sistem pencernaan

21
STRUKTUR MAKROSKOPIS Sistem pencernaan terdiri daripada ; Mulut Faring Esofagus Lambung duodenum Usus halus Usus besar Mulut (oral cavity) Struktur mulut terdiri daripada; Cavum oris Rima oris Vestibulum nasi Cavum oris

Upload: sukeatie

Post on 01-Feb-2016

265 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

sistem cerna

TRANSCRIPT

Page 1: sistem pencernaan

STRUKTUR MAKROSKOPIS

Sistem pencernaan terdiri daripada ;

Mulut

Faring

Esofagus

Lambung

duodenum

Usus halus

Usus besar

Mulut (oral cavity)

Struktur mulut terdiri daripada;

Cavum oris

Rima oris

Vestibulum nasi

Cavum oris

Isthium faucium

Otot-otot penguyah

Page 2: sistem pencernaan

M. masseter

M. temporalis

M. pterygoideus lateralis

M. pterygoideus medialis

Di dalam mulut juga mengandungi sejenis kelenjar rembesan, yang dinamai sebagai glandula

salivarius. Glandula salivarius ini terdiri daripada;

Gl. Submandibularis

Gl. Sublingualis

- Ductus sublingualis minoris Rivini

- Ductus sublingualis majoris Bartholini

Pharynx

Otot –otot utama yang menunjangi pharynx ini adalah terdiri dari 3, iaitu m. constrictor

pharyngeus superior, m. constrictior pharyngeus media dan m. constrictor pharyngeus

inferior.

M. constrictor pharyngeus superior ditunjangi oleh m. stylopharyngeus dan lig.

Stylohyoideus. Ia juga dipersarfi oleh N. Vagus. M. constrictor pharyngeus media pula

dipersarafi oleh N. laryngeus interna serta diperdarahi oleh A. V. laryngeus superior. Bagi M.

constrictor pharyngeus inerior pula, diperdarahi dan dipersarafi oleh A. V. N. laryngea inferior.

Pharynx juga dibina dari otot-otot membujur iaitu m. palatopharyngeus, m.

stylopharyngeus dan m. salpingopharyngeus. Oto-otot membujur ini diperdarahi oleh A.

thyroidea superior dan A. pharyngea ascendens. Manakala ia juga dipersarafi oleh plexus

pharyngeus serta N. IX dan N. X.

Oesofagus

Struktur oesofagus terdiri dari 2 bagian, iaitu pars cervicalis dan pars thoracalis.

Page 3: sistem pencernaan

Sempadan bagian Pars cervicalis Pars thoracalis

Anterior -trachea

-Gl. thyroidea

-trachea

-pericardium( atrium kiri)

Posterior -vertebra cervicalis -ductus thoracicus

-v. azygos

-aorta descendens

Kanan -a. carotis communis -v. azygos

Kiri -a. subclavia

-ductus thoracicus

-arcus aorta

-a. subclavia kiri

-ductus thoracicus

Lambung

Bagian lambung atau gaster terdiri daripada beberapa bagian, iaitu ;

Fundus

Corpus

Anthrum pyloricum

Pylorus

Lambung terdiri dari 4 lapisan yaitu lapisan peritoneal luar, lapisan berotot yang terdiri atas

serabut longitudinal , serabut sirkular dan serabut orblik, lapisan submukosa dan lapisan mukosa.

Makanan di dalam lambung dicerna dengan bantuan getah lambung yang mengandung :

1. Pepsin untuk merubah protein menjadi pepton

2. Asam Klorida untuk membunuh bibit penyakit yang masuk bersama makanan

3. Rennin untuk mengubah susu menjadi kasein

Page 4: sistem pencernaan

Duodenum

Selepas daripada gaster, makanan akan masuk ke dalam duodenum. Duodenum ini mempunyai

panjang sekitar 25cm dan mempunyai bentuk seperti sepatu kuda. Duodenum terdiri daripada 4

bagian, iaitu;

Pars superior

Pars descendens

Pars inerior

Pars ascendens

Page 5: sistem pencernaan

Struktur vaskularisasi bgian duodenum pula adalah seperti di bawah;

Arteri Vena

-a. gastroduodenalis

-a. pancreatico duodenalis superior ant & post

-a. pancreatico duodenalis inferior ant. & post

-sebagian mengikuti arteri mengalirkan darah

ke dalam V. porta

-sebagian lagi melalui v. mesenterica sup & v.

lienalis

Usus kecil

Usus kecil mempunyai panjang kira-kira 6-7m. 2/5 daripada panjang usus kecil terdiri daripada

jejunum dan selebihnya ileum.. usus kecil ini terleak di daerah intra peritoneal dan digantung

oleh mesenterium.

