sifat mekanik komposit partikel cangkang kerang … filesifat mekanik komposit partikel cangkang...
TRANSCRIPT
i
SIFAT MEKANIK KOMPOSIT PARTIKEL CANGKANG KERANG
DARAH BERMATRIKS POLIESTER JUSTUS 108 MENGGUNAKAN
FRAKSI VOLUME 10%, 20% DAN 30%
SKRIPSI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat sarjana S-1 Teknik Mesin
Program Studi Teknik Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Disusun oleh
ARIEL TIRZA EDY SAPUTRA
NIM : 135214044
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
THE MECHANICAL PROPERTIES OF ANANDARA GRANOSA SHELLS
PARTICLES COMPOSITE POLYESTER MATRIX JUSTUS 108 USING
10%,20% AND 30% FRACTION VOLUME
FINAL PROJECT
As partial fulfillment of the requirement
to obtain the Sarjana Teknik degree in Mechanical Engineering
By
ARIEL TIRZA EDY SAPUTRA
Student Number : 135214044
MECHANICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM
MECHANICAL ENGINEERING DEPARTMENT
SCIENCE AND TECHNOLOGI FACULTY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Ariel Tirza Edy Saputra
NIM : 135214044
Program Studi :Teknik Mesin
Fakultas : Sains dan Teknologi
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah digunakan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan
tinggi, dan sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah tertulis atau diterbitkanoleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Yogyakarta, 8 Desember 2017
Ariel Tirza Edy Saputra
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN
AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata
Dharma :
Nama : Ariel Tirza Edy Saputra
Nomor Mahasiswa : 135214044
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul :
SIFAT MEKANIK KOMPOSIT PARTIKEL CANGKANG KERANG
DARAH BERMATRIKS POLIESTER JUSTUS 108 MENGGUNAKAN
FRAKSI VOLUME 10%, 20% DAN 30%
Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media yang lain, mengelolanya di internet atau media lain untuk
kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan
royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 8 Desember 2017
Yang menyatakan,
Ariel Tirza Edy Saputra
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
INTISARI
Cangkang kerang darah banyak terdapat di lingkungan sekitar dan belum
dimanfaaatkan dengan optimal. Penelitian ini mencoba membuat material
komposit poliester dengan reinforce cangkang kerang darah. Dari material yang
dibuat akan dicari kekuatan tarik dan tenaga patah guna mengatahui kekuatan
tarik dan tenaga patah dari komposit yang dibuat.
Cangkang kerang darah yang digunakan dibersihkan dan direndam dalam
NaOH 5% selama 2 jam dan dijemur di bawah sinar matahari hingga kering
sebelum ditumbuk menjadi ukuran 200 Mesh. Komposit yang dibuat memiliki
fraksi volume cangkang kerang darah sebesar 10%, 20% dan 30% menggunakan
poliester Justus108.
Dari hasil penelitian, tampak bahwa penambahan cangkang kerang darah
berefek pada turunnya kekuatan tarik spesimen awal (matriks) dari 38,44 MPa
menjadi sekitar 13,13 MPa. Penambahan fraksi volume tidak signifikan
menurunkan kekuatan tarik, dari 13,13 MPa untuk 10%, menjadi 12,04 MPa pada
20%, dan 12,04 MPa pada fraksi volume 30%. Nilai regangan juga mengalami
penurunan, tampak pada spesimen awal (matriks) dari 20,57% menjadi 5,04 %
pada fraksi volume 10%, 4,62% pada fraksi volume 20%, dan 3.1% pada fraksi
volume 30%. Pada uji impak tampak bahwa penambahan cangkang kerang
mengalami penurunan dari spesimen asli (matriks) sebesar 0,54 menurun pada
setiap penambahan fraksi volume menjadi 0,38 J pada 10%, 0,36 J pada 20% dan
0,27 J pada 30%.
Kata kunci: reinforce, poliester, Justus 108, partikel, cangkang kerang darah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
The shells of blood clams are all around us and have not been optimally
utilized. This research tried to make polyester composite material with reinforce
shells of blood shells. From the material made will be sought tensile strength,
strain, and force broken.
The shells of blood clams used be cleaned and immersed in 5% NaOH for 2
hours before they are made in 200 mesh. The composite made have a fraction of
the clamshell volume of 10%, 20% and 30% using a polyester Justus108.
From the results of the study, it appears that the addition of the shell of the
blood clam perefek on the drop of tensile strength of the initial specimen (matrix)
from 38.44 MPa to about 13.13 MPa. The addition of volume fraction did not
significantly decrease tensile strength, from 13,13 to 10%, to 12,04 MPa at 20%,
and 12,04 MPa at volume fraction 30%. The strain value also decreased, seen in
the initial specimen (matrix) from 20.57% to 5.04% at volume fraction 10%,
4.62% at volume fraction 20%, and 3.1% at 30% volume fraction. In the impact
test it appears that the addition of mussel shells decreased from the original
specimen (matrix) by 0.54 decrease in each addition of volume fraction to 0.38 J
at 10%, 0.36J at 20% and 0.27J at 30%.
Keywords: reinforce, polyester, volume fraction, particle, Justus 108.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nya sehingga penyusunan Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik
dan lancar.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat yang wajib untuk setiap mahasiswa
jurusan Teknik Mesin sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana S-1 pada
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian penelitian dan penyusunan
skripsi ini melibatkan banyak pihak. Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Sudi Mungkasi, S.Si., M.Math.Sc., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Ir. Petrus Kanisius Purwadi, M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Budi Setyahandana S.T., M.T selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir.
4. Doddy Purwadianta S.T., M.T selaku dosen pembimbing akademik.
5. Orang tua yang telah memberikan dukungan, baik secara materi maupun
spiritual.
6. Dirgo Laksono selaku om yang telah membantu dalam pembiayaan.
7. Terimakasih kepada keluarga yang memberi semangat secara moral dalam
perkuliahan dan pengerjaan tugas akhir.
8. Seluruh staf dan Dosen pengajar Jurusan Teknik Mesin Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah mendidik dan
memberikan ilmu pengetahuan yang membantu dalam penyusunan skripsi
ini.
9. Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Teknik Mesin dan semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
10. Teman-teman di rumah yang memberi semangat dalam pengerjaan tugas
akhir.
11. Terimakasih untuk kekasih Lela Mustikasari yang memberi dukungan dan
semangat.
12. Metadius David Revi Prakosa(Alm.), sebagai kenangan berkesan pada dunia
kuliah .
13. Teman-teman kontrakan yang memberi semangat dalam pelaksanaan
perkuliahan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian dan penyusunan Tugas Akhir
ini masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki, untuk itu kami mengharapkan
masukan, kritik, dan saran dari berbagai pihak untuk dapat menyempurnakannya.
Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat, baik bagi penulis maupun pembaca.
Terima kasih.
Yogyakarta, 4 Desember 2017
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
TITLE PAGE ......................................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN ................................................................................. v
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... vi
INTISARI ......................................................................................................... xii
ABSTRAK ....................................................................................................... viii
UCAPAN TERIMA KASIH .................................................................................. ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
BAB I
PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
1.1.Latar belakang .......................................................................................... 1
1.2.Perumusan masalah .................................................................................. 3
1.3.Tujuan Penelitian ..................................................................................... 3
1.4. Batasan masalah....................................................................................... 4
1.5. Manfaat Penelitian ................................................................................... 4
BAB II
DASAR TEORI ...................................................................................................... 5
2.1.Pengertian Komposit .............................................................................. 6
2.2.Jenis-Jenis Komposit ............................................................................... 8
2.2.1.Berdasarkan Bahan Matriks .................................................... 8
2.2.2.Berdasarkan Bahan Pengisi .................................................. 11
2.3.Partikel .................................................................................................... 13
2.4.Komposit Berpengisi Partikel ................................................................. 14
2.5.Metode Penyediaan Komposit ................................................................ 14
2.6.Bahan Penyusun Komposit ..................................................................... 20
2.6.1.Kerang Darah......................................................................... 20
2.6.2.Matriks ................................................................................... 21
2.6.3.Bahan Pengisi ........................................................................ 21
2.6.4.Bahan Tambahan ................................................................... 22
2.7.Fraksi Volume ........................................................................................ 23
2.8.Ukuran Makro Partikel dan Mikro Partikel ............................................ 23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
2.9.Pengujian ................................................................................................ 24
2.9.1.Pengujian Impak ..................................................................................24
2.9.1.Pengujian Tarik....................................................................................26
2.10.Tinjauan Pustaka ................................................................................... 30
BAB III
METODE PENIITIAN ......................................................................................... 31
3.1.Skema penelitian ..................................................................................... 31
3.2.Alat dan Bahan ....................................................................................... 32
3.2.1.Bahan Baku ...........................................................................32
3.2.2.Alat ........................................................................................33
3.3.Pembuatan Benda Uji ............................................................................. 40
3.4.Bentuk dan Ukuran Benda Uji ................................................................ 45
3.5.1.Benda Uji Impak.................................................................... 46
3.4.2.Benda Uji Tarik ..................................................................... 46
3.5.Metode Pengujian...................................................................................47
3.5.1.Uji Impak...............................................................................47
3.5.2.Uji Tarik................................................................................49
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................................... 52
4.1.Hasil Pengujian ....................................................................................... 52
4.2.Pengujian Benda Uji Impak ...................................................................52
4.2.1.Hasil Pengujian Benda Uji Impak Matriks .........................................53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
4.2.2.Hasil Pengujian Benda Uji Impak Komposit .....................................55
4.2.3.Hasil Rata-Rata Pengujian Benda Uji Impak ......................................61
4.2.4.Pembahasan Uji Impak Matriks dan Komposit ..................................63
4.3. Pengujian Benda Uji Tarik ...................................................................66
4.3.1.Hasil Pengujian Benda Uji Tarik Matriks ..........................................67
4.3.2.Hasil Pengujian Benda Uji Tarik Komposit .......................................70
4.3.3.Hasil Rata-Rata Pengujian Benda Uji Tarik .......................................77
4.3.4.Pembahasan Benda Uji Tarik .............................................................79
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................ 84
5.1.Kesimpulan ............................................................................................ 84
5.2.Saran ...................................................................................................... 85
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 86
LAMPIRAN .......................................................................................................... 87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 : Komposisi Kimia Serbuk Kulit Kerang ............................................... 21
Tabel 4.1 : Sifat Mekanik Matriks justus 108 ........................................................ 53
Tabel 4.2 : Sifat Mekanik Matriks justus 108 ........................................................ 54
Tabel 4.3 : Sifat Mekanik Komposit dengan Fraksi Volume Partikel 10% ........... 55
Tabel 4.4 : Sifat Mekanik Komposit dengan Fraksi Volume Partikel 10% .......... 56
Tabel 4.5 : Sifat Mekanik Komposit dengan Fraksi Volume Partikel 20% ........... 57
Tabel 4.6 : Sifat Mekanik Komposit dengan Fraksi Volume Partikel 20% ........... 58
Tabel 4.7 : Sifat Mekanik Komposit dengan Fraksi Volume Partikel 30% ........... 59
Tabel 4.8 : Sifat Mekanik Komposit dengan Fraksi Volume Partikel 30% .......... 60
Tabel 4.9 : Hasil Nilai Rata-Rata Pengujian Impak Matriks dan Komposit ........ 61
Tabel 4.10 : Sifat Mekanik Benda Uji Tarik Matriks Justus 108 ......................... 67
Tabel 4.11: Sifat Mekanik Benda Uji Tarik Matriks Justus 108 .......................... 68
Tabel 4.12: Sifat Mekanik Benda Uji Tarik Komposit dengan Fraksi Volume 10%
.......................................................................................................... 70
Tabel 4.13: Sifat Mekanik Benda Uji Tarik Komposit dengan Fraksi Volume 10%
.......................................................................................................... 70
Tabel 4.14: Sifat Mekanik Benda Uji Tarik Komposit dengan Fraksi Volume 20%
.......................................................................................................... 72
Tabel 4.15: Sifat Mekanik Benda Uji Tarik Komposit dengan Fraksi Volume 20%
.......................................................................................................... 73
Tabel 4.16: Sifat Mekanik Benda Uji Tarik Komposit dengan Fraksi Volume 30%
.......................................................................................................... 75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Tabel 4.17: Sifat Mekanik Benda Uji Tarik Komposit Dengan Fraksi Volume
30% .................................................................................................. 75
Tabel 4.18: Sifat Mekanik Benda Uji Tarik Komposit dengan Fraksi Volume
30%. .................................................................................................. 77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Skema komposit ................................................................................ 6
Gambar 2.2 : Diagram Ven Komposit .................................................................... 7
Gambar 2.3 :Contoh Komposit Termoplastik ........................................................ 9
Gambar 2.4 :Material Metal Komposit pada Pesawat Terbang ............................ 10
Gambar 2.5 : Kampas Rem pada Kereta .............................................................. 11
Gambar 2.6 :Jenis-Jenis Komposit Berdasar Pengisi ........................................... 13
Gambar 2.7 : Skema Compression Molding ......................................................... 15
Gambar 2.8 : Pultrusion Method .......................................................................... 16
Gambar 2.9 :Prepreg Method ............................................................................... 16
Gambar 2.10 : Way Lay-Up Method ...................................................................... 17
Gambar 2.11 : RTM Method ................................................................................. 18
Gambar 2.12 : Fillament Winding Process ........................................................... 19
Gambar 2.13 :Hand Lay-up Method ...................................................................... 19
Gambar 2.14 : Kerang Darah ................................................................................. 20
Gambar 2.15 :Charpy Method & Izod Method ...................................................... 25
Gambar 2.16 :Mesin Uji Impak ............................................................................. 26
Gambar 2.17 : Skema Uji Impak Charpy .............................................................. 26
