sistem organ respirasi saraf ekskresi

Upload: eri-zawa

Post on 07-Jan-2016

80 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Respirasi Saraf Ekskresi

TRANSCRIPT

  • HUBUNGAN ANTARA ORGAN DENGAN FUNGSINYA PADA

    SISTEM RESPIRASI, EKSKRESI, SARAF DAN HORMON,

    SERTA KAITANNYA DENGAN BIOPROSES DAN

    GANGGUAN FUNGSI YANG MUNGKIN TERJADI

    MAKALAH

    untuk memenuhi tugas mata kuliah

    Biologi Umum

    yang dibina oleh Prof. Dra. Herawati Susilo, M.Sc, Ph.D.

    Oleh

    Indah Syafinatu Zafi (140341601596)

    Haninda Lintang G (140341600785)

    Muhamad Feri Samsul F. (140341603411)

    UNIVERSITAS NEGERI MALANG

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    JURUSAN BIOLOGI

    Oktober 2014

  • i

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan

    rahmat hidayah dan nikmat-Nya berupa kesehatan, waktu dan segala hal yang

    kami butuhkan sehingga dapat menyelesaikan makalah untuk mata kuliah biologi

    umum yang berjudul Hubungan Antara Organ dengan Fungsinya pada Sistem

    Ekskresi, Sistem Respirasi, Sistem Saraf dan Kaitannya dengan Bioprosesnya

    serta Gangguan Fungsi yang Mungkin Terjadi ini dengan lancar.

    Dalam pembuatan makalah ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai

    pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-

    besarnya kepada Ibu Prof. Dra. Herawati Susilo, M.Sc, Ph.D. selaku dosen

    pembimbing mata kuliah Biologi umum, juga kepada dosen PPL dan ucapan

    terimakasih secara khusus penulis barikan kepada orang tua yang selalu

    mendukung segala aktifitas perkuliahan.

    Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi semua pembaca.

    Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari

    sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat

    membangun demi perbaikan ke arah kesempurnaan. Akhir kata penulis

    menyampaikan terimakasih.

    Malang, Oktober 2014

    Penulis

  • ii

    DAFTAR ISI

    Kata Pengantar .............................................................................................. i

    Daftar Isi ........................................................................................................ ii

    BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

    1.1 Latar Belakang .................................................................................... 2

    1.2 Tujuan .................................................................................................. 2

    1.3 Rumusan Masalah ............................................................................... 2

    1.4 Manfaat ............................................................................................... 2

    BAB II PEMBAHSAN .................................................................................. 3

    2.1 Sistem Eksresi ..................................................................................... 3

    2.1.1 Organ Sistem Ekskresi. ............................................................. 4

    2.1.2 Proses Pada Sistem Ekskresi ..................................................... 8

    2.1.3 Kelainan Pada Sistem Ekskresi ................................................ 9

    2.2 Sistem Respirasi .................................................................................. 12

    2.2.1 Organ Sistem Respirasi ............................................................. 12

    2.2.2 Proses Pada Sistem Respirasi .................................................... 16

    2.2.3 Kelainan Pada Sistem Respirasi ................................................ 19

    2.3 Sistem Saraf ......................................................................................... 21

    2.2.1 Organ Sistem Saraf .................................................................... 24

    2.3.2 Proses Pada Sistem Saraf .......................................................... 31

    2.3.3 Kelainan Pada Sistem Saraf ...................................................... 32

    BAB III PENUTUP ....................................................................................... 35

    3.1 Kesimpulan ......................................................................................... 35

    3.2 Saran .................................................................................................... 36

    DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... iii

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Sistem organ merupakan bentuk kerja sama antarorgan untuk melakukan

    fungsi-fungsi yang lebih kompleks. Sistem organ disebut juga kumpulan beberapa

    organ yang melakukan fungsi tertentu. Dalam melaksanakan kerja sama ini, setiap

    organ tidak bekerja sendiri-sendiri, melainkan organ-organ saling bergantung dan

    saling memengaruhi satu sama lainnya. Pada tubuh manusia terdapat beberapa

    sistem organ yang memiliki fungsi berbeda antara satu dengan yang lainnya.

    Sistem pernafasan atau sistem respirasi merupakan sistem yang penting

    bagi manusia karena melalui sistem inilah sel pada tubuh manusia mendapat

    oksigen untuk reaksi metabolik yang melepaskan energi dari molekul nutrien dan

    menghasilkan ATP. Pada waktu yang sama, reaksi tersebut melepaskan

    karbondioksida. Konsumsi oksigen dan produksi karbondioksida terjadi di dalam

    mitokondria seiring dengan terjadinya respirasi seluler. Jumlah karbondioksida

    yang berlimpah menghasilkan keasaman yang bersifat racun bagi sel tubuh, maka

    karbondioksida yang berlimpah tersebut harus segera dibuang dari tubuh.

    Didalam tubuh manusia juga terdapat sistem ekskresi sebagai pembuang

    sisa metabolisme tubuh, seperti:

    Menghembuskan gas CO2 ketika kita bernafas

    Berkeringat

    Buang air kecil (urine)

    Sistem ekskresi membantu memelihara homeostasis dengan tiga cara,

    yaitu melakukan osmoregulasi, mengeluarkan sisa metabolisme, dan mengatur

    konsentrasi sebagian besar penyusun cairan tubuh. Zat sisa metabolisme adalah

    hasil pembongkaran zat makanan yang bermolekul kompleks. Zat sisa ini sudah

    tidak berguna lagi bagi tubuh. Sisa metabolisme antara lain, CO2, H20, NHS, zat

    warna empedu, dan asam urat.

    Selain dua system diatas masih terdapat system saraf yang mengendalikan

    tubuh serta bagian-bagiannya. Sistem saraf terdiri atas serabut saraf yang tersusun

    atas sel-sel saraf yang saling terhubung dan esensial untuk persepsi sensoris

    indrawi, aktivitas motorik volunter dan involunter organ atau jaringan tubuh, dan

  • 2

    homeostasis berbagai proses fisiologis tubuh. Sistem saraf merupakan jaringan

    paling rumit dan paling penting karena terdiri dari jutaan sel saraf (neuron) yang

    saling terhubung dan vital untuk perkembangan bahasa, pikiran dan ingatan.

    Satuan kerja utama dalam sistem saraf adalah neuron yang diikat oleh sel-sel glia.

    1.2 Tujuan

    Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini untuk mengetahui tentang

    hubungan antara organ dengan fungsinya pada sistem ekskresi, sistem respirasi,

    sistem saraf pada manusia dan mengaitkan dengan bioprosesnya serta gangguan

    maupun kelainan yang mungkin terjadi.

    1.3 Rumusan masalah

    Bagaimana hubungan antara organ dengan fungsinya pada sistem ekskresi

    dan kaitannya dengan bioprosesnya serta gangguan fungsi yang mungkin

    terjadi?

    Bagaimana hubungan antara organ dengan fungsinya pada sistem respirasi

    dan kaitannya dengan bioprosesnya serta gangguan fungsi yang mungkin

    terjadi?

    Bagaimana hubungan antara organ dengan fungsinya pada sistem saraf

    dan kaitannya dengan bioprosesnya serta gangguan fungsi yang mungkin

    terjadi?

    1.4 Manfaat

    Manfaat yang diperoleh setelah mempelajari makalah ini:

    Mengetahui hubungan antara organ dengan fungsinya pada sistem ekskresi

    dan kaitannya dengan bioprosesnya serta gangguan fungsi yang mungkin

    terjadi.

    Mengetahui hubungan antara organ dengan fungsinya pada sistem

    respirasi dan kaitannya dengan bioprosesnya serta gangguan fungsi yang

    mungkin terjadi

    Mengetahui hubungan antara organ dengan fungsinya pada sistem saraf

    dan kaitannya dengan bioprosesnya serta gangguan fungsi yang mungkin

    terjadi

  • 3

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 Sistem Eksresi

    Tubuh merupakan tempat berlangsungnya berbagai proses metabolisme.

    Metabolisme adalah perubahan kimia, dengan bantuan enzim yang terjadi di

    dalam tubuh organisme.Proses metabolisme menghasilkan energi dan zat yang

    berguna bagi kehidupan . Selain itu, juga terbentuk zat sisa yang merupakan racun

    bila tetap berada di dalam tubuh. Oleh karena itu, zat sisa harus dikeluarkan dari

    tubuh melalui sistem ekskresi.

    Sistem ekskresi pada manusia dan Vertebrata terdiri atas ginjal, kulit, paru-

    paru dan hati.Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat sisa 3emperatur tubuh,

    seperti CO2, H2O, NH3, zat warna empedu dan asam urat. Beberapa istilah yang

    erat kaitannya dengan ekskresi adalah sebagai berikut:

    1. Defekasi : yaitu proses pengeluaran sisa pencernaan makanan yang

    disebut feses. Zat yang dikeluarkan belum pernah mengalami 3emperatur

    di dalam jaringan. Zat yang dikeluarkan meliputi zat yang tidak diserap

    usus sel epitel, usus yang rusak dan mikroba usus.

    2. Ekskresi : yaitu pengeluaran zat sampah sisa 3emperatur yang tidak

    berguna lagi bagi tubuh.

    3. Sekresi : yaitu pengeluaran getah oleh kelenjar pencernaan ke dalam

    saluran pencernaan. Getah yang dikeluarkan masih berguna bagi tubuh dan

    umumnya mengandun genzim.

    4. Eliminasi : yaitu proses pengeluaran zat dari rongga tubuh, baik dari

    rongga yang kecil (saluran air mata) maupun dari rongga yang besar

    (usus).

    Fungsi Sistem Ekskresi

    1. Membuang limbah yang tidak berguna dan beracun dari dalam tubuh

    2. Mengatur konsentrasi dan volume cairan tubuh (osmoregulasi)

    3. Mempertahankan temperature tubuh dalam kisaran normal (termoregulasi)

    4. Homeostasis

  • 4

    2.1.1 Organ Sistem Respirasi

    a. Ginjal (ren)

    Ginjal (ren) manusia berjumlah sepasang, terletak di rongga perut sebelah

    kanan depan dan kiri depan ruas-ruas tulang belakang bagian pinggang. Ginjal

    kanan lebih rendah dari pada ginjal kiri karena di atas ginjal kanan terdapat hati.

