and
receiving
Inventory
management
Aggregate
planning
VendorsInventory
Production
CustomerSales and
order entry
Demand
forecasting
Hal yang penting yaitu berapa banyak jenis dari peralatan fisik yang
digunakan untuk mendukung tujuan produksi. Persoalannya yaitu kalkulasi
kapasitas dasar (kapasitas yang berdiri sendiri dan sekelompok efek), kapasitas
strategi (memimpin atau mengikuti permintaan), membuat atau membeli
(menjual, ciri khas jangka panjang), fleksibel (dengan memperhitungkan produk,
volume, campuran) dan kecepatan (skalabilitas, bentuk pembelajaran).
Demand management
Objek disini berarti menetapkan tatap muka antara pelanggan dan para
pekerja dimana keduanya mendukung persaingan pelayanan pelanggan dan jadwal
produksi kerja. Persoalannya yaitu waktu pelanggan (lebih pendek yaitu lebih
bersaing), pelayanan pelanggan (pengiriman tepat waktu), penjumlahan
(mengelompokkan kesatuan produk yang dapat mengurangi kehilangan kapasitas
karena perbaikan) dan penjadwalan tatap muka (pertemuan denagn pelanggan
adalah pengendalian yang sangat penting dalam seluruh proses penjadwalan).
Material requirement planning
Objek disini berarti menetapkan semua pembelian dan komponen produksi
yang dibutuhkan untuk memuaskan keseluruhan rencana. Persoalnnya adalah
harga bahan (penetapan komponen, jumlah dan waktu awal) dan manajemen
penyimpanan (harus dikoordinasi dengan penyimpanan).
Sequencing and scheduling
Objek disini berarti mengembangkan rencana ke pemanduan pelepasan
kerja dalam sistem dan koordinasi sengan sumber yang dibutuhkan. Metodenya
yaitu pengurutan (memberi pesanan dari pelepasan tetapi bukan waktunya) dan
penjadwalan (memberikan detail pelepasan waktu).
Shop floor control
Objektif disini berarti mengendalikan aliran kerja melalui tenaga kerja dan
koordinasi dengan kegiatan lain. Persoalannya yaitu penyesuaian (SFC adalah
kegiatan penyesuaian yang paling sering dilakukan pekerja), pengumpulan
informasi (SFC ditunjukkan melalui tatap muka dengan proses produksi
sebenarnya dan kemudian tempat yang baik untuk mengumpulkan data) dan
kesederhanaan (pemulaan kebiasaan dari mekanisme sederhana harus dibenarkan
secara hati-hati)
6
2.3. Fungsi Production Planning and Contro (PPC)
Tingkatan dari perencanaan produksi meliputi mendefinisikan objek,
mengatur prioritas untuk mencapai objek, melihat kondisi internal dan eksternal
sistem yang telah direncanakan, menetapkan target yang dapat dicapai dan
menetapkan input yang dibutuhkan untuk mencapai target. Hal-hal yang
berhubungan dengan objek disini yaitu efektif (barang sesuai atau memenuhi
kebutuhan pelanggan), hasil maksimal (hasil maksimal dengan input minimal),
pengendalian kualitas (pelayanan kualitas cocok dengan spesifikasi kualitas yang
direncanakan), waktu yang digunakan sesingkat mungkin (mengubah dari RM ke
FG dalam waktu yang singkat), kapasitas (kegunaan penuh manusia dan mesin),
pengeluaran minim (pengeluaran minim dari produksi), penyimpanan lanjut
(penyimpanan yang optimal), flexibel (keflexibelan operasi produksi), koordinasi
(antara mesin dan manusia), kapasitas (rencana untuk kebutuhan saat ini dan akan
datang), mengurangi hambatan progress (memecahkan masalah produksi
secepatnya), keuntungan maksimal (pengeluaran minim), jadwal produksi (sama
dengan rencana), jadwal dan rute (untuk mengoptimalisasi kegunaan manusia,
bahan dan mesin) dan melakukan dalam kondisi yang bagus (sesuai standar awal).