Gambar 2.18 : Mesin Uji Tarik .............................................................................. 28
Gambar 2.19 : Diagram Tegangan dan Regangan ................................................. 29
Gambar 2.20 : Dimensi Benda Uji ASTM D638-02a ............................................ 29
Gambar 3.1 : Skema alur penelitian ....................................................................... 31
Gambar 3.2 : Partikel Cangkang kerang ............................................................... 32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
Gambar 3.3 : Katalis Trigonox ............................................................................. 33
Gambar 3.4 : Resin Justus 108 Bening Super ........................................................ 33
Gambar 3.5 : Cetakan Uji Tarik dan Uji Impak ..................................................... 34
Gambar 3.6 : Timbangan Digital .......................................................................... 34
Gambar 3.7 : Reslease Agent ................................................................................ 35
Gambar 3.8 : Gelas Ukur 500 ml ........................................................................... 35
Gambar 3.9 : Penumbuk dari Besi ......................................................................... 36
Gambar 3.10 : Ayakan 200 Mesh .......................................................................... 36
Gambar 3.11 : Ayakan 1036 Mesh ........................................................................ 37
Gambar 3.12 : Skrap ............................................................................................. 37
Gambar 3.13 : Sarung Tangan .............................................................................. 38
Gambar 3.14 : Kuas Cat ......................................................................................... 38
Gambar 3.15 : Gerinda ........................................................................................... 39
Gambar 3.16 : Suntikan ......................................................................................... 49
Gambar 3.17 : Pengaduk ........................................................................................ 40
Gambar 3.18 : Ukuran ASTM E23-07a ................................................................. 46
Gambar 3.19 : Ukuran ASTM D638-02a ............................................................... 47
Gambar 3.20 : Alat Uji Impak Charpy ................................................................... 48
Gambar 3.21 : Skema Uji Impak Charpy ............................................................... 48
Gambar 3.22 : Mesin Uji Tarik .............................................................................. 51
Gambar 4.1 : Grafik diagram tenaga patah justus 108 ........................................... 54
Gambar 4.2 : Grafik diagram harga keuletan justus 108 ...................................... 55
Gambar 4.3 : Grafik diagram Tenaga Patah Komposit dengan Fraksi Volume
Partikel 10% ...................................................................................... 56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
Gambar 4.4 : Grafik Diagram Harga Keuletan Komposit dengan Fraksi Volume
partikel 10% ...................................................................................... 57
Gambar 4.5 : Grafik Diagram Tenaga Patah Komposit dengan Fraksi Volume
partikel 20% ...................................................................................... 58
Gambar 4.6 : Grafik Diagram Harga Keuletan Komposit dengan Fraksi Volume
partikel 20% ..................................................................................... 59
Gambar 4.7 : Grafik Diagram Tenaga Patah Komposit dengan Fraksi Volume
partikel 30% ...................................................................................... 60
Gambar 4.8 : Grafik Diagram Harga Keuletan Komposit dengan Fraksi Volume
partikel 30% ...................................................................................... 61
Gambar 4.9 : Grafik Diagram Rata-Rata Tenaga Patah ......................................... 62
Gambar 4.10 : Grafik Diagram Rata-Rata Harga Keuletan ................................... 62
Gambar 4.11 : Spesimen Uji Impak Matriks ........................................................ 64
Gambar 4.12 : Patahan Uji Impak FVP 10% ........................................................ 65
Gambar 4.13 : Patahan Uji Impak FVP 20% ........................................................ 65
Gambar 4.14 : Patahan Uji Impak FVP 30% ......................................................... 66
Gambar 4.15 : Grafik Diagram Kekuatan Tarik Matriks Justus 108 ..................... 68
Gambar 4.16 : Grafik Diagram Regangan pada Matriks Justus 108 ..................... 69
Gambar 4.17 : Grafik Diagram Modulus Elastisitas pada Mmatriks Justus 108 ... 69
Gambar 4.18 : Grafik Diagram Kekuatan Tarik pada Komposit dengan Fraksi
Volume 10% ..................................................................................... 71
Gambar 4.19 : Grafik Diagram Regangan pada Komposit dengan Fraksi Volume
10% ................................................................................................... 71
Gambar 4.20 : Grafik Diagram Modulus Elastisitas pada Komposit dengan Fraksi
Volume 10% ..................................................................................... 72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
Gambar 4.21 : Grafik Diagram Kekuatan Tarik pada Komposit dengan Fraksi
Volume 20% ..................................................................................... 73
Gambar 4.22 : Grafik Diagram Regangan pada Komposit dengan Fraksi Volume
20% ................................................................................................... 74
Gambar 4.23 : Grafik Diagram Modulus Elastisitas pada Komposit dengan Fraksi
Volume 20% ..................................................................................... 74
Gambar 4.24 : Grafik Diagram Kekuatan Tarik pada Komposit dengan Fraksi
Volume 30% ..................................................................................... 76
Gambar 4.25 : Grafik Diagram Regangan pada Komposit dengan Fraksi Volume
30% ................................................................................................... 76
Gambar 4.26 : Grafik Diagram Modulus Elastisitas pada Komposit dengan Fraksi
Volume 30% ..................................................................................... 77
Gambar 4.27 : Grafik Diagram Perbandingan Kekuatan Tarik Komposit............. 78
Gambar 4.28 : Grafik Diagram Perbandingan Rata-Rata Regangan Komposit..... 78
Gambar 4.29 : Grafik Diagram Perbandingan Rata-Rata Modulus Elastisitas
Komposit ........................................................................................... 79
Gambar 4.30 : Patahan Spesimen Uji Tarik Matriks ............................................. 82
Gambar 4.31 : Patahan Spesimen Uji Tarik FVP 10% .......................................... 82
Gambar 4.32 : Patahan Spesimen Uji Tarik FVP 20% .......................................... 83
Gambar 4.33 : Patahan Spesimen Uji Tarik FVP 30% .......................................... 83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxi
DAFTAR SIMBOL
Simbol Keterangan Satuan
α Sudut Pendulum tanpa Benda Uji ᵒ
β Sudut Pendulum dengan Benda Uji ᵒ
Δl Pertambahan Panjang mm
ρ Massa Jenis g/cm3
Ε Modulus Elastisitas MPa
ε Regangan %
V Volume cm3
A0 Luas Penampang Awal mm
R Jari-Jari Lengan Pendulum mm
G Berat Pendulum Alat Uji Impak N
σ Tegangan MPa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxii
DAFTAR SINGKATAN
Singkatan Kepanjangan
FVP Fraksi Volume Partikel
NaOH Natrium Hisroksida
CaO Calsium Oksida
SiO2 Silikon Dioksida
MgO Magnrsium Oksida
Al2O3 Alumina
ASTM American Standart for Testing Materials
ANSI American National Standard Institute
ASME American Society of Mechanical Engineer
JIS JAPANESE INDUSTRIAL STANDARD
SNI STANDAR NASIONAL INDONESIA
DIN Deutsches Institut fur Normung
ISO International Standard Organitation
AWS Alliance for Water Stewardship
NEN Nederlands Norm
CMC Ceramik Matriks Composite
PMC Polimer Matriks Composite
MMC Metal Matriks Composite
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan berkembangnya teknologi, perkembangan material
komposit saat ini maju dengan pesat. Hal ini dikarenakan oleh faktor kebutuhan
akan material baru di berbagai bidang aplikasi yang tidak akan pernah berhenti.
Dengan komposit, kebutuhan tersebut mulai tepenuhi dan mulai timbul material-
material baru yang dapat menjadi trobosan di dunia teknologi. Sifat mekanis,
listrik, optik, density yang rendah, tahan terhadap korosi, sampai ketahanan
terhadap termal dapat diperoleh dari komposit.
Komposit juga dapat menekan biaya produksi sampai kemudahan proses
pembuatan maupun fabrikasi. Bahan dari komposit biasanya dicampurkan dengan
bahan atau material lain guna memperoleh sifat yang diinginkan. Keuntungan
yang lain yang diperoleh dari komposit yaitu material ini dapat menjadi multiguna
sehingga dapat digunakan dalam waktu yang bersamaan.
Komposit memiliki perekat atau matriks yang disebut epoksi dan poliester
tidak itu saja kandungan didalamnya juga terdapat katalis atau hardener dengan
kata lain katalis adalah pengeras bahan untuk mempercepat pengerasan pada
komposit. Resin dan katalis dicampur secara in situ, dengan kata lain dicampur
dalam satu wadah dan terjadi proses pengerasan atau polimerisasi. Resin poliester
dipilih karena memiliki kualitas yang baik yang memiliki daya tahan yang bagus
dan merupakan pelapis korosi.
Telah banyak dilakukan penelitian untuk meningkatkan kualitas polimer
antara lain adalah dengan menggunakan serat atau pengisi alam dengan
mencampurkannya dalam poliester guna menaikkan sifat mekaniknya. Bahan-
bahan yang ada di lingkungan sekitar juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan
penguat dari komposit itu sendiri seperti cangkang kerang. Dengan memanfaatkan
limbah itu sendiri selain kita mengurangi limbah yang berada di lingkungan, kita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
2
juga menghemat biaya operasional dan mendapatkan nilai tambah tersendiri.
Adapula penelitian sebelumnya menggunaan serat pohon pinang, serat kelapa,
arang kayu, serat bambu, sekam padi yang digunakan sebagai pengisi dalam
komposit.
Alam di Indonesia begitu kaya akan sumber dayanya baik dari darat
maupun lautan. Laut menyediakan banyak material yang dapat digunakan sebagai
bahan pengisi komposit, contohya adalah cangkang kerang. Beberapa penelitian
yang telah dilakukan menggunakan beragam jenis cangkang kerang seperti kerang
simping yang digunakan untuk bangunan, kerang hijau yang digunakan sebagai
bioindikator, dan kerang darah yang di gunakan sebagai bahan baku pembuatan
beton polimer.
Kerang laut merupakan salah satu hasil komoditi laut favorit, namun
sebagian besar pemanfaatannya masih terbatas pada daging kerang untuk
dikonsumsi. Adapun salah satu jenis kerang yang sangat diminati sebagai
konsumsi masyarakat adalah kerang darah (Anadara granosa). Hasil panen
kerang per hektar untuk tiap tahunnya bisa mencapai 200-300 ton kerang utuh
yang menghasilkan daging kerang 60-100 ton (Siregar, S.M., 2015)(as cited in
Tantra, 2015). Sisanya yaitu kulit kerang hanya dimanfaatkan sebagai kerajinan
tangan atau seni dekoratif, juga sebagai campuran makanan ternak guna
memenuhi kadar kalsium (Nadjib, M., 2008) (as cited in Tantra, 2015). Oleh
sebab itu, keberadaan limbah kulit kerang semakin lama semakin banyak dan
menganggu. Jika limbah dibuang terus menerus tanpa adanya pengolahan yang
tepat dapat menimbulkan gangguan keseimbangan, dengan demikian
menyebabkan lingkungan tidak berfungsi seperti semula dalam arti kesehatan,
kesejahteraan, dan keselamatan hayati (Kusuma, E.W., 2012) (as cited in Tantra,
2015).
Cangkang kerang darah umumnya memiliki sifat lebih keras dari pada
matrik itu sendiri, sehingga di harapkan dapat meningkatkan kekuatan pada uji
impak. Penelitian ini menggunakan komposit berpengisi partikel cangkang kerang
darah yang diharapkan dapat menaikka sifat mekanis komposit partikel cangkang
kerang darah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
3
Oleh sebab itu penelitian ini mencoba memaksimalkan keberadaan kerang
jenis ini untuk menjadi bahan pengisi komposit poliester. Alasan kerang ini dipilih
sebagai bahan pengisi karena selain cangkangnya yang relatif keras dan kuat,
cangkang kerang darah mengandung MgO 22,28% dan CaO sebesar 66,70% yang
cocok untuk meningkatkan sifat mekanik dari komposit.
Penelitian tentang penggunaan epoksi sebagai matriks telah dilakukan
oleh salah satu mahasiswa di Universitas Sumatra Utara (USU). Pada penelitian
tersebut digunakan cangkang kerang darah dengan variasi komposisi dengan
menambahkan cangkang kerang sebagai penguat agar komposit yang dihasilkan
lebih keras dan tidak terlalu lentur.
Kajian yang akan dilakukan secar umum bertujuan untuk memperbaiki
sifat mekanis dari komposit poliester khususnya untuk meningkatkan kekuatan
bentur dan tarikan dari komposit.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang pada penelitian ini maka dapat dikemukakan
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Berapakah nilai uji tarik komposit berpenguat cangkang kerang darah ?
2. Seberapa besar prosentase partikel cangkang kerang darah untuk mendapat
nilai uji tarik terbesar?
3. Seberapa besar prosentase partikel cangkang kerang darah untuk
mendapatkan kekuatan impak yang besar?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Untuk mengetahui nilai kekuatan tarik, regangan, dan modulus elastisitas
terbesar pada komposit partikel cangkang kerang dengan fraksi volume 10%,
20% dan 30%
2. Untuk mengetahui nilai tenaga patah dan harga keuletan terbesar pada
komposit partikel cangkang kerang dengan fraksi volume 10%, 20% dan 30%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
4
3. Membandingkan nilai uji tarik matrik dengan komposit dengan fraksi volume
10%, 20% dan 30%.
4. Mebandingkan nilai tenaga patah dan harga keuletan matrik dengan komposit
dengan fraksi volume 10%, 20%, dan 30%.
1.4 Batasan Masalah
Pada kasus ini penulis membatasi masalah pada:
1. Pengujian yang dilakukan pada komposit adalah mencari nilai tarik dan
kekuatan impak.
2. Bahan penguat komposit adalah partikel cangkang kerang darah dengan
ukuran 200 Mesh.
3. Penelitian ini menggunakan fraksi volume sebanyak 10%, 20%, dan 30%.
4. Matrik yang digunakan sebagai bahan pengikat adalah polyester dengan
merek dagang Justus 108.
1.5 Mafaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan:
1. Meningkatkan kekuatan material.
2. Menjadi salah satu alternatif cara untuk mengurangi limbah kulit kerang
darah.
3. Menambah informasi dunia industri tentang pemanfaatan kulit kerang darah.
4. Menambah informasi khususnya dalam bidang penelitian komposit tentang
pengaruh komposisi partikel kulit kerang darah dan polyester dengan
penambahan katalis terhadap kekuatan mekanis komposit sehingga diketahui
komposisi yang sesuai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
5
BAB II
DASAR TEORI
2.1. Pengertian Komposit dan Kelebihannya
Komposit adalah bahan rekayasa teknik yang menggabungkan dua bahan
atau lebih dengan tujuan memperkuat bahan dari sifat asli yang dimiliki. Kedua
bahan tersebut umumnya memiliki sifat fisis ataupun mekanis yang berbeda. Pada
Gambar 2.1 menjelaskan bahwa umumnya komposit paling sedikit memiliki dua
fase pembentuk yaitu fase pengikat yang disebut matriks. Matrik pada umumnya
memiliki kekuatan dan kekakuan yang lebih rendan tetapi elastis. Fase kedua ialah
fase penguat yang disebut reinsforcement yang memiliki fungsi untuk
memperkuat komposit secara keseluruhan. Fase penguat yang memiliki sifat lebih
kaku serta lebih kuat. Melalui pencampuran kedua bahan tersebut makan akan
menghasilkan komposit yang memiliki karakteristik yang diinginkan oleh
pembuatnya.
Gambar 2.1 Skema komposit
Menurut Tantra (2015), komposit adalah salah satu rekayasa material yang
sangat canggih dan cepat berkembang pada zaman yang modern ini. Komposit
terdiri dari dua bahan yang terdiri dari matriks dan penguat atau pengisi. Matriks
memberikan komposit tapilan bentuk permukaan dan daya tahan aus terhadap
korosi
Sedangkan zat penguat atau pengisi memberikan kekuatan dan kekakuan
makroskopik dan kekuatan dari dalam komposit. Namun sebelum zat pengisi
menjadi zat penguat, zat pengisi harus saling berkaitan kuat dengan matriks. Van
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
6
Vlack (1994) menjelaskan bahwa bahan penguat mengalami penaggungan beban
paling besar, oleh karena itu modulus elastisitas bahan penguat harus lebih baik
dari pada bahan matriksnya. Selain itu ikatan antara matriks dan penguat harus
kritis dan mengikat, karena apabila pembebanan terjadi matriks dapat meneruskan
ke serat penguat.
Komposit akan menjadi rapuh jika penguat dan matriks tidak saling terikat
kuat. Adanya kekosongan dalam inti komposit dan bahan penguat akan menjadi
pengganggu karena hanya menempel tanpa ada ikatan jika komposit menerima
gaya, karena gaya hanya dirasakan oleh matriks yang lemah tanpa bisa di teruskan
ke zat pengisi.
Beberapa sifat yang dapat dikembangkan dengan membentuk bahan
komposit yaitu: kekuatan (strength), kekakuan (stiffnes), tahan korosi (corrosion
resistance), tahan aus (wear resistance), perioda lelah (fatigue life), berat, sifat
ketergantungan suhu (temperature-dependent behavior), insulasi termal,
konduktivitas termal, insulasi akustik.