    Ginjal berbentuk seperti biji ercis dengan panjang sekitar 10 cm dan berat sekitar

    200 gram. Ginjal yang dibelah secara membujur akan memperlihatkan bagian-

    bagian korteks yang merupakan lapisan luar. Medula (sumsum ginjal), dan pelvis

    (rongga ginjal). Di bagian korteks terdapat jutaan alat penyaring yang disebut

    nefron. Setiap nefron terdiri atas badan Malpighi dan tubulus kontortus. Badan

    Malpighi terdiri atas kapsula (simpai) Bowman Dan glomerulus. Glomrerulus

    merupakan anyaman pembuluh kapiler. Kapsula Bowman berbentuk mangkuk

    yang mengelilingi glomerulus.Iubulus kontortus terdiri atas tubulus kontortus

    proksimal. tubulus kontortus distal. Dan tubulus kontortus kolektivus.

    Di antara tubuIus kontortus proksimal dan tubulus kontortus distal terdapat

    gelung/lengkung Henle pars ascenden (naik) dan pars descenden (turun).

    Penamaan beberapa bagian ginjal mengambil nama ahli yang berjasa dalam

    penelitian ginjal. Kapsula Bowman mengambil nama William Bowman (l816

    1892). Seorang ahli bedah yang merupakan perintis di bidang saluran kentih yang

    mengidentifikasi kapsula tersebut. Lengkung Henle mengambil nama Jacob Henle

    (1809-1885), seorang ahli anatomi berkebangsaan Jerman yang mendeskripsikan

    lengkung di dalam ginjal tersebut. Glomerulus di identifikasi oleh seorang ahli

  • 5

    mikroanatomi berkebangsaan ltalia bernama Marcerllo Malpighi (1628 1694).

    Ginjal merupakan alat pengeluaran sisa metabolisme dalam bentuk urine yang di

    dalamnya mengandung air, amoniak (NH3), ureum, asam urat dan garam mineral

    tertentu. Penderita diabetes miletus urine mengandung glukosa.

    Fungsi ginjal

    Ginjal merupakan alat ekskresi penting yang mempunyai beberapa fungsi,

    antara lain menyaring darah sehingga menghasilkan urine; mengekskresikan zat-

    zat yang membahayakan tubuh. misalnya protein-protein asing yang masuk ke

    dalam tubuh, urea, asam urat. dan bermacam -macam garam; mengekskresikan

    zat-zat yang jumlahnya berlebihan, misalnya kadar gula darah yang melebihi

    normal; mempertahankan tekanan osmosis cairan ekstraseluler; dan

    mempertahankan keseimbangan asam dan basa.

    Mengekskresikan zat-zat yang merugikan bagi tubuh, antara lain :

    1. urea, asam urat, amoniak, creatinin

    2. garam anorganik

    3. bacteri dan juga obat-obatan

    Mengekskresikan gula kelebihan gula dalam darah

    Membantu keseimbangan air dalam tubuh, yaitu mem-pertahankan

    tekanan osmotik ektraseluler

    Mengatur konsentrasi garam dalam darah dan keseim-bangan asam basa

    darah.

    Anatomi ginjal, meliputi :

    Lapisan luar (korteks/ kulit ginjal) yang mengandung kurang lebih 1 juta nefron.

    Tiap nefron terdiri atas badan malpighi (badan renalis) yang tersusun dari kapsula

    bowman dan glomerulus.

    Lapisan dalam (medula/ sumsum ginja) yang terdiri atas tubulus kontorti yan

    gbermuara pada tonjolan papila di ruang (pelvis renalis). Tubulus kontorti terdiri

    atas tubulus kontorti proksimal dan tubulus kontorti distal.

    b. Kulit

  • 6

    Kulit (integumen) merupakan lapisan terluar tubuh manusia dan pelindung

    bagian dalam tubuh.

    Susunan Kulit

    Kulit tersusun atas tiga lapisan, yaitu epidermis (lapisan luar/kulit ari), dermis

    (lapisan dalam/kulit jangat). Dan hipodermis (jaringan ikat bawah kulit).

    1) Epidermis, lapisan epidermis terdiri atas stratum korneum, stratum lusidum.

    stratum granulosum, dan stratum germinativum. Stratum korneum tersusun dari

    sel-sel mati dan selalu mengelupas. Stratum lusidum tersusun atas sel-sel yang

    tidak berinti dan berfungsi mengganti stratum korneum. Stratum granulosum

    tersusun atas sel-sel yang berinti dan mengandung pigmen melanin. Stratum

    germinativum tersusun atas sel-sel yang selalu membentuk sel-sel baru ke arah

    luar.

    Stratum korneum, merupakan lapisan zat tanduk, mati dan selalu

    mengelupas.

    Stratum lusidium, merupakan lapisan zat tanduk

    Stratum granulosum, mengandung pigmen

    Stratum germonativum, selalu membentuk sel-sel baru ke arah luar

    2) Dermis, dermis terletak di bawah epidermis. Lapisan ini mengandung akar

    rambut, pembuluh darah, kelenjar, dan saraf. Kelenjar yang terdapat dalam lapisan

    ini adalah kelenjar keringat (glandula sudorifera) dan kelenjar minyak (glandula

    sebasea). Kelenjar keringat menghasilkan keringat yang di dalamnya terlarut

    berbagai macam garam. terutama garam dapur. Keringat dialirkan melalui saluran

    kelenjar keringat dan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui poripori. Di dalam

    kantong rambut terdapat akar rambut dan batang rambut. Kelenjar minyak

    berfungsi menghasilkan minyak yang berfungsi meminyaki rambut agar tidak

    kering. Rambut dapat tumbuh terus karena mendapat sari-sari makanan pembuluh

    kapiler di bawah kantong rambut. Di dekat akar rambut terdapat otot penegak

    rambut.

    Akar rambut

    Pembuluh darah

  • 7

    Syaraf

    Kelenjar minyak (glandula sebasea)

    Kelenjar keringat (glandula sudorifera)

    Lapisan lemak, terdapat di bawah dermis yang berfungsi melindungi tubuh

    dari pengaruh suhu luar

    3) Hipodermis, hipodermis terletak di bawah dermis. Lapisan ini banyak

    mengandung lemak. Lemak berfungsi sebagai cadangan makanan, pelindung

    tubuh terhadap benturan, dan menahan panas tubuh.

    Fungsi kulit

    Sebagai alat ekskresi. kulit berfungsi mengeluarkan keringat. Fungsi kulit

    yang lain, antara lain melindungi tubuh terhadap gesekan, kuman, penyinaran,

    panas. dan zat kimia; mengatur suhu tubuh; menerima rangsang dari luar, serta

    mengurangi kehilangan air.

    Kelenjar keringat menyerap air dan garam, terutama garam dapur dan

    darah di pembuluh kapiler. Keringat yang dikeluarkan melalui pori-pori di

    permukaan kulit akan menyerap panas tubuh sehingga suhu tubuh menjadi tetap.

    Pada keadaan normal. keringat akan keluar dari tubuh sebanyak sekitar 50 mL

    setiap jam. Beberapa faktor yang dapat memacu pengeluaran keringat. antara lain

    peningkatan aktivitas tubuh. peningkatan suhu lingkungan, dan goncangan emosi.

    Emosi akan merangsang saraf simpatis untuk memperkecil pengeluaran keringat

    dengan cara mempersempit pembuluh darah. Pengeluaran keringat yang

    berlebihan, misalnya karena terik matahari atau kegiatan tubuh yang berlebihan,

    dapat menyebabkan terjadi lapar garam. Kekurangan kadar garam darah dapat

    mengakibatkan kekejangan dan pingsan.

    c. Paru-paru (pulmo)

    Selain sebagai alat pernafasan, paru-paru juga sebagai alat ekskresi yaitu

    mengeluarkan karbondioksida dan uap air.

    Paru-paru terletak dalam rongga dada dan bagian bawahnya menempel

    pada diafragma.Penguraian karbohidrat (glukosa) dan lemak kecuali

    menghasilkan energi akan menghasilkan zat sisa berupa CO2 dan H2O yang akan

  • 8

    dikeluarkan lewat paru-paru. Seseorang yang berada dalam daerah dingin waktu

    ekspirasi akan tampak menghembuskan uap. Uap tersebut sebenarnya merupakan

    carbondioksisa dan uap air yang dikeluarkan saat terjadi pernafasan.

    d. Hati (hepar)

    Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh, terdapat di rongga perut

    sebelah kanan atas, berwarna kecoklatan. Hati mendapat suplai darah dari

    pembuluh nadi (arteri hepatica) dan pembuluh gerbang (vena porta) dari usus.

    Hati dibungkus oleh selaput hati (capsula hepatica). Hati terdapat pembuluh darah

    dan empedu yang dipersatukan selaput jaringan ikat (capsula glison). Hati juga

    terdapat sel-sel perombak sel darah merah yan gtelah tua disebut histiosit.

    Sebagai alat eksresi hati menghasilkan empedu yang merupakan cairan jernih

    kehijauan, di dalamnya mengandung zat warna empedu (bilirubin), garam

    empedu, kolesterol dan juga bacteri serta obat-obatan. Zatr warna empedu

    terbentuk dari rombakan eritrosit yang telah tua atau rusak akan ditangkap

    histiosit selanjutnya dirombak dan haeglobinnya dilepas.