Tingkatan dari pengawasan produksi yaitu pembelian bahan baku, pengawasan
persediaan, routing (urutan kerja yang perlu dilalui untuk menghasilkan produk),
penjadwalan (penetapan periode waktu untuk setiap tugas dalam proses produksi),
dan pengawasan kualitas (derajat dimana barang atau jasa memuaskan persyaratan
atau harapan pelanggan). Tugas utama manajer dalam pembelian bahan baku yaitu
harus memilih pemasok bahan baku dengan mempertimbangkan harga, kecepatan,
kualitas, layanan dan keterbatasan kredit, selain itu juga memperhatikan diskon
volume serta outsourcing. Pada pengawasan persediaan terdapat pengawasan
persediaan bahan baku (biaya pemeliharaan dan pemesanan), pengawasan
persediaan work in process, dan pengawasan persediaan barang jadi (supply and
demand). Pengawasan kualitas dapat diambil patokannya dari AQS dan TQM.
7
Perencanaan dan pengendalian produksi (PPC) pada industri manufaktur
apapun akan memiliki fungsi yang sama. Fungsi atau aktivitas-aktivitas yang
ditangani oleh departemen PPC atau PPIC secara umum adalah sebagai berikut :
1. Mengelola pesanan (order) dari pelanggan. Para pelanggan memasukkan
pesanan- pesanan untuk berbagai produk. Pesanan-pesanan ini dimasukkan
dalam jadwal produksi utama, ini bila jenis produksinya make to order.
2. Meramalkan permintaan. Perusahaan biasanya berusaha memproduksi
secara lebih independent terhadap fluktuasi permintaan. Permintaan ini perlu
diramalkan agar skenario produksi dapat mengantisipasi fluktuasi permintaan
tersebut. Permintaan ini harus dilakukan bila tipe produksinya adalah make to
stock.
3. Mengelola persediaan. Tindakan pengelolaan persediaan berupa melakukan
transaksi persediaan, membuat kebijakan persediaan pengaman, kebijakan
kuantitas pesanan, dan mengukur performansi keuangan dari kebijakan yang
dibuat.
4. Menyusun rencana agregat (penyesuaian permintaan dengan kapasitas).
Pesanan pelanggan dan atau ramalan permintaan harus dikompromikan
dengan sumber daya perusahaan (fasilitas, mesin, tenaga kerja, keuangan, dan
lain-lain). Rencana agregat bertujuan untuk membuat skenario pembebanan
kerja untuk mesin dan tenaga kerja (reguler,lembur, dan subkontrak) secara
optimal untuk keseluruhan produk dan sumber daya secara terpadu (tidak per
produk).
5. Membuat Jadwal Induk Produksi (JIP). JIP adalah suatu rencana terperinci
mengenai apa dan berapa unit yang harus diproduksi pada suatu periode
tertentu untuk setiap item produksi. JIP dibuat dengan cara (salah satunya)
memecah (disagregat) rencana agregat kedalam rencana produksi (apa, kapan,
dan berapa) yang akan direalisasikan JIP ini apabila telah dikoordinasikan
dengan seluruh departemen akan jadi dasar dalam PPC. JIP ini akan
8
di-”review” secara periodik atau bila ada kasus. JIP ini dapat berubah bila ada
hal yang harus diakomodasikan.
6. Merencanakan kebutuhan. JIP yang telah berisi apa dan berapa yang harus
dibuat selanjutnya harus diterjemahkan ke dalam kebutuhan komponen, sub-
assembly, dan bahan penunjang untuk penyelesaian produk. Perencanaan
kebutuhan material bertujuan untuk menentukan, apa, berapa, dan kapan
komponen, sub-assembly, dan bahan penunjang yang harus disiapkan. Untuk
membuat perencanaan kebutuhan diperlukan informasi lain berupa struktur
produk (Bill of Material) dan catatan persediaan. Bila hal ini belum ada, maka
tugas departemen PPC untuk membuatnya.
7. Melakukan penjadwalan pada mesin atau fasilitas produksi. Penjadwalan
ini meliputi urutan pengerjaan, waktu penyelesaian pesanan, kebutuhan waktu
penyelesaian, prioritas pengerjaan, dan lain-lainnya.
8. Monitoring dan pelaporan pembebanan kerja dibanding kapasitas produksi.
Kemajuan tahap demi tahap dimonitor dan dibuat laporannya untuk
dianalisis. Apakah pelaksanaan sesuai rencana yang telah dibuat?
9. Evaluasi skenario pembebanan dan kapasitas. Bila realisasi tidak sesuai
rencana, maka rencana agregat, JIP, dan penjadwalan dapat
diubah/disesuaiakan kebutuhan. Untuk jangka panjang, evaluasi ini dapat
digunakan untuk mengubah (menambah) kapasitas produksi.