Usus besar

Panjang usus besar adalah 1,5 m dan merupakan sambungan dari usus halus. Usus besar terdiri

dari 3 bagian yaitu ;

1. Asendens bagian yang mendaki

2. Transversum bagian yang mendatar

3. Desendens bagian yang menurun

Zat yang tidak diserap oleh usus halus yang berupa sisia makanan masuk ke dalam usus besar. Di

dalam usus besar terjadi penyerapan air dan garam-garam pada makanan. Ketika mencapai

rektum terbentuk tinja (faeces) yang bersifat padat dan lunak. Tinja/faeces ini akan dikeluarkan

melalui anus yang merupakan lubang akhir dari saluran pencernaan makanan.

Page 6: sistem pencernaan

STRUKTUR MIKROSKOPIS

( A ) Kelenjar Pencernaan

1. Kelenjar Air liur :

Kelenjar Parotis

- Kel. terbesar, 100% serous

- Tersusun dalam sistem lobuler, jar ikat lobuler dan intralobuler

- Dukt. Ekskretorius ,( Epitel bervariasi : berlapis gepeng ― bertingkat torak ―

selapis torak)

- Dukt. Sekretorius disebut Pars striata (Ep. Torak rendah-kubus)

- Dukt. Interkalaris (ithmus) alir sekret dari pars terminal yg serous ( Ep. gepeng

sampai kubus rendah)

Kelenjar Submandibular

- Tubuloalveolar kompleks, merokrin, mukoserous

- Pars terminalis yg serous > mukous

- Dukt. Ekskretorius dikelilingi jar ikat longgar

Kelenjar Sublingualis

- Tabuloalveolar kompleks, merokrin, seromukous

- Bulan sabit gianuzzi lebih byk dan besar2.

- Inti sel mukous x selalu gepeng ~ kdg2 bundar

- Aspek sitoplasma sel yg serous kemerah2an dan pd bagian apikal ada granula

zymogen

- Aspek sitoplasma sel yg mukus pucat, bervakuole

- Pd pars terminalisada sel myoepitel

- Ithmus sgt pendek sehingga sukar dilihat

2. Kelenjar Pankreas

- Terdiri kel eksokrin dan endokrin

Page 7: sistem pencernaan

- Dukt. Ekskretorius bervariasi ( Ep. torak rendah bersel goblet― kubus)

- Dukt. Interkalaris(ithmus), panjang2 ( Ep. Selapis gepeng)

- Sel asinus > kecil dari sel asinus parotis

- Pars terminalis 100% serous dan tgh2 pars terminal sering dijumpai sel2

sentroasini( merupakan bagian dari isthmus)

- X ada sel myoepitel

3. Hepar

- Diliputi kapsula Glissoni

- Septa membagi menjadi 2 lobuli

- Porta hepatis ~ pembuluh limfe, pembuluh empedu, V. Portae dan A. Hepatika

- Unit fungsional ~ 1 lobulus

- LOBULASI HEPAR :

Lobulus klasik ― V. sentralis sumbunya, portal triad sudutnya

Lobulus portal ― Portal triad sumbunya, v. sentralis sudutnya

Asinus hati ― bentuk belah ketupat, V. sentralis di kedua ujung, aksisnya jar. ikat

tepi lobulus klasik.

- Arsitektur hati:

Bentuk poligonal

Bagian sentral lobulus hati : V. sentralis

Sel2 hepar tersusun radier

Segitiga Kierin ~ cabang A. hepatika, V. porta, dukt. Biliaris, dan pembuluh limfe

Pd satu permuakan setiap sel hati, berhub. dengan sistem empedu& permukaan

lain, berhadapan pemb darah.

Sel hati berbentuk poligonal dgn inti ovoid, sitoplasma bergranula+byk

mitokondria, mikrovili, glikogen, protein dan pigmen lipofuchsin.

Sel hati dikelilingi berkas sel retikulin, dgn pewarnaan Bielschwosky ~ hitam

Page 8: sistem pencernaan

Vaskularisasi : A.hepatika dan V.porta – A/V interlobularis – sinusoid hati – V.

sentralis – V. sublobularis – V.hepatika – V.cava inferior

Sinusoid hati dibatasi ~ sel endotel sinus & sel kupffer(tmsuk RES)

Sel kupffer avoid, kromatin pucat, dgn pewarnaan tripan blue terbukti bersifat

fagositer.