    Fungsi hati :

    1. Menyimpan kelebihan gula dalam bentuk glikogen (gula otot)

    2. Merombak kelebihan asam amino (deaminasi)

    3. Menawarkan racun

    4. Membentuk protombin dan fibrinogen

    5. Membentuk albumin dan globulin

    6. Mengubah provitamin A menjadi vitamin A

    7. Tempat pembentukan urea

    8. Menghasilkan empedu

    9. Tempat pembentukan dan penghancuran eritrosit yang telah tua

    2.1.2 Proses pembentukan urine :

    Terdapat 3 proses penting yang berhubungan dengan proses pembentukan urine,

    yaitu :

    1. Filtrasi (penyaringan) : kapsula bowman dari badan malpighi menyaring

    darah dalam glomerus yang mengandung air, garm, gula, urea dan zat

  • 9

    bermolekul besar (protein dan sel darah) sehingga dihasilkan filtrat

    glomerus (urine primer). Di dalam filtrat ini terlarut zat yang masih berguna

    bagi tubuh maupun zat yang tidak berguna bagi tubuh, misal glukosa, asm

    amino dan garam-garam.

    2. Reabsorbsi (penyerapan kembali) : dalam tubulus kontortus proksimal

    zat dalam urine primer yang masih berguna akan direabsorbsi yang

    dihasilkan filtrat tubulus (urine sekunder) dengan kadar urea yang tinggi.

    3. Ekskesi (pengeluaran) : dalam tubulus kontortus distal, pembuluh darah

    menambahkan zat lain yang tidak digunakan dan terjadi reabsornsi aktif ion

    Na+ dan Cl- dan sekresi H+ dan K+. Di tempat sudah terbentuk urine yang

    sesungguhnya yang tidak terdapat glukosa dan protein lagi, selanjutnya

    akan disalurkan ke tubulus kolektifus ke pelvis renalis.

    Dari kedua ginjal, urine dialirkan oleh pembuluh ureter ke kandung urine (vesika

    urinaria) kemudian melalui uretra, urine dikeluarkan dari tubuh.

    2.1.3 Kelainan dan Penyakit Pada Sistem Ekskresi

    Kelainan dan penyakit yang menyerang sistem ekskresi dapat disebabkan

    oleh banyak hal. Misalnya virus, bakteri, jamur. Efek samping obat atau pola

    makan yang tidak sehat. Beberapa penyakit pada sistem ekskresi antara lain

    sebagai berikut.

    1. Albuminuria

    Albuminuria adalah penyakit pada sistem ekskresi yang ditandai

    dengan urine penderita mengandung albumin. Albumin merupakan protein

    yang bermanfaat bagi manusia karena berfungsi untuk mencegah agar

    cairan tidak terlalu banyak keluar dari darah. Penyakit ini rnenyebabkan

    terlalu banyak albumin yang lolos dari saringan ginjal dan terbuang

    bersama urine. Penyakit ini antara lain disebabkan oleh kekurangan

    protein. penyakit ginjal. dan penyakit hati.

    2. Hematuria

    Hematuria (kencing darah) adalah penyakit pada sistem ekskresi

    yang ditandai dengan urine penderita mengandung darah. Penyakit ini

  • 10

    antara lain disebabkan oleh peradangan gnjal, batu ginjal, dan kanker

    kandung kemih.

    3. Nefrolitiasis

    Nefrolitiasis (batu ginjal) adalah penyakit pada sistem ekskresi

    yang ditandai dengan adanya batu pada ginjal. saluran ginjal, atau kandung

    kemih. Batu ginjal pada umumnya mengandung garam kalsium (zat kapur)

    antara lain kalsium oksalat, kalsium fosfat, atau campurannya. Batu ginjal

    terbentuk karena konsentrasi unsur-unsur tersebut dalam urine tinggi. yang

    dipercepat dengan infeksi dan penyumbatan pada ureter. Penyakit ini

    diobati dengan cara mengeluarkan batu ginjal. Apabila batu ginjal masih

    berukuran kecil, dapat dihancurkan dengan obat-obatan. Apabila batu

    ginjal sudah berukuran besar, harus dikeluarkan dengan tindakan operasi.

    Dengan kemajuan ilmu dan teknologi, batu ginjal dapat dihancurkan

    dengan gelombang suara yang berintensitas tinggi tanpa perlu tindakan

    operasi.

    4. Nefritis

    Nefritis adalah penyakit pada sistem ekskresi yang ditandai dengan

    peradangan ginjal. khususnya nefron. Proses peradangan biasanya berasal

    dari glomerulus, kemudian menyebar ke jaringan sekitarnya. Penyakit ini

    harus segera ditangani dokter.

    5. Gagal Ginjal

    Gagal ginjal adalah ketidakmampuan, ginjal menjalankan

    fungsinya, akibatnya zat-zat yang seharusnya dapat dikeluarkan rnelalui

    ginjal menjadi tertumpuk di dalam darah. Salah satu contohnya adalah

    timbulnya uremia, yaitu peningkatan kadar urea di dalam darah. Kadar

    urea darah yang tinggi dapat menimbulkan keracunan dan mengakibatkan

    kematian. Gagal ginjal antara lain disebabkan oleh nefritis. Penyakit ini

    dapat diatasi dengan dua alternatif. Pertama melakukan dialisis ginjal (cuci

    darah) yang diIakukan secara rutin. Kedua dengan transplantasi (cangkok)

    ginjal dari donor. Cangkok ginjal dapat dilakukan jika ada kecocokan

  • 11

    antara organ donor dan jaringan penderita sehingga tidak terjadi

    penolakan.

    6. Diabetes Insipidus

    Diabetes insipidus adalah penyakit pada sistem ekskresi yang

    ditandai dengan meningkatnya jumlah urine sampai 20-30 kali lipat karena

    kekurangan hormon antidiuretika (ADFI). Penyakit ini dapat diatasi

    dengan pemberian ADH sintetik.

    7. Diabetes Melitus

    Diabetes melitus (kencing manis) adalah penyakit pada sistem

    ekskresi yang ditandai dengan kadar glukosa darah melebihi normal

    karena kekurangean hormon insulin. Kelebihan glukosa darah akan

    dikeluarkan bersama urine. Diabetes melitus pada anak diatasi dengan

    penyuntikan insulin secara rutin. Diabetes melitus pada orang dewasa

    dapat diatasi dengan mengatur diet, olahlaga. dan pemberian obat-obatan

    penurun kadar glukosa darah.

    8. Hepatitis

    Hepatitis adalah radang hati yang umumnya disebabkan oleh virus.

    Penyakit ini dapat dicegah dengan vaksin hepatitis, menjaga kebersihan

    lingkungan. menghindari kontak langsung dengan penderita hepatitis dan

    tidak menggunakan jarum suntik untuk pemakaian lebih baik satu kali.

    Beberapa hepatitis. antara lain hepatitis A dan B. Penderita hepatitis

    mengalami perubahan warna kulit dan putih mata menjadi berwarna

    kuning. Urine penderita pun berwarna kuning. bahkan kecokelatan seperti

    teh.

    9. Sirosis Hati

    Sirosis hati adalah kelainan pada hati yang ditandai dengan

    timbulnya jaringan parut dan kerusakan sel-sel normal hati. Sirosis hati

    sering terjadi pada peminum alkohol, keracunan obat-obatan, infeksi

  • 12

    bakteri. atau komplikasi hepatitis. Karena hati merupakan organ yang

    mempunyai banyak fungsi vital, sirosis hati akan menimbulkan beberapa

    akibat, antara lain gangguan kesadaran, koma, dan kematian. Pengobatan

    sirosis hati ditujukan pada penyebab utamanya, pemulihan fungsi hati.

    sampai transplantasi hati.

    10. Gangren

    Gangren adalah kematian jaringan lunak yang disebabkan oleh

    gangguan pengaliran darah ke jaringan tersebut. Gangren sering terjadi di

    tangan dan kaki karena gangguan aliran darah. Ganggren banyak terjadi

    pada penderita diabetes melitus dan aterosklerosis yang sudah lanjut.

    Jaringan yang terkena mula-mula menjadi kebiruan dan terasa dingin jika

    disentuh. kemudian menghitam dan berbau busuk. Untuk mengatasi

    infeksi diperlukan antibiotik. Pada keadaan yang tidak tertolong bagian

    tubuh yang terkena gangren harus diamputasi.

    11. Kencing Batu

    Kencing batu disebabkan pembentukan endapan zat kapur (kalium)

    dalam ginjal. Endapan ini dapat terjadi pada rongga ginjal atau dalam

    kantong kemih. Jika endapan terbentuk di dalam rongga ginjal disebut

    batu ginjal. Jika terbentuk di dalam kantong kemih disebut kencing batu.

    Baik batu ginjal maupunpun kencing batu dapat dihilangkan dengan

    pembedahan {operasi), pengobatan, atau penembakan dengan sinar laser.

    2.2 Sistem Respirasi

    Manusia membutuhkan suplai oksigen secara terus-menerus untuk proses

    respirasi sel, dan membuang kelebihan karbondioksida sebagai sisa dari proses

    tersebut. Pertukatan gas antara oksigen dengan karbondioksida dilakukan agar

    proses respirasi sel terus berlangsung. Oksigen yang dibutuhkan untuk proses

    respirasi sel ini berasal dari atmosfer, yang menyediakan gas oksigen sebanyak

    21% dari seluruh gas yang ada. Oksigen masuk ke dalam tubuh melalui

  • 13

    perantaraan alat pernapasan yang berada di luar. Pada manusia, alveolus yang

    terdapat di paru-paru berfungsi sebagai permukaan untuk tempat pertukaran gas.

    2.2.1 Organ Pernafasan

    1. Hidung

    Hidung berbentuk seperti pyramid yang tersusun dari tulang kartilago

    hialin dan jaringan fibroaerolar. Bagian dalam hidung merupakan suatu lubang

    yang dipisahkan menjadi lubang kiri dan kanan oleh sekat (septum). Rongga

    hidung mengandung rambut (fimbriae) yang berfungsi sebagai penyaring (filter)

    kasar terhadap benda asing yang masuk. Pada permukaan (mukosa) hidung

    terdapat epitel bersilia yang mengandung sel goblet. Sel tersebut mengeluarkan

    lendir sehingga dapat menangkap benda asing yang masuk ke dalam saluran

    pernapasan. Kita dapat mencium aroma karena di dalam lubang hidung terdapat

    reseptor. Reseptor bau terletak pada cribriform plate, di dalamnya terdapat ujung

    dari saraf kranial I (Nervous Olfactorius). Hidung berfungsi sebagai jalan napas,

    pengatur udara, pengatur kelembaban udara (humidifikasi), pengatur suhu,

    pelindung dan penyaring udara, indra pencium, dan resonator suara.