Pada dasarnya terdapat empat tingkat dalam hierarki perencanaan prioritas dan
kapasitas yang terintegrasi, antara lain :
1. Perencanaan Produksi dan Perencanaan Kebutuhan Sumber Daya.
Pada dasarnya perencanaan produksi merupakan suatu proses penetepan
tingkat output manufakturing secara keseluruhan guna memenuhi tingkat
penjualan yang direncanakan dan inventori yang diinginkan. Rencana
produksi mendefinisikan tingkat manufakturing, biasanya dinyatakan sebagai
9
tingkat bulanan untuk periode satu tahun atau lebih, untuk setiap kelompok
produk. Perencanaan Kebutuhan Sumber Daya (RRP) merupakan suatu
proses yang mengevaluasi rencana produksi guna menentukan sumber daya
jangka panjang seperti : tanah, fasilitas, mesin-mesin dan tenaga kerja adalah
tersedia.
2. Penjadwalan Produksi Induk (MPS) dan Rough Cut Capacity Planning
(RCCP).
MPS menguraikan rencana produksi untuk menunjukkan kuantitas produk
akhir yang akan diproduksi untuk setiap periode waktu sepanjang horizon
perencanaan taktis (biasanya satu tahun). Apabila rencana produksi
menunjukkan tingkat produksi untuk kelompok produk, MPS menjadwalkan
kuantitas spesifik dari produk akhir dalam periode waktu spesifik.
Rough Cut Capacity Planning (RCCP) menentukan apakah sumber daya yang
direncanakan adalah cukup untuk melaksanakan MPS.
3. Perencanaan Kebutuhan Material (MRP) dan Perencanaan Kebutuhan
Kapasitas (CRP).
MRP mengembangkan pesanan-pesanan yang direncanakan untuk bahan
baku, komponen, dan subassemblies yang dibutuhkan untuk memenuhi MPS.
MRP menggunakan data inventori dan Bills Of Material (BOM). Perencanaan
Kebutuhan Kapasitas (CRP) membandingkan kapasitas yang dibutuhkan
terhadap projected available capacity untuk open manufacturing orders dan
planned manufacturing orders yang dihasilkan oleh sistem MRP.
4. Pengendalian Aktivitas Produksi (PAC) dan Pengendalian Input/Output
serta Operations Sequencing. PAC mengembangkan jadwal jangka pendek
yang terperinci dengan menggunakan component due dates dari MRP dan
detailed routings.
2.4. Tingkatan Production Planning and Contro (PPC)
A. Perencanaan jangka panjang
10
Kegiatan peramalan usaha, perencanaan jumlah produk dan penjualan,
perencanaan produksi, perencanaan kebutuhan bahan, dan perencanaan finansial.
B. Perencanaan jangka menengah
Perencanaan kebutuhan kapasitas, perencanaan kebutuhan material, jadwal
induk produksi, dan perencanaan kebutuhan distribusi.
C. Perencanaan jangka pendek
Kegiatan penjadwalan perakitan produk akhir, perencanaan dan
pengendalian input-output, pengendalian kegiatan produksi, perencanaan dan
pengendalian purchase, dan manajemen proyek . Secara singkatnya, kegiatan
perencanaan dan pengendalian produksi berupa peramalan kuantitas permintaan,
perencanaan pembelian/pengadaan: jenis, jumlah, dan waktu, perencanaan
persediaan: jenis, jumlah, dan waktu, perencanaan kapasitas: tenaga kerja, mesin,
fasilitas, penjadwalan produksi dan tenaga kerja, penjaminan kualitas, monitoring
aktivitas produksi, pengendalian produksi dan juga pelaporan dan pendataan.
