sintesis dan karakterisasi bahan penyerap gelombang mikro ...digilib.unila.ac.id/59299/3/3. skripsi...
TRANSCRIPT
SINTESIS DAN KARAKTERISASI BAHAN PENYERAPGELOMBANG MIKRO SISTEM NiCexFe(2-x)O4
(Skripsi)
Oleh
Nurul Hasanah
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2019
i
ABSTRAK
SINTESIS DAN KARAKTERISASI BAHAN PENYERAPGELOMBANG MIKRO SISTEM NiCexFe(2-x)O4
Oleh
Nurul Hasanah
Telah dilakukan sintesis penyerap gelombang mikro NiCexFe(2-x)O4 denganvariasi nilai x = 0,010; 0,015; 0,020; 0,025; 0,030 , menggunakan metode reaksipadatan dengan suhu sintering 1.200°C selama 5 jam. Penelitian ini bertujuanuntuk mengetahui pengaruh substitusi ion Ce3+ terhadap struktur morfologi dansifat penyerapan bahan NiCexFe(2-x)O4. Parameter sel fasa NiFe2O4 menurunseiring dengan peningkatan kadar ion Ce3+. Pengujian dengan XRD pada semuasampel menghasilkan fasa tunggal NiFe2O4. Pengamatan morfologi dengan SEMmenunjukan terbentuknya partikel yang cenderung berbentuk bulat. Sedangkankemampuan penyerapan gelombang mikro yang diukur dengan alat VNAmenunjukan nilai reflection loss maksimum sebesar -15,29 dB diperoleh padasampel dengan nilai x = 0,030 yang mengartikan bahwa material NiCexFe(2-x)O4
mampu menyerap gelombang mikro sebesar 97,05% pada frekuensi 10,30 GHz.
Kata kunci: Cerium, nikel ferit, penyerap gelombang.
ii
ABSTRACT
SYNTHESIS AND CHARACTERIZATION OF MICROWAVES ABSORBERNiCeXFe(2-X)O4 SYSTEM
By
Nurul Hasanah
Abstrak. Synthesis of NiCexFe(2-x)O4 microwave absorber was carried out withvariations of x = 0,010; 0,015; 0,020; 0,025; 0,030, using the solid reactionmethod with a sintering temperature of 1.200° C for 5 hours. This study aims todetermine the effect of Ce3+ ion substitution on the morphological structure andabsorption properties of NiCexFe(2-x)O4 material. The NiFe2O4 selfasa parameterdecreases with increasing Ce3+ ion levels. Testing with XRD on all samplesresulted in a single phase NiFe2O4. Observation of morphology with SEM showsthe formation of particles which tend to be round. Whereas the absorption abilityof microwaves as measured by VNA shows a maximum reflection loss (RL) valueof -15,29 dB obtained in samples with a value of x = 0,030. Which means thatNiCexFe(2-x)O4 material is able to absorb microwaves of 97,05% at a frequency of10,30 GHz.
Keywords: Cerium, ferrite nickel, wave absorber.
SINTESIS DAN KARAKTERISASI BAHAN PENYERAP GELOMBANGMIKRO SISTEM NiCexFe(2-x)O4
Oleh
NURUL HASANAH
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
SARJANA SAINS
pada
Jurusan FisikaFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2019
vii
RIWAYAT HIDUP
Penulis yang bernama lengkap Nurul Hasanah, dilahirkan di Metro pada tanggal 28
Februari 1997 dari pasangan Bapak Gugun Gunari dan Ibu Suwanti sebagai anak
tunggal.
Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri 03 Nunggalrejo pada
tahun 2009, menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 6
Metro pada tahun 2012, dan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1
Punggur pada tahun 2015. Pada tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa
di Universitas Lampung, Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam melalui jalur SNMPTN.
Selama menjadi mahasiswi penulis pernah menjadi anggota Kaderisasi Himpunan
Mahasiswa Fisika Universitas Lampung, anggota kaderisasi ROIS FMIPA Unila, dan
anggota PSDM BEM FMIPA Unila. Penulis melaksanakan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) di BATAN (Badan Tenaga Nuklir Nasional) Serpong Tangerang
Selatan pada tahun 2018 dengan judul “ANALISIS STRUKTUR KRISTAL
BaFe11,9O19 DENGAN TEKNIK DIFRAKSI NEUTRON METODE ANALISIS
RIETVELD MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK FULLPROF “.
viii
MOTTO
“I Can If I Think I Can”
“Sesungguhnya bersama kesulitanitu ada kemudahan”(QS. Al Insyirah: 5)
“Barang siapa menginginkan kebahagiaandidunia maka haruslah dengan ilmu,
barang siapa yang menginginkankebahagiaan di akhirat haruslah dengan
ilmu, dan barang siapa yangmenginginkan kebahagiaan pada
keduanya maka haruslah dengan ilmu”(HR. ibn Asakir)
ix
PERSEMBAHAN
Dengan ketulusan dan rasa syukur kepada Allah SWT kupersembahkan karya ku
ini kepada:
“ Kedua orang tua ku sebagai orang-orang yang paling berharga, yang selalu
mendoakan, memberi kasih sayang, motivasi, dan penyemangat di kehidupanku”
“Fisika 2015”
“Almamater Tercinta”
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kesehatan dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “SINTESIS DAN KARAKTERISASI BAHAN PENYERAP
GELOMBANG MIKRO SISTEM NiCexFe(2-x)O4”. Adapun tujuan penulisan
skripsi ini adalah sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar S1
dan juga melatih mahasiswa untuk berpikir cerdas dan kreatif dalam menulis
karya ilmiah.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi ini, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Akhir kata, semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua.
Bandar Lampung, 07 Oktober 2019
Nurul Hasanah
xi
SANWACANA
Penulisan skripsi ini tentu tidak terlepas dari bantuan semua pihak yang tulus
membantu, membimbing dan mendoakan. Oleh karena itu, penulis ingin
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Drs. Pulung Karo Karo, M.Si. sebagai pembimbing 1 skripsi yang
tulus mengajari dan membantu penulis dalam penelitian, membimbing dan
memberikan pemahaman.
2. Bapak Drs. Yunasfi, M.Eng. sebagai pembimbing 2 yang telah memberikan
masukan dan nasehat dalam penyelesaian skripsi ini.
3. Ibu Dr. Yanti Yulianti, S.Si., M.Si. sebagai dosen penguji yang telah
memberikan masukan dan koreksi dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Bapak Gurum Ahmad Pauzi, S.Si., M.T. selaku pembimbing akademik.
5. Bapak Drs. Suratman, M.Sc. selaku Dekan FMIPA Unila.
6. Bapak Arif Surtono, S.Si., M.Si., M.Eng. selaku Ketua Jurusan Fisika
FMIPA Unila.
7. Bapak Mashadi, M.Si. dan Bapak Dr. Wisnu Ari Adi. yang senantiasa
memberikan masukan, membimbing, dan serta memberikan motivasi dalam
menyelesaikan skripsi.
xii
8. Bapak Dr. Abu Khalid Rivai, dan seluruh staf BATAN Serpong yang
telah banyak membantu, mengarahkan, dan membimbing selama proses
penelitian.
9. Teman seperjuangan Desi Nurhayani, Dinda Rizki, Tri Agustinus, Ketut
Putra, dan seluruh teman-teman Fisika 2015 yang selalu memberi dukungan
dan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Untuk Sahabatku Anggi Putri, Iis Naini dan Ayu Kusuma terima kasih atas
semangat, doa, dan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.