    2. Sinus paranasalis

    Sinus paranasalis merupakan daerah yang terbuka pada tulang kepala.

    Dinamakan sesuai dengan tulang tempat dia berada yaitu sinus frontalis, sinus

    ethmoidalis, sinus sphenoidalis, dan sinus maxillaris. Sinus berfungsi untuk:

    1. Membantu menghangatkan dan humidifikasi

  • 14

    2. Meringankan berat tulang tengkorak

    3. Mengatur bunyi suara manusia dengan ruang resonansi

    3. Faring

    Faring merupakan pipa berotot berbentuk cerobong yang letaknya bermula

    dari dasar tengkorak sampai persambungannya dengan esofagus pada ketinggian

    tulang rawan (kabrtilago) krikoid. Faring digunakan pada saat digestion

    (menelan) seperti pada saat bernapas. Berdasarkan letaknya faring dibagi menjadi

    tiga yaitu di belakang hidung (naso-faring), belakang mulut (oro-faring), dan

    belakang laring (laringo-faring).

    Naso-faring terdapat pada superior di area yang terdapat epitel bersilia

    (pseudo stratified) dan tonsil (adenoid), serta merupakan muara tube eustachius.

    Tenggorokan dikelilingi oleh tonsil, adenoid, dan jaringan limfoid lainnya.

    Struktur tersebut penting sebagai mata rantai nodus limfatikus untuk menjaga

    tubuh dari invasi organisme yang masuk ke dalam hidung dan tenggorokan.

    Oro-faring berfungsi untuk menampung udara dari naso-faring dan

    makanan dari mulut. Pada bagian ini terdapat tonsili platina (posterior) dan tonsili

    lingualis (dasar lidah).

    4. Laring

    Laring sering disebut dengan voice box dibentuk oleh struktur

    epiteliumlined yang berhubungan dengan faring (di atas) dan trakhea (di bawah).

    Laring terletak di anterior tulang belakang (vertebrae) ke-4 dan ke-6. Bagian atas

    dari esofagus berada di posterior laring. Laring berbentuk seperti kotak triangular

    dan ditopang oleh sembilan kartilago, tiga berpasangan dan tiga lainnya tidak

    berpasangan. Tiga kartilago yang tidak berpasangan adalah kartilago tiroid yang

    terlrtak di bagian proksimal kelenjar tiroid, kartilago krikoid yang merupakan

    cincin anterior yang lebih dalam dan lebih tebal, epiglotis yang merupakan katup

    kartilago yang melekat pada tepi anterior kartilago tiroid. Epiglotis menutup pada

    saat menelan untuk mencegah masuknya makanan dan cairan ke saluran

  • 15

    pernapasan bawah. Epiglotis juga merupakan batas antara saluran napas atas dan

    bawah.

    5. Trakea

    Trakhea merupakan perpanjangan laring pada ketinggian tulang vertebre

    torakal ke-7 yang bercabang menjadi dua bronkhus. Ujung cabang trakhea disebut

    carina. Trakhea bersifat sangat fleksibel, berotot, dan memiliki panjang 12 cm

    dengan cincin kartilago berbentuk huruf C. Trakea bermula dari bagian bawah

    tulang rawan krikoid laring dan berakhir setinggi vertebra thorakal 4 atau 5.

    Trakea kemudian bercabang menjadi bronkus principallis dextra dan sinistra di

    tempat yang disebut carina.

    6. Bronkus

    Bronkus merupakan struktur dalam mediastinum, bronkus adalah percabangan

    dari trakea. Bronkus kanan lebih pendek, lebar dan lebih dekat dengan trakea.

    Setiap bronkus primer bercabang membentuk bronkus sekunder dan tersier

    dengan diameter yang semakin mengecil dan menyempit, batang atau lempeng

    kartilago mengganti cincin kartilago. Hal tersebut menyebabkan benda asing lebih

    mudah masuk ke dalam cabang sebelah kanan dari pada bronkhus sebelah kiri.

    7. Bronkhiolus

    Bronkiolus merupakan jalan napas intralobular dengan diameter 5 mm, tidak

    memiliki tulang rawan maupun kelenjar di dalam mukosanya. Bronkhiolus

    berakhir pada saccus alveolaris. Awal proses pertukaran gas terjadi di bronkhiolus

    respiratorius.

    8. Alveolus

    Alveolus adalah kantung udara berukuran sangat kecil dan merupakan akhir

    dari bronkiolus respiratorius sehingga memungkinkan pertukaran oksigen dan

    karbondioksida. Alveolus terdiri dari membran alveolar dan ruang intesrstisial.

    Seluruh dari unit alveoli (zona respirasi) terdiri ats bronkhiolus respiratorius,

    duktus alveolus, dan alveolar sacs (kantong alveolus).

  • 16

    9. Paru-paru

    Paru adalah organ berbentuk piramid seperti spons dan berisi udara yang

    terletak di rongga toraks. Paru merupakan jalinan atau susunan bronkus,

    bronkiolus, bronkiolus respiratori, alveoli, sirkulasi paru, saraf dan sistem

    limfatik. Paru adalah alat pernapasan utama yang merupakan organ berbentuk

    kerucut dengan apex di atas dan sedikit lebih tinggi dari klavikula di dalam dasar

    leher. Paru-paru kanan mempunyai tiga lobus sedangkan paru-paru kiri

    mempunyai dua lobus. Kelima lobus tersebut dapat terlihat dengan jelas. Setiap

    paru-paru terbagi lagi menjadi beberapa subbagian menjadi sekitar sepuluh unit

    terkecil yang disebut bronchopulmonary segments.

    10. Dada, Diafragma, dan Pleura

    Tulang dada (sternum) berfungsi melindungi paru-paru, jantung, dan pembuluh

    darah besar. Bagian luar rongga dada terdiri atas 12 pasang tulang iga (costae).

    Bagian atas dada pada daerah leher terdapat dua otot tambahan inspirasi yaitu otot

    scaleneus dan sternocleidomastoid.

    Diafragma terletak di bawah rongga dada. Diafragma berbentuk seperti kubah

    pada keadaan relaksasi. Pengaturan saraf diafragma (Nervus Phrenicus) terdapat

    pada susunan saraf spinal.

    Pleura merupakan membran serosa yang menyelimuti paru-paru. Pleura ada

    dua macam yaitu pleura parietal yang bersinggungan dengan rongga dada (lapisan

    luar paru-paru) dan pleura visceral yang menutupi setiap paru-paru. Diantara

    kedua pleura terdapat cairan pleura seperti selaput tipis yang memungkinkan

    kedua permukaan tersebut bergesekan satu sama lain selama respirasi, dan

    mencegah pelekatan dada dengan paru-paru. Tekanan dalam rongga pleura lebih

    rendah daripada tekanan atmosfer sehingga mencegah kolaps paru-paru.

    Masuknya udara maupun cairan ke dalam rongga pleura akan menyebabkan paru-

    paru tertekan dan kolaps. Apabila terserang penyakit, pleura akan mengalami

    peradangan.

    2.2.2 Proses Respirasi

  • 17

    Udara masuk ke paru-paru melalui sistem berupa pipa yang menyempit

    (bronchi dan bronkiolus) yang bercabang di kedua belah paru-paru utama

    (trachea). Pipa tersebut berakhir di gelembung-gelembung paru-paru (alveoli)

    yang merupakan kantong udara terakhir dimana oksigen dan karbondioksida

    dipindahkan dari tempat dimana darah mengalir. Ada lebih dari 300 juta alveoli di

    dalam paru-paru manusia bersifat elastis. Ruang udara tersebut dipelihara dalam

    keadaan terbuka oleh bahan kimia surfaktan yang dapat menetralkan

    kecenderungan alveoli untuk mengempis (McArdle, et al. 1986).

    Alveoli paru-paru/ kantong udara merupakan kantong kecil dan tipis yang

    melekat erat dengan lapisan pembuluh darah halus (kapiler) yang mebawa darah

    yang bebas oksigen (deoxgenated) dari jantung. Molekul oksigen dapat disaring

    melalui dinding pembuluh darah tersebut untuk masuk ke aliran darah. Sama

    halnya dengan karbondioksida yang dilepaskan dari darah ke dalam kantong udara

    untuk dikeluarkan melalui pernapasan, menentukan jumlah oksigen yang masuk

    ke dalam darah dan jumlah karbondioksida yang dikeluarkan dari darah.

    Permukaan bagian luar paru-paru ditutup oleh selaput pleura yang licin

    dan selaput serupa membatasi permukaan bagian dari dinding dada. Kedua selaput

    tersebut terletak dekat sekali dan hanya dipisahkan oleh lapisan cairan yang tipis,

    karenanya dapat dipisahkan dan terdapat suatu rongga diantara selaput-selaput

    tersebut yang disebut ruang antar rongga selaput dada (intra pleura space).

    Sewaktu menarik napas (inspirasi) dinding dada secara aktif tertarik keluar oleh

    pengerutan dinding dada, dan sekat rongga dada (diafragma) tertarik ke bawah.

    Berkurangnya tekanan di dalam menyebabkan udara mengalir ke paru-paru.

    Pada saat inhalasi, terjadi kontraksi dari otot-otot pernapasan sehingga

    volume rongga thoraks meningkat. Hal ini menyebabkan tekanan pada rongga

    thoraks menurun dan mengakibatkan adanya perbedaan tekanan udara di dalam

    dan di luar tubuh dengan tekanan udara di dalam tubuh lebih rendah sehingga

    udara masuk ke dalam paru dan paru mengembang. Pada saat ekhalasi, otot-otot

    respirasi berelaksasi sehingga volume rongga thoraks menurun dan menyebabkan

    tekanan rongga thoraks meningkat. Pada kondisi ini volume rongga dada akan

    berkurang dan terjadi peningkatan tekanan di dalam paru sehingga mendorong

    udara keluar dari dalam paru ke atmosfer.