Dapat disimpulkan bahwa fungsi dari perencanaan produksi yaitu sebagai
pemilihan dan design produk, pemilihan dan perencanaan proses, lokasi fasilitas,
cara pemfasilitasan dan pengontrolan bahan, perencanaan kapasitas, sistem dan
prosedur, estimasi jumlah produksi, merutekan urutan operasi dan juga jadwal
pekerjaan dan penungguan. Sedangkan fungsi dari pengendalian produksi yaitu
sebagai pengendalian penyimpanan, manajemen waktu, pengendalian kualitas,
maintenance dan penggantian, pengurangan pengeluaran dan pengendalian
pengeluaran, penyelesaian dan ekspedisi. Semuanya dilakukan untuk mencapai
tujuan utama yaitu memaksimumkan pelayanan bagi konsumen, meminimumkan
investasi pada persediaan, meningkatkan keutungan bagi investor, perencanaan
kapasitas, pengesahan produksi dan pengendalian produksi, persediaan dan
kapasitas, penyimpanan dan pergerakan material, peralatan, routing dan proses
planning dan lain sebagainya. Secara umum, tujuan perencanaan dan
pengendalian produksi yaitu untuk mengusahakan agar perusahaan dapat
berproduksi secara efisien dan efektif ,mengusahakan agar perusahaan dapat
menggunakan modal seoptimal mungkin, mengusahakan agar pabrik dapat
menguasai pasar yang luas, untuk dapat memperoleh keuntungan yang cukup bagi
perusahaan, meramalkan permintaan produk yang dinyatakan dalam jumlah
produk sebagai fungsi dari waktu, memonitor permintaan yang aktual,
11
membandingkannya dengan ramalan permintaan sebelumnya dan melakukan
revisi atas ramalan tersebut jika terjadi penyimpangan, menetapkan ukuran
pemesanan barang yang ekonomis atas bahan baku yang akan dibeli, menetapkan
sistem persediaan yang ekonomis, meramalkan permintaan produk yang
dinyatakan dalam jumlah produk sebagai fungsi dari waktu, memonitor
permintaan yang aktual, membandingkannya dengan ramalan permintaan
sebelumnya dan melakukan revisi atas ramalan tersebut jika terjadi
penyimpangan, menetapkan ukuran pemesanan barang yang ekonomis atas bahan
baku yang akan dibeli dan menetapkan sistem persediaan yang ekonomis.
2.5. Klasifikasi Sistem Manufaktur
A. Tipe Produksi
1. Make to Stock (MTS)
2. Assemble to Order (ATO)
3. Make to Order (MTO)
4. Engineering to Order (ETO)
Gambar 2. Jenis-jenis Hasil Prduksi dari Berbagai Tipe Produksi
Tabel 1. Karakteristik dari Tipe Produksi
Karakteristik MTS ATO MTO ETOProduk Standart Keluarga
produk tertentu
Tidak punya keluarga produk, customized
Customized total
Kebutuhan Produk
Dapat diramalkan - - Tidak dapat diramalkan
Kapasitas Dapat diramalkan - - Tidak dapat direncanakan
12
Waktu Produksi
Tidak penting bagi pelanggan
Penting Penting Sangat penting
Kunci Persaingan
Logistic Perakitan akhir
Fabrikasi, perakitan akhir
Seluruh proses
Kompleksitas Operasi
Distribusi Perakitan Manufaktur komponen
Engineering
Ketidakjelasan Operasi
Terendah tertinggi
Fokus Manajemen Puncak
Marketing/distribusi Inovasi Kapasitas Kontak order pelanggan
Fokus Manajemen Menengah
Control stock MPS dan order pelanggan
Shop floor control, pelanggan
Manajemen proyek
B. Volume Produksi1. Produksi massa
a. Laju serta tingkat produksi pada produksi massa umumnya tinggi,b. Permintaan terhadap produk yang dihasilkan tinggi, c. Peralatan umumnya mempunyai fungsi khusus,d. Keahlian tenaga kerja tidak terlalu tinggi sebagai akibat dari fungsi
peralatan yang khusus. 2. Produksi batch
a. Ukuran lot produksi adalah medium,b. Tujuan: untuk memenuhi kebutuhan konsumen terhadap produk-
produk yang diperlukan secara kontinu,c. Peralatan umumnya mempunyai fungsi umum tetapi dirancang untuk
tingkat produksi yang tinggi.3. Produksi job shop
a. Tingkat produksi rendah, b. Peralatan mempunyai fungsi umum,c. Keahlian yang diperlukan tenaga kerja cukup tinggi, d. Biasanya membuat berdasarkan pesanan.