Ruangan Disse:

- dgn ME letak sinusoid dan sel hepar

- berisi cairan limfe

- x terdapat membrana basalis

- filtrasi darah dan plasma melalui dinding sinusoid

Saluran empedu:

- kanalikuli biliaris – preduktuli biliaris (sal.Hearing) – dukt. Hepatikus – vesika

felea – dukt. Cysticus – dukt. Koledokus

- arah aliran empedu : dari sentral ke perifer hati

- arah aliran darah : dari perifer ke sentral lobulus

4. Vesika Fellea

Fungsi :

- Reservoir empedu

- Berkontraksi mengeluarkan empedu bila dirangsang kolesistokinin ( dr mukosa usus

kecil)

- Mengentalkan empedu

Sifat utama : tanpa T.M.M

Tunika mukosa : Ep. selapis torak , pd lamina propria tdpt sinus Rokistansky Aschof

Tunika muskularis : x teratur

Page 9: sistem pencernaan

Tunika perimuskularis/ subserosa berupa anyaman penyambung jarang. Di sini tdp dukt.

Aberans Luschka

Tunika Adventitia berupa membran serous.

( B ) Saluran Dinding Cerna

1. Oesophagus

Tunika mukosa

- Ep. berlapis gepeng tanpa tanduk

- T.M.M hanya selapis longitudinal

- Lamina propria ada kel. mukus tubulosa kompleks(kel.superfisial) yg mrpkn

perluasan kel. kardia.

Tunika Submukosa

- Tdp sel mukus tubulosa kompleks ~ kel submukosa(oesophageal glands)

Tunika muskularis

- 1/3 prox. tdr dari otot lurik

- 1/3 tgh tdr dari campuran otot polos& lurik

- 1/3 distal seluruhnya otot polos

2. Gaster

- Seluruh permukaan mukosa gaster tdp gastric pits/ foveola gastrica

- Epitel mukosa selapis torak tanpa sel goblet

- Lap. Otot tebal utk menggiling /campur makanan

- Sekresi enzim2 dan asam utk mulai pencernaan

- Dinding berlipat ~ rugae

- Sitoplasma pd permukaan apikel contain musigen

- Inti oval

- Lamina propria ada kelenjar

- Kelenjar mulai dari dasar gastric pit meluas ke T.M.M

Page 10: sistem pencernaan

- 3 daerah :

Kel. kardia dan Pilorus

- Tubulosa simpleks

- Mukus

- Jumlah sedikit

- Kel. pilorus relatif pendek, simpleks, tubulosa bercabang2

- Mukosa dari kelenjar2 ~ melindungi lambung dari autodigestion

Kel. Fundus

- Simpleks tubulosa bercabang

- Dimulai dasar gastric pits ke sluruh lamina propria – T.M.M

- Kel. terbagi atas leher, korpus dan fundus

- Tdpt 4 macam sel : Chief cell, Parietal cell, Mucous neck cell dan

Argentafin cell

3. Usus Halus

- Dibagi 3 bagian : duodenum, jejunum, ileum

- Epitel selapis torak dan sel goblet

- Sel torak pd apikal tdp brush borders/ mikrovili ~ luaskan permukaan absorptif, jg

mengandungi enzim2 pencernaan

- Sel goblet ke distal makin byk.

- Tdp vili intestinal

- Vili di duodeni lebar, di jejunum bundar spt lidah, dan ileum berbentuk jari

- Plika sirkularis kekringi merupakan lipatan mukosa dan submukosa

- Pd jejunum plika kekringi tinggi2

- Tdpt gld intestinalis(cryptus lieberkuhn), tubulosa simpleks, yg bermuara antar vili

intestinalis

- Pd Dasarnya, cryptus ada sel paneth, di bagian apikal mengandung granula eosinofilia

- Sel2 cryptus menggantikan sel2 epitel permukaan yg rusak.