  • 18

    Respirasi eksternal adalah pertukaran oksigen dan karbondioksida antara

    paru dan kapiler darah paru. Selama inspirasi, udara atmosfer mengandung

    oksigen memasuki alveoli. Darah terdeoksigenasi dipompa dari ventrikel kanan

    melalui arteri pulmonaslis menuju kapiler pulmonalis yang menyelubungi alveoli.

    PO2 alveolar 105 mmHg, pO2 darah teroksigenasi yang memasuki kapiler

    pulmonalis hanya 40 mmHg. Sebagai akibat perbedaan tekanan tersebut, oksigen

    berdifunsi dari alveoli ke dalam darah terdeoksigenasi sampai keseimbangan

    tercapai, dan pO2 darah terdeoksigenasi sekarang 105 mmHg. Ketika oksigen

    difusi dari alveoli ke dalam darah terdeoksigenasi, karbondioksida berdifusi

    dengan arah berlawanan. Sampai di paru, pCO2 darah terdeoksigenasi 46 mmHg,

    sedang di alveoli 40 mmHg. Oleh karena perbedaan pCO2 tersebut

    karbondioksida berdifusi dari darah terdeoksigenasi ke dalam alveoli sampai

    pCO2 turun menjadi 40 mmHg. Dengan demikian pO2 dan pCO2 darah

    terdeoksigenasi yang meninggalkan paru sama dengan udara dalam alveolar.

    Karbondioksida yang berdifusi ke alveoli dhembuskan keluar dari paru selama

    ekspirasi (Soewolo, et al. 1999).

    Di alveoli paru-paru, oksigen berdifusi lebih cepat dari pada

    karbondioksida karena berat jenisnya lebih rendah. Difusi gas dalam jaringan

    tubuh angat dipengaruhi oleh daya larutnya di dalam cairan-cairan jaringan dan

    darah, dan oleh karena karbondioksida berkurang lebih 24 kali lebih mudah larut

    dalam darah dibanding oksigen, maka keseluruhan kecepatan difusi

    karbondioksida melebihi kecepatan oksigen sekitar 20 kali lipat. Difusi gas

    dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : kelainan pada dinding alveoli,

    peredaran pembuluh darah halus yang tidak sempurna dapat mengurangi suplai

    darah ke alveoli, mengecilnya alveoli yang dapat mengurangi daerah pemindahan

    gas. Salah satu dari semua itu dapat menyebabkan kurang oksigen dalam darah

    atau berkurangnya pengeluaran karbondioksida dari darah.

    Pengangkutan gas-gas pernapasan antara paru dan jaringan tubuh adalah

    tugas darah. Bila oksigen dan karbondioksida masuk darah, terjadi perubahan

    kimiadan fisika tertentu yang membantu pengangkutan dan pertukaran gas. Dalam

    setiap 100 ml darah teroksigenasi mengandung 20 ml oksigen. Oksigen tidak

    mudah larut dalamair, karenanya sangat sedikit oksigen yang diangut dalam

  • 19

    keadaan larut dalam plasma darah. Kenyataannya, 100 ml darah teroksigenasi

    hanya kira-kira 3% terlarut dalam plasma, 97 % sisanya diangkut dalam gabungan

    kimia dengan hemoglobin dalam eritrosit. Hemoglobin terdiri dari protein yang

    disebut globin dan pigmen yang disebut heme. Oksigen dan hemoglobin

    bergabung dalam suatu rekasi bolak-balik yang dengan mudah membentuk

    oksihemoglobin (Soewolo, et al. 1999).

    Proses perubahan asam karbonat-bikarbonat yang dapat berbalik arah juga

    membantu menyangga darah, dengan membebaskan atau mengeluarkan ion

    hidrogen, tergantung pada pH. Sebagian besar ion bikarbonat berdifusi ke dalam

    plasma, ion-ion diangkut dalam aliran darah ke paru-paru. Kebalikan dari proses

    yang terjadi dalam kapiler jaringan terjadi diparu-paru. Ion bikarbonat berdifusi

    dari plasma ke dalam sel darah merah.Ion hidrogen yang dibebasan dari

    hemoglobin, bergabung dengan ion bikarbonat untuk membentuk asam karbonat.

    Karbondioksida dibentuk dari asam karbonat dan dilepaskan dari hemoglobin.

    Karbondioksida berdifusi keluar dari darah, ke dalam cairan interstitial dan ke

    dalam ruangan alveoli, sebelum dikeluarkan selama ekshalasi (Campbell, et al.

    2004).

    Dalam pertukaran ion klor berdifusi ke dalam sel darah merah yang

    dikenal sebagai chloride shift. Ion klor yang masuk plasma dari sel darah merah

    bergabung dengan ion K untuk membentuk KCl. Ion bikarbonat yang masuk

    plasma dari sel darah merah bergabung dengan ion Na, membentuk sodium

    bikarbonat. Rangkaian reaksi tersebut bahwa karbondioksida dibawa dari sel

    jaringan sebagai ion bikarbonat dalam plasma (Soewolo, et al. 1999).

    2.2.3 Gangguan pada Sistem Respirasi

    Gangguan pada sistem pernapasan adalah terganggunya pengangkutan O2

    ke sel-sel atau jaringan tubuh; disebut asfiksi. Asfiksi ada bermacam-macam

    misalnya terisinya alveolus dengan cairan limfa karena infeksi Diplokokus

    pneumonia atau Pneumokokus yang menyebabkan penyakit pneumonia.

    Keracunan asam sianida, debu, batu bara dan racun lain dapat pula menyebabkan

    terganggunya pengikatan O2 oleh hemoglobin dalam pembuluh darah, karena

  • 20

    daya afinitas hemoglobin juga lebih besar terhadap racun dibanding terhadap O2.

    Asfiksi dapat pula disebabkan karena penyumbatan saluran pernapasan oleh

    kelenjar limfa, misalnya polip, amandel, dan adenoid. Gangguan pernapasan yang

    sering terjadi adalah emfisema berupa penyakit yang terjadi karena susunan dan

    fungsi alveolus yang abnormal.

    1. Asma

    Penyakit asma adalah suatu jenis penyakit gangguan pernapasan

    khususnya pada paru- paru. Asma merupakan suatu penyakit yang dikenal

    dengan penyakit sesak napas yangdikarenakan adanya penyempitan pada

    saluran pernapasan karena adanya aktivitas berlebihyang mengakibatkan

    terhadap suatu rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan dan

    penyempitan pada pembuluh darah dan udara yang mengalirkan oksigen ke

    paru-paru danrongga dada. Umumnya seseorang yang menderita sesak napas

    atau asma bersifat sementaradan dapat sembuh seperti sedia kala dengan atau

    tanpa bantuan obat.Gejala awal dari timbulnya penyakit asma adalah adanya

    gejala sesak napas, batuk dan suara mengi (bengek) yang dikarenakan adanya

    penyempitan dan sumbatan pada pembuluh darah yang mengalirkan oksigen

    ke paru-paru dan rongga dada yang membuatsaluran udara menjadi

    terhambat.

    2. Emfisema

    Emfisema Paru-paru adalah penyakit saluran pernafasan yang berciri

    sesak napas terusmenerus yang menghebat pada waktu mengeluarkan tenaga

    dan sering kali dengan perasaanletih dan tidak bergairah atau kalau bahasa

    awamnya disebut Paru-Paru Basah.Emfisema Paru-paru adalah penyakit paru

    obstruktif kronik. Emfisema paru-paru merupakan penyakityang gejala

    utamanya adalah penyempitan (obstruksi) saluran napas, karena kantung udara

    di paru menggelembung secara berlebihan dan mengalami kerusakan yang

    luas.

    3. Kanker Paru-Paru

    Kanker paru-paru adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak

    terkendali dalam jaringan paru yang dapat disebabkan oleh sejumlah

  • 21

    karsinogen lingkungan, terutama asaprokok. Sebagian besar kanker paru-

    paru berasal dari sel-sel di dalam paru-paru tetapi kanker paru-paru bisa

    juga berasal dari kanker di bagian tubuh lainnya yang menyebar ke paru-

    paru.Merokok merupakan penyebab utama dari sekitar 90% kasus kanker

    paru-paru pada pria dan sekitar 70% pada wanita. Semakin banyak rokok

    yang dihisap, semakin besar resikountuk menderita kanker paru-paru.Hanya

    sebagian kecil kanker paru-paru (sekitar 10%-15% pada pria dan 5%

    padawanita) yang disebabkan oleh zat yang ditemui atau terhirup di tempat

    bekerja. Bekerjadengan asbes, radiasi, arsen, kromat, nikel, klorometil eter,

    gas mustard dan pancaran ovenarang bisa menyebabkan kanker paru-paru,

    meskipun biasanya hanya terjadi pada pekerjayang juga merokok. Peranan

    polusi udara sebagai penyebab kanker paru-paru masih belum jelas.

    Beberapa kasus terjadi karena adanya pemaparan oleh gas radon di rumah

    tangga.Kadang kanker paru (terutama adenokarsinoma dan karsinoma sel

    alveolar) terjadi pada orang yang paru-parunya telah memiliki jaringan parut

    karena penyakit paru-parulainnya, seperti tuberkulosis dan fibrosis.