11. Keluarga yang selalu membersamaiku Wa Utin, Bulek Indri, Mba Eka, Dek
Wida dan Elsa terima kasih atas doa, semangat, dan dukungan dalam
penyelesaian skripsi ini.
12. Semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian skripsi ini.
Semoga atas segala bantuan, doa, motivasi, dan dukungan menjadi yang terbaik
untuk penulis, dan kiranya semuanya diridhoi Allah SWT. Penulis berharap
kiranya skripsi ini bermanfaat bagi semuanya.
Bandar Lampung, 07 Oktober 2019
Nurul Hasanah
xiii
DAFTAR ISI
HalamanABSTRAK ............................................................................................................. i
ABSTRACT .......................................................................................................... ii
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ...............................................................................v
PERNYATAAN.................................................................................................... vi
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................ vii
MOTTO ............................................................................................................. viii
PERSEMBAHAN ............................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ...........................................................................................x
SANWACANA ................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xv
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvii
I. PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 11.2 Rumusan Masalah ......................................................................................41.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................41.4 Batasan Masalah .........................................................................................5
xiv
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gelombang Mikro .......................................................................................72.2 Penyerap Gelombang Mikro ..................................................................... 82.3 Nikel Ferit (NiFe2O4) ............................................................ 10
2.3.1 Karakterisasi Nikel Ferit ................................................................ 102.3.2 Struktur Kristal Nikel Ferit ............................................................ 11
2.4 Cerium ..................................................................................................... 122.5 Metode Reaksi Padatan............................................................................ 122.6 X-Ray Diffraction (XRD) ........................................................................ 132.7 Scanning Electron Microscope-Energy Dispersive Spectroscopy
(SEM-EDS).............................................................................................. 152.8 Vector Network Analyzer (VNA) .............................................................17
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................. 193.2 Alat dan Bahan ........................................................................................ 193.3 Prosedur Penelitian .................................................................................. 20
3.3.1 Preparasi Bahan ............................................................................ 203.2.2 Proses Penggiingan ....................................................................... 213.3.3 Proses Pengeringan ....................................................................... 213.3.4 Sintering ........................................................................................ 223.3.5 Karakterisasi XRD ........................................................................ 223.3.6 Karakterisasi SEM-EDS ............................................................... 233.3.7 Karakterisasi VNA ......................................................................... 24
3.4 Diagram Alir Penelitian .......................................................................... 25
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil dan Analisis Karakterisasi XRD .................................................... 264.1.1 Hasil Analisa Sampel Nilai x= 0,010 ............................................. 284.1.2 Hasil Analisa Sampel Nilai x= 0,015.............................................. 304.1.3 Hasil Analisa Sampel Nilai x= 0,020.............................................. 324.1.4 Hasil Analisa Sampel Nilai x= 0,025.............................................. 344.1.5 Hasil Analisa Sampel Nilai x= 0,030.............................................. 364.1.6 Hasil Analisa Fasa Pada Semua Sampel ......................................... 37
4.2 Hasil SEM ............................................................................................... 394.2.1 Hasil EDS ............................................................................................. 414.3 Hasil Karakterisasi VNA ........................................................................ 43
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 465.2 Saran ........................................................................................................ 47
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xv
DAFTAR GAMBAR
HalamanGambar 2.1 Struktur kristal nikel ferit yang digambar dengan program
VESTA ........................................................................................... 11
Gambar 2.2 Skema Difraksi Sinar-X................................................................... 14
Gambar 2.3 Skema SEM .................................................................................... 15
Gambar 2.4 Prinsip Kerja VNA ......................................................................... 18
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian .................................................................. 25
Gambar 4.1 Pola difraksi sinar-X sampel NiCexFe2-XO4 (x = 0,010-0,030) ....... 27
Gambar 4.2 Pola difraksi sinar-X sampel NiCexFe2-XO4 (x = 0,010).................. 28
Gambar 4.3 Refinement pola difraksi sinar-X sampel NiCexFe2-xO4
(x = 0,010)........................................................................................ 28
Gambar 4.4 Pola difraksi sinar-X sampel NiCexFe2-XO4 (x = 0,015).................. 30
Gambar 4.5 Refinement pola difraksi sinar-X sampel NiCexFe2-XO4
(x = 0,015) ....................................................................................... 30
Gambar 4.6 Pola difraksi sinar-X sampel NiCexFe2-XO4 (x = 0,020).................. 32
Gambar 4.7 Refinement pola difraksi sinar-X sampel NiCexFe2-XO4
(x = 0,020) ....................................................................................... 33
Gambar 4.8 Pola difraksi sinar-X sampel NiCexFe2-XO4 (x = 0,025).................. 34
xvi
Gambar 4.9 Refinement pola difraksi sinar-X sampel NiCexFe2-XO4
(x = 0,025) ....................................................................................... 35
Gambar 4.10 Pola difraksi sinar-X sampel NiCexFe2-XO4 (x = 0,030)................ 36
Gambar 4.11 Refinement pola difraksi sinar-X sampel NiCexFe2-XO4
(x = 0,030)..................................................................................... 37
Gambar 4.12 Morfologi SEM sampel NiCexFe2-XO4 (x = 0,010-0,030) ............. 40
Gambar 4.13 Hasil EDS sampel NiCexFe2-XO4 (x = 0,010-0,030)...................... 42
Gambar 4.14 Morfologi SEM sampel NiCexFe2-XO4 (x = 0,010-0,030) ............. 44
xvii
DAFTAR TABEL
HalamanTabel 2.1 Pembagian pita frekuensi gelombang mikro ......................................... 7
Tabel 2.2 Ukuran beberapa sifat ferit yang telah disintering .............................. 11
Tabel 3.1 Hasil perhitungan massa bahan dasar .................................................. 20
Tabel 4.1 Parameter sel, volume, dan densitas pada semua sampel .................... 39
Tabel 4.2 Kandungan unsur NiCexFe2-XO4 .......................................................... 43
Tabel 4.3 Serapan gelombang mikro material NiCexFe2-XO4 .............................. 44
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Beberapa tahun terakhir ini, penggunaan teknologi gelombang elektromagnetik
telah berkembang pesat. Salah satunya pada teknologi telekomunikasi. Bertambah
banyaknya penyedia layanan telekomunikasi membuat semakin padat lalu lintas
pancaran gelombang elektromagnetik pada atmosfir bumi (An,Y.J. et al., 2008).
Hal ini dapat menyebabkan terganggunya sistem peralatan berbasis elektronik dan
sistem keamanan yang vital. Radiasi gelombang mikro yang dipancarkan dari
sinyal telepon seluler dapat memicu terjadinya sel kanker (Yunasfi et al., 2018).
Salah satu cara yang efektif untuk dapat mereduksi radiasi tersebut adalah dengan
menggunakan bahanpenyerap gelombang mikro (Singh et al., 1999). Penyerap
gelombang mikro ditandai dengan adanya permeabilitas dan permitivitas.
Permeabilitas merupakan ukuran efek medan magnet gelombang elektromagnetik
pada material, sedangkan permitivitas merupakan ukuran efek medan listrik
gelombang elektromagnetik pada material. Hal ini disebabkan karena gelombang
elektromagnetik terdiri dari medan listrik dan medan magnet yang saling tegak
lurus (Dixon, 2012).