Berdasarkan diagram Venn pada Gambar 2.2, matrik dari komposit dapat
berupa logam, keramik, atau polimer. Sesuai dengan matriknya, maka dikenal
Metal Matrix Composites (MMC), Ceramic Matrix Composites (CMC), dan
Polimer Matrix Composites. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan
tersendiri. Wijayanti (2012) memaparkan bahwa MMC memiliki ketangguhan
serta konduktivitas listrik dan panas yang baik, tetapi memiliki bobot yang berat.
Kelebihan dari CMC yaitu temperatur penggunaan yang tinggi serta densitas
yaang rendah namun memiliki nilai getas yang tinggi. Sedangkan PMC memiliki
bobot yang relatif ringan, murah, serta proses fabrikasi dan pembentukan yang
mudah namun memiliki konduktifitas listrik yang rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
7
Gambar 2.2 : Diagram Venn komposit
Komposit berbeda dengan padauan, menurut Van Vlack (1994) paduan
ialah penggabungan dau bahan atau lebih dimana terjadi adanya proses peleburan
terhadap pahan-bahn yang akah dipadukan. Sedangkan komposit adalah
kombinasi dua bahan atau lebih
Tantra (2015) juga memaparkan secara umum tidak semua sifat-sifat di
atas dikembangkan dalam waktu yang bersamaan karena dikhawatirkan malah
akan jadi pengganggu sifat material itu sendiri misalnya insulasi termal dan
konduktivitas termal. Tujuan pembentukan bahan komposit itu sendiri yaitu untuk
membentuk suatu bahan baru yang miliki sifat khusus untuk keperlian tertentu
pula.
Komposit juga memiliki kelebihan tersendiri dibanding material lainnya:
a. Mempunyai ketahanan terhadap degradasi lingkungan dan korosi yang
baik
b. Mempunyai nilai kekuatan dan kekerasan yang cukup tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
8
c. Mudah diproses sesuai dengan kebutuhan produk, misalnya diproses
membuat profil aerodinamis.
d. Mempunyai resistansi yang lebih besar terhadap kerusakan
e. Komposit lebih stabil dengan konduktivitas termal yang relatif rendah
f. Pembuatan atau perakitan terbilang sederhana dan mudah, sehingga dapat
menghemat biaya.
2.2 Jenis-Jenis Komposit
2.2.1 Berdasarkan Bahan Matrik
Berdasarkan bahan matriksnya, komposit dapat dibagi menjadi tipe-tipe
yaitu sebagai berikut:
a. Komposit Matriks Polimer(PMC) merupakan bahan yang ideal karena
mereka dapat diproses dengan mudah, memiliki sifat mekanik yang
ringan dan sesuai dengan yang diinginkan. Komposit jenis polimer ini
dibagi menjadi dua bagian yaitu:
1. Polimer Termoset
Polimer termoset adalah bahan matrik yang dapat menerima suhu
tinggi atau tidak berubah karena panas. Contohnya: Polymid, Polymid
Amid dan Polydifenileter. Adapun beberapa sifat dari resin polyester
tak jenuh ini adalah (Surdia, & Saito, 1985)
a. Viskositas relatif rendah.
b. Mengeras pada suhu kamar dengan penggunaan katalis tanpa
menghasilkan gas sewaktu pengesetan (maka tidak perlu diberi
tekanan untuk pencetakan).
c. Resinnya kaku dan rapuh.
d. Suhu deformasi termalnya lebih rendah dari pada resin termoset
lainnya.
e. Ketahanan panas jangka panjangnya kira-kira 110 – 1400C.
f. Kuat terhadap asam, tetapi lemah terhadap alkali.
g. Tahan terhadap cuaca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
9
h. Tahan terhadap kelembaban dan sinar ultraviolet.
2. Polimer Termoplastik
Polimer termoplastik merupakan polimer yang memiliki sifat yang
tidak tahan terhadap suhu panas (Haryanto, 2010). Jika polimer
termoplastik dipanaskan makan polimer tersebut akan menjadi lunak
dan mengeras ketika didinginkan. Proses seperti itu dapat terjadi
berulang kali, sehingga polimer termoplastik dapat dibentuk ulang
dengan menggunakan cetakan yang berbeda untuk mendapatkan
produk polimer yang baru (Haryanto, 2010).
Polimer yang termasuk polimer termoplastik adalah jenis polimer
plastik yang tidak memiliki ikatan silang antara rantai polimernya,
melainkan dengan struktur molekul linear atau bercabang (Haryanto,
2010). Ada bahan matrik jenis polimer termoplastik yang tidak dapat
menerima suhu tinggi atau akan berubah karena panas, seperti Poly-
Ether-Ether-Ketone (PEEK), Poly-Ether-Imide (PEI), Nilon, dll. Pada
Gambar 2.3 dapat dilihat pengaplikasian polimer termoplastik pada
dunia perpipaan.
Gambar 2.3 Contoh Komposit Termoplastik
(https://hyenia.wordpress.com/2012/05/03/139/)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
10
b. Kompoit Matriks Logam atau yang dikenal dengan MCC. Komposit
jenis ini tidak secar luas dipakai dilapangan dibandingkan dengan
komposit polimer. Kelebihan dari komposit ini adalah memiliki
kekuatan tinggi, ketangguhan retah dan kekakuan yang bagus. Selain itu
komposit ini juga dapat menahan suhu tinggi dalam lingkungan korosif,
dapat dilihat pada Gambar 2.4 pengaplikasian pada pesawat terbang
yang rentan terkena korosi.
Gambar 2.4 Material Metal Komposit pada Pesawat Terbang
(http://hmptp.stta.ac.id/2016/02/bahayakah-bahan-komposite-pada-
pesawat.html)
c. Komposit Matriks Keramik atau CMC komposit ini dapat diGambarkan
sebagai bahan padat yang memiliki ikatan ion yang sangat kuat.
Komposit jenis ini memiliki titik leleh yang tinggi, ketahanan terhadap
korosi yang baik, stabilitas pada temperatur tinggi, dan kekuatan tekan
bahan cukup tinggi, sesuai untuk pengaplikasian pada kampas rem yang
terlihat pada Gambar 2.5. Namun keramik memiliki sifat yang
cenderung rapuh sehingga untuk pengisian pada komposit matriks
keramik cenderung susah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
11
Gambar 2.5 Kampas Rem Pada Kereta
(http://www.lppm.itb.ac.id/research/?p=1603)
2.2.2 Berdasarkan Bahan Pengisi
Berdasarkan bahan pengisi yang digunakan, komposit dapat dibedakan
menjadi lima jenis yaitu sebagai berikut :
a. Fiber Reinforcement Composite (Komposit Serat)
Serat adalah salah satu bahan pengisi yang paling sering digunakan,
karena sebagai bahan pengisi, serat sangat mempengaruhi dan
meningkatkan kekuatan dari kompositnya. Fiber yang biasa
digunakan bisa berupa glass fiber, carbon fiber,aramid fiber dan
sebagainya.
Penyusunan serat pada komposit memiliki beberapa
metode. Perbedaan cara menyusun serat juga memberi penagruh
terhadap kekuatan komposit khususnya pada kekuatan uji tarik dan
harga keuletannya. Berikut adalah Gambar metode penyusunan
serat:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
12
b. Laminar Reinforcement Composite (Komposit Laminat)
Merupakan jenis kompsoit yang terdiri dari dua lapisan atau lebih
yang digabung menjadi satu dan setiap lapisnya memiliki
karakteristik sifat tersendiri
c. Filled Reinforcement Composites (Komposit Berpengisi)
Komposit ini merupakan hasil dari penambahan bahan filer pada
matriks untuk menggantikan sebagian dari matriks, dapat
meningkatkan atau mengubah sifat-sifat komposit. Para pengisi
juga meningkatkan kekuatan dan mengurangi berat bahan,
kemudian produk secara kontinu diisi dengan bahan kedua
d. Particular Reinforcement Composite (Komposit Partikel)
Komposit yang menggunakan partikel-partikel atau serbuk sebagai
bahan pengisi yang berserakan di dalam keseluruhan seluruh
matriks, disebut komposit partikel. Pengisi dengan bentuk
segiempat, segitiga ataupun bulat dengan dimensi di semua sisi
yang hampir sama adalah termasuk pengisi untuk komposit ini.
e. Flake Reinforcement Composite (Komposit Serpihan)
Komposit serpihan ini biasa digunakan sebagai pengganti komposit
serat karena biaya produksinya yang lebih murah dibandingkan
dengan komposit serta, namun hasil akhir dari komposit serpihan
cenderung kurang bagus dari segi control ukuran dan bentuk.
Selain itu sering terjadi cacat pada produk akhir komposit jenis ini,
misalnya retak atau permukaan yang tidak rata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
13
Gambar 2.6 menunjukkan jenis-jenis komposit berdasarkan pengisinya
Gambar 2.6 jenis- jenis komposit berdasar pengisi
2.3 Partikel
Ukuran partikel yang digunakan sangatlah bervariasi dari skala mikroskopis
sampai skala makroskopis. Distribusi partikel didalam matrik komposit tersusun
secara random, sehingga komposit yang dihasilkan mempunyai sifat isotrope.
Keberadaan partikel pada matrik, akan menjadikan matrik menjadi lebih keras dan
menghambat gerakan dislokasi yang akan timbul.
Dalam pembuatan komposit partikel ada tiga jenis partikel yang dapat
digunakan yaitu partikel logam, partikel non-logam, dan partikel keramik.
Penggunaan partikel dalam komposit dapat berupa bahan organik atau
nonorganik. Ada beberapa kemungkinan kombinasi yang dapat dilakukan yaitu :
a. Nonmetallic in nonmetallic composites
Pada jenis ini partikel dan matrik yang digunakan berasal dari bahan
baku logam. Contohnya beton, beton ini tersusun dari pasir, kerikil,
semen, dan air yang dicampurkan sesuai dengan takaranannya yang
setelah itu bereaksi secara kimia lalu hasilnya mengeras setelah kering.
b. Metallic in nonmetallic composites
Komposit ini tersusun oleh partikel logam. Contoh bahan ini adalah
serbuk logam yang dicampurkan dengan resin thermoset, komposit ini
sangat kuat dan keras dan memiliki kemampuan menahan panas yang
baik. Karena itu bahan ini banyak digunakan dalam bidang elektrik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
14
c. Metallic in metallic composites
Jenis ini masih sangat jarang dipergunakan, namun hasil yang
diharapkan dari paduan ini adalah adanya keunggulan-keunggulan
tertentu.
d. Nonmetallic in metallic composites
Pada jenis ini partikel non-logam seperti keramik dimasukan kedalam
matrik logam. Kemudian dari campuran ini biasanya menghasilkan
carmet. Carmet sangatlah berguna untuk alat potong yang tahan terhadap
temperatur yang cukup tinggi.
2.4 Komposit Berpengisi Partikel
Komposit merupakan material yang mampu menggantikan logam, khusunya
pada aplikasi penggunaan material dengan berat yang rendah. Komposit partikel
merupakan suatu bahan yang terbentuk dari partikel-partikel yang tersebar
didalam matrik pengikat. Komposit partikel dapat dirancang untuk mendapatkan
sifat mekanik yang baik. Sifat mekanis yang biasanya ingin didapatkan adalah
tahan aus, ulet, tidak mudah pecah, tahan panas, gaya gesek yang baik, density
rendah, dan lainnya. Komposit partikel dibuat dari partikel matrik logam maupun
non-logam atau bisa juga dari kombinasi dan keduanya.
2.5 Metode Penyediaan Komposit
Material komposit dapat diproduksi dengan berbagai macam metode
pabrikasi. Metode-metode penyediaan komposit ini disesuaikan dengan jenis
matriks penyusun komposit dan bentuk material komposit yang diinginkann
sesuai aplikasi selanjutnya. Menurut Tantra (2015), ada dua metode penyediaan
komposit yaitu close molding dan open molding.
1. Close Molding Process (Pencetakan Tertutup)
Beberapa jenis metode pabrikasi komposit dengan metode pencetakan
tertutup antara lain :
a. Compression Molding
Metode ini menggunakan cetakan yang ditekan pada tekanan tinggi
sampai mencapai 1000 psi, diawali dengan mengalirkan resin dan zat
pengisi dengan viskositas tinggi ke dalam cetakan, kemudian mold ditutup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
15
dan dilakukan penekanan terhadap material komposit tersebut, sehingga
mengakibatkan mengerasnya material komposit secara permanen
mengikuti bentuk cetakan, dapat dilihat pada Gambar 2.7 skema
pencetakan compression molding.
Gambar 2.7 skema Compression Molding
(http://www.substech.com/dokuwiki/doku.php?id=closed_mold_fabricatio
n_of_polymer_matrix_composites)
b. Pultrusion
Pada metode ini, pembentukan material komposit yang
menggabungkan antara resin dan dan fiber berlangsung secara kontinyu.
Proses pultrusi digunakan pada pabrikasi komposit yang berprofil
penampang lintang tetap. Pengisi yang digunakan diletakkan pada tempat
yang khusus dengan menggunakan performing shapers dan guiders untuk
membentuk karakteristiknya dan proses penguatan komposit dilakukan
melalui resin bath atau wet out yaitu tempat di mana material diselubungi
dengan cairan resin. Adanya panas akan mengaktifkan sistem curing
sehingga akan mengubah fasa resin menjadi padat, dapat dilihat pada
Gambar 2.8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
16
Gambar 2.8 Pultrusion Method
(http://www.substech.com/dokuwiki/doku.php?id=pultrusion)
c. Prepreg
Metode ini merupakan metode advance dalam pembuatan komposit,
dengan adanya pemanasan cetakan yang telah berisi komposit dimasukkan
ke autoclave. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan gaya tekan dari luar.
Teknik menggunakan prepreg-vacuum bag-autoclave banyak
dimanfaatkan untuk pembuatan peralatan pesawat terbang dan peralatan
militer. Prosesnya dapat dilihat pada Gambar 2.9
Gambar 2.9 Prereg Method
(http://www.hexion.com/epoxyphenoliccomposites/automotive/liquid_com
pression molding/)
d. Wet Lay-Up
Pada metode ini, pengisi digabungkan dengan menggunakan tangan
seperti pada metode hand lay-up untuk kemudian ditaruh ke dalam cetakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
17
vacuum bag untuk mempercepat proses laminasi dan menghilangkan udara
yang terperangkap yang dapat menimbulkan adanya void dalam produk
komposit yang dicetak, dapat dilihat pada Gambar 2.10.
Gambar 2.10 Way Lay-up Method
http://www.designinsite.dk/htmsider/pb0102.htm
e. Resin Trade Molding (RTM)
Pada proses ini, resin ditransfer atau diinjeksikan ke dalam suatu
tempat yang sebelumnya telah diisi dengan reinforcement yang diletakkan
diantara dua permukaan cetakan yang terdiri dari dua bagian yang satu
disebut female dan yang lainnya disebut male. Pasangan cetakan tersebut
lalu ditutup, diberi klem, kemudian resin berviskositas rendah diinjeksikan
pada tekanan 50-100psi ke dalam lubang cetakan melalui port injeksi.