    2.3 Sistem Saraf

    Sistem saraf adalah serangkaian organ yang kompleks dan bersambungan

    serta terdiri terutama dari jaringan saraf. Dalam mekanisme sistem saraf,

    lingkungan internal dan stimulus eksternal dipantau dan diatur. Kemampuan

    khusus seperti iritabilitas, atau sensitivitas terhadap stimulus, dan konduktivitas,

    atau kemampuan untuk mentransmisi suatu respons terhadap stimulasi, diatur oleh

    sistem saraf dalam tiga cara utama : Input sensorik. Sistem saraf menerima sensasi

    atau stimulus melalui reseptor, yang terletak di tubuh baik eksternal (reseptor

    somatic) maupun internal (reseptor viseral). Antivitas integratif. Reseptor

    mengubah stimulus menjadi impuls listrik yang menjalar di sepanjang saraf

    sampai ke otak dan medulla spinalis, yang kemudian akan menginterpretasi dan

    mengintegrasi stimulus, sehingga respon terhadap informasi bisa terjadi.Output

  • 22

    motorik. Input dari otak dan medulla spinalis memperoleh respon yang sesuai dari

    otot dan kelenjar tubuh , yang disebut sebagai efektor.

    Fungsi saraf

    Fungsi saraf adalah sebagai berikut :

    a) Menerima rangsangan (oleh indera)

    b) Meneruskan impuls saraf ke sistem saraf pusat (oleh saraf sensorik)

    c) Mengolah rangsangan untuk menentukan tanggapan (oleh sistem saraf pusat)

    d) Meneruskan rangsangan dari sistem saraf pusat ke efektor (oleh saraf motorik)

    Sel Saraf

    - Neuron

    Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung

    membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan). Satu sel

    saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.

    a. Badan sel

    Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf. Badan sel

    berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson.

    Pada badan sel saraf terdapat inti sel, sitoplasma, mitokondria, sentrosom, badan

    golgi, lisosom, dan badan nisel. Badan nisel merupakan kumpulan retikulum

    endoplasma tempat transportasi sintesis protein.

    b. Dendrit

  • 23

    Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang. Dendrit

    merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan

    mengantarkan rangsangan ke badan sel.

    c. Akson

    Akson disebut neurit. Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan

    perjuluran sitoplasma badan sel. Di dalam neurit terdapat benang-benang halus

    yang disebut neurofibril. Neurofibril dibungkus oleh beberapa lapis selaput mielin

    yang banyak mengandung zat lemak dan berfungsi untuk mempercepat jalannya

    rangsangan. Selaput mielin tersebut dibungkus oleh sel-sel sachwann yang akan

    membentuk suatu jaringan yang dapat menyediakan makanan untuk neurit dan

    membantu pembentukan neurit. Lapisan mielin sebelah luar disebut neurilemma

    yang melindungi akson dari kerusakan. Bagian neurit ada yang tidak dibungkus

    oleh lapisan mielin. Bagian ini disebut dengan nodus ranvier dan berfungsi

    mempercepat jalannya rangsangan.

    Ada tiga macam sel saraf yang dikelompokkan berdasarkan struktur dan

    fungsinya, yaitu:

    1) Sel saraf sensorik, adalah sel saraf yang berfungsi menerima rangsangan dari

    reseptor yaitu alat indera.

    2) Sel saraf motorik, adalah sel saraf yang berfungsi mengantarkan rangsangan ke

    efektor yaitu otot dan kelenjar. Rangsangan yang diantarkan berasal atau diterima

    dari otak dan sumsum tulang belakang. Perbedaan struktur dan fungsi dari ketiga

    jenis sel saraf tersebut lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel

    Perbedaan sel saraf sensorik, penghubung, dan motorik

    3) Sel saraf penghubung adalah sel saraf yang berfungsi menghubungkan sel saraf

    satu dengan sel saraf lainnya. Sel saraf ini banyak ditemukan di otak dan sumsum

    tulang belakang. Sel saraf yang dihubungkan adalah sel saraf sensorik dan sel

  • 24

    saraf motorik.Saraf yang satu dengan saraf lainnya saling berhubungan.

    Hubungan antara saraf tersebut disebut sinapsis. Sinapsis ini terletak antara

    dendrit dan neurit. Bentuk sinapsis seperti benjolan dengan kantung-kantung yang

    berisi zat kimia seperti asetilkolin (Ach) dan enzim kolinesterase. Zat-zat tersebut

    berperan dalam mentransfer impuls pada sinapsis.

    - Impuls

    Impuls adalah rangsangan atau pesan yang diterima oleh reseptor dari lingkungan

    luar, kemudian dibawa oleh neuron. Impuls dapat juga dikatakan sebagai

    serangkaian pulsa elektrik yang menjalari serabut saraf. Contoh rangsangan

    adalah sebagai berikut:

    1. Perubahan dari dingin menjadi panas.

    2. Perubahan dari tidak ada tekanan pada kulit menjadi ada tekanan.

    3. Berbagai macam aroma yang tercium oleh hidung.

    4. Suatu benda yang menarik perhatian.

    5. Suara bising.

    6. Rasa asam, manis, asin dan pahit pada makanan.

    2.3.1 Organ Sistem Saraf

    a. Sistem Saraf Pusat

    Sistem saraf pusat merupakan pusat dari seluruh kendali dan regulasi pada

    tubuh, baik gerakan sadar atau gerakan otonom. Dua organ utama yang menjadi

    penggerak sistem saraf pusat adalah otak dan sumsum tulang belakang. Otak

    manusia merupakan organ vital yang harus dilindungi oleh tulang tengkorak.

    Sementara itu, sumsum tulang belakang dilindungi oleh ruas-ruas tulang

    belakang. Otak dan sumsum tulang belakang sama-sama dilindungi oleh suatu

    membran yang melindungi keduanya. Membran pelindung tersebut dinamakan

    meninges. Meninges dari dalam keluar terdiri atas tiga bagian, yaitu piameter,

    arachnoid, dan durameter. Piameter merupakan lapisan membran yang paling

    dalam. Lapisan ini berhubungan langsung dengan otak atau sumsum tulang

    belakang. Pada piameter banyak terkandung pembuluh darah. Arachnoid

    merupakan lapisan yang berada di antara piameter dan durameter. Adapun

  • 25

    durameter adalah lapisan membran yang paling luar. Durameter berhubungan

    langsung dengan tulang. Pada daerah di antara piameter dan arachnoid, terdapat

    rongga yang berisi cairan serebrospinal. Cairan ini berfungsi melindungi otak atau

    sumsum tulang belakang dari goncangan dan benturan.

    Selaput ini terdiri atas tiga bagian, yaitu sebagai berikut:

    a) Piamater. Merupakan selaput paling dalam yang menyelimuti sistem saraf

    pusat. Lapisan ini banyak sekali mengandung pembuluh darah.

    b) Arakhnoid. Lapisan ini berupa selaput tipis yang berada di antara piamater dan

    duramater.

    c) Duramater. Lapisan paling luar yang terhubung dengan tengkorak. Daerah di

    antara piamater dan arakhnoid diisi oleh cairan yang disebut cairan serebrospinal.

    Dengan adanya lapisan ini, otak akan lebih tahan terhadap goncangan dan

    benturan dengan kranium. Kadangkala seseorang mengalami infeksi pada lapisan

    meninges, baik pada cairannya ataupun lapisannya yang disebut meningitis.

    1) Otak

    Otak merupakan organ yang telah terspesialisasi sangat kompleks. Berat

    total otak dewasa adalah sekitar 2% dari total berat badannya atau sekitar 1,4

    kilogram dan mempunyai sekitar 12 miliar neuron. Pengolahan informasi di otak

    dilakukan pada bagian-bagian khusus sesuai dengan area penerjemahan neuron

    sensorik. Permukaan otak tidak rata, tetapi berlekuk-lekuk sebagai pengembangan

    neuron yang berada di dalamnya. Semakin berkembang otak seseorang, semakin

    banyak lekukannya. Lekukan yang berarah ke dalam (lembah) disebut sulkus dan

    lekukan yang berarah ke atas (gunungan) dinamakan girus.

    Otak mendapatkan impuls dari sumsum tulang belakang dan 12 pasang

    saraf kranial. Setiap saraf tersebut akan bermuara di bagian otak yang khusus.

  • 26

    Otak manusia dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu otak depan, otak tengah,

    dan otak belakang (Gambar 9.10). Para ahli mempercayai bahwa dalam

    perkembangannya, otak vertebrata terbagi menjadi tiga bagian yang mempunyai

    fungsi khas. Otak belakang berfungsi dalam menjaga tingkah laku, otak tengah

    berfungsi dalam penglihatan, dan otak depan berfungsi dalam penciuman

    (Campbell, et al, 2006: 578)

    a) Otak depan

    Otak depan terdiri atas otak besar (cerebrum), talamus, dan hipotalamus.

    Otak besar merupakan bagian terbesar dari otak, yaitu mencakup 85% dari

    volume seluruh bagian otak. Bagian tertentu merupakan bagian paling penting

    dalam penerjemahan informasi yang Anda terima dari mata, hidung, telinga, dan

    bagian tubuh lainnya. Bagian otak besar terdiri atas dua belahan (hemisfer), yaitu

    belahan otak kiri dan otak kanan (Gambar 9.11). Setiap belahan tersebut akan

    mengatur kerja organ tubuh yang berbeda.

    Gambar 9.11 Otak besar terdiri atas dua belahan, yaitu hemisfer otak kiri dan hemisfer otak kanan.

    Otak kanan sangat berpengaruh terhadap kerja organ tubuh bagian kiri,

    serta bekerja lebih aktif untuk pengerjaan masalah yang berkaitan dengan seni

  • 27

    atau kreativitas. Bagian otak kiri mempengaruhi kerja organ tubuh bagian kanan

    serta bekerja aktif pada saat Anda berpikir logika dan penguasaan bahasa atau

    komunikasi. Di antara bagian kiri dan kanan hemisfer otak, terdapat jembatan

    jaringan saraf penghubung yang disebut dengan corpus callosum. Talamus

    mengandung badan sel neuron yang melanjutkan informasi menuju otak besar.

    Talamus memilih data menjadi beberapa kategori, misalnya semua sinyal

    sentuhan dari tangan. Talamus juga dapat menekan suatu sinyal dan memperbesar

    sinyal lainnya. Setelah itu talamus menghantarkan informasi menuju bagian otak

    yang sesuai untuk diterjemahkan dan ditanggapi.