2
Salah satu material yang telah banyak menjadi objek penelitian di bidang absorber
adalah ferit. Bahan ferit termasuk ke dalam bahan yang sangat stabil dengan
karakteristik yang sangat baik, diantaranya adalah tingginya resistivitas bahan
tersebut. Ferit mempunyai resistivitas intrinsik yang tinggi dan nilai magnetisasi
saturasi juga tinggi. Sampai saat ini telah banyak dilakukan rekayasa bahan
sehingga menghasilkan bahan yang dapat penyerap gelombang elektromagnetik,
dimana salah satunya adalah bahan nanopartikel magnetik nikel ferit (NiFe2O4)
yang disubstitusi ion tanah jarang . NiFe2O4 merupakan bahan soft magnetic dengan
nilai koersivitas yang rendah tetapi memiliki resistivitas listrik yang tinggi.
Substitusi logam tanah jarang ke dalam bahan nanopartikel magnetik nikel ferit
adalah untuk meningkatkan sifat listrik dan bahan NiFe2O4. (Yunasfi et al., 2018)
Logam tanah jarang telah banyak digunakan pada berbagai macam produk.
Penggunaan logam tanah jarang ini memicu berkembangnya material baru. Material
baru dengan menggunakan logam tanah jarang memberikan perkembangan
teknologi yang cukup signifikan dalam ilmu material. Perkembangan material ini
banyak diaplikasikan di dalam industri untuk meningkatkan kualitas produk.
Contoh yang terjadi pada magnet. Logam tanah jarang mampu menghasilkan
nanomagnet, yaitu magnet yang memiliki medan magnet lebih baik daripada
magnet biasa. Salah satu logam tanah jarang yang juga digunakan dalam penelitian
ini adalah serium. Cerium adalah logam tanah jarang yang paling melimpah,dan
juga memiliki sifat paling reaktif kemudian terurai perlahan pada suhu dingin dan
semakin cepat pada suhu panas. Serium oksida atau biasa disebut oksida logam
tanah jarang serium, banyak digunakan dalam bidang biomedis, termasuk terapi
kanker, penghambatan tumor, terapi redoks, dan radioterapi. Sifat-sifat redoks dari
3
nanopartikel cerium oksida memungkinkan seseorang untuk perlindungan dari
radiasi. Di sisi lain , nanopartikel ini dapat digunakan sebagai radioterapi dengan
energi radiasi sinar x yang rendah (Bazhukova Dl et al,. 2019).
Berbagai macam metode seperti metode kopresipitasi (Shinde et al., 2010) sol-gel
(Khorrami et al., 2011) dan reaksi padatan (Zapataand Herrera, 2013) telah banyak
digunakan untuk mensintesis nanopartikel berbasis ferit. Dari kelima metode
tersebut, metode reaksi padatan merupakan metode yang mudah dan efektif untuk
dilakukan (Zhang et al., 2015), karena cukup dengan mencampurkan bahan dan
kemudian digiling untuk mendapatkan butiran serbuk yang halus. Lalu dilanjutkan
dengan pemanasan suhu tinggi agar terbentuk fasa tunggal (Yunasfi et al., 2017).
Pada penelitian sebeumnya, Yunasfi et al telah berhasil melakukan substitusi logam
tanah jarang kedalam NiFe2O4. Substitusi logam La kedalam NiFe2O4dengan
metode ko-presipitasi menghasilkan Ni(0,5-x)LaxFe2,5O4 multifasa yang mampu
menyerap gelombang mikro sampai 94% (Yunasfi et al, 2018). Sedangkan
substitusi logam Nd kedalam NiFe2O4 dengan metode milling menghasilkan
senyawa Ni(1-x)NdxFe2O4 berfase tunggal yang mampu menyerap gelombang mikro
sampai 96,5% (Yunasfi et al, 2019).
Berdasarkan uraian di atas maka mendorong penulis untuk melakukan penelitian
tentang Sintesis dan Karakterisasi Bahan Penyerap Gelombang Mikro Sistem
NiCexFe(2-x)O4 dengan menggunakan metode reaksi padatan dan suhu sintering
1.200⁰C. Pada penelitian ini akan digunakan X-Ray Diffractometer (XRD) untuk
mengetahui struktur kristal, Scanning Electron Microscopy-Energy Disversive
4
Spectroscopy (SEM-EDS) untuk mengetahui mikrostruktur, dan Vector Network
Analyzer (VNA) untuk mengetahui kemampuan penyerapan gelombang mikro.
1.1 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara mensintesis nikel ferit yang disubtitusi dengan cerium
dengan variasi nilai x = 0,010; 0,015; 0,020; 0,025; 0,030 menggunakan
reaksi padatan?
2. Bagaimana fasa yang terbentuk pada nikel ferit yang didoping dengan cerium
menggunakan reaksi padatan setelah disintering pada suhu 1.200⁰C?
3. Bagaimana morfologi nikel ferit yang didoping dengan cerium menggunakan
reaksi padatan setelah disintering pada suhu 1.200⁰C?
4. Bagaimana kemampuan nikel ferit yang didoping dengan cerium dalam
menyerap gelombang mikro?
1.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui cara mensintesis nikel ferit yang disubtitusi dengan cerium
dengan variasi nilai x = 0,010; 0,015; 0,020; 0,025; 0,030 menggunakan
reaksi padatan.
2. Mengetahui fasa yang terbentuk pada nikel ferit yang didoping dengan cerium
menggunakan reaksi padatan pada suhu sintering 1.200⁰C.
3. Mengetahui morfologi nikel ferit yang didoping dengan cerium menggunakan
reaksi padatan pada suhu sintering 1.200 ⁰C.
5
4. Mengetahui kemampuan nikel ferit yang didoping dengan cerium dalam
menyerap gelombang mikro.
1.3 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah pada penelitian ini sebagai berikut:
1. Bahan yang digunakan adalah NiO, Ce2O3, Fe2O3 dengan variasi nilai x =
0,010; 0,015; 0,020; 0,025; 0,030.
2. Sintesis dilakukan dengan menggunakan metode reaksi padatan dan teknik
milling selama 5 jam.
3. Sintering dilakukan pada suhu 1.200 ⁰C.
4. Karakterisasi sampel dilakukan menggunakan X-Ray Diffractometer (XRD),
Scanning Electron Microscopy-Energi Dispersive Spectroscopy (SEM-EDS)
dan Vector Network Analyzer (VNA).
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui cara mensintesis nikel ferit yang disubtitusi dengan cerium
dengan variasi nilai x = 0,010; 0,015; 0,020; 0,025; 0,030 menggunakan
reaksi padatan.
2. Dapat mengetahui fasa, struktur kristal, struktur morfologi, dan kemampuan
penyerapan bahan penyerap gelombang mikro berbasis ferit yang berasal dari
nikel ferit yang disubtitusi dengan cerium 0,010; 0,015; 0,020; 0,025, dan
0,030.
3. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif dalam pemilihan bahan
dasar pembuatan bahan penyerap gelombang mikro berbasis ferit.