Resin diinjeksikan sampai memenuhi seluruh rongga cetakan hingga
meresap dan membasahi seluruh material pengisi. Prosesnya dapat dilihat
pada Gambar 2.11.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
18
Gambar 2.11 RTM Method
(Sumber: https://www.britannica.com/science/plastic)
2. Open Molding Process (Pencetakan Terbuka)
Beberapa metode penyediaan komposit dengan pencetakan terbuka
antara lain:
a. Filament Winding Process
Proses ini memanfaatkan sistem gulungan benang pada sebuah sumbu
putar. Serat komposit dibuat dalam bentuk benang digulung pada sebuah
mandril yang dibentuk sesuai dengan bentuk rancangan benda teknik,
misalnya berbentuk tabung, kemudian resin yang berfungsi sebagai
matriks dituangkan bersamaan dengan proses penggulungan pengisi
tersebut, sehingga keduanya merekat dan saling mengikat antara satu
lapisan gulungan dengan gulungan berikutnya, sampai membentuk benda
teknik yang direncanakan. Peosesnya dapat dilihat pada Gambar 2.12.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
19
Gambar 2.12 Fillament Winding Process
http://www.nuplex.com/composites/processes/filament-winding
b. Hand Lay-Up Process
Proses ini dilakukan pada suhu ruangan, pengisi ditata sedemikian
rupa mengikuti bentuk cetakan atau mandril, kemudian resin dituangkan
sebagai pengikat antar pengisi sehingga ukuran dan bentuk komposit
menjadi sesuai dengan yang telah ditentukan sebelumnya, dapat dilihat
pada Gambar 2.13.
Gambar 2.13 Hand Lay-up method
http://www.moldedfiberglass.com/processes/open-molding-process
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
20
2.6 Bahan Penyusun Komposit
2.6.1 Kerang Darah
Pada percobaan ini digunakan cangkang kerang darah yang memiliki nama
latin anadara granosa, dapat dilihat pada Gambar 2.14. Kerang jenis ini biasa
dikonsumsi oleh manusia dan cangkangnya yang keras serta tak terpakai menjadi
salah satu limbah. Penguraiannya pun terbilang susah karena merupakan sampah
basah.
Gambar 2.14 Kerang darah
Menurut hasil laboratorium, cangkang kerang memiliki kandungan calsium
(Ca) sebesar 30% sampai 40%, Phospor (P) sebesar 1%, protein sebesar 3%
sampai 9% , lemak mencapai 2%, dan kandungan glikogen 1%-7%, dapat dilihat
pada tabel 2.1.
Pertumbuhan kerang ini tidak lagi terkontrol karena tidak adanya pemangsa
bagi kerang ini sehingga menyebabkan kerang ini menjadi parsit bagi tumbuhan
bakau dan manusia.
Komponen Kimia Komposisi (%)
CaO 66,70
SiO2 7,88
Fe2O3 0,03
MgO 22,28
Al2O3 1,25
Tabel 2.1 Komposisi Kimia Serbuk Kulit Kerang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
21
2.6.2 Matriks
Matriks adalah fasa cair yang terdapat pada pembuatan komposit, dimana
bahan pengisi akan tersebar di dalamnya. Fasa ini berfungsi sebagai pelekat untuk
bahan pengisi yang terbenam di dalamnya, untuk mendapatkan suatu ikatan yang
baik antar fasa, maka diperlukan proses pembasahan yang sempurna . Matriks
juga adalah fasa yang dominan yang terdapat di dalam komposit, berikut adalah
peranan matriks secara umum:
1. Sebagai pemindah atau penyalur tegangan yang diberikan ketika proses
pembuatan komposit kepada bahan pengisi.
2. Sebagai penjaga kestabilan setelah proses manufaktur.
3. Sebagai pelindung, agar bahan pengisi tidak mengalami kerusakan akibat
faktor lingkungan seperti kelembapan atau panas.
4. Sebagai pengikat bahan pengisi, sehingga dihasilkan ikatan antar
permukaan yang kuat.
2.6.3 Bahan Pengisi (Reinforcement)
Bahan pengisi adalah penanggung beban utama pada komposit. Bahan
pengisi ini biasanya ditambahkan ke dalam matriks untuk meningkatkan sifat
mekanik dari komposit misalnya kekuatan atau kekakuan komposit. Berikut
adalah beberapa sifat yang dapat diperoleh dengan penambahan bahan pengisi :
a. Peningkatan sifat fisik
b. Penyerapan kelembapan yang rendah
c. Sifat pembasahan yang baik
d. Biaya yang rendah
e. Ketahanan terhadap api yang baik
f. Ketahanan terhadap bahan kimia yang baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
22
2.6.4 Bahan Tambahan
Bahan tambahan pada pembuatan komposit ada berbagai macam, yaitu:
1. Katalis
Katalis adalah bahan pemicu atau inititor yang berfungsi
mempercepat reaksi pengeringan pada temperatur ruang. Kelebihan dari
katalis sendiri adalah menimbulkan panas saat proses pengeringan
namun apabila pencampuran katalis kedalam resin terlalu banyak atau
tidak sesuai dengan takaran hal ini dapat merusak produk yang dibuat.
Karena pencampuran katalis dan resin dapat menimbulkan reaksi
berupa panas, maka dari itu sebagai campuran untuk katalis
menggunakan perbandingan 0,25% - 0,5% dari volume total.
2. Release agent
Release agent adalah bahan tambahan yang berfungsi sebagai alat
untuk mempermudah melepas komposit saat sudah kering. Untuk
menghindari lengketnya produk pada proses pencetakan benda uji maka
cetakan dilapisi dengan release agent sebelumnya. Release agent yang
dapat digunakan ada banyak dan yang biasa digunakan seperti waxes
(semir), mirror glass, oli dan sebagainya.
3. Pewarna
Pigmen atau pasta pewarna hanya dipergunakan pada akhir
proses, apabila pigmen atau pasta pewarna ini harus dipakai pada saat
produk ini dapat diproduksi. Maka harus dipergunakan bahan yang
sesuai, karena bahan pigmen ini dapat mempengaruhi proses
pengeringan resin. Dalam pelapisan akhir (gelcoating) perbandingan
pigmen atau pasta pewarna yang digunakan sekita 10% sampai 15%
dari berat resin yang dipergunakan .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
23
2.7 Fraksi Volume
Fraksi volume (%) adalah aturan perbandingan untuk pencampuran volume
serat/partikel dan volume matrik bahan pembentuk komposit terhadap volume
total komposit. Penggunaan istilah fraksi volume mengacu pada jumlah
prosentase (%) volume bahan penguat atau reinforcement yang kita gunakan
dalam proses pembuatan komposit.
Misalnya :
Vresin = % reinforcing
Vmatriks = % matriks
Vkatalis = % Katalis
Maka:
Vresin + Vmatriks + Vkatalis = Vkomposit
Jadi:
Vcetakan = p x l x t 2.1
Vresin uji = Resin yang dibutuhkan (%) × Vkomposit 2.2
Vpartikel = Partikel yang dibutuhkan (%) × Vkomposit 2.3
Mpartikel = ρ partikel × Vpartikel 2.4
Vkatalis = Katalis yang dibutuhkan (%) × Vresin 2.5
2.8 Ukuran Makro Partikel dan Mikro Partikel
Ukuran makro partikel Variasi ukuran dari partikel pengisi, yaitu ukruan dari
pengisi pada komposit yang berupa serbuk cangkang kerang darah yangdalam
ukuran makro partikel. Ukuran partikel yang termasuk ke dalam ukuran mikro
partikel dengan kisaran antara 1 x 10-7 sampai 1 x 10-4m, yang berkisar juga
antara 0,1 sampai 100 mikron (Tantra, 2015:20). Sedangkan partikel yang ukuran
dibawah 0,1 mikron termasuk dalam jenis nano partikel dan partikel di atas 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
24
mikron termasuk dalam jenis makro partikel. Dalam penelitian ini menggunakan
satuan mesh. Nilai partikel pengisi digunakan sebesar 200 mesh.
2.9 Pengujian
2.9.1 Uji Impact
Uji impak adalah uji yang dilakukan dengan menggunakan penbebanan
yang cepat (rapid loading) atau secara tiba-tiba. Uji ini bertujuan untuk
mengetahui sifat mekanis material terhadap beban impak atau kejut.
Pengujian impak merupakan suatu upaya untuk mensimulasikan kondisi
operasi material yang sering ditemui dalam perlengkapan konstruksi dan
transportrasi dimana beban tidak selamanya terjadi secara perlahan-lahan
melainkan bisa saja beban datang secara tiba-tiba. Sebelum melakukan
pengujian, sebelumnya kita harus tahu bidang ukur (ukuran) benda yang
sesuai untuk uji impak. Selain itu benda yang akan diuji harus terlebih dahulu
diberi takikan untuk memusatkan tegangan dan gaya yang diberikan pada
pengujian.
Ada dua jenis metode pengujian impak, dapat dilihat pada Gambar
2.15:
a. Izod method
Pengujian tumbuk dengan meletakkan posisi spesimen uji pada
tumpuan dengan posisi dan arah pembebanan searah dengan arah
takikan.
b. Charpy method
Pengujian tumbuk dengan meletakkan benda di depan penahan dan
memusatkan beban pada takikan atau pusat benda uji. Arah
pemukulan berlawanan dengan arah takikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
25
Gambar 2.15 (A) Charpy method, (B) Izod method
Mesin ujian impact yang dipakai di penelitian ini adalah GOTECH
GT-7045 TAIWAN,R.O.C, dapat dilihat pada Gambar 2.16 dan skemanya
pada 2.17 dengan menggunakan ASTM E23-07a sebagai acuan ukuran
spesimen atau benda uji. Energi patahan dapat dicari menggunakan
Persamaan 2.6 dan mencari harga keuletan material menggunakan Persamaan
2.7
Energi patahan suatu material
𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑝𝑎𝑡𝑎ℎ = 𝐺. 𝑅 (cos 𝛽 − cos 𝛼) joule 2.6
Harga keuletan suatu material
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝐾𝑒𝑢𝑙𝑒𝑡𝑎𝑛 = 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑝𝑎𝑡𝑎ℎ
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑛𝑎𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑎𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑗𝑜𝑢𝑙𝑒/𝑚𝑚2 2.7
Dengan:
G = berat beban pendulum(bandul)/ massa dikalikan percepatan grafitasi (N)
R = Radius pendulum (cm)
𝛼 = Sudut ayun/sudut yang dibentuk pendulum tanpa beban(benda uji)
𝛽 = Sudut ayun akhir/ sudut yang dibentuk pendulum setelah mematahkan
benda uji.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
26
Gambar 2.16 Mesin uji impak
Gambar 2.17 Skema pada uji impak Charpy
2.9.2 Uji Tarik
Pengujian tarik dilakukan untuk mengetahui kekuatan tarik dan regangan
suatu bahan, seperti matrik maupun komposit serat. Metode pengujian tarik yang
digunakan adalah dengan menjepit benda uji lalu kemudian benda uji diberi beban
tarik hingga patah. Sehingga terjadi pertambahan panjang pada benda uji sebelum
benda tersebut patah. Gambar 2.18 menunjukkan mesin uji tarik GOTECH KT-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
27
7010A2 TAIWAN,R.O.C. Uji tarik yang dipakai adalah ASTM D638-03, dapat
dilihat pada Gambar 2.20. Pengujian ini juga bertujuan mengetahui diagram
renggangan yang dapat dilihat pada Gambar 2.19.
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui sifat mekanis material yang
digunakan. Sifat tersebut diharapkan dapat lebih tepat dan juga tidak
menimbulkan kerusakan atau kelebihan material dalam suatu konstruksi
permesinan dan dalam pengaplikasiannya. Perhitungan yang dapat digunakan
untuk mengetahui hasil pengujian kekuatan tarik (Tensile Strength) adalah sebagai
berikut:
a. Tensile Strength
Tensile Strength adalah gaya per unit luas dari material yang
menerima gaya tersebut. Dapat dilihat pada Persamaan 2.8.
𝜎 =𝑊
𝐴0 2.8
keterangan:
𝜎 = stress atau tegangan (MPa)
W = pembebanan maksimal (kg)
A0 = luas penampang awal: lebar x tebal (mm2)
b. Tensile Strain
Merupakan ukuran perubahan panjang dari suatu material. Adapun
rumus untuk menghitung tensile strain ditujukan oleh Persamaan
2.9
ε =𝑙𝑖−𝑙𝑜
𝑙𝑜 =
∆𝑙
𝑙𝑜 2.9
Keterangan:
𝛆 = Engineering Strain atau regangan
Lo = Panjang mula-mula spesimen sebelum penarikan (mm)
Li = Panjang Setelah penarikan (mm)
Δl = Pertambahan panjang (mm)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
28
c. Young Modulus atau modulus elastisitas.
Young Modulus adalah perbandingan antara tegangan (stress)
dengan regangan (strain). Rumus perhitungan modulus elastisitas
dapat dilihat pada Persamaan 2.10.
𝐸 =σ
ε 2.10
Keterangan:
E = Modulus elastisitas/ Modulus Young (MPa)
𝛆 = Enginering Strain atau regangan
𝞂 = Enginering Stress atau tegangan (MPa).
Gambar 2.18 Mesin uji tarik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
29
Gambar 2.19 Diagram tegangan dan renggangan
https://rudydwi.files.wordpress.com/2010/03/33.jpg
Gambar 2.20 Dimensi benda uji ASTM D638-02a
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
30
2.10 Tinjauan Pustaka
Beberapa penelitian dengan bahan baku kulit kerang telah dilakukan untuk
memaksimalkan pengunaan dari limbah kulit kerang ini, diantaranya adalah:
1. Siregar menuliskan, menggunakan bahan baku kulit kerang sebagai
bahan pengisi untuk membuat beton polimer. Pada tulisannya yang berjudul
“Pemanfaatan Kulit Kerang dan Resin Epoksi Terhadap Karakteristik
Beton Polimer”, kulit kerang dicampurkan dengan resin epoksi, pasir
silika, dengan variasi komposisi tertentu untuk mendapatkan beton polimer
dengan sifat mekanik dan karakteristik yang terbaik. Hasil pengujian
menunjukkan bahwa kualitas terbaik dari beton polimer yang dibuat adalah
pada komposisi 80% serbuk kulit kerang dan 20% resin epoksi dengan
waktu pengeringan 8 jam dan suhu 60oC dengan nilai tekan, patah dan tarik
berturut-turut adalah 56,9 MPa, 34 MPa dan 7,46 MPa.
2. Nadjib juga menggunakan bahan baku serbuk kulit kerang di dalam
penelitiannya. Untuk membuat lem kaca yang lebih inovatif, Nadjib
menggunakan campuran serbuk kulit kerang dengan gum arabik, air dan
putih telur sisa dengan variasi komposisi yang tertentu. Dari penelitian ini
didapatkan hasil nilai tenaga tarik yang terbaik terdapat pada komposisi
68.45% kulit kerang, 8.22% lem arabik, 1.42% putih telur dan 21.90% air
yaitu sebesar 16.620 x 105 N/m2 .
Berdasarkan kedua penelitian tersebut yang menjadi tinjauan pustaka pada
penelitian ini, maka dengan komposisi antara partikel, resin, dan katalis sangat
mempengaruhi kekuatan tarik dan kekuatan impak suatu komposit. Meningkatnya
partikel cangkang kerang yang ditambahkan akan menaiikan kekuatan dari
komposit tersebut, maka penelitian ini mengunakan variasi yang berbeda yaitu
dari segi ukuran partikel dan jenis resin yang berbeda, guna mendapat kekuatan
tarik maupun kekuatan impak komposit terbaik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Skema Penelitian
Skema penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1
Gambar 3.1 Skema Alur Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
32
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Bahan Baku
1. Partikel cangkang kerang
Partikel yang digunakan dalam penelitian ini adalah partikel cangkang kerang
darah dapat dilihat pada Gambar 3.2. Ada beberapa proses yang harus dilakukan:
a. Cangkang kerang dibersihkan dari kotoran
b. Cangkang kerang direndam dengan NaOH dengan kadar 5% selama 2 jam
c. Cangkang kerang dijemur hingga kerang kering
d. Cangkang kerang ditumbuk hinggan menjadi partikel acak
e. Partikel acak disaring menggunakan saringan 200 mesh kemudian disaring
kembali menggunakan saringan berukuran 1000 mesh
f. Cangkang kerang ditumbang sesuai keperluan penelitian
Gambar 3.2 (A) Partikel Cangkang Kerang sebelum ditimbang dan (B) partikel
yang sudah di timbang
2. Katalis
Katalis adalah alat pemicu atau pemercepat pengeringan pada pencetakan
komposit. Katalis yang digunakan pada penelitian ini adalah katalis Trigonox,
dapat dilihat pada Gambar 3.3.