    Hipotalamus mengontrol kelenjar hipofisis dan mengekspresikan berbagai

    macam hormon. Hipotalamus juga dapat mengontrol suhu tubuh, tekanan darah,

    rasa lapar, rasa haus, dan hasrat seksual. Hipotalamus juga dapat disebut sebagai

    pusat kecanduan karena dapat dipengaruhi oleh obatobatan yang menimbulkan

    kecanduan, seperti amphetamin dan kokain. Pada bagian lain hipotalamus,

    terdapat kumpulan sel neuron yang berfungsi sebagai jam biologis. Jam biologis

    ini menjaga ritme tubuh harian, seperti siklus tidur dan bangun tidur. Di bagian

    permukaan otak besar terdapat bagian yang disebut telensefalon serta diensefalon.

    Pada bagian diensefalon, terdapat banyak sumber kelenjar yang menyekresikan

    hormon, seperti hipotalamus dan kelenjar pituitari (hipofisis). Bagian telensefalon

    merupakan bagian luar yang mudah kita amati dari model torso.

    Gambar 9.12 Pembagian fungsi otak yang berada dibelahan (hemisfer) otak besar.

    Beberapa bagian dari hemisfer mempunyai tugas yang berbeda terhadap

    informasi yang masuk. Bagian-bagian tersebut adalah sebagai berikut.

    a. Temporal, berperan dalam mengolah informasi suara.

  • 28

    b. Oksipital, berhubungan dengan pengolahan impuls cahaya dari penglihatan.

    c. Parietal, merupakan pusat pengaturan impuls dari kulit serta berhubungan

    dengan pengenalan posisi tubuh.

    d. Frontal, merupakan bagian yang penting dalam proses ingatan dan perencanaan

    kegiatan manusia (Gambar 9.12).

    b) Otak tengah

    Otak tengah merupakan bagian terkecil otak yang berfungsi dalam

    sinkronisasi pergerakan kecil, pusat relaksasi dan motorik, serta pusat pengaturan

    refleks pupil pada mata. Otak tengah terletak di permukaan bawah otak besar

    (cerebrum). Pada otak tengah terdapat lobus opticus yang berfungsi sebagai

    pengatur gerak bola mata. Pada bagian otak tengah, banyak diproduksi

    neurotransmitter yang mengontrol pergerakan lembut. Jika terjadi kerusakan pada

    bagian ini, orang akan mengalami penyakit parkinson. Sebagai pusat relaksasi,

    bagian otak tengah banyak menghasilkan neurotransmitter dopamin.

    c) Otak belakang

    Otak belakang tersusun atas otak kecil (cerebellum), medula oblongata,

    dan pons varoli. Otak kecil berperan dalam keseimbangan tubuh dan koordinasi

    gerakan otot. Otak kecil akan mengintegrasikan impuls saraf yang diterima dari

    sistem gerak sehingga berperan penting dalam menjaga keseimbangan tubuh pada

    saat beraktivitas. Kerja otak kecil berhubungan dengan sistem keseimbangan

    lainnya, seperti proprioreseptor dan saluran keseimbangan di telinga yang

    menjaga keseimbangan posisi tubuh. Informasi dari otot bagian kiri dan bagian

    kanan tubuh yang diolah di bagian otak besar akan diterima oleh otak kecil

    melalui jaringan saraf yang disebut pons varoli. Di bagian otak kecil terdapat

    saluran yang menghubungkan antara otak dengan sumsum tulang belakang yang

    dinamakan medula oblongata. Medula oblongata berperan pula dalam mengatur

    pernapasan, denyut jantung, pelebaran dan penyempitan pembuluh darah, gerak

    menelan, dan batuk. Batas antara medula oblongata dan sumsum tulang belakang

    tidak jelas. Oleh karena itu, medula oblongata sering disebut sebagai sumsum

    lanjutan.

  • 29

    Gambar 9.13 Otak kecil, pons varoli, dan medula oblongata

    Pons varoli dan medula oblongata, selain berperan sebagai pengatur sistem

    sirkulasi, kecepatan detak jantung, dan pencernaan, juga berperan dalam

    pengaturan pernapasan. Bahkan, jika otak besar dan otak kecil seseorang rusak, ia

    masih dapat hidup karena detak jantung dan pernapasannya yang masih normal.

    Hal tersebut dikarenakan fungsi medula oblongata yang masih baik. Peristiwa ini

    umum terjadi pada seseorang yang mengalami koma yang berkepanjangan.

    Bersama otak tengah, pons varoli dan medula oblongata membentuk unit

    fungsional yang disebut batang otak (brainstem).

    2) Sumsum Tulang Belakang (Medula Spinalis)

    Sumsum tulang belakang (medulla spinalis) merupakan perpanjangan dari

    sistem saraf pusat. Seperti halnya dengan sistem saraf pusat yang dilindungi oleh

    tengkorak kepala yang keras, sumsum tulang belakang juga dilindungi oleh ruas-

  • 30

    ruas tulang belakang. Sumsum tulang belakang memanjang dari pangkal leher,

    hingga ke selangkangan. Bila sumsum tulang belakang ini mengalami cidera

    ditempat tertentu, maka akan mempengaruhi sistem saraf disekitarnya, bahkan

    bisa menyebabkan kelumpuhan di area bagian bawah tubuh, seperti anggota gerak

    bawah (kaki).

    Secara anatomis, sumsum tulang belakang merupakan kumpulan sistem

    saraf yang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Sumsum tulang belakang

    atau biasa disebut medulla spinalis ini, merupakan kumpulan sistem saraf dari dan

    ke otak. Secara rinci, ruas-ruas tulang belakang yang melindungi sumsum tulang

    belakang ini adalah sebagai berikut:

    Sumsum tulang belakang terdiri dari 31 pasang saraf spinalis yang terdiri dari 7

    pasang dari segmen servikal, 12 pasang dari segmen thorakal, 5 pasang dari

    segmen lumbalis, 5 pasang dari segmen sacralis dan 1 pasang dari segmen

    koxigeus.

    Vertebra Servikalis (ruas tulang leher) yang berjumlah 7 buah dan

    membentuk daerah tengkuk.

    Vertebra Torakalis (ruas tulang punggung) yang berjumlah 12 buah dan

    membentuk bagian belakang torax atau dada.

    Vertebra Lumbalis (ruas tulang pinggang) yang berjumlah 5 buah dan

    membentuk daerah lumbal atau pinggang.

  • 31

    Vertebra Sakralis (ruas tulang kelangkang) yang berjumlah 5 buah dan

    membentuk os sakrum (tulang kelangkang).

    Vertebra koksigeus (ruas tulang tungging) yang berjumlah 4 buah dan

    membentuk tulang koksigeus (tulang tungging)

    b. Sistem saraf Perifer

    Susunan saraf tepi terdiri atas serabut saraf otak dan serabut saraf sumsum tulang

    belakang (spinal). Serabut saraf sumsum dari otak, keluar dari otak sedangkan

    serabut saraf sumsum tulang belakang keluar dari sela-sela ruas tulang belakang.

    Tiap pasang serabut saraf otak akan menuju ke alat tubuh atau otot, misalnya ke

    hidung, mata, telinga, dan sebagainya. Sistem saraf tepi terdiri atas serabut saraf

    sensorik dan motorik yang membawa impuls saraf menuju ke dan dari sistem

    saraf pusat.

    2.3.2 Proses pada Sistem Saraf

    Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas

    menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh.

    Sistem saraf memungkinkan makhluk hidup tanggap dengan cepat terhadap

    perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan luar maupun dalam. Untuk

    menanggapi rangsangan, ada tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf,

    yaitu:

    Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang bertindak sebagai reseptor adalah organ indera.

  • 32

    Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas serabut penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel

    khusus yang memanjang dan meluas. Sel saraf disebut neuron.

    Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh penghantar impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah

    otot dan kelenjar.

    Gerak sadar

    Gerak sadar atau gerak biasa adalah gerak yang terjadi karena disengaja atau

    disadari. Impuls yang menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan yang

    panjang. Bagannya adalah sebagai berikut.

    Gerak refleks

    Gerak refleks adalah gerak yang tidak disengaja atau tidak disadari. Impuls

    yang menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan yang sangat singkat dan

    tidak melewati otak. Bagannya sebagai berikut. Contoh gerak refleks adalah sebagai

    berikut:

    Terangkatnya kaki jika terinjak sesuatu.

    Gerakan menutup kelopak mata dengan cepat jika ada benda asing yang masuk ke mata.

    Menutup hidung pada waktu mencium bau yang sangat busuk.

    Gerakan tangan menangkap benda yang tiba-tiba terjatuh.

    Gerakan tangan melepaskan benda yang bersuhu tinggi.

    Sistem Saraf Sadar

    - Sistem saraf sadar bekerja atas dasar kesadaran dan kemauan kita. Ketika Anda

    makan, menulis, berbicara, maka saraf inilah yang mengkoordinirnya. Saraf ini

    meneruskan impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, dan meneruskan impuls

    dari sistem saraf pusat ke semua otot kerangka tubuh. Sistem saraf sadar terdiri

    atas 12 pasang saraf kranial, yang keluar dari otak dan 31 pasang saraf spinal yang

    keluar dari sumsum tulang belakang 31 pasang saraf spinal terlihat pada Gambar

    8.8. Saraf-saraf spinal tersebut terdiri atas gabungan saraf sensorik dan motorik.

    Dua belas pasang saraf kranial tersebut, antara lain sebagai berikut.

    a) Saraf olfaktori, saraf optik, dan saraf auditori. Saraf-saraf ini merupakansaraf

    sensori.

    b) Saraf okulomotori, troklear, abdusen, spinal, hipoglosal. Kelima saraf tersebut

    merupakan saraf motorik.

  • 33

    c) Saraf trigeminal, fasial, glossofaringeal, dan vagus. Keempat saraf tersebut

    merupakan saraf gabungan dari saraf sensorik dan motorik. Agar lebih memahami

    tentang jenis-jenis saraf kranial.