C. Aliran produksi• Fixed Site (Project)• Job Shop (Jumbled Flow)
• Flow Shop
13
a. Small-Batch Line Flow, mempunyai semua karakter flow shop, tetapi tidak semua memproses produk yang sama secara terus menerus. Memproses beberapa produk dengan ukuran batch kecil, dengan kebutuhan setup per batch. Digunakan ketika biaya proses bisa dipertimbangkan, permintaan part rendah, dan non-diskrit. Contohnya adalah farmasi.
b. Large-Batch (Repetitive) Line Flow, memproduksi produk diskrit dalam volume besar tetapi tidak kontinu.
c. Continuous Line Flow merefer pada proses kontinu dari fluida, bedak, logam, dan lain-lain. Biasa digunakan pada industri gula, minyak, dan logam lainnya.
Tabel 2. Karakteristik Proses Produksi
Job shop Batch flow Small batch line flow
Large batch (repetitif)
Continuous
Kelebihan Kualitas tinggi
Kualitas tinggi
Kualitas tinggi
Biaya bersaing
Biaya rendah
Variasi Flexibilitas tinggi
Fleksibilitas sedang
Fleksibilitas sedang
Fleksibilitas rendah
Standart
Implikasi Biaya tinggi
Biaya tinggi
Biaya sedang
Otomasi Otomasi
Permesinan
Berfungsi umum
Berfungsi umum
Berfungsi umum
Berfungsi khusus
Berfungsi khusus
Strategi Make to order
Assemble to order
Assemble to order
Make to stock
Make to stock
D. Tata letak (lay out) • Fixed position layout• Process layout• Product flow layout
14
BAB III
PELAKSANAAN
3.1.
Nama Perusahaan : PT. Citra Mechanical Teknik
Alamat : Jl. Inti 3 Blok C11 Kawasan Hyundai, 18
Cikarang Selatan, Bekasi 17550
Jawa Barat, Indonesia
Kegiatan : Produsen Spare Part Mobil
Telepon : (021) 8971183, 8970560
15
BAB III
PEMBAHASAN
3.2. Profil Perusahaan
Nama Perusahaan : PT. Citra Mechanical Teknik
Alamat : Jl. Inti 3 Blok C11 Kawasan Hyundai, 18
Cikarang Selatan, Bekasi 17550
Jawa Barat, Indonesia
Kegiatan : Produsen Spare Part Mobil
Telepon : (021) 8971183, 8970560
3.1 Perencanaan Produksi dan Perencanaan Kebutuhan Sumber Daya
A. PPC dan Jenis Produksi di PT. Citra Mechanical Teknik
PT. Citra Mechanical Teknik memiliki tiga departemen dalam pengaturan
PPC. Bagian yang pertama adalah bagian perencanaan produksi dan penjadwalan
kerja secara keseluruhan. Bagian kedua mengatur perencanaan layout lapangan
kerja dalam proses produksi. Dan bagian ketiga adalah pengontrolan dan
pengecekan proses produksi.
Para pelanggan yang melakukan pemesanan produk akan memasukkan
pesanan- pesanan untuk berbagai produk ke departemen PPC yang pertaman yaitu
penjadwalan produksi. Pesanan-pesanan ini dimasukkan dalam jadwal produksi
utama, karena jenis produksinya pada perusahaan ini adalah make to order.
Gambar 3. Sistem PPC di PT. Citra `Mechanical Teknik
16
Ada 3 bagian PPC di PT. Citra Mechanical Teknik
1. Drawing dan Secheduling Produk
2. Drawing dan Secheduling Lapangan Kerja (Cutting,
Machinig dll)
3. Drawing dan Secheduling Pengukuran
B. Pembelian Bahan Baku
PT. Citra Mechanichal Teknik melakukan pembelian bahan baku logam
di beberapa vendor, untuk memenuhi kebutuhan produksinya.
Tabel 3. Jumlah Pembelian Bahan Baku
No
Bulan Pembelian
Tahun2013 2014 2015
1 Januari 27,860.30 35,465.20 32,931.102 Febuari 46,859.00 47,365.10 45,126.803 Maret 53,856.20 58,969.00 59,793.604 April 69,879.00 73,205.00 86,201.005 Mei 91,657.50 82,621.32 73,306.10
6 Juni 100,400.30
109,303.26
108,898.00
7 Juli 96,595.40 105,979.00
100,437.26
8 Agustis 97,685.00 83,796.21 69,969.109 September 88,646.10 89,608.10 87,346.9010 Oktober 87,989.50 81,476.00 67,794.5011 November 70,789.30 77,867.10 82,865.0012 Desember 73,986.30 80,523.20 75,567.20
Jumlah 906,203.90
926,178.49
890,236.56
Rata-rata 75,516.99 77,181.54 74,186.38
C. Pemakaian Bahan Baku
Bahan baku yang ada di gudang sebagian besar digunakan untuk proses
produksi dan sebagian lagi disimpan untuk cadangan berikutnya maupun
sebagai cadangan apabila sewaktu-waktu mengalami kesulitan mendapatkan
bahan baku di pasaran. Data tentang penggunaan bahan baku di PT. Citra
Mechanical Teknik, dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4. Penggunaan Bahan Baku (kg)
No.