Page 11: sistem pencernaan

Jejunum

1. Tidak terdapat kel. Brunner ataupun agmina peyeri

2. Plica sirkularis Kercringi tinggi2

Ileum

1. Tdpt agregat limfonodus atau Agmina peyeri/ Plaque Peyeri di lamina

propria meluas ke Tunika Submukosa

4. Colon

- Tunika mukosa x mengandungi plica sirkularis dan vili intestinal

- Sel goblet byk antara sel epitel

- Cryptus Lieberkhun ada

- Sel paneth & sel argentafin sedikit

- Terdapat limfonodus solitarius

- Tunika muskularis longitudinal membentuk 3 pita longitudinal ~ taenia colli

5. Appendix

- Evaginasi colon, pjg 2-18cm

- Lumen sempit, sering berisi debris

- Byk folikel limphoid di submukosa

- Struktur menyerupai usus besar

- X ada taeniae colli

6. Rektum

- Bagian bawah ~ anal canal

- Mukosa ada lipatan longitudinal Rectal collumn ( Anal column, Collumn of Margagni)

berakhir kira2 ½ inci dari orrificium anal

- Epitel selapis torak

Page 12: sistem pencernaan

- Tdpt cryptus

- Linea Pectinata ~ pertemuan rektum dengan anus

7. Anus

- Dlm ada 3 segmen:

1) Zona collumnaris (Ep. berlapis kubus, tdpt kelenjar Circumanalis)

2) Zona intermedia (ep. berlapis gepeng x bertanduk)

3) Zona cutanea (berupa kulit biasa

- T. submukosa byk Pemb. Darah , saraf dan badan Vater Pacini. Pembuluh2 yg

membentuk plexus hemmoroid

- T.M.M/ lap longitudinal membentuk M. dilatator ani internus

- T. muskularis sirkular menebal pd ujungnya membentuk Sphincter ani internus

- Luar lapisan otot ini tdpt jaringan otot lurik M. Spincter ani externus

PEMERIKSAAN PENUNJANG

1) Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik mempunyai 4 tahap pemeriksaan, yaitu inspeksi, palpasi, perkusi, dan

auskultasi.

Inspeksi. Pada pemeriksaan ini hanya untuk melihat kulit (warna, lesi, dan sikatrik), bentuk

abdomen (cembung, cekung, rata), dsb.

Palpasi. Pada pemeriksaan ini, pasien diminta untuk menekuk lutut membentuk sudut 45-60

derajat agar otot abdomen teregang sehingga memudahkan pemeriksaan. Selanjutnya, dilakukan

palpasi hepar, lien, ginjal dan pemeriksaan asites untuk mengetahui apakah ada kelainan dan rasa

nyeri pada abdomen pasien.

Perkusi. Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan batas-batas hepar, lien, dan organ

abdomen lainnya agar dapat mengetahui apakah ada perbesaran organ atau tidak.

Page 13: sistem pencernaan

Auskultasi. Dalam pemeriksaan ini, kita dapat mendengar bunyi pada abdomen pasien, seperti

normoperistaltik, hipoperistaltik, dan hiperperistaltik.

2) Pemeriksaan Radiologi

1.Rontgen

Foto polos perut.

Foto polos perut merupakan foto rontgen standar untuk perut, yang tidak memerlukan

persiapan khusus dari penderita.

Sinar X biasanya digunakan untuk menunjukkan:

- suatu penyumbatan

- kelumpuhan saluran pencernaan

- pola udara abnormal di dalam rongga perut

- pembesaran organ (misalnya hati, ginjal, limpa).

2. Sinar X pada Abdomen

Sinar X pada abdomen berguna untuk mendeteksi ukuran, struktur, dan jaringan tubuh yang

abnormal. Dalam pemeriksaan ini, prosedur yang harus dijalankan, antara lain:

Asupan makanan dan cairan biasa tidak dibatasi.

Pakaian dilepaskan dan pasien hanya menggunakan gaun kertas atau kain.

Pasien berbaring pada posisi terlentang dengan lengan terlentang di atas meja sinar X yang

telah dimiringkan.

3. CT scan abdomen

CT abdomen berguna untuk mendiagnosis tumor, obstruksi, kista, hematoma, dan kondisi

lainnya yang terjadi pada abdomen. Zat pewarna kontras per IV dapat digunakan unutk

meningkatkan visualisasi. Ginjal dan aliran urin mudah terlihat dengan zat kontras.

4. USG Perut

Page 14: sistem pencernaan

USG menggunakan gelombang udara untuk menghasilkan gambaran dari organ-organ dalam.

USG bisa menunjukkan ukuran dan bentuk berbagai organ (misalnya hati dan pankreas) dan juga

bisa menunjukkan daerah abnormal di dalamnya. USG juga dapat menunjukkan adanya cairan.