    -Sistem Saraf Tak Sadar (Otonom)

    Sistem saraf ini bekerja tanpa disadari, secara otomatis, dan tidak di bawah

    kehendak saraf pusat. Contoh gerakan tersebut misalnya denyut jantung,

    perubahan pupil mata, gerak alat pencernaan, pengeluaran keringat, dan lain-lain.

    Kerja saraf otonom ternyata sedikit banyak dipengaruhi oleh hipotalamus di otak.

    2.3.3 Gangguan Pada Sistem Saraf

    A. Stroke ( istilah lain Cerebrovascular accident ( CVA ) atau Cerebral

    apoplexy ), adalah kerusakan otak akibat tersumbatnya atau pecahnya

    pembuluh darah otak. Stroke tidak hanya akan menimbulkan kecacatan

    yang dapat membebani seumur hidup tapi juga ancaman kematian bagi

    pasien. Salah satu penyebab stroke adalah kolesterol yang meningkatkan

    risiko penyumbatan pembuluh darah akibat bekuan darah, sehingga obat

    stroke yang biasa diberikan obat pengencer darah dan obat penurun kadar

    kolesterol. Antikoagulan (anti penggumpalan) tidak diberikan kepada

    penderita tekanan darah tinggi dan tidak pernah diberikan kepada

    penderita dengan perdarahan otak karena akan menambah risiko terjadinya

    perdarahan ke dalam otak.

    B. Poliomielitis , Polio (Poliomielitis) adalah suatu infeksi virus yang sangat

    menular, yang menyerang seluruh tubuh (termasuk otot dan saraf) dan bisa

    menyebabkan kelemahan otot yang sifatnya permanen, kelumpuhan atau

    kematian. Penyebabnya adalah virus polio. Virus masuk melalui mulut dan

    hidung, berkembangbiak di dalam tenggorokan dan saluran pencernaan,

    lalu diserap dan diserbarkan melalui sistem pembuluh darah dan pembuluh

    getah bening.

    C. Epilepsi, penyakit karena dilepaskannya letusan-letusan listrik ( impuls )

    pada neuron-neuron otak. spesies Golden Stichopus Variegatus (gamat /

    teripang emas) yaitu spesies terbaik dan satu-satunya spesies yang

  • 34

    mengandung Gamapeptide (tidak ditemukan pada spesies lain).

    Gamapeptide bermanfaat untuk mencegah inflamasi, mengurangi rasa

    sakit, 3x mempercepat penyembuhan luka, mengaktifkan pertumbuhan

    dan mengaktifkan sel-sel, membuat kulit lebih muda dan meningkatkan

    kecantikan, menstabilkan emosi, memelihara sirkulasi darah. Teripang

    memiliki kandungan gizi lengkap. Antara lain 9 jenis karbohidrat, 59 jenis

    asam lemak, 19 jenis asam amino, 25 komponen vitamin, 10 jenis mineral,

    dan 5 jenis sterol. Semua bersatu-padu membangun kekebalan tubuh dan

    memperbaiki sel-sel yang rusak.

    D. Meningitis yaitu peradangan selaput otak (meninges), yang disebabkan

    oleh bakteriNeisseria meningitis atau bakteri dan virus lainnya yang dapat

    menyebabkan peradangan.

    E. Neuritis yaitu gangguan pada saraf sistem saraf tepi (perifer) yang

    disebabkan adanya peradangan, paparan bahan kimia beracun, ataupun

    tekanan (trauma) fisik.

    F. Hidrosefalus merupakan peradangan selaput otak (serebrospinal)

    sehingga cairan otak terkumpul di otak. Akibatnya, kepala membesar.

    G. Penyakit Parkinson yaitu gangguan/penyakit kemunduran otak akibat

    kerusakan bagian otak yang mengendalikan gerakan otot. Ciri-ciri

    penderita penyakit ini adalah tubuh yang selalu gemetar, mengalami

    kesakitan dalam berjalan, bergerak, dan berkoordinasi.

    H. Gegar otak yaitu gangguan pada otak akibat benturan pada kepala.

    I. Afasia yaitu kehilangan daya ingat karena kerusakan pada otak besar

    bagian tengah.

    J. Ataksia penyakit degenerasi akibat mengecilnya otak kecil. Gejala yang

    dialami penderita ataksia yaitu kesulitan mengontrol gerak tubuh, tersedak

    saat minum, dan kesulitan melafalkan kata-kata.

    K. Alzheimer umumnya menyerang orang berusia di atas 65 tahun.

    Gangguan Alzheimer ditandai dengan berkurangnya kemampuan

    mengingat. Penderita Alzeimer juga kehilangan kemampuan unutk

    melakukan aktifitas sehari-hari

  • 35

    L. Parkinson, penyakit yang disebabkan oleh berkurangnya

    neurotranslator dopamin pada dasar gangglion dengan gejala tangan

    gemetaran sewaktu istirahat ( tetapi gemetaran itu hilang sewaktu tidur ),

    sulit bergerak, kekakuan otot, otot muka kaku menimbulkan kesan seolah-

    olah bertopeng, mata sulit berkedip dan langkah kaki menjadi kecil dan

    kaku.

    M. Transeksi , kerusakan atau seluruh segmen tertentu dari medula spialis.

    Misalnya karena jatuh, tertebak yang disertai dengan hancurnya tulang

    belakang.

    N. Neurasthonia, ( lemah saraf ) , penyakit ini ada karena pembawaan lahir,

    terlalu berat penderitanya, rohani terlalu lemah atau karena penyakit

    keracunan.

    O. Cutter, kelainan di mana penderitanya selalu melukai dirinya sendiri pada

    saat depresi, stres, atau bingung.

    BAB III

    PENUTUP

    3.1 Kesimpulan

    1. Tubuh merupakan tempat berlangsungnya berbagai proses metabolisme.

    Metabolisme adalah perubahan kimia, dengan bantuan enzim yang terjadi di

    dalam tubuh organisme.Proses metabolisme menghasilkan energi dan zat

    yang berguna bagi kehidupan . Selain itu, juga terbentuk zat sisa yang

    merupakan racun bila tetap berada di dalam tubuh. Oleh karena itu, zat sisa

    harus dikeluarkan dari tubuh melalui sistem ekskresi. Sistem ekskresi pada

    manusia dan Vertebrata terdiri atas ginjal, kulit, paru-paru dan hati.Ekskresi

    merupakan proses pengeluaran zat sisa temperatur tubuh, seperti CO2, H2O,

    NH3, zat warna empedu dan asam urat.

    2. Manusia membutuhkan suplai oksigen secara terus-menerus untuk proses

    respirasi sel, dan membuang kelebihan karbondioksida sebagai sisa dari

    proses tersebut. Pertukatan gas antara oksigen dengan karbondioksida

    dilakukan agar proses respirasi sel terus berlangsung. Oksigen yang

  • 36

    dibutuhkan untuk proses respirasi sel ini berasal dari atmosfer, yang

    menyediakan gas oksigen sebanyak 21% dari seluruh gas yang ada. Oksigen

    masuk ke dalam tubuh melalui perantaraan alat pernapasan yang berada di

    luar. Pada manusia, alveolus yang terdapat di paru-paru berfungsi sebagai

    permukaan untuk tempat pertukaran gas.

    3. Sistem saraf adalah serangkaian organ yang kompleks dan bersambungan

    serta terdiri terutama dari jaringan saraf. Dalam mekanisme sistem saraf,

    lingkungan internal dan stimulus eksternal dipantau dan diatur. Kemampuan

    khusus seperti iritabilitas, atau sensitivitas terhadap stimulus, dan

    konduktivitas, atau kemampuan untuk mentransmisi suatu respons terhadap

    stimulasi, diatur oleh sistem saraf dalam tiga cara utama : Input sensorik.

    Sistem saraf menerima sensasi atau stimulus melalui reseptor, yang terletak di

    tubuh baik eksternal (reseptor somatic) maupun internal (reseptor viseral).

    Antivitas integratif. Reseptor mengubah stimulus menjadi impuls listrik yang

    menjalar di sepanjang saraf sampai ke otak dan medulla spinalis, yang

    kemudian akan menginterpretasi dan mengintegrasi stimulus, sehingga respon

    terhadap informasi bisa terjadi.Output motorik. Input dari otak dan medulla

    spinalis memperoleh respon yang sesuai dari otot dan kelenjar tubuh , yang

    disebut sebagai efektor.

    3.2 Saran

    Beberapa saran dan rekomendasi kepada :

    1. Penulis

    Makalah ini diharapkan untuk diperbaiki lagi agar lebih berguna

    dan bermanfaat bagi pembaca.

    2. Mahasiswa

    Makalah ini dapat dijadikan sebagai sumber pelajaran, sumber

    informasi, dan dapat digunakan sebagai referensi mahasiwa.

  • iii

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonymous.Anatomi Fisiologi Sistem Saraf(Online)

    http://staff.unila.ac.id/gnugroho/files/2012/11/ANATOMI-FISIOLOGI-SISTEM-SARAF.pdf.

    (diakses Oktober 2014)

    Anonymous. Chapter II(Online)

    http://www.repository.usu.ac.id/bitstream/.../4/Chapter%20II.pdf. (diakses pada 27

    Oktober 2014)

    Anonymous. sistem-syaraf(Online)

    https://mulyanipharmaco.files.wordpress.com/2013/04/sistem-syaraf.pdf. (diakses

    Oktober 2014)

    Anonymous. macam-macam kelainan pada system saraf(Online)

    http://www.upeksa.tk/2014/04/macam-macam-kelainan-pada-sistem-saraf.html.

    (diakses pada Oktober 2014)

    Arinazulfayunitayunus. Sistem Ekskresi (Online)

    https://arinazulfayunitayunus.wordpress.com/2012/04/09/modul-sistem-ekskresi/.

    (diakses pada Oktober 2014)

    Campbell et all. 2006. Biology. Jakarta : Erlangga

    Hermawati. Sistem Pernapasan Manusia Pada Kondisi Latihan Dan Perbedaan

    Ketinggian(Online)

    http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/197003311997022-

    HERNAWATI/FILE_14.pdf. (diakses 27 Oktober 2014)