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gelombang Mikro
Gelombang mikro merupakan gelombang elektromagnetik yang terdapat pada
daerah jangkauan spektrum radio, yang memiliki frekuensi sangat tinggi, yaitu
300 MHz – 300 GHz dengan panjang gelombang 100 cm – 1 mm. Dalam spektrum
radio,gelombang mikro terdapat pada daerah ultrashort wave (ultra high frequency
– UHF) dengan frekuennsi 0,3 – 3 GHz dan panjang gelombang 1 – 0,1 m,
supershort wave (super high frequency – SHF) dengan frekuennsi 30 GHz dan
panjang gelombang 10 – 1 cm, dan extreme short wave (extreme high frequency
– EHF) dengan frekuennsi 30 – 300 GHz dan panjang gelombang 10 – 1 mm.
Sesuai dengan rekomendasi Institute of Electrical and Electronics Engineers
(IEEE), gelombang mikro dibagi atas beberapa pita frekuensi seperti yang terdapat
pada Tabel 2.1 (Sisodia, 2007). Gelombang mikro sangat populer digunakan karena
mempunyai spektrum frekuensi yang berada dalam band yang dibuat terbuka untuk
penggunaan umum tanpa perlu lisensi. Di negara maju, wilayah band ini dikenal
sebagai ISM band, yang merupakan singkatan dari Industrial, Scientific, and
Medical. Sebagian besar dari spektrum elektromagnetik yang ada biasanya di
kontrol secara ketat oleh pemerintah melalui lisensi. Hal ini terutama terjadi pada
7
spektrum frekuensi yang digunakan untuk broadcasting (TV, radio) maupun
komunikasi suara dan data (Srivastava, 2006).
Tabel 2.1 Pembagian pita frekuensi gelombang mikro (Sisodia, 2007).
Pita Frekuensi (GHz) Panjang gelombang (cm)
P 0,230 - 1,000 1,30 - 30,0
L 1,000 - 2,000 30,0 - 15,0
S 2,000 - 4,000 15,0 - 7,50
C 4,000 - 8,000 7,50 - 3,75
X 8,000 - 12,00 3,75 - 2,40
Ku 12,00 - 18,00 2,40 - 1,67
K 18,00 - 26,00 1,67 - 1,13
Ka 26,00 - 40,00 1,13 - 0,75
Milimeter 40,00 - 300,0 0,75 - 0,10
Submiimeter > 300,0 0,10 - 0,01
Gelombang mikro memiliki beberapa karakteristik yang unik, diantaranya yaitu
ukuran panjang gelombang yang kecil, dan besarnya luas cakupan frekuensi. Selain
itu gelombang mikro juga direfleksikan melalui sumber metalik dan merambat
melalui ionosfer dengan refleksi dan absorpsi yang dapat diabaikan. Karena
karakteristik tersebut, gelombang mikro banyak diaplikasikan dalam bidang
astronomi, telekomunikasi, biomedik, dan bidang militer.
Pada bidang astronomi, gelombang mikro diaplikasikan dalam radio astronomi,
spektroskopi, dan riset material. Gelombang mikro secara luas digunakan dalam
aplikasi telekomunikasi seperti radio, seluler, sistem komunikasi personal
(PCS), dan sistem operasi broadcasting. Dalam bidang medis, gelombang mikro
digunakan untuk berbagai tujuan terapi, termasuk pengobatan tumor. Dalam bidang
8
militer, gelombang mikro dimanfaatkan untuk sistem radio detection and ranging
(radar) (Srivastava, 2006). Radar merupakan sistem yang digunakan untuk
mencari dan menentukan letak suatu benda melalui pemanfaatan gelombang
mikro. Prinsip kerja radar adalah menerima dan memantulkan gelombang
elektromagnetik yang dipantulkan oleh target (Sisodia, 2007).
2.2 Penyerap Gelombang Mikro
Penyerap gelombang mikro merupakan bahan yang dapat melemahkan gelombang
elektromagnetik. Penyerap gelombang ini diaplikasikan secara luas untuk
mengeliminasi radiasi yang tidak diinginkan yang dapat mengganggu
pengoperasian suatu sistem. Penyerap secara eksternal dapat digunakan untuk
mereduksi refleksi atau transmisi suatu objek khusus, dan secara internal dapat
digunakan untuk mereduksi osilasi yang disebabkan oleh resonansi suatu rongga.
Kemampuan penyerapan gelombang suatu material penyerap diukur dari besarnya
reduksi refleksi atau reduksi transmisi gelombang elektromagnetik yang dapat
dilakukan oleh material tersebut dengan nilai reduksi disebut sebagai reflection loss
(RL). Besarnya RL, menurut teori saluran transmisi, akan bergantung pada nilai-
nilai permitivitas dan permeabilitas material penyerap pada frekuensi tertentu dan
ketebalan absorber tertentu. Permitivitas dan permeabilitas ini memiliki kontribusi
terhadap kompresi panjang gelombang di dalam material. Kedua komponen ini
akan menyebabkan adanya loss yang terjadi pada medan magnetik atau medan
listrik, yang kemudian melemahkan energi di dalam gelombang elektromagnetik
(Dixon, 2012).
9
Dalam kasus penyekat logam single layer, nilai RL dihitung dengan menggunakan
rumus: ( )[( )] (1)
dimana Zin merupakan impedansi gelombang EM datang dan Zo merupakan
impedansi dalam ruang bebas (Zare, 2011).
Penyerap gelombang ditandai melalui permitivitas elektrik dan permeabilitas
magnetik. Permitivitas merupakan ukuran pengaruh material terhadap medan
listrik yang terdapat di dalam gelombang elektromagnetik, dan permeabilitas
merupakan ukuran pengaruh material terhadap komponen magnetik yang terdapat
di dalam gelombang elektromagnetik. Permitivitas dan permeabilitas ini memiliki
kontribusi terhadap kompresi panjang gelombang di dalam material. Kedua
komponen ini akan menyebabkan adanya loss yang terjadi pada medan magnetik
atau medan listrik, yang kemudian melemahkan energi di dalam gelombang
elektromagnetik (Dixon, 2012).
∗ = ’ − j" (2)
Permitivitas muncul karena adanya polarisasi dielektrik pada material merupakan
dielekrik konstan yang dapat berubah secara signifikan dengan adanya frekuensi
merupakan ukuran penyerapan pada medan listrik yang disebabkan oleh suatu
material. Dielectric loss tangent pada suatu material dirumuskan sebagai berikut:
tane = ”/’ (3)
Semakin besar loss tangent pada suatu material, maka semakin besar pula
kemampuan penyerapannya. Seperti permitivitas elektrik, permeabilitas magnetik
juga dirumuskan sebagai berikut:
10
∗ =’ − j" (4)
sedangkan magnetik loss tangent pada suatu material dirumuskan sebagai berikut:
tanm = ”/’ (5)
Satuan permitivitas adalah farads/meter dan permeabilitas adalah henri/meter.
Permitivitas dan permeabilitas ini memiliki kontribusi terhadap kompresi panjang
gelombang di dalam material. Satuan permitivitas adalah farads/meter dan
permeabilitas adalah henri/meter. Kedua komponen ini akan menyebabkan adanya
loss yang terjadi pada medan magnetik atau medan listrik, yang kemudian
melemahkan energi di dalam gelombang elektromagnetik (Dixon, 2012).
2.3 Nikel Ferit ( NiFe2O4)
Nanopartikel Nikel Ferit merupakan salah satu bahan ferit lunak yang bersifat
feromagnetik khas, konduktifitas rendah ,stabilitas eletrokimia tinggi , dan banyak
tersedia di alam (Mashadi et al, 2016).