A B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
33
Gambar 3.3 Katalis trigonox
3. Resin
Resin yang digunakan pada penelitian ini menggunakan resin poliester. Resin
poliester berjenis Justus 108 dapat dilihat pada Gambar 3.4. Resin ini memiliki
ciri warna bening.
Gambar 3.4 Resin Justus 108 bening super
3.2.2 Alat yang digunakan
Peralatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah:
1. Cetakan
Berguna sebagai alat bantu atau pencetakan resin supaya menjadi bentuk yang
diinginkan. Cetakan pada pengujian tarik memiliki ukuran berurutan p x l x t = 30
cm x 20 cm x 0.5 cm dan pada uji impak juga berurutan p x l x t =
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
34
Gambar 3.5 (A) Cetakan uji tarik dan (B) cetakan uji impak
2. Timbangan digital
Timbangan digunakan sebagai alat pengukur berat atau jumlah dari partikel
cangkang kerang darah yangdigumakan untuk penelitian. Juga dapat mengukur
berat cangkang kerang guna mencari masa jenisnya, dapat dilihat pada Gambar
3.6.
Gambar 3.6 Timbangan digital
3. Release agent
Sebagai pembantu pelicin resin agar mudah dilepas saat sudah kering, karena
saat kering resin cenderung lengket dengan cetakan dan sukar untuk dipisahkan.
A B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
35
Gambar 3.7 Release Agent
4. Gelas ukur 500ml
Gelas ukur 500 ml pada Gambar 3.8, berfungsi sebagai alat pengukur resin
serta menjadi tempat pencampuran antara resin dengan katalis.
Gambar 3.8 Gelas ukur 500ml
5. Penumbuk
Berguna sebagai penumbuk kulit kerang agar menjadi partikel yang diinginkan,
dapat dilihat pada Gambar 3.9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
36
Gambar 3.9 Penumbuk dari besi
6. Ayakan screen 200 mesh
Ayakan berfungsi sebagai penyaring serbuk kerang yang telah ditumbuk guna
mendapat ukuran yang diinginkan, dapat dilihat pada Gambar 3.10
Gambar 3.10 Ayakan 200 mesh
7. Ayakan screen 1024 mesh
Berfungsi sebagai penyaring kedua. Hal tersebut dilakukan agar hanya partikel
yang diinginkan yang di pakai, sedangkan partikel di atas 1024 mesh akan
terbuang. Pada gambar 3.11 dapat dilihat bentuk dari ayakan 1024 mesh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
37
Gambar 3.11 Ayakan 1024 mesh
8. Skrap
Skrap berfungsi untuk membersihkan cetakan dari kotoran atau sisa-sisa resin
yang tertinggal. Sekrap juga digunakan untuk mengeluarkan komposit dari
cetakan, dapat dilihat pada Gambar 3.12
Gambar 3.12 skrap
9. Sarung tangan
Sarung tangan berfungsi untuk melindungi tangan dari resin atau adonan
komposit. Sarung tangan juga berfungsi untuk melindungi tangan saat pencucian
kerang saat dibersihkan, dapat dilihat pada Gambar 3.13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
38
Gambar 3.13 Sarung tangan dari karet
10. Kuas
Kuas berguna untuk mengoleskan realease agent pada cetakan komposit,dapat
dilihat pada Gambar 3.14
Gambar 3.14 Kuas cat
11. Gerinda (alat potong)
Gerinda potong pada Gambar 2.15, digunakan sebagai pemotong komposit
yang sudah jadi. Bertujuan untuk memperoleh ukuran yang diinginkan untuk
sebelumnya dirapikan pada mesin miling.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
39
Gambar 3.15 Gerinda potong
12. Suntikan
Suntikan berfungsi untuk menakar katalis yang akan dicampurkan dalam
komposit, dapat dilihat pada Gambar 3.16
Gambar 3.16 Suntikan
13. Pengaduk
Pengaduk pada Gambar 3.17 berguna untuk mencampurkan katalis dengan
resin poliester secara merata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
40
Gambar 3.17 Pengaduk
3.3 Pembuatan Benda Uji
Proses pembuatan benda uji komposit serupa dengan pembuatan benda uji
matrik, hanya pada proses pembuatan benda uji komposit ini ditambahkan partikel
cangkang kerang darah. Langkah pertama dalam pembuatan benda uji komposit
adalah dengan menentukan massa jenis cangkang kerang darah (ρ). Setelah
dilakukan perhitungan dengan menggunakan rumus ρ = m
𝑣 maka didapatkan
harga massa jenis cangkang kerang darah adalah 1.912 gr/cm3.
Langkah kedua adalah menghitung komposisi partikel cangkang kerang
darah, resin polyester, dan katalis berdasarkan volume cetakan dan persentase
komposisi yang diinginkan. Langkah perhitungannya yaitu sebagai berikut:
1. Persiapan Cetakan
Untuk pembuatan cetakan, penelitian ini menggunakan kaca sebagai
bahannya. Karena kaca memiliki dimensi yang relatif rata dari benda yang
lainnya dan memiliki tingkat kekasaran yang kecil sehingga, bahan yang
dicetak tidak terlalu melekat pada cetakan. Ukuran yang digunakan pada
cetakan yaitu:
Alas cetakan
Vcetakan uji tarik = P x L x T
= 300 mmx 200 mm x 5 mm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
41
= 300 cm3
=300 ml
Vcetakan uji impak = p x l x t
=150 mm x 70 mm x 10 mm
= 105 cm3
= 105 ml
2. Perhitungan Volume Komposit
Menghitung komposisi komposit partikel cangkang kerang darah untuk
uji tarik dan uji impak pada berbagai variasi fraksi volume reinforcement,
yaitu sebagai berikut:
a. Untuk komposit fraksi volume partikel cangkang kerang darah 10%,
resin 89,7%, dan katalis 0,3%, yaitu dibutuhkan sebanyak:
Vresin uji tarik =89,7
100 𝑥 300 ml
= 269,1 ml
Vpartikel uji tarik = 10% × Vkomposit
=10
100 x 300 cm3
= 30 cm3 = 30 ml
mpartikel uji tarik = ρpartikel × Vpartikel
= 1,912 g/cm3 × 30 cm3
= 57,36 gram
Vkatalis uji tarik = 0,3% × Vresin
=0.3
100 x 269,1ml
= 0,81 ml
Vresin uji impak =89,7
100 x 105 ml
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
42
= 94,2 ml
Vpartikel uji impak = 10% × Vkomposit
=10
100 x 105 cm3
= 10,5 cm3 = 10,5 ml
mpartikel uji impak = ρpartikel × Vpartikel
= 1,912 g/cm3 × 10,5 cm3
= 20,07 gram
Vkatalis uji impak = 0,3% × Vresin
=0,3
100 x 94,2ml
= 0,28 ml
b. Untuk komposit fraksi volume partikel cangkang kerang darah 20%,
resin 79,7%, dan katalis 0,3%, yaitu dibutuhkan sebanyak:
Vresin uji tarik = 79,7
100 x 300 ml
= 239,1 ml
Vpartikel uji tarik = 20% × Vkomposit
=20
100 x 300 cm3
= 60 cm3 = 60 ml
mpartikel uji tarik = ρpartikel × Vpartikel
= 1,912 g/cm3 × 60 cm3
= 114,72 gram
Vkatalis uji tarik = 0,3% × Vresin
=0,3
100 x 239,1 ml
= 0,71 ml
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
43
Vresin uji impak =79,7
100 X 105 ml
= 83,7 ml
Vpartikel uji impak = 20% × Vkomposit
=20
100 x 105 cm3
= 21 cm3 = 21 ml
mpartikel uji impak = ρpartikel × Vpartikel
=1,912 g/cm3 × 21 cm3
= 40,15 gram
Vkatalis uji impak = 0,3% × Vresin
=0,3
100 x 83,7ml
= 0,25 ml
c. Untuk komposit fraksi volume partikel cangkang kerang darah 30%,
resin 69,7%, dan katalis 0,3%, yaitu dibutuhkan sebanyak:
Vresin uji tarik =69,7
100 x 300 ml
= 209,1 ml
Vpartikel uji tarik = 30% × Vkomposit
=30
100 x 300 cm3
= 90 cm3 = 90 ml
mpartikel uji tarik = ρpartikel × Vpartikel
= 1,912 g/cm3 × 30 cm3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
44
= 57,36 gram
Vkatalis uji tarik = 0,3% × Vresin
=0,3
100 x 209,1 ml
= 0,63 ml
Vresin uji impak =69,7
100 x 105 ml
= 73,2 ml
Vpartikel uji impak = 30% × Vkomposit
=30
100 x 105 ml
= 31,5 cm3 = 31,5 ml
mpartikel uji impak = ρpartikel × Vpartikel
= 1,912 g/cm3 × 31,5 cm3
= 60.23 gram
Vkatalis uji impak = 0,3% × Vresin
=0,3
100 x 73,185 ml
= 0,22 ml
Keterangan:
V = Volume (cm3)
m = Massa (gram)
ρ = Massa jenis (gr/cm3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
45
Adapun pembuatan benda uji sebagai berikut:
1. Cangakang kerang ditumbuk menggunakan lesung besi
2. Cangkang kerang disaring menggunakan saringan 200 mesh dan disaring
kembali menggunakan saringan 1000 mesh guna mendapat ukuran yang
diinginkan.
3. Cangkang kerang ditimbang sesuai keperluan pengujian menggunakan
vraksi volume
4. Resin, katalis dan cangkang kerang diukur sesuai volume yang dibutuhkan
5. Ketiga bahan dicampur dan diaduk secara merata. Usahakan jangan sampai
ada gelembung atau void yang terjebak saat pengadukan
6. Cetakan dilumasi dengan release agent atau body lotion sebagai bahan
pelepasnnya.
7. Adonan dituang ke dalam cetakan yang telah diberi release agent dan
ratakan menurut cetakan. Jangan ada gelembung yang terjebak didalam
adonan saat proses pengeringan karena akan menurunkan kekuatan mekanis
dari komposit.
8. Tunggu hingga kering.
3.4 Bentuk dan Ukuran Benda Uji
Bentuk dan dimensi benda uji pada penelitian ini berbeda-beda karena
setiap pengujian memiliki standar yang berbeda, ada beberapa standar dimensi di
dunia, Maka pengujian harus mengikuti standar-standar yang telah ditentukan,
misalnya untuk dimensi benda uji harus sesuai dengan peraturan internasional
seperti ASTM (American Standart for Testing Materials), ANSI ( American
National Standard Institute ), ASME ( American Society of Mechanical Engineer
), JIS (JAPANESE INDUSTRIAL STANDARD), SNI (STANDAR NASIONAL
INDONESIA), DIN ( Deutsches Institut fur Normung ), ISO ( International Standard
Organitation ), AWS ( Alliance for Water Stewardship ), NEN (Nederlands Norm).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
46
3.4.1 Benda Uji Impak
Uji impact dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sifat getas pada
material komposit. Pengujian dilakukan di laboratorium lab logam Universitas
Sanata Dharma. Pengujian ini mengacu pada standard ASTM E23-07a. Bentuk
dari benda uji dapat dilihat pada Gambar 3.18.
Gambar 3.18 Ukuran ASTM E23-07a
Langkah-langkah pengujian impak sebagai berikut :
Komposit disiapkan
Komposit dipotong dengan lebar mengacu pada ASTM E23-07a menggunakan
gerinda potong
Bagian tengah spesimen diberi takikan menggunakan kikir atau mesin skrap
dengan sudut 45o.
3.4.2 Benda Uji Tarik
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui sifat-sifat material seperti
kekuatan tarik dan regangan suatau bahan. Dalam pegujian ini, pengujian
dilakukan dengan menggunakan mesin uji tarik Universal yang berada di
Laboratorium Ilmu Logam Univesitas Sanata Dharma. Pengujian tarik dilakukan
dengan menggunakan standar acuan ASTM D638-02a, dapat dilihat Gambar 3.19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
47
Gambar 3.19 Ukuran ASTM D638-02a
Langkah-langkah pembuatan benda uji :
Komposit disiapkan
Komposit dipotong dengan lebar 2 cm mengacu pada ASTM D638-02a
menggunakan gerinda potong
Benda uji dimiling menggunakan mesin miling sehingga didapatkan hasil
seperti Gambar 3.19
3.5 Metode Pengujian
3.5.1 Uji Impak
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui besarnya tenaga patah dan harga
keulatan dari komposit yang diuji. Pengujian impak yang akan dilakukan
menggunakan mesin uji impak Charpy GOTECH GT-7045 TAIWAN,R.O.C
dapat dilihat pada Gambar 3.20 dan skemanya dapat dilihat pada Gambar 3.21.
Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung pada pengujian impak
sebagai berikut:
Tenaga patah = G.R (cos β – cos α) joule
Harga keuletan = 𝑇𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑝𝑎𝑡𝑎ℎ
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑛𝑎𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑎𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛 joule/mm2
Keterangan:
G = Berat pendulum dikalikan dengan percepatan gravitasi (N).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
48
R = Panjang jari-jari pendulum (m).
α = Sudut ayun awal atau sudut tanpa beban.
β = Sudut ayun akhir atau sudut dengan beban.
Gambar 3.20 Alat Uji Impak Charpy
Gambar 3.21 Skema Uji Impak Charpy
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
49
Langkah-langkah pengujian impak sebagai berikut :
Benda uji disiapkan.
Benda uji dibentuk sesuai dengan standar yang digunakan yaitu ASTM E23-
07a .
Lengan pendulum diangkat sesuai sudut yang ditentukan.
Pengunci dilepaskan hingga pendulum berkayun tanpa diberi benda uji.
Jarum yang terdorong oleh ayunan pemberat dicatat (sudut α).
Lengan pendulum dinaiikan kembali pada posisi siap.
Benda uji diletakkan pada posisi pengujian
Pengunci lengan pendulum dilepas
3.5.2 Uji Tarik
Pengujian ini menggunakan mesin uji tarik dengan tipe GOTECH
KT7010A2 TAIWAN,R.O.C yang dapat dilihat pada gambar 3.22. Adanya
pengujian ini, maka material yang akan digunakan akan lebih tepat dan juga tidak
menimbulkan kerusakan atau kelebihan material dalam suatu konstruksi
permesinan dan bangunan. Perhitungan yang dapat digunakan untuk mengetahui
hasil pengujian kekuatan tarik (tensile strength) adalah sebagai berikut:
Engineering Stress adalah gaya per unit luas dari material yang menerima
gaya tersebut. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:
σ = 𝐹𝑚𝑎𝑘𝑠
Ao
Keterangan:
σ = Stress atau tegangan (MPa).
Fmaks = Pembebanan maksimal (kg).
Ao = Luas penampang awal (mm2).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
50
Engineering Strain merupakan ukuran perubahan panjang dari suatu
material. Adapun rumus untuk menghitung tensile strain adalah sebagai
berikut:
𝛆 = li − lo
lo=
Δl
lo
Keterangan:
𝛆 = Engineering Strain atau regangan.
Lo = Panjang mula-mula spesimen sebelum penarikan (mm).