Bulan Pembelian
Tahun2013 2014 2015
17
1 Januari 77,600.30 75,000.00 70,900.302 Februari 76,530.00 77,500.00 74,900.553 Maret 73,860.00 67,650.50 70,500.004 April 71,000.00 75,200.00 85,000.005 Mei 81,557.60 80,600.00 70,600.666 Juni 80,300.00 75,500.50 70,500.307 Juli 76,500.00 70,500.00 72,400.008 Agustus 75,600.00 80,200.60 70,600.209 September 72,670.00 80,500.50 76,900.60
10 Oktober 72,600.00 80,600.70 69,300.0011 November 71,000.00 82,425.00 80,600.5012 Desember 74,000.00 80,500.10 78,000.60
Jumlah 906217.90
926177.90
890203.71
D. Biaya Pemesanan Bahan Baku
Biaya pemesanan terdiri dari biaya pemeriksaan, biaya administrasi,
kontrak, dan biaya pengiriman. Lebih jelasnya data tentang pemesanan dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5. Biaya Pemesanan Bahan Baku
No Jenis Biaya Tahun2013 2014 2015
1 Biaya Pemeriksaan 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.002 Biaya Administrasi Kontrak
a. Biaya Pencatatan 4,200,000.00 4,235,000.00 4,550,000.00b. Biaya Ekspedisi & Administrasi 4,100,000.00 4,200,000.00 4,750,000.00
c. Biaya Persiapan & pembuatan faktur 15,200,000.00 16,750,000.00 16,900,000.00
d. Biaya Bongkar Bahan Baku& Penerimaan Bahan
150,780,000.00
160,358,000.00 164,760,000.00
3 Biaya Pengiriman 350,760,000.00
570,865,000.00 615,785,000.00
Jumlah 527,040,000.00
758,408,000.00 808,745,000.00
E. Biaya penyimpanan
Biaya penyimpanan yang dibutuhkan untuk analisis lebih lanjut,
diperhitungkan dalam bentu presentase yaitu presentase dari nilai persediaan.
Adapun besarnya nilai persediaan adalah jumlah bahan baku yang dipesan
setiap pesan harga bahan baku yang dipesan setia pesan dan haraga bahan
baku merupakan biaya variabel yang besarnya tergantung dari jumlah bahan 18
baku setiap kali pesan. Besasrnya biaya penyimpanan bahan baku ditetapkan
oleh perusahaan ini sebesar 10% dari nilai persediaan. Data tentang
penyimpanan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 6. Presentase Biaya Simpan, Harga /kg, dan Biaya Penyimpanan
Tahun% Biaya
Simpan
Harga (Rp)
Per kg
Biaya
Penyimpanan
2013 10% 65.000 6.500
2014 10% 70.000 7.000
2015 10% 70.000 7.000
Tabel 7. Rincian Biaya Penyimpanan Bahan Baku
No
Jenis BiayaTahun
2013 2014 20151 Biaya Administrasi gudang 120,000.00 120,000.00 120,000.00
2Biaya atas modal yang
terikat dalam persediaan400,000.00 400,000.00 400,000.00
3
Cadangan biaya untuk
kemungkinan rusaknya
barang dalam persediaan
200,000.00 275,000.00 275,000.00
4 Biaya pengepakan 550,000.00 575,000.00 600,000.00
Jumlah1,270,000.0
01,370,000.0
01,395,000.0
0
F. Analisis Data
Dimana :
Y = Penjualan Tiap Thaun
x = Skala Utama
Untuk mengetahui kebutuhan bahan baku pada bulan pertama tahun 2016
dengan menggunakan metode trend projection. Peramalan kebutuhan
bahan baku pada bulan ke 37 (januari 2016) sebagai berikut.