2.3.1. Karakteristik Nikel Ferit
Nanopartikel ini memiliki struktur spinel inverse, yaitu semua ion Ni2+ berada di
site oktahedral dan ion Fe3+ terdistribusi merata di site tetrahedral dan oktahedral.
Nanopartikel NiFe2O4 menunjukkan sifat ferrimagnetik yang berasal dari pasangan
momen magnet anti-paralel antara momen magnet ion Fe3+ pada site tetrahedral
dengan momen magnet ion Ni2+ dan ion Fe3+ pada site oktahedral. Nanopatikel
NiFe2O4 menunjukkan perilaku super paramagnetik pada suhu kamar, yang mana
sifat ini sangat penting untuk aplikasi terutama dalam bidang medis.
11
Nanopartikel NiFe2O4 merupakan material soft magnetik dengan koersivitas dan
magnetisasi saturasi yang rendah tetapi memiliki resistivitas listrik yang tinggi
sehingga membuat material ini sangat cocok untuk aplikasi bidang magnetik dan
magnet-optik. Nanopatikel NiFe2O4 menampilkan kurva histeresis yang sempit dan
karenanya, material ini dapat dianggap sebagai bahan inti yang baik untuk
transformator daya dan aplikasi pada bidang telekomunikasi. Selain itu, material
ini juga dapat digunakan pada teknologi sensor gas dan kelembaban, serta sebagai
bahan katalis (Muflihatun dkk, 2015). Ferit yang telah di sintering umumnya juga
memiliki sifat-sifat lain yang ditunjukkan pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Ukuran beberapa sifat ferit yang telah disintering (Dredge, 1971).
Kategori KarakteristikKuat regangan (m) 4Kuat tekanan (N/m2) 50Modulus Young (dyne/cm2) 1,4 x 1012
Konduktivitas termal (cal/s.cm ⁰C) 10 x 10-2
Panas jenis (cal/g. ⁰C) 0,2Koefisien ekspansi linear (/⁰C) 10 x 10-6
2.3.2 Struktur Kristal Nikel Ferit
Berikut ini merupakan struktur kristal dari Nikel Ferit:
Gambar 2.1. Struktur kristal nikel ferit
Pada gambar diatas atom bewarna ungu merupakan atom Ni, atom yang bewarna
kuning merupakan atom Fe dan atom yang bewarna biru merupakan atom O.
12
2.4 Cerium
Cerium merupakan salah satu unsur logam transisi golongan III B dalam deretan
unsur lantanida yang lunak berwarna abu-abu. Cerium disimbolkan dengan Ce. Di
alam, cerium terdapat pada lapisan-lapisan bumi dalam bentuk mineral-mineral
seperti monazite, bastnasite, cerite dan allanite yang sangat jarang. Sifat-sifat
serium antara lain: memiliki massa atom 140,12 sma, mempunyai nomor atom 58,
dalam senyawa mempunyai bilangan oksidasi +3 dan +4, titik didih 3715°K, titik
lebur 1017°K dan massa jenis 6,77 g/cm3.
Cerium mempunyai tampang lintang (cross-section) sebesar 0,63 ± 150 barn
(Erdtmann Gerhand). Cerium dalam bentuk senyawa nitrat digunakan sebagai obat-
obatan, sedangkan dalam bentuk senyawa sulfat digunakan sebagai oksidator.
serium digolongkan unsur logam tanah jarang dan termasuk melimpah diantara
logam tanah jarang lainnya. Radioisotop serium diperoleh dari pembelahan U, Th
dan Pu(2) (Ratmi dkk, 2011).
2.5 Metode Reaksi Padatan
Metode reaksi padat merupakan salah satu teknik yang secara luas telah digunakan
dalam pembuatan padatan polikristalin, dimana padatan kristalin disintesis secara
langsung dari pereaksi-pereaksinya yang berwujud padat. Teknik ini biasanya
menggunakan suhu yang tinggi bahkan mencapai 1.000 hingga 1.500⁰C dimana
laju reaksi padatan-padatan itu akan cukup tinggi. Adapun langkah-langkah dalam
sintesis pada reaksi padatan yaitu dengan memilih pereaksi yang tepat dengan ciri-
ciri serbuk yang berbutir kecil untuk memaksimalkan luas permukaan untuk
menghasilkan bahan yang reaktif agar mempercepat reaksi serta dapat mengukur
13
komposisi yang akan digunakan secara akurat menggunakan neraca analitis.
Kemudian mencampurkan berbagai pereaksi dengan menggunakan lesung dan alu
(pelarut organik sebagai pembasah) ataupun menggunakan bola baja (khusus untuk
preparasi dalam jumlah besar dalam proses pencampuran bahan yang dapat
membuat ukuran butir semakin kecil) (Ismunandar, 2006).
2.6 X-Ray Diffraction (XRD)
Difraksi sinar-X merupakan instrumen yang digunakan untuk mengidentifikasi
material kristalit maupun non-kristalit. Sebagai contoh identifikasi strukturkristal
dan fase dalam bahan, memanfaatkan radiasi gelombang elektromagnetik sinar-X
dengan cara menentukan parameter struktur kisi serta untuk mendapatkan ukuran
partikel. Sinar-X memiliki rentang energi 10-100 MeV dengan panjang gelombang
10 sampai 10-3 nm dan diklasifikasikan sebagai gelombang elektromagnetik yang
berbeda dari mgelombang radio, cahaya, dan sinar gamma (Waseda et al., 2011).
Jika sinar-X ditembakkan pada suatu bahan, maka beberapa sinar akan dipantulkan
oleh bidang kristal yang terdapat dalam suatu bahan dengan sudutpantulan yang
sama dengan sudut datang. Sedangkan sisanya akan ditransmisikan menembus
bidang. Arah difraksi sinar-X hanya akan terdeteksi pada saat kondisi Bragg atau
“Hukum Bragg” yang memenuhi persamaan:2 sin = (6)
dengan : d = jarak antar bidang dalam kristal
θ = sudut deviasi
n = orde (0,1,2,3,…..)
λ = panjang gelombang (Waseda et al., 2011).
14
Peristiwa pembentukan sinar-X dapat dijelaskan yaitu pada saat menumbuk logam,
elektron yang berasal dari katoda (elektron datang) menembus kulit atom dan
mendekati kulit inti atom. Pada waktu mendekati inti atom, elektron ditarik
mendekati inti atom yang bermuatan positif, sehingga lintasan elektron berbelok
dan kecepatan elektron berkurang atau diperlambat. Karena perlambatan ini, maka
energi elektronberkurang. Energi yang hilang ini dipancarkan dalam bentuk sinar-
x (Beiser, 1992). Skema difraksi sinar-X dapat dilihat pada dapat dilihat pada
Gambar 2.2.
Gambar 2.2. Skema difraksi sinar-X (Beiser, 1992)
2.7 Scanning Electron Microscope - Energy Dispersive Spectroscopy (SEM-
EDS)
Scanning Electron Microscopy (SEM) merupakan sejenis mikroskop yang
menggunakan elektron sebagai pengganti cahaya untuk melihat benda dengan
resolusi tinggi. Analisis SEM bermanfaat untuk mengetahui mikrostruktur
(termasuk porositas dan bentuk retakan) benda padat. Berkas sinar elektron
dihasilkan dari filamen yang dipanaskan, disebut electron gun. Skema dasar SEM
disajikan pada Gambar 2.3.