Δl = Pertambahan panjang (mm).
Young Modulus atau modulus elastisitas. Young Modulus adalah
perbandingan antara tegangan (stress) dengan regangan (strain). Rumus
perhitungan Young Modulus adalah sebagai berikut:
E = σ
ε
Keterangan:
E = Modulus elastisitas/Modulus Young (MPa).
𝛆 = Enginering Strain atau regangan.
𝞂 = Enginering Stress atau tegangan (MPa).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
51
Gambar 3.22 Mesin Uji Tarik
Langkah-langkah yang dilakukan pada pengujian tarik adalah sebagai berikut:
Benda uji disket dan diukur.
Tombol power pada mesin uji tarik dihidupkan.
Benda uji dipasang pada penjepit atas dan bawah pada mesin uji tarik
dengan menaikkan atau menurunkan grip bagian bawah, sehingga
benda uji berada pada posisi penjepit dengan tepat dan vertikal.
Milimeter blok diletakkan pada bagian atas mesin uji tarik untuk
mencatat grafik yang dihasilkan.
Pengamatan dilakukan pada panel “Operation Control System”.
Kecepatan diatur pada 5 mm/menit.
Pada “Load Indicator”, switch diatur pada satuan beban (kg), satuan
luas (mm2) angka tampilan pada display (force), kondisi pengujian
(normal). Harga beban tarik maksimum dimasukkan sesuai dengan
yang diinginkan, dengan cara menekan anak panah (↓) sampai lampu
MAX LOAD menyala.
Tombol AREA START ditekan sebanyak dua kali hingga lampu START
menyala, yang berarti mesin siap untuk menguji.
Data-data yang terdapat pada “Operation Control System” dicatat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
52
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengujian
Dari hasil pegujian impak dan pengujian tarik spesimen komposit
berpenguat kerang darah yang menggunakan matriks poliester justus 108,
dilakukan pengolahan data dan dilakukan perhitungan. Hasil data dan
perhitungan akan ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik.
4.2 Pengujian Benda Uji Impak
Pengujian impak dilakukan pada benda uji matrik justus 108 dan komposit
dengan fraksi volume partikel sebesar 10%, 20%, dan 30%. Pengujian ini
menggunakan masing-masing 5 spesimen pada tiap variasinya. Hasil dari
pengujian impak diperoleh data sudut α, sudut β, dan luas penampang
patahan. Dari data tersebut dapat dihitung tenaga patah dan harga keuletan
dari setiap benda uji. Langkah-langkah perhitungannya, yaitu sebagau
berikut:
a. Benda uji yang sudah di bentuk mengacu pada ASTM E23-07a
b. Hasil data dari pengujian akan didapatkan sudut α dan sudut β.
c. Setelah data didapatkan, data diimput dalam Microsoft Exel agar
mudah dalam pengolahan.
d. Mencari luas penampang patahan dapata dihitung menggunakan
rumus sebagai berikut :
Luas Penampang Patahan = Lebar x Tebal
Luas Penampang Patah = 10 x 7,9 = 79 mm2
e. Mencatat harga G.R yaitu sebesar 5,256 joule.
f. Dari data sudut α dan sudut β dan harga G.R akan diperoleh data
tenaga patah menggunakan rumus sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
53
Tenaga Patah = Harga G.R (Cos β – Cos α)
Tenaga Patah = 5,256 x (Cos 138 – Cos 148)
Tenaga Patah = 5,256 x ((-0,743 – (-0,848))
Tenaga Patah = 5,256 x (-0,743 + 0,866)
Tenaga Patah = 0,551
g. Harga keuletan dapat dihitung menggunakah data tegangan patah
dan luas penampang patah. Adapun rumus yang digunakan sebagai
berikut:
Harga keuletan =𝑇𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑡𝑎ℎ
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑃𝑒𝑛𝑎𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔 𝑃𝑎𝑡𝑎ℎ
Harga Keuletan = 0,551
79
Harga Keuletan = 0,0070
4.2.1 Hasil Pengujian Benda Uji Impak Matrik
Data hasil pengujian impak serta hasil perhitungan data matrik, dapat
dilihat pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.2
Tabel 4.1 Sifat Mekanik Matrik Justus 108
Kom
posi
t R
esin
No Spesimen Sudut α Sudut β G (N) R (m)
1 FVP 0 % 1 148 138 13,315 39,48
2 FVP 0 % 2 148 138,5 13,315 39,48
3 FVP 0 % 3 148 139 13,315 39,48
4 FVP 0 % 4 148 138 13,315 39,48
5 FVP 0 % 5 148 139 13,315 39,48
Rata- rata 148 138,5 13,315 39,48
Tabel 4.2 Sifat Mekanik Matrik Justus 108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
54
NO Harga
G.R
Luas penampang
(mm2)
Tenaga Patah
(joule)
Harga Keuletan
(joule/mm2)
1 5,257 79 0,55 0,0070
2 5,257 78 0,55 0,0071
3 5,257 77,7 0,49 0,0063
4 5,257 80 0,55 0,0069
5 5,257 78 0,55 0,0071
Rata-Rata 5,257 78,54 0,54 0,0069
Dari hasil pengujian impak matrik, didapatkan diagram tenaga patah dan
haga keuletan yang dapat dilihat pada Gambar 4.1 dan 4.2
Gambar 4.1 Grafik diagram tenaga patah Justus 108
0,55 0,55
0,49
0,55 0,55 0,54
0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
0,8
FVP 0 % 1 FVP 0 % 2 FVP 0 % 3 FVP 0 % 4 FVP 0 % 5 Rata-Rata
TEG
AN
GA
N P
ATA
H (
jou
le)
SPESIMEN
TENAGA PATAH
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
55
Gambar 4.2 Grafik Diagram Harga Keuletan Matriks Justus 108.
4.2.2 Hasil Pengujian Benda Uji Impak Komposit
Data pengujian dan hasil perhitungan benda uji komposit dapat dilihat
pada Tabel 4.3 – Tabel 4.8.
a. Fraksi Volume Partikel 10%
Tabel 4.3 Sifat Mekanik Komposit dengan Fraksi Volume Partikel 10%
Kom
posi
t P
arti
kel
Can
gkan
g
Ker
ang D
arah
10%
No Spesimen Sudut α Sudut β G (N) R (m)
1 FVP 10% 1 148 141 13,315 39,48
2 FVP 10% 2 148 140 13,315 39,48
3 FVP 10% 3 148 141 13,315 39,48
4 FVP 10% 4 148 141 13,315 39,48
5 FVP 10% 5 148 141 13,315 39,48
Rata-rata 148 14,8 13,315 39,48
Tabel 4.4 Sifat Mekanik Komposit dengan Fraksi Volume Partikel 10%
0,007 0,0071 0,0071 0,0069 0,0071 0,0069
0
0,001
0,002
0,003
0,004
0,005
0,006
0,007
0,008
0,009
FVP 0% 1 FVP 0% 2 FVP 0% 3 FVP 0% 4 FVP 0% 5 Rata-Rata
HA
RG
A K
EULE
TAN
(jo
ule
/mm
2 )
SPESIMEN
HARGA KEULETAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
56
No
Harga G.R Luas penampang
(mm2)
Tenaga Patah
(joule)
Harga Keuletan
(joule/mm2)
1 5,257 81 0,37 0,0046
2 5,257 82 0,43 0,0053
3 5,257 81 0,37 0,0046
4 5,257 82,82 0,37 0,0045
5 5,257 81,62 0,37 0,0045
Rata-Rata 81,7 0,38 0,0047
Dari hasil pengujian impak komposit dengan fraksi volume partikel 10%
didapatkan diagram tegangan patah dan harga keuletan yang dapat dilihat pada
gambar 4.3 dan 4.4.
Gambar 4.3 Grafik Diagram Tenaga Patah Komposit dengan Fraksi Volume
Partikel 10%
0,37
0,43
0,37 0,37 0,37 0,38
0
0,05
0,1
0,15
0,2
0,25
0,3
0,35
0,4
0,45
0,5
FVP 10% 1 FVP 10% 2 FVP 10% 3 FVP 10% 4 FVP 10% 5 Rata-Rata
Ten
aga
Pat
ah (
jou
le)
Spesimen Komposit
Tenaga Patah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
57
Gambar 4.4 Grafik Diagram Harga Keuletan Komposit dengan Fraksi Volume
partikel 10%
b. Fraksi Volume 20%
Hasil Pengujian dan Perhitungan Komposit dengan Fraksi Volume Partikel
20% dapat dilihat pada Tabel 4.5 dan 4.6
Tabel 4.5 Sifat Mekanik Komposit dengan Fraksi Volume partikel 20%
Kom
posi
t P
arti
kel
Can
gkan
g
Ker
ang D
arah
20%
No Sudut α Sudut β G (N) R (m)
FVP 20% 1 148 141 13,315 0,3948
FVP 20%2 148 141,5 13,315 0,3948
FVP 20%3 148 141 13,315 0,3948
FVP 20%4 148 141,5 13,315 0,3948
FVP 20%5 148 141 13,315 0,3948
Rata-rata 141,2 13,315 0,3948
0,0046
0,0053
0,0046 0,0045 0,0045 0,0047
0,0000
0,0010
0,0020
0,0030
0,0040
0,0050
0,0060
FVP 10% 1 FVP 10% 2 FVP 10% 3 FVP 10% 4 FVP 10% 5 Rata-Rata
Har
ga K
eule
tan
(jo
ule
/mm
2 )
Spesimen Komposit
Harga Keuletan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
58
Tabel 4.6 Sifat Mekanik Komposit dengan Fraksi Volume partikel 20%
No
G.R Luas
Penampang
Tenaga Patah
Joule
Harga keuletan
Joule/mm2
1 5,256 83,83 0,37 0,0045
2 5,256 82 0,35 0,0043
3 5,256 83,83 0,37 0,0045
4 5,256 80,8 0,35 0,0043
5 5,256 82,82 0,37 0,0045
Rata-Rata 5,257 82,82 0,36 0,0044
Dari hasil pengujian impak komposit dengan fraksi volume 20%
didapatkan diagram tenaga patah dan hatga keuletan, dapat dilihat pada Gambar
4.5 dan Gambar 4.6.
Gambar 4.5 Grafik Diagram Tenaga Patah Komposit dengan Fraksi Volume
Partikel 20%
0,37
0,35
0,37
0,35
0,370,36
0,00
0,05
0,10
0,15
0,20
0,25
0,30
0,35
0,40
FVP 20% 1 FVP 20%2 FVP 20%3 FVP 20%4 FVP 20%5 Rata-Rata
TEN
AG
A P
ATA
H (
jou
le)
SPESIMEN KOMPOSIT
Tenaga Patah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
59
Gambar 4.6 Grafik Diagram Harga Keuletan Komposit dengan Fraksi Volume
Partikel 20%
c. Fraksi Volume Partikel 30%
Hasil perhitungan dan pengujian uji impak komposit dengan fraksi
volume partikel 30% dapat dilihat pada Tabel 4.7 dan 4.8.
Tabel 4.7 Sifat Mekanik Komposit dengan Fraksi Volume Partikel 30%
Kom
posi
t P
arti
kel
Can
gkan
g
Ker
ang D
arah
30%
No Sudut α Sudut β G (N) R (m)
FVP 30% 1 148 143 13,315 0,3948
FVP 30% 2 148 142 13,315 0,3948
FVP 30% 3 148 143 13,315 0,3948
FVP 30% 4 148 143 13,315 0,3948
FVP 30% 5 148 143 13,315 0,3948
Rata-rata 143 13,315 0,3948
0,00450,0043
0,00450,0043
0,0045 0,0044
0,0000
0,0005
0,0010
0,0015
0,0020
0,0025
0,0030
0,0035
0,0040
0,0045
FVP 20% 1 FVP 20% 2 FVP 20% 3 FVP 20% 4 FVP 20% 5 Rata-Rata
Har
ga K
eule
tan
(jo
ule
/mm
2 )
Spesimen Komposit
Harga Keuletan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
60
Tabel 4.8 Sifat Mekanik Komposit dengan Fraksi Volume Partikel 30%
NO G.R Luas
Penampang
Tenaga Patah Harga
Keuletan
1 5,256 80 0.26 0.0033
2 5,256 80 0.31 0.0039
3 5,256 78 0.26 0.0034
4 5,256 78 0.26 0.0034
5 5,256 80 0.26 0.0033
Rata-rata 5,256 79,2 0,27 0,0037
Dari hasil pengujian impak komposit dengan fraksi volume 30%
didapatkan diagram tenaga patah dan hatga keuletan, dapat dilihat pada Gambar
4.7 dan Gambar 4.8.
Gambar 4.7 Grafik Diagram Komposit dengan Fraksi Volume Partikel 30%
0,26
0,31
0,26 0,26 0,26 0,27
0,00
0,05
0,10
0,15
0,20
0,25
0,30
0,35
FVP 30% 1 FVP 30% 2 FVP 30% 3 FVP 30% 4 FVP 30% 5 Rata-Rata
Ten
aga
Pat
ah (
jou
le)
Spesimen Komposit
Tenaga Patah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
61
Gambar 4.8 Grafik Diagram Harga Keuletan Komposit dengan Fraksi Volume
30%
4.2.3 Hasil Rata-Rata Pengujian Impak
Data hasil rata-rata pengujian impak serta hasil perhitungan matrik dan
komposit dapat dilihat pada tabel 4.9.
Taben 4.9 Hasil Nilai Rata-Rata Pengujian Impak Matrik dan Komposit
Hasil Nilai Rata-Rata Uji Impak
Fraksi Volume Komposit Tenaga Patah Harga Keuletan
Resin 0,54 0,0069
FVP 10% 0,38 0,0047
FVP 20% 0,36 0,0044
FVP 30% 0,27 0,0037
0,0033
0,0039
0,0034 0,00340,0033
0,0037
0,0010
0,0015
0,0020
0,0025
0,0030
0,0035
0,0040
FVP 30% 1 FVP 30% 2 FVP 30% 3 FVP 30% 4 FVP 30% 5 Rata-Rata
Har
ga K
eule
tan
(jo
ule
/mm
2 )
Spesimen Komposit
Harga Keuletan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
62
Dari hasil rata-rata pengujian impak serta hasil perhitungan data matrik
dan komposit didapatkan diagram tenaga patah dan harga keuletan yang dapat
dilihat pada Gambar 4.9 dan 4.10.
Gambar 4.9 Grafik Diagram Rata-Rata Tenaga Patah
Gambar 4.10 Grafik Diagram Rata-Rata Harga Keuletan
0,54
0,380,36
0,27
0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
Resin FVP 10% FVP 20% FVP 30%
Ten
aga
Pat
ah (
jou
le)
Fraksi Volume Komposit
Tenaga Patah
0,0069
0,00470,0044
0,0037
0
0,001
0,002
0,003
0,004
0,005
0,006
0,007
0,008
Resin FVP 10% FVP 20% FVP 30%
Har
ga K
eule
tan
(jo
ule
/mm
2)
Fraksi Volume Komposit
Harga Keuletan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
63
4.2.4 Pembahasan Uji Impak Matrik dan Komposit
Dari Gambar 4.1 nilai rata-rata tenaga patah dari resin polyester Justus 108
adalah sebesar 0,54 J. Dari Gambar 4.2 nilai rata-rata harga keuletan dari resin
polyester Justus 108 adalah 0,0069 J/mm2, data terkecil terdapat pada FVP 0% 4
dengan nilai sebesar 0,0069 J/mm2 sedangkan data terbesar terdapat pada FVP 0%
2, 3, dan 5 yaitu sebesar 0,0071 J/mm2. Dari Gambar 4.3 nilai rata-rata tegangan
patah pada komposit dengan fraksi volume partikel 10% yaitu sebesar 0,38 J. Dari
Gambar 4.4 nilai rata-rata harga keuletan komposit dengan fraksi volume partikel
10% yaitu sebesar 0,0047 J/mm2, data terbesar pada FVP 10% 2 yaitu sebesar
0,0053 J/mm2 dan data terkecil terdapat pada FVP 10% 4 dan 5 yaitu sebesar
0,0045 J/mm2.