Tetapi USG bukan alat yang baik untuk menentukan permukaan saluran pencernaan, sehingga

tidak digunakan untuk melihat tumor dan penyebab perdarahan di lambung, usus halus atau usus

besar. USG merupakan prosedur yang tidak menimbulkan nyeri dan tidak memiliki resiko.

Pemeriksa menekan sebuah alat kecil di dinding perut dan mengarahkan gelombang suara ke

berbagai bagian perut dengan menggerakkan alat tersebut. Gambaran dari organ dalam bisa

dilihat pada layar monitor dan bisa dicetak atau direkam dalam filem video.

3) Pemeriksaan Laboratorium

A. Pemeriksaan Lipase (serum)

Nilai normal:

Dewasa : 114-286 U/l

Anak : 20-136 IU/l

Tujuan : mengetahui keberadaan pancreatitis akut atau gangguan pankreatitik lainnya.

Prosedur :

Kumpulkan 3-5 ml darah vena dalam tabung tertutup merah. Cegah terjadinya hemolisis.

Pasien dianjurkan untuk puasa, kecuali tetap diperbolehkan minum air selama 8-12 jam.

B. Pemeriksaan Amilase (serum)

Nilai normal:

Dewasa : 30-170 U/I

Hamil : Sedikit meningkat

Anak : tidak dapat dilakukan

Tujuan : membantu dalam mendiagnosis pancreatitis akut dan masalah kesehatan lainnya.

Prosedur :

Kumpulkan 3-5 ml darah vena dalam tabung tertutup merah

Pasien dianjurkan tidak makan dalam waktu 1-2 jam sebelum pemeriksaan

Page 15: sistem pencernaan

C. Pemeriksaan Pepsinogen (serum)

Nilai normal:

Dewasa : 124-142 ng/ml

Tujuan : menentukan penyebab gangguan lambung

Prosedur :

Pasien harus berpuasa selama 8-12 jam sebelum uji dilakukan.

Kumpulkan 5-7 ml vena dalam tabuh tertutup merah

D. Pemeriksaan Urobilinogen (feses)

Tujuan : membantu dalam menentukan kerusakan hati.

Pada keadaam normal bilirubin tidak ada pada feses, kecuali pada bayi yang baru lahir. Keadaan

abnormal jika terjadi diare berat.

E. Pemeriksaan Bilirubin (urine)

Tujuan : untuk mendeteksi kelainan pada hati

Prosedur :

Tidak ada pembatasan asupan makanan ataupun minuman

Lakukan uji bilirubin urine dalam 1 jam. Jauhkan urine dari sinar ultraviolet.

F. Pemeriksaan Makroskopis Tinja

Jumlah : 100-200gr/ hari

Frekuensi : 1-2 kali/hari

Warna : Kuning tua atau coklat

Konsistensi : berbentuk dan lunak

Tidak mengandung lendir, darah, dan pus

G. Pemeriksaan Mikroskopis Tinja Eritrosit :

normal ada di dalam feses

Leukosit : normal tidak ada

Sisa makanan : serat daging, tumbuhan, butir lemak

Kristal : normal (calcium oksalat, tripel fosfat), abnormal (hematoidin, kristal Charcoat Leyden)

Makrofag : ukuran lebih besar dari leukosit, berinti satu, daya fagositosis

Page 16: sistem pencernaan

H. Parasentesis

Parasentesis adalah memasukkan jarum ke dalam rongga perut dan mengambil cairannya. Dalam

keadaan normal, rongga perut diluar saluran pencernaan hanya mengandung sejumlah kecil

cairan. Cairan bisa terkumpul dalam keadaan-keadaan tertentu, seperti perforasi lambung atau

usus, penyakit hati, kanker atau pecahnya limpa. Parasentesis digunakan untuk memperoleh

contoh cairan untuk keperluan pemeriksaan atau untuk membuang cairan yang berlebihan.

Pemeriksaan fisik (kadang disertai dengan USG) dilakukan sebelum parasentesis untuk

memperkuat dugaan bahwa rongga perut mengandung cairan yang berlebihan. Selanjutnya

daerah kulit (biasanya tepat dibawah pusar) dibersihkan dengan larutan antiseptik dan dibius

lokal. Melalui kulit dan otot dinding perut, dimasukkan jarum yang dihubungkan dengan tabung

suntik ke dalam rongga perut dimana cairan terkumpul. Sejumlah kecil cairan diambil untuk

pemeriksaan laboratorium atau sampai 0,96 liter cairan diambil untuk mengurangi

pembengkakan perut.