15
Gambar 2.3. Skema SEM (Andrew, 2019).
Electron Gun merupakan sumber elektron dari bahan material yang menggunakan
energy tegangan tinggi sekitar 10-40 kV. Adapun material yang biasa digunakan
yaitu tungsten dan Lantanum atau Hexaboride cerium (LaB6 atau CeB6). Tungsten
yang sering digunakan sebagai electron gun dalam SEM-EDS. Adanya energi
panas pada bahan material akan diubah menjadi energi kinetik oleh elektron
sehingga ada pergerakan elektron. Semakin besar panas yang diterima maka energi
kinetiknya akan semakin besar sehingga pergerakan elektron semakin cepat dan
tidak menentu yang mengakibatkan elektron tersebut terlepas dari permukaan
bahan material. Bahan yang digunakan sebagai sumber elektron disebut sebagai
emitter atau lebih sering disebut katoda sedangakan bahan yang menerima elektron
disebut sebagai anoda atau plate dalam instrument SEM-EDS.
Magnetic lens terdiri dari dua buah (kodensator) bekerja untuk memfokuskan arah
elektron. Selain itu, lensa magnetik juga berfungsi untuk menguatkan elektron
16
sehingga informasi gambar yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik. Scanning
foil berfungsi untuk mengumpulkan berkas sinar elektron, karena pada dasarnya
elektron yang dipancarkan ke sampel tidak terjadi secara kontinu melainkan berupa
paket-paket energi. Setelah terjadi tumbukan antara elektron dan sampel, detekor
akan merekam interaksi yang terjadi pada sampel. Detektor secondary electron
(SE) merupakan sebuah sintilator yang akan menghasilkan cahaya jika mengenai
elektron, cahaya tersebut akan dikonversi menjadi sinyal elektrik oleh
photomultiplier. Dalam sintilator terdapat potensial positif yang digunakan untuk
mempercepat aliran SE, sehingga SE yang memiliki energi rendah (beberapa volt)
dapat ditangkap detekor dengan baik. Sedangkan detekor backscatered electron
(BSE) yang juga terdapat sintilator dapat menerima sinyal BSE tanpa adanya beda
potensial, karena pada dasarnya BSE sudah memiliki energi yang cukup tingi untuk
diterima oleh detekor BSE.
SE dan BSE dimanfaatkan dalam SEM-EDS sebagai analisis bahan material yang
didasarkan pada tingkat energi dan tentunya menggunakan spektometer jenis
energy dispersive (ED). Karena spektrometer jenis ED diakui memiliki akurasi
yang tinggi untuk menganalisis jenis unsur pada bahan material. Berbeda dengan
alat XRD yang menggunakan spektrometer jenis wave dispersive (WD) dengan
analisis yang didasarkan pada panjang gelombang untuk mengetahui senyawa pada
bahan material.
SE adalah sebuah pancaran elektron yang dihasilkan akibat interaksi elektron
dengan sampel. SE berasal dari interaksi elektron yang energinya rendah (kurang
dari 50 eV) dan hanya mampu berinteraksi pada permukaan sampel, maka
17
informasi yang dapat diambil dari SE mencakup bentuk permukaan sampel. BSE
dihasilkan oleh interaksi elektron yang memiliki energi tinggi sebagai akibat
adanya hamburan elastik. Energi yang dimiliki elektron ini mampu berinteraksi
dengan sampel hingga menembus lapisan permukaan sampel. Informasi yang
diperoleh dari elektron BSE mencakup morfologi struksur pada bahan material.
Adanya interaksi elektron yang menghasilkan SE dan BSE pada alat SEM-EDS,
maka alat ini digunakan untuk menganalisis permukan sampel (topografi) dan
morfologi struktur (elemen) dari suatu bahan material.
2.8 Vector Network Analyzer (VNA)
Karakterisasi VNA dilakukan untuk menentukan kemampuan penyerapan suatu
material terhadap gelombang elektromagnetik pada frekuensi tertentu. Frekuensi
gelombang elektromagnetik yang dapat diukur pada VNA adalah frekuensi l-band
yaitu antara 1-4 GHz, c-band antara 4-8 GHz, x-band antara 8-12 GHz, k-band
antara 10-15 GHz, dan ku-band antara 14-24 GHz. Frekuensi yang digunakan
dalam pengukuran gelombang mikro yaitu frekuensi x-band. Prinsip kerja VNA
adalah dengan melihat nilai refleksi, transmisi, dan absorpsi terhadap material
(Agilent, 2004).
Gambar 2.4. Prinsip Kerja VNA (Adi, 2014)
18
Skema prinsip kerja VNA ditampilkan pada Gambar 3. Gelombang
elektromagnetik yang datang (Si) dari Port 1 mengenai suatu material. Ketika
gelombang mengenai material maka material tersebut akan mengalami tiga kondisi
yaitu, jika material tersebut logam maka gelombang akan direfleksikan, jika
material tersebut adalah material transparan maka gelombang akan ditransmisikan.
Namun, jika material tersebut adalah material penyerap maka gelombang
elektromagnetik akan diserap. Gelombang yang direfleksikan mempunyai nilai
yang disebut reflection loss. Nilai reflection loss dinyatakan dalam satuan dB
(Agilent, 2004). Nilai reflection loss yang dihasilkan kemudian dikonversikan
menjadi persen absorpsi dengan rumus :
RL = -20 log |Z| (7)
dimana:
RL = reflection loss
(dB) Z = impedansi
Reflection loss adalah parameter yang digunakan untuk mengetahui berapa banyak
daya yang hilang pada beban dan tidak kembali sebagai pantulan. Nilai reflection
loss sebagai pantulan. Nilai reflection loss biasanya dinyatakan dalam satuan dB.
Vector Network Analyzer (VNA) bekerja berdasarkan parameter hamburan
(scattering parameter, S-parameter) yang digunakan untuk mengukur gelombang
elektromagnetik dengan frekuensi yang tinggi (Dunsmore, 2012).
19
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sd Juni 2019 di Laboratorium
Preparasi Kimia dan Laboratorium Perlakuan Panas yang berlokasi di Gedung 42
PSTBM BATAN. Uji XRD, SEM-EDS dilakukan di Laboratorium Sains Bahan
Maju, PSTBM-BATAN, sedangkan Uji VNA dilakukan di Balitbang KEMHAN,
Jakarta.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun peralatan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya yaitu neraca
digital, spatula, vial, High Energy Milling (HEM), lesung dan alu, furnace,
krusibel, bola baja dan alat-alat karakterisasi XRD (PANalytical), SEM-EDS
(JED-2300), dan VNA (N5230A). Bahan dasar yang digunakan pada penelitian
ini terdiri dari bahan oksida dengan tingkat kemurnian tinggi, yaitu NiO Aldrich
(> 99%), Ce2O3 (Produk PSTA-BATAN, Yogyakarta dengan kemurnian> 99%),
dan Fe2O3 Aldrich (> 99%), serta digunakan bahan tambahan yaitu etanol.
20
3.3 Prosedur Penelitian
Sintesis bahan ini menggunakan metode reaksi padatan (solid statereaction)
dengan prosedur penelitian yang dimulai dari tahap preparasi bahan berupa
penimbangan bahan dasar, pencampuran bahan dengan High Energy Milling
(HEM), pengeringan, sintering, dan karakterisasi dengan peralatan XRD, SEM-
EDS dan VNA.