Dari Gambar 4.5 nilai rata-rata tenaga patah pada bahan komposit dengan
Fraksi volume partikel 20% sebesar 0,36 J. Dari Gambar 4.6 nilai rata-rata harga
keuletan pada komposit dengan fraksi volume 20% sebesar 0,0044 J/mm2, data
terkecil terdapat pada FVP 20% 2 dan 4 yaitu sebesar 0,0043 J/mm2, dan data
terbesar terdapat pada FVP 20% 1,3 dan 5 yaitu sebesar 0,0045 J/mm2. Dari
Gambar 4.7 nilai rata-rata tenaga patah pada komposit dengan fraksi volume
partikel 30% sebesar 0,27 J. Dari Gambar 4.8 nilai rata-rata harga keuletan pada
komposit dengan fraksi volume 30% sebesar 0,0037 J/mm2, data terbesar terdapat
pada FVP 30% 2 yaitu sebesar 0,0039 J/mm2 sedangkan data terkecil terdapat
pada FVP 30% 1 dan 5 yaitu sebesar 0,0033 J/mm2.
Dari gambar 4.19 dapat dilihat nilai rata-rata tegangan patah dari benda uji
poliester dan benda uji komposit berpenguat kerang darah. Dari grafik tersebut
dapat disimpulkan semakin banyak campuran kerang darah makan akan
menurunkan tenaga patah dari resin Justus 108. Nilai rata-rata terbesar yaitu pada
resin poliester Justus 108 yaitu 0,54 J sedangkan pada komposit dengan fraksi
volume 10 yaitu 0,38 J. Sedangkan pada fraksi volume 20% dan 30% yaitu 0,36 J,
dan 0,27 J. Dari Gambar 4.10 dapat dilihat nilai rata-rata haga keuletan pada tiap-
tiap variasi. Grafik pada gambar ini jg menunjukkan semakin banyak campuran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
64
kerang darah maka semakin getas pula benda tersebut. Nilai terbesar terdapat pada
resin poliester Justus 108 yaitu 0,0069 J/mm2 sedangkan pada fraksi volume 10%
yaitu 0,0047 J/mm2 dan pada fraksi volume 20% dan 30% masing-masing
memiliki nilai 0,0044 J/mm2 dan 0,0037 J/mm2. Hal ini disebabkan karena
meskipun cangkang kerang ditumbuk menjadi partikel, tetapi cangkang kerang itu
sendiri memiliki sifat kapur yang sukar menyatu dengan resin. Disisilain, resin
Justus 108 memiki sifat seperti acrilic yang hampir menyerupai kaca yang
memiliki kegetasan yg cukup tinggi.
Jenis patahan benda uji impak resin poliester Justus 108 dapat dilihat pada
Gambar 4.12, dimana jenis patahan yang terjadi adalah patahan getas karena ada
beberapa spesimen patah tidak tepat pada takikan tetapi dilihat dari harga patahan
spesimen matrik Justus 108 lebih ulet dari komposit berpengisi kerang darah
karena tidak memiliki kandungan kapur di dalamnya, sehingga tidak mengalami
kegetasan.
Gambar 4.11 Spesimen Uji Impak Matrik
Jenis patahan yang terdapat pada komposit dengan fraksi volume 10%,
20% dan 30% dapat dilihat pada Gambar 4.13 – 4.16 . Jenis patahan yang terdapat
pada komposit 10%, 20% dan 30% adalah patahan getas, karena terdapat beberapa
spesimen patah tidak pada takikan dan menjadi beberapa bagian. Hal ini dapat
diketahui bahwa kerang menyebabkan kegetasan pada paduan komposit Jusris
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
65
108 dengan kerang. Hal-hal lain yang menyebabkan kegetasan juga karena
terdapat void kecil-kecil pada spesimen. Kerang yang dipadukan dengan resin
poliester tidak dapat menyerap beban dan menimbulkan kegetasa. Dengan
demikian penambahan partikel cangkang kerang pada resin poliester Justus 108
akan menurunkan ketahanan benda pada beban kejut.
Gambar 4.12 Spesimen Uji Impak FVP 10%
Gambar 4.13 Patahan Uji Impak FVP20%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
66
Gambar 4.14 Patahan Uji Impak FVP 30%
4.3 Pengujian Benda Uji Tarik
Pengujian tarik dilakukan pada benda uji matrik dan komposit dengan fraksi
volume partikel 10%, 20%, dan 30%. Pengujian ini menggunakan masing-masing
5 spesimen pada tiap variasinya. Hasil dari pengujian ini didapatakan data beban
dan pertambahan panjang atau elongasi. Dari data tersebut dapat dihitung
kekuatan tarik, renggangan, dan modulus elastisitas dari setiap benda uji.
Langakah-langkah perhitungannya sebagai berikut:
a. Benda uji tarik yang sudah dibentuk mengacu pada ASTM D638-02a
b. Mencari luas penampang benda uji sebelum dilakukan penarikan bahan
menggunakan rumus sebagai berikut:
Luas Penampang = Lebar x Tebal
Luas Penampang = 13 x 5 = 70 mm2
c. Hasil data dari pengujian tarik akan didapat data beban maksimal dan
pertambahan panjang
d. Dari data beban maksimal akan diapatkan tegangan tarik dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
67
σ = 𝐹
𝐴𝑜=
𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑥 𝑃𝑒𝑟𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐺𝑟𝑎𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠𝑖
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑃𝑒𝑛𝑎𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔 𝐴𝑤𝑎𝑙=
189,3 𝑥 9,81
65= 28,67 (𝑀𝑃𝑎)
e. Dari data pertambahan panjang dan panjang awal bisa dicari renggangan
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
ε = 𝛥𝐿
𝐿𝑜𝑥100% =
𝑃𝑒𝑟𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝐴𝑤𝑎𝑙𝑥100% =
8
47,65𝑥100% = 16,8%
f. Dari hasil perhitungan tegangan dan regangan, dapat dihitung modulus
elastisitasnya dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Ε= 𝜎
𝜀=
𝑇𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
𝑅𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛=
26,53 𝑀𝑃𝑎
16,8 %= 1,6 𝑀𝑝𝑎
4.3.1 Hasil Pengujian Benda Uji Tarik Matrik
Data hasil pengujian tarik dapat dilihat pada Tabel 4.10- Tabel 4.18 dan
Gambar 4.16 – 4.30
a. Hasil Pengujian Tarik Matrik Justus 108
Tabel 4.10 Sifat Mekanik Benda Uji Tarik Matrik Justus 108
No Spesimen Lo
(mm)
L
(mm)
A
(mm2)
W
(kg)
1 FVP 0% 47,65 55,65 65 189,3
2 FVP 0% 47,65 58,15 65 260,6
3 FVP 0% 47,65 56,65 65 276,3
4 FVP 0% 47,65 59,65 65 276,1
5 FVP 0% 47,65 57,15 65 271,2
Rata-Rata 47,65 57,45 65 254,7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
68
Tabel 4.11 Sifat Mekanik Benda Uji Tarik Matrik Justus 108
Elongasi
(mm)
Kekuatan tarik
(Mpa)
Regangan
(%)
Modulus
Elastisitas
(MPa)
8 28,57 16,8 170,17
10,5 39,33 22,0 178,49
9 41,70 18,9 220,78
12 41,67 25,2 165,46
9,5 40,93 19,9 205,30
9,8 38,44 20,57 188,04
Dari data yang telah diperoleh pada Tabel 4.10 dan Tabel 4.11 didapatkan
grafik kekuatan tarik, reganngan, dan modulus elastisitas yang dapat dilihat pada
Gambar 4.15, 4.16 dan 4.17 .
Gambar 4.15 Grafik Diagram Kekuatan Tarik Matrik Justus 108
28,57
39,3341,7 41,67 40,93
38,44
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
FVP 0% FVP 0% FVP 0% FVP 0% FVP 0% RATA-RATA
KEK
UA
TAN
TA
RIK
(MP
a)
SPESIMEN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
69
Gambar 4.16 Grafik Diagram Regangan pada Matrik Justus 108
Gambar 4.17 Grafik Diagram Modulus Elastisitas pada Mmatrik Justus 108
16,8
22
18,9
25,2
19,9 20,56
0
5
10
15
20
25
30
FVP 0% FVP 0% FVP 0% FVP 0% FVP 0% RATA-RATA
REG
AN
GA
N(%
)
SPESIMEN
170,17178,49
220,78
165,46
205,30
188,04
0,00
50,00
100,00
150,00
200,00
250,00
FVP 0% FVP 0% FVP 0% FVP 0% FVP 0% RATA-RATA
MO
DU
LUS
ELA
STIS
ITA
S (M
Pa)
SPESIMEN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
70
4.3.2 Hasil Pengujian Benda Uji Tarik Komposit
a. Hasil Pengujian Tarik Komposit dengan Fraksi Volume 10%
Tabel 4.12 Sifat Mekanik Benda Uji Tarik Komposit dengan Fraksi Volume 10%
No Spesimen Lo
(mm)
L
(mm)
A
(mm2)
W
(kg)
1 FVP 10% 47,65 49,15 66 106,6
2 FVP 10% 47,65 50,65 66 99,5
3 FVP 10% 47,65 51,15 66 102,7
4 FVP 10% 47,65 49,65 66 67,5
5 FVP 10% 47,65 49,65 66 65,5
Rata-Rata 47,65 50,05 66 88,36
Tabel 4.13 Sifat Mekanik Benda Uji Tarik Komposit dengan Fraksi Volume 10%
Elongasi
(mm)
Kekuatan tarik
(Mpa)
Regangan
(%)
Modulus
Elastisitas
(MPa)
1,50 15,84 3,1 503,33
3,00 14,79 6,3 234,90
3,50 15,26 7,3 207,82
2,00 10,03 4,2 239,04
2,00 9,74 4,2 231,95
2,4 13,13 5,04 283,41
Dari data pada Tabel 4.12 dan 4.13 maka diperoleh diagram grafik tenaga
patah, regangan dan modulus elastisitas, dapat dilihat pada gambar 4.18, 4.19, dan
4.20.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
71
Gambar 4.18 Grafik Diagram Kekuatan Tarik pada Komposit dengan Fraksi
Volume 10%
Gambar 4.19 Grafik Diagram Regangan pada Komposit dengan Fraksi Volume
10%
15,8414,79 15,26
10,03 9,74
13,13
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
FVP 10% FVP 10% FVP 10% FVP 10% FVP 10% RATA-RATA
KEK
UA
TAN
TA
RIK
(MP
a)
SPESIMEN
3,1
6,3
7,3
4,2 4,2
5,02
0
1
2
3
4
5
6
7
8
FVP 10% FVP 10% FVP 10% FVP 10% FVP 10% RATA-RATA
REG
AN
GA
N(%
)
SPESIMEN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
72
Gambar 4.20 Grafik Diagram Modulus Elastisitas pada Komposit dengan Fraksi
Volume 10%
b. Hasil Pengujian Tarik Komposit dengan Fraksi Volume 20%
Tabel 4.14 Sifat Mekanik Benda Uji Tarik Komposit dengan Fraksi Volume 20%
No spesimen Lo
(mm)
L
(mm)
A
(mm2)
W
(kg)
1 FVP 20% 47,65 50,15 67,5 87,4
2 FVP 20% 47,65 49,10 67,5 88,6
3 FVP 20% 47,65 50,15 67,5 92,5
4 FVP 20% 47,65 50,15 67,5 93
5 FVP 20% 47,65 49,65 67,5 69,1
rata-rata 47,65 48,84 67,5 86,12
503,33
234,90207,82
239,04 231,95
283,41
0,00
100,00
200,00
300,00
400,00
500,00
600,00
FVP 10% FVP 10% FVP 10% FVP 10% FVP 10% RATA-RATA
MO
DU
LUS
ELA
STIS
ITA
S (M
Pa)
SPESIMEN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
73
Tabel 4.15 Sifat Mekanik Benda Uji Tarik Komposit dengan Fraksi Volume 20%
Elongasi
(mm)
Kekuatan tarik
(Mpa)
Regangan
(%)
Modulus Eastisitas
(MPa)
2,50 12,70 5,2 244,32
1,50 12,88 3,1 425,20
2,50 13,44 5,2 217,45
2,50 13,52 5,2 229,91
2,00 10,04 4,2 282,89
2,2 12,52 4,62 279,96
Dari Tabel 4.14 dan 4.15 didapatkan nilai kekuatan tarik, regangan, dan
modulus elastisitas yang dapat dilihat pada Gambar 4.21, 4.22 dan 4.23.
Gambar 4.21 Grafik Diagram Kekuatan Tarik Komposit dengan Fraksi Volume
20%
12,7 12,8813,44 13,52
10,04
12,52
0
2
4
6
8
10
12
14
16
FVP 20% FVP 20% FVP 20% FVP 20% FVP 20% RATA-RATA
KEK
UA
TAN
TA
RIK
(MP
a)
SPESIMEN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
74
Gambar 4.22 Grafik Diagram Regangan Komposit dengan Fraksi Volume 20%
Gambar 4.23 Grafik Diagram Modulus Elastisitas Komposit dengan Komposit
Fraksi Volume 20%
c. Hasil Pengujian Tarik Komposit dengan Fraksi Volume 30%
5,2
3,1
5,2 5,2
4,24,58
0
1
2
3
4
5
6
FVP 20% FVP 20% FVP 20% FVP 20% FVP 20% RATA-RATA
REG
AN
GA
N(%
)
SPESIMEN
244,32
425,20
217,45 229,91
282,89 279,96
0,00
50,00
100,00
150,00
200,00
250,00
300,00
350,00
400,00
450,00
FVP 20% FVP 20% FVP 20% FVP 20% FVP 20% RATA-RATA
MO
DU
LUS
ELA
STIS
ITA
S (M
Pa)
SPESIMEN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
75
Tabel 4.16 Sifat Mekanik Benda Uji Tarik Komposit dengan Fraksi Volume 30%
No Spesimen Lo
(mm)
L
(mm)
A
(mm2)
W
(kg)
1 FVP 30% 47,65 51,15 69 88,2
2 FVP 30% 47,65 50,65 69 92,1
3 FVP 30% 47,65 50,15 69 78,5
4 FVP 30% 47,65 50,15 69 83
5 FVP 30% 47,65 49,15 69 81,7
rata-rata 47,65 50,25 69 84,7
Tabel 4.17 Sifat Mekanik Benda Uji Tarik Komposit dengan Fraksi Volume 30%
Elongasi
(mm)
Kekuatan tarik
(Mpa)
Regangan
(%)
Modulus Elastisitas
(MPa)
3,50 12,54 7,3 170,72
3,00 13,09 6,3 207,98
2,50 11,16 5,2 212,72
2,50 11,80 5,2 224,92
1,50 11,62 5,67 368,99
2,6 12,04 5,93 237,07
Dari data pada Tabel 4.15 dan 4.16 dapat diketahui milai dari kekuatan
tarik, regangan, dan modulus elastisitas pada komposit dengan fraksi volume
30%, dapat dilihat pada Gambar 4.24, 4.25 dan 4.26.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
76
Gambar 4.24 Grafik Diagram Kekuatan Tarik Komposit dengan Fraksi Volume
30%
Gambar 4.25 Grafik Diagram Regangan Komposit dengan Fraksi Volume 30%
12,5413,09
11,1611,8 11,62
12,04
0
2
4
6
8
10
12
14
FVP 30% FVP 30% FVP 30% FVP 30% FVP 30% RATA-RATA
KEK
UA
TAN
TA
RIK
(MP
a)
SPESIMEN
7,3
6,3
5,2 5,25,67
5,93
0
1
2
3
4
5
6
7
8
FVP 30% FVP 30% FVP 30% FVP 30% FVP 30% RATA-RATA
REG
AN
GA
N(%
)
SPESIMEN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
77
Gambar 4.26 Grafik Diagram Modulus Elastisitas
4.3.4. Hasil Rata-Rata Benda Uji Tarik
Tabel 4.18 Hasil Rata-Rata Pengujian Tarik Pada Poliester
Rata-rata hasil data pengujian tarik
Spesimen Kekuatan Tarik
(MPa)
Regangan
(%)
Modulus Elastisitas
(MPa)
FVP 0% 38,44 20,57 188,04
FVP 10% 13,13 5,04 283,41
FVP 20% 12,52 4,62 279,96
FVP 30% 12,04 3,1 237,07
Dapat dilihat pada Tabel 4.18 perbandingan antara tiap-tiap variasi
Fraksi volume. Dari data tersebut kita mendapatkan perbandingan rata-
rata tiap-tiap fraksi volume, dapat dilihat pada gambar 4.27, 4.28 dan
4.29.