19
a= 75.628,30
b=-17,48
X= 37 ( Bulan Januari Tahun 2016)
Y= a+bX
Y= 75.628,30 – 17,48 (37)
= 75.628,30 – 646,63
= 74.981,67
Jadi peramalan bahan baku untuk bulan ke 37 (januari 2016) adalah
sebesar 74.982 kg
Peramalan pembelian bahan baku untuk tahun 2016 dengan menggunakan
metode Li-square
a= 90.7539,65
b= 7.983,67
X= 4 ( tahun 2014)
Y=a+bX
= 907539,65 + 7983,67 ( 4 )
= 907539,65 + 31934,68
= 939474,33 kg
Peramalan biaya pemesanan untuk tahun 2016 dengan menggunakan
metode Li-square
a= 698.064.333,3
b= 1.408.52.500
X= 4 ( tahun 2014)
Y=a+bX
= 698.064.333,3 + 140.852.500 ( 4 )
= 698.064.333,3 + 563.410.000
= Rp 1.261.474.333,-
Jadi peramalan biaya pemesanan untuk tahun 2014 adalah sebesar Rp.
1.261.474.333,-
3.2 Penjadwalan Produksi Induk dan Rough Cut Capacity Planning (RCCP)
Penjadwalan Produksi Induk menguraikan rencana produksi untuk
menunjukkan kuantitas produk akhir yang akan diproduksi untuk setiap periode
20
waktu sepanjang horizon perencanaan taktis (biasanya satu tahun). Apabila
rencana produksi menunjukkan tingkat produksi untuk kelompok produk, MPS
menjadwalkan kuantitas spesifik dari produk akhir dalam periode waktu spesifik.
Rough Cut Capacity Planning (RCCP) menentukan apakah sumber daya
yang direncanakan adalah cukup untuk melaksanakan MPS.JIP adalah suatu
rencana terperinci mengenai apa dan berapa unit yang harus diproduksi pada suatu
periode tertentu untuk setiap item produksi. JIP dibuat dengan cara (salah satunya)
memecah (disagregat) rencana agregat kedalam rencana produksi (apa, kapan, dan
berapa) yang akan direalisasikan JIP ini apabila telah dikoordinasikan dengan
seluruh departemen akan jadi dasar dalam PPC. JIP ini akan di-”review” secara
periodik atau bila ada kasus. JIP ini dapat berubah bila ada hal yang harus
diakomodasikan.
Gambar 4. Jadwal Induk Produksi di PT. Citra Mechanical Teknik
Gambar 5. Review Masalah Produksi di PT. Citra Mechanical Teknik
21
3.3 Perencanaan Kebutuhan Material (MRP) dan Perencanaan
Kebutuhan Kapasitas (CRP)
MRP mengembangkan pesanan-pesanan yang direncanakan untuk bahan
baku, komponen, dan subassemblies yang dibutuhkan untuk memenuhi MPS.
MRP menggunakan data inventori dan Bills Of Material (BOM).
Perencanaan Kebutuhan Kapasitas (CRP) membandingkan kapasitas yang
dibutuhkan terhadap projected available capacity untuk open manufacturing
orders dan planned manufacturing orders yang dihasilkan oleh sistem MRP.
Gambar 6. Diagram Alir MRP
Hal-hal yang termasuk dalam MRP adalah
4. Peramalan
5. Pemasukan Pesanan
6. Perencanaan Produk
7. Struktur Produk
22
DAFATAR PUSTAKA
Robbin Stephen (1996), Perilaku Organisasi (Edisi Bahasa Indonesia), Jakarta,
Prenhalindo
Smither, R.D.; Huston, J.M., Mc Intire, S.A. ,1996, Organizational Development:
Strategies for Changing Environment, New York, Harper Collons
No name (2010), Teknik & Manajemen Industri Akademi Teknik Industri
Makassar [online] tersedia:
http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jab/article/viewFile/
882/1065 diakses pada : 4 Maret 2016
Igar Umar (2013), Laporan Kunjungan Industri Inventory, Bandung, tidak
diterbitkan
Gaspersz, Vincent. 2005. Production Planning and Inventory Control.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Haming, Murdifin dan Mahfud Nurnajamuddin. 2007. Manajemen
Produksi Modern. Jakarta: Bumi Aksara.
23