3.3.1 Preparasi Bahan
Adapun prosedur preparasi bahan sebagai berikut:
1. Melakukan perhitungan stoikiometri untuk mendapatkan massa bahan
berdasarkan reaksi kimia berikut :
2NiO + xCe2O3 + (2-x)Fe2O3 2NiCexFe(2-x)O4
Sehingga diperoleh massa bahan dasar seperti yang terdapat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Hasil perhitungan massa bahan dasar.
XMassa bahan dasar (gram)
NiO Fe2O3 Ce2O3
0,001 3,1751 6,7545 0,0697
0,010 3,1677 6,7540 0,0695
0,015 3,1602 6,6877 0,1388
0,020 3,1527 6,6550 0,0173
0,030 3,1527 6,6067 0,2077
2. Menimbang massa bahan dasar.
Kemudian menimbang bahan-bahan tersebut dengan menggunakan neraca
digital. Bahan tersebut ditimbang dengan masing-masing komposisi dengan
variasi nilai x yaitu 0,10;0,15;0,20;0,25; dan 0,30.
21
3.3.2 Proses Penggilingan
Penggilingan merupakan proses pencampuran dan penghalusan bahan. Proses
penggilingan ini menggunakan alat HEM spex 8000 dengan spesifikasi normal
speed = 90 menit, offtime = 30 menit dan on of cycle 1 kali. Wadah untuk
mencampur sampel disebut dengan vial. Vial ini terbuat dari bahan stainless steel
dengan diameter sebesar 10 mm. Pada penelitian ini proses penggilingan
dilakukan terhadap semua sampel. Setelah semua bahan dasar ditimbang,
masing-masing sampel beserta 12 bola baja dimasukkan ke dalam vial, dengan
perbandingan massa sampel terhadap bola baja sebesar 1:5, dimana berat
masing-masing bola baja memiliki massa 4 gram sehingga total massa bola baja
ini adalah 48 gram, kemudian diberikan etanol yang bertujuan untuk
mempermudah gerak bola-bola baja selama proses penggilingan. Setelah itu,
dilakukan proses penggilingan menggunakan HEM selama 5 jam dengan jeda
waktu 30 menit untuk pendinginan alat.
3.3.3 Proses Pengeringan
Setelah proses milling selesai, sampel dilepaskan dari HEM lalu tutup vial dibuka,
selanjutnya dilakukan proses pengeringan dengan memasukkan sampel kedalam
oven dengan suhu 100C selama 5 jam. Proses pengeringan bertujuan untuk
menguapkan etanol yang ada pada sampel. Setelah sampel kering kemudian
dikeluarkan dari vial lalu digerus menggunakan mortal dan pastel hingga sampel
tidak ada gumpalan lagi dan menjadi serbuk.
22
3.3.4 Sintering
Proses sintering dilakukan dengan menggunakan furnace. Sampel yang telah
dikeringkan lalu dihaluskan. Setelah sampel halus diletakkan pada krusibel,
kemudian dimasukkan ke dalam furnace. Proses sintering ini dilakukan dengan
kenaikan suhu 400⁰C per jam, kemudian ditahan pada suhu 1.200⁰C selama 5
jam, dan diakhiri dengan pendinginan melalui proses furnace cooling. Setelah
proses sintering selesai kemudian krusibel yang berisi sampel dikeluarkan lalu
digerus kembali menggunakan mortar dan pastel hingga tidak terdapat gumpalan,
kemudian dilakukan karakterisasi.
3.3.5 Karakterisasi XRD
Karakterisasi menggunakan XRD dilakukan untuk mengetahui struktur kristal
bahan. Langkah-langkah yang dilakukan dalam proses XRD adalah:
1. Menyiapkan sampel yang akan dianalisis, kemudian merekatkannya pada
kacadan memasang pada tempatnya berupa lempeng tipis berbentuk persegi
panjang (sampel holder) dengan lilin perekat.
2. Memasang sampel yang telah disimpan pada sampel holder kemudian
meletakkannya pada sampel stand dibagian goniometer.
3. Memasukkan parameter pengukuran pada software pengukuran melalui
komputer pengontrol, yaitu meliputi penentuan scanmode, penentuan rentan
sudut, kecepatan scan cuplikan, memberi nama cuplikan dan memberi nomor
urut file data.
23
4. Mengoperasikan alat difraktometer dengan perintah “start” pada menu
komputer, dimana sinar-X akan meradiasi sampel yang terpancar dari target
Cu dengan panjang gelombang 1,5406Å.
5. Melihat hasil difraksi pada komputer dan itensitas difraksi pada sudut 2θ
tertentu dapat dicetak oleh mesin printer.
6. Mengambil sampel setelah pengukuran cuplikan selesai.
7. Data yang terekam berupa sudut difraksi (2θ), besarnya intensitas (I), dan
waktu pencatatan perlangkah (t).
8. Setelah data diperoleh analisis kualitatif dengan menggunakan search
matchanalisys, kemudian data di-refinement dengan menggunakan software
GSAS.
3.3.6 Karakterisasi SEM-EDS
Karakterisasi SEM-EDS dilakukan untuk mengetahui mikrostruktur bahan.
Langkah-langkah dalam proses SEM-EDS adalah:
1. Memasukkan sampel yang akan dianalisa ke vacuum column, dimana udara
akan dipompa keluar untuk menciptakan kondisi vakum. Kondisi vakum ini
diperlukan agar tidak ada molekul gas yang dapat mengganggu jalannya
elektron selama proses berlangsung.
2. Elektron ditembakkan dan akan melewati berbagai lensa yang ada menuju ke
satu titik di sampel.
3. Sinar elektron tersebut akan dipantulkan ke detektor lalu ke amplifier untuk
memperkuat signal sebelum masuk ke komputer untuk menampilkan gambar
atau image yang diinginkan.
24
3.3.7 Karakterisasi VNA
Uji VNA digunakan untuk mengetahui daya serap material terhadap gelombang
elektromagnetik. Adapun langkah-langkah dalam uji VNA adalah:
1. Memasukan sampel ke dalam tempat berbahan akrilik berukuran ± 2,5 cm x
1,5 cm dengan tebal 2 mm.
2. Melakukan kalibrasi menggunakan metode TRL (Tranmission Reflection
Loss) terhadap sampel.
3. Meletakan material uji diantara probe S11 dan S12, S11 terukur sebagai
koefisien refleksi dan nilai S12 terukur sebagai koefisien transmisi sehingga
pada layar monitor dapat diketahui nilai frekuensi yang direfleksikan,
ditransmisikan, dan diabsorpsi oleh material uji.
4. Mendapatkan hasil pengujian.
25
3.4 Diagram Alir Penelitian
Proses penelitian secara keseluruhan ditunjukkan pada Gambar 3.1.
NiO, Ce2O3,Fe2O3
- Dilakukan perhitungan stoikiometri massa masing-masing bahan dasar.
- Ditimbang sesuai dengan perhitungan (Tabel 3.1)- Ketiga bahan yang telah ditimbang dimasukkan
kedalam vial.- Memasukkan bola baja sebanyak 12 buah kedalam
vial yang sudah terisi bahan.
--
- Dimillling dengan HEM selama 5 jam.- Dioven selama 5 jam dengan suhu 100°C.- Digerus.
- Disintering selama 5 jam dengan suhu1.200°C- Digerus.
- Dikarakterisasi menggunakan XRD, SEM-EDS,dan VNA.
Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian.
Sampel + 20 mlEtanol
SerbukNiCexFe(2-x)O4(sebelum sintering)
SerbukNiCexFe(2-x)O4(x=0,010; 0 ,015;0,020;0,025;0,030)
Data Uji
Kesimpulan
44
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh kesimpulan
sebagai berikut :
1. Hasil analisis XRD menunjukan bahwa substitusi cerium pada nikel ferit
dengan menggunakan metode reaksi padatan dan suhu sintering 1.200°C
menghasilkan fasa tunggal NiFe2O4 pada sampel dengan nilai x = 0,010;
0,015; 0,020; 0,025; dan 0,030.
2. Hasil XRD secara kuantitatif menunjukan bahwa terjadi penurunan parameter
sel fasa dan peningkatan densitas seiring dengan bertambahnya kadar Ce.
3. Hasil analisis SEM menunjukkan bentuk bulat yang hampir seragam yang
disebabkan NiFe2O4 yang menjadi fasa mayor pada semua sampel. Serta
hasil analisis EDS diperoleh unsur yang terbentuk adalah Ni, Fe, O, dan Ce.
Nilai Ce mengalami peningkatan seiring penambahan nilai x.
4. Material NiCexFe2-xO4 dengan substitusi nilai x=0,010; 0,015; 0,020; 0,025
dan 0,030 menghasilkan kemampuan penyerapan gelombang mikro yang
berbeda-beda pada rentang 9-12 GHz. Sampel dengan nilai x = 0,030
memiliki kemampuan terbaik dalam menyerap gelombang mikro, dengan
nilai RL -15,29 dB dengan serapan gelombang 97,05%.
5.2 Saran
Untuk penelitian selanjutnya disarankan agar dapat melakukan penelitian dengan
menggunakan logam tanah jarang lainnya seperti Gd atau Nd agar dapat
dihasilkan material yang memiliki kemampuan penyerapan yang lebih besar.
47
DAFTAR PUSTAKA
An, Y. J., K. Nishida, T. Yamamoto, S. Ueda, and T. Deguchi. 2008.
Characteristic Evaluations of Microwave Absorbers Using Dielectric and
Magnetic Composite Materials. Journal of Ceramic Processing Research.
Vol.9. Pp. 430–436.
Dixon, P. 2012. Theory and Application of RF/Microwave Absorbers. New
York: Emerson & Cuming Microwave Products.
I.N. Bazhukova, S.Yu Sokovnin, V.G. Ilves. A.V Myshkina, R.A. Vazirov,N.
Pizurova, V.V. Kasyanova. 2019 Luminescence and Optical Properties
of Cerium Oxide Nanoparticles. Optical Materials 92. Pp. 136-142.
Ismunandar. 2006. Padatan Oksida Logam: Struktur, Sintesis, dan Sifat Sifatnya.
Bandung: ITB.
Jarot R, Damisih, Ade U, Masmui dan Putri P. 2018. Sintesis dan Karakterisasi
Elektrolit Ce0,9Gd0,1-xNdxO1,90 untuk Aplikasi Sel Bahan Bakar Padatan
Suhu Sedang. Jurnal Sains Materi Indonesia. Vol.19. No. 2. Pp. 83-90.
Khorrami, S., F. Gharib, G. Mahmoudzadeh, S. Sadat Sepehr, S. Sadat Madani, N.
Naderfar, and S. Manie. 2011. Synthesis and Characterization of
Nanocrystalline Spinel Zinc Ferrite Prepared by Sol-Gel Auto-Combustion
Technique. International Journal of Nano Dimension. Vol. 1. Pp. 221–224.
Mufihatun, Siti Shofiah, dan Edi Suharyadi. 2015. Sintesis Nanopartikel Nickel
Ferrite ( NiFe2O4) dengan Metode Kopresipitasi dan Karakterisasi Sifat
Kemagnetanya. Jurnal Fisika Indonesia. No: 55, Vol.XIX.
Mashadi, Yunasfi dan Wisnu Ari Adi. 2016. Analisis Struktur Kristal Gugus
Fungsi NiFe2O4 Hasil Sintesis dengan Metode Sol Gel . Jurnal Sains
Materi Indonesia. Vol. 17. Pp. 131-135.
Ratmi H, Muljono, Sri W, dan Mujari. 2011. Mempelajari Pengaruh Logam
Tanah Jarang Lantanum (La) Pada Analisis Torium dengan Metode
Pendar Sinar X. Prosiding Seminar Penelitian dan Pengelolaan Perangkat
Nuklir. Yogyakarta: Badan Tenaga Nuklir Nasional.
Shinde, T.J., A.B. Gadkari, and P.N. Vasambekar. 2010. Effect of Nd3+
Substitution on Structural and Electrical Properties of Nanocrystalline
Zinc Ferrite. Journal of Magnetism and Magnetic Materials. Vol. 322.
Pp. 2777–2781.
Singh, P., V. K. Babbar, A. Razdan, S. L. Srivastava, and R. K. Puri.1999.
Complex Permeability Permittivity, and Microwave Absorption Studies
of Ca(CoTi)xFe12−2xO19 Hexaferrite Composites in X-Band
Microwave Frequencies. Materials Science and Engineering. Vol. 67. Pp.
132–138.
Sisodia, M. L. 2007. Microwaves: Introduction to Circuits, Devices and
Antennas. New Delhi: New Age International.
Srivastava, G. P., and Vijay L. G. 2006. Microwave Devices and Circuit
Design. New Delhi: PHI Learning.
Wahyuni, L. N., Widyastuti, dan R. Fajarin. 2016. Pengaruh Jumlah Lapisan
Terhadap Reflection Loss pada Komposit Barium Heksaferit/Polianilin
Sebagai RAM (Radar Absorbing Material). Jurnal Teknik ITS. Vol. 5. Pp.
130–134.
Yunasfi, Mashadi, dan A. Mulyawan. 2017. Bahan Absorber Gelombang Mikro
Ni(1,5-x)LaxFe1,5O4 dengan Metode Sol Gel. Jurnal Sains Materi
Indonesia. Vol. 19. Pp. 19-24.
Yunasfi, Nuridin A, dan Hendrawati. 2018. Karakterisasi Sifat Magnetik dan
Serapan Gelombang Mikro Ni(0,5-X)LaX Fe2,5 O4 Hasil Sintesis dengan
Metode Kropesipitasi. Jurnal Sains Materi Indonesia. Vol. 19. Pp. 119
174.
Yunasfi, Siti Nurfadilah, Mashadi dan Wisnu Ari Adi. 2018. Analisis dan
Karakterisasi ZnxFe(3-x)O4 Sebagai Penyerap Gelombang Mikro Pada
Peralatan Telekomunikasi. Jurnal Sains Materi Indonesia. Vol. 19. No.
2. Hal. 83-90.
Zapata, A., and Herrera. 2013. Effect of Zinc Concentration on the
Microstructure and Relaxation Frequency of Mn–Zn Ferrites Synthesized
by Solid State Reaction. Ceramics International. Vol. 39. Pp. 7853–
7860.
Zhang, Z., G. Yao, X. Zhang, J. Ma, and H. Lin. 2015. Synthesis and
Characterization of Nickel Ferrite Nanoparticles via Planetar Ball Milling
Assisted Solid-State Reaction. Ceramics International. Vol. 41. Pp.
4523–4530.