170,72
207,98 212,72224,92
368,99
237,07
0,00
50,00
100,00
150,00
200,00
250,00
300,00
350,00
400,00
FVP 30% FVP 30% FVP 30% FVP 30% FVP 30% RATA-RATA
YOU
NG
MO
DU
LUS
(MP
a)
SPESIMEN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
78
Gambar 4.27 Grafik Diagram Perbandingan Kekuatan Tarik Komposit
Gambar 4.28 Grafik Diagram Perbandingan Rata-Rata Regangan
Komposit
38,44
13,13 12,52 12,04
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
FVP 0% FVP 10% FVP 20% FVP 30%
RA
TA-R
ATA
KEK
UA
TAN
TA
RIK
(M
Pa)
FRAKSI VOLUME
20,57
5,04 4,623,1
0
5
10
15
20
25
FVP 0% FVP 10% FVP 20% FVP 30%
RA
TA-R
ATA
REG
AN
GA
N (
%)
FRAKSI VOLUME
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
79
Gambar 4.29 Grafik Diagram Perbandingan Rata-Rata Modulus
Elastisitas Komposit
4.3.4 Hasil Pembahasan Pengujian Tarik
Dari Gambar 4.15 nilai rata-rata kekuatan tarik pada resin poliester adalah
sebesar 38,44 Mpa data terbesar terdapat pada spesimen FVP 0% 3 yaitu sebesar
41,70 Mpa sedangkan data terendah ada pada spesimen FVP 0% 1 yaitu sebesar
28,57 Mpa. Dari Gambar 4.16 nilai rata-rata regangan pada spesimen FVP 0%
adalah 20,57 %, data terbesar terdapat pada spesimen FVP 0% 4 yaitu sebesar
25,2 %. Sedangkan data terendah terdapat pada spesimen FVP 0% 1 yaitu 16,8 %.
Dari Gambar 4.17 dapat diketahui nilai rata-rata modulus elastisitas spesimen
FVP 0% yaitu sebesar 188,04 MPa, data terbesar terdapat pada spesimen FVP 0%
3 yaitu sebesar 220,78 MPa sedangkan data terendah terdapat pada FVP 0% 4
yaitu 165,46 MPa.
Dari Gambar 4.18 nilai rata-rata kekuatan tarik pada komposit dengan fraksi
volume 10% adalah sebesar 13,13 Mpa data terbesar terdapat pada spesimen FVP
10% 1 yaitu sebesar 15,84 Mpa sedangkan data terendah ada pada spesimen
FVP10% 5 yaitu sebesar 9,74 Mpa. Dari Gambar 4.19 nilai rata-rata regangan
pada spesimen FVP 10% adalah 5,04 %, data terbesar terdapat pada spesimen
FVP 10% 2 yaitu sebesar 6,2 %. Sedangkan data terendah terdapat pada spesimen
188,04
283,41 279,96
237,07
0
50
100
150
200
250
300
FVP 0% FVP 10% FVP 20% FVP 30%
RA
TA-R
ATA
YOU
NG
MO
DU
LUS
(MP
a)
FRAKSI VOLUME
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
80
FVP10% 1 yaitu 3,1 %. Dari Gambar 4.20 dapat diketahui nilai rata-rata modulus
elastisitas spesimen FVP 10% yaitu sebesar 283,41 MPa, data terbesar terdapat
pada spesimen FVP 10% 1 yaitu sebesar 503,33 MPa sedangkan data terendah
terdapat pada FVP 10% 3 yaitu 207,82 MPa.
Dari Gambar 4.21 nilai rata-rata kekuatan tarik pada komposit dengan fraksi
volume 20% adalah sebesar 12,31 Mpa data terbesar terdapat pada spesimen FVP
20% 2 yaitu sebesar 13,39 Mpa sedangkan data terendah ada pada spesimen FVP
20% 3 yaitu sebesar 11,41 Mpa. Dari Gambar 4.22 nilai rata-rata regangan pada
spesimen FVP 20% adalah 4,62 %, data terbesar terdapat pada spesimen FVP
20% 1,3 dan4 yaitu sebesar 5,2 %. Sedangkan data terendah terdapat pada
spesimen FVP 20% 2 yaitu 3,1 %. Dari Gambar 4.23 dapat diketahui nilai rata-
rata modulus elastisitas spesimen FVP 20% yaitu sebesar 279,96 MPa data
terbesar terdapat pada spesimen FVP 20% 2 yaitu sebesar 425,20 MPa sedangkan
data terendah terdapat pada FVP 20% 3 yaitu 217,45 MPa.
Dari Gambar 4.24 nilai rata-rata kekuatan tarik pada komposir dengan fraksi
volume 30% adalah sebesar 12,04 Mpa data terbesar terdapat pada spesimen FVP
30% 2 yaitu sebesar 13,09 Mpa sedangkan data terendah ada pada spesimen FVP
30% 3 yaitu sebesar 11,16 Mpa. Dari Gambar 4.15 nilai rata-rata regangan pada
spesimen FVP 30% adalah 5,93 %, data terbesar terdapat pada spesimen FVP
30% 1 yaitu sebesar 7,3 %. Sedangkan data terendah terdapat pada spesimen FVP
30% 3 dan 4 yaitu 5,2%. Dari Gambar 4.26 dapat diketahui nilai rata-rata modulus
elastisitas spesimen FVP 30% yaitu sebesar 237,07 MPa, data terbesar terdapat
pada spesimen FVP 30% 5 yaitu sebesar 368,99 MPa sedangkan data terendah
terdapat pada FVP 30% 1 yaitu 170,72 MPa.
Pengujian kekuatan tarik dilakukan untuk mengetahui seberapa besar gaya
yang dibutuhkan untuk menarik bahan hingga putus. Semakin besar nilai kekuatan
tarik suatu benda semakin besar pula gaya yang dibutuhkan untuk menariknya.
Dari Gambar 4.27 dapat dilihat hasil perbandingan rata-rata dari resin poliester
Justus 108 dengan komposit dengan pengisi partikel cangkang kerang darah. Pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
81
penambahan kerang darah mengakibatkan penurunan sebesar 2/3 dari kekuatan
tarik dari 38,44 MPa menjadi 13,13 MPa. Penambahan fraksi volume dari 10% ke
30% memiliki kekuatan tarik yang relatif sama karena tidak memngalami
penurunan yang signifikan.
Dari gambar 4.28 dapat dilihat hasil rata-rata regangan dari benda uji tarik
poliester dan komposit berpengisi partikel cangkang kerang darah. Dari grafik
tersebut menunjukkan adanya penurunan pada nilai reagangan. Nilai rata-rata
regangan terbesar yairu sebesar 20,57 % yaitu pada matriks. Sedangkan pada
komposit dengan fraksi volume 10%, 20% dan 30% memiliki niali sebesar 5,04%,
4,62% dan 3,2%.
Dari Gambar 4.29 dapat dilihat hasil rata-rata modulus elastsitas pada setiap
variasinya. Nilai tertinggi terdapat pada FVP 10% yaitu sebesar MPa sedangkan
nilai pada resin poliester sebesar 283,41MPa. Semakin banyak fraksi volume yang
di berikan maka akan semakin menurun modulus elastisitas bahan terbukti pada
fraksi volume 20% dan 30% yaitu sebesar 279,96 MPa dan 237,07 MPa.
Pada dasarnya penambahan cangkang kerang terhadap resin poliester Justus
108 tidak cocok karena menurunkan kekuatan dari resin tersebut dalam segala
aspek. Hal ini disebabkan kurang terikatnya partikel cangkang kerang terhadap
matrik sehingga gaya tidak dapat diteruskan secara merata, sehingga menyebakan
ketidak seimbangan yang berakibat menurunkan kualitas dari komposit itu sendiri.
Jenis patahan pada pengujian tarik dapat dilihat pada Gambar 4.30 sampai 4.33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
82
Gambar 4.30 Patahan Spesimen Uji Tarik FVP 0%
Gambar 4.31 Patahan Spesimen Uji Tarik FVP 10%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
83
Gambar 4.32 Patahan Spesimen Uji Tarik FVP 20%
Gambar 4.33 Patahan Spesimen Uji Tarik FVP 30%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
84
BAB V
KESIMPILAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan:
1. Nilai rata-rata kekuatan tarik terbesar terdapat pada komposit partikel
cangkang kerang darah denga fraksi volume 10% sebesar 13,13 Mpa .
Nilai rata-rata regangan terbesar juga terdapat pada komposit fraksi
volume 10% yaitu adalah 5,04 %. Nilai rata-rata modulus elastisitas
terbesar komposit dengan fraksi volume 10% yaitu sebesar 283,41
MPa.
2. Nilai rata-rata tenaga patah terbesar terdapat pada komposit dengan
fraksi volume partikel 10% yaitu sebesar 0,38 J. Nilai rata-rata harga
keuletan terbesar terdapat pada komposit dengan fraksi volume
partikel 10% yaitu sebesar 0,0047 J/mm2.
3. Nilai kekuatan tarik rata-rata resin poliester adalah sebesar 38,44 Mpa.
Jika dibandingkan dengan komposit dengan fraksi volume 10% yang
berada jauh turun dari harga matrik yaitu sebesar 13,13 Mpa dan
seiring bertambahnya fraksi volume maka akan menurunkan kekuatan
tarik menjadi 12,04 MPa. Begitu juga perbandingan antara nilai
regangan resin poliester yaitu dari 20,57% mengalami penurunan
hingga menjadi 5,04% dan terus menurun setiap penambahan fraksi
volume menjadi 3,1%. Berbeda dengan nilai modulus elastisitas
tertinggi terdapat pada komposit dengan fraksi volume partikel 10%
yaitu sebesar 283,41 MPa dibanding dengan resin dan komposit
dengan fraksi volume partikel 20% dan 30% yaitu sebesar 188,04
MPa, 279,96 MPa,dan 237,07 MPa.
4. Matrik Justus 108 memiliki nilai rata-rata terbesar yaitu sebesar 0,54 J
dibandingkan dengan nilai komposit dengan fraksi volume 10%,20%
dan 30% yang mengalami penurunan menjadi 0,38 J, 0,36 J dan 0,27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
85
J. Harga keuletan juga mengalami penurunan dari 0,0069 J/mm2 yang
dimiliki oleh matrik menjadi 0,0047 J/mm2 yang dimiliki oleh fraksi
volume 10% selanjutnya menurun menjadi 0,0044 J/mm2 pada fraksi
volume 20% dan 0,0037 J/mm2 pada fraksi volume 30%
5. Cangkang kerang darah dapat menjadi bahan pengisi dengan tujuan
sebagai penambah volume resin Justus 108 dan menekan biaya
produksi, dengan catatan benda tidak memerlukan tenaga tarik dan
energi impak yang tinggi. Penelitian ini juga dapat berfungsi sebagai
pemanfaatan limbah cangkang kerang guna mengurangi jumlah
limbah.
5.2 Saran
Pada penelitian yang telah dilaksanakan, masih terdapat beberapa
kekurangan dan kesalahan yang terjadi. Maka dari itu peneliti akan memberikan
saran yang kiranya dapat digunakan untuk menyempurnakan penelitian
selanjutnya, adapun saran tersebut sebagai berikut:
a. Pada saat menggunakan compression molding gunakan beban yang
besar dan pastikan tidak ada yang mengganjal pada cetakan saat di pres,
hal ini agar tidak terjadi void pada permukaan benda cetak.
b. Pada saat penaburan partikel cangkang erang darah di usahakan
semerata mungkin agar beban yang diterima dapat diteruskan pada
partikel kerang guna meningkatkan sifat mekaniknya.
c. Diperlukan pengujian termal untuk mengetahui karakteristik termal dari
bahan yang dihasilkan
d. Perlu dilakukan pengujian kekerasan karena resin Justus 108 memiliki
karakteristik yang cukup keras.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
86
DAFTAR PUSTAKA
Addriyanus , Tommy, & Halimatuddahliana. 2015 “Pengaruh Komposit dan
Ukuran Serbuk Kulit Kerang Darah (Anadora Granosa) Terhadap
Kekuatan Tarik dan Kekuatan Bentur dari Komposit Epoksi-PS/Serbuk
Kulit Kerang Darah”. Jurnal Teknik Kimia USU. Vol 4 No. 4. Universitas
Sumatera Utara.
Annual Hand Book ASTM E-23-02a. “ Standart Test Method for Notched Bar
Impact Testing of Metallic Materials 1”.
Annual Hand Book ASTM D-638-02. “Standart Test for Tensile Propertis of
Plastics”. Philadelphia, PA : American Society for Testing and Material.
Jones, R.M. 1975. “Mechanic of Composite Material”. New York: Hemisphere
PublishingCo.
Siregar, S.M. 2009. “Pemanfaatan Kulit Kerang dan Resin Epoksi Terhadap
Karakteristik Beton Polimer”. Tesis Magister Ilmu Fisika. Sekolah Pasca
Sarjana Universitas Sumatera Utara.
Haryanto, U.T. 2010. “Polimer Termoplastik dan Termosetting”. Jakarta: Situs
Kimia Indonesia. Diakses pada 5 juli 2017, dalam http://www.chem-is-
try.org/materikimia/kimia-polimer/klasifikasi-polimer/polimer-
termoplastik-dan-termosetting/.
Surdia, Tata, &Saito. 1995. “Pengetahuan Bahan Teknik”. Jakarta: Pradnya
Paramita.
Nayiroh, Nurun. 2013. “teknologi Material Komposit”. Lecture Material. Malang:
Universitas Islam Negri Malang.
M, Nadjib. 2008. “Pemanfaatan Kerang Sebagai Bahan Pesnyusun pada
Pembuatan Lem Kaca”. Surabaya: Institut Teknnologi Sepuluh Nopember.
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
87
1. Grafik uji tarik matriks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
88
2. Frafik uji tarik komposit dengan fraksi volume 10%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
89
3. Frafik uji tarik komposit dengan fraksi volume 20%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
90
4. Frafik uji tarik komposit dengan fraksi volume 30%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI